forensik saliva

Upload: siskajaner

Post on 06-Feb-2018

329 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Forensik Saliva

    1/8

    Identifikasi adalah prosedur penentuan identitas individu, baik dalam keadaan hidup

    ataupun mati, yang dilakukan melalui perbandingan berbagai data dari individu yang

    diperiksa dengan data dari orang yang disangka sebagai individu tersebut. Sebagai prinsip

    umum dapat dikatakan bahwa :

    1. Pada identifikasi pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sebanyak mungkin

    metode identifikasi.

    2. Jika ada data yang tidak cocok, maka kemungkinan tersangka sebagai individu tersebut

    dapat disingkirkan (eksklusi).

    3. Setiap kesesuaian data akan menyebabkan ketepatan identifikasi semakin tinggi.

    Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi individu diantaranya adalah melalui

    pemeriksaan serologi.

    II. Forensik Serologi

    Forensik serologi adalah studi dan pemeriksaan yang bertujuan untuk menganalisis

    darah dan cairan tubuh lainnya dalam berbagai tindak pidana.Serologi forensik melibatkan

    identifikasi dari berbagai tipe cairan tubuh. Salah satu jenis pemeriksaan serologi adalah

    identifikasi golongan darah korban dan pelaku yang dapat dideteksi melalui suatu barang

    bukti seperti bercak darah ataupun darah kering pada kasus perlukaan, semen pada kasus

    pemerkosaan ataupun saliva pada kasus gigitan.1

    Perbandingan dari antigen-antigen yang ditemukan pada sel-sel darah dan cairan

    tubuh manusia merupakan suatu bukti yang eksklusif yang dapat ditemukan untuk

    mengidentifikasi seseorang. Bukti macam ini digunakan untuk mengesampingkan seseorang

    dari suatu kasus jika ditemukan hasil yang negatif. Hasil positif sendiri hanya terbatas untuk

    menempatkan seseorang masuk dalam populasi individu yang memiliki antigen serologik

    yang sama, namun belum tentu sifatnya spesifik.1

    Sejak awal perkembanganya pemanfaatan serologi / biologi molekuler dalam bidang

    forensik lebih banyak untuk keperluan identifikasi personal (perunutan identitas individu)

    baik pelaku atau korban. Sistem penggolongan darah (sistem ABO) pertama kali

    dikembangkan untuk keperluan penyidikan (merunut asal dan sumber bercak darah pada

    tempat kejadian). Belakangan dengan pesatnya perkembangan ilmu genetika (analisi DNA)

    telah membuktikan, bahwa setiap individu memiliki kekhasan sidik DNA, sehingga kedepan

    sidik DNA dapat digunakan untuk menggantikan peran sidik jari, pada kasus dimana sidik

    jari sudah tidak mungkin bisa diperoleh. Di lain hal, analisa DNA sangat diperlukan pada

  • 7/21/2019 Forensik Saliva

    2/8

    penyidikan kasus pembunuhan mutilasi (mayat terpotong potong),penelusuran paternitas

    (bapak biologis). Analisa serologi dalam bidang forensik bertujuan untuk:1

    - Uji darah untuk menentukan sumbernya (darah manusia atau hewan, atau warna dari

    getah tumbuhan, darah pelaku atau korban, atau orang yang tidak terlibat dalam tindak

    kejahatan tersebut).

    - Uji cairan tubuh lainnya (seperti: air liur, semen vagina atau sperma) untuk menentukan

    sumbernya.

    - Uji imonologi atau DNA individu untuk mencari identitas seseorang.2

    A. Cara Pengambilan Sample Saliva

    Sample saliva bisa didapat dari berbagai skenario dan dari berbagai macam benda

    seperti baju, makanan, rokok, sikat gigi, tempat minuman, gigi tiruan, perangko dan amplop.

    Sampel saliva untuk uji DNA bisa diambil dari bitemark atau melalui teknik buccal swab.

    Saliva utamanya tersusun dari air namun juga mengandung elektrolit, buffer,

    glikoprotein, antibodi, dan enzim. Tes awal untuk screening saliva adalah dengan

    mendeteksi satu kelompok enzim pada saliva yaitu enzim alpha amilase.

    Selain itu bisa juga dilakukan screening secara visual untuk melihat bercak saliva.

