gangguan mental karena kondisi medis umum
DESCRIPTION
gmoTRANSCRIPT
Gangguan Mental karena Kondisi Medis Umum
Devindra Prapto – 20100710083Pembimbing: dr. Henny Riana, SpKJ(K)
dr. Hening Madonna, SpKJ
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit KandunganFakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto
Gangguan Mental Organik
VsGangguan Mental
Fungsional
Gangguan Kognitif
Kognitif (Stuart&Sundeen,1987) Kemampuan berpikir dan memberikan
rasional, termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi, dan memperhatikan.
Gangguan kognitif Respon maladaptive yang ditandai oleh daya
ingat terganggu, diorientasi, inkoheren dan sukar berpikir logis. Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak.
DeliriumDemensiaGangguan Amnestik
DELIRIUM
DELIRIUM
Istilah lain Konfusional akut, sindroma otak akut, gagal
otak akut, ensefalopati metabolism, psikosis toksik
Definisi: suatu sindroma yang muncul akibat suatu disfungsi serebral yang terjadi secara transien dan pada umumnya reversibel, dengan gambaran gangguan kesadaran yang disertai dengan gangguan kognitif secara global
DELIRIUM
Tanda Penting: Terjadi gangguan kesadaran disertai
dengan gangguan kognitif Onset terjadi mendadak (beberapa jam-
hari) Perjalanan singkat dan berfluktuasi Perbaikan akan terjadi dengan cepat
(bila faktor penyebab diatasi)
Epidemiologi
10-15% Bangsal Bedah Umum15-25% Bangsal Medis Umum30% ICU/ICCU40-50% Post operasi fraktur panggul20% Luka Bakar30% AIDS Delirium tanda dari prognosis buruk
23-33%: angka mortalitas dalam 3 bulan 50% : angka mortalitas dalam 1 tahun
Faktor Predisposisi
Usia muda (anak-anak) Riwayat delirium Ketergantungan alkohol Diabetes Kanker Malnutrisi Gangguan sensoris (cth: kebutaan)
Etiologi
Penyakit intrakranial Epilepsi atau keadaan pasca kejang Trauma otak (terutama gegar otak) Infeksi (meningitis.ensetalitis) Neoplasma. Gangguan vaskular
Penyebab ekstrakranial Obat-obatan (di telan atau putus) Obat antikolinergik, Antikonvulsan,
Obat antihipertensi, Obat antiparkinson. Obat antipsikotik, Cimetidine, Klonidine. Disulfiram, Insulin, Opiat, Fensiklidine, Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan hipnotik, Steroid.
Racun Karbon monoksida, Logam berat dan
racun industri lain. Disfungsi endokrin (hipofungsi atau
hiperfungsi) Hipofisis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid,
Tiroid
• Penyakit organ nonendokrin.• Hati (ensefalopati hepatik),
Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik),
• Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia), Sistem kardiovaskular (gagal jantung, aritmia, hipotensi).
• Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asain folat)
• Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.
• Ketidakseimbangan elektrolit dengan penvebab apapun
• Keadaan pasca operatif• Trauma (kepala atau seluruh
tubuh)• Karbohidrat: hipoglikemi.
Patofisiologi
Acetylcholine ↘↘ Dopamine ↗↗ Serotonine ↗↗ GABA ↘↘ Cortisol & B-endorphins Disturbed Melatonin Inflammatory cytokines
Interleukin-1, Interleukin-6 Psychosicial stress & sleep deprivation
Diagnosis
Bed side MMSE Tes tangan-wajah
Mini Mental State Examination (MMSE)
Kriteria Diagnosis Delirium akibat Kondisi Medis Umum1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan
kesadaran terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
2. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan bahasa) atau perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang sedang timbul.
3. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat (biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi selama perjalanan hari.
4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan Iaboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan kondisi medis umum.
Catatan penulisan : Masukkan nama kondisi medis umum dalam Aksis I, misalnya, delirium karena ensefalopati hepatik, juga tuliskan kondisi medis umum pada Aksis III
Kriteria Diagnosis Delirium akibat Intoksikasi Obat
Memenuhi kriteria 1, 2, dan 3
4. terdapat bukti – bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium (A) atau (B) (A) gejala dalam kriteria 1 dan 2 berkembang selama intoksikasi
zat (B) pemakaian medikasi secara etiologi berhubungan dengan
gangguan
Catatan: Diagnosis ini harus dibuat sebagai pengganti intoksikasi zat hanya jika gejala kognitif ditemukan lebih berat dari yang biasanya menyertai sindrom intoksikasi dan jika gejala adalah cukup parah sehingga memerlukan perhatian klinis yang tersendiri.
Catatan: Diagnosis harus dicatat sebagai delirium akibat zat jika berhubungan dengan pemakaian medikasi
Kriteria Diagnosis Delirium akibat Putus Obat
Memenuhi kriteria 1, 2, dan 3
4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa gejala dalam kriteria 1 dan 2 berkembang selama, atau segera setelah suatu sindrom putus.
Catatan: Diagnosis ini harus dibuat sebagai pengganti putus zat hanya jika gejala kognitif ditemukan lebih berat dari yang biasanya menyertai sindrom putus obat dan jika gejala adalah cukup parah sehingga memerlukan perhatian klinis yang tersendiri
Penulisan: Delirium putus [zat spesifik]: (alkohol; sedatif, hipnotik, atau ansiolitik; zat lain [atau tidak diketahui])
Kriteria Diagnosis Delirium akibat Penyebab Multipel
Memenuhi kriteria 1, 2, dan 3
4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa delirium telah memiliki lebih dari satu penyebab.
Catatan: gunakan beberapa tanda yang mencerminkan delirium spesifik dan penyebab spesifik, misalnya delirium karena ensefalitis virus, delirium putus obat alkohol.
Kriteria Diagnosis Delirium yang tidak ditentukan
Kategori ini harus digunakan untuk mendiagnosis suatu delirium yang tidak memenuhi kriteria salah satu tipe delirium yang dijelaskan dalam bagian ini
Contoh: Suatu gambaran klinis delirium yang dicurigai
karena kondisi medis umum atau pemakaian zat tetapi di mana tidak terdapat cukup bukti untuk menegakkan suatu penyebab spesifik
Delirium karena penyebab yang tidak dituliskan dalam bagian ini (misal: pemutusan sensorik)
Delirium yang diinduksi Litium Serum Litium > 1.5 mEq/L resiko delirium Gejala:
Letargi umum, kegagapan, fasikulasi otot, kejang, episode stupor
Gejala hilang dalam 2minggu setelah pemberhentian litium
Terapi: Hentikan pemberian litium !! Suportif▪ Keseimbangan elektrolit▪ Mempermudah ekskresi litium (Aminophylline,
Acetazolamide)bekerja di tubulus proksimal Hemodialisis
Pemeriksaan Fisik pada Pasien Delirium
Laboratorium dan pemeriksaan penunjang pada Pasien Delirium
Pemeriksaan standar a. Kimia darah (termasuk elektrolit, indeks ginjal dan hati, dan glukosa) b. Hitung darah lengkap (CBC) dengan defensial sel darah putih c. Tes fungsi tiroid d. Tes serologis untuk sifilis e. Tes antibodi HIV (human Immunodeficiency virus) f. Urinalisa g. Elektrokardiogram (EKG) h. Elektroensefalogram (EEG) i. Sinar X dada j. Skrining obat dalam darah dan urin
