farmako13
TRANSCRIPT
Farmakologi
Bentuk Sediaan Obat
Maria Cattleya
10-2009-239
Kelompok C8
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
2010
Daftar Isi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................................ 1
ISI
Konsep Dasar Penghantaran Obat ……………………………………………….. 2
Bentuk Sediaan Obat / Pembawa………………………………………………….3
Perkembangan Penghantaran Obat Parenteral…………………………………… 5
Bentuk Sediaan Obat Implant……………………………………………………. 8
Bentuk Sediaan Obat Peroral…………………………………………………… 10
Penghantaran Obat Transdermal…………………………………………………12
Penghantaran Obat Intranasal……………………………………………………13
Penghantaran Obat Melalui Paru-paru…………………………………………...14
Penghantaran Obat Melalui Mata………………………………………………...15
Penghantaran Obat Melalui Vaginal……………………………………………..16
Penghantaran Obat Pada Susunan Saraf Pusat………………………………….. 17
PENUTUP................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................18
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
karunia dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan lancar.
Karya tulis ini disusun dengan judul Bentuk Sediaan Obat.
Karya tulis ini ditulis untuk memenuhi tugas mandiri farmakologi.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada beberapa pihak yang telah memberi bantuan dalam
penulisan. Oleh karena itu, saya menyampaikan rasa terima kasih kepada ibu Susana
selaku dosen farmakologi.
Akhir kata, saya mengharapkan perbaikan dan penyempurnaan dari semua
pihak atas makalah ini. Karena masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan saya
dalam penelitian maupun penulisan makalah ini.
Jakarta, 8 Januari 2011
I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Bentuk sediaan obat dapat bermacam-macam, salah satunya oral. Namun
beberapa bentuk sediaan obat mempunyai kekurangan, antara lain: penghantaran
obat secara parenteral bersifat invasive, harus dikerjakan oleh petugas kesehatan
dan lama kerja obat yang pendek. Dan ada pula beberapa obat yang tidak bisa
diberikan secara oral seperti misalnya insulin, dan obat-obat topical seperti salep.
Masing-masing obat memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri.
I.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui konsep dasar
penghantaran obat, bentuk sediaan obat / pembawa, penghantaran obat parenteral,
brntuk sediaan obat implant, bentuk sediaan obat peroral, penghantaran obat
transdermal, penghantaran obat intranasal, penghantaran obat melalui paru-paru,
penghantaran obat melalui mata, penghantaran obat melalui vaginal, dan
penghantaran obat pada susunan saraf pusat.
II. Isi
2.1 Konsep Dasar Penghantaran Obat
Perkembangan obat akhir-akhir ini diarahkan pada bentuk sediaan obat alternatif dari
parenteral, di mana obat masuk dalam sistemik melalui route bukal, sublingual, nasal,
pulmonary dan vaginal. Route ini juga digunakan untuk pengobatan local di mana
dosis obat dapat dikurangi dan juga mengurangi efek samping sistemik.
Dalam perkembangan pengobatan kita harus mengetahui :
1. Bioavailabilitas
Bioavailabilitas merupakan kecepatan dan jumlah bahan aktif yang diabsopsi dan
sampai pada tempat kerja sehingga memberikan respons terapeutik.
Keadaan fisikokimia obat juga mempengaruhi absorpsi seperti :
- Koefisien partisi dan kelarutan dalam lemak
- pKa
- berat dan volume molekul
- kelarutan dalam air
- kestabilan obat
Faktor formulasi juga mempengaruhi disolusi, dan bentuk sediaan suspense
lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk padat.
2. Penghantaran obat dan penargetan
Terminologi :
Prolonged/sustained release : sistem penghantar yang memperpanjang kadar
terapeutik obat dalam darah atau jaringan dalam waktu tertentu.
Zero-order release : pelepasan obat yang tidak berubah dengan
waktu/konstan dalam waktu tertentu.
Bio-responsive release : sistem pelepasan obat sebagai respons dari stimulus
biologi
Modulated/self-regulated release : sistem penghantaran obat dalam jumlah
tertentu baik sistemik atau local untuk waktu yang telah ditentukan.
Targeted-drug delivery : sistim penghantaran obat untuk mencapai daerah
yang ditergetkan.
