fera 07-95 pedo 2

15
PERBANDINGAN RESTORASI KELAS I DENGAN BAHAN MIRACLE MIX DAN GLASS IONOMER CEMENT PADA GIGI SULUNG Sebelum membahas perbandingan antara restorasi kelas I dengan bahan miracle mix dan glass ionomer cement pada gigi sulung, maka terlebih dahulu kita lihat pemakaian masing-masing bahan tersebut. Restorasi kelas I Miracle Mix Miracle Mix ( GC ) atau Silver Alloy Glass Ionomer Restorative Cement merupakan bahan restorasi gabungan dari silver alloy dan Glass Ionomer untuk restorasi oklusal dan Core Build Up. Keunggulan Miracle Mix : Adhesi kimia terhadap struktur jaringan gigi maximal Menutup celah marginal restorasi dengan baik Melepaskan ion Floride Radioopak, memudahkan dalam diagnose Kekuatan fisik yang tinggi. Kerugian dari bahan ini adalah: 1

Upload: fera-sun

Post on 26-Jun-2015

507 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: fera 07-95 pedo 2

PERBANDINGAN RESTORASI KELAS I DENGAN

BAHAN MIRACLE MIX DAN GLASS IONOMER

CEMENT PADA GIGI SULUNG

Sebelum membahas perbandingan antara restorasi kelas I dengan bahan

miracle mix dan glass ionomer cement pada gigi sulung, maka terlebih dahulu kita

lihat pemakaian masing-masing bahan tersebut.

Restorasi kelas I Miracle Mix

Miracle Mix ( GC ) atau Silver Alloy Glass Ionomer Restorative Cement

merupakan bahan restorasi gabungan dari silver alloy dan Glass Ionomer untuk

restorasi oklusal dan Core Build Up.

Keunggulan Miracle Mix :

Adhesi kimia terhadap struktur jaringan gigi maximal

Menutup celah marginal restorasi dengan baik

Melepaskan ion Floride

Radioopak, memudahkan dalam diagnose

Kekuatan fisik yang tinggi.

Kerugian dari bahan ini adalah:

kadang menyebabkan sensitivitas Sangat lemah dari amalgam dan composite

Kecenderungan untuk retak

1

Page 2: fera 07-95 pedo 2

Manipulasi Bahan miracle mix:

1. Preparasi kavitas

a) preparasi gigi menggunakan teknik standar. Retensi mekanis yang luas tidak

penting. Untuk pulp capping, gunakan calcium hydroxide.

b) cuci dan keringkan. GC CAVITY CONDITIONER (10 detik) atau GC

DENTIN CONDITIONER (20 detik) dianjurkan untuk membuang smear

layer (Fig. 1).

2. Capsule Activation/mixing

a) sebelum aktivasi kocok capsule atau ketuk sisinya pada pada permukaan yang

keras untuk melepaskan powder (Fig. 2).

2

Page 3: fera 07-95 pedo 2

b) untuk mengaktivasi kapsul tekan plunger hingga ia sama rata dengan main

body (Fig. 3).

c) segera letakkan kapsul ke dalam metal GC Capsule. Applier dan click

pengungkit sekali (Fig. 4). Capsule sekarang telah diaktivasi.

Catatan :

Capsule sebaiknya diaktivasi sebelum mixing dan gunakan segera.

3

Page 4: fera 07-95 pedo 2

d) segera buang capsule dan letakkan ke dalam mixer (amalgamator) dan campur

selama 10 detik dengan kecepatan tinggi (+/-4,000 RPM) (Fig. 5) .

Teknik Restorasi

a) segera buang mixed capsule dari mixer dan isikan ke dalam GC Capsule

Applier. Waktu initial extrusion setelah mixing : 10 detik maximum.

b) Buat dua clicks untuk memancing capsule kemudian semprotkan (Fig. 6).

Waktu kerja selama 1 menit dari mulainya mixing pada temperatur 23°C (73.4°F).

Temperatur yang lebih tinggi akan mempersingkat waktu kerja.

c) Buang permukaan yang beruap tetapi jangan sampai kering.

d) dalam 10 detik maximum setelah mixing, mulai masukkan campuran secara

langsung ke dalam preparasi (Fig. 7). Hindari adanya gelembung udara.

4

Page 6: fera 07-95 pedo 2

based on the reaction of and . Materi ini didasarkan pada reaksi silikat kaca

bubuk dan asam polyalkenoic. These tooth-coloured materials were introduced in

1972 for use as restorative materials for anterior teeth (particularly for eroded

areas, Class III and V ). Ini gigi-bahan berwarna diperkenalkan pada tahun 1972

untuk digunakan sebagai bahan restoratif gigi anterior (terutama untuk daerah-

daerah terkikis, Kelas III dan V rongga).

Karena sifatnya yang melekat secara kimiawi dengan jaringan keras gigi

dan melepaskan fluoride dalam jangka waktu yang cukup lama, penggunaan GIC

(Glass Ionomer Cement) menjadi semakin luas. Keuntungan adanya fluor di

dalamnya membuat GIC sangat cocok untuk restorasi pada gigi sulung di anterior

terutama untuk bagian proksimal. Akan tetapi tidak dianjurkan untuk restorasi

pada gigi molar sulung.

Komposisi

GIC terdiri dari dua macam bahan di dalamnya yaitu likuid (cairan) dan bubuk.

Bubuk

Bubuk untuk GIC pada umumnya terdiri dari :

Silica 41.9%

Alumina 28.6%

Aluminium Fluoride 1.6%

Calcium Fluoride 15.7%

Sodium Fluoride 9.3%

Aluminium Phosphate 3.8%

Likuid

Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan

konsentrasi antara 40-50%.

6

Page 7: fera 07-95 pedo 2

Penggunaan GIC

Penggunaan GIC pada umumnya adalah :

Type I – Untuk luting cements

Type II – Untuk restorasi

Type III – Semen Dasar

Type IV - Fissure sealants

Type V – Semen Ortodontik

Sebagai Luting Agent

Sebagai Luting Agents, GIC sangat membantu pemasangan crowns,

jembatan, veneer dll. Menempelkan Alat Ortodontik Cekat

Meskipun saat ini lebih banyak digunakan resin komposit untuk proses ini, tetapi

GIC tetap memiliki keunggulan. GIC dapat melekat erat pada gigi karena interaksi

ion Poliakrilat dan kristal hidroksiapatit pada gigi, sehingga tidak membutuhkan

etsa asam lagi. Di samping itu, efek antikariogenik yang dimilikinya tetap menjadi

nilai tambah.

Perawatan Fissure Sealants

Untuk keperluan ini, bubuk GIC dicampurkan dengan likuidnya dimana

likuid lebih banyak. Dengan demikian, GIC bisa masuk ke dalam celah pit dan

fissure pada gigi posterior.

Sebagai Semen Dasar

GIC memiliki berbagai keuntungan untuk digunakan dalam tugas ini

karena kemampuannya melekat pada dentin dan email serta kemampuannya

melepas fluoride yang tidak saja mengatasi karies, tapi juga mencegah terjadinya

7

Page 8: fera 07-95 pedo 2

karies sekunder. Selain itu, bahan ini juga dapat merangsang terbentuknya dentin

sekunder. GIC dapat digunakan untuk tambalan berbahan resin komposit maupun

amalgam.

Sebagai Adhesive Cavity Liners (Teknik Sandwich)

Teknik ini menggunakan GIC yang diposisikan seolah menggantikan

dentin, dan komposit sebagai pengganti email. Restorasi ini sebaiknya dilakukan

dengan terencana dan bukannya sekedar menutupi restorasi GIC yang buruk.

ART (Atraumatic Restorative Treatment)

ART adalah teknik perawatan karies pada gigi yang banyak dilakukan di

negara dunia ketiga dimana keberadaan tenaga kesehatan gigi dan bahan-bahan

terbatas, sementara kebutuhan cukup tinggi. Teknik ini hanya menggunakan

instrumen sederhana seperti ekskavator untuk membuang sebanyak mungkin

jaringan karies.

Restorasi Pada Gigi Susu

Karena sifatnya yang melepaskan fluoride dan kebutuhan preparasinya yang

minimal, GIC menjadi salah satu pilihan utama untuk restorasi pada gigi sulung.

Restorasi pada gigi anak-anak berbeda dengan pada gigi dewasa karena umur gigi

sulung yang terbatas dan daya kunyah yang ditahan tidak sebesar gigi dewasa. Di

awal 1977, diketahui bahwa GIC memiliki keuntungan lain pada restorasi karena

kemampuannya melepaskan fluoride dan kemampuannya menempel pada jaringan

keras gigi dengan baik. Di samping itu, dengan jangka waktu pengerjaan yang

relatif singkat, GIC akan sangat menguntungkan jika digunakan pada restorasi

gigi anak. Akan tetapi GIC tetap tidak dianjurkan untuk gigi molar sulung.

Keuntungan penggunaan GIC:

8

Page 9: fera 07-95 pedo 2

Perlekatan yang bagus dengan struktur gigi

Retensi cukup tinggi

Mampu melepaskan fluoride

Biokompatibel

Preparasi minimal dan waktu kerja yang singkat.

Kekurangan GIC:

o Rapuh

o Mudah larut dalam saliva

o Kasar

o Sensitif terhadap air pada saat setting time.

o Kurang estetis dibandingkan komposit.

Manipulasi Glass Ionomer

Teknik ART

Prinsip kerja ART adalah menghilangkan jaringan karies dengan hanya

menggunakan instrumen tangan tanpa pengeboran dan kemudian menambal

kavitas dengan Glass Ionomer. Indikasi ART adalah karies pada gigi vital yang

baru mencapai dentin, letak gigi memungkinkan masuknya instrumen, serta tidak

ada abses, fistel, dan sejenisnya.

Isolasi gigi yang akan ditambal dengan cotton roll atau rubber dam. Buka

kavitas dengan ekskavator dari arah oklusal menuju kavitas, dengan gerakan

memutar buang seluruh jaringan karies. Kemudian bersihkan kavitas dengan

cotton pellet.

Proses selanjutnya adalah dentine conditioning dengan cairan Glass

Ionomer yang diencerkan. Teteskan 1 tetes liquid Glass Ionomer di atas paper

mixing pad, celupkan satu cotton pellet ke dalam air kemudian peras, dengan

cotton pellet ini ambil tetesan liquid Glass Ionomer dan aplikasikan pada kavitas

10-15 detik. Kemudian bersihkan kavitas dengan 3 cotton pellet basah dan 3

cotton pellet kering.

9

Page 10: fera 07-95 pedo 2

Buat adukan Glass Ionomer yang sama warnanya dengan warna gigi

pasien sesuai petunjuk pabrik, setelah campuran menyerupai chewing gum

aplikasikan ke dalam kavitas dengan bantuan Ash 49.

Tekan tambalan dengan matriks yang sesuai kontur gigi, kemudian

oleskan cocoa butter atau varnish di atas tambalan, biarkan 1-2 menit.

Teknik Preparasi Biasa

Lakukan preparasi pada kavitas hingga semua jaringan karies terbuang.

Proses selanjutnya adalah dentine conditioning dengan cairan Glass Ionomer yang

diencerkan. Teteskan 1 tetes liquid Glass Ionomer di atas paper mixing pad,

celupkan satu cotton pellet ke dalam air kemudian peras, dengan cotton pellet ini

ambil tetesan liquid Glass Ionomer dan aplikasikan pada kavitas 10-15 detik.

Kemudian bersihkan kavitas dengan 3 cotton pellet basah dan 3 cotton pellet

kering.

Buat adukan Glass Ionomer yang sama warnanya dengan warna gigi

pasien sesuai petunjuk pabrik, setelah campuran menyerupai chewing gum

aplikasikan ke dalam kavitas dengan bantuan Ash 49.

Tekan tambalan dengan matriks yang sesuai kontur gigi, kemudian

oleskan cocoa butter atau varnish di atas tambalan, biarkan 1-2 menit.

Langkah-langkah pembuatan restorasi Semen Glass Ionomer :

1. Isolasi gigi dengan menggunakan rubber dam.

2. Pembuatan outline kavitas untuk lesi yang luas, namun tidak dilakukan

extention for prevention.

3. Hilangkan semua jaringan karies menggunakan bor bundar kecepatan

rendah atau dengan instrumen tangan .

4. Oleskan asam poliakrilat selama 10 detik, lalu bilas dengan air dan

keringkan.

10

Page 11: fera 07-95 pedo 2

5. Semen glass ionomer yang telah dikemas dalam kapsul, tekan kapsul

terlebih dahulu selama 3 detik untuk memudahkan pencampuran cairan

dan bubuk yang terdapat didalamnya. Lalu diaduk dengan amalgamator

selama 10 detik. Ambil 3 sampai dengan 4 mm adonan yang telah

tercampur tersebut lalu masukkan ke dalam kavitas.

6. Setelah semen glass ionomer berada dalam kavitas tekan-tekan dengan

menggunakan burnisher. Beri selapis tipis semen resin modified glass

ionomer.

7. Biarkan tambalan beberapa saat agar terhindar dari kontaminasi. Hal ini

bisa dicapai apabila pada kavitas diberi selapis tipis vernis atau bonding di

atas permukaan semen.

8. Lihat kembali permukaan oklusal setelah rubber dam dilepas.

Perbandingan pemakaian kedua bahan tersebut:

Miracle Mix Glass Ionomer Cement

Melepaskan ion Floride Mampu melepaskan fluoride

Kecenderungan untuk retak Rapuh

Kekuatan fisik yang tinggi. Retensi cukup tinggi

11

Page 12: fera 07-95 pedo 2

Sangat lemah dari amalgam dan

composite

Kurang estetis dibandingkan

komposit.

kadang menyebabkan

sensitivitas Mudah larut dalam saliva

Menutup celah marginal restorasi

dengan baik

Perlekatan yang bagus dengan

struktur gigi

Adhesi kimia terhadap struktur

jaringan gigi maximal

Preparasi minimal dan waktu kerja

yang singkat.

12