eksperimen dan kajian joule thief tesis oleh
TRANSCRIPT
EKSPERIMEN DAN KAJIAN JOULE THIEF
TESIS
OLEH :ROY LAMRUN SIANTURI
167015016
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK MESIN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
EKSPERIMEN DAN KAJIAN JOULE THIEF
PADA TERMOELEKTRIK GENERATOR BERTENAGA KOMPOR GAS
DENGAN PENERAPAN SISTEM PENDINGIN HYBRID
EKSPERIMEN DAN KAJIAN JOULE THIEF PADA TERMOELEKTRIKGENERATOR BERTENAGA KOMPOR GAS DENGAN SISTEM
PENDINGIN HYBRID
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi MagisterTeknik Mesin Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
OLEH :ROY LAMRUN SIANTURI
167015016
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK MESIN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
Penggunaan kompor LPG diperadapan manusia modern saat ini sudah secara luasdigunakan masyarakat dalam proses memasak. Efisiensi proses pembakaranpembakaran pada kompor gas LPG masih tergolong kurang karena terdapatsejumlah panas yang dapat dipanen dan dimanfaatkan menjadi energi listrik.Penelitian ini mengaplikasikan teknologi Termoelectric Energy Generator (TEG)sebagai pemanen panas limbah kompor menjadi listrik dan teknologi Joule Thief(JT) sebagai penguat tegangan. Analisis Sistem Termoelektrik Generator BebasisKompor Gas (STEGBKG) dengan modul tipe SP1848-27145SA sebanyak 10buah disusun dengan variasi seri dan kombinasi seri-paralel yaitu tanpa maupunmenggunakan beban, dan diikuti perhitungan potensi efisiensi energi termalkompor ketika modul TEG terpasang. Pengoptimalan beda temperatur danperforma TEG digunakan sistem pendinginan Hybrid (water cooling-fan).Pengaplikasian STEGBKG sebagai pengisian baterai aki 6V 4,5Ah dan digunakanuntuk penerangan dengan bantuan JT. JT menggunakan trafo ferit TV denganukuran besar dengan tujuan untul menghasilkan induksi yang besar sehinggadapat digunakan menjalankan lampu 220VAC hingga beban 50W. Pada sistemcharging baterai supaya tegangan yang dihasilkan tetap konstan makamenggunakan step up-down LM257-LM2596. Uji kinerja STEGBKG tanpamenggunakan beban, pada susunan seri menghasilkan 12,08V, 0,25A dansusunan seri-paralel menghasilkan 10,61V 0,38A. Keluaran STEGBKG kemudiandiaplikasikan sebagai sistem pengisian baterai yang diperhatikan mulai menit ke-10 pada susunan seri menghasilkan 6,8 V 0,21A dengan efisiensi TEG sebesar0,56% dan susunan seri-paralel menghasilkan 6,73 V 0,48A dengan efisiensiTEG sebesar 0,17%. Keluaran TEG susunan kombinasi seri paralel lebih sesuaisebagai sistem pengisian baterai. Menggunakan perhitungan matematis bateraiAki 6V4,5Ah memerlukan proses pengisian hingga penuh selama ±10 jam denganhambatan sistem pengisian Aki yaitu 13Ω. Pengaplikasian STEGBKG sebagaipenrangan Output pada rangkaian joule thief dengan beban 48 W, menghasilkantegangan 77V, arus 0.13A, daya 10,01W, dimana input pada rangkaian joule thiefdari baterai Aki 6V.
Kata Kunci : kompor gas, thermoelectric, Joule thief, Sistem pendingin, penerangan
iii
ABSTRACT
The use of LPG stoves in the modern human era is now widely used by the publicin the cooking process. The efficiency of the combustion process on LPG gasstoves is still lacking because there is a certain amount of heat that can beharvested and utilized as electrical energy. This research applies theThermoelectric Energy Generator (TEG) technology as a heat harvester to thestove waste into electricity and Joule Thief (JT) technology as a voltage amplifier.Analysis of Thermoelectric Gas Stove Based Generator (STEGBKG) system with10 SP1848-27145SA type modules arranged with series variation and parallel-series combination that is either display or load, and followed by calculation ofthe potential thermal energy efficiency of the stove when the TEG module isinstalled. Optimization of temperature differences and TEG performance used aHybrid cooling system (water cooling-fan). Application of STEGBKG as charginga 6 volt 4.5Ah battery and is used for lighting with the help of JT. JT uses a largeferrite TV transformer with the aim of producing a large induction so that it canbe used to run a 220VAC lamp up to a 50W load. In the battery charging systemso that the voltage generated remains constant then using the LM257-LM2596step up-down. The STEGBKG performance test does not use a load, the seriesarrangement produces 12.08V, 0.25A and the series-parallel arrangementproduces 10.61V 0.38A. The STEGBKG output is then applied as a batterycharging system which is observed starting from the 10th minute in the seriesarrangement producing 6.8V 0.21A with a TEG efficiency of 0.56% and a series-parallel arrangement producing 6.73V 0.48A with a TEG efficiency of 0.17%. TheTEG output parallel arrangement of series combinations is more suitable as abattery charging system. Using a mathematical calculation of a 6V 4.5Ah batterybattery requires a full charging process for ± 10 hours with a battery chargingsystem obstacle that is 13Ω. Application of STEGBKG as the output of the joulethief circuit with a load of 48 W, resulting in a voltage of 77 volts, a current of0.13A, a power of 10.01W, where the input to the joule thief circuit is from a 6Vbattery.
Keywords: gas stove, thermoelectric, joule thief, cooling system, lighting
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan atas berkah Tuhan yang maha kuasa, karena
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dengan judul
“Eksperimen Dan Kajian Joule Thief Pada Termoelektrik Generator
Bertenaga Kompor Gas Dengan Sistem Pendingin Hybrid”, sebagai salah satu
upaya untuk menyelesaikan pendidikan penulis dibidang Magister Teknik (M.T)
pada Program Studi Magister Teknik Mesin, Fakults Teknik, Univerisitas
Sumatera Utara (USU).
Ungkapan rasa terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada
seoarang petani dan seorang guru Sekolah Dasar (Mak dan Bapak) yang tanpa
sepengetahuan nya memberi semangat kepada penulis dalam menjalani hidup ini,
dan menjadikannya motivasi dan dorongan untuk kembali menjalani hidup lebih
semangat.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas dari
bimbingan, bantuan, arahan, motivasi, maupun fasilitas dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
mengucapkan terimakasih setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Himsar Ambarita MT. Selaku Ketua Program Studi
Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
(USU) dan sekaligus pembimbing dua, yang telah banyak membantu
penulis dalam mempublikasikan tesis ini kebentuk prosiding.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Farel H. Napitupulu, DEA Selaku dosen pembimbing
satu, yang banyak memberikan masukan dalam perancangan Termoelektrik
v
berbasis kompor gas ini dan memberi masukan tentang penyusunan kata
kata serta format penulisan tesis ini.
3. Bapak Dr. Ir. M. Sabri, MT, Dr. Tulus Burhanuddin Sitorus, ST., MT. dan
Dr.Eng. Taufiq Bin Nur, ST., M.Eng.Sc., Selaku dosen pembanding yang
banyak memberikan masukan dan banyak memberikan motivasi serta
menjadikan mental penulis menjadi lebih berani dalam mempertahankan
pernyataan.
4. Seluruh Mahasiswa, Dosen dan Civitas Akademika Program Studi
Magister Teknik Mesin USU Angkatan 2016
Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang ditinjau,
penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kelemahan. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif akan sangat membantu
agar tesis ini dapat menjadi karya ilmiah yang baik dan membanggakan. semoga
tulisan ini dapat berguna bagi pembaca, dan dapat dilanjutkan untuk memperoleh
hasil yang lebih bermanfaat dikemudiaan hari.
Medan, September 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xiii
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah...................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah........................................................................................ 4
1.4 Tujuan penelitian....................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN USTAKA
2.1 Modul Termoelektrik................................................................................ 6
2.2 Efek Termoelektrik ................................................................................... 7
2.3 Metode Pendingin Termoelektrik ......................................................... 10
2.3.1 Konveksi alami berpendingin udara............................................ 10
vii
2.3.2 Konveksi Paksa Berpendingin Udara.......................................... 11
2.3.3 Konveksi alami yang didinginkan dengan air ............................. 12
2.3.4 Konveksi paksa yang didinginkan dengan air............................. 14
2.4 Perpindahan Panas .................................................................................. 15
2.4.1 Perpindahan Panas Konduksi...................................................... 15
2.4.2 Perpindahan Kalor Radiasi.......................................................... 17
2.4.3 Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ................................. 17
2.5 Rangkaian Termoelektrik....................................................................... 18
2.6 Prinsip Kerja Generator Termoelektrik ................................................ 18
2.7 Uji kinerja dan Efisiensi Termoelektrik Generator ............................ 21
2.8 Joule Thief................................................................................................ 23
2.9 LM2577-LM2596 ................................................................................... 25
2.10 Bateri atau Aki........................................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.................................................................................... 28
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 28
3.3 Diagram alir Penelitian........................................................................... 29
3.4 Alat dan Bahan ........................................................................................ 31
3.5 Variabel Penelitian .................................................................................. 40
3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................. 42
3.7 Prinsip Pengujian dan pengumpulan Data ........................................... 46
3.8 Analisis dan Kalibrasi Awal .................................................................. 48
3.9 Variasi pengambilan data pengujian..................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
viii
4.1 Uji karakteristik Thermoelektrik Generator (TEG) ............................ 50
4.1.1 Karakterisasi (TEG) pada rangkaian terbuka (tanpa boost-
converter) .................................................................................... 50
4.1.2 Karakterisasi Thermoelektrik Generator dengan Beban Pengisian
Baterai dan Menghubungkan Boost-Converter........................... 53
4.2 Pengisian Aki sebagai Aplikasi dari Thermoelektrik Generator ...... 56
4.3 Analisis nilai tegangan, arus dan frekuensi yang dikeluarkan oleh
rangkaian joule thief ............................................................................... 58
4.4 perbandingan Persentasi kenaikan arus pada STEGBKG, dengan
Keluaran Joule Thief (Booster Converter) .......................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 61
5.2 Saran ......................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Elemen modul termoelektrik.......................................................................... 6
Gambar 2.2 Rangkaian listrik efek Seebeck ...................................................................... 7
Gambar 2.3 Rangkaian listrik efek Peltier ......................................................................... 8
Gambar 2.4 Mekanisme konduksi ..................................................................................... 9
Gambar 2.5 Perpindahan Panas Konveksi pada Plat ....................................................... 16
Gambar 2.6 Perpindahan Kalor Menyeluruh Melalui Dinding Datar.............................. 17
Gambar 2.7. Prinsip kerja generator termoelektrik ........................................................... 19
Gambar 2.8 Rangkaian modul generator termoelektrik ................................................... 20
Gambar 2.10.Rangkaian Joule Thief pada a) On state b) off state.................................. 24
Gambar 2.11 Rangkaian joule thief secara umum .......................................................... 25
Gambar 2.11 Bagian-bagian Baterai (Storage Battery) ................................................... 26
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian................................................................................ 29
Gambar 3.2 Kompor Gas LPG....................................................................................... 31
Gambar 3.3 Gas LPG ....................................................................................................... 31
Gambar 3.4 Waterblock .................................................................................................... 32
Gambar 3.5 Kipas DC...................................................................................................... 32
Gambar 3.6 Pompa DC .................................................................................................... 32
Gambar 3.7 Selang air...................................................................................................... 33
Gambar 3.8 Pipa paralon................................................................................................... 33
Gambar 3.9 Styrofoam - cool Box .................................................................................... 34
Gambar 3.10 Air dan Es Batu ........................................................................................... 34
Gambar 3.11 Stopwatch.................................................................................................... 34
x
Gambar 3.12 modul TEG.................................................................................................. 35
Gambar 3.13Termocouple type K ..................................................................................... 35
Gambar 3.14. Multitester .................................................................................................. 36
Gambar 3.15 Voltampere meter digital............................................................................. 36
Gambar 3.16 Oscilloscope Digital .................................................................................... 37
Gambar 3.17 Baterai ......................................................................................................... 38
Gambar 3.18 Potensiometer .............................................................................................. 38
Gambar 3.19 modul Joule thief......................................................................................... 38
Gambar 3.20 Modul Adaptor DC ..................................................................................... 39
Gambar 3.21 Modul step up down LM2577-LM2596...................................................... 39
Gambar 3.22 Pasta Termal................................................................................................ 40
Gambar 3.23 Lampu LED................................................................................................. 40
Gambar 3.24 Dudukan kompor....................................................................................... 43
Gambar 3.25 Sistem pendingin hybrid ............................................................................ 44
Gambar 3.26 Skematik dan board joule thief (a) skematik sirkuit joule thief ................. 45
Gambar 3.27 Susunan Rangkaian modul 10 TEG (a)dirangkai seri (b)dirangkai 8 seri-1
paralel ........................................................................................................ 46
Gambar 3.28 Skema alat generator thermoelectrik bertenaga kompor gas yang
(TEGBKG) dengan pendingin hybrid........................................................ 47
Gambar 3.29 Sirkuit listrik ............................................................................................... 47
Gambar 3.30 Skema Pengujian ......................................................................................... 48
Gambar 4.1 Hubungan TH dan TC dengan waktu pengoperasian TEG ............................ 51
Gambar 4.2 Hubungan beda temperatur(ΔT) dan Tegangan pada rangkaian
terbuka (tanpa boost-converter) ................................................................. 51
xi
Gambar 4.6 Hubungan Beda temperatur(ΔT) dan tegangan dengan adanya beban
pengisian baterai........................................................................................... 53
Gambar 4.7 Hubungan Beda temperatur(ΔT) dan arus dengan adanya beban pengisian
baterai ........................................................................................................... 54
Gambar 4.7 Hubungan Daya dan Efisiensi TEG dengan beban pengisian baterai .......... 55
Gambar 4.8 Kurva pengisian AKI ................................................................................... 56
Gambar 4.9 Titik pengukuran di output joule thief........................................................... 58
Gambar 4.19 (a)Nyala LED 48 W,dengan input 6 volt (b)Bentuk gelombang nyala
lampu ............................................................................................................ 59
Gambar 4.20 Perbandingan nilai keluaran STEGBKG, dengan joule thief untuk
menyalakan lampu 48 watt ........................................................................... 60
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Susunan modul TEG pada beberapa penelitian ................................... 18
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................... 28
Tabel 3.2. Spesifikasi komponen joule thief......................................................... 45
Tabel 3.3. Hasil awal kalibrasi oscilloskop Digital DSO138................................ 48
Tabel 4.1. Hasil pengukuran output rangkaian joule thief .................................... 58
Tabel 4.2 Perbandingan nilai daya pada STEGBKG dan keluaran Joule Thief... 60
xiii
DAFTAR SIMBOL
A Luas Bidang (m2)COUT(min) minimumum kapasitansi keluaranD duty cyclefS frekuensi minimum switching converter
Arus Listrik (A)Isc Arus short sirkuit (A)ILIM(min) nilai minimum arus (A)IOUT(max) arus maksimum keluaran (A)Imp Arus modul perltier (A)
Konduktansi Termal (watt/K)L Ketebalan (m)
Daya Keluaran (watt) Laju Perpindahan Panas secara Konduksi (watt)ℎ Panas yang Diserap (watt) Laju Perpindahan Panas karena Efek Peltier (watt) Laju Perpindahan Panas karena Efek Thomson (watt) Panas Joule (watt)R Resistansi Elektris (Ω)L Resistansi Elektris eksternal (Ω)N Jumlah modul TEG
Temperatur Sisi Dingin (oC)ℎ Temperatur Sisi Panas (oC)
∞ Temperatur sekitar (oC)Temperatur air (oC)
Temperatur rata-rata (oC)ΔIL arus riak (ripple current) pada induktor
∆ Beda Potensial (volt)ΔVOUT Tegangan keluaran yang diinginkan∆T Beda Tempratur (oC)VOC Tegangan rangkaian terbuka (volt)VIN(min) Tegangan masukan minimal (volt)VOUT Tegangan keluaran yang diinginkan (volt)ZT Figure of Merit
Koefisien Seebeck (volt/K)Efisiensi TermalLaju Koefisien Peltier Pin Tipe-p (watt/A)Koefisien Peltier Pin Tipe-n (watt/A)Resistivitas Elektris (Ω.m)Konduktivitas Elektris (Ω.m)-1
′ Koefisien Thomson (volt/K)
xiv
DAFTAR SIMBOL
AC Alternating current
DC Direct current
EMF electro mechanics force
IC Integrated circuit
JT Joule thief
STEGBKG Sistem termoelektrik generator berbasis kompor gas
TEG Modul Termoelektrik
TE Termoelektrik
STEG Sistem Termoelektrik Generator
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Energi listrik merupakan energi utama yang digunakan hampir diseluruh sisi
kehidupan. Seiring kemajuan zaman, permintaan akan energi listrik di seluruh
dunia semakin meningkat. Di lain sisi, perkembangan teknologi yang terjadi mulai
memunculkan beban listrik baru yang memiliki karakteristik elektris yang baru
pula. Kedua hal ini ternyata mempengaruhi sistem tenaga listrik yang digunakan
untuk menyuplai energi listrik ke konsumen. Salah satu pengaruhnya adalah pada
permasalahan kualitas daya listrik yang dihantarkan. Penyedia jasa listrik, dalam
hal ini PLN harus bisa menyesuaikan sistem tenaga listrik yang digunakan dengan
tetap memperhatikan kualitas daya listrik yang dihantarkan ke konsumen[1].
