fraksi n-heksana-etil asetat daun damiana ( willd. ex
TRANSCRIPT
FRAKSI n-HEKSANA-ETIL ASETAT DAUN DAMIANA (Turnera diffusa
Willd. ex Schult.) DAN UJI PENGHAMBATAN MATRIKS
METALOPROTEINASE-9 (MMP-9) IN VITRO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Pandu Hariyono
NIM : 168114157
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Imagination is more important than knowledge. Knowledge is limited.
Imagination encircles the world.”
― Albert Einstein
"Resilience is knowing that you are the only one that has the power and the
responsibility to pick yourself up."
― Mary Holloway
“Turn your wounds into wisdom.”
― Oprah Winfrey
KARYA INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK :
Tuhan saya Yesus Kristus,
Orang tua dan keluarga serta Universitas Sanata Dharma.
Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang
menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia
melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah
dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya
kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
1 Petrus 4:11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Enzim matriks metaloproteinase-9 (MMP-9) berperan penting dalam
perkembangan kanker payudara triple negative karena ekspresi berlebih enzim
tersebut dapat meningkatkan laju angiogenesis dan metastasis sel kanker. Salah satu
permasalahan kompleks terapi kanker payudara yaitu kurangnya selektivitas obat
terhadap target terapinya sehingga diperlukan penemuan baru berbasis bahan alam
dengan memanfaatkan sumber daya sekitar untuk meningkatkan efektivitas dan
keamanan terapi kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk memfraksinasi
daun damiana (Turnera diffusa Willd ex Schult.) dan mengidentifikasi senyawa-
senyawa yang terkandung dalam fraksi n-heksana-etil asetat daun damiana yang
diharapkan aktif menghambat enzim MMP-9 secara in vitro. Fraksinasi dilakukan
menggunakan kromatografi kolom fase normal dengan fase gerak n-heksana-etil
asetat (3:1). Uji in vitro enzim MMP-9 dilakukan menggunakan prinsip
fluorescence resonance energy transfer (FRET) based MMP-9. Hasil uji in vitro
menunjukkan persen penghambatan aktivitas enzim MMP-9 oleh fraksi 1 dari
partisi n-heksana daun damiana sebesar 21% pada konsentrasi 1000 µg/mL.
Senyawa yang teridentifikasi dalam fraksi 1 tersebut berdasarkan hasil GC-MS
diperkirakan adalah apigenin-7-O-(6”-O-p- kumaroil)-glukosida dan luteolin-8-C-
[6-deoksi-2-O-rhamnosil]-xylo-heksos-3-ulosida.
Kata Kunci: kanker payudara, matriks metaloproteinase-9, Damiana, Turnera
diffusa, uji in vitro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) plays a significant role in a triple
negative breast cancer progression because its overexpression increases tumour
cells angiogenesis and metastases. One of the complicated problems in the breast
cancer therapy is the lack of selectivity against its molecular targets. Novel
discoveries are required especially using natural products resources to increase its
therapeutic effectiveness and safety. This study aims to fractionate damiana
(Turnera diffusa Willd ex Schult.) leaves and identify its substances in n-hexane-
ethyl acetate fractions that are expected to inhibit MMP-9 enzyme activity.
Fractionation was carried out using a normal phase column chromatography with
n-hexane-ethyl acetate (3:1) as the mobile phase. MMP-9 in vitro assay was carried
out using a fluorescence resonance energy transfer (FRET)-based MMP-9. The
assay showed that fraction 1 from n-hexane partition exhibited 21% reduction of
MMP-9 enzyme activity at 1000 µg/mL. Compounds that were predicted in fraction
1 are apigenin-7-O-(6”-O-p-coumaroyl)-glucoside and luteolin-8-C-[6-deoxy-2-
O-rhamnosyl]-xylo-hexos-3-uloside.
Keywords: breast cancer, matrix metalloproteinase-9, Damiana, Turnera diffusa,
in vitro assay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ .... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. .... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... .... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................... ... vi
PRAKATA ............................................................................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................. ..... ix
ABSTRACT ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
PENDAHULUAN ................................................................................... ...... 1
METODE PENELITIAN......................................................................... ..... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ ..... 8
KESIMPULAN ........................................................................................ 18
SARAN .................................................................................................... 18
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 20
LAMPIRAN ............................................................................................. 22
BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Desain well-plate untuk uji in vitro MMP-9 .........................................6
Tabel II. Organoleptis dari ekstrak metanol, partisi dan fraksi daun damiana.....10
Tabel III. Jumlah dan rendemen dari ekstrak metanol, partisi dan fraksi daun
damiana .............................................................................................................10
Tabel IV. Deskripsi profil KLT dari partisi dan fraksi daun damiana .................11
Tabel V. Hasil komparasi spektra massa dari peak 2 berdasarkan library
wiley7.lib oleh Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia ...................17
Tabel VI. Hasil komparasi spektra massa dari peak 2 berdasarkan library
wiley7.lib oleh Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia ...................17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Profil KLT tahap optimasi fase gerak partisi n-heksana damiana
pada fase gerak n-heksana : etil asetat ................................................................9
Gambar 2. Profil KLT partisi n-heksana (partisi) dan fraksi 1 hingga fraksi 6
(dimulai dari nomor 1 hingga 6) dari partisi ¬n-heksana ekstrak metanol daun
damiana dengan fase gerak n-heksana:etil asetat (3:1) ............................................... 11
Gambar 3. Prinsip FRET-based uji in vitro enzim MMP-9...............................13
Gambar 4. Kromatogram hasil GC dari fraksi 1 n-heksana-etil asetat damiana .15
Gambar 5. Spektrum massa dari fraksi 1 n-heksana-etil asetat damiana pada Rt
3,616 menit ........................................................................................................16
Gambar 6. Spektrum massa dari fraksi 2 n-heksana-etil asetat damiana pada Rt
5,227 menit ........................................................................................................17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman Damiana ...........................................22
Lampiran 2. Foto crude extract metanol, partisi n-heksana dan fraksi 1 n-
heksana-etil asetat daun damiana........................................................................23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kanker payudara terdiri dari beberapa jenis menurut ekspresi gennya yaitu
luminal A, luminal B, HER-2 positif, triple negative (estrogen receptor,
progesterone, dan HER-2 negatif), dan claudin-low (Ma et al. 2015, Adhipandito et
al. 2019). Ekspresi MMP-9 paling tinggi diidentifikasi pada tipe triple negative
yang tidak mendeteksi adanya ekpresi gen untuk reseptor estrogen maupun
progesteron, serta gen faktor pertumbuhan epidermal pada manusia sehingga tipe
kanker ini sering terdeteksi pada stadium yang sudah lanjut (Yousef et al.
2014).Tamoxifen dan Trastuzumab telah dipasarkan dalam pengobatan kanker
payudara masing-masing adalah luminal A/ B dan HER-2 positif, namun sampai
saat ini belum ada obat yang ditargetkan untuk kanker payudara triple negative
(Mehner et al. 2014, Hariono et al. 2018).
MMP-9 adalah salah satu enzim matriks metaloproteinase yang berfungsi
untuk menghidrolisis gelatin. Ekspresi berlebih nzim ini sudah dipelajari dapat
meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan kanker payudara karena
mampu meningkatkan laju angiogenesis secara tidak langsung (Liu et al. 2015,
Putra et al. 2019, Wang et al. 2019). Angiogenesis adalah proses pembentukan
pembuluh darah baru yang diinduksi oleh vasoendothelial growth factor (VEGF)
yang diproduksi oleh sel-sel tumor agar sel-sel tersebut memperoleh nutrisi untuk
bertumbuh (De Palma et al. 2017). Selain peningkatan laju angiogenesis,
kemampuan penetrasi/ mobilitas dari sel tumor untuk bermetastasis juga mengalami
peningkatan (Safranek et al. 2009). Metastasis adalah proses perpindahan sel tumor
dari area awal tumbuhnya sel tumor ke area lain yang diawali dengan pergerakan
sel menuju ke pembuluh darah dan bersirkulasi ke seluruh tubuh hingga mencapai
area tertentu (Chitty et al. 2018). Proses metastasis lebih mudah terjadi karena
peningkatan jumlah MMP-9 yang aktif menghidrolisis gelatin yang berfungsi
sebagai pembatas fisik sehinga mobilitas sel tumor meningkat. (Khalid and Asim
Javaid 2016, Hariono et al. 2020). Kendala dalam penemuan inhibitor MMP-9
adalah selektivitas kandidat obat tersebut dalam menghambat enzim MMP-9. Uji
selektivitas yang biasanya dilakukan berupa uji aktivitas terhadap MMP-2, MMP-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
8 dan MMP-14 dan kandidat obat tersebut dinyatakan selektif apabila senyawa
tersebut dinyatakan tidak menghambat ketiga enzim tersebut (Jones et al. 2019)s.
MMP-9 terdiri dari NH2-pro-domain yang memiliki pengulangan tiga
fibronektin (Fi), yang penting untuk pengikatan gelatin. Selain itu, terdapat ion Zn2+
yang terletak di domain katalitik yang berinteraksi dengan sistein dari domain pro
peptida dalam keadaan tidak aktif. Interaksi sistein-Zn akan putus apabila ada
substrat yang akan masuk ke sisi katalitik yang dikenal dengan istilah “cystein
switch”. Domain katalitik dihubungkan oleh jembatan O-glikosida dan kemudian
diakhiri oleh domain hemopexin (Yabluchanskiy et al. 2013, Cathcart et al. 2015).
Masing-masing ekstrak 10 tanaman yang berbeda dari bagian masing-
masing tanaman yang dimaksud sudah dilakukan uji pendahuluan secara in vitro
mengenai penghambatan enzim MMP-9 dengan % penghambatan bervariasi dari
0-92% pada konsentrasi 1 mg/mL. Salah satu crude extract metanol tanaman yang
menunjukkan penghambatan tinggi adalah daun damiana (Turnera diffusa Willd.
ex Schult.) dengan hambatan sebesar 55% dan IC50 = 494,50 µg/mL. Studi in silico
dan in vitro tersebut dilakukan karena MMP-9 diekspresikan berlebih pada kanker
payudara yang aktivitasnya dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan
perkembangan sel kanker payudara.
Damiana merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam famili
Turneraceae yang berasal dari daerah Amerika Tropis, Meksiko hingga Amerika
Selatan (Zhao et al. 2007). Tanaman ini sudah dipelajari terutama daunnya yang
memiliki efek antibakteri, antimikobakterium, antioksidan, adaptogenik,
antifungal, antitumor, dan sitotoksik (Szewczyk and Zidorn 2014). Daun tanaman
tersebut mengandung beberapa jenis metabolit sekunder, yaitu: flavonoid, senyawa
fenolik, terpenoid, dan glikosida dengan jumlah sebanyak 35 senyawa. Salah satu
senyawa yang sudah berhasil teridentifikasi memiliki aktivitas antitumor terhadap
sel kanker hepatoma (Huh-7), kanker myeloma (U-266 dan NCI-H929), nasofaring
(CA-9KB) dan beberapa jenis kanker lain adalah senyawa apigenin 7-O-(6′′-O-p-
Z-kumaroil-β-D-glukopiranosida) (Zhao et al. 2007, Szewczyk and Zidorn 2014,
Willer et al. 2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Fraksinasi daun damiana diawali dengan tahap ekstraksi simplisia daun
damiana dengan pelarut metanol. Ekstrak metanol kemudian dipartisi
menggunakan beberapa pelarut, yaitu: n-heksana, etil asetat, n-butanol, dan air.
Pada penelitian kali ini, bagian n-heksana dipilih untuk fraksinasi lebih lanjut
menggunakan fase gerak n-heksana - etil asetat. Tiga partisi lain disimpan untuk
penelitian lebih lanjut. Hasil fraksinasi kemudian dikelompokkan berdasarkan
profil kromatografi lapis tipis (KLT) yang kemudian akan diuji secara in vitro
penghambatannya terhadap aktivitas enzim MMP-9. Fraksi yang diujikan,
kemudian diidentifikasi senyawa yang terkandung di dalamnya menggunakan
kromatografi gas-spektrometri massa.
METODE PENELITIAN
Alat Penelitian
Mesin penyerbuk, timbangan analitik 100 gram (METTLER TOLEDO),
timbangan analitik semi-mikro (Ohaus), pompa vakum (GAST), oven (Memmert),
penguap berputar bertekanan rendah (rotary evaporator) (Buchi), shaker orbital
(Optima), corong pisah (Pyrex), kolom kromatografi dengan panjang 28 cm dan
diameter 5,5 cm, chamber KLT dan detektor UV (254 nm dan 365 nm), pipet mikro
0,5-10 L, 10-100 L dan 100-1000 L (Socorex), 96-well micro plate, tip pipet
mikro (BIOLOGIX), vortex, microplate multimode reader (Synergy HTX-3),
kromatografi gas-spektrometer massa (QP2010 SE SHIMADZU).
