fafdsfds

24

Upload: izummate-zom

Post on 29-Mar-2016

271 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

dsfgswgf hggfdytryu

TRANSCRIPT

Page 1: fafdsfds
Page 2: fafdsfds

35 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Pemkot Prioritas Sektor Pendidikan di

ika di tahun sebelumnya Peme rintah Kota Pontianak (Pemkot) lebih memprioritas­kan sektor infrastruktur un­tuk pembang unan kota lebih lanjut, kini di tahun 2009 ini pemerintah nampaknya mulai serius meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, baik sarana prasarana hingga SDM pengajar dan siswanya, mengingat Pemkot Pontianak ingin bersaing dengan daerah lainnya yang memiliki mutu dan kualitas pendidikan yang cukup oke.

Sejumlah program pendi­dikan di tahun ini mulai digarap maksimal, seperti perbaikan hingga pembangu­nan sekolah. Tidak hanya itu pemerintah mulai beberapa tahun ini menggabungkan sejumlah sekolah menjadi satu (regrouping), yang arti­nya satu gedung dengan satu

manajemen untuk mengelola beberapa sekolah di satu gedung yang sama den­gan harapan pemerintah bisa memantau siswa untuk belajar di sekolah yang baru dengan fasilitas lengkap ibarat sekolah unggulan.

Ngomong­ngomong bicara sekolah unggulan, pemerintah Kota Pontianak juga menjadikan sejumlah sekolah men­jadi unggulan atau pilihan, yaitu SDN 3, SMPN 1, SMPN 2, SMPN 12 hingga SMPN 16. Sekolah unggulan tersebut ada yang sudah masuk katagori Sekolah Berstandar Nasional (SSN) juga ada yang masuk katagori Sekolah Berstandar Nasional (SBN). Sementara untuk SMA, semua skeolah SMA yang ada di Kota Pontainak sudah masuk SSN, tapi khusus SMAN 2 adalah satu­satunya SMA yang

J sudah masuk Sekolah Berstan­dar Internasional (SBI).

Sekolah­sekolah tersebut su­dah memiliki fasilitas lengkap,

sarana lainnya pemerintah juga mem­buat program gratis bagi masyarakat tidak mampu, khususnya yang merasa kesulitan untuk menyekolahkan anaknya karena biaya masuk.

Tidak sampai disitu saja peranan program gratis pemerintah itu, selain menggratiskan biaya masuk, pemerintah juga mengalokasian anggaran tambahan untuk beasiswa gratis bagi siswa yang tidak mampu.

Pemerintah juga akan membuka tempat kursus gratis untuk mengimbangi ban­yaknya tempat atau bimbingan belajar yang menjamur sebagai tempat tambahan belajar anak.

Ini dilakukan pemerintah untuk men­gantisipasi agar masyarakat tidak me­mikirkan lagi biaya masuk dan pem­bayaran SPP nantinya karena pemerintah

siap menanggung biaya­biaya tersebut, teramsuk jika siswa ingin les tambahan, pemerintah juga menyediakan tempat itu nantinya.

Trus apa komentar dari Walikota Pon­tianak Sutarmidji, SH,M.Hum terkait programnya itu???

Nah, sebagai kepala daerah beliau sangat mengutamakan kepentingan warg­anya itu, makanya tidak heran walikota yang baru saja terpilih ini optimis sejum­lah program untuk pendidikan di tahun ini bisa berjalan maksimal dan bisa diman­

faatkan secara baik kedepannya oleh masyarakat.

“Yang jelas, saya ingin tahun 2009 ini sektor pendidikan mendapat tempat utama karena kita memiliki mutu dan kualitas yang tak kalah bagusnya den­gan daerah lainnya. Jadi, saya pun mem­buat sejumlah kebi­jakan terkait pen­didikan ini,” kata bapak tiga anak ini sambil tersenyum

SEKOLAH YANG DI REGROUPING PEMERINTAH KOTA

ramah. Ia juga mengatakan untuk membangun

daerah diperlukan SDM yang berkualitas. Untuk mendapatkan SDM yang berkuali­tas itu dibutuhkan kerja keras pemerintah untuk bisa membuat kebijakan yang dari awal memprioritaskan pendidikan guna mencapai SDM andal ini.

“Jika dari awal kita sudah menerapkan hal ini, tentunya SDM berkualitas akan terlihat dengan sendirinya. Namun, yang pasti kita melengkapi apa yang dibutuhkan untuk mencapai kualitas itu,” ujarnya.

Saat ini, Pemerintah Kota Pontianak katanya tengah fokus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Ini dilakukan agar SDM lokal bisa maju dan berkem­bang dan tentunya nanti kemampuannya tersebut bisa berguna bagi daerahnya sendiri.

“Semua program perencanaan pem­bangunan maupun kebijakan akan kita lakukan, termasuk memaksimalkan fasilitas yang ada dan menambah fasilitas baru agar para pelajar bisa dengan tenang belajar. Untuk mereka yang tidak mampu, program gratis dan beasiswa sudah kita lakukan dengan harapan ini bisa mem­bantu pelajar dan masyarakat,” ucapnya.

Pemkot katanya siap dengan program pendidikan yang menekankan kepada pembangunan SDM dan itu dimulai tahun ini karena sektor pendidikan mendesak untuk segera dibenahi.

“Kita memiliki program untuk pen­ingkatan kualitas dan kuantitas SDM yang ada. Program inilah yang akan kita maksimalkan untuk mulai membenahi sektor pendidikan yang masih belum sesuai harapan tetapi kita opimis akan ada perbaikan menyeluruh meskipun itu pelan­pelan kita lakukan.

Istilahnya tahapan­tahapan yang harus ada pelan tapi pasti akan kita lakuka untuk mendapatkan hasil maksimal tentu saja pada akhirnya,” ucapnya berharap.

Nah pogram yang dipaparkan di atas itu sudah berlangsung awal Janunari lalu dan pak wali pun berharap program yang ada bisa terimplementasi dan tepat sasaran serta yang pasti bisa dirasakan bagi masyarakat yang tidak mampu. (*)

dari ruang lab komputer, bahasa, kimia hingga fasilitas internet untuk menunjang informasi siswa sudah disiapkan lengkap.

Selain memperbaiki, meningkat­kan dan membangun fasilitas belajar mengajar, baik gedung sekolah hingga

Page 3: fafdsfds

menghelat pesta di gedung Auditorium Politeknik Negeri Pontianak, untuk tetangga, keluarga, dan sanak saudara serta handai taulan makan saprahan menjadi menu utama. Makanan yang disajikan pun bernuansa masakan tra­disional seperti nasi kebuli, ayam pu­tih, semur daging, pacri nenas, selada, dan ditambah dengan sambal yang biasa disebut dengan sambal keraton.

Kesemuanya itu disajikan dalam mangkok yang disebut dengan mu­kon atau mangkok basi yang konon makanan tak akan pernah basi ketika disimpan dalam mukon yang bertutup ini. Diakhir saprahan, para tetamu disuguhkan dengan minuman berwarna

merah yang dikenal dengan nama air serbat yang berarti air pengusir. (wti)

36EDISI JANUARI - MARET 2009Jendela Pendidikan SMA/ SMK

MEDIA INFORMASI

Mengenal Tradisi Saprahan; Makan Dalam Kebersaman

Saf Lambangkan Strata Sosial Masyara-

SAPRAHAN adalah kata yang sudah tak asing ter-dengar di telinga masya-rakat Kalbar, khususnya masyarakat Melayu Sam bas, Mempawah dan Pon tianak. Padahal kata ini adalah sebuah jamuan ma kan, melibatkan banyak orang yang duduk di dalam satu barisan, saling ber hadapan duduk satu keber samaan. Apa makna dari makan saprahan itu?

MASA kini, tradisi tersebut (makan saprahan) telah berganti menjadi sebuah trend baru prasmanan. Dimana sulit untuk mempertemukan sekelompok orang atau masyarakat dalam satu majelis. Saling berbagi rasa tanpa berprasangka, saling berhadapan sembari menikmati hidangan makanan di hadapannya.

Tradisi ini sebenarnya penuh dengan syarat nilai­nilai di dalam kehidupan ma­syarakat. Namun kini telah bergeser dari acara sebenarnya. Jika dilihat masa kini, yang duduk di dalam satu majelis sudah tak bisa membedakan dan tak mengetahui posisi masing­masing menurut struktur sosial dalam masyarakat.

Hal ini semakin sumbang, jika yang saling berhadapan adalah bukan dari ahlul bait, namun juga bukan muhrimnya.

Sehingga eksistensi nilai di dalam kebersamaan menjadi suasana yang ber­beda. Bagi pria dan wanita, tentunya ada perbedaan di dalam majelis. Bagi bukan muhrim, dapat dilakukan secara bergan­tian, terkecuali dalam jamuan keluarga.

Namun di dalam masyarakat yang datang dari berbagai lapisan, harus dipahami.

Kita harus berada dimana? Pemisa­han ini, bermakna bahwa di dalam

tradisi Islam dilarang keras untuk duduk bersama yang bukan muhrim, terang M.Natsir.S.Sos.M.Si, Peneliti Budaya pada Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak.

Kembali pada persoalan pokok, bahwa yang disebut dengan seprahan adalah saf­saf atau baris­baris mereka yang duduk menghadap makanan.

Pada makanan ada juga yang dialas

dengan kain putih maupun hijau yang membentang panjang. Juga ada yang ditumpuk pada satu talam. Panjang kain saprahan minimal 2 meter, ukuran dapat menampung 10 atau 5 orang yang saling berhadapan.

Mereka yang berhadapan biasa disebut barisan atau saf yang resminya 3 saf. Saf­saf ini sebenarnya diatur menurut strata sosial dari para undangan, atau kedudukan mereka di masyarakat.

Natsir yang juga Staf Edukasi di Fisipol Jurusan Pariwisata, Universitas Tanjungpura, memaparkan, saf pertama biasanya mereka yang memiiiki kedudu­kan penting.

Zaman dulu adalah diduduki oleh raja dan alim ulama, ditambah pembesar kerajaan. Masa sekarang saf tersebut bisa saja diperuntukan bagi pejabat.

Sementara pada saf kedua diduduki kaum kerabat terdekat, sedangkan pada saf ke­3 untuk masyarakat umum.

Dalam tradisi saprahan ada yang unik, yakni tatacara atau tampilan hidangan yang berwarna seragam. Jika berwarna putih, Maka semua tempat diseragamkan dengan warna yang sama.

Biasanya tempat tersebut terbuat dari keramik atau alumunium putih dilengkapi dengan kain lap atau serbet. Hidangan ini dibawa kelompok atau grup pembawa saprahan dengan berpakaian seragam terdiri dari 3 atau 5 petugas juga memakai sarung tangan dan kaus kaki putih.

Berpakaian khas telok belanga berkain corak insang dengan sopan santun yang dijunjung tinggi. Untuk menerima tamu diperlukan kejelian bagi yang mendapat tugas tersebut.

Bagaimana ketika mereka harus pandai memilih, siapa tamu yang datang dan harus ditempatkan pada saf yang mana, sesuai dari ketokohan dan strata sosial dari undangan yang datang.

Jika saf sudah penuh, maka dengan segera disiapkan hidangan di hadapan para undangan.

Jumlah petugas yang telah ditentukan tak boleh diganggu orang lain. Mereka harus pandai meletakan dan menata lauk pauk serta hidangan. Letak mesti sejajar, seperti kepala ikan yang rnenghadap ketimur. Maka rangkaian makanan yang dijamu sernuanya diatur sama.

Jika ada yang berlawanan arah, rnaka akan menjadi sumbang, hilang ke­san kebersamaan, keseragaman, serta kekompakan. Undangan jika melihat hal tersebut, sumbang, maka harus segera memberitahu ...

SAPRAHAN BERSAMA PANGERAN RATU MARDAN ADIJAYA

Tradisi Budaya yang Hampir TerlupakanSeiring dengan perkembangan

zaman, prosesi perkawinan adat budaya Melayu Kalbar sekarang ini sepertinya sudah hampir terlupakan. Ketika pesta perkawinan digelar, banyak orang yang karena prestise dan terkesan mewah sedikit demi sedikit mulai meninggalkan kebiasaan yang menjadi adat budaya yang sudah turun temurun diwariskan nenek moyang seperti tradisi makan saprahan.

Padahal makan saprahan yang sudah menjadi adat budaya, dapat diartikan untuk meningkatkan silatur­ahmi dan ukhuwah dengan semangat gotong royong yang sangat kental tanpa membedakan latar belakang se­seorang apakah dia itu unsur pejabat, tokoh maupun orang yang dituakan.

Tradisi makan saprahan yang memi­liki makna duduk sama rendah berdiri sama tinggi ini, ketika terkesan sangat kental dengan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial, duduk bersila sambil menikmati aneka rasa masakan yang tentunya disesuaikan dengan selera kemelayuan.

Sangat berbeda, ketika sebuah pesta perkawinan yang digelar digedung­gedung yang terkesan mewah, undan­gan yang datang terbatas pada para petinggi dan pejabat serta orang­orang atau sahabat, teman dan kerabat yang digolongkan ekonomi ke atas. Ala­sannya cukup sederhana, bila pesta perkawinan digelar di sebuah gedung,

kesannya selain untuk sebuah prestise bagi yang punya hajat, juga dapat diarti­kan untuk sebuah pekerjaan yang praktis.

Bagaimana tidak, makanan disajikan dalam bentuk prasmanan, tamu undan­gan mengambil sendiri makanan yang dihidangkan, sambil berdiri dapat me­nikmati hidangan yang tersedia, tetapi kalau saprahan, duduknya bersila dan terkesan adab sopan santun serta etika kekeluargaan lebih ditonjolkan namun tidak mengurangi arti perhelatan yang digelar.

