BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Jumida Samadi (1998) dalam penelitian tentang analisis kinerja usaha
pada Koperasi Unit Desa (KUD) Kontu Kowuna di Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna, menarik kesimpulan bahawa Kopersi Unit Desa Kontu
Kowuna meliputi usaha Waserda dan usaha simpan pinjam, mengelolah usaha
ini ditinjau oleh kemampuan koperasi untuk menjamin hutang lancar cukup baik.
Kemampuan keuangan, modal, pengendalian piutang, dan pengendalian aktiva
cukup baik.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah usaha simpan
pinjam dan kemampuan karyawan dalam mengelola kinerja untuk menghasilkan
Sisa Hasil Usaha (SHU), sedangkan perbedaanya terletak pada Usaha Waserda.
Pengelolaan koperasi yang dilakukan pada Koperasi Unit Desa (KUD)
Kontu Kowuna Kecamatan Tongkuno berorientasi pada kegiatan usaha Waserda
dan usaha Simpan Pinjam, sedangkan pada Koperasi Karya Samaturu Kendari
Sulawesi Tenggara terfokus pada kegiatan usaha Simpan Pinjam bagi anggota
dan masyarakat.
2.1.1 Pengertian koperasi
Koperasi berasal dari kata “ko“ yang artinya “bersama” dan
“operasi” yang artinya “bekerja “ jadi koopersi artinya sama-sama bekerja.
perkumpulan yang diberi nama Kooperasi ialah perkumpulan untuk
7
melakukan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Dalam koperasi tak
ada sebagian anggota bekerja dan sebagian memeluk tangan. Semuanya
sama-sama bekerja untuk mencapai tujuan bersama. (JB. Djarot Siwijatmo,
1992 :13).
Koperasi ekonomi adalah pembawa zaman baru muncul di alam
Indonesia sejak perpisahan masa dari abad ke-19 sampai abad ke-20
tujuanya adalah untuk memperbaiki nasib orang-orang yang lemah
ekonominya dengan jalan kerjasama. (JB. Djarot Siwijatmo, 1992 : 19).
Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan
tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan (Chaniago 1998 : 14).
Pengertian tersebut telah disempurnakan oleh Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, yang
menyatakan bahwa koperasi Indonesia adalah badan hukum dengan
melaksanakan kegiatanya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan
pengertian tersebut diatas jelaslah bahwa koperasi Indonesia adalah
kumpulan orang-orang secara bersama-bersama bergotong royong
berdasarkan persamaan kerja untuk memajukan kepentingan
perekonomian anggota dan masyarakat secara umum.
8
Ninik Widiyanti (1988: 23), mengemukakan bahwa koperasi
merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi satu atau
lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha, maka dapat
dibedakan dengan jelas dari badan usaha atau perilaku ekonomi lainya
yang lebih mengutamakan modal. Dengan demikian koperasi sebagai
badan usaha mengutamakan faktor manusia dan bekerja sama dasar
perikemanusiaan bagi kesejahteraan para anggotanya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 prinsip
koperasi adalah keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Dengan
memeperhatikan prinsip-prinsip yang ada pada koperasi, maka jelaslah
bahwa peranan koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan
mengembang potensi ekonomi rakyat dan pengusaha mikro serta
mewujudkan kehidupan demokrasi.
Menurut Soemitro Djojahadikusumo, (1993: 47) menyatakan bahwa
koperasi adalah suatu perkumpulan yang dilakukan berbagai orang atau
badan hukum (sebagai anggota ) dengan kerja sama atas dasar sukarela
serta hak dan tanggung jawab yang sama menyelenggarakan produksi,
pembelian atau jasa untuk kepentingan anggota.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (1999: 27.1)
mengemukakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir
pemanfaatan atau pendayagunaan sumberdaya ekonomi para anggotanya
atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi.
9
Dari pengertiaan diatas dapat disimpulakan bahwa koperasi
merupakan kumpulan orang-orang atau badan yang berusaha bersama
untuk memenuhi kebutuhan anggota dengan bekerjasama berdasarkan
persamaan hak dan tanggung jawa serta kewajiban bersama tanpa ada
paksaan untuk mencapai tujuan bersama.
Ikatan Akantansi Indonesia (IAI), mengemukakan bahwa koperasi
adalah badan usaha yang mengorganisisr pemanfaatan dan pendayagunaan
sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip dan
kaidah usaha usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian
koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian
nasional.
Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok atau pedoman
koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan
ekonomi rakyat prinsip-prinsip tersebut terdiri dari kemandirian,
keangotaan yang transparan dan sifat terbuka, pengelolaan dilakukan
dengan secara terbuka secara adil dan merata sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota.
2.1.2 Hak dan Kewajiban Angota
1. Kewajiban Anggota
a. Membayar simapanan pokok sampai dengan lunas
b. Membayar simpanan wajib setiap bulannya
10
c. Mematuhi anggaran dasar dan anggran rumah tangga serta
keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota
d. Berpartisispasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
koperasi
e. Menumbangakan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas
azas kekeluargaan
2. Hak-hak Anggota
a. Menghadiri menyatakan pendapat dan membrikan suara dalam
rapat anggota
b. Memilih atau dipilih sebagai anggota pengurus
c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan yang berlaku
d. Mengemukakan pendapat kepada pengurus diluar rapat anggota
baik diminta maupun tidak diminta
e. Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama
antara sesama anggota
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi.
2.2 Dana dan Sumber Dana
Kunci dari keberhasilan suatu usaha dibidang keuangan bagaimana para
manajemen bidang keuangan dalam mengelola finansial perusahaan supaya
dapat berjalan dengan baik dan seefektif mungkin. Pengelolaan dana
memerlukan suatu manajemen yang menurut “Muchdarsyah Sinungan (1999 :
11
79) menjelaskan bahawa manajemen dana merupakan suatu proses
penghimpunan dana-dana tersebut bagi kepentingan masyarakat.
Dalam banyak hal, dana biasanya digunakan pada bank untuk menunjang
kegiatan usaha. Dengan demikian dana bank adalah uang tunai yang dimiliki
bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat
diuangkan. Dana bank bersumber dari (Muchdarsyah Sinungan, (1999 : 79-89)
1. Dana dari modal sendiri yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham
yakni pemilik bank. Dana sendiri terdiri dari :
a. Modal uang yang disetor yaitu jumlah uang yang disetor secara efektif
oleh para pemegang saham pada saat bank, perusahaan atau koperasi
berdiri.
b. Cadangan-cadangan yaitu sebagian dari laba sisa hasil usaha yang
disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainya yang
digunakan untuk menutupi timbulnya resiko.
c. Laba yang ditahan yang semestinya milik para pemegang saham. Tapi
oleh mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan dimasukan
kembali dalam modal kerja.
2. Dana pinjaman dari pihak luar atau dana dari pihak kedua dapat berupa :
a. Pinjaman dari bank lain
b. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain dari luar negeri
c. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank
d. Pinjaman dari bank sentral (Bank Indonesia )
12
3. Dana dari masyarakat (Dana dari pihak ketiga)
Bank adalah pelayanan masyarakat dan wadah perantara keuangan
masyarakat. Karena itu bank, harus berada ditengah masyarakat agar arus
uang dari masyarakat yang berlebihan dana dapat ditampung dan disalurkan
kepada masyrakat yang kekurangan dana.
Kamaruddin Ahmad, (1997 : 99) mengemukakan bahwa pada
umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
a. Hasil operasi perusahaan yaitu jumlah net income yang nampak laporan
perhitungan rugi/laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga yang dimiliki perusahaan.
Efek merupakan salah satu elemen aktiva lancar yang dapat dijual untuk
dijadikan modal.
c. Penjualan aktiva lancar.
d. Penjualan saham atau obligasi.
Pemakaian modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun
penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi
penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau
turunya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Munawir, (1997: 113) mengemukakan bahwa laporan
keuangan pada suatu perusahaan terdiri dari neraca, laporan rugi laba dan
laporan laba yang ditahan, serta laporan perubahan modal. Dikemukakan
dana adalah modal kerja yang digunakan untuk melakukan aktivitas
13
perusahaan. Selanjutnya dana juga diartikan sebagai kas dan aktiva-aktiva
lain yang mempunyai fungsi yang sama dengan kas.
Sumber dana koperasi pada umunya dapat dilihat dalam neraca yaitu
pada sisi pasiva yang terdiri dari hutang dan modal. Hutang koperasi yaitu
kewajiban yang harus dikembalikan sesuai tanggal jatuh tempo, sedangkan
modal yaitu modal sendiri koperasi yang digunakan untuk kegiatan
operasional.
Munurut Suparwoto, (1990 : 39) bahwa : “Neraca adalah suatu
laporan yang disusun secara sistematis untuk memberikan informasi posisis
keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu”.
Contoh neraca koperasi per 31 Desember 19X1:KOPERASI WARINGAN JAYA
NERACAPer 31 Desember 19X1
Aktiva PasivaKas Rp. 11.675.000Persediaan barang dagangan Rp. 8.200.000Piutang dagang Rp. 3.000.000Perlengkapan Rp. 1.100.000Asuransi dibayar dimuka Rp. 820.000Tanah Rp. 8.000.000Gedung Rp.20.000.000Akm. Penyusutan gedung Rp. (200.000)
Jumlah Rp.19.800.000Kendaraan Rp10.000.000Akm. Peny. Kendaraan Rp. (100.000) Jumlah Rp. 9.900.000
TOTALAKTIVA Rp.62.495.000
UtangUtang Dagangan Rp.2.000.000Simpanan sukarela Rp.4.175.000Gaji yang masih harus dibayar Rp.1.200.000Listrik dan telepon yang masihHarus dibayar Rp 85.000
Jumlah utang Rp.7.460.000ModalSimpanan pokok Rp.12.000.000Simpanan wajib Rp.21.000.000Cadangan Rp.20.000.000SHU yang belum dibagi Rp2.035.000 Jumlah Modal Rp. 55.035.000 TOTAL PASIVA Rp.62.495.000
14
2.3 Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa latin “creader”yang berarti percaya atau
to believe atau to trust dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus yaitu
meminjamkan uang atau penundaan pembayaran, dimana dasar pemikiran
persetujuan pemberian kredit oleh suatu lembaga keuangan kepada seseorang
atau kelompok dan atau badan berlandaskan kepercayaan. Bila dikaitkan dengan
kegiatan usaha, kredit berarti memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau
badan uasaha berlandaskan kepercayaan saat ini.
Menurut undang-undang Nomor 10 tahun 1998 pada pasal 1 memberikan
pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan simpan meminjam antara
pihak koperasi dan pihak kedua yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunsi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Secara umum kredit diartikan sebagai suatu kegiatan peminjaman
sejumlah modal oleh pemilik modal kepada pengguna modal dalam hal ini
terdapat unsur kepercayaan berupa keyakinan diberikan kepada penerima kredit
bahwa pinjaman yang disepakati bersama akan terlaksana dengan baik. Selain
unsur kepercayaan, ada unsur waktu yang merupakan suatu periodik yang
memisahkan saat pemberian kredit dan penerimaan kredit.
Menurut OP.Simorangkir, (1991 : 100) kredit adalah pemberian prestasi
dalam bentuk uang atau barang dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan
terjadi pada waktu yang akan datang dewasa ini kehidupan moderen adalah
15
prestasi uang. maka taransaksi kredit menyangkut uang sebagai alat kredit yang
menjadi pembalasannya.
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 pada pasal 1 ayat 12
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara kreditur dan pihak lain yang
dapat mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. (Budi
Untung, 2000 : 1).
Muchdarsyah Sinungan, (1991 : 3) mengemukakan bahwa kredit adalah
suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dengan prestasi itu
akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai
dengan suatu kontrak prestasi tanpa bunga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kredit
merupakan ikatan perjanjian yang disertai dengan dokumen-dokumen legal
antara pihak pemberi kredit sebagai pihak kreditur dan pihak lain sebgai pihak
peminjam atau debitur yang menerima suatu prestasi yang berupa uang atau
jasa-jasa pengembalianya dilakukan pada waktu tertentu yang telah ditetapkan
pada masa yang datang dengan memperhitungkan tingkat resiko tertentu dan
balas jasa bunga sebagai kontra prestasi yang merupakan pendapat bagi pihak
debitur. Oleh karena itu ada 4 (empat) kredit yang digambarkan sebagi berikut :
(H. Budi Untung, 2000 : 2)
16
Intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan, dilihat dari pihak kreditur,
kegiatan kredit adalah untung mengambil keuntungan dari modal dengan
mengambil keuntungan dari modal dengan mengambil kontraprestasi, sedangkan
dipandang dari segi debitur, kegiatan kredit adalah adanya bantuan dari kreditur
untuk menutup kebutuhan berupa prestasi. Hanya saja antara prestasi dengan
kontra prestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkanya sehingga
mengakibatkan adanya resiko yang berupa ketidak tentuan oleh karenaya
diperlukan suatu jaminan dalam pemberian kredit.
