evaluasi kinerja sumber daya manusia pada satuan …
TRANSCRIPT
EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA
PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KABUPATEN BANTUL
Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat sarjana S-2
Program Studi Magister Manajemen
Diajukan oleh
EKO WAHYUDI
152303115
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2017
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
HALAMAN PENGESAHAN
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, September 2017
EKO WAHYUDI
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tesis ini diajukan selain dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai gelar sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta, juga saya persembahkan kepada
orang-orang yang sangat berarti dalam hidup saya, yaitu untuk :
1. Istriku tercinta Dewi Nurharjanti,SE,M.Si dan anakku tersayang Muhammad
Faiz Eka Pradana, yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam
menempuh Program Studi Magister Management pada Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
2. Ibu dan Bapakku senantiasa melantunkan doa-doanya untuk kebahagianku.
3. Ibu dan Bapak Mertua yang tiada henti mendoakan keberhasilan dan
kebahagiaan keluarga kami.
Semoga Alloh SWT selalu memberikan perlindungan kepada kita semua dalam
setiap langkah. Amin .
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur kepada Allah SWT pencipta dan pemelihara alam semesta, atas
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan
penyusunan Tesis ini dengan Judul “Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia
pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul.”
Penyusunan Tesis ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi sebagian
persyaratan mencapai derajat sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
Kelancaran dalam penyusunan Tesis ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,
dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat
teratasi. Oleh karena itu diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Direktur Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya
Wiwaha Yogyakarta, Bapak Dr. John Suprihanto, M.M.
2. Bapak Suhartono, SE, M.Si Asisten Direktur Magister Manajemen Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
3. Prof Dr Asip F Hadipranoto Psi selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Tesis ini.
4. Ibu Dra.Sulastiningsih,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak
memberi masukan, arahan dan bimbingan dalam penyusunan Tesis ini.
5. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta, yang telah
memberi fasilitas pendidikan yang memadai.
6. Bapak/Ibu Staf Pengajar Program Magister Manajemen STIE Widya
Wiwaha Yogyakarta, yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan.
7. Bupati Bantul yang telah memberikan Ijin Belajar untuk melanjutkan studi di
Program Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
8. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul, Bapak
Susanto,SH,MM yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan studi dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
memberikan fasilitas, kemudahan dan dukungan pelaksanaan penelitian
dalam rangka penyusunan Tesis ini.
9. Seluruh staf dan pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
yang telah berkenan meluangkan waktu dan bekerjasama untuk mendukung
pelaksanaan penelitian ini.
10. Semua Pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan penelitian dan
penyusunan Tesis ini.
Penyusunan Tesis ini tentu masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan.
Akhirnya semoga Tesis ini menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi dunia
akademik dengan ada penelitian lebih lanjut yang lebih berguna dan dapat
memberikan masukan bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul dalam
meraih visi dan misi organisasi.
Wassalamualaikum wr. wb.
Yogyakarta, September 2017
EKO WAHYUDI
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DARTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………..
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
ABSTRAK .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. LATAR BELAKANG .............................................................................
B. PERUMUSAN MASALAH ...................................................................
C. PERTANYAAN PENELITIAN .............................................................
D. TUJUAN PENELITIAN .........................................................................
F. MANFAAT PENELITIAN ...................................................................
BAB II. LANDASAN TEORI ..............................................................................
A. Kajian Teoritis ........................................................................................
1. Sumber Daya Manusia …………………………………………...….
2. Kinerja ………………………………………………………………
3. Indikator Kinerja …………………………………………………….
4. Definisi Evaluasi Kinerja ……………………………………………
5. Peningkatan Kinerja Kompetensi …………………………………...
B. Kerangka Konsep ………………………………………………….…...
BAB III. METODE PENELITIAN .....................................................................
A. Metode Penelitian …………………………………………..................
B. Obyek Penelitian ....................................................................................
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................
D. Alat Analisis Data .................................................................................
I
ii
iii
iv
v
vii
ix
xii
xiii
1
1
4
5
5
5
6
6
6
7
11
16
17
20
21
21
21
21
22
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................
A. Deskripsi Data.........................................................................................
1.Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul ..
2.Jumlah Personil dan Data Kepegawaian pada Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul .....................................................................
3.Karakteristik Responden Pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul ………………………………………………….
B. Pengumpulan Data Kinerja Pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul .................................................................................
1. Kualitas Pekerjaan …….…………………………………………….
2. Perilaku Kerja ………………………………………………………
3. Efektifitas dan Faktor Pendukung Pekerjaan ………………………..
4. Hubungan Interpersonal Pegawai …………………………………...
5. Rekapitulasi Indikator Kinerja ………………………………………
C. Kinerja Pegawai Negeri Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul ....................................................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……….………………………………..
A. KESIMPULAN…................................................................................
B. SARAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA….......................................................................................
LAMPIRAN-LAPIRAN………………………………………………………..
25
25
25
33
35
38
38
42
47
53
57
58
60
60
60
62
65
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Aplikasi e-Government di Pemerintah Kabupaten Bantul ......... ..
Tabel 1.2. Perkembangan Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ....................................................................................
Tabel 3.1. Persentase Kinerja Pegawai Negeri pada Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul.................................................................
Tabel 4.1. Pegawai menurut Ruang/Golongan Tahun 2017 ..........................
Tabel 4.2. Pegawai menurut Pendidikan Tahun 2017 ....................................
Tabel 4.3. Karakteristik Responden menurut Umur ……….………………
Tabel 4.4. Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin………………..
Tabel 4.5. Karakteristik Responden berdasar Masa Kerja .............................
Tabel 4.6. Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah menindak lanjuti dengan
baik setiap pengaduan masyarakat terhadap pelanggaran
ketertiban, kebersihan dan keindahan…………………………
Tabel 4.7. Tanggapan Responden tentang pertanyaan Dalam penegakan peraturan daerah Anggota Satpol PP Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas operasional sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)…………………………………….
Tabel 4.8. Tanggapan Responden tentang pertanyaan perlu adanya diklat
khusus Anggota Sat Pol PP untuk meningkatkan SDM…..…….…
Tabel 4.9. Tanggapan Responden tentang perrtanyaan semua pekerjaan
sudah terlaksana secara optimal sesuai yang telah direncanakan...
Tabel 4.10. Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Kualitas Pekerjaan
Pegawai ..........................................................................................
Tabel 4.11. Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah melaksanakan peraturan dengan baik………………………………………………………
3
4
24
34
35
36
37
37
39
40
40
41
42
43
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.12. Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul harus dilibatkan dalam penyusunan rencana program kegiatan…………………………
Tabel 4.13. Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul melaksanakan penertiban pedagang kaki lima dengan humanis dan sesuai prosedur………
Tabel 4.14. Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah melaksanakan dengan baik instruksi dari pimpinan………………………………………….
Tabel 4.15.Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Perilaku Kerja
Pegawai………..…………………………………………………
Tabel 4.16.Tanggapan Responden tentang pertanyaan pemenuhan penunjang
pekerjaan berupa perlengkapan dan peralatan sudah memadai.…..
Tabel 4.17.Tanggapan Responden tentang pertanyaan jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja sekarang sudah sesuai beban tugas di Sat Pol PP Kabupaten Bantul……………………………………………..
Tabel 4.18.Tanggapan Responden tentang pertanyaan pemberian tambahan penghasilan bagi pegawai berdasarkan prestasi kerja sudah memadai………………………………………………………….
Tabel 4.19. Tanggapan Responden tentang pertanyaan penguasaan informasi teknologi sangat diperlukan dalam kelancaran tugas pada Satuan Polisi Pamong Praja……………………………………………..
Tabel 4.20.Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Efektifitas dan Faktor
Pendukung Pekerjaan.....................................................................
Tabel 4.21.Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul mempunyai hubungan dengan teman sekerja sangat baik ……………………………………….
Tabel 4.22. Tanggapan Responden tentang pertanyaan Hubungan kerjasama pimpinan dan staf sangat baik pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul ……………………………………………….
Tabel 4.23.Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pimpinan sering memberikan motivasi/dorongan kepada staf pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul……………………………….
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.24.Tanggapan Responden tentang pertanyaan Penyelesaian pekerjaan/tugas pegawai sering melibatkan rekan kerja pada unit lain……………………………………………………………….
Tabel 4.25.Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Hubungan Interpersonal Pegawai……………………………………………
Tabel 4.26. Total Indikator Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul ……………………………………………………………
56
57
58
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Konsep ……………………………………………..
Gambar 4.1. Struktur Organisasi...................................................................
20
27
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ABSTRAK
Dalam rangka mendukung keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bantul, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul harus mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional dan kompeten. Selama ini evaluasi kinerja sumber daya manusia di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan kinerja pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul.
Penelitian ini menggunakan tipe Penelitian Deskriptif . Sampel penelitian sebanyak 20 responden Pegawai di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis tabulasi persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase kinerja pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sebesar 68,7% belum memenuhi standar yang ditargetkan maka perlu untuk meningkatkan kualitas pekerjaan pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul dengan rata-rata persentase sebesar 72%. Kemudian Perilaku kerja sebesar 73% dan Hubungan Interpersonal pegawai sebesar 74%,yang paling utama ditingkatkan mengenai efektifitas dan pendukung pekerjaan yang masih rendah sebesar 56%. Adapun saran yang diberikan dalam penelitian ini, agar kinerja pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul dapat bekerja secara baik maka kualitas pekerjaan, perilaku kerja, hubungan interpersonal pegawai, serta efektifas dan pendukung pekerjaan untuk terus ditingkatkan agar visi dan misi organisasi dapat tercapai sesuai target yang telah ditetapkan.
Kata Kunci : Evaluasi kinerja peningkatan sumber daya manusia STIE
Wid
ya W
iwah
a
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan terkandung didalam penjelasan dari Undang-undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja telah mengamanatkan bahwa
Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat merupakan urusan wajib
yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten
dan Kota , maka peran Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai posisi yang
strategis dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan di
Daerah.
Dalam rangka mendukung keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan di
Kabupaten Bantul, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul harus
mempersiapakan sumber daya manusia yang profesional dan kompeten. Sumber
daya manusia menempati posisi yang strategis, tanpa sumber daya manusia,
sumber daya yang lain tidak bias dimanfaatkan. Sumber daya manusia adalah
asset organisasi yang penting, karena sumber daya manusia yang menggerakan
dan membuat sumber daya lainnya bekerja.
Organisasi perlu melakukan pengembangan kompetensi secara sistematis,
Pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pembinaan dan peningkatan
kemampuan dan motivasi kerja yang dimiliki. Peningkatan kemampuan kerja
dilakukan dengan upaya peningkatan aspek-aspek yang mendasari unsur tersebut
yakni pengetahuan dan ketrampilan kerja individu, serta peningkatan motivasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
kerja dilakukan dengan cara membina sikap mental individu serta situasi
lingkungan yang mendorong timbulnya kepuasan dan kemauan kerja individu.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Bantul Nomor 112 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul, serta era globalisasi dengan
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, serta permasalahan
yang ada di masyarakat semakin komplek, tentu tugas pegawai di Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul semakin berat, maka dukungan kualitas sumber
daya manusia di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul menjadi sebuah
keharusan. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor untuk
meningkatkan produktiftas kinerja di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kinerja
yang tinggi. Dalam rangka meningkatkan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja
agar berdayaguna dan berhasilguna Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
membuat peraturan Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur
(SOP) Satuan Polisi Pamong Praja sebagai prosedur tetap bagi Satuan Polisi
Pamong Praja untuk melaksanakan tugas. Dalam rangka meningkatkan kinerja di
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul telah menggunakan teknologi
informasi, dengan memanfaatkan aplikasi e-government yang telah dibangun
oleh Pemerintah Kabupaten Bantul maupun Pusat, baik yang bersifat intranet,
desktop maupun online, yakni antara lain :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
Tabel 1,1 Aplikasi e-government di Pemda Kabupaten Bantul
No. S istem Informasi
1 Penerapan SIM Keuangan Daerah (SIMDAKEU) untuk RKA, DPA, Laporan Keuangan, dan Pendapatan
2 Penerapan SIM Barang Daerah
3 Penerapan SIM Pengendalian Pembangunan Daerah
4
Penerapan SIM Perencanaan Pembangunan untuk usulan
program/kegiatan
5
Pengadaan barang dan jasa melalui LPSE ( Layanan Pengadaan Secara
Elektronik melalui http://lpse.bantulkab.go.id
6
Berita yang di update oleh admin sub domain melalui www.
bantulkab.go.id
7 Persuratan dengan sistem online
8 e-sakip untuk sinkronisasi antara perencanaan dan lakip
Dengan adanya sisten Informasi tentu akan membantu pelaksanan tugas anggota
Satuan Polisi Pamong Praja tetapi dalam pengamatan dan penilaiam laporan
keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam laporan keuangan dan pendapatan
Satuan Perangkat Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul berada
No 3 terbawah. Sumber daya manusia menangani sistem informasi keuangan
belum optimal dalam melaksanakan pekerjaannya.
Keadaan pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul bedasarkan
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
Tabel 1.2. Perkembangan Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan T a h u n
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Magister 5 3 3 4 4 5
2 Sarjana 10 9 12 13 13 18
3 Diploma 2 2 2 1 3 1
4 SLTA 45 41 41 40 37 31
5 SLTP 10 9 5 5 4 4
6 SD 1 1 1 1 1 1
Total 73 65 64 64 62 60
Dengan melihat data tersebut dapat diketahui sumber daya manusia di Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul, yang berpendidikan paling banyak adalah
tingkat SLTA sebanyak 51,66%.
Adapun permasalahan yang di hadapi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia di Satuan Polisi Pamong Praja di Kabupaten Bantul
secara kualitas dan kuantitas belum terpenuhi ini dapat di lihat dari jumlah
petugas PPNS yang menangani pelanggaran perda yang masih kurang
sehingga banyak pelanggaran perda belum ditindak lanjuti baik secara yustisi
maupun non yustisi..
2. Di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul tenaga yang menguasai
Teknologi Informasi masih kurang sehingga pelayanan dan informasi tidak
begitu maksimal.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian dikarenakan
begitu banyaknya aspek yang terkandung dalam kaitanya dengan kinerja
organisasi. Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
Kinerja sumber daya manusia di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
belum optimal.
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka pertanyaan dari penelitian
ini adalah :
Apakah kinerja pegawai di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah
sesuai dengan standar yang ditetapkan ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kinerja pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang bisa dipetik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat Praktis
Bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan masukan dalam menetapkan keputusan –keputusan
strategik.
2. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan salah satu acuan, pertimbangan atau perbandingan dalam
penelitian –penelitian yang berkaitan dengan Evaluasi Kinerja sumber daya
manusia.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting
selain sumber daya lainnya, seperti metode, peralatan yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu keberhasilan suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya sangat tergantung pengeloloan Sumber Daya Manusia yang
baik dan mutu Sumber Daya Manusianya. Peningkatan mutu sumber daya
manusia antara lain adalah : (Martoyo,2000 : 64)
a. Menyiapkan seseorang pada suatu saat mampu diserahi tugas yang sesuai.
b. Memperbaiki kondisi seseorang yang merasa sedang ada kekurangan pada
dirinya diharapkan mampu mengemban tugas sebagaimana mestinya.
c. Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang lebih berat dari
tugas yang sedang dikerjakan.
d. Melengkapi seseorang dengan hal-hal yang mungkin timbul di sekitar
tugasnya, baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
pelaksanaan tugasnya.
e. Menyesuaikan seseorang kepada tugas yang mengalami perubahan.
f. Menambah keyakinan dan percaya dari pada seseorang bahwa dia adalah
orang yang sesuai dengan tugas yang diembannya.
g. Meningkatkan wibawa seseorang dari pandangan bawahan maupun orang lain
baik teman sejawat maupun para relasinya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
2. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Menurut Wan (2006 : 101) ia menjelaskan “Kinerja adalah mencakup tiga
komponen penting yaitu hasil kerja, proses kerja dan satuan waktu kerja. Kinerja
adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur.
Sedangkan menurut Mahsum (2006 : 25) Kinerja Pegawai adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
rencana strategi suatu organisasi. Kinerja sering digunakan untuk menyebut
prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok. Kinerja dapat
diketahui jika kelompok atau individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan
yang ditetapkan.
Dalam Permen-PAN No: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah, pasal 1
disebutkan bahwa kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari
visi dan misi dan strategi instansi pemerintah yang menghasilkan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program
dan kebijakan yang ditetapkan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
Sesuai dengan PPKOD-LAN menerapkan 6 (enam) indikator untuk
mengukur kinerja Pemda yang meliputi :
1) Indikator masukan (inputs), misalnya : jumlah dana yang dibutuhkan, jumlah
pegawai yang dibutuhkan dan penggunaan waktu.
2) Indikator proses(process), adalah mencakup ketaatan pada aturan perundang-
undangan yang berlaku dan masalah produksi barang atau jasa.
3) Indikator keluaran (output), adalah jumlah produk yang dihasilkan dan
ketepatan waktu pelayanan.
4) Indikator hasil (outcome), mencakup tingkat kualitas pelayanan dan
produktifitas pegawai.
5) Indikator manfaat (benefit), mencakup tingkat kepuasan masyarakat dan
partisipasi masyarakat sehubungan dengan tugas dan fungsi.
6) Indikator dampak (impact), mencakup peningkatan kesejahteraan masyarakat,
dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Dalam usaha pengembangan organisasi melibatkan sumber daya manusia
sebagai pelaku utama dalam mencapai tujuan organisasi dan kinerja pegawai
(sumber daya manusia) organisasi secara keseluruhan sebagai obyek dalam
mengukur kinerja sebuah organisasi merupakan sesuatu yang terintegrasi dengan
system manajemen termasuk pengembangan organisasi.
b. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah proses membandingkan hasil kerja seseorang dengan
standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh organisasi. Sehingga dengan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
penilaian kinerja ini akan dapat diketahui seberapa baik seseorang melakukan
pekerjaan yang diberikan/ditugaskan.
Sementara Hasibuan (2001: 88) memaparkan bahwa penilaian kinerja adalah
“evaluasi terhadap perilaku, prestasi kerja dan potensi pengembangan yang telah
dilakukan”. Dengan demikian penilaian kinerja merupakan wahana untuk
mengevaluasi perilaku dan kontribusi pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi.
Menurur Syarif (1991: 72) mengungkapkan bahwa: “Penilaian kinerja adalah
suatu proses untuk mengukur hasil kerja yang dicapai oleh para pekerja dan
dibandingkan terhadap standar tingkat prestasi yang diminta guna mengetahui
sampai di mana keterampilan telah dicapai”.
Sedangkan menurut Samsudin (2005: 159) menyebutkan: “Penilaian kinerja
(performance appraisal) adalah proses oleh organisasi untuk mengevaluasi atau
menilai prestasi kerja karyawan”.
Sementara menurut Gomes (2003: 135) penilaian kinerja mempunyai tujuan
untuk me-reward kinerja sebelumnya (to reward past performance) dan untuk
memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan datang (to motivate
future performance improvement), serta informasi-informasi yang diperoleh dari
penilaian kinerja ini dapat digunakan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan
gaji, promosi, pelatihan dan penempatan tugas-tugas tertentu.
Menurut Sedarmayanti (2013 : 261) instrument penilaian kinerja merupakan
alat yang dipakai untuk menilai kinerja individu seseorang karyawan yang
meliputi :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
1) Prestasi kerja, yaitu hasil kerja karyawan dalam menjalankan tugas, baik
secara kualitas maupun kuantitas kerja.
2) Keahlian, yaitu tingkat kemampuan teknis yang dimilki oleh karyawan dalam
menjalankan tugas yang dibebankan padanya, Keahlian ini bias dalam bentuk
kerjasama, komunikatif, inisiatif.
3) Perilaku, yaitu sikap dan tingkah laku karyawan yang melekat pada dirinya
dan dibawa dalam melaksaanakan tugas-tugasnya. Pengertian perilaku disini
juga mencakup kejujuran, tanggung jawab dan disiplin.
4) Kepemimpinan, yaitu merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni
dalam memberikan pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan
pekerjaan secara tepat dan cepat, termasuk pengambilan keputusan dan
penentuan prioritas.
c.. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Kinerja dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Mahmudi (2010: 20) faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :
1) Faktor personal/individu, pengetahuan, ketrampilan, kemauan, kepercayaan
diri, motivasi, komitmen yang dimilki semua individu.
2) Faktor kepemimpinan merupakan kualitas dalam mendorong semangat
arahan/dukungan manajer dan stakeholder.
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan satu tim.
4) Faktor system merupakan system kerja, fasilitas kerja/infrastruktur yang
diberikan organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
5) Faktor kontektual (situasional) merupakan tekanan dan perubahan lingkungan
eksternal dan internal.
Sedangkan Gary Dessler (1997: 108) menyebutkan beberapa faktor
yang mempengaruhi kinerja yaitu:
1) Mutu - kecermatan, ketuntasan, dan dapat diterima kerja yang dijalankan.
2) Produktivitas - mutu dan efisiensi dani kerja yang dihasilkan dalam peniode
waktu tertentu.
3) Pengetahuan jabatan - ketrampilan dan informasi praktis atau teknis yang
digunakan padajabatan.
4) Kehandalan - sejauh mana seseorang karyawan tepat pada waktunya
meninjau periode istirahat yang ditetapkan dan catatan kehadiran
keseluruhan.
5) Ketidaktergantungan - sejauh kerja dijalankan dengan sedikit atau tanpa
supervisi.
3. Indikator Kinerja
Definisi indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan (BPKP, 2000).
Menurut Lohman (2003), indikator kinerja (performance indicators) adalah
suatu variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif
efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target
dan tujuan organisasi. Jadi indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan
untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
ukuran-ukuran tertentu. Indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa
kinerja hari demi hari organisasi/unit kerja yang bersangkutan menunjukkan
kemampuan dalam rangka menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
(Sedarmayanti,2009 : 197) Adapun indikator kinerja antara lain :
a. Kualitas Pekerjaan
Menurut Mangkunegara ( 2002 ) Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang
karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan, biasanya diukur melalui
ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja, keterkaitan hasil kerja
dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
Menurut Robbins ( 2006 : 260 ) Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan
terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan
Adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat kesalahan, dalam
penyelesaian suatu pekerjaan yang dapat bermanfaat bagi kemajuan suatu
organisasi / perusahaan.
b. Perilaku Kerja
Perilaku kerja menurut Robbins (2002: 35 ) Perilaku kerja yaitu dimana orang-
orang dalam lingkungan kerja dapat mengaktualisasikan dirinya melalui sikap
dalam bekerja. (Robbins menekankan pada sikap yang diambil oleh pekerja untuk
menentukan apa yang akan mereka lakukan di lingungan tempat kerja mereka).`
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
Perilaku kerja merupakan kemampuan kerja dan perilaku-perilaku dari para
pekerja dimana mereka menunjukkan tindakan dalam melaksanakan tugas-tugas
yang ada di tempat mereka bekerja.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kerja di tempat kerja
menurut Robbins ( 2002: 53) :
1. Lingkungan kerja
Di dalam suatu lingkungan kerja harus benar-benar memberikan rasa aman
bagi para pekerja. Para pekerja atau karyawan sangat menaruh perhatian
sangat besar terhadap lingkungan kerja, baik strategi kenyamanan pribadi
maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Lingkungan
fisik yang aman, nyaman, dan bersih dan memiliki tingkat gangguan
minimum sangat disukai pekerja.
2. Konflik
Konflik dapat konstruktif dan destruktif terhadap fungsi dari suatu
kelompok atau unit. Tapi sebagian besar konflik cenderung merusak
perilaku kerja yang baik karena konflik akan menghambat pencapaian
tujuan suatu pekerjaan.
3. Komunikasi
Dalam memahami perilaku kerja, komunikasi merupakan salah satu faktor
terpenting yang berperan sebagai penyampaian dan pemahaman dari
sebuah arti.
c. Efektifitas dan Faktor pendukung pekerjaan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
Menurut Robbins (2006 : 260 ) Efektivitas. adalah tingkat penggunaan sumber
daya organisasi (tenaga, uang, teknologi dan bahan baku) yang dimaksimalkan
dengan maksud meningkatka hasil dari setiap unit dalam menggunakan sumber
daya.
Sedangkan menurut Soedjono (2005) Efektivitas adalah pemanfaatan secara
maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan
dan mengurangi kerugian.
Jadi efektivitas merupakan program/kegiatan yang ditetapkan sehubungan dengan
tugas fungsi dan wewenang dari Pegawai dalam menyelenggarakan pelayanan publik
sudah berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan rencana yang ditetapkan
sebelumnya.
Faktor pendukung kinerja merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam
meningkatkan kinerja pegawai karena berpengaruh langsung terhadap semangat pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan tersedianya faktor pendukung yang
cukup, maka pekerjaan menjadi lebih ringan serta hemat waktu dan tenaga untuk
dikerjakan sehingga hasil yang didapatkan pun menjadi lebih maksimal sehingga
tujuan yang hendak dicapai dapat dengan mudah diwujudkan. Faktor pendukung
kerja diantaranya berupa sarana dan prasarana yang memadai.
d. Hubungan Interpersonal Pegawai
Menurut Hasibuan (2009:137),“Hubungan Interpersonal adalah hubungan
antar manusia yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur
keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama”.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
Menurut Siagian (2008:135),“Hubungan interpersonal adalah keseluruhan
hubungan baik yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sehingga
tercipta team work yang harmonis dalam rangka pencapaian tujuan”.
disimpulkan bahwa hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua
orang atau lebih dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk
bekerjasama secara produktif sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan
sosial.
Menurut Jalaluddin Rakhmat (2011: 127) yang dapat menumbuhkan
hubungan interpersonal adalah:
1. Sikap percaya (trust)
Percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan
dalam situasi yang penuh risiko.
2. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam
komunikasi.
3. Sikap terbuka
Sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan hubungan
interpersonal yang efektif
Menurut Brooks dan Emmert dalam Jalaluddin Rakhmat (2011: 134),
terdapat beberapa karakteristik sikap terbuka diantaranya adalah:
a. Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika.
b. Berorientasi pada isi pesan komunikasi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
c. Mencari informasi dari berbagai sumber.
d. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
4. Difinisi Evaluasi Kinerja
Evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi mengenai obyek evaluasi
dan menilai obyek evaluasi dengan membandingkan dengan standar evaluasi.
Obyek evaluasi dapat berupa kebijakan, program, proyek, orang, benda dan lain-
lain.
Menurut Arikunto (2004: 36 ), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam pengambilan
keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah untuk menyediakan
informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Evaluasi kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak
melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi. Banyak organisasi berusaha
mencapai sasaran suatu kedudukan yang terbaik dan terpercaya dalam bidangnya.
Untuk itu sangat tergantung dari para pelaksanaannya, yaitu para karyawannya
agar mereka mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam
corporate planningnya.
Untuk itu pula, perhatian hendaknya ditujukan kepada kinerja, suatu konsepsi
atau wawasan bagaimana bekerja agar mencapai yang terbaik. Hal ini berarti
bahwa seseorang harus dapat memimpin orang-orang dalam melaksanakan
kegiatan dan membina mereka sama pentingnya dan sama berharganya dengan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
kegiatan organisasi. Jadi, fokusnya adalah kepada kegiatan bagaimana usaha
untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kinerja dalam melaksanakan
kegiatan. Untuk mencapai itu perlu diubah cara bekerja sama dan bagaimana
melihat atau meninjau kinerja itu sendiri. Dengan demikian, pimpinan dan
karyawan yang bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan evaluasi kinerja
harus pula dievaluasi secara periodik.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar evaluasi kinerja
sebagai berikut:
1. Fokusnya adalah membina kekuatan untuk menyelesaikan setiap persoalan
yang timbul dalam pelaksanaan evaluasi kinerja. Jadi bukan semata-mata
menyelesaikan persoalan itu sendiri, namun pimpinan dan karyawan mampu
menyelesaikan persoalannya dengan baik setiap saat, setiap ada persoalan baru.
jadi yang penting adalah kemampuannya.
2. Selalu didasarkan atas suatu pertemuan pendapat, misalnya dari hasil diskusi
antara karyawan dengan penyelia langsung, suatu diskusi yang konstruktif
untuk mencari jalan yang terbaik dalam meningkatkan mutu dan baku yang
tinggi.
3. Suatu proses manajemen yang alami, jangan merasa dan menimbulkan kesan
terpaksa, namun dimasukkan secara sadar ke dalam corporate planning,
dilakukan secara periodik, terarah dan terprogram, bukan kegiatan yang hanya
setahun sekali atau kegiatan yang dilakukan jika manajer ingat saja.
5. Peningkat Kinerja Kompetensi
Kompetensi menurut Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2000 (PP, 2000)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
“ Yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan dan karateristik yang
dimiliki oleh PNS berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatan.”
Sedangkan Spencer dan Spencer (dalam Palan,2007: 6) mengemukakan
bahwa kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang
menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai,
pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul
(superior performer) di tempat kerja.
Selanjutnya Spencer dan Spencer (dalam Palan, 2007: 6) menguraikan lima
karateristik yang membentuk kompetensi sebagai berikut :
1) Pengetahuan, merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran.
2) Ketrampilan, merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan.
3) Konsep diri dan nilai-nilai, merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri
seseorang seperti kepercayaan seseorang bahwa dia bisa berhasil dalam suatu
situasi.
4) Karakteristik pribadi, merujuk pada karateristik fisik dan konsistensi
tanggapan terhadap situasi atau informasi, seperti pengendalian diri dan
kemampuan untuk tetap tenang dibawah tekanan.
5) Motif, merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-
dorongan lain yang memicu tindakan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 4 dijelaskan jenis
Diklat : Diklat Prajabatan dan Diklat dalam jabatan (Peraturan Pemerintah, 2000)
a. Diklat Prajabatan
Dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 1999 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil dijelaskan Diklat
Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka
pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika Pegawai Negeri
Sipil (PNS), di samping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaran
pemerintahan Negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
b. Diklat dalam Jabatan
Adapun yang dimaksud dengan diklat dalam jabatan dilaksanakan untuk
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap Pgawai Negeri Sipil
agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan
sebaik-baiknya.
Diklat dalam Jabatan terdiri dari : (Peraturan Pemerintah,2000)
1) Diklat Kepimimpinan
Diklat kepemimpinan dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan structural
yang terdiri :
a) Diklatpim Tingkat IV adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon IV.
b) Diklatpim Tingkat III adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon III.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
c) Diklatpim Tingkat II adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon II
d) Diklatpim Tingkat I adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon I.
2) Diklat Fungsional
Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
yang sesuai dengan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing.
3) Diklat Teknis
Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Pegawai Negeri Sipil
B. Kerangka Konsep
……
Keterangan : ………… : yang dinilai : yang dihasilkan
Gambar 1. Kerangka Konsep. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa setiap lembaga atau
organisasi dalam bentuk apapun usahanya tentu selalu berusaha meningkatkan
kualitas maupun kuantitas hasil kerja. Indikator kinerja merupakan kreteria yang
digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan yang diwujudkan dalam
ukuran tertentu. Indikator kinerja sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat
ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi.
Pegawai
Evaluasi kinerja Pegawai
Persentase Indikator Kinerja
Kinerja
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yang berusaha
mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian pada saat sekarang
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif
adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistic obyektif melalui
perhitungan ilmiah bersal dari sampel orang-orang atau penduduk yang
diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk
menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Pendekatan
kuantitatif dianggap sesuai untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini
karena hal-hal yang diamati terkait langsung dengan permasalahan aktual
yang dihadapi saat ini.
B. Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah anggota Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul seluruh pejabat Struktural yang menduduki
jabatan maupun staf , Adapun jumlah responden ada 20 orang.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
1. Metode Observasi
Observasi dilakukan terhadap perilaku dan kinerja pegawai Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul.
2. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan kepada Kepala dan pejabat eselon III untuk
menanyakan kiat-kiat dan solusi untuk mengoptimalkan kinerja pegawai
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul.
3. Kuesioner
Pengumpulan data ini dengan cara memberikan pertanyaan secara tertulis
(kuesioner) dengan membagikan kepada responden.
Untuk mengetahui kinerja pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul, maka penulis memilih indikator kualitas kerja,
perilaku kerja, Efektifitas dan Faktor pendukung pekerjaan, Hubungan
interpersonal Pegawai.
D. Alat Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan Alat Analisis Data yaitu Analisa
Deskriptif Kuantitatif, karena teknik pengolahan datanya, memberikan
pertanyaan secara tertulis (kuesioner) dan membagikan kepada seluruh
responden untuk menjawab pertanyaan yang terbagi atas beberapa indikator.
Besarnya indikator kinerja yang ditetapkan dalam bentuk persentase dari
jawaban yang diberikan dari tiap-tiap indikator, kemudian melakukan uraian
dan penafsiran terhadap data-data pendukung yang dievaluasi tersebut.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
Sedangkan alat analisis yang digunakan adalah tabulasi persentase, yaitu
cara mendapatkan informasi dengan memberikan nilai/skor terhadap jawaban-
jawaban yang diperoleh dari respon terhadap indikator yang ada, kemudian
skor jawaban tersebut dibuat dalam bentuk persentase.
Uutuk perhitungan rata-rata skor tanggapan responden tentang indikator
kinerja dapat dihitung dengan persamaan :
X = ∑ x ni n Keterangan : X = rata-rata skor
x = skor tanggapan responden
ni = responden yang memilih
n = jumlah responden
Sedangkan untuk menghitung rata-rata persentase tanggapan responden
tentang indikator kinerja yaitu :
Yi = X k
Keterangan :
Yi = rata-rata persentase
X = rata-rata skor
k = jumlah kreteria penilaian (ada 4 )
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
Untuk itu dari hasil peneliti bisa menetapkan kreteria/katogori penilaian
sebagai hasil penilaian persentase kinerja Pegawai Negeri pada Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul sebagai berikut :
Tabel 3.1
Persentase Kinerja Pegawai Negeri pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
Nilai dalam persentase
Kategori
< 60% RENDAH
61% - 65% CUKUP BAIK
66% -70% BAIK
71% - 75% SANGAT BAIK
>75% SEMPURNA
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok dan
fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 20 Tahun 2012,
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun
2009 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul.
Tugas Pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul adalah :
Menegakan Peraturan Perundang- undangan daerah, menyelenggarakan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat, serta perlindungan masyarakat. Sedangkan
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut diatas Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
serta perlindungan masyarakat.
2. Penyelenggaraan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati , penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
serta perlindungan masyarakat.
3. Penyelenggaraan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati seerta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik
Pegawai Negeri Sipil daerah dan/ aparatur lainnya.
4. Penyelenggaraan pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan
hokum agar mematuhi dan mentaati penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Bupati.
5. Pelaksanaan tugas :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
a. mengikuti proses penyusunan peraturan perundang- undangan serta
kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hokum daerah;
b. membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat
Negara dan tamu Negara;
c. Pelaksanaan pengamanan dan penertiban asset yang belum
teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan
umum dan pemilihan umum kepala daerah; dan
e. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian
daerah dan /atau kegiatan yang berskala missal
6. Evaluasi dan pembinaan penyelenggaraan kebijakan penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; dan
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Sedang Rincian Tugas Pokok dan fungsi organisasi di Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul diatur dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 112 Tahun
2016 tentang rincian tugas, fungsi, dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul. Struktur organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul, sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
27
Gambar 1. Struktur Organisasi Satpol. PP Bantul Tahun 2017
Rincian tugas untuk masing-masing unit kerja pada Sat Pol PP Kabupaten
Bantul sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 112 Tahun
2016 adalah sebagai berikut
1. Kepala Satuan :
a. Memimpin penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Sekretariat :
KEPALA SATUAN
SEKRETARIS
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN PROGRAM
KEUANGAN &ASET ASET
BIDANG PENEGAKAN PERATURAN
DAERAH
BIDANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
BIDANG PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
SEKSI PENGKAJIAN
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
SEKSI PENINDAKAN
SEKSI PENGAMANAN DAN
PATROLI
SEKSI
KETERTIBAN UMUM
SEKSI PEMBINAAN
MASYARAKAT
SEKSI PEMBERDAYAAN PERLINDUNGANI MASYARAKAT
UNIT PELAKSANA SATPOL.PP KECAMATAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
28
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan tugas dan fungsi
kesekretariatan dan koordinasi penyelenggaraan tugas dan fungsi unit
organisasi di lingkungan Satpol. PP.
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Sekretariat
b. Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan
c. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan
d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
kesekretariatan
e. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas dan fungsi unit organisasi di
lingkungan Satpol. PP; dan
f. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja Sekretariat.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian:
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan
umum dan kepegawaian.
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja subag umum dan kepegawaian
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis urusan umumdan
kepegawaian
c. Pelaksanaan urusan ketatausahaan , kearsipan, kepustakaan, dokumentasi,
informasi, perlengkapan, kerumah tanggaan dan kepegawaian Satpol .PP ;
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian.
4. Sub Bagian Program Keuangan dan Aset mempunyai tugas melaksanakan
urusan perencanaan evaluasi, keuangan dan Aset.
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusun rencana kerja Sub Bagian Program Keuangan dan aset
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
29
b. Penyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis urusan perencanaan evaluasi,
keuangan dan aset
c. Pelaksanaan dan koordinasi urusan perencanaan, evaluasi, keuangan dan
aset Satpol. PP;
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja sub Bagian
Program, Keuangan dan Aset.
5. Bidang Penegakan Peraturan Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan
operasional dan pembinaan penegakan peraturan perundang- undangan
daerah, serta pengawasan pelaksanaan peraturan perundang- undangan daerah
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana keja Bidang Penegakan Peraturan Perundang-
undangan Daerah
b. Perumusan kebijakan teknis operasional dan pembinaan Penegakan
Peraturan Perundang- undangan Daerah
c. Penyelenggaraan operasional dan pembinaan Penegakan Peraturan
Perundang-undangan Daerah; dan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja Bidang
Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah.
6. Seksi Pengkajian , pengawasan dan pengendalian mempunyai tugas
melaksanakan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
Peraturan perundang- undangan Daerah
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Seksi Pengkajian , pengawasan dan
Pengendalian
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyuluhan, pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan Peraturan perundang- undangan Daerah
c. Pelaksanaan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
Peraturan perundang- undangan Daerah
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
30
d. Pelaksanaan tugas menikuti proses penyusunan peraturan perundang-
undangan serta kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hukum
daerah; dan
e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja Seksi
Pemgkajian , Pengawasan dan Pengendalian
7. Seksi Penindakan mempunyai tugas melaksanakan operasional penegakan
peraturan perundang- undangan daerah
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Seksi Penindakan
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional penegakan
peraturan perundang- undangan daerah
c. Pengkoordinasian dan pelaksanaan operasional penegakan peraturan
perundang- undangan daerah
d. Pengkoordinasian Penyidik Pegawai Negeri sipil
e. Pelaksanaan Penyelidikan dan penyidikan atas pelanggaran peraturan
perundang- undangan daerah; dan
f. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja Seksi
Penindakan
8. Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas
menyelenggarakan operasional dan pembinaan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
e. Penyusunan rencana keja Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum
f. Perumusan kebijakan teknis operasional dan pembinaan Ketertiban
Umumdan Ketentraman Masyarakat
g. Penyelenggaraan operasional dan pembinaan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat; dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
31
h. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja Bidang
Ketentraman dan Ketertiban umum.
9. Seksi Pengamanan dan Patroli mempunyai tugas melaksanakan operasional
Ketertiban umum dan Ketentraman Masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi ;
a. Penyusunan rencana kerja Seksi Pengamanan dan Patroli
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasionalketertiban umum
dan ketentraman masyarakat
c. Pengkoordinasian dan pelaksanaan operasional ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat
d. Pelaksanaan pengamanan obyek vital milik Pemerintah Daerah
e. Pelaksanaan tugas membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP
termasuk pejabat negara dan tamu negara
f. Pelaksanaan tugas membantu pengamanan dan penertiban
penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala
massal; dan
g. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja Seksi
Pengamanan dan Patroli.
10. Seksi Ketertiban Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
ketertiban umum dan Ketentraman masyarakat
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi ;
a. Penyusunan rencana kerja Seksi Ketertiban Umum
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan ketertiban umum
dan ketentramanan masyarakat
c. Pengkoordinasian dan pelaksanaan pembinaan ketertiban dan
ketentramanan masyarakat
d. Pelaksanaan deteksi dini potensi gangguan ketertiban umum dan
ketentramanan masyarakat
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
32
e. Pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
f. Pelaksanaan tugas membantu pengamanan dan penertiban
penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah;
dan
g. Monitoring, evaluasi dan pelaporan rencana kerja Seksi Ketertiban Umum
11. Bidang Perlindungan masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan
operasioanal dan pembinaan Perlindungan Masyarakat
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Bidang Perlindungan Masyarakat
b. Perumusan kebijakan teknis perasional dan pembinaan perlindungan
masyarakat
c. Penyelenggaraan operasional dan pembinaan perlindungan masyarakat;
dan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja Bidang
perlindungan masyarakat.
12. Seksi Pembinaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
Satuan Perlindungan Masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja seksi
b. Penyiapan bahan pelaksaanan kebijakan di bidang pembinaan Masyarakat
c. Pelaksanaan pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;
d. Pelaksanaan mobilisasi Satuan Perlindungan Masyarakat; dan
e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja seksi
Pembinaan Masyarakat.
13. Seksi Pemberdayaan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan potensi masyarakat
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
33
Dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Seksi
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional pemberdayaan
perlindungan masyarakat
c. Pelaksanaan Pembinaan satuan perlindungan masyarakat; dan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana kerja seksi
Pemberdayaan Masyarakat.
2. Jumlah Personil dan data kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya sampai dengan Agustus 2017 didukung oleh 138 pegawai
dengan rincian :
a. Pegawai Negeri Sipil sejumlah 60 orang yang terdiri :
Pegawai Pejabat Struktural : 13 orang
Staf sekretariat : 6 orang
Staf Bidang Penegakan Peraturan Daerah : 3 orang
Staf Bidang Perlindungan Masyarakat : 2 orang
Staf Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum : 46 orang
b. Pegawai Kontrak sebanyak : 78 orang
Data kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul menurut
golongan sebagaiberikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
34
Tabel 4.1 Pegawai menurut Ruang/Golongan Tahun 2017
NO RUANG/
GOLONGAN JUMLAH
PNS PERSENTASE
(%) 1. IV/c 1 1.67% 2. IV/a 4 6,67% 3. III/d 6 10% 4. III/c 5 8,33% 5. III/b 23 38,33% 6. III/a 4 6,67% 7. II/d 5 8,33% 8. II/c 11 18,33% 9. II/a 1 1.67%
JUMLAH
60 100%
Sumber : Data Pegawai Satpol PP Kabupaten Bantul
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah pegawai yang
menduduki golongan IV ada 8,34%, jumlah pegawai yang golongan III ada
63,33% , kemudian jumlah pegawai golongan II ada 26,66%, Sedangkan
golongan I ada 1,67%, Dengan kondisi kepegawaian ini diharapkan tugas dan
fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dapat dilaksanakan dengan baik.
Sedangkan data pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
35
Tabel 4.2 Pegawai menurut Pendidikan Tahun 2017
NO TINGKAT
PENDIDIKAN JUMLAH
PNS PERSENTASE
(%) 1. SD 1 1,67% 2. SLTP 4 6,67% 3. SLTA 31 51,66% 4. DIPLOMA 1 1,67% 5. Sarjana/S1 18 30% 6. Pasca Sarjana/S2 5 8,33%
JUMLAH
60 Orang
100%
Sumber : Data Pegawai Satpol PP Kabupaten Bantul
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 51% pegawai Satuan Polisi
Pamong Praja masih berpendidikan SLTA, tetapi kalau dilihat dari tahun
sebelumnya tingkat pendidikan sarjana pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul terus meningkat, karena kebijakan pimpinan memberikan
kesempatan pegawai untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,
sehingga diharapakan Sumber Daya Manusia di Satpol PP kabupaten Bantul
akan meningkat.
3. Karakteristik Responden pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul
a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil yang diperoleh, Pegawai Negeri Sipil pada Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul menurut umur bervariasi. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
36
Tabel 4.3 Karakteristik Responden menurut Umur
USIA JUMLAH Pegawai
PERSENTASE (%)
20-30 1 5% 31-40 6 30% 41-50 7 35% >50 6 30%
Jumlah.
20
100%
Sumber : Data Pegawai Satpol PP Kab. Bantul
Setelah melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa usia 41-50 tahun
lebih dominan dengan prosentase 35% dengan jumlah sebanyak 7 orang,
selanjutnya usia 31-40 dan usia 50 tahun memiliki prosentase yang sama
yaitu 30%, dengan jumlah masing-masing 6 orang. Sedangkan usia 20-30
tahun dengan prosentase 5% dengan jumlah 1 orang.
b. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Adapun distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dari hasil yang
diperoleh Pegawai Negeri Sipil Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
37
Tabel 4.4 Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin JUMLAH Pegawai
PERSENTASE (%)
Laki-laki 14 70% Perempuan 6 30%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa, jumlah laki-
laki lebih mendominasi jumlah responden yakni 14 orang atau 70%. Karena
sesuai dengan pengamatan di lapangan peranan laki-laki mendominasi
ketugasan di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul, jika
dibandingkan jumlah perempuan dengan prosentase 30% sebanyak 6 orang.
c. Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
Distribusi responden berdasarkan masa kerja, Pegawai Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
MASA KERJA
(TAHUN) JUMLAH PEGAWAI
PERSENTASE (%)
25 tahun ke atas 8 40% 12-25 tahun 5 25% 1-11 tahun 7 35% Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer diolah Juli 2017
Berdasarkan data pada tabel di atas, persentase Aparatur Sipil Negara
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul dilihat dari lama bekerjanya
sebagai pegawai menunjukkan bahwa pegawai yang masa kerjanya 25 tahun
ke atas sebanyak 8 orang (40%) merupakan jumlah terbanyak, dibandingkan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
38
dengan jumlah responden dengan masa kerja 1-11 tahun sebanyak 7 orang
(35%) dan masa kerja 12-25 tahun sebanyak 5 orang (25%)
B. Pengumpulan Data kinerja Pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul
Adapun cara yang dilakukan dalam pengumpulan data ini dengan
observasi, wawancara dan menyebarkan kuesioner. Penulis memilih
responden sebayak 20 orang dari 60 orang seluruh anggota Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul, 20 orang sudah mewakili seluruhya karena
responden berasal dari tiap- tiap seksi dan bidang di Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul dan kenapa tidak semua pegawai Satpol PP
Kabupaten Bantul penulis jadikan responden karena ada bidang yang
mempunyai anggota banyak dan melaksanakan tugas yang sejenis.
Untuk mengetahui kinerja Pegawai Negeri di Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul, maka memilih beberapa indikator yaitu kualitas
pekerjaan, Perilaku kerja, Efektivitas dan Faktor pendukung pekerjaan,
Hubungan Interpersonal Pegawai. Indikator-indikator tersebut diperoleh dari
evaluasi pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada pegawai setiap
pelaksanaan pekerjaan selesai dilakukan. Besarnya indikator kinerja yang
ditetapkan dalam bentuk persentase dari jawaban yang diberikan dari tiap-tiap
indikator dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini :
1. Kualitas Pekerjaan
Untuk mengetahui tentang tanggapan responden terhadap pertanyaan
kuesioner mengenai kualitas pekerjaan pada Satuan Polisi Pamong Praja
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
39
Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat dilihat dari
tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul sudah menindak lanjuti dengan baik setiap pengaduan masyarakat terhadap pelanggaran ketertiban, kebersihan dan
keindahan Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 2 8 15% Setuju 3 10 30 58% Tidak Setuju 2 6 12 23% Sangat Tidak Setuju 1 2 2 4%
Jumlah 20 52 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja sudah menindak lanjuti dengan baik setiap pengaduan masyarakat
terhadap pelanggaran ketertiban, kebersihan dan keindahan, hal ini dapat
dibuktikan dengan jumlah persentase yang setuju atas pertanyaan yang
diberikan kepada responden sejumlah 58% atau sebanyak 10 orang kemudian
diikuti dengan jumlah persentase idak setuju sejumlah 23% atau sebanyak 6
orang. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja telah melaksanakan tugas dengan
baik sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tetapii perlu pegawai di satpol PP
mengantisipasi permasalahan masyarakat yang makin berkembang karena
dinamika masyarakat yang cepat serta persoalan yang ada dimasyarakat
makin komplek.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
40
Tabel 4.7 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Dalam penegakan peraturan daerah Anggota Satpol PP Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas
operasional sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 4 16 25% Setuju 3 14 42 67% Tidak Setuju 2 2 4 6% Sangat Tidak Setuju 1 - 1 2%
Jumlah 20 63 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Dalam penegakan peraturan daerah
anggota Satpol PP Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas operasional
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), jumlah persentase yang
setuju atas pertanyaan yang diberikan kepada responden sejumlah 67% atau
sebanyak 14 orang kemudian diikuti dengan jumlah persentase sangat setuju
sejumlah 25% atau sebanyak 4 orang. Dari jawaban responden tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
telah melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Tabel 4.8 Tanggapan Responden tentang pertanyaan perlu adanya diklat kusus Anggota
Satpol PP untuk meningkatkan SDM Satpol PP Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 8 32 49% Setuju 3 10 30 45% Tidak Setuju 2 2 4 6% Sangat Tidak Setuju 1 - - -
Jumlah 20 66 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
41
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai perlu adanya diklat kusus Pol PP
untuk meningkatkan SDM Satpol PP, pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul sangat antusias dan diminati, hal ini dapat dibuktikan
dengan jumlah persentase yang sangat dengan prosentase 49%, kemudian
setuju atas pertanyaan yang diberikan kepada responden sejumlah 45%
sedangkan yang tidak setuju sebanyak 2 orang dengan prosentase 6%.. Dari
jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pegawai
Satuan Polisi Pamong Praja sangat memerlukan diklat untuk meningkatkan
keprofesionalan dalam bekerja di Satuan Polisi Pamong Kabupaten Bantul..
Tabel 4.9 Tanggapan Responden tentang pertanyaan semua pekerjaan sudah terlaksana
secara optimal sesuai yang telah direncanakan Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 4 16 32% Setuju 3 8 24 48% Tidak Setuju 2 4 8 16% Sangat Tidak Setuju 1 2 2 4%-
Jumlah 20 50 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai semua pekerjaan sudah terlaksana
secara optimal sesuai dengan direncanakan, dengan prosentase jawaban
sangat setuju 32%, jawaban setuju atas pertanyaan yang diberikan kepada
responden sejumlah 48%, jawaban tidak setuju 16% dan jawaban sangat tidak
setuju 4%. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja telah melaksanakan tugas sesuai
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
42
yang telah direncanakan namun demikian beberapa pertimbangan guna
meningkatkan hasil kerja serta kualitas kerja.dengan lebih baik.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Kualitas Pekerjaan Pegawai
No.
Tanggapan Responden
Rata-rata Skor
Rata-rata persentase
(%)
1.
Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah menindak lanjuti dengan baik setiap pengaduan masyarakat terhadap pelanggaran ketertiban, kebersihan dan keindahan
2,6
65%
2.
Dalam penegakan peraturan daerah Anggota Satpol PP Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas operasional sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
3,15
78%
3.
perlu adanya diklat kusus Anggota Satpol PP untuk meningkatkan SDM Satpol PP
3,3
82%
4.
semua pekerjaan sudah terlaksana secara optimal sesuai yang telah direncanakan
2,5
62%
Rata-rata Skor dan prosentase
2,9
72%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil rekapitulasi dari kualitas
pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul tergolong tinggi dari
rata-rata persentase yaitu 72%. Hal ini berarti bahwa pegawai sangat
memperhatikan kualitas dan menjalankan tugasnya dengan baik.
2. Perilaku Kerja
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
43
Untuk mengetahui tentang tanggapan responden terhadap pertanyaan
kuesioner mengenai perilaku kerja pada Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat dilihat
dari beberapa hal sebagai berikut :
a. Peraturan Satuan Polisi Pamong Praja sudah dilaksanakan dengan baik.
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai peraturan
pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah dilaksanakan
dengan baik dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.11 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul sudah melaksanakan peraturan dengan baik Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 3 12 19% Setuju 3 15 45 74% Tidak Setuju 2 2 4 7% Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0%
Jumlah 20 61 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul sudah melaksanakan peraturan dengan baik, hal ini
dapat dibuktikan dengan jumlah persentase yang setuju atas pertanyaan yang
diberikan kepada responden sejumlah 74% atau sebanyak 15 orang kemudian
diikuti dengan jumlah persentase sangat setuju sejumlah 19% atau sebanyak
3 orang. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja telah melaksanakan peraturan
dengan baik.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
44
b. Pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul harus
dilibatkan dalam penyusunan rencana program kegiatan.
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai
pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul harus dilibatkan dalam
penyusunan rencana program kegiatan dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.12 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul harus dilibatkan dalam penyusunan rencana program kegiatan
Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 2 8 14% Setuju 3 14 42 73% Tidak Setuju 2 3 6 11% Sangat Tidak Setuju 1 1 1 2%
Jumlah 20 57 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul harus dilibatkan dalam penyusunan rencana program
kegiatan dapat dilihat dari jumlah persentase yang setuju atas pertanyaan
yang diberikan kepada responden sejumlah 73% atau sebanyak 14 orang
kemudian diikuti dengan jumlah persentase sangat setuju sejumlah 14% atau
sebanyak 3 orang. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja harus dilibatkan
dalam penyusunan rencana program kegiatan.
c. Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban pedagang lima
selama ini dilaksanakan dengan humanis dan sesuai prosedur yang berlaku
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
45
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai pada
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul dalam penertiban pedagang
lima selama ini dilaksanakan dengan humanis dan sesuuai prosedur yang
berlaku dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.13 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul melaksanakan penertiban pedagang kaki lima dengan humanis dan sesuai prosedur.
Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 4 16 26% Setuju 3 13 39 64% Tidak Setuju 2 3 6 10% Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0%
Jumlah 20 61 100% Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden terhadap
pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul dalam penertiban pedagang lima selama ini dilaksanakan
dengan humanis dan sesuuai prosedur yang berlaku dapat dilihat dari jumlah
persentase yang setuju atas pertanyaan yang diberikan kepada responden
sejumlah 64% atau sebanyak 13 orang kemudian diikuti dengan jumlah
persentase sangat setuju sejumlah 26% atau sebanyak 4orang. Dari jawaban
responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pegawai Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul dalam penertiban pedagang lima
selama ini dilaksanakan dengan humanis dan sesuuai prosedur yang berlaku.
d. Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah
melaksanakan dengan baik instruksi pimpinan,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
46
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai pada
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah melaksanakan dengan
baik instruksi dari pimpinan dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.14 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah melaksanakan dengan baik instruksi dari
pimpinan Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 2 8 15% Setuju 3 10 30 56% Tidak Setuju 2 8 16 29% Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0%
Jumlah 20 54 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden terhadap
pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul sudah melaksanakan dengan baik instruksi dari pimpinan
dapat dilihat dari jumlah persentase yang setuju atas pertanyaan yang
diberikan kepada responden sejumlah 56% atau sebanyak 10 orang kemudian
diikuti dengan jumlah persentase sangat setuju sejumlah 15% atau sebanyak
8 orang. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul dalam
penertiban pedagang lima selama ini sudah melaksanakan instruksi pimpinan
dengan baik.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
47
Tabel 4.15 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Prilaku Kerja Pegawai
No.
Tanggapan Responden
Rata-rata Skor
Rata-rata persentase
(%)
1. Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah melaksanakan peraturan dengan baik
3,05
76%
2.
Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul harus dilibatkan dalam penyusunan rencana program kegiatan
2,85
71%
3.
Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul melaksanakan penertiban pedagang kaki lima dengan humanis dan sesuai prosedur.
3,05
76%
4.
Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sudah melaksanakan dengan baik instruksi dari pimpinan
2,70
67%
Rata-rata Skor dan prosentase
2,91
73%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil rekapitulasi dari perilaku
pekerja pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul tergolong
tinggi dari rata-rata persentase yaitu 73%. Hal ini berarti bahwa perilaku
pekerja pegawai sangat baik dan menjalankan tugasnya dengan baik.
3. Efektivitas dan Faktor Pendukung Pekerjaan
a. Pemenuhan penunjang pekerjaan berupa perlengkapan dan peralatan sudah
memadai.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
48
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai
pemenuhan penunjang pekerjaan berupa perlengkapan dan peralatan sudah
memadai dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.16 Tanggapan Responden tentang pertanyaan pemenuhan penunjang
pekerjaan berupa perlengkapan dan peralatan sudah memadai. Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 0 0 0% Setuju 3 5 15 36% Tidak Setuju 2 12 24 57% Sangat Tidak Setuju 1 3 3 7%
Jumlah 20 42 100% Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden terhadap
pertanyaan kuesioner mengenai pemenuhan penunjang pekerjaan berupa
perlengkapan dan peralatan sudah memadai dapat dilihat dengan jumlah
persentase yang tidak setuju atas pertanyaan yang diberikan kepada responden
sejumlah 57% atau sebanyak 12 orang kemudian diikuti dengan jumlah
persentasesetuju sejumlah 36% atau sebanyak 5 orang. Dari jawaban
responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemenuhan
penunjang pekerjaan berupa perlengkapan dan peralatan belum memadai pada
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul .
b. Jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja sekarang sudah sesuai beban
tugas di Sat Pol PP Kabupaten Bantul
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
49
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai jumlah
anggota Satuan Polisi Pamong Praja sekarang sudah sesuai beban tugas di
Sat Pol PP Kabupaten Bantul dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.17 Tanggapan Responden tentang pertanyaan jumlah anggota Satuan Polisi
Pamong Praja sekarang sudah sesuai beban tugas di Sat Pol PP Kabupaten Bantul
Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 0 0 0% Setuju 3 5 15 38% Tidak Setuju 2 9 18 46% Sangat Tidak Setuju 1 6 6 16%
Jumlah 20 39 100% Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden terhadap
pertanyaan kuesioner mengenai jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja
sekarang sudah sesuai beban tugas di Sat Pol PP Kabupaten Bantul dapat
dilihat dengan jumlah persentase yang tidak setuju atas pertanyaan yang
diberikan kepada responden sejumlah 46% atau sebanyak 9 orang kemudian
diikuti dengan jumlah persentase setuju sejumlah 38% atau sebanyak 5
orang. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja sekarang belum sesuai
dengan beban tugas di Sat Pol PP Kabupaten Bantul.
c. Pemberian tambahan penghasilan bagi pegawai berdasarkan prestasi kerja
sudah memadai
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
50
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai pemberian
tambahan penghasilan bagi pegawai berdasarkan prestasi kerja sudah
memadai dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.18 Tanggapan Responden tentang pertanyaan pemberian tambahan
penghasilan bagi pegawai berdasarkan prestasi kerja sudah memadai Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 0 0 0% Setuju 3 3 9 24% Tidak Setuju 2 12 24 63% Sangat Tidak Setuju 1 5 5 13%
Jumlah 20 38 100% Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden terhadap
pertanyaan kuesioner mengenai pemberian tambahan penghasilan bagi
pegawai berdasarkan prestasi kerja sudah memadai dapat dilihat dengan
jumlah persentase yang tidak setuju atas pertanyaan yang diberikan kepada
responden sejumlah 63% atau sebanyak 12 orang kemudian diikuti dengan
jumlah persentase sangat tidak setuju sejumlah 13% atau sebanyak 5
orang dan 13 % menyatakan setuju. Dari jawaban responden tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian tambahan penghasilan
bagi pegawai berdasarkan prestasi kerja belum memadai.
d. Penguasaan informasi teknologi sangat diperlukan dalam kelancaran tugas
pada Satuan Polisi Pamong Praja
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai
penguasaan informasi teknologi sangat diperlukan dalam kelancaran tugas
pada Satuan Polisi Pamong Praja dapat dilihat dari tabel berikut ini :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
51
Tabel 4.19 Tanggapan Responden tentang pertanyaan penguasaan informasi teknologi sangat diperlukan dalam kelancaran tugas pada Satuan Polisi Pamong Praja
Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 4 16 27% Setuju 3 12 36 60% Tidak Setuju 2 4 8 13% Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0%
Jumlah 20 60 100% Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden terhadap
pertanyaan kuesioner mengenai penguasaan informasi teknologi sangat
diperlukan dalam kelancaran tugas pada Satuan Polisi Pamong Praja dapat
dilihat dengan jumlah persentase yang setuju atas pertanyaan yang
diberikan kepada responden sejumlah 60% atau sebanyak 12 orang
kemudian diikuti dengan jumlah persentase sangat sangat setuju sejumlah
27% atau sebanyak 4 orang dan 13 % menyatakan tidak setuju. Dari
jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
penguasaan informasi teknologi sangat diperlukan dalam kelancaran tugas
pada Satuan Polisi Pamong Praja.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
52
Tabel 4.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Efektivitas dan Faktor
Pendukung Pekerjaan
No.
Tanggapan Responden
Rata-rata Skor
Rata-rata persentase
(%)
1.
pemenuhan penunjang pekerjaan berupa perlengkapan dan peralatan sudah memadai.
2,10
52%
2.
jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja sekarang sudah sesuai beban tugas di Sat Pol PP Kabupaten Bantul
1,95
49%
3.
pemberian tambahan penghasilan bagi pegawai berdasarkan prestasi kerja sudah memadai
1,90
47%
4.
pertanyaan penguasaan informasi teknologi sangat diperlukan dalam kelancaran tugas pada Satuan Polisi Pamong Praja
3,00
75%
Rata-rata Skor dan persentase
2,24
56%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil rekapitulasi dari Efektivitas
dan Faktor Pendukung pekerjaan pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul tergolong rendah dari rata-rata persentase yaitu 56%. Hal ini berarti
bahwa Efektivitas dan Faktor Pendukung pekerjaan yang mendukung
keberhasilan tugas di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul perlu
untuk ditingkatkan lagi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
53
4. Hubungan Interpersonal Pegawai
Untuk mengetahui tentang tanggapan responden terhadap pertanyaan
kuesioner mengenai hubungan Interpersonal Pegawai pada Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
a. Hubungan dengan teman sekerja sangat baik pada Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul.
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai hubungan
dengan teman sekerja sangat baik pada Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.21 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul mempunyai hubungan dengan teman sekerja sangat baik
Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 5 20 33% Setuju 3 12 36 58% Tidak Setuju 2 3 6 9% Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0%
Jumlah 20 61 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul mempunyai hubungan dengan teman sekerja sangat
baik, dibuktikan dengan jumlah persentase yang setuju atas pertanyaan yang
diberikan kepada responden sejumlah 58% atau sebanyak 12 orang kemudian
diikuti dengan jumlah persentase sangat setuju sejumlah 33% atau sebanyak
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
54
5 orang. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai hubungan sangat
baik dengan teman sekerja.
b. Hubungan kerjasama pimpinan dan staf sangat baik pada Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul.
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai hubungan
kerjasama pimpinan dan staf sangat baik pada Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.22 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Hubungan kerjasama pimpinan dan staf sangat baik pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 3 12 20% Setuju 3 14 42 71% Tidak Setuju 2 2 4 7% Sangat Tidak Setuju 1 1 1 2%
Jumlah 20 59 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantu lmempunyai hubungan kerjasama pimpinan dan staf
yang sangat baik, dibuktikan dengan jumlah persentase yang setuju atas
pertanyaan yang diberikan kepada responden sejumlah 71% atau sebanyak 14
orang kemudian diikuti dengan jumlah persentase sangat setuju sejumlah 20%
atau sebanyak 3 orang. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai
hubungan kerjasama pimpinan dan staf yang sangat baik.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
55
c. Pimpinan sering memberikan motivasi/dorongan kepada staf pada Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul.
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pimpinan
sering memberikan motivasi/dorongan kepada staf pada Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.23 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Pimpinan sering memberikan
motivasi/dorongan kepada staf pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 7 28 43% Setuju 3 11 33 51% Tidak Setuju 2 2 4 6% Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0%
Jumlah 20 65 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Pimpinan sering memberikan
motivasi/dorongan kepada staf pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul dibuktikan dengan jumlah persentase yang setuju atas pertanyaan yang
diberikan kepada responden sejumlah 51% atau sebanyak 11 orang kemudian
diikuti dengan jumlah persentase sangat setuju sejumlah 43% atau sebanyak
7 orang. Dari jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pimpinan pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sering
memberikan motivasi/dorongan kepada staf.
d. Penyelesaian pekerjaan/tugas pegawai sering melibatkan rekan kerja pada
unit lain.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
56
Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner mengenai Penyelesaian
pekerjaan/tugas pegawai sering melibatkan rekan kerja pada unit lain dapat
dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.24 Tanggapan Responden tentang pertanyaan Penyelesaian pekerjaan/tugas
pegawai sering melibatkan rekan kerja pada unit lain Tanggapan Responden
Skor (X)
Jumlah orang (Y)
X.Y Persentase
(%) Sangat Setuju 4 2 8 15% Setuju 3 10 30 58% Tidak Setuju 2 6 12 23% Sangat Tidak Setuju 1 2 2 4%
Jumlah 20 52 100%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel tersebut di atas, dapat terlihat tanggapan responden
terhadap pertanyaan kuesioner mengenai penyelesaian pekerjaan/tugas
pegawai sering melibatkan rekan kerja pada unit lain dibuktikan dengan
jumlah persentase yang setuju atas pertanyaan yang diberikan kepada
responden sejumlah 58% atau sebanyak 10 orang kemudian diikuti dengan
jumlah persentase tidak setuju sejumlah 23% atau sebanyak 6 orang. Dari
jawaban responden tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul penyelesaian pekerjaan/tugas
pegawai sering melibatkan rekan kerja pada unit lain.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
57
Tabel 4.25 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Hubungan Interpersonal
Pegawai
No.
Tanggapan Responden
Rata-rata Skor
Rata-rata persentase
(%)
1.
Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul mempunyai hubungan dengan teman sekerja sangat baik
3,05
76%
2.
Hubungan kerjasama pimpinan dan staf sangat baik pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
2,95
73%
3.
Pimpinan sering memberikan motivasi/dorongan kepada staf pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
3,25
81%
4.
Penyelesaian pekerjaan/tugas pegawai sering melibatkan rekan kerja pada unit lain
2,60
65%
Rata-rata Skor dan prosentase
2,96
74%
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil rekapitulasi dari Hubungan
Interpersonal pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
tergolong tinggi dari rata-rata persentase yaitu 74%. Hal ini berarti bahwa
Hubungan personal pegawai dengan pimpinan maupun hubungan dengan
sesama teman / rekan kerja sangat baik dalam rangka penyelesaian
pekerjaan.
5. Rekapitulasi Indikator Kinerja
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
58
Tabel 4.26 Total Indikator Kinerja Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul
No.
Tanggapan Responden
Rata-rata Persentase
(%)
Kategori
1. Kualitas Pekerjaan
72
Baik
2. Perilaku Kerja
73
Baik
3.
Efektivitas dan Faktor Pendukung Pekerjaan
56
Rendah
4.
Hubungan Interpersonal Pegawai
74
Baik
Rata-rata persentase
68,7
Baik
Sumber : Data Primer diolah Agustus 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil rekapitulasi dari kualitas
pekerjaan, perilaku kerja, Hubungan Interpersonal pegawai Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul tergolong baik, karena prosentasenya diatas
70%, sedangkan Efektivitas dan faktor pendukung pekerjaan masih tergolong
rendah karena rata-rata persentase 56%..
C. Kinerja Pegawai Negeri Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
Pegawai Negeri Sipil Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul selama
ini telah melaksanakan tugas dan fungsi sebagai abdi Negara di Satuan Polisi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
59
Pamong Praja Kabupaten Bantul, dengan sebaik-baiknya walaupun banyak
keterbatasan yang ada.
Kinerja anggota satuan polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul sangat
dipengaruhi oleh Efektivitas dan faktor pendukung pekerjaan diantaranya sarana
dan prasarana yang memadai, insentif yang cukup, anggaran yang cukup, sumber
daya manusia yang memadai, terampil dan cekatan, serta kemampuan untuk
bekerja secara efektif.
Dalam rangka mendukung agar Sumber Daya Manusia di Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul,semakin meningkat maka menjadi suatu yang
wajib dilaksanakan untuk mengadakan kegiatan diklat kusus yang bersenergi dan
berkesinambungan.yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Satpol PP. Walaupun
selama ini anggaran yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Hubungan Interpersonal masing-masing pegawai di Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul sangat baik, serta hubungan pegawai dengan pimpinan
juga baik, tentu akan memberikan nilai tambah dalam penyelesaian suatu
pekerjaan sesuai dengan visi Satpol PP yaitu terwujudnya masyarakat Bantul yang
tertib, tentram, sejahtera dan demokratis serta misi Satpol PP Kabupaten Bantul
yaitu :
1, Mewujudkan tegaknya Peraturan Daerah
2. Mewujudkan Aparat Pemerintahan yang trampil dan professional
3. Mewujudkan rasa aman dan nyaman di masyarakat.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan melihat dan menilai hasil rekapitulasi Evaluasi Indikator
kinerja pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul belum
sesuai standar yang ditetapkan yaitu sebesar 80%, karena rata-rata
persentase sebagai berikut :
1. Kualitas pekerjaan anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul dengan rata-rata persentase sebesar 72%.
2. Perilaku kerja dengan persentase sebesar 73%.
3. Hubungan interpersonal Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul dengan persentase sebesar 74%.
4. Efektifitas dan faktor pendukung pekerjaan hanya 56%.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan penelitian di atas ada beberapa hal yang
perlu untuk dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Bantul, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas pekerjaan pegawai Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Bantul, diantaranya meningkatkan sumber daya
manusia di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
61
2. Meningkatkan perilaku kerja pegawai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bantul lebih baik lagi diantaranya supaya lebih
mengedepankan tindakan persuasif.
3. Meningkatkan hubungan interpersonal pegawai di Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Bantul terutama melibatkan bidang lain
dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Lebih meningkatkan efektifitas dan pendukung pekerjaan
diantaranya agar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten menaikkan
anggaran pemenuhan sarana dan prasarana dalam mendukung
keberhasilan pekerjaan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi.(2006), Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gomes, Faustino Cardoso, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset
Hasibuan (2007), Organisasi dan Motivasi, Jakarta: PT. Bina Aksara
________(2009), Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara..
Jalaludin Rahmat, (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mahsum M (2006), Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: BPFE, UGM
Mahmudi (2010), Manajemen Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: UPP STIM, YKPN
Mangkunegara, Anwar Prabu .(2002), Manajemen Sumber Daya Manusia,Bandung: Remaja Rosdakarya.
Martoyo Susilo (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE
Nawawi (2005), Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
Palan R (2007), Competency Management Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi, Penerjemah: Octa Melia Jalal, Jakarta: Penerbit PPM .
Ranuprojo dan Husnan (1999), Manajemen Personalia Edisi ke-empat, Yogyakarta: BPFE.
Robbins, Stephen P.,(2006),. Perilaku Organisasi, PT Indeks, Jakarta: Kelompok Gramedia
Sadili Samsudin. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Sedarmayanti. (2009). Manajemen Sumberdaya Manusia : Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama.
STIEW
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
63
____________(2013), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Aditama.
Siagian, S. P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno H.B. (2008) Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisa di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Wan – Yiun Loh, Elizabeth and Ah – Keng Kan (2006), The Effect of Service
Recovery on Consumen Satisfaction: A Comparison Between Complainant and Non Complainants Journal of Service Marketing Volume 20 Number 2.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Bupati Bantul Nomor 112 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2011
tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Polisi Pamong Praja
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at