efektivitas penerapan pembelajaran inkuiri …lib.unnes.ac.id/28825/1/4401412010.pdf · e. manfaat...
TRANSCRIPT
i
i
EFEKTIVITAS PENERAPAN
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBANTUAN BAHAN AJAR BERBASIS KONSEP
MATERI VERTEBRATA
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
oleh
Ariza Naila Safufia
4401412010
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
ii
iii
iii
iv
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta
hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudulEfektivitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan
Bahan Ajar Berbasis Konsep Materi Vertebrata.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri
Semarang.
Penyusunan skripsi ini memperoleh bimbingan serta dukungan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin
untuk melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan
penelitian.
4. Beasiswa BIDIK MISI yang telah membiayai kuliah dan dana living cost
penulis selama 8 semester.
5. Drs. Bambang Priyono, M.Si. dan Dr. Niken Subekti, S.Si., M.Si. selaku
dosen pembimbing yang telah tulus dan sabar membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Andin Irsadi, S.Pd., M.Si. sebagai dosen penguji yang dengan penuh rasa
kesabaran telah memberikan saran dan pengarahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak/Ibu dosen Jurusan Biologi atas seluruh ilmu yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.
8. Rr. Hartinah, S.Pd. selaku guru Biologi SMA Kesatrian 1 Semarang yang
telah memberi inspirasi dan kesempatan penulis untuk melaksanakan
penelitian dan senantiasa memberikan dukungannya.
v
v
9. Siswa-siswa SMA Kesatrian 1 Semarang, khususnya kelas X MIA 3 dan X
MIA 6 yang telah membantu kesuksesan jalannya penelitian.
10. Bapak Kursin, Ibu Umayah, Kakek H. Suratmo, Nenek Hj. Sumarti, Kakek
Sunadi, Nenek Radem, Adik Muhammad Afrizal mahendra, Mas Ali, Mas
Dian Septiadi dan semua keluarga besarku yang senantiasa mengiringi
langkah penulis dengan doa yang tulus, pengorbanan, dukungan dan
perjuangan serta kasih sayang yang tiada henti hingga terselesaikannya
skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku tersayang (Erina, Soffiana, Yugo, Cemung, Andriansah,
Windy, Deviani, Zahrina, dan lain-lain), teman-teman penghuni Kost Griya
Trisedya (Tika, Fitria, Dyan, Raras, Elita, Kania, Rini, Fitta dll), teman-
teman CBF more refresh UNNES 2012 & 2013, teman-teman KKN di Desa
Pakintelan, teman-teman PPL diSMP N 30 Semarang, dan juga rekan-rekan
Pendidikan Biologi, khususnya teman-teman Rombel 2 PendidikanBiologi
2012 yang menjadi tempat berbagi cerita, terimakasih telah memberi arti
sebuah kehangatan persahabatan dan memberi kenangan terindah kepada
penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuannya demi terselesaikannya skripsi ini.
Tidak ada satupun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, kecuali
untaian doa semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang sebaik-
baiknyadan berlimpah rahmat serta hidayah-Nya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
serta menjadi bahan kajian dalam bidang ilmu yang terkait. Amin.
Semarang, 20 Juni 2016
Penulis
vi
vi
ABSTRAK
Safufia, Ariza Naila. 2016. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Berbantuan Bahan Ajar Berbasis Konsep Materi Vertebrata.
Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang. Drs. Bambang Priyono, M.Si. dan Dr. Niken
Subekti, S.Si., M.Si.
Materi biologi khususnya vertebrata yang disampaikan di SMA Kesatrian 1
Semarang dalam kegiatan pembelajaran belum menerapkan pembelaran inkuiri
terbimbing. Pembelajaran masih berpusat pada guru dengan metode ceramah
menggunakan buku sekolah membuat siswa cenderung pasif. Hal ini berdampak
pada hasil belajar siswa yang mencapai KKM ≥75 masih ≤50%. Karakteristik
materi vertebrata yaitu identifikasi dan penerapan prinsip klasifikasi sehingga
menuntut siswa untuk memahami dan menemukan konsep materi. Model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep
merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut karena menuntut siswa
untuk memahami dan menemukan konsep materi secara mandiri namun guru tetap
menjadi fasilitator siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment yang menggunakan
desainpenelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Kesatrian 1 Semarang tahun ajaran
2015/2016. Sampel penelitian ditentukan secara Purposive Sampling, yaitu kelas
X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, observasi, angket, dan
wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa secara
klasikal pada kelas eksperimen mencapai 83,3% sedangkan kelas kontrol sebesar
55,5%. Analisis aspek afektif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol yaitu dengan criteria sangat baik untuk kelas eksperimen sebesar 81,09%,
sedangkan kelas kontrol diperoleh sikap dengan kriteria baik sebesar 61,2%.
