Download - PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN
i
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU
BERPENDEKATAN KETERAMPILAN
PROSES PADA TEMA BUNYI
DI SMP KELAS VIII
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA
oleh
Ervian Arif Muhafid
4001409074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, Juli 2013
Ervian Arif Muhafid
4001409074
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses
Pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII
disusun oleh
Ervian Arif Muhafid
4001409074
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 16 Mei 2013
Panitia :
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M. Si. Dr. Sudarmin, M. Si.
NIP 19631012 198803 1001 NIP 19660123 199203 1003
Ketua Penguji
Parmin, S. Pd., M. Pd.
NIP 19790123 200604 1 003
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Novi Ratna Dewi, S.Si., M. Pd. Arif Widiyatmoko, S.Pd., M. Pd.
NIP 19831110 200801 2 008 NIP 19841215 200912 1 006
iv
ABSTRAK
Muhafid, Ervian Arif. 2013. Pengembangan Modul IPA Terpadu
Berpendekatan Keterampilan Proses Pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII.
Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd dan Arif Widiyatmoko, S.Pd.,M.Pd.
Kata Kunci: Modul, IPA Terpadu, Keterampilan Proses, Bunyi.
Penelitian dilatar belakangi belum terlaksananya pembelajaran IPA terpadu
di SMP. Disatu sisi KTSP menghendaki pembelajaran IPA di SMP dilaksanakan
secara terpadu. Belum terlaksananya pembelajaran tersebut karena masih
terbatasnya perangkat pembelajaran, media ataupun sumber belajar baik untuk
pegangan guru ataupun untuk siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan
masih terpisah-pisah ke dalam Fisika dan Biologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengembangkan modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema
bunyi di SMP kelas VIII.
` Penelitian menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan R & D
(Research and Development). Dalam proses pelaksanaannya, penelitian dan
pengembangan ini membentuk suatu siklus yang dimulai dengan melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan kerangka produk awal yang dibutuhkan. Produk
awal tersebut dikembangkan dalam suatu situasi tertentu, melalui suatu uji validasi
oleh pakar yang hasilnya kemudian diuji cobakan, direvisi dan diuji coba kembali
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu produk akhir yang dianggap sempurna.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah dengan menggunakan
siswa kelas VIII A dan VIII B sebagai subyek penelitian. Faktor yang diteliti
meliputi kelayakan bahan ajar berbentuk modul IPA terpadu berpendekatan
keterampilan proses berdasarkan uji kelayakan oleh pakar dan efektifitas modul
berdasarkan hasil belajar siswa.
Data penelitian yang didapatkan dianalisis secara deskriptif persentase.
Hasil uji kelayakan modul IPA terpadu oleh pakar IPA 84,10%, pakar penyajian
88,21%, dan pakar bahasa 89,17%. Tingkat ketuntasan klasikal siswa 100% dengan
rata-rata hasil belajar siswa sebesar 90,40. Hal ini berarti modul IPA terpadu yang
dikembangkan layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa SMP kelas
VIII.
Simpulan penelitian ini yaitu modul IPA terpadu berpendekatan
keterampilan proses pada tema bunyi yang dikembangkan memenuhi kriteria
standar penilaian bahan ajar dan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah.
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang
berjudul Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses
pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPA
UNNES.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri
Semarang yang terlah memberikan izin penelitian kepada penulis.
2. Ketua Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas negeri Semarang yang telah memberikan izin
penelitian dan banyak kemudahan.
3. Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd sebagai dosen pembimbing I serta Arif
Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan, serta bantuan dalam penyusunan skripsi.
4. Parmin, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan
waktunya untuk mengevaluasi, memberikan arahan serta masukan.
5. Dosen Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNNES yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan.
6. Kepala SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Salimah, A.Md. selaku guru IPA kelas VIII A dan VIII B yang telah membantu
dalam proses penelitian.
8. Sabikhun Nahar, A.Md. selaku observer pengambilan data penelitian yang
berkenan memberikan waktunya untuk mengamati kegiatan belajar mengajar
di kelas.
9. Bapak/Ibu guru serta staf, karyawan dan siswa kelas VIII A dan VIII B di SMP
Negeri 3 Satu Atap Ayah yang dengan terbuka menyambut penulis.
vi
10. Bapak, Ibu dan Adik-adikku yang telah memberikan doa dan kasih sayang
kepada penulis.
11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan IPA yang saling memberikan semangat
perjuangan.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat
bagi dunia pendidikan.
Semarang, Juli 2013
Ervian Arif Muhafid
NIM 4001409074
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ……………………………………………………………..... i
PENGESAHAN ………………………………………………………………. ii
ABSTRAK ……………………………………………………………………. iii
PRAKATA ………… ……………………………………………………….... iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...... viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….......... x
BAB
1. PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………........... 4
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………..……………........... 4
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………........... 5
1.5 Penegasan Istilah ……………………………………...……………….. 5
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….............. 8
2.1 Tinjauan Pustaka ………………………………………………….......... 8
2.1.1 Modul ………………………………………………………........... 8
2.1.1.1 Pengertian Modul …………………………………............. 8
2.1.1.2 Tujuan Penyusunan Modul…………………………............ 8
2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran Bermodul ……………………. 9
2.1.1.4 Karakteristik Modul ……………………………………… 10
2.1.1.5 Keuntungan Modul ………………………………………. 11
2.1.2 IPA Terpadu ………………………………………….................. 12
2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses ……………………................... 15
2.1.4 Penilaian Modul Sebagai Bahan Ajar ……………....................... 16
2.2 Kerangka Berpikir ……………………………………………………… 17
viii
BAB
3. METODE PENELITIAN ………………………………………….............. 18
3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………... 18
3.2 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ………………………………… 19
3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data …………………............. 19
3.4 Prosedur Penelitian …………………………………………………….. 19
3.4.1 Persiapan Penelitian ………………………………………............ 19
3.4.2 Pelaksanaan Penelitian ……………………………………............ 20
3.5 Analisis Data …………………………………………………...……… 25
3.5.1 Data Validasi Pakar ………………………………………............ 25
3.5.2 Data Tanggapan Guru dan Siswa …………………………........... 26
3.5.3 Data Hasil Belajar Siswa …………………………………............ 27
3.5.4 Data Observasi Keterampilan Proses …………………...……….. 28
BAB
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………............. 30
4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………… 30
4.1.1 Hasil Pengembangan Modul ……………………………………... 30
4.1.2 Hasil Validasi Modul ………………………………….…………. 36
4.1.3 Hasil Uji Coba Modul ……………………………………………. 39
4.2 Pembahasan ……………………………………………………….......... 41
4.2.1 Validasi Pakar Tentang Modul IPA Terpadu …………….………. 41
4.2.1.1 Kelayakan Isi …………………………………………….. 43
4.2.1.2 Kebahasaan ………………………………………………. 49
4.2.1.3 Kelayakan Penyajian …………………………………….. 51
4.2.2 Hasil Uji coba Modul IPA Terpadu ………………………............ 54
BAB
5. PENUTUP ………………...……………………………………………….. 60
5.1 Simpulan ……………………………………………………………….. 60
5.2 Saran …………………………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 61
LAMPIRAN ………………………………………………………………….... 64
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kriteria Persentase Skor Penilaian Berdasarkan BSNP ………………….. 26
3.2 Kriteria Persentase Skor Penilaian ……………………………………….. 27
3.3 Kriteria Hasil Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa ……………………. 28
3.4 Kriteria Observasi Keterampilan Proses ..…………………….………….. 29
4.1 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap I oleh Pakar
terhadap Modul IPA Terpadu ……………………………………………. 36
4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar
terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Terbatas ……….. 37
4.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar
terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Luas ……………. 37
4.4 Hasil Evaluasi dan Revisi Modul IPA Terpadu………………………...… 38
4.5 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Siswa
pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ..................................................... 39
4.6 Rekapitulasi Data Hasil Angket Guru IPA
pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ..................................................... 39
4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa …………………..……………………. 40
4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LDS) ……………… 40
4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LKS) ……………… 40
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Jaringan Tema Bunyi …………………………………………………….. 15
3.1 Model Pengembangan Modul IPA terpadu ………………………………. 18
4.1 Garis Besar Langkah-langkah Pengembangan Modul IPA Terpadu ...…… 30
4.2 Persentase Hasil Validasi Tahap II
Sebelum uji Coba Skala Terbatas dan Luas …………………………… …. 38
4.3 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Siswa Sebelum
Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ………………………………….…….. 39
4.4 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Guru Sebelum
Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ……………………..………….…….. 40
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus …………………………………………………………………... 64
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………………. 66
3. Contoh Lembar Diskusi Siswa (LDS) ……………….………………….. 72
4. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa (LDS) …………….……………. 74
5. Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) ……………………………………... 76
6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)…………………………….. 79
7. Lembar Validasi Konstruk Kisi-Kisi Soal Tes Kognitif ………………… 81
8. Soal Ulangan Harian IPA Terpadu Materi Bunyi …...…………………... 85
9. Kunci Jawaban …………………………………………………………... 90
10. Contoh Lembar Jawab Ulangan Harian Siswa ...………………………… 91
11. Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar ……..……….. 92
12. Rekapitulasi Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar… 100
13. Lembar Validasi Tahap II Modul IPA Terpadu oleh …………….......….. 101
14. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu
Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Terbatas …………………………… 117
15. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu
Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Luas ………………………………. 118
16. Rekapitulasi Data Validasi Modul IPA Terpadu oleh Pakar …………….. 120
17. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru ……………………………………… 121
18. Contoh Angket Tanggapan Guru Terhadap Modul IPA Terpadu ..……... 122
19. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru IPA Terhadap Modul
IPA Terpadu ……………………………………………………………... 126
20. Kisi-Kisi Angket Siswa ………………………………………………….. 127
21. Contoh Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul IPA Terpadu ………. 128
22. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul
IPA Terpadu Uji Coba Skala Terbatas …….……………………………. 130
23. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul
IPA Terpadu Uji Coba Skala Luas ………………………………………. 131
xii
24. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Untuk Praktikum Siswa ….… 132
25. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Untuk Diskusi Siswa ……..... 134
26. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LKS) …..…………….…….. 136
27. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LDS) …..…………….…….. 137
28. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ………………………………………... 138
29. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Terbatas ………………………………….. 139
30. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Luas ……………………………………… 140
31. SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ..……………………………... 143
32. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………….144
33. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ………………………….. 145
34. Dokumentasi ……………………………………………………………....146
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menerangkan bahwa
pembelajaran IPA yang diaplikasikan di SMP/ MTs hendaknya dilaksanakan
dengan model pembelajaran secara terpadu. Hal ini seperti yang terdapat dalam
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) bahwa substansi untuk
mata pelajaran IPA di tingat SMP/ MTs dilaksanakan secara terpadu. Lebih lanjut
dalam Permen Diknas No 41 Tahun 2007 bahwa RPP disusun untuk setiap
kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih
dan harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan
pembelajaran IPA terpadu di SMP/ MTs memiliki dasar hukum yang kuat.
Penerapan pembelajaran IPA terpadu dilaksanakan oleh guru yang
professional dan perangkat pembelajaran yang mendukung pembelajaran IPA
terpadu di Sekolah. Menurut Amy & Cherin (2003) guru IPA akan dapat
memberikan pengetahuan IPA kepada siswa dalam suatu prosedur yang sederhana
dan tepat bila guru menguasai materi IPA dengan baik. Selain itu, perangkat
pembelajaran sangat diperlukan untuk pedoman bagi guru dan siswa. Perangkat
1
2
pembelajaran yang dapat disiapkan antara lain bahan ajar berupa modul IPA
terpadu yang mengandung lingkup bidang kajian IPA sehingga dapat melengkapi
bahan ajar yang telah ada sebelumnya.
Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 3 Satu Atap Kecamatan Ayah,
Kabupaten Kebumen pembelajaran IPA terpadu belum terlaksana. Alasan belum
terlaksananya pembelajaran IPA terpadu yaitu guru IPA pada sekolah tersebut
berlatar belakang disiplin ilmu berbeda dan masih terbatasnya perangkat
pembelajaran, media ataupun sumber belajar IPA terpadu baik untuk pegangan guru
ataupun untuk siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan masih terpisah-
pisah. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar berupa
modul pembelajaran pada tema bunyi yang dikemas dalam modul IPA terpadu.
Penelitian ini memilih modul karena variasi bahan ajar yang sekarang ada
di sekolah adalah buku teks dan LKS yang belum terpadu sehingga perlu adanya
pengembangan media ajar lain berupa modul untuk mengajak siswa untuk belajar
lebih mandiri. Prastowo (2012) menyatakan bahwa sebuah modul harus dapat
dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi pendidik. Jadi jika pendidik dalam
hal ini guru mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu, maka modul harus mampu
menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima siswa seperti halnya guru.
Pembelajaran yang dilakukan guru SMP N 3 Satu Atap Ayah kurang
maksimal karena dilakukan dengan mentransfer ilmu tanpa mengembangkan
bagaimana cara belajar, apalagi mengembangkan keterampilan proses yang dimiliki
siswa. Salah satu alasannya adalah kurangnya buku panduan yang mendidik siswa
3
untuk mengembangkan keterampilan proses. BSNP (2006) menerangkan bahwa
pembelajaran IPA terpadu di SMP/ MTs menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah. Hal itu sejalan dengan Hansen & Lovedahl (2004) yang
menyatakan bahwa belajar dengan melakukan merupakan sarana belajar yang
efektif, artinya seseorang akan belajar efektif bila ia melakukan. Oleh karena itu,
modul yang dikembangkan di dalam penelitian ini menerapkan pendekatan
keterampilan proses dengan harapan pembelajaran IPA terpadu dapat terlaksana
dengan mengedepankan pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa.
Buku/ bahan ajar berbentuk modul IPA terpadu untuk SMP/ MTs khususnya
tema bunyi berpendekatan keterampilan proses saat ini belum ditemukan di
sekolah. Tema bunyi merupakan materi yang tergolong sulit diantara sekian banyak
materi IPA. Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan sebelumnya siswa hanya
mencapai nilai ketuntasan minimal. KTSP mencantumkan bahasan bunyi pada
materi IPA kelas VIII. Bahasan tema bunyi termasuk dalam SK memahami konsep
bunyi dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-
hari yang diintegrasikan dengan SK memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia. Konsep tersebut mempunyai KD mendeskripsikan konsep bunyi dalam
kehidupan sehari-hari yang diintegrasikan dengan KD mendeskripsikan sistem
koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh
untuk menyediakan bahan ajar IPA terpadu adalah dengan menyusun modul IPA
4
terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi, diharapkan adanya
modul IPA terpadu dapat mengatasi kendala pelaksanaan IPA terpadu dari segi
keterbatasan buku panduan. Sunyoto (2006) menyatakan bahwa modul merupakan
paket belajar mandiri yang meliputi: serangkaian pengalaman belajar yang
direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai
tujuan belajar. Dengan menggunakan modul IPA terpadu siswa akan dilatih dan
dibiasakan untuk mempelajari IPA terpadu sehingga nantinya dapat menghasilkan
lulusan yang berkualitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan yang akan dikaji
adalah:
1. Apakah modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi
layak digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah?
2. Bagaimana keefektifan modul IPA terpadu yang dikembangkan dalam penelitian
ini?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses
pada tema bunyi layak digunakan oleh siswa kelas VIII.
2. Mengetahui keefektifan modul IPA terpadu yang dikembangkan dalam
penelitian ini.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa modul yang dikembangkan oleh peneliti diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan
siswa dibidang IPA dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri.
2. Bagi guru bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti dapat menjadi pedoman
pembelajaran IPA secara terpadu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
serta dapat memberikan masukan untuk mengembangkan bahan ajar IPA pada
materi yang lain.
3. Bagi sekolah, modul yang dikembangakan oleh peneliti diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
pengembangan bahan ajar IPA terpadu sesuai kurikulum yang berlaku di
sekolah yang bersangkutan.
4. Bagi ilmu pengetahuan modul yang dikembangkan dapat memperkaya konsep/
teori kajian IPA khusunya pembelajaran IPA terpadu di Sekolah.
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah
dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan Modul
Menurut Depdiknas (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menerangkan bahwa modul adalah kegiatan program belajar-mengajar yang
dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru
pembimbing, meliputi: perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas,
6
penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai,
mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran. Pengembangan
modul dalam penelitian ini adalah pembuatan bahan ajar yang dilakukan
dengan mengumpulkan kembali informasi-informasi yang ada di buku-buku
teks serta berbagai sumber lain, kemudian dilakukan penyesuaian kebutuhan.
