PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA
KELAS III SEMESTER II SD N GUNUNG TUMPENG 1
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
MUTIK LAILATUL QODRIYAH
23040150127
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA
KELAS III SEMESTER II SD N GUNUNG TUMPENG 1
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
MUTIK LAILATUL QODRIYAH
23040150127
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
ii
Sutrisna, S.Ag., M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Mutik Lailatul Qodriyah
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Mutik Lailatul Qodriyah
NIM : 23040-15-0127
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL
COOPERATIVE INTEGRATED READING DAN
COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS III SEMESTER
II SD N GUNUNG TUMPENG 1 KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
Dengan ini mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 25 April 2019
Pembimbing
Sutrisna, S.Ag., M.Pd
NIP.19661029 200112 1 001
iii
Sutrisna, S.Ag., M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Mutik Lailatul Qodriyah
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Mutik Lailatul Qodriyah
NIM : 23040-15-0127
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL
COOPERATIVE INTEGRATED READING DAN
COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS III SEMESTER
II SD N GUNUNG TUMPENG 1 KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
Dengan ini mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 14 April 2019
Pembimbing
Sutrisna, S.Ag., M.Pd
NIP.19661029 200112 1 001
iv
v
vi
MOTTO
“Yakin opo seng diusahakne bakal teko nggone”
(Yakin bahwa apa yang telah kita usahakan akan sampai kepada tujuan)
PROSES TIDAK AKAN MENGHIANATI HASIL
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orangtuaku Ibuku (Winarsih) dan Bapakku (Sukino Imam Faruqi)
tercinta, yang senantiasa membimbing, mencurahkan kasih sayang, doa,
dan dukungan untuk anak-anaknya dalam menggapai cita-cita;
2. Bulek (Hartini) dan Paklek (Hartono) yang telah menjadi orang tua kedua
selama aku kuliah;
3. Kakekku (Suhud) dan Nenekku (Siti Fatonah) yang selalu mendoakan
cucu-cucunya dan yang mengurusku dengan sangat baik;
4. Adikku tersayang, Muhammad Wafiq Fahmi dan Farckan Adibus Shomad
yang selalu menemani dan memberikan semangat untuk hari-hariku;
5. Adik keponakanku, Meta Friska Septiana dan Dhia Salma Alifa yang aku
sayangi dan aku banggakan;
6. Sahabat-sahabatku, Icha, Isnaini, Shoffi, Rahma, Devia, Mutia, Nurul,
Mirfa, Ana yang telah menemani, memotivasi, mensuportku dalam situasi
apapun.
7. Kekasihku, Joko yang selalu menemani dan memberikan motivasi
untukku;
8. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku dosen pembimbing Skripsi saya;
9. Bapak Imam Masarum, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik saya;
dan
10. Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbingku hingga aku dapat
menyelesikan perkuliahan berkat jasa-jasanya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada manusia menuju
kebaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi agung
Muhammad SAW. yang telah membarikan syafa‟atnya kepada umatnya.
Atas berkat Allah SWT. sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi ini untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar
sarjana dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Semoga penulis dan pembaca dapat mengambil manfaat dari
tulisan ini. Penulis menulis skripsi dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Materi Membaca Intensif Melalui Model Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) Pada Siswa Kelas III Semester II
SD N Gunung Tumpeng 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
ix
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah;
4. Bapak Imam Masarum, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa meluangkan waktunya dalam membimbing saya dari awal
hingga akhir semester;
5. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang senantiasa
meluangkan waktu untuk membimbing skripsi dengan arif dan bijaksana;
6. Bapak Jamroni, S.Pd selaku Kepala SD N Gunung Tumpeng 1 yang telah
memberikan izin dalam penelitian ini;
7. Bapak Tukimin, S.Pd selaku Wali Kelas SD N Gunung Tumpeng 1 yang
telah membantu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas hingga selesai;
8. Dewan guru dan karyawan SD N Gunung Tumpeng 1; dan
9. Siswa-siswi SD N Gunung Tumpeng 1.
x
ABSTRAK
Qodriyah, Mutik Lailatul. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Materi Membaca Intensif melalui Model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) Pada Siswa Kelas III Semester II
SD N Gunung Tumpeng 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Surtisna, S.Ag.,
M.Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar, Bahasa Indonesia, Materi Membaca Intensif, Model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD N Gunung Tumpeng 1 Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang dilaksanakan dengan model pembelajaran yang
konvensional. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa . Rendahnya
hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada Pra Siklus yang
belum mencapai KKM 68. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk meningkatan
hasil belajar materi membaca intensif mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa
kelas III semester II SD N Gunung Tumpeng 1 Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/ 2019 melalui model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah kelas III SD
N Gunung Tumpeng 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang berjumlah 18
siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Instrumen
penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru dan siswa, lembar tes evaluasi.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data dianalisis
secara statistik menggunakan rumus hitung nilai rata-rata dan presentase, apabila
≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III SD N Gunung Tumpeng 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Pra Siklus
ke Siklus I 33% dan Siklus I ke Siklus II 17%. Hal ini dapat dilihat perolehan
ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I memiliki rata-rata 68,38, Siklus II
memiliki rata-rata 91,5%. Siswa telah mencapai KKM secara klasikal sebesar
88,89% pada Siklus II. Siswa yang belum tuntas belajar pada Siklus II akan
diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau
oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar pada materi
membaca intensif.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL i
NOTA PEMBIMBING ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
JUDUL iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN & KESEDIAAN PUBLIKASI v
MOTTO vi
PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 7
E. Manfaat Penelitian 8
F. Definisi Operasional 10
G. Metode Penelitian 16
BAB II LANDASAN TEORI 23
A. Hasil Belajar Bahasa Indonesia 23
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 23
a. Pengertian Belajar 23
b. Jenis-jenis Belajar 23
c. Pengertian Hasil Belajar 24
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 25
e. Penialaian Hasil Belajar 26
2. Hakikat Bahasa Indonesia 28
a. Pengertian Bahasa Indonesia 28
b. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia 29
c. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia 30
xii
B. Materi Membaca Intensif 33
1. Pengertian Membaca Intensif 33
2. Jenis-jenis Membaca Intensif 34
3. Pengertian Gagasan Pokok 36
4. Letak Kalimat Utama 37
5. Membaca Intensif Teks agak Panjang 38
6. Penggunaan Ejaan 42
7. Penggunaan Huruf Kapital 43
C. Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) 44
1. Pengertian Model CIRC 44
2. Langkah-langkah Model CIRC 45
3. Unsur-unsur CIRC 47
4. Prosedur Pelaksanaan Model CIRC 52
5. Kelebihan dan Kelemahan Model CIRC 53
6. Penerapan Model CIRC 54
D. Kajian Pustaka 55
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 58
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 58
1. Identitas Sekolah 58
2. Visi Misi Sekolah 58
3. Keadaan Guru dan Pegawai di SD N Gunung Tumpeng 1 59
4. Tugas Karyawan dan Tugas Lainnya 60
5. Sarana dan Prasarana SD N Gunung Tumpeng 1 62
6. Keadaan Siswa 62
7. Karakteristik Siswa 63
8. Kolaborator Penelitian 64
9. Waktu Penelitian 65
B. PELAKSANAAN PENELITIAN 65
1. Deskripsi Pra Siklus 65
2. Deskripsi Siklus I 67
3. Deskripsi Siklus II 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 80
A. Deskripsi Paparan Siklus 80
1. Deskripsi Pra Siklus 80
2. Deskripsi Siklus I 83
3. Deskripsi Siklus II 86
B. Pembahasan 89
BAB V PENUTUP 93
A. Kesimpulan 93
B. Saran 94
xiii
DAFTAR PUSTAKA 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN 98
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Pegawai SD N Gunung Tumpeng 1 59
Tabel 3.2 Keadaan Sarana Prasarana SD N Gunung Tumpeng 1 62
Tabel 3.3 Keadaan Siswa SD N Gunung Tumpeng 1 63
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas III SD N Gunung Tumpeng 1 63
Tabel 3.5 Waktu Pelaksanaan Penelitian 65
Tabel 3.6 Data Pra Siklus SD N Gunung Tumpeng 1 66
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus 81
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa SD N Gunung Tumpeng 1 84
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II 86
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa SD N Gunung Tumpeng 1 89
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK 17
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Tugas Karyawan 61
Gambar 4.1 Diagram Pie Hasil Siklus I 90
Gambar 4.2 Diagram Pie Hasil Siklus II 91
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus sampai Siklus II 92
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 98
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 107
Lampiran 3 Lembar Observasi Guru Materi Membaca Intensif Siklus I 115
Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Materi Membaca Intensif Siklus I 120
Lampiran 5 Hasil Belajar Siswa Siklus I 121
Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Materi Membaca Intensif Siklus II 123
Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Materi Membaca Intensif Siklus II 127
Lampiran 8 Hasil Belajar Siklus II 129
Lampiran 9 Foto Kegiatan 131
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Skripsi 135
Lampiran 11 Lembar Permohonan Izin Pembimbing 137
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian 138
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup 139
Lampiran 14 Daftar Nilai SKK 140
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan unsur terpenting dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat karena tanpa adanya bahasa kita tidak dapat berkomunikasi
antar satu dengan yang lain. Saling memahami dan saling mengerti erat
hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita
dapat memahami orang lain dengan baik apabila kita mendengarkan dengan
baik apa yang dikatakan orang lain atau membaca dengan baik apa yang
ditulis orang lain. Kita dapat membuat orang lain memahami kita dengan baik
apabila kita berbicara dan menulis dengan baik pula. Dengan kata lain, saling
memahami bertalian dengan keterampilan mendengarkan, membaca,
berbicara dan menulis (Effendi, 2015: 1).
Bahasa adalah sistem lambang arbritrer yang dipergunakan suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri
(Kridalaksana, 1982: 17). Beberpa hal yang menarik yang dapat disimpulkan
dari batasan pengertian itu adalah (a) bahasa merupakan suatu sistem, (b)
sebagai sistem, bahasa bersifat arbritrer, dan (c) sebagai sistem arbritrer,
bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi baik dengan orang lain maupun
diri sendiri (Aminnudin, 2001: 28).
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Ditetapkan sebagai bahasa persatuan karena
Bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai alat perekat kesatuan seluruh warga
2
Indonesia yang cenderung menggunakan berbagai bahasa ibu (Achmad, 2015:
5). Bahasa indonesia adalah alat komunikasi yang paling penting untuk
mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat
mengungkapkan diri baik lisan maupun tulisan, dari segi rasa, karsa, dan cipta
serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis (Nasucha, 2009:1).
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pasti kita banyak menjumpai
berbagai bentuk teks yang berisi cerita, dialog, maupun cerita deskriptif.
Tanpa kita membaca maka kita tidak dapat memahami apa yang telah
disampaikan dalam bacaan tersebut. Melalui membaca seseorang tidak akan
berfikir secara stagnan, seseorang mampu mengenal dunia lebih luas sesuai
dengan perkembangan zaman. Farr (dalam Dalman,2014: 5) mengemukakan,
“reading is the heart education” yang artinya membaca merupakan jantung
pendidikan. Dalam hal ini, orang yang sering membaca, pendidikannya akan
maju dan ia akan memiliki wawasan yang luas. Tentu saja hasil membacanya
itu akan menjadi skemata baginya. Skemata ini adalah pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki seseorang. Jadi, semakin sering seseorang
membaca, maka semakin besarlah peluang mendapatkan skemata dan berarti
semakin maju pulalah pendidikannya. Hal inilah yang melatarbelakangi
banyak orang yang mengatakan bahwa membaca sama dengan membuka
jendela dunia. Dengan membaca kita dapat mengetahui seisi dunia dan pola
pikir kita pun akan berkembang. Maka dipandang sangat penting untuk setiap
individu agar memiliki kebiasaan membaca. Seperti dalam firmanNya dalam
surah Al-Alaq ayat 1-5.
3
{٢} سان من علق م ربك لذي خلق{١} خلق الإن رأ باس اق
قلم{٤} رمربك{٢} الذي علم بال رأ و الأك اق
{٥} لم سان لم يع علم ماالإن
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah.. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Bahkan pada surah Al-Alaq ayat 1-5, Allah SWT telah berfirman dan
menyeru kepada kita sebagai umat-Nya untuk membaca karena membaca
adalah gudang ilmu. Tanpa kita membaca kita tidak akan mengetahui apapun
karna sumber ilmu pengetahuan berasal dari apa yang kita baca. Semakin
banyak kita membaca semakin luas pula pengetahuan yang kita miliki.
Terutama untuk anak-anak yang seharusnya sejak dini sudah mulai dibangun
atau dikenalkan dengan budaya asyiknya membaca. Namun kenyataan
dilingkungan sekitar kita budaya membaca adalah budaya yang tabu, budaya
yang membosankan untuk dilakukan. Sehingga orang tua yang seharusnya
mampu memberikan contoh dan arahan tentang budaya membaca malah
secara tidak langsung menjauhkan budaya baik tersebut untuk anaknya.
Membaca adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa guna
menunjang lancarnya setiap pembelajaran. Dengan membaca, siswa akan
lebih mudah dalam mengikuti dan memahami setiap pembelajaran khususnya
pembelajaran bahasa Indonesia. Kemampuan membaca siswa kelas III SD N
Gunung Tumpeng secara umum sudah lancar dan bagus, namun banyak siswa
kurang dapat memahami isi bacaan karena siswa membaca dengan terburu-
4
buru sehingga siswa tidak dapat menyerap isi dari bacaan yang
mengakibatkan siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
muncul. Berkaitan dengan masalah tersebut, maka diperlukan pembiasaan
membaca intensif (membaca dalam hati dengan penuh penghayatan).
Berkaitan dengan hal-hal tersebut, masalah umum yang dihadapi pembaca,
diantaranya rendahnya tingkat kecepatan membaca serta pemahaman yang
kurang dari proses membacanya. Masalah kemampuan kecepatan membaca
yang rendah menjadi hambatan bagi siswa untuk memperoleh informasi yang
terus berkembang dan semakin banyak jumlahnya dari hari ke hari Nurhadi
(dalam Hosen, 2016: 18).