Makan saprahan ini sangat nampak terlupakan di kota­kota, tetapi tidak akan nampak bila hajatan sebuah perkawi­nan diadakan di kampung­kampung, atau di desa­desa. Ke­tika Kepala BPN Kota Singkawang, Drs. H. Iswan M. Isa menggelar prosesi perkawainan putrinya beberapa wak­tu lalu, kendati sang menantu adalah orang Jawa, tetapi adat bu­daya makan saprahan yang merupakan tra­disi adat budaya Melayu tetap saja dilaksanakan. Padahal Iswan adalah seorang pejabat, tetapi adat budaya yang sudah menjadi tradisi tidak ter­lupakan, untuk menjamu teman, sahabat, kenalan, dan golongan pejabat, ia juga

Page 4: fafdsfds

37 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Sejarah Kota Pontianak Hari jadi: 23 Oktober 1771Walikota : H. Sutarmidji, M.HumWilayah : 107,82 km²Kecamatan: 6Kelurahan: 23Penduduk : 516.737 jiwa (2004)Kode telepon : 0561

No. Nama Status Wilayah Tahun Pemerintahan

1 R. Soepardan Syahkota Pontianak 1947­19482 Ads. Hidayat Burgemester Pontianak 1948­19503 Ny. Rohana Muthalib Burgemester Pontianak 1950­19534 Soemartoyo Kotapraja 1953­19575 A. Muis Amin Kotapraja/Kotamadya 1957­19676 Siswoyo Kotamadya Pontianak 1967­19737 Muhammad Barir,SH. Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak 1973­19788 T.B. Hisny Halir Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak 1978­19839 H. A. Majid Hasan Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak 1983­199310 R.A. Siregar, S.Sos Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak 1993­199911 dr. H. Buchary Abdurrachman Kota Pontianak 1999­200812 Sutarmidji, SH, M.Hum Kota Pontianak 2008­2013

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Khun tien oleh etnis Tionghoa di Pontianak.

Kota ini juga terkenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepat­nya Siantan, terdapat monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tem­pat yang tepat dilalui garis lintang nol de­rajat bumi. Selain itu Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang adalah sungai terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas membelah kota Pontianak, sim­bolnya diabadikan sebagai lambang Kota Pontianak.

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Radjab 1185 H), yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sun­gai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas un­tuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada 1192 H, Syarif Ab­durrahman dikukuhkan menjadi Sultan pada Kesultanan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdir­inya Mesjid Jami’ Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Keraton Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Sejarah Pendirian menurut VJ. VerthSejarah pendirian kota Pontianak

yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, VJ. Verth, dalam bukunya Bor­neos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.

Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi), dari Betawi. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), setelah meninggalkan kerajaan

Mempawah mulai merantau. Di Banjar­masin, ia menikah dengan adik sultan bernama Ratu Sarib Anom. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal

pencalang dan perahu lancangnya. Ke­mudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Dengan bantuan Sultan Passir, Syar­if Abdurrahman kemudian berhasil

membajak ka­pal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Ing­gris dan Peran­cis di Pelabuhan Passir. Abdur­rahman menjadi seorang kaya dan kemudian men­coba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di sungai Kapuas. Ia menemukan p e r c a b a n g a n sungai Landak dan kemudian

mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur, dan Pontianak berdiri.

Kolonialisme Belanda dan JepangPada 1778, kolonialis Belanda dari

Batavia memasuki Pontianak dengan dimpimpin oleh Willem Ardinpola. Ko­lonial Belanda saat itu menempati daerah di seberang keraton kesultanan yang kini dikenal dengan daerah Tanah Seribu atau Verkendepaal.

Pada 5 Juli 1779, Belanda membuat perjanjian dengan Sultan mengenai penduduk Tanah Seribu agar dapat dija­dikan daerah kegiatan bangsa Belanda, yang kemudian menjadi kedudukan pemerintahan Resident het Hoofd Wes­teraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo lstana Kadariah Barat) dan Asistent Resident het Hoofd

der Affleeling van Pontianak (Asistent Resident Kepala Daerah Kabupaten Pontianak). Area ini selanjutnya menjadi Controleur het Hoofd Onderafdeeling van Pontianak atau Hoofd Plaatselijk Bestuur van Pontianak.

Assistent Resident het Hoofd der Afdeeling van Pontianak (semacam Bu­pati Pontianak) mendirikan Plaatselijk Fonds. Badan ini mengelola eigendom atau kekayaan Pemerintah, dan mengurus dana pajak. Plaatselijk Fonds kemudian berganti nama menjadi Shintjo pada masa kependudukan Jepang di Pontianak.

Masa StadsgemeenteBerdasarkan besluit Pemerintah Kera­

jaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan menetapkan status Pontianak sebagai

Walikota yang memimpin Kota Pontianak hingga saat ini adalah

stadsgemeente. R. Soepardan ditunjuk menjadi syahkota atau pemimpin kota saat itu. Jabatan Soepardan berakhir pada awal 1948 dan kemudian diganti oleh Ads. Hidayat.

Masa Pemerintahan Kota

Pembentukan stadsgerneente bersifat sementara, maka Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak diubah dan digan­tikan dengan Undang­Undang Pemer­intah Kerajaan Pontianak tanggal 16 September 1949 No. 40/1949/KP. Dalam undang­undang ini disebut Peraturan Pemerintah Pontianak dan membentuk Pemerintah kota Pontianak. Sedang­kan perwakilan rakyat disebut Dewan Perwakilan Penduduk Kota Pontianak. Walikota pertama ditetapkan oleh Pemer­intah Kerajaan Pontianak adalah Rohana Muthalib.

Masa Kota PrajaSesuai dengan perkembangan Tata

Pemerintahan, maka dengan Undang­Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953, bentuk Pemerintahan Landschap Ge­meente, ditingkatkan menjadi kota praja Pontianak. Pada masa ini Urusan Pemer­intahan terdiri dari Urusan Pemerintahan Umum dan Urusan Pemerintahan Daerah.

Masa Kotamadya dan KotaPemerintah Kota Praja Pontianak

diubah dengan berdasarkan Undang­Undang No. 1 Tahun 1957 Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959 dan Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960, Instruksi Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 1964 dan Undang Undang No. 18 Tahun 1965, maka berdasarkan Surat Keputusan DPRD­GR Kota Praja Pontianak No. 021/KPTS/DPRD­GR/65 tanggal 31 De­sember 1965, nama Kota Praja Pontianak diganti menjadi Kotamadya Pontianak. Kemudian dengan Undang­Undang No.5 Tahun 1974, nama Kotamadya Pontianak berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak.[2]

Berdasarkan Undang­Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah di Daerah merubah sebutan untuk Pemerin­tah Tingkat II Pontianak menjadi sebutan Pemerintah Kota Pontianak, sebutan kota Potianak diubah kemudian menjadi Kota Pontianak. (*)

Page 5: fafdsfds

31EDISI JANUARI - MARET 2009Jendela Pendidikan SMA/ SMK

MEDIA INFORMASI

Untuk mempersiapkan atlet­atlet Kota Pontianak dalam menghadapi Pe­kan Olahraga Pelajar Daerah (Popda), Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Pontianak menggelar 5 kejuaraan sekaligus. Dimana, kejuaraan tersebut dilaksanakan pada bulan Maret 2009.

Adapun 5 kejuaraan yang digelar Dis­pora Kota Pontianak yakni, sepakbola, renang, bridge, catur dan atletik.

Menurut Kepala Dispora Kota Ponti­anak, Drs.H. Mulyadi, M.Si, kejuaraan ini digelar untuk mempersiapkan atlet­atlet yang berpotensi menjelang Popda se­Kalbar. “Pada bulan Maret ini, kita gelar 5 kejuaraan sekaligus,” ungkap Mulyadi kepada wartawan disela­sela pembukaan kegiatan Dispora Kota Pon­tianak, kemarin.

Dengan adanya 5 kejuaraan ini, dir­inya berharap, lahir bibit­bibit atlet yang berprestasi, sehingga kedepannya bisa

Ajang Seleksi Persiapan Popda

Dispora Kota

miliki segudang prestasi diantaranya mendapatkan 2 medali emas pada Porseni SD se­Kalbar (2005), peringkat 5 Porseni SD tingkat nasional di Jakarta (2005), 1 medali perunggu Porprov Kalbar (2006), mengikuti Kejurnas Krapsi di Surabaya (2006), 3 medali emas Porseni SMP se­Kota Pontianak (2007), 3 medali emas Porseni SMP se­Kalbar (2007), 3 medali emas Popda se­Kota Pontianak (2007), 3 medali emas Popda se­kalbar (2007), peringkat 5 Porseni SMP di Ujung Pan­dang (2007), peringkat 7 Popnas Kaltim (2007), Kejurnas Krapsi Bandung (2007), peringkat 6 Kejurnas antarperkumpulan (2008).

Bahkan di kejuaraan renang antarpela­jar se­Kota Pontianak yang berlangsung di kolam renang Oevang Oeray Ponti­anak, Senin (16/3), pria kelahiran Pon­tianak, 10 September 1993 yang silam ini berhasil meraih 3 emas di nomor 100 Meter gaya bebas, 100 meter gaya kupu­kupu dan 100 meter gaya punggung.

Menurut anak dari pasangan Sartoni dan Ratna Wihartati ini, dirinya mulai menekuni olahraga renang sejak masih duduk di Sekolah Dasar kelas 4.

“Saya mulai bergabung dengan PR Tirta Khatulistiwa sejak tahun 2003 hingga 2006,” ungkap pelajar SMA Negeri 6 Pontianak ini.

Namun, lanjut Rivaldi, pada tahun 2007 hingga sekarang, dirinya bergabung dengan PR Silok Kapuas dengan waktu latihan yang biasa dijalaninya setiap hari senin­sabtu.

Untuk latihan fisik, kata Rivaldi, pagi hari mulai pukul 05.00­06.00 WIB ditangani langsung oleh ayah kandung­nya sendiri yang merupakan pegawai di Dispora Kota Pontianak. Sementara pada waktu sore hari, dirinya berlatih di kolam renang Oevang Oerang Pontianak bersama anggota PR Silok Kapuas.

Oleh karena itu, anak kedua dari 2 bersaudara ini berharap kepada pengurus PRSI Kalbar yang baru ini agar sering menggelar kejuaraan­kejuaraan renang.

“Selain itu juga, pengiriman atlet­atlet renang berprestasi di tingkat nasional harus ditingkatkan,” tutur Rivaldi. (uun)

Kejuaraan balap sepeda Bank Kalbar pada tahun 2010 mendatang, akan maju selangkah. Ajang bergengsi ini diusul­kan digelar dalam skala nasional. Hal ini diungkapkan pembina balap sepeda Kalbar, Erwin Anwar yang mendapat masukan dari seluruh pengurus ISSI Kalbar yang hadir.

”Tujuh pengcab yang ikut serta, me­nyarankan agar ajang ini ditingkatkan menjadi berskala nasional,” kata Erwin.

Keinginan tersebut disampaikan pen­gurus Pengcab ISSI Kota Pontianak, Kabupaten Pontiank, Singkawang, Beng­kayang, Sanggau, Sintang dan Ketapang pada saat teknikal meeting.

”Setiap pengcab menganggap bahwa kejuaraan balap sepeda Bank Kalbar

Gelar 5 Kejuaraanmenjadi atlet andalan Kota Pontianak.

“Bahkan kalau bisa menjadi atlet anda­lan Kalbar dan atlet andalan Indonesia,” tuturnya. Sementara itu, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, S.Hut meminta ke­pada seluruh peserta agar dalam bertand­ing harus menjunjung tinggi nilai­nilai sportivitas. Sehingga pertandingan dapat berjalan dengan aman dan lancar.

“Saya minta agar seluruh pelajar yang mengikuti kejuaraan yang digelar Dis­pora Kota Pontianak untuk lebih menon­jolkan kemampuannya,” harap mantan anggota DPRD Kota Pontianak ini.

Pada acara pembukaan kejuaraan yang digelar Dispora Kota Pontianak, menampilkan aksi marching band serta parade klub sepakbola se­Kota Pontianak. Hadir pada acara pembukaan tersebut diantaranya, Kepala Dinas PU Kota Pontianak, Kepala Dinas Perhubungan Kota Pontianak, serta unsur muspida lainnya. (uun)

Pontianak, BERKAT.Salah satu atlet renang andalan Kota

Pontianak yang juga merupakan bibit atlet andalan Kalbar yakni Rivaldi me­

Atlet RenangSegudang

RIVALDI

Balap Sepeda Bank Kalbar Bakal Digelar Skala Nasional

sudah patut naik tingkat. Dan saya sangat setuju jika usulan tersebut benar­benar bisa direalisasikan,” katanya.

Direktur Utama Bank Kalbar, Djam­aludin Malik kepada wartawan menyam­but baik usulan yang dilontarkan para pengurus pengcab ISSI Kalbar.

Menurutnya aspirasi itu akan dit­ampung dan akan dievaluasi terlebih dahulu.

”Kami akan berkoordinasi dengan seluruh elemen pendukung, seperti KO­PROV, Dispora dan tentunya Pemprov Kalbar,” tuturnya.

Apalagi, kata Djamaludin, ada pem­balap binaan Bank Kalbar, yakni, Rama­dhani, Pito, Priyo dan Agung, Agus dan pembalap putri Kalbar Fitriyani.

Sementara mantan pembalap nasi­

onal, H. Maruki Matsum, SE juga sangat mendukung dengan rencana tersebut. Ia mengatakan, Kalbar menjadi salah satu kiblat balap sepeda nasional. Sayangnya setelah era tahun 2000 ke atas, nama Kalbar seakan tenggelam.

”Dengan adanya kejuaaran balap sepeda tingkat nasional, saya yakin nama Kalbar akan kembali terangkat di kancah nasional,” katanya.

Johny Van Art, pembalap senior Kal­bar juga sangat antusias dengan wacana tersebut. Dia berharap Bank Kalbar bisa mewujudkan keinginan tersebut.

”Saya yakin prestasi Kalbar di balap sepeda akan kembali terangkat. Ajang ini juga sebagai barometer bagi pembalap daerah ini untuk menggapai prestasi na­sional,” katanya. (uun)

Kejurda Renang di Sintang Jangan DipaksakanBerdasarkan rapat perdana yang digelar Pengprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kalbar beberapa waktu lalu, memutuskan bahwa Pengprov PRSI Kalbar akan menggelar 3 event sekaligus pada bulan Maret mendatang diantaranya, pelantikan pengurus, kejurda renang dan rakerprov, sebagai awal diben­tuknya induk organisasi olahraga renang periode 2008­2013.

Selain itu, dalam rapat tersebut juga memutuskan bahwa kejurda renang akan dilaksanakan di Kota Pontianak. Namun, berdasarkan informasi di lapangan, Kabupaten Sintang siap

untuk menyelenggarakan kejurda renang se­Kalbar pada bulan Maret mendatang.

Sehingga hal tersebut mendapat tang­gapan serius dari Ketua Umum Pengprov PRSI Kalbar, Ibrahim Banson. Dirinya menjelaskan, pengurus di Kabupaten Sin­tang meminta kepadanya untuk merubah keputusan penyelenggaraan kejurda renang di Kota Pontianak. Tetapi ke­jurda tersebut dilaksanakan di Kabupaten Sintang.

“Memang Ketua Pengcab PRSI Sin­tang meminta saya untuk merubah

keputusan rapat supaya tetap diadakan di Sintang. Namun, saya tolak karena hal ini sudah merupakan keputusan rapat,” ung­kap Ibrahim kepada BERKAT, kemarin.

Oleh karena itu, dirinya menegaskan, jika PRSI Kabupaten Sintang tetap bersi­keras untuk melaksanakan kejurda renang pada bulan Maret mendatang. Maka, yang je las PRSI Kalbar tidak akan merekomen­dasi dan tidak akan memberikan infor­masi ke setiap Pengcab PRSI se­Kalbar dengan adanya kegiatan tersebut, serta itu bukan atas nama Pengprov PRSI Kalbar.

Sebenarnya, kata Ibrahim, Pengprov PRSI Kalbar sangat menyambut baik keinginan Kabupaten Sintang untuk menjadi tuan rumah. Sedangkan yang menjadi masalah untuk saat ini adalah waktu pelaksanaan.

Dirinya juga telah memberikan sa­ran kepada Kabupaten Sintang untuk menggelar kejurda pada bulan April atau mei 2009 mendatang. “Saya minta agar Pengcab PRSI Sintang menggelar kejurda pada bulan April maupun Mei mendatang,” harapnya. (uun)

Page 6: fafdsfds

19 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Jumlah angkatan kerja Kalbar pada Agustus 2008 mengalami penurunan dibanding bulan Februari 2008.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat jumlah tenaga kerja pada bu­lan Agustus mencapai 2,16 juta orang. Sedangkan pada bulan Februari 2008 2,17 juta orang.

“Penurunannya sekitar 8,13 ribu orang. Namun jika dibandingkan keadaan Agus­tus 2007 jumlah tenaga kerja bertambah sebesar 18,7 ribu orang. Bulan Agustus 2007 BPS mencatat jumlah tenaga kerja bertambah sebanyak 2,14 juta orang,” kata Kepala BPS Kalbar, Nyoto Widodo kepada BERKAT belum lama ini.

Untuk pengangguran, pada Agustus 2008 terjadi penurunan sebesar 24 ribu orang dibandingkan Februari 2008, yaitu dari sebesar 140 ribu orang pada Februari 2008 menjadi 117 ribu pada Agustus 2008, dan mengalami penurunan hanya

BPS : Angkatan Kerja Kalbar Turun

sebesar 22 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007 yaitu sebesar 139 orang.

Beberapa perusahaan perkebunan tercatat mengalami kebangkrutan pada penghujung tahun 2008 yang diakibatkan oleh krisis ekonomi global, ternyata kon­disi juha mempengarhui sektor pertanian dan bangunan di Kalbar.

“Ada penurunan pada 2 sektor usaha ini,” kata Nyoto singkat.

BPS Kalbar juga mencatat terjadinya penurunan pada sektor jasa kemasyaraka­tan sebesar 11,11 ribu orang. Sedangkan sektor perdagangan turun 4,27 ribu orang.

Dilanjutkan dari sisi gender, partisipasi perempuan dalam lapangan kerja me­ningkat signifikan. Pada bulan Agustus 2007­Agustus 2008, jumlah pekerja perempuan bertambahan 51 ribu orang dan laki­laki berkurang 15 ribu orang.

“Peningkatan pekerja perempuan disumbang pada lapangan pekerjaan per­tanian dan sektor perdagangan, masing­masing sektor naik sebesar 43 ribu orang dan 4 ribu orang serta sektor industri naik 2,6 ribu orang,” papar Nyoto.(zer)

Ditengah kondisi krisis ekonomi dan melemahnya usaha serta permodalan pengebangan usaha kecil masyarakat sekarang ini, ternyata masih ada pen­gusaha yang masih mempercayakan pengembangan modal usahanya den­gan menggunakan dana pribadinya.

Adalah Robert, pengusaha helm standar di Kota Pontianak. Ia men­gaku lebih mepercayakan keterba­tasan modal yang dimilikinya untuk mengembangkan usahanya, ketimbang harus mencari pinjaman modal usaha melalui bank atau sejenisnya.

“Lebih baik pake uang sendiri, lebih aman, tidak dikejar­kejar bunga pinjaman,” katanya kepada BERKAT, belum lama ini.

Awal membuka usaha, dirinya tidak tertarik untuk mencari pinjaman me­lalui bank atau BPR.

“Biasanya persyaratan yang diminta macam­macam. Saya khawatir tidak bisa memenuhi persyaratannya,” ka­tanya. Pria perantauan Surabaya ini mengatakan, meskipun pada awalnya

Percayakan Modal Pribadi Untuk Kembang Usaha

hanya menggunakan modal seadanya, hingga kini ia belum mengalami kend­ala yang berarti dalam mengembangkan bisnis helm standarnya.

“Paling masalahnya pesanan helm dari Jakarta yang sering terlambat. Bi­asanya faktor alam menyebabkan kapal telat datang,” paparnya.

Sehari­harinya Robert biasa mulai mebuka rumah toko (ruko) tempat helm­helm standarnya dijajakan di Jalan Sultan Syarif Abdurrahman mulai pukul 08.00 hingga pukul 21.00. Seharinya ia mampu menjual 8­9 helm seharga Rp. 35.000,­ dan 4 hingga 5 helm seharga Rp. 150.000,­. Setelah memiliki satu ruko, kini ia mampu menyewa satu ruko lagi yang lebih besar dari ruko yang dimiliki sebelum­nya untuk bisnis helm standar. (zer)

Salah satu upaya konstruktif dalam me­nyelaraskan dan meningkatkan pertum­buhan ekonomi yang berkeadilan adalah dengan memberikan kesempatan kepada setiap individu dalam masyarakat untuk mengoptimalkan segala kemampuan dan produktivitasnya didalam mengelola berbagai sumber daya yang ada. Terutama ditengah kondisi krisis ekonomi yang saat ini tengah terjadi.

Untuk itu anggota Komisi II DPRD Kalbar yang membidangi perekonomian, Asmaniar, SH mengharapkan pemerintah Kalbar dapat responsif memperhatikan keberadaan sumber daya peningkatan ekonomi, termasuk pengembangan usaha ekonomi kecil. Keberadaan sektor usaha kecil masyarakat saat ini, katanya tak luput dari perhatian pemerintah.

“Padahal saat kita dilanda krisis eko­

nomi, yang menopang PAD kita adalah usaha­usaha kecil itu, Namun pemerintah Kalbar malah melihat perusahaan­perusa­haan besar yang sebenarnya perusahaan tersebut kondisinya “sakit” ini tentu tidak benar,” kata Asmaniar kepada BERKAT, belum lama ini.

Saat ini , lanjutnya pemerintah tampak lebih terfokus untuk menyelamatkan perusahaan­perusahaan besar yang se­dang mengalami masalah akibat terkena dampak krisis ekonomi. Sikap ini tampak pada kesiapan pemerintan mengucurkan dana dalam jumlah besar melalui bank milik pemerintah kepada para pengusaha tersebut.

“Tapi ketika para pengusaha kecil meminta bantuan untuk mengembangkan usaha, pemerintah saya lihat ogah­ogahan menerikan dan bantuan.” Katanya kesal. (zer)

OptimalkanPengembangan Usaha Kecil

Page 7: fafdsfds

Ledakan Pengangguran Ancam Kota Pontianak

Ledakan Pengangguran Ancam Kota Pontianak

21EDISI JANUARI - MARET 2009Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

Nilai ekspor Kalimantan Barat pada November 2008 mengalami penurunan sebesar 6,85 persen dibandingkan Okto­ber 2008. Jumlah ekspor di penghujung tahun 2008 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar sebesar US$ 49,74 juta.

Salah satu penyebab turunnya ekspor

Ekspor Kalbar ke 9 Negara TurunKalbar ke 9 negara tujuan yang menjadi bidikan para pengusaha Kalbar yakni, Jepang, China, Korsel, Amerika Serikat, belgia, Brazil, Taiwan, Singapura dan Argentina, disebabkan turunnya ekspor ke lompok barang karet dan barang dari karet.

“Penurunan ekspor 10 kelompok

Salah satu penyebab ialah menurunnya ekspor ke negara Korsel yang merupakan negara tujuan ekspor ketiga terbesar

barang sebesar 34,31 persen di bulan Nopember lalu,” kata Kepala BPS Kal­bar, Nyoto Widodo.

10 kelompok barang yang dimaksud­kan Nyoto ialah karet dan barang dari karet, kayu dan barang dari kayu, biji loham dan kerak abu logam, ikan dan udang, ampas sisa industri makanan, perabot dan penerangan rumah, biji­bijian berminyak, buah­buahan, tembakau dan

binatang hidup. Sedangkan jumlah rata­rata penu­runan ekspor Kalbar ke 9 negara tujuan, BPS mencatat penurunan terjadi berkisar 0,16 persen dibandingkan bulan Oktober lalu. “Salah satu penyebab ialah menu­runnya ekspor ke negara Korsel yang merupakan negara tujuan ekspor ketiga terbesar. Namun untuk periode Januari­November 2008 ekspor mengalami peningkatan 29, 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2007. China masih negara utama ekspor Kalbar dengan konstribusi sebesar 32,85 persen,” kata Nyoto menjelaskan.(zer)

Ancaman terjadinya ledakan pengangguran di Kota Ponti-anak akibat pemutusan hubungan kerja yang dilakukan perusahaan perkebunan yang terimbas krisis ekonomi global. Tampaknya tidak dikhawatirkan oleh Walikota Pon-tianak, H. Sutarmidji, SH, M.Hum.

Padahal Ketua Asosiasi Pen-gusaha Indonesia (Apindo) Kota Pontianak, Andreas Acui Simand-jaya memprediksikan 75 persen karyawan perusahaan perkebu-nan di Kota Pontianak terancam di-PHK.

“Kecil kemungkinan terjadi leda-kan pengangguran di Kota Ponti-anak. Meskipun ada perusahaan perkebunan di sini (Pontianak,red) namun jumlahnya sedikit, jadi

t i dak pe r l u

dikhawatirkan,””tegasnya kepada BERKAT, Selasa (30/12).

Namun tetap saja, Sutarmidji yang belum sebulan menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Pontianak ini berharap kiranya, prediksi yang di-katakan Ketua Apindo, Andreas Acui Simandjaya tidak menjadi kenyataan.

‘’Meskipun tidak khawatir, namun tetap saja saya mendoakan jangan sampai prediksi itu jadi kenyataan,” harapnya. Dilanjutkannya, jikala PHK karyawan yang dikatakan Ketua Ap-indo tetap terjadi, Pemkot Pontianak telah memiliki “ramuan” penangkal efek domino akibat PHK yang di-lakukan perusahaan-perusahaan tersebut.

“Jika memang banyak warga Kota Pontianak yang dipecat, Pemkot akan mengalihkan karyawan-karyawan yang di PHK tersebut ke sektor in-dustri kecil menengah,” katanya. (zer)

SMK Negeri IV Pontianak hing-ga sekarang terus melakukan peningkatan kualitas di berbagai bidang.

Selain peningkatan dari segi

Sementara pengertian generik atau umum berarti standar tersebut dapat diaplikasikan pada semua jenis organisasi, apapun produknya, entah barang jadi ataupun jasa,” kata Kabid Pembinaan SMK Diknas Kota Pontianak, Purwoko Hermawan.

Selain itu juga ada empat mata pelajaran produk-tif yang menggunakan Bahasa Inggris, memiliki standar training workshop dan mengambangkan ekspans training.

Ketentuan lain yang tidak kalah pentingnya bagi sekolah rintisan bertaraf internasional mampu mengembangkan teaching factory serta mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap permasalahan lingkungan, disamping harus memiliki partner asing dalam pengembangan sekolah. (zer)

SMK Negeri IV Tingkatkan

BidangKualitas

sumber daya manusia dan pra sa rananya, SMK Negeri IV juga berusaha untuk memiliki ser tifikat Manajemen Standar Sistim Mutu International Organization for Standardization (ISO) 9000.

ISO 9000 merupakan sistem manajemen generik untuk menangani masalah mutu.

“Istilah sistem manajemen mengacu kepada segala sesuatu yang dilakukan suatu organ-isasi untuk mengatur proses dan aktivitasnya.

Page 8: fafdsfds

15 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

10 Sekolah Buat UlumSebagai upaya persiapan menjelang

ulangan umum (ulum) 20 April men­datang maka beberapa sekolah di tunjuk untuk membuat soal­soal ulangan umum siswa sekolah dasar.

Demikian diungkapkan, Ketua Ke­lompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Pontianak Kota, Gusti M Umar, S.Pd, yang ditemui saat menjadi narasumber dalam pelatihan guru di gedung PGRI belum lama ini.

Menurutnya, ia sudah menunjuk 10 sekolah untuk membuat soal tersebut, yang terdiri dari semua mata pelajaran yang akan diulumkan.

“Mereka terdiri dari tim penyusun soal dan tim editor,” katanya, yang juga selaku Kepala SDN 05 Jalan Patimah, yang

merupakan sekolah induk se Kecamatan Pontianak Kota.

Tim pembuat soal terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PKN, Agama Islam, Agama Katolik, Agama Budha, Agama Kristen dan Penjaskes. “Untuk guru yang mem­buat soal ulum agama, ditunjuk tiga guru. Karena materi pelajaran Agama Kristen dan Katolik hampir sama,” jelasnya.

Gusti M Umar berharap dengan ke­giatan tersebut dapat meningkatkan keprofesionalan guru sekaligus mencari regenerasi para pihak yang memiliki ke­cendrungan berfikir untuk meningkatkan mutu pendidikan.

“Saat ini tim penyusun soal sampai pada tahap akhir, yaitu penyusunan nas­kah soal,” katanya lagi. (ica)

Pontianak, BERKAT.Kepala TK Idhata Maria Magda­

lena mengeluhkan murid TK semakin berkurang dengan adanya PAUD. Ta­man Kanak­kanak (TK) yang dulunya satu­satunya sekolah pra SD, tapi dengan adanya PAUD pamor TK menurun dit­ambah murid PAUD digratiskan.

“Kian lama jumlah murid semakin se­dikit, belum lagi jika TK yang keberadaan dekat dengan PAUD. Terasa sekali pen­garuhnya,” katanya, kepada BERKAT, Selasa (3/2).

Padahal program pemerintah untuk pendidikan PAUD dikhususkan kepada masyarakat yang tidak mampu menyeko­lahkan putra­putrinya ke TK yang um­umnya masyarakat tau biaya pendidikan TK mahal.

Ada PAUD TK Hilang Kenyataannya banyak keluarga mam­

pu yang menyerahkan pendidikan pra SD nya ke PAUD, karena gratis.

“Seharusnya pemerintah lebih bijak menyikapi hal ini. Jangan sampai ke­bijakan pemerintah dapat melemahkan sistem pendidikan yang lain (TK),” ujar Maria didampingi wakilnya Yulia, S.pd.

Ia berharap jika peruntukkan PAUD bagi masyarakat tidak mampu dapat diperketat dengan persyaratan penun­jang ketidakmampuan keluarga tersebut. Sekaligus menyeleksi prioritas murid PAUD memang dari keluarga tidak mampu. Jadi yang mampu tidak diterima dan bisa masuk TK.

“Hingga antara TK dan PAUD tidak be­rat sebelah dan dapat terus melaksanakan pendidikannya dengan seimbang,” harap rekannya menambahkan. (ica) Bakat Tergantung Minat

Soal bakat adalah nomor dua yang terpenting adalah minat. Hal tersebut dis­ampaikan guru seni TK Negeri Pembina Pontianak Selatan, Meilany, saat ditemui di ruang pembinaan khusus kesenian bagi murid berbakatnya.

“Bakat itu tidak penting, yang ter­penting adalah minat kemudian di pacu dengan latihan. Kemudian di dukung kedisiplinan,” katanya.

Meilany, emmebrikan contoh kepada dua murid kelas B yang sedang latihan melukis, yaitu Fania dan Anya.

MURID KELAS B TK NEGERI PEMBINA, FANIA DAN ANYA YANG MEMILIKI BAKAT MEWARNAI. FOTO : CHICA

Menurutnya, kemampuan dua mu­ridnya dalam melukis dan memberikan sentuhan warna sudah bagus dan itu merupakan bakatnya.

Tapi jika minat mereka saat itu sedang tidak ingin melukis maka gambar atau hasil lukisan yang dihasilkan tidak berarti apa­apa.

Selama ini untuk murid TK, khususnya kesenia, mulai dilatih bagiman cara men­gambar, langkah­langkahnya, kesesuai­kan warna dan variasi warna. “Yang penting adalah kesabaran dan telaten,” ujarnya. (ica)

Kepala SDN 17 Pontianak Timur, Drs. Sulaiman AA, berharap memiliki ruang perpustakaan sekolah yang layak terutama untuk meningkatkan pengayaan ilmu bagi siswanya.

“Perpustakaan yang ada saat ini sangat minim, dan tidak sesuai untuk dijadikan ruang perpustakaan sekolah,” kata, ditemui di ruangan kerjanya, Kamis (19/2).

Jadi pihak berharap bantuan ke-pada pemerintah untuk mengucurkan dana bantuannya bagi SDN 17 untuk membangun ruang perpustakaan sekolah yang lokasinya pada bekas rumah guru yang saat ini kondisinya sudah sangat jelek.

“Tapi untuk membangun itu perlu adanya kucuran dana dari pihak terkait, karena sekolah tidak lah mampu membangunnya sendiri,” katanya lagi.

Menurutnya salah satu satu sarana

Berharap Bangunan Perpustakaan Sekolah

dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan. Karena perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menye-diakan bacaan guna menambah pen-getahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral dalam pembelajaran. Arti-nya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan menga-dakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bi-dang studi dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.

Sulaiman sangat berharap impi-annya memiliki perpustakaan yang layak disekolahnya sebagai menun-jang proses belajar dan mengajar di sekolah dapat terwujud. (ica)

Waka Humas SMKN 3 Ponti-anak, Dra. Uray Muhani, men-gatakan untuk memperlancar kemampuan penguasaan kompe-tensi dasar pada tiap jurusan salah satunya dengan magang atau kini disebut praktek kerja industri (prakering).

Selaku Humas, Uray Muhani se-lalu berupaya membina hubungan baik dengan pihak luar, khususnya para pihak yang berhubungan langsung dengan bidang industri sesuai tiap-tiap kompetensi dasar yang ada di sekolahnya.

Bina Hubungan Luar Sekolah“Mata pelajaran Prakering baru

dimulai pada siswa kelas dua,” katanya, ditemui diruang kepala sekolah, belum lama ini.

Ia menambahkan hubungan ter-jalin khusus dengan dunia usaha dan dunia industri di luar sekolah. Karena untuk sekolahnya sendiri ada tiga kompetensi dasar yaitu jurusan Akuntansi, Penjualan dan Administrasi Perkantoran.

“Lebih banyak kegiatan praker-ing dilakukan pada intansi per-kantoran, misalnya kantor pajak, dispenda, perum pegadaian dan lain-lain,” ujarnya. (ica)

Page 9: fafdsfds

16EDISI JANUARI - MARET 2009Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

Disiplin Dongkrak Mutu SekolahKepala SD Muhammadiyah 2 Ponti­anak, yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan, Drs. H Slamet Rianto, mengatakan sekolah yang menegakkan disiplin akan menjadi sekolah yang berkualitas dari segi apapun.

“Karena kedisiplinan juga mampu mendongkrak mutu sekolah,” katanya saat ditemuti BERKAT diruangan ker­janya, Sabtu (10/1).

Biasanya apapun dan bagaimanapun model dan kualitas inputnya, semua akan berkualitas apabila dilakukan dengan disiplin. Setidaknya seperti di sekolah dengan membuat lingkungan sekolah ber­disiplin, terutama disiplin dalam belajar dan proses mengajar. Tindakan tersebut bertujuan untuk mengkondisikan image tersendiri dilingkungan sekitar mengenai kondisi sekolah dan kedisiplinan.

Menurutnya, disiplin diartikan dengan ketaatan pada peraturan, khusus sekolah yang dinilai dari kinerja personal sekolah itu sendiri.

“Di SD Muhammadiyah 2 ini disiplin dimulai sejak siswa masuk sekolah sam­pai pulang sekolah. Begitu juga dengan guru, harus tiba di sekolah lebih dulu dari siswanya,” ujar Slamet yang menjabat Kepala SD Muhammadiyah 2 yang ke dua kalinya.

Penerapan disiplin kepada murid

Petugas upacara dipercayakan pada siswa secara bergiliran kelasnya dan guru pembimbingnya. Pembelajaran tidak langsung ini bagi siswa dan guru sebagai bentuk menjaga kedisiplinan dan tanggungjawab yang harus dijalankan bersama,” ulasnya.

Dalam penegakan kedisiplinan di sekolah tidak harus dengan kekerasan.

Karena disiplin juga suatu kebiasaan, khusus di sekolah harus dimulai dari guru dulu.

Hal ini akan membuat tidak adanya ke­sempatan bagi murid untuk indisipliner.

“Karena menurut saya disiplin meru­pakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam usaha peningkatan mutu.

Asalkan jangan semua pola dibebankan kepada siswa saja karena guru juga harus turut berdisiplin,” katanya.

Ia beranggapan bahwa kepala seko­lah juga harus turut berdisiplin sebagai penunjang faktor managerial di sekolah.

Untuk itu diharapkan dengan kedis­iplinan yang diterapkan di sekolah itu ti­dak dijadikan beban bagi semua penghuni sekolah. Sehingga dapat memaksimalkan visi dalam membangun kehidupan yang bermutu. (ica)

UPACARA BENDERA RUTIN SETIAP SENIN DAPAT DIJADIKAN PEMBELAJARAN BAGI SEMUA SISWA DAN GURU MENGENAI KEDISIPLINAN. FOTO : CHICA

misalnya, tidak membuang sampah sembarangan, siswa wajib mengerjakan pekerjaan rumah (PR), dan peraturan lain yang dibuat dan telah disepakati bersama sejak pertama kali guru dan siswa terdaf­

tar menjadi warga sekolah. Selain itu katanya, upacara bendera

yang rutin dilakukan setiap Senin dengan hikmat secara tidak langsung juga dapat dijadikan pembelajaran kedisiplinan.

Biasakan Dengan Soal Try OutMenurut salah satu siswa

SMAN 07 Pontianak Selatan, Raka Sangayuthama, siswa kelas XII jurusan IPS, pelak-saan try out yang dilaksanakan sekolah dianggapnya bernilai pembiasaan pada pengisian soal.

“Makin sering kita membia-sakan diri menjawab soal-soal, baik dalam latihan soal atau try out akan meningkatkan daya in-

lain sebagainya. “Karena dengan demikian suasana di ruang ujian akan semakin tegang. Sedan-gkan kita di tuntut untuk rilek mengisi soal ujian,” jelasnya.

Diakui mereka, jika tegang, kami sulit untuk menalar soal dan jadi tidak fokus. Raka dan beberapa temannya berharap kepada tim pengawas ujian untuk memberikan suasana rilek dan menenangkan. (ica)

gat kita dalam materi pembelajar,” katanya didampingi rekan satu jurusannya.

Raka, yang juga Ketua OSIS ini, mengungkapkan dalam ujian bukan masalah soal atau materi ujian yang berat, melainkan men-tal. Terutama suasana pada saat berlangsungnya ujian di dalam ruang ujian. Ia berharap bisa rileks, dengan pengawas yang tidak selalu mondar-mandiri dan

SAAT MENGISI SOAL UJIAN SISWA INGIN PENGAWAS BISA TURUT MEN-CIPTAKAN SUANSAN SERIUS TAPI TI-DAK MENEGANGKAN. FOTO : CHICA

Untuk meningkatkan kreatifitas seni siswa sekaligus memotifasi keaktifan siswa di sekolah maka saat ini pihak sekolah sedang memesan seperangkat alat drum band bagi siswa SD.

“Dana pembelian alat drum band ini menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang didapatkan sekolah,” kata Drs. Sulaiman. AA, Kepala SDN 17 Jalan Panglima Aim Kelurahan Tanjung Hulu Keca-matan Pontianak Timur, kepada BERKAT, belum lama ini.

Tingkat KreatifitasSiapkan Pengadaan Drum Band

Menurutnya siswa yang akan memainkan alat drum band nanti-nya sebagian besar dikhususkan bagi siswa kelas empat dan lima saja. Sedangkan siswa kelas enam sebagian saja, mengingat mereka sedang mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir dan segera menamatkan pendidikan SD nya.

“Sedangkan siswa kelas empat dan lima masih cukup lama ber-kesempatan belajar memainkan alat musik drum band tersebut. Sekaligus dapat lebih matang membentuk kader-kader baru,”

ujarnya. Satu set alat drum band yang dipesan itu terdiri dari 2 buah Stok Mayor, 12 buah Snar Drum, 8 buah Tenor, 2 buah Bass Drum, 6 buah Balera, 2 buah Simbal, 12 buah bendera.

“Kesemuanya ada 44 alat. Yang akan dimainkan oleh 44 siswa, sedangkan pelatih juga sudah disiapkan. Semoga usaha pen-ingkatan kreatifitas siswa ini dapat berjalan maksimal. Apalagi untuk di Pontianak Timur ini belum ada sekolah yang memiliki drum band, untuk daerah kota sih sudah bi-asa,” harapnya. (ica)

Page 10: fafdsfds

17 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Berdasarkan hasil rekapitulasi pen­

capaian kelulusan SMA Negeri tahun lalu dari Dinas Pendidikan Kota Pon­tianak, SMAN 9 (sekolah terpadu), Jalan Tanjung Raya II Kelurahan Saigon Kecamatan Pontianak Timur menduduki peringkat satu, karena hasil outputnya (lulusan) mencapai 100 persen.

Karena itu sekolah ingin kembali men­gulang sejarah prestasi tersebut. Dengan mentargetkan kelulusan siswanya tahun ini 100 persen.

Demikian dikatakan Eriyadi, SE, Kepala SMAN 9 saat ditemui BERKAT diruangan kerjanya, Rabu (21/1).

“Langkah­langkah dalam pencapaian target ini sudah tertuang dalam program kerja. Baik secara umum, konsultasi, penyusunan program kerja bersama selu­ruh dewan guru dan dinas terkait. Salah satu triknya dengan terus meningkatkan standar akademik sekolah 0,1,” katanya.

Walaupun kenaikan hanya satu, tapi

Target Mengulang SejarahLulus 100 Persen

sangat berarti, baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi guru. Paling tidak dapat dijadikan standar pembelajaran dan peningkatan akademik siswa.

Menurutnya, SMAN 9 sudah memu­lai kegiatan bimbingan belajar tiga kali dalam seminggu sejak November. Try out intern sekolah pun sudah dilakukan pada awal Januari lalu.

“Tapi hasilnya belum ada,” ujarnya.Sehubungan dengan standar kelulu­

san yang semakin tinggi, Eriyadi yang memulai karirnya di sekolah terpadu sejak 2003 ini mengatakan tidak terlalu dipermasalahkan.

Karena sekolah sudah menyusun kri­teria ketuntasan minimal (KKM) diatas standar nasional.

“Jadi siswa sudah dibiasakan untuk mencapai nilai tinggi melalui KKM. Dan saat UAN mengeluarkan standar kelulusannya siswa tidak kaget, sehingga sekolahpun berupaya bagaimana siswa yang tidak mencapai standar KKM segera di tuntaskan,” tegasnya yang juga men­gatakan bahwa sekolahnya sudah menjadi rintisan sekolah standar nasional.

