evaluasi pengendalian internal persediaan obat …
TRANSCRIPT
i
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN
OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM
(Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD TEMANGGUNG)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Sena Tirta Prasalya
NIM: 142114112
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
S k r i p s i
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN
OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM
(Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD TEMANGGUNG)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
S k r i p s i
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN
OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM
(Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD TEMANGGUNG)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Waktu tak akan pernah mau peduli apa yang telah dan akan
terlewati, sapalah pahit dan manis yang datang silih berganti,
dan hidup akan terus berjalan.”
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
- Bapak dan ibu
- Kakak dan saudara kembarku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Sena Tirta Prasalya
NIM : 142114112
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpusatakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN
OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM
Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD Temanggung
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa peru ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya ssebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 30 Januari 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANS – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul
“EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN
OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM”
Studi Kasus Pada Bagian Farmasi di RSUD Temanggung, Jawa Tengah
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain tanpa menyebutkan penulis aslinya, saya
bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan ijasah yang sudah saya
terima.
Yogyakarta, 31 Januari 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan dan melimpahkan karunia dan rahmatnya kepada saya sebagai
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi. Penulisan skripsi ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat dampingan, dukungan,
bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
3. Dr. F.A. Joko Siswanto, M.M, Ak, QIA, C.A selaku Pembimbing skripsi
yang meluangkan waktu dibalik kesibukan beliau untuk membimbing,
mendidik, dan menuntun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Karyawan RSUD Temanggung yang meluangkan waktu untuk mengisi
kuisioner dan mwnjawab peratanyaan yang penulis berikan.
5. Dokter Rossa yang telah membantu penulis menjembatani untuk melakukan
penelitian di RSUD Temanggung .
6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,
atas bimbingan dan layanan yang telah diberikan selama peneliti menempuh
kuliah di Universitas Sanata Dharma
7. Kedua orang tuaku, Bapak Agung Hermawan dan Ibu Euprhosina Era
Prabandari yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa
selama penulis menempuh pendidikan di jenjang perkuliahan.
8. Kakaku Adea Puspa Kinanti yang memberikan semangat dan dukungan
kepada penulis selama menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Saudara kembarku yang telah memberikan dukungan serta memotivasi agar
dapat menyelesaikan studi bersama.
10. Pamanku Hendro Yulianto, Derajat Budi, Heru dan Saudari sepupu Fitri Citra
Ningrum dan yang sering memberikan dukungan secara moril dan finansial
selama menempuh pendidikan dijenjang perkuliahan.
11. Wanita hebat Dewi Cakra Kiani dan Yoshinta yang selalu memberikan
masukan dan nasehat dalam perjalan hidup penulis selama menempuh
pendidikan.
12. Meilaningtyas Citra Pritania, teman sejak kecil yang dengan sabar selalu
menamani penulis dalam suka dan duka disetiap waktunya selama menemani
menyelesaikan tugas akhir skripsi.
13. Arex, Gilang, Filleas, Anton, Hendro, Frans, Bagas, Pupung dll teman
seperjuangan kuliah penulis dalam menempuh pendidikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Januari 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................v
PERNYATAAN KEAASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ................................vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xi
ABSTRAK ...........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 7
A. Evaluasi ............................................................................................... 7
B. Pengendalian Internal .......................................................................... 8
C.Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan ............................................... 17
D. Pengertian Rumah Sakit ...................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 36
B. Jenis Data dan Sumber Data .................................................................36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................37
D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................37
E. Data yang diperlukan .......................................................................... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................38
G. Teknik Analisis Data ............................................................................39
BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ............................................. 45
A. Kata Pengantar ................................................................................... 45
B. Tugas Pokok dan Fungsi ..................................................................... 46
C.Visi dan Misi RSUD Temanggung ...................................................... 47
D. Struktur organisasi RSUD Temanggung ............................................ 48
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 49
A. Deskripsi data hasil wawancara dan checklist .................................... 49
B. Evaluasi Perbandingan ........................................................................ 51
BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 75
A. Kesimpulan ........................................................................................ 75
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 76
C. Saran ................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78
LAMPIRAN ......................................................................................................... 80
Lampiran 1 Hasil Checklist ..................................................................... 81
Lampiran 2 Daftar Wawancara ................................................................ 85
Lampiran 3 Penerimaan Obat dari gudang ............................................... 86
Lampiran 4 Ruang Penyimpanan Obat .................................................... 87
Lampiran 5 Ruang Karyawan................................................................... 88
Lampiran 6 Keterangan Penelitian ......................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3. 1 Tabel Perbandingan Pengendalian Internal ........................................ 41
Tabel 4. 1 Struktur Organisasi ............................................................................ 48
Tabel 5. 1 Tabel Perbandingan dan Evaluasi Lingkungan Pengendalian ............. 54
Tabel 5. 2 Tabel Perbandingan dan Evaluasi Penilaian Resiko ........................... 59
Tabel 5. 3 Tabel Perbandingan dan Evaluasi Aktivitas Pengendalian ................. 64
Tabel 5. 4 Tabel Perbandingan dan Evaluasi Informasi dan Komunikasi ............ 68
Tabel 5. 5 Tabel Perbandingan dan Pengawasan atau Pemantauan ..................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
THE EVALUATION OF INTERNAL CONTROL OF MEDICINE
SUPPLIES FOR GENERAL TREATMENT
(A Case Study of Pharmacy Department in Temanggung Hospital)
Sena Tirta Prasalya
NIM: 142114112
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
The aim of this study is to find out whether or not the application of
internal control of medicine supply in the pharmacy installation of RSUD
Temanggung is in accordance with the standards of internal control according to
the COSO (Committee of Sponsoring Organization). Data collection techniques
used were interviews, observation, documentation, and checklist. The data
analysis technique used was descriptive comparative with the type of case study
research.
The results of this study indicate that the pharmaceutical department of the
Temanggung Hospital has implemented internal controls in accordance with
internal controls according to COSO.
Keywords: COSO, Internal Control, Inventory of pharmaceutical medicines
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN
OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM
(Studi Kasus Bagian Farmasi di RSUD Temanggung)
Sena Tirta Prasalya
NIM: 142114112
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pengendalian
internal persediaan obat dalam instalasi farmasi RSUD Temanggung sudah sesuai
dengan ditinjau dari standar pengendalian internal menurut COSO (Comittee of
Sponsoring Organization). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dokumentasi, dan Checklist. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu deskriptif komparatif dengan jenis penelitian studi kasus.
Hasil penelitian ini menunjukan bagian farmasi RSUD Temanggung telah
menerapkan pengendalian internal sesuai dengan pengendalian internal menurut
COSO. Komponen yang belum seuruhnya diterapkan dengan sesuai adalah
lingkungan pengendalian dan pemantauan atau pengawasan.
Kata Kunci: COSO, Pengendalian Internal, Persediaan obat bagian farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 983/
MenKes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum bab
IV pasal 41, instalasi merupakan fasilitas penyelenggara pelayanan penunjang
medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan dan
pemeliharaan sarana rumah sakit. Instalasi rumah sakit meliputi instalasi rawat
jalan, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, bedah sentral, perawatan
intensif, radiologi, farmasi, gizi, patologi dan pemeliharaan sarana rumah
sakit. Dalam instalasi farmasi adapun tugas seorang apoteker di rumah sakit
adalah melaksanakan kegiatan kefarmasian seperti mengawasi pembuatan,
pengadaan, pendistribusian atau perbekalan obat, dan persediaan obat.
Persediaan adalah aset yang sangat besar dan rawan dari segala risiko
kerusakan dan pencurian. Oleh karena itu, persediaan memerlukan
pengendalian dan pengawasan yang baik guna menjaga efisiensi dan
efektivitas kegiatan perusahaan salah satunya dengan sistem pencatatan dan
penilaian persediaan yang baik dan terkendali terhadap persediaan (Mulyadi,
2008).
Terdapat cara untuk melindungi aset organisasi yaitu dengan
pengendalian internal. Adapun pengertian pengendalian internal adalah
kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan
meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti. Perusahaan perlu
menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan sistem operasi
mereka, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem (Warren,
2006).
Menurut Mulyadi (2008), pengendalian atas persediaan harus segera
dilakukan setelah persediaan diterima. Pengendaliaan untuk melindungi
persediaan melibatkan pembentukan dan penggunaan tenaga keamanan untuk
mencegah kerusakan persediaan atau pencurian oleh karyawan. Permasalahan-
permasalahan tersebut dapat mengakibatkan penjualan pada suatu apotek
menurun dan berisiko merugi.
Ada beberapa kasus mengenai persediaan di bagian farmasi yang sering
terjadi salah satu contohnya adanya selisih antara pencatatan dalam
perhitungan fisik obat dengan pencatatan yang ada di komputer. Ada beberapa
indikasi penyebab terjadinya hal tersebut yaitu: 1) Dalam pelaksanaan
prosedur masih terjadi rangkap fungsi; 2) Human error dimana terdapat staf
yang kurang mentaati standar operasi dan prosedur yang ada, berupa tidak
melakukan pencatatan baik secara manual maupun komputerisasi, karena
dianggap kurang efisien secara waktu jika harus melakukan pencatatan
manual. Hal ini akan menimbulkan akumulasi selisih yang cukup banyak bila
tidak segera melakukan penyesuaian antara pencatatan fisik dan pencatatan
yang ada di komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dalam pengendalian internal dibutuhkan adanya suatu evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui apakah pengendalian internal sudah berjalan
dengan baik. Salah satu alternatif untuk mengevaluasi pengendalian internal
menggunakan kerangka model COSO (Committee of Sponsoring Organization
Internal Framework). Gramling dan Hermason (2009) mengatakan bahwa
COSO menyediakan perspektif yang berguna untuk mencapai pengendalian
internal yang efektif baik sektor publik, maupun swasta yang berorientasi pada
laba maupun nirlaba. COSO menyatakan terdapat 5 komponen yang harus
terintegrasi sebagai upaya dari pengendalian internal yaitu lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta pemantauan atau pengawasan. Komponen-komponen
tersebut digunakan untuk mengevaluasi pengendalian internal pada sebuah
perusahaan ataupun organisasi.
Dalam penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian pengendalian
internal di RSUD Temanggung pada bagian farmasi untuk mengetahui,
apakah pengendalian internal yang diterapkan sesuai dengan lima komponen
pengendalian internal menurut COSO. RSUD Temanggung adalah rumah
sakit terbesar yang ada di kabupaten Temanggung, Rumah sakit ini
merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah yang disetiap pelaksanaan
kegiatan rumah sakit akan dipantau dan diawasi langsung pemerintah daerah
melalui dinas kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
pengendalian internal yang berkaitan dengan persediaan obat untuk
pengobatan umum pada bagian farmasi di RSUD Temanggung dengan
mengambil judul “EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL
PERSEDIAAN OBAT UNTUK PENGOBATAN UMUM DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH TEMANGGUNG”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas ,pokok permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
Apakah penerapan pengendalian internal persediaan obat untuk
pengobatan umum pada bagian farmasi di RSUD Temanggung sudah sesuai
dengan prinsip-prinsip pengendalian internal menurut COSO (Committee of
Sponsoring Orginization)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan
pengendalian internal persediaan obat untuk pengobatan umum pada bagian
farmasi di RSUD Temanggung sudah sesuai dengan prinsip-prinsip
pengendalian internal menurut COSO (Comittee of Sponsoring Organization).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya sebagai berikut:
a. Manfaat praktis:
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
pihak Rumah Sakit (RS) dalam kaitannya dengan pengandalian internal
persediaan obat agar berjalan dengan baik.
b. Manfaat teoritis:
1) Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan tentang
pengandalian internal, khususnya dalam persediaan obat untuk
pengobatan umum pada pada bagian farmasi. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah keterampilan penulis dalam membuat
karya tulis yang baik.
2) Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai pengendalian
internal, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam
penelitian selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi landasan teori yang digunakan untuk
membahas masalah yang diangkat dalam penelitian. Mencakup
teori-teori dan konsep-konsep yang relevan.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, jenis data dan
sumber data, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek
penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Rumah Sakit
Bab ini berisi tentang profil organisasi yang akan dilakukan
penelitian, baik dari sejarah hingga sturktur organisasi, visi, misi
dan tujuan organisasi.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang deskripsi penelitian berdasarkan
data-data yang telah dikumpulkan dan hasil pembahasan penelitian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
serta saran yang diajukan sebagai pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan pengendalian
internal.
BAB VI Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil evaluasi yang telah
dilakukan, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang penulis
ajukan untuk penelitian berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Arikunto (2008), evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
sebuah keputusan. Menurut penulis, evaluasi dapat dikatakan sebagai
sebuah penilaian terhadap suatu obyek yang dinilai menggunakan standar
atau aturan atau tolok ukur tertentu, jika obyek yang diteliti memiliki nilai
yang sesuai standar maka dapat dikatakan hasil evaluasi terhadap tersebut
baik, tetapi apabila obyek yang diteliti memiliki nilai yang jauh dari nilai
standar maka dikatakan hasil evaluasi terhadap obyek tersebut buruk.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Menurut Arikunto (2008), tujuan dari evaluasi dibedakan menjadi dua
yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada
program secara menyeluruh, sedangkan tujuan khusus hanya difokuskan
pada masing-masing komponen.
Adapun fungsi evaluasi menurut Arikunto (2008) adalah untuk
melihat kembali apakah semua yang sudah berjalan sesuai dengan
ketetapan dan aturan yang berlaku, dan juga untuk melihat apakah layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
atau tidaknya semua yang sudah berjalan. Dalam melakukan evaluasi ini,
fungsi lainnya adalah untuk memberikan umpan balik dari kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan.
B. Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO) (2013),
pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan
direksi, manajemen, dan personal lainnya, yang dirancang untuk
memberi keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan
dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Menurut Mulyadi (2008)
sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode,
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi (2008), berdasarkan tujuannya sistem
pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Pengendalian Internal Akuntansi
Pengendalian internal akuntansi yang merupakan bagian dari
pengendalian internal, meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi.
b. Pengendalian Internal Administratif
Pengendalian internal administratif meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk
mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
2. Komponen Pengendalian Internal
Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO) (2013), pengendalian internal mempunyai lima
komponen dan 17 prinsip, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses,
dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan
pengendalian internal di organisasi. Lingkungan pengendalian terdiri
dari prinsip-prinsip:
1) Komitmen terhadap integritas dan nilai etika.
2) Melaksanakan tanggung jawab pengawasan.
3) Menetapkan struktur, wewenang dan tanggung jawab.
4) Komitmen terhadap kompetensi.
5) Mendorong akuntabilitas atas sistem pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Penilaian Risiko
Setiap perusahaan menghadapi risiko dari sumber eksternal
maupun internal. Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis
dan berulang untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap
pencapian tujuan. Dengan demikian penilaian risiko membentuk
dasar untuk menentukan bagaimana risiko akan dikelola. Ada empat
prinsip dari penilaian risiko, yaitu:
1) Menentukan tujuan.
2) Mengidentifikasi dan menganalisis risiko.
3) Menilai risiko kecurangan.
4) Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan signifikan.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan tindakan yang ditetapkan
melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan
manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan
yang dilakukan. Ada tiga prinsip aktivitas pengendalian, yaitu:
1) Mengembangkan kegiatan pengendalian.
2) Mengembangkan kontrol umum atas teknologi.
3) Merinci dalam kebijakan dan prosedur.
d. Informasi dan Komunikasi
Informasi diperlukan perusahaan untuk melaksanakan tanggung
jawab pengendalian untuk mendukung pencapaian tujuannya.
Komunikasi bersifat terus menerus untuk menyediakan, berbagi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi dalam
perusahaan terjadi secara internal maupun eksternal. Ada tiga prinsip
informasi dan komunikasi, yaitu:
1) Menggunakan informasi yang relevan.
2) Komunikasi internal yang efektif.
3) Komunikasi eksternal yang efektif.
e. Aktifitas Pemantauan atau Pengawasan
Kegiatan ini merupakan evaluasi berkelanjutan, terpisah, atau
beberapa kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk
memastikan apakah masing-masing dari lima komponen
pengendalian benar-benar ada dan berfungsi. Ada dua prinsip dalam
aktivitas pemantauan, yaitu:
1) Evaluasi berkelanjutan dan/ atau terpisah.
2) Mengevaluasi dan melaporkan setiap kekurangan.
3. Keterbatasan Pengendalian Internal
Keterbatasan-keterbatasan yang ada mungkin terjadi sebagai hasil
dari penetapan tujuan-tujuan yang menjadi prasyarat untuk pengendalian
internal tidak tepat, penilaian manusia dalam pengendalian keputusan
yang dapat salah dan bias, faktor kegagalan atau kesalahan manusia
sebagai pelaksana, kemampuan manajemen untuk mengesampingkan
pengendalian internal, kemampuan manajemen, personel lainnya,
ataupun pihak ketiga untuk menghindari kolusi, dan juga peristiwa-
peristiwa eksternal yang berada di luar kendali organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian
internal (Mulyadi, 2002) adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan Dalam Pertimbangan
Manajemen dan personil lain seringkali melakukan kesalahan
dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melaksanakan tugas
rutin yang disebabkan karena kekurangan informasi, keterbatasan
waktu atau tekanan lain.
b. Gangguan
Gangguan pada pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi
karena personil salah memahami perintah atau melakukan kesalahan
karena kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan yang
bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem
dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.
c. Kolusi
Kolusi atau persekongkolan dapat mengakibatkan rusaknya
pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan
perusahaan dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak
terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal yang dirancang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Pengabaian oleh Manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang
telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan
pribadi, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan
semu.
4. Fungsi Pengendalian Internal
Fungsi pengendalian internal menurut Gondodiyoto (2007), meliputi:
a. Fungsi Operasi
Dalam fungsi operasi, memiliki sebuah wewenang
melaksanakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pembelian dan
penjualan serta melihat barang yang ada berhubungan dengan
persediaan bahan baku.
b. Fungsi Penyimpanan Barang
Fungsi ini memiliki peran sebagai tempat menyimpan aset
perusahaan. Menyimpan barang-barang yang akan siap diolah dan di
produksi menjadi barang setengah jadi dan barang jadi yang akan
dipasarkan.
c. Fungsi Penyimpanan Uang
Fungsi ini menyimpan uang yang ada di dalam perusahaan yang
merupakan aset yang sangat berharga dan kekayaan yang ada di
perusahaan. Fungsi ini menjaga uang dari kehilangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kecurangan yang memungkinkan dapat terjadi serta penyimpangan
yang ada.
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa
keuangan perusahaan, menyimpan dan melihat segala transaksi serta
kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan keluar masuknya aliran
kas.
5. Sifat Pengendalian Internal
Menurut Gondodiyoto (2009), pengendalian internal memiliki 3 sifat,
meliputi:
a. Preventive Control
Pengendalian internal yang dirancang memiliki tujuan agar
mengurangi kesalahan, kekeliruan, kelalaian, maupun penyalagunaan
dalam pelaksaan kegiatan perusahaan perusahaan. Misalnya desain
formulir yang baik, itemnya lengkap, mudah diisi, serta pelatihan
kepada orang-orang yang berkaitan dengan input sistem, sehingga
mereka tidak melakukan kesalahan.
b. Detection Control
Pengendalian yang didesain dengan tujuan agar apabila data
direkam atau dikonversi dari media sumber untuk di transfer ke sistem
komputer dapat dideteksi bila terjadi kesalahan.
c. Corrective Control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pengendalian yang sifatnya jika terdapat data yang sebenarnya
error tetapi tidak terdeteksi oleh detection control, atau data yang
error yang terdeteksi oleh program validasi, harus ada prosedur yang
jelas tentang bagaimana melakukan pembetulan terhadap data yang
salah dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan kerugian kalau
kesalahan atau penyalahgunaan tersebut sudah benar-benar terjadi.
6. Pentingnya Pengendalian Internal
Menurut Gondodiyoto (2010), pengendalian internal bagi suatu
perusahaan merupakan suatu keharusan. Faktor faktor yang menyebabkan
pentingnya sistem pengendalian internal meliputi:
a. Perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas
struktur, sistem dan prosedur suatu organisasi makin rumit. Untuk
dapat mengawasi operasi organisasi, manajemen hanya mengandalkan
kepercayaan atas berbagai laporan dan analisa.
b. Tanggung jawab utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah
dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan
terletak pada management, sehingga management harus mengatur
sistem pengendalian internal yang sesuai untuk memenuhi tanggung
jawab tersebut.
c. Pengawasan oleh dari satu orang merupakan cara yang tepat untuk
menutup kekurangan-kekurangan yang bisa terjadi pada manusia.
Pengawasan yang meliputi saling cek merupakan salah satu
karakteristik sistem pengendalian internal yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
7. Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Warren dkk. (2017), tujuan pengendalian internal akan
menyediakan keyakinan yang memadai bahwa:
a. Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis
Aset merupakan kekayaan perusahaan dan harta perusahaan itu
sendiri, dengan adanya sistem pengendalian internal menentukan
pengawasan dan sifat pemantauan agar aset yang ada dapat terlindungi
dan digunakan hanya untuk keperluan bisnis dan aktivitas dalam
perusahaan.
b. Informasi bisnis akurat
Dengan sistem pengendalian internal, informasi di dunia bisnis
dan usaha dapat lebih akurat dan efisien. Informasi yang ada dapat
diuji dan valid serta sumber meyakinkan dalam komplek dunia usaha
dan bisa dijaring secara luas.
c. Karyawan manajer mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
Di dalam segala aktivitas dan aturan tentunya tercantum pula
segala urusan berkaitan dengan hukum, dimana segala elemen
perusahaan atau perusahaan mematuhi hukum tanpa terkecuali.
Dengan adanya aturan hukum memungkinkan dapat terpatuhi dan
berjalan dengan aman serta baik agar kegiatan dapat berjalan dengan
sebagaimana mestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
C. Pengertian dan Jenis-jenis Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Pengertian persediaan berdasarkan jenis operasi perusahaan menurut
Prawirosentono (2005), dapat digolongkan menjadi 2 bagian:
a. Perusahaan Manufaktur
Persediaan diartikan sebagai penyimpanan barang bahan baku dan
juga barang setengah jadi (work in process) untuk diproses menjadi
barang jadi (finished goods) yang mempunyai nilai tambah lebih
besar secara ekonomis, dan dijual kepada pihak ketiga (konsumen).
b. Perusahaan Dagang
Persediaan sendiri dapat diartikan sebagai simpanan sejumlah barang
jadi yang siap untuk dijual kepada pihak ketiga (konsumen).
Menurut Suradi (2009), perusahaan dagang (merchandisising
business) adalah perusahaan yang aktivitasnya utamanya adalah membeli
barang untuk dijual kembali tanpa melakukan perubahan baik atas bentuk
maupun kualitas barang tersebut.
Menurut Suradi (2009), perusahaan dagang secara umum dapat
dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu:
a. Pedagang besar (whole sales)
b. Pedagang eceran (retail sales)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pedagang besar menjual barang dagangannya kepada pedagang
pengecer, sedangkan pedagang eceran menjual barangnya langsung
kepada konsumen.
2. Faktor Biaya Persediaan
Persediaan sangatlah penting untuk perusahaan dagang, dimana
stock barang harus selalu ada jika sewaktu-waktu dibutuhkan dalam
penjualan dan pesanan pembelian oleh konsumen. Persediaan juga
menentukan kelancaran dari penjualan, maka persediaan barang dagang
harus dikelola dengan sangat tepat. Ristono (2013), bila persediaan
berlebihan, ada beberapa beban yang harus ditanggung, yaitu:
a. Biaya penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang di
simpan maka akan semakin besar biaya penyimpanannya.
b. Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang
maka risiko kerusakan barang semakin tinggi.
c. Risiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan
“out of date” atau ketinggalan jaman.
Menurut Ristono (2013), suatu pengendalian persediaan yang
dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan
tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga
tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh
penghematan-pengehematan untuk persediaan tersebut. Hal inilah yang
dianggap penting untuk dilakukan perhitungan persediaan sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan
dapat menjaga kontinuitas produksi dengan pengorbanan atau
pengeluaran biaya yang ekonomis.
Maka tujuan pengelolaan persediaan menurut Ristono (2013) adalah
sebagai berikut:
a. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen
dengan cepat (memuaskan konsumen).
b. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan
tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan
terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan:
1) Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi
langka sehingga sulit untuk diperoleh.
2) Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang
dipesan.
c. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan
dan laba perusahaan.
d. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena
dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar.
e. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-
besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar.
3. Jenis Persediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Menurut Ristono (2013), pembagian jenis persediaan berdasarkan
tujuannya, terdiri atas:
a. Persediaan Pengamanan (Safety Stock)
Persediaan pengamanan atau sering pula disebut sebagai safety stock
adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur
ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan
pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan
terjadi kekurangan persediaan (stockout)
b. Persediaan Antisipasi (Stabization Stock)
Persediaan antisipasi merupakan persediaan yang dilakukan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan
sebelumnya
c. Persediaan dalam Pengiriman (Work In Process Stock)
Persediaan dalam pengiriman adalah persediaan yang masih dalam
pengiriman, yaitu:
1) Eksternal Transit Stock adalah persediaan yang masih berada
dalam transportasi.
2) Internal Transit Stock adalah persediaan yang masih menunggu
untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.
4. Faktor Penentu Safety Stock
Menurut Ristono (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya safety stock, adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Risiko kehabisan persediaan, yang biasanya ditentukan oleh:
Kebiasaan pihak supplier dalam pengiriman barang yang dipesan,
apakah tepat waktu atau sering kali terlambat dari waktu yang telah
ditetapkan dalam kontrak pembelian. Apabila kebiasaan supplier
dalam pengiriman barang yang dipesan sering kali tepat waktu, maka
perusahaan tidak perlu memiliki persediaan yang besar, dan
sebaliknya bila kebiasaan supplier dalam pengiriman barang
seringkali tidak tepat waktu sebagaimana yang disepakati, maka
perusahaan sebaiknya atau perlu memiliki persediaan yang cukup
besar.
b. Biaya simpan di gudang dan biaya ekstra bila kehabisan persediaan.
Biaya penyimpanan di gudang lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan seandainya melakukan pesanan ekstra bila persediaan
habis, maka perusahaan tidak perlu memiliki persediaan yang besar.
Sebaliknya bila biaya pesanan ekstra lebih besar dari biaya
penyimpanan di gudang, maka perusahaan sebaiknya atau perlu
memiliki persediaan yang cukup besar.
c. Sifat Persaingan
Persaingan yang terjadi antar perusahaan dapat ditentukan dari
kecepatan pelayanan pemenuhan permintaan pelanggan atau
konsumen, maka perusahaan perlu memiliki persediaan yang besar.
5. Alat Ukur Persediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menurut Pujawan (2005), perusahaan perlu menggunakan ukuran-
ukuran untuk melihat kinerja persediaan. Pada prinsipnya kinerja
persediaan harus berorientasi pada efisiensi operasi di satu pihak dan
pelayanan terhadap pelanggan (service level). Beberapa ukuran yang bisa
digunakan untuk memonitor kinerja persediaan adalah:
a. Inventory Turnover Rate
Tingkat ini ingin melihat seberapa cepat produk atau barang
mengalir relatif terhadap jumlah yang rata-rata tersimpan sebagai
persediaan. Nilainya bisa diukur untuk tiap individu produk atau
secara agregat mewakili satu kelompok atau keseluruhan produk.
b. Inventory Days of Supply
Didefinisikan sebagai rata-rata jumlah hari suatu perusahaan
bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Ukuran ini
sebenarnya bisa dikatakan seirama dengan tingkat perputaran
persediaan. Kalau inventory days of supply panjang maka tingkat
perputarannya rendah.
c. Fill rate
Persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh
pelanggan. Jadi fill rate 97% berarti ada kemungkinan 3% dari item
yang diminta oleh pelanggan tidak tersedia. Akibatnya pelanggan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
harus menunggu beberapa lama atau pindah ke tempat lain untuk
mendapatkannya.
6. Biaya Persediaan
Menurut Ristono (2013), besar kecilnya persediaan yang dimiliki
sangat tergantung pada kebijakan perusahaan, dan hal ini ditentukan
dengan pertimbangan tertentu, salah satunya adalah faktor biaya. Biaya
yang dikeluarkan bukan hanya biaya penyimpanan persediaan di gudang,
melainkan harus dipertimbangkan pula biaya yang dikeluarkan mulai dari
pemesanan hingga masuk ke dalam gudang, sebagai berikut:
a. Ongkos Pembelian (Purchase Cost)
Harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar, atau biaya
produksi per unit apabila di produksi dalam perusahaan atau dapat
dikatakan pula bahwa biaya pembelian adalah semua biaya yang
digunakan untuk membeli suku cadang
b. Ongkos Pemesanan atau Biaya Persiapan (Order Cost or Set Up
Cost)
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pemesanan barang
ke supplier. Besar kecilnya biaya pemesanan sangat tergantung pada
frekuensi pesanan, semakin sering memesan barang maka biaya yang
dikeluarkan akan semakin besar dan sebaliknya. Pemesanan yang
terperinci meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1) Biaya persiapan pesanan, antara lain:
a) Biaya telepon atau ongkos menghubungi sipplier.
b) Pengeluaran surat menyurat.
2) Biaya penerimaan, seperti:
a) Biaya pembongkaran dan pemasukan ke gudang.
b) Biaya laporan penerimaan barang.
c) Biaya pemeriksaan barang atau pengecekan.
3) Biaya pengiriman pesanan ke gudang.
4) Biaya-biaya proses pembayaran, seperti:
a) Biaya pembuatan cek.
b) Pengiriman cek atau biaya transfer ke bank supplier.
Biaya pemesanan tidak naik bila kuantitas pesanan sekali pesan
bertambah besar, sehingga semakin banyak item komponen dalam
sekali pesan maka biaya pesan per unit akan turun. Semakin sedikit
item barang dan sedikit jumlah dalam sekali pesan maka akan
semakin besar biaya pesan per unit.
c. Ongkos Simpan (Carrting Cost or Holding Cost or Storage Cost)
Biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan
pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan
persediaan, atau dapat pula dikatakan bahwa biaya simpan adalah
semua biaya yang timbul akibat penyimpanan barang. Besar kecilnya
biaya simpan sangat tergantung pada jumlah rata-rata barang yang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
simpan di gudang. Semakin banyak rata-rata persediaan, maka biaya
simpan juga akan besar dan sebaliknya. Termasuk dalam biaya
simpan antara lain adalah:
1) Biaya sewa atau penggunaan gudang.
2) Biaya pemeliharaan barang.
Bila diperhatikan kedua jenis biaya persediaan barang adalah
sama, dam diketahui bahwa baik biaya pesan maupun biaya simpan
merupakan biaya variabel atau biaya yang besarnya berubah-ubah
tergantung pada frekuensi pemesanan dan volume persediaan
barang.
d. Biaya Kekurangan Persediaan (Stockout Cost)
Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomi atas
kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan
dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi.
Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak
dapat memenuhi kebutuhan departemen lain. Biaya yang timbul dari
biaya kekurangan persediaan ini adalah sebagai berikut:
1) Kehilangan pendapatan.
2) Selisih harga komponen.
3) Terganggunya operasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
D. Pengertian Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit juga merupakan salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medis untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk masyarakat dan tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana
kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan
dan atau upaya kesehatan penunjang.
2. Misi Rumah Sakit
Misi rumah sakit merupakan pernyataan mengenai mengapa sebuah
rumah sakit didirikan, apa tugasnya dan untuk siapa rumah sakit tersebut
melakukan kegiatan. Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Tugas Rumah Sakit
Tugas rumah sakit pada umumnya adalah menyediakan keperluan
untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah
sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
983/Menkes/SK/XI/1992, Tugas Rumah Sakit Umum adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar, 2004).
4. Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Rumah sakit
mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan
keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan,
pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan.
Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit memberikan
pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang juga merupakan fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi empat fungsi dasar
rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian dan
kesehatan masyarakat.
5. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, Rumah sakit dapat
diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Berdasarkan kepemilikan
1) Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) adalah rumah sakit umum
milik pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen
Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Rumah sakit umum pemerintah dapat dibedakan
berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralayan
menjadi empat kelas yaitu rumah sakit umum kelas A, B, C, dan D.
Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan,
fisik dan peralatan.
a) Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik luas.
b) Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik
terbatas.
c) Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar.
d) Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
2) Rumah Sakit Umum Swasta, dibedakan menjadi:
a) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D.
b) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan
spesialitik dalam 4 abang, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas.
c) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
spesialitik dan subspesialitik, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas B.
6. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian di rumah
sakit di bawah pimpinan seorang apoteker sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 547/MenKes/SK/VI/1994 dan dibantu oleh
beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan merupakan tempat atau fasilitas
penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta
pelayanan kefarmasian (Siregar, 2004).
Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/
MenKes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum
bab IV pasal 41, instalasi merupakan fasilitas penyelenggara palayanan
penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan,
pelatihan dan pemeliharaan sarana rumah sakit. Instalasi Rumah Sakit
meliputi instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat,
bedah sentral, perawatan intensif, radiologi, farmasi, gizi, patologi dan
pemeliharaan sarana rumah sakit.
Adapun tugas seorang apoteker di rumah sakit adalah melaksanakan
kegiatan kefarmasian seperti mengawasi pembuatan, pengadaan,
pendistribusian obat atau perbekalan farmasi serta berperan dalam
program pendidikan dan penelitian, pembinaan kesehatan masyarakat
melalui pemantauan keamanan, efektifitas, efisiensi biaya dan ketepatan
penggunaan obat oleh pasien. Dengan demikian apoteker di rumah sakit
dapat membantu tercapainya suatu pengobatan yang aman dan rasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang berorientasi pada pasien dan bukan hanya berorientasi pada produk.
Pelayanan kefarmasian dibagi menjadi 2 bagian yaitu pelayanan farmasi
minimal dan pelayanan farmasi klinis.
a. Pelayanan farmasi minimal dalam pelaksanaannya, pelayanan farmasi
minimal dibagi atas:
1) Perbekalan
Perbekalan dilaksanakan oleh unit pelaksana instalasi farmasi
rumah sakit yang meliputi pengadaan dan penyimpanan perbekalan
farmasi. Pengadaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan
jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi. Pengadaan bertujuan
untuk mendapatkan jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan dan
anggaran serta menghindari kekosongan persediaan obat.
Adapun pedoman perencanaan persediaan obat dapat
berdasarkan beberapa aspek yaitu:
a) Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)/Formularium, standar
terapi rumah sakit dan ketentuan setempat yang berlaku.
b) Data catatan medik.
c) Anggaran yang tersedia.
d) Penetapan prioritas.
e) Siklus penyakit.
f) Sisa stok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
g) Data pemakaian periode lalu.
h) Perencanaan pengembangan.
Pengadaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan. Pembelian
perbekalan farmasi berpedoman pada:
a) Surat pesanan yang ditanda tangani oleh apoteker.
b) Barang harus berasal dari sumber dan jalur distribusi yang
resmi.
c) Perjanjian pembayaran.
d) Kualitas barang.
Penyimpanan perbekalan farmasi merupakan kegiatan
pengaturan sediaan farmasi di dalam ruang penyimpanan, dengan
tujuan untuk:
a) Menjamin mutu tetap baik, yaitu kondisi penyimpanan
disesuaikan dengan sifat obat, misalnya dalam hal suhu dan
kelembaban.
b) Memudahkan dalam pencarian, misalnya disusun berdasarkan
abjad.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c) Memudahkan pengawasan persediaan atau stok dan barang
kadaluarsa, yaitu disusun berdasarkan FIFO (First In First
Out).
d) Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
2) Distribusi
Distribusi merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka
penyaluran obat-obatan dan alat kesehatan. Distribusi obat rumah
sakit dilakukan untuk melayani:
a) Pasien rawat jalan pasien atau keluarga pasien langsung
menerima obat dari instalasi farmasi sesuai dengan resep yang
ditulis oleh dokter. Keadaan ini memungkinkan diadakannya
konseling pada pasien atau keluarga pasien.
b) Pasien Rawat Inap. Ada 3 sistem pendistribusian pada pasien
rawat inap, yaitu:
1) Resep Perorangan (Individual Prescription). Sistem ini
memungkinkan semua resep dokter dapat dianalisis
langsung oleh apoteker dan terjalin kerja sama antara
dokter, apoteker, perawat dan pasien. Keuntungan sistem
ini adalah resep dapat dikaji lebih dahulu oleh apoteker, ada
interaksi antara apoteker, dokter dan perawat, adanya
legalisasian persediaan. Kelemahan sistem ini adalah bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
obat berlebih maka pasien harus membayarnya, obat dapat
terlambat ke pasien.
2) Floor stock.Pada sistem ini perbekalan farmasi diberikan
kepada masing-masing unit perawatan sebagai persediaan.
Sistem ini memungkinkan perbekalan farmasi tersedia bila
diperlukan. Misalnya untuk persediaan obat-obat
emergensi.
Keuntungan sistem ini adalah obat yang dibutuhkan
cepat tersedia, meniadakan obat yang return, pasien tidak
harus membayar obat yang lebih, tidak perlu tenaga yang
banyak. Kelemahan sistem ini adalah sering terjadi
kesalahan, seperti kesalahan peracikan oleh perawat atau
adanya kesalahan penulisan etiket, persediaan obat di
ruangan harus banyak, kemungkinan kehilangan dan
kerusakan obat lebih besar.
3) One Day Dose Dispensing. Didefinisikan sebagai obat-
obatan yang diminta, disiapkan, digunakan dan dibayar
dalam dosis perhari, yang berisi obat dalam jumlah yang
telah ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini
melibatkan kerjasama antara dokter, apoteker dan perawat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Keuntungan sistem ini adalah pasien hanya membayar
obat yang dipakai, tidak ada kelebihan obat atau alat yang
tidak dipakai di ruangan perawat, menciptakan pengawasan
ganda oleh apoteker dan perawat, kerusakan dan kehilangan
obat hampir tidak ada.
4) Administrasi
Administrasi yang teratur sangat dibutuhkan untuk menjamin
terselenggaranya sistem pembukuan yang baik. Oleh karena itu,
tugas administrasi di instalasi farmasi dikoordinir oleh koordinator
yang bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut
Sugiyono (2012), penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang
lain. Metode deskriptif juga dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek
dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga masyarakat dan yang lainnya
yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa
adanya.
B. Jenis Data dan Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2012), data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini,
data primer yang digunakan berupa penerapan pengendaian internal
persediaan obat di bagian farmasi RSUD Temanggung yang diperoleh dari
wawancara dan checklist.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2012), data sekunder adalah sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam
penelitian ini data sekunder yang digunakan berupa struktur organisasi,
laporan penerimaan persediaan dan laporan pengeluaran persediaan obat.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung
yang berlokasi di Jalan Gajah Mada Nomor 1A, Walitelon Selatan, Kecamatan
Temanggung, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan tanggal 26 Juni sampai
dengan 26 Juli 2018.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak pihak yang terkait dalam penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kepala farmasi
b. Staf farmasi
c. Instalasi farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah data yang akan diteliti. Objek dari
penelitian ini meliputi:
a. Pengendalian internal persediaan obat pada bagian farmasi
b. Prosedur penerimaan obat pada bagian farmasi
c. Prosedur penyimpanan obat pada bagian farmasi
d. Prosedur pengeluaran obat pada bagian farmasi
E. Data yang diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Gambaran umum rumah sakit
2. Struktur organisasi
3. Pengendalian internal persediaan obat
4. Prosedur penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran obat.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data:
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, apa bila ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah respondennya hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sedikit (Sugiyono, 2011). Kegiatan wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah peneliti melakukan wawancara langsung kepada
responden untuk memberikan informasi dalam bentuk fakta atau opini
mengenai prosedur pengendalian internal persediaan obat yang berlaku di
bagian farmasi RSUD Temanggung.
2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2012), dokumentasi adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,
arsip, dokumen, tulisan, angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian. Kegiatan dokumentasi
dalam penelitian ini berupa foto-foto yang penulis ambil ketika
mengunjungi RSUD Temanggung, yang nantinya foto-foto tersebut dapat
dijadikan alat untuk mendukung penelitian ini.
3. Checklist
Menurut Arikunto (2010) checklist adalah pengumpulan data dengan
cara membuat sebuah daftar dimana subjek penelitian tinggal
membubuhkan tanda check () pada kolom jawaban yang sesuai. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara tertulis, dimana
responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan membubuhkan
tanda centang () mengenai pengendalian internal persediaan obat pada
bagian farmasi RSUD Temanggung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
G. Teknik Analisis Data
1. Mempersiapkan data untuk wawancara dan checklist mengenai
Pengendalian Internal pada Persediaan Obat. Peneliti mempersiapkan data
pernyataan untuk wawancara dan checklist sesuai dengan standar COSO
yaitu berisi 5 komponen dan 17 prinsip.
2. Ketika melakukan wawancara penulis juga melengkapi setiap jawaban
checklist dan memberi keterangan berupa alasan mengapa menjawab “ya”
atau “tidak” pada setiap jawaban chekclist sesuai dengan jawaban
responden secara singkat.
3. Mendeskripsikan hasil wawancara dan checklist mengenai Pengendalian
Internal pada Persediaan Obat. Peneliti akan menguraikan hasil wawancara
dan checklist agar lebih mudah dipahami untuk proses pengolahan data
dan mendeskripsikan hasil checklist dari kepala Farmasi yang berkaitan
dengan penerapan pengendalian internal atas persediaan obat dibagian
farmasi RSUD Temangung.
4. Membandingkan hasil deskripsi data hasil wawancara yang diperoleh
dengan komponen pengendalian internal menurut COSO yang diihat dari
komponen-komponennya dengan membuat tabel perbandingan. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif
yaitu dengan membandingkan dan memberi gambaran secara lengkap hasil
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Peneliti akan membandingkan hasil deskripsi data dengan membuat
tabel perbandingan. Jumlah baris disesuaikan dengan jumlah prinsip
pengendalian internal menurut COSO yang masuk dalam penelitian ini.
Tabel perbandingan pengendalian internal dapat dilihat pada tabel 3.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
Table 3.1: Tabel Perbandingan Pengendalian Internal
Komponen
Pengendalian
Internal
No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelaksanaan Pengendalian
Internal di Bagian Farmasi Keterangan
Lingkungan
Pengendalian
1. Organisasi menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai
etika.
2. Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap
manajemen dan melaksanakan pengawasan terhadap
pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
3. Manajemen membentuk, dengan pengawasan dari
komisaris, struktur, jalur pelaporan, dan kewenangan serta
tanggung jawab yang seseuai dengan upaya pencapaian
tujuan organisasi.
4. Organisasi menunjukkan adanya komitmmen untuk
memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan
individu yang kompeten dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan organisasi.
5. Organisasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban
akuntabilitas atas tanggung jawab dalam hal internal
control dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan
perusahaan.
Penilaian
Risiko 6. Organisasi menetapkan tujuan secara jelas sehingga
memungkinkan dilakukannya proses identifikasi dan
penilaian risiko terkait tujuan.
Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Table 3.1: Tabel Perbandingan Pengendalian Internal (lanjutan)
Komponen
Pengendalian
internal
No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di
Bagian farmasi Keterangan
Penilaian
Risiko
7. Organisasi mengindefikasi risiko terkait dengan
pencapaian tujuan organisasi pada seluruh lingkup
perusahaan, dan menganalisis risiko sebagai dasar
untuk menentukan bagaimana risiko-risiko tersebut
harus dikelola.
8. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya
fraud dalam menilai risiko
9. Organisasi mengidentiikasi dan menilai perubahan-
perubahan yang dapat mempengaruhi sistem
pengendalian internal secara signifikan.
Aktivitas
Pengendalian
10. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas
pengendalian yang mendukung upaya mitigasi risiko
sehingga risiko berada pada level yang dapat diterima.
11. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas
pengendalian umum dengan menggunakan teknologi
untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
12. Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian
sebagaimana tercermin pada kebijakan, yang
menetapkan apa yang diharapkan dan dalam prosedur
yang relevan untuk melakukan kebijakan tersebut.
Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Table 3.1: Tabel Perbandingan Pengendalian Internal (lanjutan)
Komponen
Pengendalian
Internal
No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO
Pelakasanaan
Pengendalian di
Bagian farmasi
Keterangan
Informasi dan
Komunikasi
13. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan
menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas
untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen
pengendalian internal.
14. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara
internal termasuk tujuan dan tanggung jawab
pengendalian internal, yang penting untuk mendukung
berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.
15. Organisasi berkomunikasi dengan eksternal terkai
dengan berbagai hal yang dapat mempengaruhi
berungsinya seluruh komponen pengendalian internal.
Pemantauan
atau
Pengawasan
16. Organisasi menseleksi, membangun dan melaksanakan
evaluasi berkelanjutan dan terpisah untuk dapat
meyakinkan apakah seluruh komponen pengendalian
internal telah berfungsi dengan baik.
17. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan
kelemahan pengendalian internal dalam waktu yang
tepat kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk
melakukan tindakan koreksi.
Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
5. Mengevaluasi data hasil perbandingan yang telah dideskripsikan.
Peneliti akan mengevaluasi data hasil perbandingan sesuai dengan
tabel perbandingan yang telah dibuat dan memberikan gambaran secara
lengkap mengenai pengendalian internal yang diterapkan di bagian farmasi
RSUD Temanggung apakah sudah diterapkan sesuai dengan komponen-
komponen pengendalian internal menurut COSO.
6. Menarik kesimpulan dari hasil evaluasi.
Peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil perbandingan dan
memberikan alasan serta hambatan mengapa prinsip-prinsip pengendalian
internal menurut COSO belum diterapkan dalam bagian farmasi RSUD
Temanggung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
RSUD TEMANGGUNG
A. Sejarah dan Gambaran RSUD Temanggung
RSUD Temanggung didirikan pada tahun 1907. Sebagai rumah sakit
pemerintah, RSUD Temanggung memiliki peran dan tugas penting dalam
menjamin kelangsungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat Temanggung.
Sebagai rumah sakit rujukan dari unit pelayanan tingkat dasar, baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat di kabupaten Temanggung, RSUD
kabupaten Temanggung terus menerus melakukan peningkatan sarana dan
prasarana, SDM dan standar pelayanan kesehatan.
RSUD Temanggung telah menyediakan poliklinik lengkap untuk pasien
bayi sampai lansia, pasien umum dan pasien BPJS. RSUD Temanggung juga
melengkapi peralatan canggih dan mutakhir sesuai perkembangan dunia
kedokteran seperti CT-scan dan endoscopy. RSUD Temanggung juga
menyediakan pelayanan pendidikan dan pelatihan untuk dokter umum,
perawat, radiographer dan lain-lain.
Sudah selayaknya masyarakat mengetahui dan memanfaatkan fasilitas
dan pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Kabupaten Temanggung. Profil
dan informasi pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Temanggung ini
sangat penting, agar masyarakat mendapat gambaran secara jelas namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
ringkas tentang profil dan informasi pelayanan kesehatan yang ada di RSUD
Kabupaten Temanggung.
B. Tugas Pokok dan Fungsi
RSUD mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan
serta pengabdian masyarakat.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas,
RSUD menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan.
b. Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang pelayanan kesehatan.
c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan
dibidang pelayanan kesehatan.
d. Pelayanan medis.
e. Pelayanan penunjang medis dan non medis.
f. Pelayanan keperawatan.
g. Pelayanan rujukan.
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
j. Pengelolaan keuangan dan akuntansi.
k. Pengelolaan urusan kepegawaian, hokum, hubungan masyarakat,
organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum.
l. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas-tugas di
bidang pelayanan kesehatan RSUD.
m. Penyelenggaraan tata usaha RSUD
n. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
C. Visi dan Misi RSUD Temanggung
1. Visi RSUD Temanggung adalah “Memberikan Pelayanan Prima Sebagai
Pusat Rujukan Kesehatan”.
2. Misi RSUD Temanggung:
a. Meningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
b. Meningkatkan Mutu dan Kerjasama Pendidikan Kesehatan
c. Meningkatkan Pengelolaan Keuangan yang Efektif dan Efisien
d. Meningkatkan Kinerja Dan Disiplin Pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
D. struktur Organisasi
Tabel 4.1 Struktur Organisasi
Sumber : rsud.temanggung.go.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data hasil wawancara dan checklist mengenai Pengendalian
Internal atas Persediaan obat di RSUD Temanggung.
Prosedur pengelolaan dalam bagian farmasi memiliki tiga prosedur yaitu
prosedur penerimaan persediaan dari gudang, prosedur penyimpanan
persediaan dan prosedur pengeluaran persediaan. Berikut ini deskripsi
mengenai prosedur pengelolaan persediaan.
1. Prosedur Penerimaan Persediaan obat
Prosedur penerimaan obat pada bagian farmasi RSUD Temanggung
dilakukan oleh staf farmasi sebagai berikut:
a. Staf farmasi menerima obat yang berasal dari gudang persediaan obat
yang dikirim oleh staf gudang.
b. Staf farmasi memeriksa obat satu per satu yang diterima dari gudang
untuk memastikan tidak ada obat yang rusak atau sudah kadaluarsa,
kemudian memeriksa jumlah obat dan nama obat untuk melihat apakah
obat yang dikirim dari gudang sudah sesuai dengan pesanan dari staf
farmasi.
Dalam prosedur penerimaan ini jika ada ketidaksesuaian misalkan
seperti obat yang sudah kadaluarsa atau kerusakan maka bagian farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
akan memisahkan dan mengkomunikasikan kepada bagian gudang karena
bagian gudanglah yang memiliki prosedur pemusnahan obat.
2. Prosedur Penyimpanan Persediaan obat
Prosedur penyimpanan persediaan obat yang dilakukan pada bagian
farmasi RSUD Temanggung adalah sebagai berikut:
a. Setelah obat yang diterima dari gudang diperiksa kembali selanjutnya
obat disimpan kedalam ruangan bagian farmasi, untuk dipisahkan
menurut jenis-jenis obat.
b. Staf farmasi mencatat obat yang diterima dari gudang pada buku
penerimaan obat, setelah dicatat pada buku kemudian dibuatkan kartu
stok yang sesuai dengan jumlah yang diterima.
c. Staf farmasi akan mengatur penyimpanaan di almari display dan
disusun sesuai dengan nama dan jenis obat kemudian disusun dengan
sistem FIFO (first in first out) atau FEFO (first expired first out).
3. Prosedur Pengeluaran Persediaan obat
Prosedur pengeluaran persediaan obat bagian farmasi RSUD
Temanggung sebagai berikut:
a. Staf farmasi menerima catatan resep dokter dari pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Staf farmasi akan membuat slip pembayaran yang sesuai dengan
catatan resep dokter untuk dibayarkan bagian administrasi yang
kemudian pasien akan diberikan kwitansi pembayaran
c. Staf akan menyediakan obat yang sesuai dengan catatan resep dokter
ketika dari pihak pasien sudah melakukan pembayaran dengan
membawa kwitansi pembayaran pada bagian farmasi
d. Staf farmasi mencatat pengeluaran obat pada buku pengeluaran
kemudian memperbarui kartu stok obat.
Dalam prosedur pengeluaran, staf farmasi diwajibkan mengecek
kembali pemesanan obat agar jumlah dan jenis obat sesuai dengan catatan
dokter. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko yaitu kesalahan
dalam memberikan obat.
B. Evaluasi Perbandingan Penerapan Pengendalian Internal Persediaan
Obat di bagian Farmasi RSUD Temanggung dengan Komponen
Pengendalian Internal Menurut COSO
Pengendalian internal persediaan obat pada bagian farmasi sangat
penting dilakukan untuk meminimalisir segala jenis risiko yang terjadi seperti
kerusakan, kadaluarsa dan pencurian obat. Maka dari itu dilakukan evaluasi
terkait pengendalian internal untuk mengetahui apakah pelaksanaan
pengendalian internal sudah dilakukan sesuai dengan standar pengendalian
internal yang ditinjau dari komponen-komponen pengendalian internal
menurut COSO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Peneliti akan mengevaluasi pengendalian internal persediaan obat pada
bagian farmasi dengan membandingkan pengendalian internal yang ditetapkan
COSO ditinjau dari seluruh komponen pengendaian internal yaitu lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi komunikasi,
dan pemantauan atau pengawasan.
Data yang dihasilkan dari wawancara dan checklist kepada kepala
farmasi atau pimpinan pada bagian farmasi, penerapan pengendalian internal
persediaan obat dapat dilihat pada tabel 5.1, 5.2, 5.3, 5.4, dan 5.5 yang
menunjukkan perbandingan dan evaluasi penerapan pengendalian internal
persediaan obat pada lima komponen pengendalian internal.
1. Lingkungan Pengendalian
Menurut COSO, lingkungan pengendalian merupakan seperangkat
standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan
pengendalian internal di organisasi. Terdapat beberapa prinsip
pengendalian internal menurut COSO dalam lingkungan pengendalian,
yaitu:
a. Organisasi menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
b. Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap manajemen
dan melaksanakan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja
pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
c. Manajemen membentuk, dengan pengawasan dari komisaris, struktur,
jalur pelaporan, dan kewenangan serta tanggung jawab yang sesuai
dengan upaya pencapaian tujuan organisasi.
d. Organisasi menunjukkan adanya komitmen untuk memperoleh,
mengembangkan dan mempertahankan individu yang kompeten dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi.
e. Organisasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban
akuntabilitas atas tanggung jawab dalam hal pengendalian internal
dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Dari prinsip-prinsip di atas, kemudian penulis melakukan evaluasi
dengan membandingkan antara pelaksanaan pengendalian internal di
bagian farmasi RSUD Temanggung dengan prinsip prinsip pengendalian
Internal seperti di atas. Tabel 5.1 menjelaskan hasil perbandingan dan
evaluasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 5.1: Tabel Perbandingan dan Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Persediaan Obat dalam Komponen
Lingkungan Pengendalian
Komponen
Pengendalian
Internal
No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelaksanaan Pengendalian Internal di Bagian
Farmasi Keterangan
Lingkungan
Pengendalian
1. Organisasi menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai
etika.
Pada bagian farmasi terdapat struktur perilaku dan
peraturan untuk setiap divisi yang kemudian
disosialisasikan kepada seluruh staf.
Sesuai COSO
2.
Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap
manajemen dan melaksanakan pengawasan terhadap
pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
Secara periodik Dinas Kesehatan memeriksa RSUD
Temanggung sebagai bentuk pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan operasional.
Sesuai COSO
3.
Manajemen membentuk, dengan pengawasan dari komisaris,
struktur, jalur pelaporan, dan kewenangan serta tanggung
jawab yang sesuai dengan upaya pencapaian tujuan organisasi.
Terdapat struktur organisasi di RSUD Temanggung
(lihat gambar 4.1) Sesuai COSO
4.
Organisasi menunjukkan adanya komitmen untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan individu
yang kompeten dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan
organisasi.
RSUD Temanggung menetapkan syarat dan tahap tertentu saat perekrutan, terdapat kebijakan tentang
jenjang karir dan sistem bonus dalam kinerja
karyawannya.
Sesuai COSO
5.
Organisasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban
akuntabilitas atas tanggung jawab dalam hal pengendalian
internal dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Setiap staf pada bagian farmasi wajib melakukan
pelaporan tentang kondisi persediaan obat Sesuai COSO
Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berdasarkan hasil perbandingan mengenai penerapan pengendalian
persediaan obat ditinjau dari komponen lingkungan pengendalian,
diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut:
a. Perusahaan menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai etika.
Rumah sakit sudah menetapkan standar perilaku dalam setiap divisi
termasuk dalam bagian farmasi. Standar perilaku yang dibuat telah
disosialisasikan pada staf oleh masing masing-pimpinan divisi karena
setiap divisi memiliki peraturan dan standar perilaku yang berbeda.
Seperti divisi atau bagian farmasi menetapkan standar perilaku dalam
pengendalian internal persediaan obat menerapkan prosedur
penyimpanan dan prosedur pengeluaran obat. Terbukti dengan sistem
pengendalian yang ada, selama ini di RSUD Temanggung belum
pernah terjadi pelanggaran integritas dan etika.
b. Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap manajemen
dan melaksanakan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja
pengendalian internal. Secara periodik Dinas Kesehatan melakukan
pemeriksaaan sebagai upaya pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan oprasional di RSUD Temanggung. Dinas Kesehatan juga
melakukan pemeriksaan dan pengawasan agar pengendalian internal
persediaan obat tetap berjalan baik dengan memeriksa ruangan
penyimpanan obat dan mengecek kartu stok apabila ada kesalahan
pencatatan atau penyimpanan kepala farmasi akan mengkonfirmasikan
kepada staf yang bertanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c. Manajemen membentuk, dengan pengawasan dari komisaris, struktur,
jalur pelaporan, dan kewenangan serta tanggung jawab yang sesuai
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Bagian farmasi membuat
struktur organisasi yang dapat dilihat dalam gambar 4.1 dan struktur
tersebut sudah dikomunikasikan kepada seluruh staf.
d. Organisasi menunjukkan adanya komitmen unutuk memperoleh,
mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Rumah sakit menerapkan
kriteria untuk merekrut karyawan baru, namun untuk bagian farmasi
ada kriteria khusus dalam merekrut staf karyawan baru yaitu wajib
memiliki pendidikan yang sesuai minimal diploma tiga jurusan farmasi
agar mampu bekerja dengan baik sesuai bidangnya. Selain memiliki
kriteria khusus bagian farmasi juga menetapkan proses merekrut
dengan psikotes, tes wawancara dan yang menentukan adalah tes
kesehatan. Bagian farmasi juga memiliki kebijakan jenjang karir untuk
mempertahankan karyawan, kemudian memberikan penghargaan
berupa bonus yang berdasarkan dari hasil kerja karyawan.
e. Organisasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban
akuntabilitias atas tanggung jawabnya dalam hal pengendalian internal
dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan. Bagian farmasi
mewajibkan setiap staf bagian farmasi untuk melaksanakan tanggung
jawabnya dan mampu menjelaskan setiap kondisi yang berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dengan pengendalian internal persediaan obat, misalnya staf mampu
menjelaskan kondisi persediaan obat.
Berdasarkan hasil deskripsi dari tabel perbandingan dan evaluasi 5.1,
bagian farmasi telah sepenuhnya menerapkan pengendalian internal sesuai
dengan komponen pengendalian internal menurut COSO yang pertama
yaitu lingkungan pengendalian. Secara periodik Dinas Kesehatan
melakukan pemeriksaaan sebagai upaya pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan oprasional di RSUD Temanggung, rumah sakit telah membentuk
struktur organisasi, dan menetapkan standar perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Penilaian Resiko
Menurut COSO, organisasi harus mengidentifikasi dan menganalisis
faktor-faktor yang menciptakan risiko dan harus menentukan bagaimana
risiko tersebut dapat dikelola. Dalam penelitian ini objek penelitiannya
adalah bagian farmasi RSUD Temanggung. Terdapat beberapa prinsip
pengendalian internal menurut COSO dalam komponen penilaian risiko,
yaitu:
a. Organisasi menetapkan tujuan secara jelas sehingga memungkinkan
dilakukannya proses identifikasi dan penilaian risiko terkait dengan
tujuan.
b. Organisasi mengindefikasi risiko terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi pada seluruh lingkup perusahaan, dan menganalisis risiko
sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko-risiko tersebut
harus dikelola.
c. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraud dalam menilai
risiko.
d. Organisasi mengidentiikasi dan menilai perubahan-perubahan yang
dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal secara signifikan.
Dari prinsip-prinsip di atas, penulis membandingkan dan
mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal di bagian farmasi RSUD
Temanggung dengan standar pengendalian internal menurut COSO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 5.2: Perbandingan dan Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Komponen Penilaian Risiko
Komponen
Pengendalian
internal
No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di Bagian farmasi Keterangan
Penilaian Risiko
1.
Organisasi menetapkan tujuan secara jelas sehingga
memungkinkan dilakukannya proses identifikasi dan penilaian risiko terkait dengan tujuan
Bagian farmasi telah menetapkan tujuan pengendalian
yang jelas yaitu tujuan operasi yang berhubungan dengan aktivitas pengendalian.
Sesuai COSO
2.
Organisasi mengindefikasi risiko terkait dengan
pencapaian tujuan organisasi pada seluruh lingkup
perusahaan, dan menganalisis risiko sebagai dasar
untuk menentukan bagaimana risiko-risiko tersebut
harus dikelola.
Bagian farmasi telah mengidenfikasi dan menganalisis
setiap risiko yang mungkin terjadi dan kemudian
mengelola risiko tersebut agar dapat diminimalisir.
Sesuai COSO
3. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya
fraud dalam menilai risiko
Bagian farmasi telah mempertimbangkan faktor risiko
dalam melakukan penilaian risiko, agar potensi
terjadinya fraud dapat di atasi.
Sesuai COSO
4.
Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-
perubahan yang dapat mempengaruhi sistem
pengendalian internal secara signifikan.
Bagian farmasi melakukan training terhadap karyawan
baru agar pengendalian internal persediaan obat
berjalan efisien.
Sesuai COSO
Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.2 mengenai penerapan
pengendalian internal persediaan obat ditinjau dari komponen penilaian
risiko, diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut:
a. Organisasi menetapkan tujuan secara jelas sehingga memungkinkan
dilakukannnya proses identifikasi dan penilaian risiko terkait dengan
tujuan. Bagian farmasi telah menetapkan tujuan pengendalian yang
jelas yaitu tujuan operasi yang berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan operasi dengan membentuk aktivitas pengendalian seperti
pemisahan tugas untuk meminimalisir risiko salah pencatatan atau
salah perhitungan dalam melakukan prosedur pengendalian internal,
menggunakan teknologi fingerprint untuk mencatat jam kerja staf dan
memantau apakah staf hadir tepat waktu atau tidak, dan memasang AC
dalam ruangan yang berguna untuk menjaga suhu ruangan karena ada
beberapa obat yang harus dijaga dengan suhu yang baik, seperti jenis
obat yang berbentuk kapsul. Kemudian dalam mencegah risiko
kadaluarsa pada obat, penyusunan obat disusun dengan sistem FIFO.
b. Organisasi mengidentifikasi risiko terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi pada seluruh lingkup perusahaan, dan menganalisis risiko
sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
Bagian farmasi telah mengidenfikasi dan menganalisis setiap risiko
yang mungkin terjadi. Risiko yang mungkin terjadi pada bagian
farmasi seperti terjadinya kebakaran, terjadinya kerusakan obat dan
kadaluarsa pada obat. Dengan melakukan identifikasi dan menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
risiko yang mungkin terjadi, bagian farmasi dapat mengetahui
bagaimana mengelola terhadap risiko tersebut.
c. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraud dalam menilai
risiko. Bagian farmasi telah mempertimbangkan faktor risiko dalam
melakukan penilaian risiko, faktor tersebut berasal dari staf bagian
farmasi sendiri, misalnya kesalahan pencatatan manual yang dilakukan
staf tidak sama dengan pencatatan yang di komputer. Maka dari itu
setiap satu bulan dilakukan evaluasi untuk melaporkan hasil kinerja
agar potensi terjadinya fraud dapat di atasi.
d. Perusahaan mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang
dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal secara signifikan.
RSUD Temanggung pada bagian farmasi telah mengidentifikasi dan
menilai perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi pengendalian
internal dari lingkungan bagian farmasi. Perubahan yang terjadi
didalam lingkungan farmasi yang sering terjadi di RSUD Temanggung
adalah ketika terdapat staf farmasi yang berkompeten tetapi memilih
untuk mengundurkan diri (dengan berbagai alasan seperti fokus
mengurus rumah tangga, membuka bisnis, dll) dan karena hal tersebut
maka RSUD pada bagian farmasi harus melakukan perekrutan staf
baru, hal ini mempengaruhi kinerja operasi dikarenakan ketika staf
lama digantikan dengan staf baru maka staf baru harus bekerja dengan
menyesuaikan staf yang lain dan biasanya pekerjaan yang
dilaksanakan kurang efisien dalam ketepatan waktu. Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
identifikasi perubahan tersebut kepala farmasi menetapkan kebijakan
adanya pelatihan dalam satu bulan dengan dampingan dari kepala
farmasi.
Berdasarkan hasil deskripsi dari tabel perbandingan 5.2 dan evaluasi
yang dilakukan, bagian farmasi sudah menerapkan pengendalian internal
secara keseluruhan dalam komponen pengendalian internal kedua yaitu
penilaian risiko. Bagian farmasi sudah menetapkan tujuan pengendalian
yang jelas dalam melaksanakan penilaian risiko, mengidentifikasi dan
menganalisis setiap risiko yang mungkin terjadi dan mengetahui
bagaimana mengelola risiko tersebut, melakukan evaluasi untuk
menghindari terjadinya fraud, dan sudah menerapkan sistem training yang
didampingi kepala farmasi agar kegiatan pengendalian persediaan obat
tidak terganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan tindakan yang ditetapkan melalui
kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan manajemen
untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian yang dilakukan organisasi.
Ada tiga prinsip dalam aktivitas pengendalian, yaitu:
a. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian
yang mendukung upaya mitigasi risiko sehingga risiko berada pada
level yang dapat diterima.
b. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian
umum dengan menggunakan teknologi untuk mendukung pencapaian
tujuan organisasi.
c. sebagaimana tercermin pada kebijakan, yang menetapkan apa yang
diharapkan dan dalam prosedur yang relevan untuk melakukan
kebijakan tersebut.
Dari ketiga prinsip dalam pengendalian internal menurut COSO pada
komponen aktivitas pengendalian tersebut, kemudian dibandingkan
dengan pengendalian internal persediaan obat yang diterapkan pada bagian
farmasi RSUD Temanggung dan dievaluasi apakah sudah sesuai dengan
prinsip pengendalian internal menurut COSO. Tabel 5.3 menjelaskan hasil
perbandingan evaluasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 5.3: Perbandingan dan Evaluasi Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Komponen Aktivitas Pengendalian
Komponen
Pengendalian
internal
No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di Bagian farmasi Keterangan
Aktivitas
Pengendalian
1.
Organisasi telah menyeleksi dan membangun
aktivitas pengendalian yang mendukung upaya mitigasi risiko sehingga risiko berada pada level
yang dapat diterima.
Terdapat kebijakan untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dan dapat diterima oleh bagian
farmasi
Sesuai COSO
2.
Organisasi telah menyeleksi dan membangun
aktivitas pengendalian umum dengan menggunakan
teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Bagian farmasi telah menjalankan aktivitas
pengendalian yang memadai dari pencapaian tujuan
dengan menggunakan teknologi
Sesuai COSO
3.
Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian
sebagaimana tercermin pada kebijakan, yang
menetapkan apa yang diharapkan dan dalam
prosedur yang relevan untuk melakukan kebijakan
tersebut.
Bagian farmasi telah membuat dan menetapkan
kebijakan pelaksanaan prosedur pengendalian
persediaan obat.
Sesuai COSO
Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.3 mengenai penerapan
pengendalian internal persediaan obat ditinjau dari komponen aktivitas
pengendalian, diperoleh hasil eveluasi sebagai berikut:
a. Perusahaan telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian
yang mendukung upaya mitigasi risiko sehingga risiko berada pada
level yang dapat diterima. Bagian farmasi telah menerapkan beberapa
kebijakan yang dapat meminimalisir adanya risiko yang telah
diidentifikasi sehingga risiko tersebut dapat berada pada level yang
dapat diterima bagian farmasi yaitu:
1) Bagian farmasi menerapkan sistem persediaan FIFO (first in first
out) dengan arus FEFO (first expired first out).
2) Bagian farmasi menerapkan pemisahan tugas dalam setiap
prosedur.
3) Bagian farmasi menerapkan komputerisasi dalam pencatatan keluar
masuknya obat, kemudian dicatat secara manual untuk pencatatan
dibuku catatan penerimaan dan pengeluaran obat.
b. Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian
umum dengan menggunakan teknologi untuk mendukung pencapaian
tujuan organisasi. Bagian farmasi telah menjalankan aktivitas
pengendalian yang memadai dari pencapaian tujuan dengan
penggunaan alat detektor asap untuk menghindari kebakaran,
penggunaan AC untuk menjaga suhu ruangan agar dapat menjaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kualitas obat, karna ada jenis obat yang harus berada dalam suhu yang
baik.
c. Perusahaan menerapkan kegiatan pengendalian sebagaimana tercermin
pada kebijakan, yang menetapkan apa yang diharapkan, dan dalam
prosedur yang relevan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Bagian
farmasi telah membuat dan menetapkan kebijakan pelaksanaan
prosedur pengendalian persediaan obat. Kebijakan tersebut
dikomunikasikan oleh kepala farmasi pada saat setelah merekrut staf
baru agar prosedur tesebut dapat dilaksankan dengan baik.
Pelaksanaan prosedur pengendalian internal persediaan obat dipimpin
kepala farmasi dibantu oleh seluruh staf dalam melaksanakannya.
Berdasarkan hasil deskripsi dari tabel perbandingan 5.3 dan evaluasi
yang dilakukan menunjukkan bahawa bagian farmasi sudah seluruhnya
sesuai dengan komponen pengendalian internal yang ketiga aktivitas
pengendalian. Bagian farmasi telah membentuk aktivitas pengendalian
agar risiko berada pada level yang dapat diterima, dalam melaksanakan
aktivitas pengendalian , bagian farmasi sudah menggunakan teknologi
yang mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.Informasi dan Komunikasi
Menurut COSO informasi diperlukan perusahaan untuk
melaksanakan tanggung jawab pengendalian dan untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi dan komunikasi untuk menyediakan,
berbagi,serta memperoleh informasi yang diperlukan. Ada tiga prinsip
informasi dan komunikasi, yaitu:
a. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan
informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya
seluruh komponen pengendalian internal.
b. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal termasuk
tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal, yang terpenting
untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen pengendalian
internal.
c. Organisasi berkomunikasi dengan eksternal terkait dengan berbagai
hal yang dapat mempengaruhi berfungsinya seluruh komponen
pengendalian internal.
Dari ketiga prinsip tersebut, kemudian penulis melakukan
perbandingan dan evaluasi antara pelaksanaan pengendalian internal pada
bagian bagian farmasi RSUD Temanggung dengan prinsip pengendalian
internal menurut COSO. Tabel 5.4 menjelaskan perbandingan dan evaluasi
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 5.4: Perbandingan dan Evaluasi Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Komponen Informasi dan Komunikasi
Komponen
Pengendalian
Internal
No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di Bagian
farmasi Keterangan
Informasi dan
Komunikasi
1.
Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan
menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen
pengendalian internal.
Bagian farmasi memperoleh informasi yang relevan dari gudang tentang prosedur
penerimaan obat.
Sesuai COSO
2.
Organisasi mengkomunikasikan informasi secara
internal termasuk tujuan dan tanggung jawab
pengendalian internal, yang penting untuk mendukung
berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.
Bagian farmasi telah mengkomunikasikan
pengendalian internal kepada seluruh staf
berupa prosedur yang dibuat.
Sesuai COSO
3.
Organisasi berkomunikasi dengan eksternal terkai
dengan berbagai hal yang dapat mempengaruhi
berungsinya seluruh komponen pengendalian internal.
Bagian farmasi telah melakukan komunikasi
dengan pihak eksternal melalui kepala
farmasi yang selanjutnya dilaporkan kepada
direksi dalam bentuk laporan
Sesuai COSO
Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.4 mengenai penerapan
pengendalian internal persediaan obat ditinjau dari komponen informasi
dan komunikasi, diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut:
a. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan
informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya
seluruh komponen pengendalian internal. Bagian farmasi memperoleh
informasi yang relevan untuk mendukung berfungsinya pengendalian
internal, bagian farmasi memperoleh informasi dari gudang tentang
prosedur penerimaan obat. Informasi tersebut berisikan tentang
jumlah, jenis obat, dan jenis kemasan obat. Informasi yang diterima
digunakan untuk meminimalisir risiko kerusakan obat.
b. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk
tujuan dan tanggung jawab terhadap pengendalian internal untuk dapat
mendukung berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.
Bagian farmasi telah menyelenggarakan komunikasi tentang
pengendalian internal kepada staf melalui kepala farmasi, hal yang
dikomunikasikan berupa prosedur prosedur pengendalian internal
persediaan obat yaitu prosedur penerimaan, prosedur penyimpanan,
dan prosedur pengeluaran obat.
c. Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal terkait dengan
berbagai hal yang dapat mempengaruhi berfungsinya seluruh
komponen pengendalian internal. Bagian farmasi telah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
komunikasi kepada pihak eksternal melalui kepala farmasi kepada
direksi pada saat rapat pimpinan, hal yang dikomunikasikan berupa
informasi seperti laporan persediaan obat, permasalahan seperti
disfungsinya perangkat keras komputer dan alat cetak faktur sehingga
mempengaruhi pengendalian internal persediaan obat.
Berdasarkan penjabaran hasil deskripsi dari tabel perbandingan 5.4
dan evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa bagian farmasi sudah
menerapkan pengendalian internal secara keseluruhan dalam komponen
pengendalian internal yang ke empat yaitu informasi dan komunikasi.
Bagian farmasi telah memperoleh informasi yang relevan untuk
mendukung berfungsinya pengendalian internal persediaan obat. Kepala
farmasi juga telah mengkomunikasikan tentang pengendalian internal
kepada seluruh staf, dan sudah mengkomunikasikan informasi kepada
pihak eksternal berupa laporan persediaan obat dan permasalahan internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
5. Pemantauan atau Pengawasan
Menurut COSO kegiatan pemantauan atau pengawasan ini
merupakan evaluasi berkelanjutan, terpisah, atau beberapa kombinasi dari
keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing
komponen pengendalian benar-benar ada dan berungsi. Komponen
pemantauan atau pengawasan ini memiliki dua prinsip, yaitu:
a. Organisasi menseleksi, membangun dan melaksanakan evaluasi
berkelanjutan dan terpisah untuk meyakinkan apakah seluruh
komponen pengendalian internal telah berfungsi dengan baik.
b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan
pengendalian internal dalam waktu yang tepat kepada pihak-pihak
yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan koreksi.
Dari prinsip-prinsip di atas, kemudian penulis melakukan
perbandingan dan evaluasi antara pelaksanaan pengendalian internal pada
bagian bagian farmasi RSUD Temanggung dengan prinsip pengendalian
internal menurut COSO. Tabel 5.5 menjelaskan perbandingan dan evaluasi
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 5.5: Perbandingan dan Evaluasi Pengendalian Internal Persediaan Obat pada Komponen Pemantauan atau
Pengawasan
Komponen
Pengendalian
Internal
No Prinsip Pengendalian Internal Menurut COSO Pelakasanaan Pengendalian di Bagian
farmasi Keterangan
Pemantauan atau
Pengawasan
1.
Organisasi menseleksi, membangun dan melaksanakan
evaluasi berkelanjutan dan terpisah untuk dapat meyakinkan
apakah seluruh komponen pengendalian internal telah
berfungsi dengan baik.
Bagian farmasi melakukan pemantauan
berkelanjutan yang dilakukan oleh dewan
pengawas internal dan kepala bagian
keuangan
Sesuai COSO
2.
Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan
kelemahan pengendalian internal dalam waktu yang tepat
kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk
melakukan tindakan koreksi.
Kepala farmasi telah mengevaluasi
kelemahan pengendalian internal yang ada,
melalui laporan persediaan obat
Sesuai COSO
Sumber: COSO Internal Control Integrated Framework.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.5 mengenai penerapan
pengendalian internal persediaan obat ditinjau dari komponen pemantauan
atau pengawasan, diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut:
a. Organisasi menseleksi, membangun, dan melaksanakan evaluasi
berkelanjutan dan terpisah untuk dapat meyakinkan apakah seluruh
komponen pengendalian internal telah berfungsi dengan baik. Bagian
farmasi melakukan pemantauan berkelanjutan, yang dilakukan
bersama dewan pengawas internal dan kepala bagian keuangan, pada
umumnya pemantauan berkelanjutan dilakukan secara mendadak tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu agar menghindari tindakan kecurangan
yang dilakukan oleh karyawan. Pemantauan berkelanjutan ini berupa
pemeriksaan fisik yang dicocokkan dengan laporan keuangan apakah
pemeriksaan fisik sesuai dengan yang tertulis dalam laporan keuangan.
b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan
pengendalian kontrol dalam waktu yang tepat kepada pihak yang
bertanggung jawab untuk melakukan tindakan koreksi. Kepala farmasi
telah mengevaluasi kelemahan pengendalian internal, kelemahan yang
ditemukan dalam pengendalian internal berada pada bagian prosedur
penerimaan dan pengeluaran obat karena pada awalnya bagian farmasi
mencatat penerimaan dan pengeluaran obat hanya dengan pencatatan
manual yang dicatat dalam buku penerimaan dan pengeluaran obat,
yang menyebabkan kepala farmasi kesulitan dalam memeriksa karena
ada beberapa tulisan yang kurang jelas dalam penulisannya. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kejadian tersebut kepala farmasi menyampaikan kepada direksi pada
rapat pimpinan sebagai upaya perbaikan prosedur pengendalian
internal persediaan obatdan memberikan masukan berupa pengadaan
perangkat keras komputer beserta software atau aplikasi yang
mendukung dalam perbaikan prosedur pengendalian internal
persediaan obat.
Berdasarkan penjabaran hasil deskripsi dari tabel perbandingan 5.5
dan evaluasi yang telah dilakukan, pengendalian internal bagian farmasi
telah seluruhnya sesuai dengan komponen pengendalian yang kelima yaitu
pemantauan atau pengawasan. Bagian farmasi melakukan pemantauan
berkelanjutan, yang dilakukan bersama dewan pengawas internal dan
kepala bagian keuangan serta mengevaluasi kelemahan pengendalian
internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi dan pembahasan mengenai pengendalian
internal persedian obat di bagian farmasi RSUD Temanggung dapat
disimpulkan bahwa bagian farmasi RSUD Temanggung secara keseluruhan
telah menerapkan dan sesuai dengan standar pengendalian internal menurut
COSO. Bagian farmasi telah sepenuhnya menerapkan sesuai dengan
komponen lingkungan pengendalian dengan adanya standar perilaku,
pengawasan kinerja, membentuk struktur organisasi dan melaksanakan
tanggung jawab terhadap kinerja.
Bagian farmasi telah menerapkan seluruhnya dari komponen
pengendalian internal sesuai dengan pengendalian internal menurut COSO
yang kedua yaitu penilaian risiko dengan melaksanakan pemisahan tugas,
mengidentifikasi dan menganalisis setiap bentuk risiko yang mungkin terjadi
dan mengetahui bagai mana risiko tersebut harus dikelola, serta
mempertimbangkan faktor risiko.
Bagian farmasi juga telah menerapkan seluruhnya dari komponen
pegendalian internal sesuai dengan pengendalian internal menurut COSO yang
ketiga, bagian farmasi telah menerapkan kebijakan yang dapat meminimalisir
adanya risiko yang telah teridentifikasi dan bagian farmasi telah melakukan
aktivitas pengendalian sebagai upaya meminimalkan risiko sehingga risiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
berada pada level yang dapat diterima. Aktivitas yang telah diterapkan
dibangun menggunakan teknologi yang mendukung teracapainya tujuan
operasi.
Bagian farmasi juga telah menerapkan pengendalian internal sesuai
dengan pengendalian internal menurut COSO yang keempat yaitu informasi
dan komunikasi secara keseluruhan. Bagian farmasi telah menyelenggarakan
komunikasi tentang pengendalian internal kepada seluruh staf melalui kepala
farmasi.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak dapat mengakses
dokumen-dokumen terkait prosedur pengendalian persediaan penerimaan dan
pengeluaran seperti faktur penerimaan dan faktur pengeluaran dikarenakan
kebijakan dari rumah sakit yang berlaku sebagai upaya meminimalisir
penyalah gunaan faktur.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi RSUD Temanggung khususnya bagian farmasi, pada dasarnya
kegiatan pengendalian di RSUD Temanggung sudah cukup baik. Hal ini
ditunjukkan dari lima komponen pengendalian menurut COSO secara
umum RSUD Temanggung sudah sesuai dengan standar COSO, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dari lima komponen yang terdiri dari 17 prinsip masih terdapat tiga prinsip
yang tidak sesuai dengan standar COSO. Penulis berharap kegiatan
pengendalian internal di bagian farmasi RSUD Temanggung lebih baik
lagi dengan perbaikan sistem dan strukturnya lebih diperjelas baik secara
gambar dan juga hitam di atas putih, agar seluruh prinsip dapat sesuai
dengan standar COSO.
2. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah objek penelitian
yaitu pada bagian gudang obat RSUD Temanggung agar informasi yang
dihasilkan dapat lebih akurat dalam pengambilan kesimpulan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Petty. 2013.”Analisis Pengendalian Internal Persediaan Obat untuk
Pasien Umum di Klinik Ibumas Tanjungpinang”. Jurnal, Universitas
Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Riau.
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2008. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Committee of sponsoring Organizations (COSO). 2013. 2013 COSO Framework.
https://coso.org/Pages/default.aspx. Diunduh pada 25 mei 2018.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2009. Pengelolaan Fungsi Audit Sistem Informasi.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2010. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kartika, Fauzia. 2013. “Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Terhadap
Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Umum Daerah Abepura”. Jurnal EMBA.
Vol. 1. (Desember). No. 4.
Ketut, Widiasa. 2015. ”Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang
Dagang Pada UD Tirta Yasa”. Jurnal Akuntansi. Vol. 3. No. 1.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam, Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Prawirosentono, Suyadi. 2005. Riset Operasi dan Ekonofisika. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chan Management. Edisi Pertama. Surabaya:
Guna Widya.
Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehetan No. 983 Tahun
1992/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
Umum.1992.https://farmalkes.kemses.go,id/?wpdmact=process&did=MTY2
LmhvdGxpbms=. Diakses 6 November 2018.
Republik Indonesia. “Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.”
2009. Lembar Negara RI Tahun 2009, No. 153. Sekretariat Negara, Jakarta.
Ristono, Agus. 2013. Manajaemen Persediaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Warren, dkk. 2006. Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitati Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Suradi. 2009. Pengantar Akuntansi 1. Edisi Pertama. Yogyakarta: Gava Media.
Warren, dkk. 2017. Pengantar Akuntansi 1. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba
Empat.
Wijaya, Anindita. 2014. “Analisis Pengendalian Internal Persediaan Obat pada
Apotek Kencana Semarang”. Jurnal, Semarang: Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 1 – Hasil Checklist pengendalian internal Persediaan Obat menurut
Bagian Faramasi RSUD Temanggung
No Komponen Pengendalian
Internal Ya Tidak Keterangan
Lingkungan Pengendalian
1. Apakah bagian farmasi
memiliki standar perilaku
atau kode etik?
Bagian farmasi memiliki
standar perilaku yang sudah
ditetapkan dalam rumah
sakit
2. Apakah bagian farmasi
terdapat struktur organisasi?
Bagian farmasi memiliki
memiliki struktur organisasi
tetapi hanya sederhana dan
tidak tertulis
3. Apakah dewan komisaris
melaksanakan pengawasan
terhadap kinerja
pengenddlian internal
dibagian farmasi?
Yang melakukan
pengawasan terhadap kinerja
pengendalian internal adalah
Dinas Kesehatan, karena
rumah sakit tidak memiliki
dewan komisaris
4. Apakah bagian farmasi
dalam merekrut staf
berdasarkan latar belakang
pendidikan yang sesuai ?
Dalam bagian farmasi
melakukan perekrutan staf
sesuai dengan latar belakang
pendidikannya yaitu dengan
pendidikan minimal diploma
tiga farmasi
5. Apakah dalam bagian
farmasi menerapkan sistem
penghargaan pada karyawan?
Bagian farmasi menerapkan
sistem penghargaan pada
karyawan berupa jabatan
seperti pengangkatan staf
honorer menjadi staf tetap
6. Apakah ada prosedur khusus
dalam perekrutan karyawan?
Bagian farmasi melakukan
perekrutan karyawan melalui
3 tahap yaitu psikotes,
wawancara, dan tes
kesehatan
7. Apakah ada evaluasi yang
dilakukan terhadap kinerja
karyawan?
Bagian farmasi melakukan
evaluasi satu bulan sekali
dalam upaya peningkatan
kinerja karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 1 – Hasil Checklist pengendalian internal Persediaan Obat menurut
Bagian Faramasi RSUD Temanggung
No Komponen
Pengendalian Internal Ya tidak Keterangan
Penilaian Risiko
1. Apakah ada risiko yang
dihadapi dalam proses
penyimpanan obat?
Bagian farmasi terdapat risiko
dalam proses penyimpanan
obat seperti kerusakan obat
pada saat pengiriman dari
gudang
2. Apakah terdapat risiko
yang dihadapi dalam
prosedur pengeluaran
obat?
Bagian juga terdapat risiko
dalam prosedur pengeluaran
seperti kesalahan perhitungan
atau kesalahan dalam jumlah
penerimaan
3. Apakah ada perlakuan
khusu terhdap obat yang
rentan akan kerusakan
Ada perlakuan khusus
terhadap jenis obat yang
rentan, seperti obat yang
kemasannya berbentuk botol
kaca dengan penyimpanan
yang tidak terlalu tinggi dari
permukaan lantai.
4. Apakah ada perlakuan
khusus terhadap obat
yang sudah kadaluarsa
Terhadap obat kadaluarsa,
bagian farmasi hanya
memisahkan dan akan
dilaporkan kepada bagian
gudang untuk diproses
selanjutnya
5. Apakah bagian farmasi
melakukan prosedur
pemusnahan obat?
Bagian farmasi tidak
melakukan prosedur
pemusnahan karena yang
berwenang melakukan
prosedur pemusnahan adlah
bagian gudang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 1 – Hasil Checklist pengendalian internal Persediaan Obat menurut
Bagian Faramasi RSUD Temanggung (lanjutan)
No Komponen
Pengendalian Internal Ya tidak Keterangan
Aktivitas Pengendalian
1. Apakah ada langkah
pengendalian untuk
menghindari kerusakan
persediaan obat?
Langkah yang dilakukan
dalam untuk menghindari
kerusakan obat bagian farmasi
menggunakan AC dalam
menjaga kualitas obat serta
lemari penyimpanan yang
tertutup untuk menghindari
kontak fisik pada staf
2. Apakah setiap perubahan
dalam pada jumlah
persediaan obat dicatat
secara langsung?
Bagian farmasi mencatat
langsung setiap perubahan
jumlah persediaan kedalam
komputer kemudian diinput
kedalam buku pencatatan
penerimaan dan pengeluaran
obat
3. Apakah dalam aktivitas
pengendalian persediaan
obat bagian farmasi
menerapkan sistem
FIFO?
Bagian farmasi menerapkan
sistem FIFO dengan arus
FEFO
4. Apakah bagian farmasi
telah menerapkan
pemisahan tugas dalam
melakukan aktivitas
pengendalian?
Bagian farmasi telah
menerapkan pemisahan tugas
dalam upaya pelakasanaan
aktivitas pengendalian agar
tidak terjadi rangkap fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 1 – Hasil Checklist pengendalian internal Persediaan Obat menurut
Bagian Faramasi RSUD Temanggung (lanjutan)
No Komponen
Pengendalian Internal Ya tidak Keterangan
Informasi dan Komunikasi
1. Apakah bagian farmasi
menyelenggarakan
komunikasi tentang
pengendalian internal
terhadap seluruh staf?
Bagian farmasi telah
menyelenggarakan
komunikasi tentang
pengendalian internal kepada
seluruh staf melalui kepala
farmasi
2. Apakah bagian farmasi
menggunakan informasi
yang relevan?
Bagian farmasi menggunakan
informasi yang relevan dari
bagian gudang untuk
mendukung berjalannya
operasional pengendalian
internal persediaan berupa
informasi dalam prosedur
penerimaan obat tentang
jumlah, jenis, dan kemasan
obat.
3. Apakah bagian farmasi
menyelenggarakan jalur
komunikasi antara
direksi?
Bagian farmasi
menyelenggarakan jalur
komunikasi antara direksi
pada saat rapat pimpinan
sekaligus mengevaluasi hasil
kinerja bagian farmasi
Pemantauan atau Pengawasan
1. Apakah bagian farmasi
melakukan evaluasi
berkelanjutan ?
Bagian farmasi tidak
melakukan evaluasi
berkelanjutan karena evaluasi
berkelanjutan dilakukan oleh
dewan pengawas internal
2. Apakah setiap
kelemahan pengendalian
internal disampaikan
kepada pihak yang
bertanggung jawab untuk
dilakukan perbaikan?
Setiap kelemahan
pengendalian internal yang
ada di bagian farmasi akan
disampaikan kepada direksi
untuk dilakukan perbaikan
seperti sarana pelakasanaan
pengendalian internal yaitu
teknologi berbasis komputer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana sejarah rumah sakit ini berdiri?
2. Apa tugas pokok dan fungsi rumah sakit?
3. Apa visi dan misi dari perusahaan ini?
4. Bagaimana struktur organisasi di rumah sakit ini?
5. Siapakah pihak-pihak yang berwenang persediaan obat dalam bagian
farmasi?
6. Bagaimana kepala farmasi melakukan pekerjaan terkait persediaan obat?
7. Bagaimana pembagian tugas yang dilakukan untuk setiap fungsi sesuai
struktur organisasi?
8. Bagaimana pelaksanaan prosedur penerimaan obat dalam bagian farmasi?
9. Bagaimana pelaksanaan prosedur penyimpanan obat dalam bagian farmasi?
10. Bagaimana pelaksanaan prosedur pengeluaran obat dalam bagian farmasi?
11. Apakah pemeriksaan pengendalian internal dilakukan oleh pihak farmasi
itu sendiri ?
12. Apakah bagian farmasi sudah menerapkan sistem training terhadap staf
atau karyawan baru?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 3 Penerimaan Obat dari gudang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 4 Ruang Penyimpanan Obat bagian Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 5 Ruang Karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI