eksumasi p.point

Upload: macen

Post on 11-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • EKSUMASIOLEHdr.NETTY HERAWATIPEMBIMBINGdr.SURJIT SINGH

  • PENDAHULUANKeterlambatan laporan tentang kecurigaan kejadian/ kematian bisa disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya karena kebutaan tentang hukum, masalah transportasi, saksi dibawah tekanan/ ancaman serta anggapan yang tidak tepat tentang pemeriksaan mayat yang dilakukan sebelumnya.(6) Di negara kita ini sering kali ada suatu laporan tentang telah terjadinya peristiwa pembunuhan yang terlambat disampaikan kepada penyidik, sehingga dapat menimbulkan kesulitan, baik bagi pihak penyidik maupun bagi pihak dokter untuk melakukan tugasnya memeriksa mayat oleh karena korban telah dikubur.

  • Kasus yang umumnya mengakibatkan penggalian mayat dilakukan adalah

    Kriminal pembunuhan,kecurigaan keracu nan,abortus provokatus kriminalis, dan malpraktekSipil -tuntutan asuransi,pertanggung jawaban kasus malpraktek,tuntu tan mengenai warisan atau masalah dalam menentukan identi tas.

  • DEFINISIEkshumasilatin ex = keluar dan Humus = tanah. penggalian kuburan atau ekshumasi yaitu pengeluaran kembali mayat yang sudah dimakamkan dari dalam kuburnya.setelah beberapa waktu mayat dikubur, timbul kecurigaan bahwa korban mati secara tidak wajar (adanya tindak pelanggaran hukum) yang dimungkinkan karena kecelakaan yang disengaja ataupun keracunan. (6)

  • Tujuan Penggalian Kuburan

    Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunyikan kematiannya atau karena alasan-alasan kriminal, seperti abortus kriminalis.Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat keterangan kematian tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan, seperti keracunan dan gantung diri.Pada kasus yang identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya.Pada kasus untuk mendapatkan ganti rugi dari pihak asuransi. (6)

  • Dasar Pertimbangan Penggalian kuburanAdanya Kecurigaan atas kematian korbanUntuk identifikasi lanjutan karena keluarga korban terlambat memperoleh informasi.Si pelaku atau tersangka didapat /tertangkap dan kemudian menunjukkan lokasi Korban pembunuhan di kubur

  • Ketentuan Hukum Tentang Penggalian Kuburan

    Pasal 133 KUHAPAyat 1.Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia mengajukan permintaan keterangan kepada ahli kedokteran kehakiman, atau dokter atau ahli lainnya.Ayat 2.Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis yang dalam surat disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

  • Pasal 134 KUHAPAyat 1Dalam hal sangat diperlukan untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.

    Pasal 135 KUHAPDalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat

    Pasal 163 KUHAPJika keterangan saksi di sidang berbeda dengan keterangan yang terdapat dalam berita acara, hakim ketua sidang mengingatkan saksi tentang hal itu serta meminta keterangan mengenai perbedaan yang ada dan dicatat dalam berita acara pemeriksaan sidang.

  • Pasal 180 KUHAPAyat 2dalam hal timbul keberatan beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.Ayat 3.hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).

    Pasal 222 KUHAPBarang siapa dengan sengaja mencegah, menghalangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan dihukum penjara selama lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya tiga ratus ribu rupiah.

  • Pelaksanaan Penggalian Kuburan(1)persiapan penggalian kuburan -dokter sebaiknya mendapat keterangan yang lengkap tentang kematian dan modus operandi kejahatan. -identitas mayat harus sudah diketahui oleh dokter -perlengkapan autopsi(2)Waktu yang baikpagi hari atau siang hari dg cuaca yg baik.(3)Kehadiran petugas penyidik,pemuka masyarakat,dokter,keluarga korban,penggali kuburan.(4)Keamanan sebaiknya dipasang tirai agar tidak mengganggu pada saat penggalian kuburan.

  • (5) Setelah identifikasi kuburan sudah jelas/tepatproses penggalian kuburan: Setelah peti mati tampakdi ukur jaraknya dr atas kuburan sampai ke petifotopeti di ukur panjang,lebar dan tingginyamayat di keluarkan dan diletakkan di atas meja yang sdh di sediakan.-keracunantanah di sekeliling mayat diambil sebanyak 500 gram dari keempat sisi mayat dan tanah yang setentang dengan lambung mayat (dibawah lambung) diambil juga. -pemeriksaan kimiaTanah di sekitar diambil juga sebagai kontrol dan dimasukkan ke dalam botol yang kering dan Bila mayat telah mengalami pembusukan dan mengeluarkan cairan, maka kain pembungkus mayat harus diambil juga terutama kain yang setentang daerah punggung mayat.

  • (6) Pemeriksaan mayat setiap organ harus diambil untuk pemeriksaan kimia, Pada kasus keracunan arsen, selain tanah harus juga diambil rambut, kuku dan tulang-tulang panjang untuk pemeriksaan laboratoriumtidak boleh menggunakan desinfektan karena dapat menyebabkan racun sukar di deteksi.

  • Autopsi pada eksumasiBagaimanapun kondisi mayat sebaiknya hasil otopsi sedekat mungkin Dengan otopsi pada pemeriksaan rutin,menentukan identitas menjadi Masalah jika wajah sudah membengkak dan hancur.Beberapa metode digunakan untuk menormalkan jari yang membengkak o/k proses pembusukan merendam jari dalam asam asetat 20 % selama 28-48 jam. Cara lain dengan merendam jari dalam larutan gliserin.Di Belgia, tepatnya di Universitas Gent, tehnik memeriksa kepala pada tubuh yang sudah membusuk dengan cara melepaskan kepala dari tubuh kemudian membekukannya sampai padat. Kepala kemudian dibuka dengan gergaji mesin, dan menampakkan otak menjadi dua bagian. Kemudian otak direndam kedalam cairan formalin hingga terendam keseluruhannya lalu diperiksa.

  • KesimpulanTujuan penggalian mayat untuk menemukan kasus-kasus kriminal dalam membantu proses peradilan tentang identifikasi mayat dan kemungkinan sebab-sebab kematian.Pemeriksaan terhadap mayat yang telah dikubur tidak lebih baik apabila mayat tersebut diperiksa ketika masih segar. Penggalian mayat memerlukan persiapan khusus dan pelaksanaannya juga memerlukan tindakan dan kecakapan / keahlian tersendiri.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Amir A, : Kapita Selekta Kedokteran Forensik, FKUSU, Medan;1995:pp.57-62.Chadha P.V, : Ilmu Forensik dan Toksikologi , Alih bahasa Johan Hutauruk, Widya Medika, Jakarta;1975:pp.Hamdani N, : Ilmu Kedokteran Kehakiman, Edisi Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta;1992:p.447.Idries AM, : Pedoman Ilmu Kedokteran Forensic, Edisi Pertama, PT. Binarupa Aksara, Jakarta, 1989, pp.254 6.Knight B, Arnold, : Simsons Forensic Medicine, 11th Edition, Oxford university Press. Inc, New York USA;1997:p.19.Modi NJ, : Medical Jurisprudence and Toksikologi, 18 th Edition, Bombay India, 1972, pp.8890.Nandy A, : Principles of Forensic Medicine, New General Book Agency (P) Ltd, Calcuta India;1995:p.184.Parikh C.K, : Parikhs textbook of Medical Jurisprudence and Toxicology, Medical Publication, Bombay India;1979:pp.1268

  • TERIMA KASIH

    *dr.Netty herrawati