e13aka

84
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE TEGAKAN DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT ARONIKA KABAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: mhemeydha-luphe-yudha

Post on 21-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ekologi

TRANSCRIPT

  • KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE TEGAKAN

    DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT

    ARONIKA KABAN

    DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

    FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2013

  • KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE TEGAKAN

    DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT

    ARONIKA KABAN

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

    Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

    DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

    FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2013

  • RINGKASAN ARONIKA KABAN. Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat. Dibimbing oleh YENI ARYATI MULYANI dan ANI MARDIASTUTI. Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yang merupakan hutan tanaman berisi beberapa tipe tegakan sejenis adalah habitat bagi berbagai jenis burung. Perbedaan kondisi keanekaragaman jenis pohon dan ketinggian tajuk menyebabkan keanekaragaman jenis burung yang berbeda. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan habitat, mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung, mengetahui komposisi guild burung dan mendeskripsikan pemanfaatan vegetasi oleh burung berdasarkan stratifikasi vertikal di setiap tipe tegakan. Penelitian dilaksanakan di kawasan HPGW pada empat tipe tegakan yaitu tegakan puspa, agathis, pinus dan campuran (agathis, pinus dan puspa) pada bulan Agustus 2011. Pengukuran vegetasi untuk penggambaran profil dilakukan pada plot berukuran 10 m x 50 m di setiap tipe tegakan, sedangkan untuk mengetahui jenis vegetasi lain dilakukan pengamatan pada plot berukuran 3 m x 3m. Data burung dikumpulkan menggunakan metode IPA dan metode daftar jenis MacKinnon (MacKinnon et al. 1998). Analisis terhadap komponen burung menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks kesamaaan komunitas burung Jaccard. Analisis untuk komponen habitat dan profil pohon dilakukan secara deskriptif dan analisis guild dilakukan dengan merujuk kepada MacKinnon et al. (1998), Wong (1986), Lambert dan Collar (2002), serta Novarino (2008). Hubungan antara burung dengan vegetasi dianalisis secara deskriptif. Tegakan puspa (518-573 m dpl) terletak pada topografi relatif datar dan terdapat aliran sungai kecil yang melalui lokasi pengamatan. Jumlah jenis vegetasi lain yang tercatat sebanyak 21 jenis. Tegakan agathis (+ 529 m dpl) terletak pada topografi relatif miring dengan jumlah jenis vegetasi lain sebanyak 16 jenis, Tegakan pinus (545-601 mdpl) berada pada topografi datar dengan jumlah jenis vegetasi lain 13 jenis. Tegakan campuran yang terdiri dari tiga jenis pohon yaitu pinus, agathis dan puspa terletak pada topografi datar pada ketinggian 518 - 573 mdpl dan memiliki sebanyak 18 jenis vegetasi lain. Secara vertikal, stratifikasi vegetasi di keempat tipe tegakan dapat dibagi menjadi tajuk atas, tajuk tengah, tajuk bawah, batang dan lantai hutan. Empatpuluh sembilan jenis burung dari 24 suku ditemukan selama penelitian, dengan Cuculidae sebagai suku yang memiliki jenis terbanyak (6 jenis).Jumlah jenis burung terbanyak tercatat di tegakan puspa (30 jenis, H= 3.03, E=0.89), disusul oleh tegakan agathis (28 jenis, H=2.79, E=0.83), tegakan campuran (27 jenis, H= 2.73, E=0.85) dan yang paling sedikit adalah di tegakan pinus (25 jenis, H=2.73, E=0.85). Nilai IS tertinggi yaitu tegakan pinus dengan tegakan campuran(ISJ=0.63).

    Komunitas burung yang ditemukan di HPGW terbagi kedalam 12 kategori guild, dengan kelompok pemakan serangga yang aktif mencari makan di bagian tajuk pohon mempunyai jumlah jenis terbanyak (14 jenis).Pemanfaatan strata vegetasi oleh burung di keempat tipe tegakan paling tinggi pada bagian tajuk atas dan paling rendah di bagian batang.

  • Keberagaman habitat, keberadaan pohon puspa yang sedang berbunga dan lebih banyaknya jenis vegetasi lain diduga merupakan faktor yang mempengaruhi tingginya keanekaragaman burung di tegakan puspa. Selain itu, lokasi tiga plot pengamatan pada tegakan puspa berdekatan dengan areal agroforestry. Kondisi demikian menghadirkan habitat antara (ecotone) maupun rumpang (gap) sehingga berpotensi memiliki keanekaragaman jenis yang lebih tinggi. Tegakan pinus merupakan tipe tegakan dengan jumlah jenis burung paling rendah, diduga karena kondisi lantai hutan yang relatif bersih, tidak banyak ditumbuhi tumbuhan bawah dan cukup banyaknya aktivitas manusia yaitu penyadapan getah pinus dan pengambilan kayu bakar.

    Berdasarkan data dari beberapa penelitian sebelumnya yang mendapatkan jumlah jenis burung tidak jauh berbeda, diduga jumlah jenis burung mengindikasikan kapasitas habitat yang ada di HPGW bagi burung. Untuk memperkaya dan memelihara keanekaragaman jenis burung di HPGW perlu dilakukan pengkayaan jenis pohon pakan burung dan strata vegetasi di HPGW. Kata kunci: Keanekaragaman jenis burung, HPGW

  • SUMMARY

    ARONIKA KABAN. Birds Species Diversity in Several Types of Forest Stands in Gunung Walat Educational Forest, Sukabumi, West Java. Under Supervision ofYENI ARYATI MULYANI And ANI MARDIASTUTI. Gunung Walat Educational Forest (GWEF) which is a plantation forest that consists of several homogenous standsis a habitat of various bird species. Difference in tree species composition, canopy coverage and canopy height could cause different birds species diversity. The objectives of this research were to describe the habitat, to identify bird species diversity, to find out composition of bird guild and to describe use of vertical startification by birds. This research was carried out in four types of forest stands of GWEF area; those are Schima, Agathis, Pine and mixed stands (Agathis, Pines and Schima) at August 2011). Vegetation measurement to describe vegetation profile was conducted in 10 m x 50 m sample plot on each stand type, while profile of other type of vegetation was observed in 3 m x 3 m sample plot. Birds data were collected by using IPA method and Mackinnons Species list method (Mackinnon et al. 1998). Analysis of bird component was performed by using Shannon-Wieners diversity index and Jaccards similarity index of birds communities. Analysis of habitat component and tree profile was conducted descriptively, while guild analysis was performed by referring to Mackinnon at al. (1998), Wong (1986), Lambert and Collar (2002) and also Novarino (2008). Relationship between birds and vegetation was analyzed descriptively. Schima stand (518-573 m above sea level) is located in relatively flat topography with a small creek goes through the habitat in the observation site. Total of other species of vegetation in this stands was 21 species. Agathis stands (+ 529 m above sea level) were located in relatively slope topography with total of other vegetations were 16 species. Pine stand (545-601 m above sea level) is located in relatively plain topography with total of other vegetations were 13 species. Mixed standthat is consisted of three species of trees, Pines, Agathis, and Schima, is located in relatively plain topography at altitude of 518 - 573 m above sea level and has total of other vegetations recorded 18 species. Canopy stratification in those four types of stands were could be divided vertically into top canopy, middle canopy, lower canopy, stem and forest floor. There were 49 species of 24 families of birds found during research period with Cuculidae as family with highest total species (6 species). Highest total birds species was recorded at Schima stands (30 species, H= 3.03, E=0.89), then followed by Agathis stands (28 species, H=2.79, E=0.83), mixed stands (27 species, H= 2.73, E=0.85),and the lowest was recorded at Pines stands (25 species, H=2.73, E=0.85). Highest IS value was recorded at Pines stands and mixed stands (ISJ=0.63).

    Bird communities in GWEF were classified into 12 guild categories, with insect feeder that actively feeding at canopy as guild with the highest total species (14 species). Highest utilization of canopy strata by birds in four types of stands was recorded at top canopy layer, while the lowest was recorded at stem layer. Habitat variety, Schima stands that bearing flower and also higher total of other vegetations was supposed to be the causes of highbird diversity in Schima

  • stands. Moreover, location of tree observation plots was adjacent with agroforestry area. Those circumstances provide ecotone and also gap thus has potential of higher species diversity. Pines stands has lowest bird species diversity.It was supposed to be caused by relatively clear forest floor with not much understory and relatively high of human activity through resin sapping and firewood collecting.

    Based on data from previous researches that obtain total birds species there is no significant differenc in the number of species. Therefore, it might indicate the capacity GWEF in terms of bird diversity.. Thus, enrichment of tree species beneficial for bird food source and vegetation strata is needed to enrich and maintain birds species diversity of GWEF. Keywords: Bird species diversity, GWEF

  • PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman

    Jenis Burung pada Beberapa Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat,

    Sukabumi, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dosen pemimbing

    dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi. Sumber

    informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

    diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

    daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta

    dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

    Bogor, Februari 2013

    Aronika Kaban E34070053

  • Judul Skripsi : Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat

    Nama : Aronika Kaban NIM : E34070053

    Menyetujui,

    Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Ir. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc. NIP. 19610411 198703 2 001 NIP. 19590925 198303 2 002

    Mengetahui,

    Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

    Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. NIP. 19580915 198403 1 003

    Tanggal Lulus:

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah

    yang berjudul Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe Tegakan

    di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat dengan

    pembimbing Dr. Ir. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti,

    M.Sc. ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar

    Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

    Ekowisata, Fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor.

    Sebagai ujian akhir dari masa perkuliahan, semoga karya ilmiah ini dapat

    memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak. Penulis menyadari

    bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tidak lupa,

    penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan saran

    dan kritik yang membangun selama ini.

    Bogor, Februari 2013

    Penulis

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP Aronika Kaban dilahirkan di Munte, Sumatera Utara pada

    tanggal 21 September 1988 sebagai anak ketiga dari Lima

    bersaudara pasangan Jalan Gemini Kaban dan Ibu

    Warnawati Sembiring. Pendidikan formal penulis dimulai di

    SDN 05 pagi Jakarta (19952001), kemudian penulis

    melanjutkan ke SLTPN 161 Jakarta (20012004), dan

    SMAN 47 Jakarta (20042007). Setelah lulus SMA, penulis diterima di Institut

    Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Saringan Masuk IPB (USMI) yaitu pada

    mayor Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas

    Kehutanan IPB.

    Selama menempuh pendidikan di IPB penulis aktif mengikuti beberapa

    kegiatan, diantaranya aktif sebagai Bendahara II HIMAKOVA (2008-2009),

    Bendahara Umum HIMAKOVA (2009-2010), dan anggota Kelompok Pemerhati

    Burung (KPB). Pengalaman lapangan penulis meliputi Eksplorasi Flora dan Fauna

    Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Rawa Danau pada tahun 2009,

    RAFFLESIA di Cagar Alam Gunung Burangrang pada tahun 2010, Studi

    Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Manupeu Tanadaru Nusa

    Tenggara Timur pada tahun 2009, SURILI di Taman Nasional Sebangau

    Kalimantan Tengah pada tahun 2010, kegiatan pencincinan burung oleh

    Cikabayan Birdbanding Club 2010-2013, dan voluntir kegiatan konservasi burung

    Cikalang Christmas di Teluk Jakarta, Jawa Barat.

