evaluasi simple moving average dan relative...

25
EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE STRENGTH INDEX DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM BLUE CHIPS SEKTOR PERBANKAN Oleh : SHELLINA DESSY 0911031023 Email : [email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether technical analysis Simple Moving Average ( SMA ) and the Relative Strength Index ( RSI ) with a level of accuracy has been able to provide a basis for investors to make investment decisions based on daily trading . This study uses the blue chips banking sub- sector listed in the Indonesia Stock Exchange ( IDX ) of 4 banks , Bank Central Asia ( BBCA ) , Bank Negara Indonesia ( BBNI ) , Bank Mandiri ( BMRI ) and Bank Rakyat Indonesia ( BBRI ) with period observations during July 2012- July 2013 . The data used are secondary data obtained from Yahoo Finance website is www.yahoofinance.com using historical cost value. Simple moving average is calculated by looking at a double crossover between the two lines, namely SMA is SMA 10 and SMA 50 . While the relative strength index is calculated with parameters 30-70. From both the technical analysis will give a buy signal and sell signal which will see the truth of the signal. The results of the analysis show that the truth of the simple moving average signals for the four banks gained the level of accuracy of 95 % while the relative strength index gained 75 % accuracy rate. Key words: simple moving average, relative strength index, the level of accuracy I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan investasi menurut Rusdin (2008) adalah keputusan yang bersifat individual dan tergantung sepenuhnya kepada investor sebagai pribadi yang bebas. Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun tergolong beresiko tinggi adalah investasi saham. Saham perusahaan go public, sebagai komoditi investasi beresiko tinggi, karna sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan diluar negeri maupun di dalam

Upload: lamnhan

Post on 25-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE STRENGTH INDEX

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM BLUE CHIPS

SEKTOR PERBANKAN

Oleh :

SHELLINA DESSY

0911031023

Email : [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine whether technical analysis Simple Moving

Average ( SMA ) and the Relative Strength Index ( RSI ) with a level of accuracy has been able to

provide a basis for investors to make investment decisions based on daily trading .

This study uses the blue chips banking sub- sector listed in the Indonesia Stock Exchange

( IDX ) of 4 banks , Bank Central Asia ( BBCA ) , Bank Negara Indonesia ( BBNI ) , Bank

Mandiri ( BMRI ) and Bank Rakyat Indonesia ( BBRI ) with period observations during July

2012- July 2013 . The data used are secondary data obtained from Yahoo Finance website is

www.yahoofinance.com using historical cost value. Simple moving average is calculated by

looking at a double crossover between the two lines, namely SMA is SMA 10 and SMA 50 . While

the relative strength index is calculated with parameters 30-70. From both the technical analysis

will give a buy signal and sell signal which will see the truth of the signal.

The results of the analysis show that the truth of the simple moving average signals for

the four banks gained the level of accuracy of 95 % while the relative strength index gained 75

% accuracy rate.

Key words: simple moving average, relative strength index, the level of accuracy

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keputusan investasi menurut Rusdin (2008) adalah keputusan yang bersifat individual dan

tergantung sepenuhnya kepada investor sebagai pribadi yang bebas. Salah satu bidang investasi

yang cukup menarik namun tergolong beresiko tinggi adalah investasi saham. Saham perusahaan

go public, sebagai komoditi investasi beresiko tinggi, karna sifat komoditinya yang sangat peka

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan diluar negeri maupun di dalam

Page 2: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

negeri, perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, Undang-undang atau peraturan maupun

perubahan yang terjadi dalam industri dan perubahan itu sendiri. Pasar modal menyediakan

berbagai alternatif investasi selain alternatif investasi lainnya seperti: menabung di bank,

membeli emas, asuransi, tanah, dan bangunan, dan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai

penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun intuisi pemerintah melalui

perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, dan lainnya (Rusdin,

2008:1) Menurut IDX (2010), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau

pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.

Salah satu sektor saham yang paling menarik di Indonesia adalah perbankan. Sejak 5 tahun

terakhir, secara statistik (sampling) dari 100 responden investor retail menyatakan bahwa mereka

jarang mengalami kerugian fatal pada saat berinvestasi di saham-saham blue chips sektor

perbankan. Pada saat krisis global tahun 2008 kita dapat melihat saham-saham perbankan seperti

Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank

Negara Indonesia (BBNI) memiliki prestasi yang brilian. Disisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI)

menilai sektor finansial dan perbankan merupakan sektor termatang yang sudah tercatat di

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Direktur Utama BEI, Ito Warsito, mengatakan dalam

harian Tribunnews.Com, alasan sektor finansial dan perbankan merupakan sektor termatang di

BEI adalah berdasarkan ukuran bahwa saat ini sudah tidak ada lagi bank besar yang tidak

melepas sebagian sahamnya ke publik (go public).

Saham yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah saham blue chips sektor perbankan, yaitu

Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), dan Bank Negara

Indonesia (BNI). Alasan pemilihan sektor perbankan karena harga saham perbankan diprediksi

mengalami lonjakan setelah kinerja tahunan mereka berhasil melampaui prediksi/konsensus para

analis.

Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Harga

saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar menawar.

Makin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak

naik. Sebaliknya makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan

bergerak turun. Namun dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga

saham umumnya bergerak searah. Meskipun demikian, tidak ada bursa saham yang terus

menerus naik dan juga tidak ada bursa saham yang terus menerus turun. pergerakan harga saham

Page 3: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk suatu pola tertentu. Untuk itulah diperlukan

suatu analisis teknikal agar dapat memilih saham yang aman. Analisis teknikal hingga kini

digunakan sebagian orang sebagai salah satu tools di dalam berinvestasi. Hampir tak terelakkan

dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa teknikal. (IDX, 2010:94).

Analisis teknikal yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Simple Moving Average (SMA)

dan Relative Strength Index (RSI) dengan periode pengamatan daily trading, selama bulan Juli

2012-Juli 2013. Simple moving average dan relative strength index merupakan salah satu

penyusun sistem dalam trading. Keduanya memiliki tingkat keakuratan yang berbeda dalam

penentuan sinyal jual dan sinyal beli. Simple moving average dapat dijadikan sebagai indikator

untuk mengenali tren dengan membandingkan pergerakan harga terhadap garis SMA. Sebuah

sinyal yang dihasilkan oleh simple moving average didasarkan pada crossover yang terjadi baik

dengan harga maupun dengan SMA yang berbeda periode. Sedangkan RSI dapat didefinisikan

sebagai indikator yang mengukur kekuatan relatif pasar berdasarkan perbandingan antara

kenaikan dan penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk indeks yang bergerak antara level 0

(nol) hingga 100.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah analisis teknikal Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI)

dengan tingkat keakuratannya sudah bisa memberikan dasar bagi investor untuk mengambil

keputusan investasi berdasarkan daily trading?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah analisis teknikal Simple Moving Average (SMA) dan Relative

Strength Index (RSI) dengan tingkat keakuratannya sudah bisa memberikan dasar bagi investor

untuk mengambil keputusan investasi berdasarkan daily trading.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Pasar Modal

Menurut Husnan (2001) secara formal, pasar modal (capital market) dapat didefinisikan sebagai

pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh

Page 4: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

pemerintah, public authorities, ataupun yang diterbitkan oleh perusahaan swasta. Ada beberapa

daya tarik pasar modal :

1. Diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem

perbankan.

2. Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai

dengan preferensi resiko mereka.

2.2 Saham (Stock)

Menurut Rusdin (2008), saham adalah sertifikat yang menujukkan bukti kepemilikan suatu

perusahaan, dan pemegang saham yang memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.

Sedangkan menurut IDX (2010), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau

pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Karakteristik saham adalah:

1. Memperoleh deviden

2. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

3. Dimungkinkan untuk memiliki hak memesan efek terlebih dahulu, dan

4. Terdapat potensial capital gain (keuntungan) atau capital loss (kerugian).

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham:

1. Faktor Fundamental

Dimana harga saham dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, industri dan perusahaan yang

menerbitkan saham yang bersangkutan.

2. Faktor Tehnikal

Dimana harga saham dipengaruhi oleh pergerakan harga jual beli saham, jumlah saham

yang diperdagangkan dan data lain yang bersumber dari pasar.

Baik fundamental maupun tehnikal digunakan sebagai analisa kuantitatif untuk mengetahui data

sebelumnya mengenai suku bunga, variabel-variabel ekonomi dan nilai saham. Analisa ini sangat

penting bagi investor untuk membuat keputusan berinvestasi di saham (IDX, 2010:48).

Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara

peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Dari berbagai jenis saham yang

dikenal di bursa, yang diperdagangkan yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen

(preferred stock).

1. Saham Biasa (Common Stock)

Page 5: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk

memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di pasar

berubah sejalan . Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi

2) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan

pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

3) Deviden, jika perusahaan memperoleh dan disetujui di dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS)

4) Hak tanggung jawab yang terbatas

5) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada

masyarakat

Saham biasa dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:

1) Blue Chips Stock

2) Income Stock

3) Growth Stock

4) Cylical Stock

5) Defensive Stock

6) Speculatif Stock

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Adalah saham yang berbentuk gabungan antara saham biasa dan obligasi. Jenis saham ini sering

disebut sebagai sekuritas campuran.

Keunggulan saham preferen:

1) Pendapatan yang tinggi dan dapat diprediksi

2) Memiliki keamanan

3) Biaya per unit rendah

Kerugian saham preferen :

1) Rentan terhadap inflasi dan suku bunga yang tinggi

2) Sangat kurang berpotensi untuk peralihan modal

2.3 Investasi di Pasar Modal

Page 6: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Keputusan investasi menurut Rusdin (2008) adalah keputusan yang bersifat individual dan

tergantung sepenuhnya kepada investor sebagai pribadi yang bebas. Oleh karenanya sebelum

investor sampai pada suatu keputusan investasi, pertimbangan terlebih dahulu secara matang,

sebaiknya investor melakukan konsultasi kepada orang-orang/badan usaha yang telah

mempunyai reputasi baik dalam bidang investasi yang akan menjadi pilihan investasi.

Keuntungan dan kerugian membeli saham bagi pemodal menurut Rusdin (2008):

1. Keuntungan:

a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai

jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham,

b. Deviden, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang

saham,

c. Saham perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya meningkat

sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan,

d. Saham juga dapat menjaminkan ke Bank untuk memperoleh kredit sebagai agunan

tambahan dari agunan pokok.

2. Kerugian:

a. Capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual

yang lebih rendah daripada nilai beli saham,

b. Opportunity loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil

yang diperoleh total hasil yang diperoleh dari investasi saham,

c. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya lebih rendah dari

harga beli saham.

2.4 Teknik Analisis dan Volatilitas Harga

Menurut Anoraga dan Pakarti (2001), untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan satu

analisis yang cermat, teliti, dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar

dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Ada banyak teknik

analisis yang dapat dipilih oleh investor atau calon investor, mulai dari yang paling sederhana

sampai dengan analisis yang paling rumit. Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam

melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis ekonomi, dan

analisis rasio keuangan, analisis fundamental, dan analisis teknikal.

Page 7: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi / naik turunnya harga saham. Saham yang naik

tinggi dengan cepat, lalu tiba-tiba turun dalam dengan cepat, disebut volatilitas nya tinggi. Baik

saham yang volatilitas nya tinggi ataupun rendah keduanya sama menguntungkan, dengan

perlakuan/strategi berbeda. Saham-saham yang volatilitas nya tinggi cocok untuk trader jangka

pendek, dan trader yang cenderung agresif. Ada pula saham yang cenderung “kalem”, dalam arti

pergerakan harganya tidak terlalu bergejolak. Biasanya saham-saham kalem / volatilitas rendah

itu adalah saham-saham blue chips, lapis pertama, yang gerakannya lebih elegan.

2.5 Chart

Pemakaian chart atau grafik dalam analisa tehnikal adalah hal yang sangat penting, karena satu

satunya objek analisa tehnikal adalah pergerakan harga yang dapat di lihat dari chart. Terdapat

tiga jenis chart yang paling sering di gunakan dalam analisa tehnikal saat ini yaitu:

a. Line Chart

Line chart atau grafik garis adalah merupakan jenis chart yang paling sederhana, line chart

menggambarkan perubahan harga dari waktu ke waktu dengan satu jenis data saja, biasanya data

yang di gunakan adalah harga penutupan, harga terakhir yang di catat pada akhir sesi

perdagangan

b. Bar Chart

Bar Chart atau yang di kenal juga dengan Grafik OHLC merupakan salah satu grafik yang

paling sering di gunakan dalam analisa tehnikal forex trading saat ini, hal ini di sebabkan karena

grafik mengandung empat macam data yaitu:

Open : Harga pembukaan atau harga yang tercatat pertama kali pada saat

pembukaan sesi perdangan pada periode waktu tertentu.

High : Harga tertinggi pada periode tertentu

Low : Harga terendah pada periode waktu tertentu

Close : Harga penutupan pada periode waktu tertentu

Karena grafik ini mengandung keempat data di atas maka bar chart juga di sebut

Grafik OHLC (Open, High, Low, Close).

Page 8: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

c. Candlestick Chart

Candlestick chart mengandung data yang sama dengan bar chart, perbedaannya hanya terletak

tampilannya saja, candlestick chart, lebih menarik karena dapat di berikan warna warni, grafik

jenis ini mempunyai tiga bagian penting yaitu :

Kotak di antara Open dan Close di sebut Real Body

Garis di atas Real Body di sebut dengan Upper Shadow

Garis di bawah Real Body di sebut Lower Shadow

Di beberapa contoh gambar candlestick chart, pada tipe grafik forex bearish di beri warnah

merah sedangkan pada grafik forex bullish di beri warna hijau, saat ini pada umumnya trader

lebih menyukai candlestick chart, karena lebih jelas menunjukkan pergerakan harga, baik bullish

maupun bearish.

2.6 Analisis Tehnikal

Menurut Husnan (2001), analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham

dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu.

Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah:

1. Bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan

2. Bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu lalu, dan,

3. Karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan

berulang.

Menurut Husnan (2001), analisis tehnikal dapat dilakukan untuk saham-saham individual

maupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis tehnikal menggunakan grafik (charts)

maupun berbagai indikator teknis. Informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan

alat utama untuk analisis. Sebagai misal, peningkatan (penurunan) harga biasanya berkaitan

dengan peningkatan (penurunan) volume perdagangan.

2.6.1. Moving Average (MA)

Menurut Husnan (2001), teknik ini cukup banyak dipergunakan baik untuk saham-saham

individual maupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Moving average dihitung

Page 9: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

berdasarkan atas sejumlah hari tertentu. Sedangkan menurut Gumilang (2012), moving average

merupakan harga rata-rata pada periode tertentu. MA terdiri dari beberapa jenis yaitu :

a. Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average (SMA) atau biasa disebut arithmetical moving average dihitung dengan

menjumlahkan harga penutupan suatu instrumen dalam periode tertentu (contoh: 20 jam).

Hasilnya dibagi dengan periode tersebut.

b. Weighted Moving Average (WMA)

Perhitungan WMA diambil berdasarkan pembagian dari jumlah keseluruhan periode. Misalnya,

WMA 5 hari, merupakan penjumlahan seluruh data dibagi jumlah periode;1+2+3+4+5=15.

Perbedaan dengan SMA terletak pada tingkat sensitivasnya. WMA lebih sensitif dibanding

SMA. Sehingga lebih cepat menghasilkan sinyal dibanding SMA, namun memiliki lebih banyak

noise.

c. Exponential Moving Average (EMA)

EMA adalah MA yang berusaha menjawab persoalan antara SMA dan WMA, dengan

perhitungan yang lebih rumit diantara ketiganya. Misalnya, untuk membuat EMA 20 hari, maka

diperlukan data MA 20 hari terlebih dahulu, baru kemudian data ini dijadikan sebagai titik

perhitungan awal, untuk diambil selisih dan pembaginya. Perhitungan EMA, sudah dilakukan

otomatis oleh trading platform yang ada. EMA mampu mengenali perubahan tren lebih awal,

dibanding SMA, namun memiliki noise yang lebih rendah dibanding WMA.

2.7 Double Crossover Moving Average

Garis MA dengan periode yang lebih pendek akan "menempel" lebih dekat kepada harga

komoditas atau dikatakan lebih sensitif. Hal ini ada sisi negatif dan positifnya. Dari sisi

positifnya garis MA ini akan lebih cepat mengirimkan sebuah sinyal kepada traders, namun di

sisi negatif kadang terjadi perpotongan yang terlalu sering menghasilkan bad signals (whipsaws).

Sedangkan MA dengan periode yang panjang mempunyai kinerja yang lebih baik pada saat

sedang memiliki trend (trending), namun konsekuensi dari sinyal yang "terlambat" pada MA

periode panjang ini dapat membuat traders kehilangan sebagian profit yang semestinya sudah

diperoleh. Karena kelemahan yang ditemukan dalam MA ini, sebagian dari kalangan traders

menggunakan kombinasi dua garis MA sekaligus untuk saling konfirmasi atau memperkuat

sinyal. Metode ini disebut Double Crossover Method. Terdapat beberapa kombinasi yang paling

Page 10: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

umum digunakan, yaitu kombinasi MA-10 dengan MA-50 untuk perdagangan saham short-term,

dan kombinasi MA-5 dengan MA-20 untuk futures traders yang biasanya memiliki time horizon

lebih pendek lagi. Kombinasi MA-20 dengan MA-50 untuk medium-term, sedangkan kombinasi

MA-50 dengan MA-200 sering digunakan untuk time horizon yang lebih long-term. Cara

membaca sinyal pada metode double crossover ini sangat mudah, yaitu dengan memperhatikan

perpotongan yang terjadi di antara kedua garis MA tersebut. Bila garis MA periode pendek

"memotong ke atas" garis MA yang memiliki periode lebih panjang maka akan memberikan

sinyal bullish, atau sering disebut dengan istilah golden cross. Sebaliknya bila garis MA periode

pendek tersebut "memotong ke bawah" garis MA yang memiliki periode lebih panjang, maka

disebut sebagai sinyal bearish atau death cross

2.8 Relative Strength Index (RSI)

Menurut Gumilang (2012), RSI dikembangkan oleh Welles Wilder yang merupakan indikator

momentum osciliator (RSI yang hanya bisa bergerak diantara selang penilaian) yang mengukur

kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Salah satu kegunaan RSI yang popular adalah untuk

menentukan oversold (jenuh jual) dan overbought (jenuh beli). RSI pada umumnya ditentukan

pada level 30-70 point. bila RSI berada pada dilevel 30 indikasi oversold atau jenuh jual yaitu

kebalikan dari overbought dimana kondisi ketika harga dianalisa secara tehnikal cukup murah.

Bila RSI dilevel 70 overbought atau jenuh beli yaitu kondisi ketika harga dinilai terlalu tinggi

dan sebaiknya investor yang telah memiliki saham dibawah harga ini dapat merealisasikan

keuntungannya. Pada level 45-50 dapat dijadikan range trading untuk jangka pendek

2.9 Penelitian Terdahulu

1. Analisis Teknikal Harga Saham Indeks Kompas Periode Februari – Juli 2008 di Bursa Efek

Indonesia, oleh Ganesh (2009). Penelitian dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang

berlokasi di Jl.Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190. Penelitian ini menggunakan data

sekunder berupa time series harian dari Februari 2008 sampai Juli 2008. Pengolahan data

dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel. Analisis yang dilakukan untuk mengolah

data adalah analisis teknikal dengan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average

Envelope, dan dilanjutkan dengan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran umum

tentang data yang telah diperoleh dan analisis teknikalnya. Perusahaan sektor pertambangan

Page 11: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

yang masuk ke dalam indeks kompas 100 periode Februari sampai Juli 2008 terdiri dari 7

perusahaan, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT

Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Inco Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS),

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Medco Tbk (MEDC).

2. Analisis Tehnikal Metode Relative Strength Index pada Index Saham dan Index Komposit,

oleh Amiruddin (2013). Tesis ini mengkaji analisis teknikal yang dapat digunakan dalam

pertimbangan menentukan strategi investasi di tengah banyaknya pilihan investasi.Investasi di

pasar modal merupakan satu bentuk alternatif yang dapat di pilih diantara pilihan lain seperti

reksadana, unit link, obligasi, emas, valuta asing ataupun properti. Penelitian dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar ketepatan (akurasi) dari penerapan pilihan analisis teknikal yang

diambil terhadap indeks saham individual dan indeks saham komposit. Penelitian dilakukan

dengan melakukan pengukuran sensitivitas analisis teknikal relative strength index (RSI)

terhadap harga saham enam belas perusahaan di Indonesia selam Juli-Oktober 2009 dan harga

saham komposit di enam bursa saham internasional selama April-Oktober 2009. Penelitian ini

adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian studi kasus

3. Metodologi Penelitian

2.10 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Indriantoro dan Supomo

(2002), penelitian kualitatif mempunyai tujuan untuk menyusun teori, memandang teori sebagai

hasil proses induksi dari pengamatan terhadap fakta (pengumpulan informasi). Kemudian

dideskripsikan dengan penjelasan-penjelasan yang mendukung hasil dari pengamatan tersebut.

Analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis teknikal dengan menggunakan

metode Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI).

2.11 Sumber Data dan Sampel Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari website

www.yahoofinance.com berupa nilai historical price dengan sampel data yaitu saham blue chips

sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sejumlah 4 bank:

1. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, kode BBRI

2. Bank Mandiri (Persero) Tbk, kode BMRI

3. Bank Central Asia Tbk, kode BBCA

Page 12: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

4. Bank Negara Indonesia Tbk, kode BBNI

Data yang digunakan dari website tersebut yaitu data harga saham 1 (satu) tahun selama Juli

2012-Juli 2013.

3.3 Alat Analisis

Alat analisis dalam penelitian ini adalah 2 (dua) alat analisis tehnikal yaitu Simple Moving

Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI). Alasan penggunaan SMA dan RSI ini adalah

karena keduanya merupakan salah satu penyusun sistem dalam trading. Sehingga kebanyakan

investor menggunakan dua alat analisis ini secara bersamaan untuk menghasilkan sinyal

transaksi. SMA dan RSI memiliki tingkat keakuratan yang berbeda dalam penentuan sinyal jual

dan sinyal beli. Sebuah sinyal yang dihasilkan oleh simple moving average didasarkan pada

crossover yang terjadi baik dengan harga maupun dengan SMA yang berbeda periode.

Sedangkan RSI dapat didefinisikan sebagai indikator yang mengukur kekuatan relatif pasar

berdasarkan perbandingan antara kenaikan dan penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk

indeks yang bergerak antara level 0 (nol) hingga 100

3.4 Simple Moving Average (SMA)

Dalam penelitian ini, hanya akan melakukan perhitungan dengan menggunakan double

crossover antara 2 (dua) garis Simple Moving Average (SMA). Crossover yang digunakan adalah

kombinasi periode 10 dan 50. Kemudian perpotongan yang terjadi diantara kedua periode SMA

tersebut, akan memberikan sinyal beli atau sinyal jual. Sinyal jual dan sinyal beli akan

dikonfirmasi kebenarannya setelah 1 (satu) minggu terjadi perpotongan diantara kedua periode

SMA. Jika SMA periode 10 memotong keatas SMA periode 50, maka akan terjadi bullish atau

trend naik dimana terdapat sinyal untuk membeli. Begitu pula sebaliknya jika SMA periode 10

memotong kebawah SMA periode 50, maka akan terjadi bearish atau trend turun, dimana

saatnya lebih baik untuk menjual saham tersebut.

1.5 Relative Strength Index (RSI)

Sinyal jual maupun sinyal beli yang dihasilkan dari RSI, dapat dilihat melalui sebuah level

overbought maupun oversold. Dalam penelitian ini akan menggunakan parameter dengan level

30-70, yang akan dikonfirmasi kebenaran sinyal tersebut 1 (satu) minggu berikutnya Jika grafik

Page 13: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

garis melewati level 70 maka akan diindikasikan sebagai overbought atau jenuh beli, dimana

lebih baik untuk menjual saham tersebut. Namun jika grafik garis melewati level 30, dinamakan

oversold atau jenuh jual, dimana lebih baik untuk membeli saham tersebut.

2. Analisis Data

4.1 Analisis Data

Dalam penelitian ini akan membandingkan keakuratan 2 (dua) alat analisis tehnikal dalam

memberikan sinyal jual dan sinyal beli yaitu Simple Moving Average dan Relative Strength

Index. Simple moving average yang digunakan adalah SMA periode 10 dan SMA periode 50,

kemudian Relative strength index menggunakan level 30-70. Dalam candlestick chart

perpotongan simple moving average, SMA periode 10 (fast moving) akan ditampilkan dengan

warna biru dan SMA periode 50 (slow moving) dengan warna hitam. Untuk RSI akan

ditampilkan dengan warna merah yang dibatasi dengan garis level 30-70. Kedua analisis tehnikal

tersebut akan memberikan sinyal beli maupun sinyal jual dari keempat saham yaitu Bank Central

Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, dan Bank Rakyat Indonesia.

4.2. Simple Moving Average

4.2.1 Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel 1.

Tanggal

Perpotongan

Tanggal

Konfirmasi

Kondisi

Tren

Sinyal Kebenaran

Sinyal

13 Juli 2012 20 Juli 2012 Bullish Beli Benar

11 Oktober 2012 18 Oktober 2012 Bullish Beli Benar

30 Mei 2013 6 Juni 2013 Bearish Jual Benar

23 Juli 2013 30 Juli 2013 Bullish Beli Benar

Tabel 1. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Central Asia Tbk

(BBCA)

Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Central Asia berdasarkan perpotongan SMA

periode 10 dan 50 pada gambar 10.

Page 14: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Gambar 10. Hasil Output AmiBroker MA periode 10 dan 50 Bank Central Asia Tbk (BBCA)

4.2.2 Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel

2.

Tanggal

Perpotongan

Tanggal

Konfirmasi

Kondisi

Tren

Sinyal Kebenaran

Sinyal

6 Juli 2012 13 Juli 2012 Bullish Beli Benar

16 Agustus 2012 23 Agustus 2012 Bearish Jual Benar

18 September 2012 25 September 2012 Bullish Beli Benar

15 November 2012 22 November 2012 Bearish Jual Benar

4 Januari 2013 11 Januari 2013 Bullish Beli Benar

31 Mei 2013 7 Juni 2013 Bearish Jual Benar

Tabel 2. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Negara Indonesia Tbk

(BBNI)

Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Negara Indonesia berdasarkan perpotongan

SMA periode 10 dan SMA 50 pada gambar 11.

Page 15: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Gambar 11. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Negara Indonesia Tbk

(BBNI)

4.2.3 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel

3.

Tanggal

Perpotongan

Tanggal

Konfirmasi

Kondisi

Tren

Sinyal Kebenaran

Sinyal

10 Desember 2012 17 Desember 2012 Bearish Jual Benar

16 Januari 2013 23 Januari 2012 Bullish Beli Benar

29 Mei 2013 5 Juni 2013 Bearish Jual Benar

Tabel 3. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Mandiri (Persero) Tbk

(BMRI)

Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Mandiri berdasarkan perpotongan SMA periode

10 dan 50 pada gambar 12.

Page 16: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Gambar 12. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Mandiri (Persero) Tbk

(BMRI)

4.2.4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel

4.

Tanggal

Perpotongan

Tanggal Konfimasi Kondisi

Tren

Sinyal Kebenaran

Sinyal

3 Juli 2012 10 Juli 2012 Bullish Beli Benar

6 November 2012 13 November 2012 Bearish Jual Benar

9 Januari 2013 16 Januari 2013 Bullish Beli Benar

11 April 2013 18 April 2013 Bearish Jual Salah

26 April 2013 3 Mei 2013 Bullish Beli Benar

7 Juni 2013 14 Juni 2013 Bearish Jual Benar

31 Juli 2013 7 Agustus 2013 Bearish Jual Benar

Tabel 4. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk (BBRI)

Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Rakyat Indonesia berdasarkan perpotongan

SMA 10 dan SMA 50 pada gambar 13:

Page 17: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Gambar 13. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk (BBRI)

4.3 Relative Strength Index

4.3.1 Bank Central Asia Tbk ( BBCA)

Pada periode Juli 2012 – Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang

ditunjukkan pada gambar 14.

Page 18: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Gambar 14. Hasil Output Amibroker RSI Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 5.

Tanggal Tanggal

Konfirmasi

Kondisi

Grafik

Sinyal Kebenaran

Sinyal

14 November 2012 21 November 2012 Overbought Jual Benar

4 Februari 2013 11 Februari 2013 Overbought Jual Benar

25 Februari 2013 4 Maret 2013 Overbought Jual Benar

11 Juni 2013 18 Juni 2013 Oversold Beli Benar

Tabel 5. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Central Asia Tbk (BBCA)

4.3.2 Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Pada periode Juli 2012 – Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang

ditunjukkan pada gambar 15:

Page 19: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Gambar 15. Hasil Output Amibroker RSI Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 6:

Tanggal Tanggal

Konfirmasi

Kondisi

Grafik

Sinyal Kebenaran

Sinyal

8 Januari 2013 15 Januari 2013 Overbought Jual Salah

1 Februari 2013 8 Februari 2013 Overbought Jual Benar

1 Maret 2013 8 Maret 2013 Overbought Jual Benar

13 Juni 2013 20 Juni 2013 Oversold Beli Salah

25 Juni 2013 2 Juli 2013 Oversold Beli Benar

Tabel 7. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

1.1.1 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Pada periode Juli 2012 – Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang

ditunjukkan pada gambar 16:

Page 20: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Gambar 16. Hasil Output Amibroker Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 7:

Tanggal Tanggal

Konfirmasi

Kondisi

Grafik

Sinyal Kebenaran

Sinyal

31 Juli 2012 7 Agustus 2012 Overbought Jual Benar

28 Februari 2013 7 Maret 2013 Overbought Jual Salah

12 Juni 2013 19 Juni 2013 Oversold Beli Benar

9 Juli 2013 16 Juli 2013 Oversold Beli Benar

Tabel 7. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

1.1.2 Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk (BBRI)

Pada periode Juli 2012 – Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang

ditunjukkan pada gambar 17:

Page 21: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Gambar 17. Hasil Output Amibroker Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 8:

Tanggal Tanggal

Konfirmasi

Kondisi

Grafik

Sinyal Kebenaran

Sinyal

18 Januari 2013 25 Januari 2013 Overbought Jual Benar

13 Februari 2013 20 Februari 2013 Overbought Jual Benar

28 Februari 2013 7 Maret 2013 Overbought Jual Salah

1 Mei 2013 8 Mei 2013 Overbought Jual Benar

13 Juni 2013 20 Juni 2013 Oversold Beli Salah

25 Juni 2013 2 Juli 2013 Oversold Beli Benar

Tabel 8. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

4.4 Perbandingan Keakuratan antara Simple Moving Average dan Relative Strength Index

Tabel 9 merupakan tabel kekuratan Simple Moving Average dan Tabel 10 merupakan tabel

keakuratan Relative Strength Index pada 4 (empat) bank sektor perbankan saham Blue Chips

pada periode Juli 2012 – Juli 2013 dengan menggunakan kedua analisis tehnikal di atas, jika

sinyal benar maka akan diberi nilai 1, dan jika sinyal salah maka nilainya 0.

Page 22: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

No Bank Tanggal Sinyal

SMA

Nilai

1 Bank Central Asia 13 Juli 2012 Beli 1

11 Oktober 2012 Beli 1

30 Mei 2013 Jual 1

23 Juli 2013 Beli 1

2 Bank Negara Indonesia 6 Juli 2012 Beli 1

16 Agustus 2012 Jual 1

18 September 2012 Beli 1

15 November 2012 Jual 1

4 Januari 2013 Beli 1

31 Mei 2013 Jual 1

3 Bank Mandiri 10 Desember 2012 Jual 1

16 Januari 2013 Beli 1

29 Mei 2013 Jual 1

4 Bank Rakyat Indonesia 3 Juli 2012 Beli 1

6 November 2012 Jual 1

9 Januari 2013 Beli 1

11 April 2013 Jual 0

26 April 2013 Beli 1

7 Juni 2013 Jual 1

31 Juli 2013 Jual 1

Tingkat Keakuratan 95 %

Tabel 10. Hasil keakuratan Simple Moving Average

Page 23: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

No Bank Tanggal Sinyal

RSI

Nilai

1 Bank Central Asia 14 November 2012 Jual 1

4 Februari 2013 Jual 1

25 Februari 2013 Jual 1

11 Juni 2013 Beli 1

2 Bank Negara Indonesia 8 Januari 2013 Jual 0

1 Februari 2013 Jual 1

1 Maret 2013 Jual 1

13 Juni 2013 Beli 0

25 Juni 2013 Beli 1

3 Bank Mandiri 31 Juli 2012 Jual 1

28 Februari 2013 Jual 0

12 Juni 2013 Beli 1

9 Juli 2013 Beli 1

4 Bank Rakyat Indonesia 18 Januari 2013 Jual 1

13 Februari 2013 Jual 1

28 Februari 2013 Jual 0

1 Mei 2013 Jual 1

13 Juni 2013 Beli 0

25 Juni 2013 Beli 1

Tingkat Keakuratan 75%

Tabel 11. Hasil keakuratan Relative Strength Index

5. Kesimpulan

5.1 Kesimpulan

Analisis tehnikal dengan menggunakan simple moving average dan relative strength index

memiliki hasil dan tingkat keakuratan yang berbeda. Kesimpulan yang dapat diambil dari

evaluasi analisis tehnikal pada saham blue chips sektor perbankan periode Juli 2012-Juli 2013

adalah sebagai berikut :

Page 24: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

1. Analisis tehnikal dengan menggunakan simple moving average pada keempat bank

diperoleh tingkat keakuratan 95%, dimana terjadi 10 sinyal beli dan 10 sinyal jual. Dari

ke 20 sinyal tersebut terdapat 1 sinyal yang keliru (false signal).

2. Analisis tehnikal dengan menggunakan relative strength index pada keempat bank

diperoleh tingkat keakuratan 75%, dimana juga terjadi 10 sinyal beli dan 10 sinyal jual.

Dari ke 20 sinyal tersebut terdapat 5 sinyal yang keliru (false signal).

3. Berdasarkan dua kesimpulan diatas dan dari kedua analisis tehnikal tersebut, simple

moving average dapat dikatakan lebih akurat daripada relative strength index,

dikarenakan ketika terjadi sinyal jual maupun beli, pada perpotongan garis simple moving

average lebih memberikan sinyal yang benar setelah melihat pada 1 (satu) minggu

setelah terjadinya perpotongan. Pada RSI, sinyal jual atau beli yang diberikan, belum

pasti merupakan sinyal yang sebenarnya (false signal) meskipun setelah melakukan

pengamatan selama 1 (minggu) kemudian dikarenakan pengaruh tren yang kuat terhadap

grafik.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu :

1. Penelitian ini hanya menggunakan dua alat analisis tehnikal, yaitu Simple Moving

Average dan Relative Strength Index sehingga tingkat keakuratan hanya dapat dilihat dari

dua alat tersebut.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik saran yaitu :

1. Penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah alat analisis tehnikal yang lainnya

seperti Bollinger Band, sehingga lebih dapat melihat perbandingan keakuratan dalam

mengambil keputusan investasi saham.

2. Menggunakan software analisis tehnikal yang lain, seperti Metastock.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2013. Analisis Tehnikal Metode Relative Strength Index pada Index Sahan dan Index

Komposit. 25 Maret 2013. http://library.gunadarma.ac.id

Page 25: EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/14032014-0911031023.pdf · dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. PT. Asdi Mahasatya: Jakarta.

Bagin, Villeesandy Menaken. 2012. Analisis Pergerakan Mata Uang EUR/USD, USD/JPY DAN

EUR/JPY Menggunakan Analsisis Teknikal Metode RSI, MACD DAN Bollinger Bands

Periode 1 Januari 2008 – 31 Desember 2011. 23 Oktober 2013 .

http://thesis.binus.ac.id/doc/Cover/2011-2-00373-AK%20Cover001.pdf

Ganesh, Andrian. 2009. Analisis Teknikal Harga Saham Indeks Kompas 100 Sektor

Pertambangan Periode Februari – Juli 2008. 27 Maret 2013.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 11262/H09aga.pdf?sequence=2

Gumilang, Husni. 2012. Amibroker Sebuah Pengantar dan Charting Tools. HGU Publishing:

Bogor

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Unit Penerbit dan

Pencetak AMP YKPN: Yogyakarta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Manajemen

dan Akuntansi. BPFE: Yogyakarta.

Lasantha. RSI. Belajar Teknikal. 5 Februari 2013. http://belajar teknikal

.blogspot.com/2011/05/rsi.html

Noer, Maz. Daftar Perusahaan Blue Chips di Indonesia. Catatan Maz Noer. 31 Juli 2013.

http://matahati99.blogspot.com/2012/06/daftar-perusahaan-blue-chips-di.html.

Rusdin, Drs. 2008. Pasar Modal. Penerbit Alfabeta: Bandung.

Sfgforex. Jenis-Jenis Chart. Sinyal Forex Gratis Harian. 16 Desember 2013.

http://signalforexgratis.com/jenis-jenis-chart/

Wicaksono, Arif. Saham Perbankan Masih Potensial. Tribunnews.com. Sugiyarto (Ed). 15 Mei

2013. http://www.tribunnews.com/2012/11/07/saham-perbankan-masih-potensial

www.idx.co.id. 2010. Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Basic. ---

www.idx.co.id. 2010. Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Intermediate. ---

----------. Daftar Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Wikipedia Ensiklopedia

Bebas. 17 Mei 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ perusahaan_

yang_tercatat_di_Bursa_Efek Indonesia.

_____.2009. Pedoman Penulisan Karya Imiah Universitas Lampung. Edisi Revisi. Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

www.idx.co.id