edisi72

30
2 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 3

Upload: gancan

Post on 16-Apr-2015

154 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: edisi72

2 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 3

Page 2: edisi72

4 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 5

Pesan Direksi

Tanggal 3 Oktober 2011 yang lalu kita baru saja memperingati Hari Ulang Tahun PJB ke-16. Sejenak mari kita tengok perjalanan dua

windu itu. Pada saat PJB didirikan tahun 1995, kita bersama dengan saudara tua kita, Indonesia Power, merupakan perusahaan pembangkitan yang hampir mengusai seluruh pangsa pasar di Sistem Jawa Bali. Kalaupun ada IPP pada waktu itu, porsi perusahaan listrik swasta itu masih sangat kecil. Market share penjualan kWh listrik PJB pada saat itu berkisar 40%.

Kapasitas pendanaan yang terbatas di PLN Grup menyebabkan kemampuan untuk membangun pembangkit baru menjadi terbatas. Praktis sejak berdiri, kapasitas pembangkit PJB hanya bertambah pada tahun-tahun awal pendirian dengan penambahan PLTA Cirata unit 5-8 dan PLTGU Muara Tawar. Kini, market share penjualan kWh listrik PJB menurun menjadi berkisar 25%. Kedepan dengan telah beroperasinya pembangkit PPDE yang relatif lebih murah, maka merit order pembangkit PJB akan semakin rendah. Capacity Factor (CF) pembangkit PJB akan menurun dan mungkin sebagian pembangkit hanya standy by.

Di tengah semakin menurunnya market share PJB seperti itu, kemampuan kita dalam mengelola pembangkit semakin membaik. Tata kelola pembangkitan PJB diadopsi dimana-mana. Dan kinipun, kita mempunyai Power Plant Academy yang kita harapkan menjadi centre of excellence di lingkungan PLN.

Kemampuan O&M pembangkit itulah yang harus kita optimalkan sebagai salah satu mesin pertumbuhan PJB kedepan. KIta harus tumbuh. Growth is the oxygen of business.

Mengutip iklan teh botol sosro, maka mari kita kembangkan semangat:”siapapun yang punya pembangkit, O&M nya pasti memilih PJB”. Itulah peluang yang harus kita manfaatkan untuk membesarkan perusahaan ini.

Kepercayaan PLN kepada PJB untuk mengelola 4 pembangkit PPDE (Rembang, Indramayu, Paiton, dan Pacitan) dan kemudian ditambah 1 lagi (Tanjung Awar-Awar) merupakan modal kita untuk membesarkan bisnis jasa O&M PJB. Itulah salah satu challenge utama kita: membesarkan bisnis jasa O&M melalui anak perusahaan PT PJB Services.

Selain bisnis jasa O&M, kaki pertumbuhan perusahaan ini terletak di jasa EPC pembangkit. Kompetensi EPC yang dimiliki anak perusahaan PT Rekadaya Elektrika telah mampu memunculkan kapabilitas baru sebagai penyedia part pembangkit (stockist).

Selain anak perusahaan, PJB pun telah memililiki investasi di 5 perusahaan afiliasi dibidang IPP. Kita berharap 2 anak perusahaan dan 5 perusahaan afiliasi PJB itu akan mampu tumbuh kembang dan mempunyai kontribusi dalam menopang pertumbuhan PJB Raya.

Satu yang harus kita sadari bersama, syarat mutlak agar kita mampu mewujudkan cita-cita pertumbuhan adalah energi dan keberanian kita untuk keluar dari zona nyaman yang selama ini telah kita nikmati. Seluruh insan PJB harus mau dan mampu bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas. Harus punya passion, kegairahan dan kecintaan kerja, untuk mencapai sukses mulia.

Tidak ada kata yang lebih bermakna bagi kita untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan peluang itu kecuali: Bekerja, Bekerja, dan Bekerja.

KEBERSAMAAN Menghadapi Tantangan

Susanto Purnomo, Direktur Utama

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 5

Page 3: edisi72

2 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 3Menuju Perusahaan Kelas Dunia 3

Direktur Pengembangan dan Niaga, Adi Supriono, menegaskan, hal utama dalam bisnis adalah

keberlanjutan. Untuk itu penyelenggara bisnis harus mendapatkan kepastian bahwa usaha yang dijalaninya di waktu mendatang akan tetap berjalan dan dengan kondisi yang lebih baik serta lebih besar volumenya.

Ada dua hal yang harus dilakukan untuk mewujudkannya, yaitu memperkuat bisnis eksisting dan melakukan ekspansi usaha. Dalam upaya memperkuat bisnis eksisting guna mendapatkan kepastian usaha dalam jangka panjang, dilakukan dengan cara memastikan tetap berlangsungnya rantai usaha hulu dan hilir, Di sisi hilir, PJB harus memastikan rantai usaha tetap berjalan karena merupakan pasar bagi usahanya, sedang ke hulu PJB harus memastikan bahwa rantai usaha kegiatan mendapatkan bahan

Kunci Sukses PJB di Masa Depan

Perkuat Bisnis Eksisting & Ekspansi Usaha

baku dan logistik lain tetap berjalan sehingga tetap dapat menghasilkan produk yang akan dijual.

Untuk memperbesar volume bisnis dilakukan dengan memperbesar aset-aset produktif, baik aset fisik yang tangible maupun aset-aset non-tangible, yang dapat berupa kontrak pekerjaan suplai barang dan jasa jangka panjang, lisensi, strategic partnership yang efisien dan produktif dalam menghasilkan bahan baku atau produk komplimen terhadap bisnis eksisting.

Ke hilir, saat ini PJB telah memastikan produk yang dijual, yaitu produk tenaga listrik dan kesiapan pembangkit serta produk jasa Operasi dan Pemeliharaan (jasa Operation and Maintenance/OM) pembangkit. Untuk memastikan diperolehnya konsumen bagi produk yang dihasilkan, maka PJB harus aktif mendapatkan calon konsumen. “Sebenarnya

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) telah genap berusia dua windu, tepatnya 3 Oktober 2011 lalu. Berbagai prestasi dan penghargaan telah berhasil diraih. Bagaimana kelangsungan perusahaan ini di masa mendatang, dan strategi apa yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan dan menumbuh-kembangkan perusahaan?

Laporan Utama

3 Oktober 2011, PT PJB genap berusia dua windu, berbagai prestasi dan penghargaan telah diraih. Bagaimana kelangsungan

perusahaan ini di masa mendatang, dan strategi apa yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan dan menumbuh-kembangkan perusahaan?

Penasehat :Direksi PT PJB

Pemimpin Redaksi :Sekretaris Perusahaan

Wakil Pemimpin Redaksi :Senior Manajer Bidang Humas & CSR

Dewan Redaksi :Pudjo Sulistio (Koordinator)I Nyoman Ngurah Widiyatna

Adi FirmantoDicky Maryono

SugiyantoDedi Budi Utomo

Sekretaris Redaksi :Siti Maesaroh

Sitta Dhamayanti

Sekretariat Redaksi :Bidang Humas & Comdev

Dokumentasi :Totot Sutrisno

INFO PJB Online :Cahyadi Yerosaka

Sirkulasi dan Distribusi :M. Chusyoyin

Alamat Redaksi :Jl. Ketintang Baru No. 11 Surabaya

Telp. (031) 8283180 (hunting) Psw. 133Facsimile : (031) 8298132

Email : [email protected]

Konsultan Media & Pelaksana Cetak :PT. Artadaya Mitra Solusi

Redaksi menerima tulisan berupa berita maupun artikel Maupun opini. Opini diketik dalam satu spasi font 12 sepanjang 2 halaman kuarto. Redaksi berhak melakukan editing dengan tidak mengurangi arti. Naskah opini yang dimuat diberikan imbalan se pan tasnya. Naskah dikirim ke redaksi (Humas PT PJB) atau melalui email : [email protected] atau fax (031) 8298132.

Daftar Isi

3 6 8

Susunan Redaksi

Kunci Sukses PJB di Masa Depan Perkuat Bisnis Eksisting & Ekspansi Usaha

PJB Kembali Raih Juara II ANNUAL REPORT AWARD PT PJB kembali juara kedua Annual Report Award (ARA) untuk kategori perusahaan private non keuangan non listed. Penghargaan dalam bidang pengelolaan perusahaan ini diterima Direktur Keuangan, Aminullah Assagaf, di Pacific Place, Jakarta, 14 September 2011.

PJB Peroleh Sertifikat IMS PT PJB berhasil memperoleh Sertifikat Integrated Management System (IMS) dari Singapore Test Service sebagai salah satu kado terindah HUT ke-16 PJB, yang diterima langsung oleh Dirut PJB, Susanto Purnomo, pada puncak peringatan HUT PJB ke-16.

Mitsubishi ingin Libatkan PJB Dalam Bisnis Jasa Pemeliharaan Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. Jepang sangat terkesan dengan PT PJB, hingga bermaksud meningkatkan hubungan yang telah terjalin dengan baik, dengan melibatkan PJB dalam binsis jasa pemeliharaan di tingkat dunia.

UPHT Catat Rekor BaruOverhaul Combustion Inspection hanya 4 hariUPHT torehkan rekor baru dalam pelaksanaan Overhaul Combustion Inspection (CI) Gas Turbine 3.2 Unit Pembangkitan (UP) Gresik. Pekerjaan yang menurut standar pabrikan memerlukan waktu 12 hari itu berhasil diselesaikan hanya dalam waktu 4 hari 19 jam 33 menit.

Process Engineering Management dan Quality AssuranceSaat ini PT PJB Unit Pelayanan Pemeliharaan (UPHAR) telah melaksanakan pengelolaan overhaul dan proyek melalui tata kelola management outage dan manajemen proyek. Untuk menjamin agar dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik dan tepat sasaran, diperlukan Process Engineering Management dan Quality Assurance.

CSR Pendidikan dan PelatihanCiptakan Alumni SMK Siap Kerja di PembangkitanDalam upaya menciptakan tenaga kerja yang siap terjun di dunia kerja, khususnya di bidang pembangkitan, PT PJB melalui program CSR akan memberikan Pendidikan dan Pelatihan secara cuma-cuma kepada para alumni SMK jurusan elektro dan mesin, dengan prioritas utama alumni SMK yang tinggal di sekitar unit pembangkitan milik PJB.

10 25

28

34

42

50

13

19

20

14

22

Relokasi PLTG Gili Timur ke Pekanbaru, PJB Berlakukan Sistem SewaMenyusul tersambungnya jaringan kabel yang menghubungkan Jawa - Madura melalui Jembatan Suramadu. Keberadaan pembangkit di Pulau Garam sudah tidak diperlukan lagi. Oleh karena di luar Jawa masih kekurangan pembangkit, maka PLTG Gili Timur - Madura 2 x 20 MW akan direlokasi ke Teluk Lembu, Kepulauan Riau, serta satu unit yang lainnya direlokasi ke Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Integrated Real-Time Online Performance Monitoring Pemantauan performa pembangkit umumnya dilakukan secara off-line. Re-engineering yang dilakukan dapat menghasilkan Sistem Real-Time Online Perfomance Monitoring yang diimplementasikan agar semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahui performa unit pembangkit secara langsung tanpa perlu membagi perhatian ke sistem lain yang terpisah.

MindsetApa yang kita pikirkan, menentukan apa yang akan kita lakukan. Pola pikir (mindset) ini akan mempengaruhi karakter, kebiasan (habits), perilaku dan sikap kita. Untuk mengubah persepsi individu, hal yang paling mudah adalah merubah persepsi diri sendiri, dan untuk berubah menjadi manusia yang efektif (baca : unggul) maka seseorang perlu merubah mindset-nya.

Optimalisasi Gas,Kurangi Ketergantungan BBM Ketergantungan pada BBM yang sangat besar harus segera dikurangi dan perlu dicari solusinya. Perlu diambil langkah-langkah yang komprehensif untuk mendorong semua pihak ikut berperan dalam penghematan energi, terutama BBM.

Menghitung ReliabilityReliability atau keandalan sebuah sistem yang besar, masing-masing sub sistem pembentuknya haruslah dihitung terlebih dahulu baru kemudian dihitung sesuai dengan hubungan seri, paralel (atau keduanya). Dari sini terlihat bahwa teori reliability melibatkan perhitungan matematik dan statistik di dalamnya.

CSR dan Outage Management Raih Penghargaan Dharma Karya Menteri ESDMJamil Azzaini :

mengapa orang mendapatkan hasil yang baik di akhir. Karena jika ia selalu menabung energi positif, maka hasil tabungan energi positif itu akan cair sehingga kita menjadi Sukses dan Mulia,

Sukses Mulia Dengan Energi Positif

Pelaksanaan CSR dan Outage Management PT PJB raih penghargaan Dharma Karya dari Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh disela-sela Peringatan Hari Jadi ke-66 Pertambangan dan Energi.

Page 4: edisi72

4 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 5

Laporan UtamaLaporan Utama

untuk saat ini, produk tenaga listrik dan kesiapan pembangkit terserap oleh captive consumer yang siap membeli produksi PJB, yaitu PT PLN (Persero). Demikian pula untuk produk jasa OM, dengan agresifnya induk perusahaan membangun pembangkit baru, maka untuk sementara tersedia captive market yang siap menampung produk jasa OM perusahaan,” tuturnya.

Diluar pembangkit yang dibangun Induk perusahaan, lanjut Adi Supriono, cukup banyak Perusahaan Pembangkit Independen (IPP) yang membangun pembangkit baru, seperti PLTU Pemalang 2 x 1000 MW, PLTU Banjarsari 2 x 110 MW, PLTU Galang Batang 2 x 22 MW dan IPP lainnya sehingga sebenarnya masih banyak peluang yang dimiliki oleh PJB untuk menjual produk jasa OM. Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) PJB, untuk gabungan produk tenaga listrik dan jasa OM, manajemen mentargetkan dalam waktu 5 tahun ke depan, PJB group harus sudah mengelola 15 GW.

Untuk kegiatan di pasar eksisting yang sebagian besar merupakan pasar captive, hal-hal penting yang harus dilakukan adalah mempertahankan penyediaan sumber daya yang dibutuhkan dan tetap konsisten melakukan inovasi untuk mendapatkan peningkatan efisiensi proses dan produktifitas Sumberdaya Manusia (SDM).

Di luar pasar captive, ke depan PJB harus masuk ke

pasar energi listrik dan jasa OM non-captive dengan melakukan penjualan langsung kepada konsumen besar yang menginginkan pelayanan premium. Untuk masuk ke ceruk ini PJB harus menyiapkan kemampuan mengelola usaha penyediaan listrik yang terintegrasi yang dimulai sejak memburu konsumen besar, melakukan kontrak, perencanaan, pembangunan, pengoperasian pembangkit, pelayanan pelanggan termasuk penyediaan pendanaan, dan teknologi. Untuk membangun kemampuan ini, perlu disiapkan SDM yang memadai sehingga dapat mendukung proses yang menghasilkan produk sesuai dengan keinginan premium konsumen. Pendidikan, pelatihan, benchmarking, pemagangan, pencangkokan tenaga ahli dalam organisasi hingga partnership perlu dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM yang diharapkan.

Di sisi hulu, memastikan ketersediaan logistik dan SDM menjadi hal yang harus dikelola dengan sangat baik untuk memastikan keberlangsungan bisnis yang ada. Termasuk dalam lingkup logistik yang utama adalah kesiapan atau mengamankan tersedianya energi primer dan spare part pembangkit.

Dalam mengamankan ketersediaan energi primer, disamping dilakukan melalui kontrak-kontrak jangka panjang, program kemitraan untuk mengelola energi primer menjadi salah satu metoda yang digunakan. Direncanakan pola kemitraan ini akan dimulai pada

awal tahun 2012 untuk pengelolaan batubara. Dengan kemitraan diharapkan dapat diperoleh jaminan pasokan dalam jangka waktu yang panjang dan harga yang lebih murah. Untuk bahan bakar gas, PJB telah memulai kemitraan dengan PT Media Karya Sentosa untuk mengolah gas PLTGU Gresik menjadi LPG dan Lean Gas melalui teknologi Liquification Natural Gas (LNG). Dengan proses ini diperoleh gas yang lebih ramah untuk pembangkit PJB sedangkan LPG yang telah dipisahkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas untuk kebutuhan rumah tangga. Kemitraan ini dapat diperluas untuk pengelolaan gas lebih lanjut lagi ketika pasokan gas di Gresik mulai melimpah di tahun pasca 2012. Kelebihan gas dapat diproses menjadi LNG untuk dikirim ke pembangkit-pembangkit PLN yang masih belum mendapatkan pasokan gas.

“Kemitraan dalam pengelolaan energi primer, diharapkan dapat mendukung ide untuk menggapai cita-cita menciptakan PJB menjadi perusahaan energi secara terintegrasi,” tandas Adi Supriono.

Spare PartKetersediaan spare part yang berkualitas dan

tepat waktu dalam jumlah yang sesuai, merupakan salah satu simpul keberhasilan dalam mengoperasikan pembangkit. Dalam mengamankan ketersediaan pasokan spare part, khususnya untuk pembangkit - pembangkit dalam lingkup Proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE), akan dilakukan perburuan sampai ke sumber produksi spare part dan bila diperlukan, reverse engineering atau re-engineering akan dilakukan untuk memastikan spare part dapat tersedia tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Pasca menyelesaikan PLTU PPDE di luar Jawa, PT Rekadaya Elektrika, salah satu perusahaan afiliasi dengan mayoritas saham dipegang oleh PJB dan memiliki core business sebagai EPC Contractor, akan berkonsentrasi untuk melaksanakan tugas sebagai penyedia spare part yang dapat memastikan bahwa kualitas dan kuantitas spare part tersebut sesuai dengan kebutuhan termasuk delivery time dan penyediaan pergudangan yang diperlukan. Sejumlah kerjasama kemitraan sebagai hasil sampingan dari pelaksanaan EPC Contract PLTU PPDE ex-China di luar Jawa, akan terus dikembangkan untuk memastikan ketersediaan spare part pembangkit ex-China yang dibangun PT Rekadaya Elektrika maupun pembangkit Ex-China yang dikelola PLN group. Pada level korporasi PJB, selain PT Rekadaya Elektrika akan ikut terlihat Unit-unit Pemeliharaan di lingkungan PJB, khususnya untuk porsi reverse engineering.

Tentang tenaga kerja atau SDM, manajemen PJB mengibaratkan SDM bagi sebuah kegiatan operasi dan pemeliharaan pembangkit adalah sebagaimana peran darah di dalam tubuh manusia. Ketersediaan tenaga kerja yang terampil, berpengetahuan dan bermotivasi tinggi menjadi salah satu syarat untuk keberlanjutan usaha jasa OM pembangkit. Dalam menjamin ketersediaan SDM dengan kualifikasi dan jumlah yang memadai, khususnya ketika memenangkan tender jasa OM atau mendapatkan penugasan, PJB melakukan dua pendekatan, yaitu memberdayakan peran Power

Plant Academy untuk menjamin ketersediaan pengetahuan dan teknologi yang up to date serta melaksanakan program penyediaan SDM secara agresif melalui CSR pelatihan untuk lulusan SMK atau Diploma agar memiliki keahlian dalam bidang jasa OM sehingga dapat menjamin ketersediaan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup pada saat PJB memenangkan sebuah atau beberapa kontrak jasa OM baik di Indonesia maupun di luar negeri. Adalah cita-cita PJB untuk memberdayakan keberlimpahan penduduk Indonesia sedemikian rupa sehingga mereka dapat bersama dengan PJB mendulang devisa di luar negeri sekaligus membuat tenaga kerja Indonesia mempunyai daya saing dan martabat yang lebih baik dengan melengkapinya dengan motivasi, pengetahuan dan keahlian dalam pengelolaan operasi dan pemeliharaan pembangkit.

Saat ini, dengan modal aset pembangkit yang dimiliki PJB telah berhasil menciptakan suatu model pengelolaan pembangkit yang andal dan terbukti efektif untuk menghasilkan kinerja pembangkit yang baik. Ke depan, peningkatan model pengelolaan pembangkit akan terus dilakukan oleh PJB agar PJB tetap menguasai teknologi pengelolaan pembangkit sesuai tren terbaik dunia. PJB akan tetap memegang komitmen untuk melakukan inovasi pengelolaan pembangkit, menerapkan pada pembangkit milik PJB dan meng-institusional-kan hasil inovasi tersebut di Power Plant Academy milik PJB, sehingga hasil inovasi tersebut dapat terjaga dan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Diseminasi dan komersialisasi hasil perbaikan untuk dijual kepada pihak lain dilakukan oleh PT PJB Services, sebuah perusahaan afiliasi PJB yang bergerak dalam bidang jasa OM. Fokus komersialisasi produk hasil perbaikan dan inovasi PJB dalam bidang jasa OM, dilakukan kepada perusahaan-perusahaan pembangkit swasta di Indonesia maupun perusahaan pembangkit di luar negeri melalui penawaran jasa pengelolaan OM untuk pembangkit yang dimiliki para swasta tersebut. Diseminasi, dalam bentuk kegiatan pendampingan untuk menerapkan tata cara pengelolaan pembangkit sesuai tren terbaik dunia, dilakukan kepada unit - unit pembangkit di lingkungan PLN yang menginginkan cara pengelolaan seperti yang dilakukan oleh PJB.

“Secara ringkas, rencana ke depan manajemen dalam menjaga keberlangsungan usaha PJB adalah melakukan penguatan bisnis eksisting melalui cara-cara konvensional dan cara-cara baru yang progresif agar bisnis yang ada tetap berkelanjutan, dan sekaligus memperbesar volume usaha perusahaan melalui penciptaan aset-aset baru non fisik yang produktif menghasilkan keuntungan dengan melakukan komersialisasi atas practice yang dilakukan PJB pada aset eksisting. Perbesaran volume bisnis melalui pengembangan aset fisik akan dilakukan secara sinergis bersama dengan induk perusahaan (PT PLN) sehingga investasi yang sangat besar dalam pengembangan aset fisik berupa pembangkit atau instalasi pengelolaan energi yang lain, dapat teralokasikan dengan efisien dan terintegrasi yang termasuk di dalamnya adalah melakukan pembangunan pembangkit untuk melayani pasar konsumen besar yang menginginkan pelayanan premium,” paparnya.(*)

Diluar pembangkit yang dibangun Induk perusahaan, lanjut Adi Supriono, cukup banyak Perusahaan Pembangkit Independen (IPP) yang membangun pembangkit baru, seperti PLTU Pemalang 2 x 1000 MW, PLTU Banjarsari 2 x 110 MW, PLTU Galang Batang 2 x 22 MW dan IPP lainnya sehingga sebenarnya masih banyak peluang yang dimiliki oleh PJB untuk menjual produk jasa OM.

4 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

Adi Supriono

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 5

Page 5: edisi72

6 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 7

Kesuksesan manusia dapat dilihat dari empat elemen yang dikenal dengan sebutan 4T, yaitu; Harta,

Tahta, Kata dan Cinta. Karena itu manusia akan sekuat tenaga untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, bekerja keras untuk menjadi penguasa atau memiliki kekuasaan (tahta), berusaha keras agar kata-kata yang diucapkannya di dengar bagaikan seorang orator ulung dalam berpidato, serta mampu meraih cinta dalam kehidupannya karena tanpa cinta hidup tiada bermakna.

Demikian diungkapkan motivator Jamil Azzaini ketika berbicara dalam Workshop Spiritual Capital yang digelar di PT PJB Kantor Pusat, Senin, 29 September 2011. Workshop yang merupakan rangkaian kegiatan HUT ke-16 PJB untuk manajemen dan karyawan PJB kantor Pusat, adalah untuk memberikan pencerahan spiritul dan sekaligus memberikan motivasi kepada seluruh karyawan agar dedikasi dan pengabdiannya semakin meningkat sehingga memberikan kontribusi positif bagi kemajuan perusahaan. Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo mennyebut workshop tersebut memiliki arti penting sebagai recharge spiritual untuk meningkatkan leadership dan manajemen bagi jajaran direksi dan karyawan,” kata Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo dalam kata sambutannya.

Penampilan Jamil Azzaini, motivator sukses mulia yang juga penulis best seller buku-buku motivator itu benar-benar memukau dengan materi dan gaya motivasinya yang penuh semangat. Selama hampir dua jam, alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu memaparkan banyak hal mengenai bagaimana meraih sukses mulia. “Sukses itu bisa dilihat dari cara seseorang menjawab sebuah pertanyaan sederhana, apa kabar?” kata Jamil mengawali presentasinya. Jika seseorang menjawab pertanyaan itu biasa-biasa saja, kata Jamil, bisa

dipastikan bahwa dalam hidupnya orang itu susah berubah. Sebaliknya, jika orang itu menjawab dengan optimisme, maka bisa dipastikan ia adalah tipe orang yang mau berubah ke arah yang lebih baik. “Jadi, mulai sekarang marilah kita menjadi orang-orang yang mau berubah karena untuk bisa sukses orang harus berubah,” sarannya.

Ia mengungkapkan untuk mencapai sukses tersebut, maka manusia harus menjadi orang yang ahli dibidangnya (expert), mampu megembangkan apa yang dimiliki (aset) dan selalu mengedepankan energi positif (epos). Dengan demikian, sukses mulia adalah perpaduan dari expert, aset dan energi positif. Ibarat lomba balap mobil, untuk memenangkan perlombaan, maka harus ada pengemudi yang handal layaknya Schumacher, mobil yang siap lomba seperti Ferari, dan bahan bakar yang sempurna, bensin super.

Pengemudi yang handal adalah expert, mobil yang siap lomba adalah aset, dan bahan bakar sempurna adalah energi positif. Jika tiga hal tersebut tidak terpenuhi, mustahil memenangkan lomba. “Bagaimana menurut anda jika Michael Schumacher untuk menuju Sukses Mulia sudah menggunakan mobil Ferari, tetapi bensinnya oplosan pinggir jalan, bukan bensin super? Apa bisa sukses? Demikian juga jika Michael Schumacher hanya menggunakan mobil bajay tetapi sudah menggunakan bensin super, apa bisa sukses? Atau bagaimana jika mobil Ferari dan sudah menggunakan bensin super tetapi yang mengemudikan Bajuri (sopir bajay dalam film Bajay Bajuri-red)? Tentu tidak bisa sukses,” kata Jamil.

Rumus sukses mulia yang sangat sederhana ini dalam implementasinya belum tentu sederhana. Seseorang dilihat dari apa yang diperbuat, dan bukan dari apa yang dikatakan, karenanya harus mampu menjadikan tempat kerja kita menjadi ladang epos (energi positif) yang terbesar. Expert diperolah dari kepakaran pada bidang yang digeluti. Sementara aset diperoleh dari kemampuan dalam mengembangkan apa yang sudah dimiliki, seperti kantor dimana kita bekerja, dan epos (energi positif) harus senantiasa dipelihara agar terus

menjadi tabungan untuk dapat menjadi orang yang sukses.Energi positif yang dimaksudkan adalah kebaikan

seperti kejujuran dan keseriusan dalam bekerja, membantu sesama dan sebagainya. Kebaikan ini bisa jadi langsung mendapatkan imbalan penuh, namun ada kalanya hanya mendapatkan imbalan sebagian dan bahkan tidak mendapatkan imbalan. Namun tidak perlu khawatir, energi positif tersebut tidak akan hilang seperti layaknya hukum kekekalan energi. Energi positif tersebut merupakan tabungan yang sangat bermanfaat dikemudian hari. Jika kita menabung energi positif, kita sendiri yang akan mencairkannya, bukan orang lain. Begitu juga energi negatif. Pencairan energi negatif berupa kejadian-kejadian yang menyenangkan dan menguntungkan, seperti kenaikan jabatan, mendapatkan rejeki secara tak terduga dan sebagainnya. Sementara pencairan energi negatif bisa berupa kejadian-kejadian yang merugikan seperti kecelakaan, kehilangan barang dan sebagainya.

“Semakin banyak epos yang dilakukan seseorang, maka sesungguhnya ia telah menabung begitu banyak

kebaikan yang justru akan kembali kepada dirinya. Begitu pula sebaliknya, semakin banyak energi negatif yang ditebar seseorang, maka ia sesungguhnya sedang menanti keburukan yang pasti suatu saat dialaminya,” tandas Jamil

Lalu mengapa ada orang yang licik kok cepet naik jabatannya, sementara orang baik dan jujur justru tersingkir? Menurut Jamil Azzaini, itu merupakan bentuk dari DP (Down Payment) Energi Positif dan orang itu nanti harus membayarnya. “Hati-hati dengan DP, jangan sampai DP cair saat kita sudah tua yang membuat disaat tua kita menderita. Itulah sebabnya mengapa orang yang tetap istiqamah dan baik mendapatkan hasil yang baik di akhir. Karena ia tidak dianugerahi DP yang harus dibayar lunas, tapi Ia selalu menabung energi positifnya. Tebarlah energi positif, maka hasil tabungan energi positif itu akan cair sehingga kita menjadi Sukses dan Mulia,” tuturnya

Keberuntungan adalah bentuk pencairan energi positif kita. Sebaliknya, kemalangan merupakan bentuk pencairan energi negatif. Orang yang menghalalkan segala cara untuk ‘berhasil’ berarti dia sedang menabung energi negatif yang suatu saat akan cair dalam berbagai bentuk seperti sakit-sakitan, keluarga yang berantakan, anak yang rusak, dan macam-macam yang lainnya. (*)

Sukses Mulia Dengan Energi Positif

6 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 7

Motivasi Motivasi

Jamil Azzaini bersama manajemen PJB

Jamil Azzaini saat memberikan materi

workshop.

Jamil Azzaini

Page 6: edisi72

8 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 9

Selain mereka, terdapat sejumlah nama di lingkungan PLN yang juga

memperoleh penghargaan serupa. Mereka adalah:mAchmad Taufik, General Manajer (GM)

PLN Dstribusi Jabar dan Banten.mMoch. Sulastyo, GM PLN Distribusi

Jakarta Raya dan Tangerang.mArfen Efendi, Manajer Senior

Pengelolaan Data Transaksi Online PLN Pusat.

mD. Edy Priyono, Senior Spesialis III Teknologi Informasi PLN Pusat.

CSR dan Outage Management Raih Penghargaan Dharma Karya Menteri ESDM

Responsibility/CSR) PJB membantu masyarakat di pedesaan yang belum menikmati aliran listrik, dengan membangun pembangkit biogas di pedesaan. Selain untuk membantu masyarakat pedesaan yang belum menikmati aliran listrik, pembangkit biogas diharapkan mampu menumbuhkan swadaya masyarakat dalam penyediaan dan penggunaan energi biogas bagi keperluan rumah tangga, termasuk untuk kegiatan usaha industri rumah tangga di pedesaan, serta untuk keperluan pertanian.

PJB dinilai berhasil membangun Pusat Pusat Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (PUSBANGDIKLAT) Biogas yang terbuka untuk umum yang ingin belajar tentang biogas di Desa Sumberrejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, untuk mengembangkan pemanfaatan biogas dengan tujuan mewujudkan desa mandiri energi.

Pembangkit biogas yang sudah dibangun PJB antara lain: di Kabupaten Pacitan (11 unit). di Kabupaten Tulungagung (2 unit), di Kabupaten Trenggalek (4 unit), dan di Kabupaten Bondowoso (10 unit). Keberadaan pembangkit biogas tersebut berdampak positif terhadap pendidikan, sosial dan

mSupanca Siswamartana, Purnakarya PLN.

mAzis Subarto, Purnakarya PLN. mGesmulyadi Kadri, Asisten Engineer

Manajemen Distribusi PLN Distribusi Bali.

mArief Basuki, Supervisor Scada & Tel P2B PLN Wilayah Sulselrabar.

mPLN Rayon Karang, Wilayah Lampung.mPLN Cimahi Kota, Distribusi Jabar dan

Banten.mPLN Ranting Panrita Lopi, Wilayah

Sulselrabar.

Keberhasilan tim perencanaan meraih penghargaan Dharma Karya 2011 karena pelaksanaan Outage Management di PJB terbukti meningkatkan keandalan pembangkit dan memberikan nilai lebih bagi perusahaan. Sementara tim CSR meraih penghargaan yang sama karena pembangunan pembangkit biogas di beberapa daerah, termasuk Pusat Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (Pusbangdiklat) Energi Terbarukan Biogas yang dinilai mampu menumbuhkan semangat kemandirian energi di desa.

Penghargaan Dharma Karya diberikan kepada perseorangan atau lembaga/perusahaan yang berjasa dalam pemikiran, kebijaksanaan, keputusan, tindakan, pembangunan, atau penemuan baru dalam bidang energi dan sumber daya mineral yang bersifat nasional dan memberikan dampak pada pembangunan nasional. Penghargaan terbagi tiga, yaitu Dharma Karya Utama, Dharma Karya Madya dan Dharma Karya Muda, tergantung seberapa besar jasa yang diberikan. Penilaian didasarkan pada kategori pemikiran, kebijakan, keputusan, pembangunan, penemuan baru.

Untuk dapat mengikuti seleksi di tingkat PLN (sebelum diusulkan ke Kementerian ESDM). Syarat untuk bisa mendapatkan penghargaan tersebut antara lain: RKarya (prestasi luar biasa): telah

diimplementasikan dan sangat bermanfaat dengan baik dan sangat bermanfaat bagi perusahaan atau lingkungan. Selain itu, dapat diimplementasikan di unit lain.

RTindakan (kepeloporan, dedikasi dan keberanian) : atas inisiatif sendiri, mendahulukan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi dan telah teruji (dedikasi), berisiko tinggi bagi keselamatan jiwa dan hanya sedikit yang berani (keberanian), dan dapat diteladani.Biogas telah terbukti di banyak negara

dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil, dan juga ramah lingkungan. Sementara limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Indonesia yang merupakan negara agraris, sangat potensial untuk pengembangan energi biogas, baik dalam skala kecil maupun skala menengah.

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat (Corporate Social

Penghargaan Penghargaan

ekonomi masyarakat.Sebelumnya, pelaksanaan CSR PJB

juga mendapatkan penghargaan dari Persatuan Watawan Indonesia (PWI) Jatim. Piala dan sertifikat penghargaan diterima Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo, pada resepsi HUT PWI di Gedung Grahadi Surabaya.

Komisaris Utama PJB, Bagiyo Riawan merasa bangga atas keberhasilan tersebut. “Selama ini PLN dianggap kurang peduli terhadap energi terbarukan. Keberhasilan PJB meraih Dharma Karya dari Menteri ESDM atas keberhasilannya membangun pembangkit biogas ini merupakan bukti nyata bahwa kita peduli terhadap energi terbarukan,” kata Bagiyo Riawan.

Mengenai outage management, diimplementasikan seiring dengan kondisi unit pembangkit yang sudah cukup tua dan performance unit yang sudah mulai menurun, sehingga diperlukan penanganan yang lebih intensif guna meningkatkan keandalan dan efisiensi khususnya di bidang pemeliharaan unit pembangkit secara sistematis dan terencana. Outage management, sebuah proses sinergi dan berkesinambungan dari kegiatan perencanaan, persiapan,

pelaksanaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan rencana tindak lanjut program pemeliharaan ”planed outage”. Outage Management telah diimplementasikan sejak tahun 2006, dan terbukti meningkatkan kesiapan, keandalan dan efisiensi pembangkit.

Pelaksanaan outage management ibarat prosesi pernikahan, yang harus direncanakan secara matang. Sama halnya pelaksanaan overhaul, prosesi pernikahan memiliki risiko besar apabila gagal, yaitu menimbulkan rasa malu dan turunnya harga diri. Karena itu perlu koordinasi yang solid (Team Work), perencanaan yang matang & akurat (Optimasi Planner), mengumpulkan orang-orang yang ahli dan berpengalaman, budget atau Anggaran yang terencana (RKAP/RJPP), dan motivasi kuat untuk sukses (goal strect road map). Semua kebutuhan dan pelaku sudah siap sebelum acara dimulai. Implementasi outage management terbukti bukan saja meningkatkan performance unit pembangkit, tetapi juga memperpendek waktu pelaksanaan overhaul, dari 45 hari menjadi hanya 35 hari. EFOR pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 membaik, salah satunya karena PJB telah meng-implementasikan outage Management.(*)

Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dan Outage Management PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) berhasil meraih penghargaan Dharma Karya dari Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). Piala dan sertifikat penghargaan untuk CSR diterima anggota tim CSR, Mulyono dari Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh disela-sela Peringatan Hari Jadi ke-66 Pertambangan dan Energi di Museum Minyak dan Gas Bumi Graha Widya Patra (Gawita) Taman Mini Indonesia Indah, Rabu, 28 September 2011. Sedangkan piala dan penghargaan untuk Outage Management diserahkan kepada Ketua Tim Perencaan, Yudi Rahmanu.

8 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 9

“Selama ini PLN dianggap kurang peduli terhadap energi terbarukan. Keberhasilan PJB meraih Dharma Karya dari Menteri ESDM atas keberhasilannya membangun pembangkit biogas ini merupakan bukti nyata bahwa kita peduli terhadap energi terbarukan,”

Komisaris Utama PJB, Bagiyo Riawan.

Anggota Tim CSR, Mulyono, menerima penghargaan Dharma Karya dari Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, di Jakarta.

Ketua Tim Perencanaan, Yudi Rahmanu, menerima penghargaan Dharma Karya dari Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, di Jakarta.

Tim CSR dan Perencanaan bersama Bagiyo Riawan (tiga dari kiri), Agus Tribusono (dua dari kiri), dan Hari Suharso (empat dari kiri).

Dirut PLN Dahlan Iskan dan Dirut PJB Susanto Purnomo menerima penghargaan dari PWI.

Page 7: edisi72

10 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 11

ARA 2010 yang diseleng-garakan pada tahun 2011

ini merupakan yang ke-10 sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2002. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama tujuh Lembaga yaitu BAPEPAM-LK, Kementerian BUMN, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Bank Indonesia, PT BEI (Bursa Efek Indonesia), Ditjen Pajak serta Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Sedangkan anggota jurinya terdiri dari wakil dari tujuh lembaga itu ditambah dua pengamat independen. Penilaian dilakukan secara obyektif oleh dewan juri yang diketuai mantan menteri keuangan Mar’ie Muhammad yang sekarang aktif di Komite Nasional Kebijakan Governance.

Tema ARA tiap tahun selalu berganti dan tahun ini adalah “Transparansi Informasi untuk Meningkatkan Daya Saing dalam Mengantisipasi Integrasi Ekonomi Regional.” Keikutsertaan dalam Annual Report Award 2010 merupakan wujud penerapan Good Corporate Governance (GCG) serta dapat menjadi sarana bagi perusahaan untuk memperoleh masukan dari berbagai kalangan tentang seberapa baik laporan tahunan tersebut sekaligus semakin memantapkan keberadaan perusahaan di komunitas keuangan. Laporan tahunan

tidak lagi sebatas pelaporan pertanggungjawaban dalam RUPS, namun telah menjadi media komunikasi yang efektif kepada semua pihak tentang kinerja dan prospek perusahaan ke depan.

Proses penilaian diawali dari buku laporan tahunan yang diserahkan peserta kepada panitia. Bagi yang lolos di babak awal ini, selanjutnya mengikuti tahapan wawancara mendalam menyangkut tentang pengelolaan perusahaan. Dalam tahap wawancara, PJB diwakili Direktur Keuangan Aminullah Assagaf, Sekretaris Perusahaan Hari Suharso, Senior Manajer Humas & CSR, Muhammad Munir, dan Senior Manajer ROP Sugiyanto. Mereka diuji dewan juri yang diketuai Mar’ie Muhammad.

“ARA 2010 bertujuan untuk meningkatkan keterbukaan

informasi dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) di sektor usaha, baik BUMN/BUMD maupun private yang tercatat dan tidak tercatat di Bursa Efek,” kata Nurhaida Ketua Bapepam-LK selaku Ketua Panitia Pengarah ARA 2010.

Penilaian ARA 2010 mencakup penyajian dalam bentuk dan isi laporan tahunan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, kelengkapan ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris dan direksi yang berkualitas, profil perusahaan yang lengkap, analisa dan pembahasan manajemen yang mendalam atas kinerja perusahaan, informasi tentang penerapan prinsip-prinsip GCG. Selain itu juga tanggung jawab sosial perusahaan serta

PJB Kembali Raih Juara II ANNUAL REPORT AWARD

Penghargaan Penghargaan

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) kembali menjadi juara kedua Annual Report Award (ARA) untuk kategori perusahaan private non keuangan non l isted. Penghargaan bergengsi dalam bidang pengelolaan perusahaan ini diterima Direktur Keuangan, Aminullah Assagaf, di Pacific Place, Jakarta, Rabu malam, 14 September 2011.

pengungkapan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kriteria penilaian ARA direview setiap tahun dan disesuaikan dengan perkembangan terkini dari praktik GCG. Dalam penjurian dilakukan melalui dua tahap yaitu review terhadap laporan tahunan untuk seluruh peserta ARA dan wawancara dewan juri dengan manajemen perusahaan yang masuk sebagai nominasi pemenang. Penilaian bukan hanya didasarkan buku laporan tahunan yang dikirimkan kepada panitia, tetapi juga wawancara yang mendalam tentang bagaimana mengelola perusahaan. Kriteria Umum Penilaian:R Memberikan gambaran yang

baik dan jelas mengenai kegiatan operasional perusahaan dan penjelasan mengenai kinerja perusahaan serta indikasi arah perusahaan di masa yang akan datang.

R Penyajian informasi keuangan yang baik dan informatif sesuai dengan ketentuan akuntansi yang berlaku di Indonesia.

R Informasi yang jelas mengenai kepemilikan dan penerapan Good Corporate Governance.

R Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat melalui website Penyelenggara.Dari kriteria umum diatas, maka

10 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 11

Aminullah Assagaf (empat dari kanan) bersama seluruh pemenang ARA yang lain

Aminullah Assagaf saat menerima penghargaan Annual Report AwardAminullah Assagaf (tengah) bersama pemenang ARA Kategori Private Non Keuangan Non Listed

Page 8: edisi72

12 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 13

dirinci lagi menjadi kriteria penilaian khusus sebanyak 8 klasifikasi kelompok, yaitu umum (bobot 2 persen), ikhtisar data keuangan penting (5 persen), laporan dewan komisaris dan direksi (5 persen), profil perusahaan (8 persen), analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja

perusahaan (25 persen), GCG (30 persen), informasi keuangan (20 persen), lain-lain (5 persen).

Praktik GCG yang melebihi kriteria misalnya; menyajikan informasi remunerasi direksi dan komisaris secara rinci pada saat perusahaan lainnya belum melakukan hal tersebut,

menyampaikan laporan berkelanjutan (sustainability report/CSR) secara terpisah dan sebagainya. Sedangkan praktik bad corporate governance yang tidak diatur dalam kriteria, misalnya; perkara penting sedang dihadapi oleh perusahaan, anggota direksi atau anggota komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam Laporan Tahunan, ketidakpatuhan dalam penyampaian SPT dan sebagainya.

Hasil penilaian terhadap PJB; umum (2,00), ikhtisar data keuangan penting (5,00), laporan dewan komisaris dan direksi (4,00), profil perusahaan (7,70), analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan (18,75), GCG (25,60), informasi keuangan (15,92), lain-lain (2,245). Total nilai 81,20 dari maksimum 100, meningkat dibanding tahun lalu 73,32. Ada beberapa rekomendasi dewan juri yang perlu mendapat perhatian PJB. Salah satunya adalah perlunya diungkapkan kegiatan perusahaan terkait dengan pelaksanaan komitmen terhadap perlindungan konsumen.(*)

Penghargaan

Juara Umum : PT Bank Tabungan Negara Tbk.

Kategori BUMN/BUMD Keuangan Listed:Juara 1 : PT Bank Tabungan Negara TbkJuara 2 : PT Bank Negara Indonesia TbkJuara 3 : PT Bank Mandiri Tbk

Kategori BUMN/BUMD Keuangan Non Listed:Juara 1 : Bank Pembangunan Daerah Jawa TimurJuara 2 : JamsostekJuara 3 : Asuransi Jasa Indonesia

Kategori BUMN/BUMD Non Keuangan Listed:Juara 1 : PT Bukit Asam TbkJuara 2 : PT Perusahaan Gas Negara TbkJuara 3 : PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Kategori BUMN/BUMN Non Keuangan Non Listed:Juara 1 : PT Garuda Indonesia TbkJuara 2 : PT Perkebunan Nusatara 13Juara 3 : PT Perkebunan Nusatara IV

Kategori Private Keuangan Listed:Juara 1 : PT CIMB Niaga TbkJuara 2 : PT Adira Dinamika Multifinance TbkJuara 3 : PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Kategori Private Keuangan Non Listed:Juara 1 : PT Bank Syariah MandiriJuara 2 : PT Bank Kesejahteraan EkonomiJuara 3 : PT Bank UOB Buana

Kategori Private Non Keuangan Listed:Juara 1 : PT Pupuk Kalimantan TbkJuara 2 : PT Bakrieland Development TbkJuara 3 : PT Bakrie Sumatera Plantations Indonesia Tbk

Kategori Private Non Keuangan Non Listed:Juara 1 : PT Indonesia PowerJuara 2 : PT Pembangkit Jawa BaliJuara 3 : PT GMF Aero Asia

BERIKUT PEMENANG ARA 2010

12 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) berhasil memperoleh

Sertifikat Integrated Management System (IMS) dari Singapore Test Service. Ini merupakan salah satu kado terindah HUT ke-16 PJB. Sertifikat diserahkan Direktur Sertifikasi Singapore Test Service Sigapore, Eddy Kristanto, kepada Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo, pada uncak peringatan HUT ke-16, Senin 3 Oktober 2011 di PJB Kantor Pusat.

Sertifikat diberikan setelah STS Singapore melakukan audit implementasi PJB-IMS dan menilai PJB telah berhasil melaksanakan IMS, khususnya terhadap pemenuhan standar ISO 9001 : 2008, ISO 14001 : 2004, dan OHSA 18001 : 2007. "Sertifikat yang telah kita terima ini bukan tujuan akhir dari program implementasi IMS, tetapi

merupakan sarana untuk mencapai tujuan," kata Susanto Purnomo.

Yang penting untuk dilakukan, lanjutnya, adalah memelihara serta memperbaiki work system dan work process secara kontinyu. Selain itu juga melakukan improvement sesuai kebutuhan dan tuntutan bisnis perusahaan guna mendorong pencapaian excellent performance secara berkesinambungan, dengan harapan PJB selalu mampu memenuhi harapan stakeholders dimasa kini dan mendatang.

PJB di seluruh direktorat, sub direktorat, unit pembangkitan, unit pelayanan pemeliharaan dan unit bisnis Jasa O & M telah menetapkan, mendokumentasikan dan mengimplementasikan work system dan work process yang lebih sistematis, dimana dalam implementasinya tersebut pada senior leader telah berhasil

PJB Peroleh Sertifikat IMS menjaminkan kepada badan sertifikasi IMS khususnya untuk pemenuhan standar ISO.

PJB-IMS memadukan seluruh sistem manajemen menjadi satu kerangka proses bisnis, sehingga mengurangi duplikasi proses-proses yang ada. Selain itu proses kerja menjadi sistematis, dokumentasi sistem manajemen menjadi lebih ringkas dan terkendali, audit dapat diintegrasikan dan frekwensinya dapat dikurangi, menghemat waktu dan biaya, serta mendukung pencapaian skor kriteria Baldrige dan sebagai fondasi bagi perancangan dan pengembangan sistem manajemen yang komprehensif dan sistematis di seluruh jajaran organisasi. Manajemen PJB berkomitmen mengimplementasikan PJB-IMS untuk mencapai perusahaan dengan standar kelas dunia. (*)

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 13

Penghargaan

Dirkeu Aminullah Assagaf (kiri) dan Dir Niaga Adi Supriono.

Dirut PJB, Susanto Purnomo (kiri) menerima Sertifikat IMS dari Singapore Test Service

Page 9: edisi72

14 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 15

Mitra Usaha

Keinginan MHI itu disampaikan Mr. Ken Kawai, General Manager Power Plant Services HMI Takasago, Japan, saat

diwawancarai Redaktur Info PJB, Sugiyanto, di sela-sela seminar dengan judul, “Gas Turbine Technical Seminar,” yang berlangsung di PJB Kantor Pusat, 22-23 September 2011. Berikut petikan wawancara Sugiyanto (Info PJB) dengan Mr. Ken Kawai (MHI). Info PJB : "Bagaimana dengan seminar ini, apa targetnya?

Apakah seminar ini merupakan bagian dari MHI untuk melayani pelanggan?"

MHI : Kami melanjutkan kegiatan kolaborasi O&M (Operation & Maintenance) dengan PJB, PLN dan Indonesia Power. Seminar ini merupakan salah satu kegiatan kolaborasi dan kerja sama dimana seminar pertama diselenggarakan oleh Indonesia Power pada Mei 2010 dan seminar yang kedua tahun 2011 ini diselenggarakan oleh PJB.

Di sisi lain, MHI tengah berupaya mengembangkan pasar bisnis pemeliharaan kami secara global di seluruh dunia. Kami bermaksud ingin menggunakan tenaga terampil PJB dan Indonesia Power untuk melayani jasa pemeliharaan pembangkit listrik kami yang berlokasi di seluruh dunia.

Info PJB : Apakah kebijakan MHI terhadap peningkatan keterlibatan pelanggan di seluruh dunia? dan bagaimana halnya dengan pelanggan di Indonesia?

MHI : Kami sedang memilih mitra yang didasari oleh hubungan persahabatan yang sangat baik, yang memiliki kemampuan yang baik, dan pengalaman dan daya saing untuk kegiatan jasa O&M.

PJB dan Indonesia Power adalah pelanggan terbaik yang memiliki hubungan baik dalam jangka panjang dengan MHI, oleh karena itu kami mengharapkan daya saing dan keterampilan yang baik dari mereka.

Saya mempunyai pengalaman bekerja dengan PLN sejak Oktober 1980 sampai dengan Maret 1982 pada saat kontruksi PLTU Muara Karang, sehingga saya merasa bahwa Indonesia adalah sebagai negara kedua saya. Oleh karena itu saya akan

mempromosikan kolaborasi O&M ini lebih lanjut.Info PJB : Seperti yang Anda tahu, PLTGU Gresik adalah

proyek MHI terbesar (di luar jepang) pada zamannya ( PLTGU Gresik dibangun tahun 1990-1993 dengan daya terpasang sekitar 1500 MW), apa pendapat Anda tentang proyek ini setelah lebih dari 18 tahun beroperasi? Apa pelajaran yang bisa dipetik dari PLTGU Gresik?

MHI : Kami sangat menghargai bahwa PLTGU Gresik telah dioperasikan dengan aman dan stabil oleh staf terbaik PJB selama lebih dari 18 tahun. Kami juga berterima kasih kepada PJB bahwa perusahaan afiliasi kami yaitu PT POSSI telah tumbuh dengan kemampuan untuk mendukung dalam pelayanan lapangan dan perbaikan komponen/spare part untuk PLTGU Gresik.

Dari proyek ini, kita belajar pentingnya menciptakan dan mempertahankan hubungan baik jangka panjang dengan pelanggan. Kami mengakui bahwa PLTGU Gresik adalah power plant yang yang menjadi simbol

Disamping itu, kami mempunyai hubungan baik dengan PJB dan berkomunikasi secara erat. Oleh karena itu, kami telah menerima masukan berharga terhadap produk kami dari PJB secara berkesinambungan sehingga hal inilah yang membuat produk kami dapat diterima dalam porto folio bisnis pelanggan, sehingga kami dapat menyediakan harga yang kompetitif.

Info PJB : Apa saran Anda untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi PLTGU Gresik? Bisakah Anda menjelaskan?

MHI : Kami percaya bahwa penting untuk menerapkan “know-how” dan pengalaman teknis yang telah dikembangkan Mitsubishi selama bertahun-tahun. Kami akan senang untuk memperkenalkan teknologi terbaru "Upgrade" untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi, seperti penggantian sistem kontrol dan penggunaan “improved” hot part.

Kami juga ingin menyarankan bahwa kita perlu terus bekerja sama antara PJB dan Mitsubishi untuk lebih meningkatkan skill dalam pemeliharaan dan “know-how” dalam mempertahankan keandalan pembangkit listrik .

Info PJB : Seperti yang Anda tahu bahwa MHI telah menandatangani MOU dengan PJBS pada bidang kerjasama jasa O&M , apa pendapat Anda? Apa tujuan di masa depan?

MHI : Kolaborasi ini adalah skema unik dimana pelanggan (PJB) dan OEM (Mitsubishi) bekerja sama untuk mencapai keandalan yang tinggi dari power plant dengan cara peningkatan skill operasi dan pemeliharaan. Dengan dikembangkannya kolaborasi ini, kami ingin terikat kerjasama dalam kegiatan pelayanan jasa pemeliharaan diluar Indonesia. Banyak pembangkit listrik di seluruh dunia memerlukan pemeriksaan dan perawatan rutin, dimana PJB dan Mitsubishi dapat bersama-sama melakukan pelayanan jasa pemeliharaan terutama masuk negara-negara Muslim. Menurut pendapat saya, PJB memiliki banyak engineer yang baik dan berpengalaman untuk mendukung operasi dan pemeliharaan turbin gas MHI.

Info PJB : Apakah yang sedang dikembangkan MHI pada saat ini dan pada masa yang akan datang?

MHI : Turbin terbaru kami tipe M701J ( gas turbin kapasitas 320 MW dan kapasitas 460 MW jika dijadikan PLTGU untuk 60 hz) serta tipe M701J (gas turbin kapasitas 460 MW dan kapasitas 670 MW jika dijadikan PLTGU untuk 50 hz) telah selesai dikembangkan.

Gas turbin tipe M501J saat ini telah dioperasikan pada workshop di Takasago untuk tujuan verifikasi teknis, dalam waktu dekat baik tipe M501J dan M701J akan dikirim ke pelanggan di Jepang.

Lebih lanjut, kami sedang mengembangkan “integrated coal gasification combined cycle” yang merupakan teknologi baru dalam penggunaan batubara yang akan mempunyai efisiensi thermal sangat baik dan ramah lingkungan untuk generasi berikutnya.

Info PJB : Apa program berikutnya dari MHI pada pemberdayaan pengguna turbin gas di seluruh dunia dan khususnya di PLN-PJB?

MHI : Kami sedang merencanakan untuk memperluas lingkup kolaborasi O&M pada subjek turbin uap, boiler, dan generator sebagai tambahan terhadap gas turbin yang saat ini telah berlangsung, dimana hal ini akan memberdayakan pelanggan dalam hal peningkatan kapabilitas, skill dan knowledge.(*)

Mitsubishi Berkeinginan Libatkan PJB Dalam Bisnis Jasa Pemeliharaan

Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI)

Jepang sangat terkesan dengan PT

Pembangkitan Jawa-Bali (PJB). Perusahaan

yang diantaranya memproduksi mesin-mesin pembangkit ini

bermaksud meningkatkan hubungan yang selama ini telah terjalin dengan baik, dengan melibatkan

PJB dalam binsis jasa pemeliharaan

di tingkat dunia.

yang menunjukkan hubungan baik antara PJB dan Mitsubishi.

Info PJB : Apa pengalaman pribadi Anda selama periode panjang bekerja sama dengan PJB pada PLTGU Gresik, apakah ada kesulitan? Apa hal khusus yang berbeda dari PLTGU lainnya di seluruh dunia?

MHI : Ketika saya adalah seorang manajer bagian penjualan di Takasago Machinery Works, PJB dan MHI telah berhasil memujudkan perpanjangan perjanjian Service Agreement Jangka Panjang (LTSA). Tidak ada kenangan buruk, tapi yang ada adalah kenangan yang baik untuk mewujudkan skema "Win-Win", dimana kami berbagi pengalaman “know-how” untuk mencapai terwujudnya komposisi terbaik dari perjanjian pemeliharaan (LTSA). Ini adalah hasil dari persahabatan jangka panjang antara PJB dan Mitsubishi.

Tidak seperti pembangkit listrik lainnya, kami dapat membangun komunikasi yang lebih ramah dan dekat dengan PJB melalui anak perusahaan kami PT POSSI. PT. POSSI didirikan di dekat PLTGU Gresik pada tahun 1994, dan sejak itu kami telah menyediakan layanan jasa pemeliharaan serta dukungan yang sangat erat dibandingkan dengan pelanggan lain. Saya percaya bahwa hal ini merupakan perbedaan besar dibanding pelanggan PLTGU lainnya diseluruh dunia.

Info PJB : Jika PJB ingin membawa PLTGU Gresik menjadi world class dalam hal kinerja, apa langkah yang perlu dilakukan oleh Manajemen PJB? Bisakah Anda menjelaskan?

MHI : Kami terus mengembangkan teknologi untuk menghasilkan produk berorientasi pasar, dan pada saat yang sama, kami juga mempromosikan "upgrade technology" yang sudah menggunakan teknologi terbaru kami kepada pembangkit listrik eksisting. Salah satu contoh adalah perpanjangan interval inspeksi untuk meningkatkan ketersediaan /avilability. Hot part yang telah di-improve tersebut telah diperkenalkan dalam kontrak LTSA yang baru.

Kami akan senang untuk berkonsultasi dengan manajemen PJB untuk memberikan skenario terbaik untuk berkontribusi kepada bisnis PJB

Info PJB : Harga hot part gas turbin MHI dikenal lebih kompetitif, apa alasan dibalik itu?

MHI : Kami membuat upaya terbaik untuk meningkatkan efisiensi kerja sehingga kita dapat mempertahankan daya saing kami dan mendapatkan kepuasan pelanggan.

Mitra Usaha

Redaktur Info PJB Sugiyanto tengah melakukan wawancara dengan Mr. Ken Kawai, General Manager Power Plant Services MHI Takasago

Dirut PJB Susanto Purnomo berbincang dengan Mr. Ken Kawai, GM Power Plant Services MHI Takasago

Foto bersama peserta seminar Gas Turbine Technical

Page 10: edisi72

16 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 17

Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 mengamanatkan bahwa masa berlakunya PKB paling lama

2 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 tahun. Maka tak heran, perundingan untuk menyusun PKB tersebut telah menjadi agenda rutin 2 tahunan antara Manajemen dengan Serikat Pekerja PJB.

Saat ini tengah dilangsungkan perundingan PKB untuk tahun 2011-2013. Perundingan putaran pertama telah dilaksanakan di Bandung 14-16 September 2011, dilanjutkan perundingan kedua di Paiton, 4-6 Oktober 2001. Menurut Ketua DPU SP PJB Kantor Pusat, Harun Laksana, perundingan berjalan relatif lancar, karena kedua belah pihak memahami posisinya masing-masing, dan dilandasi semangat kebersamaan. Hanya ada beberapa poin yang masih perlu dibahas dalam perundingan berikutnya. “Memang perundingan pertama sempat deadlock, karena ada sedikit perbedaan antara wakil manajemen dengan wakil SP. Saya kira ini hal yang wajar,” kata Harun Laksana.

Hal sama juga diungkapkan Hartanto Wibowo, salah satu wakil dari manajemen. Bahkan selama perundingan berlangsung, ia merasa menemukan banyak pelajaran berharga.

Pertama, PKB mempunyai peran strategis. Benar bahwa PKB berisi hak dan kewajiban. Tapi esensi dari tujuan

akhir PKB bukan hanya berhenti sampai disitu. PKB menjadi sarana yang diciptakan bersama

antara manajemen dan SP agar

Menyatukan Energi SP & Manajemen

perusahaan mampu mencapai visi yang merupakan cita-cita bersama. Persis seperti yel-yel yang selalu digelorakan dalam perundingan : PJB Jaya, Manajemen Jaya, SP Jaya.

Dalam konteks itulah PKB memegang peran strategis. PKB menjadi sarana agar Manajemen dan SP mampu bahu membahu agar mampu mengeksekusi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) guna mewujudkan visi PJB. Kalau setting PKB tidak pas, maka PKB menjadi tidak selaras dengan tujuan akhir kita. PKB akan menjadi satu rel yang tidak nyambung dengan rel RJPP. Kalau demikian adanya, mana mungkin kita akan membawa kereta itu sampai ke stasiun terakhir ?

Pelajaran kedua adalah kebersamaan sebagai sebuah tim, yaitu PJB. Perundingan merupakan latih-tanding agar PKB memungkinkan PJB memenangi pertandingan sesungguhnya. Andaikan PJB ini tim sepakbola Manchester United. Dalam sesi latih-tanding, para pemain MU akan dibagi menjadi 2 tim yang saling beradu. Karena sesungguhnya seragam yang mereka pakai sama (merah-merah), maka diperlukan rompi untuk membedakan anggota di kedua tim. Satu tim memakai rompi dan satunya lagi tidak. Melalui latih-tanding antar rekan setim seperti itulah, kemudian MU menemukan rumusan terbaik untuk memenangi serangkaian pertandingan sesungguhnya sehingga akhirnya mampu mewujudkan cita-cita menjadi juara Liga Inggris.

Analogi di atas rasanya pas menggambarkan perundingan PKB. Satu tim memakai rompi, katakan SP, dan satunya lagi Manajemen. Walau tampak beda, namun sesungguhnya seragam yang dipakai keduanya sama : seragam PJB ! Keduanya berlatih-tanding (baca : berunding) agar memungkinkan MU (eh, maksud

saya PJB) menetapkan rumusan terbaik (baca PKB) agar cita-cita bersama dapat diwujudkan. Bayangkan kalau kedua tim dalam latih-tanding mempunyai cita-cita sempit, hanya ingin memenangi pertandingan latihan. Mereka menjadi myophy (rabun jauh) dengan melupakan tujuan akhir dari sesi latih tanding itu. Latih-tanding kemudian menjelma menjadi pertandingan sesungguhnya. Teman dianggap sebagai lawan. Akibatnya sangat mungkin banyak pemain cedera karena tackling keras sehingga dalam pertandingan sesungguhnya malah kedodoran.

Disinilah hebatnya perundingan PKB di PJB. Kedua belah pihak mampu melihat perundingan sebagai latih-tanding tanpa kehilangan esensi tujuan akhirnya. Cara pandang seperti itu menjadikan adu argumentasi dalam mendiskusikan satu masalah menjadi sangat menarik. Kedua belah pihak saling memperkaya perspektif sehingga akhirnya diperoleh pemahaman bersama yang komprehensif. Bila argumen SP logis dan realistis, maka tim Manajemen dengan terbuka kemudian mengatakan : “kami mendengar” dan menerima pandangan SP. Sebaliknya, bila argumen manajemen dipandang baik, maka tim SP pun dapat menerimanya.

Pelajaran ketiga adalah SP dan Manajemen merupakan pasangan berjuang. SP dan manajemen adalah saling melengkapi. Keduanya merupakan satu pasangan. Ibarat sepasang sepatu, maka:wWalau bentuknya tak persis sama, namun serasi wSaat berjalan tak pernah persis berdampingan, tapi tujuannya

samawWalau tak pernah bisa ganti posisi, namun saling melengkapiwDan bila yang satu hilang, yang lain tak memiliki arti

Kebersamaan akan menjadikan tak ada gunung yang tidak mampu didaki dan tak ada lautan yang tidak mampu diseberangi ! Ketua DPP SP PJB, Edi Hartono, menyatakan bahwa PJB akan tetap jaya kalau kita mampu menjaga kebersamaan. Itulah kekuatan kita. Saya yakin 100% kita setuju karena Manajemen punya kekuatan yang tidak dimiliki SP, begitu pula sebaliknya.

Pelajaran keempat adalah SP PJB telah bertransformasi menjadi organisasi dengan perspektif strategis. Kalau orang umum mendengar kata SP, maka mungkin yang terbayang adalah tuntutan hak-hak karyawan seperti penghasilan, cuti, jaminan kesehatan, dan lain-lain. Hartanto menyebut Itu sebagai SP dengan maturity (kematangan) pada level 1. Sedangkan Level 2, kalau SP telah mampu menempatkan hak dan kewajiban walaupun belum sepenuhnya seimbang. Level ini ditandai dengan SP masih membela anggotanya yang berbuat salah.

Disebut level 3 bila SP telah mampu menempatkan hak dan kewajiban baik untuk karyawan maupun manajemen secara seimbang. Level ini ditandai dengan SP yang mendorong penegakan disiplin dengan tak pandang bulu dan profesional. SP bukan saja ‘merelakan’ anggotanya yang salah untuk dijatuhi hukuman, bahkan SP menjadi kekuatan pendorong untuk menghukum anggota tersebut.

Level 4, Inilah ‘beyond’ SP pada tahap awal. Kalau pada level 1 sampai 3, perspektif SP masih relatif operasional, maka pada level ini SP telah bertransformasi menjadi organisasi dengan

perspektif strategis. Level ini ditandai dengan kemampuan SP melihat hal-hal strategis perusahaan yang berpengaruh pada kelanggengan kesejahteraan karyawan.

Pada level 5, Inilah ‘beyond’ SP yang sesungguhnya. Karena pada level ini SP bukan hanya mempunyai perspektif strategis, namun telah mampu menjadi strategic partner bagi manajemen. SP telah menempatkan diri sebagai bagian dari pengelolaan korporat sehingga menjadi katalisator tercapainya rencana strategis korporat. Level ini ditandai dengan keberadaan SP yang menjadi salah satu channel komunikasi perusahaan, tempat pematangan kemampuan leadership dan teamwork untuk kaderisasi perusahaan, serta jika diperlukan mampu memberikan rekomendasi tertulis (solusi) berdasarkan kajian profesional.

SP PJB sangat ingin anggotanya yang melanggar disiplin dihukum. Bahkan bila perlu diberhentikan dari karyawan PJB. Tak peduli dia staf atau pejabat. Kenyataan telah membuktikan teguhnya pendirian SP PJB soal ini. SP PJB juga berkomitmen menegakkan GCG secara konsisten, dan PJB berhasil menjadi juara satu dalam skor GCG.

Perundingan putaran pertama dan kedua begitu inspiring. Semoga PKB 2011-2013 nanti menjadi rel yang nyambung dengan RJPP 2011-2016. Bukankah tercapainya visi PJB akan menjadi kunci terjaminnya kelanggengan kesejahteraan karyawan juga.(*)

Suasana perundingan penyusunan PKB.

PKB PKB

Kita tentu sudah tak asing dengan istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Di PJB kita selalu menerima dalam bentuk buku saku yang enak ditenteng kemana-mana. Walaupun kecil bentuknya, buku itu memuat hal penting yakni : syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban manajemen maupun karyawan.

16 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

Page 11: edisi72

18 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 19

LESEHAN:

HUT ke-12 Serikat Pekerja PT Pembangkitan Jawa-Bali (SP PJB), 20 September 2011 diperingati secara sederhana, di PT PJB Kantor Pusat. Hanya dengan beralasakan karpet, mereka duduk lesehan sambil menikmati jamuan yang juga sederhana, dengan dihadiri direksi dan karyawan PJB Kantor Pusat. Ketua DPP SP PJB, Edi Hartono mengajak seluruh karyawan senantiasa melakukan kebaikan dalam lingkungan kerja, dengan menjaga dan melaksanakan amanah yang diberikan perusahaan. Harapan yang sama juga disampaikan Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo.(*)

Sebanyak 11 karyawan PT Pembangkitan Jawa-Bali

(PJB) Kantor Pusat tahun ini berkesempatan menunaikan ibadah haji tahun 2011 (1432 H). Mereka antara lain: Adi Setiawan (SM-SDM), Muhammad Munir (SM-Humas&CSR), Hendi Pasifianto (SDROP), Budiono (SDKM), M. Jusron (SDTAN), Muchtar Juanidi (SPA), Juwita Hariyani (SPA), Danang Cipto Wahyuhono (SDME), Septyanto Kresno Mukti (Staf VP Enjiniring), Suherman (Staf VP MMK), dan Hamdani (tugas karya di UBJOM Indramayu). Mereka menunaikan ibadah haji bersama pasangan masing-masing. “Semoga menjadi haji mabrur,” harapan Direktur SDM dan Administrasi PJB, Trilaksito Sunu, ketika memberikan sambutan dalam Pelepasan Calon Jamaah Haji PJB Kantor Pusat, Selasa, 28 September 2011. Sementara

Semoga Menjadi Haji Mabrur

Berita Foto

pernah mempermainkan niat dan jangan meremehkan sesuatu, karena bisa berakibat kurang baik, bahkan bisa mengalami kejadian yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya” pesan Ali Maghfur.(*)

Ustad Drs. H. Ali Maghfur yang memberikan tausiyah dalam acara tersebut berpesan supaya para calon jamaah haji membekali diri dengan rasa syukur kepada Allah SWT dan meluruskan niat. “Jangan

18 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

Unit Pemeliharaan Wilayah Timur (UPHT) berhasil menorehkan rekor baru dalam pelaksanaan Overhaul

Combustion Inspection (CI) Gas Turbine 3.2 Unit Pembangkitan (UP) Gresik. Pekerjaan yang menurut standar pabrikan memerlukan waktu 12 hari itu berhasil diselesaikan hanya dalam waktu 4 hari 19 jam 33 menit. Sebuah prestasi gemilang yang patut dibanggakan.

Menurut Manajer Project, Fauzi, keberhasilan itu tidak lepas dari perencanaan yang matang dan kekompakan tim overhaul, serta dukungan user yang dalam hal ini UP Gresik. Pelaksanaan overhaul berjalan sesuai rencana, material yang dibutuhkan tersedia, serta tim pelaksana sangat solid dan penuh semangat. “Insya Allah ke depan akan lebih baik lagi,” kata Fauzi menjawab tantangan dari General Manager (GM) UPHT, Iwan Agung Firstantara.

Sebagai apresiasi atas keberhasilan tersebut, UPHT menggelar syukuran dalam bentuk potong tumpeng dan makan bersama. Syukuran berlangsung di Gedung Teknik UPHT, dihadiri GM dan para manajer, serta tim pelaksana overhaul. “Sudah menjadi tradisi UPHT, setiap keberhasilan selalu mendapatkan apresiasi untuk meningkatkan motivasi karyawan,” ungkap Iwan Agung.

Syukuran ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh GM UPHT, Iwan Agung, yang selanjutnya potongan tumpeng tersebut diberikan kepada manajer project overhaul, Fauzi. Meski sangat sederhana, keceriaan menghiasi wajah-wajah tim pelaksana overhaul. Mereka tampak menikmati. Suasana kebersamaan terlihat jelas diantara mereka.

Ia merasa bangga atas kebersamaan dan prestasi yang dicapai karyawan UPHT yang berhasil memperpendek pelaksanaan overhaul tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Dalam kesempatan itu, Iwan Agung menantang tim overhaul untuk lebih memperpendek waktu di bawah 4 hari. Tantangan itu disambut optimis oleh tim overhaul, karena mereka merasa masih banyak pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu lebih pendek.

Berdasarkan standar pabrikan, pelaksanaan overhaul CI gas turbine Mitsubishi tipe 701D memerlukan waktu selama 12 hari. Sementara PJB menetapkan target pekerjaan diselesaikan dalam 10 hari, sedangkan dalam dalam kontrak pekerjaan antara UPHT dengan UP Gresik, pelaksanaan pekerjaan harus rampung dalam waktu 7 hari. Manajemen UPHT kepada tim overhaul mematok

UPHT Catat Rekor BaruOVERHAUL COMBUSTION INSPECTION HANYA 4 HARI

target 5 hari. “Alhamdulillah, semua target terlewati. Dalam waktu 4 hari 19 jam 33 menit pelaksanaan overhaul CI Gas Turbine GT UP Gresik 3.2 sudah berhasil diselesaikan,” kata Manajer Teknik UPHT, Bambang Tedjo Narsoyo.

Diungkapkan, dalam upaya mendukung unit pembangkitan mencapai perfomance dan untuk mewujudkan visi PJB menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia, UPHT tiada henti melakukan inovasi dan peningkatan kinerja. Diantaranya dengan menerapkan pola shift dan improving tools & metode, optimasi Quality Control (QC) dan meminimalkan timbulnya Work Order (WO) garansi, serta meningkatkan kompetensi SDM. Keberhasilan memperpendek pelaksanaan maintenance unit pembangkit. Keberhasilan memperpendek waktu pelaksanaan overhaul, selain meningkatkan keandalan unit pembangkit, juga memberikan keuntungan finansial, karena unit pembangkit bisa dioperasikan lebih cepat dari yang seharusnya.

Menurut perhitungan, dalam satu hari operasi gas turbin 120 MW, bisa menghasilkan keuntungan bersih tidak kurang dari Rp 300 juta. Penyelesaian pekerjaan overhaul CI tiga hari lebih cepat dari kontrak, berarti UPHT menymbangkan keuntungan kepada UP Gresik sebesar Rp 900 juta. Ini merupakan komitmen UPHT untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dan memberikan kepuasan kepada costumer.(*)

Maintenance

GM UPHT, Iwan Agung Firstantara memberikan potongan tumpeng kepada Manajer Project Overhaul Combustion Inspection, Fauzi

Tumpengan atas pencapaian rekor baru pelaksanaan Overhaul Combustion Inspection

Fauzi dan tim Overhaul Combustion Inspection UPHT.

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 19

Page 12: edisi72

20 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 21

Bisnis proses inti UPHAR dibangun oleh empat pilar,

salah satunya adalah Manajemen Proses Enjineering. Mengingat dalam organisasi UPHAR terdapat fungsi Proses Enjineering dan Quality Control di bawah Bidang Teknik, maka fungsi-fungsi Quality Assurance juga melekat pada fungsi Proses Enjineering dan selanjutnya menurut hemat saya penamaan fungsi Proses Enjineering dan Quality Assurance lebih tepat digunakan sebagai ganti Proses Enjineering dan Quality Control karena pada kenyataannya yang dilakukan oleh fungsi dibawah Bidang Teknik tersebut adalah proses-proses quality assurance bukan semata quality control.

Melalui Manajemen Proses Enjineering dilakukan proses penjabaran detail pekerjaan beserta diagnostik yang dibutuhkan yang didasari oleh lingkup pekerjaan yang diberikan kepada UPHAR dalam pekerjaan overhaul dan proyek. Sehingga menghasilkan rekomendasi yang dapat dieksekusi saat pelaksanaan pekerjaan overhaul dan proyek maupun rekomendasi yang bersifat pengoperasian dan preventive maintenance.

Melalui Manajemen Quality Assurance dilakukan proses pengendalian mutu pekerjaan melalui prosedur kerja berdasarkan

referensi (SOP, Manual book, International Code Standards dll) yang dapat diterapkan dan diimplementasikan langsung di proses pekerjaan untuk mencapai target yang diinginkan (keandalan, ketersediaan, keamanan, dan efisiensi).

Definisi dan PengertianManajemen Proses Enjineering

merupakan proses yang terdiri dari tahapan identifikasi, analysis dan reporting yang bertujuan untuk menjabarkan detail pekerjaan atau

diagnostik suatu permasalahan yang timbul dalam pekerjaan overhaul dan proyek yang ditangani oleh UPHAR. Proses Enjineering bertujuan untuk mendapatkan solusi, desain, dan rekomendasi teknis yang dapat dieksekusi saat pelaksanaan pekerjaan overhaul dan proyek maupun yang bersifat pengoperasian dan preventive maintenance.

Manajemen Quality Assurance (QA) adalah langkah-langkah sistematis untuk melakukan verifikasi atau pengujian hasil pekerjaan quality control untuk memastikan proses QC dilaksanakan sesuai dengan standar yang diinginkan (SOP, Manual book, International Code Standards dan sebagainya).

Frame Work Manajemen Process Engineering dan QA adalah sbb. :

Ada tiga tahapan proses yang dilakukan untuk hampir setiap sub Fungsi Enjinering Proses dan QC yaitu : Identifikasi, Analisa dan Report. Sedangkan sub fungsi yang dilakukan dalam mendukung kegiatan OH dan Proyek adalah : Engineering Analysis, Engineering Design, Quality Assurance, Engineering Development dan Database Engineering.

Engineering Analysis adalah proses melakukan investigasi dan analisa untuk mencari akar penyebab masalah dari suatu kerusakan peralatan atau gangguan yang ditemukan pada saat pekerjaan OH atau Proyek untuk selanjutnya dibuat rekomendasi teknis yang dapat dieksekusi saat pelaksanaan pekerjaan overhaul/proyek, maupun rekomendasi yang bersifat pengoperasian dan preventive. Tahapan Identifikasinya berupa investigasi dan inspeksi teknis melalui visual inspection, pengumpulan data teknik, NDT atau DT dll. Tahapan Analisanya berupa suatu hasil RCFA dan selanjutnya tahapan reportnya adalah berupa rekomendasi teknis OH/Proyek.

Engineering Design adalah proses perencanaan teknis beserta desain teknis untuk pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan proyek. Pada tahapan analisa, hasil desain diuji dan divalidasi melalui metode simulasi dan selanjutnya disampaikan dalam dokumen report desain teknis.

Quality Assurance untuk Inspeksi OH dan Proyek adalah serangkaian proses yang bertujuan menjamin kualitas hasil pekerjaan yang dimulai dari :1. Penentukan target-

target Quality Control2. Penentukan metode pengujian

kualitas hasil pekerjaan3. Evaluasi terhadap kualitas hasil

pekerjaan yang menghasilkan

keputusan pekerjaan memenuhi standard kualitas atau tidak

4. Mengelola data pengujian kualitas hasil pekerjaanSedangkan proses Quality

Control sendiri pada saat OH yang berupa visual inspeksi, pengukuran, reseting, kalibrasi dsb dilaksanakan oleh bidang pelaksana lapangan dibantu oleh tim QC OH.

Engineering Development adalah pengkajian rencana strategis UPHAR pada umumnya dan khususnya pengembangan bidang teknik. Dengan demikian fungsi Engineering Process dan QC juga mengemban fungsi riset, pengembangan dan kajian strategis bidang teknik.

Tiga aktivitas sub fungsi pertama dilandasi oleh WO dari internal user dalam hal ini adalah Rendal UPHAR. Sedangkan aktifitas Engineering Development berasal dari Rencana Strategis Pengembangan dari Manajemen UPHAR. Hasil dari semua aktifitas sub fungsi yang berupa report masuk dalam database engineering.

Database Engineering adalah aktifitas pengelolaan database yang terkait dengan overhaul dan proyek dan juga database yang bermanfaat bagi pemeliharaan unit meliputi code & standard, drawing, history, report hasil analisa dan desain teknis, serta literatur teknik. Database ini sangat bermanfaat untuk proses perencanaan dan analisa.

Input-Proses-OutputUntuk setiap cluster sub

fungsi dapat digambarkan input-proses dan outputnya dalam tabel di bawah ini :

Process Engineering Analysis

Quality Assurance

Engineering Design

Engineering Development

Engineering Database

Maintenance Maintenance

Process Engineering Management dan Quality Assurance

Oleh : BAMBANG TEDJO NARSOYO, Manajer Teknik UPHT

Saat ini PT PJB Unit Pelayanan Pemeliharaan (UPHAR) telah melaksanakan pengelolaan overhaul dan proyek melalui tata kelola outage management dan manajemen proyek. Untuk menjamin agar pelaksanaan outage management dan manajemen proyek tersebut berjalan dengan baik dan tepat sasaran (keandalan, ketersediaan, keamanan, dan efisiensi), maka diperlukan Process Engineering Management dan Quality Assurance.

20 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 21

Page 13: edisi72

22 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 23

Owner Manajemen Process Engineering dan Quality Assurance

Agar Manajemen Process Engineering dan Quality Assurance dapat berjalan dan berhasil dengan baik sesuai target, maka perlu ditetapkan Owner sebagai berikut :Owner : Manajer Teknik UPHarAgent : 1. Spv. S Engineering 2. Staf Engineering 3. Spesialis Teknik

Tugas Owner :1. Memonitor, mengendalikan dan

melaksanakan kegiatan Manajemen Proses Engineering dan Quality Assurance di Unit Pelayanan Pemeliharaan berdasarkan framework yang ditetapkan.

2. Melakukan koordinasi yang dibutuhkan dengan pihak engineering Unit Pembangkit, Subdit Teknologi, VP Enjineering atau pihak lain yang terkait kegiatan Process Engineering & Quality Assurance.

3. Menyampaikan laporan tertulis yang dibutuhkan kepada Engineering Unit Pembangkit, Subdit Teknologi, VP Enjineering terkait kegiatan Process Engineering & Quality Assurance.

4. Melakukan evaluasi pelaksanaan Manajemen Process Engineering dan Quality Assurance dan Tindak lanjutnya serta melaporkan hasilnya kepada General Manajer UPHAR.(*)

Maintenance

Dalam upaya menciptakan tenaga kerja yang siap terjun di dunia kerja, khususnya di bidang pembangkitan, PT Pembangkitan

Jawa-Bali (PJB) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) akan memberikan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) secara cuma-cuma kepada para alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan elektro dan mesin. Prioritas utama adalah alumni SMK yang tinggal di sekitar unit pembangkitan milik PJB.

Senior Manajer Humas dan CSR, Muhammad Munir menjelaskan, DIKLAT Operasi dan Pemeliharaan Mesin Pembangkit dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan sektor ketenagalistrikan, khususnya bidang pembangkitan. Pemerintah melalui PLN telah melakukan Program Percepatan Deversifikasi Energi (PPDE) Tahap Pertama dengan membangun 10.000 MW pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, dan segera disusul PPDE Tahap Kedua dengan membangun 10.000 MW pembangkit listrik berbahan bakar energi terbarukan. Hal ini tentu membutuhkan tenaga kerja lulusan SMK yang sangat banyak.

“Peserta yang mengikuti DIKLAT Operasi dan Pemeliharaan ini diharapkan mampu memenuhi sebagian kebutuhan tenaga kerja tersebut,” kata Muhammad Munir ketika melakukan sosialisasi di hadapan para kepala sekolah dan staf pengajar SMK di Kabupaten Probolinggo, Kamis, 30 September 2011.

Didampingi Staf Ahli Direktur Niaga, Kasbullah dan staf CSR, Maman, Muhammad Munir mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalaman selama ini, untuk mencari tenaga kerja siap pakai di bidang pembangkitan, bukan hal yang mudah. Pasalnya, teknologi dan mesin pembangkitan energi listrik tergolong sangat kompleks dan membutuhkan keterampilan khusus. Para lulusan SMK elektro dan mesin, harus mendapatkan pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu sebelum mereka diterjunkan sebagai operator mesin pembangkit. Pendidikan dan pelatihan semacam itu membutuhkan waktu yang relatif lama dan biaya yang tidak sedikit.

Para kepala sekolah SMK menyambut gembira rencana PJB menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan bagi lulusan SMK tersebut. Mereka menyebut program CSR bidang pendidikan dan pelatihan itu sebagai langkah nyata untuk menghilangkan kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. “Melalui program semacam ini, maka para alumni SMK akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Kami berharap program semacam ini

akan terus dijalankan setiap tahun, sehingga semakin banyak alumni SMK yang siap untuk bekerja di pembangkit tenaga listrik,” kata Staf Pengajar SMK Genggong, Probolinggo.

Kehadiran para kepala sekolah dan staf pengajar tersebut diharapkan dapat membantu PJB untuk mendapatkan calon peserta. Adapun persyaratan untuk menjadi peserta antara lain:v Laki-laki, usia antara 18 tahun hingga 22 tahun v Lulus SMK Jurusan Mesin, Listrik/

Elektro, dan Control & Instrumentasi v Sehat jasmani & rohani v Bertempat tinggal di desa, kecamatan atau paling

tidak kabupaten sekitar unit pembangkit PJB.Pendaftaran dilakukan melalui sekolah masing-

masing, lalu pihak sekolah meneruskan ke PJB. Selanjutnya PJB melakukan seleksi administrasi. Mereka yang mendapat prioritas adalah yang mempunyai nilai akademis bagus, dari keluarga kurang mampu, dan tinggal di sekitar unit pembangkitan.

Selama menngikuti pendidikan, kepada peserta diberikan bantuan uang transport, buku materi pengajaran, perlengkapan safety atau APD (Alat Pelindung Diri) dan asuransi kesehatan. Pendidikan dan pelatihan berlangsung selama enam bulan, sebagian besar waktu dipergunakan untuk in site dan on the job training. Setiap peserta ditempatkan pada satu unit kompetensi. Penempatan ini didasarkan minat, potensi, dan kebutuhan serta kesiapan unit.

Materi training sangat komplit. Untuk bidang mesin misalnnya, mereka akan diberikan materi antara lain:sOverview pembangkit : peserta dapat mengetahui

secara global proses pembangkitan tenaga listrik.sSafety induction (manajemen & prosedur keselamatan

kerja dan APD) : peserta dapat mengetahui prosedur keselamatan kerja, area-area berbahaya di lingkungan pembangkit, dan dapat menggunakan APD dengan benar.

sBoiler (boiler system, feed water system, air system, fuel system, dan steam system) : peserta dapat mengetahui bagian-bagian utama, tata letak, fungsi kerja dan prosedur operasi boiler.

sTurbine (turbin gas/uap, cooling water system, fuel system, sistem pelumas, sealing system, hydraulic system, dan air system) : peserta dapat mengetahui bagian-bagian utama, tata letak, fungsi kerja dan prosedur operasi gas turbin.

sAlat bantu (desal plant, water treatment, waste water treatment plant, H2 plant, chlorination plant, dan fuel handling system) : mengetahui bagian-bagian utama, tata letak, fungsi kerja dan prosedur operasi.Demikian halnya materi untuk bidang listrik serta

control dan instrumen, juga sangat komplit. Setelah materi-materi itu diberikan di ruang kelas, selanjutnya mereka diterjunkan ke unit pembangkitan untuk mengikuti in site dan on the job training. “Dengan teori dan praktek lapangan, Insya Allah mereka akan menjadi tenaga kerja yang benar-benar terampil. Karena itu, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan, mereka mendapatkan sertifikat keterampilan. Dengan bekal keterampilan itu, mereka akan mudah mendapatkan pekerjaan,” kata Muhammad Munir.

Ditegaskan, PJB tidak merekrut mereka menjadi karyawan. Namun nama-nama peserta yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan akan diserahkan kepada PT PJB Services dan PT MKP. Kedua perusahaan ini banyak membutuhkan tenaga kerja lulusan SMK untuk diperkerjakan di unit pembangkitan. Sewaktu-waktu membutuhkan, kedua perusahaan ini bisa memanggil mereka untuk dijadikan karyawan.(*)

CSR Pendidikan dan Pelatihan

Ciptakan Alumni SMK Siap Kerja di Pembangkitan

CSR Pendidikan

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 23

SM Humas dan CSR, Muhammad Munir saat mensosialisasikan program pendidikan dan latihan

operasi dan pemeliharaan kepada para kepala sekolah SMK se-Kabupaten Probolinggo

Suasana sosialisasi program pendidikan dan latihan operasi dan

pemeliharaan bagi alumni SMK

22 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

Page 14: edisi72

24 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 25

Kegiatan open house yang merupakan bagian dari

program CSR PJB UP Gresik ini bertempat di Hotel Saptanawa, Gresik pada Selasa 27 September 2011. Hadir dalam kegiatan tersebut General Manager (GM) PJB UP Gresik, Sutomo, Kapolsek Kota Gresik, AKP. H. Mulyono, dan Sekcam Kota Gresik.

Selain sosialisasi mengenai Teknologi Pembangkitan, acara tersebut juga menghadirkan dua narasumber, Dr. Nur Laili, Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik yang menyajikan materi etika berkomunikasi dan trainer, M. Hatta dengan sajian materi pencerahan spiritual.

Lebih dari 100 peserta terdiri dari kepala desa, jajaran muspika, kamtibmas dan mahasiswa hadir dalam open house tersebut. Mereka nampak serius mengikuti acara yang digelar mulai pukul 09.00 hingga 13.00 itu.

General Manager PJB UP Gresik, Sutomo mengawali presentasi mengenai Teknologi Pembangkitan. Sutomo menjelaskan bahwa PJB menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan sehingga tidak perlu khawatir akan dampak limbahnya. Teknologi PJB pun makin canggih untuk mengantisipasi kebocoran karena menggunakan sistem keamanan berlapis.

”Selama ini ada kekhawatiran dari masyarakat akan Teknologi Pembangkitan terkait dampak yang ditimbulkan. Karena itulah, kegiatan ini merupakan wujud tanggung jawab PJB UP Gresik untuk memberikan sosialisasi

sekaligus pencerahan kepada masyarakat bahwa PJB itu tidak membahayakan, aman dan ramah lingkungan,” ujar Sutomo, ditemui usai acara.

Sementara itu, Kapolsek Kota Gresik AKP. Mulyono menyambut baik diadakannya kegiatan tersebut. Ia berharap

terjalin koordinasi dengan pihak keamanan dan tokoh masyarakat dalam penyuluhan tentang ketertiban dan keamanan lingkungan, penyuluhan lingkungan hidup untuk penyadaran lingkungan bagi masyarakat.

Senada dengan AKP Mulyono, Sekcam Kota Gresik juga berharap ada kerjasama yang baik antara masyarakat dan pihak PJB. ”Kami sangat senang PJB melalui program CSR-nya memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai pengolahan limbah perusahaan. Mudah-mudahan kegiatan tersebut bisa semakin meningkatkan hubungan baik antara masyarakat dan PJB,” tandasnya. (o)

Open House Pengenalan Teknologi Pembangkitan

PJB UP Gresik punya cara tersendiri dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai Teknologi Pembangkitan. Salah satunya dengan menyelenggarakan open house bertema Pengenalan Teknologi Pembangkitan.

Meski sama-sama direlokasi, sistem yang dipergunakan berbeda. PLTG

Gili Timur yang direlokasi ke Teluk Lembu dengan skema pengalihan aset ke PT PLN (Persero) sehingga PLTG tersebut bukan lagi milik PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB). Sementara PLTG Gili Timur yang direlokasi ke Duri masih tetap milik PJB, karena diberlakukan sistem sewa. Artinya, PT PLN (Persero) menyewa pembangkit tersebut.

“Dengan sistem sewa ini maka relokasi tersebut tidak membuat aset PJB berkurang. Kontrak sewa selama empat tahun dan dapat diperpanjang. PJB menyerahkan pelaksanaan relokasi ke PJB Services. Begitu juga pelaksanaan operasi dan pemeliharaannya. Ditargetkan Februari 2012 sudah beroperasi,” ungkap Senior Manajer Niaga, Eko Priyatno KB.

Selain PLTG Gili Timur, ada beberapa pembangkit yang juga direlokasi ke Duri, namun hanya PLTG Gili Timur yang menggunakan sistem sewa. Lainnya dengan skema pengalihan aset kepada PT PLN (Persero), yaitu:w PLTG Sunyaragi - Cirebon ( 1 x 18 MW w PLTG Cilacap (2 x 22 MW).w PLTG Priok - Jakarta (1 x 20 MW) w PLTG Perak - Surabaya (2 x 20 MW)

Relokasi dilakukan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Riau serta sekaligus menambah kemampuan pasokan daya di wilayah provinsi tersebut. Proses relokasi

pembangkit dilakukan secara bertahap. Tahap pertama 4 unit pembangkit dengan total kapasitas 82 MW (PLTG Gili Timur 1 x 20 MW, PLTG Sunyaragi 1 x 18 MW, dan PLTG Ciacap 2 x 22 MW). Tahap kedua akan direlokasi sebanyak 3 unit pembangkit dengan total kapasitas 60 MW (PLTG Priok 1 x 20 MW dan PLTG Perak 2 x 20 MW).

Mengenai pasokan listrik untuk Madura tidak perlu dikhawatirkan meski di Pulau tersebut sudah tidak ada lagi pembangkit listrik. Sebab dengan adanya jaringan kabel melalui Jembatan

Suramadu, Madura mendapat tambahan pasokan 400 MW, sedangkan yang melalui kabel laut sebesar 200 MW.

Keberadaan PLTG Gili Timur sebenarnya untuk mengantisipasi jika kabel laut mengalami gangguan, Jika mengingat jaringan kabel laut yang menghubungkan Jawa-Madura kurang memberikan keandalan pasokan

Relokasi PLTG Gili Timur ke Pekanbaru

PJB Berlakukan Sistem SewaPLTG Gili Timur - Madura 2 x 20 MW direlokasi ke luar Jawa, menyusul tersambungnya jaringan kabel yang menghubungkan Jawa - Madura melalui Jembatan Suramadu. Keberadaan pembangkit di Pulau Garam tersebut dipandang sudah tidak diperlukan lagi, mengingat kabel laut dan jaringan kabel melalui Jembatan Suramadu mampu mensuplai energi listrik sebesar 600 MW. Sementara di luar Jawa masih kekurangan pembangkit. Satu unit pembangkit telah dan direlokasi ke Teluk Lembu, Kepulauan Riau, sedangkan yang satu unit direlokasi ke Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau.

listrik. Namun dengan adanya jaringan kabel melalui Jembatan Suramadu, pasukan listrik ke Pulau Madura lebih terjamin. Sejumlah pembangkitan yang ada di Pulau Jawa siap memasok listrik ke Madura dalam jumlah cukup besar. Apalagi pembangkit baru dari proyek percepatan diversifikasi energi (PPDE) telah masuk sistem. (*)

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 25

CSR Niaga

Eko Prayitno KB

PLTG Gili Timur yang sekarang di relokasi ke Duri

Suasana open house Pengenalan Teknologi Pembangkitan.

General Manager PJB UP Gresik, Sutomo

Page 15: edisi72

26 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 27

Pemeliharaan unit pembangkit yang dilakukan oleh UPHB

utamanya adalah overhaul, sebagai contoh adalah Combustion Inspection, Hot Gas Path Inspection atau Turbine Inspection, dan Major Inspection. Selain itu UPHB juga menangani kegiatan modifikasi ataupun rekayasa teknik (engineering). Bahkan UPHB turut memperkuat tim PT PJB Services untuk melakukan overhaul di luar unit-unit pembangkit PT PJB, seperti dilakukan saat PJB Services melaksanakan Turbine Inspection PLTGU Cilegon milik PLN (Persero).

PLTGU Cilegon memiliki Gas Turbine Mitsubishi type M701F kapasitas 250 MW. PJB Services yang dipercaya sebagai pemegang proyek overhaul menghadapi suatu masalah saat pelaksanaan Turbine Inspection. Masalah terjadi di area Combustion Shell, part pada Hot Gas Path, yaitu Transition Piece Seal. Saat proses pembongkaran

Seal Straitener Jack Atasi Deformasi Trasition Piece Seal Gas Turbine Mitsubishi M701F

oleh tim dari MHI Jepang.Transition piece seal di-

install pada transition piece ass’y terletak pada combustion shell. Part ini memiliki fungsi sebagai perapat (seal) pada ujung akhir transition piece sebagai ‘media’ pengarah aliran flue gas menuju first vane. Dikondisikan flue gas yang terjadi dari proses pembakaran bahan bakar di Combuster Basket tidak bocor keluar menuju udara bertekanan output last stage compressor yang terdapat di combustion shell.

Kerugian yang terjadi bila terjadi kegagalan fungsi transition piece seal utamanya adalah menurunnya efesiensi gas turbine dan naiknya nilai heat rate. Di lain hal juga akan menaikkan temperatur udara pada combustion chamber yang akhirnya akan menurunkan efektifitas pendinginan hot part. Sebuah masalah awal kecil yang beruntut ke masalah-masalah lain dan menjadi kompleks.

Dalam pelaksanaan combustion inspection dan turbine inspection dilakukan penggantian hot gas part, pada inspeksi transition piece outer seal dan inner seal terjadi permasalahan yaitu seal lama (existing) setelah dilakukan dismantling (pembongkaran) atau seal hasil perbaikan (repair/rekondisi) mengalami deformasi yaitu berubahnya radius atau kelengkungan dari seal tersebut. Perubahan radius kelengkungan menyebabkan tidak bisa diproses re-assembly.

Apabila tidak tersedia seal original baru (bukan repair/rekondisi) maka alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan cara memperbaiki kelengkungan atau radius dari seal dengan cara dilakukan proses jacking.

Metode Roll in – Roll out menggunakan spare part Transition Piece Seal rekondisi ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah untuk menjaga schedule tetap tepat waktu, karena lingkup pekerjaan perbaikan kerusakan pada transition piece seal adalah perbaikan kondisi erosi dan kondisi brush seal. Tim UPBH melakukan rekayasa ejiniring dengan memperbaiki kelengkungan atau radius dari seal.

Perbaikan radius kelengkungan diawali proses trial-error pembuatan

Transition Piece Ass’y, setelah Seal dilepas, part ini mengalami deformasi berupa perubahan radius kelengkungan yang menyebabkan tidak bisa diproses re-assembly. Saat itu, para supervisi pekerjaan (Mitsubishi Heavy Industries/MHI) tidak memberikan solusi tegas atas kondisi ini.

Beberapa pilihan sebagai penyelesaian masalah yang dapat dilakukan adalah; pengadaan baru part Trasition Piece Seal dari MHI, perbaikan oleh pihak ketiga, atau perbaikan sendiri. Dengan parameter yang menjadi pertimbangan menentukan penyelesaian masalah adalah schedule overhaul yang terkait dengan tingkat kesiapan, biaya, dan safety.

Sesuai dengan standar pemeriksaan dari MHI bahwa transition piece seal memiliki inspection interval setiap 8.000 jam operasi dimana proses penggantian (replacement) atau perbaikan hanya

berdasarkan kondisi keausan dari part tersebut. Sedangkan pihak MHI tidak mencantumkan expected life ataupun repair interval. Dengan dasar ini, maka Indarto Purbo U, Rio Pudjidarma S dan Wahyunianto S dari UPHB melakukan optimalisasi penggunaan kembali (re-use) Seal dengan tetap menjaga keandalan operasi Gas Turbine.

Gas Turbine Mitsubishi Tipe M701F berkapasitas hingga 250 MW merupakan hal baru. Baru ada dua di Indonesia, yaitu PLTGU Cilegon dan Muara Karang. Kondisi combustion shell (ruang bakar) Gas Turbine Mitsubishi Tipe M701F mencapai temperatur 1.350 derajat Celcius. Pengalaman saat proses pembongkaran ditemukan bahwa transition piece inner seal dan outer seal mengalami deformasi dengan asumsi dikarenakan komposisi material seal tersebut belum sesuai dengan temperatur operasinya. Hal ini mengacu pada pengalaman dengan Gas Turbine Mitsubishi tipe D dengan temperatur combustion shell sekitar 1.150 derajat Celcius tidak mengalami masalah pada transition piece seal.

Dengan asumsi komposisi material yang belum sesuai tersebut, setelah seal dioperasikan dalam temperatur yang sangat tinggi, dan kemudian dilakukan inspeksi pada temperatur ruang menyebabkannya terdeformasi radius kelengkungannya. Asumsi berikutnya adalah bahwa lingkup pekerjaan perbaikan kerusakan pada transition piece seal adalah perbaikan kondisi erosi dan kondisi brush seal. Sehingga penggunaan metode roll in – roll out dengan spare part rekondisi tidak menjamin proses re-assembly dapat berjalan lancar.

Dalam pelaksanaan pekerjaan turbine inspection pada Gas Turbine tipe M701F 250MW, ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Penggantian hot gas part dengan metode roll in - roll out.

Pengecekan kondisi part pada area hot gas path yang akan diganti apakah mengalami kerusakan/keausan atau tidak layak untuk dilakukan repair.

Melakukan clearance check.Setting ulang combustion

tuning yang hanya bisa dilakukan

special tool metode jacking, karenanya mereka menyebutnya sebagai special tool Transition Piece Seal Straitener Jack. Struktur dan kontruksi special tool ini dibuat sedemikian rupa dan dilengkapi dengan hydraulic jack berkapasitas 5 ton.

Pada prosesnya, seal dipasang dan diposisikan pada alat Seal Straightener Jack dan dilakukan penekanan dengan hydrolik jack dan dipantau pergerakannya dengan menggunakan dial gauge. Dengan proses trial and error, penekanan sebesar 1.80 mm dan ditahan selama kurang lebih 15 menit dianggap mendapatkan hasil yang terbaik dan tercepat untuk mengembalikan radius kelengkungan. Setelah proses jacking, kelengkungan seal disesuaikan dengan mal apakah kelengkungannya sudah sesuai, jika belum maka dilakukan penekanan lagi dengan Seal Straightener Jack. Sesuai pengalaman, untuk menyelesaikan 20 pasang Transition Seal membutuhkan waktu sekitar 12 jam, atau dua shift pekerjaan.

Penggunaan Seal Straightener Jack terbukti dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi di bidang mesin, karena tidak perlu membeli spare part transition piece seal yang baru dimana akan memerlukan biaya yang tinggi dan tanpa perlu melibatkan perbaikan oleh pihak ketiga. Pekerjaan overhaul dapat selesai dengan tepat waktu. Terlebih lagi penggantian Outer dan Inner Seal tersebut menurut guidance dari MHI hanya perlu

diganti apabila terjadi kerusakan keausan (erosi) saja, faktanya sesuai pengalaman setelah berjalan sekitar 16.000 jam operasi keausan (erosi) hanya terjadi pada sekitar 20 persen dari total 40 buah Seal.

Berikut kerugian (loss opportunity) yang dapat dihindari dengan penggunaan Seal Straightener Jack ini, adalah:

1. Metode ini ternyata mampu mengembalikan radius atau kelengkungan Transition Piece inner seal dan outer seal sehingga dapat dipasang kembali (re-use), dimana biaya yang bisa dihemat dari pembelian spare part seal baru yang seharga 16.000.000 yen atau sekitar Rp 1.6 Miliyar untuk 1 set seal sebanyak 40 buah (harga outer seal, baik outer seal maupun Inner seal 400.000 yen/pc).

2. Metode perbaikan radius atau kelengkungan transition piece inner seal dan outer seal sangat mudah dan murah, sehingga bisa dikerjakan sendiri tanpa melibatkan pihak ketiga.

3. Metode mampu mampertahankan schedule overhaul tetap tepat waktu, sehingga dapat menghindari kerugian keterlambatan operasi. Dimana entitas untuk 1 hari operasi (24 jam) open cycle sebesar Rp 1.112.396.752.

Secara tidak langsung Seal Straightener Jack membantu proses pelaksanaan inspeksi atau overhaul tepat waktu sehingga menjaga EAF unit pembangkit tetap tinggi dengan tetap menjaga kualitas hasil kerja overhaul. Seal Straightener Jack memiliki risiko atau potensi bahaya yang sangat kecil saat penggunaannya.(*)

EAF (Equivalent Availability Factor) merupakan salah satu parameter kontrak kinerja unit pembangkit PT PJB. Sebagai unit pelayanan pemeliharaan, dalam hal ini UPHB, mau tidak mau harus mendukung unit-unit pembangkit untuk tercapainya target EAF.

Rekayasa Enjinering Rekayasa Enjinering

Keterangan :

1. Base Plate

2. Silinder Pejal/Poros

3. Silinder Hollow

4. Konstruksi penahan gaya

dorong Hydraulic Jack

5. Hydraulic Jack 5 ton

6. Inner seal atau outer Seal

7. Dial indicator

8. Mal radius kelengkungan Seal

Gambar I : Part List Seal Straightener Jack

Adapun biaya yang diperlukan untuk pembuatan Seal Straightener Jack ini adalah sebesar Rp 12.064.100 dengan rincian sebagaimana pada tabel I.

TABEL I : Biaya Pembuatan Seal Straightener Jack

26 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 27

No. Item Ukuran Biaya (kebutuhan)

1 Plat tebal 30 mm, mat. SS41 seluas 0,39 m2 1 lembar plat uk 1,2 x 2,4 m x t 30 mm

600x600mm, 1sheet200x100mm, 1 sheet100x100mm, 2 sheet

Rp 5.000.000

2 Pipa OD 60 mm t=3 mm, mat. SS41 115mm, 2 buah Rp 100.000

3 Besi Pejal OD 40 mm, mat. SS41 115mm, 2 buah Rp 930.000

4 Kawat Las LB52; dia. 3,2mm 1 kg Rp 34.100

5 Jasa Pengelasan 1 lot Rp 500.000

6 Hydarulic Jack Kap. 5 Ton 1 set Rp 5.500.000

Total biaya Rp 12.064.100

Page 16: edisi72

28 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 29

Pemantauan performa fasilitas unit pembangkitan sangat penting, tidak hanya menjaga kondisi peralatan, tetapi juga dapat dijadikan pedoman dasar untuk memperbaiki peralatan. Beberapa pembangkit tidak selalu rutin memantau performa peralatannya. Akibatnya degradasi performa mungkin terjadi secara perlahan dan bahkan terabaikan. Milyaran rupiah hilang setiap tahunnya dikarenakan penurunan performa ini. Pemantauan performa ini merupakan bagian dari efficiency management, yang merupakan salah satu bagian integrasi tata kelola unit pembangkit.

Pemantauan performa pembangkit umumnya dilakukan secara off-line. Parameter operasi peralatan dicatat operator. Pengambilan data performa dilakukan setiap hari pada jam 9

pagi. Pengambilan sampel data yang sedikit dan secara manual, dapat menyebabkan potensi degradasi peralatan tidak terpantau. Di samping itu, potensi error perhitungan performa pembangkit semakin besar.

Melihat kondisi itu, Donni Yanuar P, Iwan Ridwan, dan Warhamna dari UP Muara Karang mencoba melakukan re-engineering pemantauan performa PLTGU Muara Karang. Tujuannya, supaya pemantauan performa pembangkit lebih mudah, lebih tepat, lebih cepat, dan secara real time.

Re-engineering yang dilakukan Donni dan kawan-kawan menghasilkan Sistem Real-Time Online Perfomance Monitoring yang diimplementasikan agar semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahui performa unit pembangkit secara langsung. Real-Time Online Perfomance Monitoring ini juga terintegrasi dengan sistem kontrol yang sudah ada agar operator dapat dapat melihat performa unit pembangkit tanpa perlu membagi perhatian ke sistem lain yang terpisah. Dengan begitu operator dapat memantau kinerja unit pembangkit dan tetap berkonsentrasi mengoperasikan unit pembangkit.

Proses implementasi sistem performance monitoring membutuhkan beberapa tahapan pekerjaan. Secara garis besar ada

dua buah proses utama yang harus dilakukan. Proses yang pertama berhubungan dengan perancangan dan implementasi kalkulasi, proses ini dilakukan di Engineering Station. Sedangkan proses yang kedua adalah proses yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan tampilan pada Operator Station. Tampilan pada Operator Station dirancang agar informasi yang disajikan dapat dengan mudah ditangkap oleh operator. Proses implementasi secara rinci akan dijelaskan pada uraian di bawah. Langkah – langkah implementasi ini dijabarkan dengan runtut dan rinci sebagaimana terlihat pada diagram I, agar dapat juga dijadikan panduan untuk proses re-engineering yang serupa di waktu yang akan datang.

Perhitungan performa dilakukan dalam bentuk efisiensi, heat rate, specific fuel consumption, steam production. Masing-masing parameter memiliki kegunaan yang berbeda. Kalkulasi yang dilakukan mengacu ke hukum-hukum baku Termodinamika berdasarkan aliran energi seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Setelah formula untuk melakukan perhitungan performa ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan dan menyiapkan parameter variabel yang dibutuhkan. Parameter inilah yang akan menjadi input bagi proses perhitungan performa unit pembangkit.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan program untuk menjalankan kalkulasi. Kalkulasi ini akan dilakukan di level prosesor kontrol. Penghitungan di prosesor kontrol memberikan keuntungan berupa terjaminnya keandalan dan kontinuitas perhitungan. Prosesor kontrol adalah prosesor yang melakukan pengendalian peralatan-peralatan di unit pembangkit. Karena merupakan bagian yang sangat penting, prosesor kontrol ini memiliki sistem pendukung (sistem catu daya listrik dan sistem komunikasi) yang handal. Walaupun demikian, prosesor kontrol yang melakukan perhitungan performa ini tidak digabung dengan prosesor kontrol yang melakukan pengendalian pada unit pembangkit.

Agar prosesor kontrol dapat melakukan perhitungan yang diinginkan maka perlu dilakukan pemrograman sesuai dengan fasilitas yang terdapat pada sistem kontrol INFI-90. Pemrograman perhitungan dilakukan menggunakan function block yang tersedia.

Program yang telah dibuat pada

langkah sebelumnya kemudian di-download ke prosesor kontrol (IMMFP01, module address 1-5-20). Prosesor kontrol inilah yang kemudian akan melakukan perhitungan secara terus-menerus ketika unit beroperasi. Data hasil perhitungan kemudian dikirimkan ke control loop agar dapat diambil dan ditampilkan di Operator Station. Control loop adalah saluran khusus yang digunakan oleh prosesor kontrol, Operator Station, dan Engineering Station untuk berkomunikasi. Data hasil perhitungan dikirimkan ke control loop agar dapat diterima dan kemudian ditampilkan oleh Operator Station.

Proses selanjutnya adalah merancang halaman-halaman tampilan pada Operator Station yang akan digunakan secara khusus untuk menampilkan data hasil perhitungan performa unit pembangkit. Tiap-tiap halaman akan memberikan rangkaian informasi yang berbeda. Halaman ini dapat diakses baik dengan cara melakukan klik pada lokasi link tertentu yang terdapat di layar maupun dengan menekan tombol yang bersesuaian pada keyboard.

Layar utama Sistem Real-Time Performance Monitoring ini akan memberikan pilihan kepada operator untuk menentukan parameter dan unit pembangkit yang akan dilihat performanya. Setelah melakukan pemilihan maka operator akan langsung masuk ke layar tampilan yang diinginkan.

Setelah melakukan semua tahapan di atas, maka seluruh rangkaian proses implementasi sistem real-time online performance monitoring telah selesai. Langkah terakhir adalah memverifikasi dan meyakinkan bahwa hasil implementasi sistem ini memberikan data yang akurat dan valid. Data hasil perhitungan sistem dibandingkan dengan data hasil perhitungan secara manual. Validasi dan verifikasi juga dilakukan untuk memeriksa kesesuaian alarm yang timbul dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan. Setiap parameter dinaikkan atau diturunkan melebihi batasan yang diperbolehkan untuk memastikan bahwa alarm bekerja dengan baik.

Implementasi re-engineering sistem performance monitoring yang dilakukan secara mandiri terbukti dapat memberikan berbagai macam manfaat tanpa adanya pengeluaran biaya baik untuk pengadaan material maupun untuk pembayaran jasa engineering. Pengadaan sistem serupa

dari pihak ketiga akan membutuhkan biaya sebesar Rp 300 juta. Selain itu kondisi unit pembangkit juga dapat terpantau setiap saat. Adanya penurunan efisiensi pada peralatan-peralatan utama dapat dideteksi lebih dini sehingga tindakan pemulihan juga dapat direncanakan lebih awal dan lebih baik. Setiap penurunan efisiensi sebanyak 1 persen akan menyebabkan peningkatan biaya produksi kira-kira sebesar Rp 200 juta/hari.

Sedangkan dari sisi non-finansial, sistem performance monitoring memberikan manfaat antara lain:m Sebagai alat ukur yang

dapat secara langsung memberikan gambaran mengenai unjuk kerja unit.

m Operator dapat mengetahui kinerja/performa unit pembangkit secara real-time. Kelainan pada unit pembangkit dapat diketahui lebih dini. Tindakan penyesuaian untuk menjaga efisiensi unit dapat dilakukan lebih cepat.

m Pemeliharaan dapat memantau kinerja mesin-mesin utama yang berpengaruh ke kinerja/

performa unit pembangkit.Penurunan performa dapat dijadikan informasi untuk merencanakan atau melaksanakan kegiatan pemeliharaan.

m Manajemen dapat mengevaluasi performa unit pembangkit secara keseluruhan. Informasi performa unit pembangkit dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan-keputusan strategis. Pemantauan pemenuhan kontrak kinerja juga dapat dilakukan dengan lebih akurat.

m System owner memiliki tambahan informasi mengenai kinerja unit pembangkit. Dapat pula digunakan sebagai dasar penyusunan kontrak-kontrak overhaul atau program-program pemeliharaan mesin-mesin utama. Evaluasi performa sebelum dan sesudah pekerjaan pemeliharaan/perbaikan.Sistem ini dapat dikembangkan

dan diterapkan pada unit-unit lain yang sudah memiliki sistem kontrol digital. Sistem ini dapat ditingkatkan lagi kegunaannya dengan menambahkan fasilitas trending dan archiving.(*)

Integrated Real-Time Online Performance Monitoring

Produksi energi listrik yang efektif dan efisien merupakan tujuan setiap unit pembangkit, agar dapat menekan biaya pokok produksi sehingga dapat memaksimalkan laba perusahaan. Oleh karena 60-80 persen biaya pembangkitan listrik berhubungan erat dengan bahan bakar, heat rate merupakan salah satu indikator konsumsi bahan bakar, pengukuran heat rate berulang-ulang dan akurat sangat penting dalam evaluasi dan potensi perbaikan performa pembangkit.

Inovasi Inovasi

Page 17: edisi72

30 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 31

Dari sisi desain, PLTU dan PLTGU beroperasi secara independen, yang berarti tidak ada interkoneksi

antar keduanya. Permasalahan yang dihadapi di UP Gresik adalah tidak berimbangnya tingkat kehandalan dan efisiensi antara desalination plant PLTU dan PLTGU. Di satu sisi, desalination plant PLTU kurang handal dan efisien, ditunjukkan dengan nilai MTBF ( mean time between failure) yang rendah, dan trend penurunan produktivitas yang tajam. Dengan kondisi semacam ini, PLTU sering dilanda krisis raw water,

yang berarti mengancam kelangsungan operasi PLTU. Sedangkan di sisi lain, desalination plant PLTGU lebih handal dan efisien, ditunjukkan dengan nilai MTBF yang tinggi, dan kestabilan produktivitasnya.

Untuk mengatasi permasalahan seperti tersebut di atas, pernah dilakukan beberapa improvement untuk mempertahankan kehandalan suplai raw water di UP Gresik. Improvement tersebut adalah dengan melakukan kolaborasi operasi kedua sistem desalination plant PLTU dan PLTGU, dalam bentuk interkoneksi suplai

raw water antar kedua sistem tersebut. Pola hubungan yang terbentuk adalah pola back-up raw water antar kedua sistem. Namun setelah dievaluasi, belum bisa menyelesaikan permasalahan secara tuntas. Pola back-up ini belum bisa mengimbangi defisit raw water, khususnya di PLTU UP Gresik, dikarenakan suplai raw water desalination plant belum bisa memenuhi kapasitas raw water yang dibutuhkan PLTU.

Proses pengolahan air pada desalination plant PLTU dimulai dari air laut yang dipompakan dan dilewatkan filter strainer menuju ke multi stage flash evaporator yang berupa deretan tube-tube heat exchanger, kemudian dipanaskan pada brine heater. Kemudian setelah keluar dari brine heater, air laut yang sudah panas tersebut diuapkan di evaporator yang bertekanan minus (vacuum) dengan tujuan untuk mempercepat proses penguapan, dan uap tersebut akan melewati mess separator dan uap akan terkondensasi karena terjadi heat transfer dengan deretan tube-tube yang terisi oleh air laut dingin. Hasil kondensasi uap tersebut akan ditampung pada chamber distillate dan dipompakan menuju ke tanki raw water. Tidak semua air laut yang dipanaskan dapat diproduksi menjadi distillate water, tetapi ada juga yang tidak dapat berubah fase menjadi uap dan tidak terkondensasi menjadi distillate water, dan limbah desal yang tidak dapat diproduksi menjadi distillate tersebut dinamakan dengan blowdown water, yang kemudian dibuang ke laut.

Sistem pengolahan air pada desalination plant PLTGU sama dengan yang digunakan di PLTU yaitu Multi Stage Flash Desalination Plant. Air laut dari water intake dipompa menuju evaporator menggunakan sea water feed pump. Sebelum masuk evaporator, air laut dilewatkan dulu melalui strainer untuk menyaring kotoran. Setelah melalui strainer, air laut diinjeksi dengan anti foam dan anti scaling. Air laut melalui tube-tube condenser evaporator yang terletak pada sisi atas

akan menguap dalam ruangan evaporator. Uap airnya akan menyentuh tube-tube condenser sehingga uap akan terkondensasi menjadi air distillate. Air distillate ditampung pada masing-masing chamber pada tiap stage. Penampung distillate ini dari masing-masing stage saling berhubungan. Dari penampung distillate stage 20, air distillate akan dipompa menuju raw water tank dengan syarat konduktivitasnya < 25 µS. Apabila > 25 µS, air distillate akan dibuang ke laut.

KolaborasiImprovement untuk mempertahankan kehandalan

suplai raw water di UP Gresik yang pernah dilakukan adalah dengan menggunakan pola kolaborasi. Namun pola hubungan yang dilakukanhanya sebatas pola back up. Ali Harijono, Hilman Aziz Tamimi, dan Ery Perdana melakukan penyempurnaan kolaborasi dengan pola redundant, yaitu memfungsikan salah satu unit desalination plant PLTGU sebagai redundant desalination plant PLTU. Pola ini memungkinkan seluruh kebutuhan raw water di PLTU disuplai dari desalination plant PLTGU.

Kolaborasi ini merupakan penyempurnaan dalam implementasi pola kolaborasi sebelumnya, dan mulai diimplementasikan pada Bulan Desember 2010. Bila sebelumnya menggunakan pola hubungan back-up saja, namun sekarang dilengkapi dengan pola redundant, dengan memfungsikan desalination plant PLTGU sebagai redundant desalination plant PLTU. Dengan pola redundant, memungkinkan suplai raw water di PLTU seluruhnya berasal dari desalination plant PLTGU. Hal ini bisa dilakukan saat seluruh desalination plant PLTU mengalami permasalahan sehingga membutuhkan unit shutdown untuk dilakukan pemeliharaan. Penerapannya adalah dengan mematikan seluruh desalination plant PLTU, dan mengoperasikan 2 unit desalination plant PLTGU.

Pola Back Up Pola Redundant

Konsep Desalination plant PLTU dan PLTGU saling back up ketika salah satu dari keduanya membutuhkan dukungan suplai raw water

Memfungsikan salah satu unit desalination plant PLTGU (unit 1) menjadi redundant desalination plant PLTU

Unit yang beroperasi 1 unit desalination plant PLTGU , dan 1 unit desalination plant PLTU beroperasi

2 unit desalination plant PLTGU beroperasi, dan tidak ada unit desalination plant PLTU yang beroperasi

Kondisi keandalan raw water

PLTU atau PLTGU terjadi krisis raw water, tapi desalination plant masing-masing masih bisa beroperasi

PLTU krisis raw water, dan diperlukan 2 unit desalination plant PLTU shutdown

Operasi Operasi

Optimalisasi Desalination Plant Melalui Manajemen Operasi Pola Kolaborasi

Unit Pembangkitan (UP) Gresik mengelola 3 tipe pembangkit yaitu PLTU, PLTGU, dan PLTG. Di antara ketiga tipe pembangkit tersebut, terdapat kesamaan karakter operasi antara PLTU dan PLTGU, dalam hal supply raw water sebagai bahan baku utama produksi pembangkit, oleh desalination plant dengan mengubah air laut menjadi air tawar.

Pada pola redundant bisa dilakukan pemeliharaan pada desalination plant PLTU secara lebih detail untuk menyelesaikan masalah yang dialami desalination plant tersebut. Sebab, selama ini untuk menyelesaikan masalah pada desalination plant membutuhkan beberapa kali start stop unit dikarenakan terbatasnya parameter operasi seperti vacuum evaporator, flow sea water, dan lain-lain.

Melalui penyempurnaan pola kolaborasi tersebut,

stage. Setelah melewati tube-tube condenser last stage ( stage 20) sampai first stage, air laut dipanasi di dalam brine heater menggunakan uap yang diambilkan dari LP Auxiliary Steam Header. Kondensasi Uap pemanas brine heater dipompa oleh condensate pump menuju make up water tank 3 selama konduktivitasnya <10 µS. Bila konduktivitasnya >10 µS, air kondensat akan dikembalikan ke evaporator stage 13. Setelah keluar dari brine heater, air laut masuk ke dalam stage-stage evaporator mulai dari stage 1 sampai stage 20. Air laut

30 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

Desalination plant PLTU Gresik

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 31

Page 18: edisi72

32 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 33

kehandalan suplai raw water dapat dipertahankan, dan mengurangi biaya pemeliharaan desalination plant. Biaya pemeliharaan sebelum pola redundant rata-rata setiap bulan mencapai Rp 119 juta, setelah diimplementasikan pola redundant hanya Rp 9,7 juta.

Dampak ketidakhandalan desalination plant PLTU adalah dilakukan start stop berulang untuk menyelesaikan satu permasalahan desalination plant. Kebutuhan biaya yang paling utama pada saat proses start desalination plant adalah proses penarikan vacuum oleh start-up ejector dengan media steam dari auxiliary steam PLTU unit 3-4. Dengan harga steam untuk start desalination plant adalah Rp. 3.213.064/jam dan waktu yang dibutuhkan untuk proses start adalah ± 45 menit, maka biaya steam untuk sekali proses start desalination plant adalah Rp 2.409.798.

Sedangkan ditinjau dari sisi customer perspective berhubungan dengan tingkat kepuasan dan seberapa besar dampak kemudahan yang diterima oleh pihak terkait, baik internal customer, maupun

external customer. Internal customer di sini adalah bidang operasi dan pemeliharaan. Manfaat inovasi bagi bidang operasi, di antaranya adalah :

- Menghilangkan rasa khawatir terjadinya krisis raw water, karena sudah ada pola back-up dan pola redundant, yang bisa diandalkan untuk mempertahankan keandalan suplai raw water.

- Mengurangi aktivitas operasi yang tidak efektif, seperti start stop desalination plant secara berulang.

- Menimbulkan ketenangan saat melakukan pemeliharaan desalination plant, karena pekerjaan tidak diburu waktu.

- Bisa melakukan pemeliharaan secara lebih detail, sehingga penyebab permasalahan desalination plant bisa cepat terpecahkan.

Sedangkan bagi Customer Eksternal, penyempurnaan pola kolaborasi tersebut meningkatkan kehandalan suplai raw water di UP Gresik, sehingga berdampak pada peningkatan kehandalan unit pembangkit secara keselurahan. (*)

Operasi

32 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

Suasana penuh keakraban menghiasi wajah karyawan PJB di hari pertama masuk kerja setelah libur lebaran, awal September 2011 lalu. Direksi dan segenap karyawan saling

bermaafan sebelum bersama menikmati sajian makan pagi di halaman depan kantor pusat PJB. Acara diisi dengan sambutan Direksi dan perwakilan karyawan.

Dalam sambutannya, Direktur Utama PJB, Susanto Purnomo, mengharapkan agar momen Idul Fitri bisa dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan semangat kerja para karyawan. Apalagi PJB saat ini mendapat amanah baru untuk melakukan O&M PLTU Tanjung Awar-Awar. Sementara itu, Deny Setyawan, mewakili karyawan mengharapkan agar dapat tercipta sinergi yang baik antara manajemen dengan karyawan demi kemajuan perusahaan. (*)

INDAHNYA MEMAAFKAN

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 33

Berita Foto

Desalination plant PLTGU Gresik

ZAKAT : Unit Pengelolaan Zakat (UPZ) PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) menyalurkan Zakat Infak dan Sodaqoh (ZIS) Ramadhan 1432 Hijriyah (2011) sebesar Rp 96.815.000, dengan rincian: penyaluran tahap pertama sebesar Rp 63.565.000, sedangkan tahap kedua Rp Rp 33.250.000. Dana tersebut disalurkan kepada 65 penerima, diantaranya untuk membantu kaum du’afa, yatim piatu di panti asuhan, pemberian bea siswa keluarga tidak mampu, taman pendidikan Al Qur’an, dan sebagainya.(*)

Page 19: edisi72

34 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 35

Pendorong yang kedua, Bulan syawal 1432 H lalu (tepatnya

tanggal 1 September 2011) saya dan istri (yang kebetulan satu alumni) menghadiri sebuah undangan acara reuni perak sebuah SMA Negeri di Kota Kediri, diberi judul “Reuni Perak” karena pesertanya telah berpisah 25 tahun semenjak lulus dari SMA Negeri tersebut, yaitu tepatnya tahun 1986. Seperti layaknya acara reuni pasti acara foto-foto, sendau gurau dan temu kangen menjadi acara utama, namun ada hal menarik yang saya perhatikan dari pertemuan tersebut yaitu “perubahan kondisi” beberapa teman. Saya perhatikan beberapa teman saya yang dahulu prestasi akademisnya biasa-biasa saja di sekolah, saat bertemu di reuni tersebut sudah berbeda sekali dari yang dulu saya lihat, baik dari cara bicaranya, penampilannya dan cara pandangnya. Mereka saat ini ada yang telah menjadi pengusaha minuman herbal yang sukses (dan bahkan punya cabang di luar negeri), ada yang menjadi Dandim di sebuah kota di Jawa

Mind individu dalam organisasi berubah. Mengubah persepsi individu paling mudah adalah merubah persepsi diri sendiri, dan untuk berubah menjadi manusia yang efektif (baca: unggul) maka seseorang perlu merubah mindset-nya. Pak Covey menyebutnya sebagai prinsip “see-do-get” atau kita kenal dengan hukum tanam-tuai. Sebagai contoh, kalau kita mempunyai mindset bahwa organisasi tempat kerja kita adalah organisasi yang baik (see), maka kita akan bekerja sebaik mungkin (do), kalau kita kerja baik maka nilai kinerja kita baik (get), sebaliknya kalau kita mempunyai mindset organisasi tempat kerja kita buruk (see), maka kita akan bekerja seadanya/buruk (do), kalau kerjanya buruk maka tentu saja nilai kinerja buruk (get). Menurut pak Covey, mindset itu mempengaruhi Karakter individu, kumpulan Karakter individu kemudian membentuk kepribadian individu dan akan tampak dalam perilaku seseorang sehari-hari, selanjutnya hasil dari perilaku yang ditampilkan seseorang kemudian mempengaruhi pembentukan mindset berikutnya (siklus see-do-get).

Karakter adalah ciri khusus yang membedakan individu dengan orang lain yang muncul dalam berbagai situasi. Bagaimana cara mengetahui karakter seseorang ? biasanya karakter seseorang akan muncul pada saat orang tersebut berada dalam kondisi tertekan (bermasalah) atau bisa juga dalam keadan sangat senang (gembira berlebihan), karena dalam kondisi tersebut ego atau kontrol diri individu lepas. Manusia dewasa cenderung menggunakan “topeng” ketika bergaul dan berinteraksi, tidak senang bilang senang, tidak

oleh : Wisnoe Satrijono, Psikolog - Karyawan PT PJB yang ditugaskaryakan pada PT PJB Services

Barat, dan ada yang menjadi pemimpin wilayah di sebuah Bank BUMN di propinsi Jawa Tengah. Namun disisi lain saya melihat teman-teman yang dulunya sering menjadi juara kelas (menonjol dalam bidang akademis pada saat sekolah SMA dulu) saat ini terlihat masih seperti dulu “gayanya”, baik dari cara bicaranya, penampilannya dan saya perhatikan prestasi di bidang kerjanya, tidak sesukses teman-teman yang dahulu kala biasa-biasa saja di kelas (tentu saja saya mengukurnya dengan mengabaikan satu variabel lagi yaitu variabel “kebahagiaan hidup” yang tidak saya bahas disini). Mengapa yang dahulu pandai setelah 25 tahun kemudian menjadi terlihat biasa, dan yang dahulu biasa-biasa saja sekarang menjadi sangat menonjol?

Hal menarik lain yang saya alami adalah ketika saya bergabung dalam sebuah organisasi atau kelompok yang sedang membangun sebuah sistem baru, cara kerja baru atau cara berpikir baru, selalu saya dapati kemudian kelompok itu terpecah menjadi 2, yaitu kelompok

yang mendukung perubahan dan kelompok yang menentangnya. Mengapa ada kelompok orang yang dengan sangat mudah menerima ide-ide, pemikiran dan cara kerja baru dan sementara ada orang yang sangat susah menerimanya dan bahkan menentangnya?

Hal yang sama, sebagaimana ditulis oleh Mas Hartanto Wibowo di Info PJB edisi 71 lalu, apakah gaya kerja teman-teman PJB serta merta akan berubah karena hadirnya unit pembangkit baru (PT PLN Unit Pembangkitan Jawa Bali) yang membuat PJB menjadi tidak nomer 2 lagi tapi malah kini nomor 3, ataukah teman-teman PJB masih mempunyai mindset menjadi yang terbaik di PLN ?

Apa yang kita pikirkan, menentukan apa yang akan kita lakukan. Pola pikir (mindset) ini akan mempengaruhi karakter, kebiasan (habits), perilaku dan sikap kita. Saya ingat tulisan Pak Stephen Covey dalam bukunya “the 7 habits of highly effective people” beliau berpendapat bahwa perilaku organisasi berubah bila persepsi

enak bilang enak, karena takut ada konsekuensi terhadap perilaku yang ditampilkan, hal ini terkait citra diri seseorang (apa yang ingin ditampilkan kepada orang lain).

Dari kamus di wikipedia dijelaskan bahwa mindset adalah seperangkat asumsi (set of assumption), metode atau notasi yang dipegang dan ditetapkan oleh satu atau sekelompok orang untuk menciptakan insentif/motivasi dalam mengadopsi atau menerima perilaku baru. Jadi mindset terdiri atas asumsi-asumsi yang dianut seseorang dalam memandang sesuatu peristiwa atau hal yang sedang dihadapi. Mindset dibentuk dari pengalaman individu dan dipelajari dari lingkungannya dan dipengaruhi sistim kepercayaan atau sistim nilai yang kita miliki, nilai-nilai keluarga, pendidikan, dan lingkungan hidupnya.

Mindset adalah inti dari Self Learning atau pembelajaran diri. Inilah yang menentukan bagaimana kita memandang sebuah potensi, kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses yang harus diupayakan dengan ketekunan, kerja keras, komitmen untuk tercapainya tujuan hidup kita.

Adalah Carol S. Dweck seorang profesor psikologi dari Stanford University yang banyak meneliti masalah motivasi dan kepribadian, beliau menulis buku yang diterbitkan pada tahun 2006 dengan judul “Mindset: The new Psychology Success”, bu Carol Dweck mengemukakan bahwa ada 2 jenis mindset, yaitu fixed mindset dan growth mindset. Orang yang mempunyai Fixed Mindset percaya bahwa potensi, bakat dan talenta adalah bawaan, bersifat static serta tidak bisa dikembangkan, namun

orang yang mempunyai Growth Mindset beranggapan bahwa potensi dan bakat itu dapat ditumbuh kembangkan. Seseorang yang mempunyai jenis mindset yang growth (berkembang) akan selalu memandang bahwa bakat, kecerdasan, dan kualitas adalah sesuatu yang bukan given (sudah ditetapkan), tetapi bisa diperoleh melalui upaya-upaya tertentu. Karena itu hidup dalam pemanfaatan peluang dan tantangan untuk berkembang adalah jiwa dari orang dengan mindset berkembang ini. Keberhasilan dimaknai sebagai “berusaha lebih baik”, dan kegagalan dimaknai sebagai “kurangnya ketrampilan dan pengalaman”. Karena itu kegagalan perlu direspon dengan sebuah upaya untuk bekerja lebih keras, lebih tekun, lebih bermotivasi.

Sebuah survey dari Gallup organization tentang “Karakter Orang-orang Sukses” menemukan

Wisnoe Satrijono

SDM SDM

Terus terang keinginan saya untuk mengirim tulisan ini sudah sejak lama dan kemudian sempat saya batalkan untuk mengirimnya kepada redaksi info PJB karena saya kuatir issue (topik) yang saya angkat ini sudah usang (baca : tidak menarik lagi). Namun begitu saya membaca tulisan mas Hartanto Wibowo pada pada halaman 42 di Info PJB edisi 71 bulan Agustus tahun 2011 lalu dengan judul “Bukan Lagi yang Kedua” dan diakhir tulisan yang bersangkutan menulis tentang mindset, maka saya pikir topik ini masih hangat dan menarik untuk disampaikan.

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 35

Page 20: edisi72

36 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 37

bahwa hampir semua orang yang berhasil dan berkualitas adalah mereka-mereka yang memiliki mindset berkembang, seperti: kerja keras, tujuan yang jelas, hasrat belajar yang tinggi, tidak pernah berhenti belajar pada satu bidang tetapi selalu mencoba bidang lain, menghargai ke mampuan pengembangan logika, terus berusaha untuk berubah dan berkembang setiap harinya. Hidup yang berkualitas dan berkembang bisa dicapai karena mindset berkembang yang bertransformasi dalam karakter, kebiasaan, sikap dan perilaku seseorang.

Sebagaimana pernah juga ditulis oleh pak Rhenald Kasali dalam Blognya, mindset sama seperti komputer yang harus di-setting sebelum dipakai, otak manusia dalam menghadapi masalah dan perubahan rupanya harus diset ulang. Tentu bukan sekedar setting-an margin atas bawah atau kiri-kanan, melainkan setting pola pikirnya (mindset). Tentu saja tidak semua orang siap berubah, tetapi orang-orang yang mau berubah pasti akan menemukan setingan baru. Sejalan dengan pendapat bu Carol Dweck, orang Growth Mindset lah yang siap berubah sedangkan Fixed Mindset merasa sudah selesai.

Jadi sekarang terjawab sudah pertanyaan tulisan ini di atas, mengapa orang yang dulunya biasa-biasa saja tak akan selamanya biasa, demikian pula orang yang dahulu pintar. Setelah 25 tahun kemudian orang yang dulunya biasa-biasa menjadi pintar dan ada orang pintar yang berubah menjadi biasa saja.

Dengan demikian, jangan kuatir kalau anak kita IQ nya pas-pasan, karena anak-anak yang berhasil menemukan potensinya bukanlah anak-anak yang IQ-nya atau indeks prestasinya tinggi di sekolah, melainkan, apakah mindset-nya mengembang atau fixed. Tugas orang tua sebenarnya bukan membuat seseorang menjadi hebat sesaat, melainkan tumbuh berkembang, menemukan pintu masa depan dan beradaptasi dengan perubahan. Kemampuan kita mendeteksi dan menstimulasi dua tipe yaitu manusia Fixed Mindset menjadi Growth Mindset

menjadi kunci sukses jangan sampai anak malah terkurung oleh cara berpikirnya sendiri.

Mindset, Globalisasi gelombang ketiga dan Personal Branding

Thomas L. Friedman seorang jurnalis yang telah memenangkan penghargaan Pulitzer sebanyak 3 kali (sebagaimana ditulis oleh Budi Setiawan dalam Blognya bukik.com) menyebutkan bahwa saat ini kita telah memasuki gelombang globalisasi yang ketiga. Globalisasi gelombang 1 terjadi pada jaman penjajahan, yaitu adanya upaya negara untuk menglobal (contoh Belanda, Inggris, Portugis pergi berlayar ke Indonesia dan ke beberapa negara di asia dan kemudian menjajahnya). Globalisasi gelombang 2 terjadi ketika perusahaan menglobal dengan membuka cabang ke berbagai penjuru dunia (sehingga di Indonesia saat ini hadir merk-merk seperti McDonald, KFC, Starbuck dan lainnya). Globalisasi gelombang 3 adalah gelombang Individu yang meng-global, hal ini terjadi dengan lahirnya internet dan social network seperti Facebook, twitter, friendster, youtube dan sebagainya, sehingga saat ini bisa kita lihat ada Individu yang mempunyai jumlah teman atau jumlah fans yang bisa mengalahkan jumlah penduduk sebuah negara (contoh: Justin Biber, Briptu Norman, dll).

Gelombang globalisasi ketiga ditandai dengan ketidakpastian. Sebagai contoh dahulu orang tua kita, masih bisa merasakan kepastian, paling tidak kebanyakan mereka bisa bekerja di satu tempat selama puluhan tahun. Namun Jaman sekarang jangankan usaha kecil, pemain sepakbola di liga Italia dan spanyol saja hampir tidak dibayar gajinya bila kompetisi di La-Liga gagal bergulir atau bahkan perusahaan sekelas General Motor atau Nokia pun bisa melakukan PHK

Karyawan dalam jumlah besar. Dilain pihak generasi saat

ini semakin tinggi ekspektasi dan need-nya. Seorang sarjana yang baru lulus S1 dua

tahun yang lalu, sudah pindah di 3 atau bahkan lebih tempat kerja. Berpindah-pindah tempat

kerja atau profesi menjadi pola yang umum dan mudah ditemui

saat ini. Sehingga Karir bukan lagi

SDM

menjadi domain perusahaan atau menjadi tanggung jawab organisasi/tempat kerja. Karir adalah tanggung jawab masing-masing personal / Individu. Sebagai konsekuensinya Individu bertanggung jawab untuk belajar, berkembang dan mengenalkan kemampuan terbaik pada banyak orang. Bukan lagi menunggu dikirim training atau ikut seminar oleh perusahaan, namun pro-aktif dan berinisiatif mengasah pengetahuan dan keterampilan melalui keterlibatan dalam media sharing knowledge yang semakin banyak tersedia saat ini, seperti kelompok-kelompok diskusi, komunitas-komunitas profesional atau expertise mailing list yang ada, bukan masuk pada mailis yang hanya bergosip dan menggunjing atau menonton acara TV yang hanya berputar-putar dengan wacana namun tidak bergerak melakukan sesuatu.

Lebih lanjut Budi Setiawan atau bukik menulis, “Personal brand” adalah apa yang dipercakapkan orang lain tentang apa yang kita miliki, apa yang kita lakukan, dan siapa diri kita ? Pada masa lalu pun sebenarnya telah ada personal brand yang terjadi secara alami. Kita mengenal sebutan yang diberikan pada orang lain pada diri kita, ada yang bermakna negatif, ada pula yang positif seperti si bandel, si gendut, atau yang terkenal di PJB saat ini yaitu pak “Kasbulator” (pak Kasbullah yang kalau menghitung lebih cepat dari mesin kalkulator). Bila bukan kita, maka orang lain yang akan melabel dan membentuk personal brand kita. Pilihan ada di tangan kita. Kita bebas melakukan apapun, bebas mengenakan apapun, bebas menjadi siapapun. Tanggung jawab personal brand ada ditangan kita sendiri. Ini adalah sebuah mindset baru tentang “konsep diri”.

Kembali kepada pertanyaan yang dilontarkan mas Hartanto Wibowo pada bagian akhir tulisannya di Info PJB edisi 71, lalu apakah PJB dan karyawannya mau menjadi perusahaan dengan karakter fix mindset (yang masih bangga dan merasa unggul dibanding perusahaan lain) atau mempunyai mindset yang tumbuh dan berkembang ? sekarang semuanya tergantung pada kita sendiri. (*)

36 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

Demikian secara keseluruhan lirik Mars PJB Services, yang pada intinya merupakan penjabaran dari moto PJB Services,

yaitu SIAP (Service Oriented, Integrity, Active Learning, dan Professional). Mars PJB Services ini telah di-launching pada tanggal 9 September 2011 di Hotel Utama, Sidoarjo.

Humas PJB Services, Rien Sofie Devi melaporkan, launching Mars PJB Services digelar bersamaan dengan Halal Bihalal dan Perpisahan Karyawan Tugas Karya yang ditarik kembali ke PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB). Acara dihadiri Direksi, Komisaris dan seluruh karyawan PJB Services Kantor Pusat. Mars PJB Services berdurasi 1 menit 22 detik dan merupakan bagian dari corporate identity. Direksi mewajibkan seluruh karyawan PJB Services menjadikan mars tersebut sebagai RBT.

Adapun empat karyawan tugas karya dari PJB yang kembali ditarik ke PJB antara lain:1Manajer Subdit O&M PJB Services, Adi Setiawan,

mendapat tugas baru di PJB sebagai Senior Manajer Perencanaan SDM & Fasilitas.

1Manajer Subdit Penunjang Proyek PJB Services, Ochariyaldi, mendapat tugas baru di PJB sebagai Manajer Pemeliharaan UP Muara Karang.

1Staf Ahli Manajemen Proyek PJB Services, Ompang Riski Hasibuan, mendapat tugas baru di PJB sebagai General Manajer UP Brantas.

1Koordinator Subdit Niaga PJB Services, Burhanuddin, mendapat tugas baru di PJB sebagai Manajer Perencanaan Korporat.Dalam kesempatan itu Direktur Utama PJB Services,

Bernadus Sudarmanta, mengingatkan bahwa salah satu karakter bisnis PJB Services adalah bertindak cepat untuk memenuhi permintaan pasar. Karena tuntutan kecepatan dan ketepatan itulah dalam memberikan pelayanan kepada customer terkadang muncul gesekan-gesekan di antara stakeholder perusahaan. Dalam kesempatan halal bihalal tersebut direksi PJB Services memohon maaf atas tindakan-tindakan yang dirasa kurang berkenan. (*)

Bila Anda menghubungi nomer telepon genggam Karyawan PJB Services dan terdengar lagu yang masih asing di telinga kita, tak perlu heran. Lagu yang diawali dengan lirik, “Kamilah pasukan PJBS, SIAP dan bangga selalu,” adalah Mars PJB Services. Setiap karyawan diwajibkan menjadikan Mars tersebut sebagai Ring Back Tone (RBT), sebagai bagian dari upaya memasyarakatkan corporate identity PJB Services kepada masyarakat.

Kamilah pasukan PJBS, SIAP dan bangga selalu

Melayani sepenuh hati berintegritas tinggi,

Kamilah profesional sejati, berbakti padamu negeri.

Aktif belajar berkarya kreasi inovasi.

Itulah semangat kami, demi PJBS jaya

Reff :

Kami siap berjuang, demi PJBS Jaya.

Kami satu kan asa, demi PJBS Jaya.

Jayalah PJBS ku, menuju kelas dunia.

PJBS SIAP

Anak Perusahaan

Ring Back Tone Mars PJB Services

Suasana Halal BilHalal di PJB Services.

Burhanuddin (ke tiga dari kiri), bersama direksi PT PJB Services

Page 21: edisi72

38 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 39

Tidak percaya? Gaji kita dihitung dari penjumlahan P1 + P2. Hitungan bonus dan THR dihitung dari perkalian P1.

Sisa hari cuti tahunan kita dihitung dari 12 hari dikurangi cuti bersama dan cuti yang telah diambil. Harga jual listrik rata-rata dihitung dari total pendapatan dibagi dengan total kWh listrik.

Hebat sekali pelajaran matematika itu. Tanpa disadari telah built-in dalam cara berpikir kita. Kalau fenomena matematika itu kemudian kita bawa dalam konteks pengelolaan korporasi, muncul satu pertanyaan : ilmu apa yang seharusnya telah built-in dalam pola pikir kita sehingga menjadi ilmu paling penting (baca : wajib) dipelajari ?

Kalau pertanyaan itu dilemparkan, saya yakin jawabannya akan jauh lebih beragam ketimbang jawaban untuk pertanyaan sebelumnya (ilmu apa yang paling penting dipelajari di sekolah). Kenapa? Karena memang tidak pernah ada satu ilmu tunggal yang diajarkan untuk semua kelas yang mempelajari

pengelolaan korporasi, seperti halnya matematika di sekolah. Kelas marketing pasti akan mendewakan keilmuan memuaskan pelanggan. Kelas SDM akan menonjolkan pengelolaan manusia dan organisasi. Kelas finance akan menguraikan ilmu keuangan yang membuat kepala pening. Kelas operasi akan mencecoki bagaimana membuat proses produksi berjalan efektif dan efisien. Seolah tidak ada ilmu dasar dalam pengelolaan korporasi seperti halnya matematika di sekolah.

Walau mungkin terlalu naif bila disebut sebagai ilmu dasar, namun ada satu konsep yang kiranya dipahami dalam pengelolaan korporasi. Apa itu? TIME VALUE OF MONEY. Karena ilmu ini berangkat dari logika seperti halnya matematika, maka saya menyebutnya matematika dasar korporasi.

Bila matematika mempunyai 4 operasi dasar, maka matematika korporasi mempunyai 2 operasi dasar, yakni Future Value (FV) dan Present Value (PV). Tanpa

memahami 2 operasi dasar itu, maka kita seperti orang yang tidak paham operasi dasar matematika. Tidak pernah tahu berapa 1 + 1. Atau tidak tahu berapa 2 x 3.

Saya yakin, banyak rekan yang telah memahami (bahkan sangat master) dalam menggunakan 2 operasi dasar matematika korporat itu. Namun tidak ada salahnya kita me-refresh kembali.

Filosofi Time Value of Money dibangun dari logika sederhana bahwa dalam jumlah yang sama, uang hari ini lebih berharga dibanding uang di kemudian hari. Simple-nya, kalau kita diminta memilih salah satu diantara :v A yakni menerima uang Rp 1 juta hari ini , atau v B yakni Rp 1 juta setahun kemudian

maka kita tentu akan memilih pilihan A. Mengapa? Karena pilihan A memberikan kesempatan pada kita menggunakan uang Rp 1 juta untuk ditabung (diinvestasikan) dan mendapatkan bunga (bagi hasil). Katakan kita menabung selama setahun dan besarnya bunga (bagi hasil) setara 10% per tahun, maka uang kita setahun kemudian akan menjadi Rp 1 juta ditambah 10% kali Rp 1 juta, total Rp 1,1 juta. Lebih besar dibandingkan pilihan B.

Itulah operasi dasar pertama matematika korporasi : Future Value. Sederhananya, FV adalah jumlah uang di kemudian hari. FC merupakan penjumlahan dari uang hari ini (disebut present value atau PV) ditambah dengan jumlah tambahan uang yang diperoleh karena kita menabung atau menginvestasikan sejumlah uang hari ini tersebut.

Formula matematika FV adalah PV x (1 + i)n dengan n adalah jumlah periode (tahun) masa menabung (investasi) dan i adalah besaran bunga (bagi hasil) selama 1 periode. Visualisasi di bawah ini mungkin akan memudahkan kita memahami formula itu :

Pertama, kita tarik garis horizontal sebagai penanda periode (tahun), lalu tarik garis ke bawah di titik 0 sebagai penanda nilai uang hari ini (PV). Kenapa garis ke bawah ? Karena itu menunjukkan uang yang kita keluarkan untuk ditabung (diinvestasikan). Kebawah berarti uang keluar (cash outflow). Kedua, beri visualisasi untuk besaran bunga i dengan menarik garis putus-putus dari titik 0 ke periode (tahun) yang dicari FV nya. Terakhir tarik garis putus-putus ke atas di titik dimana pada tahun tersebut kita ingin mengetahui berapa uang yang akan kita terima (cash inflow). Kenapa putus-putus? Itu untuk menunjukkan bahwa nilai itu baru ekspektasi.

Bila periode (tahun) atau n yang dicari bukan pada tahun 1, kita tinggal menggunakan n sebagai pangkat. Dalam kasus kita, bila lama menabung adalah 2 tahun, maka uang Rp 1 juta akan menjadi 1 x (1 + 10%)2 yakni Rp 1,21 juta.

Operasi kedua matematika korporasi adalah Present Value (PV). Kalau sudah memahami FV, konsep PV akan

sangat mudah dipahami. Jikalau FV adalah nilai uang di masa depan, maka sebaliknya PV adalah nilai uang di masa kini apabila seolah-olah kita mempunyai uang di masa depan. So, dalam kasus di atas PV, pertanyaannya adalah berapa nilai kini dari uang Rp 1,1 juta yang akan diterima setahun kemudian. Gampang kan ? Kita tinggal bagi Rp 1,1 juta dengan (1+i)n. Visualisasi PV adalah kebalikan dari PV

(1+i)n menjadi magic formula dalam operasi dasar matematika korporasi. Jika digunakan sebagai pengali akan ketemu FV dan jika digunakan sebagai pembagi akan ketemu PV. Sangat simple. Sesederhana operasi dasar matematika kan...

Manfaat matematika dasar korporasi ini sungguh luar biasa. Operasi dasar itu menjadi pondasi dalam memahami kompleksitas dalam pengelolaan korporasi. Mau contoh ? Penentuan tarif jual beli tenaga listrik yang rumit dibangun dari operasi dasar itu. Begitu juga menghitung kelayakan investasi, menentukan tindakan mana yang lebih baik apakah menggunakan part OEM atau non OEM, menentukan besarnya cadangan dana untuk membayar pesangon karyawan, menentukan berapa hari optimal stok batubara, dan masih banyak lainnya.

Di tulisan mendatang, kita akan menggunakan operasi matematika dasar korporasi itu untuk memahami tujuan pengelolaan korporasi yakni memaksimalkan nilai perusahaan (Enterprise Value). (*)

D’Class D’Class

Matematika Dasar Korporasi Oleh:

Hartanto Wibowo

Kalau ditanya ilmu apa yang paling penting dipelajari di sekolah? Mungkin matematika akan muncul menjadi ilmu yang paling banyak disebut. Matematika menjadi ilmu wajib untuk dapat memahami keilmuan lainnya. Begitu hebatnya matematika ditanamkan di kepala kita, tak seorangpun dari kita yang tidak memahami operasi dasar matematika : penjumlahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian. Matematika dasar itu telah melekat dan mendarah daging dalam kehidupan kita. Seluruh pola pikir dan keputusan yang kita ambil dalam keseharian, disadari atau tidak, kebanyakan menggunakan operasi dasar matematika itu. Matematika merupakan logika dasar kehidupan.

38 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 39

Page 22: edisi72

40 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 41

PLTA Tulungagung 2 x 18 MW yang beroperasi mulai tahun 1993 dalam

beberapa tahun terakhir sering kali terjadi gangguan pada oil cooler pelumas turbine bearing, yang menyebabkan unit pembangkit harus shutdown beberapa hari. Gangguan ini berakar pada hal yang sama yaitu kebocoran pada tube oil cooler. Penyebab utama kebocoran adalah kondisi air yang kotor dan berpasir sehingga mengabrasi tube. Selain itu kondisi desain oil cooler adalah terendam fluida pelumas di dalam bearing, sehingga jika terjadi gangguan maka unit pembangkit tidak dapat beroperasi.

Air yang digunakan untuk operasi PLTA Tulungagung adalah dari hilir sungai Parit Agung dan Parit Raya. Kedua sungai tersebut berfungsi sebagai drainase pengendali banjir kota Tulungagung dan Trenggalek. Kondisi air dari kedua sungai tersebut saat ini sudah menurun kualitasnya, dalam hal kandungan pengotor dan lumpur, dibandingkan tahun 1993 saat PLTA Tulungagung pertama kali beroperasi. Kondisi air yang kotor menyebabkan gangguan pada instalasi perpipaan dan sistem pendingin akibat abrasi.

Perlu diketahui, tipe operasional PLTA Tulungagung adalah sesonal run-off river, dimana saat musim penghujan pembangkit beroperasi pada beban penuh secara terus menerus. Di lain pihak, pada musim hujan air yang digunakan untuk unit pembangkit mengandung kotoran dan lumpur yang tinggi. Kondisi air yang demikian menyebabkan abrasi pada sistem pendinginan, terutama pada tube-tube oil cooler.

Melihat kondisi air dan kelemahan dari desain terdahulu, Imron Fauzi, Bambang Wahyu Jatmiko dan Ibrahim Fahmi dari PLTA Tulungagung melakukan modifikasi pada sistem pendingin pelumas turbine bearing. Modifikasi dilakukan dengan mengganti tipe oil cooler, menempatkan oil cooler di luar bearing, dan menjadikan oil cooler bekerja secara redundant. Sebagai konsekuensinya maka diperlukan pompa untuk sirkulasi fluida pelumas dan penambahan instalasi. Perbaikan yang dilakukan juga dengan menambahkan beberapa peralatan ukur dan sistem kontrol, dengan tujuan untuk memudahkan analisa terhadap unjuk kerja oil cooler dan memudahkan operasi sistem pendingin.

Jenis oil cooler yang dipakai pada turbine bearing, berdasarakan konstruksinya, adalah termasuk finned tube heat exchanger dengan bentuk melingkar (cooling coil), yang merupakan desain khusus OEM untuk PLTA Tulungagung. Pada aplikasinya, oil cooler di dalam bearing housing terendam bersama minyak pelumas, sehingga jika terjadi gangguan memerlukan pembongkaran bearing housing. Dengan adanya modifikasi ini maka unit pembangkit tidak perlu shutdown jika terjadi gangguan atau saat pemeliharaan.

Modifikasi Turbine bearing oil cooler PLTA

Tulungagung berdasarkan konstruksinya adalah type finned tube heat exchanger dengan material tembaga, dimana air pendingin mengalir melalui tube melingkar yang bersirip (fin) yang direndam pada reservoir fluida pelumas (oil tank). Selain berfungsi sebagai reservoir fluida pelumas, oil tank juga berfungsi sebagai cover dan bearing housing. Konstruksi oil cooler ini ternyata mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:m Jika terjadi kebocoran pada tube

maka minyak pelumas akan langsung tercampur air dan akan menkontaminasi fluida pelumas yang selanjutnya dapat merusakkan bearing ataupun lebih fatal lagi

merusakkan poros.m Untuk pemeliharaan oil cooler hanya

dapat dilakukan jika unit stop.m Akses untuk pemeliharaan menjadi

sulit dan memerlukan banyak waktu, karena harus mengangkat bearing terlebih dahulu. Perlu diketahui untuk membongkar turbine bearing oil cooler ini diperlukan waktu ±3 jam dan memasangnya perlu waktu ±4 jam.

m Secara umum konstruksi oil cooler ini jarang beredar di pasaran, sehingga untuk pengadaannya memerlukan banyak waktu dan biaya. Harga OEM untuk oil cooler lama pada tahun 2006 adalah Rp 441 juta.Dengan mempertimbangkan beberapa

kelemahan dari sistem pendinginan di atas, ditambah dengan melihat kualitas air yang ada sekarang, maka diperlukan modifikasi pada sistem pendinginan tersebut. Prinsip utama dari modifikasi ini adalah memindahkan oil cooler keluar dari oil tank. Dengan memindahkan penempatan oil cooler maka type oil cooler yang digunakan juga akan berbeda, yaitu dengan menggunakan type shell and tube heat exchanger. Skema sederhana dari modifikasi ini adalah sebagaimana pada gambar I.

qPada instalasi, baik di sisi fluida pelumas maupun di sisi air, ditambahkan peralatan-peralatan ukur untuk memudahkan memonitor kondisi aliran dan suhu kedua fluida.

qPada sistem pendingin ditambahkan sistem kontrol otomatis yang dilengkapi dengan fitur operasi otomatis/remote dan lokal/manual, redundant, self supervised, self protected, dapat memberikan warning signal baik pada panel lokal maupun CCR, serta termonitor sehingga lebih menjamin kontinuitas sirkulasi aliran fluida pelumas.Perubahan type oil cooler mengharuskan

instalasi juga berubah, baik air pendingin maupun sirkulasi fluida pelumas. Selain merubah instalasi, pada modifikasi ini juga dilakukan penambahan peralatan-peralatan ukur untuk memudahkan analisa nantinya. Untuk pengoperasian sistem pendingin maka ditambahkan sistem kontrol yang diintegrasikan ke dalam start/stop sequence unit pembangkit. Sistem kontrol yang didisain dalam inovasi ini telah dilengkapi dengan fitur operasi remote auto dan lokal manual. Pola operasi kedua pompa dibuat redundant sehingga jika pompa utama

Teknologi Teknologi

Re-Design Sistem Pendingin Pelumas

Turbine Bearing PLTA Tulungagung

Dari gambar I terlihat bahwa:qOil Cooler ditempatkan di luar oil tank,

type oil cooler berubah menjadi shell and tube heat exchanger. Jumlah oil cooler adalah 2 buah dan dioperasikan secara redundant, sehingga memungkinkan pemeliharaan dilakukan saat unit pembangkit beroperasi.

qFluida pelumas dialirkan ke oil cooler untuk didinginkan melalui 2 buah pompa yang beroperasi secara redundant, dan dapat change over aliran ke kedua oil cooler.

yang sedang beroperasi gagal maka secara otomatis sistem kontrol akan melakukan switch over ke pompa cadangan/standby pump. Disain kontrol dalam karya inovasi ini juga dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan self supervised, self protected, termonitor, dan dapat memberikan warning signal baik pada panel lokal maupun CCR sehingga dapat meminimalkan peluang terjadinya human error.

ManfaatSejak tahun 2004 telah terjadi

Gambar I : Skema Sistem Pendingin Turbine Bearing

Setelah Modivikasi

beberapa kali gangguan unit pembangkit trip akibat dari kebocoran turbine bearing oil cooler. Frekuensi gangguan dari tahun ke tahun semakin meningkat dan pada tahun 2010, dimana terjadi 5 kali gangguan pada oil cooler ini. Waktu penanganan gangguan bervariasi, dirata-rata adalah 71.25 jam, dengan kondisi unit pembangkit harus shut down.

Dengan melakukan modifikasi, pemeliharaan oil cooler juga tidak diperlukan unit pembangkit shutdown dan waktu yang dibutuhkan hanya 3 jam. Selain itu dari ditinjau dari sisi operasi, temperatur bearing dan fluida pelumas turun rata-rata 4 derajat Celcius jika dibandingkan dengan saat menggunakan oil cooler yang lama.

Mengacu Laporan Rugi/Laba PT PJB UP Brantas Tahun 2010, harga jual produksi energi PLTA Tulungagung adalah Rp. 263,00. Maka perhitungan finansial dari modifikasi ini adalah sebagai berikut:RInvestasi (oil cooler 2 buah, pompa

minyak 2 buah, instalasi perpipaan, dan sistem kontrol) Rp 235.450.000.

RBiaya Operasional (depresiasi peralatan dan biaya operasi pompa minyak) Rp 27.356.907/tahun

RPendapatan setelah modifikasi Rp 1.011.892.500,00/tahunDengan demikian, keuntungan

dengan dilakukan modifikasi sebesar Rp 984.535.592/tahun. Selain menfaat finansial, ada beberapa manfaat non finasial dari modifikasi antara lain:SMencegah downtime Unit

pembangkit PLTA Tulungagung akibat gangguan dan/atau pemeliharaan pada sistem pendingin fluida pelumas turbine bearing.

SMencegah potensi kerugian EAF yang hilang akibat gangguan pada sistem pendingin pelumas turbine bearing. Potensi loss EAF PLTA Tulungagung akibat gangguan sistem pendingin adalah 2,44 persen dan setara dengan 0,16 persen EAF UP Brantas.

SMenjaga keandalan unit pembangkit PLTA Tulungagung dan Menunjang kestabilan tegangan pada sistem 70 kV untuk wilayah Jawa Timur bagian selatan. Jika PLTA Tulungagung tidak beroperasi maka tegangan sistem transmisi 70 kV akan drop menjadi sekitar 60 kV.

SMeningkatkan kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atas ketersediaan energi listrik dengan kualitas yang baik, lebih stabil.(*)

PLTA Tulungagung

40 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 41

Page 23: edisi72

42 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 43

Di sektor pembangkitan listrik, penghematan BBM merupakan

isu yang sangat sensitif. PT PLN (Persero) sangat concern berupaya mengurangi ketergantungan terhadap BBM melalui Program Penghematan BBM dengan target pada tahun 2020 pembangkit listrik milik PT PLN tidak memakai

Optimalisasi Gas,Kurangi Ketergantungan BBM

menggunakan BBM sehingga steam temperature pada outlet superheater atau main steam temperature menjadi rendah (<528 °C), dengan turunnya main steam temperature maka enthalpi (h) yang terkandung dalam uap juga turun sehingga menyebabkan naiknya konsumsi main steam flow pada PLTU Gresik Unit 3 dan 4 bila beroperasi pada beban yang sama. Dengan naiknya main steam flow maka akan berdampak pada naiknya konsumsi feed water flow, sehingga akan mengakibatkan naiknya kecepatan aliran didalam tube HPH (velocity water in tube). Dengan naiknya kecepatan aliran didalam tube HPH maka dapat menyebabkan terjadinya pengikisan pada tube HPH, sehingga berpotensi menyebabkan sering terjadinya kebocoran pada tube HPH pada PLTU Gresik Unit 3 dan 4.

Optimalisasi GasPenyerapan suplai bahan bakar

gas pada PT PJB UP Gresik adalah diutamakan untuk pengoperasian GT PLTGU Gresik. Permasalahan yang muncul adalah bila terjadi kondisi beban GT PLTGU minimum maka akan terdapat sisa bahan bakar gas yang tidak termanfaatkan secara optimal. Kondisi seperti ini bertolak belakang dengan komitmen penghematan konsumsi BBM. Di sisi lain, UP Gresik memiliki unit pembangkit yang telah berhasil dimodifikasi sehingga dapat dioperasikan menggunakan bahan bakar gas. Itu sebabnya UP Gresik membuat strategi penghematan BBM dengan optimalisasi suplai Gas.

BBM. PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) harus menyikapi program penghematan BBM tersebut mengingat sebagian besar pembangkit PJB masih beroperasi menggunakan BBM. Khususnya UP Gresik, masih memiliki pembangkit yang beroperasi menggunakan BBM. Disisi lain terdapat unit pembangkit yang bisa beroperasi menggunakan gas (PLTU Gresik Unit 3 dan 4), namun karena keterbatasan suplai bahan bakar gas, pembangkit listrik tersebut harus beroperasi dengan BBM.

Sejak pertengahan tahun 1999, terjadi penurunan suplai gas untuk UP Gresik, yang disebabkan oleh penurunan produksi gas Arco (sampai pada tahun 2005 Arco tidak mensuplai gas ke UP Gresik lagi). Di sisi lain, sebenarnya UP Gresik telah berhasil melakukan modifikasi pada PLTU Gresik Unit 3 dan 4, sehingga kehandalan semakin baik. Namun dengan kondisi suplai bahan bakar gas yang menurun tersebut, kehandalan PLTU Gresik Unit 3 dan 4 menjadi tidak termanfaatkan dengan baik,

karena sering beroperasi dengan BBM, sedangkan bahan bakar gas hanya untuk satu pair burner gas jika terjadi kelebihan pasokan gas.

Satu pair burner gas tersebut digunakan untuk mempertahankan Main Steam Temperature agar tidak terlalu rendah mengingat adanya pemotongan tube superheater pada saat modifikasi. Pemotongan tube superheater ini dimaksudkan agar tidak terjadi over temperature pada main steam sehingga terjadi overheating pada tube superheater bila PLTU Gresik Unit 3 dan 4 beroperasi dengan full gas firing (steam temperature pada superheater outlet atau main steam temperature sangat tinggi, >560 oC).

Kondisi PLTU Gresik Unit 3 dan 4 yang sering beroperasi menggunakan BBM menjadi boomerang terhadap kehandalannya. Hal ini terbukti dengan kondisi unit yang sering mengalami kebocoran tube High Pressure Heater (HPH). Menurut kajian Bidang Enjinering hal ini terjadi akibat PLTU Gresik Unit 3 dan 4 sering beroperasi

Mengingat kondisi PLTU Gresik Unit 3 dan 4 yang telah berhasil dimodifikasi dan untuk mendukung upaya konservasi sumber daya energi serta mengingat kondisi saat ini persediaan BBM semakin terbatas sehingga jika Boiler beroperasi full oil firing dikhawatirkan cadangan dari bahan bakar minyak yang ada akan cepat habis, UP Gresik mencoba mengembangkan alur kerja penyerapan bahan bakar gas yaitu dengan mengoptimalkan penyerapan gas melalui pembakaran dual firing pada PLTU Gresik Unit 3 dan 4 sehingga pemakaian BBM (Residual Oil) bisa dikurangi.

Pengoperasian dual firing pada PLTU Gresik Unit 3 dan 4 sudah dilakukan sejak suplai Arco menurun yaitu dengan minimal mempertahankan burner gas sebanyak 1 pair PLTU Gresik Unit 3 dan 4. Tujuannya untuk mempertahankan main steam temperature agar tidak terlalu rendah. Pola operasi dual firing oleh Bidang operasi UP Gresik semakin diperkuat dengan adanya Standart Operation Procedure (SOP) Hari Raya 1431 H (tahun 2010). Dimana pada saat libur hari raya, beban Sistem Jaringan Listrik Jawa – Bali (JAMALI) mengalami penurunan sehingga pasokan gas yang mensuplai PLTGU Gresik mengalami sisa karena beban PLTGU Gresik turun ke minim. Untuk mengoptimalkan suplai gas maka Bidang Rendal Operasi, Bidang Bahan Bakar dan Bidang Produksi mengambil langkah dengan memasukkan suplai gas sisa ke PLTU Gresik Unit 3 dan 4.

Ditambah lagi dengan dukungan dari P3B tentang Pengalihan Gas dari PLTGU Gresik Blok 3 ke PLTU Gresik Unit 3 dan 4.

Adapun optimalisasi suplai gas (pengalihan gas) dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

SJika beban GT maksimal (peak load). Pada saat PLTGU beban penuh (peak load) semua suplai gas yang masuk ke UP Gresik diutamakan diserap PLTGU. Jika terdapat sisa gas, operator CCR menginformasikan kepada PT PLN P3B agar sisa BBG dapat dilimpahkan ke PLTU Gresik Unit 3 dan 4. Tujuan informasi pelimpahan BBG agar Beban PLTU Gresik Unit 3 dan 4 tidak diturunkan oleh P3B sehingga penyerapan BBG maksimal (terutama untuk kasus bila sisa BBG dari PLTGU Gresik banyak).

SJika beban GT minimal. Pada saat PLTGU beban minim (pada hari libur dan pada hari kerja mulai pukul 05:30 – 07:30 WIB), karena beban PLTGU Gresik turun maka ada sisa BBG. Operator CCR PLTGU Gresik akan menginformasikan kepada Operator CCR PLTU Gresik Unit 3 dan 4 untuk menyerap BBG sisa dari PLTGU Gresik.

SPengalihan Gas dari PLTGU Gresik Blok 3. Sesuai surat dari P3B, mulai jam 21:00 WIB PLTGU Gresik Blok 3 akan turun beban sehingga suplai gas dapat dilimpahkan ke PLTU Gresik Unit 3 dan 4. Gas akan dikembalikan ke PLTGU Gresik Blok 3 saat sistem membutuhkan. Operator CCR PLTGU Gresik akan menginformasikan kepada Operator CCR PLTU Gresik Unit 3 dan 4 untuk menyerap BBG sisa dari PLTGU Gresik.

SJika pasokan gas naik. Jika terjadi kenaikkan pasokan BBG maka supplier BBG akan menghubungi Operator CCR PLTGU untuk menginformasikan

Efisiensi Efisiensi

SS

Ketergantungan pada Bahan Bakar Minyak

(BBM) yang sangat besar harus segera dikurangi dan perlu dicari solusinya. Perlu diambil langkah-

langkah yang komprehensif untuk mendorong semua pihak

ikut berperan dalam penghematan energi,

terutama BBM.

S

Page 24: edisi72

44 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 45

Efisiensi

jumlah kenaikkan suplai BBG. Selanjutnya Operator melakukan simulasi perhitungan konfigurasi pemakaian BBG pada Gas Turbine PLTGU Gresik menggunakan program excell. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimulasikan tambahan suplai BBG tersebut dapat digunakan untuk start berapa GT PLTGU dengan beban maksimum atau minimum. Jika suplai BBG tambahan bisa untuk start GT PLTGU dengan beban maksimum maka prioritas BBG akan digunakan untuk GT PLTGU Gresik. Sebaliknya, jika GT PLTGU Gresik bisa start tetapi dengan beban minimum maka Operator CCR PLTGU Gresik akan menginformasikan ke P3B agar tambahan BBG tersebut bisa dilimpahkan ke PLTU Gresik Unit 3 dan 4. Jika disetujui, Operator CCR PLTGU Gresik akan melakukan perhitungan simulasi lagi untuk mengetahui tambahan BBG bisa untuk menyalakan Burner gas PLTU Gresik unit 3 dan 4 berapa pair. Setelah mengetahui jumlah pair burner, Operator CCR PLTGU Gresik akan menginformasikan kepada Operator CCR PLTU Gresik Unit 3 dan 4 untuk menyerap tambahan BBG tersebut.

SJika pasokan gas turun. Jika terjadi penurunan pasokan BBG dari supplier, maka supplier BBG yang mengalami gangguan tersebut akan menghubungi Operator CCR PLTGU Gresik. Selanjutnya Operator CCR PLTGU Gresik akan menghubungi PT PLN P3B untuk turun beban GT PLTGU Gresik dan menghubungi PLTU Gresik unit 3 dan 4 untuk mematikan burner gas (menyisakan 1 burner gas). Langkah – langkah mematikan burner gas PLTU Gresik Unit 3 dan 4 adalah sebagai berikut:

a. Atur rasio bahan bakar (sistim RASIO akan mengurangi BBG dan menambah BBM).

b. Matikan satu pair burner gas.

c. Ubah selector burner tersebut dari bahan bakar gas ke posisi minyak.

d. Nyalakan main oil burner

Ulangi langkah a sampai d sampai Burner gas sisa 1 pair. Jika Beban PLTU Gresik Unit 3 dan 4 maksimal maka untuk menambah BBM harus menurunkan beban sebesar ± 10 MW agar tekanan BBM pada saat mengatur RASIO (menambah BBM dan mengurangi BBG) tidak terlalu tinggi. Jika tekanan BBM tinggi dapat menyebabkan kebocoran pada ring burner Oil.

Hasilnya sangat menggembirakan. Dari sisi pembiayaan operasi, optimalisasi suplai Bahan Bakar Gas tersebut dapat mengurangi biaya operasi Unit Pembangkit. Dengan asumsi gas yang masuk ke PLTU Gresik Unit 3 dan 4 adalah milik Kodeco, Harga Gas Kodeco = 3 dollar AS/MMBTU (asumsi 1 dollar AS = Rp 9.000) dan harga RO sesuai dengan laporan bulanan Bidang Bahan Bakar, maka sesuai perhitungan menunjukkan bahwa pada tahun 2010 dengan Optimalisasi suplai Bahan Bakar Gas (pemanfaatan limpahan gas dari PLTGU Gresik), UP Gresik mampu saving biaya operasi sejumlah Rp 493.389.898.859. Selain itu mampu mengurangi risiko terjadi kebocoran tube HPH (High Pressure Heater), kondisi burner lebih bersih dan kondisi Gas buang lebih bersih. (*)

*) Disarikan dari Karya Inovasi berjudul Sukses Mengurangi Ketergantungan Bahan Bakar Minyak Dengan Optimalisasi Penyerapan Suplai Bahan Bakar Gas di PT PJB UP Gresik karya Hadid Durrijal, Wahyu Jatmika dan Andhini Widosari.

Langkah pengalohan bahan bakar oleh operator PLTU Gresik unit 3 dan 4 adalah sebagai berikut :a. Atur rasio bahan bakar (sistim RASIO akan

mengurangi BBM dan menambah BBG).b. Matikan satu pairs burner minyak.c. Proses purging main oil burner

selama ± 5 menit.d. Setelah proses purging main oil burner

selesai, ubah selector burner tersebut dari bahan bakar minyak ke posisi gas.

e. Nyalakan main gas burnerUlangi langkah a sampai e sesuai kebutuhan

light Off Burner Gas agar BBG dari PLTGU Gresik dapat terserap secara optimal. Jika Beban PLTU Gresik Unit 3 dan 4 maksimal maka untuk mengurangi BBM harus menurunkan beban sebesar ± 10 MW agar tekanan BBM pada saat burner Oil dimatikan tidak terlalu tinggi. Jika tekanan BBM tinggi dapat menyebabkan kebocoran pada ring burner Oil.

Langkah Pengalihan Gas

Guna meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris, PT PJB Services menyelenggarakan kegiatan Olimpiade

Bahasa Inggris yang digelar pada tanggal 5 September 2011 bertempat di PT PJB Services Kantor Pusat. Kegiatan yang baru pertama kali diadakan ini juga dimaksudkan untuk mendukung serta berperan aktif dalam kegiatan Olimpiade Bahasa Inggris ke-8 untuk menyambut Hari Listrik Nasional yang akan diselenggarakan oleh PT PLN (Persero).

Staf Senior Diklat dan Knowledge Management PT PJB Services Kantor Pusat, Dina Yuanita, melaporkan, jumlah peserta dan makalah yang mendaftar dalam kegiatan tersebut adalah 6 tim yang masing-masing tim terdiri atas 2-3 peserta, pada tahun 2011 ini terdapat 2 tim perwakilan dari Kantor Pusat dan 1 tim perwakilan masing-masing dari UBJOM PLTU Indramayu, UBJOM PLTU Paiton Baru, UBJOM PLTU Pacitan dan PLTG Keramasan.

Selanjutnya dari 6 tim yang telah mendaftar kemudian di seleksi dalam kegiatan Olimpiade Bahasa Inggris yang dilaksanakan di PT PJB Services Kantor Pusat. Agar pelaksanaan kegiatan tersebut benar-benar obyektif dan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya terutama dalam hal peningkatan kompetensi bahasa inggris, maka PT PJBS bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan English First dalam hal penyediaan tenaga juri serta dapat memberikan feedback kepada peserta terutama best practice dalam melakukan presentasi Bahasa Inggris serta dalam rangka persiapan Olimpiade Bahasa Inggris ke tingkat PT PLN (Persero).

Tim Juri Olimpiade Bahasa Inggris PT PJB Services sebanyak 4 orang yang terdiri atas 2 orang dari internal perusahaan dan 2 orang dari eksternal perusahaan. Empat orang tersebut adalah Direktur Utama PT PJB Services Bapak Bernadus Sudarmanta, Direktur SDM dan Administrasi PT PJB Services Bapak Wisnoe Satrijono, Native Teacher Mr Craig Lawson dan Local Teacher Mrs Rieka Pasternak dari English First.

Topik (judul-judul makalah) yang diusung dalam kegiatan Olimpiade Bahasa Inggris PT PJB Services ke -1 tahun

Kegiatan Olimpiade Bahasa Inggris di PT PJB Services tahun 2011

2011 ada 3 yaitu : Pertama, Peningkatan keandalan sistem ketenagalistrikan dari aspek pembangkit. Kedua, Peningkatan pelayanan terhadap pelanggan baik internal maupun eksternal dan Ketiga, Pembentukan karakter pegawai profesional.

Dalam kegiatan di PT PJB Services ini walaupun pada saat tim mendaftar sesuai unit masing-masing, namun Penilaian pada Olimpiade Bahasa Inggris ini merupakan penilaian individu dengan 4 (empat) unsur penilaian yaitu : w Impact yaitu sejauh mana atau apa dampak kegiatan /

aplikasi / metode / strategi yang akan disajikan dalam makalah terhadap kinerja unit/direktorat bersangkutan.

w Relevance yaitu kemanfaatannya untuk unit/direktorat lain. w Communication yaitu kemampuan menyampaikan /

menyajikan ide atau alat pendukung dalam bahasa inggris. w English yaitu penguasaan bahasa Inggris seperti grammar

atau structure, vocabulary dan pronounciation.Dari hasil penilaian seluruh juri didapatkan 6 peserta (Individu)

dengan nilai tertinggi sebagai pemenang olimpiade bahasa inggris PT PJB Services tahun 2011, selanjutnya 6 (enam) orang individu tersebut akan dijadikan 2 tim dengan masing-masing tim, 3 orang yang nantinya akan dikirim sebagai perwakilan PT PJB Services pada kegiatan Olimpiade Bahasa Inggris di tingkat PT PLN (Persero). Pemenang dalam kegiatan Olimpiade Bahasa Inggris PT PJB Services tahun 2011 adalah : 1. Nur Aminah Hidayati (UBJOM PLTU Paiton Baru)2. Esti Dinajaya (PT PJB Services Kantor Pusat)3. Dian Mustikaning (UBJOM PLTU Paiton Baru).4. Kurniawan (Kantor Pusat PT PJB Services) 5. Rudi Wijaya (Kantor Pusat PT PJB Services) dan 6. Septy Kurniatanti (UBJOM PLTU Paiton Baru).

Dengan adanya kepercayaan dari PT PLN (Persero) pada PT PJBS untuk menyelenggarakan kegiatan ini secara mandiri diharapkan dapat meningkatkan antusiasme dan partisipasi karyawan di tahun mendatang sehingga kegiatan Olimpiade Bahasa Inggris di PT PJB Services dapat berlangsung dengan lebih meriah dan lebih baik lagi, serta tercapainya visi PT PJBS menjadi perusahaan kelas dunia.(*)

Dalam rangka mewujudkan Visi PT PJB Services untuk menjadi perusahaan pe-ngelola aset pembangkit listrik dan pendukungnya dengan standar interna-sional, peranan bahasa inggris sebagai alat ko munikasi sangat penting. Selain karena PJB Services mempunyai mitra dari luar negeri, juga sebagai implementasi salah satu nilai perusahaan (core values PT PJBS) yaitu: Active Learning dimana se-tiap karyawan berperan aktif dalam pem-belajaran guna meningkatkan kom petensi dan kualitas individu yang selan jutnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Anak Perusahaan

Peserta Olimpiade Bahasa Inggris PT PJB Services.

Page 25: edisi72

46 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 47

Pendekatan COSO (Committee of Sponsoring Organization) dipandang sebagai jawaban dan terobosan baru yang

sangat dibutuhkan organisasi. Karena itu, PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) menggelar workshop tentang pengendalian internal, dengan memperkenalkan pendekatan COSO. “Kita mencoba memahami pendekatan tersebut, sebelum mengimplementasikannya. Kalau sekiranya bagus dan sesuai diimplementasikan di PJB, barulah kita implementasikan,” kata Ketua Pengawasan Internal (KPI) PJB, Iwan Darusman.

Workshop dibuka Direktur Keuangan PJB, Aminulah Assagaf, dihadiri Kepala Perwakilan BPKP Jatim, Hotman Napitupulu, diikuti para senior manajer, general manajer unit dan para auditor dari Pengawasan Innternal PJB. Workshop menghadirkan tim BPKP Jatim yang memaparkan secara panjang lebar tentang pengendalian internal dengan membagi ke dalam bab-bab pembahasan terdiri dari :1Overview pengendalian intern.1Peran Internal Audit.1Internal Audit dalam perspektif GCG1Internal Control COSO Framework1Memahami evaluasi atas pengendalian Internal (ICoFR)1Metode merancang dan menilai kecukupun ICoFR.

COSO merupakan organisasi swasta sukarela yang berdedikasi untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan melalui etika bisnis, pengendalian internal yang efektif, dan corporate governance, yang dibentuk pada tahun 1985. COSO terdiri dari American Accounting Association (AAA), American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), Financial Executives International (FEI), Institute of Management Accountants (IMA), dan The Institute of Internal Auditor (IIA), mensponsori Komisi Nasional Kecurangan Pelaporan Keuangan (National Commission on Fraudulent Financial Reporting).

Sejarahnya, COSO ini ada kaitannya sama FCPA yang dikeluarkan sama SEC dan US Congress di tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. Bedanya, kalo FCPA adalah inisiatif dari eksekutif-legislatif, sementara COSO ini lebih merupakan inisiatif dari sektor swasta. Sektor swasta ini membentuk ‘National Commission on Fraudulent Financial Reporting’ atau dikenal juga dengan ‘The Treadway Commission’ di tahun 1985. Tujuan komisi melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi-rekomendasi

KARAKTERISTIK PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU

Fokus Pengendalian Internal Risiko Bisnis

Pengujian Rekatif, after the fact, diskontinyu, menjadi pengamat inisiatif perencanaan strategis.

Koaktif, real time, pemantauan terus menerus, berpartisipasi aktif dalam perencanaan strategis.

Pengujian Pengendalian yang penting Risiko-risiko yang penting

Metode Menekankan pada kelengkapan pengujian pengendalian rinci.

Menekankan pada signifikasi cakupan risiko-risiko bisnis secara umum.

Rakomendasi Pengendalian internal:Memperkuat pengendalianBiaya-manfaatEfisien/efektif

Manajemen risiko:Hindari/diversifikasi risikoBagi/pindahkan risikoKendalikan/terima risiko.

Laporan Melaporkan keberfungsian pengendalian

Melaporkan risiko-risiko proses dan manajemennya.

Peran dalam organisasi

Fungsi penilaian independen. Manajemen risiko dan corporate governance terintegrasi.

pemborosan dalam seluruh aspek usaha serta mencegah penggunaan sumber daya yang tidak efisien.

RKeandalan pelaporan keuangan : Agar dapat menyelenggarakan operasi usahanya, manajemen memerlukan informasi yang akurat. Oleh karena itu dengan adanya pengendalian internal diharapkan dapat menyediakan data yang dapat dipercaya, sebab dengan adanya data atau catatan yang andal memungkinkan akan tersusunnya laporan keuangan yang dapat diandalkan.

RKetaatan peraturan perundangan dan kebijakan terkait : Pengendalian internal dimaksudkan untuk memastikan bahwa segala peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dapat ditaati oleh karyawan perusahaan.COSO memandang pengendalian internal merupakan rangkaian

tindakan yang mencakup keseluruhan proses dalam organisasi. Pengendalian internal berada dalam proses manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemen tersebut, akan tetapi merupakan bagian integral dalam proses tersebut.

Komponen pengendalian internal menurut COSO ada lima, yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.1. Lingkungan pengendalian.

Faktor-faktor lingkungan pengendalian mencakup integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, komisaris dan komite audit yang efektif, filsofi manajemen dan gaya operasional, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggungjawab, serta kebijakan dan praktik SDM.

2. Penilaian risiko. Mekanisme yang ditetapkan untuk mengindentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas di mana organisasi beroperasi. Penilaian risiko mencakup penetapan tujuan tingkat entitas, pemenuhan tujuan tingkat aktivitas, identifikasi dan analisa risiko, serta pengelolaan perubahan.

3. Aktivitas pengendalian. Ini merupakan pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk membantu memastikan bahwa tujuan dapat tercapai. Aktivitas pengendalian mencakup keberadaan kebijakan dan prosedur yang tepat, serta pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang tepat.

4. Informasi dan komunikasi. Sistem yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya. Informasi dan komunikasi mencakup informasi diidentifikasi, diperoleh, diolah dan dilaporkan, serta komunikasi yang efektif.

5. Pemantauan. Sistem pengendalian internal perlu dipantau, proses ini bertujuan untuk menilai mutu kinerja sistem sepanjang waktu. Ini dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi yang terpisah, dan pelaporan kelemahan.

Pengendalian berbasis COSO memiliki tiga dimensi, yaitu:SDimensi tujuan: pengendalian internal dirancang

untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan penngendalian entitas dapat dicapai.

yang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan. Nama ‘Treadway’ sendiri berasal dari nama ketua pertamanya yaitu James C. Treadway, Jr. Komisi ini mengeluarkan report pertamanya pada 1987. Isi reportnya di antaranya adalah merekomendasikan dibuatnya report komprehensif tentang pengendalian internal (integrated guidance on internal control).

COSO pada tahun 2009 telah merilis Pedoman Pemantauan Sistem Pengendalian Internal (Guidance on Monitoring Internal Control Systems), untuk membantu organisasi memantau efektivitas sistem pengendalian internal mereka dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan secara tepat waktu. COSO percaya bahwa banyak organisasi dapat mencapai efisiensi yang lebih besar dengan melakukan pemantauan proses pengendalian internal yang sedang berlangsung. Pedoman tersebut merupakan upaya untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Pedoman ini disusun sedemikian rupa sehingga mudah diadaptasi oleh setiap organisasi, dan membantu pembaca memahami bahwa pemantauan pengendalian internal yang efektif adalah pemantauan yang berbasis risiko dan sistem sekaligus.

Adapun definisi pengendalian intern menurut COSO adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan pegawai lainnya yang didesain untuk memperoleh keyakinan yang memadai terkait dengan pencapaian tiga tujuan, yaitu:REfektifitas dan efisiensi aktivitas operasi : Pengendalian

internal dimaksudkan untuk menghindarkan pengulangan kerjasama yang tidak perlu dan

SDimensi tingkat entitas : pengendalian internal dapat diterapkan dan dievaluasi dalam dua tingkatan, yaitu: tingkat entitas (pengendalian yang berlaku pada seluruh unit usaha seperti kebijakan dan code of conduct), serta tingkat aktivitas (penngendalian yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu seperti SOP).

SDimensi lima komponen pengendalian internal: kelima komponen tersebut (lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan) memberikan batasan dan kerangka kerja dalam mengevaluasi pengendalian internal dengan menyediakan kriteria asesmen yang diklasifikasikan dalam lima komponen pengendalian internal.“Yang bertanggung jawab terhadap pengendalian internal

menurut COSO adalah semua orang dalam organisasi yaitu Manajemen, Dewan direksi, Komite Audit, dan Personel lainnya bertanggung jawab terhadap pengendalian internal, karena semua orang dalam organisasi memiliki peran dalam pengendalian internal, sehingga pengendalian internal tidak dapat berjalan dengan baik apabila ada salah satu anggota yang tidak menjalankan perannya dalam pengendalian internal,” kata Agus Rianto dari BPKP Jatim. Kerangka kerja COSO mempertimbangkan tidak hanya evaluasi dari pengendalian yang

keras (hard control), seperti pemisahan fungsi, tetapi juga pengendalian

yang lunak (soft control), seperti kompetensi dan profesionalitas pegawai.

Peran Pengawasan InternalPengawasam internal merupakan aktivitas independen

untuk memberikan keyakinan yang obyektif serta pemberian saran perbaikan demi peningkatan nilai tambah suatu entitas. Pengawasan internal akan membantu pencapaian tujuan suatu entitas melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola. Pengawasan internal terus berkembang, tidak lagi accounting-oriented tetapi management-oriented, dan berperan dalam memberikan kontribusinya dalam memajukan perusahaan melalui aktivitas-aktivitas yang memberi nilai tambah (value-added activities).

Paradigma Pengawasan InternalPengawasan internal melakukan penilaian efektivitas

pengendalian internal. Pengawasan internal diharapkan memberikan rekomendasi untuk peningkatan/perbaikan pada area yang masih berpeluang untuk diperbaiki dan diketahui telah terjadi de-efisiensi. Selain itu juga memberikan masukan atas prosedur dan pengendalian proses bisnis perusahaan dengan mengevaluasi efektivitas dan kecukupan manajemen risiko yang meliputi identifikasi, pengukuran, pengelolaan, pemantauan dan pelaporan di setiap tingkatan unit kerja hingga tingkat perusahaan secara menyeluruh. Hasil evaluasi dan rekomendasi diharapkkan dapat memberikan kontribusi terhjadap peningkatan pengelolaan risiko dan dan pengendaliannya.(*)

Pengawasan Internal Pengawasan Internal

Pengendalian internal sudah demikian berkembang dari yang sebelumnya accounting-oriented, menjadi management-oriented. Internal auditor lebih banyak berperan dalam memberikan kontribusinya dalam memajukan perusahaan melalui aktivitas-aktivitas yang memberi nilai tambah (value-added activities). Internal audit harus lebih dinamis dengan penekanan utama pada lingkungan pengendalian (control environment) dan penilaian risiko (risk assessment) dalam mencapai tujuan organisasi.

Sistem Pengendalian Internal Berbasis COSO

46 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 47

Page 26: edisi72

48 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 49

Pengalaman Sunarto tersebut dituangkan dalam buku yang berjudul, “Power Plant Chemical

Condition Based Maintenance,” dengan harapan dapat membantu SDM di bidang kimia dalam melakukan analisa maupun tindakan yang dapat diambil terhadap kondisi kimia pembangkit. Dengan demikian, mesin pembangkit lebih terjaga keandalannya.

Dijelaskan Sunarto, indikasi terjadinya kerusakan peralatan pembangkit umumnya dapat diketahui dengan mudah, namun penyebab utama dari kerusakan tersebut tidak mudah diketahui. Lebih-lebih bila penyebab utama kerusakan adalah zat kimia yang tidak mungkin dapat diketahui dengan mengandalkan panca indera. Indikasi gangguan kimia sebagian besar hanya bisa dideteksi dengan bantuan alat ukur kimia. Sementara untuk mengetahui tingkat besarnya gangguan masih diperlukan analisis lebih lanjut.

Kerusakan fisik akibat gangguan kimia sebagian besar tidak nampak atau tidak terjadi pada saat awal penyimpangan, namun baru akan terlihat di kemudian hari. Karena itu jika terjadi indikasi awal adanya gangguan kimia (penyimpangan parameter kimia terhadap garis batas atau toleransi yang dipersyaratkan), perlu segera mendapat penanganan. Bila tidak segera ditangani, maka gangguan kimia akan berlanjut dan bergeser menjadi gangguan fisik yang merupakan embrio akan terjadinya kerusakan besar dikemudian hari.

Karena itu, sangat penting bagi pelaksana operasi dan pemeliharaan unit pembangkitan untuk dapat memahami dengan baik sehingga mampu melihat terjadinya indikasi awal gangguan kimia, dan mampu melakukan analisis sehingga tindakan untuk pencegahan kerusakan dapat segera dilakukan. Ini pula mengapa buku karya Sunarto Marto ini menjadi sangat penting untuk dibaca dan dipahami oleh pelaku operasi dan pemeliharaan, terutama bagi mereka yang bertugas di bidang kimia.

Buku setebal 110 halaman ini terbagi dalam 11 BAB atau pokok bahasan, dan masing-masing pokok bahasan diulas secara detail, mulai dari pengertian, proses terjadinya dan seterusnya. Ke-11 pokok bahasan itu antara lain:q Korosi : Selain pengertian mengenai korosi, BAB

ini mengupas secara detail berbagai pemicu proses korosi yang dapat terjadi di PLTU dan akibatnya, diantaranya: korosi sisi air-uap (water-steam cycle), korosi boiler sisi gas, korosi pada sistem air pendingin, korosi akibat bocornya air laut ke dalam siklus air-uap PLTU, tanda-tanda kebocoran air laut, pengontrolan kualitas air saat terjadi kebocoran air laut, hubungan kandungan chlorida vs corrotion rate, hydrogen demage, dan korosi di bawah kerak.

q Pengerakan : Ini merupakan persoalan serius dan kerap terjadi di PLTU sehingga harus dicegah. Bab ini mengupas tentang mekanisme terbentuknya kerak, penurunan efisiensi boiler akibat kerak di sisi air, dan jenis-jenis kerak seperti kerak calsium dan magnesium, serta kerak oksida besi dan tembaga.

q External water treatment : Proses pengolahan air yang dilakukan di sisi luar siklus air yang dilaksanakan di luar siklus air uap PLTU dengan sasaran untuk memproduksi air murni atas bebas mineral sehingga memenuhi syarat sebagai air penambah atau air penngisi boiler. Bab ini mengupas tentang proses penjernihan atau clarification & filtration, pelunakan, penyulingan (destilasi), membrane filter atau reserve osmosis, dan penukaran ion.

q Internal water treatment : Proses pengolahan air yang dilakukan di dalam siklus air - uap PLTU

yang dilaksanakan selama unit pra operasi, saat beroperasi maupun paska operasi untuk mencegah terjadinya proses korosi maupun pergerakan diseluruh peralatan isis air-uap. Bab ini mengupas tentang pengolahan air boiler dan pengolahan pada sisi air pengisi boiler.

q Pengontrolan kualitas air pada saat unit start : Persiapan untuk mengkomunikasikan kualitas air di dalam siklus untuk siap pada kondisi yang memenuhi syarat kualitas untuk operasi normal. Bab ini membahas tentang persiapan air dalam hotwell, persiapan air dalam daerator, dan persiapan air boiler.

q Preservasi unit : Proteksi terhadap bahaya korosi. Bab ini memberikan panduan tentang bagaimana melakukan preservasi jangka pendek, preservasi jangka panjang, dan preservasi jangka kering. Selain itu juga memberikan petunjuk mengenai prioritas preservasi boiler, prosedur pengosongan boiler, prosedur pengisian boiler dengan air + hydrazine, preservasi alat bantu, serta restorasi setelah preservasi.

q Boiler chemical cleaning : membersihkan boiler dengan bahan kimia yang umumnya dilakukan terhadap boiler baru setelah selesai pemasangan, dan boiler yang telah beroperasi lama dan terbentuk kerak. Bab ini menyajikan tentang bagaimana melakukan pengukuran ketebalan kerak, metal temperatur, dan proses chemical cleaning.

q Pencegahan tumbuhnya binatang laut pada instalasi air pendingin. Bab ini mengupas tentang upaya-upaya pencegahan berkembangnya tumbuhan atau binatang laut baik yang berukuran mikro maupun makro, untuk mencegah timbulnya gangguan pada fungsi kerja peralatan, terutama yang dapat mengakibatkan hambatan pada sistem penukaran panas, terjadinya proses korosi dan kerusakan mekanis.

q Gas hidrogen produksi dan penggunaannya. Selain menguraikan sifat-sifat gas hidrogen, juga memaparkan tentang bahaya gas tersebut,

bagaimana menyimpannya dan sebagainya. q Minyak pelumas dan minyak trafo: Bab ini

membahas mengenai spesifikasi minyak pelumas, mulai dari kekentalan, titik nyala, berat jenis dan sebagainya, serta pencemaran pelumas, indikasi dan cara pengendaliannya. Mengenai minyak trafo, diulas mulai dari fungsi minyak trafo, penurunan tegangan tembus yang terkait dengan kondisi minyak trafo, gangguan dan perawatan.

q Pencegahan pencemaran lingkungan : Bab ini memaparkan tentang limbah padat, limbah cair,

Power Plant Chemical Condition Based Maintenance

Bedah Buku Bedah Buku

Banyak kerusakan mekanis diawali oleh faktor kimiawi. Kondisi semacam itu sebenarnya dapat dicegah dengan kepedulian terhadap perubahan parameter kimia dan analisa yang

tajam atas perubahan tersebut. Setidaknya demikian pengalaman Sunarto Marto yang selama 32 tahun menangani bidang kimia di PLTU. Menurut dia, PLTU rawan terjadi kerusakan akibat proses kimia, mengingat sebagian besar peralatan terbuat dari logam dengan susunan yang sangat kompleks dan bekerja pada temperatur serta tekanan yang tinggi. Selain itu, lokasi PLTU berada di tepi laut yang sangat korosif.

limbah gas, serta pencegahan terhadap lingkungan.Direktur Produksi PJB, Haryanto Widodo

memberikan apresiasi atas penerbitan buku yang didasarkan bukan hanya teori, tetapi pengalaman penulis tersebut. Menurut dia, tidak banyak orang yang mampu menuangkan pengetahuan yang dimiliki dalam bentuk buku. “Langkah ini sangat berarti bagi perusahaan, terutama dalam rangka regenerasi,” kata Hariyanto Widodo dalam kata pengantarnya.

Hal yang sama diungkapkan Direktur SDM dan Administrasi PJB, Trilaksito Sunu. “Banyak orang pintar, berpengalaman, ataupun mempunyai banyak pengetahuan, tetapi tidak banyak dari mereka yang bersedia dan mampu menuliskan apa yang mereka miliki. Kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Saudara Soenarto yang telah berusaha keras menyusun buku ini. Saya percaya buku ini akan membawa manfaat sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi praktisi yang berkecimpung dalam unit pembangkitan,” kata pria yang biasa disapa Toni itu.(*)

Page 27: edisi72

50 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 51

Gambar: Ilustrasi Perhitungan MTBF

Karena definisi Reliability mengandung kata-kata “tidak

mengalami kerusakan”, maka didalamnya secara inheren pula terdapat faktor kegagalan sistem. Probabilitas kegagalan dari sebuah mesin adalah kebalikan dari peluang kehandalannya seperti digambarkan dalam ekspresi matematis sebagai berikut:Pf (t) = 1–R(t) atau R(t) = 1–Pf(t)

Bathub Curve di atas menggambarkan tingginya peluang terjadinya kegagalan pada sistem permesinan yang masih baru. Lama kelamaan kerusakan akan menurun dan cenderung konstan, hingga intensitas kegagalan naik lagi saat masa useful life dari sistem permesinan tersebut menjelang berakhir.

Perhitungan ReliabilityDefinisi Reliability mengandung

kata “periode“, artinya sebuah komponen yang reliable sekarang belum tentu reliable satu tahun kemudian jika ada:

1. Mekanisme kerusakan yang beroperasi (operative damage mechanism) dan

2. Laju kerusakan tertentu (laju korosi, aus, dll).

Karena definisi Reliability mengandung kata “periode“, maka untuk menentukan nilai Reliability sebuah sistem, data MTBF / Mean Time Between Failure harus didapat terlebih dulu. Perhitungan MTBF bisa menggunakan formula;

MTBF = (time – total down time) / ∑down time.

Menghitung Reliability

Opini Opini

Oleh : Zulfikar, PLTU Rembang

Reliability merupakan kata serapan dari bahasa Inggris “Reliable” yang berarti handal. Reliability didefinisikan sebagai probabilitas suatu komponen / sistem untuk tidak mengalami kerusakan pada kondisi dan periode tertentu (E.E Lewis, 1987). Karena mengandung komponen probabilitas, maka secara inheren didalamnya ada masalah statistik antara lain: uncertainty, probability, probability distributions (Weibull, Normal, Exponensial, Log-normal, dan sebagainya).

tinggi (mendekati 100%) maka variabel (time/MTBF) harus mendekati atau sama dengan 0. variabel (time/MTBF) akan bernilai atau mendekati 0 bila MTBF bernilai besar. Dengan kata lain, semakin jarang peralatan mengalami kerusakan, semakin besar nilai MTBF, maka

mendapatkan nilai MTBF guna melanjutkan perhitungan Reliability dan juga Availability nya.

Manfaat Menghitung ReliabilityPerhitungan Reliability

pada Plant memiliki beberapa manfaat, antara lain: Sebagai metode evaluasi

- Pf (t) : Probability Failure- R(t) : Reliability

Jadi jika kehandalan (Reliability) sebuah mesin adalah R =90%, maka peluang kegagalan kumulatifnya adalah Pf = 10%, atau sebaliknya. Karakteristik kegagalan peralatan dalam sebuah Plant digambarkan dalam Bathub Curve sebagai berikut:

kehandalannya / reliabily nya semakin besar pula. Perhitungan Reliability menggunakan variabel waktu “tahun” akan sama dengan bila perhitungannya menggunakan waktu “jam”.

Langkah pertama untuk memulai perhitungan Reliability dalam sistem yang ada pada pembangkit adalah dengan menyusun Block Diagram yang merupakan rangkaian permodelan sistem pada Plant. Bila sistem permesinan dirangkai secara seri, perhitungan reliabilitynya akan berbeda dengan yang dirangkai secara pararel.

R Seri = R1 x R2 x ...., sedangkan R Pararel = (1-(1R1)(1R2)...). Setelah Reliability Block Diagram terbentuk, langkah selanjutnya adalah merekap data down time yang terjadi untuk

peningkatan keandalan bila telah dilakukan modifikasi atau improvement.

Sebagai sarana pembanding keandalan antar Unit Pembangkit.

Untuk mengukur tingkat kesehatan Unit Pembangkit.

Memperjelas parameter yang dipakai untuk menghitung Probability Failure. Reliabilty erat kaitannya dengan risk (resiko), sebab risk didefiniskan sebagai:

Risk = Probability of Failure X Consequence of Failure

Salah satu factor pembentuk risk adalah kebalikan dari reliability (Probability of Failure), oleh sebab itu Reliability bisa juga dikaitkan dengan resiko.

Sudahkah Unit Pembangkit Anda menghitung nilai Reliability?(*)

Definisi Reliability mengandung kata “sistem / komponen“ artinya untuk mengevaluasi keandalan sebuah sistem yang besar, maka Relabilty masing-masing sub sistem pembentuknya haruslah dihitung terlebih dahulu baru kemudian dihitung sesuai dengan hubungan seri, paralel (atau keduanya) dengan mengacu pada teori penjumlahan / kombinasi peluang (De Morgan’s Rule, Bayes Theorem, dsb). Dari sini terlihat bahwa teori reliability melibatkan perhitungan matematik dan statistik di dalamnya.

Secara matematis, Reliability didefinisikan sebagai ; R = . Seperti diketahui bersama, bahwasannya segala sesuatu bila dipangkatkan “0” maka hasilnya adalah 1. Dari persamaan tersebut, untuk mencapai nilai reliability yang

Opini

Menuju Perusahaan Kelas Dunia 51

Page 28: edisi72

52 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 53

Berfikir positif ternyata baik untuk kesehatan. Sebaliknya,

berfikir negatif tidak baik untuk kesehatan tubuh. Seorang imuwan Jepang yang bernama Dr. Masaru Emoto, menulis sebuah buku yang berjudul “The True Power of Water”. Dalam buku ini dibahas mengenai hasil penemuannya setelah melakukan penelitian terhadap air. Bersama temannya seorang ilmuwan yang ahli mikroskop bernama Kazuya Ishibashi berhasil mendapatkan foto-foto kristal air pertama di dunia dengan reaksi atau respons terhadap kata-kata yang diucapkan manusia baik yang positif maupun negatif.

Berpikir PositifBaik untuk Kesehatan

Untuk menjadi positif maka kita harus memiliki pikiran dan kebiasaan yang positif. Memang tidak semudah membalik telapak tangan. Tetapi untuk berhasil, kita harus mencoba dan mencoba lagi. Kita tidak boleh menyerah. Kita harus sabar. Kita harus tetap bersemangat dan perlu komitmen yang sungguh-sunggu dalam diri untuk mencapai hal itu. Sebagaimana menurut Stephen R Covey dalam bukunya The Seven Habits bahwa ”Kebiasaan sulit berubah, tetapi bisa dirubah dengan komitmen yang sungguh-sungguh”. Kebiasaan adalah aktivitas yang dikerjakan tanpa perlu berpikir dulu.

Hal yang sama diungkapkan Kazuo dalam bukunya “The Divine Message of DNA”. Ia memberikan resep agar awet muda dan sehat selalu maka harus SELALU BERPIKIR POSITIF. Ia juga memberikan tips agar kita selalu dapat berpikir positif, yaitu:p Open Minded. Ibarat wadah

yang sudah berisi penuh akan sulit untuk diisi lagi maka pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran, ibarat wadah yang kita kosongkan yang siap diisi. Menjadi pribadi yang Open Minded akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Kritikan, Saran dan ide dari luar merupakan suatu kekuatan tambahan yang perlu di kaji, direnungkan serta disusun menjadi sebuah energi yang memiliki nilai lebih untuk kedepannya! semakin banyak saran dan ide semakin berkembang kebijakan kita dalam berkreasi dan berbuat.

p Sabar, Lihat Masalah Sebagai Tantangan. Coba kita renungkan bahwa masalah bukan merupakan beban hidup akan tetapi merupakan tantangan yang harus kita hadapi dan kita cari solusinya dengan kemampuan, keiklasan

Dari penelitan Masaru Emoto itu didapatkan bahwa air mampu merespon kata-kata negatif maupun posistif. Jika kita mengatakan kepada air kata-kata “Cinta atau terimakasih” maka hasil foto kristal air membentuk segi enam yang indah. Sebaliknya jika kita mengatakan kepada air “kamu bodoh” maka kristal air justru membentuk gambar yang jelek sekali. Dan ketika dibacakan do’a maka kristal air membentuk gambar yang sangat indah.

Kesimpulannya bahwa air memiliki respon terhadap kata-kata sama halnya seperti manusia. Mengapa? Tubuh kita sendiri terdiri dari 70 persen air.

Jika kita memiliki pikiran negatif maka air dalam tubuh kita juga akan membentuk pola yang negatif. Akibatnya malah bisa menimbulkan penyakit atau masalah lainnya. Sebaliknya jika kita berfikir positif, maka energi positif akan memancarkan gelombang energi yang positif sehingga kesehatan akan semakin baik karena air dalam tubuh kita akan membentuk pola energi yang baik juga. Demikian gelombang energi positif ini akan mempengaruhi lingkungan sekitar kita hingga berdampak positif bagi kita. Hasilnya adalah kesuksesan hanya akan terjadi jika kita berpikiran positif.

Bagaimana jika kita memiliki kebiasaan atau perangai yang buruk? Tentunya orang-orang yang disekitar kita akan banyak mencemooh, membenci,

dan kreatifitas. Tubuh akan merespon positif bila kita sabar serta positif merespon setiap permasalahan yang kita miliki dalam kehidupan ini. Temukan SOLUSI bukan malah mencari KAMBING HITAM.

p Enjoy Life. Hari, jam, menit serta detik ini merupakan anugerah Tuhan. Seyogyanya kita nikmati hidup ini. Dengan berpikir positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati dan akan merasakannya sebagai suatu karunia yang memang diciptakan Tuhan. Tentu kita akan lebih bersyukur atas segala yang kita alami dalam hidup ini.

p Selalu Bersyukur. Hadapi hidup ini penuh dengan rasa syukur, hindari keluh kesah tentang apapun yang tidak atau belum kita miliki karena justru akan menjadi beban bila terus kita berpikir negatif terhadap hal tersebut. Sebaliknya jadikan hal itu sebagai motivasi untuk meraih hidup yang diharapkan.

p Jauhi Gosip. Sudah pasti gosip erat sekali dengan berpikir negatif. karena itu sebisa mungkin jauhi gosip-

gosip yang tak jelas asalnya. Karena gosip-gosip negatif akan mempengaruhi langkah-langkah yang sudah kita jalankan dan juga langkah-langkah kedepan kita! Anggaplah gosip sebagai omongan besar dari seseorang yang memang merupakan kebohongan besar!

p Ambil Tindakan Bukan Alasan. The Winners adalah mereka yang berkreasi, berbuat dan mencari solusi bukan mereka yang NATO (No Action, Talk Only), dan pandai mencari alasan bahkan menyalahkan orang lain.

p Positif Body Language. Mulai dari hal yang mudah dan sederhana untuk melatih tubuh kita selalu memberikan sinyal positif yaitu dengan SMILE. Lanjutkan latihan ini dengan hal-hal positif lainnya agar menjadi kebiasaan (habit)

p Pemaaf. Memaafkan adalah satu sifat yang sangat mulia, karena “No Body’s Perfect”. Allah SWT saja sebagai senantiasa membuka pintu maaf bagi hamba-hambaNYA yang telah berbuat kesalahan, apalagi kita sebagai hambaNYA. (dari berbagai sumber)

Kesehatan Kesehatan

Bagaimana jika kita memiliki kebiasaan atau perangai yang buruk? Tentunya orang-orang yang disekitar kita akan banyak mencemooh, membenci, mengumpat, bahkan mungkin ada orang yang akan mendo’akan hal-hal buruk agar menimpa diri kita. Dan sebaliknya jika kita memiliki kebiasaan dan akhlak yang baik maka orang-orang di sekitar kita akan mencintai, menyayangi dan mendo’akan untuk hal-hal yang baik.

mengumpat, bahkan mungkin ada orang yang akan mendo’akan hal-hal buruk agar menimpa diri kita. Dan sebaliknya jika kita memiliki kebiasaan dan akhlak yang baik maka orang-orang di sekitar kita akan mencintai, menyayangi dan mendo’akan untuk hal-hal yang baik. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka sesungguhnya kita akan mampu menghambat energi negatif yang akan menghantam diri kita, entah berupa penyakit stres, maupun yang lainnya. Hal ini telah dibuktikan pula bahwa air yang telah diberi doa/kalimat positif ternyata masih tetap membentuk kristal meski kemudian diperdengarkan kata-kata negatif.

52 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011

+

Page 29: edisi72

54 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 55

1. Visi

Visi adalah cita-cita dan gambaran masa depan yang ingin dicapai. Sebagai sesuatu yang diidamkan, visi membuat seseorang bersemangat. Visi akan menginspirasi seseorang untuk menggali dan menemukan potensi, serta menggerakkan seluruh potensi diri untuk mendukungnya.

2. Potensi

Potensi adalah kemampuan yang ada pada diri serta segala sumber daya yang bisa kita akses. Untuk meraih tujuan dan harapan hidup, maka bangun dan kerahkan segenap potensi yang kita miliki. Pastikan seluruh potensi digunakan dalam arahan yang penuh bermanfaat.

3. Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang disediakan Tuhan untuk berkebaikan dan meraih sukses yang kita idamkan. Peluang hanya akan bisa diraih oleh pemberdayaan potensi. Potensi sendiri muncul karena adanya visi sebagai daya dorongnya. Jika peluang sudah tersibak dan makin jelas terlihat, maka akan membuat kita semakin termotivasi.

Motivasi Motivasi

4. Motivasi

Motivasi merupakan semangat dan keyakinan akan balasan, kebaikan atau hadiah yang akan kita dapat dari ikhtiar keras yang akan dilakukan. Dan setiap ikhtiar yang baik yang dilandasi oleh niatan (visi) yang baik, pasti akan mendatangkan dukungan dari Tuhan dan juga balasan kebaikan dalam naungan keadilan dan kasih sayang-Nya. Motivasi akan memberikan daya dorong pada misi hidup untuk kehidupan yang bermakna. Ini merupakan hukum timbal balik, bila kita semakin bermakna dan bermanfaat dalam aktivitas, maka kita akan semakin bersemangat pula.

5. Misi

Misi merupakan peran-peran maupun berupa tugas dan kewajiban dalam hidup yang mengarahkan kita pada pencapaian visi. Sesungguhnya setiap lingkungan dimana kita berada membuka peluang bagi misi untuk mencapai sukses bersama. Misi yang baik atau kewajiban yang kita lakukan agar mencapai hasil yang baik dan makin bermanfaat hendaknya perlu ditata dan dikelola dengan perencanaanan strategi yang unggul.

6. Strategi

Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan, jalan yang menjadi pedoman dan panduan. Dalam mencapai visi dan cita-cita, dibutuhkan strategi yang akan mengantarkan kita pada tujuan. Kita membutuhkan strategi karena kita menginginkan hasil yang paling

Setiap orang tentu ingin meraih sukses. Bahkan bukan sekadar sukses, tetapi sukses

yang berkelanjutan yang holistic atau menyeluruh, bukan hanya sukses pada satu aspek tertentu. Untuk itu diperlukan cara yang ampuh. Heru Sriwidodo Sari (General Manager UP Cirata), dalam bukunya berjudul Power: People and Work Culture Empowerment menyebutkan ada tujuh langkah ampuh untuk menjadikan budayadan perilaku kita dalam menjalani aktivitas meraih kesuksesan dan keberuntungan, yaitu:

54 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 55

optimal dengan segala keterbatasan dalam hal waktu dan sumberdaya yang ada.

7. Gerak

Strategi menjadi tidak ada artinya tanpa tindakan nyata. Untuk mencapai hasil tertentu perlu menuntaskan strategi dengan gerak atau aksi terbaik. Visi hanya bisa terwujud manakala kita masuk dalam wilayah gerak. Tanpa adanya tindakan, maka visi, potensi, dan strategi yang hebat tiada ada gunanya. Karena itu wujudkan visi dalam tindakan, sekecil apapun itu.

Penting kiranya kita mencermati penyebab kebanyakan orang mengalami kegagalan karena kecacatan dalam tujuh hal yang saling terkait:

PKebingungan akan tujuan atau ketiadaan tujuan yang jelas.

PKetidakpercayaan yang disebabkan ketidakmampuan memberdayakan potensi.

PKelambatan gerak akibat ketidakmampuan meraih peluang.

PKeloyoan (kecacatan motivasi) atau ketidakmampuan menggelorakan semangat diri.

PKetidakbermaknaan atau ketidakmampuan dalam memilih peran atau misi.

PKetidakoptimalan dalam beraktivitas akibat ketidakmampuan dalam membuat strategi atau perencanaan.

PKetidakmampuan bergerak atau melakukan aksi eksekusi yang merupakan akumulasi dari berbagai permasalahan di atas. (*)

Insya Allah melalui ikhtiar, kesuksesan dapat diraih oleh: orang yang ber-VISI mantap, mendayagunakan POTENSI, mengambil PELUANG, ter-MOTIVASI kuat, mempunyai MISI hebat dalam peran hidupnya, menulis STRATEGI tertata, dan dituntaskan dengan GERAK terbaik.

Page 30: edisi72

60 Info PJB n edisi 72, Oktober 2011 Menuju Perusahaan Kelas Dunia 61

NO. NAMA NID UNIT KERJA

Bulan September 2011

1. SUJUTMONO CHRISTIANS 5582836K3 Unit Pembangkitan Paiton

2. ENY AGUS DWI SASANGKA 5589059JA Unit Pembangkitan Brantas

3. EDDY SUSANTO 5575066J Kantor Pusat

4. SUHATA E PUTRA 5579032K3 Badan Pengelola Waduk Cirata

5. SLAMET MARTONO 5575013J Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur

6. NUROCHIM 5589042JA Unit Pembangkitan Brantas

7. AGUS PUTRO RAHARDJO 5577057J Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur

8. MUCHJIDDIN 5583275JA UPBRAN

9. TUGIMAN 5576162K3 Unit Pembangkitan Muara Karang

10. MOH. RASJID. R 5577076J Kantor Pusat

11. MINIARTA PRAYOGA 5579092K3 Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Barat

12. DHARMAWATI 5584820K3 Unit Pembangkitan Cirata

Karyawan Purna Tugas

Info

No. Nama NId JaBataN Lama JaBataN Baru

Bulan Agustus 2011

1. Fitri Purnamasari 8006086JA Assistant Officer Anggaran dan Keuangan UP Cirata Assistant Analyst Manajemen Risiko VP Manajemen Risiko

2. Rachmad Lutfi 7303009JA Supervisor Senior Rendal Pemeliharaan PLTU-6 (SPV-A) UP Gresik Officer Engineering Estimate Bidang Pengadaan

3.Catur Ruwahyunita Minardhany

8108114JA Assistant Officer Logistik UPHT Assistant Officer Peralatan Pembangkit dan Jasa lain Bidang Pengadaan

4. Budi Sarwono 6285025JA Supervisor Senior Produksi PLTGU D UP Gresik Senior Specialist II Produksi UP Gresik

5. Gunawan Hadi Wibisono 5880008J Supervisor Senior Produksi PLTU/PLTG 1-2C UP Gresik Senior Specialist II Produksi UP Gresik

6. Bambang Sunarto 6082066JA Supervisor Senior Produksi PLTU/PLTG 1-2D UP Gresik Senior Specialist II Produksi UP Gresik

7. Hari Susanto 5982021JA Supervisor Senior Rendal Operasi PLTGU UP Gresik Senior Specialist II Produksi UP Gresik

8. Bambang Sudirjo 5782058JA Supervisor Senior Mesin I (PLTU/PLTG) UPHT Supervisor Senior Mesin I (PLTU/PLTG) UPHT

Bulan September 2011

1. I Nyoman Awatara 6893183Z Tugas Karya PT PJBS Senior Specialist Pengembangan Teknologi VP

Enginering

Mutasi Jabatan