efektivitas pemberdayaan ekonomi masyarakat...

145
EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN BERBASIS PETERNAKAN DAN PENGGEMUKAN SAPI (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : INDRA AZHAR AHMAD NIM : 106046101635 K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431H/2010M

Upload: others

Post on 15-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN

BERBASIS PETERNAKAN DAN PENGGEMUKAN SAPI (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil

Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

INDRA AZHAR AHMAD NIM : 106046101635

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A 1431H/2010M

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN

BERBASIS PETERNAKAN DAN PENGGEMUKAN SAPI

(Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil

Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

Indra Azhar Ahmad

NIM: 106046101635

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A. Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si. NIP. 195811281994031001 NIP.150408861

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2010

Indra Azhar Ahmad

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN

BERBASIS PETERNAKAN DAN PENGGEMUKAN SAPI (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil

Di Mekarwangi, Sukawening, Garut - Jawa Barat )

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

INDRA AZHAR AHMAD NIM: 106046101635

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si NIP. 195811281994031001 NIP.198110132008011006

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1431 H / 2010 M ii

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat )” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat.

Jakarta, 18 Juni 2010 Dekan,

Prof. DR. H. M. Amin Suma, S.H, M.A, M.M. NIP: 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

1. Ketua : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, M.A, M.M. (………………….) NIP. 195505051982031012 2. Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (………………….) NIP. 197407252001121001 3. Pembimbing I : DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. (………………….) NIP. 195811281994031001 4. Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si. (………………….) NIP. 198110132008011006 5. Penguji I : Dra. Afidah Wahyuni, M.Ag. (………………….) NIP. 196804081997032002 6. Penguji II : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (………………….) NIP. 197407252001121001

iii

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H Mei 2010 M

INDRA AZHAR AHMAD

iv

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

ABSTRAK

INDRA AZHAR AHMAD. NIM 106046101635. Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M. Isi: xiv + 118 halaman + 17 lampiran, 60 literatur (1973-2010).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan yang menjadikan penggemukan sapi sebagai basis pelaksanaan program. Selama ini pendekatan yang pemerintah lakukan dalam program pemberdayaan masyarakat hanya pendekatan ekonomi semata tanpa memperhatikan unsur kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat sehingga program tersebut tidak tepat sasaran. Maka Yayasan Bina Insan Kamil menggagas program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan di desa Mekarwangi, Kecamatan Sukawening, Garut melalui pendekatan kultur lokal masyarakat setempat yaitu melalui usaha penggemukan sapi potong.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanasi dan eksploratif. Pengumpulan data melalui observasi ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi terhadap laporan keuangan yayasan terkait program. Analisis data menggunakan teknik Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi kinerja keuangan yayasan, Wilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi ekonomi peternak binaan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, dan analisis terhadap prinsip-prinsip ekonomi Islam yang diterapkan dalam pelaksanaan program.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa usaha penggemukan sapi di daerah Mekarwangi sebagai basis program pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan salah satu cara yang terbilang cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan para peternak binaan, membuka lapangan pekerjaan di desa, mengurangi arus urbanisasi ke kota, dan merubah status sosial dari buruh tani menjadi peternak/pemilik sapi. Yayasan juga telah melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam pelaksanaan program. Kata Kunci: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, SABANSA, Peternakan,

Penggemukan Sapi Pembimbing I : DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A.

NIP. 195811281994031001 Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si.

NIP.198110132008011006

v

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya,

shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya,

Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Efektivitas

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan

Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di

Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat), maka penulis ingin mengucapkan

terima kasih terutama kepada :

1. Bapak Prof. DR. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,

Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A. dan Mohammad Nur Rianto Al Arif,

M.Si, Dosen Pembimbing I dan II atas segenap waktu, arahan, motivasi, dan

kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.

4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya.

5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.

vi

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

vii

6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya

Farhan Musthofa, SEI, atas kemudahan yang penulis rasakan selama

pengumpulan literatur, dan staf dari berbagai perpustakaan di beberapa

universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

7. Bapak H. Zaenal Muttaqien, Ketua Yayasan Bina Insan Kamil, Mbak Kiki dan

pengurus Yayasan BIK lainnya, yang banyak membantu penulis dalam

memperoleh data program SABANSA hingga selesainya skripsi ini, dan Zidni

Robbi Rodliyah, SEI, yang telah memberikan ide dalam penulisan skripsi ini.

8. Keluarga Ust. Saefuddin, tokoh masyarakat desa Mekarwangi atas segala arahan,

masukan, dan bantuannya dalam mengumpulkan peternak binaan untuk perolehan

data lapangan di desa Mekarwangi.

9. Ayahanda Rojikin, Ibunda Maspuriah, S.Pd. dan adik-adikku (Kikie Rakhmawaty

dan Arifah Khairunnisa), yang senantiasa memberiku semangat dan motivasi

sehingga terselesaikannya skripsi ini

10. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006,

terutama PSC 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di

perkuliahan.

11. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini

baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jazakumullahu Khairul Jaza.

Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H Mei 2010 M

INDRA AZHAR AHMAD

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan Dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat )” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.

Jakarta, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. NIP: 195505051982031012

1. Ketua : Dr. Euis Amalia, M. Ag (………………….) NIP: 197107011998032002 2. Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.,

M.H

(………………….)

NIP: 197407252001121001 3. Pembimbing I : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A. (………………….) NIP. 195811281994031001 4. Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif,

M.Si.

(………………….)

NIP.150408861 5. Penguji I : (………………….) 6. Penguji II : (………………….)

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
Page 12: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

KATA PENGANTAR

حيم الر الرحمن اهللا بسم

Puji serta syukur selayaknya hanya kita panjatkan kehadirat Rabb Semesta Alam, Sumber

Segala Ilmu Pengatahuan, Allah SWT, atas segala limapahan karunia dan rahmatNya yang tak

terkira, serta atas segala Ilmu dan hidayah sampai kepada penulis, sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa selau penulis panjatkan kepada Da`i sejati yang

membawa umat manusia, sehingga hingga saat ini dapat merasakan indahnya Islam Rasulullah

Muhammad saw. Serta dengan tauladannya sehingga kita dapat merasakan izzah dan besarnya

Dien Islam. Semoga penulis tergolong dari ummatnya dengan turut serta dalam “gerbong kereta

dakwah” ini melalui bidang ekonomi islam.

Dibalik terselesaikannya skripsi ini, tentunya tak lepas berkat pertolongan Allah yang

juga diberikan melalui hamba-hambaNya yang insya Allah akan mendapat ganjaran yang lebih

utama dariNya, Penulis hanya mampu mengucapkan terimakasi kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad dan Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si, selaku dosen

pembimbing atas segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing

penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.

i

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

ii

4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.

6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Mas

Farhan, SEI, atas kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literatur, serta staf

dari berbagai perpustakaan dari beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

7. Bapak H. Zaenal Muttaqien, selaku Ketua Yayasan Bina Insan Kamil dan Mbak Kiki serta

pengurus Yayasan BIK lainnya, yang banyak membantu penulis dalam memperoleh data

program SABANSA hingga selesainya skripsi ini serta Zidni Robbi Rodliyah, SEI, yang telah

memberikan ide dalam penulisan skripsi ini.

8. Keluarga Ust. Saefuddin dan istri selaku tokoh masyarakat desa Mekarwangi atas segala

arahan dan masukan serta bantuannya dalam perolehan data lapangan di desa Mekarwangi.

9. Ayahanda Rojikin, dan Ibunda Maspuriah, beserta adik-adikku tersayang(Kikie Rakhmawaty

dan Arifah Khairunnisa), yang senantiasa memberiku semangat dan motivasi sehingga

terselesaikannya skripsi ini

10. Keluarga besar Drs. H. Sahroni dan Hj. Nunung Nurhayati yang memberikan support kepada

penulis baik berupa do`a maupun nasehat-nasehat penyemangat.

11. Teman-teman di jurusan Muamalat perbankan syariah, khususnya angkatan 2006, terutama

PSC 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan

Jakarta, Mei 2010

Penulis

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN.................................................. iii

LEMBAR PENYATAAN...................................................................................... iv

ABSTRAK............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR........................................................................................... vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.................................................................................................. xii

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah........................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah……………………………………………. 8

D. Perumusan Masalah…………………………………………….. 9

E. Tujuan Penelitian………………………………………………... 9

F. Manfaat Penelitian………………………………………………. 10

G. Metodologi Penelitian..................................................................... 11

H. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu…………………………….. 16

I. Sistematika Penulisan……………………………………………. 25

BAB II PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT YANG EFEKTIF

A. Kerangka Teori............................................................................... 27

1. Teori Efektivitas .........................................................................

a. Pengertian Efektivitas .............................................................

b. Hal-Hal yang Mempengaruhi Efektivitas..............................

c. Cara-Cara Mengukur Efektivitas...........................................

2. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat...............................

27

27

28

30

34

viii

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

a. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat..................

b. Cakupan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat……………..

c. Indikator Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat......................

d. Karakteristik Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat................

e. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat..........................

f. Bentuk-Bentuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat...........

3. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat yang Efektif..........

a. Aspek Kemitraan Usaha Menurut Ginandjar Kartasasmita..

b. Lima Aspek Pendekatan Menurut Surjadi..............................

34

38

39

41

41

43

44

44

47

4. Prinsip-Prinsip Umum Ekonomi Syariah.....................................

a. Prinsip Tauhid.........................................................................

b. Prinsip Mashlahah...................................................................

c. Prinsip Keadilan......................................................................

d. Prinsip Khalifah.......................................................................

e. Prinsip Kebebasan...................................................................

f. Prinsip Tanggung jawab..........................................................

g. Prinsip Ma’ad..........................................................................

h. Prinsip Ownership...................................................................

i. Prinsip Nubuwwah...................................................................

j. Prinsip Work and Productivity................................................

k. Prinsip Jaminan Sosial............................................................

51

51

52

54

55

56

56

58

58

59

61

61

B. Kerangka Konseptual...................................................................... 63

C. Hipotesis.......................................................................................... 64

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, YAYASAN, DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................ 66

1. Letak Geografis..........................................................................

2. Keadaan Penduduk.....................................................................

3. Tingkat Pendidikan.....................................................................

66

67

70

ix

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

4. Keadaan Perumahan...................................................................

5. Sarana Kesehatan.......................................................................

72

73

B. Gambaran Umum Yayasan Bina Insan Kamil................................ 74

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Bina Insan Kamil..........................

2. Kegiatan Yayasan Bina Insan Kamil..........................................

74

75

C. Gambaran Umum Program SABANSA......................................... 77

1. Latar Belakang...........................................................................

2. Konsep Program SABANSA....................................................

3. Peran Yayasan Bina Insan Kamil...............................................

77

79

82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Penerapan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Usaha Peternakan dan Penggemukan Sapi..................................................................... 84

1. Karakteristik Peternak Binaan...............................................

2. Karakteristik Program Penggemukan Sapi...........................

3. Kendala yang Dihadapi dalam Program SABANSA ...........

84

85

87

B. Analisis Efektivitas Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Berbasis Penggemukan Sapi..................... 90

1. Analisis Program Berdasarkan Kerangka Teoritis..................

a. Aspek Kemitraan Usaha Ginandjar Kartasasmita..............

b. Aspek Pemberdayaan Surjadi..............................................

2. Analisis Program Berdasarkan Perhitungan Keuangan..........

3. Analisis Perubahan Kondisi Ekonomi Peternak Binaan........ .

4. Analisis Dampak Program terhadap Kehidupan Sosial......... .

90

90

91

92

96

99

C. Analisis Kesesuaian Program Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah.......................................................................... 101

1. Prinsip Mashlahah...................................................................

2. Prinsip Keadilan......................................................................

3. Prinsip Khalifah.......................................................................

4. Prinsip Kebebasan...................................................................

101

102

104

105

x

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

5. Prinsip Tanggung jawab..........................................................

6. Prinsip Ma’ad..........................................................................

7. Prinsip Ownership...................................................................

8. Prinsip Nubuwwah...................................................................

9. Prinsip Work and Productivity................................................

10. Prinsip Jaminan Sosial.............................................................

105

105

106

106

107

107

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................... 109

B. Saran............................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 113

LAMPIRAN.......................................................................................................... 118

xi

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Mekarwangi………………………………...67

Tabel 3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Dan Jenis Kelamin

Di Desa Mekarwangi Tahun 2010…………………………………..68

Tabel 3.3 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Mekarwangi 2010 ……….69

Tabel 3.4 Data Pendidikan Di Kecamatan Sukawening Tahun 2010………….70

Tabel 3.5 Kualitas Angkatan Kerja Desa Mekarwangi Tahun 2010……………71

Tabel 3.6 Perumahan Desa Mekarwangi Tahun 2010………………………….72

Tabel 3.7 Jumlah Sarana Kesehatan Kecamatan Sukawening Tahun 2010…….74

Tabel 3.8 Manfaat Pelaksanaan Program SABANSA………………………….83

Tabel 4.1 Laporan Arus Kas Penjualan Sapi Tahun 2008………..…………….94

Tabel 4.2 Laporan Arus Kas Penjualan Sapi Tahun 2009………..…………….95

xii

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR

Gambar 2.1 Rancang Bangun Ekonomi Syariah………………………………….51

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Sukawening ……………………………………….66

Grafik 4.1 Umur Peternak Binaan……………………………………………….84

Grafik 4.2 Jumlah Tanggungan Keluarga Peternak Binaan……………………..85

Grafik 4.3 Tingkat Pendidikan Peternak Binaan………………………………...85

Grafik 4.4 Pekerjaan Peternak Binaan Sebelum Adanya Program……………...86

xiii

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Perhitungan SPSS…………………………………………………………….118

Panduan Wawancara………………………………………………………………..120

Hasil Wawancara dengan Pengelola SABANSA Yayasan BIK………………...…122

Hasil wawancara dengan Tokoh Masyarakat Desa Mekarwangi…………………..126

Laporan Keuangan Yayasan Tahun 2008-2009……………………………………128

Surat Penelitian/Wawancara Ke Yayasan BIK…………………………………….129

Surat Penelitian/Wawancara Ke Kelurahan Mekarwangi………………………….130

Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi…………………………………….131

Surat Keterangan Dari Kelurahan/Desa Mekarwangi……………………………...132

Tabel Z……………………………………………………………………………...133

Brosur BIK-Qurban………………………………………………………………...134

Brosur Sate Hatoya…………………………………………………………………135

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan dan pengangguran memang sudah sekian lama menjadi momok

bagi bangsa Indonesia dan hingga sekarang masih belum menunjukkan tanda-tanda

menghilang, bahkan terus meningkat terutama di kelompok masyarakat pedesaan.

Dalam hal penanggulangan kemiskinan ini, pemerintah telah melakukan berbagai

upaya untuk menanggulangi dan menghapus kemiskinan. Berbagai program telah

dirumuskan dan dilaksanakan di lapangan, serta tidak sedikit pula dana telah

dikucurkan ke masyarakat, seperti terus memacu pertumbuhan ekonomi nasional,

menyediakan fasilitas kredit bagi masyarakat miskin antara lain melalui pemberian

bantuan dana IDT, JPES, PPK, membangun infrastruktur di permukiman kumuh,

pengembangan model pembangunan kawasan terpadu, termasuk melaksanakan dan

meningkatkan kualitas program pembangunan, dan lain-lain1.

Menurut Yusuf Wibisono2, upaya yang telah dilakukan pemerintah ini

sejalan dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, kemiskinan dipandang sebagai

salah satu ancaman terbesar bagi keimanan (QS 2: 268). Islam memandang bahwa

kemiskinan sepenuhnya adalah masalah struktural karena Allah telah menjamin rizki

setiap makhluk yang telah, sedang, dan akan diciptakannya (QS 30:40; QS 11:6) dan

1 Bagong Suyanto , “Perangkap Kemiskinan Dan Model Pemberdayaan Masyarakat Miskin,” Jurnal Dialog Kebijakan Publik II. Edisi 3 (September 2008): h, 32.

1

2 Yusuf Wibisono, “MDGs, Islam, dan Kemiskinan di Indonesia”, Republika, Sabtu, 06 Agustus 2005, h. 25.

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

2

telah menutup peluang bagi kemiskinan kultural dengan memberi kewajiban mencari

nafkah bagi setiap individu (QS 67:15). Di dalam ajaran Islam pula, kepala keluarga

memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota keluarganya. Jika

tidak mampu, maka kewajiban tersebut jatuh ke tangan kerabat dekat. Jika tidak

mampu juga, kewajiban tersebut jatuh ke negara. Dengan demikian Islam mendorong

negara mengentaskan kemiskinan dengan cara memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat. Hal ini menyiratkan Islam sebagai sebuah risalah paripurna dan ideologi

hidup sangat memerhatikan masalah kemiskinan.

Namun, harus diakui bahwa upaya penanggulangan kemiskinan yang

dilakukan pemerintah hingga kini masih belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Data kemiskinan yang didapat penulis menggambarkan bahwa di tahun 2004, BPS

memerkirakan jumlah orang miskin 36,1 juta orang atau 16,6 persen dari total

penduduk Indonesia. Namun angka ini sangat konservatif. Bank Dunia memerkirakan

angka kemiskinan hanya 7,4 persen dengan garis kemiskinan satu dolar AS sehari.

Namun, jika garis kemiskinan dinaikkan menjadi dua dolar AS sehari, maka angka

kemiskinan melonjak menjadi 53,4 persen atau sekitar 114,8 juta jiwa3. Angka ini

kurang lebih sama dengan jumlah seluruh penduduk Malaysia, Vietnam, dan

Kamboja. Angka kemiskinan tahun 2005 adalah 16,6% naik menjadi 17,8 % pada

tahun 2006. Pada tahun 2007 memang ada penurunan menjadi 16,6% tetapi kondisi

3Ibid, h.26.

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

3

ini diprediksi tidak akan tahan lama karena angka kemiskinan akan kembali

meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Wijaya Adi sebagaimana dikutip oleh Euis Amalia, mengatakan bahwa

kenaikan harga BBM akan memicu peningkatan angka pengangguran sebesar 9,7 juta

jiwa atau sebesar 8,6% dari seluruh angkatan kerja. Jumlah pengangguran pada Bulan

Februari 2008 tercatat 9,43 juta atau 8,46% dari seluruh jumlah angkatan kerja, lebih

rendah jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2007 yang mencapai 10,55

juta atau 9,75% dari jumlah angkatan kerja. Dengan kondisi seperti ini penduduk

miskin pada Desember 2008 akan bertambah menjadi 41,7 juta jiwa atau 21,92%.

Target yang ingin dicapai adalah mengurangi angka pengangguran menjadi 5,1%

tahun 2009 dan mengurangi angka kemiskinan menjadi 8,2% tahun 2009. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa alokasi BLT yang dialokasikan bagi 19,1 juta

keluarga miskin sebenarnya hanya menambah penghasilan semu, sementara kenaikan

harga BBM akan mengakibatkan harga-harga naik yang pada gilirannya membuat

penduduk miskin semakin banyak4.

Dari gambaran data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk sebagian

pihak, berbagai bantuan dan program yang telah diupayakan pemerintah memang

cukup bermanfaat. Tetapi masih banyak penduduk Indonesia baik di desa maupun di

kota yang hidup terbelit kemiskinan. Di sisi lain, tak bisa diingkari, fakta bahwa

4 Euis Amalia, Transformasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam Dalam Mewujudkan Keadilan

Distributif, h. 7. Disampaikan pada Kuliah Ekonomi Pembangunan Islam UIN Jakarta, 2009.

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

4

kendati jumlah orang miskin menurun, namun kesenjangan dalam banyak hal justru

semakin lebar.

Pengalaman selama ini telah banyak memperlihatkan, bahwa pendekatan

pemerintah dalam mengatasi kemiskinan baik di tingkat nasional, regional maupun

lokal umumnya adalah dengan menerapkan pendekatan ekonomi semata, yang

seringkali kurang mengabaikan peran kebudayaan dan konteks lokal masyarakat.

Lambatnya perkembangan ekonomi rakyat disebabkan sempitnya peluang untuk

berpartisipasi dalam pembangunan yang mana hal itu merupakan konsekuensi dari

kurangnya penguasaan dan pemilikan asset produksi terutama tanah dan modal.

Karena pada umumnya masyarakat miskin tidak memiliki surplus pendapatan untuk

bisa ditabung bagi pembentukan modal. Pendapatan yang diperoleh hanya cukup

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pokok sehari-hari. Di samping itu, faktor lain

yang menyebabkan berbagai program pengentasan kemiskinan menjadi kurang

efektif tampaknya adalah berkaitan dengan kurang dibangunnya ruang gerak yang

memadai bagi masyarakat miskin itu sendiri untuk memberdayakan dirinya. Acap

kali terjadi, kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan penduduk

miskin justru terjebak menjadi program yang melahirkan ketergantungan baru, dan

bahkan mematikan potensi swakarsa lokal5.

Untuk itu diperlukan suatu model pemberdayaaan ekonomi masyarakat

miskin dengan mengedepankan konteks kebudayaan dan lokal kemasyarakatan di

5 Bagong Suyanto, “Perangkap Kemiskinan Dan Model Pemberdayaan Masyarakat Miskin,”

h, 32.

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

5

mana program tersebut diadakan. Dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat

dengan mengedepankan kearifan lokal, semenjak tahun 2007 telah dilakukan pilot

project pengembangan ekonomi masyarakat melalui usaha penggemukan sapi oleh

Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) di desa Cibuntu dan Mekarwangi kecamatan

Sukawening Kabupaten Garut Jawa Barat sebanyak 43 sapi dan desa Ngasem

Jumapolo Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah sebanyak 25 ekor, dengan

melibatkan hampir sekitar 30 kepala keluarga dhu’afa.

Yayasan yang pada awal berdirinya di tahun 1992 ini bergerak di bidang

perekonomian ummat dengan berbasis pada baitul maal, dan merupakan pelopor

baitul maal di Indonesia dengan pendirinya H. M. Zainal Muttaqin dan Aries Mufti

menggagas program SABANSA (SATU BANTU SATU) yaitu suatu program

pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis peternakan dan penggemukan

sapi, dengan memberdayakan masyarakat lokal yang secara ekonomi tidak mampu

dan tergolong kaum dhu’afa. Langkah-langkah yang dilakukan pihak yayasan adalah

menyediakan sejumlah anak sapi dan diberikan kepada peternak binaan untuk

dikembangbiakan dan digemukan. Yayasan juga bertindak sebagai agen penjualan

dari sapi-sapi yang telah digemukkan oleh para peternak binaan pada setiap momen

Idul Adha.

Namun dalam pelaksanaan program ini terdapat kendala teknis menyangkut

moral hazard dari para peternak binaan, manajemen pengelolaan dan pencatatan

keuangan yayasan yang belum terkoordinir dengan baik dan lokasi program yang

jauh dari pantauan yayasan membuat pilot project program ini mengalami kegagalan

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

6

di daerah Karang Anyar- Jawa Tengah namun dapat bertahan di daerah Cibuntu dan

Mekarwangi Jawa Barat, sehingga mulai April 2008 program SABANSA mulai

difokuskan di desa Mekarwangi dan Cibuntu , suatu pedesaaan yang tertinggal secara

ekonomi namun religius dalam ibadah di daerah Garut dengan kultur lokal

kemasyarakatan mayoritas bekerja sebagai petani dan peternak sapi/kambing.

