gambaran pengetahuan keluarga tentang penyakit, …

44
i GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, PERAN DAN RESPON KELUARGA MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh: Emi Yuliza NPM: 3207010 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2011

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

i  

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, PERAN DAN RESPON KELUARGA MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA

DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun Oleh: Emi Yuliza

NPM: 3207010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

YOGYAKARTA 2011

   

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …
Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

iv  

ABSTRACT

OVERVIEW KNOWLEDGE FAMILY IN THE ROLE OF FAMILIES ABOUT DISEASE, CARING AND RESPONSE SCHIZOPHRENIA

PATIENTS A REGION OF KASIHAN 1 BANTUL DISTRICT

Emi Yuliza¹, Shanti Wardaningsih², Dwi Susanti³

Background: The healing process of patients with schizophrenia need support and knowledge of the social environment. Knowledge of the family is the most important source of support, because it will be the beginning of a successful range of ill family members. Purpose: The purpose of this study was to determine the discription of a family of knowledge in the role and response of families caring for schizophrenic patients in the region of Kasihan 1 Bantul District. The research method used by phenomenological design using in-depth interviews, which is a qualitative study. Taking participants using purposive sampling. By age 18-60 years. Number of participants 5 people the family who still have blood relations with people with mental disorders who experience mental illness at least 1 year and lived one house and interact directly patients. Results: The results of this study with reference to the results of research that there are still misconceptions in the family environment on psychiatric disorders and the factors that affect family knowledge of the role and response of families caring for patients with schizophrenia that is educational factor and economic factors. Discription of the role and response of the family of schizophrenic patient care overall is very active and adaptive. Knowledge of the role and response of families with recurrence in patients with schizophrenia are very influential in treating patients. Conclusion: showed that the discription of a family of knowledge in the role and response of families caring for patients with schizophrenia can be seen from the education, job and family care of patients with schizophrenia.

Key words: Knowledge of family, family roles, Schizophrenia

1. Student of Nursery Study Programme Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences

2. Lecturer of Muhammadiyah University of Yogyakarta 3. Lecturer of Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences

   

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

v  

INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, PERAN DAN RESPON KELUARGA MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA

DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL

Emi Yuliza¹, Shanti Wardaningsih², Dwi Susanti³

Latar belakang: Proses penyembuhan pasien skizofrenia dibutuhkan dukungan dan pengetahuan dari lingkungan sosial. Pengetahuan keluarga merupakan sumber dukungan yang paling utama, karena akan menjadi awal dari kesuksesan proses rentang sakit anggota keluarganya. Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia diwilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul. Metode penelitian yang digunakan dengan rancangan fenomenologi menggunakan metode wawancara mendalam (indeepth interview) yang merupakan penelitian kualitatif. Pengambilan partisipan menggunakan purposive sampling. Dengan umur 18-60 tahun. Jumlah partisipan 5 orang yaitu keluarga yang masih ada hubungan darah dengan penderita gangguan jiwa yang mengalami gangguan jiwa minimal 1 tahun dan tinggal satu rumah serta berinteraksi langsung dengan penderita. Hasil: Penelitian ini dengan mengacu pada hasil penelitian yaitu masih terdapat pandangan yang salah dalam lingkungan keluarga mengenai gangguan jiwa dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia yaitu faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Gambaran peran dan respon keluarga mengenai perawatan pasien skizofrenia keseluruhan yaitu sangat aktif dan adaptif. Pengetahuan peran dan respon keluarga dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia sangat berpengaruh dalam merawat pasien. Simpulan: Penelitian menunjukan bahwa gambaran pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia dapat dilihat dari pendidikannya, pekerjaannya dan rasa keingin-tahuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia. Kata kunci: Pengetahuan keluarga,Peran Keluarga, Skizofrenia

1. Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 3. Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

vi  

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan adalah hasil

karya sendiri. Tidak ada karya ilmiah atau sejenisnya yang diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan atau sejenisnya di Perguruan Tinggi manapun

seperti karya ilmiah yang saya susun.

Sepengetahuan saya juga, tidak ada karya ilmiah atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

karya ilmiah yang saya susun ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Yogyakarta, Juli 2011

Emi Yuliza

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

viii  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat yang tak terhitung

banyaknya. Sholawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Segenap syukur kepada Allah atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dan

bantuan serta pengarahan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua STIKES A.YANI Yogyakarta.

2. Yanita Tri Setyaningsih, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Study

Keperawatan.

3. Shanti Wardaningsih, Ns, M.Kep, Sp. Kep. J selaku pembimbing I, yang

selalu memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dwi Susanti, S.Kep.,Ns. Selaku pembimbing II, yang telah memberikan

semangat dan tidak lelah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan

untuk skripsi ini.

5. Tri Prabowo, S.Kp., M.sc. sebagai dosen penguji.

6. Semua Dosen yang telah bersedia memberikan arahan serta bimbingan kepada

penulis saat penulis mengalami kebingungan dan ketidaktahuan.

7. Bapak dan Ibu ku tercinta, yang selalu memberikan do’anya setiap hari,

nasihat, motivasi, dan cinta kasihnya yang tanpa balas budi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan di

masa yang akan datang. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat diterima

sebagai syarat uji karya tulis dan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta,Juli , 2011

Penulis

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

ix  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

INTISARI ......................................................................... ............................ iv

ABSTRACT ................................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... vi

HALAMAN MOTO .................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ................................................................................. 6 C. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 F. Keaslian Penelitian ............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9

A. Tinjauan Teoritis ................................................................................ 9 1. Skizofrenia ................................................................................... 9

a. Definisi Skizofrenia ............................................................... 9 b. Penyebab Skizofrenia ............................................................. 9 c. Gejala- gejala Skizofrenia .................................................... 11

2. Keluarga ..................................................................................... 14 a. Definisi Keluarga ................................................................. 14 b. Bentuk Keluarga................................................................... 14 c. Tahapan Sehat Sakit Keluarga ............................................. 15 d. Fungsi Keluarga ................................................................... 17 e. Peran Keluarga ..................................................................... 18

3. Pengetahuan ............................................................................... 19 a. Pengertian Pengetahuan ....................................................... 19 b. Pengetahuan Keluarga .......................................................... 19

