finish_tugas kelompok_dok furqaan_hia project (2)

41
HASIL KAJIAN HEALTH IMPACT ASSESSMENT KEL. INDUSTRI 1 S3-KESMAS 2013 YUSRIANI NIM. P0201313404 EKA Y ANTI H. AHMAD NIM. P0201313002 T ASLIM TAHIR NIM. P0201313009

Upload: ekayanti-h-ahmad

Post on 14-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

HIA

TRANSCRIPT

DRAFT HEALTH IMPACT ASSESSMENT

HASIL KAJIAN HEALTH IMPACT ASSESSMENTKEL. INDUSTRI1S3-KESMAS 2013YUSRIANINIM. P0201313404EKAYANTI H. AHMADNIM. P0201313002TASLIM TAHIRNIM. P0201313009ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN PT. MARUKI INTERNATIONAL INDONESIA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN TENAGA KERJA WANITA DI KOTA MAKASSARJUDUL2Dasar Hukum3UU NO 13 Tahun 2003 (KETENAGAKERJAAN) Usia Pekerja Perempuan (pasal 76) Waktu kerja, lembur, istirahat, cuti (pasal 77-79) Kesehatan (Haid, Hamil dan Menyusui) (pasal 81-83) Perlindungan (K3, Moral dan Kesusilaan) ---(Pasal 86-87)

3UU NO 36 Tahun 2009 (KESEHATAN)4Perlindungan terhadap wanita sebelum hamil, saat melahirkan dan sesudah melahirkan, pengaturan kehamilan, alat kontrasepsi, kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi.Kewajiban pengusaha memberikan jaminan kesehatan & menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan bagi pekerja termasuk kesehatan ibu.PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU SELAMA WAKTU KERJA DI TEMPAT KERJA

TENTANG

5PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI, DAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, DAN 1177/MENKES/PB/XII/ 2008 TAHUN 20086Data Sakernas, 2005-2009 Tingkat Partisipasi angkatan kerja perempuan (50%)

Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non-pertanian (29,02% 33.45%)PERAN EKONOMI : KUALITAS HIDUPMasalah Kesehatan Nakerwan7 FUNGSI REPRODUKSI (Haid, Hamil, Melahirkan) GANGGUAN GIZI ANEMIA, KEP Keterpaparan Zat Kimia Gangguan JaninAbsent Jam Kerja Hilang PRODUKTIVITAS 8Masalah Pekerja Perempuan Hak Reproduksi1. Memiliki hak cuti melahirkan tidak dibayar2. Tidak dapat mengambil cuti haid (DISMENORRHEA) tanpa surat keterangan dokter9 Terdapat korelasi antara anemia Vs kelelahan kerja yang bekerja pada malam hari (r = 0.357 ; p = 0.005) Perasaan Lelah Berbeda antara Kelompok Anemia Vs Tidak Anemia (p = 0.022)Evidence Based StudyStudy : PT Kosoema Nanda Putra, Pedan Klaten, Jawa Tengah(Untari, et al., 2004)

10Intervensi gizi pada pekerja perempuan (40 orang ) selama 3 bulan di Industri Batik Kabupaten Sragen

Evidence Based Intervention Study

Rata-rata waktu kecepatan menyelesaikan pekerjaan sesudah pemberian intervensi gizi lebih singkat daripada sebelum pemberian intervensi (mean 4.64; p=0.000). (Wardani MW., 2007)11Masih banyak perusahaan belum memenuhi hak kesehatan reproduksi di tempat kerja(Menkes RI, 2011)Melanggar peraturan perundang-undangan yang berlakuTarget Indonesia menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi masih sulit dicapai12TUJUANMengidentifikasi Kebijakan Perusahaan yang terkait dengan Kesehatan Tenaga Kerja WanitaMengidentifikasi Fasilitas Perusahaan dan Lingkungan Kerja yang Mendukung Kesehatan PerempuanMenilai Implementasi dan Dampak Kebijakan Perusahaan terhadap Kesehatan PerempuanPenentuan solusi terbaik bersama dengan pengambil keputusan di perusahaan terhadap efek yang ditimbulkan dari kebijakan perusahaan terkait dengan kesehatan perempuan

12METODE13Screening ScopingAppraisalStatement of InfluenceImplementationMonitoring & Evaluation

14Screening Identifikasi Kebijakan Perusahaan dampak kesehatan pada pekerja perempuan Bagaimana kebijakan mempengaruhi kesehatan pekerja perempuan Efek yang ditimbulkan singkat, lama, langsung & tidak langsungDukungan dari manajemen : 14

