KANTOR KESEHATAN KELAS II MANADO
RENCANA AKSI KEGIATAN
(RAK)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan Nasional adalah upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan
nasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada serta memperhatikan tantangan
global maupun spesifik local. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor: HK. 02.02/MENKES/52/2015 maka ditetapkanlah Renstra Kementerian Kesehatan
tahun 2015 – 2019 berdasarkan arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015 – 2019.
Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan
yang akan dilaksanakan langsung oleh Kementerian Kesehatan dalam kurun waktu 2015 –
2019. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu
Rencana Aksi Program (RAP) dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) pada setiap unit satuan
kerja, baik di tingkat pusat maupun unit pelaksana teknis sesuai dengan tugas dan fungsi
dengan tetap memperhatikan visi, misi, tujuan, nilai-nilai dan sasaran strategis Kementerian
Kesehatan.
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan menguraikan kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam kurkun waktu 5 tahun ke depan. Dokumen ini juga dilengkapi
dengan indikator-indikator yang merupakan penjabaran lebih rinci dari indikator Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta perkiraan anggaran yang
dibutuhkan.
Dalam rangka memudahkan penjabaran di dalam dokumen RAK ini maka uraian
kegiatannya disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing seksi dan sub
bagian yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado. Rencana Aksi tahun 2015 – 2019
menjadi acuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi cegah tangkal penyakit PHEIC
yang mungkin masuk dari negara atau daerah lain tanpa menghambat perjalanan dan
perdagangan melalui pelabuhan dan bandara.
B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN
1. KONDISI UMUM
Tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah melaksanakan pencegahan masuk
dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
serta pengamatan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Manado menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kekarantinaan
b. Pelaksanaaan pelayanan kesehatan
c. Pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan lintas
batas darat negara.
d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan
penyakit yang muncul kembali.
e. Pelaksanaan pengamatan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia
f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional
g. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk.
h. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
i. Pelaksanaan pemberia sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor.
j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
l. Pelaksanaan jejaring infomasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan bandara, pelabuhan
dan lintas batas darat negara.
n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans
kesehatan pelabuhan.
o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI NO. 2348/menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan masuk dalam klasifikasi Kelas II yang terdiri dari:
a. Sub Bagian Tata Usaha
b. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
c. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan
d. Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
e. Wilayah Kerja
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Struktur Organisasi dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado dapat dilihat
dalam diagram dibawah ini:
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MANADO
Pada tahun 2016 unit eselon I pada Kementerian Kesehatan RI mengalami
perubahan nomenklatur sesuai dengan Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2015
tentang Kementerian Kesehatan dimana Unit Eselon I DIrektorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan berubah nomenklatur menjadi
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Berdasarkan perubahan nomenklatur tersebut maka program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit mengalami perubahan kegiatan sebagai berikut:
KEPALA KANTOR
Yohanis Rapa Patari, SE., M.Kes NIP 196004011989012001
KASUBAG. TATA USAHA
NICODEMUS F.A. PONTOLULI, SST NIP 196811151989031001
KASIE. PENG. KARANTINA & SE
FIFIE F. POLAK, SKM NIP 197006221990112001
KASIE. PRL
dr. JANTJE W. TATURA NIP 196301022002121004
JABFUNG
EPIDEMIOLOGI ENTOMOLOG SANITARIAN
WILAYAH KERJA
1. Pelabuhan Laut Manado 2. Pelabuhan Laut Likupang 3. Pelabuhan Laut Siau 4. Pelabuhan Laut Tahuna 5. Pelabuhan Laut Petta 6. Pelabuhan Laut Lirung 7. Pelabuhan Laut/Bandara Melonguane 8. Pelabuhan Laut Marore 9. Pelabuhan Laut Miangas
KASIE. UKLW
dr. NOULA T. REMBET NIP 197811172009122001
a. Surveilans dan Karantina Kesehatan
b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
e. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dalam mendukung pelaksanaan tugas pada tahun 2016 Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Manado telah melaksanakan program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dengan pelaksanaan kegiatan melalui seksi-seksi dan sub
bagian sebagai berikut sebagai berikut:
a. Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sampai dengan tahun 2018, sasaran strategis yang telah dicapai sesuai dengan
indikator kinerja kegiatan adalah:
1) Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan, meliputi:
1.1 Jumlah PHQC
1.2 Jumlah SSCEC
1.3 Jumlah SSCC
2) Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD), KLB dan bencana
diwilayah KKP, meliputi:
2.1 Jumlah sinyal SKD KLB dan bencana yang direspon kurang dari 24 jam
2.2 Jumlah laporan sinyal yang diterima
3) Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk keluarnya penyakit,
meliputi :
3.1 Jumlah COP
3.2 Jumlah Gendec
3.4 Jumlah surveilans rutin
4) Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khuusus
5) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
dalm penangulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah.
6) Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan,
meliputi :
6.1 Jumlah sertifikat laik terbang
6.2 Jumalh sertifikat ijin angkut orang sakit
6.3 Jumlah sertifikat ijin angkut jenazah
6.4 Jumlah dokumen ICV
7) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Tahun 2018 sasaran strategis yang akan dicapai sesuai dengan indikator kinerja
kegiatan adalah :
Jumlah pelabuhan, bandara/PLBD bebas vector pada wilayah perimeter dan buffer
area.
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Tahun 2018, sasaran strategis yang telah dicapai sesuai dengan indikator kinerja
kegiatan adalah :
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung.
d. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tahun 2018, sasaran strategis yang telah dicapai sesuai dengan indikator kinerja
kegiatan adalah :
1) Jumlah dokumen dukungan manajemen daan tugas teknis lainnya, meliputi :
1.1 RKAKL/DIPA
1.2 Laptah
1.3 Laporan Keuangan
1.4 Laporan BMN
1.5 Lakip
1.6 Profil
1.7 Proposal PNBP
1.8 Dokumen kepegawaian
1.9 E-monev Bapenas (PP39)
1.10 Laporan eksekutif bulanan
1.11 E-Monev DJA
2) Jumlah pengadaan sarana prasarana
2.1 Gedung
2.2 Alat kesehatan
3) Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
C. POTENSI
Dengan adanya perdagangan bebas maka arus globalisasi semakin meningkat
dengan terlihatnya arus lalu lintas barang dan alat angkut dari luar negeri yang masuk
ke Indonesia. Kemajuan perkembangan IPTEK juga mempengaruhi dalam
perkembangan transportasi dan telekomunikasi yang membuat ruang lingkup global
semakin terjangkau dalam waktu yang sedikit. Seiring dengan keadaan ini maka
dampak negative globalisasi dalam bidang kesehatan adalah semakin mudahnya
penularan penyakit yang terjadi antar benua maupun antar negara sehingga dapat
menyebabkan munculnya penyakit-penyakit baru di wiilayah Indonesia.
Ancaman penyakit yang dari negara lain yang bisa masuk ke Indonesia antara
lain, SARS, Avian Influenza, HFMD,H1N1 new. Penyakit yang masih merupakan
masalah kemudian berkembang (Emerging Diseases) yaitu munculnya strain mikroba
baru sebagai akibat resistensi antibiotika serta perilaku masyarakat yang tidak
mendukung pola hidup sehat, antara lain (HIV/AIDS, IMS, DHF, Japanese B
Encepaitis. Penyakit yang dianggap bukan masalah lagi, saat ini muncul atau
berpotensi muncul kembali (Re-emerging Diseases) diantaranya, Pes, TBC Scrub-
typus. Penyakit-penyakit tersebut yang disebabkan oleh perubahan lingkungan dapat
menimbulkan keresahan/gangguan terhadap masyarakat Internasional (PHEIC).
Disamping penyakit-penyakit tersebut dunia juga kemungkinan terancam dengan
terjadinya bioterorisme akibat perkembangan politik dna kerusakan lingkungan yang
semakin parah.
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai salah satu intitusi pemerintah yang
berada di garis depan dalam menjaga kedaulatan, keamanan dan keselamatan
bangsa Indonesia dari segi kesehatan masyarakat yang keberadaannya di pintu
masuk neagara perlu meningkatkan kapasitas dan kompetensinya serta
profesionalisme.
Semakin pesatnya perkembangan trasnportasi, penularan penyakit semakin
cepat. Kemungkinan terjadinya Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC) semakin besar. Kasus yang terjadi akhir-akhir ini adalah semakin
merebaknya Mers Corona Virus dan Ebola Disease. KKP sebagai petugas kesehatan
yang berada di pintu masuk negara harus memiliki keseiapsiagaan dan kemampuan
dalam detect dan respons penyakit menular potensial wabah dan PHEIC.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Manado di pintu masuk negara dengan potensi yang dimiliki sebagai berikut :
a. Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia di KKP Kelas II Manado di awal tahun 2018 berjumlah
48 orang dengan komposisi yaitu Pejabat Struktural Eselon III 1 orang dan Pejabat
Struktural Eselon IV sebanyak 4 orang. Sedangkan untuk jabatan fungsional terdiri
dari Dokter sebanyak 3 orang, Epidemiologi sebanyak 5 orang, Sanitarian
sebanyak 12 orang, perawat 9 orang, Bendahara sebanyak 2 orang, Perencana
sebanyak 1 orang, Penata Laporan Keuangan sebanyak 3 orang, Verifikator
Keuangan sebanyak 1 orang, Pengelola BMN sebanyak 1 orang, Pembuat Daftar
Gaji sebanyak 1 orang, Administrasi Umum sebanyak 1 orang, dan Asisten
Apoteker sebanyak 2 orang.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana yang sudah dimiliki oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
II Manado yaitu asset bergerak berupa tanah dan bangunan Gedung Kantor Induk
dan Wilayah Kerja, sedangkan asset bergerak antara yaitu kendaraan roda 4
sejumlah 12 unit dan kendaraan roda 2 sebanyak 20 unit.
KKP Manado juga sudah memiliki peralatan penunjang dalam pelaksanaan
tupoksi antara lain, ULV, Swing Fog,Mist Blower, X-Ray Portable, Chold Chain,
Kulkas Penyimpan Vaksin, Mikroskop, Thermal Scanner dan berbagai alat
kesehatan.
c. Lingkungan Kerja
Kerjasama lintas sektor juga sudah terjalin dengan baik selama ini. Kerjasama
dalam penangangan embarkasi/debarkasi jemaah haji dengan Dinas Kesehatan
Daerah Sulawesi Utara. Kerjasama di wilayah pelabuhan dan bandara juga sudah
terjalin dengan baik dan bisa terlihat dalam kerjasama penanganan lalu lintas
penumpang dan alat angkut di bandara dan pelabuhan.
Penanganan dalam masalah kesehatan juga sudah terlihat dengan rutinitas
pengawasan atas vektor, air bersih, limbah, pengawasan tempat-tempat makan,
tempat-tempat umum, pemeriksaan sampel makanan agar masyarakat di area
bandara dan pelabuhan dapat mengkonsumsi makanan yang layak dan tidak akan
menyebabkan penyakit dan tujuan akhir yang akan dicapai yaitu terciptanya
Bandara dan Pelabuhan Sehat di wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Manado.
d. Sumber Anggaran
Sumber penganggaran di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado
bersumber pada dana APBN yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA). Pada DIPA tahun anggaran 2018 satuan kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado mendapatkan anggaran sebesar Rp.
12.336.304.000 (dua belas miliard tiga ratus tiga puluh enam juta tiga ratus empat
ribu rupiah) dibandingkan dengan tahun anggaran 2017 sebesar Rp.
10.930.909.000 (sepuluh milyard Sembilan ratus tiga puluh juta Sembilan ratus
sembilan ribu rupiah)
D. LINGKUNGAN STRATEGIS
1. LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL
Pertumbuhan penduduk Indonesia ditandai denga adanya window opportunity
dimana rasio ketergantungan positif yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih banyak
daripada yang usia non-produktif yang puncaknya terjadi sekitar tahun 2030. Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah 256.461.700 orang. Dengan laju
pertumbuhan sebesar 1,19% per tahun, maka jumlah penduduk pada tahun 2019 naik
menjadi 268.074.600 orang. Jumlah wanita usia subur akan meningkat dari tahun
2015 yang diperkirankan sebanyak 68,1 juta orang menjadi 71,2 juta orang pada tahun
2019.
Masalah penduduk miskin yang sulit erkurang akan masih menjadi masalah
penting. Secara kuantitas jumlah penduduk miskin bertambah, dan ini menyebabkan
permasalahan biaya yang harus ditanggung pemerintah bagi mereka.
Tingkat pendidikan penduduk merupakan salah satu indikator yang
menentuukan Indeks Pembangunan Manusia. Disamping kesehatan, pendidik juga
memegang porsi yang besar bagi terwujudnya kualitas SDM Indonesia.
2. LINGKUNGAN STRATEGIS REGIONAL
Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif
pada tanggal 1 Januari 2016 maka akan memberikan peluang (akses pasar) sekaligus
tantangan tersendiri bagi Indonesia. Implementasi ASEAN Economic Community, yan
gmencakup liberalisasi perdagangan barang dan jasa serta investasi sektor kesehatan
perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan daya saing dari fasilitas-fasilitas
pelayana kesehatan dalam negeri. Pembenahan fasilitas-fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada baik dari segi sumber daya manusia, sarana prasarana,
peralatan, dan manajemen.
3. LINGKUNGAN STRATEGIS GLOBAL
Dengan berakhirnya agenda Millennium Development Goals (MDGs), banyak
negara mengakui keberhasilan dari MDGs sebagai pendorong tindakan-tindakan
untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pembangunan masyarakat.
Dalam bidang kesehatan faktra menunjukkan bahwa individu yang sehat
memiliki kemampuan fisik dan daya piker yang lebih kuat, sehingga dapat
berkontribusi secara produktif dalam pembangunan masyarakat.
4. LINGKUNGAN STRATEGIS LOKAL
Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado sebagai salah satu institusi yang
keberadaanya di lingkungan Bandara dan Pelabuhan sebagai pintu masuk dari suatu
negara/wilayah. Dalam melaksanakan tupoksinya maka dibutuhkan kerjasama yang
baik dengan lintas program dan lintas sektor terkait, baik dari stakeholder, masyarakat
dan mitra kerja di wiayah pelabuhan dan bandara. Dengan terciptanya keharmonisan
dan siknronisasi pelaksanaan kegiatan maka pelaksanaan tupoksi dari Kantor
Kesehatan Pelabuhan dapat tercapai dengan maksimal agar tercipat kawasan
bandara dan pelabuhan yang sehat sehingga dapat menunjang terciptanya lingkungan
yang sehat disekitar bandara dan pelabuhan.
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
A. VISI DAN MISI
Dalam Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado tidak
ada visi dan misi. Rencana Aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado mendukung
pelaksanaan Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015 –
2019 yang melaksanakan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Upaya
untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaiu :
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni :
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memebrikan rasa
aman pada seluruh warga Negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
B. TUJUAN
Tujuan KKP Manado mendukung pencapaian tujuan Ditjen P2P yakni meningkatnya
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan secara berhasil guna dan berdaya guna
dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui:
1. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan matra dengan hasil :
a. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon sebesar 90 % pada tahun 2019
b. Persentase alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan sebesar 100 % pada
tahun 2019
2. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang dengan
hasil :
a. Persentase bandara/pelabuhan yang melakukan pengendalian vektor terpadu
sebesar 100 % pada tahun 2019
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung dengan
hasil :
a. Persentase bandara/pelabuhan yang melaksanakan deteksi dini penyakit menular
langsung sebesar 100 % pada tahun 2019
4. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta meningkatnya pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular dengan hasil :
a. Persentase bandara/pelabuhan yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak
menular sebesar 100 % pada tahun 2019
5. Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan dengan hasil :
a. Persentase sarana air minum di bandara/pelabuhan yang dilakukan pengawasan
sebesar 100 % pada tahun 2019
b. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) di bandara/pelabuhan yang memenuhi
syarat kesehatan sebesar 100 % pada tahun 2019
c. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di bandara/pelabuhan yang
memenuhi syarat kesehatan sebesar 100 % pada tahun 2019
d. Persentase bandara/pelabuhan sehat sebesar 100 % pada tahun 2019
6. Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program
P2P dengan hasil :
a. Persentase penilaian SAKIP dengan hasil AA sebesar 100 % pada tahun 2019
b. Persentase Satker Pusat dan Daerah ditingkatkan sarana/prasarananya untuk
memenuhi standar sebesar 100 % pada tahun 2019
C. SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit masih
berpedoman pada sasaran strategis Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan dalam Rencana Aksi Program PP dan PL yang merupakan sasaran
strategis dalam Renstra Kemenkes yang disesuaikan dengan tupoksi Ditjen PP dan PL.
sasaran tersebut adalah meningkatnya pengendalian penyakit pada akhir tahun 2019 yang
ditandai dengan Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar
100%. Sedangkan sasaran strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado adalah :
a. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan matra
b. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang
c. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit menular langsung
d. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta meningkatnya pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular
e. Meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
f. Meningkatkan dukungan majemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program
P2P
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015 – 2019
merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK)
2005 – 2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik
Indonesia.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur
Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka KEmatian Ibu,
menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi
pembangunan kesehatan 2005 – 2025 adalah : 1) pembangunan nasional berwawasan
kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3) pengembangan upaya dan
pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan; dan 5) penanggulangan keadaan darurat kesehatan.
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN P2P
Arah kebijakan Ditjen P2P masih mengikuti arah kebijakan Ditjen PP dan PL untuk
mendukung arah Kebijakan Kementerian Kesehatan sebagai berikut :
1. Peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit
2. Peningkatan perlindungan kelompok berisiko
3. Penatalaksanaan epidemiologi kasus dan pemutusan rantai penularan
4. Pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah termasuk yang berdimensi internasional
5. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pencegahan dan pengendalian
penyakit
6. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat
7. Pelayanan kesehatan jiwa
8. Peningkatan keterpaduan program promotif & preventif dalam pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan
Arah kebijakan tersebut didukung melalui 10 strategi yaitu :
1. Melaksanakan review dan memperkuat aspek legal
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi
3. Elaksanakan intensifikasi, akselerasi dan inovasi program
4. Meningkatkan komptensi sumber daya manusia di bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
5. Memperkuat jejaring kerja dan kemitraan
6. Memperkuat manajemen logistic
7. Meningkatkan Surveilans dan aplikasi teknologi pendukung (SKDR)
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pendampingan teknis
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program
10. Meningkatkan pengembangan teknologi preventif
Arah kebijakan dan strategi Ditjen P2P didasarkan pada arah kebijakan dan strategi
Kementerian Kesehatan yang mendukung arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana
tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 –
2019. Arah kebijakan Ditjen P2P didasarkan pada arah kebijakan Kementerian Kesehatan
mengacu pada tiga hal penting yakni :
1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)
2. Penerapan Pendekatan Berkelanjutan Pelayanan (Continuum Of Care)
3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.
C. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KKP MANADO
1. Meningkatkan Kinerja Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi
Menurut IHR tahun 2005, Kantor Kesehatan Pelabuhan merupakan Port Health
Authority yang artinya bahwa segala urusan mengenai kesehatan di Pelabuhan dan
Bandara mejadi tanggung jawab Kantor Kesehatan Pelabuhan. Sejalan dengan IHR
tersebut salah satu fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah menyelenggarakan
pengawasan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi. Objek yang diawasi dalam
surveilans epidemiologi adalah alat angkut, barang dan orang. Dengan meningkatnya
perkembangan teknologi alat angkut memebuat jarak antar negara seolah-olah semakin
dekat karena waktu tempuh yang semakin singkat sehingga mobilisasi orang dan barang
semakin cepat melebihi masa inkubasi penyakit menular. Kondisi tersebut berpengaruh
terhadap risiko penularan penyakit secara global.
Ancaman global yang kita hadapi yaitu timbulnya kembali penyakit menular yang
sudah pernah terjadi (re-emerging disease), penyakit yang masih merupakan masalah
(Emerging disease), penyakit baru yang muncul (new emerging disease) dan
kemungkinan bioterorisme. Untuk mengantisipasi masuk dan keluarnya ancaman global
tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado,
maka perlu adanya peningkatan kinerja kekarantinaan dan surveilans epidemiologi
dengan salah satu upaya yang dilakukan yaitu meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini
(SKD).
2. Meningkatkan Kinerja Pengendalian Risiko Lingkungan
Untuk mengantisipasi ancaman penyakit global serta permasalahan kesehatan
masyarakat yang merupakan masalah darurat yang menjadi perhatian dunia, Kantor
Kesehatan Pelabuhan Manado dituntut untuk mampu menangkal risiko kesehatan yang
mungkin masuk melalui alat angkut orang dan barang dari negara lain dengan melakukan
tindakan tanpa menghambat perjalanan dan perdagangan.
