STUDI RAMAH LINGKUNGAN ALAT TANGKAPTRAMMEL NET DI PERAIRAN SUAK SEUMASEH
KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
ZULKHAIRIANSYAH08C10432058
PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH
2013
STUDI RAMAH LINGKUNGAN ALAT TANGKAPTRAMMEL NET DI PERAIRAN SUAK SEUMASEH
KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
ZULKHAIRIANSYAH08C10432058
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PerikananPada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :
Nama :Zulkhairiansyah
NIM :08C10432058
Program Studi : Perikanan
Menyetujui,Komisi Pembimbing
Ketua
YULI ERINA, S.Si., M.SiNIDN : 0117077802
Anggota
MUHAMMAD RIZAL, S.Pi., M.SiNIDN : 0111018301
Mengetahui,
Ketua Program Studi Perikanan
MUHAMMAD RIZAL, S.Pi ., M.SiNIDN : 0111018301
Dekan Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan
USWATUN HASANAH, S.Si., M.SiNIDN: 0121057802
Tanggal Ujian Sidang : 23Februari2013 Tanggal Lulus :
Studi Ramah Lingkungan Alat Tangkap Trammel NetdiPerairan Suak Seumaseh Kecamatan SamatigaKabupaten Aceh Barat
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/tugas akhir dengan judul:
STUDI RAMAH LINGKUNGAN ALAT TANGKAPTRAMMEL NET DI PERAIRAN SUAK SEUMASEH KECAMATAN
SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT
Yang disusun oleh:
Nama : Zulkhairiansyah
Nim : 08C10432058
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Program Studi : Perikanan
Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 04 Agustus 2012 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Yuli Erina, S.Si., M.Si(Dosen Pembimbing Ketua) …………………
2. Muhammad Rizal, S.Pi., M.Si(Dosen Pembimbing Anggota) …………………
3. Ir. Said Mahjali, MM(Dosen Penguji I) …………………
4. Safrizal, S.P., M.Sc(Dosen Penguji II) …………………
Alue Penyareng, Maret 2013Ketua Program Studi Perikanan
Muhammad Rizal, S.Pi., M.SiNIDN : 0111018301
RIWAYAT HIDUP
Zulkhairiansyah, dilahirkan di Ujung Kalak tanggal 29 Januari
1988. Merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari
pasangan Teuku Darmansyah dan Nurhayani.
Memasuki pendidikan formal pada tahun1994-1999 di MIN
Negeri Meulaboh. Pada tahun 1999-2002 melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri
5 Meulaboh. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 2
Meulaboh pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa program studi Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan.
Selama mahasiswa penulis aktif sebagai panitia dalam berbagai kegiatan
acara di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan seperti: Ketua Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan (BEM-FPIK) 2009-2010,
Ketua Majelis Permusyarawatan Mahasiswa Universitas Teuku Umar (MPM-
UTU) 2011-2012, Seminar Pembangunan Daerah, Seminar Himpunan
Mahasiswa Perikanan Indonesia di Ternate (2012), Lintas Pemuda Bahari (Sail
Morotai, 2012) Seminar Nasional dalam program “Teknologi Budidaya Perikanan
dan Peluang Bisnis di Wilayah Aceh Barat-Selatan” Seminar daerah dalam
program “Prospek Pengembangan Ekonomi Kawasan Barat-Selatan”
Pada akhir tahun 2012 penulis melakukan penelitian dengan judul “Studi
Ramah Lingkungan Alat Tangkap Trammel Net di Perairan Suak Seumaseh
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat” salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Teuku Umar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan penulis kepada :
1. Ibu Yuli Erina, S.Si., M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing,
serta memberi saran sehingga tersusunnya Skripsi ini;
2. Bapak M. Rizal, S.Pi., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing,
serta memberi saran sehingga tersusunya Skripsi ini;
3. Ibu Uswatun Hasanah, S.Si., M.Si, selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Teuku Umar yang telah memberi ijin penelitian;
4. Bapak M. Rizal, S.Pi., M.Si, selaku Ketua Program Studi Perikanan Universitas
Teuku Umar;
5. Bapak Ir. Said Majali, MM dan Bapak Safrizal, S.P., M.Sc sebagai penguji pada
sidang ujian akhir/skripsi yang telah memberikan masukan dan saran, sehingga
penulisan ini menjadi lebih sempurna;
6. Seluruh Staf pengajar pada program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Teuku Umar yang telah membekali berbagai disiplin ilmu
pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik;
7. Ayahanda (T. Darmasyah) dan Ibunda (Nurhayani) keluarga tercinta lainnya yang
telah mencurahkan kasih sayangnya dan senantiasa mengiringi do’a serta memberi
dorongan moril dan materil yang tidak pernah putus-putus bagi penulis;
8. Rekan-rekan seperjuangan Saiful Rizal, Ridha Syahputra, Reza Azhari dan teman-
teman lainnya terima kasih atas kebersamaannya, canda tawa, dukungan, dan
bantuannya, yang semua itu sangat berarti buat penulis;
PERYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Studi Ramah Lingkungan Alat Tangkap
Trammel Net di Perairan Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum pernah
diajukan dalam bentuk apapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi.
Alue Penyareng, 2013
Penulis
1 ) Students Fisheries Programe,Faculty of Fisheries and Marine Science,University of Teuku Umar2)Lecturer Faculty of Fisheries and Marine Science,University of Teuku Umar
STUDI RAMAH LINGKUNGAN ALAT TANGKAP TRAMMEL NET DIPERAIRAN SUAK SEUMASEH KECAMATANSAMATIGA
KABUPATEN ACEH BARAT
Oleh
1)Zulkhairiansyah 2)Yuli Erina2)Muhammad Rizal
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2012di Perairan Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Tujuanpenelitian adalah adalah untuk mengetahui tingkat selektivitas alat tangkaptrammel netdan komposisi hasil tangkapan alat tangkap trammel netdi perairanSuak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Penelitian inimengunakan metode survey. Metode pengambilan data yang digunakan adalahSimpleRandom Sampling. Metode analisis yang digunakan yakni analisisdeskriptif kualitatif yaitu menceritakan data yang diperoleh dilapangan disajikandalam bentuk tabel dan diagram pie. Hasil analisis diperoleh bahwa, alat tangkaptrammel netyang dioperasikan di Desa Suak Seumaseh Kecamatan Samatigamerupakan alat tangkap ramah lingkungan dan kurang selektif terhadapsumberdaya (udang dan ikan) yang ada diperairan Meulaboh. Komposisi hasiltangkapan trammel net adalahUdang Dogol (Metapenaeus endeavouri)16% danUdang Jerbung(Penaeus merguiensis)12%, Pari Kuning (Himatura fai) 1%, PariKupu-kupu(Gymura poecilura) 0%, Nomai (Harpadon nereus) 12%, IkanLidah(Cynoglossus sp) 16%, Senangin(Mugil cephalus) 8%, Cumi-cumi(Loligosp) mencapai 8%, Lemuru (Ambligaster sim) 16% dan Belanak (Valamugilseheli)11%.
Kata kunci : Ramah lingkungan, Trammel Net, Perairan Suak Seumaseh
1 ) Students Fisheries Programe,Faculty of Fisheries and Marine Science,University of Teuku Umar2)Lecturer Faculty of Fisheries and Marine Science,University of Teuku Umar
Environmental Friendly Studies Net Capture Device Trammell SuakSeumaseh Kecamatan Samatiga in West Aceh waters
By1)Zulkhairiansyah 2)Yuli Erina2)Muhammad Rizal
ABSTRACT
The research was conducted in October-November 2012 in Suak SeumasehKecamatan Samatiga west Aceh thedistrict. The research objective was todetermine the level is gear selectivity and composition of trammel net catchestrammel net gear in the waters of Suak Seumaseh, West Aceh district. Thisresearch survey method. The method of data collection used was Sample Randomsampling. The method of analysis used is qualitative descriptive analysis of thedata obtained in the field tells presented in tables and pie charts. The results of theanalysis found that, trammel net fishing gear operated in the Village SuakSeumaseh Samatiga an environmentally friendly fishing gear and less selectiveabout the resource (fish and shrimp) in the waters of Meulaboh. The compositionof trammel net Udang Dogol (Metapenaeus endeavouri)16% dan UdangJerbung(Penaeus merguiensis)12%, Pari Kuning (Himatura fai) 1%, Pari Kupu-kupu(Gymura poecilura) 0%, Nomai (Harpadon nereus) 12%, IkanLidah(Cynoglossus sp) 16%, Senangin(Mugil cephalus) 8%, Cumi-cumi(Loligosp) mencapai 8%, Lemuru (Ambligaster sim) 16% dan Belanak (Valamugilseheli)11%.