1. Kepercayaan berarti bahwa pemberi kredit dalam memberi kredit yakin
bahwa prestasi yang diberikanya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa,
akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa
yang akan datang.
2. Tenggang waktu yaitu waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang datang.
3. Degree of risk (resiko) yang akan dihadapi sebagai berikut adanya jangka
waktu yang memisakan antara pemberi prestasi dan kontra prestasi yang akan
diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu keredit yang
17
Kepercayaan
Resiko
Unsur Kredit
prestasi
waktu
diberikan maka semakin tinggi pula tingkat resikonya,sehingga terdapat
unsur ketidak tentuan yang tidak dapat diperhitungkan.
4. Prestasi atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi
juga dapat berbentuk barang atau jasa namun karena kehidupan ekonomi
modern sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksi kredit yang
menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.
Juli Irmayanto, (1997 : 6) mengemukakan bahwa penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan.
Sugiarto, (1992 : 29) mengemukakan bahwa kredit adalah peminjaman
sejumlah uang oleh pengguna dana dari kreditur atau pemilik dana untuk
digunakan sebagai modal dalam penggabungan usaha dan atau memperbaiki
pembangunan ekonomi.
Budiarto, (1995 : 47) mengemukakan bahwa kredit merupakan upaya
perolehan sejumlah modal dalam bentuk uang digunakan dalam investasi dan
modal kerja.
Menurut Mulyadi, (1993 : 38) mengemukakan bahwa “kredit merupakan
tindakan yang dilakukan untuk memperoleh dana dengan cara meminjam dari
pemilik modal dan akan mengembalikan dengan tingkat bunga tertentu dalam
jangka waktu tertentu pula”.
18
Menurut Alma Wijaya, ( 1998 : 42) mengemukakan bahwa kredit
merupakan hutang yang diterima oleh nasabah dari bank untuk modal kerja dan
investasi. Kredit dikeluarkan oleh pemberi kredit dengan didasarkan pada
kebijakan moneter yang berlaku pada bank tersebut sehingga jumlah uang yang
diberikan oleh kreditur dan disesuaikan dengan kemampuan pengembalian dana
tersebut dari nasabah penerima kredit.
Menurut Ahmad Rizal, ( 1992 : 12 ) bahwa jenis penggunaan merupakan
pinjaman yang diberikan berdasarkan tujuan penggunaan kredit yang
bersangkutan sesuai perjanjianya. Sedang jangka waktu merupakan kredit yang
diberikan atas dasar batas waktu yang disepakati sebagaimana tercantum dalam
perjanjian kredit. Kredit jenis ini terdiri dari kredi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang
berjangka waktu maksimum 1 (satu) tahun, kredit jangka menengah yaitu kredit
yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun. sedangkan kredit jangka panjang
yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
Golongan debitur yang menrimanya merupakan kredit yang diberikan
kepada debitur berdasarkan keperluan pembiayaan. Cara penarikan dan
pelunasan kredit merupakan kredit kredit yang diberikan kepada debitur dimana
cara penaksiran dan pelunasan kredit tersebut dipersyratkan dalam perjanjian
kredit serta dokumen-dokumen legal.
19
2.4 Jenis-Jenis Kredit
Kredit terdiri dari beberapa jenis, bila dilihat dari berbagai sudut pandang,
dalam hal ini macam atau jenis kredit yang ada juga tidak bisa dipisahkan dari
kebijaksanaan perkreditan yang digariskan sesuai dengan tujuan pembangunan.
Pada mulanya kredit didasarkan atas dasar kepercayaan murni yaitu berbentuk
kredit perorangan karena kedua bela pihak saling mengenal. Dengan
berkembangnya waktu, maka bekembang pula unsur-unsur lain yang menjadi
landasan kredit, sehingga berkembang berbagai jenis kredit. (Budi Untung, 2000:
4-5).
Dari segi lembaga pemberi kepada penerima kredit yang menyangkut
struktur pelaksanaan kredit di indonesia, maka jenis kredit dapat digolongkan
sebagi berikut : (Budi Untung, 2000: 5 )
1. Kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha.
2. Kredit likuidasi yaitu kredit yang diberikan oleh Bank sentral kepada bank-
bank yang beroperasi di Indonesia.
3. Kredit langnsung, kredit ini diberikan oleh Bank Indonesia kepada lembaga
pemerintah.
Dari segi tujuan penggunaanya kredit dikelompokan menjadi :
1. Kredit kumulatif yaitu kredit uang diberikan oleh bnak pemerintah atau bank
swasta kepada perorangan untuk pembiayaan keperluan konsumsinya.
20
2. Kredit produktif yaitu terbagi atas 2 makna :
a. Kredit investasi adalah kredit yang ditujukan untuk pembiayaan modal
tetap, berupa peralatan produksi,gedung dan mesi-mesin.
b. Kredit eksploitasi yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai
kebutuhan dan usaha akan modal kerja yang berupa, persediaan bahan
baku, persediaan produk akhir, barang dalam proses serta piutang.
c. Perpaduan antara kredit konsumtif dan kredit produktif.
2.5 Analisa Pemberian Kredit
Pemberian akan dilaksanakan oleh kreditur setelah dilakukan analisis
permohonan kredit yang diajukan oleh debitur pemberian kredit ini juga
tergantung dari jenis dan fungnsi kredit yang akan tersedia (Dahlan, (1992 : 13)
Kredit pada awal perkembanganya mengarahkan fungsinya untuk
merangnsang kedua bela pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam
bidang usaha maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Adapun pihak yang memberi
kredit secara material dan harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan
perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan obyek kredit dan secara
spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk
mencapai kemajuan.
Secara garis besar fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian
perdagangan dan keuangan yaitu sebagai berikut : (Bambang, 1997 : 86)
1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang
21
3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalulintas uang
4. Kredit adalah salah satu stabilitas ekonomi
5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
7. Kredit juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional
Pada mulanya kredit didasarkan atas kepercayaan yaitu berbentuk kredit
perorangan karena kedua bela pihak saling mengenal dengan berkembangannya
waktu, maka berkembang juga unsur-unsur lain yang menjadi landasan kredit
sehingga berkembang berbagai jenis kredit (Djarwanto, 1996 : 16)
Dari segi lembaga pemberi dan penerima kredit yang menyangkut
pelaksanaan kredit di Indonesia, maka jenis kredit dapat digolongkan menjadi :
(siagian, 1996 : 20)
1. Kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha dan
konsumsi.Kredit ini diberikan oleh bank pemerintah atau bank swata kepada
dunia usaha guna membiayai sebagian kebutuhan permodalan dan atau kredit
dari bank kepada indifidu untuk membiayai pembelian kebutuhan hidup yang
berupa barang maupu jasa.
2. Kredit likuiditas yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-
bank yang beroprasi di Indonesia yang selanjutnya digunakan sebagai dunia
usaha untuk membiayai kegiatan perkreditan.
3. Kredit langsung merupakan kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia
kepada lembaga pemerintah, atau semi pemerintah misalnya Bank Indonesia
22
memberikan kredit langnsung kepada bulog dalam rangka pelaksanaan
program pengadaan pangan atau pemberian kredit langnsung kepada
pertanian atau kepada pihak ketiga lainya.
Dalam menanggapi permohonan kredit, pihak bank melakukan evaluasi
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan calon debitur dalam
menjalankan kewajibanya. Hal ini damaksudkan untuk menghindari
(memperkecil) resiko yang mungkin timbul dan memastikan bahwa kredit yang
diberikan akan aman, artinya baik kredit maupun bunganya dapat dibayar sesuai
dengan waktu yang disepakati. Metode penilaian/analisa yang bisa dipakai.
(AlmaWijaya, 1998 : 12).
Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk menganalisis suatu kelayakan kredit
harus mengacu pada konsep 5 C yang antara lain :
1. Character: karakter calon debitur menjadi bahan pertimbangan dalam
menyetujui permohonan kredit guna menghindari resiko yang kurang
menguntungkan.
2. Capasity: yaitu penilaian mengenai kemapuan calon debitur untuk mengelola
perusahaan agar mendatangkan kesuksesan dan keuntungan untuk melunasi
kreditnya
3. Capital: modal dalam hal ini analisis kredit akan menilai kondisi harta atau
kekuatan finansial perusahaan yang digunakan
4. Colateral: yaitu jamina yang dapat digunakan oleh debitur untuk menjamin
kredit yang diperoleh
23
5. Condition: kondisi ekonomi merupakan faktor eksternal yang mrnunjukan
keadaan ekonomi secara umum dan pengaruhnya terhadap kemampuan
perusahaan calon debitur dan atau debitur dalam melunasi kreditnya yaitu
batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang memungkinkan seseorang
melakukan bisnis dari suatu tempat walaupun prinsip 5 C sudah terpenuhi.
2.6 Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur perkreditan adalah rangkaian kegiatan pemberian kredit yang
terkoordinir dilakukan berulang ulang untuk melaksanakan aktivitas perusahaan.
Proses permohonan kredit simpan pinjam dapat digambarkan sebagi berikut :
Skema 2.1. Proses Permohonan Kredit
24
Permohonan Kredit
Keputusan Menyetujui/ Menolak
Pencairan Kredit
Analisa Kredit
Pelunasan Kredit
Administrasi Kredit
Pengawasan Kredit
ditolakdisetujui
Adapun penyajian konteksnya adalah suatu langkah-langkah yang
berurutan yang harus ditangani oleh perusahaan yaitu :
1. Tahap permohonan kredit mencakup:
a. Permohonan baru untuk mendapatkan satu jenis kredit
b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan
c. Permohonan perpanjangan/pembaruan masalah kredit yang telah berakhir
jangka waktunya
d. Permohonan-permohonan lainya untuk perubahan syarat-syarat kredit
yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan, perubahan jadwal
angnsuran dan lain sebagainya
2. Tahap Analisa Kredit
Maksud dari analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi :
a. Mempersiapakan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek untuk
mengetahui kemungkinan dapat tidaknya dipertimbangkan suatu
permohonan kredit
b. Menyusun laporan analisa yang diperlukan, sebagai bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan pimpinan dan permohonan kredit anggota.
3. Tahap keputusan atau menolak permohonan
Dalam hal ini yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap
tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil
keputusan berupa menolak atau menyetujui permohonan kredit.
25
4. Tahap administrasi kredit
Pada prinsipnya pengertian dari administrasi kredit adalah suatu
kegiatan yang memberikan pelayanan terhadap kegiatan pemberian kredit
5. Tahap pencairan kredit
Pencairan kredit adalah setiap transaksi menggunakan kredit yang
telah disetujui oleh perusahaan.
6. Tahap pengawasan kredit
Kegiatan pengawasan merupakan penjagaan dan pengamanan terhadap
kekayaan perusahaan yang disalurkan dibidang perkreditan.
7. Tahap pelunasan kredit
Pelunasan kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban utang nasabah
terhadap perusahaan yang berakibat terhapusnya kegiatan perjanjian kredit.
Sumber : Hasmiati, (2002 : 23-25)
2.7 Kerangka Pikir
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu,
maka Koperasi merupakan wadah usaha masyarakat untuk meningkatakan
kesejahteraannya melalui kegiatan simpan pinjam. Pengelolaan dana pada
koperasi dikendalikan oleh rapat anggota dan disalurkan kepada anggota atas
persetujan rapat anggota.
Pemberian kredit pada Koperasi simpan Pinjam Karya samaturu Kendari
Sulawesi Tenggra dilakukan dengan pertimbangan kebutuhan dana bagi anggota
dan ketersediaan dana koperasi sehingga anggota dapat terlayani dengan baik.
26
Besar kecilnya kredit yang diinginkan oleh anggota tergantung dari
kemampuan pengembalian dan jangka waktu pinjaman dari debitur sehingga
pihak kreditur tersedia melayani anggota yang mempunyai kelayakan dalam
memperoleh kredit. Besarnya jumlah kredit yang dapat disalurkan kepada
anggota tergantung besarnya sumber dana yang tersedia pada Koperasi Simpan
Pinjam Karya Samaturu Kendari Sulawesi Tenggara.
Untuk itu dilakukan analisis pengaruh sumber dana koperasi terhadap
pemberian kredit pada anggota Koperasi Simpan Pinjam Karya Samaturu
Kendari Sulawesi Tenggara dengan menggunakan alat analisis regresi sederhana
untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan.
Dengan demikian semakin besar sumber dana yang dimiliki oleh
Koperasi Simpan Pinjam Karya Samaturu akan meningkatkan pemberian kredit
pada anggota Koperasi Simpan Pinjam Karya samaturu Kendari Sulawesi
Tenggara
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada skema kerangka pikir berikut :
27
KERANGKA PIKIR.2.1
28
Sumber Dana (Total Pasiva)Hutang Lancar dan Hutang Jangka PanjangModal
SUMBER DANA DAN PEMBERIAN KREDIT ANGGOTA KOPERASI
SIMPAN PINJAM
Pemberian Kredit/Piutang Kepada
Anggota
PERALATAN ANALISISRegresi SederhanaUji –t
ADA PENGARUH /TIDAK ADA PENGARUH