fraktur kash 14

31
1 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA PROGRAM BASED LEARNING (PBL) NAMA : KASHWINIY NAIDU NIM : 102011437 KELOMPOK : B-4 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS KRITEN KRIDA WACANA JALAN ARJUNA UTARA NO.6 JAKARTA BARAT, 11470.

Upload: kashwiniy

Post on 15-Jan-2016

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fraktur

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Kash 14

1

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

PROGRAM BASED LEARNING (PBL)

NAMA : KASHWINIY NAIDU

NIM : 102011437

KELOMPOK : B-4

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS KRITEN KRIDA

WACANA JALAN ARJUNA UTARA NO.6 JAKARTA BARAT, 11470.

Email : [email protected]

Page 2: Fraktur Kash 14

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggungjawab

terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem

ini terdiri dari tulang,sendi,otot rangka,tendon,ligament,bursa dan jaringan-jaringan khusus

yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragam jaringan dan organ sistem

muskuloskeletal dapat menyebabkan terbentuknya berbagai gangguan yang berkembang

terutama dalam sistem itu sendiri atau di tempat lain namun mengenai sistem

muskuloskeletal.1 Trauma dalam muskuloskeletal termasuklah fraktur,dislokasi,sprains dan

strains namun yang paling parah ialah fraktur. Gangguan ini terjadi pada tulang,sendi dan

otot terjadi disebabkan kelainan metabolik, infeksi,inflamasi atau non-inflamasi atau tumor.

Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.Trauma

adalah penyebab utama kematian pada orang usia 1-44 tahun pada semua ras dan taraf sosio

ekonomi.2

Skenario:

Seorang laki-laki usia 18 tahun, dibawa ke UGD RS setelah jatuh ketika mengendarai sepeda

motor dengan kecepatan sedang. Laki-laki tersebut mengalami kesakitan pada tungkai

bawah kanan diatas sendi lutut. Laki-laki tersebut tidak dapat berdiri & merasa kesakitan

ketika berusaha mengangkat pahanya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Status lokalis:

Regio femur dextra 1/3 distal tampak edema (+), hematom (+), Nyeri tekan(+), deformitas

(+), krepitasi (+), gerakan tungkai terbatas, pulsasi distal teraba, tidak melemah.

1.2 Hipotesis

Berdasarkan skenario,hipotesa yang didapatkan ialah:

Seorang laki-laki terjatuh dari motor mengalami fraktur femur tertutup 1/3 distal

dextra.

Page 3: Fraktur Kash 14

3

1.3 Fokus Penelitian

Dari skenario,didapatkan rumusan masalah yaitu seorang laki-laki terjatuh dari motor

sehingga pada tungkai bawah kanan di atas lutut terdapat nyeri,deformitas,krepitasi,memar

dan gerak tungkai menjadi terbatas. Justeru,makalah ini dihasilkan dengan tujuan meneliti

masalah ini dengan lebih dini. Penelitian akan difokuskan mengikut bagian-bagian di bawah:

Anamnesa

Pemeriksaan fisik dan laboratorium

Working diagnosis(WD) penyakit

Etiologi penyakit

Epidemiologi

Patofisiologi penyakit dari mekanisme fraktur dan jenis fraktur.

Komplikasi-komplikasi yang boleh terhasil dari penyakit ini.

Prognosis penyakit samada membaik atau memburuk.

Pentalaksanaan baik secara Medika mentosa atau non-medika mentosa

Pencegahan

1.4 Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Istilah Definisi

Deformitas Kelainan hasil dari gangguan umum misalnya arthritis,dislokasi,patah tulang dan

gangguan lokal lainnya.

Krepitasi Bunyi keretek-keretek disebabkan permukaan tergesek bersama,seperti pada

arthritis.

Tabel 1: Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui.3

Page 4: Fraktur Kash 14

4

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Anamnesa 4

Anamnesis adalah pengumpulan data status pasien yang didapat dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien.Tujuan dari anamnesis

antara lain: mendapatkan keterangan sebanyak mungkin mengenai penyakit pasien,

membantu menegakkan diagnosa sementara dan diagnosa banding, serta membantu

menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Wawancara yang baik seringkali sudah dapat

mengarah masalah pasien dengan diagnosa penyakit tertentu. Adapun anamnesis meliputi:

pencatatan identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat

penyakit dahulu, serta riwayat penyakit keluarga.