Key words: EnvironmentalFriendly, Trammel Net, Meulabohwaters
RINGKASAN
ZULKHAIRIANSYAH. 08C10432058, Studi Ramah Lingkungan Alat TangkapTrammel Net di Perairan Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten AcehBarat. Dibimbing oleh YULI ERINA, S.Si., M.Si dan MUHAMMAD RIZAL,S.Pi., M.Si.
Trammel net merupakan jaring insang yang memiliki ciri khusus dan terdiri
dari tiga lapis jaring, dua lapis disebelah luar ukuran mata jaring lebih besar dari
lapisan dalam. Trammel net disebut juga jaring gondrong atau jaring tiga lapis
(Jatilap) yang dioperasikan pada dasar perairan dan permukaan perairan. Untuk
mengetahui tingkat selektivitas alat tangkap trammel net dan komposisi hasil
tangkapan alat tangkap trammel net di perairan Suak Seumaseh Kecamatan
Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui
tingkat selektivitas alat tangkap trammel net di perairan Suak Seumaseh
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat, (2) untuk komposisi hasil tangkapan
alat tangkap trammel net. Penelitian ini mengunakan metode survey. Metode
pengambilan data yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Metode
analisis yang digunakan yakni analisis deskriptif kualitatif yaitu: (1) Menceritakan
data yang diperoleh dilapangan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar, (2)
Menyajikan data yang diperoleh dalam bentuk persentase dan diagram pie. Hasil
analisis diperoleh, bahwa alat tangkap trammel net yang dioperasikan di Desa
Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga merupakan alat tangkap ramah lingkungan
dan kurang selektif terhadap sumberdaya (udang dan ikan) yang ada di perairan
Meulaboh. Komposisi hasil tangkapan trammel net adalah Udang Dogol
(Metapenaeus endeavouri) 16% dan Udang Jerbung (Penaeus merguiensis) 12%,
Pari Kuning (Himatura fai) 1%, Pari Kupu-kupu (Gymura poecilura) 0%, Nomai
(Harpadon nereus) 12%, Ikan Lidah (Cynoglossus sp) 16%, Senangin (Mugil
cephalus) 8%, Cumi-cumi (Loligo sp) mencapai 8%, Lemuru (Ambligaster sim)
16% dan Belanak (Valamugil seheli) 11%.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
hidayah dan ridho – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Studi
Ramah Lingkungan Alat Tangkap Trammel Net di Perairan Suak Seumaseh
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ini dapat terselesaikan. Ungkapan
terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing I Yuli Erina, S.Si.,
M.Si dan pembimbing II Muhammad Rizal, S.Pi., M.Si yang telah banyak
membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
Skripsi ini penulis susun berdasarkan data yang selama ini penulis
dapatkan di lapangan, penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun dari para pembaca
umumnya, agar kedepannya menjadi lebih baik lagi terimakasih.
Meulaboh, 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. iDAFTAR ISI ................................................................................................. iiDAFTAR TABEL ......................................................................................... ivDAFTAR GAMBAR .................................................................................... vI. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 11.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 31.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 31.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Identifikasi Trammel Net .................................................................. 52.2 Konstruksi Trammel Net .................................................................. 62.3 Pengoprasian Trammel Net .............................................................. 82.4 Hasil Tangkapan Trammel net .......................................................... 112.5 Kriteria Alat Tangkap Ramah Lingkungan....................................... 112.6 Selektivitas........................................................................................ 13
III. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................... 143.2 Alat dan Bahan.................................................................................. 143.3 Metode Penelitian ............................................................................ 153.4 Teknik Pengambilan Data................................................................. 153.5 Analisa Data ..................................................................................... 17
IV. KEADAAN UMUM PENELITIAN4.1 Keadaan Umum ............................................................................... 184.2 Mata Pencaharian.............................................................................. 184.3 Spesifikasi Unit Penangkapan .......................................................... 19
4.3.1 Kapal............................................................................................ 194.3.2 Alat .............................................................................................. 20
4.4 Hasil Tangkapan ............................................................................... 244.5 Musim ............................................................................................... 254.6 Nelayan ............................................................................................. 25
V. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 Selektivitas Trammel Net.................................................................. 26
5.1.1 Cara Tertangkapnya Udang......................................................... 285.1.2 Ramah Lingkungan .................................................................... 29
5.2 Komposisi Hasil Tangkapan............................................................. 29
VI. KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 336.2 Saran ................................................................................................. 33
iii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 34LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Alat di lapangan ........................................................................................ 14
2. Alat di laboratorium .................................................................................. 14
3. Jumlah Kapal ............................................................................................ 20
4. Hasil tangkapan utama trammel net........................................................... 27
5. Komposisi hasil tangkapan trammel net .................................................... 30
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Trammel Net .............................................................................................. 6
2. Alat Tangkap Trammel Net........................................................................ 21
3. Jumlah hasil tangkapan utama ................................................................. 27
4. Jumlah hasil persentase tangkapan trammel net ....................................... 31
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sumber daya ikan meskipun termasuk sumber daya yang dapat pulih namun
bukan tidak terbatas. Oleh karena itu perlu dikelola secara bertanggung jawab
agar berkelanjutan dan kontribusinya terhadap kesediaan nutrisi. Peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan. Kenyataan di lapangan yang terjadi saat ini adalah adanya
peningkatan usaha pemanfaatan sumber daya perikanan yang berimplikasi
terhadap degradasi lingkungan. Pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap
kehidupan manusia di masa akan datang.
Wilayah pesisir di Provinsi Aceh memiliki panjang pantai mencapai 1.660
km sehingga mempunyaikawasan pesisir dan lautan seluas 57.365,57km2
(Halim,2003). Aceh Barat yang memiliki panjang garis pantai 50,55 km dengan
luas perairan lautnya 233 km2 dengan berbagai variasi ekosissistem memiliki hasil
tangkapan ikan laut yang beragam (DKP Aceh Barat, 2011).
Sektor perikanan merupakan salah satu sektor andalan di Kabupaten Aceh
Barat, dilandasi dengan letak geografis yang berhadapan langsung Samudera
Hindia. Menjadikan Kabupaten Aceh Barat kaya akan hasil sumber daya laut.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Barat, jumlah
nelayan Kecamatan Aceh Barat sebanyak 1.811 jiwa yang menggunakan berbagai
macam jenis alat tangkap, salah satunya alat tangkap trammel net (DKP Aceh
Barat, 2011).
2
Alat tangkap trammel net merupakan alat yang di modifikasikan dari jaring,
yang digunakan untuk menangkap udang dan ikan (Subani dan Barus,1989).
Namun belum banyak diketahui secara jelas alat tangkap trammel net termasuk
jenis alat tangkap ramah lingkungan dan yang selektif terhadap sumber daya ikan.
Identifikasi dan pengelompokan alat penangkap berdasarkan indikator
ramah lingkungan melalui 4 kriteria, yaitu : 1) Sangat merusak, 2) Merusak, 3)
Ramah lingkungan, 4) Sangat ramah lingkungan (Dirjen Perikanan Tangkap,
2005).
Teknologi penangkapan ikan adalah suatu alat tangkap yang hanya
memerlukan sedikit atau bahkan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan, yaitu sejauhmana alat tangkap tersebut merusak terhadap
perairan,kemungkinan hilang alat tangkap serta kontribusinya terhadap polusi.
Faktor lainadakah dampakterhadap bio-diversity yaitu komposisi hasil tangkapan,
adanya by-catch serta tertangkapnya ikan-ikan kecil.
Berdasarkan informasidata yang ada mengenai alat tangkap trammel net
yang digunakan oleh nelayan di pangkalan pendaratan ikan (PPI) di Kabupaten
Aceh Barat, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai Studi ramah
lingkungan alat tangkap trammel net di perairan Suak Seumaseh Kecamatan
Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
3
1.2 Perumusan Masalah
Cara lain untuk meningkatkan hasil tangkapan tanpa merusak kelestarian
sumber daya hayati perikanan dengan mengunakan alat tangkap yang selektif dan
sesuai dengan daerah penangkapan, dimana alat tersebut dioperasikan. Tetapi
pada kenyataannya, alat ini kurang selektif karena bisa mengakibatkan rusaknya
biota yang ada di laut.
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai
berikut : 1) Jenis alat tangkap trammel net merupakan salah satu alat tangkap
ramah lingkungan dan selektif terhadap sumber daya ikan yang ada diperairan
Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. 2) Komposisi jenis
hasil tangkapan alat tangkap trammel net di perairan Suak Seumaseh Kecamatan
Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat selektivitas alat tangkap trammel net di
perairan Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan alat tangkap trammel net
di perairan Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
4
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Pemerintah daerah
Membantu peran Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Aceh Barat
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan alat tangkap trammel net
dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Masyarakat
Masyarakat dapat menggunakan trammel net sebagai alat tangkap ramah
lingkungan, peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup para nelayan dengan
optimalisasi potensi yang ada.
c. Mahasiswa
Memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam bidang pemberian
penyuluhan kepada masyarakat nelayan menggunakan trammel net dan
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal komunikasi massa.
5
II . TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Trammel Net
Jatilap merupakan singkatan dari jaring tiga lapis. Ini adalah salah satu nama
Indonesia dari trammel net. Jaring ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah
seperti jaring gondrong, jaring tilek dan jaring kantong. Seperti namanya, jaring
ini terdiri dari tiga lapis, yaitu dimana dua lapis di luar (outer net) yang
mempunyai mata jaring lebih besar mengapit satu lapis lembaran jaring yang
ditengah (inner net) mempunyai mata jaring lebih kecil dan dipasang agak
renggang. Dilihat dari cara tertangkapnya ikan, karena ikan tertangkap di bagian
insang dengan posisi terbelit atau terjerat pada jaring. Menurut jenis bahan jaring
yang digunakan, trammel net di perairan Indonesia dibedakan kedalam tiga jenis
yaitu jaring tiga lapis monofilamen, multi filamen, serta kombinasi
keduanya(Subani dan Barus,1989).
Trammel net dapat dioperasikan dengan cara dipasang menetap di dasar
perairan ataupun dihanyutkan. Ikan tertangkap secara terjerat atau terpuntal pada
mata jaring. Alat ini dapat juga dioperasikan dengan ditarik lurus kedepan melalui
kedua sisinya atau ditarik menelusuri dasar perairan melalui salah satu sisinya
yang nantinya seakan membentuk seperti lingkaran dengan ujung sisi yang
pertama kali diturunkan sebagai pusat dengan tujuan untuk mendapatkan area
cakupan penangkapan seluas mungkin (sweeping trammel net) (Subani dan
Barus,1989).
6
Gambar 1. Trammel Net (Subani dan Barus, 1989).
2.2 Konstruksi Trammel Net
Konstruksi trammel netdiIndonesia menurut Martasuganda (2008)
padaumumnya adalah sebagai berikut :
1. Badan Jaring
Badan jaring pada trammel net dibentuk oleh tiga lapis jaring, yang terdiri
dari satu lapis jaring bagian dalam (inner net) yang berfungsi untuk menjerat
udang atau ikan yang membentuk kantong, biasanya terbuat dari monofilamen.
Dua lapis jaring bagian luar (outer net) berfungsi sebagai penguat jaring
bagian dalam serta sebagai kerangka untuk terbentuknya kantong pada jaring
bagian dalam, bahannya terbuat dari multifilamen.
Mata jaring inner net yang berukuran 1,5 inchi digunakan jaring berukuran
6 inchi untuk bagian outer net dan jika inner net menggunakan jaring dengan
ukuran2 inchi maka untuk outer net digunakan jaring dengan ukuran 6 ½
inchi.Bahan yang digunakan untuk jaring outer net adalah nylon dan plastik untuk
jaring inner net(Martasuganda, 2008).
2. Selvedge
Selvedge adalah bagian jaring yang menghubungkan badan jaring bagian
atas dengan tali pelampung dan dengan tali pemberat bagian bawah. Fungsi dari
7
selvedge adalah untuk melindungi jaring, terutama pada bagian bawah jaring agar
kuat saat bergesekan dengan dasar perairan(Martasuganda, 2008).
3. Tali Ris
Tali ris yang digunakan terbuat dari bahan tambang atau polyethylene
dengan ukuran diameter 4 mm untuk tali ris atas dan 1,5 mm untuk tali ris bawah.
Talirisatas berfungsi untuk mengantungkan badan jaring dan tempat mengikatkan
pelampung. Tali ris bawah berfungsi untuk tempat mengikatkan pemberat dan
menghubungkan pemberat dengan badan jarring(Martasuganda, 2008).
4. Tali Selambar
Tali selambar berfungsi untuk menghubungkan jaring dengan kapal yang
disebut tali selambar belakang, sedangkan tali selambar depan adalah tali yang
menghubungkan jaring dengan pelampung tanda. Bahan tali selambar
ialahpolyethylene. Panjang tali selambar yang biasa digunakan sekitar 100 - 120 m
dengan diameter 1,25 cm(Martasuganda, 2008).
5. Pelampung (float)
Fungsi pelampung adalah untuk mengangkat tali ris atas agar jaring
terbentang sempurna dalam air. Jenis pelampung yang digunakan biasanya terbuat
dari bahan plastik dan gabus. Jumlah pelampung yang digunakan biasanya 54
buah per piece jaring dengan panjang tiap gabus 3 cm dan diameter 2
cm(Martasuganda, 2008).
6. Pemberat (sinker)
Pemberat berfungsi sebagai penyeimbang dari kekuatan apung (buoyancy
force)yang dihasilkan oleh pelampung sehingga jaring dapat terbentang ke arah
dasar air dan kedudukan jaring stabil. Pemberat yang digunakan biasanya terbuat
8
dari timah. Jumlah pemberat yang biasanya digunakan sebanyak 240 buah/piece
jaring atau sekitar 3,5 kg dengan panjang tiap pemberat 2 cm dan diameter 1 cm.
Pemberat tambahan yang digunakan 2 buah biasanya berupa batu bata atau batu
kali dan beratnya sekitar 7-10 kg(Martasuganda, 2008).
7. Pelampung Tanda
Pelampung tanda adalah pelampung yang terdapat pada permukaan perairan
yang berfungsi sebagai tanda bagi pelintas perairan lainnya bahwa di tempat
tersebut sedang dioperasikan trammel net. Pelampung tanda terbuat dari gabus
dan diberi tambahan bendera sebagai penanda(Martasuganda, 2008).
