fix laporan week 9
DESCRIPTION
laporan skrenario pblTRANSCRIPT
BAB I
ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
COMPETENCIES
Mahasiswa mampu mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pemberian
nutrisi pada pasien khususnya makanan transisi dariparenteral nutrition sampai pada oral
nutrition
B. SKENARIO
SKENARIO
Keep Smile, Caesar!
Ny Soimah memiliki putra (an. Caesar) yang berusia 5 bulan (7kgm, 64 cm). Dua hari
sebelumnya datang ke poli gizi, putranya diberi bubur susu formula untuk pertama kalinya
putranya rewel, muncul ruam diwajahnya, dan muntah-muntah. Esoknya Ny. Soimah
mencoba saran tetangganya untuk mengganti susu formula tersebut dengan susu LLM
tetapi ternyata tetap timbul tanda dan gejala yang sama sehingga setelah itu hanya diberi
ASI saja. Setelah dilahirkan, putranya pernah diberi makanan prelakteal berupa air dan
madu oleh neneknya, dan ketika usianya 4 bulan sempat beberapakali diberi lotek oleh
neneknya. Ketika berkunjujung kerumah, selain makanan tersebut putranya hanya diberi
ASI. Melihat kondisi putranya, Ny. Soimah sebenarnya ingin memberi makanan lain agar
putranya berhenti menangis, tetapi beliau tidak tahu harus memberi apa. dokter
mendiagnosa an. Caesar mengalami alergi susu sapi dan kemudian merujuknya ke poli gizi
untuk diberikan asuhan gizi terutama mengenai makanan peralihan yang tepat untuk an.
Caesar
C. DAFTAR UNCLEAR TERMS
No Istilah Pengertian
1. Susu Formula Susu hewan mamalia yang dikemas menjadi tepung dengan komposisi zat utama mendekati komposisi ASI serta diperkaya dengan zat gizi lain sepanjang tidak melanggar aturan yang berlaku dan tidak membahayakan perkembangan dan pertumbuhan bayi (kamus gizi, 2010)
2. Alergi Suatu keadaan hipersinsitif yang disebabkan oleh antigen dalam
makanan yang diingesti dan biasanya bermanifestasi sebagai reaksi 1
kulit (Kamus Dorlan, 2012)
3. Susu LLM Susu yang diberikan pada pasien yang mengalami lactose intoleran yang ditandai dengan hasil pemerikasaan. Susu ini kandungan lactosenya 70% lebih rendah dibandingkan dengan susu murni (Subroto, 2008)
4. Prelakteal Makanan selain ASI yang diberikan kepada bayi ketika ia baru lahir
dan diberikan dalam jangka waktu 1-2 hari pertama setelah
kelahiran bayi. contoh makanan prelakteal adalah air tajin ,air
kelapa muda, madu, susu bubuk, susu sapi dan air gula (Melli,
2011; Wulandari, 2011; Khanal, 2013; Hernawati,2008)
5. Makanan Peralihan Pergantian makanan dari suatu fase ke fase lainnya contohnya dari
parenteral ke oral (Kamus Bahasa Indonesia, 2011)
6. Ruam Bintik-bintik merah pada sekitar tubuh yang dihasilkan dari reaksi
hipersensitif system imun (Kamus Bahasa Indonesia, 2011)
7. ASI Cairan hasil seksresi kelenjar payudara sebagai sumber makanan
bayi yang baru lahir sampai berusia 2 tahun (Kamus Gizi, 2010)
8. Lotek Makanan yang dihaluskan yang diberikan kepada bayi sebagai
makanan pendamping ASI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012)
D. DAFTAR CUES
Ahli gizi mampu memberikan dan mengembangkan rencana pemberian makanan peralihan terkait
dengan alergi
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Apa perbedaan alergi susu sapi dengan lactose intolerance (pengertian, gejala dan penanganan pada lactose intolerance)?
2. Bagaimana patofisiologis dan sign/symptom dari alergi susu sapi (zat allergen)?3. Apa saja tes alergi makanan? Jenis dan penjelasan secara umum? 4. Bagaimana status gizi an. Caesar?5. Bagaimana diagnosis gizi yang tepat untuk an. Caesar?6. Apa saja fase-fase makanan peralihan serta syarat dan karakteristiknya?7. Bagaimana makanan peralihan yang tepat bagi an. Caesar?8. Makanan yang sepertiapayang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk an. Caesar?9. Bagaimana tindakan pencegahan dan pengobatan (makanan) agar tidak terjadi kekambuhan
alergi?10. Bagaimana rencana monev terkait kasus pasien?
2
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Apa perbedaan alergi susu sapi dengan lactose intolerance (pengertian, gejala dan penanganan pada lactose intolerance)?
alergi suatu keadaan hipersensitif terhadap protein pada susu sapi yang disebabkan oleh antigen dalam makanan yang diingesti dan biasanya bermanifestasi sebagai reaksi kulit.
Perbedaan Alergi susu sapi Lactose Intolerance
Definisi Suatu keadaan hipersensitif yang disebabkan oleh antigen dalam protein pada susu sapi yang diingesti dan biasanya bermanifestasi sebagai reaksi kulit
Penurunan atau ketidakmampuan saluran pencernaan untuk mencerna lactosa dari susu sapi maupun olahannya menjadi glukosa dan galaktosa karena kekurangan enzim laktase dalam mukosa usus halus
Gejala Menimbulkan ruam, sesak nafas, gatal dikerongkongan, diare
Nyeri perut, sering buang gas, dan diare, tidak ada ruam
(Kamus gizi 2010)
2. Bagaimana patofisiologis dan sign/symptom dari alergi susu sapi (zat allergen)?
Patofisiologis: alergen merangsang limfosit untuk membentuk antibodi terhadap alergen tersebut kemudian antibodi itu melekat pada cell mast jaringan tubuh mnusia, apabila orang tersebut makan makanan tersebut antibodi ini akan menstimulasi cell mast untuk melepaskan histamin, histamin tersebut yang menyebabkan gejala alergi pada makanan (Kamus gizi, 2010)
sign/symptom: muncul ruam dikulit, muntah-muntah, diare (Kamus gizi, 2010)
3. Apa saja tes alergi makanan? Jenis dan penjelasan secara umum? Langsung masuk LO
4. Bagaimana status gizi an. Caesar?
PB = 64 cmU = 5 bulanBB = 7 kg
PB/U = -2 SD s/d + 2 SD (normal) BB/U = -2 SD s/d + 2 SD (normal) Status gizi : normal Analisis : status gizi menurut PB/U dan BB/U adalah normal
(Kamus Gizi, 2010)
5. Bagaimana diagnosis gizi yang tepat untuk an. Caesar?
Problem Etiology sign/symptoms
3
Pemilihan makanan yang tidak tepat
Disebabkan karena kurangnya pengetahuan terkait gizi dan pemberian susu formula dan LLM
Adanya pemberian makanan prelakteal dan lotek pada umur 4 bln, adanya pemberian susu formula dan LLM
Adanya alergi susu sapi Karena kurangnya pengetahuan terkait gizi dan pemberian susu formula dan LLM
Ditandai dg adanya ruam muntah2 dan rewel
6. Apa saja fase-fase makanan peralihan serta syarat dan karakteristiknya?
0 - 6 bulan : ASI6 – 12 bulan : makanan pendamping (Makanan peralihan ada diantara umur 6-12 bulan)
6 – 8 bulan : Bubur 8 – 12 bulan : Makanan cincang > 12 bulan : Makanan keluarga
Syarat: Tidak boleh ditambahkan gula dan garam pada usia 6-8 bln, sedangkan pada usia >
8 bulan boleh diberikan gula garam asal sedikit ( kurang lebih seujung sendok teh) Tidak boleh ditambahkan BTM Bubur makanan cincang dan finger food makanan keluarga
7. Bagaimana makanan peralihan yang tepat bagi an. Caesar?Mengingat usia an. Caesar masih 5 bulan maka makanan yang paling utama saat ini ialah ASI. ASI ekslusif perlu diberikan hingga usia anak 6 bulan. Setelah lebih dari 6 bulan, maka menyesuaikan dengan fase-fase makananperalihan yaitu:
Bubur (6-8 bulan) Makanan cincang dan finger food (8-12 bulan) Makanan keluarga (> 12 bulan)
8. Makanan yang seperti apa yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk an. Caesar?
Dianjurkan Tidak dianjurkan
Susu hewan lain selain sapi yang layak konsumsi
Dairy produk susu sapi
ASIProduk susu protein nabati. Susu dari kacang2an (susu kedelai dan almond)
