efisiensi metode dan media pembelajaran dalam membangun

24
Vol. 8, No. 1, Juni 2013 Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun Karakter Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Agus Budiman Faculty of Education Department of Islamic Education Darussalam Institute of Islamic Studies Gontor Ponorogo Email: [email protected] Abstrak Pembelajaran berkarakter adalah salah satu upaya untuk mencapai pembelajaran yang efisien tidak terkecuali pembelajaran pendidikan agama islam (PAI). Peran guru sebagai motor pembelajaran benar-benar menjadi simpul utama. Ada tiga unsur yang dapat menunjang tercapainya pembelajaran PAI yang berkarakter; kompetensi guru, ketepatan memilih metode dan media pembelajaran, serta kemampuanya memotivasi siswa. Guru yang memiliki kompetensi, apabila mampu memilih metode dan media yang tepat pada pembelajaran PAI yang memang memiliki kekhasan tersendiri, akan dapat menghadirkan sebuah pembelajaran dalam racikanya yang mantap. Pembelajaran akan terasa menyenangkan bagi siswa sehingga dapat menginternalisasikan nilai-nilai religius yang terkandung dalam materi pembelajaran PAI, dan itu secara tidak langsung juga dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan dirinya dan menemukan mutiara-mutiara indah dalam materi pendidikan agama islam sehingga mampu membentuk watak dan akhlaknya. Kata kunci: karakter pembelajaran, kompetensi, metode, media, motivasi A. Pendahuluan P r oses pembelajaran yang benar akan menuntun keberhasilan hasil belajar, meskipun hasil belajar itu itu sendiri bukanlah tujuan esesensi dari kegiatan belajar mengajar. Adanya standar proses dalam proses pembelajaran mutlak ada dalam proses belajar.

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

Efisiensi Metode dan Media Pembelajarandalam Membangun Karakter Pembelajaran

Pendidikan Agama IslamAgus BudimanFaculty of Education

Department of Islamic EducationDarussalam Institute of Islamic Studies Gontor Ponorogo

Email: [email protected]

Abstrak

Pembelajaran berkarakter adalah salah satu upaya untuk mencapaipembelajaran yang efisien tidak terkecuali pembelajaran pendidikan agama islam(PAI). Peran guru sebagai motor pembelajaran benar-benar menjadi simpulutama. Ada tiga unsur yang dapat menunjang tercapainya pembelajaran PAIyang berkarakter; kompetensi guru, ketepatan memilih metode dan mediapembelajaran, serta kemampuanya memotivasi siswa.

Guru yang memiliki kompetensi, apabila mampu memilih metode danmedia yang tepat pada pembelajaran PAI yang memang memiliki kekhasantersendiri, akan dapat menghadirkan sebuah pembelajaran dalam racikanya yangmantap. Pembelajaran akan terasa menyenangkan bagi siswa sehingga dapatmenginternalisasikan nilai-nilai religius yang terkandung dalam materipembelajaran PAI, dan itu secara tidak langsung juga dapat memotivasi siswauntuk mengembangkan dirinya dan menemukan mutiara-mutiara indah dalammateri pendidikan agama islam sehingga mampu membentuk watak danakhlaknya.

Kata kunci: karakter pembelajaran, kompetensi, metode, media, motivasi

A. Pendahuluan

Pr oses pembelajaran yang benar akan menuntun keberhasilanhasil belajar, meskipun hasil belajar itu itu sendiri bukanlahtujuan esesensi dari kegiatan belajar mengajar. Adanya

standar proses dalam proses pembelajaran mutlak ada dalam prosesbelajar.

Page 2: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman60

Jurnal At-Ta’dib

Banyak ahli merumuskan standar keberhasilan pembelajarandengan asusmsi-asumsi yang dibangun atas dasar pengalaman dantelaah atas fenomena pembelajaran yang berkembang sesuaijamanya. Perumusan standar pembelajaran sejak dari perencanaahingga evaluasi lebih bersifat subyektif. Tidak ada yang berhakmengklaim rumusan dalam standar pembelajaran miliknya adalahyang paling benar dan harus dicontoh. Masing-masing pelajaranmempunyai kekhasan mulai dari perumusan tujuan pembelajaranhingga pelaksanaan teknis pembelajaran di kelas.

Tiap materi pelajaran mempunyai keunikanya sendiri tidakterkecuali materi pendidikan agama Islam. Karakteristik dalammateri pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai suatukekhasan yang terdapat di dalamnya1. Dan ini bisa menjadi ciri yang

1 Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu yang dapatmembedakannya dengan mata pelajaran lainnya. Begitu juga halnya mata pelajaran PendidikanAgama Islam (PAI). Adapun karakteristik mata pelajaran PAI diantaranya adalah berikut:

a. PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok(dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yangtidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.

b. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokokyang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaranlain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik.Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalandengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI.

c. Mata pelajaran PAI, bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang berimandan bertakwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yangmulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumberajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untukmemelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa olehpengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan matapelajaran tersebut.

d. PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapatmenguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimanapeserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapatmengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapiyang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya.

e. Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang adapada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan al-Sunnah/al-HaditsNabi Muhammad Saw. (dalil naqli). Dengan melalui metode Ijtihad (dalil aqli)para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan lebih rinci danmendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.

f. Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaituaqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep iman;syariah merupakan penjabaran dari konsep Islam, syariah memiliki dua dimensi

Page 3: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 61

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

membedakan antara materi PAI dengan materi lainya. Denganadanya kekhasan sebagai ciri yang melekat pada materi PAI dapatdijadikan sebuah pembeda dan dapat memudahkan untukmengenalinya. Meskipun demikian terdapat kekhasan sebagaisebuah ciri tidak serta merta kita melakukan pemisahan yangkontradiktif. Adakalanya bahkan seharusnya adanya perbedaan cirikhas dapat dijadikan salah satu aspek untuk dapat melakukanintegrasi antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga akan terjalinsatu kesatuan yang utuh dan bermakna.

Banyak sekali unsur yang terlibat dalam pembelajaran dimanasatu dengan lainya saling mempengaruhi, ibarat bermain musikpembelajaran adalah orkestra yang memainkan puluhan alat musikdengan segala macam ragamnya. Dalam pembelajaran hal itu bisalebih rumit lagi karena pembelajaran adalah sebuah misteri, tidakbisa dimatematikakan, siswa yang diajar oleh guru yang sudahdoktor belum tentu lebih berhasil dari yang diajar oleh guru yanghanya sarjana strata satu. Dengan kekhasan materi PAI dan rumitnyaunsur-unsur yang terdapat pada pembelajaran PAI sekiranya dapatdicari simpul-simpul utama yang kita sebut sebagai pilar keberhasil-an proses belajar mengajar, dan diantara simpul-simpul pentingtersebut meliputi tiga hal; satu berkaitan dengan kompetensipendidik, dua pemilihan metode dan media, tiga motivasi siswa.

B. Kompetensi dan Kreatifitas GuruGuru adalah motor pembelajaran yang mendinamisasikan

semua unsur yang bersambungan dengan pebelajaran itu sendiri,dia seakan menjadi sentral figur dalam sebuah pembelajaran di dalamkelas. Peranya tidak tergantikan oleh media apapun meski mediatersebut canggih. Dalam filosofi mengajar yang digagas oleh parapendiri pondok modern Darussalam Gontor, at-thariqatu ahammuminal madah, wal mudarrisu ahammu min at-thariqah, wa ruhulmudarrisu ahammu minal mudarrisi; metode lebih penting dari

kajian pokok, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran darikonsep ihsan. Dari ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai kajiankeislaman (ilmu-ilmu agama) seperti Ilmu Kalam (Theologi Islam, Ushuluddin,Ilmu Tauhid) yang merupakan pengembangan dari aqidah, Ilmu Fiqih yangmerupakan pengembangan dari syariah, dan Ilmu Akhlak (Etika Islam, MoralitasIslam) yang merupakan pengembangan dari akhlak, termasuk kajian-kajian yangterkait dengan ilmu dan teknologi serta seni dan budaya.

Page 4: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman62

Jurnal At-Ta’dib

materi, guru lebih penting dari metode, dan ruh/jiwa guru jauh lebihpenting dari guru itu sendiri.

Filosofi mengajar tersebut apabila diurai akan terlihat sebagaiberikut; seandainya materi itu bernilai satu bagian maka metodebernilai tiga bagian, guru lima bagian dan ruh/jiwa guru bernilaitujuh bagian. Ada empat unsur yang terkandung dalam filosofitersebut: 1. Materi 2. Metode 3. Guru/pendidik 4. Ruh/jiwa guru.Kalau dicermati kembali keempat unsur tersebut maka yang ber-kaitan langsung dengan guru adalah unsur yang ketiga dan keempatdan kalau dijumlah bagianya ada dua belas bagian dari total limabelas bagian. Penggambaran nyata tersebut meyakinkan kita bahwaperan dan fungsi guru dalam proses pembelajaran sangatlah besar,apalagi kalau kita telaah lagi bahwa unsur pertama (materi) dan unsurkedua (metode) juga ditentukan oleh seorang guru.

Dalam diagram terlihat jelas peran dan fungsi guru yangberbanding dua belas lebih banyak dari pentingnya menyusunmateri, belum lagi apabila peran tersebut ditambah denganketrampilan guru dalam mengelola pembelajaran seperti pemilihanmetode mengajar yang tepat maka pentingnya peran guru menjadilima belas kali berbanding dengan materi.

Pada hakekatnya orientasi kompetensi2 guru tidak hanyadiarahkan pada intelektualitas siswa dalam kaitannya denganpelaksanaan proses belajar mengajar bersama anak didiknya saja,akan tetapi mempunyai jangkauan yang lebih luas lagi, yaitu sesuai

2 Dalam bukunya Roestiyah NK, kompetensi diartikan sebagai suatu tugas yangmemadai atau pemilihan pengetahuan, ketrampilan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntutoleh jabatan seseorang. Dalam pembahasan ini yang dimaksud kompetensi yaitu kemampuanatau kesanggupan guru dalam melaksanakan tugasnya, melaksanakan proses belajar mengajar,kemampuan atau kesanggupan tersebut mempunyai konsekkuensi bahwa : seorang yangmenjadi guru dituntut benar-benar memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilannya sesuaidengan profesinya, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Page 5: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 63

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang nantinya menjaditempat kembali. Pendidikan pula yang akhirnya diharapkan mampumencetak kader-kader pembangunan di masa kini, esok danmendatang, dan ditangan gurulah lahir siswa-siswa yang mampumenjawab tantangan jaman tersebut.

Berpijak dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kompetensiguru kiranya menjadi titik sentral persoalan pembelajaran, jangkau-annya lebih luas yang tidak hanya berorientasi ke dalam, artinyayang berkaitan dengan pengajaran di sekolah saja, tetapi jugaberorientasikan keluar, yaitu harus mampu meneropong apa yangdibutuhkan oleh masyarakat sehingga tidak akan terjadi pemisahantara guru dan cita-cita masyarakat, sebab kalau dilihat lebih jauhpendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab guru atau sekolah,akan tetapi merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat,dan simpulnya ada pada kompetensi guru.

Perumusan guru seperti dikemukakan di atas sangat pentingatau berguna bagi guru untuk dijadikan pijakan atas pedoman dalammengukur kompetensinya. Ini merupakan suatu yang harus dimilikidan dikuasai oleh guru yang terlibat langsung dalam proses belajarmengajar. Dikatakan seseorang yang telah memilih guru sebagiprofesinya, hendaklah bersikap progresif dengan berupayamengetahui kompetensi apa yang dituntut oleh masyarakat dalamdirinya, selanjutnya guru berusaha memenuhinya dan memper-baikinya kekurangan yang dirasa masih terlalu jauh ketinggalan,dengan langkah seperti ini maka kompetensi yang bagaimanapunyang diharapkan masyarakat dari seorang guru tidaklah berat untukdipenuhi. Disamping itu guru yang sudah bertekad memilih gurusebagai profesinya sudah barang tentu ia selalu berusaha dengansemangat untuk mengembangkan kariernya dan mengabdi padaprofesinya itu.