Program pemberdayaan ini telah mengangkat sekitar 17 kepala keluarga

peternak binaan di Desa Mekarwangi dan Cibuntu bangkit dari jurang kemiskinan

dan jerat para tengkulang menuju kepada kehidupan ekonomi dan sosial yang lebih

baik, mengurangi arus urbanisasi warga Garut ke kota Jakarta serta membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

Beranjak dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

mekanisme yang diterapkan oleh Yayasan Bina Insan Kamil dalam menjalankan

program pemberdayaan masyarakat di Garut dan pengaruh program SABANSA

dalam pemberantasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan

dalam penelitian berjudul : “Efektivitas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pedesaan Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi (Studi Pada Program

SABANSA Yayasan Bina Insan Kamil di Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa

Barat)“

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

7

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang timbul dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat

pedesaan melalui program SABANSA dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pilot project program pemberdayaan ekonomi berbasis penggemukan sapi yang

diujicobakan di desa Ngasem Jumapolo, Karang Anyar mengalami kegagalan

karena moral hazard dari petani yang menjual bibit sapi yang telah diberikan

yayasan. Tidak adanya tokoh masyarakat yang menjadi pengawas yayasan di

lokasi program membuat permasalahan ini tidak cepat diketahui oleh pihak

yayasan. Namun di desa Mekarwangi program ini berjalan dengan baik, karena

keuletan warga dalam beternak sapi dan memiliki tokoh masyarakat yang juga

merupakan bagian dari pengurus yayasan sebagai pengawas langsung peternak

binaan membuat desa Mekarwangi lebih terkontrol dan ditetapkan oleh yayasaan

sebagai tempat program SABANSA ini dilanjutkan. Hal ini berdampak pada

jumlah penerima program ini berkurang dari total 30 kepala keluarga menyisakan

17 kepala keluarga di desa Mekarwangi.

2. Program SABANSA yang difokuskan oleh yayasan Bina Insan Kamil di desa

Mekarwangi baru berjalan selama dua tahun sehingga belum terlihat peningkatan

yang signifikan dalam aspek pendapatan peternak binaan. Namun keberhasilan

yang dapat terlihat adalah menekan laju urbanisasi penduduk desa Mekarwangi-

Garut untuk pergi bekerja di sektor informal di kota Jakarta karena dengan

program SABANSA ini mereka mempunyai kesibukan dalam mengurus sapi-

sapi binaan dan mendapatkan nafkah dari mengelola sapi.

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

8

3. Keterbatasan modal yang dimiliki oleh yayasan Bina Insan Kamil. Hal ini

menyebabkan tiap peternak binaan tidak mendapatkan dana yang ideal dalam

proses penggemukan sapi. Sedangkan tujuan yang dikejar oleh yayasan adalah

sebanyak mungkin penduduk yang dapat dilibatkan dalam upaya pemberdayaan

ekonomi ini.

4. Kurangnya SDM dari yayasan yang bertindak sebagai pengawas di daerah

penggemukan sapi mengakibatkan pengawasan terhadap kinerja para peternak

kurang terkontrol dengan baik.

5. Proses pemasaran sapi dalam kurun waktu dua tahun berjalan hanya terfokus

pada Idul Adha saja. Padahal dalam masa Idul Adha persaingan dalam menjual

sapi cukup tinggi sehingga resiko untuk sapi hasil penggemukan yayasaan tidak

terjual cukup tinggi. Namun di tahun 2010 ini yayasan telah mendirikan rumah

makan ”Sate Hatoya“ dengan menu berbahan dasar daging sapi sebagai sarana

pemanfaatan sapi program SABANSA selain dari penjualan di masa Idul Adha.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini fokus dan tidak melebar, maka permasalahan

yang ingin diteliti pada penelitian ini dibatasi pada program pemberdayaan ekonomi

masyarakat pedesaan berbasis peternakan dan penggemukan sapi yang diprakarsai

oleh Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) di desa Mekarwangi-Garut. Program ini

berfokus pada pengembangbiakan dan penggemukan sapi potong dengan melibatkan

sekitar 17 kepala keluarga dhu’afa, yang selanjutnya dinamai ‘‘program SATU

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

9

BANTU SATU (SABANSA)‘‘ khususnya dampak program ini terhadap keadaan

ekonomi dan sosial para peternak binaan.

Data-data yang dianalisis adalah data program SABANSA yang telah tercatat

di yayasan dari April 2008 sampai Februari 2010 karena sampai saat ini penulis

meneliti, program SABANSA ini masih terus berlangsung.

D. Perumusan Masalah

Masalah yang diteliti oleh penulis dapat dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana model program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan

berbasis peternakan dan penggemukan sapi melalui program SABANSA?

2. Apakah model pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis

peternakan dan penggemukan sapi sudah berjalan efektif?

3. Apakah program SABANSA sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Syariah?

E. Tujuan Penelitian

Seiring dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka yang akan

menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis penerapan program pemberdayaan ekonomi masyarakat

pedesaan berbasis usaha peternakan dan penggemukan sapi melalui program

SABANSA di desa Mekarwangi, Kecamatan Sukawening-Garut.

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

10

2. Menganalisis efektivitas model pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan

berbasis peternakan dan penggemukan sapi dan pengaruhnya terhadap

pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa Mekarwangi, Kecamatan

Sukawening-Garut.

3. Menganalisis kesesuaian program SABANSA dengan prinsip-prinsip

Ekonomi Syariah.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini bisa dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

1. Bagi akademisi dan pemerhati kaum marginal lainnya, diharapkan penelitian

ini dapat memberikan wawasan dan bahan untuk pengembangan dan

penelitian tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan lebih lanjut.

2. Bagi masyarakat, hal ini dapat memberikan gambaran tentang potensi

peternakan sapi dalam meningkatkan perekonomian keluarga, juga dapat

mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pemberantasan

kemiskinan. Bagi Yayasan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan

evaluasi terhadap kinerja program SABANSA yang telah berjalan serta dapat

dijadikan rujukan untuk dapat menggaet mitra usaha dalam memenuhi sektor

permodalan program pemberdayaan ini

3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan pilihan metode

pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan sehingga dapat dijadikan

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

11

masukan untuk menciptakan model pemberdayaan ekonomi masyarakat

pedesaan yang lebih efektif dan sesuai dengan kultur budaya setempat.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada penelitian eksplanasi, yaitu menjelaskan tentang

mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi dengan menghubungkan pola-pola yang

berbeda namun memiliki keterkaitan. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk

penelitian eksploratif yaitu bertujuan untuk melihat pola, gagasan atau merumuskan

hipotesis bukan untuk menguji hipotesis6. Penelitian eksploratif juga dilakukan untuk

lebih memaham i karakteristik dari suatu masalah, mengingat sangat sedikit sekali

penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang suatu fenomena yang perlu

dipahami7.

2. Pendekatan Penelitian

Menurut pendekatannya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yaitu

suatu pendekatan penelitian yang bersifat objektif, mencakup pengumpulan dan

analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik8.

6 Hermawan, Asep, Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis,( Jakarta: LPFE Trisakti,

2003) , h.2. 7 Ibid, h.3. 8 Ibid, h.3.

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

12

3. Kriteria Data

Menurut cara perolehannya, data penelitian ini terdiri atas dua kategori, yaitu:

a. Data primer merupakan data-data yang peneliti peroleh dari lapangan (field

research). Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data

melalui indepth interview dengan petani/peternak penerima dan pelaksana

program, tokoh masyarakat desa, dan aparatur desa.

b. Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari Yayasan Bina Insan

Kamil (BIK) berupa dokumen mengenai prosedur program SABANSA,

laporan keuangan program SABANSA, juga dari berbagai literatur baik dalam

bentuk buku, jurnal ilmiah, majalah, koran, internet dan lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:

a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke Desa

Sukawening, Mekarwangi, Garut-Jawa Barat. Tujuannya untuk mengetahui

keadaan sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian berkaitan dengan

program SABANSA yang dijalankan oleh yayasan Bina Insan Kamil dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

b. Wawancara (interview), yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak

yayasan Bina Insan Kamil dan peternak binaan program SABANSA.

c. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data

berdasarkan laporan keuangan yayasan Bina Insan Kamil dan laporan-laporan

lain yang terkait dengan masalah penelitian.

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

13

5. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan

Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi yang dijalankan oleh Yayasan Bina

Insan Kamil (BIK) di Desa Mekarwangi, Sukawening, Garut-Jawa Barat. Melibatkan

sekitar 17 kepala keluarga dhu’afa, yang rata-rata bekerja sebagai buruh tani dengan

penghasilan minim dan frekuensi kerja tidak tetap. Program ini telah berjalan dari

tahun 2007 dan masih berjalan sampai sekarang. Namun data yang dianalisis adalah

data yang tercatat di yayasan dari tahun 2008 sampai 2009.

6. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis efektivitas model, data yang terkumpul akan dianalisis

melalui pendekatan kuantitatif. Pengujian melalui analisis kuantitatif digunakan

untuk mengukur dampak program SABANSA terhadap peternak binaan secara

ekonomi terhadap 2 (dua) aspek, yaitu kinerja keuangan dan perubahan kondisi

ekonomi.

a) Kinerja Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan petani/peternak binaan, digunakan rumus

Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio). Pada bagian ini, penulis

menganalisis arus kas dan mengukurnya menggunakan Profitability Index atau

Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio) dengan rumus9:

9 Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Gramedia, 2003), h. 201.

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

14

Keterangan:

PI = Profitability Index, yaitu salah satu metode penilaian investasi

dengan menghitung perbandingan antara nilai sekarang (present

value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang

akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi

yang telah dilaksanakan

PV = Present Value, yaitu nilai sekarang dari arus kas masuk akan datang

dari proyek tersebut

Di mana apabila hasil analisis rasio lebih besar (>) dari 1, maka kinerja

keuangan berada dalam posisi yang baik dan bisa diterima. Namun jika hasil analisis

rasio lebih kecil (<) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang tidak

baik dan tidak dapat diterima10.

b) Perubahan Kondisi Ekonomi

Pengukuran terhadap perubahan kondisi ekonomi peternak binaan dan

hubungannya terhadap pelaksanaan program menggunakan tes statistik

nonparametrik Wilcoxon Signed Rank Test (uji dua sampel berhubungan) dengan

rumus sebagai berikut:

10 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 164

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

15

Keterangan:

E = Mean (rataan hitung) σ = Simpangan baku T = Jumlah jenjang/rangking n = Jumlah sampel

Untuk landasan pengujian dipergunakan nilai T. H0 diterima apabila T ≥ Tα.

H0 ditolak apabila T< Tα11.

Metode statistik nonparametrik digunakan karena nilai data variabel tergolong

kepada data nonmetrik. Data nonmetrik adalah data kualitatif yang dapat berbentuk

suatu atribut, karakteristik atau kategori atau dikotomi. Yang termasuk data

nonmetrik adalah tipe data nominal atau ordinal.

Data nominal adalah data di mana sebutan seperti “laki-laki” atau

“perempuan” diberikan kepada item dan tidak ada implikasi di dalam sebutan tersebut

bahwa item yang satu lebih tinggi atau lebih rendah daripada item lainnya. Sedangkan

data ordinal hanya memberikan informasi tentang apakah suatu item lebih tinggi,

lebih rendah, atau sama dengan item lainnya; data ini sama sekali tidak menyatakan

ukuran perbedaan12.

Data mengenai kondisi ekonomi dimaksud meliputi kondisi pendapatan

peternak, jumlah sapi dan nilai aset yang dimiliki. Kondisi ekonomi responden

dibandingkan antara sebelum dan sesudah diberikan program, apakah terjadi

11 Djarwanto, Statistik Non Parametrik, ( Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 26 12 J. Supranto, Statistik; Teori dan Aplikasi Jilid 2, (Jakarta : Erlangga, 2001), h. 294.

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

16

peningkatan atau-kah penurunan. Dari hasil penghitungan tersebut, dapat dilihat

pengaruh antara variabel dependen (kondisi ekonomi petani/peternak) dan

independen (program pemberdayaan)13.

Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan mengunakan program

SPSS, untuk efektivitas dan efisiensi serta menghindari human error.

H. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Sudah terdapat beberapa penelitian sebelumnya tentang masalah

pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pemberantasan kemiskinan:

1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Petani Terpadu

Binaan PT. Gulf Resources (GRISSIK) Ltd. (Studi Kasus Di Kecamatan

Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin)

Riki junaidi (2003)14 meneliti tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial

perusahaan PT. Gulf terhadap masyarakat petani yang berada di wilayah operasi

perusahaan di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin. Di mana

kondisi perekonomian petani tersebut berada dalam garis kemiskinan dan lahan yang

ada tidak tergarap karena ketiadaan modal untuk menggarap lahan tersebut. Untuk itu

13 Jogiyanto HM, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman, (Yogyakarta: BPFE, 2004) h. 65. 14 Riki Junaidi, “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Petani Terpadu

Binaan PT. Gulf Resources (GRISSIK) Ltd. (Studi Kasus Di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin)”, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana FISIP UI, 2003)

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

17

PT. Gulf berusaha membantu para petani dengan memberikan permodalan,

pengetahuan dan keahlian dalam menggarap lahan sehingga dengan bekal itu semua

diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup para petani di sekitar PT. Gulf.

Sasaran dari program ini adalah aspek ekonomi petani, yaitu tumbuhnya usaha

ekonomi produktif di pedesaan seperti peternakan, perikanan, dan pertanian yang

dapat membantu meningkatkan pendapatan para petani. Tujuan umum dari penelitian

ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan pemberdayaan ekonomi

masyarakat melalui program petani terpadu binaan PT. Gulf Resources Ltd.

Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendeskripsikan perubahan tingkat

pendapatan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan setelah dilaksanakannya program

pemberdayaan oleh PT.Gulf, dan untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan program.

Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan

analisis deskriptif. Hasil penelitian ini diketahui bahwa proses yang dilalui dalam

pelaksanaan program meliputi langkah persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan

bertahap, yaitu sosialisasi program, penentuan petani binaan, pelatihan di Bogor,

pengajuan proposal, penyiapan lahan, pencairan dana program, pelaksanaan,

monitoring, evaluasi dan pelaporan. Di mana kesimpulan yang didapat adalah

program ini boleh dikatakan telah meningkatkan pendapatan petani binaan namun

peningkatan pendapatan tersebut tidak merata antara petani yang satu dengan yang

lain. Hal ini disebabkan adanya penyimpangan-penyimpangan baik yang dilakukan

oleh petanai binaan, anggota tim pendamping maupun aparatur desa.

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

18

Perbedaan penelitian ini terletak pada metode penelitian yang digunakan, di

mana Riki menggunakan pendekatan penelitian kualitatif sedangkan penulis

menggunakan penelitian kuantitatif. Perbedaan juga tampak pada objek penelitian di

mana Riki berfokus pada berbagai macam usaha yang diberikan PT. Gulf untuk

memberdayakan petani miskin di wilayah operasionalnya sebagai bagian dari CSR

perusahaan, sedangkan penulis terfokus pada peternakan dan penggemukan sapi

potong yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Kamil yang mempunyai unsur sosial

juga mempunyai aspek bisnis.

2. Efektifitas Program Pemberdayaan Ekonomi Untuk Orang Tua Dan Anak

Jalanan Di Surabaya (Studi Kasus Program Pengembangan Kewirausahaan

Dan Program Pengembangan Minat Dan Bakat Di Yayasan Arek Lintang

Surabaya)

Moh. Roubal Arif Khan (2002)15 meneliti tentang efektivitas program

pemberdayaan ekonomi untuk anak-anak jalanan dan keluarganya yang digagas oleh

Yayasan Arek Lintang- sebuah organisasi non pemerintah yang menangani anak

jalanan di wilayah Surabaya- melalui program pengembangan kewirausahaan bagi

orang tua dan pengembangan minat dan bakat bagi anak-anak jalanan. Serta faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas program.

15Moh. Roubal Arif Khan , “Efektifitas Program Pemberdayaan Ekonomi Untuk Orang Tua

Dan Anak Jalanan Di Surabaya (Studi Kasus Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Program Pengembangan Minat Dan Bakat Di Yayasan Arek Lintang Surabaya)”, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana FISIP UI, 2002)

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

19

Pengumpulan data melalui observasi lapangan, studi dokumenter, wawancara

pada seluruh peserta program yaitu 16 orang tua dan 16 anak jalanan dan wawancara

mendalam pada 5 orang tua dan 5 anak jalanan. Metode penelitian yang digunakan

menggunakan analisis evaluatif dengan jenis penelitian gabungan antara kuantitatif

dengan kualitatif. Analisis data menghasilkan kesimpulan bahwa program

pengembangan kewirausahaan bagi orang tua tidak berjalan efektif, sedangan

program pengembangan bakat dan minat anak jalanan berjalan cukup efektif dilihat

dari bertambahnya kesadaran orang tua untuk tidak membiarkan anaknya bekerja di

jalanan, berkurangnya aktifitas anak di jalanan bahkan ada yang sudah lepas dari

jalanan, dan adanya kegiatan produktif anak jalanan untuk mengisi waktu luang.

Secara garis besar program pemberdayaan ekonomi yang diterapkan oleh Yayasan

Arek Lintang bisa dikatakan belum mencapai hasil yang diharapkan.

Perbedaan pada penelitian ini adalah di objek penelitian, di mana Moh. Roubal

Arif Khan mengambil objek orang tua dan anak-anak jalanan sebagai bagian dari

program pemberdayaan ekonomi dengan mengkhususkan pada program

pengembangan minat dan bakat anak-anak serta kewirausahaan bagi orang tua

sedangkan penulis mengambil objek para buruh tani miskin yang diberdayakan untuk

menggemukan bibit sapi potong dengan sistem bagi hasil antara pihak yayasan dan

petani binaan terhadap hasil keuntungan penjualan pada momen Idul Adha.

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

20

3. Dampak Zakat Poduktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Dan Faktor2

Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mustahik (Studi Kasus

Pendayagunaan Zakat Produktif Oleh Dompet Dhu’afa),

Rafiqoh Ahmad Hamzah (2008)16 melakukan penelitian dalam rangka menjawab

pertanyaan tentang sejauhmana implementasi zakat produktif melalui program

pendampingan yang dilakukan masyarakat mandiri DD berpengaruh terhadap

pemberdayaan ekonomi mustahik (mitra) serta apakah karakteristik mitra dan nilai

bantuan yang diberikan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mereka.

Data-data dianalisis dengan menggunakan metode eksplanatory kualitatif yang

menganalisis hubungan kausalitas antara dependen variabel dan independen variabel,

di mana IV (Independen Variabel) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan usaha mustahik dengan indikator karakteristik mustahik dan nilai

bantuan. Sementara DV (Dependen Variabel) adalah keberhasilan pemberdayaaan

ekonomi mustahik yang diukur dari kelanjutan usaha, perkembangan usaha,

kepemilikan aset produktif dan tingkat penghasilan.

Kesimpulan besar yang dihasilkan tesis ini adalah program pendampingan yang

dilakukan Masyarakat Mandiri berhasil memberdayakan dan meningkatkan taraf

hidup sebanyak 33 mitra atau 82,5% dari total responden. Di samping itu beberapa

indikator dari karakteristik mustahik yaitu umur dan jumlah tanggungan, berpengaruh

16 Rafiqoh Ahmad Hamzah, “Dampak Zakat Poduktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Dan

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mustahik (Studi Kasus Pendayagunaan Zakat Produktif Oleh DD)”, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

21

terhadap keberhasilan usaha. Umur berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha

dengan potensi keberhasilan terbesar pada mitra yang berusia antara 30 sampai 39

tahun. Jumlah tanggungan mitra berpengaruh negatif terhadap keberhasilan usaha.

Potensi keberhasilan usaha ada pada mitra yang jumlah tanggungannya berkisar

antara 1-3 orang, sementara rata-rata jumlah tanggungan yang menjadi ancaman bagi

keberhasilan usaha adalah 4-5 orang.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek penelitiannya, di mana Rafiqoh

meneliti tentang pemberdayaan zakat produktif dalam meningkatkan taraf hidup mitra

binaannya menggunakan elemen dana zakat sebagai modal usaha. Sedangkan penulis

dalam objek penelitiannya terhadap yayasan Bina Insan Kamil, menggunakan elemen

dana pribadi dari yayasan sebagai modal usaha dalam memberdayakan masyarakat di

dasa Sukawening, sedangkan penerapan aspek zakat dilakukan yayasan dalam bentuk

pemberian anak sapi dari peternak binaan yang telah berhasil kepada peternak

dhu’afa lainnya yang belum dapat mengikuti program ini secara cuma-cuma.

4. Pengaruh Program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat)

Terhadap Perekonomian Para Mustahik (Studi Pada Dompet Peduli

Ummat Daarut Tauhid Bandung)

Afriyani (2006)17 mencoba meneliti tentang pengaruh program MISYKAT yang

dijalankan oleh LAZ DPU DT Bandung terhadap peningkatan perekonomian para

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

22

mitra binaannya yang menggunakan dana tersebut sebagai tambahan modal usaha.

Data-data dianalisis dengan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu

mendeskripsikan data yang diperoleh baik data kuantitatif maupun kualitatif dan

memaparkan secara keseluruhan untuk dilakukan analisis lebih lanjut sesuai dengan

karakter dan jenis datanya masing-masing.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana

(Simple Random Sampling) dengan sampel responden sebanyak 20% dari 175

nasabah MISYKAT DPU DT yaitu berjumlah 35 orang. Sedangkan data kualitatif

dianalisis dengan metode content analisys yaitu suatu cara dalam menganalisis data

bertitik tolak kepada kerangka teori18.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah program pemberdayaan di

MISYKAT DPU DT dapat berjalan dengan baik tidak terlepas dari proses

pendampingan baik dari sisi ruhiyah maupun dari sisi usaha anggota. Serta

mengungkapkan tentang pengaruh zakat terhadap perekonomian para mustahik yang

ternyata pengaruhnya positif dalam meningkatkan pendapatan para mustahik (kaum

perempuan miskin di sekitar pesantren Daarut Tauhid).

Penelitian ini juga menggunakan dana zakat dalam memberdayakan masyarakat

dengan berfokus pada pemberian modal usaha kepada para mustahiq zakat melalui

usaha MISKYAT. DPU DT sebagai lembaga pengelola hanya bertindak sebagai

17 Afriyani, “Pengaruh Program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) terhadap Perekonomian Para Mustahik (Studi Pada Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung)” (Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)

18 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) Cet. Ke-9, h. 40.

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

23

pendamping mitra binaan dalam mengembangkan usaha mitra binaannya yang

beraneka macam, karena mitra diberikan keluasan dalam berusah di berbagai bidang.

Hal ini yang membedakan dengan penelitian penulis di mana pihak Yayasan Bina

Insan Kamil telah menetapkan bahwa usaha yang digeluti berfokus pada peternakan

dan penggemukan sapi potong, sehingga proses pendampingan dan pengorganisasian

manajemen juga lebih terfokus hanya pada usaha peternakan dan penggemukan sapi

potong saja.

5. Efektivitas Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Masjid

Muhyil Qoyyim (2009)19 menganalisis efektivitas/pengaruh model

pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menjadikan masjid sebagai basis

pelaksanaan program dengan metode penelitian eksplanasi. Objek penelitian ini

adalah program Pemberdayaan Pedesaan oleh Masyarakat secara Mandiri melalui

Lembaga Keagamaan yang merupakan program dari Kementrian Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal yang bermitra dengan Perhimpunan Pengembangan

Pesantren dan Masyarakat (P3M).

Efektivitas model pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid ini

dianalisis dengan analisis Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio untuk

menganalisis pengaruh program terhadap kondisi kinerja keuangan mitra binaan,

19 Muhyil Qoyyim, “Efektifitas Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Masjid

(Studi pada Program Pemberantasan Kemiskinan Berbasis Masjid)” (Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

24

Wilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisi

ekonomi mitra binaan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, dan analisis

SWOT menggunakan Matriks Kearns untuk menganalisis apa yang sudah baik dan

apa yang masih belum baik dari pelaksanaan program ini menurut perspektif mitra

binaan. Penulis juga memaparkan ide strategis pengembangan program berdasarkan

kerangka yang disajikan oleh Subir Chowdury.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa menjadikan masjid sebagai basis

program pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu cara yang terbilang cukup

efektif mengingat posisi masjid sangat berdekatan dengan masyarakat, sehingga

mengetahui permasalahan riil yang dihadapi masyarakat dan memiliki keleluasaan

untuk bersama masyarakat merumuskan langkah advokasinya.

Penelitian ini hampir mendekati pada penelitian yang penulis lakukan, sehingga

metode penelitian yang dilakukan oleh Muhyil Qoyyim dijadikan rujukan penulis

untuk meneliti. Perbedaannya hanya terletak di jenis usaha yang diteliti oleh Muhyil

Qoyyim masih luas, meliputi bidang perdagangan, pertanian, peternakan dan jasa,

serta menggunakan peran lembaga masjid sebagai pengelola dalam mendistribusikan

bantuan dana usaha kepada mitra binaannya (jamaah masjid). Sedangkan penelitian

yang penulis lakukan sudah spesifik hanya pada usaha peternakan dan penggemukan

sapi potong saja serta pihak yayasan yang bertindak sebagai pengelola.

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

25

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 1428 H / 2007 M. Dalam skripsi ini

penulis menyusun lima bab uraian, di mana dalam tiap-tiap bab dilengkapi dengan

masing-masing sub-bab yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memaparkan Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan (review) Kajian Terdahulu, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT YANG EFEKTIF

Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan kepustakaan yang memuat

deskripsi tentang teori yang digunakan dalam proses penelitian dan pembahasan,

kerangka konseptual serta hipotesis. Dalam hal ini berisi tentang teori efektivitas,

teori pemberdayaan ekonomi masyarakat, teori pemberdayaan ekonomi masyarakat

yang efektif.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, YAYASAN BINA

INSAN KAMIL DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Bab ini memuat tentang gambaran umum yayasan Bina Insan Kamil,

gambaran umum program SABANSA serta gambaran umum desa Mekarwangi,

meliputi profil yayasan, latar belakang program SABANSA, permasalahan yang

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

26

dihadapi, letak geografis desa, jumlah penduduk, mata pencarian penduduk, kondisi

sosial ekonomi penduduk, dan lain-lain.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat deskripsi data hasil temuan di lapangan yang berisi tentang

pelaksanaan program SABANSA yang meliputi karakteristik petani/peternak binaan,

kendala yang hadapi dalam menjalankan program. Juga menganalisis dampak

program dari sisi efektivitasnya terhadap kondisi ekonomi petani/peternak program

serta kinerja keuangan Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) yang dianalisis dengan

menggunakan analisis Profitability Index atau Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio)

untuk analisis kinerja keuangan, Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan

bantuan program SPSS untuk analisis perubahan kondisi ekonomi/pengaruh program

terhadap kondisi ekonomi petani/peternak binaan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis menyimpulkan kesimpulan dari semua hasil temuan

penelitian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran untuk

pengembangan program ke depan yang dapat penulis sampaikan

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB II

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT YANG EFEKTIF

A. Kerangka Teori

1. Teori Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Salah satu konsep utama dalam mengukur prestasi kerja adalah efektivitas.

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai beberapa arti antara lain:

(1) ada efeknya (akibatnya, pengaruh, dan kesan), (2) Manjur atau mujarrab, (3)

Membawa hasil, berhasil guna (usaha tindakan) dan mulai berlaku. Dari kata itu

muncul pula keefektifan yang diartikan dengan keadaan, berpengaruh, hal

terkesan, kemanjuran, dan keberhasilan1.

Menurut ahli manajemen Peter Brucker, efektivitas adalah melakukan

pekerjaan yang benar (doing the right things). Efektivitas merupakan

kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara atau peralatan yang

tepat2. Sedangkan efektivitas diartikan sebagai padanan kata yang menunjukkan

taraf tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain bahwa suatu usaha dapat

dikatakan efektif jika usaha tersebut mencapai tujuannya.

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2007) h. 284. 2 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi ke 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), h. 7

27

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

28

Secara ideal efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran yang agak pasti,

sehingga ada standarisasi tercapainya suatu tujuan dan lain sebagainya3.

b. Hal-Hal yang Menghambat Efektivitas

Setidaknya ada 7 (tujuh) hal yang berpotensi menghambat efektivitas

kerja, di antaranya4:

Pertama, tidak memiliki tujuan yang jelas dan target terukur. Tanpa tujuan

yang jelas dan target terukur, semua yang kita lakukan menjadi tidak fokus.

Inilah yang kemudian menjadikan waktu dan energi menjadi tidak efektif.

Sayangnya, kita seringkali bekerja tanpa tahu untuk apa kita bekerja. Kita-pun

shalat, namun seringkali tidak tahu untuk apa kita shalat. Sehingga tujuan yang

jelas dan target yang terukur mutlak diperlukan agar setiap langkah kerja yang

kita lakukan efektif.

Kedua, tidak memiliki rencana detail. Setelah memiliki tujuan jelas serta

target yang terukur, kita pun dituntut memiliki rencana detail. Rencana detail

layaknya peta yang akan memandu setiap langkah, sehingga waktu yang kita

miliki benar-benar efektif. Tanpa adanya peta, lagi-lagi kita akan terjebak pada

penghamburan waktu dan energi.

Ketiga, tidak teratur dalam hidup. Ketidakteraturan ini biasanya akan

mendatangkan banyak masalah. Tidak teratur makan misalnya, akan

3 Kanisius, Ensiklopedi Umum, (Jakarta: Kanisius, 1973) h. 36. 4 Aa Gym, ”Efektivitas Amal dan Ibadah”, artikel diakses pada tanggal 14 maret 2010 dari

http://republika.co.id

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

29

mengundang penyakit maag. Demikian pula tidak teratur dalam bekerja,

berolahraga, belajar, dan sebagainya.

Keempat, komunikasi yang tidak baik. Sekitar 70% (Tujuh puluh persen)

aktivitas hidup kita diisi dengan komunikasi. Maka, siapa pun yang ingin efektif

dalam bekerja, harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Banyak

masalah yang lahir dari miscommunication. Masalah sepele saja bisa

menghancurkan rumah tangga bila suami dan istri tidak bisa berkomunikasi

dengan baik. Demikian pula di kantor, di pasar, di sekolah dan di mana pun. Satu

penyebab gagalnya komunikasi adalah kuatnya dugaan/prasangka dan tidak

lengkapnya informasi yang kita terima tentang sesuatu hal. Maka pastikan,

komunikasi kita memenuhi unsur penyampaian yang tenang, sopan, fasih, apik,

lembut dan secukupnya. Sedangkan isinya harus benar, manfaat dan tak

menyakiti.

Kelima, konflik yang tidak perlu. Mempermasalahkan hal-hal kecil dan tidak

prinsipil berpotensi menimbulkan konflik yang tidak perlu. Bila sudah terjadi

konflik, maka energi kita akan terkuras, sehingga tugas utama kita terbengkalai.

Saat suami istri terlibat konflik misalnya, maka fungsi-fungsi di rumah tangga

akan terbengkalai, anak kehilangan kasih sayang dan keberkahan hidup akan

hilang. Karena itu, saat terjadi singgungan dalam kondisi apapun, yang kita

kedepankan bukan ego dan nafsu, namun semangat bersaudara, semangat solusi

dan semangat sukses bersama.

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

30

Keenam, bersikap emosional. Selain menggangu suasana, sikap emosional

akan menghambat efektivitas kerja. Orang yang emosional cenderung membesar-

besarkan masalah, pendendam, dan menuntut. Bila sudah demikian, waktu-

waktu produktif kita akan banyak yang terbuang percuma. Karena itu, mustahil

sebuah pekerjaan akan berkualitas bila dilakukan dalam keadaan emosional.

Ketujuh, menunda-nunda pekerjaan. Setiap waktu memiliki haknya sendiri-

sendiri. Saat kita menunda sebuah pekerjaan, maka pada saat bersamaan kita

telah mengambil hak sepenggalan waktu dan ini menjadi awal datangnya

masalah baru. Setiap detik yang kita lalui adalah rangkaian keputusan. Maka

pilihlah keputusan terbaik. Salah satunya dengan tidak menunda-nunda

pekerjaan.

c. Cara-Cara Mengukur Efektivitas

Dalam melakukan pengukuran terhadap aspek efektivitas pada penelitian

ini, penulis berfokus pada konsep pembahasan efektivitas dilihat dari segi

manajemen khususnya manajemen biaya (keuangan) dan dari studi kelayakan

bisnis. Dalam perspektif manajemen biaya, efektivitas sebuah perusahaan sering

diukur dengan membandingkan laba operasi sesungguhnya dengan yang

dianggarkan. Perbedaan antara laba operasi sesungguhnya dengan laba operasi

yang dianggarkan dalam suatu periode tertentu disebut selisih laba operasi5.

5Blocher dkk, Manajemen Biaya; Dengan Tekanan Strategik Jilid 2,(Jakarta: Salemba Empat,

2001) h.726.

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

31

Namun, selisih laba operasi tidak dapat menjelaskan penyebab dari

perbedaan atau membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengurangi

perbedaan yang sama di masa datang sehingga perlu dilakukan analisis

pendekatan terhadap efisiensi dari operasi keuangan perusahaan yang berubah-

ubah tersebut, yaitu dengan menggunakan analisis Anggaran Fleksibel.

Anggaran fleksibel adalah sebuah anggaran yang menyesuaikan pendapatan

dan biaya yang mengalami perubahan dalam pencapaian output. Dengan

perubahan output (unit yang diproduksi terjual pada perusahaan manufaktur,

jumlah pasien per hari untuk rumah sakit, jumlah siswa untuk sekolah)

pendapatan dan biaya perusahaan juga berubah dari yang dianggarkan. Anggaran

fleksibel dapat membantu manajemen dalam menjawab pertanyan penting

tentang operasi, seperti6:

1) Mengapa laba bersih menurun?

2) Mengapa harga pokok penjualan meningkat dari 69 menjadi 71% ?

Dapatkah manajemen melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya hal

yang sama di masa datang?

3) Mengapa biaya penjualan dan umum naik menjadi Rp 150.000,- ?

4) Apa alasan dari memburuknya hasil operasi? Apakah disebabkan

perubahan pada:

a) Unit terjual

b) Harga jual

6 Ibid.,h. 727.

Page 52: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

32

c) Mix penjualan

d) Biaya produksi

e) Biaya umum dan penjualan

Anggaran fleksibel memampukan manajemen untuk menganalisis hasil

operasi dan perubahan pada kondisi operasi secara detail serta membantu untuk

menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Total penjualan dan

biaya dari anggaran fleksibel dihitung dengan formula7:

Total penjualan = Jumlah unit terjual x harga jual dianggarkan tiap unit

Total biaya = Total biaya variabel + total biaya tetap

= (jumlah unit terjual x biaya variabel dianggarkan tiap

unit) + biaya tetap dianggarkan

Penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam studi kelayakan bisnis, jika

dilihat dari aspek keuangan, maka dapat menggunakan metode analisis rasio-

rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan ini meliputi rasio likuiditas, rasio efisiensi,

rasio Leverage dan rasio profitabilitas.

Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis bagaimana

prakiraan aliran kas akan terjadi. Pada umumnya ada empat metode yang biasa

dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi,

yaitu metode penilaian investasi Payback Period, Net Present Value, Internal

Rate Of Return, Probilability Index Serta Break Even Point8.

7 Ibid., h. 729. 8 Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Gramedia, 2003), h. 197.

Page 53: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

33

Berdasarkan ketersediaan data di tempat penulis meneliti, maka metode

penilaian investasi yang dapat dihitung dan dianalisis hanya metode probitability

index. Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah dengan

menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari

rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan

nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan9.

Keterangan:

PI = Profitability Index, yaitu salah satu metode penilaian investasi

dengan menghitung perbandingan antara nilai sekarang (present

value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang

akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi

yang telah dilaksanakan

PV = Present Value, yaitu nilai sekarang dari arus kas masuk akan datang

dari proyek tersebut

Di mana apabila hasil analisis rasio lebih besar (>) dari 1, maka kinerja

keuangan berada dalam posisi yang baik dan bisa diterima. Namun jika hasil

analisis rasio lebih kecil (<) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi

yang tidak baik dan tidak dapat diterima10.

9 Ibid.,h. 201. 10 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 164

Page 54: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

34

2. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

a. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

1) Pemberdayaan

Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti

tenaga atau kekuatan. Pemberdayaan adalah upaya membangun sumber daya

dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi

yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya11.

Istilah pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah asing empowerment.

Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah

pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah

pengembangan. Bahkan dua istilah ini, dalam batas-batas tertentu bersifat

interchangeable atau dapat dipertukarkan. Dalam pengertian lain,

pemberdayaan atau pengembangan adalah upaya memperluas horison

pilihan bagi masyarakat12.

Pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan

atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-

individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

11 Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 2000) Cet I. h. 263 12 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam; Dari

Ideologi, Strategi Sampai Tradisi (Bandung: ROSDA, 2001), h.30.

Page 55: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

35

sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki

kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya13.

Sementara itu menurut Jim Ife, ‘’pemberdayaan adalah penyediaan

sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan ketrampilan bagi masyarakat

untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan

masa depan mereka lebih baik. Menurut Gunawan Sumohadiningat,

pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki dhu’afa

dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran

tentang potensi yang dimiliki mereka serta berupaya untuk

mengembangkannya14, dengan kata lain memberdayakan adalah

memampukan dan memandirikan masyarakat.

Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu

yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan

bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai

kesempatan untuk mengadakn pilihan-pilihan. Dengan paparan di atas,

jelaslah bahwa proses pengembangan dan pemberdayaan pada akhirnya akan

menyediakan sebuah ruang kepada masyarakat untuk mengadakan pilihan-

13Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2003) cet ke 1, h. 56.

14Gunawan Sumihadiningrat, Pembangunan Daerah Dan Pengembangan Masyarakat,

(Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997), h. 165

Page 56: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

36

pilihan. Sebab, manusia atau masyarakat yang dapat memajukan pilihan-

pilihan dan dapat memilih dengan jelas adalah masyarakat yang punya

kualitas15.

2) Ekonomi

Menurut para ahli, perkataan ekonomi berasal dari bahasa yunani, oicos

dan nomos. Oicos berarti rumah dan nomos berarti aturan. Jadi ekonomi

adalah aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia

dalam rumah tangga rakyat (volkhuisudin) maupun dalam rumah tangga

negara (staatshuishouding)

Jadi, ekonomi merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat pemuas

kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud disini berkaitan

dengan aktivitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi,

distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan barang-barang langka16.

3) Masyarakat

Merujuk pada Ron Shaffer, Steve Deller dan Dave Marcouiller bahwa

sebagian besar definisi yang ada tentang masyarakat merujuk pada area,

kumpulan dan sosial ekonomi interaksi. Maka, definisi masyarakat yang

dgunakan adalah sekelompok orang yang secara keberadaaan fisik dibatasi

15Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, h.42. 16 Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa, (Jakarta:

Dakwah Press, 2008), h.221

Page 57: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

37

dgn geografis, politik, sosial dan ekonomi, dan dengan hubungan

komunikasi yang intens17. Ada lima pendekataan dalam studi tentang

masyarakat ( Long, Anderson dan Blubaugh 1973; Sanders 1966; Wilkinson

1992 dalam Ron Shaffer dkk, 2004 ; 2-3) yang dimaksud tersebut meliputi18:

pendekatan kualitatif, ekologi, etnografi, sosiologi dan ekonomi.

(a) Pendekatan kualitatif, merupakan perspektif yang memandang

masyarakat sebagai suatu tempat hidup, pendekatan ini melihat pada

perumahan, sekolah dan perilaku individu-individu yang ada dalam

komunitas.

(b) Pendekatan ekologi, adalah suatu studi dari masyarakat sebagai unit

kewilayahan, secara khusus distribusi kewilayahan dari kelompok-

kelompok orang, mereka berinteraksi dalam komunitas dan di antara

komunitas.

(c) Pendekatan etnografi adalah studi dari masyarakat sebagai suatu

pedoman hidup. Pada pendekatan ini bersandar pada keseluruhan

dimensi kebudayaaan masyarakat, tidak hanya aspek demografi,

ekonomi dan geografi.

(d) Pendekatan sosiologi, memandang masyarakat sebagai suatu sistem

sosial dan terkonsentrasi pada hubungan sosial yang ada di dalam

17 Ibid., h. 222. 18 Ibid.,h. 223.

Page 58: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

38

masyarakat yang bentuknya berada dalam kelompok-kelompok, dan

sistem-sistem yang lebih besar yang kedudukannya berada di dalam atau

di luar masyarakat.

(e) Pendekatan ekonomi, melihat pada hubungan-hubungan antara bidang-

bidang ekonomi dengan rumah tangga. Seperti pertanian, tipe-tipe

pekerjaan dan keterampilan-keterampilan. Di samping itu pendekatan

ini juga mempertimbangkan sumber-sumber daya (alam, manusia,

keuangan, dan material) yang ditemukan dalam masyarakat.

Jadi bisa disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat berarti

upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat dalam

kondisi yang kurang mampu untuk melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan dan keterbelakangan19.

b. Cakupan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Michael Sheraden (2006) mengatakan pemberdayaan ekonomi masyarakat

setidaknya mencakup tiga bidang pemberdayaan yaitu20 :

Pertama, aset manusia (human asset) berkaitan erat pada pemberdayaan

kualitas sumber daya manusianya. Human capital ini termasuk pada golongan

aset tidak nyata. Human asset secara umum meliputi intelegensia, latar belakang

pendidikan, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Usaha-

19 Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, h.264 20 Ismet Firdaus dan Ahmad Zaky, Upaya Meningkatkan Equity Perempuan Dhu’afa Desa

Bojong Indah, Parung, (Jakarta:Dakwah Press, 2008), h. 226.

Page 59: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

39

usaha untuk meningkatkan human asset ini biasanya dlakukan dalam berbagai

program yang bersifat kualitatif seperti program pelatihan dan keterampilan

dalam bentuk kursus-kursus, penyuluhan, yang kesemuanya bertujuan untuk

menambah dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya

menghasilkan output pada peningkatan kualitas SDM.

Kedua, pemberdayaan aset modal keuangan (finansial asset), meliputi modal

produksi yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin produksi, dan komponen

produksi lainnya. Salah satu permasalahan klasik yang dihadapi para pelaku

perekonomian adalah sulitnya mendapatkan modal untuk kredit usaha.

Ketidakmampuan dan ketidaksiapan mereka dalam memenuhi setiap persyaratan

yang diajukan oleh lembaga keuangan formal seperti bank menjadikan sulitnya

dana usaha terealisasikan. Para pengusaha kecil pada umumnya tidak memiliki

aset yang cukup untuk menjaminkan kepada pihak bank.

Ketiga, pemberdayaan aset sosial (social asset). Aset sosial meliputi

keluarga, teman, koneksi atau jaringan sosial dalam bentuk dukungan emosional,

informasi dan akses yang lebih mudah pada pekerjaaan, kredit dan tipe aset

lainnya.

c. Indikator Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat21

1) Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar rumah atau

wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, ke tempat hiburan, dan lain-

21 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h 64-66

Page 60: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

40

lain. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi

sendirian.

2) Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk

membeli barang-barang kebutuhan individu maupun keluarga sehari-hari.

Seseorang dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia

dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta izin pasangannya,

terlebih jika ia dapat membeli dengan uangnya sendiri.

3) Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk

membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti TV, berlangganan

koran.

4) Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga: mampu

membuat keputusan secara sendiri maupun bersama pasangan mengenai

keputusan-keputusan keluarga.

5) Kebebasan relatif dari dominasi keluarga.

6) Kesadaran hukum dan politik: mengetahui nama salah seorang anggota

DPRD setempat, mengetahui pentingnya memiliki akta nikah.

7) Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes yang berkaitan dengan

permasalahan masyarakat.

8) Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga, memiliki rumah,

tanah, aset produktif.

Page 61: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

41

d. Karakteristik Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Konsep ini meliputi ciri atau karakter pemberdayaan yang berdasarkan tiga

hal utama yang bersifat adaptif terhadap masyarakat, yaitu22:

Pertama, berbasis masyarakat (community based), artinya masyarakat

bertindak sebagai pelaku/subjek dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu

program pemberdayaan ekonomi. Masyarakat memiliki kewenangan untuk

mengambil keputusan tentang kegiatan yang diperlukan serta pelaksanaannya.

Keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama (selektive decision)

Kedua, berbasis sumber daya setempat (local resources based) artinya

program ini didasarkan pada sumber-sumber yang tersedia pada daerah tersebut.

Ketiga, berbasis berkelanjutan (suistainable) artinya program yang

dirancang harus dapat berfungsi sebagai motor penggerak awal, tidak berhenti

pada akhir suatu program. Agar hal tersebut dapat tercapai diperlukan strategi,

perencanaan dan pelaksanaan yang tepat guna.

e. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Tujuan pengembangan ekonomi masyarakat ialah untuk mendukung

keterjaminan, kesempatan dan keberdayaan melalui23:

1) Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial

2) Penguatan akuntabilitas dan inklusifitas kelompok-kelompok masyarakat

22 Ismet Firdaus dan Ahmad Zaky, h. 227 23 Edi Suharto, Analisis Jaringan Sosial, h.2.

Page 62: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

42

3) Peningkatan partisipasi berbasis luas

4) Perluasan akses masyarakat terhadap informasi dan jaringan sosial

5) Penyempurnaaan pemerintah, lembaga dan kebijakan pada skala lokal dan

nasional sehingga responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal.

Adapun target pengembangan masyarakat/peningkatan kapasitas masyarakat

dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan atau empowerment agar anggota

masyarakat terlibat dalam proses produktif yang didasarkan pada kesetaraan atau

equity, keterjaminan atau security, keberlangsungan atau sustainability dan

kerjasama atau cooperation. Bila pemberdayaan, kesetaraan, keterjamianan,

keberlangsungan dan kerjasama dapat berjalan secara simultan maka sasaran

kesejahteraan dapat dicapai24.

Jadi, inti tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah mengarahkan

dan mendorong perubahan struktural yaitu dengan memperkuat kedudukan dan

peran ekonomi masyarakat dalam perekonomian nasional. Dengan demikian,

pelaku ekonomi mayarakat mampu menikmati yang dihasilkannya dan

seterusnya mampu menghasilkan dan bermanfaat secara berkelanjutan.

24 Asep Usman Ismail Dkk, Pengembangan Komunitas Muslim; Pemberdayaan Masyarakat

Kampung Badak Putih Dan Kampung Satu Duit, (Jakarta: Dakwah Press, 2007), h. 54.

Page 63: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

43

f. Bentuk-Bentuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Secara umum bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat

yang bisa dikembangkan pada saat sekarang adalah:

1) Pelatihan wirausaha

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pemahaman dan wawasan

yang lebih menyeluruh dan aktual tentang konsep-konsep kewirausahaan

dengan segala seluk beluk permasalahan yang ada didalamnya sehingga dapat

menumbuhkan motivasi terhadap peserta yang pada akhirnya peserta

diharapkan memiliki pengetahuan teoritis dan penguasaan teknik

kewirausahaan dalam berbagai bidang.

2) Pemagangan dan pelatihan

Yang dimaksud dengan pemagangan adalah pemagangan peserta pada

perusahaan yang berkaitan dengan rencana usaha yang akan dijalaninya kelak.

Pemagangan sangat perlu mengingat suasana dan realitas usaha mempunyai

karakteristik khas, yang berbeda dengan pendidikan atau kegiatan diluar

usaha.

3) Permodalan

Permodalan dalam bentuk uang merupakan salah satu faktor penting dalam

pemberdayaan ekonomi, tetapi bukan yang utama. Oleh karena itu untuk

mendapatkan dukungan keuangan yang cukup stabil, perlu mengadakan

kerjasama yang baik dengan lembaga keuangan.

Page 64: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

44

4) Pembinaan

Pembinaan adalah membina terhadap usaha yang dijalankan agar usaha

mereka meningkat dan kebutuhan hidupnya terpenuhi.

3. Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat yang Efektif

a. Aspek Kemitraan Usaha Menurut Ginandjar Kartasasmita25

Ginanjar Kartasasmita mendefinisikan pemberdayaan ekonomi yang efektif

dasar pandangannya adalah bahwa upaya yang dilakukan harus diarahkan

langsung pada akar persoalannya, yaitu meningkatkan kemampuan rakyat.

Bagian yang tertinggal dalam masyarakat harus ditingkatkan kemampuannya

dengan mengembangkan dan mendinamisasikan potensinya, dengan kata lain,

memberdayakannya.

Secara praktis upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk

mengembangkan potensi ekonomi rakyat ini diarahkan untuk meningkatkan

produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya

alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya. Dengan

demikian, rakyat dan lingkungannya mampu secara partisipatif menghasilkan dan

menumbuhkan nilai tambah ekonomis. Rakyat miskin atau yang berada pada

posisi belum termanfaatkan secara penuh potensinya akan meningkat bukan

25Ginandjar Kartasasmita, ”Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Melalui Kemitraan Guna

Mewujudkan Perekonomian Nasional Yang Tangguh Dan Mandiri” Disampaikan Pada Seminar Nasional LP2KMK-GOLKAR, Jakarta, 7 Nopember 1996, h.3.

Page 65: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

45

hanya ekonominya, tetapi juga harkat, martabat, rasa percaya diri, dan harga

dirinya. Dengan demikian, dapatlah diartikan bahwa pemberdayaan masyarakat

adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.

Dalam kerangka pikiran itu, upaya memberdayakan masyarakat, dapat dilihat

dari tiga sisi26.

Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah pengenalan

bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya,

karena, kalau demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya itu, dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya.

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat

(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain

dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-

langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta

pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat

masyarakat menjadi makin berdaya. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi

masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku

untuk semua, tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.

26 Ibid., h.4

Page 66: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

46

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses

pemberdayaan,harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena

kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan

dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep

pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi

dari interaksi. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya

persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Ginandjar berpendapat bahwa kemitraan usaha adalah solusi yang efektif

dalam memberdayakan ekonomi rakyat. Kemitraan usaha mengandung

pengertian adanya hubungan kerja sama usaha di antara berbagai pihak yang

sinergis, bersifat sukarela, dan dilandasi oleh prinsip saling membutuhkan, saling

menghidupi, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Prinsip kerja sama

seperti itu dapat mengatasi pembatas potensi usaha yang melekat pada satu unit

usaha27.

27 Ibid., h.7.

Page 67: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

47

b. Lima Aspek Pengembangan Masyarakat Menurut Surjadi.

Surjadi (1981:85-137) memberikan sejumlah metode/strategi pengembangan

masyarakat khususnya masyarakat pedesaan yang secara umum relatif masih

berprofesi sebagai petani yang efektif, di antaranya28:

1) Adanya Musyawarah Dengan Masyarakat

Metode ini dipandang sebagai yang paling banyak dipergunakan. Metode ini

bersifat face to face relation. Hal yang paling mendasar dalam menggunakan

metode ini adalah hal khusus apa yang hendak disampaikan kepada masyarakat.

Metode ini dipandang dapat merangsang minat masyarakat terhadap masalah-

masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan menjadikan mereka berfikir bahwa

hal yang amat baik jika mereka sendiri yang memikirkan dan memecahkan

masalah-masalah yang mereka hadapi.

Beberapa saran berikut ini berguna ketika kontak langsung ini dipakai di

tengah-tengah masyarakat:

(a) Menyenangkan dalam diskusi dan dalam bergaul. Tunjukkan juga bahwa

para pengembang (juru dakwah) menyukai masyarakat dan kehadiran

mereka adalah untuk menjadi mitra masyarakat dalam memecahkan berbagai

persoalan yang dihadapi.

(b) Pandai-pandailah menjadi pendengar yang baik.

(c) Yakin akan fakta-fakta yang dmiliki.

28 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, h.96-

102.

Page 68: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

48

(d) Bila ide-ide baru keluar dalam percakapan, buatlah suasana sedemikian rupa

sehingga setiap orang/kelompok merasa bahwa ide itu keluar dari mereka.

(e) Pergunakanlah bahasa sederhana yang bisa dipahami oleh masyarakat.

(f) Hilangkan adu argumentasi yang kontara-produktif

(g) Bila meninggalkan kelompok, tinggalkan kesan bersahabat serta tumbuhkan

keinginan pada mereka agar penyuluh masyarakat bisa sering menemui

mereka.

2) Demonstrasi Hasil

Di mana pun lingkungannnya, masyarakat mengerjakan sesuatu berdasarkan

cara-cara yang biasa mereka kerjakan karena mereka tahu hasil apa yang

diharapkan bila mereka menerapkan cara-cara lama yang mereka kuasai turun

temurun. Berkaitan dengan ini, para penyuluh harus memahami bahwa

masyarakat desa bekerja atas dasar pengalamannya dan pengalamannya terbatas

pada cara-cara mengerjakan dan cara berpikir di desanya. Di sinilah peran kita

untuk mengubah cara bekerja dan cara berpikir masyarakat desa.

Menurut Surjadi (1981), dalam mencoba mengubah praktik-praktik yang

dilakukan oleh masyarakat pedesaan, para penyuluh harus memahami mengapa

mereka mengerjakannya dengan cara-cara yang ditempuhnya itu.

3) Demonstrasi Proses

Adalah memperlihatkan kepada yang lain bagaimana memperkembangkan

sesuatu yang mereka kerjakan sekarang atau mengajari mereka bagaimana

menggunakan suatu alat baru. Misalnya, penyuluh mempertunjukkan bagaimana

Page 69: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

49

caranya membuat sabun, masyarakat kemudian menyaksikan dan sekembalinya

mereka ke rumah, mereka dapat membuat sabun sendiri.

Beberapa hal yang penting diperhatikan ketika demonstrasi proses dipraktikan

di tengah-tengah masyarakat, di antaranya:

(a) Diusahakan sebanyak mungkin masyarakat yang hadir

(b) Menjelaskan apa yang didemonstrasikan itu dilaksanakan

(c) Menjelaskan mengapa demonstrasi itu dilaksanakan

(d) Menunjukkan kepada masyarakat bagaimana mengerjakannya

(e) Usahakan agar masyarakat bisa mengikuti setiap langkah demonstrasi

(f) Berilah waktu dan kesempatan untuk bertanya

(g) Memiliki keterampilan dalam menyelenggarakan demontrasi jenis apa

pun

4) Melibatkan Tokoh Masyarakat

Menurut Surjadi, pengalaman pengembangan masyarakat di seluruh dunia

menunjukkkan bahwa kerja sama dengan para pemimpin masyarakat adalah

metode yang efektif. Baik atau jelek, konservatif atau progresif, pemimpin-

pemimpin ini-lah yang banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat. Secara

demikian, semua kekuatan masyarakat baik formal maupun non-formal,

fungsinya justru dipegang oleh para pemimpin ini.

Maka jelas, betapa pemimpin adalah bagian sangat penting dalam setiap

proses pengembangan masyarakat. Bekerja sendiri tidak akan pernah menyamai

hasil yang dicapai lewat bekerja dengan orang banyak. Pada kenyataannya,

Page 70: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

50

kelompok masyarakat (khususnya masyarakat pedesaan) mempunyai sejumlah

pemimpin informal (natural leaders) dan bila mereka memperoleh pengalaman

dalam mengembangkan masyarakatnya, maka pemimpin-pemimpin baru akan

muncul dengan sendirinya.

5) Dilakukan Dalam Aksi Kelompok

Metode ini didasarkan kepada tesis sederhana, bahwa banyak masalah yang

muncul di tengah-tengah masyarakat yang hanya bisa dipecahkan lewat usaha-

usaha kelompok, di antaranya:

(a) Melalui diskusi-diskusi, kelompok mengenal problem-problem yang

dihadapi oleh masyarakat dan tumbuh keinginan untuk ikut

memecahkannya, setidaknya tumbuh tanggung jawab untuk ikut

mencarikan jalan keluarnya.

(b) Meminta saran para teknisi untuk mengetahui alternatif-alternatif

pemecahan masalah tersebut.

(c) Memilih alternatif yang oleh kelompok dianggap paling sesuai dengan

situasi.

(d) Capailah keputusan untuk melakukan aksi

(e) Rencanakan aksi pertama kelompok

(f) Memulai bekerja

Page 71: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

51

4. Prinsip-Prinsip Umum Ekonomi Syariah

Gambar 2.1 Rancang Bangun Ekonomi Islam

(Sumber: Agustianto,2008)

a. Prinsip Tauhid

Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia

menyaksikan bahwa tiada sesuatu pun yang layak disembah selain Allah dan tidak

ada pemilik langit, bumi, dan isinya, selain daripada Allah. Oleh karena itu, Allah

adalah pemilik hakiki, manusia hanya diberi amanah untuk memiliki sementara

waktu, sebagai ujian bagi mereka. Karena itu segala aktivitas manusia dalam

hubungannya dengan alam (sumber daya) dan manusia (mu’amalah) dibingkai

dengan kerangka hubungan dengan Allah karena kepada-Nya kita akan

mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, termasuk aktivitas ekonomi dan

bisnis.29 Menurut Imaduddin Abdurrahim, seperti yang dikutip oleh Euis Amalia

mengatakan bahwa orang yang mampu mentauhidkan Allah SWT secara konsisten

akan melihat manusia lain sama dengan dirinya, dan karena itu dia akan

29 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Rajagrafindo, 2007), h. 35.

Page 72: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

52

memperlakukan orang lain sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan orang.30

Sejalan dengan itu, Mausudul Alam Choudhoury dalam Contibution to Islamic

Economic Theory, menghubungkan aspek ketauhidan ini dengan dimensi

persaudaraan (tauhid and brotherhood). Dalam pemikirannya konsep tauhid tidak

saja tercermin dalam hubungan vertikal (manusia dengan khaliqnya) tetapi terwujud

dalam hubungan horisontal (manusia dengan sesamanya). Sebagai refleksi dari

prinsip unitas (kesatuan) ini, maka seseorang yang tunduk pada nilai-nilai Islam

(islamic man) tidak akan melakukan: 1) Mendiskriminasi di antara pekerja, penjual,

pembeli, mitra kerja, dan sebagainya atas dasar pertimbangan ras, warna kulit,

gender, agama, dan lainnya; 2)Terpaksa melakukan praktek yang tidak etis, karena

hanya Allah-lah yang ditakuti dan dicintai; 3) Menimbun kekayaan (iktinaz), karena

kekayaan merupakan amanah Allah.31

b. Prinsip Mashlahah

Setiap sistem sosial-ekonomi, termasuk Islam, bertujuan untuk merealisasikan

kemashlahatan dengan meraih manfaat dan menolak mudharat. Kemashlahatan yang

ingin diciptakan adakalanya cenderung pada kepentingan individu atau cenderung

pada kepentingan kelompok. Idealnya adalah antara dua kepentingan itu dapat

dijembatani, karena seringkali antara kepentingan individu dan kepentingan

30 Euis Amalia, Transformasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam Dalam Mewujudkan Keadilan

Distributif, h. 10. Disampaikan pada Kuliah Ekonomi Pembangunan Islam UIN Jakarta, 2009. 31Ibid,h. 10.

Page 73: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

53

kelompok terjadi tabrakan32. Sistem ekonomi Islam bukanlah sistem kapitalis yang

cenderung memanjakan individu. Bukan pula sosialis yang mementingkan

kepentingan kolektif. Tapi sistem ekonomi Islam mencoba mempertemukan kedua

kepentingan itu dalam perkawinan yang tidak merugikan bagi keduanya. Dalam

istilah Fanjari, al taufiiq baina al mashalih al mutadlaribah33, mempertemukan

kepentingan-kepentingan yang saling kontradiktif.

Inilah keunikan yang dimiliki oleh ekonomi Islam, bahwa ia menaruh perhatian

tinggi pada penciptaan keseimbangan antara kepentingan (mashlahah ) pribadi dan

kepentingan kelompok. Keseimbangan ini adalah prinsip yang tidak berubah yang

didasarkan pada dalil-dalil al Qur’an dan Hadits. Meskipun Islam memberikan

kelonggaran kepada individu untuk memanfaatkan segala hal yang menjadi hak

miliknya, bukan berarti melepaskan kebebasan itu secara mutlak. Tetapi ada

kewajiban untuk memperhatikan hak-hak orang lain.

Wahbah Zuhaili seperti yang dikutip oleh Jalaluddin menjelaskan bahwa

pembatasan penggunaan hak dapat dilakukan apabila individu ketika

mempergunakan haknya itu melakukan hal-hal berikut34 :

(a) Dimaksudkan untuk membahayakan orang lain;

(b) Dimaksudkan untuk tujuan yang tidak syar`i;

32Ahmad Jalaluddin, Mempertimbangkan 'Mashlahah Syar`Iyyah'sebagai Landasan Siyasah

Iqtishadiyah Dalam Islam, Yogjakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis UIN Sunan Kalijaga, 2009. h 35

33 Syauqi al Fanjari, Dzaatiyat al Siyasah al Iqtishadiyah al Islamiyah, Kairo, 1413-1993, hal. 17.

34 Ahmad Jalaluddin, Mempertimbangkan 'Mashlahah Syar`Iyyah',h 38

Page 74: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

54

(c) Menimbulkan bahaya yang lebih besar dari mashlahah (yang ingin diciptakan);

(d) Penggunaan yang tidak pada tempatnya sehingga membahayakan orang lain;

(e) Penggunaan hak secara serampangan (teledor).

Dalam kondisi-kondisi tertentu, ketika sulit ditemukan kata kompromi antara

dua mashlahah itu, telah disepakati bahwa kemaslahatan individu dikorbankan demi

kemashlahatan bersama yang lebih luas. Tapi penerapan kaidah ini secara

serampangan seringkali berbuah kezaliman terhadap individu. Sebabnya adalah

kaburnya pengertian kepentingan umum yang diwakili oleh negara dan kepentingan

individu yang diwakili oleh rakyat kecil. Bahwa seringkali yang terjadi adalah

mengorbankan kepentingan individu (rakyat kecil) untuk kepentingan dan

kemashlahatan individu yang lain (pemilik modal).35

c. Prinsip Keadilan

Dalam Islam, keadilan merupakan ajaran yang sangat fundamental dan

mencakup keseluruhan aspek kehidupan: ekonomi, sosial, politik, bahkan

lingkungan hidup. Luasnya dimensi aplikatif keadilan, al-Qur’an memaknakannya

dengan berbagai arti, seperti: “sesuatu yang benar, sikap tidak memihak, penjagaan

hak-hak seseorang, cara yang tepat dalam mengambil keputusan, keseimbangan,

dan pemerataan”. Dalam konteks ekonomi Choudhury memaknainya dengan

35 Ibid, h. 39.

Page 75: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

55

distributional equity (keadilan distributif) sebagai pilar utama dalam penegakan

keadilan ekonomi.36

Pada tataran sosiologis, keadilan berarti bahwa “setiap orang harus

diperlakukan sebagaimana mestinya, tanpa tekanan yang tidak wajar atau

diskriminasi”. Sehingga ia mencakup “perlakuan yang fair, persamaan serta rasa

proporsional dan keseimbangan”. Tanpa keadilan dalam kehidupan, maka tatanan

sosial juga akan mengalami distorsi yang pada akhirnya membahayakan diri sendiri.

Keseimbangan merupakan dimensi horisontal dari Islam yang dalam perspektif

yang lebih praktis meliputi keseimbangan jasmani-ruhani, material-non material,

individu dan sosial.37

d. Prinsip Khilafah (Pemerintahan)

Dalam al Qur‘an (al Baqarah (2):30), Allah berfirman bahwa manusia

diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Artinya setiap manusia adalah

pemimpin dan pemakmur bumi di mana setiap pemimpin akan dimintai

pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Nilai ini mendasari prinsip

kehidupan kolektif manusia dalam Islam. Fungsi utamanya adalah agar menjaga

keteraturan interaksi antar kelompok termasuk dalam bidang ekonomi.38

Dalam Islam, pemerintah memainkan peranan yang kecil, tetapi sangat penting

dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian agar

36 Euis Amalia, Transformasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam,h. 11. 37 Ibid, h. 11. 38 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, h. 40.

Page 76: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

56

berjalan sesuai dengan syariah, dan untuk memastikan supaya tidak terjadi

pelanggaran terhadap hak-hak manusia. Semua ini dalam kerangka mencapai

maqashid al-syari‘ah (tujuan-tujuan syariah), yang menurut Imam Al-Ghazali

adalah untuk memajukan kesejahteraan manusia dengan melindungi keimanan,

jiwa, akal, kehormatan, dan kekayaan manusia.39

e. Prinsip Kebebasan

Sedangkan yang dimaksud dengan kebebasan kehendak disini adalah

kebebasan yang dibingkai dengan tauhid, artinya manusia bebas tidak sebebas-

bebasnya tetapi terikat dengan batasan-batasan yang diberikan oleh Allah. Dalam

Islam, prinsip ini merupakan unsur komplementer dari konsep khalifah. Karena

“sampai pada tingkat tertentu, manusia dianugerahi kehendak bebas (free will)

untuk mengarah dan membimbing kehidupannya sendiri sebagai khalifah di bumi”.

Kebebasan manusia untuk mengaplikasikan potensi nalar kreatifnya akan

mendorong fungsi kekhalifahannya terimplementasi secara aktual.40

f. Prinsip Pertanggungjawaban

Kebebasan ini juga menyiratkan tanggung jawab sebagai penyertanya. Refleksi

adanya tanggung jawab ini, antara lain dengan adanya pembalasan terhadap setiap

tindakan manusia. Prinsip kebebasan ini berwujud dengan adanya kebolehan

kepemilikan individu terhadap harta, legalitas perdagangan dan kebolehan menjalin

39 Ibid,h. 41 40 Euis Amalia, Transformasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam,h. 11

Page 77: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

57

akad kerjasama. Sedangkan refleksi tanggung jawab dalam aspek kebebasan ini

antara lain berwujud pertanyaan Allah di akherat akan asal muasal dan arah

pengelolaan harta. Tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya

kebebasan yang tidak hanya mencakup seluruh perbuatan di dunia dan akhirat saja

tetapi juga terhadap lingkungan di sekitarnya.41

Sistem ekonomi yang berbasis Islam menghendaki bahwa dalam hal

pendistribusian harus berdasarkan dua sendi, yaitu sendi kebebasan dan keadilan

kepemilikan. Kebebasan di sini adalah kebebasan dalam bertindak yang dibingkai

oleh nilai-nilai agama dan keadilan, tidak seperti pemahaman kaum kapitalis yang

menyatakannya sebagai tindakan membebaskan manusia untuk berbuat dan

bertindak tanpa campur tangan pihak mana pun. Dalam hal ini, keseimbangan antara

individu dengan unsur materi dan spiritual yang dimilikinya, keseimbangan antara

individu dan masyarakat serta antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Keberadilan dalam pendistribusian ini tercermin dari larangan dalam al Qur’an agar

harta kekayaan tidak menjadi barang dagangan yang hanya beredar di antara orang-

orang kaya saja (al Hasyr (59):7), akan tetapi diharapkan dapat memberi kontribusi

kepada kesejahteraan masyarakat sebagai suatu kesatuan.42

41 Ibid, h. 11 42 Ibid, h. 12

Page 78: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

58

g. Prinsip Ma’ad (Hasil)

Walaupun sering diterjemahkan sebagai “kebangkitan“ tetapi secara harfiah

ma’ad berarti “kembali“. Karena kita semua akan kembali kepada Allah. Pandangan

dunia yang khas dari seorang muslim tentang dunia dan akherat dapat dirumuskan

sebagai: “dunia adalah ladang akhirat“ artinya, dunia adalah wahana bagi manusia

untuk bekerja dan beraktivitas (beramal saleh). Namun, akhirat lebih baik daripada

dunia, sehingga Allah melarang kita untuk terikat pada dunia, sebab jika

dibandingkan dengan kesenangan akhirat, kesenangan dunia tidaklah seberapa.43

Allah menandaskan bahwa manusia diciptakan di dunia untuk berjuang dan

perjuangan ini akan mendapatkan ganjaran, baik di dunia maupun di akhirat. Karena

itu ma’ad diartikan juga sebagai imbalan/ganjaran. Implikasi nilai ini dalam

kehidupan ekonomi dan bisnis diformulasikan oleh Imam Al-Ghazali yang

menyatakan bahwa motivasi para pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan laba.

Laba dunia dan laba akhirat. Karena itu konsep profit mendapatkan legitimasi

dalam Islam.44

h. Prinsip Ownership (Kepemilikan)

Dalam kapitalis, prinsip umum kepemilikan yang berlaku adalah kepemilikan

swasta. Dalam sistem sosialis, kepemilikan negara. Sedangkan dalam Islam, berlaku

prinsip kepemilikan multijenis, yakni mengakui bermacam-macam bentuk

43 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, h. 41. 44 Ibid,h. 42.

Page 79: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

59

kepemilikan baik oleh swasta, negara atau campuran. Prinsip ini adalah terjemahan

dari nilai tauhid: pemilik langit, bumi dan seisinya adalah Allah, sedangkan manusia

hanya diberi amanah untuk mengelolanya. Dengan demikian, konsep kepemilikan

swasta diakui. Namun, untuk menjamin keadilan, yakni supaya tidak ada proses

penzaliman segolongan orang terhadap segolongan yang lain, maka cabang-cabang

produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh

negara. Dengan demikian, kepemilikan negara dan nasionalisasi juga diakui. Sistem

kepemilikan campuran juga mendapat tempat dalam Islam, baik campuran swasta-

negara, swasta domestik-asing, atau negara-asing. Semua konsep ini berasal dari

filosofi, norma, dan nila-nilai Islam.45

i. Prinsip Nubuwwah (Kenabian)

Untuk umat Islam, Allah telah mengirimkan “manusia model” yang terakhir

dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman, Nabi Muhammad saw. Sifat-

sifat utama Rasulullah yang harus diteladani oleh manusia pada umumnya dan

pelaku ekonomi dan bisnis pada khususnya, adalah sebagai berikut46:

1) Siddiq (benar, jujur)

Dari konsep siddiq ini, muncullah konsep turunan khas ekonomi dan bisnis,

yakni efektivitas (mencapai tujuan yang benar, tepat) dan efisiensi (melakukan

45 Ibid,h 42. 46 Ibid, h. 38-40.

Page 80: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

60

kegiatan dengan benar, yakni menggunakan teknik dan metode yang tidak

menyebabkan kemubaziran)

2) Amanah (tanggung jawab, kepercayaan, kredibilitas)

Sifat ini akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikap penuh tanggung

jawab pada setiap individu Muslim. Kumpulan individu dengan kredibilitas dan

tanggung jawab yang tinggi akan melahirkan masyarakat yang kuat, karena

dilandasi oleh saling percaya antaranggotanya. Sifat amanah memainkan

peranan yang fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas

dan tanggung jawab, kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur.

3) Fathanah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas)

Implikasi ekonomi dan bisnis dari sifat ini adalah bahwa segala aktivitas harus

dilakukan dengan ilmu, kecerdikan, dan pengoptimalan semua potensi akal

yang ada untuk mencapai tujuan. Para pelaku bisnis harus pintar dan cerdik

supaya usahanya efektif dan efisien dan agar tidak menjadi korban penipuan.

Maka terbentuklah konsep manajemen dalam Islam yaitu work hard and smart.

4) Tabligh (komunikasi, keterbukaan, pemasaran)

Sifat tabligh ini menurunkan prinsip-prinsip ilmu komunikasi (personal

maupun massal), pemasaran, penjualan, periklanan, pembentukan opini massa,

open management, iklim keterbukaan, dan lain-lain.

Page 81: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

61

j. Prinsip Work And Productivity

Sesungguhnya ada dua unsur utama yang mempunyai peranan dalam kegiatan

produksi, yaitu tanah (alam) dan kerja. Tanah adalah kekayaan alam yang telah

diciptakan Allah untuk kepentingan manusia, sedangkan kerja adalah segala

kemampuan dan kesungguhan yang dikerahkan manusia, baik jasmani maupun akal

pikiran, untuk mengolah kekayaan alam bagi kepentingan manusia. Dari hasil

penggabungan kerja manusia dengan alam inilah produksi lahir dan tumbuh. Secara

syar’i seorang Muslim dituntut bekerja untuk mencukupi kebutuhan sendiri, untuk

kepentingan keluarga, untuk kepentingan masyarakat, untuk memakmurkan bumi

dan untuk kehidupan semua makhluk secara umum.47

k. Prinsip Jaminan Sosial

Di antara orang-orang yang mampu bekerja, ada orang yang harus menganggur

dan tidak mendapatkan kerja sama sekali atau tidak mendapatkan kerja yang sesuai

untuknya sehingga tidak memperoleh upah yang mencukupi karena banyaknya

anggota keluarga atau tingginya harga barang-barang. Mereka ini dikategorikan

orang-orang lemah atau orang-orang yang tidak mampu.48 Islam mewajibkan

masyarakatnya untuk tidak membiarkan kaum lemah diinjak-injak oleh orang kuat

di tengah perjalanan hidup yang penuh dengan ambisi. Islam mewajibkan pada

47 Yusuf Qardhawi. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam.(Jakarta: Robbani

Press, 2001), h. 146-159. 48 Ibid,h 411

Page 82: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

62

masyarakat yang mampu untuk membimbing mereka agar menjadi kuat dan

mandiri.

Ekonomi Islam tidak cukup hanya menjamin hidup orang yang membutuhkan

dengan jalan memberikan kesempatan kerja bagi orang yang menganggur dan

membantu orang yang lemah dan faqir. Tetapi Islam menentukan pula untuk orang

yang mempunyai kebutuhan mendadak tunjangan dari baitul maal, yang bisa

membangkitkan mereka jika jatuh, menyambung hidupnya jika terputus jalan

hidupnya, dan mengganti sebagian yang hilang jika mereka bangkrut.49

Untuk mendanai jaminan sosial, dalam Islam ada berbagai sumber yang

disebutkan oleh al Qur’an dan Sunnah yang juga diaplikasikan oleh para khalifah.

Di antara sumber-sumber dana tersebut adalah50:

1) Zakat

2) Sumber-Sumber Dana Negara, meliputi ghanimah, fai’, kharaj.

3) Hak-Hak Lain Dalam Harta, meliputi pembayaran kafarat, fidyah.

4) Shadaqah Sunnah

5) Shadaqah Jariyah dan Wakaf Sosial

49 Ibid, h. 414. 50 Ibid, h. 416-427

Page 83: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

63

B. Kerangka Konseptual

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan

Pemberdayaan Kualitas SDM

Pemberdayaan Aset Modal Keuan

Pemberdayaan Aset Sosialgan

Berbasiskan Masyarakat Lokal

Dan Berkelanjutan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Yan

g Efektif

Didukung Oleh 1. Kemitraan Usaha 2. Adanya Musyawarah Dengan

Masyarakat 3. Adanya Demonstrasi Hasil 4. Adanya Demonstrasi Proses 5. Melibatkan Unsur Pemimpin/Tokoh

Masyarakat 6. Dilakukan Dalam Aksi Kelompok

Program SABANSA

Membuka Lapangan Pekerjaan

Mengurangi Arus Urbanisasi Ke Jakarta

Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Memperbaiki Kehidupan Sosial dan Agama

Page 84: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

64

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, penulis akan mengajukan hipótesis atau pendugaan

sementara dari penelitian ini, sebagai berikut:

Hipotesis (1)

H0 = Program tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan

pendapatan peserta program

H1 = Program berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan

peserta program

Hipotesis (2)

H0 = Program tidak berpengaruh dalam mengurangi arus urbanisasi peserta

program ke kota

H1 = Program berpengaruh dalam mengurangi arus urbanisasi peserta program

ke kota

Hipotesis (3)

H0 = Program tidak berpengaruh dalam membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat setempat

H1 = Program berpengaruh dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat

setempat

Page 85: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

65

Hipotesis (4)

H0 = Program tidak berpengaruh dalam memperbaiki kehidupan sosial

keagamaan peserta program

H1 = Program berpengaruh dalam memperbaiki kehidupaan sosial keagamaan

peserta program

Page 86: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, YAYASAN BINA INSAN

KAMIL DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Kecamatan Sukawening berjarak sekitar 15 km dari Ibukota Kabupaten

Garut. Luas wilayahnya 3.883 ha dengan proporsi wilayah berdasarkan

penggunaan lahan adalah 39% lahan pesawahan, 23% perkampungan, 17%

hutan, 10% tegalan, 10% kebun campuran dan 1% lain-lain. Sekitar 63%

wilayahnya berada pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut

dengan kemiringan lahan hampir 40%. Adapun batas-batas wilayah

administratifnya adalah sebelah utara berbatasan dengan Cibatu, Kersamanah,

dan Malangbong, sebelah barat berbatasan dengan Karangtengah, sebelah

selatan berbatasan dengan Wanaraja dan sebelah timur berbatasan dengan

Banyuresmi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta Kecamatan

Sukawening di bawah ini.

Gambar 3.1. Peta Kecamatan Sukawening

66

Page 87: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

67

Kecamatan Sukawening terdiri dari 11 desa/kelurahan dan salah satunya

adalah desa Mekarwangi yang menjadi lokasi program pemberdayaan ekonomi

masyarakat pedesaan yang dilakukan oleh yayasan BIK. Desa Mekarwangi

berada di ketinggian 700,5 meter dari permukaan laut dan memiliki wilayah

seluas 262,025 ha. Batas wilayah desa Mekarwangi adalah sebelah utara

berbatasan dengan desa Mekarluyu, sebelah selatan berbatasan dengan desa

Sukamukti, sebelah timur berbatasan dengan desa Caringin, sebelah barat

berbatasan dengan desa Sukawening. Pusat pemerintahan desa Mekarwangi

berjarak sekitar 22 km dari ibukota kabupaten Garut dan dapat ditempuh dengan

kendaraan bermotor selama 1,5 jam.

2. Keadaan Penduduk

Untuk mengetahui keadaan penduduk desa Mekarwangi dan persebarannya

dapat dilihat dari jumlah penduduk, golongan umur serta rasio jenis kelamin.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Mekarwangi

Jumlah Laki-Laki 1367 orang Jumlah Perempuan 1290 orang

Total 2657 orang Jumlah KK 653 KK Kepadatan Penduduk 1 per km

Sumber : Buku Administrasi Desa Mekarwangi, Februari 2010.

Dari jumlah penduduk tersebut, semuanya memeluk agama Islam dan tidak

ada warga pendatang. Semua warga desa Mekarwangi adalah penduduk asli

Page 88: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

68

Mekarwangi yang beretnis Sunda. Hal ini menyebabkan penduduk Mekarwangi

tidak mengalami kesulitan dalam beribadah dan menjalankan aktifitas keseharian

dalam kultur budaya Sunda.

Di samping itu, pertumbuhan penduduk juga berpengaruh terhadap

peningkatan kesejahteraan suatu daerah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

berakibat sulitnya suatu keluarga untuk meningkatkan kesejahteraannya, karena

pendapatan yang dihasilkan akan semakin banyak yang dikeluarkan. Untuk itu

yang diperlukan adalah penduduk usia produktif (15-49 tahun) yang

bekerja/mempunyai penghasilan. Adapun untuk desa Mekarwangi, golongan

umur penduduknya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Dan Jenis Kelamin

Di Desa Mekarwangi Tahun 2010

Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 97 95 192 5 – 9 95 80 175

10 – 14 97 94 191 15 – 19 87 80 167 20 – 24 90 84 174 25 – 29 64 82 146 30 – 34 63 59 122 35 – 39 75 66 141 40 – 44 92 96 188 45 – 49 98 97 195 50 – 59 235 225 460

60 ke atas 274 232 506

Jumlah 1367 1290 2657 Sumber : Buku Administrasi Desa Mekarwangi, Februari 2010.

Page 89: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

69

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Mekarwangi yang

masuk ke dalam golongan usia produktif (15- 49 tahun) berjumlah 1.133 orang

yang terdiri dari 569 orang laki-laki dan 564 orang perempuan.

Informasi yang masih berhubungan dengan kependudukan dan tidak kalah

pentingnya adalah bidang usaha yang digeluti oleh penduduk desa Mekarwangi.

Keterangan ini penting untuk mengetahui di sektor mana sajakah penduduk

bekerja dan apakah sesuai dengan karakter wilayah desa Mekarwangi. Tabel di

bawah ini bisa memberikan informasi tersebut.

Tabel 3.3 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Mekarwangi 2010

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase(%)

1. Petani 262 25,64 % 2. Buruh Tani 329 32,19 % 3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 11 1,08 % 4. Pedagang Keliling 20 1,96 % 5. Peternak 295 28,86 % 6. Pengusaha Kecil dan Menengah 50 4,89 % 7. TNI/POLRI 2 0,2 % 8. Pegawai Swasta 53 5,19 % Jumlah 1.022 100 %

Sumber : Buku Administrasi Desa Mekarwangi, Februari 2010.

Tabel di atas memperlihatkan bahwa penduduk desa Mekarwangi

kebanyakan bekerja sebagai buruh tani yaitu 329 orang atau 32,19 % dari jumlah

usia produktif sebesar 1.022 orang, di mana sektor peternakan menempati posisi

kedua yaitu 295 orang atau 28,86 %. Dan petani di posisi ketiga terbesar yaitu

sejumlah 25,64 %. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian dan peternakan

Page 90: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

70

menjadi andalan perekonomian penduduk desa Mekarwangi. Dan pekerjaan ini

sudah akrab dengan keseharian para penduduk desa.

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu refleksi tingkat kesejahteraan dan

kemajuan kehidupan suatu daerah. Dengan semakin banyaknya sarana

pendidikan di suatu daerah serta diiringi dengan peningkatan mutu pendidikan

maka diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

di daerah pedesaan. Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan pendidikan di

Kecamatan Sukawening dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Data Pendidikan Di Kecamatan Sukawening Tahun 2010

NO JENIS SEKOLAH JUMLAH

1. TK 7 2. RA 3 3. SD Negeri 46 4. SD Swasta/MI 5 5. SLTP Negeri 5 6. SLTP Swasta/MTs 5 7. SMU Negeri 2 8. SMU Swasta/MA 1 9. SMK - 10. Perguruan Tinggi -

JUMLAH 74 Sumber : Buku Administrasi Kecamatan Sukawening Tahun 2010

Tabel di atas memperlihatkan bahwa Kecamatan Sukawening telah memiliki

sarana pendidikan yang baik dan memadai mulai dari tingkat TK sampai SMU.

Page 91: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

71

Namun jika dilihat dari proporsinya, jumlah SD lebih banyak dibandingkan

dengan SMU. Hal ini memperlihatkan bahwa kebanyakan masyarakat

Sukawening hanya mengeyam pendidikan sampai SD. Keterbatasan ekonomi

membuat banyak keluarga di Sukawening yang tidak mampu menyekolahkan

anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Serta adanya keharusan bagi anak

untuk membantu kerja orang tua di sawah/kebun yang lebih jelas menghasilkan

uang membuat pendidikan bagi anak adalah barang yang mahal. Bagi mereka

“bisa baca tulis” cukup untuk menjalani kehidupan ini. Untuk lebih mengetahui

kualitas angkatan kerja terutama di Desa Mekarwangi dapat di lihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.5 Kualitas Angkatan Kerja Desa Mekarwangi Tahun 2010

NO ANGKATAN KERJA LAKI-LAKI PEREMPUAN1. Penduduk usia 18 - 56 tahun yang buta

aksara dan huruf/angka latin 10 8

2. Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tidak tamat SD

100 147

3. Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tamat SD

316 350

4. Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tamat SLTP

290 300

5. Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tamat SMU

30 20

6. Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tamat Perguruan Tinggi

11 8

Jumlah 757 orang 833 orang Sumber : Buku Administrasi Desa Mekarwangi Februari 2010

Page 92: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

72

Tabel 3.5 memperlihatkan bahwa jumlah angkatan kerja yang berusia 18 –

56 tahun di Desa Mekarwangi paling banyak menamatkan pendidikan hanya

sampai di jenjang SD saja yaitu berjumlah 316 laki-laki dan 350 perempuan.

Sedangkan yang menamtkan pada jenjang SLTP berada di posisi kedua

terbanyak. Hal ini sesuai dengan bidang usaha yang kebanyakan digeluti oleh

masyarakat desa Mekarwangi yaitu di sektor pertanian dan peternakan yang tidak

membutuhkan pengetahuan/pendidikan yang tinggi cukup pengalaman dan kerja

keras.

4. Keadaan Perumahan

Perumahan merupakan kebutuhan pokok manusia lainnya selain makanan

dan pakaian. Dari kondisi perumahan yang dimiliki oleh penduduk di suatu

daerah juga dapat menggambarkan kondisi kesejahteraan penduduk daerah

tersebut.

Tabel 3.6 Perumahan Desa Mekarwangi Tahun 2010 NO KONDISI PERUMAHAN JUMLAH

A. Rumah Menurut Dinding 1. Tembok 248 rumah 2. Kayu 366 rumah B. Rumah Menurut Lantai 1. Keramik 203 rumah 2. Semen 50 rumah 3. Kayu 359 rumah 4. Tanah 2 rumah C. Rumah Menurut Atap 1. Genteng 607 rumah 2. Asbes 7 rumah

Sumber : Buku Administrasi Desa Mekarwangi, Februari 2010.

Page 93: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

73

Tabel 3.6 memperlihatkan bahwa kondisi perumahan di desa Mekarwangi

paling banyak berdinding dan berlantaikan kayu serta beratap genteng. Struktur

bangunan perumahan penduduk desa Mekarwangi juga bergaya rumah panggung

di mana bagian bawah digunakan sebagai kandang hewan peliharaan seperti

ayam, bebek, angsa dan lain-lain. Kayu digunakan sebagai elemen perumahan di

daerah ini karena dapat menyerap panas ketika siang sehingga rumah menjadi

hangat di malam hari. Namun dari kondisi perumahan penduduk desa

Mekarwangi dapat digambarkan bahwa kondisi kesejahteraan penduduk masih di

bawah garis kemiskinan.

5. Sarana Kesehatan

Faktor kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembentukan kualitas sumber daya manusia suatu daerah. Ketersediaan sarana

kesehatan terutama di bidang persalinan seperti puskesmas, posyandu yang baik

dan lengkap dapat mengurangi angka kematian bayi dan dapat meningkatkan

jumlah penduduk sebagai aset suatu daerah. Untuk Kecamatan Sukawening

jumlah sarana kesehatan yang ada bisa dilihat pada tabel 3.7.

Page 94: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

74

Tabel 3.7 Jumlah Sarana Kesehatan Kecamatan Sukawening Tahun 2010 NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH1. Puskesmas Lengkap 3 2. Puskesmas Pembantu 1 3. Balai Pengobatan 4 4. BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) 3 5. Posyandu 6 6. MCK Umum 6

Sumber : Buku Administrasi Kecamatan Sukawening, 2010.

Dengan melihat data di atas dapat dikatakan bahwa sarana kesehatan yang

tersedia di Kecamatan Sukawening sudah cukup memadai. Hal ini juga

menyiratkan bahwa akses penduduk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di

Kecamatan Sukawening dan desa-desa di dalamnya cukup baik.

B. Gambaran Umum Yayasan Bina Insan Kamil

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Bina Insan Kamil (BIK)1

Kelahiran yayasan Bina Insan Kamil berawal dari keprihatinan dan

kepedulian sejumlah aktivis muda Islam terhadap nasib para siswi/mahasiswi

berjilbab yang terusir dari sekolah/kampus dan rumahnya pada awal tahun 80-an.

Mereka kemudian berhimpun dalam wadah KSUI (Komite Solidaritas Umat

Islam) yang bergerak dalam advokasi dan bantuan pembiayaan saudara-saudara

muslimah yang terdzalimi. Selang beberapa waktu, ketika KSUI tidak bisa lagi

aktif lantaran para pengurusnya terpencar ke berbagai tempat karena melanjutkan

1 Proposal Yayasan Bina Insan Kamil, “Profil Yayasan Bina Insan Kamil”, Jakarta: Februari

2010.

Page 95: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

75

kuliah, kerja atau aktivitas dakwah lainnya, sebagian aktivis yang masih ada lalu

mendirikan Lembaga Bina Insan Kamil - selanjutnya disingkat LBIK- sebuah

kelompok swadaya masyarakat yang berkiprah di bidang dakwah, pendidikan

dan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.

Untuk mendukung dan melancarkan berbagai aktivitas yang ada maka para

pengurus merasa perlu adanya legalitas institusi. Maka pada Juni 1990 melalui

Akte Notaris Yudo Paripurno, SH, LBIK resmi menjadi lembaga formal dengan

nama yayasan Lembaga Bina Insan Kamil (LBIK). Melalui perubahan akte pada

April 2003, seiring dengan reorganisasi dan penyegaran pengurus, kata lembaga

dihapus, sehingga namaya menjadi Yayasan Bina Insan Kamil (BIK).

2. Kegiatan Yayasan Bina Insan Kamil2

Kegiatan Yayasan Bina Insan Kamil terfokus pada tiga bidang, yaitu

dakwah, pendidikan, serta sosial ekonomi masyarakat. Di bidang dakwah dan

pendidikan, kiprah BIK dimulai tahun 1988 dengan menerbitkan buletin Jum’at

LD HANIF. Hingga saat ini, LD HANIF tetap eksis beredar pada hari Jum’at di

masjid-masjid Jabodetabek maupun kota-kota lain di Indonesia. Setelah itu

berturut-turut berdiri Taman Kanak-Kanak Al Qur’an (TKA) BIK pada Juni

1992 – sekarang bernama Taman Kanak-Kanak Islam Bina Insan Kamil (TK)

2 Ibid

Page 96: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

76

BIK - kemudian berdiri Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) BIK tahun 1994

untuk siswa SD ke atas.

Sebelumnya pada akhir 1992 juga didirikan PGTQ (Pendidikan Guru Taman

Al Qur’an) BIK yang kini menjadi PGTK BIK yang pesertanya datang dari

sekitar Jabodetabek maupun daerah-daerah lain di Indonesia. Hingga kini telah

ribuan alumnus PGTK BIK mengabdi di berbagai lembaga pendidikan islam di

tanah air. Yang teranyar adalah Pesantrean Wirausaha pada tahun 2004 yang

memadukan kurikulum agama dan kewirausahan/bisnis yang dapat

diselenggarakan dengan membebaskan biaya kepada para santrinya. Kini

Pesantren Wirausaha BIK telah memasuki angkatan ketiga.

Di bidang sosial ekonomi, yayasan BIK adalah pelopor pendirian lembaga

keungan mikro (LMK) syariah Baitul Maal Wattamwil (BMT) pada maret 1992.

Dengan modal awal Rp 5 juta, BMT BIK telah membantu permodalan dan

pengembangan usaha lebih dari 1000 pedagang kecil dan membantu ratusa kaum

dhu’afa dari cengkeraman rentenir. Yayasan BIK juga mensponsori pendirian

P3UK (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Usaha Kecil) pada akhir tahun 1993

yang bertugas menyelenggarakan sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan

BMT. Hingga kini telah ada lebih dari 1000 BMT di seluruh wilayah Indonesia.

Aktivitas sosial lain yang digeluti yayasan BIK dan terus berjalan sampai

saat ini adalah santunan dhu’afa berupa bantuan pengobatan gratis, sembako

murah, beasiswa dan lain-lain, bekerja sama dengan pengurus masjid/musholla di

Page 97: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

77

Jabodetabek dengan membentuk Dana Dhu’afa BIK yang dananya berasal dari

dana ZIS para donatur maupun dari keuntungan unit-unit usaha BIK.

Banyak dari kegiatan yang dilakukan BIK seperti TPA, Pesantren

Wirausaha, pengobatan bekam bersifat gratis atau paling tidak sangatlah murah.

Padahal dana yang diperlukan untuk membiayai semua itu sangatlah besar.

Untuk mengatasinya, Yayasan BIK tidak mengandalkan donasi namun

membentuk unit-unit usaha yang keuntungannya diharapkan dapat membantu

mengatasi pembiayaan program BIK di antaranya yaitu BIKMart yang bergerak

di bidang pelatihan, produksi dan pemasaran produk-produk herbal seperti madu,

minyak zaitun, habbatussauda dan lain-lain. Ada lagi BIK-Q yang bergerak di

bidang aqiqah dan qurban, HANIF Press di bidang penerbitan dan distribusi

buku. Serta RLC di bidang pelatihan SDM dengan program Ihsan Character

Development Programme (ICDP).

C. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan

1. Latar Belakang Lahirnya Program SABANSA

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin pedesaan yang digagas

oleh yayasan BIK melalui usaha penggemukan sapi potong ini lahir dari kejelian

para pengurus yayasan melihat adanya potensi yang dimiliki oleh masyarakat

miskin pedesaan di daerah Garut dan Karang Anyar yaitu:

1) Pada umumnya mereka adalah pekerja keras dan terbiasa memelihara

hewan ternak turun temurun.

Page 98: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

78

2) Lahan untuk kandang dan bahan baku untuk pakan ternak (rumput,

jerami, singkong dan lain-lain) relatif mudah di dapat.

3) Pangsa pasar daging sapi potong dan hewan qurban masih sangat

terbuka lebar serta permintaan akan daging sapi yang belum dapat

dipenuhi oleh pasar lokal.

4) Pengalaman yayasan BIK dalam mengelola pemasaran hewan qurban

dan hewan aqiqah selama 4 (empat) tahun serta telah memiliki jaringan

pemasaran yang luas di bidang produk-produk herbal.

Sedangkan masalah yang masyarakat miskin pedesaan hadapi selalu berputar

di tingkat pendidikan masyarakat desa yang relatif rendah sehingga gampang

dibodohi dan ditakut-takuti oleh para tengkulak, kelemahan dalam aspek

permodalan, kurangnya pembinaan/penyuluhan serta sulitnya pemasaran hasil

produksi para peternak, sehingga tengkulak atau rentenir menjadi tempat para

peternak ini bergantung. Beban ekonomi masyarakat kecil yang semakin berat

seiring dengan kenaikan harga kebutuhan pokok juga membuat mereka selalu

terlilit jerat hutang para rentenir.

Maka berdasarkan kajian terhadap permasalahan yang dihadapi kebanyakan

masyarakat pedesaan di daerah Garut dan Karang Anyar serta potensi yang

dimiliki oleh masyarakat pedesaan tersebut maka solusi yang ditawarkan oleh

yayasan adalah:

1) Menciptakan sumber penghasilan di pedesaan yang sesuai dengan tingkat

pendidikan mereka yang relatif rendah.

Page 99: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

79

2) Usaha yang cocok berdasarkan karakter serta lingkungan masyarakat itu

tinggal adalah usaha penggemukan sapi untuk dijual pada momen Idul

Fitri maupun Idul Adha karena tingginya pangsa pasar daging sapi di

kedua momen tersebut sehingga diharapkan keuntungan signifikan dapat

diraih.

3) Yayasan bertindak sebagai pemberi modal dan sekaligus sebagai

pemasar/penjual sapi hasil penggemukan para peternak binaan dengan

sistem bagi hasil terhadap keuntungan yang didapat.

2. Konsep Program SABANSA3

Agar konsep pemberdayaan masyarakat pedesaan ini mudah diingat oleh

masyarakat, maka Yayasan Bina Insan Kamil (BIK) menamakannya program

SATU BANTU SATU (SABANSA). Maksudnya, satu orang atau satu keluarga

yang Allah anugerahkan kelebihan rezeki membantu satu orang/satu keluarga di

desa yang tergolong dhu’afa, atau sebuah institusi/perusahaan di kota besar

membantu satu kampung di pedesaan yang tergolong tertinggal. Bantuan

diwujudkan berupa bibit sapi yang akan diberikan kepada petani dhu’afa di

pedesaan untuk digemukkan dalam kurun waktu tertentu dan akan dipasarkan

oleh yayasan BIK pada momen Idul Adha dan Idul Fitri dengan sistem bagi hasil

terhadap keuntungan yang didapat antara peternak binaan, yayasan dan investor.

3 Proposal Yayasaan Bina Insan Kamil Pusat Penjualan Hewan Qurban,”Penyediaan Hewan

Qurban Dan Bagi Berkah Qurban (BABERQU)” Jakarta : 2009.

Page 100: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

80

Ilustrasi Konsep Usaha Penggemukan Sapi

Konsep program ini telah diujicobakan sejak 2007 di desa Mekarwangi

Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut sebanyak 43 sapi dan desa Ngasem

Jumapolo Kabupaten Karang Anyar sebanyak 25 ekor. Program ini melibatkan

30 kepala keluarga yang tergolong dhu’afa , yang rata-rata bekerja sebagai buruh

tani dengan penghasilan minim dan frekuensi kerja tidak tetap. Karena itu,

mereka membutuhkan pekerjaan tambahan yang bisa menambah penghasilan.

Total penjualan bersih sapi/ekor Rp 975.000.000,-

Jumlah sapi yang digemukkan 150 ekor (investasi selama ± 7 bulan)

Nilai investasi bibit sapi/ekor R

Harga penjualan bersih sapi/ekor Rp 5.000.000,- p 6.500.000,-

Total kebutuhan investasi sapi Rp 750.000.000,-

Margin Penjualan Rp 225.000.000,-

SISTEM BAGI HASIL

INVESTOR (35%) R

YAYASAN (15%) Rp 33.750.000,-

PETERNAK (50%) Rp 112.500.000,-

p 78.750.000,-

Page 101: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

81

Mengapa harus berupa hewan sapi ?

Argumentasinya adalah sebagai berikut:

a. Zakat berupa uang cenderung dipergunakan untuk hal-hal komsumtif.

Bahkan kerapkali digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

b. Sebagian petani memiliki keahlian beternak sapi.

c. Filosofi memberikan kail, bukan memberikan ikan.

d. Tingginya permintaan daging sapi, khususnya pada Idul Fitri dan Idul

Adha.

e. Nilai tambah dari kulit dan kotoran sapi.

Jika dalam tahap uji coba ini terlihat kapasitas, kemampuan dan integritas

para peternak binaan, maka tahun depan direncanakan setiap kepala keluarga

akan mendapatkan satu ekor sapi yang dananya berasal dari dana ZIS. Dengan

demikian diharapkan peternak binaan akan mendapatkan tambahan penghasilan

senilai harga sapi qurban tahun depan.

Namun dalam pelaksanaan uji coba program ini terdapat kendala teknis

menyangkut moral hazard dari para peternak binaan, manajemen pengelolaan

dan pencatatan keuangan yayasan yang belum terkoordinir dengan baik serta

lokasi program yang jauh dari pantauan yayasan membuat pilot project program

ini mengalami kegagalan di daerah Karang Anyar-Jawa Tengah di mana para

peternak binaan menjual sapi yang diberikan kepada mereka.

Kejadian yang menimpa program di Karang Anyar ini tidak terjadi di daerah

Mekarwangi-Garut, karena adanya tokoh masyarakat yang merupakan orang tua

Page 102: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

82

dari salah satu pengurus yayasan yang bertindak sebagai pengawas program ini

sehingga segala kegiatan para peternak binaan serta permasalahan yang terjadi

dapat langsung diketahui oleh yayasan melalui tokoh masyarakat tersebut.

Beranjak dari pengalaman tersebut maka yayasan menetapkan mulai April 2008

program SABANSA mulai difokuskan di desa Mekarwangi-suatu pedesaaan

yang tertinggal secara ekonomi namun religius dalam ibadah di daerah Garut

dengan kultur lokal kemasyarakatan mayoritas bekerja sebagai buruh tani serta

peternak sapi/kambing- serta dengan memperbaiki manajemen pengelolaan dan

pencatatan keuangan yayasan yang belum terkoordinir dengan baik dalam

program ini.Program pemberdayaan ini telah mengangkat sekitar 17 kepala

keluarga peternak binaan di desa Mekarwangi bangkit dari jurang kemiskinan

dan jerat para tengkulang menuju kepada kehidupan ekonomi dan sosial yang

lebih baik, mengurangi arus urbanisasi warga Garut ke kota Jakarta serta

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

3. Peran Yayasan Bina Insan Kamil

Pada program ini, yayasan berperan sebagai arrangger (Amil) dan sekaligus

pemasar. Yayasan menjadi perantara dan pengatur aliran zakat (bantuan berupa

hewan ternak/bibit anak sapi) muzakki kepada mustahik (peternak binaan),

kemudian memasarkan hewan yang telah digemukkan oleh peternak binaan.

Sebagai catatan, selama ini banyak peternak yang harus gigit jari lantaran hewan

peliharaannya tidak terjual atau terpaksa dibeli oleh tengkulak dengan harga

Page 103: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

83

sangat murah. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan akses pasar dan informasi

yang dimiliki petani, sehingga mereka tidak tahu kemana harus menjual hewan.

Dengan hadirnya yayasan sebagai pemasar, diharapkan petani tidak lagi kesulitan

dalam menjual sapi peliharaannya.

Tabel 3.8 Manfaat Pelaksanaan Program SABANSA

PIHAK MANFAAT 1. Mendapatkan modal usaha untuk penggemukan sapi

dengan sistem bagi hasil yang adil 2. Jaminan kepastian pasar, karena hasilnya dibeli oleh

BIK-Q, unit usaha YAYASAN BIK PETERNAK 3. Pendapatan utama dari bagi hasil keuntungan penjualan

sapi potong, hewan qurban dan aqiqah 4. Sumber dana yang berasal dari ZIS akan meningkatkan

status ekonomi peternak 5. Pendapatan tambahan dari kotoran sapi yang bisa diolah

menjadi pupuk kompos dan bio gas untuk bahan bakar. 1. Melakukan perintah Allah dan Rasul-Nya agar harta itu

tidak hanya berputar di sekitar kaum kaya saja (Q.S 59:7) 2. Tingkat keuntungan lebih tinggi dibandingkan investasi

di bank INVESTOR 3. Turut serta dalam mengentaskan kemiskinan dan

pemberdayaan petani/peternak pedesaan yang umumnya kaum dhu‘afa

4. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat desa yang sesuai dengan keahliannya

1. Membantu menyukseskan program pengentasan kemiskinan pemerintah

YAYASAN 2. Menyediakan lapangan pekerjaan d sektor peternakan dan pemasaran hasil ternak peternak binaan

3. Menciptakan sumber penghasilan bagi masyarakat pedesaan sehingga mengurangi arus urbanisasi ke kota-kota besar

(Sumber: Data diolah, 2010)

Page 104: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Penerapan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pedesaan Berbasis Usaha Peternakan dan Penggemukan Sapi.

1. Karakteristik Peternak Binaan

Grafik 4.1 Umur Peternak Binaan

(Sumber : data diolah, 2010)

Grafik di atas memperlihatkan komposisi umur para peternak binaan yang

mendapatkan program pemberdayaan melalui penggemukan sapi. Dapat dilihat

bahwa dari 17 peternak binaan hanya 5 orang yang berusia sekitar 50-60 tahun

sedangkan 12 orang sisanya berada di kisaran 20-40 tahun atau sekitar 70,6 % dari 17

peternak binaan adalah para pemuda desa Mekarwangi. Hal ini mengindikasikan

bahwa target yayasan dalam memberdayakan para pemuda desa agar mempunyai

sumber penghasilan di desa sendiri berhasil mencapai sasaran sehingga para pemuda

84

Page 105: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

85

desa Mekarwangi tidak pergi ke Jakarta atau kota-kota besar lainnya untuk mencari

nafkah karena sudah memiliki usaha penggemukan sapi ini.

Grafik 4.2 Jumlah Tanggungan Keluarga Peternak Binaan

(Sumber : data diolah, 2010)

Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa jumlah tanggungan keluarga (istri, anak

yang belum berkeluarga) yang masih menjadi tanggungan peternak binaan paling

banyak 9 orang dalam satu keluarga peternak binaan dan paling sedikit adalah 1

orang dalam satu keluarga peternak (belum mempunyai anak). Jika dibuat kisaran

maka terdapat 9 peternak yang mempunyai tanggungan antara 4-9 orang atau 52,9 %

dari total peternak. Sedangkan 8 peternak mempunyai tanggungan berkisar antara 1-3

orang atau sekitar 47,1 %. Dari data ini dapat diindikasikan bahwa peternak binaan

memiliki jumlah tanggungan yang cukup banyak sehingga pengeluaran kebutuhan

sehari-hari juga lumayan besar.

Grafik 4.3 Tingkat Pendidikan Peternak Binaan

(Sumber : data diolah, 2010)

Page 106: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

86

Dari grafik di atas dapat diamati bahwa mayoritas peternak binaan mengeyam

pendidikan hanya sampai sekolah dasar (SD) yaitu 94,12 % dari 17 peternak dan

hanya 1 orang saja yang menyelesaikan jenjang SMP atau 5,88 %. Hal ini

mengindikasikan bahwa usaha yang diberikan kepada mereka tidak membutuhkan

pengetahuan atau proses pemikiran yang mendalam/rumit, maka usaha penggemukan

sapi sangat tepat diberikan kepada mereka. Dalam usaha peternakan dan

penggemukan sapi yang dibutuhkan hanya etos kerja yang ulet dalam mencari pakan

ternak dan pengalaman dalam cara-cara menggemukkan sapi.

2. Karakteristik Program Penggemukan Sapi

Grafik 4.4 Pekerjaan Peternak Binaan Sebelum Adanya Program

(Sumber : data diolah, 2010)

Dari grafik 4.4 terlihat bahwa sebelum adanya program penggemukan sapi oleh

yayasan BIK, mayoritas para peternak binaan bekerja sebagai buruh tani yang

menggarap sawah orang lain dengan upah Rp 15.000/hari dan mendapatkan makan

siang dari pemilik sawah. Setelah mereka mendapatkan sapi untuk digemukkan dari

yayasan maka seluruh aktifitas mereka terfokus kepada pencarian pakan untuk

penggemukan sapi.

Page 107: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

87

Sedangkan sisanya adalah penduduk yang memang sudah menggeluti usaha

penggemukan sapi namun hanya sedikit memiliki sapi untuk digemukkan sehingga

biaya dan tenaga yang dikeluarkan dalam mengurus sapi tidak sebanding dengan hasil

yang didapat karena jumlah sapi yang sedikit. Sehingga setelah mereka mendapatkan

program penggemukan sapi dari yayasan maka jumlah sapi yang mereka urus

lumayan banyak sehingga dapat menutup biaya dan tenaga dalam mengurus sapi.

Strategi pemilihan peternak binaan ini dilakukan oleh yayasan agar buruh tani

yang belum memiliki keahlian dalam menggemukkan sapi ini dapat belajar dari

penduduk lainnya yang memang sudah beternak sapi secara turun temurun yang juga

merupakan bagian dari peternak binaaan yayasan BIK. Hal ini juga dilakukan untuk

mengurangi resiko kegagalan dalam menggemukkan sapi di mana melibatkan

penduduk yang sudah terbukti berhasil dalam usaha menggemukkan sapi sehingga

penduduk yang pada awalnya bekerja sebagai buruh tani dapat merasakan menjadi

peternak sapi. Dalam kehidupan sosial hal ini dapat meningkatkan status sosial

mereka dari sebagai buruh tani yang hanya mengharapkan upah dari pemilik sawah

yang tidak menentu ada setiap hari menjadi pemilik sapi.

3. Kendala yang Dihadapi dalam Program SABANSA

Dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan

berbasis penggemukan sapi ini berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan

dan hasil wawancara secara mendalam terhadap pengurus yayasan serta pihak

Page 108: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

88

peternak binaan, maka didapat kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi terbagi

dalam dua bagian utama, yaitu:

a. Kendala yang dihadapi oleh Yayasan Bina Insan Kamil

Secara umum kendala yang dihadapi oleh yayasan dalam program

pemberdayaan ini adalah

1) Keterbatasan modal yang dimiliki oleh yayasan, sehingga yayasan tidak bisa

memberikan jumlah sapi dan biaya operasional yang ideal kepada peternak

binaan. Padahal dalam targetnya, pihak yayasan ingin sebanyak mungkin

penduduk desa Mekarwangi yang dapat diberdayakan dalam program ini.

Keterbatasan modal ini diakibatkan karena sedikit investor yang mau

berinvestasi dalam sektor peternakan yang memiliki resiko tinggi terhadap

kegagalan. Sehingga dana yang dialokasikan hanya dari pihak yayasan saja.

2) Belum adanya sumber daya manusia dari pihak yayasan yang secara keahlian

di bidang penggemukan sapi yang tinggal bersama di lingkungan peternak

binaan. Di mana mereka berperan sebagai penyuluh sekaligus pengawas

terhadap kegiatan program penggemukan sapi yayasan. Pihak yayasan masih

menggunakan jasa konsultan peternakan dari IPB yang memberikan

penyuluhan secara massal kepada peternak sekali setahun mengenai

pengolahan pakan ternak yang dapat digunakan dalam penggemukan sapi

serta alternatif pemanfaatan terhadap kotoran sapi.

3) Persaingan dalam menjual sapi di Idul Adha semakin ketat sehingga pihak

yayasan semakin sulit untuk memasarkan sapi hasil penggemukan peternak

Page 109: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

89

binaan. Untuk mengatasi hal ini, maka mulai tahun 2010, yayasan mulai

mendirikan rumah makan Sate Hatoya yang berlokasi di lantai 1 kantor

Yayasan Bina Insan Kamil yang berada di jalan Jatinegara Timur No. 107 G

serta di warung kaki lima depan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta

Pusat. Diharapkan dengan adanya rumah makan yang semua menunya

berbahan baku daging sapi ini dapat menjadi solusi dalam pemanfaatan sapi

hasil penggemukan sapi ke depannya.

b. Kendala yang Dihadapi oleh Peternak Binaan

Secara umum kendala yang dihadapi oleh peternak binaan dalam program

penggemukan sapi yayasan adalah

1) Jumlah sapi yang diberikan kepada peternak binaan masih dirasa terlalu

sedikit, di mana rata-rata peternak sapi mendapatkan sekitar 4-5 sapi untuk

digemukkan. Padahal biaya bulanan yang dikeluarkan oleh peternak untuk

kebutuhan hidup peternak dan untuk biaya pakan ternak cukup besar sehingga

dari bagi hasil keuntungan jika jumlah sapi yang digemukkan oleh peternak

sedikit tidak dapat menutupi biaya pengeluaran peternak. Ilustrasinya adalah

sebagai berikut: biaya operasional penggemukan sapi Rp 600.000/bulan,

jangka waktu penggemukan 7 bulan sehingga total biaya operasional Rp

4.200.000,-. Jika peternak hanya menggemukkan sapi 4 ekor dengan asumsi

bagi hasil peternak 50% terhadap margin penjualan (Rp7.000.000 –

Rp5.000.000) peternak mendapatkan Rp 1.000.000/ekor sehingga keuntungan

peternak hanya Rp 4.000.000,- di mana defisit Rp 200.000,-

Page 110: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

90

2) Kurangnya penyuluhan dan bimbingan dari ahli peternakan baik yang dimiliki

oleh desa Mekarwangi maupun dari internal yayasan sehingga peternak hanya

mengandalkan pengetahuan tradisional dalam menggemukan sapi. Hal ini

menyebabkan pertumbuhan berat sapi tiap bulannya tidak maksimal. Padahal

tenaga yang dikeluarkan oleh peternak dalam mencari rumput dan membeli

singkong untuk konsentrat sudah cukup besar.

B. Analisis Efektivitas Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan

Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi

1. Analisis Program Berdasarkan Teori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

yang Efektif

a. Aspek Kemitraan Usaha menurut Ginandjar Kartasasmita

Ginandjar berpendapat bahwa kemitraan usaha adalah solusi yang efektif dalam

memberdayakan ekonomi rakyat. Berdasarkan pernyataan tersebut, hasil analisis

penulis dari laporan keuangan yayasan terlihat program SABANSA dalam

menghimpun dana sebagai modal untuk penggemukan sapi di tahun 2008 berasal dari

unit-unit usaha yang dimiliki oleh yayasan (BMT, HANIF Press, dana Yayasan) dan

beberapa dana investor. Hal ini menyebabkan modal yang terhimpun sedikit sehingga

jumlah sapi yang dapat diberikan kepada peternak binaan untuk digemukkan juga

sedikit sehingga hasil yang di dapat belum optimal. Namun, di tahun 2009, berkat

keberhasilan program ini di tahun 2008 dan pencatatan laporan keuangan yayasan

yang baik, Yayasan BIK mendapatkan modal dari KUR BSM dengan nisbah 50:50.

Page 111: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

91

Di mana penyertaan modal dari BSM (Bank Syariah Mandiri) ini dapat menambah

modal untuk membeli bibit sapi untuk digemukkan sehingga peternak binaan

mendapatkan jatah sapi penggemukan yang lumayan banyak setiap orangnya.

Hasilnya terlihat ada peningkatan dalam penjualan di tahun 2009.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Yayasan BIK telah

menerapkan kemitraan usaha dalam program pemberdayaan ekonomi berbasis

penggemukan sapi di daerah Mekarwangi.

b. Lima Aspek Pemberdayaan Menurut Surjadi

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Yayasan BIK, para peternak binaan,

dan pengamatan langsung penulis di daerah pemberdayaan. Program SABANSA

dalam pelaksanaannya melibatkan tokoh masyarakat dalam program pemberdayaan

ini. Tokoh masyarakat ini juga memiliki kemapanan finansial yang baik, tokoh yang

disegani di aparatur desa, dan merupakan tokoh agama yang menjadi panutan

masyarakat Mekarwangi.Tokoh masyarakat ini yang merekomendasikan keluarga

dhu’afa yang menjadi binaan yayasan, sekaligus sebagai pengawas langsung program

terhadap kerja para peternak binaan.

Jika terjadi permasalahan dalam pelaksanaan program, maka dipecahkan secara

musyawarah antara peternak binaan dan tokoh masyarakat di mana hasil dari

musyawarah tersebut disampaikan kepada pihak yayasan oleh tokoh masyarakat itu.

Program ini juga dilakukan dalam aksi kelompok yaitu terfokus pada dua kampung:

kampung Cibuntu dan kampung Mekarwangi, di mana masing-masing kelompok

saling membantu dalam pertukaran informasi/pengetahuan dalam usaha

Page 112: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

92

penggemukan sapi dan dalam mencari rumput/pakan ternak lainnya. Namun pihak

yayasan dalam pengamatan penulis belum dapat menerapkan demonstrasi proses

dalam usaha penggemukan sapi yang ideal di daerah Mekarwangi. Hal ini

dikarenakan yayasan juga belum memiliki SDM yang mumpuni untuk penggemukan

sapi sehingga alternatif yang dilakukan oleh yayasan adalah mengambil peternak

besar yang sudah berhasil sebagai bagian dari peternak binaan sehingga cara-cara

penggemukan dapat dibagikan kepada peternak binaan yang belum ahli.

Demonstrasi hasil hanya melalui hasil dari penjualan sapi penggemukan ini

dirasa para peternak binaan dapat menopang kehidupan ekonomi mereka di tahun

pertama program ini diadakan sehingga para peternak binaan ini terus menjadi bagian

dari program SABANSA sampai penulis meneliti.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek yang telah dipenuhi oleh

yayasan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang efektif adalah melibatkan

tokoh masyarakat, adanya musyawarah dengan masyarakat, dilakukan dalam aksi

kelompok serta adanya demonstrasi hasil melalui keuntungan dari penjualan sapi

penggemukan. Namun yayasan belum menerapkan demonstrasi proses, sehingga

dapat dikatakan program SABANSA ini cukup efektif menurut teori Surjadi.

2. Analisis Program Berdasarkan Perhitungan Kinerja Keuangan

Setiap model pengembangan ekonomi harus ditunjukkan dampak pada

perbaikan kondisi ekonomi masyarakat terhadap adanya suatu proyek dalam kurun

waktu tertentu. Untuk menganalisis pengaruh model program pemberdayaan ekonomi

Page 113: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

93

masyarakat pedesaan berbasis peternakan dan penggemukan sapi yang dilaksanakan

oleh Yayasan Bina Insan Kamil, perlu dilakukan penelaahan terhadap kinerja

keuangan usaha tersebut dengan mengunakan teknik analisis arus kas (cash flow)

terhadap usaha peternakan dan penggemukan sapi yang pencatatannya dilakukan oleh

pihak Yayasan Bina Insan Kamil.

Mengingat bentuk usaha yang dijalankan oleh peternak binaan binaan masih

sederhana, maka analisis arus kas yang diterapkan pun akan sederhana menyesuaikan

dengan kondisi laporan keuangan yang ada. Penilaian kinerja keuangan dilakukan

menggunakan analisis Profitability Index (PI) atau Benefit and Cost Ratio (B/C

Ratio) dengan rumus:

Keterangan:

PI = Profitability Index, yaitu salah satu metode penilaian investasi

dengan menghitung perbandingan antara nilai sekarang (present

value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang

akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi

yang telah dilaksanakan

PV = Present Value, yaitu nilai sekarang dari arus kas masuk akan datang

dari proyek tersebut

Di mana apabila hasil analisis rasio lebih besar (>) dari 1, maka kinerja

keuangan berada dalam posisi yang baik dan bisa diterima. Namun jika hasil analisis

Page 114: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

94

rasio lebih kecil (<) dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang tidak

baik dan tidak dapat diterima1.

Berbeda dengan sektor perdagangan dan jasa, sektor peternakan memiliki

siklus usaha yang lebih panjang. Rata-rata setiap usaha ternak yang menjadi peternak

binaan program baru akan mencapai masa panen setelah melewati 6-7 bulan masa

penggemukan, sehingga pendapatan dari usaha penggemukan ini tidak bisa diukur per

bulan, melainkan setelah mencapai masa panen/momen Idul Adha. Sehingga analisis

laporan keuangannya diukur pertahun anggaran.

Berikut ini adalah hasil analisis Profitability Index (PI) atau Benefit and Cost

Ratio (B/C Ratio) berdasarkan arus kas yang tercatat di yayasan Bina Insan Kamil

terhadap hasil penjualan sapi hasil penggemukan peternak binaan.

Tabel 4.1 Laporan Arus Kas Penjualan Sapi Yayasan Bina Insan Kamil Yang Berakhir 31/12/2008

Komponen Kas Masuk Penjualan Sapi 385,635,000 Kas Keluar Modal Sapi SABANSA 208,000,000 Biaya Promosi 1,326,900 Biaya Transportasi 4,030,750 Administrasi 277,000 Total Kas Keluar 213,634,650 Surplus (Kas Bersih) 172,000,350

(Sumber : data diolah, 2010)

1 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 164

Page 115: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

95

Analisis Profitability Index program pada tahun 2008 sebagai berikut :

= 0,83

Terlihat bahwa pada tahun 2008, hasil analisis rasio lebih kecil (<) dari 1 yaitu

0,83 yang menandakan bahwa kinerja keuangan yayasan pada tahun ini tidak baik.

Hal ini disebabkan usaha ini baru memasuki tahun-tahun awal percobaan sehingga

yayasan belum dapat mengetahui kondisi persaingan di pasar penjualan sapi Idul

Adha. Namun hal ini cukup memberikan gambaran bahwa usaha penggemukan sapi

ini dapat dikatakan berhasil mencapai target sehingga dapat dlanjutkan tahun depan.

Tabel 4.2 Laporan Arus Kas Penjualan Sapi Yayasan Bina Insan Kamil Yang Berakhir 31/12/2009

Komponen Kas Masuk Penjualan Sapi 926,730,000 Kas Keluar Modal Sapi SABANSA 351,440,000 Honor Pengawas 2,000,000 Honor Penyuluh 1,600,000 Biaya Obat-Obatan Sapi 3,020,000 Singkong 1,500,000 Biaya Konsentrat Sapi 4,800,000 Biaya Transportasi 21,875,000 Biaya Operasional Idul Adha 100,439,475 Total Kas Keluar 486,674,475 Surplus (Kas Bersih) 440,055,525

(Sumber : data diolah, 2010)

Page 116: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

96

Analisis Profitability Index program pada tahun 2009 sebagai berikut :

= 1,25

Terlihat bahwa Profitability Index penjualan sapi dari tahun 2008 sampai

tahun 2009 mengalami peningkatan dari yang awalnya berada pada posisi kurang

baik karena 0,83 < 1, menjadi baik (lebih > 1) pada 1.25. Hal ini menandakan bahwa

pelaksanaan program membawa efek positif bagi kelangsungan usaha dalam bidang

peternakan dan penggemukan sapi.

3. Analisis Perubahan Kondisi Ekonomi Peternak Binaan

Perubahan kondisi ekonomi peternak binaan diukur dengan indikator

perubahan pendapatan peternak, jumlah sapi dan nilai aset yang dimiliki peternak

antara sebelum dan sesudah intervensi dari program. Pengukuran perubahan

dilakukan menggunakan Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test.

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah

H0 = Program tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi ekonomi

peserta program

H1 = Program berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi ekonomi

peserta program

Page 117: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

97

Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui bantuan program SPSS versi 16.

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 3a 2.00 6.00

Positive Ranks 12b 9.50 114.00

Ties 2c

Sesudahprogram -

Sebelumpogram

Total 17

a. Sesudahprogram < Sebelumpogram

b. Sesudahprogram > Sebelumpogram

c. Sesudahprogram = Sebelumpogram

Dasar Pengambilan Keputusan Uji T:

Dengan membandingkan nilai T hitung dengan T tabel.

• Apabila T hitung < T tabel,maka H0 ditolak.

• Apabila T hitung > T tabel, maka H0 diterima atau H1 ditolak.

Hasil Analisis terhadap uji T dari Tabel Wilcoxon Signed Ranks.

Dari output terlihat bahwa dari 17 data kondisi ekonomi sesudah dan sebelum

menerima program, 3 data mempunyai rangking negatif, 12 data mempunyai

rangking positif, dan 2 data dengan rangking sama. Dalam uji Wilcoxon, yang

dipakai adalah jumlah rangking yang paling kecil, karena itu dalam kasus ini diambil

rangking yang negatif, yaitu 6,00 (lihat output pada kolom ‘sum of ranks’). Dari

angka ini didapat statistik uji Wilcoxon (T) adalah 6.

Dengan melihat tabel Wilcoxon, untuk n (jumlah data) = 17, uji satu sisi dan

tingkat signifikasi (α) = 5%, maka didapat Statistik tabel (T tabel) Wilcoxon = 41.

Dari hasil penjabaran terhadap uji Wilcoxon di atas maka kesimpulan yang didapat

Page 118: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

98

adalah oleh karena T hitung < T tabel = 6 < 41 maka H0 ditolak yang berarti program

berpengaruh terhdaap perubahan kondisi ekonomi peternak binaan.

Test Statisticsb

Sesudahprogram -

Sebelumpogram

Z -3.075a

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Dasar Pengambilan Keputusan Uji Z:

Dengan membandingkan nilai Z hitung dengan Z tabel.

• Apabila Z hitung > Z tabel,maka H0 ditolak.

• Apabila Z hitung < Z tabel, maka H0 diterima atau H1 ditolak.

Hasil Analisis terhadap uji Z dari Test Statistics.

Dari output terlihat nilai z sebesar -3,075. Sedangkan z tabel dapat dihitung

pada tabel z dengan α = 5%, maka luas kurva normal adalah 50% - 5% = 45% atau

0,45. Pada tabel z, untuk lus 0,45 didapat angka z tabel sekitar -1,645 (tanda ‘-‘

menyesuaikan dengan angka z output).

Maka berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan

z hitung > z tabel = -3,075 > -1,645, maka H0 ditolak

Dengan Menggunakan Angka Signifikansi.

• Jika angka signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

• Jika angka signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Page 119: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

99

Hasil yang didapat dari tabel menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-

tailed)/asymptotic significance untuk uji dua sisi adalah 0,002. Oleh karena kasus ini

adalah uji satu sisi, maka nilai Sig menjadi 0,002/2 = 0,001. Di sini menandakan

bahwa signifikansi dibawah 0,05 ( 0,001 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya berdasarkan uji T, uji Z dan Uji Signifikansi maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa program pemberdayaan ekonomi masyarakar berbasis

penggemukan sapi memang mempunyai efek yang nyata/berpengaruh terhadap

perubahan kondisi ekonomi peternak.

4. Analisis Dampak Program terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan

Selain memiliki dampak secara ekonomis yang sudah dipaparkan pada bagian

sebelumnya, program yang dijalankan juga memiliki dampak sosial bagi para

peternak binaan dalam kapasitasnya sebagai peserta program dan jamaah masjid.

Dampak program terhadap kehidupan sosial keagamaan tampak pada:

a. Peningkatan Status Sosial Peserta Program SABANSA

Dampak sosial dari program yang paling nyata terlihat dan terasa

pengaruhnya adalah peningkatan status sosial peserta program dari yang awalnya

tidak memiliki aset karena hanya sebagai buruh tani menjadi pemilik sapi

penggemukan kerjasama dengan yayasan BIK. Adanya perubahan ini membuat

mereka semakin bersemangat dalam menjalani kehidupan setelah adanya program

SABANSA. Hal tersebut merupakan dampak langsung dari program, mengingat

Page 120: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

100

beberapa rangkaian program dilaksanakan di daerah yang mayoritas bekerja sebagai

buruh tani. Sedangkan dengan adanya program penggemukan sapi ini kegiatan

peribdatan peserta program tidak mengalami gangguan. Para peternak binaan tetap

melaksanakan sholat lima waktu walaupun harus pergi jauh dalam mencari rumput

tapi ketika masuk waktu sholat maka mereka langsung menunaikan sholat di tempat

mereka mencari rumput sehingga mereka sering membawa perlengkapan sholat

dalam keranjang rumput. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam tetap dipegang

teguh oleh masyarakat desa Mekarwangi.

b. Peningkatan Kualitas Hubungan (Ukhuwah) antar Peserta Program SABANSA.

Berdasarkan hasil yang diteliti dari pelaksanaan wawancara terhadap

peternak, responden/peternak berpendapat bahwa dengan adanya program ini terjadi

peningkatan kualitas hubungan (ukhuwah) antar peserta program. Hal ini terlihat

dengan semakin seringnya mereka berkumpul untuk membahas permasalahan yang

terjadi di antara mereka dalam hal pencarian pakan ternak seperti rumput, singkong,

pengolahan pakan ternak yang efektif, cara-cara menggemukan sapi yang baik dan

lain-lain. Dalam pertemuan tersebut mereka saling mengungkapkan permasalahan

yang mereka hadapi dan berbagi solusi penyelesaian permasalahan tersebut. Tak

jarang mereka bahu–membahu memberikan bantuan terhadap permasalahan yang

dihadapi oleh sesama peserta program. Melalui mekanisme seperti demikian,

terciptalah suasana ukhuwah yang mengikat dalam persaudaraan.

Page 121: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

101

C. Analisis Kesesuaian Program SABANSA Berdasarkan Prinsip-Prinsip

Ekonomi Syariah

1. Prinsip Maslahah

Islam memandang pengangguran sebagai suatu masalah yang berdampak buruk

bagi kehidupan individu, keluarga dan masyarakat secara umum, juga mempengaruhi

kejiwaan umat. Dengan dampak buruk yang diakibatkan oleh pengangguran, maka

wajar apabila Islam sangat membenci pengangguran. Karena itu, diperintahkan

setiap Muslim untuk bekerja dan mencari penghasilan di muka bumi.

Rasulullah pernah menyebutkan di hadapan para sahabat, bahwa ia dan juga

sebagian Rasul lainnya yang merupakan utusan Allah SWT bekerja dalam

mencukupi kehidupannya sebagai penggembala kambing dan pedagang seperti yang

dilakukan oleh nabi-nabi lainnya.

Rasulullah saw bersabda : 2

عن معدان بن خالد عن ثور عن عيسى أخبرنا موسى بن إبراهيم حدثنا أآل ما ( قال سلم و يهعل اهللا صلى اهللا رسول عن: عنه اهللا رضي المقدام السالم عليه داود اهللا نبي وإن يده عمل من يأآل أن من خيرا قط طعاما أحد ) يده عمل من يأآل آان

“Tidak ada sesuatu makanan yang lebih baik bagi seseorang melainkan apa

yang dihasilkan dari karya tangannya sendiri”(HR. Bukhari)

Hadits ini menjelaskan bahwa Islam menawarkan konsep yang tidak memberikan

bantuan materi yang bersifat sementara namun mengulurkan tangan untuk

2 Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Dar Ibnu Katsir, Cet.III. 1987

M/ 1407 H. j. 2, h. 729

Page 122: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

102

memberikan pekerjaan yang halal. Beranjak dari pemaparan di atas maka program

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Kamil melalui

usaha penggemukan sapi yang melibatkan penduduk miskin desa Mekarwangi telah

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Di mana program ini memberikan lapangan

pekerjaan bagi penduduk miskin yang pada awalnya hanya sebagai buruh tani yang

mengandalkan belas kasihan pemilik sawah untuk menggunakan tenaganya dalam

menggarap sawah. Namun dengan memberikan bibit sapi untuk digemukkan, para

peserta program bekerja keras mencari rumput, singkong agar sapi yayasan dapat

bertambah berat sehingga dengan berat yang semakin besar maka bagi hasil yang

didapat atas upah peserta juga semakin tinggi karena harga jual sapi juga tinggi.

2. Prinsip Keadilan

Kesenjangan pendapatan dan perbedaan kekayaan alam yang dimiliki oleh

masyarakat berlawanan dengan semangat Islam terhadap persaudaraan dan keadilan

sosial-ekonomi. Maka kesenjangan tersebut harus diatasi dengan cara-cara Islam,

yaitu3:

a. menghapuskan monopoli, kecuali oleh pemerintah dalam bidang yang

menguasai hajat hidup masyarakat.

b. Menjamin hak dan kesempatan semua pihak untuk aktif dalam proses ekonomi.

c. Menjamin pemenuhan kebutuhan dasar hidup seluruh masyarakat.

d. Melaksanakan tugas tolong menolong di antara sesama

3 Syafi’I Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan, (Jakarta: Tazkia, 2009), h

51.

Page 123: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

103

Agar distribusi pendapatan dapat berjalan secara adil, dalam pelaksanaan proses

ekonomi dalam dunia usaha, disusunlah akad-akad ekonomi yang sesuai dengan

ajaran Islam yaitu pelarangan terhadap gharar, maysir dan riba.

Rasulullah SAW bersabda:4

بن نصر حدثنا . البزار ثابت بن بشر حدثنا . الخالل علي بن الحسن حدثنا عن صهيب بن صالح عن داود نب ) الرحيم عبد ( الرحمن عبد عن القاسم البيع . البرآة فيهن ثالث: ( سلم و عليه اهللا ىصل اهللا رسول قال قال أبيه )الللبيع للبيت بالشعير البر وأخالط والمقارضة أجل إلى

”Tiga bentuk usaha yang mendapat berkah dari Allah, yaitu: menjual dengan

kredit, mudharabah, mencampur gandum untuk keperluan rumah tangga bukan untuk

keperluan jual beli.”(HR Ibnu Majah)

Dalam hadits di atas terdapat mudharabah yaitu salah satu bentuk kerjasama

antara pemilik modal dengan seseorang yang ahli dalam suatu hal. Secara

terminologi, para ulama fiqh mendefinisikan mudharabah atau qiradh yaitu Pemilik

modal menyerahkan modalnya kepada pekerja (pedagang) untuk diperdagangkan,

sedangkan keuntungan dagang itu menjadi milik bersama dan dibagi menurut

kesepakatan bersama. Dan apabila terjadi kerugian maka ditanggung sepenuhnya oleh

pemilik modal5.

Dalam Islam akad mudharabah dibolehkan karena bertujuan untuk saling

membantu antara pemilik modal yang bertindak sebagai Shohibul Maal dan pakar

4 Ibnu Majah, Sunan Ibni Majah, Beirut, dar al-Fikr, tt., j.2 hal.768. 5 Haroen Nasroen, Fiqh Muamalat, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000, h.176

Page 124: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

104

dalam suatu pekerjaan yang bertindak sebagai Mudharib dengan pembagian hasil

terhadap keuntungan yang didapat sesuai dengan ijab qabul yang telah disepakati.

Beranjak dari pemaparan di atas, maka program penggemukan sapi yang

dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Kamil telah menggunakan akad mudharabah,

yaitu pihak yayasan memberikan modal kepada peternak sapi berupa bibit sapi serta

biaya operasional untuk menggemukkan sapi dan peternak binaan menggunakan

tenaganya untuk memelihara dan menggemukkan sapi. Di mana setelah masa panen

dan sapi terjual, maka pembagian keuntungan yang didapat antara peternak binaan

dan yayasan sebesar 50% : 50%. Dalam hal ini, pihak yayasan telah melakukan

distribusi pendapatan yang berkeadilan, di mana yayasan memanfatkan dana dari

pihak yang mampu (investor) untuk membantu kaum dhu’afa di pedesaan dalam

skema bisnis sosial-ekonomi.

3. Prinsip Khilafah

Dalam hal ini, Yayasan BIK membantu pemerintah dalam mengambil peran

untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan melalui

upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat Mekarwangi yang secara kultur budaya

beternak sapi. Namun dalam kenyataannya, masih banyak penduduk yang bekerja

sebagai buruh tani karena tidak terdistribusinya kekayaan/sumber daya yang ada.

Dengan program SABANSA ini maka membantu pula kewajiban aparatur desa

Mekarwangi dalam meningkatkan perekonomian warganya, menciptakan lapangan

pekerjaan, dan mendistribusikan pendapatan masyarakat.

Page 125: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

105

4. Prinsip Kebebasan

Dalam pelaksanaan program penggemukan sapi ini, pihak yayasan memberikan

kebebasan bagi para peternak binaan dalam upaya untuk menggemukan sapi dan

dalam pencarian pakan ternak seperti rumput, singkong, batang pisang dan lain-lain.

Tidak ada target yang dibebankan kepada peternak, hanya imbalan yang mereka

terima sebanding dengan hasil penggemukan sapi. Untuk itu, para peternak giat

dalam mencari rumput/pakan ternak lainnya supaya sapi binaan mereka dapat

mencapai berat yang ideal untuk di jual.

5. Prinsip Tanggung Jawab

Pelaksanaan prinsip tanggung jawab dilakukan oleh kedua belah pihak: pihak

yayasan dan peternak binaan. Di mana tanggung jawab yayasan adalah memasarkan

sapi program SABANSA dan tidak berlaku curang dalam pembagian keuntungan

yang didapat dari hasil penjualan sapi kepada para peternak. Sedangkan tanggung

jawab yang diemban oleh peternak adalah menjaga, merawat dan menggemukan sapi

binaan sehingga layak dijual pada saat panen.

6. Prinsip Ma’ad

Dalam pelaksanaan program SABANSA, pihak yayasan selain mendapatkan

keuntungan materi dari hasil pemberdayaan melalui usaha penggemukan sapi tetapi

juga telah melaksanakan fungsi sosial dan menjalankan kewajiban agama, yaitu

menciptakan lapangan pekerjaan, memberdayakan kaum dhu’afa, dan membantu

pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Sedangkan peternak mendapatkan

imbalan dari usaha menggemukkan sapi sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidup

Page 126: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

106

diri dan keluarganya. Status sosial peternak juga meningkat dari yang awalnya

hanya buruh tani menjadi pemilik sapi hasil kerja sama dengan pihak yayasan.

7. Prinsip Ownership

Prinsip kepemilikan yang diterapkan dalam program SABANSA adalah dalam

hal kepemilikan aset bersama yaitu sapi, di mana pihak yayasan memiliki sapi

karena sapi tersebut dibeli dari dana yang dihimpun oleh yayasan sedangkan

peternak pun memiliki kepemilikan atas nilai jual sapi penggemukan itu karena

yayasan telah mempercayakan peternak untuk merawat, menjaga dan

menggemukan sapi tersebut sehingga peternak mempunyai hak milik juga terhadap

sapi itu.

8. Prinsip Nubuwwah

Peternak ini terpilih sebagai binaan yayasan melalui seleksi kepribadian, ibadah

dan kondisi sosial masyarakat Mekarwangi. Pelaksanaan sifat-sifat kenabian dalam

program SABANSA terlihat dari kejujuran peternak dalam menggemukan sapi

dengan cara-cara yang sesuai dengan ajaran Islam, tidak menyiksa hewan dan tidak

melakukan penipuan dengan cara pengglonggongan sapi. Peternak pun dengan

pengalaman turun temurun berupaya untuk mencari cara penggemukan sapi yang

optimal agar berat badan sapi dapat meningkat dengan mencampur berbagai macam

pakan ternak serta pemakaian konsentrat alamiah. Dan jika mengalami masalah

terkait program, peternak pun berkumpul dengan tokoh masyarakat untuk

bermusyawarah dalam mencapai solusi bersama.

Page 127: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

107

Pihak yayasan juga terbuka dalam hasil penjualan sapi SABANSA dan terbuka

dalam menerima keluh kesah para peternak binaan, tidak membohongi peternak,

serta cerdik dalam memasarkan sapi SABANSA sehingga dengan terjualnya sapi

maka dapat memberikan imbalan kepada peternak sesuai dengan kerja keras

mereka. Dengan penjabaran di atas, maka baik pihak yayasan maupun peternak

telah melaksanakan prinsip-prinsip kenabian dalam program SABANSA.

9. Prinsip Work and Productivity

Dengan adanya program SABANSA, maka produktivitas masyarakat

Mekarwangi meningkat khususnya produktivitas kerja masyarakat yang menjadi

binaan yayasan. Hal ini terlihat dari pagi hari setelah menunaikan sholat Subuh,

para peternak pergi untuk mencari rumput bahkan sampai ke dalam hutan. Dan di

sore hari mereka memandikan dan membersihkan kandang sapi. Aktivitas yang

mereka lakukan dalam mengurus sapi menjadi rutinitas keseharian mereka, berbeda

ketika masih menjadi buruh tani di mana pekerjaan menggarap sawah tidak

menentu datangnya tergantung dari kebutuhan pemilik sawah.

Dengan adanya program SABANSA ini, peternak memiliki pekerjaan tetap dan

bersemangat dalam menjalani kehidupan karena dengan mengurus sapi maka

mereka dapat mencukupi kebutuhan diri dan keluarga mereka.

10. Prinsip Jaminan Sosial

Yayasan Bina Insan Kamil juga memberikan dana ZIS (zakat, infaq,shodaqoh)

kepada peternak yang secara kondisi di lapangan benar-benar fakir berupa anak sapi

sebesar Rp 3.000.000/keluarga dengan kriteria peternak tersebut menunjukkan

Page 128: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

108

keuletan dan keberhasilan dalam usaha penggemukan sapi di tahun pertama

program, maka pada tahun kedua dana ZIS tersebut diberikan kepada peternak

binaan yang terpilih. Hal ini mendorong peternak untuk berupaya semaksimal

mungkin dalam menggemukan sapi binaan. Karena peternak yang ulet dalam

bekerja mendapatkan tambahan berupa anak sapi dari dana ZIS selain imbalan dari

bagi hasil keuntungan penjualan sapi penggemukan.

Page 129: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, baik melalui hasil wawancara mendalam

terhadap pengurus yayasan BIK dan peternak binaan, pengamatan langsung terhadap

objek penelitian dan analisis dokumen laporan keuangan program, maka penulis

dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Model program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis

peternakan dan penggemukan sapi yang dilaksanakan oleh Yayasan Bina

Insan Kamil merupakan salah satu program pemberdayaan ekonomi

masyarakat pedesaan yang memadukan pendekatan lembaga keuangan dalam

bentuk pemberian bantuan finansial berwujud bibit sapi, dengan pendekatan

komunitas lewat pelibatan masyarakat dhu’afa yang terpilih untuk

menggemukan sapi.

2. Model program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis

peternakan dan penggemukan sapi yang dilaksanakan oleh Yayasan Bina

Insan Kamil dapat dikatakan cukup efektif berdasarkan kajian teoritis

terhadap teori pemberdayaan ekonomi masyarakat yang efektif menurut

Ginandjar Kartasasmita dan Surjadi. Hasil analisis kinerja keuangan mitra

binaan dengan menggunakan analisis Profitability Index atau Benefit and Cost

Ratio (B/C Ratio), ditemukan bahwa Program Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Pedesaan Berbasis Peternakan dan Penggemukan Sapi yang

109

Page 130: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

110

dilaksanakan oleh Yayasan Bina Insan Kamil memberikan dampak yang

positif pada usaha penggemukan sapi di mana Profitability Index tahun 2008

sebesar 0,83 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan mencapai 1,25.

Berdasarkan hasil uji statistik nonparametrik Wilcoxon, Program ini

berdampak pada peningkatan kondisi ekonomi peserta program dengan

signifikansi perubahan dari uji statistik menunjukkan tingkat signifikansi lebih

kecil dari α 5 %. Selain berdampak pada kondisi ekonomi, program juga

membawa dampak positif secara sosial bagi para peserta program. Dampak

tersebut adalah peningkatan status sosial peserta program, peningkatan

ukhuwah antar peserta program, dan peningkatan partisipasi peserta program

dalam penyelesaian permasalahan sosial yang terjadi di lingkungannya.

3. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan berbasis peternakan

dan penggemukan sapi yang dilaksanakan oleh Yayasan Bina Insan Kamil

telah sesuai dengan prinsip-prinsp ekonomi Syariah di mana telah memenuhi

kesepuluh prinsip-prinsip umum ekonomi Syariah, yaitu prinsip Tauhid,

prinsip maslahah, prinsip keadilan, prinsip khalifah, prinsip kebebasan,

prinsip tanggung jawab, prinsip ma’ad, prinsip ownership, prinsip nubuwwah,

prinsip work and productivity dan prinsip jaminan sosial.

Page 131: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

111

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan yang penulis telah paparkan, kiranya

penulis dapat menyampaikan saran atas pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi

masyarakat pedesaan berbasis peternakan dan penggemukan sapi yang telah

dijalankan Yayasan Bina Insan Kamil sebagai perbaikan program ke depannya, yaitu:

1. Karena di lapangan/lingkungan peternak binaan tinggal belum terdapat

penyuluh peternakan sapi sehingga pihak yayasan dapat bekerjasama dengan

instansi peternakan kota Garut dapat menempatkan penyuluh di lingkungan

para peternak tinggal sehingga peternak mendapatkan kemudahan penyuluhan

tentang pengolahan pakan ternak yang baik sesuai dengan kondisi geografis

peternak tinggal.

2. Seperti yang kita ketahui bahwa perusahaan-perusahaan besar seperti Indosat,

Telkom, Gudang Garam, Pertamina dan lain-lain memiliki kewajiban dalam

bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Pihak yayasan dapat membuat

proposal tentang usaha pemberdayaan ini dan keberhasilan program

SABANSA kepada perusahaan tersebut sehingga pihak perusahaan besar

dapat mengalokasikan dana CSR ke program SABANSA. Hal ini diharapkan

kekurangan modal usaha yang yayasan hadapi dapat terselesaikan. Sehingga

dengan ketersediaan modal yang baik maka yayasan dapat memberikan

jumlah sapi yang ideal kepada para peternak binaan dan dapat meminjamkan

modal untuk operasional bulanan kepada peternak selama program

penggemukan sapi berlangsung. Sehingga pada saat panen nanti, pinjaman

Page 132: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

112

tersebut dapat dikembalikan dari bagi hasil keuntungan antara yayasan,

peternak binaan dan investor.

3. Kita ketahui bahwa media merupakan alat propaganda yang efektif dan efisien

dalam menyebarkan berita kepada masyarakat luas. Maka yayasan perlu

membuat liputan keberhasilan dari pelaksanaan program pemberdayaan

melalui usaha penggemukan sapi ini baik melalui media cetak seperti buletin,

majalah maupun media elektronik seperti website, blogspot, radio bahkan

televisi. Sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui manfaat

program ini dan menjadikan program SABANSA rujukan untuk membuat

program yang serupa di daerah mereka tinggal atau bersama-sama Yayasan

BIK memperluas jangkauan program ini di daerah Garut.

Page 133: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

113

DAFTAR PUSTAKA

Aa Gym. ”Efektivitas Amal dan Ibadah”, artikel diakses pada tanggal 14 maret 2010 dari http://republika.co.id

Afriyani. “Pengaruh Program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat)

terhadap Perekonomian Para Mustahik (Studi Pada Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung)” Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.

Ahmad Hamzah, Rafiqoh. “Dampak Zakat Poduktif Terhadap Pemberdayaan

Ekonomi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mustahik (Studi Kasus Pendayagunaan Zakat Produktif Oleh Dompet Dhuafa)” Tesis S2 Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf. Jakarta : UI Press,

1988. Amalia, Euis. “Transformasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam Dalam Mewujudkan

Keadilan Distributif” Disampaikan Pada Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan Islam UIN Jakarta, 2009.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah; Wacana Ulama dan Cendikiawan. Jakarta:

Tazkia Institue, 1999. Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis: Prinsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia. Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2008. Bariadi, Lili. Dkk. Zakat dan Wirausaha. Jakarta : CED, 2005. Blocher. Et All. Manajemen Biaya: Dengan Tekanan Stratejik. Jakarta: Salemba

Empat, 2001. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2007. Djarwanto. Statistik Non Parametrik, Yogyakarta: BPFE, 2003. Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Page 134: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

114

Firdaus, Ismet dan Zaky, Ahmad. Upaya Meningkatkan Equity Perempuan Dhu’afa Desa Bojong Indah, Parung, Jakarta: Dakwah Press, 2008.

Firdaus, Rachmat dan Ariyanti, Maya. Manajemen Perkreditan Bank Umum : Teori,

Masalah, Kebijakan Dan Aplikasinya Lengkap Dengan Analisis Kredit. Bandung : ALFABETA, 2004.

Hafidhuddin, Didin dan Tanjung, Hendari. Manajemen Syariah Dalam Praktik.

Jakarta : Gema Insani Press, 2003. Handoko, T. Hani. Manajemen Edisi ke 2, Yogyakarta: BPFE, 1998. Hansen And Mowen. Manajemen Biaya Buku 2. Jakarta: Salemba Empat, 2001. Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT

Rajagrafindo Persada, 2006. Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalat. Jakarta : PT. Gaya Media Pratama, 2000. Hermawan, Asep. Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta: LPFE

Trisakti, 2003. Ismail, Asep Usman. Dkk. Pengembangan Komunitas Muslim; Pemberdayaan

Masyarakat Kampung Badak Putih Dan Kampung Satu Duit, (Jakarta: Dakwah Press, 2007.

. Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa, (Jakarta:

Dakwah Press, 2008), Jogiyanto. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman, Yogyakarta: BPFE, 2004. Junaidi, Riki. “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Petani Terpadu

Binaan PT. Gulf Resources (GRISSIK) Ltd. (Studi Kasus Di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin)”, Tesis S2 Program Pasca Sarjana FISIP UI, 2003.

Jurnal Dialog Kebijakan Publik II. ”Mengurai Benang Kusut Masalah Kemiskinan di

Indonesia.”. Edisi 3 (September 2008). Kanisius. Ensiklopedi Umum, Jakarta: Kanisius, 1973.

Page 135: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

115

Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islam ed Ketiga, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009.

Kartasasmita, Ginandjar. “Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Melalui Kemitraan Guna

Mewujudkan Ekonomi Nasional Yang Tangguh Dan Mandiri” Disampaikan Pada Seminar Nasional Lembaga Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah dan Koperasi (LP2KMK-GOLKAR), Jakarta, 7 Nopember 1996.

Kasmir dan Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Kencana, 2004. Kertajaya, Hermawan dan Sula, M. Syakir. Syariah Marketing. Bandung : Mizan,

2006. Khan, Moh. Roubal Arif. “Efektifitas Program Pemberdayaan Ekonomi Untuk Orang

Tua Dan Anak Jalanan Di Surabaya (Studi Kasus Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Program Pengembangan Minat Dan Bakat Di Yayasan Arek Lintang Surabaya)”,Tesis S2 Program Pasca Sarjana FISIP UI, 2002.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta : Indeks, 2005. Machendrawaty, Nanih dan Safei, Agus Ahmad. Pengembangan Masyarakat Islam;

Dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi, Bandung: ROSDA, 2001. Majah, Ibnu. Sunan Ibni Majah, Beirut, dar al-Fikr, Marthon, Said Sa’ad. Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi Global. Jakarta :

Zikrul Hakim, 2004. Mubyarto. Membangun Sistem Ekonomi, Yogyakarta: BPFE, 2000. Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN,

2005. Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Dar Ibnu Katsir,

Cet.III. 1987 M/ 1407 Mulyadi. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005. Nangoi, Ronald. Pemberdayaan Di Era Ekonomi Pengetahuan. Jakarta : Grasindo,

2004. Qardhawi, Yusuf. Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan.Jakarta :

Zikrul Hakim, 2005.

Page 136: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

116

Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Robbani Press, 2004

Qoyyim, Muhyil. “Efektifitas Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis

Masjid (Studi pada Program Pemberantasan Kemiskinan Berbasis Masjid)” Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Rivai, Veithzal dan Veithzal, Andariia Permata. Credit Management Handbook.

Jakarta : Rajawali Pres, 2008. Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary. Manajemen Jilid 1 Edisi Bahasa Indonesia.

Jakarta : Prenhallindo, 1999. Rochaety, Ety. Dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS Ed. Revisi.

Jakarta : Mitra Wacana Media, 2009. Sekaran, Uma. Research Methods For Business: A Skill Building Approach. USA:

John Wiley & Sons, 2003. Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1999. Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2003.

Sumihadiningrat, Gunawan, Pembangunan Daerah Dan Pengembangan Masyarakat,

Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997. Supranto, J, Statistik; Teori dan Aplikasi Jilid 2, Jakarta : Erlangga, 2001. Suyanto, Bagong. “Perangkap Kemiskinan Dan Model Pemberdayaan Masyarakat

Miskin,” Jurnal Dialog Kebijakan Publik II. Edisi 3 (September 2008). Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi Dalam

Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007.

Tim Penulis Fakultas Syariah Dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Ciputat :

FSH UIN Jakarta, 2007. Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis: Teknis Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis Secara Komprehensif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Page 137: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

117

. Evaluasi Kinerja Perusahaan: Teknik Evaluasi Bisnis Dan Kinerja

Perusahaan Secara Komprehensif, Kuantitatif, dan Modern. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Weston, Fred dan Copeland, Thomas E. Manajemen Keuangan Jilid 2. Jakarta :

Binarupa Aksara, 1992. Weston, Fred dan Eugene, F.Brigham. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 1.

Jakarta : Erlangga, 1993. Wibisono, Yusuf. “MDGs, Islam, dan Kemiskinan di Indonesia,” Republika , Sabtu,

06 Agustus 2005. Yusuf, Jopie. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama, 1995.

Page 138: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

118 LAMPIRAN

Pendapatan Peternak Binaan Sebelum Program (7bulan)

Pendapatan Peternak Binaan Setelah Program (bagi hasil)

Rp 4.200.000 Rp 5.000.000 Rp 3.150.000 Rp 6.000.000 Rp 3.150.000 Rp 4.000.000 Rp 3.150.000 Rp 3.000.000 Rp 3.150.000 Rp 6.000.000 Rp 3.150.000 Rp 8.000.000 Rp 3.150.000 Rp 6.000.000 Rp 3.150.000 Rp 5.000.000 Rp 3.150.000 Rp 7.000.000 Rp 3.150.000 Rp 3.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 Rp 3.150.000 Rp 4.000.000 Rp 3.150.000 Rp 4.000.000 Rp 3.150.000 Rp 3.000.000 Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 Rp 5.000.000 Rp 6.000.000

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 3a 2.00 6.00

Positive Ranks 12b 9.50 114.00

Ties 2c

Sesudahprogram -

Sebelumpogram

Total 17

a. Sesudahprogram < Sebelumpogram

b. Sesudahprogram > Sebelumpogram

c. Sesudahprogram = Sebelumpogram

Page 139: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

119

Test Statisticsb

Sesudahprogra

m -

Sebelumpogram

Z -3.075a

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

nama

Jumlah Tanggungan Keluarga

uju 6nunu 2epe 5azid 8urif 3parman 9mamat 5iyat 4oman 4enjah 3asro 4gugun 1kholidin 3solihin 1kirman 1takim 4oman 2

nama Umur

Peternak uju 60 nunu 54 epe 54 azid 41 urif 37 parman 41 mamat 41 iyat 41 oman 41 enjah 54 asro 35 gugun 19 kholidin 28 solihin 35 kirman 20 takim 35 oman 53

Page 140: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

120

PANDUAN WAWANCARA

DATA DIRI RESPONDEN

NAMA :………………………………………………..

ALAMAT TINGGAL :………………………………………………..

…………………………………………………

TANGGAL/WAKTU WAWANCARA :………………………………………………..

ASPEK DEMOGRAFI

1. Berapa usia Bapak?........................................................................................................

2. Apa status pernikahan Bapak saat ini?...........................................................................

3. Jika sudah menikah, apakah Bapak telah memiliki anak?...............................................

4. Berapa orang anggota keluarga yang menjadi tanggungan Bapak?..................................

5. Apakah sejak lahir Bapak sudah menetap di sini?...........................................................

6. Bagaimana kondisi lingkungan di daerah Bapak?............................................................

ASPEK KEAGAMAAN

1. Apa agama yang Bapak anut?............................................................................................

2. Sejak kapan Bapak memeluk agama tersebut?..................................................................

3. Berapa jauh jarak antara rumah Bapak dengan masjid/musholla?....................................

4. Bagaimana kondisi ibadah Bapak sebelum adanya program

SABANSA?......................................................................................................................

5. Bagaimana kondisi ibadah Bapak setelah adanya program

SABANSA?.....................................................................................................................

ASPEK SOSIAL

1. Apa latar belakang tingkat pendidikan Bapak?.................................................................

2. Apakah Bapak bisa membaca?.........................................................................................

3. Bagaimana pendidikan anak-anak Bapak?........................................................................

Page 141: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

121

4. Apakah Bapak merasa ada perubahan ke arah yang lebih baik setelah mendapatkan

program SABANSA?........................................................................................................

5. Bagaimana kondisi hubungan keluarga Bapak sebelum dan sesudah adanya

SABANSA?......................................................................................................................

6. Apa permasalahan yang Bapak hadapi dalam program

SABANSA?.......................................................................................................................

ASPEK EKONOMI

1. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apa pekerjaan utama Bapak?............................

2. Berapa rata-rata penghasilan Bapak sebulan?...................................................................

3. Sudah berapa lama Bapak menekuni pekerjaan tersebut?................................................

4. Bagaimana kesesuaian ternak sapi ini dengan keahlian Bapak?.......................................

5. Berapa lama Bapak mengikuti program SABANSA?.......................................................

6. Apakah penghasilan ternak sapi ini dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga tiap

bulan?.................................................................................................................................

7. Apakah Bapak dapat menabung tiap bulan?.....................................................................

8. Apakah Bapak merasa ada peningkatan pendapatan setelah mendapatkan program

SABANSA?.....................................................................................................................

9. Bagaimana status rumah Bapak?.......................................................................................

10. Selain rumah, Apa harta yang Bapak miliki ?

...........................................................................................................................................

Page 142: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

122

HASIL WAWANCARA DENGAN

KETUA YAYASAN BINA INSAN KAMIL

H. M. ZAINAL MUTTAQIN

TERKAIT PROGRAM SABANSA

Apa latar belakang yayasan menggagas program SABANSA ini?

Dulu yayasan ini banyak membantu masyarakat miskin perkotaan dengan bakti sosial,

santunan dan lain-lain. Setelah kami evaluasi ternyata masyarakat miskin ini adalah kaum urban.

Jadi walaupun dibenahi di kota-kota besar tidak menyelesaikan masalah karena akar

permasalahannya ada di kampung-kampung, mereka miskin, pendidikannya rendah, aset terhadap

teknologi juga rendah, sehingga mereka menjadi orang urban di kota-kota besar seperti Jakarta,

Bandung. Inilah yang menjadi sumber kekumuhan dan kemiskinan di kota-kota besar tersebut.

Sehingga kalau kita Cuma ngasih-ngasih begitu tidak menyelesaikan masalah, sehingga yayasan

beralih untuk membantu kaum miskin di pedesaan.

Mengapa dipilih sapi?

Karena berdasarkan pengalaman dan obrolan dengan masyarakat di sana, mereka sudah

terbiasa menggemukkan sapi sebagai penghasilan tambahan dari milik orang-orang kota. Secara

lahan mereka mempunyai tempat untuk memelihara sapi. Secara bahan pakan ternak seperti

rumput masih banyak karena di kampung dan di gunung. Dan secara nilai tambah ekonomis,

karena ini adalah sapi qurban, maka memiliki nilai yang signifikan ketika di jual pada saat Idul

Adha sehingga bisa menjadi tambahan bagi penghasilan mereka jika di rawat dengan bagus dan

hasil penggemukannya juga bagus artinya tumbuh sehat dan besar. Jadi kita ingin membuat

program pemberdayaan masyarakat miskin pedesaan yang sesuai dan cocok dengan keadaan

mereka tidak membuat berat dan mereka juga mempunyai kemampuan, dan secara ekonomi

mempunya nilai tambah yang signifikan.

Kapan tepatnya awal mula program pemberdayaan ini dilaksanakan?

Sebenarnya program ini awal mulanya di Boyolali tahun 2005, berjalan satu dua tahun,

lalu tahun 2007 kita masuk ke Garut. Sapi-sapi dari Boyolali kita bawa ke Jakarta dan kita jual

pada saat Idul Adha, karena kurang tenaga maka kita mengambil orang Garut, karena salah satu

Page 143: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

123 panitianya orang Garut. Dalam proses itu, orang Garut mengatakan ke yayasan bahwa di daerah

kami juga biasa menggemukkkan sapi. Lalu yayasan pun melihat ke lokasi, dan ternyata benar

mereka terbiasa menggemukkan sapi dan kondisi ekonomi mereka buruk sekali, rumahnya

kumuh dan kebanyakan dari mereka itu buruh tani yang menggarap lahan orang lain. Maka

karena niat untuk pemberdayaan maka yayasan menggulirkan program SABANSA ke Garut,

kalau melihat segi bisnis kita tidak akan ke sana. Karena yang di Boyolali, koordinatornya

bermasalah sehingga sapi-sapi yang digemukkan yayasan tidak sampai ke peternak.

Kenapa Pak?

Ya, karena resikonya sangat tinggi, sapi itu kan bisa mati, sakit dan macam-macamlah.

Tetapi karena niat kita ikhlas untuk pemberdayaan ya sudahlah. Kalau segi bisnis kita beli saja

sapi 1 bulan sebelum Idul Adha di pasar lalu kita gemukkan di sana terus kita jual pada Idul

Adha. Itu yang paling praktis, resikonya kecil untungnya jelas. Tapi kalau kita bicara

pemberdayaan itulah pilihan yang kita ambil, kita sisihkan sedikit untuk mereka supaya bisa

berjalan. Alhamdulillah selama ini walaupun belum optimal tapi adalah peningkatan yang

lumayan.

Kapan bulan dimulainya proses penggemukan sapi tiap tahunnya?

Mereka itu inginnya sapi putih(sapi lokal). Itulah masalahnya, orang kampung budayanya

belum terbiasa menggemukan sapi-sapi impor yang dari Australia itu. Nah kalau sapi yang dari

Australia itu cepat penggemukannya bisa 4-5 bulan, tapi kalau sapi putih itu sekitar 7-8 bulan.

Jadi sekitar bulan Februari, Maret paling telat Mei sudah kita mulai penggemukan. Jadi

tergantung kalau Idul Adha tinggal 6 bulan kita ambil bibit yang sudah besar, kalau masih 9

bulan sebelum hari H kita ambil sapi yang kecil. Kira-kira seperti itu. Karena idealnya sapi itu

pertumbuhannya sehari itu 0,5 kg. jadi kalau kita gemukkan selama 6-7 bulan di dapat berat

100kg atau 1 kwintal jadi kalau kita beli sapi yang beratnya 100kg pada saat di jual jadi 2,5 kw.

Terkait masalah sapi glonggongan gimana Pak?

Oh kalau sapi glonggongan biasanya kalau sapi diglonggong itu cepat sakit makanya ga

bisa lama, jadi biasanya sapi diglonggong 1 hari sebelum dipotong/dijual. Jadi kalau besok mau

dijual maka malamnya diglonggong biar beratnya naik. Kalau lebih dari 1 hari akan mati.

Page 144: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

124 Apalagi kita jualnya buat qurban, yayasan sampikan kalau ini buat ibadah jangan ada yang

macam-macam dan alhamdulillah hal itu ga ada dan tradisi itu ga ada di daerah itu. Yang sulit

adalah membina petani dalam hal kejujuran petani, contohnya yayasan sudah memberikan sapi

untuk digemukkan, dan setelah 4-5 bulan sapi itu tumbuh besar tuh. Ada aja yang bilang sapi ini

sakit, atau dijual dan ditukar dengan sapi lain yang lebih kecil dan banyak. Sapi yayasan yang

besar itu. Enggak semua petani sih, tapi ada yang seperti itu, atau dijual untuk biaya anak masuk

sekolah. Karena yayasan kan tidak mengontrol tiap hari. Jadi jika dikasih 2 ekor sapi yayasan

setelah 4-5 bulan besar mereka tukar jadi 4 ekor sapi yang kecil. Pada saat dikontrol, mereka

bilang itu titipan si fulan, padahal itu sapi yayasan yang sudah ditukar. Tapi itu yayasan tidak

masalah, karena niat kita kan pemberdayaan tapi dari segi moral itu jelek.

Sampai kapan peternak menjadi binaan yayasan, dan program SABANSA ini bisa beralih

ke peternak lainnya?

Jadi begini target kita adalah dari satu sapi dari zakat itu, di tahun berikutnya bisa menjadi

dua ekor sapi. Jadi kalau sudah mendapat dua ekor sapi milik peternak dan mendapat titipan dari

orang lain, maka program SABNSA tidak diberikan kepada mereka. Namun, saat ini yayasan

belum evaluasi sampai kapan peternak ini menjadi binaan SABANSA karena terkait terhadap

fluktuasi harga pasar. Jadi kan kita kasih nih 4 ekor sapi untuk digemukkan, 3 ekor dari dana

yysan, 1 ekor yang dari zakat ditambah dana yayasan. Merasa yang 1 ekor ini milik mereka,

maka mereka jual tanpa nunggu Idul Adha, akhirnya tujuan untuk menambah penghasilan tidak

tercapai. Begitalah kalau mau memberdayakan orang kampung selain modal yang kuat, kontrol

terhadap pelaksanaan juga harus kuat. Dan permasalahan yang yayasan hadapi adalah belum ada

orang yayasan yang stay di sana, yang mengarahkan dan mengontrol. Sehingga yayasan hanya

mengambil dari peternak sebagai koordinator kelompoknya.

Bagaimana kendala program SABANSA ini?

Permasalahannya ada di perilaku masyarakat Garut, mereka tidak bisa melihat aset

berharga, langsung dijual. Jadi sapi yang dari zakat itu langsung mereka jual, bahkan dibawah

harga modal pembelinnya untuk kebutuhan konsumtif sehingga tujuan untuk mendapatkan nilai

tambah tidak terpenuhi.

Page 145: EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...melalui usaha penggemukan sapi potong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

125

Bagaimana konsep ideal program SABANSA?

Memang dari tujuan belum tercapai tapi ada perubahan, minimal anak mereka bisa

sekolah dari hasil sapi ini. Makanya ke depan kita akan mengembangkan community

development, kita beli tanah di situ sekitar 1/0,5 ha. Kita kumpulkan sapi di satu tempat dengan

diawasi oleh orang kita yang sekaligus mengajari manajemen dan membina perilaku mereka

sekaligus mengawasi konerja mereka. Mereka tinggal mencari rumput. Sehingga masalah kontrol

terhadap sapi bisa efektif. Karena memberdayakan orang kampung itu susah, karean mereka

sudah terbiasaa miskin sehingga kalau dapat sesuatu langsung dibelanjakan. Idealnya memang

petani dapat 1 sapi jantan dan 1 sapi betina, nah kan sapi betina itu beranak, yang jantan dijual di

tahun kedua. Tahun kedua diberikan sapi jantan lagi petani sudah memiliki 2 sapi dari anak sapi

yang sudah besar.

Jadi ke depan dana yang terkumpul akan diberikan sesuai dengan jumlah ideal tiap

peternak biar konsep ini berjalan. Bukan dana yang ada dibagi rata semua peternak. Kita akaan

evaluasi peternak yang baik dan konsekuen yang akan tetap dijag dan diberikn dana idela sekitar

13-15 juta per peternak meliputi pembelian 1 ekor sapi betina,1 ekor sapi jantan, biaya

pemeliharaan sapi dan biaya kebutuhan hidup selama penggemukan.

Pewawancara

Indra Azhar Ahmad

Jakarta, Mei 2010

Ketua Yayasan Bina Insan Kamil

H. M. Zainal Muttaqin