Tes tambahan jika diindikasikan : Kultur darah, urin, dan cairan serebrospinalis Konsentrasi B 12, asam folat Pencitraan otak dengan tomografi komputer (CT) atau pencitraan
resonansi magnetik (MRI) Pungsi lumbal dan pemetiksaan cairan serebrospinalis
Gejala Klinis
Gejala Prodromal Perkembangan kecemasan Mengantuk, Insomnia Mimpi yang menakutkan Halusinasi transien kegelisahan
Gejala Klinis
Arousal (kesadaran) Memiliki 2 pola▪ Hiperaktivitas (peningkatan kesiagaan)▪ Sering pada putus obat (disertai gejala kemerahan kulit, pucat
berkeringat, takikardia, pupil berdilatasi, mual, muntah, hipertermi)
▪ Hipoaktivitas (penurunan kesiagaan)▪ Sering pada pasien depresi, katatonik, demensia
Orientasi Orientasi waktu pada umumnya menghilang Orientasi tempat dan orang terganggu pada
delirium berat Orientasi diri sendiri jarang terganggu
Gejala Klinis
Bahasa sudah tidak dipakai di DSM-IV Melantur, tidak relevan, inkoheren, gangguan
untuk mengerti bahasa Kognisi
Menyusun, mempertahankan, dan mengingat kenangan; memecahkan masalah, waham yang tidak sistematik, paranoid
Persepsi terintegrasi dengan masa lalu Halusinasi auditorik dan visual (sering)
Gejala Klinis
Mood Kemarahan, gusar, rasa takut yang tidak
beralasan, Apatis, depresi, euforia Gejala Penyerta
Gangguan tidur-bangun▪ Siang mengantuk, malam mudah tertidur▪ Tidur singkat dan terputus – putus▪ Siklus tidur bangun terbalik
Sun-downing Gejala Neurologis
Disfasia, tremor, asteriksis, inkoordinasi, dan inkontinensia urin
Diagnosis Banding
vs Demensia Onset demensia lambat Demensia lebih stabil Demensia tidak ada penurunan
kesadaran Beclouded Demensia
Diagnosis Banding
Vs Psikosis atau Depresi Membuat-buat inkosistensi status mental EEG (delirium) perlambatan umum
aktivitas, fokal hiperaktivitas Skizofrenia: waham dan halusinasi lebih
konstan dan terorganisasi, tidak terdapat penurunan kesadaran
Psikotik sementara Skizofreniform Gangguan disosiatif
Tatalaksana
Atasi masalah utama Toksisitas antikolinergik
Physostigmine salycilate (Antilirium) 1-2mg IV/IM ulang dalam 15-30 menit bila indikatif
Bantuan fisik Mencegah terjadi kecelakaan Pasien sebaiknya tidak ditempatkan pada tempat
yang kurang atau lebih stimulasi Memberikan ornamen yang mendukung (jam,
kalender)
Black-Patch Delirium
Psikofarmaka
Psikosis Haloperidol 2-10mg IM, diulang 1jam bila agitasi
berlanjut▪ Bila tenang: berikan per oral 5-50mg (1.5x dosis parenteral) 1/3
siang, 2/3 sebelum tidur Droperidol (inapsine) IV ECG monitor Tidak disarankan: Phenothiazine (aktivitas antikolinergik)
Insomnia Golongan Benzodiazepine dengan waktu paruh singkat
(triazolam) Hydroxyzine(vistaril) 25-100mg Tidak disarankan: Barbiturate, Benzodiazepine dengan
waktu paruh panjang (nitrazepam, flurazepam)
DEMENSIA
DEMENSIA
Definisi: merupakan suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan oleh proses degeneratif yang progresif dan irreversible yang mengenai arus pikir. Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, dan konsentrasi, pertimbangan, dan kemampuan sosial. Kepribadian pasien juga terpengaruh.
Epidemiologi
50 – 60% menderita demensia tipe Alzheimer (paling sering)
5% dari semua orang yang mencapai usia 65 tahun menderita demensia tipe Alzheimer
15 – 25% dan semua orang yang berusia 85 tahun
Etiologi
Dementia tipe Alzheimer
Deposit Amiloid 40% memiliki riwayat keluarga faktor genetik Neuropatologi
Makroskopik▪ Atrofi difus ▪ Pendataran sulkus kortikal▪ Pembesaran ventrikel serebral
Mikroskopik▪ Plak/bercak senilis▪ Kekusutan Neurofibriler (bercampur dengan elemen
sitoskeletal)▪ Hilangnya neuronal (hingga 50% korteks)▪ Degenerasi granulovaskular pada neuron
Dementia tipe Alzheimer
Protein prekursor Amiloid Gen lengan panjang kromosom 21 Komponen: protein beta/A4 (42AA)
Kelainan Neurotransmiter Asetilkolin ↘▪ Penurunan aktivitas kolinergik pada nukleus basalis meynerti▪ Penurunan kadar kolin asetiltransferase
Norepinefrin(lokus sereleus) ↘ Peptida neuroaktif: Somatostatin ↘, kortikotropin ↘
Penyebab potensial lain Peningkatan kadar alumunium di otak Gangguan dalam pengaturan metabolisme membran
fosfolipid Gen (E4) 3x lebih sering (bila memiliki 2gen8x)
Demensia Vaskular
Penyebab utama: penyakit serebrovaskular yang multipel
Faktor resiko (menurut DSM-III-R) Laki-laki Riwayat hipertensi atau gangguan
kardiovaskular lain Pemeriksaan fisik
Bruits karotis Kelainan funduskopi Pembesaran kamar jantung
Binswanger Disease
Ensefalopati Arteriosklerotik subkortikal
Penyebab: infark-infark kecil multipel pada substansia alba
Pick Disease
Atrofi pada daerah fronto-temporal Kehilangan neuron, gliosis, dan terdapat badan
pick neuronal Etiologi masih tidak diketahui Faktor resiko
Laki-laki Riwayat saudara derajat pertama
Vs Alzheimer Penyakit pick lebih ke perubahan kepribadian
dan perilaku▪ (contoh) Sindrom Kluver-Bucy: Hiperseksualitas,
plasiditas, Hiperoralitas
Creutzfeldt-Jakob Disease Penyakit degenerasi otak dengan
prograsifitas yang lambat Penyebab: Prion
Agen proteinasius (tidak memiliki DNA/RNA) Dapat ditransmisikan (infeksius)
Periode inkubasi: singkat (1-2tahun) – lambat (8-16tahun)
Penyakit yang berhubungan dengan CJD Scarpie Kuru Gerstmann-SträusslerScheinker syndrome
Creutzfeldt-Jakob Disease Gejala:
Tremor Ataksia Mioklonus demensia
Pemeriksaan penunjang CT/MRI normal (kecuali pada penyakit lanjut) EEG Lonjakan gelombang lambat dengan
tegangan tinggi Prognosis
Buruk progresifitas cepat dan kematian dalam 6-12tahun
Huntington’s Disease
Tipe demensia subkortikal Gejala:
Perlambatan psikomotor dan kesulitan melakukan tugas yang kompleks
Ingatan, bahasa, dan tilikan tetap relatif utuh (stadium awal-menengah)
(stadium lanjut) sulit dibedakan dengan Alzheimerpada Huntington terdapat pergerakan koreoatetoid dan insidensi depresi/psikosis lebih tinggi
Parkinson’s Disease
Gangguan pada ganglia basalis 20-30% terjadi demensia Bradyphenia pergerakan lambat
yang disertai dengan berpikir lambat
Demensia yang berhubungan dengan HIV
14% per tahun 75% pasien AIDS memiliki gangguan
di sistem saraf pusat Demensia seringkali disertai kelainan
parenkimal pada pemeriksaan MRI
Demensia yang berhubungan dengan Trauma Kepala
Demensia menjadi suatu bentuk gejala sekuele
Kriteria Diagnostik untuk Demensia Tipe Alzheimer
Kriteria Diagnostik untuk Demensia
Vaskular
Kriteria Diagnostik untuk Demensia Karena Kondisi
Medis Umum Lain
Kriteria Diagnostik untuk Demensia
Menetap Akibat Zat
Kriteria Diagnostik untuk Demensia karena
Penyebab Multipel
Kriteria Diagnostik untuk Demensia yang tidak ditentukan
Kategori ini digunakan untuk mendianosis demensia yang tidak memenuhi kriteria tipe spesifik yang dijelaskan dalam bagian ini.