Selanjutnya bahwa Pemerintah dalam kebijakan pendidikannasional telah merumuskan kompetensi guru ada empat, hal tersebuttercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensipedagogik, kompetensi kepribadian, kompeensi profesional, dankompetensi sosial.

Page 6: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman64

Jurnal At-Ta’dib

1. Kompetensi PedagogikSecara umum istilah pedagogik (pedagogi) dapat diberi makna

sebagai ilmu dan seni mengajar anak3. Sedangkan ilmu mengajaruntuk orang dewasa ialah andragogi. Dengan pengertian itu makapedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkantinjauan psikologis anak. Pendekatan pedagogik muaranya adalahmembantu siswa melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan pengerti-an seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan kompetensipedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitandengan ilmu dan seni mengajar siswa. Ruang kompetensi pedagogikdalam pendidikan anak terbatas pada interaksi edukatif antara diadengan siswa.

Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik mencakup kemampu-an guru di dalam pengaktualisasian landasan mengajar, pemahamanterhadap peserta didik, penguasaan ilmu mengajar, penguasaan teorimotivasi, mengenali lingkungan masyarakat, menguasai penyusun-an kurikulum dan silabus, menguasai teknik penyusunan RPP, danmenguasai metode evaluasi pembelajaran.

2. Kompetensi KepribadianKompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan

dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memilikinilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari4.Dalam hal ini berarti memiliki kepribadian yang pantas diteladani,mampu melaksanakan kepemimpinan seperti yang dikemukakanKi Hajar Dewantara, yaitu “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing MadyaMangun Karsa. Tut Wuri Handayani”. Dengan kompetensi kepribadi-an maka guru akan menjadi contoh dan teladan, serta membangkit-kan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu seorang guru dituntutmelalui sikap dan perbuatan menjadikan dirinya sebagai panutandan ikutan orang-orang yang dipimpinnya.

3 Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, danagogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah membantuanak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergike sekolah. Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yangmempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampusecara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.

4 Menurut Hamzah B.Uno Kompetensi Personal, artinya sikap kepribadian yang mantapsehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek.

Page 7: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 65

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian yang perlu dimilikiguru antara lain; Guru berkewajiban untuk meningkatkan iman danketakwaannya kepada Allah, memiliki kelebihan dibandingkan yanglain, mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalammenyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi denganpeserta didik maupun masyarakat, diharapkan dapat menjadifasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya berpikir kritis,saling menerima dalam perbedaan pendapat dan bersikapdemokratis dalam menyampaikan dan menerima gagasan-gagasanmengenai permasalahan yang ada di sekitarnya sehingga gurumenjadi terbuka dan tidak mentup diri dari hal-hal yang berada diluar dirinya. sabar dalam arti tekun dan ulet melaksaakan prosespendidikan tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi mem-butuhkan proses yang panjang. Mampu mengembangkan dirinyasesuai dengan pembaharuan, baik dalam bidang profesinya maupundalam spesialisasinya. Mampu menghayati tujuan-tujuan pendidikanbaik secara nasional, kelembagaan, kurikuler sampai tujuan matapelajaran yang diberikannya. Mampu membangun hubunganmanusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungandengan orang lain atas dasar saling menghormati antara satu denganyang lainnya. Mampu memahami potensi dan kekurangan dirisehingga dapat memaksimalkan kelebihan dirinya dan meminimal-kan kekurangannya terutama dalam pengembangan profesinyasebagai inovator dan kreator.

3. Kompetensi ProfesionalGuru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk  melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.Kompetensi di sini meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilanprofesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasaryang harus dimiliki seseorang guru5.

Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orangyang punya kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangkeguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya

5 Dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksuddengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secaraluas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standarkompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Page 8: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman66

Jurnal At-Ta’dib

sebagai guru. Guru profesional adalah orang yang terdidik danterlatih serta punya pengalaman bidang keguruan. Seorang guruprofesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal antaralain; memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai,memiliki kompetensi kemampuan berkomunikasi dengan siswanya,mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dankomitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukanpengembangan diri secara terus-menerus (continous improvement)melalui organisasi profesi, buku, seminar, dan semacamnya6.

Secara umum kompetensi profesfional dapat diidentifikasiruang lingkupnya sebagai berikut: Kemampuan penguasaan materi/bahan bidang studi. Penguasaaan ini menjadi landasan pokok untukketerampilan mengajar. Kemampuan mengelola program pem-belajaran yang mencakup merumuskan standar kompetensi dankompetensi dasar, merumuskan silabus, tujuan pembelajaran,kemampuan menggunakan metode/model mengajar, kemampuanmenyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kemampuanmengenal potensi (entry behavior) peserta didik, serta kemampuanmerencanakan dan melaksanakan pengajaran redmedial. Ke-mampuan mengelola kelas. Kemampuan ini antara lain adalah;mengatur tata ruang kelas dan menciptakan iklim belajar mengajaryang kondusif. Kemampuan mengelola dan penggunaan media sertasumber belajar. Kemampuan ini pada dasarnya merupakankemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agarproses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.Kemampuan penguasaan tentang landasan kependidikan. Ke-mampuan menilai prestasi belajar peserta didik yaitu kemampuanmengukur perubahan tingkah laku siswa dan kemampuan meng-ukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuatprogram. Kemampuan memahami prinsip-prinsip pengelolaanlembaga dan program pendidikan di sekolah. Kemampuan/terampilmemberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.Kemampuan memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.Kemampuan memahami karakteristik peserta didik. Guru dituntut

6 Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungandengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan.Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentangbelajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentanglingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

Page 9: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 67

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri danperkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akandiajarkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Kemampuanmenyelenggarakan administrasi sekolah. Kemampuan memilikiwawasan tentang inovasi pendidikan. Kemampuan/berani meng-ambil keputusan. Kemampuan memahami kurikulum dan per-kembangannya. Kemampuan bekerja berencana dan terprogram.Kemampuan menggunakan waktu secara tepat.

4. Kompetensi SosialDimaksud dengan kompetensi sosial di dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3, ialahkemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untukberkomunikasi dan bergaul seacara efektif dengan peserta didik,sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didikdan masyarakat sekitar7.

Guru hendaknya mampu memikul dan melaksanakantanggung jawab sebagai guru kepada siswa, orang tua, masyarakat,bangsa, negara, dan agamanya. Tanggung jawab pribadi yangmandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, me-ngendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya.Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalammemahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan darilingkungan sosial serta memiliki kemampuan berinteraksi sosial.

Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaanberbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukanuntuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual danmoral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhlukberagama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari normaagama dan norma moral.

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan eratdengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakatdi sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehinggaperanan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkanmemiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan

7 Menurut Hamzah B. Uno kompetensi sosial artinya guru harus mampu menunjukkandan berinteraksi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dankepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.

Page 10: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman68

Jurnal At-Ta’dib

orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misikemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas kemanusiaanmanusia.

Guru sudah semestinya mempunyai kompetensi sosial karenaguru adalah penceramah jaman. Kompetensi sosial dapat berupaketerampilan berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua,bersikap simpatik, dapat bekerja sama dengan lingkungannya danmampu bergaul dan bekerja sama dengan mitra kerjanya.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untukmenyesuaikan diri kepada tuntutan kerja di lingkungan sekitar padawaktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawaguru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karenaitu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbedadan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadipelopor pembangunan di daerah tempat guru tinggal. Beberapakompetensi sosial yang perlu dimiliki guru antara lain; terampilberkomunikasi, bersikap simpatik, dapat bekerja sama denganDewan Pendidikan/Komite Sekolah, pandai bergaul dengan kawansekerja dan mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya(lingkungan).

Semua guru mesti menguasai keempat kompetensi tersebutdengan maksimal. Keempatnya akan membentuk sosok seorangguru ideal, apalagi guru PAI yang tidak hanya mengandalkankompetensi pedagogik guru semata namun lebih mengandalkankompeten kepribadian guru, karena dia harus menjadi uswah/teladan bagi siswanya terutama dalam beribadah dan bertauhid.

C. Efisiensi Metode dan Media PembelajaranTidak ada metode terbaik untuk semua pelajaran, yang ada

adalah metode yang tepat untuk masing-masing mata pelajaran. Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaranyang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harusmampu menerapkan berbagai metode pembelajaran

1. Pemilihan Metode PembelajaranPada saat guru mengajar di kelas, salah satu yang paling penting

adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapatmenguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yangmenyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode

Page 11: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 69

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.Banyak alternatif metode pembelajaran yang bisa dipilih guru sesuaidengan kondisi kelas dan memperhatikan dengan seksama berbagaiaspeknya. Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran yangbisa dipertimbangkan guru dengan kelebihan dan kekuranganyamasing-masing;a. Metode pembelajaran ceramah

Adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepadasekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajarantertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkanoleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapatujuan. Dengan metode ceramah8, guru dapat mendorongtimbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Dalam pembelajaranPAI hampir membutuhkan metode ceramah dalam semuamateri bahasanya. Bisa dikatakan bahwa semua pelajaran yangtermasuk dalam bahasan materi PAI seperti bahasan dalamketauhidan, akhlak, fiqh, ushul fiqh, sejarah kebudayaan Islam,al-Qur’an dan hadits semuanya bisa menggunakan metodeceramah. Metode ceramah hampir dapat dikombinasikandengan semua metode, efisiensi waktu adalah salah satukelebihan metode ini. Meskipun demikian harus diingat bahwaceramah atau kata-kata verbal biasanya bersifat abstrak dantidak kongkrit, maka dari itu metode ceramah perlu di-kombinasikan dengan metode belajar lainya yang bersifatkongkrit dan pengalaman langsung

b. Metode DiskusiProses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksisaling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankanpendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkankesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakanmetode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifatinteraktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

8 Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakandalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahanbelajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. Metodeceramah dapat dikombinasikan dengan metode belajar lainya. Metode pengajaran yangmenggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan denganmetode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramahplus tanya jawab dan tugas b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas c. Metode ceramahplus demonstrasi dan latihan (CPDL).

Page 12: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman70

Jurnal At-Ta’dib

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya,dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkat-kan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan me-mecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding peng-gunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untukmeningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metodediskusi, meskipun membutuhkan waktu yang lebih lamanamun mendiskusikan materi PAI seperti bahasan dalam fiqhakan memaksimalkan pendekatan belajar student centre merekaakan menikmati proses menemukan yang mengasyikkan.

c. Metode Demonstrasimerupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untukmenolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaanseperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana prosesbekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasisebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guruatau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta)atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelassesuatau proses. Untuk pembelajaran PAI pelaksanaan metodeini bisa berupa peragaan mengkafani jenazah. KelebihanMetode Demonstrasi :a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedangdipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaranlebih melekat dalam diri siswa. Sedangkan Kelemahan metodeDemonstrasi :a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelasbenda yang diperagakan. b. Tidak semua benda dapat di-demonstrasikan. c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikanoleh pengajar yang kurang menguasai apa yang di-demonstrasikan.

d. Metode Resitasiadalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswamembuat resume dengan kalimat sendiri. Dalam bahasanmateri PAI hal tersebut bisa berupa resensi buku atau makalahdalam bahtsul masail, dan metode ini juga bisa dikombinasikandengan metode diskusi yang mengasyikkan. Kelebihan MetodeResitasi adalah :a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajarsendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Peserta didik memiliki

Page 13: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 71

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggungjawab dan mandiri. Kelemahan Metode Resitasi adalah : a.Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni pesertadidik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa maubersusah payah mengerjakan sendiri. b. Kadang kala tugasdikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukarmemberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

e. Metode EksperimentalMerupakan cara pengelolaan pembelajaran di mana siswamelakukan aktivitas percobaan dengan mengalami danmembuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metodeini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri ataumelakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamatisuatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarikkesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Sepertidalam materi bahasan fiqh yang membutuhkan praktek,metode ini dapat menjadi alternatif pilihan seperti saat mencobamanasik haji hingga mencoba memakai kain ihram yangdililitkan tanpa jahitan itu.

f. Metode Study Tour (Karya wisata)Metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungisuatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnyapeserta didik membuat laporan dan mendiskusikan sertamembukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingioleh pendidik. Praktek metode ini dapat berupa kunjungan ketempat-tempat bersejarah di tanah suci. Mentangi langsungka’bah dan areal jamarat misalnya akan menimbulkan kesanyang mendalam bagi yang mengalaminya. Atau yang palingsederhana ya seperti mendatangi pasar untuk mengetahuipraktek jual beli dalam materi bahasan fiqh. Dalam prakteklanjutanya bisa dikembangkan dalam bentuk pendekatan CTL(contextual teaching and learning).

g. Metode Latihan KeterampilanBisa juga disebut drill method adalah suatu metode mengajardengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulangkepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempatlatihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi,kegunaan dan manfaat sesuatu. Metode latihan keterampilanini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis

Page 14: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman72

Jurnal At-Ta’dib

pada peserta didik semisal latihan menyamak kulit binatang,mengkafani mayat atau praktek ketrampilan lainya.

h. Metode Pengajaran BereguSuatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satuorang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salahseorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujian-nya, setiap pendidik membuat soal kemudian digabung. Jikaujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsungberhadapan dengan team pendidik tersebut, atau pada saatkegiatan tadabbur alam dalam bentuk permaian kelompok yangbertujuan meningkatkan keimanan dan kedekatan denganAllah dengan cara mensyukuri ciptaanNya

i. Peer Theaching MethodSama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metodemengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. Penggunaanmetode ini dalam pembelajaran PAI bisa berupa penugasan gurukepada siswanya untuk menyimak hafalan ayat atau hadits bagitemanya yang belum hafal. Beberapa keuntungan daripelaksanaan metode ini adalah menghemat waktu belajar danmemberi rasa percaya diri bagi siswa yang sudah menghafalsementara bagi siswa yang belum hafal merupakan sebuahmotivasi agar dia bisa seperti temanya.

j. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)Kekhasan metode ini bukan hanya sekadar metode mengajar,tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalamproblem solving dapat menggunakan metode-metode lainnyayang dimulaidengan mencari data sampai pada menarikkesimpulan.

Metode problem solving merupakan metode yangmerangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihatkualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guruharus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya. Metode ini sangat cocok diterap-kan pada pelajaran ushul fiqh dan fiqh karena banyak sekalimasalah-masalah fiqh kekinian yang dapat dijadikan bahankajian dengan melatih siswa untuk mengemukakan pendapatdan mengambil kesimpulan hukum

Page 15: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 73

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

k. Project MethodAdalah metode perancangan adalah suatu metode mengajardengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yangakan diteliti sebagai obyek kajian. Pedekatan proyek akanmembawa siswa pada pemahaman praktis materi bahasandalam fiqh seperti mengetahui macam-macam air untukbersuci.

Sebagaimana diuraikan, banyak sekali variasi metode yangbisa dipilih guru PAI dalam penguatan pembelajaran materiPAI. Di sini sangat diperlukan pemahaman guru akan tujuankurikuler pada masing-masing pelajaran. Seperti pada pelajarnfiqh, tujuan utamanya adalah ja’lu talamidz ya’malun, dengankata lain sasaran pembelajaran fiqh adalah kemampuan siswauntuk mempraktekkan materi pelajaran bukan hanyapemahaman konsep. Pendekatan pembelajaranya mestinyapendekatan praktek, maka seperti pendekatan model CTL(contextual teaching and learning) sangat dianjurkan.

Lain lagi dengan pelajaran sejarah seperti SKI dimanatujuan kurikulernya adalah ja’lu talamidz yataallamun, artinyaorientasi pembelajaranya adalah siswa dapat memetik pelajarandari peristiwa sejarah suatu bangsa atau golongan. Guru bisamemilih metode pembelajaran yang menekankan pada ke-mampuan siswa untuk berdiskusi dan mengambil kesimpulan.Begitu seterusnya, dimana kuncinya adalah pemahaman guruterhadap tujuan pembelajan tiap-tiap mata pelajaran danpemilihan pendekatan pembelajaran serta metode yang sesuai.Selain itu, pemanfaatan media pembelajaran juga sangatmenunjang bagi terwujudnya sebuah pembelajaran yang hidupdan bermakna.

2. Merekayasa Media PembelajaranSetelah memilih metode pembelajaran yang tepat, berikutnya

adalah kompetensi guru PAI dalam merekayasa media pembelajaransehingga menimbulkan sinergitas yang kuat antara metode danmedia pembelajaran. Media-media yang terdapat di lingkungansekitar, ada yang berupa benda-benda atau peristiwa yang langsungdapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, ada pulabenda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelumdapat kita pergunakan dalam pembelajaran. Media yang perlu kita

Page 16: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman74

Jurnal At-Ta’dib

buat itu biasanya berupa alat peraga sederhana dengan meng-gunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kita9. Jika kitaharus membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapaprinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu :1) Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi

penggunaannya.2) Dapat bersinergi dengan metode pembelajaran.3) Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu

konsep tertentu, terutama konsep yang abstrak.4) Dapat mendorong kreatifitas siswa, memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (me-nemukan sendiri)

5) Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keaman-an, tidak mengandung unsur yang membahayakan siswa.

6) Memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan7) Mudah dipergunakan baik oleh guru maupun siswa8) Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya

dipilih agar mudah diperoleh di lingkungan sekitar denganbiaya yang relatif murah.