Bahan penelitian
Daun damiana, metanol teknis, n-heksana teknis, etil asetat teknis, n-
butanol pro analisis (Merck), etil asetat pro analisis (Merck), n-heksana pro analisis
(Merck), akuades, silika gel 60 untuk kromatografi kolom (Merck), plat silika F254
(Merck), kits enzim Biovision yang mengandung enzim MMP-9 terliofilisasi,
substrat FRET-based peptida, larutan dapar MMP-9, N-Isobutil-N-(4-
metoksifenilsulfonil)glisil hidroksamat (NNGH) sebagai kontrol positif,
dimetilsulfoksida (DMSO) sebagai pelarut sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Prosedur Penelitian
Determinasi Tanaman
Herbarium kering damiana dibuat dari bagian akar, batang, daun dan
bunga dari tanaman damiana. Herbarium tersebut kemudian dikirimkan ke UPT
Laboratorium Terpadu Materia Medika Batu, Batu, Malang.
Pembuatan simplisia daun damiana
Daun damiana yang dipilih adalah daun yang masih segar, utuh dan tidak
terkontaminasi jamur. Setelah itu, daun dicuci dengan air mengalir sambil
dibersihkan. Setiap daun tersebut kemudian dirajang menjadi beberapa bagian yang
lebih kecil lalu dan dikeringkan dengan oven pada suhu 40oC. Daun yang telah
kering dipilah-pilah kembali dan dibuat menjadi serbuk dengan menggunakan
grinder. Serbuk yang diperoleh disimpan pada suatu wadah gelas tidak tembus
cahaya matahari dan diberi silika gel.
Ekstraksi
Sebanyak lebih kurang 150 gram serbuk simplisia daun damiana
ditimbang terlebih dahulu dan dimaserasi dengan metanol (1:3) sebanyak 4 kali
berdasarkan hasil orientasi tahap ekstraksi dengan menggunakan sampel yang
sama, masing-masing dilakukan kembali setelah 24 jam maserasi dalam erlenmeyer
yang terbungkus rapat dengan alumunium foil. Maserat dipisahkan dengan cara
disaring terlebih dahulu, lalu digabungkan menjadi satu dan dikentalkan dengan
menggunakan rotary evaporator pada suhu 40C untuk menghindari kerusakan
senyawa termolabil dengan mempertahankan laju penguapan dari pelarut berupa
metanol.
Partisi
Sebanyak lebih kurang 15 gram crude extract metanol daun damiana yang
dilarutkan dalam aquadest dengan perbandingan ekstrak : pelarut sebesar 1 : 20 dan
dipartisi dengan pelarut n-heksana dengan volume sebanding dengan larutan
ekstrak menggunakan corong pisah sehingga didapatkan partisi dari masing-masing
pelarut. Partisi kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Fraksinasi
Fraksinasi dilakukan dengan metode kromatografi kolom menggunakan
Silica G 60. Silika dimasukkan ke dalam kolom hingga tingginya mencapai kurang
lebih 15 cm. Partisi n-heksana sebanyak lebih kurang 1 gram ditimbang terlebih
dahulu, dilarutkan dalam fase gerak n-heksana-etil asetat (3:1) dengan
perbandingan 1 : 20 b/v kemudian dimasukkan ke dalam kolom. Fase gerak n-
heksana-etil asetat dituang ke dalam kolom dan hasil eluat ditampung setiap 10 ml.
Fraksi-fraksi yang diperoleh dilihat profilnya dengan KLT, kemudian fraksi yang
mempunyai profil KLT yang sama digabungkan. Fraksi-fraksi tersebut diuji
aktivitas penghambatannya terhadap enzim MMP-9 secara in vitro.
Uji In Vitro Penghambatan MMP-9
Enzim disiapkan dengan melakukan rekonstitusi enzim yang terliofilisasi
dengan 110 µL gliserol 30% dalam air bebas mineral. Kemudian, enzim yang sudah
terekonstitusi diencerkan dengan 550 µL dapar dan disimpan pada suhu -20o C.
Sampel ditimbang secukupnya dan dilarutkan dalam DMSO hingga mencapai
konsentrasi 100 mg/mL untuk kemudian diujikan dengan konsentrasi akhir dalam
well sebesar 1 mg/mL. NNGH yang sudah dipelajari mampu menghambat MMP-9
dengan IC50 sebesar 47,8 nM digunakan sebagai kontrol positif, sedangkan FRET-
based peptida digunakan sebagai substrat enzim MMP-9 beserta larutan dapar
MMP-9 untuk mempertahankan pH optimum aktivitas enzim. Substrat MMP-9
disiapkan dengan mengambil 1 µL larutan stok substrat (4 mM) dan ditambahkan
49 µL dapar uji MMP-9. Desain well-plate untuk uji in vitro MMP-9 disajikan pada
Tabel I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Tabel I. Desain well-plate untuk uji in vitro MMP-9
Nomor Bahan
Jumlah (µL)
BC NC S1-
S13 IC SC
1 Dapar uji MMP-9 100 45 44 43 44
2 Sampel - - 1 - -
3 Inhibitor - - - 2 -
4 Solven - - - - 1
5 Enzim MMP-9 - 5 5 5 5
Inkubasi 370C selama 30 menit
6 Substrat MMP-9 - 50 50 50 50
Inkubasi 370C selama 60 menit
Keterangan tabel :
BC : kontrol pembacaan
NC : kontrol negatif
IC : kontrol positif pembanding
S1–S13 : sampel (fraksi)
SC : kontrol pelarut (DMSO)
Masing-masing bahan ditambahkan secara urut dari nomor 1 hingga ke 5
dengan interval inkubasi selama 30 menit pada suhu 37C, kemudian dilanjutkan
nomor 6 kemudian diinkubasi lagi selama 60 menit pada suhu yang sama.
Fluoresensi dibaca menggunakan multimode reader dengan panjang gelombang
eksitasi = 325 nm dan emisi = 393 nm.
Pemeriksaan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa / Gas Chromatography
Mass Spectrometry (GC-MS)
Analisis menggunakan GC-MS diawali dengan penimbangan sampel
fraksi sebanyak 5 mg dan dilarutkan dengan 1 mL kloroform. Kemudian, sampel
tersebut diinjeksikan ke instrument GC dengan pengaturan berupa: kolom Rtx 5
MS yang dialiri dengan fase gerak berupa gas helium dengan kecepatan alir total
berupa 24,1 mL/min dan kecepatan alir kolom berupa 0,42 mL/min; temperatur
oven kolom 100,0°C; ditingkatkan 5°C setiap 5 menit hingga suhu 300,00°C;
tekanan 12,0 kPa dan ionisasi EI 70 EV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tata Cara Analisis
Organoleptis
Bentuk, warna dan aroma dari masing-masing sampel (simplisia, serbuk
simplisia, ekstrak, partisi dan fraksi) diamati secara langsung.
Rendemen
Masing-masing massa bahan awal ditimbang dahulu di awal tahap
ekstraksi, partisi dan fraksinasi dengan timbangan analitik. Lalu, massa setiap
sampel juga ditimbang dengan timbangan analitik. Rendemen dari tiap proses dapat
diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
Massa produk yang diperoleh
Massa bahan awal x 100%
Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Masing-masing ekstrak, partisi dan fraksi ditimbang dan dilarutkan dalam
pelarut n-heksana-etil asetat (3:1). Masing-masing sampel terlarut ditotolkan ke plat
KLT dengan ukuran bercak awal sekitar 0,5 cm. Kemudian, plat tersebut dielusi
dengan fase gerak n-heksana-etil asetat (3:1) dalam chamber KLT dengan panjang
elusi 4 cm. Profil KLT diperoleh setelah plat KLT sudah dikeringkan dari fase gerak
setelah tahap elusi selesai dan dideteksi dengan detektor UV pada panjang
gelombang 254 nm dan 365 nm.
Aktivitas penghambatan MMP-9 in vitro
Hasil pembacaan yang berupa nilai fluoresensi dari setiap well dilihat dan
dihitung besar penghambatan aktivitas enzim MMP-9 dengan rumus :
100% − (besar fluoresensi kontrol sampel − blanko
besar fluoresensi kontrol negatif − blanko x 100%)
Profil Kromatografi Gas-Spektrometri Massa (GC-MS)
Hasil GC-MS terdiri dari kromatogram fraksi dan spektrum massa setiap
puncak kromatogram. Setiap puncak dideterminasi strukturnya berdasarkan
database massa relatif senyawa yang ada pada software MS yang digunakan berupa
grafik massa/muatan ion (m/z) melawan kelimpahan relatif (%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daun damiana yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari daerah
Paingan, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tanaman tersebut telah
diautentikasi oleh pakar taksonomi UPT Laboratorium Terpadu Materia Medika
Batu, Batu, Malang dengan cara pengamatan morfologi tanaman dan dibandingkan
dengan literatur Flova of Java volume 1.
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi untuk menarik senyawa-
senyawa terlarut dari dalam sel daun tersebut. Metode maserasi digunakan karena
metode ini merupakan metode yang sederhana dan biasanya digunakan untuk
sampel lunak seperti daun serta menghindari kerusakan senyawa yang termolabil.
Pemilihan pelarut dalam ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi titik
didih, polaritas, keamanan serta biaya. Pelarut yang digunakan dalam proses
ekstraksi adalah metanol karena memiliki keseimbangan polaritas yang baik
sehingga mampu menarik senyawa yang bersifat polar dan nonpolar, memiliki titik
didih sebesar 64,7°C sehingga mudah dihilangkan dari sampel. Partisi n-heksana
dipilih dalam penelitian ini untuk melakukan penelusuran lebih lanjut terkait
senyawa-senyawa nonpolar yang berpotensi menghambat enzim MMP-9. Senyawa
semipolar yang kemungkinan tersari pada partisi etil asetat, demikian pula senyawa
polar yang kemungkinan tersari pada n-butanol dan air, belum diuji karena
keterbatasan enzim.
Tahap partisi dilakukan untuk melakukan pemisahan lebih lanjut terhadap
ekstrak yang telah diperoleh menjadi beberapa komponen yang lebih kecil. Salah
satu metode yang dapat digunakan adalah ekstraksi cair-cair. Pemilihan pelarut
pada tahap tersebut didasarkan pada perbedaan indeks polaritas, momen dipol,
tetapan dielektrik hingga afinitas ikatan hidrogen dari masing-masing pelarut
terpilih (Griffiths and Pugh 1979, Anslyn and Dougherty 2006). Pelarut n-heksana
dipilih sebagai pelarut nonpolar yang digunakan untuk menarik senyawa-senyawa
yang relatif paling nonpolar karena pelarut ini mempunyai indeks polaritas 0,1;
momen dipol 0,08 dan tetapan dielektrik sebesar 1,88. Etil asetat mempunyai indeks
polaritas 4,4; momen dipole 1,78 dan tetapan dielektrik 6,02 digunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pelarut semi-polar yang bertujuan untuk menarik senyawa-senyawa relatif nonpolar
selanjutnya, kemudian dilanjutkan dengan pelarut n-butanol (indeks polaritas 3,9;
momen dipol 1,66 dan tetapan dielektrik 17,8) untuk menarik komponen yang
relatif polar dari ekstrak yang terlarut dalam air (indeks polaritas 10,2; momen dipol
1,85 dan tetapan dielektrik 80) (University of Washington, 2007). Pelarut n-butanol
diketahui lebih polar dibandingkan etil asetat karena n-butanol memiliki afinitas
ikatan hidrogen yang lebih tinggi (Anslyn and Dougherty 2006).
Tahap fraksinasi terhadap partisi n-heksana dilakukan untuk memisahkan
senyawa-senyawa yang relatif nonpolar menjadi beberapa komponen yang lebih
spesifik berdasarkan polaritas setiap senyawa yang terkandung. Partisi ini dipilih
karena apigenin 7-O-(6′′-O-p-Z-kumaroil-β-D-glukopiranosida) ditemukan pada
partisi n-heksana dari ekstrak metanol daun damiana (Willer et al. 2019). Pemilihan
fase gerak pada proses kromatografi merupakan proses penting dalam melakukan
analisis maupun pemisahan dengan metode ini.
Gambar 1. Profil KLT tahap optimasi fase gerak partisi n-heksana damiana
pada fase gerak n-heksana : etil asetat
Fase gerak yang digunakan adalah fase gerak yang menunjukkan pemisahan
paling optimum yang ditandai dari jumlah bercak yang terhitung dari komponen-
komponen dalam sampel berdasarkan sifat fisikokimia setiap senyawa di dalamnya
yaitu n-heksana : etil asetat dengan perbandingan 3:1 karena menghasilkan jumlah
bercak yang paling banyak, namun terdapat kekurangan yaitu terdapat komponen
yang masih belum mampu terelusi atau terpisahkan pada fase gerak tersebut. Gambar
1 menyajikan profil KLT tahap optimasi fase gerak partisi n-heksana damiana pada
fase gerak n-heksana : etil asetat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Partisi n-heksana daun damiana kemudian difraksinasi menggunakan
kromatografi kolom dengan fase diam berupa silika gel 60 untuk kromatografi
kolom dan fase gerak n-heksana : etil asetat dengan perbandingan 3:1 secara
isokratik. Fraksi-fraksi yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan KLT
menggunakan fase diam plat silika gel 60 F254 dan fase gerak n- heksana : etil asetat
dengan perbandingan 3:1 kemudian masing-masing fraksi dengan profil KLT yang
sama akan digabungkan menjadi 1 fraksi. Tabel II menyajikan organoleptis dari
ekstrak metanol, partisi dan fraksi daun damiana.
Tabel II. Organoleptis dari ekstrak metanol, partisi dan fraksi daun damiana
Produk Organoleptis
Ekstrak metanol Kental, hitam pekat
Partisi n-heksana Kental, hitam pekat
Fraksi
Fraksi 1 Agak cair, kuning-jingga
Fraksi 2 Agak cair, hitam
Fraksi 3 Agak cair, hitam
Fraksi 4 Kental, hitam
Fraksi 5 Kental, hitam
Fraksi 6 Kental, hitam
Informasi berupa ciri organoleptis dari produk bahan alam biasanya
digunakan sebagai informasi penunjang standar produk yang diperoleh atau
dihasilkan dari suatu proses pengelolaan sumber daya bahan alam. Informasi
tersebut dapat memberikan gambaran terkait kandungan kimia, kualitas dan
keamanan dari produk yang dihasilkan.
Tabel III. Jumlah dan rendemen dari ekstrak metanol, partisi dan fraksi
daun damiana Produk Massa Rendemen
Ekstrak metanol 16,83 g 10,44%
Partisi n-heksana 3,62 g 25,78%
Fraksi
Fraksi 1 167,8 mg 16,32%
Fraksi 2 88,6 mg 8,62%
Fraksi 3 70,4 mg 6,85%
Fraksi 4 75,2 mg 7,32%
Fraksi 5 106,3 mg 10,34%
Fraksi 6 86,8 mg 8,44%
Ekstrak metanol daun damiana yang diperoleh sebanyak 16,83 gram dari
serbuk simplisia daun damiana sebanyak 161,27 gram. Sebanyak 14,03 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
ekstrak metanol daun damiana dipartisi dengan 280 mL pelarut aquadest dan
ditambahkan n-heksana dengan volume yang sama dalam corong pisah. Sisa crude
extract sebanyak 2,80 gram disimpan sebagai sampel tertinggal untuk pengujian
aktivitas ekstrak secara in vitro. Jumlah dan rendeman yang diperoleh dari tahap ini
masih bisa ditingkatkan dengan alternatif cara berupa peningkatan jumlah atau rasio
pelarut:bahan yang digunakan. Tahap fraksinasi partisi n-heksana dilakukan
menggunakan 1,03 gram partisi n-heksana dan dihasilkan 6 fraksi akhir.
Tabel IV. Deskripsi profil KLT dari partisi dan fraksi daun damiana
Produk
Jumlah
bercak
pada
UV254
Warna bercak
pada UV254
Jumlah
bercak
pada
UV365
Warna bercak pada
UV365
Partisi n-heksana 9 Coklat dan kuning
gelap 8
Kuning lemon, magenta dan hitam
Fraksi
Fraksi 1 4 Ungu dan kuning 5 Magenta
Fraksi 2 3 Ungu dan kuning 4 Magenta
Fraksi 3 3 Hitam dan kuning 4 Magenta dan hitam
Fraksi 4 3 Hitam dan kuning 3 Magenta dan hitam
Fraksi 5 3 Hitam dan kuning 3 Magenta dan hitam
Fraksi 6 2 Kuning 2 Magenta
Gambar 2. Profil KLT partisi n-heksana (partisi) dan fraksi 1 hingga fraksi 6
(dimulai dari nomor 1 hingga 6) dari partisi n-heksana ekstrak metanol daun
damiana dengan fase gerak n-heksana:etil asetat (3:1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Penurunan jumlah bercak pada partisi n-heksana dibandingkan dengan
crude extract metanol serta fraksi 1 hingga 6 bila dibandingkan dengan partisi n-
heksana menunjukkan bahwa tahap partisi dan fraksinasi telah berhasil
menghasilkan komponen yang lebih spesifik berdasarkan polaritas masing-masing
komponen. Bercak tersebut dihitung berdasarkan analisis visual subjektif dengan
kriteria berupa bercak terlihat sebagai bercak tunggal dengan bentuk lingkaran atau
elips yang sepenuhnya tidak saling tumpang tindih. Bercak gelap yang muncul pada
deteksi UV 254 nm disebabkan karena adanya penyerapan sinar UV254 oleh
senyawa tersebut yang menyebabkan indikator fosfor tidak berinteraksi dengan
cahaya UV254 dan tidak dapat mengemisikan kembali cahaya yang seharusnya
diemisikan sehingga diperkirakan senyawa tersebut dapat menyerap sinar UV254
yang pada umumnya memiliki ikatan rangkap terkonjugasi seperti benzena
(Touchstone 1992, Taniguchi and Lindsey 2018). Bercak berwarna pada sinar
UV365 menunjukkan adanya penyerapan cahaya UV365 oleh senyawa tersebut
menyebabkan peningkatan energi elektron pada molekul tersebut dan
mengemisikan kembali cahaya tersebut dalam panjang gelombang yang berbeda.
Senyawa yang berfluoresensi pada deteksi UV 365 nm biasanya memiliki struktur
yang rigid ataupun senyawa N-heterosiklik (Touchstone 1992, Taniguchi and
Lindsey 2018). Senyawa yang diperkirakan terkandung dalam partisi n-heksana dan
fraksi 1-6 adalah senyawa golongan flavonoid (umumnya berpendar dengan
spektrum warna biru-hijau-kuning) dan senyawa golongan alkaloid (umumnya
berpendar dengan spektrum warna violet-biru) (Roshchina et al. 2017). Gambar 2
menyajikan profil KLT dari masing-masing partisi dan Gambar 3 menyajikan profil
KLT dari masing-masing fraksi yang telah diperoleh.
Aktivitas penghambatan MMP-9 in vitro
Kelarutan sampel merupakan salah satu aspek penting dalam uji aktivitas
penghambatan MMP-9 in vitro sehingga uji kelarutan sampel uji in vitro dalam
pelarut uji in vitro yaitu DMSO perlu dilakukan terlebih dahulu. Ketidaksesuaian
pelarut dengan sampel uji dapat menyebabkan hasil yang diperoleh menjadi tidak
akurat akibat penurunan konsentrasi komponen yang mampu terlarut dalam pelarut.
Pelarut ini dipilih karena pelarut ini sudah umum digunakan untuk melarutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
senyawa-senyawa hidrofobik. Fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun damiana dipilih
untuk merupakan satu-satunya fraksi yang dapat larut dalam DMSO sehingga fraksi
ini yang dipilih untuk dilakukan uji aktivitas penghambatan MMP-9 in vitro.
Namun, fraksi 1 tersebut juga tidak larut sempurna ditandai dengan keberadaan
beberapa komponen yang masih mengendap di bawah. Fraksi 1 memiliki
kekurangan berupa rendahnya jumlah atau proporsi setiap senyawa yang
terkandung dalam fraksi tersebut berdasarkan analisis visual dari intensitas warna
yang dihasilkan. Fraksi yang dapat dilanjutkan untuk dilakukan studi aktivitas lebih
lanjut adalah fraksi 3 namun diperlukan studi lebih lanjut terkait pelarut uji yang
digunakan untuk uji aktivitas penghambatan MMP-9 in vitro. Substrat yang
digunakan dalam pengujian ini berupa peptida terlabel yang terdiri dari 2 fluorofor
yang terhubung sehingga ketika terpotong oleh MMP-9, maka masing-masing
gugus fluorofor akan terlepas dan akan berfungsi sebagai donor dan akseptor
fluoresensi pada panjang gelombang yang digunakan. Besarnya aktivitas enzim
MMP-9 in vitro ditandai dengan besarnya fluoresensi yang dihasilkan oleh produk
hasil hidrolisis substrat peptida oleh MMP-9.
Gambar 3. Prinsip FRET-based uji in vitro enzim MMP-9
Metode uji in vitro yang digunakan adalah uji in vitro FRET-based MMP-
9. Prinsip metode tersebut adalah penyerapan energi cahaya yang spesifik oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
elektron suatu gugus atau fragmen (donor) kemudian gugus tersebut akan
mentransferkan energi tersebut ke suatu gugus atau fragmen yang lain (akseptor).
Energi yang diemisikan oleh akseptor akan dideteksi dan dikonversi sebagai unit
fluoresensi. Metode yang dipilih berdasarkan optimasi oleh beberapa peneliti
adalah metode FRET-based MMP-9 dengan substrat fluorogenik berupa peptida
dengan sensitivitas yang baik yaitu Mca-PLGL-Dpa-AR-NH2. MMP-9 akan
memotong substrat fluorogenik tersebut menjadi dua bagian pada ikatan peptida
G-L yaitu Mca-PLG yang berfungsi sebagai donor fluoresensi yang menyerap
energi UV325 sedangkan L-Dpa-AR-NH2 berfungsi sebagai akseptor fluoresensi
yang mengemisikan energi pada panjang gelombang 393 nm (Fields, 2001).
Blanko kontrol dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar pengurangan
nilai bacaan fluoresensi oleh pelarut sistem uji, sedangkan blanko sampel
digunakan sebagai dasar pengurangan nilai bacaan fluoresensi oleh fraksi 1 n-
heksana-etil asetat daun damiana. Kontrol negatif digunakan untuk mengetahui
nilai bacaan fluoresensi yang berasal dari aktivitas enzim MMP-9, sedangkan
kontrol positif digunakan sebagai pembanding penghambatan enzim MMP-9 serta
memastikan bahwa prosedur dan kit enzim dalam kondisi ideal serta dilakukan
dengan valid. Kontrol positif menunjukkan persen penghambatan enzim MMP-9
sebesar 100% yang berarti protokol pengujian sudah valid. Kontrol pelarut
digunakan dalam uji in vitro untuk mengetahui besar penghambatan aktivitas enzim
akibat adanya pelarut sampel yaitu DMSO. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
DMSO 1% memiliki kemampuan penghambatan enzim MMP-9 sebesar 5%. Nilai
penghambatan DMSO akan digunakan sebagai blanko penghambatan aktivitas
enzim MMP-9. Hasil pengujian in vitro menunjukkan bahwa fraksi 1 n-heksana-
etil asetat daun damiana menunjukkan persentase penghambatan enzim MMP-9
sebesar 21% pada konsentrasi 1000 µg/mL sehingga dinyatakan fraksi 1 tersebut
tidak aktif menghambat MMP-9 secara in vitro (Chothiphirat et al. 2019).
Rendahnya penghambatan aktivitas enzim MMP-9 dapat disebabkan oleh sampel
uji tidak larut sempurna dalam DMSO pada larutan stok sampel uji atau senyawa
yang terkandung dalam fraksi tersebut memang kurang poten dalam menghambat
MMP-9 akibat rendahnya masing-masing komponen dalam fraksi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Mengingat bahwa ekstrak metanolnya cukup aktif, diprediksi bahwa senyawa yang
lebih poten masuk ke bagian air yang relatif lebih polar. Kemungkinan lain juga
dapat terjadi, yaitu senyawa yang lebih poten masih terkandung dalam partisi n-
heksana tetapi berada dalam fraksi yang lain. Hal ini memerlukan penelitian lebih
lanjut bahwa damiana memang berpotensi sebagai inhibitor MMP-9.
Profil GC-MS
Pengujian GC-MS dilakukan terhadap fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun
damiana dan diperoleh kromatogram yang menunjukkan adanya 2 puncak yang
terlihat pada waktu retensi secara berurutan yaitu 3,616 dan 5,227 menit. Gambar
5 menyajikan kromatogram hasil GC dari fraksi 1 n-heksana-etil asetat damiana.
Gambar 4. Kromatogram hasil GC dari fraksi 1 n-heksana-etil asetat damiana
Salah satu faktor penting yang berperan dalam waktu retensi pada
kromatografi gas adalah suhu pemanasan kolom. Titik didih dari senyawa
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil pemisahan. Selain
itu, jenis kolom yang digunakan merupakan faktor penting lainnya yang berperan
dalam waktu retensi. Kolom yang digunakan berupa RTX-5 MS
(difenildimetilsiloksan) yang bersifat nonpolar sedangkan fase gerak yang
digunakan merupakan gas helium. Ke-2 senyawa terpisahkan dengan resolusi yang
cukup rendah serta peak yang dihasilkan mengalami fronting yang ditandai dengan
waktu retensinya cukup berdekatan dan bentuk peak yang tidak ideal (runcing dan
tajam) menandakan terdapatnya peak yang mengandung lebih dari 1 senyawa. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian sistem kromatografi gas yang digunakan,
laju alir yang terlalu cepat dari gas pembawa serta kemungkinan temperatur awal
yang terlalu tinggi (Rood 2007). Berdasarkan intensitasnya, senyawa pada puncak
1 pada waktu retensi 3,616 menit mempunyai kelimpahan yang lebih tinggi.
Senyawa yang telah terpisah melalui proses kromatografi gas akan dideteksi dengan
spektrometer massa dan diperoleh spektra massa. Gambar 6 menyajikan spektrum
massa dari fraksi damiana pada waktu retensi 3,616 menit sedangkan Gambar 7
menyajikan spektrum massa dari fraksi damiana pada waktu retensi 5,227 menit.
Gambar 5. Spektrum massa peak 1 dari fraksi 1 n-heksana-etil asetat
damiana pada Rt 3,616 menit
Puncak 1 memiliki waktu retensi sebesar 3,616 menit dengan rentang
waktu retensi berkisar antara 3,608-3,625 menit dan memiliki m/z sebesar 579 yang
terbaca oleh spektometer massa. Profil spektra massa tersebut dibandingkan dengan
library wiley7.lib yang dimiliki oleh Laboratorium Terpadu Universitas Islam
Indonesia dan didapatkan 5 senyawa hits berdasarkan similarity index. Similitarity
index spektra massa tersebut dihitung berdasarkan besarnya masing-masing nilai
m/z yang terdeteksi. Hasil yang didapatkan dari profil GC-MS adalah dicantumkan
dalam Tabel V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel V. Hasil komparasi spektra massa dari peak 1 berdasarkan library
wiley7.lib oleh Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia
Waktu
retensi
(menit)
%Area Mr
(g/mol)
Fragmen Prediksi
3,616 92,79 % 579 70 Hit 1 : Dihidrofuran
32 Hit 2: O2
266 Hit 3 : :2-Bromo-5-(1'-kloro-2',2'-
dimetilpropil)tiofen
246 Hit 4 :1-Propen-1-ol, 3-[4-(1,1-
dimetiletil)fenil]-2-metil asetat
170 Hit 5: : Tetrakarbonil nikel
Gambar 6. Spektrum massa peak 2 dari fraksi 1 n-heksana-etil asetat
damiana pada Rt 5,227 menit
Puncak 2 memiliki waktu retensi sebesar 5,227 menit dengan rentang
waktu retensi berkisar antara 5,217 menit – 5,233 menit dan memiliki m/z sebesar
576 yang terbaca oleh spektometer massa. Profil spektra massa tersebut
dibandingkan dengan library wiley7.lib yang dimiliki oleh Laboratorium Terpadu
Universitas Islam Indonesia dan didapatkan 5 senyawa hits berdasarkan similarity
index. Hasil yang didapatkan dari profil GC-MS adalah dicantumkan dalam Tabel
VI.
Tabel VI. Hasil komparasi spektra massa dari peak 2 berdasarkan library
wiley7.lib oleh Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia
Waktu
retensi
(menit)
%Area Mr
(g/mol)
Fragmen Prediksi
5,227 7,21% 576 32 Hit 1 : O2
70 Hit 2: Dihidrofuran
246 Hit 3 :1-Propen-1-ol, 3-[4-(1,1-
dimetiletil)fenil]-2-metil asetat
169 Hit 4: 2-Amino-3-kuinolinkarbonitril
84 Hit 5: :2-Isobutil-4,4-dimetil-1,3-
dioksan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Masing-masing spektra massa tersebut kemudian dianalisis mandiri
dengan metode studi literatur. Studi literatur yang dilakukan berupa penelusuran
kandungan-kandungan senyawa yang terkandung dalam damiana (Turnera diffusa
Willd. ex. Schult.) berdasarkan hasil GC-MS dengan metode yang serupa dengan
mencocokkan nilai m/z tertinggi dari spektra massa masing-masing peak terhadap
nilai m/z yang tercantum dalam literatur yang telah diperoleh. Prediksi berdasarkan
studi literatur mandiri menghasilkan prediksi bahwa senyawa dengan m/z sebesar
579 pada peak 1 dan m/z sebesar 576 pada peak 2 secara berurutan adalah apigenin-
7-O-(6”O-p-kumaroil)-glukosida dan luteolin-8-C-[6-deoksi-2-O-rhamnosil]-xylo-
heksos-3-ulosida yang tergolong dalam senyawa flavonoid glikosida.
KESIMPULAN
Fraksi n-heksana-etil asetat daun damiana dapat diperoleh melalui
fraksinasi menggunakan kromatografi kolom dengan fase gerak n-heksana-etil
asetat. Salah satu fraksi yang diperoleh yaitu fraksi 1 n- heksana-etil asetat daun
damiana mempunyai persentase penghambatan sebesar 21% pada konsentrasi 1000
µg/mL terhadap aktivitas enzim MMP-9 dibandingkan dengan NNGH pada
konsentrasi 2 mM memiliki aktivitas penghambatan sebesar 100%. Senyawa yang
diprediksi terkandung dalam fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun damiana
berdasarkan analisis spektra GC-MS adalah apigenin-7-O-(6”O-p-kumaroil)-
glukosida dan luteolin-8-C-[6-deoksi-2-O-rhamnosil]-xylo-heksos-3-ulosida.
Rendahnya penghambatan aktivitas enzim MMP-9 dapat disebabkan oleh
rendahnya jumlah komponen terlarut dalam DMSO pada larutan stok sampel uji
maupun rendahnya jumlah masing-masing komponen dalam fraksi tersebut.
SARAN
Penelitian lebih lanjut yaitu menguji aktivitas penghambatan MMP-9 pada
fraksi 2 hingga fraksi 6 n-heksana-etil asetat daun damiana serta partisi etil asetat,
n-butanol dan air daun damiana untuk menemukan senyawa lain yang berpotensi
menghambat MMP-9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis berterima kasih kepada Persatuan Kimia Medisinal Indonesia
(PERAKMI)-Timmerman Award 2017 dan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma melalui dana student club 2019 yang telah memberikan dukungan finansial
untuk penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
DAFTAR PUSTAKA
Adhipandito, C.F., Ludji, D.P.K.S., Aprilianto, E., Jenie, R.I., Al-Najjar, B., and
Hariono, M., 2019. Matrix metalloproteinase9 as the protein target in anti-
breast cancer drug discovery: an approach by targeting hemopexin domain.
Future Journal of Pharmaceutical Sciences, 5 (1), 1–15.
Anslyn, E. V. and Dougherty, D.A., 2006. Modern Physical Organic Chemistry.
University Science Books.
Cathcart, J., Pulkoski-Gross, A., and Cao, J., 2015. Targeting matrix
metalloproteinases in cancer: Bringing new life to old ideas. Genes and
Diseases.
Chitty, J.L., Filipe, E.C., Lucas, M.C., Herrmann, D., Cox, T.R., and Timpson, P.,
2018. Recent advances in understanding the complexities of metastasis.
F1000Research, 7, 1–18.
Chothiphirat, A., Nittayaboon, K., Kanokwiroon, K., Srisawat, T., and
Navakanitworakul, R., 2019. Anticancer Potential of Fruit Extracts from
Vatica diospyroides Symington Type SS and Their Effect on Program Cell
Death of Cervical Cancer Cell Lines. Scientific World Journal, 2019.
Department of Chemistry, U. of W., 2007. Dielectric Constant of Common
solvents.
Fields, G.B., 2001. Using fluorogenic peptide substrates to assay matrix
metalloproteinases. Methods in molecular biology, 151 (7), 495–518.
Griffiths, T.R. and Pugh, D.C., 1979. Correlations among solvent polarity scales,
dielectric constant and dipole moment, and a means to reliable predictions of
polarity scale values from cu. Coordination Chemistry Reviews, 29 (2–3),
129–211.
Hariono, M., Nuwarda, R.F., Yusuf, M., Rollando, R., Jenie, R.I., Al-Najjar, B.,
Julianus, J., Putra, K.C., Nugroho, E.S., Wisnumurti, Y.K., Dewa, S.P., Jati,
B.W., Tiara, R., Ramadani, R.D., Qodria, L., and Wahab, H.A., 2020.
Arylamide as Potential Selective Inhibitor for Matrix Metalloproteinase 9
(MMP9): Design, Synthesis, Biological Evaluation, and Molecular Modeling.
Journal of Chemical Information and Modeling, 60 (1), 349–359.
Hariono, M., Yuliani, S.H., Istyastono, E.P., Riswanto, F.D.O., and Adhipandito,
C.F., 2018. Matrix metalloproteinase 9 (MMP9) in wound healing of diabetic
foot ulcer: Molecular target and structure-based drug design. Wound Medicine,
22, 1–13.
Jones, I., Nguyen, T.T., Peng, Z., and Chang, M., 2019. Targeting MMP-9 in
Diabetic Foot Ulcers, (Figure 1).
Khalid, A. and Asim Javaid, M., 2016. Matrix Metalloproteinases: New Targets in
Cancer Therapy. Journal of Cancer Science & Therapy, 8 (6), 143–153.
Liu, Y., Zhao, Y., Lu, C., Fu, M., Dou, T., and Tan, X., 2015. Signatures of positive
selection at hemopexin (PEX) domain of matrix metalloproteinase-9 (MMP-
9) gene. Journal of Biosciences, 40 (5), 885–890.
Ma, R., Feng, Y., Lin, S., Chen, J., Lin, H., Liang, X., Zheng, H., and Cai, X., 2015.
Mechanisms involved in breast cancer liver metastasis. Journal of
Translational Medicine.
Mehner, C., Hockla, A., Miller, E., Ran, S., Radisky, D.C., and Radisky, E.S., 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tumor cell-produced matrix metalloproteinase 9 (MMP-9) drives malignant
progression and metastasis of basal-like triple negative breast cancer.
Oncotarget, 5 (9), 2736–2749.
De Palma, M., Biziato, D., and Petrova, T. V., 2017. Microenvironmental
regulation of tumour angiogenesis. Nature Reviews Cancer, 17 (8), 457–474.
Putra, K.C., Nugroho, E.S., Wisnumurti, Y.K., Dewa, S.P., Jati, B.W.P., Tiara, R.,
Setyaningsih, D., and Hariono, M., 2019. In silico Study of Thioguanine
Derivatives As Hemopexin Matrix Uji Aktivitas Turunan Thioguanine
Terhadap Hemopexin Matrix Metalloproteinase9 ( Pex-9 ) In silico, 1 (2), 17–
24.
Rood, D., 2007. The troubleshooting and maintenance guide for gas
chromatographers. Wiley.
Roshchina, V. V., Kuchin, A. V., and Yashin, V.A., 2017. Application of
Autofluorescence for Analysis of Medicinal Plants. International Journal of
Spectroscopy, 2017, 1–8.
Safranek, J., Pesta, M., Holubec, L., Kulda, V., Dreslerova, J., Vrzalova, J.,
Topolcan, O., Pesek, M., Finek, J., and Treska, V., 2009. Expression of MMP-
7, MMP-9, TIMP-1 and TIMP-2 mRNA in lung tissue of patients with non-
small cell lung cancer (NSCLC) and benign pulmonary disease. Anticancer
Research, 29 (7), 2513–2517.
Szewczyk, K. and Zidorn, C., 2014. Ethnobotany, phytochemistry, and bioactivity
of the genus Turnera (Passifloraceae) with a focus on damiana - Turnera
diffusa. Journal of Ethnopharmacology.
Taniguchi, M. and Lindsey, J.S., 2018. Database of Absorption and Fluorescence
Spectra of >300 Common Compounds for use in PhotochemCAD.
Photochemistry and Photobiology, 94 (2), 290–327.
Touchstone, J.C., 1992. Practice of Thin Layer Chromatography. John Wiley &
Sons.
Wang, Y., He, J., Liao, M., Hu, M., Li, W., Ouyang, H., Wang, X., Ye, T., Zhang,
Y., and Ouyang, L., 2019. An overview of Sirtuins as potential therapeutic
target: Structure, function and modulators. European Journal of Medicinal
Chemistry, 161, 48–77.
Willer, J., Jöhrer, K., Greil, R., Zidorn, C., and Çiçek, S.S., 2019. Cytotoxic
Properties of Damiana (Turnera diffusa) Extracts and Constituents and A
Validated Quantitative UHPLC-DAD Assay. Molecules, 24 (5).
Yabluchanskiy, A., Ma, Y., Iyer, R.P., Hall, M.E., and Lindsey, M.L., 2013. Matrix
Metalloproteinase-9: Many Shades of Function in Cardiovascular Disease.
Physiology, 28 (6), 391–403.
Yousef, E.M., Tahir, M.R., St-Pierre, Y., and Gaboury, L.A., 2014. MMP-9
expression varies according to molecular subtypes of breast cancer. BMC
Cancer, 14 (1), 1–12.
Zhao, J., Pawar, R.S., Ali, Z., and Khan, I.A., 2007. Phytochemical investigation of
Turnera diffusa. Journal of Natural Products, 70 (2), 289–292.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman Damiana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 2. Foto crude extract metanol, partisi n-heksana dan fraksi 1 n-heksana-
etil asetat daun damiana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Fraksi n-
Heksana-Etil Asetat Daun Damiana (Turnera diffusa
Willd. Ex Schult.) dan Uji Penghambatan Matriks
Metaloproteinase-9 (MMP-9) In Vitro” memiliki nama
lengkap Pandu Hariyono. Penulis merupakan anak
bungsu dari Andi Hariyono dan Hartati. Penulis lahir di
Magelang pada tanggal 1 Maret 1999. Riwayat
pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yakni
tingkat sekolah dasar di SD Kristen Indonesia, Magelang
(2004-2010), tingkat sekolah menengah pertama di SMP
Tarakanita, Magelang (2010-2013), tingkat sekolah
menengah atas di SMA Negeri 3 Magelang (2013-2016). Penulis kemudian
melanjutkan pendidikan S1 di Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun 2016. Semasa menempuh
kuliah, penulis terlibat dalam berbagai kegiatan kampus antara lain menjabat
sebagai ketua UKF Drug Discovery Research Group (periode 2019-2020), panitia
dan instruktor kegiatan workshop “Virtual Screening dalam Mendesain Obat TBC”
oleh Drug Discovery Research Group (2019). Penulis aktif menjadi asisten dosen
dalam praktikum Kimia Dasar (2017-2019), Kimia Organik (2018). Penulis juga
aktif dalam kegiatan kepanitian dengan menjadi anggota divisi konsumsi dalam
kegiatan Seminar Nasional (2016). Penulis berharap para pembaca karya ini
memperoleh ilmu yang baru dan terinspirasi untuk berkarya dengan ide yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI