e-learning dan pembelajaran abad 21

Upload: nova-candra-nt

Post on 15-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

E-Learning dan Pembelajaran abad 21Best Practice e-learning PPPPTK Matematikaoleh : Muh Tamimuddin H

TRANSCRIPT

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    E-Learning dan Pembelajaran Abad 21 (Best Practice E-Learning PPPPTK Matematika)

    Muh. Tamimuddin H.

    [email protected]

    A. Pendahuluan

    Abad 21 memiliki banyak perbedaan dengan abad 20 dalam berbagai hal, diantaranya

    dalam pekerjaan, hidup bermasyarakat dan aktualisasi diri. Abad 21 ditandai dengan

    berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat serta perkembangan otomasi

    dimana banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai

    digantikan oleh mesin, baik mesin produksi maupun komputer. Namun, beberapa pekerjaan

    tetap tidak tergantikan oleh mesin yaitu pekerjaan yang menuntut adanya pemikiran pakar

    (expert thinking) dan komunikasi yang kompleks. Grafik berikut menunjukkan bahwa

    kebutuhan sumber daya manusia untuk hal-hal rutin semakin menurun dari tahun ke tahun.

    Sebaliknya kebutuhan akan kecakapan berfikir dan komunikasi yang kompleks semakin naik

    [Trilling, 2009]. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan paradigma tentang kacakapan

    yang akan diperlukan di masa depan.

    Perkembangan lain adalah pesatnya penyebaran informasi khususnya Internet dan media

    aksesnya, baik komputer maupun perangkat komunikasi genggam, semisal telepon seluler dan

    tablet. Abad 21 merupakan abad eksponensial dimana informasi berkembang dengan jauh lebih

    besar dan lebih cepat dibanding abad-abad sebelumnya. Informasi tak hanya menyebar melalui

    media cetak (koran, majalah, buku) tak juga melalui radio dan televisi yang hanya satu arah,

    tapi menyebar cepat dan multi-arah melalui perangkat-perangkat elektronik dari komputer

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    sampai telepon seluler dalam hitungan detik. Generasi sekarang lahir dan dibesarkan di

    lingkungan dengan teknologi informasi canggih dan gaya hidup digital sudah menjadi bagian

    dari hidupnya sejak lahir (digital native).

    Selain itu, generasi sekarang lahir dan hidup dalam dunia yang semakin kompleks dengan

    berbagai macam kondisi dan permasalahan baik lokal maupun global, seperti pesatnya

    perkembangan ilmu dan teknologi beserta implikasinya, membanjirnya informasi, menipisnya

    sumber daya alam, perubahan demografi, krisis energi, penyebaran penyakit berbahaya,

    perubahan iklim, konflik pertemuan antar budaya, dan permasalahan lainnya. Hal ini

    menyebabkan perlunya penyiapan generasi mendatang dengan berbagai kompetensi penting

    dalam rangka menghadapi persoalan mutakhir dan perubahan-perubahan sehingga pada

    saatnya nanti mereka sudah siap dengan segala perkembangan yang terjadi.

    Dalam konteks Indonesia, selain adanya beragam tantangan di atas ada pula sebuah peluang

    yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, khususnya terkait dengan ketersediaan sumber

    daya manusia. Menurut data statistik dari PBB pada kurun waktu sekitar 2010 sampai 2035,

    Indonesia akan mengalami masa dimana tingkat ketergantungan penduduk usia tak produktif

    (usia lanjut dan kanak-kanak) terhadap usia produktif atau disebut dependency ratio akan

    mengalami titik terrendah [United Nations, 2011]. Pada kurun waktu tersebut akan ada banyak

    tenaga produktif dengan beban keluarga yang ditanggung relatif kecil atau dengan kata lain

    jumlah generasi muda akan melimpah. Ini merupakan momentum emas karena jika momentum

    ini dimanfaatkan dengan baik maka Indonesia akan menjadi negara yang maju dan

    diperhitungkan di kancah global.

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    Dalam kondisi demikian ini daya saing generasi mendatang menjadi salah satu kunci utama

    dalam memenangkan persaingan dunia dan upaya paling vital untuk memberikan bekal yang

    cukup bagi generasi mendatang ini tak lain adalah pendidikan. Diperlukan sebuah visi besar

    untuk dapat membangun sistem pendidikan yang mampu menjawab persoalan mutakhir serta

    menciptakan generasi yang mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan bahkan berperan

    aktif di dalamnya.

    B. Framework Pembelajaran Abad 21

    Adanya perubahan dunia seperti disebutkan di atas menuntut pula perubahan paradigma

    pembelajaran. Dalam uji publik Kurikulum 2013 disebutkan mengenai pergeseran paradigma

    belajar dengan mempertimbangkan beberapa ciri abad 21 serta penerapan model

    pembelajaran yang sesuai. Berikut beberapa ciri abad 21 dan model pembelajaran yang

    menyesuaikan [Kemdikbud, 2012].

    1. Informasi. Informasi pada waktu sekarang ini sudah sangat berlimpah dan tersedia luas

    kapan dan dimana saja melalui terutama melalui media digital. Pada saat sekarang ini

    sudah bukan waktunya informasi didominasi oleh guru. Peserta didik dapat

    memperoleh informasi dari berbagai sumber, guru hendaknya menjadi motivator yang

    memotivasi peserta didik untuk mencari tahu serta menjadi mentor dalam upaya

    memperoleh informasi yang benar dan kredibel .

    2. Komputasi. Berkembangnya perangkat teknologi memungkinkan mesin melakukan

    pekerjaan komputasi dengan lebih cepat dan akurat. Pembelajaran hendaknya

    diarahkan untuk merumuskan masalah (menanya) tidak hanya sekedar menyelesaikan

    masalah (menjawab).

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    3. Otomasi. Pekerjaan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang dengan prosedur yang sudah

    baku semakin lama akan digantikan oleh mesin. Pembelajaran hendaknya diarahkan

    untuk tak sekedar berfikir mekanistis (rutin) tapi lebih kepada berfikir analitis

    (pengambilan keputusan). Saat ini mesin atau komputer masih kalah jauh dengan

    kemampuan manusia berfikir analitis.

    4. Komunikasi. Pekerjaan-pekerjaan di abad 21 memerlukan adanya komunikasi yang

    kompleks serta adanya kolaborasi dan kerjasama dalam menyelesaikan masalah.

    Komunikasi dan kolaborasi juga tak sekedar bekerja dalam kelompok yang kecil dan

    lokal tapi bisa jadi dalam skala yang besar dan global. Pembelajaran hendaknya

    diarahkan kepada melatih kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik.

    Pergeseran ini juga harus berlaku pada beberapa praktik pembelajaran dimana praktek

    pembelajaran lama harus diseimbangkan dengan pembelajaran baru. Beberapa hal yang perlu

    diseimbangkan ini diperlihatkan pada gambar berikut [Trilling, 2009].

    Dalam pembelajaran lama, praktik pembelajaran lebih banyak condong kepada bagian kiri yang

    dalam pembelajaran sekarang sudah kurang sesuai. Pada pembelajaran baru harus

    diseimbangkan antara bagian kiri dan bagian kanan. Misalnya, selama ini guru yang

    mendominasi pembelajaran harus mulai menyeimbangkan dengan memberdayakan siswa

    untuk lebih aktif.

    Melalui pendekatan baru ini diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan,

    dan pengetahuan yang jauh lebih baik dimana mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih

    produktif. Sedikitnya ada lima entitas, masing-masing peserta didik, pendidik dan tenaga kepe-

    ndidikan, manajemen satuan pendidikan, Negara dan bangsa, serta masyarakat umum, yang

    diharapkan mengalami perubahan [Kemdikbud, 2012].

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    Untuk mempermudah dalam mengembangkan pembelajaran masa depan beberapa kalangan

    berinisiatif mengembangkan framework (kerangka kerja), salah satunya adalah kemitraan

    dalam The Partnership for 21st Century Skills .Program kemitraan ini digalang oleh beberapa

    organisasi dunia yang mengembangkan visi kolektif terpadu untuk belajar abad ke-21 yang

    dapat digunakan untuk memperkuat pendidikan menyongsong abad ke 21. Kemitraan ini

    mengembangkan platform pembelajaran yang disebut dengan Framework for 21st Century

    Learning.

    Framework ini menyajikan pandangan holistik mengenai pengajaran dan pembelajaran abad

    ke-21 yang menggabungkan outcome yang diharapkan dari siswa (perpaduan keterampilan

    khusus, pengetahuan, keahlian dan literasi) dengan sistem pendukung yang inovatif untuk

    membantu siswa menguasai kemampuan multi-dimensi yang diperlukan dari mereka di abad

    ke-21. Elemen-elemen kunci dari pembelajaran abad ke-21 diwakili dalam gambar dan deskripsi

    berikut. Dua lengkungan atas mewakili outcome siswa dan bagian bawah adalah sistem

    pendukung.

    Pada bagian 21st

    Century Outcome terdiri dari beberapa elemen kecakapan berikut:

    1. Subjek Inti dan Tema Abad 21

    Berisi tentang penguasaan subjek/pelajaran inti dan tema abad ke-21 yang meliputi:

    Kecakapan membaca dan seni berbahasa, Bahasa dunia, Seni, Matematika, Ekonomi, Sains,

    Geografi, Sejarah, Kewarganegaraan.

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    2. Kecakapan Pembelajaran dan Inovasi

    Keterampilan ini berfokus kepada kemampuan untuk menghadapi kehidupan yang semakin

    kompleks dan lingkungan kerja di abad ke-21, terdiri dari:

    Kreativitas dan Inovasi

    Berpikir Kritis dan Problem Solving

    Komunikasi dan Kolaborasi

    3. Kecakapan Informasi, Media dan Teknologi

    Di abad 21 orang-orang hidup dan diliputi oleh teknologi dan media beragam, ketersediaan

    akses ke sejumlah banyak informasi, perubahan yang cepat dalam alat-alat teknologi, dan

    tuntutan kemampuan untuk berkolaborasi dan membuat kontribusi individu pada skala yang

    belum pernah terjadi sebelumnya sehingga dipelukan kecakapan-kecakapan terkait hal

    tersebut, meliputi:

    Literasi Informasi

    Literasi Media dan

    Literasi ICT.

    4. Kecakapan Hidup dan Karir

    Kecakapan ini berfokus kepada kecakapan dalam kehidupan dan karir meliputi:

    Fleksibilitas Dan Adaptasi

    Inisiatif Dan Kemandirian (Self-Direction)

    Keterampilan Sosial Dan Lintas Budaya

    Produktivitas Dan Akuntabilitas

    Kepemimpinan Dan Tanggung Jawab

    Sedangkan pada bagian 21st Century Support System disebutkan beberapa sistsem yang

    diperlukan untuk memastikan keberhasilan penguasaan siswa keterampilan abad ke-21, yaitu:

    Standar Abad 21

    Penilaian Keterampilan Abad 21

    Kurikulum dan Instruksi Abad 21

    Pengembangan Profesional Abad 21

    Lingkungan Belajar Abad 21

    Dalam praktek, beberapa kecakapan di atas dapat dirangkum ke dalam beberapa poin yang

    lebih ringkas seperti misalnya di Birmingham Public School [BPS, 2013] dimana kecakapan-

    kecakapan tersebut dirangkum menjadi beberapa poin, yaitu.

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    Motivasi, Koneksi, Kemandirian (self directed)

    Berpikir kritis dan Pemecahan Masalah (problem solving)

    Kecerdasan dan Keterampilan

    Warga Dunia yang Bertanggung jawab

    Komunikasi dan Kerjasama (kolaborasi)

    Kreasi dan Kontribusi

    C. Pemanfaatan E-Learning

    Dalam mewujudkan kecakapan abad 21 maka diperlukan pula inovasi-inovasi dalam

    pembelajaran, baik terkait dengan pendekatan, model, media, strategi dan lain-lainnya. Salah

    satu model yang saat ini cukup potensial adalah pembelajaran e-learning.

    E-Learning memiliki pengertian yang luas dan didefinisikan secara beragam oleh para pihak

    sesuai dengan sudut pandangnya. Salah satu definisi yang cukup umum dikemukakan oleh

    LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] yang menyatakan:

    e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk

    mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun

    komputer standalone.

