gambaran strategi coping · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak...

195
GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DALAM MENJALANI TERAPI PENGOBATAN SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi KOMANG TRY DAMAYANTI 1202205009 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Upload: vanhuong

Post on 28-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

GAMBARAN STRATEGI COPING

ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

DALAM MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

KOMANG TRY DAMAYANTI

1202205009

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 2: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

i

GAMBARAN STRATEGI COPING

ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

DALAM MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

KOMANG TRY DAMAYANTI

1202205009

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 3: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Skripsi Program Studi Psikologi,

Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Pada Tanggal:

Mengesahkan

Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana

Dekan,

Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K)., M.Kes.

Tim Penilai: Tanda Tangan

1. Luh Kadek Pande Ary Susilawati, S.Psi., M.Psi

Pembimbing

2. Dra. Adijanti Marheni, M.Si.

Ketua Penguji

3. Luh Made Karisma Sukmayanti S., S.Psi., MA.

Sekretaris Penguji

4. Yohanes Kartika Herdiyanto, S.Psi., MA.

Anggota Penguji

Page 4: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

iii

HALAMAN MOTTO

It doesn’t interest me how old you are. I want to know if you will risk looking like a

fool – for love – for your dreams – for the adventure of being alive

--- Oriah Mountain Dreamer ---

Life is about learning, grateful, and sharing

--- ANONIM ---

Page 5: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Halaman ini khusus penulis persembahkan kepada:

I Made Sudama

Bapak yang tidak ada hentinya memberikan dukungan, tidak pernah lelah dan selalu berusaha

memenuhi kebutuhan saya. Bapak yang selalu menyediakan hal terbaik bagi hidup saya.

Ni Ketut Sri Prawati

Ibu yang melahirkan, mengasuh, dan menjadi sosok teladan bagi saya. Jasanya yang telah

memberikan pendidikan moral, semangat tiada henti, pengertian dan selalu menyediakan hal

terbaik bagi hidup saya, tidak akan bisa digantikan oleh siapapun.

Kedua kakak saya yang mengajari bagaimana tumbuh menjadi sosok yang dewasa, memiliki

tujuan, kuat dan penyayang. Kedua kakak saya yang selalu mendukung dan mengajari untuk

bangkit ketika saya jatuh.

Gede Chandra Kurniawan

Kadek Silvia Ermayanti

Serta seluruh keluarga dan rekan-rekan terkasih yang senantiasa memberikan dukungan moral

dan emosional dalam penyusunan penelitian ini.

TERIMA KASIH

Page 6: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

v

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya, Komang Try Damayanti, dengan ini menyatakan

bahwa skripsi ini adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan saya tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-

hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya

dicabut.

Denpasar, 3 Agustus 2016

Yang menyatakan,

Komang Try Damayanti

Page 7: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

vi

Gambaran Strategi Coping Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut dalam

Menjalani Terapi Pengobatan

Komang Try Damayanti

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK

Leukemia limfoblastik akut merupakan salah satu jenis kanker darah yang memegang

persentase sebesar 65% dari seluruh kejadian leukemia pada anak (Muhtadi, 2014). Gejala

penyakit serta efek terapi pengobatan yang harus ditempuh dalam jangka waktu minimal dua

tahun menuntut anak agar dapat berjuang demi kesembuhannya (Wawancara pre-eliminary

study). Seringkali situasi dan kondisi yang dialami anak dengan leukemia limfoblastik akut

selama menjalani terapi pengobatan bertolak belakang dengan kepribadian anak, seperti

halnya kondisi fisik yang lemah menghalangi anak untuk dapat bermain sepuasnya. Dengan

demikian, anak perlu untuk melakukan suatu usaha untuk mengatasi kondisi yang tidak

menyenangkan selama menjalani terapi pengobatan. Usaha tersebut disebut dengan strategi

coping (Spencer, Jeffrey, & Greene, 2002). Gamayanti (2006) mengungkapkan bahwa anak

yang memiliki coping yang baik akan meningkatkan kelancaran proses terapi serta

memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak setelah sembuh. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia

limfoblastik akut dalam menjalani terapi pengobatan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan desain penelitian studi kasus.

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara,

observasi serta dokumentasi pada dua anak leukemia limfoblastik akut. Guna memperkuat data

penelitian, teknik wawancara difokuskan pada dua significant others anak dengan leukemia

limfoblastik akut.

Hasil dalam penelitian ini diperoleh bahwa anak dengan leukemia limfoblastik akut

menunjukkan strategi coping. Gambaran strategi coping secara lengkap akan dibahas sesuai

dengan situasi dan kondisi anak selama menjalani terapi pengobatan.

Kata kunci: Strategi coping, anak dengan leukemia limfoblastik akut

Page 8: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

vii

Coping Strategies Children with Acute Lymphoblastic Leukemia during Therapy

Treatment

Komang Try Damayanti

Department of Psychology, Faculty of Medicine, Udayana University

ABSTRACT

Acute Lymphoblastic Leukemia is a type of blood cancer that holds a percentage of 65% of all

childhood leukemia incidence (Muhtadi, 2014). Symptoms of the disease and the therapeutic

effects of treatment that must be taken in a minimum period of two years, requires children to

fight for his recovery (Pre-eliminary interview study). Often the circumstances experienced by

children with acute lymphoblastic leukemia during therapy treatment is contrary to the child's

personality. Thus, children need to make an effort to overcome the unpleasant condition

during therapy treatment. The effort is called the coping strategies (Spencer, Jeffrey, &

Greene, 2002). Gamayanti (2006) revealed that children who have good coping would

improve the continuity of the therapy process and to give effect to the development of children

after recovery. According to this fact, the researcher want to determine how the coping

strategies in children with acute lymphoblastic leukemia during therapy treatment.

This study is qualitative research with case study design. Interview, observation, and

documentation are used to collecting data, of two children with acute lymphoblastic leukemia.

In order to strengthen the data, interview techniques focused on two significant others of

children with acute lymphoblastic leukemia.

The results in this study shows that children with acute lymphoblastic leukemia has a coping

strategy. A complete overview coping strategies will be discussed in accordance with the

circumstances of the child during therapy treatment.

Keywords: Coping strategies, children with acute lymphoblastic leukemia

Page 9: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

viii

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Terimakasih yang sebesar-besarnya peneliti panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat limpahan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada

waktunya. Penelitian atau skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan untuk

mendapat gelar kesarjanaan dari Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas

Udayana. Selain sebagai syarat kelulusan, skripsi ini saya buat juga dengan harapan dapat

memberikan kontribusi akademis dan aplikatif ke berbagai pihak. Karya ini nampak

sederhana, namun dalam pelaksanaannya, saya menemukan banyak hambatan dan kesulitan

baik saat turun lapangan maupun saat proses penyusunan. Banyak terimakasih saya ucapkan

kepada berbagai pihak yang memberikan bantuan dalam proses penelitian skripsi ini.

1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang selalu memberikan anugrah-Nya, menuntun,

membimbing serta memberi pencerahan pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini pada waktu yang tepat.

2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K). M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana.

3. Dra. Adijanti Marheni, M.Si, Psikolog, selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.

4. Tience Debora Valentina, S.Psi., M.A., Psikolog, selaku dosen pembimbing akademik

penulis, yang selalu memberikan nasihat positif dan bimbingan kepada penulis selama 3,5

tahun ini.

5. Luh Kadek Pande Ary Susilawati, S.Psi, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing

skripsi, yang selalu berusaha membimbing dan mendukung, sehingga peneliti selalu

Page 10: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

ix

mendapatkan solusi dari hambatan-hambatan yang peneliti temui dalam proses penyusunan

skripsi.

6. Segenap dosen pengajar dan staf tata usaha di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis.

7. Segenap staf bagian Ruang Pudak RSUP Sanglah yang telah memberikan ijin dan

mendukung penelitian ini.

8. Ida Ayu Gede Sri Evitasari dan Ida Ayu Karina Putri, kakak tingkat Psikologi 2010, yang

berbaik hati mengijinkan naskah skripsinya dijadikan acuan oleh peneliti dalam menyusun

penelitian kualitatif ini sehingga peneliti sangat merasa terbantu dan dimudahkan.

9. Sahabat sejak SMP, Lohtu, Titin, dan Oshin, yang senantiasa memberikan canda tawa dan

semangat kepada peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat Matsuoka, Ayun, Irma, Noni, Dode, dan Tece, yang senantiasa saling mendukung

dan meluangkan waktu bersama-sama mengerjakan skripsi.

11. Teman-teman Rumah Belajar Turiya, Indah, Yuli, Choi, Kak Winda, Gegek, dan teman-

teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang senantiasa memberikan semangat

dan motivasi kepada peneliti.

12. Teman-teman Psikologi 2012 (Zettrasedon) khususnya dan teman-teman Fakultas

Kedokteran 2012 lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang senantiasa berbagi ilmu

dan semangat, serta meminjamkan literatur-literatur yang peneliti gunakan untuk

menyempurnakan penelitian ini.

13. Sopi adik sepupu saya yang senantiasa meminjamkan laptopnya untuk membantu saya

menyelesaikan revisi. Serta keluarga besar dan saudara-saudara yang selalu mengingatkan

untuk menggarap skripsi dan lulus tepat waktu.

Page 11: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

x

17. Rekan-rekan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan semuanya, beribu terimakasih peneliti

ucapkan atas semangat dan dukungan untuk peneliti.

Seperti kata pepatah “tiada gading yang tak retak” yang artinya tidak ada yang

sempurna. Terlepas dari usaha peneliti dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak

kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari penguji

dan pembaca sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan penelitian ini.

Akhir kata, peneliti ucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dan

mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Om Santhi Santhi Santhi Om

Denpasar, 3 Agustus 2016

Penulis

Page 12: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 7

C. Signifikansi dan Keunikan Penelitian ...................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10

1. Manfaat Teroretis ............................................................................... 10

2. Manfaat Praktis ................................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 12

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 12

1. Strategi Coping ..................................................................................... 12

a. Definisi Strategi Coping ............................................................... 13

b. Strategi Coping ............................................................................. 13

c. Faktor yang Mempengaruhi Coping ............................................. 19

d. Sumber Coping ............................................................................. 21

2. Anak dengan LLA dalam menjalani Terapi Pengobatan ...................... 22

a. Perkembangan Masa Anak-anak ................................................... 22

1) Masa Anak-anak Awal ............................................................. 23

2) Masa Anak-anak Tengah .......................................................... 25

b. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) ............................................... 29

1) Definisi Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) ............................. 29

2) Etiologi Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) ............................. 30

3) Gambaran Klinis Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) .............. 30

4) Terapi Pengobatan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) ............ 32

5) Efek Samping Terapi Pengobatan Leukemia Limfoblastik

Akut (LLA) ................................................................................ 35

B. Perspektif Teoretis .................................................................................... 37

C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 40

Page 13: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

xii

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 41

A. Tipe Penelitian .......................................................................................... 41

B. Unit Analisis ............................................................................................. 43

C. Responden dan Tempat penelitian ............................................................ 44

D. Teknik Penggalian Data ........................................................................... 44

1. Wawancara ........................................................................................... 45

2. Observasi .............................................................................................. 45

3. Dokumentasi ......................................................................................... 46

E. Teknik Pengorganisasian Data ................................................................ 47

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 49

G. Kredibilitas Penelitian .............................................................................. 51

H. Isu Etik ...................................................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 54

A. Orientasi Kancah ...................................................................................... 54

1. Persiapan Penelitian .............................................................................. 54

a. Melakukan Pre-eliminary Study ................................................... 54

b. Menentukan Responden dan Lokasi Penelitian ............................ 55

c. Perizinan ....................................................................................... 55

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 56

1. Lokasi Penelitian .................................................................................. 56

2. Waktu Penelitian .................................................................................. 56

3. Subjek Penelitian .................................................................................. 58

4. Pemaparan Kasus .................................................................................. 58

C. Hasil Penelitian ......................................................................................... 61

D. Pembahasan .............................................................................................. 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 96

A. Kesimpulan ............................................................................................... 96

B. Saran ......................................................................................................... 97

1. Saran Bagi Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) .............. 97

2. Saran Bagi Orangtua dan Keluarga yang Memiliki Anak dengan

Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) ...................................................... 97

3. Saran Bagi Pihak Terkait seperti Pihak Rumah Sakit, Perawat,

Dokter, Psikolog, maupun Pengurus Rumah Singgah atau Yayasan

Khusus Pasien Kanker ........................................................................ 98

4. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100

GLOSARIUM ..................................................................................................... 104

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 107

LAMPIRAN ........................................................................................................ 109

Page 14: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian ................................................. 40

2. Gambar 2. Strategi Coping Subjek ........................................................... 73

3. Gambar 3. Pembahasan Strategi Coping Responden ............................... 88

Page 15: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel.1. Waktu Pelaksanaan Penelitian .................................................... 56

2. Tabel.2. Waktu Pengambilan Data Penelitian .......................................... 57

3. Tabel.3. Strategi Coping Subjek ............................................................... 86

Page 16: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit yang ditakuti oleh banyak orang, karena kata “kanker”

seringkali diasosiasikan dengan kematian (Burish, Meyerowitz, Carey, & Morrow, dalam

Sarafino & Smith, 2011). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2013),

menyebutkan bahwa prevalensi kanker di Indonesia yaitu 1,4‰ atau sekitar 347.792 orang

dengan rincian di provinsi Bali yaitu sebesar 2,0‰ atau sekitar 8.279 orang. Penyakit kanker

tidak hanya menyerang orang dewasa, namun juga menyerang anak-anak. Riset Kesehatan

Dasar (2014), menunjukkan bahwa setiap tahun sebanyak 4.100 anak atau dua hingga tiga

persen anak-anak di Indonesia menderita kanker.

Menurut data Union for International Cancer Control (UICC) (Pusat Data & Informasi

Kementrian Kesehatan RI, 2015) setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis

kanker diseluruh dunia, sementara 11.000 kasus kanker anak terdapat di Indonesia. Leukemia

limfoblastik akut memegang persentase sebesar 65% dari seluruh kejadian leukemia pada anak

(Muhtadi, 2014). Sementara itu, insidensi leukemia limfoblastik akut dengan 75% pasien

berusia kurang dari 15 tahun adalah sekitar 1 per 60.000 orang pertahun (Medical Stuff, 2014).

Leukemia limfoblastik akut yang kemudian disebut LLA adalah suatu penyakit yang

berakibat fatal, yaitu sel-sel pada keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah

menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang

(Muhtadi, 2014). Sel abnormal pada penyakit leukemia menyebabkan gejala kelainan sumsum

tulang belakang serta infiltrasi terhadap organ-organ (Hoffbrand & Moss, 2011). Wong (2008)

menyebutkan gejala umum yang dapat terjadi seperti pucat, sering mengalami demam,

pendarahan, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran perut, nyeri tulang, penurunan

Page 17: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

2

berat badan, anoreksia serta kelelahan. Menurut Permono (2005) anak dengan leukemia

seringkali mengalami anemia yang menimbulkan kondisi pucat, lemas, kelelahan dan lesu,

serta mengalami neutropenia yang menimbulkan kondisi demam serta infeksi dan mengalami

trombositopenia yang menimbulkan kondisi kulit memar, bintik merah pada kulit, mimisan,

serta pendarahan gusi.

Terapi pengobatan pada LLA dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Menurut Jones

(Faozi, 2010), apabila anak positif menderita LLA harus dilakukan terapi pengobatan yang

cukup panjang yaitu sekitar 2-3 tahun. Selain itu, pengobatan anak dengan LLA dilakukan

dengan berbagai prosedur terapi, seperti terapi pendukung umum dan terapi khusus

(Hoffbrand & Moss, 2011). Berdasarkan informasi yang dipublikasikan oleh Rumah Sakit

Dharmais Pusat Kanker Nasional (2009), rambut rontok, mual, muntah, penurunan jumlah sel

darah merah, penurunan jumlah sel darah putih, penurunan jumlah trombosit, luka pada

dinding rongga mulut atau saluran cerna, serta gangguan saraf tepi seperti kebas dan

kesemutan dijari tangan dan kaki merupakan efek samping diberikannya kemoterapi sebagai

salah satu prosedur terapi pengobatan LLA.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Doloksaribu (2011), disebutkan beberapa respon

fisiologis yang muncul akibat terapi pengobatan pada anak dengan LLA yaitu merasa lemah,

pegal, pusing, sakit, nafsu makan menurun, mual, muntah, sariawan, makanan terasa tidak

enak, diare dan demam, serta respon psikologis yaitu tidak betah dengan kondisi lingkungan

yang kurang menyenangkan, tidak ada kegiatan, merasa kesal saat ditanya-tanyai, menolak

tindakan terapi, takut akan kelumpuhan, mengalami trauma, sedih karena ingin sekolah,

merasa khawatir, aktivitas yang dibatasi, tidak bisa bermain, dan rasa berduka sekaligus

kekhawatiran karena adanya teman yang meninggal. Menurut Spinetta (dalam Sarafino &

Smith, 2011), kehilangan rambut karena proses kemoterapi dapat menimbulkan trauma hebat

Page 18: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

3

dan merupakan pengalaman yang paling memalukan bagi kebanyakan anak walaupun rambut

itu dapat tumbuh kembali. Sarafino dan Smith (2011) juga mengatakan bahwa dampak

kemoterapi pada anak dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih besar daripada yang

dirasakan orang dewasa.

Lebih lanjut efek perawatan dengan kemoterapi dapat menimbulkan gangguan jangka

panjang seperti gangguan fungsi intelektual, kelainan neuroendokrin, kardiotoksisitas,

gangguan sistem reproduksi serta berisiko mengalami keganasan sekunder (Bhatia dalam

Savage, Riordan, & Hughes, 2008). Studi lain menyebutkan bahwa efek terapi terhadap anak

dengan LLA memengaruhi kemampuan prestasi akademik dan belajar serta memiliki

konsekuensi penting terhadap perkembangan emosi dan kemampuan untuk mengatasi serta

pengaturan emosi (Campbell, dkk. dalam Doloksaribu, 2011).

Masa kanak-kanak pada rentang usia 2-12 tahun merupakan masa anak belajar berbagai

hal mengenai dasar-dasar kehidupan sehingga anak mampu dengan baik melanjutkan fase

perkembangan selanjutnya. Secara keseluruhan, anak akan belajar tentang kemandirian,

belajar berinteraksi dan menyesuaikan diri, belajar dari sifat egosentris menjadi dapat

menerima perbedaan antara sudut pandang orang lain dengan sudut pandang diri sendiri,

belajar keterampilan produktif yang bernilai didalam lingkungan, belajar berprestasi serta

membangun kepercayaan diri dan sikap yang positif. Bentuk-bentuk emosi yang dialami anak

akan memengaruhi pendapat anak mengenai dirinya. Selain itu masa kanak-kanak adalah

masa bermain yaitu anak akan meluangkan waktu berjam-jam untuk bermain dengan teman-

teman sebaya (Havighurst dalam Hurlock, 1980; Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Keberhasilan anak dengan LLA menyelesaikan tugas pada fase perkembangannya

berhubungan erat dengan kondisi selama menjalani terapi pengobatan. Hal ini berangkat dari

pemahaman kondisi anak dengan LLA dalam menjalani terapi pengobatan, mengalami

Page 19: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

4

penurunan secara fisik, yang berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari anak. Sebagai contoh,

waktu bermain pada anak dengan LLA tidak akan sebanyak anak-anak normal yang tidak

melakukan perawatan di rumah sakit. Menurut Havighurts (dalam Hurlock, 1980) kondisi

kesehatan yang buruk akan menghalangi anak beraktivitas dengan kelompok sehingga

menimbulkan rasa rendah diri dan terbelakang. Hockenberry dan Wilson (dalam Suryati,

2010) juga mengungkapkan bahwa aspek psikososial dari hubungan interpersonal, stres dan

coping pada anak juga ikut memengaruhi tumbuh kembang anak.

Selama menjalani terapi pengobatan, kualitas hidup anak dengan LLA penting untuk

diperhatikan, dengan mempertimbangkan dampak penyakit dan dampak terapi yang dijalani

terhadap kualitas fisik, psikologis, dan sosial anak (Varni dalam Savage, Riordan, & Hughes,

2008). Anak yang memahami penyakit dan proses pengobatannya memiliki mekanisme

coping yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak memahami penyakitnya dan

anak dengan leukemia yang sedang menjalani terapi pengobatan membutuhkan sumber-

sumber coping untuk dapat mengurangi stres (Doloksaribu, 2011).

Anak yang memiliki coping yang baik akan meningkatkan kelancaran proses terapi serta

memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak setelah sembuh (Gamayanti, 2006).

Strategi coping sendiri merupakan suatu usaha untuk mengatasi suatu kondisi yang tidak

menyenangkan (Spencer, Jeffrey, & Greene, 2002). Menurut Carver, Scheier, dan Weintraub

(1989), terdapat 14 strategi coping, antara lain active coping, planning, suppresion of

competing, restraint coping, positive reinterpretation, acceptance, focusing on and venting of

emotions, behavioral disengagement, mental disengagement, alcohol-drug disengagement,

turning to religion, seeking social support for instumental reason, seeking social support for

emotional reason, dan denial.

Page 20: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

5

Guna mendapat gambaran dilakukan atau tidaknya strategi coping oleh anak dengan

LLA dalam menjalani terapi pengobatan, peneliti melakukan pre-eliminary study pada dua

pasien anak. Subjek pertama berinisial KD, seorang pasien LLA berusia tujuh tahun empat

bulan yang menjalani terapi pengobatan di RSUP Sanglah. Wawancara dilakukan kepada

significant others yang pada penelitian ini berperan sebagai responden yaitu ibu KD pada 17

Desember 2015. KD berasal dari Gianyar, Bali. Selama menjalani terapi pengobatan di rumah

sakit, sehari-harinya KD ditemani oleh sang ibu. KD merupakan seorang pasien LLA yang

mengalami kambuh pada penyakitnya. Pada awalnya, KD terdiagnosa LLA diusia yang ke-

empat tahun enam bulan. KD kemudian menjalani seluruh tahap terapi pengobatan selama

lebih dari dua tahun dengan hasil terdapat 6% sel leukemia pada tubuhnya. Dua bulan setelah

menyelesaikan tahap terapi pengobatan, KD dinyatakan kambuh sehingga KD diharuskan

mengulang menjalani terapi pengobatan dari tahap pertama. Saat ini KD memasuki tahun ke-

tiga dalam menjalani terapi pengobatan.

KD memunculkan beberapa gejala klinis maupun keluhan pada saat awal diagnosa LLA

dan juga selama menjalani terapi pengobatan, seperti terasa lemas, pucat, suhu tubuh tinggi,

penurunan kadar hemoglobin, berat badan menurun, pembengkakan pada hati, nafsu makan

menurun dan juga mengalami gusi berdarah. Selain itu, dikatakan pula KD menunjukkan

perilaku menolak atau susah untuk makan ataupun minum. Pada saat merasa kepanasan

diruang perawatan, KD akan meminta tolong kepada ibu untuk menghidupkan kipas.

Seringkali KD menangis ketika meminta sesuatu atau saat merasa tidak nyaman dengan

kondisi fisiknya. Dikatakan pula, KD sempat menolak minum obat dan menolak untuk

menjalani terapi pengobatan. Perilaku-perilaku tersebut menunjukkan salah satu cara yang

dilakukan KD ketika menghadapi situasi dan kondisi tertentu, sehingga dapat dikatakan

Page 21: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

6

bahwa KD cenderung menunjukkan strategi coping selama menjalani terapi pengobatan

(Wawancara pre-eliminary study, 2015).

Subjek kedua berinisial AMB, seorang pasien LLA berusia delapan tahun empat bulan

yang menjalani terapi pengobatan di RSUP Sanglah. Wawancara dilakukan kepada

significant others yang pada penelitian ini berperan sebagai responden yaitu ibu AMB pada 6

Februari 2016. AMB berasal dari Sumba. Selama menjalani terapi pengobatan di rumah sakit

sehari-harinya AMB ditemani oleh sang ibu. AMB sempat selama dua bulan mengenyam

pendidikan di kelas tiga SD namun karena terdiagnosa LLA dan menjalani terapi pengobatan

yang intensif di rumah sakit mengharuskan AMB mengambil cuti pada sekolahnya. AMB

merupakan seorang pasien LLA yang telah menjalani terapi pengobatan selama lebih dari dua

bulan dan saat ini memasuki bulan ke-tiga terapi pengobatan. Pada saat didiagnosa, jumlah

sel leukemia pada AMB adalah sebanyak 20%, namun saat melakukan pre-eliminary study

jumlah sel leukemia pada AMB berjumlah 3%.

AMB memunculkan beberapa gejala klinis maupun keluhan pada saat awal terdiagnosa

LLA dan selama menjalani terapi pengobatan, seperti terasa lemas, pucat, tidak bergairah,

berat badan menurun, suhu tubuh tinggi, nafsu makan menurun dan mengalami mimisan.

Selama menjalani terapi pengobatan, dikatakan pula AMB menunjukkan perilaku menolak

untuk makan ataupun minum tetapi kemudian secara bertahap nafsu makannya bertambah.

AMB sering kali memberitahu secara langsung kepada ibu ketika tidak nyaman dengan

kondisinya dan meminta bantuan ibu untuk memenuhi keperluannya. AMB menelepon

sendiri atau meminta kepada ibu agar menelepon ayahnya saat merasa kangen dengan sang

ayah. AMB menunjukkan perilaku menurut ketika memang waktunya minum obat, dan

dikatakan pula AMB lebih mudah menangis maupun mudah marah selama menjalani terapi

pengobatan. Perilaku-perilaku tersebut menunjukkan sebagai salah satu cara yang dilakukan

Page 22: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

7

AMB ketika menghadapi situasi dan kondisi tertentu, sehingga dapat peneliti simpulkan

AMB menunjukkan strategi coping selama menjalani terapi pengobatan (Wawancara pre-

eliminary study, 2016).

Berdasarkan paparan hasil pre-eliminary study, didapatkan informasi bahwa anak

dengan LLA yang sedang menjalani terapi pengobatan, melakukan perilaku tertentu untuk

menghadapi kondisinya.Kondisi dan situasi yang dialami anak dengan LLA yang ditimbulkan

oleh gejala penyakit, prosedur pengobatan, efek samping dan efek jangka panjang

pengobatan, menuntut anak untuk mampu menghadapinya. Selain itu tugas perkembangan

juga menuntut anak agar mampu menangani kondisi dan situasi tersebut, salah satunya

dengan cara melakukan strategi coping. Anak perlu didorong untuk menyadari kemampuan

coping yang dimilikinya, sehingga diharapkan anak mampu melaksanakan terapi pengobatan

secara kooperatif dan mampu menghindari atau mengurangi dampak jangka panjang yang

memengaruhi kualitas hidup serta perkembangan masa depan anak itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penggalian informasi secara

langsung dan mendalam mengenai gambaran strategi coping pada anak dengan LLA dalam

menjalani terapi pengobatan. Dengan demikian peneliti melakukan penelitian yang berjudul

“Gambaran Strategi Coping Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut dalam menjalani

Terapi Pengobatan”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini akan difokuskan pada

kasus anak dengan LLA dalam menjalani terapi pengobatan, untuk dilihat bagaimana

gambaran strategi coping yang dilakukan oleh anak.

Page 23: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

8

C. Signifikansi dan Keunikan Penelitian

Beberapa penelitian mengenai anak dengan LLA telah banyak dilakukan di Indonesia,

baik dengan menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif. Adapun penelitian-

penelitian yang mengkaji subjek anak LLA adalah sebagai berikut:

1) Rahmawati (2013) dalam penelitiannya berjudul “Gambaran Penyesuaian Diri Anak

Penderita Leukemia yang Menjalani Hospitalisasi (Studi Kasus Terhadap Dua Orang

Anak Penderita Leukemia Usia 12 dan 13 Tahun di RSUP dr. Hasan Sadikin

Bandung)”, bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran penyesuaian diri pada

kedua anak penderita leukemia tersebut. Terdapat perbedaan variabel yang digunakan

pada penelitian ini dengan penelitian Rahmawati (2013). Variabel yang digunakan

pada penelitian ini adalah strategi coping sedangkan pada penelitian Rahmawati

(2013) menggunakan variabel penyesuaian diri. Selain itu, penelitian ini

menggunakan karakteristik subjek yang lebih mendalam yaitu anak penderita

leukemia limfoblastik akut sedangkan penelitian oleh Rahmawati (2013)

menggunakan karakteristik subjek anak penderita leukemia.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Murtutik dan Wahyuni (2013) yang berjudul

“Hubungan Frekuensi Hospitalisasi Anak dengan Kemampuan Perkembangan

Motorik Kasar Pada Anak Pre-School Penderita Leukemia di RSUD Dr. Moewardi”,

bertujuan untuk melihat hubungan frekuensi hospitalisasi anak dengan kemampuan

perkembangan motorik kasar pada anak pre-school penderita leukemia. Terdapat

perbedaan variabel serta metode penelitian antara penelitian ini dengan penelitian

oleh Murtutik dan Wahyuni (2013). Variabel yang digunakan pada penelitian ini

adalah strategi coping dengan metode penelitian kualitatif, sedangkan pada penelitian

oleh Murtutik dan Wahyuni (2013) variabel yang digunakan adalah kemampuan

Page 24: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

9

perkembangan motorik kasar, serta menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Selain itu, karakteristik subjek pada penelitian ini lebih spesifik yaitu anak dengan

LLA sedangkan penelitian oleh Murtutik dan Wahyuni (2013) menggunakan

karakteristik subjek anak penderita leukemia.

3) Penelitian oleh Doloksaribu (2011) yang berjudul “Respon dan Coping Anak dengan

Leukemia Limfoblastik Akut Dalam Menjalani Terapi di Jakarta dan Sekitarnya”,

bertujuan untuk mengetahui bentuk respon dan sumber-sumber coping yang dapat

digunakan anak dengan LLA dalam menjalani terapi di wilayah Jakarta dan

sekitarnya. Terdapat kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,

yaitu sama-sama menggunakan subjek dengan LLA, namun penelitian oleh

Doloksaribu (2011) ingin melihat respon yang ditunjukkan dan melihat sumber-

sumber coping anak dengan LLA, sedangkan pada penelitian ini ingin melihat strategi

coping pada anak dengan LLA.

4) Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi, Niruri, dan Ariawati (2013) yang berjudul

“Gangguan Hematologi Akibat Kemoterapi Pada Anak Dengan Leukemia

limfoblastik akut di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah”, memperoleh hasil yaitu

terdapat gangguan hematologi pada anak dengan LLA yaitu anemia dan

trombositopenia. Terdapat perbedaan variabel pada penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh Pertiwi, Niruri, dan Ariawati (2013). Pada penelitian ini

menggunakan variabel strategi coping sedangkan penelitian oleh Pertiwi, Niruri, dan

Ariawati (2013) menggunakan variabel hematologi. Penelitian ini dan penelitian oleh

Pertiwi, Niruri, dan Ariawati (2013) menggunakan karakteristik subjek yang sama

yaitu anak dengan LLA.

Page 25: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

10

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipaparkan diatas, dapat dilihat bahwa

penelitian spesifik mengkaji strategi coping pada anak dengan LLA dalam menjalani terapi

pengobatan belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diharapkan dapat

menambah literatur mengenai anak dengan LLA dalam menjalani terapi pengobatan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran strategi coping pada anak

dengan LLA dalam menjalani terapi pengobatan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam studi

kepustakaan, untuk lebih membuka dan menambah wawasan serta pengembangan disiplin

ilmu pengetahuan Psikologi Klinis khususnya dalam bidang Psikologi Kesehatan, terkait

informasi mengenai strategi coping anak dengan penyakit fisik yaitu leukemia limfoblastik

akut yang sedang menjalani terapi pengobatan.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi anak dengan LLA, penelitian ini diharapkan dapat membantu anak

mengungkapkan perasaan, anak mampu mempertahankan kemampuan strategi

coping yang dimiliki dan mengembangkan strategi coping yang berdampak positif

bagi dirinya.

b) Bagi orangtua dan keluarga yang memiliki anak dengan LLA, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi psikologis anak sehingga orangtua

Page 26: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

11

dan keluarga memahami kondisi yang dirasakan oleh anak, serta memfasilitasi anak

untuk melakukan strategi coping.

c) Bagi pihak terkait seperti perawat, dokter, psikolog, maupun pengurus rumah

singgah atau yayasan khusus pasien kanker, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan gambaran kondisi psikologis anak dengan LLA sehingga pihak terkait

lebih memahami kondisi dan situasi yang dialami anak, menyediakan lingkungan

rumah sakit yang ramah dan nyaman, mengidentifikasi strategi coping yang sesuai

bagi anak, serta memfasilitasi sumber coping yang dapat membantu anak

menghadapi kondisi dan situasinya. Selain itu dapat pula menjadi dasar adanya

inovasi dalam strategi intervensi selama melakukan pendampingan psikologis

terhadap anak dengan LLA secara khusus.

Page 27: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Strategi Coping

a. Definisi Strategi Coping

Individu dari semua usia dapat mengalami ketegangan yang menimbulkan

ketidaknyamanan sehingga individu mencoba melakukan sesuatu untuk mengatasinya.

Usaha untuk mengatasi kondisi tersebut disebut dengan coping (Spencer, Jeffrey, &

Greene, 2002). Lazarus dan Folkman (1984), mengungkapkan coping adalah proses

merubah kognitif secara konstan untuk mengelola tuntutan baik eksternal maupun

internal yang diterima individu, yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya

yang dimiliki individu.

Sarafino dan Smith (2011) menjelaskan bahwa coping adalah proses dimana

individu melakukan usaha untuk mengatur (management) situasi yang dipersepsikan

adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan kemampuan (resources). Coping

adalah sebuah proses untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang

diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respons tubuh yang sifatnya

nonspesifik yaitu stres. Apabila coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi

terhadap perubahan atau beban tersebut (Rasmun, 2004).

Sedangkan, strategi coping didefinisikan secara terperinci oleh Lazarus dan

Folkman (1984) sebagai bentuk usaha kognitif dan perilaku yang dilakukan seseorang

untuk mengatur tuntutan internal dan eksternal yang timbul dari hubungan individu

Page 28: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

13

dengan lingkungan, yang dianggap menganggu batas-batas yang dimiliki oleh individu

tersebut. Selanjutnya, Friedman (1998) mengatakan bahwa strategi coping merupakan

perilaku atau proses untuk adaptasi dalam menghadapi tekanan atau ancaman.

Berdasar pada penjelasan definisi coping dan strategi coping diatas, maka strategi

coping merupakan suatu bentuk usaha dan perilaku yang dilakukan untuk mengatasi

situasi dan kondisi tertentu yang cenderung menimbulkan ketidaknyamanan ataupun

menganggu batas-batas yang dimiliki oleh individu.

b. Strategi Coping

Menurut Skinner, dkk (dalam Sarafino & Smith, 2011) terdapat 24 strategi coping

yang dapat dengan mudah dikonseptualisasikan, strategi coping tersebut antara lain:

1) Assistance seeking, individu mencari dukungan dan menggunakan bantuan dari

orang lain berupa nasehat maupun tindakan didalam menghadapi masalahnya.

2) Hiding feeling, individu cenderung menyembunyikan perasaannya, tidak

memperlihatkan kepada orang lain atau orang tertentu.

3) Positive reappraisal, individu melihat sisi positif dari masalah yang dialami dalam

kehidupannya dengan mencari arti atau keuntungan dari pengalaman tersebut.

4) Avoidance, individu menghindari masalah yang ada dengan cara berkhayal atau

membayangkan seandainya individu berada pada situasi yang menyenangkan.

5) Humor, individu mengatasi situasi tertekan dengan menceritakan dan melakukan

hal-hal yang lucu sehingga hal yang menjadi beban pikiran akan berkurang.

6) Praying, individu berdoa, melakukan persembahyangan, lebih mendekatkan diri

pada Tuhan atau kepercayaan.

Page 29: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

14

7) Confrontive assertion, individu cenderung mengeluh atau marah atau membuat

orang lain menjadi empati.

8) Increased activity, individu cenderung meningkatkan jumlah aktivitas.

9) Resigned acceptance, individu cenderung pasrah.

10) Denial, individu menolak masalah yang ada dengan menganggap seolah-olah tidak

ada masalah, individu mengabaikan masalah yang dihadapinya.

11) Information seeking, individu mencari informasi dari orang lain yang dapat

digunakan untuk mengatasi permasalahan individu.

12) Seeking meaning, individu cenderung mencari pengertian atau pemahaman terhadap

situasi atau masalah yang dihadapinya, individu cenderung berpikiran positif.

13) Direct action, meliputi tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah

secara langsung serta menyusun secara lengkap apa yang diperlukan.

14) Intrusive thoughts, individu memiliki pemikiran yang terganggu, merasa terganggu,

mengalami kebosanan atau rasa bingung.

15) Self-criticism, keadaan individu yang larut dalam permasalahan dan menyalahkan

diri sendiri atas kejadian atau masalah yang dialaminya.

16) Discharge (venting), individu cenderung mencurahkan apa yang dirasakan,

mengekspresikan emosi.

17) Logical analysis, individu melakukan analisis secara logis tidak hanya menekankan

pada perasaan atau emosi.

18) Substance use, menggunakan obat-obatan terlarang.

19) Distraction (diverting attention), individu cenderung mudah teralihkan saat

mencoba untuk menaruh perhatian pada suatu hal tertentu.

20) Physical exercise, individu melakukan aktivitas fisik.

Page 30: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

15

21) Wishful thinking, individu memiliki pengharapan atau angan-angan.

22) Emotional approach, individu secara aktif memproses, memikirkan dan

mengekspresikan perasaannya.

23) Planful problem solving, individu memikirkan dan mempertimbangkan secara

matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta

pendapat dan pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapi, bersikap

hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi strategi yang pernah

dilakukan.

24) Worry, individu memiliki perasaan yang cenderung cemas atau khawatir.

Carver, Scheier, dan Weintraub (1989) mengemukakan 14 strategi coping yang

dapat digunakan, antara lain:

1) Active coping, proses yang dilakukan individu berupa pengambilan langkah-langkah

aktif untuk mencoba menghilangkan, menghindari tekanan, memperbaiki pengaruh

dampaknya. Metode ini melibatkan pengambilan tindakan secara langsung, dan

mencoba untuk menyelesaikan masalah secara bijak.

2) Planning, merupakan langkah pemecahan masalah berupa perencanaan pengelolaan

stres serta bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya. Perencanaan ini

melibatkan strategi-strategi tindakan, memikirkan tidakan yang dilakukan dan

menentukan cara penanganan terbaik untuk memecahkan masalah.

3) Suppresion of competing, individu dapat menahan semua informasi yang bersifat

kompetitif atau menahan semua informasi yang bersifat kompetitif agar individu

bisa berkonsentrasi penuh pada masalah atau ancaman yang dihadapi.

4) Restraint coping, merupakan suatu respons yang dilakukan individu dengan cara

menahan diri (tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan) sambil menunggu

Page 31: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

16

waktu yang tepat. Respons ini dianggap bermanfaat dan diperlukan untuk mengatasi

masalah yang dihadapi.

5) Positive reintrepretation, merupakan respons yang dilakukan individu dengan cara

mengadakan perubahan dan pengembangan pribadi dengan pengertian yang baru

dan menumbuhkan kepercayaan akan arti makna kebenaran yang utama yang

dibutuhkan dalam hidup.

6) Acceptance, individu menerima keadaan yang terjadi apa adanya, karena individu

menganggap sudah tidak ada yang dapat dilakukan lagi untuk merubah keadaannya

serta membuat suasana lebih baik.

7) Focusing on and venting of emotions, individu cenderung untuk fokus pada

pengalaman yang tidak menyenangkan dan mengungkapkan atau mencurahkan

perasaan tersebut.

8) Behavioral disengagement, individu menurunkan suatu usaha untuk menyelesaikan

masalah, menyerah, ataupun tidak melakukan apa-apa.

9) Mental disengagement, secara mental individu tidak memikirkan permasalahan

yang dihadapi, biasanya dapat melakukan aktivitas yang lain hanya untuk

menghilangkan pikiran terhadap situasi yang menekan.

10) Alcohol-drug disengagement, individu menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk

mengurangi tekanan.

11) Turning to Religion, sikap individu menenangkan dan menyelesaikan masalah

secara keagamaan.

12) Seeking social support for instumental reason, merupakan upaya yang dilakukan

untuk mencari dukungan sosial, baik kepada keluarga maupun orang disekitarnya

dengan cara meminta nasihat, informasi, atau bimbingan.

Page 32: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

17

13) Seeking Social Support for Emotional Reason, merupakan upaya untuk mencari

dukungan sosial seperti mendapat dukungan moral, simpati atau pengertian.

14) Denial, upaya untuk mengingkari dan melupakan kejadian atau masalah yang

dialami dengan cara menyangkal semua yang terjadi, seakan-akan sedang tidak

mempunyai masalah.

Lazarus dan Folkman (1984) mengemukakan bahwa terdapat dua strategi coping

berdasarkan fungsinya, yaitu emotional-focused coping dan problem-focused coping.

Emotional-focused coping bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respons

emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara perilaku

maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1984) mengemukakan bahwa individu

cenderung menggunakan emotional-focused coping ketika individu memiliki persepsi

bahwa stressor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi. Sedangkan problem-focused

coping bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau memperbesar sumber

daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus dan Folkman (1984) mengemukakan

bahwa individu cenderung menggunakan problem focused coping ketika memiliki

persepsi bahwa stressor yang ada dapat diubah. Lazarus dan Folkman (1984) kemudian

mengidentifikasikan berbagai jenis strategi coping, baik secara problem-focused maupun

emotion-focused, antara lain:

1) Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah situasi, dan menggunakan

usaha untuk memecahkan masalah.

2) Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif untuk mengubah situasi,

mencari penyebabnya dan mengalami resiko.

3) Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk mencari sumber dukungan

informasi, dukungan sosial dan dukungan emosional.

Page 33: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

18

4) Accepting responsibility yaitu mengakui adanya peran diri sendiri dalam masalah.

5) Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan dirinya, perhatian lebih

kepada hal yang dapat menciptakan suatu pandangan positif.

6) Escape-avoidance yaitu melakukan tingkah laku untuk lepas atau menghindari situasi

masalah.

7) Self-control yaitu menggunakan usaha untuk mengatur tindakan dan perasaan diri

sendiri.

8) Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha untuk menciptakan hal-hal positif

dengan memusatkan pada diri sendiri, mencari makna positif dari permasalahan

dengan pengembangan diri, dan terkadang strategi ini melibatkan hal-hal religiusitas.

Untuk memperoleh gambaran lebih luas mengenai strategi coping yang dimiliki

oleh subjek, maka penelitian ini menggunakan strategi coping yang digabungkan dari

tiga tokoh yaitu strategi coping yang diungkapkan oleh Lazarus dan Folkman (1984),

Skinner et al (dalam Sarafino & Smith, 2011) dan Carver, Scheier, dan Weintraub

(1989).

Berdasar pada Lazarus dan Folkman (1984), Skinner et al (dalam Sarafino dan

Smith, 2011) dan Carver, Scheier dan Weintraub (1898), didapatkan 22 strategi coping

yaitu planful problem solving (termasuk didalamnya information seeking, restraint

coping), assistance seeking, accepting responsibility, avoidance, self-control, positive

reappraisal (termasuk didalamnya reinterpretation, seeking meaning, distancing),

humor, emotional approach (termasuk didalamnya confrontive assertion, discharge,

venting, worry, instrusive thoughts), behavioral disengagement, increased activity

(termasuk didalamnya physical exercise), direct action, self critism, logical analysis,

Page 34: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

19

wishful thinking, hiding feelings, religion, denial, resigned acceptance, substance use,

distraction, suppression of competing, dan mental disengagement.

c. Faktor - faktor yang Memengaruhi Strategi Coping

Antara satu individu dengan individu lain memiliki strategi coping yang berbeda.

Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti yang telah diidentifikasikan oleh

Ahyar (2010) yaitu:

1) Kesehatan Fisik. Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha

mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar.

2) Keyakinan atau pandangan positif. Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang

sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang

mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness).

3) Keterampilan memecahkan masalah. Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk

mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan

untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif

tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya

melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

4) Keterampilan sosial. Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan

bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku

dimasyarakat.

5) Dukungan sosial. Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi

dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga

lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Page 35: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

20

6) Materi. Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang atau layanan

yang biasanya dapat dibeli.

7) Pengalaman. Individu yang sudah pernah menghadapi suatu masalah cenderung

sudah memiliki strategi coping yang dapat dengan langsung menangani masalah yang

dihadapi, dibandingkan dengan individu lain yang tidak pernah mengalami masalah

serupa.

Menurut Lazarus dan Folkman (1984) coping dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain :

1) Usia. Dalam rentang usia tertentu, individu mempunyai tugas perkembangan yang

berbeda, sehingga memengaruhi cara berpikir dan kemampuan untuk beradaptasi

dengan situasi disekelilingnya. Struktur psikologis individu yang kompleks dan

sumber strategi coping yang berubah sesuai dengan tingkat usianya akan

menghasilkan reaksi yang berbeda dalam menghadapi suatu situasi yang menekan.

Sehingga dapat dipastikan bahwa coping pada setiap individu berbeda untuk setiap

tingkat usia.

2) Jenis kelamin. Secara teoritis pria dan wanita memiliki cara yang berbeda dalam

menghadapi suatu masalah. wanita lebih memperlihatkan reaksi emosional

dibandingkan dengan pria.

3) Harga diri. Harga diri memengaruhi individu dalam menilai dirinya sendiri dan

memengaruhi perilaku dalam mengatasi ancaman atau peristiwa. Penggunaan strategi

coping yang paling penting adalah harga diri. Harga diri dimiliki individu sebagai

sikap, gagasan dan kemampuan dalam mengatasi masalah. individu yang menghadapi

masalah rumit dapat meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri dengan

melakukan usaha-usaha kognitif maupun perilaku untuk mengurangi stres.

Page 36: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

21

4) Pendidikan. Individu yang memperoleh pendidikan lebih tinggi akan lebih tinggi pula

perkembangan kognitifnya, sehingga akan memiliki penilaian yang lebih realistis dan

coping individu akan lebih aktif dibandingkan dengan individu yang memperoleh

pendidikan lebih rendah.

Berdasar pada penjelasan mengenai faktor yang memengaruhi coping, maka faktor

faktor yang memengaruhi coping adalah kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan

positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial,

materi, pengalaman, usia, jenis kelamin, harga diri dan pendidikan.

d. Sumber - sumber Strategi Coping

Coping tidak hanya selalu dimulai dari diri sendiri, namun berbagai sumber

eksternal memberikan pengaruh terhadap keberhasilan coping itu sendiri. Sumber-

sumber tersebut yaitu:

1) Bermain. Longe (2005) memaparkan beberapa anak menjalani terapi kanker sambil

bermain. Mainan bagi anak dengan leukemia limfoblastik akut tampak lebih

menyenangkan. Barang-barang seperti papan permainan, playdoh, video game,

boneka, dan mobil mainan bisa dinikmati selama terapi intravena ditempat tidur.

Gariepy dan Howe (dalam Piersol, dkk. 2008) menemukan bahwa bermain pada anak

dengan LLA dapat digunakan sebagai media komunikasi untuk mengekspresikan diri,

mengeliminasi tekanan psikologis, mengatasi stres dan kecemasan.

2) Dukungan keluarga. Hurlock (1980) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

mendalam antara anak dengan keluarga. Hubungan yang sehat dan bahagia antara

anak dan orang tua akan meningkatkan status akademik dan prestasi anak. Anak

Page 37: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

22

mudah bersosialisasi terutama dengan teman sebaya, membentuk peran positif dan

meningkatkan kreativitas sehingga membentuk kepribadian yang positif.

3) Kelompok pendukung. Gariepy dan Howe (dalam Piersol, dkk. 2008), menyatakan

pentingnya penyediaan informasi mengenai kelompok-kelompok pendukung bagi

anak dan keluarga dengan masalah yang sama.

4) Pendidikan kesehatan atau konseling. Beberapa penelitian yang dilaksanakan oleh

Children’s Cancer Group (Campbell, dkk, 2008a) bahwa remaja yang sembuh dari

penyakit leukemia limfoblastik akut menerima pendidikan khusus sampai enam kali

atau lebih karena mengalami gangguan emosi dan juga masalah perilaku, sulit

mengatasi stres dengan tekanan emosional yang tinggi.

5) Lingkungan. Manusia memiliki kompleksitas hubungan antara faktor biologis, sosial

dan ekologi, termasuk hubungan beberapa sistem seperti orang tua dan keluarga,

masyarakat, dan budaya (Bronfenbrenner dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Berdasar pada penjelasan mengenai sumber coping, maka beberapa bentuk sumber

coping yaitu bermain, dukungan keluarga, kelompok pendukung, pendidikan kesehatan

atau konseling, serta lingkungan.

2. Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dalam menjalani Terapi Pengobatan

a. Perkembangan Masa Anak-anak

Papalia, Olds, dan Feldman (2009), menyatakan bahwa anak merupakan individu

yang berada dalam masa anak-anak pada rentang usia 3-11 tahun sedangkan Hurlock

(1980) menyebutkan anak merupakan individu yang berada dalam masa anak-anak pada

rentang usia 2-12 tahun.

Page 38: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

23

Papalia, Olds, dan Feldman (2009), menjelaskan bahwa perkembangan anak

muncul dalam tiga ranah perkembangan yaitu perkembangan fisik, perkembangan

kognitif, serta perkembangan psikososial. Pertumbuhan tubuh dan otak, kapasitas

sensoris, keterampilan-keterampilan motorik, serta kesehatan merupakan bagian dari

perkembangan fisik, sedangkan perubahan dan stabilitas didalam kemampuan-

kemampuan mental, seperti belajar, memperhatikan, mengingat, menggunakan bahasa,

berpikir, penalaran, dan kreatifitas membentuk perkembangan kognitif, serta perubahan

dan stabilitas didalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial membentuk

perkembangan psikososial sehingga dukungan sosial dapat membantu orang-orang

mengatasi dampak potensial stres yang negatif pada fisik dan kesehatan mental. Ketiga

ranah perkembangan itu saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain.

Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980), tugas perkembangan adalah tugas-

tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu

dan apabila berhasil dicapai maka individu akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila

gagal individu akan kecewa dan dicela masyarakat dan perkembangan selanjutnya akan

mengalami kesulitan. Papalia, Olds, dan Feldman (2009), menyebutkan tahap

perkembangan pada masa anak-anak yang masing-masing memiliki tugas perkembangan

yang berbeda, yaitu:

1) Masa anak-anak awal

Papalia, Olds, dan Feldman (2009), menjelaskan masa anak-anak awal (3-6 tahun),

mengalami pertumbuhan fisik secara cepat namun lebih lambat dibandingkan tahun

sebelumnya. Anak mulai tampak lebih langsing dan atletis sesuai dengan bentuk tubuh

anak-anak. Pertumbuhan otot dan rangka terus terjadi sehingga membuat anak menjadi

Page 39: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

24

lebih kuat. Peningkatan kapasitas sistem pernapasan dan sirkulasi tubuh membangun

stamina dan sejalan dengan sistem kekebalan yang berkembang, menjadikan anak lebih

sehat dari sebelumnya.

Piaget (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009), menggambarkan masa anak-anak

awal (3-6 tahun) sebagai tahap praoperasional dari perkembangan kognitif karena pada

usia ini anak belum siap untuk melakukan operasi mental yang logis. Pada tahap ini

ditandai dengan adanya perubahan yang besar dalam penggunaan pemikiran simbolis,

atau kemampuan representasi. Anak mengalami kemajuan kognitif pada penggunaan

simbol-simbol, pemahaman identitas, pemahaman sebab-akibat, kemampuan

mengklasifikasikan, pemahaman terhadap angka, rasa empati serta pemahaman

mengenai pikiran. Namun, pada masa ini anak memiliki kecenderungan untuk fokus

terhadap satu aspek dari sebuah situasi dan mengabaikan aspek-aspek lainnya atau yang

disebut dengan centration. Anak masih bersifat egosentris, yaitu ketidakmampuan untuk

mempertimbangkan sudut pandang orang lain.

Anak pada masa anak-anak awal (3-6 tahun), memilih teman bermain dan sahabat

yang mirip dengan diri anak dan dengan siapa anak memiliki pengalaman positif

sebelumnya. Persepsi diri positif atau negatif anak pada usia lima tahun cenderung dapat

meramalkan persepsi diri dan fungsi sosial emosional anak. Perkembangan psikososial

meliputi konsep diri dan pemahaman emosi yang menjadi lebih kompleks,

meningkatnya kemandirian, inisiatif dan kontrol diri, berkembangnya identitas gender,

permainan yang lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain, berkembangnya

sifat menolong, agresif dan ketakutan (Erikson, dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam

tahun ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak belajar

Page 40: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

25

semakin mandiri dan menjaga diri sendiri. Anak juga mengembangkan keterampilan

kesiapan bersekolah seperti mengikuti perintah, maupun mengidentifikasi huruf. Anak

meluangkan waktu berjam-jam untuk bermain dengan teman-teman sebaya. Anak secara

umum dikatakan mengkahiri masa anak-anak awal jika telah memasuki kelas satu

sekolah dasar (Hurlock, 1980).

Adapun tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh anak pada masa anak-anak

awal oleh Havighurst (dalam Hurlock, 1980), yaitu belajar mengendalikan pembuangan

kotoran tubuh, mencapai stabilitas fisiologis, membentuk pengertian sederhana tentang

realitas fisik dan sosial, belajar kontak perasaan dengan orangtua, keluarga, dan orang

lain, belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata

hati.

2) Masa anak-anak tengah

Papalia, Olds, dan Feldman (2009) menjelaskan pertumbuhan selama masa anak-

anak tengah (6-11 tahun) sangat lambat, namun anak menghasilkan perubahan yang

mengejutkan dimana pada usia enam tahun masih menjadi anak kecil sedangkan pada

usia 11 tahun banyak yang mulai menyerupai orang dewasa.

Piaget (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009), menjelaskan masa anak-anak

tengah (6-11 tahun) anak memasuki tahap operasional konkret, yang merupakan

kemampuan kognitif menggunakan berbagai operasi mental, seperti penalaran,

memecahkan masalah, berpikir konkret, berpikir dengan logis, berpikir lebih fleksibel

dan dapat mempertimbangkan banyak aspek dari situasi. Anak mampu mengklasifikasi

serta menghubungkan berbagai hal-hal konkret dan membuat kesimpulan logis. Anak

memiliki cara berpikir induktif, tidak berpusat pada diri sendiri dan dapat menerima

Page 41: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

26

perbedaan antara sudut pandang orang lain dengan sudut pandang diri sendiri. Anak

memiliki kekhawatiran yang besar terhadap keutuhan secara fisik, menjadi sangat

sensitif terhadap segala sesuatu yang mengancam atau indikasi lain yang menyebabkan

cedera secara fisik. Anak menilai diri lebih sadar, realistis, seimbang dan komperehensif

sebagaimana membentuk sistem representasional yaitu konsep diri yang luas dan

inklusif yang mengintegrasikan berbagai aspek diri.

Erikson (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009), menyatakan bahwa faktor

penentu utama harga diri anak pada masa anak-anak tengah (6-11 tahun) adalah

pandangan mengenai kemampuan untuk pekerjaan yang produktif. Persoalan yang

diselesaikan pada masa anak-anak tengah adalah industry vs inferiority, dimana anak

harus mempelajari keterampilan produktif yang diperlukan budaya atau anak akan

menghadapi perasaan rendah diri. Anak perlu mempelajari berbagai keterampilan yang

bernilai didalam masyarakat. Anak membandingkan kemampuan diri yang dimiliki

dengan teman-teman sebaya.

Pada usia tujuh atau delapan tahun, anak menyadari perasaan sendiri, termasuk

perasaan malu dan bangga, serta memiliki ide yang lebih jelas mengenai perbedaan

antara rasa bersalah dan malu, dan emosi-emosi ini memengaruhi pendapat mengenai

diri anak (Harris, dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Hurlock (1980) menjelaskan bahwa pada usia 6 - 12 tahun anak mulai mengenal

katarsis emosional, yaitu menyalurkan emosi-emosi tidak menyenangkan. Meskipun

banyak bentuk katarsis yang digunakan seperti menangis, sibuk bermain, atau tertawa

terbahak-bahak, anak akan mempelajarinya dari coba-coba dan bukan melalui

bimbingan, sehingga sebelum masa anak-anak berakhir sebagian besar anak telah

menemukan bentuk katarsis emosional yang memenuhi kebutuhan anak dan membantu

Page 42: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

27

anak mengatasi pengendalian emosi seperti yang diharapkan oleh lingkungan atau

kelompok sosialnya.

Menurut Havighurts (dalam Hurlock, 1980), perkembangan anak usia 6 – 12 tahun

dipandang sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi, yaitu suatu masa dimana

anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses,

yang akan menetap hingga dewasa. Periode ini merupakan periode usia penyesuaian diri,

suatu masa dimana perhatian utama tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman

sebaya sebagai anggota kelompok, oleh karena itu anak ingin menyesuaikan dengan

standar yang disetujui kelompok dalam hal penampilan, berbicara dan berperilaku. Anak

mengembangkan keterampilan sosial dikelompoknya dengan cara belajar bekerja sama,

belajar bersaing, belajar menerima dan melaksanakan tanggung jawab, belajar bersikap

sportif, turut berbagi rasa dan belajar berolahraga. Periode ini juga disebut sebagai usia

kreatif, suatu masa yang menentukan apakah anak menjadi bersifat meniru atau pencipta

karya yang baru dan orisinal. Selain itu, disebut juga usia bermain dilihat dari luasnya

minat dan kegiatan bermain. Keberhasilan menyelesaikan tugas dan tanggung jawab

meningkatkan kepuasan dan rasa percaya diri. Kondisi kesehatan yang buruk

menghalangi anak beraktivitas dengan kelompok sehingga menimbulkan rasa rendah diri

dan terbelakang.

Papalia, Olds, dan Feldman (2009) menyebutkan bahwa masa anak-anak tengah

(6-11 tahun) anak secara lazim dapat mengalami enam atau tujuh serangan penyakit flu,

selesma atau virus dalam setahun karena pada usia ini bakteri melintas diantara anak-

anak di sekolah atau pada saat bermain, dengan demikian pengalaman anak dengan

penyakit meningkat begitu pula dengan pemahaman kognitif anak mengenai penyebab

kesehatan dan penyakit serta bagaimana orang lain dapat mendukung kesehatan anak.

Page 43: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

28

Piaget (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009) juga menyebutkan bahwa sebelum masa

anak-anak tengah, anak memiliki sifat egosentris. Anak cenderung meyakini bahwa

penyakit timbul secara gaib oleh tindakan manusia, sering kali oleh tindakan anak itu

sendiri, tetapi seiring berjalannya masa anak-anak tengah, anak mulai mengembangkan

pikiran yaitu melihat bahwa terdapat banyak penyebab penyakit, seperti kontak dengan

kuman penyakit tidak langsung menyebabkan sakit, dan bahwa manusia dapat berbuat

banyak untuk menjaga kesehatannya.

Havighurst (dalam Hurlock, 1980) menyebutkan beberapa tugas perkembangan

yang harus dipenuhi pada masa anak-anak tengah, yaitu belajar memperoleh

keterampilan fisik untuk melakukan permainan seperti bermain sepak bola, loncat tali,

berenang, belajar pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai makhluk

biologis yang sedang tumbuh, belajar bersahabat dengan anak-anak sebaya, belajar

memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya, mengembangkan dasar-dasar

kecakapan membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan pengertian-pengertian

yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, mengembangkan kata hati moralitas,

mengembangkan skala nilai-nilai terhadap sesuatu, belajar membebaskan

ketergantungan diri atau memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi, mengembangkan

sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.

Berdasar pada penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan

anak berada pada rentang usia 2-12 tahun yang memiliki tugas perkembangan masing-

masing pada ke-tiga ranah perkembangan yaitu perkembangan fisik, perkembangan

kognitif, serta perkembangan sosial.

Page 44: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

29

b. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

1) Definisi Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang,

ditandai dengan proliferasi sel-sel darah putih serta gangguan pengaturan leukosit

dengan manisfestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi (Permono, Sutaryo,

Ugrasena, Windiastuti, & Abdulsalam, 2010).

Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah suatu penyakit yang berakibat fatal,

dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah

menjadi ganas dan dengan segera menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang

(Supandiman, 1997). Leukemia limfoblastik akut disebabkan oleh akumulasi limfoblas di

sumsum tulang dan merupakan keganasan tersering pada anak. Leukemia limfoblastik

akut menggambarkan infiltrasi sel leukemia ke sumsum tulang (Hoffbrand & Moss,

2011).

Leukemia limfoblastik akut merupakan keganasan sel yang dapat timbul baik pada

sel-B, yaitu sel membuat antibody atau pada sel-T, yaitu sel yang berfungsi sebagai

mekanisme pertahanan tubuh. Leukemia sel-B lebih sering terjadi daripada leukemia sel-

T dan merupakan bentuk leukemia paling umum pada anak-anak (Hoffbrand & Moss,

2011).

Berdasarkan definisi leukemia limfoblastik akut yang telah dipaparkan diatas,

disimpulkan bahwa leukemia limfoblastik akut merupakan penyakit keganasan sel darah

yang berakibat fatal dan paling sering ditemui pada anak.

Page 45: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

30

2) Etiologi Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Bagaimana persisnya mutasi genetik berakumulasi pada keganasan darah belum

sepenuhnya diketahui (Hoffbrand & Moss, 2011). Sampai saat ini belum diketahui apa

yang menjadi penyebab terjadinya leukemia pada manusia khususnya anak, namun ada

beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian leukemia. Hoffbrand dan

Moss (2011) menyebutkan latar belakang genetik dan pengaruh lingkungan yang

meliputi bahan kimia, obat-obatan, radiasi, infeksi, virus, bakteri, protozoa, konsumsi

alkohol, riwayat reproduksi, tingkat ekonomi, serta down syndrome merupakan beberapa

faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya leukemia.

3) Gambaran Klinis Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Gambaran klinis leukemia limfoblastik akut (LLA) sangat bervariasi, tetapi pada

umumnya timbul secara cepat yaitu dalam beberapa hari sampai minggu. Gambaran

klinis LLA dapat dilihat pada (Hoffbrand & Moss, 2011):

a) Kegagalan sumsum tulang seperti anemia yang menyebabkan pucat, letargi,

dyspnea, mudah lelah, neutropenia sebagai penyebab terjadinya demam, malaise,

gambaran infeksi mulut, tenggorokan, kulit, saluran napas, perianal atau bagian

lain, serta syok septik, serta trombositopenia menimbulkan kondisi mudah memar,

purpura, gusi berdarah dan menoragia. Apabila kadar trombosit sangat rendah,

pendarahan dapat terjadi dengan sangat spontan.

b) Infiltrasi organ seperti nyeri tulang, keringat malam, limfadenopati, splenomegaly

moderat, hepatomegaly, sindrom meningen (nyeri kepala, mual, muntah,

penglihatan kabur, dan diplopia), papilledema, pendarahan pada fundus, demam,

pembengkakan testis, kelainan kulit

Page 46: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

31

c) Gejala lain seperti leukositosis serebral ditandai oleh sakit kepala dan gangguan

visual, leukostasis pulmoner ditandai oleh sesak napas, takhypnea, ronchi dan

adanya infiltrasi pada foto rontgen, hiperurikemia yang dapat bermanifestasi

sebagai arthritis gout dan batu ginjal, sindrom lisis tumor dapat dijumpai sebelum

terapi, terutama pada LLA. Tetapi sindrom lisis tumor lebih sering dijumpai akibat

kemoterapi.

Menurut Supandiman (1997), gambaran klinis pada anak ditandai dengan suhu

tubuh meningkat secara mendadak, pucat, memar dikulit, nyeri tulang, lemah, berat

badan yang tidak bertambah atau nafsu makan yang sangat menurun, terkadang

mengalami epistaksis atau pendarahan gusi, tachycardia, serta dapat terjadi pendarahan

otak yang berakibat kematian mendadak.

Sel kanker yang mencapai sistem ekstramedular menyebabkan peningkatan

tekanan intrakranial, sakit kepala, mual, muntah, edema pupil, kelesuan dan nerve palsy

bilateral. Infiltrasi sel kanker ke kelenjar timus diatas dada menyebabkan kompresi

saluran napas, batuk serta sesak napas. Pembengkakan pada kepala, leher dan lengan

akibat kompresi pembuluh darah disebut juga sindrom vena kava superior.

Trombositopenia menyebabkan pendarahan retina atau pendarahan intrakranial,

terutama pada anak dengan LLA dengan hiperleukositosis atau sindrom leukositosis.

Hiperleukositosis dalam sirkulasi mikro mengganggu sirkulasi intravaskuler,

mengakibatkan hiposekmia lokal, kerusakan endotel, pendarahan dan infark, terutama

pada sistem saraf pusat dan paru-paru (Longe, 2005). Longe (2005) juga menyatakan

bahwa sejak awal diagnosa sampai masa menjalani terapi, anak dengan LLA mengalami

efek samping fisik yang tidak menyenangkan seperti mual, muntah, mukositis,

pendarahan dan infeksi.

Page 47: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

32

Berdasar pada penjelasan gambaran klinis leukemia limfoblastik akut diatas maka

gambaran klinis leukemia limfoblastik akut meliputi kegagalan sumsum tulang, infiltrasi

organ, dan gejala lainnya.

4) Terapi Pengobatan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Pengobatan pada pasien leukemia adalah untuk mengeradikasi sel-sel klonal

leukemik dan untuk memulihkan hematopoiesis normal didalam sumsum tulang.

Survival jangka panjang hanya didapatkan pada pasien yang mencapai remisi komplet.

(Permono, dkk. 2010). Menurut Hoffbrand dan Moss (2011), terapi pada LLA dapat

dengan sederhana dibagi menjadi terapi pendukung umum dan terapi khusus, yaitu:

a) Terapi Pendukung Umum

i. Pemasangan katerer vena sentral

ii. Pemberian komponen darah

iii. Terapi homeostasis

iv. Terapi antiemetic

v. Sindrom lisis tumor

vi. Terapi psikologis

vii. Terapi nutrisi

viii. Penanganan nyeri

ix. Pencegahan dan pengobatan infeksi (bakteri, virus, jamur)

Penanganan ini tidak kalah pentingnya dari pengobatan spesifik, dan

penanganan ini sebaiknya dilakukan sebelum dan selama pemakaian sitostatika. Pada

kunjungan awal penderita biasanya datang dengan anemia dan suhu badan yang

tinggi. Usaha pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan kadar hemoglobin

Page 48: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

33

dengan pemberian transfusi darah. Suhu badan yang tinggi umumnya dianggap

disebabkan oleh infeksi. Selama mencari penyebab tingginya suhu badan, antibiotika

spektrum luas dengan dosis tinggi dapat diberikan kepada pasien. Pencegahan

terhadap infeksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yang termudah

adalah memberikan pengertian pada penderita dan keluarganya agar selalu mencuci

tangan, mandi setiap hari dan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

Selama dalam tahap pengobatan induksi dan intensifikasi pasien menghindari makan

buah atau sayur yang mentah maupun makanan lain yang tidak dipasteurisasi (Rivera,

dkk, 2003)

b) Terapi Khusus

Kemoterapi dan terkadang radioterapi merupakan terapi khusus untuk LLA dan

protokol pengobatan sangatlah kompleks. Pengobatan spesifik menggunakan obat-

obat sitostatika dengan tujuan membasmi sel-sel leukemia. Pengobatan LLA meliputi

beberapa tahapan yaitu tahap induksi remisi, tahap konsolidasi atau intensifikasi,

tahap pengobatan sususan saraf pusat dan tahap rumatan atau lanjutan. Semua anak

dengan LLA mendapat pengobatan dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun, dengan

perkecualian pada leukemia sel B matur hanya memerlukan terapi jangka pendek

namun intensif (Hoffbrand & Moss, 2011). Berikut penjelasan singkat mengenai

tahapan pengobatan LLA:

i. Induksi Remisi

Dalam tahap ini sitostatika diberikan dengan tujuan memusnahkan

semua atau sebanyak mungkin sel leukemia agar terjadi remisi, yaitu terjadi

penurunan jumlah sel-sel leukemia sampai tidak terdeteksi secara klinis

maupun laboratorium (limfoblas sumsum tulang < 5%) yang ditandai dengan

Page 49: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

34

hilangnya gejala klinis dari penyakit serta gambaran darah tepi menjadi normal

(Poplac dkk, 2000). Pengobatan pada fase ini biasanya berlangsung sekitar

enam minggu dengan angka remisi rata-rata 97%. Remisi dianggap berhasil bila

secara klinis penderita membaik, keadaan hematologis kembali normal dan

pada pemeriksaan aspirasi sumsum tulang (bone marrow aspiration – BMA)

didapatkan keadaan normoseluler dengan sel blas kurang dari 5% (Sutaryo,

Sumadiono, Suhadi, dkk 1999).

ii. Konsolidasi atau Intensifikasi

Segera setelah penderita mengalami pemulihan baik klinis maupun

laboratoris dan mencapai remisi komplet, terapi tahap intensifikasi dapat

dimulai. Hal ini dilakukan atas dasar penelitian sebelumnya menunjukkan

bahwa apabila terapi dihentikan setelah induksi remisi maka segera terjadi

kambuh. Tujuan dari tahap ini adalah menurunkan keberadaan dan

menghilangkan sel pokok (stem cell) leukemia (Sutaryo, Sumadiono, Suhadi,

dkk 1999).

iii. Pengobatan Susunan Saraf Pusat

Apabila terapi pencegahan pada susunan saraf pusat tidak dilakukan

pada pengobatan LLA maka lebih dari 40% anak akan mengalami kambuh

susunan saraf pusat (Poplac dkk, 2000).

iv. Rumatan atau Lanjutan

Tidak seperti keganasan lain, pada LLA diperlukan waktu yang panjang

untuk mempertahankan kesembuhan. Hal ini dilakukan untuk membunuh sel

blas dan memelihara sel sumsum tulang yang normal disamping untuk

mempertahankan respons imun penderita. Pada umumnya pengobatan ini

Page 50: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

35

berlangsung selama dua sampai tiga tahun. Obat-obatan yang dipakai biasanya

antimetabolite yang diberikan setiap hari disertai metotreksat dosis mingguan.

Pemberian prednisone dan vinkristin juga sering diberikan karena membantu

menurunkan angka kambuh (Poplac dkk, 2000).

Berdasarkan pengalaman dan penelitian terdahulu dikatakan bahwa

setelah pengobatan rumatan (lanjutan) selama dua tahun, kemoterapi dapat

dihentikan apabila setelah pengobatan rumatan (lanjutan) penderita tidak

pernah kambuh. Bila setelah itu penderita tetap dalam keadaan remisi selama 4-

5 tahun maka dapat dinyatakan sembuh. Tidak selalu pengobatan dapat berhasil

sepenuhnya karena dalam tahap pengobatan rumatan atau setelah terapi

dihentikan leukemia dapat kambuh. Bila hal ini terjadi maka pengobatan harus

dimulai lagi dari tahap awal (Sutaryo, Sumadiono, Suhadi, dkk 1999).

Berdasar pada penjelasan mengenai terapi pengobatan leukemia limfoblastik akut

maka terapi pengobatan leukemia limfoblastik akut terdiri dari terapi pendukung umum

dan terapi khusus.

5) Efek Samping Terapi Pengobatan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Mia, Ugrasena dan Permono (2006) menerangkan bahwa nafsu makan dapat

menurun akibat terapi LLA pada anak. Mual serta muntah merupakan efek samping yang

disebabkan oleh kemoterapi dan radioterapi, terutama oleh kemoterapi. LLA

menimbulkan keterbatasan pada aktivitas sehari-hari anak. Hal ini disebabkan karena

pengaruh penyakit serta efek samping pengobatan (James & Ashwill, 2007). Efek

samping pemberian sitarabin menyebabkan mialgia, nyeri tulang dan sendi (Mia,

Ugrasena, & Permono, 2006).

Page 51: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

36

Hasil penelitian case control yang dilakukan oleh Noll, dkk (1999) pada anak

penderita kanker dan bukan penderita kanker, ditemukan bahwa anak dengan kanker

secara signifikan memiliki kemampuan olah fisik yang lebih rendah dari pada anak

normal. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas dan bermain anak.

Hockenberry dan Wilson (2009) berpendapat bahwa aktivitas dan bermain pada anak

merupakan bagian dari ekplorasi lingkungan yang dapat mengembangkan kemampuan

anak. Bermain bagi anak berfungsi untuk meningkatkan perkembangan sensorimotorik,

intelektual, sosialisasi, kreativitas, kesadaran diri dan nilai moral.

Kemoterapi sangat berperan karena berhasil meningkatkan angka kesembuhan

anak dengan penyakit kanker. Efek samping umum kemoterapi adalah anemia, pucat,

kelelahan, sesak napas, pendarahan, memar, meningkatkan risiko infeksi, mual, muntah

dan sindrom lisis. Faktor yang menentukan pengobatan mencakup usia, jenis kelamin,

dan jumlah sel darah putih. Pada beberapa penyakit diharapkan dapat memusnahkan

tumor secara menyeluruh dan secara perlahan meningkatkan derajat pengobatan untuk

keganasan hematologi (Hoffbrand & Moss, 2011).

Efek samping pengobatan LLA pada anak juga menimbulkan perubahan pada

penampilan fisik anak berupa moon face dan alopesia. Moon face merupakan efek

samping dari pengobatan steroid yang menyertai kemoterapi. Moon face disebabkan

karena peningkatan deposit lemak yang abnormal pada wajah. Selain pada wajah, juga

terjadi penimbunan lemak pada daerah supraklavikular dan belakang leher serta

pengecilan ukuran ekstremitas. Alopesia juga merupakan efek samping yang dapat

ditimbulkan akibat pemberian kemoterapi pada anak. Alopesia merupakan efek samping

dari pemberian kemoterapi adriamisin (Mia, Ugrasena, & Permono, 2006). Anak dapat

mengalami kemunduran psikososial karena takut akan penampilannya atau kemampuan

Page 52: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

37

fisiknya sehingga hal ini dapat memengaruhi perkembangan interaksi sosial dan

kemandirian anak (James & Ashwill, 2007). Perubahan emosi, mulai dari perasaan baik,

euforia sampai depresi dan iritabilitas juga sering terjadi pada anak setelah pemberian

terapi steroid (Hockenberry & Wilson, 2009).

Berdasar pada penjelasan mengenai efek samping terapi pengobatan leukemia

limfoblastik akut, maka beberapa efek samping terapi pengobatan leukemia limfoblastik

akut yaitu menurunnya nafsu makan, mual, muntah, myalgia, nyeri tulang dan sendi,

kemampuan fisik lebih rendah dari anak normal, pucat, kelelahan, sesak napas, moon

face dan juga alopesia.

B. Perspektif Teoretis

Perspektif teoretis dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi anak yang

menderita leukemia limfoblastik akut (LLA), yang sedang menjalani terapi pengobatan.

Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, yaitu sel-sel

yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan dengan

segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang (Supandiman, 1997).

Terapi pengobatan pada LLA dilakukan dalam jangka waktu yang lama, yaitu sekitar dua

sampai tiga tahun (Jones dalam Faozi, 2010). Selain itu, pengobatan anak dengan LLA

dilakukan dengan berbagai prosedur terapi, seperti terapi pendukung umum dan terapi khusus

dimana terdiri dari empat tahap terapi pengobatan (Hoffbrand & Moss, 2011). Pengobatan

LLA pada anak menimbulkan berbagai efek samping yang dapat memengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak (Mia, Ugrasena, & Permono, 2006).

Anak memiliki tugas perkembangan yang diharapkan dapat dipenuhi selama masa anak-

anak. Anak membutuhkan situasi dan kondisi fisik, psikologis dan sosial yang baik untuk

Page 53: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

38

memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan tugas perkembangan, baik dalam ranah

perkembangan fisik, kognitif, maupun psikososialnya (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Kondisi anak dengan LLA baik yang dimunculkan oleh gejala klinis maupun prosedur

terapi dengan efek sampingnya, dapat memunculkan tekanan pada aspek fisiologis maupun

aspek psikologis anak. Seperti misalnya anak mengalami lemah, pegal, pusing, sakit, nafsu

makan menurun, mual, muntah, tidak betah dengan kondisi lingkungan yang kurang

menyenangkan, tidak ada kegiatan, menolak tindakan terapi, takut akan kelumpuhan, sedih

karena ingin sekolah, merasa khawatir, aktivitas yang dibatasi, dan juga kondisi tidak

diperbolehkan bermain. Kondisi ini mendorong anak untuk mampu melewati tekanan yaitu

dengan melakukan strategi coping. Friedman (1998) mengatakan bahwa strategi coping

merupakan perilaku atau proses untuk adaptasi dalam menghadapi tekanan atau ancaman.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gamayanti (2006), dikatakan bahwa anak yang

memiliki coping yang baik akan meningkatkan kelancaran proses terapi serta memberikan

pengaruh terhadap perkembangan anak setelah sembuh. Didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Widianti, Suryani, dan Puspasari (2010), strategi coping positif yang dilakukan

oleh anak penderita kanker akan memberikan dampak positif bagi anak seperti anak lebih

mampu bekerjasama selama menjalani terapi pengobatan, sehingga strategi coping positif

penting untuk dipertahankan oleh anak. Sedangkan sebaliknya strategi coping negatif

memberikan dampak negatif bagi anak seperti anak cenderung menolak mengonsumsi obat,

sehingga strategi coping negatif penting untuk dihilangkan ataupun digantikan dengan strategi

coping positif.

Terdapat 22 bentuk strategi coping yang dapat dilakukan oleh anak menurut Lazarus dan

Folkman (1984), Skinner et al (dalam Sarafino & Smith, 2011) dan Carver, Scheier, dan

Weintraub (1898), yaitu planful problem solving (termasuk didalamnya information seeking,

Page 54: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

39

restraint coping), assistance seeking, accepting responsibility, avoidance, self-control, positive

reappraisal (termasuk didalamnya reinterpretation, seeking meaning, distancing), humor,

emotional approach (termasuk didalamnya confrontive assertion, discharge, venting, worry,

instrusive thoughts), behavioral disengagement, increased activity (termasuk didalamnya

physical exercise), direct action, self critism, logical analysis, wishful thinking, hiding

feelings, religion, denial, resigned acceptance, substance use, distraction, suppression of

competing, dan mental disengagement.

Pada penelitian ini, akan difokuskan pada anak dengan LLA yang sedang menjalani

terapi pengobatan sehingga dapat dilihat bagaimana gambaran strategi coping yang dilakukan

oleh anak.

Page 55: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

40

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran strategi

coping yang mampu dilakukan anak dengan leukemia limfoblastik akut dalam menjalani terapi

pengobatan?

KETERANGAN :

: latar belakang yang menjadi fokus penelitian

: latar belakang tetapi tidak menjadi fokus penelitian

: pertanyaan penelitian

: menghasilkan

: bagian

ANAK DENGAN LLA

STRATEGI

COPING

Situasi lingkungan

pengobatan anak dan

kondisi anak selama

menjalani terapi

pengobatan LLA

Karakteristik:

a. Mengalami

kelainan sumsum

tulang belakang

b. Mengalami

infiltrasi organ

c. Mengalami

kerontokan

rambut

d. Mempengaruhi

kemampuan

berprestasi

Terapi Pengobatan:

a. Kompleks

b. Dalam jangka

waktu minimal

2-3 tahun

c. Intensif di rumah

sakit

Page 56: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

41

4

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2004), metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Moleong (2004) mengemukakan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena

suatu pengalaman subjek penelitian dengan segala kompleksitasnya sebagai makhluk

subjektif, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, yang secara holistik dideskripsikan

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Bogdan dan Biklen (dalam Sugiyono, 2014) memaparkan bahwa penelitian kualitatif

dilakukan pada kondisi yang alamiah yaitu langsung ke sumber data dan peneliti adalah

instrumen kunci, serta penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, tidak menekankan pada

angka, produk atau outcome melainkan lebih menekankan pada proses. Selain itu, penelitian

kualitatif lebih menekankan makna, yaitu data yang sebenarnya, data pasti yang merupakan

suatu nilai dibalik data yang tampak dan pada penelitian kualitatif melakukan analisis data

secara induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dengan mengajukan hipotesis dan kemudian

menguji kebenarannya (berfikir deduktif), melainkan bergerak dari bawah dengan

mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang suatu hal, lalu dicari pola-pola, hukum,

prinsip-prinsip dan akhirnya menarik kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan.

Page 57: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

42

Berdasarkan definisi diatas, maka penelitian kualitatif sesuai untuk mengetahui

gambaran strategi coping anak dengan leukemia limfoblastik akut (LLA) dalam menjalani

terapi pengobatan. Strategi coping adalah hal yang bersifat subjektif yang dapat dirasakan

berbeda antara satu individu dengan individu lain, sehingga diharapkan peneliti memperoleh

gambaran secara komprehensif dan mendalam, serta memahami anak dengan segala

kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian

studi kasus. Studi kasus merupakan penyelidikan mendalam (indepth study) mengenai suatu

unit sosial sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap

mengenai unit sosial tersebut. Cakupan studi kasus dapat meliputi keseluruhan siklus

kehidupan atau dapat pula meliputi segmen-segmen tertentu, dapat terpusat pada beberapa

faktor yang spesifik dan dapat pula memperhatikan keseluruhan elemen atau peristiwa

(Azwar, 2010). Basuki (2006) menjelaskan bahwa studi kasus merupakan kajian mendalam

tentang peristiwa, lingkungan dan situasi tertentu yang memungkinkan mengungkapkan atau

memahami suatu hal. Dengan demikian studi kasus memiliki keunggulan untuk menjawab

pertanyaan penelitian yaitu bagaimana gambaran strategi coping yang mampu dilakukan anak

dengan LLA dalam menjalani terapi pengobatan. Desain studi kasus digunakan dalam

penelitian ini juga sesuai berdasarkan pendapat Yin (2009), bahwa studi kasus digunakan

ketika:

1) Konteks penelitian bersifat khusus. Penelitian ini memiliki konteks khusus yaitu

anak dengan LLA yang sedang menjalani terapi pengobatan di Ruang Pudak

RSUP Sanglah Denpasar-Bali.

2) Fokus dari penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” dan

“mengapa”. Seperti yang telah dipaparkan bab sebelumnya pada poin pertanyaan

Page 58: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

43

penelitian, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana

gambaran strategi coping yang mampu dilakukan anak dengan LLA yang sedang

menjalani terapi pengobatan”.

3) Manipulasi tidak dapat dilakukan terhadap variabel atau perilaku yang dilibatkan

dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak menggunakan manipulasi terhadap

variabel apapun terhadap subjek penelitian karena keinginan peneliti untuk

mendapatkan hasil yang memang murni berdasarkan pendapat, cara pandang dan

tingkah laku subjek penelitian dan juga responden.

B. Unit Analisis

Unit analisis dalam pendekatan studi kasus dapat berupa kasus pada sebuah organisasi,

sekumpulan orang, sebuah komunitas, seorang pasien atau klien, sebuah intervensi, sebuah

sekolah, bahkan suatu negara atau pemerintahan (Willig, 2008). Baxter dan Jack (2008)

menyampaikan bahwa unit analisis dalam sebuah penelitian kualitatif dapat ditentukan setelah

membuat pertanyaan mengenai apa yang ingin peneliti temukan dalam pelaksanaan penelitian.

Pertanyaan penelitian yang ingin peneliti jawab dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

gambaran strategi coping yang mampu dilakukan anak dengan leukemia limfoblastik akut

dalam menjalani terapi pengobatan”.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yang berfokus pada gambaran

strategi coping yang dimiliki oleh anak dengan LLA dalam menjalani terapi pengobatan.

Page 59: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

44

C. Subjek dan Tempat Penelitian

Teknik yang digunakan untuk penentuan subjek dan responden dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Selain itu, penentuan subjek

berdasarkan tujuan (purposive sampling) dimaksudkan bahwa peneliti memilih subjek dan

responden yang mempunyai pengetahuan dan informasi tentang fenomena yang sedang

diteliti, serta sesuai dengan kategori penelitian (Iskandar, 2009). Adapun karakteristik subjek

yang akan menjadi pertimbangan dalam proses pengambilan data adalah sebagai berikut:

1) Anak (usia 2-12 tahun) dengan diagnosa LLA.

2) Sedang menjalani terapi pengobatan LLA.

Responden dalam penelitian ini akan dipilih pihak-pihak yang merupakan significant

other yang merawat langsung subjek selama sakit, yaitu:

1) Ibu dari subjek penelitian.

Tempat Penelitian akan disesuaikan dengan tempat dimana subjek menjalani terapi

pengobatan, yaitu Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar-Bali.

D. Teknik Penggalian Data

Menurut Sugiyono (2014), penggalian data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

sumber dan cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah

(natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai

subjek, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Pada penelitian ini, data akan

diambil pada setting alamiah yang bertujuan untuk mengurangi bias yang akan mungkin

terjadi.

Page 60: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

45

Penggalian atau pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti)

dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai

(Sugiyono, 2014).

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) berupa

wawancara semi terstruktur. Menurut Sugiyono (2014), wawancara semi terstruktur pada

pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari

wawancara semi terstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,

dengan meminta pendapat ataupun ide-ide dari narasumber. Selain itu metode wawancara

ini dipilih peneliti untuk mendapatkan jawaban lebih mendalam dari sumber data sehingga

data yang diperoleh akan semakin kaya.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan bantuan pedoman wawancara

untuk memudahkan dan memfokuskan pertanyaan yang akan diutarakan. Peneliti juga

menggunakan alat bantu rekam untuk memudahkan dalam proses pengolahan data.

2. Observasi

Moleong (2004) menyebutkan bahwa alasan secara metodologis pada penggunaan

observasi ialah observasi mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,

kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya, observasi

memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian,

observasi memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek,

Page 61: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

46

serta observasi memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik

dari pihak pengamat maupun dari pihak subjek.

Observasi dapat diklasifikasikan menjadi observasi partisipan dan observasi non-

partisipan, serta observasi terbuka dan observasi tertutup (Moleong, 2004). Pada penelitian

ini teknik observasi yang digunakan adalah observasi non-partisipan dan observasi terbuka.

Observasi non-partisipan adalah observasi dimana peneliti tidak terlibat langsung dengan

aktivitas orang-orang yang sedang diamati, melainkan hanya sebagai pengamat (Moleong,

2004). Observasi secara terbuka adalah observasi yang diketahui oleh subjek, subjek

dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa

yang terjadi, dan subjek menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukan

oleh subjek (Moleong, 2004). Sehingga, peneliti tidak harus mengikuti semua rangkaian

prosedur terapi pengobatan pada subjek LLA melainkan hanya sebagai pengamat, dan sejak

awal subjek mengetahui aktivitas yang dilakukan peneliti selama proses observasi.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat berupa tulisan

(catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan), gambar (foto,

gambar hidup, sketsa) atau karya-karya monumental dari seseorang (karya seni, patung,

film, lukisan). Dalam penelitian kualitatif, studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara, dimana hasil penelitian dari observasi atau

wawancara akan lebih kredibel apabila didukung oleh sejarah pribadi kehidupan, maupun

situasi subjek saat ini (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, hal yang dimungkinkan

menjadi dokumentasi adalah seperti protokol terapi pengobatan, hasil pemeriksaan sebagai

pasien LLA, catatan harian, dan foto subjek.

Page 62: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

47

Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengandalkan observasi dan wawancara dalam

proses penggalian data selama di lapangan, oleh karena itu peneliti juga menggunakan

catatan lapangan (field note). Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2004), catatan

lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Proses pembuatan catatan lapangan dilakukan setiap kali selesai mengadakan observasi

atau wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan

ingatan seseorang itu sifatnya terbatas (Moleong, 2004).

E. Teknik Pengorganisasian Data

Adapun pengorganisasian data yang peneliti lakukan dalam rangka melakukan penelitian

kualitatif adalah sebagai berikut:

1) Peneliti datang ke lokasi pengambilan data dengan membawa panduan wawancara dan

lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Pengambilan data selanjutnya

dilakukan berupa wawancara, observasi maupun dokumentasi.

2) Selama proses pengambilan data, peneliti akan menggunakan bantuan kamera

handphone untuk memotret aktivitas subjek, kemudian menggunakan alat perekam

suara dalam merekam wawancara bersama responden. Peneliti juga membawa alat

manual seperti buku catatan dan ATK (sesuai kebutuhan).

3) Untuk seluruh kebutuhan data-data penelitian, peneliti akan membuat satu folder yang

bernama “SKRIPSI” di flashdisk peneliti kemudian setelah setiap selesai pengerjaan

akan langsung dipindahkan ke local disk laptop peneliti. Dari folder utama tersebut

akan dibuatkan folder-folder khusus yang akan memisahkan bagian-bagian data

Page 63: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

48

seperti folder “referensi”, “verbatim, audio, field note”, dan “others”. Demi mencegah

hal yang tidak diinginkan, peneliti akan membuat backup data dengan bantuan fitur

google drive yang telah peneliti miliki.

4) Setiap selesai mengambil data, peneliti akan memindahkan hasil data yang diperoleh di

lapangan baik berupa audio maupun foto ke laptop, lalu peneliti akan memasukkan

data mentah tersebut ke folder “verbatim, audio, field note” yang telah peneliti siapkan

di folder “SKRIPSI” di local disk laptop. Setelah itu peneliti akan memberikan nama

file sebagai kode pada masing-masing data.

5) Data audio sebagai hasil wawancara yang sudah dipindahkan ke laptop akan

didengarkan kembali oleh peneliti yang kemudian akan dibuatkan verbatim. File

verbatim akan disimpan ke dalam folder “SKRIPSI” pada subfolder “verbatim, audio,

field note” dan diberi kode (nama file) pada masing-masing data.

6) Data hasil observasi yang masih berupa field note lapangan (tulisan tangan pada

lembar observasi) akan disalin oleh peneliti dalam bentuk Microsoft Word dan

disimpan pada folder “SKRIPSI” pada subfolder “verbatim, audio, field note” dan

diberi kode (nama file) pada masing-masing data.

7) Lembar observasi, field note wawancara saat dilapangan, lembar wawancara, buku

catatan, surat ijin, name tag, dan hard copy proposal skripsi (segala berkas yang

berhubungan dengan penelitian skripsi) akan disimpan oleh peneliti pada map plastik

bening.

Page 64: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

49

F. Teknik Analisis Data

Nasution (dalam Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa analisis telah dimulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus

sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat dilakukan wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila setelah dianalisis, jawaban yang diwawancarai dianggap belum cukup,

maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan kembali sampai diperoleh data yang cukup dan

kredibel.

Bogdan (dalam Sugiyono, 2012) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Untuk menyajikan data agar lebih bermakna dan mudah dipahami, langkah analisis

data yang peneliti gunakan adalah dengan pengkodean. Strauss dan Corbin (2009) mengatakan

bahwa pengkodean merupakan proses penguraian data, pengkonsepan, dan penyusunan

kembali dengan cara baru. Adapun pengkodean yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengkodean yang dikembangkan oleh Strauss dan Corbin (2009), sebagai berikut:

1. Pengkodean terbuka (open coding)

Proses ini merupakan proses awal untuk memberikan kode-kode pada seluruh teks,

baik yang berasal dari verbatim wawancara maupun fieldnote. Setiap respon jawaban dan

tingkah laku yang diberikan oleh subjek maupun responden akan diberikan kode-kode

sesuai dengan perkataan atau jawaban subjek. Teknik ini dinamakan dengan in-

vivocoding, yang mana peneliti memberikan kode murni sesuai dengan respon jawaban

subjek atau responden dengan meminimalisir intepretasi dan pengantian kalimat

Page 65: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

50

subjek atau responden untuk menjadi sebuah kode data. Proses ini berlaku pada seluruh

subjek dan responden penelitian, dan menghasilkan masing-masing sistem koding yang

dibuat terpisah antara subjek pertama dan subjek kedua. Adapun prosedur dalam

tahap pengkodean ini, yaitu:

a. Pelabelan fenomena

Memberikan label atau kode-kode guna mengkonsepkan data terhadap seluruh

fenomena hasil temuan yang berasal dari pengamatan maupun wawancara.

b. Penemuan kategori

Jika telah mendapatkan label dari fenomena, dilakukan pengkategorian yaitu proses

pengelompokkan konsep yang sementara dianggap berhubungan dengan fenomena

yang sama.

c. Penamaan kategori

Pemberian nama terhadap kategori-kategori yang telah ditemukan sebelumnya, agar

peneliti dapat mengingat, membahas dan mengembangkan secara analitik.

2. Pengkodean berporos (axial coding)

Pengkodean berporos adalah seperangkat prosedur penempatan data kembali dengan

cara-cara baru setelah pengkodean berbuka, yaitu membuat kaitan antar-kategori. Hal

tersebut dilakukan dengan memanfaatkan paradigma pengkodean yang mencakup kondisi,

konteks, strategi aksi atau interaksi, dan konsekuensi. Hasil dari axial coding ini yang

kemudian disebut tema-tema penelitian.

3. Pengkodean berpilih (selective coding)

Proses pemilihan kategori inti yang mana di dalamnya berupa pengaitan kategori inti

terhadap kategori lainnya secara sistematis, pengabsahan hubungan, dan mengganti

kategori yang perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut.

Page 66: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

51

G. Kredibilitas Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, temuan dapat dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan

antara data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif

tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam

diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya

(Sugiyono, 2014).

Terdapat beberapa macam cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap

data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, teknik triangulasi data, menggunakan bahan

referensi, analisis kasus negatif, dan membercheck (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini,

teknik pengujian kredibilitas penelitian menggunakan cara:

1) Peningkatan ketekunan dalam penelitian, yaitu melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan, sehingga kepastian data dan urutan peristiwa akan

dapat direkam secara sistematis dan pasti. Hal tersebut peneliti lakukan dengan

melaksanakan proses pengambilan data baik wawancara maupun observasi lebih dari

satu kali pertemuan dengan subjek penelitian.