Modul yang dikembangkan dinyatakan layak apabila hasil validasi pakar telah
mencapai kriteria penilaian buku teks dari BSNP tahun 2006 dan dinyatakan
efektif apabila ≥85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal
dengan KKM sebesar ≥80.
2. IPA Terpadu
Depdiknas (2008) dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema
dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Selain itu,
Trianto (2010) menyatakan bahwa pembelajaran IPA terpadu dibedakan
berdasarkan pengintegrasian materi atau tema. IPA terpadu dalam penelitian
ini merupakan penyusunan modul dengan memperhatikan keterpaduan
berbagai bidang kajian IPA menjadi tema. Bidang kajian yang dipadukan yaitu
bunyi yang merupakan kajian fisika dan indra pendengaran yang merupakan
kajian biologi.
3. Pendekatan Keterampilan Proses
Dimyati (2006) menyatakan bahwa menggunakan keterampilan proses untuk
mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan alam sekaligus. Keterampilan proses di dalam modul terletak
pada setiap uraian materi serta kegiatan diskusi dan kegiatan praktikum.
Keterampilan proses tersebut meliputi: keterampilan eksperimen, pengamatan,
7
menyusun data, menyimpulkan, menjawab pertanyaan, dan
mengkomunikasikan.
4. Tema
Puskur (2012) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dalam IPA dapat
dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari
berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan
dikenal siswa. Tema yang ditentukan adalah tema bunyi dengan
mengintegrasikan SK memahami konsep bunyi dan penerapan getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari yang diintegrasikan
dengan SK memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Konsep
tersebut mempunyai KD mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan
sehari-hari yang diintegrasikan dengan KD mendeskripsikan sistem koordinasi
dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Gelombang
bunyi merupakan kajian fisika dan indra pendengaran merupakan kajian
biologi.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Modul
2.1.1.1 Pengertian Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bantuan guru sehingga modul berisi paling
tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya
(Majid, 2012). Penjelasan senada juga diungkapkan oleh Prastowo (2012) bahwa
modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar
mereka dapat belajar secara (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang
minimal dari pendidik. Oleh sebab itu modul memungkinkan siswa untuk
mempelajari tiap materi dengan durasi waktu yang lebih lama sehingga siswa dapat
menemukan pemahamannya sendiri meski tanpa pengawasan guru dikelas. Modul
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya dengan cara
mereka sendiri.
2.1.1.2 Tujuan Penyusunan Modul
Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar mandiri.
Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri. Karena konsep
8
9
berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga tidak terbatas pada masalah
tempat, dan bahkan orang yang berdiam di tempat yang jauh dari pusat
penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar seperti ini. Terkait dengan hal
tersebut, Ditjen PMPTK (2008) menyatakan bahwa penulisan modul memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun
guru/ instruktur.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan
siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
4. Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran Bermodul
Pelaksanaan pembelajaran bermodul sendiri, memiliki perencanaan
kegiatan sebagai berikut:
1. Modul dibagikan kepada siswa paling lambat seminggu sebelum pembelajaran.
2. Penerapan modul dalam pembelajaran bermodul dengan metode diskusi dan
praktikum.
10
3. Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes penggalan, tes sumatif dan
tugas-tugas latihan yang terstruktur.
4. Hasil tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan dengan
feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran unit materi ajar
berikutnya.
5. Memberi kesempatan kepada siswa yang belum berhasil menguasai materi ajar
berdasarakan hasil analisis tes penggalan dan sumatif, dipertimbangkan
sebagai hasil diagnosis untuk menyelenggarakan program remidial pada siswa
di luar jam pembelajaran.
2.1.1.4 Karakteristik Modul
Modul merupakan salah satu dari beberapa jenis bahan ajar yang dapat
dikembangkan dalam KTSP. Menurut Ditjen PMPTK (2008) Sebuah modul bisa
dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:
1. Self Instructional yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar
mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.
2. Self Contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
3. Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung
pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media
pembelajaran lain.
4. Adaptive yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi.
11
5. User Friendly yaitu modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan.
2.1.1.5 Keuntungan Modul
Modul disusun untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran
baik disekolah maupun dirumah untuk belajar mandiri. Pembelajaran dengan modul
memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran
yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul
yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana siswa telah
berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.
3. Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.
4. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
5. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut
jenjang akademik.
(Indriyanti, 2010)
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diyakini bahwa pembelajaran
bermodul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep
ilmiah sehingga pada giliranya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal
mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
12
2.1.2 IPA Terpadu
Salah satu kunci pembelajaran IPA terpadu yang terdiri atas beberapa
bidang kajian adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan siswa
mendapat pengalaman belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep-konsep dari
berbagai bidang kajian. Oludipe & Idowu (2011) menyatakan bahwa pembelajaran
terpadu memberikan siswa dasar yang kuat untuk ilmu studi pendidikan lanjutan,
maka seorang anak yang tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan yang terintegrasi
pada tingkat ini tidak akan menunjukkan minat dalam menawarkan pelajaran inti
(biologi, kimia dan fisika).
Depdiknas (2008) menyatakan bahwa melalui pembelajaran IPA terpadu,
siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan
untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.
Oleh sebab itu siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan aktif. Pembelajaran
terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana
yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah
dipahami dan dikenal siswa. Dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau
tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA.
Pembahasan tema juga dimungkinkan hanya dari aspek makhluk hidup dan proses
kehidupan dan energi dan perubahannya, atau materi dan sifatnya dan makhluk
hidup dan proses kehidupan, atau energi dan perubahannya dan materi dan sifatnya
saja. Melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk
13
dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda
sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian
tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.
Dari sejumlah model pembelajaran terpadu menurut Fogorty (1991) model
pembelajaran terpadu yang dapat diterpakan di tingkat pendidikan di Indonesia
adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan
model keterpaduan (integrated). Nisak (2013) menyatakan bahwa materi yang
saling tumpang tindih dan menyebabkan pemahaman yang tidak utuh bila
dipisahkan, maka sesuai apabila menggunakan model terintegrasi, untuk materi
yang konsep-konsepnya saling bertautan dapat dikembangkan menggunakan
model terhubung, sedangkan untuk materi yang tidak beririsan akan tetapi bila
dipadukan ke dalam satu tema dapat memberikan pemahaman yang lebih utuh dapat
menggunakan model jaring laba-laba. Agar pembelajaran dapat berlangsung
efektif, pemilihan model pembelajaran harus tepat dan disesuaikan dengan materi
yang diajarkan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model keterpaduan (integrated)
dengan alasan bahwa model keterpaduan memiliki kelebihan hubungan antar
bidang terlihat saat dalam kegiatan pembelajaran. Depdiknas (2010) menerangkan
bahwa Model keterpaduan (integrated) adalah dimulai dengan identifikasi konsep,
keterampilan, sikap yang overlap pada beberapa disiplin ilmu atau beberapa bidang
studi. Model keterpaduan memiliki kelebihan Hubungan antar bidang studi jelas
terlihat melalui kegiatan belajar. Selain itu, Yasin (2009) menyatakan bahwa model
14
keterpaduan adalah model pembelajaran sains terpadu yang menggunakan
pendekatan antar disiplin ilmu. Dalam model ini digabungkan beberapa disiplin
ilmu dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan dan
nilai-nilai yang saling tumpang tindih di dalam beberapa disiplin ilmu. Hal pertama
yang pertama dilakukan guru adalah menyeleksi tema, keterampilan, dan nilai yang
akan dibelajarkan dalam satu semester dari beberapa disiplin ilmu sains.
Selanjutnya dipilih beberapa tema, keterampilan, dan nilai-nilai yang memiliki
keterkaitan yang erat dan tumpang tindih dengan antar beberapa disiplin ilmu
tersebut.
Contoh pembelajaran IPA terpadu dengan tema bunyi berpendekatan
keterampilan proses.
2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses
Fenomena bunyi
didalam kehidupan
Sehari-hari
BUNYI
Gangguan pada alat
Indra (telinga)
Gelombang bunyi
Pengaruh bunyi
terhadap lingkungan
Gambar 2.1 Jaringan Tema Bunyi
15
2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan suatu strategi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Dalam hal ini keterampilan proses yang dimaksud adalah Keterampilan
Proses Sains (KPS) dalam pembelajaran IPA terpadu. Ozgelen (2012) menyatakan
bahwa KPS adalah kemampuan berpikir seperti ilmuwan untuk membangun
pengetahuan dalam rangka untuk memecahkan masalah dan merumuskan hasil.
Selain itu Ajoke (2012) menyatakan bahwa KPS terdiri dari keterampilan
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memanipulasi, menghitung, memprediksi,
menafsirkan, merumuskan, permodelan, dan menyimpulkan.
Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,
membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan
sikap ilmiah siswa sendiri (Devi, 2010). Selain itu Ramesh (2013) menyatakan
bahwa pendekatan keterampilan proses dapat dilakukan melalui pendekatan inkuiri,
penemuan/ penelitian, investigasi yang mana siswa dapat terlibat dalam metode
ilmiah, memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu sebagai
seorang guru harus dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang ada dalam diri siswa, yang nantinya diharapkan siswa mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta nilai yang dituntut.
Sugandi (2004) menjelaskan bahwa pada keterampilan proses perlu adanya
pemikiran, bagaimana memproses hasil belajar yang berupa konsep dan fakta yang
diperoleh untuk mengembangkan diri dan untuk menemukan sesuatu yang baru.
16
Konsep dan fakta yang tidak banyak, tetapi dipahami betul dapat menguasai dan
atau menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak. Justru pemberian konsep dan
fakta yang terlalu banyak yang dapat menghambat kreativitas siswa.
Pendekatan keterampilan proses bertujuan menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting dalam kecakapan hidup (Eryyanti, 2013). Sudah sangat jelas bahwa
keterampilan proses mendidik siswa untuk menjadi scientist. Jadi pendekatan KPS
pada penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam mengamati,
mengklasifikasikan, memprediksi, mengukur, mengkomunikasikan dan
menyimpulkan melalui modul IPA terpadu pada tema bunyi.
2.1.4 Penilaian Modul sebagai Bahan Ajar
BSNP mengeluarkan beberapa kriteria sebagai standar penilaian. Standar
yang dikeluarkan oleh BSNP tersebut digunakan sebagai acuan umum untuk
menilai modul. Penilaian bahan ajar dari BSNP 2006 meliputi: dua tahap yaitu tahap
I dan tahap II. Penilaian modul IPA terpadu tahap I dinilai pada tiga komponen
penilaian yaitu komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen
kegrafikan. Sedangkan penilaian modul IPA terpadu tahap II dinilai dari tiga
komponen penilaian yaitu komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan
komponen penyajian. Modul dilayakan layak berdasarkan BSNP 2006 jika rata-rata
tiap komponen ≥ 2,5 atau 62,5%.
17
2.2 Kerangka Berpikir
1. Belum adanya modul IPA terpadu yang di dalamnya ada
keterpaduan antar kompetensi: Fisika, Kimia, dan Biologi.
2. Siswa kurang terlatih mempadukan konsep Fisika, Kimia
dan Biologi menjadi terpadu.
1. Guru belum melaksanakan pembelajaran IPA secara
terpadu.
2. Diperlukan perangkat pembelajaran IPA terpadu, termasuk
modul IPA terpadu yang dapat melatih keterampilan
proses siswa.
Fakta
1. Guru mampu menerapkan pembelajaran IPA terpadu.
2. Tersedia modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan
proses pada tema bunyi yang layak dan efektif
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian dan Pengembangan Modul
Inovasi bahan ajar dengan mengembangkan produk modul IPA
terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi.
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengerapkan pendekatan penelitian dan
pegembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses
pelaksanaannya, penelitian dan pengembangan ini membentuk suatu siklus, yang
dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan kerangka produk
awal yang dibutuhkan yang selanjutnya produk awal tersebut dikembangkan dalam
suatu situasi tertentu, melalui suatu uji coba, yang hasilnya kemudian direvisi dan
diuji coba kembali sehingga pada akhirnya ditemukan suatu produk akhir yang
dianggap sempurna yang selanjutnya produk tersebut diuji validasinya. Penelitian
dan pengembangan ini menggunakan model yang diadaptasi dari Sugiyono (2009)
yang telah dimodifikasi pada tahapan-tahapanya. Model yang digunakan meliputi:
langkah-langkah penelitian dan pegembangan seperti yang ditunjukan pada
Gambar 3.1.
18
Revisi
Produk
Potensi
dan
Masalah
Gambar 3.1 Model Pengembangan Modul IPA Terpadu
Pengump
ulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Validasi
Revisi Hasil
Uji Coba
Uji Coba
Produk
Revisi
Desain
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk
Modul
Final
19
3.2 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah yang terletak di Jalan
Gunung Lanang No. 001 Mangunweni, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen
54473. Waktu penelitian yaitu 3 Bulan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII A dan VIII B.
3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data dan metode pengumpulan data meliputi:
1. Validasi modul oleh pakar diambil melalui metode angket yang mengacu pada
instrumen penilaian buku teks dari BSNP 2006 yang telah dimodifikasi.
2. Tanggapan guru terhadap penggunaan modul diambil dengan menggunakan
angket tanggapan guru.
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan modul diambil dengan menggunakan
angket tanggapan siswa.
4. Observasi keterampilan proses diambil dengan menggunakan angket penilaian
observer.
5. Uji coba modul berupa hasil belajar siswa diambil dengan tes kognitif bentuk
obyektif.
3.4 Prosedur Penelitian
Pengembangan modul IPA terpadu melalui tahap-tahap:
3.4.1 Persiapan Penelitian
a) Observasi awal bahan ajar yang telah digunakan.
b) Perijinan penelitian dari pihak fakultas.
c) Perijinan penelitian dari tempat penelitian.
20
3.4.2 Pelaksanaan Penelitian
a) Potensi dan Masalah
Pengembangan modul IPA terpadu pada tema bunyi berpendekatan
keterampilan proses dilatar belakangi oleh adanya potensi dan masalah yaitu
masih terbatasnya bahan ajar IPA terpadu yang di dalamnya terdapat
keterpaduan bidang kajian Fisika, Biologi dan Kimia. Berdasarkan hasil
wawancara di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah diketahui bahwa siswa masih
menggunakan bahan ajar berupa buku teks IPA terpadu dan LKS yang
disajikan masih terpisah-pisah dalam Fisika dan Biologi, belum ditemukan
buku IPA yang disusun secara terpadu. Tema bunyi merupakan materi yang
tergolong sulit diantara sekian banyak materi IPA, sehingga dalam penelitian
ini akan dikembangkan bahan ajar berupa modul IPA terpadu berpendekatan
keterampilan proses pada tema bunyi yang dalam peraturanya hendaknya
disusun secara terpadu.
b) Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang berkaitan dengan pembuatan modul antara
lain, silabus (meliputi: SK dan KD), instrumen penilaian buku teks dari BSNP
tahun 2006, dan materi yang berkaitan dengan tema bunyi untuk dijadikan
bahan kajian untuk menyusun modul.
c) Desain Produk
Langkah-langkah pengembangan modul IPA terpadu yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi:
1. Analisis SK dan KD pada tema Bunyi.
21
2. Merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa dengan menggunakan modul
IPA terpadu.
3. Pembuatan desain halaman muka (cover), halaman kata pengantar
(foreword) dan daftar isi (content).
4. Pembuatan petunjuk penggunaan modul untuk guru dan siswa (teacher
and student guidances).
5. Penulisan bagian pendahuluan (introduction) yang terdiri dari judul, kata
pengantar, daftar isi, jaringan tema, peta konsep, dan tujuan pembelajaran.
6. Penyusunan bagian isi yang terdiri dari tinjauan umum materi, hubungan
dengan meteri belajar lain, uraian materi, latihan soal dan rangkuman.
7. Penulisan bagian penutup yang terdiri dari glossarium, tes akhir, kunci
jawaban dan indeks.
d) Validasi
Validasi oleh pakar berupa penilaian kualitatif dan kuantitatif. Validasi
dan revisi oleh para pakar selain berupa penilaian kualitatif berkenaan dengan
kinerja (performance) isi buku dan diperoleh masukan dan saran, buku tersebut
juga dilakukan penilaian secara kuantitatif dalam bentuk skor (Ibrahim, 2012).
Ditjen PMPTK (2008) menerangkan bahwa validasi modul bertujuan untuk
memperoleh pengakuan atau pengesahan kesesuaian modul dengan kebutuhan
sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran.
Pakar yang mengevaluasi dan memvalidasi adalah dosen FMIPA Unnes dan
guru SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah. Validasi tersebut meliputi: validasi oleh
pakar IPA, pakar penyajian dan pakar bahasa. Instrumen yang digunakan
22
mengacu pada isntrumen penilaian tahap 1 dan 2 buku teks dari BSNP tahun
2006 yang telah dimodifikasi.
e) Revisi Produk
Pada tahap ini dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan
berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator dan mempersiapkan
modul IPA terpadu hasil revisi untuk uji coba lapangan awal.
f) Uji Coba lapangan Awal
Uji coba skala terbatas dilakukan di kelas VII B SMP Negeri 3 Satu
Atap Ayah. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan urutan rangking nilai
IPA pada ulangan harian sebelum materi bunyi. Sampel tersebut diambil 10
siswa dengan kriteria 3 siswa kelompok atas, 4 siswa kelompok tengah dan 3
kelompok bawah sebagai subyek uji coba. Siswa-siswa tersebut diberikan draft
modul IPA terpadu hasil validasi pakar dan angket tanggapan siswa. Modul
beserta angket tanggapan tersebut dibawa pulang oleh siswa dan diberikan
waktu selama tiga hari untuk membaca, mempelajari, mengerjakan soal dan
memberikan tanggapan secara mandiri. Setelah itu angket tanggapan diminta
kembali guna menyempurnakan produk sebelum melakukan uji coba yang
lebih luas. Selain itu guru IPA juga diberikan angket tanggapan beserta modul
IPA terpadu hasil validasi pakar seperti halnya siswa dan setelah mempelajari
modul selama waktu yang diberikan angket pada guru diminta kembali untuk
keperluan penyempurnaan produk. Pelaksanaan uji coba lapangan awal ini
dilakukan sebelum tema Bunyi diberikan guru.
23
g) Merevisi Hasil Uji Coba
Pada tahap ini dilakukan revisi berdasarkan masukan dari guru dan
siswa. Selain itu, dilakukan evaluasi hasil uji coba lapangan awal untuk
mengkaji setiap kekurangan. Dari hasil evaluasi, kemudian dilakukan
penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada setelah itu,
mempersiapkan modul IPA terpadu hasil revisi untuk divalidasi kembali oleh
pakar apabila terdapat banyak perubahan sebelum dilakukan uji coba skala luas
h) Validasi
Produk modul IPA terpadu hasil revisi pada uji coba lapangan awal
apabila terdapat banyak perubahan di validasi kembali. Instrumen yang
digunakan sama dengan instrumen untuk validasi sebelum uji coba skala
terbatas tetapi yang digunakan hanya penilaian tahap II karena tahap I sudah
lolos penilaian.
i) Revisi Produk
Pada tahap ini dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan
berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator dan mempersiapkan
modul IPA terpadu hasil revisi untuk uji coba skala luas.
j) Uji Coba Skala Luas
Modul IPA terpadu diuji keefektifannya dengan diterapkan pada
kondisi nyata, yaitu dengan pembelajaran menggunakan modul di kelas.
Sampel yang digunakan yaitu kelas VIII A yaitu kelas dengan pembelajaran
menggunakan modul IPA terpadu yang dikembangkan oleh peneliti dan diakhir
pembelajaran diadakan evaluasi untuk menilai hasil belajar siswa. Instrumen
24
tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah
instrumen tes yang sudah dilakukan validasi konstruk oleh dosen pembimbing.
Diakhir pembelajaran siswa diberikan angket tanggapan siswa untuk dilakukan
penyempurnaan modul. Guru IPA menggunakan modul IPA terpadu di dalam
pembelajaran yang sebelumnya sudah diberikan sehingga guru juga diberikan
angket tanggapan guru. Peneliti selama uji coba skala luas bertindak sebagai
observer yang mengamati pengelolaan kelas dan aktifitas siswa sekaligus
menilai aspek keterampilan proses siswa. Setelah selesai kegiatan belajar
mengajar peneliti dan observer melakukan refleksi terhadab KBM yang telah
dilaksanakan. Hasil refleksi digunakan untuk dasar revisi sehingga diperoleh
perangkat pembelajaran hasil pengembangan.
k) Revisi Produk
Pada tahap ini, hasil uji coba skala luas yang telah dilakukan kemudian
dilakukan analisis untuk mengetahui pengembangan modul efektif atau tidak.
Selanjutnya dievaluasi dan diadakan revisi akhir guna menyempurnakan modul
akhir.
l) Modul Final
Setelah modul selesai direvisi maka akan dihasilkan modul final yang
layak digunakan.
25
3.5 Analisis Data
3.5.1 Data Validasi Pakar
Skor data hasil validasi pakar terhadap modul dianalisis secara deskriptif
persentase. Validasi dilakukan oleh pakar IPA, bahasa dan penyajian
a. Validasi oleh pakar IPA, bahasa dan penyajian.
Validasi oleh pakar IPA dan media terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap I
Pada tahap ini dinilai dengan memfokuskan pada kesesuaian SK dan KD,
kelayakan penyajian secara umum.
Data penilaian tahap I dianalisis menggunakan rumus
K= Σni
N x 100%
Keterangan:
K = persentase
∑ ni = jumlah jawaban ya/ sesuai/ ada
N = jumlah skor total
Modul IPA terpadu dinyatakan lolos penilaian tahap ini apabila semua butir
dalam lembar validasi mendapat “nilai atau respon positif (Ya/ Ada/ Sesuai) dengan
persentase 100%. Jika terdapat butir yang dijawab negative atau persentase yang
dihasilkan < 100%, modul IPA terpadu dinyatakan tidak lolos.
2) Tahap II
Pada tahap ini dinilai dengan memfokuskan pada komponen kelayakan isi,
kebahasaan dan penyajian. Modul divalidasi kembali secara lebih komprehensif
dan mendalam menggunakan lembar validasi tahap II.
26
Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif persentase,
menggunakan rumus sebagai berikut:
K= Σni
N x 100%
Keterangan:
K = persentase skor yang diperoleh
∑ni = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Skor Penilaian Berdasarkan BSNP.
Interval % skor Kriteria
81,25% <skor≤100%
62,50% <skor≤81,25%
43,75% <skor≤62,50%
25%<skor≤43,75%
Sangat layak
Layak
Kurang Layak
Tidak Layak
Modul IPA terpadu dinyatakan lolos penilaian tahap ini apabila mempunyai
rerata skor lebih besar dari 2,5 atau 62,5% pada setiap subkomponen kelayakan isi,
kebahasaan, dan penyajian. Rerata skor diisi oleh peneliti.
3.5.2 Data Tanggapan Guru dan Siswa
Untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap modul IPA terpadu
serta untuk menyempurnakan modul guru dan siswa diberi angket tanggapan guru
dan siswa terhadap modul. Data angket tanggapan guru dan siswa terhadap modul
dianalisis dengan cara deskriptif persentase, yaitu dengan menjumlahkan seluruh
skor butir pernyataan yang telah dipilih guru dan siswa kemudian dianalisis dengan
menggunakan rumus:
27
K= Σni
N x 100%
Keterangan:
K = persentase skor yang diperoleh
∑ni = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.2 Kriteria Persentase Skor Penilaian
Interval % skor Kriteria
75 % < skor ≤ 100%
50% < skor ≤ 75 %
25 % < skor ≤ 50%
≤ 25%
Sangat baik
Baik
Kurang Baik
Tidak baik
3.5.3 Data Hasil Belajar Siswa
Langkah-langkah analisis hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Mengubah skor dalam bentuk nilai
N= jumlah skor yang diperoleh
jumlah skor maksimal X 100
Siswa dikatakan tuntas apabila nilai mencapai ≥ KKM
2. Nilai akhir hasil belajar siswa
NA = A + 2B
3
Keterangan:
NA = nilai akhir
A = nilai tugas
B = nilai evaluasi akhir
28
3. Menentukan persentase ketuntasan siswa secara klasikal
P = ∑ ni
∑ n X 100%
Keterangan:
P = ketuntasan belajar secara klasikal
∑ ni = jumlah siswa yang tuntas secara individual (nilai ≥ 80)
∑ n = jumlah siswa keseluruhan
Penilaian kualitas hasil belajar dengan mengkonfirmasikan persentase
ketuntasan klasikal dengan parameter sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa
Interval % skor Kriteria
75 % < skor ≤ 100%
50% < skor ≤ 75 %
25 % < skor ≤ 50%
≤ 25%
Sangat baik
Baik
Kurang Baik
Tidak baik
3.5.4 Data Observasi Keterampilan Proses
Untuk mengetahui keterampilan proses siswa selama pembelajaran
berlangsung, setiap butir keterampilan proses akan dinilai oleh observer. Data-data
tersebut akan dianalisis secara deskriptif persentase, menggunakan rumus sebagai
berikut:
K= Σni
N x 100%
Keterangan:
K = persentase skor yang diperoleh
29
∑ni = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.4 Kriteria Observasi Keterampilan Proses.
Interval % skor Kriteria
75 % < skor ≤ 100%
50% < skor ≤ 75 %
25 % < skor ≤ 50%
≤ 25%
Sangat baik
Baik
Kurang Baik
Tidak baik
30
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengembangan Modul
Pengembangan modul IPA terpadu pada tema bunyi mengacu pada langkah-
langkah penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2009) yang telah
dimodifikasi pada tahapan-tahapanya. Berdasarkan latar belakang masalah yang
diperoleh maka dikembangkan bahan ajar dalam bentuk modul IPA terpadu
berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi. Secara garis besar langkah-
langkah penyusunan modul dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Garis Besar Langkah-Langkah Pengembangan Modul IPA Terpadu
Merencanakan strategi pengorganisasian isi modul, meliputi: penyusunan
materi.
Struktur modul:
1. Bagian pendahuluan: sampul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk
penggunaan modul, SK, KD, tujuan pembelajaran, pendahuluan, peta
konsep.
2. Bagian isi: sub judul, tujuan pembelajaran, kata kunci, uraian materi
(dilengkapi coba pikirkan, jelajah internet, tahukah anda, tindak lanjut,
pertanyaan dan pernyataan keterampilan proses), LKS, LDS, latihan soal
per-kegiatan pembelajaran, tes formatif, rangkuman.
3. Bagian akhir: kunci jawaban, indeks, glosarium, daftar pustaka.
Perumusan SK, KD dan indikator hasil belajar yang harus dicapai, serta tujuan
belajar secara jelas.
30
31
Produk yang dihasilkan merupakan modul IPA terpadu yang memiliki
struktur kelayakan modul. Berikut ini bagian-bagian modul meliputi:
a. Bagian pendahuluan modul IPA terpadu
Bagian pendahuluan modul IPA terpadu terdiri atas:
1. Sampul
Sampul memuat antara lain judul modul yaitu “modul IPA terpadu tema
bunyi”, lambang Unnes dan konservasi, gambar ilustrasi (mewakili kegiatan yang
dilaksanakan pada pembahasan modul), tulisan lembaga, tingkatan kelas, dan nama
dosen pembimbing.
2. Kata pengantar
Kata pengantar memuat ucapan syukur kepada Tuhan, gambaran singkat
tentang modul yang disusun, dan harapan penulis.
3. Daftar isi
Daftar isi memuat kerangka (outline) modul yang dilengkapi dengan nomor
halaman.
4. Pedoman penggunaan modul
Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar. Panduan modul memuat
pedoman bagi siswa dan guru.
5. SK dan KD
SK dan KD yang akan dipelajari dicantumkan pada modul agar siswa dalam
belajar tidak keluar dari konsep dan terarah. SK dan KD disesuaikan dengan
kurikulum terbaru.
32
6. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran disajikan pada modul menyesuaikan SK dan KD yang
disusun dengan memperhatikan unsur ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dan memuat karakter.
7. Jaringan tema
Jaringan tema disajikan pada modul sesuai dengan pembelajaran IPA yang
dikemas dengan tema atau topik tentang teori yang dibahas dari berbagai sudut
pandang atau disiplin ilmu yang mudah dipahami siswa. Jaringan tema mencakup
kajian Fisika dan Biologi.
8. Pendahuluan
Pendahuluan memuat (a) Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat,
(b) Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul, (c)
Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis, (d) Petunjuk belajar berisi
panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik.
9. Peta konsep
Peta konsep memuat jaring-jaring materi yang ada pada modul serta konsep-
konsep atau pokok-pokok materi yang ada di dalam modul. Peta konsep dibuat
dalam bentuk diagram alur atau gambar.
b. Bagian isi modul IPA terpadu
Bagian isi modul IPA terpadu terpadu terdiri atas:
1. Tujuan pembelajaran setiap kegiatan pembelajaran.
Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan
belajar. Kegiatan belajar terdiri dari 2 kali kegiatan belajar.
33
2. Kata kunci
Kata kunci diambil dari kata penting yang ada pada setiap kegiatan
pembelajaran. Jumlah kata kunci adalah maksimal 5 kata.
3. Uraian materi
Berisi uraian pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang kompetensi yang sedang
dipelajari. Uraian materi memuat “coba pikirkan”, “tahukah anda”, “jelajah
internet”, dan “tindak lanjut”.
4. LKS
Berisi petunjuk atau prosedur kerja suatu kegiatan praktik yang harus
dilakukan siswa dalam rangka penguasaan kemampuan psikomotorik. Isi lembar
kerja antara lain: tujuan praktikum, landasan teori, alat dan bahan, langkah kerja,
dan gambar kerja (jika diperlukan) sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Lembar
kerja perlu dilengkapai dengan lembar pengamatan yang dirancang sesuai dengan
kegiatan praktik yang dilakukan meliputi: hasi pengamatan, pembahasan, dan
kesimpulan.
5. LDS
Berisi petunjuk atau prosedur diskusi yang harus dilakukan siswa dalam
rangka penguasaan kemampuan berpendapat. Isi lembar diskusi antara lain: tujuan,
landasan teori, alat dan bahan, langkah kerja, dan gambar kerja (jika diperlukan)
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Lembar kerja perlu dilengkapai dengan
lembar pengamatan yang dirancang sesuai dengan kegiatan praktik yang dilakukan
meliputi: hasi pengamatan, pembahasan, dan kesimpulan.
34
6. Coba pikirkan
Item “coba pikirkan” merupakan bagian dari uraian materi yang didalamnya
terkandung suatu pertanyaan yang merupakan konsep yang ada didalam kehidupan
sehari-hari.
7. Jelajah internet
Item “jelajah internet” berisi alamat website yang menyajikan tema bunyi
yang ada pada uraian materi. Jelajah internet bertujuan untuk melatih siswa
memahami konsep lebih mendalam dan mendidik siswa untuk terbiasa
menggunakan media internet.
8. Tahukah anda
Item “tahukan anda” merupakan bagian dari uraian materi yang didalamnya
terkandung suatu konsep yang ada di dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi yang dibahas yang tidak semua orang ketahui.
9. Tindak lanjut
Item “tindak lanjut” merupakan bagian dari uraian materi yang berisi tentang
ajakan/ anjuran untuk mempelajari materi yang belum ada pada modul untuk
memperdalam pengetahuan siswa.
10. Latihan soal per-kegiatan pembelajaran
Latihan soal ini berisi soal-soal yang dapat mengetahui penguasaan siswa
terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan. Latihan soal ini ada pada akhir
setiap kegiatan pembelajaran berbentuk uraian.
35
11. Rangkuman
Berisi ringkasan pengetahuan/ konsep/ prinsip yang terdapat pada uraian
materi. Rangkuman harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dan dapat menjawab setiap tujuan tersebut.
12. Tes formatif
Berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi siswa dan guru untuk
mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai pada tema
tersebut, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikutnya. Tes formatif ini
terdiri dari soal pilihan ganda, isian singkat, dan uraian.
13. Kunci jawaban
Berisi jawaban pertanyaan dari latihan soal dan tes formatif yang telah
dilakukan. Kunci jawaban ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan siswa dalam memahami materi.
c. Bagian akhir modul IPA terpadu
Bagian akhir modul IPA terpadu terdiri atas:
1. Daftar Pustaka
Semua referensi/ pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat
penyusunan modul. Daftar pustaka diperoleh dari referensi tidak lebih dari 10 tahun
terkahir.
2. Indeks
Indeks subyek merupakan daftar kata penting yang diikuti dengan nomor
halaman kemunculannya.
36
3. Glosarium
Glosarium memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit
dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).
4.1.2 Hasil Validasi Modul
Pada validasi tahap I diperoleh jawaban 100% positif untuk semua butir
penilaian dari seluruh pakar. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa modul IPA
terpadu yang telah dikembangkan dinyatakan lolos validasi tahap I dan dinilai
kembali pada validasi tahap II. Validasi tahap II dapat dilakukan dengan syarat pada
validasi tahap I persentase yang didapatkan 100% atau semua pakar memberikan
penilaian positif. Rekapitulasi hasil penilaian pakar tahap I terhadap modul IPA
terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap I oleh Pakar
terhadap Modul IPA Terpadu
No Validasi Persentase Penilaian ke-
Kriteria 1 2
1 Pakar IPA 100% - Lolos Tahap I
2 Pakar Bahasa 79% 100% Lolos Tahap I
3 Pakar Penyajian 100% - Lolos Tahap I
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 100.
Modul yang telah lolos tahap I dinilai kembali secara lebih mendalam pada
validasi tahap II yang dilakukan 2 kali yaitu sebelum uji coba skala terbatas dan
sebelum uji coba skala luas. Berdasarkan hasil validasi sebelum uji coba skala
terbatas dapat diketahui bahwa modul IPA terpadu yang dikembangkan
menunjukan hasil validasi pakar IPA sebesar 85,09% termasuk dalam kriteria
“layak”, pakar bahasa menunjukan hasil 84,03 % termasuk dalam kriteria “sangat
layak” dan pakar penyajian menunjukan hasil 83,75% termasuk dalam kriteria
“sangat layak”. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa modul IPA terpadu yang
37
telah dikembangkan dinyatakan layak dan diuji pada uji coba skala terbatas.
Rekapitulasi data hasil validasi pakar tahap II terhadap modul IPA terpadu dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar terhadap
Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Terbatas
No Validasi pakar Hasil Hasil
Kriteria 1 2
1. IPA 71,48% - Layak
2. Bahasa 62,50% 84,03% Sangat Layak
3. Penyajian 83,75% - Sangat Layak
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 117.
Setelah uji coba skala terbatas dilakukan, dilakukan validasi kembali
sebelum dilakukan uji coba skala luas diketahui bahwa modul IPA terpadu yang
dikembangkan menunjukan hasil positif validasi pakar IPA sebesar 85,09% dan
95,74% termasuk dalam kriteria “sangat layak” pakar bahasa menunjukan hasil
84,03% dan 96,53% termasuk dalam kriteria “sangat layak” dan pakar penyajian
menunjukan hasil 94,58% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Rekapitulasi
data hasil validasi pakar sebelum uji coba skala luas terhadap modul IPA terpadu
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar
terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala
Luas
No Validasi pakar Hasil Kriteria
1. IPA
a. IPA I
b. IPA II
85,09%
95,74%
Sangat Layak
Sangat Layak
2. Bahasa
a. Bahasa I
b. Bahasa II
84,03%
96,53%
Sangat Layak
Sangat Layak
3. Penyajian 94,58% Sangat Layak
Data selengkapnya dimuat pada lampiran 15 halaman 118.
38
Selama proses validasi saran dan komentar diberikan oleh pakar. Adapun
beberapa perbaikan modul yang telah dilakukan adalah tersaji pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Evaluasi dan Revisi Modul IPA Terpadu
No Saran/ Komentar Perbaikan
1
2
3
4
5
6
Gambar perlu diperjelas lagi
dan berdasarkan fakta di
lapangan.
Mengkombinasikan warna dan
tulisan dengan baik agar sedap
dipandang mata.
Memperbaiki soal-soal menjadi
terpadu
Menyajikan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat
membangun keterampilan
proses siswa pada setiap uraian
materi
Memperbaiki tata tulis yang
belum sesuai dengan EYD
Sampul diperbaiki agar pesan
pada modul dapat tersampaikan
melalui sampul.
Meninjau gambar pada modul yang perlu dilakukan
perbaikan dan menambahkan gambar yang ada
dilingkungan sekitar.
Meninjau kembali warna-warna pada modul dan
mengkonsultasikan dengan pakar agar tercipta
kombinasi warna yang baik.
Soal dibuat berdasarkan fakta pada kehidupan
sehari-hari degan mengaitkan pada konsep IPA
terpadu.
Menambahkan pertanyaan-pertanyaan pada setiap
uraian materi dan jawaban tersirat pada uraian
materi.
Membaca kembali dan memperbaiki kata yang
belum baku dengan pedoman kamus internet bahasa
Indonesia.
Memperbaiki kata-kata pada halaman sampul dari
“Modul Bunyi” menjadi “Modul IPA Terpadu Tema
Bunyi”. Selain itu style font pada sampul juga perlu
diadakan perbaikan agar lebih menarik,
menambahkan gambar pada sampul, menambahkan
lambang Unnes dan konservasi, dan mencantumkan
dosen pembimbing pada sampul.
71.48%84.03% 83.75%
90.42% 90.28% 94.58%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Pakar IPA Pakar Bahasa Pakar Penyajian
Per
senta
se
Validasi A Validasi B
Gambar 4.2 Persentase Hasil Validasi Tahap II Sebelum Uji Coba Skala
Terbatas dan Luas
Validasi Sebelum Uji Coba Skala Luas
Validasi Sebelum Uji Coba Skala Terbatas
39
83%91%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Skala Terbatas Skala Luas
Per
senta
se
Uji Coba Modul
4.1.3 Hasil Uji Coba Modul
1) Tanggapan Siswa
Rekapitulasi data hasil tanggapan siswa terhadap modul IPA terpadu yang
telah dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Siswa
Pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas
Uji Coba Persentase
(%) Kriteria
Skala Terbatas 83 Sangat Baik
Skala Luas 91 Sangat Baik
Persentase Rata-rata 87 Sangat Baik
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 130.
Gambar 4.3 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Siswa Sebelum Uji Coba
Skala Terbatas dan Luas
2) Hasil tanggapan guru
Rekapitulasi data hasil angket tanggapan guru IPA terhadap modul dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Guru IPA
Pada Uji Coba Skala Terbatas
Uji Coba Persentase
(%) Kriteria
Skala Terbatas 87,5 Sangat Baik
Skala Luas 96,25 Sangat Baik
Persentase Rata-rata 91,88 Sangat Baik
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 126.
40
Gambar 4.4 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Guru Sebelum Uji Coba
Skala Terbatas dan Luas
3) Hasil belajar siswa
Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Ketercapaian
Rata-rata
Jumlah siswa
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Siswa tuntas
Siswa tidak tuntas
Ketuntasan klasikal (Kriteria)
90,40
37
91,33
82,11
37
-
100% (Sangat Baik) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 138.
4) Hasil Observasi Keterampilan Proses
Rekapitulasi hasil observasi keterampilan proses berdasarkan pembelajaran
menggunakan modul IPA terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan 4.9.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LDS)
Aspek KPS Persentase Penilaian Observer Persentase
Rata-Rata Kriteria
Observer 1 Observer 2
Pengamatan 86.46% 86.49% 86.48% Sangat Baik
Menyusun Data 88.51% 85.81% 87.16% Sangat Baik
Menyimpulkan 88.51% 86.49% 87.50% Sangat Baik
Menjawab Pertanyaan 86.49% 88.51% 87.50% Sangat Baik
Mengkomunikasikan 85.81% 86.49% 86.15% Sangat Baik
Persentase Rata-rata 87.16% 86.76% 86,96% Sangat Baik
87.50% 96.25%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Skala Terbatas Skala Luas
Per
senta
se
Uji Coba Modul
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 137.
41
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LKS)
Aspek KPS Persentase Penilaian Observer Persentase
Rata-Rata Kriteria
Observer 1 Observer 2
Eksperimen 85.14% 89.19% 87.17% Sangat Baik
Menyusun Data 88.51% 88.51% 88.51% Sangat Baik
Menyimpulkan 87.84% 90.54% 89.19% Sangat Baik
Menjawab Pertanyaan 87.16% 91.22% 89.19% Sangat Baik
Mengkomunikasikan 86.49% 90.54% 88.52% Sangat Baik
Persentase Rata-rata 87.03% 90.00% 88,51% Sangat Baik
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 136.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Validasi Pakar Tentang Modul IPA Terpadu
1. Validasi Tahap I
Validasi tahap I dilakukan untuk menilai modul secara umum pada
komponen kelayakan isi, penyajian, dan kegrafikan. Pakar bahasa pada validasi
pertama memberikan skor 12 dengan skor total 14. Hal itu membuktikan bahwa
modul tidak lolos tahap I. Pakar bahasa memberikan masukan untuk melakukan
perbaikan pada item isi buku, kualitas cetakan dan kualitas fisik. Langkah perbaikan
yang dilakukan peneliti yaitu dengan menambahkan materi yang relevan pada
modul beserta uraian materi yang mencerminkan keterampilan proses yaitu terdiri
dari “coba pikirkan”, “tahukah anda”, jelajah internet”, dan “tindak lanju” yang
mendidik siswa berpikir kritis serta kegiatan diskusi dan praktikum. Selanjutnya
peneliti mencetak kembali modul dengan memperbaiki pixel yang lebih besar
sehingga cetakan yang dihasilkan memuaskan. Langkah perbaikan yang dilakukan
untuk memperbaiki kualitas fisik modul yaitu dengan menggunakan kertas kualitas
terbaik. Pada validasi yang kedua oleh pakar bahasa didapatkan semua item
mendapat respon positif dengan persentase rata-rata 100%.
42
Pakar IPA memberikan masukan untuk melakukan perbaikan pada item
“pertanyaan/ soal latihan pada setiap bab” agar menambah soal latihan yang
mendidik siswa untuk berpikir kritis. Langkah perbaikan yang dilakukan yaitu
membuat soal dengan memberikan pengantar berupa soal cerita yang ada didalam
kehidupan sehari-hari pada awal soal sehingga dapat merangsang siswa untuk
memahami setiap kata. Selain itu masukan dari pakar IPA agar melakukan
perbaikan pada item “daftar pustaka”. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah
menyesuaikan penulisan daftar pustaka dengan aturan yang baku dan menggunakan
referensi up to date maksimal 10 tahun yang lalu. Secara keseluruhan pakar IPA
memberikan masukan agar menambahkan materi-meteri yang mendidik siswa
mengembangkan keterampilan yang sudah dimiliki siswa. Peneliti melakukan
perbaikan dengan menambahkan uraian materi yang didapatkan dari sumber
internet dan lingkungan.
Pakar penyajian memberikan masukan pada item “tujuan setiap bab” untuk
dilakukan perbaikan. Langkah yang dilakukan peneliti adalah memperhatikan SK
dan KD untuk membuat tujuan yang memperhatikan aspek ABCD. Selanjutnya
pakar penyajian memberikan masukan pada item “daftar pustaka” untuk
mengurutkan sesuai urut abjad. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah
memperbaiki urutan abjad dan menambah lebih banyak referensi yang up to date.
Selain itu pakar penyajian memberikan masukan pada item “keterbacaan, kualitas
cetakan” untuk diperbaiki. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah memperbaiki
setiap tata tulis sesuai EYD. Secara keseluruhan pakar penyajian memberikan
masukan untuk memperbaiki konten/ isi buku sesuai dengan ketentuan bimbingan
dan perbaikan halaman yang belum benar. Pada akhirnya seluruh pakar
43
memberikan respon positif yaitu dengan menjawab “Ya/ Ada/ Sesuai” pada semua
butir penilaian yang diajukan. Respon positif yang diberikan merupakan syarat
untuk validasi tahap II.
Respon positif yang diberikan semua pakar karena SK dan KD dalam modul
IPA terpadu tercantum secara implisit pada modul IPA terpadu yang ditunjukan
pada halaman pendahuluan. Dilihat dari aspek penyajian modul IPA terpadu telah
memenuhi komponen yang harus ada pada komponen penyajian, meliputi: adanya
daftar isi, tujuan pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran, peta konsep atau
ringkasan, kata kunci, dan daftar pustaka. Modul IPA terpadu juga telah memenuhi
syarat kegrafikan yang ditunjukan dengan jawaban positif pada seluruh butir pada
komponen kegrafikan, meliputi: kulit buku, isi buku, keterbacaan, kualitas cetakan
dan kualitas fisik modul. Hal tersebut membuktikan bahwa modul IPA terpadu yang
telah dikembangkan dinyatakan lolos validasi tahap I dan dinilai kembali secara
lebih komperhensif dan mendalam pada validasi tahap II.
Pada validasi tahap II, komponen yang dinilai meliputi: komponen
kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian. Masing-masing komponen terdiri dari
beberapa sub komponen yang didalamnya memuat butir-butir penilaian. Uraian
hasil validasi modul oleh pakar disajikan sebagai berikut:
4.2.1.1 Kelayakan Isi
1) Cakupan Materi
Pada butir cakupan materi diperoleh hasil sebesar 100%, hasil tersebut
termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Hal ini berarti bahwa modul IPA terpadu
memenuhi butir cakupan materi yang meliputi: butir keluasan dan kedalam materi,
sehingga tidak dilakukan revisi pada butir ini. Pada awal modul yaitu pada halaman
44
pendahuluan tertulis SK dan KD sesuai dengan silabus dalam KTSP. Modul IPA
terpadu disusun secara terpadu dengan memperhatikan keterkaitan materi Kimia,
Fisika dan Biologi sesuai dengan KTSP. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Azizah (2010) menyatakan bahwa penerapan modul IPA
Terpadu menggunakan model terpadu (Integrated Model) pada SMP dapat
meningkatkan hasil belajar.
Pada setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan teori-teori beserta ilustrasi
yang mendukung teori tersebut. Materi disusun secara jelas tentang apa yang
dilakukan dan dapat digunakan karena mencakup kegiatan yang mengembangkan
keterampilan proses siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Enco (2005)
menyatakan bahwa setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk
pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa, bagaimana
melakukan, dan sumber belajar apa yang harus digunakan.
Informasi dalam modul disajikan ke dalam beberapa kegiatan belajar. Pada
masing-masing awal kegiatan belajar tertulis tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
Setiap kegiatan belajar berisi materi berupa informasi untuk membantu siswa agar
mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan didalam tujuan kemudian
dilanjutkan dengan lembar kerja siswa, lembar diskusi siswa, latihan pada masing-
masing kegiatan belajar dan uji kompetensi sesuai materi yang disajikan.
Materi yang disajikan juga dilengkapi dengan coba pikirkan, jelajah
internet, tahukah anda, dan tindak lanjut yang dapat merangsang siswa untuk
mengembangkan keterampilan proses dan berpikir kritis.
45
2) Akurasi Materi
Pada butir akurasi materi diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam
kriteria “sangat layak”, sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi
butir akurasi materi. Butir akurasi materi telah dipenuhi karena materi yang
disajikan dalam modul disesuaikan dengan kebenaran fakta, konsep, teori, dan
prinsip/ hukum serta tidak menimbulkan banyak tafsir. Modul disusun
menggunakan berbagai sumber materi yang dikaitkan dengan tema bunyi serta
materi diambil dari sumber yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
kebenaranya. Sumber yang digunakan berupa buku literature, website, maupun
lingkunga sekitar. Sumber-sumber materi yang digunakan tersebut terangkum
dalam daftar pustaka. Modul IPA terpadu juga dilengkapi dengan index dan
glossarium untuk mempermudah pencarian kata-kata asing dan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan terhadap istilah-istilah asing.
3) Kemutakhiran
Pada butir kemutakhiran diperoleh hasil 86,11% termasuk dalam kriteria
“sangat layak” sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi butir
kemutakhiran. Butir kemutakhiran telah dipenuhi karena sumber yang digunakan
berasal tidak lebih dari 10 tahun terakhir, sumber tercantum pada daftar pustaka.
Selain dari buku teks, sumber-sumber yang digunakan juga berasal dari internet dan
lingkungan, sehingga dapat disesuaikan dengan perkembangan IPTEK. Rujukan
dalam modul IPA terpadu menggunakan sumber yang relevan, valid dan
mencerminkan ketermasaan (up to date). Pakar IPA memberikan saran untuk
memperbaiki item “keterkinian/ ketermasaan (contoh-contoh)” untuk menyajikan
46
foto dan gambar yang berasal dari lingkungan. Langkah yang dilakukan peneliti
adalah dengan mengganti gambar-gambar hasil foto penulis.
4) Mengandung Wawasan Produktivitas
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 72,92% termasuk dalam kriteria
“layak”. Pada butir ini dilakukan revisi dengan menambahkan materi yang
mengandung wawasan produktivitas sehingga materi dan aktifitas yang disajikan
dalam modul IPA terpadu memberikan informasi yang dapat merangsang semangat
kewirausahaan, misalnya terdapat materi yang mengajak siswa untuk membuat
angklung sederhana menggunakan bambu. Selain itu menambahkan kata-kata yang
mencerminkan etos kerja pada uraian materi dan kegiatan praktikum dan diskusi.
