Download - r Mtz 1336620025
-
1
PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBENTUK COMPACT DISC
(CD) INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN DONGENG
DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI I PALEMBANG
Hodidjah
WIDYAISWARA
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pengembangan Materi Ajar Berbentuk Compact Dist (CD)
Interaktif pada pembelajaran Dongeng di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri I
Palembang bertujuan untuk (1) menghasilkan bahan ajar berbentuk CD pembelajaran
Bahasa Indonesia yang valid dan praktis dan (2) mengetahui hasil belajar peserta didik
setelah menggunakan CD pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian pengembangan (development research) yang terdiri
dari 3 tahap yaitu (1) self evaluation, meliputi tahap analisis dan desain CD pembelajaran
yang meliputi desain paper based dan desain computer based; (2) prototyping, meliputi
tahap evaluasi dan revisi; dan (3) field test. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi tes, dan angket. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama
proses pembelajaran telah mencapai 86,78 atau termasuk kriteria sangat baik. Tes siswa
diperoleh nilai rata-rata mencapai 70,82 sudah melampaui standar ketuntasan minimal
66.00 sedangkan hasil angket menunjukkan bahwa penilaian rata-rata siswa terhadap CD
pembelajaran adalah 3,29 termasuk kriteria sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah (1) Melalui validasi dan Evaluasi oleh para expert dan one-to-one, serta small group
maka dihasilkanlah CD pembelajaran yang dikategorikan valid dan praktis, (2) Dari hasil
analisis hasil standar isi dongeng diketahui bahwa nilai rata-rata siswa telah mencapai
70,82 dengan kata lain sudah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu,
66,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa materi ajar berbentuk CD pembelajaran
mempunyai potensi efek erhadap hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Penelitian Pengembangan, CD Pembelajaran
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan refleksi dari kehidupan nyata sebagai hasil renungan dari
realita kehidupan yang dilihat. Sastra juga menawarkan berbagai bentuk kisah yang
merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu (Nurgiyantoro, 2005:78). Karya sastra
berusaha menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan, mempertahankan, serta
menyebarluaskannya, termasuk kepada peserta didik. Sastra memiliki fungsi utama sebagai
-
2
penghalus budi, peningkatan kepekaan, rasa kemanusiaan, dan kepedulian sosial,
penumbuhan apresiasi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tertulis.
Melalui sastra peserta didik diajak untuk memahami, menikmati, dan menghayati karya
sastra.
Menurut Zuhdi (1996:84) sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak.
Karya sastra, yang dibacakan kepada anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan
pada kesempatan yang tepat, dapat merupakan wahana bagi mereka untuk mempelajari
dunia sekitarnya.
Karya sastra merupakan suatu bentuk karya seni yang memiliki sifat memuaskan
(dulce) dan bermanfaat (utile). Karena sifatnya itulah maka karya sastra digemari oleh
semua kalangan, termasuk anak-anak.
Biasanya tema dongeng binatang diangkat dari masalah-masalah universal yang
dapat dengan mudah diterima logika anak-anak secara universal pula. ( Sugihastuti,
1996:62). Misalnya, pertentangan antara watak yang baik dan jahat, masalah kemalasan
yang membawa penderitaan, masalah tolong-menolong antar sesama, dan lain-lain. Atau
misalnya dongeng seorang putri, dongeng jenis ini biasanya digemari oleh anak
perempuan. Ceritanya mampu memberikan inspirasi bagi mereka untuk memakai gaun
seolah-olah mereka menjadi putri yang ada dalam dongeng tersebut.