Kegiatan pengendalian risiko lingkungan merupakan salah satu upaya mencegah
penyebaran penyakit PHEIC melalui pemutusan mata rantai penularan penyakit. Upaya
pengendalian risiko lingkungan bertujuan untuk membuat wilayah pelabuhan dan alat
angkut tidak menjadi sumber penularan ataupun habitat yang subur bagi
perkembangbiakan kuman / vektor penyakit.
3. Meningkatkan Kinerja Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
Salah satu tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado adalah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terbatas di wilayah Pelabuhan dan Bandara.
Kegiatan pelayanan tersebut juga dalam rangka cegah tangkal penyakit menular dan
potensial wabah. Kegiatan pelayana kesehatan ini antara lain pelaksanaan kegiatan
matra, pelayanan vaksinasi internasional, pelayanan kegawatdaruratan, pelayanan
kesehatan haji dan poliklinik.
4. Meningkatkan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Untuk memeperlancar kegiatan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Manado, perlu adanya dukungan manajemen pelaksanaan tugas dan fungsi. Dukungan
ini berupa dukungan atas dana, SDM terlatih maupun sarana prasarana penunjang
pelaksanaan kegiatan.
Sedangkan, strategi yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Manado
untuk mendukung arah kebijakan Ditjen P2P yaitu:
1. Melaksanakan Advokasi dan Sosialisasi
Melaksanakan Advokasi dan sosialisasi di Kantor Induk dan Wilayah Kerja dalam rangka
menunjang pelaksanaan tupoksi dengan stake holder dan lintas program lintas sektor.
2. Memperkuat surveilans epidemiologi dan jejaring lintas program lintas sector
Dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tupoksi pencegahan keluar masuknya
penyakit di pintu masuk negara
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
Dilaksanakan untuk melakukan penilaian atas kinerja pelaksanaan kegiatan yang sudah
direncanakan dan melakukan evaluasi atas hambatan-hambatan yang ditemui dalam
melaksanakan kegiatan yang dimaksud
4. Meningkatkan kemampuan SDM pelaksanaan kegiatan
Dilaksanakan dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas
SDM dalam rangka pelaksanaan kegiatan sehingga dapat tercapai hasil yang maksimal
5. Meningkatkan sarana prasarana penunjang pelaksanaan kegiatan
Dilaksanakan dengan mengadakan sarana prasarana yang menunjang pelaksanaan
kegiatan yang akan dianggarkan.
BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
A. RENCANA KINERJA
Rencana kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado dituangkan dalam
Target Kinerja yang merupakan penilaian dari pencapaian program yang diukur secara
berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019.
Target kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado sebagai berikut :
1. Sasaran : Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan
matra dengan indikator kinerja sebagai berikut :
a. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang di respon sebesar 100 % pada
tahun 2019
b. Persentase alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan sebesar
100 % pada tahun 2019
2. Sasaran : Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber
binatang dengan indikator kinerja sebagai berikut :
a. Persentase bandara/pelabuhan yang melakukan pengendalian vektor
terpadu sebesar 100 % pada tahun 2019
3. Sasaran : menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit menular
langsung dengan indikator kinerja sebagai berikut :
a. Persentase bandara/pelabuhan yang melaksanakan deteksi dini penyakit
menular langsung sebesar 100 % pada tahun 2019
4. Sasaran : Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian serta meningkatnya
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
a. Persentase bandara/pelabuhan yang melaksanakan kegiatan skrining
penyakit tidak menular sebesar 100 % pada tahun 2019
5. Sasaran : Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan dengan
indikator kinerja sebagai berikut :
a. Persentase saran air minum di bandara/pelabuhan yang dilakukan
pengawasan sebesar 100 % pada tahun 2019
b. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di bandara/pelabuhan
yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100 % pada tahun 2019
c. Persentase bandara/pelabuhan sehat sebesar 100 % pada tahun 2019
6. Sasaran : Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada program P2P dengan indikator kinerja sebagai berikut :
a. Persentase penilaian SAKIP dengan hasil AA sebesar 100 % pada tahun
2019
b. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan
sarana/prasarananya untuk memenuhi standar sebesar 100 % pada
tahun 2019
Di bawah ini adalah Target Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado untuk tahun
2015 – 2019
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
Menurunkan angka kesakitan
akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi,
peningkatan surveilans,
karantina kesehatan, dan
kesehatan matra
1 Persentase sinyal
kewaspadaan dini yang
direspon
90 100 100 100 100
2 Persentase alat angkut
sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan
100 100 100 100 100
Meningkatnya pencegahan
dan penanggulangan penyakit
bersumber binatang
3 Persentase
bandara/pelabuhan yang
melakukan pengendalian
vektor terpadu
100 100 100 100 100
Menurunnya angka kesakitan
dan kematian akibat penyakit
menular langsung
4 Persentase
bandara/pelabuhan yang
melaksanakan deteksi dini
penyakit menular langsung
100 100 100 100 100
Menurunnya angka kesakitan
dan angka kematian serta
meningkatnya pencegahan
dan penanggulangan penyakit
tidak menular
5 Persentase
bandara/pelabuhan yang
melaksanakan kegiatan
skrining penyakit tidak
menular
100 100 100 100 100
Meningkatnya penyehatan dan
pengawasan kualitas
lingkungan
6 Persentase sarana air
minum di
bandara/pelabuhan yang
dilakukan pengawasan
60 70 80 90 100
7 Persentase Tempat-Tempat
Umum (TTU) di bandara/
pelabuhan yang memenuhi
syarat kesehatan
60 70 80 90 100
8 Persentase Tempat
Pengelolaan Makanan
80 85 90 95 100
(TPM) di
bandara/pelabuhan yang
memenuhi syarat
kesehatan
9 Persentase
bandara/pelabuhan sehat
100 100 100 100 100
Meningkatnya dukungan
manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya pada
program P2P
1
0
Persentase penilaian
SAKIP dengan hasil AA
80 90 100 100 100
1
1
Persentase Satker Pusat
dan Daerah yang
ditingkatkan
sarana/prasarananya untuk
memenuhi standar
90 95 100 100 100
B. PENDANAAN KEGIATAN
Sumber pendanaan program kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado
dalam kurun waktu 5 tahun ke depan bersumber dari APBN (Rupiah Murni) dan pemanfaatan
pagu PNBP.
Total dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado tahun 2015 – 2019 adalah Rp. 61. 645.676.000,-
(enam puluh satu milyar enam ratus empat puluh lima juta enam ratus tujuh puluh enam ribu
rupiah) dengan rincian sebaga berikut :
- Tahun 2015 : Rp. 8.226.341.000
- Tahun 2016 : Rp.13.097.637.000
- Tahun 2017 : Rp. 9.180.229.000
- Tahun 2018 : Rp.13.980.651.000
- Tahun 2019 : Rp.14.451.163.000
BAB V PEMANTAUAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN
A. PEMANTAUAN
Pemantauan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus terhadap
seluruh proses pada setiap kegiatan agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pelaksanaan kegiatan. Proses pemantauan ini dilakukan secara berkala baik bulanan,
triwulan atau semester. Pemantauan dilakukan untuk melihat tingkat kemajuan pencapaian
indikator kinerja kegiatan dan realisasi anggaran. Pemantauan dilakukan oleh setiap seksi
dan sub bagian.
B. PENILAIAN
Penilaian merupakan upaya yang dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian atau
keberhasilan penyelenggaraan kegiatan dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap RAK
dilaksanakan minimal 1 tahun sekali, baik dalam Laporan Tahunan maupun LAKIP, dengan
cara membandingkan target dan capaian indikator kinerja yang telah disepakati dan
ditetapkan dalam RAK. Peniaian dilakukan oleh pejabat struktural masing-masing seksi dan
sub bagian
C. PELAPORAN
Pelaporan merupakan salah satu bentuk penyampaian pertanggungjawaban hasil
pelaksanaan kegiatan yang berisi progres pencapaian target indikator kinerja dengan format
pelaporan yang mengacu pada ketentuan yang berlaku baik pada unit utama maupun institusi
lain yang terkait seperti pelaporan E-Monev Bappenas dan E-Monev DJA. Pelaporan
dilakukan oleh pengelola laporan di subbag tata usah berdasarkan laporan masing-masing
seksi.
BAB VI PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado disusun
untuk dijadikan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Dengan
demikian, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado mempunyai target kinerja yang telah
ditetapkan dan akan dievaluasi setiap tahunnya dan akhir periode tahun 2019 sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Jika dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada dokumen ini maka akan
dilakukan perbaikan/penyempurnaan kembali.
Manado, Juni 2018
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado
Yohanis Rapa Patari, SE., M.Kes
NIP 196607281992031001