efektivitas penggunaan model pembelajaran...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION) DENGAN TSTS (TWO
STAY TWO STRAY) PADA MATERI POKOK ASAM, BASA
DAN GARAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VII SEMESTER GENAP MTs. DARUL ULUM
SEMARANG
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna memperoleh Gelar Strata 1
dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
INA SAIDATAN NUSRONIM. 053711375
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
Semarang, 08 Juli 2010
iii
iv
MOTTO
¨bÎ)̈bÎ*sùyì tBÎŽ ô£ãèø9$##·Ž ô£ç„ÇÎȨbÎ)yìtBÎŽ ô£ãèø9$##ZŽ ô£ç„ÇÏÈ
5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.1
1 Sebagaimana dalam Tafsir Al-Mishbah yang menjelaskan bahwa ayat tersebutmerupakan prinsip dasar dalam kelapangan dada. Lihat M. Quraish Shihap, Tafsir (Al-Mishbah,Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 15, hlm. 353.
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan dengan iringan doa, skripsi ini ku-
persembahkan kepada:
1. Ayahanda H. Sa’dan dan ibunda Hj. Zakiatun Nusro tercinta dengan segala
kasih sayang serta doa-doa yang selalu dipanjatkan untukku.
2. Kakak-kakakku ( Nurul Huda, Syafiul Huda, Syamsul Huda, Zahirul Huda,
dua kakakku yang lain) tercinta, semangat kalian adalah hidupku.
3. Mbak-mbakku (Nurul Hidayah dan Mutmainnah) tercinta, yang memberi
dorongan selama penulisan skripsi.
4. Atik Rahmawati, M. Si, Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M. Pd. Dan Drs. Abdul
Wahid, M.Ag. dengan segala ilmu yang tercurah selama penulisan skripsi.
5. Sahabat-sahabatku (Indah Fitriya, Mb. Erna, Ulvi dan Puji H,) kalian lah yang
selalu menemaniku disaat gundah dan senang.
6. Teman-teman Tadris Kimia 2005 yang selalu memotivasi dengan untaian
saran dan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Kalian adalah teman yang
hebat dan pasti akan menjadi orang hebat.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 08 Juli 2010
Deklator
Ina Saidatan Nusro
NIM. 053711375
vii
ABSTRAK
Ina Saidatan Nusro (NIM: 053711375). Efektivitas Penggunaan EfektivitasPenggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative IntegratedReading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Materi PokokAsam, Basa dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester GasalMTs. Darul Ulum Semarang. Skripsi, Semarang: Program Strata S1 JurusanTadris Kimia IAIN Walisongo 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif modelpembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS pada materi pokok asam, basadan garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester gasal MTs. Darul UlumSemarang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitianeksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. DarulUlum Semarang, terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII A sebagai kelas kontrol dankelas VII B sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dalam penelitian inimenggunakan metode tes, metode observasi, dan metode angket. Penelitian inimengambil empat indikator efektivitas yaitu nilai hasil belajar siswa (dilihat darinilai kognitif), jumlah siswa yang lulus KKM (dilihat dari nilai kognitif), hasilbelajar ranah afektif, dan hasil belajar ranah psikomotorik. Dalam ranah kognitifdata penelitian yang terkumpul digunakan analisis uji t-test, sedangkan dalamranah afektif dan psikomotorik digunakan analisis deskriptif. Selanjutnya, untukmengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTSmenggunakan analisis deskriptif keefektifan. Di akhir pembelajaran kelaseksperimen diberikan angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai modelpembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS.
Berdasarkan hasil t-test, dihasilkan bahwa thitung = 5,077 dan ttabel = 2,00dengan taraf nyata 5% karena thitung > ttabel maka data tersebut signifikan.Disamping itu aktivitas siswa yang dilihat dari hasil belajar ranah afektif danranah psikomotorik kelas eksperimen cenderung meningkat dibanding denganaktivitas siswa dalam kelas kontrol yang cenderung menurun. Sedangkan hasilperhitungan analisis keefektifan menunjukkan bahwa model pembelajarankooperatif tipe CIRC dengan TSTS sangat efektif daripada metode ceramahdengan kriteria kurang efektif. Dengan rata-rata hasil belajar siswa baik aspekkognitif kelas eksperimen adalah 75 yang termasuk kriteria efektif dibandingkelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRCdengan TSTS didapatkan 63 yang mempunyai kriteria cukup efektif, jumlah siswayang lulus KKM dilihat dari nilai hasil kognitif kelas eksperimen adalah 23 siswayang termasuk kriteria sangat efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakaimodel pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 12 siswa yangmempunyai kriteria sangat tidak efektif, aspek afektif kelas eksperimen adalah78% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakaimodel pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 67% yangmempunyai kriteria cukup efektif, dan aspek psikomotorik kelas eksperimenadalah 75% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang tidak
viii
memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 65%yang mempunyai kriteria cukup efektif. Sedangkan analisis hasil skor totalefektivitas hasil belajar kelas eksperimen adalah 17 dari skor maksimal 20termasuk di kriteria sangat efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakaimodel pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 10 yangmempunyai kriteria kurang efektif. Dengan demikian hipotesis kerja (H1) yangberbunyi: “ Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTSlebih efektif dari pada metode ceramah pada materi pokok asam, basa, dan garamterhadap hasil belajar siswa kelas VII semester gasal MTs. Darul UlumSemarang.” diterima.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan penyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam tidak
lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa risalah islam yang penuh dengan pengetahuan, sehingga dapat menjadi
bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat. Ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam bentuk apapun yang
sangat besar artinya bagi peneliti. Ucapan terima kasih terutama penulis
sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Atik Rahmawati, M.Si, Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M. Pd, dan Drs. Abdul
Wahid, M.Ag yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran
untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Suwahono, M. Pd, dengan segala arahan dan motivasinya.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Mustafidin, M. S. I, selaku Kepala Sekolah MTs. Darul Ulum
Semarang dan segenap guru, siswa serta karyawan yang telah bersedia
menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian.
6. Hj. Chabibah, S. Pd, selaku guru IPA terpadu MTs. Darul Ulum Semarang
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian.
7. Ayahanda H. Sa’dan dan Ibunda Hj. Zakiatun Nusro tercinta yang telah
memberikan kasih sayang yang tulus serta do’a-do’a yang selalu dipanjatkan
untuk ku dengan tiada hentinya dan selalu memberikan motivasi dan do’a
yang tulus bagi penulis selama menyelesaikan studi serta penyusunan skripsi
ini.
x
8. Kakakku Nurul Huda, Syafiul Huda, Syamsul Huda, Zahirul Huda dan dua
kakakku yang lain yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada
peneliti hingga terselesaikannya penulis skripsi ini.
9. Teman-teman Tadris Kimia angkatan 2005 yang memberikan motivasi
kepada penulis agar menyelesaikan studi ini. Canda tawa, sedih dan duka kita
bersama. Gali potensi dan kembangkan diri. Good luck for Us!.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa selain
ucapan terima kasih dan iringan do’a semoga allah SWT membalas semua amal
kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan. Demikian penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Semarang, 08 Juli 2010
Penulis,
Ina Saidatan Nusro
NIM. 053711375
xi
DAFTAR ISI
HALAMANHALAMAN JUDUL ……………………………………………………………
ABSTRAKSI PENELITIAN..…………………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN …..……………………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………......
DEKLARASI..……………...……………………………………………………
MOTTO ………………………………………………………………...……….
PERSEMBAHAN ………………………………………………………………
KATA PENGANTAR …..………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………....
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..…………………………………………
B. Identifikasi Masalah …………………………………...…………..
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………
D. Rumusan Masalah ………………………………………………....
E. Tujuan Masalah……………………………………………………
F. Manfaat Penelitian ………………………………..……….............
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Diskripsi Teori
1. Hasil Belajar
a. Teori Belajar ……………………………….........................
b. Pengertian Hasil Belajar ……………………………………
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …………..
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS
a. Model Pembelajaran ………………………………………..
i
ii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
1
3
4
5
5
5
6
9
9
10
xii
b. Pembelajaran Kooperatif ……………………………………
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ..
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS......... ………………….
3. Tinjauan Materi Asam, Basa dan Garam
a. Asam................ ……………………………………………...
b. Basa…. ........................... …………………………………...
c. Asam-Basa Kuat dan Lemah………………………………...
d. Garam (Reaksi Penetralan) …………………………………
e. Indikator…………………………………………………….
f. Derajat Keasaman (pH) …………………………………….
B. Kajian Penelitian yang Relevan …………………………………..
C. Hipotesis ………………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………
B. Metode Penelitian …………………………………………………
C. Populasi ……………….…………………………………………
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………
E. Teknik Analisis Instrumen……………………………………….
F. Tekik Analisis Data ……………………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian …………………………………
B. Analisis data dan Pengujian Hipotesis……………………………
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………
D. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………
BAB V PENUTUP
E. Kesimpulan ………………………………………………………
F. Saran-saran ………………………………………………………
G. Penutup ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
14
15
17
18
20
20
22
23
24
26
27
27
28
29
29
35
44
54
62
68
69
70
70
xiii
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Contoh-contoh Asam Kuat dan Asam Lemah ………………...
Tabel 2.2 Contoh-contoh Basa Kuat dan Basa Lemah ………..………….
Tabel 2.3 Contoh Reaksi Penetralan dalam Kehidupan Sehari-hari……….
Tabel 2.4 Contoh Garam yang Terdapat dalam Kehidupan Sehari-hari …
Tabel 2.5 Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa ………………..…….
Tabel 4.1 Daftar Pokok Materi yang Disampaikan pada Tiap-tiap
Pertemuan ….…………………………………………..…….
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen …
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ……..
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ..
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ….….
Tabel 4.6 Rekapitulasi Observasi Ranah Afektif Peserta Didik ……….
Tabel 4.7 Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Peserta Didik ………….
Tabel 4.8 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol ………………….....……………………….
Tabel 4.9 Sumber Data Homogenitas ……………………..………….….
Tabel 4.10 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata …………………………..
Tabel 4.11 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest ………………………...
Tabel 4.12 Daftar Uji Barlett Nilai Posttest …...…………………………
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan t-test nilai postest …...……………………
Tabel 4.14 Persentase nilai kognitif ………………..……………………
Tabel 4.15 Data Jumlah Siswa Yang Lulus KKM ………..………………
Tabel 4.16 Persentase Observasi Aktivitas Ranah Afektif Siswa …….….
Tabel 4.17 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah Psikomotorik
Siswa …………….....……………………………….....…....
Tabel 4.18 Hasil Total Keefektivitasan Hasil Belajar ….………………..
Tabel 4.19 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa ………………….....…
20
20
21
22
23
46
49
50
51
52
53
54
55
55
56
57
57
58
58
59
60
60
61
62
xiv
DAFTAR GAMBAR
HALAMANGambar 2.1. Pemprosesan Informasi ....………………………….....….....
Gambar 2.2. Proses pembelajaran TSTS………………..…………………
Gambar 2.3. Pembentukan Garam ....………………………….....….... ….
Gambar 2.4. Peristiwa Respon Kertas Lakmus dan Kertas Biru Terhadap
Latutan Asam
Gambar 2.5. Alat untuk mengukur pH ....………………………….....…...
Gambar 4.1. Histrogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ………….....….
Gambar 4.2. Histrogram Nilai Pretest Kelas Kontrol …………………..
Gambar 4.3. Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen ……………….
Gambar 4.4. Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol …..……………….
Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Ranah Kognitif Nilai Pretest dan
Posttest ……...……………………………………..……....
Gambar 4.6. Histogram Observasi Siswa Aktivitas Ranah Afektif pada
Tiap tiap Pertemuan …..……………………………………..
Gambar 4.7. Histogram Prosentase Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa
Ranah Afektif………..…………………………………........
Gambar 4.8. Histogram Prosentase Rata-rata Observasi Siswa Aktivitas
Ranah Psikomotorik ………..………………………………
6
16
21
23
25
50
51
52
53
63
64
64
65
xv
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Silabus Materi Pokok Asam, Basa Dan Garam……..……..
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen…...
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol…….....
Kisi Soal Uji Coba……..……..……..……..……..……......
Soal Uji Coba……..……..……......……..……..…….........
Jawaban Soal Uji Coba……..……..……......……..……….
Analisis Uji Coba Soal……..……..……......……..……..…
Perhitungan Validitas……..……..……......……..……..…..
Perhitungan Reliabilitas……..……..……......……..………
Perhitungan Tingkat Kesukaran……..……..……...............
Perhitungan Daya Beda……..……..……......……..………
Daftar Nama Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol……...
Soal Pretest……..……..……......……..……..……............
Kunci Jawaban Pretest……..……..……......……..……….
Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol…
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen............................
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol……..……..……......
Uji Homogenitas Pretest……..……..……..........................
Uji Persamaan Dua Rata-rata Kondisi Awal………………
Soal Posttest……..……..……......……..……..……...........
Kunci Jawaban Posttest……..……..……...........................
Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol..
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen..........................
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol……..……..……....
Uji Homogenitas Posttest……..……..……........................
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kondisi Akhir......................
Daftar Nama Anggota Kelompok Kelas Eksperimen…….
75
77
90
102
103
110
111
115
117
118
119
120
121
126
127
128
130
132
133
134
139
140
141
143
145
146
147
xvi
Lampiran 28.
Lampiran 29.
Lampiran 30.
Lampiran 31.
Lampiran 32.
Lampiran 33.
Lampiran 34.
Lampiran 35.
Lampiran 36.
Lampiran 37.
Lampiran 38.
Kriteria Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas
Eksperimen……..……..……......……..……..……............
Kriteria Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas
Kontrol……..……..……......……..……..……..................
Rekapitulasi Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas
Eksperimen……..……..……......……..……..……............
Rekapitulasi Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas
Kontrol……..……..……......……..……..……..................
Kriteria Hasil Belajar Ranah Psikomotorik dalam Kegiatan
Praktikum……..……..……......……..……..……..............
Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas
Eksperimen……..……..……......……..……..……...........
Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas
Kelas Kontrol……..……..……......……..……..…….......
Angket Tanggapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC Dengan TSTS……..……..……......……..……..…
Perhitungan Angket Siswa Kelas Eksperimen.................
Data Perhitungan Jumlah Siswa Yang Lulus KKM Kelas
Eksperimen Dan Kontrol……..……..……......................
Perhitungan T-test oleh Petugas Laboratorium Matematika
148
149
150
154
156
157
158
159
161
162
164
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan kehidupanmanusia. Pendidikan membuat orang cerdas, kreatif, bertanggung jawab dan produktif.Berbagai upaya pendidikan telah dilakukan, diantaranya pengembangan maupunpenyempurnaan kurikulum yang dilakukan secara bertahap, konsisten dan disesuaikandengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran daninteraksi antara guru dan siswa. Pembelajaran merupakan proses yang rumit karenatidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatandan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Salah satumetode penyampaian informasi yang sering di gunakan oleh guru adalah metodeceramah. Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta yang padaakhirnya ditutup dengan tanya jawab antara guru dan siswa.2 Ceramah yang dimaksuddisini adalah ceramah yang cenderung interaktif yaitu melibatkan peserta melaluiadanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman siswa.Metode ini dilakukan tetapi kurang menuntut usaha yang terlalu banyak baik dari gurumaupun siswa, akibatnya materi pelajaran yang di sampaikan kurang dipahami siswa.Siswa hanya dibiarkan duduk, mendengar, mencatat, menghafal dan tidak dibiasakanuntuk belajar secara aktif sehingga pembelajarannya bersifat monoton dan suasanakelas terasa membosankan.
Penelitian akan dilaksanakan di MTs. Darul Ulum Semarang. Dari hasilobservasi awal proses pembelajaran di kelas yang berlangsung di MTs. Darul UlumSemarang menunjukkan bahwa siswa merasa jenuh, kurang bersemangat karena gurumengajar senantiasa untuk belajar IPA secara monoton, pembelajaran satu arah(berpusat pada guru) tanpa melibatkan kemampuan siswa.
Dari kondisi diatas maka diperlukan pembelajaran yang dapat menciptakansuasana belajar menyenangkan dan berbeda, Sehingga siswa bersemangat untukpembelajaran IPA yang melibatkan kemampuan siswa untuk memahami bacaan,menuangkan ide-ide, dan mengkomunikasikan pemikiran ide-ide mereka. Makaseharusnya guru memberikan pembelajaran dengan belajar aktif, karena dengan belajar
2 Martinis Yamin, M. Pd, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta, Gaung Perada Press, 2007), hlm. 153
1
2
aktif siswa akan terlatih untuk melakukan sesuatu dalam membangun pengetahuannyayang menumbuhkan dinamika belajar, dinamika yang dimaksud untuk mengkonfrontiride itu dengan dunia realitas yang dihadapi. Untuk menunjang hal itu perlu pemilihanmodel yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan diajarkan. Melaluimodel pembelajaran guru akan membantu siswa mendapatkan ide, keterampilan, caraberfikir, dan mengekspresikan ide.3 Model pembelajaran berfungsi sebagai alat dalammerencanakan aktifitas belajar mengajar.
Dilihat dari fasilitas pembelajaran yang kuranglah memadai di MTs. Darul UlumSemarang peneliti mencoba untuk menggunakan model pembelajaran yang cocok untukbelajar. Sehingga peneliti menciptakan suasana belajar menyenangkan dan berbeda.Untuk itu, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (CooperativeIntegrated Reading and Composition) dipadu dengan TSTS (Two Stay Two Stray) untukdiuji efektivitasnya dan kemudian dibandingkan dengan efektifitas metode ceramahyang biasanya digunakan oleh guru. Model tersebut akan diterapkan modelpembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan program komprehensif untukmengajarkan membaca dan menulis pada tingkat sekolah dasar dan untukmemehamkan informasi bacaan pada tingkat yang lebih tinggi.4 Sehingga modelpembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat memahamkan anak didik dalammengembangkan kosa kata, ekspresi bahasa dan keterampilan bahasa ekspresif maupunresepsif dan untuk membantu anak didik mengingat informasi, munculnya pertanyaandan merangkum informasi. Sedangkan TSTS adalah salah satu model pembelajaran yangmenggunakan tim-tim cooperative untuk membantu para siswa dalam mempelajari danmemahami materi pelajaran.5 Selain itu TSTS juga bisa digunakan sebagai pelengkapCIRC karena TSTS bisa menjalin komunikasi dengan siswa lain yang saling berbagi ideatau pendapat. Model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untukmembagikan hasil informasi dengan kelompok lain.6 Kegiatan ini meliputi diskusikelompok, aktifitas kelompok terstruktur, studi kasus dan simulasi.7 Sehingga modelpembelajaran TSTS merupakan cara belajar aktif, menarik, penuh partisipasi. Digunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS ini karena model pembelajaranyang merupakan kombinasi antara active learning dan creative learning. Modelpembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS tidak hanya untuk belajar, tetapi jugauntuk meningkatkan kemampuan pembelajaran pelajaran IPA Terpadu pada siswa.
3 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem, (Yogyakarta, pustakapelajar, 2009), hlm. 46
4 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik,(Bandung: Nusamedia,2008), hlm. 16
5 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-RuangKelas, (Jakarta: Grasindo, 2007), Cet. 5, hlm. 55
6 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar PesertaDidik, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 68
7 Yanti Herlanti, Jurnal Seminar, Penerapan Model Pembelajaran Roda Pesertaan PadaPelatihan dan Pengajaran Calon Guru, (Bandung: UPI, 2007), hlm. 5
3
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas peneliti melakukanpenelitian yang berjudul Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif TipeCIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray)Pada Materi Pokok Asam, Basa dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIISemester Gasal MTs. Darul Ulum Semarang
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan sebagaiberikut.
1. Pada umumnya siswa menyerap pendidikan dari guru dengan menggunakan
metode tradisional yaitu metode ceramah, namun mereka kurang
memperhatikan guru dan tampak kurang mampu menerapkan perolehannya
baik berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap ke situasi yang lain.
2. Materi asam, basa, dan garam merupakan materi yang banyak hafalan, dan
menuntut siswa untuk mengembangkan nalar.
3. Siswa cenderung belajar dengan hafalan dari pada secara aktif mencari untuk
membangun pemahaman terhadap konsep materi tersebut.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapattercapai pada sasaran dan tujuan dengan baik. Batasan masalah dalam penelitian iniadalah hasil belajar model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative IntegratedReading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Materi Pokok Asam, Basadan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Gasal MTs. Darul UlumSemarang.
Untuk menghindari salah persepsi tentang arah judul, maka penulis akanmenjelaskan istilah-istilah dalam skripsi sebagai berikut:
1. Efektivitas
Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya
tujuan belajar dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran
koopeatif tipe CIRC dengan TSTS dengan indikator hasil belajar meningkat dan
partisipasi aktif siswa. Meningkatnya hasil belajar ditinjau dari nilai hasil
belajar siswa (dilihat dari nilai kognitif) dan jumlah siswa yang lulus KKM
4
(dilihat dari nilai kognitif), sedangkan partisipasi aktif siswa ditinjau dari hasil
belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik.
2. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS.
3. Materi Pokok Asam, Basa Dan Garam
Asam, Basa Dan Garam merupakan salah satu materi pokok yang
harus dipelajari oleh siswa SMP/MTs semester gasal.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: seberapa besarefektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS padapokok materi asam, basa, dan garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semestergasal MTs. Darul Ulum Semarang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untukmengetahui seberapa efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRCdengan TSTS pada materi pokok asam, basa dan garam terhadap hasil belajar siswakelas VII semester gasal MTs. Darul Ulum Semarang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yangbersangkutan (peneliti dan objek yang diteliti), antara lain:
1. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif pembelajaran
kimia untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS
2. Bagi siswa
a. Dapat memberikan peran aktif dalam proses pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kimia.
c. Dapat menjadikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
5
3. Bagi sekolahan
Dapat memberikan masukan berharga dalam upaya meningkatkan danmengembangkan proses pembelajaran IPA yang lebih efektif, dan menambahpengetahuan peneliti khususnya dalam bidang pendidikan.
6
BAB IILANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Teori Belajar
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang pokok dalam proses
pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan banyak bergantung pada
bagaimana proses belajar yang dialami siswa. Belajar pada dasarnya
merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya atau bagaimana
informasi didalam pikiran siswa. Pemprosesan informasi merupakan
peristiwa-peristiwa mental yang di uraikan sebagai transformasi informasi
dari input (stimulus) ke output (respon).8 Seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Pemprosesan informasi
Agus Suprijono dalam Reber mengemukakan bahwa belajar adalah
the proses of acquiring knowledge.9 Belajar pemprosesan informasi
pengetahuan merupakan input yang dapat dialihkan kepada siswa. Belajar
merupakan sebuah proses aktif.10 Siswa secara aktif mengkonstruksikan
belajarnya dari berbagai macam input yang diterimanya, ini menyiratkan
bahwa siswa perlu bersikap aktif agar dapat belajara secara efektif.
Konstruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa membina
sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman. William Burton mengemukakan sebagai berikut.
8 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,Landasan, Teoritis-Praktis, dan Implementasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 19
9 Agus Suprijono, op. cit. hlm. 310 Daniel Muijs dan David Raynolds, Effective Teaching: Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 97
INPUT OUTPUTPROSES
6
7
A good learning situation consist of rich and varied series of learningexperiences unified around a vigorous purpose and carried on ininteraction with a rich varied and propocation environment.11
Jadi menurut William Burton, belajar merupakan bentuk pengalaman.
Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan. Lingkungan membentuk skema berfikir siswa. Skema
ini membentuk pandangan siswa terhadap sesuatu, ketika siswa menerima
informasi.
Konstrutivisme merupakan landasan berfikir suatu pendekatan
kontektual,12 yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sedikit demi
sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diambil dan
diingat.13 Siswa harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.
Books & books menyatakan konstruktivisme berlaku apabila siswa
membina makna tentang dunia dengan mensintesis pengalaman baru kepada
apa yang mereka pahami sebelumnya.14 Belajar tidak hanya mengkontruksi
makna dan mengembangkan pikiran, namun juga memperdalam proses-
proses pemaknaan tersebut melalui pengekspresikan ide-ide.
Menurut schuman, kontruktif dikemukakan dengan dasar
pemikiran bahwa semua orang membangun pandangannya terhadap dunia
melalui pengalaman individual.15 Kontruktif menekankan pada menyiapkan
siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi yang
tidak tertentu. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
11 Agus Suprijono, op. cit, hlm. 712 Paul Suparno, “Konstruktivime Dalam Pendidikan Sain dan Matematik”, dalam Slamet
Soewandi (et. al), Persektif Pembelajaran Berbagaibidang Studi, (Yogyakarta: Unuversitas SanataDharma, 2008), hlm. 80
13 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam: Dari Metode Rasioal Hingga MetodeKritik, (Jakarta, Erlangga, 2005), hlm. 111
14 Isjoni, op. cit. hlm. 4815 Schuman L, Perspectives on Interaction. Internet,
http://edweb.sdsu.edu/courses/edtec540/perspectives/perspectives.html
8
menemukakan sesuatu yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan ide-ide,16
pikiran dan solusi.
Sedangkan Smorgansbord menyatakan beberapa hal tentang
konstruktif, yaitu:17
1) Pengtahuan dibngun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang
telah ada sebelumnya.
2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia.
3) Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan
berdasarkan pengalaman.
4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perbandingan (negisiasi) makna
melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam
berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain.
5) Pelajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik, penilaian
harus terintegrasi dengan tugas dan bukan merupakan kegiatan yang
terpisah.
Salah satu implikasi teori belajar konstruktivisme dalam
pembelajaran adalah penerapan pembelajaran kooperatif.18 Belajar
merupakan hubungan timbal-balik dan fungsional antara individu dan
individu, individu dan kelompok, serta kelompok dan kelompok.
Pembelajaran kontruktivisme menekankan pentingnya lingkungan sosial
dalam belajar kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara
konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi
siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat
mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi
dalam pencarian pemahaman bersama.
16 Muhannad Faiq Dzaki, Teori Konstruktivisme, Internet.http://penelitiantindakankelas.blokspot.com/2009/03/teori-konstrutivisme_06.html
17 Smorgansbord A, Constructivism and Instruction Design. Internet.http://hagar.up.ac.za/catts/learner/smorgans/cons.html
18 Isjoni, op. cit, hlm. 121
9
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dilihat, dijadikan, dan
sebagainya) oleh suatu usaha pikiran.19 Hasil pelajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
ketrampilan.20 Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari
proses mengajar guru dan belajar siswa. Hasil belajar meliputi tiga aspek,
yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.21 Dalam ranah
kognitif, ditinjau dari segi pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi atau
penerapan, analisis, dan sintesis. ranah afektif ditinjau dari segi penerimaan,
sambutan, apresiasi, internalisasi, dan karakterisasi. Sedangkan ranah
psikomotorik ditinjau dari segi ketrampilan tindakan dan sikap.22 Maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh
peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya dari satu aspek potensi siswa saja. Berdasarkan aspek hasil
belajar diatas maka hasil belajar mencakup tiga aspek yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor yang datang dari
luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. 23
1) Faktor yang berasal dari dalam peserta didik, antara lain:
a) Fisiologi, mengenai bagaimana kondisi fisiknya dan kondisi pancaindera
b) Psikologi, yang termasuk pada faktor psikologi antara lain: bakat, minat,
kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif.
19 Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), Cet.3, hlm 391.
20 Agus Suprijono, op. cit. hlm. 5.21 Mimin Haryanti, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,
(Jakarta: PT. Gaung Persada Press, 2007), hlm. 115.22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 193-195.23Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 107.
10
Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Sebaliknya, jika kondisi lemah akan menghambat tercapainya hasil
belajar yang maksimal. Maka perlu ada usaha untuk menjaga kondisi
fisik, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Faktor psikologis seperti motivasi, minat, dan sikap juga sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai proses di dalam
diri individu yang aktif, motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Minat juga memberi pengaruh terhadap
hasil belajar, karena jika siswa tidak mempunyai minat, maka tidak
semangat belajar. Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi
hasil belajar karena sikap gejala internal yang bereaksi relatif tetap
terhadap objek baik positif maupun negatif.
2) Faktor yang berasal dari luar antara lain:
a) Lingkungan, yang termasuk pada faktor lingkungan adalah alam dan sosial
b) Instrumental, yang termasuk instrumental atau faktor-faktor yang sengaja
dirancang dan dimanipulasi adalah kurikulum (bahan pelajaran), guru
(pengajar), sarana dan fasilitas, dan administrasi (manajemen).
Maka dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses, sudah tentu ada yang diproses (dari dalam) dan
hasil dari pemprosesan (dari luar). Oleh karena itu belajar merupakan suatu
proses, maka proses maupun hasil belajar itu pasti dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang tidak boleh diabaikan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif
11
dan efisien.24 Juga dapat diartikan sebagai landasan praktik pembelajaran
hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implementasinya
pada tingkat operasional di kelas.25 Maka dapat di simpulkan bahwa model
pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Suatu kegiatan
pembelajaran di kelas disebut model pembelajaran jika: (1) ada kajian
ilmiahnya dari penemu atau ahlinya, (2) ada tujuannya, (3) ada tingkah laku
yang spesifik, (4) ada kondisi spesifik yang diperlukan agar tindakan/
kegiatan pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara efektif.26
Pemilihan model pembelajaran mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada peserta didik dan
mampu menciptakan komunikasi dua arah, sehingga suasana kelas menjadi
lebih aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran juga
mempunyai fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar.
b. Pembelajaran Kooperatif
1) Prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif
Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
berbagai metode pembelajaran yang mungkin para siswa bekerja di
dalam kelompok kecil, saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi tertentu. Dalam pembelajaran, para siswa diharapkan
saling membantu, berdiskusi, berdebat, atau saling menilai pengetahuan
dan pemahaman satu sama lain. Slavin juga menambahkan, bahwa
pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang
ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, ini juga
24Amin Suyitno, Makalah, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika danPenerapannya di SMP, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm.1, t.d.
25 Agus Suprijono, op. cit. hlm. 45-4626 Suyitno, Amin, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di
Sekolah , Makalah Bahan Pelatihan bagi Guru-guru Pelajaran Matmatika SMP se-JawaTengah , (Semarang: FMIPA Jurusan Matematika UNNES, (Semarang: UNNES, 2006), hlm 29.
12
merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-
sosial dalam kelas, yang merupakan manfaat penting untuk memperluas
perkembangan interpersonal dan keefektifan.27
2) Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif ini berbeda dengan kelompok belajar
biasa, bukan hanya sekedar kumpulan individu melainkan merupakan
satu kesatuan yang memiliki ciri dinamika dan emosi tersendiri.
Beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:28
a) Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok didasarkan pada penampilan individu
sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antara
personal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli.
b) Pertanggung Jawaban Individu
Keberhasilan kelompok tergantung pada pembelajaran
individu dari semua anggota kelompok. Pertanggung jawaban tersebut
menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling
membantu dalam belajar.
c) Ketrampilan Bekerja Sama
Ketrampilan bekerjasama merupakan keanekaragaman
kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah kelompok untuk
memecahkan masalah bersama. Setiap anggota kelompok diharapkan
dapat mewujudkan komunikasi dan interaksi dengan anggota lain
dalam menyampaikan ide, dan memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan kelompok.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surat
Al-Maidah ayat 2 yang mengajarkan bahwa manusia harus bekerja
sama.
...’ n? tã #qçR ur$ yè s? urÎhŽÉ9ø9 $#3“uqø)G9 $#ur(Ÿwur(#qçR ur$ yè s?’ n? tãÉOøOM}$#Èbºurô‰ãè ø9 $#ur...
27 Slavin, Robert E. , op. cit. hlm. 100.28 Isjoni, op. cit, hlm. 33
13
“…dan tolong menolonglah kamu atas kebaikan dan taqwa, danjanganlah kamu tolong menolong atas kejelekan dan dosa…”29
3) Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson dalam kutipan buku Anita Lie
mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal lima unsur
model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu:30
a) ketergantungan positif
b) tanggung jawab perseorangan
c) interaksi tatap muka
d) partisipasi dan komunikasi antar anggota
e) evaluasi proses kelompok
4) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting,
yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan ketrampilan sosial.31
a) Hasil Belajar Akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
29 Sebagaimana dalam Tafsir Al-Mishbah yang menjelaskan bahwa ayat tersebutmerupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalahuntuk kebaikan dan ketakwaan. Lihat M. Quraish Shihap, Tafsir (Al-Mishbah, Pesan, Kesan danKeserasian Al-Qur an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 3, hlm. 14.
30 Anita Lie, op. cit. hlm. 31-35.31 M. Ibrahim, dkk., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya,
2000), hlm. 7.
14
b) Penerimaan terhadap keragaman
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa
yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling
bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan ketrampilan sosial
Pembelajaran kooperatif dapat mengajarkan kepada siswa
ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan ini sangat
penting untuk dimiliki di dalam masyarakat, karena bermasyarakat
sebagian besar dilakukan di dalam organisasi yang saling bergantung
satu sama lain dan masyarakat secara budaya semakin beragam.
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif
dan merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif
(kelompok). Yakni membaca materi yang diajarkan dari berbagai sumber
dan selanjutnya menuliskannya kedalam bentuk tulisan yang dilakukan
secara kooperatif. Langkah-langkah dalam pembelajarannya adalah:
membentuk kelompok heterogen ± 4 orang, guru memberikan wacana bahan
bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca
bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap
wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil
kelompok, refleksi.32 Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC adalah
sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut
menjadi lebih efektif. Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif
dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran
kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan dalam bidang-bidang lain.33
Tujuan CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk
membantu para siswa dalam mempelajari dan melatih kemampuan
32 Erman Suherman, “Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa ,http://www.whandi.net/?pilih=news&aksi=lihat&id=408 1
33 Robert E. Slavin, op. cit, hlm. 201
15
memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.34 Pentingnya
belajar secara kooperatif (belajar bekerja sama) dikemukakan pula oleh
Syekh Al-Zarnuji, dalam Kitab Ta limul Muta allim:
(Diskusikanlah ilmu dengan orang lain agar ilmu tetap hidup dan janganlahkau jauhi orang-orang yang berakal pandai)
Kelebihan model pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan siswa dan meningkatkan hasil belajar dalam pemecahan
masalah, siswa termotivasi pada hasil secara teliti.36
Kekurangan model pembelajaran CIRC adalah selama diskusi
kelompok berlangsung ada kecenderungan permasalahan materi semakin
meluas hingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Menurut Anita Lie, model pembelajaran kooperatif tidak sama
dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang
dilakukan secara asal-asalan.37
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
TSTS merupakan struktur dua tinggal dua tamu yang di
kembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 yang memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi
dengan kelompok lain.38 Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Model pembelajaran ini mengharapkan keaktifan dan partisipasi
siswanya. Model pembelajaran ini akan berhasil jika komunikasi antara
guru dan siswa terjalin. Pembelajaran ini melibatkan seluruh pihak baik
34Ibid, hlm. 203.35Syekh Al-Zarnuji , Ta lim al-Muta allim Thariq al-Ta allum, (Semarang: Toha Putra,
t.t.), hlm. 29.36 Amin Suyitno, Seminar Nasional, Mengadopsi Pembelajaran CIRC Dalam
Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita, (Semarang: Universitas NegeriSemarang, 2005), hlm. 3
37 Anita Lie, op. cit. hlm. 2938 Ibid, hlm. 61
16
guru maupun siswanya. Sesungguhnya model pembelajaran ini bisa
digunakan jika guru bisa lebih memahami situasi siswa dan kondisi
siswanya. Pada proses pembelajaran TSTS dapat dijelaskan dengan Gambar
2.2.39
Gambar 2.2. Proses pembelajaran TSTS
Adapun langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 – 5 orang.
2) Siswa bekerja dalam kelompok untuk membahas materi atau tugas yang
diberikan guru.
3) Tiap kelompok berkunjung ke kelompok lain untuk mencatat hasil
pembahasan materi atau tugas dari kelompok lain, dan sisa anggota
kelompok tetap di kelompoknya untuk menerima siswa yang bertamu ke
kelompoknya.
4) Siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya dan menyampaikan hasil
kunjungannya kepada anggota lain. Hasil kunjungan di bahas bersama
dan dicatat.
5) Hasil diskusi dan kegiatan berkunjung dikumpulkan dan salah satu
kelompok diminta membacakan hasilnya.
6) Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan tentang pembelajaran
pada pertemuan itu.
Kelebihan model pembelajaran ini akan berhasil jika komunikasi
antara guru dan siswa terjalin. Pembelajaran ini memberi kesempatan
kepada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan kelompok lain.
39 Ibid, hlm. 61
17
Kelemahan dari model pembelajaran ini, jika tidak diberikan
pemberitahuan di akhir pembelajaran akan menimbulkan materi semakin
meluas.
3. Tinjauan Materi Asam, Basa, dan Garam
Asam, Basa Dan Garam merupakan salah satu materi pokok yang
harus dipelajari oleh siswa SMP/MTs semester gasal. Materi ini terdiri dari:
a. Asam
Arrhenius mendefinisikan asam sebagai zat yang jika dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion H+. Contoh asam dari Arrhenius adalah:
HCl (aq) H+(aq) + Cl- (aq)
H+ dapat bereaksi dengan air (H2O) membentuk H3O+. oleh karena
itu, reaksi ionisasi untuk larutan asam dalam air dapat dituliskan sebagai
berikut.
HA (aq) + H2O (aq) H3O+(aq) + A-
(aq)
Asam Basa Asam konjugasi Basa konjugasi
Sedangkan Brønsted-Lowry menyatakan asam adalah zat yang
dapat yang memberikan proton H+ pada zat lain (donor proton). Suatu zat
baik yang bermuatan positif, negatif, maupun netral yang memiliki minimal
satu atom H. Misalnya senyawa HCl, H2SO4, HSO4-, H3O+, dan NH4
+.40
1) Sifat-sifat asam
Beberapa sifat asam sebagai berikut.41
a) Bereaksi dengan logam-logam tertentu yang menghasilkan gas-gas
hydrogen. Reaksi yang khas adalah antara asam klorida dengan magnesium.
2HCl (aq) + Mg (s) MgCl2 (aq) + H2 (g)
b) Bereaksi dengan lakmus biru dan mengubahnya menjadi merah.
c) bereaksi dengan batu kapur (karbonat) dan soda kue (bikarbonat)
menghasilkan karbon dioksida.
40 Raymon Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, ( Jakarta, Erlangga, 2005), hlm. 9541 John T. Moore Ed. D, Kimia For Dummies, (Bandung: Pakar Raya, 2007), cet.1, hlm.
193.
18
2) Kegunaan asam dalam kehidupan
Diantara kegunaan asam dalam kehidupan sehari-hari adalah.
a) Asam dalam tubuh
Jaringan yang melapisi dinding lambung menghasilkan asam
klorida. Getah lambung mempunyai pH antara 1-2. Jika sepotong
logam zink dimasukkan ke dalam asam klorida dengan kepekatan
yang sama dengan kepekatan dalam lambung, ia akan larut. Asam
klorida dalam lambung ini berfungsi sebagai mematikan bakteri yang
terdapat dalam makanan, juga untuk menciptakan kondisi yang sesuai
untuk memulai pencernaan protein.
b) Asam dalam makanan
Banyak makanan dan minuman yang mengandung asam.
Berbagai buah seperti jeruk, lemon, kiwi, dan anggur mengandung
asam sitrat, dan asam askorbat yang lebih dikenal dengan vitamin C.
saus tomat dan cuka mengandung asam cuka (asam asetat). Minuman
bersoda seperti coca-cola, pepsi dan lain-lain mengandung asam
karbonat. Dan dalam semut mengandung asam format.
c) Asam di laboratorium
Di laboratorium kimia, pasti terdapat berbagai jenis asam
seperti asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam fosfat (H3PO4),
asam nitrat (HNO3), dan asam asetat (CH3COOH). Asam di
laboratorium kimia diperlukan untuk membuat suasana asam dalam
larutan, menetralkan larutan yang bersifat basa, atau untuk
direaksikan dengan zat lain.
b. Basa
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara alami
asam dan basa saling berlawanan. Arrhenius mendefinisikan basa adalah zat
yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan OH- dan Brønsted-lowry
menyatakan bahwa basa adalah zat yang dapat menerima proton H+ dari zat
19
lain (aseptor proton).42 Suatu zat baik yang bermuatan positif, negatif,
maupun netral yang mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat
berikatan dengan atom H+, misalnya NH3, CO32-, dan OH-. Basa yang dapat
larut dalam air disebut alkali.
1) Sifat-sifat basa
Beberapa sifat asam sebagai berikut.
a) Terasa licin: misalnya sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini.
b) Bereaksi minyak dan lemak.
c) Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubahnya menjadi biru.
d) Bereaksi dengan asam menghasilkan garam.
2) Kegunaan basa
Diantara kegunaan asam dalam kehidupan sehari-hari adalah.
a) Dalam kehidupan sehari-hari
Basa di jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti:
(a). Natrium hidroksida (NaOH) berfungsi untuk melarutkan lemak
dan minyak sehingga dapat membersihkan oven, juga dapat
menghancurkan selulosa sehingga dapat membuka saluran toilet
yang tertutup tisu/kertas.
(b). Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) digunakan untuk kapur sirih dan
bahan bangunan.
(c). Ammonia (NH3) digunakan dalam pembersih muka atau kaca,
dan sebagai pupuk.43
(d). Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) digunakan sebagai obat maag.
b) Dalam industri
Basa yang paling banyak digunakan dalam industri adalah
natrium hidroksida dan kalium hidroksida. Kalium hidroksida
merupakan basa yang paling murah. Bahan ini digunakan
menetralkan tanah pertanian yang kelebihan asam dan juga digunakan
42 Raymon Chang, op. cit, hlm. 9643 Stave Setford, Science Fact, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 58
20
untuk membuat pemutih seperti kaporit (kapur klor). Natrium
hidroksida digunakan dalam industri sabun, kertas dan rayon.
c. Asam-basa kuat dan lemah
Asam yang terdapat pada bahan makanan atau minuman, misalkan
asam askorbat, asam karbonat, asam sitrat, asam etanoat dan asam laktat.
Kelima jenis asam ini diperoleh atau diekstraksi dari hewan dan tumbuhan.
Ahli kimia memberi nama dengan sebutan asam organik.
Ketika ilmu kimia semakin berkembang, para ahli dapat membuat
asam dari mineral tertentu. Contohnya: asam sulfat, asam klorida, asam
nitrat dan berbagai asam lainnya dari bahan mineral. Mereka menamainya
denga sebutan asam mineral Secara umum, asam mineral bereaksi lebih
hebat daripada asam-asam organik. Mereka menamai asam mineral itu
sebagai asam kuat, sedangkan asam-asam organik sebagai asam lemah.
Contoh-contoh asam kuat dan asam lemah dapat dilihat Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1. Contoh-Contoh Asam Kuat Dan Asam LemahAsam kuat Asam lemah
Asam klorida (HCl) Asam asetat (CH3COOH)
Asam sulfat (H2SO4) Asam format (HCOOH)
Asam nitrat (HNO3) Asam karbonat (H2CO3)
Basa kuat adalah basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion
hidroksida (OH-) bila dilarutkan dalam air.44 Sedangkan basa lemah adalah
basa yang terionisasi hanya sebagian kecil di dalam larutannya (air).
Contoh-contoh basa kuat dan basa lemah dapat dilihat Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2. Contoh-Contoh Basa Kuat Dan LemahBasa kuat Basa lemah
Natrium hidroksida (NaOH) Ammonia (NH3)
Kalium hidroksida (KOH) Natrium titrabonat (Na2B2O7)
Kalsium karbonat (CaCO3) Natrium fospat (Na3PO4)
44 David W. Oxtoby, H. P. Gillis, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, (Jakarta: Erlangga,2001), Ed. 4. Jilid. 1, hlm. 297.
21
d. Garam (reaksi penetralan)
Reaksi penetralan merupakan reaksi antara asam dan basa. Reaksi
asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam, yang
merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan
suatu anion selain OH-.
Asam + Basa Garam + Air
Perhatikan contoh berikut.
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Garam yang terbentuk dapat dipisahkan dari air dengan metode
evaporasi. Caranya, setelah asam dan basa direaksikan, maka larutan yang
terbentuk dimasukkan dalam cawan evaporasi. Kemudian, larutan
dipanaskan sehingga air akan menguap dan garam akan tertinggal pada
cawan evaporasi. Reaksi penetralan garam dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Pembentukan garam
Beberapa contoh reaksi penetralan dalam kehidupan sehari-hari
pada Tabel 2.3 sebagai berikut.
Tabel 2.3. Contoh Reaksi Penetralan Dalam Kehidupan Sehari- hari
Masalah Solusi
22
Asam klorida encer dalamlambung yang berlebihan dapatmenyebabkan gangguanpencernaan (penyakit maag).
Digunakan obat yangmengandung basa magnesiumatau alumunium hidroksidauntuk menetralisir kelebihanasam lambung.
Sengatan lebah yang bersifatasam dapat mengakibatkaniritasi pada kulit.
Digunakan baking soda (natriumbikarbonat), yang bersifat basauntuk mengurangi iritasi kulitakibat sengatan lebah.
Bakteri di mulut dapatmenghasilkan asam yang dapatmerusak gigi dan menimbulkanbau mulut.
Digunakan pasta gigi yangmengandung zat natiummonoflourofospat, yang bersifatbasa sebagai penetral.
Tanah yang terlalu asam akibatpolusi (misalnya hujan asam)dapat menyebabkan tanamantidak tumbuh dengan baik.
Digunakan kalsium hidroksida,atau kalsium karbonat yangbersifat basa untuk menetralkantanah sebelum ditanami.
Untuk industri (limbah) yangmengandung asam dapatmenyebabkan sungai mati.
Digunakan kalsium hidroksidauntuk menetralkan asam yangterkandung dalam limbah.
Jenis garam sangat banyak. Tabel 2.4 berikut ini adalah
beberapa contoh garam yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
sebagai berikut.45
Tabel 2.4. Contoh Garam Yang Terdapat Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Garam Nama lain KegunaanNatrium klorida(NaCl)
Garam dapur Bumbu masak
Magnesium sulfat(MgSO4)
Garam Epsom /garam inggris
Obat pencahar(pencuci perut),encok, dan lukabakar46
Kalsium karbonat(CaCO3)
Batu kapur, marmer Bahan bangunan,kapur sirih
Natrium karbonat(Na2CO3)
Soda pencuci Untuk industrysabun dan kaca
Alumunium sulfat(Al2(SO4)3)
- Menjernihkan air
Natrium stearat - Komponen utama
45 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, (Jakarta:Departemen Kesehatan, 1995), Ed. 4, hlm. 1223-1233
46 Grolier Internation, Inc, Ilmu Pengetahuan Popular, (Jakarta: CV. Prima Printing,2005), hlm. 220
23
(NaC17H35COO) sabun mandi
e. Indikator
Indikator adalah zat yang dapat digunakan untuk menunjukkan sifat
atau keberadaan suatu zat melalui perubahan warna yang khas.
1) Indikator asam-basa
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat
indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan
basa. Contoh indikator yang biasa dilakukan di laboratorium yaitu kertas
lakmus. Kertas lakmus berwarna merah dalam keadaan asam dan
berwarna biru dalam keadaan basa. Peristiwa respon kertas lakmus
merah dan biru bisa dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Peristiwa respon kertas lakmus dan kertas
biru terhadap latutan asam
Selain kertas lakmus juga dapat menggunakan larutan indikator
asam-basa untuk membedakan larutan asam-basa. Larutan indikator
asam-basa adalah zat kimia yang mempunyai warna berbeda dalam
larutan asam dan larutan basa. Beberapa larutan indikator asam-basa
dapat dilihat Tabel 2.5 sebagai berikut.
Tabel 2.5. Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa.47
Warna yang dihasilkan dalamIndikator asam -basa Trayek pHLaruran asam Larutan basa
Asam pikrat 0,1 – 0,8 Tak berwarna Kuning
47Eka Susanti, Petunjuk Praktikum Analisa Obat Dan Narkoba, (Semarang: YayasanFarmasi AKAFARMA, 2006), hlm. 2
24
Biru timol 1,2 – 2,8 Merah Kuning2,6 – Dinifenol 2,0 – 4,0 Tak berwarna KuningKuning metil 2,9 – 4,0 Merah KuningJingga metil 3,1 – 4,4 Merah Jingga/KuningHijau bromkresol 3,8 – 4,4 Kuning BiruBiru bromtimol 6,0 – 7,6 Kuning BiruMerah fenol 6,4 – 8,0 Kuning MerahFenolftalein 8,0 – 9,6 Tak berwarna MerahTimolftalein 9,8 – 10,5 Tak berwarna BiruKuning alizarin R 10,1 – 12 Kuning Violet
2) Membuat indikator asam-basa
Indikator asam-basa pada awalnya diperoleh dari tumbuhan,
tetapi kini sudah dapat dibuat di pabrik. Lakmus, diperoleh dari liken,
suatu simbosis jamur dan alga. Liken biasanya tumbuh di bebatuan atau
pepohonan.
Selain liken, sebagai jenis tumbuhan yang berwarna dapat
digunakan sebagai indikator asam- basa adalah bunga mawar, kol merah,
hydrangea dan wortel. Misalkan, bunga hydrangea yang berwarna merah
jambu bila ditanam pada tanah yang basa. Namun, bunga hydrangea
yang berwarna biru mida bila ditanam pada tanah yang asam.48
f. Derajat keasaman (pH)
Kekuatan asam-basa dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang
dikenal dengan istilah pH (power of hidrogen). Perbedaan tingkat keasaman
dapat terjadi karena perbedaan konsentrasi. Selain itu, tingkat keasaman
juga bergantung pada jenis asamnya.
Tingkat keasaman lazim dinyatakan dengan skala pH. Skala pH
berkisar dari 0 hingga 14 dengan ketentuan sebagai berikut.
a) Larutan asam mempunyai pH < 7
b) Larutan basa mempunyai pH > 7
c) Larutan netral mempunyai pH = 7
48 Wikipedia, Hydrangea, Internet, http://id.wikipedia.org/wiki/Hortensia/03-06-2010
25
Jadi, semakin asam suatu larutan, semakin kecil pH-nya. Larutan
dengan pH = 1 memiliki sifat 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH
= 2; larutan dengan pH = 1 memiliki sifat 100 kali lebih asam daripada
larutan dengan pH = 3, dan seterusnya.49
Tingkat keasaman dapat ditentukan menggunakan indikator pH
(indikator universal) atau dengan pH-meter (lihat Gambar 4). Indikator
universal memberi warna yang berbeda pada rentang pH yang relatif sempit.
Adapun indikator asam-basa seperti kertas lakmus dan fenolftalein tidak
dapat menunjukkan pH karena warnanya sama saja untuk rentang pH yang
cukup lebar. Misalnya, lakmus, memberi warna yang sama dalam larutan
yang pH-nya 1 sampai 5. Alat untuk mengukur pH dapat dilihat Gambar
2.5.
Gambar 2.5. Alat untuk mengukur pH a) Indikator universal; b) pH meter
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Dalam skripsi Farrah Farida dengan nomor NIM 053711325 jurusan tadris
kimia fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Metode Mind Mapping dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas XI Semester II MAN 2 Semarang Materi Pokok Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan”. Menyimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan
49 David W. Oxtoby, H. P. Gillis, op. cit. hlm. 297.
a b
26
menggunakan mind mapping dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
berpengaruh positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.50
2. Dalam skripsi Nurita dari FKIP pendidikan sejarah Institut Teknologi Bandung
(ITB) yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMP
Negeri 12 Jember dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay
Two Stray (TSTS) Semester Genap Tahun Pelajaran 2006-2007”.
Menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
teknik Two Stay Two Stray dapat dikatakan efektif karena dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.51
Hasil kedua penelitian menyebutkan, bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Two
Stay Two Stray (TSTS) akan dapat diterapkan pada mata pelajaran IPA dan
mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa melalui pemberian perlakuan yang
berbeda pada tingkat perbedaan kemampuan siswa.
Dari kajian penelitian yang telah diteliti tersebut, penelitian ini
memadukan antara model CIRC dengan TSTS, dengan judul “Efektivitas
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated
Reading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray) pada Materi Pokok
Asam, Basa dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Gasal
MTs. Darul Ulum Semarang.”
50 Farah Farida, “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping dengan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadapHasil Belajar Siswa Kelas XI Semester II MAN 2 Semarang Materi Pokok Kelarutan dan HasilKali Kelarutan”, Skripsi S1 IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAINWalisongo Semarang, 2009), hlm. 3, t.d.
51 Nurita, Efektivitas Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Jemberdengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) Semester GenapTahun Pelajaran 2006-2007”, ”, Skripsi S1 FKIP Pendidikan Sejarah Institut Teknologi Bandung(ITB), (Bandung: : Perpustakaan S1 FKIP Pendidikan Sejarah Institut Teknologi Bandung), hlm.5, t.d.
27
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti
yang dirumuskan atas dasar terkaan peneliti.52 Ini berarti hipotesis adalah rumusan
jawaban sementara dalam suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya, melalui
kegiatan penelitian untuk memecahkan suatu masalah atau menerangkan suatu
gejala. Mengacu pada alasan pemilihan judul dan tinjauan pustaka, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
Hipotesis alternatif (H1) : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading Composition) dengan
TSTS (Two Stay Two Stray) lebih efektif dari pada
metode ceramah pada materi pokok asam, basa dan
garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester
gasal MTs. Darul Ulum Semarang.
52 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung,: PT. Angkasa, 1993), hlm.31.
28
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data efektivitas model pembelajaran CIRC dengan
TSTS pada materi pokok asam, basa dan garam terhadap hasil belajar siswa kelas
VII semester gasal MTs. Darul Ulum Semarang, maka dilakukan penelitian pada
tanggal 19 Oktober s/d 03 November 2009.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. “Metode
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.”53 Bentuk eksperimen
dalam penelitian ini adalah true experimental design (Eksperimental sungguhan)
jenis pretest-posttest control group design.54 Dalam bentuk ini terdapat dua
kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). kelompok pertama
diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak
diberi perlakuan disebut kelas kontrol.
O1 = Nilai pretest yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan TSTS.
O2 = Nilai posttest yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan TSTS.
X = model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS.
O3 = Nilai pretest yang tidak diberi model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan TSTS.
O4 = Nilai posttest yang tidak diberi model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan TSTS.
53 M. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia ,2005 ), hlm. 63.54 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 112.
R O1 X O2
R O3 O4
28
29
C. Populasi
Populasi adalah sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran
penelitian.55 Jadi, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian
yang menjadi sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas
VII MTs. Darul Ulum Semarang, yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 53
siswa, dengan rincian sebagai berikut.
Kelas VII A : 27 siswa sebagai kelas kontrol
Kelas VII B : 26 siswa sebagai kelas eksperimen
Dua kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena adanya
kesamaan-kesamaan sebagai berikut.
1. Siswa yang terdapat dalam populasi tersebut adalah siswa yang berada pada
kelas dan semester yang sama yaitu kelas VII semester satu.
2. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran IPA Terpadu dengan
silabus yang sama.
3. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran IPA Terpadu dengan
pengajar yang sama.
Sebelum populasi dipilih menjadi sampel, populasi tersebut diuji
homogenitas untuk mengetahui bahwa populasi tersebut bersifat homogen.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi.56
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Tes
Pengumpulan data dengan metode tes ini digunakan untuk mengukur
ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti.57 Dalam
penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada
materi pokok asam, basa dan garam. Tes dilakukan dalam bentuk pretest dan
posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
55 Masyhuri dan M.Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif,(Bandung: PT. Refika Aditama , 2008), hlm. 151.
56 Ibid,hlm .15357 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), hlm. 223.
30
2. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan metode obsrvasi. “Observasi diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian.”58 Kegiatan observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar ranah afektif dan ranah
psikomotorik siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan
rekan peneliti lain yang bertindak sebagai observer dilakukan secara bergantian
atau dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dalam penelitian ini metode
observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dan metode
ceramah.
3. Metode Angket
Metode angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis
pada responden untuk dijawab.59 Tujuan dari penggunaan metode angket ini
adalah untuk mengetahui respon serta tanggapan siswa mengenai pembelajaran
di kelas.
E. Teknik Analisis Instrumen
Langkah penting dalam kegiatan pengumpulan data adalah melakukan
pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Instrumen dalam penelitian
ini adalah perangkat tes dari mata pelajaran yang disajikan. Perangkat tes ini
digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar yang dicapai siswa.
Sebelum diujikan kepada sampel, maka instrumen tersebut harus
memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya
pembeda soal.
58 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. 5,hlm. 158.
59 Sugiyono, op.cit., hlm. 199.
31
1. Validitas Soal
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal
digunakan rumus korelasi point biserial, sebagai berikut:60
qp
StMtMprpbis
−=
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi biserial
Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = Rerata total skor
St = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi untuk mencari
hubungan koefisien, dengan menggunakan uji t :61
21
2
rNrt−
−=
Keterangan:
T = Harga signifikansi
rpbis = Koefisien kolerasi biserial
N = Jumlah siswa
Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil perhitungan di dapat rhitung rtabel
maka dikatakan butir soal nomor tersebut telah signifikan atau telah valid.
Apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan bahwa butir soal tersebut tidak signifikan
atau tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal, soal yang valid adalah 1, 2,
4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 29, 32, 33, 34,
60 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), cet.14, hlm. 257.
61 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial,Ekonomi, Komunikasi, dan Bianis, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, hlm. 81.
32
35, 40, 43, 45, 49, dan 50. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam Lampiran 7
dan 8.
2. Reliabilitas Soal
Reliabilitas soal adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap.62
Untuk menghitung reliabilitas soal menggunakan rumus K-R. 21.63
Sebagai berikut.
−
−
= ∑2
2
11 1 SpqS
nnr
Keterangan:
r11 = Reliabilitas yang dicari
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1–p)
n = Banyaknya item
pq= Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S = Standar deviasi dari tes
Rumus varians:64
( )
( )1
2
2
2
−
−=
∑ ∑
NNX
XS
Klasifikasi reliabilitas soal adalah:
r11 0, 20 : Sangat rendah
0, 20 < r11 0, 40 : Rendah
0, 40 < r11 0,60 : Sedang
0, 60 < r11 0,70 : Tinggi
0, 70 < r11 1 : Sangat tinggi
Setelah dihitung, kemudian hasil r11 yang didapat dibandingkan
dengan harga r product moment. Harga rtabel dihitung dengan taraf signifikansi
62 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm 86.63 Ibid, hlm. 103.64 Ibid, hlm. 110
33
5% dan k sesuai dengan jumlah butir soal. Jika r11 ≥ rtabel, maka dapat
dinyatakan butir soal reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir soal
diperoleh r11 = 0.872 dan rtabel = 0,279. karena r11 = 0.872 ≥ rtabel = 0,279 maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data. Perhitungan reabilitas tes selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 9.
3. Tingkat kesukaran soal
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran
adalah:65
JSBP =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:66
P = 0, 00 : Butir soal terlalu sukar
0, 00 < P 0, 30 : Butir soal sukar
0, 30 < P 0, 70 : Butir soal sedang
0, 70 < P 1, 00 : Butir soal mudah
P = 1 : Butir soal terlalu mudah
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal butir soal
diperoleh bahwa soal dengan kriteria:
1) Sukar : 8, 9, 29, 43, 45
2) Sedang : 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 21, 23, 25, 26, 27, 30,
31,
32, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 48, 50
65 Ibid, hlm. 208.66 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda Karya,
), cet. 13, hlm. 137
34
3) Mudah : 1, 2, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 24, 28, 33, 34, 40, 49
Untuk lebih jelasnya tingkat kesukaran soal dapat dilihat dalam Lampiran 7
dan 10.
4. Daya pembeda soal.
Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan peserta
didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang kurang
pandai (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi. Dalam penelitian ini untuk mencari daya
pembeda dengan menggunakan metode split half, yaitu dengan membagi
kelompok yang di tes menjadi dua bagian, kelompok pandai atau kelompok
atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah.
Rumus yang digunakan adalah:67
B
B
A
A
JB
JBD ==
Keterangan:
D = Daya pembeda soal
Ba = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Jumlah peserta kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
Klasifikasi indeks daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
D = 0, 00 – 0,20 : Daya beda jelek
D = 0, 20 – 0,40 : Daya beda cukup
D = 0, 40 – 0,70 : Daya beda baik
D = 0, 70 – 1,00 : Daya beda baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik.
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal butir soal diperoleh bahwa
soal dengan kriteria:
a. Sangat jelek : 6, 37, 47
b. Cukup : 2, 3, 8, 10, 12, 15, 17, 19, 21, 23, 24, 26, 28, 29, 30,
67 Suharsimi Arikunto, op. cit hlm. 213.
35
36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 49c. Baik : 1, 4, 5, 7, 9, 11, 13, 14, 16, 18, 20, 22, 27, 31, 32, 33,
34, 35, 46, 48, 50d. Baik sekali : 25
Setelah diadakan pengujian, maka soal yang dipakai baik untuk
pretest atau postest adalah soal uji coba nomor : 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 27, 29, 32, 33, 34, 35, 40, 43, 45, 49, dan 50.
Untuk lebih jelasnya hasil uji daya pembeda soal dapat dilihat dalam Lampiran
7 dan 11.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam
penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpan hasil penelitian.
Analisis data di lakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Analisis Pendahuluan.
Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang digunakan
terlebih dahulu keabsaan sampel. Cara yang digunakan adalah dengan uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan apabila
peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek,
kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan rumus Chi Kuadrat.
Rumus yang dipakai adalah:68
i
iik
i EEO 2
1
2 )( −= ∑
=
χ
Keterangan:2χ = chi kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi hasil harapan.
68 Ibid, hlm. 290.
36
Pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus Chi
Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut.
1) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
2) Menentukan benua kelas interval (k) dengan rumus:
k = 1 + (3,3)log n
3) Menentukan panjang interval (P) dengan rumus:
kelasBanyakRgnP )(tanRe
=
4) Membuat tabel distribusi frekuensi.
5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval.
6) Menghitung rata-rata Xi, dengan rumus:
NX
X ∑=)(
7) Menghitung variasi, dengan rumus:
NXX
s i∑ −=
)(2
8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:
sxxZ −
=
x = Batas kelas
x = Rata-rata
S = standar deviasi
9) Menentukan luas daerah tiap interval.
10) Menghitung frekuensi eksipositori (Ei), dengan rumus:
Fh = n x 1 dengan n jumlah sampel
11) Menghitung frekuensi observasi (Oi), dengan frekuensi akspositori
sebagai berikut.
Kelas Bk Z L Oi Ei (Oi – Ei)2/Ei
37
12) Menghitung nilai Chi Kuadrat 2), dengan rumus:
i
iik
i EEO 2
1
2 )( −= ∑
=
χ
13) Menentukan derajat kebebesan (dk) dalam perhitungan ini, data
disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah kelas
interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan
rumus: dk = k-3, dimana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf
nyatanya a = 0.05
14) Menentukan 2tabel
15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian yaitu
ketika 2hitung
2tabel dengan derajat kebebasan dk = k-3 dengan taraf
signifikansi 5% berdistribusi normal.69
b. Uji Homogenitas.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan
dengan uji Bartlett dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan jumlah kelas.
2) Membuat tabel Uji Bartlett seperti tersebut di bawah ini.
Harga-harga yang perlu untuk uji barlett70
Ho : 222
21 ........ kσσσ ==
Sempel ke dk 1/dk si2 Log si
2 (dk) Log si2
1 n1-1 1/(n1-1) s12 Log s1
2 (n1-1) Log s12
2 n2-1 1/(n2-1) s22 Log s2
2 (n2-1) Log s22
. . .. . .
K nk-1 1/(nk-1) sk2 Log sk
2 (nk-1) Log sk2
Jumlah (ni-1) 1/( ni-1) ( ni-1)Log si2
Dimana ni = Frekuensi kelas ke-i
69 Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito, 2001) Cet. 6, hlm.273.70 Ibid, hlm.262.
38
si = Variansi kelas ke-i
3) Menguji variansi gabungan dan semua sampel:
s2 = (ni-1) si2 / (ni-1)
4) Menghitung satuan B dengan rumus:
B = (Log s2) (ni-1)
5) Menghitung X2 dengan rumus:2 = (In10) {B- (ni-1) Log si2}
c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-rata
nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua
kelompok tersebut tidak berbeda berarti kelompok itu mempunyai kondisi
yang sama.
Ho : µ1= µ2
Hi : µ1≠µ2
Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test
untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari
dua buah distribusi.71 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:72
21
21
11nn
S
XXt+
−= dengan
2)1()1(
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS
Keterangan:
1X = rata-rata data kelas eksperimen
2X = rata-rata data kelas kontrol
n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen
71 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang: UMMpress, 2007), Cet. 4, hlm. 81.
72 Nana Sudjana, op. cit., hlm. 239.
39
n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S = Simpangan baku gabungan
S1 = simpangan baku kelas eksperimen
S2 = simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika - ttabel < thitung <ttabel
Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2), tolak Ho untuk harga t lainnya.
2. Analisis Data Akhir
a. Uji Normalitas
Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkah uji
normalitas pada data awal.
b. Uji Homogenitas
Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkah uji
normalitas pada data awal.
c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Analisis uji perbedaan dua rata-rata merupakan analisis lanjut
dari analisis pendahuluan. Teknik statistik yamg digunakan adalah
teknik independen t-test untuk menguji signifikansi perbedaan dua
mean yang berasal dari dua buah distribusi.73 Digunakan untuk
mengetahui koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data. Ho dan
Hi adalah.
Ho : µ1= µ2
Hi : µ1>µ2
Dalam penelitian menggunakan uji t-test, yaitu:
21
21
11nn
S
XXt+
−= dengan
2)1()1(
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS
Keterangan:
1X = rata-rata data kelas eksperimen
2X = rata-rata data kelas kontrol
73 Tulus Winarsunu, op. cit, hlm. 81.
40
n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S = Simpangan baku gabungan
S1 = simpangan baku kelas eksperimen
S2 = simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika - ttabel < thitung <ttabel
Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2a), tolak
Ho untuk harga t lainnya.
d. Analisis Deskriptif Untuk Menentukan Efektivitas
1) Analisis deskriptif untuk nilai hasil belajar siswa
Pada analisis tahap akhir, digunakan data hasil kognitif.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan
untuk mengeahui nilai kognitif siswa baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik
dengan mencari rata-rata nilai. Rumus yang digunakan adalah.
100XNBSkor =
Keterangan:
B = Jumlah soal yang dijawab benar
N = Jumlah seluruh butir soal
Kategori efektivitas dari rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa
adalah sebagai berikut.
86 - 100 = Sangat efektif (Skor 5)
70 - 85 = Efektif (Skor 4)
55 - 69 = Cukup efektif (Skor 3)
41 - 54 = Kurang efektif (Skor 2)
40 = Sangat tidak efektif (Skor 1)
2) Analisis deskriptif untuk data jumlah siswa yang lulus KKM
Pada analisis tahap ini, digunakan jumlah siswa yang lulus
KKM (nilai minimal 65) yang dilihat dari nilai hasil kognitif siswa
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kategori untuk
41
penentuan efektivitas dilihat jumlah siswa yang lulus KKM adalah
sebagai berikut.
22 – 27 = Sangat efektif (Skor 5)
19 – 21 = Efektif (Skor 4)
16 – 18 = Cukup efektif (Skor 3)
14 – 15 = Kurang efektif (Skor 2)
13 = Sangat tidak efektif (Skor 1)
3) Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah afektif
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas disini merupakan hasil
belajar ranah afektif siswa. Ranah afektif diambil dari proses
pembelajaran asam, basa, dan garam. Analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif yang bertujuan untk mengetahui aktifitas
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Rumus yang digunakan adalah.
%100xmaksimalskorskorNilai =
Kategori efektivitas dari rata-rata nilai ranah afektif siswa
(aktivitas) adalah sebagai berikut.
= 85 % = Sangat efektif (Skor 5)
70-84 % = Efektif (Skor 4)
60-69 % = Cukup efektif (Skor 3)
50-59 % = Kurang efektif (Skor 2)
< 50 % = Sangat Tidak efektif (Skor 1)
4) Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah
psikomotorik
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas disini merupakan hasil
belajar ranah psikomotorik siswa. Ranah psikomotorik diambil dari
pembelajaran praktikum asam, basa, dan garam. Analisis yang
42
digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untk
mengetahui aktifitas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Rumus yang digunakan adalah.
%100xmaksimalskorskorNilai =
Kategori efektivitas dari rata-rata nilai ranah psikomotorik siswa
adalah sebagai berikut.
= 85 % = Sangat efektif (Skor 5)
70-84 % = Efektif (Skor 4)
60-69 % = Cukup efektif (Skor 3)
50-59 % = Kurang efektif (Skor 2)
< 50 % = Sangat Tidak efektif (Skor 1)
e. Analisis Deskriptif Efektivitas Total
Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, dapat dikemukakan
bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok
tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari
anggota.74
Analisis efektivitas bertujuan untuk mengetahui apakah model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS lebih efektif daripada
yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan TSTS. Hasil analisis efektivitas model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan TSTS, dilihat dari penjumlahan indikator-indikator
sebagai berikut.
1) Analisis deskriptif untuk nilai hasil belajar siswa.
2) Analisis deskriptif untuk data jumlah siswa yang lulus KKM.
3) Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah afektif.
4) Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah
psikomotorik.
74 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),hlm. 82
43
Kriteria efektivitas total adalah sebagai berikut.
17 – 20 = Sangat efektif (Skor 5)
14 – 16 = Efektif (Skor 4)
11 – 13 = Cukup efektif (Skor 3)
8 – 10 = Kurang efektif (Skor 2)
7 = Sangat tidak efektif (Skor 1)
f. Analisis Deskriptif Angket Tanggapan Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengungkapkan
pendapat siswa mengenai pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS. Untuk mengetahui persentase
tentang pendapat siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
CIRC dengan TSTS, digunakan rumus:
Nilai = %100xNF
Keterangan:
F = frekuensi yang dicari
N = jumlah total
Kategori rata-rata angket tanggapan siswa adalah sebagai berikut.
80% - 100% = Sangat baik
66% - 79% = Baik
56% - 65% = Cukup
40% - 55% = Kurang
30% - 39% = Gagal
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Kondisi Sebelum Penelitian
MTs. Darul Ulum Semarang merupakan salah satu Madrasah
tsanawiyah swasta yang ada di Semarang. Dari hasil observasi proses
pembelajaran di kelas yang berlangsung di MTs. Darul Ulum Semarang
menunjukkan bahwa siswa merasa jenuh, kurang bersemangat karena guru
mengajar senantiasa untuk belajar IPA Terpadu secara monoton, pembelajaran
satu arah (berpusat pada guru) tanpa melibatkan kemampuan siswa.
Kekurangaktifan siswa dalam proses belajar ini, tentu berdampak kurang baik
pada siswa terkait dengan prestasi belajarnya. Hal ini nampak pada hasil tes
tengah semester siswa yang kurang memenuhi standar nilai yang ada, dengan
KKM pada mata pelajaran IPA terpadu sebesar 65. Namun dengan nilai
sebesar itu, ada tiga siswa saja yang mampu menuntaskan nilai tersebut.
Ketika proses belajar mengajar berlangsung dalam pembelajaran IPA
terpadu, guru lebih banyak menggunakan metode konvensional (ceramah)
sehingga peserta didik menjadi bosan dan cenderung pasif. Peserta didik hanya
mengambil peranan sedikit dalam kegiatan belajar mengajar. Peserta didik
lebih banyak berperan sebagai pendengar atau pencatat. Dengan hanya
mendengarkan ceramah yang dilakukan guru, peserta didik tidak diberi
kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan tentang fakta, konsep, dan
teori dalam pembelajaran IPA terpadu.
Selain itu di dalam kelas terdiri dari beragam kualitas individu. Hal ini
dapat dilihat dari adanya peserta didik yang pandai, sedang, dan kurang pandai.
Dalam pembelajaran, kelas pada umumnya didominasi oleh mereka yang
termasuk peserta didik yang pandai, sebaliknya peserta didik yang kurang
pandai cenderung menarik diri dalam pembelajaran dan terkesan pasif. Oleh
sebab itu, dilakukan eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
44
45
kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dalam proses pembelajaran IPA terpadu di
sekolahan tersebut. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang
lebih memahamkan bacaan serta dikombinasi dengan TSTS yang menekankan
pada kemandirian siswa untuk mencari informasi dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang diperoleh kepada teman-teman lainnya. Sehingga siswa
dapat mengembangkan kosa kata, ekspresi bahasa dan keterampilan bahasa
ekspresif maupun resepsif dan untuk membantu siswa mengingat informasi,
merangkum informasi, menjalin komunikasi dengan siswa lain yang saling
berbagi ide atau pendapat.
2. Tahapan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dengan
metode konvensional (ceramah) terhadap hasil belajar IPA terpadu siswa MTs.
Darul Ulum Semarang pada materi pokok asam, basa dan garam. Pelaksanaan
pembelajaran di MTs. Darul Ulum Semarang, meliputi:
a. Tahap Persiapan
Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 19 Oktober
sampai tanggal 2 November 2009 pada kelas VII B sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII A sebagai kelas kontrol. Sebelum kegiatan
penelitian dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran dan
menyusun rencana pembelajaran. Materi yang dipilih adalah asam, basa dan
garam. Pembelajaran diadakan sebanyak 6 pertemuan (12 jam pelajaran).
Materi pokok yang disampaikan pada tiap pertemuan, di tiap kelas (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) adalah sama. Berikut ini diuraikan pokok
materi yang disampaikan pada tiap-tiap pertemuan pada Tabel 4.1.
46
Tabel 4.1. Daftar Pokok Materi yang Disampaikan pada Tiap-tiapPertemuan
Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas KontrolI Pretest Pretest Pemaparan model
pembelajarankooperatif tipe CIRCdengan TSTS danmateri asam, basa dangaram secara global.
Pemaparan asam, basa dangaram secara global.
II Membahas secarakelompok materiasam, basa dan garamdengan menggunakanmodel pembelajarankooperatif tipe CIRCdengan TSTS .
Membahas materi asam, basadan garam dengan pencatatanlinier.
III Praktikum danpembuatan laporandisertai pembuatanringkasan .
Praktikum dan pembuatanlaporan.
IV-V Memaparkan materidi depan kelompoklain denganmenggunakanringkasan.
Membahas materi asam, basadan garam dengan pencatatanlinier.
VI Posttest Posttest
Proses pembelajaran yang terjadi di kelas eksperimen dan kelas
kontrol, selengkapnya dapat dilihat pada RPP yang terlampir pada Lampiran
2 dan 3. Instrumen yang dijadikan evaluasi dalam penelitian ini adalah
instrumen tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan
jawaban, tetapi hanya satu pilihan yang tepat dan benar. Pembelajaran pada
kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan TSTS.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran kimia dengan menggunakan menggunakan model
47
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS untuk kelas eksperimen
dan metode konvensional (ceramah) untuk kelas kontrol.
1) Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
Proses pembelajaran dalam kelas eksperimen adalah sebagai
berikut. Dalam pelaksanaan penelitian ini waktu yang digunakan dalam
penelitian adalah 6 kali pertemuan (12 jam pelajaran). Pelaksanaan
pembelajaran pada kelompok eksperimen pada awalnya dilakukan pretest
dengan jumlah soal sebanyak 30 soal. Tes tersebut dilakukan untuk
mengetahui pengetahuan awal dari masing-masing peserta didik.
Selanjutnya pendidik memberikan pengantar tentang model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, dilanjutkan dengan pembentukan
kelompok belajar, sebanyak 6 kelompok belajar yang masing-masing
kelompok belajar beranggotakan ± 4 orang yang mempunyai kemampuan
heterogen. Selanjutnya proses pembelajarannya sebagai berikut.
a) Siswa mendapat penjelasan materi dari guru. Yakni penjelasan tentang
gambaran umum yang berhubungan dengan materi asam, basa, dan
garam.
b) Siswa dengan difasilitasi guru membentuk kelompok yang
beranggotakan ± 4 orang.
c) Guru melatih siswa untuk meningkatkan hasil beajar dalam
pembelajaran IPA terpadu dengan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan TSTS.
d) Guru mempersiapkan lembar diskusi dan membagikan kepada siswa
daam tiap-tiap kelompok. Adapun materi yang di diskusikan tiap
kelompok adalah:
(1)Kelompok 1 Asam.
(2)Kelompok 2 Basa.
(3)Kelompok 3 Asam-basa kuat dan lemah.
(4)Kelompok 4 Garam (reaksi penetralan).
(5)Kelompok 5 Indikator.
(6)Kelompok 6 Derajat keasaman (pH)
48
e) Guru memberitahukan agar setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan sebagai berikut.
(1)Salah satu anggota kelompok membaca dan anggota lainnya
memperhatikan bacaan ang telah dibacakan.
(2)Membuat prediksi tentang maksud bacaan dan menuliskan apa
yang diketahui dan mencoba membuat rancangan penyelesaian
(3)Tiap kelompok berkunjung ke kelompok lain untuk mencatat hasil
pembahasan materi atau tugas dari kelompok lain, dan sisa anggota
kelompok tetap di kelompoknya untuk menerima siswa yang
bertamu ke kelompoknya.
(4)Siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya dan menyampaikan
hasil kunjungannya kepada anggota lain. Hasil kunjungan di bahas
bersama dan dicatat.
f) Hasil diskusi dan berkunjung di kumpulkan dan setiap kelompok
diminta untuk mempresentasikan hasilnya kepada temen-temennya.
g) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator jika diperlukan.
Kemudian setelah proses pembelajaran dilakukan pendidik
memberikan tes kepada kelas kontrol untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dengan kelas yang
menggunakan metode konvensional.
2) Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok kontrol adalah
pembelajaran menggunakan metode ceramah. Pelaksanaan penelitian ini
adalah 6 kali pertemuan (12 jam pelajaran). Sama dengan kelompok
eksperimen, sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pretest
dengan jumlah soal sebanyak 30 soal, untuk mengetahui kemampuan
awal siswa. Setelah itu pendidik mengajarkan materi asam, basa dan
garam dengan menggunakan metode konvensional (ceramah) yang
diselingi dengan tanya jawab dari siswa. Kemudian pendidik bersama
49
dengan siswa menyimpulkan hasil pembahasan asam, basa dan garam.
Kemudian setelah proses pembelajaran dilakukan pendidik memberikan
tes kepada kelas kontrol untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan TSTS dengan kelas yang menggunakan metode
konvensional.
3. Tahap evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui penguasaan materi setelah
melakukan proses pembelajaran. Nilai pretest dan nilai posttest kelompok
eksperimen dan kontrol di sajikan pada Lampiran 16 dan 23.
a. Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII B, sebelum diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, nilai
pretest mencapai nilai tertinggi 56 dan nilai terendah 10 dengan rata-rata
kelas 25.3846. Rentang nilai (R) = 46, dan banyak interval kelas diambil 6.
Dari hasil pengelompokan tersebut, dapat diketahui rentang nilai terbanyak
yang dicapai peserta didik pada rentang nilai 18 – 25, yakni sebanyak 8
siswa dari total keseluruhan siswa sebanyak 26 siswa. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Gambar 4.1. sebagai berikut.
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
No. Kelas Interval Frekuensi1 10 - 17 62 18 - 25 83 26 -33 74 34 - 41 35 42 - 49 16 50 - 57 1
Jumlah 26
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusifrekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut.
50
0
1
2
3
4
5
6
7
8
17-11 18 - 25 26 -33 34 - 41 42 - 49 50 - 57
Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen
b. Data Nilai Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII A sebelum diajar dengan
menggunakan metode konvensional (ceramah), nilai pretest mencapai nilai
tertinggi 50 dan nilai terendah 10, dengan rata-rata kelas 26.1111. Rentang
nilai (R) = 40, dan banyak interval kelas diambil 6. Dari hasil
pengelompokan tersebut, dapat diketahui rentang nilai terbanyak yang
dicapai peserta didik pada rentang nilai 25 - 32, yakni sebanyak 9 siswa dari
total keseluruhan siswa sebanyak 27 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.2. sebagai berikut.
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas KontrolNo. Kelas Interval Frekuensi1 10 - 16 42 17 - 24 83 25 - 32 94 33 - 40 35 41 - 48 26 49 - 56 1
Jumlah 27
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusifrekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
51
Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas Kontrol
c. Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII B setelah diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, nilai
posttest mencapai nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 63, dengan rata-rata
kelas 74, 8462. Rentang nilai (R) = 33, dan banyak interval kelas diambil 6.
Dari hasil pengelompokan tersebut, diketahui rentang nilai terbanyak yang
dicapai peserta didik pada rentang nilai 73 - 78, sebanyak 10 siswa dari total
keseluruhan siswa sebanyak 26 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.4. dan Gambar 4.3. berikut.
Tabel 4.4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas EksperimenNo Kelas Interval Frekuensi1 61 - 66 62 67 - 72 33 73 - 78 104 79 - 84 35 85 - 90 36 91 - 96 1
jumlah 26
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusifrekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
52
Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen
d. Data Nilai Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII A setelah diajar dengan
menggunakan metode konvensional (ceramah), nilai posttest mencapai nilai
tertinggi 83 dan nilai terendah 50, dengan rata-rata kelas 62,6296. Rentang
nilai (R) = 33, dan banyak interval kelas diambil 6. Dari hasil
pengelompokan tersebut, dapat diketahui rentang nilai terbanyak yang
dicapai peserta didik pada nilai 56 - 61, yakni sebanyak 8 siswa dari total
keseluruhan siswa sebanyak 27 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.5. dan Gambar 4.4. berikut.
Tabel 4.5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas KontrolNo Kelas Interval Frekuensi1 50 - 55 62 56 - 61 83 62 - 67 64 68 - 73 45 74 - 79 16 80 - 85 1
Jumlah 26
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusifrekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
53
Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas Kontrol
e. Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif
dan ranah psikomorik siswa. Observasi ranah afektif diambil dari proses
pembelajaran asam, basa, dan garam dalam kelas, sedang observasi ranah
psikomotorik diambil dari pembelajaran praktikum asam, basa, dan garam.
Dari data hasil observasi dalam proses pembelajaran IPA terpadu
pada kelas eksperimen mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan
peningkatan nilai rata-rata aktivitas afektif maupun psikomotorik pada kelas
eksperimen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. sebagai
berikut.
Tabel 4.6. Rekapitulasi Observasi Ranah Afektif Peserta DidikPertemuanNo Kelompok
2 4 5Jumlah % Kriteria
1 Eksperimen 75 76 79 230 76.67 Efektif2 Kontrol 65 67 68 200 66.67 Cukup efektif
Jumlah 140 143 147 430
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi jumlah skor observasi ranah afektif kelaseksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 30 dan 31.
Di atas terlihat aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen
mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA terpadu dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dapat
meningkatkan aktivitas afektif siswa karena dengan pembelajaran ini siswa
54
bisa lebih kreatif dan pembelajaran IPA terpadu bisa menjadi lebih
menyenangkan. karena dengan diskusi melalui model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dan siswa diajarkan bekerja sama dalam kelompok
belajar serta saling membantu dengan adanya pembelajaran TSTS. Siswa
menjadi lebih aktif jika dibandingkan dengan kelas yang menggunakan
metode konvensional. Sedangkan pada aktivitas psikomotorik peserta didik,
dapat diketahui dari kegiatan praktikum, yang dilaksanakan pada pertemuan
ke-3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. sebagai berikut.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Peserta DidikPengamat
No. Kelompok1 2 3
Jumlah % Kriteria
1 Eksperimen 70 77 78 225 75 Efektif2 Kontrol 65 64 65 194 65 Cukup efektif
Jumlah 135 141 143 419
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi jumlah skor observasi ranah afektif kelaseksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 33 dan 34.
B. Analisis Data dan Pengujian hipotesis
1. Analisis Data Awal (Data Pretest)
Analisis tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan kepada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui adanya kondisi awal populasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berawal dari titik tolak yang sama. Data yang digunakan pada analisis tahap
awal adalah nilai pretest. Pada analisis tahap awal dilakukan uji normalitas, uji
homogenitas dan uji persamaan dua rata-rata.
a. Uji Normalitas (Data Pretest)
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data
sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dan untuk menentukan uji hasil
penelitian selanjutnya. Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat. Dengan
kriteria pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2
tabel untuk taraf nyata =0,05
55
dan dk = k - 3 dan terima Ho χ2hitung < χ2
tabel. Hasil uji normalitas data
pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel 4.9.
Tabel 4.8. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
No Kelas Kemampuan χ2hiting χ2
tabel Keterangan1 Eksperimen Pretest 3.0978 7.81 Normal2 Kontrol Pretest 2.9024 7.81 Normal
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kedua kelompok yaitu
kelas eksperimen (VII B) dan kelas kontrol (VII A) dalam kondisi normal
dan tidak berbeda. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas data
pretest dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 17.
b. Uji Homogenitas (Data Pretest)
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas populasi
dan untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan sampel dari populasi.
H0: σ12 = σ2
2 = ….= σk2
H1: σ12 σ2
2 …. σk2
Kriteria pengujiannya adalah apabila χ2hitung < χ2
tabel untuk taraf nyata =
0,05 dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.9. Sumber Data HomogenitasSumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 660 705n 26 27x 25.38 26.11
Varians 134.0862 99.1026Standar Devisiasi
(S) 11.58 9.96
Berdasarkan Tabel data di atas, diperoleh χ2hitung < χ2
tabel dengan
taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang
berarti populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogen) yaitu antara
kelas eksperimen VII B dan kelas kontrol VII A. Perhitungan uji
homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 18.
56
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-rata yang
tidak jauh berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelompok dikatakan
tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat
dilihat pada Tabel 4.10. berikut.
Tabel 4.10. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-ratakelas n minimal maksimal mean
eksperimen 26 10 56 25,3846kontrol 27 10 50 26,1111
Dari perhitungan diperoleh thitung = - 0.245 dan ttabel = ttabel (0.975) (85)
= 2.00 dengan taraf signifikansi = 5%, dengan dk = n1 + n2 – 2 = 51,
peluang = 1 – 1/2 = 1 – 0,025 = 0,975, maka dikatakan bahwa rata-rata
pre test kedua kelompok tidak berbeda. Artinya kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang dipilih, mempunyai kondisi yang sama.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19.
2. Analisis Tahap Akhir (Data Posttest)
Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian
yang telah dikemukakan. Data yang digunakan pada analisis tahap akhir ini
adalah data nilai postest siswa kelas VII yang diberi pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dan pembelajaran
tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS.
Analisis tahap akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua
rata-rata hasil belajar.
a. Uji Normalitas (Data Posttest)
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data
sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dan untuk menentukan uji hasil
penelitian selanjutnya. Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat. Dengan
kriteria pengujian adalah tolak Ho χ2hitung χ2
tabel untuk taraf nyata =0,05
dan dk = k - 3 dan terima Ho χ2hitung < χ2
tabel. Hasil uji normalitas data
57
pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.11.
berikut.
Tabel 4.11. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest
No Kelas Kemampuan χ2hitung χ2
tabel Keterangan1 Eksperimen Posttes 6.6139 7.81 Normal2 Kontrol Posttes 4.1545 7.81 Normal
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kedua kelompok yaitu
kelas eksperimen (VII B) dan kelas kontrol (VII A) dalam kondisi normal
dan tidak berbeda. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat
dilihat pada Lampiran 23 dan 24.
b. Uji Homogenitas (Data Posttest)
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas kedua
sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kriteria pengujian
apabila χ2hitung < χ2
tabel untuk taraf nyata = 0,05 dan dk = k-1 maka data
berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat
pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Daftar Uji Barlett Nilai PosttestSampel dk 1/dk Si
2 Log Si2 dk.Log Si
2 dk * Si2
1 26 0.0385 79.858 1.902 49.460 2076.2962 25 0.0400 73.415 1.866 46.645 1835.385
Jumlah 51 0.078 96.105 3911.681
Berdasarkan tabel data di atas, diperoleh χ2hitung < χ2
tabel dengan
taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang
berarti populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogen) yaitu antara
kelas eksperimen (VII B) dan kelas kontrol (VII A). Untuk lebih jelasnya
perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 25.
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Teknik statistik yang digunakan dalam uji perbedaan dua rata-rata
kondisi akhir ini adalah teknik t-test. Digunakan untuk mengetahui koefisien
perbedaan antara dua buah distribusi data. Pengujian ini menggunakan uji
pihak kanan. Hipotesis Ho dan Hi adalah:
58
Ho : µ1= µ2
H1 : µ1 > µ2
Berdasarkan perhitungan t-test diperoleh hasil perhitungan pada Tabel 4.13
sebagai berikut.
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan t-test nilai postestKelas N Mean Varians Standar
Deviasi(SD)
t hitung ttabel
Eksperimen 26 74.84 73,41 8,94Kontrol 27 62,63 79,85 8,57
5,077 2,00
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang
diperoleh untuk kemampuan ranah kognitif kelas eksperimen dengan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS diperoleh rata-rata nilai
postest adalah 74,8461 dan standar deviasi (SD) adalah 8,5682 sedangkan
kelas kontrol dengan pembelajaran presentasi diperoleh rata-rata nilai
postest adalah 62,6269 dan standar deviasi (SD) adalah 8,9363 dengan dk =
26 + 27 – 2 = 51 dan taraf nyata 5% maka diperoleh thitung = 5,077 dengan
ttabel = 2,00. Dari perhitungan t-test, jika dibandingkan antara t hitung dan ttabel
maka thitung > ttabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Untuk lebih jelasnya
perhitungan t-test dapat dilihat pada Lampiran 26.
d. Analisis Deskriptif Untuk Menentukan Efektivitas
1) Analisis deskriptif untuk nilai hasil belajar siswa
Analisis ini menggunakan data hasil kognitif. Analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengeahui
nilai kognitif siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rata-
rata analisis deskriptif nilai kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Nilai Hasil Belajar Ranah Kognitif SiswaKelas Nilai Rata-rata Kelas Skor Kriteria
Eksperimen 75 4 EfektifKontrol 63 3 Cukup Efektif
59
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil nilai kognitif yang
diperoleh pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Pada aktivitas awal sampai akhir dari kelas eksperimen yaitu kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS,
cenderung meningkat sedangkan nilai yang diperoleh dari kelas kontrol
yaitu kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan TSTS, dari pertemuan awal sampai akhir aktivitas siswa
cenderung menurun. Untuk lebih jelasnya nilai hasil belajar ranah
kognitif siswa dapat dilihat pada Lampiran 22.
2) Analisis deskriptif untuk data jumlah siswa yang lulus KKM
Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah siswa yang lulus
KKM didilihat dari nilai hasil kognitif siswa baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4. 15. Data Jumlah Siswa Yang Lulus KKMKelas Jumlah siswa
yang lulus KKMSkor Kriteria
Eksperimen 23 5 Sangat Efektifkontrol 10 4 Sangat Tidak Efektif
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah siswa yang lulus KKMpada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Untuk lebih jelasnyadata jumlah siswa yang lulus KKM dapat dilihat pada Lampiran 42.
3) Analisis deskriptif data observasi ranah afektif
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahuiaktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif. Observasiranah afektif diambil dari proses pembelajaran asam, basa dan garam dalamkelas. Rata-rata analisis deskriptif observasi aktivitas ranah afektif kelaseksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Persentase Observasi Aktivitas Ranah Afektif SiswaKelas % Nilai Rata-rata Kelas Skor Kriteria
60
Eksperimen 78 4 EfektifKontrol 67 3 Cukup efektif
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil observasi ranah afektifyang diperoleh pada aktivitas diskusi kelas eksperimen lebih tinggi dari padakelas kontrol. Untuk lebih jelasnya persentase observasi aktivitas ranah afektifsiswa dapat dilihat pada Lampiran 30 dan 31.
4) Analisis Deskriptif Data Observasi ranah psikomotorik
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahuiaktivitas siswa yang merupakan hasil belajar ranah psikomotorik siswa.Observasi ranah psikomotorik diambil dari pembelajaran praktikum asam, basadan garam. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuanuntuk mengetahui apakah aktivitas siswa baik kelas eksperimen atau kelaskontrol meningkat atau tidak. Rata-rata analisis deskriptif observasi aktivitasranah psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol Tabel 4.17 berikut.
Tabel 4.17. Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah Psikomotorik Siswa
Kelas % Nilai Rata-rata Kelas Skor KriteriaEksperimen 75 4 Efektif
Kontrol 65 3 Cukup efektif
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil observasi pada ranahpsikomotorik yaitu pada kegiatan praktikum kelas eksperimen terlihat lebihtinggi dibanding hasil belajar ranah psikomotorik kelas kontrol. Untuk lebihjelasnya persentase observasi aktivitas ranah psikomotorik siswa dapat dilihatpada Lampiran 33 dan 34.
3. Analisis Deskriptif Efektivitas Total
Analisis efektivitas bertujuan untuk mengetahui apakah model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS lebih efektif daripada yang
tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS.
Hasil analisis efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
TSTS dilihat dari empat poin berikut.
a. Analisis deskriptif untuk rata-rata nilai hasil belajar siswa.
b. Analisis deskriptif untuk data jumlah siswa yang lulus KKM.
c. Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah afektif.
61
d. Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah psikomotorik.
Hasil total efektivitas hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 4.18 berikut.
Tabel 4. 18. Hasil Total Efektivitas Hasil Belajar
PenentuanEfektifitas
KelasEksperimen Skor Kriteria
KelasKontrol Skor Kriteria
Poina 75 4 Efektif 63 3 Cukup
Efektifb 23 5 Sangat
Efektif12 1 Sangat Tidak
Efektifc 77 4 Efektif 67 3 Cukup
Efektifd 75 4 Efektif 65 3 Cukup
EfektifTotal 17 Sangat
Efektif10 Kurang
Efektif
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil total efektivitas hasil
belajar kelas eksperimen lebih efektif dibanding hasil kelas kontrol.
4. Analisis Deskriptif Angket Tanggapan Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC Dengan TSTS.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. Angket model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS ini diberikan hanya pada
kelas eksperimen yaitu kelas VII B. Contoh angket dapat dilihat pada Lampiran
44. Hasil analisis deskriptif angket tanggapan terhadap pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa
Nilai Jumlah Presentase (%)1 1940 47-1 19
87
Jumlah 240
62
Berdasarkan hasil prosentasi angket tanggapan terhadap pembelajaran
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan bahwa rata-
rata kelas terhadap hasil angket siswa menunjukkan nilai sebesar 87 % dan
termasuk dalam kategori sangat efektif. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
di Lampiran 40.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Nilai kemampuan Awal (Nilai Pretest)
Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu diadakan pretest pada
siswa kelas VII B (kelas eksperimen) dan VII A (kelas kontrol) mengenai
materi pokok asam, basa dan garam untuk mengetahui kondisi awal peserta
didik sebelum memperoleh pembelajaran. Pada kelas eksperimen didapat nilai
rata-rata kelas sebesar 25,38 dan kelas kontrol sebesar 26,11 Berdasarkan
perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas data pada kemampuan awal
(pretest) dari kedua kelompok adalah berdistribusi normal dan homogen. Hal
ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal siswa kelompok awal
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dikenai pembelajaran adalah
setara atau sama. Oleh karena itu, dalam menentukan sampel, baik sebagai
kelas eksperimen maupun kelas kontrol dari populasi tersebut, tidak terpancang
pada suatu kelas tertentu.
2. Nilai kemampuan Akhir (Nilai Posttest)
Nilai rata-rata peserta didik yang menggunakan metode model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS (kelas eksperimen) adalah
74,84 dan nilai rata rata peserta didik yang menggunakan metode konvensional
(kelas kontrol) adalah 62,63. Data ini juga dihitung normalitas dan
homogenitasnya. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa data hasil
belajar (posttest) berdistribusi normal dan homogen Selanjutnya data tersebut,
dihitung dengan menggunakan uji t-test.
Berdasarkan hasil perhitungan t-test bahwa hasil penelitian yang
diperoleh untuk kemampuan kognitif kelompok eksperimen lebih baik dari
63
pada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung= 5,077. Kriteria
pengujian Ho diterima jika thitung > ttabel. Hasil thitung tersebut kemudian
dikonsultasikan dengan ttabel dimana = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 51, diperoleh
= 1- t(0,95)(85)= 2,00. Karena pada penelitian ini thitung= 5,077 dan ttabel= 2,00,
dan ini berarti thitung > ttabel, maka Ho diterima atau signifikan. Dan hipotesis
yang menyatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada
kelas kontrol diterima. Berikut ini disajikan histogram rata-rata hasil belajar
ranah kognitif nilai pretes dan postes dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Ranah Kognitif Nilai Pretest danPosttest
Dalam penelitian ini di samping menggunakan metode test juga
menggunakan metode observasi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil
observasi yang diperoleh dari kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, pada ranah afektif
yaitu dalam kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
kelas kontrol. Pada pertemuan awal sampai akhir, aktivitas siswa cenderung
meningkat sedangkan observasi yang diperoleh dari kelas kontrol yaitu kelas
yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
TSTS, dari pertemuan awal sampai akhir aktivitas siswa cenderung menurun.
Dan pada praktikum atau hasil belajar ranah psikomotorik kelas eksperimen
64
terlihat lebih tinggi dibanding hasil belajar ranah psikomotorik kelas kontrol.
Berikut ini disajikan histogram rata-rata nilai observasi siswa aktivitas ranah
afektif pada tiap-tiap pertemuan, pada Gambar 4.
Gambar 4.6. Histogram Observasi Siswa Aktivitas Ranah Afektif pada
Tiap-tiap Pertemuan.
Dari Gambar 4.6., terlihat aktivitas peserta didik pada kelas
eksperimen dari tiap-tiap pertemuan cenderung meningkat dibandingkan
dengan kelas kontrol. Berikut adalah histogram prosentase rata-rata aktivitas
ranah afektif dari pertemuan 3 sampai pertemuan 5 pada Gambar 4. 7.
Gambar 4.7. Histogram Prosentase Rata-rata Observasi Aktivitas
Siswa Ranah Afektif
Dari pemaparan histogram aktivitas afektif siswa baik pada kelas
kontrol maupun pada kelas eksperimen, dari tiap-tiap pertemuan menunjukkan
2 4 5
65
bahwa aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan
dengan nilai afektif pada kelas kontrol. Nilai rata-rata aktivitas ranah afektif
pada kelas eksperimen sebesar 77 %. dengan terbuktinya hasil aktivitas yang
diperoleh, sudah mencapai lebih dari indikator keberhasilan aktivitas peserta
didik yang ditentukan sebesar 70 %, sehingga penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dalam pembelajaran IPA
terpadu materi pokok asam, basa, dan garam berpengaruh positif terhadap
keaktivan siswa. Sedangkan pada kelas kontrol didapat sebesar 67 % dan
dalam kategori cukup.
Peningkatan aktivitas ini juga terlihat pada aktivitas psikomotorik
siswa pada kelas eksperimen yang rata-rata nilainya lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol. Berikut disajikan histogram rata-rata observasi siswa
aktivitas ranah psikomotorik pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Histogram Prosentase Rata-rata Observasi Siswa
Aktivitas Ranah Psikomotorik
Pada akhir pembelajaran siswa kelompok eksperimen diberi angket.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TST.
Berdasarkan hasil prosentasi angket tanggapan terhadap pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan nilai rata-rata
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
TST sejumlah 87 % dan termasuk dalam kategori sangat baik.
66
Metode pembelajaran sangat berperan dalam hal perolehan konsep
dan ketrampilan siswa dalam memahami pelajaran, terutama dalam hal ini
adalah pelajaran IPA terpadu pada materi pokok asam, basa dan garam, dimana
pada materi ini tidak terdapat perhitungan-perhitungan yang memerlukan
penalaran logis dan konsep abstrak. Siswa tentu akan merasa bosan jika
pembelajarannya bersifat monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk
aktif mencari informasi sendiri, karena kegiatan siswa saat pembelajaran hanya
duduk, dengar dan mencatat apa saja yang dikatakan oleh gurunya.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan TSTS dengan dalam pembelajaran kimia khususnya materi pokok asam,
basa dan garam dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam menerima.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS peserta didik
diajak untuk aktif dengan anggota kelompoknya, dan belajar bekerja sama,
dimana masing-masing kelompok belajar harus menyelesaikan soal yang ada
dalam lembar diskusi. Selain itu, dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan TSTS akan membantu siswa mengingat dengan
lebih baik, menghemat waktu, belajar lebih mudah dan lebih cepat serta efisien.
Karena siswa hanya tinggal melihat ringkasan dalam CIRC.
Pada pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe CIRC, merupakan kegiatan belajar berkelompok secara
kooperatif, dimana siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab, saling membantu, dan
berlatih berinteraksi. Sedangkan TSTS merupakan cara belajar aktif, menarik,
penuh partisipasi, dan tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk
meningkatkan kemampuan sosialisasi dan mengkomunikasikan pengetahuan
yang diperoleh kepada teman-temanya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses
pembelajaran, peserta didik terlihat aktif dan saling bekerja sama dengan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
TSTS. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kekompakan dalam
67
menyelesaikan tugas, yaitu dalam satu kelompok saling membantu dan
mendiskusikan penyelesaian soal-soal yang ada di dalam lembar diskusi.
Dengan adanya model pembelajaran ini, peserta didik akan berkembang secara
umum, baik perkembangan berfikir, emosi maupun sosialnya. Model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC akan menjadikan peserta didik mampu
mengembangkan rasa sosial mereka dengan cara bekerja sama secara
kooperatif dalam menyelesaikan tugas kelompok. TSTS adalah salah satu
model pembelajaran yang menggunakan tim-tim cooperative untuk membantu
para siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran dengan cara
mencari informasi. TSTS juga bisa digunakan sebagai pelengkap CIRC karena
TSTS bisa menjalin komunikasi dengan siswa lain yang saling berbagi ide atau
pendapat. Hal inilah yang menjadikan peserta didik pada kelas eksperimen rata
rata hasil belajarnya dapat meningkat. Karena peserta didik dalam proses
belajar mengajar merasa nyaman, senang dalam menerima materi, bisa menjadi
lebih aktif dan tidak hanya memperhatikan penjelasan dari pendidik.
Dalam penelitian ini tidak lepas dari keterkaitan dari penelitian lain
yang dilakukan oleh saudara Farrah Farida dan Nurita. Dalam penelitian
Farrah Farida dari jurusan tadris kimia fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading Composition
(CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester II MAN 2 Semarang
Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Menyimpulkan bahwa
pembelajaran kimia dengan menggunakan mind mapping dengan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC berpengaruh positif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Sedangkan dalam penelitian Nurita dari FKIP pendidikan
sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berjudul “Efektivitas
Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Jember dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) Semester Genap
Tahun Pelajaran 2006-2007”. Menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray dapat dikatakan
efektif karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
68
Dilihat dari penelitian diatas dikaitkan dengan penelitian ini
menunjukkan signifikan, karena penelitian ini yang memadukan model
pembelajaran CIRC dengan TSTS dapat mengefektivitaskan kemampuan hasil
belajar peserta didik.
D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan tetapi
penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan
kekurangan, yang mana hal itu karena keterbatasan-keterbatasan tersebut antara
lain:
1. Keterbatasan waktu
Penelitian yang dilakukan oleh penulis terpancang oleh waktu, karena
waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka penulis hanya memiliki sesuai
keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang
peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam
penelitian ilmiah.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu penulis menyadari
keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi penulis sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan
kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan Tempat
Lokasi penelitian adalah MTs. Darul Ulum Semarang. Maka penulis
hanya membatasi sampel dari beberapa VII. Namun sampel yang diambil
dalam penelitian ini sudah memenuhi prosedur penelitian.
69
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dan tanggapan/respon terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. Berdasarkan hasil belajar
siswa ranah kognitif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas eksperimen,
dengan diperolehnya thitung = 5,077 dan ttabel = 2,00 taraf nyata 5%, maka thitung >
ttabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Disamping itu aktivitas siswa yang
berupa hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik kelas eksperimen
cenderung meningkat dan lebih baik dibanding dengan aktivitas siswa dalam kelas
kontrol yang cenderung menurun dan lebih rendah.
Hasil perhitungan analisis efektivitas menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS sangat efektif daripada metode
ceramah dengan kriteria kurang efektif. Dengan rata-rata hasil belajar siswa baik
aspek kognitif kelas eksperimen adalah 75 yang termasuk kriteria efektif
dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dengan TSTS didapatkan 63 yang mempunyai kriteria cukup efektif, jumlah
siswa yang lulus KKM dilihat dari nilai hasil kognitif kelas eksperimen adalah 23
siswa yang termasuk kriteria sangat efektif dibanding kelas kontrol yang tidak
memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 12
siswa yang mempunyai kriteria sangat tidak efektif, aspek afektif kelas
eksperimen adalah 78% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas kontrol
yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS
didapatkan 67% yang mempunyai kriteria cukup efektif, dan aspek psikomotorik
kelas eksperimen adalah 75% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas
kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
TSTS didapatkan 65% yang mempunyai kriteria cukup efektif.
69
70
Analisis hasil skor total efektivitas hasil belajar kelas eksperimen adalah
17 dari skor maksimal 20 termasuk di kriteria sangat efektif dibanding kelas
kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
TSTS didapatkan 10 yang mempunyai kriteria kurang efektif
B. Saran-saran
Mengingat pentingnya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
TSTS sebagai metode pencatatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Dengan ini maka penulis menyarankan beberapa hal yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
1. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS yang
telah dilakukan di kelas VII MTs. Darul Ulum Semarang agar terus
dilaksanakan untuk mencapai suasana belajar yang menyenangkan dan
menghasilkan catatan yang lebih baik daripada catatan biasa.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan TSTS tidak hanya pada materi pokok asam, basa dan garam
dan juga tidak hanya dalam pelajaran IPA terpadu untuk meningkatkan hasil
belajar siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik.
C. Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta
Alam yang tiada daya melainkan dari-Nya. Dari semua itu tiada kata yang patut
penulis ucapkan, melainkan hanya bersyukur kepada Allah SWT karena hanya
dengan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Saran-saran yang
penulis ungkapkan dalam skripsi ini diharapkan menjadi koreksi dan bahan
pertimbangan bagi MTs. Darul Ulum Semarang. Semoga skripsi ini memberikan
suatu manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca.
71
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zarnuji, Syekh, Ta lim al-Muta allim Thariq al-Ta allum, Semarang: TohaPutra, t.t.
Ali,Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung,: PT. Angkasa,1993
Arifin, Mulyati, dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: UniversitasIndonesia, 2000
Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006
Chang, Raymon, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jakarta, Erlangga, 2005
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, Jakarta,Departemen Kesehatan, 1995
Faiq, Muhannad Dzaki, Teori Konstruktivisme, Internet.http://penelitiantindakankelas.blokspot.com/2009/03/teori-konstrutivisme_06.html
Farida,Farah, Skripsi “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping denganModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative IntegratedReading Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XISemester II MAN 2 Semarang Materi Pokok Kelarutan dan HasilKali Kelarutan”, Skripsi S1 IAIN Walisongo Semarang, Semarang:Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009
Grolier Internation, Inc, Ilmu Pengetahuan Popular, Jakarta, CV. PrimaPrinting, 2005
Haryanti,Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat SatuanPendidikan, Jakarta: PT. Gaung Persada Press, 2007
Herlanti, Yanti, Jurnal Seminar, Penerapan Model Pembelajaran RodaPesertaan Pada Pelatihan dan Pengajaran Calon Guru, Bandung:UPI, 2007
Ibrahim, M, dkk., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas NegeriSurabaya, 2000
Isjoni, M, Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan KomunikasiAntar Peserta Didik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009
72
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, Cet.3, Jakarta:Balai Pustaka, 2005
Lie, Anita, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning DiRuang-Ruang Kelas, Cet. 5, Jakarta: Grasindo, 2007
Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 5, Jakarta: PT. Rineka Cipta,2005
Martinis Yamin, M. Pd, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat SatuanPendidikan, Jakarta, Gaung Perada Press, 2007
Masyhuri, M. Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis danAplikatif, Bandung: PT. Refika Aditama , 2008
Moore, John T Ed. D, Kimia For Dummies, cet.1, Bandung: Pakar Raya, 2007Muijs, Daniel dan David Raynolds, Effective Teaching: Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003
------,,------- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007
Nazir, M, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia ,2005
Nurita, Skripsi, ”Efektivitas Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMPNegeri 12 Jember dengan Model Pembelajaran Kooperatif TeknikTwo Stay Two Stray (TSTS) Semester Genap Tahun Pelajaran 2006-2007”, Skripsi S1 FKIP Pendidikan Sejarah Institut TeknologiBandung (ITB), Bandung: : Perpustakaan S1 FKIP PendidikanSejarah Institut Teknologi Bandung
Oxtoby, David W.H. P. Gillis, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, (Jakarta:Erlangga, 2001, Ed. 4. Jilid. 1
Pertana, Crys Fajar, dkk, Kimia Dasar II, Yagyakarta: Universiras NegeriYogyakarta, 2003
Purwanto,Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung:: PT Remaja Rosdakarya,2000
Ridwan, & Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan,Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bianis, Cet. 2, Bandung: Alfabeta,2009
73
Schuman L, Perspectives on Interaction. Internet,http://edweb.sdsu.edu/courses/edtec540/perspectives/perspectives.html
Setford, Stave, Science Fact, Jakarta, Erlangga, 1997
Shihap, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, Vol. 4, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Shihap, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, Vol. 15, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik,Bandung:Nusamedia, 2008
Smorgansbord A, Constructivism and Instruction Design. Internet.http://hagar.up.ac.za/catts/learner/smorgans/cons.html
Sudijono,Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. 14, Jakarta: GrafindoPersada, 2004
Sudjana, Nana, Metode Statistika, Cet. 6, Bandung: PT. Tarsito, 2005
--------,,------- Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. 13, Bandung:PT. Rosda Karya, 2005
Sugiarto, Kristian H, Kimia Anorganik I, Yagyakarta, Universiras NegeriYogyakarta, 2003
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008
Suherman, Erman, “Model Belajar dan Pembelajaran BerorientasiKompetensi Siswa ,http://www.whandi.net/?pilih=news&aksi=lihat&id=408 1
Suparno, Paul, “Konstruktivime Dalam Pendidikan Sain dan Matematik”,dalam Slamet Soewandi (et. al), Persektif PembelajaranBerbagaibidang Studi, Yogyakarta: Unuversitas Sanata Dharma,2008
Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
74
Suyitno, Amin, Makalah, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematikadan Penerapannya di SMP, Semarang, Universitas Negeri Semarang,2006
Suyitno, Amin, Seminar Nasional, Mengadopsi Pembelajaran CIRC DalamMeningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita,Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2005
--------,,-------- Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya diSekolah , Makalah Bahan Pelatihan bagi Guru-guru PelajaranMatmatika SMP se-Jawa Tengah , Semarang, FMIPA JurusanMatematika UNNES, Semarang: UNNES, 2006
Syah,Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:Konsep, Landasan, Teoritis-Praktis, dan Implementasi, Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 2007
Qomar, Mujamil, Epistemologi Pendidikan Islam: Dari Metode RasioalHingga Metode Kritik, Jakarta, Erlangga, 2005
Wikipedia, Hydrangea, Internet, http://id.wikipedia.org/wiki/Hortensia/03-06-2010
Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Cet.4, Malang: UMM press, 2007
75
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ina Saidatan Nusro
Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 18 Maret 1987
Alamat : Betahwalang RT. 03 RW. IV Bonang, Demak
Pendidikan : - MI Miftahul Falah Betahwalang lulus tahun
1992
- MTs. Negeri Bonang lulus tahun 2001
- MA Megeri Tengaran lulus tahun 2004
Semarang, 08 Juli 2010
Penulis,
Ina Saidatan Nusro
NIM. 053711375
76
SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumKelas/Semester : VII/ 1Standar Kompetensi : 2. Memahami klasifikasi zat.
Kompetensi dasar MateriPembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Sumber/
bahan/alat4.1.Mengelompokkan
sifatnlarutan asam,larutan basa, danlarutan garammelalui alat danindikator yangtepat.
§Asam, basa,dan garam
§Menjelaskan pengertianasam.§Mendiskripsikan sifat-
sifat asam.§Mengelompokkan antara
asam lemah dan asamkuat.§Menjelaskan pengertian
basa.§Mendiskripsikan sifat-
sifat basa.§Mengelompokkan antara
basa lemah dan basa kuat.
§Menjelaskan pengertianreaksi netralisasi.§Memberikan contoh reasi
netralisasi dalamkehidupan sehari-hari.
§Menjelaskan macam-macam indikator.§Mendiskripsikan cara
§Menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutanbasa.§Mengelompokkan sifat-
sifat larutan asam danlarutan basa.
§Menjelaskan reaksipenetralan asam danbasa.
§Menunjukkan caramengukur tingkatkeasaman (pH).
§ Jenis tagihanTugas kelompokUlangan§ InstrumenLembar observasiPerforman(kinerja/praktek dansikap), Laporantertulis, Tes tertulis,pilihan ganda
9 x 40menit
§Sumber:Buku IPAterpadu SMPkelas VII,Modul§BahanKertas A3,Bahan/alatuntuk praktek,dan Lembar tessiswa
77
Kompetensi dasar MateriPembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Sumber/
bahan/alatmembuat indikator.§Menjelaskan pengertian
derajat keasama (pH).§Melakukan percobaan
untuk mempelajari reaksiasam dan basa.
§Melaksanakan ulanganharian
§Menunjukkan beberapaaspek yang berkaitandengan asam basa dalamkehidupan sehari-hari.
§Siswa menjawab soal-soal tentang asam, basa,dan garam.
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata Pelajaran IPA Guru Peneliti
Hj. Habibah, S. Pd. Ina Saidatan NusroNIP. 197505222005012002 NIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 1Alokasi Waktu : 1 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alatdan indikator yang tepat.
III. Indikator1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksipenetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitandengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok1. Asam2. Basa3. Asam-basa kuat dan lemah4. Garam (reaksi netralisasi)5. Indikator6. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay twostray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan PertamaA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa.3. Guru menjelaskan prosedur pretest.
B. Kegiatan Inti1. Guru membagikan soal pretest materi asam, basa, dan garam.2. Siswa mengerjakan lembar pretest3. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pretest
C. Kegiatan penutup1. Guru membentuk kelompok-kelompok diskusi untuk persiapan
pertemuan selanjutnya.2. Guru menjelaskan model pembelajaran CIRC dengan Two Tay Two
Stray.3. Guru mengenalkan materi asam, basa, dan garam secara global serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.4. Guru menjelaskan prosedur diskusi siswa.5. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber BelajarBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis,kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutanasam dan basa.
IX. PenilaianTeknik : TertulisBentuk teknik : Tes pilihan ganda
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 2Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alatdan indikator yang tepat.
III. Indikator1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksipenetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitandengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok1. Asam2. Basa3. Asam-basa kuat dan lemah4. Garam (reaksi netralisasi)5. Indikator6. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay twostray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan KeduaA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untukmenyiapkan buku pelajaran kimia.
3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi iniuntuk memahami materi selanjutnya dan memberikan contoh aplikasimateri asam, basa, dan garam pada kehidupan sehari-hari.
4. Menghubungkan materi yang telah dimiliki siswa dengan materi baru,serta menjelaskan gambaran materi secara umum.
B. Kegiatan Inti1. Siswa bekerja sama (membaca bergantian dan memberikan tanggapan)
terhadap wacana materi dan selanjutnya menuliskan kata-kata kuncipada lembar. Masing-masing kelompok diberi permasalahan mengenai:• Asam• Basa• Asam-basa kuat dan lemah• Garam (reaksi netralisasi)• Indikator• Derajat keasaman (pH)
2. Siswa bekerja sama dan terjadi serangkaian kegiatan spesifik sebagaiberikut:• Membentuk kelompok dan berbagi materi diskusi.• Adapun materi yang didiskusikan tiap kelompok adalah:
Kelompok (1) Asam.Kelompok (2) Basa.Kelompok (3) Asam-basa kuat dan lemahKelompok (4) Garam (reaksi netralisasi).Kelompok (5) IndikatorKelompok (6) Derajat keasaman (pH).
• Membaca dengan keras menemukan kata kunci, dan memberikantanggapan terhadap lembar diskusi yang ada pada modul sertamencari sumber bacaan pada buku kimia lain yang berkaitan denganmateri.
• Selanjutnya memahami dan saling bertukar pikiran atau pendapatmengenai materi yang didiskusikan yang ada pada modul sertamencari sumber bacaan pada buku kimia lain yang berkaitan denganmateri.
• Setiap siswa membuat rangkuman dari tiap-tiap materi yangdidiskusikan.
• Guru membimbing dan mengawasi berjalannya kerja kelompok.• Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil diskusi siswa dengan
menggunakan rangkuman.C. Kegiatan Penutup
1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswakembali ke tempat duduk masing-masing.
2. Guru membagikan prosedur presentasi untuk pertemuan selanjutnya.3. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dankompetensi.
4. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber BelajarBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis,kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutanasam dan basa.
IX. Penilaian Pengayaan 1. Diskusikan bahan diskusi (modul) yang telah diberikan guru. 2. Buatlah lembar rangkuman dari materi yang telah kalian diskusikan.
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 3Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melaluialat dan indikator yang tepat.
III. Indikator1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskanreaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yangberkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok1. Asam2. Basa3. Asam-basa kuat dan lemah4. Garam (reaksi netralisasi)5. Indikator6. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay twostray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan Ketiga
A. Kegiatan Apersepsi1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan
presensi siswa.2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk
menyiapkan alat-alat praktikum.3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini
untuk memahami materi selanjutnya dan memberikan contoh aplikasimateri asam, basa, dan garam pada kehidupan sehari-hari.
4. Menghubungkan materi yang telah dimiliki siswa dengan materi baru,serta menjelaskan gambaran materi secara umum.
B. Kegiatan Inti1. Praktikum
• Masing-masing kelompok diberi permasalahan untukmengelompokkan berbagai jenis larutan berdasarkan asam, basa, dangaram.
• Selama percobaan berlangsung, siswa mengidentifikasi sifat-sifatlarutan berdasarkan asam dan basa dengan menggunakan kertaslakmus.
• Berdasarkan hasil percobaan siswa mengelompokkan larutan kedalamasam dan basa berdasarkan sifat asam dan basa.
C. Kegiatan Penutup1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswa
kembali ke tempat duduk masing-masing.2. Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompok
mempresentasikan hasil percobaannya.3. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil percobaan dan diskusi.4. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dankompetensi.
5. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber BelajarBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis,kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutanasam dan basa.
IX. Penilaian Pengayaan 1. Diskusikan bahan diskusi (modul) yang telah diberikan guru. 2. Buatlah lembar rangkuman dari materi yang telah kalian diskusikan.
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP. 197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 4 dan 5Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melaluialat dan indikator yang tepat.
III. Indikator1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskanreaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yangberkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok1. Asam2. Basa3. Asam-basa kuat dan lemah4. Garam (reaksi netralisasi)5. Indikator6. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay twostray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan KeempatA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untukmenyiapkan buku pelajaran kimia.
3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi iniuntuk memahami materi selanjutnya.
B. Kegiatan Inti1. Kelompok satu mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu
tentang asam.2. Kelompok dua mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu
tentang basa.3. Kelompok tiga mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu
tentang asam-basa kuat dan lemah.C. Kegiatan Penutup
1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswakembali ke tempat duduk masing-masing.
2. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar danpemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dankompetensi.
3. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
Pertemuan KelimaA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untukmenyiapkan buku pelajaran kimia.
3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi iniuntuk memahami materi selanjutnya.
B. Kegiatan Inti1. Kelompok empat mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu
tentang garam (reaksi netralisasi).2. Kelompok lima mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu
tentang Indikator dan3. Kelompok enam mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu
tentang derajat keasaman (pH).C. Kegiatan Penutup
1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswakembali ke tempat duduk masing-masing.
2. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar danpemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dankompetensi.
3. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber BelajarBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis,kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutanasam dan basa.
IX. Penilaian Pengayaan
Buatlah lembar rangkuman dari materi yang telah kalian diskusikan daripertemuan kedua-kelima.
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 6Alokasi Waktu : 1 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melaluialat dan indikator yang tepat.
III. Indikator1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskanreaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yangberkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok1. Asam2. Basa3. Asam-basa kuat dan lemah4. Garam (reaksi netralisasi)5. Indikator6. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay twostray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan KeenamA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untukmenyiapkan buku pelajaran kimia.
3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi iniuntuk memahami materi selanjutnya.
4. Guru menjelaskan prosedur posttest.B. Kegiatan Inti
1. Guru membagikan soal posttest materi asam, basa, dan garam.2. Siswa mengerjakan lembar posttest.
C. Kegiatan Penutup1. Siswa mengumpulkan pekerjaan kelompok.2. Siswa mengumpulkan lembar jawaban posttest3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber BelajarBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis,kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutanasam dan basa.
IX. PenilaianTeknik : TertulisBentuk teknik : Tes pilihan ganda
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 1Alokasi Waktu : 1 Jam Pelajaran
X. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
XI. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alatdan indikator yang tepat.
XII. Indikator6. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.7. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.8. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.9. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.10. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
XIII. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksipenetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitandengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
XIV. Materi Pokok7. Asam8. Basa9. Asam-basa kuat dan lemah10. Garam (reaksi netralisasi)11. Indikator12. Derajat keasaman (pH)
XV. Metode PembelajaranCeramah, Tanya jawab, dan penugasan.
XVI. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan PertamaA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa.B. Kegiatan Inti
4. Guru membagikan soal pretest materi asam, basa, dan garam.5. Siswa mengerjakan lembar pretest.
C. Kegiatan Penutup1. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pretest.2. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
XVII. Alat dan Sumber BelajarBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur,penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam danbasa.
XVIII. PenilaianTeknik : TertulisBentuk teknik : Tes pilihan ganda
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 2Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alatdan indikator yang tepat.
III. Indikator1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksipenetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitandengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok1. Asam2. Basa3. Asam-basa kuat dan lemah4. Garam (reaksi netralisasi)5. Indikator6. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCeramah, Tanya jawab, dan penugasan.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan KeduaA. Kegiatan Apersepsi
3. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
4. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untukmenyiapkan buku pelajaran kimia.
B. Kegiatan Inti1. Guru memberikan gambaran umum untuk mengungkap pengetahuan
siswa mengenai larutan asam, basa dan garam.2. Guru menjelaskan pengertian asam.3. Guru mendiskripsikan sifat-sifat asam.4. Guru mengelompokkan antara asam lemah dan asam kuat.
C. Kegiatan Penutup1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi asam.2. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dankompetensi.
3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Perangkat PembelajaranBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, Papan tulis, kapur,penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asamdan basa.
IX. PenilaianPengayaan
Siswa mengerjakan latihan yang ada di LKS
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 3Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alatdan indikator yang tepat.
III. Indikator6. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.7. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.8. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.9. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.10. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksipenetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitandengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok7. Asam8. Basa9. Asam-basa kuat dan lemah10. Garam (reaksi netralisasi)11. Indikator12. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCeramah, Tanya jawab, dan penugasan.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan KetigaA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan menyiapkan praktikum.3. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
B. Kegiatan Inti2. Praktikum
• Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen.Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.
• Masing-masing kelompok diberi permasalahan untukmengelompokkan berbagai jenis larutan berdasarkan asam dan basa.
• Selama percobaan berlangsung, siswa mengidentifikasi sifat-sifatlarutan berdasarkan asam dan basa dengan menggunakan kertaslakmus.
• Berdasarkan hasil percobaan siswa mengelompokkan larutan kedalamasam dan basa berdasarkan sifat asam dan basa.
• Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompokmempresentasikan hasil percobaannya.
• Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil percobaan dan diskusi.C. Kegiatan Penutup
1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswakembali ke tempat duduk masing-masing.
2. Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompokmempresentasikan hasil percobaannya.
3. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar danpemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dankompetensi.
4. Siswa mengumpulkan pekerjaan kelompok.5. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber BelajarBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur,penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam danbasa.
IX. PenilaianPengayaanSiswa mendiskusikan materi praktikum
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 4, dan 5Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alatdan indikator yang tepat.
III. Indikator1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksipenetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitandengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok1. Asam2. Basa3. Asam-basa kuat dan lemah4. Garam (reaksi netralisasi)5. Indikator6. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCeramah, Tanya jawab, dan penugasan.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan KeempatA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untukmenyiapkan buku pelajaran kimia.
3. guru mengulang kembali materi asam.B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan pengertian basa.2. Guru mendiskripsikan sifat-sifat basa.3. Guru mengelompokkan antara basa lemah dan basa kuat.4. Guru menjelaskan pengertian reaksi netralisasi.5. Guru memberikan contoh reasi netralisasi dalam kehidupan sehari-hari.
C. Kegiatan Penutup1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi asam.2. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dankompetensi.
3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan KelimaA. Kegiatan Apersepsi
4. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
5. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untukmenyiapkan buku pelajaran kimia.
6. Guru mengulang kembali materi asam, basa, dan reaksi netralisasi.B. Kegiatan Inti
3. Guru menjelaskan macam-macam indikator.4. Guru mendiskripsikan cara membuat indikator.5. Guru menjelaskan pengertian derajat keasaman (pH).
C. Kegiatan Penutup6. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang semua materi
yang telah dipelajari.7. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dankompetensi.
8. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Perangkat PembelajaranBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, Papan tulis, kapur,penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam danbasa.
IX. PenilaianPengayaanSiswa mengerjakan latihan yang ada di LKS
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : MTs. Darul UlumMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/Semester : VII/1Pertemuan Ke- : 6Alokasi Waktu : 1 Jam Pelajaran
I. Standar KompetensiMemahami klasifikasi zat.
II. Kompetensi DasarMengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alatdan indikator yang tepat.
III. Indikator1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa.2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa.3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa.4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman.5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam
kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertianlarutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam danlarutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksipenetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitandengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok1. Asam2. Basa3. Asam-basa kuat dan lemah4. Garam (reaksi netralisasi)5. Indikator6. Derajat keasaman (pH)
VI. Metode PembelajaranCeramah, Tanya jawab, dan penugasan.
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan KeenamA. Kegiatan Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakanpresensi siswa.
2. Guru mengulang kembali semua materi yang telah dipelajari.B. Kegiatan Inti
1. Guru membagikan soal posttest.2. Siswa mengerjakan lembar posttest.
C. Kegiatan Penutup1. Siswa mengumpulkan lembar jawaban posttest.2. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Perangkat PembelajaranBuku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, Papan tulis, kapur,penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam danbasa.
IX. PenilaianTeknik : TertulisBentuk teknik : Pilihan ganda
Semarang, 19 Oktober 2009Guru Mata PelajaranIPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd.NIP.197505222005012002
Guru Peneliti
Ina Saidatan NusroNIM. 053711375
Mengetahui,Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
KISI-KISI SOAL UJI COBA
SATUAN PENDIDIKAN : SMP/MTsMATA PELAJARAN : IPA TerpaduKELAS/SENESTERAN : VII/ 1TAHUN AJARAN : 2009/2010STANDAR KOMPETENSI : Memahami Klasifikasi Zat
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Jumlah SoalMengelompokkansifat larutan asam,larutan basa, danlarutan garammelalui alat danindikator yang tepat.
1. Menjelaskanpengertian larutanasam, dan larutanbasa.
2. Mengelompokkansifat-sifat larutanasam dan larutanbasa.
3. Menunjukkan caramengukur tingkatkeasaman.
4. Menjelaskan reaksipenetralan asam danbasa.
5. Menunjukkanbeberapa aspek yangberkaitan denganasam basa dalamkehidupan sehari-hari.
1, 14, 18, 26,28, 32, 42,48, 49
12, 13, 15,17, 22, 25,29, 33, 34,39, 41, 45,502, 4, 8, 11,16, 23, 27,36, 37, 38,40, 433, 6, 7, 10,21, 24, 30,46, 47
5, 9, 19, 20,31, 35, 44
9
13
12
9
7
Jumlah 50 50
KISI-KISI SOAL UJI INSTRUMEN
Mata Pelajaran : IPA TerpaduPokok Bahasan : Asam, Basa, Dan GaramKelas/Semester : VII/1Tahun Ajaran : 2009/2010Standar Kompetensi : Memahami Klasifikasi ZatKompetensi Dasar Indikator Sebaran Soal Jumla
hSoal
C1 C2 C3 C4 C5 C6Mengelompokkan sifatlarutan asam,larutan basa,dan larutangaram melaluialat danindikator yangtepat.
1. Menjelaskanpengertianlarutan asam,dan larutanbasa.
2. Mengelompokkan sifat-sifatlarutan asamdan larutanbasa.
3. Menjelaskanreaksipenetralanasam danbasa.
4. Menunjukkancaramengukurtingkatkeasaman.
5. Menunjukkanbeberapaaspek yangberkaitandengan asambasa dalamkehidupansehari-hari.
32
7,21,24,
11
18,29,35
1
13,34
30
8,23
22,45
25
2,26,36,37,38
9,39
14,17,28,42,49
4,12
46
31
15,33,50
16,27,40,41,43
3,5,19,
6,48
10,47
20,44
9
8
7
13
13
Jumlah 8 8 8 9 11 6 50persentase 16
%16%
16%
18%
22%
12%
100%
SOAL UJI COBA INSTRUMEN Mata Pelajaran : IPA Terpadu Pokok Bahasan : Asam, Basa, Dan Garam Kelas / semester : VII/ 1 Waktu : 40 MenitPetunjuk megerjakan soal :
Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawabyang telah di sediakan
Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soalpahami dulu maknanya sebelum di jawab
Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudahPilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c,
atau d yang anda anggap benarApabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban
yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benarContoh : Pilihan semula : b c d Di betulkan : b c
Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada petugas
1. Kata yang berasal dari bahasa latin acidus berarti….a. Rasa asamb. Rasa pahit
c. Rasa asind. Rasa manis
2. Terjadi perubahan warna apa jika lakmus merah dicelupkan dalam larutangaram….a. Merahb. Biru
c. Hijaud. Kuning
3. Garam yang merupakan komponen utama dalam sabun mandi adalah….a. Natrium kloridab. Natrium karbonat
c. Narium sulfatd. Natrium strearat
4. Natrium hidroksida merupakan basa kuat, diantara fungsi natriumhidroksida dalam industri kecuali ….a. Untuk membuat sabunb. Untuk membuat pemutih
c. Untuk membuat kertasd. Untuk membuat rayon
5. Asam yang terdapat dalam lambung manusia disebut….a. Asam sulfatb. Asam metanoat
c. Asam laktatd. Asam klorida
6. Alkali adalah basa yang….
Lampiran 5
a. Dapat menetralkan asamb. Bereaksi dengan asamc. Larut dalam aird. Merupakan senyawa logam dengan oksigen
7. Penetralan asam oleh basa menghasilkan….a. Asamb. Basa
c. Garamd. Netral
8. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, dapatdisimpulkan bahwa….a. Larutan bersifat asamb. Larutan bersifat basac. Larutan bersifat basa dan netrald. Sifat larutan belum dapat dipastikan
9. Penambahan kapur pada lahan gambut dimaksudkan untuk….a. Menambah kesuburan
tanahb. Menaikkan pH tanah
c. Menurunkan pH tanahd. Mengeraskan tanah
10. Kalium sulfat juga di sebut ….a. Garam Epsom, garam morhb. Garam Epsom, garam inggris
c. Garam inggris, garam dapurd. Garam morh, garam dapur
11. Alat yang dapat langsung digunakan untuk mengukur pH larutan disebut….a. Indikator universalb. Kertas lakmus merah
c. Kertas lakmus birud. pH meter
12. Zat/bahan berikut ini bersifat asam, kecuali….a. Air abub. Air hujan
c. Air bersodad. Air jeruk
13. Suatu larutan dikatakan bersifat basa jika mempunyai pH….a. Lebih dari 7b. Kurang dari 7
c. Sama dengan 7d. Sama dengan 14
14. Asam berikut termasuk asam organik, kecuali….a. Asam formatb. Asam sitrat
c. Asam sulfatd. Asam karboksilat
15. Diantara sifat-sifat berikut:1) Korosif terhadap kulit2) Mengubah lakmus biru menjadi merah3) Mempunyai rasa asamYang merupakan sifat umum asam adalah….
a. 1 dan 2b. 1 dan 3
c. 2 dan 3d. Semua benar
16. Diketahui pH berbagai bahan sebagai berikut:Larutan pHABCD
1.24.17.49.9
Susunlah bahan-bahan diatas berdasarkan tingkat keasaman, di mulai yangpaling asam….a. D-C-B-Ab. B-A-C-D
c. B-D-A-Cd. A-B-C-D
17. Dibawah ini merupakan larutan1) Asam sulfat2) Asam klorida
3) Asam sitrat4) Asam nitrat
Yang merupakan asam mineral, kecuali….a. 1b. 2
c. 3d. 4
18. Hujan asam mempunyai pH….a. Lebih rendah dari 7b. Antara 5.6-7
c. Lebih rendah dari 5.6d. Lebih tinggi dari 5.6
19. Asam yang terdapat dalam semut adalah….a. Asam formatb. Asam sulfat
c. Asam uratd. Asam klorida
20. Lambung yang memproduksi asam hidroklorat berlebih, maka akandinetralkan suatu basa yang disebut antasida. Kandungan antasida antaralain adalah, kecuali….a. Bikarbonatb. Karbonat
c. Hidroksidad. Aspirin
21. Garam yang terbentuk dapat dipisahkan dari….
a. Airb. Asam
c. Basad. Garam
22. Sengatan lebah merupkan penyuntikan bahan kimia ke bawah kulit yangmengakibatkan iritasi pada kulit. Sengatan lebah bersifat….a. Garamb. Basa
c. Asamd. Netral
23. Tingkat keasaman lazim dinyatakan dengan skala….a. Indikatorb. pH
c. Asamd. Basa
24. Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut….a. Asamb. Garam
c. Basad. Semua benar
25. Larutan dikatakan bersifat netral jika mempunyai pH….a. Lebih dari 7b. Kurang dari 7
c. Sama dengan 7d. Sama dengan 14
26. Makin kecil nilai pH maka senyawa tersebut makin….a. Asamb. Basa
c. Netrald. Mudah berbuih
27. Diantara indikator pH berikut:1) Kertas lakmus2) Indikator universal
3) pH meter
yang dapat digunakan untuk menentukan pH larutan ialah….a. 1, 2 dan 3b. 2 dan 3
c. 1 dan 2d. 3 aja
28. Zat dibawah ini dalam larutannya termasuk basa lemah, kecuali….a. Ammoniab. Natrium hidroksidac. Natrium bikarbonatd. Piridina
29. Untuk mengurangi tingkat keasaman tanah, maka diberi kapur. Sifat darikapur adalah….a. Asamb. Basa
c. Netrald. Manis
30. Asam klorida bila direaksikan dengan basa natrium hidroksida akanmenghasilkan garam….a. Natrium kloridab. Natrium sulfat
c. Natrium asetatd. Natrium nitrit
31. Selain netralisasi asam lambung oleh obat mag, mana contoh netralisasiasam dan basa dalam kehidupan sehari-hari kecuali….a. Reaksi antara natrium klorida dengan garam dapurb. Reaksi antara kalsium hidroksida dengan tanah gambutc. Reaksi antara asam cuka dengan sengatan tawond. Reaksi antara baking soda dengan sengatan lebah
32. Jenis gas yang dapat dibentuk pada reaksi antara asam dengan logamadalah….a. Gas nitrogenb. Gas oksigen
c. Gas hidrogend. Gas karbon dioksida
33. Dibawah ini terdapat beberapa contoh larutan:1) Cuka2) Garam dapur
3) Gula4) Air kapur
Dari contoh diatas, larutan yang bersifat asam dan basa berturut-turutadalah….
a. 1 dan 3b. 2 dan 4
c. 1 dan 4d. 2 dan 3
34. Suatu larutan dikatakan bersifat asam jika mempunyai pH….a. Lebih dari 7b. Kurang dari 7
c. Sama dengan 7d. Sama dengan 14
35. Garam yang digunakan dalam pengolahan air minum atau untuk menjernihkah airadalah….a. Magnesium sulfatb. Kalium sulfat
c. Alumunium sulfatd. Natrium sulfat
36. Kertas lakmus biru yang dicelupkan ke dalam jus jeruk akan berubah warnamenjadi….a. Kuningb. Biru
c. Hijaud. Merah
37. Kertas lakmus merah akan menjadi biru jika ditetesi larutan….a. Asam fosfat b. Natrium hidroksida
c. Natrium sulfat d. Asam klorida
38. Dalam air sabun, warna indikator universal adalah biru. Indikator tersebutakan biru pula dalam larutan….a. Gulab. Garam dapur
c. Ammoniad. Cuka
39. Sengatan tawon bersifat basa. Untuk menetralisasikan dapat digunakandengan….a. Asam sulfatb. Asam format
c. Asam sitratd. Asam asetat
40. Terdapat hasil percobaan warna kertas lakmus dalam larutan sebagaiberikut:
larutan Lakmus merah Lakmus biruABCD
MerahMerahBiruBiru
MerahBiruBiruMerah
Berdasarkan data diatas larutan yang bersifat basa adalah….
a. Ab. Bc. C
d. D
41. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, jika ditetesi larutan ….a. Larutan asamb. Larutan basac. Larutan garamd. Semua benar
42. Zat dibawah ini dalam larutannya termasuk asam lemah, kecuali….a. Asam asetatb. Asam sianida
c. Asam nitratd. Asam nitrit
43. Diantara indikator-indikator berikut:1) Bunga mawar2) Bunga hydrangea
3) Liken
Yang merupakan indikator asam-basa yang di peroleh dari tumbuhanadalah….
a. 1 dan 2b. 1 dan 3
c. 2 dan 3d. Semua benar
44. Hujan asam menyebabkan pH tanah kurang dari 5. Untuk mengurangikeasaman sebaiknya ditambah….a. Ammonium nitratb. Kapur
c. Natrium karbonatd. Kalium sulfat
45. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosokbersifat….a. Asamb. Basa
c. Garamd. Netral
46. Garam yang merupakan senyawa dalam batu kapur, pualam, dan marmeradalah….a. Natrium bikarbonatb. Magnesium hidroksidac. Kalium karbonatd. Kalsium fosfat
47. Istilah penetralan ada kaitannya dengan….a. Reaksi asam dengan basab. Penggunaan pipet untuk menambahkan asam atau bas kedalam suatu wadahc. Reaksi antara ion hydrogen dengan aird. Reaksi antara satu ion hydrogen dengan satu ion hidroksida
48. Penambahan air pada larutan asam menyebabkan….a. Konsentrasi larutan semakin pekatb. pH larutan semakin besarc. pH larutan semakin kecild. ph larutan tetap
49. Salah satu diantara pernyataan berikut kurang tepat tentang asam adalah….a. Mempunyai pH lebih kecil dari 7b. Korosifc. Dapat menetralkan basad. Tergolong elektrolit kuat
50. Beberapa larutan di uji ke kertas lakmus dan dapat hasil sebagai berikut:Larutan Lakmu merah Lakmus biru12345
MerahBiruMerahBiruMerah
MerahBiruMerahBiruBiru
Berdasarkan data tersebut larutan yang bersifat asam adalah…a. Larutan 1 dan 2b. Larutan 2 dan 4c. Larutan 1 dan 3
d. Larutan 4 dan 5
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN
1. A 11. D 21. A 31. A 41. B2. A 12. A 22. C 32. D 42. C3. D 13. A 23. B 33. C 43. D4. B 14. C 24. B 34. D 44. B5. D 15. D 25. C 35. B 45. B6. A 16. D 26. A 36. C 46. C7. C 17. C 27. B 37. B 47. A8. A 18. C 28. B 38. C 48. C9. A 19. A 29. B 39. B 49. D10. B 20. D 30. A 40. C 50. C
Lampiran 6
PRETESMata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Asam, Basa, dan Garam Waktu : 90 MenitPetunjuk megerjakan soal :
1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawabyang telah di sediakan
2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butirsoal pahami dulu maknanya sebelum di jawab
3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a,
b, c, d atau e yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban
yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benarContoh : Pilihan semula : b c d
Di betulkan : b c
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
51. Kata yang berasal dari bahasa latin acidus berarti….e. Rasa asamf. Rasa pahit
g. Rasa asinh. Rasa manis
52. Terjadi perubahan warna apa jika lakmus merah dicelupkan dalam larutangaram….e. Merahf. Biru
g. Hijauh. Kuning
53. Natrium hidroksida merupakan basa kuat, diantara fungsi natrium hidroksidadalam industri kecuali ….e. Untuk membuat sabunf. Untuk membuat pemutih
g. Untuk membuat kertash. Untuk membuat rayon
54. Asam yang terdapat dalam lambung manusia disebut….e. Asam sulfatf. Asam metanoat
g. Asam laktath. Asam klorida
55. Penetralan asam oleh basa menghasilkan….e. Asamf. Basa
g. Garamh. Netral
56. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, dapatdisimpulkan bahwa….
Lampiran 13
e. Larutan bersifat asamf. Larutan bersifat basag. Larutan bersifat basa dan netralh. Sifat larutan belum dapat dipastikan
57. Penambahan kapur pada lahan gambut dimaksudkan untuk….e. Menambah kesuburan tanahf. Menaikkan pH tanah
g. Menurunkan pH tanahh. Mengeraskan tanah
58. Alat yang dapat langsung digunakan untuk mengukur pH larutan disebut….e. Indikator universalf. Kertas lakmus merah
g. Kertas lakmus biruh. pH meter
59. Suatu larutan dikatakan bersifat basa jika mempunyai pH….e. Lebih dari 7f. Kurang dari 7
g. Sama dengan 7h. Sama dengan 14
60. Asam berikut termasuk asam organik, kecuali….e. Asam formatf. Asam sitrat
g. Asam sulfath. Asam karboksilat
61. Diantara sifat-sifat berikut:4) Korosif terhadap kulit5) Mengubah lakmus biru menjadi merah6) Mempunyai rasa asamYang merupakan sifat umum asam adalah .
e. 1 dan 2f. 1 dan 3
g. 2 dan 3h. Semua benar
62. Diketahui pH berbagai bahan sebagai berikut:Larutan pHABCD
1.24.17.49.9
Susunlah bahan-bahan diatas berdasarkan tingkat keasaman, di mulai yangpaling asam….e. D-C-B-Af. B-A-C-D
g. B-D-A-Ch. A-B-C-D
63. Dibawah ini merupakan larutan5) Asam sulfat6) Asam klorida
7) Asam sitrat8) Asam nitrat
Yang merupakan asam mineral, kecuali….
e. 1f. 2
g. 3h. 4
64. Hujan asam mempunyai pH….e. Lebih rendah dari 7f. Antara 5.6-7
g. Lebih rendah dari 5.6h. Lebih tinggi dari 5.6
65. Asam yang terdapat dalam semut adalah….e. Asam formatf. Asam sulfat
g. Asam urath. Asam klorida
66. Lambung yang memproduksi asam hidroklorat berlebih, maka akandinetralkan suatu basa yang disebut antasida. Kandungan antasida antara lainadalah, kecuali….e. Bikarbonatf. Karbonat
g. Hidroksidah. Aspirin
67. Sengatan lebah merupkan penyuntikan bahan kimia ke bawah kulit yangmengakibatkan iritasi pada kulit. Sengatan lebah bersifat….e. Garamf. Basa
g. Asamh. Netral
68. Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut….e. Asamf. Garam
g. Basah. Semua benar
69. Larutan dikatakan bersifat netral jika mempunyai pH….e. Lebih dari 7f. Kurang dari 7
g. Sama dengan 7h. Sama dengan 14
70. Diantara indikator pH berikut:4) Kertas lakmus5) Indikator universal
6) pH meter
yang dapat digunakan untuk menentukan pH larutan ialah….e. 1, 2 dan 3f. 2 dan 3
g. 1 dan 2h. 3 aja
71. Untuk mengurangi tingkat keasaman tanah, maka diberi kapur. Sifat darikapur adalah….e. Asamf. Basa
g. Netralh. Manis
72. Jenis gas yang dapat dibentuk pada reaksi antara asam dengan logamadalah….e. Gas nitrogenf. Gas oksigen
g. Gas hidrogenh. Gas karbon dioksida
73. Dibawah ini terdapat beberapa contoh larutan:5) Cuka6) Garam dapur
7) Gula8) Air kapur
Dari contoh diatas, larutan yang bersifat asam dan basa berturut-turut adalah .
e. 1 dan 3f. 2 dan 4
g. 1 dan 4h. 2 dan 3
74. Suatu larutan dikatakan bersifat asam jika mempunyai pH….e. Lebih dari 7f. Kurang dari 7
g. Sama dengan 7h. Sama dengan 14
75. Garam yang digunakan dalam pengolahan air minum atau untuk menjernihkah airadalah….e. Magnesium sulfatf. Kalium sulfat
g. Alumunium sulfath. Natrium sulfat
76. Terdapat hasil percobaan warna kertas lakmus dalam larutan sebagai berikut:larutan Lakmus merah Lakmus biruABCD
MerahMerahBiruBiru
MerahBiruBiruMerah
Berdasarkan data diatas larutan yang bersifat basa adalah .
e. Af. Bg. C
h. D
77. Diantara indikator-indikator berikut:4) Bunga mawar5) Bunga hydrangea
6) Liken
Yang merupakan indikator asam-basa yang di peroleh dari tumbuhanadalah….
e. 1 dan 2f. 1 dan 3
g. 2 dan 3h. Semua benar
78. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosokbersifat….e. Asamf. Basa
g. Garamh. Netral
79. Salah satu diantara pernyataan berikut kurang tepat tentang asam adalah….e. Mempunyai pH lebih kecil dari 7f. Korosifg. Dapat menetralkan basah. Tergolong elektrolit kuat
80. Beberapa larutan di uji ke kertas lakmus dan dapat hasil sebagai berikut:Larutan Lakmu merah Lakmus biru12345
MerahBiruMerahBiruMerah
MerahBiruMerahBiruBiru
Berdasarkan data tersebut larutan yang bersifat asam adalah…e. Larutan 1 dan 2f. Larutan 2 dan 4g. Larutan 1 dan 3h. Larutan 4 dan 5
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST
1. A 11. D 21. B2. A 12. D 22. D3. B 13. C 23. C4. D 14. C 24. D5. C 15. A 25. B6. A 16. D 26. C7. A 17. C 27. D8. D 18. B 28. B9. A 19. C 29. D
10. C 20. B 30. C
Lampiran 14
POSTTESTMata Pelajaran : IPA Terpadu
Materi Pokok : Asam, Basa, dan Garam Waktu : 90 MenitPetunjuk megerjakan soal :
7. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawabyang telah di sediakan
8. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butirsoal pahami dulu maknanya sebelum di jawab
9. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah10. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a,
b, c, d atau e yang anda anggap benar11. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban
yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benarContoh : Pilihan semula : b c d
Di betulkan : b c
12. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
81. Kata yang berasal dari bahasa latin acidus berarti….i. Rasa asamj. Rasa pahit
k. Rasa asinl. Rasa manis
82. Terdapat hasil percobaan warna kertas lakmus dalam larutan sebagai berikut:larutan Lakmus merah Lakmus biruABCD
MerahMerahBiruBiru
MerahBiruBiruMerah
Berdasarkan data diatas larutan yang bersifat basa adalah .
i. Aj. B
k. Cl. D
83. Asam yang terdapat dalam lambung manusia disebut….i. Asam sulfatj. Asam metanoat
k. Asam laktatl. Asam klorida
Lampiran 20
84. Terjadi perubahan warna apa jika lakmus merah dicelupkan dalam larutangaram….i. Merahj. Biru
k. Hijaul. Kuning
85. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, dapatdisimpulkan bahwa….i. Larutan bersifat asamj. Larutan bersifat basak. Larutan bersifat basa dan netrall. Sifat larutan belum dapat dipastikan
86. Diantara sifat-sifat berikut:7) Korosif terhadap kulit8) Mengubah lakmus biru menjadi merah9) Mempunyai rasa asamYang merupakan sifat umum asam adalah .
i. 1 dan 2j. 1 dan 3
k. 2 dan 3l. Semua benar
87. Suatu larutan dikatakan bersifat basa jika mempunyai pH….i. Lebih dari 7j. Kurang dari 7
k. Sama dengan 7l. Sama dengan 14
88. Asam yang terdapat dalam semut adalah….i. Asam formatj. Asam sulfat
k. Asam uratl. Asam klorida
89. Diketahui pH berbagai bahan sebagai berikut:Larutan pHABCD
1.24.17.49.9
Susunlah bahan-bahan diatas berdasarkan tingkat keasaman, di mulai yangpaling asam….i. D-C-B-Aj. B-A-C-D
k. B-D-A-Cl. A-B-C-D
90. Dibawah ini merupakan larutan9) Asam sulfat10) Asam klorida
11) Asam sitrat12) Asam nitrat
Yang merupakan asam mineral, kecuali….i. 1j. 2
k. 3l. 4
91. Penetralan asam oleh basa menghasilkan….a. Asamb. Basa
c. Garamd. Netral
92. Alat yang dapat langsung digunakan untuk mengukur pH larutan disebut….i. Indikator universalj. Kertas lakmus merah
k. Kertas lakmus birul. pH meter
93. Hujan asam mempunyai pH….i. Lebih rendah dari 7j. Antara 5.6-7
k. Lebih rendah dari 5.6l. Lebih tinggi dari 5.6
94. Penambahan kapur pada lahan gambut dimaksudkan untuk….i. Menambah kesuburan tanahj. Menaikkan pH tanahk. Menurunkan pH tanah
l. Mengeraskan tanah
95. Lambung yang memproduksi asam hidroklorat berlebih, maka akandinetralkan suatu basa yang disebut antasida. Kandungan antasida antara lainadalah, kecuali….i. Bikarbonatj. Karbonat
k. Hidroksidal. Aspirin
96. Larutan dikatakan bersifat netral jika mempunyai pH….i. Lebih dari 7j. Kurang dari 7
k. Sama dengan 7l. Sama dengan 14
97. Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut….i. Asamj. Garam
k. Basal. Semua benar
98. Jenis gas yang dapat dibentuk pada reaksi antara asam dengan logamadalah….i. Gas nitrogenj. Gas oksigen
k. Gas hidrogenl. Gas karbon dioksida
99. Diantara indikator pH berikut:7) Kertas lakmus8) Indikator universal
9) pH meter
yang dapat digunakan untuk menentukan pH larutan ialah….i. 1, 2 dan 3j. 2 dan 3
k. 1 dan 2l. 3 saja
100. Dibawah ini terdapat beberapa contoh larutan:9) Cuka10) Garam dapur
11) Gula12) Air kapur
Dari contoh diatas, larutan yang bersifat asam dan basa berturut-turut adalah .
i. 1 dan 3j. 2 dan 4
k. 1 dan 4l. 2 dan 3
101. Sengatan lebah merupkan penyuntikan bahan kimia ke bawah kulityang mengakibatkan iritasi pada kulit. Sengatan lebah bersifat….i. Garamj. Basa
k. Asaml. Netral
102. Garam yang digunakan dalam pengolahan air minum atau untukmenjernihkah air adalah….i. Magnesium sulfatj. Kalium sulfat
k. Alumunium sulfatl. Natrium sulfat
103. Salah satu diantara pernyataan berikut kurang tepat tentang asamadalah….i. Mempunyai pH lebih kecil dari 7j. Korosifk. Dapat menetralkan basal. Tergolong elektrolit kuat
104. Asam berikut termasuk asam organik, kecuali….i. Asam formatj. Asam sitrat
k. Asam sulfatl. Asam karboksilat
105. Diantara indikator-indikator berikut:7) Bunga mawar8) Bunga hydrangea
9) Liken
Yang merupakan indikator asam-basa yang di peroleh dari tumbuhanadalah….i. 1 dan 2j. 1 dan 3
k. 2 dan 3l. Semua benar
106. Beberapa larutan di uji ke kertas lakmus dan dapat hasil sebagaiberikut:Larutan Lakmu merah Lakmus biru1 Merah Merah
2345
BiruMerahBiruMerah
BiruMerahBiruBiru
Berdasarkan data tersebut larutan yang bersifat asam adalah…i. Larutan 1 dan 2j. Larutan 2 dan 4
k. Larutan 1 dan 3l. Larutan 4 dan 5
107. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abugosok bersifat….i. Asamj. Basa
k. Garaml. Netral
108. Suatu larutan dikatakan bersifat asam jika mempunyai pH….i. Lebih dari 7j. Kurang dari 7
k. Sama dengan 7l. Sama dengan 14
109. Untuk mengurangi tingkat keasaman tanah, maka diberi kapur. Sifatdari kapur adalah….i. Asamj. Basa
k. Netrall. Manis
110. Natrium hidroksida merupakan basa kuat, diantara fungsi natriumhidroksida dalam industri kecuali ….a. Untuk membuat sabunb. Untuk membuat pemutih
c. Untuk membuat kertasd. Untuk membuat rayon
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST
1. A 11. C 21. C2. C 12. D 22. B3. D 13. C 23. D4. A 14. A 24. C5. A 15. D 25. D6. D 16. C 26. C7. A 17. B 27. B8. A 18. D 28. D9. D 19. B 29. D
10. C 20. C 30. B
Lampiran 21
LEMBAR JAWABAN
Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, atau dyang anda anggap benar
Nama :…………………...
Kelas :……………………
No absen :……………………
No A B C D123456789
101112131415
No A B C D161718192021222324252627282930
KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR RANAH PSIKOMOTORIK(PRAKTIKUM)
KRITERIA PENSEKORANA. Menyiapkan Alat dan Bahan
Skor 1 : melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan praktikum dan tidak dapat menyiapkan alat dan bahan.
Skor 2 : menyiapkan alat dan bahan sendiri tanpa bantuan siapapun.Skor 3 : menyiapkan alat dan bahan dengan bantuan guruSkor 4 : menyiapkan alat dan bahan bersama teman satu kelompok.
B. Melakukan PercobaanSkor 1 : melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan
praktikum dan tidak melakukan percobaan.Skor 2 : melakukan percobaan tanpa bantuan siapapun.Skor 3 : melakukan percobaan dengan bantuan guru.Skor 4 : melakukan percobaan dengan bantuan teman satu kelompok.
C. KerjasamaSkor 1 : tidak ada anggota kelompok yang bekerja semua
menggantungkan kelompok lain.Skor 2 : hanya beberapa orang yang bekerja.Skor 3 : semua anggota kelompok dapat bekerja sama tetapi kurang
kompak.Skor 4 : semua anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik dan
kompak.D. Merapikan Alat dan Bahan
Skor 1 : melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan praktikum dan tidak melakukan percobaan.
Skor 2 : merapikan alat dan bahan tanpa bantuan siapapun.Skor 3 : merapikan alat dan bahan dengan bantuan guru.Skor 4 : merapikan alat dan bahan dengan bantuan teman satu
kelompok.E. Mengkomunikasikan Data Percobaan
Skor 1 : melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan praktikum dan tidak melakukan percobaan.
Skor 2 : mengkomunikasikan data percobaan tanpa bantuan siapapun.Skor 3 : mengkomunikasikan data percobaan ke teman satu kelompok.Skor 4 : mengkomunikasikan data percobaan ke teman satu kelompok
dan guru dalam bentuk laporan sementara hasil percobaan.
Lampiran 32
KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR RANAH AFEKTIF SISWAKELAS KONTROL
KRITERIA PENSEKORAN1. Memperoleh bahan bacaan penunjang pembelajaran dari
Skor 1 : modul saja.Skor 2 : modul dan LKS yang dimiliki siswa.Skor 3 : modul, LKS dan 1 jenis buku IPA terpadu.Skor 4 : modul, LKS, 1 jenis buku IPA terpadu, dan sumber lain yang
relevan dengan materi.
2. Tanggung JawabSkor 1 : membuat suasana kegiatan pembelajaran mejadi gaduh.Skor 2 : tidak membuat suasana kegiatan pembelajaran mejadi gaduhtetapi
tidak memperhatikan pembelajaran.Skor 3 : melakukan pembelajaran dengan baik.Skor 4 : melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, berani bertanyadan
berani menjawab pertanyaan (guru/siswa).
3. MemperhatikanSkor 1 : tidak memperhatikan pelajaran sama sekali.Skor 2 : memperhatikan pelajaran tetapi membuat ramai pada saatkegiatan
pembelajaran.Skor 3 : memperhatikan pelajaran dengan serius.Skor 4 : memperhatikan pelajaran dengan serius dan berani bertanya
kepada guru.
Lampiran 29
KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR RANAH AFEKTIF SISWAKELAS EKSPERIMEN
KRITERIA PENSEKORAN1. Memperoleh bahan bacaan penunjang pembelajaran dari
Skor 1 : modul saja.Skor 2 : modul dan LKS yang dimiliki siswa.Skor 3 : modul, LKS dan 1 jenis buku IPA terpadu.Skor 4 : modul, LKS, 1 jenis buku IPA terpadu, dan sumber lain yang
relevan dengan materi.
2. Tanggung JawabSkor 1 : membuat suasana kegiatan pembelajaran mejadi gaduh.Skor 2 : tidak membuat suasana kegiatan pembelajaran mejadi gaduhtetapi
tidak memperhatikan pembelajaran.Skor 3 : melakukan pembelajaran dengan baik.Skor 4 : melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, berani bertanyadan
berani menjawab pertanyaan (guru/siswa).
3. MemperhatikanSkor 1 : tidak memperhatikan pelajaran sama sekali.Skor 2 : memperhatikan pelajaran tetapi membuat ramai pada saatkegiatan
pembelajaran.Skor 3 : memperhatikan pelajaran dengan serius.Skor 4 : memperhatikan pelajaran dengan serius dan berani bertanya
kepada guru.
Lampiran 28
ANGKET TANGGAPAN SISWA
TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE CIRC DENGAN TSTS
Nama siswa :___________________________ Kelas/ No. Absen :
____________
1. Apakah kamu senang mempelajari pokok materi Asam, Basa Dan Garam?
a. Ya b. Netral c. Tidak
2. Apakah kamu lebih semangat mempelajari materi pokok Asam, Basa Dan
Garam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan TSTS?
a. Ya b. Netral c. Tidak
3. Pernahkah kamu mengantuk dalam mengikuti pembelajaran pokok materi
Asam, Basa Dan Garam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan TSTS ini?
a. Ya b. Netral c. Tidak
4. Menurut kamu apakah pembelajaran dengan menggunakan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS ini membosankan?
a. Ya b. Netral c. Tidak
5. Apakah anda merasa senang mendiskusikan pokok materi Asam, Basa dan
Garam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS?
a. Ya b. Netral c. Tidak
6. Apakah dalam diskusi kelompok dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan TSTS Anda dan teman-teman Anda bisa saling
membantu dalam memahami materi Asam, Basa, dan Garam?
a. Ya b. Netral c. Tidak
7. Pernahkah kamu berbicara atau melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan
dengan pembelajaran?
a. Ya b. Netral c. Tidak
Lampiran 35
8. Apakah suasana pembelajaran dengan menggunakan metode ini membuat
kamu sulit menangkap pelajaran yang diberikan?
a. Ya b. Netral c. Tidak
9. Apakah kamu lebih suka terlibat saja daripada aktif pada pembelajaran dengan
menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan TSTS ini?
a. Ya b. Netral c. Tidak
10. Apakah dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC dengan TSTS Anda dapat termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran Kimia?
a. Ya b. Netral c. Tidak
LABORATORIUM KOMPUTERTADRIS MATEMATIKA FAKUTAS TARBIYAHIAIN WALISONGO SEMARANG
PENELITI : INA SAIDATAN NUSRONIM : 053711375JURUSAN : TADRIS KIMIAJUDUL : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC(COOPERATIVE INTEGRATED READING ANDCOMPOSITION) DENGAN TSTS (TWO STAY TWO STRAY)PADA MATERI POKOK ASAM, BASA DAN GARAMTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIISEMESTER GASAL MTs. DARUL ULUM SEMARANG
HIPOTESIS :a. Hipotesis Varians :
H0 : Varians populasi nilai pada kelas Eksperimen dan kelas Kontroladalah identik
H1 : Varians populasi nilai pada kelas Eksperimen dan kelas Kontroladalah tidak identik
b. Hipotesis Rata-rata :H0 : Rata-rata populasi nilai pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
adalah identik.H1 : Rata-rata populasi nilai pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
adalah tidak identik.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN :
H0 DITERIMA, jika nilai t_hitung < t_tabel H0 DITOLAK, jika nilai t_hitung > t_tabel
H0 DITERIMA, jika sig. > 0.05H0 DITOLAK, jika sig. < 0.05
HASIL DAN ANALISIS DATA :
* PRE TEST
a. Dari table Group StatisticsGroup Statistics
kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nilai pre tes eksperimen 26 25.3846 11.57956 2.27094
Alamat : Jln. Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Lampiran 37
Group Statistics
kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
pre tes eksperimen 26 25.3846 11.57956 2.27094
pre tes kontrol 27 26.1111 9.95503 1.91585
1. Jumlah data (N) nilai Pre Test Kelas Eksperimen = 262. Jumlah data (N) nilai pada Pre Test Kelas Kontrol = 273. Nilai rata-rata (mean) nilai pada Pre Test Kelas Eksperimen = 25.38464. Nilai rata-rata (mean) nilai pada pre Test Kontrol = 26.1115. Standard deviasi nilai pada Pre Test Kelas Eksperimen = 11.57566. Standard deviasi nilai pada pre test kontrol = 9.95503
b. Dari table Independent Samples TestIndependent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Equal
variances
assumed
.825 .368 -.245 51 .807 -.72650 2.96257-
6.674105.22111
nilai
Equal
variances not
assumed
-.245 49.258 .808 -.72650 2.97113-
6.696425.24343
1. Pada kolom levenes Test for Equality of Varainces, diperoleh nilai sig. =
0.368. Karena sig. = 0.368 > 0.05, maka Ho DITERIMA, artinya kedua
varians nilai pada pre test kelas eksperimen dan pre test kelas kontrol
adalah identik/sama.
2. Karena identiknya varians nilai pre test kelas eksperimen dan pretest kelas
kontrol, maka untuk membandingkan rata-rata (mean) antara nilai pada pre
test kelas eksperimen dan pre test kelas kontrol dengan menggunakan t-
test adalah menggunakan dasar nilai t_hitung pada baris pertama (Equal
variances assumed), yaitu t_hitung = -0.245
3. Nilai t_tabel (51;0.05) = 2.00. Berarti nilai nilai t_hitung = -0.245 <
t_tabel = 2.00, hal ini berarti Ho DITERIMA, artinya : Rata-rata (mean)
nilai pada pre test kelas eksperimen dan pre test kelas kontrol adalah
identik atau sama.
* POST TEST
a. Dari table Group StatisticsGroup Statistics
kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
pos tes eksperimen 26 74.8462 8.56828 1.68038nilai
pos tes kontrol 27 62.6296 8.93631 1.71979
1. Jumlah data (N) nilai post Test Kelas Eksperimen = 262. Jumlah data (N) nilai pada post Test Kelas Kontrol = 273. Nilai rata-rata (mean) nilai pada post Test Kelas Eksperimen = 74.84624. Nilai rata-rata (mean) nilai pada post Test Kontrol = 62.62965. Standard deviasi nilai pada Pre Test Kelas Eksperimen = 8.568286. Standard deviasi nilai pada post Test Kontrol = 8.93631
b. Dari table Independent Samples Test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
nilai Equal
variances
assumed
.324 .572 5.077 51 .000 12.21652 2.40639 7.38549 17.04755
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Equal
variances
assumed
.324 .572 5.077 51 .000 12.21652 2.40639 7.38549 17.04755
Equal
variances not
assumed
5.081 50.999 .000 12.21652 2.40444 7.38940 17.04365
1. Pada kolom levenes Test for Equality of Varainces, diperoleh nilai sig. =
0.572. Karena sig. = 0.572 > 0.05, maka Ho DITERIMA, artinya kedua
varians nilai pada post test kelas Eksperimen dan kelas Kontrol adalah
identik/sama.
2. Karena identiknya varians nilai post test kelas Eksperimen dan kelas
Kontrol, maka untuk membandingkan rata-rata (mean) antara nilai pada
post test kelas Eksperimen dan kelas Kontrol dengan menggunakan t-test
adalah menggunakan dasar nilai t_hitung pada baris pertama (Equal
variances assumed), yaitu t_hitung = 5.077
3. Nilai t_tabel (51;0.05) = 2.00. Berarti nilai nilai t_hitung = 5.077 > t_tabel
= 2.00, hal ini berarti Ho DITOLAK, artinya : Rata-rata (mean) nilai post
test pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol adalah tidak identik atau
berbeda secara nyata.
Semarang, 5 Juli 2010a/n Kepala Lab. PendidikanPengelola Lab. Komputer
Saminanto, S. Pd., M. ScNIP. 19720604 200312 1 002