UNIVERSITAS INDONESIA
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN
TANGERANG WILAYAH MAUK
SKRIPSI
REZA IRHAMSYAH0806352870
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
DEPOK
JUNI 2012
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN
TANGERANG WILAYAH MAUK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
REZA IRHAMSYAH0806352870
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
DEPOK
JUNI 2012
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Universitas Indonesia.
Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Universitas Indonesia kepada saya.
Depok, 27 Juni 2012
Reza Irhamsyah
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
Nama : Reza Irhamsyah
NPM : 0806352870
Tanda Tangan : ...............................
Tanggal : .............................
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat, rahmat
dan juga limpahan hidayah kepada hambanya, sehingga akhirnya skripsi untuk
meraih gelar Sarjana Humaniora telah selesai. Saya menyadari sepenuhnya bahwa
penyusunan Skripsi ini bukanlah sesuatu yang mudah dan bukan juga merupakan
hasil kerja sendiri dari peneliti. Banyak pemikiran, bantuan dan juga dukungan
yang diberikan oleh banyak pihak, sehingga dapat memotivasi, menyemangati dan
juga menginspirasi peneliti. Sehingga proses yang panjang dan melelahkan ini
akhirnya bisa terlewati satu persatu, hingga akhirnya tersaji Skripsi ini. Oleh
karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ike Iswary Lawanda, M.S. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah sabar dan selalu memotivasi saya. Terima kasih atas segalanya yang
telah diberikan untuk membantu saya dalam proses penulisan skripsi ini,
tidak cukup kata-kata untuk menggambarkan seluruh jasa Ibu selama ini.
2. Pak Yohanes Sumaryanto, Dipl.Lib., M.Hum. selaku Pembimbing
Akademik.
3. Ibu Dr. Laksmi, M.A., Ibu Wiwiet Mardiati, M.I.M, dan Pak Arie Nugraha,
M.TI selaku penguji dan panitera yang sudah bersedia meluangkan waktu
ditengah kesibukannya selama ini, terima kasih atas masukan, saran, dan
juga bantuan yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Para dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi lainnya, yang
selama 4 tahun ini sudah mengajar dan membimbing penulis dalam
perkuliahan.
5. Ibu Afifah, Bu Ana, Pak Juweni, Pak Enjat, Pak Jajang, Nur Aeni
Irhamsyah, Achmad Yunus, Sifa Fauziah, Eva, yang telah bersedia
menjadi informan dari skripsi ini.
6. Kedua orang tua, H.Samsudin dan Hj.Dawiyah, serta adik-adik, Huzamir
Irham Maulana, Ikhwan Taufik, dan Hilda Widya Hamdah, atas segala
dukungan dan perhatian yang telah diberikan.
7. Teman-teman satu jurusan JIP 2006, JIP 2007, JIP 2008, JIP 2009, JIP
2010, JIP 2012 atas pemberian semangat. Khususnya sahabat-sahabat:
Cece & Niko, Bagus & Fine, Reda, Fachmi, Demang, Udin, Cikur, Shanty,
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
vi
Nadya, Nurul, Susi, Pepi, Resa, Rengga, Yuda, Imam, Hanif, Fafa, Lisna,
Weni, Mira, Dini, Cita Stroberri, Fitria Stroberri, Henny Stroberri, Yunita
Stroberri Saya pasti akan merindukan kalian semua JIP 2008.
8. Teman seperjuangan tim futsal Kuku Bima, kita akan selalu jadi juara
9. Teman dan kerabat yang walaupun jauh tetapi tetap memberikan semangat,
doa, dan dukungan Asep, Adnan, Indra, Anggi, H.Riki, Nong, Lele, Om
Imi & isteri, Om Mung , Gultom
10. Kak Vira. Terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, semnagat, dan
doa yang diberikan kepada penulis.
11. Keluarga besar Perpustakaan UI
12. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu,
terima kasih atas segalanya yang telah diberikan.
Demikian ucapan terima kasih ini dihaturkan untuk segala bantuan dan
dukungan. Atas perhatian saya ucapkan terima kasih.
Depok, 27 Juni 2012
Penulis
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Reza IrhamsyahNPM : 0806352870Program Studi : Ilmu Perpustakaan Departemen : Ilmu Perpustakaan dan InformasiFakultas : Ilmu Pengetahuan BudayaJenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul :
“Pemanfaatan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk”
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royati
Noneksklusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempulikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di :Pada tanggal : 27 Juni 2012
Yang Menyatakan,
(Reza Irhamsyah)
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
viii
ABSTRAK
Nama : Reza IrhamsyahProgram Studi : Ilmu PerpustakaanJudul : Pemanfaatan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk
Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk oleh pemustaka. Penelitian ini menggambarkan pemanfaatan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang oleh pemustaka ditinjau dari pemustaka memanfaatkan layanan perpustakaan, koleksi, serta temu kembali perpustakaan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir Kabupaten Tangerang khususnya wilayah Kecamatan Mauk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode FGD (Focus Group Discussion). Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk dimanfaatkan oleh pemustaka yaitu masyarakat sekitar, pelajar, serta mahasiswa sebagai sarana penunjang belajar dan juga sarana rekreasi pengganti perpustakaan sekolah pada siswa. Sarana temu kembali yang masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh pemustaka karena ketidaktahuan pemustaka. Sebagai saran untuk membuat poster mengenai tata cara penggunaan katalog.
Kata kunci: Perpustakaan umum, layanan, koleksi, temu kembali
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
ix
ABSTRACT
Name : Reza IrhamsyahStudy Program : Library ScienceTitle : The used of Public Library of Mauk in Tangerang
This study his talking about the used of public library of Mauk in Tangerang by users. This study describe the used of public library of Mauk in Tangerang for how the users using library services, collections, and also retrieval system of library for increasing community knowledge of Tangerang especially Mauk regency. The study is FGD qualitative research. The users this library are community people, student and college student as tools of study and recreation. That replace school library for student. Retrieval tools is still unuseful optimal by users. as a suggestion to make a poster about the manner of use of the catalog.
Keyword : public library, libarary service, collection, retrieval system of library
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... iSURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................ iiHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................. iiiLEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ivKATA PENGANTAR ....................................................................... vLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......... viiABSTRAK ........................................................................................ . viiiABSTRACK ...................................................................................... ixDAFTAR ISI ..................................................................................... xDAFTAR GAMBAR ....................................................................... xiiDAFTAR TABEL ............................................................................. xiiiDAFTAR LAMPIRAN…………………………………………… xiv1. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 11.2 Masalah Penelitian................................................................... 51.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 51.4 Manfaat Penelitian................................................................... 51.5 Metode Penelitian..................................................................... 6
2. TINJAUAN LITERATUR........................................................... 72.1 Perpustakaan Umum................................................................. 7
2.1.1 Pengertian, Tujuan, Ciri-ciri, dan Fungsi Perpustakaan Umum .…….......................................... 72.1.2 Koleksi Perpustakaan Umum. ....................................... 122.1.3 Pengadaan Koleksi Perpustakaan Umum...................... 132.1.4 Pengolahan Koleksi Perpustakaan Umum..................... 152.1.5 Kebijakan Perpustakaan Umum……………………… 16
2.2 Pemustaka Perpustakaan……................................................... 172.3 Layanan Perpustakaan Umum………….................................. 182.4 Sistem Temu Kembali Informasi……………… .................... 19
3. METODE PENELITIAN............................................................. 233.1 JenisPenelitian.......................................................................... 233.2 Metode Penelitian ..................................................................... 233.3 Informan Penelitian ................................................................. 253.4 Metode Pengumpulan Data………………………………… 27
3.4.1 Wawancara………………………………………….. 273.4.2 Observasi…………………………………………...... 283.4.3 Analisis Dokumen…………………………………… 28
3.5 Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 284. PEMBAHASAN............................................................................. 29
4.1 Profil Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk......................................................................................... 30
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
xi
4.1.1 Staf dan Struktur Organisasi Perpustakaan .................................................................. 344.1.2 Ruang Perpustakaan ………………………………… 364.1.3 Koleksi Perpustakaan………………………………... 404.1.4 Pengadaan Perpustakaan……………………………... 404.1.5 Pengolahan Perpustakaan……………………………. 414.1.6 Jenis Layan…………………………………………… 424.1.7 Pemustaka Perpustakaan…………………………….. 43
4.2 Pemanfaatan Perpustakaan........................................................ 464.2.1 Tujuan kunjungan ke Perpustakaan……....................... 464.2.2 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan................................ 474.2.3 Pemanfaatan Layanan Sirkulasi Perpustakaan............... 494.3.4 Pemanfaatan Sarana Temu Kembali Informasi.............. 55
5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 645.1 Kesimpulan.........................………………………………….. 645.2 Saran.....……………………………………………………… 64
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 66LAMPIRAN………………………………………………………… 68
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Pusat Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang………………………………… 36
Gambar 4.2 Denah Perpustakaan………………………………….. 37
Gambar 4.3 Katalog Online Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang…………………………………….………. 56
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
xiii
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan FGD......................................................... 25
Tabel 3.2 Data Informan……….............................................................. 26
Tabel 4.1 Pengunjung bulan Oktober, November, dan
Desember 2011…………………………………………… 44
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
xv
LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Kartu Anggota Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk……………………………..….... 67
Lampiran 2 Foto ruang baca koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk…………………………….…... 68
Lampiran 3 Rak koleksi buku teks, koleksi referensi dan Majalah…….. 69
Lampiran 4 Ruang Baca Anak………………………………………….. 70
Lampiran 5 Foto Pelaksanaan FGD di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang …………………………………………………. 71
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah
Mauk Kabupaten Tangerang karena merupakan satu-satunya perpustakaan yang
dikelola dengan baik dibandingkan dengan perpustakaan yang ada di sekitar
wilayah Mauk yaitu perpustakaan sekolah. Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk sebagai salah satu sumber belajar untuk masyarakat
sekitar baik yang masih duduk di bangku sekolah ataupun yang bukan berstatus
pelajar diharapkan dapat turut serta menyediakan koleksi dan layanan yang dapat
menunjang belajar masyarakatnya. Jika dilihat dari segi layanan, koleksi, serta
sarana temu kembalinya Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah
Mauk sudah baik. Dari segi layanan, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
mempunyai waktu yang lama yaitu jam buka layanan tersebut dari jam 08:00-
16:00. Berbeda dengan perpustakaan yang lain yang berada di sekitar Kecamatan
Mauk yaitu perpustakaan sekolah yang berada di sekitar Kecamatan Mauk yang
mempunyai jam buka layanan hanya sampai waktu pulang sekolah sehingga siswa
yang ingin datang ke perpustakaan sehabis pulang sekolah tidak bisa
memanfaatkan perpustakaannya. Dari segi koleksi, Perpustakaan Kabupaten
Tangerang memiliki koleksi paling banyak diantara perpustakaan yang lain yang
berada di sekitar wilayah tersebut. Dari segi sarana temu kembalinya,
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang mempunyai sarana temu kembali
yang lebih membantu dalam mencarikan dokumen yang diperlukan yaitu sudah
memakai OPAC.
Sebagai penunjang sarana belajar dan memenuhi kebutuhan informasi
masyarakatnya, Kabupaten Tangerang memiliki beberapa perpustakaan umum
daerah yang terbagi dibeberapa kecamatan yang berada di Kabupaten Tangerang.
Akan tetapi, tidak di semua kecamatan di Kabupaten Tangerang mempunyai
perpustakaan. Hanya ada 8 wilayah kecamatan dari 29 Kecamatan di Kabupaten
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
2
Universitas Indonesia
Tangerang yang mempunyai perpustakaan, salah satunya yaitu Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk yang berada dekat dengan
perkampungan nelayan pesisir pantai Kabupaten Tangerang.
Padahal, menurut Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum Tahun
1999 koleksi bahan pustaka yang sudah tersedia di perpustakaan umum harus
didayagunakan untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat
pemakai. Harus diusahakan agar semua warga masyarakat penduduk pemukiman
(kota atau desa) dapat menggunakan perpustakaan, dan bahan pustaka yang
disediakan dibaca semuanya.
Dari visinya yaitu terwujudnya budaya membaca masyarakat Kabupaten
Tangerang tahun 2013, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang dituntut untuk
memenuhi kebutuhan informasi masyarakatnya dengan memperhatikan
ketersediaan dan kemudahan akses terhadap sumber informasi yang luas untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan program pendidikan masyarakat pesisir
Kabupaten Tangerang khususnya wilayah Mauk.
Menurut Sulistyo-Basuki (2009: 1.11) perpustakaan selalu dikaitkan dengan
buku, sedangkan buku selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar. Lain dengan
para siswa, masyarakat sekitar menggunakan perpustakaan sebagai media
pendidikan di luar sekolah yaitu meminjam dan membaca buku untuk penambah
wawasan dan juga sebagai media belajar mereka yang sudah meninggalkan
bangku sekolah yang kemudian menggunakan perpustakaan umum.
Pemustaka Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang wilayah Mauk adalah
para siswa yang sekolahnya berada di sekitar perpustakaan tersebut seperti SDN 1
Mauk, SDN IV Mauk, SMPN 1, SMAN 1 Mauk, SMA Paradigma, SMKN 5
Mauk, SMPN 2 Mauk dan juga masyarakat sekitar. Mereka membaca serta
meminjam buku-buku dari bemacam-macam subjek mulai dari buku-buku umum
berkelas 000 hingga buku bersubjek kelas 900. Jumlah buku yang terdapat di
perpustakaan Daerah kabupaten Tangerang Wilayah Mauk berjumlah sampai
tahun 2011 yaitu 7.855 judul dengan 12.418 eksemplar. Karena pemakai
perpustakaan yang paling banyak merupakan siswa, dan Pengunjung berstatus
pelajar lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat umum, buku-buku yang
berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah yang paling banyak dipinjam selain
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
3
Universitas Indonesia
buku-buku sastra. Pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk pada tahun 2011 berjumlah 8850 pengunjung. Total pengunjung
berstatus mahasiswa 3 bulan terakhir di akhir tahun 2011 yaitu 12 pengunjung.
Masyarakat umum berjumlah 84 orang. Dan 1673 berstatus pelajar yang
mengunjungi perpustakaan tersebut. Mereka meminjam buku selain untuk
menambah wawasan, mereka juga meminjam buku untuk mengerjakan tugas
sekolah sebagai referensi dari tugas sekolah tersebut dan sebagai media hiburan
dengan membaca buku-buku seperti novel.
Jika melihat dari data jumlah pengunjung yang bukan berstatus pelajar lebih
sedikit dari pengunjung yang berstatus pelajar. Hal ini mungkin disebabkan
karena masih banyak sekolah yang berada di Kecamatan Mauk Kabupaten
Tangerang dan sekitarnya belum memiliki perpustakaan. Adapun sekolah-sekolah
yang sudah memiliki perpustakaan masih menghadapi berbagai kendala dalam
penyelenggaraannya seperti keterbatasan dana, jumlah koleksi, ruang, sarana
perpustakaan, dan juga petugas perpustakaan yang belum memiliki pengetahuan
yang cukup tentang perpustakaan. Hal ini menyebabkan keberadaan perpustakaan
sekolah untuk menunjang sarana belajar siswanya belum dimanfaatkan secara
maksimal.
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan
perpustakaan sekolah di tingkat lanjutan atas (SLTA) dan juga tingkat lanjutan
pertama (SLTP), yaitu:
1. Farida (1999: 85-86) mengatakan bahwa frekuensi kedatangan siswa ke
perpustakaan menurut Farida cukup rendah, yaitu sebesar 50% responden.