    Screening secara visual ini menggunakan sumber cahaya yaitu laser dan cahaya

    intensitas tinggi yang difilter sehingga menghasilkan satu panjang gelombang

    Yang menjadi target uji DNA dari sampel saliva adalah sel-sel yang terdapat

    didalamnya. Sel ini masuk ke saliva karena aktivitas lingkungan rongga mulut.

    Contohnya ada sel mukosa mulut yang tercampur dalam saliva karena aktivitas

    pengunyahan. Kemudian misalnya, ada sel darah putih yang didapat dari cairan sulkus

    gingiva saat adanya inflamasi.3

    1.

    Bekas Gigi tan

    Metode pengambilan sampel saliva dari bekas gigitan di kulit bisa dengan metode double

    swabbing. Teknik ini membutuhkan dua cotton budsteril dan 3 ml air steril.

    Prosedurnya:

    o Basahi satu ujung cotton bud dengan air

    o Aplikasikan ujung cotton bud ini ke daerah dimana terdapat saliva dengan gerakan

    memutar dan tekanan ringan

  • 7/21/2019 Forensik Saliva

    3/8

    o Biarkan cotton bud pertama ini mengering di lingkungan bebas kontaminasi

    selama paling tidak 30 menit

    o Segera setelah swab pertama diambil, aplikasikan ujung cotton bud kedua yang

    kering ke daerah bekas saliva yang sudah dibasahi oleh cotton bud pertama.

    Gunakan gerakan memutar dan tekanan ringan

    o Biarkan cotton bud kedua ini mengering di lingkungan bebas kontaminasi selama

    paling tidak 30 menit

    o Setelah kering, kedua cotton bud dimasukkan ke satu tempat, ditutup dan ditandai

    o Sampel bisa dikirim ke laboratorium untuk diuji

    Penting selain mengambil sampel dari kulit korban, perlu juga diambil sampel dari

    korban sendiri untuk membedakan hasil uji. Intinya untuk membedakan apakah sampel

    saliva itu berasal dari korban atau dari orang lain.3

    2.Air liur kering

    Pada beberapa kasus medikolegal biasanya, air liur ditemukan dalam bentuk kering.

    Oleh karena itu, langkah pertama adalah untuk menentukan apakah noda kering itu

    adalah air liur atau noda karena bahan lainnya. Noda yang disebabkan air liur, hasil tes

    amylase akan positif.

    Prosedur pengambilan sample saliva dari air liur yang telah mengering sebagai berikut :

    1.

    Ambil sepotong bahan dari benda yang terkena noda air liur, lalu simpan di dalam

    tabung tes

    2. Masukkan 3-4 ml air salin, lalu rendam selama kurang lebih 12 jam. Lalu beri label

    sebagai 'Extract'.

    3. Dari ekstrak, 0,5 ml diambil lalu disimpan dalam tabung reaksi yang lain dan

    sisanya 3,5 ml disimpan dalam inkubator di 37oC selama setengah jam.

    4.

    Setelah keluar dari incubator, 0,5 ml ekstrak ditambahkan

    5. Lalu tambahkan 0,75 ml asam sulfat (H2SO4) dan 0,25 ml natrium tungstat

    6. Larutan ini disentrifus selama 10 menit.

    7. Lalu 2 ml tembaga sulfat (CuSO4) basa ditambahkan

    8. Larutan ini disimpan selama 10 menit dalam air mandi mendidih.

    9. Larutan siap untuk di periksa3

  • 7/21/2019 Forensik Saliva

    4/8

    3.Mukosa oral

    Pengambilan sampel dari mukosa mulut bisa menggunakan teknik buccal swab.

    Targetnya adalah sel epitel pipih berlapis (squamous epithelial cells) yang bisa diperoleh

    dari mukosa di bukal, namun biasanya ada sejumlah saliva yang juga terambil. Teknik

    buccal swab ini:

    o Sederhana dan tidak sakit

    o Mudah dilakukan sendiri

    o Donor lebih nyaman

    Pengambilan swab dilakukan dengan cotton bud steril. Pertama kita mencatat identitas

    donor atau memberi label nomer sampel. Pakai glove dan hindari mengkontaminasi

    swab. Prosedur buccal swabnya kemudian:

    o Minta donor untuk berkumur dengan air (bila diperlukan*)

    o Lap satu sisi mukosa bukal dengan kain kasa steril (bila diperlukan*)

    o Aplikasikan ujung cotton bud dengan mantap di daerah mukosa 10 kali, dengan

    sedikit memutar ujung cotton bud setiap kali melakukan swab

    o Ulangi langkahnya dari awal pada mukosa bukal di kontralateral

    o Biarkan kedua swab mengering di lingkungan bebas kontaminasi selama paling

    tidak 30 menit

    o

    Masukkan kedua swab di pembungkus, kemudian masukkan ke container yang

    sejuk, kering, bebas sinar UV.