Salah satu kendala yang dihadapi Indonesia dewasa ini adalah
ketidakseimbangan antara kebutuhan konsumsi listrik pelanggan dibandingkan
dengan kemampuan PLN dalam menyediakan energi listrik. Begitu juga tentang
isu makin menipisnya cadangan minyak. Seperti diketahui bahwa bahan bakar
untuk memproduksi sumber energi listrik berasal dari sumber energi fosil seperti
batu bara dan bahan bakar minyak lain. Sumber energi fosil sendiri sewaktu-
waktu bisa habis jika dilakukan pemakaian secara terus menerus. Untuk
mengatasi hal tersebut maka PLN melakukan penghematan energi listrik kepada
konsumen dengan mencari sumber energi alternatif untuk meningkatkan efisiensi
sumber energi yang ada[2].
2
Dalam kehidupan masyarakt modern ini, penggunaan kompor gas sudah
menjadi kebutuhan untuk memasak. Pemakaian kompor memiliki limbah panas
yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan memanfaatkan
termoelektrik generator(TEG), dimana generator termoeletrik dapat menghasilkan
energi listrik dengan adanya perbedaan suhu pada kedua sisi generator (efek
seebeck), yaitu sisi panas dan sisi dingin generator[3]. Generator ini merupakan
generator yang ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi lain, tidak
menimbulkan kebisingan, generator ini juga merupakan energi baru terbarukan.
Dan pada dasarnya pembangkit listrik termoelektrik merupakan alat paling baik
untuk mengkonversi aliran panas langsung menjadi tenaga listrik melalui efek
seebeck[1]. Selain itu energi yang akan dimanfaatkan bukanlah energi yang
fluktuatif, tidak seperti panas matahari ataupun angin. Semakin besar perbedaan
suhu yang terdapat pada kedua sisi generator maka daya yang akan dihasilkan
akan lebih besar pula (Hun Sik Hana & Yun Ho Kim, 2010).
Namun satu kendala utama yang ada pada generator termoelektrik (TEG)
adalah daya keluaran yang berubah-ubah karena suhu yang dihasilkan juga
berubah-ubah. Suhu yang berubah-ubah disebabkan beberapa faktor seperti,
material kolektor panas yang digunakan, sumber panas yang digunakan dan media
pendingin yang diterapkan. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka diperlukan
Joule Thief DC Converter agar termolelektrik generator dapat bekerja pada titik
daya maksimumnya, sehingga transfer daya ke beban dapat dimaksimalkan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alexandros Paraskevas, dan Eftichios
membuktikan menggunakan DC/DC tipe boost converter dapat meningkatkan
3
daya yang dihasilkan TEG[4]. Pada penelitian ini digunakan konverter jenis step-
up DC/DC, karena konverter jenis ini memiliki efisiensi yang cukup baik[5].
Kebutuhan penerangan saat ini sudah menggunakan teknologi LED. Lampu
LED memiliki daya yang lebih kecil akan tetapi memiliki fluks cahaya yang lebih
kuat dibandingkan dengan teknologi konvensional seperti lampu neon maupun
lampu pijar. Rangkaian joule-thief menjadi bagian terpenting dalam penunjang
lampu penerangan berbasis LED ini. Pada penelitian ini Joule thief type inverter
booster yang diterapkan pada teknologi LED layak nya Rangkaian Inverter yang
merubah Input DC sehingga menghasilkan Alternatting Current (AC) pada
outputnya.
TEG berbasi kompor gas ini didesain dengan sistem pendingin hybrid
(water coling-fan) yaitu bertujuan untuk mengoptimalkan temperatur dingin pada
sisi dingin modul TEG dengan mendesain heat shink dipadukan dengan water
blok dan kipas pendingin untuk membuang sebagian panas heat shink ke
lingkungan sekitar. Modul TEG digabungkan dengan kolektor panas yang baru
dirancang, Sepuluh modul termoelektrik yang dirangkai seri dan seri-paralel, step
up DC to DC modul LM2577-LM2596 yang dilengkapi dengan sistem charger
cut-off, baterai sebagai penyimpan tegangan keluaran TEG serta rangkaian joule-
thief yang didesain untuk menyuplai beban daya yang digunakan dalam penelitian
ini.
Tulisan ini akan membahas mengenai karakteristik keluaran TEG
menggunakan sistem pendingin hybrid, dan teknis pengendalian sistem lampu
penerangan yang dikendalikan oleh rangkaian Joule thief dimana sumber catu
daya rangkaian langsung dari baterai dengan sistem sistem charger bebasis TEG.
4
1.2 Rumusan masalah
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh sistem pendingin hybrid terhadap daya output TEG
2. Bagaimana perbandingan daya keluaran TEG sebagai sistem charger
baterai dan daya keluaran joule thief
3. Bagaimana realisasi rangkaian joule thief terhadap beban penerangan
220VAC.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan mengenai pengoptimalan pemanfaatan
termoelektrik generator dalam memanen panas limbah kompor gas, maka
pembatasan penelitian ini dibatasi:
1. Studi hanyamenggunakan generator termoelektrik tipe SP1848 27145SA
sejumlah 10 yang disusun secara seri dan seri paralel.
2. Analisis TEG berbasis kompo gas difokuskan pada masalah perbedaan
temperatur, efisiensi, tegangan keluaran, arus keluaran, dan daya maksimal
3. Analisis joule thief difokuskan pada arus, tegangan, duty cycle dan
frekuensi yang dihasilkan modul JT
4. Boost converter yang dibahas type step up (LM2577).
5. Tidak membahas charging control baterai dan baterai yang digunakan
yaitu baterai Aki 6 volt 4,5Ah
6. Pendinginan menggunakan heatsink, air biasa dan es (water cooling-fan).
7. Beban daya yang digunakan adalah lampu LED 12 watt 4 bijih (48 watt)
8. Pengumpulan data yang dilakukan per 10 menit
5
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh sistem pendingin hybrid terhadap daya output
TEG.
2. Untuk mengetahui perbandingan daya keluaran TEG dalam proses
charging baterai dengan daya keluaran joule thief
3. Untuk merealisasikan rangkaian joule thief terhadap beban penerangan
220VAC
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memeperbaiki karakteristik dari termoelektrik generator.
2. Menghasilkan Joule thief type inverter booster sebagai sumber penerangan
3. Menghasilkan sistem pengisian baterai
4. Diharapkan dapat memberikan solusi dalam memperbaiki daya keluaran
TEG dengan penerapan sistem pendingin hybrid dan joule thief.
6
2 BAB II
TINJAUAN USTAKA
2.1 Modul Termoelektrik
Modul TEG adalah komponen utama dalam sistem TEG yang
mengaplikasikan fenomena termoelektrik sebagai dasar kerjanya yang berfungsi
untuk mengubah panas menjadi listrik demikian juga sebaliknya mengkonversi
energi listrik menjadi energi panas. Modul termoelektrik terdiri dari beberapa
sambungan konduktor yang tersusun secara seri dan paralel. Dimana susunan
konduktor seri berfungsi untuk meningkatkan tegangan keluaran modul dan
susunan paralel untuk meningkatkan arus keluaran dari modul. Figur of merit
suatu bahan konduktor harus diperhatikan dalam pembuatan sebuah modul
termoelektrik. Selain itu harus penghantar listrik yang baik, sanggup menerima
panas yang tigggi dalam waktu yang lama secara terus menerus, dan dapat
mengalami perpindahan elektron pada bahan dengan beda temperatur yang relatif
rendah.
Gambar 2.1 Elemen modul termoelektrik [6]
Bahan yang sering digunakan untuk aplikasi TEG atau TEC menggunakan
Bi2Te3 dengan rentang temperaur 300K sampai 450K[7]. Bi2Te3 memiliki figure
of merit yang paling tinggi, tetapi karena teroksidasi pada temperatur 500oC
6
2 BAB II
TINJAUAN USTAKA
2.1 Modul Termoelektrik
Modul TEG adalah komponen utama dalam sistem TEG yang
mengaplikasikan fenomena termoelektrik sebagai dasar kerjanya yang berfungsi
untuk mengubah panas menjadi listrik demikian juga sebaliknya mengkonversi
energi listrik menjadi energi panas. Modul termoelektrik terdiri dari beberapa
sambungan konduktor yang tersusun secara seri dan paralel. Dimana susunan
konduktor seri berfungsi untuk meningkatkan tegangan keluaran modul dan
susunan paralel untuk meningkatkan arus keluaran dari modul. Figur of merit
suatu bahan konduktor harus diperhatikan dalam pembuatan sebuah modul
termoelektrik. Selain itu harus penghantar listrik yang baik, sanggup menerima
panas yang tigggi dalam waktu yang lama secara terus menerus, dan dapat
mengalami perpindahan elektron pada bahan dengan beda temperatur yang relatif
rendah.
Gambar 2.1 Elemen modul termoelektrik [6]
Bahan yang sering digunakan untuk aplikasi TEG atau TEC menggunakan
Bi2Te3 dengan rentang temperaur 300K sampai 450K[7]. Bi2Te3 memiliki figure
of merit yang paling tinggi, tetapi karena teroksidasi pada temperatur 500oC
6
2 BAB II
TINJAUAN USTAKA
2.1 Modul Termoelektrik
Modul TEG adalah komponen utama dalam sistem TEG yang
mengaplikasikan fenomena termoelektrik sebagai dasar kerjanya yang berfungsi
untuk mengubah panas menjadi listrik demikian juga sebaliknya mengkonversi
energi listrik menjadi energi panas. Modul termoelektrik terdiri dari beberapa
sambungan konduktor yang tersusun secara seri dan paralel. Dimana susunan
konduktor seri berfungsi untuk meningkatkan tegangan keluaran modul dan
susunan paralel untuk meningkatkan arus keluaran dari modul. Figur of merit
suatu bahan konduktor harus diperhatikan dalam pembuatan sebuah modul
termoelektrik. Selain itu harus penghantar listrik yang baik, sanggup menerima
panas yang tigggi dalam waktu yang lama secara terus menerus, dan dapat
mengalami perpindahan elektron pada bahan dengan beda temperatur yang relatif
rendah.
Gambar 2.1 Elemen modul termoelektrik [6]
Bahan yang sering digunakan untuk aplikasi TEG atau TEC menggunakan
Bi2Te3 dengan rentang temperaur 300K sampai 450K[7]. Bi2Te3 memiliki figure
of merit yang paling tinggi, tetapi karena teroksidasi pada temperatur 500oC
7
penggunaannya masih terbatas. Pihak Yamaha,Co,Ltd telah mengembangkan
figure of merit dari bahan modul termoelektrik sebesar 40%. Semakin tinggi nilai
figure of merit akan semakin tingggi juga nilai efisiensi konversi yang dihasilkan
dari modul termoelektrik[8].
2.2 Efek Termoelektrik
Efek termoelektrik pada suatu benda padat telah diketahui sejak tahun 1821
[9]. Efek termoelektrik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Efek Seebeck
Gambar 2.2 Rangkaian listrik efek Seebeck[10]
Ketika dua logam yang terbuat dari material berbeda dihubungkan oleh
dua sisi yang memiliki perbedaan temperatur maka akan terjadi perbedaan
tegangan potensial antara dua logam tersebut yang disebut dengan tegangan
Seebeck. Rangkaian listrik untuk menggambarkan efek Seebeck dapat dilihat
pada Gambar 2.2. Tegangan Seebeck tersebut dapat dihitung menggunakan
Persamaan (2.1).
∆ = (1)b. Efek Peltier
Ketika dua logam yang terhubung antara sisi panas dan sisi dingin
mengalirkan arus listrik maka panas akan diserap dari satu sisi untuk diberikan
ke sisi lainnya seperti pada Gambar 2.3[11]. Nilai panas yang diserap
8
sebanding dengan arus listrik yang mengalir. Panas yang dipindahkan tiap
satuan waktu ditulis secara matematis pada Persamaan (2). Koefisien Peltier
merupakan energi panas yang dibawa oleh setiap elektron per unit muatan dan
waktu dari sisi panas ke sisi dingin.
= − (2)
Gambar 2.3 Rangkaian listrik efek Peltier [10]
c. Efek Thomson
Ketika arus listrik mengalir sepanjang logam yang homogen dimana
terjadi perbedaan temperatur di dalamnya maka akan terjadi efek pemanasan
yang disebut dengan efek Thomson. Panas tersebut bernilai lebih besar atau
kurang dari nilai pemanasan Joule tergantung pada besar dan arah arus listrik,
temperatur dan material yang digunakan[9]. Perpindahan panas yang
terjadiakibat efek Thomson ditulis secara matematis pada Persamaan (2.3)
= − ′∆ (3)Dimana
′ = − (4)d. Efek Fourier
Perpindahan panas secara konduksi sepanjang elemen generator
termoelektrik juga dikenal sebagai efek Fourier karena fenomena tersebut
direpresentasikan oleh Hukum Fourier tentang perpindahan panas secara
9
konduksi satu dimensi. Hukum tersebut ditulis secara matematis pada
Persamaan (5).
= ∆ = − (5)Konduksi merupakan perpindahan energi dari suatu partikel ke partikel
lainnya dalam suatu material akibat adanya interaksi antar partikel.
Berdasarkan Persamaan (5), nilai perpindahan panas konduksi sebanding
dengan luas permukaan material, konduktivitas termal material dan gradien
temperatur yang merupakan kemiringan kurva temperatur pada diagram T-x
pada posisi x. Gradien temperatur bernilai negatif ketika temperatur
mengalami penurunan dengan adanya penambahan panjang[12]. Mekanisme
konduksi dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Mekanisme konduksi[10]
e. Efek Joule
Arus listrik yang mengalir sepanjang beban menghasilkan panas (Paul,
2014). Panas yang digenerasikan tersebut terjadi karena adanya efek Joule
sehingga disebut dengan panas Joule. Panas Joule ditulis secara matematis
pada Persamaan (6)[11]. = (6)
10
2.3 Metode Pendingin Termoelektrik
Desain termal yang baik dari generator termoelektrik berbasis kompor,
terutama desain sistem pendingin, dapat mengambil keuntungan penuh dari
karakteristik bahan termoelektrik dan secara efektif meningkatkan perbedaan
temperatur dan kinerja pembangkit listrik. Empat konsep desain potensial untuk
mendinginkan modul termoelektrik generator termoelektrik berbasis kompor
dibahas dalam bagian berikut: konveksi alami berpendingin udara, konveksi paksa
berpendingin udara, konveksi alami berpendingin air, dan konveksi paksa
berpendingin air.
2.3.1 Konveksi alami berpendingin udara
Sistem konveksi alami berpendingin udara memanfaatkan perubahan
temperatur udara untuk menghasilkan gaya magnet pada modul. Dalam heat
sink konveksi alami, sirklus aliran udara sangat rendah sehingga
mengakibatkan perubahan temperatur kecil dalam sistem.
Nuwayhid at al. (2005) memasang TEG berlawanan dengan memasang
TEG pada sisi yang berlawanan dengan plat sumber panas. TEG dipasang
dipasang ditengah plat aluminum dan heatshink sebagai pendingin alami.
Heatshink didesain bidang areanya lebih luas dari plat sumber panas[13].
Sistem TEG memperoleh daya maksimun 4,2 W per modul dan menunjukkan
output daya permodul akan menurun dengan semakin meningkatnya sumber
panas yang diberikan. Untuk mendapatkan perbedaan temperatur yang lebih
tinggi, Nuwayhid et al.[14] memaksimalkan pemanfaatan heat shink dengan
menambahkan beberapa pipa panas thermosyphonic (THP) menggunakan
11
modul mkomersial dan tanpa menggunaka bantuan kipas. daya maksimun yang
didapatkan 3,4 W dengan perbedaan temperatur 70-80oC.
Untuk meningkatkan kinerja pendinginan menggunakan konveksi alami
saja, alternatif lain dipertimbangkan oleh Mastbergen et al.[15] dengan
menggunakan menambahkan cerobong asap kompor pada sistem. Udara
bergerak keatas sepanjang cerobong asap setelah melewati heat sink. TEG ini
mampu menghasilkan daya yang cukup untuk kipas kecil dan LED intensitas
tinggi.
Konveksi alami hanya memanfaatkan heat sink bahkan dengan heat shink
berpenampang besar tidak cukup digunakan sebagai pendinginn sistem, karena
temperatur disekitar modul masih tinggi yang mengakibatkan daya tidak sesuai
target sistem. Bahkan, dengan menambahkan THP belum bekerja mengurangi
resistensi termal secara signifikan[8]. Namun pada konveksi alami
berpendingin udara tidak ada bagian yang bergerak dalam sistem yang
memungkinkan tidak terjadi kegagalan dalam sistem pendingin dan
pengoperasiannya senyap. Ini, masih pilihan yang sangat menarik yang perlu
dikembangkan dimasa depan untuk kebutuhan berdaya rendah.
2.3.2 Konveksi Paksa Berpendingin Udara
Konveksi paksa bependingin udara adalah teknik yang paling umum
digunakan untuk sebagai pendinginan. Pada TEG panas dalam sistem
didinginkan secara paksa dengan bantuan kipas. Resistansi panas yang cukup
rendah dapat dicapai pada heat sink dingin karena konveksi paksa.
O’Shaughnessy et al. membuat energi listrik off-grid di malawi dengan
mengembangkan TEG untuk menghasilkan listrik off-grid[16]. Modul
12
termoelektrik tunggal digunakan untuk mengubah sebagian kecil panas dari
kompor menjadi listrik yang didinginkan kipas. Aliran udara yang dihasilkan
oleh kipas digunakan bersama dengan heat sink pipa panas yang tersedia secara
komersial untuk mempertahankan perbedaan temperatur yang memadai di
seluruh modul termoelektrik. output daya TEG maksimum 5,9 W, Listrik yang
dihasilkan digunakan untuk mengisi baterai 3,3 V lithium-besi fosfat tunggal
dan menggerakkan kipas berdaya rendah, serta beberapa fitur tambahan
lainnya.
Srivastava et. Al(2013) mengembangkan desain konseptual sistem
EduKitchen termoelektrik yang ramah lingkungan, peningkatan efisiensi bahan
bakar, penerangan dan pemanfaatan air minum yang bersih. Konsep rancangan
menggunakan modul tunggal dalam menyuplai arus pada kipas DC dan juga
untuk memasukkan udara langsung kekompor sebagai pendingin modul TEG,
serta mampu menghidup lampu LED DC[17]. Daya maksimal 8W dari
perbedaan temperatur 170°C di seluruh modul termoelektrik, arus keluaran dari
sistem cukup untuk menghidupkan lampu LED DC, memberi daya pada kipas,
dan pembersih air LED UV. Keuntungan dari sistem ini adalah resistensi
termal yang cukup rendah dapat dicapai pada heat sink dingin diakibatkan
udara disuplai langsung kesisi dingin TEG dengan bantuan kipas pendingin.
Kelemahan dari sistem ini adalah kipas dapat rusak dan menyebabkan modul
terlalu panas dan mengalami kegagalan sistem.
2.3.3 Konveksi alami yang didinginkan dengan air
Sistem konveksi alami perlu dipertimbangkan pemanfaatannya, dengan
menggunakan reservoir air lebih besar yang dihubungkan langsung dengan
13
heat shink dingin. Sistem kogenerasi TEG dengan meletakkan heat shink yang
terkonveksi langsung kedalam air di mana air disirkulasikan oleh gaya apung.
Massa termal air menyerap semua energi yang dikirim oleh modul, dan
membuang panas sebagian panas bersamaan dengan uap ke atmosfer.
Konveksi alami yang didinginkan dengan air telah menarik banyak
perhatian karena ketahanan termalnya yang lebih rendah. Champier dan rekan
(2010) Mengembangkan TEG berbasis kompor biomassa dengan
mengakomodasi TEG dibawah pelat pemanas dan meletakkan heat shink
pendingin kedalam tangki air minum rumah tangga. Dalam pengujian
experimental[18], daya maksimun diperoleh 7W dan perbedaan temperatur
160°C.
Champier et al.(2012) menggunakan aluminium sebagai pengumpul
panas dan meletakkan sirip pendingin kedalam tangki aluminium (2L) yang
diisi air. Daya maksimun yang diperoleh 7,6 W [19].
Beberapa desain ‘cooling pendingin pot’ telah diusulkan di mana
reservoir air digunakan sebagai pendingin. Pertukaran panas dengan air
umumnya lebih baik daripada pertukaran dengan udara karena temperatur sisi
dingin dari pendingin air akan selalu tetap di bawah 100 °C dalam sistem
tekanan atmosfer sehingga efisiensi kogenerasi sekitar 90% dapat diperoleh[8].
Daya yang dihasilkan dapat menyediakan listrik untuk meningkatkan
pembakaran dan untuk kebutuhan dasar (LED, ponsel dan perangkat pengisian
radio). Kelemahan dari sistem ini, jika kompor digunakan dengan durasi yang
lama akan menimbulkan panas melebihi temperatur operasi yang dibutuhkan
modul sehingga akan mengurangi daya keluaran sistem, kerugian lain dari
14
sistem air pendingin harus diganti atau diisi kembali, Selain itu, radiator
eksternal masih diperlukan untuk menyalurkan panas ke atmosfer dan menjaga
sistem agar tidak memanas.
2.3.4 Konveksi paksa yang didinginkan dengan air
Metode pendinginan dengan mengalirkan air kedalam blok pendingin
dengan bantuan sistem pompa mampu mencapai resistansi termal yang sangat
rendah, lebih dingin dibandingkan sistem berpendingin udara.
Montecucco (2017) menggunakan sumber panas dari pemanas listrik
untuk mensimulasikan kompor rumah kayu bakar dan mengatur laju aliran air
dingin untuk mengendalikan temperatur sisi dingin modul[20]. Goudarzi et al.
[21] untuk meningkatkan efisiensi TEG merancang saluran aluminium kubik
berisi air dengan melekatkan pada sisi dingin modul. Output daya dari sistem
rata-rata 7,9W dan sistem cocok dioptimalkan sesuai kebutuhan pembebanan.
Metode pendinginan air membutuhkan ruang tempat yang lebih dalam
sistem, dan sirkulasi dari air panas sisa sistem TEG masih harus perlu
disalurkan ke sistem lain untuk mengalami proses pendinginan seperti jenis
radiator sistem air konveksi paksa. Komponen utama metode ini diantaranya,
pompa, blok pendingin, radiator[8]. Untuk generator TE bertenaga kompor,
pemilihan dan peningkatan sistem pendingin adalah metode utama untuk
mencapai output daya maksimum.
Kelebihan dari metode pendinginan ini, output daya dapat digunakan
untuk menyuplai daya pada komponen listrik skala perumahan seperti mengisi
mengisi baterai. Selain itu air panas dari yang dihasilkan sistem TEG bisa
digunakan untuk keperluan air hangat diperumahan. Keluaran dan efisiensi
15
listrik mungkin bukan satu-satunya kriteria untuk keseluruhan desain sistem.
Kriteria pemilihan lain seperti biaya, kebisingan, dan keandalan juga harus
dipertimbangkan.
2.4 Perpindahan Panas
Perpindahan panas merupakan perpindahan energi yang terjadi karena
adanya perbedaan temperatur di antara benda atau material. Energi yang
berpindah dinamakan kalor atau panas. Pada sistem pendingin termoelektrik
peristiwa perpindahan panas yang terjadi dengan cara konduksi dan konveksi.
Perpindahan panas konduksi terjadi pada heat sink sisi panas peltier dan pada heat
sink sisi dingin peltier. Sementara perpindahan panas konveksi terjadi pada udara
yang melewati heat sink, dan udara dalam ruangan atau alat uji[22].
2.4.1 Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas secara konduksi adalah proses perpindahan kalor atau
panas karena getaran dan tabrakan molekul dan elektron bebas. Molekul pada titik
yang memiliki temperatur tinggi bergetar lebih cepat dibandingkan dengan
molekul pada titik temperatur yang lebih rendah. Molekul-molekul dengan
gerakan yang lebih tinggi bertabrakan dengan molekul yang memiliki energi
rendah atau molekul yang berada pada temperatur yang lebih rendah. Proses
perpindahan panas konduksi terjadi tanpa diikuti oleh perpindahan molekul benda
tersebut.
Persamaan yang digunakan pada perpindahan panas konduksi disebut
dengan Hukum Fourier, sehingga:
= − (7)
16
dimana q merupakan laju perpindahan kalor dan ∆T / ∆x merupakan gradien
temperatur ke arah perpindahan kalor. Konstanta positif k disebut konduktivitas
thermal benda atau material, nilai minus diselipkan agar memenuhi hukum kedua
termodinamika, yaitu bahwa kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam
skala temperatur[23].
2.1.2 Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan panas konveksi adalah proses perpindahan kalor atau panas
yang terjadi ketika molekul dari benda atau material ikut berpindah tempat. Dalam
memperhitungkan perpindahan panas konveksi maka digunakan hukum Newton
tentang pendinginan:= ℎ − ∞ (8)Laju perpindahan kalor dihubungkan dengan beda temperatur menyeluruh
antara dinding dan fluida, dan luas permukaan A. Besaran h disebut koefisien
perpindahan kalor konveksi. Dengan satuan h adalah watt per meter persegi
derajat Celcius.
Gambar 2.5 Perpindahan Panas Konveksi pada Plat [23]
Jika suatu plat panas dibiarkan di udara sekitar tanpa ada sumber gerakan
dari luar, maka udara itu akan bergerak sebagai akibat terjadinya gradien densitas
di dekat plat tersebut. Peristiwa ini dinamakan konveksi alamiah atau konveksi
17
bebas untuk membedakannya dari konveksi paksa yang terjadi apabila udara itu
dihembuskan diatas plat itu dengan kipas[23].
2.4.2 Perpindahan Kalor Radiasi
Perpindahan panas radiasi terjadi melalui daerah – daerah ruang hampa.
Dengan menggunakan pancaran atau radiasi elektromagnetik. Benda hitam
memancarkan energi dengan laju yang sebanding dengan pangkat empat
temperatur absolut benda itu dan berbanding langsung dengan luas permukaan.
Dapat dituliskan persamaan sebagai berikut:= (9)σ adalah konstanta proporsionalitas dan disebut konstanta Stefan-Boltzmann
dengan nilai 5,669 x 10-8 W/m2.K4. Persamaan diatas disebut hukum Stefen-
Boltzmann tentang radiasi termal dan berlaku hanya untuk benda hitam [23].
2.4.3 Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh
Pada suatu dinding datar yang memisahkan dua fluida. Dimana pada satu
sisinya terdapat fluida panas A, dan pada sisi lainnya fluida B yang lebih dingin.
Proses perpindahan kalor dapat digambarkan dengan jaringan tahanan seperti pada
gambar dibawah.
Gambar 2.6 Perpindahan Kalor Menyeluruh Melalui Dinding Datar [23]
Perpindahan kalor menyeluruh dihitung dengan jalan membagi beda
temperatur menyeluruh dengan jumlah tahanan termal sebagai berikut:
18
= −1ℎ + ∆ + 1ℎ (10)Aliran kalor menyeluruh sebagai hasil gabungan proses konduksi dan
konveksi dapat dinyatakan dengan koefisien perpindahan kalor menyeluruh U
yang dirumuskan sebagai berikut:
= 11ℎ + ∆ + 1ℎ (11)Sesuai dengan persamaan diatas, laju perpindahan kalor menyeluruh dapat
dinyatakan menggunakan rumus sebagai berikut:= ∆ (12)2.5 Rangkaian Termoelektrik
Sistem TEG dengan menggunakan beberapa modul TEG yang disusun
dengan rangkaian seri, paralel dan campuran seri-paralel. Penggunaan susunan
rangkaian yang digunakan yaitu untuk menentukan tegangan atau arus yang
dibutuhkkan[24]. Beberapa studi yang telah dilakukan terkait konfigurasi susunan
beberapa modul generator termoelektrik terdapat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Susunan modul TEG pada beberapa penelitian
Jumlah modul Jenis susunan Daya(watt)3a seri 18,2210b 5 seri 2 paralel 32,633c paralel 12,29
Sumber: aMontecucco(2014); bNegash(2017);cAlmeida(2013)
2.6 Prinsip Kerja Generator Termoelektrik
Generator termoelektrik merupakan teknologi pembangkit listrik yang
bekerja menggunakan efek Seebeck dengan mengubah perbedaan temperatur pada
material semikonduktor menjadi energi listrik[7]. Komponen utama dalam
19
generator termoelektrik adalah material semikonduktor yang terdiri dari p-type
dan n-type. Material semikonduktor yang kekurangan elektron adalah p-type
sedangkan material semikonduktor yang kelebihan elektron adalah n-type.
Komponen lainnya adalah material isolator listrik seperti keramik (substrat
silikon), heat sink dan konduktor listrik.
Gambar 2.7 . Prinsip kerja generator termoelektrik[7]
Generator termoelektrik merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk
mengubah energi panas menjadi energi listrik secara langsung berdasarkan efek
Seebeck [25]. Efek Seebeck menjelaskan bahwa ketika dua logam tipe-p dan tipe-
n yang terbuat dari material berbeda dihubungkan oleh dua sisi yang memiliki
perbedaan temperatur maka akan terjadi perbedaan tegangan potensial antara dua
logam tersebut. Generator termoelektrik terdiri dari beberapa pasang pin
termoelektrik tipe-p dan tipe-n. Pada saat sekarang, pin tipe-p terbuat dari bahan
semikonduktor yang didoping sehingga muatan yang dibawa berupa hole
sedangkan pin tipe-n terbuat dari bahan semikonduktor yang didoping sehingga
muatan yang dibawa berupa elektron. Sumber panas yang diberikan pada
generator termoelektrik akan mendorong elektron pada pin tipe-n menuju sisi
dingin sehingga menciptakan arus melalui rangkaian. Hole pada tipe-p akan
mengalir searah dengan arus yang terbentuk.
20
Untuk aplikasi generator termoelektrik maka pasangan pin termoelektrik
dirangkai bersama pada suatu modul termoelektrik. Parameter yang
mempengaruhi daya keluaran generator termoelektrik adalah figure of merit, rasio
temperatur pengoperasian dan beban eksternal [26]. Figure of merit merupakan
bentuk penyederhanaan dari tiga parameter material penyusun generator
termoelektrik yaitu koefisien Seebeck ( ), konduktivitas listrik ( ) dan
konduktivitas termal (k) [9]. Penulisan matematis dari figure of merit dapat dilihat
pada Persamaan (13).
= (13)Dimana =(TC+TH)/2, yaitu temperatur rata-rata dan =ΔV/ΔT . Prameter
figure of merit bisa digunakan dalam menentukan nilai efisiensi dari modul TEG.
Semakin tinggi nilai figure of merit maka performansi generator termoelektrik
semakin baik[9].
Gambar 2.8 Rangkaian modul generator termoelektrik [27]
21
2.7 Uji kinerja dan Efisiensi Termoelektrik Generator
Analisis termodinamika dilakukan untuk mengetahui distribusi temperatur
dan perpindahan panas yang terjadi pada generator termoelektrik sehingga dapat
dihitung daya keluaran dan efisiensi yang dihasilkan oleh generator termoelektrik.
Besaran nilai efisiensi yang dihasilkan modul TEG dalam penelitian ini
dihitung menggunakan persamaan efisiensi mesin karnot menjadi parameternya.
Saat ideal, mesin atau alat mampu memiliki efisiensi pada kondisi tertentu. Dalam
hukum kedua buku termodinamika tertulis bahwa dari keseluruhan kalor tidak
tidak semua kalor dapat dikonversi menjadi energi kerja. Maka efisiensi karnot
sangat tepat untuk diterapkan pada sistem termolektrik generator.
Kinerja modul TEG dipengaruhi beda temperatur antara sisi panas dan sisi
dingin modul TEG. Hal tersebut diperoleh dengan energi yang masuk dan yang
keluar pada kedua sisi modul TEG. Persamaan yang menentukan laju masukan
panas dan laju keluaran dari modul TEG yang diperoleh dengan keseimbangan
energi di daerah persimpangan panas dan dingin. Persamaan ini digunakan untuk
memodelkan karakteristik TEG berdasarkan efek Seebeck, Fourier dan Joule[8].
= 2α IT + 2λAL (ΔT) − 12 I 2ρLA (14)= 2α IT + 2λAL (ΔT) − 12 I 2ρLA (15)
Dalam pembicaraan mengenai daya generator (n pada sisi dingin. Daya
listrik yang dihasilkan adalah : termoelektrik generator), arah positif aliran arus,
mengalir dari p parameter ke lengan
= = (16)
22
Tegangan termoelektrik generator tertinggi disaat tegangan rangkaian
terbuka. Tegangan rangkaian terbuka (VOC) dari termoelektrik generator
berbanding lurus dengan perbedaan temperatur (sisi panas dan sisi dingin) dan
koefisien seebeck dari bahan type-p (αp) dan type-n (αn). Jadi, tegangan rangkaian
terbuka dan arus listrik diberikan oleh[8]:
VOC= ( α p-αn)(TH- TC)
VOC= 2αΔT (17)= Δ( ) (18)
dengan R adalah hambatan listrik modul dan RL adalah tahanan beban eksternal.
Daya keluaran TEG dapat dimaksimalkan dengan menyetarakan impedansi
listrik dengan hambatan internal TEG (dikenal sebagai teorema “transfer daya
maksimum”). Transfer daya maksimum adalah maksimum daya yang dapat
dihasilkan untuk hambatan beban eksternal pada temperatur tertentu. Nilai
maksimum tegangan adalah setengah dari nilai Voc dan nilai maksimum arus
adalah setengah dari Isc (Negash 2017). Hambatan internal generator termoelektrik
berubah terhadap temperatur. Perbedaan temperatur semakin besar akan
menyebabkan hambatan internal setiap TEG berbeda pada rangkaian beberapa
TEG. Hambatan internal secara teoritis TEG dihitung pada kondisi kerja ideal,
dimana semua TEG mengalami perbedaan temperatur dan hambatan internal yang
sama. Dalam sebuah sistem termoelektrik terdiri dari beberapa jumlah modul (N),
hubungan berikut dapat diberikan[8]:
VOC=2αNΔT (19)= = 190 10 Δ (20)
23
= Δ (21)
= Δ( ) (22)
= = (23)
Arus yang melalui modul ini dapat disesuaikan dengan merubah beban dari
modul tersebut. Sehingga efisiensi dari generator termoelektrik secara matematis
dapat dituliskan pada Persamaan.
= 1 − 1 + − 11 + + 100 % (24)2.8 Joule Thief
Salah satu konsep teknis konservasi energi melalui pengembangan
komponen listrik yang menerapkan medan elektromagnetik dengan menerapkan
electro mechanics force (EMF) secara komprehensif melalui konsep induksi
magnetik adalah rangkaian yang disebut Joule-thief.
Sirkuit Joule-thief dikenal sebagai rangkaian transistor pemblokiran
sederhana yang bekerja sebagai pencuri energi yang bisa menghasilkan energi
listrik besar dengan sumber energi sangat kecil. Rangkaian Joule-thief memiliki
efisiensi tinggi, akselerasi handal dan respon dinamis yang sangat cepat [28].
Joule thief adalah rangkaian penaik tegangan (voltage booster) yang mampu
berosilasi sendiri dengan komponen yang kecil, murah dan mudah dibuat, yang
biasanya digunakan untuk menggerakkan beban yang ringan. Joule thief dapat
menggunakan hampir seluruh energi dalam sebuah baterai sel-tunggal, bahkan
yang memiliki tegangan jauh di bawah tegangan nominal sebuah baterai.
24
Dinamakan joule thief, karena rangkaian ini “mencuri” energi (joule) dari sumber
tegangan.
Rangkaian ini merupakan varian dari blocking oscillator yang membentuk
konverter penaik tegangan tak-teregulasi. Tegangan keluaran dinaikkan, tetapi
arus keluaran turun.
Tegangan keluaran dari rangkaian joule thief selanjutnya dapat
diregulasikan menjadi DC murni atau dikonversikan menjadi bentuk sinusoida
(AC) dengan memodifikasi rangkaiannya.
Pada Gambar 1 diperlihatkan prinsip kerja rangkaian joule thief pada posisi a) on
state dan b) off state
a b
Gambar 2.9 . Rangkaian Joule Thief pada a) On state b) off state
Joule thief ini mempunyai dua mode fungsi tergantung pada posisi saklar
(umunya menggunakan MOSFET maupun transistor) dimana saklar ini bekerja
buka-tutup pada frekuensi tinggi. Dari Gambar 2.10 (a) bila saklar tertutup, arus
mengalir melewati induktor searah jarum jam dan induktor menyimpan sejumlah
energi dengan meregenerasi medan magnet di sebelah sisi kiri polaritas positif
induktor. Waktu saklar tertutup katakanlah Ton. Berikutnya dari Gambar 1 (b)
bila saklar terbuka, medan magnet tadi polaritas akan berubah (sisi kiri berubah
negatif sekarang) dan medan magnet akan dihilangkan kebentuk arus listrik
kemudian disalurkan ke beban. Dengan demikian hasilnya seolah-olah ada dua
buah sumber secara series akan disalurkan ke beban melewati dioda D kapasitor C
25
dan beban R. Waktu saklar terbuka katakanlah Toff .Total waktu periode (T)
diformulasikan sebagai:= + (25)Frekuensi osilasi buka-tutup saklar dinyatakan dengan:
= 1 = 1+ (26)Pada Gambar 2.11 diperlihatkan rangkaian joule thief secara umum [29]
Gambar 2.10 Rangkaian joule thief secara umum [29]
Empat parameter yang dibutuhkan untuk menghitung daya antara lain:
a. Input voltage range: VIN(min) dan VIN(max)
b. Nominal Output Voltage: VOUT
c. Maximum Output Current: IOUT(max)
d. Integrated circuit (IC) untuk membangun joule thief.
Menghitung duty cycle diformulasikan sebagai[29]
= 1 − ( ) (27)Dimana :
VIN(min) = Tegangan masukan minimal
VOUT = Tegangan keluaran yang diinginkan
η = Efficiency dari converter
2.9 LM2577-LM2596
Penaik tegangan (boost converter) yang digunakan dalam sistem ini adalah
IC LM2577-Adj. Konverter ini berfungsi untuk menaikkan tegangan ketika
26
tegangan keluaran generator berada di bawah tegangan referensi yaitu tegangan
akumulator 13,8 V[31]. Sedangkan penurun tegangan (buck converter) yang
digunakan adalah IC LM2596-Adj. Konverter ini berfungsi untuk menurunkan
tegangan ketika tegangan keluaran generator berada di atas tegangan referensi
yaitu tegangan akumulator 13,8 V[32].
Pada penelitian ini mengguanakan modul step up down LM2577-LM2596
yang bertujuan untuk menstabilkan tegangan sesuai sepsifikasi beban yang
diharapkan. Alat ini memiliki 3 adjust yang dapat menyetel tegangan, arus dan
batas pengisian baterai penuh.
2.10 Bateri atau Aki
Gambar 2.11 Bagian-bagian Baterai (Storage Battery)
Baterai adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik,
dimana baterai dapat merubah energi kimia menjadi energi listrik. Kemampuan
baterai tersebut disebut reaksi elektrokimia. Baterai sendiri terbagi atas 2 jenis,
baterai primer dan baterai sekunder.
Baterai primer hanya dapat digunakan satu kali karena siklus reaksi kimia
didalam baterai primer searah. Sedangkan baterai sekunder yaitu baterai yang
dapat di isi kembali (rechargeable), atau dengan kata lain disebut storage battery.
27
Siklus reaksi kimia pada baterai sekunder terjadi dua arah. Contoh dari baterai
primer yaitu baterai karbon-seng. Untuk baterai sekunder sendiri contohnya
baterai Lead Acid, Lithium, Nikel Kadmium, dan Nikel Metal Hidrida[33]. Pada
penelitian kali ini digunakan jenis baterai sekunder yang dapat di isi kembali,
yaitu jenis baterai Lithium-Ion.
28
3 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental, dan objek
penelitian yang digunakan adalah menggunakan kompor skala rumah tangga.
Analisis dilakukan untuk menganilis uji kinerja STEGBKG dalam pengapilkasian
sebagai sumber charger baterai aki dan digunakan untuk penerangan dengan
bantuan rangkaian joule thief. Untuk meningkatkan perbandingan temperatur dan
mengoptimalkan performa TEG dalam penelitian ini menggunakan sistem
pendinginan hybrid (water cooling-fan). Dalam penelitian ini menggunakan trafo
ferit TV dengan ukuran besar dengan tujuan untul menghasilkan induksi yang
besar sehingga dapat digunakan untuk menjalankan lampu 220v AC hingga
beban 50 watt. Pada sistem charging baterai supaya tegangan yang dihasilkan
tetap konstan maka menggunakan step up-down DC to DC LM2577-LM2596 .
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No. UraianBulan Ke-1 2 3 4 5 6
1. Kajian literature
2. Penyusunan proposal penelitian
3. Seminar proposal penelitian
4. Rekayasa peralatan penelitian
5 Pengujian Experimental
6.Analisa data dan penyusunanlaporan penelitian
7. Seminar hasil penelitian
8. Sidang akhir
29
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sustainable and Renewable
Energy Program Studi Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan penelitian mulai 05 September 2019 sampai
April 2020. Rincian dari penelitian ini seperti pada tabel 3.1.
3.3 Diagram alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
START
Data survey dan asumsi/pemilihan modultermoelektrik, sistem pendinginan,
material, dimensi dari penampang panas,sistem pengisian dan Joule thief
Studi Literatur
PerancanganSTEGBKG dan JT
Uji Coba
Refrensi:Buku dan jurnal(terindeks)
Perancangan Mekanikal:
1. Modifikasi kompor gassatu tungku dengandudukan berpenampangpanas
2. Sistem pendinginhybrid (water cooling-fan)
3. Sistem pengisianbaterai(cut-off)
4. Desain Rangkaian joulethief
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
SELESAI
1. krakteristik unjukkerja dan batasankondisi operasiSTEGBKG (∆T, V,I, P, ) denganvariasi rangkaianseri dan seri-paralel
2. kinerja STEGBKGsebagai sistempengisian bateraiAKI 6V 4,5Ah
3. nilai tegangan, arusdan frekuensi yangdikeluarkan olehrangkaian joulethief
Pengumpulan Data
Yes
NO
30
Alat ini dibuat untuk mengaplikasikan thermoelektrik generator TEG
SP184827145SA terhadap energi panas yang dihasilkan oleh kompor masak satu
tungku. Fungsi kerja yang dimaksudkan ialah untuk menghasilkan energi listrik
dari perbedaan temperatur yang terjadi pada kedua sisi dari Elemen
Thermoelektrik generator, dan berdasarkan Efek Seebeck. Proses kajian dan
eksperimen yang dilaksanakan pada penelitian ini, ditunjukkan gambar 3.1.
Sistem kerja diagram blok diatas adalah saat kompor Gas LPG dinyalakan
maka akan menghasilkan panas pada tungku, namun efisiensi kompor tidak
mencapai 100% sebagian panas yang dihasilkan terbuang kelingkungan, panas
buang yang dihasilkan dari kompor yang dimanfaaatkan menjadi sumber energi
panas yang akan diterima oleh termoelektrik generator dan untuk membuat
perbedaan temperatur di modul TEG digunakan sistem pendinginan hybrid (water
cooling-fan), akibatnya perbedaan temperatur terjadi didalam termoelektrik
generator sehingga TEG SP 1848, akan menghasilkan energi listrik sesuai dengan
prinsip kerjanya, energi listrik yang dihasilkan akan dioptimalkan dengan
menggunakan rangkaian joule thief dan rangkaian dc to dc converter step-up
sehingga bisa menghasilkan energi yang mampu digunakan sebagai sumber
penerangan. Energi listrik yang dihasilkan dihubungkan pada beban berupa LED
12 watt senyak 4 bijih (48Watt) yang dijadikan sebagi sumber penerangan. Sensor
tegangan, sesor arus digunakan untuk mengukur tegangan dan arus yang akan
dihasilkan, sedangkan termokopel digunakan untuk mengukur temperature pada
kedua sisi elemen TEG, dengan cara diletakkan di pelat tembaga (sisi panas) dan
heatshink yang sudah dimodifikasi(sisi dingin). yang selanjutnya perolehan data-
data dari hasil pengukuran digunakan untuk analisis data.
31
3.4 Alat dan Bahan
Dalam penelitian ini dilakukan percobaan dengan menggunakan beberapa
alat dan bahan yang menunjang dalam pengambilan data. Peralatan dan bahan
yang digunakan sebagai berikut.
1. Kompor Gas LPG satu Tungku
Gambar 3.2 Kompor Gas LPG
Spesifikasi
Merek : Miyako Kompor Gas KG-101 C
Bahan Material : Teflon
Body : Deep Drawing Power Black
Burner : Stainless Steel
Warna : Silver
Berat : 3,5 Kg
Tekanan Rendah
2. Gas LPG 3 KG
Gambar 3.3 Gas LPG
32
3. Waterblock
Gambar 3.4 WaterblockSpesifikasi :
- Dimensi Waterblock 16x4x1
- Diameter lubang 0.9 cm
- Material alumunium
4. Kipas DC
Gambar 3.5 Kipas DCSpesifikasi :
- Ukuran fan 8cm x 8cm x 2.5cm
- Arus : 0.15A
- Tegangan : 12V
5. Pompa DC
Gambar 3.6 Pompa DC
33
Spesifikasi :
- jenis Pompa air submersible
- Tegangan kerja: 12v DC
- Kecepatan motor: max 8500 RPM
- Debit: 30 ltr/menit
- Head: 2.5m
- Kabel: 0.5mm x 3 meter
- Diameter output: 19mm
- Diameter input: 51mm
- Material: ABS + stainless steel
6. Selang Air
Gambar 3.7 Selang air
Spesifikasi:
- Diameter 0,9 m
- Bahan Plastik
7. Pipa Paralon
Gambar 3.8 Pipa paralon
Spesifikasi:
- Diameter 1/2 inchi
34
8. Styrofoam - cool Box
Gambar 3.9 Styrofoam - cool Box
Spesifikasi:
- Dimensi Luar 34x 30 x 25cm
- Dimensi Dalam 30x 25 x 20,5cm
9. Air dan Es Batu
Gambar 3.10 Air dan Es Batu
10. Stopwatch
Gambar 3.11 Stopwatch
35
11. SP184827145SA
Gambar 3.12 modul TEGSpesifikasi :
Dimensi 40x40x3,5 mm
Berat 26 gr
Material Bismuth Telluride
Imax: 9,36 A
Qmax: 21,3 watt
Pada :
- ΔT 20°C : 0.97V/225MA
- ΔT 40°C : 1.8V/368MA
- ΔT 60°C : 2.4V/469MA
- ΔT 80°C : 3.6V/558MA
- ΔT 100°C : 4.8V/669MA
12. Termocouple type K
Gambar 3.13Termocouple type K
36
Spesifikasi:
- Channel: 4
- Temperature Range: -200~1372C / -328~2501F
- Accuracy: >100C: 1oC <100oC: 2oC
- K-type Thermocouple Resolution: <1000C: 0.1C/ F/K >1000C:1C/F/K
- Power Supply: 1 x 9V Battery(not included)
13. Multitester
Gambar 3.14. MultitesterSpesifikasi :
- Input power baterai 9V
- Resolusi 0.1 mV (Akurasi 0.5%+2)
- Resolusi 0.01µA (akurasi 1.0%+2)
14. Voltampere meter digital
Gambar 3.15 Voltampere meter digital
Spesifikasi:
- Tegangan operasi: DC 4.5 ~ 30V
36
Spesifikasi:
- Channel: 4
- Temperature Range: -200~1372C / -328~2501F
- Accuracy: >100C: 1oC <100oC: 2oC
- K-type Thermocouple Resolution: <1000C: 0.1C/ F/K >1000C:1C/F/K
- Power Supply: 1 x 9V Battery(not included)
13. Multitester
Gambar 3.14. MultitesterSpesifikasi :
- Input power baterai 9V
- Resolusi 0.1 mV (Akurasi 0.5%+2)
- Resolusi 0.01µA (akurasi 1.0%+2)
14. Voltampere meter digital
Gambar 3.15 Voltampere meter digital
Spesifikasi:
- Tegangan operasi: DC 4.5 ~ 30V
36
Spesifikasi:
- Channel: 4
- Temperature Range: -200~1372C / -328~2501F
- Accuracy: >100C: 1oC <100oC: 2oC
- K-type Thermocouple Resolution: <1000C: 0.1C/ F/K >1000C:1C/F/K
- Power Supply: 1 x 9V Battery(not included)
13. Multitester
Gambar 3.14. MultitesterSpesifikasi :
- Input power baterai 9V
- Resolusi 0.1 mV (Akurasi 0.5%+2)
- Resolusi 0.01µA (akurasi 1.0%+2)
14. Voltampere meter digital
Gambar 3.15 Voltampere meter digital
Spesifikasi:
- Tegangan operasi: DC 4.5 ~ 30V
37
- Mengukur tegangan: DC 0 ~ 100V
- Resolusi minimum (V): 0.1V
- Tampilan: tiga tabung digital LED 0,28 "
- Dimensi: 48 x 29 x 21mm
- Akurasi pengukuran: 1% (± 1 digit)
- Temperatur pengoperasian: -10 hingga 65 °c
15. Oscilloscope Digital DSO138
Gambar 3.16 Oscilloscope Digital
Spesifikasi :
- Maximum Real-time Sampling Rate: 1Msps
- Accuracy: 12Bit
- Sampling Buffer Depth: 1024 bytes
- Analog Bandwidth: 0-200KHz
- Vertical Sensitivity: 10mV / Div - 5V / Div (1-2-5 progressive
manner)
- Input Impedance: 1MΩMaximum Input Voltage: 50Vpp (1: 1 probe),
400Vpp (10: 1 probe)
- Supply Voltage: DC 9V
38
16. Baterai
Gambar 3.17 Baterai
Spesifikasi :
Merek: Panasonic
Tegangan 6 volt 4,5 Ah
Cycle use : 7.25 V- 7.45 V (25oC)
Standby use : 6.8V-6.9 V (25oC)
Nomor model LC-R064R5CH
Lead-Acid Battery
Dimensi 68x98x46mm
17. Potensiometer 10 K
Gambar 3.18 Potensiometer
18. Rangkaian Joule thief
Gambar 3.19 modul Joule thief
39
Spesifikasi:
- Tegangan Input bisa 1,5 volt hingga 12 volt maksimal,
- Beban maksimal 50 watt
19. Modul Adaptor DC
Gambar 3.20 Modul Adaptor DC
Spesifikasi:
- Input 220VAC
- Output 12 V DC 3A
20. Modul step up down LM2577-LM2596
Gambar 3.21 Modul step up down LM2577-LM2596
Spesifikasi:
- Input: 3,5V - 28V
- Output: 1,5V - 26V
- Voltmeter: 7 segment 3 digit red color, for monitoring Vin or Vout
(changeable with push button) Voltage regulating mode: (Step-up)
40
Potentiometer rotates in clockwise, (Step-down) Potentiometer rotates
in anticlockwise
- Size: 6.6 x 4.7 x 1.4cm
21. Pasta Termal
Gambar 3.22 Pasta Termal
Spesifikasi:
- Konduktivitas termal: > 0,671W/mK.
- Suhu maksimal: 200'C
- Warna: putih.
22. Lampu LED
Gambar 3.23 Lampu LED
Spesfikasi:
- Daya Lampu 12 Watt
3.5 Variabel Penelitian
Variabel pada umumnya adalah segala sesuatu yang bentuknya apa saja dan
ditetapkan oleh peneliti untuk dipahami dan dikaji, sehingga memperoleh sebuah
informasi tentang sebuah penelitian yang nantinya akan dilakukan dan dapat
diambil sebuah kesimpulan. Variasi dari pengujian ini dilakukan dengan tujuan
41
untuk mengetahui nilai daya listrik output yang dihasilkan oleh modul generator
termoelektrik (TEG) dalam suatu sistem pemodelan. Variabel yang digunakan
peneliti pada penelitian kali ini dibagi menjadi tiga jenis variabel pengujian
diantaranya adalah:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau yang bisa juga disebut sebagai inependent variable
dapat diartikan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap hasil yang
diperoleh dari variabel terikat yang ditentukan secara bebas oleh peneliti.
Variabel bebas akan menjadi patokan utama peneliti untuk memperoleh hasil
dari penelitian ini. Pada penelitian kali ini, variabel bebas yang akan
digunakan oleh peneliti adalah variasi susunan modul TEG. Variasi modul
TEG meliputi susunan seri dan susunan kombinasi seri-paralel (8 seri dan 1
paralel)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau sering disebut dengan dependent variable dapat
diartikan sebagai variabel yang besar nilai yang dihasilkan mengikuti
besarnya variabel bebas sehingga besarnya nilai variabel ini tidak bisa
ditentukan oleh peneliti. Variabel terikat yang digunakan pada penelitian ini
meliputi perbedaan temperatur pada kedua sisi modul generator termoelektrik
(∆T), selain itu terdapat pula output yang dihasilkan dari modul termoelektrik
diantaranya tegangan (V), arus (I), sehingga diperoleh besarnya daya yang
dihasilkan (P), dan efisiensi pada modul termoelektrik (ƞ) dengan
menggunakan jumlah modul TEG sebanyak 10 buah. Besaran keluaran
STEGBKG diaplikasikan sebagai sistem penerangan dengan beban lampu 12
42
watt 4 buah (48 watt) dengan bantuan sistem joule tief dan memperhatikan
tegangan keluaran, arus, daya dan frekuensi yang dihasilkan modul joule thief
tersebut.
3. Variabel Terkontrol
Variabel kontrol dapat diartikan sebagai variabel yang ditentukan secara
tetap (constant) sehingga antara variabel bebas dan variabel terikat pada
penelitian ini tidak terpengaruh oleh faktor – faktor lain yang tidak digunakan
pada metode penelitian. Pada penelitian ini, variabel kontrol yang termasuk
didalamnya adalah:
a. Pengujian dilakukan beban pemanasan menggunakan panci masak yang
berisi air sebanyak 3 liter
b. Sistem pendingin hybrid menggunakan air es sebanyak 2,5 kg dan 15
liter air
c. Pengambilan data dilakukan selama 1 jam dan diambil setiap 10 menit
sekali.
d. Nilai hambatan sistem pengisian pada potensiometer distel 13Ω
3.6 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan merancang STEGBKG. TEG diuji dengan
menentukan range waktu setiap 10 menit sekali, Sebagai beban pemanasan digunakan
panci masak berisi air sebanyak 2 liter . Tegangan yang diperoleh STEGBKG
digunakan untuk sitem pengisian baterai 6 volt 4,5Ah dan kemudian rangkaian
joule thief dengan tegangan input dari baterai digunakan untuk menyupalai sistem
penerangan. Prosedur Penelitian secara umum langkah-langkah pengerjaan
penelitian meliputi beberapa hal sebagai berikut :
43
1. Pembuatan dudukan kompor
Dudukan kompor dibuat dari aluminium dan dilengkapi dengan pipa
konduktor yang terbuat dari tembaga (berfungsi sebagai heat sink) yang berfungsi
untuk memaksimalkan proses perpindahan kalor ke modul generator
thermoelektrik. Sedangkan sisi yang sebelahnya dipasangkan dengan sistem
pendingin hybrid, dengan tujuan menjaga beda temperatur antara sisi panas TEG
dengan sisi dingin TEG.
Gambar 3.24 Dudukan kompor
2. Perancangan sistem pendingin hybrid
Sistem hybrid (water cooling – fan) pada sisi dingin modul TEG berfungsi
sebagai konveksi paksa, mengingat tingginya temperatur yang dihasilkan kompor
dan berimbas pada sisi panas modul TEG. Dengan terjaganya perbedaan
temperatur (∆T) modul TEG dengan optimal akan meningkatkan tegangan yang
dihasilkan. Karena prinsip kerja termoelektrik generator sebagai pembangkit
listrik tergantung ΔT dan material konduktornya. Selain water block, cold shink
dan cooling fan, Cool box juga digunakan sebagai tempat penampungan air es dan
kemudian mensirkulasikan air es dengan bantuan pompa DC celup menuju water
Dudukan
Konduktorn
Modul TEG
44
blok sehingga selalu terjaga perbedaan temperatur sesuai yang diharapkan. Desain
sistem pendingin hybrid pada penelitian ini dapat diperhatikan sebagai berikut:
Gambar 3.25 Sistem pendingin hybrid
3. Perancangan Rangkaian Joule thief
Dalam merancang joule thief harus terlebih dahulu memahami prinsip
kerja dan beban kerja yang digunakan. Rangkaian joule Thief bila di lihat dari
output nya dapat di bedakan dalam dua type yaitu DC Converter Booster/ DC to
DC dan DC Inverter Booster /DC to AC. Cara kerja joule thief itu sendiri yang
memanfaatkan arus feedback dari penyimapanan energy elektromagnetik pada
coil. Dimana arus ini akan menginduksi lilitan sekunder yang akan mengalirkan
arus AC berkali lipat pada outputnya. tegangan output bervariasi, tergantung
jumlah lilitan yang di gunakan. Joule thief ini dimodifikasi untuk menjalankan
lampu 220v AC (luminance tidak penuh) dan dapat disuplay tegangan 1,5 volt –
12 volt dalam menghidupkan beban. rangkaian pencuri tegangan (joule thief) ini
mampu mengeluarkan tegangan dari baterai secara maksimal dalam menyalakan
beban lampu 50 watt. Jumlah, nilai dan spesifikasi komponen yang digunakan
untuk merancang rangkaain Joule Thief, ditunjukan Tabel 3.3
kipas
Pompa airpendingin
45
Tabel 3.2. Spesifikasi komponen joule thiefNo Nama komponen Spesifikasi Jumlah
1 Trafo feritPrimer : 300 lilitan
1CT : 15 lilitan(double)
Feedback : 5 lilitan2 Trafo 50 lilit 1
No Nama komponen Spesifikasi Jumlah3 Transistor TIP 41C 24 Capasitor milar 1000 uf 1
100 nf 15 Resistor 100 Ohm 16 Baterai 3,7 V 2
Joule thief ini dirancang dengan menggunakan trafo ferit ukuran 4,5 x 4 cm
agar menghasilkan induksi yang besar. Alat ini mampu memanfaatkan tegangan
dari 1,5 volt sampai 12 volt dan mampu menyalakan hampir semua jenis lampu
led berdriver maupun non driver segala jenis hingga 50 watt (untuk menyalakan
lampu dengan jumlah yang banyak gunakan lampu daya rendah dengan daya
sama). Untuk meredam arus input digunakan penambahan trafo pada awalan
masuk tegangan dengan jumlah lilitan 70 lilitan yang berfungsi untuk induktor di
input. Selain untuk penerangan alat ini dapat digunakan untuk charger HP (dalam
keadaan darurat). Setelah sudah sesuai desain cirkuit joule thiefnya maka diubah
menjadi skematik board. Susunan sirkuit dan board joule thief seperti gambar
berikut,
Gambar 3.26 skematik dan board joule thief (a) skematik sirkuit joule thief
(b) skematik board joule thief
46
4. Susunan Rangkaian Modul Termoelektrik
Pada penggunaan TEG dilapangan menggunakan beberapa modul TEG yang
terhubung dengan susunan seri, paralel atau kombinasi seri paralel. Susunan
rangkaian termoelektrik akan mempengaruhi besaran daya keluaran dari
STEGBKG. Adapun susunan modul TEG yang digunakan yaitu seperti gambar
berikut,
(a) (b)Gambar 3.27 Susunan Rangkaian modul 10 TEG (a)dirangkai seri
(b)dirangkai 8 seri-1 paralel
3.7 Prinsip Pengujian dan pengumpulan Data
Tujuan pengujian dan pengumpulan data dari penelitian ini, untuk
mengetahui efisiensi termoelektrik sebagai pembangkit energi listrik dengan
menggunakan pendinginan sistem hybrid (water cooling-fan), krakteristik (unjuk
kerja dan batasan kondisi operasi) termoelektrik yang berbasis kompor gas
berskala rumahan dengan variasi rangkaian seri dan seri-paralel, waktu yang
diperlukan untuk proses pengisian baterai 6 volt, dan Menganalisis nilai tegangan,
arus dan frekuensi yang dikeluarkan oleh rangkaian joule thief. Untuk
mendapatkan data yang pasti akan digunakan termokopel untuk mengukur
temperatur sisi panas dan sisi dingin modul TEG, temperatur awal air dan
temperatur keluaran air dari sistem pendingin hybrid. multitester sebagai
pengukur tegangan dan arus. Sedangkan untuk mengetahui frekuensi dan bentuk
TEG 4TEG 3TEG 2TEG 1
TEG 9TEG 8TEG 7TEG 6
TEG 5
TEG 10
TEG 9
TEG10
TEG 4TEG 3TEG 2TEG 1
TEG 8TEG7
TEG 6TEG 5
47
gelombang, maka akan digunakan oscilloscope. Skema alat penelitian dan sirkuit
aliran listrik adalah sebagai berikut :
Gambar 3.28 Skema alat generator thermoelectrik bertenaga kompor gas yang
(TEGBKG) dengan pendingin hybrid
Gambar 3.29 Sirkuit listrik
Fan
T1
KOMPOR GAS
T2
Th
Tc
Fan
Heat shinkHeat collector
s. pendingin
Module TE
Beban(lampu)
Boost C
Charger
Baterai
TEG
JT
Tangkiair
Pompa air
PLN
Ptot
Bost Converter
Kipas
Pompaair
M
FanPendinginair danudara paksa
2
1Grup TE:
Qin
Sunber Panas
Baterai
JT
Lampu
L Charger
Qout
PLN
48
Gambar 3.30 Skema Pengujian
3.8 Analisis dan Kalibrasi Awal
Pada tahapan ini, kalibrasi dilakukan pada oscilloscope maupun multi tester.
Tahap ini bertujuan untuk setting alat ukur sesuai standar pabrikan yang akan
digunakan untuk melakukan pengujian. Hasil kalibrasi pada oscillocope
ditunjukan pada Tabel 3.3
Tabel 3.3. Hasil awal kalibrasi oscilloskop Digital DSO138
Freq 1 MHz Vamp 4.7VVpk-pk 5.040V Overshoot 3.4%Periode(T)
1.000ms preshoot 3.4%
Cyc RMS 3.4V Rise Time <1.000usVmax 4.9V Fall time <1.000usVmin -80. V +duty 49.9%Vtop 4.8V -duty 50.1%Vbase 80 mV Mean 2.43V
49
3.9 Variasi pengambilan data pengujian
Pengambilan data pengujian dilakukan dengan asumsi temperatur ambien
sekitar konstan pada 29-30 °C. Terdapat beberapa variasi pengambilan data yang
dilakukan untuk mengetahui karakteristik alat. Variasi pengujian tersebut
meliputi:
1. Variasi susunan rangkaian peltier
Variasi susunan peltier dilakukan untuk mengetahui karakteristik arus, dan
teganganyang dihasilkan STEGBKG dari masing-masing susunan peltier
tersebut. Variasi susunan modul TEG meliputi susunan modul TEG
secara seri, dan seri- paralel (8 seri dan 1 paralel)
2. Sistem pengisian
Sumber tegangan yang dihasilkan STEGBKG dimanfaatkan sebagai
cistem pengisian baterai 6 volt 4,5Ah dengan menggunakan modul step up
LM2577. Sehingga disaat baterai penuh secara otomatis pengisian
berhenti.
3. Joule thief dengan beban
Pada pengujian ini tegangan input yang digunakan adalah dengan
menggunakan langsung menggunakan tegangan keluaran STEGBKG dan
menggunakan baterai 6 volt untuk sebagai input joule thief untuk
menghidupkan beban lampu 12 watt sebanyak 4 bijih (48 watt)
50
4 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji karakteristik Thermoelektrik Generator (TEG)
Daya maksimum TEG diperoleh saat hambatan beban sama dengan
hambatan internal TEG. Daya maksimum pada sirkuit elektrik dipengaruhi
tegangan dan arus yang dihasilkan. Dari hasil pengolaha data didapat suatu nilai
dari setiap variabel yang dihitung dari setiap variasi yang dilakukan. Untuk
mengetahui karakteristik dari pembangkit listrik TEG SP184827145SA yang
digunakan sebagai pengisi daya pada baterai aki 6 volt. Unjuk kerja STEGBKG
dengan menggunakan sistem pendingin hybrid dinyatakan dengan arus, tegangan
dan efisiensi yang dihasilkan. Dalam penelitian ini unjuk kinerja modul TEG
dilakukan dengan memberikan dua variasi susunan modul dari 10 peltier yang
digunakan yaitu dengan susunan seri dan kombinasi susunan seri-paralel. Susunan
rangkaian termoelektrik akan mempengaruhi besaran daya keluaran dari
STEGBKG.
4.1.1 Karakterisasi (TEG) pada rangkaian terbuka (tanpa boost-converter)
Penggunaan Termoeletrik sebagai pembangkit listrik membutuhkan
temperatur panas (TH) dan temperatur dingin (TC). Besarnya daya keluaran
yang dihasilka modul TEG sejalan dengan besarnya beda temperatur (ΔT) yang
terjadi dikedua sisi modul TEG disetiap waktu. pada sistem pendingin
penelitian ini diterapkan untuk menyeimbangkan perambatan panas kompor.
Temperatur pada sisi panas dan sisi dingin yang dilakukan dengan variasi
susunan seri dan seri paralel ditunjukkan gambar berikut:
51
Gambar 4.1 Hubungan TH dan TC dengan waktu pengoperasian TEG
Pada grafik diatas menunjukkan besar temperatur antara temperatur panas
dan temperatur dingin yang terjadi pada pengoperasian TEG variasi susunan
kombinasi seri dan seri-paralel. Pada variasi susunan seri TC mamksimal
diperoleh sebesar 101,15oC pada menit 60 dan TC sebesar 51,33oC terjadi pada
menit 60. Sedangkan pada saat pengujian variasi seri diperoleh TH maksimal
sebesar 101oC pada menit 60 oC dan TC sebesar 50,83oC terjadi pada menit 60.
Meningkatnya besaran temperatur pada sisi panas sejalan dengan waktu
pemanasan yang diterima dari kompor dan begitu juga temperatur dingin akan
semakin meningkat dipengaruhi dengan sirkulasi perpindahan panas yang
terjadi pada sistem pendingin.
Gambar 4.2 Hubungan beda temperatur(ΔT) dan Tegangan pada rangkaian
terbuka (tanpa boost-converter)
52
Pada grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengaruh selisih suhu
antar sisi panas dan dingin terhadap tegangan output adalah berbanding lurus
dimana semakin besar ∆T dari temperatur panas pada plat kolektor
pemanas(TH) dengan temperatur dingin pada heatsink(TC) maka semakin besar
pula tegangan yang dihasilkan pada pengujian modul termoelektrik ini. Hal ini
sesuai dengan teori efek seebeck yang sudah disebutkan pada bab 2 dimana
besarnya tegangan yang dihasilkan sebanding dengan gradien temperatur yang
didapat.
Dapat dilihat pada menit 1 dan perbedaan temperature pada variasi
susunan seri dan kombinasi seri-paralel yang terjadi antara sisi dingin dan
panas masih belum besar, belum ada tegangan yang dihasilkan. Namun pada
menit ke 5, tegangan mulai tercipta dengan ∆T sebesar 8,3 oC pada susunan
seri-paralel dan 6,07 oC pada susunan seri.
Temperatur pada heatsink (sisi dingin) akan terjadi perubahan
dikarenakan temperatur sisi dingin mendapat pengaruh dari adanya sirkulasi
perpindahan panas pada fluida sistem pendingin hybrid. Temperatur pada plat
tembaga akan semakin meningkat seiring perubahan panas yang diterima dari
kompor. Beda temperatur maksimum yang terukur antara sisi panas dan sisi
dingin pada saat pengujian berlangsung dengan susunan seri-paralel adalah
49,82 oC dengan tegangan maksimal 12,09V sedangkan pada saat dilakukan
pengujian dengan variasi susunan seri diperoleh ∆T sebesar 49,82 oC dengan
tegangan maksimal 13,74V.
53
4.1.2 Karakterisasi Thermoelektrik Generator dengan Beban Pengisian
Baterai dan Menghubungkan Boost-Converter
Uji kinerja thermoelektrik generator diterapakan sebagai beban pengisian
baterai. Besaran daya keluaran TEG disaat digunakan pembebanan akan
mengurangi setengah dari keluaran TEG tanpa beban (Voc). Daya keluaran
TEG diketahui dengan mengukur tegangan dan arus yang mengalir. Besaran
daya tersebut dipengaruhi rangkaian TEG yang digunakan maka, penelitian ini
menggunakan variasi susunan seri dan seri-paralel.
Gambar 4.3 Hubungan Beda temperatur(ΔT) dan tegangan dengan adanya
beban pengisian baterai
Pada gambar diatas menujukkan grafik hubungan beda temperatur,
tegangan dan waktu pemanasan. Berdasarkan grafik menunjukkan pengaruh
besar beda temperatur antara sisi panas dan sisi dingin pada modul TEG
berbanding lurus dengan tegangan yang dihasilkan. diakibatkan besaran
tegangan yang dihasilkan ketika terjadi pembanan akan mengurangi setengah
tegangan rangkaian terbuka (Voc) maka digunakan modul step up LM2577
yang berfungsi untuk menset tegangan sesuai dengan kebutuhan baterai.
Tegangan keluaran di set pada tegangan 6 volt yang dapat diset mulai menit ke
54
5. Dari grafik menunjukkan tegangan seri dan paralel sama-sama dapat di set
sesuai dengan kebutuhan sistem pengisian(baterai).
Selain tegangan, arus penting diketahui untuk mengetahui kemampuan
pembangkit dalam mengangkat beban (sistem pengisian). Berikut keluaran arus
dari TEG,
Gambar 4.4 Hubungan Beda temperatur(ΔT) dan arus dengan adanya beban
pengisian baterai
Pada gambar diatas menunjukkan besaran arus yang dihasilkan dari kedua
susunan modul TEG. Besaran arus yang dihasilkan sangat mempengaruhi
sistem pengisian. Pada rangkaian susunan seri arus yang dihasilkan sudah
tinggi pada menit 5 dengan keluaran arus sebesar 0,25 ampere dan cenderung
keluaran arusnya tetap kecil hingga menit ke 60. Pada susunan seri-paralel arus
juga sudah keluar mulai menit ke 5 dan terus mengalami pningkatan dan
mencapai arus yang stabil pada menit ke 15 dengan besaran arus 0,47 ampere.
Maka dengan dengan grafik kestabilan arus dan kebutuhan sistem pengisian
yang diperlukan rangkaian susunan seri-paralel lebih bagus digunakan sebagai
sitem pengisian. Faktor yang memengaruhi arus listrik adalah Tegangan,
Hambatan, Muatan Listrik dan Waktu Mengalir.
55
Daya merupakan kemampuan kerja alat untuk menghasilkan listrik.
Kemampuan alat ditunjukkan dengan gambar grafik diatas. Pada grafik
menunjukkan daya berbanding lurus dengan beda temperatur yang terjadi
disetiap waktu pemanasan.
Gambar 4.5 Hubungan Daya dan Efisiensi TEG dengan beban pengisian
baterai
Berdasarkan grafik diatas, daya TEG yang dihasilkan dari susunan seri-
paralel lebih tinggi dan stabil dibanding dengan susunan seri. Pada susunan
seri-paralel daya terus naik hingga pada menit ke 20 dan terjadi kestabilan daya
yang mengalir sebesar 3,14 watt sedangakan Daya pada susunan rangkaian seri
mengalami naik turun dengan daya maksimal 1,56 watt. Daya pada susunan
seri-paralel lebih tinggi jika dibandingkan dengan susunan seri merupakan
akibat tegangan dan arus yang dikeluarkan pada susunan seri-paralel lebih
tinggi dibandingkan pada susunan seri. Secara matematis daya merupakan
perkalian antara tegangan dan arus.
Maka, dapat disimpulkan TEG dengan rangkaian seri-paralel lebih sesuai
dengan kebutuhan pengisian baterai.
56
4.2 Pengisian Aki sebagai Aplikasi dari Thermoelektrik Generator
Dengan adanya perbedaan temperatur antara kedua sisi modul
Thermoelectric maka akan menghasilkan tegangan pada dua elektrodanya.
Tegangan keluaran tersebut dihubungkan pada sebuah beban yang membentuk
rangkaian listrik tertutup, sehingga arus listrik mengalir melalui rangkaian.
Pengaplikasian tegangan STEGBKG dimanfaatkan untuk mengisi aki. Rangkaian
yang digunakan sebagai sistem pengisian adalah rangkaian combinasi seri-paralel,
karena rangkaian seri paralel memiliki daya yang lebih sesuai dengan kebutuhan
sistem pengisian. Aki yang digunakan adalah tegangan 6Volt berkapasitas 4,5Ah.
Sebelum dilakukan sebagai sistem pengisian, tegangan keluaran TEG harus
melebihi tegangan maximum pada aki. Berdasarkan kurva pembebanan pada
analisa data TEG tipe SP184827145SA. Dapat disimpulkan bahwa Aki dapat
terisi dengan tegangan yaitu 6 Volt dengan posisi besar nilai arus berkisar 0,43-
0,45 Ampere. Dilakukan pula perhitungan matematis dan diperoleh nilai
hambatan yang tepat digunakan untuk pengisian Aki yaitu 13Ω. Dan diperoleh
grafik pengisian baterai dengan jangka waktu yaitu 60 menit (3600 detik) sebagai
berikut :
Gambar 4.6 Kurva pengisian AKI
57
Dari Gambar 4.8 TEG dikondisikan mencapai tegangan maksimal,
kemudian diberi beban sesuai dengan perhitungan matematis lalu dilakukan
pengisian Aki. Dari grafik menampilkan bahwa nilai tegangan dan arus yang
digunakan untuk pengisian sudah tepat. Dapat dilihat dari konstannya
tegangan saat pengisian. Pada penelitian kali ini hanya dilakukan pengisian
selama 60 menit bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem dapat
memberi tegangan konstan untuk pengisian Aki. Sedangkan untuk waktu
sebenarnya berkisar antara 10 hingga 11jam untuk pengisian agar Aki 6 Volt
4,5Ah dapat terisi penuh, hal ini ditinjau dari daya yang dihasilkan Aki
sebesar 27 Watt, sedangkan daya output TEG saat 6Volt dan 0,43 Ampere
hanya berkisar 2,5-2,58 Watt.
Hal terpenting dalam pengisian suatu Aki atau baterai yaitu kestabilan arus
yang diberikan, karena suatu sumber tegangan hanya dapat di isi kembali
dengan sumber arus yang memiliki nilai tegangan yang sama seperti yang
tertera pada Aki yang akan di isi. Karena cepat lambat pengisian Aki sangat
bergantung pada besar arus yang diinjeksikan. Selain itu, batas maksimal arus
yang dinjeksikan pada pengisian Aki yaitu 10% dari spesifikasi Aki itu
sendiri. Dimana Aki yang digunakan memiliki spesifikasi arus sebesar 4,5 Ah
yang artinya arus maksimal injeksi yaitu berkisar 0,45 Ampere. Sehinga nilai
arus output pada TEG tipe SP184827145SA sudah memenuhi ketentuan
pengisian pada Aki yaitu berkisar 0,43- 0,45 Ampere.
58
4.3 Analisis nilai tegangan, arus dan frekuensi yang dikeluarkan oleh
rangkaian joule thief
Tujuan pengukuran pada rangkaian joule thief, untuk mengetahui tegangan
keluaran dan arus yang mengalir pada beban lampu dengan total 48 watt, sehingga
dapat mengetahui efisiensi daya yang dikeluarkan oleh joule thief.
Gambar 4.7 Titik pengukuran di output joule thief
Gambar 4.18 menunjukan titik pengukuran yang dilakukan di output dari
booster converter atau joule thief. Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai
tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian joule thief yang dirancang,
dengan input tegangan dari baterai 6 volt yang diisi dari tegangan keluaran
STEGBKG dengan sistem charger menggunakan modul step up down LM2577-
LM2596).
Hasil pengukuran dikeluaran joule thief, ditunjukan pada Tabel 4.1 hasil
keluaran output rangkaian joule thief pada saat diberi tegangan input dari baterai
sebesar 6 V.
Tabel 4.1. Hasil pengukuran output rangkaian joule thief
Output joule thief HasilFrequensi 12,24 KhzPeriod 81,73 uSVpk-pk 81 VVmax 83 VVmin -82 VVin 6 VVout 77,8 VIout 0,13 ABeban 48 watt
STEGBKG
Joulethief/
Booster
A
V
Baterai 7,4v& modul step
up downLM2577-LM2586
59
Gambar 4.19 (a) menunjukan nyala lampu dari output rangkaian joule thief,
untuk menyalakan 4 buah lampu, dengan masing masing lampu memiliki daya 12
watt dengan total keseluruhan beban 48 W dan input pada tegangan dari baterai 6
V. Sementara pada Gambar 4.19 (b) menampilkan bentuk gelombang keluaran
dari rangkaian joule thief yang tidak terbaca oleh oscilloscope.
Gambar 4.8 (a)Nyala LED 48 W,dengan input 6 volt (b)Bentuk gelombang nyala
lampu
4.4 perbandingan Persentasi kenaikan arus pada STEGBKG, dengan
Keluaran Joule Thief (Booster Converter)
Tujuan dilakukan perhitungan dan perbandingan daya keluaran sistem
charging baterai dengan Joule Thief untuk mengetahui efisiensi, apakah tegangan
keluaran STEGBKG mampu mengisi baterai dengan penambahan modul step up
down LM2577-LM2596 dan menyalakan beban lampu 48 watt yang
dihubungkan ke Joule Thief, dimana efisiensi yang dimaksud, input pada Joule
Thief tidak boleh lebih besar dari output pada Joule Thief yang difungsikan untuk
menyalakan beban lampu 12 watt, sebanyak 4 lampu, dengan total beban 48 watt.
60
Tabel 4.2 Perbandingan nilai daya pada STEGBKG dan keluaran Joule Thief
waktu
terhubunglangsung (TEG) Boost Converter(charger) joule thief AC
Vs I P R Duty Vo I P Vout/ Iout/ Pout/
(menit) (volt) (amp) (watt) Ω (o) volt (amp) (watt) JT JT JT
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 3,4 0,2 0,68 22,17 169,64 6,43 0,29 1,86 77 0,13 10,01
10 5,73 0,2 1,146 19,265 45,06 6,55 0,34 2,22 77 0,13 10,0115 7,86 0,24 1,8864 16,65 424,86 6,66 0,4 2,66 77 0,13 10,0120 8,44 0,22 1,8568 14,23 454,17 6,69 0,47 3,14 77 0,13 10,0125 9,66 0,3 2,898 14,48 522,16 6,66 0,46 3,06 77 0,13 10,0130 10,89 0,4 4,356 14,43 590,42 6,64 0,46 3,05 77 0,13 10,0135 10,84 0,37 4,0108 14,84 584,19 6,68 0,45 3,01 77 0,13 10,0140 10,91 0,38 4,1458 14 596,89 6,58 0,47 3,09 77 0,13 10,0145 11,52 0,36 4,1472 15,21 634,12 6,54 0,43 2,81 77 0,13 10,0150 11,64 0,35 4,074 14,56 639,75 6,55 0,45 2,95 77 0,13 10,0155 11,75 0,35 4,1125 14,24 645,80 6,55 0,46 3,01 77 0,13 10,0160 12,09 0,34 4,1106 14,56 664,48 6,55 0,45 2,95 77 0,13 10,01
Dari data pada Tabel 4.2, dapat dibuat sebuah grafik perbandingan nilai
keluaran tegangan pada STEGBKG, sebagai input pada joule thief, dan keluaran
joule thief untuk menyalakan lampu 12 watt dengan total 4 lampu, dan dengan
total beban 48 watt.
Gambar 4.9 Perbandingan nilai keluaran STEGBKG, dengan joule thief untuk
menyalakan lampu 48 watt
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
10 20 30 40 50 60
Kena
ikan
Aru
s
waktu (t)
Perbandingan Daya STEGBKG(LM2577)dengan joule thief
STEGBKGdanLM2577
61
5BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilaksanakan maka diperoleh
kesimpulan yaitu :
1. Penerepanan Sistem pendingin hybrid pada TEG berbasis kompor gas pada
rangkaian terbuka dengan susunan TEG secara seri-paralel diperoleh tegangan
maksimal 12,09 V dan susunan seri 13,74V. Setelah dihubungkan dengan
beban pengisian baterai (13Ω) diperoleh efisiensi rata-rata dari generator yang
telah didesain masih kecil dengan susunan seri-paralel efisiensi 2-5,5% pada
∆T ≤ 55,56ᵒC diperoleh daya 3,14 W dan pada susunan seri efisiensi sekitar 1-
3% pada ≤ 57,16ᵒC diperoleh daya ≤ 1,5 W. Besar efisiensi bergantung pada
beda temperatur, antara sisi dingin dan sisi panas yang diterima oleh TEG.
2. Perbandingan daya keluaran TEG sebagai sistem charging baterai yang
digunakan menyalakan beban lampu (sistem joule thief inverter booster)
tergolong efisien. Input daya pada joule thief yaitu 2,6W lebih kecil
dibandingkan output joule thief inverter booster yaitu 10,01 W. Jika dilihat
dari perbandingan daya charging baterai dengan daya joule thief inverter
booster, daya keluaran joule thiefdapat menaikkan hampir 4 kali lipat dari
daya charging baterai.
3. Dalam penelitian ini, diperoleh hasil bahwa keluaran dari Joule thief type
inverter booster sudah cukup untuk mensuplai kebutuhan catu daya bagi
lampu penerangan 220 VAC. Output pada rangkaian joule thief dengan beban
48 watt, menghasilkan tegangan 77 volt, arus 0.13 ampere, daya 10,01 watt,
62
dimana input pada rangkaian joule thief dari baterai 6 volt. Keluaran joule
thief memiliki duty cycle 91,44 %. Besarnya daya keluaran rangkaian joule
thief dipengaruhi oleh duty cycle.
5.2 Saran
1. Jika dilakukan perbaikan untuk kedepan, diharapkan untuk menggunakan
sumber panas yang alami seperti panas pada sumber air panas atau panas
yang dihasilkan dengan gas methana (biogas).
2. Dan sistem dapat dibuat dengan pemanasan serta pendinginan mandiri
juga portabel (dapat dibawa kemana-mana).
3. Perlunya dilakukan pengaplikasian TEG type lain selain SP184827145SA,
memperbanyak jumlah modul TEG dan menggunakan sistem pendingin
yang mandiri sehingga lebih efisien dan optimal dalam hal
pengoperasiaanya
4. Pada penelitian ini, masih menggunakan prototype sebagai pengujian joule
thief, dan masih menggunakan tegangan 6 V DC sebagai sumber tegangan.
Untuk mengoptimalkan keluaran joule thief bisa digunakan hingga sumber
tegangan 12 volt, kondisi transistor TIP41 akan bocor jika diberi tegangan
lebih. Selain itu, dimensi trafo ferit, jumlah transistor atau menggunakan
mosfet dan besar penyimpan tegangan juga bisa ditambahkan.
6 DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Saleh Dan S. Prasetyono, “Implementasi Dc/Dc Boost Converter denganKontrol Mppt Perturb And Observe (P&O) sebagai Pengendali DayaKeluaran Thermoelectric Generator.”
[2] S. Anwar Dan S. P. Sari, “Generator Mini Dengan Prinsip TermoelektrikDari Uap Panas Kondensor Pada Sistem Pendingin,” J. Rekayasa Elektr.,Vol. 10, No. 4, Hlm. 180–185, 2013.
[3] Y. S. H. Najjar Dan M. M. Kseibi, “Thermoelectric Stoves for PoorDeprived Regions – A Review,” Renew. Sustain. Energy Rev., Vol. 80, Hlm.597–602, Desember 2017, Doi: 10.1016/J.Rser.2017.05.211.
[4] A. Paraskevas dan E. Koutroulis, “A Simple Maximum Power Point TrackerFor Thermoelectric Generators,” Energy Convers. Manag., Vol. 108, Hlm.355–365, 2016.
[5] N. K. Kumari, D. Krishna, Dan M. P. Kumar, “Transformer Less HighVoltage Gain Step-Up Dc-Dc Converter Using Cascode Technique,” EnergyProcedia, Vol. 117, Hlm. 45–53, 2017.
[6] D. M. Rowe, Thermoelectrics Handbook: Macro To Nano. Crc Press, 2005.
[7] G. Pennelli, “Review Of Nanostructured Devices For ThermoelectricApplications,” Beilstein J. Nanotechnol., Vol. 5, No. 1, Hlm. 1268–1284,2014.
[8] H. B. Gao, G. H. Huang, H. J. Li, Z. G. Qu, Dan Y. J. Zhang, “DevelopmentOf Stove-Powered Thermoelectric Generators: A Review,” Appl. Therm.Eng., Vol. 96, Hlm. 297–310, Mar 2016, Doi: 10.1016/J.Applthermaleng.2015.11.032.
[9] S. W. Angrist, “Direct Energy Conversion,” 1976.
[10] G. Fagas, L. Gammaitoni, D. Paul, dan G. A. Berini, “Ict-Energy-ConceptsTowards Zero-Power Information and Communication Technology,” 2014.
[11] D. M. Rowe dan G. Min, Design Theory Of Thermoelectric Modules ForElectrical Power Generation, Vol. 143. 1996.
[12] Y. Cļengel, “Heat And Mass Transfer: A Practical Approach,” 2007.
[13] R. Y. Nuwayhid, A. Shihadeh, Dan N. Ghaddar, “Development And TestingOf a Domestic Woodstove Thermoelectric Generator with Natural
Convection Cooling,” Energy Convers. Manag., Vol. 46, No. 9–10, Hlm.1631–1643, 2005.
[14] R. Nuwayhid dan R. Hamade, “Design And Testing Of A Locally MadeLoop-Type Thermosyphonic Heat Sink For Stove-Top ThermoelectricGenerators,” Renew. Energy, Vol. 30, No. 7, Hlm. 1101–1116, 2005.
[15] D. Mastbergen, B. Willson, Dan S. Joshi, “Producing Light From StovesUsing a Thermoelectric Generator,” Ethos, Vol. 2005, 2005.
[16] S. O’shaughnessy, M. Deasy, J. Doyle, Dan A. Robinson, “Field TrialTesting of an Electricity-Producing Portable Biomass Cooking Stove InRural Malawi,” Energy Sustain. Dev., Vol. 20, Hlm. 1–10, 2014.
[17] A. Srivastava, “Design Of a Thermoelectric Edu-Kitchen System,” Mei2013.
[18] D. Champier, J. P. Bedecarrats, M. Rivaletto, Dan F. Strub, “ThermoelectricPower Generation from Biomass Cook Stoves,” Ecos 2008, Vol. 35, No. 2,hlm. 935–942, Feb 2010, Doi: 10.1016/J.Energy.2009.07.015.
[19] D. Champier, J.-P. Bédécarrats, T. Kousksou, M. Rivaletto, F. Strub, Dan P.Pignolet, “Study Of A Te (Thermoelectric) Generator Incorporated In AMultifunction Wood Stove,” Energy, Vol. 36, No. 3, Hlm. 1518–1526, 2011.
[20] A. Montecucco, J. Siviter, Dan A. R. Knox, “Combined Heat and PowerSystem for Stoves with Thermoelectric Generators,” Clean Effic. Afford.Energy Sustain. Future, Vol. 185, hlm. 1336–1342, Jan 2017, Doi:10.1016/J.Apenergy.2015.10.132.
[21] A. M. Goudarzi, P. Mazandarani, R. Panahi, H. Behsaz, A. Rezania, Dan L.A. Rosendahl, “Integration of Thermoelectric Generators and Wood StoveTo Produce Heat, Hot Water, And Electrical Power,” J. Electron. Mater.,Vol. 42, No. 7, hlm. 2127–2133, Jul 2013, Doi: 10.1007/S11664-013-2545-8.
[22] Y. A. R. Prasetyo, “Sistem Pendingin Hybrid Thermoelectric Cooler DanPhase Change Material (Pcm) Pada Cool Box,” 2017.
[23] J. Holman, “Perpindahan Kalor, Ed. 6, Pt. Erlangga, Jakarta,” 1997.
[24] A. Montecucco, J. Siviter, Dan A. R. Knox, “The Effect Of TemperatureMismatch on Thermoelectric Generators Electrically Connected in SeriesAnd Parallel,” Appl. Energy, Vol. 123, hlm. 47–54, 2014.
[25] G. Zhang Dkk., “Power and Efficiency Factors for ComprehensiveEvaluation of Thermoelectric Generator Materials,” Int. J. Heat MassTransf., Vol. 93, Hlm. 1034–1037, 2016.
[26] H. Ali Dan B. S. Yilbas, “Influence Of Pin Material Configurations OnThermoelectric Generator Performance,” Energy Convers. Manag., Vol. 129,hlm. 157–167, 2016.
[27] M. A. Karri, Thermoelectric Power Generation System Optimization Studies,Vol. 72. 2011.
[28] A. Fathah, “Design Of A Boost Converter,” 2013.
[29] “Basic Calculation Of A Boost Converter’s Power Stage.” .
[30] Z. Liu Dan H. Lee, “Design Of High-Performance Integrated Dimmable LedDriver For High-Brightness Solid-State Lighting Applications,” AnalogIntegr. Circuits Signal Process., Vol. 82, No. 3, Hlm. 519–532, 2015.
[31] “LM2577 Pdf, Lm2577 Description, Lm2577 Datasheets, Lm2577 View :::Alldatasheet :::” [Daring]. Tersedia Pada: Https://Pdf1.Alldatasheet.Com/Datasheet-Pdf/View/8676/Nsc/LM2577.Html. [Diakses: 21-Feb-2020].
[32] “LM2596 Pdf, Lm2596 Description, Lm2596 Datasheets, Lm2596 View :::Alldatasheet :::” [Daring]. Tersedia pada: Https://Pdf1.Alldatasheet.Com/Datasheet-Pdf/View/223022/Estek/Lm2596.Html. [Diakses: 21-Feb-2020].
[33] S. C. Puspita, H. Sunarno, Dan B. Indarto, “Generator Termoelektrik untukPengisisan Aki,” J. Fis. Dan Apl., Vol. 13, No. 2, hlm. 84–87, 2017.
7 LAMPIRAN
Lampiran A Gambar hasil penelitian
Rancang Bangun Keseluruhan Sistem
Gambar Dudukan STEGBKG Gambar Sistem pendingin hybrid
Gambar Perakitan Rangkaian TEG dan Joule Thief
Gambar pengambilan data penelitian
Gambar Pengujian awal STEGBKG dengan sistem pendingin hybrid
Hasil keluaran joule thief dengan pembebanan 4 lampu 12 watt
Lampiran B. Hasil uji karakteristik modul Termoelektrik
1. Hasil uji karakteristik TEG tipe SP1848-27145 SA pada rangkaian terbuka dengan rangkaian seri-paralel
Tabel Hasil uji karakteristik TEG tipe SP1848-27145 SA pada rangkaian terbuka (seri-paralel)
waktu Temperatur(oC) V α k σ z η(menit) TH TC ΔT Tm (volt) (V/oC) (W/moC) (Ω-1m-1) (x 10-3) (%)
1 32,9 33,2 0 33,05 0 0 0,8 0,053 0 05 41,9 33,6 8,3 37,75 3,4 0,409639 0,8 0,053 0,011117 0,097369
10 48,2 34,1 14,1 41,15 5,73 0,406383 0,8 0,053 0,010941 0,12027415 50,12 36,03 14,09 43,075 7,86 0,557842 0,8 0,053 0,020616 0,16050120 63,23 35,18 28,05 49,205 8,44 0,300891 0,8 0,053 0,005998 0,10527925 84,8 35,6 49,2 60,2 9,66 0,196341 0,8 0,053 0,002554 0,06572930 84,5 45,45 39,05 64,975 10,89 0,278873 0,8 0,053 0,005152 0,1162535 87,2 46,5 40,7 66,85 10,84 0,266339 0,8 0,053 0,0047 0,11142740 89,32 48,1 41,22 68,71 10,91 0,264677 0,8 0,053 0,004641 0,11230745 98,6 49,48 49,12 74,04 11,52 0,234528 0,8 0,053 0,003644 0,10110850 97,8 49,03 48,77 73,415 11,64 0,238671 0,8 0,053 0,003774 0,10316255 98,67 51,5 47,17 75,085 11,75 0,249099 0,8 0,053 0,004111 0,11064660 101,15 51,33 49,82 76,24 12,09 0,242674 0,8 0,053 0,003901 0,108441
Tabel Hasil uji karakteristik TEG tipe SP1848-27145 SA pada rangkaian terbuka (seri)
waktu Temperatur(oC) V α k σ z η(menit) TH TC ΔT Tm (volt) (V/oC) (W/moC) (Ω-1m-1) (x 10-3) (%)
1 31,25 32,56 0 31,905 0 0 0,8 0,053 0 05 39,08 33,01 6,07 36,045 3,7 0,609555 0,8 0,053 0,024616 0,109726
10 47 33 14 40 7,36 0,525714 0,8 0,053 0,01831 0,15338215 48,78 34,22 14,56 41,5 8,12 0,557692 0,8 0,053 0,020605 0,16359920 50,13 34,24 15,89 42,185 11,7 0,736312 0,8 0,053 0,035918 0,20569825 59,9 35,17 24,73 47,535 12,03 0,486454 0,8 0,053 0,015677 0,1806130 76,98 38,05 38,93 57,515 12,48 0,320575 0,8 0,053 0,006808 0,13256235 88,4 40,1 48,3 64,25 12,85 0,266046 0,8 0,053 0,004689 0,11191140 88,49 45,77 42,72 67,13 12,74 0,298221 0,8 0,053 0,005892 0,13181645 89,6 48,21 41,39 68,905 13,01 0,314327 0,8 0,053 0,006546 0,14178950 93 49,24 43,76 71,12 12,98 0,296618 0,8 0,053 0,005829 0,13501655 97,24 50,76 46,48 74 13,23 0,284639 0,8 0,053 0,005368 0,13182860 101 50,83 50,17 75,915 13,74 0,273869 0,8 0,053 0,004969 0,128615
Tabel Hasil uji karakteristik TEG tipe SP1848-27145 SA dengan beban pengisian baterai, R=13 ohm dan menghubungkanLM2577(susunan seri-paralel)
waktu Temperatur(oC) V I P α k σ z η Qin Qout(menit) TH TC ΔT Tm (volt) (amp) (watt) (V/oC) (W/moC) (Ω-1m-1) (x 10-3) (%) (watt) (watt)
1 30 30 0 30 0 0 0 0 0,8 0,053 0 0 0 05 37,78 31,1 6,68 34,44 6,43 0,29 1,8647 0,962575 0,8 0,053 0,061384 0,143607 25,65431 21,92491
10 48,2 34,1 14,1 41,15 6,55 0,34 2,227 0,464539 0,8 0,053 0,014297 0,137732 24,86275 20,4087515 57,36 32,3 25,06 44,83 6,66 0,4 2,664 0,265762 0,8 0,053 0,004679 0,081305 29,32884 24,0008420 63,23 33,18 30,05 48,205 6,69 0,47 3,1443 0,222629 0,8 0,053 0,003284 0,065698 33,77384 27,4852425 72,5 34,6 37,9 53,55 6,66 0,46 3,0636 0,175726 0,8 0,053 0,002046 0,048411 37,63693 31,5097330 71 33 38 52 6,64 0,46 3,0544 0,174737 0,8 0,053 0,002023 0,046795 37,39829 31,2894935 78,28 35,2 43,08 56,74 6,68 0,45 3,006 0,15506 0,8 0,053 0,001593 0,040925 40,38714 34,3751440 87 34,15 52,85 60,575 6,58 0,47 3,0926 0,124503 0,8 0,053 0,001027 0,029164 46,32992 40,1447245 88,6 34,48 54,12 61,54 6,54 0,43 2,8122 0,120843 0,8 0,053 0,000967 0,027993 46,22952 40,6051250 90 37 53 63,5 6,55 0,45 2,9475 0,123585 0,8 0,053 0,001012 0,030014 46,26337 40,3683755 98,67 44,5 54,17 71,585 6,55 0,46 3,013 0,120916 0,8 0,053 0,000969 0,032095 48,029 42,00360 100,02 44,46 55,56 72,24 6,55 0,45 2,9475 0,117891 0,8 0,053 0,000921 0,030902 48,61756 42,72256
Tabel Hasil uji karakteristik TEG tipe SP1848-27145 SA dengan beban pengisian baterai, R=13 ohm dan menghubungkanLM2577(susunan seri)
waktu Temperatur(oC) V I P α k σ z η Qin Qout(menit) TH TC ΔT Tm (volt) (amp) (watt) (V/oC) (W/moC) (Ω-1m-1) (x 10-3) (%) (watt) (watt)
1 30 30 0 30 0 0 0 0 0,8 0,053 0 0 0 05 37,68 30,52 7,16 34,1 4,76 0,25 1,19 0,664804 0,8 0,053 0,02928 0,130209 17,41814 15,03814
10 49 31 18 40 5,89 0,26 1,5314 0,327222 0,8 0,053 0,007094 0,09766 20,6501 17,587315 59,88 32,02 27,86 45,95 6,52 0,24 1,5648 0,234027 0,8 0,053 0,003628 0,068373 25,78932 22,6597220 66 32 34 49 6,84 0,2 1,368 0,201176 0,8 0,053 0,002681 0,056662 28,57883 25,8428325 75,9 33,07 42,83 54,485 6,69 0,19 1,2711 0,156199 0,8 0,053 0,001616 0,040046 33,81741 31,2752130 82 33,73 48,27 57,865 6,73 0,2 1,346 0,139424 0,8 0,053 0,001288 0,03445 37,60858 34,9165835 88,4 33,82 54,58 61,11 6,8 0,21 1,428 0,124588 0,8 0,053 0,001028 0,029466 41,9798 39,123840 93 34,08 58,92 63,54 6,8 0,19 1,292 0,115411 0,8 0,053 0,000882 0,026496 44,40441 41,8204145 89,6 34,11 55,49 61,855 6,79 0,21 1,4259 0,122364 0,8 0,053 0,000992 0,028816 42,58181 39,7300150 97 42,96 54,04 69,98 6,8 0,23 1,564 0,125833 0,8 0,053 0,001049 0,033863 42,59805 39,4700555 97,24 42,76 54,48 70 6,68 0,24 1,6032 0,122614 0,8 0,053 0,000996 0,032297 43,00701 39,8006160 102 44,84 57,16 73,42 6,65 0,23 1,5295 0,11634 0,8 0,053 0,000897 0,030623 44,57769 41,51869
Contoh perhitungan keluaran TEG
1. Perhitungan daya outputP= V x I= 3,4 volt x 0,2 A= 0,68 watt
2. Perhitungan beda temperatur ( ΔT)= −ΔT = 41,9 − 33,6ΔT = 8,3 oC
3. Perhitungan koefisien seebeck bahan (α)TH = 41,9 oC; TC= 33,6 oC; ΔT= 8,3 oC; ΔV= 3,4 volt;= ∆∆= 3,48,3α = 0,40964 V/ oC
4. Temperatur rata-rata antara sisi panas dan sisi dingin (Tm)= +2= 41,9 + 33,62= 37,75 oC5. Perhitungan figure of merit (Z)
σ = 0,053 Ω-1 m-1; k = 0,8W/moC== 0,053 0,409640,8= 0,01112 106. Perhitungan nilai efisiensi modul TEG (η)= 1 − √1 + − 1√1 + + 100%
= − √1 + − 1√1 + + 100%= 41,941,9 − 33,641,9 1 + 0,01112 10 37,75 − 11 + 0,01112 10 37,75 + 33,641,9 100%= 9,74 %
7. Perhitungan energi masuk QH = QinA= 0,0016 m2 L= 0,00374 m2
= 2α IT + 2kAL (ΔT) − 12 I 2σLA= 1 x 0,40964 x 0,2 x 41,9 + 2 x 0,8 x 0,00160,00374 (8,3)− 12 (0,2 ) 2x0,053x0,003740,0016= 12,54187 watt8. = 2α IT + (ΔT) − I= 1 x 0,40964 x 0,2 x 33,6 + 2 x 0,8 x 0,00160,00374 (8,3)− 120,2 2x0,053x0,003740,0016= 11,1818 watt
Lampiran C. Spesifikasi sistempengisian Baterai
waktu V TEG V LM2577I
charger RL
0 0 0 0 05 3,4 5,75 0,29 0
10 5,73 5,72 0,34 015 7,86 5,88 0,4 020 8,44 6,69 0,47 1325 9,66 6,66 0,46 1330 10,89 6,64 0,46 1325 10,84 6,68 0,45 1340 10,91 6,58 0,47 1345 11,52 6,54 0,43 1350 11,64 6,55 0,45 1355 11,75 6,55 0,46 1360 12,09 6,55 0,45 13
Perhitungan Resistansi untuk pengisian akiNilai tegangan pembebanan yang diinginkan = 6 VoltNilai arus pada pembebanan = 0,41-0,43 AmperePerhitungan : = = , = , Ω(± Ω)
Perhitungan Waktu pengisian akiNilai daya pada Aki (6 Volt x 4,5 Ah) = 27 Watt.hoursNilai daya output TEG (6 Volt x 0,43 A) = 2,58 WattPerhitungan :( ) = = , = , (± )
Lampiran D Metode perhitungan desain pengatur tegangan AC joule tief
Perbandingan nilai Persentase kenaikan daya keluaran joule thief dengan
Diketahui :Jika tegangan sumber yang digunakan sebagai basis desain adalah Vs = 3,4 Volt,dan tegangan output diatur agar stabil pada Vo = 6,43 Volt dan Arus Io = 0,2 Amaka R dicari dengan;
= = 4,20,2 = 22,2 Ω= 1 − = 1 − 3,46,43 = 0,47D dalam derajat = 0,47 x 360o = 169,64o
Lampiran E. Parameter perhitungan efisiensi energi kompor
Tabel Parameter perhitungan efisiensi energi kompor tanpa TEG dengan metode
boiling water methode
Massa bahan bakar(kg) Suhu air,Tair () Massa air,mv (kg)
mawal makhir ∆mk Ti Tb ∆T mv1 mv2 ∆mv
1 2 3=1-2 4 5 6=5-4 7 8 9=7-8
2,75 2,5 0,25 25 96 71 2 1,88 0,12
waktu
Terhubung langsung(TEG) Terhubung LM2577-LM2596 Joule thief
Vs I P R Dutycycle (o)
Vo I P Vout/ Iout/ Pout/
(menit) (volt) (amp) (watt) Ω volt (amp) (watt) JT JT JT1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 3,4 0,2 0,68 22,17241 0,471229 6,43 0,29 1,8647 77 0,13 10,0110 5,73 0,2 1,146 19,26471 0,125191 6,55 0,34 2,227 77 0,13 10,0115 7,86 0,24 1,8864 16,65 1,18018 6,66 0,4 2,664 77 0,13 10,0120 8,44 0,22 1,8568 14,23404 1,261584 6,69 0,47 3,1443 77 0,13 10,0125 9,66 0,3 2,898 14,47826 1,45045 6,66 0,46 3,0636 77 0,13 10,0130 10,89 0,4 4,356 14,43478 1,64006 6,64 0,46 3,0544 77 0,13 10,0135 10,84 0,37 4,0108 14,84444 1,622754 6,68 0,45 3,006 77 0,13 10,0140 10,91 0,38 4,1458 14 1,658055 6,58 0,47 3,0926 77 0,13 10,0145 11,52 0,36 4,1472 15,2093 1,761468 6,54 0,43 2,8122 77 0,13 10,0150 11,64 0,35 4,074 14,55556 1,777099 6,55 0,45 2,9475 77 0,13 10,0155 11,75 0,35 4,1125 14,23913 1,793893 6,55 0,46 3,013 77 0,13 10,0160 12,09 0,34 4,1106 14,55556 1,845802 6,55 0,45 2,9475 77 0,13 10,01
Tabel di atas merupakan tabel catatan parameter yang diperlukan dalam
percobaan. Tabel ini berisikan keteratangan tentang jumlah massa bahan bakar,
suhu air, dan massa air yang dipanaskan oleh kompor hingga mendidih.
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan identifikasi energi termal
pembakaran dalam kompor.
mv1 (massa awal air)
Cp (air)
∆mv (massa air menguap)
Hv (kalor laten air)
Hc (nilai kalor bahan bakar)
∆mk (massa bahan bakar yang terbakar)
∆Tair
1 kg
4,180 kJ/kg0,14 kg
2.256,4 kJ/kg
47089288,24 J/kg
0,22 kg
60,16Besar energi termal yang dihasilkan dari kompor gas LPG yang digunakan
selama waktu 60 menit adalah sebagai berikut:= ∆ = 4498716,5Sebagian energi (Ein) tersebut diserap oleh 2 liter air di dalam panci untuk
mendidih. Jumlah energi yang terserap (Eout) tersebut dihitung berdasarkan
Persamaan (3.2) sebagai berikut :
, = ∆ + ∆ = 864,328Apabila diasumsikan TEG tidak terpasang pada percobaan ini, maka nilai efisiensi
termal (ηT) dapat dihitung melalui Persamaan (3.3), sebagai berikut:
= 100% = 19,2 %
Tabel Data Hasil Percobaan Pemasangan 12 Unit TEG
menit
Terhubung LM2577 dan sistempengisian Terhubung joule thief
Vs I P W*s Vo I P W*s(volt) (amp) (watt) (watt) (volt) (amp) (watt) (watt)
1 0 0 0 0 0 0 0 05 6,43 0,29 1,8647 111,882 77 0,13 10,01 600,610 6,55 0,34 2,227 133,62 77 0,13 10,01 600,615 6,66 0,4 2,664 159,84 77 0,13 10,01 600,620 6,69 0,47 3,1443 188,658 77 0,13 10,01 600,625 6,66 0,46 3,0636 183,816 77 0,13 10,01 600,630 6,64 0,46 3,0544 183,264 77 0,13 10,01 600,635 6,68 0,45 3,006 180,36 77 0,13 10,01 600,640 6,58 0,47 3,0926 185,556 77 0,13 10,01 600,645 6,54 0,43 2,8122 168,732 77 0,13 10,01 600,650 6,55 0,45 2,9475 176,85 77 0,13 10,01 600,6
55 6,55 0,46 3,013 180,78 77 0,13 10,01 600,6
60 6,55 0,45 2,9475 176,85 77 0,13 10,01 600,6
Terpakai (W.s) 2030,208 7207,2
Peluang efisiensi pemanfaatan energi terbuang kompor melalui pemasangan 12
unit TEG, pada:
1. Terhubung dengan LM2577 dan sistem pengisian= ℎ = ( ) + ( )( ) 100%η = , ,, 100%= 6,43%
2. Terhubung dengan joule thief= ℎ = ( ) + ( )( ) 100%η = , ,, 100%= 17,94 %