9) Jenis media disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.  Suasana belajar yang hidup dan dinamis dapat ditimbulkan

oleh media pembelajaran yang memenuhi unsur-unsur sebagaimanatersebut di atas, karena media dapat mengatasi keterbatasan indra,ruang dan waktu. Apalagi media yang dipilih banyak bersifatkongkrit bukan abstrak, seperti halnya guru hadits yang hendak

9 Masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait denganteknologi tinggi, elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagaimedia pembelajaran adalah media cetak, Transparansi, Audio, Slide Suara, Video, MultimediaInteraktif, E-learning. Namun sesungguhnya hal tersebut merupakan pemikiran yang sempitdalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari berbagaimacam jenis, dari media pembelajaran yang sederhana dan murah hingga media pembelajaranyang canggih dan mahal. Dari mulai rakitan pabrik hingga buatan tangan para guru itu sendiri, bahkan ada pula yang telah disediakan oleh alam dilingkungan sekitar kita yang dapatlangsung digunakan sebagai media pembelajaran. Atas dasar pemahaman tersebut diatasmaka diharapkan tidak ada lagi argumentasi yang muncul dikalangan para guru untuk tidakdapat menggunakan alat peraga oleh karena biayanya mahal. Begitu banyaknya lingkungandisekitar kita yang dapat digunakan sebagai media alat peraga tanpa perlu biaya mahal.Beberapa benda dilingkungan kita dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, baik yangdimanfaatkan secara langsung ( by utility resources ) , ataupun yang dirancang terlebihdahulu ( by design resources ) dan dapat pula dengan cara rekayasa media.

Page 17: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 75

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

menjelaskan salah satu hadits yang diriwayatkan dari RasulullahSAW tentang hasad (dengki); “iyyakum wal hasada, fainnal hasadaya’kulul hasanat kama ta’kulunarul hathoba”, jauhilah dengki, se-sungguhnya dengki memakan kebaikan sebagaimana api melalaphabis kayu bakar. Untuk menjelaskan hadits ini guru membawakayu bakar lalu menyulutnya dengan api, kemudian dia berkata“anak-anakku coba kalian perhatikan beginilah yang terjadi apabilakita memelihara dengki dalam diri kita, kalian tahu kayu bakar yangbesar tadi dan beratnya lebih dari sekilo setelah terbakar dan menjadiabu maka beratnya tinggal berupa gram saja, maukah kebaikankalian hilang hanya karena hasad yang kalian pelihara, tentu tidak.

D. Memotivasi SiswaPada prinsipnya tidak ada siswa yang bodoh, yang ada hanyalah

guru yang tidak bisa mendidik atau lebih tepatnya tidak ada siswayang bodoh yang adalah siswa yang belum menemukan guru yangtepat. Ada banyak unsur yang mesti dibangun oleh siswa untuk dapatmenemukan kekuatan dalam dirinya dan melawan hambatan-hambatan belajar. Persepsi belajar merupakan salah satu hal palingberpengaruh dalam belajar, terutama untuk mengkaji materi PAI.Guru harus dapat membangun persepsi bahwa mempelajaripelajaran agama itu sangat bermanfaat untuk kehidupan kini dansebagai bekal untuk masa mendatang, dan mempelajarinya bisasangat menyenangkan. Peran guru PAI sebagai motivatorpembelajaran menjadi sangat penting;

1. Mengokohkan Perasaan Siswa Terhadap BelajarMerasa bodoh, pada saat perasaan ini muncul dalam diri siswa

akan muncul perasaan minder, malas /tidak bersemangat. Tanamkandalam diri, bahwa di dunia ini tidak ada orang bodoh, yang adaadalah orang yang malas dan tidak mau berusaha. Guru mesti dapatmenjadi sahabat dan orang tua bagi siswanya, menjadi telaga tempatmenumpahkan perasaan10.

10 Mengatasi anak malas belajar sudah menjadi salah satu keluhan umum para orangtua dan guru. Kasus yang biasa terjadi adalah anak lebih suka bermain dari pada belajar. Anakusia sekolah tentunya perlu untuk belajar, antara lain berupa mengulang kembali pelajaranyang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah (pr) ataupun mempelajarihal-hal lain di luar pelajaran sekolah. Malas dijabarkan sebagai tidak mau berbuat sesuatu,segan, tak suka, tak bernafsu. Malas belajar berarti tidak mau, enggan, tak suka, tak bernafsu

Page 18: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman76

Jurnal At-Ta’dib

Diantara faktor intrinsik (dalam diri anak sendiri) yangmenjadikan anak malas belajar diantaranya; Kurangnya waktu yangtersedia untuk bermain, kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalubanyak bermain/membantu orang tua), sakit, sedang sedih, ke-cerdasan yang kurang memadai atau sebab yang lain. Faktorekstrinsik (di luar dirinya) juga dapat mempengaruhi semangat anakdalam belajar seperti; Sikap orang tua yang tidak memperhatikananak dalam belajar atau sebaliknya (terlalu berlebihan memper-hatikan) Banyak orangtua yang menuntut anak belajar hanya demiangka (nilai) dan bukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawabanak selaku pelajar memaksa anak untuk les ini itu. Sedang punyamasalah di rumah bapak ibunya sedang bertengkar. Bermasalah disekolah (tidak suka/phobia sekolah, sehingga apapun yangberhubungan dengan sekolah jadi enggan untuk dikerjakan), ter-masuk dalam hal ini adalah guru dan teman sekolah. Tidak mem-punyai sarana yang menunjang belajar (misal tidak tersedianya ruangbelajar khusus, meja belajar, buku penunjang pelajaran. Selain itutersedianya fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapatmengganggu minat belajar anak. Seperti perangkat komputer yangdiprogram untuk sebuah permainan (games), atau telepon seluleryang mempunyai fitur menarik.

Mengatasi Malas Belajar Anak Mencari sebab musababnya anakmenjadi malas adalah langkah yang paling utama. Ada berbagaialternatif acara mengatasi problem belajar sebagaimana tersebut,diantaranya dengan menanamkan pengertian yang benar tentangpentingnya belajar. Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anakbahwa dia mempunyai tanggung jawab belajar. Menumbuhkaninisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran sertatanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yangbermanfaat jangka panjang.

Metode terbaik menggugah minat belajar anak adalah denganmemberikan contoh (uswah hasanah) karena anak cenderung

untuk belajar (Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia). Jika anak-anak tidak suka belajardan lebih suka bermain, itu berarti belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarikbuat mereka, dan mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang tidakada gunanya/untungnya karena bagi ana-anak tidak secara langsung dapat menikmati hasilbelajar. Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan bermain menarik buat anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung (perasaan senang yangdialami ketika bermain adalah suatu keuntungan).

Page 19: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 77

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

meniru perilaku orang tua dan gurunya. Ketika menyuruh danmengawasi anak belajar, orang tua atau guru juga perlu untuk terlihatbelajar (misalnya membaca buku-buku). Sesekali ayah-ibu perluberdiskusi satu sama lain, mengenai topik-topik serius (suasanaseperti anak sedang kerja kelompok dan diskusi dengan teman-teman, jadi anak melihat kalau orangtuanya juga belajar).

Cara yang lain bisa juga dengan memberikan insentif jika anakbelajar. Insentif yang dapat diberikan ke anak tidak selalu harusberupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian.Pujilah anak saat ia mau belajar tanpa mesti disuruh. Sering meng-ajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah padaanak atau dengan bertanya tentang kegiatan di rumah oleh guru.

Bagi guru mengajarkan siswa materi pelajaran PAI denganmetode tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak adalah salahsatu kunci keberhasilan pembelajaran PAI. Misalnya dengan activelearning atau learning by doing, atau learning through playing, sehinggaanak merasakan bahwa belajar pelajaran agama adalah sesuatu yangmenyenangkan. Meskipun yang dipelajari adalah pelajaran agamanamun dapat dikemas dengan kemasan yang mengasyikkan.Kuncinya adalah komunikasi, guru harus mampu membangunkomunikasi yang positif dengan siswa. Guru dapat mencari situasidan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbukadengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkanpenyebab ia malas belajar terutama ketika harus menghafal ayat atauhadits. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti saat istirahatjam pelajaran maupun di tengah-tengah mengajar.

Kesepakatan disiplin belajar, guru dan siswa mesti melakukandisiplin belajar tertentu dengan siswa. Seperti disiplin waktu,berpakaian dan lainya. Menegakkan kedisiplinan tidak mestibilamana anak mulai meninggalkan rutinitas yang telah disepakatitapi jauh sebelum itu. Menanamkan tanggung jawab berdisiplin jauhlebih penting dari hanya sekedar memberi hukuman apabila merekamelanggar itu akan menjadi lebih menyentuh. Bilamana harus mem-berikan hukuman, lakukanlah dengan yang sewajarnya dan janganberlebihan. Sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (men-jewer, menyentil, mencubit, atau memukul). Gunakanlah konse-kuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak.

Mengenali pola kemampuan dan perkembangan anakkemudian susunlah suatu jadwal belajar yang sesuai dengan

Page 20: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman78

Jurnal At-Ta’dib

kompetensi siswa. Menciptakan suasana belajar yang baik dannyaman, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan danmendampingi anak saat belajar. Sebagai selingan guru PAI dapatpula memberikan permainan-permainan yang mendidik agarsuasana belajar tidak tegang dan tetap menarik perhatian. Meng-hibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana bagi problembelajar anak karena guru adalah orang tua bagi siswa yang sedangbelajar di sekolah.

Memotivasi anak yang malas belajar sebaiknya jangandimarahi. Sebagai guru, kita harus sabar menghadapinya. kita harusmemberikan motivasi agar anak mau dan semangat untuk belajar.Selain itu, beritahulah manfaat yang bisa didapat jika dirinya rajinbelajar. Misalnya mengatakan, “Anak yang rajin belajar itu disayangguru dan orang tuanya”. Dengan begitu, hatinya akan tergugah untukbelajar karena dirinya ingin disayang.

Memberikan penghargaan pada anak adalah salah satu carauntuk meningkatkan semangat belajarnya, kerja keras anak sekecilapapun harus dihargai. Misalnya, karena anak rajin belajar, lalu diaselalu mendapatkan nilai bagus saat di kelas. Agar membuatnyasenang dan lebih semangat belajar, berikanlah penghargaanuntuknya. Penghargaan bisa merupa materi maupun non-materi,seperti dengan pujian, “wah hasil karyamu bagus sekali ya”meskipun hasil karyanya sangat jauh dari sempurna, atau hanyadengan memberikan sebuah buku tulis itupun sudah sangatmemotivasinya.

Beberapa hal yang tidak kalah pentingnya dalam menyikapianak yang sedang dilanda malas belajar adalah bahwa guru harusmenyadari sisi positif. Menggali sisi positif anak agar anak menyadaridirinya sendiri untuk mampu mengatasi masalahnya. Ajak anakuntuk mengingat ingat, dan kemudian bercerita kesulitannya,bagaimana dia mengatasinya, dan seterusnya. Anak akhirnya tersadarbahwa dia bisa mengatasi kesulitan-kesulitannya itu, karena diamemiliki sisi positif tertentu. Sisi itu bergantung dari sang anak.Bisa saja karena kesabaran, keuletan, usaha dia untuk bertanyakepada teman, dan sebagainya. Perkuat keyakinan anak, atausadarkan anak. Misalnya dengan mengatakan: “Nah, kamu pernahmengalami hal yang seperti ini, dan berarti kamu bisa mengatasinya”.

Memberikan bekal nilai-nilai religius pada anak inilah faktoryang sangat penting. Mengenalkan tujuan hidup dan tanggung jawab

Page 21: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 79

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

individu dan kelompok sebagai manusia ciptaan Allah, hal ini sangatdimungkinkan karena materi pembelajaran PAI sarat denganmuatan-muatan akhlak dan ketauhidan kepada Allah. Mengenalkansiswa dengan lingkungan sosialnya sehingga terjadi interaksi sosialyang mantap antara dirinya dan lingkunganya, baik sosial kecil(sekolah) maupun sosial besar (masyarakat). Gunakan imajinasi anakuntuk membayangkan, apa yang dia inginkan untuk dirinya danmasyarakatnya di masa yang akan datang baik dalam waktu panjangatau pendek terutama setelah memahami materi bahasan PAI yangsangat dengan nilai-nilai .

2. Membangun Persepsi BelajarPada saat siswa merasa bosan maka akan muncul perasaan

gelisah dan tidak suka belajar. Timbul persepsi dalam diri siswabahawa kegiatan belajar adalah kegiatan yang menjemukan statisdan melelahkan. Guru mesti dapat merubah persepsi ini, dia harusmampu mengubah mainset ini belajar itu membosankan menjadibelajar itu menyenangkan. Kiat-kiat berupa inovasi metode belajarsangat membantu merubah persepsi belajar itu membosankan kesebuah persepsi bahwa belajar itu mengasyikkan. Apalagi kalai gurubenar-benar dapat memanfaatkan media belajar yang unik sehinggadapat mendatangkan kecerian pembelajaran di dalam kelas.

3. Merekayasa Lingkungan BelajarLingkungan belajar11 yang tidak kondusif adalah awal

malapetaka pembelajaran. Sangat mungkin perasaan minder danbosan salah satu sebab utamanya adalah lingkungan belajar yangtidak tepat. Mahmud Yunus dalam bukunya At-tarbiyah wa ta’limmembuat definisi pendidikan sebagai berikut: At-ta’tsir bi jami’ilmuastsirat al- mukhtalifah al-lati nakhtaruha qosdan linusaida bihaat-thifla ala an yataroqqa jisman wa aqlan wa khuluqon, hatta yasila

11 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatanyang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung disuatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragamdiantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yangartinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atausekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruangdengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia danperilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik(makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.

Page 22: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman80

Jurnal At-Ta’dib

tadrijiyyan ila aqsho ma yastathiul wusul ilaihi minal kamali liyakunasaidan fi hayatihi al-fardhiyyah wal ijtima’iyyah, wa yakunu kulluamalin yashdaru anhu akaml wa atqan wa ashlah lil mujtama’. dalamdifinisi tersebut Mahmud Yunus menyebut kata qosdan yang berarti“disengaja”, dalam hal ini pesan-pesan pendidikan memang mestidipilih dalam sebuah lingkungan yang kondusif dan terencanasehingga dengan demikian hasilnya bisa maksimal.

Lingkungan12 yang ada di sekitar anak- anak kita merupakansalah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaianproses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajaryang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun padaumumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentinganpendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memper-kaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidakterbatas oleh empat dinding kelas, Selain itu kebenarannya lebihakurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapatmengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasidengan lingkungan tersebut. Kegiatan belajar dimungkinkan akanlebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumberbelajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajarsejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukandalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dansumber daya manusia di masa mendatang. Begitu banyaknya nilai

12 Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyakkeuntungan.   Beberapa keuntungan tersebut  antara lain :

1) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada dilingkungan

2) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit,tidak verbalistik.

3) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-bendatersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini jugasesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).

4) Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa melalui medialingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannyasehari-hari.

5) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Denganmedia lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasiatau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.

6) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswabiasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas(didesain).

Page 23: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran... 81

Vol. 8, No. 1, Juni 2013

dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumberbelajar dalam pendidikan, bahkan hampir semua tema kegiatandapat dipelajari dari lingkungan. Namun demikian diperlukanadanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapatmemanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Dalam konteks pembelajaran PAI, merekayasa lingkunganyang kondusif adalah mutlak adanya. Untuk dapat diinternalisisebagai nilai-nilai yang positif, materi pelajaran agama tidak cukuphanya diajarkan di kelas saja namun juga di luar kelas. Penanamannilai-nilai di luar kelas haruslah dengan membentuk lingkunganyang benar-benar kondusif. Siswa membutuhkan uswah atautauladan dari guru dan lingkungan sekolah. Guru yang melaksana-kan shalat dhuha misalnya akan sangat diperhatikan oleh siswa danbahkan akan ditirunya. Barangkali hal seperti ini lebih efektif bagisiswa untuk menangkap pesan dari pada guru fiqh yang sampaiberbusa menerangkan tentang pahala shalat dhuha sementara diasendiri tidak pernah melakukan shalat duha.

E. PenutupSebagai motivator pembelajaran, guru benar-benar dituntut

untuk dapat memaksimalkan peranya, tak terkecuali guru PAI.Dengan memilih metode belajar yang tepat dan memahami tujuanpelajaran serta mampu memotivasi siswa, pembelajaran mendapat-kan jaminanya untuk bisa dinikmati oleh siswa. Siswa akanmenemukan kelezatan ilmu di tangan guru yang memahami jiwasiswa dalam kemasan pembelajaran menarik dalam lingkunganbelajar yang kondusif untuk menyerap nilai-nilai.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu & Noor Salimi. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam.Jakarta. Bumi Aksara. 2004

B. Uno, Hamzah. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, danReformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 2008Djam’an Satori, dkk, Profesi Keguruan. Jakarta. UniversitasTerbuka. 2007

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Komptensi.Jakarta: Bumi Aksara. 2003

Page 24: Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun

Agus Budiman82

Jurnal At-Ta’dib

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan StandarKompetensi Guru. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2008

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi danKonteksrual: Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan PengawasSekolah.Jakarta. Bumi Aksara. 2007

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: RemajaRosdakarya. 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. RemajaRosdakarya. 2007

Nasution S. Teknologi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. 1999Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Press. 2005Prawiradilaga, Dewi Salma & Eveline Siregar. Mozaik Teknologi

Pendidikan. Jakarta. Kencana. 2007Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung. Sinar

Baru Algensindo. 2001, Teknologi Pengajaran. Bandung. Sinar Baru Algensindo. 2003

Tim. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher.2008

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem PendidikanNasional. Cet. Ke-4. Jakarta. Sinar Grafika, 2007

Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta:Gaung Persada Press. 2006, Disain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan .Jakarta: Gaung Persada Press. 2007