Download - Peper Sistem Saraf_fix
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 1/49
SOAL DAN KASUS
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan anatomi fisiologi system saraf pusat dan tepi
2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan persarafan: saraf cranial
3. Melakukan prosedur pemeriksaan persarafan: saraf cranial
Ny , perawat keluarga !erkunjung ke rumah "n #. "n # mengeluhkan kepala sering terasa
pusing dan penglihatan mulai tidak jelas sejak 2 !ulan yang lalu, penciuman "n # juga kadang
tidak !ias mem!auai makanan yang disantap. . "n # mengidap hipertensi sejak $ tahun yang
lalu. Saat di periksa, tekanan darah tuan # 1%&'(& mm#g. "n # tinggal didaerah kawasan
industry.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 2/49
PEMBAHASAN
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis
). *")+
1. Sere!rum
Sere!rum merupakan !agian otak yang paling
!esar dan paling menonjol. i sini terletak pusat-
pusat saraf yang mengatur semua kegiatan
sensorik dan motorik, juga mengatur proses
penalaran, memori dan inteligensi. #emisfer
sere!ri kanan mengatur !agian tu!uh se!elah kiri
dan hemisfer sere!ri kiri mengatur !agian tu!uh
kanan.
2. +orteks Sere!ri
+orteks sere!ri terdiri atas % lo!us, yaitu :
a. o!us /rontal
o!us frontalis mencakup !agian dari korteks sere!rum !agian depan yaitu darisulkus sentralis 0suatu fisura atau alur dan di dasar sulkus lateralis.lo!us frontal
!ertanggung jawa! untuk perilaku !ertujuan, penentuan keputusan moral, dan
pemikiran yang kompleks.
!. o!us arietalis
o!us parietalis adalah daerah korteks yang terletak di !elakang sulkus sentralis,
di atas fisura lateralis, dan meluas ke !elakang fisura parieto-oksipitalis. Sel lo!us
parietalis !ekerja se!agai area asosiasi sekunder untuk menginterpretasikan
rangsangan yang dating.
c. o!us *ksipital
o!us ini terletak di se!elah posterior dari lo!us parietalis dan di atas fisura
parieo-oksipitalis, yang memisahkannya dari sere!rum. o!us ini adalah pusat
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 3/49
asosiasi isual utama. o!us ini menerima informasi yang !erasal dari retina
mata.
d. o!us "emporalis
o!us temporalis mencakup !agiam korteks sere!rum yang !erjalan ke !awah
dari fisura lateralis dan ke se!elah posterior dari fisura parieto-oksipitalis. o!us
temporalis adalah area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan mencakup
area 4ernicke tempat interpretasi !ahasa. o!us ini juga terli!at dalam
interpretasi !au dan penyimpanan memori.
3. Sere!elum
Memiliki fungsi utama se!agai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseim!angan, dan posisi tu!uh. 5ika terjadi rangsangan yang mem!ahayakan,
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 4/49
%. atang *tak
agian-!agian !atang otak dari atas ke !awah adalah pons dan medulla o!longata. i
seluruh !atang otak !anyak ditemukan jaras-jaras yang !erjalan naik dan turun.
atang otak merupakan pusat relai dan refleks dari SS.
Pons
ons merupakan sera!ut yang menghu!ungkan kedua hemisfer sere!elum serta
menghu!ungkan mesensefalon di se!elah atas dengan medulla o!longata di !awah.
ons merupakan mata rantai pe!ghu!ung yang penting pada jaras kortikosere!elaris
yang menyatukan hemisfer sere!ri dan sere!elum.
Medula Oblongata
Medulla o!longata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung,
asokonstriktor, pernapasan, !ersin, !atuk, menelan, pengeluaran air liur, dan
muntah. Semua jaras asendens dan desendens medulla spinalis dapat terlihat disini.
$. Mesensefalon
Mesensefalon 0otak tengah merupakan !agian pendek dari !atang otak yang letaknya
di atas pons. agian ini mencakup !agian posterior, yaitu tektum yang terdiri atas
kolikuli superior dan kolikuli inferior serta !agian anterior, yaitu pedunkulus sere!ri.
+olikuli superior !erperan dalam refleks penglihatan dan koordinasi gerakan
penglihatan, kolikuli inferior !erperan dalam refleks pendengaran, misalnya
menggerakkan kepala kea rah datangnya suara.
6. iensefalon
iensefalon !iasanya di!agi menjadi empat wilayah yaitu thalamus, su!talamus,
epitalamus, dan hipotalamus. iensefalon memproses rangsang sensorik dan
mem!antu mencetuskan atau memodifikasi reksi tu!uh terhadap rangsang-rangsang
terse!ut.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 5/49
. M78) S9N)9S
Sumsum tulang !elakang atau medulla
spinalis mempunyai panjang sekitar 2$-2cm,
letaknya di dalam rongga pada ruas-ruas
tulang !elakang 0caum spinalis yang
merupakan lanjutan dari foramen magnum.
Sumsum tulang !elakang mempunyai fungsi
yaitu !ekerja se!agai suatu alur penghantaran
rangsang antara saraf tepi dengan otak dan
!erisi !e!erapa pusat refleks. #al ini
menunjukkan !ahwa sumsum tulang !elakang !erperan penting dalam semua
pengindraan dan semua gerakan. /ungsi yang lain yaitu se!agai penyampaian impuls
saraf sensorik dari perifer ke otak dan menghantarkan implus saraf motorik dari otak ke
perifer. Selain itu, sumsum tulang !elakang !ertindak se!agai se!uah pusat gerak refleks.
em!agian secara garis !esar, !erdasarkan struktur dapat di lihat pada gam!ar
!erikut:
Sste! S"a# Te$
O"gan E#e%to"O"gan Rese$to"
Sste! Sa"a# Pusat
*tak ; Medula Spinalis
Simpatis
*tot rangka
Saraf Motorik
*tonom
Saraf Motorik
Somatik
agian 7ferenagian )feren
arasimpatis
<iseral*tot polos
*tot jantung
kelenjar Somatik
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 6/49
II. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM S&ARAF TEPI
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar 0sistem saraf
otonom. Sistem saraf sadar mengontrol aktiitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan
saraf otonom mengontrol aktiitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung,
gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1. Sste! Sa"a# Sada"
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak 0saraf kranial, yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang !elakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang !elakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
a. "iga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan =
!. ima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, %, 6, 11, dan 12
c. 7mpat pasang saraf ga!ungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor $, , (, dan 1&.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nerus agus yang
melewati leher ke !awah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nerus agus mem!entuk
!agian saraf otonom. *leh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nerus agus
dise!ut saraf pengem!ara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang !elakang !erjumlah 31 pasang saraf ga!ungan. erdasarkan
asalnya, saraf sumsum tulang !elakang di!edakan atas = pasang saraf leher, 12 pasang saraf
punggung, $ pasang saraf pinggang, $ pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
e!erapa urat saraf !ersatu mem!entuk jaringan urat saraf yang dise!ut pleksus. )da 3 !uah
pleksus yaitu se!agai !erikut.
a. leksus cericalis merupakan ga!ungan urat saraf leher yang mempengaruhi !agian
leher, !ahu, dan diafragma.
!. leksus !rachialis mempengaruhi !agian tangan.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 7/49
c. leksus 5um!o sakralis yang mempengaruhi !agian pinggul dan kaki.
2. Sa"a# Otono!
Sistem saraf otonom disusun oleh sera!ut saraf yang !erasal dari otak maupun darisumsum tulang !elakang dan menuju organ yang !ersangkutan. alam sistem ini terdapat
!e!erapa jalur dan masing-masing jalur mem!entuk sinapsis yang kompleks dan juga
mem!entuk ganglion. 8rat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion dise!ut urat saraf pra
ganglion dan yang !erada pada ujung ganglion dise!ut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat di!agi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. er!edaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi
ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang !elakang
menempel pada sumsum tulang !elakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang di!antu.
/ungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu !erlawanan 0antagonis. Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan >nerus agus? !ersama ca!ang-ca!angnya
ditam!ah dengan !e!erapa saraf otak
lain dan saraf sumsum sam!ung.
/ungsi Saraf *tonom
a. Pa"as!$at%
1 mengecilkan pupil
2 menstimulasi aliran ludah
3 memperlam!at denyut jantung
% mem!esarkan !ronkus
$ menstimulasi sekresi
kelenjar pencernaan
6 mengerutkan kantung kemih
!. S!$at%
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 8/49
1 memper!esar pupil
2 mengham!at aliran ludah
3 mempercepat denyut jantung
% mengecilkan !ronkus
$ mengham!at sekresi kelenjar pencernaan
6 mengham!at kontraksi kandung kemih
III. PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
emeriksaan saraf merupakan salah satu dari rangkaian pemeriksaan neurologis yang
terdiri dari@
1. Status mental,
2. "ingkat kesadaran,
3. /ungsi saraf kranial,
%. /ungsi motorik,
$. Aefleks,6. +oordinasi dan gaya !erjalan
. /ungsi sensorik
Saraf-saraf kranial langsung !erasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lu!ang-
lu!ang pada tulang yang dinamakan foramina, terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan
dengan nama atau dengan angka romawi. Saraf kranial 9, 99, <99 merupakan saraf sensorik murni,
saraf kranial 999, 9<, B9 dan B99 merupakan saraf motorik, tetapi juga mengandung sera!ut
proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya. Saraf kranial <, <99, B merupakan saraf
campuran, saraf kranial 999, <99 dan B juga mengandung !e!erapa sera!ut saraf dari ca!ang
parasimpatis sistem saraf otonom.
A. DEFINISI
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 9/49
Saraf-saraf kranial dalam !ahasa latin adalah Neri Craniales yang !erarti kedua !elas
pasangan saraf yang !erhu!ungan dengan otak mencakup neri olfaktorii 09, optikus 099,
okulomotorius 0999, troklearis 09<, trigeminus 0<, a!dusens 0<9, fasialis 0<99,
esti!ulokoklearis 0<999, glosofaringeus 09B, agus 0B, asesorius 0B9, hipoglosus 0B99.
Dangguan saraf kranialis adalah gangguan yang terjadi pada sera!ut saraf yang
!erawal dari otak atau !atang otak, dan mengaki!atkan tim!ulnyakeluhan ataupun gejala
pada !er!agai organ atau !agian tu!uh yang dipersarafinya.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 10/49
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 11/49
B. PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
'. Sa"a# Ol#a%to"us (N. I)
Saraf ini tidak diperiksa secara rutin, tetapi harus dikerjakan jika terdapat riwayat
tentang hilangnya rasa pengecapan dan penciuman, kalau penderita mengalami cedera
kepala sedang atau !erat, dan atau dicurigai adanya penyakit-penyakit yang mengenai
!agian !asal lo!us frontalis.
8ntuk menguji saraf olfaktorius digunakan !ahan yang tidak merangsang seperti
kopi, tem!akau, parfum atau rempah-rempah. etakkan salah satu !ahan-!ahan terse!ut
di depan salah satu lu!ang hidung orang terse!ut sementara lu!ang hidung yang lain kita
tutup dan pasien menutup matanya. +emudian pasien diminta untuk mem!eritahu saat
mulai terhidunya !ahan terse!ut dan kalau mungkin mengidentifikasikan !ahan yang di
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 12/49
hidung. 8ntuk hasil yang alid, lakukan dengan !e!erapa Eat'!au-!auan yang !er!eda,
tidak hanya pada 1 macam Eat saja.
enilaian : asien yang dapat mengenal semua Eat dengan !aik dise!ut daya cium
!aik 0normosmi. ila daya cium kurang dise!ut hiposmi dan !ila tidak dapat mencium
sama sekali dise!ut anosmi.
*. Sa"a# O$t%us (N. II)
emeriksaan meliputi penglihatan sentral 0<isual acuity, penglihatan perifer
0isual field, refleks pupil, pemeriksaan fundus okuli serta tes warna.
a. emeriksaan penglihatan sentral 0isual acuity
englihatan sentral diperiksa dengan kartu snellen, jari tangan, dan gerakan tangan.
1) Kartu snellen
ada pemeriksaan kartu memerlukan jarak enam meter antara pasien dengan
ta!el, jika tidak terdapat ruangan yang cukup luas, pemeriksaan ini !isa dilakukan
dengan cermin. +etajaman penglihatan normal !ila !aris yang !ertanda 6 dapat
di!aca dengan tepat oleh setiap mata 0isus 6'6
2) Jari tangan
Normal jari tangan !isa dilihat pada jarak 3 meter tetapi !isa melihat pada jarak 2
meter, maka perkiraan isusnya adalah kurang le!ih 2'6&.
3) Gerakan tangan
Normal gerakan tangan !isa dilihat pada jarak 2 meter tetapi !isa melihat pada
jarak 1 meter !erarti isusnya kurang le!ih 1'31&.
!. emeriksaan englihatan erifer
emeriksaan penglihatan perifer dapat menghasilkan informasi tentang saraf optikus
dan lintasan penglihatan mulai dari mata hingga korteks oksipitalis. englihatan
perifer diperiksa dengan tes konfrontasi atau dengan perimetri ' kompimetri.
1) Tes Konfrontasi
5arak antara pemeriksa F pasien : 6& F 1&& cm,
*!jek yang digerakkan harus !erada tepat di tengah-tengah jarak terse!ut.
*!jek yang digunakan 02 jari pemeriksa ' !allpoint di gerakan mulai dari
lapang pandang kahardan kiri 0lateral dan medial, atas dan !awah dimana
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 13/49
mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap lururs
kedepan dan tidak !oleh melirik kearah o!jek terse!ut.
Syarat pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal.
2) Perimetri / kompimetri
e!ih teliti dari tes konfrontasi
#asil pemeriksaan di proyeksikan dalam !entuk gam!ar di se!uah kartu.
c. Aefleks upil
Saraf aferen !erasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennya dari saraf
occulomotorius. )da dua macam refleks pupil.
1) Respon cahaya langsung
akailah senter kecil.
)rahkan sinar dari samping 0sehingga pasien tidak memfokus pada cahaya dan
tidak !erakomodasi ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap
cahaya.
9nspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya.
ada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil.
2) Respon cahaya konsensual
5ika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil
dengan ukuran yang sama.
d. emeriksaan fundus occuli 0fundus kopi
igunakan alat oftalmoskop. utar lensa ke arah * dioptri maka fokus dapat diarahkan
kepada fundus, kekeruhan lensa 0katarak dapat mengganggu pemeriksaan fundus.
ila retina sudah terfokus carilah terle!ih dahulu diskus optikus. Caranya adalah
dengan mengikuti perjalanan ena retinalis yang !esar ke arah diskus. Semua ena-
ena ini keluar dari diskus optikus.
e. "es warna8ntuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus.
+. Sa"a# o%ulo!oto"s (N. III)
emeriksaan meliputi @ tosis, Derakan !ola mata dan upil.
a. Ptosis
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 14/49
ada keadaan normal !ila seseorang melihat ke depan maka !atasckelopak mata
atas akan memotong iris pada titik yang sama secarac!ilateral.
tosis dicurigai !ila salah satu kelopak mata memotong iriscle!ih rendah dari pada
mata yang lain, atau !ila pasiencmendongakkan kepal ke !elakang ' ke atas 0untuk
kompensasi secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik pula.
. Gerakan ola mata.
asien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau !allpoint ke arah
medial, atas, dan !awah,
"anyakan adanya penglihatan ganda 0diplopia
ihat ada tidaknya nistagmus.
Se!elum pemeriksaan gerakan !ola mata 0pada keadaan diam sudah dilihat adanya
stra!ismus 0juling dan deiasi conjugate ke satu sisi.
c. Pupil
emeriksaan pupil meliputi :
- entuk dan ukuran pupil
- er!andingan pupil kanan dan kiri
0er!edaan : pupil se!esar 1mm masih dianggap normal
- Aefleks pupil
Meliputi pemeriksaan :
• Aefleks cahaya langsung 0!ersama N. 99
• Aefleks cahaya tidak alngsung 0!ersama N. 99
• Aefleks pupil akomodatif atau konergensi
ila seseorang melihat !enda didekat mata 0melihat hidungnya sendiri kedua otot
rektus medialis akan !erkontraksi. Derakan kedua !ola mata ini dise!ut konergensi.
ersamaan dengan gerakan !ola mata terse!ut maka kedua pupil akan mengecil 0otot
siliaris !erkontraksi 0"ejuwono atau pasien disuruh memandang jauh dan disuruh
memfokuskan matanya pada suatu o!jek diletakkan pada jarak 1$ cm didepan mata
pasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi pada kedua pupil yang dise!ut reflek
akomodasi.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 15/49
io!serasi apakah terdapat edema kelopak mata, hipermi konjungtia,hipermi
sklerata kelopak mata jatuh 0ptosis, celah mata sempit 0endophthalmus, dan !ola mata
menonjol 0eGophthalmus.
,. Sa"a# T"o%lea"s (N. I-)
emeriksaan meliputi
a. gerak mata ke lateral a!ah
. straismus kon"ergen
c. #iplopia
emeriksaan pupil dengan menggunakan penerangan senter kecil. Hang diperiksa
adalah ukuran pupil 0miosis !ila ukuran pupil I 2 mm, normal dengan ukuran %-$ mm,
pin point pupil !ila ukuran pupil sangat kecil dan midiriasis dengan ukuran J$ mm,
!entuk pupil, kesamaan ukuran antara kedua pupil 0isikor ' sama, aanisokor ' tidak
sama, dan reak pupil terhadap cahaya 0positif !ila tampak kontraksi pupil, negatie
!ila tidak ada kontraksi pupil. ilihat juga apakah terdapat perdarahan pupil 0diperiksa
dengan funduskopi.
. Sa"a# T"ge!nus (N. -)
emeriksaan meliputi@ sensi!ilitas, motorik dan refleG
a. $ensiilitas
)da tiga ca!ang sensorik, yaitu oftalmik, maksila, mandi!ula. emeriksaan
dilakukan pada ketiga ca!ang saraf terse!ut dengan mem!andingkan sisi yang satu
dengan sisi yang lain.
1 Aasa ra!a : pemeriksaan dilakukan dengan kapas yang digulung memanjang,
dengan menyentuhkan kapas kewajah pasien dimulai dari area normal ke area
dengan kelainan. andingkan rasa ra!a pasien antara wajah kiri dan kanan.
2 Aasa nyeri : dengan menggunakan tusukan jarum tajam dan tumpul. "anyakan
pada klien apakah merasakan rasa tajam dan tumpul. imulai dari area normal ke
area dengan kelainan.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 16/49
3 Aasa suhu : dengan cara yang sama tapi dengan menggunakan !otol !erisi air
dingin dan air panas, diuji dengan !ergantian 0panas-dingin. asien disuruh
meye!utkan panas atau dingin yang dirasakan
% Aasa sikap : dilakukan dengan menutup kedua mata pasien, pasien diminta
menye!utkan area wajah yang disentuh 0atas atau !awah
$ Aasa gelar : pasien disuruh mem!edakan ada atau tidak getaran garpu penala yang
dientuhkan ke wajah pasien.
. %otorik
emeriksaan dimulai dengan menginspeksi adanya atrofi otot-otot temporalis dan
masseter.
+emudian pasien disuruh mengatupkan giginya dan lakukan palpasi adanya
kontraksi masseter diatas mandi!ula.
+emudian pasien disuruh mem!uka mulutnya 0otot-otot pterigoideus dan
pertahankan tetap ter!uka sedangkan pemeriksa !erusaha menutupnya.
esi unilateral dari ca!ang motorik menye!a!kan rahang !erdeiasi kearah sisi
yang lemah 0yang terkena.
