efek analgesik dari infusa pelepah musa paradisiaca l ... · pelepah pisang uli yang mengandung...
TRANSCRIPT
i
EFEK ANALGESIK DARI INFUSA PELEPAH
Musa paradisiaca L. “Uli” DENGAN METODE RANGSANG
KIMIA PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ansella Amanda Epifani Widoyanti
NIM : 168114028
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EFEK ANALGESIK DARI INFUSA PELEPAH
Musa paradisiaca L. “Uli” DENGAN METODE RANGSANG
KIMIA PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ansella Amanda Epifani Widoyanti
NIM : 168114028
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersermbahkan untuk :
Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan Santo Anselmus yang sangat baik dan selalu setia mendampingi disetiap langkah hidupku
Ayah dan Ibu serta keluarga besarku atas cinta kasihnya dan yang selalu mendoakan kesuksesanku
Sahabat-sahabat dan teman-temanku yang selalu menyemangati dan menemaniku dalam proses penyusunan karya ini
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah sehingga penulis berhasil menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Efek Analgesik Dari Infusa Pelepah Musa Paradisiaca L.
“Uli” Dengan Metode Rangsang Kimia Pada Mencit Betina Galur Swiss” sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas
Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.Penelitian ini merupakan bagian dari
penelitian payung yang berjudul “Uji Aktivitas Invivo Hipoglikemik dan
Analgesik Daun Pisang”.
Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran, dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Kepala Program Studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu sabar dalam membimbing, memberi semangat, arahan, solusi dan
pendampingan selama saya berproses dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberi
kritik dan saran yang membangun selama proses penelitian skripsi ini.
5. Pak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang membangun selama proses penelitian skripsi
ini.
6. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu membimbing, mendampingi, dan memberikan arahan serta bantuan
selama saya berproses di perkuliahan dari awal hingga akhir.
7. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Kepala Kepala
Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
memberikan izin untuk menggunakan laboratorium untuk melakukan
penelitian skripsi ini.
8. Pak Heru Purwanto, Pak Kayatno, Pak Wagiran, Mas Bimo dan Pak Mus
yang telah membantu proses penelitian di laboratorium.
9. Pak Bambang yang telah memperbolehkan untuk pengambilan pelepah
pisang uli di Kebun Plasma Nutfah Yogyakarta untuk digunakan sebagai
bahan uji dalam penelitian skripsi ini.
10. Ibu Dewi Ismimasitoh dan Ibu Ipung dari Pusat Kajian CE&BU FK –KMK
Universitas Gadjah Mada yang membantu dalam mengolah data penelitian
skripsi ini.
11. Ayah dan Ibu dan keluarga besar yang tidak jemu-jemu mendoakan, memberi
semangat dan memberikan cinta yang luar biasa serta dukungan untuk
kesuksesan saya.
12. GPMP squad yakni Fefe, Edo, Jojo sebagai teman seperjungangan skripsi ini
yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi
ini, terimakasih atas pengertian, perhatian, kesabaran, semangat, suka duka,
kekonyolan dan cerita yang dilewati bersama-sama selama berproses dalam
penyusunan penelitian skripsi ini.
13. Sahabat-sahabatku selama sekolah Ribka, Khara, Okta, Titha, Clara, Michell,
Ayu, Rarak, Utik yang selalu menjadi penyemangat, penghibur, dan my best
supporting system dikala semangat mulai luntur dan ragu datang
mengahampiri selama proses penyusunan penelitian skripsi ini.
14. Prima, Fefe, Nesia, Mia, Siska, Tata, Valen, Karin, Sinta, Fanny, PaoPao
yang menyemangati, mendukung, dan menambah kegembiraan selama
menjalani kehidupan diperkuliahan.
15. Teman-teman OMK di Lingkungan St. Andreas-Heribertus dan Wilayah St.
Yusuf Kalasan Barat yang telah memberikan semangat, dorongan, masukan,
serta canda tawa bersama.
16. Teman-teman kelas FSMA 2016 atas kebersamaan dan dinamika selama
berproses dan menjalani suka duka diperkuliahan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vii
PRAKATA ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
ABSTRAK ....................................................................................................... xv
ABSTRACT ..................................................................................................... xvi
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
METODE PENELITIAN ................................................................................. 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 8
KESIMPULAN ................................................................................................ 17
SARAN ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18
LAMPIRAN ..................................................................................................... 21
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Hasil uji fitokimia kandungan flavonoid pada infusa pelepah
Musa paradisiaca L. “Uli” menggunakan metode kromatografi
lapis tipis dengan fase gerak etil asetat : metanol : air (4:5:1)
.................................................................................................... 9
Tabel II. Hasil uji fitokimia kandungan saponin pada infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” menggunakan metode kromatografi lapis
tipis dengan fase gerak kloroform : metanol : air (13:7:2)
.................................................................................................... 9
Tabel III. Hasil uji fitokimia kandungan flavonoid dan saponin pada infusa
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dengan metode uji tabung
……………………………………………………………............. 10
Tabel IV. Rata-rata jumlah geliat dan hasil uji T tidak berpasangan selang
waktu pemberian asetosal 10 dan 15 menit (n=6) ........................
11
Tabel V. Rata-rata jumlah geliat, persen proteksi geliat, dan perubahan
persen proteksi geliat pada pengujian efek analgesik kelompok
kontrol positif, kontrol negatif, dan tiga peringkat dosis infusa
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” (n=25)
...................................................................................................... 12
Tabel VI. Hasil analisis Scheffe test pada pengujian rata-rata jumlah geliat,
proteksi, dan perubahan proteksi infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” ……………………………………………... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Rata-rata Jumlah Geliat Tiap Kelompok Perlakuan ....... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Etichal Clearance dari Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta …………….……... 21
Lampiran 2. Surat Legalitas Analisis Data Oleh Pusat Kajian CE&BU
FK –KMK Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ……… 22
Lampiran 3. Surat Determinasi Pelepah Pisang Uli dari Laboratorium
Farmakognosi Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta …………………... 23
Lampiran 4. Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” setelah perajangan,
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli saat pengeringan, serbuk
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”, dan infusa pelepah
Musa paradisiaca L. “Uli”................................................. 24
Lampiran 5. Hasil pengujian kadar air serbuk pelepah Musa paradisiaca
L. “Uli “………...….………………………........................ 25
Lampiran 6. Respon Geliat Mencit.………………….………………….. 26
Lampiran 7. Hasil Uji Fitokimia Flavonoid ............................................ 27
Lampiran 8. Hasil Uji Fitokimia Saponin ………………………...…….. 28
Lampiran 9. Perhitungan Dosis .............................................................. 29
Lampiran 10. Hasil Analisis Data Penentuan Selang Waktu Pemberian
Asam Asetat ……………………........................................ 30
Lampiran 11. Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat pada Uji Efek
Analgesik Infusa Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
…………………………………………...........….………… 32
Lampiran 12. Hasil Analisis Statistik % Proteksi Geliat pada Uji Efek
Analgesik Infusa Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
……………………………………….………...........……… 38
Lampiran 13. Hasil Analisis Statistik Perubahan % Proteksi pada Uji
Efek Analgesik Infusa Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
……...……………………………………….……............... 45
Lampiran 14. Perhitungan Konversi Dosis Infusa Pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” dari Mencit ke Manusia …………… 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Abstrak
Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dapat digunakan untuk
menghilangkan rasa nyeri karena mengandung senyawa fitokimia berupa
flavonoid dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgesik
infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” (IPPU) dan berapa persen (%)
penuruan geliat yang didapatkan dengan metode rangsang kimia pada mencit
betina galur Swiss. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni
dengan rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 25 ekor mencit betina
galur Swiss dibagi secara acak menjadi lima kelompok, dimana kelompok I adalah
kontrol negatif (aquadest), kelompok II adalah kontrol positif (asetosal
91mg/KgBB), kelompok III-V merupakan kelompok perlakuan dengan 3
peringkat dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yaitu 833,34; 1666,67;
dan 3333,33 mg/KgBB. Sediaan infusa pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli”diberikan secara peroral pada mencit yang akan diinduksi asam asetat setelah
selang waktu 15 menit. Analisis hasil data yang diperoleh dilakukan dengan
menghitung jumlah kumulatif geliat setiap 5 menit selama 1 jam, lalu di analisis
secara statistik dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk melihat pola
distribusi data yang dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah setelah itu
dilakukan analisis Post-hoc yaitu menggunakan uji Scheffe. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa IPPU pada ketiga peringkat dosis memiliki efek
analgesik.