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

x  

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 21

A. Desain Penelitian .............................................................................. 21 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 21 C. Data dan sumber data ....................................................................... 22 D. Teknik Pengumpulan data ................................................................ 22 E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 23 F. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ............................ ........23 G. Etika Penulisan ................................................................................. 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ............................. 27

A. Gambaran Umum Demografi ........................................................... 27 B. Karakteristik Partisipan .................................................................... 28 C. Hasil ................................................................................................. 29 D. Analisa Data ..................................................................................... 33

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 48

A. Simpulan .......................................................................................... 49 B. Saran ................................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51

LAMPIRAN ................................................................................................. 52

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

xi  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Teori Somatogenesis....................................................................10 Tabel 2.1 Kategori Data...............................................................................29

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

xii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Time Schedule Penyusunan Skripsi

Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan dari Stikes A. Yani Yogyakarta

Lampiran 3. Surat Permohonan Partisipan

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Partisipan

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan Izin Sekretariat Daerah

Lampiran 7. Surat Keterangan Izin BAPPEDA

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari Kampus

Lampiran 9. Data Partisipan

Lampiran 10. Hasil wawancara Partisipan

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

1  

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit skizofrenia memang masih kurang populer di

kalangan masyarakat awam. Gangguan jiwa ini sudah mulai

mencemaskan karena sampai sekarang penanganannya masih belum

memuaskan. Dimasa lalu banyak orang menganggap skizofrenia

merupakan penyakit yang tidak dapat diobati. Seiring dengan

kemajuan dibidang ilmu kedokteran jiwa maka kini anggapan itu

berlangsung hilang dan diakui skizofrenia sebenarnya termasuk

gangguan kesehatan dan termasuk dalam ilmu kedokteran jiwa

(psikiatri) yang penanganannya sesuai dengan terapi kedokteran

sebagaimana halnya penyakit fisik lainnya (Hawari, 2001).

Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim

dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan

menarik diri dari hubungan antar pribadi normal. Sering kali diikuti

dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa

ada rangsang panca indra) (Priyanto, 2007).

Penyakit ini menyebar merata di seluruh dunia. Satu dari 100

populasi beresiko menderita skizofrenia dalam seluruh masa

hidupnya. Skizofrenia menyerang semua kelompok masyarakat tanpa

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

2  

pandang bulu. Laki-laki–wanita, kaya-miskin, ras Barat-Timur,

pendidikan tinggi-rendah mempunyai resiko yang sama untuk

menderita skizofrenia. Di Indonesia dapat diduga jumlah penderita

mencapai lebih dari 2 juta.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,

prevalensi gangguan jiwa berat nasional sebesar 0,46%. Untuk

prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi terdapat di Aceh sebesar

1,9%, Sumatera Barat 1,6% dan DKI Jakarta 2,03% yang semuanya

diatas rata-rata prevalensi nasional. Dibandingkan dengan Aceh dan

Sumatera Barat, prevalensi Yogyakarta untuk gangguan jiwa berat

tampak lebih rendah dari prevalensi nasional sebesar 0,38%.

Data yang diperoleh dari hasil pendahuluan peneliti

Rochmawati (2009) dari Bulan Oktober-November 2009.

Menunjukkan bahwa angka gangguan jiwa terutama pasien

Skizofrenia di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kasihan Bantul masih

sangat tinggi yaitu terdapat 143 pasien gangguan jiwa. Peningkatan

angka gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kesulitan ekonomi dan

bencana alam, dan selain itu peningkatan angka gangguan jiwa

dipengaruhi juga oleh pengetahuan mengenai bagaimana cara

merawat penderita gangguan jiwa dilingkungan keluarga.

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

3  

Departemen Kesehatan RI dalam Effendy (1998)

mengatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul

dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai

peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga.

(Friedman 2003 dalam Suprajitno).

Menurut Dadang Hawari (2001) dalam kaitannya pada

penderita skizofrenia, stigma merupakan sikap keluarga dan

masyarakat yang menganggap bahwa bila salah seorang anggota

keluarga menderita skizofrenia. Hal ini merupakan aib bagi keluarga,

oleh karena itu kasus gangguan jiwa terutama skizofrenia, menjadi

sebuah beban yang berat bagi keluarga yang akan mempengaruhi

anggota keluarga yang lain secara keseluruhan, karena karakteristik

skizofrenia yang sangat kompleks, ditandai dengan penyimpangan

perilaku yang tidak wajar. Barrowclough dan Tarrier (1990) dalam

penelitiannya menemukan bahwa pasien skizofrenia pasca perawatan

yang tinggal bersama keluarga dengan Expressed Emotion (EE) yang

tinggi menunjukkan keberfungsian sosial yang rendah. Sebaliknya,

pasien skizofrenia pasca perawatan tinggal bersama keluarga dengan

Expressed Emotion yang rendah menunjukkan keberfungsian sosial

yang tinggi. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Barrowclough

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

4  

dan Tarrier (1990) menunjukkan bahwa untuk meningkatkan dan

mengembalikan keberfungsian sosial pasien skizofrenia pasca

perawatan diperlukan sikap keluarga yang turut terlibat langsung

dalam penangan, menjauhi tindakan bermusuhan, EE yang rendah,

kehangatan dan sedikit memberikan kritik. Penelitian-penelitian

tersebut menggambarkan bahwa salah satu faktor yang dapat

meningkatkan keberfungsian sosial pasien skizofrenia pasca

perawatan di rumah sakit adalah dengan dukungan keluarga.

Dukungan keluarga menurut Francis dan Satiadarma (2004)

merupakan bantuan/sokongan yang diterima salah satu anggota

keluarga dari anggota keluarga lainnya dalam rangka menjalankan

fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti bulan

Desember 2010 mendapatkan bahwa keluarga pasien penderita

skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul belum

banyak menjalankan apa yang sudah diberitahu oleh tim kesehatan.