5) Merangsang keingintahuan (Curiosity)
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,3% termasuk dalam kriteria “sangat
layak”. Kegiatan belajar yang disajikan dalam modul mampu merangsang
keingintahuan siswa untuk berfikir kritis, kreatif dan mendorong untuk mencari
informasi lebih dari berbagai sumber. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan
disajikan uraian, contoh latihan yang membutuhkan pemikiran kritis dan mendidik
siswa menggunakan keterampilan yang dimilikinya. Keterampilan tersebut
meliputi: eksperimen, pengamatan, menyusun data, menyimpulkan, menjawab
pertanyaan, dan mengkomunikasikan. Hal tersebut mendorong siswa akan lebih
kreatif untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah untuk
memperoleh informasi.
6) Mengembangkan Kecakapan Hidup (Life Skill)
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 79,17% termasuk dalam kriteria
“sangat layak”. Pada validasi sebelum uji coba terbatas dilakukan revisi pada
47
kegiatan praktikum dan diskusi sehingga pada kegiatan tersebut dapat
mengembangkan kecakapan sosial dan vokasional. Namun setelah dilakukan revisi
kegiatan belajar yang disajikan dalam modul mampu memotivasi siswa untuk
mengenal diri sebagai pribadi mandiri, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan,
serta dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam modul
juga disajikan uraian, contoh dan latihan yang dapat mengembangkan kemampuan
psikomotorik yang dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dan berkerjasama
dengan orang lain serta dapat mendorong siswa untuk mengembangkan
ketermapilan proses yang dimilikinya.
7) Mengembangkan Wawasan Kebinekaan (Sense of Diversity)
Pada butir ini diperoleh hasil 83,33% termasuk dalam kriteria “sangat
layak”. Pada validasi sebelum uji coba skala terbatas dilakukan revisi dengan
menambahkan gambar dan ilustrasi yang menggambarkan kekayaan potensi
keanekaragaman hayati dan syukur siswa kepada Tuhan YME sehingga modul
disajikan uraian, contoh dan latihan yang dapat membuka wawasan siswa untuk
membangkitkan rasa syukur siswa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
menciptakan beranekaragam makhluk hidup, serta untuk mengenal, menggali
potensi, dan memelihara kelestarian sumber daya yang dimiliki Indonesia.
8) Mengandung Wawasan Kontekstual
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 79,17% termasuk dalam kriteria
“layak”. Dalam modul terangkum uraian, materi, contoh dan latihan yang disajikan
seperti kejadian sehari-hari dari lingkungan terdekat sehingga mengandung unsur
salingtemas. Dalam modul juga disajikan beberapa gambar dan hasil temuan
ilmuwan dalam perkembangan ilmu IPA.
48
9) Mengembangkan Keterampilan Proses Siswa
Pada butir ini diperoleh hasil 91,67% termasuk dalam kriteria “sangat
layak”. Pada butir ini item “mengkomunikasikan konsep IPA” hanya mendapatkan
skor 2 dengan skor maksimal 4 sehingga penulis memperbaiki modul dengan
menambahkan soal-soal yang mendidik siswa untuk belajar mengkomunikasikan
dalam bentuk tulisan. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan terletak pada
kegiatan presentasi pada kegiatan diskusi dan praktikum. Modul IPA terpadu
disajikan menggunakan keterampilan proses siswa yang meliputi: keterampilan
mengamati, mengukur konsep obyek IPA, mengklasifikasikan konsep IPA,
mengkomunikasikan konsep IPA. Keterampian mengamati merupakan
keterampilan mengamati menggunakan lima indra, keterampilan mengukur
merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan
yang cocok. Keterampilan menyimpulkan merupakan sebuah pernyataan yang
dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Keterampilan mengklasifikasikan
merupakan proses mengadakan penyusunan atau pengelompokan atas obyek-obyek
atau kejadian. Keterampilan mengkomunikasikan merupakan menyampaikan
pendapat baik secara lisan atau tulisan. Segumpan (nd) menyatakan bahwa KPS
dasar meliputi: (1) mengamati, (2) mengklasifikasi, (3) mengukur, (4)
menggunakan hubungan ruang dan waktu, sedangkan KPS yang terintegrasi (1)
menyimpulkan, (2) memprediksi, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengontrol
variabel, (5) bereksperimen. Jadi sangatlah banyak jenis-jenis keterampilan proses
yang harus dimiliki siswa, tetapi minimal siswa harus mempunyai keterampilan-
keterampilan dasar. Keterampilan-keterampilan tersebut disajikan didalam LKS,
LDS, uraian materi dan soal latihan.
49
4.2.1.2 Kebahasaan
1) Kesesuaian dengan Perkembangan Siswa
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria
“sangat layak”. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa SMP. Bahasa yang digunakan menggunakan Bahasa Indonesia yang
sederhana untuk menjelaskan konsep dan ilustrasi aplikasinya menggambarkan
contoh konkret sampai contoh abstrak yang ada di lingkungan sekitar sampai
lingkungan global. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai
2 dengan skor maksimal 4 pada butir ini sehingga, peneliti melakukan dengan
mengganti setiap kata yang membuat penafsiran yang berbeda-beda.
2) Komunikatif
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria
“sangat layak”. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai 2
dengan skor maksimal 4 pada item “kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan”
sehingga peneliti melakukan revisi dengan mengaitkan ilustrasi(gambar) dengan
materi. Modul yang sudah valid karena bahasa yang digunakan telah disesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa, ejaan yang digunakan sesuai dengan kamus
Bahasa Indonesia dan mengacu pada ejaan yang disempurnakan. Dalam modul juga
disediakan glosarium untuk mengurangi kesalahan dalam pemahaman apabila
terdapat kata atau istilah asing. Istilah-istilah tersebut telah baku diginakan dalam
bahasa IPA .
50
3) Dialogis dan Interaktif
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 87,5% termasuk dalam kriteria “sangat
layak”. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai 2 dengan
skor maksimal 4 pada item “kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan”
dan skor 1 pada item “menciptakan komunikasi interaktif” sehingga peneliti
melakukan revisi dengan meneliti setiap kata pada modul. Modul yang disajikan
menggunakan bahasa yang membangkitkan rasa senang ketika siswa membacanya
dan mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas. Penyajian
materi bersifat dialogis yang memungkinkan siswa seolah-olah berkomunikasi
dengan penulis.
4) Lugas
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam kriteria
“sangat layak”. Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan atau informasi yang ingin
disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat yang benar yaitu memuat minimal
mengandung subyek dan prediakat. Istilah yang digunakan sesuai dengan istilah
teknis Ilmu pengetahuan yang disepakati. Dalam modul juga disediakan glosarium
untuk mengurangi kesalahan dalam pemahaman apabila terdapat kata atau istilah
asing. Istilah-istilah tersebut telah baku diginakan dalam bahasa ilmiah.
5) Koherensi dan Keruntutan Alur Pikir
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam kriteria
“sangat layak”. Materi dalam modul yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP.
Urutan bab dan sub bab dalam materi juga telah sesuai dengan kurikulum yang
berlaku, sehingga telah mencerminkan keruntututan dan keterkaitan isi serta
51
keutuhan makna, sehingga materi yang disajikan mencerminkan kesatuan tema,
kesatuan sub tema, dan kesatuan pokok pikiran.
6) Penggunaan Istilah dan Simbol Lambang
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria
“sangat layak” sehingga dapat dikatak modul IPA terpadu memenuhi butir
penggunaan istilah dan simbol lambang. Penggunaan istilah, simbol/ lambang yang
menggambarkan konsep, prinsip, dan asas telah disesuaikan antar bagian dalam
modul. Penulisan nama ilmiah atau nama asing juga telah disesuaikan dengan
ketentuan penulisan nama ilmiah.
4.2.1.3 Kelayakan Penyajian
1) Teknik Penyajian
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 87,5% termasuk kriteria “sangat
layak” sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi butir teknik
penyajian. Sistematika materi dalam setiap kegiatan belajar disusun secara runtut,
yang memuat pendahuluan, isi, penutup (rangkuman) dan evaluasi. Materi dalam
modul disajikan mulai dari konsep dasar atau sederhana diteruskan dengan konsep
yang lebih rumit. Materi yang disajikan dalam kegiatan belajar telah diurutkan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, sehingga keruntutan konsep, kekonsistenan
sistematikan, serta keseimbangan antar kegiatan belajar telah sesuai dengan KTSP.
2) Pendukung Penyajian Materi
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 90% termasuk kriteria “sangat
layak”sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi setiap butir
pendukung penyajian materi. Butir ini telah dipenuhi karena modul IPA terpadu
52
dilengkapi pengantar modul yaitu uraian penjelasan singkat modul dan cara
penggunaan modul yang terdapat pada awal modul. Modul IPA terpadu juga
mencantumkan rujukan/ sumber acuan gambar yang diambil dari sumber lain dan
disesuaikan dengan teks. Modul dilengkapi dengan glosarium yang berisi
penjelasan arti istilah dalam modul yang disusun secara alfabetis, daftar pustaka
yang merupakan bahan rujukan modul, rangkuman, serta index yang merupakan
halaman istilah didalam modul.
Pada validasi sebelum uji coba skala terbatas pakar penyajian memberikan
masukan agar rangkuman disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Peneliti
melakukan revisi dengan menyesuaikan rangkuman dengan tujuan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran terjawab semua pada rangkuman.
3) Penyajian Pembelajaran
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 90% termasuk kriteria “sangat layak”
sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi butir penyajian
pembelajaran. Materi dalam modul IPA terpadu menempatkan siswa sebagai
subyek pembelajaran, dimana siswa diajak untuk aktif dalam mencari informasi.
Uraian materi dalam modul meenyajikan “jelajah internet”, “coba pikirkan”,
“tahukah anda” dan “tindak lanjut” yang memungkinkan siswa untuk mencari
jawabannya sendiri. Modul IPA terpadu bersifat interaktif dan parsitipatif sehingga
memotivasi siswa untuk belajar mandiri, misalnya dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan atau gambar yang menarik. Setiap akhir kegiatan belajar
juga disajikan soal-soal latihan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi
53
yang dipelajari, soal dilengkapi dengan kunci jawaban sehingga siswa dapat
mengukur sendiri tingkat pemahamanya.
Pakar penyajian memberikan masukan pada item “glosarium”. Langkah
yang dilakukan adalah dengan menyesuaikan setiap kata pada glosarium dengan
uraian materi. Selain itu masukan pada item “menyajikan umpan balik untuk
evaluasi diri” juga diberikan sehingga dilakukan revisi dengan memberikan materi
yang dapat melatih siswa mengevaluasi diri. Siswa dalam mengevaluasi diri dengan
mengisi latihan-latihan pada modul dan menghitung sendiri skor yang didapatkan
dengan melihat kunci jawaban pada modul. Pakar penyajian juga memberikan
masukan agar soal uraian dan isian singkat untuk dibuat secara terpadu.
Persentase tiap-tiap pakar berbeda-beda karena masing-masing ahli
memberikan skor sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Pakar IPA memberikan
skor rata-rata sebesar 84,10%, pakar bahasa memberikan skor rata-rata sebesar
88,21%, dan pakar media memberikan skor rata-rata sebesar 89,17%. Meskipun
terdapat perbedaan hasil, tetapi rata-rata hasil validasi ketiga pakar masih berada
pada kriteria”sangat layak” yaitu dengan rata-rata sebesar 87,16%. Hasil ini telah
mencapai kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu >75%. Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa modul IPA terpadu yang telah dikembangkan dinyatakan
valid sebagai bahan ajar pembelajaran tema bunyi. Modul IPA terpadu sebagai
bagian dari bahan ajar telah lolos validasi yang berarti mempengaruhi keefektifan
bahan tersebut dalam pembelajaran.
54
4.2.2 Hasil Uji Coba Modul IPA Terpadu
Tahap uji coba skala terbatas yaitu uji coba pengembangan modul pada
sampel yang terbatas atau sedikit. Uji skala terbatas dilakukan di kelas VII B SMP
Negeri 3 Satu Atap Ayah sebanyak 10 siswa. Dalam tahapan ini modul yang
digunakan adalah modul yang telah diperbaiki kekuranganya sesuai hasil validasi
pakar dan saran yang diberikan pakar. Hasil uji coba skala terbatas meliputi: hasil
tanggapan siswa tentang modul yang dikembangkan.
Tanggapan siswa yang diberikan pada uji coba skala terbatas dan skala luas
secara keseluruhan semua aspek mendapat tanggapan positif dengan skor 83%
pada uji skala terbatas dan 91 % pada uji skala luas termasuk dalam kriteria “sangat
baik”, tetapi pada uji coba skala terbatas aspek tanggapan nomor 6 mendapatkan
kriteria “baik” karena ada 10% siswa yang tidak setuju bahwa modul dapat
mempermudah siswa mempelajari secara mandiri tanpa bantuan guru. Siswa yang
tidak setuju karena siswa malas belajar mandiri dirumah. Hal itu terlihat dari modul
yang diberikan, latihan-latihan didalam modul belum dikerjakan. Langkah yang
dilakukan peneliti untuk menyempurnakan modul adalah dengan menyempurnakan
modul menjadi lebih menarik agar minat siswa untuk belajar menggunakan modul
bertambah. Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah dengan
menyediakan website tentang materi yang sedang dipelajari sehingga siswa dapat
membuka internet di rumah. Setelah dilakukan penyempurnaan pada modul, aspek
tanggapan nomor 6 mengalami peningkatan dengan mendapatkan tanggapan positif
dengan kriteria “sangat baik” yang berarti siswa setuju dengan aspek tersebut.
55
Tanggapan positif yang diberikan siswa terhadap modul IPA terpadu
dikarenakan produk modul yang dihasilkan memiliki beberapa keunggulan yaitu
sifatnya yang menarik, sajian tema bunyi yang mudah dipahami oleh siswa melalui
bahasa yang sederhana dan gambar yang proporsional dapat mengarahkan siswa
memahami uraian materi. Presentase pada seluruh item angket baik pada uji skala
terbatas maupun uji skala luas diakumulasi dan diambil rata-ratanya terjadi
peningkatan rata-rata dari 83% menjadi 91%. Hasil tersebut menginterpretasikan
revisi dan validasi yang dilakukan setelah uji coba skala terbatas dinilai sangat
berperan untuk meningkatkan persentase kelayakan modul. Persentase perolehan
menginterpretasikan bahwa modul IPA terpadu direspon positif oleh siswa sebagai
bahan ajar yang dapat diterapkan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah. Kondisi ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nisak (2013) bahwa siswa
merespon secara positif pembelajaran IPA terpadu yang disampaikan menggunakan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan termasuk modul.
Respon positif yang diberikan siswa menginterpretasikan bahwa secara
umum modul menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kebosanan siswa dalam
belajar. Hal tersebut sesuai dengan simpulan dari penelitian yang dilakukan oleh
Ningsih (2012) bahwa model pembelajaran dengan media modul dapat digunakan
oleh pihak sekolah atau berbagai pihak yang ingin mengembangkan metode
pembelajaran di sekolah untuk mengatasi kebosanan siswa karena penggunaan
metode yang monoton.
Hasil tanggapan guru digunakan untuk memperoleh masukan-masukan
guna penyempurnaan produk serta sebagai indikator bahwa modul yang
dikembangkan efektif. Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa guru
56
memberikan tanggapan positif. Presentase pada seluruh item angket baik pada uji
skala terbatas maupun uji skala luas diakumulasi dan diambil rata-ratanya yaitu
terjadi peningkatan rata-rata dari 87,5% menjadi 96,25%. Hasil tersebut revisi dan
validasi yang dilakukan setelah uji coba skala terbatas dinilai sangat berperan untuk
meningkatkan persentase kelayakan modul.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa modul IPA terpadu yang
dikembangkan termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan rerata skor tanggapan
guru sebesar 91,88%. Skor tersebut menginterpretasikan bahwa modul IPA terpadu
dapat menjadi pedoman pembelajaran IPA disekolah sehingga guru tidak lagi
melakukan pembelajaran terpisah-pisah menjadi Biologi dan Fisika melainkan
sudah terpadu menjadi pembelajaran IPA terpadu. Harapanya dengan modul IPA
terpadu yang dikembangkan peneliti dapat menjadi pedoman penyusunan modul
IPA terpadu pada tema yang lain atau penyusunan bahan ajar bentuk lain sehingga
pembelajaran IPA terpadu di sekolah efektif.
Hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui kefektifan produk. Hasil
belajar siswa diperoleh dari gabungan antara nilai tugas dan nilai evaluasi akhir.