    E-learning menjadi salah satu alternatif yang menarik karena dengan penggunaan e-learning

    akan memungkinkan terjadinya pembelajaran yang lebih baik dan dapat mendukung

    pembelajaran abad 21 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Beberapa kelebihan

    e-learning diantaranya:

    pembelajaran yang fleksibel dalam waktu dan tempat

    mendukung pembelajaran eksploratif

    mendukung on-demand learning (pembelajaran pada hal-hal yang dibutuhkan atau

    belum diketahui saja)

    adanya fasilitasi interaksi dan kolaborasi

    mempermudah komputasi dengan proses perhitungan cepat dan akurat

    Jenis-jenis e-learning sangat beragam baik dari sistem, proses sampai media yang digunakan.

    Berikut ini contoh beberapa jenis e-learning:

    Full Online (biasanya menggunakan software LMS)

    Blended Learning (kombinasi dengan proses konvensional)

    Synchronous

    Asynchronous

    Instructor-led group

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    Self-study

    Self-study dipandu fasilitator

    Web-based

    Computer-based (Offline)

    Video/audio tape/Multimedia-based

    Dan lain-lain

    Secara teknis banyak teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran e-learning. Saat

    ini banyak tersedia luas berbagai software, tool maupun konten pembelajaran yang dapat

    diperoleh dengan mudah melalui internet. Beberapa resource bahkan tersedia secara bebas

    dengan kualitas yang sudah teruji. Sebagai contoh misalnya software GeoGebra yang digunakan

    untuk pembelajaran matematika. Software ini sudah mendukung berbagai topik matematika

    dari geometri, aljabar, kalkulus dan banyak lagi topik lain. GeoGebra dapat mendukung

    pembelajaran secara offline maupun online (dengan dukungan applet dan HTML5)

    Untuk sistem pembelajaran online telah tersedia beberapa LMS (Learning Management

    System) yang bersifat opensource misalnya Moodle. LMS ini telah menyediakan fitur lengkap

    dari proses administrasi, pengelolaan konten dan proses pembelajaran online, fasilitas diskusi

    dan kolaborasi, hingga asessment. Namun, hal yang perlu diingat, apapun teknologinya,

    pembelajaran harus menjadi elemen utama dan bukan pada teknologinya.

    D. Best Practice E-Learning Di PPPPTK Matematika

    Dalam rangka melakukan inovasi dalam pembelajaran dan pelatihan, PPPPTK Matematika

    sudah mulai menerapkan pemanfaatan e-learning pada proses pembelajaran. Selain itu PPPPTK

    Matematika juga mendorong para peserta pelatihan untuk menggunakan e-learning dalam

    pembelajaran di kelas masing-masing. E-learning yang digunakan dan dikenalkan oleh PPPPTK

    Matematika cukup beragam dari yang paling sederhana misalnya pemanfaatan software

    pembelajaran semisal GeoGebra, MS Office, SPSS, Autograph yang biasanya dikombinasikan

    dengan pembelajaran tatap muka sampai kepada kegiatan pelatihan yang dilakukan secara full-

    online dan jarak jauh tanpa ada tatap muka.

    Beberapa kegitan e-learning full-online yang telah dilaksanakan oleh PPPPTK Matematika

    antara lain:

    Diklat Online 2011 (Durasi 3 Bulan, Peserta 60 orang)

    Diklat Online 2012 (Durasi 3 Bulan, Peserta 120 orang)

    Bimtek Online Geogebra (3 angkatan, Durasi 14 Hari, Peserta 350 orang)

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    Pembahasan mengenai penerapan E-Learning terkait dengan pembelajaran abad 21 ini untuk

    selanjutnya berfokus pada pembelajaran full-online dan mengambil studi kasus pada Bimtek

    Geogebra. Dalam perancangan pelaksanaannnya e-learning PPPPTK Matematika juga telah

    mulai mengadopsi pembelajaran abad 21 dengan outcome yang diharapkan diperoleh dari

    kegiatan ini sedikit banyak disesuaikan dengan framework pembelajaran abad 21. Pada

    pembelajaran online yang telah dilakukan PPPPTK Matematika ini semua aktifitas dari proses

    pendaftaran, proses pembelajaran, diskusi, penugasan dan penilaian dilakukan melalui sistem

    pembelajaran online memanfaatkan LMS dan tidak ada tahapan tatap muka sama sekali.

    Beberapa outcome dari kegiatan online diselaraskan dengan outcome pembelajaran abad 21

    seperti diuraikan dalam tabel berikut.

