fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../stories/skripsi/27072015-1111031029.docx ·...

40
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI MENGIKUTI UJIAN CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT (CPA) Oleh: Cinta Santri Nurhakim ABSTRACT The objective of this study is to analyze the motives of accounting students to take CPA exam. Using the framework of Motivation Theory by Herzberg, this paper test whether quality motivation, career motivation, economic motivation and social motivationinfluence the interest of accounting students to take CPA exam.A questionnaire was developed using this framework following Widyastuti, et al (2004) and was distributed do asample of 150 respondents, comprise of accounting students from Universitas lampung, Universitas Bandar Lampung, and IBI Darmajaya. The data where analyzedusing structural equation model namely partialleast square (PLS). The result of study shows that the quality motivation and social motivation have positive effect on the students interest to take CPA exam. Meanwhile, career motivation and economic motivation has no significant effect on the students interest to take CPA exam.The result of this study is expected to provide insights for the Indonesian Public Accountants Association in considering appropriate policy to make the profession more appealing to the accounting graduates. Keywords: certified public accountant (CPA), quality motivation, career motivation, economic motivation, social motivation. 1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha yang semakin global menuntut adanya persaingan dibidang usaha, hal ini tentu saja tidak luput dari persaingan antara sesama akuntan. Agar dapat memenuhi kebutuhan pangsa pasar, kredibilitas dan kapabilitas akuntanpun harus

Upload: hatuyen

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI

MENGIKUTI UJIAN CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT (CPA)

Oleh:

Cinta Santri Nurhakim

ABSTRACT

The objective of this study is to analyze the motives of accounting students to take CPA exam. Using the framework of Motivation Theory by Herzberg, this paper test whether quality motivation, career motivation, economic motivation and social motivationinfluence the interest of accounting students to take CPA exam.A questionnaire was developed using this framework following Widyastuti, et al (2004) and was distributed do asample of 150 respondents, comprise of accounting students from Universitas lampung, Universitas Bandar Lampung, and IBI Darmajaya. The data where analyzedusing structural equation model namely partialleast square (PLS).

The result of study shows that the quality motivation and social motivation have positive effect on the students interest to take CPA exam. Meanwhile, career motivation and economic motivation has no significant effect on the students interest to take CPA exam.The result of this study is expected to provide insights for the Indonesian Public Accountants Association in considering appropriate policy to make the profession more appealing to the accounting graduates.

Keywords: certified public accountant (CPA), quality motivation, career motivation, economic motivation, social motivation.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha yang semakin global menuntut adanya persaingan dibidang usaha,

hal ini tentu saja tidak luput dari persaingan antara sesama akuntan. Agar dapat memenuhi kebutuhan

pangsa pasar, kredibilitas dan kapabilitas akuntanpun harus ditingkatkan salah satunya yaitu melalui

ujian sertifikasi yang dikenal dengan CPA.

Berdasarkan data Institut Akuntan Publik Indonesia per 19 Januari 2015, jumlah akuntan publik

yang bersertifikasi akuntan publik sebanyak 1.373 orang. Jauh lebih sedikit dibandingkan dengan

jumlah akuntan publik Malaysia sebanyak 2.500 orang, akuntan publik Thailand 6.000 orang, dan

akuntan publik Filipina mencapai 4.941 orang pada tahun 2012 (iaiglobal.or.id, 2014). Data statistik

Institut Akuntan Publik Indonesia menunjukkan jumlah akuntan tahun 2013 di Indonesia lebih rendah

dibanding negara-negara lain karena 246 juta penduduk dan memiliki banyak lulusan mahasiswa

2

akuntansi, hanya ada 14.735 akuntan. Sedangkan Singapura yang hanya memiliki sekitar 5 juta

penduduk memilik akuntan sebanyak 26.572 orang, Malaysia yang memiliki jumlah penduduk 29 juta

jiwa memiliki akuntan sebanyak 29.654 orang, Filipina dengan jumlah penduduk 96 juta memiliki

akuntan sebanyak 21.031 orang, Thailand dengan jumlah penduduk 66 juta jiwa memiliki akuntan

sebanyak 52.805 orang, Vietnam dengan jumlah penduduk 88 juta jiwa memiliki akuntan sebanyak

8.000 orang. Jumlah akuntan publik yang berpraktik di Indonesia 58% berusia di atas 50 tahun (IAPI,

2014).

Menyadari minimnya jumlah CPA Indonesia, IAPI telah melakukan perubahan terkait dengan

persyaratan menempuh ujian. Seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, mengenai perubahan persyaratan untuk memperoleh

gelar CPA. Lulusan D4, S1, S2, yang telah memiliki pengalaman kerja yang dapat diverifikasi

minimal 3 tahun dalam bidang auditing, akuntansi dan pelaporan keuangan, atau mempunyai

pengalaman mengajar di perguruan tinggi minimal 4 tahun dalam bidang auditing dan akuntansi

keuangan dapat langsung mengikuti ujian CPA. Alasan lain mengenai minimnya jumlah CPA, terkait

dengan presentase kelulusan yang bersumber dari akuntanonline.com tahun 2013 yang menyebutkan

bahwa setiap ujian selalu di bawah 10 persen. Pada periode September-Oktober 2013 dari 327 peserta

yang lulus hanya 22 orang dan dari 22 peserta tersebut sebanyak 12 persen dari peserta reguler

sisanya dari program staf KAP yang direkomendasikan. Adanya penurunan biaya pemata ujian, dari

Rp3.000.000 menjadi Rp2.000.000 pada tahun 2015 belum menjadi jalan keluar dalam meningkatkan

minat peserta ujian.

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kurangnya minat akuntan muda untuk masuk ke dalam

profesi akuntan publik. Selain itu, Felton et al., (1994) menjelaskan bahwa organisasi profesi akuntan

publik sudah memperlihatkan keprihatinannya dengan semakin menurunnya daya tarik sebagai

akuntan publik bagi mahasiswa. Hasil studi yang dilakukan di Universitas Lampung tahun 2012

dalam penelitian Nauli, dkk (2012) terhadap alumni, menunjukkan alumni yang bekerja di KAP hanya

sebesar 2% dari 100 alumni. Dalam penelitian Friedlan (1995) menurunnya daya tarik profesi akuntan

publik ini berbanding terbalik dengan bertambanhnya daya tarik profesi bankir, pengacara dan

manajer. Gaetner dan Ruhe (1981) mengindikasikan bahwa para akuntan publik sering dihadapkan

3

pada berbagai masalah seperti ketidakpuasan karena kelebihan kerja, pembayaran tidak adil,

kebosanan, dan adanya waktu-waktu lembur yang tidak diharapkan.

Penelitian ini mereplikasi beberapa penelitian terdahulu mengenai survey minat mahasiswa

untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) oleh Macdfoedz (1998). Hasil

penelitiannya pada mahasiswa semester akhir fakultas ekonomi jurusan akuntansi dan perguruan

tinggi di seluruh Yogyakarta menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang paling penting

dalam mengambil USAP, diikuti oleh karir dan faktor ekonomi. Hasil lain menunjukkan bahwa jenis

kelamin, faktor pendapatan, dan keluarga tidak mempengaruhi untuk mengambil ujian. Dapat

disimpulkan bahwa para mahasiswa yang diteliti merasa bahwa perbaikan kualitas dengan mengambil

CPA exam penting untuk meningkatkan profesionalisme menghadapi persaingan tajam. Penelitian

lain mengenai motivasi pernah dilakukan oleh Widyastuti dkk (2004). Hasil penelitian tersebut adalah

motivasi karir mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa akuntansi di Yogyakarta. Sedangkan

motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk

mengikuti PPAk.

Data IAPI pada tahun 2015 menggambarkan rendahnya jumlah akuntan publik di Lampung

yang bergelar CPA yaitu 5 orang dan 3 KAP yang aktif sehingga peneliti tertarik untuk meneliti

mengenai minat mahasiswa S1 akuntansi untuk mengikuti ujian CPA. Karakteristik mahasiswa di

Lampung yang berbeda-beda serta terdiri dari penduduk asli dan pendatang inilah dimungkinkan

lulusan S1 akuntansi untuk memilih kembali ke daerah asal cukup dengan gelar S1. Hal ini menjadi

tujuan peneliti yaitu menguji faktor motivasi apa yang dapat mendoronga minat mahasiswa akuntansi

mengikuti CPA.

2. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Rerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian Motivasi

Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/motivasi, 2014) adalah

dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu, atau pengertian lainnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah usaha

4

yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena

ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

2.1.2 Teori Motivasi Herzberg

Teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu teori motivasi Herzberg. Teori Herzberg

melihat dua faktor yang mendorong seseorang untuk termotivasi yaitu motivasi intrinsik (motivator

factors) dan motivasi ekstrinsik (hygiene factors) (Herzberg, 1966). Motivasi intrinsik yaitu motif-

motif yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan motivasi ekstrinsik yaitu daya dorong

yang datang dari luar diri seseorang (Sprinthall dan Sprinthall, 1990).Woolfolk (2005) menjelaskan

motivasi intrinsik memiliki faktor-faktor internal, seperti rasa ingin tahu, dan kenikmatan. Selain itu

faktor motivasi instrinsik menurut Herzberg (1966) adalah pekerjaan itu sendiri, peluang untuk maju,

pengakuan orang lain, tanggung jawab, dan prestasi yang diraih. Setiap individu yang termotivasi

secara intrinsik akan cenderung memilih tugas yang menantang karena individu tersebut memiliki

keyakinan dapat melakukannya dengan baik, sedangkan pada individu yang termotivasi ekstrinsik,

mereka tidak tertarik pada aktivitas itu, melainkan tertarik pada apa yang akan diperoleh berupa

imbalan atau keuntungan (Woolfolk, 2005). Sumber motivasi ekstrinsik menurut Herzberg (1966)

yaitu gaji, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, supervisi, dan kebijakan serta administrasi. Menurut

Woolfolk (2005) faktor-faktor eksternal berupa imbalan, pujian, penghindaran dari hukuman, dan

tekanan sosial.

2.1.3 Perspektif Motivasi

Beberapa perspektif psikiologi menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda. Ada empat

perspektif yaitu perspektif ilmu perilaku, humanistif, kognitif dan sosial (Santrock, 2009).

1. Perspektif Humanistis

Perspektif humanistik menekankan untuk meraih nasib mereka sendiri. Perspektif ini berkaitan

erat dengan pandangan Abraham Maslow dengan keyakinan bahwa kebutuhan dasar harus

dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan.

2. Perspektif Kognitif

5

Menurut perspektif kognitif mengenai motivasi, pemikiran mengarahkan, motivasi seseorang.

Hal ini berfokus pada ide-ide motivasi seseorang untuk mencapai sesuatu. Perspektif kognitif

merekomendasikan agar seseorang diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung-jawab untuk

mengontrol mereka sendiri. Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan

R.W.White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang

termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan

memproses informasi secara efisien.

3. Perspektif Ilmu Perilaku

Perspektif perilaku diperkenalkan oleh John B.Watson (1941, 1919) menekankan imbalan dan

hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi. Adanya insentif adalah

peristiwa atau stimulus positif atau negatif dapat memotivasi perilaku. Penggunaan insentif

menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan

mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang

tidak tepat.

4. Perspektif Sosial

Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain

secara aman, yaitu kebutuhahan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam

pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi tercermin dalam

motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka

dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan orang lain.

2.1.4 Pengertian Minat

Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk

memperhatikan atau melakukan sesuatu. Dengan demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan pada

minat menurut Linda dan Muda (2011), yaitu :

1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada

suatu perilaku.

2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.

6

3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan sesorang untuk melakukan

sesuatu.

2.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian

2.2.1 Motivasi kualitas

Kualitas seseorang dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh tingkat

pendidikannya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Alnodel (2011) bahwa keberhasilan mahasiswa

program akuntansi dalam ujian profesional umumnya digunakan sebagai indikator yang baik dari

kualitas pendidikan program akuntansi. Elemen kualitas atau kompetensi adalah hal yang sangat

diperhatikan di dalam profesi akuntansi (Kusumastuti dan Waluyo, 2013). Nelson, dkk (2002)

melaporkan adanya peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi dan meningkatnya minat dalam

mengambil ujian CPA dan mengejar karir di bidang akuntansi publiktahun 1995 dan 2000 di Amerika

Serikat. Mengingat fakta-fakta bisnis global saat ini seperti adanya perusahaan multinasional,

pengaturan pembiayaan, perusahaan akuntansi, akuntan publik yang menarik bagi perusahaan,

pemerintah lokal, administrator pendidikan dan pengguna laporan keuangan maka meningkatkan

permintaan akuntan yang berkualitas (Alnodel, 2011). Dengan demikian kualitas mengarah kepada

sikap individu yang memiliki motif dan dorongan dalam diri sebagai seorang akuntan yang

bertanggung jawab dan berpeluang untuk maju. Sehingga, dengan demikian kualitas merupakan

bagian dari motivasi intrinsik teori Herzberg. Menurut Mahmud (2008) seseorang yang memiliki

motivasikualitas yang tinggi maka akan timbul minat untukmengembangkan potensi yang ada dalam

dirinya.Hasil penelitian Machfoedz (1998) menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang

paling penting dalam mengambil Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Sedangkan hasil

penelitian Widyastuti, dkk (2004) menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi kualitas terhadap

minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Menurut Kusumastuti dan Waluyo (2013) motivasi kualitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Oleh karena

itu, penelitian ini akan menguji kembali apakah terdapat pengaruh motivasi kualitas terhadap minat

mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian CPApada perguruan tinggi di Bandarlampung.

7

H1: Motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti

ujian CPA

2.2.2 Motivasi karir

Salah satu faktor-faktor motivasi intrinsik menurut Herzberg (1966) adalah prestasi yang diraih.

Motivasi karir menurut Widyastuti, dkk (2004) merupakan dorongan dalam diri untuk meningkatkan

kemampuan dalam dirinya untuk mencapai karir yang lebih. Karir bisa dijadikan sebuah pengakuan

atau penghargaan suatu pekerjaan.

Menurut Tengker dan Morasa (2007) motivasi adalah kondisi mental yang mendorong

dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang

mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan.

Tindakan dan atau sikap tersebut dapat tercermin dalam keputusan untuk menjalani karir. Penelitian

Law (2010) menunjukkan sikap terhadap perilaku (disebutkan dalam penelitian ini sebagai nilai

intrinsik) mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk menjalani karir sebagai CPA secara positif dan

signifikan. Pada penelitian Widyastuti, dkk (2004) motivasi karir merupakan faktor yang paling

signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Menurut Mahmud (2008)

motivasi karir dalam penelitiannya tidak secara signifikan berpengaruh, namun motivasi karir juga

ikut memberikan kontribusi pada minat. Hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007) bahwa motivasi

motivasi karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk.

H2: Motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian

CPA

2.2.3 Motivasi Ekonomi

Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk

meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang

diinginkan (Widyastuti dkk, 2004).Motivasi ekonomi disini dinilai dari seberapa besar dorongan

meningkatkan penghargaan ekonomi baik berupa penghargaan langsung, seperti gaji pokok atau upah

8

dasar, overtime ataugaji dari lembur, pembayaran untuk hari libur maupun penghargaan tidak

langsung meliputi asuransi pembayaran liburan, tunjangan, program pensiun dan berbagai manfaat

lainnya.Sesuai dengan sumber motivasi Herzberg (1966) yaitu gaji maka motivasi ekonomi

merupakan motivasi ekstrinsik.

Hasil penelitian Widyastuti, dkk (2004), Benny dan Yuskar (2006)menghasilkan kesimpulan

bahwa tidak ada pengaruh motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAk.Sedangkan hasil penelitian Kusumastuti dan Waluyo (2013), Linda dan Muda (2011)

menjelaskan adanya pengaruh positif antara motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa akuntansi

mengikuti PPAk. Machfoedz (1998) menunjukkan dalam penelitiannya bahwa faktor ekonomi adalah

faktor yang paling penting dalam mengambil UjianSertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada

mahasiswa akuntansi.

H3: Motivasi Ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti

ujian CPA

2.2.4 Motivasi Sosial

Sosial merupakan segala sesuatu berkenaan dengan masyarakat, kepentingan umum

(hhtp://kbbi.web.id/sosial, 2015). Perspektif sosial (afilisasi atau keterhubungan) menurut Santrock

(2009) adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebutuhahan sosial,

teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya.

Dalam hal ini, seorang individu yang termotivasi ekstrinsik akantertarik pada yang akan diperoleh

berupa keuntungan, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, dan tekanan sosial.

Apabila motivasi sosial dalam diri seseorang tinggi, maka secara langsung akan timbul minat

untuk memperoleh penghargaan yang diinginkannya (Mahmud, 2008). Kebutuhan akan kerjasama

dalam kelompok kerja akan meningkatkan relasi dengan pihak-pihak lain. Hal tersebut karena

manusia ingin mendapatkan pengakuan, mempertahankan prestise, mendapatkan kebanggaan diri,

memiliki kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain, memuaskan diri

dengan penguasaan terhadap orang lain dan menjadi keharmonisan (Mahmud, 2008). Nurhayani

(2012), dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi sosial berpengaruh positif terhadap minat

9

mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Mahmud (2008) menyatakan bahwa faktor motivasi sosial

memiliki pengaruh positif terhadap minat.

H4: Motivasi Sosial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian

CPA.

3. Metode Penelitian

3.1 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung,

dan IBI Darmajaya, karena ketiga perguruan tinggi tersebut adalah perguruan tinggi terbesar di

Lampung. Alasannya agar sampel tersebut dapat mewakil populasi.

3.2 Pilot test

Peneliti melakukan uji pilot test untuk mengetahui tinggi rendahnya validitas dan reliabilitas

kuesioner kepada 19 responden. Setalah didapatkan data pilot test yang baik baru lah dilanjutkan

tahap selanjutnya yaitu penyebaran kuesioner.

3.3 Teknik Penyebaran Kuesioner

Kuesioner disebar kepada sempel penelitian kemudian diisi langsung oleh responden.

Kuesioner yang disebar seluruhnya dapat kembali dan dapat digunakan yang masing-masing

perguruan tinggi berjumlah 50 responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik survey. Teknik survey

menurut Sugiyono (2008: 110) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

gejala-gejala yang ada dan keterangan-keterangan secara faktual.

3.5 Pengukuran dan Notasi Variabel

Motivasi Kualitas. Motivasi kualitas sebagai dorongan untuk memiliki dan meningkatkan kualitas

10

diri dankemampuannya dalam bidang yangditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan

baik dan benar(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari

penelitian Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai

sangat setuju [5]).

Motivasi Karir. Motivasi karir merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk

meningkatkan kemampuan dalam dirinya untuk mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya

(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian

Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat

setuju [5]).

Motivasi Ekonomi. Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang

untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargan finansial

yang diinginkan(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari

penelitian Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai

sangat setuju [5]).

Motivasi Sosial. Motivasi sosial dipilih sebagai pengembangan dari penelitian Widyastuti, dkk

(2004) dan mengacu pada penelitian Nurhayani (2012). Motivasi sosial menurut Martameh dan

dikutip dalam Nurhayani (2012) adalah motivasi yang mendasari aktivitas yang dilakukan individu

dalam reaksinya terhadap orang lain. Jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya

bagi orang lain.Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Nurhayani

(2012) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]).

Minat. Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati,

dan membandingkan sertamempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya(Widyastuti

dkk, 2004). Terdapat 5 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Widyastuti, dkk

(2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]).

11

3.6 Meode Analisis Data

Setelah data terkumpul, data dianalisis menggunkan metode partial least square (PLS) dengan

software SmartPLS 2.0. PLS merupakan metode alternatif SEM dengan pendekatan berbasis

varians atau komponen yanga berorientasi pada prediksi model (Yamin dan Kurniawan, 2009).

Alasan menggunakan PLS karena PLS tidak memerlukan asumsi sampel yang besar (Chin,

Marcolin, & Newsted, 2003).

4. Hasil

4.1 Analisis Deskriptif Data

=== Tabel 1===

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari sampel penelitian sebanyak 150 responden. Diketahui

bahwa nilai minimum dan nilai maksimum masing-masing variabel yaitu motivasi kualitas, motivasi

karir, motivasi ekonomi, motivasi sosial, dan minat adalah sebesar 1 dan 5. Rata-rata jawaban

motivasi kualitas 4,0933; rata-rata jawaban motivasi karir 4,0413; rata-rata jawaban pada motivasi

ekonomi yaitu 3,9646; rata-rata untuk jawaban motivasi sosial 3,9213; dan rata-rata jawaban minat

4,1355. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi ujian CPA. Nilai

modus yangdihasilkan setiap variabel adalah angka 4 yang artinya responden menjawab Setuju dalam

semua pertanyaan yang mempengaruhi ujian CPA. Nilai standar deviasi mencerminkan variabilitas

data, yang diperoleh bahwa standar deviasi bernilai 0. Artinya bahwa reponden memberikan jawaban

relatif homegen.

4.2 Demografi Responden

=== Tabel 2 ===

Berdasarkan tabel di atas, total responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 91 orang

dengan nilai persentase sebesar 60,7% dan laki-laki sebanyak 59 orang dengan nilai persentase

39,3%. Dapat disimpulkan kecenderungan responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan dan

sebagian besar usia responden berumur 21 tahun (43,3%) sedangkan responden termuda berusia 19

12

tahun,hal tersebut mencerminkan usia mahasiswa akuntansi untuk jenjang S1 akuntansi relatif muda.

Selanjutnya, proporsi terbesar responden yaitu angkatan tahun 2012 yaitu sebanyak 77 orang atau

sebanyak 51,3% . Hal tersebut dikarenakan angkatan 2012 mudah ditjumpai dan masih aktif

mengikuti perkuliahan pada tahun 2014/2015. Sedangkan untuk IPK mahasiswa dalam responden

penelitian ini 47,3% adalah >3.51, 9,3% responden memiliki IPK <2,50 dan yang memiliki IPK 2.51

– 3.50 sebanyak 65 responden atau sebesar 43,3%.

4.3 Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran)

4.3.1 Uji Validitas

A. Uji Validitas Konvergen

Pengujian validitas konvergen dikatakan baik jika memiliki nilai Average Variance Extracted

di atas 0,5 Hanseler et al. (2009). Tabel 8 menunjukkan bahwa skor nilai AVE di atas 0,5 dan nilai

faktor loading tabel 7 di atas 0,55 dengan pertanyaan Motivasi kualitas (X3), kualitas (X4), kualitas

(Xl6), kualitas (X8), dankualitas(Xl9); motivasi karir (X16), karir (X18), dan karir (X19);motivasi

sosial (X36) dan sosial (X38) dikeluarkan dari model karena memiliki factor loading kurang dari

0,55.

=== Tabel 3 dan 4 ===

B. Uji Validitas Diskriminan

Pengujian validitas diskriminan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Square Root

AVE dengan korelasi antar konstrak laten. Jika nilai akar AVE lebih tinggi daripada nilai korelasi di

antara konstrak, maka validitas diskriminan yang baik tercapai (Fornell and Lacker, 1981).Nilai akar

AVE (square root AVE) dari konstruk motivasi dan minat memiliki nilai akar AVE lebih tinggi dari

korelasi antar konstruk. Sehingga data ini memiliki validitas diskriminan yang baik.

=== Tabel 4 sampai Tabel 5===

4.3.2 Uji Reliabilitas

Evaluasi model pengukuran selanjutnya adalah menguji reliabilitas menggunakan cronbach’s

alpha dan composite reliability. Suatu item pernyataan dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha

lebih dari 0,7 (Hulland, 1999). Dari tabel terlihat bahwa semua konstruk yang dirasakan memiliki

13

nilai cronbach’s alpha dan composite reliabilitylebih dari 0,7. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua

konstruk dan variabel dalam penelitian ini reliabel dan cukup handal atau dapat dipercaya.

=== Tabel 6 ===

4.4 Evaluasi Inner Model (Model Struktural)

=== Tabel 7 ===

Nilai R-square menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel Motivasi Kualitas, Motivasi

Karir, Motivasi Ekonomi, dan Motivasi Sosial mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Minat

sebesar 40,41% sedangkan sisanya 59,59% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.

Kriteria nilai coefficient of determination (R2) dikatakan baik jika memiliki nilai R2 lebih dari

0,1(Camison & Lopez, 2010). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat terlihat bahwa coefficient of

determination dalam penelitian ini sebesar 0,4041 artinya layak sehingga langkah berikutnya adalah

menguji hipotesis.

=== Tabel 8 ===

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA

Berdasarkan uji path coefficient motivasi kualitas terhadap Minat, didapatkan nilai original

sampelsebesar 0,3541dengan nilai t statistic sebesar 3,9765. Koefisien original sampel bernilai positif

menunjukkan bahwa motivasi kualitas memberikan pengaruh yang positif terhadap minat. Suatu

hipotesis dikatakan signifikan jika nilai t-hitung > t-tabel, t-tabel sebesar 1,960 pada signifikan

kebebasan 5% (Yamin dan Kurniawan, 2009: 224). Hasil diketahui nilai t-hitung (3,9765) lebih besar

dari t tabel (1,960) pada signifikansi 5%. Temuan ini berarti sesuai dengan hipotesis pertama yang

dalam hal ini motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti

ujian CPA. Hal ini berarti hipotesis pertama terdukung.

Hal di atas sejalan dengan penelitian Mahmud (2008), seseorang yang memiliki motivasi

kualitas yang tinggi maka akan timbul minat untuk mengembangkan potensi yang ada. Adanya

dorongan yang ada dalam diri mahasiswa untuk memiliki kualitas yang lebih baik ini dapat

menumbuhkan minat mahasiswa tersebut untuk meningkatkan kompentensi yang ada salah satunya

14

melalui Ujian CPA yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi pemilik gelar. Motivasi kualitas

dalam penelitian ini bahkan memberikan kontribusi terbesar pada minat. Hal ini mengindikasikan

bahwa kompetensi bagi mahasiswa akuntansi yang berkualitas melebihi motivasi yang lain.Hasil

penelitian lainnya Machfoedz (1998) menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang paling

penting dalam mengambil Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada mahasiswa akhir akuntansi

di Yogyakarta. Menurut Kusumastuti dan Waluyo (2013) motivasi kualitas juga berpengaruh positif

terhadap minat mahasiswa akuntansi karena elemen kualitas atau kompetensi adalah hal yang sangat

diperhatikan di dalam profesi akuntansi.

4.5.2 Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA

Hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa variabel motivasi karir tidak memiliki

pengaruh terhadap minat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai original sampel pada uji path coefficient

sebesar -0,1446 dengan nilai t hitung sebesar 1,3159. Nilai original sampel negatif menunjukkan

bahwa motivasi karir memberikan pengaruh yang negatif terhadap minat. Suatu hubungan antara

variabel latent dikatakan signifikan jika path coefficient ada pada level 0,050 (Urbach & Ahlemann,

2010) atau menurut menurut Yamin dan Kurniawan (2009: 224) dikatakan signifikan jika nilai t-

hitung > t-tabel, t-tabel sebesar 1,960 pada signifikan kebebasan 5%. Hasil nilai t-hitung sebesar

1,3159 lebih kecil dari t tabel 1,960 pada signifikansi 5%.Temuan ini berarti bahwa motivasi karir

tidak berpengaruh terhadap minat, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis kedua yang dalam hal ini

motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Hal ini

berarti Hipotesis 2 tidak terdukung atau gagal untuk menolak H0. Hasil penelitian ini bertolak

belakang dengan penelitian Widyastuti dkk (2004) yang menyebutkan bahwa motivasi karir

merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

Begitu pula dengan penelitian Tengker dan Morasa (2007) yang menjelaskan bahwa motivasi karir

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Penelitian

ini konsisten dengan hasil penelitian menurut Mahmud (2008), motivasi karir tidak secara signifikan

berpengaruh. Hipotesis ini tidak terdukung dan diduga karena mahasiswa yang mengikuti dan lulus

CPA tidak lebih mudah mendapatkan pekerjaan sesuai latar belakang. Hal lain dapat disebabkan

15

karena mahasiswa akuntansi memiliki anggapan bahwa tidak semua yang memiliki gelar CPA mampu

menyelesaikan beban pekerjaan yang diberikan dengan baik. Dengan mengikuti dan lulus ujian CPA

tidak selalu akan mendapatkan perlakuan professional dari atasan, rekan, dan bawahan di lingkungan

pekerjaan. Mereka beranggapan tingginya rasa tanggung jawab pekerjaan tidak ada kaitannya dengan

klien, rekan seprofesi, dan masyarakat secara umum. Terkait dengan banyaknya jumlah responden

perempuan yang menjadi sampel sebesar 60,7 % bisa menjadi alasan motivasi karir tidak berpengaruh

terhadap minat mengikuti ujian CPA. Diketahui bahwa pekerjaan seorang CPA adalah pekerjaan yang

sangat kompleks dan tidak jarang di lakukan di luar waktu bekerja. Sehingga, perempuan tidak ingin

menghilangkan kodratnya menjadi seorang ibu rumah tangga dan akan mengorbankan

karirnya.Wanita karir sering terlihat mengalami konflik work family balance.Mereka lebih banyak

mencari pekerjaan yang tidak menyita waktu dengan keluarga (Baumgartner & Schneider, 2010).

4.5.3 Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA

Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi ekonomi terhadap

minat. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai original sampel 0,1914dengan nilai t statistic sebesar

1,6813. Suatu hipotesis dikatakan signifikanjika nilai t-hitung (1,6813) lebih besar dari t-tabel (1,960)

pada signifikan kebebasan 5% (Yamin dan Kurniawan, 2009: 224). Menurut Urbach & Ahlemann

(2010) menjelaskan hubungan antara variabel latent dikatakan signifikan jika path coefficient ada

pada level 0,050. Artinya, hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis ketiga yang dalam hal ini motivasi

ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Hasil

temuan ini berarti Hipotesis 3 tidak terdukung atau gagal untuk menolak H0.

Hipotesis 3 ini tidak terdukung diduga karena berkaitan dengan tingginya motivasi kualitas

seorang mahasiswa akuntansi dibandingkan dengan memikirkan penghargaan finansial yang akan

diperoleh. Dengan Ujian dan lulus CPA mahasiswa program S1 akuntansi tidak semuanya bisa

memiliki pekerjaan dengan gaji yang besar; dan dengan Ujian dan lulus CPA mereka tidak semuanya

bisa memiliki pekerjaan dengan fasilitas memadai, seperti mobil dan rumah. Perspektif perilaku yang

diperkenalkan oleh Watson (1941, 1919; dalam Santrock, 2009) tidak mampu menjelaskan bahwa

imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi. Nyatanya, penggunaan

16

insentif tidak dapat menambah minat pada ujian CPA. Motivasi memiliki frekuensi jawaban modus

terendah dibandingkan dengan motivasi kualitas, karir dan sosial.Menurut teori evaluasi kognitif

Piaget yaitu teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik (uang, gaji

atau tunjangan lainnya) untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung

mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan (Robbins & Timothy, 2008).

Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya seperti Widyastuti,

dkk (2004) serta Benny dan Yuskar (2006) yang menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi

ekonomi terhadap minat mahasiswa. Akan tetapi, berbeda dengan beberapa hasil penelitian seperti

Kusumastuti dan Waluyo (2013) serta Machfoedz (1998) yang menunjukkan bahwa faktor ekonomi

adalah faktor yang paling penting dalam mengambil Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada

mahasiswa akhir akuntansi di Yogyakarta.

4.5.4 Pengaruh Motivasi Sosial Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat, nilai original sampel motivasi sosial terhadap

minat sebesar 0,3541 dan t statistic bernilai 3,4204 (signifikan) menurut Yamin dan Kurniawan

(2009: 224) dan signifikan menurut Urbach & Ahlemann (2010) karena path coefficient ada pada

level 0,050 atau 5%. Hal ini berarti bahwa motivasi sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat

yang berarti sesuai dengan hipotesis keempat yang dalam hal ini motivasi sosial berpengaruh positif

terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Artinya, Hipotesis 4 terdukung.Temuan

ini menunjukkan bahwa seseorang mahasiswa Akuntansi yang memiliki Motivasi Sosial yang tinggi

cenderung memiliki Minat yang tinggi pula terhadap Ujian CPA. Sesuai dengan pernyataan Mahmud

(2008) apabila motivasi sosial dalam diri seseorang tinggi, maka secara langsung akan timbul minat

untuk memperoleh penghargaan yang diinginkannya.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan

variabel motivasi sosial yaitu Nurhayani (2012) dan Mahmud (2008) bahwa faktor motivasi sosial

memiliki pengaruh positif terhadap minat.

17

5. Simpulan, Implikasi, dan Keterbatasan Penelitian

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi

ekonomi, dan motivasi sosial terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian Certified Public

Accountant (CPA). Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan adanya pengaruh positif motivasi kualitas terhadap

minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, dengan mengikuti dan lulus ujian CPA, maka kualitas

dan kompetensi akuntan publik terus bertumbuh. Dalam hal ini, peneliti dapat memberi bukti

bahwa motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota

Bandarlampung mengikuti ujian CPA dan hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

oleh IAPI.

2. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi karir terhadap minat

mengikuti ujian CPA. Dalam hal ini, peneliti belum dapat memberi bukti bahwa motivasi karir

berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung mengikuti ujian

CPA.

3. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi ekonomi terhadap

minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, penelitian ini belum dapat memberi bukti bahwa

motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung

mengikuti ujian CPA.

4. Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan adanya pengaruh positif motivasi sosial terhadap

minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, penelitian ini dapat memberikan bukti bahwa motivasi

sosial berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung mengikuti

ujian CPA.

5.2 Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa penelitian ini memiliki implikasi teoritis dan

praktis. Hasil temuan teoritis pada penelitian ini dapat menambah bukti empiris tentang pengaruh

18

teori motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi sosial terhadap minat. Adanya

pengaruh positif antara motivasi kualitas dan motivasi sosial terhadap minat mahasiswa akuntansi

mengikuti CPA menunjukkan bahwa motivasi dapat meningkatkan minat seseorang dalam melakukan

sesuatu, khususnya dalam bidang pendidikan.

Selain penggunaan motivasi sebagai dorongan bagi diri sendiri, penelitian ini juga memiliki manfaat

secara praktis bagi lembaga akademik di Kota Bandarlampung. Implikasi penelitian ini bagi lembaga

akademik yaitu dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa seperti memberikan penawaran

beasiswa ujian CPA jika telah lulus S1 dengan predikat cumlaude dan memperoleh pengalaman kerja.

Manfaat penelitian lain bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) diharapkan dapat memberikan

wawasan dalam mempertimbangkan kebijakan yang tepat untuk membuat profesi lebih menarik bagi

lulusan akuntan. Seperti melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan dan menjadikan gelar

CPA sebagai salah satu kriteria prioritas dalam seleksi masuk di perusahaan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan dalam penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu

1. Penelitian ini hanya menggunakan metode survei melalui penyebaran kuesioner tanpa

melakukan wawancara secara langsung, sehingga hasil penelitian ini hanya mengungkapkan

data dari hasil instrumen yang terkumpul.

2. Penelitian ini tidak melakukan pembahasan dan penyesuaian kepada para pakar akuntan

publik dan CPA mengenai data literatur kuesioner, karena kerangka kuesioner ini

dikembangkan dari penelitian minat PPAk.

5.4 Saran Penelitian

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan:

1. Menggunakan metode survei melalui kuesioner dan teknik wawancara secara langsung, agar

data penelitian dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.

19

2. Melakukan pembahasan dalam penyesuaian data literatur kuesioner kepada para pakar

akuntan publik yang terkait.

References

Alnodel, Ali. 2011. Assessing Success on the Saudi Certified Public Accounting Exam. China-USA Business Review. Vol. 10, No. 6.

Baumgartner, Mindy S. & Scheider, David E. 2010. Perceptions of Women in Management: Athematic Analysis of Razing the Glass Ceiling. Journal of Career Development, 37(2). Pp 559-576.

Benny, Ellya dan Yuskar. 2006. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di Padang). Simposium nasional Akuntansi 9 Padang.

Camisón, C., & López, A. V. 2010. An examination of the relationship between manufacturing flexibility and firm performance: The mediating role of innovation. International Journal of Operations & Production Management, 30(8): 853-878.

Chin, W. W., Marcolin, B. L., & Newsted, P. R. 2003. A Partial Least Squares Latent Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Effects: Results from a Monte Carlo Simulation Study and an Electronic-Mail Emotion/Adoption Study. Information Systems Research, 14(2): 189-217.

Felton, S., N. Buhr, dan M. Northey. 1994. Factors Influencing the Business Student’s Choice of a Career in Chartered Accountancy. Issues In Accounting Education. Vol.9. No. 1. (Spring): 131-141.

Fornell, C., & Larcker, D. F. (1981). Evaluating Structural Equation Models with Unobservable Variables and Measurement Error. Journal of Marketing Research, 18(1), 39–50. http://dx.doi.org/10.2307/3151312.

Friedlan, J.M. 1995. The Effect of Different Teaching Approaches on Student’s Perceptions of the Skills Needed for Success in Accounting Courses and by Practicing Accountants. Issues In Accounting Education. Vol.10. No. 1. (Spring): 47-63.

Gaetner, J.F. dan J.A. Ruhe. 1981. Job-related Stress in Public Accounting. Journal of Accountancy. June: 68-74.

Herzberg, F. (1966). Work And Nature of Man. Cleveland: Word Publishing.Hulland, J. 1999. Use of partial least squares (PLS) in strategic management research: A review of

four recent. Strategic Management Journal, 20(2): 195.Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. Pengertian Motivasi. (Online). (http://kbbi.web.id/motivasi).

Diakses tanggal 15 Januari 2015.Kusumastuti, Rita., dan Indarto Waluyo. 2013. Pengaruh Motivasi Dan Pengetahuan UU. No.5 Tahun

2011 Tentang Akuntan Publik Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Jurnal Nominal. Vo. II No. II.

Law, Philip K. 2010. A Theory of Reasoned Action Model of Accounting Students’ Career Choice in Public Accounting Practices in the Post-Enron. Journal of Applied Accounting Research. Vol. 11, No. 1, h. 58-73.

Linda dan Iskandar Muda. 2011. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa dan Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol.3 No.2.

Macdfoedz, Mas’ud (1998), “Survey Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 13 No 4. (tidak dipublikasi).

Mahmud, Amir. 2008. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol. 3 No. 1.

Nauli, Pigo. Sudrajat. Neni Desriani. 2012. Mengapa Semakin Banyak Jumlah Alumni Akuntansi tidak Sebanding dengan Pertumbuhan Kantor Akuntan Publik (Persepsi Mahasiswa

20

Akuntansi terhadap Profesi Akuntan Publik Setelah UU No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik). Prosiding Seminar Nasional.

Nelson, dkk. 2002. No, the sky is not falling: Evidence of accounting student characteristics at FSA schools, 1995–2000. Issues in Accounting Education. Vol. 17. No (3): 269–287.

Nurhayani, Ulfa. 2012. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta Medan). Jurnal Mediasi. Vol. 4 No. 1.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge , 2008, Perilaku Organisasi, Jakarta, Salemba Empat.Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group.Sprinthall, Norman A dan Richard C Sprinthall.1990. Educational psychology: a developmental

approach. New York: McGraw-Hill Publishing.Tengker, Victor S. G., dan Jenny Morasa. 2013. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa

Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Studi Pada Jurusan Akuntansi FE Unsrat Manado. Riset Akuntansi FE Unsrat.

Urbach, N., dan Ahlemann, F. 2010. Structural Equation Modeling in Information Systems Research Using Partial Least Square. Journal of Information Technology Theory and Application, 11(2):5-39.

Widyastuti, dkk. (2004). Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VII Bali.

Woolfolk, AE (2005).Psikologi pendidikan. Boston: Allyn & Bacon.www.cpaofindonesia.orgwww.iaiglobal.or.idwww.iapi.or.idYamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. STRUKTURAL EQUATION MODELING: Belajar Lebih

Mudah Teknik Analisa Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS. Jakarta: Salemba Infotek.

21

APPENDIXES

Tabel 1

Motivasi Kualitas

Motivasi Karir

Motivasi Ekonomi

Motivasi Sosial

Minat

Std. Deviation ,6982 ,7624 ,7736 ,8148 ,6781

Minimum 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0

Maximum 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0

Mean 4,0933 4,0413 3,964 3,9213 4,135

Mode 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0

Frekuensi mode 880 768 746 828 523

Persen mode 58,67% 51,2% 49,73% 55,2% 34,86%Sumber: Data primer diolah, 2015

Tabel 2 Demografi Responden

A. Klasifikasi Usia Jumlah Persentase (100%)

1 19 Tahun 6 42 20 Tahun 53 35,33 21 Tahun 65 43,34 22 Tahun 22 14,75 23 Tahun 2 1,36 24 Tahun 2 1,3

Total 150 100

B. Angkatan Jumlah Persentase (100%)

1 2010 2 1,32 2011 58 38,73 2012 77 51,34 2013 13 8,7

Total 150 100

C. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (100%)

1 Laki-Laki 59 39,32 Perempuan 91 60,7

Total 150 100

C. IPK Jumlah Persentase (100%)

1 < 2.50 14 9,32 2.51 - 3.50 65 43,33 > 3.51 71 47,3

Total 150 100Sumber : Data primer yang diolah, 2015

22

Tabel 3Hasil Uji Validitas

Indikator Outer Loading Nilai Kritis Evaluasi

X1 0,6793

> 0.5

ValidX2 0,7576 ValidX5 0,5564 ValidX7 0,7863 Valid

X10 0,7374 ValidX11 0,7424 ValidX12 0,7793 ValidX13 0,7115 ValidX14 0,7408 ValidX15 0,7480 ValidX17 0,6834 ValidX20 0,5693 ValidX21 0,7506 ValidX22 0,7660 ValidX23 0,7443 ValidX24 0,5623 ValidX25 0,8176 ValidX26 0,8142 ValidX27 0,7218 ValidX28 0,7181 ValidX29 0,6590 ValidX30 0,6655 ValidX31 0,6683 ValidX32 0,6402 ValidX33 0,6777 ValidX34 0,6871 ValidX35 0,6731 ValidX37 0,8092 ValidX39 0,7796 ValidX40 0,7297 ValidY41 0,7036 ValidY42 0,7650 ValidY43 0,8276 ValidY44 0,7032 ValidY45 0,6948 Valid

Sumber:Data diolah, 2015

23

Tabel 4AVE dan Square Root AVE

  AVE Square Root AVEMINAT 0,5484 0,7405

MOTIVASI EKONOMI 0,5266 0,7256MOTIVASI KARIR 0,5092 0,7135

MOTIVASI KUALITAS 0,5014 0,7080MOTIVASI SOSIAL 0,5045 0,7109

Sumber: Data diolah, 2015

Tabel 5Latent Variable Correlations

  MOTIVASI EKONOMI

MOTIVASI KARIR

MOTIVASI KUALITAS MINAT

MOTIVASI

SOSIALMOTIVASI EKONOMI 1,0000        

MOTIVASI KARIR 0,5675 1,0000      

MOTIVASI KUALITAS 0,3818 0,5755 1,0000    

MINAT 0,4890 0,3926 0,4976 1,0000  MOTIVASI

SOSIAL 0,7007 0,6502 0,4605 0,5529 1,0000

Sumber: Output program SmartPLS, 2015

Tabel 6Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Composite Reliability

Nilai Kritis

Evaluasi Model

Cronbachs Alpha

Nilai Kritis

Evaluasi Model

MINAT 0,8580

> 0,7

Reliabel 0,7923

> 0,7

Reliabel

MOTIVASI EKONOMI 0,9167 Reliabel 0,8987 Reliabel

MOTIVASI KARIR 0,8781 Reliabel 0,8384 Reliabel

MOTIVASI KUALITAS 0,8323 Reliabel 0,7502 Reliabel

MOTIVASI SOSIAL 0,8901 Reliabel 0,8619 Reliabel

Sumber: Data diolah, 2015

24

Tabel 7  R Square

MINAT 0,4041MOTIVASI EKONOMI  

MOTIVASI KARIR  MOTIVASI KUALITAS  

MOTIVASI SOSIAL  Sumber: Output program SmartPLS, 2015

Tabel 8Path Coefficient

 Original Sample

(O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

Standard Error

(STERR)

T Statistics (|O/STER)

MOTIVASI EKONOMI ->

MINAT0,1914 0,1857 0,1138 0,1138 1,6813

MOTIVASI KARIR -> MINAT -0,1446 -0,1180 0,1099 0,1099 1,3159

MOTIVASI KUALITAS ->

MINAT0,3446 0,3429 0,0867 0,0867 3,9765

MOTIVASI SOSIAL -> MINAT 0,3541 0,3519 0,1035 0,1035 3,4204

Sumber: Output program SmartPLS, 2015

Model Struktural (Algorithm)

25

Model Struktural (Bootstraping)