Contoh: gambaran klinis demensia yang tidak terdapat bukti cukup untuk menegakkan etiologi spesifik
Pemeriksaan Lengkap
Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neorologis lengkap
Tanda vital Mini – mental state exemenation
( MMSE ) Pemeriksaan medikasi dan kadar
obat Skrining darah dan urin untuk alkohol Pemeriksaan fisiologis
Elektrolit, glukosa, Ca , Mg. Tes fungsi hati, ginjal SMA -12 atau kimia serum yang
ekuivalen Urinalisa Hit sel darah lengkap dan sel
deferensial Tes fungsi tiroid FTA – ABS B12
– Kadar folat– Kortikosteroid urine– Laju endap eritrosit– Antibodi antinuklear, C3C4,
anti DSDNA– Gas darah Arterial– Skrining H I V– Porpobilinogen Urin.
• 7. Sinar-X dada• 8. Elektrokardiogram (EKG)• 9. Pemeriksaan neurologis• a. CT atau MRI kepala• b. SPECT• c. Pungsi lumbal• d. EEG• 10. Tes neuropsikologis
Gejala Klinis
Gangguan daya ingat merupakan ciri yang awal dan menonjol
pada demensia, khususnya pada demensia yang mengenai korteks, seperti demensia tipe Alzheimer
Orientasi orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat dapat terganggu secara progresif
Gejala Klinis
Gangguan bahasa tipe Alzheimer dan demensia vaskular berkata yang samar-samar, stereotipik tidak tepat,
atau berputar-putar Perubahan kepribadian
Paling mengganggu bagi keluarga pasien Gangguan frontal dan temporal mudah marah
dan meledak – ledak. Psikosis
20 -30% pasien demensia tipe Alzheimer, memiliki halusinasi
30 – 40% memiliki waham (paranoid)
Gangguan Lain
Psikiatrik Emosi yang ekstrim tanpa provokasi yang terlihat
(tertawa atau menangis yang patologis) 10-20% pasien demensia gangguan depresi
Neurologis Afasia, apraksia dan agnosia Presentasi neurologis atipikal (sindrom lobus parietalis
nondominan)▪ Refleks primitif(refleks menggenggam, moncong, kaki-tonik,
dan palmomental), mioklonik jerk (5-10%)▪ 10% pada alzheimer, 20% demensia vaskular
Demensia vaskular nyeri kepala, pusing, pingsan, kelemahan, tanda neurologis fokal, gangguan tidur, palsi serebrobulbar, disartria, dan disfagia
Gangguan Lain
Reaksi Katastropik (Kurt Goldstein) Kesulitan untuk membentuk konsep,
memecahkan masalah, memberikan alasan secara logis, membuat pertimbangan yang sehat
Agitasi sekunder Mengkompensasi defek mengubah subjek,
membuat lelucon, mengalihkan pewawancara Sindroma Sundowner
mengantuk, konfusi, ataksia, dan terjatuh secara tidak disengaja
pasien lanjut usia yang mengalami sedasi berat
Alzheimer vs Demensia Vaskular Alzheimer
Dimulai pada setiap usia Gejala awal umunya muncul pada usia 65-
70tahun Perjalan penyakit lebih bertahap
Demensia vaskular Perburukan penyakit serebrovaskular Onset mendadak Terdapat gejala neurologis fokal Terdapat penahanan kepribadian yang lebih besar
Diagnosis Banding
Demensia vaskular vs serangan iskemik transien
Depresi Penuaan normal Delirium Gangguan Buatan (Factitious
Disorders) Skizofrenia
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Tatalaksana
Bila dasar penyakit dapat diobati obati gangguan dasar Pendekatan
Perawatan medis suportif Bantuan emosional untuk pasien dan keluarga Pengobatan farmakologis untuk gejala spesifik Psikoterapi suportif dan edukasi
Pengobatan suportif Pemeliharaan diet Latihan yang tepat Terapi rekreasi dan aktivitas Perhatian terhadap masalah visual dan auditoris Pengobatan masalah medis (ISK, ulkus dekubitus,
gg.kardiopulmoner) Demensia vaskular
Atasi penyakit kardiovaskular
Farmakologi
Obat yang dapat diberikan BenzodiazepinInsomnia dan kecemasan Antidepresandepresi Antipsiotikwaham dan halusinasi
Obat dengan aktivitas kolinergik yang tinggi harus dihindari Namun beberapa obat seperti Thioridozine
(Mellaril) dalam dosis yang kecil, baik mengontrol gangguan perilaku
Tetrahydroaminoacridine (Tacrine) Antikolinesterase inhibitor kerja panjang Memberikan perbaikan pada 20-25% pasien
GANGGUAN AMNESTIK
GANGGUAN AMNESTIK
ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan. Diagnosis gangguan amnestik tidak dapat dibuat jika mempunyai tanda lain
Epidemiologi
Tidak ada penelitian akurat tentang insidensi
Gangguan amnestik paling sering ditemukan pada penggunaan alkohol dan cedera kepala.
Etiologi
1. Kondisi otak primer Kejang Trauma kepala (tertutup dan
tembus) Tumor serebrovaskular
(terutama thalamik dan lobus temporalis)
Prosedur bedah pada otak Ensefalitis karena herpes
simpleks Hipoksia (terutama usaha
pencekikan yang tidak mematikan dan keracunan karbonmonoksida)
Amnesia global transien Terapi elektrokonvulsif Sklerosis multipel
2. Kondisi medis sistemik a. Defisiensi tiamin
(Sindroma Korsakoff) b. Hipoglikemia
3. Penyebab berhubungan dengan zat
a. Gangguan pengguanan alkohol
b. Neurotoksin c. Benzodiazepin (dan
sedatif- hipnotik lain) d. Banyak preparat yang
dijual bebas.
Kriteria Diagnosis Gangguan Amnestik
Karena Kondisi Medis Umum
Kriteria Diagnosis Gangguan Amnestik Menetap akibat Zat
Kriteria Diagnosis Gangguan Amnestik yang tidak ditentukan
Kategori ini digunakan untuk mendianosis suatu gangguan amnestik yang tidak memenuhi kriteria tipe spesifik yang dijelaskan dalam bagian ini.
Contoh: gambaran klinis amnesia yang tidak terdapat bukti cukup untuk menegakkan etiologi spesifik
Gejala Klinis
Pusat gejala Amnesia anterograd Amnesia Retrograd
Daya ingat Short-term memory, recent memory
biasanya terganggu Remote past memory, overlearned
information Baik Daya ingat untuk peristiwa yang kurang lama
(>10tahun) biasanya terganggu Immediate memory intak
Gejala Klinis
Onset gejala mendadak Orientasi
Kota dan waktu terganggu Orang jarang hilang
Duration Short duration(transien) kurang dari 1
bulan Long duration(persisten) lebih dari 1
bulan Seringkali disertai dengan konfusi
dan tilikan pada umumnya rendah
Subtipe
Penyakit serebrovaskular Multiple Sclerosis Sindrom Korsakoff Alcoholic Blackout Terapi Elektrokonvulsif (ECT) Cedera Kepala Amnesia Global Transien
Subtipe
Penyakit Serebrovaskular Infark pada bagian hipocampus hingga ke
lobus oksipito-parietale (Art. Serebri posterior dan basilar)
Mengenai Thalamus medial bagian anterior secara bilateral
Pecahnya aneurisma pada Art. Komunikans anterior
Multiple sclerosis Pembentukan plak pada lobus temporalis
dan diensefalik
Subtipe
Korsakoff syndrome (defisiensi tiamin) Penyebab: Konsumsi alkohol kronis,
malnutrisi, karsinoma gaster, hemodialisa, hiperemesis gravidarum
Sering disertai ensefalopati wernicke (konfusi, ataksia, oftalmoplegia)
Gejala amnesia menetap hingga 3bulan dan membaik secara bertahap
Pemberian tiamin untuk mencegah perburukan.