    o Sampel siap dikirim ke laboratorium4

    (*) Berkumur sebelum mengambil sampel bertujuan untuk mengurangi sisa makanan dan

    bahkan mengurangi kontaminasi dari sumber lain (bakteri atau jamur, dll). Mengelap mukosa

    juga membantu membersihkan debris seperti plak.

    (*) Jadi, berkumur dan mengelap mukosa bukal jangan dilakukan apabila korban diduga

    mengalami pemerkosaan dan diduga terjadi seks oral. Pada kondisi ini, pemeriksaan DNA

    dari buccal swab lebih bertujuan untuk mencari identitas dari si pelaku.

    B. Apakah cairan tersebut adalah saliva.

    Pemeriksaan air liur dapat menjadi alat yang berguna dalam berbagai jenis kasus

    criminal, meskipun pemeriksaan air liur tidak diminta sesering pemeriksaan untuk air mani

    atau darah. Pemeriksaan air liur masih memiliki banyak keterbatasan, saat ini metode yang

    paling banyak di gunakan di laboratorium forensik untuk pemeriksaan air liur adalah deteksi

    amylase, enzim yang ditemukan dalam air liur.

  • 7/21/2019 Forensik Saliva

    5/8

  • 7/21/2019 Forensik Saliva

    6/8

    analisis DNA, memotong sekitar 1cm x 1cm bagian dari item dan kertas

    Phadebas, lalu masukkan ke dalam tabung yang telah dilabeli dengan identitas.5

    b. Phadebas Forensic Tube Test.

    Jika diduga bahwa noda yang akan diperiksa adalah noda air liur yang lemah

    atau air liur dari swab, maka digunakan Phadebas tube test yang hasilnya lebih sensitif

    dibandingkan kertas Phadebas. Sebelumnya untuk pengambilan ekstrak air liur dari

    pemeriksaan swab dilakukan prosedur pemeriksaan yang terpisah. Air liur dari

    prosedur ekstraksi kemudian dapat diuji dengan menggunakan Phadebas tube di

    bawah ini.

    Langkah-langkah pemeriksaan Phadebas Forensic Tube :

    1. Siapkan 1 tabung untuk saliva dan 1 tabung untuk control.

    2. Ekstraksi sampel:

    o Bercak Air liur: Potong sebagian kecil dari bercak dan pindahkan ke tabung

    steril (kira-kira 3x3 mm.)

    o Tambahkan 0,5-1 ml air suling steril dan rendam selama 1 menit. Biarkan di

    dalam shaker selama 30 detik.

    3. Teteskan 0,5-1 ml ekstrak dari bercak atau swab ke dalam tabung lain.

    4. Tambahkan 1 (satu) tablet Phadebas untuk masing-masing tes dan kontrol tabung.

    5. Tambahkan 1 ml air salin steril ke sampel dan kontrol tabung lalu masukkan

    kembali kedalam shaker.

    6. Inkubasi tabung pada suhu 37 C selama 30 menit.

    7. Centrifuge tabung pada 10.000 g selama 1 menit.

    8. Reaksi amilase positif akan menghasilkan cairan berwarna biru, kepekekatan warna

    tergantung pada konsentrasi amilase. Reaksi negatif akan menghasilkan cairan yang

    jernih.6

    c. Starch Iodine Radial Diffusion Gel Test

    Langkah-langkah pemeriksaan Starch Iodine Radial Diffusion Gel :

    Sebelumnya disiapkan control positif dan control negative untuk interpretasi hasil

    pemeriksaan :

  • 7/21/2019 Forensik Saliva

    7/8

    a. Kontrol Positif : Air liur cair segar yang dikenal (pengenceran 1/500 di H2O)

    b. Kontrol Negatif : Air Salin

    1. Buat sumur bebentuk lingkaran di cawan petri menggunakan pipet, dengan jarak

    1,5 cm antar sumur sampel (sample kontrol positif, sample kontrol negatif dan

    sample yang diperiksa)

    2. Teteskan sampel yang akan diperiksa sebanyak 4 ml dalam cawan petri dengan

    menggunakan pipet.