Berdasarkan kasus, anamnesa yang harus dilakukan terhadap pasien ialah:

Menanyakan identitas pasien seperti umur dan pekerjaannya.

Menanyakan keluhan utama pasien.

Menanyakan riwayat penyakit yang deskriptif & kronologis(lihat tabel 2) dan faktor-

faktor yang memperberat penyakit seperti demam,lelah atau gejala sistemik

lainnya(panas, penurunan BB, kelelahan, lesu, rasa tidak enak badan & mudah

terangsang atau adanya gejala kekacauan mental).

Menanyakan riwayat penyakit dahulu seperti riwayat trauma dan aktivitas sosial yang

dilakukan sehari-hari.

Menanyakan riwayat penyakit keluarga samada pernah menderita penyakit yang

sama seperti pasien atau ada riwayat trauma.

Page 5: Fraktur Kash 14

5

Tabel 2: Anamnesa Riwayat Penyakit Deskriptif dan kronologis

2.2 Pemeriksaan Fisik 4,5

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli

medis yang memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pada

pemeriksaan ini, dapat ditentukan lokalisasi dan sifat-sifat dari suatu penyakit.

Dalam kasus ini,pasien datang dengan kesakitan pada tungkai bawah kanan di atas

sendi lutut, maka pemeriksaan lutut secara menyeluruh harus dilakukan oleh dokter.

Teknik Pemeriksaan: Dimulai saat pasien memasuki ruangan dengan melihat cara berjalan

dan posisi lutut saat berjalan (bagian lutut harus dapat dilihat). Ayunan ekstensi dan fleksi

lutut harus halus dan mantap.

Keluhan pada Sendi Pertanyaan lanjut

Nyeri sendi Lokasi nyeri & punctum maksimum, penekanan radiks saraf, saat nyeri,

nyeri mekanis, nyeri inflamasi

Kaku sendi Rasa seperti diikat, lama & beratnya

Bengkak sendi Perubahan warna, bentuk & posisi struktur ekstremitas

Page 6: Fraktur Kash 14

6

Tes Khusus- Tes stabilitas sendi lutut yaitu:

Anterior Drawer design

Posterior Drawer design

Test Mc-Murray: Pada posisi tungkai bawah rotasi eksterna 15° , bunyi snap yang

teraba atau terdengar pada waktu tungkai bawah pasien digerakkan dari posisi

ekstensi ke fleksi 90° menunjukkan adanya robekan meniskus medial. Bunyi yang

sama terdengar pada waktu tungkai bawah dirotasi internal 30° & digerkkan dari

fleksi ke ekstensi, menunjukkan robekan pada meniskus lateral

Posisi lutut saat berdiri, jalan dan berbaringWarna kulit, gambaran vaskularisasiPembengkakan atau massa pada bagian anterior/posterior, lateral/medialLuka/fistel/ulkusPerhatikan kontur otot,apakah simetris atau tidak.

LOOK(Inspeksi)

Meraba pembengkakan/massa, deskripsi konsistensi samada nyeri atau tidak. Meraba vaskularisasi dan pulsasi pembuluh darah di lututMeraba posisi patella di lututPerhatikan adanya nyeri tekan di persendianPalpasi otot-otot,tendo-tendo dan daerah-daerah bursa.Pada palpasi,kita menilai: Krepitasi saat lutut difleksi dan diekstensikan, efusi sendi,stabilitas ligamen kolateral dan stabilitas ligamen krusiatum.

FEEL(Palpasi)

Menilai range of motion (ROM) lutut dengan gerakan fleksi-ekstensi dan menyatakannya dalam derajat. Normal : 0 - 120

MOVE(Range of motion)

Tabel 3: Pemeriksaan Fisik Lutut

Page 7: Fraktur Kash 14

7

Gambar 1: Anterior dan Posterior Drawer Test

Gambar 2: Tes Mc-Murray

2.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium

untuk mendapatkan gambaran penyakit secara dini dan mencakup antara lain:

Pemeriksaan darah rutin(Hemoglobin,Leukosit,Hematokrit,Thrombosit)

Pemeriksaan gula darah sewaktu.

Golongan darah pasien.

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb (Hemoglobin) 11 g/dL (Untuk lelaki

dewasa) 13-18 g/

dL

Hb normal

Ht (Hematokrit) 34% (Untuk lelaki

dewasa) 37-49%

Ht menurun

Leukosit 9000/ mm3 5000-10.000 / mm3 Normal

Trombosit 200.000 / mm3 140.000-400.000 /

mm3

Normal

Page 8: Fraktur Kash 14

8

Tabel 4: Pemeriksaan laboratorium berdasarkan kasus

Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan X-Ray mengikut Rules of Two:

2 posisi (Antero posterior dan Lateral)-lihat gambar 3

2 Sendi( Sendi atas& bawah tulang yang patah)

2 Ekstremitas (kanan & kiri)- Anak-anak

Gambar 3: Foto Fraktur Femur Distal AP dan Lateral

Pemeriksaan penunjang yang lain ialah MRI dan CT scan. MRI jarang dipakai untuk

deteksi awal penyakit tetapi sangat berguna menunjukkan kondisi penyakit karena ia

memperlihatkan jaringan lunak di sekitar sendi. Bagi pasien yang ada kontraindikasi dengan

MRI,CT scan diguna sebagai ganti.6

2.4 Working Diagnosis

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,didapatkan diagnosa pasti kondisi

pasien yaitu adanya Fraktur Femur Tertutup 1/3 Distal Dextra.

Fraktur adalah patah tulang, putusnya kontinuitas dari tulang, tulang rawan sendi atau

tulang rawan epifisis. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kanan di atas

sendi lutut dan setelah pemeriksaan fisik dilakukan,didapatkan status lokalis pada pasien di

regio femur dextra 1/3 distal nyeri, ada deformitas, krepitasi,gerakan tungkai yang

terbatas,nadi teraba dan tampak memar. Diagnosis diperkukuh dengan foto Rontgen di bagian

sendi yang sakit dan jelas terlihat adanya fraktur di femur 1/3 distal dextra pasien(Gambar 3).

Fraktur ini dikatakan sebagai tertutup karena kulit di atasnya utuh dan bila terdapat luka pada

kulit di atasnya disebut fraktur terbuka (compound fracture).1

Page 9: Fraktur Kash 14

9

2.5 Epidemiologi 7

Fraktur femur sering terjadi pada usia muda dengan insidens sebanyak 8-9% dan

sering juga pada wanita yang berusia 75 tahun atau lebih.

Fraktur pada 1/3 distal dari diafisis adalah sebanyak 79%.

Untuk fraktur femur yang terbagi dalam beberapa klasifikasi misalnya saja pada

fraktur collum, fraktur subtrochanter femur ini banyak terjadi pada wanita tua dengan

usia lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporotik. Trauma yang

dialami oleh wanita tua ini biasanya ringan (jatuh terpeleset di kamar mandi)

sedangkan pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan.

Fraktur batang femur, fraktur supracondyler, fraktur intercondyler, fraktur

condyler femur banyak terjadi pada penderita laki – laki dewasa karena kecelakaan

ataupun jatuh dari ketinggian.

Fraktur batang femur pada anak terjadi karena jatuh waktu bermain dirumah atau

disekolah.

2.6 Etiologi 1,8

Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera(trauma), seperti kecelakan

mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih

besar daripada kekuatan tulang. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba –

tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau

terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. Jenis dan beratnya patah tulang

dipengaruhi oleh:

Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang.

Usia penderita

Kelenturan tulang

Jenis tulang.

Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan

jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan

Page 10: Fraktur Kash 14

10

fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya sedangkan penghancuran kemungkinan

akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.

Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang

jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu jadi kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur

mungkin tidak ada.

Tekanan yang berulang-ulang atau trauma ringan(fraktur kelelahan) pada

tulang menyebabkan tulang menjadi retak, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat

tekanan berulang-ulang.

Kelemahan abnormal pada tulang (Fraktur patologik) Fraktur dapat terjadi oleh

tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu

sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget ). Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang

rapuh karena kelainan seperti osteoporosis,osteomyelitis atau tumor seperti ewing’s sarcoma

atau metastase myeloma bisa mengalami patah tulang.

Berdasarkan kasus,fraktur terjadi karena kecelakaan sepeda motor sehingga pasien

tidak dapat berjalan atau berdiri.

2.7 Patofisiologi 1,6

Mekanisme Trauma:

Trauma yang dapat menyebabkan patah tulang dapat berupa trauma

langsung,misalnya benturan pada tungkai bawah menyebabkan patahnya tulang femur dan

dapat juga berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang

menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang tergantung

pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul

yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang(fraktur

terbuka).

Menurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan Woods (1989)Ketika patah

tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan

jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut Terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan

jaringan sekitarnya.

Page 11: Fraktur Kash 14

11

Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanalis medullaris antara tepi tulang

dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur. Terjadinya respon

inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik yang ditandai: vasodilatasi dari plasma

dan leukosit.

Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk

memperbaiki cedera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang.

Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum

tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut

masuk ke dalam pembuluh darah yang mensuplai darah pada organ-organ yang lain.

Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan

kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskemia dan menyebabkan

protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya

edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung saraf, yang bila berlangsung lama

bisa menyebabkan Compartment Syndrome.

Tulang yang mengalami fraktur,jaringan lunak di sekitarnya mengalami

kerusakan,periostium terpisah dari tulang,terjadi pendarahan dan membentuk bekuan

darah sehingga terbentuk jaringan granulasi,sel osteogenik berdiferensiasi menjadi

kondroblas dan osteoblas. Terjadi pembentukan kalus di sekitar lokasi fraktur dan

kembali membentuk tulang yang intak.

Klasifikasi Fraktur:

1. Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi:

Fraktur Komplit- Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas

sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang

dari satu sisi ke sisi lain serta engenai seluruh korteks.

Fraktur Inkomplit-Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan

garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada

korteks yang utuh).

2. Menurut Black dan Matassarin(1993), fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia

luar meliputi:

Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi,kulit masih utuh dan

tulang tidak menonjol melalui kulit.

Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit karena ada hubungan

dengan dunia luar,maka berpotensi mendapat infeksi.

Page 12: Fraktur Kash 14

12

3. Menurut Long(1996) fraktur dibagi menurut garis patah tulang yaitu:

Tabel 5: Jenis Fraktur Menurut Garis Patah Tulang

Gejala Fraktur Tulang:

1) Nyeri: Dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme

otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.

2) Bengkak/oedema: Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang

terlokalisir pada daerah fraktur dan daerah di jaringan sekitarnya.

Gambar 4: Jenis Fraktur Tulang

Jenis Fraktur Penjelasan

Linier Fraktur berbentuk 1 garis lurus biasanya pada antebrachii, cruris

atau cranium. Fraktur yang tegak lurus terhadap sumbu panjang

tulang. Pada fraktur ini mudah dikontrol dengan bidai gips.

Cominutiva Biasa pada trauma hebat atau terkena peluru. Terputusnya keutuhan

jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang.

Spiral dan

oblique

Traumanya bersifat rotary dan diikuti interposisi dengan jaringan

sekitarnya, biasa pada antebrachii dan cruris. Yang oblique, garis

patahnya membentuk sudut terhadap tulang.

Avulsi Fraktur yang disertai dengan robekan ligament, tendon, dan otot

(memisahkan fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun

ligament)

Epifise Merupakan pure cartilaginous fraktur yang mengenai epifise.

Salter&Harris membagikan fraktur ini kepada 5 tipe.

Impresi/

Kompresi

Fraktur berbentuk linier atau kominutiva dimana ada fragmen yang

menekan ke dalam. Fraktur Kompresi biasa terjadi pada columna

vertebralis.

Greenstick Fraktur tidak sempurna, sering terjadi pada anak- anak, Korteks

tulangnya sebagian masih utuh begitu juga periosteumnya. Fraktur

ini akan segera sembuh dan mengalami remodeling ke bentuk dan

fungsi normal.

Segmental Dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan

terpisahnya segmen sentral dari suplai darah. Sulit ditangani karena

biasanya salah satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah

menjadi sulit untuk menyembuh sehingga perlu proses pembedahan.

Page 13: Fraktur Kash 14

13

3) Memar : Disebabkan karena pendarahan dibawah kulit.

4) Spasme Otot: Kontraksi otot involunter yang terjadi di sekitar fraktur.

5) Penurunan sensasi: Akibat kerusakan saraf, terkenanya saraf karena oedema.

6) Gangguan fungsi: Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur,nyeri atau

spasme otot paralysis.

7) Mobilitas abnormal: Kebanyakannya terjadi pada fraktur tulang panjang.

8) Krepitasi: Rasa gemertak yang terjadi jika bagian-bagian tulang digerakkan.

9) Deformitas: Abnormalitas dari tulang hasil trauma dan pergerakan otot yang

mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal.

10) Shock hipovolemik: Terjadi sebagai kompensasi jika terjadi pendarahan hebat.

2.8 Komplikasi 6,8

Komplikasi

Segera

(Komplikasi yang

terjadi saat

fraktur atau

segera setelahnya)

Lokal:

-Kulit abrasi,laserasi,penetrasi

-Pembuluh darah robek

-Sistem saraf: Sumsum tulang belakang,saraf tepi motorik dan sensorik.

-Otot

-Organ dalam: Jantung,paru,hepar,limpa dan kandung kemih(fraktur pelvis)

Umum:

-Rudapaksa/fraktur multiple

-Syok: Hemoragik,neurogenik

Komplikasi Dini

(Komplikasi yang

terjadi beberapa

hari setelah

kejadian)

Lokal:

-nekrosis kulit,gangren,compartment syndrome,thrombosis vena,infeksi

sendi, osteomyelitis.

Umum:

-Acute Respiratory Distress Syndrome,emboli paru,tetanus.

Komplikasi Lama

(Komplikasi

terjadi setelah

fraktur tulang

lama)

Lokal:

-sendi: ankilosis fibrosa,ankilosis osal.

-tulang: gagal taut/salah taut.distrofi reflex,osteoporosis

pascatrauma,gangguan pertumbuhan,osteomielitis dan fraktur berulang.

-Otot/tendo: penulangan otot,rupture tendon.

-Saraf: kelumpuhan saraf lambat

Page 14: Fraktur Kash 14

14

Umum:

-Batu ginjal akibat imobilisasi lama di tempat tidur.

Tabel 6: Komplikasi Patah Tulang

Fraktur tertutup pada tungkai bawah sering mengakibatkan terjadinya Compartment

Syndrome. Hal ini terjadi karena peningkatan tekanan pada compartment otot. Fraktur pada

tulang panjang dapat mengakibatkan pendarahan yang banyak dan pada fraktur tertutup,darah

tidak dapat keluar sehingga terjadinya compartment syndrome. Pemeriksaan Neurovascular

distal terutama bila bengkak nyata dan kulit tegang harus disegerakan. Pengenalan yang

terlambat dapat menyebabkan ia berakhir dengan kematian jaringan distal dari fraktur hingga

harus dilakukan amputasi.

Komplikasi yang sering terjadi dengan fraktur femur ialah:

Malunion

Non-union

Kekakuan femur

2.9 Penatalaksanaan 8,9

Prinsip umum penanganan fraktur terdiri dari 4R:

Recognition-Membuat diagnosis yang benar berdasarkan anamnesis,waktu kejadian

dan lokalisasi yang cedera.

Reposition-Mengembalikan tulang yang patah ke arah/alignment yang benar,

pengembalian fragment distal terhadap proksimal dan memastikan kedudukan serta

neurovascular terjamin baik.

Retaining-Tindakan mempertahankan kedudukan hasil reposisi, fiksasi luar dengan

gips dan dalam dengan implant seperti K-wire,plate&screw.

Rehabilitation-Mengembalikan fungsi alat atau anggota gerak karena penyambungan

fraktur butuh waktu yang lama.

Page 15: Fraktur Kash 14

15

Tujuan pengobatan fraktur adalah mengembalikan fungsi tulang yang patah dan

ekstremitasnya dalam keadaan normal, dalam jangka waktu sesingkat mungkin dengan cara

konservatif atau operatif:

Konservatif:

1. Dengan proteksi saja.

2. Dengan imobilisasi dengan memasang gips atau bidai pada fraktur yang inkomplit

atau fraktur dengan keadaan baik.

3. Reposisi tertutup dan fiksasi externa( gips) pada fraktur supra kondiler humeri,

fraktur colles, fraktur smith.

4. Traksi- manual- fiksasi externa

5. Perbaikan gizi atau asupan calcium yang lebih untuk memperkuat tulang.

6. Pengobatan dari segi farmakologis.

Tabel 7: Penanganan Non-Operatif

Page 16: Fraktur Kash 14

16

Fraktur distal femur seringkali menembus intra artikular dan ia membutuhkan

reposisi anatomis sendi. Reposisi ini merupakan indikasi mutlak untuk operasi fraktur

femur distal. Komplikasi neurovascular sering terjadi terutama pada a.poplitea.

Penanganan yang lambat mengakibatkan tungkai bawah terpaksa diamputasi.

Operatif :

1. Reposisi tertutup dengan bimbingan radiologis.

2. Reposisi terbuka (ORIF)-menggunakan plate & screw serta Intramedullary rod untuk

menstabilkan tulang yang mengalami fraktur.

Keuntungan Non-invasive: Tidak memerlukan operasi.

Murah : Tidak memerlukan fasilitas atau kemudahan implant.

Kekurangan Reduksi tidak selalu tepat.

Stabilitas kurang untuk tulang besar.

Malunion lebih banyak pada orang dewasa.

Memerlukan lebih banyak rawat jalan dan radiograf untuk memantau

penyakit.

Indikasi Patah pada tulang cancellous.

Fraktur metacarapal,phalanges dan metatarsal.

Fraktur yang tidak memerlukan reposisi anatomi seperti tulang

klavikula.

Anak-anak yang patah tulang.

Jenis Terapi Istirahat: Hanya diberi analgesik dan istirahat di rumah.

Cast treatment: Untuk cedera yang umum pada orang dewasa dan

anak-anak, terutama fraktur radial bagian distal.

Splint: Membantu imobilisasi sewaktu patah tulang.

Traksi: Pasien harus baring untuk waktu yang lama,sekarang sudah

jarang digunakan untuk orang dewasa.

Page 17: Fraktur Kash 14

17

3. Fiksasi externa

Peranti fiksasi luaran yang melekat pada tulang dengan menggunakan pin atau

kabel dan terdiri daripada frame luaran. Alat fiksasi eksterna terdiri dari

pelbagai jenis dari frame uniaksial sederhana hingga ke frame lingkaran

kompleks untuk masalah fraktur yang lebih sukar.

Keuntungan utama adalah operasi minimal invasif dan aplikasi lebih fleksibel.

Kekurangan menggunakan fiksasi externa adalah infeksi pada pin-track,

penerimaan pasien yang rendah dan tahap yang lebih tinggi untuk timbulnya

malunion.

Alat ini sangat sesuai untuk digunakan dalam situasi di mana pelaksanaan

fiksasi dalaman mungkin sukar atau berisiko. Contohnya termasuk fraktur

metafisis distal tulang di mana telah ada sebelumnya osteomyelitis, fraktur

multipel atau kerosakan kulit luas dan pembengkakan berikutan trauma energy

tinggi. Fiksasi luaran boleh digunakan untuk sementara dalam situasi ini

sampai fiksasi dalaman dianggap selamat.

Antara indikasi untuk fiksasi luaran adalah:

Fraktur tertutup dengan cedera jaringan lunak di sekitarnya.

Beberapa fraktur terbuka

Fraktur Juxta-artikular dimana nail&plate secara teknikal sukar.

Stabilisasi sementara fraktur tulang panjang pada multipel trauma

Kaki memanjang

selepas pemendekkan

pasca-trauma

Koreksi deformitas

sudut / putaran

kompleks pasca-

trauma.

Gambar 5: External Fixation

4. Fiksasi Interna

Peranti fiksasi dalaman terbahagi dalam dua kategori utama: peranti intramedulla

dan plate. Variasi lain yang digunakan, seperti skru atau teknik pengkabelan.

Page 18: Fraktur Kash 14

18

Intramedulla nail banyak digunakan dalam rawatan patah tulang tungkai bawah

tulang panjang pada orang dewasa. Implant ini boleh dimasukkan dengan operasi

minimal invasif dan sangat baik untuk memulihkan keselarasan panjang dan

putaran. Peranti ini mempunyai tahap potensi yang sangat rendah terhadap

malunion serta komplikasi lain, seperti jangkitan.

Fiksasi interna merupakan pilihan rawatan menggantikan fraktur tidak stabil di

mana reduksi yang lemah akan lebih compromise untuk penyembuhan dan

memberikan hasil yang fungsional. Hal ini

sering digunakan dalam patah tulang

terbuka high energy trauma dan patah

tulang dengan saraf yang berkaitan

kecederaan pembuluh darah, untuk

menghasilkan persekitaran/lingkungan

luka yang stabil.

Gambar 6: Contoh Operasi

Plate&Screw

Indikasi dilakukannya operasi adalah :

Fraktur yang tidak bisa dengan terapi konservatif atau timbulnya bahaya avaskuler

nekrosis tinggi.

Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup.

Fraktur yang dapat direposisi secara tertutup tapi sulit dipertahankan.

Fraktur yang berdasarkan pengalaman, memberi hasil yang lebih baik dengan operasi.

Excisional arthroplasty (membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi) dan

eksisi fragmen.

Penatalaksanaan Fraktur Femur :

A. Non-operative:

Page 19: Fraktur Kash 14

19

Penanganan tergantung usia dan status lokalis pasien. Terapi non-operatif

jarang dipakai pada orang dewasa.

Traksi merupakan terapi paling efektif namun memerlukan waktu 2-3 bulan

untuk penyembuhan.

Pada fraktur distal femur,terapi yang lebih sesuai ialah cast-brace. Selepas 6

minggu traksi,pasien dipakaikan cast-brace untuk pergerakan dan

weighbearing secara progresif.

B. Operative :

Kebanyakan fraktur ditangani dengan intramedullary rod dengan cara open

atau blind nailing.

Jika fraktur adalah jenis cominutiva, interlocking nails diguna untuk

mempertahankan panjang tulang dengan meningkatkan fiksasi proksimal dan

distal.

Fixator externa digunakan sementara waktu untuk imobilisasi pada fraktur

terbuka.

2.10 Pencegahan 10

Bagi mengelakkan terjadinya fraktur,terutama fraktur pada femur, tindakan yang perlu

dilakukan ialah:

Makanlah makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D bagi meningkatkan

kekuatan tulang dan mengelak tulang menjadi keropos atau mudah patah apabila

diberi tekanan.

Menjadi aktif untuk mencegah terpeleset dan terjadinya fraktur yaitu dengan Weight-

bearing exercise, seperti bola sepak, berjalan atau melompat tali, membantu membina

tulang yang kuat. Olahraga juga penting untuk menjaga berat badan yang sihat..

Selalu mengenakan sabuk pengaman saat mengemudi atau mengandarai mobil bagi

mengurangi efek fraktur jika terjadinya kecelakaan atau trauma.

Pakailah padding yang benar dan peralatan keselamatan ketika berpartisipasi dalam

kegiatan olahraga.

Page 20: Fraktur Kash 14

20

Mendapat paparan sinar UV matahari (pagi dan sore) yang cukup.

Meningkatkan bekalan vitamin C: Vitamin C penting dalam penyembuhan luka, dan

membantu menghasilkan protein kolagen yang penting untuk pembentukan tulang

sihat. Makan kaya dengan vitamin C seperti jeruk, semangka, betik, paprika merah,

stroberi, brokoli.

Meningkatkan pengambilan makanan yang kaya vitamin K. Selain membantu

pembekuan darah, vitamin K merupakan sebahagian penting daripada proses biokimia

yang mengikat kalsium ke tulang. Ini juga diperlukan untuk pembentukan osteocalcin,

protein tulang. Selain itu, vitamin K membantu mempertahankan kalsium tubuh

dengan mengurangkan kehilangan kalsium dalam urin. Vitamin K didapatkan dari

makanan hijau, sayur-sayuran dan minyak sayur (canola, zaitun dan kacang soya).

2.11 Prognosis 10

Prognosis tergantung pada jenis dan lokasi fraktur femur, usia dan status kesehatan

individu serta adanya cedera secara bersamaan. Pemulihan umumnya memang sudah

dijangka, namun, individu-individu di atas usia 60 dengan fraktur femur tertutup memiliki

tingkat kematian 17%. Tingkat non-union adalah sekitar 1%. Masalah permanen dengan gaya

berjalan mungkin terjadi, dan kecacatan/defromitas dapat diakibatkan dari cedera lain yang

berkelanjutan pada saat fraktur.

BAB IIIPENUTUP

Page 21: Fraktur Kash 14

21

Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.

Fraktur tertutup atau simple adalah fraktur dengan kulit yang tidak mengalami perforasi

sehingga lokasi fraktur tidak terpajan lingkunga luar sedangkan fraktur terbuka atau fraktur

gabungan adalah fraktur dengan kulit yang tertembus pada ekstremitas yang terkena. Fraktur

tertutup terutamnya di tungkai bawah biasanya mempunyai resiko tinggi untuk mendapat

compartment syndrome karena pada patah tulang tertutup,darah tidak dapat keluar dan sering

menimbulkan peningkatan tekanan compartment otot. Justeru, pemeriksaan neurovascular

distal terutama bila kulit terlihat tegang dan bengkak harus segera dilakukan karena jika

terlambat amputasi terpaksa dilakukan. Penanganan yang baik menghasilkan penyembuhan

dan prognosis yang membaik.

KESIMPULAN

Hipotesis diterima. Seorang laki-laki terjatuh dari motor mengalami fraktur femur

tertutup 1/3 distal dextra. Hipotesa diterima berdasarkan penelitian dan pembahasan segenap

aspek penyakit ini serta diagnosis mutlak hasil rontgen.

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: Fraktur Kash 14

22

1. Price SA, Wilson LM. Fracture and dislocation. Pathophysiology: Clinical Concepts

of Disease Processes. Vol II. 6th ed;2006.

2. Christy L, Kathryn L. Alteration of musculoskeletal function. Pathopyhsiology: The

Biologic Basis For Disease In Adults and Children. 6th ed;2010.

3. Mark H.B, Fletcher A.J, Jones T.V, Porter R. The Merck Manual Of Medical

Information Dictionary. 4th home edition. Pocket books reference; 2007.

4. Bickley L.S. Anamnesis. Bates’ Guide to physical examination and history taking.

International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer

Health; 2009.

5. Blundell A., Harrison R. Knee examination. Musculoskeletal examination 2. OSCEs

at A Glance. 1st ed. Wiley-Blackwell. A John Wiley & Sons Ltd., Publication; 2009.

6. Anwar R,Tuson K, Khan SA. Femoral shaft fracture. Classification and Diagnosis in

Orthopaedic Trauma. Cambridge University Press;2008.

7. Salminen ST, Bostman OM. Population based epidemiologic and morphologic study

of femoral shaft fractures. Department of Orthopaedics and Traumatology, Helsinki

University Central Hospital, Finland;2000. Diunduh dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10738433. Diakses tanggal 24/03/2013

8. Luqmani R., Robbs J., Porter D., Keating J. Trauma. Textbook of Orthopaedics,

Trauma, and Rheumatology. 1st ed. Mosby Elsevier. 2008.

9. Lawrence W, Gerard M. Fractures of the shaft of the femur. Current Surgical

Diagnosis& Treatment.11th ed. Mc Graw Hill Companies;2003.

10. Femoral Fracture. Ebsco Publishing;2011. Diunduh dari http://www.thirdage.com.

Diakses tanggal 24/03/2013.