Ia berharap dengan memaksimalkan segala daya dan upaya ini sekolah dapat kembali meluluskan 100 persen siswa kelas XII nya. (*)

SUASANA BIMBINGAN BELAJAR DI SMAN 9 (SEKOLAH TERPADU) HINGGA PUKUL 16.00 WIB, USAI PELAJARAN SEKOLAH.

Sebanyak 75 orang mahasiwa Politeknik Kesehatan Depkes Pontianak yang yang berhasil lulus pada Ujian Akhir Program (UAP) di wisuda, Selasa (24/2). 75 lulusan tersebut terdiri dari 20 wisudawan/ti dari jurusan Kesehatan Lingkungan, 2 wisudawan jurusan Gizi, 2 wisudawan jurusan Kesehatan Gigi, 50 wisudawan jurusan Kebidanan dan 1 orang wisu­dawan jurusan Keperawatan.

“Mereka sudah digembleng melalui proses peningkatan ilmu dan keterampilan,” ungkap Direktur Politeknik Ke­sehatan Pontianak, Sunarsieh, disela­sela acara tersebut.

Dikatakannya pula lulusan mahasiswa ini melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Puskesmas di desa­desa terpencil sampai pada rumah sakit yang paling modern baik dalam negeri maupun luar negeri, seperti di RS Normah Kuching.

Tiga lulusan terbaik, yaitu Tilawati Aprina predikat Den­gan Pujian program D­IV, dengan IPK 3,51. Sedangkan dua orang lainnya berasal dari program khusus D­III Kebidanan, yaitu Martina dengan IPK 3,74 dan Reni Susilowatiningsih dengan IPK 3,74.

Pada sidang senat terbuka itu juga dihadiri Dr. Setiawan Soeparan, MPH, Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI (ka.Pusdiknakes Depkes RI, red).

Yang dalam kata sambutannya berharap ke lima Visi dan Misi Departemen Kesehatan dapat diterapkan para lulusan dengan selalu berpihak kepada rakyat. Yang isinya dapat ber­tindak cepat, bekerjasama dalam tim, mempunyai integritas tinggi dan selalu trasparan atau akuntable.

“Visi dan misi ini harus dimiliki SDM kesehatan seperti ini sebagai modal dasar manusia yang berkualitas dalam bekerja dan melayani masyarakat,” harapnya.

Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI, menambahkan untuk mencapai pembangunan kesehatan harus dilandasi dengan tersedianya SDM kesehatan yang berkompeten, yang diawali dengan pendidikan.

“Diharapkan para lulusan dapat memberikan dampak posi­tif dalam peningkatan pembangunan kesehatan khususnya peningkatan bidang lingkungan di Kalbar,” katanya.

Poltekes Pontianak Modal Dasar Dalam Bekerja dan Melayani Masyarakat

Karena mengingat, lanjutnya, para lulusan terdiri dari utusan dari seluruh kabupaten dan Kota di Kalbar. Hal tersebut mencerminkan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah kabupaten/kota, Poltekkes Depkes Pontianak dan organisasi profesi dalam rangka peningka­

tan SDM kebidanan di daerah.Dr. Setiawan Soeparan, MPH, sempat menyampaikan

terimakasih atas nama Mentri Kesehatan RI karena adanya kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak yang terkait, “Semoga apa yang dicapai dapat terus dit­ingkatkan pada masa yang akan datang,” harapnya. (*)

WISUDAWAN/TI KE VIII POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES PONTIANAK PADA PROSESI ANGKAT SUMPAH DAN PELANTIKAN PROGRAM DIPLOMA III DAN IV TAHUN AKADEMIK 2007/2008, DI AULA POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK.

Page 11: fafdsfds

32EDISI JANUARI - MARET 2009Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

Sukses di Kejurda Renang Sintang 2009

Berkat Dukungan Walikota PontianakBerkat dukungan penuh dari Walikota

Pontianak, Pengcab PRSI Kota Pontianak sukses meraih juara umum pada Kejurda Renang Sintang 2009 yang dilaksanakan di kolam renang Kelam Permai 21­22 Maret lalu.

Sehingga, prestasi ini layak untuk dibanggakan. Mengingat kesuksessan ini merupakan sejarah tersendiri bagi Pengcab PRSI Kota Pontianak.

“Sukses yang diraih atlet renang Kota Pontianak ini tidak terlepas dari dukun­gan Pemerintah Kota Pontianak yang selalu eksis memberikan perhatian demi kemajuan olehraga di Kota Pontianak,” ungkap sekretaris Pengcab PRSI Kota Pontianak, Yusnaldi, S.Ip kepada sejum­lah wartawan, kemarin.

Menurut Yusnaldi, atas kesuksessan tersebut, sudah selayaknya Pengcab

PRSI Kota Pontianak berterima kasih kepada Walikota Pontianak Sutarmidji, SH. M.Hum yang telah mendukung penuh atlet renang PRSI Kota Pontianak dalam meraih prestasi di kejurda renang Sintang 2009.

”Dengan adanya Kejurda renang se­Kalbar yang diikuti seluruh pengcab PRSI kabupaten/kota se­Kalbar, kami

ATLET RENANG KOTA PONTIANAK YANG SUKSES DI KEJURDA RENANG DI SINTANG

mengucapkan banyak terima kasih. Baik berupa materi maupun berupa moril, sehingga di kejurda renang tersebut PRSI Kota Pontianak berhasil keluar sebagai juara umum,” tutur Yusnaldi.

Di kejurda renang Sintang yang berakhir 22 Maret lalu, Pengcab PRSI Kota Pontianak berhasil meraih 14 medali emas, 6 perak dan 7 medali perunggu. Sementara peringkat kedua diraih tuan rumah, Sin­tang dengan perolehan medali 9 emas, 8 perak dan 6 perunggu dan untuk peringkat ketiga diraih Pengcab PRSI Kabupaten Pontianak dengan perolehan medali 6 emas, 5 perak dan 2 perunggu. (uun)

Meskipun cabang olahraga (cabor) polo air kurang diminati oleh masyarakat Kalbar, namun untuk tingkat nasional, tim polo air Kalbar mampu berada di­jajaran 10 besar.

“Waktu kejuaraan nasional (kejurnas) polo air di Jambi, kita berhasil berada di peringkat ketujuh nasional,” ungkap pelatih polo air Kalbar, Yandriman Alidar, SH kepada BERKAT, kemarin.

Menurut Yandriman, meskipun cabor polo air kurang diminati, namun presta­sinya tidak kalah dengan cabor yang lainnya.

Bahkan, pada waktu di kejurnas polo air di Jambi, DKI Jakarta hanya mampu menang tipis atas tim Kalbar.

Polo Air Kalbar Peringkat 7 Nasional

YANDRIMAN ALIDAR

“Kita kalah tipis dengan tim polo air DKI Jakarta,” tutur Yandriman.

Oleh karena itu, dengan terpilihnya Ibrahim Banson untuk yang kedua ka­linya memimpin PRSI Kalbar, Yandri­man berharap agar cabor polo air lebih diperhatikan lagi.

Selain itu, setiap pengcab PRSI ka­bupaten/ kota se­Kalbar untuk dapat menyiapkan bibit atlet polo air.

“PRSI tidak hanya memiliki nomor renang saja. Tetapi juga memiliki nomor polo air, loncat indah dan lainnya,” jelasnya.

Ia berharap agar Pengprov PRSI Kal­bar dapat memberikan jadwal latihan atlet polo air Kalbar di kolam renang Oevang Oeray Pontianak. (uun)

Saat ini, dibutuhkan kaderisasi atlet yang diharapkan dapat melahirkan bibit-bibit atlet baru Kota Pontianak. Makanya, atlet-atlet Kota Pontianak yang telah memiliki segudang prestasi, langkahnya harus dapat diikuti oleh penerusnya.

“Ini dilakukan untuk melahirkan bibit-bibit atlet khususnya cabang olahraga (cabor) tenis di Kota Pontianak,” ungkap pelatih tenis Kota Pontianak, Zulkarnain H. Rustam kepada BERKAT, kemarin.

Menurutnya, pengkaderisasian atlet sejak dini merupakan langkah alter-natif untuk melahirkan bibit-bibit atlet daripada mengambil pemain luar yang kualitasnya sama dengan atlit lokal.

Makanya, cabor tenis Kota Pontianak akan terus melakukan pembinaan-pembinaan. Apalagi Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) telah memberikan dorongan kepada insan olahraga Kota Pontianak. Ini membuktikan bahwa Pemerintah Kota Pontianak sudah peduli dengan perkembangan olahraga di Kota Pontianak.

Selain pengkaderisasian atlet, lanjut Zulkarnain, juga harus sering dilak-sanakan kompetisi-kompetisi maupun kejuaraan-kejuaraan. Sebab, hal ini dapat memotivasi atlet sebagai ajang ujicoba kemampuan dirinya.

“Awalnya melalui kompetisi-kompetisi antar sekolah sehingga dapat memacu para atlet muda mempertunjukan ke-mampuan dirinya,” tuturnya.

Dengan pengkaderisasian serta sering diadakannya kompetisi-kompe-tisi, dirinya yakin akan lahir atlet-atlet profesional Kota Pontianak yang dapat mengharumkan nama daerah pada setiap kejuaraan-kejuaraan tingkat daerah, tingkat nasional, bahkan tingkat internasional tanpa harus lagi menyewa pemain dari luar Kota Pontianak. (uun)

Lahirkan Bibit BaruHarus Kaderisasi Atlet

Pontianak, BERKAT.Menjelang pertand-

ingan antara Daud ‘Cino’ Yordan mela-wan Robert Querero

Bangga Dengan Prestasi Daud yang merupakan mantan pemegang sabuk Juara Dunia versi IBF yang dijadwalkan akan bertand-ing pada bulan Maret 2009 mendatang, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM mengaku bangga dengan prestasi yang diraih Daud.

Menurut Wagub, dirinya bangga karena Kal-bar memiliki putra terbaik yang mampu menjadi petinju Indonesia satu-satunya yang menang ketika bertanding di Las Vegas (USA).

“Mudah-mudahan untuk yang keduakalinya ini Daud bisa mengalahkan petinju asal Amerika itu,” harap Wagub kepada wartawan, kemarin.

Apalagi, kata Wagub, Daud berasal dari dae-rah terpencil yakni dari Sukadana, Kabupaten Kayong Utara yang merupakan kabupaten kedua termuda di Kalimantan Barat.

“Prestasi Daud sangat luar biasa. Sehingga, prestasi tersebut haruslah dipertahankan,” un-gkap Wagub.

Oleh karena itu, lanjut Wagub, diharapkan Daud

bisa mengenalkan Kalbar khususnya Kayong Utara kepada dunia internasi-onal bahwa pariwisata di Kalimantan Barat san-gatlah bagus, sehingga Kalbar akan mudah dike-nal oleh manca negara. Sementara itu, pelatih Daud, Damianus Yordan merasa senang karena Pemerintah Provinsi Ka-limantan Barat sangat mendukung olahraga tinju di Kalimantan Barat. “Apalagi Wagub merasa bangga dengan Daud karena telah menoreh-kan prestasi di tingkat internasional,” ungkap Damianus. (uun)

CHRISTIANDY

Page 12: fafdsfds

33 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Tim Dayung Ciber A dari Kabupaten Sambas menjuarai lomba sampan tradis­ional yang diadakan oleh DPC Taruna Merah Putih (TMP) Kota Pontianak.

“Penampilan tim dayung dari Kabupat­en Sambas sangat luar biasa, dari empat tim dayung yang mengikuti kejuaraan tersebut, keempat timnya mendapat medali,” ungkap Ketua Panitia Lomba Sampan Tradisional DPC TMP Kota Pontianak, Yusuf disela­sela pertandin­gan, kemarin.

Kejuaraan Dayung Sampan Tradisional

Penampilan Pedayung Sambas Luar BiasaMenurut Yusuf lomba sampan tradis­

ional yang digelar di Sungai Landak, Kelurahan Tanjung Hulu, Kecamatan Pontianak Timur itu diikuti sebanya 33 tim dayung dari kabupaten/kota se­Kalbar.

Adapun tim dayung yang menjuarai lomba dayung tradisional yang digelar oleh DPC TMP Kota Pontianak yakni, juara pertama diraih oleh tim dayung Ciber A dari Kabupaten Sambas, juara dua diraih oleh tim dayung Setia Muda dari Kabupaten Kayong Utara, juara tiga

diraih tim dayung Todak B dari Kabupat­en Sambas, juara empat dari tim dayung Antipi Kabupaten Landak, juara kelima dari tim dayung Kruis A asal Kabupaten Sambas, dan juara keenam diraih oleh tim dayung Todak A dari Kabupaten Sambas.

Para pemenang lomba sampan tra­disional ini mendapat hadiah berupa piala tetap dan uang tunai dari Panitia Lomba Sampan Tradisional DPC TMP Kota Pontianak, masing­masiang sebe­sar Rp5.000.000 untuk juara I, juara II Rp4.500.000, juara III Rp4.000.000, juara

IV Rp3.500.000, juara V Rp3.000.000 dan juara VI Rp2.000.000.

Sebanyak 33 tim dayung yang mengi­kuti lomba sampan tradisional tersebut, kata Yusuf yaitu dari Kabupaten Landak, sebanyak 6 tim, Kabupaten Sambas sebanyak 4 tim, Kabupaten Mempawah sebanyak 4 tim, Kabupaten Kubu Raya sebanyak 6 tim, Kota Pontianak sebanyak 12 tim dan Kabupaten Ketapang seban­yak 2 tim.

Sementara itu, Ketua DPD TMP Kalbar, dr. Karolin Margret Natasa mengatakan tujuan diadakannya lomba sampan tradisional ini guna menggai­rahkan kembali olahraga dayung sampan yang saat ini dinilai sudah tidak diminati lagi. (uun)

IBV PM X 2009Minim Tim Mahasiswa Putri

Invitasi Bola Voli Pelajar dan Ma­hasiswa (IBV PM) X se­Kalbar yang digelar pada 11­18 Maret 2009 di GOR Pangsuma Pontianak dan akan mempere­butkan piala Rektor Untan Pontianak ini resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalbar, Dra. Hj. Utin Kusumawaty, M.Si.

Menurut Utin, kejuaraan yang dia­dakan oleh Fakultas Teknik Untan Pontianak sangat mendukung program pemerintah dalam memajukan dunia olahraga di Kalbar khususnya cabang olahraga bola voli.

“Kita sangat menyayangkan jika di kejuaraan antar pelajar dan mahasiswa

ini, tim mahasiswi putri sangat minim sekali,” ungkap Utin kepada BERKAT usai pembukaan IBV PM X se­Kalbar, kemarin.

Padahal, menurut Utin, jika peserta tim mahasiswa putri sama dengan tim maha­siswa putra, dirinya yakin akan muncul bibit­bibit atlet bola voli yang bisa men­jadi atlet bola voli andalan Kalbar.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Bidang Pertandingan, Handra Teddy juga mengakui bahwa peserta mahasiswa putri sangat minim. Dibanding dengan tahun lalu, peserta tim mahasiswa putri lebih banyak dari yang sekarang. “Tahun lalu, peserta tim mahasiswa putri sebanyak 9 tim. Namun, sekarang hanya 5 tim saja yang ikut ambil bagian,” ungkapnya.

Padahal, kata Handra, pihak panitia sudah mendatangi seluruh fakultas yang ada di Kalbar untuk mengikuti IBV PM ke­X ini. Namun, hingga pelaksanaan digelar, hanya 5 tim mahasiswa putri saja yang mengikuti yakni, tim dari FKIP Untan, Akper Dharma Insan Pontianak, STKIP Pontianak, STMIK dan Fakultas Ekonomi Untan Pontianak.

Dengan minimnya peserta mahasiswa putri ini, dirinya berharap agar IBV PM mendatang, minat mahasiswa putri untuk berolahraga khususnya cabang olahraga bola voli meningkat dibanding dengan yang sekarang. Adapun peserta yang ambil bagian pada kejuaraan kali ini sebanyak 35 tim tingkat pelajar putra, 18 tim tingkat pelajar putri, 19 tim tingkat mahasiswa putra dan 5 tim tingkat maha­siswa putri. (uun)

PANITIA MEMBERIKAN CINDERA MATA KEPADA KEPALA DISPORA KOTA PONTI-ANAK DAN KEPALA DISPORA PROVINSI KALBAR

Salah seorang insan olahraga yang berdomisili di Kabupaten Kubu Raya, Heru Sinandar ber-harap agar Komite Olahraga Na-sional Indonesia Kabupaten Kubu Raya diharapkan segera terbentuk, mengingat hal ini merupakan lang-kah yang baik demi memajukan du-nia olahraga di kabupaten termuda di Kalimantan Barat ini.

“Kita berharap KONI Kubu Raya segera terbentuk agar kita mudah

KORPROV Rencanakan Bangun Sirkuitberkoordinasi mengenai dunia olah-raga,” kata Heru kepada sejumlah wartawan di kediamannya, kemarin.

Menurutnya, meskipun Kabupaten Kubu Raya merupakan kabupaten termuda, namun olahraga di Kubu Raya jangan dianggap sebelah mata. Buktinya pada Kejuaraan Bola Voli Piala Presiden 2008 Gala Provinsi, atlet putri Kubu Raya berhasil meraih peringkat kedua.

Selain itu, atlet-atlet Kubu Raya sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan

yang diselenggarakan di daerah-daerah Kalimantan Barat.

“Ini menunjukan bahwa dunia olahraga di Kubu Raya sangat maju,” tuturnya.

Makanya, Heru berharap agar 8 Pengcab masing-masing cabang olahraga (cabor) segera mem-bentuk KONI mengingat saat ini 8 Pengcab yang sudah terbentuk di Kubu Raya yakni PSSI, IPSI, PER-CASI, BRIDGE, PTMSI, PERKEMI dan PERTINA. (uun)

Menurutnya, belum ada petinju dari Kalbar yang memiliki prestasi hingga ke Amerika Serikat.

Dan sebagai daerah yang baru, ten­tunya ini merupakan suatu prestasi dari pemerintah itu sendiri karena sudah berhasil menghasilkan atlet berkelas internasional.

“Makanya, Pemerintah Kayong Utara

Bupati Kayong Utara Optimis Daud Berhasil Kalahkan Petinju Amerika

Menjelang pertandingan antara Daud ‘Cino’ Jordan yang akan berhadapan dengan Robert Guerero (petinju asal Amerika Serikat, red) pada 8 Maret 2009 mendatang di ‘The Tank Hall’ San Jose California, Amerika Serikat, Bu­pati Kayong Utara, Hildi Hamid merasa optimis bahwa warganya ini pasti akan

mengalahkan petinju amerika tersebut.Apalagi, Daud merupakan petinju

Indonesia pertama yang dikontrak oleh Golden Boy Promotion Amerika.

“Saya bangga dengan prestasi Daud, karena berhasil membawa nama Kalbar ke tingkat internasional melalui olahraga tinju,” ungkap Hildi kepada BERKAT di Pontianak, kemarin.

akan memfokuskan untuk membuat PPLP yang diharapkan dapat melahirkan petinju­petinju yang profesional mengi­kuti jejak Daud Jordan” tutur Hildi.

Oleh karena itu, dirinya berharap dengan adanya PPLP di Kayong Utara dapat melahirkan petinju­petinju kelas dunia seperti Daud Jordan, sehingga ini bisa menjadi acuan bagi seluruh daerah di Indonesia bahwa dengan olahraga dapat membawa nama daerah ke tingkat internasional. (uun)

Page 13: fafdsfds

32EDISI JANUARI - MARET 2009Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

Page 14: fafdsfds

29 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Untuk kesekian kalinya, Ko-munitas Santri (Komsan) STAIN Pontianak menampilkan pertun-jukkan teater. Kali ini, sanggar teater yang masih eksis sejak tahun 1997 menampilkan karya Slamowir Mrozek adaptasi Totok-Satrio Raharjo dan disutradarai oleh Hamdani dengan judul ‘Ter-dampar’.

Pementasan yang disajikan bernuansa komedi satire (peng-gambaran situasi, red) ini mencer-itakan tiga orang yang terdampar disebuah pulau.

Tidak ada yang bisa dijadikan makanan, dan dengan kondisi demikian mereka terus berusaha mempertahankan hidup, mencari selamat diri sendiri, adu mulut mau menang sendiri. Ketiganya

Pementasan TerdamparPergulatan Politik yang Egois

mencoba menerapkan secara ganjil dan menggelikan prosedur-prosedur demokrasi dan birokrasi untuk tujuan memangsa satu sama lain.

Hingga akhirnya diputuskan untuk memakan salah satu dari mereka. Dan untuk mencari siapa yang akan dimangsa,

disinilah pergulatan egoistis diri manusia sesungguhnya mencuat ke permukaan, segala cara diha-lalkan, yang penting kepentingan pribadi bisa terpenuhi. Salah satu jalan yang mereka tempuh untuk mengambil keputusan itu adalah dengan melalui pemilu.

Dalam melaksanakan proses tersebut, konspirasi hingga pem-bunuhan karakter untuk memo-jokkan dan menjatuhkan kawan sendiri dilakukan.

Pementasan teater yang ber-durasi 90 menit ini, diperankan oleh Abdul Hayyi, Hidayat dan Rahmah. Penampilan mereka, Kamis (5/2) pada Parade Teater 2009 di Taman Budaya cukup me-nyita perhatian penonton. (uun)TEATER KOMSAN SAAT MEMENTASKAN ‘TERDAMPAR’-OUT OF SEA DI TAMAN

BUDAYA. SAAT EGOIS MENGUASAI DIRI, TEMAN SENDIRIPUN BISA JADI KORBAN.

Death Vomit management dan Rottrevore Records akan mengadakan sebuah konser tunggal dari band Death Metal pioner asal Yogyakarta yakni Death Vomit yang bertajuk ‘Death Vomit Flames of Hate’.

Acara yang akan dikemas sedemikian rupa dengan perpaduan panggung, tata sound dan tata cahaya yang spektakuler bertujuan untuk pembuatan video audio dalam kemasan DVD ini akan menja­dikan tolak ukur genre Death Metal di Yogyakarta khususnya dan Indonsesia

Death Vomit Gelar Konser Tunggalumumnya untuk tolak ukur kemajuan Detah Metal Di Indonesia.

“Juga merupakan sebuah acara doku­mentasi perjalanan karir Death Vomit selama 12 Tahun,” ungkap drumer Death Vomit, Roy via telephone.

Untuk itu, Death Vomit management dan Rottrevore Records berkolaborasi untum mebuat proyek ini menjadi proyek tolak ukur band Detah Metal di Indonesia sebagai sebuah acara komunitas musik yang notabene ditopang oleh band­band

yang mengusung aliran metal sebagai landasan bersama. Selain itu, kata Roy, memandang perlunya sebuah media komunikasi dan ko ordinasi bagi pe­minat mu sik metal di Yo­gyakarta khususnya dan di Indonesia pada umumnya apalagi da lam media video audio vi sual dalam format DVD. (uun)

Dari sekian banyak kesenian yang ada di Kalimantan Barat, kesenian teater lebih maju dibanding dengan kesenian yang lain.

Ini terbukti jika ada suatu pertun­jukan kesenian di Taman Budaya Pontianak, maka yang paling sering mengadakan pertunjukan adalah anak­anak yang berkecimpungan dalam seni teater.

“Kalau kesenian lain, cenderung lebih maju di luar Kalimantan Barat sendiri. Contohnya yaitu, sastrawan dan budayawan Kalimantan Barat yang sering diundang di negeri tet­angga karena mereka lebih diakui di luar Kalimantan Barat dibanding dengan di Kalimantan Barat sendiri,” ujar seniman teater Kota Pontianak, Totok Satrio Raharjo kepada BER­KAT, belum lama ini.

Khusus di Taman Budaya, kata

Teater di KalBar Lebih MajuTotok, dalam 3 bulan sekali kali selalu ada pementasan teater yang dipertuju­kan teman­teman dari kelompok teater yang lain dan sampai saat ini, teman­teman yang lain sudah melakukan sosialisasi ke sekolah­sekolah dalam rangka pembinaan kesenian teater.

Menurutnya, sebagai insan seni harus dituntut untuk memapankan diri sendiri serta mandiri.

Namun, tidak menutup kemungki­nan dukungan dari pihak pemerintah khususnya lembaga­lembaga atau instansi terkait agar lebih memperhati­kan lagi seniman­seniman Kalimantan Barat khususnya seniman teater.

Hingga saat ini, grup teater yang ada di Kota Pontianak dan masih aktif sebanyak 25 grup. Diantaranya, Komunitas Santri (Komsan) STAIN Pontianak, Barikade Teater Pontianak (Baret), Komunitas Teater Cadar, dan lain­lain. (uun)

Kalbar merupakan gudang musisi. Kata­kata tersebut pernah dilontarkan oleh Yudi Chaniago yang merupakan salah seorang dedengkot musik Kalbar beberapa waktu lalu.

Drummer Arwana Band yang kini membentuk band bernama AXI ini memiliki fakta jelas bahwa kemampuan dan skill musisi Kalbar tidak kalah hebat dengan musisi Jawa. Sayangnya perun­tungan dan nasib musisi daerah ini kalah bersaing dengan musisi Jawa.

“Kita hanya kalah di nasib dan per­saingan tingkat nasional. Kalau skill bermusik kita masih setaraf,” tutur Yudi.

Sementara frontman dari Puck Mude Band, Agus juga sependapat dengan apa yang dikatakan Yudi Chaniago.

Menurutnya, kemampuan bermusik

Musisi Kalbar Kurang Beruntung di Tingkat Nasional

anak Pontianak tidak kalah hebat dengan musisi yang ada di Jawa. Sayangnya saat berada di kiblat musik nasional yakni di Jakarta, musisi lokal kerap terbentur oleh berbagai kendala.

“Kita juga tidak tahu kenapa demikian. Yang pasti jika tak ada koneksi di jalur rekaman akan sangat sulit,” ungkap Agus.

Hal Senada juga diakui Loudy dari Zalayeta Band. Selama kurang lebih tiga tahun, Loudy bersama personil lainnya harus bekerja keras untuk mencipta dan mengaransemen lagu. Setelah sepuluh lagu andalan tercipta, dirinya kemudian mengirimkan demonya ke beberapa pe­rusahaan rekaman.

“Kami masukan ke Universal dan Musica Studio. Tapi sampai sekarang belum dipanggil­panggil,” tutur Loudy agak kecewa.(*)

Page 15: fafdsfds

32EDISI JANUARI - MARET 2009Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

Page 16: fafdsfds

Jelang UAN Jangan Undang Artis

68 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Gita Bahana Mujahidin (GBM) merupakan nama grup Marcing Band SD Mujahidin, Jalan Ahmad Yani Kelurahan Parit Tokaya Ke-camatan Pontianak Selatan, yang saat ini telah cukup mendapatkan perhatian dan eksis di tengah masyarakat maupun instansi untuk mengisi acara hiburan. Belum lagi mengikuti lomba antar pelajar. Bahkan belum lama ini saat even Marcing Band tingkat SLTA, GBM juga turut serta dan merupakan satu-satunya Marcing Band dari SD. Ternyata aksi GBM ini mampu menyerap perhatian penonton, hingga terpilih menjadi juara favorit.

Diakui Ruri Wahyuningsih, salah satu pembina GBM, bahwa eksistensi GMB tidak terlepas dari dukungan semua pihak, sekolah, guru dan orang tua siswa.

“Khususnya para orang tua siswa yang mau mendukung dan bekerjasama untuk mensukses-kan penampilan Marcing Band ini dalam mengisis acara ataupun untuk tampil dalam lomba-lomba,” kata guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ini kepada BERKAT.

Khususnya dalam hal penampi-lan (kostum anak-anak Marcing Band), masukan berupa desain, bahan pakaian, biaya operasional pembuatan dan lainnya, orang tua juga sering dilibatkan untuk bers-ama-sama memberikan masukan

Eksistensi GBM Kerjasama Semua Pihakbaik berupa ide maupun dana.

Menurut M Thohir, pembimb-ing lainnya, saat ini ada 40 siswa yang tergabung dalam Marcing Band Gita Bahana, terdisi siswa kelas IV, V dan VI. Sedangkan guru pembimbing lainnya yaitu Suryono adalah Guru Mata Pela-jaran Kesenian dan Matematika.

“Tapi untuk saat ini (semester ahhir) siswa kelas VI tidak lagi dilibatkan dalam kegiatan ekstr-akurikuler apapun di sekolah. Karena sedang dipersiapkan untuk menghadapi ujian akhir,” katanya yang juga sebagai guru Mata Pelajaran KTK dan IPS.

Latihan GMB dilakukan satu minggu sekali setiap Sabtu yang tergabung dalam program pengembangan diri minat dan bakat siswa. Yang juga turut meli-batkan pelatih dari luar sekolah yang lebih mengerti dan ahli di bidang Marcing Band.

“Tujuan kami membentuk pro-gram pengembangan diri ini untuk membangkitkan semangat dan kreatifitas anak dalam pengem-bangan diri sesuai minat dan bakatnya. Semoga dengan pro-gram yang benar dapat mencip-takan generasi yang berpotensi dan berprestasi dalam segala bidang. Khususnya ketergabun-gan siswa dalam Marcing Band ini dapat menumbuhkembang-kan bakat seni dan keterampilan siswa,” harapnya. (ica)

SALAH SATU AKSI MARCING BAND GITA BAHANA SD MUJAHIDIN BEBERAPA WAKTU LALU YANG MERAIH JUARA FAVORIT

KKG Gugus Dua Akan BerakhirDalam waktu dekat Kelompok

Kerja Guru (KKG) Gugus Dua yang ditetapkan per semester akan berakhir.

Demikian diungkapkan Ketua KKG Gugus Dua, Sri Rahayu, S.Pd, kepada BERKAT belum lama ini.

Jadi dalam program kerja yang dilakukan gugus dua harus segera diselesaikan, mis-alnya dalam pembuatan lembar kerja siswa (LKS) yang ditugas-kan kepada semua guru mata pelajaran pada sekolah yang tergabung dalam gugus dua.

Menurutnya pemberdayaan KKG sangat positif untuk menin-gkatkan kinerja dan profesional

guru terhadap pembelajaran sesuai standar nasional pendi-dikan dalam rangka menjamin mutu pendidikan kedepannya.

Umumnya pemberdayaan KKG selain meningkatkan kom-petensi guru melalui aktivitas KKG juga

sebagai lembaga sharing dalam memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru sehari-hari.

“Sharing pengalaman juga dapat dilakukan sekaligus memetakan kualifikasi guru dalam meningkatkan kualifikasi akademik guru,” katanya, yang mulai membuat program kerja KKG untuk semester selanjut-nya. (ica)

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kal-bar, Drs. Alexius Akim, menghimbau ke-pada masyarakat luas, khususnya kepada pihak Even Organizer (EO) untuk tidak mengundang artis pada masa persiapan Ujian Akhir Nasional (UAN) saat ini atau pada saat ujian nasional berlangsung.

“Apalagi pada saat ini adalah masa rawan bagi para pelajar untuk menin-gkatkan kemampuan belajarnya,” kat-anya, ditemui diruangannya, Jumat (27/2). Diakui Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar yang belum lama menjabat ini, himbauan tersebut merupakan pengala-man pribadinya sendiri.

Di mana saat ia masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten Sintang, pernah pada saat menjelang UAN pihak EO Sintang mengundang band artis Ada Band dan Peterpan. Hingga para remaja khususnya pelajar ini sibuk mem-

persiapkan diri untuk bisa menonton konser musik itu. “Kefokusan mereka untuk memper-siapkan diri men jelang ujian akhir, menjadi ter-ganggu dan berkurang,” katanya lagi.Ia berharap jumlah lulusan pada tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya. (ica)

ALEXIUS AKIM

Fasilitas SSN SMPN 07 MinimWaka Kurikulum SMPN 07 Pontianak

Utara, Santoso, A.Md, mengungkapkan segala fasilitas disekolahnya yang sudah di canangkan pemerintah, khususnya oleh Dinas Pendidikan Kota Pontianak, sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) pada 2008 lalu masih minim.

“Jadi dengan fasilitas yang ada kami berusaha dan berupaya semaksimalnya untuk menjalankan program SSN terse­but,” katanya. Terlihat sekolah yang beralamat di Gang Teluk Betung, Jalan Khatulistiwa, Kelurahan Siantan Hilir Pontianak Utara tersebut dari kondisi fisik sekolahnya saja masih perlu perhatian.

Hal ini dipertegas lagi dengan penjela­san Santoso, yang juga guru bidang studi Fisika di SMPN 07, yang menujukkan

kondisi fisik sekolah pada sisi lainnya. Dari atap, dinding, plafon, sarana dan prasarana sekolah. Misalnya laborato­rium, perangkat komputer dan lainnya yang masih perlu mendapatkan perhatian.

“Kami sebenarnya bangga dengan di pilihnya sekolah kami sebagai SSN. Hanya kondisi sekolah yang sepertinya kurang mendukung,” katanya yang ber­harap adanya bantuan pemerintah untuk mendukung program SSN.

Santoso berharap, dengan bantuan pemerintah dapat menjadikan SMPN 07 menjadi layak dan sesuai dengan capa­ian program SSN dan Sekolah Standar Nasional lainnya.

“Paling tidak bisa menjadi kebanggan tersendiri bagi lembaga maupun pihak sekolah,” harapnya. (ica)

Page 17: fafdsfds

69EDISI JANUARI - MARET 2009Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

Sekretaris Komisi D DPRD Kalbar, Ir. Ikhwani A Rahim, mengatakan salah satu permasalahan sosial di Kalbar dan butuh penanganan ekstra dari pemerintah daerah adalah tingginya angka pengang­guran akibat krisis ekonomi global. Untuk itulah mau tidak mau Pemerintah Provinsi Kalbar maupun kabupaten dan kota berupaya menciptakan dan mem­buka lapangan kerja baru. Ini dilakukan agar permasalahan akibat banyaknya pengangguran tidak terjadi.

Disisi lain katanya, penerimaan CPNS

setiap tahunya adalah sebuah upaya kecil pemerintah dalam membuka lapangan perkerjaan, tetapi langkah tersebut dira­sakan kurang efektif guna menuntaskan angka pengangguran.

“Saya mengharapkan pemerintah un­tuk selalu mendukung program­program yang menjadi faktor mendorong pereko­nomian rakyat, dan berdampak luas bagi terciptanya lapangan kerja baru,” katanya belum lama ini.

Sementara itu anggota Komisi B DPRD Kalbar, Tomi Ria, SE, membena­rkan jumlah pengangguran di Kalbar

sangat besar dan terus bertambah setiap tahunnya, sementara lapangan pekerjan yang tersedia masih terbatas. Untuk itu, katanya dengan adanya program pemer­intah dalam membuka bursa kerja dapat memberikan kontribusi besar paling tidak dapat mengurangi pengangguran di Kalbar.

“Saya sangat mendukung usaha Pemer­intah Pemerintah Provinsi Kalbar melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalbar yang setiap tahunya menyelenggarakan job fair (bursa kerja, red) dalam upaya menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, usaha menciptakan lapangan kerja dengan membatu pengusaha kecil,

menegah dan koperasi khususnya mem­bantu dalam permodalan.

Di tempat terpisah anggota Komsi B DPRD Kalbar, Asmaniar, SH, meng­harapkan Pemerintah Provinsi Kalbar khususnya Dinas Tenaga Kerja Kalbar untuk benar­benar melakukan upaya pemecahan permasalahan tenaga kerja, walaupun angka pengangguran terjadi penurunan namun secara kuantitatif angka pengguran di Kalbar masih ter­golong tinggi terlebih dengan adanya krisis ekonomi global.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Kalbar dapat mencari solusi untuk men­gurangi angka pengangguran dengan melakukan koordinasi bersama Dinas Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan dinas lainnya serta berbagai pihak untuk membuka peluang kerja baru dengan program kerja yang cepat dan tepat. (aca)

sejalan dengan amanah Undang­Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bab II, Pasal 3). Salah satu wadahnya adalah Pemusatan Latihan (Training Center) untuk meng­hadapi ajang lomba IJSO VI (ke­Enam) yang akan dilaksanakan di Azerbaijan, Desember Tahun 2009 ini.

Untuk tahap pertama, katanya yang di­lakukan pemerintah adalah melaksanakan seleksi calon peserta IJSO di seluruh In­donesia. Tujuannya adalah untuk memilih sebanyak 45 siswa terbaik (dianggap mempunyai bakat istimewa dan potensi kecerdasan) yang akan diundang pada Pemusatan Latihan dan pembinaan tahap

Siswa SMP/MTs se Kalbar Ikuti Seleksi IJSO VISalah satu program pembinaan ke­

siswaan yang dilakukan pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas adalah pembinaan siswa yang mempunyai bakat istimewa dan potensi kecerdasan.

Hal tersebut diungkapkan Mahfud Yahya, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas saat pembukaan seleksi calon peserta Interna­tional Juniors Science Olympiade (IJSO) VI se Kalbar, kemarin di Bilek Barage Dinas Pendidikan Kalbar.

Menurutnya, upaya pemerintah ini

I selama 1 bulan. Jika lolos, jelasnya akan dilanjutkan

pada pembinaan Tahap II selama 5 bulan untuk memilih 7 siswa terbaik. Tim 7 ini akan mewakili Indonesia dalam ajang lomba IJSO VI dan bergabung dengan siswa peraih medali emas pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Jakarta, Agustus 2009 mendatang.

Ia juga menambahkan dalam kegiatan seleksi calon peserta IJSO VI Tahun 2009 ini, Kalbar diberikan kuota sebanyak 60 siswa SMP/MTs yang mempunyai nilai 9 diantara 3 mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, dan Biologi.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidi­kan Provinsi Kalbar, Drs. Akim, MM, dalam sambutanya yang ungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah

dan Olahraga Dinas Pendidikan Kalbar, Ali Daud, seleksi Calon Peserta IJSO ini dilaksanakan Kamis (26/2)2009, dimulai pukul 08.00­16.00 WIB, bertempat di Bilek Barage Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar. Materi seleksi meliputi tes bakat, intelegensi, dan Kemampuan dasar sains. Proses seleksi ini dikoordinir oleh tim khusus, yang terdiri dari unsur Direk­torat Pembinaan SMP Pusat bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Univer­sitas Indonesia (FPSIUI) Jakarta. Proses pemeriksaan berkas dan keputusan hasil tes seleksi akan diumumkan langsung oleh pihak Direktorat Pembinaan SMP akhir Maret 2009.

Ia juga menambahkan, 2008 lalu Kalibar berhasil meloloskan sebanyak 6 (enam) siswa SMP terbaiknya dan berhak mengikuti Pembinaan Tahap I IJSO yang berlangsung selama 1 (satu) bulan di Bandung. Namun sayang tidak ada satu pun siswa asal Kalbar yang lolos ke Tahap II. Walaupun demikian untuk prestasi siswa SMP asal Kalbar dalam seleksi IJSO V pada Tahun 2008 lalu patut menjadi kebanggaan Pemerintah Provinsi Kalbar dan seluruh masyarakat.

“Prestasi ini agaknya dapat menepis anggapan bahwa mutu pendidikan di Kal­bar rendah bila dibandingkan provinsi­provinsi lainnya di Indonesia,” kata Ali.

Hal ini, jelas Ali diperkuat dari per­ingkat Kalbar dalam perolehan medali emas, perak, dan perunggu pada lomba Olimpiade Sains baik jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK) selama tiga tahun terakhir yang selalu menunjukkan kenaikan signifikan.

“Dengan kata lain, mutu pendidikan di Kalimantan Barat sesungguhnya tidaklah boleh dipandang (sebelah mata,red),” jelasnya.

Pasan Kepala Dinas Pendidikan dalam seleksi calon peserta IJSO tahun 2009 ini, akan lebih banyak siswa SMP Kal­bar yang dapat lolos seleksi sehingga dapat mengikuti pembinaan tahap I dan tahap II. Kemudian menjadi tim nasional dalam ajang IJSO VI Desember 2009 mendatang.

“Selamat berjuang meraih prestasi terbaik kepada siswa SMP Kalbar dalam ajang seleksi IJSO VI Tahun 2009,” harapnya. (aca)

sederajat.Keenam siswa tersebut Agusvina, Tri Putri

Prima Dewi, Alvin Antonius, Ashriah Jumi Putri Andani, Istiqamah dan Jodi Jhouranda Siregar den­gan bimbingan guru Biologinya Agus Pramono, S.Pd, terus belajar memahami pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.

Menurut, Agus Pramono, yang juga Waka Kurikulum SMAN 2 setiap waktu senggang siswanya ini selalu berlatih di rumah baik secara berkelompok atau sendiri­sendiri untuk meya­makan persepsi.

“Khususnya dalam rangka pengolahan limbah berhubungan dengan sosialisasi pihak penyeleng­gara,” katanya.

Sementara itu Ashriah, saat ini mereka sedang menyusun program, seperti pelaksanaan sosial­isasi pengolahan limbah, melakukan rencana aksi dan menampung aspirasi dari teman, guru dan masyarakat.

“Saat ini kami dituntut untuk melakukan pena­taan lingkungan di sekolah, agar tampak hijau dan berseri,” kata rekannya Tri Putri dan Istiqamah.

Mereka berharap sekolahnya menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan. Melalui disiplin dan program pemisahan sampah organik dan an organik. Sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan bernilai ekonomis. (ica)

Enam Siswa Siap Ikut Lomba Pengolahan Limbah

Enam siswa SMA Negeri 2 Pontianak, sedang mempersiap­kan diri dalam even lomba pengolahan limbah tingkat SMA

KEPALA SMAN 2, GURU SEKALIGUS PEMBIMBING DAN PARA SISWA SIAP MENGIKUTI EVEN PENGOLAHAN LIMBAH TINGKAT SMA.

Page 18: fafdsfds

70 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Warnet Tempat Anak Sekolah BolosAnggota DPRD Kal­

bar, Ir. Harry Try Yoga, mengatakan di Kota Pontianak bisnis warnet sangat menjanjikan, ini terbukti warnet yang ada selalu dipadati para netter (pengguna jasa internet). Namun sangat disayang­kan banyak para murid SMP, SMA sederajat yang datang ke warnet tersebut selalu memakai seragam sekolah dan dalam jam

mata pelajaran, alias mereka yang ber­datangan ke warnet itu semuanya bolos sekolah.

Selain warnet, katanya tempat­tempat umum seperti Mall juga sering dis­erbu pelajar pada jam sekolah. Untuk itu diharapkan ke depan, pihak sekolah dan aparat keamanan dapat lebih serius menanggulangi masalah ini guna pem­bangunan kualitas anak bangsa send­iri, termasuk menghindari terjadinya perkelahian antar pelajar. Selain itu pihak kepolisian atau Satpol PP dalam hal ini pemerintah daerah hendaknya melakukan infeksi mendadak (sidak), kemudian pi­

hak sekolah selalu memantau siswanya. Di tempat terpisah salah seorang pen­

gusaha warnet yang enggan disebutkan namanya menyebutkan pihaknya tidak mampu menyaring pelanggan yang dari berbagai latar belakang profesi. Diakuinya, memang banyak siswa­siswi berpakaian seragam sekolah dan pada jam sekolah sebagai pengguna. “Ya tidak mungkin kita larang mereka yang mau menggunakan internet, bisa rugi kita kalau melarangnya,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu pelangggan warnet, siswa SMA yang enggan dise­butkan namanya, kepada BERKAT men­gatakan, ke warnet hanya menghabiskan waktu, karena bosan dengan pelajaran hari ini. “Pusing kepala saya kalau seko­lah hari Senin­Selasa, karena banyak mengitung,” jelasnya. (aca)

Tradisi perayaan tahun baru Imlek telah diwariskan sejak ra-tusan tahun yang lalu. Kisah ini telah dituliskan oleh DR. Kai Kuok Liang dalam buku Festival Tradisi Budaya Tionghoa. Konon pada mulanya perayaan Imlek dimulai dari daratan Tiongkok.

Imlek telah dirayakan sejak masa Kaisar Huang Ti Yu, tetapi baru merata di rayakan masyara-kat pada zaman pemerintahan Kaisar Chin Che Huang (246 - 210 sM).

Pada masa revolusi Xin-Hai, tanggal 10 Oktober 1911 yang dicetuskan DR. Sun Yat Sen, tahun baru Imlek diubah menjadi Festival Musim Semi (Kuo Chun Ciek).

Sejarah TradisiTahun Baru Imlek

Perayaan

Festival ini ditetapkan pemer-intah sebagai hari besar nasi-onal yang dirayakan setiap tahun mengikuti tahun baru Masehi. Namun karena sudah lama me-masyarakat, perayaan tahun baru Imlek tetap dilangsungkan secara terus menerus dan turun temurun, termasuk oleh kalangan masyara-kat Tionghoa di Kota Pontianak.

Saat tahun baru Imlek terdapat ungkapan Sin Cia Ju Ie dan Gong Xi Fa Chai. Sin Cia Ju Ie berarti keluarga baru yang sehat, sen-tosa dan mulus sesuai rencana. Sedangkan Gong Xi Fa Chai adalah ucapan salam bahagia agar makmur bersama.

Tahun baru Imlek dan hari Cap Go Meh yang dirayakan oleh masyarakat Kalimantan Barat

dengan sangat meri-ah, terutama di Kota Pont ianak, Sing-kawang dan Sun-gai Pinyuh, dimana banyak te rdapat warga keturunan Tionghoa. Festival Naga dan Barongsai mendominasi pesta hiburan rakyat, dige-lar di jalan-jalan kota dan menjadi daya tarik wisata yang bernuansa berbeda. Biasanya tradisi Im-lek juga dimeriah-kan dengan mem-bunyikan Mer con, Kembang Api, dan Lampion Merah.

Anggota DPRD Kalbar, Ir. Harry Try Yoga, meng­harapkan Pemerintah Provinsi Kalbar bersama Komite Olahraga Provinsi (KOPROV) Kalbar perlu melakukan penataan kawasan Gelanggang Olahraga (GOR) Ponti­anak agar lebih baik tidak semraut seperti sekarang.

Menurutnya, orentasi perencanaan dan pelaksanaan rencana tata ruang wilayah (RTRW) di GOR diharapkan berkeadilan bagi masyarakat, pemerintah maupun swasta. Dalam hal ini, jelas ada fungsi oleh raga, bisnis, rekreasi atau hiburan yang menjadi kepentingan masyarakat.

“Makanya itu perlu ada perubahan fungsi tata ruang, un­tuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan pembinaan serta kesejahteraan atlit Kalbar,” jelasnya belum lama ini.

Stadion olahraga yang merupakan salah satu tempat atau pusat kegiatan masyarakat khususnya di bidang olahraga memiliki nilai strategis untuk dikembangkan sebagai ‘pusat keramaian’. Terkait dengan hal itu, Yoga yakin pemerintah bisa melakukan optimalisasi kawasan GOR, tidak hanya sebagai pusat kegiatan olahraga, tetapi sebagai tempat yang memiliki multi fungsi.

“Kawasan GOR Pontianak sangat potensial untuk dikembangkan sebagai ‘Pusat Kegiatan’ masyarakat. Tidak hanya terbatas sebagai pusat kegiatan olahraga, tetapi menjadi pusat bisnis, pariwisata, sosial, edukasi dan sebagainya,” katanya.

Sementara itu Wakil Ketua I KOPROV Kalbar, Ir. H. Zulfadhli mengharapkan GOR akan menjadi tempat kujugan masyarakat. Mereka tidak hanya melakukan kegiatan olahraga, tetapi juga rekreasi sambil menghirup udara bebas. (aca)

Penataan Kawasaan GOR

Dengan alasan tidak mau kasus serupa menjelang ujian akhir nasional tahun lalu teru-lang lagi, maka pada tahun ini pihak sekolah gencar menyosialisasikan pentingnya siswa mengikuti Ujian Nasional (UN).

Hal tersebut diungkapkan Kepala SD Islam Al Baysuni, Jalan Danau Sentarum, Ruliana, A.Md, belum lama.

Dimana Rulliana sendiri sangat menyesali kejadian tahun lalu itu, yaitu ada siswanya yang mengundurkan diri dan tidak ikut ujian akhir, gara-gara melihat hasil try out nya yang tidak lulus. Anak-anak yang mengundurkan diri saat dihubungi sekolah hanya mengatakan saat try

Guru Gencar Sosialisasikan UNout saja tidak lulus, apalagi ujian akh-irnya. “Karena itu, kali ini pihak sekolah sudah beberapa kali mengundang orang tua atau wali murid untuk rapat dan membahas pentingnya ujian akhir,” katanya.

Dengan harapan tidak ada lagi siswanya yang putus di tengah jalan. Dan meminta kepada orang tua untuk terus memotivasi semangat belajar putra dan putrinya agar jangan cepat putus asa. “Saya tidak mau kejadian tahun lalu terulang lagi, karena sayang jika anak didik saya putus sekolah,” harapnya. (ica)

Page 19: fafdsfds

72 Jendela Pendidikan SMA/ SMKMEDIA INFORMASI

EDISI JANUARI - MARET 2009

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kubu Raya (KKR) mengharapkan pemerintah provinsi maupun kabupaten berkoordinasi mer­encanakan pembangunan 4 Solar Pocket Dealer Nelayan (SPDN) pada pusat­pusat kegiatan nelayan di 4 kecamatan di KKR.

Hal tersebut diungkapkan Ketua HNSI KKR, Bachtiar didampingi Wakil Ketua I HNSI KKR, Sarmili, kemarin.

Menurut Bachtiar, 4 kecamatan terse­but antara lain, Kecamatan Rasau Jaya, Batu Ampar, Kubu, Sungai Kakap. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

solar nelayan untuk menangkap ikan yang diperekirakan jumlahnya lebih kurang 6.000 orang dengan jumlah 1.000 lebih kapal nelayan 5­15 GT.

Ketua HNSI KKR yang baru terpilih ini juga menambahkan kalau pemerintah tidak bisa membangun 4 SPDN ini secara bersamaan. Untuk sementara ini bisa dibangun SPDN terapung yang meng­gunakan ponton, ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan dan kelangkaan so­lar yang biasa terjadi di 4 kecamatan ini.

HNSI KKR sangat mendukung upaya DPRD Kalbar dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar untuk menambah

jumlah SPDN pada pusat­pusat kegiatan nelayan di sejumlah daerah di Kalbar khususnya di Kabupaten Kubu Raya yang direncanakan dibangun di Kecamatan Kakap maupun di Sepok Laut.

“Biasanya Nelayan kita sangat sulit mendapatkan solar, selain harganya mahal, biasanya solar hilang dipasaran, inilah sebenarnya fungsi kita sebagai organisasi nelayan dan pemerintah untuk mendorongnya hingga biasa direalisasi­kan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalbar, Budi Hari­yanto, mengatakan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Barat akan menambah jum­lah Solar Pocket Dealer Nelayan (SPDN) di kawasan sentra perikanan tangkap un­tuk mempermudah nelayan memperoleh solar sebelum melaut di Kecamatan Rasau Jaya (Kabupaten Kubu Raya). Saat ini sedang dipertimbangkan pula untuk membangun SPDN di Kecamatan Teluk Pakedai (Kabupaten Kubu Raya).

Namun, karena tidak ada jalur trans­portasi darat ke lokasi SPDN itu, DKP Kalbar akan membicarakan masalah tersebut dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. “Pertamina hanya memasok solar sebatas ukuran mobil tangki,” jelasnya.

Untuk pengelolaan SPDN akan dis­erahkan ke koperasi. “Pengangkutan­nya nanti akan menjadi tanggungjawab pengelola termasuk penyediaan tangki dari dermaga Rasau Jaya yang letaknya paling dekat,” katanya. (aca)

Sejak 1977 lalu bangunan yang biasa di sebut lokasi dua SDN 04 yang ada di Jalan Orde Baru Kelurahan Tanjung Hulu Kecamatan Pontianak Timur ini di bangun. Gedung lokasi dua ini berjarak 200 meter dari sekolah induk yang ada di Jalan Panglima Aim.

Semakin lama bangunan itu kian terlihat lapuk dan tidak layak lagi untuk digunakan sebagai gedung sekolah. Em­pat lokal yang ada di gedung tersebut diperuntukkan bagi siswa kelas III dan IV ini dengan empat guru kelas.

Mas Armawi, Kepala SDN 04 ber­harap pemerintah segera melakukan pembangunan gedung baru lokasi dua ini. Karena di lihat dari sisi manapun tidak ada kelayakan untuk di jadikan tempat berlangsungnya sarana dan prasarana pendidikan.

“Bagaimana bisa tercipta generasi yang berpotensi sedangkan kenyamanan dalam melaksanakan proses belajar mengajar saja tidak ada,” katanya, kepada BER­KAT saat di temui dirunagn kerjanya, Selasa (13/1).

Menurutnya, kondisi memprihatinkan dari lokasi dua SDN 04 dengan lantai

Gedung II SDN 04 Memprihatinkanyang sebagian besar lapuk dimakan usia, halaman yang tidak memadai belum lagi ditambah becek, atap bocor, dinding yang keropos, jendela yang tidak layak. Belum lagi kondisi Water Closetnya (WC) yang sama sekali tidak layak digunakan lagi.

“Bahkan pernah saat angin yang sangat kencang di sertai hujan lebat menumbangkan pohon di depan sekolah menimpa artap sekolah. Akibatnya bum­bung sekolah menjadi patah. Masyarakat sekitar dan sekolah berupaya semampuan untuk membereskannya,” ujarnya lagi.

Armawi mengakui belum lama ini sudah mengajukan proposal bantuan pembangunan gedung lokasi dua SDN 04 kepada dinas terkait, khususnya kepada Dinas Pendidikan Kota Pontianak.

“Saya berharap adanya bantuan pem­bangunan gedung baru tersebut. Karena jika cuma di rehab rasanya tidak mung­kin, karena pondasi sama sekali tidak memungkinkan,” katanya lagi.

Pria yang sejak 2003 sudah meng­abdikan diri di SDN 04 tersebut sangat berharap segera terealisasinya pemban­gunan sekolah. Belum lagi jumlah siswa SDN 04 mencapai 529 siswa dengan 14 rombongan belajar (rombel). (ica)

GEDUNG LOKASI DUA SDN 04 PONTIANAK TIMUR YANG KONDISI MEMPRI-HATIKAN. HALAMAN YANG DI GENANGI AIR SEPERTI INI SUDAH BIASA DI ALAMI SAAT HUJAN DAN AIR PASANG

Mak Inang Pulau Kampai*Tarian Penyambutan

Dengan gemulai para penari yang menarikan tarian penyambutan yang biasanya di sebut Tarian Mak Inang Pulau Kampai ini di mainkan. Yang dalam setiap gerakannya memiliki arti menyambut tamu yang datang ke sebuah acara resmi maupun tidak resmi.

Menurut Ismunandar, Sn, dari Sanggar Andari biasanya tarian ini dibawakan enam sampai delapan penari, yang semuanya perempuan.

“Asalnya tarian ini dari melayu Delly, jadi lebih banyak menggambarkan atau berciri kan suku melayu,” katanya saat mendampingi anak didik

sanggarnya dalam acara pembu-kaan Education Expo SMA, belum lama ini.

Tarian Mak Inang Pulau Kampai ini mengambarkan rasa suka cita dan keceriaan karena tamu-tamu yang datang dan bersedia hadir pada acara tersebut.

Dengan penyambutan yang sedemikian rupa diharapkan para tamu dapat betah untuk berada di acara yang helat itu.

Tarian Mak Inang Pulau Kampai ini selain sebagai tarian persem-bahan untuk menyambut para tamu juga dapat dibawakan pada acara perkawinan, hiburan dan sebagai tarian selamat datang. (ica)

Page 20: fafdsfds
Page 21: fafdsfds
Page 22: fafdsfds
Page 23: fafdsfds
Page 24: fafdsfds