Alcoholic Blackout
Subtipe
Electroconvulsant Therapy Amnesia retrograd (beberapa menit sebelum pengobatan) Amnesia anterograd (hilang dalam 5jam setelah pengobatan) Defisit daya ingat ringan menetap 1-2bulan Gejala hilang 6-9bulan
Cedera Kepala Amnesia retrograd dan saat kejadian kecelakaan
Amnesia Global transien Peristiwa yang baru terjadi/ informasi baru Durasi: 6-24jam Epidemi: 10/10.000 orang per tahun Iskemik lobus temporalis dan diensefalon otak SPECTpenurunan aliran di temporoparietalis (hemisfer kiri)
Diagnosa Banding
Demensia disertai defisit kognitif lain
Deliriumterdapat gangguan kesadaran dana tensi
Penuaan normaltidak memiliki gangguan bermakna pada fungsi sosial
Gangguan disosiatifkehilangan orientasi diri sendiri, defisit daya ingat yang selektif
Gangguan buatan (factitious disorder)hasil tes daya ingat yang tidak konsisten
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Onset tiba-tiba atau bertahap Gejala dapat bertahan sementara/menetap
Prognosis Pemulihan lengkap▪ Epilepsi lobus temporalis, ECT, Penggunaan obat
(Benzodiazepine, Barbiturate), resusitasi henti jantung Permanen▪ Cedera kepala, keracunan karbon monoksida, infark
serebral, SAH, Ensefalitis Herpes Simpleks
Tatalaksana
Pendekatan utama mengobati penyebab dasar
Penunjuk suportif (tanggan, waktu, lokasi) menurunkan kecemasan
Setelah resolusi episode amnestik psikoterapi (kognitif, psikodinamik, suportif)
Gangguan Mental karena Kondisi Medis Umum
Gangguan degeneratif Parkinson,
Huntington, Wilson, Fahr
Epilesi Tumor otak Kista koloid Trauma kepala
• Gangguan demielinasi– Multiple Sclerosis,
Amyotropic Lateral Sclerosis
• Penyakit infeksi– Ensefalitis Herpes
Simpleks, Ensefalitis Rabies, Neurosifilis, Meningitis Kronis, Panensefalitis Sklerosis Subakut
• Kuru• Gangguan kekebalan
– SLE
Gangguan Mental karena Kondisi Medis Umum
Gangguan endokrin Gangguan tiroid, paratiroid, adrenal, hipofisis
Gangguan metabolisme Ensefalopati Hepatikum, Ensefalopati
Uremikum, Ensefalopati hipoglikemik, Ketoasidosis Diabetikum, Porfiria Intermiten Akut
Gangguan nutrisional Defisiensi niasin, tiamin, kobalamin
Toksin Raksa (mercury)
Contoh Kasus
Seorang ahli penyakit dalam meminta konsultasi psikiatrik untuk pasien usia 59 tahun yang di rawat di RS untuk suatu pemeriksaan hipertensi berat. Pada hari ketiga perawatan di RS, pasien tampak mengalami depresi. Konsultan menemukan pasien mengantuk di tempat tidur; tampak bahwa pasien telah mencecerkan makanannya pada alas tempat tidur. Pasien sulit untuk dibangunkan; ia berespons terhadap namanya dan melihat pada konsultan tetapi tidak tampak mengerti pertanyaan yang sederhana, seperti dimana ia berada atau tanggal berapa hari itu. Ia bergumam dengan membingungkan dan jika diperiksa, mempunyai kelemahan yang jelas pada lengan kanan dan tungkai kanannya.
Pembahasan
Penemuan: Tidak dapat menjawab pertanyaan sederhana
penurunan kemampuan untuk mempertahankan perhatian
Bicara inkoheren disorganisasi berpikir Mengantuk di tempat tidur dan sulit dibangunkan
penurunan kesadaran Kelemahan pada sisi kanan bukti penyebab organik
Diagnosis: Delirium Gejala yang tidak muncul
Gangguan persepsi, peningkatan aktivitas motorik, dan gangguan ingatan
Terima Kasih