    3. Tutup cawan petri dan masukkan dalam inkubator pada suhu 37 C selama 6 jam.

    4. Tetesi larutan yodium yang telah diencerkan 1:50 ke atas cawan ke dalam masing-

    masing sumur sampel. Kemudian bilas dengan air.

    5.

    Lingkaran jelas di sekitar sumur menunjukkan bidang kegiatan amilase. Diameter

    lingkaran yang jelas sebanding dengan akar kuadrat dari konsentrasi amilase.

    Catat diameter dan hasil dalam catatan.

    Interpretasi :

    - Sebuah tes positif jika :

    Ukuran cincin sama atau lebih besar dibanding ukuran kontrol positif.

    Ukuran cincin kurang dari kontrol positif tapi lebih besar dari kontrol negatif.

    - Sebuah hasil negatif adalah tidak adanya cincin yang jelas. 7

    d.

    SALIGaE Test

    Pemeriksaan Saligae digunakan untuk menentukan adanya air liur di dalam sebuah

    sample yang ditemukan di TKP. Dalam prosedur ini, sejumlah kecil sampel

    ditambahkan ke botol tes yang mengandung larutan tidak berwarna. Jika air liur

    terdapat di dalam sample tersebut, maka cairan yang tidak berwarna tersebut akan

    berubah menjadi kuning. 8

    Prosedur SALIGaE Tes sebagai berikut :

    1.

    Tempatkan sekitar 5mm2 potongan atau 1/2 dari swab yang di ambil di tkp

    kedalam 1,5ml tabung microcentrifuge steril.

    2. Masukkan 30 ml - 50 ml air deionisasi steril ke dalam tabung.

    3.

    Inkubasi selama 30 menit pada suhu kamar.

  • 7/21/2019 Forensik Saliva

    8/8

    4. Biarkan botol hangat pada suhu kamar.

    5. Hapus gelembung dari tabung test dengan menekan botol secara lembut.

    6.

    Tambahkan 8 ml sampel ke botol uji

    7. Mix lembut

    8. Baca hasil setelah 10 menit.

    9.

    Perubahan warna kuning menunjukkan hasil yang positif. Tidak ada perubahan

    warna menunjukkan hasil negatif. Hasil negatif menunjukkan bahwa tidak ada air

    liur saat ini atau di bawah batas deteksi tes.8

    C. Apakah Cairan Tersebut Berasal Dari Manusia Atau Hewan.

    Saliva merupakan komponen tubuh yang dapat dihasilkan oleh berbagai

    mammalia, termasuk manusia. Komponen penting yang membedakan saliva manusia

    adalah adanya enzim -amylase, yang dihasilkan oleh kelenjar air liur dalam jumlah

    besar pada manusia. Berbagai pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi enzim

    ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.9

    Selain pemeriksaan langsung terhadap enzim yang terdapat pada saliva, terdapat

    pemeriksaan khusus yang memeriksa antibody. Pemeriksaan tersebut adalah

    immunochromatographic assay yang menggunakan dua antibody monoclonal yang

    spesifik khusus untuk saliva -amylase manusia. Jadi antibody tersebut khusus hanya

    untuk saliva manusia dan tidak untuk saliva dari hewan atau mammalia lainnya.9

    Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk membedakan saliva manusia dengan

    lainnya adalah pemeriksaan pH. pH saliva manusia berkisar antara 6.5 sampai 7.5.

    Hal ini berbeda dengan pH saliva hewan lainnya seperti anjing yang berkisar 8.5

    sampai 8.65. Berbeda dengan anjing, pH yang lebih tinggi memungkinkan untuk efek

    dari lisozim hipocyanite dan peroxidase yang 3 kali lebih tinggi sehingga lebih

    bersifat antibacterial. Ratio Ca:P pada manusia berkisar 0.5 (0.05-1.9), dimana jauh

    lebih rendah pada anjing yaitu 9.9.10