Kegiatan belajar merupakan suatu proses kegiatan yang menyebabkan guru dan
murid melakukan suatu kegiatan bersama-sama atau bekerja sama dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan akhir pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
yaitu penumbuhan dan peningkatan apresiasi sastra pada subjek didik. Aspek apresiasi ini
merupakan aktivitas individu ketika terlibat kontak dengan karya sastra (Andayani,
2008:15). Namun, tujuan pembelajaran apresiasi sastra ini belum tercapai. Belajar bahasa
dan sastra Indonesia saat ini tak semenarik belajar bahasa Inggris dan Matematika. Apalagi
-
3
berbicara tentang sastra, pasti yang terbayang adalah karya-karya lama yang sudah tidak
relevan dengan kehidupan zaman sekarang (Lailatul Rosida dalam
http://malangnya.web.id/2008/10/30/belajar-bahasa-indonesia-tak-menarik-lagi/). Pendapat
ini diperkuat oleh Taufik Ismail (2000:3) bahwa pembelajaran sastra di sekolah Indonesia
pada enam dekade terakhir sejak 1945 hingga 2002 kurang membawa pencerahan bagi
siswa. Tampaknya, pembelajaran sastra memang pembelajaran yang bermasalah sejak
dahulu. Keluhan-keluhan para guru, siswa, dan sastrawan tentang rendahnya tingkat
apresiasi sastra selama ini menjadi bukti kongkret adanya sesuatu yang tak beres dalam
pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mencoba untuk mendapatkan data
empiris tentang pemanfaatan teknik mendongeng yang disertai dengan media dalam hal ini
penggunaan CD untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan kemampuan
mendongeng siswa.
Untuk hal tersebut di atas penulis memilih dongeng fabel. Berdasarkan analisis
kebutuhan siswa lebih menyenangi dongeng berbentuk fabel. Adapun dongeng yang
dipilih berjudul Raja Serakah dan Buah Ketamakan Kedua dongeng ini merupakan
dongeng yang cukup menarik dan dikenal oleh anak-anak.
Penelitian ini dilatarbelakangi untuk menjadikan materi pembelajaran dongeng ini
lebih bervariasi, mengingat kelemahan-kelemahan yang selama ini menjadi hambatan
dalam proses pembelajaran. Misalnya metode mengajar yang diterapkan guru belum
mampu menyulap siswa menjadi penikmat dan pengapresiasi sastra serta menampilkan
gaya bercerita dengan cepat dan baik. Dengan menerapkan model mengajar yang
konvensional siswa hanya mampu menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya,
tapi belum mampu mengapresiasi cerita dengan mengungkapkan kembali dengan
pemahaman dan bahasa sendiri. (verbal). Apalagi mampu mendongeng dengan baik.
-
4
A. Pengertian Dongeng, Hakikat Dongeng, Jenis Dongeng
Pengertian Dongeng
Dongeng adalah cerita tentang makhluk khayali. Makhluk khayali yang menjadi
tokoh, cerita semacam itu, biasanya ditampilkan sebagai tokoh yang memiliki
kebijaksanaan atau kekuatan untuk mengatur masalah manusia dengan segala
macam cara.
Jenis Dongeng
Dongeng dalam kesusastraan Indonesia adalah bagian kesusastraan lama dalam
bentuk cerita (prosa). Jenis prosa lama terdiri dari dongeng, cerita pelipur lara,
hikayat, sejarah, epos, kitab-kitab. Danandjaya (2002 : 86) membagi jenis dongeng
empat yaitu (1) dongeng binatang, (2) dongeng biasa, (3) anekdot dan lelucon, (4)
dongeng berumus.
B. Pengertian Bahan Ajar (Materi Pelajaran)
Pengertian bahan ajar (materi pelajaran) merupakan rincian spesifikasi isi
yang memberikan panduan bagi guru dalam hal intensitas cakupan dan jumlah
perhatian yang dituntut oleh isi tertentu atau tugas-tugas pedagogis (Trianto,
2005:67).
C. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Indonesia , media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima.
D. Pengembangan Bahan Ajar Dongeng
Salah satu upaya untuk mengembangkan pembelajaran dongeng di sekolah adalah
dengan melaksanakan perbaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk memenuhi hal tersebut, diperlukan adanya
-
5
perangkat pembelajaran dongeng yang dapat menciptakan sistem belajar menarik dan
menyenangkan. ( http://karya.ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/artikel/view/968).
Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Dongeng Berbentuk CD
Pelaksanaan pengembangan program pembelajaran dongeng berbentuk CD terdiri
dari 2 tahap kegiatan, tugas fasilitator adalah untuk membantu mengembangkan program
dalam hal desain program dan pemrogramannya ke dalam komputer.