2.3 PengoperasianTrammel Net
Adapun teknik pengoprasian trammel net menurut Subani dan Barus
(1989)sebagai berikut:
a. Cara Lurus
Cara ini adalah yang biasa dilakukan oleh para nelayan, jumlah lembaran
jaring berkisar antara 10 – 25 potongan. Perahu yang digunakan adalah perahu
tanpa motor atau motor tempel, dengan tenaga kerja antara 3 – 4 orang. Pada cara
ini trammel net dioperasikan di dasar laut secara lurus dan berdiri tegak. Setelah
ditunggu selama 1/2 – 1 jam, kemudian dilakukan penarikan dan pelepasan ikan
atau udang yang tertangkap.
b. Cara Setengah Lingkaran
Pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan perahu motor dalam
(inboard motor) atau perahu motor laut(outboard motor). Satu unit trammel net
dapat mengoperasikan jaring 60 – 80 tinting (lembar jaring) dengan tenaga kerja
sebanyak 8 orang. Pada cara ini trammel net dioperasikan di dasar perairan
9
dengan melingkarkan jaring hingga membentuk setengah lingkaran. Kemudian
ditarik ke kapal dan ikan & udang yang tertangkap dilepaskan.
c. Cara Lingkaran
Pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan perahu motor dalam
seperti pada cara setengah lingkaran. Caranya adalah dengan melingkarkan jaring
di dasar perairan hingga membentuk lingkaran. Setelah itu jaring ditarik ke kapal
dan udang & ikan yang tertangkap diambil.
Penggunaan trammel net banyak digunakan dalam operasi penangkapan
udang di perairan pantai. Penggunaan pukat harimau yang merajalela di perairan
tersebut mulai beralih pada Tahun 1980-an karena diberlakukannya Keputusan
Presiden Nomor 39 mengenai pelarangan alat tangkap pukat harimau.Jenis hasil
tangkapan utama alat tangkap trammel net adalah udang. Beberapa jenis ikan lain
yang tertangkap dengan alat tangkap ini antara lain jenis ikan dasar seperti ikan
pari, gulamah, kerot-kerot dan lain-lain (BPPI, 1996).
Daerah penangkapan trammel net di perairan pantai Indonesia umumnya di
daerah (Fishing Ground) digunakan di perairan tertentu yang memiliki kecerahan
sedang, salinitas rendah dan dasar perairan pasir berlumpur (Iskandar, 1996).
Penggunaan alat tangkap ini umunya ditujukan untuk menangkap udang, sehingga
pemilihan daerah penangkapan oleh nelayan berdampak pada jumlah hasil
tangkapan. Umumnya, nelayan Indonesia yang masih mengunakan alat tangkap
tradisional menggunakan perkiraan, informasi nelayan lain dan kebiasaan dalam
menentukan lokasi operasi penangkapan udang. Oleh karena itu, hal ini masih
memiliki banyak spekulasi dengan tingkat efisiensi hasil tangkapan dan tingkat
efektifitas penggunaan alat rendah.
10
Ada beberapa langkah strategi menurut Subani dan Barus (1989)
penggunaandanpenanganan apa yang dilakukan antaralain:
a. Pemilihan bahan alat tangkap
Bahan untuk pembuatan jaring umumnya digunakan bahan sintetis
Polyamide (PA) dan Polyethylene (PE). Penggunaan bahan yang tepat adalah
bahan yang tidak mudah putus dan resisten terhadap korosi dan gesekan akibat
penarikan jaring. Bagi nelayan tradisional, jaring yang digunakan disarankan
terbuat dari bahan yang bagus dan murah.
b. Penggunaan operasi alat tangkap dan perawatannya
Operasional alat tangkap yang sesuai mulai dari penyimpanan alat tangkap,
menurunkannya, menarik kembali dan menyimpannya perlu dilakukan secara baik
dan benar agar alat tangkap tidak mudah rusak serta dapat digunakan dalam waktu
lama. Perawatan pasca pemakaian perlu dilakukan, pembusukan ikan bekas
tangkapan pada jaring agar segera dibersihkan, bagian yang putus dan robek
akibat gesekan agar segera disambung dan diperbaiki, serta selalu membersihkan
jaring setelah melakukan kegiatan penangkapan.
c. Penanganan ikan hasil tangkapan
Ikan yang terjerat pada jaring agar dilepaskan secara hati-hati agar tubuh
ikan tidak rusak dan jaring tidak putus. Ikan yang tertangkap segera dikumpulkan
dalam palkah atau box yang telah diisi dengan es atau bersuhu rendah. Ikan
disortir berdasarkan jenis dan ukuran masing-masing. Ikan yang dikumpulkan
harus terhindar dari sinar matahari secara langsung dan disimpan dalam suhu
rendah. Penyimpanan ikan dalam suhu rendah diharapkan dapat menjaga mutu
ikan yang akan dijual.
11
2.4 Hasil Tangkapan Trammel Net
Jenis hasil tangkapan utama alat tangkap trammel net adalah udang.
Beberapa jenis ikan lain yang tertangkap dengan alat tangkap ini antara lain jenis
ikan dasar seperti ikan pari, gulamah, kerot-kerot dan lain-lain. Beberapa jenis
udang yang tertangkap adalah jenis udang jerbung, udang windu dan udang
krosok (BPPI, 1996).
2.5 Kriteria Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Banyak kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang telah dibuat sebagai
acuan penerapan teknologi penangkapan ikan yang berwawasan lingkungan.
Berwawasan lingkungan adalah perspektif yang mempertimbangkan karakteristik
dan kelestarian lingkungan. Martasuganda(2000) mengatakan bahwa teknologi
penangkapan ikan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan
berencana dalam menggunakan alat tangkap yang dipergunakan untuk mengelola
sumberdaya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup tanpa mempengaruhi atau mengganggu kualitas dari
lingkungan hidup.
Adapun kriteria ramah lingkungan menurut Monintja (2000) adalah sebagai
berikut:
1. Selektivitas tinggi
2. Tidak destruktif terhadap habitat
3. Tidak membahayakan nelayan
4. Menghasilkan ikan yang bermutu baik
5. Produk tidak membahayakan kesehatan konsumen
6. Minimum hasil tangkapan sampingan
12
7. Dampak minimum terhadap keanekaragaman sumberdaya hayati
8. Tidak menangkap spesies yang dilindungi atau terancam punah
9. Hasil tangkapan sampingan yang dibuang ke laut (discard) rendah
10. Dapat diterima secara sosial.
Berdasarkan Dirjen Perikanan Tangkap (2005), dijelaskan bahwa indikator
alat penangkapan ikan ramah lingkungan digolongkan menjadi 8 kriteria yang
meliputi sebagai berikut:
1. Tidak menangkap di daerah terlarang ; Jika tidak mengoprasikan alat tangkap
di daerah yang dilarang oleh Pemerintah secara sah, seperti kawasan
konservasi.
2. Tidak membahayakan nelayan ; Jika dalam pengoprasiannya tidak
membahayakan jiwa dan keselamatan nelayan.
3. Tidak menangkap spesies yang dilindungi ; Jika frekwensi tertangkanya
spesies yang dilindungi relatif kecil atau tidak sama sekali.
4. Mempertahankan keanekaragaman hayati ; Jika tidak menurunkan
keanekaragaman hayati perairan dengan tidak menangkap secara berlebihan
pada suatu spesies tertentu yang akan mengancam keberadaannya.
5. Tidak merusak lingkungan fisik perairan ; Jika tidak merusak habitat ikan
seperti terumbu karang, alga, lamun dan habitat fisik perairan lainya.
6. Tangkapan berkualitas tinggi ; Jika secara fisik hasil tangkapan memiliki
kualitas dan mutu yang baik, seperti insan yang berwarna merah dan segar,
daging masih utuh, segar dan padat.
13
7. Tangkapan sampingan rendah ; Jika hasil tangkapan sampingan yang
tertangkap bersamaan dengan hasil tangkapan utama sangat kecil atau tidak
ada.
2.6 Selektifitas
Alat tangkap selektif adalah alat tangkap yang mampu menangkap ikan
yang sudah layak tangkap baik dari segi umur maupun ukuran, dan dapat
meloloskan ikan yang tidak layak tangkap, ikan yang dilindungi, dan ikan yang
tidak diinginkan tanpa melukai atau membunuhnya (Martasuganda, 2008).
Alat tangkap selektif positif merupakan alat tangkap yang hanya menangkap
ukuran dan species ikan tertentu dari satu atau beberapa populasi ikan yang layak
tangkap yang selektif terhadap ukuran dan species. Sedangkan alat tangkap
selektif negatif merupakan alat tangkap yang hanya menangkap ukuran ikan
tertentu dari satu populasi ikan yang masih belum layak tangkap, disebut alat
tangkap yang selektif negatif terhadap ukuran dan species.
14
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulanOktober sampai denganNovember
2012 yang bertempat di Perairan Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten
Aceh Barat. Sedangkan analisis data dilakukan di Laboratorium Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar Meulaboh.
3.2 Alat dan Bahan
Untuk membantu memperlancar jalannya penelitian di lapangan,maka perlu
digunakan peralatan seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan di lapangan
No Alat Jumlah Kegunaan
1 Kapal 1 Fishing Ground
2 Trammel net 1 Objek penelitian
3 Kantong plastik 1 Pengisian ikan
4 Spidol 1 Penulis
5 Pelampung 1 Penjaga keselamatan
6 Jaket 1 Menjaga kesehatan
Sedangkan alat yang digunakan di laboratorium seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Alat yang digunakan di laboratorium
No Alat Jumlah Kegunaan
1 Penggaris 1 Mengukur bodi ikan
2 Timbangan 1 Menimbang objek penelitian
3 Kertas label 1 Membuat nama-nama jenis ikan
4 Alat tulis 1 Menulis data hasil penelitian
15
3.3 Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode
survey bertujuan untuk mengumpulkan data jumlah, jenis, ukuran, hasil tangkapan
yang mengunakan alat tangkap trammel net oleh masyarakat nelayan melalui
pengamatan langsung di lapangan.
3.4 Teknik Pengambilan Data
Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah penentuan fishing ground
dengan mengambil simplerandon sampling ,dimana dilakukan secara acak
berdasarkan pengamatan nelayan. Teknik tersebut dengan mengambil dua macam
data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari observasi,
wawancara dan partisipasi aktif, sedangkan data sekunder didapat dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu (Moleong,2010).
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber informan pertama
yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti. Data primer ini berupa catatan hasil wawancara, hasil observasi ke
lapangan secara langsung dalam bentuk catatan tentang situasi dan kejadian dan
data-data mengenai informan (Bungin, 2007).
a. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
16
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut (Bungin, 2007).
b. Wawancara
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu
melakukanpengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut (Riduwan, 2002).
c. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif merupakan metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana
observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden (Bungin,
2007).Bentuk partisipasi aktif ini merupakan suatu kegiatan dimana kita turut
serta secara langsung dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan objek
penelitian.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam
bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data ini digunakan untuk mendukung
infomasi primer yang diperoleh baik dari dokumen, maupun dari observasi
langsung ke lapangan (Bungin, 2007). Dalam penelitian ini data sekunder
17
diperoleh dari laporan-laporan pustaka yang menunjang, serta data yang diperoleh
dari lembaga pemerintah, pihak swasta yang berhubungan maupun masyarakat
yang terkait dengan objek penelitian.
3.5 Analisa Data
Data yang diperoleh dari lapangan selama penelitian, akan di analisis
dengan mengunakan cara dekskriptif, kualitatif, yaitu metode penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya. Metode
ini dilakukan dengan cara menceritakan data yang diperoleh dari lapangan yang
kemudian dengan teori yang ada (Prasetya, 1999).
Pengolahan data dianalisis berdasarkan hasil tangkapan yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu kelompok tangkapan utama dan
tangkapan sampingan. Kelompok tangkapan utama dari genus Panaeus sp(udang).
Sedangkan kelompok tangkapan sampingan adalah hasil tangkapan selain spesies
udang tersebut. Bentuk hasil penelitian berdasarkan analisa tersebut di atas
selanjutnya dibandingkan berdasarkan inner net(jaring dalam)yangberbeda dalam
bentuk grafik dan tabel dengan mengunakan program excel, diagram Pie
berdasarkan jumlah hasil tangkapan.
18
VI. KEADAAN UMUM PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum
Kabupaten Aceh Barat terletak di bagian ujung pulau Sumatera di pesisir barat
Provinsi Aceh dengan letak geografis 040 06,36’ (LU) dan 950 52’ 43” 960 16, 45”
(BT). Dengan luas wilayah Kabupaten Aceh Barat mencapai 2.927.95 Km2 atau
seluas 292.795 Ha, sedangkan panjang garis pantai diperhitungkan 50,55 Km luas
laut 233 Km2(DKP Aceh Barat, 2011).
Lokasi penelitian tentang studi ramah lingkungan alat tangkap trammel net di
perairan Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga dilaksanakan di Desa Suak
Seumasehberada dalam kemukiman Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten
Aceh Barat dengan luas 430 Ha, yang terdiri dari areal pemukiman, areal rawa
gambut ± 4 Ha, dan bekas areal persawahan ± 25 Ha dan rawa 6 Ha.
Batas wilayah Desa Suak Seumaseh adalah sebelah Utara berbatas dengan Desa
Pribu, sebelah Timur berbatas dengan Desa Suak Geudubang, sebelah Barat berbatas
dengan Desa Cot Kumbang lama/Sungai Woyla dan sebelah Selatan berbatas dengan
lautan Hindia (BPS, 2011).
4.2 Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Suak Seumaseh berjumlah 120 KK dengan mata pencaharian
yang berbeda. Perekonomian penduduk pada saat ini sebagai pekebun kopi dan
mayoritas nelayan. Berdasarkan data BPS (2011) jumlah nelayan di Desa Suak
Seumaseh berjumlah 60 Orang dan petani 30 Orang.
19
4.3 Spesifikasi Unit Penangkapan
Berdasarkan Undang-undang Perikanan No 45 Tahun 2009, kapal adalah
sebagai alat bantu operasional dalam melakukan pengoperasian penangkapan ikan
dan juga sebagai alat sarana pendukung utama dalam melakukan aktivitas-aktivitas di
laut. Adapun fungsi utama kapal atau perahu adalah sebagai alat transportasi, sarana
transportasi dengan menggunakan kapal untuk melakukan penangkapan ikan,
pengangkutan ikan, penampung ikan, dan pembudidayaan ikan.
4.3.1 Kapal
Berdasarkan Undang-undang Perikanan No 45 Tahun 2009, Kapal perikanan
adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan
penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan,
pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan,dan penelitian eksplorasi
perikanan.
Menurut data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh (2011), jenis-jenis kapal
yang beroperasi di perairan Meulaboh umumnya menggunakan kapal motor dan
sebagian kecil nelayan menggunakan motor tempel, perahu tanpa motor dan kapal
motor. Adapun jenis kapal yang digunakan masyarakat Desa Suak Seumaseh adalah
motor tempel berkisar antara 25-30 unit.
20
Adapun jumlah armada kapal perikanan di Kabupaten Aceh Barat 2011 dapat di
lihat pada tabel 3 dibawah ini :
Tabel 3. Jumlah Kapal di Perairan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
NO Tahun PTM MT KM Jumlah
1. 2009 25 40 596 661
2. 2010 141 74 536 751
3. 2011 189 138 565 892
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, diolah kembali
Berdasarkan tabel 3 diatas, dijelaskan bahwa jumlah kapal yang ada di
Kabupaten Aceh Barat tahun 2009 berjumlah 661 kapal dibandingkan tahun 2010
mencapai 751 kapal, hal ini disebabkan pada tahun 2010 banyak bantuan yang
diberikan oleh pihak dornatur luar(NGO)yang difasilitasi oleh Dinas Perikanan dan
Kelautan. Pada tahun 2011 jumlah kapal mengalami peningkatan mencapai 892,
disebabkan oleh permintaan ikan di pasar yang meningkat.
Dalam satu manajemen usaha penangkapan ikan, berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan dapat dijelaskan bahwa, jenis kapal yang sering digunakan oleh
nelayan untuk melakukan pengoprasian alat tangkap trammel net di Desa Suak
Seumaseh adalah kapal tempel, dengan panjang kapal 5 meter dan lebar 1,5 meter.
Mesin yang digunakan kapal tempel adalah mesin dompeng dengan jumlah armada 2
orang per kapal.
4.3.2 Alat
Trammel net adalah jaring insang yang memiliki ciri khusus dan terdiri dari
tiga lapis jaring, dua lapis disebelah luar ukuran mata jaring lebih besar dari lapisan
21
dalam. Trammel net disebut juga jaring gondrong atau jaring tiga lapis (Jatilap) yang
dioperasikan pada dasar perairan dan permukaan perairan (Subani dan Barus,1989).
Berdasarkan data dilapangan alat tangkap trammel net yang digunakan di
Desa Suak Seumaseh sebanyak 10 piece per kapal dengan bentuk umum jaring di
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Suak Seumaseh mempunyai dimensi dengan panjang
jaring berkisar 32 meter, tinggi jaring berkisar 6 meter dan kedalaman jaring saat
melakukan pengoprasian berkisar 12-14 meter.
Gambar 2 Alat tangkap trammel net
Meterial atau bahan jaring trammel net yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Badan Jaring
Badan jaring pada trammel net dibentuk oleh tiga lapis jaring, yang terdiri dari
satu lapis jaring bagian dalam (inner net) yang berfungsi untuk menjerat udang atau
ikan yang membentuk kantong, biasanya terbuat dari monofilamen.
22
Dua lapis jaring bagian luar (outer net) berfungsi sebagai penguat jaring bagian
dalam serta sebagai kerangka untuk terbentuknya kantong pada jaring bagian dalam,
bahannya terbuat dari multifilamen.
Mata jaring inner net yang berukuran 1,75 inchi digunakan jaring berukuran 10
inchi untuk bagian outer net dan jika inner net menggunakan jaring dengan ukuran 2
inchi maka untuk outer net digunakan jaring dengan ukuran10inchi.Bahan yang
digunakan untuk jaring outer net adalah nylon dan plastik untuk jaring inner net.
2. Selvedge
Selvedge adalah bagian jaring yang menghubungkan badan jaring bagian atas
dengan tali pelampung dan dengan tali pemberat bagian bawah. Fungsi dari
selvedgeadalah untuk melindungi jaring, terutama pada bagian bawah jaring agar kuat
saat bergesekan dengan dasar perairan.
3. Tali Ris
Tali ris yang digunakan terbuat dari bahan tambang atau polyethylene dengan
ukuran diameter 4 mm untuk tali ris atas dan 2,5 mm untuk tali ris bawah. Taliris atas
berfungsi untuk mengantungkan badan jaring dan tempat mengikatkan pelampung.
Tali ris bawah berfungsi untuk tempat mengikatkan pemberat dan menghubungkan
pemberat dengan badan jaring.
4. Tali Selambar
Tali selambar berfungsi untuk menghubungkan jaring dengan kapal yang
disebut tali selambar belakang, sedangkan tali selambar depan adalah tali yang
menghubungkan jaring dengan pelampung tanda. Bahan tali selambar ialah
23
polyethylene. Panjang tali selambar yang biasa digunakan sekitar 130 - 150 m dengan
diameter 6 mm.
5. Pelampung (float)
Fungsi pelampung adalah untuk mengangkat tali ris atas agar jaring terbentang
sempurna dalam air. Jenis pelampung yang digunakan biasanya terbuat dari bahan
plastik dan gabus. Jumlah pelampung yang digunakan biasanya 42 buah per piece
jaring dengan panjang tiap gabus 3 cm dan diameter 4 cm.
6. Pemberat (sinker)
Pemberat berfungsi sebagai penyeimbang dari kekuatan apung (buoyancy force)
yang dihasilkan oleh pelampung sehingga jaring dapat terbentang ke arah dasar air
dan kedudukan jaring stabil. Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari timah.
Jumlah pemberat yang biasanya digunakan sebanyak 240 buah/piece jaring atau
sekitar 4 kg dengan panjang tiap pemberat 2 cm dan diameter 1,5 cm. Pemberat
tambahan yang digunakan 2 buah biasanya berupa batu bata atau batu kali dan
beratnya sekitar 7-10 kg.
7. Pelampung Tanda
Pelampung tanda adalah pelampung yang terdapat pada permukaan perairan
yang berfungsi sebagai tanda bagi pelintas perairan lainnya bahwa di tempat tersebut
sedang dioperasikan trammel net. Pelampung tanda terbuat dari gabus dan diberi
tambahan bendera sebagai penanda.
Berdasarkan data dilapangan, teknik pengoprasian trammel netdi perairan
Meulaboh Desa Suak Seumaseh dengan cara lingkaran. Berdasarkan hasil wawancara
dengan nelayan dilokasi penelitiandijelaskan bahwa teknik pengoprasian dilakukan
24
dengan perahu motor tempel dengan armada 2 orang, cara lingkaran di bagi beberapa
tahap, diantaranya :
1. Setting
Saat settingyang pertama diturunkan adalah pelampung tanda disusul dengan tali
ris kemudian jaring dan terakhir pemberat tambahan dengan kapal tetap bergerak
dengan kecepatan rendah.
2. Sweping
Setelah semua jaring diturunkan dan tali selambar terikat pada haluan kapal maka
kapal bergerak untuk menarik jaring didasar perairan sehingga jaring membentuk
setengah lingkaran.
3. Hauling
Proses penyapuan jaring di dasar perairan dilakukan selama kurang lebih 60 menit
setelah itu jaring diangkat ke kapal (hauling) dan dilakukan pengambilan hasil
tangkapan dari badan jaring.
4.4 Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan utama trammel net adalah udang, sedangkan hasil tangkapan
sampingan selain udang ialah ikan-ikan demersal seperti: manyung(Arius
thalassinus), petek (Leiognathus splendens Cuv), bloso (Glossogobius circumpectus)
dan bawal hitam (Stromateus niger). Beberapa jenis udang yang tertangkap adalah
jenis udang jerbung, udang windu dan udang krosok (Subani dan Barus,1989).
Berdasarkan hasil tangkapan dilapangan alat tangkap trammel netmemiliki berapa
jenis diantaranya adalah Udang Jerbung(Penaeus merguiensis), Udang
25
Dogol(Metapenaeus endeavouri), Pari Kuning(Himatura fai), Pari Kupu-kupu
(Gymura poecilura), Nomai (Harpadon nereus), Ikan Lidah(Cynoglossus sp),
Senangin (Mugil cephalus), Cumi-cumi(Loligo sp),Lemuru (Ambligaster sim),
danBelanak (Valamugil seheli).
4.5 Musim
Berdasarkan data dilapangan nelayan melakukan operasi penangkapan trammel
net memperhatikan musim dan faktor-faktor yang terkait dan berhubungan dengan
keberadaan ikan di suatu lokasi atau daerah penangkapan serta kedalaman perairan
tertentu.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan nelayan hanya melakukan operasi
penangkapan menggunakan alat tangkap trammel net dalam 1 tahun hanya pada
musim timur saja (Agustus – Februari), karena hasil tangkapannya sesuai dengan
target sasaran.
4.6 Nelayan
Berdasarkan Undang-undang Perikanan No 45 Tahun 2009, dijelaskan bahwa
Nelayan merupakan orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan.
Nelayan adalah orang yang selalu melakukan operasi penangkapan ikan baik di
laut maupun di sungai serta melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum,
adapun jumlah nelayan di Desa Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten
Aceh Barat Tahun 2011 adalah 60 0rang (BPS, 2011).
26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Selektivitas Trammel Net
Alat tangkap selektif adalah alat tangkap yang mampu menangkap ikan
yang sudah layak tangkap baik dari segi umur maupun ukuran, dan dapat
meloloskan ikan yang tidak layak tangkap.
Alat tangkap selektif positif merupakan alat tangkap yang hanya menangkap
ukuran dan species ikan tertentu dari satu atau beberapa populasi ikan yang layak
tangkap yang selektif terhadap ukuran dan species. Sedangkan alat tangkap
selektif negatif merupakan alat tangkap yang hanya menangkap ukuran ikan
tertentu dari satu populasi ikan yang masih belum layak tangkap, disebut alat
tangkap yang selektif negatif terhadap ukuran dan species. Untuk perairan
dasartujuan utamapenangkapan dengan alat tangkap trammel net adalah udang
dan pada perairan permukaan tujuan penangkapannya adalah ikan-ikan pelagis.
Trammel net dapat menjadi salah satu alat tangkap alternatif yang produktif dan
efektif serta mempunyai tingkat selektivitas.
Berdasarkan hasil data dilapangan, selektivitas yang diukur adalah
selektivitas trammel net terhadap dua tangkapan terbanyak dari jenis udang, yaitu
Udang Dogol(Metapenaeus endeavouri), Udang Jerbung(Penaeus merguiensis).
Udang ini banyak tertangkap pada inner net 1,75 inchi dengan modus banyak
tertangkap pada ukuran yang berbeda. Pada jenis udang Dogol ukuran yang
banyak tertangkap adalah berukuran panjang 15 cm, sedangkan jenis udang
Jerbung ukuran panjang yang banyak tertangkap adalah 25 cm dengan jarak
kedalaman pengoperasian alat tangkap berkisar 12-14 meter.
27
Hasil tangkapan trammel net di perairan Suak Seumaseh Kecamatan
Samatiga dapat disajikan pada tabel 4.
Tabel4. Hasil tangkapan utama trammel net per trip
No Hasil TangkapanUkuran Jenis
EkorPanjang (cm) Lebar (cm) Persen (℅)1 Udang Dogol 15 Cm 2 Cm 40 Ekor 40,572 Udang Jerbung 25 Cm 4 Cm 30 Ekor 30,43
Jumlah 70 Ekor 80 %
Gambar 3 Jumlah hasil tangkapanutama di Desa Suak Seumaseh 2012
Berdasarkan hasil survey dilapangan, bahwa hasil tangkapan utama trammel
net di Desa Suak Seumaseh dapat di lihat pada gambar1diatas, jumlah hasil
tangkapan jenis udang yang tertangkap adalah udang Dogol(Metapenaeus
endeavouri)mencapai 40,57%, sedangkan udang Jerbung(Penaeus
merguiensis)mencapai 30,43%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktivitas alat
tangkap lain yang menangkap udang dan merusak lingkungan seperti, alat tangkap
trawl.
30; 43%
40; 57%
Persentase Hasil Tangkapan
Udang Dogol
Udang Jerbung
28
5.1.1 Cara Tertangkapnya Udang dan Ikan
Secara teoritis trammel net memiliki jaring lapisan dalam yang dipasang
melebihi jaring lapisan luar yang menyebabkan jaring lapisan dalam menjadi
sangat kendur, sehingga memudahkan udang tertangkap secara terpental atau
terjebak kedalam kantong yang dibentuk oleh jaring lapisan dalam (Pubayanto,
2006). Kondisi tertangkapnya udang dan ikan sangat dipengaruhi oleh bentuk
tubuh udang dan anggota-anggota tubuh ikan (sisik, sirip dan lain-lain ).
Berdasarkan keterangan diatas, kondisi tertangkapnya udang dipengaruhi
oleh ukuran panjang dan usaha udang tersebut untuk dapat meloloskan diri dari
jaring. Udang dan ikan yang berukuran kecil dan ukuran lebih besar dari mesh size
dapat menembus mata jaring mengunakan kepalanya dan akhirnya tertangkap
secara snage dan gilled. Udang yang berukuran sedang dan ukuranyang lebih
besar dari ukuran mata jaring dapat terjerat pada inner netdengan berusaha sekuat
tenaga untuk melepaskan diri dari jaring.
Hasil tangkapan jenis udang pada masing-masing inner netadalah dengan
cara tersangkutnya padapocket jaring, hal tersebut berkaitan dengan tingkah laku
udang yang bersifat pasif pada siang hari dan beraktivitas pada malam hari
(nocturnal), sehingga saat sweepingtrammel netakan menyebabkan
terangkatnyapasir dasar perairan yang mengejutkan udang, kemudian udang akan
naik keatas terperangkap dengan trammel net. Adapun aktivitas penangkapan
nelayan Desa Suak Seumaseh dilakukan pada siang hari.
29
5.1.2 Ramah Lingkungan
Alat tangkap ikan yang ramah lingkungan yaitu alat tangkap yang selektif
dan tidak merusak lingkungan perairan (ekosistim atau habitat sumberdaya ikan).
Adapun ciri-ciri kegiatan penangkapan yang ramah lingkungan antara lain: Ikan
yang tertangkap seragam, legal, dan tidak menangkap jenis yang dilindungi.
Hasil tangkapan sampingan adalah hasil tangkapan yang kurang bermanfaat
dan sering kali dibuang kembali kelaut setelah tertangkap. Secara umum alat
tangkap trammel netkurang efesien untuk menangkap target catch(tangkapan
utama) yaitu udang karena hasil tangkapan didominasi oleh by-catch (tangkapan
sampingan) yaitu ikan. Permasalahan by-catch merupakan isu utama dalam
penangkapan udang. Solusinyaby-cacth dapat dilakukan dengan memanfaatkan
hasil tangkapan sampingan, baik dijual kembali, dikonsumsi sendiri, atau dibuat
produk olahan dan lain-lain.
Berdasarkan aspek keramahan terhadap habitat sumberdaya, trammel net
yang di ujikan relatif ramah karena tidak terdapat signifikasi kerusakan akibat
pengoperasian alat ini. Adapun jika tersangkut biota lain maka biota tersebut
dapat dikembalikan lagi kelingkungannya dengan kondisi baik, hal ini terjadi
karena adanya dua faktor utama yaitu :
1. Jaring trammel net pada saat pengoperasian tidak sampai kedasar perairan.
2. Jaring trammel netadalah jaring yang pasif.
5.2 Komposisi Hasil Tangkapan Trammel Net
Komposi hasil tangkapantrammel netmerupakan gabungan semua jenis hasil
tangkapan yang terdapat pada alat tangkap tersebut. Teknologi penangkapan ikan
30
yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana dalam
menggunakan alat tangkap yang dipergunakan untuk mengelola sumberdaya
secarabijaksanadalampembangunan yang berkesinambunganuntuk meningkatkan
mutu hidup tanpa mempengaruhi atau mengganggu kualitas dari lingkungan
hidup.
Berdasarkan penelitian di lapangan komposisi hasil tangkapan trammel
netdi perairan Meulaboh Desa Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga terbagi 2
kelompok :
1. Hasil tangkapan utama
Berdasarkan hasil tangkapan utama yang diperoleh selama penelitian pada
alat tangkap trammel net adalah Udang Dogol(Metapenaeus endeavouri),
Udang Jerbung(Penaeus merguiensis).
2. Hasil tangkapan sampingan
Berdasarkan hasil tangkapan sampingan yang diperoleh selama penelitian
pada alat tangkap trammel net adalah Pari Kuning(Himatura fai), Pari
Kupu-kupu (Gymura poecilura), Nomai (Harpadon nereus), Ikan
Lidah(Cynoglossus sp), Senangin (Mugil cephalus), Cumi-cumi(Loligo sp),
Lemuru (Ambligaster sim), danBelanak (Valamugil seheli).
Tabel 5. Komposisi hasil tangkapan trammel netper trip
Tangkapan JenisUkuran Jenis
EkorPanjang (cm) Lebar (cm) Persen (%)Utama Udang Dogol 15 2 40 16
Udang Jerbung 25 4 30 12Jumlah 70 28
Pari Kuning 17 18 2 1Pari Kupu-kupu 11 33 1 0Nomai 20 2,5 30 12
Sampingan Ikan Lidah 18 5 40 16Senangin 10 3 20 8Cumi-cumi 9 4 20 8
31
Lemuru 15 3,5 40 16Belanak 13 4 28 11
Jumlah 181 72Udang merupakan target utama dalam operasi penangkapan trammel net,
tetapi cukup banyak jenis ikan yang turut tertangkap sebagai hasil tangkapan
sampingan dalam pengoprasian trammel net di Desa Suak Seumaseh.Berdasarkan
tabel 4 diatas, dapat dijelaskan bahwa hasil tangkapan utama trammel netada dua
jenis udang yang tertangkap dan 8 jenis ikan yang tertangkap. Hal ini disebabkan
oleh jarak operasi alat tangkap trammel net berkisar 1-2 mil dari bibir pantai dan
jenis hasiltangkapan merupakan ikan-ikan pelagis kecil yang ada tidak jauh dari
dasar perairan.
Adapun persentase dari hasil tangkapan dapat dilihat pada grafik dibawah
ini sebagai berikut :
Gambar 4 Jumlah hasil Persentase tangkapan (%) di Kecamatan Samatiga 2012
Gambar4 diatas menerangkan, bahwa hasilangkapan utama trammel net
seperti, Udang Dogol(Metapenaeus endeavouri)mencapai 16% dan Udang
Jerbung(Penaeus merguiensis)mencapai 12%. Sedangkan untuk hasil tangkapan
16%
12%
1%0%
12%
16%
8%
8%
16%
11%
Komposisi Hasil Tangkapan Trammel Net
Udang Dogol
Udang jerbung
Pari Kuning
Pari Kupu-kupu
Lumo
Ikan Lidah
Senangin
Nomai
Lemuru
Belanak
32
sampingan seperti, Pari Kuning(Himatura fai) mencapai1%, Pari Kupu-kupu
(Gymura poecilura)0%, Nomai (Harpadon nereus)mencapai 12%, Ikan
Lidah(Cynoglossus sp) mencapai 16%, Senangin (Mugil cephalus) mencapai 8%,
Cumi-cumi(Loligo sp)mencapai 8%, Lemuru (Ambligaster sim) mencapai 16%
dan Belanak (Valamugil seheli) mencapai 11%. Hal ini disebabkan jenis ikan ini
merupakan ikan-ikan pelagis yang sifatnya bermain didasar perairan.
Berdasarkan hasil tangkapan ini, dapat dijelaskan bahwa alat tangkap
trammel net kurang selektif, karena dari hasil tangkapan utama yang sangat
sedikit dan hasil tangkapan sampingan yang sangat banyak. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari para nelayan trammel net di Desa Suak Seumaseh Kecamatan
Samatiga. Hasil tangakapan alat tangkap trammel netlebih banyak ikan
dibandingkan udang. Hal ini disebabkan oleh ukuran mata jaring yang berbeda.
Untuk nelayanDesa Suak Seumaseh menggunakan ukuran mata jaring berkisar
1,75 ichi lebih besar dibandingkan dengan pendapat Martasuganda (2008) yang
hanya mengunakan mata jaring berukuran 1,5 inchi.
33
33
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Alat tangkap trammel net yang dioperasikan di Desa Suak Seumaseh
Kecamatan Samatiga merupakan alat tangkap ramah lingkungan tetapi kurang
selektif terhadap hasil tangkapan/sumberdaya (udang dan ikan) yang ada
diperairan.
2. Komposisi jenis hasil tangkapan utama alat tangkap trammel net di perairan
Suak Seumaseh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat adalah Udang
Dogol (Metapenaeus endeavouri) 16% dan Udang Jerbung (Penaeus
merguiensis) 12%, Pari Kuning (Himatura fai) 1%, Pari Kupu-kupu (Gymura
poecilura) 0%, Nomai (Harpadon nereus) 12%, Ikan Lidah (Cynoglossus sp)
16%, Senangin (Mugil cephalus) 8%, Cumi-cumi (Loligo sp) mencapai 8%,
Lemuru (Ambligaster sim) 16% dan Belanak (Valamugil seheli) 11%.
6.2 Saran
Diharapkan kedepan semua intansi yang terkait dapat memberikan
penyuluhan terhadap nelayan trammel net dalam mengkontruksi ukuran mata
jaring dan menghitung keuntungan nelayan trammel net.
34
36
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.
BPPI, 1996. Alternatip Usaha Penangkapan Ikan Jaring Pantai bagi NelayanSkala Kecil. BPPI Semarang: Semarang.
Badan Pusat Statistik. 2011. Sensus Penduduk. Aceh Barat.
Dinas Kelautan dan Perikanan. 2011. Letak Geografis. Aceh Barat.
Dirjen Perikanan Tangkap. 2005. Petunjuk Teknis Penangkapan Ikan RamahLingkungan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Halim, Abdul. 2003 Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Provinsi NanggroeAceh Darussalam, Makalah, disampaikan dalam Rakornis BapedaldaSe-Provinsi NAD, Banda Aceh.
Kasmir dan Jakfar. 2007. Study Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenada Media Group.
Martasuganda S. 2008. Jaring insang (gillnet). Jurusan Pemanfaatan SumberdayaPerikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut PertanianBogor: Bogor.
Moleong, Lexy,J,2010, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.RemajaRosda Karya.
Purbayanto, A. 2006. Pengantar Trammel Net. Bogor. Institut Pertanian BogorPress.
Prasetya, Irawan. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. ReproInternasional.
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian.Alfaheta.Bandung.
Subani dan Barus, 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia.BPPL Jakarta.
Yusuf, Q. 2003. Empowerment of Panglima Laot in Aceh. International workshopon Marine Science and Resource. Banda Aceh.
LAMPIRANI
Tabel komposisi jenis hasil tangkapan
Responden Tangkapan jenis Persen %1. Utama Udang Dogol 16
Responden I Udang Jerbung 12Persentase 28%
2. Sampingan Pari Kuning 1Pari Kupu-kupu 0Cumi-cumi 12Belanak 16Lemuru 8Nomai 8Senangin 16Ikan Lidah 11
Persentase 72 %Jumlah 100 %
Responden II 1. Utama Udang Dogol 16Udang Jerbung 19
Persentase 35 %2. Sampingan Nomai 20
Ikan Lidah 18Senangin 16Lemuru 10Pari Kuning 1
Persentase 65 %Jumlah 100 %
Responden III 1. Utama Udang Jerbung 24Udang Dogol 17
Persentase 41 %2. Sampingan Nomai 25
Cumi-cumi 4Senangin 13Lemuru 16Pari Kuning 1
Persentase 59 %Jumlah 100 %
Responden IV 1. Utama Udang Jerbung 22Udang Dogol 19
Persentase 41 %2. Sampingan Pari Kupu-kupu 2
Cumi-cumi 8Belanak 19Lemuru 14Nomai 16
Persentase 59 %Jumlah 100 %
Responden IV 1. Utama Udang Jerbung 18Udang Dogol 24
Persentase 42 %2. Sampingan Pari Kupu-kupu 1
Nomai 16Ikan Lidah 24Senangin 17
Persentase 58 %Jumlah 100 %
LAMPIRAN II
Alat
Kapal Stempel Mata Jaring Dalam
Mata Jaring Tenggah Mata Jaring Luar
Tali Ris Bawah dan Pemberat Tali Ris Atas dan Pelampung
Pemberat Tambahan Tali Selambar
Pelampung Tanda Penggaris
LAMPIRAN III
Komposisi Hasil Tangkapan
Udang Dogol Udang Jerbung
Pari Kupu-kupu Pari Kuning
Nomai Ikan Lidah
Cumi-cumi Lemuru
Senangin Belanak