3. Pelepasan obat terkontrol
Merupakan pelepasan obat dengan kecepatan konstan dengan konsentrasi obat
dalam darah tidak bervariasi terhadap waktu.
Beberapa mekanisme yang mengontrol pelepasan obat :
a. Diffusion controlled release
Obat berdifusi melalui membrane polimer atau polimer atau matriks lipid untuk
dapat dilepaskan.
b. Dissolution controlled release
Pembawa yang mengontrol pelepasan obat dengan disolusi, pelepasan obatnya
dikontrol oleh kecepatan disolusi dari polimer.
Dissolution-controlled reservoir devices : obat yang dilepaskan dikontrol oleh
ketebalan dan kecepatan disolusi dari membrane polimer disekeliling inti.
Dissolution-controlled matrix devices : obat yang dilepaskan dikontrol oleh
disolusi dari matrik.
c. Osmosis-controlled drug release
Tekanan osmosa dapat digunakan untuk melepaskan obat dengan kecepatan
konstan dari sistem, di mana pelepasan obat dapat diatur dalam orde nol, tidak
tergantung dari lingkungan.kecepatan pelepasan in vitro sama dengan in vivo.
d. Mechanical-controlled drug release
Mechanical-controlled drug release merupakan alat seperti penghantaran obat
intravena yang biasa digunakan di rumah sakit,di mana dokter dan pasien dapat
mengontrol kecepatan infuse obat secara berselang dengan jumlah obat tertentu.
e. Bio-responsive controlled drug release
Sistem ini mengatur pelepasan obat sebagai respon unruk mengubah keadaan
sekitarnya.
2.2 Bentuk Sediaan Obat/ Pembawa
1. Molekuler
Obat dapat berikatan secara kovalen dengan pembawa yang larut dalam air
seperti monoclonal antibodies, karbohidrat, lectins dan immune-toxins. Yang
digunkan untuk mencapai tempat kerja melalui parenteral dengan cara
enzimatis atau hidrolisa.
2. Nano dan mikropartikel
Nanopartikel merupakan koloid partikel padat, umumnya berukuran kurang
dari 200nm. Polimer sintetik seperti poly (lactide-co-glycolide), banyak
digunakan dalam penyediaan sistim penghantan obat mikropartikulat dan
implant biodegradabel. Polimer-polimer alam seperti albumin, gelatin dan
amilum juga digunakan sebagai pembawa mikropartikulat.
Liposom merupakan vesikel di mana intinya dienkapsulasi oleh satu atau lebih
lipid bilayers, yang merupakan pembawa yang serbaguna.
3. Macrodevices
Macrodevices banyak digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk :
parenteral drug delivery : pompa mekanik, implant
oral drug delivery : tablet dan kapsul dengan pelepasan obat
terkontrol.
buccal drug delivery : buccal adhesive patches, film
transdermal drug delivery : transdermalpatches, iontophoretic
devices.
nasal drug delivery : nasal sprays, drops
pulmonary drug delivery :metered-dose inhalers, dry-powder
inhalers,
nebulizers
vaginal drug delivery : vaginal rings, creams, sponges
ophtalmic drug delivery : tetes mata.
4. Bentuk sediaan obat ideal
Kenyamanan pasien : Obat peroral lebih nyaman untuk penghantaran
obat. Dan bentuk sediaan transdermal juga diterima dengan baik oleh
pasien.
Reproducibility : Bentuk sediaan obat harus dapat menghantarkan obat
dengan tepat dan hasil yang tidak berubah terutama untuk obat dengan
indek terapi sempit.
Mudah diakhiri : Bentuk sediaan obat harus mudah dilepaskan dari
akhiraplikasinya, atau ketika ada kontra indikasi.
Biokompatibilitas dan tidakada reaksi tambahan : sistem penghantaran
obat tidak boleh toksik dan imunogenik.
Luas efektif area kontak : Bertambahnya luas area kontak obat dengan
permukaan yang mengabsorpsi dapat menambah jumlah obat yang di
absorpsi.
Waktu kontak yang diperpanjang : bentuk sediaa obat harus
memfasilitasi waktu kontak yang diperpajang antara obat dan
permukaan yang memfasilitasi absorpsi.
5. Route perjalanan obat
Klasifikasi route sistem penghantaran obat :
a. Sistem saluran cerna : oral dan rectal
b. Parenteral : injeksi subcutan/ intramuscular/ intra vena / intra arteri dan
implant
c. Transmukosa : bukal, sublingual, ukosa saluran cerna lambung/ usus.
d. Transnasal
e. Pelepasan obat lewat paru-paru
f. Pelepasan obat melalui kulit : obat topikal dan transdermal
g. Pelepasan obat transokular
h. Pelepasan obat transvaginal
6. Hal-hal yang mempengaruhi masuknya obat kedalam sirkulasi sistemik
a. Besarnya luas permukaan : mempengaruhi absorpsi.
b. Aktifitas metabolik yang rendah : enzim dapat mendeaktifasi obat yang
akan diabsorpsi.
c. Waktu kontak : lamanya waktu kontak dengan jaringan pengabsopsi dapat
mempengaruhi jumlah obat yang melalui mukosa.
d. Suplai darah :Untuk memindahkan obat dari tempat absorpsi ketempat
kerja diperlukan aliran darah yang cukup.
e. Variabilitas yang rendah : variabilitas yang rendah penting untuk
reprodusibilitas penghantaran obat.
f. Permeabilitas : makin permeabel suatu epitel maka makin tinggi juga daa
absorpsinya.
2.3 Perkembangan Penghantaran Obat Parenteral
Beberapa keterbatasan penghantaran obat perenteral konvesional, di mana
pemberiannya secara intra vena dapat mengurangi indek terapi obat, seperti:
Distribusi: pada penghantaran obat intra vena, obat didistribusikan
keseluruhan bagian tubuh dan mencapai jaringan dan organ yang bukan target,
menyebabkan pemborosan obat dan kemungkinan fek samping.
Metabolism: obat dimetabolisma segera dalam hati dan organ lain.
Ekskresi: obat dibersihkan secara cepat dari tubuh melalui ginjal
Sebagai hasil dari proses ini, hanya sebagaian kecil dari obat yang akan mencapai
jaringan target, cepat dibersihkan dan tidak cukup untuk mencapai efek yang
diinginkan.
Sistem penghantaran dan pentargetan obat yang ideal antara lain:
Obat mempunyai target spesifik kepada sel atau jaringan target
Menjaga obat agar diluar organ, sel, atau jaringan yang bukan target
Meminimalisasi penguraian kadar obat ketika mencapai target
Melindungi obat dari metabolisme
Melindungi obat dari klirens dini
Menahan obat pada tempat kerja selama waktu yang dikehendaki
Memfasilitasi transport obat kedalam sel
Menghantarkan obat ke target intraselular
Harus biokompartibel, biodegradabel dan non-antigenik
Penghantaran obat secara parenteral memiliki beberapa kerugian antara lain: invasif,
harus diberikan oleh tenaga professional. Untuk pelepasan obat yang diperpanjang
biasanya dengan injeksi subkutan atau intramuskular. Obat-obat yang mengancam
kehidupan seperti kanker, penyakit karena mikroba, virus dan jamur, penyakit kronik
seperti arthritis harus mendapat prioritas dalam pengembangannya.
Ligan merupakan bagian pengenal dari target tertentu seperti reseptor galaktosa pada
sel parenchim, di mana residu galaktosa pada pembawa obat dapat mentargetkan
pembawa ke sel ini.
Pembawa yang larut (soluble carriers) termasuk antibodi dan polimer sintetik seperti
poly (hydroxyproprylmetacrylate), poly(lysine), poly(aspartic acid),
ly(vinylpyrrolidone). Banyak pembawa partikulat dibuat untuk penghantaran dan
pentargetan obat intravena.
Makin kecil ukuran, makin mudah molekul berpindah secara pasif dari satu
kompartemen ke lainnya, di mana pembawa dapat melalui endothelial dari sirkulasi
darah. Ukuran partikular yang lebih besar dari 10nm tidak dapat melalui pori dari
barrier, kecuali dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Kapiler kontinu terdapat dalam
sirkulasi umumnya, fenestrated terdapat dalam kelenjar eksokrin dan pancreas,
sedangkan sinusoidal terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang.
