evaluasi geometri peledakan menggunakan …

149
EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PADA PENAMBANGAN BATU ANDESIT PT. KOTO ALAM SEJAHTERA SKRIPSI Oleh: ALFI RAHMAN TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG 2017

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN

PERANGKAT LUNAK PADA PENAMBANGAN BATU

ANDESIT PT. KOTO ALAM SEJAHTERA

SKRIPSI

Oleh:

ALFI RAHMAN

TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

( STTIND ) PADANG

2017

Page 2: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN

PERANGKAT LUNAK PADA PENAMBANGAN BATU

ANDESIT PT. KOTO ALAM SEJAHTERA

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh:

ALFI RAHMAN

1210024427009

TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

( STTIND ) PADANG

2017

Page 3: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Evaluasi Geometri Peledakan Menggunakan

Perangkat Lunak Pada Penambangan Batu Andesit

PT. Koto Alam Sejahtera

Nama : Alfi Rahman

NPM : 1210024427009

Program Studi : Teknik Pertambangan

Padang, April 2017

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Refky Adi Nata, S.T, M.T. Dian Hadiyansyah, M.T.

Ketua Jurusan Plt. Ketua STTIND Padang

Drs. Murad Ms, M.T. Tri Ernita, S.T, M.P.

NIP. 196311071989031001 NIDN. 1028027801

Page 4: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

i

Evaluasi Geometri Peledakan Menggunakan Perangkat Lunak Pada

Penambangan Batu Andesit PT. Koto Alam Sejahtera

Nama : Alfi Rahman

NPM : 1210024427009

Pembimbing I : Rifky Adi Nata, S.T., M.T.

Pembimbing II : Dian Hadiyansyah, M.T.

ABSTRAK

PT. Koto Alam Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang penambangan batu andesit, salah satu kegiatan penambangan yang

berada di Jorong Polong Duo Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Lima

Puluh Koto, Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Saat ini PT.

Koto Alam Sejahtera melakukan pengambilan bahan galian batu andesit dengan

cara peledakan. Sebelum operasi peledakan terlebih dahulu dilakukan persiapan

lubang tembak dengan cara pemboran.

Kegiatan peledakan sangat berpengaruh dalam meningkatkan

produktivitas penambangan. Dimana produksi batu andesit sebelum dipasarkan

harus diolah dulu pada bagian crusher, maka hasil fragmentasi batuan peledakan

sangat berpengaruh terhadap produksi batu andesit. fragmentasi hasil peledakan

dipengaruhi oleh geometri peledakan dan nilai powder factor. Sementara bahan

peledak yang digunakan adalah ANFO (Ammonium Nitrat Fuel Oil).

Berdasarkan hasil perhitungan data pengukuran di lapangan didapatkan

rata-rata nilai powder factor dan fragmentasi hasil peledakan masing-masing

sebesar 0.27 kg/m3 dan 30,50 cm, dan distribusi fragmentasi yang berukuran ≤ 50

cm masih tinggi, sehingga perlu dilakukan perhitungan geometri peledakan

dengan menggunakan beberapa metode, agar didapatkan geometri peledakan yang

tepat untuk mengahasilkan rata-rata framentasi hasil peledakan sesuai yang

dikehendaki.

Berdasarkan hasil analisa geometri peledakan mengunakan metode R. L.

Ash dan CJ. Konya didapatkan nilai powder factor masing-masing sebesar 0,40

kg/m3 dan 0,44 kg/m

3. Serta rata-rata fragmentasi masing-masing sebesar 24,32

cm dan 21,35 cm.

Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan kedua metode diatas,

geometri peledakan yang tepat digunakan adalah hasil analisa metode C.J. Konya,

yaitu: burden (B) = 2 m, spasi (S) = 2,3 m, stemming (T) = 1,4 m, subdrilling (J) =

0,6 m, kedalaman (H) = 5,17 m, tinggi jenjang (L) = 4.57 m, panjang kolom isian

(PC) = 3.77 m dan diameter (D) = 3 inchi.

Kata Kunci: Geometri peledakan, Hasil Fragmentasi, nilai powder factor,

SHOTPlus-i dan Split Desktop 2.0.

Page 5: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

ii

Blasting Using Geometry Evaluation Software On

MiningAndesite PT. Koto Alam Sejahtera

Name : Alfi Rahman

NPM : 1210024427009

Advisor I : Rifky Adi Nata, S.T., M.T.

Advisor II : Dian Hadiyansyah, M.T.

ABSTRACT

PT. Koto Alam Sejahtera is a company engaged in mining andesite, one of

the mining activities are located in pods Jorong Duo Nagari Koto Koto Alam

District of pangkalan 50, District Fifty City of West Sumatra Province. Currently,

PT. Koto Alam Sejahtera conducted an andesite quarry materials by means of

explosives. Prior to blasting operations conducted prior preparation shoot holes

by way of drilling.

Blasting activities are very influential in increasing mining productivity.

Where the production of andesite before it is marketed must be processed first in

the crusher, the result of rock blasting fragmentation affects the production of

stones. fragmentation results are influenced by the geometry blasting and blasting

powder factor value. While the explosive used is ANFO (Ammonium Nitrate Fuel

Oil).

Based on the calculation of measurement data can be obtained through

the average value of powder factor and the fragmentation of the results of

blasting each at 0,27 kg / m3 and 30.50 cm, and distribution fragmentation size ≤

50 cm is still high, so it needs to be done with the blasting geometry calculations

using several methods, in order to get the geometry right to aimlessly blasting

average framentasi blasting results as desired.

Based on analysis of the geometry of the blasting method, R. L. Ash and

CJ. Konya indigo powder obtained factor respectively of 0.40 kg / m3 and 0,44

kg/m3. And the average fragmentation respectively by 24,32 cm and 21,35 cm.

Based on the comparison of the two methods above calculation, geometry

blasting proper use is the result of the analysis method C.J. Konya, namely:

Burden (B) = 2 m, a space (S) = 2.3 m, stemming (T) = 1.4 m, subdrilling (J) =

0.6 m, depth (H) = 5.17 m, high-level (L) = 4.57 m, length of the form fields (PC)

= 3.77 m and diameter (D) = 3 inches.

Keywords: Geometry blasting, fragmentation results, the value of powder factor,

SHOTPlus-i and Split Desktop 2.0.

Page 6: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang

berjudul “Evaluasi Geometri Peledakan Menggunakan Perangkat Lunak

Pada Penambangan Batu Andesit PT. Koto Alam Sejahtera.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak H. Riko Ervil, M.T. selaku Ketua Yayasan Muhammad Yamin Padang.

2. Ibu Tri Ernita, S.T, M.P. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

3. Bapak Drs. Murad, MS, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang

4. Bapak Refky Adi Nata, S.T, M.T selaku Pembimbing I dalam penulisan skripsi

ini.

5. Bapak Dian Hadiyansyah, M.T selaku Pembimbing II dalam penulisan skripsi

ini.

6. Seluruh staf dan karyawan/ti Sekolah Tinggi Teknologi Industri STTIND

Padang.

7. Seluruh staf dan karyawan/ti PT. Koto Alam Sejahtera.

8. Teman- teman Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

Page 7: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

iv

9. Teristimewa untuk Kedua Orang Tua dan seluruh keluarga yang selalu

memberikan do’a dan motivasi baik moril maupun moral kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun dari semua pihak.

Padang, April 2017

Penulis

Page 8: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 4

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 4

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori................................................................................... 7

2.1.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah ............................................... 7

2.1.2. Geologi Lokal Daerah Penelitian ............................................. 9

2.1.3. Morfologi ................................................................................. 9

2.1.4. Statigrafi ................................................................................... 10

2.1.5. Penyebaran Andesit ................................................................. 11

Page 9: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

vi

2.1.6. Aktifitas Dasar Penambangan .................................................. 11

2.1.7. Bahan Peledak .......................................................................... 12

2.1.7.1. Definisi Bahan Peledak ............................................. 12

2.1.7.2. Klasifikasi Bahan Peledak ........................................ 12

2.1.7.3. Sifat Fisik Bahan Peledak ......................................... 13

2.1.7.4 Perlengkapan dan Peralatan Peledakan. ..................... 16

2.1.8. Pola Pemboran ......................................................................... 21

2.1.9. Pola Peledakan ......................................................................... 23

2.1.10. Geometri Peledakan ............................................................... 25

2.1.11. Powder Factor atau Charge Density ..................................... 34

2.1.12. Proses Pecahnya Batuan ........................................................ 35

2.1.13. Fragmentasi Peledakan .......................................................... 37

2.1.14. Analisis fragmentasi Hasil Peledakan ................................... 39

2.1.15. Perangkat Lunak .................................................................... 40

2.2. Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................... 47

2.2.1. Input .......................................................................................... 47

2.2,2. Proses ........................................................................................ 47

2.2.3. Output ....................................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 49

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 49

3.2.1 Tempat Penelitian................................................................... 49

3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................... 49

Page 10: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

vii

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 50

3.4 Data dan Sumber Data ....................................................................... 50

3.4.1. Data .......................................................................................... 50

3.4.2. Sumber Data............................................................................. 51

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 51

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 52

3.6.1 Teknik Pengolahan Data ........................................................ 52

3.6.2 Analisis Data .......................................................................... 55

3.7 Diagram Alur Penelitian .................................................................... 57

BAB IV PENGUMPULAN dan PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data ............................................................................ 58

4.2. Penolahan Data................................................................................. 59

BAB V ANALISA DATA

5.1. Rencana Geometri Peledakan .......................................................... 66

5.2. Distribusi Fragmentasi ..................................................................... 67

5.3. Pembahasan Perangkat Lunak........................................................... 70

BAB VI PENUTUP

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 72

5.2. Saran ................................................................................................. 73

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Page 11: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Koordinat Lokasi Tambang PT. Koto Alam Sejahtera .................... 10

Tabel 2.2. Potensi yang terjadi akibat variasi stifness ratio ............................. 32

Tabel 3.1.Tahap Penelitian ............................................................................... 50

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Geometri Aktual Lapangan ................................ 59

Tabel 4.2. Distribusi Fragmentasi ................................................................... 64

Table 4.3 Analisa fragmentasi dengan Split Desktop 2.0 ................................ 65

Tabel 5.1 Rancangan Geometri Peledakan R. L. Ash ...................................... 66

Tabel 5.2 Rancangan Geometri Peledakan CJ. Konya .................................... 67

Tabel 5.3 Prediksi Distribusi Fragmentasi Model Kuz-Ram dengan Data R.L.Ash

......................................................................................................... 67

Tabel 5.4 Prediksi Distribusi Fragmentasi Model Kuz-Ram dengan Data CJ.

Konya............................................................................................... 68

Tabel 5.5. Rekapitulasi hasil dan analisa data ................................................. 71

Page 12: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kesampai Daerah ................................................................. 9

Gambar 2.2 Ammonium Nitrat Fuel Oil ........................................................... 17

Gambar 2.3. Detonator ..................................................................................... 19

Gambar 2.4 Primer ........................................................................................... 19

Gambar 2.5. Blasting Machine ........................................................................ 20

Gambar 2.6. Blast ohm meter ........................................................................... 21

Gambar 2.7. Connecting Wire .......................................................................... 22

Gambara 2.8. Sketsa pola pemboran pada tambang terbuka ........................... 23

Gambar 2.9 Lubang ledak vertikal dan miring ................................................ 31

Gambar 2.10. Menu File .................................................................................. 44

Gambar 2.11. Menu Edit .................................................................................. 44

Gambar 2.12 Menu Quick ................................................................................ 44

Gambar 2.13. Menu View ................................................................................ 44

Gambar 2.14. Menu Calculation ...................................................................... 45

Gambar 2.15. Menu Tool ................................................................................. 45

Gambar 2.16. Menu Window ........................................................................... 45

Gambar 2.17 Menu Help .................................................................................. 45

Gambar 2.18 Fungsi Tool pada software SHOTPlus-I ................................... 46

Gambar 2.19. Simulasi Proses Peledakan ........................................................ 47

Gambar 2.20. Pengecekan Lubang Ledak yang Meledak Bersamaan ............. 47

Gambar 2.21. Arah Peledakan ......................................................................... 47

Gambar 2.22 Kerangka Konseptual ................................................................. 50

Page 13: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

x

Gambar 3.1 Bagan Alir Pembuatan Model Akhir Peledakan .......................... 55

Gambar 3.2 Bagan Alir Pembuatan Grafik Analisa Fragmentasi Peledakan ... 56

Gambar 3.3. Diagram Alur Penelitian.............................................................. 57

Gambar 5.1.Grafik ukuran fragmentasi batuan pada Geometri usulan menurut

R.L. Ash ...................................................................................... 68

Gambar 5.2. Grafik ukuran fragmentasi batuan pada Geometri usulan menurut C.J

Konya .......................................................................................... 69

Page 14: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Peta Kesampaian daerah .............................................................. 74

Lampiran B. Peta Layout Tambang ................................................................. 75

Lampiran C. Struktur Organisasi ..................................................................... 76

Lampiran D. Spek Handak dan Alat Bor ......................................................... 77

Lampiran E Geometri Aktual ........................................................................... 80

Lampiran F Rancangan Geometri Peledakan dengan Metode R.L Ash .......... 85

Lampiran G Rancangan Geometri Peledakan dengan Metode C.J. Konya ..... 89

Lampiran H Perhitungan Fragmentasi dengan Model Kuz–Ram Berdasarkan R. L.

Ash ............................................................................................... 92

Lampiran I. Perhitungan Fragmentasi dengan Model Kuz–Ram Berdasarkan C.J.

Konya ......................................................................................... 96

Lampiran J. Model Akhir Peledakan dengan Perangkat Lunak SHOTPlus-I

dengan geometri aktual .............................................................. 100

Lampiran K Hasil Fragmentasi dengan menggunakan Split Desktop 2.0. ...... 109

Lampiran L. Model akhir peledakan menggunakan perangkat lunak SHOTPlus-I

dengan geometri usulan ............................................................. 114

Lampiran M Penelitian Sejenis ........................................................................ 116

Lampiran N. Fragmentasi Hasil Peledakan dengan geometri aktual ............... 124

Lampiran O. Dokumentasi Lapangan .............................................................. 12

Page 15: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tambang merupakan suatu kegiatan pengambilan sumber daya alam yang

berada di permukaan dan di lapisan kulit bumi untuk dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya bagi kehidupan manusia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam

baik itu berupa hasil hutan maupun hasil tambang, telah berbagai macam teknik

dan teknologi yang dipergunakan oleh manusia untuk dapat mengelolanya

seoptimal mungkin. Industri pertambangan juga merupakan salah satu

penyumbang devisa terbesar bagi negara, peningkatan devisa tersebut dapat

diupayakan dengan menaikkan produktivitas, menurunkan biaya produksi dengan

tetap memperhatikan kelestarian lingkungan pertambangan.

PT. Koto Alam Sejahtera (KAS) merupakan perusahaan swasta yang

bergerak dibidang pertambangan, dimana perusahaan tersebut berdiri pada tahun

2013 dan mulai operasi pada tahun 2015 dengan luas 10 Ha yang beroperasi di

Jorong Polong Duo, Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru

Kabupaten 50 Kota. Sumber Daya Alam yang terdapat di PT. KAS ini adalah

bahan galian batuan andesit, yang mana bahan galian ini sangat berfungsi sebagai

bahan konstruksi bangunan dan jalan, dalam proses penambangan yang digunakan

di PT. KAS menerapkan metode tambang terbuka (Open Pit Mining) dengan

menggunakan metode quarry mining dan sistem peledakan.

Page 16: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

2

Oleh karena itu perlu diketahui upaya produksi atau pengambilan batuan

andesit tersebut dilaksanakan dengan proses peledakkan karena batuan yang

ditambang merupakan batuan yang tingkat kekerasannya cukup tinggi (kompak),

sebelum melaksanakan kegiatan peledakan terlebih dahulu perusahaan ini

melakukan pengupasan dan pemindahan lapisan tanah penutup (overburden),

proses penggalian tanah penutup cukup dengan menggunakan Buldozer JD850j,

dan setelah itu kegiatan operasi penambangan yang dilaksanakan di perusahaan

ini yaitu mulai dari pemboran, peledakan, pemuatan dan pengangkutan,

selanjutnya batuan ini dikirim ke bagian crusher untuk diperkecil ukurannya

sehingga dapat dipasarkan. Kegiatan pengupasan overburden sering terhambat

dikarenakan faktor cuaca (hujan) di lokasi penambangan sehingga membuat jalan

tambang menjadi sulit untuk dilalui oleh alat angkut (dump truck), dan curah

hujan yang tinggi mempengaruhi kegiatan peledakan.

Keberhasilan suatu peledakan biasanya dapat dilihat dari ukuran

fragmentasi batuan yang dihasilkan. Oleh karena itu, ukuran fragmentasi batuan

hasil peledakan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Fragmentasi

itu sendiri tergantung pada desain geometri peledakan yang dibuat, untuk

menentukan geometri peledakan tersebut banyak aspek-aspek yang perlu

diperhatikan terutama lokasi penambangan.

Lokasi operasi penambangan yang menggunakan bahan peledak ini hanya

berjarak ±700 meter dari jalan lintas yang menghubungkan Sumatera Barat dan

Riau, yang mana lokasi penambangan tersebut dekat dengan pemukiman

Page 17: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

3

penduduk sehingga peledakan sedikit sulit karena kemungkinan terkena dampak

peledakan berupa getaran tanah (ground vibration), batu terbang (fly rock).

Dari hasil pengamatan di lapangan pada bulan Februari 2017, saat kegiatan

peledakan distribusi energi bahan peledak tidak merata sehingga terdapat material

hasil peledakan yang fragmentasinya cukup besar ± 100 cm yang berkisar ± 25%

(Lampiran N). Fragmentasi yang besar akan menyebabkan tersangkutnya batuan

di gap bukaan crusher, dan menghambat (menghentikan) laju pengumpanan pada

proses peremukan batuan (crushing) sehingga bisa merusak crusher dan

persentase boulder yang tinggi menghambat produksi batu andesit. Oleh karena

itu diperlukan kegiatan kerja tambahan untuk memperkecil fragmentasi hasil

peledakan dengan menggunakan alat berat breaker. Terlepas dari itu maka

geometri dan nilai powder factor dalam setiap peledakan harus diperhatikan

supaya hasil ledakan sesuai dengan yang kita inginkan.

Jika Geometri dan nilai powder factor kurang tepat maka fragmentasi

yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan (≤50 cm). Oleh karena itu

untuk mengoptimalkan fragmentasi hasil peledakan agar batuan dapat langsung

diangkut dan diolah tanpa menambah sistim kerja tambang adalah dengan

menentukan geometri peledakan dan nilai powder factor untuk setiap lubang yang

optimum untuk daerah penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan suatu penelitian

mengenai geometri peledakan dan ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan,

oleh karena itu penulis akan membahas dan meneliti tentang geometri peledakan

Page 18: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

4

dan fragmentasi yang dihasilkan dengan judul “Evaluasi Geometri Peledakan

Menggunakan Perangkat Lunak Pada Penambangan Batu Andesit PT. Koto

Alam Sejahtera.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah dapat diketahui identifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Curah hujan yang tinggi mempengaruhi kegiatan peledakan.

2. Kegiatan penambangan dekat dengan pemukiman penduduk.

3. Distribusi energi bahan peledak yang tidak merata sehingga terdapat

material yang fragmentasinya berukuran ± 100 cm.

4. Adanya kegiatan kerja tambahan untuk memperkecil fragmentasi

peledakan dengan menggunakan alat berat breaker.

5. Geometri dan nilai powder factor kurang tepat sehingga fragmentasi yang

dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan (≤50 cm).

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu geometri peledakan, nilai

powder factor bahan peledak, fragmentasi yang dihasilkan, disamping itu penulis

juga menggunakan perangkat lunak SHOTPlus-I dan Split Desktop 2.0.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka untuk lebih terarah penelitian ini penulis

merumuskan permasalahan yang ada yaitu:

Page 19: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

5

1. Bagaimanakah nilai fragmentasi batuan hasil peledakan dengan geometri

aktual di lapangan pada penambangan batu andesit PT. KAS di Jorong

Polong Duo, Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. 50 Kota ?

2. Berapakah geometri peledakan yang mampu memberikan fragmentasi

yang berukuran ≤50 cm pada penambangan batu andesit PT. KAS di

Jorong Polong Duo, Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. 50

Kota ?

3. Berapa nilai powder factor yang optimum untuk setiap lubang pada

penambangan batu andesit PT. KAS di Jorong Polong Duo, Nagari

Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. 50 Kota ?

4. Bagaimana bentuk pola akhir peledakan pada penambangan batu andesit

PT. KAS di Jorong Polong Duo, Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto

Baru Kab. 50 Kota dengan menggunakan perangkat lunak?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan nilai fragmentasi batuan hasil peledakan dengan geometri

aktual di lapangan pada penambangan batu andesit PT. KAS di Jorong

Polong Duo, Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. 50 Kota.

2. Menentukan geometri peledakan yang mampu memberikan fragmentasi

yang berukuran ≤ 50 cm pada penambangan batu andesit PT. KAS di

Jorong Polong Duo, Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. 50

Kota.

Page 20: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

6

3. Menghitung nilai powder factor yang optimum untuk setiap lubang pada

penambangan batu andesit PT. KAS di Jorong Polong Duo, Nagari

Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. 50 Kota

4. Menghasilkan pola akhir peledakan pada penambangan batu andesit PT.

KAS di Jorong Polong Duo, Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru

Kab. 50 Kota dengan menggunakan perangkat lunak.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi

perusahaan maupun bagi penulis sendiri. Berikut manfaat yang dapat diperoleh:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi PT.

Koto Alam Sejahtera dalam penentuan geometri peledakan serta

penggunaan bahan peledak yang optimum pada proses peledakan untuk

pelaksanaan produksi andesit, sehingga batuan tersebut dapat sepenuhnya

mampu diolah.

2. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku

perkuliahan sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk nyata.

3. Bagi Institusi STTIND Padang

Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan

laporan dan dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi

mahasiswa yang akan melakukan tugas akhir.

Page 21: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Evaluasi geometri peledakan merupakan merupakan suatu cara

perhitungan mengenai kegiatan peledakan yang ditujukan supaya kegiatan

peledakan dapat bekerja secara optimum. Dalam perhitungan yang dilakukan

dalam geometri peledakan terdapat unsur-unsurnya yaitu diameter lubang bor,

ketinggian jenjang, burden, spasing, subdrilling, stemming dan kedalaman lubang

tembang. Dari unsur-unsur tersebutlah perhitungan mengenai jumlah pemakaian

bahan peledak barulah dapat dihitung. Selain itu terdapat faktor-faktor dalam

kegiatan peledakan aspek teknis, merupakan suatu parameter yang menjadikan

keberhasilan target produksi.

2.1.1. Lokasi Kesampaian Daerah

Secara administratif lokasi tambang PT. Koto Alam Sejahtera termasuk

dalam Jorong Polong Duo Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru

Kabupaten Lima Puluh Kota. Kabupaten Lima Puluh Kota diapit oleh empat

Kabupaten dan satu Provinsi yaitu: Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar,

Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Pasaman serta Provinsi Riau. Adapun batas-

batasnya sebagai berikut:

1. Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten

Kampar Provinsi Riau.

2. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar dan

Kabupaten Sijunjung.

Page 22: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

8

3. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten

Pasaman.

4. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Propinsi Riau.

Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT. Koto Alam Sejahtera

dapat ditempuh menggunakan transportasi darat dalam waktu 4 jam dari Ibukota

Sumatera Barat (Padang) melalui jalan raya Padang – Bukittinggi – Payakumbuh

–Lokasi. Dari payakumbuh untuk mencapai lokasi tambang masih memerlukan

waktu 1 jam, dengan kondisi jalan yang sangat bagus dan dapat ditempuh dengan

kendaraan roda 4 atau roda 2.

Sumber: PT. Koto Alam Sejahetera

Gambar 2.1

Peta Kesampaian Daerah

PT.Koto Alam Sejahtera

Page 23: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

9

Tabel 2.1

Koordinat Lokasi Tambang PT. Koto Alam Sejahtera

Sumber: PT. Koto Alam Sejahetera

2.1.2. Geologi Daerah Penelitian

Di lokasi Kegiatan penelitian batuan yang tersingkap adalah batupasir

yang berumur Miosen Awal. Batupasir ini adalah anggota dari Sedimen antar

Gunung Oligo-Miosen (Tomsm) yang terdiri dari: Batupasir–konglomerat kuarsa

bermika dan batubara di bagian bawah: batupasir dan batulumpur tuffan dan

gampingan: napal dan lensa tipis batugamping di bagian atas.

Batuan lain yang tersingkap di lokasi kegiatan penelitian adalah: basal-

andesit yang berumur Miosen Tengah. Merupakan anggota Batuan Gunungapi

Miosen (Tmv): Lava, breksi, aglomerat dan sebagian kecil batuan terobosan yang

bersusunan andesit-basal. Selain itu juga dijumpai alluvial yang berumur Pliosen.

2.1.3. Morfologi

Secara morfologi daerah penelitian dapat dibagi dalam 2 (dua) satuan

morfologi, yaitu:

Page 24: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

10

1. Satuan morfologi perbukitan sedang, yaitu dicirikan dengan adanya bukit-

bukit bergelombang, berlereng landai yang mempunyai ketinggian antara

350 m sampai 700 m dari permukaan laut.

2. Satuan morfologi pedataran, yaitu daerah yang relatif datar yang

mempunyai ketinggian antara 250 m sampai 350 m, dari permukaan laut.

Umumnya satuan ini merupakan daerah perkotaan, perkampungan dan

persawahan.

Pola aliran sungai umumnya sejajar dan berkelok-kelok menuju ke suatu

lembah yang berbentuk V dan mengalir ke sungai yang lebih besar yaitu Sungai

Batang Sikawek.

2.1.4. Stratigrafi

Susunan stratigrafi daerah penelitian dilihat dari batuan yang tersingkap

disekitar lokasi kegiatan penelitian dari batuan yang tua ke batuan yang lebih

muda dapat diuraikan, sebagai berikut:

1. Sedimen antar Gunung Oligo-Miosen (Tomsm) yang terdiri dari:

Batupasir–konglomerat kuarsa bermika dan batubara di bagian bawah;

batupasir dan batulumpur tuffan dan gampingan; napal dan lensa tipis

batugamping di bagian atas.

2. Intrusi Miosen Awal (Tmgd); Granit, Granodiorit, Diorit, Dasit dan

Dolerit.

3. Batuan Gunung api Miosen (Tmv): Lava, breksi, aglomerat dan sebagian

kecil batuan terobosan yang bersusunan andesit-basal.

Page 25: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

11

4. Sedimen Antar Gunung Miosen (Tmsm) yang terdiri dari: Batupasir,

konglomerat, breksi, sisipan lignit dan tuff.

5. Intrusi Miosen Akhir (Tpgd): Granit dan Granodiorit.

6. Aluvium, Endapan Danau dan Pantai (Qa).

2.1.5. Penyebaran Andesit

Penyebaran andesit di daerah kegiatan Penelitian dapat diperkirakan

menerus secara lateral meliputi hampir 65% dari luas rencana area kegiatan

penelitian yang terletak di wilayah Jorong Polong Duo Nagari Koto Alam

Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera

Barat.

Pada beberapa tempat tertutup endapan yang mempunyai umur lebih muda

dan sebagian tempat berbatasan dengan penyebaran batupasir yang termasuk

dalam Sedimen Antar Gunung Oligo-Miosen (Tomsm) yang terdiri dari: Batupasir

–konglomerat kuarsa bermika dan batubara di bagian bawah: batupasir dan

batulumpur tuffan dan gampingan; napal dan lensa tipis batugamping di bagian

atas.

2.1.6. Aktifitas Dasar Penambangan

Kegiatan dasar penambangan yang dilakukan ini tidak jauh dari

Perecanaan Tambang yang dimiliki oleh PT. Koto Alam Sejahtera, kegiatan

tersebut berupa:

a. Pembabatan (clearing)

b. Pengupasan Tanah Penutup (stripping)

c. Pelepasan atau pembebasan batuan

Page 26: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

12

d. Pemuatan

e. Pengangkutan

f. Reklamasi

2.1.7. Bahan Peledak

2.1.7.1. Definisi Bahan Peledak

Bahan peledak adalah campuran senyawa-senyawa kimia yang dapat

bereaksi dengan kecepatan tinggi. Gas dan tekanan yang dihasilkan akan

menyebabkan tekanan yang sangat tinggi yang dapat membongkor batuan dari

tempatnya. Bahan peledak yang digunakan PT. Koto Alam Sejahtera berupa

ANFO. Persamaan reaksinya sebagai berikut:

3[NH4NO3] + CH2 CO2 + 7 H2O + 3 N2

2.1.7.2. Klasifikasi Bahan Peledak

Menurut buku Diklat Teknik Pemberaian Batuan (DTPB) bahan peledak

diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik,

kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas

dibanding dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak

kimia lebih intensif diperkenalkan.

Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan

batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent

yang tergolong bahan peledak kuat. Bahan peledak kuat (high explosive) bila

memiliki sifat detonasi atau meledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000–

24.000 fps (1.650–8.000 m/s) dan Bahan peledak lemah (low explosive) bila

Page 27: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

13

memiliki sifat deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps

(1.650 m/s).

Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat

khusus untuk pemberaian bahan galian atau material yang bersifat keras. Ciri

khusus yang harus dimiliki bahan peledak industri adalah disamping memiliki

energi atau daya ledak yang terukur juga harus aman dalam penanganannya.

Jenis bahan peledak industri tidak selalu terbuat dari bahan kimia yang

memang memiliki sifat eksplosive, tetapi dapat pula terbuat dari bahan lain yang

dibuat agar memiliki kemampuan memecahkan, membelah atau menghancurkan

batuan.

2.1.7.3. Sifat Fisik Bahan Peledak

Sifat fisik bahan peledak merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat

bahan peledak ketika menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya.

Kualitas bahan peledak umumnya akan menurunkan seiring dengan derajat

kerusakannya.

1. Densitas

Menurut buku Diklat Teknik Pemberaian Batuan (DTPB), densitas secara

umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat per volume. Densitas

bahan peledak berkisar antara 0,6 – 1,7 gr/cc, sebagai contoh densitas ANFO

antara 0,8 – 0,83 gr/cc. Biasanya bahan peledak yang mempunyai densitas tinggi

akan menghasilkan kecepatan detonasi dan tekanan yang tinggi. Bila diharapkan

fragmentasi hasil peledakan berukuran kecil-kecil diperlukan bahan peledak

dengan densitas tinggi, bila sebaliknya digunakan bahan peledak dengan densitas

Page 28: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

14

rendah. Demikian pula, bila batuan yang akan diledakkan berbentuk massif atau

keras, maka digunakan bahan peledak yang mempunyai densitas tinggi.

Sebaliknya pada batuan berstruktur atau lunak dapat digunakan bahan peledak

dengan densitas rendah.

2. Sensitifitas

Menurut buku Diklat Teknik Pemberaian Batuan (DTPB), sensitifitas

adalah sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan atau kerentanan suatu bahan

peledak untuk terinisiasi (meledak) akibat adanya implus atau dorongan dari luar

dalam bentuk benturan (impact), gelombang kejut (shock wave), panas (heta atau

flame), atau gesekan (friction). Derajat kepekaan (sensitiveness) adalah ukuran

kemampuan proses propagasi suatu bahan peledak berbentuk kartrij (cartridge)

melalui pengujian gap sensitivity yaitu pengujian dua cartridge yang masing-

masing sebagai donor atau primer dan receptor pada jarak tertentu. Bahan peledak

ANFO tidak sensitif terhadap detonator No. 8.

3. Ketahanan terhadap air (water resistance)

Menurut buku Diklat Teknik Pemberaian Batuan (DTPB), ketahanan

bahan peledak terhadap air adalah ukuran kemampuan suatu bahan peledak untuk

melawan air disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi. Apabila

suatu bahan peledak larut dalam air dalam waktu yang pendek (mudah larut),

berarti bahan peledak tersebut dikatagorikan mempunyai ketahanan terhadap air

yang “buruk” atau poor, sebaliknya bila tidak larut dalam air disebut “sangat

baik” atau excellent. Contoh bahan peledak yang mempunyai ketahanan terhadap

air “buruk” adalah ANFO, sedangkan untuk bahan peledak jenis emulsi, watergel

Page 29: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

15

atau slurries dan bahan peledak berbentuk cartridge “sangat baik” daya tahannya

terhadap air.

4. Kestabilan kimia (chemical stability)

Menurut buku Diklat Teknik Pemberaian Batuan (DTPB), kestabilan

kimia bahan peledak maksudnya adalah kemampuan untuk tidak berubah secara

kimia dan tetap mempertahankan sensitifitas selama dalam penyimpanan di dalam

gudang dengan kondisi tertentu. Faktor-faktor yang mempercepat ketidakstabilan

kimiawi antara lain panas, dingin, kelembaban, kualitas bahan baku, kontaminasi,

pengepakan, dan fasilitas gudang bahan peledak. Tanda-tanda kerusakan bahan

peledak dapat berupa kenampakan kristalisasi, penambahan viskositas dan

penambahan densitas. Gudang bahan peledak bawah tanah akan mengurangi efek

perubahan temperatur.

5. Karakteristik gas (fumes characteristics)

Menurut buku Diklat Teknik Pemberaian Batuan (DTPB), detonasi bahan

peledak akan menghasilkan fumes, yaitu gas-gas, baik yang tidak beracun (non-

toxic) maupun yang mengandung racun (toxic). Gas-gas hasil peledakan yang

tidak beracun seperti uap air (H2O), karbondioksida (CO2), dan nitrogen (N2),

sedangkan yang beracun adalah nitrogen monoksida (NO), nitrogen oksida (NO2),

dan karbon monoksida (CO). Pada tambang terbuka kewaspadaan ditingkatkan

bila gerakan angin yang rendah. Fumes hasil peledakan memperlihatkan warna

yang berbeda yang dapat dilihat sesaat setelah peledakan terjadi. Gas berwarna

coklat orange adalah fumes dari gas NO hasil reaksi bahan peledak basah karena

lubang ledak berair. Gas berwarna putih diduga kabut dari uap air (H2O) yang

Page 30: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

16

juga menandakan terlalu banyak air di dalam lubang ledak, karena panas yang luar

biasa merubah seketika fase cair menjadi kabut. Kadang-kadang muncul pula gas

berwarna kehitaman yang mungkin hasil pembakaran yang tidak sempurna.

6. Strength

persentase atau kekuatan (daya ledak) bahan peledak. Pada pengukuran

bahan strength digunakan dua metode pengukuran, yaitu:

a. weight strength (berdasarkan berat bahan peledak)

b. volume strength (berdasarkan volume bahan peledak)

7. Velocity of Detonation

Merupakan sifat bahan peledak yang mempunyai perambatan tinggi.

Pengukuran cepat rambat bahan peledak dapat dilakukan dengan menggunakan

alat ukur mikro timer ataupun bisa juga dengan menggunakan sumbu ledak yang

diketahui kecepatannya.

8. Tekanan Detonasi

Tekanan detonasi adalah tekan yang terjadi di sepanjang zona reaksi

peledakan hingga terbentuk reaksi kimia seimbang sampai ujung bahan peledak

yang disebut dengan bidang Chapman-Jorguet (C-J plane)

2.1.7.4. Perlengkapan dan Peralatan Peledakan

Perlengkapan adalah alat yang hanya satu kali persiapan perlengkapan

peledakan yang akan dipakai, antara lain:

1. ANFO

Amonium Nitrate Fuel Oil merupakan salah satu elemen dasar bahan

peledak. ANFO terbuat dari campuran Amonium Nitrate Fuel Oil, yang dalam hal

Page 31: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

17

ini adalah solar. Campuran ANFO dibuat dengan perbandingan 94,5 % Amonium

Nitrat dan 5,5 % Fuel Oil.

2. Detonator listrik

Detonator Listrik adalah jenis detonator yang penyalaannya dengan arus

listrik yang dihantarkan melalui kabel khusus.Untuk itu pada kedua ujung kabel

didalam tabung detonator listrik dilengkapi dengan jenis kawat halus yang

telanjang yang apabila dilewati arus listrik memiliki kelebihan daripada

menggunakan detonator biasa, yaitu:

a. Jumlah lubang yang dapat diledakkan sekaligus relatife lebih banyak.

b. Dengan adanya elemen tunda dalam detonator pola peledakan menjadi

lebih bervariasi dan arah serta fragmentasi peledakan dapat diatur dan

diperbaiki.

c. Penanganan lebih mudah dan lebih praktis.

Sedangkan kerugian Detonator listrik adalah:

a. Untuk daerah yang banyak kilat, pemakaian detonator listrik sangat

tidak aman.

Gambar 2.2 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO)

Page 32: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

18

b. Pengaruh gelombang radio, televisi, dan sumber-sumber arus listrik

lainnya harus dipertimbangkan.

c. Membutuhkan perlengkapan tambahan, seperti sumber arus listrik dan

alat–alat test lainnya.

Menurut buku Diklat Teknik Pemberaian Batuan (DTPB), kekuatan arus

listrik minimum yang diizinkan untuk dapat meledakkan detonator listrik adalah 1

sampai 1,5 Amper. Sehingga dengan demikian apabila ada arus listrik yang tidak

diinginkan masuk kedalam detonator melalui kabel lebih kecil dari 1 ampere

maka diharapkan detonator belum meledak.

3. Primer

Primer adalah pemicu bagi bahan peledak yang dalam hal ini adalah

ANFO. Apabila Primer tidak cukup, ANFO akan meledak dengan VOD yang

rendah atau gagal meledak, jika hal ini terjadi hasil ledakan tidak akan

memberikan energi secara penuh dan akan menghasilkan gas-gas beracun dalam

bentuk fumes atau smokes. Jadi secara singkatnya, prinsip Primer adalah

memberikan kemampuan ANFO secara maksimum, sehingga Primer harus:

Gambar 2.3 Detonator Listrik

Page 33: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

19

a. Mempunyai daya ledak lebih besar dari 80 bar.

b. Mendekati diameter sama dengan diameter kolom ANFO.

c. Cukup panjang untuk memperoleh rated ANFO.

Peralatan peledakan adalah alat yang digunakan untuk dipakai lebih dari

satu kali peledakan. Peralatan peledakan yang biasa digunakan adalah:

1. Blasting Machine/Exploder

Menurut buku DTPB, Blasting Machine adalah alat yang digunakan untuk

pemicu awal ledakan. Blasting Machine hanya boleh digunakan oleh orang yang

berpengalaman, sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam operasi peledakan.

Gambar 2.4 Primer

Gambar 2.5 Blasting Machine

Page 34: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

20

2. Pengukur tahanan (Blast ohm meter atau BOM)

Menurut buku DTPB, alat pengukur tahanan kawat listrik untuk keperluan

peledakan dibuat khusus untuk pekerjaan peledakan dan tidak disarankan

digunakan untuk keperluan lain. Sebaliknya, alat pengukur tahanan yang biasa

dipakai oleh operator listrik umum, yaitu multitester, dilarang digunakan untuk

mengukur kawat pada peledakan listrik. Ruas kawat yang harus diukur

tahanannya adalah seluruh legwire dari sejumlah detonator yang digunakan,

connecting wire, bus wire, dan kawat utama. Dengan demikian jumlah tahanan

seluruh rangkaian dapat dihitung dan voltage Blasting Machine dapat ditentukan

setelah arus dihitung.

4. Sirine

Sirine digunakan sebagai tanda peringatan bila peledakan siap dilaksanakan,

disebut juga sebagai aba-aba peledakan.

5. Temper

Temper adalah stik pemadat stemming. Stik ini digunakan agar material

stemming menjadi padat dan menghindari terjadinya stemming ejection. Stik ini

Gambar 2.6 Blast ohm meter

Page 35: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

21

dapat pula digunakan untuk mempermudah penuangan ANFO ke dalam lubang

ledak. Stik ini harus terbuat dari kayu atau bahan yang tidak dapat dilalui arus

listrik.

6. Connecting wire

Connecting wire merupakan kebel listrik yang ada dipermukaan tanah

yang berfungsi mendistribusikan arus listrik dari sumber arus ke rangkaian

peledakan (blasting circuit). Connecting wire yang baik jika isolasi/pembungkus

tidak mudah terluka akibat goresan atau gesekan. Seperti yang terlihat pada

Gambar 2.7 di bawah ini.

2.1.8. Pola Pemboran

Menurut buku DTPB, keberhasilan suatu peledakan salah satunya terletak

pada ketersediaan bidang bebas yang mencukupi. Minimal dua bidang bebas yang

harus ada. Peledakan dengan hanya satu bidang bebas, disebut crater blasting,

akan menghasilkan kawah dengan lemparan fragmentasi ke atas dan tidak

terkontrol. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka pada tambang terbuka

selalu dibuat minimal dua bidang bebas, yaitu dinding bidang bebas dan puncak

Gambar 2.7 Connecting Wire

Page 36: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

22

jenjang (top bench). Selanjutnya terdapat tiga pola pemboran yang dibuat secara

teratur.

1. Pola bujursangkar (square pattern), yaitu jarak burden dan spasi sama.

2. Pola persegi panjang (rectangular pattern), yaitu jarak spasi dalam

satu baris lebih besar dibanding burden.

3. Pola zigzag (staggered pattern), yaitu antar lubang bor dibuat zigzag

yang berasal dari pola bujursangkar maupun persegi panjang.

Sumber: Diklat Teknik Pemberaian Batuan. 2013.

1. Diameter Lubang Ledak

Peningkatan ukuran diameter lubang bor akan menurunkan biaya untuk

pemboran dan peledakan secara umum. Ukuran lubang bor yang lebih yang lebih

kecil akan mendistribusikan energi bahan peledak yang lebih baik dibandingkan

diameter lubang berukuran lebih besar.

Bidang bebas Bidang bebas

Bidang bebas Bidang bebas

1. Pola bujursangkar 2. Pola persegipanjang

3. Pola zigzag

ddsdddddssssssssssssssss

ssdddddddddsdssssdsdbuju

rsangkar

bbbujurbujursangkar

4. Pola zigzag persegipanjang

3 m

3 m

3 m

2,5 m

3 m

3 m

3 m

2,5 m

Gambar 2.8

Sketsa Pola Pemboran pada Tambang Terbuka

Page 37: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

23

Pemilihan diameter lubang ledak dipengaruhi oleh besarnya laju produksi

yang direncanakan. Makin besar diameter lubang akan diperoleh laju produksi

yang besar pula dengan persyaratan alat bor dan kondisi batuan yang sama.

Faktor yang membatasi diameter lubang ledak adalah:

a. Ukuran fragmentasi hasil ledakan

b. Isian bahan peledak utama harus dikurangi atau labih kecil dari

perhitungan teknis karena pertimbangan vibrasi bumi atau ekonomi

c. Keperluan penggalian batuan secara selektif.

Menurut buku DTPB, pada kondisi batuan yang solid, ukuran

fragmenatasi batuan cenderung meningkat apabila perbandingan kedalaman

lubang ledak dan diameter kurang dari 60. Oleh sebab itu, upayakan hasil

perbandingan tersebut melebihi 60 atau d

L 60.

2.1.9. Pola Peledakan

Secara umum pola peledakan menunjukkan urutan atau sekuensial ledakan

dari sejumlah lubang ledak. Pola peledakan pada tambang terbuka dan bukaan di

bawah tanah berbeda. Banyak faktor yang menentukan perbedaan tersebut, yaitu

faktor yang mempengaruhi pola pengeboran. Adanya urutan peledakan berarti

terdapat jeda waktu ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut dengan

waktu tunda (delay time). Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan

menerapkan waktu tunda pada sistem peledakan antara lain adalah:

1. Mengurangi getaran.

2. Mengurangi overbreak dan batu terbang (fly rock).

3. Mengurangi gegaran akibat airblast dan suara (noise).

Page 38: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

24

4. Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan.

5. Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan.

Apabila pola peledakan tidak tepat atau seluruh lubang diledakkan

sekaligus, maka akan terjadi sebaliknya yang merugikan, yaitu peledakan yang

mengganggu lingkungan dan hasilnya tidak efektif dan tidak efisien.

Mengingat area peledakan pada tambang terbuka atau quarry cukup luas,

maka peranan pola peledakan menjadi penting jangan sampai urutan

peledakannya tidak logis. Menurut buku Diklat Teknik Pemberaian Batuan 2013,

Urutan peledakan yang tidak logis bisa disebabkan oleh:

1. Penentuan waktu tunda yang terlalu dekat,

2. Penentuan urutan ledakannya yang salah,

3. Dimensi geometri peledakan tidak tepat,

4. Bahan peledaknya kurang atau tidak sesuai dengan perhitungan.

Terdapat beberapa kemungkinan sebagai acuan dasar penentuan pola

peledakan pada tambang terbuka, yaitu sebagai berikut:

1. Peledakan tunda antar baris.

2. Peledakan tunda antar beberapa lubang.

3. Peledakan tunda antar lubang.

Beberapa macam rangkaian peledakan yang biasa digunakan:

1. Baris perbaris (row by row)

Sistem penyalaan adalah sebaris lubang ledak dinyalakan secara bersama

dengan waktu tunda singkat antar baris. Bidang bebas yang dimiliki oleh sistem

penyalaan ini sebanyak dua buah.

Page 39: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

25

2. Corner Cut

Sistem penyalaan menghasilkan arah lemparan ke sudut bidang bebas.

Bidang bebas yang dimiliki pada sistem penyalaan ini sebanyak dua buah.

3. V-Cut

Pola peledakan ini digunakan apabila terdapat dua free face. Untuk V- Cut

ini arah lemparan batuan akan terkumpul ketengah dan membentuk huruf V.

4. Box Cut

Pola peledakan ini diterapkan untuk peledakan yang hanya mempunyai

satu bidang bebas. Pola peledakan ini bertujuan untuk menghasilkan bongkahan

awal seperti kotak.

2.1.10. Geometri Peledakan

Terdapat beberapa cara untuk menghitung geometri peledakan yang telah

diperkenalkan oleh para ahli, antara lain: Anderson (1952), Pearse (1955), R.L.

Ash (1962), Langefors (1978), Konya (1972), Foldesi (1980), Olofsson (1990),

Rustan (1990) dan lainnya. Cara-cara tersebut menyajikan batasan konstanta

untuk menentukan dan menghitung geometri peledakan, terutama menentukan

ukuran burden berdasarkan diameter lubang tembak, kondisi batuan setempat dan

jenis bahan peledak. Disamping itu produsen bahan peledak memberikan cara

coba-coba (rule of thumb) untuk menentukan geometri peledakan, diantaranya ICI

Explosive, Dyno Wesfarmer Explosives, Atlas Powder Company, Sasol SMX

Explosives Engineers Field Guide dan lain-lain.

Dengan memahami sejumlah rumus baik yang diberikan oleh para ahli

maupun cara coba-coba akan menambah keyakinan bahwa percobaan untuk

Page 40: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

26

mendapatkan geometri peledakan yang tepat pada suatu lokasi perlu dilakukan

karena berbagai rumus yang diperkenalkan oleh para ahli tersebut merupakan

rumus empiris yang berdasarkan pendekatan suatu model.

1. Burden (B)

Burden dapat didefinisikan sebagai jarak tegak lurus dari lubang tembak

(kolom isian bahan peledak) terhadap bidang bebas (free face) yang terdekat

kearah material hasil peledakan terlempar. Burden merupakan variabel yang

sangat penting dan krisis dalam rancangan peledakan. Dengan jenis peledakan

yang dipakai dan menghadapi batuan yang akan dibongkar, Burden memiliki jarak

maksimum yang harus dibuat agar peledakan sukses dilaksanakan. Banyak rumus

yang dikemukakan oleh para ahli rock blasting, diantaranya oleh Richard L Ash

yang menentukan besarnya burden dengan menggunakan harga dari ”burden

ratio” (KB).

a. Rancangan menurut Richard L Ash

KB = KBstd × AF1 × AF2

Keterangan:

KB = Nisbah burden yang telah dikoreksi

KBstd = KB standar bernilai 30

AF1 = 𝐷𝑠𝑡𝑑

𝐷

1/3

AF2 = 𝑆𝐺𝑒 .𝑉𝑒2

𝑆𝐺𝑠𝑡𝑑 .𝑉𝑒𝑠𝑡𝑑 2

1/3

Sehingga didapatkan ukuran burden sebagai berikut:

B = KB ×De

12 (Singgih Saptono. 2006)

Page 41: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

27

Keterangan:

B = Burden (m)

De = Diameter lubang ledak (m)

b. Rancangan menurut CJ. Konya

B = 3,15 × 𝐷𝑒 × 𝑆𝐺𝑒

𝑆𝐺𝑟

1/3

(Singgih Saptono. 2006)

Keterangan:

B = burden (ft)

De = diameter bahan peledak (inci)

SGe = berat jenis bahan peledak

SGr = berat jenis batuan

2. Spacing (S)

Spacing adalah jarak antara lubang-lubang tembak yang berdekatan,

terangkai dalam satu baris (row), diukur sejajar dengan jenjang (pit wall) dan

tegak lurus burden. Spacing merupakan fungsi dari burden dan dihitung setelah

burden ditetapkan terlebih dahulu.

a. Rancangan menurut Richard L Ash

S = KS × B (Singgih Saptono. 2006)

Keterangan:

KS = spacing Ratio (1.00-2.00)

B = Burden

Jika ukuran Spacing lebih kecil dari burden maka cenderung

mengakibatkan stemming ejection lebih dini, gas hasil ledakan disemburkan ke

udara bebas (atmosfer) bersamaan dengan noise dan air blast. Sebaliknya, jika

Page 42: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

28

jarak spacing terlalu besar diantara lubang tembak maka fragmentasi yang

dihasilkan menjadi buruk.

b. Rancangan menurut CJ. Konya

Spasi ditentukan berdasarkan system delay yang direncanakan yang

kemungkinannya adalah:

Tabel 2.2.

Persamaan Untuk Menentukan jarak Spacing

Tipe Detonator L/B < 4 L/B > 4

Instanteneous S = ( L + 2b)/3 S = 2B

Delay S = (L + 7B)/8 S = 1.4B

Sumber : Singgih Saptono, 2006

Keterangan:

L = Tinggi Jenjang

2. Stemming (T)

Stemming adalah bagian lubang tembak yang tidak diisi bahan peledak

tetapi diisi oleh material pemampat seperti pasir, cutting hasil pemboran dan tanah

liat. Stemming berfungsi untuk mengurung gas yang terbentuk akibat reaksi

detonasi bahan peledak didalam lubang tembak dan untuk menjaga keseimbangan

tekanan (stress balance) sehingga gelombang tekan merambat kearah bidang

bebas dahulu daripada ke arah pemampat. Stemming merupakan kunci sukses

untuk fragmentasi yang baik. Pengungkungan akan membuat energi bahan

peledak optimal dari lubang ledak, material dan panjang stemming yang tepat

diperlukan untuk membuat energi horizontal dan vertikal bahan peledakan yang

sesuai.

Page 43: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

29

a. Rancangan menurut Richard L Ash

T = KT × B (Singgih Saptono. 2006)

KT = Steming Ratio (0.75-1.00)

b. Rancangan menurut CJ. Konya

T = 0.7 x B (Singgih Saptono. 2006)

3. Subdrilling (J)

Subdrilling adalah tambahan kedalaman dari lubang tembak dibawah

rencana lantai jenjang. Pemboran lubang tembak sampai batas bawah dari lantai

bertujuan agar seluruh permukaan jenjang bisa secara full face setelah dilakukan

peledakan, jadi untuk menghindari agar pada lantai jenjang tidak terbentuk

tonjolan-tonjolan (toe) yang sering mengganggu operasi pengeboran berikutnya

dan menghambat kegiatan pemuatan dan pengangkutan. Secara praktis Subdrilling

dibuat antara 20 % sampai 40 % Burden.

a. Rancangan menurut Richard L Ash

J = KJ × B (Singgih Saptono. 2006)

KJ = Subdrilling ratio (0.30)

b. Rancangan menurut CJ. Konya

J = 0.3 x B (Singgih Saptono. 2006)

4. Kedalaman Lubang Ledak (H)

Kedalaman lubang tembak adalah penjumlahan dari dimensi tinggi isian

bahan peledak, stemming dan subdrilling. Jika arah lubang tembak vertikal maka

kedalaman lubang tembak merupakan penjumlahan dari tinggi jenjang dan

subdrilling. Kedalaman lubang tembak dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Page 44: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

30

a. Rancangan menurut Richard L Ash

H = KH × B (Singgih Saptono. 2006)

Keterangan:

H = Kedalaman lubang ledak (m)

KH = Nisbah Kedalaman Lubang

KH = 1.50 – 4.00

b. Rancangan menurut C.J. Konya

H = L+ J (Singgih Saptono. 2006)

dengan:

H = Kedalaman lubang ledak (m)

L = Tinggi jenjang (m)

J = Subdrilling (m)

Menurut buku DTPB, lubang ledak tidak hanya vertikal, tetapi dapat juga

dibuat miring, sehingga terdapat parameter kemiringan lubang ledak. Kemiringan

lubang ledak akan memberikan hasil berbeda, baik dilihat dari ukuran fragmentasi

maupun arah lemparannya. Untuk memperoleh kecermatan perhitungan perlu

ditinjau adanya tambahan parameter geometri pada lubang ledak miring.

B = burden sebenarnya (true burden)

B’ = burden semu (apparent burden)

= Sudut kemiringan kolom lubang ledak.

Page 45: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

31

Sumber: Diklat Teknik Pemberaian Batuan.2013.

Gambar 2.9 Lubang Ledak Vertikal dan Miring

5. Tinggi Jenjang (L)

Tinggi jenjang berhubungan erat dengan parameter geometri peledakan

lainnya dan ditentukan terlebih dahulu atau ditentukan kemudian setelah

parameter serta aspek lainnya diketahui. Tinggi jenjang maksimum biasanya

dipengaruhi oleh kemampuan alat bor dan ukuran mangkok (bucket) serta tinggi

jangkauan alat muat. Pertimbangan lainnya adalah kestabilan jenjang jangan

sampai runtuh, baik karena daya dukungnya lemah atau akibat getaran peledakan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jenjang yang pendek memerlukan

diameter lubang yang kecil, sementara untuk diameter lubang besar dapat

diterapkan pada jenjang yang lebih tinggi.

a. Rancangan menurut Richard L Ash

L = H - J

Keterangan:

L = Tinggi jenjang (m)

B

T

PCL

H

J

a. Lubang ledak vertikal

T

PC

LH

J

B

B

b. Lubang ledak miring

α

Page 46: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

32

b. Rancangan menurut CJ. Konya

Berdasarkan perbandingan tinggi jenjang dan jarak burden yang

diterapkan (stiffness ratio), maka akan diketahui hasil dari peledakan

tersebut (Tabel 2.3). Penentuan ukuran tinggi jenjang berdasarkan stiffness

ratio digunakan rumus sebagai berikut:

L = 5 x De (DTPB 2013)

Tabel 2.3

Potensi yang terjadi akibat variasi stifness ratio

Sr fragmentation Airblast Flyrock Vibration Komentar

1 Buruk Besar Besar Besar Banyak muncul back-

break di bagian toe.

Jangan dilakukan dan

rancang ulang

2 Sedang Sedang Sedang Sedang Bila memungkinkan

rancang ulang

3 Baik Kurang Kurang Kurang Control dan

fragmentasi baik

4 Memuaskan Sangat

kurang

Sangat

kurang

Sangat

kurang

Tidak menambah

keuntungan jika

Stifness ratio diatas 4.

Sumber: Diklat Teknik Pemberaian Batuan.2013.

6. Powder column / primary charge (PC)

Powder column / primary charge adalah panjang lubang isian pada lubang

ladak yang akan diisi bahan peledak. Perhitungan besar powder column/primary

charge adalah:

a. Rancangan menurut CJ. Konya

PC = H – T (Singgih Saptono. 2006)

Keterangan:

PC = Panjang kolom isian (meter)

H = Kedalaman lubang ledak (meter)

Page 47: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

33

T = Stemming (meter)

b. Rancangan menurut Richard L Ash

PC = H − T (Singgih Saptono. 2006)

Keterangan:

PC = Panjang kolom isian (m)

H = Kedalaman lubang ledak (m)

T = Stemming (m)

Selain mempertimbangkan geometri peledakan seperti yang disebutkan

diatas, dalam peledakan ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti

jumlah pemakaian bahan peledak, volume peledakan dan penentuan nilai powder

factor (PF). Untuk mencari hal-hal tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

7. Loading density (de)

Loading density adalah jumlah pemakaian bahan peledak dalam satu

meter. Satuan yang digunakan adalah kg/meter. Loading density dicari untuk

mengetahui berapa jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satu lubang

tembak. Loading density dapat dicari dengan rumus oleh Richard L. Ash yaitu:

de = 0.508 x De2 x (SG) (Singgih Saptono. 2006)

Keterangan:

de = Loading density (kg/mtr)

De = Diameter lubang ledak (inchi)

SG = Berat jenis bahan peledak

8. Jumlah bahan peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

E = PC × de (kg) (Singgih Saptono. 2006)

Page 48: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

34

Keterangan:

E = Jumlah bahan peledak (kg)

PC = Panjang kolom isian (m)

de = Loading density (kg/m)

9. Volume peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B × S × L (Singgih Saptono. 2006)

Keterangan:

V = Volume peledakan (m2)

B = Burden (m)

S = Spacing (m)

L = Tinggi jenjang (m)

2.1.11. Powder Factor atau Charge Density

Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya

bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan sejumlah batuan. Dalam

perhitungan powder factor atau charge density ada empat cara yang digunakan

yaitu:

a. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak dengan volume batuan yang

akan diledakkan (kg/m3).

b. Perbandingan volume batuan yang akan diledakkan dengan berat

penggunaan bahan peledak (m3/ kg).

c. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak dengan tonase batuan yang

akan diledakkan (kg/ton).

d. Perbandingan tonase batuan yang akan diledakkan dengan berat bahan

peledak yang digunakan (ton/kg).

Page 49: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

35

Perhitungan yang dipergunakan kali ini adalah perbandingan antara berat

penggunaan bahan peledak dengan volume batuan yang akan diledakkan. Powder

factor dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Pf =𝐸

𝑉 Pf =

de ×Pc ×n

V (Singgih Saptono. 2006)

Keterangan:

V = Volume batuan yang diledakkan (M3)

PC = Panjang lubang isian (m)

de = Loading density, kg/m

n = Jumlah Lubang ledak

PF = Powder factor, kg/ton

2.1.12. Proses Pecahnya Batuan

Tujuan peledakan adalah untuk membongkar atau melepas, memecah,

memindahkan dan membuat rekahan. Untuk melakukan peledakan secara

memuaskan maka diperlukan pengetahuan yang memadai tentang cara bagaimana

suatu bahan peledak menghancurkan batuan.

Saat suatu muatan bahan peledak didalam sebuah lubang bor diledakkan

pengaruhnya terhadap batuan sekitar seperti suatu tumbukan palu yang sangat

kuat, menghancurkan batuan disekitar lubang tersebut dengan cepat dan

menyebabkan tekanan yang sangat besar pada suatu daerah yang luas di luar

lubang.

Konsep proses pecahnya batuan akibat peledakan yang dipakai disini

adalah proses pemecahan dan reaksi-reaksi mekanik dalam batuan homogen, yang

proses pemecahannya batuan dibagi menjadi tiga tahap:

Page 50: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

36

a. Pada saat bahan peledak meledak, tekanan tinggi menghancurkan

batuan disekitar lubang tembak. Shock Wave yang dihasilkan

meninggalkan lubang tembak merambat dengan kecepatan 2.000

sampai 5000 m/det, yang akan mengakibatkan Tangensial Stresses

yang menimbulkan radial cracks yang menjalar dari daerah lubang

tembak.

b. Tekanan Shock Wave yang meninggalkan lubang tembak pada proses

pertama adalah positif, apabila Shock Wave mencapai bidang bebas

maka akan dipantulkan, tekanan akan turun dengan cepat kemudian

berubah menjadi negative dan timbul Tension Wave. Tension Wave ini

merambat kembali didalam massa batuan, oleh karena batuan lebih

kecil tahanannya terhadap tarikan daripada tekanan maka akan terjadi

primary failure cracks yang disebabkan oleh tensile stress dari

gelombang yang dipantulkan ini. apabila tensile stress cukup kuat

maka akan menyebabkan slabbing atau spalling pada bidang bebas.

c. Dibawah pengaruh tekanan yang sangat tinggi dari gas-gas hasil

peledakan maka rekahan radial primer akan diperlebar dengan cepat

oleh kombinasi efek dari tensie stress dan pneumatic wedging. Apabila

massa batuan didepan lubang tembak gagal mempertahankan posisinya

dan bergerak kedepan maka compressive stress tinggi yang berada

didalam massa batuan akan dilepas. Efek dari terlepasnya massa

batuan akan menyebabkan tension stress menjadi tinggi di dalam

terjadi pada proses pemecahan tahap pertama.

Page 51: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

37

2.1.13. Fragmentasi Peledakan

Sebuah model yang banyak digunakan oleh para ahli untuk

memperkirakan fragmentasi hasil peledakan adalah model Kuz-Ram. Kusnetsov

(1973) telah melakukan penelitian untuk mengukur fragmentasi dengan peledakan

meggunakan TNT, hasilnya dikenal dengan persamaan Kusnetsov yaitu:

X = A’

0.8

q

Vo

1/6Q

Keterangan:

X = ukuran rata-rata fragmentasi (cm)

A’ = Faktor Batuan

1 : Lunak

7 : Agak Lunak

10 : Keras dengan banyak rekahan

13 : Keras dengan sedikit rekahan

V = Volume batuan

Q = massa bahan peledak

Ukuran rata-rata fragmentasi hasil peledakan, dapat diperkirakan dengan

menggunakan persamaan Kuznetzov (1973)

X= A 𝑉

𝑄

0.8

xQ0.17

x 𝐸

115 −0.63

(Singgih Saptono. 2006)

Keterangan

X = rata – rata ukuran fragmentasi (cm)

A = faktor batuan (Rock Factor)

V = volume batuan yang terbongkar (V= BxSxL,m3)

Q = jumlah bahan peledak ANFO pada setiap lubang ledak (kg)

E = Relative Weight Strenght (ANFO = 100)

Page 52: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

38

Untuk mengetahui besarnya prosentase bongkah pada hasil peledakan

rumus indeks keseragaman (n) dan karakteristik ukuran (Xc) didapatkan dengan

persamaan berikut.

n = 2,2 − 14 𝐵

𝐷𝑒 x

1+𝐴

2

0.5

x 1 −𝑊

𝐵 x

PC

L (Singgih Saptono.

2006)

Dimana:

B = burden (m)

De = diameter bahan peledak (mm)

W = standard deviasi dari keakuratan pemboran (m)

A = ratio perbandingan spasi dengan burden S/B

Pc = panjang isian (m)

L = tinggi jenjang (m)

Dari persamaan di atas dapat didistribusikan ukuran fragmentasi sebagai

berikut.

Xc = 𝑋 0.693

1𝑛

(Singgih Saptono. 2006)

Rx = 𝑒− 𝑥 𝑋𝑐

𝑛

(Singgih Saptono. 2006)

Keterangan :

Rx = Persentase material yang tertahan pada ayakan (%)

x = ukuran ayakan (cm)

Xc = karakteristik ukuran (cm)

n = Indeks keseragaman Rossin-Rammler

Page 53: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

39

2.1.14. Analisis Fragmentasi Hasil peledakan

Fragmentasi adalah istilah pecahan batuan yang digunakan untuk

mengambarkan distribusi ukuran dari boulder batuan atau partikel-partikel yang

dihasilkan ketika massa batuan dibongkar dengan bahan peledak.

Fragmentasi tidak dapat diabaikan sebagai salah satu perhitungan dalam

suksesnya suatu peledakan. Karena akan mempengaruhi pada biaya operasi dan

perawatan dari operasi selanjutnya dan peralatan, termasuk dalam unit operasi

seperti penggalian dan pemuatan, peremukan dan alat reduksi ukuran.

Hasil fragmentasi buruk, ukuran lebih (boulder) dalam produksi

melibatkan biaya secondary blasting untuk mengecilkan ukuran yang dapat

ditangani secara ekonomi, aman dan efisien dengan alat muat angkut. Produksi

yang hilang dari material bawah ukuran atau halus tidak dapat dimanfaatkan yang

merupakan indikasi dari peledakan yang sis-sia: reduksi ukuran dapat dicapai

dengan kegunaan yang tepat dari instalasi ayakan dan peremuk.

Fragmentasi dapat ditingkatkan dengan mengadopsi satu atau semua dari

ukuran:

1. Mengurangi kedalaman lubang (lubang dangkal meningkatkan

distribusi dari peledakan)

2. Mengurangi spacing lubang yang berdekatan dalam satu baris

3. Mengurangi jarak burden

4. Pengggunaan bahan peledak dengan lebih besar gas (daya angkat)

5. Pengunaan detonator tunda yang singkat

Page 54: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

40

2.1.15. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak (sowftware) adalah program komputer yang berfungsi

sebagai sarana interaksi antara pengguna dengan perangkat keras atau sebagai

penerjemah perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk

diteruskan atau diproses oleh perangkat keras.

Adapun beberapa perangkat lunak (software) untuk peledakan adalah:

1. DBS

Software (DBS) adalah software yang ciptakan oleh DataVis, sistem yang

lengkap untuk mencapai efisiensi operasi pengeboran dan ledakan. DBS

mencakup berbagai bor dan ledakan produk terpadu yang dirancang khusus untuk

digunakan dalam tambang terbuka dan tambang bawah tanah.

2. DelPat v8.0

DelPat v8.0 adalah software engineering; untuk desain, perencanaan dan

analisis pengeboran batu dan operasi peledakan. Dengan menggunakan software

ini maka pola pengeboran lebih akurat, peledakan yang lebih baik, meminta

distribusi ukuran fragmen dan biaya rendah. meningkatkan efektivitas ledakan dan

memberikan kontrol lebih atas desain, manajemen dan pelaporan pola

pengeboran.

3. Soft-Blast

Soft-Blast adalah distributor JKSimBlast, sistem perangkat lunak utama

untuk desain ledakan, analisis dan manajemen. JKSimBlast memiliki lebih dari

400 pengguna di seluruh dunia dalam permukaan, bawah tanah dan terowongan

Page 55: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

41

peledakan aplikasi, bekerja di tambang, pasokan bahan peledak, konsultasi,

kontraktor dan pendidikan.

4. BLASTplan

BLAST-plan adalah software desain ledakan simulator menggunakan sifat

eksplosif dan batu untuk memprediksi hasil peledakan di tambang. Batu

penggalian adalah proses pertama dalam siklus operasi tambang, dan peledakan

efisien adalah kunci untuk profitabilitas tambang.

5. Split Desktop 2.0

Program Split Desktop merupakan program yang berfungsi untuk

menganalisa ukuran fragmentasi batuan melalui foto digital. Split Desktop

menyediakan alternatif ekonomis untuk melakukan manual sampling dan

pengayakan (screening) yang diperoleh melalui photo lapangan. Photo yang

diperoleh dapat langsung diproses dengan cepat dalam hitungan menit dan dengan

analisa data yang sederhana.

Penggunaan Split Desktop juga meminimalkan personil untuk melakukan

pengambilan dan pengolahan data, sehingga data dapat diolah dan diproses

langsung dengan hasil yang akurat. Pada penelitian ini program Split Desktop

digunakan untuk membantu menganalisis gambar fragmentasi material hasil

peledakan, yang lebih dari 100 cm yang akan ditampilkan berupa grafik

persentase lolos material dan ukuran fragmentasi rata-rata yang dihasilkan dalam

suatu peledakan. Persentase lolos material hasil Split Desktop yang dianggap hasil

aktual akan dibandingkan dengan perhitungan teoritis untuk memvalidasi

keakuratannya.

Page 56: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

42

6. SHOTPlus-i

SHOTPlus-i adalah salah satu software yang digunakan untuk

memprogram sequencing inisiasi ledakan untuk PC. Hal ini memungkinkan

evaluasi dan optimalisasi desain ledakan dengan produk Orica. Program desain

ledakan kompatibel jendela canggih untuk digunakan pada kegiatan Blasting

Sistem Elektronik. SHOTPlus-i menyediakan cara sederhana dan mudah untuk

merancang, menganalisis dan mengoptimalkan proses peledakan, mendesain

peledakan dalam tampilan penuh 3D, Otomatis dalam menentukan urutan

peledakan elektronik berdasarkan pada pelepasan beban dan arah tembakan,

Mensimulasi urutan waktu peledakan secara aktual, sehingga setiap bagian yang

bermasalah dapat teramati sebelum melakukan penembakan

a. Pengenalan dan Fungsi Tool

Program SHOTPLus-i pada dasarnya adalah pekerjaan memasukkan data-

data yang telah ada pada hasil perhitungan manual.

1. Menu-menu utama pada tool bar adalah sebagai berikut

a. <file> Membuka, atau menyimpan file-file, print, keluar sistem dan

lain-lain, dapat dilihat pada gambar 2.10 di bawah ini.

Gambar 2.10. Menu File

Page 57: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

43

b. <edit> Mengcopy paste, menghapus perintah dan lain-lain

Gambar 2.11. Menu Edit

c. <Quick> Memasukkan file yang telah tersimpan, remove dan lain-lain

Gambar 2.12 Menu Quick

d. <view> Mengubah delay, overview, layers

Gambar 2.13. Menu View

Page 58: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

44

e. <Calculations> Edit mode, visualize, first movent, logger data dan

lain-lain

Gambar 2.14. Menu Calculation

f. <tools> holes, electronics, convert dan lain-lain

Gambar 2.15. Menu Tool

g. <window> cascade, arrang icon, minimize all dan lain-lain

Gambar 2.16. Menu Window

h. <help> contents, activation dan lain-lain

Gambar 2.17 Menu Help

Page 59: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

45

2. Fungsi Tool pada software SHOTPlus-i

Pada bagian kiri ada tool yang dapat digunakan untuk membuat design

peledakan, berikut ini adalah menu untuk memasukkan data yang akan dibuat

pada software SHOTPlus-i

Gambar 2.18

Fungsi Tool pada software SHOTPlus-i

3. Model Akhir Peledakan dengan Software Shotplus-i

Dengan menggunakan software SHOTPlus-i, kita dapat mensimulasikan

peledakan yang dilakukan dalam bentuk diagram, dengan software ini kita bisa

mengetahui arah ledakan, total delay, dan memeriksa apakah ada misfire atau

adanya 2 lubang ledak yang meledak bersamaan. Syarat-syarat yang dibutuhkan

1. Pola pemboran yang kita inginkan

2. Nilai dari burden yang kita inginkan

3. Nilai dari spasi yang kita inginkan

4. Nilai dari kedalam lubang ledak yang kita inginkan

Page 60: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

46

5. Nilai dari diameter lubang ledak yang kita inginkan

6. Jenis delay yang kita inginkan

Setelah kita mengisi data-data pada kolom yang ada makan kita bisa

melihat bagaiman design akhir peledakan yang kita buat.

1. Melihat simulasi proses peledakan

Gambar 2.19.

Simulasi Proses Peledakan

2. Pengecekan lubang ledak yang meledak bersamaan

Gambar 2.20.

Pengecekan Lubang Ledak yang Meledak Bersamaan

3. Mengetahui arah peledakan

Gambar 2.21.

Arah Peledakan

Page 61: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

47

2.2. Kerangka Konseptual Penelitian

2.2.1. Input

Input dalam kegiatan penelitian ini diperoleh dari dua sumber dimana

terdiri dari :

1. Data primer

Data primer adalah data yang didapat secara langsung di lapangan yaitu di

lokasi penambangan andesit PT. Koto Alam Sejahtera. Data primer meliputi

geometri peledakan, berupa burden, spasi, kedalaman lubang tembak,

stemming, panjang kolom isian dan tinggi jenjang yang aktual di lapangan.

2. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber-sumber buku atau studi

kepustakaan dan peta- peta dari perusahaan serta spesifikasi bahan peledak

dan alat bor.

2.2.2. Proses

Proses merupakan teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam

penelitian ini dengan menghitung fragmentasi aktual di lapangan baik dengan

rumus- rumus maupun dengan perangkat lunak, dan menentukan geometri usulan

berdasarkan persamaan C.J Konya dan R.L Ash, setelah didapatkan geometri

usulan baru dihitung distribusi fragmentasi hasil dari geometri usulan tersebut

analisa dari data-data yang diperoleh pada bagian input berupa nilai burden, spasi,

kedalaman lubang tembak, stemming, panjang kolom isian dan jenjang, nilai

powder factor dan fragmentasi hasil peledakan serta fragmentasi peledakan

dengan menggunakan perangkat lunak.

Page 62: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

48

2.2.3. Output

Output yang dihasilkan berdasarkan input dan hasil analisa data yaitu

geometri peledakan yang memiliki nilai powder factor yang lebih optimal dan

menghasilkan rata-rata fragmentasi yang sesuai dengan yang dikehendaki. Serta

suatu model fragmentasi yang efisien dan efektif dengan perangkat lunak.

Input Proses Output

Gambar 2.22. Kerangka Konseptual

a. Rancangan menurut

Richard L. Ash

b. Rancangan menurut Cj.

Konya

c. Nilai Powder Factor

d. Rata-rata Fragmentasi

e. Fragmentasi peledakan

dengan menggunakan Split

Desktop

f. Model akhir peledakan

dengan menggunakan

SHOTPlus-i

Data terdiri dari:

a. Data geometri

Peledakan yang

aktual

b. Spesifikasi

bahan peledak

c. spesifikasi

alat bor

geometri peledakan yang

memiliki nilai powder factor

yang lebih optimal dan

menghasilkan rata-rata

fragmentasi yang sesuai

dengan yang dikehendaki.

Serta suatu model akhir

peledakan dan fragmentasi

yang efektif dengan

perangkat lunak

Page 63: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

49

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terapan (applied

research). Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk hati-hati,

sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan

segera untuk keperluan tertentu. Penelitian terapan ini digolongkan dalam

penggolongan menurut tujuan.

Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara

praktis dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk

mengembangkan produk penelitian dan pengembangan bertujuan untuk

menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian di lokasi penambangan Andesit PT. Koto

Alam Sejahtera, Jorong Pauh Anok, Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan

Koto Baru Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 November 2016 sampai selesai

pengambilan data, adapun tahap penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.

Page 64: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

50

Tabel 3.1.

Tahap Penelitian

No

Keterangan

Bulan

Oktober

(2016)

November

(2016)

Desember

(2016)

Januari

(2017)

Februari

(2017)

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Tugas Akhir

2. Pengajukan surat

Pembimbing Proposal

3. Mengajukan surat izin

penelitian

4. Pengamatan di

Lapangan

5. Penyusunan Proposal

Penelitian

6. Bimbingan dan

Perbaikan Proposal

7. Seminar Proposal

8. Perbaikan

9. Pengambilan Data di

Lapangan

10 Pengolahan Data

11 Seminar Hasil

12 Komprehenshif

3.3. Variabel Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian adalah

perhitungan geometri peledakan, nilai powder factor perhitungan fragmentasi,

serta model akhir peledakan pada kegiatan operasi produksi andesit PT. Koto

Alam Sejahtera.

3.4. Data dan Sumber Data

3.4.1. Data

Data pada penelitian ini adalah:

a. Data geometri peledakan dan ukuran fragmentasi hasil peledakan di

lapangan

b. Jenis bahan peledak yang digunakan.

Jenis data yang dikumpulkan berupa:

Page 65: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

51

a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dengan melakukan

pengamatan secara langsung di lapangan, antara lain melihat langsung

keadaan areal penambangan, sehingga menemukan suatu permasalahan

yang bisa diangkat menjadi judul penelitian dan data-data penunjang

penelitian.

b. Data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh dari data-data

yang sudah ada di PT. KAS, buku atau studi kepustakaan dan beberapa

literatur yang mendukung penelitian ini.

Data-data tersebut meliputi:

1. Data bahan peledak yang digunakan.

2. Data alat bor yang digunakan dalam kegiatan pemboran untuk

peledakan.

3. Proses kegiatan penambangan, serta keterangan mengenai profil

perusahaan dan wilayah penambangan.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan berasal dari pengamatan langsung pada saat

melakukan penelitian, arsip-arsip dan dokumentasi dari PT. KAS.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Studi pustaka, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca

buku-buku literatur dan jurnal yang berkaitan dengan masalah yang akan

dibahas dan data-data serta arsip perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai

landasan dalam pemecahan masalah.

Page 66: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

52

2. Studi lapangan, yaitu cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan

melakukan pengamatan langsung di lapangan/tempat kerja, data yang

dibutuhkan diantaranya kondisi tempat kerja, nilai geometri peledakan berupa

spacing, burden, stemming, subdrilling, panjang isian, tinggi jenjang serta

diameter lubang ledak, spesifikasi bahan peledak dan alat bor.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analis Data

3.6.1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:

1. Rancangan geometri peledakan

a. Rancangan menurut R.L. Ash

1. Burden B = KB ×De

12

2. Spacing S = KS × B

3. Steming T = KT × B

4. Subdrilling J = KJ × B

5. Kedalaman Kh = H/B

b. Rancangan menurut Cj. Konya

1. Burden B = 3,15 × 𝐷𝑒 × 𝑆𝐺𝑒

𝑆𝐺𝑟

0.33

2. Spacing S = (𝐿 + 7𝐵)/8

3. Steming T = 0.70 x B

4. Subdrilling J = 0.30 x B

5. Kedalaman H = L + J

Page 67: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

53

2. Perhitungan rata-rata Fragmentasi material dengan menggunakan rumus

sebagai berikut

X= A 𝑉

𝑄

0.8

xQ0.17

x 𝐸

115 −0.63

3. Perhitungan nilai ”Powder Factor” dengan rumus sebagai berikut:

Pf =E

V

4. Analisa Perhitungan nilai fragmentasi dengan menggunakan perangkat lunak

Split Desktop 2.0.

5. Membuat model akhir peledakan pada penambangan batu andesit di PT. Koto

Alam Sejahtera dengan menggunakan software SHOTPlus-i.

a. Persiapkan data nilai dari geometri peledakan yang akurat dari perhitungan

berdasarkan rumus-rumus yang ada, pola pemboran serta diameter lubang

ledak,

b. Langkah berikutnya membuat desain akhir peledakan, dalam pembuatan

desain akhir peledakan ini penulis menggunakan alat pendukung perangkat

lunak SHOTPlus-i yang di mulai dari:

1) Bukalah software SHOTPlus-i anda,

2) Pada menu tool bar pilih <file> klik newuntuk membuat lembar kerja

yang baru, isikan semua data-data yang ada pada kolom “new plan

header information” lalu tekan “OK”

3) Klik pattern tool ( ) untuk membuat desain yang kita inginkan pada

design window dengan mengisi data-data pada kolom “confirm hole

pattern data for new holes” lalu tekan “OK”.

Page 68: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

54

4) Gambarkan designnya pada lembar kerja window, kemudian pada

bagian kiri ada beberapa tool yang terdapat pada software SHOTPlus-i

sebagai pendukung pembuatan design peledakan tersebut adalah

sebagai berikut:

a) Klik view all ( ) untuk menampilkan design secara penuh.

b) Klik Delay lead in tool ( ) untuk memilih IP dan tempatkan

IP pada salah satu lubang yang diinginkan.

c) Klik Tie Tool ( ) untuk memilih delay yang diinginkan

5) Untuk melihat perbedaan waktu meledak tiap lubangnya maka klik

Calcuculation pada menu tool bar lalu klik “Time Evelope”

6) Untuk melihat arah lemparan maka klik Calcuculation pada menu tool

bar lalu klik “First Movement”

7) Untuk melihat simulasi peledakan maka klik Calcuculation pada menu

tool bar lalu klik “visualize” setelah itu klik play pada menu visualize

display.

3.6.2. Analisa Data

Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka

dilakukan analisa data dari pengolahan data yang didapat dengan menggunakan

persamaan R.L. Ash dan Persamaan CJ. Konya, distribusi fragmentasi dengan

metode Kuz-Ram serta model akhir dan nilai fragmentasi peledakan dengan

menggunakan perangkat lunak.

Agar lebih jelas proses pengolahan dengan menggunakan alat bantu

perangkat lunak juga bisa dilihat pada bagan alir berikut:

Page 69: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

55

Kerangka 1: Model Akhir Peledakan

Adapun bagan alir di bawah ini secara garis besar dalam pembuatan model

akhir peledakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Bagan Alir Pembuatan Model Akhir Peledakan

Kerangka 2: Analisa Fragmentasi hasil peledakan

Adapun bagan alir dibawah ini secara garis besar dalam pembuatan grafik

fragmentasi hasil peledakan adalah sebagai berikut.

Tentukan format data

JPG TIF

Data Input

Scale Image

Delay Lead-in Tool

2.

Buat lembar kerja baru

Pattern Tool

Tie Tool

1.

OK

3.

Windows BMP

Page 70: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

56

Gambar 3.2

Bagan Alir Pembuatan Grafik Analisa Fragmentasi Hasil Peledakan

3.7. Diagram Alir Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian

dapat dilihat pada halaman berikut:

Masalah

1. Curah hujan yang tinggi mempengaruhi kegiatan peledakan

2. Kegiatan penambangan dekat dengan pemukiman penduduk

3. Distribusi energi bahan peledak yang tidak merata sehingga

terdapat material yang fragmentasinya berukuran ± 100 cm

4. Adanya kegiatan kerja tambahan untuk memperkecil

fragmentasi peledakan dengan menggunakan alat berat

breaker.

5. Geometri dan nilai powder factor kurang tepat sehingga

fragmentasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang

diharapkan (≤50 cm)

Evaluasi Geometri Peledakan Menggunakan Perangkat Lunak pada

Penambangan Batu Andesit PT. Koto Alam Sejahtera

Find Particle

Done Editing

4.

Compute Sizez

5.

Graphs and Outputs

6.

Ok

7.

Pengumpulan Data

Page 71: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

57

Data primer

1. Data geometri peledakan yang

aktual di lapngan berupa:

a. Burden

b. Spasi

c. Steming

d. Subdrilling

e. Panjang isian bahan peledak

f. Tinggi jenjang

Data Skunder

1. Spesifikasi bahan peledak

2. Spesifikasi alat bor

3. Peta kesampaian lokasi PT. KAS

4. Peta layout tambang dan topografi

5. Struktur organisasi PT.KAS

Model

Analisis Data

Analisis data peledakan dengan persamaan R.L.

Ash dan C.J. Konya dan fragmentasi dengan

persamaan Kuz-Ram.

Model akhir peledakan yang

ideal dengan software

SHOTPlus-I dan Split

Desktop 2.0.

Pengolahan Data

Validasi

Gambar 3.3 Bagan Alir Penelitian

No

Yes

Page 72: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

58

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Kegiatan Peledakan dilakukan pada hari Rabu dan hari Sabtu yang

dilaksanakan pada jam 11.00 sampai 13.00 ketika semua karyawan sedang

istirahat sehingga tidak mengganggu aktivitas penambangan lainnya.

Pengamatan lapangan dan perhitungan secara teoritis dilakukan pada

lokasi penambangan di Blok utama.

1. Penggunaan bahan peledak

Bahan peledak yang digunakan berupa ANFO, bahan peledak ini

merupakan bahan peledak pabrikan dari perusahaan PT. DAHANA dengan

merk dagang Danfo.

Specific Grafity, gr/cc = 0.83

RWS, % = 100

Kec. Rambat ledak ANFO = 3300

Water resistance = poor

Strong life, month = 6

2. Arah dan Pola Pemboran

Arah pemboran yang diterapkan di lapangan adalah pemboran vertikal,

sedangkan pola pemboran yang digunakan adalah pola zigzag (staggered

patern), dan pemboran ini merupakan pemboran produksi.

Page 73: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

59

3. Alat bor

Kegiatan pemboran untuk pembuatan lubang tembak digunakan untuk

produksi ini adalah alat Furukawa PCR200 dengan mata bor yang digunakan

berdiameter (d) 3 inchi.

4. Geometri pemboran

Dari hasil pengambilan data lapangan ada beberapa hal yang penting untuk

diukur yaitu ukuran burden, spacing, panjang muatan bahan peledak, tinggi

jejang.

Dalam hal ini tinggi jejang yang dibuat dilapangan memiliki ukuran sama

dengan panjang lubang ledak, dan tidak mengunakan subdriling.

Tabel 4.1

Hasil Pengukuran Geometri Aktual Lapangan B

(m)

S

(m)

T

(m)

H

(m)

L

(m)

PC

(m)

PF

(kg/m3)

V

(m3)

2,24 2,12 2,81 6 6 3,20 0,27 28,49

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan maka didapatkan nilai burden

2,24 m, spasi 2,12 m, stemming 2,81 m, kedalaman lubang ledak 6 m, tinggi

jenjang 6 m, panjang isian 3,20 m, powder factor 0,27 kg/m3 dan volume 28,49

m3.

4.2. Pengolahan Data

Pertama akan dihitung adalah volume batuan yang terbongkar.

1. Volume

Dari geometri yang dibentuk dilapangan maka dapat kita ketahui jumlah

batuan yang dibongkar dalam satu lubang peledakan, volume ini juga akan

mempengaruhi pada penggunaan rumus model Kuz-Ram.

Page 74: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

60

V = B × S × L x n

B = 2,24 m

S = 2,12 m

Pc = 3,20 m

L = 6 m

n = 53

V/lubang = 2,24 m × 2,12 m × 6 m = 28,49 m3 X

V/peledakan = 1510 m3 = 1510,5 m

3

2. Powder Factor

Pf = 𝑬

𝐕

E = de x PC × n

de = 0,508 x De2 x SG

SGe = 0,83 gr/cm3

(Lampiran D)

de = 0.508 × (7,62 cm)2 × 0,83 gr/cm

3

= 24,48 gr/cm

= 2,448 kg/m

E = PC x de x 53

= 3,20 m x 2,448 kg/m x 53

= 415,18 kg

Pf =415,18 kg

1510 𝑚3

Pf = 0,27 kg/m3

Page 75: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

61

3. Analisa Fragmentasi

Dari data pengukuran dilapangan maka untuk menganalisa fragmentasi

peledakan maka digunakan model Kuz-Ram

a. Rata-rata fragmentasi

Ao = 7 ( karena masa batuan termasuk batuan yang cukup lunak)

Q = PC x de

= 3,20 m x 2,448 kg/m = 7,83 kg

X = Ao x

Q

V8,0

x Q0,17

x ( E / 115 ) -0,63

X = 7 x28,49

7,83

0,8x 7,83

0.17 x ( 100 / 115 )

-0,63

X = 7 x x 2,81 x 1,42 x 1,09

X = 30,45 cm

a. Konstanta Keseragaman

Untuk mengetahui besarnya persentase bongkah pada hasil peledakan

digunakan rumus indeks keseragaman (n) dan karakteristik ukuran (Xc),

Konstanta keseragaman ini juga dipengaruhi oleh pola peledakan, dimana pola

pemboran yang digunakan adalah pola zigzag (staggered patern) yang bernilai 1,

dan W = 0 (dianggap mampu):

n = 2.2 − 14 𝐵

𝐷𝑒 x

1+𝐴

2

0.5

x 1 −𝑊

𝐵 x

PC

L

n = 2.2 − 14 2.24

76 x

1+0.95

2

0.5

x 1 −0

2.24 x

3.20

6

n = 1,79 x 0,99 x 1,00 x 0,53

n = 0,94

Page 76: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

62

Sehingga karakteristik ukuran Xc

Xc = 𝑋

(0.693)1/𝑛

Xc = 30,45

(0.693)1/0,94

Xc = 44,98

Jadi distribusi fragmentasi yang tertahan pada ayakan dapat di hasilkan adalah:

a. X = 5 cm

R5 = e-(5/44,98)0.94

x 100% = 88,08%

b. X = 10 cm

R10 = e-(10/44,98)0.94

x 100% = 78,40%

c. X = 15 cm

R15 = e-(15/44,98)0.94

x 100% = 70,03%

d. X = 20 cm

R20 = e-(20/44,98)0.94

x 100% = 62,70%

e. X = 25 cm

R25 = e-(25/44,98)0.94

x 100% = 56,22%

f. X = 30 cm

R30 = e-(30/44,98)0.94

x 100% = 50,49%

g. X = 35 cm

R35 = e-(35/44,98)0.94

x 100% = 45,38%

Page 77: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

63

h. X = 40 cm

R40 = e-(40/44,98)0.94

x 100% = 40,83%

i. X = 45 cm

R45 = e-(45/44,98)0.94

x 100% = 36,77%

j. X = 50 cm

R50 = e-(50/44,98)0.94

x 100% = 33,13%

k. X = 55 cm

R55 = e-(55/44,98)0.94

x 100% = 29,87%

l. X = 60 cm

R60 = e-(60/44,98)0.94

x 100% = 26,95%

m. X = 65 cm

R65 = e-(65/44,98)0.94

x 100% = 24,32%

n. X = 70 cm

R70 = e-(70/44,98)0.94

x 100% = 21,96%

o. X = 75 cm

R75 = e-(75/44,98)0.94

x 100% = 19,84%

p. X = 80 cm

R80 = e-(80/44,98)0.94

x 100% = 17,93%

Page 78: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

64

q. X = 85 cm

R85 = e-(85/44,98)0.94

x 100% = 16,21%

r. X = 90 cm

R90 = e-(90/44.98)0.94

x 100% = 14,67%

s. X = 95 cm

R95 = e-(95/44,98)0.94

x 100% = 13,27%

t. X = 100 cm

R100 = e-(100/44,98)0.94

x 100% = 12,01%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka didapatkanlah nilai disribusi

fragmentasi yang tertahan pada ayakan, maka untuk mendapatkan nilai distribusi

fragmentasi yang lolos adalah 100% dikurang dari hasil presentase yang tertahan

pada ayakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 4.2

Distribusi Fragmentasi

Xm (cm) Tertahan (%) Lolos (%)

5 88,08 11,92

10 78,4 21,6

15 70,03 29,97

20 62,7 37,3

25 56,22 43,78

30 50,49 49,51

35 45,38 54,62

40 40,83 59,17

45 36,77 63,23

50 33,13 66,87

55 29,87 70,13

60 26,95 73,05

65 24,32 75,68

70 21,96 78,04

75 19,84 80,16

Page 79: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

65

Tabel lanjutan 4.2 pada halaman 64.

80 17,93 82,07

85 16,21 83,79

90 14,67 85,33

95 13,27 86,73

100 12,01 87,99

Berdasarkan geometri aktual di lapangan maka didapatkanlah

fragmentasi ≤ 50 cm sebesar 66,87 %.

b. Analisa Fragmentasi dengan Menggunakan Perangkat Lunak Split

Desktop 2.0

Untuk mengetahui fragmentasi peledakan dilapangan, penulis juga

menggunakan software split desktop 2.0 untuk membantu dalam

memprediksi fragmentasi dilapangan, dengan cara mengambil foto

fragmentasi. Hasil fragmentasi dengan menggunakan Split Desktop 2.0

dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini, dan untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran K.

Table 4.3

Analisa fragmentasi dengan Split Desktop 2.0

Analisa

Fragmentasi

Ukuran 50

cm (%)

I 67,71

II 85,64

III 64,36

IV 78,77

V 59,20

VI 34,61

VII 48,79

VIII 89,39

Rata- Rata 66,06

Berdasarkan hasil pengolahan data pada lampiran K maka di

dapatkan nilai fragmentasi berukuran ≤ 50 cm adalah rata-rata 66,06%.

Page 80: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

66

BAB V

ANALISA DATA

Pada bab ini akan dikaji secara teknis geometri peledakan agar didapat

rata-rata fragmentasi sesuai yang dikehendaki. Rancangan geometri peledakan

menggunakan persamaan RL. Ash dan persamaan CJ. Konya, dengan distribusi

fragmentasi menggunakan Metode Kuz-Ram berdasarkan hasil perhitungan kedua

persamaan di atas, serta model akhir dan hasil fragmentasi dengan menggunakan

perangkat lunak.

5.1. Rancangan Geometri Peledakan

1. Persamaan R.L. Ash

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan persamaan R.L. Ash

(Lampiran F), maka didapat hasil seperti terdapat pada Tabel 5.1 di bawah ini:

Tabel 5.1

Rancangan Geometri Peledakan R. L. Ash B

(m)

S

(m)

T

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

PC

(m)

PF

(kg/m3)

V

(m3)

1,9 2,8 1,33 0,57 6,57 6 5,24 0,40 31.92

Berdasarkan pada tabel 5.1 maka nilai burden sebesar 1,9 m, spacing

sebesar 2,8 m, stemming sebesar 1,33 m, subdrilling sebesar 0,57 m,

kedalaman sebesar 6,57 m, tinggi jenjang sebesar 6 m, panjang isian sebesar

5,24 m, powder factor sebesar 0,40 kg/m3 dan volume sebesar 31,92 m

3.

2. Persamaan CJ. Konya

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan persamaan CJ. Konya

(Lampiran G), maka didapat hasil seperti terdapat pada Tabel 5.2.

Page 81: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

67

Tabel 5.2

Rancangan Geometri Peledakan CJ. Konya

B

(m)

S

(m)

T

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

PC

(m)

PF

(kg/m3)

V

(m3)

2 2,3 1,4 0,6 5,17 4,57 3,77 0,44 21,02

Berdasarkan pada tabel 5.2 maka nilai burden sebesar 2 m, spacing

sebesar 2,3 m, subdrilling sebesar 0,6 m, kedalaman sebesar 5,17 m, tinggi

jenjang sebesar 4,57 m, panjang isian sebesar 3,77 m, powder factor sebesar

0,44 kg/m3 dan volume sebesar 21.02 m

3.

5.2. Distribusi Fragmentasi

1. Persamaan R. L. Ash

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metoda Kuz-Ram menggunakan

data R.L Ash pada (Lampiran H). Prediksi distribusi fragmentasi hasil

peledakan seperti terlihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3

Prediksi Distribusi Fragmentasi Model Kuz-Ram dengan Data R.L.Ash

Xm (cm) Tertahan (%) Lolos (%)

5 95,93 4,07

10 86,7 13,3

15 74,55 25,45

20 61,26 38,74

25 48,24 51,76

30 36,48 63,52

35 26,53 73,47

40 18,58 81,42

45 12,55 87,45

50 8,18 91,82

55 5,15 94,85

60 3,13 96,87

65 1,18 98,82

70 1,05 98,95

75 0,57 99,43

80 0,3 99,7

85 0,16 99,84

Page 82: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

68

Tabel lanjutan 5.3 pada halaman 67.

90 0,08 99,92

95 0,03 99,97

100 0,01 99,99

Berdasarkan tabel 5.3 maka didapatkan hasil fragmentasi yang berukuran 50 cm

yang tertahan sekitar 8,18% sedangkan yang lolos sekitar 91,82 %.

Dari tabel 5.3 maka hasil fragmentasi dengan persen kelolosannya dapat

digambarkan pada grafik di bawah ini.

Gambar 5.1.

Grafik ukuran fragmentasi batuan pada Geometri

usulan menurut R.L. Ash

2. Persamaan CJ. Konya

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metoda Kuz-Ram menggunakan

data CJ. Konya pada (Lampiran I), maka prediksi distribusi fragmentasi hasil

peledakan seperti terlihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4

Prediksi Distribusi Fragmentasi Model Kuz-Ram dengan Data CJ. Konya

Xm (cm) Tertahan (%) Lolos (%)

5 93,04 6,96

10 80,85 19,15

15 67,03 32,97

20 53,44 46,56

25 41,17 58,83

0

20

40

60

80

100

120

Tertahan (%)

Lolos (%)

Page 83: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

69

Tabel lanjutan 5.4 pada halaman 68.

30 30,74 69,26

35 22,31 77,69

40 15,76 84,24

45 10,86 89,14

50 7,30 92,70

55 4,80 95,20

60 3,08 96,92

65 1,94 98,06

70 1,20 98,80

75 0,72 99,28

80 0,43 99,57

85 0,25 99,75

90 0,14 99,86

95 0,08 99,92

100 0,04 99,96

Berdasarkan tabel 5.4 maka didapatkan hasil fragmentasi yang berukuran 50 cm

yang tertahan sekitar 7,30 % sedangkan yang lolos sekitar 92,70 %.

Dari tabel 5.4 maka hasil fragmentasi dengan persen kelolosannya dapat

digambarkan pada grafik di bawah ini.

Gambar 5.2.

Grafik ukuran fragmentasi batuan pada Geometri

usulan menurut C.J Konya

0

20

40

60

80

100

120

Tertahan (%)

Lolos (%)

Page 84: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

70

5.3. Pembahasan Perangkat Lunak

1. Perangkat Lunak SHOTPlus-i

Model akhir peledakan pada perangkat lunak ini adalah dimana kita bisa

melihat pada software SHOTPlus-i ini arah peledakan, adapun arah yang

dihasilkan adalah mengarah ke bidang bebas (Free Face), kemudian disamping

itu kita dapat mengetahui lubang ledak yang meledak secara bersamaan dimana

pada kondisi aktual di lapangan sistem peledakannya beruntur perbaris lubang

ledak, sehingga getaran yang dihasilkan cukup kuat.

Dalam kegiatan peledakan apabila dalam sehari yang mau diledakkan 80

lubang, maka akan dilakukan 4 kali tembak, dalam satu kali tembak sekitar 20

lubang, sehingga untuk 80 lubang maka dilakukan 4 kali tembak, supaya

tingkat getaran tanah pada kegiatan peledakan tidak kuat, pada saat peledakan

menggunakan detonator listrik yang memiliki 3 macam delay, yaitu delay No.

2, 4, dan 6, dimana delay ini fungsinya untuk memberi jeda waktu pada setiap

lubang ledak dan memberi arah peledakan pada tiap barisnya. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran J halaman 100.

2. Perangkat Lunak Split Dekstop 2.0.

Berdasarkan hasil pengolahan pada lampiran (K) tersebut dapat diketahui

distribusi ukuran butiran dari keseluruhan sampel yang diambil sangat

bervariasi, jumlah ukuran butiran yang dominan 50 cm adalah dengan

presentase sekitar 66,06 %.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka dapat disimpulan

pada tabel 5.5 pada halaman 71.

Page 85: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

71

Tabel 5.5.

Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data

Aktual R.L Ash C.J Konya Satuan

Diameter lubang ledak 3 3 3 Inchi

Burden 2.24 1.9 2 M

Spasi 2.12 2.8 2.3 M

Stemming 2.81 1.33 1.4 M

Subdrilling 0 0.57 0.6 M

Panjang Isian 3.20 5.24 3.77 M

Kedalaman 6 6.57 5.17 M

Tinggi Jenjang 6 6 4.57 M

Volume 28.49 31,92 21,02 M3

Powder factor 0.27 0.40 0.44 Kg/m3

Fragmentasi 30.45 24,32 21.35 Cm

Distribusi Frag < 50 cm 66,87 91,82 92,70 %

Page 86: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

72

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan geometri aktual di lapangan fragmentasi hasil dari kegiatan

peledakan yang memiliki ukuran material ≤ 50 cm berkisar 66,87% dan hasil

fragmentasi dengan menggunakan perangkat lunak Split Desktop dengan

ukuran 50 cm berkisar 66,06%, sedangkan fragmentasi dengan geometri usulan

R.L Ash dan C.J Konya adalah 91, 82 % dan 92,70 %.

2. Geometri peledakan yang aktual di lapangan adalah dengan ukuran burden

2,24 m, spacing 2,12 m, kedalaman lubang tembak 6 m, tinggi jejang 6 m dan

panjang muatan bahan peledak 3,20 m, sedangkan geometri yang ideal

memiliki 2 jenis geometri usulan yang berbeda berdasarkan metode yang

digunakan, dimana pada metode R.L. Ash burden yang berkisar 1,9 m, spacing

berkisar 2,8 m, dengan kedalaman lubang tembak sebesar 6,57 m dimana

lubang tersebut memiliki subdriling sebesar 0,57 m, stemming 1,33 m, panjang

muatan bahan peledak 5,24 m, dan tinggi jejang 6 m. Sedangkan dengan

metode C.J Konya burden yang berkisar 2 m, spacing berkisar 2,3 m, dengan

kedalaman lubang tembak sebesar 5,17 m dimana lubang tersebut memiliki

subdriling sebesar 0,6 m, panjang muatan bahan peledak 3.77 m, stemming

sebesar 1,4 m dan tinggi jejang 4.57 m.

3. Jumlah powder factor yang digunakan berdasarkan geometri aktual di lapangan

adalah 0,27 kg/m3, sedangkan powder factor yang optimum digunakan adalah

0,44 kg/m3.

Page 87: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

73

4. Bentuk pola akhir peledakan menggunakan SHOTPlius-I dengan geometri

usulan pada PT. KAS dapat dilihat pada lampiran L dimana proses peledakan

dengan meledak secara beruntun tiap lubangnya, dan arah lemparan batu

kearah free face.

6.2. Saran

1. Melakukan perbaikan geometri peledakan yang sesuai dengan diameter mata

bor sehingga layak untuk melakukan kegiatan peledakan yang dekat dengan

perumahan penduduk dan fragmentasi yang dihasilkan supaya optimal.

2. Untuk mendapatkan rata-rata fragmentasi hasil peledakan yang lebih baik yaitu

sebesar ≤ 50cm, sebaiknya menerapkan geometri peledakan berdasarkan

persamaan C.J. Konya geometri tersebut seperti terdapat pada Tabel 5.2 di

halaman 67.

3. Memperhatikan isian stemming agar tidak terjadi lose stemming pada saat

pengisian material penutup bahan peledak pada lubang ledak dan akan lebih

baik jika material stemming yang digunakan berukuran 3/5 supaya nilai powder

factor yang didapatkan lebih efisien.

4. Untuk pola peledakan sebaiknya diledakkan beruntun tiapa lubang ledak

supaya getaran yang hasilkan tidak terlalu kuat.

5. Perlu dilakukan koordinasi yang lebih baik antara instansi-instansi yang terkait

dengan kegiatan peledakan, sehingga kegiatan peledakan dapat berjalan dengan

lebih baik dan efisien.

Page 88: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Alek Al Hadi dan Taufik Toha, Redesign Geometri Peledakan Untuk

Mendapatkan Fragmentasi Batuan yang Optimal di Prebench PT.

Bukit Asam (Persero) TBK. Jurnal Teknik Pertambangan.Uiversitas

Sriwijaya. diakses pada tanggal 02 Januari 2017.

Anonim, Diklat Teknik Pemberaian Batuan Pada Penambangan Bahan

Galian, UPN ”Veteran” Yokyakarta. Yokyakarta, 2013.

Anonim. Data-data dan Arsip laporan PT. Koto Alam Sejahtera, PT. Koto

Alam Sejahetra: Pangkalan, 2016.

Ditta Listine. Studi Teknis Penentuan Geometri Peledakan dan Powder Factor

Pada Pembongkaran Bijih Besi di PT. Putera Bara Mitra, Desa

Mentawakan Mulya Kec. Mantawe, Kab. Tanah Bumbu, Kalimantan

Selatan. Jurnal Teknik Pertambangan. Universita Lambung Mangkurat.

diakses pada tanggal 29 Desember 2016.

Heri Agus Setiawan. Kajian Teknis Geometri Peledakan Batu Kapur di Bukit

Karang Putih Kelurahan Indarung PT. Semen Padang Sumatera

Barat. Jurnal Teknik Pertambangan. Uiversitas Sriwijaya. diakses pada

tanggal 25 November 2016.

Hidayatul Ikhwan, dkk. Penggunaan Elektronik Detonator Dyno Nobel Guna

Mereduksi Biaya Pembongkaran Overburden Batubara Pada Area

Penambangan PT. Adaro Indonesia Jurnal Teknik Pertambangan.

Universitas Bandung. 21 Desember 2016.

Indra Gumanti Putra. Evaluasi Geometri Peledakan Terhadap Fragmentasi

Batuan Menggunakan Bahan Peledak ANFO dan Bulk Emulsion Pada

Lapisan Interburden PIT 4500 Blok Selatan PT. Pama Persada-

Dahana (PERSERO) Jobsite Melak Kalimantan Timur. Jurnal Teknik

Pertambangan. Universitas Sriwijaya. diakses pada tanggal 29 November

2016.

Moamar Aprilian Ghadafi. Kajian Teknis Geometri Peledakan Berdasarkan

Analisis Blastability dan Digging Rate Alat Gali Muat di PIT MT-4

Tambang Air Laya PT. Bukit Asam PERSERO Tbk Tanjung Enim

Sumatera Selatan, Jurnal Teknik Pertambangan. Universitas Sriwijaya.

diakses pada tanggal 02 Januari 2017.

Muhammad Armansyah, dkk. Modifikasi Geometri Peledakan Dalam Upaya

Mencapai Target Produksi 80.000 ton/bulan dan Mendapatkan

Fragmentasi yang Diinginkan pada Tambang Granit PT. Kawasan

Dinamika Harmonitama Kabupaten Karimun Kepulauan Riau .Jurnal

Teknik Pertambangan. Universitas Sriwijaya. 21 Desember 2016.

Page 89: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

Rico Ervil, dkk. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi. Sekolah Tinggi

Teknologi Industri, Padang, 2016.

Riski Lestari Handayani, dkk. 2015. Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap

Fragmentasi Batuan Pada PT. Pama Persada Nusantara Site Adaro

Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Geomine Volume 03. diakses pada

tanggal 14 Januari 2017.

Santika Adi Pradhana. Kajian Teknis Peledakan pada Kegiatan

Pembongkaran Lapisan Penutup Untuk Meningkatkan Produktivitas

Alat Muat Di PT. Thiess Contractors Indonesia Melak, Kalimantan

Timur. Jurnal Teknik Pertambangan. UPN “Veteran” Yogyakarta. 14

Januari 2017.

Singgih Saptono, Teknik Peledakan, UPN “Veteran” Yokyakarta, Yokyakarta,

2006.

Zulham nurcahya, dkk. Pemodelan Geometri Peledakan Dengan Menggunakan

Persamaan R.L Ash Untuk Mengetahui Tingkat Fragmentasi Pada

Quary Batuan Andesit PT. Batu Sarana Persada Kec Cigudek Kab.

Bogor Jawa Barat. Jurnal Teknik Pertambangan. Universitas Bandung.

diakses pada tanggal 10 Desember 2016.

Widia Afrileni,. Kajian Teknis Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap

Fragmentasi Overburden Dengan Menggunakan Metode R.L.ASH dan

KJ. Konya di Tambang Batubara PT. NAL. Sekolah Tinggi Teknologi

Industri, Padang, 2011

Page 90: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

74

Page 91: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

75

Page | 75

Page 92: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

75

Page | 76

Page 93: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

77

Lampiran D

Spesifikasi Bahan Peledak dan Alat Bor

1. Amonium Nitrate Fuel Oil (Anfo)

Merek : Danfo

Buatan : PT. Dahana Tasikmalaya-Indonesia

Bentuk ukuran : 6 – 20 mesh

Komposisi beret : NH4NO3

VOD : 3.000 m/s

Densitas Bahan Peledak (SGe) : 0,83 gr/cm3

Kec rambat ledak ANFO (Ve) : 3300 m/s

Ketahanan terhadap air : buruk

Berat/sak : 25 kg

Densitas Batuan (SGr) : 2.6 ton/m3.

Relative Weight Strength ANFO (E) : 100

Mengetahui

Pembimbing lapangan

Analis Fadli, S.T.

Page 94: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

78

Lampiran D

Spesifikasi Bahan Peledak dan Alat Bor

2. Dynamite

Merek : Daya Gel

Buatan : PT. Dahana Tasikmalaya-Indonesia

Ukuran Catridge : 18,5 cm x 32 mm

Berat Cartridge : 200 gr

Kekuatan : 80 % “Srtength”

Berat jenis : 1,4 gr/cc

Kertas pembungkus : Parafine

Berat per peti : 21 kg

Berat per peti netto : 20 kg

Isi per peti : 110 Cartridge

Mengetahui

Pembimbing lapangan

Analis Fadli, S.T.

Page 95: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

79

Lampiran D

Spesifikasi Bahan Peledak dan Alat Bor

3. Alat Bor

Merek : FURUKAWA

Type : FCR 200

System : Percussive Rotary

Mesin : Caterpillar

Rod : Panjang 6 meter,

Bit : diameter 3 inch

Mengetahui

Pembimbing lapangan

Analis Fadli, S.T.

Page 96: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

80

LAMPIRAN E

GEOMETRI AKTUAL

1. Data 1

N0 Burden

(M)

Spacing

(M)

Steming (M) PC Tinggi

Jenjang (L)

1 2.31 2 2.4 3.6 6

2 2.39 2.5 2.04 3.96 6

3 2.27 2.01 1.8 4.2 6

4 2.95 1.18 1.52 4.48 6

5 3.21 1.56 2.15 3.85 6

6 2.21 1.87 1.73 4.27 6

7 1.11 1.95 3.23 2.77 6

8 1.4 2.08 1.78 4.22 6

9 2.43 2.12 1.63 4.37 6

10 1.2 2,21 2.43 3.57 6

11 2 2,42 3.5 2.5 6

12 1.13 3.2 1.59 4.41 6

13 1.06 1.65 2.62 3.38 6

14 1.87 2.09 2.21 3.79 6

15 2.11 1.54 3.2 2.8 6

16 2.89 2.5 3.9 2.1 6

17 2,43 2.4 1.85 4.15 6

18 1.92 3 3.12 2.88 6

19 2.5 2.19 2.32 3.68 6

20 2 2.3 2.1 3.9 6

Jumlah 38.96 38.14 47.12 72.88 120

Rata-Rata 2.05 2.12 2.36 3.64 6.00

Page 97: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

81

2. Data 2

N0 Burden

(M)

Spacing

(M)

Steming (M) PC Tinggi Jenjang

(L)

1 1.8 2,32 3 3 6

2 1.6 2.45 1.55 4.45 6

3 3 1.9 2.14 3.86 6

4 1.8 2.1 1.73 4.27 6

5 2.6 2.06 1.67 4.33 6

6 2.3 2.21 3.45 2.55 6

7 2.2 1.87 2.32 3.68 6

8 3.12 2 2.93 3.07 6

9 3.01 2.04 2.12 3.88 6

10 2.64 2.05 2.59 3.41 6

11 1.94 2.1 3.21 2.79 6

12 2.6 1.87 3.2 2.8 6

13 2.2 2.15 2.09 3.91 6

14 2.1 2.65 2.53 3.47 6

15 2.53 1.3 3.56 2.44 6

16 2.13 1.98 1.68 4.32 6

17 1.82 2.31 2.2 3.8 6

18 2.56 2.17 2.85 3.15 6

19 2.4 3.21 2.54 3.46 6

20 3.1 2.07 2.6 3.4 6

jumlah 47.45 40.49 49.96 70.04 120

Rata-rata 2.37 2.13 2.50 3.50 6.00

Page 98: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

82

3. Data 3

N0 Burden

(M)

Spacing (M) Stemming (M) PC (M) Tinggi Jenjang

(M)

1 1.12 1.78 3 3.34 6

2 2.1 2.12 3.5 2.5 6

3 2.23 2.15 3.12 2.88 6

4 1.28 1.96 2.98 3.02 6

5 2.51 1.93 3.5 2.5 6

6 2.3 2.6 3.32 2.68 6

7 2.3 1.97 2.45 3.55 6

8 2.6 2.3 3.54 2.46 6

9 2.84 2.52 3.21 2.79 6

10 2.6 2.6 3.21 2.79 6

11 2.43 2.1 3.09 2.91 6

12 2.3 1.9 3.16 2.84 6

13 2.11 2.32 3.12 2.88 6

14 1.98 2.12 3.21 2.79 6

15 2.32 2.3 3.53 2.47 6

16 2.23 2.34 3.42 2.58 6

17 2.21 1.98 3.05 2.95 6

18 1.98 1.87 3.02 2.98 6

19 2.5 2.12 3.27 2.73 6

20 2.12 1.98 2.61 3.39 6

jumlah 30.7 42.96 63.31 57.03 78

Rata-rata 2.19 2.15 3.17 2.85 6.00

Page 99: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

83

4. Data 4

N0 Burden

(M)

Spacing

(M)

Stemming (M) PC Tinggi Jenjang

(L)

1 2.5 1.75 2.43 3.57 6

2 2.43 2.2 2.3 3.7 6

3 2.31 3.1 3.4 2.6 6

4 2.1 2.05 3.93 2.07 6

5 1.25 2 3.1 2.9 6

6 2.76 2.12 3.02 2.98 6

7 2.5 1.52 4.3 1.7 6

8 2.85 1.8 3.5 2.5 6

9 2.7 1.78 2.1 3.9 6

10 2.12 2.22 3.98 2.02 6

11 2.42 1.98 3.11 2.89 6

12 2.31 1.97 3.32 2.68 6

13 1.97 1.32 3.09 2.91 6

14 2.54 2.57 3.21 2.79 6

15 2.34 2.62 3.42 2.58 6

16 2.14 2.32 3.54 2.46 6

17 2.38 1.76 3.25 2.75 6

18 2.21 2.11 3.12 2.88 6

19 2.5 2.13 3.03 2.97 6

20 2.65 2.32 3.02 2.98 6

jumlah 46.98 41.64 64.17 55.83 120

Rata-rata 2.35 2.08 3.21 2.79 6.00

Page 100: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

84

5. Hasil Akhir

No Burden

(M)

Spacing

(M)

Stemming

(M)

PC Tinggi

Jenjang (L)

1 2.05 2.12 2.36 3.64 6.00

2 2.37 2.13 2.50 3.50 6.00

3 2.19 2.15 3.17 2.85 6.00

4 2.35 2.08 3.21 2.79 6.00

Jumlah 8.96 8.48 11.25 12.79 24.00

Rata-rata 2.24 2.12 2.81 3.20 6.00

Mengetahui

Pembimbing Lapangan

Analis Fadli, S.T

Page 101: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

85

LAMPIRAN F

RANCANGAN GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN

PERSAMAAN R. L. ASH dan NILAI POWDER FACTOR

A. Geometri Peledakan

1. Burden (B)

KB = KBstd × AF1 × AF2)

KBstd = 30

AF1 = 𝐷𝑠𝑡𝑑

𝐷

1/3

AF2 = 𝑆𝐺𝑒 .𝑉𝑒²

𝑆𝐺𝑠𝑡𝑑 .𝑉𝑒𝑠𝑡𝑑 ²

1/3

Dimana:

Dstd = 160 lb/cuft

D = 2,6 ton/m3

= 162,4 lb/cuft (Lampiran D)

SGe = 0,83 gr/cm3

(Lampiran D)

Ve = 3.300 m/s = 10.827,3 fps (Lampiran D)

SGstd = 1,20 gr/cm2

Vestd = 12.000 fps

AF1 = 160 lb /cuft

162.4 lb /cuft 1/3

AF1 = 1

AF2 = 0,83 x 10.827,3²

1,2 x 12.000² 1/3

= 0.83

KB = 30 × 1 × 0,83

KB = 24,70

Page 102: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

86

B = KB ×De

12

De = 3 inchi (Lampiran D)

B = 24,70 ×3 inchi

12

B = 6,175 ft = 1,9 m

2. Spacing (S)

S = KS × B

Dimana:

KS = 1,00 – 2,00

KS = 1,50 (karena system peledakan dengan millisecond delay)

S = 1,50 × 1,9 m

S = 2,8 m

3. Stemming (T)

T = KT × B

Dimana:

KT = 0,70 (Untuk mengontrol air blast dan stress balance)

T = 0,70 × 1,9 m

T = 1,33 m

4. Subdrilling (J)

J = KJ × B

Dimana:

KJ = 0,30 (Tergolong batu masif)

J = 0,30 × 1,9 m

J = 0,57 m

Page 103: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

87

5. Tinggi Jenjang (L)

Tinggi jenjang tidak dirubah sehingga tinggi jenjang sama dengan tinggi

jenjang saat ini yakni sebesar 6 meter. Dengan usulan perubahan ukuran

burden menjadi 1,9 meter, maka harga stiffnes ratio perbaikan sebesar 3,16

sedangkan harga stiffness ratio saat ini di lapangan sebesar 2,68.

6. Kedalaman Lubang Tembak

Kedalaman lubang ledak berdasarkan pada hole depth ratio (Kh) yang

harganya antara 1,50-4,00. hal ini serupa dengan stiffness ratio.

Kh = H/B

H = L + J

= 6 m + 0,57 m

= 6,57 m

Haraga Kh = 6,57/1,9

= 3,45 ( haraga stiffnes ratio baik karena tidak melebihi 4)

7. Powder Colomn (PC)

PC = H − T

Dimana:

H = 6,57 m

T = 1,33 m

PC = 6,57 m – 1,33 m

PC = 5,24 m

B. Nilai Powder Factor

B = 1,9 m

Page 104: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

88

S = 2,8 m

L = 6 m

n = 53

PC = 5,24 m

V/lubang = 1,9 m × 2,8 m × 6 m = 31,92 m3

V/peledakan = 31,92 m3 x 53 = 1.691,76 m

3

Pf = 𝑬

𝐕

E = de x PC × n

de = 0.508 x De2 x SG

SGe = 0,83 gr/cm3

(Lampiran D)

de = 0,508 × (7,62 cm)2 × 0,83 gr/cm

3

= 24,48 gr/cm = 2,448 kg/m

E = PC x de x n

= 5,24 m x 2,448 kg/m x 53

= 679,85 kg

Pf =679,85 kg

1.691,76 𝑚3

Pf = 0,40 kg/m3

Page 105: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

89

LAMPIRAN G

RANCANGAN GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN

PERSAMAAN CJ. KONYA dan NILAI POWDER FACTOR

C. Geometri Peledakan

1.Burden (B)

B = 3,15 × 𝐷𝑒 × 𝑆𝐺𝑒

𝑆𝐺𝑟

1/3

Dimana:

De = 3 inchi (Lampiran D)

SGe = 0,83 gr/cc (Lampiran D)

SGr = 2,60 ton/m3

(Lampiran D)

B = 3,15 × 3 × 0,83

2,6

1/3

B = 6.46 ft ≈ 1.96 m ≈ 2 m

2. Spacing (S)

S = (L + 7B)/8

S = (4,57 +7 x 2)/8

S = 18,57/8

S = 2,3 m

3. Stemming (T)

T = 0,70 x B

T = 0,70 x 2 m

T = 1,4 m

Page 106: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

90

4. Subdrilling (J)

J = 0,30 B

J = 0,30 × 2 m

J = 0,6 m

5. Tinggi Jenjang (L)

L = 5 x De (inchi)

L = 5 × 3

L = 15 ft ≈ 4,57 m

6. Kedalaman Lubang (H)

H = L + J

H = 4,57 m + 0,6 m

H = 5,17 m

7. Panjang Kolom isian (PC)

PC = H – T

PC = 5,17 m – 1,4 m

PC = 3.77 m

D. Nilai Powder Factor

B = 2 m

S = 2,3 m

L = 4,57 m

n = 53

PC = 3,77 m

V/lubang = 2 m × 2,3 m × 4,57 m = 21.02 m3

Page 107: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

91

V/peledakan = 21,02 m3 x 53 = 1.114,06 m

3

Pf = 𝑬

𝐕

E = de x PC × n

de = 0,508 x De2 x SG

SGe = 0,83 gr/cm3

(Lampiran D)

de = 0,508 × (7,62 cm)2 × 0,83 gr/cm

3

= 24,48 gr/cm

= 2,448 kg/m

E = PC x de x n

= 3.77 m x 2.448 kg/m x 53

= 489,13 kg

Pf =489,13 kg

1.114,06 𝑚3

Pf = 0.44 kg/m3

Page 108: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

92

Lampiran H

PERHITUNGAN PREDIKSI FRAGMENTASI DENGAN MODEL

KUZ–RAM BERDASARKAN R. L. ASH

Sebuah model yang banyak digunakan oleh para ahli untuk

memperkirakan fragmentasi hasil peledakan adalah model Kuz-Ram:

X = Ao x

Q

V8,0

x Q0,17

x ( E / 115 ) -0,63

Dimana:

A’ = 7 (termasuk batuan yang memiliki masa batuan yang cukup lunak)

V = B x S x L = 1,9 x 2,8 x 6 = 31,92 M3

Q = 12,82 kg/m

E = 100 RWS ANFO (Lampiran D)

X = 7 x 31,92

12,82

0.8x 12,82

0.17 x ( 100 / 115 )

-0.63

X = 7 x 2,07 x 1,54 x 1,09

X = 24,32 cm

Dari persamaan di atas kemudian ditentukan distribusi ukuran fragmentasi

sebagai berikut:

n = 2,2 − 14 𝐵

𝐷𝑒 x

1+𝐴

2

0.5

x 1 −𝑊

𝐵 x

PC

L

Dimana:

B = 1,9 m (Lampiran F)

S = 2,8 m (Lampiran F)

De = 76 mm (Lampiran D)

W = 1 m

Page 109: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

93

A = 1,47

PC = 5,24 (Lampiran F)

L = 6 m (Lampiran F)

n = 2.2 − 14 1.9

76 x

1+1.47

2

0.5

x 1 −0

2 x

5.24

6

n = 1,85 x 1,11 x 1,00 x 0,87

n = 1,78

Xc = 𝑋

(0.693)1/𝑛

Xc = 24,32

(0.693)1/1,78

Xc = 29,86

Jadi, distribusi fragmentasi dapat dihitung sebagai berikut:

Rx = 𝑒− 𝑥/𝑥𝑐 𝑛 x 100 %

a. X = 5 cm

R5 = e-(5/29,86)1,78

x 100% = 95,93%

b. X = 10 cm

R10 = e-(10/29,86)1,78

x 100% = 86,70%

c. X = 15 cm

R15 = e-(15/29,86)1,78

x 100% = 74,55%

d. X = 20 cm

R20 = e-(20/29,86)1,78

x 100% = 61,26%

e. X = 25 cm

R25 = e-(25/29,86)1,78

x 100% = 48,24%

Page 110: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

94

f. X = 30 cm

R30 = e-(30/29,86)1,78

x 100% = 36,48%

g. X = 35 cm

R35 = e-(35/29,86)1,78

x 100% = 26,53%

h. X = 40 cm

R40 = e-(40/29,86)1,78

x 100% = 18,58%

i. X = 45 cm

R45 = e-(45/29,86)1,78

x 100% = 12,55%

j. X = 50 cm

R50 = e-(50/29,86)1,78

x 100% = 8,18%

k. X = 55 cm

R55 = e-(55/29,86)1,78

x 100% = 5,15%

l. X = 60 cm

R60 = e-(60/29,86)1,78

x 100% = 3,13%

m. X = 65 cm

R65 = e-(65/29,86)1,78

x 100% = 1,84%

n. X = 70 cm

R70 = e-(70/29,86)1,78

x 100% = 1,05%

o. X = 75 cm

R75 = e-(75/29,86)1,78

x 100% = 0,57%

p. X = 80 cm

R80 = e-(80/29,86)1,78

x 100% = 0,30%

q. X = 85 cm

R85 = e-(85/29,86)1,78

x 100% = 0,16%

Page 111: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

95

r. X = 90 cm

R90 = e-(90/29,86)1,78

x 100% = 0,08%

s. X = 95 cm

R95 = e-(95/29,86)1,78

x 100% = 0,03%

t. X = 100 cm

R100 = e-(100/29,86)1,78

x 100% = 0,01%

Page 112: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

96

Lampiran I

PERHITUNGAN PREDIKSI FRAGMENTASI DENGAN MODEL

KUZ–RAM BERDASARKAN CJ.KONYA

Untuk mengetahui hasil fragmentasi berdasarkan geometri peledakan

rancangan CJ. Konya, maka dapat dihitung sebagai berikut:

Sebuah model yang banyak digunakan oleh para ahli untuk

memperkirakan fragmentasi hasil peledakan adalah model Kuz-Ram:

X = Ao x

Q

V8,0

x Q0.17

x ( E / 115 ) -0.63

Dimana:

A’ = 7 (termasuk batuan yang memiliki masa batuan yang cukup lunak)

V = B x S x L = 2 x 2,3 x 4,57 = 21,02 m3

Q = 9,23 kg

E = 100 RWS ANFO, (Lampiran D)

X =7 x 21,02

9,23

0.8x 9,23

0.17 x ( 100 / 115 )

-0.63

X = 7 x 1,93 x 1,45 x 1,09

X = 21,35 cm

Dari persamaan di atas kemudian ditentukan distribusi ukuran fragmentasi

sebagai berikut:

n = 2,2 − 14 𝐵

𝐷𝑒 x

1+𝐴

2

0.5x 1 −

𝑊

𝐵 x

PC

L

Dimana:

B = 2 m (Lampiran G)

Page 113: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

97

S = 2,3 m (Lampiran G)

De = 76 mm (Lampiran D)

W = 1 m

A = 1,15

PC = 3,77 (Lampiran G)

L = 4,57 m (Lampiran G)

n = 2,2 − 14 2

76 x

1+1,15

2

0,5x 1 −

0

2 x

3,78

4,57

n = 1.83 x 1.03 x 1.00 x 0.83

n = 1.56

Xc = 𝑋

(0.693)1/𝑛

Xc = 21,35

(0.693)1/1,56

Xc = 26,99

Jadi, distribusi fragmentasi dapat dihitung sebagai berikut:

Rx = 𝑒− 𝑥/𝑥𝑐 𝑛 x 100 %

a. X = 5 cm

R5 = e-(5/26,99)1,56

x 100% = 93,04%

b. X = 10 cm

R10 = e-(10/26,99)1,56

x 100% = 80,85%

c. X = 15 cm

R15 = e-(15/26,99)1,56

x 100% = 67,03%

Page 114: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

98

d. X = 20 cm

R20 = e-(20/26,99)1,56

x 100% = 53,44%

e. X = 25 cm

R25 = e-(25/26,99)1,56

x 100% = 41,17%

f. X = 30 cm

R30 = e-(30/26,99)1,56

x 100% = 30,74%

g. X = 35 cm

R35 = e-(35/26,99)1,56

x 100% = 22,31%

h. X = 40 cm

R40 = e-(40/26,99)1,56

x 100% = 15,76%

i. X = 45 cm

R45 = e-(45/26,99)1,56

x 100% = 10,86%

j. X = 50 cm

R50 = e-(50/26,99)1,56

x 100% = 7,30%

k. X = 55 cm

R55 = e-(55/26,99)1,56

x 100% = 4,80%

l. X = 60 cm

R60 = e-(60/26,99)1,56

x 100% = 3,08%

Page 115: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

99

m. X = 65 cm

R65 = e-(65/26,99)1,56

x 100% = 1,94%

n. X = 70 cm

R70 = e-(70/26,99)1,56

x 100% = 1,20%

o. X = 75 cm

R75 = e-(75/26,99)1,56

x 100% = 0,72%

p. X = 80 cm

R80 = e-(80/26,99)1,56

x 100% = 0,43%

q. X = 85 cm

R85 = e-(85/26,99)1,56

x 100% = 0,25%

r. X = 90 cm

R90 = e-(90/26,99)1,56

x 100% = 0,14%

s. X = 95 cm

R95 = e-(95/26,99)1,56

x 100% = 0,08%

t. X = 100 cm

R100 = e-(100/26,99)1,56

x 100% = 0,04%

Page 116: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

100

LAMPIRAN J

Model Akhir Peledakan dengan Menggunakan Perangkat Lunak SHOTPlus-i

A. Tanggal 11 Februari 2017

1. Data 1

Page 117: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

101

2. Data 2

Page 118: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

102

3. Data 3

Jumlah Lubang Ledak : 77 Lubang Pembimbing Lapangan

Jumlah Detonator : 77 Buah Burden : 2.05 m

Jumlah Primer : 77 Buah Spacing : 2.12 m

Jumlah Delay No. 2 : 21 Buah Stemming : 2.36 m

Jumlah Delay No. 4 : 30 Buah Kedalaman : 6 m

Jumlah Delay No. 6 : 26 Buah Analis Fadli, S.T.

Ket: Apabila kabel induk telah di aliri arus listrik maka lubang ledak yang

tersambung pada kabel induk tersebut akan meledak dan memilik waktu

tunda terhadap lubang ledak yang lainnya, sehingga urutan peledakan mulai

dari delay yang paling kecil yaitu delay No. 2 setelah itu delay yang No.4 dan

No. 6 disambung lagi untuk peledakan selanjutnya.

Page 119: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

103

B. Tanggal 15 Februari 2017

1. Data 1

Page 120: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

104

2. Data 2

Page 121: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

105

3. Data 3

Jumlah Lubang Ledak : 67 Lubang Pem. Lapangan

Jumlah Detonator : 67 Buah Burden : 2.37 m

Jumlah Primer : 67 Buah Spacing : 2.13 m

Jumlah Delay No. 2 : 24 Buah Stemming : 2.50 m

Jumlah Delay No. 4 : 23 Buah Kedalaman : 6 m

Jumlah Delay No. 6 : 20 Buah Analis Fadli, S.T.

Ket: Apabila kabel induk telah di aliri arus listrik maka lubang ledak yang

tersambung pada kabel induk tersebut akan meledak dan memilik waktu

tunda terhadap lubang ledak yang lainnya, sehingga urutan peledakan mulai

dari delay yang paling kecil yaitu delay No. 2 setelah itu delay yang No.4

dan No. 6 disambung lagi untuk peledakan selanjutnya.

Page 122: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

106

C. Tanggal 18 Februari 2017

1.Data 1

Page 123: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

107

2.Data 2

Jumlah Lubang Ledak : 41 Lubang Pem. Lapangan

Jumlah Detonator : 41 Buah Burden : 2.19 m

Jumlah Primer : 41 Buah Spacing : 2.15 m

Jumlah Delay No. 2 : 20 Buah Stemming : 3.18 m

Jumlah Delay No. 4 : 11 Buah Kedalaman : 6 m

Jumlah Delay No. 6 : 10 Buah Analis Fadli, S.T.

Ket: Apabila kabel induk telah di aliri arus listrik maka lubang ledak yang

tersambung pada kabel induk tersebut akan meledak dan memilik waktu

tunda terhadap lubang ledak yang lainnya, sehingga urutan peledakan mulai

dari delay yang paling kecil yaitu delay No. 2 setelah itu delay yang No.4

dan No. 6 disambung lagi untuk peledakan selanjutnya.

Page 124: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

108

D. Tanggal 22 Februari 2017

Jumlah Lubang Ledak : 27 Lubang Pem. Lapangan

Jumlah Detonator : 27 Buah Burden : 2.35 m

Jumlah Primer : 27 Buah Spacing : 2.08 m

Jumlah Delay No. 2 : 11 Buah Stemming : 3.21 m

Jumlah Delay No. 4 : 10 Buah Kedalaman : 6 m

Jumlah Delay No. 6 : 6 Buah Analis Fadli, S.T.

Ket: Apabila kabel induk telah di aliri arus listrik maka lubang ledak yang

tersambung pada kabel induk tersebut akan meledak dan memilik waktu

tunda terhadap lubang ledak yang lainnya, sehingga urutan peledakan mulai

dari delay yang paling kecil yaitu delay No. 2 setelah itu delay yang No.4

dan No. 6 disambung lagi untuk peledakan selanjutnya.

Page 125: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

109

LAMPIRAN K

Perhitungan Fragmentasi dengan Menggunakan Split Desktop 2.0

1. Data 1 dan 2

Dari perhitungan menggunakan software split desktop diatas persentasi batuan yang

berukuran ≤ 50 cm adalah 67,71 % dan 85,64 %,

Page 126: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

110

2. Data 3 dan 4

Dari perhitungan menggunakan software split desktop diatas persentasi batuan yang

berukuran ≤ 50 cm adalah 64,36% dan 78,77%,

Page 127: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

111

3. Data 5 dan 6

Dari perhitungan menggunakan software split desktop diatas persentasi batuan yang

berukuran ≤ 50 cm adalah 59,20 % dan 34,61%.

Page 128: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

112

4. Data 7 dan 8

Dari perhitungan menggunakan software split desktop diatas persentasi batuan yang

berukuran ≤ 50 cm adalah 48,79% dan 89,39 %.

Page 129: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

113

Rekapitulasi hasil dari perhitungan fragmentasi menggunakan Split Desktop 2.0

Ukuran

(cm)

Data 1

(%)

Data 2

(%)

Data 3

(%)

Data 4

(%)

Data 5

(%)

Data 6

(%)

Data 7

(%)

Data 8

(%)

0,4 1,12 1,92 2,13 1,30 0,47 0,18 4,28 0,37

0,5 1,52 2,55 2,86 1,76 0,64 0,25 5,58 0,54

0,7 2,11 3,49 3,73 2,44 0,91 0,36 6,62 0,87

1,1 2,92 4,74 4,91 3,36 1,30 0,52 7,99 1,35

1,6 4,16 6,61 6,61 4,76 1,98 0,81 9,8 2,17

2,2 5,60 8,73 8,51 6,38 2,79 1,17 11,67 3,22

3,1 7,70 11,75 11,14 8,72 4,04 1,73 14,10 4,92

4,4 10,61 15,80 14,60 11,94 5,86 2,58 17,05 7,55

6,3 14,65 21,22 19,15 16,36 8,54 3,87 20,65 11,62

8,8 19,61 27,64 24,45 21,74 12,06 5,61 24,58 17,18

12,5 26,34 35,93 31,26 28,95 17,17 8,28 29,35 25,50

25 44,81 55,96 43,46 47,65 32,61 17,42 40,16 50,18

50 67,71 85,64 64,36 78,77 59,20 34,61 48,79 89,39

75 84,43 99,80 88,13 96,45 79,49 48,16 65,62 95,88

100 94,16 100 98,28 100 92,38 60,51 84,98 100

200 100 100 100 100 100 93,73 100 100

400 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 130: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

114

Lampiran L

Model Akhir Peledakan Menggunakan Perangkat Lunak SHOTPlus-I dengan

Geometri Usulan Berdasarkan Persamaan R.L Ash

Burden : 1.9 m Dibuat Oleh

Spacing : 3.8 m

Stemming : 1.32 m

Kedalaman : 6.56 m

Panjang Isian : 5.25 m Alfi Rahman

Ket: Apabila kabel induk telah di aliri arus listrik maka lubang ledak yang

tersambung pada kabel induk tersebut akan meledak dan memilik waktu

tunda terhadap lubang ledak yang lainnya, sehingga urutan peledakan mulai

dari delay yang paling kecil yaitu delay No. 2 setelah itu delay yang No.4

disambung lagi untuk peledakan selanjutnya.

Page 131: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

115

Model Akhir Peledakan Menggunakan Perangkat Lunak SHOTPlus-I dengan

Geometri Usulan Berdasarkan Persamaan C.J Konya

Burden : 2.0 m Dibuat Oleh

Spacing : 2.3 m

Stemming : 1.4 m

Kedalaman : 5.17 m

Panjang Isian : 3.78 m Alfi Rahman

Ket: Apabila kabel induk telah di aliri arus listrik maka lubang ledak yang

tersambung pada kabel induk tersebut akan meledak dan memilik waktu

tunda terhadap lubang ledak yang lainnya, sehingga urutan peledakan mulai

dari delay yang paling kecil yaitu delay No. 2 setelah itu delay yang No.4

disambung lagi untuk peledakan selanjutnya.

Page 132: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

116

Page 133: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

116

2 Ditta

Listine,

Nurhakim,

Marelinus

Untung

Dwiatmok

o,

Excelsior

T.P.

Target produksi bijih besi sebesar 150,000 ton

per bulan (40,540 m3/bulan atau 4,054

m3/peledakan), namun pada kenyataannya target

produksi tersebut belum tercapai. Dalam setiap

peledakan menghendaki ukuran fragmentasi

yang sesuai dengan lebar bukaan crusher dan

nilai Powder Factor (PF) serendah mungkin.

Fragmentasi terlalu kasar (boulder) akan

menghambat (menghentikan) laju pengumpanan

pada proses peremukan batuan (crushing)

sehingga bisa merusak crusher dan persentase

boulder yang tinggi menghambat produksi bijih

besi sehingga tidak tercapainya target produksi

yang diinginkan.

1. Geometri peledakan yang optimum yaitu Geometri dengan

menggunakan burden antara 2.22 m – 2.5 m dengan spasi

2.5 m – 2.63 m, Powder Factor 0.8 kg/m3–0.85 kg/m3,

masih berada dibawah batasan maksimal nilai Powder

Factor yang ditentukan perusahaan yaitu 1.0 kg/m3.

Dengan penggunaan lubang ledak antara 118 - 127 lubang

sudah bisa memenuhi target peledakan yang diinginkan jika

dijalankan sesuai perencanaan yaitu 10 kali kegiatan

peledakan dalam 1 bulan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi fragmen batuan hasil

peledakan adalah kondisi lubang bor, Geometri peledakan

dan pengaruh air. Salah satu faktor utama yang paling

mempengaruhi fragmen hasil peledakan adalah penggunaan

Geometri peledakan. Untuk Geometri peledakan yang

menghasilkan fragmentasi hasil peledakan dengan hasil

optimum adalah Geometri peledakan dengan burden antara

2.22 m – 2.5 m dan spasi 2.5 m – 2.63 m, menghasilkan

ukuran fragmen rata-rata antara 24.61 cm – 25.32 cm dan

persentase boulder dari 13.09 % - 14.92 % (fragmentasi

baik jika persentase boulder dibawah 15 %).

3 Heri Agus

Setiawan

Penambangan batukapur dilakukan dengan

peledakan di jenjang -jenjang area penambangan.

Pada bulan februari tingkat produksi peledakan

belum maksimal, artinya kurang dari 16.000

ton/hari. Volume batuan yang dihasilkan dari

peledakan sebesar 13.468 ton/hari dan pada

fragmentasi batuan yang berukuran > 1 m

(boulder) sebesar 14,22 %. Hal ini dapat

1. Untuk mencapai target produksi semen 6.300.000 ton/tahun,

maka dibutuhkan batukapur 7.602.474 ton/tahun dan pada

bulan februari sekitar 463.963 ton/bulan (16.000 ton/hari).

2. Untuk mencapai target produksi peledakan batu kapur

sebesar 16.000 ton per hari,maka dipilih Geometri

peledakan usulan ketiga dengan besar; burden sebesar 4,6

meter, spacing sebesar 6,9 meter, subdrilling sebesar 1,8

meter, stemming sebesar 3,2 meter, kedalaman lubang ledak

Page 134: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

118

menyulitkan alat gali-muat dan alat peremuk

untuk beroperasi.

sebesar 7,3 meter, Jumlah lubang ledak yang digunakan

sebanyak 39 lubang dan pemilihan Geometri usulan ini

didasarkan pada perkiraan hasil produksi paling besar yaitu

mencapai 17.745 ton per hari atau sebesar 6.825 m3.

3. Dari Geometri usulan yang dipilih menghasilkan derajat

fragmentasi batuan yang berukuran > 100 cm sebesar 1,79

%, Hal ini menunjukkan bahwa jumlah boulder yang

dihasilkan lebih sedikit, sehingga alat gali-muat dan crusher

dapat bekerja lebih baik.

4 Hidayatul

Ikhwan,

Yuliadi,

Dudi

Nasrudin

Usman

Elektronik Detonator merupakan merupakan

detonator generasi terbaru yang dibuat dan

dirancang sedemikian khusus sebagai penyempurna

dari detonator generasi sebelumnya untuk lebih

memaksimalkan proses kinerja peledakan. Dengan

semakin besarnya kegiatan produksi

penambangan dan semakin banyaknya kebutuhan

akan bahan tambang maka kegiatan peledakan

dengan penggunaan elektronik detonator menjadi

perhatian penulis untuk melakukan penelitian

mengenai Penggunaan Elektronik Detonator

Guna Mereduksi Biaya Produksi Pembongkaran

Over Burden Batu Bara, adapaun tema penelitian ini

bisa disesuaikan dengan kondisi dan keadaan di

lapangan.

1. Pencapaian ukuran fragmentasi pada ukuran 0 - 30 cm

sebesar 60.81 %. Digging time alat muat Power Shovel

dan Excavator class 4000 dapat dinaikan persentase nya

hingga 10.36%.

2. Selisih biaya pengeboran dan peledakan per BCM pada

peledakan nonel dan elektronik detonator sebesar $ 0.019

per BCM. $133,021.89 per bulan, $1,596,262.65 per

tahun.

3. Reduksi jumlah lubang ledak antara peledakan nonel dan

elektronik sebanyak 2207 lubang, biaya pengeboran

lubang ledak yang dapat direduksi sebesar $ 45,235.60

per bulan dan $ 542,827.18 per tahun. Biaya peledakan

yang dapat direduksi dari total 2207 lubang ledak yaitu $

265,401.89 per bulan dan per tahun sebesar $

3,184.822.68. Total biaya keseluruhan yang dapat

direduksi pada aktivitas pemboran dan peledakan

menggunakan elektronik detonator dengan target produksi

7.000.000 BCM sebesar $423,306.13 per bulan,

$5,079,673.56 per tahun.

Page 135: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

119

5 Indra

Gumanti

Putra, M.

Taufik

Toha,

Djuki

Sudarmon

o

Pada Bulan Maret – Mei 2014 Geometri

peledakan yang diterapkan oleh perusahaan

belum optimum karena menghasilkan

fragmentasi batuan hasil peledakan dengan

ukuran lebih dari 1 meter besar dari 15 %, baik

itu bahan peledak ANFO ataupun bahan peledak

bulk emulsion. Perhitungan fragmentasi batuan

menggunakan metode Kuz-Ram. Geometri

peledakan aktual dengan bahan peledak ANFO

menghasilkan fragmentasi batuan hasil

peledakan dengan ukuran 1 meter sebesar 25,34

%Fragmentasi batuan hasil peledakan dengan

sedikit bongkah dan berukuran merata ( kurang

dari 15 % dari batuan yang terbongkar setiap

peledakan)

1.Geometri peledakan aktual dengan menggunakan bahan

peledak ANFO memiliki nilai burden dan spasi yang lebih

rapat jika dibandingkan dengan Geometri peledakan aktual

dengan menggunakan bahan peledak Bulk emulsion.

a. Pemakaian ANFO dengan arak burden 7 m, spasi 7,5 m,

kedalaman lubang ledak 7 m, subdrilling 0,5 m,

stemming 4 m, dan powder charge 3 m dengan nilai

powder factor 0,2 kg/m3.

b. Pemakaian bulk emulsion (Dabex73) memiliki jarak

burden 7,1 m, spasi 8,1 m, kedalaman lubang ledak 7,5

m, subdrilling 0,5 m, stemming 4 m, dan powder charge

3,5 m dengan nilai powder factor 0,27 kg/m3.

c. Hasil Perbandingan menggunakan metode Kuz-Ram pada

ukuran fragmentasi ≥ 100cm, dengan bahan peledak

ANFO sebesar 25,34 % dan fragmentasi dengan bahan

peledak bulk emulsion sebesar 18,45 %. Sehingga

diperlukan rekomendasi perbaikan Geometri peledakan

untuk memperbaiki fragmentasi batuan hasil ledakan

menjadi di bawah 15 %.

2.Metode Kuz-Ram yang membandingkan fragmentasi bahan

peledak ANFO dengan fragmentasi bahan peledak bulk

emulsion, yang lebih baik digunakan adalah bahan peledak

bulk emulsion yang menghasilkan fragmentasi lebih baik

dari bahan peledak ANFO dengan ukuran fragmentasi 18,45

% pada ukuran fragmentasi ≥ 100 cm.

3.Pembuatan rekomendasi Geometri peledakan baru bertujuan

untuk memperbaiki nilai fragmentasi batuan hasil peledakan

dari Geometri aktual menggunakan rumusan R.L. Ash, C.J.

Page 136: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

120

Konya, Anderson, Langefors dan Tamrock, dengan masing-

masing bahan peledak ANFO dan bulk emulsion.

Rekomendasi perbaikan Geometri peledakan untuk

menghasilkan fragmentasi yang optimum dengan persentase

di bawah 15% pada ukuran ≥ 100 cm dengan

merekomendasikan Geometri peledakan Langefors.

6 Moamar

Aprilian

Ghadafi,

Syamsul

Komar,

Djuki

Sudarmon

o.

Pengupasan lapisan interburden B2-C pada pit

tersebut dilakukan dengan menggunakan metode

pengeboran dan peledakan. Parameter yang

menentukan digging rate dan produktivitas alat

gali muat adalah fragmentasi batuan hasil

peledakan. Semakin besar ukuran fragmentasi

batuan hasil peledakan akan mengakibatkan

semakin sulitnya alat gali muat untuk menggali

batuan tersebut sehingga menyebabkan turunnya

produktivitas alat gali muat sedangkan semakin

kecil ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan

akan berdampak pada semakin mudahnya alat

gali muat untuk menggali batuan tersebut namun

untuk memperoleh fragmentasi yang sesuai

dengan ukuran bucket alat gali muat dibutuhkan

biaya peledakan cukup besar. Untuk

mendapatkan distribusi ukuran fragmentasi hasil

peledakan yang sesuai dengan ukuran bucket alat

gali muat maka salah satu parameter penting

yang harus diperhatikan adalah Geometri

peledakan.

1. Pada peledakan saat ini, rata - rata Geometri peledakan yang

diterapkan menggunakan burden sebesar 8,0 m, spasi 9,0 m,

tinggi jenjang 7,8 m, panjang kolom isian 3,7 m, stemming

4,1 m, subdrilling 0,0 m, dan kedalaman lubang ledak 7,8 m

serta powder factor 0,16 kg/m3.

2. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi ukuran fragmentasi

metode Kuz-Ram diketahui bahwa Geometri peledakan

yang diterapkan saat ini rata - rata menghasilkan boulder

(ukuran lebih dari 1 meter) sebesar 22,27 %, digging rate

rata - rata sebesar 1.312,64 Bcm/jam dan produktivitas

sebesar 724,58 Bcm/jam. Dengan jumlah boulder yang

cukup banyak tersebut maka proses penggalian (digging)

dengan menggunakan excavator PC Komatsu 2000 cukup

lama sehingga digging rate dan produktivitas dari alat

tersebut masih dikatakan belum optimal.

3. Berdasarkan hasil pembobotan massa batuan yang akan

diledakkan berupa rockmass description, joint plane

spacing, joint plane orientation, specific gravity influence,

dan hardness maka didapatkan nilai blastability index di

lokasi penelitian sebesar 33,13 sehingga Geometri

peledakan yang baik untuk diterapkan untuk lubang bor

6,75 inci adalah burden sebesar 5,5 m, spasi 8,0 m,

Page 137: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

121

kedalaman lubang ledak 8,2 meter, subdrilling 0,3 m, tinggi

jenjang 7,9 m, stemming 4,4 m, dan panjang kolom isian 3,8

m serta powder factor 0,20 kg/m3 sedangkan untuk lubang

bor 7,875 inci adalah burden sebesar 6,5 m, spasi 9,0 m,

kedalaman lubang ledak 8,3 m, subdrilling 0,3 m, tinggi

jenjang 8,0 meter, stemming 4,6 m, dan panjang kolom isian

3,7 m serta powder factor 0,20 kg/m3, dimana dari kedua

Geometri usulan tersebut menghasilkan persentase boulder

yang lebih kecil dibandingkan dengan Geometri yang

diterapkan saat ini.

7 Muhamma

d

Armansya

h, Ir. H.

Abuamat

HAK,

M.Sc,IE,

Makmur

Asyik

Peledakan merupakan salah satu faktor penting

dalam menentukan keberhasilan produksi yang

didapat dalam kegiatan penambangan terutama

pada penambangan dengan metode quarry.

Penerapan Geometri yang kurang tepat dalam

pengerjaan peledakan akan mengakibatkan

adanya terhambatnya proses produksi, terjadinya

flying rock, fragmentasi batuan hasil peledakan

yang didapat kurang memuaskan, berkurangnya

efisiensi biaya, dan tidak tercapainya target

produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam menghasilkan batu pecah sebagai End

Product, jumlah produksi yang dihasilkan PT.

Kawasan Dinamika

Harmonitama, terkadang sudah memenuhi

sasaran produksi yang telah ditetapkan oleh

pihak perusahaan yaitu sebesar 80.000 ton per

bulan. Namun pada bulan-bulan tertentu, tingkat

1. Geometri peledakan yang dilakukan oleh PT. Kawasan

Dinamika Harmonitama saat ini menghasilkan distribusi

fragmentasi yang masih belum memenuhi standar. Masih

terdapat boulder dengan ukuran >100 cm dalam persentase

> 5%. Hal ini dapat mengganggu proses produksi yang

terjadi di lapangan, karena boulder tersebut membutuhkan

proses lanjutan seperti dipecah menggunakan breaker

ataupun dengan melakukan secondary blasting.

2. Dengan Geometri peledakan aktual, didapatkan volume

hasil batuan per bulan masih belum mencapai target

produksi yang diinginkan perusahaan sebesar 80.000 ton.

Target produksi akan tercapai setelah dilakukan modifikasi

geometeri peledakan dengan rumusan CJ. Konya dan

didapatkan hasil produksi sebesar 85.044,96 Ton.

3. Setelah dilakukan modifikasi Geometri peledakan dengan

rumus CJ.Konya, didapatkan hasil ukuran fragmentasi

batuan yang berukuran >100 cm adalah sebesar 3,98%.

Jumlah tersebut lebih baik dibandingkan dengan

Page 138: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

122

produksi peledakan belum maksimal,

fragmentasi batuan hasil peledakan dirasa masih

kurang memuaskan dan terdapat bongkahan

batuan yang besar (boulder) dengan jumlah yang

cukup banyak yang menyulitkan alat gali-muat

dan alat peremuk untuk beroperasi, dimana

secara langsung akan menghambat proses

produksi selanjutnya.

fragmentasi boulder aktual yang masih >5%. Dengan

berkurangnya jumlah boulder, diharapkan kegiatan

produksi akan berjalan dengan lebih baik dan efisien.

8 Riski

Lestari

Handayani

, Jamal

Rauf

Husain,

Agus

Ardianto

Budiman.

Dalam sebuah tambang sering dijumpai batuan

yang relatif keras dan tidak dapat digali secara

bebas dan untuk memberaikan batuan tersebut

perlu proses peledakan. Proses peledakan ini

bertujuan untuk menghancurkan batuan agar

lebih mudah untuk digali dan dimuat kedalam

alat angkut. Sehingga operasi penambangan

dapat berjalan secara efektif dan efisien. Ukuran

fragmentasi hasil peledakan dapat dipengaruhi

oleh Geometri peledakan yang apabila ukuran

fragmentasinya melebihi 78 cm maka

akanoversize

1. Untuk mendapatkan hasil fragmentasi yang baik, maka

sebaiknya menggunakan kedalaman 8 meter, burden 8

meter, spacing 9 meter, dan panjang kolom isian 3,5 meter.

Akan menghasilkan 81,83 % lebih kecil dari ukuran 75 cm,

karena yang menjadi patokan dasar ukuran fragmentasi

adalah 78 cm.

2. Stemming yang terlalu panjang akan menyebabkan energi

yang dihasilkan dari bahan peledak tidak menyebar secara

merata sehingga ukuran fragmentasi kebanyakan yang

oversize. Burden dan spacing juga mempengaruhi ukuran

fragmentasi, jika burden sembilan meter dan spacing 10

meter dipakai pada material yang keras dengan bahan

peledak yang digunakan sedikit, maka daya hancur untuk

materialnya akan kurang dan menyebabkan fragmentasi

yang dihasilkan menjadi oversize.

9 Santika

Adi

Pradhana

Pekerjaan tambang terbuka pada tambang

batubara, peledakan produksi merupakan salah

satu metode yang

dominan dalam penggalian batuan dan batubara.

Keadaan jobsite Melak PT. Thiess Contractors

1. Penerapan burden di lapangan sebesar 8,5 m – 9 m, spasi

sebesar 9,5 m - 10 m, stemming sebesar 7,5 m, panjang

kolom isian sebesar 8 m, tinggi jenjang sebesar 8-15 meter,

subdrilling sebesar 0,5 m dan kedalaman lubang ledak

sebesar 15,5 meter, serta menghasilkan powder factor

Page 139: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

123

Indonesia (TCI) yang memiliki lapisan batubara

miring dengan kemiringan rata-rata 450

menimbulkan masalah pada proses

penambangannya, yaitu terbentuknya areal baji

sebagai hasil dari kegiatan peledakan tahap

sebelumnya. Perencanaan yang baik, mencakup

pemilihan alat bor yang tepat, penentuan

Geometri peledakan, pola pemboran dan

peledakan, pemilihan bahan peledak serta

pelaksanaan di lapangan yang sesuai dengan

prosedur dan pengawasan yang

bertanggungjawab akan sangat menentukan

keberhasilan proses pembongkaran sehingga

akan diperoleh hasil peledakan yang baik.

0,23kg/m3.

2. Berdasarkan perhitungan fragmentasi secara teoritis

dengan model Kuznetsov, material hasil peledakan yang

memiliki ukuran > 80 cm sebesar 24,59 %, sedangkan

perhitungan boulder di lapangan dengan metode

produktivitas alat muat alat angkut, material hasil

peledakan yang memiliki ukuran > 80 cm (boulder)

sebesar 33% - 37,42%. Penambahan lubang ledak miring

mengurangi presentase boulder dilapangan menjadi 23,60

tetap tidak sesuai dengan ketetapan perusahaan yaitu

boulder < 20%

3. Perhitungan Geometri peledakan berdasarkan teori RL.

Ash adalah burden sebesar 8 m, spasi 9 m, stemming

sebesar 8,3 m, panjang kolom isian 8,2 m, tinggi jenjang

15 m, subdrilling sebesar 1,6 m, dan kedalaman lubang

ledak sebesar 16,6 m serta powder factor 0,3 kg/m3

4. Berdasarkan perhitungan fragmentasi secara teoritis

dengan model Kuznetsov, material hasil peledakan

memiliki ukuran > 80 cm sebesar kurang dari 16,19%,

diharapkan boulder dilapangan dapat < 20 % seiring

diterapkannya penambahan lubang ledak miring

5. Produktivitas alat muat meningkat dengan penambahan

lubang miring dari 1245 m3/jam menjadi 1383,32 m3/jam

pada potongan terakhir.

6. Arah peledakan dilapangan tidak memperhatikan struktur

yang ada, dengan memperhatikan struktur yang ada, arah

peledakan yang diusulkan adalah N 225,50 E atau N 45,50

E.

Page 140: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

124

10 Zulham

Nurcahya,

Zaenal,

Yuliadi

Kegiatan penambangannya sendiri yaitu dilakukan

dengan peledakan, karena seperti yang kita ketahui

batuan andesit memiliki kekerasan batuan yang

cukup kuat sehingga tidak bisa dibongkar dengan

alat mekanis. Akan tetapi fragmentasi hasil

peledakannya sendiri memiliki hasil yang tidak

sesuai yang diharapkan perusahaan, yaitu

menghasilkan boulder sebesar 20 % dimana target

perusahaan yaitu menghasilkan ukuran boulder

sebesar 15 %. Faktor yang mempengaruhi

tingkat fragmentasi adalah penerapan teknik

peledakan dan juga struktur geologi. Saat ini belum

ada ketentuan angka pasti yang mewakili suatu tipe

batuan dikarenakan tingkat variasi struktur yang

beragam. Walau demikian beberapa ahli telah

melakukan penelitian dan merumuskan berbagai

cara sebagai pendekatan untuk menentukan

variabel-variabel yang tidak dapat dikontrol.

1. Struktur geologi kekar yang banyak terdapat pada batuan

mengakibatkan kegiatan pemboran dan peledakan

terhambat, ini terlihat dari efektifitas alat bor yang mampu

menghasilkan lubang bor dengan kedalaman 4 m selama 20

menit, dimana waktu normal pemboran yaitu 10 menit. Lalu

ukuran boulder yang dihasilkan akibat terdapatnya kekar

yaitu sebanyak 20%.

2. Fragmentasi yang optimum tercapai apabila arah peledakan

dilakukan searah dengan arah kemiringan bidang lemah,

karena efek peledakan yang terjadi menghasilkan

fragmentasi yang diharapkan dan boulder yang terbentuk

hanya 0,3 %.

Page 141: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

125

Lampiran N

Page 142: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

126

LAMPIRAN O

DOKUMENTASI LAPANGAN

Gambar L.O.1. Papan Nama PT.KAS

Gambar L.O.2. Gudang Handak PT. KAS

Gambar L.O.3. Fhoto bersama pem. lapangan

Gambar L.O.4. Wawancara dengan juru ledak

Gambar L.O.5, Pengukuran Jarak Spasi

Gambar L.O.6. Pengukuran jarak Burden

Page 143: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

126

Gambar L.O.7. Pengukuran Stemming

Gambar L.O.8. Pengukuran Tinggi Jenjang

Gambar L.O.9. Fragmentasi hasil peledakan

Gambar L.O.10. Memperkecil ukuran Fragmentasi

Page 144: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

LEMBARAN KONSULTASI

Nama : Alfi Rahman

NPM : 1210024427009

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Laporan : Evaluasi Geometri Peledekan dengan Menggunakan

Perangkat Lunak Pada Penambangan Batu Andesit PT.

Koto Alam Sejahtera.

NO Tanggal Saran/Perbaikan

Paraf

1

2

3

4

5

6

25/11/2016

01/12/2016

08/12/2016

15/12/2016

06/12/2016

15/01/2017

1. Perbaiki judul pada proposal penelitian

2. Perbaiki rumusan masalah dan tujuan

penelitian

3. Tambahkan kajian teori

4. Perbaiki landasan teori

5. Sempurnakan BAB I sampai BAB III

1. Perbaiki tata tulis miring

2. Perbaiki rumusan masalah dan tujuan

penelitian

3. Sesuaikan rumus dengan refenrensi

4. Perbaiki kerangka konseptual

5. Tambahkan tabel jadwal penelitian

1. Pebaiki diagram alir penelitian

2. Cek lagi tata tulis BAB I – BAB II

3. Sempurnakan rumusan dan tujuan

penelitian

4. Perbaiki kerangka konseptual penelitian

5. Perbaiki teknik pengolahan data

1. Untuk sementara lanjut ke pembimbing II

dulu

1. Acc seminar proposal

1. Tabel 4.1 samakan dengan tabel 5.1

Page 145: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

7

8

9

10

11

25/01/2017

30/01/2017

28/02/2017

13/03/2017

20/03/2017

2. Kesimpulan sesuaikan dengan tujuan

3. Tambahkan penelitian yang sejenis pada

jurnal yang ada.

4. Lampirkan geometri aktual, spek bahan

peledak dan alat bor.

1. Tambahkan poin pada saran

2. Pengolahan data cermati lagi

3. Tambahkan kata penghubung pada tabel

dan gambar.

4. Grafik sesuaikan dengan data pada tabel.

1. Untuk sementara lanjut ke pembimbing II

1. Acc seminar hasil

1.Cermati lagi pengolahan dan analisa data

2.Tambahkan judul pada tabel yang terpisah

3.Cermati lagi hasil desain dari Shotplus-i dan

Split Desktop

4.Pisahkan 20 lubang persatu desain pada

olahan Shotplus-i

5.Tambahkan keterangan pada olahan

Shotplus-i

6.Tambahkan rekapitulasi data pada hasil

olahan Split Desktop.

1.Acc ujian komprehenshif

Pembimbing I

( Refky Adi Nata, S.T, M.T )

Page 146: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

LEMBARAN KONSULTASI

Nama : Alfi Rahman

NPM : 1210024427009

Program Studi : Teknik Pertambangan

Judul Laporan : Evaluasi Geometri Peledekan Menggunakan Perangkat

Lunak Pada Penambangan Batu Andesit di PT. Koto Alam

Sejahtera

NO Tanggal Saran/Perbaikan

Paraf

1

2

3

5

6

27/12/2016

28/12/2016

29/12/2016

03/02/2017

14/03/2017

1. Perbaiki judul pada proposal penelitian

2. Hilangkan semua nama SHOTPlus pada

laporan dan diganti dengan perangkat lunak

3. Tambahkan landasan teori tentang

perangkat lunak yang lainnya pada tinjauan

pustaka

4. Perbaiki kesalahan-kesalahan dalam

penulisan yang sudah ditandai pada laporan.

1. Acc pembimbing II dan kembali ke

pembimbing I

2. Lanjut seminar proposal

1. Perbaiiki peta kesampaian daerah

2. Peta topografi dan geologi tidak jelas

3. Perbaiki langkah kerja pada program

Shotplu-i

1. Acc pembimbing II dan kembali ke

pembimbing I

2. Lanjut seminar Hasil

1. Acc ujian komprehenshif

Pembimbing II

( Dian Hadiyansyah, MT )

Page 147: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …
Page 148: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alfi Rahman

NIM : 1210024427009

Program Studi : Teknik Pertambangan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:

“Evaluasi Geometri Peledakan Menggunakan Perangkat Lunak Pada

Penambangan Batu Andesit PT. Koto Alam Sejahtera”

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat skripsi

orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan

gelar kesarjanaannya).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Padang, April 2017

Pembuat Pernyataan

(Alfi Rahman)

1210024427009

Page 149: EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN MENGGUNAKAN …

BIODATA WISUDAWAN

No. Urut : -

Nama : Alfi Rahman

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Tempat/Tgl Lahir : Pagaran Tengah/ 05 Mei 1994

Nomor Pokok

Mahasiswa :

1210024427009

Program Studi : Teknik Pertambangan

Tanggal Lulus : 11 April 2017

IPK : 3.22 (Tiga koma Dua Puluh Dua)

Predikat Lulus : Sangat Memuaskan

Judul Skripsi

:

“Evaluasi Geometri Peledakan

Menggunakan Perangkat Lunak Pada

Penambangan Batu Andesit PT. Koto

Alam Sejahtera”

Dosen Pembimbing : 1. Refky Adi Nata, S.T, M.T.

2. Dian Hadiyansyah, M.T.

Asal SMTA : SMK N1 Lembah Melintang, Pasaman

Barat

Nama Orang Tua : Yunan

Alamat/Hp

:

Jorong Pagaran Tengah, Kecamatan

Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman

Barat, Provinsi Sumatra Barat

082388453763

Email : [email protected]