2) Triangulasi, yaitu berupa pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara

dan waktu. Triangulasi sumber yang akan peneliti lakukan dengan mengumpulkan

data yang diperoleh dari subjek penelitian (anak dengan LLA) dan responden penelitian

(significant others yaitu yang merawat anak selama sakit). Triangulasi teknik dapat

dilakukan dengan menguji kredibilitas data dengan mengecek data kepada sumber

Page 67: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

52

yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada trianggulasi teknik, peneliti akan

melakukan observasi kemudian dicek dengan wawancara. Triangulasi waktu akan

dilakukan pengecekan dengan observasi dan wawancara dalam waktu atau situasi yang

berbeda.

3) Diskusi rekan sejawat, teknik ini dilakukan dengan melaporkan hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk analitik dengan dosen pembimbing dan

rekan-rekan sesama peneliti kualitatif.

H. Isu Etik

Dalam pelaksanaan pengambilan data penelitian, peneliti berpedoman dengan kode etik

penelitian dan publikasi Psikologi Indonesia (Himpsi, 2010). Peneliti menyusun dan

menuliskan rencana penelitian sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh pihak-pihak lain

yang berkepentingan. Peneliti membuat desain penelitian, melaksanakan, melaporkan hasil

yang disusun sesuai dengan standar atau kompetensi ilmiah dan etika penelitian. Adapun hal-

hal yang perhatikan dalam penelitian ini adalah:

1) Peneliti bertanggungjawab atas pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan, serta

memberi perlindungan terhadap hak dan kesejahteraan subjek maupun responden

penelitian atau pihak-pihak terkait.

2) Peneliti memenuhi izin penelitian dari instansi terkait yaitu RSUP Sanglah sehinngga

diperkenankan untuk melakukan penelitian.

3) Diperolehnya persetujuan dan kesediaan subjek maupun responden penelitian sebagai

partisipan penelitian, yang dilakukan bersifat sukarela sehingga memungkinkan

pengunduran diri maupun penolakan.

Page 68: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

53

4) Partisipan menyatakan kesediaannya dalam bentuk tertulis pada informed consent yang

telah disiapkan oleh peneliti. Informed consent berisikan informasi yang jelas

mengenai tujuan penelitian, jangka waktu dan prosedur, keuntungan yang dapat

peneliti berikan kepada partisipan, dan konsekuensi yang mungkin didapat selama

pengambilan data penelitian.

5) Hasil yang diperoleh tidak direkayasa dan dipublikasikan dalam bentuk original, serta

peneliti tidak menyembunyikan data yang mendasari kesimpulan setelah hasil

penelitian diterbitkan.

Page 69: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

54

5

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2015 hingga bulan April 2016 dengan

beberapa pertemuan yang telah dilakukan bersama kedua subjek dan kedua responden.

Penelitian diawali dengan menentukan tema kajian penelitian yang dilakukan melalui

pengamatan fenomena yang terjadi di masyarakat serta studi literatur terhadap artikel-artikel

yang berkaitan dengan fenomena yang akan dikaji. Peneliti lalu mencari informasi mengenai

keberadaan lembaga yang khusus bergerak pada anak-anak dengan leukemia limfoblastik akut

(LLA) di Bali. Berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dari lapangan dan studi literatur

yang telah dilakukan, peneliti menyajikan kerangka dan konsep penelitian ke dalam bentuk

proposal penelitian untuk mendapat persetujuan dari dosen pembimbing.

1. Persiapan Penelitian

a. Melakukan Pre-eliminary Study

Tujuan dari pre-eliminary study pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan

fakta awal dari fenomena yang terjadi di masyarakat serta melengkapi informasi yang

telah diperoleh dari studi literatur. Pre-eliminary study dilakukan dengan metode

wawancara semi terstruktur. Meskipun peneliti mempersiapkan guideline wawancara,

dalam memberikan pertanyaan peneliti bersifat lebih terbuka dan fleksibel terkait

dengan topik situasi dan kondisi anak dengan LLA dalam menjalani terapi pengobatan.

Pre-eliminary study dilakukan terhadap dua anak dengan LLA yang menjalani

terapi pengobatan di RSUP Sanglah Denpasar. Pre-eliminary study dilakukan dengan

Page 70: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

55

wawancara terhadap masing-masing significant others dan observasi terhadap kedua

pasien. Data hasil wawancara dari pre-eliminary study menjelaskan bahwa anak yang

mengalami LLA dalam menjalani terapi pengobatan, mengalami suatu kondisi yang

kurang nyaman. Anak mengalami beberapa keluhan fisik maupun psikologis sehingga

memunculkan beberapa strategi coping untuk mengatasi keluhan-keluhan tersebut. Hasil

pre-eliminary study tersebut kemudian peneliti jadikan acuan untuk melihat fenomena di

masyarakat yang sekaligus menjadi fokus penelitian yaitu, strategi coping pada anak

dengan LLA dalam menjalani terapi pengobatan.

b. Menentukan Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek didapatkan berdasarkan hasil dari pre-eliminary study, yaitu menggunakan

teknik purposive sampling. Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan lokasi subjek

menjalani terapi pengobatan LLA.

c. Perizinan

Surat izin pelaksanaan penelitian merupakan langkah awal peneliti untuk dapat

turun ke lapangan dalam rangka persiapan pelaksanaan penelitian. Setelah memperoleh

surat izin pelaksanaan penelitian dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana dengan nomor: 154/UN.14.2/PS.4/2015, maka peneliti dapat

menggunakan surat tersebut secara resmi sebagai pengantar untuk melaksanakan

penelitian di lokasi pengumpulan data.

Page 71: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

56

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di RSUP Sanglah, Denpasar-Bali yang menjadi tempat

kedua subjek menjalani terapi pengobatan LLA. Lokasi penelitian ini diambil mengingat kedua

subjek sedang menjalani terapi pengobatan intensif sehingga lebih sering berada di rumah

sakit dibandingkan di rumah ataupun di yayasan rumah singgah pasien kanker.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian terhitung dari persiapan pre-eliminary study, perizinan

serta penyusunan proposal penelitian yang dilakukan dari bulan September 2015 hingga awal

bulan Desember 2015, kemudian pengambilan data hingga penyusunan laporan penelitian

dalam bentuk skripsi dilaksanakan dari bulan Desember 2015 hingga bulan Juni 2016.

Tabel.1.

Waktu Pelaksanaan Penelitian

Sep

tem

ber

2015

Okto

ber

2015

Novem

ber

2015

Des

ember

2015

Januar

i

2016

Feb

ruar

i

2016

Mar

et

2016

Apri

l

2016

Mei

2016

Juni

2016

Persiapan

pre-

eliminary

study

Perizinan

Penyusunan

Proposal

Pengambilan

Data

Penyusunan

Laporan

Page 72: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

57

Pengambilan data penelitian dilaksanakan sebanyak 11 kali wawancara dan 11 kali

observasi terhadap subjek dan responden. Berikut rincian pada masing-masing subjek:

Tabel.2.

Waktu Pengambilan Data Penelitian.

Wawancara Verbatim Observasi Fieldnote/Hasil

Observasi Audio

Subjek I

Selasa, 10

November 2015 -

Selasa, 10

November 2015

(30 menit)

- -

Sabtu, 28

November 2015 -

Sabtu, 28

November 2015

(90 menit)

- -

Sabtu, 5 Desember

2015 -

Sabtu, 5

Desember 2015

(75 menit)

- -

Kamis, 17

Desember 2016

VERB-

KD01

Kamis, 17

Desember 2016

(90 menit)

FNOBS-KD01

AUD-

KD01 (55

menit)

Selasa, 12 Januari

2016

VERB-

KD02

Selasa, 12 Januari

2016 (75 menit) FNOBS-KD01

AUD-

KD02 (60

menit)

Subjek

II

Jumat, 15 Januari

2016 -

Jumat, 15 Januari

2016 (45 menit)

Minggu, 7 Februari

2016

VERB-

AMB01

Minggu, 7

Februari 2016 (75

menit)

FNOBS-

AMB01

AUD-

AMB01

(70 menit)

Kamis, 25 Februari

2016 -

Kamis, 25

Februari 2016 (90

menit)

- -

Rabu, 16 Maret

2016

VERB-

AMB02

Rabu, 16 Maret

2016 (45 menit)

FNOBS-

AMB02

AUD-

AMB02

(40 menit)

Selasa, 29 Maret

2016

VERB-

AMB03

Selasa, 29 Maret

2016 (120 menit)

FNOBS-

AMB03

AUD-

AMB03

(110 menit)

Rabu, 30 Maret

2016

VERB-

AMB04

Rabu, 30 Maret

2016 (115 menit)

FNOBS-

AMB04

AUD-

AMB04

(100 menit)

Page 73: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

58

3. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini berjumlah dua orang yang diperoleh menggunakan teknik

purposive sampling. Pada awalnya, peneliti ingin menggunakan pasien yang berada di yayasan

rumah singgah pasien kanker yang bertempat di sekitar RSUP Sanglah sebagai subjek, namun

karena tidak mendapatkan izin pengambilan data, peneliti kemudian mengajukan izin ke ruang

bagian khusus anak yaitu Ruang Pudak RSUP Sanglah, Denpasar. Peneliti mendapatkan

informasi bahwa terdapat lima pasien LLA yang sedang dirawat dan dapat dijadikan subjek

penelitian. Peneliti kemudian memilih dua dari lima pasien tersebut yaitu subjek I yang

memasuki tahun ke-tiga dalam menjalani terapi pengobatan dan subjek II yang memasuki

bulan ke-tiga dalam menjalani terapi pengobatan.

Pasien pertama dari ketiga pasien tersebut merupakan pasien yang baru menjalani terapi

pengobatan selama tiga hari sehingga dikhawatirkan anak belum memunculkan strategi

coping, pasien kedua merupakan pasien yang kurang fasih menggunakan Bahasa Indonesia

dikarenakan bukan warga Negara Indonesia sehingga dikhawatirkan akan mempersulit proses

pengambilan data, dan pasien ketiga merupakan pasien yang berusia kurang dari dua tahun

sehingga tidak sesuai dengan karakteristik subjek penelitian.

4. Pemaparan Kasus

Berdasarkan hasil pre-eliminary study yang telah dilakukan, peneliti kemudian

menentukan subjek I dan subjek II sebagai subjek dalam penelitian. Adapun pemaparan dari

kasus subjek I adalah sebagai berikut:

a) Subjek penelitian adalah seorang anak berjenis kelamin perempuan, lahir pada 16

Agustus 2008 di Gianyar-Bali, dan saat melakukan pre-eliminary study subjek I berusia

tujuh tahun empat bulan. Subjek I terdiagnosa mengalami leukemia limfoblastik akut

Page 74: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

59

(LLA) pada saat berusia empat tahun enam bulan yaitu pada bulan Februari 2013.

Setelah terdiagnosa, subjek I menjalani seluruh tahap terapi pengobatan LLA selama

lebih dari dua tahun. Pada tahap akhir terapi pengobatan, sel leukemia yang terdapat

pada tubuh subjek I berjumlah 6%. Namun, dua bulan kemudian subjek I kembali

mengalami gejala klinis LLA seperti nyeri dan kesakitan pada bagian mata, nyeri sendi

dan terasa sakit pada tulang-tulang, sehinggga subjek I dinyatakan mengalami kambuh

pada penyakitnya dengan jumlah sel leukemia sebanyak 60%.

Berdasarkan pernyataan dari responden yaitu ibu subjek I, selama dua bulan

tersebut subjek I sering menolak ketika diajak melakukan pengobatan ke rumah sakit

dengan alasan takut dan subjek I ingin pergi ke sekolah, sehingga pengobatan yang

seharusnya didapatkan saat itu menjadi terlambat. Dikatakan pula subjek I sering

menolak ketika diberitahu agar beristirahat dan tidak terlalu lama bermain dengan

teman-temannya. Selain itu subjek I dikatakan sering mengonsumsi makanan yang tidak

diperbolehkan dikonsumsi bagi pasien LLA. Hal-hal tersebut menurut responden

menjadi salah satu kemungkinan pemicu kambuh pada subjek I. Oleh karena itu, subjek

I diharuskan untuk mengulang kembali menjalani terapi pengobatan dari tahap awal.

Tepat pada bulan Februari 2016, subjek I memasuki tahun ke-tiga dalam menjalani

terapi pengobatan LLA.

Selama menjalani terapi pengobatan, subjek I dikatakan sering mengeluhkan sakit

secara fisik maupun ketidaknyamanan secara psikologis. Gejala klinis LLA yang

memunculkan keluhan secara fisik cukup banyak terlihat pada subjek I, seperti

mengalami pendarahan gusi, pembengkakan pada hati dan limpa, mengalami demam

dan terlihat pucat, penurunan kadar hemoglobin pada darah, nyeri sendi dan tulang,

perubahan kelenturan pada kulit, serta berat badan yang cenderung menurun. Kondisi

Page 75: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

60

tersebut menimbulkan ketidaknyamanan sehingga subjek I menjadi lebih cengeng, lebih

sering mengeluh dan merengek kepada sang ibu sebagai orang yang menjaga subjek I

dirumah sakit sehari-harinya. Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh subjek I juga dapat

terlihat dari perilaku subjek I menolak untuk melakukan pengobatan dengan alasan takut

dan lebih memilih pergi ke sekolah. Selain itu subjek I dikatakan sering menolak minum

obat, serta susah makan maupun minum air yang bermanfaat bagi tubuh pasien LLA.

Adapun pemaparan dari kasus subjek II adalah sebagai berikut:

b) Subjek penelitian adalah seorang anak berjenis kelamin perempuan, lahir pada 2

Oktober 2007 di Sumba-Nusa Tenggara Timur, dan saat melakukan pre-eliminary study

subjek II berusia delapan tahun empat bulan. Subjek II terdiagnosa mengalami LLA pada

saat berusia delapan tahun dua bulan yaitu pada bulan Desember 2015. Saat melakukan

pre-eliminary study subjek II memasuki bulan ke-tiga dalam menjalani terapi

pengobatan LLA. Jumlah sel leukemia yang ada pada tubuh subjek II saat pertama kali

didiagnosa berjumlah 30%. Subjek II adalah seorang siswa kelas tiga sekolah dasar,

namun selama menjalani terapi pengobatan di RSUP Sanglah, subjek II mengambil cuti

dari sekolahnya. Selain karena harus menjalani terapi pengobatan yang intensif, sekolah

subjek II juga terletak di Sumba-Nusa Tenggara Timur. Subjek II didampingi hanya oleh

sang ibu, sedangkan ayah maupun keluarga lainnya tidak dapat menemani subjek II

selama di rumah sakit, dikarenakan ayah dan keluarga harus menjaga rumah dan bekerja

di kebun.

Berdasarkan pernyataan dari responden yaitu ibu subjek II, selama dua bulan lebih

menjalani terapi pengobatan di rumah sakit, subjek II dikatakan mengeluhkan sakit

secara fisik maupun ketidaknyamanan secara psikologis. Gejala klinis LLA yang

memunculkan keluhan secara fisik cukup banyak terlihat pada subjek II namun tidak

Page 76: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

61

lebih banyak dari subjek I. Gejala klinis LLA yang dialami oleh subjek II seperti

mimisan, demam, pucat, serta mengalami penurunan berat badan. Kondisi tersebut

menimbulkan ketidaknyamanan sehingga subjek II menjadi lebih cengeng, lebih sering

mengeluh dan merengek kepada sang ibu dan juga dikatakan lebih sering dan cepat

marah ketika berbicara kepada ibunya. Ketidaknyamanan tersebut juga dapat terlihat

dari perilaku subjek II yang terkadang menolak untuk mengonsumsi obat karena alasan

obat terlalu pahit.

C. Hasil Penelitian

Setiap kalimat yang dipaparkan pada bagian hasil penelitian ini merupakan fakta yang

terbentuk dari rangkaian kode-kode hasil pengumpulan data yang telah melalui tahap analisis

data. Adapun alur penceritaan data hasil penelitian akan dimulai dari latar belakang masing-

masing subjek, situasi menjalani terapi pengobatan masing-masing subjek, respons responden

(orangtua) terhadap terapi pengobatan masing-masing subjek, gejala klinis LLA masing-

masing subjek dan data utama pada penelitian ini yaitu strategi coping pada kedua subjek.

1. Latar Belakang Subjek

Subjek I merupakan seorang anak perempuan berusia tujuh tahun empat bulan dengan

karakteristik fisik berbadan kurus, kulit sawo matang, rambut lurus berwarna hitam, dan

memiliki mata bulat dengan bola mata berwarna hitam. Subjek I adalah anak kedua dari dua

bersaudara, yang hanya terpaut satu tahun dengan sang kakak. Subjek I lahir pada tanggal 16

Agustus 2008, dan berasal dari Gianyar-Bali. Ayah subjek I merupakan seorang pengrajin

sedangkan ibu subjek I membantu ayah berjualan, namun sejak subjek I mengalami LLA ibu

subjek I lebih memfokuskan merawat subjek I. Sejak lahir, subjek I tidak pernah mengalami

sakit yang mengharuskan menjalani opname di rumah sakit, hanya saja pada saat lahir

Page 77: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

62

kelahiran subjek I mundur dari prediksi dokter dan ibu subjek I melakukan persalinan dengan

operasi caesar (Axialcoding-latarbelakangsubjek &respondenKD).

Subjek II merupakan seorang anak perempuan berusia delapan tahun empat bulan yang

memiliki karakteristik fisik ukuran badan cukup berisi, kulit sawo matang agak gelap, rambut

agak bergelombang berwarna hitam, dan memiliki mata bulat dengan bola mata berwarna

hitam. Subjek II adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Subjek II lahir pada 2 Oktober

2007 dan berasal dari Sumba-Nusa Tenggara Timur. Ayah dan ibu subjek II adalah seorang

petani dengan kegiatan sehari-hari sepeti menimba air, memasak, mencari kayu api dan

bekerja di kebun. Sejak subjek II menjalani terapi pengobatan di rumah sakit, ibu merawat

subjek II sehingga pekerjaan rumah diambil alih oleh sang ayah.

Sejak masuk sekolah dasar, subjek II tidak lagi tinggal bersama kedua orangtuanya,

melainkan subjek II tinggal bersama nenek dan kakeknya yang tempat tinggalnya tidak jauh

dari sekolah subjek II. Tempat tinggal orangtua subjek II dengan tempat tinggal nenek dan

kakek subjek II berjarak cukup jauh yaitu sekitar tiga jam perjalanan dengan menggunakan

sepeda motor sehingga orangtua subjek II terkadang hanya dua kali dalam sebulan menjenguk

subjek II. Di rumah nenek dan kakek, subjek II biasa bermain dengan tetangga dan sepupu.

Jika berangkat ke sekolah subjek II berjalan kaki hanya sekitar lima menit dari rumah. Subjek

II adalah seorang siswi kelas tiga sekolah dasar, walaupun hanya sempat dua bulan berstatus

sebagai siswa kelas tiga sekolah dasar setelah kemudian pindah ke Bali untuk menjalani terapi

pengobatan LLA. Sejak lahir, subjek II dikatakan tidak pernah mengalami sakit yang

mengharuskan menjalani opname dirumah sakit, melainkan subjek II hanya mengalami sakit

seperti panas maupun batuk-batuk (Axialcoding-latarbelakang subjek&responden-AMB).

Page 78: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

63

2. Situasi Menjalani Terapi Pengobatan

Subjek I merupakan salah satu pasien LLA yang menjalani perawatan di Ruang Pudak

RSUP Sanglah, Denpasar-Bali. Subjek I terdiagnosa mengalami LLA sejak bulan Februari

tahun 2013. Pada saat itu subjek I berusia empat tahun enam bulan. Awalnya, subjek I

mengalami beberapa gejala sesuai yang diceritakan oleh ibu subjek I, yaitu:

“ginii panesnya ga turun-turun diaa.. lemes gitu..kemarin kan kemarinnya kan gini dia

jalan-jalan lincah gitu tau-tau dia murung gini kan gitu agak lemes gituu

dimana taruh disana tidur dah dia” (VERB-SUBJEK I01/L136-137)

Setelah dibawa ke puskesmas, kondisi subjek I tidak mengalami perubahan, suhu badan

subjek I tetap tinggi. Subjek I kembali dibawa ke dokter umum lainnya dan ke dokter spesialis

anak. Setelah mendapat pemeriksaan, hasil tes menyatakan kadar hemoglobin dalam darah

subjek I rendah, sehingga saat itu subjek I didagnosa mengalami anemia dan diharuskan

opname di rumah sakit di Gianyar, Bali. Subjek I menjalani opname selama dua minggu.

Kondisi kaki yang kurus dan perut yang terus membesar, menyebabkan subjek I tidak mampu

berjalan sendiri. Setelah mendapat beberapa pengobatan medis, akhirnya diberitahukan bahwa

terjadi pembengkakan pada limpa subjek I. Kemudian subjek I dirujuk ke RSUP Sanglah.

Setelah mendapat penanganan di RSUP sanglah, diketahui bahwa subjek I mengalami LLA.

Subjek I kemudian dirawat selama kurang lebih dua tahun untuk menyelesaikan seluruh tahap

terapi pengobatan LLA.

Tiga bulan pertama menjalani terapi pengobatan di rumah sakit, subjek I mendapat

perawatan secara intensif. Ibu subjek I menyatakan bahwa saat itu merupakan tahap

penyembuhan. Jika kondisi subjek I terlihat stabil maka diperbolehkan pulang, namun itupun

tidak lama, hanya berselang dua hingga empat hari. Hal tersebut membuat subjek I sering kali

menginap di yayasan atau rumah singgah khusus pasien kanker yang berada di dekat rumah

sakit agar tidak terlalu jauh pulang ke Gianyar. Hal tersebut pula dilakukan untuk menghindari

Page 79: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

64

panjangnya antrean pagi di loket rumah sakit. Selama menjalani terapi pengobatan, subjek I

sering kali mengalami kemunduran jadwal penanganan medis. Hal tersebut dikarenakan oleh

kondisi subjek I yang tidak memungkinkan untuk mendapat terapi pengobatan, seperti ketika

suhu badan meningkat maka terapi pengobatan tertentu tidak dapat dilakukan. Jika hal itu

terjadi maka subjek I harus opname lebih lama dari jadwal seharusnya. Selain itu, ketersediaan

waktu orangtua dan kemauan subjek I menjalani terapi pengobatan memengaruhi kemunduran

jadwal penangan medis. Seperti yang diungkapkan oleh ibu subjek I:

“ini kontrolnya kadang-kadang gitu dah..kita yang dapet dia gamau gitu”, (VERB-

KD02/L168-169).

Selama menjalani terapi pengobatan tahap akhir, yaitu saat berusia sekitar enam tahun,

subjek I mengenyam pendidikan anak usia dini di sebuah taman kanak-kanak di Gianyar, Bali.

Jika pada waktunya subjek I harus ke RSUP Sanglah untuk mendapat terapi pengobatan, maka

subjek I izin dari sekolahnya. Menurut ibu, subjek I adalah anak yang pintar dan lebih pintar

dibandingkan dengan kakak. Selain keluarga, guru subjek I juga mengetahui kondisi subjek I

di rumah sakit. Guru subjek I sempat berkunjung ke rumah sakit sebanyak dua kali.

Pada tahap terakhir terapi pengobatan, sel leukemia dalam tubuh subjek I hanya tersisa

6%. Namun dua bulan setelah dinyatakan telah menyelesaikan seluruh tahap terapi

pengobatan, subjek I kembali mengalami beberapa gejala seperti nyeri pada seluruh bagian

tubuh dan sakit pada bagian mata (mata memerah dan kesakitan). Subjek I kembali diajak ke

rumah sakit untuk memperoleh pemeriksaan. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa jumlah

sel leukemia pada tubuh subjek I saat itu berjumlah 60%. Hal tersebut mengharuskan subjek I

untuk mengulang kembali tahap terapi pengobatan yang dulu sudah diselesaikannya, maka

terhitung dari awal terdiagnosa dan menjalani terapi pengobatan LLA saat ini subjek I telah

Page 80: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

65

memasuki tahun ke-tiga dalam menjalani terapi pengobatan (Axialcoding-

situasimenjalaniterapi-KD).

Subjek II merupakan salah satu pasien LLA yang menjalani perawatan di Ruang Pudak

RSUP Sanglah, Denpasar-Bali. Subjek II terdiagnosa mengalami LLA pada bulan Desember

2015 di RSUP Sanglah, yang pada saat itu subjek II berusia delapan tahun dua bulan. Pada

awalnya, subjek II mengalami lemas, pucat dan suhu badan yang tinggi. Setelah mendapat

obat dari dokter suhu badan subjek II kembali normal tetapi beberapa hari kemudian kembali

tinggi sehingga subjek II beberapa kali kembali dibawa ke dokter. Setelah di rawat oleh kakek

dan nenek di Sumba, subjek II dirujuk ke rumah sakit yang ada Bali untuk mendapat

penanganan yang lebih lengkap.

Setibanya di Bali bersama dengan ibu, subjek II diopname di RSUP Sanglah selama

kurang lebih satu minggu sebelum mendapat hasil diagnosa atas penyakit yang dialaminya.

Setelah itu, subjek II dinyatakan menderita LLA dengan jumlah persentase sel leukemia

sebanyak 20% (VERB-AMB02/L88). Ibu subjek II langsung memberitahukan kepada ayah

dan keluarga mengenai kondisi subjek II saat itu. Subjek II kemudian menjalani terapi

pengobatan LLA di RSUP Sanglah dan saat ini memasuki bulan ke-tiga. Subjek II menjalani

terapi pengobatan yang intensif yaitu sebagian besar waktu dihabiskan di rumah sakit. Ketika

tidak ada jadwal terapi pengobatan, subjek II akan beristirahat di yayasan atau rumah singgah

khusus pasien kanker yang berada di dekat rumah sakit. Selama lebih dari dua bulan menjalani

terapi pengobatan, subjek II tidak pernah pulang ke Sumba dikarenakan jadwal terapi

pengobatan yang masih padat (Axialcoding-situasi menjalaniterapi-AMB).

Dengan kondisi badan yang berisi dan padat, banyak orang mengatakan subjek II tidak

terlihat seperti orang sakit (VERB-AMB01/L252). Subjek II terlihat lebih aktif dibanding

dengan pasien lain yang kebanyakan hanya berbaring ditempat tidur. Subjek II seringkali

Page 81: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

66

duduk baik di kursi maupun di tempat tidurnya, sambil memainkan gadget ataupun menonton

televisi yang ada diruang perawatan. Walau demikian, subjek II dikatakan lebih sering

menangis dan mudah marah ketika berbicara dengan ibu. Subjek II sering menangis ketika

merindukan ayah dan neneknya yang berada di Sumba. Rasa rindu tersebut mampu membuat

subjek II menjadi susah tidur (VERB-AMB01/L229,393). Ketika merasa rindu, subjek II akan

menelepon atau sekedar mengirim pesan singkat, dan seringkali meminta agar ayahnya

menjenguk subjek II ke Bali.

Tidak banyak kegiatan yang dapat dilakukan di rumah sakit, namun ketika pasien lain

lebih banyak berbaring dan beristirahat subjek II lebih banyak berjalan-jalan maupun

melakukan aktivitas tertentu seperti bermain gadget yang di pinjamnya dari pasien lain,

menonton acara televisi yang ia sukai, atau mengobrol dengan orang-orang disekitarnya. Pada

saat pagi hari setelah mandi, jika diruang perawatan tidak ada mainan yang bisa dimainkan,

subjek II akan berjalan-jalan ke ruangan lain dengan kondisi infus tetap terpasang, untuk

sekedar melihat-lihat maupun mengobrol dengan pasien lain (VERB-AMB03/L606-607).

Subjek II juga meminta agar dibelikan gadget sehingga dapat dimainkan selama perawatan di

rumah sakit. Namun permintaan subjek II tersebut belum dapat dipenuhi oleh sang ibu karena

keterbatasan biaya.

Berbeda saat di rumah sakit, jika sedang berada di yayasan atau rumah singgah khusus

pasien kanker, subjek II memiliki lebih banyak teman yang dapat diajak bermain dan memiliki

aktivitas yang lebih beragam. Subjek II bangun jam enam pagi, lalu mandi, makan bersama

selanjutnya minum obat lalu subjek II akan bermain dengan teman-temannya seperti bermain

sepeda. Selanjutnya subjek II akan belajar seperti membaca, menulis maupun menggambar.

Subjek II seakan lebih senang berada di yayasan atau rumah singgah terlihat dari pernyataan

“ada sepeda kalau disini pasang infus ya diam aja dikamar”, (VERB-AMB03/L573). Sesekali

Page 82: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

67

subjek II juga merindukan teman-temannya yang ada di Sumba dan juga merindukan pelajaran

yang biasa subjek II dapat di sekolahnya (VERB-AMB02/L230). Namun selama menjalani

terapi pengobatan LLA, yayasan atau rumah singgah khusus pasien kanker menyediakan

pendidikan untuk anak-anak yang beristirahat disana sehingga subjek II ikut serta dalam

kegiatan pendidikan tersebut.

Terdapat empat orang guru yang mengajar subjek II dan teman-teman di yayasan.

Subjek II biasanya diajarkan membaca, menulis, belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, dan Matematika. Ketika hari libur, kegiatan belajar-mengajar juga diliburkan.

Anak-anak juga diajarkan berdasarkan tingkat kelas anak, dari taman kanak-kanak hingga

kelas enam sekolah dasar. Subjek II akan dinilai berdasar kemampuan akademis yang

dimilikinya lalu nilai tersebut akan dikirim ke Sumba sebagai hasil belajar subjek II, sehingga

saat sudah sembuh subjek II dapat langsung melanjutkan sekolahnya (VERB-

AMB03/L388,394-400,406,411,656-663).

Selama menjalani terapi pengobatan, subjek II terlihat mengetahui nama-nama terapi

pengobatan yang dijalaninya maupun obat-obat yang dikonsumsi. Subjek II mengetahui pula

jadwal terapi pengobatan yang harus ditempuhnya. Selain itu, subjek II mengetahui efek

samping yang muncul akibat mengonsumsi obat tertentu dan subjek II mengetahui apa yang

harus dilakukan agar efek samping pengobatan tidak terlalu parah baginya. Subjek II

mengetahui larangan apa yang tidak boleh dilakukan sebagai seorang pasien LLA misalnya

larangan mengonsumsi makanan tertentu yang dapat berakibat buruk terhadap kondisi

kesehatannya.

Page 83: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

68

3. Respons Responden

Ibu subjek I sebagai orang yang merawat subjek I sehari-harinya, memiliki beberapa

pandangan serta pendapat mengenai keadaan subjek I selama menjalani terapi pengobatan. Ibu

subjek I sempat merasa sedikit kesal pada saat penanganan pertama sebelum subjek I

terdiagnosa LLA. Saat itu subjek I mendapat penanganan di sebuah rumah sakit sebelum

subjek I dipindah ke RSUP Sanglah. Hal tersebut diungkapkan oleh ibu subjek I:

“langsung dirujuk sini.. gimana bu e dilanjutkan disini apa langsung rujuk aja. Disini

alatnya ga bisaa gitu diaa kan dirujuk sinii..kan sebenarnya langsung rujuk siniii

(dengan nada kesal)”, VERB-KD01(164-165)

Menurut ibu, pihak rumah sakit seharusnya tidak memberikan pilihan kepada subjek I

untuk tetap mendapat penanganan dengan alat yang kurang memadai di rumah sakit tersebut

melainkan langsung merujuk subjek I ke RSUP Sanglah. Selain itu, ibu subjek I sempat

mengeluhkan lamanya proses penanganan sampai pada diagnosa penyakit. Hal tersebut

terlihat dari pernyataan:

“he ee kan dibilangnya anemia tau-tau lama dah tuu kanker darah..lama prosesnya itu

(dengan nada kesal)”, (VERB-KD01/L171-172)

“itu mungkin sakit ininya dulu baru ditanganin padahal dokternya udah ngasi tau

dokter yang yang nanganin harus cepet-cepet disuruh nangani harus cepet gitu ini hehe

susternya ini ga sesek dibilang sesek”, (VERB-KD02/L105-107)

“hematonya mungkin salah gini nike apa namanya lagi dicari ini apa penyebabnya kan

lama jadinya”, (VERB-KD02/L109)

“seseknya ini tau tau lagi ee apa namanya lagi merontgen kan dikasi tau sama dokter

ininya kan “oo ga apa ni jalan teruus” lagi masalah lain ditangani kan lama jadinya

nike hehe”, (VERB-KD02/L111-112)

“sebenarnya poinnya itu fokusnya itu kan kecapean dia nyeri semuanya ini terus sakit

aja terus di rumah banyak ininya sakitnya”, (VERB-KD02/L114-115)

Pada saat subjek I terdiagnosa, ibu subjek I menangis dan merasa takut. Ibu

mengkhawatirkan lamanya waktu menjalani terapi pengobatan pada subjek I yang dapat

menyebabkan ibu tidak dapat bekerja dan mencari uang. Namun setelah melihat pasien lain

yang mengalami hal serupa dengan subjek I, ibu mulai merasa tenang. Ibu berpikir, pasien dan

Page 84: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

69

keluarga lain dapat dengan “biasa aja” (VERB-KD01/L228) dan pasrah menjalani terapi

pengobatan di rumah sakit.

Selain mendapat penanganan medis, ibu membawa subjek I ke pengobatan alternatif.

Saat itu, ibu sempat berpikir untuk tidak melanjutkan kemoterapi (salah satu terapi pengobatan

LLA). Ibu berpikir demikian karena melihat banyak pasien lain (teman-teman sebaya subjek I)

yang mengalami hal serupa dengan subjek I mengalami kegagalan dalam menjalani

pengobatan, dengan kata lain banyak pasien yang telah meninggal dunia. Selain itu, kakak-

kakak dari ibu subjek I turut mengatakan bahwa kemoterapi “mematikan” (VERB-

KD02/L152). Namun seiring berjalannya waktu, ibu subjek I mengerti bahwa pengobatan

secara medis harus tetap dijalankan. Ibu subjek I menceritakan salah satu pasien yang berasal

dari Negara, sering terlsubjek IIat untuk menjalani terapi pengobatan sampai akhirnya pasien

tersebut meninggal dunia. Menurut ibu subjek I, pasien meninggal dunia disebabkan karena

tidak disiplin menjalani pengobatan, dalam artian pasien sering terlambat mendapat

pengobatan medis.

Saat ini, Ibu subjek I juga memberikan obat herbal untuk subjek I. Ibu subjek I melihat

dari pengalaman pasien lain berhasil sembuh dari penyakitnya dengan meminum obat herbal.

Menurut ibu subjek I, hal yang utama adalah tetap menjalani pengobatan medis tetapi dapat

dibarengi dengan mengonsumsi obat herbal. Ibu subjek I mengatakan pula bahwa selain

pentingnya kedisiplinan waktu dalam menjalani pengobatan medis, pasienpun harus disiplin

dengan larangan maupun kewajiban yang harus dilakukan misalnya tidak mengonsumsi

makanan yang tidak diizinkan, meminum banyak air ketika mengonsumsi obat keras agar

tidak menimbulkan efek samping obat dan pasien harus selalu dalam keadaan bersih agar tidak

mudah terkena infeksi. Ibu subjek I mengatakan bahwa subjek I mengalami kambuh

dikarenakan tidak tepat waktu menjalani terapi pengobatan. Ibu subjek I juga menyatakan jika

Page 85: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

70

subjek I mau mengonsumsi obat herbal dibarengi dengan pengobatan medis sejak awal

dirawat maka kemungkinan subjek I sudah sembuh dan tidak mengalami kambuh. Ibu subjek I

sempat memberikan obat herbal sejak pertama terdiagnosa LLA namun subjek I menolak dan

ibupun tidak memaksakan. Saat ini subjek I sudah mau mengonsumsi obat herbal yang

diberikan oleh ibu dan untuk kedepannya ibu subjek I tidak mau terlambat lagi dalam

memberikan pengobatan medis untuk sang anak (Axialcoding-responsrespondenatauorangtua-

KD).

Ibu subjek II sebagai orang yang merawat subjek II sehari-hari, memiliki beberapa

pandangan serta pendapat mengenai keadaan subjek II selama menjalani terapi pengobatan.

Saat pertama subjek II terdiagnosa LLA, ibu subjek II kaget dan tidak menyangka bahwa

anaknya akan mengalami kanker. Ibu subjek II mengatakan:

“yang saya pikirin waktu itu kenapa anak saya sakit begini sakit-sakit begini”, (VERB-

AMB01/L324)

“ga ada kepikiran sama sekali bakal sakit begini”, (VERB-AMB01/L326)

“itu saja kenapa anak saya sampai sakitnya begini kanker darah itu”, (VERB-

AMB01/L328)

“kaget pokoknya kan”, (VERB-AMB01/L342)

Selain itu ibu subjek II mengkhawatirkan biaya pengobatan. Ibu berpikir bahwa uang

yang dibawanya dari Sumba tidak akan mencukupi kebutuhan sehari-hari selama di rumah

sakit. Ibu subjek II sempat memberitahu subjek II mengenai penyakit yang dialaminya, namun

subjek II tidak terlalu menanggapi, subjek II tidak ada bertanya lebih lanjut mengenai hal

tersebut (Axialcoding/ responsorangtua-AMB).

4. Gejala Klinis LLA

Selama menjalani terapi pengobatan, subjek mengalami beberapa keluhan atau gejala

klinis LLA. Subjek sering kali mengalami nyeri pada sendi-sendi, perut yang membesar, suhu

badan yang sering meningkat dan tidak turun dalam jangka waktu yang cukup lama, terlihat

Page 86: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

71

lemas dan capek serta tidak bertenaga dan juga kadar hemoglobin yang rendah. Selain itu

subjek sempat mengalami kondisi kaki kurus dan perut membuncit dalam waktu yang

bersamaan sehingga menyebabkan subjek tidak mampu berjalan sendiri. Subjek sempat

mengalami pembengkakan pada hati dan kerusakan pada limpa, sakit perut hingga melilit ke

bagian punggung, serta sakit kepala yang jika rambutnya dipegang akan terasa sakit. Subjek

juga mengalami demam dan batuk secara bersamaan yang tidak kunjung sembuh saat sebelum

terdiagnosa LLA, kulit terlihat agak kendor dan kisut, kesakitan pada bagian mata, sering

mengalami kesemutan pada kaki, mengalami susah buang air besar dan cukup sering

mengalami pendarahan pada gusi. Menurut ibu, subjek mengalami pendarahan pada gusi

karena tidak mau mengonsumsi air yang banyak setelah mengonsumsi obat yang memiliki

efek samping tersebut. Selain itu, pendarahan pada gusi yang dialami oleh subjek saat

menjalani terapi pengobatan setelah kambuh, lebih parah dibandingkan saat menjalani terapi

pengobatan sebelum kambuh, hal tersebut terlihat dari pernyataan sang ibu:

“ee duluu dulu kan pernah yang duluan itu kan pernah sakit yang sebelum relaps tu,

kan berdarah gamau berhenti langsung masuk darah, masuk darah itu diobatin gitu ya

langsung mau berhenti kalo ini endak teruus dia berdarah tiga kali sampe, lain banget

niki”, (VERB-KD02/L38-40)

“iyaa dulu pernah sebelum relaps nike duluu berdarah dulu gamau makan makan apa

itu yang masuk gusinya sobek dah dikit”, (VERB-KD02/L42-43)

“cuma satu harii udah dapat darah mau dia berhenti tapi yang ini endak, tiga hari

sampe. Sampe ampun mengental-mengental aduh besar-besar sekali ininya penuh ni

langsung saya gini bingung dah malemnya tu begadang tu”, (VERB-KD02/L45-47)

Selain itu, subjek cukup sering mengeluhkan sakit pada bagian tubuh tertentu misalnya

sesudah menjalani tindakan medis yang memasukkan obat dari sumsum tulang belakang,

subjek akan mengeluhkan sakit pada bagian punggungnya. Subjek kerap kali merasa gerah

atau kepanasan didalam ruang perawatan, ketika orang lain merasa cukup sejuk berada

diruangan tersebut. Subjek sering terlihat lemas dan kurang bersemangat saat dirawat di rumah

sakit. Salah satu aktivitas subjek selama di rumah sakit adalah menonton acara televisi yang

Page 87: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

72

disukai kemudian subjek akan bercerita kepada sang ibu tentang acara tersebut. Namun

apabila subjek tidak mengalami LLA subjek akan bermain dengan teman-temannya

(Axialcoding-gejalaklinis;responsdankondisisubjek-KD).

Subjek mengalami suhu badan yang meningkat, disertai beberapa kali mimisan dan

wajah yang terlihat agak pucat. Pada saat awal pengobatan, subjek terlihat lebih kurus namun

seiring berjalannya waktu nafsu makan subjek semakin meningkat sehingga badan subjek

terlihat berisi. Dikatakan bahwa saat awal menjalani terapi pengobatan subjek banyak minum

susu dan banyak makan, hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan ibu subjek:

“iyaa sampai disini dia kuat makan”, (VERB-AMB01/L202)

“dia kuat minum susu, susu itu baru satu bulan udah habis dah itu pokoknya sehari itu

bisa lima kali minum susu dia minta susu”, (VERB-AMB01/L204-205)

“makannya juga empat kali sampai lima kali sehari”, (VERB-AMB01/L207)

5. Strategi Coping

Adapun strategi coping yang dilakukan oleh subjek selama menjalani terapi pengobatan

dapat dilihat pada Gambar 2:

Page 88: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

73

Gambar 2. Strategi Coping Subjek

a. Strategi Coping – Accepting Responsibility

Strategi coping accepting responsibility menunjukkan bahwa subjek mengakui

adanya peran diri sendiri dalam menghadapi masalah. Dalam hal ini, strategi coping

accepting responsibility ditunjukkan oleh subjek pada perilaku mengonsumsi obat.

Walaupun pada awalnya subjek menolak dan terbiasa dipaksa terlebih dahulu agar mau

mengonsumsi obat, semakin berjalannya waktu subjek semakin mengerti kewajibannya,

ibu hanya perlu memberitahukan sekali saja subjek sudah mau mengonsumsi obat.

Subjek mampu mengonsumsi obat sekalipun obat tersebut pahit, dan subjek tidak

strategi coping

accepting responsibility

assistance seeking

direct action

emotional approach

behavioral disengagement

denial

self control

humor

wishful thinking

self criticism

Page 89: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

74

menolak menjalani terapi pengobatan walaupun harus merasakan sakit misalnya saat

harus disuntik.

Selain itu subjek juga menunjukkan perilaku bahwa subjek harus tetap belajar

membaca walaupun sedang menjalani terapi pengobatan, agar saat pulang ke kampong

halaman nanti subjek tetap mampu membaca. Subjek juga menyadari kewajibannya

sebagai seorang pasien LLA. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam menghadapi

kondisi menjalani terapi pengobatan LLA memiliki peran diri sendiri yaitu mengonsumsi

obat yang sesuai dengan terapi pengobatannya. Adapun kutipan wawancara yang

menunjukkan strategi coping accepting responsibility pada subjek, yaitu:

“dipaksa tak gini-giniin dia kan pasrah kan mau dia telen akhirnya gitu”, (VERB-

KD01/L264-265)

“sekarang dia kalo udah dikasi tau ngerti”, (VERB-KD02/L186)

“mak obaat maa” responden berbicara dengan ibunya”, (VERB-AMB01/L362)

“hehe minum obat sendiri”, (VERB-AMB01/L368)

“E2 meminta sendiri karna melihat sudah waktunya minum obat”, (FNOBS-

AMB01/No7)

“sudah ahahah (keluar air mata seperti mau muntah)”, (VERB-AMB04/L237)

“E2 berusaha walaupun obatnya pahit ia harus tetap meminumnya”, (FNOBS-

AMB04/No7)

“kalau itu kan dibius waktu BMA itu kan nanti diambil sumsumnya buat

diperiksaa dia ga takut ga ada ngerasa nolak begitu”, (VERB-AMB01/L459-460)

“iyaa ga ada nolak ga perlu dipaksa begitu”, (VERB-AMB01/L483)

“amb takut ga kalo pas disuntik? E2: engga”, (VERB-AMB03/L169)

“tapi ga apa yaaa E2: iyaaa (senyum) kecil sekali jarumnya ditusuk batas ini

yaa”, (VERB-AMB03/L175-176)

“tapi ga nangiiis R: tapi ga nangiiis pinter sekaliiii yang penting gimana? E2:

sembuh!”, (VERB-AMB03/L195-197)

“E2: supaya pintar supaya cepat sembuh”, (VERB-AMB03/L366)

“nanti kalau sampai di sumba kalau ini apa bilaang ini apa bilang nanti ga bisaa

hahaha R: iyaa hehehe E2: kalau udah baca ini apa ini apaa hahaha gatau apa

yang di sebutinn”, (VERB-AMB03/L368-370)

Page 90: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

75

“kalau saya bilang minum yaa dia harus minum begitu”, (VERB-AMB01/L485)

“stop udah istirahat E2: iyaa (senyum) tapi sore main sampai puas dulu”,

(VERB-AMB03/L332-333)

“E2 inisiatif sendiri bahwa pada saat itu sudah waktunya mandi”, (FNOBS-

AMB02/No6).

b. Strategi Coping – Assistance Seeking

Strategi coping assistance seeking menunjukkan bahwa subjek mencari sumber

dukungan kepada orang lain untuk membantu menghadapi masalah yang dihadapinya.

Dalam hal ini, strategi coping assistance seeking ditunjukkan oleh subjek pada perilaku

meminta tolong kepada sang ibu untuk dihidupkan kipas ketika merasa kepanasan,

meminta tolong kepada ibu untuk mengelus punggung subjek ketika gatal atau sakit, dan

meminta tolong ibu untuk menghidupkan televisi ketika merasa bosan. Selain itu, subjek

meminta sesuatu yang diinginkan kepada sang ibu seperti misalnya meminta makanan

dan meminta gadget, meminta bantuan ibu untuk menelepon ayah dan nenek yang

berada di kampung halaman ketika merasa rindu, serta meminta untuk di gendong atau

dipijat. Subjek mengatakan pula bahwa selain bersama ibu, dalam menjalani terapi

pengobatan hingga sembuh nanti, subjek juga bersama dengan teman-teman. Adapun

kutipan wawancara dan hasil observasi yang menunjukkan strategi coping seeking social

support pada subjek, yaitu:

“panaaass gitu minta kipas..yang lain ga pernah gitu biasa-biasa ajaa jeg panas

terus harus pake kipas..” (VERB-KD01/L183)

“merengek menunjuk ke punggung bagian tulang belakangnya”, (VERB-

SUBJEK I01/L272)

“E2 merengek kepada ibu”, (VERB-KD01/L320)

“E2 merengek kepada ibu”, (VERB-KD01/L334)

“E2 merengek kepada ibu”, (VERB-KD01/L372)

“E2 merengek kepada ibu”, (VERB-KD01/L382)

“E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak nyaman pada punggungnya dapat

lebih mereda”, (FNOBS-KD01/No4)

“E2 selalu meminta bantuan ibu sehingga rasa tidak nyaman pada punggungnya

dapat lebih reda”, (FNOBS-KD01/NoK1)

Page 91: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

76

“E2 meminta bantuan ibu untuk menghidupkan tv, agar ia tidak merasa bosan”,

(FNOBS-KD02/No6).

“pokoknya sehari itu bisa lima kali minum susu dia minta susu”, (VERB-

AMB01/L204-205)

“ini selama ini dia ini apa namanya ada hp yang besar yang pakai main itu tu R:

he e? E: mama dia suruh mama beli mama beli”, (VERB-AMB01/L220-222)

“itu ga ada, cuma dia gini aja marah-marah, pokoknya apa yang dia minta harus

ini”, (VERB-AMB02/L114)

“Ini aja dia habis ngambek tadi, mama suruh beliin beli itu apa namanya itu yang

di pake main apa game itu”, (VERB-AMB02/L126-127)

“E2: mamanya disuruh beli mamanya gamau”, (VERB-AMB03/L281)

“baru bapanya di Sumba dia bilang dia kangen sama bapanya begitu dia bilang”,

(VERB-AMB01/L227)

“sering nangis gitu kangen sama bapanya sama neneknya begitu”, (VERB-

AMB01/L393)

“iya kan kadang-kadang tidak setiap hari tiap malam begitu kadang dia ingat

tiba-tiba bapa dia ngomong telfon bapa datang sudah datang liat Amb..supaya

bapa juga tau di Bali sinii dia bilang begitu sama bapanya hehe”, (VERB-

AMB01/L397-399)

“begituu dia sms begitu juga”, (VERB-AMB01/L401)

“E2 terlihat semangat untuk mengambil hp yang berdering tersebut. E2 seperti

mengharapkan berbicara kepada seseorang di telepun tersebut”, (FNOBS-

AMB01/No10)

“Kemudian R memberitahu agar mengangkat saja. E2 kemudian menelpun balik

dan ternyata yang menelpun adalah ayahnya”, (FNOBS-AMB01/No12)

“E2 terlihat senang setelah berbicara dengan ayah”, (FNOBS-AMB01/No13)

“iya minta di gendong, minta di pijit-pijit”, (VERB-AMB02/L183)

“mau sembuh sendiri yaaa sama mama disini yaaa E2: iyaaa sama kawan-kawan

jugaaa”, (VERB-AMB03/L202-202).

c. Strategi Coping – Direct Action

Strategi coping direct action menunjukkan bahwa subjek secara langsung dan

aktif melakukan sesuatu untuk menghindari tekanan maupun untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, strategi coping direct action ditunjukkan oleh

subjek pada perilaku yaitu secara langsung meminta dihidupkan kipas ketika merasa

kepanasan. Pada saat mengalami pendarahan gusi, subjek selalu melihat kondisi gusinya

melalui cermin. Subjek secara aktif melihat apa yang terjadi pada gusinya hingga

Page 92: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

77

mengalami pendarahan. Selain itu, subjek secara langsung meminta untuk dihidupkan

televisi agar tidak merasa bosan. Subjek pula meminta kepada ibu untuk dibelikan

gadget sehingga dapat dimainkan oleh subjek selama dirawat di rumah sakit. Selain itu,

perilaku meminta langsung untuk mengonsumsi obat, menghubungi ayah ketika merasa

rindu, dan meminta sendiri untuk mandi ketika sudah sore juga merupakan bentuk

strategi coping direct action. Subjek secara aktif belajar menulis dan membaca sesuai

dengan pendidikan yang disediakan di yayasan agar saat sudah sembuh nantinya subjek

tetap bisa “menjawab pertanyaan” dengan kata lain melanjutkan sekolahnya di kampong

halaman.

Ketika berada di rumah sakit, subjek secara aktif akan mencari teman bermain,

hingga jalan-jalan keluar ruangan. Subjek juga secara aktif bertanya mengenai jadwal

serta nama-nama obat yang ia konsumsi, dan secara aktif meminta meminum air terlebih

dahulu sebelum mengonsumsi obat agar ia tidak muntah dan mengonsumsi permen

setelahnya, agar obat yang dikonsumsi tidak terlalu terasa pahit. Subjek secara aktif

menonton televisi diruangan agar tidak merasa bosan dan subjek juga berinisiatif

berfoto-foto ria menggunakan gadget yang dibawa oleh peneliti.

Adapun kutipan wawancara dan hasil observasi yang menunjukkan strategi coping

active coping pada subjek, yaitu:

“panas dah dia terus kepanasan. Kayak sekarang. Kalo ga pake kipas nangis dah

diaa..panaaass gitu minta kipas..yang lain ga pernah gitu biasa-biasa ajaa jeg

panas terus harus pake kipas..”, (VERB-KD01/L182-184)

“Mengingat hari itu muncul gejala klinis yaitu pendarahan pada gusi, E2 terlihat

kurang nyaman sehingga terus ingin melihat kondisi gusinya melalui cermin

yang sudah dipegangnya. Walaupun kurang nyaman namun ia tidak terlihat

kesakitan, E2 hanya terlihat ingin tahu tentang darah yang keluar dari gusinya”,

(FNOBS-KD02/No5)

“E2 meminta bantuan ibu untuk menghidupkan tv, agar ia tidak merasa bosan”,

(FNOBS-KD02/No6).

Page 93: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

78

ini selama ini dia ini apa namanya ada hp yang besar yang pakai main itu tu R: he

e? E: mama dia suruh mama beli mama beli”, (VERB-AMB01/L220-222)

minta yang begitu? Engga. ini kan liat kawan-kawannya semua kan punya toh,

jadi dia ini mungkin main di sana, dia lihat temannya jadi mungkin orang ada,

saya gak punya gitu, jadi minta beliin”, (VERB-AMB02/L131-132)

kalau semuanya di sini kan punya jadi “mama saya beliin juga yang begitu””,

(VERB-AMB02/L134)

“mak obaat maa” responden berbicara dengan ibunya)”, (VERB-AMB01/L362)

E2 meminta sendiri karna melihat sudah waktunya minum obat”, (FNOBS-

AMB01/No7)

iya kan kadang-kadang tidak setiap hari tiap malam begitu kadang dia ingat tiba-

tiba bapa dia ngomong telfon bapa datang sudah datang liat Amb..supaya bapa

juga tau di Bali sinii dia bilang begitu sama bapanya hehe”, (VERB-

AMB01/L397-399)

begituu dia sms begitu juga; (VERB-AMB01/L401)

E2: kangeen tapi ngomong-ngomong ajaa”, (VERB-AMB04/L106)

E2 inisiatif sendiri bahwa pada saat itu sudah waktunya mandi”, (FNOBS-

AMB02/No6)

E2: nanti kalau sampai di sumba kalau ini apa bilaang ini apa bilang nanti ga

bisaa hahaha R: iyaa hehehe E2: kalau udah baca ini apa ini apaa hahaha gatau

apa yang di sebutinn”, (VERB-AMB03/L360-370)

R: oo nanti kalau di sumba kan lanjut sekolah lagi yaa biar bisa jawab gitu yaa

E2: iya!”, (VERB-AMB03/L373-374)

dia ga diam disini kalau sudah pagi itu abis mandi abis makan langsung kesana”,

(VERB-AMB03/L298)

olivnya? Dari pagi abis mandi kadang main sama teman. Kadang kalau tidak ada

yang punya mainan dia jalan kekamar-kamar sana”, (VERB-AMB03/L606-607)

E2: hmm air dulu lama dulu baru minum nanti muntah”, (VERB-AMB04/L233)

.. ini makan dulu permennya R: oo abis makan obat langsung mam permen yaa

E:iyaa supaya ga muntah ituu rasanya”, (VERB-AMB04/L 275-277)

E2: eem apa lagii hehehe kalau obat yang ee dimasukin dari belakang itu obat

apaa?”, (VERB-AMB04/L345)

nama obatnya MTX IT? Obat apa itu MTX IT hahaha”, (VERB-AMB04/L352)

(foto-foto bersama, tertawa, mengomentari hasil foto) ”, (VERB-AMB04/L364)

E2 menonton tv agar tidak merasa bosan diruangan”, (FNOBS-AMB01/No9)

d. Strategi Coping – Emotional Approach

Strategi coping emotional approach menunjukkan bahwa subjek secara aktif

memproses, memikirkan dan mengekspresikan perasaannya. Dalam hal ini, strategi

Page 94: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

79

coping emotional approach ditunjukkan oleh subjek pada perilaku menangis dan

merengek, serta merasa takut untuk melakukan terapi pengobatan. Subjek lebih sering

menangis, lebih cepat marah, merasa rindu terhadap orang-orang terdekat (ayah, nenek,

teman-teman), mengeluhkan sakit pada bagian tubuh tertentu, mengeluh sakit saat

disuntik, mengeluhkan rasa obat yang pahit dan merasa malu karena tangannya

terpasang infus. Subjek sempat kesal ketika ia tidak memiliki gadget seperti yang

dimiliki oleh temannya. Subjek mengungkapkan pula kekesalan selama di rawat di

rumah sakit bahwa ia tidak senang datang ke rumah sakit karena tidak ada teman

bermain. Selain itu ditunjukkan ketika subjek merasa kesakitan atau tidak nyaman

dengan tubuhnya, subjek akan mengatakan secara langsung apa yang dirasakannya

dengan ekspresi wajah yang sedih.

Adapun kutipan wawancara dan hasil observasi yang menunjukkan strategi coping

emotional approach pada subjek, yaitu:

“Kalo ga pake kipas nangis dah diaa..panaaass gitu minta kipas..”, (VERB-

KDI01/L182-183)

“hanya terdiam dengan wajah mengerutkan dahi sehingga terlihat sedih”,

(VERB- KD01/L282-283)

“gamau kesini diaa..sekolah aja ah lagi sekali ajaa besoknya lagi gitu sekolah

lagii..gamau dia kesini takut gituu”, (VERB-KD01/L359-360)

“E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak nyaman pada punggungnya dapat

lebih mereda”, (FNOBS-KD01/No4)

“E2 terlihat sangat tidak nyaman dengan punggungnya, terlihat lemas dan tidak

bersemangat”, (FNOBS-KD01/NoK1).

menangis isi marah-marah jugaa begitu sempat”, (VERB-AMB01/L387)

sering nangis gitu kangen sama bapanya sama neneknya begitu”, (VERB-

AMB01/L393)

marah-marahnya ga beli yang itu yang dia mau itu. Ini aja dia habis ngambek

tadi, mama suruh beliin beli itu apa namanya itu yang di pake main apa game

itu”, (VERB-AMB02/L126-127)

Page 95: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

80

dia sempet mengeluh”, (VERB-AMB02/L177)

E: itu ga ada, cuma dia gini aja marah-marah, pokoknya apa yang dia minta harus

ini”, (VERB-AMB02/L114)

E: baru bapanya di Sumba dia bilang dia kangen sama bapanya begitu dia

bilang”, (VERB-AMB01/L227)

iya menangis”, (VERB-AMB02/L204)

iya sempat begitu, kangen sama teman-temannya”, (VERB-AMB02/L220)

“ma saya kangen sama punya temen-temen di sekolah” bilang begitu hehe”,

(VERB-AMB02/L224)

E2: kangeen tapi ngomong-ngomong ajaa”, (VERB-AMB04/L106)

E2: kangeen.. (dengan nada agak meredup, sedih) ”, (VERB-AMB04/L164)

E: “ee sakit” gitu, mengeluh-mengeluh kayak gitu”, (VERB-AMB02/L179)

tapi suntik yang kecil itu sakitt”, (VERB-AMB03/L172)

E2: disuntik-sunntik terus nii (dengan nada meyakinkan) setiap hariii disuntikk”,

(VERB-AMB03/L189)

E2: iyaah pasang infus juga sakittt”, (VERB-AMB03/L193)

E2: iyaa hadooo hadooo pahitnyaa eee”, (VERB-AMB04/L278)

nanti malu akuu orang liat ii ada infusnyaa”, (VERB-AMB03/L238)

lagi main dia itu (nunjuk ketemannya yang sedang bermain gadget) aku ga

punyaa (dengan nada keras seperti kesal) ”, (VERB-AMB03/L278-279)

gamau aku datang sini eem ga punya kawan main, mainnya di rumah sakit ga ada

main kawannya iiiss”, (VERB-AMB03/L311-312)

e. Strategi Coping – Behavioral Disengagement

Strategi coping behavioral disengagement menunjukkan bahwa subjek

menurunkan suatu usaha untuk menyelesaikan masalah, dapat juga dikatakan seperti

menyerah dan tidak melakukan apa-apa. Dalam hal ini, strategi coping behavioral

disengagement ditunjukkan oleh subjek pada perilaku menolak mengonsumsi obat dan

menolak atau susah makan maupun minum hingga menyebabkan munculnya efek

samping obat yang dikonsumsi.

Adapun kutipan wawancara yang menunjukkan subjek menolak mengonsumsi

obat, makan maupun minum:

“gamau makan.. gitu..”, (VERB-KD019/L117)

“minum obatnya sulit”, (VERB-KD019/L255)

“makan gamau dipaksa minum gamau”, (VERB-KD019/L257-258)

“di sembur dikasi obat gitu ga pernah masuk obatnya”, (VERB-KD019/L261)

Page 96: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

81

“he ee mangkin malih masih kenten niki ampun keweh sajan”, (VERB-

KD019/L267)

“R: susah makan susah minum nike bu nggih sama minum obat”, (VERB-

KD019/L310)

“iyaa baru kemarinn tapi kalo masuk idos (nama obat) ini kalo rajin minum air ga

gitu ee masuk obat keras itu kan harus minum air banyak ni ndak mau minum air

tuu makanya berdarah gusinya kalo rajin minum air ga gitu”, (VERB-KD02/L31-

33)

“kalo keras gamau makan”, (VERB-KD02/L64-65)

“ni kurus dia gamau makan makan sedikit-sedikit gitu”, (VERB-KD02/L67)

“obatnya ini jarang-jarang kenten diminum”, (VERB-KD02/L129)

“tak kasi ga dah mau minum”, (VERB-KD02/L165)

“obatnya ga mau diminum..dikasi obat ga mau”, (VERB-KDI02/L183)

Strategi coping behavioral disengagement juga dimunculkan dari perilaku yang

menolak datang kerumah sakit saat jadwal terapi pengobatan. Hal tersebut bahkan

menimbulkan gejala atau keluhan yang lebih banyak pada subjek. Subjek juga tidak

mematuhi aturan seperti mengonsumsi makanan yang tidak boleh dikonsumsi. Adapun

kutipan wawancara yang menunjukkan subjek menolak menjalani terapi pengobatan dan

menolak mematuhi peraturan:

“gamau kesini diaa..sekolah aja ah lagi sekali ajaa besoknya lagi gitu sekolah

lagii..gamau dia kesini takut gituu”, (VERB-KD019/L359-360)

“gamau dah lagii kan sakit matanya tuu harus lagi BMA gamau diaa..disuruh

BMA itu pulang lagi lagi sakitt matanyaa kadang-kadang sakit dah matanya tu

nyeri gitu kesakitan diaa gituu..banyak ini kendalanya..ke mataa”, (VERB-

KDI019/L362- 364)

“makanan yang tidak boleh dimakan dimakan sama dia”, (VERB-KD02/L58-59)

“ga anaknya kadang gitu dikasi makanan gamau gitu yang ndak dibolehin makan

dimintak gitu”, (VERB-KD02/L63)

“ini anaknya telat-telat terus soalnya “ah besok ajaa” gitu dah dia bilang ini ga

mau ga berani di suntik” gitu dia bilang”, (VERB-KD02/L117-118)

“iya itu dah..ee mie ga boleh gitu makan mie..pokoknya udah bagus dia udah

sehat kan seneng dah, masuk biasa..itu rencana uang jajan lima ribu semuanya

dibeliin itu ciki-ciki itu dah semuanya”, (VERB-KD02/L173-174).

E: iyaa tidak ada semangat nafsu makan juga kurang pertama itu”, (VERB-

AMB01/L385)

E: iya makannya sedikit-sedikit”, (VERB-AMB02/L158)

E2: ga mauuu (nada ketakutan)”, (VERB-AMB04/L227)

Page 97: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

82

f. Strategi Coping – Denial

Strategi coping denial menunjukkan bahwa subjek menolak masalah yang ada

dengan menganggap seolah-olah tidak ada masalah, mengingkari dan melupakan

kejadian atau masalah yang dialami dengan cara menyangkal semua yang terjadi. Dalam

hal ini, strategi coping denial ditunjukkan oleh subjek pada perilaku bermain-main

dengan temannya tanpa mengenal lelah, padahal subjek dilarang untuk beraktivitas

terlalu banyak yang dapat menyebabkan subjek merasa lemas dan menurunkan sistem

imun. Perilaku tersebut menunjukkan seakan subjek melupakan bahwa dirinya sedang

menjalani terapi pengobatan untuk penyakitnya. Adapun kutipan wawancara yang

menunjukkan strategi coping denial pada subjek, yaitu:

“dia sehat ini dah ga bisa dikasi tau dia main-main sama temen-temennya kan

sebenernya ga boleh capek sakit gini.. biasa dia main-main sama temennya..ga

boleh kan bedaa gitu sebenernya”, (VERB-KD01/L403-404).

g. Strategi Coping – Self Control

Strategi coping self control menunjukkan bahwa subjek berusaha untuk mengatur

tindakan dan perasaan diri dalam menghadapi suatu masalah. Dalam hal ini, strategi

coping self control ditunjukkan oleh subjek pada perilaku tidak takut dan tidak menolak

saat akan disubjek IIil tindakan medis seperti memasukkan obat dari sumsum tulang

bekalang, meskipun tindakan tersebut menimbulkan rasa sakit. Subjek tidak merasa

takut saat akan disuntik meskipun beberapa suntikan dirasa menyakitkan, dan subjek

mampu mengontrol diri saat meminum obat yang dirasa pahit walaupun hingga keluar

air mata seperti mau dimuntahkan namun subjek tetap mencoba untuk tertawa. Subjek

mampu mengontrol diri disaat tidak ada perubahan kadar pH walaupun ia sudah

berusaha untuk menaikkan kadar pH dalam tubuhnya. Selain itu, subjek menerima

Page 98: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

83

alasan sang ibu yang belum dapat membelikan gadget. Adapun kutipan wawancara dan

hasil observasi yang menunjukkan strategi coping self control pada subjek, yaitu:

kalau itu kan dibius waktu BMA itu kan nanti diambil sumsumnya buat

diperiksaa dia ga takut ga ada ngerasa nolak begitu”, (VERB-AMB01/L459-460)

ga pernah itu yang di ini apa itu, di MTX BMA itu emang kan sukanya di suntik,

dia gini “sakit ya”, iya sakit”, (VERB-AMB02/L147-148)

subjek II takut ga kalo pas disuntik? E2: enggaa”, (VERB-AMB03/L168-169)

tapi suntik yang kecil itu sakitt R: oo gituu E: yang tes alergi itu yang sakit R:

tapi ga apa yaaa E2: iyaaa (senyum) ”, (VERB-AMB03/L172-176)

pasang infus sakitt E2: tapi ga nangiiis”, (VERB-AMB03/L194-195)

sudah ahahah (keluar air mata seperti mau muntah)”, (VERB-AMB04/L237)

R: lagi satu nanti pHnya langsung naik E2: belum naikk hehe abis naik turun lagi

ga pernah di delapan hehehe”, (VERB-AMB04/L305-306)

iya mama, nanti ya mama” bilang begitu R: iya mama begitu ya, mau dia

menerima gitu ya E: iya mau dia”, (VERB-AMB02/L237-239)

engga sedih”, (VERB-AMB02/L251)

h. Strategi Coping – Humor

Strategi coping humor menunjukkan bahwa subjek menceritakan ataupun

melakukan hal-hal yang menyenangkan sehingga beban pikiran akan berkurang. Dalam

hal ini, saat dilakukan pengambilan data, subejk memang cenderung senang bercanda

hingga membuat orang lain dan dirinya tertawa terbahak-bahak. Subjek sering kali

menunjukkan perilaku mengejek diri sendiri untuk dijadikan bahan tertawa, seperti

mengatakan bahwa ia akan bau badan jika tidak mengelap badannya, menertawakan tali

infus yang terpasang di tangannya, menertawai handphone milik ibunya yang tidak dapat

ditekan, serta menertawai diri sendiri yang melupakan nama kepala sekolahnya. Subjek

bercerita mengerjai sang dokter, apabila ia tidak ada di ruangan maka dokter akan

bingung mencarinya. Subjek juga sangat aktif memainkan gadget yang dimiliki oleh

peneliti, awalnya subjek ingin untuk bermain game tetapi akhirnya subjek berfoto-foto

ria, menertawai hasil foto dan mengatakan bahwa fotonya enak. Subjek mengajak ibunya

Page 99: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

84

untuk bernyanyi bersama. Subjek mengejek pipinya yang dikatakan besar seperti rumah

dan menertawai anting yang hanya satu ia gunakan sehingga dikatakan seperti laki-laki.

Adapun kutipan wawancara dan hasil observasi yang menunjukkan subjek

melakukan strategi coping humor pada subjek, yaitu:

E2: nanti kalau ga ngelap bau lagii ehehe”, (VERB-AMB03/L146)

E2: biar bau dikit ajaa ehehe”, (VERB-AMB03/L150)

kalau ada di hpnya nanti malu akuu orang liat ii ada infusnyaa gituuu (ssubjek

senyum-senyum tertawa kecil) E: ehehe ga apa sakit bilang toh R: hoo ihi iyaaa

ga apaaa E2: itu kok ada talinyaa hehe di bilang nanti begituu (semua tertawa) ”,

(VERB-AMB03/L238-243)

E2: main apa ini (mengsubjek IIil hp ibunya) ga bisa tekan tuu hehehe”, (VERB-

AMB03/L317)

E2: emm kepala sekolahnya siapa eh pak gede?? Eh hahahah (tertawa malu) ”,

(VERB-AMB03/L391)

E2: hihi disana orangnyaa gitu hahaha R: AMB AMB dimanaa gitu yaa hahaha

gitu dong bu dokternyaa E2: ga ada udah pulaangg kerumahnyaa! Gituuuu udah

pulang ke yayasaan hahahaha”, (VERB-AMB03/L307-309)

E2: ehehehe (terlihat malu-malu) ehehe ada mainnya aku mainnnn! Ahahaha”,

(VERB-AMB03/L294)

E2: oo mana wajahnyaa ini diaa hahaha”, (VERB-AMB03/L447)

E2: waah enak juga fotonyaaa”, (VERB-AMB03/L498)

(interviewee 2 main hp, foto-foto, tertawa-tertawa)”, (VERB-AMB03/L562)

E2: kalau ada mainannya bosan kalau ga ada mainannya bosan laah haha”,

(VERB-AMB03/L598)

(interviewee masih berfoto-foto sAMBil tertawa-tawa) ”, (VERB-AMB03/L618)

E2: (merapikan rambut dengan sisir kemudian berfoto-foto lagi sAMBil tertawa

tawa) ”, (VERB-AMB03/L649)

(foto-foto bersama, tertawa, mengomentari hasil foto) ”, (VERB-AMB04/L365)

`

(E2 menyanyi dengan riang) ”, (VERB-AMB03/L726)

E2: tepuk tangan duluuu wwaduh ga bisa hahaha”, (VERB-AMB03/L727)

E2: ihiii coicoicoi (bersenandung) ”, (VERB-AMB04/L245)

E2: jeng jeng jeng (bersenandung) ”, (VERB-AMB04/L249)

E2: ayok omong panjang umur lagii (mengAMBil hp R dan bernyanyi) ”,

(VERBAMB04/L357)

E2 memiliki rasa humor yang tinggi, ia terlihat senang walaupun juga terlihat

agak capek”, (FNOBS-AMB04(/No9)

E2: banyak makan sampai pipinya macam rumah ituu”, (VERB-AMB04/L334)

E2: mana antingnya satu aja hahaha kayak cowok pakai anting satu”, (VERB-

AMB04/L180)

Page 100: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

85

i. Strategi Coping – Wishful Thinking

Strategi coping wishful thinking menunjukkan bahwa subjek memiliki

pengharapan atau angan-angan, terhadap suatu situasi. Dalam hal ini, strategi coping

wishful thinking ditunjukkan oleh subjek pada perilaku ingin cepat sembuh dan ingin

tetap melanjutkan sekolah ketika sudah sembuh nanti. Adapun kutipan wawancara dan

hasil observasi yang menunjukkan subjek melakukan strategi coping wishful thinking

pada subjek, yaitu:

E2: tapi ga nangiiis R: tapi ga nangiiis pinter sekaliiii yang penting gimana? E2:

sembuh!”, (VERB-AMB03/L195-197)

R: pengennya AMB biar cepet sembuh ya gak E2: iyaa! (nada semangat)”,

(VERBAMB04/L167-168)

E2: supaya pintar supaya cepat sembuh”, (VERB-AMB03/L366)

R: oo nanti kalau di sumba kan lanjut sekolah lagi yaa biar bisa jawab gitu yaa

E2:iya!”, (VERB-AMB03/L373-374)

j. Strategi Coping – Self Criticism

Strategi coping self criticism menunjukkan bahwa subjek cenderung larut dalam

permasalahan dan menyalahkan diri sendiri atas kejadian atau masalah yang dialaminya.

Dalam hal ini, strategi coping self criticism ditunjukkan oleh subjek pada perilaku

mengatakan diri “bodo” karena ia tidak berhasil menaikkan kadar pH dalam tubuhnya.

Adapun kutipan wawancara yang menunjukkan subjek melakukan strategi coping self

criticism:

E2: ga hebat bodo AMBnya ga minum air banyaak pee apa tadi apa yang turun

tadi

R: pH E2: pHnya turun”, (VERB-AMB04/L326-329)

Page 101: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

86

Adapun rincian strategi coping yang ditunjukkan oleh subjek adalah:

Tabel.3.

Strategi Coping

STATEGI

KOPING (Bentuk Perilaku)

STATEGI

KOPING (Bentuk Perilaku)

Accepting

Responsibility

Mengkonsumsi obat,

tidak menolak saat

disuntik, tetap belajar

membaca walaupun

sedang menjalani

terapi pengobatan agar

saat sembuh tetap

mampu membaca,

menyadari kewajiban

sebagai pasien (tidak

bermain berlebihan,

konsumsi obat tepat

waktu, menjaga

kebersihan diri)

Assistance

Seeking

Meminta tolong kepada ibu

untuk dihidupkan kipas,

meminta tolong kepada ibu

untuk mengelus punggung,

meminta tolong kepada ibu

untuk menghidupkan televise,

meminta kepada ibu untuk

dibelikan makanan tertentu,

meminta kepada ibu untuk

dibelikan gadget, mengatakan

bahwa ia sembuh bersama-sama

dengan temannya yang juga

menjalani terapi pengobatan di

rumah sakit

Direct Action

Secara langsung

meminta untuk

dihidupkan televise,

melihat kondisi gusi

yang berdarah dengan

menggunakan cermin,

secara langsung

meminta untuk

dihidupkan kipas

angin, meminta

langsung untuk

dibelikan gadget,

meminta langsung

untuk mengkonsumsi

obat, menghubungi

ayah ketika merasa

rindu, meminta sendiri

untuk mandi saat

sudah waktunya

mandi, aktif belajar

menulis dan membaca,

aktif mencari teman

bermain, aktif

menanyakan jadwal

pengobatan serta nama

obat dan fungsinya,

saat akan

Emotional

Approach

Menangis, merengek, rasa takut

melakukan terapi pengobatan,

mengatakan secara langsung

apa yang dirasakan, cepat

marah, merasa rindu terhadap

ayah, nenek dan teman-teman,

mengeluhkan sakit,

mengeluhkan rasa obat yang

sakit, merasa malu terhadap

infus yang terpasang ditangan,

merasa kesal karena tidak

memiliki gadget seperti teman

lain, merasa kesal berada

dirumah sakit karena tidak ada

teman bermain

Page 102: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

87

STATEGI

KOPING (Bentuk Perilaku)

STATEGI

KOPING (Bentuk Perilaku)

mengkonsumsi obat,

aktif meminta air

terlebih dahulu agar

tidak muntah, aktif

meminta permen

setelah mengkonsumsi

obat yang pahit agar

pahitnya hilang, aktif

menonton televisi

sambil menceritakan

film yang disaksikan,

berinisiatif

menggunakan kamera

untuk berfoto

Behavioral

Disengagement

menolak

mengkonsumsi obat,

menolak makan dan

minum, menolak

menjalani terapi

pengobatan, tidak

mematuhi aturan yaitu

mengkonsumsi

makanan yang tidak

boleh dikonsumsi,

menolak makan,

menolak

mengkonsumsi obat

Self Control

tidak menolak saat akan

dilakukan tindakan medis

seperti memasukkan obat dari

tulang belakang yang dapat

menimbulkan rasa sakit, mampu

mengontrol diri saat

mengkonsumsi obat yang pahit,

mampu mengontrol diri saat

tidak ada perubahan kadar pH,

mau menerima alasan ibu yang

belum bisa membelikan gadget

Humor

senang bercanda atau

bergurau (mengejek

diri sendiri,

mengatakan akan

mengerjai dokter,

menertawai hasil foto,

mengajak untuk

bernyanyi)

Wishful

Thinking

ingin cepat sembuh, ingin

melanjutkan sekolah saat sudah

sembuh

Denial

bermain dengan teman

tanpa mengenal lelah Self Criticism

mengatakan diri “bodo” karena

tidak mampu menaikkan kadar

pH dalam tubuhnya

Page 103: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

88

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa subjek dalam menjalani terapi

pengobatan, menunjukkan strategi coping. Strategi coping yang dilakukan oleh subjek adalah

accepting responsibility, assistance seeking, direct action, emotional approach, behavioral

disengagement, denial, self control, humor, wishful thinking dan self criticism. Adapun

pembahasan strategi coping subjek dapat dilihat pada Gambar 3:

Gambar 3. Pembahasan Strategi Coping Subjek

Menurut MacArthur dan MacArthur (1999) strategi coping didefinisikan sebagai

upaya-upaya khusus, baik secara perilaku maupun psikologis, yang digunakan orang untuk

menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau meminimalkan dampak kejadian yang dapat

Keterangan Gambar:

: Strategi coping subjek

: Cakupan pembahasan

: Ditinjau dari

STRATEGI COPING SUBJEK

accepting responsibility, assistance seeking, direct action, emotional approach,

behavioral disengagement, denial, self control, humor, wishful thinking dan self

criticism

Usia; tingkat keparahan penyakit; dukungan sosial; latar

belakang orangtua; pengalaman individu; sumber coping;

lingkungan selama menjalani terapi pengobatan.

Page 104: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

89

menimbulkan ketidaknyamanan. Dalam penelitian ini, situasi ketidaknyamanan harus dilalui

oleh subjek, seperti suatu kondisi yang mengharuskan subjek mengonsumsi obat yang pahit,

menjalani suntikan yang menimbulkan rasa sakit, terbatasnya perilaku mengonsumsi makanan

yang cenderung disukai subjek, maupun terbatasnya aktivitas subjek selama menjalani terapi

di rumah sakit, dan yang lain sebagainya. Untuk menghadapi hal tersebut, subjek melakukan

upaya khusus yang menurut MacArthur dan MacArthur (1999) disebut dengan strategi coping.

Menurut Lazarus dan Folkman (1984), usia merupakan salah satu faktor yang

memengaruhi strategi coping seseorang. Dikatakan bahwa, dalam rentang usia tertentu,

individu mempunyai tugas perkembangan yang berbeda, sehingga memengaruhi cara berpikir

dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi disekelilingnya. Dapat dipastikan bahwa

coping pada setiap individu berbeda untuk setiap tingkat usia. Berdasarkan hasil penelitian ini,

usia terdiagnosa LLA pada subjek I adalah pada usia empat tahun enam bulan dan subjek II

adalah pada usia delapan tahun dua bulan. Hal tersebut menunjukkan subjek berada pada masa

kanak-kanak yang berbeda yaitu usia empat tahun enam bulan berada pada rentang usia masa

kanak-kanak awal dan usia delapan tahun dua bulan berada pada rentang usia masa kanak-

kanak tengah, sehingga anak memiliki tugas perkembangan yang berbeda (Papalia, Olds, &

Feldman, 2009).

Anak yang terdiagnosa mengalami LLA pada usia kanak-kanak awal, memiliki tugas

perkembangan untuk belajar mengetahui hal benar dan salah, serta masih bersifat centration

yaitu memiliki kecenderungan untuk fokus terhadap satu aspek dari sebuah situasi dengan

mengabaikan aspek-aspek lainnya (Piaget, dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009;

Havighurst, dalam Hurlock, 1980). Anak dapat menganggap bahwa tidak mengonsumsi obat

karena obat terasa pahit atau menolak melakukan terapi pengobatan karena dapat

menimbulkan ketidaknyamanan adalah hal yang benar untuk dilakukan, seperti yang

Page 105: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

90

ditunjukkan oleh subjek I. Sedangkan, anak yang terdiagnosa mengalami LLA pada usia

kanak-kanak tengah, mengalami peningkatan pemahaman secara kognitif terhadap kesehatan

dan suatu penyakit yang dialaminya (Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Anak dapat memahami

bahwa anak memiliki peran dalam menghadapi kondisinya sendiri, anak paham bahwa harus

mengonsumsi obat dengan rajin dan mengikuti aturan sebagai pasien sehingga dapat sembuh

dari penyakitnya, seperti yang ditunjukkan oleh subjek II dalam menjalani terapi pengobatan.

Sebagai tambahan, La Greca dan Stone (dalam Sarafino dan Smith, 2011) menyatakan

bahwa ketika mengalami suatu penyakit, orang dewasa lebih memikirkan apa yang dialaminya

saat itu sekaligus kondisi yang mungkin akan dialaminya pada masa yang akan datang, namun

pada anak terbatasnya pemahaman yang dimiliki terhadap kondisi sakitnya, menyebabkan

anak cenderung menekankan hanya pada kondisinya saat itu tanpa lebih memikirkan efek

jangka panjang dari kondisi tersebut. Seperti misalnya, anak akan cenderung menekankan

pada apa yang dirasakan saat itu dan bagaimana kondisi tersebut mengganggu aktivitasnya.

Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian pada subjek I dalam menjalani terapi

pengobatan, bahwa subjek cenderung menekankan rasa takut yang dimiliki dalam menghadapi

terapi pengobatan sehingga subjek menolak dan mengulur waktu terapi pengobatannya.

Subjek lebih susah untuk memikirkan lebih jauh efek jangka panjang terhadap

kesembuhannya apabila subjek mau memaksakan diri melakukan terapi pengobatan. Namun,

terjadi perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh subjek I. Subjek mulai berani menghadapi

perasaannya sendiri. Subjek tidak takut lagi menjalani terapi pengobatan walaupun harus

meninggalkan aktivitasnya seperti sekolah dan bermain dengan teman-temannya di rumah.

Serupa dengan subjek II. Meskipun subjek sering mengundur waktu ketika akan mengonsumsi

obat yang pahit, namun subjek akan tetap mengonsumsinya dengan menekankan bahwa hal

tersebut akan membuatnya sembuh dari penyakit. Berdasarkan hasil penelitian dapat

Page 106: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

91

ditekankan terjadinya perubahan pemahaman pada anak, yang menyebabkan anak mampu

menekankan pada efek jangka panjang terapi pengobatan terhadap kesembuhannya,

sebagaimana kecenderungan menekankan efek jangka panjang pada orang dewasa yang

dinyatakan oleh La Greca dan Stone (dalam Sarafino dan Smith, 2011).

Selain itu, kesehatan merupakan hal yang penting, karena dalam usaha mengatasi suatu

kondisi yang menekan individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar

sehingga kesehatan fisik juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi strategi coping

(Lazarus dan Folkman, 1984). Meskipun subjek I dan subjek II memiliki status kesehatan fisik

yang sama yaitu sama-sama menderita LLA, namun terdapat perbedaan pada tingkat keparahan

penyakit. Tingkat keparahan penyakit dapat dilihat dari jumlah sel leukemia yang ada pada

tubuh pasien dan dapat dilihat pula dari gejala klinis yang dialami oleh pasien (Poplac dkk,

2000).

Subjek I memiliki jumlah sel leukemia sejumlah 60% sedangkan subjek II memiliki

jumlah sel leukemia sejumlah 20%. Semakin tinggi jumlah sel leukemia pada tubuh anak

semakin banyak pula gejala klinis yang dialami, sehingga anak lebih banyak menghadapi

situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan. Begitu pula sebaliknya. Semakin rendah jumlah

sel leukemia pada tubuh anak semakin sedikit munculnya gejala klinis, sehingga anak lebih

sedikit menghadapi situasi dan kondisi yang kurang menyenangkan. Hal tersebut dibuktikan

pada hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa lebih banyak gejala klinis yang dialami

oleh subjek I dibandingkan dengan subjek II. Subjek I selain mengalami demam, nyeri sendi

dan tulang, mimisan, dan juga pendarahan pada gusi, subjek I juga mengalami pembengkakan

pada limpa yang menyebabkan perutnya terus membesar.

Dukungan sosial, juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi strategi coping

(Lazarus dan Folkman, 1984). Subjek I maupun subjek II, lebih banyak dirawat secara

Page 107: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

92

langsung oleh ibu masing-masing. Ibu lebih sering menemani subjek selama menjalani terapi

pengobatan baik pada saat di rumah sakit maupun di yayasan, bahkan pada subjek II hanya

dirawat secara langsung oleh sang ibu dikarenakan anggota keluarga lainnya berada di

kampung halaman yang jauh dari tempat subjek berobat. Namun, bukan berarti hanya ibu

yang memberikan dukungan sosial. Dukungan sosial masih diperoleh subjek dari anggota

keluarga lainnya, dari teman-teman yang mengalami hal yang sama, dari guru yang mengajar

subjek di sekolah, serta dari pemerhati sosial yang seringkali membantu pemenuhan

kebutuhan anak.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dukungan sosial terbesar adalah dari orangtua subjek.

Sejalan dengan penelitian Putri (2015) diperoleh bahwa dukungan orangtua, baik dukungan

sosial, emosional maupun dukungan material terhadap kondisi anak yang mengalami kanker

berpengaruh dengan adaptasi anak terhadap penyakitnya. Dukungan yang kurang tepat dapat

memberikan dampak kurang baik bagi anak. Seperti pada hasil penelitian ini, subjek I sempat

mengalami keterlambatan pengobatan dikarenakan orangtua subjek belum sempat mengantar

subjek ke rumah sakit. Akibatnya, subjek mengalami beberapa tambahan gejala klinis seperti

lebih sering sakit kepala dan nyeri sendi. Selain itu, orangtua subjek sempat menganggap

bahwa kemoterapi merupakan salah satu terapi pengobatan yang justru “mematikan” bagi

subjek, sehingga orangtua cenderung tidak melanjutkan kemoterapi tersebut.

Begitu pula pentingnya dukungan orangtua ketika melarang anak bermain yang

berlebihan, maupun pelaksanaan program diet pada anak. Terlebih lagi, hal tersebut dikatakan

penting karena, kehidupan seorang anak masih bergantung pada keluarganya baik dari fisik,

psikologis dan sosial, sehingga peran orang tua sangatlah penting dalam mendukung dan

mengurangi ketidaknyamanan pada anak akibat penyakit yang dialaminya (Suryati, 2010).

Dalam penelitiannya, Suryati (2010) menemukan bahwa efektivitas mekanisme coping

Page 108: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

93

orangtua berhubungan dengan perkembangan anak dengan LLA. Apabila mekanisme coping

orangtua positif, seperti menyadari bahwa anak tidak diperbolehkan beraktivitas berlebihan

maka orangtua akan menerapkannya kepada anak.

Selain itu, individu yang memiliki pengalaman menghadapi suatu masalah cenderung

sudah memiliki strategi coping yang dapat dengan langsung menangani masalah yang

dihadapi, dibandingkan dengan individu lain yang tidak pernah mengalami masalah serupa

(Lazarus dan Folkman, 1984). Pada penelitian ini, subjek I cenderung memiliki pengalaman

yang lebih banyak terhadap kondisi sakit LLA dan terapi pengobatannya, karena subjek

merupakan pasien kambuh yang sudah pernah menjalani tahap terapi pengobatan LLA.

Terlihat bahwa adanya perubahan strategi coping yang memberikan dampak positif bagi

subjek. Subjek yang dulunya sering menolak mengonsumsi obat dan menolak menjalani terapi

pengobatan, lebih menunjukkan perilaku menurut dan berani menghadapi situasi dan kondisi

menjalani terapi pengobatan setelah dinyatakan kambuh.

Berdasarkan hasil penelitian, selama menjalani terapi pengobatan di rumah sakit, subjek

II menggunakan boneka dan gadget untuk bermain. Sejalan dengan pemaparan Longe (2005)

yang menyebutkan bermain merupakan salah satu sumber coping bagi anak dengan LLA, yaitu

barang-barang seperti papan permainan, playdoh, video game, boneka, dan mainan mobil bisa

dinikmati selama terapi intravena ditempat tidur. Gariepy dan Howe (dalam Piersol, dkk.

2008) menemukan bahwa bermain pada anak dengan LLA dapat digunakan sebagai media

komunikasi untuk mengekspresikan diri, mengeliminasi tekanan psikologis, serta mengatasi

stres dan kecemasan.

Selain itu, lingkungan yang meliputi hubungan beberapa sistem seperti orang tua dan

keluarga, masyarakat, dan budaya (Bronfenbrenner dalam Papalia, Olds & Feldman, 2009)

merupakan salah satu sumber coping yang berguna untuk anak dengan LLA. Dalam penelitian

Page 109: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

94

ini, lingkungan rumah sakit adalah lingkungan yang paling sering ditemui oleh subjek bahwa

terdapat hubungan subjek dengan pasien lainnya, hubungan subjek dengan petugas medis

sepeti dokter maupun perawat, hubungan orangtua dengan pasien lain serta hubungan orangtua

dengan petugas medis. Subjek II seringkali menjalin komunikasi atau berhubungan dengan

pasien lain seperti saat subjek meminjam gadget milik pasien lain, ataupun mengunjungi

pasien lain untuk sekedar mengobrol.

Sebagai tambahan, Sarafino dan Smith (2011) mengatakan bahwa terdapat beberapa

faktor yang dapat memengaruhi pemikiran maupun beliefs seseorang dalam mencari atau

menggunakan layangan kesehatan. Interaksi dengan lingkungan merupakan salah satu strategi

coping bagi subjek. Begitu pula orangtua dari subjek I. Orangtua seringkali memperoleh

informasi yang berdampak baik untuk kondisi subjek. Orangtua mengetahui obat herbal yang

dapat membantu penyembuhan subjek dari pasien lain yang menggunakan obat tersebut,

sehingga orangtua ikut serta memberikan obat yang sama kepada subjek. Mengonsumsi obat

yang berdampak baik bagi kondisi anak tentu merupakan salah satu strategi coping bagi anak.

Ketika pengguna layanan kesehatan tidak mempercayai penyedia layanan kesehatan

maka pengguna layanan kesehatan dapat menolak layanan yang dibutuhkan (Sarafino &

Smith, 2011). Ketika tidak adanya hubungan yang baik pada lingkungan tersebut, akan

memengaruhi perilaku orangtua dan strategi coping pada anak. Seperti pada hasil penelitian

diperoleh bahwa adanya kekesalan orangtua subjek I terhadap perlakuan medis dari petugas

medis. Orangtua tidak mendapat cukup informasi mengenai apa yang harus dilakukan

orangtua terhadap kondisi subjek, dan orangtua merasa tidak puas dengan tindakan medis

yang dianggap sangat lambat sehingga memengaruhi kondisi sakit subjek. Jika petugas medis

saat itu mampu menjalin hubungan yang baik dengan pasien, dengan kata lain menjalin

komunikasi yang memang dibutuhkan oleh seorang pasien maka kemungkinan besar orangtua

Page 110: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

95

akan lebih memahami dan mengetahui informasi yang penting terhadap perlakuan medis pada

subjek tanpa meragukan petugas medis itu sendiri.

Page 111: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

96

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada keseluruhan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat 10

strategi coping yang dilakukan oleh subjek strategi coping accepting responsibility, strategi

coping assistance seeking, strategi coping direct action, strategi coping emotional approach,

strategi coping behavioral disengagement, strategi coping denial, strategi coping self control,

strategi coping humor, strategi coping wishful thinking, dan strategi coping self criticism.

Kedua subjek memiliki gambaran latar belakang, situasi menjalani terapi pengobatan,

respons orangtua, serta gejala klinis yang dapat mempengaruhi perilaku strategi coping pada

subjek. Subjek I lebih banyak menunjukkan strategi coping behavioral disengagement serta

diikuti dengan strategi coping denial. Strategi coping behavioral disengagement dan strategi

coping denial lebih memberikan dampak kurang baik bagi subjek seperti subjek cenderung

menolak terapi pengobatan. Kemudian diikuti dengan strategi coping direct action, strategi

coping emotional approach, strategi coping accepting responsibility serta strategi coping

assistance seeking yang berdampak baik bagi subjek seperti mematuhi larangan-larangan

sebagai pasien LLA. Sedangkan, subjek II lebih banyak menunjukkan strategi coping

accepting responsibility, strategi coping direct action, strategi coping self control, strategi

coping emotional approach, strategi coping humor serta strategi coping wishful thinking yang

cenderung berdampak bagi subjek misalnya subjek melaksanakan kewajiban sebagai seorang

pasien. Kemudian diikuti dengan, strategi coping assistance seeking, strategi coping self

criticism, dan strategi coping behavioral disengagement yang cenderung memberikan dampak

kurang baik bagi subjek misalnya subjek tidak bersemangat saat menjalani terapi pengobatan.

Page 112: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

97

Strategi coping yang dimunculkan oleh subjek I dan subjek II dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti usia anak, tingkat keparahan penyakit, dukungan sosial, serta sumber

koping yang tersedia seperti sarana bermain dan lingkungan yang mendukung kelancaran

proses terapi pengobatan.

B. Saran

1. Saran Bagi Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Anak dengan LLA diharapkan tetap mengembangkan strategi coping yang berdampak

positif bagi dirinya seperti rajin mengonsumsi obat, disiplin dalam melakukan terapi

pengobatan, berani menghadapi situasi yang dirasa menyakitkan, melakukan aktivitas

bermain yang tidak berlebihan dan mau mengikuti aturan-aturan yang diperuntukkan untuk

kesembuhan dirinya.