Mononuclear phagocyte systems (MPS), juga dikenal dengan retikuloendothelial
system (RES). MPS terdiri dari:
Sel-sel tetap: makrofag dalam hati (sel kuppfer), limpa, paru-paru, sumsum
tulang, kelenjar getah bening
Sel-sel bergerak : monosit darah dan makrofag jaringan, merupakan bagian
dari sistim imun, yang berfungsi: mengeluarkan dan mendestruksi bakteri,
mengeluarkan dan memetabolisme protein terdenaturasi, memproses dan
menunjukkan antigen, menimbun koloid inert, dan mencegah toksisitas dalam
sel.
Sel-sel MPS bertanggung jawab untuk menghilangkan partikulat seperti mikroba,
partikulat lain seperti microspheres, liposomes, dll. Kliren MPS sangat bergantung
dari sifat fisikokimia dari partikulat, ukuran, muatan dan hidrofobisitas permukaan.
Penargetan pasif menggunakan pola distribusi pasif (natural) dari pembawa obat
dalam tubuh dan tidak ada ligan pada pembawanya. Contoh, pembawa partkulat
cenderung diphagocytosis oleh sel-sel dari MPS. Untuk menghindari makrofag,
biasanya partikulat disalut dengan bahan tertentu seperti poly ethylene glycol.
Strategi active targeting menggunakan ligan yang ditempelkan pada pembawa, untuk
menghantarkannya ke sel, jaringan, atau organ yang spesifik. Sistem penghantaran ini
biasanya terdiri dari tiga bagian; pembawa, ligan, dan obat.
Keuntungan pembawa partikulat antara lain:
Memiliki loading capacity yang cukup besar sehingga memungkinkan
bagi obat-obat yang berukuran molekul besar
Obat tidak berikatan secara kimia dengan pembawa
Tingkat perlindungan yang cukup dapat diberikan pada molekul obat yang
dienkapsulasi dalam pembawa
Sistem partikulat juga memiliki kekurangan yakni, ketidakmampuannya untuk
melintasi barrier endotelial dan meninggalkan sistem sirkulasi.
Liposom merupakan struktur vesikular yang terdiri dari satu atau lebih lipid bilayer
yang menyelubungi inti cair. Diameter liposom bervariasi mulai dari 0,02 sampai
20µm, dapat berbentuk multilamellar atau unilamellar.
Liposom dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi dan aplikasinya secara in vivo,
yakni:
Liposome konvesional : bermuatan netral atau negative, biasa digunakan
untuk passive targeting.
Stealth liposome (liposome yang distabilkan secara sterik), di mana
permukaannya disalut bahan hidrofil, figunakan untuk memperpanjang waktu
sirkulasi.
Immunoliposome, dapat berupa konvesional atau yang distabilkan secara
sterik, untuk penargetan aktif biasanya untuk anti kanker.
Liposom kationik, bermuatan positif, untuk menghantarkan materi genetic.
Polimerik misel digunakan sebagai media perantara pada sediaan injeksi yang
mengandung obat yang sulit larut dalam air, seperti paclitaxel, indometasin,
amfoterisin B, adriamisin, camphotecin, tamoxifen, dan dihidrosteron. Penggunaaan
polerik misel dapat meningkatkan keefektifan obat.
Lipoprotein adalah sistem pembawa lipid endogen yang terdiri dari satu lipid dan satu
lapisan tempat apolipoprotein ditemukan.
2.4 Bentuk Sediaan Obat Implant
Implant merupakan suatu system penghantar obat yang dibuat untuk menghantarkan
obat dengan kecepatan tertentu, dengan periode waktu yang diperpanjang, seperti
pada injeksi, ocular, maupun subkutan. Implant dapat berbentuk anatara lain;
- Polimer = biodegradable atau non biodegradable dengan berbagai bentuk
(batang, silinder, cincin, film), ukuran dan mekanisme pelepasan obat.
- Mini-pumps = dimana diberikan energy oleh mekanisme osmosa atau
mekanik.
Implant yang digunakan untuk terapi awal biasanya dimasukkan ke dalam subkutan
pada bagian lengan atas, permukaan anterior dari paha, atau bagian bawah abdomen,
di rongga mata (intravitreal implant) atau intraperitoneal.
Keuntungan implant;
- Kenyamanan (convinance) = pasien dapat melakukan pengobatan diluar
rumah sakit dengan pengawasan yang minimal
- Kepatuhan bertambah (compliance) = karena pasien tidak akan lupa minum
obat
- Baik untuk pelepasan obat terkontrol = dapat menghantarkan obat secara orde
nol dengan keuntungan menghindari resiko toksisitas dan ketidakefektifan
terapi konvensional dan mengurangi frekuensi pemberian obat.
- Baik untuk pelepasan obat berselang (intermittent release)
- Mamaksimalkan penghantaran obat = dapat mengurangi pengaruh barrier, dan
obat tidak melalui saluran cerna dan hati.
- Fleksibilitas = fleksible dalam hal pemilihan bahan, metode pembuatan, kadar
obat dan kecepatan pelepasan obat
Kerugian implant;
- Invasive = diperlukan prosedur bedah minor dn mayor untuk memulai terapi
- Pemberian obat = implant polimer non-biodegradabel dan pompa osmotic
harus dikeluarkan/diangkat pada akhir pengobatan
- Bahaya kerusakan alat dapat menyebabkan gagal terapi
- Terbatasnya obat-obat poten = hanya hormone yang cocok untuk implant
- Biokompatibel = reaksi tubuh terhadapa benda asing
A. Implant non-degradabel
Terbagi atas 2 tipe;
Reservoir: adalah obat yang dikelilingi oleh membrane polimer
pengontrol kecepatan.
Matrix: adalah obat yang didistribusikan ke dalam polimer matrix.
B. Implant biodegradable
Implant non-biodegradabel mempunyai keterbatasan;
- Implant harus dikeluarkan setelah obatnya kabis
- Obat yang larut dalam air/mudah terionisasi dan makromolekul seperti
peptide dan obat protein harus berdifusi melalui membrane
- Kecepatan pelepasan obat sangat tergantung pada polimernya
Keterbatasan menyebabkan dikembangkannya implant polimer biodegradable dengan
kelebihan;
- Larut dalam air dan mudah terdegradasi oleh enzim tertentu, ex; polimer alam
dari albumin
- Bioerosi-disolusi bertahap dari matrix polimer
- Biodegradasi-degradasi karena proses enzymatic
C. Implantable pumps
- Energy untuk pelepasan obat oleh alat ialah perbedaan tekanan yang
menyebabkan aliran obat/larutan obat pada kecepatan tertentu. Energy ini
tergantung dari perbedaan konsentrasi obat antara dalam formulasi sekitarnya.
2.5 Bentuk Sediaan Obat Peroral
Bentuk sediaan obat peroral merupakan sediaan obat untuk sistemik yang mudah
digunakan, murah, dan banyak digunakan.
Saluran cerna terdiri dari 4 bagian utama yaitu: rongga mulut, lambung, usus kecil,
dan usus besar. PH saluran cerna orang sehat pada lambung 1,5-3,5, duodenum 5-7,
jejunum 6-7, ileum 6-7,5, colon 5,5-7, dan rectum 7.
Faktor formulasi mempenaruhi biovailabilitas peroral obat-obat konvensional seperti
solution, suspensi, emulsi, kapsul, tabel, dll.
Keuntungan:
Mudah dan nyaman digunakan pasien
Area absorpsi yang luas (luas usus kecil 200m2)
Banyak pembuluh darah
Pada pelepasan obat yang diperpanjang dapat mengurangi Frekuensi
pemberian obat
Pada pelepasan obat terkontrol dapat mengontrol kadar obat dalam jangka
waktu tertentu, mengurangi Frekuensi pemberian obat
Kerugian:
Variabilitas: kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi dari bentuk sediaan
obat konvensional dipengaruhi oleh fluktuasi pH di lambung dan usus kecil,
ada tidaknya makanan, pengosongan lambung, interaksi obat, jenis kelamin,
ras, umur dan keadaan penyakit.
Reaksi tambahan: iritasi local dan sensitivitasi obat
PH: beberapa obat rusak dengan suasana asam lambung
Tablet disalut agar tahan terhadap cairan lambung, tapi akan larut dalam usus kecil.
Umumnya digunakan untuk obat-obat yang mengiritasi lambung, bila dilepakan di
lambung akan menyebabkan muntah, rusak oleh asam atau enzim di lambung,
pelepasan obatnya diperlambat
Obat disalut oleh bahan polimer seperti selulosa asetat ftalat (larut pada pH 5,2) yang
tidak larut dalam asam lambung, tapi larut dalam pH usus.
Transmukosa peroral terbagi menjadi:
Pelepasan obat sublingual, melalui mukosa bawah lidah dan bagian dasar
mulut
Pelepasan obat bawah bukal, melalui mukosa dari pipi, gusi dan juga bibir
bagian atas / bawah.
Keuntungan:
Area luas permukaan untuk absorpsi
Mudah mencapai target
Mudah digunakan seperti sprays, tablet dan patches
Banyak pembuluh darah, mudah diabsorpsi dan onset of action cepat
Aktivitas metabolisme rendah, sehingga obat terhindar dari enzim lambung
dan first pass effect
Variabilitas rendah, tidak ada pengaruh motilitas, PH, makanan
Pelepasan obat yang diperpanjang, mengurangi Frekuensi pemberian
Alternative untuk pasien muntah, sukar menelan tablet, obat yang merangsang
lambung, tidak stabil dalam saluran cerna, dan obat yang mengalami first pass
effect
Pelepasan obat terkontrol : mencegah toksisitas, mengurangi Frekuensi
pemberian, memudahkan pasien.
Kerugiannya adalah tidak semua bahan obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan ini.
2.6 Penghantar Obat Transdermal
Merupakan pelepasan obat melalui kulit, bersifat sistemik. Stratum korneum (lapisan
yang paling luar) adalah penghalang utama pada system ini.
Tabel 6.1; macam-macam obat trasdermal
Obat Guna Dosis Lama Ukuran(cm2)
Clonidine Menurunkan
tekanan darah
0,1 , 0,2 , 0,3
mg/hari
7 hari 3,5,7,10,5
17βestradiol Gejala
menapouse dan
osteoporosis
0,005 , 0,01
mg/hari
3,7,34 18,27,36
Nitrogliserin Angina 48,96 12-14 jam’on’
12-14
jam’off’
16,32
Nicoyine Perokok 7,14,21
mg/hari
16-24 hari 10,20,30
Fentanyl Block visceral
pain
0,6 , 1,2 , 1,8
mg/hari
3 hari 10,20,30
Ethynil
estradiol
Cegah
kehamilan
0,75 mh/7hari 7 hari 20
Factor yang mempengaruhi pelepasan obat transdermal;
- Variabilitas daerah permukaan kulit yang ditempel patch
- Kondisi kulit
- Umur
- Iritasi kulit
Keuntungan obat transdermal;
- Mencegah metabolism presistemik di hati dan saliran cerna
- Mengurangi variabilitas antar pasien
- Kadar obat dapat dikontrol pada sirkulasi sistemik untuk obat yang kerjanya
diperpanjang
- Untuk kerja oabat yang diperpanjang dapat mengurangi frekuensi pemberian
obat
- Meningkatkan kemudahan dan kenyamanan pemakaian obat
- Pelepasan obat dapat mudah diakhiri dengan cara melepaskan patch
Kerugian obat transdermal;
- Terbatas untuk obat-obat poten lebih kecil atau sama dengan 10 mg
- Mempunyai kelarutan yang baik dalam air dan minyak
- Kadang-kadang mengiritasi kulit
2.7 Penghantar Obat Intra Nasal
Gunanya adalah untuk efek local sseperti obat tetes hidung/spray.
Factor yang mempengaruhi bioavailabilitas nasal;
- Aliran darah, penykit, aktifitas enzim
- Luas permukaan untuk absorbsi
- Waktu kontak, mukus
Keuntungan obat intra nasal;
- Area permukaan untuk absorbs luas (160 cm2)
- Banyak supply darah sehingga aborbsi cepat
- Aktifitas metabolism yang rendah dibansingkan peroral
- Mudah diakses untuk penghantaran obat
- Bentuk sediaan alternative, jika tidak dapat digunakan obat saluran cerna
Kerugian obat intra nasal;
- Mucociliary clearance mengurangi waktu retensi obat dalam rongga hidung
- Difusi obat terhalang oleh mucus
- Mukosa nasal dan seresinya dapat mendegradasi obat
- Hanya untuk obat yang poten (dosisi kecil)dengan ukuran partikel 5-10 μm
- Kurang reprodusibilitas pada penyakit yang berhubungan dengan rongga
hidung
- Iritasi local dan sensitisasi obat harus diperhatikan
2.8 Penghantar Obat Melalui Paru-paru
Keuntungan penghantar untuk local (obat anti asthma);
- Dosis yang diperlukan untuk efek farmakologis dapat dikurangi daripada oral
- Konsentraasi rendah dalam sirkulasi sistemik mengurangi efek samping
sistemik
- Onset of action yang cepat
- Menghindari reaksi saluran cerna metabolism hati
Kerugian penghantar untuk local; efek samping local dan pasien tidak dapat
menggunakan alat dengan benar
Keuntungan penghantar untuk sistemik (insulin);
- Paru mempunyai area yang luas untuk absorbs
- Paru memiliki permeabilitas yang lebih tinggi daripada usus kecil
- Mempunyai vaskularitas tinggi yang mempercepat absorbs dan onset of action
- Paru lebih baik terhadap obat protein dan peptide daripada saluran cerna
Kerugian penghantar untuk sistemik;
- Alat untuk aerosol sulit digunakan
- Absorbs obat dihalangi oleh lapisan mucus
- Mucociliary clearance mengurangi waktu retensi obat dalam paru
- Banyak factor yang mempengaruhi reprodusibilitas penghantaran obat
melalui paru, termaksud variable fisiologis dan farmaseutik.
2.9 Penghantaran Obat Melalui Vagina
Sampai saat ini pengobatan melalui vaginal terbatas untuk obat topikal dalam
pengobatan lokal dengan berbagai kondisi seperti anti infeksi termasuk antibakteri,
anti jamur, antivirus, dan sebagainya. Bentuk sediaan obat vaginal yang
konvensional berupa ovula, krim, aerosol foams, gels, tablet, vaginal ring dan lain-
lain biasanya digunakan dengan bantuan aplikator.
Keuntungan penghantaran obat melalui vagina :
Area permukaan relatif luas, lebih kecild ari nasal, rectal, pulmonary, dan intestinal
Mempunyaibanyak supply darah, sehingga mempercepat absorpsi obat dan onset of
action
Aktifitas metabolism terhadap obat-obat peptida dan protein lebih rendah
dibandingkan dengan saluran cerna, sehingga merupakan alternatif obat peroral.
Mempunyai permeabilitas tinggi terhadap beberapa obat
Relative mudah digunakan
Untuk obat yang long acting, dapat mengurangi frekuensi pemberian obat
Alternatif jika obat peroral tidak bisa, antara lain :
- Pasien mual/muntah
- Pasien tidak dapat menelan obat
- Obat yang dapat merangsang lambung
- Obat yang tidak stabibl dalam saluran cerna
- Obat yang mengalami first pass effect di hati
Dapat digunakan untuk pelepasan obat terkontrol, dimana mempunyai keuntungan
antara lain :
- Mencegah resiko keracunan dan menambah efektifitas terapi
- Mengurangi frekuensi dosis
- Menambah kenyamanan pasien
Kerugian penghantaran obat melalui vagina:
Terbatas untuk obat-obat yang potent
Jumlah cairan vaginal yang terbatas, dapat mengakibatkan iritasi oleh sediaan obat
Fluktuasi ketebalan dinding vagina dan PH, sehingga tidak dapat untuk obat dengan
indek terapi sempit
Otot disekitar vaginal tidak cukup kuat seperti rectum, sehingga obat dapat keluar,
dapat dicegah dengan menggunakan obat sebelum tidur
Kendala dari siklus menstruasi, kehamilan dan lain-lain.
2.10 Penghantaran Obat Melalui Mata (ophhalmic drug delivery)
Ada 3 tipe rute utama untuk pengobatan mata : topical, sistemik, intraocular. Route
tropikal biasanya digunakan untuk pengobatan mata, dengan memberikan obat
langsung pada kantung konjungtiva untuk efek local di mana susah dicapai dengan
sistemik dan mencegah metabolisme obat.
Beberapa obat dapat masuk ke dalam jaringan ocular melalui sistemik seperti
acetazolamide untuk pengobatan glaukoma, juga steroid dan antibiotic dapat
berpenetrasi ke dalam mata. Pengobatan sistemik merupakan pilihan utama untuk
penyakit mata di bagian posterior seperti saraf mata, regina, dan uveal tract. Kerugian
sistemik ialah semua bagian tubuh terkena aksi dari obat di mana hanya bagian kecil
yang perlu diobati. Area kontak obat mata sekitar 3 cm2, dan konsentrasi obat
merupakan faktor utama dalam absorpsi obat.
Metil selulosa merupakan eksipien untuk menambah kekentalan larutan yang berguna
dalam hal:
Melokalisasi obat di tempat tertentu, sehingga menambah bioavaibilitas
Menambah kontak pada tempat absorpsi, membantu permeabilitas jaringan.
Memperpanjang waktu kerja obat, sehingga mengurangi Frekuensi pemberian
Carbomer merupakan polimer dari poly (acrylic acid) banyaak digunakan di industri
farmasi dan kosmetik, mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
Pada konsentrasi rendah mempunyai viskositas yang tinggi.
Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa iritasi.
Dapat bercampur dengan banyak obat.
Pasien merasa nyaman.
Mempunyai toxisitas rendah.
Sistem dispersi dapat berupa:
Suspensi: contoh steroid (diameter bahan padat < 10µm) dapat
memperpanjang kerja obat.
Particulat: sistem non-partikel dapat menambah absorpsi obat, karena kontak
yang lama, contoh: betaxolol-poly-ε caprolacton nanopartikel (10 – 1000nm)
mengurangi tekanan intraocular lebih baik dari obat tetes mata biasa.
Liposom: merupakan vesikel mikroskopis yang terdiri dari membrane lipid
bilayers dan bagian air, di mana hasilnya lebih baik dari bentuk sediaan
larutan biasa.
Emulsi: dapat memperpanjang kerja obat dan mengurangi iritasi.
Soft contact lenses dan ocular insert : berfungsi sebagai reservoir dalam
penyaluran obat, contoh: ocusert yang dapat melepaskan pilocarpine 20, 40
µg/jam dalam seminggu iutnuk mengobati glaucoma kronis.
Erodible implants: dapat memperlambat kerja obat.
2.11 Penghantaran Obat Pada Susunan Saraf Pusat
Obat-obat yang sering digunakan pada susunan saraf pusat termasuk obat gangguan
jiwa (seperti depresi, cemas), epilepsy, Parkinson‘s diseases , Alzheimer’s diseases,
nyeri (Ianalgesic opoid), dan tumor otak.
Idealnya obat-obat untuk pengobatan penyakit susunan saraf pusat langsung diberikan
pada site o on action. Masuknya molekul obat ke otak diatur oleh blood- brain
barrier / BBB (selective barrier yang berada antar otak dan pembuluh darah).
Penghantaran obat ke dalam otak :
Intracerebroventricular drug infusion (dipengaruhi oleh physical barriers,
enzim-enzim, afinitas obat, difusi dari obat)
Implant
Reversible BBB disruption
Immunoliposome.
Immunoliposome
Dapat digunakan untuk menghantarkan obat ke otak dengan memakai sistem
receptor-mediated transcytosis, di mana obat diserap dalam pembawa liposome
dengan perantaraan PEG. Contoh: obat kanker.
III. Penutup
Bentuk sediaan obat beremacam-macam. Namun beberapa bentuk sediaan obat
mempunyai kekurangan, antara lain: penghantaran obat secara parenteral bersifat
invasive, harus dikerjakan oleh petugas kesehatan dan lama kerja obat yang
pendek. Dan ada pula beberapa obat yang tidak bisa diberikan secara oral seperti
misalnya insulin, dan obat-obat topical seperti salep. Masing-masing obat
memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri.
Daftar Pustaka
Sudrajat, S. E. Bentuk sediaan obat baru (nano medicine). Jakarta: Fk Urida;2010