Kata kunci : analgesik, infusa, pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Abstract
Musa paradisiaca L. “Uli” midrib can be used to relieve pain because the
midrib contain flavonoid and saponin compounds. This study aims to prove the
analgesic effect of Musa paradisiaca L. “Uli”midrib infusion (IPPU) and the
percentage of the writhing decrease with chemical induces method in female mice
Swiss strain. This study is an experimental study with one-way randomized
completed direct sampling design. A total 25 female mice Swiss strain divided
randomly in to five groups, where the first group is negative control (aquadest),
second group is positive control (asetosal 91mg/KgBW), and the third, forth, and
fifth are the treatment group that given IPPU with three dose variations of 833.34;
1666.67; and 3333.33 mg/KgBW. Musa paradisiaca L. “Uli” midirb infusion was
orally given in mice that will induced with acetic acid 15 minutes after the
injection of test compounds. Analysis of the result was done by calculating the
cumulative amount of writhing in mice for one hour every 5 minutes time and
statiscally analyzed with Shapiro-Wilk to see the distribution of data obtained and
evaluated by one-way ANOVA and Post-hoc that is Scheffe test. The result shown
that IPPU has an analgesic effect in three doses.
Keywords: analgesic, infusion, uli banana, Musa paradisiaca L.) “Uli” midrib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan bagi penderitanya, hal ini berkaitan dengan adanya kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial. Persepsi nyeri bersifat individual dan
dipengaruhi oleh kormobiditas lain seperti depresi dan kecemasan (Alldredge et
al., 2013).
Dalam mengatasi nyeri, dapat digunakan obat analgesik salah satunya
adalah obat golongan NSAID (Tjay dan Rahardja, 2008). Aspirin merupakan
obat analgesik golongan non steroid, aspririn memiliki mekanisme menghambat
produksi prostaglandin dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX)
sehingga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan si penderita
(Tjay dan Rahardja, 2008).
Penggunaan obat-obat tradisional pada jaman ini masih sangat diyakini
oleh beberapa masyarakat yang ada di Indonesia. Masyarakat dapat menggunakan
sumber dari herbal, supranatural, ataupun keduanya yaitu dengan herbal dan
supranatural (campuran) (Lesmana et al., 2018). Hal tersebut dikarenakan jika
dibandingkan dengan obat-obat modern, obat tradisional memiliki efek samping
yang relatif lebih kecil jika pada penggunaan obat tradisional digunakan dengan
tepat (Katno, 2008).
Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional
adalah pisang uli. Masyarakat pada umumnya, hanya memanfaatkan beberapa
bagian seperti bagian daunnya dibuat untuk bungkus makanan, buahnya untuk
konsumsi sebagai buah langsung atau dapat diolah terlebih dahulu. Selain itu juga
jantung pisang dapat digunakan sebagai bahan makanan seperti dibuat urap, pecal,
atau abon jantung pisang, sedangkan pada bagian pelepahnya hanya digunakan
sebagai bahan pakan ternak (Rukmana,1999). Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Rikomah (2016) menyatakan bahwa ekstrak etanol 95% dari
pelepah pisang uli yang mengandung senyawa saponin didalamnya memiliki efek
analgesik sebesar 85,33% daya uji analgetika dengan metode hot plate pada dosis
terbesar, yaitu 21,06 mg/20 gBB . Selain itu, pada penelitian yang telah dilakukan
oleh Onyenekwe et al., (2013) menyatakan bahwa batang pisang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
senyawa tanin, alkaloid, saponin, polifenol flavonoid. Pendekatan kandungan
fitokimia pelepah dilakukan dengan batang pisang, karena pada dasarnya pelepah
pisang merupakan batang semu dari tanaman pisang sendiri (Rukmana, 1999).
Aktivitas efek analgesik dapat timbul akibat adanya senyawa saponin (Yassin et
al., 2013). Selain itu, keberadaan senyawa flavonoid juga dapat menimbulkan
efek analgesik (Madeswaran, et al., 2012) dan juga flavonoid dapat berperan
sebagai antioksidan (Banjarnahor dan Artanti, 2014).
Pada penelitian efek analgesik pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
digunakan bentuk sediaan herbal berupa infusa. Sediaan infusa adalah sediaan cair
yang dibuat dengan cara mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu
90°C dalam waktu 15 menit (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, 2010). Pemilihan bentuk sediaan ini dikarenakan sediaan infusa
menggunakan pelarut air yang dapat melarutkan senyawa flavonoid dan saponin,
sehingga sediaan infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” diharapkan
mengandung banyak senyawa saponin dan flavonoid, supaya dapat memberikan
efek analgesik. Hal ini didasari pada sifat senyawa saponin yang mudah larut pada
pelarut air (Hanani, 2015) serta senyawa flavonoid yang juga terlarut pada pelarut
yang polar salah satunya adalah air (Packialakshmia dan Naziya, 2014).
Penelitian efek analgesik ini dilakukan pada mencit betina galur Swiss
dengan metode rangsang kimia, dengan menginjeksikan senyawa asam asetat
secara intraperitonial pada mencit. Mediator nyeri, yaitu prostaglandin akan
terlepas akibat adanya induksi dari asam asetat. Sehingga asam asetat dipilih
sebagai agen penginduksi nyeri untuk melihat apakah sediaan infusa pelepah
Musa paradisiaca L. “Uli” memilik efek analgesik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan penelitian “Efek
Analgesik Dari Infusa Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dengan Metode
Rangsang Kimia Pada Mencit Betina Galur Swiss” untuk mengetahui efek
analgesik yang ditimbulkan akibat pemberian infusa pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Penelitian tentang efek analgesik infusa pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli” pada mencit betina galur Swiss merupakan jenis penelitian eksperimental
murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini telah
mendapatkan persetujuan dari The Medical and Health Research Ethics
Committee (MHREC) Faculty of Medicine Gadjah Mada University dengan
nomor referensi KE/FE/0510/EC/2019.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mencit betina dengan
galur Swiss kondisi sehat, berjenis kelamin betina dengan umur 2-3 bulan dan
berat badan 20-30 gram yang diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli” didapatkan dari kebun plasma nutfah pisang Yogyakarta. Bahan penelitian
lain yang digunakan yaitu asetosal, asam asetat glasial, CMC-Na, aquadest,
lempeng silika gel 60 GF254, metanol, kloroform, SbCl3, larutan pembanding
rutin, etil asetat, HCl 2N, FeCl3.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian adalah seperangkat alat gelas,
timbangan analitik, spuit injeksi 1 mL, needle, mikropipet, moisture balance,
panci enamel, termometer, chamber, ayakan nomor 50, penangas air, dan kain
flanel.
Pengumpulan, pengeringan, dan pembuatan serbuk
Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yang digunakan merupakan pelepah
pisang pada bagian diantara daun pisang, dari pangkal daun hingga ujung daun.
Pelepah pisang uli dipilih yang masih segar, tidak busuk, dan memiliki waktu dan
tempat pemanenan yang sama. Pelepah pisang uli dipisahkan dari daunnya, dan
dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel. Pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli” dicuci dengan air mengalir sampai bersih dan ditiriskan untuk
menghilangkan air. Setelah itu, pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” di iris tipis-
tipis dan disebar diatas nampan dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
dibawah sinar matahari tak langsung dengan cara ditutup dengan kain hitam
selama 4 hari dan dilanjutkan menggunakan oven bersuhu 40°C selama 7 jam.
Setelah pisang Musa paradisiaca L. “Uli” kering, pelepah kemudian diserbuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dengan mesin penyerbuk dan diayak menggunakan ayakan dengan nomor mesh
50.
Pengujian kadar air serbuk pelepah pisang uli
Kadar air serbuk pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dilakukan dengan
menimbang 5 gram serbuk pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” kemudian
dimasukkan kedalam lempeng didalam alat moisture balance dan diratakan.
Setelah itu dipanaskan pada suhu 105°C selama 15 menit dan hasil % kadar air
akan muncul pada alat. Prinsip penetapan kadar air dengan cara menghitung
selisih bobot awal dan akhir dan dibandingkan dengan bobot awal dikali 100%,
dan didapatkan kadar air yang ada didalam serbuk pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli”
Pembuatan infusa pelepah pisang uli
Infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dibuat dengan cara
menimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan kedalam 20 mL pelarut aquadest
kemudian ditambahkan lagi aquadest sebanyak 100 mL. Kemudian dipanaskan
pada suhu 90°C dan dijaga tetap pada suhu tersebut selama 15 menit. Waktu 15
menit dihitung ketika suhu campuran serbuk pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
dan aquadest mulai mencapai 90°C. Setelah itu, campuran tersebut diperas
menggunakan kain flanel kemudian ditambahkan air panas secukupnya melalui
ampas hingga diperoleh volume infusa sebanyak 100 mL, supaya didapatkan
konsentrasi infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” sebesar 10%.
Pengujian kualitatif terhadap kandungan fitokimia dari infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli”
Pada infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dilakukan uji kualitatif
flavonoid, antikosidan, dan saponin, dengan menggunakan uji KLT dan uji
tabung. Uji flavonoid dengan KLT dilakukan dengan cara menotolkan infusa
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” pada lempeng silika gel GF254 5 cm dari sisi
kiri lempeng dan senyawa pembanding yaitu rutin di 2 cm dari sisi kiri lempeng.