    21st

    Century Outcome Outcome Bimtek Online GeoGebra

    Minat Luas dalam

    kehidupan, Motivasi,

    Koneksi, Kemandirian (self

    directed)

    Antusias dalam mempelajari dan memperdalam

    software matematika (dipicu setelah mengetahui

    kelebihan fitur dan kemampuan geogebra) dan

    berminat menggunakannya utk proses KBM di kelas

    Mampu mencari tutorial dan contoh media

    pembelajaran matematika berbasis ICT dan dapat

    mempelajari secara mandiri

    Berpikir jernih dan kritis,

    Bertanya (questioning) dan

    Pemecahan Masalah

    (Problem Solving)

    Mampu menentukan kapan dan topik apa yang tepat

    untuk memakai geogebra sebagai tool

    Kecerdasan dan

    keterampilan

    Mampu menginstal dan update software Geogebra

    Mampu membuat media untuk topik dasar

    Komunikasi dan Kerjasama

    (Kolaborasi)

    Mampu berkomunikasi menggunakan forum dan atau

    media digital lain

    Mampu berkolaborasi jarak jauh memanfaatkan

    forum online dan atau media digital

    Warga Yang Bertanggung

    jawab

    Menyadari tentang HAKI dalam dunia ICT dan mulai

    menggunakan software legal/opensource seperti

    Geogebra

    Menggunakan tool Geogebra untuk membantu

    persoalan riil di masyarakat (mis. program linier)

    Kreasi, Inovasi dan

    Kontribusi

    Mampu membuat media geogebra dan

    mengintegrasikan dalam RPP

    Mampu mengupload media yang sudah dibuat ke

    Internet

    Mampu membuat tutorial membuat media geogebra

    (teks/video)

    Mampu mengupload/mempublikasikan tutorial ke

    Internet agar dapat dipelajari oleh guru lain

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    Dalam pelaksanaan pembelajaran online telah dipraktekkan proses pembelajaran yang

    berpusat kepada peserta didik (dalam hal ini peserta diklat). Peserta aktif untuk mempelajari

    modul secara mandiri, mencari sumber belajar tambahan dari Internet dan melakukan tukar

    pendapat dengan peserta lain atau dengan fasilitator. Terjadi pertukaran pengetahuan secara

    efektif antar peserta baik dimana peserta saling membantu satu dengan yang lain dalam

    suasana kolaboratif baik dalam forum umum maupun dalam kerja kelompok. Interaksi dan

    kolaborasi terjalin dengan baik meskipun setiap peserta berada pada jarak geografis yang jauh

    dan tidak bertemu muka secara fisik, ini menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi di era

    sekarang ini juga harus ditopang dengan kemampuan berkomunikasi secara digital sehingga

    batas ruang dan waktu tak lagi menjadi kendala dalam berkomunikasi.

    Selain itu peserta mampu menggunakan alternatif-alternatif media lain ketika satu jalur tidak

    dapat diakses, misalnya ketika server LMS mengalami gangguan, peserta berinisiatif

    memindahkan sementara ruang diskusi dari LMS ke forum di Facebook sehingga proses diskusi

    tetap berjalan lancar. Waktu pelaksanaan pembelajaran relatif fleksibel dimana peserta dapat

    melakukan pembelajaran sesuai dengan waktu luang mereka, di luar kewajiban mengajar di

    sekolah. Kebanyakan peserta ternyata aktif pada waktu malam hari. Untuk penilaian,

    mengingat setiap peserta tidak dapat dikontrol secara penuh, nilai dari setiap peserta tidak

    hanya diambil dari nilai sumatif (pos tes) dan tugas-tugas yang dikumpulkan dalam bentuk file,

    akan tetapi penilaian tertinggi ada pada proses, terutama keaktifan dalam diskusi. Dari setiap

    peserta dilihat rekam jejaknya selama mengikuti seluruh kegiatan online. Dari rekam jejak ini

    akan terlihat bagaimana peran masing-masing misalnya dalam diskusi atau kerja kelompok.