2. Saran Bagi Orangtua dan Keluarga yang Memiliki Anak dengan Leukemia

Limfoblastik Akut (LLA)

Orangtua dan keluarga yang memiliki anak dengan LLA diharapkan mampu untuk

selalu memberikan dukungan sosial bagi anak seperti memberikan waktu dan tenaga,

mendahulukan kepentingan pengobatan anak serta mencari informasi sebanyak-banyaknya

yang berguna bagi kesembuhan anak. Orangtua dan keluarga juga dapat menjadi sumber

coping bagi anak dengan cara berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan anak yang dirasa

dapat membantu dalam menghadapi situasi dan kondisi selama menjalani terapi pengobatan

LLA. Seperti, menyediakan sarana bermain, mendorong anak mengonsumsi obat secara

disiplin serta mendorong anak agar mau mengikuti aturan guna mempercepat proses

penyembuhannya. Penting bagi orangtua untuk selalu berkomunikasi dengan anak guna

menambah pemahaman mengenai situasi dan kondisi yang sedang dialami.

Page 113: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

98

3. Saran Bagi Pihak Terkait seperti Pihak Rumah Sakit, Perawat, Dokter, Psikolog,

maupun Pengurus Rumah Singgah atau Yayasan Khusus Pasien Kanker

Pihak terkait seperti pihak rumah sakit perawat, dokter, psikolog, maupun pengurus

rumah singgah atau yayasan khusus pasien kanker diharapkan secara berkelanjutan mampu

memberikan dan mengembangkan lingkungan yang positif bagi anak dengan LLA maupun

keluarga. Petugas medis seperti perawat dan dokter di rumah sakit diharapkan

meningkatkan komunikasi yang baik terhadap keluarga anak dengan LLA guna

memberikan pemahaman yang penting bagi keluarga serta anak. Pengurus rumah singgah

atau yayasan khusus pasien kanker diharapkan secara berkelanjutan membantu

menyediakan dan mengembangkan sarana pendidikan serta sarana bermain yang diperlukan

bagi anak dengan LLA. Sedangkan, pihak rumah sakit dapat membantu dengan

menyediakan sarana dvd player atau pemutaran film atau video di masing-masing ruangan

pasien yang dapat menghibur sekaligus memberikan edukasi bagi anak dengan LLA dan

keluarga yang mendampingi.

Selain itu pihak rumah sakit dapat menyediakan ruangan khusus bermain anak seperti

disediakan boneka dan permainan-permainan sederhana lainnya sehingga ketika anak

merasa bosan diruang perawatan anak dapat bermain diruang bermain. Untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak rumah sakit dapat memberikan jadwal

pemutaran film atau video dan juga memberikan jadwal ruangan bermain yang hanya

dibuka pada jam-jam tertentu, yang tentunya tidak mengganggu jam istirahat pasien.

4. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Saran bagi penelitian selanjutnya didasarkan atas keterbatasan pada penelitian ini.

Keterbatasan penelitian ini terletak pada proses pengambilan data yaitu dilakukan pada saat

Page 114: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

99

kondisi subjek sedang mengalami sakit fisik. Wawancara terhadap subjek tidak dapat

dilaksanakan secara intensif, sebagaimana wawancara terhadap responden. Sehingga pada

penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memperhatikan lama waktu dan saat kapan

sebaiknya melakukan wawancara terhadap subjek. Selain karena kondisi sakit fisik, subjek

juga merupakan anak-anak sehingga kemampuan peneliti untuk dapat berkomunikasi

dengan baik terhadap anak-anak sangat diperlukan. Selain itu, jika memungkinkan perawat

maupun dokter yang menangani subjek selama menjalani terapi dapat dijadikan responden

penelitian guna mendapat informasi yang lebih luas.

Page 115: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

100

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saiffudin. (2010). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahyar. (2010). Konsep diri dan mekanisme koping dalam proses keperawatan. Diunduh dari

http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2010/02/11/konsep-diri-dan-mekanismekoping-

dalam-proses-keperawatan/.

Basuki. (2006). Metode penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Baxter, P., dan Jack, N. (2008). Qualitative case study methodology : study design and

implementation for novice researchers. The Qualitative Report, 13(4), 544-559. Canada.

Diunduh dari http://www.nova.edu/ssss/QR/QR13- 4/baxter.pdf

Carver, C.S., Scheier, M.F., & Weintraub, J.K. (1989). Assessing coping strategies: a

theoretically based approach. Journal of Personality and Social Psychology, 56(2), 267-

283.

Campbell, J.M, Brown, R.T., Cavanagh, S.E., Vess, S.F., & Segall, M. J. (2008a). Evidance-

based assessment of cognitive functioning in pediatric psychology. Journal of Pediatric

Psychology, 33(9) pp. 999-1014.

Doloksaribu, T.M. (2011). Respon dan koping anak penderita leukemia limfoblastik akut

dalam menjalani terapi di Jakarta dan sekitarnya: studi grounded theory. Tesis.

Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

Evitasari, I.A.G.S. (2014). Proses penerimaan diri remaja tunarungu berprestasi. Skripsi.

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

RS Dharmais Pusat Kanker Nasional. (2009). Jakarta Barat. Diunduh dari

http://www.dharmais.co.id/index.php/kemoterapi.html

Faozi. (2010). Hubungan hospitalisasi berulang dengan perkembangan psikososial anak

prasekolah yang menderita leukemia limfoblastik akut di Ruang Melati 2 RSUD dr

Moewardi Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Friedman. M. M. (1998). Keperawatan keluarga: teori dan praktik, Edisi 3. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Gamayanti, I.L. (2006). Stres, koping dan adaptasi pada anak penderita LLA. Desertasi.

Universitas Gajah Mada.

HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia. Jakarta.

Hurlock, E.B. (1980). Developmental psychology: a life-span approach, 5th Edition. McGraw-

Hill: Inc.

Page 116: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

101

Hoffbrand, A.V., dan Moss, P.A.H. (2011). Kapita selekta hematologi, 6th Edition. Jakarta:

EGC.

Hockenberry, M.J., dan Wilson, D. (2009). Essential of pediatric nursing,8th Edition. Canada:

Mosby Elsevier.

Iskandar. (2009). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.

James, S.R. dan Ashwill, J.W. (2007). Nursing care of children: principles & practice, 3rd

Edition. St. Louis: Saunders Elsevier.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2014). Kementerian kesehatan RI. Jakarta: Badan

Litbang Kemenkes RI

Lazarus, S. dan Folkman, R.S. (1986). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer.

Longe, J.L. (2005). The gale encyclopedia of cancer, 2rd Edition. Famington Hills: The Gale

Group, Inc.

Mia, R., Ugrasena, I.D.G., & Permono, B. (2006). Kapita selekta ilmu kesehatan anak VI -

pengelolaan medik anak dengan leukemia dan kemungkinan perawatan di RS

kabupaten. Surabaya: Open Urika Creative Multimedia and Presentastions Division.

Diunduh dari http://www.pediatrik.com/pkb/061022022524-03ie136.pdf

Medical Stuff. (2014). Keganasan leukemia limfoblastik akut pada anak. Diunduh dari

http://xianide.blogspot.co.id/search?q=leukemia

Moleong, L.J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhtadi, I. (2014). Topik ke-179: Leukemia (kankerseldarahputih). Diunduhdari

http://www.indramuhtadi.com/scripts-2014/topik-ke-179-leukemia-kanker-sel-darah-

putih

Murtutik, L & Wahyuni, (2013). Hubungan frekuensi hospitalisasi anak dengan kemampuan

perkembangan motorik kasar pada anak pre-school penderita leukemia di RSUD Dr.

Moewardi. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia.

Noll, R.B., Garstein, M.A., Vannatta, K., Correll, J., Bukowski, W.M., & Davies, W.H.

(1999). Social, emotional, and behavioral function of children with cancer. Journal of

pediatrics, 103(1), 71-78.

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human development, 10th Edition. Jakarta:

Salemba Humanika.

Pertiwi, N.M.I., Niruri, R., & Ariawati, K. (2013). Gangguan hematologi akibat kemoterapi

pada anak dengan leukemia limfosistik akut di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Udayana.

Page 117: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

102

Permono, B., Sutaryo., Ugrasena, I.D.G., Windiastuti, E., & Abdulsalam, M. (2010). Buku

ajar hematologi-onkologi anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Permono, Bambang. (2005). Leukemia akut dalam buku ajar hematologi-onkologi anak.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Piersol, L.W., Johnson, A., Wetsel, A., Holtzer, K., & Walker, C. (2008). Decreasing

psychological distress during the diagnosis and treatment of pediatric leukemia. Journal

of Pediatric Oncolocy.

Poplac, D.G., Honcelberg, J.S., & Balis, F.M. (2000). Principles and practice of pediatric

oncology. Philladelphia: JB Lippincot Company.

Pusat Data dan Informasi. (2013). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Badan Litbang

Kemenkes RI

Pusat Data dan Informasi. (2015). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Badan Litbang

Kemenkes RI

Rahmawati, D.R. (2013). Gambaran penyesuaian diri anak penderita leukemia terhadap

hospitalisasi. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Rasmun. (2004). Stress, koping dan adaptasi - teori dan pohon masalah keperawatan. Jakarta:

CV Sagung Seto.

Rivera., G.K., Pinkel, D., Simone, J.V. (2003). Treatment of acute lymphoblastic leukemia: 30

years experience at st. Jude children’s research hospital. Jounal of Medicine.

Savage, E., Riordan, A.O., & Hughes, M. (2008). Quality of life in children with acute

lymphoblastic leukaemia: a systematic review. European Journal of Oncology Nursing.

Sarafino, E.P., & Smith, T.W. (2011). Health psychology: biopsychosocial interactions. 7th

Ed. John Wiley & Sons Inc.

Spencer, A.R., Jeffrey, S.N., & Greene, B. (2002). Psikologi abnormal, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta:

Erlangga

Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-dasar penelitian kualitatif dan R&D. Bandung: C.V.

Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (Mixed Methods).

Bandung: Alfabeta.

Supandiman, I. (1997). Hematologi klinik. Bandung: Alumni.

Suryati, 2010. Hubungan koping orang tua dan karakteristik anak dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak usia batita dan prasekolah penderita leukemia limfoblastik akut di

RSAB Harapan Kita Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Pascasarjana

Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Anak, Universitas Indonesia.

Page 118: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

103

Sutaryo, Sumadiono, Suhadi. (1999) The pilot protocol of Wijaya Kusuma acute lymphoblastic

leukemia of childhood. Yogyakarta: Indonesian Multicentre Study, Gadjah Mada

University Press.

Yin, R.K. (2009). Studi Kasus; Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Willig, C. (2008). Introducing qualitative research in psychology. New York: Open

University Press.

Winengan. (2007). Kultur budaya: pedesaan dan kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wong, D.L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik, Edisi 6. Jakarta: EGC.

Page 119: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

107

GLOSARIUM

Adriamisin - obat kanker

Alopesia - kebotakan yang bukan karena

pembawaan lahir

Antibiotika - segolongan molekul, baik

alami maupun sintetik, yang mempunyai

efek menekan atau menghentikan suatu

proses biokimia di dalam organisme,

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri

Antiemetik - obat-obatan yang digunakan

dalam penatalaksanaan mual dan muntah

Antimetabolite - senyawa yang

menghambat reaksi enzim atau reaksi

metabolisme lain karena kesamaan

strukturnya dengan metabolit alami yang

mengambil bagian dalam reaksi

Arthritis gout - radang sendi; penyakit yang

di sebabkan oleh tumpukan asam/kristal urat

pada jaringan

Aspirasi sumsum tulang (bone marrow

aspiration) - dilakukan untuk memperoleh

spesimen yang digunakan dalam penilaian

morfologi sel dan tes khusus sumsum tulang

seperti flowcytometry untuk analisis

immunophenotypic, tes sitogenetik atau tes

molekuler; BMA digunakan dalam evaluasi

hematologi, kanker, penyakit metastasis dan

storage disease serta beberapa penyakit

sistemik kronik

Diplopia - gejala dimana pasien melihat dua

tampilan dari satu objek

Dypsnea - susah bernapas; napas pendek

Edema - pembengkakan jaringan karena

bertambahnya kandungan cairan

Elaboratif - penggarapan secara tekun dan

cermat

Euforia - perasaan nyaman atau perasaan

gembira yang berlebihan

Endotel - lapisan sel gepeng yang melapisi

permukaan dalam pembuluh darah,

pembuluh limfa, dan rongga tubuh

Fundus - bagian atas Rahim

Hematopoiesis - proses pembentukan dan

perkembangan sel-sel darah

Hemoglobin - protein sel darah merah yang

memungkinkan darah mengangkut

oksigen; zat pewarna merah pada butir darah

merah

Hepatomegaly - pembesaran ukuran hati

Hematologi - cabang ilmu kesehatan yang

mempelajari darah, organ pembentuk darah,

dan penyakitnya.

Hiperurikemia - peningkatan kadar asam

urat dalam darah

Hiperleukositosis - jumlah leukosit, darah

tepi yang melebihi 100.000/m

Hiposekmia - rendahnya pasokan oksigen

pada pembuluh darah bersih (pembuluh

arteri)

Homeostasis - keadaan dalam tubuh suatu

makhluk hidup yang mempertahankan

konsentrasi zat dalam tubuh, khususnya

darah agar tetap konstan

Infiltrasi - penyusupan; perembesan

Page 120: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

Infark - nekrosis iskemik pada satu tempat

di otak, karena perubahan sirkulasi darah,

atau kurangnya pasokan

oksigen. Infark biasanya terjadi karena

penyumbatan aliran pembuluh nadi dan

kadang bisa terjadi pada pembuluh balik.

Intravaskuler - dalam pembuluh darah

Iritabilitas - kemampuan benda hidup untuk

bereaksi atau menanggapi suatu stimulus

Katerer vena sentral - sebuah kateter

dimasukkan ke pembuluh darah besar di

leher (vena jugularis vena jugularis internal

atau eksternal), dada ( subklavia vena) atau

pangkal paha (vena femoralis)

Kelenjar timus - organ utama dari sistem

limfatik. Terletak di wilayah dada bagian

atas, fungsi utama dari kelenjar timus adalah

untuk mendorong perkembangan sel-sel

tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang

disebut limfosit T

Kelainan neuroendokrin - kelainan yang

berkaitan dengan sistem saraf dan endokrin

Kemoterapi - pencegahan dan

penyembuhan terhadap suatu penyakit

dengan memasukkan bahan kimia ke dalam

tubuh

Kompresi - pemberian tekanan yang tinggi

Kardiotoksisitas - keracunan pada jantung

Klonal; klon - segolongan sel yang berasal

dari satu sel dan memiliki genetik yang

identik

Leukosit - sel darah tanpa warna (berfungsi

untuk membinasakan bakteri yang

memasuki tubuh); sel darah putih

Leukositosis - terdapatnya kenaikan jumlah

sel darah putih dalam darah yang melebihi

ambang normal

Limfosit - leukosit yang berinti satu, tidak

bersegmen, pada umumnya tidak bergranula,

berperan pada imunitas humoral(sel B) dan

imunitas sel (sel T)

Limfoblas - sel termuda dari seri limfosit

Limfadenopati - pembengkakan pada

kelenjar limfa

Letargi - keadaan lemah badan dan tidak

ada dorongan untuk melakukan kegiatan,

nafsu tidur berlebihan (apabila dibangunkan

langsung tertidur kembali), muncul pada

penderita penyakit otak atau keracunan

Malaise - (keadaan) perasaan kurang sehat

dan lesu, yang mendahului timbulnya

keadaan sakit yang lebih gawat

Menoragia - haid dengan perdarahan yang

berlebihan

Metotreksat - antimetabolit folat yang

menginhibisi sintesis DNA

Meningen - merupakan selaput yang berada

di antara permukaan dalam tulang tengkorak

dan otak

Mengeradikasi - memusnahkan;

membersihkan; mengeliminasi

Mialgia - nyeri otot

Mukositis - peradangan pada lapisan

jaringan yang membatasi rongga saluran

pencernaan dan saluran pernapasan

Moon face - kondisi wajah yang membulat

dan membengkak akibat adanya timbunan

lemak berlebihan pada wajah

Neutropenia - penurunan proporsi

neutrophil

Nerve palsy - kelumpuhan saraf

Page 121: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

Normoseluler – jumlah normal pada sel

Papilledema - pembengkakan saraf optik

Perianus - terletak di atau mempengaruhi

daerah sekitar anus

Pendarahan intrakranial - pendarahan di

dalam tulang tengkorak

Purpura - penyakit yang disertai bercak-

bercak darah di dalam kulit

Pulmoner – berhubungan dengan peredaran

darah dari jantung ke paru-paru dan kembali

ke jantung

Proliferasi - pertumbuhan dan pertambahan

sel yang sangat cepat (dalam keadaan

abnormal)

Prednisone - obat yang digunakan untuk

kondisi kesehatan seperti arthritis, gangguan

darah, masalah pernapasan, alergi parah,

penyakit kulit, kanker, masalah mata, dan

gangguan sistem kekebalan tubuh

Radioterapi - pengobatan penyakit dengan

radiasi

Regimen - program

Ronchi - suara yang dihasilkan saat udara

melewati jalan nafas yang penuh cairan

Serebral - berkaitan dengan serebrum; otak

Sel blas - sel darah yang masih muda

Sindrom lisis tumor - komplikasi yang

amat serius dari pengobatan kanker dengan

kemoterapi, radiasi, terapi hormonal

serta cryotherapy yang memerlukan

perawatan multidisiplin di ruang ICU untuk

mencegah terjadinya gagal ginjal dan

kematian

Sitabirin - obat antitumor

Sitostatika - suatu pengobatan untuk

mematikan sel – sel secara fraksional (fraksi

tertentu mati)

Survival - suatu tindakan yang paling awal

yang dilakukan oleh setiap makhluk yang

hidup untuk mempertahankan hidupnya dari

berbagai ancaman; perjuangan agar tetap

hidup

Supraklavikular – terletak diatas klavikula

Splenomegaly moderat - pembesaran limfa

Syok septik - penurunan tekanan darah yang

berpotensi mematikan karena adanya bakteri

dalam darah

Tachypnea - frekuensi pernapasan yang

cepat

Trombositopenia - penurunan proporsi

trombosit dalam darah

Terapi intravena - memasukkan obat

melalui pembuluh darah

Terapi steroid - terapi hormonal biasanya

digunakan sebagai obat kemoterapi dalam

bentuk kortikosteroid

Tekanan intrakranial - tekanan dalam

rongga kranial dan biasanya diukur sebagai

tekanan dalam ventrikel otak

Vena cava superior - pembuluh darah yang

menerima darah dari kepala dan kedua

tangan

Vinkristin - senyawa kimia golongan

alkaloid vinca yang berasal dari tanaman

Vinca Rosea yang memiliki anti kanker

yang diberikan secara intravena dan bekerja

menghambat mitosis (menghentikan

pembelahan sel) sehingga menyebabkan sel

mati

Page 122: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

107

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pedoman Wawancara .................................................................... 111

Lampiran 2. Fieldnote Asli ............................................................................................. 114

Lampiran 3. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-KD01 ................... 125

Lampiran 4. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-KD02 ................... 128

Lampiran 5. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-AMB01................ 130

Lampiran 6. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-AMB02................ 133

Lampiran 7. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-AMB03................ 135

Lampiran 8. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-AMB04................ 137

Lampiran 9. Open Coding Verbatim: VERB-KD01....................................................... 139

Lampiran 10. Open Coding Verbatim: VERB-KD02..................................................... 148

Lampiran 11. Open Coding Verbatim: VERB-AMB01 ................................................. 153

Lampiran 12. Open Coding Verbatim: VERB-AMB02 ................................................. 163

Lampiran 13. Open Coding Verbatim: VERB-AMB03 ................................................. 169

Lampiran 14. Open Coding Verbatim: VERB-AMB04 ................................................. 185

Lampiran 15. Code Book – Axial Coding ....................................................................... 193

Lampiran 16. Selective Coding ....................................................................................... 226

Lampiran 17. Protokol Terapi Pengobatan Responden II (AMB) .................................. 229

Lampiran 18. Surat-surat ................................................................................................ 230

Lampiran 19. Informed Consent ..................................................................................... 231

Page 123: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

LAMPIRAN

Page 124: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

Lembar Wawancara

Responden/ee :

Waktu :

Lokasi :

Interviewer : Komang Try Damayanti/1202205009

Judul : Gambaran Strategi Coping Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut dalam

Menjalani Terapi Pengobatan

Instansi : Psikologi FK Universitas Udayana

Daftar pertanyaan untuk orangtua responden:

A. Mengetahui Latar Belakang Interviewee

1. Siapa nama bapak/ibu ?

2. Dimana tempat tanggal lahir bapak/ibu ?

3. Dimana tempat tinggal bapak/ibu ?

4. Bapak/ibu tempat tinggal asal darimana ?

5. Bapak/ibu berapa bersaudara ?

6. Orang tua bapak/ibu tinggal dimana ?

7. Bapak/ibu tinggal bersama siapa saja ?

8. Apa pendidikan bapak/ibu ?

9. Bapak/ibu memiliki berapa anak ?

10. Apakah sudah lama menikah? Usia menikah ?

11. Apa pekerjaan bapak/ibu ?

12. Bisa bapak/ibu ceritakan apa saja kegiatan sehari-hari bapak/ibu ?

13. Anak yang mengalami LLA adalah anak keberapa ?

14. Apakah bapak/ibu pernah memiliki pengalaman merawat orang terdekat yang sakit kronis

?

Jika iya bisa bapak/ibu ceritakan ?

15. Ketika ada masalah bapak/ibu sering sharing dengan siapa ?

16. Masalah seperti apa yang biasanya bapak/ibu alami selama berumah tangga ?

Page 125: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

17. Ketika mengetahui anak didiagnosa LLA, bagaimana perasaan bapak/ibu ?

18. Bisa bapak/ibu ceritakan bagaimana awal anak bisa didiagnosa LLA ?

19. Apa yang pertama kali bapak/ibu pikirkan saat mengetahui anak didiagnosa LLA ?

20. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk menangani responden ?

21. Apakah bapak/ibu memberitahu keluarga besar atau kepada sahabat-sahabat ?

B. Mengetahui Latar Belakang Responden

1. Siapa nama responden ?

2. Dirumah biasa dipanggil siapa ?

3. Usia responden ?

4. Apakah sudah bersekolah ?

Jika iya dimana ? dari usia berapa ?

5. Apa saja kegiatan sehari-hari yang dilakukan responden ?

6. Bisa bapak/ibu ceritakan bagaimana kehidupan anak sejak dalam kandungan hingga usia

sekarang ?

7. Siapa yang paling dekat mengurus responden dirumah ?

8. Adakah teman sebaya atau teman yang sering bermain dengan responden ? siapakah ?

9. Bagaimana kondisi kesehatan responden dari bayi hingga usia sekarang sebelum

didiagnosa LLA ?

Apakah sering mengalami sakit ? sakit yang seperti apa ?

Bagaimana dengan kakak/adiknya ?

Bagaimana dengan bapak/ibu sendiri ?

10. Sejak didiagnosa apakah bapak/ibu memberitahukan kondisi tersebut pada anak ?

11. Bagaimana cara bapak/ibu menyampaikan ?

12. Apakah bapak/ibu mengetahui secara jelas terapi-terapi pengobatan atau tindakan medis

yang diberikan kepada anak?

Page 126: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

Bisa diceritakan nama dan berapa lama jangka waktu diambilnya tindakan tersebut?

(minta protokolnya)

B. Mengetahui Gambaran Strategi Coping pada Responden

1. Bisa ceritakan kembali apa saja gejala-gejala awal yang muncul sebelum didiagnosa LLA

?

2. Bagaimana kondisi anak pada saat itu ?

3. Apa yang bapak/ibu lakukan saat itu ?

4. Apakah anak mengeluhkan gejala-gejala tersebut? Bagaimana anak mengeluhkannya ?

5. Apa yang dilakukan anak untuk mengurangi keluhan ?

6. Apa yang dilakukan anak saat gejala-gejala tersebut muncul ?

7. Bisa ceritakan situasi dan kondisi saat diberikan terapi medis? Apa yang dilakukan anak

saat menjalani terapi tersebut ?

8. Apakah anak pernah menanyakan tentang sakit yang dialaminya?

9. Apa yang dirasakan oleh anak tentang sakit yang dialaminya?

10. Apa yang dilakukan ketika anak mengalami keluhan?

11. Apa saja yang dirasakan selama berada dirumah sakit?

Page 127: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

FIELDNOTES WAWANCARA DAN HASIL OBSERVASI

SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

Kode Fieldnote dan Observasi : FNOBS-KD01

Kode Verbatim : VERB-KD01

Nama interviewer (R) : Komang Try Damayanti

Nama interviewee (E) : Ibu M

Nama interviewee 2/observee (E2) : KD

Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah

Hari, tanggal : Kamis, 17 Desember 2015

Jam mulai observasi/wawancara - selesai : 13.00 – 13.55 WITA

Durasi : 55 menit

No. FAKTA INTERPRETASI

1 E2 sedang berbaring di tempat tidur pasien

dengan posisi lutut ditekuk, E duduk di

samping E2. E2 dan E sedang menonton tv

yang menempel ditembok didepannya. Saat itu

diruangan ada lima tempat tidur pasien yang

terisi penuh dengan masing-masing 1-2 orang

yang menjaga pasien. R berkenalan dengan E

dan E2 dan memberitahukan maksud dan

tujuan kedatangan R. E mempersilakan R

duduk di kursi sebelah tempat tidur. R

melakukan percakapan dengan E dengan

volume suara cukup kecil. E2 berbadan kurus,

kulit sawo matang, berambut lurus berwarna

hitam, mata bulat dengan bola mata berwarna

hitam.

Mengingat saat itu adalah kali pertama R datang

dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, sehingga

cukup membuat E kaget namun disambut dengan

baik.

Percakapan berlangsung tidak terlalu leluasa

karena cukup ramai didalam ruangan.

2 R berbicara kepada E2, E2 hanya melihat dan

memberi senyum kecil, tanpa bersuara.

E2 terlihat malu-malu dan juga terlihat lesu.

3 Pada saat R bercakap dengan E, E2 merengek

memanggil E “eee memek” sambil menunjuk

ke punggung bagian belakang, dan juga

mengerutkan dahi kemudian E mengelus

Mengingat pagi hari pada hari itu E2 menjalani

terapi medis (memasukkan obat melalui tulang

belakang) sehingga E2 kurang nyaman dengan

punggungnya.

Page 128: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

punggung E2. Percakapan tetap berlanjut.

4 Beberapa saat kemudian E2 dengan volume

suara keras mengatakan “geniiiit geniiit”

sambil mengerutkan dahi. E kembali mengelus

punggung E2.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih mereda.

5 Kurang lebih 2 menit kemudian E2 kembali

mengatakan “geniiiit” dan mengerutkan dahi.

E kembali mengelus punggung E2.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda.

6 Kurang lebih 2 menit kemudian E2 kembali

mengatakan “geniiiit” dan mengerutkan dahi

tetapi volume suara lebih kecil dari

sebelumnya. E kembali mengelus punggung

E2.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda.

7 R kembali menyapa mengatakan “kadeeek

hihii”, tidak ada jawaban dari E2, E2 hanya

menoleh dan sedikit menggoyangkan kaki.

E2 terlihat malas berbicara dan kurang

bersemangat.

8 Belum lebih dari satu menit E2 kembali

meminta agar E menggaruk punggungnya. E

kembali mengelus punggung E2.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda.

9 5 menit kemudian E2 mengatakan “eeee eee

geniiiit” dengan suara seperti mau menangis. E

kembali mengelus punggung E2.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda.

10 3 menit kemudian E2 merengek lebih panjang.

E kembali mengelus punggung E2.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda.

11 5 menit kemudian E2 kembali merengek

kemudian E mengatakan “sakit apa geniitt?”.

E2 tidak menjawab, hanya mengerutkan dahi.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda. E2

terlihat malas dan kurang bersemangat.

12 2 menit kemudian E2 mengatakan “sakittt” dan

mengerutkan dahi.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda.

13 E2 mengatakan “eeh” “eeeh” dengan nada E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

Page 129: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

mengeluh dan mengerutkan dahi sesekali

menggoyang-goyangkan kakinya.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda.

14 Saat R akan berpamitan, E2 mengeluhkan

“eeeh” lagi.

E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu.

E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak

nyaman pada punggungnya dapat lebih reda.

15 R berpamitan pulang kepada E dan E2. Mengingat perkenalan dan latar belakang E2 dan

E sudah cukup dan agar E2 dapat beristirahat, R

berpamitan.

K1 E2 secara keseluruhan hanya berbaring

ditempat tidur, sambil menonton tv, dan

mengeluhkan punggungnya sebanyak 11 kali.

E2 terlihat sangat tidak nyaman dengan

punggungnya, terlihat lemas dan tidak

bersemangat. E2 selalu meminta bantuan ibu

sehingga rasa tidak nyaman pada punggungnya

dapat lebih reda.

Page 130: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

FIELDNOTES WAWANCARA DAN HASIL OBSERVASI

SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT YANG SEDANG

MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

Kode Fieldnote dan Observasi : FNOBS-KD02

Kode Verbatim : VERB-KD012

Nama interviewer (R) : Komang Try Damayanti

Nama interviewee (E) : Ibu M

Nama interviewee 2/ observee (E2) : KD

Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah

Hari, tanggal : Selasa, 12 Januari 2016

Jam mulai observasi/wawancara - selesai : 13.20 – 14.20 WITA

Durasi : 60 menit

No. FAKTA INTERPRETASI

1 E2 sedang berbaring di tempat tidur sambil membawa cermin kecil ditangannya, lutut ditekuk. E duduk di tempat tidur pasien sebelah kiri E2 yang saat itu sedang kosong (tidak berisi pasien), E menyandar ke tembok. R datang sambil membawa roti sebagai oleh-oleh kemudian menyalami E dan menyapa E2, E mempersilahkan R duduk di kursi sebelah tempat tidur E2 dan kemudian E duduk dikursi sebelah tempat tidur yang ia duduki sebelumnya. Didalam ruangan terdapat 5 tempat tidur pasien tetapi hanya dua yang terisi.

Mengingat R sudah memberitahukan bahwa akan berkunjung dan situasi ruangan tidak terlalu ramai, percakapan dimulai dengan cukup akrab (tidak canggung seperti pertemuan sebelumnya) dan volume suara tidak serendah pertemuan sebelumnya.

2 E mengingatkan kepada E2 bahwa R yang pernah berkunjung sebelumnya berkunjung lagi saat itu, E2 membalas dengan senyuman sambil berkata “iyaaa” dengan volume suara agak kecil.

E2 bersikap ramah dan terlihat lebih sehat dari pertemuan sebelumnya. E2 terlihat malu-malu.

3 R bercakap dengan E. R menyapa E2, E2 selalu membalas dengan senyuman.

E2 bersikap ramah dan terlihat lebih sehat dari pertemuan sebelumnya.

4 R menanyakan sesuatu kepada E2, E2 menjawab pertanyaan tersebut dengan volume suara agak kecil dan senyum kecil.

E2 bersikap ramah, agak malu-malu dan terlihat lebih sehat dari pertemuan sebelumnya.

5 Selama melakukan observasi, E2 sering melihat kondisi gigi dan gusinya melalui cermin kecil yang dipegangnya dan sesekali memegang langsung gigi serta gusi dengan jari tangannya.

Mengingat hari itu muncul gejala klinis yaitu pendarahan pada gusi, E2 terlihat kurang nyaman sehingga terus ingin melihat kondisi gusinya melalui cermin yang sudah dipegangnya. Walaupun kurang nyaman namun ia tidak terlihat kesakitan, E2 hanya terlihat ingin tahu

Page 131: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

tentang darah yang keluar dari gusinya

6 E2 meminta E untuk menghidupkan tv untuk menonton acara tv kesukaan E2.

E2 meminta bantuan ibu untuk menghidupkan tv, agar ia tidak merasa bosan.

7 E2 menonton acara tv kesukaannya dan sesekali tertawa ketika ada suatu hal yang lucu dari yang ditontonnya. E2 juga menceritakan kembali kepada E yang terkadang tidak mengerti apa yang lucu dari acara tersebut. Kemudian sesekali juga melihat kembali gusi dan giginya melalui cermin kecil yang dipegangnya. E2 lebih sering menekukkan lutut.

E2 terlihat senang dengan acara tv yang ditontonnya. E2 terlihat senang menceritakan kembali kepada E. E2 tidak terlihat merasa kesakitan terhadap gusi maupun giginya. E2 terlihat nyaman ketika menekukkan lutut.

8 R berpamitan pulang.

Page 132: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

FIELDNOTES WAWANCARA DAN HASIL OBSERVASI SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN Kode Fieldnote dan Observasi : FNOBS-AMB01 Kode Verbatim : VERB-AMB01 Nama interviewer (R) : Komang Try Damayanti Nama interviewee (E) : Ibu Mr Nama interviewee 2/observee (E2) : AMB Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah Hari, tanggal : Kamis, 7 Februari 2016 Jam mulai observasi/wawancara - selesai : 14.00 – 15.15 WITA Durasi : 75 menit

No. FAKTA INTERPRETASI

1 R masuk keruangan dan menanyakan pasien atas nama E2. Diruangan terdapat 6 tempat tidur pasien yang dimana hanya satu tempat tidur yang tidak berisi pasien. Masing-masing pasien didampingi oleh 1-2 orang. Tv menyala dengan volume kurang lebih 15, ac menyala dengan suhu kurang lebih 17°c. Semua pasien sedang berbaring kecuali E2. E2 sedang duduk diatas tempat tidur dan E sedang berbaring disebelahnya. E2 membangunkan E.

Mengingat pada saat itu adalah kali pertama R mengunjungi E2, R tidak mengetahui siapa yang bernama E2. Ruangan cukup luas, dingin dan terasa hening karena walaupun cukup banyak orang tapi kebanyakan sedang beristirahat sambil menonton tv. R berbicara tidak terlalu keras.

2 E memberitahu bahwa anaknya merupakan E2 yang R tanyakan kemudian mempersilakan duduk di kursi sebelah kanan tempat tidur E2. E bangun dan duduk di ujung tempat tidur. R memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud dan tujuan kedatangan kepada E dan E2.

3 E2 menggunakan tanktop berwarna oranye, celana sepaha dan rambut diikat satu rendah. E2 berbadan cukup berisi, kulit berwarna sawo matang agak gelap, rambut lurus berwarna hitam, mata bulat dengan bola mata berwarna hitam.

Tubuh E2 terlihat berisi dan padat, E2 tidak terlihat seperti sedang sakit jika dibandingkan dengan pasien lain pada ruangan tersebut.

4 E2 menatap mata R dan tersenyum kepada R, terkadang terlihat gigi.

E2 ramah.

5 E duduk menghadap R, E2 duduk serong menghadap tv yang ada di sebelah kanan. R memulai percakapan.

6 Selama percakapan, E mendengarkan dan menjawab pertanyaan dengan baik dan

E menjawab pertanyaan dengan cukup jelas. E2 turut serta dalam percakapan.

Page 133: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

semampunya. Terkadang R mengulang pertanyaan yang diajukan karena volume suara agak kecil. E2 terlihat mendengarkan dan terkadang menimpali jawaban dari E.

7 E2 kemudian meminta obat kepada E. E2 meminta sendiri karena melihat sudah waktunya minum obat.

8 Sesekali R mengajak E2 berbicara E2 menjawab dengan senyum.

E2 terlihat malu-malu.

9 E2 kemudian turun dari tempat tidur, mengambil kursi yang ada didepan tempat tidurnya dan menggeser ke tengah ruangan menghadap tv. E2 kemudian duduk di kursi tersebut. lututnya ditekuk dan kakinya dinaikkan di kursi. Sesekali E2 menganti acara tv yang ditontonnya.

E2 terlihat antusias menonton acara tv, E2 tidak terlihat capek seperti pasien lainnya yang hanya berbaring di tempat tidur masing-masing. E2 menonton tv agar tidak merasa bosan diruangan.

10 Beberapa menit kemudian, telepon berdering. E2 langsung bangun dari tempat duduk dan berlari kecil mengambil hp yang berada diatas meja sekitar setengah meter dari R.

E2 terlihat semangat untuk mengambil hp yang berdering tersebut. E2 seperti mengharapkan berbicara kepada seseorang di telepon tersebut.

11 E2 tidak langsung mengangkat telepon tersebut kemudian memberikannya kepada E. E tidak mengangkat malah mematikan teleponnya.

E terlihat tidak enak mengangkat telepon saat melakukan percakapan.

12 Kemudian R memberitahu agar mengangkat saja. E2 kemudian menelpun balik dan ternyata yang menelpun adalah ayahnya.

E2 terlihat antusias.

13 Setelah berbicara dengan ayahnya, E2 kemudian memberikan hpnya kepada E kemudian E melanjutkan percakapan di hp. E2 berdiri bersandar pada ibunya yang masih duduk di atas tempat tidur, E2 sambil senyum-senyum kecil.

E2 terlihat senang setelah berbicara dengan ayah.

14 R mengajak E2 berbicara, E2 menjawab dengan baik sambil senyum-senyum.

E2 mampu menjawab dengan baik, terlihat sehat dan agak malu-malu tapi berani.

15 R berpamitan. R memeluk E2, E2 membalas. E2 tidak menolak saat dipeluk, tidak canggung dan terlihat senang tapi tetap agak malu-malu.

Page 134: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

FIELDNOTES WAWANCARA DAN HASIL OBSERVASI SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN Kode Fieldnote dan Observasi : FNOBS-AMB02 Kode Verbatim : VERB-AMB02 Nama interviewer (R) : Komang Try Damayanti Nama interviewee (E) : Ibu Mr Nama interviewee 2/observee (E2) : AMB Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah Hari, tanggal : Kamis, 25 Februari 2016 Jam mulai observasi/wawancara - selesai : 16.30 – 17.15 WITA Durasi : 45 menit

No. FAKTA INTERPRETASI

1 R masuk ke ruangan. E2 tidak di tempat tidur pada waktu pertama kunjungan melainkan di tempat tidur paling dekat dengan tembok, tembok dimana tv di tempel. E2 sedang duduk diatas tempat tidur menghadap tv. Pasien lain sedang rebahan di tempat tidurnya masing-masing. E sedang berdiri disamping tempat tidur menghadap ke sebuah meja. E2 tersenyum. E mempersilakan R duduk di sebuah kursi sebelah tempat tidur.

E2 sedang menonton tv sedangkan E sedang menyiapkan atau menaruh sesuatu diatas meja. E2 terlihat seperti tidak sedang sakit. E2 terlihat malu-malu namun antusias, menyambut hangat kedatangan R.

2 Di ruangan terdapat sekitar 10 orang. Kemudian ada dua orang pedagang masuk dan menawarkan makanan kepada orang-orang diruangan. E2 meminta kepada E agar dibelikan jagung rebus sedangkan pasien lain tidak ada yang meminta. Kemudian E membelikan jagung dan diberikan kepada E2. E2 langsung memakannya.

Situasi cukup ramai. E2 terlihat semangat meminta untuk dibelikan jagung kepada E dibandingkan dengan pasien lain. E2 terlihat menikmati jagungnya.

3 Selagi E2 menghabiskan jagung rebusnya dan R bercakap-cakap ringan dengan E dan juga E2, datang tiga orang donator yang membawa oleh-oleh. Tiga orang donator tersebut masuk ke ruangan dan menyapa semua pasien beserta penjaga dan juga R. salah seorang donatur menghampiri salah seorang pasien yang sedang berbaring ditempat tidurnya kemudian berbincang-bincang.

Situasi ramai sehingga R hanya melakukan percakapan basa-basi, situasi kurang kondusif

4 E2 setelah menghabiskan jagung rebusnya, ia turun dari tempat tidur dan menghampiri pasien lain yang sedang dihampiri oleh donatur. E2 ikut berbincang-bincang disana.

E2 terlihat aktif. Orang lain juga beranggapan bahwa E2 tidak terlihat seperti sedang sakit.

Page 135: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

Salah seorang donatur mengatakan “halo olivv ini baru kenceng sekalii seperti tidak sakit yaaa sehattt yaa olivv”

5 Selama kurang lebih 5 menit, E2 kembali duduk ke tempat tidurnya. E sedang duduk dipinggir tempat tidur dan masih bercakap-cakap dengan R. R kemudian menanyakan sesuatu kepada E2 dan E2 menjawab. E2 juga menyuruh agar E menimpali jawabannya.

E2 menjawab dengan baik dan jelas namun masih terlihat malu-malu sambil tersenyum kecil dan terkadang tersenyum lebar dan tertawa. E2 memukul manja E saat tertawa dengan jawaban E2, E2 terlihat malu-malu.

6 E2 meminta untuk pergi mandi dengan E karena sudah sore.

E2 inisiatif sendiri bahwa pada saat itu sudah waktunya mandi.

7 R berpamitan dan memeluk E2, E2 membalas pelukan R.

E2 tidak terlihat malu-malu lagi dan memeluk hangat R sambil tersenyum lebar dan tertawa kecil.

Page 136: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

FIELDNOTES WAWANCARA DAN HASIL OBSERVASI SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN Kode Fieldnote dan Observasi : FNOBS-AMB03 Kode Verbatim : VERB-AMB03 Nama interviewer (R) : Komang Try Damayanti Nama interviewee (E) : Ibu Mr Nama interviewee 2/ observee (E2) : AMB Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah Hari, tanggal : Selasa, 29 Maret 2016 Jam mulai observasi/wawancara – selesai : 18.00 - 20.00 WITA Durasi : 120 menit

No. FAKTA INTERPRETASI

1 R masuk keruangan dimana ruangan tersebut berbeda dari ruangan E2 sebelumnya. Didalam ruangan terdapat 7 tempat tidur pasien, tv yang menempel di tembok berhadapan dengan semua tempat tidur pasien. Tempat tidur E2 berada paling ujung dekat dengan kamar mandi. Semua tempat tidur berisi pasien dan masing-masing dijaga oleh 1-2 orang.

Mengingat ruangan cukup luas, walaupun terdapat sekitar 14 orang tetapi suasana sepi dan hening, hanya suara tv yang terdengar dan terkadang tawa dan tangis kecil dari pasien.

2 E2 sedang duduk di kursi antara tempat tidurnya dengan tempat tidur pasien sebelahnya dengan menghadap tembok (membelakangi pintu masuk) sambil memainkan sebuah gadget.

R tidak melihat E2

3 E2 menoleh R yang masih bingung mencari E2, kemudian R melihat E2. E2 tersenyum

E2 tersenyum malu dan agak kaget

4 R menghampiri E2 dan menanyakan dimana E. E2 menjawab sambil tersenyum. Kemudian memberikan gadget yang dipegangnya kepada pasien sebelah. E2 mempersilakan R duduk di tempat tidurnya. Kemudian E2 pindah duduk dari kursi ke tempat tidur.

E2 menjawab dengan baik sambil senyum malu-malu. Gadget yang dipegang E2 bukan miliknya.

5 R mengajak E2 bercakap. Kemudian E datang dan menghampiri R dan E2. R mulai bercakap-cakap dengan E dan E2. E2 mulai bercerita tentang dirinya. Disaat E menjawab pertanyaan R, E2 menimpali jawaban E.

Semakin lama E2 semakin akrab dengan R.

6 Selama bercakap-cakap, volume suara E2 tinggi. E2 beberapa kali menyela saat E menjelaskan sesuatu kepada R, E2 minta untuk didengar, dan kadang sampai marah

E2 terlihat tidak malu-malu lagi, E2 terlihat excited dan senang mengobrol. E2 terkadang tidak sabaran ingin mengatakan sesuatu disaat E dan R sedang berbincang, E2

Page 137: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

kepada E. sedikit kesal manja karena tidak didengar.

7 E2 meminjam gadget milik R, kemudian E2 meminta untuk berfoto. R mencarikan aplikasi kamera kemudian E2 mulai berfoto-foto. E2 berfoto dengan banyak gaya. E2 juga minta di foto bareng dengan bonekanya.

E2 terlihat sangat senang, sambil tertawa-tawa malu.

8 R melanjutkan perbincangan dengan E dan tetap E2 menimpali jawaban E. R juga berkali-kali bertanya kepada E2 dan E2 menjawab.

E2 antusias berbincang-bincang dengan R.

9 E2 fokus menonton film di tv, sambil mengomentari film tersebut.

E2 paham mengenai jalan cerita dari film tersebut, ia terlihat antusias menonton. Sesekali tertawa-tawa, maupun tegang mengikuti alur cerita film. E2 terlihat sangat senang.

10 E2 menyisir rambutnya berkali-kali, membenahi ikatan rambut, kemudian kembali dibiarkan terurai dan di ikat lagi. Kemudian ia bernyanyi sambil tertawa ria.

E2 terlihat aktif, riang, senang dan bersemangat. E2 tidak terlihat seperti sedang sakit.

11 E2 melanjutkan berfoto-foto. E2 menolak untuk buang air kecil (keperluan medis), menurutnya karena ingin berfoto-foto dan juga karena belum ingin buang air. Tapi setelah dokter manghampiri E2 akhirnya buang air kecil.

E2 hanya sedikit malas ketika diberitahu untuk buang air kecil.

12 R berpamitan tapi E2 sempat tidak mengijinkan.

Page 138: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

FIELDNOTES WAWANCARA DAN HASIL OBSERVASI SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN Kode Fieldnote dan Observasi : FNOBS-AMB04 Kode Verbatim : VERB-AMB04 Nama interviewer (R) : Komang Try Damayanti Nama interviewee (E) : Ibu Mr Nama interviewee 2/ observee (E2) : AMB Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah Hari, tanggal : Rabu, 30 Maret 2016 Jam mulai observasi/wawancara – selesai : 18.50 - 20.45 WITA Durasi : 115 menit

No. FAKTA INTERPRETASI

1 R masuk ke ruangan, E2 dan E keluar dari kamar mandi setelah di lap oleh E. E2 tersenyum kepada R. E menyapa R. Pagi hari pada hari itu, E2 menjalani terapi medis. E2 duduk diatas tempat tidur, R duduk disebelahnya. Kemudian infus E2 berisi darah.

Mengingat pagi hari pada hari itu E2 menjalani terapi medis yang cukup berat, E2 terlihat kurang bersemangat.

2 R memberikan buku mewarnai dan krayon kepada E2, E2 mengambilnya dan mengatakan terimakasih. E2 langsung membuka dan melihat-lihat gambar kemudian mewarnai gambar yang dipilihnya.

E2 mulai terlihat senang dan bersemangat.

3 Selama E2 mewarnai, R mulai bercakap-cakap dengan E sekaligus E2. E2 sambil mewarnai juga menjawab dan menimpali jawaban E. E2 mulai bercerita mengenai dirinya.

E2 cukup antusias namun tidak seantusias hari kemarin. E2 terlihat sedikit lelah.

4 E2 berbisik kepada E mengatakan ingin buang air kecil. E2 kemudian buang air kecil menggunakan ember di samping tempat tidur. E2 tidak boleh terlalu jalan kaki karena setelah masuk obat keras.

E2 terlihat malu mengingat ia harus buang air disana.

5 E2 meminjam gadget R dan berfoto-foto. Senang, namun tidak se antusias hari sebelumnya.

6 Kemudian E2 melanjutkan mewarnai, sambil tertawa-tawa, dan juga bercerita bercakap-cakap.

E2 terlihat senang.

7 Kemudian E menyuruh agar E2 meminum obat, namun E2 menolak, menurutnya karena obat tersebut pahit. E2 tetap melanjutkan mewarnai. Kemudian E2 mau meminum obat, ia mengatakan obatnya pahit sambil senyum-senyum, kemudian keluar sedikit air mata

E2 berusaha walaupun obatnya pahit ia harus tetap meminumnya. E2 tidak cengeng tapi agak terlihat manja dan malu-malu.

Page 139: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

seperti orang mau muntah, selain itu E2 melarang R melihat dirinya ketika meminum obat. Setelah minum obat, E2 melanjutkan mewarnai.

8 Setelah mewarnai, E2 meminjam gadget milik R kemudian melihat galeri foto dan berfoto-foto.

E2 terlihat cukup senang.

9 Sambil memainkan gadget, E2 berhitung dengan Bahasa Inggris. Ketika R memuji, E2 mengulang kata-kata pujian tersebut, sehingga R dan E tertawa. Setelah itu E2 mengembalikan gadget dan melanjutkan mewarnai, sambil tertawa ketika ia mengulang kata-kata pujian atau ada sesuatu hal yang lucu dari pembicaraan maupun gambar yang ia warnai.

E2 memiliki rasa humor yang tinggi, ia terlihat senang walaupun juga terlihat agak capek.

10 E2 mengatakan bahwa ia mengantuk dan ingin tidur.

E2 terlihat capek.

11 R berpamintan pulang, dan memeluk E2, E2 membalas.

Page 140: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

VERBATIM WAWANCARA

SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

Kode verbatim : VERB-KD01

Kode audio : AUD-KD01

Nama interviewer : Komang Try Damayanti

Nama interviewee : Ibu M

Nama interviewee 2 : KD

Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah

Hari/tanggal : Kamis, 17 Desember 2015

Jam mulai - selesai : 13.00 Wita - 13.55 Wita

Topik : (1) Mengetahui latar belakang interviewee, (2) Mengetahui latar belakang

interviewee 2

Interviewer (R)

Interviewee (E)

Interviewee 2 (E2)

R: berarti ibu sendiri niki nggih bapaknya keluar?

E: nggih mulih nike, pulaang..

R: Ibu M.. tadi nggih

E: nggih Ketut M..

R: buu niki mungkin tiang bakal ganggu ibu bu nggih hehee

E: nggih ga apaa

R: mungkin beberapa kali tiga sampai empat kali mungkin tiang bakal kesini kenten

E: nggih..

R: ibu lahir dimana bu sama tanggal lahirnya?

E: di Sading tiang, Mahnyan Banjar Mahnyan

R: sading Mahnyan.. ee tanggal lahirnya tanggal berapa bu?

E: tahun 71

R: nggih, tanggal lahirnya?

E: tanggal enam bulan limaa

R: nggih.. sekarang tinggalnya dimana bu?

E: ring Gianyar..kawin ke Gianyar kenten..

R: ooh kentenn bapaknya Gianyar asli nggih

E: nggih

R: berarti bapaknya lagi di Gianyar sekarang bu yaa

E: nggih

R: ibu asalnya dari Sading berarti nggih..ibu bersaudara berapa bu?

E: enaam

R: ibu paling kecil napi?

E: nomer limaa

R: orangtua ibu ring Sading berarti nggih

E: nggih..

R: kalo di Gianyar ibu tinggal sama siapa manten bu?

E: itu sama mertuanyaa..

R: sama mertua sama suami nggih..sama anak-anak

E: iyaa..sama anak duaa.. kelas tiga satu kelas umm tk yang ini hhe

R: anaknya dua bu nggih.. boleh tahu pendidikan terakhirnya ibu?

Page 141: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: SMA..

R: ibu sudah lama menikah nggih?

E: baru tahun tujuh eeh tahun dua ribuu eeh dua ribu enam..

R: dua ribu enam nggih.. ibu pekerjaannya napi nggih?

E: ini wiraswasta mangkin dulu baru kerja

R: oh nggih.. dulu ring napi bu?

E: dirumah nike jarit..salon gitu sekarang endak..hehe udah kawin ga bisa..

R: oo gitu sebelum menikah bu nggih.. salon sama jarit..

E: nggih ini sakit ga bisaa..jauh soalnya disana tempatnya.. sekarang gini..ga bisa kerjaa.. hehe nungguin

ini daah sambilan..

R: nggih bapaknya aja bu nggih. Bapaknya kerja napi bu?

E: napi adane ngukir nikee..

R: ooh yayaa di Gianyar bu nggih..ibu bisa ceritain ga biasanya sehari-harinya ngapain? Kegiatan sehari-

harinya?

E: iniii ngurus inii sama kerja jualan sedikiit

R: jualan napi bu?

E: ini apa namanya..jualan daging-daging kenten..

R: umm pagi-pagi kenten?

E: soree..paginya kan bapaknya kerja saya sorenyaa

R: umm yaa..biasanya ibu apa aja kegiatan sehari-hari sebelum adiknya sakit bu?

E: umm itu daah salon biasanya sakit tu ga bisa soalnya kan jauh tempatnya..kalo mau bikin baru modal

ga punyaa hee..

R: ooh nggih bu..ibu salon bu nggih.. salon napi nike bu?

E: itu salon mega..

R: potong rambut gituu bu nggih?

E: iyaaa

R: ohyaa?ibunyaa nggih yang ngurusin..

E: sekarang masih dirumah nikee

R: oh kenten

E: tapi ga ada yang ngurusin sekarang itu ipar saya disana gitu bukak dia di tabanan dirumahnya..

R: oo emang basicnya itu yaa..

E: iyaa itu dah.. padahal dikasi gini jadi pegawe tu cleaning service itu kakak saya itu dah ikut-ikut aja

kan cleaning service duluu cuma gitu ajaa ga bayar apa-apa gamau bayar ehehe ikut aja nantik gini apa

nantik udah punya anak ga bisa kerja gini gitu diaa..fokusnya segitu ajaa jarit sama itu..

R: jaritnya jarit napi bu?

E: kebayaa..

R: ooh ibunya bisaa nggih ada alat jarit dirumah?

E: iyaa adaa..dulu gini ga sekolah kakaknya jarit dari tamu itu kan kodian itu..buat tamu itu.trus belajar

sendiri tu..kan ada bahan gini kebaya itu ssaya bongkar bikin maal gitu banyak orang mau..

R: oo gitu nggih becik bu..berarti sekarang udah engga bu?

E: ga bisaa..nanti kalo udah sehat baru bisa lagi..

R: hmm nggih

E: darimana dik?

R: tiang dari Kerobokan bu..

E: ooh Kerobokan..

R: nggih.. ee ibu kalo boleh tau ibu dulu pernah sebelum ee kan ibu yang biasa ngerawat KDnya

nggih..kalo sebelumnya ibu pernah ngerawat orang dekat yang sakit kenten?

E: orang deket.. umm

R: ga pernah bu nggih?

E: gitu ajaa jarit sama itu aja dirumah..

Page 142: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: kalo misalkan ada yang sakit gitu ee apa namanya ada yang seperti ini misalnya pernah ibu merawat

sebelumnya bu?

E: yang kayak anak saya maksudnya?

R: nggih..

E: ee ibu saya sakit gitu dirumah kan tua tuu..trus saya pulang kesana itu dah bantu keramasin dirumah

tu..

R: oo gitu nggih

E: udah ga bisa jalan ibunyaa..

R: ibu kandungnya berarti bu nggih..

E: he ee..

R: ibu biasanya kalo selama ibu berumah tangga niki permasalahan apa yang biasa ibu hadepin bu?

E: hadapi?biasa biasa ajaa..

R: masalah seperti apa biasanya buu?

E: kan ini dek.. kan ada upacaraa gitu kaan, apa namanya menyama braya itu yaa.. harus itu kita jalani..

R: sibuk kenten ya bu..

E: iyaa.. ini sakit tulangnyaa.. gamau makan.. gitu..

R: tulang belakangnya?

E: he ee ini kambuhnya nike..baru satu bulan nii satu setengah bulaan..ininyaa terus sakit malem-malem.

Kadang-kadang sendi-sendinyaa sakit.kambuhnya ini dah dulu ga pernah sakit gitu

R: oo dulu ndak?

E: he ee biasa aja gitu. Perutnya aja besar ininya endak ga pernah sakit. Sekarang kambuh dia..

R: sekarang kambuh nggih..adiknya siapa namanya bu?

E: (dirahasiakan)

R: biasanya dipanggil sira bu?

E: (dirahasiakan)

R: usianya sekarang tujuh tahun bu nggih..

E: nggih tujuh tahun lebih

R: tujuh tahun lebih..tanggal berapa lahirnya bu?

E: tanggal enam belas agustus 2008

R: dua ribu delapan

E: kakaknya 2007

R: oh gituu beda satu tahun

E: he ee deket jaraknya..

R: gimana dulu ibu waktu awal pertama adiknya sakit?

E: ginii panesnya ga turun-turun diaa.. lemes gitu.. kemarin kan kemarinnya kan gini dia jalan-jalan

lincah gitu tau-tau dia murung gini kan gitu agak lemes gituu dimana taruh disana tidur dah diaa

R: oo gitu

E: he ee panass.udah ke dokter ke puskesmas gitu pernah

R: he ee

E: ke spesialis spesialis anak tuu

R: oo

E: he ee masih panaaas. Ga turun-turun

R: brapa lama itu buu?

E: sampai Sembilan harii.. kan ke puskesmas yaa lagi tiga hari kesini yaa gituu..udah tiga hari masihh

ajak kesana masihh..lain lagi pindah.. gituu tau-tau di cek gitunya HBnya tu itu dah dibilang anemia sama

ininyaa. Lagi saya ajak kan ke dokter tuu lagi saya ajak cek HBnya ginii rendaahh

R: HBnya dibilang rendah kenten bu nggih

E: iya itu dah dibilang anemia..ni anaknya anemia gituu

R: anemia nggih

E: trus disana di gianyar

R: di dokter spesialis anak berarti bu?

Page 143: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: ga itu daah di gianyar di umum ituu dah..

R: untuk ngecek HB nikee?

E: iyaa langsung dah opnamee di rumah sakit gianyar nike

R: oo rumah sakit gianyaar langsung bu nggih

E: iyaa gitu dah.. dua minggu disanaa.. kesananya bisa jalan kaki dia biasaa..tapi kurus itu yaa kakinya

kurus perutnya buncit dikitt ga besar gini.. trus membesar..jalan ga bisaa gitu.terus masuk darah disana

masuk obat-obat teruss..dua minggu jaraknya nike

R: nggih?

E: obat cacing dikasi perutnya tu kan uum gatau dia mungkin..

R: oo kenten salah diagnosa mungkin nggih

E: iyaaa salah pengobatan apa gimanaa..udah waktu dia bengkak ginii dah..hatinya bengkak dibilang.

Limfanya rusak, langsung dirujuk sini.. gimana bu e dilanjutkan disini apa langsung rujuk aja. Disini

alatnya ga bisaa gitu diaa kan dirujuk sinii..kan sebenarnya langsung rujuk siniii (dengan nada kesal)..

R: emm he ee

E: yaa rujuk aja kalo gitu trus langsung kesinii.. gitu dah

R: emm kenten

E: dibilangnya kanker darah dah gitu..

R: oh kanker darah

E: he ee kan dibilangnya anemia tau-tau lama dah tuu kanker darah..lama prosesnya itu (dengan nada

kesal)

R: berapa lama nike bu?

E: dua dua minggu disanaa..

R: dua mingguan dah anggap dirumah sakit nike bu nggih

E: he ee

R: baru terus selama di pas awal masuk belum kurus kenten bu yaa

E: ga kurus jee tapi kayak pucet tuu..tau-tau jek gemuk diaa gemuk –gemuk tapi perutnyaa besarr.sempat

dia gendut diaa disanaa, gendut gitu badannya gendut gitu masuk darah apa gimana itu gendut diaa

R: oo kenten

E: tau-tau perutnya dah besar..panas dah dia terus kepanasan. Kayak sekarang. Kalo ga pake kipas nangis

dah diaa..panaaass gitu minta kipas..yang lain ga pernah gitu biasa-biasa ajaa jeg panas terus harus pake

kipas..

R: oo harus mekipasan yaa..

E: he ee panas.. didalemnya ato gimana.. langsung rujuk sinii.. gituu..

R: ee gituu.. gimana waktu pas awalnya nike ibu? Ibu gimana? Waktu kan adiknya panes trus kan

langsung kerumah sakit langsung opname dibilang anemia kenten

E: he ee

R: ibu gimana ngurusnya waktu itu?

E: gitu daah dikasi ini kan apa, dokternya kan dikira udah tauu dikasi obat ginii langsung minumm gitu..

dikasi obat-obatan biasa gitu..

R: ummm sama bapaknya ibu waktu itu?

E: iyaaa sama bapaknyaa.. terus pulang diaa gitu..kayak gini dah pulang sorenya kesanaa saya nunggu

sendirian..

R: umm gitu

E: soalnya perlu kenten biaya nggih.men ten megae ten ngidangg

R: nggih.. kakaknya dimana waktu itu buu?sekolah waktu itu kakaknya?

E: sekolah.. sekarang kelas tigaa diaa

R: nggih tiga sd bu nggih

E: iyaa.. padahal dulu waktu hamil ini kan umurnyaa itu..kan ga berani bidannya itu ngerawat itu, disuruh

ke spesialis..

R: oo kenapa gitu bu?

E: soalnya ginii apa namanya oprasi dibilang

Page 144: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: oo

E: tapi langsung disanaa..pertama disana di itu di primagama tau? Di rumah sakit primagama..khusus

menangani anak-anak

R: he ee oo kenten.. trus disana melahirkan gitu bu nggih..

E: langsung melahirkan sana..yang pertama baru disini di sanglah..yang pertama sesar gituu yang

keduaa..lewat gitu.. ga ga ga sakit gitu.. lewat sampai..kan jadwalnya 25 kakaknya tau tau tanggal 5

lahirnya gitu..

R: oo kenten

E: ini sama jugaa lewat sampai..

R: oo gitu..

E: nggih gituu

R: trus gimana waktu itu bu pas dirujuk kesini, waktu sebelum dirujuk nike udah dibilang kanker darah?

E: ga dibilang penyakit gitu gak.. dibilang yaa harus penanganan lamaa.. gituu.. kan ga dikasi tauu

disanaa kesini baruu..

R: kesinii trus langsung ke bagian ini nggih

E: iyaa..sakit apa niki dok..yaa ini perlu penanganan dua tahunn gitu dokternya bilang..digituin

sayaa..takut saya langsung nangis sayaa disanaa kan gak kalau dua tahun kan ga bisa kerja gitu pikirannya

saya..apa yang dikasi gituu pikiraannya..trus baru liat banyak temen-temennya disini baru saya

tenang..kan liat temennya sakit samaa..gitu

R: kenapa bu?

E: kan liat banyak yang sakit disini gitu..sama sakitnyaa gitu..

R: oo gituu

E: iyaa dia menjalani biasa aja pasrah kan gitu..yaa gitu dah..baru saya tenang ehehe..jalaninnya

R: ee he ee. Waktu waktu dirujuk kesini kan langsung perawatan bu nggih? Langsung di opname?

E: iyaa langsung nunggu di UGD dulu

R: nggih trus kapan ibu tahu penyakitnya?

E: itu semenjak disini..dikamar sini tu

R: ee dokternya yang ngasi tau nggih

E: iyaa gitu..

R: gimana bu perasaan ibu waktu nike itu bu?

E: itu dah sedih aduh bingung dimana nyari uang gitu saya bingung saya ehe..kalo lama berobat gitu

pikiran saya..dimana nyari uang..

R: (mengangguk)

E: ini lagi kambuh ini..

R: berarti dulu udah sempet istirahat dirumah nggih?

E: udaah udah habis protokolnya kan ada jadwal-jadwalnyaa..obat inii udah habis gitu

R: udah selesai

E: udah selesaii fasenya itu kan..masih dibilang enam persen

R: masih enam persen

E: enam persen masih gitu..

R: tapi udah boleh pulang kenten

E: kan tiap bulan kesini lagi pulang lagi masuk obat gituu..trus pulang gituu ga terus-terus kayak sekarang

ni..ee tiga hari disini pulang..gitu..satu bulan lagi kesini gitu..

R: he ee

E: pertamanya aja disini lama-lama tiga bulaan gitu ga pulang-pulang..awal-awalnya tu kan masih ginii

R: masih fase awal kenten nggih

E: fase penyembuhan ini darahnyaa gituu.kalo udah stabil lagi dikasi pulang gituu nanti beberapa harinya

lagi kesini gitu..

R: nggih

E: ini sulit sekali dik ginii minum obatnya sulit makanya lama

R: oh gituu

Page 145: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: kalo temen-temennya cepet sekali ini minumnya mau apa-apa mauu kan gitu..ini makan gamau dipaksa

minum gamau hehe itu dah makanya sulit.. tu dah hari pertama empat bulan disini.

R: itu pas awal banget tu ya bu

E: he ee empat bulan disini kan rujuk sini empat bulan pertama sini..ga turun-turun apa namanya dikasi

minum di sembur dikasi obat gitu ga pernah masuk obatnya

R: oh kenten

E: di pegang sama orang gamau dah..udahh pas apa pengobatan apa tu namanya baru mau dia gini.. ah

mau aja langsung dia mau minum obat pake apa yaa apa pisang tuu langsung dia telen..dipaksa tak gini-

giniin dia kan pasrah kan mau dia telen akhirnya gitu

R: he ee harus masuk soalnya obatnya nggih

E: he ee mangkin malih masih kenten niki ampun keweh sajan..

R: ooh

E: niki keweh ampun minum obat nike ni anak-anak lain orang mau diaa minum..minum air banyak-

banyak kan masuk obat keras nike mau dia minum

R: (mengangguk)

(E2 merengek menunjuk ke punggung bagian tulang belakangnya)

E: ni dah sakitnyaa (sambil mengelus punggung bagian tulang belakang E2).. baru satu setengah bulan

sakitnya niii..

(E2 mengatakan “geniit” dengan nada menangis, ibu menyaut genit? Sambil menggaruk punggung bagian

tulang belakang E2)

E: ga ginii kerja apa sekolah?

R: sekolah buu

E: siapa ngasi tau (menyebut nama E2)?

R: ee langsung perawatnya nikee..

E: oo yaaa..

(gatel gatel nggih? Ibu berkata pada E2, E2 hanya terdiam dengan wajah mengerutkan dahi sehingga

terlihat sedih)

R: gatel yaa buu

E: udaah?hehe apa lagi?

R: hehee masih buu.. ee dulu nike yang waktu pertama nike berarti panes bu nggih?

E: paness batuk nike batuk terus ga turun-turun nike sampai sembilan harii ituu

R: Sembilan hari dirumah dulu berarti bu nggih

E: iyaa berobat di puskesmas di dokter nikee baru diajak dirujuk sama itunya apa namanya ke rumah

sakitnya dirujuk k eke gianyar nike

R: nggih.. panas batukk.. waktu itu gimana bu nafsu makannya nike?

E: ginii berkurang…air aja diminum.. minum air ajaa diaa

R: nggih.. gimana lagi kondisinya waktu itu buu?

E: ginii kulitnya agak-agak kendor ituu..gimana tu yaa kusut kayak gituu tau yaa? Agak-agak kendor

gituu..ni lagi gitu diaa kendor (mengusap kulit bagian tangan E2)

R: ga kenceng gitu bu nggih

E: bu ini kurang ini ni kurang gizi anaknya digituin saya..kurang darah

R: oo awalnya dibilangin kenten bu nggih

E: he ee dibilang gizi buruk gitu yaa.. ininya pantatnya kan agak kendor gitu ga kenceng gitu pertamanya

itu dah..dibilang gizi buruk

R: oo gitu.. apa lagi gejala-gejalanya nike bu?

E: itu dah batukk..

R: waktu pas udah pindah kesini panasnya udah turun bu?

E: masih panaas.. panas dah di ruang isolasi ditaruh..panas pokoknyaa.. panasnya sampai empat puluh

R: ga turun-turun bu nggih

E: turunnya dikit kenten tiga Sembilan gitu tiga depalan..

Page 146: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: yang ga pengen makan nike bearrti udah yang dari awal nike ga pengen makan bu nggih? Susah makan

nike?

E: iyaa..

R: susah makan susah minum nike bu nggih sama minum obat

E: iyaa nike ampun..

R: kalo nyeri kenten ada bu waktu itu?

E: enggak.. ga ada nyeri

R: ga adaa

E: ga ada nyeri sekarang ni baru dulu ga ada nyeri..dulu tu dah panasnyaa..sekarang ini dah sakitnya

sendi- sendinya sakit sekarang..dulu ga gitu yaa panas sama batuknya aja..

R: pernah juga dulu nanya umur lima tahun kenten nyerinya dia yang parah nyeri sekalii

katanya..panasnya ga terlalu..

E: oo yaa itu lain berarti yaa

(E2 merengek,ibu berkata “engken gek?” sambil mengelus punggung E2)

E: oo lain-lain yaa ada orang nyeri dibilang gitu?

R: iyaa sama dia kanker darah

E: oo tapi nyerii gitu pertama kali apa udah dropnyaa?

R: pertama kalii nikee sama panes sih juga tapi nyerinya nike nyeri sekalii katanya

E: eemm..dulu ga sih nyerii tapi gini dah perutnya agak buncit sedikit ga besar agak buncit

sedikitt..dikirain cacingan dia disana dikasi obat cacing..ga bisa ngengek diaa ngengeknya ga bisa mau

keluar. Kalo dikasi obat baru mau dia keluar gitu..susah ngengek..

R: udah dari sebelum sakit nike apa pas udah sakitnya bu?

E: itu dah pas sakitnyaa nike..ngengeknya susah..kalo udah di kasi obat tuu baru je..terus dah pokoknya

empat puluh apa delapan puluh tu satu tu yaa langsung trus baru dia ngengek..sekarang biasa dia ngengek

R: sekarang udah biasa nggih..

E: dikasi obat gitu mau diaa disni..obat pengencer ngengeknya tu..biasa dah..

(E2 merengek, ibu menyaut “genit?” sambil mengusap punggung E2)

R: yang waktu pertama nike berarti empat bulan tu bu yaa dirumah sakit?

E: he ee tiga bulanan..

R: berarti ga pernah pulang waktu itu buu

E: enggakk ga pernah pulang hehee ada seminggu apa tiga hari tu saya dikasi pulang ga saya pulang

dirumah singgah tu saya diem ditempat kanker nike

R: oo di rembulan nike buu yaa

E: nggihh sekarang udah pindah kesini..disana dah diem..soalnya ni kalo pulang gini pagi-pagi udah nyari

nomer itu sulit, kalo tiga hari dirumah kan jauh..lama dah disana saya diaam..

R: oo gitu nggih..terus dah bolak-balik kenten bu yaa setelah tiga bulan itu?

E: he ee terus dah gitu sebulan saya kesini dua bulan gitu ga masuk obat..berhentii lagi panas gitu

soalnyaa dia..nyampe sini tau-tau lagi panas..ya rugilah gitu ga bisa masuk obatnya..pengobatannya kan

kalo ga panas baru bisaa..

R: oo nggih tergantung kondisinya nggih

E: iyaa kayak ini masuk MTXnya itu ga dimasukin soalnya bisa paness tibas-tibaa..diem dah sini dua

harii gitu..maunya dua hari disini bisa lima hari jadinya gitu hehehe

R: oo nggih soalnya bisa tiba-tiba kenten bu nggih

E: he ee

(R mengajak ngobrol E2 dengan menyebut namanya..kemudian ibu E2 menjawab “iyaaang hehe”)

R: umm adeknya dulu pernah sekolah bu sebelumnya?

E: sekolaah dia di TK di paud nike sambil gini berobat

R: oo kenten

E: iyaa paud dia sempet trus TK kenten ini udah dua bulan dia ga sempat..

R: oo kenten berarti setelah usia berapa nike sekolahnya bu?

E: mulai sekolah enam..emm paudnya enam..tknya tujuhh..

Page 147: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: oo nggih.. ini dah lambat pengobatannya kesinii..kan dia dapet baju baru tuu gamau kesini

diaa..sekolah aja ah lagi sekali ajaa besoknya lagi gitu sekolah lagii..gamau dia kesini takut gituu..

R: oo gitu.. yang waktu kapan nike buu?

E: ini dah yang waktu selesai BMA tuu gamau dah lagii kan sakit matanya tuu harus lagi BMA gamau

diaa..disuruh BMA itu pulang lagi lagi sakitt matanyaa kadang-kadang sakit dah matanya tu nyeri gitu

kesakitan diaa gituu..banyak ini kendalanya..ke mataa..

R: umm berapa lama nike fase pengobatan pertamanya habis bu? Sebelum relaps nike

E: udah dua tahunan dua tahunan lebih jadinya..

R: habis itu baru adeknya masuk paud nggih

E: iyaa udah sampai jalan ituu kan enam umur enam tahun sekolah dia masih berobat masih ini prigistin

satu berobat lagi pulangg gituu..ga dah sekolah diaa

R: oo di tahap yang terakhir gitu bu nggih..

E: iyaa.. lagi berapa kali kesini tuu sambil sekolah..

(E2 merengek..ibu/E mengelus lebih keras lagi pada punggung E2)

R: sakit yaa

E: sakit inii.. februari nii tiga tahun..kan februari saya kesana di gianyar tanggal 18 lagi dua minggunya

kesinii

R: oo..

E: gituu..ini kan deket lagi februari ni yaa deket dah kurang lagi dua bulan

R: nggih..

E: uda dah tiga tahun hampir tiga tahun.. ada juga yang cepet pengobatannyaa ga sampai tiga tahun..

R: nggih beda-beda bu nggih..

E: iyaa..ini sebenernya temen-temen sebayanya banyak ga gini.. gagal gituu pengobatannya.. temennya

(menyebut nama E2)..

R: yang dulu diajak bu nggih

E: iyaa kan diajak-ajak sini banyak tuu..

(E2 merengek lebih keras dari sebelumnya.. ibu menjawab “cen cen ne genitt?” sambil mengusap

punggung E2.. “sakitt?sakit ape genit?”)

R: beda-beda nike bu..sakitnyaa bergantung ketahanan anaknya jugaa

E: iyaa beda-bedaa yaa.. ini dulu standar nike dibilang..ga keras gininyaa..

R: oo gitu keluarga besar kenten tau bu nggih semuanya?

E: udah semuanya tauu ditengok kesini..gurunya kesini liat inii dua kali kesini diaa..

R: oh nggih

E: dibandingin sama kakaknya pinteran ini..karna sakit ini dah

R: nggih ntar sembuh lagi dah pinter sekalii nggihh

E: gurunya aja bilang pinter (menyebut nama E2) cepat dia nangkep itu. Dibanding kakaknya lamaa

R: nggih.. kakaknya cewek napi cowok bu

E: cewek nikee

R: dulu sebelum sakit biasanya (menyebut nama E2) ngapain aja nike dirumah bu?

E: main-main gitu..

R: dari pagi bangun tidurnya itu..

E: ituu belajar nulis biasanyaa main-main sama temen-temennya itu..

R: sama tetangga-tetangga bu nggih..

E: he ee ga ini sama sodara-sodaranya kan kecil-kecil ipar saya itu punya anak tu dah diajak main..pas dia

sehat ini dah ga bisa dikasi tau dia main-main sama temen-temennya kan sebenernya ga boleh capek sakit

gini.. biasa dia main-main sama temennya..ga boleh kan bedaa gitu sebenernya..

R: trus yang waktu setelah sakit nike kan sempet pulang kerumah dua hari gituu sempet main-main buu

sama temennya nike?

E: sempet itu dah main..ini pas dia sehat inii kan udah habis protokolnya itu dah dia giniii main-main lagii

R: pas abis nike nggih

E: he ee ga bisa dikasi tauu dikirain sehat dia hehee

Page 148: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: kan masih perawatan sebenernya nggih

E: iyaa capek diaa kan ga boleh capek sakit gini nii..

R: mungkin langsung ngedrop bu nggih langsung trus relaps kenten bu?

E: iyaa ini dah gininya dulu sakit kesemutan gituu kakinya dibilang kesemutan..sendi-sendinya sakit itu

R: oo gitu..kira-kira beberapa bulan setelah habis protokolnya itu buu?

E: dua tahunan..kan ini protokolnya dua tahun

R: nggih pas mau relapsnya nike brapa lama jedanya bu?

E: oo lagi dua bulannya nike

R: nggih kesemutan nike bu yaa

E: iyaa kan tak stop obatnya ituu abis protokolnya itu kan, BMA stop disuruh..padahal kan masih enam

persen ga dikasi obat itu dah kambuh lagi jadinya mungkin..relaps jadinya

R: nggih

E: sekarang enam puluh persen katanya penyakitnyaa..baru BMA kemarin berapa tu dibilang, empat hari

yang lalu nanti hari jumat ni lagi..nantik lagi ngulang ginii..

R: nggih.. ga apa nanti cepet sembuh yaa

(ibu berkata pada E2 “nanti banyak minum yaa”)

E: sulit sekali gini ini minum, makan..

R: nggih pasti jelek mungkin rasanya

E: jelek rasanya mungkin yaa ga enak makan minum..apa apa ga enak kayak kita sakit tu mungkin yaa

apa-apa ga enak..

R: nggih buu yang sekarang segini aja duluu bu nggih mungkin dua hari lagi saya lagi minta waktunya

ibu..

E: ooh kenten nggih

R: boleh saya minta nomer hpnya ibuu?

E: nggih (menyebutkan nomer hp)

(interviewee mengucapkan terimakasih pada sang ibu dan berpamitan kepada E2.

Page 149: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

VERBATIM WAWANCARA

SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA

LIMFOBLASTIK AKUT YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

Kode verbatim : VERB-KD02

Kode audio : AUD-KD02

Nama interviewer : Komang Try Damayanti

Nama interviewee : Ibu M

Nama interviewee 2 : KD

Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah

Hari/tanggal : Selasa, 12 Januari 2016

Jam mulai - selesai : 13.20 – 14.20 Wita

Topik : (1) Mengetahui keadaan subjek saat ini

Interviewer (R)

Interviewee (E)

Interviewee 2 (E2)

E: kulitnya agak kendor-kendor gitu kayak kurang gizi gitu kan

R: he ee kulitnya nggih

E: he ee agak kendor biasanya kan lincah dia tau tau gini dimana taruh dia langsung dah tidur dia

gimana lemes

R: oo he ee

E: panas, batuk, kan beda-beda gini kayak yang ini (menunjuk pasien lain) ada benjolan

R: oo gitu

E: lain lain gininya apa namanya gejalanya itu

R: kalo di saluran nafasnya nike pernah sesek atau apa gitu bu?

E: ndak ndak pernah itu

R: oo nggih ga pernah yaa ee gusinya baru kemarin nike berarti bu berdarahnya?

E: iyaa baru kemarinn tapi kalo masuk idos (nama obat) ini kalo rajin minum air ga gitu ee

masuk obat keras itu kan harus minum air banyak ni ndak mau minum air tuu makanya berdarah

gusinya kalo rajin minum air ga gitu

R: ooh gitu bu nggih berarti karena diminumin obat nike tapi ga minum air yang banyak jadinya

cepat berdarah gusinya nggih

E: nggih bisa demam muntah-muntah niki efek sampingnya nike makanya harus minum air

banyak

R: iyaa..tumben niki pendarahan bu gusinya?

E: ee duluu dulu kan pernah yang duluan itu kan pernah sakit yang sebelum relaps tu, kan

berdarah gamau berhenti langsung masuk darah, masuk darah itu diobatin gitu ya langsung mau

berhenti kalo ini endak teruus dia berdarah tiga kali sampe, lain banget niki

R: oo begitu berarti dulu sempat pernah bu nggih

E: iyaa dulu pernah sebelum relaps nike duluu berdarah dulu gamau makan makan apa itu yang

masuk gusinya sobek dah dikit

R: oh gitu berapa lama itu berlangsungnya bu?

Page 150: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: Cuma satu harii udah dapat darah mau dia berhenti tapi yang ini endak, tiga hari sampe.

Sampe ampun mengental-mengental aduh besar-besar sekali ininya penuh ni langsung saya gini

bingung dah malemnya tu begadang tu

R: oo nggh ini keluarnya nike dari kerongkongan napi gusinya nike yang luka kenten bu?

E: ininyaa iya gusinyaa ga dari kerongkongan ada yang kayak gitu muntah darah tu dari

kerongkongan ini baru ada yang meninggal kemarin

R: oo begitu anak-anak bu?

E: udah besar relaps lagi gamau makan gitu dah ininya saluran kencingnya bermasalah banyak

efek sampingnya harus bersih cebok itu

R: nggih gini sensitive soalnya bu nggih

E: iyaa harus keadaan bersih pokoknya nike gosok gigi kumur-kumur udah gosok gigi kumur

lagi sama betadin tu

R: he ee

E: ini dah anak saya karna lambat kesini makanya drop dia makanan yang tidak boleh dimakan

dimakan sama dia

R: waktu relaps nike berarti bu

E: iya itu kalo rajin minum obat, kontrol, minum air putih banyak makannya

R: nggih tetep dijaga

E: ga anaknya kadang gitu dikasi makanan gamau gitu yang ndak dibolehin makan dimintak gitu

R: nggih gitu dah bu nggih memang harus lebih keras kayaknya

E: kalo keras gamau makan

R: ngghh susah bu nggih

E: ni kurus dia gamau makan makan sedikit-sedikit gitu..ini ada pengobatannya herbal gitu kan

ee sirsak tu tau? Kan ada ee daun sirsak

R: eem gini sirsak apa namanya

E: silikaya buah silikaya nike daunnya direbus tu dah minumannya kan mau dia

R: oo gituu udah sejak kapan bu?

E: udah dari pertama sini dah coba liat ada orang berhasil hehe mau mau dia perutnya besar.

Dulu banyak orang make obat apa namanya tu herbal tu ga ada yang berhasil ada temennya liat

baru ada yang berhasil baru tiang mau coba nike

R: oo gituu

E: mungkin lain tu ee beda obatnya nike

R: iyaa lain mungkin bu nggih

E: orang mahal berapa tu satu kecil tu satu juta

R: oh nggih

E: itu dah gung arinya itu sekarang ke Singapore berobat dia

R: ooh kenten obat tetes apa minum nike bu

E: kalo ini teh gitu dia ini temen-temen sini banyak make ikut saya make coba inii

R: nggihh

E: enam ratus satu paket nike he ee tapi mau diaa anak-anak soalnya kalo kita beli nike gamau

sulit jadinya kan

R: iyaa tapi mau kan kadeknya nggih?

E: iyaa udah dikasi tau mau dia minum untung mau ada orang beli jeg anaknya gamau kan rugi

R: nggih gimana emangnya rasanya nike bu? Kayak teh gitu bu?

E: kalo dikasi gitu kayak teh dia men ten misi gula agak pait kenten gek sepet-sepet kayak teh

gitu dah teh biasa kenten kan ten misi gula kan sepet kenten teh sariwangi nike nggih

Page 151: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: oo nggih ditauin sama ininya bu dokternya atau susternya?

E: ada yang tau jugaa

R: nggih yang penting obatnya tetep masuk juga bu nggih

E: nike haruss kalo itu aja ga mempan untuk itunya membunuh sel-selnya nike itu cuma

mencegah

R: mungkin buat imunnya kenten bu nggih biar ga gampang sakit kenten

E: nggih itu dah mungkin

R: iyaa jadi lebih kuat gitu bu nggih

E: itu dah kalo itu aja satu ga bisa. Kalo kemo itu kan apa mengecilkan sel-selnya itu. Ini Cuma

berapa bulan ga kesini kan ditunda-tunda bma-bma (nama pengobatan medis) masih

trombositnya bagus eh apa namanya tu necrofilnya nike bagus masih 75 nike kan termasuk bagus

lama ga bma perutnya yang masalah terus makanya itu lama jadinya ga itu ee gitunya kankernya

masih enam persen. Kan pas bma terakhir enam persen sekarang udah enam puluh katanya yang

baru ini. Baru tiga bulannya baru di bma kan.

R: oo kenapa nike baru tiga bulannya baru di bma bu?

E: itu mungkin sakit ininya dulu baru ditanganin padahal dokternya udah ngasi tau dokter yang

yang nanganin harus cepet-cepet disuruh nangani harus cepet gitu ini hehe susternya ini ga sesek

dibilang sesek

R: siapa ibu?

E: hematonya mungkin salah gini nike apa namanya lagi dicari ini apa penyebabnya kan lama

jadinya

R: hee iyaa

E: seseknya ini tau tau lagi ee apa namanya lagi merontgen kan dikasi tau sama dokter ininya

kan “oo ga apa ni jalan teruus” lagi masalah lain ditangani kan lama jadinya nike hehe

R: nggih lama jadinya nikee

E: sebenarnya poinnya itu fokusnya itu kan kecapean dia nyeri semuanya ini terus sakit aja terus

dirumah banyak ininya sakitnya, kan lama ga kesini tau-tau ke matanya lagi merah kesakitan gitu

makanya itu lagi di obatin dulu. Kan enam persen itu awalnya karna lama ga diobatin enam

puluh persen jadinya sekarang makanya harus rutin jangan telat, ini anaknya telat-telat terus

soalnya “ah besok ajaa” gitu dah dia bilang ini “ga mau ga berani di suntik” gitu dia bilang

R: nggih trauma mungkin bu nggih

E: nggih.. terus dah gitu. Ajak tiang ke alternatif juga nike

R: oh nggih sempat bu nggih

E: nggih sempet, ni kan sempet sakit perutnya melilit kepunggungnya niki ajak cek disana mau

ilang, abis tu kepalanya sakit rambutnya dipegang sakit katanya nike lagi saya kesana, ga

sembuh gitu maksud saya akhirnya kesini lagi, disaranin sama alternatifnya harus kemo bu kedua

ini boleh kesini boleh pokoknya kemonya harus, baru saya kesini maunya berhenti tak kemo..

R: oh nggih.. harus nike kemo sebenarnya bu

E: iya nggih harus nike kemo

R: soalnya emang harus masuk obat untuk langsung membunuh selnya nike

E: iya nggih minum obat harus nike.. obatnya ini jarang-jarang kenten diminum itu masalahnya

makanya ini relaps hehe ini coba soalne dia standar kan cepet pengobatannya tapi kita harus rutin

minum obat makanannya harus jaga ditambah lagi minum herbalnya nike

R: nggih bu

Page 152: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: kan ada daun sirsak tu bikin dirumah direbus, ga beli bikin dirumah kan ada yang sembuh tu

itu diminum terus daun sirsak tu direbus enam gelas jadiin tiga gelas gitu langsung diminum pagi

siang sore gitu

R: oo gitu

E: udah biasa dia sekarang ni sebelum control kesini udah minum

R: oo orangnya itu bu?

E: iyaa yang ini ada itu diminum hari pertama padahal gawat dia kesini.. saya kan sempet masuk

obat dikit kesini cuma sehari aja dia udah datang gawat sekali

R: oo mau sekarang mendingan bu nggih

E: udah serratus persen ilang tapi dia rutin makan minum itu

R: oo nggih tetep rutin nggih. Yang ibu bilang obat yang enam ratus ribu nike bu? Obat yang

mana bu?

E: ini herbal ni kayak ni (mengambil obat yang dimaksud) ini gek (menunjukkan kepada

interviewer) kalau dirumah kan bisa bikin rebus sendiri ga perlu beli

R: oo nggih buu.. dicoba aja bu tapi tetep medisnya nggih

E: nggih nike harus..dulu dah saya maunya ga gini ga kemo yaa..kan temen-temennya liat dulu

tak cek itu kan, udah apa namanya tu dia kan relaps masuk kemo lagi udah ga ada meninggal..ni

semua sebaya saya ni yang barengan masuk sini tu semua udah ga ada makanya saya maunya ga

kesini lagi maunya..

R: oo kenten trauma ibu nggih

E: iyaa kan takut tiang temennya semua ga ada..kan pulang relaps kakak-kakaknya semua

bilangin jangan kemo mematikan semuanya ngasi tau gitu..

R: nggih

E: kalo ga kemo lagi parah

R: mungkin mereka telat nike bu

e: tu dah yang kemarin tu telat dia kesini.. disuruh tanggal lima tau-tau tanggal 20 baru kesini..

R: waduu jauh jaraknya nggih

E: itu dah dia telat dia kan dari jauh dari mana namanya tu dari Negara setiap kesini telat telat

telat telat padahal harus tepat waktu

R: nggih nike ampun

E: disamping tu minum itu apa namanya tu herbalnya nike yang menghilangkan kankernya

R: oo berarti sudah dari relaps nike kadek sudah minum bu nggih?

E: ndak baru..tiang udah daridulu udah tau tapi dia gamau minum..kan kasik direbus dirumah tak

kasi dia gamau..ini pak Agungnya kan minum dia saya kasi coba dulu satu mau dia minum baru

dah..dirumah udah dulu udah tau minum obat-obat gitu anaknya gamau minum, tak kasi ga dah

mau minum..ndak saya lagi menghiraukan nike gamau soalnya sekarang mau dia

R: iyaa

E: kalo daridulu minum itu udah sembuh anaknya, disamping itu kontrol nya rutin..ini

kontrolnya kadang-kadang gitu dah..kita yang dapet dia gamau gitu

R: nggih ga apa bu, yang penting kedepannya niki

E: itu dah harus harus tepat waktu mungkin

R: kadeknya kan makin lama makin ngerti juga

E: iya itu dah..ee mie ga boleh gitu makan mie..pokoknya udah bagus dia udah sehat kan seneng

dah, masuk biasa..itu rencana uang jajan lima ribu semuanya dibeliin itu ciki-ciki itu dah

semuanya

R: waduh itu dah yang banyak zat-zatnya nike

Page 153: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: abis dirumah dah kepalanya langsung kan ada makanan yang dibungkus tu otomatis nangis ni

matanya kesakitan langsung merah sakit ga gini ga berhenti sakitnya

R: oo nggih sebelum relaps nike

E: iyaa obat ga ada dirumah kan malem lagi bingung dah jadinya

R: trus gimana waktu itu bu

E: langsung je paginya ini masih sakit

R: semaleman berarti sakit nggih

E: iyaa itu dah sakitnya..obatnya ga mau diminum..dikasi obat ga mau..gitu..coba minum

obatnya ga kenapa matanya karna obatnya ga diminum gitu dah jadinya matanya kena pengaruh

itu..

R: nggih

E: kayak minum obat makannya lagi engga lagi mau gitu..sekarang dia kalo udah dikasi tau

ngerti..

R: oyaa makin lama makin ngerti

E: he ee kalo yang udah sembuh tu minta dia sama ibunya..belum minum gini belum minum gitu

gitu diaa

R: ohyaa

E: nggih ampun kelih ngerti dah nggih

R: nggih..kan gamau juga sakit terus kentenne

E: di untuk tehnya itu airnya itu itu dikasi..kan makan, airnya itu dikasi..itu dikasi sm ibunya

itu..kan udah biasa soalnya nggih

R: ohyaa bagus

E: ga ada zat kimianya itu

R: nggih.. kadeknya terus diliatin ininya nggih

E: ini merah ininya..

R: hati-hati jangan dipegang-pegang terus yaa dek yaa (berbicara dengan subjek) diliat aja boleh

jangan dipegang..

E: iyaa gitu dek (berbicara dengan subjek).. jauh dari sempidinya?

R: kalo dari sempidi 20menitan bu

E: deket dalung? Di gaji nike kemana?

R: gaji nggih ee

E: kan sempidi sereet ke gajinya nike kan..ga deket sana?

R: oh ten buu sini dikerobokaan jalan mau kekutaa

E: oo dalung nike Kerobokan sini ya?

R: ibu tiang sebentar aja sekarang bu nggih besok mungkin tiang kesini hehe

E: oh nggihh jangan bawa apa-apa ga apaa yaa biasa-biasa ajaa

R: nggih ten..kadek mam jajaknya yaa (berbicara dengan subjek)

E: iyaa..

R: nggih bu sukma buu nggih..

Page 154: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

VERBATIM WAWANCARA

SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

Kode verbatim : VERB-AMB01

Kode audio : AUD-AMB01

Nama interviewer : Komang Try Damayanti

Nama interviewee : Ibu Mr

Nama Interviewee 2 : AMB

Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah

Hari/tanggal : Minggu, 7 Februari 2016

Jam mulai - selesai : 14.00 – 15.15 Wita

Durasi : 75 menit

Topik : (1) Mengetahui latar belakang interviewee, (2) Mengetahui latar belakang

interviewee 2

Interviewer (R)

Interviewee (E)

Interviewee 2 (E2)

R: ibu yang biasanya nemenin ya?

E: iyaa sayaa ibunya

R: oh yaa..boleh tau nama lengkapnya bu?

E: Mr (dirahasiakan)

R: kalau nama adiknya siapa bu?

E: Amb (dirahasiakan)

R: kalau dirumah biasanya dipanggil siapa bu?

E: kalo dirumah kalo dikampung dipanggil AMB (dirahasiakan)

R: oh yaa..nama belakang ya bu yaa

E: iyaa

R: sekarang usianya berapa bu?

E: usianya 8 tahun 4 bulan, pas besok tanggal delapan 4 bulan

R: oh yaa.. sekarang kondisinya berarti leukemia limfoblastik akut ya bu?

E: iyaa leukemia kanker darah

R: adiknya sudah tahu kondisinya?

E: iya?

R: adiknya sudah tau penyakitnya apa bu?

E: iyaa sudah..udah bilang kanker darah mungkin dia tau

R: ohya oke. Ibu berarti asalnya dari Sumba ya bu?

E: iya Sumba. Sumba Timur

R: oke boleh minta tempat tanggal lahirnya ibu?

E: tanggal 11 september 1972

R: di Sumba bu ya

E: di Sumba

R: kalau adiknya?

E: 2 oktober 2007

R: 2?

E: he ee jadi nama Dwi, 2 hehe

R: oh yaa dua oktober 2007 yaa..di Sumba ya bu

E: iya di Sumba

Page 155: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: ibu bekerja sebagai apa bu?

E: ibu rumah tangga

R: kalau suaminya sekarang berarti lagi dimana bu? Di Sumba ya?

E: he ee

R: sedang bekerja buy aa

E: iya sebagai petani

R: sebagai petani yaa bu..berarti sekarang ibu disini sama keluarga atau

E: engga tinggal diyayasan

R: oo di yayasan

E: iyaa yayasan kasih anak kanker

R: oo di rembulan ya bu

E: engga sudah pindah disini iya dulu di rembulan tapi saya tidak sempat kesana sudah pindah

R: oh ya yaa..

E: baru ini toh baru pindah kesini..

R: oh gitu iyaa..

E: itu dimana belakang kamar jenasah kesana lagi

R: ohya berarti ibu disana biasanya yaa

E: iya jadi biasanya kalau abis dari rumah sakit langsung keyayasan nanti lagi satu minggu kesini lagi

kontrol, masuk obat

R: ohyaa..biasa seperti itu bu yaa..kalo pendidikannya ibu?

E: smp

R: smp..kalo dirumah tinggalnya sama siapa ya bu?

E: kalo ini tinggalnya sama neneknya

R: berarti ada ibu ada bapaknya ada AMB yaa bu

E: ada mama kecil, omnya

R: ohyaa adik dari bapaknya berarti bu ya?

E: adik dari saya

R: ohyaa.. kemudian ada siapa lagi bu?

E: ada opa, oma..neneknya yaa..

R: kalau untuk saudara, saudaranya AMB?

E: saudara ga ada disitu..dia sendiri sama anak dari itu mama kecilnya..

R: oo begitu yaa..ibu punya anak berapa ibu?

E: tiga.. sebenarnya empat orang satu meninggal

R: oo begitu..

E: he ee ini anak ketiga yang kedua yang meninggal

R: oo begitu.

E: iya yang keempat ada dikupang dia

R: oo sudah gede-gede ya bu

E: satu tahun empat bulan

R: oo satu tahun empat bulan ada dimana sekarang bu?

E: ada di kupang sama bapak kecilnya ada adik dari bapaknya

R: oo begitu

E: dia ada minta dia ga punya anak toh

R: oo diminta

E: iya jadi anak angkat

R: kalau AMBnya berarti anak paling besar?

E: engga masih ada kakaknya

R: masih ada kakak

E: kakaknya kelas tiga smp

R: oo berarti tinggal di

E: itu sama bapak tuanya..ada kakak dari bapaknya

Page 156: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: oo begitu..

E: masih jauh dari saya..

R: oo kalo yang nomer dua berarti

E: itu yang meninggal.. ini yang nomer tiga

R: nomer tiga, nomer empat yang dikupang

E: iya he ee

R: ibu sudah lama menikah ya bu?

E: sudah

R: masih ingat tahunnya bu?

E: dari tahun 1999 tapi tanggalnya ga itu lagi

R: oh yaa.. berarti usia ibu berapa waktu itu bu?

E: pas itu..saya lahir tahun 72 yaa

R: ohyaa.. ibu bisa ceritain kegiatan ibu apa sehari-hari dirumah?

E: dirumah masak

R: pagi-pagi masak begitu bu yaa

E: he ee timba air begitu, cari kayu api, gitu

R: gitu..

E: kadang-kadang juga kalau ada waktu sama-sama dengan bapaknya pergi kekebun

R: oo he ee ibu ada kebun dirumah yaa

E: iyaa ada kebun dirumah

R: kebun apa ibu?

E: itu tanam jagung, umbi

R: umbi-umbian yaa..ibu kalau selama ini ibu pernah tidak merawat keluarga yang sakit bu?

E: orang sakit eee orangtuanya

R: orang tuanya ibu?

E: bukan itu orangtua dari bapaknya sakit

R: oo berarti mertuanya ibu yaa

E: iyaa mertua saya

R: oo sakit apa ibu kalau boleh tau?

E: batukk

R: ooyaa bu kesehariannya masih bisa bu yaa seperti mandi makan sendiri?

E: masih bisaa

R: ohyaa ibuu.. ibu kalau Amb biasanya ngapain aja dirumah buu?

E: main-main sama temennyaa

R: ok bnyak ada temen-temen disana yaa

E: iyaa..

R: rumahnya berdekatan gitu yaa bu sama tetangga-tetangga

E: iyaa berdekatan

R: selain sama sepupu berarti kan ada sepupunya bu yaa

E: iyaa sepupu

R: berapa orang buu?

E: iyaa?

R: berdua aja yaa bu Amb sm sepupunya?

E: mm masih adaa..ada anaknya adik saya itu tiga orang

R: oo berarti biasa main sama mereka yaa?

E: iyaa biasa main sama mereka lagi tetangga anak tetanggaa

R: ooh gitu iyaa buu.. main-main trus ngapain aja biasanya lagi Ambnya bu?Ambnya sekolah yaa bu?

E: iyaa sekolah kelas tiga SD

R: oo kelas tiga SD yaa

E: main belajar..

R: main belajar umm kalo disana sekolahnya biasanya kapan liburnya bu?

Page 157: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: ada libur natal, libur naik kelas

R: ooh ehee iyaa.. jadi sebenarnya Amb dari kapan ibu diketahui sakitnya bu?

E: emm dari oktober

R: dari oktober yaa bu

E: iyaa kemarinn oktober kemarin

R: oo berarti November desember januari sekarang bulan ketiga ya bu?

E: he ee iyaa

R: oktobernya awal atau akhir buu? Ibu ingat tidak tanggalnyaa?

E: waktu itu sih dia sama neneknya sama mama kecilnya waktu dia sakit mereka yang sering bawa ke

dokter

R: oh begitu ibu waktu itu dimana?

E: saya dikampung, kampung saya jauh dari adek Amb..

R: o begitu

E: iya kan dia dekat sekolah toh jadi kalau dengan saya kampong saya jauh dari sekolah masih tiga kilo

jalan kaki

R: ooo

E: ini sejak sekolah dia tinggal sama neneknya

R: oo begitu

E: jadi dia mau tinggal disitu supaya dekat dengan sekolahnya

R: he ee he ee jadi waktu itu gimana yaa bu bisa ibu ceritain awalnya sampai didiagnosa

E: oo jadi yang waktu pertama itu dia panas

R: panas yaa

E: panas panas pucat

R: he ee

E: ini mimisan sempat mimisan juga

R: oo sempat mimisan

E: iya

R: he ee kemudian apa lagi buu

E: iyaa itu panas-panas itu langsung bawa sering ke dokter kasi obat, obat itu diminum langsung panasnya

turun

R: he ee

E: kemudian lagi panas begitu

R: ibu ingat tidak selang berapa hari?panasnya udah tiga hari terus dibawa kedokter udah hilang tapi

besoknya muncul lagi begitu bu?

E: iyaa selang tiga hari jadi itu dia panas hilang lagi

R: oo begitu waktu itu gimana kondisinya bu? Lemas atau bagaimana?

E: iyaa itu lemas pucat

R: apa sebelumnya sempat jatuh begitu bu? Yang kira-kira bisa jadi pemicunya begitu bu

E: iya iya sempat jatuh disekolahnya dia jatuh dia lari-lari kejar-kejaran dengan temannya yaa dia sempat

jatuh

R: ee sempat jatuh, kemudian kapan muncul sakitnya itu bu?

E: saya kurang tau karna dia sama itu yaa sama nenek dan mama kecilnya

R: oyaa baik sama nenek dan mama kecilnya he e.. iya berarti waktu itu panas pucat lemes sempat

mimisan begitu bu yaa

E: iyaa betul trus kurusan

R: nambah kurus bu yaa?

E: iyaa nambah kurus kurus kurus sekarang ini baru ada perubahan sejak disini

R: oyaa?

E: iyaa sampai disini dia kuat makan

R: oyaa

Page 158: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: dia kuat minum susu, susu itu baru satu bulan udah habis dah itu pokoknya sehari itu bisa lima kali

minum susu dia minta susu

R: wah baguss iyaa he ee

E: makannya juga empat kali sampai lima kali sehari

R: ooo nafsu makannya bagus yaa bu

E: iyaa nafsu makannya bagus mungkin pengaruh obat kemonya juga

R: he ee iyaa mungkin yaa bu

E: he ee

R: tapi waktu pertama tambah kurus bu yaa

E: he e i yaa kurus

(responden mengusik ibunya)

R: ambnya minta apa? Ambnya mau ngapain hehee (berbicara dengan amb) ?

(responden senyum-senyum malu)

R: amb minum obat yaa sekarang yaa?

E: iyaa minum obat (sambil berbicara dengan responden)

R: ehehee

E: ini selama ini dia ini apa namanya ada hp yang besar yang pakai main itu tu

R: he e?

E: mama dia suruh mama beli mama beli

R: oo gituu ehee

E: tunggu saya bilang kita ini masih sakit disini itu nanti kita ada rejeki dulu baru mama bisa belii gitu

saya bilang baru bisa inii hehee

R: oyaa

E: baru bapanya di Sumba dia bilang dia kangen sama bapanya begitu dia bilang

R: oo yaa

E: malam itu tidak bisa tidur tidak ngantuk katanya kangen sama bapa gituu hehee

R: oo begitu hehe.. bapanya sempat kesini ibu?

E: engga kami berdua aja

R: oyaa kenapa ibu? Apa belum sempat yaa bu?

E: iya belum karna masih sibuk kerja di kebun urus sawah begitu

R: oyaa gpp yang penting kan sudah sama ibu disini yaa

E: iya yang penting sudah saya temani dia

R: iyaa he ee

E: habis kami juga sendiri dirumah, mertua juga dirumah lain toh

R: oo yaa

E: supaya ada juga yang jaga rumah

R: oyaa.. Ambnya kalo mau istirahat boleeh (berbicara dengan responden) yaaa hehee maaf kalau ganggu

yaa sayangg hehe

E: iya engga apa-apa kakaak gitu bilangnya (berbicara dengan responden) hehee

R: amb bagus sekali bo

E: adik asli darimana?

R: ee saya asli Bali ibu dari Denpasar

E: Denpasar..

R: iyaa.. ini bagus sekali badannya ibu

E: iyaa

R: soalnya kadang kalau misalkan kita aja lagi sakit pasti turun kan nafsu makanny segala macem

E: iya turun he ee

R: iyaa he ee

E: itu semua pada omong disini kayak orang ga sakit aja dia ini

R: he ee

E: iya nafsu makannya bagus hehee

Page 159: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: iyaa bagus kalau begitu bu yaa .. ibu jadi kembali ee waktu itu panas pucat mimisan tambah kurus

kemudian bawa ke dokter lagi gitu yaa bu

E: he ee

R: berapa kali itu ibu sempat bolak balik dokter?

E: ee sudah empat pokoknya sudah sering-sering ke dokter saya gatau lagi toh karna mama kecilnya yang

bawa ke dokter saya jauh dikampung

R: he e

E: perjalanan tiga jam empat jam toh ini baru bisa sampai di amb

R: oh yaa

(yahahahaha – responden tertawa)

R: ee trus pas kapan ditauin bu? Diagnosa itu? Dirumah sakit mana?

E: di rumah sakit itu kan dapat rujukan dari Sumba

R: he e dapat rujukan dari Sumba

E: dapat rujukan dari Sumba dirujuk ke Wangaya

R: ke Wangaya

E: ke Wangaya baru ke Sanglah sini

R: oo begitu

E: he ee

R: di Wangaya sempat opname dulu bu?

E: dimana?

R: di Wangaya

E: oo engga engga sempat di opname waktu itu udah langsung dikasi rujukan aja

R: oo berarti dalam satu hari itu langsung kesini?

E: he ee

R: ok setelah disini itu bagaimana ibu?

E: setelah disini jadi kami datang tgl 22 desember kemarin itu

R: 22 desember?

E: he e 22 Desember itu langsung

R: oo berarti 22 Desember baru nyampe disini?

E: he e kami tgl 20 dari Sumba

R: 20 dari Sumba

E: he e 21 ke Wangaya lantas 22 Desember ke Sanglah

R: oo begitu

E: he e abis itu langsung opname opname disini di Sanglah

R: oo udah langsung dikasi tau ibu hasilnya apa?

E: itu belum..belum dikasi tau hasilnya sampai diopname selang beberapa hari itu baru itu di BMA mau

cari tau itu penyakitnya

R: he e

E: diambil sumsum baru diini ternyata hasil BMAnya itu ada kanker darah

R: mm begitu itu selang berapa hari ibu ingat tidak?

E: yang

R: di BMA dari opname itu

E: opnamenya kan 22 (kemudian mengambil berkas dan menunjukkan kepada interviewer) ini

protokolnya

R: oya (mengambil dan membaca)

Amb nonton yaa hehe (mengajak bicara responden)

E: jadi BMAnya itu tanggal 30

R: BMAnya tanggl 30 oo berarti cukup lama bu yaa

E: iyaa BMAnya tanggal 30

R: kemudian setelah itu dikasi tau hasilnya bu?

E: eh BMA tanggal 29 ini apa yaa oh he e BMA tanggal 30

Page 160: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: tanggal 30 ya bu

E: iyaa tanggal 30 BMAnya trus baru tau itu ada kanker darah begitu

R: emm berarti langsung pada saat itu juga dikasi tau ya?

E: iyaa besoknya begitu..habis BMA hari besoknya dikasi tau

R: oo begitu

E: iyaa

R: berarti waktu

(telepon ibu bordering, tetapi ibu terlihat tidak enak untuk mengangkat)

R: ibu diangkat saja ibu tidak apa-apaa hehee

E: iyaa ga apaa hehe

(responden tertawa kecil)

R: ee itu ya ibu berarti tanggal 31nya kemudian awalnya diruang mana ibu?

E: di ruang Pudak sini

R: ruang pudak

E: yang disana sebelum kesini itu

R: oo yang disana ya he ee..yang disitu trus ee oo berarti langsung ke ruang pudak yaa

E: iyaa

R: ibu waktu itu bagaimana ibunya pas ibu tau Ambnya didiagnosa demikian? Apa yang ibu rasakan ibu?

E: yang saya pikirin waktu itu kenapa anak saya sakit begini sakit-sakit begini

R: he e

E: ga ada kepikiran sama sekali bakal sakit begini

R: he e

E: itu saja kenapa anak saya sampai sakitnya begini kanker darah itu

R: he e..ibu waktu itu sendiri disini ya bu?

E: sendiri..sendiri

R: kemudian berarti ibu langsung hubungi suami ibu yaa

E: iya hubungi sama orangtua mertua juga

R: he e

E: he e

R: ibu bilang berobat disini begitu ya

E: iya berobat disini selama dua tahun

R: selama dua tahun he e

E: iya dua tahun dokter sudah bilang

R: oh dokter sudah bilang begitu ya bu

E: iyaa

R: oke berarti bagaimana ibu?

E: kaget pokoknya kan di Sumba tidak ada alat untuk itu tu BMAnya itu kan disini di Sumba tidak ada

alat jadi

R: eemm

E: jadi kalau pas kesini baru tau dia ada kanker darah

R: he e..apa yang ibu bebankan waktu itu ibu?adakah yang ibu bebanin waktu itu?

E: selama disini?

R: yang waktu didiagnosa itu

E: waktu diagnosa itu yang saya pikirin lagi datang dari Sumba itu uangnya ga mencukupi untuk

tanggungan disini itulah yang saya pikirin

R: he e

E: selama ini juga mereka kan belum itu belum kirim itu uang

R: oh begitu

E: he e belum kirim uang dik jadi itu yang saya pikirin juga karna dirumah sakit kan makan air kan harus

dibeli dik

R: berarti ibu dapat biayanya darimana ibu?

Page 161: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: itu ada sedikit yang saya bawa dari Sumba itu jadi itu yang saya pakai

R: waktu itu berarti ibu tidak ada kepikiran sama sekali Amb akan didiagnosa begini bu ya

E: iya tidak ada..bapanya yang telfon (berbicara dengan responden)

R: oh yaaa hihi.. umm ibu kira-kira ibu tau tidak penyebabnya kenapa?apa ada kejadian apa begitu

sebelum amb didiagnosa itu bu?

(“mak obaat maa” responden berbicara dengan ibunya)

R: ohya obat yaa

E: iya obat sebentar

R: pinter sekali

E: iyaa he e hehe

R: minum obat sendiri yaa

E: hehe minum obat sendiri

Itu airnyaa (berbicara dengan responden)

R: ee ibu tau penyebabnya tidak bu?

E: tidak tau sama sekali

R: kadang dokter pun tidak tahu harus kasi penjelasan apa begitu yaa bu

E: iyaa

R: iyaa karna penyakitnya itu tentang sel kita begitu yaa bu

E: iyaa

R: jadi waktu itu ibu langsung opname ya bu

E: iya jadi tanggal 22 saya kesini pertama itu langsung nginap

R: he e jadi waktu pas pertama kesini itu kondisinya amb bagaimana bu ya?

E: lemas pucat

R: kondisinya waktu itu lemas ya

E: he e lemas lemah dan pucat

R: panas badannya ibu waktu itu?

E: engga panas

R: tapi kayak tidak bergairah begitu bu yaa?

E: iyaa tidak ada semangat nafsu makan juga kurang pertama itu

R: kurang waktu itu he e.. kemudian seperti apa lagi bu kondisinya?

E: menangis isi marah-marah jugaa begitu sempat

R: oo gitu.. ibu bisa ceritakan ibu bagaimana kondisinya Amb waktu itu?

E: kondisinya yang

R: waktu opname pertama kali itu ibu

E: itu dia marah-marah itu dia menangis begitu

R: he e

E: sering nangis gitu kangen sama bapanya sama neneknya begitu

R: amb bilang sendiri begitu bu ya?

E: iya he e Amb bilang begitu..sampai sekarang masih begini

R: ohyaa kadang-kadang kangen begitu yaa bu

E: iya kan kadang-kadang tidak setiap hari tiap malam begitu kadang dia ingat tiba-tiba bapa dia

ngomong telfon bapa datang sudah datang liat Amb..supaya bapa juga tau di Bali sinii dia bilang begitu

sama bapanya hehe

R: oo hehee pinter yaaa

E: begituu dia sms begitu juga

R: ibu waktu itu Ambnya rajin tidak minum obatnya?

E: iyaa dia minum dapat obat dari dokter itu dia harus minum

R: minumnya bagaimana bu biasa semangat begitu

E: he eem biasa..gamau dikasi apa itu dikasi hancur maunya dia minum telan langsung pakai air begitu

R: oo iyaa..umm berarti sekarang sebenarnya kelas tiga Sd ya bu

E: iya sudah kelas tiga

Page 162: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: sudah masuk berapa bulan kelas tiganya bu

E: umm itu kan masuk bulan agustus umm dari bulan agustus itu udah masuk sekolah masuk libur

R: oh iyaa berarti bulan agustus itu baru masuk kelas tiga ya

E: he ee baru masuk

R: baru sebentar berarti masuk kelas tiganya yaa bu

E: iya?

R: maksudnya untuk kelas tiganya baru sebentar dapat sekolah karena desember sudah kesini begitu ya bu

E: oh iyaa he e

R: he e baru dua bulananlah yaa bu

E: iya he e

R: Amb biasa main sama siapa kalau di sekolah Amb (bertanya pada responden)?

E: teman di sekolah siapa biasa ajak main (bertanya pada responden)?

R: hehee sama temen-temen yaa banyak

(responden merespon dengan senyum seakan mengiyakan)

E: ehee banyak teman

R: iyaa..berarti ee ibu kalau bisa dibilang kalau dirumah itu sendiri sama nenek yaa Ambnya bu?

E: he e iyaa sama neneknya

R: ibu apa dulu Amb sempat sakit bu? Dari kecil begitu pernah sakit bu?

E: emm biasa panas batuk

R: he e sakit biasa bu yaa

E: iya panas batuk

R: sering tidak bu?

E: yaa kadang-kadang gitu bukan sering-sering yaa..satu bulan sekali gitu

R: oo yaa..berarti dari kapan Amb tinggal dengan nenek bu?

E: itu sejak dia masuk sekolah dari kelas satu

R: kelas satu?

E: iyaa

R: dari sebelumnya berarti umur lima tahun kebawah itu sama ibu yaa bu ya?

E: iyaa sama saya

R: sama ibu dikampung berarti yaa bu

E: iyaa

R: waktu itu bagaimana kondisi kesehatannya Amb bu?

E: waktu itu dia masih kecil itu sehat-sehat paling cuma panas-panas

R: begitu bu yaa panas batuk begitu yaa bu

E: iyaa panas batuk begitu paling

R: apa pernah opname begitu bu?

E: engga ga pernah

R: umm iyaa..ibu waktu didiagnosa ibu beritahukan pada Amb tidak bu?

E: emang kasi tau juga sih Cuma dia belum ini mungkin belum tau belum mengerti begitu apa itu kanker

darah begitu

R: iya he e tapi ibu sempat kasi tau yaa

E: iyaa saya kasi tau

R: bagaimana waktu itu kasitaunya bu

E: pas yang selesai BMAnya itu kan saya beritau Amb ini ada kanker darah saya bilang begitu

R: he e

E: tapi dia ga ngubris begitu mungkin dia belum tau apa itu kanker darah yaa

R: he ee kemudian gimana bu? Berarti tidak ada respon yaa bu

E: iyaa biasa ajaa

R: Amb ada nanya itu apa begitu

E: engga ga ada nanya sama sekali..

R: he ee

Page 163: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: kalau itu kan dibius waktu BMA itu kan nanti diambil sumsumnya buat diperiksaa dia ga takut ga ada

ngerasa nolak begitu

R: ohyaa?

E: iyaa ga takutt

R: pinter sekalii oo begitu dari awal begitu yaa bu sudah dari awal

E: iyaa..

R: bisa ibu ceritain ga sekali lagi ee jadi dari kondisi awal didiagnosa itu kan disini jadi waktu itu Amb

kayak gimana kondisinya bu?

E: kondisinya dia lemas dan pucat

R: he ee trus tingkah lakunya seperti apa ibu?

E: ga ada ga ada yang gimana-gimana

R: he ee berarti yaa lemes aja begitu yaa bu..

E: iyaa

R: kalau ngomongnya bagaimana bu?

E: ngomongnya juga biasa ajaa..banyak omong begitu

R: umm begitu tapi lemas fisiknya yaa bu.. perkembangannya hingga sekarang bagaimana bu?

E: perkembangannya sekarang memang sudah agak ini membaik tapi belum tau lagi inikan masih BMA

ulang lagi minggu depan mungkin ada BMA ulang dia preksa kembali penyakit apakah selama ini dia

berobat memang ada perubahan atau tidak

R: emm he ee iyaa

E: jadi perlu ini BMA yang kedua BMA ulang

R: he e berarti yang pertama itu waktu itu bu ya

E: iya awalnya itu waktu itu jadi tau kanker darah itu BMA yang pertama

R: he ee.. ibu kalau dari segi minum obatnya memang dari awal ga ada nolak-nolak gitu bu yaa

E: iyaa ga ada nolak ga perlu dipaksa begitu

R: iyaa

E: kalau saya bilang minum yaa dia harus minum begitu..

R: baik ibuu mungkin sekian dulu yang saya tanya hari ini yaa bu.. mungkin besok atau dua hari lagi saya

kemari lagi yaa buu

E: iyaa tapi mungkin besok saya pulang ke yayasan

R: ohyaa baik ibu..

E: besok atau lusa mungkin tapi besok kayaknya masih masuk obat

R: ohyaa ibuu..sekarang pengobatannya namanya di fase apa yaa bu?

E: (menunjukkan lembar protokol) yang ini yaa nama obatnyaa

R: oh iyaa he ee..ibu ini berarti dari tanggal 22 desember itu sempat pulang ke yayasan bu atau disini?

E: tanggal 22 itu kami opname disini yaa abis itu keluar tanggal 31 desember itu ke yayasan he e

R: itu mengapa begitu bu? Artinya kondisinya memang sudah baik atau bagaimana?

E: itu dari rumah sakitnya memang suruh ga apa katanyaa yang penting kontrol begitu

R: oh begitu yaa baik ibuu

E: ini minggu yang kee empat lima ke enam sudah keenam

R: iya begitu he e berarti ibu sudah ke yayasan berapa kali ya bu?

E: sudah berapa kali yaa ee sudah lima kali

R: oh begitu iyaa ibuu kalau diam disininya itu berapa hari biasanya bu?

E: kalo disini empat malam lima malam tapi ini sekarang udah dua minggu yaa? Tanggal 27 kemarin itu..

R: oh begitu

E: obatnya lama dik jadi lama disini

R: oh yaa ibuu..kalau begitu makasih banyak yaa ibuu

(berpamitan)

Page 164: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

VERBATIM WAWANCARA

SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

Kode verbatim : VERB-AMB02

Kode audio : AUD-AMB02

Nama interviewer : Komang Try Damayanti

Nama interviewee : Ibu Mr

Nama interviewee 2 : AMB

Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah

Hari/tanggal : Minggu, 25 Februari 2016

Jam mulai - selesai : 16.30 – 17.15 Wita

Topik : (1) Mengetahui kondisi interviewee 2/responden saat ini

Interviewer (R)

Interviewee (E)

Interviewee 2 (E2)

R: ibu suka makan jagung?

E: sukaa

R: ee ibu berarti sekarang sudah 2 bulan ya?

E: iya sudah 2 bulan

R: udah 2 bulan, ini sekarang berarti ibu tahu gak sekarang lagi di fase pengobatan apa?

E: sekarang?

R: fase apa namanya ya?

E: fase MTX

R: MTX, besok MTX

E: obat aidos

R: aidos

E: hu um obat aidos

R: oh iya

E: sama leopupurin, hu um itu besok

R: besok, jadi di ambilnya besok bu ya

E: iya

R: kemaren waktu ee kemarin sempet brapa kali ke yayasan bu? Berapa kali pulang kemarin?

E: sekali, ya sekali

R: sekali

E: ya sekali

R: itu berapa hari, berapa lama bu?

E: di yayasan, 2 hari

R: 2 hari?

E: 2 hari aja

R: huuummm

E: 2 hari balik lagi

R: ohh

E: (bergumam) 11 12 13

R: berarti baru sekali bu ya sempet balik ke yayasan

E: yang datang ke sini itu,he eh sekali

R: selama datang ke sini

E: iya sekali

Page 165: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: itu memang di kasi taunya seperti itu atau gimana?

E: he eh di suruh pulang

R: di suruh pulang

E: habis itu balik lagi, di kasih surat kontrol balik lagi

R: oh gitu

E: ya gitu

R: berarti yang pertama itu 1 bulan full, kira-kira 1 bulan full diem di rumah sakit ya?

E: engga, 2 minggu lebih

R: 2 minggu lebih trus sempet pulang?

E: pulang

R: hu um, habis itu balik lagi ee sampai sekarang?

E: he eh sampai sekarang

R: oh gitu, he eh. Itu di kasi tindakan medisnya setiap hari bu atau gimana?

E: ya?

R: di kasi tindakan medisnya setiap hari? Setiap hari?

E: di…..apa

R: apa namanya, MTX segala macem

E: engga, engga setiap hari. Itu tergantung dari itu yang ada di protokolnya itu

R: yang dulu ibu ceritakan itu, Ambnya sempet di awal itu sempet panas, ……, mimisan, trus agak lebih

kurus ya dari yang sekarang. Kalau sekarang itu muncul gak, selama 2 bulan di sini itu muncul gak?

Sempet muncul?

E: tidak, panas gak muncul lagi, cuma agak pucat aja

R: pucat, sempet pucat ya

E: sempet pucat tapi panas gak panas lagi, sampai sekarang engga

R: engga pernah. Pucat aja berarti bu ya. Kemudian ada gejala-gejala lain tidak bu yang muncul?

E: tidak ada

R: ga ada ya, berarti kesehariannya Amb kayak gimana bu? Apa ada mengeluh sakit atau gimana?

E: selama ini engga, engga ada gimana

R: ibu sebelumnya ibu tau tidak ee Ambnya itu ada di, kan yang saya tau tingkatan, apa namanya, kanker

tu ada stadiumnya itu ya

E: hu um

R: ada stadium itu bu ya atau tingkatannya itu. Ibu tau tidak ee diberitahu tidak sama dokternya

E: yang mananya dik?

R: yang tingkatan-tingkatan keparahannya gitu, stadiumnya

E: ya ya ya, dari pertama itu sampai sekarang?

R: hu um

E: dari pertama itu dia umm dari BMA itu penyakitnya 20%

R: 20%

E: tapi kemarin sesudah BMA tanggal 17 itu itu tinggal 3%

R: oh begitu, berarti BMA yang pertama itu 20%, kemudian yang BMA kedua

E: BMA kedua itu 3%

R: 3%, oke

E: sudah ada perubahan

R: oh ya hu um. Itu berarti ee 2 kali ya

E: iya

R: 2 kali selama ini ya?

E: iya

R: oiya berarti

E: berarti kalau sudah itu lagi baru BMA yang ketiga yang sudah, kalau sudah selesai berobat

R: hu um

E: katanya berobat selama 2 tahun

Page 166: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: untuk yang?

E: untuk ini dokter bilang dia berobat selama 2 tahun

R: oh begitu hu um iya. Itu bu, gejala-gejalanya selama ini apa ya bu? Saya lihat karena saya lihat kan

Amb ga terlalu kelihatan kayak sakit. Jadi sebenernya yang terjadi itu apa bu kira-kira? Yang muncul,

yang ibu liat

E: selama ini?

R: hu um

E: selama ini gak ada yang gimana

R: Amb ga pernah nangis, kesakitan atau apa bu?

E: tidak menangis, cuma (berbicara dengan orang lain)

R: bu, balik lagi saya tanya, itu apa ya bu gejala-gejala yang muncul selama ini sama Ambnya?

E: itu ga ada, cuma dia gini aja marah-marah, pokoknya apa yang dia minta harus ini

R: oh gitu ya

E: hu um

R: apa yang diminta harus dipenuhi, misalnya gimana bu?

E: ya?

R: misalnya apa?

E: milih nasi, milih ayam, milih sayur ini itu, telur puyuh harus di iniin

R: waduuh iya bagus itu, yang penting masih makanan kan. Pinter Ambnya. Selain itu apa ya bu?

E: ya?

R: selain itu apa ya?

E: yang di?

R: yang dikeluhkan biasanya sama Amb. Marah-marahnya karena apa ibu?

E: marah-marahnya ga beli yang itu yang dia mau itu. Ini aja dia habis ngambek tadi, mama suruh beliin

beli itu apa namanya itu yang di pake main apa game itu

R: ummmm hehehe

E: saya bilang tunggu dulu, nanti kita sembuh dulu baru bisa beli, sembuh dulu baru bisa beli

R: kalau dulu, kalau sebelum, kalau dulu sebelum sakit itu Amb juga kayak gitu atau gimana?

E: minta yang begitu? Engga. ini kan liat kawan-kawannya semua kan punya toh, jadi dia ini mungkin

main di sana, dia lihat temannya jadi mungkin orang ada, saya gak punya gitu, jadi minta beliin

R: pengen he eh

E: kalau semuanya di sini kan punya jadi “mama saya beliin juga yang begitu”

R: hehe kepengen yaa. Kalau apa, marah-marahnya itu dulu kayak gitu juga apa gimana bu?

E: dulu engga, mungkin kena pengaruh obat kali ya. Begitu semua pada ngambek.. yang kemo itu, nah itu

sembuh, pengaruh obat keras

R: ibu pernah tanya gak gimana rasanya?

E: ya?

R: ibu pernah nanya tidak sama Amb bagaimana rasanya waktu di kasih obat, kayak gtu

E: disuruh kasi obat?

R: ibu pernah tanya gimana rasanya atau apa

E: sama Amb?

R: hu um. Sakit tidak atau gimana

E: tidak pernah tanya ya kalau kasi obat itu

R: ummmm. Tapi Amb juga engga gak

E: ga pernah itu yang di ini apa itu, di MTX BMA itu emang kan sukanya di suntik, dia gini “sakit ya”,

iya sakit

R: Amb bilang sakit? Tapi ini, Amb sampai, pernah sampai gak bisa ngapa-ngapain kayak gitu, kalau bisa

di lihat kan Ambnya paling aktif di sini ya bu ya, kalau anak-anak lain itu pengennya rebahan kayak gitu

bu ya. Ini Ambnya tidak terlihat seperti itu kan bu ya

E: engga

R: tapi kalau waktu dulu waktu di awal, yang waktu

Page 167: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: sebelum sakit?

R: hu um sebelum di diagnosa itu gimana kondisinya Amb waktu itu

E: waktu itu dia kondisinya kurus, kurus sekali

R: itu karena dia tidak mau makan atau gimana?

E: iya makannya sedikit-sedikit

R: ohh nafsu makannya langsung turun ya bu ya

E: hu um

R: nafsu makannya turun, trus berarti berpengaruh sama badannya bu ya. eee jadi cepet capek yang kayak

gitu tidak bu? Atau gimana? dari perilakunya kayak gimana bu Amb waktu itu? Perilaku yang muncul itu

gimana ibu?

E: iya?

R: perilaku waktu awalnya itu kayak gimana? apakah Amb menangis atau apa-apa aja yang dia…

E: menangis iya

R: menangis ya. lemas ya bu ya?

E: iya lemas

R: hu um. Amb mengeluhkan tidak bu waktu itu? Di keluhkan tidak? “duh sakit” kayak gitu-gitu

E: iya pernah dia bilang sakit

R: begitu, kayak gimana kondisinya waktu itu bu?

E: kondisinya Amb?

R: hu um. Kayak gimana waktu itu?

E: waktu itu dia kondisinya kurus, kondisi badannya kurus

R: gimana ibu waktu muncul gejalanya itu, Amb sempet mengeluh tidak terhadap penyakitnya itu?

Terhadap sakitnya yang dia rasain itu?

E: dia sempet mengeluh

R: gimana dia mengeluhnya bu? kayak gimana mengeluhnya?

E: “ee sakit” gitu, mengeluh-mengeluh kayak gitu

R: “sakit ibu” kayak gitu hmmm. Kayak gimana ibu? Bisa ibu ceritakan, mungkin bisa ibu ceritakan

kayak gimana waku itu Amb mengeluhnya, mengeluhin penyakitnya itu kayak gimana? apakah dia minta

gendong mungkin?

E: iya minta di gendong, minta di pijit-pijit

R: trus bagaimana ibu? Minta gendong, minta di pijit-pijit

E: minta di gendong, minta di pijit-pijit

R: di pijit-pijit apanya ibu?

E: kepala sama kakinya

R: kenapa di bagian itu?

E: hm?

R: kenapa di bagian itu?

E: karena dia itu sakit kepala jadinya mau pijit kepalanya

R: itu setiap hari atau bagaimana?

E: engga setiap hari

R: tapi sempat ya seperti itu ya

E: tapi sempat iya minta di pijit

R: pijit-pijit minta di pijit-pijit bu ya, hu um. Minta di gendong, di pijit-pijit, trus apa lagi bu waktu itu?

E: hm?

R: apa lagi waktu itu?

E: itu aja hehe

R: itu aja ya

E: hu um

R: ee menangis ada?

E: iya menangis

R: menangis

Page 168: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: iya menangis

R: ee ibu waktu selama Amb sakit itu kan berarti Amb tidak sekolah

E: iya?

R: tidak sekolah yaa? Tidak sekolah ya bu ya?

E: yang? Dia sakit?

R: he eh sewaktu mulai sakit ini berarti kan ga sekolah y bu ya?

E: engga pergi sekolah lagi

R: itu ee Amb pernah mengeluhkan itu gak bu? maksudnya dia bilang, maksudnya kan berubah waktu dia

di sekolah dia bisa main-main sama temen-temen, bisa belajar, kan begitu bu ya. Sekarang kan karena

kondisinya begini jadi tidak bisa pergi sekolah gitu kan bu. Apa ada yang dikeluhkan oleh Amb? Ada

yang dikeluhkan gitu, misalnya ee ”pingin sekolah” gitu, “kangen sama temen-temen” atau apa gitu

E: iya itu

R: sempat begitu?

E: iya sempat begitu, kangen sama teman-temannya

R: gimana bu Amb bilang waktu itu?

E: ya?

R: gimana waktu itu bilangnya?

E: “ma saya kangen sama punya temen-temen di sekolah” bilang begitu hehe

R: itu ibu inget tidak waktu itu di sini ya? udah masuk rumah sakit

E: iya di sini, di rumah sakit di sini juga, yang di sumba juga, sempat opname di sumba juga

R: kangen sama teman-teman di sekolah

E: hu um

R: terus?

E: terus dia inget ini pelajaran yang di sekolah

R: ingat pelajaran gitu bu ya

E: iya

R: kemudian seperti apa lagi bu yang di keluhkan? Waktu itu gimana ibu nanggepin

E: ya saya tanggepin nanti kalau sembuh nanti pasti bisa ke sekolah lagi, bisa bertemu dengan teman-

teman, bisa menerima pelajaran dari guru

R: iya, kemudian Ambnya jawabnya gimana bu?

E: “iya mama, nanti ya mama” bilang begitu

R: iya mama begitu ya, mau dia menerima gitu ya

E: iya mau dia

R: artinya “iya deh” kayak begitu bu ya

E: iya

R: kayak gimana bu? bisa di jelasin lagi ga ee gambarannya, yang pastinya kayak gimana. Responnya

Amb wktu itu kayak gimana. Jadi, saya ulang lagi ya bu ya, jadi kan dia sempet inget sama temen-temen,

trus dia bilang sama ibu kalau kangen sama temen-temennya, gitu bu ya

E: hu um

R: hu um, udah dia bilang kangen terus ibu ee jawab?

E: nanti kalau sudah sembuh

R: nanti kalau sembuh

E: nanti kalau sembuh kan bisa bertemu kembali dengan temen-temen, bisa belajar kembali

R: itu waktu itu Amb sedih atau gimana ibu? Sedih bu?

E: engga sedih, cuma dia ini…

R: suka keinget aja gitu ya?

E: inget sama teman-temannya

R: sempet ibu brapa kali kayak gitu ibu?

E: ya?

R: sering atau?

E: ya sudah berulang-ulang kali

Page 169: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: sudah berulang kali ya. Nah ibu kalau dilihat ini berarti, apa namanya, kalau dilihat Amb punya

semangat buat sembuh gitu bu ya

E: iya

R: hu um, kalau saya lihat Ambnya punya semangat untuk sembuh, artinya dia ee mungkin juga karena

gejalanya tidak terlalu parah, itu jadi tidak mengganggu, ga terlalu mengganggu ya bu ya? Ibu berarti

waktu itu yang di awal kan sempet turun ininya, nafsu makannya sempet turun ya, tapi sejak kapan itu

mulai naik lagi?

E: sejak dia dapet obat itu, kemo, setelah ini, dapet obat nafsu makan

R: huummm hu um

E: jadi dia punya badan, sudah kuat makan lagi, jadi dia punya badan naik

R: kalau dulu sebelum sakit itu Amb memang nafsu makannya seperti itu?

E: engga, engga seperti itu

R: lebih turun apa lebih tinggi bu?

E: lebuh turun

R: lebih turun, artinya biasa aja ya bu ya

E: iya biasa aja

R: sekarang lebih tinggi ya

E: iya

R: hoooooh

(E2 membaca tulisan)

R: iihh pinter deh, ayo di baca lagi yang ini

(E2 membaca tulisan)

R: ih pinter deeh, Amb masih inget ya pelajarannya ya, dulu di ajarin apa aja di sekolah? Ceritain sama

kakak yuk

E: hehehe

R: Amb pinter deh, di kasi tau apa aja sama gurunya di sekolah? Belajar apa aja? Belajar baca yaaa

E: belajar baca

R: sudah sampai bisa baca kayak gini ya hehe

(E2 menjawab “belajar hehehe”)

R: belajar hu uh, Amb suka sekolah?

(E2 menjawab “suka”)

R: suka, suka belajar ya?

(E2 menjawab “iyaa seneng”)

R: suka sama temen-temen?

(E2 menjawab “suka”)

R: temen-temennya baik-baik?

(E2 menjawab “iya hehehee”)

R: nanti sembuh belajar lagi ya

E: sembuh supaya bisa itu

R: berarti harus sembuh, harus cepat sembuhnya ya

(E2 menjawab “iya”)

R: pinteeer

E: jangan sakit

R: Amb mau mandi ya? iya ya, belom mandi ya. yuk mandi yuk, mandi ya

E: (E dan E2 berbicara)

R: ibu, ini dah mandi dulu

E: iya iya

R: he eh gapapa, ee apa namanya, saya juga sebentar saja, besok mungkin atau kapan saya kesini lagi bu

ya. Amb….

E: Amb itu kakak

R: Amb mau mandi ya sekarang ya hehe. Daah Amb…..

Page 170: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

VERBATIM WAWANCARA

SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

Kode verbatim : VERB-AMB03

Kode audio : AUD-AMB03

Nama interviewer : Komang Try Damayanti

Nama interviewee : Ibu Mr

Nama interviewee 2 : AMB

Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah

Hari/tanggal : Minggu, 29 Maret 2016

Jam mulai - selesai : 18.00 – 20.00 Wita

Topik : (1) Mengetahui kondisi interviewee 2 saat ini

Interviewer (R)

Interviewee (E)

Interviewee 2 (E2)

R: amb suka apa lagi?

E2: tadi bilangnya suka roti

R: rotii he e tapi rotinyya ga boleh yang isi coklat yaa

E: iya ga boleh isi coklat

E2: keju boleh

R: iya keju boleh yaa buy aa kalo keju

E: iyaa keju boleh

R: tapi yang manis-manis ga terlalu yaa ga boleh

E: iya? Yang coklat aja ga boleh

R: oo yang coklat aja..keju itu bagus

E: iyaa

E2: kejuu..

R: he e trus apa lagi? Sayur singkong..

E2: iyaa!

R: ih pinter. Sayurnya yang direbus itu aja suka yaa

E2: iyaa

E: iyaa dia suka sayur itu sayur singkong sama sayur itu..

E2: sayur apaa kasi tauu

R: sayur apa?

E2: apa?apaa?

E: sayur putih ituu

E2: ii sudah kenyang ituu

R: oh ehehe..kalo ikannya apa sukanya?

E2: ga ada ikannya ga sukaa

R: oo ga sukaa

E: ikannya kadang-kadang. Kadang-kadang dia suka

E2: engga ga sukaa

R: umm ayam-ayam

E: sukanya yang kuah-kuah

R: umm ayam kare itu

E2: ga suka lagi ayam

R: oo ga suka, sayur aja?

Page 171: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: iyaah

R: pinterrr mamnya sehat yaa

E2: sayurnya satu ajaa satu ajaa sayurnya

R: satu aja sayur singkong itu ajaa?

E2: iyaa ga ada lain-lain lagi

R: ehehehe.gimana kemarin BMAnya bu? Yang terakhir kapan ibu?

E: umm masih lamaa

R: udah berapa kali BMAnya bu ya?

E2: baru dua kali

E: BMAnya iya dua kali..besok lagi MTX..masuk obat lewat tulang belakang dibius

R: oo besok yaa

E: nanti puasa mulai jam dua belas malam

E2: besok kakaknya masih datang?

R: besok kakak datang yaah?

E: ehee

E2: iyaaahh

R: jam berapa kakak datang? Jam segini mau?

E2: enggaa malaman ehe boleh?

E: kakaknya tinggal dimana, dekat tidak

R: dekaat ehehe dua puluh menit

E2: kalau malaman boleh ehehe

(dokter datang berbicara dengan interviewee)

E2: boleh kalau malam?

R: boleeh..nanti ingat apa kata dokter?

E2: iyah?

R: cek ken..

E2: kencingg..

R: cek pipisnya yaa

E2: ehehe iyaa maluuu..

R: pinterr.. besok jam berapa kakak kesini? Pas masuk obat?

E: terserah kakak..

R: sore yaa

E: iya sore-soree

R: jam segini mau?

E2: iyaah

R: kemarin diyayasan ngapain aja?

E2: main sama kawannyaa

R: siapa aja teman-temannyaa

E: main sama temaan

R: siapa aja disanaa banyak?

E2: emm banyaak

R; em ada siapa aja coba sebutin..

E: sebut namanyaa

E2: namanya apa yaa Putrik

R: putrik

E2: sama Puspaa eee sama Ilmi

R: he ee siapa lagi

E2: sama siapa ee Ditha

E: Febri

E2: Febrii.. Lesti

R: wii rame yaa

Page 172: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: sama saya ajaa itu ajaa

R: uuu enak yaa rame-rame

E: yang gede-gede..yang kecil-kecil itu ada lagi

E2: yang gede-gede itu besar

E: iya yang bayinya itu ada Sakinah

E2: iya benar banyak sekaliii

R: se Amb? Se Amb ya mereka ya? Gedean lagi apa kecilan

E2: aaa kecilan lagiii

E: kecilan lagi

R: oo amb paling gede disana?

E2: aaak adooohh (berteriak sambil menonton tv)

R: wadoo kenapa dia tu diapain dia tu.. Amb suka nonton ini yaa

E2: sukaaa

E: iyaa suka

R: kakak juga suka loo hohoo

(membicarakan film bersama-sama sambil menonton film- diluar topik wawancara)

R: amb sudah makan malam belum?

E2: belumm

R: mam dulu sekarang

E2: mama masih beli nasinyaa..

R: itu nasinya sudah dibeli sama mama

E: mau makan yaa

E2: enggaa nanti malam dulu baru makan sama mama

R: oh gituuu ga apa sekarang aja mamnyaa

E2: mau makan sama mamaa

R: iyaa sama mama dah mamnyaa

E: ehehe

R: belum laper emangnya sekarang?

E2: belumm

R: oo belumm.. amb berapa kali sekarang mamnya sehari? Dulu kan

E2: tiga kaliii

E: sedikit-sedikit ga terlalu banyak banyak lagi

R: ga kayak dulu yaa waktu pertama-pertama

E2: dulu sepuluh-sepuluh kali makannya

E: karna obat itu obat apa nafsu makannya itu

R: oh iyaaa

(membahas film sambil menonton)

R: amb sudah mandi belum?

E2: belummm ehehehe malu akuu

E: belum mandi karna ini minum obat jadi besok pagi-pagi baru mandi

R: oo gitu iyaa besok pagi mandi yaa

E2: iyaa lap ajaa

R: oo iyaaa trus besok dapat obat jam berapa? Iyaa pinter deeh

E2: nanti kalau ga ngelap bau lagii ehehe

R: eheheh iyaaa nanti di lap yaa

E2: iyaaa biar ga keliatan bauu

R: enggaa

E2: biar bau dikit ajaa ehehe

(semua tertawa)

R: iyaa ehehe besok jam berapa masuk obatnya bu?

E: ini habis ini masuk obat lagi

Page 173: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: habis ini habis ini besok MTX habis MTX baru masuk satunyaa

E: iyaa lecoporinnya

E2: aa bukaan..

E: oyaa begini lagi aidos

R: umm

E2: nanti kalau habis ini taruh apa namanya yang putih ituu itunyaa

R: ooo iyaa pinter yaa Ambnya tau ya bu yaa

E2: besoknya baru MTX bukan masang inii ga boleh masuk obat ditaruh lagi obat kayak diatas infus gitu

R: oo gituu

E2: gimana caranya masuk obat kebelakang masuk obat lagi

R: iyaa

E2: ditangan lagi

R: ditangan lagi dibelakang lagi gitu yaa

E2: iyaaa boleh?

R: amb takut ga kalo pas disuntik?

E2: enggaa

E: sudah kebal

R: pinteeer

E2: tapi suntik yang kecil itu sakitt

R: oo gituu

E: yang tes alergi itu yang sakit

R: tapi ga apa yaaa

E2: iyaaa (senyum) kecil sekali jarumnya ditusuk batas ini yaa

E: di kulitnya ambil sedikit begitu disuntik kasi masuk obat dites kalau ada merah-merahnya itu berarti

alergi

E2: tapi aku ga pernaahhh ga pernah merah-merah akunya (dengan nada meyakinkan, bangga)

E: ga pernah ada alergi kalau ada merah-merah disekitar tempat suntik itu ada alergi

R: oo gituu udah waktu ini ya

E2: masih ada bekasnya ni

E: ehehehe

R: manaa?

E2: ini yang merah inii

R: oo yang ini yaa

E2: iyaa

R: ga papaa

E2: disuntik-sunntik terus nii (dengan nada meyakinkan) setiap hariii disuntikk

R: ehehe iyaa

E2: ga ada juga alerginyaa..disuntik suntikk

R: ga apaa yaa kalo di suntik?

E2: iyaah pasang infus juga sakittt

R: pasang infus sakitt

E2: tapi ga nangiiis

R: tapi ga nangiiis pinter sekaliiii yang penting gimana?

E2: sembuh!

E: iyaa betul sembuh yaa

R: pinteeerr yang penting sembuh yaaa.. siapa beritau begitu?

E2: eee aku sendiri

R: mau sembuh sendiri yaaa sama mama disini yaaa

E2: iyaaa sama kawan-kawan jugaaa

E: abis ini masuk lagi satu minggu itu hanya vinkristin saja.. datang pagi ini apa suntik pulang jam enam

sore abis seminggu lagi besok kembali lagi MTX sama vinkristin lagi mungkin yaa dua malam aja

Page 174: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: oo gitu

E: abis itu ada maintenance lagi lima minggu

R: oo iya iyaa

E2: apa ini kakakk? (menanyakan hp yang dibawa oleh interviwer)

R: berarti lima minggu itu ibu mau balik?

E: gatau lagi nanti kalau dari sumba mertua bilang datang yaa mungkin kesana

R: iyaa lima minggu jugaa

E2: apa ini kakaaak

R: ituuu ini namanya rekam suara

E2: apah?

R: rekam suaraa

E2: oo di rekam suaranya?

R: iyaaa tak rekam yaaa

E2: kenapa di rekam?

R: nanti kakaknya itu apa namanya dengerin lagi suaranya Amb amb tadi bilang apa yaaa gituu

E2: kalau ga ingat gitu?

R: he ee kalau kangen lagi kakak buka dah ini rekamannya

E: iya kalau kakak kangen kakak buka rekamannya

E2: oo gituuu

R: iyaaa abis ni kita foto mau yaa??

E2: iyaa boleh boleh ayooo

R: okeee sekarang maunya?

E2: tapi jangan di foto tangannya ini (menunjukkan tangannya yang dibalut utk masuk infus)

R: ohohoo jangan diliatin yaa

E: ehehe jangan diliatin katanyaa

E2: jangan di fotooo

E: iyaa mukanya ajaa

R: iyaa mukanya aja yaa

E2: jangan di foto ini ga boleeh

E: di foto ajaa

R: kenapa tidak boleeh?

E2: ga boleeh karna ada infusnyaa

E: maluu?

E2: kalau ada di hpnya nanti malu akuu orang liat ii ada infusnyaa gituuu (sambil senyum-senyum tertawa

kecil)

E: ehehe ga apa sakit bilang toh

R: hoo ihi iyaaa ga apaaa

E2: itu kok ada talinyaa hehe di bilang nanti begituu

(semua tertawa)

R: waah ada talinya bening-bening digantung gitu yaaaa

E: iyaa ada talinyaa begituu haha

E2: itu infusnya ituuu gitu bilang nantii, maluuu

E: mau kasi makan kambingg ehehe

E2: hahahaa nanti kawan kakaknya liaat malu akuuu

R: ohehe malu Ambnya yaa

E: nanti pacarnya kakak liat gitu yaa hihihi

E2: ahahaha hihihii

E: kakak udah ada pacar?

E2: udaah??

R: aaa hihihii

E2: udah yaaa

Page 175: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: aaa mau tau aja deeh hihihii

E: hahahaha

E2: hihii ganteng atau enggaa

R: aaa

E2: ganteng? Eheheh bilaangg

E: tentu aja gantengg kan kakak cantik ehehe

E2: ahehehe ahahaha

R: amb bisa ajaaa ehehehe

(bergurau bersama)

R: pacarnya kakak disini lo jugaa

E2: dimana ambil aku liat yaa ganteng atau enggaa ehehe

R: nii ada di hp

E2: boleh boleh??

R: bentar yaaa

E2: ganteng pasti yaaa

R: enggaa nanti tak suruh dia main kesini yaa

E2: ganteng dan cantikk iyaaa ajak kesini hihihi…. Ga direkam lagi?

R: iyaa ini masih direkaam biar ga lupaa

E2: ahaha

E: biar ga lupa cerita sama amb

R: gimana ya suaranya amb dlu gitu kakak

E: hehe kalo kakak kangen yaa buka

E2: lagi main dia itu (nunjuk ketemannya yang sedang bermain gadget) aku ga punyaa (dengan nada

keras seperti kesal)

R: e hee iyaaa

E2: mamanya disuruh beli mamanya gamau

R: ohohoo sabar yaa tunggu duluu

E: iyaa sembuh duluu nanti ada rejeki

E2: iiih sembuh dulu (terlihat kesal)

E: ada rejeki dulu baru beli yaaa

R: kenapa amb pingin beli itu kenapa?

E2: mau main akuu

R: mau main disini gituu

E2: jangan didudukin itu (memberitahu ibunya yang tidak sengaja menduduki selang infus)

R: enggaa enggaa.. gamau main yang lain dulu?

E2: main gimanaa

R: nonton uttaran? Ehehhe nanti kakak sering-sering kesini yaa

E: iya kakak

E2: ehehehe (terlihat malu-malu) ehehe ada mainnya aku mainnnn! Ahahaha

E: ehehehhe

R: ahaha seneng sekaliii mau main yaaa

E2: ahahah (tertawa riang)

E: dia ga diam disini kalau sudah pagi itu abis mandi abis makan langsung kesana

R: he e?

E2: ahahaha

R: oo gituuu ehehe

E: nanti kawannya yang diujung itu

E2: yang diujung itu hahaha yang diujung sanaa

E: kesana dah mainnyaaa

E2: ahaha

E: kalau dokternya dateng dia ga ada lagi disinii

Page 176: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: hihi disana orangnyaa gitu hahaha

R: amb amb dimanaa gitu yaa hahaha gitu dong bu dokternyaa

E2: ga ada udah pulaangg kerumahnyaa! Gituuuu udah pulang ke yayasaan hahahaha

R: oo gituuu haha

E2: udah pulang ke sumba haha hmmm gamau aku datang sini eem ga punya kawan main, mainnya

dirumah sakit ga ada main kawannya iiiss

R: iyaa ini kan banyak nii ada mamaa

E2: mama ga punya main mana mainnya aku liaat

R: ehehe ituu

E: mau main apaa

E2: main apa ini (mengambil hp ibunya) ga bisa tekan tuu hehehe

E: itu uttaraan

R: oo eheheh

E2: ininya macam ininnya ga bisa tekaan

R: ehehe

E2: hanya di belakangnya saja apa ituu tv itu bukan main

R: tv iyaaa kan bisa disini main ada adik-adiknya banyak yaa

E: main disini ada adik-adik ajak main

R: kalau di yayasan emangnya amb main sama main apa aja

E2: main sepedaaa (nada tinggi)

R: main sepeda? Ada sepeda yaa?

E: ada sepeda kecil sore-sore itu main dah

R: ooo

E2: pagi juga boleh abis makan

R: oo iyaaa tapi kalau sudah disuruh stop

E: stop udah istirahat

E2: iyaa (senyum) tapi sore main sampai puas dulu

R: oo gituuu iyaa

E2: baru makaan..

R: biasanya amb ngapain aja disana diyayasan? Pagi bangun tidur jam berapa?

E2: jam jam enam boleh

R: wuiii jam enam udah bangun yaa

E: he e langsung mandiii

E2: bangun langsung mandi terus

E: anak-anak kalau abis mandi itu

E2: abis mandi makan

E: makan

E2: abis makan main dikit habis main eh habis makan minum obat habis minum obat main dikit baru

E: belajar

R: belajar yaa

E2: baruu baruu ee bukan main sepeda duluu

R: ooo main dikit itu main apa?

E2: main dikit itu main sepeda hehe terus hahahha baru belajaarr

R: hahah wiii pinter terus belajar apaa

E2: belajar apa yaa

R: belajar apa biasanyaa

E2: belajar baca menuliss

E: menggambarr

R: ih pinter sekaliii mau ga kakak bawain itu buku gambarr?

E2: iya boleeehh hihihiii (nada tinggi dan senang) bawa yang banyaak banyaak banyak sekaliii

R: iyaa biar disini main-main yaaa

Page 177: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: iyaa! Banyak sekaliii hihii

E: buku ceritaa? Mau baca-baca

E2: boleeh

R: iyaa coba kakak carikan yaaa

E2: iyaaa

R: yang pentingg

E: berobaat iyaa berobat supaya cepat sembuh

R: iya supaya cepat sembuh

E2: supaya pintar supaya cepat sembuh

E: sama kakak bacanya

E2: nanti kalau sampai di sumba kalau ini apa bilaang ini apa bilang nanti ga bisaa hahaha

R: iyaa hehehe

E2: kalau udah baca ini apa ini apaa hahaha gatau apa yang di sebutinn

R: hwaa iyayaa

E2: iyaa hahaha apa disebutin

R: oo nanti kalau di sumba kan lanjut sekolah lagi yaa biar bisa jawab gitu yaa

E2: iya!

R: uh pinterrr

E: dari sini kan ga sekolah toh nanti kalau ujian

E2: tadi aku belajar ih tunggu duluu (menyuruh ibu agar berhenti bicara dulu)

R: oo gituu?

E: nanti nilainya dikirim

E2: tunggu dulu aku omonggg

R: oo gituuu

E2: tadi aku belajar sama bu guru

R: ada bu gurunya ya bu yaa

E: he ee datang ke yayasan

R: oh ke yayasan gitu

E: iyaah ada gitu memang

R: oo memang adaa yaa

E2: bu guruku ada dua pak guruku ada dua juga berarti empat

E: kepala sekolah satu

R: empat punya guru disini eh pinteerr

E2: emm kepala sekolahnya siapa eh pak gede?? Eh hahahah (tertawa malu)

R: eheheh siapa kepala sekolahnya hayoo

E2: ehehhe

R: itu diajarin apa aja disana bu?

E2: belajar bacaa isi isi apa tu namanya isi ee

R: bacaa trus apa lagii nuliss

E2: iyaa

E: Bahasa inggris jugaa

R: Bahasa inggris jugaa waah

E2: iyaa Bahasa Indonesia ipa matematika jugaa

R: hwaa oo gitu bu yaa

E: iyaa belajar begitu

E2: nanti kalau ulangan nanti

R: setiap hari ada itu ya bu?

E: iya setiap hari ada bu gurunya

E2: tapi kalau libur yaa libur engga belajar

R: ooo dari siapa itu yang giniin bu? Emang dari yayasan ya?

E: emang dari yayasan itu bentuk

Page 178: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: trus kalau misalnya beda umur itu gimana bu?

E2: kalau yang masih kecil

E: iya masing-masing kana da dari kelas satu sampai kelas enam adaa

R: oo gituuu iya iyaa baguss

E2: tk ada jugaa

R: iyaa wih bagus yaa bu pinter deeh pantes seneng disana bu yaa

E2: hehe ngomong pelan-pelan (sedang menonton)

R: oh yaya maaf-maaf hehehe

E2: yaa ngomong sama mama aja sana yaa hehe nanti baru cerita lagi

R: wah iya iyaa nonton dulu yaa

(nonton film bersama)

R: ibu berarti BMA yang terakhir berapa ya bu?

E: itu yang terakhir pas nanti dua tahun itu pengobatan yang terakhir

R: he ee maksudnya yang kemarin itu

E: ada tiga persen dari dua puluh persen

R: oo..

E2: dua puluh persen sampai tiga puluh gitu?

R: engga dari dua puluh sekarang udah tiga gituu

E2: oh tiga puluh lagiii hahaha haduh salah akuu dadudadudaduu ayo foto aku dulu

E: tunggu dulu nantiii

R: eheheh ayoo

E2: umm nanti duluu nanti dulu yaaa duhhh

R: yang awal pertama kali itu gimana dua puluh berarti yaa bu

E: iya dua puluh persen

E2: tak tambahin inii? (menambahkan volume hp yang dibawa interviewer)

R: iya boleh biar makin gede suaranya yaa

E2: iya biar makin gedee

R: biar makin kedengeran yaa.. itu amb bawa boneka dari rumah ya?

E2: iyaa dibeli ini

E: iya ini dibelikan

E2: ayo foto aku sama bonekaa

R: oh iyaa yaa sini sini tak fotoin

E: pertama masuk itu donaturnya datang dikasi boneka itu dah

R: oo begituu iayaiyaa yaa

E: dibelikan bonekaa 180ribuu

R: hooo ehehe

E2: ayooo

R: ini diliatin bonekanyaa wajahnya diliatin jugaa

E2: oo mana wajahnyaa ini diaa hahaha

R: sama mama jugaa oke satu dua tiga (mengambil foto).. amb aja sekarang

E2: eheheh

R: satu dua tiga (mengambil foto) ih pinterr deh gaya sekali

E2: hehe mana aku liaat

R: sama kakak lagi sekali

E2: iya! Yahyahyahh! (nada tinggi senang)

(foto-foto, tertawa-tertawa)

E: kalau disana kawan kuliahnya ga ada dari sumba?

R: sumba kalau di psikologinya ga ada sih bu tapi dari fakultas lain ada kayaknya

E: he ee

R: seneng foto-foto yaaa eaaaa

(lanjut foto-foto)

Page 179: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: nanti kakak kirim ke hp bisa yaa

E2: ke hp mamanya?

R: umm coba nanti kakak kirim yaaa.. ibu ada facebook gaa?

E: ga adaa

R: oo iya iyaa umm gimana yaa caranya

E2: kakak ini foto adiknyaa

E: itu foto adiknya oliv

R: oo ini adiknya yaa wiiih cantik loo

E2: ihihii cantik kaaann

R: iyaa ini apalagi (mencubit pipi interviewee 2)

E2: ihihii ini apalagi (mencubit balik interviewer) giginya itu looo

E: cantik giginya kakak

R: oo hehehe

E2: kakak gimana caranya aku mau moto lagii

R: inii mau foto lagii inii

(foto-foto lagi)

E2: biar diliat sama suami kakak hhahah

E: hahaha suami kakak katanyaa

R: wahahaah

E2: oo pacarr hahaha

E: ehehehe

R: oliv mam duluu

E2: tidak boleh

R: kok tidak boleeh lewat jam 12 nanti baru ga boleh yaa bu

E: iya makan ga boleh kalau minum masih bisa minum air putih sampai jam 5

R: eemmm

E: adik cek itu duluu air kencing

E2: eeeh ga boleeh eee ga bisa aku kencing

R: oo belum pingin pipis? Bener? Apa karna foto-foto hehe

E: hehehe karna foto-fotonya itu jadi

R: hehe iyaa yaudah foto duluu

(interviewee 2 masih memegang hp untuk foto-foto)

E2: ini liat banyak deeeh

E: nanti pacar kakak liat siapa ini orang gila

E2: wado orang gila ini dibilanginn hehe

E: sudah cukup sudah yaa nanti besok lagi kalau kakak datang

E2: eemm gamau aku

E: udah banyak sekaliii

E2: waah enak juga fotonyaaa

E: enaak emang bisa dimakan? Hehehe

R: hehehe lucu sekali ambnya inii

E: ada orang lain langsung kurus sekali tapi dia ini endak ga terlalu kurus..masuk aidos ini nafsu

makannya ga terlalu lagi toh dia makan ini sedikit-sedikit

R: hehe iyaa yang pentingmau makan

E: mau makan minum banyak

R: iyah yang penting itu ya bu yaa

E2: eh sakit kakiku itu (interviewer tidak sengaja menduduki kaki interviewee 2)

R: eh maaf sayang hehe maaf maaf yang penting tetep makan

E: hehehe

E2: cantik ini dimana (menunjukkan foto yang ada di hp interviewer)

R: makasi sayaang

Page 180: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: ini cantik sekali dimana kakak

E: ayo tes dulu air kencingnya

R: ayo ayo sekarang tes dulu air kencingnyaa

E2: waduu kok cepet sekalii kakaknya mau ambill

R: he ee

E2: ini ibu kakaknya

R: iyaaa

E2: kok gitu kacamatanya

R: iya turun

E2: ga dinaikin

R: iyaa

E2: ee kakaknya sama mulutnya gituu hii tapi malam ini gelap

R: iyaaa

E: sama-sama cantik yaa siapa lebih cantik kaka

E2: ihihiii

E: kakak lebbih cantik yaa

E2: iyaa cantik sekali dari semua orangg

R: aehehehhe amb paling cantik yaa

E2: aheheheh kok ga ada mukanya inii

R: eh preksa dulu itunyaa nanti diambil sama dokternyaa yaa abis tu baru foto lagii

E2: okeee!

R: ayo taruh duluu

E: kakak dengan itu sepeda motor?

R: kebetulan bawa mobil bu

E2: aah kakak orang kaya punya suami kayaa

R: eheheh gay aa kok suamiii

E2: ahahah aduh lupa aku kok pakai topi haha ulang tahun ini kakaknya sama omnya itu?

R: iyaa ihii omnyaa

E2: aa sama siapa aku bilang aku panggil

R: eemm kakak kakak juga yaa kakak cowok hihi

E2: oo kakak cowok okeee hihii

R: iyaa hihii

E2: gitu caranyaa gimana caranya toh?

R: apa ngapain?

E: udah kencing duluu

E2: gamau gamau (bernada nyanyian)

R: abis ni lagi lanjut yaa ayo abis ni lagi liat-liat masih banyak ituu

E2: uwaw uwaw uwaaw

R: ayoo biar semua bisa liat itu

E2: waaaw cepetnya banyak sekalii

R: ayo kencing duluu.. ayo bu dokter udah dateng nih tuhh

E: ini belum mau kencingg oh sudah

E2: oh ini udah liat (menaruh hp)

R: ayo pipis dulu sekarang biar di cek duluu

(E2 pipis untuk kemudian diberikan kepada dokter untuk di periksa)

R: iya ini hpnya kecil ga bisa dipakai main lo

E2: hadooo

R: bolehnya main pake kamera aja

E2: oh bolehh aku pinjam kameranya hehe

R: iyaa mau fotoan lagii

E2: mana fotonyaa?

Page 181: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

(interviewee 2 main hp, foto-foto, tertawa-tertawa)

R: amb kangen ga main di yayasan? Seneng kalau di yayasan?

E2: senaang

R: lebih senang dimana? Di yayasan apa disini?

E2: dimana yaa diyayasan ga senang udah puas disini akuu

R: gimana? Lebih senang disini?

E2: enggaaa lebih senang di yayasan aku.. pipinya putih sekalii (mencubit pipi interviewer)

R: ohohoo lebih senang di yayasan?

E2: iyaa dongg

(foto-foto, main hp)

R: kenapa lebih senang di yayasan?

E2: ada sepeda kalau disini pasang infus ya diem aja di kamar

R: kalau di yayasan ga pasang infus berarti yaa

E2: enggaaa

R: main-main disana yaa

E2: iyaa

R: selama ini ada keluhan bu? Ada keluhan sakit ga bu?

E: ga adaa ga ada keluhan

R: panas yang kayak gitu? Ga ada yaa

E: enggaa ga ada panas

R: fisiknya udah ga ada gejala bu yaa

E: iyaa selama disini udah ga pernah panas lagi

R: emm sekarang berarti udah bulan ke enam buy aa eh

E: sekarang ke-12 minggu ke-12

(main-main hp, tanya-tanya tentang hp)

E: makan dulu oliviaa

R: makan dulu yuk abis itu minum obaat

E2: gamauuu

R: kenapa gamau? Mau main hp?

E2: iyaa

R: abis main hp makan dulu sebentar

E2: gamauu!

E: sudah duluu ayo

E2: biar penuh hpnya tak foto-foto eheheh

R: amb bosan biasanya kalau disini yaa bu

E: iyaaa bosan diaa

E2: kalau ada mainannya bosan kalau ga ada mainannya bosan laah haha

R: oh gituu kebalik yaa

E: oh di balik lagii

E2: aku sendiri dulu kakaknya itu hihihi

(main hp foto-foto, tertawa)

R: sampai hari apa disini bu?

E: gatau juga ini masih berapa hari ya masih lima hari enam hari

R: oh iya iyaa.. kalau disini biasanya ngapain aja bu? Dari pagi

E: olivnya? Dari pagi abis mandi kadang main sama teman. Kadang kalau tidak ada yang punya mainan

dia jalan kekamar-kamar sana

R: oh gitu? Hoo

E: iyaa cari yang punya permainan

R: bawa ini berarti (infus)?

E: iyaa dibawa heheh

E2: kalau ga dibawa mau pegang gimana akuu

Page 182: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: oh iya yaaa wehehe tapi dikasi yaa bu diijinkan?

E: iyaa dikasii jalan-jalan

R: yang penting ga keluar yaa bu

E: iyaa ga keluar dari ruangan

R: iya berarti disini sini boleh yaa

(interviewee masih berfoto-foto sambil tertawa-tawa)

E: ini baju baru beli tadi engga mau lepas

R: oh gituu hiii dimana belii

E: di pasar sanglah sana

R: oo ini ibu kesana sendiri?

E: iyaa beli buah naga kasi dia suru beli buah naga pagi-pagi

E2: tapi ga boleh

E: ga boleh makan sementara karna ada tes air kencingnya itu kan takutnya merah gitu

R: oh gituu

E2: kakak ini liaat (melihat alis) sambung yaa kakaknya manaa

R: o iyaa

E2: itu kakak juga ada dikit-dikit

R: iyaa dikit ga setebal oliv yaaa.. amb sendiri berarti tadi bu?

E: iya main sama kawannya disitu.. cukup dulu yuk makan dulu amb

R: iyaa yuk makan dlu amb yuk

E2: iih ga mauu tak ambil hpnyaa

(ambil sisir dan sisiran)

E2: tak sisir rambutku hihii

R: amb memang ceria begini yaa buu

E: iyaa beginii

R: hihihi kalau dirumah gimana biasanya bu? Kalau dirumah dulu main smaa siapa?

E2: dulu mainnya sama kakaknya

R: sama siapa lagi

E2: sama kawannya adiknya biasanya

R: eemm main apa aja biasanya

E2: main main eee main apa di lapangan gituu

R: wiii main apa main sepak bola

E2: enggaaa bukan main sepak bola

R: oh yaya terus main apa hihi

E2: yaa main-mainn hihiii

R: ih cantiknyaaa deh

E2: (merapikan rambut dengan sisir kemudian berfoto-foto lagi sambil tertawa-tawa)

E: eh ayo sudah cukup sudah

E2: ee biarinn.. ga bisa nelfon suaminya? Hahahaha

R: aaa suamii bukan suamii

E2: ahahah nanti juga jadi suamii hihihi

R: bisa ajaa deeh hihihii

E2: (berfoto-foto lagi sambil tertawa)

R: daridulu berarti udah sekolah di yayasan bu yaa

E: iyaa dari dulu

R: ibu tadi bilang itu dikirim yaa nilainyaa

E: iyaa dikirim nilainya ke sumba

R: oo gituu

E: iyaa nanti kan dilihat tetap dia belajar disini begitu

R: oo gitu pelajarannya tetep kayak di sumba berarti yaa

E: iya iyaa sama bukunyaa

Page 183: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: ooh iyaiyaiyaa trus dikirim kesana gitu yaa

E2: giginya besar

R: disini sama siapa yang sekelas bu?

E: disini ga ada yang sekelas yaa? Siapa yang sekelas?

E2: apa?

E: siapa yang kelas tiga? Ilmi?

E2: hanya aku ajaa eh engga engga engga sama putrii

E: oh putrii

R: oyaa temennya amb yaa

E: yang lain udah smp kelas lima kelas enam

E2: tapi yang masih tinggi masih tinggi kayak siapa yaa ada sini masih tinggi agak tinggi lagi segitu

R: oh tinggi banget dia?

E2: iya baru kelas enam bodo orangnya tu

R: o hehe bodo gimanaa .. kalau amb pinter gaa

E2: ehehehe (masih foto-foto)

E: cukup sudaah

E2: adoo ga boleh dicukupin akuu

R: makan dulu yaa

E: minum obat abis itu

E2: aku gam au aku gamau (bernada seperti bernyanyi)

R: pantes agak kurusan ambnya yaa bu

E: iyaaa

E2: banyak sekali fotoku

E: cukup sudah besok lagi kakak datang pinjam hpnya

R: ibu ada pake obat ini bu tradisional gitu

E: ga adaa (menggeleng)

R: ibu dikeluarganya ada yang sakit kayak gini tidak bu?

E: engga adaa tapi emang saya dulu pernah mimisan jugaa saya

R: oo ibu pernah mimisan

E: iyaa tapi kalau lagi sakit kepala

R: oo sering sakit kepala ibu

E: iyaa kalau udah sakit kepala mimisan.. kalau udah mimisan itu lega sakit kepalanya ilang

R: oo gituuu o yayayaa

E: saya gitu dulu

R: sakit kepalanya ini semua?

E: iyaa semua ini.. mau dipijat-pijat terus

R: oo terus sampe mimisan gitu baru lega yaa

E: iyaa baru legaa kalau mimisan

R: sampai sekarang masih kayak gitu bu?

E: udah lama ga seperti itu

R: kira-kira kenapa ibu? Tiba-tiba? Capek gtiu mungkin

E: gatau yaa sakit kepala gitu tiba-tiba

R: itu biasanya gimana ibu ngobatinnya ibu?

E: ga obtain..biar aja begitu ga minum obat

R: ga minum obat yaa

E2: kakaknya kok cepat sekali (ngomong sendiri sambil main hp)

E: pakai daun sirih

R: oo daun sirih

E: taruh dihidung aja gitu kalau ada itu

R: oh yaaa

E: cukup duluu

Page 184: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: wihh cantiknya lo kayak barbiee yaa

E: cukup duluu nanti lagii

R: Olivia mam dulu yaa

(R diajak mengobrol dengan keluarga pasien lain)

(E2 meminta untuk merekam, dan foto-foto lagi)

E: sudah yak sudah

R: mau ngapain ambnya?

E2: rekam lagii

E: rekam apaa

R: nyanyi yaa

E: lagu sekolah minggu

(E2 menyanyi dengan riang)

E2: tepuk tangan duluuu wwaduh ga bisa hahaha

R: itu dimana belajar nyanyinyaa

E2: di sumbaa

E: di sekolah

R: di gereja yaa

E: iyaa di gereja

E2: aduh habis batrenyaa

E: oh sudah cukupp

R: oh iyaa hehe

E: waktu itu kapan hari dapat nonton ke bioskop apa namanya yang didenpasar itu

R: ohyaa? Denpasar Cineplex yaa bu

E2: iya benar kakak bisa tau hiii

R: iyaaa

E2: ih putih sekali lembuut (meraba wajah R) kakak minta pipinya itu yaa

R: tuker yukk

E2: putihnya itu kakak kenapa bisa putihh

R: hehe

E2: pakai apa kakak aku juga mau pakai

R: kan sudah cantik sudah putih

E: dari disini sudah putih dia

E2: enggaaa bukaan hahah

R: nonton apa ibuu

E: itu apaa

R: batman?

E: kungfu panda

R: ooh sama siapa nonton bu?

E: dari yayasan ada yang bawa kesana ada donator gitu bawa rame-rame pada kesana semua

R: oo gituu

E2: iyaa diajak dongg

E: bayar yaa lima puluh yaa

R: iyaa lima puluh ribu biasanya bu asik deeh seneng gaa amb?

E: asik dua jam

E2: asikk dongg

E: dingin disana ya

E2: dingin sekaliii kakak kok bisa tau kakak pernah yaaa

R: pernaah hehe

E2: kakak pernah sama suaminya hahaha

R: eh sama suaminyaa hihi (mengelitik badan E2)

E: sama pacar belum suamii

Page 185: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: pacar kakak udah apa udah apa yaa eemm udah gantenggg sekarang udah ganteng waktu itu masih

jelek hihiii

R: oh gituu

E2: iya dong sekarang udah ganteng sama seperti kakak cantiknya

R: hihi

E2: cantik seperti kakaknya

R: makasi yaa amb

E2: iya makasi juga kakak cowok hahahah

E: heheheh kakak cowok ga ada disitu nanti kakak cowok dengaar hehehe

E2: biar kakak cowoknya dengar halo kakak cowok lagi buat apa aku lagi nonton tv nih haha

R: hihi

E: lagi cerita-cerita sama kakak cewek

E2: lagi cerita-cerita sama istrinyaa

(semua tertawa)

E2: supaya kakak cowok dengerin ketawa dia hahahah gitu nanti ketawanyaa hahah.. kalau kakak cewek

datang aku senang kalau dengan kakak cowok senang sekali aku hahaha biar dekat-dekatan.. kakaknya

bisa jalan-jalan sama suaminyaa

(E mengajak R berbicara)

E2: dengar dulu kakaknyaa hadoo kakaknya tidak mau dengar (nadanya seperti bernyanyi)

R: deket rumahnya di renon jadi ga perlu ngekos bu asli sini asli bali

E: oo gitu

E2: rendonn..apa daritadi aku bilang suami haha apa apa itu apa namanya

E: pacarr.. maaf yaa kakak gitu bilangg

E2: nanti juga kalau sudah menikah jadi suami deh hehehe

(semua tertawa)

R: makan dulu yukk

E2: nanti makannya sama mamanya

R: sekarang aja yaa

E2: enggaa nanti ajaa sama mama.. kakak nanti malam pulang?

R: hehe kakak bentar lagi pulang yaaa

E2: hadoo

R: besok kan kesini lagi kakak yaa

E2: jangan besok besok besok aku MTX

E: iya kan pagii

R: besok MTX paginya kakak sore kesini

E2: jangan besokk eemm yaa jam segini datang kesinii malem tengah malem baru kakak pulang yaa nanti

dicariin sama suaminya

R: iyaa tengah malam kakak datang yaa

E: nanti didengar sama kaka cowok hehehe nanti dimarahin

E2: enggaaa ga dimarahin masa kakaknya marah hehe

R: enggaa yaa amb maem nae amb mam kakak pulang yaa

E2: gamauuu

E: itu kakak udah nunggu disana kakak cowok udah nunggu

E2: oh kakak cowok udah nunggu haha da da kakak cowokk dada suaminyaa

R: dimatiin yaaa kakak matiin yaa rekamannya sini kakak save dulu

Page 186: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

VERBATIM WAWANCARA

SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN

Kode verbatim : VERB-AMB02

Kode audio : AUD-AMB02

Nama interviewer : Komang Try Damayanti

Nama interviewee : Ibu Mr

Nama interviewee 2 : AMB

Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah

Hari/tanggal : Minggu, 30 Maret 2016

Jam mulai - selesai : 18.50 – 20.45 Wita

Topik : (1) Mengetahui kondisi interviewee 2 saat ini

Interviewer (R)

Interviewee (E)

Interviewee 2 (E2)

(saluran infus pada E2 sedang berisi darah)

R: ga apa yaa yang penting ga sakit kan

E: berdarah dia

E2: yaaah

R: si embul pipinyaa hihii cantik

E2: hee mana kakak cowoknyaa

R: aaa kakak cowoknya lagi diruangan lain ga bisa kesini katanya loo soalnya masih jaga

E: ga apa kakak

R: hehehe

E2: ga bisa gambar ini pakai inii (mewarnai buku yang dibawakan oleh R menggunakan krayon)

R: oo ga bisa yaa waduuh besok kakak bawain yang pensil warna kalau gitu yaa

E2: iyaahh hehe

R: iyaa hehe warnain tengah-tengahnya aja dulu yaa

E: warnain yang besar-besarnya dulu

E2: warna ungunya manaa

R: warna ungunya mana yaaa ga ada warna ungu yaa

E2: iyaa ga adaa

R: ga lengkap dia yaa

E: ehehe

E2: dicampur-campur inii

R: iyaaa hehehe ini yang mana dia (menunjuk gambar)

E2: yang inii

R: oo iyaaa perlu warna ungu yaa ga ada warna ungunyaa

E2: dicampurr

R: dicampur yaa pakai warna lain dulu yaa

E2: maudicampur warnanya

R: wii mau campur pinter deh

E2: warna unguu jadinyaa

E: ooh bisaa waah oo bisa yaa

R: wihh pinter deh coba disini coba pakai kertas yang ini coba dulu

E: dikit-dikit yaa

R: mauu?emmm besok aja warnain yang ini yaa? Yang lain dulu yaa yang warna birunya

Page 187: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: iyaaah

R: coba kita cari gambar yang ini yuuk

E2: ini tidak ada kayak ginii

R: itu yang kosong jadi amb bisa gambar apa ajaa yaah

E2: iyaaah

R: yang ini warna-warnaa.. yang mana yaa warnanya amb

E2: yang ini

R: iyaa betul yang inii.. kita warnai yang ini dlu yuk

E2: iyaa

R: iyaa betul yang ini dulu yukk he ee

(E2 mewarnai)

R: amb kalau dirumah suka warnai ga

E2: sukaa

R: sama siapa biasanya warnain

E2: sama kawan

R: emm sama kawan..disekolah atau dirumah

E2: dirumaah sama kakak

R: oo dirumah sama kakak

E: dirumah sama neneknya juga

R: he ee

R: ibu biasanya berapa kali ketemu sama amb bu?

E: yaa tergantung kalau ada turun itu ada perlu dari kampung baru kesana

R: berapa kali bu mungkin seminggu gitu?

E: engga paling sebulan dapat dua kali

R: soalnya jauh buy aa

E: jauhh he ee naik truk itu 30

R: oo jauh yaaa

E: kalau turun dengan motor juga bisaa Cuma tiga jam ituu

R: oo

E: jalan isi berhenti-berhenti istirahat itu

R: ooo..amb kangen ga biasanya sama mama

E2: enggaa

E: kenapaa

R: kangen dong yaa tapi ga apa kan harus sekolah dulu yaaa

E: jangan kasi lewat itu (mengomentari E2 mewarnai)

R: hehehe emang agak susah kalau pakai krayon yaa

E: he ee

E2: iyaa

R: kalau sekolah biasanya amb jam berapa bangun

E2: pagi-pagi kalau masih malam gitu bangun lagi

R: oo gituu

E2: kalau udah terang dikit bangun timba air

R: oh gituu abis itu mandi yaa

E2: iyaa abis itu jalan sudah ke sekolah

R: oo gituu siapa nganter biasanya?

E2: ga ada dekett

E: deket sekolahnya dibelakang rumah kompleks begitu

R: oo gituu langsung sendiri aja kesana yaa

E2: iyaa sama kakaknya

R: eemm sama kakak sepupunya yaa

E: iyaa anak dari adik saya

Page 188: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: sekarang berarti ga pernah ketemu yaa bu yaa

E: iya ga pernah selama disini ini

R: amb kangen gaa

E2: kangeen tapi ngomong-ngomong ajaa

E: telfon aja

R: oo telfon ajaa amb sering telfon kakaknya

E2: seringg

R: emm gimana amb kalau nelfon gimana

E: kakak lanii

E2: lani

R: siapa namanya

E: kakak lani ada buat apaa gitu

R: lani lagi ngapain gitu yaa

E2: iyaa (masih sambil sibuk mewarnai)

R: olive kangen gitu olive bilang yaa

E2: (mengangguk) (bersin)

E: kakak jauh-jauh kakak datang yaa

R: enggaa dekat rumahnya kakak yaa

E2: enggaa

E: nanti ketemu suaminya kakak

R: iyaa hehehe mau ga main kerumah kakak

E2: mauu mau liat kakak cowok

R: aa heheheh kakak cowok ga ada dirumah kakak

E: hehehe dirumahnya kakak cowok adanya

R: iyaa hehe

(E2 tetap tekun mewarnai)

R: berarti sampai kapan ini pengobatannya bu

E2: dua tahun

R: boleh saya liat ininya ga

E: protokolnya?

R: he ee

(E mengambilkan protokol dan memberikannya kepada R, kemudian menjelaskan sedikit. E2 masih

melanjutkan mewarnai gambar tetapi juga mendengarkan pembicaraan E dengan R)

E2: yang MTXnya besok lagi libur deh

(E melanjutkan penjelasan protokol kepada R)

E: pokoknya habis sudah obat-obat yang keras itu

R: oh yaa sudah yaaa bentar lagi sudah masuk fase maintenance yaa bu

E: iyaa ntar lagi MTX lagi abis tu di cek penyakitnya itu apa sudah ada penurunan o persen atau masih

ada koma-komanya

R: oh iyaa bu

E2: (memanggil mamanya, malu-malu, bilang mau buang air kecil)

R: oo mau pipis iyaa sana pipis dulu abis itu baru lanjut lagi warnainnya yaa

E2: iyaiyaiyaa

R: pipisnya dimana? Oo disituu

E: iyaa karna ini masuk obat keras toh ga boleh jalan

R: oo gitu

E: aidos gitu ga boleh jalan

R: oo harus diem disini yaa

R: eh maaf sayang (tidak sengaja menduduki selang infus)

E2: biarinn ga apa apaa

(E2 melanjutkan mewarnai)

Page 189: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: mau fotoo

R: foto lagi yaa ayokk

E2: dimana?

R: disiniii sini kakak iniin (mengambil hp untuk berfoto)

(berfoto-foto bersama)

R: ibu kalau dirumah berarti sama bapak aja bu yaa

E: iyaa

R: ibu ini yaa makasii (R mengembalikan protokol kepada E)

(foto-foto lagi)

R: amb kangen ga sama temen-temen dirumah amb?

E2: kangeen.. (dengan nada agak meredup, sedih)

R: kangeen..mereka juga kangen sama amb cepat ketemu yaaa

E2: iyaaa

R: pengennya amb biar cepet sembuh ya gak

E2: iyaa! (nada semangat)

E: iyaaa.. kasi warna lain lagi warnanya itu

E2: nanti di campurr

R: kalau saudara-saudara seperti apa responnya ibu?

E: iya?

R: kayak gimana responnya bu? Orang tua ibu bagaimana nanggepinnya?

E: oo mereka rasa itu toh sedihh..rasa ee

R: sedih yaa buy aa

E2: sedih sama oliv

E: iyaaa

E2: ini antingnya warna apaa

R: apa aja boleeeh rambutnya coklat yaaa

E2: mana antingnya satu aja hahaha kayak cowok pakai anting satu

R: haha iyaaa

E2: waduu rambutnya warna kuning

E: mana rambutnya warna kuning

R: bandonya itu yaa

E2: iyaa

R: ibu kalau dulu sebelum menikah kegiatan sehari-harinya ibu ngapain bu?

E: oo ituu apa kerja itu bikin jaitt

R: oo jait yaa bu

E: iya itu apa namanya tenun

R: oo tenun

E: iya bisa tenun itu

R: pakai alat itu bu yaa

E: iya pakai alatnya bambu ituu

R: ooo bagus ibuu dimana bikinnya bu

E: dirumah dirumah orang tuaa sama kakak kakaknya

E2: kakaknyaa bikin ituu yang kayak gitu (menunjukkan kain tenun yang ada di atas kasur)

R: oo kayak ini yaa iyaiyaiyaa

E: iyaa hehe

E2: tapi ada model lainnyaa

E: iyaa ada ini kan pakai benang yang dibelii gitu yaa

R: oo gitu yaaa

E: ada yang gambar ada yang dicelup gitu toh itu saya hanya itu aja

R: oo iyaa tenun itu bu yaa sama kakak kakak dirumah

E: iyaa

Page 190: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: terus hasilnya dijual yaa bu

E: enggaa itu biasanya kan ada orang sewa ada yang sewa-sewa nanti kasi uang begitu

R: oo iyaa di sewakan yaa bu

E: iyaa dulu kan masih murah 10 ribu satu lembar kain ituu

R: sekarang udah mahal

E: bisa tiga hari empat hari baru habis

R: oo selesainya

E: iya selesainyaa

R: oo cukup lama yaa bu

E: iya tiga hari empat hari

(E2 mengajak R untuk mewarnai)

R: kalau sekarang udah berapa harganya itu bu

E: sudah mahal sampai ratusan juta kalau dijual itu

R: wah iyaa mahal sekalii yaa bu

E: iyaa

R: sampai sekarang masih ibu?

E: kalau sekarang udah saya engga itu lagi ga tenun lagii

R: oo gituu

(kembali mewarnai bersama R)

E: phnya amb kurangg jadi harus minum obat dulu

E2: haduh berapa obatnyaa

R: minum obat dulu yaaa

E2: ga mauuu (nada ketakutan)

R: ayoo kenapa gamau minum obat

E2: pahitt

R: oo pahit yaa jangan diginiin langsung telen aja dia amb pasti bisaaa ilang deh dia..

E2: aaa ilang deh dia

R: giniin aja langsung minum air ga terasa deh (mencontohkan)

E2: hmm air dulu lama dulu baru minum nanti muntah

R: iyaaa hehhe

(E2 mengambil air dan obat, mencoba meminum pelan-pelan)

R: wah sudah diminum obatnya

E2: sudah ahahah (keluar air mata seperti mau muntah)

R: wih hebaat

E2: masih ada lagii kakak j

angan liat

R: oo iya yaa kakak ga liat kakak warnain ini ajaa

(E2 meminum obat selanjutnya)

R: selain nenun biasanya ngapain dirumah bu?

E: menari duluu

E2: ihiii coicoicoi (bersenandung)

R: oo menarii

E: iyaa hehe nari sumba

R: oo iya iya iyaa

E2: jeng jeng jeng (bersenandung)

R: hehe amb bisa nari sumba gaa

E2: bisaaa kalau nari bali ga bisa akuu

R: hii pinter

E: kalau ada tam utu ada turis kan biasa ke sumba toh kami ada kepala sanggarnya jadi kami menari dapat

uang

R: waah iyaa sekarang masih bisa ibu?

Page 191: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E: yaa kalau ada yaa bisa ajaa hehe pernah ada dulu ke Jakarta menarinyaa

R: oh yaa wah ho oo

E: iyaa he e itu langsung pameran kain sumba itu di pondok indah mall

R: oooo

E: he ee

R: rame-rame berarti yaa

E: he e hanya dua orang saja yang menari saya dengan teman saja

R: wah hebaat mama

E2: aku juga hebat bilang dong kakak

R: iya donggg amb hebaat

E: trus sempat dikasi liat ke taman mini dikasi naik kereta itu kereta gantung yang diatas ituu hehehe

R: wah iya iyaa

E: hehe liat rumah–rumah adat

R: hebat yaa

E: he ee

R: itu kapan bu ingat tidak bu

E: itu tahun 85

R: wah kakak belum lahir lo hehe

E: oo kakak lahir tahun berapa

R: 95

E: oo 95.. ini makan dulu permennya

R: oo abis makan obat langsung mam permen yaa

E: iyaa supaya ga muntah ituu rasanya

E2: iyaa hadooo hadooo pahitnyaa eee

E: engga pahit ituu

E2: pahitt mama belum rasa

R: hehe

E2: coba dimakan

R: langsung giniin (mencontohkan) lupa deh

(E2 mencoba minum obat)

R: yaaayy

E2: belummm hehehe jadinya nangis inii (malu-malu)

R: hoho enggaaa pahit skali yaa

E2: iyaa

R: amb hebat looo

E: hiii giginya jelek

E2: aaaa

R: enggaaa hehe

Ini minum lagi minum lagii

(E2 minum lagii)

R: amb makan dulu amb

E2: udaah

R: aa sudah makan yaa makan apa tadii

E2: yang kakak belum datang sudah makan tadiii

R: ooh iyaa

E: dapat makan disinii ituu

R: o yaa dapat makan yaaa

E2: mamak udahh (menyerahkan botol minum)

E: lagi satu ajaa itu obatnya ayyo langsung minum

E2: habiss

R: lagi satu nanti phnya langsung naik

Page 192: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

E2: belum naikk hehe abis naik turun lagi ga pernah di delapan hehehe

E: yang penting di tujuu

R: yang penting normal di tujuu

E: harus kuat minumnya

R: amb sudah kuat minum belum

E2: sudah kuat minumnya tapi tetep aja turunn (dengan nada pasrah)

R: hho gituuu berarti harus lebih kuat lagi yaa

E: harus kuat minum supaya ga sariawan jugaa

R: oh iya yaa supaya ga sariawan

E: he ee tapi dia ga ada ini kalo masuk obat ada rasa muntah muntah itu

E2: saya sariawannya di pinggir-pinggir bukan di lidah

R: oo gituu baguss..dipinggir-pinggir yaa

E: he ee tapi dikit dikit ajaa..

E2: pahit jadinyaa.. kakak gambar lagii

R: gambar lagii tapi tunggu itu dulu tunggu ambnya minum obaat

E2: ehehehe kalo ga minum kakaknya ga gambar

R: iyaaa hehe semangat amb permennya sudah menungguu

E: iya ini permennya langsung minum airnyaa

(E2 meminum obat)

R: wih ini baru hebat

E2: ga hebat bodo ambnya ga minum air banyaak pee apa tadi apa yang turun tadi

R: ph

E2: phnya turun

R: iya tidak apa-apa berarti besok lebih banyak lagi yaa

E2: iyaaa.. kalau dapet dexa baru banyak minum

R: oo

E: banyak makan

E2: banyak makan sampai pipinya macam rumah ituu

R: aahihihii ambnya tau begitu yaa buy aa

E: hehe iyaaa

R: obatnya segala macem gituu

E: oya iyaa tau obat-obatnyaa

E2: obatnya aidos, lecoporin, ini apa lagi

R: apa lagi

E2: apa lagi namanya satu vincristine, donorubisin ee apa lagi yaa

R: wiih hebaat apa lagii

E2: eee

E: udah itu ajaa

R: wih hebat loo nanti jadi dokter mau gaa sekarang udah hafal nama obat-obaat

E2: eem apa lagii hehehe kalau obat yang ee dimasukin dari belakang itu obat apaa?

R: eem MTXnya itu?

E2: iyaa obat apaa?

R: apa itu yaaa

E2: obat apa itu di taruh

E: MTX IT

R: oo MTX IT kata mama besok amb tanya sama dokternya yaa

E2: nama obatnya MTX IT? Obat apa itu MTX IT hahaha gada obat kayak gitu disumba

R: hehe iyaa makanya kesini ambnya yaa

E2: iyaa

E: enam kali sudah di MTX

E2: ayok omong panjang umur lagii (mengambil hp R dan bernyanyi)

Page 193: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

R: ibu agama Kristen yaa bu

E: iyaa

R: kalau ke gerejanya bagaimana bu?

E2: keristen

E: yaa kalau ada itu ibu gurunya jemput ikut kesana

E2: mama coba foto sama kakak

E: oh sama kakak iyaa

(foto-foto bersama, tertawa, mengomentari hasil foto)

Page 194: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

Responden I (KD)

accepting

responsibility

assistance seeking

direct action

emotional approach

behavioral

disengagement

denial

Responden II (AMB)

accepting

responsibility

assistance seeking

direct action

emotional approach

behavioral

disengagement

self control

humor

wishful thinking

self criticism

PENGKODEAN BERPILIH (SELECTIVE CODING)

Anak dengan LLA

Latar Belakang Responden

Gejala Klinis LLARespon dan

KondisiResponden

Strategi Koping

Page 195: GAMBARAN STRATEGI COPING · peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran strategi coping pada anak dengan leukemia ... Dokumentasi ... Khusus Pasien Kanker

109