TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK KEPADA ORANG TUA DALAM BAHASA MANDAILING DI KANAGARIAN PANTI
KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATRA BARAT
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
ANDI SAPUTRA NIM 090388201025
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG 2013
Tindak Tutur Direktif Anak kepada Orang Tua dalam Bahasa Mandailing di Kanagarian Panti Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat”. Oleh Andi Saputra. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pembimbing 1 Titik Dwi Ramthi Hakim, M.Pd. Pembimbing 2. Dewi Murni, M.Hum. [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif anak
kepada orang tua dalam bahasa Mandailing, mendeskripsikan konteks tindak tutur
direktif anak kepada orang tua dalam bahasa Mandailing, dan mendeskripsikan
prinsip kesantunan berbahasa yang digunakan oleh anak kepada orang tua dalam
bahasa Mandailingdi Kanagarian Panti Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif.
Data penelitian ini adalah peristiwa tutur dalam percakapan antara anak dengan
orang tua. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik rekam, observasi,
dan catatan lapangan. Data penelitian diolah berdasarkan langkah-langkah berikut.
Pertama, mengumpulkan semua tuturan anak kepada orang tuanya. Kedua,
mengelompokkan tuturan yang termasuk tindak tutur direktif. Ketiga,
mengidentifikasikan tuturan berdasarkan prinsip kesantunan dan konteks tuturan.
Keempat, menganalisis data. Kelima, menyimpulkan data.
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal
berikut. Terdapat lima bentuk tindak tutur direktif yang digunakan oleh anak
kepada orang tuanya dalam bahasa Mandailing yaitu, tindak tutur direktif
menyuruh, menyarankan, memerintah, menantang, dan memohon. Tindak tutur
direktif yang paling dominan digunakan adalah tindak tutur direktif menyarankan
dan yang paling sedikit digunakan adalah tindak tutur direktif memerintah.
Terdapat empat maksim kesantunan yang digunakan oleh anak kepada orang
tuanya dalam bahasa Mandailing, yaitu (a) maksim kedermawanan, (b) maksim
kesepakatan, (c) maksim kearifan, (d) maksim pujian. Maksim yang paling
dominan digunakan yaitu maksim kedermawanan dan yang paling sedikit
digunakan yaitu maksim pujian. Konteks pemakaian maksim adalah sebagai
berikut. Maksim kedermawanan cenderung digunakan untuk tujuan menyuruh.
Topik tindak tutur umumnya pembicaraan sehari-hari, terjadi di rumah dalam
suasana tenang. Maksim kesepakatan cenderung digunakan untuk tujuan
menyarankan dan memohon. Topik tindak tutur umumnya pembicaraan sehari-
hari, terjadi di rumah, halaman rumah dalam suasana tenang. Maksim kearifan
dan pujian cenderung digunakan untuk tujuan menyarankan. Topik tindak tutur
umumnya pembicaraan sehari-hari ,terjadi di rumah dalam suasana tenang.
Kata Kunci : Analisis, Tindak Tutur Direktif, Dalam Bahasa Mandailing
Abstract
To the effect this research is describe to form acts child directive speech to oldster
in lingual Mandailing, describing context acts child directive speech to oldster in
lingual Mandailing, and describes suavity principle get language that utilized by
child to oldster in lingual Mandailing at Kanagarian Panti's district Pasaman's
Regency West Sumatra Province. Approaching that is utilized is kualitatif's
approaching by methodics descriptive.
This observational data is incident speech in kepts the ball rolling among child
with oldster. Data collecting tech is done with tech records, observation, and field
note. Observational data at bases following steps. First , gather all child discourse
to its oldster. Both of, agglomerating included discourse acts directive speech.
Third, identified is discourse bases suavity principle and discourse context.
Fourth, analysis data. And five, concluding data.
Base observational finding and study gets to be concluded by following things.
Available five form act directive speech that utilized by child to its oldster in
Mandailing's language which is, act speech directiving to enjoin, suggest,
command, against, and besoughting. Act the most directive speech dominant is
utilized is act directive speech suggest and least be utilized is act directive speech
command. Available four maksim suavity that utilized by child to its oldster in
Mandailing's language, which is (a ) maksim generosity, (b ) maksim deals, (c )
maksim wisdoms, (d. ) maksim praise. Maksim the most dominant being utilized
which is maksim generosity and least is utilized which is maksim praise. maksim's
using up context is as follows. Maksim is generosity tend for the purpose been
utilized enjoins. Topic acts speech by and large knockabout talk, happening on the
house in calm atmosphere. Maksim is deal tend for the purpose been utilized
suggests and besoughting. Topic acts speech by and large knockabout talk,
happening on the house, home page in calm atmosphere. Maksim is wisdom and
tend praise is utilized for the purpose suggests. Topic acts speech by and large
knockabout talk, happening on the house in calm atmosphere.
Keywords : Analysis, Act Diretive Speech, In Mandailing’s Language
1. Pendahuluan
Pada umumnya masyarakat Kanagarian Panti Kecamatan Panti
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat menggunakan dua bahasa
dalam berkomunikasi, yaitu bahasa Minangkabau dan bahasa Mandailing.
Setiap daerah memiliki ciri tersendiri dalam berkomunikasi, dan selalu
memperhatikan sopan santun dan menjaga tutur bahasa yang baik agar
tidak membuat orang lain tersinggung.