Pembelajaran dilakukan selama 3 pertemuan dikarenakan terbatasnya waktu dan
biaya. Hal itu dilakukan berdasarkan masukan dari guru IPA dan Sekolah dengan
alasan penelitian yang dilakukan tidak mengganggu sistem pembelajaran yang
sudah dibuat di sekolah.
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan
modul IPA terpadu menunjukan hasil positif. Hal tersebut terlihat dari jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 37 siswa dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal
100% termasuk dalam kriteria “sangat baik” dan rata-rata nilai 90,40. Keberhasilan
57
penggunaan modul IPA terpadu dikarenakan siswa dapat memahami modul IPA
terpadu yang disajikan. Hal ini terbukti dari hasil tanggapan siswa menyatakan
bahwa 91% siswa lebih mudah memahami modul IPA terpadu tema bunyi. Hasil
tersebut membuktikan bahwa modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan
proses pada tema bunyi efektif digunakan untuk siswa SMP kelas VIII. Kondisi ini
sesuai dengan pembahasan Fitriyani (2011) bahwa penggunaan buku teks pelajaran
merupakan sumber belajar pokok atau bahan ajar wajib bagi siswa yang juga
mampu memudahkan siswa dalam memahami materi yang bersifar abstrak.
Berdasarkan hasil belajar tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran
menggunakan modul IPA terpadu lebih efektif dari pada menggunakan bahan ajar
lain. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rodiah (2010) bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan modul IPA
terpadu dan siswa yang menggunakan buku teks IPA.
Observasi keterampilan proses digunakan untuk mengetahui keterampilan
proses setiap siswa. Berdasarkan Tabel 4.8 dan 4.9 observasi keterampilan proses
dibagi menjadi keterampilan proses siswa pada diskusi dan praktikum. Kegiatan
pengamatan dilaksanakan pada saat melakukan diskusi. Pada aspek ini terdapat 3%
siswa mendapatkan skor 2 dari total keseluruhan siswa 37 siswa, yang berarti
pengamatan yang dilakukan kurang tepat. Hal tersebut mungkin karena dalam
melakukan pengamatan kurang maksimal sehingga dalam mengemukakan
pendapat kurang tepat. Secara keseluruhan skor yang didapatkan persentase skor
rata-rata 86,48% termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal tersebut menunjukan
bahwa modul IPA terpadu dapat meningkatkan aspek pengamatan siswa didalam
melakukan diskusi.
58
Kegiatan eksperimen dilaksanakan pada saat melakukan praktikum. Pada
aspek ini terdapat 3% siswa mendapatkan skor 2 dari total keseluruhan siswa 37
siswa, yang berarti pengamatan yang dilakukan kurang tepat. Hal tersebut karena
dalam melakukan eksperimen siswa tersebut bermain sendiri dan tidak
memperhatikan intruksi yang diberikan guru. Secara keseluruhan skor yang
didapatkan persentase skor rata-rata 87,17% termasuk dalam kriteria “sangat baik.
Hal ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat menghasilkan data untuk
menjawab masalah atau menguji hipotesis. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil
penelitian Ajoke (2012) bahwa untuk mencapai kemandirian melalui kreativitas dan
keterampilan proses, siswa harus secara aktif terlibat dalam proses instruksi.
Keterampilan menyusun data mendapatkan skor 87,16% pada diskusi dan
skor 88,51% pada praktikum, keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal
ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat meningkatkan pemahaman dalam
menginterpretasikan data kedalam bentuk tabel.
Keterampilan menyimpulkan mendapatkan skor 87,5% pada diskusi dan
skor 89,19% pada praktikum, keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal
ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat mendorong siswa untuk membuat
pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan yang dilakukan.
Keterampilan menjawab pertanyaan mendapatkan skor 87,5% pada diskusi
dan skor 89,19% pada praktikum, keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik”.
Hal ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat mendidik siswa untuk terbiasa
menjawab pertanyaan dengan bahasa yang baik.
59
Keterampilan mengkomunikasikan mendapatkan skor 86,15 % pada diskusi
dan skor 88,52% pada praktikum, keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik”.
Hal ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat melatih siswa dalam
mengkomunikasikan pendapatnya secara tertulis maupun lisan.
Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa keterampilan proses rata-rata
skor siswa pada diskusi dan praktikum berturut-turut sebesar 86,96% dan 88,51%,
keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik” sehingga dapat dikatakan bahwa
modul IPA terpadu yang telah dikembangkan mampu mengembangkan
keterampilan proses siswa untuk aktif dan tanggap.
60
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi yang
dikembangkan layak berdasarkan standar penilaian buku teks BSNP 2006.
Berdasarkan hasil validasi pakar IPA 84,10%, pakar penyajian 88,21%, dan
pakar bahasa 89,17%.
2. Modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi yang
dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Satu Atap Ayah karena diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal
sebesar 100% siswa telah tuntas belajar.
5.2 Saran
Saran untuk yang akan melakukan penelitian yaitu:
1. Soal yang diberikan kepada siswa hendaknya di uji validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda sehingga soal tersebut valid dalam
validitas isi.
2. Perlu penelitian lanjutan untuk menguji keefektifan modul dengan subyek
penelitian yang lebih banyak sehingga hasil yang didapatkan lebih valid.
60
61
DAFTAR PUSTAKA
Ajoke, A. A & Joe, N. P. 2012. Creativity and Process Skills for Self- Reliance
Using Demonstration Approach of Teaching Chemistry. Journal of
Science and Technology, 2(11).
Amy, J. P & Cherin, L. 2003. The Power of Practice: What Students Learn From
How We Teach. Journal of Chemical Education, 80 (7): 829 – 832.
Azizah. 2010. Penerapan Modul IPA Terpadu Menggunakan Pembelajaran Model
Terpadu (Integrated Model) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 7 Malang Tahun Ajaran 2009/2010.
Skripsi. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Tahap I
Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP
Tersedia di http://www.pusbuk.or.id [diakses 25-09- 2012].
. 2006. Instrumen Penilaian Tahap II Buku Teks Pelajaran Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP online at http://www.scribd.com
[diakses 25-09-2012].
Depdiknas. 2006. Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
. 2008. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Tersedia di
http://www.kemedikbud.com [diakses 11-01- 2013].
. 2008. Teknik Peyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah.
. 2010. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Devi, P. K. 2010. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Bandung:
P4TKIPA.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Ditjen PMPTK. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas.
Erryanti, M. R & Poedjiastoeti, S. 2013. Student Worksheet Skills Process Oriented
Food Additives Materials for Deaf Students SMALB-B. Journal of
Chemical Education, 2(1): 51-58.
62
Enco, M. 2005. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fitriyati, N. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Komik Berpendekatan
JAS pada Materi Sistem Hormon di SMP 2 Mejobo Kudus.Skripsi.
Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Unnes.
Fogorty, R. 1991. How to Integrated the Curricula. USA: IRI/Skylight
Publishing.Inc.
Halimah, L., Rostika, D. R., & Sudirjo, E. 2009. Pengembangan Model Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang Mengacu Pada
Standar Nasional Pendidikan. Jurnal Penelitian, 10(2).
Hansen, J. W & Lovedahl, G. G. 2004. Developing technology teachers:
Questioning the industrial tool use model. Journal of Technology
Education,15 (2): 20-32.
Ibrahim, I. 2012. Representasi Konsep Biologi Kontekstual Pada Buku Pelajaran
IPA Kelas VIII, Jurnal Pendidikan. 1(1).
Indriyanti, N. Y., Susilowati, E. 2010. Pengembangan Modul. Diberikan dalam
Pelatihan Pembuatan e-module bagi Guru-guru IPA Biologi SMP se-
Kota Surakarta menuju Open Education Resources, UNS Surakarta, 07
Agustus 2010.
Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ningsih, W. D. Pengaruh Penggunaan Modul Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
Frais Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran
Pemesinan di SMK N 2 Klaten. Skripsi. Prodi Teknik Mesin Fakultas
Teknik UNY.
Nisak, K & Susasntini, E. 2013. Pengembangan Perangkat Pe mbelajaran IPA
Terpadu Tipe Connected pada Materi Pokok Sistem Ekskresi untuk
Kelas IX SMP. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, 1(1).
Oludipe & Idowu, D. 2011. Developing Nigerian Integrated Science Curriculum.
Journal of Soil Science and Environmental Managemen, 2(8):134-145.
Ozgelen, S. 2012. Students’ Science Process Skills within a Cognitive Domain
Framework. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, 8(4): 283-292.
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
DIVA Press.
63
Puskur. 2012. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:
Depdiknas. Tersedia di www.puskur.net/inc/mdl/050_Model_IPA_
Trpd. pdf. [diakses 19-04- 2013].
Ramesh, M. & Patel, R. C. 2013. Critical Pedagogy for Constructing Knowledge
and Process Skills in Science, Journal Educationia Confab. 2(1).
Rodiah. 2010. Efektivitas Implementasi Modul IPA Terpadu Melalui Pembelajaran
Model Integrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII-C SMP
Negeri 2 Tugu-Trenggalek. Skripsi. Prodi Pendidikan Fisika Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto. 2006. Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik
Mesin. Jurnal Pendidikan, 6(1).
Segumpan, R.G. nd. Bruneian Education Students’ Science Process Skills:
Implications to Curriculum and Management. Journal of Science and
Mathematics Education in S.E. Asia, 24(2).
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Yasin, M. 2009. Implikasi PembelajaranSains Terpadu (Integrated Science
Instruction) di SMP. Jurnal Pendidikan, 30(1): 172-188.
64
Lampiran 1. Silabus
65
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : Smp Negeri 3 Satu Atap Ayah
Kelas / Semester : VIII / 2
Mata Pelajaran : IPA/MTs
Tema : Bunyi
Alokasi Waktu : 4 X 40’ (2x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi Fisika : 6. Memahami konsep bunyi dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-
hari.
Biologi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
B. Kompetensi Dasar
Fisika : 6.2 Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan
sehari-hari.
Biologi : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera
pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
C. Indikator
Fisika:
1. Membedakan masing-masing 2 perbedaan infrasonik dan audiosonik
melalui studi pustaka dengan percaya diri .
2. Memaparkan karkateristik gelombang bunyi melalui studi pustaka
dengan mandiri.
3. Menuliskan 3 contoh gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari
dengan penuh rasa ingin tahu.
4. Menjelaskan konsep resosnansi melalui praktikum dengan
bertanggung jawab.
5. Memberikan 3 contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi
dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi melalui pengalaman
didalam kehidupan sehari-hari dengan tekun.
Biologi:
1. Mengidentifikasi 3 macam organ penyusun indera (khususnya telinga)
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
67
pada manusia melalui diskusi dengan cermat dan teliti.
2. Mendata menimal 3 contoh kelainan dan penyakit pada alat indera
(khususnya telinga) yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan
upaya mengatasinya melalui pengalaman didalam kehidupan sehari-hari
dengan jujur dan bertanggung jawab.
D. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran:
1. Siswa dapat membedakan masing-masing 2 perbedaan infrasonik dan
audiosonik melalui studi pustaka dengan percaya diri.
2. Siswa dapat mengidentifikasi 3 macam organ penyusun sistem
kordinasi dan indera(khususnya telinga) pada manusia melalui diskusi
dengan cermat dan teliti.
3. Siswa dapat mendata menimal 3 contoh kelainan dan penyakit pada alat
indera (khususnya telinga) yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
dan upaya mengatasinya melalui pengalaman didalam kehidupan sehari-
hari dengan jujur dan bertanggung jawab.
4. Siswa dapat memaparkan karakateristik gelombang bunyi melalui
studi pustaka dengan mandiri.
5. Siswa dapat menunjukkan 3 contoh gejala resonansi dalam kehidupan
sehari-hari dengan penuh rasa ingin tahu.
6. Siswa dapat menjelaskan konsep resosnansi melalui praktikum
dengan bertanggung jawab.
7. Siswa dapat memberikan 3 contoh pemanfaatan dan dampak
pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi melalui
pengalaman didalam kehidupan sehari-hari dengan tekun.
E. Materi Pembelajaran
Bunyi
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran:
Pendekatan : Keterampilan Proses Siswa
Metode :
a. Eksperimen
b. Diskusi
c. Ceramah
G. Langkah Pembelajaran
1) Pertemuan Pertama : 2 x 40 menit
68
No Tahapan
Kegiatan
Kegiatan Waktu
1 Kegiatan
Awal
1. Guru membimbing Siswa berdoa untuk memulai pelajaran.
2. Motivasi dan Apersepsi:
a. Guru bertanya kepada siswa apa yang terjadi ketika senar
pada gitar kita petik?
b. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan penuh rasa ingin
tahu.
10
Menit
2 Kegiatan
Inti
Eksplorasi
a. Guru menjelaskan pengertian bunyi.
b. Guru menjelaskan macam-macam organ penyusun indra
pendengar manusia secara umum.
c. Guru menjelaskan syarat terjadi dan terdengarnya bunyi
sampai ke telinga.
d. Guru menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi sampai
ketelinga.
e. Guru menjelaskan cara mengukur cepat rambat bunyi
f. Guru menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat
rambat bunyi
g. Guru menjelaskan penyakit dan kelainan pada telinga.
h. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh rasa
ingin tahu
Elaborasi
a. Guru menbentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa
secara heterogen.
b. Siswa membentuk kelompok sesuai intruksi guru dengan
rasa tanggung jawab.
c. Guru membagikan Lembar Diskusi Siswa (LDS) kepada
masing-masing kelompok.
d. Setiap kelompok menerima LDS yang dibagikan oleh guru
dengan penuh rasa ingin tahu .
e. Guru memberikan intruksi kepada masing-masing
kelompok, teknik diskusi yang akan dilakukan.
f. Setiap kelompok mendengarkan intruksi dari guru dengan
tekun.
g. Guru mempersilahkan kepada setiap siswa untuk bertanya
apabila ada hal yang belum diketahui mengenai diskusi yang
akan dilakukan.
20
Menit
30
Menit
69
2) Pertemuan ke 2: 2 x 40 menit
No Tahapan
Kegiatan
Kegiatan Waktu
1 Kegiatan
Awal
1. Guru membimbing Siswa untuk berdoa untuk memulai
pelajaran
2. Motivasi
3. Apersepsi:
a. Guru bertanya kepada siswa berapa mengapa semua alat
gamelan di beri rongga ?
b. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan penuh rasa ingin
tahu
10
menit
h. Siswa bertanya kepada guru mengenai diskusi yang akan
dilakukan apabila ada hal yang belum diketahui dengan
tanggung jawab
i. Guru mempersilahkan siswa untuk melakukan diskusi.
j. Guru mendampingi siswa dalam melakukan praktikum dan
menjawab pertanyaan siswa apabla ada siswa yang belum
mengerti.
k. Setiap kelompok melakukan diskusi dengan tenang dan
bertanggung jawab
l. Guru memberi intruksi bahwa diskusi telah berakhir dan
mempersilahkan Setiap kelompok maju kedepan kelas
untuk mempresentasikan hasil diskusi.
m. Setiap kelompok maju kedepan kelas untuk menyampaikan
hasil diskusi dengan cermat dan teliti.
n. Ketika salah satu kelompok maju kedepan kelas, kelompok
yang lain menanggapi/menyanggah hasil diskusi yang
disampaikan didepan kelas dengan tekun.
Konfirmasi
a. Guru memberikan penguatan mengenai konsep-konsep
yang masih banyak terdapat kesalahan dan mempersilahkan
kepada siswa untuk menulis materi yang penting.
b. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh
perhatian
15
Menit
3 Kegiatan
Akhir
a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.
b. Guru bersama-sama dengan siswa mearik kesimpulan
pelajaran pada hari ini.
c. Guru membimbing siswa untuk berdoa untuk mengakhiri
pelajaran.
5 menit
70
2 Kegiatan
Inti
Eksplorasi
a. Guru menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya bunyi.
b. Guru menjelaskan faktor yang mempengaruhi kuat
lemahnya bunyi.
c. Guru menjelaskan pemantulan bunyi didalam kehidupan
sehari-hari
d. Guru menjelaskan pengertian resonansi.
e. Guru menunjukan gejala resonansi didalam kehidupan
sehari-hari.
f. Guru menjelaskan fenomena bunyi didalam kehidupan
sehari-hari.
g. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan tekun
Elaborasi
a. Guru menbentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa
secara heterogen.
b. Siswa membentuk kelompok sesuai intruksi Guru dengan
rasa tanggung jawab.
c. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
d. Guru menjelaskan dan memberikan intruksi mengenai
praktikum yang akan dilakukan
e. Kelompok siswa mendengarkan intruksi guru dengan
tanggung jawab.
f. Guru mempersilahkan kepada siswa untuk bertanya apabila
ada konsep yang belum dikuasai mengenai praktikum yang
kana dilakukan.
g. Siswa bertanya kepada guru mengenai praktikum yang akan
dilakukan apabila ada hal yang belum diketahui dengan
tanggung jawab.
h. Guru mempersilahkan siswa untuk praktikum.
i. Guru mendampingi siswa dalam melakukan praktikum dan
menjawab pertanyaan siswa apabila ada siswa yang belum
mengerti.
j. setiap kelompok melakukan diskusi dengan tenang dan
bertanggung jawab.
k. Setiap kelompok wajib membuat laporan sementara.
l. Guru memberikan intruksi bahwa waktu untuk praktikum
berakhir.