Sistematika Pengembangan Bahan Ajar Dongeng Berbentuk CD
A. Petunjuk Siswa dalam Mengoprasikan CD Pembelajaran
I. Pendahuluan
a. Apersepsi: 1) Tampilan gambar berbentuk animasi yang disesuaikan dengan
judul dongeng. Dan 2) mendengarkan dongeng
b. Kompetens
c. Penutup
2. Petunjuk Keluar untuk mengakhiri proses pembelajaran dongeng dengan perintah /
mengalihkan tombol keluar.
E. Hasil Belajar Siswa
Pengembangan bahan ajar dongeng yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan
situasi di sekolah akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah perubahan
yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya..
F. Keterkaitan antara CD Pembelajaran dengan Hasil Belajar
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarsiswa, siswa dengan guru, dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Untuk menentukan tercapai tidaknya kompetensi
-
6
dasar dilihat dari hasil belajar. Dengan demikian sumber belajar sangat mempengaruhi
hasil belajar.
G. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Standar Kompetensi Dongeng
Dalam KTSP mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs berupa cerita rakyat
,dongeng merupakan salah satu standar kompetensi dalam Standar Isi. Adapun Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari Pokok bahasan Cerita Rakyat/Dongeng adalah
sebagai berikut:
Standar Kompetesi : Mendengarkan
5. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan;
Kompetensi dasar : 5.1 Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang
diperdengarkan.l;
5.2 Menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi
sekarang. (Permendiknas RI. No:22 )
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dengan menggunakan metode penelitian
pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono (2007:213) research and
development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. (Borg dan Gall, 1983:772) mengatakan
Educational research and development (R & D) dalam pendidikan merupakan suatu
proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, maka
serangkaian langkah penelitian dan pengembangan dilakukan secara siklis. Setiap langkah
-
7
yang akan dilalui atau dilakukan selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya sehingga
pada akhirnya diperoleh suatu produk pendidikan yang baru.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan materi ajar bahasa
Indonesia tentang dongeng berbentuk Compact Disc (CD) , yang dilaksanakan di
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs) Negeri I Palembang , kelas VII karena memiliki
laboratorium yang lengkap, sedangkan untuk pemilihan kelas ditentukan adalah kelas yang
belum mempelajari materi dongeng yaitu kelas VII A. Kelas VII di MTS Negeri I
Palembang ada delapan kelas.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian pengembangan menurut Dick, Carey, dan Carey (2005:6--7),
Langkah-langkah pengembangan ini dibagi adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Analisis merupakan langkah awal peneliti dalam mengembangkan CD Pembelajaran.
(1) melakukan analisis tujuan instruksional, (2) mengidentifikasi keterampilan yang akan
dicapai dalam pembelajaran dan mengidentifikasi perilaku siswa, (3) menganalisis pelajar
dan kebutuhan, (4) menulis tujuan pembelajaran, (5) mengembangkan instrumen penilaian,
(6) mengembangkan strtegi pembelajaran, (7) mengembangkan materi pembelajaran, (8)
merancang melakukan evaluasi formatif, (9) merevisi materi pembelajaran, (10)
merancang dan melakukan evaluasi sumatif.
2. Desain
Pada tahap desain ini, peneliti mendesain mahan ajar berbentuk CD Pembelajaran
dengan cara merekam model mendongeng oleh pendongeng yang dilengkapi dengan LKS
-
8
yang berisi tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa . Pada tahap ini juga disiapkan
lembar angket, lembar observasi dan soal tes.
a. Paper Based
Pokok bahasan dongeng materi didesain atau dirancang di atas kertas, baik rancangan
berupa teks maupun gambar-gambar. Adapun menu utama dari desain produk adalah
sebagai berikut.
(1) Apersepsi
Dalam CD Pembelajaran ini apersepsi yang ditampilkan adalah gambar-gambar yang
disesuaikan dengan judul-judul sebuah dongeng. Misalnya animasi kancil dan buaya.
Dari tampilan animasi tersebut siswa menebak judul dongeng sesuai dengan
pemunculan gambar.
(2) Kompetensi
Kompetensi dalam CD Pembelajaran ini berturut-turut adalah tandar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator kompetensi. Untuk standar kompetensi dan kompetensi
dasar disalin dari Standar Isi 2006 sedangkan indikator kompetensi diturunkan dari
kompetensi dasar.
(3) Materi Pokok
Dalam CD Pembelajaran yang menjadi materi pokok sesuai dengan penjabaran dari
indikator yang akan dicapai dan menonton orang mendongeng sebagai model
mendongeng yang baik.
(4) Latihan
Dalam CD pembelajaran ini berupa soal-soal interakt yang harus dikerjakan disertai
dengan pilihan jawaban dan respon jawaban.
(5) Petunjuk
Petunjuk CD pembelajaran digunakan untuk membantu siswa dalam mengoperasikan
CD Pembelajaran .
-
9
(6) Referensi
Referensi berisi buku-buku yang menjadi rujukan dalam pembuatan materi ajar CD
Pembelajaran sehingga apabila seorang siswa masih belum memahami materi ini dapat
menambah wawasannya dengan membaca literatur-literatur yang diberikan.
(7) Keluar;
Untuk mengakhiri proses pembelajaran dengan CD Pembelajaran ini siswa dapat
mengklik tombol keluar.
b. Computer Based
Desain produk yang telah dibuat dalam paper based dituangkan dalam bentuk
computer based. Adapun program yang digunakan untuk desain produk computer based ini
adalah microsoft powerpoint orang mendongeng yang dikaitkan dengan materi.
3. Evaluasi
Produk yang telah didesain sebagai prototipe pertama yang dikembangkan divalidasi
oleh pakar , pendidik, serta praktisi pendidikan (expert).sbb:
Pakar (expert judgement) dan one-to-one;
Pada tahap uji coba pakar di sini atau biasanya disebut uji validitas, produk yang
telah didesain akan dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar terdiri dari
beberapa orang, yaitu pakar media komputer dan pakar pendidikan bahasa.
Sedangkan siswa satu per satu (one-to-one) juga melakukan penilaian dan evaluasi
terhadap produk yang dibuat. Penilaian dan evaluasi ini dilaksanakan secara
paralel
-
10
Kelompok Kecil (small group);
Pada tahap ini diminta sekitar 5 orang siswa MTs Negeri I Palembang melakukan
pembelajaran dengan CD pembelajaran yang telah didesain. Siswa-siswa tersebut
memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik siswa yang akan dijadikan
sasaran penelitian.
Lapangan (Field Try One);
Setelah direvisi, pada tahap ini diujicobakan kepada siswa MTS Negeri I
Palembang kelas VII/A yang menjadi subjek penelitian. Produk yang telah
diujicobakan di lapangan tadi adalah produk yang telah memenuhi kriteria
yaitu: validitas, kepraktisan dan efektivitas, Suatu media memiliki validitas yang
baik jika mampu mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai dengan
konten pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum..
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) dan teknik
obsrvasi.
1. Teknik Angket /Kuesioner
Penelitian ini menggunakan angket jenis terbuka, bentuk kuesionernya adalah cek
list. Audiens tinggal membubuhkan tanda cek list ( ) pada kolom yang sesuai, karena
pengembang bukan peneliti tapi mengembangkan, jadi cek list diberikan alasan
(komentar).
Teknik Observasi
Aktivitas peserta didik dalam penelitian ini merupakan perilaku atau aktivitas peserta didik
selama pembelajaran yaitu dapat mengoperasikan komputer, bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas - tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
-
11
bekerjasama dengan peserta didik lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan.
Tekni Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melalui proses
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbentuk CD. Tes ini dilakukan pada akhir
pembelajaran dengan menggunakan CD Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang sastra
berupa cerita rakyat/dongeng, yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai. yaitu
dengan memberikan delapan buah pertanyaan yang disesuaikan dengan indikator
pencapaian dengan skor nilai keseluruhan 100.