Larutan rutin dibuat dengan cara melarutkan 100 mg rutin kedalam 5 mL
metanol. Kemudian lempeng silika gel dimasukkan kedalam chamber yang berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
larutan campuran homogen antara etil asetat : metanol : air (4 : 5 : 1) hingga
tanda batas atas, yaitu 2 cm dari atas lempeng. Lempeng kemudian dikeluarkan
dan dibiarkan hingga mengering. Kemudian, lempeng diamati bawah lampu UV
254, diamati warnanya, serta dihitung nilai Rfnya. Pada uji flavonoid dengan uji
tabung, dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 1 mL infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” dan ditambahkan 1 mL FeCl3 didalam tabung reaksi.
Keberadaan flavonoid ditandai adanya perubahan warna atau endapan berwarna
coklat kehijauan atau hitam (Onyema et al., 2016).
Pengujian saponin dilakukan dengan cara menotolkan infusa pelepah
Musa paradisiaca L. “Uli” pada lempeng silika gel 60 GF254 pada 3 cm dari sisi
kiri lempeng dan 3 cm dari bagian bawah lempeng. Kemudian, lempeng silika
dimasukkan kedalam chamber yang berisi eluen yaitu campuran homogen antara
kloroform : metanol : aquadest (13 : 7 : 2) dalam 100 mL. Lempeng dibiarkan
terleusi hingga eluen mencapai tanda batas atas, yaitu 2 cm dari atas lempeng,
lempeng kemudian dikeluarkan dan diangin-anginkan supaya kering. Setelah itu,
dilakukan penyemprotan lempeng silika dengan larutan SbCl3 1,9 g didalam 50
mL aquadest. Pengamatan noda menggunakan lampu UV 365 nm dan dihitung
nilai Rfnya. Pengujian saponin dengan uji tabung dilakukan dengan mengambil
10 mL infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi, lalu dikocok dan ditambahkan 1 tetes HCl 2N. Keberadaan
senyawa saponin didalam sampel infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
ditandai dengan terbentuknya buih yang stabil setinggi 1-3 cm (Sefrani, 2015).
Penetapan selang waktu pemberian asam asetat
Pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat digunakan sebanyak
6 ekor mencit betina, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Dimana masing-
masing kelompok berisi 3 ekor mencit betina dengan berat 20-30 gram, usia 2-3
bulan yang telah dipuasakan selama 10-12 jam, dan dibagi secara acak. Asam
asetat 1% diinjeksikan secara intraperitonial setelah selang waktu 10 menit
(kelompok I) dan 15 menit (kelompok II) dari pemberian suspensi asetosal 91
mg/KgBB secara peroral. Selang waktu 10 dan 15 menit didasarkan pada uji
pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian Wulandari dan Hendra (2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
terkait waktu optimal pemberian asam asetat secara intraperitonial didapatkan
bahwa selang waktu optimal agar zat uji yang diberikan terabsorbsi dengan baik
sebelum pemberian asam asetat secara inraperitonial adalah 10 menit. Dan
menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rikomah (2016) waktu yang
ditetapkan sebagai selang waktu pemberian asam asetat dengan zat yang akan
diujikan adalah 15 menit. Selanjutnya dihitung rata-rata geliat selama pengamatan
1 jam untuk menentukan waktu yang optimum. Kemudian dapat dipilih waktu
yang paling efektif untuk pemberian infusa terhadap penurunan jumlah geliat.
Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji
Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit betina yang terbagi secara
acak menjadi 5 kelompok percobaan, yang masing-masing kelompok terdiri dari 5
ekor mencit. Kelompok I adalah kontrol negatif, yang diberikan aquadest.
Kelompok II adalah kontrol positif, yang diberikan asetosal 91 mg/KgBB.
Kelompok III,IV dan V merupakan kelompok perlakuan dengan 3 tingkatan dosis
infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yaitu 3333,33; 1666,67; dan 833,34
mg/KgBB. Pemberian infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dilakukan secara
peroral pada mencit. Setelah itu, diinjeksikan asam asetat 1% secara
intraperitonial dengan selang waktu yang telah ditentukan dengan hasil uji
pendahuluan dan dilakukan pengamatan geliat pada mencit setiap selang waktu 5
menit selama 1 jam.
Pengukuran aktivitas analgesik
Pengukuran aktivitas analgesik dengan metode rangsang kimia,
dilakukan dengan mengukur persen proteksi geliat mencit betina galur Swiss yang
telah terinduksi asam asetat 1%. Pengukuran respon geliat diamati setiap selang
waktu 5 menit selama 1 jam. Respon geliat yang dihitung adalah ketika mencit
melakukan gerakan menarik satu atau kedua kaki kebelakang dan perutnya
menempel ke alas pengamatan, sehingga tubuh mencit terlihat memanjang.
Penentuan persen proteksi geliat terhadap kontrol negatif dihitung
dengan persamaan Handerson Forsaith yaitu,
[( ) ]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Keterangan :
P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian obat yang
ditetapkan
K= jumlah kumulatif geliat hewan uji kontrol
(Winarti dan Wartiyah, 2011)
Data proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis secara statistik.
Pengujian dilanjutkan dengan pengukuran perubahan persen proteksi geliat
menggunakan hasil % proteksi geliat terhadap kontrol positif yang dihitung
menggunakan rumus:
Perubahan % proteksi geliat = ((A-B)/B))x 100
Keterangan:
A = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan
B = rata-rata persen proteksi geliat pada kontrol positif
Analisis statistik
Data jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian asetosal
dianalisis dengan menggunakan independent sample T test karena data yang diuji
hanya 2 kelompok yaitu data jumlah geliat pada selang waktu pemberian asetosal
pada waktu 10 dan 15 menit. Data jumlah geliat, persen proteksi, dan perubahan
persen proteksi pada perlakuan dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk dan didapatkan
data terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan menggunakan ANOVA satu
arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui jika terdapat perbedaan
antar kelompok. Selanjutnya dilakukan uji Post-hoc yang dilakukan adalah uji
Scheffe test karena data terdistribusi normal. Jika didapatkan nilai P<0,05
menunjukkan terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara dua kelompok data.
Jika terdapat P> 0,05 artinya perbedaan tersebut tidak bermakna (Dahlan, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan efek analgesik dari
infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” terhadap mencit betina galur Swiss
dengan metode rangsang kimia. Metode rangsang kimia merupakan metode
pengujian efek analgesik dengan cara menginjeksikan secara intraperitonial asam
asetat 1%. Asam asetat akan menginduksi respon inflamasi dan mediator nyeri
pada rongga perut, sehingga mencit akan menunjukkan reaksi kesakitan berupa
geliat akibat adanya inflamasi akut pada rongga perut. (Dzoyem et al., 2017).
Penelitian ini menggunakan pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yang
didapatkan dari Kebun Plasma Nutfah Yogyakarta, pelepah pisang yang diambil
merupakan pelepah pisang uli yang berada diantara kedua daun pisang. Pelepah
pisang yang digunakan juga telah dideterminasi di Laboratorium Farmakognosi
bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Univeristas Gadjah Mada Yogyakarta,
yang menyatakan bahwa bahan uji yang digunakan benar berupa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” sediaan berupa infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”.
Sediaan infusa didapatkan dengan cara mengektraksi serbuk pelepah pisang uli
yang telah diayak dengan ayakan nomor mesh 50, hal tersebut dilakukan supaya
didapatkan serbuk halus, agar semua partikel dapat terbasahi semua. Sediaan
infusa merupakan sediaan yang menggunakan air sebagai pelarutnya (Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010).
Pengujian kadar air pada serbuk pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
dilakukan dengan menggunakan alat moisture balance yang berada di
laboratorium FTSF Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Hasil pengujian
kadar air didapatkan kadar air pada serbuk pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
sebesar 6,399%. Nilai kadar air serbuk pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yang
diperoleh telah memenuhi syarat kadar air pada serbuk yang baik, yaitu kadar air
pada serbuk harus dibawah 10% (Depkes RI, 2008). Serbuk harus dalam keadaan
kering supaya menghindarkan adanya pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
merusak senyawa yang terkandung didalam serbuk pelepah pisang (Musa
paradisiaca L.) “Uli”. Hal tersebut dikarenakan air merupakan media yang cocok
untuk mikroorganisme dapat berkembang biak dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Pada penelitian ini dilakukan pengujian secara kualitatif kandungan
fitokimia berupa flavonoid dan saponin yang ada pada sediaan infusa pelepah
Musa paradisiaca L. “Uli”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Onyenekwe et al., (2013), dikatakan bahwa batang pisang memiliki kandungan
kimia berupa tanin, alkaloid, saponin, dan polifenol flavonoid. Pengujian
fitokimia pada penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu dengan
menggunakan uji kromatografi lapis tipis dan uji tabung. Kromatografi lapis tipis
digunakan karena merupakan metode pemisahan dan analisis sampel yang paling
sederhana. Prinsip dari kromatografi lapis tipis yang digunakan pada penelitian ini
adalah pemisahan berdasarkan afinitas analit dengan fase diam dan fase geraknya
berdasarkan polaritas atau kelarutan yang dimiliki oleh analit (Wulandari, 2011).