Hal ini disebabkan adanya kendala seperti buku-buku yang ada menurut
siswa kurang lengkap (35%), waktu (jam buka) yang terbatas (25%), dan
tempat yang kurang strategis (15%). (Farida, Ade 1990. Fungsi dan peran
Perpustakaan SMP/SMU Islam Al-Azhar 1 dalam menunjang proses
belajar mengajar. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia)
2. Asriyantie (2001: 149) mengatakan bahwa bila pemanfaatan perpustakaan
dilihat dari jumlah pengunjung maka pemanfaatan perpustakaan SMUN
se-kecamatan Tangerang masih sangat rendah karena hanya 3,70% dari
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
4
Universitas Indonesia
seluruh siswa SMUN (Sekolah Menengah Umum Negeri) se-Kecamatan
Tangerang. Bila dilihat dari jumlah rata-rata peminjam maka pemanfaatan
perpustakaan SMUN masih sangat rendah yaitu 0,84% dari seluruh siswa
SMUN se-kecamatan Tangerang. (Asriyantie. 2001 Pemanfaatan
perpustakaan Sekolah Menengah Umum Negeri se-Kecamatan Tangerang.
Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia)
3. Putranto (2007) mengatakan bahwa tingkat peminjaman di Perpustakaan
Sekolah Bina Nusantara masih tergolong rendah. Hanya satu siswa year 11
dan dua siswa year 12 yang menjawab meminjam buku lebih dari 8 judul.
Sedangkan siswa year 10 tidak ada yang menjawab. (Putranto, Bernard
Yuari. 2007. Pemanfaatan perpustakaan oleh Menengah Umum di Sekolah
Bina Nusantara. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia)
Dari beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tidak semua
perpustakaan sekolah dimanfaatkan secara optimal oleh warga sekolahnya yang
disebabkan oleh waktu atau jam buka yang terbatas, koleksi yang kurang
memenuhi kebutuhan informasi siswa ataupun guru, dan juga sarana dan
prasarana yang kurang memadai. Hal tersebut sama seperti sekolah-sekolah yang
ada di sekitar Kecamatan Mauk yang perpustakaan sekolahnya kurang
dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekolahnya. Oleh karena itu banyak siswa
yang bersekolah di sekitar wilayah Mauk menggunakan layanan Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk sehingga menjadikan Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang mempunyai peran penting untuk menunjang
kegiatan belajar masyarakat khususnya pelajar.
Dari beberapa alasan di atas menjadikan masyarakat di sekitar wilayah Mauk
memanfaatkan perpustakaan yang ada di wilayahnya, karena peneliti menganggap
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang penting untuk dimanfaatkan oleh
masyarakatnya karena merupakan satu-satunya perpustakaan yang mempunyai
jasa layanan, koleksi, dan juga sarana temu kembali yang sudah dikelola dengan
baik. Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk sangat penting
keberadaannya karena merupakan satu-satunya perpustakaan yang akan
digunakan oleh masyarakatnya sebagai media penunjang belajar dan juga sebagai
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
5
Universitas Indonesia
media rekreasi khususnya pemustakanya. Oleh karena itu saya tertarik untuk
meneliti tentang pemanfaatan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk oleh pemustaka perpustakaan tersebut.
1.2 Masalah Penelitian
Masalah dari penelitian ini adalah pemanfaatan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk yang berada di sekitar lingkungan
masyarakat pesisir pantai Kabupaten Tangerang. Yaitu meliputi pemanfaatan
koleksi melalui layanan perpustakaan, koleksi perpustakaan, serta sarana sistem
temu kembali perpustakaan yang dilakukan oleh pemustaka Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk yaitu masyarakat umum dan murid sekolah
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Penelitian ini dapat menjawab
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pemustaka memanfaatkan layanan, koleksi, dan sarana
temu kembali Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah
Mauk dalam mendukung perkembangan belajar?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemanfaatan Perpustakaan
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk oleh pemustaka ditinjau dari bagaimana
pemustaka memanfaatkan layanan perpustakaan, koleksi serta temu kembali
perpustakaan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir Kabupaten
Tangerang khususnya di Wilayah Kecamatan Mauk.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini bermanfaat sebagai masukan terhadap
Pemerintah Daerah Provinsi Banten, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Tangerang sebagai tolak ukur dari pemenuhan kebutuhan informasi
masyarakatnya yang menunjang sarana belajar masyarakatnya. Penelitian ini juga
diharapkan bermanfaat bagi pengembangan kebiasaan membaca di kalangan
pelajar dan masyarakat sekitar, agar kebutuhan informasi pemustaka
perpustakaan Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk terpenuhi. Kemudian
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
6
Universitas Indonesia
meningkatkan kebiasaan membaca dan juga melestarikan budaya membaca
khususnya di wilayah kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang provinsi Banten.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai adalah metode Focus Group Discussion
(FGD). Metode Focus Group Discussion adalah sebuah metode penelitian
sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu
isu atau masalah tertentu.
Dalam penelitian ini penulis juga melakukan studi kepustakaan. Studi
kepustakaan dilakukan agar dapat menambah dan memperdalam wawasan
mengenai masalah yang akan diteliti. Menurut Zed (2008: 2) studi kepustakaan
merupakan penelitian yang dilakukan di perpustakaan dimana obyek penelitian
biasanya digali lewat beragam informasi kepustakaan misalnya buku, ensiklopedi,
jurnal ilmiah, Koran, majalah, dan dokumen. Studi pustaka memanfaatkan sumber
perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Perpustakaan Umum
2.1.1 Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Ciri-ciri Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum dalam kamus kepustakawanan Indonesia (2009) ialah
perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana
pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
agama, dan status sosial ekonomi. Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 46)
perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum
dengan tujuan melayani umum. Sedangkan menurut Sutarno (2003: 32)
perpustakaan umum ialah lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena
menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan
melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin,
latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan
umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan untuk menyediakan koleksi
perpustakaan serta bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan
informasi secara menyeluruh tanpa membedakan ras, usia, pekerjaan, jenis
kelamin, agama, serta status sosial. Perpustakaan umum memberikan jasa bersifat
gratis karena perpustakaan ini dibiayai oleh dana umum.
Tugas pokok perpustakaan umum menurut Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum Tahun 1999 ialah mnyediakan, mengolah, memelihara dan
mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya
dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan
bacaan. Untuk melaksanakan tugas pokok di atas, perpustakaan umum
melaksanakan fungsi antara lain sebagai berikut:
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
8
Universitas Indonesia
a. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan
b. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui
pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain
c. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka
d. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi
e. Pendayagunaan koleksi
f. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung
di perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximil dan lain-lain
g. Pemasyarakatan perpustakaan
h. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawan
i. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh-tokoh
masyarakat dan mitra kerja lainnya
j. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan
bersama koleksi dan sarana prasarana
k. Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan
Masih menurut Sulistyo-Basuki (1991: 46) yang termasuk dalam kategori
perpustakaan Umum antara lain:
a) Perpustakaan Wilayah. Perpustakaan ini semula bernama Perpustakaan
Negara, merupakan perpustakaan yang terdapat di ibu kota provinsi,
dikelola sepenuhnya oleh Pusat Pembinaan Perpustakaan.
b) Perpustakaan provinsi. Tugas dari perpustakaan provinsi antara lain:
1. Merupakan perpustakaan umum untuk wilayah provinsi
2. Bertindak sebagai pusat koordinasi dan kerjasama pengembangan
dan pertumbuhan perpustakaan dalam daerah provinsi
3. Menjamin adanya pelayanan bibliografi dalam daerah provinsi
4. Bertanggung jawab atas pengumpulan, pemeliharaaan, dan
pengembangan bahan pustaka yang berhubungan dengan provinsi
5. Bertindak sebagai perpustakaan referens di tingkat provinsi
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
9
Universitas Indonesia
6. Membantu gubernur dalam merencanakan dan melaksanakan
perkembangan sistem perpustakaan di seluruh daerah provinsi.
c) Perpustakaan umum kotamadya. Perpustakaan ini merupakan
perpustakaan umum yang dikelola oleh kotamadya. Berfungsi sebagai
pusat belajar, jasa referens, dan informasi, penelitian dan referens bagi
seluruh lapisan masyarakat.
d) Perpustakaan umum kabupaten. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan
umum yang dikelola oleh kabupaten. Fungsinya sama dengan fungsi
perpustakaan umum kotamadya
e) Perpustakaan umum kecamatan. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan
umum yang terdapat di kecamatan.
f) Perpustakaan umum desa. Perpustakaan ini lazim juga disebut
perpustakaan desa, merupakan perpustakaan yang terdapat di desa dan
dikelola oleh swadaya masyarakat desa.
g) Perpustakaan umum untuk anggota masyarakat yang memerlukan media
khusus, misalnya perpustakaan untuk tuna netra
h) Perpustakaan umum untuk anggota masyarakat yang memerlukan bacaan
khusus karena faktor usia, misalnya perpustakaan anak (antara usia 12
tahun).
i) Perpustakaan keliling yaitu bagian perpustakaan umum yang mendatangi
pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air)
Perputakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk merupakan
perpustakaan umum kabupaten. Sebagai salah satu dari 8 perpustakaan wilayah
yang dikelola oleh Perpustakaan Daerah Kabupaten untuk melayani
masyarakatnya di tiap daerah yang telah ditentukan. Perpustakaan ini merupakan
perpustakaan umum yang dikelola oleh Kabupaten Tangerang yang berfungsi
sebagai pusat belajar, jasa referens, dan informasi, penelitian dan referens bagi
seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Tangerang.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
10
Universitas Indonesia
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, perpustakaan umum berperan
sebagai sarana belajar masyarakat sepanjang hayat. Dan tujuan utamanya yaitu
untuk mencerdaskan bangsa. Sehingga UNESCO mengeluarkan manifiesto
perpustakaan umum pada tahun 1972. Manifiesto tersebut menjelaskan bahwa
perpustakaan umum mempunyai tujuan antara lain:
a) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang
dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.
b) Menyediakan informasi yang cepat, tepat, dan murah yang berguna bagi
masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi
mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat
c) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,
sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan
pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan
umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun
pendidikan seumur hidup. Pendidikan sejenis ini hanya dapat dilakukan
oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu-
satunya pranata kepustakawanan yang terbuka untuk umum. Perpustakaan
nasional juga terbuka bagi umum namun untuk memanfaatkannya tidak
selalu terbuka perorangan, ada kalanya harus melalui perpustakaan lain.
d) Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan
pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan
umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya
dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran
film dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan,
kegemaran dan apresiasi mayarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 46) Perpustakaan Umum mempunyai ciri-
ciri antara lain:
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
11
Universitas Indonesia
a) Terbuka untuk umum, terbuka bagi siapa saja tanpa memandang
perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik,
dan pekerjaan.
b) Dibiayai oleh dana umum. Dana umum ialah dana yang berasal dari
masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oelh
pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan
umum. Karena dana berasal dari umum maka perpustakaan umum harus
terbuka untuk umum.
c) Jasa yang diberikan hakekatnya bersifat cuma-Cuma. Jasa yang diberikan
mencakup jasa referral artinya jasa memberikan informasi, peminjaman,
konsultasi studi sedangkan keanggotaaan bersifat Cuma-Cuma artinya
tidak perlu membayar. Pada beberapa perpustakaan umum di Indonesia
ada yang memungut biaya untuk menjadi anggota, namun hal ini semata-
mata karena alasan administrative belaka, bukanlah prinsip utama.
Masih menurut Sulistyo-Basuki (1991: 48) untuk mencapai tujuannya,
perpustakaan umum mengelompokkan objeknya menjadi empat yaitu:
a) Pendidikan. Perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan
sarana untuk pengembangan perorangan/ kelompok pada semua tingkat
kemampuan pendidikan.
b) Informasi. Perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa
akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh
pengetahuan manusia.
c) Kebudayaan. Perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan
secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.
d) Rekreasi. Perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong
penggunaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan penyediaan
bahan bacaan.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
12
Universitas Indonesia
Fungsi-fungsi ini dapat berlangsung dengan adanya koleksi, sebelum
koleksi perpustakaan tersebut dimanfaatkan, akan terlebih dahulu melalui proses
pengadaan.
2.1.2 Koleksi perpustakaan umum
Menurut Sutarno (2003: 117) menjelaskan kriteria pokok koleksi, yaitu:
1. Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak dan
elektronik;
2. Pembentukan koleksi pertama adalah proses pembentukan koleksi pada
waktu perpustakaan dibentuk/dibangun. Pembinaan dan pengembangan
koleksi adalah kegiatan yang dilakukan setelah koleksi pertama atau dasar
dibentuk;
3. Pengelompokan bahan pustaka di perpustakaan umum terdiri atas:
a) Kelompok bahan pustaka anak-anak
b) Kelompok bahan pustaka remaja
c) Kelompok bahan pustaka pandang dengar
d) Kelompok bahan pustaka rujukan (referens)
e) Kelompok bahan pustaka berkala (majalah, surat kabar)
f) Kelompok bahan pustaka untuk pemuda dan orang dewasa
g) Kelompok bahan pustaka braile
h) Kelompok bahan pustaka khusus, seperti lukisan, foto, globe, alat
permainan anak-anak, dan lain-lain.
Koleksi perpustakaan umum pada dasarnya haruslah mencakup berbagai
cabang ilmu pengetahuan dan pandangan hidup untuk dapat memenuhi keperluan
masyarakat yang beraneka ragam minat dan perhatiannya. Disamping itu harus
juga memperhatikan pengguna dari latar belakang kebudayaan, adat istiadat,
tingkat pendidikan dan pengetahuannya, sosial ekonomi dan agamanya. Hal ini
dimaksudkan agar koleksi perpustakaan dibaca dan dimanfaatkan oleh
masyarakat. Pendayagunaan koleksi ini sangat diperlukan karena kegiatan ini
adalah upaya perpustakaan merumuskan berbagai kebijakan yang akan diterapkan
pada layanan, merancang dan menyiapkan sistem layanan yang tepat beserta
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
13
Universitas Indonesia
sarana dan prasarananya serta memasyarakatkan perpustakaan kepada masyarakat.
(Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, 1999: 41)
2.1.3 Pengadaan Perpustakaan Umum
Menurut Sutarno (2004: 147) pengadaan atau akuisisi koleksi bahan
pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-
sumber informasi. Bagi perpustakaan yang baru dibentuk atau didirikan, kegiatan
pengadaan ini meliputi pekerjaan penentuan kriteria koleksi perpustakaan dan
pembentukan koleksi awal. Sedangkan perpustakaan yang sudah berjalan,
kegiatan pengadaan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada.
Kegiatan pertama untuk pengadaan koleksi perpustakaan ialah melakukan
pemilihan buku untuk koleksi perpustakaan. Pengambilan keputusan buku apa
yang akan dijadikan koleksi perpustakaan di sebagian perpustakaan dilakukan
oleh bagian pengadaan perpustakaan dan dibantu juga oleh pemustaka (user).
Pengguna perpustakaan ikut andil dalam pengadaan perpustakaan yaitu dalam
pemilihan buku dengan memberikan daftar buku apa saja yang ingin disediakan
oleh perpustakaan. Tetapi pada akhirnya pustakawanlah yang berwenang apabila
bahan pustaka tersebut dipilih atau tidak, karena pustakawanlah yang mengetahui
apakah bahan pustaka tersebut cocok atau tidak serta dana yang tersedia.
Setelah buku tersebut dipilih, selanjutnya ialah proses pemesanan buku untuk
diadakan di perpustakaan. Menurut Sulistyo Basuki (1991: 221) pemesanan buku
memerlukan pertimbangan seksama karena menyangkut tugas berbagai bagian
perpustakaan, staf, keuangan, prosedur yang harus diikuti, serta pengaturan berkas
pemesanan. Karena prosedur yang komplek masalah pengadaan buku, pustakawan
pengadaan harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai bibliografi, bahasa,
manajemen, penerbitan, dan perdagangan buku.
Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan lewat pembelian, tukar-menukar,
hadiah, atau dengan keanggotaan organisasi. Bahan pustaka yang akan diadakan
mencakup karya cetak atau karya grafis, seperti buku, majalah, surat kabar,
disertasi, dan laporan. Karya non cetak atau karya rekam, seperti piringan hitam,
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
14
Universitas Indonesia
kaset, dan video serta bentuk mikro, seperti mikrofilm, dan mikrofis. Karya
elektronik, seperti disket, pita magnetik yang diasosiasikan dengan komputer.
Berikut dijelaskan kegiatan pengadaan koleksi di perpustakaan dapat dilakukan
melalui beberapa cara, antara lain:
1. Pembelian
Pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit, agen buku, dan juga toko
buku. Penerbit Indonesia, agen buku, dan juga took buku pada umumnya
melayani permintaan perpustakaan. Kegiatan pengadaan memerlukan
pengetahuan tentang penerbit, toko buku, dan juga penjualan buku.
2. Pertukaran
Tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan apabila perpustakaan
memiliki sejumlah bahan pustaka yang tidak diperlukan lagi, atau memiliki
jumlah eksemplar yang terlalu banyak, sehingga dapat dilakukan tukar menukar
bahan pustaka dengan perpustakaan yang mau diajak bekerjasama dalam kegiatan
tukar menukar bahan pustaka. Menurut Sulistyo-Basuki (2001: 39) kegiatan tukar
menukar bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan yaitu:
a) Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko
buku atau tidak tersedia karena alasan lain. Sebagai contoh terutama buku-
buku terbitan pemerintah, majalah-majalah dan lain-lainnya yang akan
dikirim ke perpustakaan melalui pertukaran.
b) Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang
buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.
c) Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan
khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan
pustaka antar perpustakaan antar informal, banyak program-program
pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus dan
perpustakaan research (penelitian) yang besar.
3. Hadiah
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
15
Universitas Indonesia
Hadiah dapat menambah koleksi perpustakaan apabila ada kebijakan
perpustakaan yang tepat. Kebijakan pengembangan koleksi mengenai hadiah akan
membantu menangani bahan pustaka ini secara cepat dan tepat. Meninjau ulang
hadiah bahan pustaka adalah kegiatan yang penting. Pustakawan juga harus tegas
tetapi diplomatis menghadapi pemberian bahan pustaka berupa hadiah ini, terlebih
lagi terhadap bahan pustaka yang sudah kadaluarsa atau dalam keadaan rusak.
Masih menurut Sulistyo Basuki (1991: 223) perpustakaan dapat menerima
pustaka sebagai hadiah, ini berarti perpustakaan dapat menghemat biaya
pembelian. Hadiah hanya diterima oleh perpustakaan manakala perpustakaan telah
meneliti dengan seksama subjek koleksi tersebut dikaitkan dengan tujuan
perpustakaan.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk memperoleh buku
hadiah dari forum-forum atau komunitas yang peduli terhadap perpustakaan.
2.1.4 Pengolahan koleksi perpustakaan umum
Pengolahan adalah pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima di
perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau tempat tertentu yang telah
disediakan (Sutarno, 2004: 151). Untuk yang jenisnya tercetak pengolahannya
sebagai berikut:
a) Menyusun rencana operasional pengolahan bahan pustaka, yaitu:
1) Menentukan sistem klasifikasi
2) Menentukan kebijakan otomasi dan penggunaan komputer dalam
mmengolah, menyimpan dan menggunakan koleksi
3) Merancang slip buku, dan formulir yang diperlukan
b) Registrasi bahan pustaka
Kegiatan ini mencatat identitas bahan pustaka pada buku induk seperti
nama pengarang, judul buku, tenggal diterima di perpustakaan, edisi, nama
penerbit, data publikasi, dan keterangan lain yang dianggap perlu seperti
harga buku
c) Pemberian cap/ stempel
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
16
Universitas Indonesia
Kegiatan ini dilakukan untuk menandakan bahwa koleksi tersebut milik
perpustakaan
d) Klasifikasi
Kegiatan ini menganalisis bahan pustaka dan menentukan notasi yang
mewakili subjek bahan pustaka dengan menggunakan sistem klasifikasi
tertentu.
e) Katalogisasi
Kegiatan ini mengkatalog koleksi yang berisi keterangan yang lengkap
tentang fisik bahan pustaka atau deskripsi data bibliografi bahan pustaka
menurut standar tertentu. Keterangan deskripsi katalog meliputi: tajuk
entri nama pengarang utama; judul buku; data publikasi misalnya kota dan
tahun terbit serta nama penerbit; keterangan tentang jumlah halaman,
ukuran buku, ilustrasi, indeks, table, bibliografi; keterangan singkat
mengenai isi penerbitan, judul asli (apabila buku tersebut hasil
terjemahan).
f) Pembuatan kelengkapan pustaka
Pembuatan kelengkapan pustaka adalah kegiatan menyiapkan dan
membuat kelengkapan pustaka agar pustaka itu siap dipakai, mudah
digunakan, dan agar koleksi terpelihara dengan baik. Kegiatan itu antara
lain:
1) Label buku, yang berisi nomor panggil dari notasi klasifikasi
2) Kartu dan kantong buku
3) Slip buku atau slip tanggal kembali
4) Sampul, agar buku tidak cepat rusak dan kotor
g) Penyusunan koleksi di rak
Setelah buku diproses dan dilengkapi dengan berbagai kelengkapan
tersebut diatas, kemudian bahan pustaka tersebut harus segera disusun
pada rak buku untuk dilayankan kepada pemakai perpustakaan.
2.1.5 Kebijakan Perpustakaan Umum
Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 200) dasar hukum keberadaan sebuah
perpustakaan mungkin berasal dari berbagai macam produk perundang-undangan
yaitu undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, maupun
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
17
Universitas Indonesia
peraturan daerah. Peraturan daerah mengatur pelaksanaan perpustakaan umum,
misalnya Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang mengatur Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang. Produk perundang-undangan tersebut mengatur ruang
lingkup perpustakaan, objek perpustakaan, organisasi, fungsi dan tanggung jawab
kepala perpustakaan beserta stafnya, serta hubungan antara perpustakaan dengan
unit lainnya. Peraturan Bupati Tangerang nomor 23 tahun 2011 tentang sistem
operasional pelayanan minimum perpustakaan Kantor Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang mengatur hak dan kewajiban pemustaka, tujuan
perpustakaan, standar pelayanan, pendanaan , kerjasama, dan juga pengawasan.
2.2 Pemustaka perpustakaan Umum
Secara umum pengertian dalam kamus kepustakwanan Indonesia (2009)
pemustaka/user ialah sekelompok orang, atau lembaga yang memanfaatkan
fasilitas dan/atau layanan suatu perpustakaan.
Dalam bukunya Mengenal perpustakaan, Sutarno (2006: 51)
mengungkapkan bahwa setiap perpustakaan telah menetapkan kelompok
masyarakat yang diharapkan memakai perpustakaan. Perpustakaan tersebut
sudah direncanakan dan diprediksi sejak awal pembentukan perpustakaan.
Karena perpustakaan umum menghendaki semua sumber informasi
dipergunakan sebanyak mungkin oleh pengunjung. Pengunjung perpustakaan
yang makin banyak akan berdampak makin banyaknya koleksi yang
dipergunakan dan makin besar proses transfer informasi dari perpustakaan
kepada masyarakat.
2.3 Layanan Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat
melalui berbagai kegiatan, misalnya acara pemutaran film, jumpa penulis,
mengikuti berbagai perlombaan dan sebagainya. Layanan dalam ilmu
perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berkaitan dengan
pemberian informasi oleh pustakawan kepada pengguna (Sulistyo-Basuki, 1991:
257). Jenis layanan yang diberikan perpustakaan kepada pemakainya antara lain:
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
18
Universitas Indonesia
a) Layanan sirkulasi. Layanan sirkulasi merupakan layanan yang kegiatannya
meliputi registrasi keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan
masa pinjam, dan denda keterlambatan pengembalian bahan pustaka.
b) Layanan rujukan. Layanan ini membantu pemakai perpustakaan
menemukan informasi dengan cepat dan tepat dan cepat. Memungkinkan
pemakai menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas.
Memungkinkan pemakai menggunakan koleksi rujukan dengan tepat guna.
Layanan rujukan memiliki tugas menjawab pertanyaan para pemakai
perpustakaan.
c) Layanan majalah. Layanan ini memberikan kesempatan kepada pemakai
untuk membaca majalah ilmiah. Koleksi majalah ilmiah tersebut pada
umumnya tidak dapat dipinjamkan kepada pemakai
d) Layanan penelusuran melalui katalog terpakai (OPAC). Layanan ini
membantu penelusur untuk menemukan dokumen yang dicarinya melalui
subjek tertentu, judul, atau pengarang. OPAC (Online Public Access
Catalog) adalah katalog perpustakaan yang disimpan secara elektronis
didalam pangkalan data suatu komputer (server) dan dapat diakses secara
langsung melalui komputer lainnya yang tersambung melalui jaringan.
Perpustakaan mempunyai dua sistem layanan perpustakaan, yaitu sistem
layanan tebuka dan juga sistem layanan tertutup.
a) Sistem Layanan Tertutup
Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan pada perpustakaan
yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri
bahan pustaka di perpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui
petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka
yang telah dipinjamnya. Dalam sistem tertutup pemakai perpustakaan
tidak bisa melakukan pencarian sendiri bahan pustaka, sehingga pemakai
tidak bisa menemukan alternatif bahan pustaka yang dibutuhkan. Kebaikan
layanan sistem tertutup ini adalah: jajaran koleksi akan tetap terjaga
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
19
Universitas Indonesia
kerapiannya karena hanya petugas perpustakaan yang boleh masuk ke
jajaran koleksi; kemungkinan terjadinya kehilangan atau perobekan bahan
pustaka dapat ditekan karena pemakai tidak dapat melakukan akses
langsung ke jajaran koleksi. Sedangkan kelemahan untuk sistem layanan
tertutup ini adalah dalam menemukan bahan pustaka, pengguna hanya
dapat mengetahui ciri-ciri kepengarangan dan ciri-ciri fisik bahan pustaka
yaitu judul, pengarang, ukuran buku, dan jumlah halaman, sehingga
pemakai tidak mungkin menemukan alternatif lain dari bahan pustaka
yang diperlukannya.
b) Sistem Layanan Terbuka
Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para
pengguna secara langsung dapat memilih, menentukan, dan mengambil
sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.
Pada sistem ini pemakai perpustakaan dapat melakukan browsing bahan
pustaka dari jajaran koleksi. Jika pemakai tidak menemukan bahan pustaka
yang dibutuhkannya, maka ia dapat menemukan alternatif lain yang
mungkin bisa menggantikan bahan pustaka yang tidak ditemukan. Berbeda
dengan sistem tertutup, sistem layanan ini menimbulkan berbagai masalah
seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. (Darmono,
2007: 168)
2.4 Sistem Temu Kembali Informasi
Pengertian mengenai sistem temu kembali informasi menurut Sulistyo-
Basuki (1992: 132) adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan
memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau
berdasarkan kebutuhan pemakai. Dapat dinyatakan bahwa sistem temu kembali
informasi memiliki fungsi dalam menyediakan kebutuhan informasi sesuai dengan
kebutuhan dan permintaan penggunanya.
Salah satu tugas perpustakaan yang dilaksanakan oleh pustakawan ialah
menyediakan data bibliografi dari koleksi perpustakaan. Data bibliografi tersebut
digunakan oleh pemakai perpustakaan untuk pemenuhan kebutuhan informasinya
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
20
Universitas Indonesia
dengan memakai fasilitas temu kembali informasi yang tersedia agar pencarian
dan pemenuhan kebutuhan informasi berjalan dengan lancar.
Sebuah perpustakaan tidak dapat beroperasi secara efektif jika hanya
terdiri dari tumpukan dokumen tanpa disertai informasi mengenai dokumen
tersebut. Secara tradisional sarana temu kembali informasi adalah katalog,
bibliografi, dan indeks tercetak. Saat ini basis data komputer sudah menjadi
pilihan utama sebagai sarana temu kembali informasi. Pada umumnya, katalog,
bibliografi, dan indeks tercetak menyediakan akses terhadap informasi atau
dokumen.
Tanpa adanya sarana temu kembali informasi, sangat sulit untuk mencari
informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat. Perpustakaan tanpa sarana
temu kembali informasi akan memakan banyak waktu pengunjung. Karena
pengunjung harus menelusuri tiap rak koleksi untuk mencari dokumen yang
diperlukan. Untuk sebuah perpustakaan, katalog sebagai sarana temu kembali
informasi merupakan sarana yang mutlak diperlukan.
Dari salah satu sarana temu kembali informasi ialah katalog selain
bibliografi dan juga indeks. Katalog merupakan suatu alat untuk menemukan
kembali koleksi pustaka. Menurut Sulistyo Basuki (1991: 12) katalog
perpustakaan adalah daftar buku atau koleksi pustaka dalam suatu perpustakaan
atau dalam suatu koleksi. Katalog perpustakaan dapat diartikan sebagai sarana
temu kembali informasi yang berisi daftar inventaris buku di perpustakaan.
Katalog mencatat, memberikan, dan menjuruskan sumber suatu koleksi,
perpustakaan atau sekelompok perpustakaan. Katalog dapat berbentuk daftar, atau
bibliografi. Setiap pemasuk berisi rincian nomor kelas pustaka sehingga pustaka
tersebut dapat ditemukan, juga mengandung rincian yang memberikan buku
tersebut (pengarang, judul, tanggal, terbit, editor, jumlah gambar, halaman, dan
edisi) sehingga buku tersebut mudah dikenali.
Katalog adalah daftar dari dokumen dalam sebuah perpustakaan dengan
entri yang mewakili susunan dokumen yang diatur dalam suatu susunan sistematis
(Rowley, 1992: 26). Sebuah cantuman katalog terdiri dari tiga bagian:
1. titik akses
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
21
Universitas Indonesia
2. deskripsi bibliografi
3. lokasi dari dokumen itu sendiri
Cutter dalam Sulistyo Basuki (1991: 316) menjabarkan fungsi katalog,
sebagai berikut:
1. memungkinkan seseorang menemukan dokumen melalui:
a. nama pengarang
b. judul
c. subjek
2. menunjukkan dokumen yang dimiliki oleh perpustakaan, berdasarkan:
a. nama pengarang tertentu
b. subjek tertentu
3. membantu dalam memilih sebuah dokumen, berdasarkan:
a. edisinya
b. karakternya
Katalog merupakan wakil dokumen (surrogate) dari koleksi yang dimiliki
oleh perpustakaan. Katalog berisi informasi ringkas tentang dokumen yang
diwakilinya, seperti judul, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, edisi, subjek,
dst. Melalui informasi tersebut pemakai bisa mendapatkan gambaran tentang
dokumen yang diwakili oleh katalog.
Pemakai dapat mencari dokumen yang diperlukannya melalui katalog
yang kemudian akan membawa pemakai pada fisik dokumen yang dicarinya.
Pencarian dokumen dilakukan melalui titik akses di katalog. Pada umumnya
sebuah katalog memiliki titik akses melalui tajuk pengarang, judul, dan subjek.
Dengan demikian, pemakai dapat mencari dokumen yang diperlukannya
berdasarkan judul, pengarang, atau subjek yang diinginkannya.
Bentuk utama dari katalog adalah katalog kartu, katalog buku, katalog
microform, dan komputer atau OPAC (online Public Access Catalog):
1. Katalog Buku
Katalog buku merupakan katalog tercetak dalam bentuk buku.
Katalog buku merupakan bentuk tertua dari katalog. Keuntungan dari
katalog buku ialah dapat dipindahkan dengan mudah.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
22
Universitas Indonesia
2. Katalog kartu
Katalog kartu adalah sebuah katalog dalam bentuk kartu.
Kemudahan pemutakhiran membuatnya segera diadopsi oleh berbagai
perpustakaan. Selama hampirseabad katalog kartu merupakan bentuk
yang paling banyak digunakan, sampai akhirnya katalog komputer
menggantikannya
3. Katalog Mikroform
Katalog microform merupakan varian dari katalog buku. Katalog
microform berisi cantuman katalog dalam bentuk mikro dan memerlukan
alat baca khusus untuk melihat isinya.
4. katalog komputer atau OPAC
Katalog Online adalah sebuah katalog yang basisdatanya disimpan
dalam sebuah komputer dan digunakan untuk akses oleh umum secara
terpasang melalui sebuah terminal (Rowley, 1992)
Dalam penelitian ini peneliti membahas salah satunya yaitu sarana temu
kembali informasi yaitu katalog komputer atau OPAC. Menurut Kamus Istilah
Perpustakaan (1998: 89) OPAC adalah suatu pangkalan data dari rekaman-
rekaman katalog yang dapat diakses oleh pencari informasi. Dan OPAC ini
berfungsi sebagai katalog perpustakaan, yaitu katalog terpasang yang dapat
diakses secara langsung oleh pencari informasi. OPAC merupakan katalog
berbasis komputer yang dapat digunakan oleh pemakai untuk mencari koleksi
baik diperpustakaan, maupun unit informasi lainnya, dan OPAC memungkinkan
seseorang menelusur informasi melalui judul, pengarang, subjek, kata kunci,
penerbit atau gabungan dari kompunen-komponen tersebut.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
23 Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
Untuk mengkaji permasalahan penelitian tentang pemanfaatan
perpustakaan Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk, bab ini akan menjelaskan
metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan dan menganalisis
data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
merupakan suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial
berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik lengkap yang dibentuk dengan
kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam
sebuah latar ilmiah. Pendekatan ini digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai pemanfaatan Perpustakaan Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode focus group Discussion (FGD). Menurut Bungin (2005: 131) FGD
merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok. Adapun tujuan dari FGD ialah Teknik ini
digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil
diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan
untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus
masalah yang sedang diteliti. Teknik ini digunakan untuk menarik kesimpulan
terhadap makna-makna intersubyektif yang sulit dimaknakan sendiri oleh peneliti
karena dihalangi oleh ketidaktahuan peneliti terhadap makna yang sesungguhnya
dari orang-orang disekitar sebuh fenomena. :
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
24
Universitas Indonesia
Menurut Irwanto (2006: 3) ada tiga alasan mengapa peneliti menggunakan teknik
FGD, yaitu:
a) Secara filosofis seseorang melakukan FGD karena:
Pengetahuan yang diperoleh dalam menggunakan sumber informasi dari
berbagai latar belakang pengalaman tertentu dalam sebuah proses diskusi,
memberikan perspektif yang berbeda dibanding jika pengetahuan
diperoleh dari proses komunikasi searah antara peneliti dengan yang
diteliti.
Agar peneliti memperoleh sebuah hasil penelitian dalam perspektif yang
berbeda, peneliti melakukan diskusi dari peserta dengan latar belakang yang
berbeda. Misalnya peneliti bukan hanya mengikutsertakan pemustaka dari
kalangan pelajar, tetapi peneliti juga mengikutsertakan peserta diskusi dari
mahasiswa serta masyarakat umum yang statusnya sedang bekerja.
b) Secara metodologis seseorang melakukan FGD karena:
Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami
dengan metode survey atau wawancara individu karena pendapat
kelompok penting
Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu yang
relative singkat
Sebagai metode yang dirasa cocok bagi permasalahan yang bersifat sangat
lokal dan spesifik. Oleh karena itu FGD yang melibatkan masyarakat
setempat dipandang sebagai pendekatan yang paling sesuai.
Diskusi dilakukan langsung bersama dengan para informan berdasarkan
waktu dan tempat yang telah disepakati. Diskusi dibuka oleh peneliti dengan
memberitahukan ulang mengenai tujuan dari diskusi ini. Kemudian peneliti
melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan permasalahan penelitian.
Diskusi tersebut akan berlangsung antara 45-60 menit.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Diskusi tersebut dilakukan sejak tanggal 11 April 2012 sampai dengan 30
April 2012. Berikut adalah rincian waktu pelaksanaan FGD:
Tabel 3.1 Waktu pelaksanaan FGD
No. Hari / Tanggal Tempat Pelaksanaan
1. Rabu, 11 April 2012 Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk
2. Senin, 30 April 2012 Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk
3.3 Informan Penelitian
Dalam penelitian ini yang dimaksud pemustaka adalah pemakai
perpustakaan yang masih duduk di bangku sekolah yaitu dari tingkat SD, SLTP,
dan SLTA (pelajar) selain itu pemakai yang sudah tidak lagi bersekolah seperti
mahasiswa, dan masyarakat yang tinggal di sekitar perpustakaan tersebut.
Berkaitan dengan pemanfaatan pemakai, Sulistyo-Basuki (1992: 10) menyatakan
bahwa sikap anggota dan kelompok pemakai terhadap informasi, pengalaman
pemakai, dan lain sebagainya merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pemakai terhadap pemanfaatan perpustakaan. Peneliti
menggunakan istilah pemustaka perpustakaan karena menurut peneliti pemustaka
perpustakaan dengan pengguna perpustakaan mempunyai arti yang sama.
Informan penelitian dalam penelitian ini ialah 9 orang informan yang
semuanya merupakan pemustaka dan pengelola Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang. Peneliti sengaja menggabungkan peserta diskusi yaitu pemustaka dan
pengelola perpustakaan karena menurut Irwanto (2006: 75) karena beberapa aspek
hetero-homogenitas, peneliti memilih peserta diskusi yang heterogen maksudnya
antara pemustaka dengan pengelola merupakan dua pihak yang berbeda karena:
a) Peserta yang dipilih dalam diskusi harus benar-benar relevan dengan
persoalan yang dihadapi. Menurut penulis, pengelola perpustakaan
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
26
Universitas Indonesia
merupakan orang relevan untuk diikutsertakan dalam diskusi karena
mereka yang banyak mengetahui tentang pemanfaatan perpustakaan selain
pemustakanya.
b) Pengalaman dalam hal materi yang hendak dipahami sebaiknya
heterogenitas. Menurut penulis, pemustaka dan pengelola perpustakaan
sangat memahami permasalahan untuk penelitian.
c) Dan semakin homogen, sebenarnya semakin tidak perlu diadakan FGD,
karena dengan mewawancara orang –perorang sudah cukup.
Oleh karena itu peneliti mengikutsertakan peserta diskusi yaitu pemustaka
dan pengelola karena mereka memeliki pengalaman yang berbeda-beda perihal
memanfaatkan perpustakaan. Sedangkan obyek penelitian adalah pemanfaatan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk.
Tabel 3.2 Data Informan
No. Nama Informan Pekerjaan/ Bagian
1. Eva Saripatuniah (EV) SMA
2. Sifa Fauziah (SF) SMA
3. Achmad Yunus (YNS) Mahasiswa
4. Nur Aeni (NR) Bekerja
5. Bu Ana (AN) Promosi
6. Pak Jajang (JJG) Pengolahan
7. Pak Enjat (NJT) TU
8. Pak Juweni (JWN) Layanan
9. Bu Afifah (AFF) Layanan
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Dalam proses pengumpulan data lewat FGD, peneliti melakukan pemilihan
kriteria terhadap informan agar dapat membantu penelitian yang dilakukan yang
dipandang dapat memberi sumbangan pemikiran terhadap persoalan yang
didiskusikan. Karena hal ini penting dilakukan untuk pertimbangan kualitas dari
sebuah diskusi. Kriteria tersebut dibuat dengan maksud agar data yang ingin
diperoleh dapat tercapai. Oleh karena itu peneliti harus mempertimbangkan siapa
saja yang akan menjadi peserta diskusi. Kriteria-kriteria untuk menentukan
pemilihan informan adalah sebagai berikut:
a) Informan berusia di atas 14 tahun
b) Bersedia diwawancarai sebagai informan secara mendalam
c) Pengguna dan pengelola Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk
d) Sering datang ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah
Mauk
e) Tinggal di sekitar Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang
3.4 Metode Pengumpulan Data
Di dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang
penting, karena pengumpulan data merupakan proses pengolahan data primer
untuk keperluan penelitian penulis.
3.4.1 Wawancara
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode focus group
discussion terhadap informan yang terkait sebagai sumber primer di dalam
penelitian. Selain itu Penulis akan melakukan wawancara individu untuk data
tambahan analisis penulis.
3.4.2 Observasi
Menurut Bungin (2005: 137) hasil FGD juga akan sangat bermakna,
apabila penggunaannya dihubungkan dengan metode lain seperti observasi
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
28
Universitas Indonesia
partisipasi. Observasi ini merupakan metode yang umum digunakan untuk
mengamati dan ikut terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang dialami oleh orang-
orang tertentu yang masalahnya sedang menjadi fokus diskusi. Observasi ini
dilakukan terhadap semua peserta FGD khususnya pengguna perpustakaan ketika
melakukan temu kembali informasi sampai kegiatan temu kembali tersebut selesai
dilakukan. Sebagai peneliti, saya juga terdaftar sebagai pemakai Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk agar pengalaman obeservasi
partisipasi terhadap persoalan yang sedang difokuskan dalam diskusi dapat
bermanfaat untuk mengulasnya ke dalam diskusi.
3.4.3 Analisis Dokumen
Analisis dokumen atau bisa juga disebut sebagai teknik pengumpulan data
documenter, merupakan pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama
arsip-arsip resmi organisasi (Nawawi, 2005). Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan adalah dokumen yang dihasilkan oleh Kantor Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang seperti laporan tahunan, SOP, dan lain sebagainya.
3.5 Teknik pengolahan dan Analisis Data
Menurut Bungin (2005), apabila FGD digunakan sebagai alat analsis,
maka ada dua tahapan utama yang harus dilakukan, yaitu:
1. Tahap Diskusi, dengan melibatkan berbagai anggota diskusi yang
diperoleh berdasarkan kemampuan dan kompetensi formal serta
kompetensi pengusaan fokus masalah
2. Tahap Analisis Hasil, tahap analisis dalam metode ini dibagi menjadi dua,
yakni:
a) Tahap analisis mikro
Coding terhadap sikap, pendapat peserta yang memiliki
kesamaan
Menentukan kesamaan sikap dan pendapat berdasarkan
konteks berbeda
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
29
Universitas Indonesia
Melakukan klasifikasi dan kategorisasi terhadap sikap dan
pendapat peserta berdasarkan alur diskusi
b) Tahap analisis makro
Pada tahapan ini peneliti tidak saja dapat menemukan hubungan
antara masing-masing kategorisasi seperti pada tahap analisis
mikro, tetapi juga dapat mengabstraksikan hubungan-hubungan
tersebut pada tingkat yang lebih substansial, yang menyangkut
hubungan antara fenomena-fenomena budaya dan sosial terhadap
kategorisasi tersebut.
Dalam proses FGD, peneliti melibatkan berbagai pihak yang dianggap
dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap permasalahan yang diangkat.
Peneliti memilih metode dengan pendekatan FGD karena dengan metode ini
informan benar-benar dihadapkan pada satu fokus persoalan yang sedang dihadapi
dan dapat dibahas secara bersama-sama. Peserta dapat melakukan diskusi dengan
lebih terfokus dan peneliti dapat mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.
Setelah data tersebut terkumpul , peneliti membaca kembali hasil dari
diskusi tersebut, kemudian peneliti memilih data mana yang akan terpakai dan
sesuai pada fokus yang akan dibahas pada bab selanjutnya yaitu bab pembahasan
untuk dianalisis lebih dalam sesuai fokus penelitian peneliti.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
30
Universitas Indonesia
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk merupakan
salah satu wilayah layanan perpustakaan Daerah kabupaten Tangerang dari 8
wilayah yang tersebar di Kabupaten Tangerang antara lain wilayah Balaraja,
Mauk, Teluknaga, Curug, Tigaraksa dan Kresek, dan juga Pagedangan.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang wilayah Mauk beralamat di Jalan Oto
Iskandardinata No.6-7.
Mempunyai visi yaitu “terwujudnya budaya membaca masyarakat
Kabupaten Tangerang tahun 2013’. Pembinaan dan pengembangan minat serta
kebiasaan membaca menurut Sutarno (2006: 36) merupakan hasil kerja kolektif
yang melibatkan beberapa komponen. Salah satunya ialah perpustakaan umum.
Sebuah perpustakaan umum mempunyai peran yang penting dalam
mengembangkan minat membaca anak-anak, remaja dan masyarakat. Melihat
kondisi sosial ekonomi kebanyakan masyarakat belum mengutamakan untuk
memprioritaskan pembelian buku-buku, oleh karena itu bagi mereka yang ingin
membaca secara teratur sebaiknya berkunjung ke perpustakaan karena di
perpustakaan tersedia banyak sumber bacaan. Selain tersedia koleksi yang cukup
banyak, perpustakaan juga memberikan fasilitas yang memadai. Untuk dapat
membangun kebiasaan dan budaya membaca masyarakat, tidak dapat dilakukan
secara instan dan dalam waktu yang pendek. Di dalamnya ada tahapan-tahapan
yang harus dilalui dengan baik. Tahapannya antara lain:
a. Mencipatakan kegemaran membaca. Setiap anak yang tertarik terhadap
suatu bahan bacaan yang ingin hatinya senang. Gemar atau senang sesuatu,
termasuk bahan bacaan akan berpengaruh kepada pertumbuhan minat
baca. Sehingga anak tersebut akan sering datang ke perpustakaan untuk
membaca di tempat atau meminjam buku untuk dibaca.
b. Menciptakan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca bagi setiap orang
sebaiknya dilandasi adanya dorongan, motivasi, kemauan, dan keinginan.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
31
Universitas Indonesia
Pemustaka perpustakaan salah satunya dari kelompok pelajar. Pelajar
datang ke perpustakaan terkadang untuk meminjam buku pelajaran atau
referensi tambahan untuk tugas dari sekolahnya. Oleh karena itu,
perpustakaan umum mempunyai koleksi referensi atau buku pelajaran
untuk mendorong pemustaka perpustakaan salah satunya anak sekolah
untuk datang ke perpustakaan agar terbiasa untuk datang ke perpustakaan.
c. Menciptakan kebutuhan membaca. Artinya bahwa membaca sudah
menjadi suatu kebutuhan. Kondisi itu berarti membaca merupakan
keseharian aktivitas masyarakat. Mereka sudah tidak perlu lagi dipaksa
untuk datang ke perpustakaan. Jadi telah ada pemahaman dan pemanfaatan
tentang perpustakaan sudah baik.
Menurut Mudjito (2007:4.5) belajar di perpustakaan merupakan suatu
bentuk belajar melalui pengalaman. Belajar melalui pengalaman sering timbul
karena adanya ketidakpuasan akan informasi yang diperoleh. Untuk mencapai
suatu tingkat kepuasan akan pemahaman suatu informasi dibutuhkan suatu cara
belajar yang kreatif. Produk belajar yang kreatif pada akhirnya menyadari bahwa
salah satu potensi yang dimilikinya harus dikembangkan untuk mencapai suatu
hasil belajar. Sejalan dengan kedudukan perpustakaan itu sendiri maka terdapat
implikasi lebih jauh bahwa perpustakaan sebagai tempat untuk mengembangkan
belajar melalui membaca sangat bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karenanya,
koleksi perpustakaan seyogyanya dapat menimbulkan minat masyarakat untuk
melakukan kegiatan membaca tersebut. Karena itu, fungsi perpustakaan menjadi
berkembang sebagai tempat pemupukan minat baca. Maka pemikiran ini sejalan
dengan teori tersebut yaitu Sebuah perpustakaan umum mempunyai peran yang
penting dalam mengembangkan minat membaca anak-anak, remaja dan
masyarakat.
Adapun misinya yaitu 1) memberikan layanan pustaka, dokumentasi dan
informasi kepada seluruh lapisan masyarakat; 2) meningkatkan minat dan budaya
baca melalui berbagai cara antara lain promosi, bimbingan dan penyuluhan
pustaka; 3) memberikan layanan teknis perpustakaan kepada instansi, lembaga,
dan perorangan.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
32
Universitas Indonesia
Menurut sumbernya yaitu website resmi Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang yang diakses melalui Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang. Diakses
melalui http://jarpusda.tangerangkab.org/index.php/ dalam rangka mencapai Visi dan
Misi nya, Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang telah menetapkan
beberapa indikator keberhasilan, yaitu :
a. Meningkatnya angka kelulusan pada setiap jenjang pendidikan;
b. Meningkatnya tarap hidup ekonomi masyarakat;
c. Meningkatnya masyarakat sebagai pemustaka mendayagunakan
perpustakaan yang tersebar diseluruh Kabupaten Tangerang.
Beberapa strategi yang dijalankan dalam upaya mencapai hal-hal tersebut
di atas antara lain :
1. Menyelenggarakan kerja sama dengan sekolah/perguruan tinggi terdekat
dengan lembaga;
2. Menyelenggarakan kerja sama dengan lembaga dan instansi terkait dalam
rangka memberikan pemahaman koleksi ilmu terapan berbasis industri
kreatif pada masyarakat;
3. Menentukan koleksi dan dinas/instansi/narasumber/penulis/penerbit buku
ilmu terapan berbasis industri kreatif.
4. Mendorong masyarakat menjadi pelaku penyelenggara layanan
perpustakaan.
5. Merespon dan memfasilitasi pembentukan taman bacaan-taman bacaan
yang didirikan atas prakarsa masyarakat dengan memberikan pinjaman
atau memberikan bantuan sebagai stimulan;
6. Mengadakan pembinaan dan memberikan pelatihan-pelatihan singkat bagi
pengelola;
7. Mengadakan pemantauan secara priodik dan memotivasinya dengan
pemberian reward bagi penyelengara layanan yang telah berupaya
membangkitkan minat dan budaya baca di lingkungan masyarakatnya.
8. Dan juga memberikan reward bagi pemustaka teraktif.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
33
Universitas Indonesia
Untuk mendekatkan perpustakaan dengan pemustakanya, Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang memilih pemustaka perpustakaan yang teraktif.
Dalam pemilihan pemustaka teraktif dilibatkan semua perpustakaan wilayah yang
ada di Kabupaten Tangerang. Pemilihan pemustaka teraktif ini dikemas dalam
satu acara tahunan perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang seperti
mengadakan lomba.
Perpustakaan Kabupaten Tangerang melakukan kegiatan lomba. Adapun
kegiatan yang dilombakan seperti lomba bercerita, lomba menulis cerpen. Lomba
ini diadakan setahun sekali di Kantor Pusat Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang. Dengan menciptakan keramaian di lingkungan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang, maka dengan sendirinya masyarakat di sekitar akan datang
karena keramaian tersebut. Ketika masyarakat datang ke perpustakaan ingin
melihat lomba, perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang membagi-bagikan
selebaran-selebaran yang isinya mempromosikan Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang.
ANA:
“Kita promosi, disini kan ada perpustakaan keliling, dia tidak hanya melakukan pelayanan, tapi dia juga melakukan promosi. Jadi sambil promosi. Kemudian ada lomba-lomba bercerita, menulis cerpen. Jadi disini dibuat semacam keramaian untuk menarik minat agar masyarakat tersebut datang, dari situ orang Tanya ada apa sih kok rame amat disini. Setelah mereka datang, liat spanduk, pamphlet, disitu kita sambil promosi bahwa perpustakaan itu bukan hanya tempat membaca saja. waktunya ada schedule sendiri, kita menyesuaikan dengan provinsi, soalnya nanti yang pemenang dari kita, akan kita lombakan lagi ke tingkat Provinsi. orangkan seneng dengan hadiah. Itu biasanya bulan dua. Atau bulan tiga. Itu salah satu promosinya selain mobil keliling.“
Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 286) untuk mengenalkan serta
memasarkan jasa perpustakaan, perpustakaan tidak cukup hanya membangun jasa
informasi serta mengharapkan masyarakat akan memenuhi perpustakaan.
Masyarakat perlu selalu diingatkan secara terus menerus dan efektif. Karena itu
pustakawan perlu mengusahakan agar publisitas dapat diperoleh melalui berbagai
bentuk serta keluaran sesuai dengan kemampuan keuangan. Salah satu cara
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
34
Universitas Indonesia
mengenalkan dan memamerkan jasa perpustakaan ialah melalui poster dan
sebaran (leaflet).
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang sudah melakukan promosi
perpustakaan dengan membuat berbagai acara salah satunya ialah lomba. Dalam
lomba tersebut perpustakaan berusaha mempromosikan jasa perpustakaan dengan
memasang poster-poster serta menyebarkan selebaran-selabaran agar masyarakat
datang ke perpustakaan.
Selain itu, agar Perpustakaan tersebut dapat lebih dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang melakukan
beberapa kegiatan promosi yaitu dengan melaksanakan perpustakaan keliling.
Perpustakaan keliling tersebut tidak hanya melakukan pelayanan membaca di
tempat tetapi juga melakukan promosi agar masyarakat datang ke perpustakaan
dengan cara membagikan selebaran-selebaran.
4.1.1 Staf dan Struktur Organisasi Perpustakaan
Sebuah perpustakaan umum yang akan dibentuk atau didirikan akan
berwujud sebagai suatu lembaga atau badan yang di dalamnya terdapat unsur-
unsur sebagai berikut, hal ini sesuai apa yang terkandung dalam Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Umum Tahun 1999, yaitu:
1. Organisasi, dalam Surat Keputusan pendiriannya harus tercantum secara
jelas sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut: tugas; fungsi; garis
wewenang dan tanggung jawab serta struktur organisasi
2. Gedung atau ruangan, yang memadai dan cukup menampung, koleksi,
pembaca, pelayanan, kegiatan pengolahan bahan pustaka adminstrasi.
3. Koleksi bahan pustaka, yang kusus untuk pustaka buku berjumlah
sekurang-kurangnya 1000 (seribu) judul. Koleksi ini sudah menangalami
pengolahan, sehingga siap dipinjam atau dimanfaatkan masyarakat
pemakai.
4. Perlengkapan dan perabot yang terutama terdiri dari sekurang-kurangnya:
rak-rak bahan pustaka, meja dan kursi untuk pegawai, lemari penyimpanan
bahan pustaka yang sedang diolah, rak untuk memajang bahan pustaka
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
35
Universitas Indonesia
5. Sistem atau metode
6. Mata anggaran keuangan, yang merupakan sarana yang menjamin
tersedianya anggaran keuangan setiap tahun.
7. Tenaga pustakawan, yang utama ialah pustakawan tetapi dapat saja
pegawai yang diangkat pertama di perpustakaan bukan seorang
pustakawan, namun harus diarahkan menjadi perpustakaan.
Membentuk atau mendirikan suatu perpustakaan umum baru, berarti
mengadakan ke tujuh unsur pokok di atas sebagai wujud perpustakaan yang
pertama sekali. Salah satu unsur tersebut ialah unsur organisasi. Perpustakaan
Umum Daerah Tingkat II (Kabupaten atau Kota) harus memiliki organisasi yang
syah dan resmi. Pokok-pokok isi Surat Keputusan Organisasi adalah,
a. Pertimbangan
b. Tugas Perpustakaan
c. Fungsi Pengendalian
d. Masyarakat yang harus dilayani/ruang lingkup wilayah layanan
e. Syarat Kepala Perpustakaan
f. Tanggung jawab dan kewenangan kepala perpustakaan
g. Anggaran keuangan dibebankan pada siapa
h. Kewajiban membuat laporan tahunan
i. Bagan struktur organisasi
Salah satu pokok dari isi Surat Keputusan Organisasi tersebut ialah Bagan
struktur organisasi. Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang mempunyai
struktur organisasi sesuai dengan yang terkandung dalam Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Umum Tahun 1999. Adapun untuk struktur
organisasi Kantor Pusat Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, yaitu:
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Struktur Organisasi Kantor Pusat Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Pusat Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang
Lampiran : Peraturan Kabupaten Tangerang
Nomor : 08 Tahun 2010
Tanggal : 17-12-2010
Tentang : Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang
Karena Perpustakaan ini merupakan Perpustakaan wilayah, jadi tugasnya
hanya melayani pemustaka untuk meminjam buku serta pembuatan kartu anggota.
Untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan, pengolahan, dan lain
sebagainya berada di kantor pusat yang berada di Balaraja. Ada 3 orang petugas
yang memberikan jasa layanan kepada pemustaka di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk. Semua petugas tersebut berada di bagian
pelayanan dalam struktur organisasi.
4.1.2 Ruang Perpustakaan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk mempunyai
luas ruangan yaitu yaitu 12 × 10 m². Ruangan yang terletak di sudut perpustakaan
sebelah kiri merupakan ruang multimedia yang dimiliki perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk. Adapun di sudut kanan terdapat sebuah
ruangan digunakan sebagai ruangan baca anak. Ruangan perpustakaan dilengkapi
dengan perabotan serta peralatan yang menunjang kinerja staf perpustakaan dan
kenyamanan pemustaka perpustakaan. Perabotan yang ada di ruangan
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
37
Universitas Indonesia
perpustakaan ini antara lain terdapat 1 meja untuk staf perpustakaan, 3 meja baca,
18 kursi, 9 buah rak untuk menyimpan koleksi, 1 komputer, 1 buah rak untuk
penyimpanan tas dan penitipan barang-barang para pemustaka. Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk berada di pesisir pantai yang panas,
perpustakaan menyediakan 1 buah AC untuk menyejukkan ruangan tersebut.
Dapat digambarkan sebagai berikut ini:
Gambar 4.2 Denah Perpustakaan
1. Kantor
2. Ruang koleksi anak-anak
3. Gudang
4. Meja baca
5. Meja baca
6. Meja baca
7. Toilet
8. Multimedia
9. Kantor
10. Meja sirkulasi
11. Tempat penitipan helm, tas
dan jaket
12. Meja komputer penelusuran
koleksi
13. Rak majalah
14. Rak koleksi referensi
15. Rak koleksi referensi
16. Rak koleksi kelas 000 dan
100
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
38
Universitas Indonesia
17. Rak koleksi kelas 200 dan
300
18. Rak koleksi kelas 400 dan
500
19. Rak koleksi kelas 600
20. Rak koleksi kelas 900 dan
700
21. Rak koleksi kelas 800
Penempatan komputer penelusuran untuk pemustaka jika dilihat dari
denah perpustakaan menunjukkan penempatan yang kurang tepat yaitu komputer
ditempatkan diantara ruang kantor dan juga rak penitipan barang. Selain itu
komputer ini lebih banyak digunakan oleh pustakawannya dari pemustaka.
Sehingga banyak pemustaka yang tidak mengetahui kalau di perpustakaan
terdapat komputer untuk penelusuran koleksi perpustakaan. Ini terlihat seperti
diungkapkan 3 informan dari pemustaka perpustakaan yaitu Sifa, Eva, dan Nur
“saya mencari buku tidak bertanya ke petugas. Saya tidak tahu katalog. Tetapi lewat rak buku langsung.”
“ saya jika ingin mencari buku biasanya saya langsung mencari bukunya di rak. Tidak menanyakan sama petugas ataupun melihat katalognya terlebih dahulu karena menurut saya jika saya mencarinya sendiri itu akan memudahkan saya untuk mendapatkan buku yang sesuai dengan keinginan saya sendiri.”
“ kalau saya mencari buku sama seperti Sifa dan Eva juga. Saya langsung ke raknya, setelah saya isi absen. Saya tidak tahu kalo ada katalog buku di komputer.”
Hal ini menggambarkan bahwa ada kesenjangan antara kebijakan
perpustakaan dengan pengetahuan pemustaka perpustakaan sehingga
menyebabkan pemustaka perpustakaan tidak mengetahui bahwa di perpustakaan
tersebut terdapat katalog untuk sistem temu kembali. Padahal sistem temu
kembali untuk memudahkan pemustaka perpustakaan menemukan koleksi yang
diinginkan. Kesenjangan harusnya dapat diatasi dengan pendidikan pemakai
seperti pengenalan katalog dan alat penelusuran lainnya agar pemustaka
perpustakaan dapat memanfaatkan dengan baik sistem temu kembali yang ada di
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk. Salah satu materi
pendidikan pemakai menurut Sulistyo-Basuki (1999: 5) ialah mencakup
bagaimana mengetahui lokasi materi perpustakaan dengan rincian sebagai berikut:
a. Bagaimana mengetahui lokasi buku menggunakan katalog
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
39
Universitas Indonesia
b. Bagaimana menelusur menggunakan komputer
c. Bagaimana mengetahui lokasi buku dan majalah yang diperlukan namun
tidak dimiliki perpustakaan. Pemakai diajarkan cara menggunakan katalog
induk buku dan majalah
d. Bagaimana memperoleh artikel majalah dan meminjam buku melalui
sistem pinjam antar perpustakaan
e. Bagaimana menelusur lewat internet
Pemustaka perpustakaan tidak seluruhnya memahami bagaimana cara
memanfaatkan informasi dan fasilitas perpustakaan secara benar dan maksimal.
Mereka tidak jarang merasa kecewa dalam usaha mencari sendiri kebutuhan
informasinya. Hambatan ini disebabkan karena mereka belum memahami
bagaimana menggunakan sarana untuk memenuhi kebutuhan informasinya dengan
mudah. Oleh karena itu perlunya diselenggarakan pendidikan pemakai agar
pemustaka Perpustakaan dapat dengan mudah, cepat, tepat dan puas dalam
memanfaatkan informasi yang ada di perpustakaan.
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu pustakawan perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang,
JJG:
“untuk katalog aja sih sebenernya, kalau untuk browsing karena alatnya Cuma satu, masukin buku disitu, penelusuran disitu, ya terpaksa, untuk pemustaka juga harus Tanya dulu ke petugas. Mas tolong cariin buku ini. Jadi petugas yang mengarahkan. Soalnya komputernya Cuma satu. Udah satu dijagain lagi. Jadi kalo kita ngga Tanya ya petugas ngga ngasih tau kalo disitu ada katalog online.”
Dari semua pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa komputer di
perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk ada satu unit yang
fungsinya untuk penelusuran koleksi perpustakaan pemustaka dan pustakawan.
Katalog online tersebut dapat diakses melalui
http://jarpusda.tangerangkab.org/index.php/katalog.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
40
Universitas Indonesia
4.1.3 Koleksi Perpustakaan
Semua koleksi yang dimiliki perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk adalah koleksi tercetak. Jumlah Koleksinya sampai tahun 2011
yaitu 7.855 judul dengan 12.418 eksemplar. Digolongkan menjadi sepuluh
golongan menggunakan sistem klasifikasi DDC. Selain buku-buku di atas,
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk juga memiliki koleksi
untuk referensi serta koleksi anak. Koleksi anak seperti buku cerita bergambar
serta cerita rakyat. Menurut pengamatan penulis di lapangan buku cerita rakyat
paling banyak diminati untuk dibaca oleh pemustaka. Koleksi referensi yang
terdapat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang misalnya ensiklopedia dan
kamus. Ensiklopedia misalnya ensiklopedia umum untuk pelajar, ensiklopedia
umum bertemakan muatan lokal.
4.1.4 Pengadaan Perpustakaan
Dalam proses pengadaannya, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk sepenuhnya dilaksanakan di Kantor Pusat Perpustakaan Kabupaten
Tangerang. Tetapi pemustaka dilibatkan dalam pengadaan koleksi yang ada di
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang. Pemustaka dapat mengisi form
permintaan buku yang isinya judul apa yang diminta siapa pengarang dan
penerbitnya.
JWN:
“ Kan banyak tuh pemustaka, sekarang udah dibikinin nih, jadi kalo mereka minta pak minta buku ini dong, jadi mereka isi semacam kertas isian disitu ditulis judul dan lain sebagainya. Kalo memang tidak ada, insyaallah tahun depan kita adakan. Kalo di Mauk itu ada di buku, ada didaftar. Kalo di web sementara belum ada. Mungkin kedapan kita adakan di webnya untuk menampung permintaan. Ini kan sebagai upaya kita untuk menampung agar koleksi yang ada itu tepat sasaran”.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Tangerang nomor 23 tahun 2011 tentang
sistem operasional pelayanan minimum perpustakaan Kantor Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang bahwa pendanaan perpustakaan daerah Kabupaten
Tangerang menjadi tanggung jawab APBD Kabupaten Tangerang dan APBD
Propinsi Banten.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan pustakawan bagian pengadaan
koleksi yang ada di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, yaitu:
1. Petugas mencari daftar buku terbaru dari web site, dari katalog buku
penerbit dan dari usulan buku dari para pemustaka perpustakaan.
2. Petugas memilih buku yang akan dibeli atau memasukkan ke dalam daftar
list buku sumbangan.
3. Jika buku yang diusulkan telah ada maka usulan buku tersebut dibatalkan.
4. Jika buku tersebut tidak ada dalam koleksi perpustakaan maka buku
tersebut diajukan dalam daftar pembelian atau pesanan.
5. Perpustakaan mencari buku tersebut dengan persetujuan bagian keuangan
ke toko buku atau melalui pemesanan.
4.1.5 Pengolahan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang melakukan kegiatan
pengolahan bahan koleksi sesuai dengan Peraturan Bupati Tangerang nomor 23
tahun 2011 tentang sistem operasional pelayanan minimum perpustakaan Kantor
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, yaitu:
1. Buku diterima dari Sumbangan, pembelian dan hadiah.
2. Petugas memberi stempel perpustakaan dan stampel induk pada buku.
Kegiatan ini dilakukan untuk menandakan bahwa koleksi tersebut milik
perpustakaan.
3. Petugas mengecek database katalog buku di komputer .
4. Bila katalog buku ada, tulis nomor kelas untuk buku tersebut di kolom
nomor kelas pada stempel induk dan langsung diberi nomor induk.
5. Bila tidak ada, cari no kelas dari DDC dan lakukan pembuatan katalog
baru bila belum ada katalognya.
Kegiatan ini menganalisis bahan pustaka dan menentukan notasi yang
mewakili subjek bahan pustaka dengan menggunakan sistem klasifikasi tertentu.
Dalam pelakasanaannya, pengklasifikasian semua koleksi yang dilakukan oleh
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Perpustakaan Daerah Kabupaten Mauk menggunakan sistem klasifikasi DDC
(Dewey Decimal Classification).
JJG:
“Kita pake persepuluhan Dewey. Kita kalau cari subjek itu ke indeks buku yang belakang itu, sehingga bakal muncul juga di Jarpusda. Pada saat ngentri setelah diolah disesuaikan dengan klasifikasi yang tertulis dibelakangnya. Sama seperti di perpustakaan lain. Kita hanya mengadopsi dari pusat ada pedomannya”
6. Petugas melakukan pengkatalogan buku di komputer. Kegiatan ini
mengkatalog koleksi yang berisi keterangan yang lengkap tentang fisik
bahan pustaka atau deskripsi data bibliografi bahan pustaka menurut
standar tertentu. Keterangan deskripsi katalog meliputi: tajuk entri nama
pengarang utama; judul buku; data publikasi misalnya kota dan tahun
terbit serta nama penerbit; keterangan tentang jumlah halaman, ukuran
buku, ilustrasi, indeks, tabel, bibliografi; keterangan singkat mengenai isi
penerbitan, judul asli (apabila buku tersebut hasil terjemahan).
7. Petugas melakukan penentuan subyek buku dan pengarang buku.
8. Petugas memberikan nomor induk buku.
9. Simpan data katalog buku di database komputer.
10. Petugas memberi label call number pada buku.
11. Petugas memberi label barcode pada buku.
12. Petugas memasukkan buku ke rak buku. Setelah buku diproses dan
dilengkapi dengan berbagai kelengkapan tersebut diatas, kemudian bahan
pustaka tersebut harus segera disusun pada rak buku untuk dilayankan
kepada pemakai perpustakaan.
4.1.6 Jenis Layanan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk menggunakan
sistem layanan terbuka yaitu sistem layanan yang memungkinkan para pemustaka
secara langsung dapat memilih, menentukan, dan mengambil sendiri bahan
pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini
pemakai perpustakaan dapat melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran
koleksi. Jika pemakai tidak menemukan bahan pustaka yang dibutuhkannya, maka
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
43
Universitas Indonesia
ia dapat menemukan alternatif lain yang mungkin bisa menggantikan bahan
pustaka yang tidak ditemukan.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk hanya
melayani jenis layanan sirkulasi yaitu pembuatan kartu anggota, peminjaman,
serta pengembalian dan juga layanan membaca di tempat.
4.1.7 Pemustaka Perpustakaan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
menggolongkan pemustaka dalam efektifitasnya, yaitu:
1. Pemustaka Pasif (bukan anggota perpustakaan) artinya pemustaka tidak
terdaftar sebagai anggota, biasanya datang membaca atau mencari rujukan-
rujukan sebagai bahan referensi saja. Pemustaka pasif tidak diperkenan
meminjam koleksi perpustakaan.
2. Pemustaka Aktif (anggota) artinya pemustaka yang mendaftarkan diri
menjadi anggota, memiliki kartu anggota, nomor register dan kode
barcode. Keanggotaan dapat diregistrasi ulang apabila batas waktu
keanggotaan habis. Pemustaka aktif dapat meminjam koleksi yang
dibutuhkan. Aturan keanggotaan diatur dalam Peraturan Anggota.
Pemustaka teraktif mendapat penghargaan dari Kantor Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang setiap tahunnya dilihat dari jumlah
berkunjung dan mendayagunakan koleksi dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun.
Untuk dapat meminjam koleksi yang ada di perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk pengunjung harus mempunyai kartu.
Adapun syarat untuk memiliki kartu perpustakaan tersebut antara lain:
1) Semua Masyarakat Kabupaten Tangerang bisa menjadi pemustaka aktif
2) Photo copy Kartu Pelajar/Mahasiswa/KTP untuk SMP/
SMA/Mahasiswa/Umum
3) Photo copy Kartu Keluarga untuk TK/SD
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
44
Universitas Indonesia
4) Photo uk. 2 x 3 sebanyak 2 lembar.
Pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
pada tahun 2011 berjumlah 8850 pengunjung (lampiran). Berikut rincian data
pengunjung bulan Oktober, November, dan Desember 2011
Tabel 4.1 Pengunjung bulan Oktober, November, dan Desember 2011
Oktober November Desember
Mahasiswa 7 orang 2 orang 3 orang
Masyarakat umum 27 orang 37 orang 20 orang
Pelajar 469 orang 824 orang 380 orang
Total/bulan 503 orang 863 orang 403 orang
Data diatas merupakan laporan tahunan Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang, terlihat bahwa masyarakat dengan status pelajar lebih banyak yang
datang ke perpustakaan dari pada masyarakat yang berstatus bukan pelajar yaitu
mahasiswa dan juga masyarakat umum.
Masyarakat wilayah kecamatan Mauk disulitkan dengan akses untuk
datang ke perpustakaan di wilayahnya. Bukan karena perpustakaannya yang tidak
berada dipinggir jalan, tetapi karena masyarakat di pesisir pantai Kabupaten
Tangerang masih menggunakan transportasi angkutan umum untuk sarana
transportasinya dan angkutan umum menuju ke perpustakaan tersebut ada tetapi
tidak ada setiap saat. Kecuali bagi masarakatnya yang mempunyai kendaraaan
pribadi sepeda motor atau mobil pribadi dapat kapan saja datang ke perpustakaan
tersebut. Walaupun perpustakaan tersebut letaknya berada di pinggir jalan raya.
Jadi karena masyarakatnya disulitkan dengan sarana transportasi menuju ke
perpustakaan tersebut maka masarakat sekitar perpustakaan tersebut tidak banyak
yang datang ke perpustakaan kecuali anak sekolah yang letaknya berdekatan
dengan perpustakaan tersebut. Inilah salah satu alasan pemustaka perpustakaan
khususnya masyarakat umum lebih sedikit dari yang datang ke perpustakaan
dibandingkan dengan masyarakat yang berstatus pelajar.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Seperti yang dijelaskan oleh dua anak sekolah yang sekolahnya berjauhan
dengan Perpustakaan tersebut yaitu:
SF:
“saya ke perpustakaan naik kendaraan roda empat, tepatnya angkutan umum”
EV:
”Saya ke perpustakaan Mauk naik angkutan umum, biasanya pada hari Rabu dan Kamis”.
Salah satu alasan pemustaka perpustakaan Wilayah Mauk dari masyarakat
yang berstatus pelajar banyak yang datang ke perpustakaan yaitu Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk letaknya yang berada di dekat
banyak sekolah dari mulai tingkat SD sampai SLTA.
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:199) sebaiknya kegiatan pengadaan,
pengkatalogan, dan pengklasifikasian dokumen perpustakaan umum dipusatkan
namun semua jasa sebaiknya didesentralisasikan. Masih menurut Sulistyo-Basuki
(1991:128) jasa perpustakaan disebarkan melalui berbagai cara. Dapat berupa
sentralisasi yaitu memusatkan buku, jasa, dan personalia pada suatu tempat
perpustakaan. Sebaliknya desentralisasi tidak memusatkan buku, jasa, dan
personalia pada suatu tempat perpustakaan. Beberapa perpustakaan umum yang
besar biasanya membuka perpustakaan cabang di berbagai tempat. Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang merupakan contoh perpustakaan umum yang
melakukan desentralisasi perpustakaan yaitu membuka cabang layanan jasa
perpustakaan. Salah satu keuntungan sistem desentralisasi ialah bahan pustaka
berada di lokasi yang dekat dengan pemakai. Pemakai tidak memerlukan banyak
usaha untuk memperoleh buku, misalnya tidak perlu berjalan jauh hanya untuk
meminjam buku yang diperlukan.
Karena Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang sudah berupaya agar
mendekatkan layanan perpustakaannya dengan cara melakukan desentralisasi
layanan perpustakaan agar mendekatkan perpustakaan dengan pemustaka
perpustakaan yaitu dengan membuka layanaan 8 wilayah yang tersebar di
Kabupaten Tangerang. Ini harusnya menjadi keuntungan sistem desentralisasi
yang mendekatkan perpustakaan dengan pemakainya. Tetapi ada beberapa
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
46
Universitas Indonesia
masalah yang terdapat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang yaitu sarana
transportasi angkutan umum yang jarang melewati perpustakaan tersebut.
Sehingga pada akhirnya mengakibatkan masyarakat khususnya yang tidak
mempunyai kendaraan pribadi menjadi sukar untuk datang ke perpustakaan.
4.2 Pemanfaatan Perpustakaan
4.2.1 Tujuan Kunjungan ke Perpustakaan
Pemustaka Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
menggunakan perpustakaan yang ada di wilayahnya mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Seperti pemustaka yang berstatus pelajar menggunakan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk untuk mencari bahan
tambahan untuk mengerjakan tugas dari sekolahnya. Berbeda dengan yang bukan
berstatus pelajar, pemustaka yang sudah tidak duduk di bangku sekolah
menggunakan perpustakaan tersebut untuk mengisi waktu luang.
YN:
“Dulu sih waktu masih SMP (SLTP) nunggu waktu kesitu, ketika perpustakaan masih ruangannya kecil sekitar 3x4 m2, kalau datang kesana baca Koran sih, Koran kompas. Yang keduanya baca-baca local content, seputar Tangerang, sejarah Tangerang, buku-buku arkeologi kaya artefak purba. Kebanyakan tentang itu sih. Saya itu kalau kesitu mengisi waktu luang kalau kerjanya masuk shift 2, ke perpustakaan baca-baca novel.”
SF:
“saya ke perpustakaan untuk hiburan hari yang stres karena pelajaran. . .”
EV:
“saya kesini untuk mengisi waktu luang kak. . .”
NR:
“saya kesini untuk mengisi waktu luang, baca-baca novel”
Dari hasil diskusi di atas terlihat bahwa pemustaka perpustakaan daerah
Tangerang Wilayah Mauk menggunakan perpustakaan tersebut sebagai media
rekreasi yaitu pengisi waktu luang pemustaka.
Selain sebagai media rekreasi, perpustakaan umum agar memberikan
kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraannya. Perpustakaan
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
47
Universitas Indonesia
Umum menyediakan koleksi dan informasi diperlukan oleh masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, sehingga kemampuan dan
keterampilannya itu dapat dimanfaatkan dalam kesejahteraaan sosialnya.
Perpustakaan Umum berfungsi sebagai sarana pendidikan informal yang sangat
efektif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Disamping itu,
layanan Perpustakaan Umum juga harus mendukung Perpustakaan Sekolah,
karena banyak sekolah yang belum memiliki perpustakaan yang baik. Pemustaka
Perpustakaan Umum selain masyarakat umum, juga para siswa dan mahasiswa
(Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, 2006).
EV:
“ kalo saya ke perpustakaan itu tujuannya membaca, mencari tugas-tugas sekolah, mengerjakan PR, kaya itu, membaca novel, paling sering baca novel.”
“ Kalau saya mencari referensi tambahan bacaan yang kurang, sama ngerjain tugas-tugas sekolah kalau di perpustakaan sekolahnya bahannya kurang.”
Pemustaka perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
menggunakan perpustakaan tersebut sebagai penunjang belajar pemustaka yang
masih berstatus pelajar. Mereka meminjam dan membaca buku sebagai referensi
tambahan dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolahnya masing-masing.
4.2.2 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah
Mauk
Pemanfaatan koleksi di perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk dapat diketahui salah satunya dari subjek-subjek apa saja yang
biasa digunakan atau dipinjam oleh pemustaka/ anggota perpustakaan. Hal ini
berkaitan juga dengan masing-masing tujuan pemustaka datang ke perpustakaan.
Subjek dari koleksi yang sering dibaca oleh sebagian pemustaka ialah subjek
sastra dan buku-buku pelajaran. Subjek paling banyak dipinjam oleh pemustaka
perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk tersebut karena
berkaitan dengan tujuan mereka untuk datang ke perpustakaan.
JJT:
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
48
Universitas Indonesia
“Kan diliat dari pemustakanya juga. Kan kita lingkungan disini kan remaja, anak sekolah. Ada sebagian juga seperti mas ini mengisi waktu mungkin kesini pilih buku yang enggak berat-beratlah tapi dia pilih yang semacam hiburan. Masa iya ngisi waktu bacanya buku matematika. Jadi pilih yang ringan-ringanlah. Kayak sastra novel hanya untuk mengisi waktu luang. Tapi kalo mahasiswa, pelajar mereka cari buku-buku pelajaran yang menunjang tugas mereka. Itu juga mereka yang ingin mengerjakan tugas. Tapi kalo mereka khusus kesini untuk mengisi waktu pasti bacanya yang ringan juga.”
Selain itu koleksi yang banyak dimanfaatkan oleh pemustaka Perpustakaan
Wilayah Mauk adalah buku-buku pelajaran untuk mengerjakan tugas dari
sekolahnya masing-masing. Seperti yang diungkapkan oleh informan yang
berstatus pelajar,
EV:
“saya ke perpustakaan untuk nambah pengetahuan dan mengerjakan soal-soal yang dianggap sulit dari sekolah”
SF:
“saya ke perpustakaan Mauk untuk mencari referensi tambahan untuk mengerjakan tugas, selain itu untuk menambah wawasan pengetahuan dengan membaca buku yang tersedia disana”
Untuk mencapai tujuannya Sulistyo-Basuki (1991: 48) menjelaskan bahwa
perpustakaan umum biasanya mengelompokkan objeknya menjadi empat,
keempat itu ialah:
1) Pendidikan, yaitu perpustakaan umum bertugas memlihara dan
menediakan sarana untuk pengembangan perorangan dan kelompok pada
semua tingkat kemampuan pendidikan.
2) Informasi, yaitu perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai
berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai semua
pengetahuan.
3) Kebudayaan, perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan
secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
49
Universitas Indonesia
4) Rekreasi, perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong
pemustakaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan penyediaan
bahan bacaan.
Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk menjalankan fungsinya sebagai media
pendidikan, informasi, kebudayaan, serta rekreasi.
Koleksi perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk masih
kurang dalam hal jumlah buku terutama bagi pemustaka berstatus pelajar dan juga
berstatus mahasiswa perguruan tinggi sehingga kurang memenuhi kebutuhan
pemustakanya. Hal ini diutarakan oleh salah satu informan yaitu:
SF:
“buku-buku yang terdapat di perpustakaan kurang komplit”
Salah satu pemustaka Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah
Mauk menilai bahwa koleksi di perpustakaan kurang komplit. Peneliti
beranggapan bahwa pendapat pemustaka tentang koleksi perpustakaan yang
kurang komplit yaitu hal ini bisa saja terjadi karena koleksi yang pemustaka
perpustakaan butuhkan dan dicari tidak ditemukan karena sistem temu kembali
perpustakaan tidak berjalan dengan baik. Karena sarana temu kembali
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk tidak dipergunakan
dengan baik sehingga koleksi yang pemustaka cari tidak ditemukan. Oleh karena
itu pemustaka perpustakaan tersebut menganggap bahwa koleksi di Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk kurang komplit. Menurut observasi
lapangan yang dilakukan peneliti banyak koleksi yang penempatan raknya tidak
sesuai dengan nomor klasifikasi buku tersebut.
4.2.3 Layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
Layanan dalam ilmu perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang berkaitan dengan pemberian informasi oleh pustakawan kepada pemustaka
(Sulistyo-Basuki, 1991: 257). Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk menggunakan sistem layanan terbuka. Sistem layanan terbuka
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
50
Universitas Indonesia
adalah sistem layanan yang memungkinkan para pemustaka secara langsung dapat
memilih, menentukan, dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki
dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini pemakai perpustakaan dapat
melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran koleksi. Jika pemakai tidak
menemukan bahan pustaka yang dibutuhkannya, maka ia dapat menemukan
alternatif lain yang mungkin bisa menggantikan bahan pustaka yang tidak
ditemukan. (Darmono, 2007: 168).
Jenis layanan yang diberikan perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
kepada pemakainya antara lain:
1. Layanan membaca di tempat.
Masyarakat/Pemustaka (user) datang ke tempat - tempat layanan perpustakaan
sebagai pemustaka untuk membaca buku di tempat yang disediakan oleh
perpustakaan.
2. Layanan Ekspansi.
Layanan ekspansi adalah kegiatan layanan dengan membuka tempat layanan baru
berupa perintisan-perintisan.
3. LayananTeknis
Layanan teknis adalah kegiatan layanan yang diberikan berupa teknis-teknis
pengelolaan perpustakaan. Kegiatan layanan ini biasanya terhadap perpustakaan
dalam masa perintisan atau ada permintaan dari dinas/instansi, lembaga swadaya
masyarakat. Kegiatan ini bisa berupa: pengolahan koleksi (buku, majalah,
Compact Disk dls), penataan ruangan, cara pelayanan (sirkulasi koleksi,
keanggotaan dan administrasi).
4. Layanan Berceritera (story telling)
Layanan berceritera adalah layanan perpustakaan yang bersifat khusus bagi anak-
anak usia dini sampai dengan 13 tahun.
5. Layanan Perpustakaan Keliling
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
51
Universitas Indonesia
Unit layanan keliling diupayakan agar dapat melayani masyarakat yang jauh dari
jangkauan perpustakaan pusat maupun wilayah.
6. Layanan Jaringan Perpustakaan Daerah (Jarpusda)
Dengan memanfaatkan teknologi dan informasi antar jaringan/internet diharapkan
seluruh masyarakat khusus Kabupaten Tangerang umum masyarakat dunia dapat
mengakses pustaka, dokumentasi dan informasi yang ada di Kantor Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang secara cepat, mudah, murah dan dari rumah.
7. Layanan Sirkulasi
Yaitu layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang untuk meminjam serta
mengembalikan buku yang dipakai oleh pemustaka perpustakaan, pemberian
denda, pemberian peringatan, dan juga pendaftaran anggota baru.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk hanya
memberikan layanan sirkulasi dan layanan membaca di tempat. Layanan sirkulasi
merupakan salah satu kegiatan utama perpustakaan. Citra Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang dipengaruhi oleh bagaimana layanan sirkulasi dapat
melayani pemustaka perpustakaan dengan baik. Layanan sirkulasi Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk melayani untuk peminjaman serta
pengembalian buku yang dipakai oleh pemustaka perpustakaan, pemberian denda,
pemberian peringatan, dan juga pendaftaran anggota baru.
Berikut dijelaskan tata cara peminjaman koleksi Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang:
1) Pengunjung (anggota) mencari lokasi buku pada komputer searching buku.
2) Pengunjung mengambil buku dari rak
3) Pengunjung (anggota) menyerahkan Kartu Tanda Anggota (KTA)
perpustakaan kepada petugas peminjaman
4) Petugas mengecek pada database keanggotaan pengunjung
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
52
Universitas Indonesia
5) Jika benar sudah terdaftar sebagai anggota, petugas memproses buku yang
diminta. Jika ternyata belum terdaftar sebagai anggota, petugas
mengaktifkan keanggotaan dengan memberikan formulir pendaftaran
kepada pengunjung untuk diisi.
6) Jika pengunjung telah aktif proses peminjaman dilanjutkan
7) Petugas menscan Kartu Tanda Anggota Perpustakaan
8) Petugas mengecek jumlah maksimum yang dapat dipinjam Anggota
9) Jika tidak ada pijaman berarti masih bisa meminjam maksimal 2 buku ,
jika masih ada 1 pinjaman berarti masih dapat meminjam 1 buku dan jika
masih ada 2 pinjaman buku, anggota tidak bisa meminjam buku lagi.
10) Petugas menscan barcode pada buku untuk memproses data buku ke
dalam database perpustakaan
11) Petugas menstempel tanggal kembali pada buku
12) Petugas menyerahkan buku & KTA perpustakaan
13) Proses peminjaman selesai.
Setelah buku tersebut dipinjam untuk dibawa ke rumah, pemustaka
diwajibkan mengembalikannya tepat waktu sesuai batas tanggal
pengembaliannya. Berikut dijelaskan tata cara pengembalian buku yang telah
dipinjam:
1) Anggota menyerahkan buku dan KTA kepada petugas
2) Petugas memeriksa Data Tanggal Kembali / Date Due pada buku
3) Jika terlambat, petugas menginformasikan jumlah denda kepada
mahasiswa yang bersangkutan.
4) Petugas Menscan buku, serta memeriksa buku yang akan dikembalikan
lalu mencocokkan nama peminjam dengan KTA.
5) Menyimpan transaksi pengembalian buku
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
53
Universitas Indonesia
6) Petugas menyerahkan kembali KTA
7) Proses pengembalian selesai.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk melayani
perpanjangan waktu peminjaman buku anggota Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk. Perpanjangan waktu peminjaman buku bagi anggota
Perpustakaan untuk melakukan prosedur perpanjangan waktu peminjaman buku
sesuai peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang. Prosedur tersebut yakni:
1) Pengunjung (anggota) memberikan buku dan KTA ke petugas.
2) Scanning Kartu Tanda Anggota Perpustakaan
3) Input buku yang akan diperpanjang
4) Bila sudah perpanjang waktu peminjaman buku sekali maka tidak bisa
perpanjang waktu peminjaman buku yang kedua kali.
5) Simpan data perpanjangan peminjaman buku.
6) Beri stempel waktu kembali penegmbalian pada buku yang diperpanjang
waktu peminjamannya.
7) Kembalikan buku, dan Kartu Tanda Anggota Perpustakaan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang berharap pemustaka agar
menggembalikan koleksi yang dipinjamnya tepat waktu. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya tidak semua peminjam buku mengembalikan koleksi yang
dipinjamnya tepat waktu.
SF
“Pernah, saya sering telat balikin buku perpustakaan lebih dari jangka peminjaman buku perpustakaan. Jangka peminjamannya satu minggu. Jadi saya telat mengembalikannya itu lebih dari satu minggu bahkan pernah telat sampai satu bulan.”
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
54
Universitas Indonesia
EV
“iya pernah sesekali, hari Selasa kemarin. Seharusnya bukunya dikembalikan pada hari Kamis tetapi dikembalikannya hari Selasa depannya. “
Terdapat beberapa alasan mengapa pemustaka telat mengembalikan
koleksi perpustakaan. Seperti malas untuk pergi ke perpustakaan mengembalikan
koleksi perpustakaan, pemustaka belum selesai membaca atau memakai buku
tersebut, selain itu pemustaka telat mengembalikan koleksi perpustakaan
dikarenakan lupa.
SF
“saya telat mengembalikan buku karena malas untuk datang ke perpustakaan untuk mengembalikan buku”
EV
“faktor kenapa telat mengembalikan bukunya karena lupa, selain itu juga karena memang bukunya belum sempat selesai dibaca”
Peneliti berpendapat bahwa pemustaka perpustakaan yang lupa
mengembalikan koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah
Mauk dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya yaitu karena pustakawan yang
tidak mengingatkan bahwa koleksi tersebut harus dikembalikan tepat waktu.
Selain itu karena slip kartu tanggal pengembalian yang seharusnya terdapat
dibelakang buku tidak dipergunakan dengan baik.
Semua anggota yang meminjam buku perpustakaan dan pengembaliannya
melampaui batas waktu yang telah ditentukan akan dikenakan denda uang.
Berikut prosedur jika pemustaka perpustakaan telat mengembalikan
koleksi yang dipinjamnya:
1) Petugas mengecek date due atau tanggal pengembalian dan menghitung
jumlah hari keterlambatan berdasarkan sistem.
2) Peminjam menyerahkan uang sesuai ketentuan denda.
3) Petugas membuat kwitansi denda.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
55
Universitas Indonesia
4) Kwitansi diserahkan ke Peminjam (anggota) yang telat mengembalikan
koleksi.
5) Petugas membukukan uang denda.
6) Petugas menyerahkan uang denda ke bendahara.
Semua anggota perpustakaan yang belum mengembalikan buku sampai
batas waktu yang telah ditentukan akan diingatkan oleh Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk dengan cara mengirimkan surat lewat POS.
Sebelumnya Perpustakaan mengecek anggota yang peminjaman bukunya telah
melewati batas waktu yang telah ditentukan. Kemudian Perpustakaan mencetak
list teguran untuk anggota. Setelah itu Perpustakaan mengirimkan surat teguran
dikirim melalui POS.
4.2.4 Temu Kembali Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
Untuk memudahkan pencarian koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk menggunakan suatu sarana temu kembali yaitu katalog
yang berbentuk OPAC (online public access catalog). Katalog online tersebut
dapat diakses melalui http://jarpusda.tangerangkab.org/index.php/katalog. Data
koleksi tesebut yang sudah diklasifikasi di input dalam database Perpustakaan
agar dapat dilihat dalam website Perpustakaan yang didalamnya ada katalog.
Klasifikasi koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
menggunakan sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification). Masing-
masing koleksi diklasifikasi berdasarkan subjek koleksi buku tersebut. Dan
penempatan untuk rak koleksi sesuai dengan subjek klasifikasinya.
JJG:
“Sebetulnya kita sudah berupaya memberikan layanan untuk temu kembali pemustaka dengan baik. Sehingga setiap pengunjung itu bisa diarahkan ke yang namanya komputer khusus penelusuran. Bisa perjudul, bisa perpengarang. Dan disitu bisa dicari buku itu di rak mana bisa langsung. Trus bisa juga disitu apakah buku ini ada apa lagi dipinjam ada keterangan disitu. Bener apa tadi kata pak Juweni, itu jadi bisa dari rumah, jadi buku ini ada apa belum sehingga tidak akan capek-capek dating ksini bukunya ngga ada lagi dipinjem. Jadi itulah yang kita usahakan untuk memberikan suatu kepuasan terhadap pemustaka”
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Peneliti mencoba menggunakan katalog online tersebut dari rumah peneliti
dengan maksud ingin mengetahui bagaimana proses mencari koleksi yang peneliti
cari. Peneliti membuka situs dengan alamat
http://jarpusda.tangerangkab.org/index.php/katalog dan langsung masuk di menu
katalog untuk pencarian koleksi. Lalu peneliti mengetik dengan kata kunci
“Tangerang” di kolom subjek. Hasilnya keluar beberapa judul buku dan di
perpustakaan wilayah mana tersedianya koleksi tersebut. Kemudian peneliti
mencatat judul buku tersebut beserta nomor panggilnya yang terdapat di
perpustakaan Wilayah Mauk. Karena hasil yang keluar dari pencariannya semua
koleksi yang terdapat di semua perpustakaan wilayah Kabupaten Tangerang. Lalu
peneliti mengecek buku yang sudah peneliti catat judul dan nomor panggilnya ke
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk ternyata buku tersebut
tersedia dan peneliti menemukannya dengan mudah.
Gambar 4.3 Katalog Online Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Dari penjelasan di atas, peneliti berpendapat bahwa katalog online tersebut
sangat bermanfaat untuk memudahkan temu kembali informasi di Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk karena dapat dengan mudah kita
menemukan data atau nomor panggil koleksi yang kita cari.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
57
Universitas Indonesia
4.2.4.1 Pemanfaatan Sarana Temu Kembali
Sarana temu kembali adalah rekaman dokumen atau informasi yang perlu
diperiksa untuk mengetahui bahwa apa yang diperlukan terdapat dalam koleksi,
majalah seri, buku teks, katalog perpustakaan, pemilih mekanik, atau pemroses
data elektronik (komputer) yang digunakan (Magetsari, 1992)
Di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk, sarana
temu kembali berupa katalog perpustakaan yang berbentuk OPAC (online public
access catalog). Disediakan satu komputer yang digunakan oleh petugas
perpustakaan dan juga pemustaka.
Dalam hal ini peneliti menanyakan pemanfaatan katalog OPAC kepada
pemustaka dan juga pustakawan. Berdasarkan hasil dari diskusi yang dilakukan
peneliti mengenai intensitas pemanfaatan katalog, 5 informan jarang bahkan ada
beberapa yang tidak mengetahui ada katalog di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk.
Banyak pemustaka yang tidak mengetahui kalau di perpustakaan terdapat
komputer untuk penelusuran koleksi perpustakaan ini terlihat seperti diungkapkan
3 informan dari pemustaka perpustakaan yaitu SF, EV, dan NR.
“saya mencari buku tidak bertanya ke petugas. Saya tidak tahu katalog. Tetapi lewat rak buku langsung.”
“ saya jika ingin mencari buku biasanya saya langsung mencari bukunya di rak. Tidak menanyakan sama petugas ataupun melihat katalognya terlebih dahulu karena menurut saya jika saya mencarinya sendiri itu akan memudahkan saya untuk mendapatkan buku yang sesuai dengan keinginan saya sendiri.”
“ kalau saya mencari buku sama seperti Sifa dan Eva juga. Saya langsung ke raknya, setelah saya isi absen. Saya tidak tahu kalo ada katalog buku di komputer.”
Berbeda dengan ketiga informan diatas, satu informan menyatakan tahu
ada komputer digunakan sebagai katalog untuk menelusur buku yang kita
butuhkan. Tetapi informan tersebut jarang menggunakannya.
YNS:
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
58
Universitas Indonesia
“tau sih, memang tersedia komputernya. Tapi biasanya ditongkrongin ama pustakwannya. Jadi jarang saya menggunakan katalog online, paling ketika saya mau saja menggunakan katalog.”
Terdapat satu informan yang jarang menggunakan katalog dalam proses
temu kembali koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
yaitu pustakawan yang membantu mencarikan buku untuk pemustaka
perpustakaan. Pustakawan tersebut memilih untuk menuju rak koleksi langsung
dari pada melihat ke katalog terlebih dahulu karena menurutnya memilih menuju
ke rak koleksi langsung lebih efisien waktu dibandingkan dengan melihat katalog
karena pustakawan tersebut sudah hafal letak dari tiap subjek koleksi
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk.
AFF:
“saya biasanya langsung tunjukkan di rak tanpa melihat ke komputer katalog terlebih dahulu. Soalnya saya sudah hafal tempatnya dimana. pengunjung biasa lebih memilih langsung menuju ke rak jika jika subjeknya atau judulnya sudah diketahui. Karena lebih efisien waktu waktu. Karena di rak sudah ada petunjuk sesuai dengan golongan atau kelasnya”
Dari keterangan informan diatas, kita dapat mengetahui bahwa sebagian
besar informan menyatakan jarang menggunakan katalog dalam proses temu
kembali koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk.
Menurut pendapat peneliti pemustaka jarang menggunakan katalog tersebut
karena ketidaktahuan pemustaka perpustakaan bahwa di perpustakaan tersebut ada
sarana temu kembali katalog untuk membantu pemustaka dalam mencari koleksi
yang mereka butuhkan. Adapun informan yang sudah mengetahui di perpustakaan
tersebut terdapat katalog tetapi jarang menggunakannya dikarenakan informan
tersebut merasa kalau langsung menelusur koleksi di rak lebih cepat dari pada
harus melihat katalog terlebih dahulu.
4.2.4.2 Cara Mengakses Koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Wilayah Mauk
Di atas telah dijelaskan definisi temu kembali yakni merupakan suatu
usaha atau cara dalam mendapatkan dokumen atau koleksi yang diinginkan dan
selanjutnya digunakan atau dimanfaatkan oleh pemustakanya.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Dari hasil diskusi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa umumnya
pemustaka Perpustakaan Daerah Kabupaten Mauk mengakses koleksi tidak
dengan melihat katalog terlebih dahulu. Untuk mencari koleksi yang mereka cari,
mereka langsung menelusurnya di rak koleksi sesuai dengan subjek koleksi
tersebut. Ada salah satu peserta diskusi dari kelompok pengelola perpustakaan
mengatakan:
JJT
“Untuk katalog aja sih sebenernya, kalau untuk browsing karena alatnya Cuma satu, masukin buku disitu, penelusuran disitu, ya terpaksa, untuk pemustaka juga harus Tanya dulu ke petugas. Mas tolong cariin buku ini. Jadi petugas yang mengarahkan. Soalnya komputernya Cuma satu. Udah satu dijagain lagi. Jadi kalo kita ngga Tanya ya petugas enggak ngasih tau kalo disitu ada katalog online “.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian
besar pemustaka perpustakaan menemukan kembali koleksi yang ada di
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk dengan melihat
langsung ke rak koleksi, dan dianjurkan oleh petugas perpustakaan agar bertanya
langsung ke petugas perpustakaan bagian sirkulasi koleksi apa yang sedang dicari
karena tidak semua pemustaka mengetahui jika di perpustakaan tersebut terdapat
komputer untuk katalog online.
Agar koleksi yang dicari ditemukan, pemustaka perpustakaan dianjurkan
untuk bertanya kepada petugas perpustakaan. Jika petugas yang mencari koleksi
tersebut berarti cepat atau tidaknya ada ditangan petugas itu sendiri. Petugas
Perpustakaan Kabupaten Tangerang dalam membantu pemustaka yang kesulitan
menemukan koleksi yang dicari tidak menggunakan katalog online dalam proses
pencariannya. Tetapi langsung mencarinya lewat rak karena sudah hafal
penempatan koleksi sesuai subjeknya.
AFF:
“saya biasanya langsung tunjukkan di rak tanpa melihat ke komputer katalog terlebih dahulu. Soalnya saya sudah hafal tempatnya dimana. pengunjung biasa lebih memilih langsung menuju ke rak jika jika subjeknya atau judulnya sudah diketahui. Karena lebih efisien waktu waktu. Karena di rak sudah ada petunjuk sesuai dengan golongan atau kelasnya”
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
60
Universitas Indonesia
Menurut Cutter dalam Sulistyo-Basuki (1991: 316) tujuan katalog ialah
1) Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui
berdasarkan pengarang judul serta subjeknya
2) Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu,
berdasarkan subjek tertentu, dan dalam jenis literature tertentu
3) Membantu dalam pemilihan buku, yaitu berdasarkan edisinya dan juga
berdasarkan karakternya.
Bagi pemustaka yang mencari bukunya langsung tanpa menggunakan
katalog biasanya mereka mencari buku dengan mencari dari judul buku tersebut,
atau ada juga yang mencarinya dari rak menurut subjeknya.
SF:
“saya mencari buku bukan lewat pengarang ataupun yang lainnya, tetapi saya mencari buku lewat judul buku itu sendiri karena lebih mudah ditemukan.”
EV:
“saya kurang tahu katalog itu apa, karena saya sendiri juga tidak tahu apakah di perpustakaan Mauk ada katalognya atau tidak, mungkin selama ini saya dengan petugasnya kurang terjalin komunikasi sehingga ketika ada informasi pun saya tidak tahu.”
NR:
“saya mencarinya lewat subjeknya dulu, lalu mencarinya dari judulnya, karena niat datang ke perpustakaan hanya baca-baca saja”
YNS:
“Saya biasanya mencari buku kalau lewat katalog dengan mencarinya lewat subjek. Kemudian saya memilih sendiri buku yang cocok untuk saya”
Perbedaan cara dalam menemukan kembali koleksi Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk tentu suatu hal yang sangat wajar, karena
setiap orang mempunyai caranya masing-masing sesuai keinginan dan
kemampuan mereka. Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai kebiasaan
pemustaka dalam melakukan temu kembali koleksi Perpustakaan Daerah
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk, peneliti menanyakan hal ini kepada petugas
perpustakaan Daerah kabupaten Tangerang Wilayah Mauk. Dari diskusi tersebut
petugas perpustakaan menjelaskan bahwa pemustaka Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk mencari buku lewat titik akses judulnya,
sesuai dari hasil diskusi, pustakawan menjelaskan:
AFF:
“biasanya pemustaka mencari lewat judul, kadang dari subjek juga, kalau dari pengarang jarang”
Dari penjelasan di atas disimpulakan bahwa sebagian besar pemustaka
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk tidak banyak
menggunakan katalog yang disediakan oleh perpustakaan. Untuk pemustaka yang
menggunakan katalog dan juga yang langsung menelusur di rak, mencari buku
tersebut biasanya lewat judul buku tersebut tetapi ada juga yang mencari lewat
subjeknya terlebih dahulu setelah itu lewat judulnya. Jika dilihat dari penjelasan
diatas bahwa katalog perpustakaan belum banyak membantu pemakai
perpustakaan memperoleh dokumen seefisien mungkin.
4.2.4.3 Kendala Dalam Temu Kembali Koleksi Perpustakaan
Peneliti membahas tentang kendala-kendala para pemustaka perpustakaan
selama mencari koleksi perpustakaan, untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai
proses temu kembali yang tentunya berkaitan dengan pemanfaatan koleksi
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk. Kendala dalam
proses temu kembali koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah
Mauk tentunya dapat berpengaruh kepada pemanfaatan koleksi itu sendiri karena
dengan adanya kendala dalam proses pencarian koleksi, akan menjadi hambatan
bagi pemustaka perpustakaan dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan.
Beradasarkan hasil diskusi dan pengamatan yang dilakukan peneliti, dua informan
menemukan kendala yaitu dalam mencari koleksi di rak yaitu mereka susah untuk
menemukan buku di rak karena terkadang subjek buku yang mereka cari tidak
sesuai dengan rak koleksinya.
SF:
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
62
Universitas Indonesia
“Kendalanya itu susah untuk ditemukan di rak buku. Terkadang bukunya tidak sesuai di raknya.”
“buku yang dicari tidak ada atau sedang dipinjam oleh seseorang jadi saya sulit untuk menemukan bukunya dan terkadang buku yang saya cari tidak terdapat di tempat yang telah disiapkan oleh petugas”
EV:
“kendalanya mungkin dari bukunya yang masih acak-acakan sehingga ketika ingin mencari buku saya mengalami kesulitan.”
“kendalanya terkadang buku yang saya cari tidak terdapat sesuai golongannya, tercampur atau terdapat di golongan lainnya”
Tapi tidak semua informan mempunyai kendala dalam temu kembali
informasi, hampir semua informan tidak menemukan kendala dalam temu proses
temu kembali koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk.
Seperti pernyataan informan NR, AFF, dan YNS
NR:
“kalau saya tidak ada kendala, soalnya saya carinya langsung di rak, melihat-lihat yang ada di rak, saya ambil, saya baca sedikit, kalau bukunya seru baru saya ambil.”
YNS:
“saya tidak menemukan kendala mencari koleksi yang saya cari”
AFF:
“sebenarnya tidak ada masalah, tapi karena saya mencarinya lewat rak langsung, jadi agak repot mesti melihat satu persatu buku yang diminta pemustaka perpustakaan”
Peneliti meneruskan pertanyaan untuk informan yang mempunyai kendala
dalam menemukan buku yang mereka cari yaitu tentang dampak dari kendala
tersebut sehingga buku yang mereka cari tidak mereka dapatkan. Ketika buku
yang meraka cari tidak mereka dapatkan, mereka langsung mencari buku
pengganti yang berkaitan dengan buku yang mereka cari.
SF:
“Kalau bukunya tidak ada di rak paling saya mencari buku yang lain yang berkaitan.” dengan buku yang saya cari.
EV:
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
63
Universitas Indonesia
“Kalau saya sama seperti Sifa bukunya tidak ada di rak paling saya mencari buku yang lain yang berkaitan dengan buku yang saya cari.”
Dilihat dari keterangan di atas, jelas terlihat manfaat susunan menempatan
koleksi di rak sesuai subjeknya sangat bermanfaat. Pemustaka perpustakaan dapat
mencari koleksi sesuai subjeknya, jika koleksi yang dicari tidak ditemukan, maka
pemustaka perpustakaan dapat mencari koleksi yang subjeknya sesuai dengan
yang dicari tanpa banyak menghabiskan waktu karena susunan koleksi berkaitan
sesuai subjeknya.
Dari penelitian yang peneliti lakukan, peneliti dapat menjelaskan bahwa
pemustaka Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
memanfaatkan perpustakaan dengan baik tetapi tidak didukung oleh sarana temu
kembali untuk memudahkan pemustaka perpustakaan menemukan koleksi
perpustakaan yang dicari. Karena pemustaka perpustakaan tidak banyak yang tahu
bagaimana cara mencari koleksi yang efektif dengan menggunakan katalog
perpustakaan. Terdapat kesenjangan antara kebijakan perpustakaan dan
pengetahuan pemustaka seperti pengetahuan tentang apa itu katalog, apa
fungsinya, serta bagaimana menggunakannya agar membantu pemustaka
perpustakaan memudahkan menemukan koleksi yang dicari. Kesenjangan seperti
ini seharusnya dapat diatasi dengan pendidikan pemakai perpustakaan. Pendidikan
pemakai misalnya pemasangan poster yang berisikan tentang bagaimana
menggunakan katalog perpustakaan yang benar agar dapat mempermudah
pencarian koleksi. Poster yang berisikan tentang bagaimana mencari koleksi yang
kita butuhkan agar lebih efisien.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
64
Universitas Indonesia
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian mengenai pemanfaatan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk adalah Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang sudah dimanfaatkan oleh pemustaka yaitu masyarakat sekitar, pelajar,
serta mahasiswa sebagai sarana penunjang belajar dan juga sarana rekreasi.
Pemustaka memanfaatkan layanan sirkulasi serta layanan membaca di tempat.
Akan tetapi, pemustaka Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah
Mauk belum memanfaatkan secara maksimal Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk. Dalam hal koleksi dan sarana temu kembali yang
masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh pemustaka. Pemustaka merasa
koleksi di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk kurang
memenuhi kebutuhan pemustakanya. Sarana temu kembali yang efisien dan
efektif untuk memudahkan pemustaka perpustakaan agar menemukan koleksi
perpustakaan yang dicari menunjukkan adanya kesenjangan antara kebijakan
perpustakaan dengan pengetahuan pemustaka. Pemustaka perpustakaan tidak
banyak yang mengetahui cara mencari koleksi yang efektif dan efisien dengan
menggunakan katalog perpustakaan. Kesenjangan antara kebijakan perpustakaan
dan pengetahuan pemustaka seperti pengetahuan tentang kegunaan katalog, fungsi
katalog, serta cara menggunakannya agar membantu pengguna perpustakaan
memudahkan menemukan koleksi yang dicari.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti dapat mengemukakan beberapa
saran untuk Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilyah Mauk, yaitu
sebagai berikut:
1. Mengingat pemustaka tidak banyak mengetahui penggunaan katalog
dengan baik, untuk itu perlunya seperti pengenalan katalog dan alat
penelusuran lainnya. Pengenalan dapat dengan media poster atau juga
banner misalnya poster yang bertuliskan tata cara menggunakan katalog
dengan benar.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
65
Universitas Indonesia
2. Agar sistem temu kembali berjalan sesuai dengan tujuannya yaitu
membantu pengguna perpustakaan diharapkan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk memperhatikan kesesuaian
penempatan koleksi sesuai antara rak dan subjek nomor panggilnya.
3. Mengingat promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang Wilayah Mauk dilakukan setahun sekali yaitu mengadakan
lomba di Kantor Pusat Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang. Untuk
itu diperlukan adanya promosi yang regular agar menjangkau seluruh
lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang misalnya diadakan tiap
minggu misalnya story telling tiap minggu.
4. Pengadaan buku perlu ada wewenang dari pustakawan Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk karena pustakawan tersebut
yang mengetahui kebutuhan informasi pemustaka.
5. Lebih proaktif menjangkau masyarakat umum yang belum memanfaatkan
perpustakaan.
6. Jam buka perpustakaan diperpanjang agar pemustaka dapat memanfaatkan
lebih maksimal.
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
66
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. (2005). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang. (2012). Layanan. 15 April 2012.
http://jarpusda.tangerangkab.org/index.php/katalog
Irwanto. (2006). Focused Group Discussion: sebuah pengantar praktis. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Lasa HS. (1998). Kamus Istilah Perpustakaan. Yogyakarta: Gadjah Mada
Universitas
Magetsari, Nurhaidi. (1992). Kamus istilah Perpustakaan dan dokumentasi.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Mudjito. (2007). Materi pokok pembinaan minat baca. Jakarta: Universitas
Terbuka
Muhammad nazir. (2005). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pedoman penyelenggaraan perpustakaan umum. (1999). Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI
Peraturan Bupati Tangerang nomor 23 tahun 2011 tentang sistem operasional
pelayanan minimum perpustakaan Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang
Rowley, Jenniffer E. (1992). Organizing knowledge: an introduction to
information retrieval. Gower: Vermont, USA
Soenarno, Tjokro. (2009). Kamus kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher
Sulistyo-Basuki. (2009). Buku materi pokok PUST2131/3SKS/Modul 1-9 :
pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka, 2009
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
67
Universitas Indonesia
--------------------. (1991). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
--------------------. (1992). Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
--------------------. (1999). “Pendidikan pemakai untuk mahasiswa dan dosen.”
(Makalah dalam Pelatihan pendidikan pemakai jaringan perpustakaan
APTIK. Bandung, 5-8 Januari 1999). 1-20
Sutarno, NS. (2003). Seperempat abad perpustakaan umum: provinsi DKI Jakarta
(1978-2000). Jakarta: pustaka sinar harapan
------------------. (2004). Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktek.
Jakarta: Sumitra Media Utama
------------------. (2006). Gemar membaca. Jakarta: Jala Permata
------------------. (2006). Mengenal perpustakaan. Jakarta: Jala Permata
Zed, Mestika. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
Lampiran 1
Foto Kartu Anggota Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
Lampiran 2
Foto ruang baca koleksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Wilayah Mauk
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
Lampiran 3
Rak koleksi buku teks, koleksi referensi dan Majalah
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
Lampiran 4
Ruang Baca Anak
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012
Lampiran 5
Foto Pelaksanaan FGD di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang
Pemanfaatan perpustakaan..., Reza Irhamsyah, FIB UI, 2012