futuhat ekspansi khulafaur rasyidin
DESCRIPTION
tarekhTRANSCRIPT
-
FUTUHAT (EKSPANSI)
KHULAFAUR RASYIDIN
Kelompok 4 Kartika Setyawati
Shabrina Ramadhanti
Rorien Novriana
-
Jazirah Arab adalah sebuah jazirah (semenanjung besar) di Asia Barat Daya pada persimpangan Afrika dan Asia. Perbatasan pesisir jazirah ini ialah: di barat daya Laut Merah dan Teluk Aqabah; di tenggara Laut Arab; dan di timur laut Teluk Oman dan Teluk Persia. Secara politik, Jazirah Arab terdiri dari negara Arab Saudi, Kuwait, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Qatar dan Bahrain. Sedangkan secara geologi, daerah ini lebih tepat disebut Anak Benua Arab sebab memiliki plat tektonik sendiri, Plat Arab.
Jazirah Arab dahulu terbagi dalam delapan kawasan: 1. Hijaz, terletak di tepian Laut Merah sebelah tenggara. Wilayah ini paling
penting karena terdapat Kabah 2. Yaman, berada di sebelah kanan Kabah. Diselatan Yaman terdapat
Samudera Hindia.
3. Hadramaut, terletak di tepi Samudera Hindia sebelah timur Yaman
4. Muhrah, terletak disebelah timur dari Hadramaut
5. Oman, terletak di sebelah utara bersambung dengan teluk Persia
6. Al Hasa terletak di panti Teluk Persia dan panjangnya sampai ke tepian Sungai Eufrat
7. Nejed, terletak diantara Hijaz dan Yamamah, tanahnya datar dan luas, disebelah utara bersambung dengan Syam, di timur dengan Irak
8. Ahqaf, terletak di selatan, sebelah barat daya Oman
-
EKSPANSI KHALIFAH ABU BAKAR
Abu Bakar melanjutkan pengiriman Pasukan Usamah sekitar tahun 11 H atau 632 M yang
sempat terhenti dikarenakan Rasulullah wafat.
Tempat yang dituju adalah Mutah, suatu tempat pertempuran antara pasukan muslim yang
dipimpin oleh Zaid bin Haritsah dengan pasukan
Romawi yang menyebabkan gugurnya tiga
pimpinan pasukan muslim, yaitu Zaid bi Haritsah,
Jafar bin Abi Thalib, dan Abdulllah bin Rawahah. Sasaran utama adalah kota Abil dan Qudhaah seperti yang ditugaskan oleh Rasulullah dan
dikuatkan Abu Bakar.
-
1. Membuka Wilayah Irak (633-634 M) Alasan Khalifah Abu Bakar menguasai Irak antara lain:
Mengejar para pemberontak, yaitu kelompok pendukung nabi palsu dari Bahrain yang lari dan menyusup ke Irak
Melindungi kaum muslimin dari serbuan Irak yang dibantu oleh Persia
Mereka meminta bantuan untuk dibebaskan dari kekuasaan Persia yang dzalim
Pasukan muslim yang membuka Irak dipimpin oleh Khalid bin Walid, dibantu oleh Musanna bin Haritsah Asy Syaibani. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai adalah:
Qathif dan Hajar , di utara Bahrain Harf dan Khazhimah, di selatan Basrah Mazar, Walajah, Allis, dan Amghisi, di barat Basrah Hijarah dan Ubullah, di tepi sungai Furat, antara kota Basrah dan
Madain
Al Anbar dan Ainuttame, sebelah barat Madain (adalah ibukota negara Persia)
Firardh, di utara Al Anbar, dekat perbatasan wilayah Romawi
-
2. Membuka Syam (633-634 M) Penguasaan wilayah Syam
dimaksudkan untuk menundukkan kembali kaum murtad di bagian utara Madinah, yaitu di wilayah Daumatuljandal, Tabuk, dan Mutah. Pimpinan pasukan muslim pertama adalah Khalid bin Said. Ia kemudian diganti dengan Yazid bin Abi Sufyan. Setelah upaya Yazid dan pasukannya selesai mereka pun pulang. Khalid bin Said diangkat diwilayah Taima dengan tugas mengadakan perjanjian dengan wilayah-wilayah disekitarnya. Tugas ini dilaksanakannya dengan baik. Banyak kabilah-kabilah di sekitar Taima yang mengadakan perjanjian damai dan banyak pula penduduk yang masuk Islam.
Keadaan ini menimbulkan kecemburuan pihak penguasa
Romawi. Mereka menyiapkan armada besar-besaran untuk menyerang wilayah yang telah dikuasai kaum muslimin. Khalid bin Said melaporkan hal ini pada Abu Bakar, maka dikirimlah empat pasukan bantuan.
Rombongan yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah dengan tugas wilayah Himsh. Ia juga diberi tugas sebagai pimpinan tertinggi empat rombongan pasukan.
Rombongan yang dipimpin Yazid bin Abu Sufyan dengan tugas mengawasi wilayah Damsyiq.
Rombongan yang dipimpin Amru bin Ash dengan tugas wilayah Palestina.
Rombongan yang dipimpin Syurahbil bin Hasanah dengan tugas ke wilayah Ardan (Yordan).
-
EKSPANSI KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB
1. Lanjutan pembebasan Syam
- Pemberhentian Khalid bin Walid
Ketika pertempuran Yarmuk sedang berkobar, datanglah surat dari Umar bin Khattab yang isinya tentang pemberhentian Khalid bin Walid dari jabatan panglima gabungan dan pengangkatan kembali Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai panglima gabungan untuk wilayah Syam. Ketika surat itu disampaikan kepada Khalid, ia berpesan agar isi surat itu jangan diberitakan kepada siapapun sampai peperangan berakhir. Abu Ubaidah juga berpesan hal yang sama.
Setelah perang Yarmuk selesai, maka Khalid bin Walid menyerahkan surat itu dan jabatannya kepada Abu Ubaidah dan tetap menjadi panglima perang dibawah komando beliau.
-
- Pengepungan Kota Damsyik
Upaya membebaskan kota Damsyik pernah dilakukan kaum muslimin di bawah panglima Khalid bin Said. Upaya itu gagal oleh serangan pasukan Romawi dibawah Panglima Bahan.
Pasukan Khalid bin Walid mendesak dari arah timur; Abu Ubaidah dari pintu Babul Jabiah; Amru bin Ash dari Babut Tuma; syuhrabil dari Babul Faradis; Yazid bin Abu Sufyan dari Babush Shaghir.
Rupanya pihak lawan masih bertahan karena mereka menunggu bala bantuan dari Romawi, karena balabantuan tak kunjung datang maka mereka menyerah (14 H/635 M). Setelah memenagkan perang di Yarmuk dan Damsyik menyerah, pasukan dibagi tiga:
Yazid bin Abi Sufyan tetap di Damsyik untuk mengamati wilayah-wilayah yang baru dibebaskan
Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid menuju utara dan berhasil membebaskan Hims, Hama, Qinnisrin, laziqiah, dan Halab/Aleppo.
Amru bin Ash dan Syuhrabil bertugas ke Selatan dan berhasil membebaskan Akka, Yaffa, dan Khazzah.
-
- Pembebasan Baitul Maqdis
Kaum muslimin menganggap Baitul Maqdis sebagai kota yang suci, karena itu perlu dilakukan pembebasan. Umat Nasrani saat itu melihat penindasan yang dilakukan oleh bangsa Romawi dan mendengar kekalahan pasukan Romawi di di berbagai tempat danmendengar perlakuan baik oleh pemimpin muslim terhadap daerah yang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka merasa tidak ada gunanya melawan pasukan muslimin
Dalam keadaan yang baik ini, dilakukan perundingan damai antara kaum Muslimin dan kaum Nasrani. Para pemimpin masyarakat bersedia menyerahkan Baitul Maqdis dengan dua syarat, yaitu kebebasan beragama dan penyerahan dilakukan langsung oleh Amirul Mukmin yaitu Umar bin Khattab. Kedua persyaratan itu pun disetujui.
-
2. Pembebasan Mesir
Bahaya wilayah-wilayah yang baru dibebaskan adalah dari selatan, yaitu Mesir yang menjadi daerah jajahan Romawi. Arthabun dengan tentaranya melarikan diri ke Mesir. Di Mesir terdapat kota Iskandaria yang menjadi kota pelabuhan dan pertahanan angkatan laut untuk Asia dan Afrika. Khalifah Umar memerintahkan Amru bin Ash untuk membebaskan Mesir.
Iskandaria dipertahankan dengan segala kekuatan oleh angkatan laut yang amat besar. Amru berupaya mendobrak pertahanan kota pelabuhan itu, tetapi belum berhasil. Khalifah Umar berpendapat, kota itu harus secepatnya dibebaskan. Dengan semangat luar biasa, pasukan muslim terus menyerang. Tentara Romawi tidak tahan menghadapi serangan yang tak henti-hentinya dari pasukan muslim. Mereka mengundurkan diri. Kota Iskandaria jatuh di bawah kekuasaaan Islam melalui perjanjian damai yang dilakukan oleh Gubernur Muqauqis. Isi perjanjian damai sebagai berikut:
Kebebasan beragama dijamin Membayar jizyah (semacam pajak) Tentara Romawi meninggalkan Mesir
-
EKSPANSI KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN DAN
ALI BIN ABI THALIB
Pada masa Khalifah Utsman terjadi perluasan wilayah kekuasaan Islam ke Afrika, Asia, dan Eropa.
Perluasan ke Afrika yaitu Barqah, Tripoli Barat, dan Nubah (bagian selatan Mesir)
Perluasan ke Afrika yatu Thabaristan, wilayah seberang S. Jihun, Harah, Kabul, Tukistan, dan Armenia
Perluasan ke Eropa yaitu Pulau Cyprus (648 M) Sampai di sini, futuhat Islam yang pertama
berhenti. Setelah Khalifah Utsman meninggal dunia, ekspansi pada zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib relatif tidak dilakukan dikarenakan disibukkan oleh urusan dalam negeri.
-
Terimakasih