faktor determinan turunnya berat badan ibu...

12
FAKTOR DETERMINAN TURUNNYA BERAT BADAN IBU POSTPARTUM DI RSUD SALEWANGANG KABUPATEN MAROS DETERMINANT FACTORS OF WEIGHT LOSS POSTPARTUM IN SALEWANGANG HOSPITAL MAROS Mardiyah Mustary 1 , Buraerah 2 ,Mardiah Tahir 3 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, 2 Bagian Biostatistik/KKB, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasnauddin, 3 Bagian PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasnanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Mardiyah Mustary Jalan Manggong DM No. 12 Kabupaten Maros HP : 085299723811 Email : [email protected]

Upload: lamdat

Post on 12-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FAKTOR DETERMINAN TURUNNYA BERAT BADAN IBU POSTPARTUM DI RSUD SALEWANGANG KABUPATEN MAROS

DETERMINANT FACTORS OF WEIGHT LOSS POSTPARTUM IN SALEWANGANG HOSPITAL MAROS

Mardiyah Mustary1, Buraerah2,Mardiah Tahir 3

1Program Studi Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Maros,

2Bagian Biostatistik/KKB, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasnauddin, 3Bagian PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasnanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi : Mardiyah Mustary Jalan Manggong DM No. 12 Kabupaten Maros HP : 085299723811

Email : [email protected]

ABSTRAK

Normalnya setelah melahirkan ibu akan kehilangan berat badannya 5-11 kg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI, faktor genetik dan lingkungan sosial dengan berat badan ib postpartum. Desain Penelitian adalah “Crossectional Study” dengan unit observasi ibu hamil dan melahirkan, sejumlah 140 orang, diambil secara Simple random sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi linear berganda logistik.Hasil penelitian menunjukkan prevalensi variabel ( aktifitas fisik 58,6%, pola makan 60,7%, Pemberian ASI 55,7%, faktor genetik ibu 47,1%, lingkungan sosial ibu 47,9%). Hasil analisis bivariat dan regresi logistik menemukan 4 variabel (Aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI dan faktor genetik) memberikan nilai p < 0,05 dengan CI 95% terhadap perubahan berat badan ibu postpartum sehingga dari semua determinan yang diteliti, empat diantaranya (aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI, faktor genetik ibu) secara konsisten (bivariat dan regresi logistik) memberikan memiliki hubungan dengan perubahan berat badan ibu postpartum. Variabel yang paling berhubungan pada uji multivariat adalah aktifitas fisik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aktifitas fisik memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor determinan lainnya.

Kata Kunci : Berat badan, aktifitas, ASI, genetik

ABSTRACT

Naturally afer bear a child women body weight will be descend in 5-11 kg. This research abaout determinants factors change of weight postpartum are to know relationship with physical activity, diet, breast feeding, genetic factors, and social factors of mother. Methods are using is crosscectional study with observasi unit is women pregnant and postpartum were get by simple random sampling 140 women. Data sampling analysis by univariate, bivariate using chi square test and multivariate analysis by linear regretion double logistic. Results from this study show variable prevalence (physical activity=58,6%, diet=60,7%, breast feeding=55,7%, genetic factors =47,1% and social factors =47,9 5). Research using by bivariate analysis and logistic regretion show four variable (physictial acticity, diet, breast feeding, and genetic factors) show p < 0,05 with CI 95% to change of weight postpartum so from this research can get conclution from all determinants there are four variables have correlation with weight change postpartum by consistent using bivariate logistic regretion and from multivariate analisys showed physical activity is variable have more correlation than another variable. From this research can get conclution is pyisical activity have more contribution than another variable in loss weigth postpartum.