    Kegiatan akademik lapangan yang pernah diikuti antara lain Praktek

    Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di CA Pangandaran SM Gunung Sawal

    Jawa Barat (2009), Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan

    Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat (2010), serta Praktek Kerja Lapang di

    Taman Nasional Laiwangi Wanggameti Nusa Tenggara Timur (2011). Penulis

    berpengalaman sebagai asisten praktikum mata kuliah Ekologi Satwaliar (2009

    2012), termasuk menjadi asisten pada praktikum Lapang di Pulau Rambut, Kebun

    Binatang Ragunan, Suaka Margasatwa Muara Angke, dan Cagar Alam

    Pangandaran. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis

    menyelesaikan skripsi dengan judul Keanekaragaman Jenis Burung pada

  • Beberapa Tipe Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa

    Barat dengan pembimbing Dr. Ir. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Ani

    Mardiastuti, M.Sc.

  • UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur dipanjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    memberikan Kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    penulis menyelesaikan skripsi ini mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Orang tuaku tercinta, Bapak Jalan Gemini Kaban dan Ibu Warnawati

    Sembiring atas doa, kasih sayang, dukungan moril, serta motivasi untuk

    penulis, adik-adikku Primusta Hagai Kaban dan Yosenta Kaban yang telah

    memberikan semangat, serta keluarga besar penulis atas semua doa untuk

    penulis.

    2. Dr. Ir. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc

    selaku dosen pembimbing atas kesabaran dan telah memberikan motivasi,

    nasehat serta bimbingannya.

    3. Dr. Ir Gunawan Santosa, MS yang telah bersedia menjadi dosen penguji

    untuk ujian komprehensif dan terima kasih atas semua masukan dan koreksi.

    4. Dr. Agus Priyono Kartono, MS yang telah bersedia menjadi ketua sidang

    untuk ujian komprehensif dan terima kasih atas semua masukan dan koreksi.

    5. Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si yang telah menjadi moderator saat seminar

    skripsi.

    6. Ir. Budi Prihanto, MS, Dr. Ir. Tatang Tiryana, MSc.F, dan Dizy Rizal, S.Hut.

    atas dukungan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat melaksanakan

    penelitian di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), serta seluruh pihak

    pengelola HPGW yang telah membantu, membimbing, dan memberikan

    informasi yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi, terutama bapak

    Lilik dan bapak Uus yang sudah membantu identifikasi jenis tumbuhan dan

    orientasi lapang.

    7. Nurindah Ristiana, Zulfikri dan Rahmat Hidayat yang telah menemani dan

    memberikan saran serta masukan selama pengambilan data di lapangan.

    8. Tutia Rahmi, Sarlita F. Pasaribu, Clara DSD, Ulfah Zulfarisa, Mila

    Rahmania, dan Nining Maulana yang telah membantu dan memberikan saran

    dan masukan saat penulisan skripsi.

  • 9. Lina K Dewi S.Hut, Herry Jamaksari S.Hut, dan Harri Purnomo S.Hut atas

    masukan, diskusi, saran serta kritik selama penyusunan skripsi ini.

    10. Nurindah Ristiana, Febriyanto Kolanus, dan Irham Fauzi yang telah

    membantu dalam pembuatan peta penelitian.

    11. Hadi Surono dan Neina Febriyanti atas bantuannya dalam pembuatan gambar

    profil pohon.

    12. KPB Perenjak atas semua dukungan terutama kepada KPB Perenjak 44 dan

    adik-adikku dari 45, 46, dan 47 serta semua yang telah membantu penulis.

    13. Keluarga Besar KSHE 44 KOAK (Cahya Wiratama, Irham Fauzi, Septian

    Wiguna, Zulfikri) terimakasih atas dorongan moril hingga akhir penyelesaian

    skripsi ini.

    14. Tim PKLP Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti (Septian Wiguna, Gigih

    E. Pratama, Tutia Rahmi, Sarlita F. Pasaribu, Neina Febriyanti, Rakhmi

    Walidaini) terimakasih atas dorongan moril hingga akhir penyelesaian skripsi

    ini.

    15. Zulfikri, Asep Hayat, FN Tirtaningtyas, Adi Sugiharto, Kamal muda, Andhy

    PS, Asman A Purwanto, Eddy Swan, Khaleb Yordan, Imam F, Swiss

    Winarsi, Pakde Robert, bu Yeni A Mulyani dan Syahputera terimakasih atas

    ijin penggunaan foto-foto burung.

    16. Keluarga besar Himakova atas pembelajaran berorganisasi.

    17. Keluarga besar DKSHE atas bantuannya terutama untuk Ibu Ratna, Ibu Titin,

    Pak Acu, dan Ibu Evan serta segenap staf tata usaha yang telah banyak

    membantu persiapan administrasi dari awal penelitian hingga proses ujian

    komprehensif.

    18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya yang telah

    membantu dan memberikan andil dalam proses kematangan jiwa penulis serta

    penyelesaian skripsi.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

    DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

    1.2 Tujuan ...................................................................................... 2

    1.3 Manfaat .................................................................................... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3

    2.1 Keanekaragaman Jenis ............................................................ 3 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman

    Jenis Burung ............................................................................ 3 2.3 Habitat Burung ........................................................................ 4 2.4 Profil Vegetasi ......................................................................... 5

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 6

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 6

    3.2 Alat dan Bahan ........................................................................ 6

    3.3 Data yang Dikumpulkan .......................................................... 6

    3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 6

    3.4.1 Pemilihan lokasi ............................................................ 6 3.4.2 Vegetasi ......................................................................... 8 3.4.3 Burung ........................................................................... 8 3.4.4 Pengelompokan berdasarkan kategori guild ................. 9 3.4.5 Pemanfaatan strata vegetasi oleh burung ...................... 10

    3.5 Analisis Data ............................................................................ 10

    3.5.1 Vegetasi ......................................................................... 10 3.5.2 Kekayaan jenis burung menggunakan daftar

    jenis MacKinnon .......................................................... 11 3.5.3 Kekayaan jenis burung berdasarkan guild .................... 11 3.5.4 Indeks keanekaragaman jenis (H) dan indeks

    kemerataan (E) .............................................................. 11 3.5.5 Dominansi ..................................................................... 12

  • 3.5.6 Indeks kesamaan komunitas (ISJ) ................................. 13 3.5.7 Pemanfaatan tajuk sebagai habitat oleh burung ............ 13

    BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ................................. 14

    4.1 Sejarah Kawasan ..................................................................... 14

    4.2 Letak dan Luas Geografis ........................................................ 15

    4.3 Jenis Tanah dan Topografi ...................................................... 15

    4.4 Iklim ........................................................................................ 16

    4.5 Kependudukan ......................................................................... 16

    4.6 Aksesibilitas ............................................................................ 17

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 18

    5.1 Hasil ......................................................................................... 18

    5.1.1 Tegakan puspa ............................................................... 18 5.1.2 Tegakan agathis ............................................................. 23 5.1.3 Tegakan pinus ............................................................... 28 5.1.4 Tegakan campuran ........................................................ 32 5.1.5 Keanekaragaman burung pada empat tegakan di HPGW ......................................................................... 37 5.1.6 Perbandingan burung antar empat tipe tegakan .......... 39 5.1.7 Status konservasi burung ............................................. 41

    5.2 Pembahasan ............................................................................. 42

    5.2.1 Keanekaragaman jenis burung pada beberapa tipe tegakan di HPGW ................................................. 42 5.2.2 Indeks kesamaan komunitas burung ............................ 44 5.2.3 Keanekaragaman guild di lokasi penelitian ................. 44 5.2.4 Pemanfaatan strata vegetasi ......................................... 45 5.2.5 Status konservasi burung .............................................. 46 5.2.6 Implementasi terhadap pengelolaan ............................. 47

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 49

    6.1 Kesimpulan ............................................................................... 49

    6.2 Saran ......................................................................................... 49

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

    LAMPIRAN .................................................................................................... 53

  • DAFTAR TABEL

    No Halaman 1 Jenis dan jumlah individu burung yang ditemukan di tegakan

    puspa ....................................................................................................... 20

    2 Jumlah individu dan jenis penyusun guild di tegakan puspa .................. 21 3 Stratifikasi jenis burung pada tiap strata di tegakan puspa ..................... 22

    4 Aktivitas yang dilakukan oleh burung di tegakan puspa ......................... 23

    5 Jenis dan jumlah individu burung yang ditemukan di tegakan agathis ..................................................................................................... 24

    6 Jumlah individu dan jenis penyusun guild di tegakan agathis ................ 26 7 Stratifikasi jenis burung pada tiap strata di tegakan agathis ................... 27

    8 Aktivitas yang dilakukan oleh burung di tegakan agathis ....................... 28

    9 Jenis dan jumlah individu burung yang ditemukan di tegakan pinus......................................................................................................... 29

    10 Jumlah individu dan jenis penyusun guild di tegakan pinus .................. 30 11 Stratifikasi jenis burung pada tiap strata di tegakan pinus ..................... 31

    12 Aktivitas yang dilakukan oleh burung di tegakan pinus .......................... 32

    13 Jenis dan jumlah individu burung yang ditemukan di tegakan campuran ................................................................................................ 34

    14 Stratifikasi jenis burung pada tiap strata di tegakan campuran .............. 35

    15 Jumlah individu dan jenis penyusun guild di tegakan campuran ........... 36 16 Aktivitas yang dilakukan oleh burung di tegakan campuran .................. 37

    17 Jenis burung berdasarkan jenis pakan utama di lokasi penelitian .......... 39

    18 Jumlah jenis dan suku burung menggunakan metode IPA dan metode daftar jenis MacKinnon ............................................................. 39

    19 Indeks kesamaan jenis (ISJ) burung pada empat tipe tegakan HPGW .................................................................................................... 40

    20 Status konservasi dan perlindungan jenis-jenis burung di HPGW .......... 41

  • DAFTAR GAMBAR

    No Halaman

    1 Peta lokasi pengambilan data penelitian (menggunakan metode titik hitung atau IPA) ............................................................................... 7

    2 Ilustrasi pembagian strata vegetasi untuk pemanfaatan burung .............. 10

    3 Sketsa lokasi HPGW ............................................................................... 17

    4 Strata vegetasi pada tegakan puspa ......................................................... 18

    5 Jenis burung di tegakan puspa ................................................................. 19

    6 Strata vegetasi pada tegakan agahis ......................................................... 23

    7 Jenis burung di tegakan agathis ............................................................... 25

    8 Strata vegetasi pada tegakan pinus .......................................................... 28

    9 Jenis burung di tegakan pinus .................................................................. 29

    10 Strata vegetasi pada tegakan campuran ................................................... 33

    11 Jenis burung di tegakan campuran ........................................................... 34

    12 Komposisi suku burung berdasarkan jumlah jenis di empat tipe tegakan .................................................................................................... 38

    13 Kurva penemuan jenis burung dengan metode daftar jenis MacKinnon di empat tipe tegakan ........................................................... 40

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No Halaman 1 Jenis burung di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) ................... 52

    2 Jenis burung dilindungi di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) ................................................................................................... 55

    3 Keanekaragaman, kelimpahan, dominansi, dan kemerataan jenis burung pada tegakan puspa. ..................................................................... 57

    4 Keanekaragaman, kelimpahan, dominansi, dan kemerataan jenis burung pada tegakan agathis. ................................................................... 59

    5 Keanekaragaman, kelimpahan, dominansi, dan kemerataan jenis burung pada tegakan pinus. ..................................................................... 61

    6 Keanekaragaman, kelimpahan, dominansi, dan kemerataan jenis burung pada tegakan campuran. .............................................................. 63

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

    Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yang terletak di Kabupaten

    Sukabumi, Provinsi Jawa Barat merupakan hutan tanaman dengan status Kawasan

    Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) dan dikelola oleh sivitas akademika

    IPB, khususnya Fakultas Kehutanan (Fahutan 2010). Hutan tanaman adalah

    kawasan hutan yang berisi tegakan monokultur atau sejenis. Ada beberapa

    tegakan sejenis di HPGW, yaitu tegakan agathis (Agathis loranthifolia), pinus

    (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii) (Badan Eksekutif HPGW 2010).