Tabel I. Hasil uji fitokimia kandungan flavonoid pada infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” menggunakan metode kromatografi lapis tipis dengan fase
gerak etil asetat : metanol : air (4:5:1)
Pengujian Sesudah Elusi
Rf
Visual UV 254
Flavonoid (Rutin) Kuning Hitam 0,73
Flavonoid (IPPU) Tidak
terlihat Hitam 0,53
Tabel II. Hasil uji fitokimia kandungan saponin pada infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” menggunakan metode kromatografi lapis tipis dengan fase
gerak kloroform : metanol : air (13:7:2)
Pengujian
Sesudah Elusi Sesudah penyemprotan dengan
pereaksi Rf
Visual UV 365 Pereaksi Visual UV 365
Saponin Tidak
terlihat
Tidak
terlihat SbCl3
Tidak
terlihat
Tidak
terlihat -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel III. Hasil uji fitokimia kandungan flavonoid dan saponin pada infusa
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dengan metode uji tabung
Senyawa Pereaksi Tanda positif Hasil
Pengamatan Kesimpulan
Flavonoid FeCl3
Adanya perubahan
warna larutan atau
adanya endapan
coklat kehijauan atau
hitam
Warna larutan
menjadi coklat positif
Saponin HCl 2N
Terdapat busa
setinggi 1-3 cm
setelah pengocokkan
dan penambahan 1
tetes HCl 2N
Terbentuk busa
setinggi 1 cm positif
Pengujian flavonoid pada uji KLT didapatkan nilai Rf sediaan infusa
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yaitu 0,53, sedangkan Rf yang didapat pada
senyawa pembanding yaitu rutin adalah 0,73. Hasil yang didapatkan, tidak
ditemukan kesamaan nilai Rf antara sediaan infusa pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli” dan rutin, hal tersebut dapat dikatakan bahwa dalam sediaan infusa pelepah
Musa paradisiaca L. “Uli” tidak terdapat senyawa flavonoid berupa rutin. Oleh
karena itu dilakukan pengujian kandungan flavonoid secara umum dengan
menggunakan uji tabung dengan melihat perubahan warna yang terjadi. Pada
pengujian tabung didapatkan perubahan warna dari sediaan semula berwarna
kuning muda tapi keruh menjadi berwarna coklat setelah penambahan larutan
FeCl3 10% karena adanya senyawa komplek yang terbentuk antara Fe dan
flavonoid, menandai kemungkinan adanya kandungan flavonoid pada sediaan
infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” (Tabel III), hal tersebut dikarenakan
tidak dilakukan pembandingan dengan kontrol rutin ditambahkan FeCl3 , sebagai
kontrol positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Pengujian saponin dilakukan menggunakan uji KLT, namun setelah
dilakukan elusi dengan fase gerak kloroform : metanol : air (13:7:2) tidak terdapat
bercak pada daerah elusi di lempeng silika gel GF254 (Tabel II). Hal tersebut dapat
disebabkan karena saponin merupakan senyawa yang memiliki keberagaman
struktur yang menyebabkan keberagaman polaritas dari senyawa saponin
beragam, sehingga penentuan fase gerak dan fase diam sangat sulit dan krusial
dilakukan (Stochmal et al., 2008). Pada pengujian dengan menggunakan uji
tabung untuk melihat kandungan senyawa saponin secara umum, didapatkan hasil
positif mengandung saponin, ditandai dengan adanya busa setinggi 1 cm setelah
pengocokan dan pemberian 1 tetes HCl 2N busa tetap stabil. Hal ini menyatakan
bahwa infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” kemungkinan mengandung
senyawa flavonoid dan saponin. Hal tersebut menjadi kelemahan pada penelitian
ini, karena tidak dapat membuktikan apakah perubahan warna yang terjadi akibat
adanya reaksi diantara senyawa dengan reagen atau hanya sebatas perubahan
warna biasa, sehingga untuk menegaskan kembali keberadaan senyawa saponin
dan flavonoid perlu ditambahkan kontrol negatif maupun positif sebagai
pembanding pada uji tabung, supaya dapat membandingkan perubahan warna
yang sebenarnya terjadi.
Tabel IV. Rata-rata jumlah geliat dan hasil uji T tidak berpasangan selang waktu
pemberian asetosal 10 dan 15 menit (n=6)
Kelompok Rata-rata jumlah geliat ( X ± SE) Nilai P
Asetosal 91 mg/kgBB selang 10
menit 42,7 ± 3,9 0,007
Asetosal 91 mg/kgBB selang 15
menit 22,0 ± 1,0
X = Mean (rata-rata)
SE = Standard error
Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan untuk menetapkan selang
waktu optimum supaya zat uji yang akan diberikan secara peroral dapat
terabsorbsi dengan baik sebelum pemberian asam asetat secara intraperitonial.
Selang waktu yang diuji pada uji pendahuluan adalah selang waktu 10 menit dan
15 menit. Dari tabel IV, rata-rata jumlah geliat yang didapatkan pada kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
selang waktu 15 menit jauh lebih sedikit daripada kelompok selang waktu 10
menit. Hasil uji T tidak berpasangan untuk penetapan selang waktu pemberian
asetosal adalah terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok, yang
ditandai dengan nilai signifikan ≤0,05. Dengan demikian, selang waktu yang
dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah 15 menit, yang diartikan pada
selang waktu tersebut zat uji dapat terabsorbsi dengan optimum.
Tabel V. Rata-rata jumlah geliat, persen proteksi geliat, dan perubahan persen
proteksi geliat pada pengujian efek analgesik kelompok kontrol positif, kontrol
negatif, dan tiga peringkat dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
(n=25)
Kelompok
Rata-rata
jumlah
geliat
( X ± SE)
Rata-rata
persen
proteksi
( X ± SE)
Rata-rata
perubahan
persen
proteksi
( X ± SE)
Kontrol negatif (Aquadest) 63,8 ± 1,8 0,0 ± 2,8 -100,0 ± 4,1
Kontrol positif (Asetosal 91 mg/KgBB) 20,2 ± 1,3 68,3 ± 2,1 -0,0 ± 3,0
IPPU Dosis I (833,34 mg/KgBB) 4,2 ± 0,4 93,4 ± 0,6 36,7 ± 0,9
IPPU Dosis II (1666,67 mg/KgBB) 7,4 ± 0,5 88,4 ± 0,8 29,4 ± 1,2
IPPU Dosis III (3333,34 mg/KgBB) 1,0 ± 0,3 98,4 ± 0,5 44,0 ± 0,7
X = Mean (rata-rata)
SE = Standard error
IPPU = infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
Gambar 1. Diagram Rata-rata Jumlah Geliat Tiap Kelompok Perlakuan
63,8
20,2
4,2 7,4 1
0
10
20
30
40
50
60
70
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
IPPU Dosis
833,34
mg/KgBB
IPPU Dosis
1667,67
mg/KgBB
IPPU Dosis
3333,33
mg/KgBB
Ra
ta-r
ata
ju
mla
h g
elia
t
Kelompok mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada penelitian ini terdapat hasil rata-rata persen proteksi geliat dan
perubahan % proteksi geliat. Tujuan dilakukannya pengukuran % proteksi geliat
adalah untuk mengukur seberapa besar proteksi yang dapat diberikan infusa
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” terhadap kontrol negatif, sedangkan
pengukuran perubahan % proteksi geliat bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar perubahan % proteksi yang dapat diberikan oleh infusa pelepah pisang
Musa paradisiaca L. “Uli” jika dibandingkan dengan kontrol positif yang
diberikan asetosal.
Pada kelompok kontrol negatif (aquadest), diperoleh rata-rata jumlah
geliat dan persen proteksi geliat geliat hewan uji berturut-turut adalah 63,8 ± 1,8
dan 0,0 ± 2,8 (Tabel V). Dari data tersebut terlihat bahwa kelompok kontrol
negatif yang diberikan aquadest saja menghasilkan jumlah kumulatif geliat yang
paling tinggi dan persen proteksi geliat yang paling rendah daripada kelompok
yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa aquadest sebagai pelarut sediaan infusa
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” tidak dapat mereduksi nyeri yang ditimbulkan
dari injeksi asam asetat 1% secara intraperitonial. Hal tersebut didukung pula
dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarti dan Wantiyah (2011), yang
menyatakan bahwa aquadest tidak memiliki efek analgesik pada penelitiannya.
