documentf4
DESCRIPTION
bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain ini disebut dengan menyusui secara eksklusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun.
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI. Untuk mengatasi masalah tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan diberi motivasi agar kembali pada praktek menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi hubungan ibu dan anak dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat manusia.
1.2 TujuanPetugas: Peningkatan kinerja petugas Puskesmas yang berkontribusi pada program keluarga sadar gizi (Kadarzi) di desa Krueng Seupeng Kecamatan Kuta Makmur Peningkatan kinerja petugas Posyandu dalam meningkatkan angka cakupan ASI Eklusif di desa Krueng Seupeng Kecamatan Kuta MakmurPemerintah Daerah: Meningkatkan cakupan ASI eksklusif di daerah Aceh Utara Menurunkan angka kematian bayi di daerah Aceh Utara Menurunkan angka kesakitan pada bayi di daerah Aceh Utara Agar pemerintah dapat berperan dalam sosialisasi program ASI eksklusif khususnya bagi tenaga kerjanya yang masih menyusui dalam bentuk pemberian waktu bagi si ibu untuk menyusui anaknya.Ibu dan anak Meningkatkan kesejahtraan ibu dan bayi Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif sebagai makanan utama bagi bayi ketika lahir Agar tumbuh kembang bayi menjadi baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI Eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi berumur nol sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization (WHO) / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
2.2 Manfaat ASI Bagi Bayi dan Ibu
Asi sebagai makanan bayi mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:
Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, Lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan manfaat bagi bayi, menyusui juga dapat memberikan keuntungan bagi si ibu, antara lain:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberapa bulan (menjarangkan kehamilan).
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
g. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi
h. Ibu lebih cepat langsing, ada beberapa penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kilogram berat badan dibanding ibu yang menyusui empat bulan.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Asi
a. Makanan Ibu
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.
e. Perawatan Payudara
2.4 Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.
Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melekatkan bayi pada payudara ibu.
Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.
Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 6 bulan, berikan MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
BAB III
PERMASALAHAN
Berdasarkan data laporan cakupan pemberian ASI eksklusif di desa Krueng Seupeng Kecamatan Kuta Makmur tahun 2014 masih sangat rendah. Adapun cakupan nasional yang dianjurkan untuk program ASI eksklusif adalah 70 %. Umumnya bayi tersebut telah mendapatkan makanan selain ASI pada usia 2 bulan. Bentuk makanan lain selain ASI yang diberikan secara dini berupa susu formula ataupun makanan padat seperti pisang.
Ada beberapa permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif di desa Kecamatan Kuta Makmur:
Tingkat pengetahuan ibu yang masih rendah tentang pentingnya ASI eksklusif bagi dirinya dan bayinya
Tingkat pengetahuan ibu yang masih kurang terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
Masih rendahnya dukungan keluarga dalam memotivasi ibu agar menyusui bayinya dengan benar. Adanya anggapan bahwa tangisan bayi menandakan ia sedang lapar dan ASI tidak cukup membuat bayi tersebut kenyang sehingga hal ini memicu seorang ibu memberikan makanan lain selain ASI kepada bayinya. Hal ini telah menjadi unsur kebudayaan di beberapa daerah di Indonesia
Produksi ASI yang berkurang selama menyusui sehingga bayi menjadi malas menyusu.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara laktasi yang benar prenatal, antenatal dan post natal.
Masih banyaknya tenaga medis yang menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi susu formula sebagai pengganti ASI setelah bayi lahir dikarenakan adanya ikatan kontrak dengan berbagai merek susu formula yang ada.
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Untuk para ibu
Melakukan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif bagi ibu dan bayi.
Memotivasi ibu agar tidak mudah terpengaruh terhadap pemasaran produk susu formula/ makanan lain sebagai pengganti ASI selama masa menyusui.
Mengajarkan Ibu supaya memahami manajemen laktasi dengan benar.
Memotivasi Ibu menyusui supaya mereka dapat menyusui dan tidak memberikan MPASI sampai bayi berusia enam bulan.
Untuk Puskesmas, bidan dan kader posyandu:
Mengadakan pelatihan bagi petugas medis tentang 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM).
Menganjurkan agar setiap tenaga medis tidak mempromosikan penggunaan susu formula kecuali diindikasikan pada kasus tertentu.
Untuk Instansi Pemerintahan
Menganjurkan agar disediakannya tempat kerja sayang ibu yang mendukung proses laktasi di tempat kerja juga mempermudah ibu bekerja memberi ASI eksklusif selama enam bulan.
BAB V
PELAKSANAAN
Kegiatan
Pelaksanaan
Melakukan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif bagi ibu dan bayi
Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu di Posyandu Desa Krueng Seupeng, Kecamatan Kuta Makmur dengan materi:
Menjelaskan pengertian ASI eksklusif
Menjelaskan keunggulan ASI dan manfaat menyusui
Menjelaskan bagaimana ibu mempersiapkan menyusui dan melakukannya dengan berhasil
Mengajarkan ibu manajemen laktasi yang benar
Memotivasi ibu agar tidak mudah terpengaruh terhadap pemasaran produk susu formula/ makanan lain sebagai pengganti ASI selama masa menyusu
Menjelaskan bahwa penggunaan susu botol/susu formula dapat menghambat menyusui saat usia bayi 0-6 bulan
Menjelaskan besarnya biaya jika bayi diberikan susu botol/susu formula saat usia bayi 0-6 bulan
Menjelaskan penyakit yang timbul akibat pemberian makanan/susu botol selain ASI secara dini
BAB VI
MONITORING
6.1 Monitoring
Tanggal
Monitoring
13 November 2014
Monitoring ditujukan pada ibu yang memiliki bayi di usia 0-5 bulan di beberapa desa Krueng Seupeng Kecamatan Kuta Makmur.
6.2 Kesimpulan
Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia dimulai sejak lahir sampai dengan berumur enam bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
6.3 Saran
Untuk ibu
Agar memberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur minimal 5 bulan
Menjaga agar ASI tetap lancar dengan mengkomsumsi makanan yang bergizi dan melakukan perawatan payudara.
Mampu memberikan ASI dengan teknik yang benar.
Untuk Puskesmas
Senantiasa memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif kepada masyarakat khusunya di wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur
Untuk Instansi pemerintahan
Bagi setiap instansi ataupun pabrik serta tempat kerja lain diharapkan dapat memberikan kelonggaran cuti melahirkan dan kemudian memberikan izin kepada pekerjanya untuk menyusui anaknya dalam waktu kerja.
Untuk Dinkes
Rutin melakukan evaluasi terhadap cakupan pemberian ASI eksklusif di kabupaten Aceh Utara.
Memberikan teguran dan sanksi kepada tenaga kesehatan yang mempromosikan produk susu botol kepada ibu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arifin, Siregar. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara
2. Roesli, Utami. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspa Swara
3. Kementrian Kesehatan. 2010. Sayang Bayi Beri Asi
4. Nyoman, Ayu dan Jeanne Purnawati. 2008. Kendala Pemberian ASI Eksklusif Bedah ASI. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta
5. Departemen Kesehatan RI. 2005. Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
DOKUMENTASI
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN UKM UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
PELAKSANAAN PROGRAM PENTINGNYA ASI EKSLUSIF BAGI BAYI DI POSYANDU DESA KRUENG SEUPENG
Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Kuta Makmur, 27 Januari 2015
Mengetahui:
Pendamping Peserta
dr. KEMALASARIdr. NURUL NADIA
Nip. 197011112002122005
14