E. Teknik Analisis Data
1. Lembar Validasi
Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, disajikan dalam
bentuk tabel. Selanjutnya dicari rerata skor tersebut dengan menggunakan rumus
n
V
R
n
i
i 1 (Modifikasi Isra, 2008:99)
R = Rerata hasil penilaian semua aspek dari para validator
Vi = Skor rerata hasil penilaian validator terhadap aspek validasi ke-i
n = banyak validator
2. Analisis Data Observasi
Data hasil observasi yang diperoleh dihitung per-indikator, dengan cara menentukan
besarnya frekwensi masing-masing aktivitas, kemudian menghitung persentasenya. Dari
hasil observasi nanti dibuat interval menjadi selang kategori berdasarkan skor maksimal
dan minimal.
-
12
1. Analisis Angket
2. Angket dianalisis dengan menggunakan skala likert. Skala likert yang digunakan
adalah dengan lima kategori yaitu sangat baik (SB), baik(B), cukup(C), tidak
baik(TB), dan sangat tidak baik (STB) seperti terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 5. Kategori Nilai Angket
Kategori jawaban SB B C TB STB Pernyataan 4 3 2 1 0
Rumus yang digunakan adalah : ( Modifikasi Arikunto, 2002:221)
Keterangan : Ni = Nilai Angket
V = Skor hasil penilaian responden
n = Jumlah responden
4. Analisis Data Hasil Tes
Adapun sebagai acuan ketuntasan belajar siswa adalah Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM). Untuk nilai KKM ini peneliti bekerja sama dengan guru Bahasa Indonesia untuk
menentukannya adalah sebesar 66,00. Dengan demikian peserta didik telah mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Materi Ajar Berbentuk CD Pembelajaran Dongeng
Proses pengembangan bahan ajat berbentuk CD pembelajaran melalui tahap-tahap
analisis , desain dan evaluasi.
n
V
Ni
n
i
i 1
-
13
1. Analisis Kebutuhan
Analisis ini dilakukan pada siswa kelas VII MTs Negeri I Palembang. Kemudian
peneliti menganalisi kurikulum Bahasa Indonesia MTs/SMP yang terdapat dalam Standar
Isi. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada satuan pendidikan MTs/SMP.
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi tersebut dikembangkan indikator-
indikator yang akan dicapai selama proses pembelajaran berlangsung.
Pertemuan pertama:
Menjelaskan pengertian dongeng; tema, penokohan, fabel, latar, amanat
Menjelaskan isi dongeng
Pertemuan Kedua:
Menjelaskan relevansi isi dongeng dengan kehidupan sekarang;
Mampu mendongeng;
Dari indikator-indikator di atas menjadi acuan penulis untuk menyusun materi ajar
yang lebih praktis, bervariasi, serta menarik siswa untuk belajar dengan menggunakan
media berbentuk CD pembelajaran. Rancangan ini dimulai dengan merekam dalam bentuk
vidio model pendongeng yang akan dijadikan model oleh siswa dalam mendongeng.
2. Desain
Tahap desain produk ini terbagi dalam dua tahap, yaitu:
a. Paper Based
(1) Apersepsi; (2) Kompetensi; (3) Materi Dongeng; (4) Vidio Dongeng; (5)
Latihan; (6) petunjuk; (7) Referensi; (8) Keluar
b Computer Based
Desain produk yang telah dibuat dalam paper based dituangkan dalam bentuk
computer based. Program yang digunakan untuk desain ini adalah microsoft power
-
14
point dan macromedia flash. Produk yang didesain dalam computer based ini
dinamakan prototipe pertama.
3. Evaluasi
Produk yang telah didesain sebagai prototipe pertama yang dikembangkan, divalidasi
oleh pakar teknologi dan bahasa serta pendidikan.
a. Expert dan One-to-one
Evaluasi expert, one-to-one dan small group merupakan tahap untuk melihat
validitas, praktikalitas, dan potensial efek mengenai CD pembelajaran yang
dikembangkan. Adapun pakar (expert) yang melakukan validasi terhadap bahan ajar
berbentuk CD pembelajaran yang telah didesain adalah:
1. Prof. Dr. H. Zulkardi, M.Kom, M.Sc. Kaprodi S-2 Pendidikan Matematika PPs
Unsri,
2. Dr. Didi Suhendi, S.Pd., M.Hum.
POWER PNT FILE
GAMBAR,SUARA,
DAN MOVIE. WARNA
MENU DESAIN
POWER POINT
MENU ANIMASI
SEDERHANA
INSERT, TEXT
LAYOUT
HIPERLINK
-
15
Tabel 8. Komentar Expert terhadap Prototipe Pertama CD Pembelajaran
Expert/validator Saran
Prof. Dr. H. Zulkardi, M.Kom., M.Si. 1.Tambahkan option menu dongeng untuk
siswa/guru,
2. Tambahkan video clip (sebagai contoh
dongeng),
3. Atur agar lebih sedikit plihan menu,
4. Yang lain sudah baik.
Dr. Didi Suhendi, S.Pd., M.Hum. 1. Sesuaikan materi KD/Indikator,
2. Sesuaikan soal-soal dengan indikator/
tujuan pembelajaran,
3. Soal sebaiknya disusun secara variatif,
tidak hanya melengkapi.
b. Small Group
Dari angket yang diisi siswa maka diketahui bahwa penilaian siswa terhadap desain
prototipe kedua rata-rata sebesar 3,52 dengan kategori sangat sangat baik, Adapun rincian
siswa terhadap prototipe kedua terdapat dalam tabel berikut ini.
Tabel 12. Data Hasil Angket Penilaian Siswa terhadap CD Pembeajaran
No Aspek yang dinilai Nilai
Rata-Rata
Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
Daya tarik pembuka CD pembelajaran
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
Kejelasan isi CD pembelajaran sehingga mudah
dipahami
Kesesuaian antara contoh, latihan dan soal ulangan
dengan materi pelajaran
Petunjuk penggunaan CD Pembelajaran
Tampilan animasi gambar dengan materi pelajaran
Komposisi warna pada CD pembelajaran
Pemakaian musik sebagai latar belakang CD
pembelajaran
3,60
3,40
3,60
3,40
3,60
3,60
3,20
3,80
Sangar Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Rata-rata 3,52 Sangat Baik
-
16
c. Field Test
Setelah diperoleh prototipe ketiga yang valid, praktis, dan mempeunyai efek
terhadap hasil belajar, selanjutnya prototipe ketiga ini diujicobakan di lapangan pada
subjek penelitian sebenarnya yaitu siswa kelas VII/A MTs Negeri I Palembang sebanyak
40 orang siswa.
Berdasarkan hasil observasi selama dua kali pertemuan diperoleh rata-rata
keaktivan siswa adalah 86,78 termasuk kategori sangat baik, dengan rincian yang terdapat
dalam tabel di bawah ini.
No Indikator Pertemuan (%) Rata-
rata
Kategori
1 2
1
2
3
4
5
6
7
Dapat mengoperasikan komputer
Memperhatikan penjelasan guru
Tidak gelisah selama proses
pembelajaran berlangsung
Tidak mengganggu teman
Mencatat hal yang yang berhubungan
dengan materi
Mengerjakan tugas yang diberikan
Tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas
80,00
90,00
100,00
92,50
50,00
100,00
62,50
95,00
100.00
100,00
95,00
62,50
100,00
87,50
87,50
95,00
100,00
93,75
56,25
100,00
75,00
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Cukup
Sangat Baik
Baik
Rata-rata 82,14 91,42 86,78 Sangat Baik
-
17
Gambar:8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Field Test
n ajar, tidak ada yang termasuk kategori cukup, tidak bak dan sangat tidak baik.
B. Hasil Belajar Siswa Menggunakan CD Pembelajaran
Hasil tes menunjukkan nilai rata-rata siswa mencapai 70,82 dengan kata lain sudah
melampaui KKM yaitu 66,00, Berarti siswa telah mencapai KKM ada 80% siswa yang
belum tuntas, hanya ada 20%. Hal ini dikarenakan adanya siswa yang belum mampu
mengoperasikan komputer dengan baik dan benar sehingga menjadi kendala dalam proses
pembelajaran.
C. Pembahasan
1. Hasil Prototipe CD Pembelajaran
Dari hasil validasi dan masukan siswa inilah desain produk dalam CD
pembelajaran tadi diujicobakan kepada small group untuk melihat kepraktisan dan
keefektifan prototipe tersebut. Berdasarkan hasil observasi pada uji coba small group saat
proses pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan penjelasan guru, tidak
mengganggu teman dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan materi termasuk
kategori sangat baik dan baik. Ketika diadakan ujian harian siswa mengerjakan soal tes dan
ASPEK YANG DINILAI
P
-
18
tepat waktu dalam menyelesaikannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa CD
pembelajaran (prototipe) sudah baik dan tergolong prototipe yang valid dan praktis.
2. Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan CD Pembelajaran
Pada akhirnya pertemuan dilaksanakan tes berupa ulangan harian untuk mengukur
hasil belajar siswa dan melihat efek CD Pembelajaran terhadap hasil belajar. Dari hasil tes
diperoleh nilai rata-rata siswa 70,82, dengan kata lain sudah melampaui Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu, 66,00.
D. Kelemahan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut.
1. Belum semua siswa dapat mengoperasikan komputer,
2. Perlu ditambahkan materi pelajaran agar lebih luas dan mendalam.
3. Ada siswa yang belum terbiasa mengoperasikan komputer, sehingga terpengaruh
dalam memahami dan mengemukakan pendapat mereka, sehingga terpengaruh
dalam menyelesaikan soal.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Melalui validasi dan dan evaluasi oleh para expert dan one-to-one, serta small
group maka dihasilkan CD pembelajaran yang diktegorikan valid.
2. Dari hasil analisis belajar pokok bahasan dongeng diketahui bahwa nilai rata-
rata siswa mencapai 70,82. dengan kata lain sudah melampaui ketuntasan minimal
(KKM) yaitu 66.00. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa materi ajar
berbentuk CD pembelajaran mempunyai potensial efek terhadap hasil belajar siswa.
B. Saran
1. Siswa dapat mempelajari CD pembelajaran ini sebagai sumber bahan alternatif
-
19
untuk memahami teori tentang dongeng dalam rangka meningkatkan hasil
belajar,
2. CD pembelajaran ini dapat digunakan oleh siswa di sekolah maupun di rumah.
3. Guru dapat menjadikan contoh untuk mengembangkan materi ajar.
-
20
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Putra.
Arsyad. 2007. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bakrowi. 2006. Microsoft Office PowerPoint Sebagai Media Pembelajaran Materi Unsur,
Senyawa, dan Campuran Berbasis STAD.Jurnal pendidikan
Inovatif.(http://jurnaljpi.wordpress.com/2008/01/22/bakrowi/diakses1 Januari
2009)
Bandono, 2009, Pengembangan Bahan Ajar. http://bandono.web.id.diakses 12 Januari 2010
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Ana; Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.
Button, Asri La. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran. (http://hobri.blog.unej.ac.id
/files/2009/03/03-kualitas.pdf)
Chaeruman, Uwes A, 2007. Evaluasi Formatif. FakultasLuarKampus.Net. 5 Juli 2007
(http://fakultasluarkampus.net/media-pembelajaran-vs-alat-bantu-pembelajaran/,
diakses 1 Januari 2010).
Chaeruman, Uwes A. 2008. Media Pembelajaran VS Alat Bantu Pembelajaran.
FakultasLuarKampus.Net. 20 November 2008 (http://fakultasluarkampus. net/
media-pembelajaran-vs-alat-bantu-pembelajaran/, diakses 29 Februari 2009).
Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti. 2008. Pengembangan Dan Peningkatan Kualitas
Pembelajaran. Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Jakarta.
Direktorat Pembina SMA.2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Direktorat Jedral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina SMA. Jakarta.
Direktorat Pembina SMA.2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal, Direktorat Jedral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina SMA. Jakarta.
Direktorat Pembina SMA.2008. Rancangan Penilaian Hasil Belajar, Direktorat Jedral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina SMA. Jakarta.
Hakisya, A. 2007. Istilah-Istilah Komputer. Ahakisya Yeyeb. 1 Juni 2007 (http://yeyeb.
wordpress.com/2007/06/01/istilah-istilah-komputer/, diakses 29 Februari 2009).
-
21