Analisis aspek psikomotorik siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol yaitu dengan persentase kriteria sangat baik sebesar 92,2%, sedangkan
kelas kontrol diperoleh kriteria sangat baik sebesar 84,5%. Hasil uji t
menunjukkan thitung 8,114> ttabel 1,994 dengan taraf signifikan 0,05 sehingga dapat
terlihat adanya perbedaan peningkatan hasil belajar kedua kelas.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep efektif
diterapkan pada materi vertebrata.
Kata Kunci: Hasil belajar siswa, inkuiri terbimbing, materi vertebrata
vii
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Penegasan Istilah ........................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1.Efektivitaspembelajaran ......................................................... 9
2. Inkuiri terbimbing ................................................................. 10
3. Bahan ajar berbasis konsep ................................................... 12
4. Materi vertebrata ................................................................... 14
5. Kerangkaberpikir................................................................... 15
B. Hipotesis ..................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 17
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 17
C. Variabel Penelitian ..................................................................... 18
D. Rancangan Penelitian ................................................................. 18
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 20
F. Prosedur Penelitian .................................................................... 22
G. Data dan Metode Pengumpulan Data ......................................... 25
viii
viii
Halaman
H. Analisis Instrumen. ..................................................................... 26
I. Metode Analisis Data .................................................................. 30
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 37
B. Pembahasan ................................................................................ 46
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 55
B. Saran ........................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 56
LAMPIRAN ................................................................................................ 60
ix
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing........................... 11
2. Hasil penelitian Hapsari et al. (2012). ............................................... 12
3. Metode pengumpulan data ................................................................. 25
4. Hasil analisis validitas butir soal ...................................................... 26
5. Hasil analisis tingkat kesukaran instrumen tes .................................. 28
6. Hasil analisis daya pembeda instrumen tes. ...................................... 29
7. Soal yang layak digunakan evaluasi. ................................................. 30
8. Kriteria skor N-gain. .......................................................................... 34
9. Interpretasi nilai aktivitas siswa......................................................... 35
10. Interpretasi nilai tanggapan siswa. ..................................................... 36
11. Hasil Uji normalitas data awal ........................................................... 37
12. Hasil Uji homogenitas data awal ....................................................... 38
13. Hasil Uji normalitas data akhir. ......................................................... 38
14. Hasil Uji homogenitas data akhir ...................................................... 38
15. Hasil Uji perbedaan dua rata-rata ...................................................... 39
16. Hasil Uji N-gain ................................................................................. 39
17. Nilai pretest dan postest siswa kelas eksperimen dan kontrol ........... 40
18. Hasil Rekapitulasi penilaian aspek afektif kelas kontrol ................... 41
19. Hasil Rekapitulasi penilaian aspek afektif kelas eksperimen ............ 41
20. Hasil Rekapitulasi penilaian aspek psikomotorik kelas kontrol ........ 42
21. Hasil Rekapitulasi penilaian aspek psikomotorik kelas eksperimen . 42
22. Hasil analisis tanggapan siswa........................................................... 43
23. Hasil angket keterlaksanaan pembelajaran ........................................ 44
x
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Penggalan Silabus .............................................................................. 61
2. Silabus kelas eksperimen ................................................................... 64
3. Silabus kelas kontrol .......................................................................... 67
4. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ........................................ 70
5. Kisi-kisi soal uji coba ........................................................................ 107
6. Soal uji coba ...................................................................................... 110
7. Rekapitulasi hasil analisis dan tabulasi soal uji coba ........................ 117
8. Soal pretest dan postest ...................................................................... 120
9. Daftar nama siswa penelitian ............................................................. 125
10. Hasil Uji normalitas data awal ........................................................... 127
11. Hasil Uji homogenitas data awal ....................................................... 128
12. Hasil Uji normalitas data akhir .......................................................... 130
13. Hasil Uji homogenitas data akhir ...................................................... 131
14. Uji perbedaan dua rata-rata ................................................................ 133
15. Hasil analisis uji N gain ..................................................................... 135
16. Rekapitulasi hasil belajar siswa ......................................................... 139
17. Rekapitulasi hasil analisis nilai aspek afektif .................................... 145
18. Rekapitulasi hasil analisis nilai aspek psikomotorik ......................... 154
19. Rekapitulasi angket tanggapan siswa ................................................ 164
20. Hasil wawancara tanggapan guru ...................................................... 168
21. Rekapitulasi keterlaksanaan pembelajaran ........................................ 169
22. Jadwal mengajar penelitian................................................................ 174
23. Lembar validasi bahan ajar berbasis konsep ..................................... 175
24. Surat ijin penelitian ............................................................................ 178
25. Surat dinas pendidikan kota semarang .............................................. 179
26. Surat keputusan dosen pembimbing .................................................. 180
27. Surat bukti telah melakukan penelitian.............................................. 181
28. Data sekunder .................................................................................... 182
29. Dokumentasi penelitian ..................................................................... 183
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tidak hanya ditekankan pada penguasaan materi, tetapi juga
ditekankan pada penguasaan keterampilan. Siswa juga harus memiliki
kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan proses dan prinsip
keilmuan yang telah dikuasai, dan learning to know (pembelajaran untuk tahu)
dan learning to do (pembelajaran untuk berbuat) harus dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar (Ambarsari et al. 2013).
Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari tiga komponen dasar yang tidak
terpisahkan yaitu, biologi sebagai produk, proses, dan sikap. Pembelajaran biologi
saat ini umumnya lebih terorientasi pada aspek produk sains dan kurang
mengembangkan proses sains. Pembelajaran biologi yang terorientasi pada
produk cenderung bersifat teoretis dan berpusat pada guru, dimana guru menjadi
sumber pengetahuan, sehingga siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri
(Wulanningsih et al. 2012).
Konsep materi biologi kelas X semester II menuntut kemampuan siswa
untuk dapat mengidentifikasi dan mengelompokkan makhluk hidup, serta
mengetahui peranannya bagi kehidupan. Salah satu materi yang menekankan
konsep tersebut adalah materi animalia. Pada materi ini siswa dituntut untuk dapat
mencapai kompetensi dasar menerapkan prinsip klasifikasi. Untuk dapat
mengklasifikasikan siswa harus dapat mengidentifikasi terlebih dahulu, dan
menjelaskan keterkaitan antara ciri berdasarkan morfologi dan anatomi,
kompleksitas jaringan penyusun, serta peranan dalam berbagai aspek kehidupan
(BSNP2006).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa siswa SMA masih mengalami
kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan makhluk hidup
khususnya vertebrata. Siswa belum dapat menerapkan prinsip klasifikasi dengan
2
2
mengaitkan antara ciri berdasarkan morfologi dan anatomi, kompleksitas jaringan
penyusun, serta peranan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini disebabkan
karena siswa hanya menghafal nama-nama ilmiah pada setiap spesies tanpa
menemukan sendiri tingkatan taksonnya. Kenyataan tersebut tidak sesuai dengan
Permendikbud No.103 tahun 2014 Pasal 2 ayat 1 bahwa pembelajaran pada
kurikulum 2013 dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik kontekstual,
kolaboratif, interaktif, inspiratif, berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik.
Menurut Rustaman (2011) kemampuan klasifikasi siswa sangat penting
diteliti, karena bertolak dari kondisi yang memprihatinkan dalam menjaring minat
siswa untuk memahami konsep tentang tata nama biologi karena dianggap sebagai
pelajaran hapalan. Siswa terlalu dini diperkenalkan pada suatu sistem klasifikasi
yang sudah jadi tentang pengelompokkan makhluk hidup, sehingga siswa tidak
membentuk sendiri konsep klasifikasi melainkan meniru sistem yang sudah ada.
Kegiatan belajar menjadi kurang menarik dan membosankan, sementara itu
konsep klasifikasi makhluk hidup memuat banyak kegiatan ketrampilan proses
yang dapat dilakukan dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir. Tanpa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dasar pengelompokkan
sendiri mengakibatkan terjadinya proses pemaksaan bagi siswa untuk mempelajari
klasifikasi makhluk hidup dengan cara menghafal. Selain itu, konsep klasifikasi
makhluk hidup merupakan konsep dasar dalam mempelajari konsep-konsep
biologi berikutnya.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan,
strategi, metode dan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry).
Menurut Wenning(2011) pembelajaran inkuiri terbimbing adalah suatu rangkaian
pembelajaran yang melibatkan kemampuan siswa dalam mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan bantuan pertanyaan panduan dari guru.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu model pembelajaran
yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau
3
3
informasi, dan mempelajari suatu gejala.Penelitian di Indonesia yang diungkapkan
oleh Mu’ayadah et al. (2012) bahwa 89,84% siswa sangat aktif dan 89,06% siswa
mencapai ketuntasan belajar dengan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Indah & Utiya (2014) juga mengungkapkan
bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar
dan aktivita siswa sebesar 85,3% pada pertemuan ke-1 dan 94,1%pada pertemuan
ke-2 secara berturut-turut. Siswa menyatakan senang dengan pembelajaran inkuiri
terbimbing karena menjadikan lebih kreatif, percaya diri, berpikir kritis dan
mandiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta saja, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SMA/MA menyatakan bahwa Kurikulum 2013
dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir, salah satu adalah pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi berpusat pada
peserta didik (student centered learning), pembelajaran pasif menjadi
pembelajaran aktif mencari.
Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan guru Biologi di SMA
Kesatrian 1 Semarang bahwa siswa belum memahami dan menemukan konsep
materi vertebrata. Hal ini dikarenakan materi tersebut sangat banyak nama-nama
ilmiahnya dan siswa hanya menghafal nama-nama ilmiah pada setiap spesies
tanpa menemukan sendiri tingkatan taksonnya. Kurangnya pemahaman konsep
dan daya ingat siswa terhadap materi vertebrata tersebut berdampak pada hasil
belajar siswa. Nilai ulangan harian pada materi vertebrata cenderung di bawah
KKM (≥75) dengan ketuntasan klasikal ≤50% dari jumlah siswa di kelas. Selama
ini guru di sekolah tersebut sudah berusaha memberikan materi secara rinci dan
sistematis, usaha tersebut dilihat dari penggunaan metode dan media yang
digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, dan guru memberikan presentasi
menggunakan power point. Namun metode tersebut masih berpusat pada guru
(teacher centered learning), sehingga kurang memberikan ruang dan kesempatan
kepada siswa untuk diskusi dalam membangun konsep awal dan memecahkan
permasalahan secara mandiri, siswa cenderung bosan dan pasif saat pembelajaran.
4
4
Selain itu, guru belum mencoba variasi pembelajaran yang lebih inovatif, seperti
menggunakan model pembelajaran yang lebih interaktif dan mengembangkan
bahan ajar yang disertai contoh gambar-gambar spesies yang konkrit sebagai
pedoman untuk mengarahkan siswa dalam memahami konsep materi vertebrata,
sehingga siswa mengalami kesulitan untuk mengaitkan antara ciri-ciri morfologi
dan anatomi, kompleksitas jaringan penyusun, klasifikasi, serta peranannya. Hal
ini mengakibatkan kurangnya motivasi siswa untuk memahami dan menemukan
konsep serta mengaitkan materi yang diajarkan dengan konteks kehidupan nyata.
Mudlofir (2011) mengatakan bahwa masalah penting yang sering dihadapi
dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi
pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai
kompetensi. Bahan ajar menurut Ningrum et al. (2014) adalah segala bentuk
bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh atau terpadu.
Salah satu media yang berpotensi untuk dikembangkan sesuai dengan materi
vertebrata adalah bahan ajar berbasis konsep. Bahan ajar dalam penelitian ini
berbasis konsepdengan alasan bahwa bahan ajar dibuat dengan memberikan
konsep dasar sebagai konsep kunci (key concept) yang dibutuhkan bagi
pengembangan konsep-konsep lainnya. Memaparkan hal-hal yang bersifat umum
terlebih dahulu lalu menuju hal-hal yang sifatnya khusus.
Bahan ajar berbasis konsep adalah bahan ajar tertulis yang dilengkapi dengan
contoh gambar-gambar spesies dan soal-soal latihan agar membuat siswa untuk
aktif dalam pembelajaran, memahami dan menemukan konsepmateri vertebrata
secara mandiri sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal
yang sama diungkapkan oleh Ambarsari et al. (2013) siswa mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit.
Bahan ajar berbasis konsep dipadukan dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing sehingga dalam penggunaannya guru masih harus memberikan
5
5
pengarahan, petunjuk dan bimbingan kepada siswa saat melakukan kegiatan
pembelajaran sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai
intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang
dilaksanakan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlunya penelitian ini agar
dilakukan dengan judul efektivitas penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan bahan ajar berbasis konsep materi vertebrata.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas
penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep
materi vertebrata terhadap hasil belajar siswa?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan tafsir terhadap istilah–istilah dalam penelitian
ini maka diberikan penegasan istilah sebagai berikut.
1. Efektivitas pembelajaran
Pembelajaran efektif adalah kegiatan pembelajaran yang secara terencana
membantu siswa mencapai dua tujuan utama, yakni mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal. Pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal
merujuk kepada suatu keadaan yang ditandai oleh tercapainya secara
maksimal indikator-indikator pembelajaran (Suyono, 2009).
Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan setelah melakukan
kegiatan belajar mengajar, namun bukan semata-mata dilihat dari tingkat
keberhasilan siswa dalam konsep yang ditunjukan dengan nilai hasil belajar
tetapi juga dilihat dari respon tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang
telah diikuti.
6
6
2. Efektivitas hasil belajar
Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya atau ada
pengaruhnya, sedangkan menurut Ambarsari et al. (2013) hasil belajar yaitu
bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan
keterampilan dalam melihat, menganalisis, dan memecahkan masalah,
membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, dengan demikian
aktivitas dan produk yang dihasilkan dari ativitas belajar ini mendapatkan
penilaian.
Efektivitas hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keberhasilan tentang usaha atau tindakan dalam penerapan pembelajaran
inkuiri terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep. Indikator
efektivitas pada penelitian ini sebagai berikut :
a. Hasil belajar siswa kelas eksperimen ≥ 80% mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sebesar ≥75.
b. Perbedaan hasil belajar yang signifikan yang dibuktikan dengan uji t
perbedaan dua rata-rata selisih skor posttest- skor pretest dengan t hitung>ttabel.
c. Peningkatan hasil belajar (N-Gain) siswa kelas eksperimen lebih baik dari
kelas kontrol.
3. Inkuiri terbimbing
Menurut Jauhar (2011) pembelajaran inkuiri terbimbing ditujukan untuk
menambah kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan proses
dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan investigasi,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan membuat
kesimpulan.
Inkuiri terbimbing dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis sehingga
siswa dapat menemukan sendiri konsep materi dengan penuh rasa percaya
diri setelah kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator yang
membimbing atau memberi petunjuk seluas-luasnya untuk siswa.