    Hutan tanaman di HPGW merupakan habitat bagi berbagai jenis burung.

    Hernowo (1989) melaporkan 27 jenis burung terdapat di HPGW, sedangkan Tim

    Himakova (2007) yang melakukan penelitian mengenai keanekaragaman jenis

    burung mencatat 55 jenis burung dari 21 suku di delapan jalur pengamatan

    diantaranya tegakan pinus, tegakan agathis, tegakan puspa, tegakan campuran,

    kebun tepi hutan, dan sawah tepi hutan. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani

    dan Haneda (2010) di tegakan puspa dan agathis mencatat 44 jenis burung dari 19

    suku.

    Menurut Schultze et al. (2004) dan Waltert et al. (2004) penelitian

    terhadap burung sangat penting karena burung diketahui menjadi kelompok satwa

    yang menjadi indikator dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Menurut Lailo

    (2002) keanekaragaman jenis burung di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa

    faktor yaitu struktur dan komposisi vegetasi yang beragam seperti distribusi

    vertikal dari dedaunan. Tripathy dan Singh (2009) menyatakan bahwa

    keanekaragaman jenis berhubungan dengan struktur vegetasi dan variasi strata

    vegetasi.

    Perbedaan kondisi keanekaragaman jenis pohon dan ketinggian tajuk

    menyebabkan keanekaragaman jenis burung yang berbeda, namun belum ada

    penelitian mengenai parameter tersebut di HPGW, sehingga perlu dilakukan

    penelitian untuk memperkaya data dan informasi. Oleh karena itu, penelitian

    mengenai keanekaragaman jenis burung pada berbagai tipe tegakan diperlukan

  • 2

    sebagai bahan pertimbangan dalam manajemen pengelolaan kawasan HPGW dan

    pelestarian burung.

    1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

    1. Mendeskripsikan habitat burung pada empat tipe tegakan di HPGW, yaitu

    tegakan puspa, tegakan agathis, tegakan pinus dan tegakan campuran

    (agathis, pinus dan puspa).

    2. Mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung pada empat tipe tegakan

    tersebut di atas.

    3. Mengetahui komposisi guild burung pada empat tipe tegakan tersebut di

    atas.

    4. Mendeskripsikan pemanfaatan vegetasi oleh burung berdasarkan

    stratifikasi vertikal di setiap tipe tegakan

    1.3 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

    pelaksanaan manajemen kawasan HPGW dan pelestarian satwa liar khususnya

    burung di HPGW.

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman jenis memiliki dua komponen yaitu kekayaan dan

    sebaran keseragaman. Kekayaan jenis adalah jumlah jenis yang ada, sedangkan

    keseragaman menunjukkan kelimpahan relatif dari masing-masing jenisnya

    (Winarni 2005). Komponen lain selain kekayaan jenis dalam suatu

    keanekaragaman jenis adalah kemerataan jenis dan kelimpahan jenis (Odum

    1993).

    Keanekaragaman jenis diukur melalui dua pendekatan, yaitu jumlah jenis

    (kekayaan jenis) dan kelimpahan relatif dari individu-individu setiap jenis

    (Hamilton 2005). Kekayaan jenis dinyatakan dalam jumlah atau indeks

    keanekaragaman. Magurran (1988) menyatakan bahwa pertimbangan yang

    mendasari penggunaan indeks tersebut adalah kepekaan terhadap perubahan

    ukuran unit contoh (rendah sampai sedang), kemampuan mendeteksi perbedaan

    antara unit contoh atau lokasi (sedang sampai tinggi) dan kemudahan dalam

    proses perhitungan (semuanya sederhana).

    2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Jenis Burung Keanekaragaman jenis burung berbeda pada setiap tempat, tergantung

    kondisi lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Alikodra (1990)

    menjelaskan bahwa perbedaan keanekaragaman dapat terjadi karena terdapatnya

    perbedaan dalam struktur vegetasi pada masing-masing tipe habitat, sehingga

    akan menyebabkan bervariasinya sumber pakan yang ada dalam suatu habitat.

    Menurut Zakaria (2009) keanekaragaman jenis burung sangat penting

    untuk mendeskripsikan struktur komunitas pada habitat yang ditempati. Alhamid

    (1988) menyatakan bahwa struktur hutan dan komposisi penyusun vegetasi

    mempengaruhi tingginya keanekaragaman jenis burung. Tingkat keanekaragaman

    jenis burung di setiap tempat berbeda-beda antara tempat yang satu dengan

    tempat yang lainnya, tergantung pada kondisi habitat dan juga tingginya gangguan

    manusia dengan pemburuan berbagai jenis burung.

  • 4

    2.3 Habitat Burung Habitat adalah suatu lingkungan dengan kondisi tertentu tempat suatu

    spesies atau komunitas hidup. Habitat yang baik akan mendukung

    perkembangbiakan organisme yang hidup di dalamnya secara normal. Habitat

    memiliki kapasitas tertentu untuk mendukung pertumbuhan populasi suatu

    organisme. Habitat merupakan bagian penting bagi distribusi dan jumlah burung

    (Bibby et al. 2000).

    Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik habitat

    hutan maupun habitat bukan hutan. Bentuk habitat yang baik untuk kelangsungan

    hidup burung adalah habitat yang mampu melindungi dari gangguan maupun

    menyediakan kebutuhan hidupnya (Hernowo & Prasetyo 1989). Komposisi dan

    struktur vegetasi juga mempengaruhi jenis dan jumlah burung yang terdapat di

    suatu habitat. Jenis tanaman dan ekosistem yang beragam lebih mampu

    mendukung kebutuhan burung karena mempunyai komponen yang lebih lengkap

    (Hernowo & Prasetyo 1989). Suatu habitat yang digemari oleh suatu jenis burung

    belum tentu sesuai untuk kehidupan jenis burung yang lain, karena pada dasarnya

    setiap jenis burung memiliki preferensi habitat yang berbeda-beda (Irwanto 2006).

    Tipe habitat yang ada di HPGW didominasi oleh tegakan agathis (Agathis

    loranthifolia), pinus (Pinus merkusii), dan puspa (Schima wallichii). Menurut

    Utari (2000) struktur vegetasi pada areal hutan tanaman terbagi menjadi dua strata

    yaitu tumbuhan bawah dan tumbuhan penutup, tetapi Badan Eksekutif HPGW

    (2010) melaporkan bahwa pada tahun 2008, hutan di HPGW telah merupakan

    hutan rapat yang memiliki tajuk berstruktur dan tumbuhan bawah cukup rapat

    sehingga menyerupai hutan alam tropis.

    Tipe vegetasi dengan bentuk penutupan lahan dan ketinggian suatu

    wilayah kecenderungan akan memberikan pengaruh terhadap jenis dan perilaku

    satwa yang di jumpai (MacArthur & Connell 1966). Menurut Alikodra (2002)

    jenis-jenis pohon pada hutan tanaman lebih terbatas sehingga jenis satwaliarnya

    terbatas. Hadiprayitno (2004) dalam penelitiannya mengenai penggunaan habitat

    oleh berbagai jenis burung di kawasan hutan pinus dengan umur tegakan yang

    berbeda-beda dan hutan campuran di Gunung Tangkuban Parahu-Jawa Barat,

    pada musim hujan dan musim kemarau tahun 1998, menyatakan bahwa kekayaan

  • 5

    jenis dan indeks keanekaragaman jenis burung pada hutan pinus cenderung

    meningkat dengan meningkatnya umur tegakan dan cenderung menurun pada

    tegakan yang telah mengalami gangguan kebakaran. Jumlah jenis burung yang

    menggunakan hutan campuran sebagai habitatnya lebih banyak dibandingkan

    dengan hutan pinus.

    2.4 Profil Vegetasi Suatu sketsa dari profil vegetasi sepanjang garis transek sangat berguna

    bagi penelitian burung yang menempati habitat hutan. Penutupan vegetasi dapat

    dibedakan menjadi penutupan tajuk atas (overstory), penutupan semak

    (understory), dan penutupan bagian bawah/lantai hutan (ground cover).

    Komposisi dari suatu profil habitat sangat bermanfaat untuk membuat suatu

    kesimpulan tentang hubungan antara derajat kelimpahan burung dengan tipe

    habitat (Alikodra 2002).

    Jati (1998) menyatakan bahwa stratifikasi penggunaan ruang pada profil

    vegetasi hutan menunjukkan adanya kaitan yang erat antara burung dengan

    lingkungan hidupnya, terutama dalam pola adaptasi dan strategi untuk

    mendapatkan sumberdaya.

  • 6

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di kawasan HPGW, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar

    1) pada bulan Agustus 2011. Pengambilan data dilakukan di empat tipe habitat

    yaitu tegakan puspa, tegakan agathis, tegakan pinus, dan tegakan campuran

    (puspa, pinus, dan agathis).

    3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan selama penelitian ini adalah binokuler Nikon

    Action 10 x 50, jam tangan (pengukur waktu), kamera digital, perekam (tape

    recorder), Global Positioning System (GPS), kompas, meteran, pita keliling, haga

    meter, peta kerja HPGW, buku panduan lapang oleh MacKinnon et al. (1998),

    tally sheet, dan alat tulis.

    3.3 Data yang Dikumpulkan

    Data penelitian berupa data vegetasi dan data burung. Data vegetasi

    meliputi jenis pohon, profil habitat, peninggi pohon dan jenis tumbuhan bawah.

    Data burung meliputi jenis burung, jumlah individu burung, komposisi guild

    burung, penyebaran vertikal dan aktivitas.

    3.4 Metode Pengumpulan Data

    3.4.1 Pemilihan lokasi

    Empat tegakan dijadikan sebagai lokasi penelitian yaitu tegakan puspa,

    tegakan agathis, tegakan pinus dan tegakan campuran (puspa, pinus dan agathis).

    Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tipe tegakan yang dominan di HPGW. Titik

    plot diletakkan secara mengelompok dan berjarak minimal 50 m dari tepi jalan.

  • 7

    Gambar 1 Peta lokasi pengambilan data penelitian (menggunakan metode titik hitung atau IPA).

    7

  • 8

    3.4.2 Vegetasi Pengamatan struktur vertikal penutupan tajuk dilakukan dengan membuat

    diagram profil pohon pada masing-masing tipe tegakan. Pembuatan diagram profil

    pohon dilakukan dengan pengukuran semua pohon yang ada di dalam plot

    berukuran 10 m x 50 m. mengukur dilakukan terhadap diameter, tinggi total

    pohon, tinggi bebas cabang, tajuk arah (utara, selatan, barat dan timur), serta jarak

    pohon dengan garis absis dan jarak pohon dengan garis ordinat. Profil ini

    digunakan untuk menentukan penyebaran vertikal oleh burung. Data peninggi

    pohon didapatkan dari 10 pohon tertinggi di dalam pengukuran profil pohon.

    Identifikasi jenis tumbuhan bawah dan vegetasi lain dilakukan pada petak 3 m x 3

    m.

    3.4.3 Burung

    Pengambilan data burung dilakukan dengan pengamatan langsung.

    Pengamatan langsung yaitu dengan melihat maupun mendengar langsung individu

    burung di lapang. Identifikasi didasarkan pada Buku Lapangan Burung-burung di

    Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (MacKinnon et al. 1998), sedangkan tata

    nama suku dan jenis mengikuti Sukmantoro et al. (2007).

    Metode yang digunakan yaitu metode titik hitung atau IPA (Indices Ponctuel

    dAbondance) dan metode daftar jenis MacKinnon. Metode IPA digunakan untuk

    mengetahui keanekaragaman jenis serta kelimpahan relatif burung di lokasi

    penelitian. Pengamatan dilakukan pada pagi (pukul 05.30-09.00 WIB) dan sore

    (pukul 15.30-18.00 WIB). Pada setiap tipe tegakan dibuat sepuluh titik

    pengamatan dengan jari-jari 30 m dan jarak antar titik 100 m.

    Waktu pengamatan burung pada setiap titik adalah 10 menit. Pengamatan

    dilakukan sebanyak tiga kali ulangan pada hari yang berbeda. Hanya burung yang

    teramati di dalam radius pengamatan yang dicatat, sedangkan burung yang

    dijumpai di luar radius pengamatan tidak dicatat. Pengamatan tidak dilakukan

    ketika cuaca mendung, kabut atau hujan.

    Gambaran tentang kekayaan jenis burung menggunakan metoda daftar

    jenis MacKinnon. Dalam penelitian ini digunakan daftar yang berisi 10 jenis dan

    dibuat sebanyak duapuluh daftar pada tiap tipe tegakan. Pencatatan dilakukan

  • 9

    pada masing-masing tipe tegakan, mulai pukul 05.30-17.30 WIB. Pengamatan

    diulangi hingga didapatkan duapuluh daftar jenis pada tiap-tiap lokasi penelitian.

    3.4.4 Pengelompokan berdasarkan kategori guild

    Komunitas burung yang ditemukan dikelompokkan berdasarkan pola

    pemanfaatan sumberdaya yang sama (guild). Pengelompokan kategori guild

    dilakukan berdasarkan telaah pustaka dengan mengacu pada MacKinnon et al.

    (1998), Wong (1986), Lambert dan Collar (2002), dan Novarino (2008).

    Kategori guild komunitas burung di HPGW yaitu:

    1. CA (Carnivore): Pemakan daging.

    2. AF (Aerial frugivore): Pemakan buah di bagian tajuk.

    3. TF (Terestrial Frugivore): Pemakan buah-buahan yang berserakan di

    lantai hutan.

    4. SE (Seed eater): Pemakan biji-bijian.

    5. IN (Insectivore-nectarivore): Pemakan serangga sekaligus penghisap

    nektar.

    6. IF (Insectivore-frugivore): Pemakan serangga dan buah-buahan.

    7. CI (Carnivore insectivore): Pemakan inverteberata dan verteberata.

    8. FCI (Fly catching insect): Pemakan serangga sambil melayang.

    9. TFGI (Tree foliage gleaning insect): Pemakan serangga yang aktif mencari

    makan di bagian tajuk pohon.

    10. BGI (Bark gleaning insect): Pemakan serangga yang mencari makan di

    bagian dahan atau ranting pohon.

    11. SFGI (Shrub foliage gleaning insect): Pemakan serangga yang mencari

    makan di daerah semak belukar.

    12. LGI (Litter gleaning insect): Pemakan serangga yang mencari makanan di

    serasah atau lantai hutan.

  • 10

    3.4.5 Pemanfaatan strata vegetasi oleh burung

    Untuk mengetahui penyebaran jenis burung menurut struktur vegetasi,

    dilakukan penggambaran strata vegetasi yang ada di setiap tipe habitat yang

    diteliti. Pemanfaatan ruang vegetasi oleh burung secara umum dibagi menjadi

    bagian tajuk dan bagian batang. Pembagian tajuk dibagi lagi menjadi bagian tajuk

    atas, tajuk tengah dan tajuk bawah. Batasan bagian tajuk bagian atas adalah 1/3

    bagian atas dari tinggi total tajuk, kemudian bagian bawah adalah 1/3 tinggi total

    tajuk bagian bawah, dan bagian tengah adalah 1/3 tinggi total tajuk bagian tengah.

    Untuk pemanfaatan bagian batang dari bagian tajuk bawah hingga berbatasan

    dengan lantai hutan, sedangkan lantai hutan adalah vegetasi bawah (Gambar 2).

    Gambar 2. Ilustrasi pembagian strata vegetasi untuk pemanfaatan burung.

    3.5 Analisis Data

    3.5.1 Vegetasi

    Pengukuran dilakukan terhadap diameter, tinggi total pohon, tinggi bebas

    cabang, tajuk arah (utara, selatan, barat dan timur), serta jarak pohon dengan garis

    absis dan jarak pohon dengan garis ordinat, data peninggi pohon didapatkan dari

    10 pohon tertinggi di dalam pengukuran profil pohon dan kedudukan vegetasi

    Batang Lantai Hutan

    Tajuk Atas

    Tajuk Tengah

    Tajuk Bawah

  • 11

    untuk serta deskripsi tegakan untuk mengetahui komponen penyusun tegakan

    yang mendukung kehidupan burung.

    3.5.2 Kekayaan jenis burung menggunakan daftar jenis MacKinnon

    Pendugaan jumlah jenis burung dilakukan secara grafis dengan

    memplotkan pertambahan jumlah jenis burung per daftar (sumbu Y) terhadap

    daftar jenis (sumbu X). Grafik ini dibuat untuk setiap tipe tegakan. Pendugaan

    kekayaan jenis ditentukan secara visual, yaitu ketika kurva mulai mendatar.

    3.5.3 Kekayaan jenis burung berdasarkan guild

    Analisis komposisi guild burung pada setiap tipe tegakan dilakukan

    dengan cara memeriksa perilaku makan, makanan utama dan tempat mencari

    makan dari setiap jenis burung berdasarkan literatur. Setiap jenis burung pada tiap

    tipe tegakan dikelompokkan berdasarkan kategori guild burung.

    3.5.4 Indeks keanekaragaman jenis (H) dan indeks kemerataan (E)

    Perhitungan indeks keanekaragaman jenis hanya dilakukan berdasarkan

    data yang diperoleh dengan metode IPA. Indeks keanekaragaman Shannon

    Wiener (Magurran 2004) digunakan untuk menghitung keanekaragaman jenis

    burung.

    Keterangan: H = Indeks keanekaragaman Jenis

    pi = Proporsi jumlah individu ke-i (n/N)

    ln = Logaritma natural

  • 12

    Indeks kemerataan (index of evennes) yang digunakan yaitu :

    E =

    Keterangan:

    E = Indeks kemerataan jenis

    H = Indeks keanekaragaman jenis

    S = Jumlah jenis

    ln = Logaritma natural

    3.5.5 Dominansi

    Untuk mengetahui jenis burung yang dominan pada tiap tipe tegakan

    dalam kawasan penelitian, ditentukan dengan menggunakan rumus berikut (van

    Helvoort 1981) :

    Di = ni

    X 100% N

    Keterangan: Di = Indeks dominansi suatu jenis burung

    ni = Jumlah individu suatu jenis

    N = Jumlah individu dari seluruh jenis

    Kriteria: Di = 0 - 2% jenis tidak dominan

    Di = 2% - 5% jenis subdominan

    Di = >5% jenis dominan

    Penentuan nilai dominansi ini berfungsi untuk mengetahui atau

    menetapkan jenis-jenis burung yang dominan atau tidak dominan. Jenis burung

    dominan adalah jenis burung yang jumlahnya paling banyak ditemukan di lokasi

    penelitian.

  • 13

    3.5.6 Indeks kesamaan komunitas (ISJ)

    Indeks ini digunakan untuk melihat kesamaan komunitas burung yang

    menghuni empat tipe tegakan. Indeks yang digunakan adalah indeks kesamaan

    jenis Jaccard (van Balen 1984; Krebs 1985).

    Keterangan : a = Jumlah jenis yang hanya terdapat di lokasi 1

    b = Jumlah jenis yang hanya terdapat di lokasi 2

    c = Jumlah jenis yang terdapat di lokasi 1 dan 2

    ISJ = Indeks kesamaan komunitas

    3.5.7 Pemanfaatan tajuk sebagai habitat oleh burung

    Analisis terhadap sebaran burung menurut strata vegetasi dilakukan secara

    deskriptif dan kualitatif, yaitu dengan menghubungkan antara penggunaan strata

    vegetasi hutan dengan banyaknya jenis burung di habitat tersebut sehingga dapat

    diketahui jenis burung yang menggunakan strata tajuk pada masing-masing tipe

    habitat (Sayogo 2009). Dengan bentuk aktivitas burung yaitu bersuara

    (mengeluarkan nada panggilan), bertengger (hinggap di dahan pohon), terbang

    (bergerak atau melayang di udara) dan makan.

    ISJ = c

    a + b + c

  • 14

    BAB IV

    KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

    4.1 Sejarah Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan salah satu hasil dari

    kerjasama antara IPB dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat. Usaha kerjasama ini

    telah dimulai sejak tahun 1961 oleh Fakultas Kehutanan masih merupakan jurusan

    Kehutanan dari Fakultas Pertanian (Badan Eksekutif HPGW 2010).

    Pada tahun 1967 diadakan penjajakan oleh IPB terhadap Pemda Tingkat I

    Jawa Barat dan Direktorat Jenderal Kehutanan untuk mengusahakan HPGW

    sebagai hasil dari usaha tersebut. Pada tahun 1969 HPGW mulai dibina dan

    dengan surat Keputusan Kepala Jawatan Kehutanan Propinsi Jawa Barat tanggal

    14 Oktober 1969 No. 7041/IV/2/69 HPGW seluas 359 ha ditunjuk sebagai Hutan

    Pendidikan. Dalam surat keputusan itu dinyatakan pula bahwa untuk

    pengamanannya dan segala sesuatunya diserahkan kepada IPB (Badan Eksekutif

    HPGW 2010).

    Sesuai dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Kehutanan tanggal 24

    Januari 1973 No. 291/DS/73 dilakukan penandatanganan Surat Perjanjian Pinjam

    Pakai Tanah HPGW oleh Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat dengan Rektor IPB

    pada tanggal 9 Februari 1973. Kemudian keluar Surat Keputusan Menteri

    Pertanian No. 008/KPTS/DII/73 yang menyatakan bahwa IPB mendapatkan hak

    pakai atas HPGW dan pada tahun 1992 Menteri Kehutanan menerbitkan Surat

    Keputusan No. 687/KPTS-II/92 tentang penunjukan komplek Gunung Walat

    menjadi hutan pendidikan (Badan Eksekutif HPGW 2010).

    Pada tahun 2005, Menteri Kehutanan menerbitkan Surat Keputusan

    No.188/Menhut-II/2005 tertanggal 8 Juli 2005 tentang penunjukan dan penetapan

    kawasan Hutan Produksi Terbatas Kompleks Hutan Pendidikan Gunung Walat

    seluas 359 ha sebagai Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) untuk

    jangka waktu 20 tahun). Pada tahun 2009 HPGW ditetapkan menjadi kawasan

    hutan Negara oleh Menteri Kehutanan melalui SK Menhut No. 188/Menhut-

    II/2005 Jo SK Menhut No. 702/Menhut-II/2009 sebagai Kawasan Hutan Dengan

    Tujuan Khusus (KHDTK) sebagai Hutan Pendidikan dan Pelatihan yang

  • 15

    pengelolaannya diserahkan kepada Fakultas Kehutanan IPB (Badan Eksekutif

    HPGW 2010).

    4.2 Letak dan Luas Geografis Secara geografis HPGW terletak antara 65423-65535 LS dan

    1064827-1065029 BT. Secara administrasi pemerintahan HPGW terletak

    dalam wilayah Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, sedangkan secara

    administratif kehutanan termasuk dalam wilayah BKPH Gede Barat, KPH

    Sukabumi, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Luas wilayah hutan

    359 ha. HPGW terdiri dari tiga blok yaitu Blok Timur (Cikatomas) seluas 120 ha,

    Blok Barat (Cimenyan) seluas 125 ha, dan Blok tengah (Tangkalak) seluas 114 ha

    (Badan Eksekutif HPGW 2010).

    Batas wilayah HPGW antara lain:

    Utara : Desa Batununggal dan Desa Sekarwangi

    Timur : Desa Cicantayan dan Desa Cijati

    Selatan : Desa Hegarmanah

    Barat : Desa Hegarmanah

    4.3 Jenis Tanah dan Topografi Berdasarkan peta tanah HPGW skala 1:10.000 tahun 1981, jenis tanah

    termasuk ke dalam keluarga tropohumult tipik (latosol merah kuning), tropodult

    tinik (latosol coklat), dystropept tipik (podsolik merah kekuningan), dan

    troportent tipik (litosol). Keadaan ini menunjukkan hal yang heterogen. Tanah

    latosol merah kekuningan adalah macam tanah yang terbanyak, sedangkan di

    daerah yang berbatu hanya terdapat tanah litosol, dan di daerah lembah terdapat

    tanah podsolik (Badan Eksekutif HPGW 2010).

    Kawasan HPGW merupakan sebagian dari pegunungan yang berderet dari

    timur ke barat. Bagian selatan merupakan daerah yang bergelombang mengikuti

    punggung-punggung bukit yang memanjang dan melandai daru utara ke selatan.

    Di bagian tengah terdapat puncak dengan ketinggian 676 m dpl tepat pada titik

    triangulasi KQ 2212, di bagian timur dengan ketinggian 676 m dpl tepat pada titik

    triangulasi KQ 2212, dan bagian barat dengan ketinggian 726 m dpl dapat dilihat

  • 16

    pada titik KQ 2213. Hampir seluruh kawasan berada pada ketinggian 500 m dpl,

    hanya kurang 10 % dari bagian selatan yang berada di bawah ketinggian tersebut

    (Badan Eksekutif HPGW 2010).

    4.4 Iklim Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, daerah HPGW mempunyai

    iklim tipe B (basah) dengan Q = 14,3-33%. Berdasarkan data curah hujan HPGW

    tahun 1980 sampai 1992 diketahui banyaknya curah hujan tahunan berkisar antara

    1.600-4.400 m. Suhu minimum pada malam hari 22C, sedangkan suhu

    maksimum pada siang hari 30 (Badan Eksekutif HPGW 2010).

    4.5 Kependudukan

    Penduduk di sekitar HPGW umumya memiliki mata pencaharian sebagai

    petani, peternak, tukang ojek, pedagang hasil pertanian, dan bekerja sebagai buruh

    pabrik. Pertanian yang dilakukan berupa sawah lahan basah dan lahan kering.

    Hasil pertanian dari lahan agroforestry seperti singkong, kapolaga, pisang, cabe,

    padi gogo, kopi, sereh, dll. Kecamatan Cicantayan, khususnya Desa Hegarmanah

    juga merupakan desa penghasil manggis dengan mutu eksport (Badan Eksekutif

    HPGW 2010).

    Penyadap getah pinus memiliki karakteristik yang beragam baik dari segi

    pendidikan dan umur. Pendidikan terendah adalah tingkat sekolah dasar dan

    berada pada tingkatan umur 20-60 tahun. Mayoritas penyadap getah pinus dan

    kopal berdomisili di desa sekitar HPGW yakni Desa Nangerang, Desa Citalahap,

    Desa Cipereu, dan Desa Cijati. Penghasilan rata-rata yang diperoleh penyadap

    dari hasil menyadap getah pinus adalah Rp. 1.000.000- Rp. 2. 500.000/bulan

    (Gunawan Santosa Komunikasi pribadi).

  • 17

    4.6 Aksesibilitas

    Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak lebih kurang 2,5 km ke arah

    selatan dari poros jalan Bogor-Sukabumi yang berjarak 55 km dari Bogor dan

    15 km dari Sukabumi, dan jarak dari Ibukota Jakarta sekitar 115 km (Gambar 3).

    Gambar 3 Sketsa lokasi HPGW.

  • 18

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil

    5.1.1 Tegakan puspa

    5.1.1.1 Habitat

    Tegakan puspa terletak pada topografi relatif datar, di ketinggian 518-573 m

    dpl. Puspa (Schima wallichi) termasuk dalam suku Theaceae. Tegakan puspa

    bersebelahan dengan kawasan agroforestry dan camping ground. Vegetasi dan

    tumbuhan bawah yang terdapat di tegakan puspa sebanyak 21 jenis diantaranya

    kaliandra (Calliandra calothyrsus), tepus (Etlingera solaris), harendong bulu

    (Clidemia hirta), harendong (Melastoma malabathricum), cakar ayam

    (Sellaginella doederleinii), kakawatan (Cynodon dactylon), marasi (Curculigo

    latifolia), talingkup (Claoxylum indicum), sulangkar (Leea sambucina), dan kopi

    (Coffea arabica).

    Profil tumbuhan pada tipe tegakan puspa disusun oleh 13 individu pohon

    puspa. Tegakan puspa memiliki rata-rata pohon puspa berdiameter sebesar 37.19

    cm, tinggi total rata-rata 21.9 m, tinggi minimum 12.5 m dan peninggi pohon

    sebesar 24.9 m. Pada saat penelitian ditemukan pohon puspa yang sedang

    berbunga. Bunga berwarna putih berjatuhan di atas serasah dengan benang sari

    kuning. Stratifikasi vegetasi pada tegakan puspa terdiri dari tajuk atas, tajuk

    tengah, tajuk bawah, batang dan lantai hutan (Gambar 4).

    Gambar 4 Strata vegetasi pada tegakan puspa.

  • 19

    5.1.1.2 Burung

    Sebanyak 30 jenis burung dari 17 suku ditemukan di tegakan puspa

    dengan jumlah pertemuan individu sejumlah 372 (Tabel 1). Burung-burung dari

    suku Nectariniidae, Zosteropidae dan Dicaeidae ditemukan sedang memakan

    nektar dari bunga puspa. Jenis burung yang paling banyak ditemukan pada

    tegakan puspa yaitu Kacamata Biasa (Zosterops palpebrosus) dari suku

    Zosteropidae (Gambar 5a) dan Pijantung kecil (Arachnothera longirostra) dari

    suku Nectariniidae (Gambar 5b).

    (a) (b)

    Gambar 5 Jenis burung di tegakan puspa (a) Zosterops palpebrosus (foto: Asep Ayat) dan (b) Arachnothera longirostra (foto: FN Tirtaningtyas).

    Nilai keanekaragaman dan nilai kemerataan pada tegakan puspa sebesar

    3.03 dan 0.89. Tegakan puspa memiliki 5 jenis burung dominan, 12 burung

    subdominan dan 13 burung tidak dominan. Nilai dominansi terbesar yaitu

    Kacamata Biasa dari famili Zosteropidae dengan nilai dominansi 11.29,

    sedangkan jenis dengan nilai dominansi terendah yaitu Bubut Alang-alang

    (Centropus bengalengsis), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), dan Perenjak

    Jawa (Prinia familiaris) dengan nilai dominansi 0.27.

  • 20

    Tabel 1 Jenis dan jumlah individu burung yang ditemukan di tegakan puspa No Nama Suku Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah

    1 Accipitridae Elangular Bido Spilornis cheela 4 2 Accipitridae Elang Hitam Ictinaetus malayensis 1 3 Columbidae Walik Kembang Ptilinopus melanospila 6 4 Columbidae Tekukur Biasa Streptopelia chinensis 13 5 Cuculidae Wiwik Lurik Cacomantis sonneratii 5 6 Cuculidae Wiwik Kelabu Cacomantis merulinus 2 7 Cuculidae Wiwik Uncuing Cacomantis sepulcralis 18 8 Cuculidae Kedasi Hitam Surniculus lugubris 3 9 Cuculidae Bubut Alang-alang Centropus bengalensis 1

    10 Apodidae Walet Linci Collocalia linchi 38 11 Alcedinidae Cekakak Sungai Halcyon chloris 12 12 Pittidae Paok Pancawarna Pitta guajana 8 13 Aegithinidae Cipoh Kacat Aegithina tiphia 36 14 Pycnonotidae Cucak Kuricang Pycnonotus atriceps 12 15 Timaliidae Pelanduk Topi-hitam Pellorneum capistratum 10 16 Timaliidae Pelanduk Semak Malacocincla sepiarium 19 17 Sylviidae Perenjak Jawa Prinia familiaris 1 18 Sylviidae Cinenen Pisang Orthotomus sutorius 13 19 Sylviidae Cinenen Jawa Orthotomus sepium 18 20 Acanthizidae Remetuk Laut Gerygone sulphurea 12 21 Paridae Gelatikbatu Kelabu Parus major 8 22 Sittidae Munguk Beledu Sitta frontalis 9 23 Nectariniidae Burungmadu Belukar Anthreptes singalensis 7 24 Nectariniidae Burungmadu Sriganti Cinnyris jugularis 9 25 Nectariniidae Burungmadu Jawa Aethopyga mystacalis 5 26 Nectariniidae Pijantung Kecil Arachnothera longirostra 41 27 Estrildidae Bondol Jawa Lonchura leucogastroides 7 28 Zosteropidae Kacamata Biasa Zosterops palpebrosus 42 29 Dicruridae Srigunting Hitam Dicrurus macrocercus 5 30 Dicruridae Srigunting Kelabu Dicrurus leucophaeus 7

    5.1.1.3 Keanekaragaman guild di tegakan puspa

    Komunitas burung di tegakan puspa tersusun dari 11 kategori kelompok

    guild. Berdasarkan jumlah jenis yang ditemukan pada tegakan puspa, didominasi

    oleh pemakan serangga yang aktif mencari makan di bagian tajuk pohon (10

    jenis), sedangkan kategori pemakan serangga sambil melayang, pemakan buah di

    bagian tajuk, pemakan buah-buahan yang berserakan di lantai hutan, dan pemakan

    biji-bijian merupakan kategori yang jumlah jenisnya paling sedikit, hanya

    ditemukan satu jenis.

  • 21

    Berdasarkan jumlah individu, kategori pemakan serangga sekaligus

    penghisap nektar mempunyai jumlah individu lebih banyak dibandingkan kategori

    guild yang lainnya (116 individu), sedangkan pemakan daging merupakan

    kategori yang mempunyai jumlah individu paling sedikit hanya ditemukan lima

    individu (Tabel 2).

    Tabel 2 Jumlah individu dan jenis penyusun guild di tegakan puspa No Guild Kode

    Guild Jumlah Jenis

    Jumlah Individu

    1 Pemakan daging CA 2 5 2 Pemakan buah di bagian tajuk AF 1 6 3 Pemakan buah-buahan yang berserakan di lantai

    hutan TF 1 13

    4 Pemakan biji-bijian SE 1 7 5 Pemakan serangga di bagian tajuk pohon TFGI 10 80 6 Pemakan serangga di bagian dahan atau ranting

    pohon BGI 1 9

    7 Pemakan serangga di serasah atau lantai hutan LGI 3 37 8 Pemakan serangga sambil melayang FCI 1 38 9 Pemakan serangga dan penghisap nektar IN 6 116

    10 Pemakan serangga dan buah-buahan IF 2 48 11 Pemakan inverteberata dan verteberata CI 2 13

    Keterangan: CA: Pemakan daging, AF: Pemakan buah di bagian tajuk, TF: Pemakan buah-buahan yang berserakan di lantai hutan, SE: Pemakan biji-bijian, IN: Pemakan serangga sekaligus penghisap nektar, IF: Pemakan serangga dan buah-buahan, CI: Pemakan inverteberata dan verteberata, FCI: Pemakan serangga sambil melayang, TFGI: Pemakan serangga yang aktif mencari makan di bagian tajuk pohon, BGI: Pemakan serangga yang mencari makan di bagian dahan atau ranting pohon, SFGI: Pemakan serangga yang mencari makan di daerah semak belukar, LGI: Pemakan serangga yang mencari makanan di serasah atau lantai hutan.

    5.1.1.4 Penyebaran vertikal burung pada tegakan puspa

    Burung-burung di tegakan puspa menyebar pada tajuk atas sampai lantai

    hutan dan menggunakan lebih dari satu tajuk. Jenis yang memanfaatkan seluruh

    bagian pohon untuk beraktivitas yaitu Pijantung Kecil. Jenis burung yang

    dijumpai pada lantai hutan sebanyak 9 jenis. Pada batang ditemukan jenis burung

    sebanyak dua jenis. Pada tajuk bawah ditemukan jenis burung sebanyak 21 jenis.

    Pada tajuk tengah ditemukan 20 jenis, dan pada tipe tajuk atas ditemukan jenis

    burung sebanyak 24 jenis (Tabel 3).

  • 22

    Tabel 3 Stratifikasi jenis burung pada tiap strata di tegakan puspa Stratifikasi Jenis Burung Tajuk Atas

    Lonchura leucogastroides Pycnonotus atriceps Streptopelia chinensis

    Anthreptes singalensis Pycnonotus aurigaster Ptilinopus melanospila

    Aethopyga mystacalis Zosterops palpebrosus Cacomantis merulinus

    Cinnyris jugularis Surniculus lugubris Cacomantis sonneratii

    Halcyon chloris Sitta frontalis Cacomantis sepulcralis

    Arachnothera longirostra Orthotomus sepium Ictinaetus malayensis

    Orthotomus sutorius Dicrurus macrocercus Spilornis cheela

    Aegithina tiphia Dicrurus leucophaeus Collocalia linchi

    Tajuk Tengah

    Lonchura leucogastroides Aegithina tiphia Dicrurus macrocercus

    Anthreptes singalensis Pycnonotus aurigaster Dicrurus leucophaeus

    Aethopyga mystacalis Parus major Streptopelia chinensis

    Ptilinopus melanospila Zosterops palpebrosus Cinnyris jugularis

    Cacomantis sepulcralis Surniculus lugubris Cacomantis sonneratii

    Arachnothera longirostra Orthotomus sepium Halcyon chloris

    Orthotomus sutorius Gerygone sulphurea

    Tajuk Bawah

    Lonchura leucogastroides Orthotomus sutorius Prinia familiaris

    Centropus bengalengsis Aegithina tiphia Orthotomus sepium

    Anthreptes singalensis Pycnonotus aurigaster Gerygone sulphurea

    Aethopyga mystacalis Parus major Dicrurus macrocercus

    Cacomantis sepulcralis Zosterops palpebrosus Dicrurus leucophaeus

    Arachnothera longirostra Sitta frontalis Cinnyris jugularis

    Halcyon chloris Surniculus lugubris Streptopelia chinensis

    Batang

    Arachnothera longirostra Sitta frontalis

    Lantai Hutan

    Lonchura leucogastroides Cacomantis merulinus Orthotomus sepium

    Arachnothera longirostra Malacocincla sepiarium Pitta guajana

    Ptilinopus melanospila Pellorneum capistratum Orthotomus sutorius

    5.1.1.5 Pemanfaatan strata vegetasi oleh burung pada tegakan puspa

    Burung yang memanfaatkan tajuk atas pada tegakan puspa sebanyak 24

    jenis burung dengan aktivitas tertinggi yaitu bersuara (49%). Tajuk tengah

    dimanfaatkan oleh 20 jenis burung dengan aktivitas tertinggi yaitu bersuara

    (25%). Tajuk bawah dimanfaatkan oleh 21 jenis dengan aktivitas tertinggi yaitu

    bersuara (49%) (Tabel 4).

  • 23

    Tabel 4 Aktivitas yang dilakukan oleh burung di tegakan puspa

    Aktivitas Tajuk Atas Tajuk Tengah

    Tajuk Bawah

    Batang Lantai Hutan

    Bersuara* 49 25 49

    19 Terbang 1

    4

    2

    Bertengger 6 18 4

    2 Bersuara dan terbang 13 15 13 40 54 Bersuara dan bertengger 17 18 15

    4

    Bertengger dan berjalan

    6

    3 Bertengger dan terbang 5 15 11 40 16 Bertengger dan makan

    2

    Bersuara, terbang dan bertengger 5 3

    20 Bersuara, terbang dan makan 2

    2

    Terbang dan makan 2 Keterangan: *=hanya terdeteksi dari suara

    5.1.2 Tegakan agathis

    5.1.2.1 Habitat

    Tegakan agathis terletak pada ketinggian sekitar 529 mdpl dengan

    topografi relatif menurun. Pohon agathis (Agathis loranthifolia) adalah jenis daun

    jarum. Pohon tidak berbanir, mengeluarkan getah yang disebut kopal. Pada

    tegakan agathis terdapat kegiatan manusia yaitu penyadapan pada pohon agathis.

    Gambar 6 Strata vegetasi pada tegakan agathis.

  • 24

    Vegetasi dan tumbuhan bawah yang terdapat di tegakan agathis sebanyak

    16 jenis diantaranya puspa, rotan (Daemonorops melanochaetes), tepus, paku

    (Equisetum debile), harendong, marasi, canar (Smilax leucophylla), cakar ayam

    dan sulangkar. Pada saat pengamatan ditemukan pohon agathis yang sedang

    berbuah. Profil tumbuhan pada tipe tegakan agathis disusun oleh 25 individu

    pohon agathis. Pada tegakan agathis rata-rata pohon agathis memiliki diameter

    sebesar 41.30 cm, tinggi total rata-rata 31.10 m, tinggi minimum 22.8 m dan

    peninggi pohon sebesar 32.89 m. Stratifikasi vegetasi pada tegakan agathis terdiri

    dari tajuk atas, tajuk tengah, tajuk bawah, batang dan lantai hutan (Gambar 6).

    5.1.2.1 Burung

    Sebanyak 29 jenis burung dari 18 suku dengan jumlah pertemuan individu

    sebesar 314 ditemukan di tegakan agathis (Tabel 5). Jenis burung dengan individu

    tertinggi pada tegakan agathis adalah Cipoh Kacat (Aegithina tiphia) (Gambar

    7a), Pijantung Kecil, Kacamata Biasa dan Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis)

    (Gambar 7b).

    Tabel 5 Jenis dan jumlah individu burung yang ditemukan di tegakan agathis

    No Nama Suku Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah 1 Accipitridae Elangular Bido Spilornis cheela 4 2 Columbidae Walik Kembang Ptilinopus melanospila 1 3 Columbidae Tekukur Biasa Streptopelia chinensis 35 4 Cuculidae Wiwik Lurik Cacomantis sonneratii 3 5 Cuculidae Wiwik Kelabu Cacomantis merulinus 1 6 Cuculidae Wiwik Uncuing Cacomantis sepulcralis 5 7 Cuculidae Kedasi Hitam Surniculus lugubris 1 8 Apodidae Walet Linci Collocalia linchi 27 9 Alcedinidae Cekakak Sungai Halcyon chloris 12

    10 Pittidae Paok Pancawarna Pitta guajana 11 11 Hirundinidae Layanglayang Batu Hirundo tahitica 1 12 Aegithinidae Cipoh Kacat Aegithina tiphia 37 13 Pycnonotidae Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster 4 14 Turdidae Cingcoang Coklat Brachypteryx leucophrys 1 15 Timaliidae Pelanduk Topi-hitam Pellorneum capistratum 9 16 Timaliidae Pelanduk Semak Malacocincla sepiarium 13 17 Timaliidae Tepus Leher-putih Stachyris thoracica 1 18 Timaliidae Tepus Pipi-perak Stachyris melanothorax 2 19 Sylviidae Cinenen Pisang Orthotomus sutorius 21

  • 25

    Lanjutan Tabel 5 No Nama Suku Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah 20 Sylviidae Cinenen Jawa Orthotomus sepium 19 21 Paridae Gelatikbatu Kelabu Parus major 13 22 Sittidae Munguk Beledu Sitta frontalis 1 23 Nectariniidae Burungmadu Sriganti Cinnyris jugularis 1 24 Nectariniidae Pijantung Kecil Arachnothera longirostra 37 25 Estrildidae Bondol Jawa Lonchura leucogastroides 13 26 Zosteropidae Kacamata Biasa Zosterops palpebrosus 35 27 Zosteropidae Kacamata Gunung Zosterops montanus 2 28 Dicruridae Srigunting Hitam Dicrurus macrocercus 2 29 Dicruridae Srigunting Kelabu Dicrurus leucophaeus 2

    Nilai keanekaragaman dan kemerataan pada tegakan agathis masing-

    masing 2.79 dan 0.83. Terdapat 5 jenis burung dominan, 6 jenis burung sub

    dominan dan 16 jenis burung tidak dominan terdapat di tegakan agathis. Nilai

    dominansi terbesar yaitu Cipoh Kacat dan Pijantung Kecil dengan nilai dominansi

    11.78, sedangkan dominansi terendah yaitu jenis Burungmadu Sriganti (Cinnyris

    jugularis), Cincoang Coklat (Brachypteryx leucophrys), Kedasi Hitam (Surniculus

    lugubris), Layanglayang Batu (Hirundo tahitica), Munguk Beledu (Sitta

    frontalis), Tepus Leher-putih (Stachyris thoracica), Walik Kembang (Ptilinopus

    melanospila), Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus) dengan nilai dominansi

    0.32.

    (a) (b)

    Gambar 7 Jenis burung dominan di tegakan agathis (a) Aegithina tiphia (foto: Adi Sugiharto) dan (b) Streptopelia chinensis (foto: Zulfikri).

  • 26

    5.1.2.3 Keanekaragaman guild di tegakan agathis

    Tegakan agathis merupakan komunitas dengan komposisi guild terbanyak

    jika dibandingkan dengan tipe tegakan lainnya (Tabel 6), terdiri dari 12 guild.

    Pemakan serangga yang aktif mencari makan di bagian tajuk pohon dan pemakan

    serangga sekaligus penghisap nektar merupakan kategori dominan.

    Tabel 6 Jumlah individu dan jenis penyusun guild di tegakan agathis No Guild Kode

    Guild Jumlah Jenis

    Jumlah Individu

    1 Pemakan daging CA 1 4 2 Pemakan buah di bagian tajuk AF 1 1 3 Pemakan buah-buahan yang berserakan di lantai

    hutan TF 1 35

    4 Pemakan biji-bijian SE 1 13 5 Pemakan serangga di bagian tajuk pohon TFGI 9 65 6 Pemakan serangga di bagian dahan atau ranting

    pohon BGI 1 1

    7 Pemakan serangga di daerah semak belukar SFGI 3 7 8 Pemakan serangga di serasah atau lantai hutan LGI 3 33 9 Pemakan serangga sambil melayang FCI 2 28

    10 Pemakan serangga dan penghisap nektar IN 2 41 11 Pemakan serangga dan buah-buahan IF 4 75 12 Pemakan inverteberata dan verteberata CI 1 12

    Keterangan:

    CA: Pemakan daging, AF: Pemakan buah di bagian tajuk, TF: Pemakan buah-buahan yang berserakan di lantai hutan, SE: Pemakan biji-bijian, IN: Pemakan serangga sekaligus penghisap nektar, IF: Pemakan serangga dan buah-buahan, CI: Pemakan inverteberata dan verteberata, FCI: Pemakan serangga sambil melayang, TFGI: Pemakan serangga yang aktif mencari makan di bagian tajuk pohon, BGI: Pemakan serangga yang mencari makan di bagian dahan atau ranting pohon, SFGI: Pemakan serangga yang mencari makan di daerah semak belukar, LGI: Pemakan serangga yang mencari makanan di serasah atau lantai

    5.1.2.4 Penyebaran vertikal pada tegakan agathis

    Cipoh Kacat banyak dideteksi melalui suara, sedangkan Pijantung Kecil

    sering terlihat terbang melintasi dengan cepat di antara pohon agathis dengan

    suara yang khas. Burung-burung di tegakan agathis menyebar pada tajuk atas

    sampai lantai hutan. Jenis burung yang dijumpai pada lantai hutan sebanyak 11

    jenis antara lain Paok Pancawarna (Pitta guajana) dan Gelatikbatu Kelabu (Parus

    major). Ditemukan dua jenis burung pada bagian batang, 13 jenis pada tajuk

    bawah, 11 jenis pada tajuk tengah, dan 17 jenis pada tajuk atas (Tabel 7).

  • 27

    Tabel 7 Stratifikasi jenis burung pada tiap strata di tegakan agathis Stratifikasi Jenis Burung Tajuk Atas

    Cinnyris jugularis Cacomantis merulinus Dicrurus macrocercus

    Halcyon chloris Cacomantis sonneratii Streptopelia chinensis

    Orthotomus sutorius Surniculus lugubris Collocalia linchi

    Aegithina tiphia Ptilinopus melanospila Spilornis cheela

    Zosterops palpebrosus Hirundo tahitica Sitta frontalis

    Zosterops montanus Cacomantis sepulcralis

    Tajuk Tengah

    Lonchura leucogastroides Cacomantis sepulcralis Parus major

    Arachnothera longirostra Streptopelia chinensis Zosterops palpebrosus

    Orthotomus sepium Aegithina tiphia Halcyon chloris

    Orthotomus sutorius Pycnonotus aurigaster

    Tajuk Bawah

    Lonchura leucogastroides Cacomantis sonneratii Dicrurus macrocercus

    Halcyon chloris Cacomantis sepulcralis Streptopelia chinensis

    Brachypteryx leucophrys Aegithina tiphia Dicrurus leucophaeus

    Orthotomus sepium Parus major

    Orthotomus sutorius Arachnothera longirostra Batang

    Arachnothera longirostra Halcyon chloris Orthotomus sepium

    Lantai Hutan

    Lonchura leucogastroides Orthotomus sutorius Pycnonotus aurigaster

    Arachnothera longirostra Stachyris thoracica Parus major

    Malacocincla sepiarium Stachyris melanothorax

    Pellorneum capistratum Pitta guajana

    5.1.2.5 Pemanfaatan strata vegetasi oleh burung pada tegakan agathis

    Burung yang memanfaatkan tajuk atas pada tegakan agathis sebanyak 17

    jenis dengan aktivitas tertinggi yaitu bersuara dan bertengger (35%). Tajuk tengah

    dimanfaatkan oleh 11 jenis burung dengan aktivitas tertinggi yaitu bersuara dan

    terbang (39%). Terdapat 13 jenis pada tajuk bawah dengan aktivitas tertinggi

    yaitu bersuara dan terbang (46%). Batang dimanfaatkan oleh 2 jenis burung

    dengan aktivitas tertinggi yaitu bersuara dan terbang (50%) dan bertengger dan

    terbang (50%). Lantai hutan dimanfaatkan oleh 11 jenis burung dengan aktivitas

    tertinggi yaitu bersuara dan terbang (57%) (Tabel 8).

  • 28

    Tabel 8 Aktivitas yang dilakukan oleh burung di tegakan agathis Aktivitas Tajuk

    Atas Tajuk Tengah

    Tajuk Bawah

    Batang Lantai Hutan

    Bersuara* 5

    10

    4 Terbang

    3

    7

    Bertengger 13 6 4

    8 Bersuara dan terbang 30 39 46 50 57 Bersuara dan bertengger 35 32 33

    12

    Bersuara dan berjalan

    3 Bertengger dan terbang 12 13 6 50 5 Bersuara, terbang dan bertengger 5 6 2

    4

    Terbang dan berjalan

    3 Keterangan: *=hanya terdeteksi dari suara

    5.1.3 Tegakan pinus

    5.1.3.1 Habitat

    Tegakan pinus berada pada ketinggian 545-601 mdpl dengan topografi

    datar. Pinus (Pinus merkusii) termasuk suku Pinaceae. Vegetasi dan tumbuhan

    bawah yang terdapat di tegakan pinus sebanyak 13 jenis diantaranya harendong

    bulu, cakar ayam, sulangkar, kakawatan, rumput bulu (Oplismenus burmanni),

    seruni rambat (Wedelia trilobit), harendong, pacing (Ostus specious), kopo

    (Eugenia cymosa), tepus, dan daun sendok (Plantago major).

    Gambar 8 Strata vegetasi pada tegakan pinus.

    Profil tumbuhan pada tipe tegakan pinus disusun oleh 26 individu pohon

    dari 2 jenis pohon yaitu pinus dan kayu afrika. Pohon pinus merupakan jenis yang

  • 29

    memiliki jumlah individu paling banyak 21 individu.Tegakan pinus memiliki rata-

    rata diameter sebesar 36.58 cm, tinggi total rata-rata 31.10 m, tinggi total

    minimum 10.6 m dan peninggi pohon sebesar 31.43 m. Stratifikasi vegetasi pada

    tegakan pinus terdiri dari tajuk atas, tajuk tengah, tajuk bawah, batang dan lantai

    hutan (Gambar 8).

    5.1.3.2 Burung

    Sebanyak 25 jenis burung dari 16 suku dengan jumlah pertemuan individu

    sejumlah 262 ditemukan di tegakan pinus (Tabel 9). Jenis Cinenen Jawa

    (Orthotomus sepium) dan Kacamata Biasa merupakan jenis burung dengan

    individu terbanyak yang ditemukan di tegakan pinus.

    (a) (b)

    Gambar 9 Jenis burung dominan di tegakan pinus (a) Orthotomus sepium (foto: Andhy PS) dan (b) Zosterops palpebrosus (foto: Kamal Muda).

    Nilai keanekaragaman dan nilai kemerataan pada tegakan pinus sebesar

    2.73 dan 0.89. Nilai dominansi tertinggi pada tegakan pinus dengan nilai sebesar

    16.79 terdapat pada jenis Cinenen Jawa dari famili Silviidae, sedangkan

    dominansi terkecil dengan nilai 0.38 terdapat pada jenis Burungmadu Belukar

    (Anthreptes singalensis), Cabai Jawa (Dicaeum trochileum), Elangular Bido

    (Spilornis cheela), dan Tekukur Biasa. Kategori burung dominan yang didapat

    yaitu 8 jenis burung dominan, 5 jenis subdominan dan 2 jenis tidak dominan.

  • 30

    Tabel 9 Jenis dan jumlah individu burung yang ditemukan di tegakan pinus No Nama Suku Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah

    1 Accipitridae Elangular Bido Spilornis cheela 1 2 Columbidae Tekukur Biasa Streptopelia chinensis 1 3 Cuculidae Wiwik Lurik Cacomantis sonneratii 3 4 Cuculidae Wiwik Kelabu Cacomantis merulinus 3 5 Cuculidae Wiwik Uncuing Cacomantis sepulcralis 4 6 Cuculidae Kedasi Hitam Surniculus lugubris 2 7 Apodidae Walet Linci Collocalia linchi 17 8 Alcedinidae Cekakak Sungai Halcyon chloris 9 9 Pittidae Paok Pancawarna Pitta guajana 13

    10 Aegithinidae Cipoh Kacat Aegithina tiphia 9 11 Pycnonotidae Empuloh Janggut Criniger bres 2 12 Turdidae Cingcoang Coklat Brachypteryx leucophrys 6 13 Timaliidae Pelanduk Topi-hitam Pellorneum capistratum 18 14 Timaliidae Pelanduk Semak Malacocincla sepiarium 19 15 Sylviidae Perenjak Coklat Prinia polychroa 4 16 Sylviidae Cinenen Pisang Orthotomus sutorius 15 17 Sylviidae Cinenen Jawa Orthotomus sepium 44 18 Acanthizidae Remetuk Laut Gerygone sulphurea 2 19 Paridae Gelatikbatu Kelabu Parus major 6 20 Dicaeidae Cabai Jawa Dicaeum trochileum 1 21 Sittidae Munguk Beledu Sitta frontalis 14 22 Nectariniidae Burungmadu Belukar Anthreptes singalensis 1 23 Nectariniidae Burungmadu Sriganti Cinnyris jugularis 4 24 Nectariniidae Pijantung Kecil Arachnothera longirostra 26 25 Zosteropidae Kacamata Biasa Zosterops palpebrosus 38

    5.1.3.3 Keanekaragaman guild di tegakan pinus

    Komunitas burung di tegakan pinus merupakan komunitas dengan

    komposisi guild terendah jika dibandingkan dengan tegakan lain hanya terdapat

    10 jenis guild (Tabel 10). Komunitas burung di tegakan pinus didominasi oleh

    kelompok pemakan serangga yang aktif mencari makan di bagian tajuk pohon

    baik dalam jumlah dan jenis.

  • 31

    Tabel 10 Jumlah individu dan jenis penyusun guild di tegakan pinus No Guild Kode

    Guild Jumlah Jenis

    Jumlah Individu

    1 Pemakan daging CA 1 1 2 Pemakan buah-buahan yang berserakan di lantai

    hutan TF 1 1

    3 Pemakan serangga di bagian tajuk pohon TFGI 8 81 4 Pemakan serangga di bagian dahan atau ranting

    pohon BGI 1 14

    5 Pemakan serangga di daerah semak belukar SFGI 1 6 6 Pemakan serangga di serasah atau lantai hutan LGI 3 50 7 Pemakan serangga sambil melayang FCI 1 17 8 Pemakan serangga dan penghisap nektar IN 5 71 9 Pemakan serangga dan buah-buahan IF 3 12

    10 Pemakan inverteberata dan verteberata CI 1 9 Keterangan:

    CA: Pemakan daging, AF: Pemakan buah di bagian tajuk, TF: Pemakan buah-buahan yang berserakan di lantai hutan, SE: Pemakan biji-bijian, IN: Pemakan serangga sekaligus penghisap nektar, IF: Pemakan serangga dan buah-buahan, CI: Pemakan inverteberata dan verteberata, FCI: Pemakan serangga sambil melayang, TFGI: Pemakan serangga yang aktif mencari makan di bagian tajuk pohon, BGI: Pemakan serangga yang mencari makan di bagian dahan atau ranting pohon, SFGI: Pemakan serangga yang mencari makan di daerah semak belukar, LGI: Pemakan serangga yang mencari makanan di serasah atau lantai

    5.1.3.4 Penyebaran vertikal pada tegakan pinus

    Jenis burung yang dijumpai pada lantai hutan sebanyak enam jenis. Pada

    batang ditemukan satu jenis burung. Pada tajuk bawah ditemukan jenis enam

    jenis. Pada tajuk tengah ditemukan 10 jenis, dan pada tipe diatas tajuk atas

    ditemukan 20 jenis (Tabel 11).

    Tabel 11 Stratifikasi jenis burung pada tiap strata di tegakan pinus Stratifikasi Jenis Burung Tajuk Atas

    Cinnyris jugularis Dicaeum trochileum Sitta frontalis

    Zosterops palpebrosus Alophoixus bres Prinia polychroa

    Cacomantis merulinus Aegithina tiphia Streptopelia chinensis

    Brachypteryx leucophrys Spilornis cheela Cacomantis sonneratii

    Orthotomus sepium Parus major Cacomantis sepulcralis

    Orthotomus sutorius Halcyon chloris Collocalia linchi

    Arachnothera longirostra Surniculus lugubris

    Tajuk Tengah

    Cinnyris jugularis Zosterops palpebrosus Aegithina tiphia

    Orthotomus sepium Orthotomus sutorius Prinia polychroa

    Tajuk Bawah

    Anthreptes singalensis Orthotomus sutorius Cacomantis sonneratii

    Brachypteryx leucophrys Parus major Gerygone sulphurea

  • 32

    Lanjutan Tabel 11 Stratifikasi Jenis Burung

    Orthotomus sepium Surniculus lugubris

    Cacomantis merulinus Sitta frontalis Batang

    Sitta frontalis

    Lantai Hutan

    Arachnothera longirostra Pitta guajana Cinnyris jugularis

    Pellorneum capistratum Orthotomus sutorius Malacocincla sepiarium

    5.1.3.5 Pemanfaatan strata vegetasi oleh burung pada tegakan pinus

    Burung yang memanfaatkan tajuk atas pada tegakan pinus sebanyak 20

    jenis dengan aktivitas tertinggi yaitu bersuara (25%). Tajuk tengah dimanfaatkan

    oleh 10 jenis burung dengan aktivitas tertinggi yaitu bersuara (35%). Terdapat 6

    jenis pada tajuk bawah dengan aktivitas tertinggi yaitu bersuara (41%). Bagian

    batang di manfaatkan oleh satu jenis burung dengan aktivitas bertengger dan

    terbang (100%). Lantai hutan dimanfaatkan oleh 6 jenis burung dengan aktivitas

    tertinggi yaitu bersuara dan terbang (51%) (Tabel 12).

    Tabel 12 Aktivitas yang dilakukan oleh burung di tegakan pinus

    Aktivitas Tajuk Atas

    Tajuk Tengah

    Tajuk Bawah

    Batang Lantai Hutan

    Bersuara* 25 35 41 19 Terbang 8

    5 5

    Bertengger 4 10

    3 Bersuara dan terbang 23 10 28 51 Bersuara dan bertengger 31 20 24 7 Bersuara dan berjalan

    2

    Bertengger dan terbang

    5 100

    8 Bertengger dan makan

    5

    Bersuara, terbang dan bertengger 10 5 3 3 Terbang dan makan

    2

    Keterangan: *=hanya terdeteksi dari suara

    5.1.4 Tegakan campuran

    5.1.4.1 Habitat

    Tegakan campuran terletak pada topografinya datar dan berada pada

    ketinggian 518 sampai dengan 573 mdpl. Tegakan campuran bersebelahan dengan

    kantor HPGW. Pada tegakan campuran ditemukan kegiatan manusia yaitu

    penyadapan. Tegakan campuran terdiri dari pohon agathis, pinus, dan puspa.

  • 33

    Vegetasi dan tumbuhan bawah yang terdapat di tegakan campuran sebanyak 18

    jenis diantaranya kayu afrika (Maesopsis eminii), bambu (Bambusa sp), kumis

    kucing (Orthosiphon stamineus), cakar ayam, sulangkar, kakawatan. Pada saat

    penelitian ditemukan pohon jambu hutan yang sedang berbuah dan dijadikan

    pakan oleh suku Silviidae, Zosteropidae, Paridae, dan Pycnonotidae.

    Gambar 10 Strata vegetasi pada tegakan campuran.

    Profil tumbuhan pada tegakan campuran disusun oleh 25 individu pohon

    dari tiga jenis yaitu pinus, agathis dan kayu afrika. Pinus merupakan jenis yang

    memiliki individu paling banyak (21 individu). Pohon peninggi mencapai 39.7 m,

    tinggi rata-rata pohon sebesar 31.26 m. dan diameter rata-rata sebesar 46.41 cm.

    Stratifikasi vegetasi pada tegakan campuran terdiri dari tajuk atas, tajuk tengah,

    tajuk bawah, batang dan lantai hutan (Gambar 10).

    5.1.4.2 Burung

    Jumlah jenis burung yang ditemukan di tegakan campuran sebanyak 27

    jenis dari 17 suku dengan jumlah pertemuan individu sebesar 242 (Tabel 13).

    Cipoh Kacat (Gambar 11a) dan Cinenen Jawa (Gambar 11b) merupakan jenis

    dengan individu terbanyak di tegakan campuran. Cipoh Kacat sering terdengar

    kicauan radius pengamatan.

  • 34

    (a) (b)

    Gambar 11 Jenis burung dominan di tegakan campuran (a) Aegithina tiphia (Foto: Michael Gillam) dan (b) Orthotomus sepium (Foto: Asman AP).

    Tabel 13 Jenis burung yang ditemukan di tegakan campuran

    No Nama Suku Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah 1 Accipitridae Elangular Bido Spilornis cheela 2 2 Turnicidae Gemak Loreng Turnix suscitator 1 3 Columbidae Walik Kembang Ptilinopus melanospila 1 4 Columbidae Tekukur Biasa Streptopelia chinensis 17 5 Cuculidae Wiwik Lurik Cacomantis sonneratii 1 6 Cuculidae Wiwik Kelabu Cacomantis merulinus 1 7 Cuculidae Wiwik Uncuing Cacomantis sepulcralis 2 8 Cuculidae Kedasi Hitam Surniculus lugubris 1 9 Apodidae Walet Linci Collocalia linchi 14

    10 Alcedinidae Cekakak Sungai Halcyon chloris 19 11 Pittidae Paok Pancawarna Pitta guajana 13 12 Aegithinidae Cipoh Kacat Aegithina tiphia 34 13 Pycnonotidae Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster 2 14 Turdidae Cingcoang Coklat Brachypteryx leucophrys 3 15 Timaliidae Pelanduk Topi-hitam Pellorneum capistratum 8 16 Timaliidae Pelanduk Semak Malacocincla sepiarium 17 17 Timaliidae Tepus Pipi-perak Stachyris melanothorax 6 18 Sylviidae Perenjak Coklat Prinia polychroa 1 19 Sylviidae Perenjak Jawa Prinia familiaris 1 20 Sylviidae Cinenen Pisang Orthotomus sutorius 19 21 Sylviidae Cinenen Jawa Orthotomus sepium 32 22 Dicaeidae Cabai Jawa Dicaeum trochileum 1 23 Sittidae Munguk Beledu Sitta frontalis 2 24 Nectariniidae Burungmadu Sriganti Cinnyris jugularis 3 25 Nectariniidae Pijantung Kecil Arachnothera longirostra 21 26 Zosteropidae Kacamata Biasa Zosterops palpebrosus 19 27 Dicruridae Srigunting Hitam Dicrurus macrocercus 1

  • 35

    Nilai keanekaragaman dan nilai kemerataan pada tegakan campuran

    sebesar 2.73 dan 0.83. Terdapat 10 jenis burung dominan, 2 jenis burung sub

    dominan dan 17 jenis burung tidak dominan di tegakan campuran. Nilai

    dominansi terbesar yaitu Cipoh Kacat dari famili Chloropseidae dengan nilai

    kelimpahan 14.05. Nilai dominansi terendah sebesar 0.41, terdapat pada jenis

    Cabai Jawa, Gemak Loreng (Turnix suscitator), Kedasi Hitam, Perenjak Coklat

    (Prinia polychora), Perenjak Jawa, Walik Kembang, Wiwik Kelabu, dan Wiwik

    Lurik (Cacomantis sonneratii).

    5.1.4.3 Penyebaran vertikal pada tegakan campuran

    Burung-burung di tegakan campuran menyebar pada tajuk atas sampai

    lantai hutan. Jenis burung yang dijumpai pada lantai hutan sebanyak 7 jenis. Pada

    batang ditemukan jenis burung sebanyak 1 jenis. Pada tajuk bawah ditemukan

    jenis burung sebanyak 12 jenis. Pada tajuk tengah ditemukan 8 jenis, dan pada

    tipe diatas tajuk atas ditemukan jenis burung sebanyak 13 jenis antara lain

    Cekakak Sungai (Halcyon chloris) dan Burungmadu Sriganti (Tabel 14). Pada

    tegakan campuran terdapat 10 jenis burung dominan, 2 jenis subdominan dan 17

    jenis tidak dominan.

    Tabel 14 Stratifikasi jenis burung pada tiap strata di tegakan campuran Stratifikasi Jenis Burung

    Tajuk Atas

    Cinnyris jugularis Cacomantis merulinus Aegithina tiphia

    Halcyon chloris Cacomantis sepulcralis Surniculus lugubris

    Orthotomus sepium Cacomantis sonneratii Collocalia linchi

    Orthotomus sutorius Zosterops palpebrosus Spilornis cheela

    Ptilinopus melanospila Streptopelia chinensis

    Tajuk Tengah

    Halcyon chloris Orthotomus sutorius Streptopelia chinensis

    Brachypteryx leucophrys Aegithina tiphia Prinia polychroa

    Prinia familiaris Orthotomus sepium

    Tajuk Bawah

    Nectarinia jugularis Orthotomus sepium Zosterops palpebrosus

    Dicaeum trochileum Orthotomus sutorius Streptopelia chinensis

    Halcyon chloris Dicrurus macrocercus Pycnonotus aurigaster

    Brachypteryx leucophrys Sitta frontalis Aegithina tiphia

    Batang Arachnothera longirostra

  • 36

    Lanjutan Tabel 11 Stratifikasi Jenis Burung

    Lantai Hutan Stachyris melanothorax Turnix suscitator Malacocincla sepiarium Arachnothera longirostra Pitta guajana Ptilinopus melanospila Pellorneum capistratum

    5.1.4.4 Keanekaragaman guild di tegakan campuran

    Komunitas tegakan campuran terdiri atas 11 jenis guild (Tabel 15).

    Berdasarkan jumlah individu dan jumlah jenis, kategori pemakan serangga di atas

    tajuk mempunyai jumlah individu dan jumlah jenis yang lebih banyak

    dibandingkan kategori guild yang lainnya (59 individu dan 9 jenis), sedangkan

    kategori pemakan buah di atas tajuk merupakan kategori terendah dalam jumlah

    jenis dan jumlah individu.

    Tabel 15 Jumlah individu dan jenis penyusun guild di tegakan campuran No Guild Kode

    Guild Jumlah Jenis

    Jumlah Individu

    1 Pemakan daging CA 1 2 2 Pemakan buah di bagian tajuk AF 1 1 3 Pemakan buah-buahan yang berserakan di lantai

    hutan TF 1 17

    4 Pemakan serangga di bagian tajuk pohon TFGI 9 59 5 Pemakan serangga di bagian dahan atau ranting

    pohon BGI 1 2

    6 Pemakan serangga di daerah semak belukar SFGI 3 10 7 Pemakan serangga di serasah atau lantai hutan LGI 3 38 8 Pemakan serangga sambil melayang FCI 1 14 9 Pemakan serangga dan penghisap nektar IN 3 43

    10 Pemakan serangga dan bu