    Di sisi lain peran pengampu pembelajaran (dalam hal ini widyaiswara) menjadi tidak begitu

    dominan menjadi sumber utama pembelajaran. Pengampu diklat lebih berperan sebagai

    fasilitator karena peserta sendiri yang aktif untuk mencari sumber-sumber belajar baik yang

    sudah disediakan di LMS maupun sumber lain dari Internet. Pengampu juga berperan dalam

    membimbing dan mengarahkan proses pembelajaran serta memastikan bahwa proses sudah

    sesuai dengan skenario yang disiapkan. Selain itu dalam beberapa kasus, diskusi yang cukup

    kompleks dan ada perbedaan pendapat yang tajam maka pengampu dapat berperan sebagai

    mediator/penengah atau menentukan kesimpulan akhir. Pengampu juga harus memonitor

    perkembangan pembelajaran baik setiap individu peserta maupun perkembangan secara

    umum, misalnya topik-topik diskusi yang hangat atau kendala-kendala (teknis maupun non-

    teknis) yang dihadapi peserta untuk kemudian dicarikan solusi. Salah satu peran penting lain

    adalah pengampu harus mampu menjadi motivator. Dalam kegiatan jarak-jauh seperti e-

    learning dimana peserta secara fisik biasanya beraktifitas mandiri seringkali dihinggapi

    perasaan bosan maupun frustasi. Pengampu harus dapat memberikan motivasi agar semangat

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    peserta didik tidak mudah surut. Motivasi belajar ini sedapat mungkin untuk tetap

    dipertahankan meskipun sesi pembelajaran sudah berakhir. Dalam kegiatan yang sudah

    dilakukan ternyata sebagian besar peserta sangat antusias dalam melakukan proses

    pembelajaran. Motivasi terbentuk dengan sendirinya mengingat topik yang dipelajari memang

    dirasakan cukup menarik dan bermanfaat ketika peserta terjun di lapangan.

    E. Simpulan

    Dari uraian di atas dapat diambil beberapa simpulan berikut.

    1. Perubahan yang terjadi pada abad 21 ini merupakan hal yang tidak dapat terelakkan.

    Dunia dengan segala kompleksitasnya telah mengalami perubahan yang sangat cepat.

    Perubahan ini mencakup kepada banyak hal; gaya hidup, profesi dan tuntutan

    pekerjaan, dan kecakapan apa yang dibutuhkan di masa depan.

    2. Dalam upaya untuk mempersiapkan generasi mendatang terhadap perubahan ini maka

    perubahan paradigma dalam pembelajaran masa depan sehingga generasi mendatang

    benar-benar siap dalam menghadapi perkembangan zaman.

    3. Framework pembelajaran abad 21 yang dikembangkan oleh P21 memberikan gambaran

    tentang kecakapan apa saja yang diperlukan pada abad 21. Framework ini dapat

    diterapkan dalam mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan abad 21.

    4. Elearning dengan segala potensi dan kelebihan merupakan salah satu inovasi penting

    dalam pembelajaran masa depan. Outcome kecakapan abad 21 yang diharapkan bagi

    peserta didik dapat diterapkan dalam pembelajaran e-learning sehingga apa yang

    diharapkan dalam pembelajaran abad 21 dapat dicapai salah satunya melalui

    pemanfaatan e-learning.

    5. PPPPTK Matematika telah mulai memanfaatkan e-learning sebagai salah satu model

    pembelajaran pada beberapa kegiatan yang dilakukan dan cukup berhasil. E-learning

    yang diimplementasikan dapat diselaraskan dengan kecakapan abad 21 dan

    menunjukkan bahwa e-learning dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran

    abad 21.

  • SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, PPPPTK MATEMATIKA, 11 MEI 2013

    Referensi:

    Birmingham Pulic School, District Framework for 21st Century Teaching and Learning

    http://birmingham.k12.mi.us/. Diakses April 2013

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21,

    http://kemdikbud.go.id. Diakses Mei 2013.

    Glossary of e-Learning Terms, LearnFrame.Com, 2001.

    The Partnership for 21st Century Skills, Framework for 21st Century Learning,

    http://www.p21.org/overview/skills-framework. Diakses Mei 2013.

    Trilling, Bernie and Charles Fadel, 21st Century Skills: Learning for Life of Our Times, Josey-Bass,

    San Francisco, 2009.

    United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2011): World

    Population Prospects: The 2010 Revision, New York, 2010.

    http://esa.un.org/unpd/wpp/country-profiles/country-profiles_1.htm. Diakses April 2013