7
7
4. Bahan ajar berbasis konsep
Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara
sistematis yang digunakan siswa di dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat
dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat bersifat visual auditif
ataupun visual auditif. Bahan ajar yang disusun dalam buku ajar pendidik
dapat berbentuk buku teks, modul, handout, LKS dapat juga dikemas dalam
bentuk lainnya (Arlitasari et al. 2013). Bahan ajar dalam penelitian ini
berbasis konsep bahan ajar tertulis yang memberikan konsep dasar sebagai
konsep kunci (key concept) yang dibutuhkan bagi pengembangan konsep-
konsep lainnya. Memaparkan hal-hal yang bersifat umum terlebih dahulu lalu
menuju hal-hal yang sifatnya khusus.
Bahan ajar berbasis konsep dilengkapi dengan contoh gambar-gambar
spesies dan soal-soal latihan agar membuat siswa untuk aktif dalam
pembelajaran, memahami dan menemukan konsepmateri vertebrata secara
mandiri sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
5. Materi vertebrata
Materi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Vertebrata kelas X
SMA semester genap. Materi vertebrata merupakan salah satu sub materi
dalam materi pokok Animalia. Kompetensi dasar yang harus dicapai pada
materi ini mengacu pada silabus standar kurikulum 2013, KD 3.8
Menerapkan prinsip klasifikasi untukmenggolongkan hewan ke dalam filum
berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya
dalam kehidupan dan KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan
kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai
aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.Pada penelitian ini materi
Vertebrata untuk kelas eksperimen disampaikan dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep,
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran ceramah
dan buku ajar sekolah.
8
8
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas penerapan pembelajaran
inkuiri terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep materi vertebrata
terhadap hasil belajar.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa
terhadap konsep materi yang disampaikan.
2. Bagi guru
Memberikan alternatif rujukan dan acuan sebagai solusi dalam
penerapan media dan model pembelajaran sehingga dapat menjadi suatu
terobosan baru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
3. Bagi sekolah
Memberikan wacana baru tentang media dan model pembelajaran
biologi yang diinginkan oleh siswa dan memberikan prestasi terbaik
dengan meningkatnya hasil belajar siswa.
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Efektivitas pembelajaran
Menurut Ruseno (2005) pembelajaran efektif merupakan suatu
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan.
Surya (2004)memberikan 7 (tujuh) indikator suatu pembelajaran itu
dapat dikatakan efektif yaitu :
a. Berpusat pada siswa: keseluruhan proses pembelajaran hendaknya
berpusat kepada siswa, dimana seluruh kegiatan pembelajaran
dimaksudkan untuk membantu perkembangan siswa. Keberhasilan
proses pembelajaran ditentukan oleh perwujudan siswa yang
mandiri, efektif dan produktif.
b. Suasana demokratis: kepada siswa diberikan hak dan kewajiban
mengembangkan prestasinya dan potensinya, sehingga dapat
memupuk percaya diri. Dari suasana demokratis ini diharapkan
siswa dapat berinovasi dan berkreasi.
c. Interaksi edukatif guru dan siswa: pada proses pembelajaran guru
tidak sebagai manusia sumber tetapi sebagai figure yang dapat
merangsang perkembangan pribadi siswa.
d. Variasi metode: metode disesuaikan dengan keperluan pembelajaran
saat itu.
e. Guru profesional: pembelajaran akan efektif jika dipimpin oleh guru
yang profesional, yaitu guru yang mempunyai kemampuan yang
memadai, tanggung jawab yang besar, mencintai profesi, kreatif
dan penuh dedikasi.
f. Bahan yang sesuai dan bermanfaat: bahan yang diajarkan hendaknya
berpedoman pada kurikulum yang baku. Guru hendaknya
10
10
mengolah bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa. Bahan pelajaran sebaiknya sesuai dengan
lingkungan siswa sehingga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
siswa.
g. Sarana belajar yang menunjang: proses pembelajaran akan efektif
jika ditunjang oleh sarana dan prasarana yang baik, yaitu:
laboratorium, aula, perpustakaan, lingkungan, dan lain-lain.
2. Inkuiri terbimbing
Inkuiri secara harfiah berarti “pertanyaan” atau penyelidikan. Inkuiri
dapat diartikan sebagai proses yang ditempuh manusia untuk mendapatkan
informasi atau memecahkan suatu permasalahan (Sulastriningsih &Suranata,
2013). Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah salah satu pembelajaran
konstruktivistik yang mendorong siswa untuk mampu mencari makna dan
membangun pengetahuannya secara individu berdasarkan pengalaman di
lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Iskandar (2012) bahwa inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran
yang menekankan pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Model inkuiri ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1)
menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA, 2) tidak ada keharusan
untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu, 3) jawaban-jawaban
yang dicari tidak diketahui terlebih dahulu, dan tidak ada di dalam buku
pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan
saran-saran untuk menentukan jawaban dan bukan memberikan jawaban, 4)
siswa sangatbersemangat untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan mereka sendiri, 5) proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-
pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana kita mengetahui “ serta “betulkah
kesimpulan kita ini”, 6) suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga
terlihat kemungkinan masalah (Sulastriningsih & Suranata, 2013).
11
11
Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki
langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai
berikut :
Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing
No Tahapan Proses Inkuiri
1 Perumusan
masalah
Guru membimbing siswa menentukan suatu
masalah yang terkait dengan pelajaran yang
disampaikan, kemudian siswa memikirkan
sendiri jawabannya.
2 Membuat hipotesis Guru membimbing siswa menemukan
jawaban sementara atas masalah yang
ditemukan
3 Mengumpulkan
data
Siswa melakukan eksperimen sederhana.
4 Menguji data
berdasarkan data
yang ditemukan.
Siswa menguji hasil eksperimen dengan
fakta-fakta dan teori yang terkait.
5 Membuat
kesimpulan
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya
didepan kelas dan membuat kesimpulan.
*Sumber : (Ambarsari et al. 2013)
Proses-proses dalam pembelajaran inkuiri terbimbing mulai dari kegiatan
merumuskan masalah hingga kegiatan merumuskan kesimpulan benar-benar
mengajak siswa untuk dapat aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa tidak
hanya diminta untuk melakukan pengamatan atau percobaan-percobaan untuk
menguji hipotesis yang telah dibuat tetapi lebih dari itu, siswa secara tidak
langsung diajarkan untuk mengembangkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah yang
dimaksud adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab dan selalu ingin
tahu(Mawarsari et al., 2013).
Menurut Matthew & Igharo (2013) pembelajaran inkuiri terbimbing
berorientasi pada teknologi dan ilmiah. Mengkonstruksi kemampuan awal
12
12
siswa pada proses pembelajaran atau dengan kata lain siswa yang menjadi
pusat pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan
sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi
siswa berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Ibe dan Helen (2013) mengemukakan bahwa pembelajaran inkuiri
terbimbing menuntut siswa untuk mengetahui hal-hal untuk dirinya sendiri.
Penggunaan model inkuiri terbimbing untuk mengajar biologi dipadukan
dengan kebiasaan belajar aktif sehingga dapat memotivasi dan menarik siswa
dalam pelajaran. Inkuiri terbimbing memfokuskan siswa sebagai subjek
pembelajaran untuk memecahkan suatu permasalahan.
Berdasarkan hasil penelitian Hapsari et al. (2012) model pembelajaran
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan rata-rata kelas eksperimen
dibandingkan dengan kelas kontrol dan mencakup semua aspek pembelajaran
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penelitian tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan rata-rata
kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol dan mencakup
semua aspek pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil statistik Kelas kontrol Kelas eksperimen
Rata-rata
Kognitif 73,333 76,799
Psikomotorik (LO) 38, 030 80,441
Psikomotorik (angket ) 76, 273 81,147
Afektif (LO) 45, 034 82,271
Afektif (angket ) 75,515 80,235
*Sumber : (Hapsari et al. 2012)
3. Bahan ajar berbasis konsep
Bahan ajar merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru akan lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah dan siswa pun akan lebih terbantu
dalam belajar dengan keberadaan bahan ajar. Bahan ajar ini tidak hanya
13
13
dibuat secara tertulis. Akan tetapi, bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai
bentuk sesuai dengan kebutuhan yang menggunakannya.
Menurut Widodo (2008) bahan ajar harus dikembangkan sesuai dengan
kaidah-kaidah pengembangan bahan ajar. Rambu-rambu yang harus dipatuhi
dalam pembuatan bahan ajar adalah (1) bahan ajar harus disesuaikan dengan
siswa yang sedang mengikuti proses belajarmengajar, (2) bahan ajar
diharapkan mampu mengubah tingkah laku siswa, (3) bahan ajar yang
dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik diri.
Untuk mengukur kualitas bahan ajar harus memperhatikan aspek penting
yaitu kesesuaian materi dengan kurikulum. Menurut Depdiknas (2010)
prinsip bahan ajar terdiri dari (1) prinsip relevansi atau keterkaitan materi
sesuai dengan tuntutan kompetensi, (2) prinsip konsistensi atau keajegan, dan
(3) prinsip adekuasi atau kecukupan yakni kecukupan materi dalam bahanajar
untuk mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Menurut Wardani
(2010) bahan ajar yang disusun berdasarkan kompetensi dasar dapat
mensyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki
atau yang akan siswa miliki setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.
Menurut Harijanto (2007) bahan ajar yang dapat memudahkan belajar
adalah bahan ajar yang memiliki komponen-komponen yang jelas berupa: (1)
tujuan umum pembelajaran, (2) tujuan khusus pembelajaran, (3) petunjuk
khusus pemakai buku ajar, (4) uraian isi pelajaran yang disusun secara
sistematis, (5) gambar/illustrasi untuk memperjelas isi pelajaran, (6)
rangkuman, (7) evaluasi formatif, dan tindak lanjut untuk kegiatan belajar
berikutnya, (8) daftar bacaan, dan (9) kunci jawaban.
Konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,
karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik
merupakan suatu proses, peristiwa, benda, atau fenomena di alam yang
membedakannya dari kelompok lainnya. Konsep-konsep berbeda dalam 7
dimensi, yaitu dimensi-dimensi : atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan,
keumuman, ketepatan, dan kekuatan. Konsep memiliki generalitas
(keumuman) mengandung arti bahwa pemahaman konsep akan lebih mudah
14
14
dipelajari dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat
umum (Rustaman et al. 2003).
Bahan ajar berbasis konsepadalah bahan ajar tertulis yang dibuat dengan
memberikan konsep dasar sebagai konsep kunci (key concept) yang
dibutuhkan bagi pengembangan konsep-konsep lainnya. Memaparkan hal-hal
yang bersifat umum terlebih dahulu lalu menuju ke hal-hal yang sifatnya
khusus.
Bahan ajar berbasis konsep dilengkapi dengan contoh gambar-gambar
spesies dan soal-soal latihan agar siswa dapat memahami dan menemukan
konsep materi vertebrata secara mandiri dengan penuh percaya diri sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Selain itu bahan ajar berbasis konsep
ini membuat siswa lebih aktif saat pembelajaran.
4. Materi vertebrata
Materi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah vertebrata.
Kompetensi dasar yang harus dicapai pada materi ini adalah Menerapkan
prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan
pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam
kehidupan (KD 3.8)dan menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas
jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan
dalam laporan tertulis (KD 4.8). Materi pokok yang tercakup di dalam materi
vertebarata yaitu ciri-ciri hewan vertebrata dan peranan hewan vertebrata
dalam kehidupan.
15
15
5. Kerangka berpikir
Akibat
Solusi
Pembelajaran Inovatif
Gambar 2.1.Kerangka berpikir penelitian efektivitas penerapan pembelajaran
inkuiri terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep materi
vertebrata.
Pola pikir kurikulum 2013 adalah pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered learning)
dengan pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (Wulanningsih et al. 2012).
Tuntutan kompetensi dasar yang harus dicapai pada materi vertebrata adalah mengaitkan ciri
berdasarkan morfologi dan anatomi, kompleksitas jaringan penyusun, klasifikasi, dan peranannya.
Faktanya
Metode dan media pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode ceramah dan
presentasi, sehingga masih berpusat pada guru (teacher centered learning). Guru belum mencoba
variasi pembelajaran yang lebih inovatif.
Buku ajar yang digunakan kurang lengkap, karena belum menampilkan penjelasan konsep dasar
sebagai konsep kunci (key concept) untuk pengetahuan konsep berikutnya dan belum menampilkan
contoh gambar-gambar spesimen yang konkrit untuk membantu siswa dalam memahami dan
menemukan konsep materi vertebrata secara mandiri.
Materi vertebrata merupakan salah satu materi yang dianggap siswa sulit, karena banyak nama-nama
ilmiah yang harus siswa ketahui.
Akibatnya
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menemukan konsep materi veetebrata.
Nilai ulangan harian pada materi vertebrata masih di bawah KKM ≥ 75 dengan ketuntasan klasikal
≤50% dari jumlah siswa di kelas.
Siswa menjadi pasif dalam pembelajaran
Bahan Ajar
Berbasis Konsep
Inkuiri
Terbimbing
Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
bahan ajar berbasis konsep dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa,siswa memahami dan menemukan konsep
materi vertebrata, serta siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.
16
16
B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep materi vertebrata efektif
terhadap hasil belajar siswa.
55
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan bahan ajar berbasis konsep
materi vertebrata efektif diterapkan dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari aspek kognitif yaitu ketuntasan
klasikal kelas eksperimen 83,3% sedangkan kelas kontrol 55,5%.
3. Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang dibuktikan dengan uji perbedaan dua rata-rata dengan
thitung 8,114> ttabel 1,994.
B. Saran
Guru hendaknya mengenali karakteristik materi, karakteristik siswa yang
bermacam-macam dan daya serap masing-masing siswa yang berbeda-beda.
Selain itu, guru sebaiknya dapat mengkondisikan siswa untuk memanfaatkan
waktu pembelajaran dengan baik agar lebih efektif.
56
56
DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, Wiwin, Slamet Santosa,& Maridi. 2013. Penerapan Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Pada
Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal
Pendidikan Biologi 5 (1) : 81-95.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arlitasari, Oni, Pujayanto, & Rini Budiharti. 2013. Pengembangan Bahan Ajar
IPA Terpadu Bebasis Salingtemas dengan Tema Biomassa Sumber Energi
AlternatifTerbarukan.Jurnal Pendidikan Fisika 1 (1) : 81-89.
Arsyad A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmawati, E.Y.S. 2015. Lembar Kerja Siswa (LKS) Menggunakan Model Guided
Inquiry untukMeningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan
PenguasaanKonsep Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 1 (3) : 1-16.
[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan.
[Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Juknis Pengembangan
Bahan Ajar SMA. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Fitriyanti, A., Lisdiana & Supriyanto. 2014. Efektivitas Bahan Ajar Berbentuk
Komik Materi Sistem Pernapasan di MTs Al-Islam Sumurrejo Kota
Semarang. Unnes Journal of Biology Education 3 (1) : 10-16.
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pres.
Hapsari, Dwi Pertiwi., Suciati Sudarisman & Marjono. 2012. Pengaruh Model
Inkuiri Terbimbing dengan Diagram V (Vee) dalam Pembelajaran Biologi
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Biologi 4 (3) : 16-28.
Harijanto, Mohammad. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajaran Sekolah Dasar.
Jurnal Didaktika 2 (1): 216-226.
Ibe & Helen. 2013. Effects of guided-inquir and expository teaching methods on
senior secondary school students’performances in Biology in Imo State.
Journal of Education Research and Behavioral Sciences 4(2) : 51-57.
57
57
Indah, Yenny Ayu Swara &Utiya Azizah. 2014. Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada
Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X MIA 5 SMAN 3
Surabaya. Unesa Journal of Chemical Education 3 (3) : 105-111.
Iskandar, S.M. 2011. Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis
Konstruktivis.Malang: Bayumedia Publishing.
Jauhar, M. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Kurniawati, A., Kukuh Santosa & Wiwi Isnaeni. 2014. Pengaruh Guided Inquiry
Berbasis Proyek Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar. Unnes Journal of
Biology Education 3 (1) : 35-43.
Manzoor, A.K. 2009. Teaching of heat and temperature by hypothetical inquiry
approach: A sample of Inquiry teaching. Journal of Pysics Teacher
Education 5 (2): 43-64.
Mawarsari, Ariani Anggita, Sudarmin, & W. Sumarni. 2013. Penerapan Metode
Eksperimen Berpendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Sikap Ilmiah. Jurnal Pendidikan Kimia 2 (1): 1-8.
Matthew, Bakke M & Igharo O Kenneth. 2013. A Study on The Effects of Guided
Inquiry Teaching Method on Students Achievement In Logic. International
Reseacher 2 (1) : 134-140.
Mudlofir, A. 2011. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Mu’ayadah, Laily, Nur Rahayu Utami, & Supriyanto. 2012. Efektivitas Kegiatan
Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada Materi Sistem Respirasi Manusia.
Unnes Journal of Biology Education 1(1): 54-57.
Ningrum, Dian E.A Fitria, Jekti Prihatin, &Pujiastuti. 2014. Pengembangan
Bahan Ajar Biologi Berbasis Pendekatan Deep Dialogue/Critical Thinking
(Dd/Ct) Pada Pokok Bahasan Metabolisme Karbohidrat Kelas XII SMA.
Jurnal Pancaran 3 (1): 155-168.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103
Pasal 2 ayat 1, 7, dan 8 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah. 2014. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
58
58
Rudyatmi, Ely &Ani Rusilowati. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Semarang :
FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Ruseno, A. 2005. Metode pembelajaran tutor teman sebaya meningkatkan hasil
belajar berdasar regulasi-diri, the effectiveness of peer tutoring method on
self-regulated learning. Jurnal Penelitian 5(1):17-27.
Rustaman, A. 2011. Membangun Literasi SainsPeserta Didik. Bandung:
Humaniora.
Rustaman, N.Y., Soendjojo D., Suroso A. Y., Yusnani A., Ruchji S., Diana R., &
Mimin N.K.. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadeh, Irit & Michal Zion. 2012. Which Type of Inquiry Project Do High School
Biology Students Prefer: Open or Guided? Research Science Education 42 :
831–848.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta Rosdakarya.
Sukamsyah, Sabmei. 2011. Upaya Peningkatan Hasil Belajar dengan Penerapan
Metode Inkuiri Terbimbing Tipe A Pada Konsep Kalor Siswa Kelas VII
SMP N 5 Seluma. Jurnal Exacta 2 (1) : 38-44.
Sukestiyarno. 2012. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: Unnes.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Sulastriningsih, Pt. & Kd. Suranata. 2013. Pengaruh Model Process Oriented
Guided Inquiry Learning terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep IPA
siswa Kelas V SD Gugus IX Kecamatan Buleleng. Jurnal Pendidikan 3 (2) :
1-9.
Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Suyono. 2009. Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi: Analisis
Konteks, Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi Implementasinya di
Sekolah. Jurnal Bahasa dan Seni (2) : 203-217.
59
59
Wardani, W. 2010. Analisis Teks Buku Sekolah Elektronik (BSE) IPS Terpadu
Kelas VII SMP/MTS Terbitan DEPDIKNAS Pada Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Pengaruhnya Bagi
Kehidupan. Jurnal Formica Education Online 1 (1) : 1-11.
Wenning, C. J. 2011. Experimental Inquiry in Introductory Physics Courses.
Journal of Physics Teacher Education 6 (2): 9-16.
Widodo, C. S & Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Wijayanti, P.I., Mosik, &Hindarto, N. 2010. Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa
Pada Pokok Bahasan Cahaya dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 6 : 1-5.
Wulanningsih, Sri, Baskoro Adi Prayitno, & Riezky Maya Probosari.2012.
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan
Proses Sains Ditinjau dari Kemampuan Akademik Siswa SMA Negeri 5
Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi 4 (2) : 33-43.