Pada kelompok kontrol positif diperoleh rata-rata jumlah geliat hewan uji
dan persen proteksi geliat hewan uji secara berturut-turut adalah 20,2 ± 1,3 dan
68,3 ± 2,1 (Tabel V). Selain itu juga, pada hasil analisis dengan Scheffe test untuk
rata-rata jumlah geliat, % proteksi, dan perubahan % persen proteksi geliat antara
kontrol positif dan kontrol negatif, dinyatakan terdapat perbedaan bermakna antar
dua kelompok, yang berarti bahwa pemberian asetosal 91mg/KgBB mampu
memberikan proteksi nyeri berupa rata-rata jumlah geliat pada mencit yang lebih
kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hal tersebut disebabkan
karena asetosal memiliki mekanisme aksi dapat memblok secara kovalen enzim
sikolooksigenase 1 dan siklooksigenase 2, yang pada akhirnya akan menghambat
pembentukan prostaglandin, sehingga rasa nyeri tidak dapat dirasakan (Katzung et
al, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel VI. Hasil analisis Scheffe test pada pengujian rata-rata jumlah geliat,
proteksi, dan perubahan proteksi infusa pelepah pisang (Musa paradisiaca L.)
“Uli”
Kontrol
Negatif
(Aquadest)
Kontrol
Positif
(Asetosal)
IPPU
Dosis I
(833,34
mg/KgBB)
IPPU
Dosis II
(1666,67
mg/KgBB)
IPPU
Dosis III
(3333,33
mg/KgBB)
Kontrol
Negatif
(Aquadest)
BB BB BB BB
Kontrol
Positif
(Asetosal)
BB BB BB BB
IPPU
Dosis I
(833,34
mg/KgBB)
BB BB BTB BTB
IPPU
Dosis II
(1666,67
mg/KgBB)
BB BB BTB BB
IPPU
Dosis III
(3333,33
mg/KgBB)
BB BB BTB BB
IPPU = infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
Pada ketiga peringkat dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
yaitu 833,34; 1666,67; dan 3333,33 mg/KgBB, diperoleh rata-rata jumlah geliat
secara berturut-turut adalah 4,2 ±0,4; 7,4 ±0,5; dan 1,0 ±0,3, dan disertai hasil
persen proteksi geliat mencit secara berturut-turut adalah 93,4±0,6; 88,4±0,8; dan
98,4±0,5 terhadap kontrol negatif (Tabel V). Hasil uji Scheffe test menyatakan
bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif aquadest
dengan ketiga peringkat dosis dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
yaitu 833,34; 1666,67; dan 3333,33 mg/KgBB (Tabel VI). Hal itu juga
ditunjukkan dengan rata-rata jumlah geliat pada ketiga peringkat dosis infusa
pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yaitu 833,34; 1666,67; dan 3333,33 mg/KgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
lebih sedikit daripada kelompok kontrol negatif aquadest. Dengan demikian,
pemberian ketiga peringkat dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dapat
memberikan aktivitas penghambatan nyeri berupa penurunan rata-rata jumlah
geliat.
Pada ketiga peringkat dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
yaitu 833,34; 1666,67; dan 3333,33 mg/KgBB rata-rata perubahan persen proteksi
geliat secara berturut-turut sebesar 36,7±0,9; 29,4±1,2; dan 44,0±0,7 terhadap
kontrol positif (Tabel V). Dari hasil uji Scheffe test didapatkan perbedaan yang
bermakna antara ketiga peringkat dosis dengan kontrol positif. Hal tersebut
ditunjukkan juga pada rata-rata jumlah geliat mencit pada ketiga peringkat dosis
infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yaitu 833,34; 1666,67; dan 3333,33
mg/KgBB lebih sedikit daripada kontrol positif . Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa pemberian ketiga peringkat dosis tersebut dapat memberikan
aktivitas efek analgesik berupa penurunan jumlah geliat yang lebih baik daripada
kontrol positif yang diberikan asetosal.
Pada hasil uji Scheffe test rata-rata jumlah geliat, % proteksi geliat, dan
perubahan % proteksi geliat infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dosis I
terhadap infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dosis II, didapatkan hasil
perbedaan tidak bermakna, sehingga dapat diartikan bahwa dosis I (833,34
mg/KgBB) dan dosis II (1666,67mg/KgBB) infusa pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli” mampu memberikan proteksi nyeri berupa penurunan jumlah geliat yang
sebanding.
Pada hasil uji Scheffe test rata-rata jumlah geliat, % proteksi geliat, dan
perubahan % proteksi geliat infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dosis I
terhadap infusa pelepah pisang Musa paradisiaca L. “Uli” dosis III, didapatkan
hasil perbedaan tidak bermakna, sehingga dapat diartikan bahwa dosis I (833,34
mg/KgBB) dan dosis III (3333,33mg/KgBB) infusa pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli” mampu memberikan proteksi nyeri berupa penurunan jumlah geliat yang
sebanding.
Pada hasil uji Scheffe test rata-rata jumlah geliat, % proteksi geliat, dan
perubahan % proteksi geliat infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dosis II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
terhadap infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dosis III, didapatkan hasil
perbedaan bermakna, sehingga dapat diartikan bahwa dosis III
(3333,33mg/KgBB) infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” mampu
memberikan proteksi nyeri berupa penurunan jumlah geliat yang lebih baik
daripada dosis II (1666,67 mg/KgBB). Dari hasil pengujian ketiga peringkat dosis
infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yaitu 833,34; 1666,67; dan 3333,33
mg/KgBB diketahui memiliki efek analgesik, karena besar persen proteksi yang
dihasilkan pada ketiga peringkat dosis ≥50% (Yayasan Pengembangan dan
Pemanfaatan obat bahan alam Phyto Medica, 1991). Namun, pada penelitian ini
tidak terdapat hubungan antara kenaikan dosis dengan efek analgesik yang
ditimbulkan. Hal tersebut dikarenakan pada dosis I menimbulkan efek analgesik
yang lebih baik daripada dosis II, dan dosis III merupakan dosis yang efek
analgesiknya paling baik. Sediaan infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
diduga mengalami keadaan hormesis, dimana pada dosis terendah menimbulkan
efek yang paling baik, dan peningkatan dosis dapat mengalami kemungkinan
adanya toksisitas (Tsatsakis et al., 2018)
Adanya aktivitas analgesik pada sediaan infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” tersebut karena adanya senyawa fitokimia berupa flavonoid
dan saponin. Flavonoid dapat menimbulkan efek analgesik karena menurut
penelitian yang dilakukan oleh Madeswaran et al., (2012), flavonoid memiliki
mekanisme aktivitas penghambatan enzim siklooksigenase, yang merupakan jalur
dari pembentukan prostaglandin, sehingga prostaglandin yang merupakan
mediator nyeri tidak terbentuk. Selain itu juga, aktivitas analgesik juga timbul
karena flavonoid memiliki aktivitas antioksidan, flavonoid bekerja sebagai
antioksidan dengan menghambat pembentukan enzim yang mengahsilkan radikal
bebas, seperti enzim xanthine oxidase, lipooksigenase, dan siklooksigenase
(Banjarnahor dan Artanti ,2014). Jika radikal bebas tidak dihentikan oleh
antioksidan, radikal bebas dapat merusak langsung bagian vital dari sel atau
secara tak langsung via peroksidasi-lipida dari membran sel (Tjay dan Rahardja,
2008). Selain itu juga, kandungan kimia yang bertanggung jawab menimbulkan
efek analgeisk adalah saponin, menurut penelitian yang dilakukan oleh Han et al.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(2013) saponin dapat menghambat enzim sikloosigenase 2 atau jalur
pembentukan prostaglandin pada pertumbuhan sel kanker. Hal tersebut dapat
diartikan saponin dapat mereduksi nyeri yang ada, karena adanya aktivitas
penghambatan mediator nyeri, yaitu prostaglandin. Pada penelitian ini tidak
diketahui jenis flavonoid dan saponin spesifik yang terkandung dalam sediaan
infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”, sehingga perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai kandungan flavonoid dan saponin yang terkandung dalam
sediaan infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”.
KESIMPULAN
Sediaan infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” dapat memberikan
proteksi nyeri berupa penurunan jumlah geliat pada mencit betina galur Swiss
yang telah diinduksi asam asetat 1%. Dengan hasil persen proteksi dari ketiga
peringkat dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” (833,34; 1666,67; dan
3333,33 mg/KgBB) adalah 93,4±0,6; 88,4±0,8; dan 98,4±0,5. Ketiga peringkat
dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” memiliki efek analgesik.
SARAN
Perlu dilakukan pengujian kandungan fitokimia flavonoid dan saponin
yang spesifik ada pada pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” yang mampu
memberikan efek analgesik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DAFTAR PUSTAKA
Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A.,
Kradjan, W.A., et al., 2013, Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics
The Clinical Use of Drugs, 10th ed., Lippincott Williams & Wilkins,
Pennsylvania ,United States of America.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010. Acuan Sediaan
Herbal. Edisi I. Vol. 5. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta, 3.
Banjarnahor, S.D.S., dan Artanti, N., 2014. Antioxidant Properties of Flavonols.
Lipids in Health and Nutrition, 23(4), 239–244.
Dahlan, M.S., 2008, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3. Salemba
Medika, Jakarta, 53-54.
Departemen Kesehatan RI, 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Dzoyem, J.P., McGaw, L.J., Kuete,V., et al., 2017. Chapter 9 : Anti-inflammatory
and Anti-nociceptive Activities of African Medicinal Spices and
Vegetables, Medicinal Spices and Vegetables from Africa, Academic
Press, Elsevier Inc, United States of America.
Han, L.T., Fang, Y., Li, M.M., et al., 2013. The Antitumor Effects of Triterpenoid
Saponins from the Anemone flaccida and the Underlying Mechanism.
Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 1-9.
Hanani, E., 2015. Analisis Fitokimia. EGC, Jakarta, 227.
Katno, 2008. Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektifitas Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI, Jawa Tengah, 5.
Katzung, B.G., Masters, S.B. dan Trevor, A.J., 2012, Basic & Clinical
Pharmacology, 12th edition, McGraw-Hill Companies, United States of
America.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lesmana, H., Alfianur, Utami, P.A., Retnowati, Y., Darni, 2018. Pengobatan
Tradisional Pada Masyarakat Tidung Kota Tarakan: Study Kualitatif
Kearifan Lokal Bidang Kesehatan. 16(1), 31–41.
Madeswaran, A., Asokkumar, K., 2012. In silico docking studies of alpha amylase
inhibitory activity of some commercially available flavonoids.
International Journal of Pharmaceutical Chemistry, 5(3), 3–7.
Onyema, C., Ofor, C., Okudo, V., Ogbuagu, A., 2016. Phytochemical and
Antimicrobial Analysis of Banana Pseudo Stem (Musa acuminata). British
Journal of Pharmaceutical Research, 10(1), 1–9.
Onyenekwe, P.C., P.C. Okereke O. E., Owolewa S.O., 2013. Phytochemical
Screening and Effect of Musa paradisiaca Stem Extrude on Rat
Haematological Parameters. Current Research Journal of Biological
Sciences. 5(1), 26-29.
Packialakshmi, N., Naziya, S., 2014. Phytochemical and Antimicrobial Screening
of the Polar and Non-Polar Solvent Stem Extract of Caralluma Fimbriyata.
International Journal of Pure and Applied Bioscience, 2(4), 32–37.
Rikomah, S. E., 2016. Uji Efektivitas Analgetika Ekstrak Etanol 95% Pelepah
Pisang Uli (Musa x paradisiaca L.) Pada Mencit Jantan (Mus muculus).
Jurnal Gradien, 12(2), 1216-1220.
Rukmana,R., 1999, Usaha Tani Pisang, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sefrani, N.R., 2015. IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN EKSTRAK
ETANOL PELEPAH PISANG ULI (Musa x paradisiaca L.) ,354(354),
51–56.
Stochmal, A., Oleszek, W., Kapusta, I., 2008. TLC of Triterpenes (Including
Saponins) (March).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2008. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi VII. PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Tsatsakis, A.M., Vassilopoulou, L., Kovatsi, L., et al., 2018. The Dose Response
Principle From Philosophy To Modern Toxicology : The Impact of Ancient
Philosophy and Medicine in Modern Toxicology Science. Toxicology
Reports, 5, 1107–1113.
Winarti, L. Wartiyah., 2011. Uji Efek Analgetika Ekstrak Rimpang Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter Pada Mencit Betina Galur
Swiss. Majalah Obat Tradisional, 16(1), 26 – 33.
Wulandari, D. dan Hendra, P., 2011. Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga
tanarius L. Pada Mencit Betina Galur Swiss. Bionatura – Jurnal Ilmu-ilmu
Hayati dan Fisik, 13(2), 108-117.
Wulandari, L., 2011. Kromatografi Lapis Tipis, PT. Taman Kampus Presindo,
Jember.
Yassin, N.Z,Farouk R. M, Mohammed A. Selimc, Iman A. A. K., 2013.
Pharmacological activities of Saponin-containing fraction derived from
Gleditsia caspica Desf. Methanolic Fruit Extract. Scholars Research
Library, 5(2), 247-253.
Yayasan Pengembangan dan Pemanfaatan obat bahan alam Phyto Medica, 1991.
Pedoman Pengujian Dan Pengembangan Fitofarmaka Penapisan
Farmakologi, Pengujian Fitokimia, dan Pengujian Klinik. Yayasan
Pengembangan dan Pemanfaatan obat bahan alam Phyto Medica, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 1. Surat Etichal Clearance dari Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 2. Surat Legalitas Analisis Data Oleh Pusat Kajian CE&BU FK –
KMK Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 3. Surat Determinasi Pelepah Pisang Uli dari Laboratorium
Farmakognosi Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 4. Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” setelah perajangan, pelepah
Musa paradisiaca L. “Uli” saat pengeringan, serbuk pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli”, dan infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
Pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli” setelah dirajang
Proses pengeringan pelepah
Musa paradisiaca L. “Uli”
di oven
Serbuk pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli” Infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 5. Hasil pengujian kadar air serbuk pelepah Musa paradisiaca L.
“Uli”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 6. Respon Geliat Mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 7. Hasil Uji Fitokimia Flavonoid
Keterangan :
a = Rutin (Senyawa pembanding)
b = Infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli”
c = dekokta pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli”
Hasil Pengujian tabung
senyawa flavonoid
Hasil Pengujian KLT
senyawa flavonoid
a b c
b a
Keterangan :
a = Infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
b = Infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
ditambahkan FeCl3 1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 8. Hasil Uji Fitokimia Saponin
Keterangan :
a = Infusa pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli”
b = dekokta pelepah Musa
paradisiaca L. “Uli”
Hasil pengujian tabung
senyawa saponin
a b
Hasil Pengujian KLT
senyawa flavonoid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 9. Perhitungan Dosis
a. Dosis asam asetat 1%
Penelitian ini menggunakan dosis asam asetat 1% sebesar 50 mg/KgBB.
Dosis ini digunakan karena pada dosis ini dapat menimbulkan rangsangan
nyeri berupa respon geliat yang optimal tanpa menimbulkan kematian
pada hewan uji.
b. Dosis asetosal
Penelitian ini menggunakan dosis asetosal sebesar 500 mg, yang
merupakan dosis asetosal untuk manusia dengan berat badan 50 kg. Maka
jika dikonversikan untuk manusia dengan berat badan 70 kg akan
didapatkan dosis 700 mg. Faktor konversi dosis daari manusia 70 kg ke
mencit 20 g adalah 0,00026 maka dosis untuk mencit dapat dihitung
sebagai berikut:
Dosis = 700 mg x 0,0026
= 1,82 mg/20 gram BB
= 91 mg/Kg BB
Penetapan dosis asetosal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yaitu
menurut Wulandari dan Hendra (2011).
c. Dosis infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
Penetapan dosis tertinggi infusa pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” pada
penelitian ini didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut:
D x BB = C x V
D x 30 g = 10g/100mL x 1 mL
D x 30 g = 100 mg/mL x 1 mL
D = 3,33 mg/gBB
D = 3333,33 mg/KgBB
Keterangan:
D = Dosis (mg/KgBB)
BB = Bobot badan mencit (gram)
C = Konsentrasi (mg/mL)
V =Volume (mL)
Dosis yang lainnya diperoleh dengan cara dosis 3333,33 mg/KgBB
dibagi 2 dan dibagi 2 lagi supaya diperoleh 3 peringkat dosis yaitu
3333,33; 1666,67; dan 833,34 mg/KgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 10. Hasil Analisis Data Penentuan Selang Waktu Pemberian Asam
Asetat
1. Rata-rata jumlah geliat dengan standar error pada kelompok selang waktu 10
dan 15 menit
kelompok N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Geliat
mencit
10 menit 3 42.67 6.807 3.930
15 menit 3 22.00 1.732 1.000
2. Pengujian uji T
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality
of Means
F Sig. t df
Geliat mencit Equal variances
assumed 5.723 .075 5.096 4
Equal variances not
assumed 5.096 2.258
t-test for Equality of Means
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
geliat_mencit Equal variances
assumed .007 20.667 4.055
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Equal variances not
assumed .028 20.667 4.055
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Geliat mencit Equal variances
assumed 9.408 31.926
Equal variances
not assumed 4.996 36.337
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 11. Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat pada Uji Efek Analgesik
Infusa Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
1. Rata-rata jumlah geliat dengan standar error (SE) pada uji efek analgesik
antar kelompok
Kelompok Statistic
Std.