Belum banyak yang menjalankan perannya sebagai keluarga

semestinya. Pendapat tim kesehatan di puskesmas tersebut

mengatakan bahwa banyak keluarga pasien yang sudah apresiatif

untuk menyembuhkan anggota keluarganya. Dengan rajin datang ke

puskesmas dan melakukan saran tim kesehatan, sebagaimana

keluarga dalam merawat pasien skizofrenia, yaitu BHSP (Bina

Hubungan Saling Percaya ) terhadap anggota keluarganya. Oleh

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

5  

karena itu, proses penyembuhan pasien skizofrenia dibutuhkan

dukungan dari lingkungan sosialnya. Keluarga merupakan sumber

dukungan yang paling utama. Karena akan menjadi awal dari

kesuksesan proses rentang sehat sakit anggota keluarganya.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan keluarga dalam

merawat pasien skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1

Bantul.

B. Fokus Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengetahuan

keluarga dalam peran dan respon keluarga dalam merawat pasien

skizofrenia. Fokus masalahnya yaitu pada partisipan/ informan dari

keluarga pasien skizofrenia dengan kriteria umur 18-60 tahun serta

jumlah partisipan tidak ditentukan. Tempat penelitiannya di Wilayah

Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah, “Bagaimana

gambaran pengetahuan keluarga tentang pengertian penyakit, peran

dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia di Wilayah Kerja

Puskesmas Kasihan 1 Bantul.

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

6  

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang penyakit,

peran dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia di Wilayah

Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul. .

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya faktor – faktor yang mempengaruhi

pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga

merawat pasien skizofrenia.

b. Diketahuinya gambaran pengetahuan terhadap peran klien

skizofrenia.

c. Untuk mengetahui respon terhadap keluarga dalam merawat

pasien skizofrenia.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Keperawatan, mengembangkan ilmu keperawatan

keluarga, dalam merawat penderita gangguan jiwa di lingkungan

keluarga melalui pengetahuan yang ada dalam keluarga dan

memberikan sumbangsih keilmuan bagi Ilmu Keperawatan,

khususnya di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A. Yani

Yogyakarta.

2. Bagi keluarga dengan anggota keluarga menderita gangguan jiwa

dapat membantu keluarga dalam memahami peran dan fungsi

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

7  

keluarga terhadap masalah kesehatan keluarga terutama anggota

keluarganya dengan gangguan jiwa serta dapat menerapkan dan

menggali pengetahuan sebanyak – banyaknya untuk dapat merawat

dalam proses penyembuhan klien gangguan jiwa.

3. Bagi lingkungan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan

1 Bantul, dapat menjadi dukungan dan support sosial bagi keluarga

dengan penderita gangguan jiwa dalam proses penyembuhan klien

gangguan jiwa dan dapat membantu tenaga kesehatan dalam

melakukan asuhan keperawatan.

4. Bagi puskesmas setempat dapat memberikan sumbangsih dalam

meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat, terutama pendidikan

kesehatan mengenai pengetahuan keluarga dalam merawat

gangguan jiwa.

5. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai data dasar untuk penelitian

keperawatan keluarga - jiwa selanjutnya.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai pengetahuan keluarga pernah dilakukan

oleh Sri Wulansih (2008), dengan judul “Hubungan antara tingkat

pengetahuan dan sikap keluarga dengan kekambuhan pada pasien

skizofrenia di RSJD Surakarta”. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross

sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

8  

yaitu teknik penentuan sampel yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,

2002).

Perbedaannya adalah, tujuan penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana gambaran pengetahuan keluarga dalam peran keluarga

merawat pasien skizofrenia dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di

Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul.

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

27  

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Demografi

Kecamatan Kasihan merupakan salah satu kecamatan yang terdapat

di Kabupaten Bantul. Batas wilayah Kecamatan Kasihan yaitu sebelah

timur berbatasan dengan Kecamatan Sewon, sebelah utara berbatasan

dengan Kota Yogyakarta, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan

Sedayu, Kecamatan Gamping, dan Kecamatan Pajangan, dan sebelah

selatan berbatasan dengan Kecamatan Sewon dan Kecamatan Pajangan.

Luas Wilayah Kecamatan Kasihan yaitu 3.437,957 Ha2 dengan jumlah

penduduk 77.261 jiwa, kepadatan penduduk 2.247 jiwa/km2, dan memiliki

4 desa/kelurahan yaitu Bangunjiwo, Tirtonirmolo, Tamantirto, dan

Ngestiharjo.

Puskesmas Kasihan 1 Bantul mempunyai pelayanan kesehatan

khususnya di pelayanan kesehatan jiwa. Pasien yang datang terlebih

dahulu konsultasi dengan dokter atau perawat dan akan diberikan resep

dokter dan akan kembali untuk konsultasi lagi 10 hari setelah konsultasi.

Pasien yang datang ke Puskesmas Kasihan Bantul biasanya adalah pasien

yang sudah lama dan tempat tinggalnya masih dalam wilayah kerja

Puskesmas Kasihan 1 Bantul, adapun pasien yang baru rujukan dari RSJ.

Grahasia dan RS. Sarjito.

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

28  

B. Karakterisitik Partisipan

Lima partisipan yang berpatisipasi dalam penelitian gambaran

pengetahuan dalam peran dan respon keluarga dalam merawat pasien

skizofrenia yaitu keluarga yang merawat pasien skizofrenia dan ada yang

tinggal langsung dengan pasien (P1, P2, P4) dan ada yang terpisah atau

tidak tinggal langsung satu rumah dengan pasien (P3 dan P5 ). Data lima

partisipan diambil dari wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul yang

kelimanya berada di Daerah Kelurahan Tamantirto tetapi berbeda desanya.

Desa Ngebel (P1), Desa Jetis (P2), Desa Kembaran (P3), Desa Jadan (P4),

Desa Tegal Rejo (P5). Penyeleksian data partisipan ditentukan oleh pihak

Puskesmas dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti, kemudian

oleh peneliti dilakukan survei dengan mencocokan data yang diperoleh

dari Puskesmas dengan data dilapangan. Kemudian peneliti melakukan

kontrak waktu dengan partisipan didaerah Kembaran, Jetis dan Tegal Rejo

sebelum dilakukannya wawancara mendalam.

Usia partisipan bervariasi antara 49 tahun sampai 71 tahun. Empat

partisipan asli Daerah Kelurahan Tamantirto semua dan satu partisipan asli

dari Daerah Delingo. Riwayat pendidikan partisipan rata – rata hanya lulus

SR atau setara dengan SD (P1, P3, P4 dan P5) dan satu lulusan D3 (P2).

Pekerjaan lima partisipan bervariasi dari petani, buruh dan penjual

rongsokan. Agama partisipan rata-rata islam (P1, P2, P4, P5) dan

beragama Kristen Katolik 1 partisipan yaitu P3.

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

29  

Hasil penyeleksi pasien dari lima partisipan diperoleh 5 keluarga

dengan penderita gangguan jiwa Schizofrenia dengan klasifikasi

pengalaman merawat bervariasi yaitu sebagai berikut : P1 dengan lama

perawatan penderita gangguan jiwa selama 4 tahun. P2 lama merawat

pasien selama 2 tahun. P3 dengan lama pengalaman merawat pasien

gangguan jiwa selama 30 tahun. P4 dengan lama pengalaman merawat

pasien gangguan jiwa selama 3 tahun. P5 dengan lama pengalaman

merawat pasien gangguan jiwa selama 35 tahun. Hubungan partisipan

dengan klien sebagai berikut : P1 (Ibu kandung), P2 (Ayah kandung), P3

(Adik), P4 (Ibu kandung) dan P5 (Kakak).

C. Hasil

Data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam kemudian

ditulis selengkap-lengkapnya sesuai dengan hasil rekaman dan catatan dari

peneliti. Transkrip data disusun dengan mendengarkan hasil rekaman

secara cermat dan berulang-ulang serta membaca dengan teliti hasil

catatan dari peneliti. Transkrip data wawancara yang telah dibuat

kemudian dibaca berulang-ulang untuk dicermati kembali, hasil

penelaahan transkrip data kemudian disajikan dalam bentuk tabel kategori

dan dari kategori tersebut dibuat pengelompokan kata-kata kunci yang

mendukung kategori yang telah ditentukan dari beberapa kategori tersebut

kemudian dibuat tema yang menghubungan kategori.

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

30  

Kategori, Kata kunci dan Tema yang dimaksud terdapat dalam

tabel di bawah ini :

Tabel 2.1. Kategori Data Pengetahuan Keluarga Dalam Peran Dan Respon Merawat

Pasien Skizofrenia NO KATA KUNCI KATEGORI TEMA

1. a. .....ngelamun....

b. ..... pikirannya terganggu.

c. Ketemplekan......

Gangguan Jiwa

Karena kemasukan

roh/jin

Pengetahuan

Keluarga tentang

gangguan jiwa

2. a. .....ketakutan.....

b. ...pikiran yang tidak sampai....

c. ....psikologi

Gangguan Jiwa

disebabkan

tekanan

3. a. .....sesuatu yang tidak

terlampiaskan.....

b. ... sesuatu yang diinginkan tidak

terpenuhi....

c. ... tidak bisa menerima

6. a. ..... depresi berat.....

5. a. ..... di santet.....

b. ... diguna-guna...

Gangguan Jiwa

Karena Diguna-

guna

6. a. ...ke orang pinter dulu..... pernah

kepakem.....

Berobat Ke

Rumah Sakit Dan

Ke Paranormal

Upaya keluarga

terkait dengan

promosi

7. a. ..... dirawat RS. Bethesda....

b. ... pengobatan secara medis

diabaikan karena kental dengan

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

31  

para normal. kesehatan

8. a. ......saya berobat ke dokter sama

ditambani obat jawa.

b. ..... kiyai, orang pinter (dukun)....

9. a. ......ke dokter.... Konsultasi Ke

dokter

10. a. ......cuma dikerik..... diberi makan

nasi ...

b. ..... diminumin air hangat

Respon keluarga

adaptif/ positif

Respons keluarga

terhadap tanda dan

gejala penyakit

11. a. ...... kalau ada keluarga ada yang

sakit , rasa keluarga akan sakit

semua...

b. ..... diberi obat herbal

Respon Keluarga

adaptif/ Posotif

12. a. ...... puskesmas

b. ..... RS Pakem

Langsung ke

tempat pelayanan

kesehatan

Mencari tempat

pelayanan

kesehatan 13. a. ......ke dokter....

b. ...karena jauh akhirnya

kepuskesmas

14. a. ...... mondok kesarjito tapi khan

biayanya....

b. ... mikir-mikir

c. ....pak dukuh akal-akalan....

d. ....tidak ada askes, tapi tetap ambil

obat kepuskes

Berusaha untuk

mendapatkan

pelayanan

kesehatan

Upaya rujukan

dan mendapatkan

pelayanan

kesehatan

15. a. ......seriang diajak ngobrol....

b. ...kalau takut tidur sering

ditemani...

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

32  

c. .....disuruh melakukan pekerjaan

rumah

d....nganter anak kesekolah...

e. Tidak disuruh ngelamun.....sholat

f. .....minum obat teratur

Mengisi waktu

dengan melakukan

kegiatan

Respons segera

klien dan

keluarga terhadap

permasalah

kesehatan dan

perawatan

16. a. ......jaga counter...

b. ... seriang diajak ngobrol......

c. .....disuruh melakukan pekerjaan

rumah

d....minum obat teratur.....

17. a. ......sering ditakon-takoni (ditanya-

tanya)

b. ... seriang diajak ngobrol......

c. .....disuruh melakukan pekerjaan

rumah

d....minum obat teratur.....

18. a. ...... minum obat.....

b. ... seriang diajak ngobrol......

c. .....ditemani

19. a. ...... minum obat teratur..... Penanganan yang

biasa-biasa saja,

kurang interaktif/

keluarga kurang

adaptif

20. a. ...... pasrah dengan Yang Kuoso

(pasrah dengan Yang Kuasa) .....

b. ... mudah-mudahan cepat sembuh

gitu......

Pasrah dengan

Yang Kuasa

21. a. ...... ikhtiar.....

b. ... kalo Allah menghendaki herbal

Selalu berikhtiar

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

33  

pun itu bisa untuk menyembuhkan......

c. .....membuat lingkungan nyaman

itu mempengaruhi psikologi anak..

Adaptasi terhadap

penyakit atau

upaya

penyembuhan

22. a...... kalau saya menyerah berarti

saya kalah.....

b. ... tidak bisa merawat apa kata

dokter......

c. .....didiamkan saja.

Koping keluarga

efektif

23. a. ...... harus kuat mbak.....

b. ... ganjaranne seko ngono ya gak

apa-apa, ditompo,......

Ikhlas dengan

keadaan yang

dilalui

24. a. ...... musibah.....

b. ...jangan buat dia sakit hati......

Musibah dan tetap

berusaha

25. a. ekonomi..........

b. ...buruh....

ekonomi

Kendala

mempengaruhi

pengetahuan

keluarga dalam

peran dan respon

26. a....pendidikan....

b. Buruh.....

pendidikan 27. a. tidak punya uang.....

b. pendidikan rendah....tamatan SD....

Tema yang didapatkan berdasarkan kategori-kategori diatas adalah :

7. Gambar Pengetahuan keluarga tentang pengertian keluarga mengenai

gangguan jiwa.

8. Gambar Pengetahuan keluarga tentang upaya keluarga terkait dengan

promosi kesehatan.

9. Gambar Pengetahuan keluarga tentang respons keluarga terhadap tanda

dan gejala penyakit.

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

34  

10. Gambar Pengetahuan keluarga tentang mencari tempat pelayanan

kesehatan .

11. Gambar Pengetahuan keluarga tentang upaya rujukan dan mendapatkan

pelayanan kesehatan.

12. Gambar Pengetahuan keluarga tentang respons segera klien dan keluarga

terhadap permasalah kesehatan dan perawatan.

13. Gambar Pengetahuan keluarga tentang adaptasi terhadap penyakit atau

upaya penyembuhan.

D. Analisa Data

1. Gambar Pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, peneliti mendapatkan

beberapa jawaban dari partisipan berbeda-beda seperti dikemukakan oleh

partisipan sebagai berikut :

Kotak 1

“.....gangguan jiwa tu ya pikirannya terganggu, ketemplekan kalo kata

orang jawa....” (P1)

“...pikiran yang tidak sampai,jadi psikologinya terganggu.” (P2)

“Gangguan jiwa itu sesuatu yang disimpan yang tidak

terlampiaskan.....sesuatu yang diinginkan tidak terpenuhi, tidak tercukupi

jadi uring-uringan, dan tidak bisa menerima.” (P3)

“.....di santet..diguna-guna.....” (P4)

“.....depresi berat, secara psikologisnya .....” (P5)

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

35  

2. Gambar Pengetahuan keluarga tentang upaya keluarga terkait

dengan promosi kesehatan

Keluarga terkait dengan promosi kesehatan sangat berpengaruh

dengan pengetahuan mereka terhadap skizofrenia, paradigma seseorang

dalam keluarga awal untuk menentukan promosi kesehatan dalam anggota

keluarga. Hal ini seperti diungkapkan partisipan 1 dan 4 yang dalam

paradigmanya skizofrenia yaitu ketemplekan (kemasukan jin) dan diguna-

guna :

Kotak 2

“ Ya saya khan bingung, saya minta tolong ke tetangga, cari orang tua,

orang pinter (dukun).” (P1)

“ saya berobat ke dokter sama ditambani obat jawa.” (P4)

Partisipan lainnya (2,3 dan 5) mengungkapkan hal yang berbeda

tentang upaya keluarga terkait dengan promosi kesehatan yaitu sebagai

berikut :

Kotak 3

“.....didokter.....diherbal sembuh, .....jika Allah menghendaki herbal pun

itu bisa untuk menyembuhkan” (P2)

“.....dirawat (RS. Bethesda), suaminya kental dengan para normal...” (P3)

“.....Ke puskesmas..... langsung ke balai pengobatan, ke Sarjito atau ke

Grhasia.” (P5)

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

36  

3. Gambar Pengetahuan keluarga tentang respon keluarga terhadap

tanda dan gejala penyakit

Respon keluarga ada yang adaptif dan ada yang maladaptif, dalam

penelitian ini partisipan mengungkapkan hal yang hampir sama dan rata-

rata respon yang digunakan yaitu respon adaptif, respon dimana keluarga

memberikan hal yang terbaik untuk anggota keluarganya yang sakit,

seperti dalam pembicaraan partisipan berikut ini :

Kotak 4

“Keliatan matanya keatas kosong, cuma dikerik terus dimakanin nasi,

diminumin air hangat dan kadang ditanyain dah dimnium belum obatnya”

(P1)

“.....saya tahu karena sudah merawat kakak saya bertahun-tahun. Nanti

dikasih obat diminum, dalam selang 2-3 hari nanti normal kembali.” (P3)

Respon Keluarga ketika ada anggota keluarganya kambuh

biasanya langsung diberi obat dan memberikan ketenangan terhadap

klien.

4. Gambar Pengetahuan keluarga tentang mencari tempat pelayanan

kesehatan

Mencari tempat pelayanan kesehatan berkaitan dengan

paradigma keluarga terhadap pengertian dari skizofrenia tersebut. Jika

pengertian skizofrenia dikarenakan diguna-guna dan karena kemasukan

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

37  

jin, maka tempat pelayanan yang mereka tuju yaitu orang pintar atau

dukun. Akan tetapi jika keluarga mengartikan skizofrenia disebabkan oleh

psikologi atau depresi maka keluarga akan mencari tempat pelayanan

kesehatan ke dokter atau ke Rumah Sakit.

Kotak 5

“ Iya kena guna-guna laki-laki itu 4 bulan, saya berobat ke dokter dengan

ditambani obat jawa, orang pinter/dukun.” (P4)

5. Gambar Pengetahuan keluarga tentang upaya rujukan dan

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Upaya keluarga untuk rujukan dan mendapatkan pelayanan pada

partisipan pertama sampai dengan kelima rata –rata bukan inisitaif dari

orangtua, inisitaif tersebut diberikan oleh tetangga atau keluarga dekatnya

sendiri, karena awalnya semua partisipan tidak mengetahui tentang cara-

cara rujukan dan hanya 1 partisipan yang mengurus rujukan sendiri

dikarenakan memang sudah mengetahui cara-caranya sejak dahulu,

ungkapan dari beberapa partisipan bahwa rujukan itu diketahuinya setelah

diberitahu oleh orang-orang terdekat mereka seperti sebagai berikut :

Kotak 6

“ saya minta tolong ke tetangga, cari orang tua, orang pinter, terus baru

dah sembuh langsung dibwa kerumah sakit. .....ambil berobat jalan.” (P1)

“ Warga disini malah menyuruh diruqiyah di Kerapyak .....kalau

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

38  

diruqiyah muntah-muntah disabetin, wah ndak tegel saya mbak, wes ndak

tak lanjutin, .....kepuskesmas berobat jalan......” (P4)

Pada Partisipan (2,3 dan 5) menggunakan alternatif dari inisiatif

mereka sendiri yang terbaik dalam upaya rujukan dan mendapatkan

pelayanan kesehatan.

6. Gambar keluarga tentang respon terhadap permasalah kesehatan dan

perawatan.

Respon segera klien dan keluarga terhadap permasalahan

kesehatan dan perawatan terdapat dalam pernyataan partisipan :

Respon keluarga rata-rata respon aktif atau biasa disebut respon

adaptif, karena keluarga antusias untuk memberikan perawatan yang

terbaik untuk anggota keluarganya yang sedang sakit.

Kotak 7

“ Keliatan matanya keatas kosong, Cuma dikerik terus dimakanin

nasi, diminumin air hangat dan kadang ditanyakan sudah minum

obatnya....” (P1)

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

39  

7. Gambar Pengetahuan keluarga tentang adaptasi terhadap penyakit

atau upaya penyembuhan.

Adaptasi keluarga terhadap penyakit tergantung dari koping

keluarga terhadap sesuatu yang dihadapinya atau stressor yang sedang

melanda keluarga mereka.

Kotak 8

“.....walaupun saya merawat bertahun-tahun saya dah tau tentang hal-hal

seperti itu...” (P3)

E. Pembahasan

Setelah membaca berulang-ulang hasil transkip wawancara

mendalam, peneliti menjelaskan tentang hasil dalam penelitian gambaran

pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga merawat penderita

gangguan jiwa yang telah dilaksanakan pada lima partisipan yaitu keluarga

yang tinggal satu rumah dan keluarga yang tidak tinggal satu rumah dan

berinteraksi langsung dalam merawat penderita gangguan jiwa di Wilayah

Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul. Pembahasan pada penelitian

pengetahuan keluarga dalam peran dan respon merawat penderita

gangguan jiwa dapat dibagi menjadi beberapa hal, yaitu pengetahuan

dimana meliputi pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa dan

pengetahuan keluarga dalam merawat salah satu anggota keluarganya.

Peran meliputi 6 peran keluarga dalam merawat pasien dan didalam peran

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

40  

terdapat respon keluarga terhadap anggota keluarganya yang sakit, dimana

pembahasananya sebagai berikut:

1. Pengetahuan

1.1 Pengetahuan Keluarga tentang gangguan jiwa.

Hasil pembahasan peneliti menemukan pengetahuan keluarga

pasien skizofrenia khususnya arti dari gangguan jiwa yaitu

dikarenakan banyaknya tekanan-tekanan dan kebutuhan yang

diinginkah tetapi tidak bisa terpenuhi, hal ini diungkapkan oleh (P3) :

“ Gangguan jiwa itu sesuatu yang disimpan yang tidak terlampiaskan

dengan keluarga, dan ada sesuatu yang diinginkan tidak terpenuhi,

tidak tercukupi jadi uring-uringan, dan tidak bisa menerima.”

Ungkapan dari (P3) menunjukan bahwa sesuatu yang dipendam dan

tidak terlampiaskan akan membawa pikiran “ketidakterimaan” dan

ketidakseimbangan antara hati dan pikiran seperti disampaikan(P3):

“ ternyata kalau kita banyak pikiran dan terus ndak kuat itu ndak baik

juga ya , kadang kala sini (menunjukan hati) yang ndak kuat terus sini

(menunjukan kepala ) juga ndak kuat , ya bisa gangguan jiwa juga,

jadi harus seimbang. “ Menurut Diagnostic and Statistic Manual Of

Mental Disorder, gangguan jiwa atau mental disorder yaitu seluruh

gejala atau pola perilaku seseorang yang berkaitan dengan tekanan

(Distress) dan ketidak mampuan seseorang (Pusat Medis.2008).

Beberapa partisipanpun masih ada yang berpendapat bahwa

gangguan jiwa yaitu kemasukan dan diguna-guna, biasanya pendapat

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

41  

seperti ini karena pengetahuan mereka terlalu awam atau memang

sudah tersugesti dari budayanya. Seperti ungkapan (P1) : “ Gangguan

jiwa itu setau saya sering ngelamun aja, gangguan jiwa tu ya

pikirannya terganggu, ketemplekan kalo kata orang jawa. “ Sebagian

keluarga dan masyarakat masih menganggap bahwa skizofrenia

merupakan gangguan atau “penyakit” yang disebabkan oleh hal-hal

yang tidak rasional ataupun supranatural, sebagai contoh adanya

anggapan bahwa orang yang mengidap skizofrenia sebagai “orang

gila” yang disebabkan karena guna-guna atau diteluh, kemasukan

setan, kemasukan roh jahat (evil spirit), melanggar larangan atau tabu

dan lain-lain (Hawari.2006.2).

Pengetahuan keluarga terhadap gangguan jiwa merupakan

faktor yang paling penting untuk menentukan sikap dan tindakan

keluarga dalam membantu proses penyembuhannya. Diawali dari

pandangan keluarga tentang pengertian, gejala dan tanda-tanda

gangguan jiwa yang dialami oleh salah satu anggota keluarga,

sehingga akan menentukan tindakan preventif dari keluarga tentang

pengambilan keputusan dalam pengobatannya.

2. Peran

2.1. Upaya keluarga terkait dengan promosi kesehatan

Berdasarkan penelitian, P1 dalam uapaya terkait dengan

promosi kesehatan pernah ke RS, tetapi karena tidak kuat dengan

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

42  

biaya akhirnya mencari jalan pintas seperti ungkapan (P1) : “Ya

saya khan bingung, itu saya minta tolong ke tetangga, cari orang

tua, orang pinter.” Ungkapan P2 dalam mencaari pengobatan :

“...misalnya dulu didokter ndak sembuh kok diherbal sembuh,

mungkin kalo Allah menghendaki herbal pun itu bisa untuk

menyembuhkan.”

Pengobatan yang terlambat lebih banyak disebabkan oleh

kurangnya pengetahuan masyarakat umum tentang penyakit ini.

Bahkan bagi yang telah sampai pada pengobatan dengan psikiater

atau dokter, penderita tetap mencoba jalan penyembuhan yang

berliku dengan tetap pergi ke berbagai pengobatan alternatif (

Perhimpunan Jiwa Sehat.2010).

P3, P4 dan P5 mengungkapkan upaya dalam merawat

keluarga mereka yang terkena skizofrenia langsung dibawa ke RS

atau lembaga kesehatan terdekat, seperti P3 : “... saya bawa dengan

bapak( orang tua pasien), disini dirawat (RS. Bethesda).” Sesuai

dengan Muhani dan Muhana (1997), keluarga yang menganggap

klien sakit karena masalah psikologis, pada umumnya meminta

bantuan ke tenaga medis atau ke tempat pelayanan kesehatan

(Puskesmas dan Rumah sakit). Jika penyakit klien disebabkan oleh

penyebab non psikologis seperti gangguan jin, maka pencarian

bantuan juga disesuaikan dengan penyebab tersebut yaitu dengan

melakukan ritual-ritual pengobatan alternatif.

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

43  

2.2. Mencari tempat pelayanan kesehatan

Seorang ibu sangat mempunyai peran penting didalam

memutuskan anaknya berobat, apalagi jika sorang ibu yang sudah

ditinggal oleh suaminya, hal ini diungkapkan oleh P4 dalam sela-

sela wawancara yang peneliti tanyakan : “Iya kena guna-guna

laki-laki itu empat bulan, ya saya berobat ke dokter sama

ditambani obat jawa.” Dalam peran ini, ibu mendefinisikan

gejala dan memutuskan alternatif sumber yang “tepat”, ia juga

memegang kendali yang kuat terhadap apakah anak akan

mendapatkan layanan pencegahan atau pengobatan

(Aday&Eichhorn,1972;Rayner,1970).

Ungkapan P3 : “....jadi saya bawa dengan bapak( orang

tua pasien), disini dirawat (RS. Bethesda), suaminya juga kalau

pengobatan secara medis diabaikan karena kental dengan para

normal, disana (para normal) sudah berapa minggu semula

sembuh, tapi beberapa lama dia tiba-tiba lari..” peran keluarga

dan komunikasi keluarga sangat penting didalam mencari tempat

pelayanan kesehatan. Kehadiran peran dalam keluarga berespon

terhadap perubahan melalui fleksibilitas peran ( Ackerman, 1966

dalam Friedman edisi 5 hal 311).

Pasien dari keluarga baik dari keuangannya mencukupi

maupun tidak mencukupi akan terus berusaha mencari cara

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

44  

perawatan dan pengobatan untuk menyembuhkan pasien, minimal

dapat mencegah dari kekambuhan penyakit (Stuart dan Sunden,

1996).

2.3. Upaya rujukan dan mendapatkan pelayanan kesehatan

Faktor keuangan menjadi faktor yang berpengaruh dalam

mengatasi masalah pengobatan. Dalam hal ini, keuangan dapat

menjadi sumber koping bagi keluarga yang akan membantu

keluarga dalam beradaptasi dengan masalah terutama dalam

proses penyembuhan gangguan jiwa. Pasien dari keluarga baik

dari keuangannya mencukupi maupun tidak mencukupi akan terus

berusaha mencari cara perawatan dan pengobatan untuk

menyembuhkan pasien, minimal dapat mencegah dari

kekambuhan penyakit (Stuart dan Sunden, 1996).

Upaya rujukan dan mendapatkan pelayanan kesehatan

didalam sebuah keluarga akan sangat berpengaruh didalam

komunikasi keluarga. Peneliti mendapatkan kesimpulan dari 5

partisipan yang teliti bahwa semua keluarga yang salah satu

anggota keluarganya sakit akan memberikan pelayanan kesehatan

yang terbaik, tetapi sekali lagi semua itu terbentur dengan maslah

ekonomi. Faktor ekonomi menjadi alasan dominan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik, sehingga

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

45  

partisipan akhirnya memilih pelayanna kesehatan yang dianggap

murah dan mampu untuk dijalankan.

2.4. Adaptasi terhadap penyakit atau upaya penyembuhan .

Adaptasi terhadap penyakit didalam keluarga baik

menunjukan bahwa koping keluarga tersebut juga baik. Pearlin

dan Schooler (1978) menyatakan keluarga menggunakan

strategi koping ini digunakan sebagai mekanisme koping yang

efektif karena keluarga cenderung melihat segi positif dari

kejadian yang menghasilkan stress.

Menurut partisipan (P4) : “ ..... kalau ada keluarga ada

yang sakit , rasa keluarga akan sakit semua, itu sudah secara

psikologisnya......” berarti adaptasi keluarga akan timbul ketika

salah satu anggota keluarga ada yang sakit dan partisipasi

keluarga dalam merawat pasien juga kan timbul seiring

berjalannya waktu, hal ini dinyatakan oleh partisipan (P3) : “

..... walaupun saya merawat bertahun-tahun saya dah tau

tentang hal-hal seperti itu.....”

3. Respon

3.1. Respon keluarga terhadap tanda dan gejala penyakit

Respon keluarga berbeda-beda tergantung dari stigma yang

mereka miliki, seperti halnya P2 : “....ya gini mbak yang namanya

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

46  

ada anggota keluarga yang sakit yang ya diterima mbak, tapi ya

kalo ada cobaan diterima atau diratapi ya ndak juga mbak, sebab

kalo spaneng terus ya bisa sakit semua mbak “ Pearlin dan

Schooler (1978) menyatakan keluarga menggunakan strategi

koping ini digunakan sebagai mekanisme koping yang efektif

karena keluarga cenderung melihat segi positif dari kejadian yang

menghasilkan stress. Dalam rentang respon kecemasan, keluarga

cenderung berada pada rentang respon adaptif, yaitu menerima

keadaan salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan

jiwa.

3.2 Respon segera klien dan keluarga terhadap permasalah

kesehatan dan perawatan.

Semua partisipan menggunakan strategi koping

pengontrolan makna dari masalah yaitu pengontrolan makna dari

masalah yang dimaknai sebagai salah satu upaya keluarga dalam

memberikan penilaian positif yang telah dialami keluarga. Respon

segera klien dan keluarga terhadap permasalahan tersebut harusnya

dibicarakan bersama-sama.

Menurut Reiss (1981) pemecahan masalah secara bersama-

sama dapat digambarkan sebagai situasi dimana keluarga dapat

mendiskusikan masalah yang ada secara bersama-sama, dan

mengupayakan solusi atau jalan keluar atas dasar logika serta

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

47  

mencapai suatu kesepakatan bersama. Ditambahkan oleh Figley

(1989) mengidentifikasikan solusi yang berorientasi pada

pemecahan masalah sebagai sebuah tipe koping fungsional.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan dari (P5) : “.....ya

kendalanya sampe pengawasan dan perhatiannya kurang, khawatir

kambuh lagi itu aja mbak, jadi saya kadang nyuruh adik-adik saya,

anak-anak saya ikut merawat dia, diajak berkomunikasi gitu .”

 

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

48  

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan BAB IV dapat

disimpulkan gambaran pengetahuan keluarga dalam peran dan respon

keluarga merawat pasien skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas

Kasihan 1 Bantul sebagai berikut:

a. Gambaran pengetahuan keluarga belum banyak mengetahui

pengertian skizofrenia secara benar dalam arti kesehatan. Diawali dari

pandangan keluarga tentang pengertian, gejala dan tanda-tanda

gangguan jiwa yang dialami oleh salah satu anggota keluarga,

sehingga akan menentukan tindakan preventif dari keluarga tentang

pengambilan keputusan dalam pengobatannya.

b. Masih terdapat pandangan yang salah dalam lingkungan keluarga

mengenai gangguan jiwa yang biasa disebut dengan stigma. Stigma

tersebut mempengaruhi keluarga dalam peran dan respon keluarga

merawat pasien skizofrenia

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan keluarga dalam peran

dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia yaitu faktor

pendidikan dan faktor ekonomi.

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

49  

d. Gambaran sikap peran dan respon keluarga mengenai perawataan

klien skizofrenia keseluruhan yaitu sangat aktif dan adaptif.

e. Pengetahuan peran dan respon keluarga dengan kekambuhan pada

pasien skizofrenia sangat berpengaruh dalam merawat pasien.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian “ Gambaran Pengetahuan Keluarga

Dalam Peran Dan Respon Keluarga Merawat Pasien Skizofrenia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul “, maka saran yang dapat

disampaikan peneliti sebagai berikut :

1. Bagi Keluarga

Diharapkan keluarga dengan penderita gangguan jiwa dapat secara aktif

mencari informasi mengenai penanganan gangguan jiwa, terutama

dalam hal pengetahuan, karena pengetahuan sangat mempengaruhi

peran dan respon keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan dukungan dan support sosial bagi

keluarga dengan penderita gangguan jiwa agar keluarga memiliki

motivasi dari lingkungannya dalam menerapkan peran keluarga didalam

masyarakat.

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

50  

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu penelitian yang lebih mendalam tentang pengetahuan keluarga

dalam peran dan respon keluarga merawat penderita gangguan jiwa

dengan menggunakan pengambilan data melalui FGD (Focus Group

Discussion) agar didapatkan data yang lebih lengkap dalam penelitian

kualitatif.

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

51  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Rineka Cipta. Jakarta.

Arif, Iman S. (2006). Memahami Dinamika Keluarga Pasien Skizofrenia.

Bandung: PT. Refika Aditama. Danim, (2002). Research Methodology and Cualitatif Research. EGC. Jakarta. Friedmaan, Marlyn M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Jakarta:

EGC. Friedman, M (2003). Family Nursing Research Theory and Practise. Fifth

Edition: Prentice –Hall. Hawari, Dadang. (2001). Al Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa.

Dana Bakthi Primayasa, Cet v. Hawari, Dadang. (2006). Pendekatan Holostik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia

Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Penerbis FKUI. Maramis, dkk ( 2007), Konseling Dukungan, Perawatan, dan Pengobatan ODHA.

Airlangga University Press. Surabaya Marwatiningrum, Mitta Prana. (2004). Usaha Menghilangkan Stigma Masyarakat

terhadap Penderita Gangguan Jiwa. Jurnal Psikiatri. Faklutas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Notoatmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugrahani, A. (2001). Strategi Koping yang digunakan keluarga yang menderita Gangguan Jiwa di IRNA IV RSUP DR. Sardjito. Jurnal KTI. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nofiyanto, Muhamat. (2009). Persepsi Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang

Perilaku Merokok Di Resosialisasi Gmabilangu Mangkang Semarang. Riset Keperawatan Universitas Diponegoro.

Puskesmas Kasihan 1(2010). Buku Kunjungan Pasien gangguan jiwa ke

Puskesmas. Tidak dipublikasikan.

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, …

52  

Rochmawati, ellya (2009). Gambaran Strategi Koping Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Wilayah Kecamatan Kasihan Bantul. KTI FK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Saryono dan Dwi Anggraeni, Mekar. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif

Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Stuart and Sundeen (1998). Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC. Suliswati. Dkk, (2005), “Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa”. EGC.

Jakarta. Susanti, Desi Fajar. (2004). Stigma Masyarakat Terhadap Gangguan Jiwa. Jurnal

Psikiarti. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Suwarsih. (2007). Hubungan Peran Serta Keluarga dengan Frekuensi

Kekambuhan Klien Skizofrenia di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kasihan I Bantul. Jurnal KTI. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.

Takariawan, cahyadi (2007). Pernak-Pernik Rumah Tangga Islami. Intermedia,

Yogyakarta. Wulansih, Sri. (2007). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Keluarga dengan Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta. Skripsi.

Yosep, Iyus . (2007) Keperawatan Jiwa. Bandng : Refika Aditama. www.wapedia.mob .Kecamatan Kasihan. http://wapedia.mobi/id/Kasihan,_Bantul ------------ (2009). Data Laporan Pasien Gangguan Jiwa di Kecamatan Kasihan. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, DIY.