Bahasa adalah objek kajian linguistik atau ilmu bahasa. Ilmu
bahasa terdiri atas beberapa cabang ilmu. Cabang ilmu bahasa yang
mengkaji bahasa berdasarkan konteks adalah pragmatik. Pragmatik
mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar. Peristiwa
tutur adalah terjadinya atau berlangsung interaksi antara dua belah pihak,
yaitu penutur dan mitra tutur dalam bentuk satu ujaran atau lebih pada
waktu, tempat dan situasi tertentu (Chaer dan Agustina, 1995:6). Jadi,
tindak tutur yang berlangsung pada masyarakat Kanagarian Panti
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat dengan
mengunakan bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebuah peristiwa
tutur.
Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan penutur
dengan maksud agar lawan tutur mau melakukan tindakan yang disebutkan
dalam ujarannya misalnya menyuruh, memohon, menuntun, menyarankan
dan menantang. Tindak tutur Direktif disebut juga tindak tutur Imposif,
yaitu tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar
lawan tuturnya melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan
tersebut, misalnya menyuruh, memohon, dan menantang (Gunawan, 1994
:48).
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kanagarian Panti Kecamatan Panti
Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat dimulai dari akhir bulan Mei
hingga Juni 2013. Kanagarian ini terletak di Kecamatan Panti Kabupaten
Pasaman Propinsi Sumatera Barat.Data penelitian ini adalah peristiwa
tutur dalam percakapan antara anak dengan orang tua dalam keluarga.
Sumber data penelitian ini adalah anak dan orang tuanya yang merupakan
penduduk asli daerah tersebut.
Subjek penelitian adalah masyarakat di Kanagarian Panti
Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Informan
penelitian ini adalah anak yang sudah mencapai tahap operasional formal
(12-15 tahun), karena anak sudah berfikir logis seperti halnya dengan
orang dewasa. Informan merupakan anak penduduk asli Kanagari Panti.
Informan penelitian berjumlah 10 orang yang berjenis kelamin laki-laki
dan perempuan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Menurut Moleong (2002:2), penelitian kualitatif dapat diartikan
sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan atau angka-angka.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2005:54). Tujuan
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara
bertingkat.Pada tahap pertama, diadakan pengumpulan data tuturan
direktif anak kepada orang tuanya dalam kesantunan berbahasa
Mandailing. Untuk itu, digunakan alat perekam berupa tape recorder dan
lembaran format pengamatan (observasi). Selain itu, juga digunakan
catatan lapangan untuk melengkapi data penggunaan tuturan direktif anak.
Pada tahap kedua direkam tindak tutur direktif anak dengan menggunakan
alat perekam (tape recorder). Selanjutnya, hasil rekaman tersebut
ditranskripkan dan dianalisis berdasarkan teori yang digunakan mengenai
tindak tutur direktif.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada penelitian ini, peneliti mengkaji lima bentuk tindak tutur
direktif. Kelima jenis tindak tutur direktif tersebut adalah tindak tutur
direktif menyuruh, tutur direktif menyarankan, tindak tutur direktif
memerintah, tindak tutur direktif menantang, dan tindak tutur direktif
memohon. Dari hasil penelitian diperoleh 47 tuturan. Bentuk tindak tutur
direktif menyuruh terdapat 11 tuturan, menyarankan terdapat 15 tuturan,
memerintah terdapat 5 tuturan, menantang terdapat 7 tuturan, dan
memohon terdapat 9 tuturan.
4. Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV dan V
dapat diambil kesimpulan yaitu penggunaan. Tindak tutur direktif yang
paling dominan ditemukan adalah Tindak tutur direktif menyarankan dan
yang paling sedikit ditemukan adalah tindak tutur direktif memerintah.
Saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Anak di Kanagarian Panti Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat dalam berkomunikasi kepada orang tua
hendaknya mengutamakan kesantunan berbahasa dalam bertindak
tutur.
2. Orang tua supaya lebih mengarahkan atau membimbing anak dalam
bertindak tutur yang santun kepada siapa pun.
3. Peneliti yang tertarik untuk meneliti kesantunan berbahasa, disarankan
melakukan penelitian pada aspek-aspek yang lain dalam kesantunan
berbahasa.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Gunarwan, Asim. 1994. “Pragmatik: Panduan Mata Burung”. Di dalam Soenjono
Dardjowi Djojo (editor). Mengiring Rekan Sejati: Festschrift Buat Pak Ton. Jakarta: Universitas Katolik Atmajaya.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Leech, Geoffey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Lock, John. 2008. “PengertianAnak”. http:// duniapsikologi. dagdigdug.com/
2008/11/19/pengertian-anak-tinjauan-secara-kronologis-dan-psikologis/
Maiezra, (2008).”Kesantunan Berbahasa Minangkabau Pedagang Kaki Lima dalam Melayani Pembeli di Pasar Tradisional Payakumbuh”.(Skripsi). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBSS UNP.
Maksan, Marjusman. 1994. IlmuBahasa . Padang: UNP Padang Press.
Meri Yesi Susanti. (2000).” Analisis Kesopanan Tindak Tutur dalam Acara Dialog Opini Berita Ranah Minang”.(Skripsi). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBSS UNP.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ningsih Wirda. (2002).”Kesantunan Berbahasa Pramuniaga dalam Melayani Konsumen: Studi Kasus di Plaza Minang”.(Skripsi). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBSS UNP.
Rahardi R, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta. Sumarsono dan Partana.2002.Sosiolinguistik. Yogyakarta: Andi Offset.
Sofa (dikutip tanggal 4 Fepruari 2013). Perkembangan Bahasa Anak. http://massofa.Wordpress.com.
Yule, George.1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.