20
Menit
30
menit
71
m. perwakilan masing-masing kelompok siswa untuk
melakukan presentasi hasil percobaan didepan kelas dan
kelompok lain menanggapinya dengan penuh percaya diri.
Konfirmasi
a. Guru memberikan penguatan mengenai konsep-konsep
yang masih banyak terdapat kesalahan dan mempersilahkan
kepada siswa untuk menulis materi yang penting.
b. Guru menyuruh setiap kelompok untuk membuat laporan
praktikum dirumah.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh
perhatian
15
menit
3 Kegiatan
akhir
a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.
b. guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan
pelajaran pada hari ini.
c. Guru membimbing siswa untuk berdoa untuk mengakhiri
pelajaran.
5 menit
H. Sumber Belajar
a. Karim, Saeful dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Sekitar.
Jakarta. Jakarta: BSE Depdiknas
b. Krisno, Moch. Agus dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs.
Jakarta: BSE Depdiknas
c. Kuswanti, Nur dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta: BSE Depdiknas
72
Lampiran 3. Contoh Lembar Diskusi Siswa (LDS)
73
74
KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS)
INDRA PENDENGARAN MANUSIA (TELINGA)
A. Tujuan
1. Siswa dapat mengidentifikasi penyusun sistem kordinasi dan indera
(khususnya telinga) pada manusia dengan cermat dan teliti
2. Siswa dapat menyebutkan masing-masing bagian telinga dengan
bertanggung jawab.
B. Landasan Teori
Telinga adalah organ untuk mendeteksi adanya gelombang suara. Gelombang
suara adalah molekul- molekul udara yang bergerak membentuk gelombang.
Telinga manusia terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah,
dan telinga dalam.
1. Telinga luar
2. Telinga tengah
3. Telinga dalam
C. Cara Kerja
1. Cermati gambar yang tersedia
2. Amati setiap bagianya
3. Berilah keterangan pada gambar yang tersedia.
4. Isilah table pengamatan yang tersedia
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lengkapi dan jelaskan tabel berikut ini sesuai nomor pada gambar !
6
7 Keterangan :
1. Tulang setengah
lingkaran
2. Kokhlea/rumah siput.
3. Saluran eustachius.
4. Gendang telinga.
5. Saluran telinga luar
6. Tulang sanggurdi
7. Tulang Martil
8. Tulang landasan
Lampiran 4. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa (LDS)
75
NO NAMA
ORGAN
FUNGSI
1 Martil Meneruskan getaran suara dari gendang telinga ke
tingkap oval
2 Kokhlea Menerima getaran yang memberi impuls ke sel-sel
saraf untuk menuju ke cairan limfa
3 Eustachius Menjaga agar tekanan udara di dalam dan di luar
rongga telinga sama besar
4 Gendang telinga Menerima getaran yang masuk ketelinga untuk
diteruskan ke tiga tulang.
5 Saluran telinga
luar
Menyalurkan gelombang suara ke telinga dalam
6 Tulang
sanggurdi
Meneruskan getaran suara dari gendang telinga ke
tingkap oval
7 Tulang landasan Meneruskan getaran suara dari gendang telinga ke
tingkap oval
NO BAGIAN TERDIRI DARI
1 Telinga luar Daun telinga dan saluran telinga luar/lubang
telinga
2 Telinga tengah Gendang telinga, tulang martil, sanggurdi dan
landasan.
3 Telinga dalam Koklea, tiga saluran setengah lingkaran
E. KESIMPULAN
Penyusun indra pendengar dibagi menjadi tiga yaitu :
BAGIAN TERDIRI DARI
Telinga luar Daun telinga dan saluran telinga luar/lubang telinga
Telinga tengah Gendang telinga, tulang martil, sanggurdi dan landasan.
Telinga dalam Koklea, tiga saluran setengah lingkaran
76
Lampiran 5. Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS)
77
78
79
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
A. Tujuan
Mengamati resonansi pada bandul
B. Landasan Teori
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran
benda lain. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi yang sama dengan
sumber getarnya.
C. Alat dan bahan
Benang, lima buah bandul yang massanya sama, dan dua buah tiang yang
sejajar
D. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Hubungkan kedua tiang dengan benang.
3. Gantungkan bandul-badul tersebut pada benang tadi. Panjang tali tiap
bandul dibuat berbeda seperti pada Gambar
4. Ayunkan bandul A, lalu amati bandul-bandul yang lain. Bandul manakah
yang mengikuti gerakan bandul A?
5. Ulangi langkah 3 dengan mengayunkan bandul B.
A
B
C
D
E
Lampiran 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)
80
E. Pertanyaan
1. Pada saat bandul A kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar
bersama-sama bandul A?
2. Pada saat bandul B kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar
bersama-sama bandul B?
3. Mengapa demikian?
F. Jawaban pertanyaan
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
Ketika bandul A digetarkan kearah samping(dengan simpangan kecil) bandul D ikut
bergetar namun bandul lain tetap diam. Selain itu ketika bandul B digetarkan dengan
simpangan kecil bandul E ikut bergetar. Namun ketika bandul D digetarkan dengan
simpangan yang kecil pula tidak ada bandul lain yang ikut bergetar. Ikut bergetarnya
A dengan bandul D dan bandul B dengan E karena panjang keduanya sama panjang.
1. Resonansi pada bandul dapat terjadi jika panjang kedua tali bandul dama
panjang.
2. Kedua bandul dapat beresonansi yang berarti kedua bandul tersebut memiliki
frekuensi yang sama.
1. Bandul D
2. Bandul E
3. Karena kedua bandul tersebut memiliki panjang tali yang sama yang berarti
memiliki frekuensi yang sama
81
Lampiran 7. Lembar Validasi Konstruk Kisi-Kisi Soal Tes Kognitif
82
83
84
85
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP NEGERI 3 SATU ATAP AYAH
Alamat : Jl. Gunung Lanang No. 001 Ds. Mangunweni, Kec. Ayah, Kab. Kebumen 54473
ULANGAN HARIAN IPA TERPADU MATERI BUNYI
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Bunyi
Kelas/ Semester : VIII/2
Waktu : 40 menit
Petunjuk pengerjaan :
1. Tulislah identitasmu di lembar jawab yang disediakan.
2. Pilihlah jawaban yang benar antara a, b, c dan d dengan memberikan tanda
X pada lembar jawaban.
3. Jawaban yang benar mendapatkan skor 1 dan jika salah mendapatkan skor
0
Bacaan untuk soal no 1-3
Pada suatu hari Vian membeli gitar baru di pasar. Untuk memainkanya
terlebih dahulu Vian menyetem senarnya agar nada yang dihasilkan sesuai.
Pertama-tama Vian menggetarkan senar nomor 6 yang berarti nada E dengan
menyamakan nada E pada piano, tertera pada layar piano frekuensi nada E 30 Hz.
Setelah nada E sama, dia meneruskan dengan menyetem senar nomor 5 yang berarti
nada A begitu seterusnya sampai senar nomor 1.
1. Bacaan diatas membuktikan bahwa bunyi berasal dari benda….
a. Bergetar
b. Panjang
c. Terbuat dari besi
d. Terbuat dari nilon
2. Apabila dalam SI nada E memiliki frekuensi 330 Hz dan nada A 440 berapa
frekuensi nada…Hz.
a. 10
b. 20
c. 30
d. 40
3. Frekuensi nada E merupakan frekuensi pada daerah….
a. Supersonik
b. Ultrasonik
Lampiran 8. Soal Ulangan Harian IPA Terpadu Materi Bunyi
86
c. Audiosonik
d. Infrasonik
Bacaan untuk soal no 4-7
Suatu pagi di kampung Asem digegerkan dengan hilangnya ayam-ayam
warga. Setelah diselidiki bersama, ternyata yang menyebabkan ayam-ayam hilang
adalah Anjing liar. Semua warga diperintahkan oleh pak lurah untuk mencari anjing
tersebut. Salah satu warga yang bernama Arif
menemukan anjing tersebut sembunyi dibalik tebing,
dengan dibantu satu orang kawan. Arif mencoba
mendekati anjing tersebut dengan langkah yang pelan,
tetapi walaupun dengan langkah yang pelan anjing
tersebut lari karena mengetahui kedatangan Arif. Arif
memanggil semua warga untuk mengejar anjing
tersebut. Arif mengejar Anjing menggunakan motor
dengan kecepatan 60 Km/Jam. Pada jarak 100 m dari posisi Arif, anjing masuk
kedalam gua. Arif bersama satu orang teman masuk kedalam gua untuk memburu
anjing tersebut. Tetapi ditengah perjalanan Arif kehilangan temanya sehingga Ia
memanggilnya dengan keras. Selang waktu 5 detik Arif mendengar suaranya
kembali. Kecepatan udara di tempat tersebut 340 m/s. Karena afid tidak berhasil
menemukan temanya Ia ke tempat informasi dan berhasil bertemu dengan temanya
yang sudah membawa anjing itu.
4. Berapa frekuensi yang dapat didengar Anjing sehingga tetap dapat mendengar
langkah Arif?
a. <20 Hz
b. 20.000 Hz
c. >20.000 Hz
d. 20-20.000 Hz
5. Berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan Arif untuk masuk ke mulut gua saat
jarak keduanya 100 m?
a. 0,013 s
b. 0,014 s
c. 0,015 s
d. 0,016 s
6. Kenapa Arif mendengar suaranya kembali?
a. kecepatan bunyi lebih kecil dari kedalaman gua
b. perambatan bunyi memerlukan waktu.
c. dinding gua berupa batu keras.
d. pengaruh gema yang terjadi
7. Perkirakan kedalaman gua tersebut….
a. 650 m
87
b. 750 m
c. 850 m
d. 950 m
Bacaan untuk soal no 8-12
Suatu hari Afid dan Andi hendak membunyikan petasan yang baru
dibelinya. Mereka membunyikan petasan di sawah dengan harapan tidak
mengganggu orang lain. Arif menjadi eksekusi petasan tersebut, Andi yang berjarak
1,2 Km dari Arif, mendengar 4 sekon setelah terlihat percikan api. Tetapi karena
Andi memiliki kelainan pada kokleanya, ia tidak dapat mendengar petasan tersebut
secara jelas. Suatu ketika Andi mencoba memeriksa telinganya pada dokter Heri
yang merupakan Dokter spesialis telinga di desanya. Karena penyakit Andi sudah
terlalu lama diderita menyebabkan infeksi pada telinganya. Setelah diperiksa oleh
dokter infeksi tersebut disebabkan oleh virus. Setelah diobati penyakit Andi bisa
sembuh. Perhatikan ilustrasi di bawah ini!
8. Gambar diatas membuktikan bahwa syarat terdengarnya bunyi adalah ….kecuali
a. penerima bunyi
b. Sumber bunyi
c. medium
d. telinga
9. Di bagian nomor berapa Dokter Heri memeriksa?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
10. Berapa cepat rambat bunyi diudara saat itu?
a. 100 m/s
b. 200 m/s
c. 300 m/s
d. 400 m/s
11. Bagian pada no. 5 berfungsi untuk....
88
a. Menangkap bunyi
b. Menghasilkan zat kimia
c. Mempertahankan keseimbangan
d. Membantu mengeluarkan serangga dan materi asing
12. Penyakit infeksi diatas disebut....
a. Radang telinga
b. Labirintitis
c. Presbiopi
d. Tuli
13. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar disamping merupakan alat musik yang bekerja
dengan prinsip….
a. Asas Doppler
b. Resonansi
c. Gema
d. Gaung
14. Gaung dapat diatasi dengan cara ….
a. menurunkan tinggi nada
b. menyesuaikan frekuensi sumber bunyi
c. melapisi dinding dengan zat pemantul yang baik
d. melapisi dinding dengan zat yang dapat meredam bunyi
Bacaan no 15-16
Suatu hari Akma disuruh mewakili Ibunya untuk menghadiri pesta tantenya. Dia
datang ke acara jam 19.00. Dia langsung mengambil snack dan jus alpukat lengkap
dengan gelas tangkainya, kemudian duduk ditempat yang telah disediakan. Suatu
saat dipanggung sudah siap artis ibukota akan menyanyikan lagu. Tiba-tiba ketika
penyanyi tersebut mengeluarkan suara masnya, gelas Akma patah, dan sontak
membuat geger pesta tersebut.
15. Apa yang menyebabkan gelas yang dipegang Akma patah….
a. frekuensinya sama
b. amplitudonya sama
c. frekuensinya berbeda
d. amplitudonya berbeda
16. Di bawah ini fenomena yang menggunakan prinsip sama dengan ilustrasi
diatas, kecuali….
a. Bergetarnya atap rumah ketika atap sedang dibetulkan.
b. Ledakan bom menyebabkan gedung disamping ledakan runtuh
c. Pembuatan gendang dengan bagian bawah gendang diberi lubang
d. Kereta yang melintas dipinggir rumah menyebabkan getaran pada jendela
rumah.
89
17. Sumber bunyi beresonansi pertama pada tinggi kolom udara 25 cm. Panjang
gelombang kolom udara ketika beresonansi yang ke-2 kali adalah . . . .
a. 37,5 cm
b. 75 cm
c. 66,7 cm
d. 166,7 cm
18. Dibawah ini termasuk karakteristik gelombang bunyi, kecuali....
a. Nada
b. Amplitudo
c. Kuat bunyi
d. Tinggi bunyi
19. Sel-sel didalam saluran telinga disebut lilin telinga. Lilin telinga berfungsi.....
a. Menghasilkan zat kimia
b. Mempertahankan keseimbangan
c. Menyalurkan gelombang suara ke telinga tengah
d. Membantu mengeluarkan serangga dan materi asing
20. Dibawah ini beberapa kemungkinan terjadinya asas Doppler…kecuali
a. Pendengar bergerak, sumber bunyi bergerak
b. Pendengar bergerak sumber bunyi diam
c. Pendengar diam, sumberbunyi bergerak
d. Pendengar diam, sumber bunyi diam
90
LEMBAR JAWAB
Nilai
Nama :…………….
No.
Absen :…………….
Kelas :…………….
A. Pilihan Ganda
1 A B C D 6 A B C D 11 A B C D 16 A B C D
2 A B C D 7 A B C D 12 A B C D 17 A B C D
3 A B C D 8 A B C D 13 A B C D 18 A B C D
4 A B C D 9 A B C D 14 A B C D 19 A B C D
5 A B C D 10 A B C D 15 A B C D 20 A B C D
Lampiran 9. Kunci Jawaban
91
Lampiran 10. Contoh Lembar Jawab Ulangan Harian Siswa
92
Lampiran 11. Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar
93
94
95
96
97
98
99
100
REKAPITULASI LEMBAR VALIDASI TAHAP I
MODUL IPA TERPADU OLEH PAKAR
No Butir Penilaian Pakar
IPA
Pakar
Bahasa
Pakar
Penyajian
I Komponen Kelayakan Isi
1 Standar Kompetensi (SK)
tercantum secara implisit
Ya Ya Ya
2 Kompetensi Dasar (KD)
tercantum secara implisit
Ya Ya Ya
3 Kesesuaian isi buku dengan SK
dan KD
Ya Ya Ya
II Komponen Penyajian
1 Daftar Isi Ada Ada Ada
2 Tujuan setiap Bab Ada Ada Ada
3 Peta konsep atau ringkasan Ada Ada Ada
4 Kata kunci/Keyword Ada Ada Ada
5 Pertanyaan/soal latihan pada
setiap bab
Ada Ada Ada
6 Daftar pustaka Ada Ada Ada
III Komponen Kegrafikan
1 Kulit buku Sesuai Sesuai Sesuai
2 Isi buku Sesuai Sesuai Sesuai
3 Keterbacaan Sesuai Sesuai Sesuai
4 Kualitas cetakan Sesuai Sesuai Sesuai
5 Kualitas fisik Sesuai Sesuai Sesuai
Persentase 100% 100% 100%
Persentase Rata-Rata 100%
Lampiran 12. Rekapitulasi Lembar Validasi Tahap I
Modul IPA terpadu Oleh Pakar
101
Lampiran 13. Lembar Validasi Tahap II Modul IPA Terpadu Oleh Pakar
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
Pak
ar I
PA
: P
arm
in,
S.P
d.,
M.P
d.
Pak
ar B
ahas
a
: N
ovi
Rat
na D
ewi,
S.S
i.,M
.Pd
.
Pak
ar P
enya
jian
: Arif W
idiy
atm
ok
o,
S.P
d.,
M.P
d.
No
Asp
ek
ya
ng
din
ila
iB
any
ak
Buti
r
Sk
or
ya
ng
dip
ero
leh
Sk
or
ma
ksi
ma
l
Ra
ta-
rata
Pers
en
Kri
teri
a
I AC
akup
an m
ater
i2
88
4.0
100%
SL
Inte
rva
l %
sk
or
Kri
teri
a
BA
kur
asi m
ater
i4
12
16
3.0
75.0
0%
L8
1,2
5%
<sk
or≤
10
0%
San
gat la
yak
CK
emut
akhi
ran
310
12
3.3
83.3
3%
SL
62
,50
% <
sko
r≤8
1,2
5%
Lay
ak
DM
enga
ndun
g w
awas
an p
rod
uktiv
itas
48
16
2.0
50.0
0%
KL
43
,75
% <
sko
r≤6
2,5
0%
Kur
ang
Lay
ak
EM
eran
gsan
g k
eing
inta
huan
(cu
rio
sity
)3
912
3.0
75.0
0%
L2
5%
<sk
or≤
43
,75
%T
idak
Lay
ak
FM
enge
mb
angk
an k
ecak
apan
hid
up (
life
skill)
410
16
2.5
62.5
0%
KL
GM
enge
mb
angk
an w
awas
an k
ebin
ekaa
n (s
ense
of
div
ersi
ty)
24
82.0
50.0
0%
KL
Kri
teri
a :
HM
enga
ndun
g w
awas
an k
ont
ekst
ual
25
82.5
62.5
0%
KL
SL
= S
anga
t la
yak
IM
enge
mb
angk
an k
eter
amp
ilan
pro
ses
sisw
a6
17
20
2.8
85.0
0%
SL
L =
Lay
ak
30
83
116
25.2
71.4
8%
LK
L =
Kur
ang
Lay
ak
IIT
L =
Tid
ak L
ayak
AS
esua
i den
gan
per
kem
ban
gan
sisw
a2
78
3.5
87.5
0%
SL
BK
om
unik
atif
27
83.5
87.5
0%
SL
CD
ialo
gis
dan
inte
rkat
if2
78
3.5
87.5
0%
SL
DL
ugas
26
83.0
75.0
0%
L
EK
ohe
rens
i dan
ker
untu
tan
alur
pik
ir2
68
3.0
75.0
0%
L
FP
engg
unaa
n is
tilah
dan
sim
bo
l lam
ban
g3
11
12
3.7
91.6
7%
SL
13
44
52
20.2
84.0
3%
SL
III
AT
ekni
k p
enya
jian
413
16
3.3
81.2
5%
L
BP
end
ukun
g p
enya
jian
mat
eri
10
34
40
3.4
85.0
0%
SL
CP
enya
jian
pem
bel
ajar
an5
17
20
3.4
85.0
0%
SL
19
64
76
33.9
83.7
5%
SL
79.7
5%
L
RE
KA
PIT
UL
AS
I D
AN
PE
RH
ITU
NG
AN
VA
LID
AS
I M
OD
UL
IP
A T
ER
PA
DU
TA
HA
P I
I O
LE
H P
AK
AR
UJ
I C
OB
A S
KA
LA
TE
RB
AT
AS
PE
RS
EN
TA
SE
PE
NIL
AIA
N M
AT
ER
I
PE
RS
EN
TA
SE
PE
NIL
AIA
N K
EB
AH
AS
AA
N
PE
RS
EN
TA
SE
PE
NIL
AIA
N P
EN
YA
JIA
N
PE
RS
EN
TA
SE
RA
TA
-RA
TA
SE
MU
A K
OM
PO
NE
N
KO
MP
ON
EN
KE
LA
YA
KA
N I
SI
KO
MP
ON
EN
KE
BA
HA
SA
AN
KO
MP
ON
EN
PE
NY
AJ
IAN
Lampiran 14. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu
Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Terbatas
118
Pak
ar I
PA
: P
arm
in,
S.P
d.,
M.P
d.
Pak
ar B
ahas
a
: N
ovi
Rat
na D
ewi,
S.S
i.,M
.Pd
.
Pak
ar P
enya
jian
: Arif W
idiy
atm
ok
o,
S.P
d.,
M.P
d.
No
Asp
ek
ya
ng
din
ila
iB
any
ak
Buti
r
Sk
or
ya
ng
dip
ero
leh
Sk
or
ma
ksi
ma
l
Ra
ta-
rata
Pers
en
Kri
teri
a
I AC
akup
an m
ater
i2
88
4.0
100%
SL
Inte
rva
l %
sk
or
Kri
teri
a
BA
kur
asi m
ater
i4
12
16
3.0
75.0
0%
L8
1,2
5%
<sk
or≤
10
0%
San
gat la
yak
CK
emut
akhi
ran
310
12
3.3
83.3
3%
SL
62
,50
% <
sko
r≤8
1,2
5%
Lay
ak
DM
enga
ndun
g w
awas
an p
rod
uktiv
itas
413
16
3.3
81.2
5%
L4
3,7
5%
<sk
or≤
62
,50
%K
uran
g L
ayak
EM
eran
gsan
g k
eing
inta
huan
(cu
rio
sity
)3
912
3.0
75.0
0%
L2
5%
<sk
or≤
43
,75
%T
idak
Lay
ak
FM
enge
mb
angk
an k
ecak
apan
hid
up (
life
skill)
412
16
3.0
75.0
0%
L
GM
enge
mb
angk
an w
awas
an k
ebin
ekaa
n (s
ense
of
div
ersi
ty)
28
84.0
100%
SL
Kri
teri
a :
HM
enga
ndun
g w
awas
an k
ont
ekst
ual
27
83.5
87.5
0%
SL
SL
= S
anga
t la
yak
IM
enge
mb
angk
an k
eter
amp
ilan
pro
ses
sisw
a6
19
20
3.2
95.0
0%
SL
L
= L
ayak
30
98
116
30.3
85.7
9%
SL
KL
= K
uran
g L
ayak
IIT
L =
Tid
ak L
ayak
AS
esua
i den
gan
per
kem
ban
gan
sisw
a2
78
3.5
87.5
0%
SL
BK
om
unik
atif
27
83.5
87.5
0%
SL
CD
ialo
gis
dan
inte
rkat
if2
78
3.5
87.5
0%
SL
DL
ugas
26
83.0
75.0
0%
L
EK
ohe
rens
i dan
ker
untu
tan
alur
pik
ir2
68
3.0
75.0
0%
L
FP
engg
unaa
n is
tilah
dan
sim
bo
l lam
ban
g3
11
12
3.7
91.6
7%
SL
13
44
52
20.2
84.0
3%
SL
III
AT
ekni
k p
enya
jian
415
16
3.8
93.7
5%
SL
BP
end
ukun
g p
enya
jian
mat
eri
10
38
40
3.8
95.0
0%
SL
CP
enya
jian
pem
bel
ajar
an5
19
20
3.8
95.0
0%
SL
19
72
76
11.4
94.5
8%
SL
88.1
3%
SL
RE
KA
PIT
UL
AS
I D
AN
PE
RH
ITU
NG
AN
VA
LID
AS
I M
OD
UL
IP
A T
ER
PA
DU
TA
HA
P I
I O
LE
H P
AK
AR
UJ
I C
OB
A S
KA
LA
LU
AS
KO
MP
ON
EN
KE
BA
HA
SA
AN
KO
MP
ON
EN
KE
LA
YA
KA
N I
SI
PE
RS
EN
TA
SE
RA
TA
-RA
TA
SE
MU
A K
OM
PO
NE
N
KO
MP
ON
EN
PE
NY
AJ
IAN
PE
RS
EN
TA
SE
PE
NIL
AIA
N M
AT
ER
I
PE
RS
EN
TA
SE
PE
NIL
AIA
N K
EB
AH
AS
AA
N
PE
RS
EN
TA
SE
PE
NIL
AIA
N P
EN
YA
JIA
N
Lampiran 15. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu
Tahap II Oleh Pakar Uji Coba Skala Luas
119
Pak
ar I
PA
: S
alim
ah,
A.M
d.
Pak
ar B
ahas
a
: S
lam
et,
S.P
d.
No
Asp
ek
ya
ng d
inila
iB
any
ak
Buti
r
Sk
or
ya
ng
dip
ero
leh
Sk
or
ma
ksi
ma
l
Rata
-
rata
Pers
en
Kri
teri
a
I AC
akup
an m
ater
i2
88
4.0
100%
SL
Inte
rval %
sk
or
Kri
teri
a
BA
kur
asi m
ater
i4
16
16
4.0
100%
SL
81
,25
% <
sko
r≤10
0%
San
gat la
yak
CK
emut
akhi
ran
311
12
3.7
91.6
7%
SL
62
,50
% <
sko
r≤81
,25%
Lay
ak
DM
enga
ndun
g w
awas
an p
rod
uktiv
itas
414
16
3.5
87.5
0%
SL
43
,75
% <
sko
r≤62
,50%
Kur
ang
Lay
ak
EM
eran
gsan
g kei
ngin
tahu
an (
curi
osi
ty)
312
12
4.0
100%
SL
25
%<
skor≤
43
,75%
Tid
ak L
ayak
FM
enge
mban
gkan
kec
akap
an h
idup
(life
skill)
416
16
4.0
100%
SL
GM
enge
mban
gkan
waw
asan
keb
inek
aan
(sen
se o
f d
iver
sity
)2
88
4.0
100%
SL
Kri
teri
a :
HM
enga
ndun
g w
awas
an k
ont
ekst
ual
27
83.5
87.5
0%
SL
SL
= S
anga
t la
yak
IM
enge
mban
gkan
ket
eram
pila
n pro
ses
sisw
a6
19
20
3.2
95.0
0%
SL
L =
Lay
ak
30
111
116
33.8
395.7
4%
SL
KL
= K
uran
g L
ayak
IIT
L =
Tid
ak L
ayak
AS
esua
i den
gan
per
kem
ban
gan
sisw
a2
88
4.0
100%
SL
BK
om
unik
atif
28
84.0
100%
SL
CD
ialo
gis
dan
inte
rkat
if2
78
3.5
87.5
0%
SL
DL
ugas
28
84.0
100%
SL
EK
ohe
rens
i dan
ker
untu
tan
alur
pik
ir2
88
4.0
100%
SL
FP
engg
unaa
n is
tilah
dan
sim
bo
l lam
ban
g3
11
12
3.7
91.6
7%
SL
13
50
52
23.1
796.5
3%
SL
KO
MP
ON
EN
KE
LA
YA
KA
N I
SI
PE
RS
EN
TA
SE
PE
NIL
AIA
N M
AT
ER
I
KO
MP
ON
EN
KE
BA
HA
SA
AN
PE
RS
EN
TA
SE
PE
NIL
AIA
N K
EB
AH
AS
AA
N
RE
KA
PIT
UL
AS
I D
AN
PE
RH
ITU
NG
AN
PE
NIL
AIA
N M
OD
UL
IP
A T
ER
PA
DU
TA
HA
P I
I O
LE
H P
AK
AR
UJ
I C
OB
A S
KA
LA
LU
AS
120
KO
MP
ON
EN
KR
ITE
RIA
Sal
imah
, A
.Md
.
Val
idas
i AV
alid
asi B
Val
idas
i B
71.4
8%
85,0
9%
95,7
4%
P
AK
AR
BA
HA
SA S
lam
et,
S.P
d.
Val
idas
i AV
alid
asi B
Val
idas
i B
84.0
3%
84,0
3%
96,5
3%
P
AK
AR
PE
NY
AJIA
N
Val
idas
i AV
alid
asi B
83.7
5%
94,5
8%
Ket
eran
gan:
A =
Val
idas
i seb
elum
uji
cob
a sk
ala
terb
atas
B =
Val
idas
i seb
elum
uji
cob
a sk
ala
luas
SA
NG
AT
LA
YA
K
RE
KA
PIT
UL
AS
I D
AT
A V
AL
IDA
SI
MO
DU
L I
PA
TE
RP
AD
U O
LE
H P
AK
AR
UJ
I C
OB
A S
KA
LA
TE
RB
AT
AS
DA
N L
UA
S
SA
NG
AT
LA
YA
K
SA
NG
AT
LA
YA
K
SA
NG
AT
LA
YA
K
PE
RS
EN
TA
SE
RA
TA
-RA
TA
KE
LA
YA
KA
N I
SI
KE
BA
HA
SA
AN
PE
NY
AJ
IAN
No
vi R
atna
Dew
i, S
.Si.,
M.P
d.
89,1
7%
PE
RS
EN
TA
SE
RA
TA
-RA
TA
87,1
6%
Par
min
, S
.Pd
.,M
.Pd
.
PA
KA
R I
PA
Arif W
idiy
atm
ok
o,
S.P
d.,
M.P
d.
84,1
0%
88,2
1%
Lampiran 16. Rekapitulasi Data Validasi Modul IPA Terpadu oleh Pakar
121
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN GURU
No Indikator No Soal
1. Megetahui komponen kegrafikan pada modul
tersusun secara sistematis
1, 2, 3, 4, 6, 10
2. Mengetahui apakah tujuan pembelajaran pada
modul tersusun secara jelas dan logis.
5
3. Mengetahui apakah isi/konten dalam modul
mengandung pembelajaran IPA secara
terpadu
11, 12 , 14
4. Mengetahui apakah kegiatan ilmiah di dalam
modul dapat dilaksanakan
8,7
5. Mengetahui kemutakhiran modul sesuai
dengan perkembangan iptek
9
6. Mengetahui apakah modul dapat membantu
siswa untuk belajar mandiri
13
7. Mengetahui teknik evaluasi hasil belajar siswa 15
8. Mengetahui apakah modul dapat
menumbuhkan ketrampilan proses siswa
16, 17, 18, 19, 20
Lampiran 17. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru
122
Lampiran 18. Contoh Angket Tanggapan Guru
Terhadap Modul IPA Terpadu
123
124
125
126
Lampiran 19. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru IPA
terhadap Modul IPA Terpadu
127
KISI-KISI ANGKET SISWA
No Indikator No Soal
1. Mengetahui kete
1. Megetahui komponen kegrafikan pada modul
tersusun secara sistematis
1, 2, 3, 4, 6, 10
2. Mengetahui apakah tujuan pembelajaran pada
modul tersusun secara jelas dan logis.
5
3. Mengetahui apakah isi/konten dalam modul
mengandung pembelajaran IPA secara
terpadu
11, 12 , 14
4. Mengetahui apakah kegiatan ilmiah di dalam
modul dapat dilaksanakan
8,7
5. Mengetahui kemutakhiran modul sesuai
dengan perkembangan iptek
9
6. Mengetahui apakah modul dapat membantu
siswa untuk belajar mandiri
13
7. Mengetahui teknik evaluasi hasil belajar siswa 15
8. Mengetahui apakah modul dapat
menumbuhkan ketrampilan proses siswa
16, 17, 18, 19, 20
Lampiran 20. Kisi-kiai angket siswa
128
Lampiran 21. Contoh Angket Tanggapan Siswa
Terhadap Modul IPA Terpadu
129
130
Lampiran 22. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul
Modul IPA Terpadu Uji Coba Skala Terbatas
131
Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa
Terhadap Modul IPA Terpadu Uji Coba Skala Luas
132
Lampiran 24. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses
untuk Praktikum Siswa
133
134
Lampiran 25. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses
Untuk Diskusi Siswa
135
136
Lampiran 26. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LKS)
137
Lampiran 27. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LDS)
138
Lampiran 28. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
139
Lampiran 29. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Terbatas
140
Lampiran 30. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Luas
141
142
143
Lampiran 31. SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi
144
Lampiran 32. Surat Ijin Penelitian
145
Lampiran 33. Surat Keterangan Sudah melakukan Penelitian
146
1. Guru Memberikan Pelajaran
2. Peneliti Menjadi Observer Aspek Keterampilan Proses
Lampiran 34. Dokumentasi
147
3. Guru Mendampingi Siswa dalam Diskusi
4. Suasanan Belajar Menggunakan Modul IPA Terpadu yang dikembangkan Peneliti