ecase radiologi
DESCRIPTION
ECASE RADIOLOGITRANSCRIPT
SUSPEK ENDOMETRIOSIS EKSTERNA PADA PASIEN USIA PRODUKTIF
Abstrak
Endometriosis menunjukkan adanya jaringan endometrium fungsional di suatu tempat yang abnormal, diluar rongga uterus. Endometriosis ini dapat ditemukan di antara serabut-serabut otot miometrium (adenomiosis / endometriosis uteri / endometriosis interna), atau di berbagai lokasi di rongga panggul (endometriosis eksterna). Diperkirakan endometriosis mengenai antara 1 dan 7 persen wanita pada masa reproduktif. Diagnosis endometriosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan radiologi. Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada abdomen bagian kanan bawah, kemudian dilakukan pemeriksaan ultrasonografi didapatkan kesan Adnexal mass dextra suspect endometriosis externa. Kata kunci : nyeri perut bagian bawah, endometriosis, ultrasonografi
Kasus
Pasien wanita berusia 27 tahun datang ke IGD RS Jogja dengan nyeri perut bagian bawah
sejak 1 hari SMRS, pasien sedang menstruasi. Tidak ada pusing, demam, mual dan muntah.
Pasien belum pernah mengalami sakit serupa sebelumnya, tapi pasien mengaku siklus
menstruasinya sering tidak teratur, tidak ada riwayat alergi, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun
sakit jantung. Pada keluarga tidak ada yang menderita sakit serupa.
Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,4ºC. Konjungtiva kedua
mata tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflek cahaya normal, tidak terdapat nafas
cuping hidung, tidak terdapat bibir kering, lidah tremor, gigi caries, Leher tampak simetris,
limfonodi tidak teraba, JVP tidak meningkat. Thorak suara jantung reguler, tidak terdapat bising
jantung. Suara paru vesikuler, tidak ada ronkhi/wheezing. Abdomen tampak cembung, gemuk,
tidak ada sikatrik dan masa, peristaltik normal, perkusi timpani, palpasi supel, terdapat nyeri
tekan pada regio abdomen kanan bawah, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat,
gerak bebas, tidak ada edema dan sianosis.
Pemeriksaan penunjang dilakukan Ultrasonografi abdomen, didapatkan hasil pada adnexa
dextra tampak lesi hypoechoic soliter, bentuk membulat, batas tegas, ukuran ± 5,5 x 3,35 x 3,85
cm. Kesan : adnexal mass dextra suspect endometriosis externa, DD : hemoragic cyst
1
Diagnosis
Endometriosis eksterna
Terapi
Pasien pada kasus ini periksa di IGD, kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium
(darah rutin) dan kemudian dikonsulkan ke bagian obstetri dan ginekologi. Setelah dikonsulkan
pasien disarankan untuk melakukan prosedur laparoskopi untuk mengetahui lebih lanjut luas lesi
dan sebagai prosedur terapeutik.
Diskusi
Endometriosis menunjukkan adanya jaringan endometrium fungsional di suatu tempat
yang abnormal, diluar rongga uterus. Endometriosis ini dapat ditemukan di antara serabut-
serabut otot miometrium (adenomiosis / endometriosis uteri / endometriosis interna), atau di
berbagai lokasi di rongga panggul (endometriosis eksterna). Insiden endometriosis sulit
dipastikan, karena pada banyak kejadian , kelainan ini baru ditemukan pada laparoskopi ketika
pasien mengeluh infertilitas atau nyeri abdomen yang samar-samar. Diperkirakan endometriosis
mengenai antara 1 dan 7 persen wanita pada masa reproduktif. Endometriosis lebih sering
didapati pada wanita infertil atau yang menunda melahirkan hingga usia 30 tahun. Bagaimana
endometrium mencapai lokasi ektopik tidak seluruhnya dipahami. Adenomiosis mungkin
disebabkan oleh infiltrasi secara langsung, atau penyebaran jaringan endometrium lewat
pembuluh limfe ke miometrium. Endometriosis ekstrauteri mungkin disebabkan oleh perjalanan
retrograd jaringan endometrium melalui sepanjang tuba Fallopi sewaktu menstruasi. Sekarang
diyakini bahwa pada kebanyakan wanita terjadi menstruasi retrograd, tetapi perkembangan lesi
selain nodul endometrium sementara hanya terjadi pada beberapa wanita. Menstruasi retrograd
menjelaskan temuan bahwa kebanyakan lesi endometrium terdapat pada ovarium atau cul de sac
(Kantong Douglas).
Pasien pada kasus ini adalah berumur 27 tahun, dimana pasien sedang mengalami
menstruasi. Hal ini sesuai bahwa endometriosis eksterna terjadi pada usia produktif dan kejadian
dipengaruhi oleh siklus menstruasi pada setiap bulannya. Kemungkinan penyebab endometriosis
eksterna pada pasien ini adalah karena terjadinya menstruasi retrograd yaitu perjalanan retrograd
jaringan endometrium melalui sepanjang tuba Fallopi sewaktu menstruasi.
2
Pada pasien ini terdapat gejala nyeri pada perut bagian bawah dan sedang mengalami
menstruasi serta mempunyai riwayat siklus menstruasi yang tidak teratur, hal ini sesuai dengan
gejala pada endometriosis. Walaupun sekurang-kurangnya seperempat dari jumlah wanita
penderita endometriosis tidak menunjukkan gejala, dan seperempatnya didapati bersama didapati
bersama dengan gambaran panggul lainnya. Gejala juga berbeda- beda tergantung pada apakah
lesinya adenomiosis atau endometriosis ekstrauteri. Pada endometriosis eksterna gejala meliputi
nyeri, menstruasi tidak teratur, dispareunia, dan infertilitas.
Untuk memastikan diagnosa endometriosis, selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang radiologi ataupun laparoskopi. Pada pemeriksaan
radiologi ada beberapa pilihan pemeriksaan yang dapat dilakukan, bisa mulai dari pemeriksaan
yang sederhana yaitu ultrasonografi, atau pemeriksaan yang lebih baik dengan pemeriksaan
MRI. Walaupun demikian laparoskopi merupakan modalitas standar untuk diagnosis dari
endometriosis. Ini merupakan pemeriksaan yang paling sensitif karena hanya laparoskopi yang
dapat mengidentifikasi implantasi pada peritoneum superfisial, akan tetapi laparoskopi
merupakan prosedur yang invasif.
Dari pemeriksaan ultrasonografi abdomen, didapatkan pada adnexa dextra tampak lesi
hypoechoic soliter, bentuk membulat, batas tegas, ukuran ± 5,5 x 3,35 x 3,85 cm. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis endometriosis pada kasus ini adalah endometriosis
eksterna.
Pemeriksaan ultrasonografi, sebelumnya pasien dipuasakan selama 8 jam untuk
meminimalkan gas diusus agar tidak menghalangi pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan, pasien
disuruh untuk minum dan menahan kencing. Dari pemeriksaan USG Abdominal dan
transvaginal, pada endometriosis interna akan tampak gambaran massa kistik yang berlokasi
pada miometrium, sedangkan pada endometriosis eksterna yang berlokasi di ovarium akan
tampak gambaran massa anechoic nonhomogen / hiperechoic, berkaitan dengan perdarahan
intralesi. Gambaran tipikal dari endometriosis adalah terdapat kista yang bersifat homogenous
internal echoes level rendah yang mengandung darah lama.
Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah MRI dan laparoskopi. Kedua
pemeriksaan ini dapat menghasilkan gambaran yang lebih baik daripada ultrasonografi. Tapi
jarang dilakukan karena mengingat dari segi biaya kedua pemeriksaan ini lebih mahal daripada
ultrasonografi, dan pemeriksaan ini membutuhkan persiapan yang juga lebih lama. Walaupun
3
demikian laparoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan dapat berfungsi sebagai
prosedur terapeutik yaitu kauterisasi dan pengangkatan endometrioma dan pelepasan adesi.
Kesimpulan
Pada pasien perempuan usia reproduktif dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dan
siklus menstruasi yang tidak teratur perlu dicurigai endometriosis, untuk menegakkan diagnosa
perlu dilakukan pemeriksaan radiologi baik ultrrasonografi, MRI ataupun laparoskopi. Gambaran
ultrasonografi dapat menentukan letak atau jenis dari endometriosis. Penatalaksanaan bisa
dengan observasi ataupun prosedur terapeutik laparoskopi.
Referensi
1. Llwellyn-Jones, D. Dasar-dasar obstetri dan ginekologi. Edisi 6. Jakarta : Hipokrates; 2002. Hal 254-259
2. Schmidt, G. Thieme clinical companions ultrasound. Stuttgart : Geory thieme verlag; 2007.p398-399
3. Endjun,JJ. Ultrasonografi standar obstetri dan ginekologi. Jakarta : BP FKUI; 2007. Hal 280.
4. Rasad, S. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Jakarta : BP FKUI; 2009.5. Daly, S.,2008. Endometrioma/endometriosis. Diakses pada tanggal 4 Januari 2010, dari
http://www.emedicine.com/6. Kapoor, D., 2009. Endometriosis. Diakses pada tanggal 4 Januari 2010, dari
http://www.emedicine.com/
Penulis :Ayudya Cahya Pakarti (20060310112). Bagian Ilmu Radiologi RS Jogja, Yogyakarta
4