9. Bagaimana tindakan pencegahan dan pengobatan (makanan) agar tidak terjadi kekambuhan alergi?
Pencegahan :
4
Diberikan ASI dan ditambahkan dengan susu dari protein nabati pada tahapan selanjutnya
menghindari makanan yang tidak dianjurkan
Pengobatan
Untuk menetralisir alerginya menggunakan air kelapa
10. Bagaimana rencana monev terkait kasus pasien? Orang tua = pengingkatan pengetahuan terkait gizi
bisadilakukan dengan metode tanya jawab meliputi pre dan post
test, kuisioner
Anak/ Bayi = langsung melihat kondisi anaknya
Beberapamateri yang mungkin bisa diberikan saat konsultasi ialah pentingnya ASI
eksklusif, pentingnya makanan peralihan (cara-cara dan fase-fase pemberian),
pengertian alergi (patofisiologis, sign/symptoms), tindakan pencegahan dan
pengobatan (makanan)
5
G. HIPOTESIS
6
Alergi susu sapiLactose intolerance
Penanganan
Gejala
Sign/Symptom
Patofisiologi
Assessment
Dietary
Clinical
Tes Lab
Antropometri
Diagnosa
IntervensiMak. Peralihan
Mak. Dianjurkan dan tidak
dianjurkan
Edukasi
Tindakan Pencegahan dan
pengobatan
Monitoring dan Evaluasi
Orang tua
Bayi
Pre tes dan Post test
Perbedaan
Kuisioner
Sign/symptoms
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
1. Apa perbedaan alergi susu sapi dengan lactose intolerance?
Perbedaan Alergi susu sapi Lactose intolerance
Definisi Suatu keadaan hipersensitif yang
disebabkan oleh antigen dlm protein
pd susu sapi yang diengesti dan
biasanya bermanifestasi sebagai reaksi
kulit
penurunan/ketidakmampuan saluran
pencernaan untuk mencerna lactosa dari
susu sapi maupun olahannya menjadi
glukosa dan galaktosa karena kekurangan
enzim laktase dalam mukosa usus halus
Gejala dermatitis atopik, urtikaria, muntah,
kolik, diare, batuk kronik berulang,
asma, sampai anafilaxis
nyeri perut, rasa mual muntah, kembung,
sering flatus, feses cair asam berbusa,
kemerahan pada kulit disekitar dubur
Penanganan Melihat food label, tetap dapat
mengkonsumsi laktosa dengan takaran 1
cangkir atau 8 ons/hari, dan tetap dapat
mengkonsumsi dari produk susu
fermentasi (keju, yogurt, mentega), dapat
juga minum susu tinggi lemak
- Tes nafas hidrogen : mengukur
kadar hidrogen dalam nafas
setelah diberikan lactosa dalam
dosis tertentu biasanya setelah
ditingkatkan dosisnya baru
muncul gejala
- Stool acidity test : digunakan
untuk bayi atau anak kecil untuk
mengukur jumlah asam pada
tinja. Laktosa yang tdk tercerna
memproduksi asam laktat dan
fatty acid yang dapat dideteksi di
dalam sampel tinja. Glukosa juga
bisa muncul didalam tinja sgb
hasil laktosa yang tidak tercerna.
Bayi tetap diberikan ASI. Sebelum
menyusui, ibu meneteskan 4 tetes lactaid
(cairan laktase komersial ke mulut bayi)
agar ASI dapat dipecah menjadi glukosa
7
dan galaktosa
Ibu dapat memompa ASI dan
meneteskannya dengan 4 tetes lactaid
kemudian membiarkan enzim tersebut
bekerja selama 24 jam dikulkas, dan
kemudian ASI tersebut dapat dikonsumsi
bayi setelah diarenya reda.
Sumber:
Siregar, Sjawitri P. 2001. Alergi Makanan pada Bayi dan Anak. Sari pediatri vol 3 no.3:168-174.
Yohmi, Elizabeth; et all. 2001. Intoleransi Laktosa pada Anak dengan Nyeri Perut Berulang. Sari pediatri. Vol 2. no 4:198-204.
BPOM RI. 2008. Kenali Intoleransi Laktosa Lebih Lanjut. InfoPOM vol 9 no. 1:1-11 DCD. 2006. Cow’s milk allergy. A N I N T E R P R E T I V E R E V I E W O F R E C E N T N U T R I
T I O N R E S E A R C H. Vol 77. No 3 Joneja, janice M. 2004. Lactose intolerance. Factsheet: Vickerstaff health service
2. Bagaimana patofisiologi dan sign symptom dari alergi susu sapi beserta zat alergennya?
Patofisiologi:
Penjelasan:
8
Alergen (makanan-protein) diingesti sampai di usus
Di kenali oleh APC (Aintigen Presenting Cells)
Mengekspresikan pada sel T limfosit secara langsung/melalui sitokinin
Fase akut sel T helper (Th2) memproduksi sitokinin (IL4 dan IL3)
Sel T tersensitisasi merangsang sel B
Menghasilkan Antibodi IgE
IgE terbentuk secara berlebihan
IgE mengikat/menempel pada reseptor di sel mast di jaringan dan basofil di aliran darah
Menghasilkan mediator (ex. histamin)
Bermanifestasi dan menimbulkan alergi(ex. pernapasan→asma, kulit→ruam,
pencernaan→muntah)
Makanan yang mengandung alergen dikonsumsi kemudian alergen diingesti sampai di usus.
Antigen yang dikenali oleh APC (Antigen Presenting Cells) mengekspresikan pada sel T limfosit
secara langsung atau melalui sitokinin. Kemudian pada fase akut, sel T helper (Th2) memproduksi
sitokinin IL4 IL3 atau sel T tersensitisasi dan merangsang sel B limfosit, keduanya menghasilkan
antibody utamanya IgE yang menyebabkan IgE terbentuk secara berlebihan. Kemudian IgE
mengikat/menempel pada reseptor di sel mast dalam jaringan dan di sel basofil dalam aliran
darah dan menghasilkan mediator (histamin). Histamin yang berlebihan akan bermanifestasi dan
menimbulkan alergi. Alergi muncul sesuai dengan alergen dan taerget organnya (di saluran
pernafasan menjadi asma, kulit jadi ruam, pencernaan jadi muntah). (Berdenier. 2008)
Zat Alergen dari Susu Sapi:
Kasein, alfa S1 kasein, alfa S2 kasein, beta kasein, beta lakto globulin, alfa laktalbumin, BSA (bovin
serum albumin) (Schoouten. 2009)
Sign-Symptom:
Beberapa tanda dan gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami alergi susu sapi adalah:
- Mata berair dan sering belekan
- Sering kencing dan nyeri pada saat kencing
- Rewel
- Lidah berwarna putih
- Sesak napas
Terdapat pula tanda dan gejala berdasarkan kecepatan reaksi alergi menurut Caffarelli, et.al
(2010) yaitu:
Immediate reaction Late reaction
Anaphylaxis (reaksi yang ditimbulkan oleh alergi)
Urtikaria akut (gatal-gatal dikulit)
Angioedema akut (bentol-bentol)
Wheezing (mengi)
Rhinitis (radang selaput hidung)
Batuk kering
Muntah
Laryngeal oedema (bengkak di laring)
Asma akut
Atopik dermatitis (ruam akut)
Diare kronis
IDA (iron defisiensi anemia)
Refluks
Konstipasi
Kronik vomiting
Poor growth
Protein losing enteropathy dengan
hipoalbuminemia
Enterocolitis syndrome (inflamasi di
sal pencernaan)
9
Sumber:
Berdenier, Carolyn D et al. 2008. Handbook of Nutrition and Food Second Edition. London-New York : CRC Press
Caffarelli et al. 2010. Cow’s Milk Protein Allergy in Children : A Practical Guide. Italian Journal of Pediatric, 36:5
Schouten, Bastiaan. 2009. Cow’s Milk Allergy Immune Modulation by Dietary Intervention. The Netherlands: GVO
3. Apa saja tes alergi makanan (jenis dan penjelasan secara umum)?
1 Skin Prick test Memasukkan sejumlah kecilalergen ke epidermiskemudian berikatan dengan IgE yang melekat dipermukaan sel mast yang akan mengeluarkan berbagai mediator yang menyebabkan induransi yang dapat diukur (Christanto,2011)
2 Tes temple / Pacth test Mendeteksi reaksi elergi fase lambat yang diperantaraioleh IgE dan reaksi tipe IV (Christanto,2011)
3 Uji IgE spesific Mengevaluasi alergi makanan yang diperantarai IgE (Christanto,2011)
4 Modifikasi tes cubit kulit
Menggunakan alat beberapa jarum yg lebih panjang sehingga lebih banyak antigen kedalam dermis seperti tes intra dermal, tesnya dilaukan dalam keadaan bebeas obat anihistamin , beta blocker dan anti depresan trisiklik (Christanto,2011)
5 Blood Test Dicek dari IGE spesifik (jumlah) dikenal RAST
6 IgG blood test Blood test tetapi yang dilihat IgG darah
7 Kinesiology testing Dengan pengujian otot, keseimbangan energy dalam tubuh dari pengujuian ototnya. cara: klien memegang makanan lalu dilihat respon ototnya
8 Hair analysis Cek laboratorium. dibandingkan dengan lainnya,mengidentifikasi hipersensitiitas makanan
9 Leucocytotoxic/citotoxic test
Diambil sel darah putih,dicampur dengan makanan
10 DBPCFC Double Blind Placebo Controlled Food Challenge. Alergen disembunyikan dan diberikan secara oral kepada pasien dan dimonitor hasilnya (Gold Standart) (Krause, 2008)
11 Doble blind placebo control cow’s milk challenge
Diberi placebo,yang diisi cairan hidrolisa dan cairan lain yang berisi formula susu sapid an dicampur dengan susu hidrolisadiberikan untuk bayi yang terdiagnosis susu sapi di rawat inap (munasir,2011)
10
Sumber:
Christanto, Anton dan Tedjo Oedono. 2011. Uji Diagnostik Alergi Makanan Mahan and Escott-Stump. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy Edition 12 Munasir, Zakiudin, et al. 2011. Alergi Susu Sapi
4. Bagaimana status gizi anak Caesar?Berdasarkan data pasien, diketahui bahwa:
Jenis kelamin: Laki-laki
Umur: 5 bulan
PB: 64 CM
Dengan menggunakan software WHO Antro versi 3.2.2 didapatkan hasil:
- IMT: 17,1
- BB/PB: Z score -0.04 → normal
- BB/U: Z-score -0,65 normal
- PB/U : Z score -0,92 normal
- BMI/U : Z score -0,14 normal
Berdasarkan interpretasi dari data BB/PB, BB/U, PB/U, dan BMI/U dapat simpulkan bahwa status
gizi An Caesar adalah normal.
Sumber:
Software WHO Antro versi 3.2.2
5. Bagaimana diagnosa gizi yang tepat untuk an caesar (PES)?
PROBLEM ETIOLOGY SIGN-SYMPTOM
Pemilihan bahan makanan yang tidak tepat (NB-1.7)
Disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan taradisi keluarga
Pemberian makanan prelakteal dan lotek pada usia 4 bln serta pemberian susu formula dan LLM
Gangguan metabolik zat gizi (NC-2.1)
Dihubungkan oleh alergi susu sapi dengan konsumsi susu formula pada usia 4 bln
Munculnya ruam dan muntah-muntah
Sumber: International Dietetics and Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual First Edition.
2008
6. Apa saja fase-fase makanan peralihan serta syarat dan karakteristiknya? (ditambahkan dengan
range umur)
11
Usia (bln)
Energy yang dibutuhkan sbg tambahan asi
Texture/Feeding Frekuensi Jumlah rata2 makanan yang biasa dimakan/ x
6-8 200kkal/hr Mulai dengan bubur kental, makanan yang dihaluskanASI, nasi, bubur,buah, sayur dilumat
2-3x/hr, tergantung nafsu makan anak, 1-2x snack
2-3x sdm/mkn, tingkatkan bertahan sampai ½ cangkir (250ml)
9-11 300 kkal/hr Makanan yang dicincang halus/dihaluskan, dan makanan yang dapat diambil sendirioleh bayi,ASI, Makanan lembek, mudah dicincang, ditelan, makanan selingan yang dapat dipegang anak diberikan diantara waktu makan lengkap
3-4x/hr, tergantung nafsu makan anak, 1-2x snack
½ cangkir/mangkok(250ml)
12-23
12-24
550 kkal/hr Makanankeluarga, dicincang/dihaluskan bila perlu
ASI
3-4x/hr, ttg nafsu makan anak, 1-2x snack
Teruskan pemberian ASI
¾- 1 cangkir/mangkok(IADI, 2009)1ptg kcl ikan/daging/ayam/telur1ptg kcl tempe/tahu/1 sdt kacang2an1 gls sayur1 ptg buah½ gls bubur/ 1 ptg kue
(IDAI. 2009)
Syarat :
1. Tidak ada penambahan garam, gula, margarin, dan mentega.2. Bahan makanan yang akan digunakan harus direbus atau dikukus dahulu dengan sedikit air3. Pemberian bubur bayi dilarutkan dengan ASI atau susu formula namu tidak boleh terlalu sering.4. Diberikan pure sayuran, buah, daging ikan ayam saat usia 6-8 bln (Krause. 2011)5. Dilanjutkan dengan pure buah
12
6. Diperkenalkan dengan pure daging ayam, sapi, atau ikan (department of HealthWestern Autralia. 2012)
7. Tidak boleh diberikan madu karena dapat memberikan bakteri yang berbahaya8. Menggunakan sendok plastik bukan logam, agar tidak melukai mulut9. Pengenalan telur pemberiannya dicoba kuningnya terlebih dahulu, jika timbul gejala alergi maka
pemberian ditunda sampai anak usia 1 tahun, lalu pada usia 9 bulan buah yang disarankan yaitu pisang, jeruk, alpukat, apel, mangga harum manis, pepaya, melon
10. 7-8 bulan : sayur atau buah-buahan yang dijus11. > 8 bulan : sudah boleh ikan dan daging12. Susu formula lebih baik tetapi tidak terlalu sering diberikan saat umur 6 bln daripada susu sapi
murni
Sumber :
IDAI. 2009. Pedoman pelayanan medis. http://idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf.
Diakses pada tanggal 17 November 2012. Pukul 16.43
7. Bagaimana makanan peralihan yang tepat bagi an caesar?
1. Pada ibu bayi hendaknya mengkonsumsi susu sapi selama 2 mingg, apakah ada pengaruh thd
anak atau tidak
2. Pada anak diberikan susu sapi namun dengan formula yang terhidrolisa
3. Jika masih ada gejala maka bayi diberikan formula susu kedelai
Keterangan : ke 3 hal diatas harus dengan pengawasan tim medis
(Thomthom. 2013)
Usia 0-6 bulan : ASI eksklusif
Usia 6-8 bulan : Mulai dengan bubur kental atau makanan yang dihaluskan
Usia 9-11 bulan : Makanan yang dicincang halus/dihaluskan, dan makanan yang dapat diambil
sendiri oleh bayi
Usia 12-23 bulan : makanan keluarga, dicincang/dihaluskan bila perlu
Sumber :
Thomton, Sue. 2012. Prescribing Guidelines of Infants Formula for Infants with Cow’s Milk
Protein Allergy. NHS Foundation Trust
8. Makanan yang seperti apa yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan untuk an caesar?
Jenismakanan Dianjurkan Tidakdianjurkan
Roti danserealia Dipanggang, roti dansereal yang Roti yang dibuatdengansusu, contoh :
13
tidakmengandungsusu muffin, pancake, biscuit
Kentangdanpatilainnya Kentang, nasi, atau pasta yang disiapkantanpasusu
Kentang, nasi, atau pasta dengansusu : creamed, scalloped potatoes, instant potatoes, macaroni and cheese
Sayuran Semuasayuran – segar, beku, kaleng Sayuran yang disiapkandengansusu, keju, ataumentega : creamed, scalloped
Buah Semuabuah – segar, beku, kaleng Buahdengansusu, cream, ataumentega
Susudanolahannya Susukedelai, calcium fortified soy and rice milk, soy cheese and yoghurt, hydrolyzed protein formulas
Semuajenissususapi, bubuk, evaporasi, kondensasi, cream, eskrim, yoghurt, keju, susukambing, suplemenberbasissususapi
Dagingdanpenggantidaging Daging, ungags, kalkun, ikan, kambing/domba, babi, kacang, selaikacang, tofu, plain eggs
Yang diisiapkandengansusu/produksusu : meatloaf, hotdogs, scrambled egg
Dessert danpermen Hard candy, permendan dessert tanpasusu, sorbet, esbuah
Permendengansusu, caramel, susucoklat, nougats, fondants, cake, pastries, cream pies, eskrim, ice milk, pudding, donat
Lemakdanminyak Minyakkedelai, minyakjagung, minyakkelapa, minyaksayur, olive oil, peanut oil, mayonaise
Cream, mentega, margarin, creamer
Bumbudanpenyedap Garam, rempah, kecap, saus, mustard
Sauskeju, hollandaise, white sauce,alfredo, butter-flavored syrup
(PFEL, 2009)
Sumber:
PFEL. 2009. Diet for Milk-Protein Allergy. Children’s Health Care of Atlanta
9. Bagaimana tindakan pencegahan dan pengobatan (makanan) agar tidak terjadi kekambuhan
alergi?
Tindakan Pencegahan Step 1. ASI tetapdiberikan dan ibu mengkonsumsi suplementasi kalsium
selama 2 minggu Step 2. Pemberian susu Bottlefeeding Extensively Hydrolysed Formula (EHF).
Pemberian diberikan untuk masa percobaan atau trial selama 2 minggu, bila bayi menolak maka lanjut step 3
Step 3. Bottlefeeding Diberi amino acid base formula (AAF) Step 4. Bottlefeeding Diberi soya formula (susu kedelai)
14
Tidak boleh digunakan oleh bayi< 5 bulan dalam beberapa kasus. Tetapi bilaEHF dan AAF tidak dapat diberikan maka susu kedelai bisa diberikan (NHS, 2012)
Menggunakan food immunotherapy vaccine Membaca label makanan pada makanan kemasan yang dibeli Menjalani diet eliminasi sesuai dengan alergi makanan yang diderita Menghindari makanan penyebab alergi
(Krause’s, 2008)
Tindakan Pengobatan: Penggunaan anti histamine Menggunakan auto injector device yang berisi epineprin sehingga bila sewaktu-
waktu terjadi alergi maka langsung dilakukan injeksi sendiri(NIAID, 2012)
Sumber: NHS Tees. 2012. Prescribing Guidelines For Lactose Intolerance and Cow’s Milk Protein
Allergy Mahan and Escott-Stump. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy Edition 12 NIAID. 2012. Food Allergy: An Overview U.S. Departement of Health and Human
Service: National Institute of Health
10. Bagaimana rencana monev terkait kasus pasien?Rencana monitoring dan evaluasi yang bisa dilakukan mengacu pada sign/symptom yang sudah ditetapkan dalam diagnose gizi. Rencana monitoring dan evaluasi bisa dilakukan berdasarkan 2 sasaran, yaitu:
Bayi : Berdasarkan sign/symptom yang muncul di tubuh si bayi Ibu : Ada tidaknya peningkatan pengetahuan ibu, bisa dilihat menggunakan
metode pre test dan post test tak tertulis (wawancara), kuisioner sederhana, serta pola makan anak setelahdiberikan suatu intervensi. Intervensi yang diberikan berupa konseling dan materinya meliputi: pentingnya ASI eksklusif, makanan peralihan (cara peralihan, fase-fase makanan peralihan), tindakan pencegahan dan pengobatan, pengertian alergi (patofisiologis, sign/symptom)
(IDNT, 2008)
Sumber: International Dietatic and Nutrition Terminology (IDNT) References Manual First
Edition, 2008.
15
BAB IIKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
1. Patofisiologis dari alergi makanan bisa diperantarai dengan IgE atau tanpa IgE
2. Terdapat perbedaan yang mendasar antara lactose intolerance dengan alergi susu sapi.
Penanganannya pun disesuaikan dengan geja la yang ditimbulkan.
3. Fase makanan peralihan dumulai dari ASI (0-6) bulan, kemudian dilanjutkan dengan bubur atau pure
(6-8) bulan, dimulai dari pure sayur, buah dan selanjutnya pure dari protein hewani yaitu daging,
ayam, atau ikan.
4. Ada banyak tes yang bisa dilakukan untuk tes alergi, salah satunya yang direkomendasikan adalah tes
cukit kulit, Double Blind Placebo Controlled Food Challeng (Gold standart)
5. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada pasien dengan alergi susu sapi sangat beragam,
salah satunya dari jenis biskuit yang mengandung susu sapi (serealia) selain itu juga dari golongan
buah-buahan, sayur-sayuran, minyak, protein hewani, protein nabati, serta dessert.
6. Pencegahan dan pengobatan untuk pasien alergi susu sapi adalah dengan cara penggunaan
antihistamin, melakukan diet eliminasi sesuai dengan alergen yang diderita, serta membaca label
makanan dan menghindari makanan yang perlu dihindari sesuai dengan alergen yang diderita.
REKOMENDASI
Makanan prelakteal tidak seharusnya diberikan kepada bayi dengan usia 5 bulan. ASI tetap diberikan dalam
masa pengobatan dan pencegahan sampai bayi berumur 6 bulan atau lebih. Makanan peralihan harus
diberikan sesuai dengan fase-fasenya. Selanjutnya dalam kasus alergi juga perlu diperhatikan makanan yang
seharusnya dihindari serta yang seharusnya dikonsumsi. Dalam penanganan alergi susu sapi perlu diperhatikan
secara seksama dikarenakan gejala yang ditimbulkan serupa dengan kejadian lactose intolerance.
16
Daftar Pustaka
Berdenier, Carolyn D et al. 2008. Handbook of Nutrition and Food Second Edition. London-New York : CRC Press
BPOM RI. 2008. Kenali Intoleransi Laktosa Lebih Lanjut. InfoPOM vol 9 no. 1:1-11
Caffarelli et al. 2010. Cow’s Milk Protein Allergy in Children : A Practical Guide. Italian Journal of Pediatric, 36:5
Carling, Anna. 2012. Food Fact Sheet. The British Dietetic Association
Child and Adolescent Health Service. Department of Health. 2011. Baby’s First Foods. Government of Western Australia
Christanto, Anton dan Tedjo Oedono. 2011. Uji Diagnostik Alergi Makanan
DCD. 2006. Cow’s milk allergy. A N I N T E R P R E T I V E R E V I E W O F R E C E N T N U T R I T I O N R E S E A R C H. Vol 77. No 3
Hernawati. 2008. Pemberian Makanan Pralakteal. www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kesmas/207313035/BAB%20II.pdf
IDAI. 2009. Pedoman pelayanan medis. http://idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf. Diakses pada tanggal 17 November 2012. Pukul 16.43
Judarwanto, Widodo. 2005. Alergi Makanan, Diet dan Autisme
Kemenkes RI. 2011. Makanan Sehat Untuk Bayi
Khanal, Vishnu, Mandira Adhikari, Kay Sauer, et al. 2013. Factor Assosiated With Introduction of Prelacteal Feed 5 in Nepal : Findings from The Nepal Demographic and Health Survey 2011. International Breast Feeding Journal. Biomedik Central
Mahan and Escott-Stump. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy Edition 12
Mc Bean, Lois D. 2006. Cow’s Milk Allergy Versus Lactose Intolerance. Dairy Council Digest : Vol 7
Munasir, Zakiudin, et al. 2011. Alergi Susu Sapi
NHS Tees. 2012. Prescribing Guideline for Lactose Intolerance and Cow’s Milk Protein and Allergy
NIAID. 2012. Food Allergy: An Overview U.S. Departement of Health and Human Services : National Institutes of Health
PFEL. 2009. Diet for Milk-Protein Allergy. Children’s Health Care of Atlanta
Schouten, Bastiaan. 2009. Cow’s Milk Allergy Immune Modulation by Dietary Intervention. The Netherlands: GVO
Sinuhaji, Atan Baas. 2006. Intoleransi Laktosa. Departemen IKA FK USU
Siregar, Sjawitri P. 2001. Alergi Makanan pada Bayi dan Anak. Sari pediatri vol 3 no.3:168-174.
Software WHO antro versi 3.2.217
Thomton, Sue. 2012. Prescribing Guidelines of Infants Formula for Infants with Cow’s Milk Protein Allergy. NHS Foundation Trust
Wulandari, Melli. 2011. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Makanan Prelakteal Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Supat Timur Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan Tahun 2011. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Wyeth, John et al. 2007. Lactose Intolerance . BPJ Issue 9. www.bpac.org.nz
Yohmi, Elizabeth; et all. 2001. Intoleransi Laktosa pada Anak dengan Nyeri Perut Berulang. Sari
pediatri. Vol 2. no 4:198-204.
18
TIM PENYUSUN
A. Ketua
Rina Dwi A 105070307111008
B. Sekretaris
Elma Imansari 115070307111004
Ratih Indah S 115070301111006
C. Anggota
Anneke Wulansari 115070301111005
Eka Pratiwi 115070301111023
Gita Rafidah 115070307111010
Irma Faradila 115070300111014
Lani Aristia 115070306111001
Mareti Mufidah Hajri 115070300111027
Glaveria Galuh 115070301111009
Yeniar Alifa 115070307111014
Yulia Aprilyani 115070300111005
Kalina Ratna Dewi 115070300111008
Rizti Medisa 115070300111011
D. Fasilitator
Olivia Anggraeni
E. Proses diskusi
1. Kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi
Fasilitator
Fasilitator membantu jalannya proses PBL dengan mengarahkan mahasiswa menuju arah bahasan yang
sesuai dengan kompetensi apabila dirasa jalannya diskusi mulai keluar dari topik yang seharusnya. Selain
itu fasil juga memancing mahasiswa agar mampu menemukan tujuan pembelajaran yang belum muncul di
Learning Objectives.
2. Kompetensi/ hasil belajar yang dicapai oleh anggota diskusi
Mahasiswa mampu mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pemberian nutrisi pada pasien
khususnya makanan transisi dariparenteral nutrition sampai pada oral nutrition
19