. Refleks
Aefleks kornea
1 angsung
- asien diminta melirik ke arah laterosuperior,
- kemudian dari arah lain kapas disentuhkan pada kornea mata, misal pasien
diminta melirik kearah kanan atas maka kapas disentuhkan pada kornea
mata kiri dan lakukan se!aliknya pada mata yang lain.
- +emudian !andingkan kekuatan dan kecepatan refleks terse!ut kanan dan
kiri
- saraf aferen !erasal dari N. < tetapi eferannya 0!erkedip !erasal dari
N.<99.
2 "ak langsung 0konsensual
Sentuhan kapas pada kornea atas akan menim!ulkan refleG menutup mata pada
mata kiri dan se!aliknya kegunaan pemeriksaan refleks kornea konsensual ini
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 17/49
sama dengan refleG cahaya konsensual, yaitu untuk melihat lintasan mana yang
rusak 0aferen atau eferen.
Aefleks !ersin 0nasal refleks
Aefleks masseter
8ntuk melihat adanya lesi 8MN 0certico !ultar penderita mem!uka mulut
secukupnya 0jangan terlalu le!ar kemudian dagu di!eri alas jari tangan pemeriksa
diketuk mendadak dengan palu refleks. Aespon normal akan negatif yaitu tidak
ada penutupan mulut atau positif lemah yaitu penutupan mulut ringan. Se!aliknya
pada lesi 8MN akan terlihat penutupan mulut yang kuat dan cepat.
/. Sa"a# abdusens (N. -I)
emeriksaan meliputi gerakan mata ke lateral, stra!ismus konergen dan diplopia
tanda-tanda terse!ut maksimal !ila memandang ke sisi yang terkena dan !ayangan yang
tim!ul letaknya horiEonatal dan sejajar satu sama lain.
/ungsi otot !ola mata dinilai dengan keenam arah utama yaitu lateral. ateral atas,
medial atas, medial !awah, lateral !awah, keatas dan ke!awah. asien disuruh mengikuti
arah pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa sesuai dengan keenam arah terse!ut. Normal
!ila pasien dapat mengikuti arah dengan !aik. "er!atas !ila pasien tidak dapat mengikuti
dengan !aik karena kelemahan otot mata, ninstagmus !ila gerakan !ola mata pasien !olak !alik inolunter.
0. Sa"a# #asals (N. -II)
emeriksaan saraf fasialis dilakukan saat pasien diam dan atas perintah 0tes kekuatan
otot saat pasien diam diperhatikan :
a. &simetri !a'ah
+elumpuhan nerus <999 dapat menye!a!kan penurunan sudut mulut unilateral dan
kerutan dahi menghilang serta lipatan nasola!ial, tetapi pada kelumpuhan nerus fasialis
!ilateral wajah masih tampak simetrik Derakan-gerakan a!normal 0tic facialis,
grimacing, kejang tetanus'rhesus sardonicus tremor dan seterusnya .
!. (kspresi muka 0sedih, gem!ira, takut, seperti topeng
c. Tes kekuatan otot
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 18/49
1 Mengangkat alis, !andingkan kanan dan kiri.
2 Menutup mata sekuatnya 0perhatikan asimetri kemudian pemeriksa menco!a
mem!uka kedua mata terse!ut !andingkan kekuatan kanan dan kiri.
3 Memperlihatkan gigi 0asimetri
% ersiul dan menculu 0asimetri ' deiasi ujung !i!ir
$ meniup sekuatnya, !andingkan kekuatan uadara dari pipi masingmasing.
6 Menarik sudut mulut ke !awah.
#. Tes sensorik khusus pengecapan) 2/3 #epan li#ah)
emeriksaan dengan rasa manis, pahit, asam, asin yang disentuhkan pada salah satu sisi
lidah.
e. *iperakusis
5ika ada kelumpuhan N. Stapedius yang melayani otot stapedius maka suara-suara yang
diterima oleh telinga pasien menjadi le!ih keras intensitasnya.
1. Sa"a# -estbulo%o%2lea"s3 A%ust%us (N. -III)
)da dua macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan fungsi
esti!uler
a. Pemeriksaan pen#engaran
9nspeksi meatus akustikus akternus dari pasien untuk mencari adanya serumen atau
o!struksi lainnya dan mem!rana timpani untuk menentukan adanya inflamasi atau
perforasi kemudian lakukan tes pendengaran dengan menggunakan gesekan jari, detik
arloji, dan audiogram. )udiogram digunakan untuk mem!edakan tuli saraf dengan tuli
konduksi dipakai tes Ainne dan tes 4e!er.
"es Ainne
Darpu tala dengan frekuensi 2$6 #E mula-mula dilakukan pada prosesus mastoideus,
di!elakang telinga, dan !ila !unyi tidak lagi terdengar letakkan garpu tala terse!ut
sejajar dengan meatus akustikus oksterna. alam keadaan norma anda masih
terdengar pada meatus akustikus eksternus. ada tuli saraf anda masih terdengar pada
meatus akustikus eksternus. +eadaan ini dise!ut Ainne negatif.
"es 4e!er
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 19/49
Darpu tala 2$6 #E diletakkan pada !agian tengah dahi dalam keadaan normal !unyi
akan terdengar pada !agian tengah dahi pada tuli saraf !unyi dihantarkan ke telinga
yang normal pada tuli konduktif !unyi tedengar le!ih keras pada telinga yang
a!normal.
. Pemeriksaan +ungsi ,estiuler
emeriksaan fungsi esti!uler meliputi :
nistagmus,
tes rom!erg dan !erjalan lurus dengan mata tertutup,
head tilt test 0Nylen F aranny, diGGon F #allpike yaitu tes untuk postural
nistagmus.
4. Sa"a# gloso#a"ngeus (N. I5) dan sa"a# 6agus (N. 5)
emeriksaan N. 9B dan N B. karena secara klinis sulit dipisahkan maka !iasanya
di!icarakan !ersama-sama, anamnesis meliputi kesedak'keselek 0kelumpuhan palatom,
kesulitan menelan dan disartria 0khas !ernoda hidung ' !indeng. asien disuruh
mem!uka mulut dan inspeksi palatum dengan senter perhatikan apakah terdapat
pergeseran uula, kemudian pasien disuruh menye!ut >ah? jika uula terletak ke satu sisi
maka ini menunjukkan adanya kelumpuhan nerus B unilateral perhatikan !ahwa uula
tertarik kearah sisi yang sehat.
Sekarang lakukan tes refleks muntah dengan lem!ut 0nerus 9B adalah komponen
sensorik dan nerus B adalah komponen motorik. Sentuh !agian !elakang faring pada
setiap sisi dengan spacula, jangan lupa menanyakan kepada pasien apakah ia merasakan
sentuhan spatula terse!ut 0N. 9B setiap kali dilakukan. alam keadaaan normal, terjadi
kontraksi palatum molle secara refleks. 5ika konraksinya tidak ada dan sensasinya utuh
maka ini menunjukkan kelumpuhan nerus B, kemudian pasien disuruh !er!icara agar
dapat menilai adanya suara serak 0lesi nerus laringeus rekuren unilateral, kemudian
disuruh !atuk , tes juga rasa kecap secara rutin pada sepertinya posterior lidah 0N. 9B.
Cara pemeriksaan N 9B dengan menyentuhkan tongs patel keposterior faring
pasien. "im!ulnya reflek muntah adalah normal 0positif, negatie !ila tidak ada reflek
muntah.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 20/49
Cara pemeriksaan N B adalah dengan pasien disuruh mem!uka mulut le!ar-le!ar
dan disuruh !erkata KaaahL kemudian dilihat apakah terjadi regurgitasi kehidung. an
o!serasi denyut jantung klien apakah ada takikardi atau !rakardi.
'7. Sa"a# Aseso"us (N. 5I)
emeriksaan saraf asesorius dengan cara meminta pasien mengangkat !ahunya dan
kemudian ra!alah massa otot trapeEius dan usahakan untuk menekan !ahunya ke !awah,
kemudian pasien disuruh memutar kepalanya dengan melawan tahanan 0tangan
pemeriksa dan juga ra!a massa otot sternokleido mastoideus.
''. Sa"a# H$oglosus (N. 5II)
emeriksaan saraf #ipoglosus dengan cara@ 9nspeksi lidah dalam keadaan diam
didasar mulut, tentukan adanya atrofi dan fasikulasi 0kontraksi otot yang halus
iregular dan tidak ritmik.
/asikulasi dapat unilateral atau !ilateral.
asien diminta menjulurkan lidahnya yang !erdeiasi ke arah sisi yang lemah
0terkena jika terdapat lesi upper atau lower motorneuron unilateral.
esi 8MN dari N B99 !iasanya !ilateral dan menye!a!kan lidah imo!il dan kecil.
kom!inasi lesi 8MN !ilateral dari N. 9B. B, B99 dise!ut kelumpuhan pseudo!ul!ar.
8. Ma9a!:Ma9a! Pe!e"%saan &ang Be"2ubungan Dengan Sa"a# K"anal
1. Sensi!ilitas.
a. $yarat pemeriksaan : pasien harus sadar dan kooperatif, perlu diterangkan kepada
pasien maksud, cara dan respon yang diharapkan dan dilakukan dengan rileks.
!. &lat pemeriksaan : kapas, jarum, !otol !erisi air dingin dan air panas, garpu penala
dan kaliper'jangka.
c. Sensi!ilitas permukaan dan dalam : Aasa ra!a, rasa nyeri dan rasa suhu, rasa getar
rasa sikap, cara pemeriksaanya sama dengan cara pemeriksaan sensi!ilitas wajah di
atas. #anya dilakukan pada seluruh tu!uh dari kepala sampai ujung jari.
2. +oordinasi
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 21/49
a. "est hidung-jari hidung
ilakukan dengan cara : pasien dengan menggunakan jari telunjuknya menyentuhkan
jari telunjuk terse!ut kejari pemeriksa kemudian kehidung pasien sendiri. ilakukan
!erulang kali.
!. "est jari-hidung
ilakukan dengan cara pasien menyentuh hidung dengan kelima jarring secara
!ergantian.
c. "est pronasi-supinasi
ilakukan dengan cara pasien mengu!ah posisi telapak tangannya dengan cepat
dengan posisi dan supinasi.
3. Status Motorik
a. *!serasi !entuk otot pasien apakah ada peru!ahan !entuk otot normal, apakah
ada pem!esar'hipertrofi atau mengecil'hipotrofi. Nilai semua otot tu!uh klien.
!. "onus otot : diperiksa dengan cara pasien !er!aring rileks, perhatiannya dialihkan
dengan mengajak klien !icara sam!il pemeriksa mngengkat lengan klien dalam
posisi fleksi pada siku dan tangan secara pasif, kemudian menjauhkan lengan
terse!ut. Cara jatuh lengan dinilai. #ipotoni !ila anggota gerak jatuh dengan
!erat, atau tonus otot meninggi'hipertoni'spatik. emeriksaan ini dilakukan juga
pada tungkai dengan mengangkat tungkai fleksi pada tanggal kemudian
dijatuhkan.
c. +ekuatan otot : 8ntuk memeriksa kekuatan otot se!aiknya dilakukan satu arah
pada sendi dan otot langsung dinilai. +ekuatan otot dinilai dengan derajat :
• erajat $ : +ekuatan normal. Seluruh gerakan dapat dilakukan otot terse!ut
dengan tahan maksimal dari pemeriksa yang dilakukan !erulang-ulang tanpa
terlihat kelelahan.
• erajat % : Seluruh gerakan otot dapat dilakukan melayang gaya !erat dan
juga melawan tahanan ringan dan sedang dari pemeriksa.
• erajat 3 : Seluruh gerakan otot dapat dilakukan melawan gaya !erat, tetapi
tidak tidak dapat melawan tahanan ringan dan sedang dari pemeriksa.
• erajat 2 : *tot hanya dapat !ergerak !ila gaya !erat dihilangkan.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 22/49
• erajat 1 : +ontraksi otot minimal dapat terasa atau tera!a pada otot
!ersangkutan tanpa mengaki!atkan gerak
• erajat & : "idak ada kontraksi sama sekali. arlise total
Kekuatan gerak yang #iperiksa - keempat anggota gerak
• )nggota gerak atas : artikulasi humeri, artikulasi ku!iti, artikulasimanus dan
artikulasi metakarpoflank.
• )nggota gerak !awah : artkulasi kokse, artikulasi genus, artikulasi manus dan
artikulasi metaka pofalank.
d. Daya !erjalan : dio!serasi dengan menyuruh pasien !erjalan mondar- mandir.
e. angkah normal : pasien !erjalan dengan gaya !iasa orang sehat.
i. angkah : pasien !erjalan dengan mengangkat kaki tinggi-tinggi supaya
jari kaki yang masih tertinggal menyentuh tanah dapat terangkat.
+emudian kaki seolah-olah dijatuhkan ketanah dengan jari le!ih dulu
menyentuh tanah se!elum tumit.
ii. angkah ma!uk : pasien !erjalan dengan kedua kakinya terpisah jauh dan
waktu, harus !erjalan lurus ada kecenderungan terhuyung kesatu sisi.
iii. angkah menggeser : asien !erjalan dengan langkah pendek-pendek,
menyeret tanah hampir-hampir kaki tidak terlepas dari tanah. ila langkah
makin pendek dan cepat pasien cenderung jatuh.
i. angkah spastik : !iasanya terjadi pada hemipare, pasien !erjalan dengan
tungkai yang parase dilempar keluar mem!entuk lingkaran dengan jari
kaki tetap menyentuh tanah.
f. Derakan tu!uh : dio!serasi apakah normal, tremor'gematar, spasme 0adanya
ketegangan otot sehingga gerakan ter!atas atau gerakan tu!uh !erulang tanpa
kendali.
%. Aefleks
Aefleks merupakan jawa!an motorik dari rangsangan sensorik.
Nilai refleks :
a. )refleksi merupakan jawa!an motorik dari rangsangan sensorik.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 23/49
!. #iporefleksi !erarti ada kontraksi otot tetapi tidak terjadi gerakan pada sendinya,
refleks
c. Aefleksi normal
d. #iperefleksi !ila kontaksi dan gerakan sendi !erle!ihan, refleks
Macam-macam reflek:
a. Aefleks "endon
1 Aefleksi !iseps
alam kea#aan #u#uk : lengan !awah dalam pronasi rileks di atas paha
alam kea#aan eraring : lengan ditaruh di atas !antal, lengan !awah dan
tangan di atas a!domen. "aruh i!u jari pemeriksa di atas tendon !iseps, tekan !ila
perlu untuk meyakinkan regang otot optimal, se!elum mengetok.
2 Aefleks !rakioradialis
osisi sama dengan refleks !iseps. +ecuali lengan !awah harus !erada antara
pronasi dan supinasi. +etok dengan sam!il mengamati dan merasakan adanya
kontraksi.
3 Aefleks triceps
osisi hampir sama dengan refleks !iseps. *leh karena tendon pendek, kadang-
kadang sukar mengetok sejumlah seri!u : sekaligus. Se!aiknya pemeriksa
melakukan dari arah samping !elakang pasien untuk memeriksa kontraksi.
+etokan dilakukan $ cm di atas siku.
% Aefleks utut ' atela
alam posisi #u#uk : kaki tergantung dan rileks.
alam posisi eraring : tangan atau lengan !awah pemeriksa ditaruh. i !awah
lutut pasien, refleksi sendi lutut kira-kira 2& derajat, sedangkan tumit pasien harus
tetap !erada di atas tempat tidur. ila perlu tangan pemeriksa diganti !antal
supaya kontraksi otot disamping terlihat dapat dira!a pula.
alu refleks diketokan di atas tendon lutut !erganti-ganti kanan dan kiri.
$ Aefleks archilles
alam posisi #u#uk : sama dengan posisi refleks !iseps, kaki dorsoflrkdi optimal
untuk mendapatkan regangan otot cukup.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 24/49
alam posisi eraring : dilakukan fleksi panggul dan lutut sam!il sedikit rotasi
paha keluar ketok tendon tumit'archilles dengan palu refleks.
Aespon refleks tendon normal :
Refleks iseps : respon normal !erupa fkleksi dari siku dan tampak kontraksi otot
!iseps
Refleks triseps : ekstensi dari siku dan tampak kontraksi otot triseps
Refleks lutut : gerakan dari tungkai disertai kontraksi otot gastrokmius.
!. Aefleks patologik
1 Aefleks a!inski
engan se!uah !enda yang !erujung agak tajam, telapak kaki digores dari tumit
menyusur !agian lateral menuju pangkal i!u jari. ositif !ila terjadi dari i!u jari
dan !iasnya disertai dengan pemekaran jari-jari kaki.
2 Aefleks Chaddok
"anda !a!inski tim!ul dengan menggoreskan !agian !awah dari maleous lateral
kearah depan.
3 Aeflek *ppenheim
engan mengurut tulang ti!ia dengan i!u jari, jari telunjuk dan jari tengah mulai
dari lutut tengah mulai dari lutut menyusur ke !awah. ositif !ila tim!ul tanda
!a!inski.
% Aefleks Dordon
*tot gastrokmius'!etis ditekan. ositif !ila tim!ul tanda !a!inski.
$. /ungsi uhur
a. +esadaran
i. oma : keadaan tidak sadar yang terendah. "idak ada respon terhadap
rangsangan nyeri, refleks tendon, refleks pupil dan refleks !atuk menghilang,
inkontinensia urin dan tidak ada aktiitas motorik spontan.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 25/49
ii. Soporocoma : keadaan tidak sadar menyerupai koma, tetapi respon terhadap
rangsangan nyeri masih ada,refleks tendon dapat ditim!ulkan. iasanya
masih ada inkontinensia urin dan !elum ada gerakan motorik spontan.
iii. elirium : keadaan kacau motorik yang sangat, mem!erontak,
!erteriak-teriak dan tidak sadar terhadap orang lain,
tempat dan waktu.
i. Somnolen'letargi : pasien dapat di!angunkan dengan rangsangan dan akan
mem!uat respon motorik dan er!al yang layak. asien akan cepat tertidur
lagi !ila rangsangan dihentikan.
. )patis : pasien tampak segan !erhu!ungan dengan sekitarnya, tampak acuh
tak acuh.
i. Compos Mentis : sadar sepenuhnya, dapat menjawa! pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya.
Selain cara seperti terse!ut diatas, dapat juga digunakan DCS 0Dlasgow Coma
Scale.
6. /ungsi intelektual
a. Memori : pasien dapat mengingat kem!ali pengalaman yang dialami
!. erhitung : pasien dapat melakukan !erhitung pertam!ahan, pengurangan,
perkalian dan pem!agian.
c. ersamaan : pasien diminta menjelaskan persamaan !enda'keaadaan, misal raja
dengan kaisar atau presiden
d. endapat : diminta pendapat pasien tentang !e!erapa pasien tentang !e!erapa
persoalan yang ada di lingkungannya.
e. engertian : pasien disuruh mem!aca suatu serita kemudian dapat menjelaskan
kem!ali isi cerita terse!ut.
. roses erpikir
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 26/49
roses pikir ini dinilai dari jawa!an-jawa!an pasien dari pertanyaan pemeriksa tentang
hal-hal di atas. +emudian disimpulkan apakah isi pikiran pasien masih !aik, kurang atau
kelainan.
=. /ungsi psikomotor
asien dapat melakukan perintah dengan !aik atau terganggu'menurun.
(. /ungsi ekspresif
Hang dinilai adalah : pasien mampu mengulang kata, kalimat dengan !aik, mampu
mengucapkan nama hari, !ulan, nama !enda, gam!ar dan dapat memahami hu!ungan
pengertian dan perkataan missal : ditanyakan Kdengan apa kita makan nasiL dan jawa!an
pasien yang diharapkan adalah Kkita makan nasi dengan sendok garpuL
1&. +emampuan !aca tulis
asien mampu mem!aca dalam hati dan menuliskan kem!ali apa yang telah di!acanya.
asien mampu mem!aca dengan suara keras dan menerang arti kalimat, pasien mampu
menyalin kata dan kalimat yang diminta pemeriksa, dapat menulis identitasnya dan
melakukan dikte.
era'at afasia
erajat & : afasia glo!al yaitu pasien tidak dapat !icara ataupun mengerti pem!icaraan
sama sekali.
erajat 1 : pem!icaraan mengenai soal yang mudah dapat dilakukan dengan !antuan
pemeriksa.
erajat 2 : pem!icaraan mengenai soal yang mudah dapat dilakukan dengan !antuan
pemeriksa
erajat 3 : pasien dapat mem!icarakan persoalan sehari-hari dengan sedikit'tanpa
!antuan pemeriksa.
erajat % : pasien tampak sukar dalam !er!icara tetapi tidak mempengaruhi isi dan
pikiran yang dikemukakan.
erajat $ : kesukaran !icara tidak tampak nyata, tetapi su!yektif pasien mengalami
kesukaran.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 27/49
Bagan Pe!e"%saan Sa"a# K"anal
Sa"a# Te%n% Pe!e"%saan
Hassel Pe!e"%saan
No"!al Abno"!alPen;ebab
Abno"!altas
9 Mata klien ditutup dan padasaat yang sama satu lu!ang
hidung ditutup, kliendiminta mem!edakan Eataromatis lemah.
Mampu mem!edakan Eataromatis lemah
+ehilangan kemampuanuntuk mem!edakan !au
9S) 0paling sering,meningioma pada sulkus
olfaktorius, tumoretmoid, fraktur !asiskranii dan congenital.
enye!a! unilateral :trauma kepala tanpa
fraktur, meningioma dini pada sulkus olfaktorius.
99 enilaian ketajaman penglihatan 0tes Snellen
apangan penglihatan 0tes
konfrontasi jari tangan
emeriksaan fundus,
pemeriksaan dengan
oftalmoskop
<isus normal
apang penglihatan normal.
Mampu melihat jari-jari yang
!ergerak pada jarak yangsama dengan pemeriksa.
+eadaan lensa, iris, retina,
pupil tidak ada kelainan.
apiledema tidak ada.
<isus menurun
apang pandang menurun.
"idak mampu melihat jari-
jari yang !ergerak pada jarakyang sama dengan pemeriksa
itemukan adanya : myopia,
hipermetropia, emetropia,
dan papiledema.
esi di kiasma optikum,lesi saraf optikus,
kelainan di kornea, lensa
0katarak, anomalirefraksi, korpus itreum
atau perdarahan diretina.
esi di susunan optikus,
mulai dari nerusoptikus, khiasma, traktus
optikus, traktusgenikulo-kalkarina pada
tingkat lo!us temporal, parietal dan oksipital
apiledema dise!a!kan
oleh peningkatantekanan intracranial.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 28/49
999, 9<, ;<9
*!serasi kelopak mata
*!serasi !entuk danukuran pupil
er!andingan pupil kanan
dan kiri
emeriksaan refleks pupil :
1. refleks cahaya langsung
2. refleks konsensual3. refleks pupil akomodatif
atau konergensi
emeriksaan gerakan !olamata olunteer.
emeriksaan gerakan !ola
mata inolunter
+elopak mata normal
entuk pupil !undar dan !atasnya rata dan licin.
iameter pupil antara 2-6mm.
upil sama !esar, per!edaankurang dari 1 mm
Cahaya meninggalkan pupil,
pele!aran pupil akan terlihatMiosis pupil pada kedua sisi
upil semakin menyempit
pada pendekatan o!jek yangdilihatnya
Derakan konyugat dan
gerakan konergen normal
Mata dapat melirikke satu ataulain arah
)danya retraksi kelopakmata !ilateral dan unilateral.
Midriasis dan miosisunilateral
)nisokor, per!edaan le!ihdari 1 mm
Cahaya meninggalkan pupil,
pele!aran pupil tidak ada.Miosis pupil unilateral
upil tidak menyempit pada
pendekatan o!jek yangdilihatnya 0gangguan refleks
konergeniplopia.
)danya gerakan a!normalnistagmus dan gerakanokulogirik
Aetraksi !ilateralmerupakan manifestasi
proses patologis di !agian kaudal entrikel
ke-3 dan !agian
mesensefalon.
"rauma, herniasitentronium, dan paralisis
otot-otot ocular
esi otak tengah,
esi di lintasan aferen
esi di lintasan eferen
Dangguan impuls dan
sinkronisasi di area =dan 1( rodmann.
Manifestasi di pusatlirikan atau area = dilo!us frontalis.
< emeriksaan fungsi motoriksaraf trigeminus
emeriksaan fungsi sensorissaraf trigeminus
+oordinasi otot-otot yangmelakukan gerakan
mengunyah normal.
+emampuan menunjuk !atas- !atas daerah defisit sensorik
enyimpangan rahang !awahke sisi ipsilateral,
kelumpuhan sesisi otot-otot pterigoideus internus dan
eksternus.
+etidakmampuan menunjuk
aresis dan paralesisotot-otot pengunyah
dise!a!kan nerustrigeminus mengidap
lesi nuklearis atau
infanuklearis."rauma kapitis, infeksi
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 29/49
emeriksaan refleks
trigeminal
menurut perasaannya sendiri
Aefleks masester, kontraksi
otot penutupan mulut,.Aefleks kornea, kedipan
kelopak mata reflektoriksecara !ilateral.
!atas area defisit sensorik.)danya hiperestesia,
parestesia, dan anesthesia pada wajah
Aefleks masester hilang ataumeningkat
Aefleks kornea, tidak adakedipan kelopak mata.
glandula parotis,regenerasi pada 0ells
palsyesi pada ganglion atau
radiks sensorik 0nerioma
akustik.Aefleks masester hilang
pada paralisis nuklearisdan infranuklearis
nerus trigeminus danrefleks meningkat pada
lesi supranuklearis
nerus trigeminus.
<99 9nspeksi wajah 4ajah simetris 4ajah asimetris esi 8MN, lesi MN,ells palsy,DS
<999 emeriksaan pendengaran
emeriksaan fungsiesti!ular
endengaran normal
Sikap !erdiri dan sikap !adansewaktu !ergerak seim!ang.
"uli saraf
"uli konduktif
Dangguan keseim!angan
"umor, degenerasi,trauma, toksisitas,
infeksi atau penyakit !atang otak 0jarang
Serumen, otitis media,
otosklerosis, atau penyakit aget
Dangguan penghantaranimpuls proprioseptif.
9B ; B Mekanisme menelan
pengecapan
roses menelan normal.
engecapan setengah !agian !elakang lidah normal
Dangguan menelan !erat,
gangguan pengecapan, dankemampuan mo!ilisasi
sekret.
enye!a! sentral :
tumor, lesi askuler, dan penyakit saraf motorik.
esi perifer : tumor,
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 30/49
aneurisma, meningitiskronik, dan DS.
B9 9nspeksi fungsi otot
sternokleidomastoideus danotot trapeEius.
*tot sternokleidomastoideus
dan otot trapeEius normal.
"ortikolis.
)trofi ototsternokleidomastoideus dan
trapeEius !ilateral dan
unilateral.
8nilateral : trauma leher,
!asis kranii, dan tumorforamen jugular
ilateral : penyakit saraf
motorik, poliomyelitis,
dan DSB99 emeriksaan lidah idah simetris )simetris, deiasi pada satusisi dan fasikulasi.
esi 8MN, lesi MN,lesi perifer, meningitis,
DS.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 31/49
I-. GANGGUAN:GANGGUAN PADA SISTEM SARAF PERIFER< PUSAT DAN
KRANIAL
A. Gangguan Sste! Sa"a# Autono! Pe"#e"
1. Dangguan fungsi egetatie
+andung kemih dan uretra, kedua-duanya memiliki persarafan simpatik dan
parasimpatik. Danglion-ganglion kedua komponen susunan autonom itu terletak di dekat
!angunan yang dipersarafinya. Sera!ut-sera!ut postganglionar kedua komponen saraf
autonom itu ti!a di target organ melalui pem!uluh darah. eran simpatetik !ersifat
inhi!isi terhadap pengaruh eksitasi dari komponen parasimpatik. Hang aktif dalam
kontraksi otot detrusor kandung kemih ialah komonen parasimpatetik. usat parasimpatetik pada S.3 dan S.% adalah yang paling penting dalam penggalakkan otot
detrusor kandung kemih.
Miksi, merupakan suatu refleks yang memiliki lengkung refleks supraspinal dan
segmental intraspinal. enuhnya kandung kemih terasa karena lintasan ascenden
menyalurkan impuls yang dicetuskan oleh ujung-ujung sera!ut aferen perifer aki!at
teregangnya otot detrusor. "i!anya impuls terse!ut di korteks sere!ri menghasilkan
kesadaran akan penuhnya kandung kemih. "erputusnya lintasan terse!ut, akan
menghilangkan perasaan ingin kencing, yang sewajarnya tim!ul jika kandung kemih
penuh. *leh karena hal terse!ut, maka >inkontinensia melimpah keluar? 0o"erflo!
incontinence.
ada para penderita dengan lesi di medula spinalis di atas konus me#ularis yang
sudah menahun, kandung kemih dapat dikosongkan dengan jalan perangsangan terhadap
daerah di sekitar os pu!is dan lipatan inguinal. )dakalanya miksi terjadi saat kedua
tungkai !ergerak secara inoluntar. #al ini sering juga dise!ut >kandung kemih
otomatik?. engosongan secara reflektorik ini muncul, karena lengkung refleks yang
!erada di konus medularisnya masih utuh. ain halnya dengan lesi pada konus medularis.
Aefleks miksi spinal sudah tidak mungkin dilaksanakan. *leh karena itu, pengosongan
harus dilakukan dengan penekanan suprapu!ik secara terus-menerus sampai urin yang
!erada di kandung kemih keluar semua. *leh karena lengkung refleks terputus oleh lesi
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 32/49
konus medularis atau S.3 dan S.%, maka tonus kandung kemih akan hilang sehingga
keadaan ini dise!ut se!agai >kandung kemih atonik?. +eadaan ini akan menye!a!kan
masih terdapatnya residu-residu urin yang cukup !anyak setelah pengosongan dengan
penekanan suprapu!ik. ama-kelamaan, sfingter akan menjadi le!ar, dan pada akhirnya
terjadi inkontinensia.
aik kandung kemih otomatik maupun kandung kemih atonik merupakan
kelanjutan dari gejala !erupa penim!unan urin di esica urinaria yang sering dise!ut
se!agai retensio urin. Saraf parasimpatis menggiatkan otot detrusor, akan tetapi juga
sekaligus melemaskan otot sfingter internus. Sementara sfingter eksternus sendiri
dikendalikan oleh otot motorik somatik nerus pudendus S.1 dan S.2. esi pada nerus
ini akan menye!a!kan inkontinensia. #al ini sering terjadi pada post partum dimana otot
sfingter eksternus dan nerus pudendus mengalami jejas.
2. Dangguan egetatif pada kulit.
er!eda dengan aktifitas parasimpatik dalm mekanisme miksi dan defekasi,
fungsi egetatif kulit le!ih dominan dikendalikan oleh aktifitas simpatik. ersarafan
simpatik di kulit dapat terputus karena lesi perifer, atau pada ganglia paraerte!ralia,
!eserta sera!ut preganglionik simpatik. "erputusnya persarafan ini akan ditandai dengan:
• kulit sudah tidak dapat merinding lagi jika dirangsang dengan !enda dingin
maupun goresan runcing. +arena sudah tidaka ada lagi efektor terhadap pilomotor
• kulit !erwarna merah atau terasa panas. #al ini dise!a!kan karena kontraksi
pem!uluh darah
• kulit tidak lagi !erkeringat karena hilangnya kontrol terhadap glandula sudorifera.
B. Gangguan Sste! Sa"a# Autono! Pusat
1. Dangguan egetatif
a. Aegulasi Suhu
eran hipotalamus dalm pemeliharaan suhu tu!uh adalah se!agai regulator shuh
tu!uh. 5ika tu!uh mengalami rangsangan peru!ahan suhu, maka hipotalamus akan
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 33/49
segera melakukan aktifitas reflektorik melalui serentetan reaksi untuk mengatasi
peru!ahan terse!ut.
ada penelitian didapatkan !ahwa stimulasi !agian posterior hipotalamus
akan menye!a!kan denyut jantung yang le!ih kencang, tekanan darah meningkat,
dilatasi pupil, kulit merinding, dan inhi!isi peristaltik usus, dan menurunkan tonus
kandung kemih 0simpatetik. 5ika !agian posterior hipotalamus di!uang, tim!ul
letargi dan hipersomnia. )ktiasi !agian anterior hipotalamus menye!a!kan
reaksi parasimpatetik, seperti reaksi terhadap kepanasan, denyut jantung menurun,
peristaltik aktif, tonus kandung kemih meningkat. Sangat mungkin !agian
posterior hipotalamus merupakan termostat terhadap suhu dingin, sementara
!agian anteriornya adalah termostat terhadap suhu panas.
Dangguan lesi pada daerah tu!er sinerium akan menye!a!kna
hiperpireksia. Dejala ini sering muncul pada perdarahan yang terjadi di
hipotalamu
!. Aegulasi Minum dan Makan
esi di daerah entromedialis menye!a!kan adipsia 0hilang rasa haus dan
polifagia 0rakus. +emungkinan hipotalamus mengendalikan ini dengan cara
terse!ut dan ditam!ah secara neurohormonal yaitu dengan pengaturan )#.
usat makan hipotalamus terletak di daerah nukleus lateralis hipotalami,
sementara pusat kenyang terdapat di entromedial
c. Dangguan Neurohormonal
ada dasarnya gangguan pada neurohormonal oleh hipotalamus
!ergantung pada sekresi hormonal oleh hipofisis. *leh karena itu sering dise!ut
istilah hormon hipotalamik yang !ersifat hipofisiotropik, yaitu:
1 faktor pelepas hormon kortikotropin
2 faktor pelepas hormon tirotropin
3 faktor pelepas hormon somatotrofin
% faktor penham!at hormon somatotropin
) +olicle stimulating hormon
6 faktor pengham!at prolaktin
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 34/49
faktor pelepas hormon laktasi
2. Dangguan psiko-egetatif autonom
Dangguan psiko-egetatif autonom pada sistem susunan saraf autonom pusat terjadikarena gangguan emosi. 7mosi, diekpresikan se!agai peraangai. erangai ini dapat
dimanifestasikan se!agai manifestasi susunan somatomotorik 0merengut, senang, ds!
dan susunan autonom 0pucat, wajah memerah, !erkeringat, ds!
Manifestasi gangguan autonom sendiri seringkali didapatkan pada pasien yang
memeriksakan diri ke dokter. Serigkali pasien mengalami denyut jantung yang cepat
meskipun tidak didapatkan kelainan kardioaskuler.
8. Kelanan &ang Da$at Men!bul%an Gangguan Pada Ne"6us 8"anals.
'. Sa"a# Ol#a%to"us. (N.I)
+elainan pada nerus olfaktoius dapat menye!a!kan suatu keadaan !erapa gangguan
penciuman sering dan dise!ut anosmia, dan dapat !ersifat unilatral maupun !ilateral.
ada anosmia unilateral sering pasien tidak mengetahui adanya gangguan penciuman.
roses penciuman dimulai dari sel-sel olfakrorius di hidung yang sera!utnya menem!us
!agian kri!iformis tulang ethmoid di dasar di dasar tengkorak dn mencapai pusat
penciuman lesi atau kerusakan sepanjang perjalanan impuls penciuman akan
mengaki!atkan anosmia.
+elainan yang dapat menim!ulkan gangguan penciuman !erupa:
- &genesis traktus olfaktorius
- Penyakit mukosa olfaktorius ro rhinitis #an tumor nasal
- Sem!uhnya rhinitis !erarti juga pulihnya penciuman, tetapi pada rhinitis kronik ,
dimana mukosa ruang hidung menjadi atrofik penciuman dapat hilang untuk
seterusnya.
- estruksi filum olfaktorius karena fraktur lamina feri!rosa.
- estruksi ulus olfaktorius #an traktus akiat kontusi countre coup45 !iasanya
dise!a!kan karena jatuh pada !elakang kepala.
- )nosmia unilateral atau !ilalteral mungkin merupakan satu-satunya !ukti neurologis
dari trauma "egio orital .
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 35/49
- $inusitas etmoi#alis5 osteitis tulang etmoi#5 #an pera#angan selaput otak
#i#ekatnya.
- Tumor garis tengah #ari fosa kranialis anterior , terutama meningioma sulkus
olfaktorius 0fossa etmoidalis, yang dapat menghasilkan trias !erupa anosmia, sindr
foster kennedy, dan gangguan kepri!adian jenis lo!us or!italis. )denoma hipofise
yang meluas ke rostral juga dapat merusak penciuman.
- enyakit yang mencakup lo!us temporalis anterior dan !asisnya tumor intrinsik
atau ekstrinsik).
asien mungkin tidak menyadari !ahwa indera penciuman hilang se!aliknya, dia
mungkin mengeluh tentang rasa pengecapan yang hilang, karena kemampuannya untuk
merasakan aroma, suatu sarana yang penting untuk pengecapan menjadi hilang.
*. Sa"a# O$t%us (N.II)
+elainan pada nerus optikus dapat menye!a!kan gangguan penglihatan.
Dangguan penglihatan dapat di!agi menjadi gangguan isus dan gangguan lapangan
pandang. +erusakan atau terputusnya jaras penglitan dapat mengaki!atkan gangguan
penglihatan kelainan dapat terjadi langsung pada nerus optikus itu sendiri atau
sepanjang jaras penglihatan yaitu kiasma optikum, traktus optikus, radiatio optika, kortek
penglihatan. ila terjadi kelainan !erat makan dapat !erakhir dengan ke!utaan.
*rang yang !uta kedua sisi tidak mempunyai lapang pandang, istilah untuk !uta
ialah anopia atau anopsia. )pa!ila lapang pandang kedua mata hilang sesisi, maka !uta
semacam itu dinamakan hemiopropia. er!agai macam peru!ahan pada !entuk lapang
pandang mencerminkan lesi pada susunan saraf optikus.
+elainan atau lesi pada nerus optikus dapat dise!a!kan oleh:
- Trauma Kepala
- Tumor sereri 0kraniofaringioma, tumor hipfise, meningioma, astrositoma
- Kelainan pemuluh #arah
Misalnya pada trom!osis arteria katotis maka pangkal artera oftalmika dapat ikut
tersum!at jug. Dam!aran kliniknya !erupa !uta ipsilateral.
- 6nfeksi.
ada pemeriksaan funduskopi dapat dilihat hal-hal se!agai !erikut:
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 36/49
apiledema 0khususnya stadium dini
apiledema ialah sem!a! pupil yang !ersifat non-infeksi dan terkait pada
tekanan intrakkranial yang meninggi, dapat dise!a!kan oleh lesi desak ruang,
antara lain hidrocefalus, hipertensi intakranial !enigna, hipertensi stadium 9<.
"rom!osis ena sentralis retina.
)trofi optik
apat dise!a!kan oleh papiledema kronik atau papilus, glaukoma, iskemia,
famitral, misal: retinitis pigmentosa, penyakit le!er, ataksia friedrich.
- 7euritis optik.
+. Sa"a# O%ulo!oto"us (N.III)
+elainan !erupa paralisis nerus okulomatorius menye!a!kan !ola mata tidak
!isa !ergerak ke medial, ke atas dan lateral, ke!awah dan keluar. 5uga mengaki!atkan
gangguan fungsi parasimpatis untuk kontriksi pupil dan akomodasi, sehingga reaksi pupil
akan !eru!ah. N. 999 juga menpersarafi otot kelopak mata untuk mem!uka mata, sehingga
kalau lumpuh, kelopak mata akan jatuh 0 ptosis.
+elumpuhan okulomotorius lengkap mem!erikan sindrom di !awah ini:
c. tosis, dise!a!kan oleh paralisis otot leator palpe!ra dan tidak adanya perlawanan
dari kerja otot or!ikularis okuli yang dipersarafi oleh saraf fasialis.c. /iksasi posisi mata, dengan pupil ke arah !awah dan lateral, karena tak adanya
perlawanan dari kerja otot rektus lateral dan o!likus superior.
d. upil yang mele!ar, tak !ereaksi terhadap cahaya dan akomodasi.
5ika seluruh otot mengalami paralisis secara akut, kerusakan !iasanya terjadi di
perifer, paralisis otot tunggal menandakan !ahwa kerusakan meli!atkan nukleus
okulomotorius. enye!a! kerusakan diperifer meliputi@
a. esi kompresif seperti tumor sere!ri, meningitis !asalis, karsinoma nasofaring dan
lesi or!ital.
!. 9nfark seperti pada arteritis dan dia!etes.
,. Sa"a# T"o%lea"s (N. I-)
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 37/49
+elainan !erupa paralisis nerus troklearis menye!a!kan !ola mata tidak !isa
!ergerak ke!awah dan kemedial. +etika pasien melihat lurus kedepan atas, sum!u dari
mata yang sakit le!ih tinggi daripada mata yang lain. 5ika pasien melihat ke !awah dan
ke medial, mata !erotasi dipopia terjadi pada setiap arah tatapan kecuali paralisis yang
ter!atas pada saraf troklearis jarang terjadi dan sering dise!a!kan oleh trauma, !iasanya
karena jatuh pada dahi atu erteks.
. Sa"a# Abdusens (N. -I)
+elainan pada paralisis nerus a!dusens menye!a!kan !ola mata tidak !isa
!ergerak ke lateral, ketika pasien melihat lurus ke atas, mata yang sakit teradduksi dan
tidak dapat digerakkan ke lateral, ketika pasien melihat ke arah nasal, mata yang paralisis
!ergerak ke medial dan ke atas karena predominannya otot o!likus inferior.
5ika ketiga saraf motorik dari satu mata semuanya terganggu, mata tampak
melihat lurus keatas dan tidak dapat digerakkan kesegala arah dan pupil mele!ar serta
tidak !ereaksi terhadap cahaya 0oftalmoplegia totalis. aralisis !ilateral dari otot-otot
mata !iasanya aki!at kerusakan nuklear. enye!a! paling sering dari paralisis nukleus
adalah ensefelaitis, neurosifilis, mutiple sklerosis, perdarahan dan tumor.
enye!a! yang paling sering dari kelumpuhan otot-otot mata perifer adalah
meningitis, sinusistis, trom!osis sinus kaernosus, anerisma arteri karotis intera atau
arteri komunikantes posterior, fraktur !asis kranialis.
/. Sa"a# T"ge!nus (N. -)
+elainan yang dapat menim!ulkan gangguan pada nerus trigeminus antara lain :
- "umor pada !agian fosa posterior dapat menye!a!kan kehilangan reflek kornea, dan
rasa !aal pada wajah se!agai tanda-tanda dini.
- Dangguan nerus trigeminus yang paling nyata adalah neuralgia trigeminal atau tic
douloureuG yang menye!a!kan nyeri singkat dan he!at sepanjang perca!angan saraf
maksilaris dan mandi!ularis dari nerus trigeminus. 5aneta 01(=1 menemukan
!ahwa penye!a! tersering dari neurolgia trigeminal dicetuskan oleh pem!uluh darah.
aling sering oleh arteri sere!elaris superior yang melingkari radiks saraf paling
proksimal yang masih tak !ermielin.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 38/49
- +elainan !e!erapa lesi ensefalitis akut di pons dapat menim!ulkan gangguan !erupa
trismus, yaitu spasme tonik dari otot-otot pengunyah. +arena tegangan a!normal
yang kuat pada otot ini mungkin pasien tidak !isa mem!uka mulutnya.
0. Sa"a# Fasals (N. -II)
+elainan yang dapat menye!a!kan paralis nerus fasialis antara lain:
a. esi 8MN 0supranuklear : tumor dan lesi askuler.
!. esi MN :
1 enye!a! pada pons, meliputi tumor, lesi askuler dan siringo!ul!ia.
2 ada fosa posterior, meliputi neuroma akustik, meningioma, dan meningitis
kronik.
3 ada pars petrosa os temporalis dapat terjadi ellLs palsy, fraktur, sindroma
Aumsay #unt, dan otitis media.
c. enye!a! kelumpuhan fasialis !ilateral antara lain Sindrom Duillain arre,
mononeuritis multipleks, dan keganasan parotis !ilateral.
d. enye!a! hilangnya rasa kecap unilateral tanpa kelainan lain dapat terjadi pada lesi
telinga tengah yang meliputi +orda timpani atau nerus lingualis, tetapi ini sangat
jarang.
Dangguan nerus fasialis dapat mengaki!atkan kelumpuhan otot-otot wajah,
kelopak mata tidak !isa ditutup, gangguan air mata dan ludah, gangguan rasa pengecap di
!agian !elakang lidah serta gangguan pendengaran 0hiperakusis.
+elumpuhan fungsi motorik nerus fasialismengaki!atkan otot-otot wajah satu
sisi tidak !erfungsi, ditandai dengan hilangnya lipatan hidung !i!ir, sudut mulut turun,
!i!ir tertarik kesisi yang sehat. asien akan mengalami kesulitan mengunyah dan
menelan. )ir ludah akan keluar dari sudut mulut yang turun. +elopak mata tidak !isa
menutup pada sisi yang sakit, terdapat kumpulan air mata di kelopak mata !awah
0epifora. Aefleks kornea pada sisi sakit tidak ada.
1. Sa"a# -estbulo%o%lea"s
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 39/49
+elainan pada nerus esti!ulokoklearis dapat menye!a!kan gangguan pendengaran dan
keseim!angan 0ertigo. +elainan yang dapat menim!ulkan gangguan pada nerus <999
antara lain:
a. Dangguan pendengaran, !erupa :
1 "uli saraf dapat dise!a!kan oleh tumor, misal neuroma akustik. egenerasi misal
pres!iaksis. "rauma, misal fraktur pars petrosa os temporalis, toksisitas misal
aspirin, streptomisin atau alkohol, infeksi misal, sind ru!ella kongenital dan
sifilis kongenital.
2 "uli konduktif dapat dise!a!kan oleh serumen, otitis media, otoskleroris dan
penyakit aget.
!. Dangguan +eseim!angan dengan penye!a! kelainan esti!uler
c. ada la!irin meliputi penyakit meniere, la!irinitis akut, ma!uk kendaraan, intoksikasi
streptomisin.
d. ada esti!uler meliputi semua penye!a! tuli saraf ditam!ah neuronitis esti!ularis.
e. ada !atang otak meliputi lesi askuler, tumor sere!elum atau tumor entrikel 9<
demielinisasi.
f. ada lo!us temporalis meliputi epilepsi dan iskemia.
4. Sa"a# Gloso#a"ngeus (N. I5) dan Sa"a# -agus (N. 5)
Dangguan pada komponen sensorik dan motorik dari N. 9B dan N. B dapat
mengaki!atkan hilangnya refleks menelan yang !erisiko terjadinya aspirasi paru.
+ehilangan refleks ini pada pasien akan menye!a!kan pneumonia aspirasi, sepsis dan
adult respiratory distress syndome 0)AS kondisi demikian !isa !eraki!at pada
kematian.
Dangguan nerus 9B dan N. B menye!a!kan persarafan otot-otot menelan menjadi
lemah dan lumpuh. Cairan atau makanan tidak dapat ditelan ke esofagus melainkan !isa
masuk ke trachea langsung ke paru-paru.
+elainan yang dapat menjadi penye!a! antara lain :
a. esi !atang otak 0esi N 9B dan N. B
!. Syringo!ul!ig 0cairan !erkumpul di medulla o!longata
c. asca operasi trepansi sere!elum
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 40/49
d. asca operasi di daerah kranioserikal
'7. Sa"a# Aseso"us (N. 5I)
Dangguan N. B9 mengaki!atkan kelemahan otot !ahu 0otot trapeEius dan otot leher
0otot sterokleidomastoideus. asien akan menderita !ahu yang turun se!elah serta
kelemahan saat leher !erputar ke sisi kontralateral. +elainan pada nerus asesorius dapat
!erupa ro!ekan sera!ut saraf, tumor dan iskemia aki!atnya persarafan ke otot trapeEius
dan otot stemokleidomastoideus terganggu.
''. Sa"a# H$oglossus (N. 5II)
+erusakan nerus hipoglossus dapat dise!a!kan oleh kelainan di !atang otak,
kelainan pem!uluh darah, tumor dan syringo!ul!ia. +elainan terse!ut dapat
menye!a!kan gangguan proses pengolahan makanan dalam mulut, gangguan menelan
dan gangguan proses pengolahan makanan dalam mulut, gangguan menelan dan
gangguan !icara 0disatria jalan nafas dapat terganggu apa!ila lidah tertarik ke !elakang.
ada kerusakan N. B99 pasien tidak dapat menjulurkan, menarik atau mengangkat
lidahnya. ada lesi unilateral, lidah akan mem!elok kearah sisi yang sakit saat dijulurkan.
Saat istirahat lidah mem!elok ke sisi yang sehat di dalam mulut.
"echnorati "ags: Nerus kranialis, Nerus Cranialis, fasialis, olfaktorius,
esti!ulokoklearis
-. ASUHAN KEPERA=ATAN PADA TN. H
A. Peng%a>an
Nama : "n. #
"inggal : +awasan 9ndustry
Aiwayat +esehatan ahulu :
"n. # menderita hipertensi sejak $ tahun yang lalu.
Aiwayat +esehatan Sekarang :
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 41/49
"n. # mengeluhkan kepala sering terasa pusing dan penglihatan mulai tidak jelas
sejak 2 !ulan yang lalu. "ekanan darahnya 1%&'(& mm#g.
B. Analsa Data
No. ata Masalah 7tilogi iagnosa +eperawatan
1 S : "n. #
mengeluh kepala
sering pusing
* : tekanan
darah 1%&'(&
mm#g
eru!ahan
kenyamanan
<asodilatasi
0sakit kepala
eru!ahan kenyamanan
!erhu!ungan dengan
asodilatasi 0sakit kepala
2 S : penglihatan
tidak jelas
* : tempat
tinggal di
kawasan industri
Dangguan sensori
persepsi 0tipe
penglihatan
- Stimulus
lingkungan
!erle!ihan
- Stres
psikologis
Dangguan sensori persepsi
0tipe penglihatan
!erhu!ungan dengan
- stimulus lingkungan
!erle!ihan
- stres psikologis
3 S : penglihatan
tidak jelas
* : tempat
tinggal di
kawasan industri
+etakutan Dangguan
sensorik
+etakutan !erhu!ungan
dengan gangguan sensorik
% S : penglihatan
tidak jelas
Aesiko kesepian - epriasi
afek
- epriasi
kateksis
- 9solasi fisik
Aesiko kesepian
!erhu!ungan dengan
- epriasi afek
- epriasi kateksis
- 9solasi fisik
8. Pe"en9anaan
No. iagnosa
keperawatan
"ujuan dan +riteria
#asil
9nterensi keperawatan
1 eru!ahan Setelah dilakukan A%t6tas Ke$e"a?atan
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 42/49
kenyamanan
!erhu!ungan
dengan
asodilatasi
0sakit kepala
tindakan keperawatan
selama 2G 2% jam
klien akan mengalami
penurunan rasa nyeri,
dengan kriteria hasil :
• +lien
memperlihatkan
!ahwa rasa nyeri
itu ada
• +lien merasakan
penurunan nyeri
• )dapun hasil
skala nyeri yang
diungkapkan
klien menurun
• +aji skala nyeri klien
• erikan informasi yang
akurat untuk mengurangi rasa
takut.• erikan klien kesempatan
untuk istirahat selama siang
dan dengan waktu tidur yang
tidak terganggu pada malam
hari.
• icarakan dengan klien dan
keluarga penggunaan terapi
distraksi, !ersamaan dengan
metoda yang lain untuk
menurunkan rasa nyeri.
• )jarkan metoda distraksi
selama nyeri akut.
• )jarkan tindakan penurun
nyeri noninasie. 0 relaksasi,
stimulasi kutan
A%t6tas Kolabo"at#
• em!erian analgetik
• +aji efektifitas analgesic
2 Dangguan
sensori persepsi
0tipe penglihatan
!erhu!ungandengan
- stimulus
lingkungan
!erle!ihan
- stres
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3G 2% jam,
pasien akan:• mengompensasi
deficit sensori
dengan
memaksimalkan
indra yang tidak
A%t6tas %e$e"a?atan
• antau dan dokumentasikan
peru!ahan status neurologis
pasien.
• antau tingkat kesadaran.
• 9dentifikasi faktor yang
!erpengaruh terhadap
gangguan persepsi ' sensori.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 43/49
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 44/49
• "ingkatkan jumlah stimuli
untuk mencapai input sensori
yang sesuai.
• +urangi jumlah stimulus
untuk mencapai input sensori
yang sesuai.
• *rientasikan pada orang,
tempat, waktu dan situasi
dalam setiap interaksi.
• Hakinkan pasien'keluarga
!ahwa deficit persepsi'
sensori adalah sementara, jika
sesuai.
• Peningkatan Komunikasi :
efisit Penglihatan 0N9C:
identifikasi diri anda saat
memasuki area pasien @
tingkatkan penglihatan pasien
yang masih tersisa, jika
diperlukan@ jangan
memindahkan !arang-!arang
didalam kamar pasien tanpa
mem!eritahukan pasien.
3 +etakutan
!erhu!ungan
dengan gangguan
sensorik
Setelah dilakukan
tindakan selama 3 G 2%
jam, pasien akan:
• Memperlihatkan
pengendalian
ketakutan pada
tingkatan jarang.
A%t6tas Ke$e"a?atan
• +aji respons takut su!jektif
dan o!jektif pasien
• Peningkatan Koping 76)-
nilai pemahaman pasien
terhadap proses penyakitnya.
Pendd%an untu% Pasen3
Kelua"ga
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 45/49
• 5elaskan semua pemeriksaan
dan pengo!atan untuk
pasien ' keluarga.
A%t6tas Kolabo"at#
• +aji ke!utuhan akan layanan
social dan ' atau interensi
psikiatrik.
• ukung diskusi pasien F
dokter tentang ketakutan
pasien.
• )dakan konferensi
keperawatan multi disiplin
untuk mem!uat rencana
keperawatan.
A%t6tas Lan
• Sering !erikan penguatan
positif !ila pasien
mendemonstrasikan perilaku
yang dapat menurunkan atau
mengurangi takut.
• erikan perawatan yang
!erkelanjutan melalui
penugasan dan penggunaan
rencana keperawatan
• Sering !erikan penguatan
er!al dan noner!al yang
dapat mem!antu menurunkan
ketakutan pasien. #indari
kata-kata klise.
% Aesiko kesepian
!erhu!ungan
Setelah dilakukan
tindakan selama 3 G 2%
A%t6tas Ke$e"a?atan
• +aji persepsi pasien dan
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 46/49
dengan
- epriasi
afek
- epriasi
kateksis
- 9solasi fisik
jam, pasien akan:
• )danya interaksi
dengan orang
sekitar
• )danya
pastisipasi dalam
aktiitas waktu
luang
sistem dukungan actual.
• "entukan factor resiko
terhadap kesepian.
• andingkan keinginan klien
untuk melakukan kunjungan'
interaksi social dengan
kunjungan actual' interaksi
social.
• antau respon pasien
terhadap kunjungan keluarga
dan teman.
• %eningkatkan 6ntegritas
Keluarga 0 76 :
"entukan kekhasan
hu!ungan keluarga.
antau hu!ungan
keluarga saat ini.
Pendd%an untu% Pasen3
Kelua"ga
• )jarkan ketrampilan social
sesuai dengan ke!utuhan.
• )jarkan pasien untuk
memantau perilakunya yang
mengaki!atkan isolasi social.
A%t6tas Kolabo"at#
• Aujuk pasien ke kelompok
atau program untuk
meningkatkan
pemahamannya, praktik
komunikasi, dan ketrampilan
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 47/49
interaksi.
• Peningkatan 6ntegritas
Keluarga 0 76 : rujuk
keluarga ke kelompok
dukungan dari keluarga lain
untuk mengatasi masalah
yang sama.
A%t6tas Lan
• )njurkan pasien untuk
mem!icarakan tentang
perasaan kesepiannya.
• antu pasien untuk
menemukan minat !aru
• ermain peran ketrampilan
komunikasi dan tekniknya
dengan pasien.
• antu pasien untuk
mengidentifikasi kekuatan
dan keter!atasannya dalam
komunikasi.
• antu pasien untuk
mengenali ketersediaan
dukungan social.
• )njurkan pasien untuk
!erga!ung dengan orang lain
yang memiliki minat yang
sama.
• /asilitasi kunjungan keluarga
• Peningkatan 6ntegritas
Keluarga 76)- !antu
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 48/49
keluarga untuk
mempertahankan hu!ungan
yang positif @ !erikan
perawatan untuk pasien oleh
anggota keluarga, dengan
tepat@ anjurkan pasien untuk
mem!angun kedekatan pada
satu hu!ungan yang ada.
7/22/2019 Peper Sistem Saraf_fix
http://slidepdf.com/reader/full/peper-sistem-saraffix 49/49
DAFTAR PUSTAKA
"rinoal Hanto Nugroho. 2&&. Pemeriksaan $araf Kranial . 5akarta: 7DC
#erdman, ".#eather. 2&1&. iagnosa Kepera!atan efinisi #an Klasifikasi 2889:2811. 5akarta :
7DC
4ilkinson, 5udith M. 2&&6. 0uku $aku iagnosa Kepera!atan #engan 6nter"ensi 76 #an
Kriteria *asil 7;. 5akarta: 7DC
Carpenito, ynda 5uall. 1((. iagnosa Kepera!atan- 0uku $aku/ <yn#a Juall arpenito.
5akarta : 7DC.
Singgih, Sawitono )min. 2&&3. $istem $araf $eagai $istem Pengen#ali Tuuh. 5akarta:
epartemen 9lmu /aal /+89
uus, eter. 1((6. iagnosis Topik 7eurologi - &natomi5 +isiologi5 Tan#a5 Ge'ala5 (#. 2. 7DC,
5akarta.
Satyanegara M.. 2&&&. 6lmu 0e#ah $araf5 (#. 3. 5akarta: ". Dramedia ustaka 8tama
5uwono ". 1((6. Pemeriksaan Klinik 7eurologik #alam Praktek . 5akarta: 7DC
"alley, Nicholas 5, ; Connor Simon. 1((%. Pemeriksaan Klinis. Pe#oman iagnosis +isik.
5akarta : inarupa )ksara
Mardjono, Mahar ; Sidharta rigura. 2&&&. 7eurologi Klinis asar . 5akarta: ian Aakyat.
elf #. Mohlan, Manning ". Ao!ert, Major iagnosis /isik. 7d. (, 7DC, 5akarta, 1((6.
rice, Sylia )nderson. atofisiologi : +onsep +linis roses-proses enyakit, ed. %, 5akarta,
7DC, 1((%. http: '' endeaor. med. nyu. edu ' neuro surgery ' cranialis. html.
)man ). Aenindra dr. Sp. s, Dangguan saraf +ranialis, alai ener!itan /+89, 2&&3.