Error
Geliat
mencit
Kontrol
Negatif
Mean 63.80 1.772
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 58.88
Upper
Bound 68.72
5% Trimmed Mean 63.72
Median 62.00
Variance 15.700
Std. Deviation 3.962
Minimum 60
Maximum 69
Range 9
Interquartile Range 8
Skewness .608 .913
Kurtosis -2.338 2.000
Kontrol
positif
Mean 20.20 1.319
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 16.54
Upper
Bound 23.86
5% Trimmed Mean 20.28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Median 20.00
Variance 8.700
Std. Deviation 2.950
Minimum 16
Maximum 23
Range 7
Interquartile Range 6
Skewness -.518 .913
Kurtosis -.797 2.000
Dosis
IPPU
833,34
mg/KgBB
Mean 4.20 .374
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 3.16
Upper
Bound 5.24
5% Trimmed Mean 4.22
Median 4.00
Variance .700
Std. Deviation .837
Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 2
Skewness -.512 .913
Kurtosis -.612 2.000
Dosis
IPPU
1666,67
Mean 7.40 .510
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mg/KgBB Upper
Bound 8.82
5% Trimmed Mean 7.39
Median 7.00
Variance 1.300
Std. Deviation 1.140
Minimum 6
Maximum 9
Range 3
Interquartile Range 2
Skewness .405 .913
Kurtosis -.178 2.000
Dosis
IPPU
3333,33
mg/KgBB
Mean 1.00 .316
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound .12
Upper
Bound 1.88
5% Trimmed Mean 1.00
Median 1.00
Variance .500
Std. Deviation .707
Minimum 0
Maximum 2
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .000 .913
Kurtosis 2.000 2.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
IPPU = Infusa pelepah pisang uli
1. Pengujian Normalitas
kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Geliat
mencit
Kontrol
Negatif .275 5 .200
* .879 5 .305
Kontrol
Positif .229 5 .200
* .907 5 .449
Dosis
IPPU
833,34
mg/KgBB
.231 5 .200* .881 5 .314
Dosis
IPPU
1666,67
mg/KgBB
.237 5 .200* .961 5 .814
Dosis
IPPU
3333,33
mg/KgBB
.300 5 .161 .883 5 .325
IPPU = Infusa pelepah pisang uli
2. Pengujian ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between
Groups 102.400 2 51.200 61.440 .000
Within Groups 10.000 12 .833
Total 112.400 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3. Pengujian Post Hoc Scheffe test
(I)
kelompok (J) kelompok
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
negatif
Kontrol positif 43.600* 1.467 .000 38.63 48.57
Dosis IPPU
833,34
mg/Kg/BB
59.600* 1.467 .000 54.63 64.57
Dosis IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
56.400* 1.467 .000 51.43 61.37
Dosis IPPU
3333,34
mg/Kg/BB
62.800* 1.467 .000 57.83 67.77
Kontrol
Positif
Kontrol negatif -43.600* 1.467 .000 -48.57 -38.63
Dosis IPPU
833,34
mg/Kg/BB
16.000* 1.467 .000 11.03 20.97
Dosis IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
12.800* 1.467 .000 7.83 17.77
Dosis IPPU
3333,34
mg/Kg/BB
19.200* 1.467 .000 14.23 24.17
Dosis IPPU
833,34
mg/Kg/BB
Kontrol negatif -59.600* 1.467 .000 -64.57 -54.63
Kontrol positif -16.000* 1.467 .000 -20.97 -11.03
Dosis IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
-3.200 1.467 .346 -8.17 1.77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dosis IPPU
3333,34
mg/Kg/BB
3.200 1.467 .346 -1.77 8.17
Dosis IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
Kontrol negatif -56.400* 1.467 .000 -61.37 -51.43
Kontrol positif -12.800* 1.467 .000 -17.77 -7.83
Dosis IPPU
833,34
mg/Kg/BB
3.200 1.467 .346 -1.77 8.17
Dosis IPPU
3333,34
mg/Kg/BB
6.400* 1.467 .007 1.43 11.37
Dosis IPPU
3333,33
mg/Kg/BB
Kontrol negatif -62.800* 1.467 .000 -67.77 -57.83
Kontrol positif -19.200* 1.467 .000 -24.17 -14.23
Dosis IPPU
833,34
mg/Kg/BB
-3.200 1.467 .346 -8.17 1.77
Dosis IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
-6.400* 1.467 .007 -11.37 -1.43
IPPU = Infusa pelepah pisang uli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 12. Hasil Analisis Statistik % Proteksi Geliat pada Uji Efek
Analgesik Infusa Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
1. Rata-rata % proteksi geliat dengan standar error (SE) pada uji efek analgesik
antar kelompok
Kelompok Statistic
Std.
Error
Persen
proteksi
Kontrol
Negatif
Mean .0000 2.77821
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound -7.7135
Upper Bound 7.7135
5% Trimmed Mean .1217
Median 2.8200
Variance 38.592
Std. Deviation 6.21227
Minimum -8.15
Maximum 5.96
Range 14.11
Interquartile Range 11.76
Skewness -.607 .913
Kurtosis -2.340 2.000
Kontrol
positif
Mean 68.3380 2.06726
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 62.5984
Upper Bound 74.0776
5% Trimmed Mean 68.2161
Median 68.6500
Variance 21.368
Std. Deviation 4.62253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Minimum 63.95
Maximum 74.92
Range 10.97
Interquartile Range 8.62
Skewness .518 .913
Kurtosis -.797 2.000
Dosis IPPU
833,34
mg/KgBB
Mean 93.4160 .58744
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 91.7850
Upper
Bound 95.0470
5% Trimmed Mean 93.3811
Median 93.7300
Variance 1.725
Std. Deviation 1.31356
Minimum 92.16
Maximum 95.30
Range 3.14
Interquartile Range 2.36
Skewness .512 .913
Kurtosis -.612 2.000
Dosis IPPU
1666,67
mg/KgBB
Mean 88.4020 .80055
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 86.1793
Upper
Bound 90.6247
5% Trimmed Mean 88.4194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Median 89.0300
Variance 3.204
Std. Deviation 1.79008
Minimum 85.89
Maximum 90.60
Range 4.71
Interquartile Range 3.14
Skewness -.405 .913
Kurtosis -.178 2.000
Dosis IPPU
3333,33
mg/KgBB
Mean 98.4320 .49490
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 97.0579
Upper Bound 99.8061
5% Trimmed Mean 98.4317
Median 98.4300
Variance 1.225
Std. Deviation 1.10663
Minimum 96.87
Maximum 100.00
Range 3.13
Interquartile Range 1.56
Skewness .014 .913
Kurtosis 2.000 2.000
IPPU = Infusa pelepah pisang uli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Pengujian Normalitas
Kelompok Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Persen
proteksi
Kontrol
negatif .275 5 .200
* .879 5 .305
Kontrol positif .229 5 .200* .907 5 .449
Dosis IPPU
833,34
mg/KgBB
.231 5 .200* .881 5 .314
Dosis IPPU
1666,67
mg/KgBB
.237 5 .200* .961 5 .814
Dosis IPPU
3333,33
mg/KgBB
.301 5 .158 .883 5 .325
IPPU = Infusa Pelepah pisang uli
3. Pengujian ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between
Groups 32988.424 4 8247.106 623.699 .000
Within Groups 264.458 20 13.223
Total 33252.882 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Pengujian Post Hoc Scheffe Test
(I)
Kelompo
k
(J)
Kelompok
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
negatif
Kontrol
positif -68.33800
* 2.29982 .000 -76.1250 -60.5510
Dosis
IPPU
833,34
mg/KgBB
-93.41600* 2.29982 .000 -101.2030 -85.6290
Dosis
IPPU
1666,67
mg/KgBB
-88.40200* 2.29982 .000 -96.1890 -80.6150
Dosis
IPPU
3333,33
mg/KgBB
-98.43200* 2.29982 .000 -106.2190 -90.6450
Kontrol
positif
Kontrol
negatif 68.33800
* 2.29982 .000 60.5510 76.1250
Dosis
IPPU
833,34
mg/KgBB
-25.07800* 2.29982 .000 -32.8650 -17.2910
Dosis
IPPU
1666,67
mg/KgBB
-20.06400* 2.29982 .000 -27.8510 -12.2770
Dosis
IPPU
3333,33
mg/KgBB
-30.09400* 2.29982 .000 -37.8810 -22.3070
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dosis
IPPU
833,34
mg/KgBB
Kontrol
negatif 93.41600
* 2.29982 .000 85.6290 101.2030
Kontrol
positif 25.07800
* 2.29982 .000 17.2910 32.8650
Dosis
IPPU
1666,67
mg/KgBB
5.01400 2.29982 .346 -2.7730 12.8010
Dosis
IPPU
3333,33
mg/KgBB
-5.01600 2.29982 .346 -12.8030 2.7710
Dosis
IPPU
1666,67
mg/KgBB
Kontrol
negatif 88.40200
* 2.29982 .000 80.6150 96.1890
Kontrol
positif 20.06400
* 2.29982 .000 12.2770 27.8510
Dosis
IPPU
833,34
mg/KgBB
-5.01400 2.29982 .346 -12.8010 2.7730
Dosis
IPPU
3333,33
mg/KgBB
-10.03000* 2.29982 .007 -17.8170 -2.2430
Dosis
IPPU
3333,33
mg/KgBB
Kontrol
negatif 98.43200
* 2.29982 .000 90.6450 106.2190
Kontrol
positif 30.09400
* 2.29982 .000 22.3070 37.8810
Dosis
IPPU
833,34
mg/KgBB
5.01600 2.29982 .346 -2.7710 12.8030
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dosis
IPPU
1666,67
mg/KgBB
10.03000* 2.29982 .007 2.2430 17.8170
IPPU = Infusa pelepah pisang uli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 13. Hasil Analisis Statistik Perubahan % Proteksi pada Uji Efek
Analgesik Infusa Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli”
1. Rata-rata perubahan % proteksi dengan standar error (SE) pada uji efek
analgesik antar kelompok
Kelompok Statistic Std.
Error
Perubahan
persen
proteksi
Kontrol
Negatif
Mean -100.0020 4.06607
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound -111.2912
Upper Bound -88.7128
5% Trimmed Mean -99.8239
Median -95.8700
Variance 82.665
Std. Deviation 9.09202
Minimum -111.93
Maximum -91.28
Range 20.65
Interquartile Range 17.21
Skewness -.607 .913
Kurtosis -2.341 2.000
Kontrol
positif
Mean -.0020 3.02436
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound -8.3990
Upper Bound 8.3950
5% Trimmed Mean -.1806
Median .4500
Variance 45.734
Std. Deviation 6.76267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Minimum -6.42
Maximum 9.63
Range 16.05
Interquartile Range 12.61
Skewness .520 .913
Kurtosis -.794 2.000
Dosis
IPPU
833,34
mg/KgBB
Mean 36.6940 .85844
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 34.3106
Upper Bound 39.0774
5% Trimmed Mean 36.6428
Median 37.1500
Variance 3.685
Std. Deviation 1.91954
Minimum 34.86
Maximum 39.45
Range 4.59
Interquartile Range 3.44
Skewness .518 .913
Kurtosis -.597 2.000
Dosis
IPPU
1666,67
mg/KgBB
Mean 29.3580 1.17140
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower Bound 26.1057
Upper Bound 32.6103
5% Trimmed Mean 29.3839
Median 30.2800
Variance 6.861
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Std. Deviation 2.61934
Minimum 25.68
Maximum 32.57
Range 6.89
Interquartile Range 4.60
Skewness -.410 .913
Kurtosis -.180 2.000
Dosis
IPPU
3333,33
mg/KgBB
Mean 44.0340 .72417
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 42.0234
Upper Bound 46.0446
5% Trimmed Mean 44.0333
Median 44.0300
Variance 2.622
Std. Deviation 1.61928
Minimum 41.75
Maximum 46.33
Range 4.58
Interquartile Range 2.29
Skewness .019 .913
Kurtosis 2.000 2.000
IPPU = Infusa pelepah pisang uli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Pengujian Normalitas
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perubahan
persen
proteksi
Kontrol
negatif .275 5 .200
* .879 5 .305
Kontrol
positif .229 5 .200
* .907 5 .450
Dosis IPPU
833,34
mg/KgBB
.230 5 .200* .881 5 .314
Dosis IPPU
1666,67
mg/KgBB
.238 5 .200* .961 5 .812
Dosis IPPU
3333,33
mg/KgBB
.301 5 .157 .883 5 .325
IPPU = Infusa pelepah pisang uli
3. Pengujian ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between
Groups 70637.028 4 17659.257 623.711 .000
Within Groups 566.264 20 28.313
Total 71203.292 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4. Pengujian Post hoc Scheffe test
(I)
Kelompok
(J)
Kelompok
Mean
Difference
(I-J)
Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
Negatif
Kontrol
positif
-
100.00000*
3.36531 .000 -111.3946 -88.6054
Dosis
IPPU
833,34
mg/Kg/BB
-
136.69600*
3.36531 .000 -148.0906 -125.3014
Dosis
IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
-
129.36000*
3.36531 .000 -140.7546 -117.9654
Dosis
IPPU
3333,34
mg/Kg/BB
-
144.03600*
3.36531 .000 -155.4306 -132.6414
Kontrol
positif
Kontrol
negatif
100.00000*
3.36531 .000 88.6054 111.3946
Dosis
IPPU
833,34
mg/Kg/BB
-
36.69600*
3.36531 .000 -48.0906 -25.3014
Dosis
IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
-
29.36000*
3.36531 .000 -40.7546 -17.9654
Dosis
IPPU
3333,34
mg/Kg/BB
-
44.03600*
3.36531 .000 -55.4306 -32.6414
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dosis IPPU
833,34
mg/Kg/BB
Kontrol
negatif
136.69600*
3.36531 .000 125.3014 148.0906
Kontrol
positif 36.69600
* 3.36531 .000 25.3014 48.0906
Dosis
IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
7.33600 3.36531 .346 -4.0586 18.7306
Dosis
IPPU
3333,33
mg/Kg/BB
-7.34000 3.36531 .346 -18.7346 4.0546
Dosis IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
Kontrol
negatif
129.36000*
3.36531 .000 117.9654 140.7546
Kontrol
positif 29.36000
* 3.36531 .000 17.9654 40.7546
Dosis
IPPU
833,34
mg/Kg/BB
-7.33600 3.36531 .346 -18.7306 4.0586
Dosis
IPPU
3333,33
mg/Kg/BB
-
14.67600*
3.36531 .007 -26.0706 -3.2814
Dosis IPPU
3333,33
mg/Kg/BB
Kontrol
negatif
144.03600*
3.36531 .000 132.6414 155.4306
Kontrol
positif 44.03600
* 3.36531 .000 32.6414 55.4306
Dosis
IPPU
833,34
mg/Kg/BB
7.34000 3.36531 .346 -4.0546 18.7346
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dosis
IPPU
1666,67
mg/Kg/BB
14.67600* 3.36531 .007 3.2814 26.0706
IPPU = Infusa pelepah pisang uli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Lampiran 14. Perhitungan Konversi Dosis Infusa Pelepah Musa paradisiaca
L. “Uli” dari Mencit ke Manusia
Berdasarkan tabel konversi , faktor konversi mencit 20 gram ke Manusia 70 kg
adalah 387,9.
1. Dosis IPPU 0,83 g/kgBB pada manusia
Dosis mencit 20g = 0,83 g/kgBB × 0,02 kg = 0,017 g
Dosis manusia 70 kg = 0,017 g × 387,9 = 6,594 g/ 70 kgBB
= 0,094 g/kgBB
2. Dosis IPPU 1,67 g/kgBB pada manusia
Dosis mencit 20g = 1,67 g/kgBB × 0,02 kg = 0,033 g
Dosis manusia 70 kg = 0,033 g × 387,9 = 12,801 g/ 70 kgBB
= 0,183 g/kgBB
3. Dosis IPPU 3,33 g/kgBB pada manusia
Dosis mencit 20g = 3,33 g/kgBB × 0,02 kg = 0,067 g
Dosis manusia 70 kg = 0,067 g × 387,9 = 25,989 g/ 70 kgBB
= 0,371 g/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi ini yang berjudul “Efek Analgesik Dari
Infusa Pelepah Musa paradisiaca L. “Uli” Dengan
Metode Rangsang Kimia Pada Mencit Betina Galur
Swiss” memiliki nama lengkap Ansella Amanda Epifani
Widoyanti merupakan anak tunggal dari pasangan
Widodo dan Berta Marsetiyanti. Penulis dilahirkan di
Sleman, pada tanggal 7 Januari 1998. Pendidikan
formal yang telah ditempuh oleh penulis yaitu tingkat
Sekolah Dasar di SD Kanisius Kadirojo (2004-2010), tingkat Sekolah Menengah
Pertama di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta (2010-2013), dan tingkat Sekolah
Menengah Atas di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta (2013-2016). Pada tahun 2016,
penulis melanjutkan pendidikan sarja di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Dalam melaksanakan perkuliahan, penulis juga aktif
berpartisipasi dalam kepanitiaan seperti Pelepasan Wisuda I (2017) dan II (2016)
sebagai divisi publikasi dan dokumentasi, Pharmacy Perfomance 2017 sebagai
divisi publikasi dan dokumentasi, Seminar Nasional 2017 sebagai divisi
konsumsi, dan Herbal Cosmetic Competition 2017 sebagai divisi konsumsi.
Penulis juga pernah berperan sebagai asisten pratikum yakni asisten pratikum
Farmakologi dan Toksikologi (2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI