expose lap akhir zoning regulation
DESCRIPTION
Power point expose Penyusunan Zoning Regulation Kota Sibolga Provinsi Sumut, Desember 2009TRANSCRIPT
Penyusunan Konsep Peraturan Zonasi & Mekanisme Perizinan Pemanfaatan Ruang Kota Sibolga
Presentasi Laporan Akhir
Sibolga, Desember 2009
Penyusunan Konsep Peraturan Zonasi & Mekanisme Perizinan Pemanfaatan Ruang Kota Sibolga
PEMERINTAH KOTA SIBOLGADINAS KEBERSIHAN PENATAAN RUANG DAN PERTAMANAN
1. Latar Belakang
2. MaksudMaksud dari pekerjaan ini adalah mempromosikan peraturan zonasi dan mekanisme perizinan demi peningkatan kualitas pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kota
Sibolga dengan melihat rencana induk yang ada
Produk rencana tata ruang yang ada masih bersifat terlalu umum, sehingga menimbulkan ruang-ruang interprestasi terlalu lebar bagi pengambil kebijakan untuk menentukan arah pembangunan.
Peraturan zonasi disusun sebagai suatu instrumen yang menjadi kebutuhan bagi pengendalian pembangunan Kota Sibolga, dengan tujuan; menjamin keselamatan warga kota, meningkatkan kenyamanan, kesehatan lingkungan (estetika) dan efesiensi pergerakan.
PENDAHULUAN
3. TujuanPenataan dan pengaturan kawasan khusus/tertentu secara lebih rinci, seperti : kawasan perdagangan, pendidikan, perkantoran, pusat kota dsb.Membangun ”branding” setiap kawasan.Peningkatan kualitas ruang dengan skala pejalan kaki untuk meningkatkan perekonomian didalamnya.Menyusun arahan peraturan zonasi dan ketentuan peraturan zonasi.Mengantisipasi tuntutan pasar dan perkembangan berbagai kegiatan kota dimasa mendatang yang sangat cepat berubah.
4. Sasaran dan ManfaatTersusunnya konsep mekanisme perizinan ruang Kota SibolgaTersusunnya arahan peruntukan ruang berikut peraturan zonasinya dengan ketentuan teknis tentang struktur kontruksi bangunan, sehingga pada gilirannya menjamin keselamatan dari eksternalisasi.Tersusunnya tata cara perizinan yang mengatur bagi investasi (bagai mana persyaratannya, lama proses perijinan dan berapa harus dibayar).Tersusunnya konsep kegiatan penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang (dari proses permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen).Tersusunya persaratan peruntukan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan.Tersusunnya perangkat insentif dan disinsentif, perizinan dan sanksi dengan peraturan zonasi sebagai perangkat utama dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
Dasar-dasar PertimbanganPenyusunan Zoning Regulation
Pertimbangan Pembagian Zona Pemanfaatan Ruang
Karakteristik pemanfaatan ruang/lahan yang sama.
Batasan fisik seperti jalan, gang, sungai, branchgang maupun batasan kapling.
Orientasi bangunan.
Lapis bangunan. Dampak Pemanfaatan Ruang
Dampak ekonomi
Dampak Sosial
Dampak Lingkungan
Aspek Pertimbangan Menyusun KetentuanPemanfaatan Lahan/Ruang
Dampak baik lingkungan, pembangunan maupun transportasi.
Keterkaitan penggunaan lahan utama dengan kegiatan/penggunaan lahan turunannya.
Kualitas lingkungan yang ditunjukkan dengan ketertiban, kenyamanan dan keselamatan maupun kesehatan.
GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA1. Sejarah Kota Sibolga
Kota Sibolga dahulunya merupakan Bandar kecil di Teluk Tapian Nauli dan terletak di Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari Kota Sibolga yang sekarang ini. Diperkirakan Bandar tersebut berdiri sekitar abad delapan belas dan sebagai Penguasa adalah “ Datuk Bandar “.Kemudian pada zaman Pemerintahan Kolonial Belanda, pada abad sembilan belas didirikan Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang, karena Bandar di Pulau Poncan Ketek dianggapnya akan dapat berkembang, disamping Pulaunya terlalu kecil juga tidak memungkinkan menjadi Kota Pelabuhan yang fungsinya bukan saja sebagai tempat bongkar muat barang tetapi juga akan berkembang sebagai Kota Perdagangan . Akhirnya Bandar Pulau Poncan Ketek mati bahkan bekas-bekasnyapun tidak terlihat lagi saat ini. Sebaliknya Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang berkembang Pesat menjadi Kota Pelabuhan & Perdagangan.
Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 102 tanggal 17 Mei 1946, Sibolga menjadi Daerah Otonom Tingkat “D” yang luas Wilayahnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Residen Tapanuli Nomor : 999 tanggal 19 Nopember 1946 yaitu Daerah Kota Sibolga yang sekarang.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 Sibolga ditetapkan menjadi Daerah Swatantra Tingkat II
dengan Nama Kotapraja Sibolga yang di Pimpin oleh seorang Walikota dan Daerah Wilayahnya sama dengan Surat
Keputusan Residen Tapanuli Nomor : 999 tanggal 19 Nopember 1946.
2. Letak Geografis dan Batas Administrasi
Meliputi Kota Sibolga dengan luas 13,64 km2
atau 1.364,99 Ha yang terdiri dari 4 Kecamatan 17 Kelurahan, dengan batas-batas :
Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli TengahSebelah Timur : Kabupaten Tapanuli TengahSebelah Selatan: Kabupaten Tapanuli TengahSebelah Barat : Teluk Tapian Nauli/Kabupaten Tapanuli Tengah
KOTA SIBOLGA
PROP. RIAU
T. BALAI
LABUHAN BATU
RANTAU PRAPAT
T. TINGGI
TOBASAMOSIR
ASAHAN
BALIGE
P. Samosir
Danau Toba
PANDAN
TARUTUNG
TAP. UTARA
P. SIANTAR
S E L A T M A L A K A
KISARAN
KARO
LANGKAT
KABAN JAHE
BINJAI
BARUS
HASUNDUTANHUMBANG
DAIRI
PAKPAKBHARAT
SIDIKALANG
DARUSSALAMNANGROE ACEH
GUNUNG SITOLI
N I A S
Ke Langsa
DELI SERDANG
MEDAN
SIMALUNGUN
TAP. SELATAN
TAPANULI TENGAH
MANDAILING NATAL
PANYABUNGAN
PADANG SIDEMPUAN
PULAU PINI
P. TANAH BALA
P. TANAH MASA
Ke Bukit Tinggi
PROP. SUMATERA BARAT
PROPINSI SUMATERA UTARA
SAMUDERA HINDIA
SIBOLGAKe R i a u
P. TELO
P. SIMUK
P. SIGATA
PENYUSUNAN PERATURAN ZONASIDAN MEKANISME PERIZINAN
PEMANFAATAN RUANGKOTA SIBOLGA
PEMERINTAH KOTA SIBOLGADINAS KEBERSIHAN,
PENATAAN RUANG DANPERTAMANAN KOTA SIBOLGA
SKALA 1 : 19.000
cm
km
0
0
0,5 1
0,095 0,19
2
0,38
KECAMATAN SIBOLGA UTARA
KECAMATAN SIBOLGA KOTA
KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS
KECAMATAN SIBOLGA SELATAN
GambarPerspektif 1Kota Sibolga
U
Pulau Sarudik
Pulau Poncan
Kecamatan & Kelurahan Di Kota Sibolga Tahun 2008
No. Kecamatan Kelurahan
1
Sibolga Utara
Sibolga Ilir 2 Angin Nauli3 Huta Tonga-tonga4 Huta Barangan 5 Simare-mare 6
Sibolga Kota
Kota Baringin 7 Pasar Baru 8 Pasar Belakang 9 Pancuran Gerobak
10
Sibolga Selatan
Aek Habil 11 Aek Manis12 Aek Parombunan13 Aek Muara Pinang 14
Sibolga Sambas
Pancuran Kerambil 15 Pancuran Dewa 16 Pancuran Pinang 17 Pancuran Bambu
Sibolga Utara; 422.44
Sibolga Kota ; 346.32Sibolga Sela-
tan ; 407.21
Sibolga Sambas; 189.02
Luas Wilayah Kota Sibolga :
Klimatologi
Kondisi Curah Hujan dan Hari HujanDi Kota Sibolga Tahun 2008
Bulan Curah Hujan
( mm )Hari Hujan
( hari )
Januari 407.3 19
Februari 389.9 14
Maret 340.3 18
April 272.2 24
Mei 279.4 18
Juni 279.4 18
Juli 635 20
Agustus 225.8 20
September 512.5 18
Oktober 947.8 20
November 544.8 20
Desember 290.5 21
Jumlah 5,124.90 230
Rata-rata 427.1 19.2
Hidrologi
Kota Sibolga dialiri oleh beberapa sungai, yaitu :
Sungai Aek Sibuluan/Aek Sipan Sihaporas memiliki intensitas tertinggi yang bermuara ke pantai/Teluk Tapian Nauli, Sungai Aek Horsik, Sungai Aek Doras, Sungai Aek Sarudik dan Sungai Aek Muara Male.
Pola pemanfaatan Lahan di Kota Sibolga
LUAS FUNGSI KAWASAN DI KOTA SIBOLGA TAHUN 2008
No Fungsi Lahan Luas (Ha)
Persentase (%)
1 Perumahan 749.06
54.88
2Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan
15.28
1.12
3 Komersial 51.81
3.80
4 Industri 2.58
0.19
5 Transportasi 5.62
0.41
6 Ruang Terbuka Hijau 6.24
0.46
7 Fasilitas Pelayanan 7.25
0.53
8 Campuran 17.03
1.25
9 Kawasan Lindung 510.12
37.37
TOTAL 1,364.99
100.00
Penduduk
Prosentase Sebaran PendudukDi Kota Sibolga Tahun 2008
Sibolga Utara22%
Sibolga Kota 18%
Sibolga Selatan 36%
Sibolga Sambas24%
2004 2005 2006 2007 2008
1 Sibolga Utara 19,472 19,797 20,546 20,850 21,179
2 Sibolga Kota 15,622 15,883 16,554 16,834 17,106
3 Sibolga Selatan 31,252 31,774 32,857 33,625 33,749
4 Sibolga Sambas 20,914 21,263 21,984 22,258 22,580
87,260 88,717 91,941 93,567 94,614 Jumlah
Jumlah Penduduk ( Jiwa )No Kecamatan
Perkembangan Jumlah PendudukDi Kota Sibolga Tahun 2004 - 2008
- 10,000 20,000 30,000 40,000
Sibolga Utara
Sibolga Kota
Sibolga Selatan
Sibolga Sambas
Laki-laki
Perempuan
Prosentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kota Sibolga Tahun 2008
POTENSI KOTA SIBOLGAPotensi Eksternal
Didalam arahan RTRW Nasional menetapkan Kota Sibolga sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang mendorong pertumbuhan kawasan andalan disekitarnya.
Dalam arahan RTRW Nasional menetapkan Pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan utama, Pelabuhan Sibolga dan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan pengumpan regional, dan Pelabuhan Gunung Sitoli dan Pelabuhan Teluk Nibung sebagai pelabuhan pengumpan lokal.
Dalam arahan RTRW Provinsi Kota Sibolga sebagai pusat pelayanan primer B, diprioritaskan bagi pengembangan wilayah Pantai Barat Sumatera Utara.
POTENSI INTERNAL
a. Kota Sibolga berada di Teluk Tapian Nauli dengan keindahan, pantai dan pulau-pulaunya, sehingga memiliki potensi pariwisata , seperti :
- Pemandangan indah (Good View) dari tangga seratus
- Pemandangan indah di Pantai Ujung Sibolga
- Keindah pantai di Pulau Poncan Godang
b. Kota Sibolga memiliki potensi bahari yang sangat potensial bagi pertumbuhan perekonomian, antara lain :
Pengembangan Pelabuhan angkutan orang maupun barang
Tempat Pendaratan Ikan
Tempat penyedia logistik penangkapan ikan
c. Untuk mendukung potensi sumberdaya alamnya, maka Kota Sibolga juga memiliki potensi yang besar disektor perindustrian dan pergudangan, seperti :
- Industri Marintim (pembuatan kapal dan keramba ikan)
- Industri Rumah Tangga/pembuatan ikan asin. Pergudangan
d. Mengingat Kota Sibolga menempati posisi yang strategis, dimana berada dipertengahan Pantai Barat Sumatera Utara-Pulau Nias, maka Kota Sibolga berpotensi sebagai wilayah pengembangan Perdagangan dan Jasa
PERATURAN ZONASI KOTA SIBOLGAPemilihan hirarki klasifikasi zonasi sebagai dasar pengaturan didasarkan pada hirarki sebagai berikut :
Peruntukan Zona Hirarki 1Peruntukan dasar, terdiri atas peruntukan ruang untuk budidaya dan lindung (berdasarkan Keppres no.32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung).
Peruntukan Zona Hirarki 2Menunjukkan penggunaan secara umum, seperti yang tercantum pada RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008)
Klasifikasi Penggunaan LahanDi Kota Sibolga
Hirarki I Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4
L Kawasan Lindung
LB
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnnya
LB-1 Kawasan Hutan Lindung
LB-2 Kawasan Bergambut
LB-3 Kawasan Air
LSKawasan perlindungan setempat
LS-1 Sempadan Pantai
LS-2 Sempadan Sungai
LRKawasan Rawan Bencana
LR-1Kawasan rawan letusan gunung berapi
LR-2 Gempa bumi
LR-3 Tanah longsor
LR-4Gelombang pasang/tsunami dan banjr
Hirarki I Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4
B Kawasan Budidaya
Permukiman
PT Perumahan Taman
PR Perumahan Renggang
PD Perumahan Dere PD-1 Perumahan Deret Keluarga Tunggal dengan peletakan bangunan rapat/deret
PD-2 Perumahan deret maksimum 4 lantai, peralihan rumah tunggal padat ke perumahan susun padat
PS Perumahan Susun PS-1 Perumahan Susun Kepadatan Rendah
PS-2 Perumahan Susun Kepadatan Sedang
PS-3 Perumahan Susun Kepadatan Tinggi dengan Penggunaan Komersial Terbatas
PS-4 Perumahan Susun Kepadatan Sedang dengan Penggunaan Komersial Terbatas
Perdagangan dan Jasa
BPPemerintah
BP-1 Kantor Pemerintah BP-2 Kantor Kedutaan atau perwakilan asing BK
Komersial Perkantoran
BK-1 Perkantoran umum Renggang BK-2 Perkantoran umum Deret
BK-3 Perkantoran umum berupa rumah/kantor (deret) dengan menyediakan fasilitas hunian
BTKomersial Pertokoan
BT-1 Ritel skala besar renggang BT-2 Ritel dan manufaktur tebatas deret BT-3 Rumah/toko deret, menyediakan fasilitas hunian BS
Komersial Sentra
BS-1 Sentra Lokal BS-2 Sentra Tersier BS-3 Sentra Sekunder BS-4 Sentra Primer
Hirarki I Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4
Industri
ITIndustri Taman
IT-1 Kegiatan riset dan manufaktur terbatas IT-2 Industri ringan dengan perkantoran IR
Industri Ringan
IR-1 Industri Ringan
IR-2 Campuran industri ringan, perkantoran, dan komersial terbatas
IR-3 Campuran industri ringan, perkantoran, dan komersial
IBIndustri Berat
IB-1 Manufaktur IB-2 Manufaktur dan perkantoran terbatas
IK Industri Perpetakan Kecil
IK-1Industri skala kecil: industri dan non industri yang menampung kegiatan-kegiatannya secara massal dengan pengelolaan bangunan secara terpadu
IK-2 Industri kecil hunian
Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau Lindung (TL)
TL-1 Cagar Alam TL-2 Perlindungan Pesisir Pantai TL-3 Pengamanan Bandara TL-4 Perlindungan Pulau-pula TL-5 Sempadan Sungai/Situ/Mata Air
Ruang Terbuka Hijau Binaan (TB)
TB-1 Taman Kota (TB-1); TB-2 Hutan Kota (TB-2); TB-3 Kebon Bibit (TB-3); TB-4 Pemakaman Umum (TB-4); TB-5 Agribisnis (TB-5);
TB-6
Jalur Hijau (TB-6) : filter dari daerah-daerah industri dan daerah-daerah yang menimbulkan polusi, kawasan sempadan jalur kawat listrik, kawasan sempadan gas, kawasan sempadan rel kereta api, dll.
Ruang Terbuka Tata Air
Hirarki I Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4
TR Transportasi
TR-1 Terminal
TR-2 Stasiun
TR-3 Pelabuhan
TR-4 Bandara Udara
Kedudukan Zoning Regulation/Peraturan Zonasi Kaitannya Dengan Perencanaan Tata Ruang
Pedoman Penetapan Fungsi/Peruntukkan Blok/Zona1.Dominasi penggunaan lahan.
2. Diarahkan untuk fungsi baru sesuai dengan RTRW atau rencana tata ruang lainnya yang sudah ditetapkan.
3. Karakter kawasan.
4. Daya dukung prasarana jalan.
5. Ketentuan khusus yang sudah ada (misalnya UU No. 5 Tahun 2005 tentang Cagar Budaya , dsb).
Simbol Deskripsi
I
Pemanfaatan diizinkan, karena sesuai dengan peruntukan tanahnya, yang berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah kota.
T
Pemanfaatan diizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat dengan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya baik yang tercakup dalam ketentuan ini maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah kota.
B
Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting pembangunan di sekitarnya pada area yang luas. Izin penggunaan bersyarat ini berupa AMDAL, RKL, dan RPL.
-
Pemanfaatan yang tidak diizinkan. Sifatnya tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan sekitarnya.
Deskripsi Indikator Pemanfaatan Ruang
Blok I.1 ( Kelurahan Simare-mare), luas 81,98 HaFungsinya : pusat pemerintahan Kota Sibolga, Pusat Permukiman, Pusat pelayanan jasa/hotel dan kawasan lindung.
Intensitas Ruang :Jasa Umum/KDB (80-90 %), KLB (3.2-3.6), KDH (5-10%)Pemerintahan dan Keamanan/KDB (70-80 %), KLB (0.7 -2.1), KDH (5-25 %)Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi/KDB (100 %), KLB (1).Fasilitas Pendidikan/KDB (70-80 %), KLB (0.7), KDH (5-15 %)Ruang Terbuka Hijau/KDB (0), KLB (0), KDH (100 %). Perumahan/KDB (70-90 %), KLB (0.7-0.9), KDH (1-25 %)
Tata Masa Bangunan :Jasa Umum/Ketinggian (12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Pemerintahan dan Keamanan/Ketinggian (5 m), GSB (3-5), JBB (0-2 m)Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi/Ketinggian (0), GSB (3 m), JBB (0)Fasilitas Pendidikan/Ketinggian (5 m), GSB (3 m), JBB (1-3 m)Ruang Terbuka HijauPerumahan/Ketinggian (3-5 m), GSB (1-8), JBB (0-3 m)
PEMANFAATAN RUANG EKSISTING KOTA SIBOLGA TIAP ZONA/BLOK
Blok I,2 (Kel. Sibolga Hilir dan Kel. Angin Nauli), luas 171,54 Ha.Fungsinya : sebagai pusat pemerintahan Kota Sibolga, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan jasa (Bank) dan kawasan Lindung.
Intensitas Ruang :Perumahan/KDB (80-90 %), KLB (0.0 – 0.9), KDH (1-15 %)Pemerintahan dan Keamanan/KDB (70-80 %), KLB (1.4 -2.4), KDH (5-20 %)Fasilitas Pendidikan/KDB (80 %), KLB (1.5), KDH (15 %)Hiburan dan Rekreasi/KDB (10 %), KLB (0.1), KDH (90 %). Peribadatan/KDB (80 %), KLB (0.8), KDH (15-20 %)Industri/KDB (100 %), KLB (1), KDH (0)
Tata Masa Bangunan :
Perumahan/Ketinggian (5 m), GSB (1-10 m), JBB (0-3 m)Pemerintahan dan Keamanan/Ketinggian (5-12 m), GSB (3-10 m), JBB (1-3 m)Fasilitas Pendidikan/Ketinggian (9 m), GSB (5 m), JBB (1-3 m)Hiburan dan Rekreasi/Ketinggian (5 m), GSB (15 m).Peribadatan/Ketinggian (8-10 m), GSB (10 m), JBB (1-3 m)Industri/ Ketinggian (5 m), GSB (0 m), JBB (0-1 m)
Blok II.1 ( Kelurahan Kota Baringin), luas 41,16 HaFungsinya : sebagai kawasan pergudangan, pengembangan permukiman, pusat perdagangan dan pusat pelayanan kesehatan.
Intensitas Ruang :Perdagangan/KDB (80 %), KLB (1.6), KDH (5 %)Jasa Umum/KDB (70-90 %), KLB (0.7 -3.6), KDH (20 %)Pemerintah dan Keamanan/KDB (60-90 %), KLB (0.9-1.4), KDH (10-30 %)Fasilitas Pendidikan/KDB (80-90 %), KLB (0.9-1.4), KDH (10-15 %). Fasilitas Kesehatan/ KDB (80-90 %), KLB (0.9-1.4), KDH (10-15 %). Perumahan/KDB (60-80 %), KLB (0.7-1.2), KDH (20-25 %)Industri/KDB (100 %), KLB (1), KDH (0)
Tata Masa Bangunan :
Perdagangan/ Ketinggian (8 m), GSB (10 m), JBB (0 m)Jasa Umum/ Ketinggian (5-12 m), GSB (5 m), JBB (1-5 m)Pemerintah dan Keamanan/Ketinggian (5-10 m), GSB (3-15 m), JBB (1-5 m) Fasilitas Pendidikan/Ketinggian (5-9 m), GSB (3-9 m), JBB (1-3 m)Fasilitas Kesehatan/ Ketinggian (5-9 m), GSB (15 m), JBB (0-2 m)Perumahan/ Ketinggian (5-9 m), GSB (3 m), JBB (0-2 m) Industri/ Ketinggian (5-m), GSB (0 m), JBB (0-3 m)
Blok II,2 (Kel. Pasar Baru dan Kel. Pasar Belakang), luas 103,13 HaFungsinya : pusat perdagangan dan jasa (CBD), kawasan militer, kawasan permukiman, pelabuhan (pertamina) dan pengembangan wilayah.
Intensitas Ruang :Jasa Umum/ KDB (80-100 %), KLB (0.9-2.7), KDH (0-15 %)Perdagangan/KDB (90 %), KLB (0.9 -3.6), KDH (0-10 %)Pemerintah dan Keamanan/KDB (70-90 %), KLB (0.7-1.8), KDH (5-25 %)Rekreasi dan Olah Raga /KDB (10-20 %), KLB (0.1-0.2), KDH (80-90%). Peribadatan/KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (5 %). Industri/KDB (100 %), KLB (2), KDH (0.5 %)Transportasi/KDB (60 %), KLB (1.2), KDH (5 %)Perumahan / KDB (90-100 %), KLB (0.9-1), KDH (0)
Tata Masa Bangunan :
Jasa Umum/ Ketinggian (4-9 m), GSB (0-10 m), JBB (0 m)Perdagangan/ Ketinggian (5-12 m), GSB (5-10 m), JBB (0 m)Pemerintah dan Keamanan/Ketinggian (5-9 m), GSB (2-10 m), JBB (1-5 m)Rekreasi dan Olah Raga /Ketinggian (3-8 m), GSB (3-10 m), JBB (1-3 m)Peribadatan/Ketinggian (5-8 m), GSB (3 m), JBB (1-3 m)Industri/Ketinggian (3-15 m), GSB (3 m), JBB (0 m)Transportasi/Ketinggian (9 m), GSB (10 m), JBB (1-3 m)Perumahan /Ketinggian (3-5 m), GSB (3 m), JBB (0 m)
Blok II.3 (Kel. Pancuran Kerambil, Pancuran Pinang, Pancuran Bambu dan Pancuran Dewa), luas 120,58 HaFungsinya : pengembangan perdagangan/jasa, permukiman, pengembangan wisata bahari dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Intensitas Ruang :Perdagangan/ KDB (80-100 %), KLB (1), KDH (0 %)Jasa Umum/KDB (90 %), KLB (0.9 -1.8), KDH (10 %)Pemerintah dan Keamanan/KDB (70-90 %), KLB (0.7-1.8), KDH (5-25 %)Pendidikan/ KDB (70-90 %), KLB (0.7-1.8), KDH (5-25 %)Peribadatan/KDB (90 %), KLB (0.8), KDH (10 %). Transportasi/KDB (60-70%), KLB (1.7), KDH (5-30 %)Perumahan / KDB (100 %), KLB (1), KDH (0)
Tata Masa Bangunan :
Perdagangan/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Jasa Umum/ Ketinggian (4-9 m), GSB (5 m), JBB (0 m)Pemerintah dan Keamanan/ Ketinggian (5 m), GSB (5 m), JBB (1-5 m)Pendidikan/ Ketinggian (5 m), GSB (5 m), JBB (1-3 m)Peribadatan/ Ketinggian (8 m), GSB (3 m), JBB (1-3 m)Transportasi/ Ketinggian (5 m), GSB (10-20 m), JBB (3-5 m)Perumahan / Ketinggian (5 m), GSB (3 m), JBB (0-2 m)
Blok III.1 ( Kelurahan Aek Habil), luas 38,12 HaFungsinya : kawasan permukiman, home industri ( penjemuran ikan asin) dan pergudangan.
Intensitas Ruang :Perdagangan/ KDB (80-100 %), KLB (1.6), KDH (0-5 %)Jasa Umum/KDB (100 %), KLB (1), KDH (0 %)Peribadatan/KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (0 %). Transportasi/KDB (60-100%), KLB (06-1), KDH (1 %)Perumahan / KDB (90 %), KLB (0.5), KDH (5 %)
Tata Masa Bangunan :
Perdagangan/ Ketinggian (5-9 m), GSB (2-10 m), JBB (0-5 m)Jasa Umum/ Ketinggian (5 m), GSB (0 m), JBB (0 m)Peribadatan/ Ketinggian (3-8 m), GSB (2-10 m), JBB (0-2 m) Transportasi/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Perumahan / Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)
Blok III.2 (Kelurahan Muara Pinang), luas 79,22 Ha.Fungsinya : kawasan pengembangan pelabuhan, permukiman dan perdangan dan jasa.
Intensitas Ruang :Perumahan/ KDB (80-90 %), KLB (0.8), KDH (10 %)Perdagangan/KDB (90 %), KLB (0.8-2.7), KDH (0 %)Jasa Umum/KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (0 %). Pemerintahan dan Keamanan/KDB (80-90%), KLB (0.7-0.9), KDH (1-3 %)Fasilitas Kesehatan/KDB (90 %), KLB (0.5), KDH (10-20 %)Fasilitas Peribadatan/ KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (5 %)Industri/ KDB (60 %), KLB (0.6), KDH (30 %)Transportasi/ KDB (100 %), KLB (1), KDH (0 %)
Tata Masa Bangunan :
Perumahan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (2-5 m), JBB (0 m)Perdagangan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (2-10 m), JBB (0-2 m)Jasa Umum/ Ketinggian (5 m), GSB (3 m), JBB (0-2 m)Pemerintahan dan Keamanan/ Ketinggian (5 m), GSB (3-7 m), JBB (1-2 m)Fasilitas Kesehatan/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Fasilitas Peribadatan/ Ketinggian (1 m), GSB (7 m), JBB (1-2 m)Industri/ Ketinggian (6 m), GSB (10 m), JBB (0-2 m)Transportasi/ Ketinggian (5 m), GSB (0 m), JBB (3-5 m)
Blok IV.1 ( Kelurahan Aek Manisl), luas 43,29 HaFungsinya : pengembangan permukiman, kawasan lindung, pengembangan fasilitas pendidikan dan pengembangan fasilitas kesehatan.
Intensitas Ruang :Perumahan/ KDB (80 %), KLB (0.8-1.3), KDH (10 %)Perdagangan/KDB (90 %), KLB (0.8-2.7), KDH (0 %)Pemerintahan dan Keamanan/KDB (80-90%), KLB (0.7-0.9), KDH (1-3 %)Fasilitas Pendidikan/KDB (90 %), KLB (0.5), KDH (10-20 %)Fasilitas Peribadatan/ KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (5 %)
Tata Masa Bangunan :
Perumahan/Ketinggian ( 5 m), GSB (2-5 m), JBB (0 m)Perdagangan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (2-10 m), JBB (0-2 m)Pemerintahan dan Keamanan/ Ketinggian (5 m), GSB (3-7 m), JBB (1-2 m)Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Fasilitas Peribadatan/ Ketinggian (1 m), GSB (7 m), JBB (1-2 m)
Blok IV.2 (Kelurahan Aek Parombunan), luas 93,61 Ha.Fungsinya : kawasan permukiman, fasilitas kesehatan, kawasan lindung, perkantoran dan pusat olah raga
Intensitas Ruang :Perumahan/ KDB (80-90 %), KLB (0.8), KDH (10 %)Perdagangan/KDB (90 %), KLB (0.8-2.7), KDH (0 %)Pemerintahan dan Keamanan/KDB (80-90%), KLB (0.7-0.9), KDH (1-3 %)Fasilitas Pendidikan/KDB (90 %), KLB (0.5), KDH (10-20 %)Fasilitas Peribadatan/ KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (5 %)Rekreasi dan Olah Raga/KDB (
Tata Masa Bangunan :
Perumahan/Ketinggian ( 5 m), GSB (2-5 m), JBB (0 m)Perdagangan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (2-10 m), JBB (0-2 m)Pemerintahan dan Keamanan/ Ketinggian (5 m), GSB (3-7 m), JBB (1-2 m)Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Fasilitas Peribadatan/ Ketinggian (1 m), GSB (7 m), JBB (1-2 m)
Blok V.1 ( Kelurahan Pancuran Gerobak), luas 108,34 HaFungsinya : kawasan permukiman dan kawasan lindung.
Intensitas Ruang :Fasilitas Pendidikan/KDB (70-80 %), KLB (0.7-0.8), KDH (10-25 %)Perumahan / KDB (80 %), KLB (0.9), KDH (15 %)
Tata Masa Bangunan :
Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (3 m), JBB (1 m) Perumahan / Ketinggian ( 5 m), GSB (5 m), JBB (0.2 m)
Blok V.2 (Kelurahan Pancuran Gerobak), luas 69,28 Ha.Fungsinya : kawasn permukiman, pengembangan kawasan wisata (tangga 100) dan kawasan lindung.
Intensitas Ruang :RTH/KDB (0 %), KLB (0), KDH (100 %)Perumahan/ KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (- %)
Tata Masa Bangunan :
Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian ( - m), GSB (- m), JBB (- m) Perumahan / Ketinggian ( 5 m), GSB (- m), JBB (0.3 m)
Blok V.3 (Kelurahan Pancuran Gerobak), luas 69,28 Ha.Fungsinya : kawasn permukiman, fasilitas pelayanan, perdagangan campuran dan kawasan lindung.
Intensitas Ruang :Pemerintah dan Keamanan/KDB (70-80 %), KLB (0,7), KDH (10 %)Jasa Umum/KDB (80 %), KLB (2.4), KDH (0-2)Fasilitas Pendidikan/KDB (80 %), KLB (0.8), KDH (15 %)Perumahan / KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (0 %)
Tata Masa Bangunan :
Pemerintah dan Keamanan/Ketinggian (5 m), GSB (5-10 m), JBB (0-3 %)Jasa Umum/ Ketinggian (5-9 m), GSB (5 m), JBB (0-3 %)Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian (5 m), GSB (5 m), JBB (1-3 m)Perumahan / Ketinggian (5 m), GSB (0), JBB (2 m)
Rencana Peraturan Zona/Blok
Pertimbangan Penyusunan Kelembagaan Penataan Ruang
Prinsip-prinsip pokok organisasi, yaitu prinsip pembagian habis tugas, perumusan tugas dan fungsi, fungsionalisasi, kontinuitas, akordeon, kesederhanaan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, garis dan staf, fleksibilitas, pengelompokkan secara homogen, rentang pengendalian dan prinsip pendelegasian wewenang yang jelas.
Koordinasi sebagai usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan organisasi sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat untuk melaksanakan seluruh tugas dan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Pelimpahan wewenang, yaitu penyerahan hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.
Peran pelayanan khususnya perizinan sebagai perangkat pengendalian perkembangan kota/kabupaten
Kesesuaian tugas, fungsi dengan struktur lembaga.
Pertimbangan Penyusunan Proses & Prosedur PerijinanKedudukan Mekanisme Perizinan Dalam Penataan Ruang
Penataan Ruang
Perencanaan Tata Ruang
Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
Mekanisme Perizinan
Pengawasan
Penertiban
Berdasarkan sifatnya, izin pembangunan kawasan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Izin Kegiatan/Sektor. Izin prinsipIzin tetap
2. Izin Pertanahan.Izin LokasiHak atas Tanah
3. Izin Perencanaan dan BangunanIzin PerencanaanIzin Mendirikan Bangunan (konstruksi)
4. Izin LingkunganIzin HO/Undang-undang Gangguan Persetujuan RKL dan RPL
Kegiatan Usaha
Kegiatan Khusus
Persyaratan
Lingkungan
Pemanfaatan Ruang
Pengolahan Lahan
Konstruksi
Bangunan
Perizinan Kegiatan
Perizinan Khusus
Perizinan Lingkung
an
Perizinan Pemanfaa
tan Ruang
Perizinan Lahan
Perizinan Konstruk
si
Konsepsi Sistem Perizinan
PENATAAN RUANG
PENERTIBAN
PENGAWASAN
MEKANISME PERIZINAN
PENGENDALIAN PEMANFAATAN PERENCANAAN
Kedudukan Perizinan
TERIMA KASIH