Keyword: Weight , activity, breast feeding, genetic

PENDAHULUAN

Perubahan berat badan pada ibu postpartum merupakan salah satu hal yang dapat

menyebabkan masalah bagi ibu postpartum, hal ini dapat memicu menetapnya kelebihan berat

badan pada ibu setelah melahirkan, karena pada priode kehamilan terjadi penambahan berat

badan yang kemudian akan berkurang setelah bayi dilahirkan, namun pada beberapa ibu

kelebihan berat badan saat kehamilan tersebut menetap sehingga dapat menyebabkan terjadinya

obesitas atau sebaliknya terjadi penurunan berat badan pada ibu postpartum yang terus menerus

karena adanya aktifitas yang bertambah setelah melahirkan sehingga hal tersebut dapat menjadi

pemicu munculnya penyakit.

Kepentingan mendasar dari penelitian tentang pengaruh berat badan ibu postpartum ini

didasarkan pada konsekwensi yang akan terjadi berupa peningkatan berat badan ibu yang

akhirnya dapat menyebabkan terjadinya obesitas yang kemudian memicu munculnya penyakit-

penyakit degeratif seperti Diabetes Militus, hipertensi, kardiovaskuler atau sebaliknya adanya

penurunan berat badan ibu yang sangat besar karena ada perubahan aktifitasnnya setelah

melahirkan sehingga memicu munculnya gangguan stress setelah persalinan (Barbara A., 2008).

Prevalensi overweight dan obesitas meningkat sangat tajam di Kawasan Asia Pasifik,

sebagai contoh 20,5% dari penduduk Korea Selatan tergolong overweight dan 1,5% tergolong

obesitas. Di Thailand 16% penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas.

Didaerah perkotaan Cina prevalensi overweight adalah 12% pada laki-laki dan 14,4% pada

perempuan, sedang didaerah pedesaan prevalensi overweight pada laki-laki dan perempuan

masing-masing adalah 5,3% dan 9,8% (Katie et al, 2010).

Menurut Ellen dkk (2011), pada saat kehamilan sampai satu tahun setelah melahirkan

berat badan ibu dapat bertambah rata-rata 0,5 kg- 5 kg. Pada sekitar 12 – 25% berat badannya

dapat menetap sampai 5 kg atau lebih setelah melahirkan, hal inilah yang menyebakan terjadinya

obesitas pada ibu postpartum, sehingga hal ini yang kemudian mendasari dilakukannya

penelitian ini untuk melihat bagaimana perubahan berat badan ibu postpartum khususnya di

wilayah Rumah Sakit Salewangang Kabupaten Maros.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 14 Maret sampai 14 Mei 2013 di Rumah Sakit

Salewangang Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan merupakan rumah sakit milik

pemerintah.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua ibu yang melakukan persalinan dan di rawat di Rumah Sakit

Salewangang Kabupaten Maros mulai dari bulan Maret sampai Mei 2013. Sampel penelitian

yang diambil adalah yang memenuhi kriteria dari tujuan penelitian yang dilakukan sebanyak

140 responden.

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross

sectional. Desain ini dimaksudkan untuk mempelajari dinamika dan variasi variabel yang

termuat dalam judul penelitian.

Instrumen Penelitian

Pengumpula data primer dan sekunder menggunakan register status pasien di bagian

Rekam Medik RSU Salewangang Kabupaten Maros 2013 dan dengan menggunakan instrument

penelitian berupa kuesioner.

Metode pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, data diperoleh menggunakan data sekunder yakni kartu status pada

bagian Rekam 4edic di RSU Salewangang Kabupaten Maros dan data primer dengan

mengunjungi rumah responden dan mengisi koesioner yang sudah disiapkan. Pengolahan dengan

SPSS 20.0 dan tahap-tahap sebagai berikut : (a).Editing , Coding , Cleaning Data, Analisa Data

dan Penyajian Data.

Analisis Data

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum masalah penelitian

dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam variabel ini. Analisis

bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel dependen dan variabel independen.

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan dan besarnya hubungan variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi

logistic. Variabel yang dianalisis multivariate adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25

dalam analisis bivariat (Nursalam, 2008).

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 menunjukkan bahwa umur responden paling banyak pada kelompok umur 22-27

tahun sebanyak 51 orang (35,5%). Paling sedikit pada umur dibawah 22 tahun sebesar 21 orang

(15,2%). Dilakukan matching terhadap umur sampel yaitu pada ibu bersalin dengan

preeklampsia sebagai kasus dan ibu yang melahirkan normal sebagi kontrol. Responden dengan

tingkat pendidikan paling banyak pada pendidikan Diploma/Sarjana yaitu sebanyak 53 orang

(37,9%) pada tingkat pendidikan SMU sebanyak 52 orang (37,1%%). Paling sedikit pada tingkat

pendidikan SD yaitu sebesar 12 0rang (8,6%). Responden yang bekerja pada kasus dan kontrol

paling banyak bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 66 orang (47,1%) (89,5%).

Paling sedikit responden bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 15 orang (10,7%).

Analisis Faktor Determinan terhadap perubahan berat badan ibu postpartum

Dimaksudkan untuk melihat hubungan antara perubahan berat badan ibu postpartum

dengan aktifitas fisik, pola makan ibu, pemberian ASI, faktor genetik dan faktor lingkungan

sosial tabel 2 memperlihatkan adanya perubahan berat badan pada ibu postpartum yang memiliki

aktifitas fisik cukup sebanyak 87,8% sedangkan ibu dengan aktifitas fisik yang kurang hanya

mengalami perubahan berat badan sebesar 55,2% dengan nilai p = 0,000 yang berarti ada

hubungan antara aktifitas fisik dengan perubahan berat badan ibu postpartum.

Faktor pola makan juga menunjukkan hubungan terhadap perubahan berat badan ibu

postpartum dimana ibu yang mengalami perubahan berat badan dengan pola makan yang baik

sebanyak 81,2% mengalami perubahan berat badan sedangkan ibu yang memiliki pola makan

yang berlebih hanya mengalami perubahan berat badan sebanyak 63,6% dengan nilai p= 0,020

(tabel 2) sehingga dapat disimpulakn bahwa pola makan memilki hubungan dengan perubahan

berat badan ibu postpartum.

Tabel 2 juga menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI dengan perubahan

berat badan ibu postpartum dimana nilai yang diperoleh sebesar 85,9% ibu yang memberikan

ASI mengalami perubahan berat badan sedangkan ibu yang tidak memberikan ASI hanya

mengalami perubahan berat badan sebesar 59,7% dengan nilai p=0,000 sehingga ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI dengan perubahan berat badan ibu

postpartum demikian hal juga dengan faktor genetik ibu dimana ibu yang memiliki tidak

keluarga yang gemuk akan mengalami perubahan berat badan yang lebih baik dibanding dengan

ibu yang memiliki keluarga yang gemuk yaitu didapatkan 89,4% ibu mengalami perubahan berat

badan bagi ibu yang tidak memiliki keluarga yang gemuk. Sedangkan dari faktor lingkungan

sosial tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan peneurunan berat badan ibu

postpartum dimana ibu yang tidak menunjukkan pngaruh pada lingkungan sosialnya sebanyak

80,0% ibu dengan nilai p=0,065.

Analisis Regressi logistik berganda

Dimaksudkan untuk menilai besarnya risiko secara simultan dari beberapa faktor

determinan (aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI, faktor genetik, faktor lingkungan sosial),

juga untuk melihat variabel independen mana yang memberikan kontribusi terbesar terhadap

perubahan berat badan ibu postpartum.

Tabel 3 menunjukkan variabel aktifitas fisik merupakan faktor yang paling berpengaruh

terhadap perubahan berat badan ibu postpartum dengan nilai p = 0,003 dan nilai OR= 1,6 diikuti

dengan faktor genetik dengan nilai p = 0,008 dan nilai OR = 3,7. Dari tabel ini juga

menunjukkan bahwa aria ke empat variabel yang diuji secara simultan hanya tiga variabel yang

memberikan nilai signifikan secara konsisten.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang melakukan aktifitas yang cukup

sebanyak 82 orang dan mengalami perubahan berat badan sebanyak 72 orang ( 87,8%)

sedangkan yang tidak megalami perubahan berat badan hanya sebanyak 10 responden (12,2%).

Sedangkan jumlah responden yang memiliki aktifitas ringan sebanyak 58 responden dan yang

mengalami perubahan berat badan sebanyak 32 orang (55,2%) dan 26 orang (44,8%) tidak

mengalami perubahan berat badan. Hasil analisis hubungan dengan uji statistik Pearson chi

square nilai p sebesar 0.000 ( p< 0,05) dengan besar konstribusi 36,8% yang dinilai melalui uji

phi. Hasil uji tersebut konsisten dengan hasil uji multivariat yang menggunakan uji logistik

regresi dengan metode stepwise yang memberikan nilai p = 0,003 dengan besar resiko (OR)

3,992 CI 95%, yang berarti ada hubungan antara aktifitas fisik dengan perubahan berat badan

ibu postpartum.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hong J, et al (2012),

dimana adanya aktifitas fisik yang cukup pada ibu postpartum akan membantu penurunan berat

badan ibu kembali ke berat badan normal seperti sebelum melahirkan. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Grace C (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan antara aktifitas fisik

ibu dengan perubahan berat badan ibu postpartum.

Pola makan ibu setelah melahirkanpun menjadi salah satu faktor yang dapat memicu

berubahnya berat badan ibu setelah melahirkan. Ibu yang telah melahirkan cenderung bertambah

pola makannya, dimana meningkatnya pola makan ibu ini jika tidak diimbangi dengan aktifitas

fisik yang cukup maka akan memicu bertambahnya berat badan ibu. Namun disisi lain ada

sebagian ibu yang pola makannya justru menurun setelah melahirkan hal disebabkan karena

beberapa faktor diantaranya stress, kelelahan yang lebih sering dialami oleh ibu dengan

primapara, karena mereka mengurus bayi merupakan pengalaman pertama hal ini memicu

turunnya berat badan ibu melebihi berat badannya sebelum melahirkan (Azadeh S.,et al,2010).

Hasil penelitian diperoleh ibu dengan pola makan yang baik sebanyak 85 responden

yang mengalami perubahan berat badan sebanyak 69 orang (81,2%), sedangkan yang tidak

mengalami perubahan berat badan sebanyak 16 orang (18,8%). Untuk ibu yang memiliki pola

makan berlebih sebanyak 55 responden dimana yang mengalami perubahan berat badan 35 orang

(63,6%) sedangkan yang tidak mengalami perubahan berat badan sebanyak 20 orang (36,4%).

Besarnya konstribusi pola makan yaitu 8,2% sedangkan besar resiko (OR) adalah 1,213

C.I 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keller C (2008)

yang menyatakan ada hubungan antara pola makan ibu dengan perubahan berat badan ibu

dengan odds ratio yaitu sebesar 2,6 yang artinya ibu yang asupan makananya kurang berpeluang

2,6 kali mengalami perubahan berat badan dibandingkan dengan ibu yang asupan makanannya

berlebih.

Ibu yang memberikan ASI kepada anaknya akan memiliki peluang yang lebih besar

untuk kembali menormalkan berat badannya seperti sebelum hamil, karena pemberian ASI

kepada bayi membutuhkan kalori yang lebih sama seperti malakukan aktifitas fisik (Indriati MT.,

2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 78 responden yang menyusui bayinya

terdapat 67 orang (85,9%) yang mengalami perubahan berat badan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinela P (2011) yang

mendapatkan hasil yang signifikan antara ibu yang menyusui dengan perubahan berat badan ibu

dimana diperoleh nilai p 0,0021 dengan beda mean 2,57 artinya ibu yang menyusui anaknya

akan berpeluang kehilangan berat badannya sebesar 2,57 kg.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hatsu dkk (2007)

dalam penelitiannya yang meyatakan bahwa bagi ibu yang memberikan ASI akan menyebabkan

ibu berkurang berat badannya lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang tidak memberikan ASI

kepada bayinya diawal priode postpartum.

Faktor genetik merupakan salah satu faktor penentu perubahan berat badan ibu

postpartum, ibu yang memiliki faktor genetik gemuk dari keluarganya akan cenderung sulit

untuk menurunkan berat badannya (Helen S.,et al,2012). Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa dari 74 responden yang memiliki faktor genetik gemuk terdapat 45 orang (60,8%) yang

mengalami perubahan berat badan dan 29 orang (39,2%) yang tidak mengalami perubahan berat

badan. Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grace C (2010) yang

menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara faktor genetik ibu dengan berat badan ibu

postpartum dimana nilai odds ratio yang diperoleh sebesar 2,08 yang artinya ibu yang tidak

mempunyai faktor genetik gemuk akan memperoleh peluang 2,08 kali penurunan berat badannya

dibanding dengan ibu yang memiliki faktor genetik gemuk.

Bagi ibu postpartum yang memiliki lingkungan sosial yang lebih baik biasanya ibu akan

cenderung memperhatikan perubahan berat badannya sehingga ibu yang memiliki aktifitas diluar

rumah akan memperhatikan penampilannya terutama dari segi berat badannya (Sumanto

A.,2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 67 responden yang lingkungan sosialnya

berpengaruh 45 orang (67,2%) mengalami perubahan berat badan dan 22 orang (32,8%) tidak

mengalami perubahan berat badan Hasil uji statistik (Pearson chi square) diperoleh nilai p

sebesar 0,065 ( p > 0,05) berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial

dengan perubahan berat badan ibu postpartum walaupn demikian faktor lingkungan sosial ini

memberikan konstribusi sebesar 15,6% C.I 95% yang diperoleh dari hasil analisis.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grace C (2010) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara lingkungan sosial seseorang dengan perubahan berat

badan postpartum.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian tentang faktor determinan (Aktifitas fisik, Pola makan, Pemberian ASI,

Faktor genetik dan Faktor lingkungan sosial) terhadap perubahan berat badan ibu postpartum di

Rumah Sakit Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2013 dapat ditarik kesimpulan bahwa

aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI dan faktor genetik mempengaruhi perubahan berat

badan ibu postpartum sedangkan faktor lingkungan sosial tidak memberikan pengaruh terhadap

perubahan berat badan ibu postpartum.Dari hasil analisis multivariat faktor aktifitas fisik

memberikan pengaruh yang terbesar dibandingkan dengan faktor yang lain.

Melihat dari hasil penelitian ini bahwa pemberian ASI mempengaruhi perubahan berat

badan ibu postpartum, maka diharapkan kepada petugas kesehatan memberikan penyuluhan

mengenai pentingnya pemberian ASI baik bagi bayi maupun bagi ibunya sendiri. Masih banyak

faktor lain yang berhubungan dengan perubahan berat badan ibu postpartum, olehnya itu

diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti sejauh mana faktor yang tidak diteliti pada

penelitian ini berpengaruh terhadap perubahan berat badan ibu postpartum.

DAFTAR PUSTAKA

Azadeh S.et al. (2010). A prospective study of the effect of delivery type on neonatal weight gain pattern in exclusively breastfed neonates born in shiraz. Iran

Barbara, Abrams.(2005). Postpartum Maternal Weight Change: Implication for Military Women, Universitas of California at Barkeley. Amerika

Ellen , Althuizen; Mireille , Poppel. (2011). Postpartum behavior as predictor of weight change from before pregnancy to one year postpartum. Biomed Central Public Health. Amsterdam

Grace, Carol. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi peneurunan berat badan ibu postpartum. Universitas Indonesia. Jakarta

Helen, Skoutreries et al. (2012). Protocol for randomized controlled trial of specialized health coaching intervention to prevent excessive gestational weight gain and postpartum weight retention in women. the HIPP study Australia

Hong ,Jiang; Xu ,Qian et al. (2012). Can physical activity reduce excerssive gestational weight gain? Finding from a Chinese urban pregnan women cohort study. Internasional Journal of behavior nutrition and physical activity. China

Hatsu,Mc.Dougald.DM; Anderson, AK. (2008). Effect of infant feeding on maternal body composition. Australia

Indriati, MT. (2009). Lansing dan Sehat setelah Melahirkan ala Selebriti. Genius Publisher. Yogyakarta

Katie, Foxcroft et al.(2010). Exercise in obese pregnant women: The role of social faktor.lifestyle and pregnancy symptoms. Australia.

Keller,C et al (2008). Intervention for weight management in postpartum women, The Assosiation of women’s Health, Obstetric, and Neonatal Nurses. Amerika

Rinela, Padmawati. (2011). Pengaruh Menyusui terhadap retensi postpartum di Puskesmas Wilayah Kecamatan Kasambi Cirebon. Yogyakarta

Sumanto, A. (2009). Tetap lansing dan sehat dengan diet. Agromedia Pustaka. Jakarta

Tabel 1. Distribusi responden menurut kelompok umur, pendidikan dan pekerjaan di RSUD

Salewangan Kabupaten Maros

Umur (Tahun) n % < - 22 21 15,2 23 – 27 51 35,5 28 – 32 44 31,9 33 - > 24 17,4 Jumlah 140 100,0

Pendidikan Tamat SD 12 8,6

Tamat SMP 23 16,4 Tamat SMU 52 37,1

Tamat Diploma/Sarjana 53 37,9 Jumlah 140 100,0

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 66 47,1

Wiraswasta 24 17.1 Pegawai Negeri Sipil 35 25,0

Swasta 15 10,7 Jumlah 140 100,0

Sumber Data Primer 2013

Tabel 2. Hubungan aktifitas fisik,pola makan,pemberian ASI, faktor genetik dan faktor

lingkungan sosial terhadap perubahan berat badan ibu postpartum di RSUD

Salewangan Kabupaten Maros

Aktifitas Fisik

Perubahan Berat Badan Ibu Postpartum

Jumlah

P Φ

Berubah Tidak Berubah n % n % n % 0,000

Cukup 72 87,8 10 12,2 82 100,0 0,368 Kurang 32 55,2 26 44,8 58 100,0 Jumlah 36 25,7 104 74,3 140 100,0

Pola Makan

Baik 69 81,2 16 18,8 85 100,0 0,000 Berlebih 35 63,6 20 36,4 55 100,0 0,082 Jumlah 36 25,7 104 74,3 140 100,0

Pemberian ASI Menyusui 67 85,9 11 14,1 78 100,0 0,000

Tidak Menyusui 37 59,7 25 40,3 62 100,0 0,298 Jumlah 36 25,7 104 74,3 140 100,0

Faktor Genetik Tidak ada 59 89,4 7 10,6 66 100,0 0,000

Ada 45 60,8 29 39,2 74 140 0,0326 Jumlah 36 25,7 104 74,3 140 100,0 Faktor Lingkungan Sosial

Berpengaruh 45 67,2 22 32,8 67 100,0 0,065 Tidak Berpengaruh 59 80,8 14 19,2 73 100,0 0,156

Jumlah 36 25,5 104 74,3 140 100,0 Sumber Data Primer 2013

Tabel 3. Hasil Uji Multivariat faktor determinan terhadap perubahan berat badan ibu postpartum

di RSUD Salewangan Kabupaten Maros

Variabel B Wald DF p OR 95% CI Min Maks Aktifitas Fisik 1,384 8,866 1 0,003 3,992 1,605 9,930 Pola Makan 0,193 0,166 1 0,684 1,213 0,479 3,075 Pemberian ASI 1,169 6,091 1 0,014 3,218 1,272 8,143 Faktor Genetik 1,328 6,928 1 0,008 3,774 1,404 10,148 Constant -3,292 37,583 1 0,000 0,037

Sumber Data Primer 2013