Kurang menariknya proses pembelajaran juga menjadi salah satu
penyebab kurangnya motivasi siswa untuk membaca dikarenakan guru masih
menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang monoton sehingga
siswa cenderung berbuat gaduh dan kurang memperhatikan apa yang telah
disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
juga berdampak pada proses belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia materi Membaca Intensif, sehingga banyak siswa yang meperoleh
nilai kurang dari KKM yang ditentukan sekolah yaitu 68.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru kelas III di SD N Gunung
Tumpeng 1 yaitu bapak Tukimin, S.Pd menyatakan bahwa banyak siswa
Sekolah Dasar mengalami hambatan dalam proses pembelajaran pada materi
membaca intensif pada teks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga
banyak para siswa yang kurang dapat memahami isi teks yang mengakibatkan
5
siswa kurang mampu menjawab soal-soal yang berkaitan dengan teks
tersebut. Hal tersebut mengakibatkan nilai hasil belajar siswa menjadi rendah.
Rendahnya hasil belajar ditandai adanya siswa yang belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68. Dari 18 siswa hanya 7 siswa
(38,89%) yang dapat mencapai KKM, sedangkan 11 siswa (61,11%) masih
dibawah KKM.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru kelas III (bapak Tukimin,
S.Pd) faktor rendahnya hasil belajar siswa SD N Gunung Tumpeng 1
dikarenakan oleh penggunaan model dan metode pembelajaran yang
konvensional dan monoton. Guru hanya menggunakan metode ceramah
sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Siswa cenderung ramai
sendiri dan tidak memperhatikan apa yang telah disampaikan guru sehingga
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Kurang ketelitian membaca siswa juga menjadi penyebab
rendahnya hasil belajar siswa. Siswa kurang teliti dalam membaca suatu teks
bahkan ada beberapa siswa yang belum lancar membaca sehingga ketika
muncul pertanyaan baik lisan maupun tulisan, banyak siswa kesulitan dalam
menjawab pertanyaan tersebut dikarenakan ketidaktelitian dalam membaca
suatu bacaan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti berkeyakinan bahwa
penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena kurang menariknya model
pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga peneliti akan menawarkan
sebuah solusi berupa model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC).
6
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan
menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada
sekolah menengah. Dalam Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC), guru menggunakan novel atau bahan bacaan yang berisi latihan soal
dan cerita. Mereka mungkin menggunakan menggunakan atau tidak
menggunakan kelompok membaca, seperti dalam kelas membaca tradisional.
Para siswa ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar
dalam serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan
cerita satu sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari
sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis
tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa
kata. Para siswa juga belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama
dan kemampuan komperhensif lainnya. Selama periode seni berbahasa, siswa
terlibat dalam pelatihan penulisan, konsep penulisan, saling merevisi dan
menyunting karya yang satu dengan yang lainnya, dan mempersiapkan
pemuatan hasil kerja tim atau buku-buku kelas (Slavin, 2009: 16-17).
Hal itulah yang mendorong penulis perlu melakukan penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi membaca
intensif pada judul: “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Melalui Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) Materi Membaca Intensif pada Siswa Kelas III
7
Semester II SD N Gunung Tumpeng 1 Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/ 2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu: apakah penggunaan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi membaca intensif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III
semester II SD N Gunung Tumpeng 1 Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2018/ 2019?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi membaca intensif melalui
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) pada siswa kelas III semester II SD N Gunung Tumpeng 1 Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesa kadang disama-artikan dengan kerangka teori. Istilah
hipotesa berasal dari gabungan 2 (dua) kata, hipo berarti sebelum dan tesa
atau tesis yang berarti pendapat. Hipotesis menurut pengertiannya adalah
jawaban sementara. Bisa juga diartikan sebagai perkiraan awal atau
dugaan terkuat penyebab munculnya masalah. Pada beberapa kasus
hipotesa atau kerangka teori bisa berarti kemungkinan terbesar jawaban
8
yang akan diperoleh bila suatu penelitian tetap akan dilakukan (Muliawan,
2014: 195).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia materi membaca
intensif pada siswa kelas III Semester II SD N Gunung Tumpeng 1 tahun
pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara Individual
Indikator keberhasilan individu dalam penelitian ini adalah jika
siswa mencapai nilai ketuntasan individiual yaitu ≥ 68 pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca intensif.
b. Secara Klasikal
Indikator keberhasilan klasikal dalam penelitian ini adalah jika
dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya
(Trianto, 2009: 241).
E. Manfaat Penelitian
B e r d a s a r k a n t u j u a n p e n e l i t i a n
y a n g h e n d a k d i c a p a i , m a k a
p e n e l i t i a n i n i d i h a r a p k a n m e m p u n y a i
m a n f a a t d a l a m p e n d i d i k a n b a i k
s e c a r a l a n g s u n g m a u p u n t i d a k
9
l a n g s u n g . A d a p u n m a n f a a t
p e n e l i t i a n i n i a d a l a h s e b a g a i b e r i k u t :
1 . M a n f a a t t e o r i t i s
S e c a r a t e o r i t i s h a s i l p e n e l i t i a n i n i
d i h a r a p k a n d a p a t b e r m a n f a a t :
a . S e b a g a i p i j a k a n d a n r e f e r e n s i
p a d a p e n e l i t i a n - p e n e l i t i a n
s e l a n j u t n y a y a n g b e r h u b u n g a n
d e n g a n p e m b e l a j a r a n B a h a s a
I n d o n e s i a m a t e r i m e m b a c a
i n t e n s i f d e n g a n m e n g g u n a k a n
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC).
b. Dapat menambah pemahaman terhadap model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
2 . M a n f a a t p r a k t i s
S e c a r a p r a k t i s p e n e l i t i a n i n i
d i h a r a p k a n d a p a t b e r m a n f a a t :
a. Manfaat bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa yang
mengalami kesulitan dalam materi membaca intensif.
b. Manfaat bagi Guru
10
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru secara bertahap dapat
mengetahui model pembelajaran yang bervariasi yang dapat
memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas
sehingga permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran dapat teratasi. Disamping itu, dengan pelaksanaan
penelitian tindakan, masalah yang dihadapi tentunya akan sangat
membantu bagi perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru
yang bersangkutan.
c. Manfaat bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang bermanfaat
bagi sekolah, terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran
sehingga meningkatkan mutu pendidikan.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,
biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam
belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).
2. Bahasa Indonesia
11
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah suatu
varian bahasa Melayu (Mansurudin, 2010: 3). Dasar yang dipakai pada
Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu Riau sejak abad ke-19. Dalam
perkembangannya, Bahasa Indonesia mengalami proses pembakuan pada
abad ke-20. Bahasa Indonesia bukan Bahasa Ibu (Achmad, 2015: 16).
Pembelajaran Bahasa Indonesia dilingkup dunia akademik khususnya
dalam masyarakat pada umumnya memiliki memiliki tujuan yaitu
mendidik anak didik dan masyarakat dapat berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia secara efektif, efisien, baik dan benar
sesuai etika dan kesopanan (Achmad, 2015: 20). Bahasa memungkinkan
manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari orang lain, memahami orang lain,
menyatakan diri, dan meningkatkan kemampuan intelektual (Purwanto dan
Djeniah, 1997: 4).
3. Materi Membaca Intensif
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang
berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam
tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berfikir untuk
memahami teks yang dibaca. Membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process). Istilah
penyandian kembali (recording) digunakan untuk menggantikan istilah
membaca (reading) karena mula-mula lambang tertulis, diubah menjadi
bunyi, baru kemudian sandi itu dibaca, sedangkan pembacaan sandi
12
(decoding process) merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap
ujaran dalam bentuk tulisan. Jadi, membaca itu merupakan proses
membaca sandi berupa tulisan yang harus diinterpretasikan maksudnya
sehingga apa yang ingin disampaikan oleh penulisnya dapat dipahami
dengan baik Anderson (dalam Dalman, 2014: 5-6).
Membaca merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang
melibatkan faktor fisik dan mental Sudiana (dalam Ayu, 2014: 2).
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/ bahasa tulis Tarigan (dalam Ayu, 2014: 2).
Membaca intensif adalah kegiatan membaca dengan penuh
penghayatan untuk menyerap pesan yang ada didalam teks Brown (dalam
Sumarwati dan Purwadi, 2010: 2). Membaca intensif adalah studi
seksama, telaah, teliti dan penanganan terperinci yang dilaksanakan
didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai
empat halaman setiap hari. Koesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan
kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan bagian dan
teknik membaca intensif Tarigan (dalam Dalman, 2014: 69). Membaca
intensif dibedakan atas membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa
(Dalman, 2014: 69).
Membaca telaah isi terdiri atas:
a. Membaca Teliti
13
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka
sering kalis seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang
disukai.
b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis
membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar
atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis
(critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction).
c. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara
bijaksana, mendalam dan evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan
keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris,
maupun makna balik baris.
d. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari,
memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan.
e. Membaca Kreatif
Membaca Kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekadar
menangkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu
secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-
hari (Dalman, 2014: 69).
14
Membaca Telaah bahasa terdiri atas:
1) Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata
(increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing
vocabulary).
2) Membaca Sastra (Literary Reading)
Dalam membaca sastra perhatian pembca harus dipusatkan pada
penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat
mengenal sastra serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya
sastra, maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat
membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra (Dalman, 2014:
70-71).
Membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks yang
panjangnya tidak lebih dari 500 kata (yang dapat dibaca dalam jangka
waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5 kata dalam satu detik).
Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman
penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris,
pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional
dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-
sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Tarigan
(dalam Dalman, 2014: 69-71).
4. Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
15
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) merupakan program komprehensif untuk
mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat
yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah. Dalam Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC), guru menggunakan novel
atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita. Mereka mungkin
menggunakan menggunakan atau tidak menggunakan kelompok
membaca, seperti dalam kelas membaca tradisional. Para siswa ditugaskan
untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian
kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama
lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita
naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis tanggapan
terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa kata. Para
siswa juga belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama dan
kemampuan komperhensif lainnya. Selama periode seni berbahasa, siswa
terlibat dalam pelatihan penulisan, konsep penulisan, saling merevisi dan
menyunting karya yang satu dengan yang lainnya, dan mempersiapkan
pemuatan hasil kerja tim atau buku-buku kelas (Slavin, 2009: 16-17).
Tujuan utama dari Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk
membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang
dapat diaplikasikan secara luas. Beberapa unsur Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) memang diarahkan untuk tujuan ini.
16
Selama masa tindak lanjut, para siswa bekerja berpasangan untuk
mengidentifikasikan lima unsur penting dari setiap cerita narasi: karakter,
latar belakang kejadian, masalah, usaha yang dilakukan, solusi akhir.
Pengajaran mengenai struktur cerita ditemukan telah meningkatkan
pemahaman membaca siswa-siswa berprestasi rendah. Para siswa
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) juga membuat
penjelasan terhadap prediksi mengenai bagaimana masalah-masalah yang
akan diatasi dan merangkum unsur-unsur utama dari cerita kepada satu
sama lain, yang mana keduanya merupakan kegiatan-kegiatan yang
ditemukan dapat meningkatkan pemahaman dalam membaca (Slavin,
2009: 203).
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yakni meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia
materi membaca intensif menggunakan model Cooperative Integrated
Reading dan Composition (CIRC).
2. Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian
Lokasi yang peneliti pilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah
di SD N Gunung Tumpeng 1 Kabupaten Semarang.
a. Subjek
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas III SD
N Gunung Tumpeng 1 tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah 13
17
siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, sementara kolaboratornya
adalah bapak Tulkimin, S.Pd.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2018/2019.
3. Langkah-Langkah atau Siklus Penelitian
Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut ini
adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh
Arikunto (dalam Suyadi, 2014: 49-50).
Gambar 1.1 Model Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK
a. Tahap I: Perencanaan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan Siklus II
Pengamatan
?
18
PTK tidak bedanya seperti penelitian-penelitian ilmiah lain
yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah-langkah pertama
adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Dalam
perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi
masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.
b. Tahap II: Acting (Pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan
pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat
bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi
harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh
dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat
disinkronkan dengan maksud semula.
c. Tahap III: Observation (Pengamatan)
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof.
Supardi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud dalam tahap tiga
adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Pada langkah ini peneliti harus menguraikan jenis data yang
dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen
pengumpulan data (angket/ wawancara/ observasi/ dan lain-lain).
d. Tahap IV: Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan. Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan
19
ketika pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan. Refleksi akan
lebih efektif jika antara guru yang melakukan tindakan berhadapan
langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolabolator. Tetapi, jika
PTK dilakukan secara sendirian, maka refleksi yang paling efektif
adalah berdialog dengan diri sendiri untuk mengetahui sisi-sisi
pembelajaran yang harus dipertahankan dan sisi-sisi lain yang harus
diperbaiki.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung
dilapangan dan mencatat apa yang ditemukan dilapangan untuk
menemukan data yang berkaitan dengan penelitian. Observasi ini
dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran Bahasa Indonesia
selama penelitian, yang berlangsung dari awal pelaksanaan kegiatan
sampai selesainya kegiatan, baik mengenai materi maupun model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di SD N Gunung Tumpeng 1 Kabupaten Semarang. Peneliti
melakukan observasi dilapangan guna memperoleh pengalaman
langsung sehingga peneliti dapat melihat kekurangan dan kelebihan
20
dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Observasi ini juga
berguna untuk melihat aktivitas dan respon siswa dalam pembelajaran.
b. Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berkaitan
dengan materi ajar. Teknik ini digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan siswa dikatakan
telah mencapai tingkat penguasaan apabila telah memperoleh minimal
85% dari target pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil observasi.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data, proses
pembelajaran, struktur organisasi SD N Gunung Tumpeng 1
Kabupaten Semarang pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia.
5. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Kegiatan observasi secara langsung meliputi observasi aktivitas
siswa, observasi kegiatan guru dalam mengelola kelas, dan bagaimana
proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya guru Bahasa
Indonesia dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni
hasil belajar melalui model pembelajaran Cooperative Integrated
21
Reading and Composition (CIRC) untuk membuat kesimpulan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan
pada siklus berikutnya. Lembar observasi adalah salah satu alat
pengumpulan data dari hasil pengamatan berdasarkan situasi
penelitian. Lembar observasi digunakan untuk mengamati
kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi
kelompok.
b. Tes
Tes tertulis digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC). Peneliti menggunakan tes tertulis berupa 10 soal essay yang
berguna untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan.
6. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian.
Analisis dalam setiap kegiatan belajar mengajar ranah afektif
menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa, sedangkan untuk ranah
22
kognitif analisa data menggunakan hasil belajar yang diperoleh dari hasil
tes siswa.
7. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai
berikut:
BAB I
Bab satu mencangkup pendahuluan, meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
Pada bab dua penulis mengemukakan pengertian belajar, prinsip-prinsip
belajar, pengertian hasil belajar, faktor yang mempengaruhi belajar,
penilaian hasil belajar, pengertian bahasa Indonesia, fungsi bahasa
Indonesia, materi membaca intensif, pengertian model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition, unsur-unsur
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), langkah-
langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) , kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), penerapan
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC).
23
BAB III Pelaksanaan Penelitian
Bab ini berisi gambaran umum SD N Gunung Tumpeng 1 dan pelaksanaan
penelitian.
BAB IV
Bab ini hasil dari penelitian meliputi deskripsi permasalahan dan
pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar Bahasa Indoneisa
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Gagne (dalam Subur, 2015: 1) mengatakan bahwa
belajar adalah „ A natural process that leads to changes in what
we know, what we can do, and how behave‟. Belajar adalah
proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan,
tindakan dan perilaku seseorang. Pakar lain, Degeng (dalam
24
Subur, 2015: 2), mengatakan belajar adalah upaya merubah
perfomansi yang tidak hanya terbatas pada aspek keterampilan,
tetapi juga meliputi fungsi-fungsi skill, persepsi, emosi, cara
berfikir dan kecerdasan, sehingga menimbulkan perfomansi yang
lebih baik.
b. Jenis-jenis Belajar
Menurut A. Suhaenah (dalam Subur, 2015: 2-3), komisi
pendidikan UNESCO telah menetapkan kategori jenis belajar
yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar sebagai
berikut:
1) Learning to know. Disini belajar mengandung makna
bagaimana belajar, apa yang dipelajari, bagaimana caranya
dan siapa yang belajar (kemampuan yang bersifat intelektual
dan akademik).
2) Learning to do. Disini belajar lebih dikaitkan dengan dunia
kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk
terampil bekerja atau mencari nafkah. Menciptakan
kemampuan profesional.
3) Learning to live together. Disini lebih menekankan bahwa
peserta didik belajar untuk dapat hidup bersama, di alam yang
heterogen dan multikultural dengan mengedepankan sikap
toleran, mampu berinteraksi secara harmonis.
25
4) Learning to be. Disini belajar ditekankan untuk
mengembangkan potensi insani secara maksimal. Setiap
individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan
diri. Dengan learning to be seseorang dapat mengenal jati diri,
memahami kelebihan dan kelemahannya. Dengan kompetensi-
kompetensi yang dimiliki ia dapat membangun pribadi secara
utuh.
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektikdan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil
belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas Nawawi (dalam
Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu
(Susanto, 2013: 5).
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indikator tentang nilai dari penggunakan strategi
pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda Degeng (dalam Uno,
2015: 6). Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu:
a. Keefektifan (effectivences).
26
b. Efisiensi (efficiency).
c. Daya Tarik (appeal).
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar siswa yang bersumber dalam
diri individu atau siswa yang belajar. Faktor internal terdiri
dari faktor fisik atau fisiologis dan faktor psikis.
2) Faktor Eksternal
Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa
bersumber dari segala sesuatu dan kondisi diluar diri individu
yang belajar (Irham, 2017: 125-126).
e. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar merupakan penilaian yang
dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
27
merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu
dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi, meraih
tingkat dan level yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi
peserta didik. Potensi peserta didik sangat beragam sehingga
sulit untuk dapat secara tepat mengakomodasi kebutuhan
setiap individu peserta didik dalam proses pendidikan.
Penilaian hasil belajar merupakan suatu proses yang dilakukan
melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat
penilaian, pengumpulan informasi, pengolahan dan
penggunaan informasi, baik untuk tindak lanjut baik perbaikan
kualitas pembelajaran maupun untuk menentukan keberhasilan
peserta didik. Penilaian hasil belajar dilaksanakan melalui
berbagai tehnik, seperti tes tertulis yang digunakan untuk
mengukur aspek kognitif, tes praktik untuk mengukur aspek
keterampilan, dan observasi atau pengamatan untuk menilai
aspek afektif Depniknas (dalamWarso, 2017: 8).
Penilaian hasil belajar meliputi: (1) Penilaian hasil
belajar yang dilakukan oleh pendidik, (2) Satuan pendidikan,
dan (3) oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan dengan cara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan
28
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan
dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan bentuk
instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik
digunakan untuk: (1) menilai pencapaian kompetensi peserta
didik, (2) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (3)
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan berbagai bentuk instrumen baik tes maupun
nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan
karakteristik kelompok mata pelajaran. Penilaian yang
dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh
dan berkesinambungan. Dengan penelitian ini, diharapkan
pendidik dapat: (1) mengetahui kompetensi yang telah dicapai
peserta didik, (2) meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
(3) mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang
telah dilakukan, (4) memperbaiki strategi pembelajaran, dan
(5) meningkatkan akuntabilitas sekolah. Ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan
(Warso, 2017: 7-9).
2. Hakikat Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
29
Bahasa indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia.
Sebagai bahasa resmi, bahasa indonesia digunakan dalam
berbagai kegiatan resmi, perundangan, pertemuan resmi dan lain-
lain (Kurniasari, 2014: 7). Bahasa indonesia adalah alat
komunikasi yang paling penting untuk mempersatukan seluruh
bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik
lisan maupun tulisan, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir
baik secara etis, estetis, dan logis (Nasucha, 2009: 1). Dr. Gorys
Keraf (dalam Kurniasari, 2014: 5-6) menyatakan dalam bukunya
yang berjudul Tata Bahasa Indonesia. Inti dari fungsi bahasa jika
dikaitkan dengan bahasa Republik Indonesia, yakni sebagai
berikut:
1) Bahasa digunakan sebagai alat untuk menjalankan
administrasi negara.
2) Bahasa digunakan sebagai alat pemersatu bangsa.
3) Bahasa indonesia digunakan sebagai sarana untuk
menampung kebudayaan baru.
b. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran dimaknai sebagai suatu aktivitas mengajar
guru dan aktivitas belajar murid yang kemudian disebut dengan
interaksi pembelajaran. Pembelajaran merupakan kombinasi yang
tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitias,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
30
mencapai tujuan pembelajaran Mayer (dalam Subur, 2015: 3).
Pembelajaran adalah aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada
kondisi atau kepentingan pembelajar (learner centered). Kata
pembelajaran digunakan untuk menggantikan kata pengajaran
yang lebih berorientasi pada guru (teacher oriented) Miarso
(dalam Subur, 2015: 3-4). Pembelajaran tidak harus dilakukan
oleh guru saja, tetapi bisa juga dilakukan oleh perancang dan
pengembang sumber belajar atau suatu tim yang terdiri dari ahli
media dan ahli materi B.Uno (dalam Subur, 2015: 4).
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh
masyarakat. Alat komunikasi tersebut berupa lambang bunyi serta
suara. Suara tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa
menggunakan alat ujar. Alat ujar dan pemaknaan adalah dua hal
yang penting dalam bahasa (Kurniasari, 2014: 2). Bahasa
Indonesia ialah bahasa resmi Negara Republik Indonesia dan
bahasa kesatuan untuk segenap golongan dan semua lapisan
masyarakat indonesia seluruhnya. Bahasa indonesia adalah
bahasa pengantar pada semua macam sekolah serta bahasa
penghubung antara setiap orang bangsa indonesia dengan yang
lain, sehingga mempunyai fungsi sosial yang sesungguhnya dan
oleh karenanya harus bercorak satu, baik bahasa lisan maupun
bahasa tulisan (Badudu, 1979: 12).
31
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran bahasa indonesia adalah aktivitas atau kegiatan
belajar yang dilakukan oleh guru/ pembelajar kepada siswa
didalam satu ruangan yang sama dan dilengkapi dengan fasilitas
belajar untuk mempermudah siswa dalam berbahasa indonesia
sebagai alat komunikasi antar satu dengan yang lain.
c. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia:
1) Tujuan Umum
a) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
b) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk,
makna, dan fungsi, untuk bermacam tujuan/ keperluan dan
keadaan.
c) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual
(berfikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan
pengetahuan yang berguna, memecahkan masalah,
kematangan emosional, dan sosial).
d) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra
untuk mengembangkan kepribadian, memperluas
wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
32
2) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam lingkup kebahasaan:
a) Siswa memahami cara penulisan kata-kata berimbuhan,
kata ulang dan tanda baca dalam kalimat.
b) Siswa memahami bentuk dan makna imbuhan.
c) Siswa memahami ciri-ciri kalimat berita dan kalimat
perintah.
d) Siswa memahami perbedaan ucapan langsung dan tidak
langsung.
e) Siswa memahami dan dapat mengaplikasikan makna kata
umum dan kata khusus.
f) Siswa memahami dan dapat menggunakan makna
ungkapan dan peribahasa.
g) Siswa memahami perbedaan dan dapat menggunakan
sinonim dan antonim.
h) Siswa mampu membedakan bentuk puisi, prosa, dan
drama secara sederhana dan dapat menikmatinya.
3) Tujuan Khusus dalam Lingkup Pemahaman Bahasa
a) Siswa mampu memperoleh informasi dan memberi
tanggapan dengan tepat dalam berbagai hal kegiatan
(mendengar, bercakap-cakap, membaca dan menulis).
33
b) Siswa mampu menyerap pengungkapan perasaan orang
lain secara lisan dan memberi tanggapan yang cepat dan
tepat.
c) Siswa mampu menyerap pesan, gagasan,dan pendapat
orang lain dari berbagai sumber, baik lisan maupun
tulisan.
d) Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat dari
mendengarkan.
e) Memahami dan dapat mengevaluasi isi bacaan dengan
tepat.
f) Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkan, dan
menyerap informasi yang diperlukannya.
g) Siswa mampu menyerap isi dan pengungkapan perasaan
melalui becaan dan menanggapinya secara tepat.
h) Siswa memliki kegemaran membaca untuk meningkatkan
pengetahuan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
dan membaca karya-karya sastra.
4) Tujuan Khusus dalam Lingkup Penggunaan
a) Siswa mampu memberikan berbagai informasi secara
lisan. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat,
pengalaman, dan pesan secara lisan.
b) Siswa mampu mengungkapkan perasaannya secara lisan.
34
c) Siswa mampu berinteraksi dan menjalin hubungan orang
lain secara lisan.
d) Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.
e) Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasannya
secara tertulis dengan jelas.
f) Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara tertulis
dengan jelas.
g) Siswa mampu menuliskan informasi sesuai dengan
konteks keadaan (Purwanto dan Djeniah, 1997: 5-6).
B. Materi Membaca Intensif
1. Pengertian Membaca Intensif
Membaca intensif adalah kegiatan membaca dengan penuh
penghayatan untuk menyerap pesan yang ada didalam teks Brown
(dalam Sumarwati dan Purwadi, 2010: 2). Membaca intensif adalah
studi seksama, telaah, teliti dan penanganan terperinci yang
dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-
kira dua sampai empat halaman setiap hari. Koesioner, latihan pola-
pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi
umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif Tarigan
(dalam Dalman, 2014: 69).
2. Jenis-jenis Membaca Intensif
Membaca intensif dibedakan atas membaca telaah isi dan
membaca telaah bahasa (Dalman, 2014: 39)
35
Membaca telaah isi terdiri atas:
a. Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas,
maka sering kalis seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-
bahan yang disukai.
b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis
membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-
standar atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi
kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction).
c. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara
bijaksana, mendalam dan evaluatif, dengan tujuan untuk
menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris,
makna antar baris, maupun makna balik baris.
d. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin
mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat
dalam bacaan.
e. Membaca Kreatif
Membaca Kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya
sekadar menangkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga
36
mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk
kehidupan sehari-hari.
Membaca Telaah bahasa terdiri atas:
a. Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata
(increasing word power) dan mengembangkan kosakata
(developing vocabulary).
b. Membaca Sastra (Literary Reading)
Dalam membaca sastra perhatian pembca harus dipusatkan pada
penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat
mengenal sastra serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu
karya sastra, maka semakin mudah dia memahami isinya serta
dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra
(Dalman, 2014: 70-71)
Membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks yang
panjangnya tidak lebih dari 500 kata (yang dapat dibaca dalam
jangka waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5 kata dalam
satu detik). Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam
pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis,
urutan-urutan retoris, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan
yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan
sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik yang
37
dipergunakan untuk mencapai tujuan Tarigan (dalam Dalman,
2014: 69-71).
3. Pengertian Gagasan/ Pikiran Pokok
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah
pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik,
kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah gagasan Akhadiah dkk (dalam,
Nasucha, 2009: 33). Suatu paragraf yang tertulis rapi biasanya
mengandung pikiran pokok (Central Thought). Pikiran pokok
juga bisa disebut sebagai gagasan pokok, ide pokok/ utama dalam
sebuah paragraf. Kadang-kadang gagasan pokok tersebut
diekspresikan dalam suatu kalimat judul (Topic Sentence) pada
awal paragraf (Aqib, 2014: 31).
4. Letak kalimat utama
Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang
saling berhubungan dan hanya mengandung satu pikiran utama
dan dijelaskan oleh beberapa pikiran penjelas. Pikiran utama
dituangkan pada kalimat utama dan pikiran-pikiran penjelas atau
perincian dituang kedalam kalimat-kalimat penjelas. Penempatan
kalimat-kalimat utama dalam pengembangan sebuah paragraf
38
bermacam-macam. Ada paragraf yang dimulai dengan peristiwa-
peristiwa atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan
kesimpulan yang kemudian baru perincian-perincian untuk
menjelaskan pikiran-pikiran utama. Ada 4 cara untuk meletakkan
kalimat utama, yaitu:
a. Pada awal paragraf
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan
pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti oleh kalimat-
kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama.
Paragraf ini biasanya bersifat deduktif, dari yang umum
kepada yang khusus.
b. Pada akhir paragraf
Paragraf ini dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas.
Kemudian diikuti oleh kalimat utama. Paragraf ini biasannya
bersifat induktif, dari yang khusus kepada yang umum.
c. Pada awal dan akhir paragraf
Paragraf ini dimulai dengan kalimat utama kemudian
diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas dan pada akhir paragraf
ditutup dengan kalimat utama (kesimpulan).
d. Tanpa kalimat utama
39
Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Berarti
pikiran utama terbesar diseluruh kalimat yang membangun
paragraf tersebut. (Nasucha, 2009: 40-42).
5. Membaca Intensif Teks agak Panjang
Membaca bukan sekedar melafalkan kata-kata, tetapi
harus memahami isi bacaan. Salah satunya adalah membaca
intensif. Membaca intensif adalah membaca suatu bacaan secara
sungguh-sungguh dan terus-menerus. Membaca intensif bertujuan
mengetahui dan memahami isi bacaan. Hal-hal yang perlu
dilakukan agar dapat memahami isi bacaan adalah sebagai
berikut.
1. Berkonsentrasi ketika membaca.
2. Menemukan hal-hal penting dari isi bacaan.
3. Menarik kesimpulandari bacaan yang telah dibaca.
4. Mencoba menjawab pertanyaan tentang isi bacaan tanpa
harus membaca ulang bacaan tersebut.
Bacalah teks berikut dengan seksama!
Wayang Beber,Wayang Tertua di Indonesia
Mungkin sebagian orang mengenal wayang hanya sebatas
wayang kulit, wayang golek, atau wayang orang, padahal terdapat
jenis wayang lainnya yang hampir terlupakan, salah satunya
adalah wayang beber.
40
Menurut beberapa sumber, wayang beber merupakan salah
satu wayang tertua di indonesia. Muncul sekitar 550 tahun silam
dan mengalami masa kejayaan selama 400 tahun.
Secara umum wayang beber tidak jauh berbeda dengan
wayang lainnya yang sama-sama digunakan untuk kepentingan
pertunjukan. Perbedaannya adalah beda bentuk wayang, cerita
pementasan, dan komponen yang ada dalam pertunjukan.
Wayang beber berupa tulisan yang dibuat pada gulungan
kertas (dulunya dilukis di atas daun lontar atau daun siwalan
dengan cara dijujud atau didistorsi), berisikan cerita yang akan
dikisahkan oleh seorang dalang dan dimainkan dengan cara
membeberkannya. Kata “beber” sendiri menurut bahasa Jawa
berarti njlentrehake atau dalam bahasa Indonesia berarti
dibentangkan atau diuraikan. Pementasan wayang beber bisa
dilakukan minim dan jarang ditemui. Namun, pertunjukan ini
dapat ditemukan di daerah Pacitan dan Gunung Kidul,
Yogyakarta.
Pementasan wayang beber biasanya digelar pada ritual-
ritual tertentu, seperti ruwat, bersih desa, menolak hama, atau
proses kehidupan manusia (kelahiran, pernikahan, khitanan).
Dahulu wayang beber tidak diiringi dengan gamelan, tetapi
seiring perkembangan jaman wayang beber kemudian diiringi
41
gamelan yang sederhana, yaitu kendang, rebab, kenong, gong,
kethuk raras jangga, dan kempul raras lima.
Wayang ini dikeramatkan oleh pewarisnya dan tak
sembarang bisa dipertunjukkan karena harus melalui ritual
tertentu. Wayang beber kini memang kurang populer, tetapi
dalam perjalanannya, wayang beber menyimpan banyak sejarah
yang perlu dilestarikan.
Tanaman Kantong Semar
Tanaman kantong semar/ Nepenthes merupakan tanaman
pemakan serangga. Disebut kantong semar karena tanaman ini
mempunyai kantung yang cukup menarik. Kanatung semar
memiliki bentuk kantung yang aneh dan warna yang indah.
Kantong semar merupakan tanaman daerah tropika dan tumbuh
sebagai tanaman perambat. Kantung yang bergantungan sering
terlihat di antara pepohonan yang dirambatinya. Dengan bantuan
sulurnya, ia dapat mengajar ke batang pohon atau dahan yang
paling dekat.
Bentuk kantong semar bermacam-macam. Jenis Nepenthes
edwardsiana dan Nepenthes stenophylla mempunyai bentuk
kantung seperti silinder, sedangkan bentuk kantung Nepenthes
burbidgeae dan Nepenthes rajah mempunyai bentuk kantung
42
seperti corong. Kantung semar yang berbentuk seperti mangkuk
berisi cairan dan selalu berdiri tegak. Permukaan dalamnya sangat
licin dan mulutnya berliku-liku.
Di atas kantong ada tutup yang besarnya kira-kira sama
dengan mulut kantung. Pada permukaan bawah penuh dengan
kelenjar madu yang berguna untuk menarik serangga supaya
hinggap dibibir kantung. Serangga yang sudah terpikat biasanya
akan terpeleset, kemudian masuk ke dalam kantung tanpa mereka
sadari. Kantung itu berisi cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar
tertentu yang terdapat pada dinding bagian dalam. Pada kantung
yang muda atau yang penutupnya belum terbuka, jumlah
cairannya masih banyak. Sedangkan pada kantung yang sudah
tua, jumlah cairannya tinggal separuh atau kurang.
Kantong semar memakan serangga untuk apa? Badan
serangga dan binatang kecil yang sudah mati dicerna oleh enzim
pencerna yang terkandung dalam cairan tersebut. Enzim pencerna
mengurai badan serangga menjadi asam amino. Asam amino
diserap oleh kantong semar sebagai sumber nitrogen yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman. Kemampuan kantong semar untuk
menyerap nitrogen dari tubuh serangga itulah yang menyebabkan
ia kemudian dikenal sebagai tanaman pemakan serangga.
6. Penggunaan Ejaan
43
a. Penggunaan Tanda Titik (.)
1) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan
kalimat tanya atau kalimat seru.
Contoh: Rudi memelihara dua ekor kucing.
2) Tanda titik digunakan untuk memisahkan jam dengan
menit dan detik.
Contoh: Aku menyirami bunga setiap pukul 16.00.
3) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ratusan
dengan ribuan.
Contoh: Harga telur 1 kg adalah Rp. 16.000,00
b. Penggunaan Tanda Hubung (-)
1) Tanda hubung dipergunakan untuk menyambung unsur
kata ulang.
Contoh: Cakar komodo digunakan untuk mencabik-cabik
mangsa.
2) Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal,
bulan, dan tahun yang bulannya ditulis menggunakan
angka.
Contoh: Putri lahir tanggal 11-12-2004.
c. Penggunaan Tanda Koma (,)
Tanda koma digunakan diantara unsur-unsur dalam satu
perincian.
44
Contoh: Ibu membeli apel, pepaya, dan pisang.
7. Penggunaan Huruf Besar/ Kapital
a. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama suatu kata dalam
kalimat.
Contoh: Tanaman di kebunku tumbuh subur.
b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama orang,
nama tempat, nama bangsa, suku bangsa, bahasa, dan negara.
Contoh: Ayah mengunjungi suku Asmat di Papua untuk
mempelajari penggunaan bahasa Indonesia di sana.
C. Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
a. Pengertian Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Terjemahan bebas dari Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) adalah komposisi terpadu membaca dan
menulis secara kelompok. Model Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) merupakan model pembelajaran khusus
mata pelajaran bahasa. Menurut dalam rangka membaca dan
menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana.
45
Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin, dan Farnish.
Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu
model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu
bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya
menjadi bagian-bagian penting (Shoimin, 2104: 51-52).
Asma (dalam Putri, dkk., 2018: 100), model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) siswa
bekerja dalam tim pembelajaran kooperatif beranggotakan 4 orang.
Mereka terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama,
termasuk saling membacakan satu dengan lainnya, membuat
prediksi tentang bagaimana cerita naratif yang akan muncul, saling
membuatkan ikhtisar satu dengan yang lain, menulis tanggapan
terhadap cerita, dan berlatih pengejaan serta pembendaharaan kata.
Mereka juga bekerjasama untuk memahami ide pokok dan
keterampilan pemahaman yang lain. Suyatno (dalam Putri, dkk.,
2018: 100) menjelaskan tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) merupakan komposisi terpadu membaca dan
menulis secara kooperatif-kelompok heterogen yang berjumlah
empat orang. Guru memberikan wacana bahan sesuai dengan materi
bahan ajar, siswa bekerja sama terhadap wacana kemudian
46
menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok dan
refleksi.
b. Langkah-langkah Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara
heterogen.
2) Guru memberikan wacana/ kliping sesuai dengan topik
pembelajaran.
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/ kliping dan
ditulis pada lembar kertas.
4) Siswa mempresentasikan/ membacakan hasil kerja kelompok.
5) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
6) Penutup.
Langkah model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dibagi menjadi beberapa fase.
Fase tersebut bisa diperhatikan dengan jelas sebagai berikut:
1) Fase pertama, yaitu orientasi. Pada fase ini guru melakukan
apersepsi dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang
akan diberikan. Selain itu, juga memaparkan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa.
2) Fase kedua, yaitu organisasi. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, dengan memperhatikan keheterogenan
47
akademik. Membagikan bahan bacaan tentang materi yang
akan dibahas kepda siswa. Selain itu, menjelaskan mekanisme
diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama
proses pembelajaran berlangsung.
3) Fase ketiga, yaitu pengenalan konsep. Dengan cara
mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada
hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat
dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster, atau
media lainnya.
4) Fase keempat, yaitu fase publikasi. Siswa mengomunikasikan
hasil temuan-temuannya, membuktikan, memeragakan tentang
materi yang dibahas, baik dalam kelompok maupun di depan
kelas.
5) Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi. Pada fase ini
guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang
dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan
contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,
siswapun diberi kesempatan untuk mereflesikan atau
mengevaluasi hasil pembelajarannya (Shoimin, 2014: 52-53).
c. Unsur-unsur Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC)
CIRC terdiri dari tiga unsur penting: kegiatan-kegiatan dasar
terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni
48
berbahasa dan menulis terpadu. Dalam semua kegiatan ini, para
siswa bekerja dalam tim-tim yang heterogen. Semua kegiatan
mengikuti siklusgular yang melibatkan presentasi dari guru, latihan
tim, latihan independent, pra penilaian teman, latihan tambahan dan
test (Slavin, 2009: 204). Unsur utama dari Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) adalah sebagai berikut:
1) Kelompok membaca
Jika menggunakan kelompok membaca, para siswa dibagi
ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga
orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang
dapat ditentukan oleh guru mereka. Atau jika tidak, diberikan
pengajaran kepada seluruh kelas.
2) Tim
Para siswa dibagi kedalam pasangan (atau trio) dalam
kelompok membaca mereka, dan selanjutnya pasangan-pasangan
tersebut dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan
dari dua kelompok membaca atau lebih.
3) Kegiatan yang berhubungan dengan cerita
Para siswa menggunakan baik bahan bacaan dasar maupun
novel. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok
membaca yang diarahkan guru yang memakan waktu kurang lebih
49
dua puluh menit tiap harinya. Dalam kelompok-kelompok ini guru
menentukan tujuan dari membaca, memperkenalkan kosa kata
baru, mengulang kembali kosa kata lama, mendiskusikan
ceritanya setelah para siswa selesai membacanya dan sebagainya.
Diskusi mengenai cerita disusun untuk menekankan kemampuan-
kemampuan tertentu seperti membuat dan mendukung prediksi
dan mengidentifikasi masalah dalam bentuk narasi. Setelah cerita
diperkenalkan, para siswa diberikan paket cerita yang terdiri atas
serangkaian kegiatan untuk mereka lakukan dalam timnya saat
mereka sedang tidak bekerja bersama guru dalam kelompok
membaca. Tahap-tahap kegiatannya adalah sebagai berikut:
a) Membaca berpasangan. Para siswa membaca ceritanya
dalam hati dan kemudian secara bergantian membaca cerita
tersebut dengan keras bersama pasangannya, bergiliran untuk
setiap paragraf. Si pendengar mengoreksi kelasalahan si
pembaca. Guru memberi penilaian kinerja siswa dengan
berkeliling dan mendengarkan saat para siswa saling membaca
satu sama lain.
b) Menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita.
Para siswa diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap
cerita yang menekankan tata bahasa cerita-struktur yang
digunakan pada semua narasi. Setelah mencapai setengah dari
cerita, mereka diminta untuk menghentikan bacaan dan
50
diminta untuk menghentikan bacaan dan diminta untuk
mengidentifikasi karakter, latar belakang kejadian, dan
masalah dalam cerita tersebut dan untuk memprediksi
bagaimana masalah tersebut akan diselesaikan. Pada akhir
cerita para siswa merespons cerita secraa keseluruhan dan
menulis beberapa paragraf penting (topik paragraf).
c) Mengucapkan kata-kata dengan keras. Para siswa
diberikan daftar kata-kata baru atau sulit yang terdapat dalam
cerita, mereka harus belajar membaca kata tersebut bersama
pasangannya atau teman satu tim lainnya sampai mereka bisa
membacanya dengan lancar.
d) Makna kata. Para siswa diberikan daftar kata-kata yang
dalam cerita yang tergolong baru dalam kosa kata bicara
mereka dan diminta untuk melihat kata-kata tersebut di dalam
kamus dan menuliskan definisinya dengan cara yang mudah
dipahami.
e) Menceritakan kembali cerita. Setelah membaca cerita dan
mendiskusikan dengan kelompoknya, para siswa merangkum
point-point utama untuk pasangannya.
f) Ejaan. Para siswa saling menguji daftar ejaan kata-kata satu
sama lain tiap minggunya, selanjutnya selama kegiatan
program minggu tersebut saling membantu satu sama lain
untuk meguasai daftar tersebut.
51
g) Pemeriksaan oleh pasangan. Jika para siswa telah
menyelesaikan kegiatan ini, pasangan mereka memberikan
formulir tugas siswa yang mengindikasikan bahwa mereka
telah meyelesaikan atau memenuhi kriteria terhadap tugas
tersebut.
h) Tes. Pada akhir dari tiga periode kelas, para siswa diberikan
tes pemahaman terhadap cerita, diminta untuk menuliskan
kalimat-kalimat bermakna untuk setiap kosa kata, dan diminta
untuk membacakan daftar kata-kata yang keras kepada guru.
Pada tes ini siswa tidak diperbolehkan saling membantu. Hasil
tes dan evaluasi dari menulis cerita yang bersangkutan adalah
unsur utama dari skor mingguan siswa (Slavin, 2009: 208).
i) Pengajaran langsung dalam memahami bacaan. Satu hari
dalam tiap minggu, para siswa menerima pengajaran langsung
dalam kemampuan khusus memahami bacaan seperti
mengidentifikasi gagasan utama, memahami hubungan
sederhana, dan membuat kesimpulan. Kurikulum tahap demi
tahap dirancang untuk tujuan ini. Setelah menyelesaikan tiap
pelajaran, para siswa melakukan kegiatan memahami bacaan
sebagai sebuah tim. Pertama berusaha meraih sebuah
kesepakatan terhadap satu rangkaian soal dalam lembar
kegiatan dan kemudian saling menilai satu sama lain, serta
52
mendiskusikan masalah-masalah yang masih tersisa dalam
rangkaian soal yang kedua.
j) Seni berbahasa dan menulis terintegrasi. Para siswa belajar
mengenai kata-kata yang menentukan sifat selama pelajaran
menulis paragraf deskriptif, dan tanda baca saat menulis
dialog untuk cerita naratif. Program menulis ini menggunakan
“bengkel kerja penulis” dimana para siswa menulis topik
cerita yang mereka pilih, dan juga pelajaran khususyang
diarahkan guru berkaitan dengan kemampuan semacam
menulis paragraf pembanding/kontras, artikel surat kabar,
cerita misteri dan surat menyurat. Pada semua tugas menulis
para siswa membuat konsep karangan setelah berkonsultasi
dengan teman satu timnya dan kepada guru mengenai
gagasan-gagasan meraka kemudian bekerja bersama teman
satu tim untuk merevisi isi karangan mereka dan saling
menyunting pekerjaaan satu sama lainnya menggunakan
formulir penyuntingan teman yang menekankan pada
kebenaran tata bahasa dan mekanika bahasa. Akhirnya para
siswa menerbitkan karangan akhir mereka dalam buku-buku
tim atau kelas.
k) Membaca independen dan buku laporan. Para siswa
diminta untuk membaca buku yang ditukar sesuai dengan
pilihan mereka minimal sekitar 20 menit tiap malamnya.
53
Formulir paraf orang tua mengindikasi bahwa siswa telah
membaca selama waktu yang diminta, dan siswa akan
memberikan kontribusi poin kepada timnya bila mereka
mengumpulkan formulir yang telah selesai tiap minggunya
(Slavin, 2009: 40-42).
d. Prosedur Pelaksanaan Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
1) Menentukan peringkat siswa
Dengan cara mencari informasi tentang skor rata-rata nilai siswa
pada tes sebelumnya atau nilai raport. Kemudian, diurutkan
dengan cara menyusun peringkat dari yang berkemampuan
akademik tinggi sampai terendah.
2) Menentukan jumlah kelompok
Jumlah kelompok ditentukan dengan memperhatikan banyak
anggota setiap kelompok dan jumlah siswa yang ada dikelas
tersebut.
3) Penyusunan anggota kelompok
Pengelompokan ditentukan atas dasar susunan peringkat siswa
yang telah dibuat. Setiap kelompok, diusahakan beranggotakan
siswa-siswa yang memiliki kemampuan beragam hingga
mempunyai kemampuan rata-rata yang seimbang (Shoimin, 2014:
52).
54
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC)
1) Kelebihan Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
a) Model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) sangat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.
b) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.
c) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti karena bekerja dalam
kelompok.
d) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek
pekerjaannya.
e) Membantu siswa yang lemah.
f) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan
soal yang berbentuk pemecahan masalah.
2) Kelemahan Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
a) Model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata
pelajaran yang menggunakan bahasa sehingga tidak dapat
dipakai untuk mata pelajaran, seperti matematika, fisika,
kimia, dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip
menghitung (Shoimin, 2014: 54).
55
f. Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Berikut penerapan model Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
pada materi membaca intensif:
1) Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa
secara heterogen.
2) Guru memberikan teks agak panjang yang berkaitan dengan
materi membaca intensif.
3) Siswa dalam tiap kelompok bekerja sama saling membacakan
dan menulis kosa kata yang sulit dalam bacaan.
4) Siswa mencari ide pokok dan kalimat utama dalam teks bacaan
yang telah di baca.
5) Siswa memberi tanggapan terhadap bacaan dan ditulis pada
lembar kertas.
6) Siswa mempresentasikan/ membacakan hasil kerja kelompok.
7) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
8) Penutup (Shoimin, 2014: 52-53).
D. KAJIAN PUSTAKA
1. Salantina. 2015. dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Tipe
CIRC Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
VII B SMP Negeri 3 Kuningan”. Rumusan masalah dalam penelitian
yaitu: Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas VII B SMP
56
Negeri 3 Kuningan pada pokok bahasan perbandingan setelah
menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)? Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Kuningan pada pokok bahasan
perbandingan setelah menerapkan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) kelas VII B SMP Negeri
3 Kuningan pada pokok bahasan perbandingan. Hal ini terbukti dari
hasil Siklus I terdapat 29 siswa atau 72,5% yang tuntas belajar dengan
nilai rata-rata 63,4. Siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 27 siswa
atau 67,5% dengan nilai rata-rata 63,3. Siklus III jumlah siswa yang
tuntas 80% dengan nilai rata-rata 65,6. Penelitian yang dilakukan
Salantina ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu penggunaan model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis
penelitian yang Salantina lakukan sama dengan peneliti yaitu
penelitian tindakan kelas, sedangkan perbedaannya terdapat pada
subjek, materi pelajaran, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
2. Dewi . 2017. dengan judul “Penerapan Model Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Teks Diskusi Pada Siswa Kelas VIII. 4 SMP
Negeri 2 Singaraja”. Model Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas
57
VIII.4 SMP Negeri 2 Singaraja. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada Siklus I nilai rata-rata siswa
mencapai 78,95, kemudian pada siklus II nilai rata-rata siswa
mengalami peningkatan menjadi 82,5. Jenis penelitian yang dilakukan
oleh Dewi lakukan sama dengan peneliti yaitu penelitian tindakan
kelas, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran,
tempat dan waktu penelitian.
3. Ramandhanti. 2017. dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe
CIRC Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Lembah Gumanti”. Model Cooperative Integrated Reading
And Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan menulis
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Gumanti. Hal ini dibuktikan
adanya peningkatan kemampuan menulis karangan narasi sebanyak
52,82% pada Siklus I. Kemudian pada Siklus dua menjadi 69,98%..
Jenis penelitian yang dilakukan oleh Ramandhanti lakukan sama
dengan peneliti yaitu penelitian tindakan kelas, sedangkan
perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran, tempat dan
waktu penelitian.
4. Simbolon, Chinta Khiori. 2016 dengan judul: “Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading And
Composition) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar”.
Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
58
dapat kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan dari 55,55% pada Siklus I hingga pada
Siklus II mencapai 88,88%. Nilai rata-rata pada siklus I adalah 65,18
meningkat menjadi 80,25 pada siklus II. . Jenis penelitian yang
dilakukan oleh Simbolon lakukan sama dengan peneliti yaitu
penelitian tindakan kelas, sedangkan perbedaannya terdapat pada
subjek, materi pelajaran, tempat dan waktu penelitian.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SD N Gunung Tumpeng 1
b. Nomor Statistik : 101032204006
c. Provinsi : Jawa Tengah
d. Kabupaten : Semarang
e. Kecamatan : Suruh
59
f. Desa / Kelurahan : Gunung Tumpeng
g. Alamat : Krajan, RT. 02 RW. 01 Gunung Tumpeng
h. Kode Pos : 50776
i. Daerah : Pedesaan
j. Status Sekolah : Negeri
k. Akrediatasi : B
l. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
m. Lokasi Sekolah : Krajan, RT. 02 RW. 01 Gunung Tumpeng
2. Visi dan Misi SD N Gunung Tumpeng 1
SD N Gunung Tumpeng 1 memiliki visi misi yang dapat dilihat
di bawah ini:
a. Visi
“Maju dalam Prestasi, Luhur dalam Budi Pekerti”
b. Misi
a) Melaksanakan Pembelajaran bernuansakan PAKEM.
b) Mengembangkan dan meningkatkan prestasi sekolah.
c) Mengembangkan pribadi berbudi pekerti luhur.
d) Memberdayakan peran serta masyarakat..
3. Keadaan Guru dan Pegawai di SD N Gunung Tumpeng 1
Guru dan pegawai di SD N Gunung Tumpeng 1 memiliki latar
belakang dan jabatan yang berbeda. Keadaan guru dan pegawai di
SDN Gunung Tumpeng 1 dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Pegawai SD N Gunung Tumpeng 1
60
No. Nama L/P Pendidikan Jabatan
1. Jamroni, S.Pd L S1 Kepala Sekolah
2. Tukimin, S.Pd.
SD
L S1 Guru Kelas III
3. Siti Fatimah,
A. Ma. Pd
P S1 Guru Kelas 1
4. Misbachul Munir,
S.Pd
L S1 Guru Penjaskes
5. Mukarromah,
S.Pd. SD
P S1 Guru Kelas VI
6. Umi Nor Atiqah,
S.Pd
P S1 Guru Kelas V
7. Basiroh, S.Pd P S1 Guru Kelas IV
8. Fadhilatul
Karomah, S.Pd
P S1 Guru Kelas II
9. Ririn Susilowati P S1 Guru Bahasa
Inggris
10. Tri Hartono, S.Pd L S1 Guru Agama
11. Suyitno L SMA Penjaga Sekolah
12. Anis Aulia
Apriyani
P SMA Penjaga
Perpustakaan
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
4. Tugas Karyawan dan Tugas Lainnya
61
Para karyawan bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien. Setiap karyawan memiliki tugas
masing-masing sesuai dengan jabatan yang terdapat dalam struktur
organisasi. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 3.1
KEPALA
SEKOLAH
Jamroni, S.Pd
SEKRETARIS
Setyawan
NARA SUMBER
AbdulQohar
WAKIL
SEKRETARIS
Rohana
Setyaningsih
KETUA
Ja‟far Anur
WAKIL
BENDAHARA
Maryanto
BENDAHARA
Umi Nor Atiqah,
S.Pd
WAKIL KETUA
Suwarli
ANGGOTA BIDANG
62
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Tugas Karyawan
5. Sarana dan Prasarana SD N Gunung Tumpeng 1
Sarana dan prasarana di SD N Gunung Tumpeng 1 cukup
memadai untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan aktivitas di
sekolah. Keadaan sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 3.2
sebagai berikut.
Tabel 3.2 Keadaan Sarana Prasarana SD N Gunung Tumpeng 1
No. Ruang Jumlah Keadaan
1. Ruang Kelas 6 TERAWAT
2. Kantor Kepala Sekolah 1 TERAWAT
3. Kantor Guru 1 TERAWAT
63
4. Perpustakaan 1 TERAWAT
5. Kantin 1 TERAWAT
6. Gudang 1 TERAWAT
7. Mushola 1 TERAWAT
8. Dapur 1 TERAWAT
9. Kamar Mandi 6 TERAWAT
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Keadaan Siswa
Siswa di SD N Gunung Tumpeng 1 didominasi oleh siswa laki-
laki. Keadaan siswa di SD N Gunung Tumpeng 1 tahun ajaran 2019
secara keseluruhan adalah dengan rincian pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Keadaan Siswa SD N Gunung Tumpeng 1
No. Kelas L P Total
1. I 9 10 19
2. II 12 5 17
3. III 13 5 18
4. IV 5 9 14
5. V 9 9 18
6. VI 10 7 17
Jumlah 58 45 103
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
64
7. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah
siswa kelas III SD N Gunung Tumpeng 1. Dengan jumlah siswa 18
siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Rincian data siswa dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas III SD N Gunung Tumpeng 1
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. ARI L
2. AHA L
3. BBSG P
4. DDD L
5. FRA L
6. FBA L
7. FDA P
8. FGA P
9. MS L
10. MF L
11. MLH L
12. MMA L
13. MRFD L
14. MTS L
15. NK P
16. ODA P
65
17. YF L
18. MFR L
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
8. Kolaborator Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran
bersama siswa. Peneliti membantu guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran yang
dibutuhkan serta melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa
berkaitan dengan langkah-langkah proses pembelajaran dan
pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC).
9. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi membaca intensif pada kelas III semester II tahun
pelajaran 2019. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Penelitian ini menggunakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang
disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas III SD N Gunung Tumpeng
1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Waktu penelitian dapat
dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Silkus Waktu
66
Kegiatan Siklus I 6 April 2019
Kegiatan Siklus II 13 April 2019
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus
penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukan bahwa
kemampuan siswa masih rendah dan berdasarkan hasil tes formatif
siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama pada materi
membaca intensif semester II masih banyak yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ada 11 siswa (61,11%) dan
yang tuntas belajar ada 7 siswa (38,89%) . Adapun KKM mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD N Gunung Tumpeng 1 adalah
68. Berikut ini adalah data hasil Pra Siklus yang diperoleh dari nilai
ulangan harian Bahasa Indonesia kelas III SD N Gunung Tumpeng 1
yang dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Data Pra Siklus SD N Gunung Tumpeng 1
No. Nama Siswa Pra Siklus Keterangan
1. ARI 70 TUNTAS
2. AHA 70 TUNTAS
3. BBSG 64 TIDAK TUNTAS
67
4. DDD 75 TUNTAS
5. FRA 26 TIDAK TUNTAS
6. FBA 75 TUNTAS
7. FDA 46 TIDAK TUNTAS
8. FGA 62 TIDAK TUNTAS
9. MS 70 TUNTAS
10. MF 65 TIDAK TUNTAS
11. MLH 44 TIDAK TUNTAS
12. MMA 34 TIDAK TUNTAS
13. MRFD 70 TUNTAS
14. MTS 70 TUNTAS
15. NK 62 TIDAK TUNTAS
16. ODA 64 TIDAK TUNTAS
17. YF 26 TIDAK TUNTAS
18. MFR 62 TIDAK TUNTAS
Jumlah 1.055
Rata-rata 58,61
(Sumber: Data Primer)
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:
68
1) Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) materi membaca intensif yang sesuai rencana yang
sudah tersusun.
2) Peneliti mempersiapkan materi pelajaran Bahasa Indonesia
dengan mengembangkan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC).
3) Peneliti mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan
pada saat pembelajaran.
4) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
5) Peneliti mempersiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dilaksanakan pada hari
Sabtu, 6 April 2019 pada pukul 08.30 sampai 9.40 WIB di ruang
kelas III SD N Gunung Tumpeng dengan jumlah siswa sebanyak
18 siswa dan seluruhnya hadir. Penelitian Tindakan Kelas ini
berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada Siklus I adalah tentang membaca teks agak
panjang, tanda baca, dan huruf kapital. Berikut ini adalah langkah-
langkah pelaksanaan siklus I:
69
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmallah dan kemudian berdoa sebelum
memulai pelajaran.
b) Siswa menyiapkan buku Bahasa Indonesia, membuka bab
yang akan dipelajari.
c) Secara bersama membaca materi dan sub materi.
d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
diajarkan dan tujuan atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
e) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisifasi
aktif dalam pembelajaran.
2) Kegiatan inti
Eksplorasi
1) Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberian
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
2) Dengan bimbingan guru, siswa secara berkelompok
mendiskusikan materi yang terbuat di buku paket siswa.
3) Dengan penjelasan guru, siswa melengkapi materi yang
telah diskusikan dan yang berasal dari LKS.
70
4) Siswa membuat catatan hasil pembahasan dan penjelasan
materi.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya terkait materi ejaan dan huruf kapital yang tepat.
Elaborasi
1) Guru menjelaskan konsep membaca intensif dengan
model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC).
2) Siswa membaca didalam hati.
3) Siswa mengamati tanda baca yang terdapat dalam teks.
4) Siswa saling membacakan satu sama lain tentang teks
yang sudah tersedia.
5) Kemudian sebagian siswa dalam satu kelompok
menuliskan kosa kata yang sulit.
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang kosa kata yang sulit.
7) Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil
diskusi.
8) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
materi yang belum jelas.
9) Membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan
jawaban secara menyeluruh.
71
Konfirmasi
a) Guru memberikan hadiah kepada kelompok siswa atau
perseorangan yang telah mampu mencapai tujuan
pembelajaran.
b) Dengan bimbingan guru, siswa merefleksi kegiatan
pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang
telah dilakukan.
c) Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan berbagai
masalah dan memberi informasi untuk agar bereksplorasi
lebih jauh tentang materi.
d) Guru memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3) Penutup
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran.
b. Guru menilai / merefleksi kegiatan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.
c. Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan
yang telah disediakan.
72
e. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya
akan belajar tentang materi.
f. Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan
membaca hamdallah, dan mengucapkan salam kepada
siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disusun. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan dengan
menggunakan dua lembar obeservasi. Lembar observasi pertama
digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
Lembar observasi kedua digunakan untuk mengamati aktivitas
siswa dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian siklus I untuk mengetahui
kelemahan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru
dengan siswa sehingga dapat digunakan sebagai acuan
melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya untuk mencapai
73
indikator keberhasilan belajar. Kelemahan-kelemahan yang
dihadapi pada pelaksanaan Siklus I dapat dijelaskan di bawah ini:
1) Guru kurang terampil menggunakan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
2) Kelompok belajar dibuat tidak berdasarkan tingkat
kecerdasan siswa.
3) Siswa kurang aktif dalam diskusi di kelas.
4) Guru kurang memberikan umpan balik kepada siswa.
5) Siswa kurang memperhatikan temannya yang sedang
presentasi.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siklus I. Hal
ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan supaya siklus
berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana
perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru harus mendalami langkah-langkah model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC).
2) Guru merencanakan pembagian kelompok belajar secara
heterogen.
3) Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam kelas.
74
4) Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
5) Guru memantau siswa agar siswa memperhatikan temannya
yang sedang presentasi didepan kelas.
Kelemahan-kelemahan yang telah peneliti paparkan
merupakan salah satu komponen yang menyebabkan indikator
keberhasilan belum tercapai, pada siklus II diharapkan melalui
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) pada pembelajaran Bahasa Indonesia
materi membaca intensif dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap
perencanaan tindakan Siklus II adalah sebagai berikut:
1) Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) materi membaca intensif yang sesuai rencana yang
sudah tersusun.
75
2) Peneliti mempersiapkan materi pelajaran Bahasa Indonesia
dengan mengembangkan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC).
3) Peneliti mempersiapkan alat peraga yangakan digunakan pada
saat pembelajaran.
4) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
5) Peneliti mempersiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dilaksanakan pada
hari Sabtu, 13 April 2019 pada pukul 08.30 sampai 9.40 WIB
di ruang kelas III SD N Gunung Tumpeng dengan jumlah
siswa sebanyak 18 siswa dan seluruhnya hadir. Penelitian
Tindakan Kelas ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2
x 35 menit). Materi yang diajarkan pada siklus II adalah
tentang menemukan kalimat utama dan gagasan pokok.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus II:
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberikan salam dan memulai pelajaran
dengan mengucapkan basmallah dan kemudian
berdoa sebelum memulai pelajaran.
76
b) Siswa menyiapkan buku Bahasa Indonesia, membuka
bab yang akan dipelajari.
c) Secara bersama membaca materi dan sub materi.
d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
diajarkan dan tujuan atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
e) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk
berpartisifasi aktif dalam pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberian
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
b) Dengan bimbingan guru, siswa secara berkelompok
mendiskusikan materi yang terbuat di buku paket
siswa.
c) Dengan penjelasan guru, siswa melengkapi materi yang
telah diskusikan dan yang berasal dari LKS.
d) Siswa membuat catatan hasil pembahasan dan
penjelasan materi.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya terkait materi gagasan dan kalimat utama.
Elaborasi
77
1) Guru menjelaskan konsep membaca intensif dengan
model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC).
2) Siswa membaca didalam hati.
3) Siswa mengamati tanda baca yang terdapat dalam teks.
4) Siswa saling membacakan satu sama lain tentang teks
yang sudah tersedia.
5) Kemudian sebagian siswa dalam satu kelompok
menuliskan gagasan pokok dan kalimat utama dalam
teks yang sudah tersedia.
6) Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil
diskusi.
7) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya materi yang belum jelas.
8) Membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan
jawaban secara menyeluruh.
Konfirmasi
a) Guru memberikan hadiah kepada kelompok siswa
atau perseorangan yang telah mampu mencapai tujuan
pembelajaran.
b) Dengan Bimbingan guru, siswa merefleksi kegiatan
pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang
telah dilakukan.
78
c) Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan
berbagai masalah dan memberi informasi untuk agar
bereksplorasi lebih jauh tentang materi.
d) Guru memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3) Penutup
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran.
b) Guru menilai / merefleksi kegiatan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.
c) Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal
latihan yang telah disediakan.
e) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya
akan belajar tentang materi.
f) Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan
membaca hamdallah, dan mengucapkan salam kepada
siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab
salam.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung
selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
79
observasi yang telah disusun sebagaimana pada Siklus I dan
Siklus II. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan dengan
menggunakan dua lembar obeservasi pada setiap siklus.
Masing-masing lembar observasi ini digunakan untuk
mengamati apakah ada perubahan aktivitas guru dan sisiwa
dari siklus sebelumnya. Lembar observasi pertama digunakan
untuk mengamati keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar
observasi kedua digunakan untuk mengamati aktivitas siswa
dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
d. Refleksi
Refleksi yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan
penelitian Siklus II sudah tidak ditemukan kelemahan-
kelemahan dalam proses pembelajaran. Kelemahan-kelemahan
yang terjadi di Siklus I dapat diatasi pada Siklus II. Penelitian
dihentikan sampai Siklus II karena hasil belajar siswa sudah
menunjukan indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan
yaitu ≥ 85% siswa tuntas belajar. Siswa yang tidak tuntas pada
siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-
80
latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga
diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Pra Siklus
81
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan
observasi terlebih dahulu di SD N Gunung Tumpeng 1 Kabupaten
Semarang. Observasi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2019.
Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data
mengenai kondisi pembelajaran di SD N Gunung Tumpeng 1 Kabupaten
Semarang. Sistem pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher
centered), guru lebih berperan aktif. Guru menggunakan metode
pembelajaran ceramah tanpa di kolaborasi dengan metode yang lain
sehingga proses pembelajaran kurang menarik. Akibat pembelajaran
yang kurang menarik, siswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa
cenderung membuat kegaduhan dan asyik bermain dengan temannya.
Kondisi awal siswa dapat dilihat dari kebiasaan belajar Bahasa Indonesia
di kelas, yang menunjukan masih kurangnya pemahaman siswa dalam
memahami materi khususnya dalam materi membaca. Kondisi awal ini
sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa
kelas III SD N Gunung Tumpeng 1 Kabupaten Semarang.
Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukan bahwa kemampuan
siswa dalam materi membaca intensif masih tergolong rendah dan
berdasarkan hasil tes formatif siswa terhadap mata pelajaran Bahasa
Indonesia terutama pada materi membaca intensif semester II masih
banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Adapun KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD N Gunung
82
Tumpeng 1 Kabupaten Semarang adalah 68. Berikut ini adalah data hasil
belajar Pra Siklus yang diperoleh dari nilai ulangan harian Bahasa
Indonesia kelas III SD N Gunung Tumpeng 1 Kabupaten Semarang yang
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No. Nama Siswa Pra Siklus Keterangan
1. ARI 70 TUNTAS
2. AHA 70 TUNTAS
3. BBSG 64 TIDAK TUNTAS
4. DDD 75 TUNTAS
5. FRA 26 TIDAK TUNTAS
6. FBA 75 TUNTAS
7. FDA 46 TIDAK TUNTAS
8. FGA 62 TIDAK TUNTAS
9. MS 70 TUNTAS
10. MF 65 TIDAK TUNTAS
11. MLH 44 TIDAK TUNTAS
12. MMA 34 TIDAK TUNTAS
13. MRFD 70 TUNTAS
14. MTS 70 TUNTAS
15. NK 62 TIDAK TUNTAS
16. ODA 64 TIDAK TUNTAS
17. YF 26 TIDAK TUNTAS
83
18. MFR 62 TIDAK TUNTAS
Jumlah 1.055
Rata-rata 58,61
(Sumber: Data Primer)
Keterangan
Tuntas : 7 Siswa (38,89%)
Tidak Tuntas : 11 Siswa (61,11%)
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus:
P =
x 100%
Dimana:
P= Nilai dalam persen
F= Frekuensi siswa tuntas KKM
N= Jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)
Sehingga,
Diketahui F= 7
N= 18
P=
x 100%
84
= 38,89%
Tabel 4.1 menunjukan bahwa nilai rata-rata yang telah dicapai
siswa pada Pra Siklus hanya mencapai 58,61. Terdapat 7 siswa yang
tuntas belajar (38,89%), sedangkan terdapat 11 siswa yang tidak tuntas
(61,11%). Hasil belajar pra siklus secara klasikal belum berhasil karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 68 (nilai KKM) hanya mencapai 38,89%
dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil presentase belum mencapai
indikator keberhasilan secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh
siswa. Jadi harus dilaksanakan Siklus I untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Deskripsi Siklus I
a. Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Sabtu, 6 April 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus I adalah penggunaan ejaan, huruf
kapital dan kosa kata. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
pada Siklus I menunjukan bahwa siswa bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC), meskipun belum semua siswa aktif
berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Nilai hasil belajar siswa
pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa SD N Gunung Tumpeng 1 Siklus I
85
No. Nama Siswa Siklus I Keterangan
1. ARI 80 TUNTAS
2. AHA 77 TUNTAS
3. BBSG 87 TUNTAS
4. DDD 70 TUNTAS
5. FRA 63 TIDAK TUNTAS
6. FBA 80 TUNTAS
7. FDA 77 TUNTAS
8. FGA 85 TUNTAS
9. MS 80 TUNTAS
10. MF 42 TIDAK TUNTAS
11. MLH 45 TIDAK TUNTAS
12. MMA 28 TIDAK TUNTAS
13. MRFD 75 TUNTAS
14. MTS 68 TUNTAS
15. NK 72 TUNTAS
16. ODA 87 TUNTAS
17. YF 82 TUNTAS
18. MFR 63 TIDAK TUNTAS
Jumlah 1.231
Rata-rata 68,38
(Sumber: Data Primer)
86
Keterangan
Tuntas : 13 Siswa (72,22%)
Tidak Tuntas : 5 Siswa (27,28%)
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus:
P =
x 100%
Dimana:
P= Nilai dalam persen
F= Frekuensi siswa tuntas KKM
N= Jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)
Sehingga,
Diketahui F= 13
N= 18
P=
x 100%
= 72,22%
Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus I mencapai 68,38%. Terdapat 13 siswa yang tuntas belajar
(72,22%), sedangkan ada 5 siswa yang tidak tuntas belajar (27,78%).
Hasil belajar pada Siklus I secara klasikal belum berhasil karena siswa
yang memperoleh nilai ≥ 68 (nilai KKM) hanya mencapai 68,38% dari
87
jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil presentase belum mencapai
indikator keberhasilan secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh
siswa. Jadi harus dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu Siklus II.
3. Deskripsi Hasil Siklus II
a. Hasil Penelitian Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Sabtu, 13 April 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah kalimat utama dan gagasan
pokok. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembelajaran Siklus I
berhasil diperbaiki pada Siklus II. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus
II dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Siklus II Keterangan
1. ARI 82 TUNTAS
2. AHA 85 TUNTAS
3. BBSG 95 TUNTAS
4. DDD 80 TUNTAS
5. FRA 50 TIDAK TUNTAS
6. FBA 100 TUNTAS
7. FDA 90 TUNTAS
8. FGA 90 TUNTAS
9. MS 95 TUNTAS
10. MF 92 TUNTAS
88
11. MLH 82 TUNTAS
12. MMA 65 TIDAK TUNTAS
13. MRFD 100 TUNTAS
14. MTS 87 TUNTAS
15. NK 90 TUNTAS
16. ODA 90 TUNTAS
17. YF 82 TUNTAS
18. MFR 100 TUNTAS
Jumlah 1.647
Rata-rata 91, 5%
(Sumber: Data Primer)
Keterangan
Tuntas : 16 Siswa
Tidak Tuntas : 2 Siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus:
P =
x 100%
Dimana:
P= Nilai dalam persen
F= Frekuensi siswa tuntas KKM
N= Jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)
89
Sehingga,
Diketahui F= 16
N= 18
P=
x 100%
= 88,89%
Tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada siklus II mencapai 91, 5%. Terdapat 16 siswa yang tuntas belajar
(88,89%), sedangkan ada 2 siswa yang tidak tuntas belajar (11,11%).
Pada Siklus II menunjukan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai
indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah
siswa memperoleh ≥ 68 (nilai KKM). Pembelajaran pada Siklus II
dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis pengumpulan
data diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa. Rekapilutasi hasil
belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut:
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa SD N Gunung Tumpeng 1
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Presentase
Siklus I Tuntas 13 72,22%
Tidak Tuntas 5 27,78%
Siklus II Tuntas 16 88,89%
90
Tidak Tuntas 2 11,11%
(Sumber: Data Primer)
Tabel 4.4 menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa
setelah dilakukan tindakan. Hasil belajar siswa yang mengalami
peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penggunaan
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC).
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat
13 siswa (72,22%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (dibawah KKM) ada 5 siswa (27,78%) dengan nilai rata-rata 68,38.
Hasil presentase belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal
yang telah ditetapkan. Jadi, penelitian dilanjutkan ke Siklus II dengan
materi dan waktu yang berbeda. Data ketuntasan hasil belajar siswa pada
Siklus I dapat dicermati pada Diagram 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Pie Hasil Siklus I
91
(Sumber: Data Primer)
= Jumlah siswa yang belum tuntas Siklus I
= Jumlah siswa yang tuntas Siklus I
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat 13
siswa (72,22%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (dibawah KKM) ada 5 siswa (27,78%) dengan nilai rata-rata 68,38.
Hasil yang diperoleh siswa dari Pra Siklus ke Siklus I mengalami
peningkatan 33% . Hasil belajar pada Siklus I secara klasikal belum
berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 68 (nilai KKM) mencapai
belum mencapai 85% sehingga penelitian tindakan kelas dilanjutkan
Siklus II guna memperbaiki hasil belajar Siklus I. Data hasil ketuntasan
belajar siswa pada Siklus I dapat dicermati pada Diagram 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Pie Hasil Siklus II
72,22%
27,78%
HASIL SIKLUS I
92
(Sumber: Data Primer)
= Jumlah siswa yang belum tuntas Siklus II
= Jumlah siswa yang tuntas Siklus II
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat 16
siswa (88,89%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (dibawah KKM) ada 2 siswa (11,11%) dengan nilai rata-rata 91,5.
Hasil yang diperoleh siswa dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan
17% . Hasil belajar pada Siklus II secara klasikal sudah berhasil karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 68 (nilai KKM) sudah mencapai 88,89%
sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus II. Siswa yang
tidak tuntas belajar pada Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa
latihan-latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan
semua siswa dapat tuntas belajar. Data hasil ketuntasan belajar siswa pada
Siklus II dapat dicermati pada Diagram 4.3
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus sampai Siklus II
88,89%
11,11%
HASIL SIKLUS II
93
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.3 menunjukan bahwa hasil belajar siswa setelah
diterapkan model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) terjadi peningkatan dari Siklus I terdapat 72,22% siswa tuntas
belajar, sedangkan pada Siklus II 88,89% siswa tuntas belajar.
Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Pra Siklus ke Siklus I 33%
,Siklus I ke Siklus II 17%. Pada kondisi awal melakukan Pra Siklus nilai
terendah adalah 28, sedangkan Siklus I nilai terendah adalah 45, dan
siklus II nilai terendah adalah 50. Sedangkan untuk nilai tertinggi pada
Pra Siklus adalah 75, Siklus I 87, dan Siklus II 100. Sehingga dari hasil
penelitian tersebut dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan
presentase dari Pra Siklus sampai dengan Siklus II.
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Pra SiklusSiklus I
Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca intensif dengan
menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia
pada kelas III SD N Gunung Tumpeng I Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2018/2019.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai tiap
siklusnya. Dari 18 siswa, pada Pra Siklus terdapat 7 (38,89%) siswa yang
tuntas belajar, 11 (61,11%) siswa tidak tuntas belajar. Siklus I terdapat 11
(72,22%) siswa yang tuntas belajar, 7 (27,78%) siswa tidak tuntas belajar.
Siklus II terdapat 16 (88,89%) siswa tuntas belajar, 2 (11,11) siswa tidak
tuntas belajar. Hal tersebut membuktikan bahwa dari tahap Pra Siklus
sampai Siklus II hasil belajar siswa semakin meningkat dari tiap siklusnya.
Pada tahap Pra Siklus sampai Siklus I hasil belajar siswa
mengalami peningkatan sebanyak 33%. Sedangkan pada Siklus I sampai
Siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 17%.
Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari peningkatan nilai
rata-rata setiap siklusnya. Ketuntassan hasil belajar siswa pada Pra Siklus
memiliki nilai rata-rata 58,6, Siklus I memiliki nilai rata-rata 68,3, dan
Siklus II memiliki nilai rata-rata 91,5. Penelitian dihentikan sampai Siklus
95
II karena hasil belajar siswa sudah menunjukan indikator ketuntasan
klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa tuntas belajar. Siswa yang
tidak tuntas pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-
latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua
siswa dapat tuntas belajar pada materi membaca intensif.
B. Saran
1. Siswa
a. Siswa hendaknya ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Siswa hendaknya berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu
masalah.
c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
2. Guru
a. Guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada
kegiatan pembelajaran berikutnya.
b. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa yang belum tuntas
untuk membimbing dan mengarahkan pada kegiatan belajar materi
membaca intensif.
c. Guru diharapkan melakukan penelitian dengan materi yang sama
untuk menghasilkan hasil belajar yang baik menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC).
96
3. Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru
tentang penerapan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta
dapat mengajak siswa untuk berfikir kritis.
4. Orang Tua
Orang tua hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa
ketika belajar di rumah dengan model pembelajaran yang dapat
memotivasi siswa untuk giat belajar.
97
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sri Wintala. 2015. Buku Induk Mahir Bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta: Araska.
Aminnudin. 2001. Semantik. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Badudu, J.S. 1979. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers.
Dewi, Rosa dan Putrayasa. 2017. Penerapan Model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Teks Diskusi Pada Siswa Kelas VIII. 4 SMP Negeri
2 Singaraja. Singaraja. Vol: 6 No: 1
Effendi, 2015. Tata Bahasa Dasar Bahasa Indonesia. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Irham, Muhammad. 2017. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Kurniasari, Anna Nurlaila. Sarikata Bahasa dan Sastra Indonesia. 2014.
Yogyakarta: CV Solusi Distribusi.
Logika. 2006. Belajar Paraktis Bahasa Inonesia. Klaten: Viva Pakarindo.
Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodologi Peneleitian Pendidikan. Yogyakarta:
Gava Media.
Nasucha, Yakub, Dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.
Purwanto, Ngalim M dan Djeniah Alim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Rosda Jayaputra
Putri, Erda Eka, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading And Composition (Circ)Terhadap Keterampilan Menulis Teks
Biografi. Padang. Vol. 7 No. 3 September 2018; Seri B 99-106.
Ramandhanti, Dina. 2017. Penerapan Model Kooperatif Tipe CIRC dalam
Pembelajaran Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Lembah
Gumanti. Sumatra Barat. ISSN: 2442-8485.
98
Samsuri. 1981. Analisis Bahasa. Jakarta Pusat: Erlangga.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Simbolon, Naeklan dan Chintia Khoiri. 2016. Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Model Pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition) pada Pelajaran
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Medan. 10/08, 56-66.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor Belajar yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Subur. 2015. Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Yogyakarta: Kalimedia
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media
Group.
Suyadi. 2014. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press
Titsc1her, Stevan. Dkk,. 2009. Metode analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Warso, Agus. 2017. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan.
Yogyakarta: Graha Cendikia
99
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD N Gunung Tumpeng 1
Kelas/ Semester : III/ II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
A. Standar Kompetensi
3. Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan membaca
puisi
B. Kompetensi Dasar :
3.1. Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150 – 200 kata) yang dibaca secara intensif
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1 Siswa mengidentifikasi kalimat yang harus menggunakan huruf
kapital dan penggunaan ejaan yang benar.
3.1.2 Siswa menuliskan kosa kata yang sulit
3.1.3 Siswa menjawab pertanyaan mengenai isi bacaan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi kalimat yang harus menggunakan huruf
kapital penggunaan ejaan yang benar.
2. Siswa berani mengajukan pertanyaan mengenai kosa kata yang sulit
dalam bacaan.
3. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai isi bacaan
100
E. Materi ajar
1. Kosa Kata
Wayang ini dikeramatkan oleh pewarisnya dan tak sembarang bisa
dipertunjukkan karena harus melalui ritual tertentu. Wayang beber kini
memang kurang populer, tetapi dalam perjalanannya, wayang beber
menyimpan banyak sejarah yang perlu dilestarikan.
2. Penggunaan Ejaan menurut EYD.
a. Penggunakan Tanda Titik (.)
1) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan kalimat tanya
atau kalimat seru.
Contoh: Rudi memelihara dua ekor kucing.
2) Tanda titik digunakan untuk memisahkan jam dengan menit dan
detik.
Contoh: Aku menyirami bunga setiap pukul 16.00.
3) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ratusan dengan
ribuan.
Contoh: Harga telur 1 kg adalah Rp. 16.000,00
b. Penggunakan Tanda Hubung (-)
1) Tanda hubung dipergunakan untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh: Cakar komodo digunakan untuk mencabik-cabik mangsa.
2) Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan
tahun yang bulannya ditulis menggunakan angka.
Contoh: Putri lahir tanggal 11-12-2004.
101
c. Penggunaan Tanda Koma (,)
Tanda koma digunakan diantara unsur-unsur dalam satu perincian.
Contoh: Ibu membeli apel, pepaya, dan pisang.
3. Penggunaan Huruf Besar/ Kapital
a. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama suatu kata dalam kalimat.
Contoh: Tanaman di kebunku tumbuh subur.
b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama orang, nama
tempat, nama bangsa, suku bangsa, bahasa, dan negara.
Contoh: Ayah mengunjungi suku Asmat di Papua untuk mempelajari
penggunaan bahasa Indonesia di sana.
F. Alokasi waktu : 2 x 35 menit
G. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Metode diskusi
3. Metode tanya jawab
4. Model Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)
H. Media Pembelajaran
1. Mind Mapping
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan
basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.
b. Siswa menyiapkan buku BahasaIndonesia, membuka bab yang akan
dipelajari.
c. Secara bersama membaca materi dan sub materi.
d. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dan
tujuan atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
102
e. Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisifasi aktif dalam
pembelajaran.
2. Kegiatan inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberian
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
2) Dengan bimbingan guru, siswa secara berkelompok
mendiskusikan materi yang terbuat di buku paket siswa.
3) Dengan penjelasan guru, siswa melengkapi materi yang telah
diskusikan dan yang berasal dari LKS.
4) Siswa membuat catatan hasil pembahasan dan penjelasan materi.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
terkait materi membaca intensif.
b. Elaborasi
1) Guru menjelaskan konsep membaca intensif dengan model
pembelajaran CIRC.
2) Siswa membaca didalam hati.
3) Siswa mengamati tanda baca yang terdapat dalam teks.
4) Siswa saling membacakan satu sama lain tentang teks yang
sudah tersedia.
5) Kemudian sebagian siswa dalam satu kelompok menuliskan
kosa kata yang sulit.
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
kosa kata yang sulit.
7) Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil diskusi.
8) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi
yang belum jelas.
9) Membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan jawaban
secara menyeluruh.
c. Konfirmasi
103
1) Guru memberikan hadiah kepada kelompok siswa atau
perseorangan yang telah mampu mencapai tujuan pembelajaran.
2) Dengan Bimbingan guru, siswa merefleksi kegiatan
pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah
dilakukan.
3) Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan berbagai masalah
dan memberi informasi untuk agar bereksplorasi lebih jauh
tentang materi.
4) Guru memotivasi siswa yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3. Kegiatan akhir / penutup (10 menit)
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
b. Guru menilai / merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan.
c. Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang telah
disediakan
e. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya akan belajar
tentang materi.
f. Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan membaca
hamdallah, dan mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar
kelas dan siswa menjawab salam.
J. Sumber Belajar
a. LKS
b. Sumber Lain yang relevan.
K. Penilaian
a) Tes Hasil belajar
1) Tertulis
104
Gunung Tumpeng, 5 April 2019
Peneliti
Mutik Lailatul Q.
NIM. 23040150127
105
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Bacalah teks berikut dengan seksama!
Wayang Beber,Wayang Tertua di Indonesia
Mungkin sebagian orang mengenal wayang hanya sebatas wayang
kulit, wayang golek, atau wayang orang, padahal terdapat jenis wayang
lainnya yang hampir terlupakan, salah satunya adalah wayang beber.
Menurut beberapa sumber, wayang beber merupakan salah satu
wayang tertua di indonesia. Muncul sekitar 550 tahun silam dan
mengalami masa kejayaan selama 400 tahun.
Secara umum wayang beber tidak jauh berbeda dengan wayang
lainnya yang sama-sama digunakan untuk kepentingan pertunjukan.
Perbedaannya adalah beda bentuk wayang, cerita pementasan, dan
komponen yang ada dalam pertunjukan.
Wayang beber berupa tulisan yang dibuat pada gulungan kertas
(dulunya dilukis di atas daun lontar atau daun siwalan dengan cara dijujud
atau didistorsi), berisikan cerita yang akan dikisahkan oleh seorang dalang
dan dimainkan dengan cara membeberkannya. Kata “beber” sendiri
106
menurut bahasa Jawa berarti njlentrehake atau dalam bahasa Indonesia
berarti dibentangkan atau diuraikan. Pementasan wayang beber bisa
dilakukan minim dan jarang ditemui. Namun, pertunjukan ini dapat
ditemukan di daerah Pacitan dan Gunung Kidul, Yogyakarta.
Pementasan wayang beber biasanya digelar pada ritual-ritual
tertentu, seperti ruwat, bersih desa, menolak hama, atau proses kehidupan
manusia (kelahiran, pernikahan, khitanan). Dahulu wayang beber tidak
diiringi dengan gamelan, tetapi seiring perkembangan jaman wayang
beber kemudian diiringi gamelan yang sederhana, yaitu kendang, rebab,
kenong, gong, kethuk raras jangga, dan kempul raras lima.
Wayang ini dikeramatkan oleh pewarisnya dan tak sembarang bisa
dipertunjukkan karena harus melalui ritual tertentu. Wayang beber kini
memang kurang populer, tetapi dalam perjalanannya, wayang beber
menyimpan banyak sejarah yang perlu dilestarikan.
Essay:
1) Apa judul cerita diatas?
2) Ada berapa paragraf pada cerita diatas?
3) Apa yang dimaksud dengan njlentrehake?
4) Dikota mana kita dapat melihat pertunjukan wayang beber?
5) Buatlah kalimat menggunakan tanda koma dengan benar!
6) andi sedang belajar bahasa indonesia di rumah bersama teman temannya.
Salinlah kalimat di atas dengan menggunakan huruf kapital yang benar!
107
7) Buatlah 1 contoh kalimat yang menggunakan tanda koma (,) berdasarkan
penggunaan ejaan bahasa indonesia yang benar!
8) Ceritakan pengalaman menyenangkan yang pernah kamu alami dengan
menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang tepat!
9) Apa yang dimaksud dengan kata “populer” pada teks di atas?
10) Buatlah1 kalimat menggunakan kata sambung (-) dan titik (.)!
KUNCI JAWABAN
1. Wayang beber, wayang tertua di Indonesia.
2. 6 paragraf
3. Dibentangkan atau diuraikan
4. Pacitan dan Gunung Kidul Yogyakarta.
5. Aku membeli buah apel, jeruk, dan anggur.
6. Andi sedang belajar bahasa Indonesia di rumah bersama teman-temannya.
7. Adikku sedang berlari-lari di teras.
8. Pergi berwisata. Aku dan keluargaku pergi ke kota Bali. Di Bali kita jalan-
jalan ke pantai, candi, dan menginap di hotel.
9. Terkenal.
10. Aku dan teman-teman sedang bermain bola dilapangan.
Skor Penilaian:
1. Setiap jawaban benar mendapat skor 10
2. Nilai maksimal 100
108
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD N Gunung Tumpeng 1
Kelas/ Semester : III/ II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Jumlah Pertemuan : 1 x pertemuan
A. Standar Kompetensi
3. Memahami teks dengan membaca intensif (150 – 200 kata) dan membaca
puisi
B. Kompetensi Dasar :
3.1. Menjawab atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
C. Indikator Kompetensi
3.1.3 Menjawab pertanyaan berdasarkan isi bacaan
3.1.4 Menemukan kalimat utama dan ide pokok dalam bacaan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjawab pertanyaan berdasarkan isi bacaan
2. Siswa mampu menemukan kalimat utama dan ide pokok dalam bacaan.
E. Materi ajar
1. Letak Kalimat Utama
Ada 4 cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu:
a. Pada awal paragraf
109
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat utama. Kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas yang
berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya bersifat
deduktif, dari yang umum kepada yang khusus.
b. Pada akhir paragraf
Paragraf ini dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian
diikuti oleh kalimat utama. Paragraf ini biasannya bersifat induktif,
dari yang khusus kepada yang umum.
c. Pada awal dan akhir paragraf
Paragraf ini dimulai dengan kalimat utama kemudian diikuti oleh
kalimat-kalimat penjelas dan pada akhir paragraf ditutup dengan
kalimat utama (kesimpulan).
d. Tanpa kalimat utama
Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Berarti pikiran utama
terbesar diseluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut.
(Nasucha, 2009: 40-42).
2. Gagasan Pokok Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran
yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai
dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat
penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan
F. Alokasi waktu : 2 x 35 menit
G. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Metode diskusi
3. Metode tanya jawab
4. Model Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)
H. Media Pembelajaran
110
1. Mind Mapping
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan
basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.
b. Siswa menyiapkan buku Bahasa Indonesia, membuka bab yang akan
dipelajari.
c. Secara bersama membaca materi dan sub materi.
d. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dan
tujuan atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
e. Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisifasi aktif dalam
pembelajaran.
2. Kegiatan inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberian
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
2) Dengan bimbingan guru, siswa secara berkelompok
mendiskusikan materi yang terbuat di buku paket siswa.
3) Dengan penjelasan guru, siswa melengkapi materi yang telah
diskusikan dan yang berasal dari LKS.
4) Siswa membuat catatan hasil pembahasan dan penjelasan materi.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
terkait materi membaca intensif.
b. Elaborasi
1) Guru menjelaskan konsep membaca intensif dengan model
CIRC.
2) Siswa membaca didalam hati.
3) Siswa mengamati tanda baca yang terdapat dalam teks.
4) Siswa saling membacakan satu sama lain tentang teks yang
sudah tersedia.
111
5) Kemudian sebagian siswa dalam satu kelompok menuliskan
gagasan pokok dan kalimat utama dalam teks yang sudah
tersedia.
6) Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil diskusi.
7) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi
yang belum jelas.
8) Membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan jawaban
secara menyeluruh.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan hadiah kepada kelompok siswa atau
perseorangan yang telah mampu mencapai tujuan pembelajaran.
2) Dengan Bimbingan guru, siswa merefleksi kegiatan
pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah
dilakukan.
3) Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan berbagai masalah
dan memberi informasi untuk agar bereksplorasi lebih jauh
tentang materi.
4) Guru memotivasi siswa yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
3. Kegiatan akhir / penutup (10 menit)
1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
2. Guru menilai / merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan.
3. Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang telah
disediakan
5. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya akan belajar
tentang materi.
6. Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan membaca
hamdallah, dan mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar
kelas dan siswa menjawab salam.
112
J. Sumber Belajar
1. LKS
2. Sumber Lain yang relevan.
K. Penilaian
1. Tes Hasil belajar
a. Tertulis
Gunung Tumpeng, 5 April 2019
Peneliti
Mutik Lailatul Q.
NIM. 23040150127
113
Soal
Bacalah teks di bawah ini dan kerjakan soal-soal dengan jawaban yang benar!
Perhatikan Cairan yang Masuk ke Tubuhmu
Mengatur pola minum air itu ternyata sangat penting. Jangan sampai
kita kekurangan cairan. Kenapa? Jika kekurangan cairan, kita bisa terkena
dehidrasi. Nah, saat dehidrasi konsentrasi kita berkurang dan badan kita
juga akan terasa lemas.
Ada cara untuk mengetahui keadaan cairan di tubuh kita. Caranya
dengan melihat warna urine kita. Jika urinenya berwarna kuning pekat, itu
tandanya kekurangan cairan. Namun, jika warna urine kita putih, itu
tandanya cairan dalam tubuh kita sudah cukup.
Kelebihan cairan tidak baik untuk tubuh. Hal ini terutama saat
melakukan olahraga berat. Ternyata kelebihan minum air saat olahraga itu
bisa menyebabkan kekurangan natrium yang bisa menyebabkan otak
bengkak. Selain itu, kelebihan minum air saat olahraga berat dapat
membuat seseorang tiba-tiba menjadi kejang-kejang, kesadaran menurun,
dan gejala mual.
1. Tuliskan kalimat utama paragraf pertama berdasarkan teks diatas!
Jawab:
2. Tuliskan gagasan utama pada paragraf pertama!
Jawab:
3. Ada berapa paragraf pada teks diatas?
Jawab:
114
4. Tuliskan kalimat utama paragraf kedua berdasarkan teks diatas!
Jawab:
5. Tuliskan gagasan utama pada paragraf kedua berdasarkan teks diatas!
Jawab:
6. Tuliskan kalimat utama paragraf ketiga berdasarkan teks diatas!
Jawab:
Batik merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia yang telah
menjadi kebanggaan bangsa. Batik sudah mempunyai tempat tersendiri di hati
masyarakat Indonesia. Batik seakan mampu menyampaikan rasa kebudayaan
bangsa. Keberadaan batik selama ini telah menjadi primadona di kalangan
pecinta mode.
7. Tuliskan kalimat utama berdasarkan paragraf diatas!
Jawab:
8. Tuliskan gagasan utama berdasarkan teks diatas teks diatas!
Jawab:
Bencana banjir lumpur akibat jebolnya tanggul Situ Gintung di
Tangerang Selatan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Beberapa
penyakit yang akan timbul sesudah bencana adalah diare, tifus, leptospirosis,
dan demam berdarah. Masalah kesehatan korban dan masyarakat di sekitar
lokasi bencana harus diantisipasi. Beberapa penyakit itu muncul karena
llingkungan kotor dan sumber air bersih tercemar lumpur.
9. Tuliskan kalimat utama berdasarkan teks di atas !
Jawab:
115
10. Tuliskan gagasan pokok berdasarkan di atas!
Jawab:
KUNCI JAWABAN
1. Mengatur pola minum air itu ternyata sangat penting.
2. Pentingnya pola minum air.
3. 3
4. Ada cara untuk mengetahui keadaan cairan di tubuh kita.
5. Cara untuk mengetahui keadaan cairan di tubuh
6. Kelebihan cairan tidak baik untuk tubuh
7. Batik merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia yang telah
menjadi kebanggaan bangsa.
8. Batik adalah kebanggaan bangsa.
9. Bencana banjir lumpur akibat jebolnya tanggul Situ Gintung di
Tangerang Selatan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
10. Bencana banjir lumpur menimbulkan berbagai macam penyakit.
Skor Penilaian:
1. Setiap jawaban benar mendapat skor 10
2. Nilai maksimal 100
116
Lampiran 3
Lembar Observasi Guru Materi Membaca Intensif Siklus I
No Aspek yang Diamati
Skor
A B C D
Kemampuan Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memotivasi siswa secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
√
3. Memberikan apresepsi (kaitan
dengan materi)
√
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran,
cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus
√
Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi √
6. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
√
7. Antusiasme dalam penampilan √
Penguasaan Bahan Belajar Materi Pelajaran
8. Bahan belajar disajikan sesuai
langkah-langkah yang
√
117
direncanakan dalam RPP
9. Kejelasan dalam menjelaskan
bahan belajar
√
10. Memiliki wawasan yang luas
dalam menyampaikan bahan
belajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
11. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan
√
12. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi dan merespon
pertanyaan siswa
√
13. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu yang disediakan
√
14. Menggunakan model
pembelajaran CIRC, media
pembelajaran, dan sumber belajar
dengan tepat
√
Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran
15. Menerapkan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) dengan
baik dan benar.
√
118
16. Melibatkan siswa dalam
penerapan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
√
17 Memberikan motivasi, pengarahan
dan bimbingan pada saat
pembelajaran
√
18 Memfasilitasi siswa melalui
pertanyaan, pemberian tugas,
diskusi, untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
√
Evaluasi Pembelajaran
19 Penilaian relevan dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
20 Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
21 Menerapkan Cooperative
Integrated Reading and
Composition (CIRC) dengan baik
dan benar
√
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
22. Meninjau kembali materi yang √
119
telah diberikan
23. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
24. Menginformasikan pembelajaran
berikutnya
√
25. Menutup pembelajaran dengan
baik dan benar
√
Jumlah 1 18 6 0
Total 4 54 10 0
Total Kinerja Guru 68
Kategori Baik
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Rentang Nilai
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (Baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (Cukup)
D = 1 (Kurang) 0 – 25 = (Kurang)
120
Lampiran 4
Lembar Observasi Siswa Materi Membaca Intensif pada Siklus I
No Aktivitas yang diamati
Skor
A B C D
1. Merespon apresiasi yang yang diberikan oleh
guru.
√
2. Aktif dan semangat selama pembelajaran . √
3. Berani bertanya dan menjawab. √
4. Berani mengungkapkan pendapat. √
5. Bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan guru.
√
6. Perhatian siswa saat pelajaran. √
7. Keterlibatan siswa saat pelajaran √
8. Keaktifan partisipasi dalam melaksanakan
tugas kelompok.
√
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok. √
10. Kelengkapan materi saat siswa
menyampaikan hasil laporan.
√
Jumlah 1 6 3 0
Total 10 45 15 0
Jumlah Keseluruhan 70
Kategori Baik
121
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Rentang Nilai
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (Baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (Cukup)
D = 1 (Kurang) 0 – 25 = (Kurang)
122
Lampiran 5
123
124
Lampiran 6
Lembar Observasi Guru Materi Membaca Intensif Siklus II
No Aspek yang Diamati
Skor
A B C D
Kemampuan Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memotivasi siswa secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
√
3. Memberikan apresepsi (kaitan
dengan materi)
√
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran,
cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus
√
Sikap Guru Selama Proses Pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi √
6. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
√
7. Antusiasme dalam penampilan √
Penguasaan Bahan Belajar Materi Pelajaran
8. Bahan belajar disajikan sesuai
langkah-langkah yang
√
125
direncanakan dalam RPP
9. Kejelasan dalam menjelaskan
bahan belajar
√
10. Memiliki wawasan yang luas
dalam menyampaikan bahan
belajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
11. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan
√
12. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi dan merespon
pertanyaan siswa
√
13. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu yang disediakan
√
14. Menggunakan model
pembelajaran CIRC, media
pembelajaran, dan sumber belajar
dengan tepat
√
Kemampuan Menerapkan Model Pembelajaran
15. Menerapkan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) dengan
baik dan benar.
√
126
16. Melibatkan siswa dalam
penerapan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
√
17 Memberikan motivasi, pengarahan
dan bimbingan pada saat
pembelajaran
√
18 Memfasilitasi siswa melalui
pertanyaan, pemberian tugas,
diskusi, untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
√
Evaluasi Pembelajaran
19 Penilaian relevan dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
20 Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
21 Menerapkan Cooperative
Integrated Reading and
Composition (CIRC) dengan baik
dan benar
√
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
22. Meninjau kembali materi yang √
127
telah diberikan
23. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
24. Menginformasikan pembelajaran
berikutnya
√
25. Menutup pembelajaran dengan
baik dan benar
√
Jumlah 9 16 0 0
Total 36 48 0 0
Total Kinerja Guru 84
Kategori Sangat Baik
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Rentang Nilai
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (Baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (Cukup)
D = 1 (Kurang) 0 – 25 = (Kurang)
128
Lampiran 7
Lembar Observasi Siswa Materi Membaca Intensif Siklus II
No Aktivitas yang diamati
Skor
A B C D
1. Merespon apresiasi yang yang diberikan
oleh guru.
√
2. Aktif dan semangat selama
pembelajaran .
√
3. Berani bertanya dan menjawab. √
4. Berani mengungkapkan pendapat. √
5. Bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan guru.
√
6. Perhatian siswa saat pelajaran. √
7. Keterlibatan siswa saat pelajaran √
8. Keaktifan partisipasi dalam
melaksanakan tugas kelompok.
√
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok.
√
10. Kelengkapan materi saat siswa
menyampaikan hasil laporan.
√
Jumlah 3 7 0 0
Total 30 52,5 0 0
129
Jumlah Keseluruhan 82,5
Kategori Sangat Baik
(Sumber: Data Primer)
A = 4 (Sangat Baik) 76 – 100 = (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) 56 – 75 = (Baik)
C = 2 (Cukup) 26 – 55 = (Cukup)
D = 1 (Kurang) 0 – 25 = (Kurang)
130
Lampiran 8
131
132
Lampiran 9
FOTO KEGIATAN
PELAKSANAAN SIKLUS 1 DAN SIKLUS II
Guru sedang menjelaskan materi pelajaran
Siswa sedang membaca intensif (membaca dalam hati)
133
Siswa sedang berdiskusi sesuai dengan prosedur PBL
Guru sedang berkeliling memeriksa pekerjaan siswa
134
Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi
Siswa sedang mengerjakan tes formatif
135
Siswa sedang mengerjakan tes formatif
Peneliti bersama siswa kelas III SD N Gunung Tumpeng 1
136
Lampiran 10
137
138
Lampiran 11
139
Lampiran 12
140
Lampiran 13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama : Mutik Lailatul Qodriyah
2. NIM : 23040150127
3. TTL : Sragen, 3 Februari 1997
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Dusun Tenggak, RT. 012, RW. 005 Kec.
Sidoharjo, Kab. Sragen.
7. Riwayat Pendidikan :
a. SD N Tenggak II Sragen lulus tahun 2009
b. SMP N 2 Sidoharjo Sragen lulus tahun 2012
c. SMK Muhammadiyah 4 Sragen lulus tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Gunung Tumpeng, 10 April 2019
Penulis,
Mutik Lailatul Qodriyah
NIM. 23040150127
141
Lampiran 14
142
143
144