15Scoping Menghasilkan blue print untuk HIA pada pekerja perempuan (TOR & Instrument Penilaian/Pengukuran) Identifikasi stakeholder LSM Perempuan Konsultan Eksternal Occupational Health Expert, Profesional Pemerhati Perempuan Membuat Rencana Kerja dan Output Kegiatan yg jelas dan terukur

16PenilaianDampak Kebijakan terhadap Kesehatan PerempuanMetodeKuantitatif : Survey Observasional Pemeriksaan Fisik Pengukuran Antropometrik

Kualitatif :Indepth Interview Profil Perusahaan : Jumlah TK Identitas TK Pelaksanaan SMK3MEMBUAT REKOMENDASICalon tanyaan : mengapa absensi (tinggi?) 16Statement of Influence on Policy/Program17 Advocacy Hasil Temuan Kepada Pengambil Kebijakan Di PerusahaanDITERIMAFORMULASI / REFORMULASI KEBIJAKANIMPLEMENTATION1819MONITORING DAN EVALUASI Proses Impact by Survey

20HASIL ASSESSMENT21Gambaran Produksi22PT. Maruki International Indonesia sebelumnya bernama PT. Tokai Material Indonesia merupakan perusahaan dengan status PMA (Penanaman Modal Asing) Jepang, yang bergerak dalam bidang manufaktPerubahan nama ini resmi pada tanggal 14 januari 2003 karena adanya pengalihan saham 100% yang dikuasai oleh Maruki Co. Ltd Jepang. Perusahaan ini diresmikan tanggal 23 April 1998 oleh Gubernur sulawesi Selatan, dengan luas areal 7 ha. PT Maruki International Indonesia terletak di area kawasan industri makassar (KIMA) Jl. Kapasa Raya Makassar

Gambaran Produksi23Produk utama: Butsudan, yaitu sarana yang digunakan masyarakat Jepang untuk kegiatan budaya seperti acara kematian. Bahan baku utama: Kayu Nyatoh, Eboni, Chincang, Rosewood, Paorose, Karin, Wenge, Ciricote dan Bocote. Jenis kayu Nyatoh dan Eboni diperoleh dari wilayah Sulawesi (Palu dan Mamuju), sedang untuk jenis kayu yang lain di impor dari Thailand dan Afrika. Bahan baku lain : Cat, lem, kertas dan bahan tambahan lainnya untuk sementara masih diimpor dari Jepang.

24KetenagaanNoJenis KelaminN%1Laki Laki 41276,42Perempuan12723,6Jumlah539100 Tabel 1Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis KelaminPT. Maruki International Indonesia Tahun 2011

Sumber : Human Resource Departement PT. Maruki International Indonesia

25NoDivisiJumlah1HRD62Klinik23Pelayanan dan pengadaan34Exim35Pengadaan56Protokoler & Kendaraan & RT17Taman128Maintenancen & It Maintenance139Humas & Sekretaris Perusahaan110Finance & Accounting411Sekretaris President Direktur 112Interpreter413Manager Senior Produksi114Manager Produksi115Administrasi produksi316Perencanaan 3Tabel 2Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan DivisiPT. Maruki International Indonesia Tahun 20112617Tata Usaha Kayu218Unit Store HORY319Unit store 1 & 2720Grinding421Riset & Design222Unit Cad-Cam1323Quality Control224Koperasi225Security2026Driver1027Factory 04028Factory 14429Factory 26930Factory 310931Factory 4 & 57932Factory 664Jumlah539Sumber : Human Resource Departement PT. Maruki International Indonesia

27lanjutan28Tunjangan dan Fasilitas yang diberikan pada TK:Tunjangan KeluargaTunjangan KehadiranTunjangan TransportasiSarana Transportasi (Bus antar jemput)Makan siang (Kantin)Baju SeragamBonus Akhir TahunBeasiswa untuk anak karyawanTunjangan Kesehatan (Asuransi)Tunjangan JamsostekSarana Ibadah (Mushala) dan WCFasilitas Kesehatan (Poliklinik Kesehatan dan Dokter Perusahaan)Proses Produksi29 Factory 0: Pemotongan(saw mill)Pengeringan (kiln dry)Factory 1: Plenner awalPemotongan /pembelahan finish plennercircular saw WBS Panel sawLaminatinghot pressFactory 2: PerekatanMouldingMicrowave Perakitan Kumiko,gouten,yaneFactory 3: Pengamplasanpembentukan siku Pembentukan profil/alur kayu PelubanganFactory 4: Pengecatan tahap awalFactory 5: Pengecatan tahap akhirFactory 6: PerakitanPotensial Hazards30Factory nol: Risti terpapar suhu tinggi dan sikap kerja yang tidak ergonomisFactory 1: Risti teriris/terpotong, debu kayu, bising, getaran, dan bahan kimia serta sikap kerja tidak ergonomis Factory 2: Risti terpapar bahan kimia, suhu panas dan sikap kerja tidak ergonomisFactory 3: Risti terpapar debu kayu, bising, getaran, dan sikap kerja tidak ergonomisFactory 4: Risti terpapar debu kayu, bahan kimia, dan sikap kerja tidak ergonomisFactory 5: Risti terpapar dengan bahan kimia dan sikap kerja tidak ergonomisFactory 6: Risti terpapar bahan kimia dan sikap kerja tidak ergonomis Pelaksanaan K331SMK3 (Peraturan Menaker No. PER 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3 yang perlu diterap kan di tempat kerja, sumber produksi dan proses produksi.P2K3Pelayanan Kesehatan yg terdiri dari 1. Senam pagi 2. Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus) 3. Poliklinik Kesehatan 4. Jamsostek Kesimpulan dan rekomendasi32Kebijakan Perusahaan terhadap nakerwan33Perusahaan memperkerjakan tenaga kerja wanita dengan usia diatas 17 tahun (Ps. 76).Perusahaan tidak memberlakukan shift kerja malam, memberlakukan waktu kerja lembur 3 jam/hari, dan memberikan waktu istirahat 2 hari (5 hari kerja), serta waktu kerja 40 jam dalam seminggu (ps. 77-79).Perusahaan memberikan cuti haid dismenorhea selama 2 hari, cuti hamil 1.5 bulan sebelum dan 1.5 bulan setelah melahirkan, namun tidak memberikan kesempatan pulang menyusui anaknya pada saat bekerja di bagian produksi (Ps. 81-88).

34Perusahaan menyediakan APD sesuai dengan potensi bahaya, kantin perusahaan, serta klinik perusahaan bagi tenaga kerja, walau kualitasnya masih rendah.Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan awal dan berkala, dan khusus Menyertakan nakerwan dalam Jamsostek (Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian) dan In-Health (asuransi kesehatan).35Prevalensi penyakit yang diderita oleh tenaga kerja wanita maupun pria setiap tahunnya didominasi oleh 2 jenis penyakit yaitu penyakit saluran pernafasan dan penyakit telinga dan mastoid. Angka kecelakaan kerja dialami oleh tenaga kerja wanita maupun pria setiap tahunnya didominasi oleh 2 jenis kecelakaan kerja yaitu luka robek dan luka teriris.

36Dampak kesehatan yang dapat diukur sehubungan dengan kecurigaan terhadap akibat keterpaparan bahan berbahaya di pabrik ditemukan angka prevalensi anak yang dilahirkan dengan berat badan rendah (BBLR) < 2500 gr sebesar 23,3% dan bayi lahir prematur 50%.

Rekomendasi37Perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap kualitas dan kuantitas APD yang tersediaPerusahaan perlu menyediakan APD sesuai dengan potensi bahaya di setiap factory.Inspeksi dan sweeping penggunaan APD dilaksanakan secara rutin pada nakerwan, sehingga penyakit akibat kerja dapat diminimalkan, dan zero accident dapat tercapai yang berimplikasi pada produktivitas kerja perusahaan.Sebaiknya tenaga kerja wanita (khususnya ibu hamil) tidak ditempatkan pada Factory 3 (pengamplasan), 4 & 5 (Pengecatan), agar risiko prematur, dan BBLR dapat diminmalkan.

lanjutan38Sebaiknya perusahaan menyediakan ahli gizi untuk menata gizi dan diet TKW, terutama TKW (hamil dan menyusui), sehingga diet yang diberikan di kantin perusahaan tidak merupakan one size for all; demikian pula dengan ahli K3, dan psikolog industri untuk meminimalkan permasalahan kejiwaan pada nakerwan. Sebaiknya semua tenaga kerja wanita di setiap factory mendapatkan PMT, sehingga dapat memperkecil resiko tenaga kerja wanita yang melahirkan bayi BBLR maupun melahirkan bayi prematur.

39Sebaiknya ibu hamil yang bekerja di perusahaan, agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan selama hamil dengan memeriksakan kehamilannya secara berkala di klinik perusahaan. Demikian pula, pihak perusahaan agar lebih memfokuskan perhatian terhadap kesehatan tenaga kerja wanita di setiap factory, bukan hanya pada factory tertentu karena tenaga kerja wanita yang terdapat di setiap factory memiliki juga resiko untuk melahirkan dengan BBLR maupun bayi prematur.

40

GOOD HEALTH, GOOD BUSINESS.

41

THANK YOU..41