gaya pengasuhan ibu, interaksi saudara kandung, … · mana pun. sumber informasi yang berasal atau...
TRANSCRIPT
GAYA PENGASUHAN IBU, INTERAKSI SAUDARA KANDUNG,
DAN BODY ESTEEM PADA REMAJA PEREMPUAN
WILLASARI DEWI
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengasuhan
Penerimaan-penolakan Ibu, Interaksi Saudara Kandung, dan Body esteem pada
Remaja Perempuan adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2016
Willasari Dewi
NIM I24120066
ABSTRAK
WILLASARI DEWI. Gaya Pengasuhan Ibu, Interaksi Saudara Kandung, dan
Body esteem pada Remaja Perempuan. Dibimbing oleh DIAH KRISNATUTI.
Gaya pengasuhan yang tepat dari ibu dan interaksi antar saudara kandung
yang positif akan mengarahkan seorang remaja untuk menemukan jati dirinya
terutama dalam hal penampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dan pengaruh gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu dan interaksi
saudara kandung terhadap body esteem remaja perempuan yang memiliki kakak
perempuan dan tinggal serumah. Remaja dalam penelitian ini adalah remaja
berusia 13-16 tahun kelas VIII dan IX SMPN 2 Dramaga, Bogor.Remaja
dibedakan berdasarkan bentuk tubuh, yaitu remaja dengan bentuk tubuh kurus 27
orang, dan remaja dengan bentuk tubuh normal 33 orang dengan total 60 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan pengabaian ibu dan
konflik antar saudara pada remaja dengan bentuk tubuh normal lebih tinggi
dibandingkan remaja dengan bentuk tubuh kurus. Body esteem remaja pada
penelitian ini berada pada kategori rendah. Pendidikan ibu, jarak kelahiran, dan
persaingan antar saudara kandung berpengaruh terhadap body esteem remaja.
Kata kunci: Bentuk tubuh, body esteem, gaya pengasuhan penerimaan-penolakan
ibu, interaksi saudara kandung.
ABSTRACT
WILLASARI DEWI. Mother’s Parenting Style, Sibling Relationship, and Body
esteem among Adolescent Girls. Supervised by DIAH KRISNATUTI.
Appropriate mother’s parenting style and sibling relationship were positive
will can helped teenager to find her true identity, especially in terms of
appearance. This study aimed to determine the correlate and effect of mother’s
parenting acceptance-rejection and sibling relationship to the body esteem of
adolescent girls who live together with sister. Sample in this study were
adolescents aged 13-16 years old who studed at 8th
and 9th
in SMPN 2 Dramaga,
Bogor district distinguished by the body shapeof respondent, respondents with
underweigth status as many as 27 people, and respondents with normal status as
many as 33 people and total are 60 people. The results showed that there were
neglect parenting style and conflict among siblings of respondents with normal
status is higher than respondent with underweight status. Body esteem in the low
category of all respondent. Mother education level, spacing between births, and
siblings rivalry affect the teen's body esteem.
Keyword : Body esteem, body shape, mother’s parental acceptance-rejection,
sibling relationship.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
GAYA PENGASUHAN IBU, INTERAKSI SAUDARA KANDUNG,
DAN BODY ESTEEM PADA REMAJA PEREMPUAN
WILLASARI DEWI
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Gaya Pengasuhan Ibu,
Interaksi Saudara Kandung, dan Body Esteem pada Remaja Perempuan” ini
berhasil diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Diah Krisnatuti, MS selaku
pembimbing skripsi dan Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc selaku pembimbing akademik
yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan saran,
arahan, dan dukungan. Kepada Dr. Tin Herawati, SP., M.Si dan Dr. Ir. Lilik Noor
Yuliati, M.FSA selaku dosen penguji yang telah memberi masukan serta saran
demi menyempurnakan skripsi ini.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
keluarga, khususnya Ibu (Imas Marlia) dan Bapak (Ridwan Tsabit (alm.)), kakak-
kakak (Ilham Sabti Amarullah, Subhan Izzatullah, dan Rima Abdah Izaty) atas
dukungan moril dan material. Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada Rahmat
Hidayat dan teman-teman seperjuangan penelitian Nur Sakinah, Ika Sri
Wahyuningsih, Hotmauli Adina Riska, Nitya Fedita, Gilang Ramadhan.
Terimakasih pula pada sahabat-sahabat terbaik Surianie, Iqun Noor Handayani,
Anita Komalasari, Nia Kurniasih, Rina, Child club, kak Tika, Siti Jahara, Rifa
Afifah, Endah Sri Rahayu, Dhela Purnama, Firdha, Helgina Trianggiani, dan
semua teman-teman IKK 49 atas pemberian ide, motivasi, dan dukungannya, serta
kepada semua pihak yang turut membantu tetapi tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang bersangkutan.
Bogor, Juli 2016
Willasari Dewi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 4
KERANGKA PEMIKIRAN 4
METODE 6
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian 6
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6
Tabel 1 Variabel penelitian, skala, dan kategori data 7
Pengolahan dan Analisis Data 8
Definisi Operasional 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Hasil 11
Karakteristik Remaja dan Keluarga 11
Karakteristik Saudara Kandung 13
Gaya Pengasuhan Ibu 13
Interaksi Saudara Kandung 14
Body esteem 15
Hubungan Antara Karakteristik Remaja, Keluarga dan Kakak, Gaya
Pengasuhan Ibu, Interaksi Saudara Kandung dengan Body Esteem 16
Pengaruh Antara Karakteristik Remaja, Keluarga dan Kakak, Gaya
Pengasuhan Ibu, Interaksi Saudara Kandung terhadap Body Esteem 17
Pembahasan 17
SIMPULAN DAN SARAN 22
Simpulan 22
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 26
RIWAYAT HIDUP 35
DAFTAR TABEL
1 Variabel penelitian, jenis data, skala, jumlah pertanyaan, dan teknik
pengambilan data 8
2 Sebaran remaja berdasarkan bentuk tubuh 11
3 Sebaran remaja berdasarkan karakteristik remaja dan keluarga 11
4 Sebaran remaja berdasarkan karakteristik kakak perempuan 13
5 Nilai indeks minimum, maksimum, rataan, dan standar deviasi gaya
pengasuhan penerimaan-penolakan ibu 14
6 Sebaran remaja berdasarkan kategori gaya pengasuhan penerimaan-
penolakan ibu 14
7 Nilai indeks minimum, maksimum, rataan, dan standar deviasi interaksi
saudara kandung 15
8 Sebaran remaja berdasarkan kategori interaksi saudara kandung 15
9 Sebaran remaja berdasarkan kategori body esteem 16
10 Koefisien korelasi antara karakteristik remaja, karakteristik ibu,
karateristik kakak, gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu, serta
interaksi saudara kandung dengan body esteem 16
11 Koefisien regresi antara karakteristik remaja, karakteristik ibu,
karateristik kakak, gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu, serta
interaksi saudara kandung terhadap body esteem 17
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran 5
2 Kerangka teknik pengambilan contoh 6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil pengukuran kuesioner persepsi gaya pengasuhan ibu 26
2 Hasil pengukuran kuesioner interaksi saudara kandung 29
3 Hasil pengukuran kuesioner body esteem 32
4 Hasil uji hubungan antara karakteristik, gaya pengasuhan ibu, interaksi
saudara kandung dengan body esteem remaja perempuan yang memiliki
kakak perempuan 35
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah anggota keluarga yang berusia remaja secara
nasional tercatat sebanyak 41 815 397 jiwa atau 17.58 persen dari seluruh jiwa
dalam keluarga (BPS 2012). Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang
kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa
(Santrock 2007). Ada lima perubahan yang dialami oleh remaja yang bersifat
universal yaitu meningginya emosi, perubahan tubuh, perubahan minat dan pola
perilaku, dan sebagian besar remaja bersikap ambivalen dengan menuntut
kebebasan akan tetapi takut untuk bertanggung jawab (Hurlock 1980). Namun,
perubahan yang dominan dan mudah terlihat pada remaja adalah pertumbuhan
fisik yang pesat,dan kesadaran diri yang tinggi.
Salah satu aspek psikologis yang terjadi dari perubahan fisik di masa
pubertas adalah adanya perhatian yang lebih pada penampilan khususnya pada
remaja perempuan.Perempuan yang memiliki bentuk tubuh terlalu kurus, terlalu
gemuk atau normal sekalipunseringkali merasa tidak puas dengan bentuk
tubuhnya, sehingga hal tersebut akan berdampak pada body esteem yang dimiliki.
Body esteem adalah suatu konsep penilaian seseorang terhadap tubuhnya
(Mendelson dan White 1985 dalam Mak et. al 2012). Ambramson (2007)
menyatakan bahwa ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh tidak dihubungkan
dengan besarnya kelebihan berat badan. Sehingga ketidakpuasan terhadap bentuk
tubuh atau body esteem tidak hanya terjadi pada individu yang memiliki berat
tubuh berlebih, melainkan juga dapat terjadi pada individu dengan massa tubuh
kurus dan normal. Cara remaja dalam menilai bentuk tubuhnya didasari dari dua
aspek yaitu dari dalam diri dan dari lingkungan sekitar terutama keluarga. Peranan
keluarga dirasa sangat penting dalam pembentukan body esteem yang positif pada
seseorang khususnya pada periode remaja, sebab keluarga sebagai unit terkecil
merupakan entitas pertama dan utama tempat anak untuk tumbuh, dibesarkan,
dibimbing, dan diajarkan nilai-nilai kehidupan sesuai dengan harapan sosial
(social expentacy) tempat keluarga tinggal (Mu’tadin 2002).
Ibu adalah figur utama dan pertama dalam pengasuhan. Sebagai pengasuh
utama ibu memiliki pengaruh dominan pada aspek perkembangan seorang remaja.
Peran ibu sangat dibutuhkan guna mendorong dan mengajarkan anak untuk
mencapai tumbuh kembangnya secara optimal, salah satunya dalam menciptakan
body esteem yang positif. Menurut Gunarsa (1991) pengasuhan merupakan usaha
yang diarahkan untuk mengubah tingkah laku anak sesuai dengan keinginan
pengasuh. Salah satu gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua khususnya ibu
adalah gaya pengasuhan penerimaan-penolakan. Gaya pengasuhan penerimaan-
penolakan adalah suatu rangkaian perlakuan orang tua terhadap anak dengan cara
penerimaan dan penolakan (Rohner 1986). Selain itu, pengasuhan ibu
berpengaruh terhadap interaksi saudara kandung. Furman dan Lantheir (1997)
menyatakan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi interaksi saudara
kandung adalah pengasuhan orang tua terhadap anak.
Interaksi antara anak dengan anak dapat terlihat dalam hubungan saudara
kandung (sibling relationship). Seseorang yang memiliki saudara kandung
2
memperoleh kesempatan belajar dan meniru yang tidak diperoleh melalui bentuk
hubungan lain (Bigner 1994).Interaksi saudara kandung dikatakan sebagai
hubungan yang sangat berpengaruh selama hidup seorang individu dan bertahan
lebih lama dibandingkan dengan ikatan antara orang tua dan pasangan (Bank &
Khan 1997).
Banyak masalah dan konflik yang akan terjadi ketika tugas dan fungsi
keluarga tidak tercapai. Pada anak usia remaja, pemahaman terkait body esteem
yang positif menjadi penting dalam proses pencarian identitas diri seperti yang
dijelaskan dalam teori psikososial Erikson (Santrock 2007). Hal tersebut
membuktikan pentingnya untuk meneliti praktek gaya pengasuhan dan hubungan
saudara kandung terhadap body esteem remaja, untuk mencegah dan mengurangi
dampak buruk yang terjadi seperti sikap minder, pemalu, dan bahkan depresi.
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui gaya pengasuhan yang tepat dalam
keluarga dan jenis hubungan saudara kandung yang baik agar terciptanya body
esteem positif pada remaja perempuan.
Perumusan Masalah
Bentuk tubuh yang ideal dan penampilan fisik yang sempurna merupakan
harapan setiap individu, pada kenyataannya pemahaman body esteem di kalangan
remaja cukup rendah, khususnya pada perempuan. Dorongan dan dukungan dari
lingkungan sosial khususnya keluarga sangat dibutuhkan supaya remaja bisa
memiliki body esteem yang positif. Remaja sering dihadapkan pada kondisi yang
membingungkan, sehingga jelas bahwa remaja masih memerlukan bimbingan dan
arahan dari orang tua, terutama ibu untuk dapat melewati masa remajanya dengan
baik (Rahayu 2012).
Isnani (2011) menyatakan bahwa presentase remaja dengan bentuk tubuh
(indeks massa tubuh) normal yang memiliki persepsi negatif terhadap bentuk
tubuhnya adalah sebanyak 60 persen. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa
Amerika Utara merupakan salah satu negara yang menyimpan perhatian yang
tinggi terhadap penampilan tubuh, dan banyak dari perempuan yang
mengasumsikan bahwa “cantik itu bagus” berdasarkan stereotipe itulah seseorang
mempersepsikan bahwa yang bagus itu kurus. Perbedaan antara harapan dan
kenyataan mengalami peningkatan, sehingga banyak orang yang merasa kurang
puas dengan bentuk tubuhnya, hal ini berakibat semakin berkembangnya body
esteem yang negatif dikalangan remaja khususnya perempuan (Brennan et al.
2010).
Marasabessy (2006) menjelaskan bahwa remaja perempuan selalu
menyesuaikan keadaan penampilan fisik tubuhnya dengan gambaran atau figur
yang dilihatnya, baik dari ibu, saudara kandung, maupun lingkungan sosial
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan body esteem yang dirasakan bermacam-
macam, ada yang negatif dan positif. Body esteem yang positif akan meningkatkan
kepercayaan diri dan tercapainya kesejahteraaan psikologis secara keseluruhan,
sebaliknya body esteem yang negatif akan menjadikan seorang remaja merasa rendah diri, sehingga menimbulkan kesan tidak nyaman pada dirinya, atau bahkan
depresi. Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh akan berdampak buruk jika tidak
ditanggulangi, karena akan dapatmenimbulkan hal-hal negatif lain seperti
gangguan makan, perilaku sosial yang buruk, dan menjadikan seseorang
3
menghindar dari lingkungan sosialnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak 98 persen remaja cenderung mempersepsikan pengasuhan yang
dilakukan ibunya berupa perilaku afeksi, dan dua persen lainnya adalah perilaku
pengabaian (Asilah dan Hastuti 2014).
Tuntutan dalam mencari identitas diri juga merupakan masalah sekaligus
tantangan bagi remaja. Buhrmester dan Furman (1990) menyatakan bahwa pada
usia remaja awal seseorang akan cenderung kurang bersahabat dan malah
meningkatkan konflik dengan saudara kandungnya, sehingga hubungan saudara
kandung menjadi kurang intensif. Selain itu, penurunan intensitas interaksi
saudara kandung tercermin dari adanya perilaku saling menjauh, berjarak antara
satu sama lain, kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama menjadi lebih
sedikit, dan kurangnya affection, kelekatan, dan rasa saling peduli antar saudara.
Interaksi antara saudara akan menjadi tidak baik ketika anak merasa bahwa orang
tua bersikap memihak, dan tidak memberikan perlakuan yang sama. Remaja juga
merasa kurangnya rasa bersatu, keintiman, dan kasih sayang dengan saudara
kandung dibandingkan dengan teman seusianya (peer). Sehingga terkadang
remaja melakukan kesalahan dalam menentutan identitas dirinya khususnya yang
berkaitan dengan body esteem, dikarenakan remaja merasa kehilangan sosok
kakak yang dijadikannya role model.
Penelitian ini akan mengkaji beberapa masalah dan isu utama terkait
pengaruh interaksi dalam keluarga yang mencakup gaya pengasuhan dan
hubungan saudara kandung, terhadap body esteem remaja sebagai berikut:
1. Bagaimana pengasuhan penerimaan-penolakan ibu, interaksi saudara
kandung, dan body esteem pada remaja perempuan yang memiliki kakak
perempuan?
2. Bagaimana hubungan dari gaya pengasuhan ibu dan interaksi antar saudara
kandung terhadap body esteem remaja perempuan?
3. Bagaimana pengaruh dari gaya pengasuhan ibu dan interaksi antar saudara
kandung terhadap body esteem remaja perempuan?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum:
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya
pengasuhan ibu (penerimaan-penolakan) dan interaksi saudara kandung terhadap
body esteem pada remaja perempuan yang memiliki saudara kandung perempuan
(kakak).
Tujuan khusus:
Berikut beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu:
1. Membedakan gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu, interaksi
saudara kandung, dan body esteem pada remaja perempuan yang memiliki
kakak perempuan berdasarkan bentuk tubuhkurus dan normal.
2. Menganalisis hubungan dari gayapengasuhan penerimaan-penolakan ibu dan interaksi saudara kandung pada remaja perempuan yang memiliki
kakak perempuan dengan body esteem.
4
3. Menganalisis pengaruh dari gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu
dan interaksi saudara kandung pada remaja perempuan yang memiliki
kakak perempuan terhadap body esteem.
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada keluarga
khususnya orang tua yang memiliki anak usia remaja mengenai pengaruh praktek
pengasuhan dan interaksi saudara kandung terhadap body esteem remaja. Hasil
penelitian dapat memberikan kesadaran pada orang tua untuk melakukan praktek
pengasuhan yang tepat pada remaja.Manfaat untuk pemerintah, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dan masukan dalam melakukan sosialisasi
kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas interaksi keluarga,
terutama interaksi ibu dan anak dan interaksi anak dan anak, agar terciptanya
kesejaheraan keluarga secara subjektif dan terwujudnya generasi penerus yang
berkualitas dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar pengembangan pengetahuan tentang pentingnya pola
hubungan orang tua-anak yang dapat berdampak pada body esteem positif remaja,
serta dengan dilakukan penelitian ini dapat diketahui kecenderungan perilaku
hubungan antar saudara kandung yaitu remaja perempuan. Bagi penulis sendiri,
penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk melatih kompetensi dalam
melakukan penelitian, serta membuat penulis lebih terbuka dan sensitif dengan
berbagai fenomena yang terjadi dalam masyarakat, khususnya remaja.
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengembangan kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa ditentukan oleh
kualitas anak sebagai generasi penerus bangsa. Kepercayaan pada diri sendiri
merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas seseorang, kepercayaan
diri pada sebagian besar remaja, khususnya perempuan sangat erat kaitanya
dengan penampilan yang akan berdampak pada body esteem. Body esteem adalah
hasil evalusi seseorang terhadap bentuk tubuh yang dimiliki, pandangan mengenai
body esteem pada setiap individu bermacam-macam dan sangat dari aspek
individu secara personal dan lingkungan sosialnya, terutama keluarga.
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting karena keluarga
merupakan lingkungan utama dan pertama bagi tumbuh kembang anak. Orang tua
sebagai pengasuh utama memiliki tiga fungsi utama, yaitu perawatan,
perlindungan, dan pembimbingan (Brooks 2001). Santrock (2007) menambahkan
bahwa pengasuhan orang tua akan berdampak pada perkembangan anak selama
rentang kehidupannya.Selain itu Cournoyer (2005) dalam Hastuti dan Asilah
(2014) bahwa kehangatan dan kontrol orang tua merupakan dimensi penting
dalam pengasuhan yang berperan penting dalam mengembangkan perilaku
anak.Ayah atau ibu yang menunjukkan dukungan dan pujian terhadap anak di usia
remaja akan mengrah anak unutk membentuk body esteem yang positif (Oswald et
al. 2012). Karakteristik keluarga akan menentukan gaya pengasuhan yang
5
diterapkan orang tua kepada anaknya, karakteristik keluarga yang dimaksud yaitu
usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan besar
keluarga (Voluntir 2008).
Bagian lain dari keluarga selain orang tua adalah saudara kandung,
karakteristik saudara kandung antara lain usia dan jarak kelahiran. Interaksi
saudara kandung adalah keseluruhan interaksi total dari dua atau lebih individu
yang mempunyai orang tua biologis yang sama dan memiliki keterkaitan dalam
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan perasaan sepanjang masa,
hubungan yang terjalin saling memengaruhi perkembangan antara saudara
kandung satu sama lain, khususnya pada remaja (Rinaldhy 2008). Brody (1996)
menjelaskan bahwa orang tua memberikan kontribusi dalam membentuk kualitas
interaksi saudara kandung melalui perlakuan yang diberikan kepada anaknya.
Body esteem juga erat kaitannya dengan pencapaian kesejahteraan seseorang
secara psikologis, sehingga karakteristik individu juga berpengaruh terhadap body
esteem yang dimiliki. Salah satu hal dari karakteristik individu yang memengaruhi
body esteem adalah berat badan dan tinggi badan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengkategorian dari bentuk tubuh (Oswald et al. 2012), Pilafova (2007)
menyebutkan bahwa bentuk tubuh (indeks massa tubuh) adalah salah satu aspek
yang sangat berpengaruh terhadap body esteem.
Berdasarkan uraian hasil penelitian sebelumya maka penelitian ini
menduga bahwa karakteristik keluarga (usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
dan besar keluarga), karakteristik remaja (usia, berat badan, tinggi badan, dan
uang saku), karakteristik saudara kandung (jarak kelahiran, dan usia) akan
memengaruhi gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu, interaksi saudara
kandung, dan body esteem, sehingga gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu,
dan interaksi saudara kandung diduga berpengaruh terhadap body esteem. Gambar
1 menyajikan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini.
Karakteristik
Keluarga:
- Usia ibu
- Pendidikan ibu
- Pekerjaan ibu
- Besar keluarga
Karakteristik Remaja:
- Usia
- Bentuk tubuh:
1. Berat badan
2. Tinggi badan
- Uang saku
Karakteristik Kakak
Perempuan:
- Jarak kelahiran
- Usia
Pengasuhan Penerimaan-
penolakan:
- Penerimaan
- Agresifitas
- Pengabaian
- Penolakan
Interaksi Saudara Kandung:
- Kehangatan
- Status atau kekuasaan
- Konflik
- Persaingan
Body esteem
Gambar 1 Kerangka pemikiran
6
METODE
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional adalah pengukuran
variabel penelitian dilakukan pada kelompok individu yang berbeda dan dalam
rentang waktu yang bersamaan. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor
tepatnya SMP Negeri 2 Dramaga. Penetapan lokasi tersebut dilakukan secara
purposive, didasarkan pada lokasi sekolah yang stategis dan memiliki jumlah
siswa-siswi yang cukup banyak dari beberapa desa di Kabupaten Bogor. Waktu
penelitian mencakup pengumpulan data dan pengolahan data dilakukan dari bulan
Januari sampai dengan Mei 2016.
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMP Negeri 2 Dramaga, kelas
VIII dan IX. Setelah itu remaja yang akan dipilih ditentukandengan syarat-syarat
tertentu yaitu, siswi yang berusia 13-16 tahun (remaja awal), memiliki kakak
perempuan, memiliki bentuk tubuh dalam kategori kurus atau normal, serta
tinggal bersama orang tua dan kakak perempuannya. Pada awalnya dilakukan
skrining terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah siswi yang memenuhi kriteria,
kemudian remaja dipilih secara purposif sebanyak 60 orang, yang terdiri atas 27
orang siswi dengan bentuk tubuh kurus dan 33 orang siswi dengan bentuk tubuh
normal berdasarkan hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan pada remaja.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa
kuesioner yang relevan dengan variabel yang diteliti meliputi karakteristik
keluarga, karakteristik remaja, karakteristik saudara kandung, gaya pengasuhan
penerimaan-penolakan ibu, kualitas interaksi saudara kandung, dan body esteem
dengan skala pengukuran dari masing-masing dimensi yang terdiri atas pernyataan
tertutup.
Variabel dalam penelitian ini memiliki beberapa subvariabel yaitu,
karakteristik keluarga yang diukur antara lain usia orang tua, pendidikan orang
tua, pekerjaan orang tua, dan besar keluarga. Karakteristik saudara kandung
kategori yang diukur yaitu, usia dan jarak kelahiran. Karakteristik remaja, kategori
yang diukur meliputi usia, bentuk tubuh, dan uang saku per hari. Bentuk tubuh
remaja diperoleh berdasarkan rumus indeks massa tubuh (IMT) pada umumnya
yaitu:
IMT =Berat badan (kg)
Tinggi badan m × Tinggi badan (m)
Pengasuhan penerimaan-penolakan diukur dengan menggunakan
Instrumen Parental Acceptence Rejection (PAR) dikembangkan oleh Rohner
7
(1986) yang telah dimodifikasi oleh Hastuti (2015). Pengasuhan penerimaan-
penolakan dalam penelitian ini diukur dengan melihat persepsi anak terhadap
pengasuhan yang dilakukan oleh ibu. Jumlah pernyataan untuk instrumen
pengasuhan penerimaan-penolakan sebanyak 60 butir pernyataan yang terdiri atas
20 pernyataan jenis pengasuhan penerimaan, 15 pernyataan jenis pengasuhan
agresif, 15 pernyataan jenis pengasuhan pengabaian, dan 10 pernyataan jenis
pengasuhan penolakan. Masing-masing pernyataan menggunakan skala likert
dengan variasi jawaban 1 (tidak benar) hingga 4 (hampir selalu benar). Hasil uji
reliabilitas pada instrumen menunjukkan nilai Cronbach’s alpha 0.796.
Data interaksi saudara kandung diperoleh dengan menggunakan kuesioner
adaptasi dari Sibling Relationship Questionnaire (SRQ) oleh Furman dan
Buhrmester (1990) dilakukan modifikasi oleh penulis dengan total pernyataan
sebanyak 55 butir. Dimensi kehangatan dituangkan dalam 25 butir pernyataan,
Dimensi status atau kekuasaan dituangkan dalam 12 butir pernyataan, dimensi
status atau kekuasaan dituangkan dalam 12 butir pernyataan, dimensi konflik
dituangkan dalam 12 butir pernyataan, dan dimensi persaingan dituangkan dalam
6 butir pertanyaan. Untuk dimensi kehangatan, kekuasaan dan konflik masing-
masing pernyataan menggunakan skala likert 1-4 (1=Tidak sama sekali; 2=Jarang;
3=Sering; 4=Sangat sering). Dimensi persaingan juga menggunakan skala likert
dengan variasi jawaban 1-4 (1=Selalu saudara saya; 2=Lebih sering saudara saya;
3=Lebih sering saya; 4=Selalu saya). Hasil uji reliabilitas pada instrumen ini
menunjukkan nilai Cronbach’s alpha 0.889.
Data body esteem diperoleh dengan menggunakan Body esteem Scale for
Adolescents and Adults oleh Amber Adkins dan Kaelin Stivers dan dimodifikasi
oleh penulis. Terdapat 21 butir pernyataan. Masing-masing pernyataan
menggunakan skala likert yaitu 1 (tidak pernah), 2 (jarang), 3 (kadang-kadang), 4
(sering), sampai dengan 5 (selalu) yang paling menunjukkan body esteem menurut
pandangan remaja. Hasil uji reliabilitas pada intsrumen ini menunjukkan bahwa
nilai Cronbach’s alpha sebesar 0.747. Masing-masing skor total dimensi tiap
variabel, selanjutnya diindeks dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang
diperoleh, dibuat pengkategorian yaitu rendah (skor<60), sedang (skor 60-80), dan
tinggi (skor>80) berdasarkan kriteria cut off point Bloom’s yang dimodifikasi oleh
Ahmed (2007). Rumus skor indeks yang digunakan dalam peneliitian ini adalah
sebagai berikut:
Indeks =𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
Tabel 1 Variabel penelitian, skala, dan kategori data
Variabel Skala Data Kategori Data
Karakteristik keluarga - Usia ibu Rasio 1. Dewasa awal (18-40 tahun) 2. Dewasa madya (41-60 tahun)
3. Dewasa akhir (≥60 tahun) - Besar Keluarga Rasio 1. Keluarga kecil (≥ 4 orang)
(BKKBN 1998) 2. Keluarga sedang (5-7 orang) 3. Keluarga besar (>7 orang)
8
Tabel 1 Variabel penelitian, skala, dan kategori data (lanjutan)
Variabel Skala Data Kategori Data
- Pekerjaan ibu Ordinal 1. Tidak bekerja/IRT 2. Wiraswasta
3. PNS 4. Pegawai swasta
5. Buruh
6. Asisten rumah tangga 7. Lainnya, sebutkan…
Karakteristik Remaja - Usia Rasio 13-16 Tahun (Remaja Awal)
- Urutan Kelahiran Nominal Adik
- Bentuk tubuh Rasio 1. Kurus 2. Normal
- Uang saku
1. Tinggi ((<6667)) 2. Sedang (6667-18333) 3. Rendah (>18333)
Karakteristik kakak - Jarak kelahiran Rasio 1. <4 tahun
2. ≥4 tahun - Jenis kelamin Nominal Perempuan
- Usia (tahun) Rasio 1. Remaja (13-18) 2. Dewasa (>18)
Gaya Pengasuhan Ordinal 1. Rendah (<60) 2. Sedang (60-80) 3. Tinggi (>80)
Interaksi Saudara Kandung Ordinal 1. Rendah (<60) 2. Sedang (60-80) 3. Tinggi (>80)
Body esteem Ordinal 1. Rendah (<60) 2. Sedang (60-80)
3. Tinggi (>80)
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry,
cleaning, dan analisis data.Semua data diolah menggunakan software Microsoft
Excel dan SPSS 16.0 for Windows. Analisis statistik yang digunakan untuk
mengolah data adalah uji cronbach alpha untuk uji kekonsistenan antar butir
pertanyaan. Hasil data yang diperoleh kemudian akan dianalisis secara deskriptif,
mencakup nilai maksimum dan minimum, rata-rata, dan standar deviasi untuk
menyajikan gambaran berbagai variabel yang diteliti dalam kuesioner dan
penjelasan dari wawancara mendalam. Analisis inferensia yang digunakan
meliputi uji beda rata-rata, uji korelasi, dan uji regresi. Uji korelasi Pearson
dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel berupa skala rasio dan uji
korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antar variabel berupa skala
ordinal. Uji regresi linear berganda dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
karakteristik keluarga, remaja dan saudara kandung, gaya pengasuhan ibu, serta
interaksi saudara kandung terhadap body esteem remaja, untuk faktor-faktor yang
memengaruhi body esteem remaja dilakukan uji regresi linier berganda, bentuk
persamaan adalah sebagai berikut:
9
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 +
β11X11 + β12X12+ β13X13+β14X14+ β15X15+β16X16+ ε
Keterangan:
Y = Body esteem X8 =Jarak antar kelahiran α = Konstanta regresi X9 =Gaya pengasuhan penerimaan
β1, β2,....,β16 = Koefisien regresi X10 = Gaya pengasuhan agresif
X1 =Usia remaja X11 =Gaya pengasuhan pengabaian
X2 = Indeks masa tubu X12 =Gaya pengasuhan penolakan
X3 =Uang saku X13 = Kehangatan
X4 =Usia ibu X14 = Kekuasaan
X5 =Pendidikan ibu X15 = Konflik
X6 =Pekerjaan ibu X16 = persaingan
X7 =Besar keluarga ε = Galat
Definisi Operasional
Karakteristik remaja dan keluarga adalah ciri-ciri khas keadaan remaja dan
keluarga mencakup usia remaja, uang saku per hari, berat badan dan tinggi
badan, usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan
jumlah anak dalam keluarga.
Usia adalah jumlah tahun lengkap sejak lahir sampai usia ulang tahun
terakhir.
Bentuk tubuh adalah perawakan tubuh seseorang yang merupakan hasil
pengukuran berat badan dan tinggi badan remaja berdasarkan
pengkategorian indeks massa tubuhdan ditentukan dengan rumusindeks
massa tubuh/umur (IMT/U) dan tinggi badan/umur (TB/U).
Uang saku adalah uang yang diberikan orang tua kepada anak per hari.
Urutan kelahiran adalah keberadaan remaja di antara saudara kandungnya
dalam keluarga, sebagai anak sulung, tengah, atau bungsu. Pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal terakhir orang tua
misalnya tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan
lainnya.
Pekerjaan orang tua adalah jenis atau klasifikasi pekerjaan orang tua
misalnya PNS, pegawai swasta, wirausaha, buruh, petani, tidak bekerja, dan
lainnya.
Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga (anak) yang tinggal
dalam satu rumah.
Karakteristik saudara kandung adalah kakak perempuan yang sedarah dengan
remaja dan tinggal dalam satu rumah.
Jarak kelahiran adalah rentang atau selisih umur kakak dengan adik atau
kakak dengan saudara remaja.
Gaya pengasuhan adalah persepsi dari serangkaian perilaku ibu dalam
berinteraksi dengan anak remaja yang dilakukan secara terus menerus yang
kemudian menjadi perilaku yang dominan.
10
Pengasuhan penerimaan adalah perilaku ibu yang memperlihatkan bahwa
ibu menerima keberadaan anak dengan memberikan kasih sayang,
kehangatan kepada anaknya melalui dua ekspresi (secara verbal dan non-
verbal).
Pengasuhan agresif adalah perilaku ibu dengan memperlihatkan sikap
agresif dari ibu baik secara verbal dan non-verbal yang dicirikan dengan
perilaku dan penggunaan kata yang kasar kepada anak remajanya.
Pengasuhan pengabaian adalah perilaku ibu dengan memperlihatkan sikap
pengabaian ibu kepada anak remajanya yang ditunjukan melalui perilaku
orang tua yang mengacuhkan pertanyaan anak, melupakan hal penting
tentang anak, dan tidak menyediakan waktu luang untuk bersama anak
remajanya.
Pengasuhan penolakan adalah perilaku ibu dengan menggambarkan sikap
penolakan terhadap kehadiran anak yang dicirikan dengan perilaku ibu
yang selalu berteriak kepada anak saat berbicara, tidak simpatik terhadap
masalah yang dihadapi anak remajanya.
Interaksi saudara kandung adalah persepsi yang dimiliki remaja terhadap kakak
yang terlibat secara emosi, sosial, psikologis, dan fisik satu sama lain,
dibagi menjadi empat kategori, yaitu status atau kekuasaan, kehangatan,
konflik, dan persaingan.
Kehangatan adalah interaksi saudara kandung yang merasa dekat secara
emosional, empati, dan hubungan yang juga seperti sahabat terhadap
saudara yang lain.
Status atau kekuasaan adalah interaksi saudara kandung yang diasosiasikan
apabila salah satu anak mengasumsikan dirinya lebih dominan
dibandingkan saudara yang lain.
Konflik adalah interaksi saudara kandung dimana perilaku anak dipahami
atau dirasakan saudara tidak cocok sehingga dapat menimbulkan
pertentangan.
Persaingan adalah interaksi saudara kandung yang terjadi akibat
kecemburuan, kompetisi, atau kemarahan antar kakak dan adik yang
dimulai sejak kelahiran adik di dalam keluarga.
Body esteem adalah penilaian seseorang terhadap atribut fisik yang dimilikinya
yang menghasilkan tingkat kepercayaan diri.
Body esteem positif adalah kepuasan seseorang terhadap penampilan fisiknya
secara keseluruhan.
Body esteem negatif adalah ketidakpuasan seseorang terhadap penampilan
fisiknya secara keseluruhan.
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik Remaja dan Keluarga
Remaja dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
remaja dengan bentuk tubuh kurus (<18.50 kg/m²), dan remaja bentuk tubuh
normal (≥18.50 kg/m²) berdasarkan hasil pengkategorian menggunakan rumus
IMT. Tabel 2 menunjukkan rata-rata indeks massa tubuh pada remaja dengan
bentuk tubuh normal yaitu 20.26 kg/m² sebanyak 55 persen. Selain itu, rata-rata
indeks massa tubuh remaja dengan bentuk tubuh kurus yaitu 16.02 kg/m²
sebanyak 45 persen.
Tabel 2 Sebaran remaja berdasarkan kategori bentuk tubuh
Kategori bentuk tubuh Rata-rata IMT (kg/m²) n %
Kurus 16.02 27 45.00
Normal 20.26 33 55.00
Total 60 100.00
Uang saku remaja berkisar antara Rp5 000,- sampai dengan Rp25 000,-.
Sebanyak 76.70 persen uang saku remaja berada pada kategori sedang yaitu
berkisar Rp6 667,- sampai dengan Rp18 333,-. Presentase urutan kelahiran remaja
menunjukkan lebih dari setengah remaja adalah anak ke-2. Contoh dalam
penelitian ini adalah remaja yang berada pada sebaran usia 13 sampai dengan 16
tahun, sebagian besar remaja dalam penelitian ini berusia 14 tahun, sehingga dapat
dikatakan bahwa remaja dalam penelitian ini berada pada fase remaja awal (13-16
tahun) menurut Hurlock (1980).
Tabel 3 menunjukkan lebih dari setengah usia ayah dan ibu pada remaja
dengan bentuk tubuh kurus dan normal berada pada fase dewasa madya. Sebagian
besar tingkat pendidikan ayah dan ibu berada pada jenjang SMA/sederajat.Jenis
pekerjaan ayah bervariasi yaitu wiraswasta, PNS, pegawai swasta, buruh, dan
petani.Selain itu, pada sebaran jenis pekerjaan ibu menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu remaja adalah ibu rumah tangga (88.30%), dan lainnya adalah
wiraswasta dan buruh, sehingga mayoritas ibu memiliki waktu yang banyak
bersama anak-anaknya.Sebagian besar keluarga remaja termasuk pada kategori
keluarga sedang (66.70%).
Tabel 3 Sebaran remaja berdasarkan karakteristik remaja, keluarga dan kategori
bentuk tubuh
Karakteristik Kurus Normal Total
n % n % n %
Usia remaja
13 tahun 10 37.00 12 36.40 22 36.70
14 tahun 11 40.70 11 33.30 22 36.70
15 tahun 5 18.50 10 30.30 15 25.00
16 tahun 1 3.70 0 0.00 1 1.70
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Min-maks (tahun) 13-16 13-15 13-16
Rata-rata±SD (tahun) 14±0.85 14±0.83 14±0.83
12
Tabel 3 Sebaran remaja berdasarkan karakteristik remaja, keluarga dan kategori
bentuk tubuh (lanjutan)
Karakteristik Kurus Normal Total
n % n % n %
Uang saku
Rendah (<Rp6 667) 1 3.70 0 0.00 1 1.70
Sedang(Rp6 667-Rp18 333) 20 74.10 26 78.80 46 76.70
Tinggi (>Rp18 333) 6 22.20 7 21.20 13 21.70
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Min-maks (Rupiah) 5 000-25 000 10 000-25 000 5 000-25 000
Urutan kelahiran
2 14 51.90 20 60.60 34 56.70
3 8 29.60 8 24.20 16 26.70
4 2 7.40 3 9.10 5 8.30
>4 3 11.10 2 6.20 5 8.30
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Min-maks 2-9 2-7 1-9
Rata-rata±SD 2±1.52 2±1.11 2±1.30
Usia ayah
Dewasa muda (18-40 tahun) 3 11.10 6 18.20 9 15.00
Dewasa madya (41-60 tahun) 20 74.10 27 81.80 47 78.30
Dewasa lanjut (>60 tahun) 2 7.40 0 0.00 2 3.30
Total 25 100.00 33 100.00 58 100.00
Min-maks (tahun) 34-66 36-60 34-66
Rata-rata±SD (tahun) 48±7.48 47±6.60 47±6.68
Usia ibu
Dewasa muda (18-40 tahun) 10 37.00 16 48.50 26 43.30
Dewasa madya (41-60 tahun) 17 63.00 17 51.50 34 56.70
Dewasa lanjut (>60 tahun) 0 0.00 0 0.00 0 100.00
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Min-maks (tahun) 36-54 33-55 33-55
Rata-rata±SD (tahun) 42±4.69 42±5.92 42±5.41
Pekerjaan ayah
Wiraswasta 12 44.40 9 27.30 21 35.00
PNS 0 0.00 5 15.20 5 8.30
Pegawai swasta 3 11.10 7 21.20 10 16.70
Buruh 10 37.00 10 30.30 20 33.30
Lainnya 2 7.40 2 6.10 4 6.70
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Pekerjaan ibu
Ibu rumah tangga 25 92.60 28 84.80 53 88.30
Wiraswasta 1 3.70 1 3.00 2 3.30
PNS 0 0.00 2 6.10 2 3.30
Pegawai swasta 0 0.00 1 3.00 1 1.70
Buruh 1 3.70 0 0.00 1 1.70
Asisten rumah tangga 0 0.00 1 3.00 1 1.70
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Besar keluarga
Keluarga kecil (≤4 orang) 8 29.60 10 30.30 18 30.00
Keluarga sedang (5-7 orang) 18 66.70 22 66.70 40 66.70
Keluarga besar (>7 orang) 1 3.70 1 3.00 2 3.30
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Min-maks (orang) 2-8 4-8 2-8
Rata-rata±SD (orang) 5±1.32 5±1.03 5±1.17
13
Karakteristik Kakak Perempuan
Tabel 4 menunjukkan karakteristik saudara kandung yang terdiri atas usia
dan jarak kelahiran. Lebih dari setengah remaja memiliki saudara kandung yang
berada pada kategori usia dewasa (55.00%), dan memiliki jarak kelahiran lebih
dari empat tahun.
Tabel 4 Sebaran remaja berdasarkan usia kakak dan kategori bentuk tubuh
Karakteristik Kurus Normal Total
n % n % n %
Usia saudara kandung
Remaja (13-18 tahun) 13 48.10 14 42.40 27 45.00
Dewasa (>18 tahun) 14 51.90 19 57.60 33 55.00
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Min-maks (tahun) 14-24 14-22 14-24
Rata-rata±SD (tahun) 19±2.45 19±2.17 19±2.28
Jarak kelahiran
<4 (tahun) 7 25.90 9 27.30 27 45.00
>4 (tahun) 20 74.10 24 72.70 33 55.00
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Min-maks (tahun) 0-11 0-8 1-11
Rata-rata±SD (tahun) 5±2.52 5±1.99 5±2.22
Gaya Pengasuhan Ibu
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki
untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh
sistem alat indera manusia (Desmita 2009). Persepsi gaya pengasuhan orang tua
adalah makna yang timbul dari sebuah proses pengasuhan dan gaya pengasuhan
yang diterapkan orang tua kepada seorang anak (Rahmaisya 2011). Teori
Parenting Acceptence Rejection (PAR) adalah salah satu teori sosialisasi yang
mengupayakan untuk menerangkan dan menduga antesenden, asosiasi, dan
konsekuensi atas penerimaan dan penolakan orang tua terhadap anak.Rohner
(1986) menyatakan bahwa orang tua ideal disebut sebagai orang tua yang penuh
penerimaan (acceptence) dengan ciri-ciri memiliki kehangatan, memberikan
perhatian, dan kasih sayang.Sebaliknya orang tua yang penuh dengan penolakan
(rejection) adalah orang tua yang memiliki sikap yang agresif, mengabaikan, atau
tidak peduli dengan kehadiran anak.
Tabel 5 menunjukkan bahwa secara keseluruhan subskala pengasuhan
penerimaan lebih tinggi dibandingkan dengan subskala pada dimensi lainnya yaitu
sebesar 72.59 dan 67.12 (kurus dan normal). Subskala terendah adalah pada gaya
pengasuhan pengabaian yaitu berkisar 14.90 pada remaja dengan bentuk tubuh
kurus, sedangkan pada remaja dengan bentuk tubuh normal subskala terendah
terdapat pada gaya pengasuhan agresif. Perbedaan nyata antara remaja dengan
bentuk tubuh kurus dan normal adalah pada dimensi pengasuhan pengabaian
dengan p-value 0.036, hal ini berarti tingkat pengabaian ibu pada remaja dengan
bentuk tubuh normal lebih tinggi dibandingkan remaja dengan bentuk tubuh
kurus.
14
Tabel 5 Nilai indeks minimum, maksimum, rataan, dan standar deviasi gaya
pengasuhan penerimaan-penolakan ibu berdasarkan kategori bentuk
tubuh
Dimensi PAR Kurus Normal
p-value Min-maks Rataan±SD Min-maks Rataan-SD
Penerimaan 52-90 72.59±8.77 40-93 67.12±14.74 0.081
Agresif 2-67 15.23±13.46 0-49 20.34±12.05 0.126
Pengabaian 2-31 14.90±8.86 0-51 20.54±11.07 0.036*
Penolakan 0-53 19.75±12.64 7-63 24.55±11.98 0.138
Total PAR 25-56 35.02±6.54 24-53 36.68±7.31 0.362 Keterangan: * = Signifikan p<0.05
Tabel 6 menjelaskan remaja dengan bentuk tubuh kurus berada pada
kategori sedang dalam dimensi gaya pengasuhan penerimaan sebanyak 81.50
persen. Sedangkan pada remaja dengan bentuk tubuh normal kategori yang
diperlihatkan lebih menyebar yaitu sebesar 33.30 persen pada kategori tinggi, dan
48.50 persen berada pada kategori sedang, hal ini dikarenakan masih ada remaja
yang mepersepsikan bahwa ibu tidak pernah memuji dan tidak memiliki banyak
waktu dengannya (21.20%). Dimensi lainnya yaitu gaya pengasuhan agresifitas,
pengasuhan pengabaian, dan pengasuhan penolakan hampir seluruh remaja baik
dengan bentuk tubuh kurus atau normal berada pada kategori rendah, hal tersebut
dapat dilihat dari sebaran jawaban, ditemukan sebanyak 96.30 persen remaja
mempersepsikan bahwa ibu tidak pernah memperlakukannya dengan kasar, dan
tidak pernah memukul (Lampiran 1).
Tabel 6 Sebaran remaja berdasarkan kategori gaya pengasuhan ibu dan kategori
bentuk tubuh
Kategori
Gaya pengasuhan
Penerimaan Agresifitas Pengabaian Penolakan
n % n % n % n %
Kurus
Rendah (<60) 1 3.70 26 96.30 27 100.00 27 100.00
Sedang (60-80) 22 81.50 1 3.70 0 0.00 0 0.00
Tinggi (>80) 4 14.80 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Total 27 100.00 27 100.00 27 100.00 27 100.00
Normal
Rendah (<60) 11 33.30 33 100.00 33 100.00 32 97.00
Sedang (60-80) 16 48.50 0 0.00 0 0.00 1 3.00
Tinggi (>80) 6 18.20 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Total 33 100.00 33 100.00 33 100.00 27 100.00
Min-maks 40-93 0-67 0-51 0-63
Rata-rata±SD 69.58±12.62 18.04±12.85 18.00±10.44 22.39±12.41
Interaksi Saudara Kandung
Tabel 7 menjelaskan bahwa subskala tertinggi adalah pada dimensi
kehangatan, hal ini berarti sebagian besar remaja memiliki kedekatan dengan
saudara kandung satu sama lain. Sedangkan subskala terendah baik pada remaja
dengan bentuk tubuh kurus atau normal yaitu pada dimensi konflik. Hanya
dimensi konflik yang memiliki perbedaan, artinya remaja dengan bentuk tubuh
15
normal mengalami konflik dengan saudara kandung lebih tinggi dibandingkan
remaja dengan bentuk tubuh kurus.
Tabel 7 Nilai indeks minimum, maksimum, rataan, dan standar deviasi interaksi
saudara kandung berdasarkan kategori bentuk tubuh
Dimensi SRQ Kurus Normal
p-value Min-maks Rataan±SD Min-maks Rataan-SD
Kehangatan 36-96 64.10±15.56 20-91 58.83±15.45 0.196
Kekuasaan 25-86 56.07±13.26 22-89 51.94±15.03 0.269
Konflik 0-81 29.73±15.50 11-64 39.31±13.38 0.013*
Persaingan 33-94 57.82±15.58 17-100 54.38±15.82 0.402
Total SRQ 50-88 67.45±8.97 46-86 65.14±10.99 0.384 Keterangan: * = Signifikan p<0.05
Tabel 8 menunjukkan bahwa pada dimensi kehangatan dengan saudara
kandung lebih dari setengah remaja berada dalam kategori tinggi. Hasil analisis
pada dimensi kekuasaan menunjukkan lebih dari setengah remaja baik yang kurus
atau normal keduanya berada pada kategori rendah, dan pada dimensi konflik
hampir seluruh remaja berada pada kategori rendah. Terakhir pada dimensi
persaingan kategori capaian dikatakan cukup menyebar yaitu rendah dan sedang,
Hal ini terlihat dalam sebaran jawaban, ditemukan bahwa remaja dengan bentuk
tubuh kurus merasa bahwa terkadang ayah atau ibu lebih mengutamakan kakak
(Lampiran 2).
Tabel 8 Sebaran remaja berdasarkan kategori interaksi saudara kandung dan
kategori bentuk tubuh
Kategori
Interaksi saudara kandung
Kehangatan Kekuasaan Konflik Persaingan
n % n % n % n %
Kurus
Rendah (<60) 0 0.00 18 66.70 26 96.30 13 48.10
Sedang (60-80) 12 44.40 8 29.60 0 0.00 13 48.10
Tinggi (>80) 15 55.60 1 3.70 1 3.70 1 3.70
Total 27 100.00 27 100.00 27 0.00 27 100.00
Normal
Rendah (<60) 0 0.00 23 69.70 31 93.90 21 63.60
Sedang (60-80) 16 48.50 8 24.20 2 6.10 10 30.30
Tinggi (>80) 17 51.50 2 6.10 0 0.00 2 6.10
Total 33 100.00 33 100.00 33 100.00 27 100.00
Min-maks 20-96 22-89 0-81 17-100
Rata-rata±SD 61.20±15.62 53.80±14.29 35.00±15.03 55.93±15.68
Body esteem
Body esteem adalah suatu konsep terkait pandangan seseorang terhadap
penilaiannya terhadap bentuk tubuh yang dimiliki secara keseluruhan.
Pengidentifikasian adanya kecenderungan body esteem negatif dapat dilakukan
secara persepsi, subyektif dan perilaku (Heinberg et al.1996). Tabel 9
menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki body esteem pada kategori
rendah (78.30%), hal tersebut dikarenakan remaja masih merasa bahwa orang lain
lebih cantik, merasa berat badannya belum ideal, serta merasa bahwa terdapat
banyak hal yang ingin remaja ubah dari bentuk tubuh yang dimiliki saat ini
(Lampiran 3).
16
Tabel 9 Sebaran remaja berdasarkan kategori body esteem remaja berdasarkan
kategori bentuk tubuh
Kategori
Body esteem
Kurus Normal Total
n % n % n %
Rendah (<60) 22 81.50 25 75.80 47 78.30
Sedang (60-80) 4 14.80 8 24.20 12 20.00
Tinggi (>80) 1 3.70 0 0.00 1 1.70
Total 27 100.00 33 100.00 60 100.00
Min-maks 32-81 32-80 32-81
Rata-rata±SD 52.25±11.89 52.02±11.85 52.12±11.77
p-value 0.941
Keterangan: * = Signifikan p<0.05
Hubungan Antara Karakteristik Remaja, Keluarga dan Kakak, Gaya
Pengasuhan Ibu, Interaksi Saudara Kandung dengan Body esteem
Hasil uji hubungan menunjukkan terdapat hubungan yang negatif antara usia
ibu dengan body esteem remaja, hal ini berarti semakin bertambah usia ibu, maka
body esteem remaja semakin rendah. Pendidikan ibu memiliki hubungan yang
positif signifikan dengan gaya pengasuhan penerimaan dan body esteem remaja,
artinya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka ibu akan melakukan gaya
pengasuhan penerimaan dalam kesehariannya dan remaja memiliki body esteem
yang positif. Gaya pengasuhan penerimaan ibu berhubungan positif dengan
interaksi kehangatan dan kekuasaan antar saudara kandung. Sedangkan, ibu yang
melakukan gaya pengasuhan penolakan akan meningkatkan konflik antar saudara
kandung. Gaya pengasuhan penerimaan ibu dan persaingan antar saudara kandung
berhubungann positif dengan body esteem (Tabel 10).
Tabel 10 Koefisien korelasi antara karakteristik remaja, karakteristik keluarga,
karateristik saudara kandung, gaya pengasuhan ibu, serta interaksi
saudara kandung dengan body esteem
Hubungan antar variabel Gaya peangasuhan Interaksi saudara kandung
Body esteem Accept Reject Warm Pow Conf Riv
Karakteristik
Uang saku 0.002 -0.050 -0.091 -0.151 0.075 -0.032 0.182
Bentuk tubuh -0.156 0.241 -0.177 -0.141 0.244 0.017 -0.032
Usia ibu -0.153 .006 -0.125 -0.118 -0.099 -.132 -0.294*
Pendidikan ibu 0.257* .102 0.063 -0.092 -0.076 -.005 0.347** Besar keluarga 0.024 .069 -0.043 0.032 -0.013 .093 -0.105
Jarak kelahiran 0.102 -.070 0.114 0.139 -0.078 .087 -0.091
Gaya pengasuhan ibu
Accept 1 -0.223 0.374** 0.560** -0.014 0.230 0.277* Reject -0.223 1 -0.269* -0.162 0.538** -0.228 -0.066
Interaksi saudara
kandung
Warm 0.374** -0.269* 1 0.591** -0.112 0.142 0.203 Pow 0.560** -0.162 0.591** 1 0.021 0.192 0.162
Conf -0.014 0.538** -0.112 0.021 1 -0.116 0.047
Riv 0.230 -0.228 0.142 0.192 -0.116 1 0.318*
Keterangan: Accept. Afection (penerimaan);Reject. Rejection (penolakan)
Warm (kehangatan); Pow. Power (status/kekuasaan); Conf. Konflik; Riv. Rivalry (persaingan) *) p<0.05 **) p<0.01
17
Pengaruh Antara Karakteristik Remaja, Keluarga dan Kakak, Gaya
Pengasuhan Ibu, Interaksi Saudara Kandung terhadap Body Esteem
Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R² pada dimensi body esteem
sebesar 0.219. Artinya, body esteem remaja dipengaruhi oleh faktor yang diinput
sebesar 21.90 persen dan 78.90 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar
variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan ibu
(β=0.369) berpengaruh positif dan signifikan terhadap body esteem, hal ini berarti
setiap kenaikan satu satuan tingkat pendidikan ibu akan meningkat body esteem
remaja sebanyak 0.014 poin, sedangkan jarak kelahiran berpengaruh negatif
terhadap body esteem remaja dengan p<0.050, hal ini berarti semakin jauh jarak
kelahiran akan menurunkan body esteem remaja sebanyak 0.044 poin dengan
nilai R² sebesar 0.431. Namun, tidak diperoleh hasil yang menunjukkan adanya
pengaruh dari variabel gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu terhadap body
esteem remaja. Pada variabel interaksi saudara kandung hanya dimensi persaingan
yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap body esteem remaja
(p<0.010), hal ini berarti setiap kenaikan satu satuan persaingan dengan saudara
kandung akan meningkatkan body esteem sebesar 0.259 poin dengan nilai R²
sebesar 0.431.
Tabel 11 Koefisien regresi antara karakteristik remaja, keluarga dan kakak, gaya
pengasuhan ibu, serta interaksi saudara kandung terhadap body esteem
Variabel Body esteem
β t Sig.
Konstanta 0.773 0.021 0.984
Bentuk tubuh -0.095 -0.703 0.486
Uang saku 0.131 0.987 0.329
Umur ibu -0.245 -1.711 0.094
Pendidikan ibu 0.369 2.550 0.014*
Besar keluarga 0.038 0.273 0.786
Pendidikan kakak 0.116 0.721 0.475
Keterangan: * = Signifikan p<0.05
Pembahasan
Periode remaja merupakan masa dalam pencarian jati diri, jelas pada masa
ini seseorang membutuhkan bantuan dan bimbingan dari orang-orang disekitarnya
Jarak kelahiran -0.758 -2.075 0.044*
Gaya pengasuhan ibu
Pengasuhan penerimaan 0.002 0.011 0.991
Pengasuhan agresif -0.280 -1.368 0.178
Pengasuhan pengabaian 0.164 0.792 0.433
Pengasuhan penolakan 0.156 0.808 0.424
Interaksi saudara kandung
Kehangatan 0.033 0.215 0.831
Status/kekuasaan 0.178 1.012 0.317
Konflik 0.004 0.023 0.981
Persaingan 0.274 2.112 0.041*
R² 0.431
Adjusted R² 0.219
F 2.032
18
khususnya keluarga. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Aliyev dan Turkmen
(2014) bahwa ibu memiliki pengaruh positif dan lebih besar dalam hal merawat
anak. Selain ibu, anggota keluarga lainnya yaitu saudara kandung juga berperan
penting dalam pembentukan body esteem yang positif pada remaja melalui
interaksi saudara kandung.
Variabel gaya pengasuhan penerimaan ibu pada remaja dengan bentuk
tubuh kurus berada pada kategori sedang, hal ini dikarenakan remaja
mempersepsikan bahwa tidak setiap saat ibu memperlihatkan atau mengatakan hal
yang baik tentangnya. Pada variabel gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu
terlihat bahwa kategori capaian remaja dengan bentuk tubuh normal lebih
menyebar yaitu pada kategori tinggi, sedang, dan rendah hal ini dikarenakan
setiap remaja memiliki jawaban yang berbeda-beda pada dimensi penerimaan
(Lampiran 1). Sedangkan pada dimensi lainnya yaitu gaya pengasuhan agresifitas,
gaya pengasuhan pengabaian, dan gaya pengasuhan penolakan hampir sebagian
besar remaja baik dengan bentuk tubuh kurus atau normal berada pada kategori
rendah.
Santrock (2007) menyatakan bahwa orang tua khususnya ibu yang
mempraktekkan gaya pengasuhan pengabaian cenderung memiliki anak dengan
tingkat kepercayaan diri atau body esteem yang rendah. Gaya pengasuhan
penerimaan-penolakan ibu terbagi ke dalam empat dimensi, namun hanya dimensi
pengabaian yang memiliki perbedaan nyata. Remaja dengan bentuk tubuh normal
memiliki tingkat pengabaian lebih tinggi dibandingkan remaja dengan bentuk
tubuh kurus. Dijelaskan pula oleh Hastuti (2014) bahwa setiap orang tua memiliki
syarat yang harus terpenuhi dalam hal mengasuh anak di usia remaja, antara lain
orang tua harus mampu membentuk kepercayaan diri dan sikap positif anak,
perilaku hidup sehat, serta pemberian pengawasan dalam segala aspek
perkembangan, khususnya yang berkaitan dengan bentuk tubuh yaitu pola asuh
makan. Pola asuh makan pada remaja ditujukkan untuk mempertahankan berat
badan ideal. Oleh sebab itu, ibu harus memiliki pengetahuan terkait gizi, serta
lebih memperhatikan asupan makanan pada anak di usia remaja, maka tingkat
pengasuhan pengabaian ibu akan lebih tinggi pada anak dengan bentuk tubuh
normal dibandingkan anak dengan bentuk tubuh kurus, karena sudah seharusnya
remaja dengan bentuk tubuh kurus mendapatkan perhatian yang lebih dalam hal
asupan makanannya (Hastuti 2014).
Berdasarkan hasil secara keseluruhan lebih dari setengah remaja merasa
memiliki interaksi yang hangat dengan kakak (Lampiran 2). Hal tersebut sesuai
dengan penelitian Scharf et al. (2005) bahwa kedekatan dengan saudara kandung
akan semakin meningkat, sedangkan konflik, dan persaingan akan menurun
seiring dengan pertambahan usia saudara kandung. Hal ini terbukti karena lebih
dari setengah remaja yang menjadi responden memiliki saudara kandung (kakak)
yang berbeda jarak kelahiran lebih dari empat tahun, maka interaksi antara remaja
dengan kakak bersifat hangat atau dekat. Buhrmester dan Furman (1990)
menyebutkan bahwa interaksi antara saudara kandung yang sama jenis kelamin, khususnya perempuan yang memiliki saudara kandung perempuan memiliki
tingkatan tertinggi dalam dimensi kehangatan dan kedekatan satu sama lainnya.
Sesuai dengan pernyataan sebelumnya, maka dimensi lainnya dalam interaksi
saudara kandung berada pada kategori sedang dan rendah.
19
Hampir seluruh remaja baik dengan bentuk tubuh kurus atau normal
merasa tidak memiliki konflik dan tidak saling berkuasa dengan saudara
kandungnya (rendah), sedangkan pada dimensi persaingan persentase
menunjukkan angka yang sama yaitu pada kategori rendah dan sedang. Hasil
penelitian tidak sejalan dengan Santrock (2007) yang menjelaskan bahwa agresi
dan dominansi akan lebih tinggi terjadi pada saudara kandung yang berjenis
kelamin sama. Menurut Hurlock (1980) pada awal masa remaja seringkali terjadi
pertentangan dengan saudara kandung, kemudian remaja yang lebih tua mulai
dapat menerima saudara-saudaranya yang tadinya dianggap menjengkelkan,
dengan cara yang lebih tenang dan filosofis. Kakak lebih mengerti perilaku
adiknya dan adanya kepercayaan diri yang lebih besar membuat kakak tidak cepat
marah.
Dimensi konflik pada interaksi saudara kandung memiliki perbedaan
nyata. Remaja dengan bentuk tubuh normal memiliki konflik yang lebih tinggi
dibandingkan remaja dengan bentuk tubuh kurus. Remaja mungkin menghina
adik-adiknya dan membenci kakak-kakaknya sehingga menimbulkan
pertentangan satu sama lain (Hurlock 1980). Konflik bisa terjadi jika salah satu
atau keduanya merasa bahwa saudaranya memiliki kekurangan, khususnya dalam
aspek fisik, seperti yang dijelaskan Scharf et al. (2005) yang menyatakan bahwa
saudara kandung seringkali saling menghina (bullying) atau memberi komentar
negatif terhadap bentuk tubuh saudaranya, hal tersebut secara tidak langsung akan
membuat seseorang yang mendengar merasa tersinggung, merasakan
ketidakpuasan dengan body esteem yang dimiliki, dan bahkan depresi.
Proporsi terbesar secara keseluruhan menunjukkan hasil bahwa remaja
memiliki body esteem negatif. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian
Pilafova (2007) yang menyatakan bahwa individu yang kurus memiliki tingkat
body esteem yang tinggi, karena bentuk tubuh merupakan hal yang dapat
memprediksi tingkat body esteem seseorang. Selain Pilafova (2007) juga
menjelaskan bahwa perempuan kurus merasa dirinya lebih diterima dan disukai
oleh lingkungan sekitar. Perempuan yang memiliki kepuasan dengan kondisi
fisiknya akan lebih disukai oleh lingkungan sekitar, dibandingkan dengan
perempuan yang memiliki body esteem negatif. Kater (2012) menyatakan bahwa
perempuan merasakan kekhawatiran yang berlebih terhadap penampilan
tubuhnya, hal tersebutlah yang akan mendorong terciptanya body esteem negatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia ibu berhubungan negatif dengan
body esteem. Teori social learning menjelaskan bahwa ibu merupakan figur yang
penting dalam proses sosialisasi yang berhubungan dengan body esteem anak-
anaknya melalui proses modeling (meniru). Namun, jika rentang usia ibu dan anak
terlampau jauh hal tersebut justru memicu anak kehilangan role model, selain itu
juga ibu yang memasuki fase dewasa madya atau bahkan lanjut usia akan menjadi
lebih khawatir dengan kondisi fisiknya yang dirasa mengalami penurunan, dan ibu
yang selalu memperlihatkan ketidaknyamanannya terhadap bentuk tubuh, akan
menyebabkan anak mengikuti sikap tersebut sehingga timbul body esteem yang negatif pada anak, khususnya remaja perempuan. Pendidikan ibu berhubungan
positif dan signifikan dengan body esteem remaja, sejalan dengan Isnani (2011)
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang (ibu) diasumsikan memiliki
kemampuan yang semakin baik dalam mengakses dan menyerap informasi,
khususmya yang berkaitan dengan body esteem.
20
Pendidikan ibu berhubungan dan berpengaruh positif sangat signifikan
terhadap body esteem. Hal tersebut berarti semakin tinggi tingkat pendidikan ibu,
maka semakin baik body esteem yang dimiliki anak. Sesuai dengan penelitian
Rahmawati (2006) bahwa tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap pola asuh anak termasuk pemberian makan, pola
konsumsi pangan, dan indeks massa tubuh. Dikuatkan oleh pendapat Sumarwan
(2004) bahwa tingkat pendidikan ibu akan sangat memengaruhi pola pikir anak-
anaknya dalam segala aspek, termasuk pola pikir terhadap bentuk tubuh,
kebiasaan makan, mengonsumsi makanan, dan pola pikir kesadaran akan bentuk
tubuh. Namun, tidak terdapat pengaruh antara karakteristik remaja terhadap body
esteem, hal ini tidak sesuai dengan Pilafova (2007) yang menyatakan bahwa
bentuk tubuh (indeks massa tubuh) merupakan aspek yang sangat berpengaruh
terhadap body esteem, remaja dengan bentuk tubuh kurus memiliki body esteem
dalam kategori tinggi, artinya remaja yang kurus akan lebih percaya diri dengan
kondisi fisik yang dimilikinya.
Jarak kelahiran saudara kandung dengan remaja berpengaruh negatif
terhadap body esteem, artinya semakin jauh jarak kelahiran antar saudara kandung
akan menurunkan body esteem remaja. Seperti yang telah diketahui bahwa periode
remaja merupakan masa yang penuh dengan kekhawatiran, terutama dalam hal
penampilan fisik. Sebagian besar remaja dalam penelitian ini memiliki saudara
kandung yang berusia dewasa, dan capaian kategori pada variabel body esteem
berada pada kategori rendah. Hal ini membuktikan bahwa semakin jauh perbedaan
usia saudara kandung akan menurunkan kepuasan remaja terhadap body esteem
yang dimilikinya. Perempuan akan merasa sangat tidak percaya diri dan
bergantung kepada keluarga termasuk kakak untuk memperoleh rasa aman,
bimbingan, dan bantuan dalam menguasai tugas perkembangannya di masa remaja
(Hurlock 1980). Jika jarak kelahiran saudara kandung (kakak) terlampau jauh,
atau dapat diartikan bahwa kakak telah memasuki periode dewasa dan telah
bekerja, maka hal tersebut berdampak pada pengurangan waktu bersama antara
satu sama lain, sehingga remaja merasa kehilangan panutan atau bimbingan dari
kakak, sehingga menyebabkan body esteem remaja menjadi rendah (body esteem
negatif). Santrock (2007) menyatakan bahwa kakak adalah pengaruh sosialisasi
yang lebih kuat dari pada orang tua, Oliva dan Arranz (2005) juga menyatakan
bahwa interaksi saudara kandung yang hangat akan meningkatkan penilaian
personal seseorang terhadap dirinya, dan sebaliknya konflik antara saudara
kandung akan menyebabkan seseorang mengalami masalah dalam penilaian
personalnya di usia remaja.
Gaya pengasuhan penerimaan-penolakan ibu tidak memiliki pengaruh
terhadap body esteem remaja, hal ini tidak sejalan dengan penelitian Cooley et al.
(2008) dalam Oswald et al. (2012) bahwa sikap ibu yang hangat dan penuh
perhatian kepada anak khususnya diusia remaja sangat berpengaruh signifikan
terhadap body esteem. Berdasarkan hasil uji korelasi terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara gaya pengasuhan penerimaan dengan body esteem remaja. Neumark-Sztainer (2010) dalam Curtis dan Loomans (2014) menjelaskan
bahwa gaya pengasuhan penerimaan ternyata dapat mengurangi ketidakpuasan
remaja terhadap bentuk tubuhnya, sehingga menyebabkan remaja memiliki body
esteem yang positif. Orang tua yang selalu berkomentar terhadap berat badan
anaknya serta menyebutkan kekurangan yang dimiliki anak berkaitan dengan
21
aspek fisik (pengasuhan penolakan) merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan anak memiliki body esteem negatif (Alliyev and Turkmen 2014).
Ibu yang senantiasa memperlihatkan sikap hangat dan pujian kepada anak dalam
pratek pengasuhan yang dilakukannya maka akan meningkatkan kepercayaan diri
pada anak sehingga terbentuk body esteem yang positif (Oswald et al. 2012).
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa gaya pengasuhan penerimaan ibu
berhubungan positif signifikan dengan interaksi kehangatan dan kekuasaan antar
saudara kandung, artinya semakin tinggi tingkat pengasuhan penerimaan ibu akan
meningkatkan pola interaksi yang positif antar saudara kandung. Pola interaksi
yang hangat dan adanya persepsi bahwa kakak mendominasi adalah sebuah
bentuk interaksi yang positif antar saudara kandung, dibuktikan dengan sebaran
jawaban remaja yang menyatakan bahwa pada dimensi kehangatan disebutkan
sebagian besar remaja menghormati, menyayangi, serta merasa kehilangan apabila
tidak ada kakak disampingnya, dan pada dimensi kekuasaan remaja
mempersepsikan bahwa terkadang kakak membantu remaja melakukan hal yang
dirasa sulit, kakak juga terkadang memberi informasi tentang suatu hal yang
remaja belum ketahui (Lampiran 2). Hasil lainnya juga menunjukkan bahwa gaya
pengasuhan penolakan berhubungan positif dengan konflik, artinya setiap ibu
melakukan gaya pengasuhan penolakan kepada anak maka akan meningkatkan
konflik antar saudara kandung. Choiriyah (2015) menyatakan bahwa orang tua
khususnya ibu memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan dan kasih
sayang yang adil kepada anak-anaknya, supaya tidak terjadi kecemburuan antar
anak satu sama lain, sehingga dapat tercipta hubungan harmonis antara orang tua
dan anak, serta antar saudara kandung.
Persaingan antar saudara kandung berhubungan dan berpengaruh positif
signifikan terhadap body esteem remaja. McNemey dan Usner dalam Binotiana
(2008) menyebutkan bahwa persaingan antar saudara kandung terjadi pada
beberapa rentang usia, dan tingkat persaingan tertinggi antar saudara kandung
biasanya terjadi pada usia 10-15 tahun. Namun, pada umunya intensitas
persaingan antar saudara kandung akan berkurang seiring dengan perkembangan
usia anak dan perilaku dari orang tua (Sawicki 1997 dalam Bonita 2008).
Persaingan merupakan kompetisi antar anak dalam merebut perhatian dan kasih
sayang orang tua dalam keluarga (Nicholson 2003 dalam Binotiana 2008), jika
persaingan yang terjadi berkepanjangan hal tersebut akan mengakibatkan tanda-
tanda depresi atau kecemasan pada anak (Steinberg 2003). Persaingan saudara
kandung tidak selamanya berdampak negatif, tetapi bisa juga berdampak positif,
dengan adanya persaingan maka meningkatkan kemampuan seseorang untuk
berdiskusi atau beradu pendapat satu sama lain, menghargai pendapat orang lain,
dan mampu memperbaiki persepektif diri menjadi lebih baik, sehingga anak
terlatih melakukan negosiasi, dan berkompromi dalam menyelesaikan suatu
masalah termasuk masalah yang berkaitan dengan body esteem yang dimiliki
(Binotiana 2008).
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan antara lain karena data yang diperoleh hanya dari satu sumber yaitu remaja, seharusnya dilakukan wawancara
dengan kedua belah pihak yaitu remaja dengan ibu, dan remaja dengan kakak,
supaya hasil yang diperoleh pada gaya pengasuhan penerimaan-penolakan dan
interaksi antar saudara kandung menjadi lebih konkrit. Secara keseluruhan hanya
sebesar 21.90 persen pengaruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini
22
terhadap body esteem, dan 78.10 persen lainnya diduga dipengaruhi oleh variabel
lain misalnya pengaruh media massa, teman sebaya, kebiasaan makan, aktivitas
fisik, dan sebagainya. Variabel-variabel tersebut diperoleh berdasarkan hasil
penelitian-penelitian terdahulu.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Usia remaja berada pada kategori remaja awal yaitu 13-16 tahun. Sebagian
besar remaja memiliki jarak kelahiran dengan kakak perempuan lebih dari empat
tahun.Tingkat pendidikan ibu terbesar adalah pada jenjang SMA/sederajat.
Remaja mempersepsikan bahwa gaya pengasuhan yang dilakukan ibu adalah
pengasuhan penerimaan dan pola interaksi dengan saudara kandung adalah
hangat. Remaja dengan bentuk tubuh normal memiliki tingkat pengasuhan
pengabaian dan konflik antar saudara kandung lebih tinggi dibandingkan remaja
dengan bentuk tubuh kurus. Secara keseluruhan remaja memiliki body esteem
yang negatif, artinya remaja masih merasa tidak percaya diri dengan bentuk
tubuhnya secara keseluruhan.
Gaya pengasuhan penerimaan berhubungan positif dengan kehangatan dan
kekuasaan antar saudara kandung, dan pengasuhan penolakan ibu berhubungan
positif dengan konflik antar saudara kandung. Pendidikan ibu, gaya pengasuhan
penerimaan, dan persaingan antar saudara kandung berhubungan positif dengan
body esteem, sedangkan usia ibu berhubungan negatif dengan body esteem.
Pendidikan ibu, dan persaingan antar saudara kandung berpengaruh positif
terhadap body esteem, sedangkan jarak kelahiran berpengaruh negatif terhadap
body esteem. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi tingkat
persaingan dengan saudara kandung, dan semakin dekat jarak kelahiran akan
meningkatkan body esteem pada remaja.
Saran
Penerapan gaya pengasuhan yang tepat dari orang tua khusunya ibu sangat
penting untuk mendukung perkembangan anak, seperti yang terlihat dalam hasil
pada remaja dengan bentuk tubuh normal menunjukkan bahwa seperempat remaja
masih merasa bahwa ibu tidak melakukan gaya pengasuhan penerimaan, dan ibu
juga harus memberikan pengertian yang tepat kepada anak terkait bentuk fisiknya,
hal tersebut akan berdampak pada body esteem yang dimiliki menjadi positif.
Selain itu, ibu dan anggota keluarga lainnya merupakan role model bagi remaja,
sehingga ibu dan kakak harus senantiasa memberikan contoh yang baik terutama
dalam penerapan body esteem yang positif pada anak remajanya. Hasil penelitian
ini juga menunjukkan adanya pengaruh yang positif pada persaingan antar saudara
kandung terhadap body esteem, tidak selamanya persaingan itu berdampak
negatif, tergantung padangan kedua pihak yang berselisih dan juga arahan dari
orang tua terutama ibu, sehingga sudah seharusnya orang tua mengawasi dan
menjadi penengah dari perselisihan yang terjadi antar saudara kandung sehingga
23
permasalahan tidak berkepanjangan. Saran untuk penelitian selanjutnya dirasa
perlu untuk menambahkan variabel lainnya seperti pengaruh teman sebaya (peer
group) dan media massa untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap
body esteem.
DAFTAR PUSTAKA
Abramson E. 2007. Body Intelligence: Menurunkan dan Menjaga Berat Badan
Tanpa Diet. Dwi Prabantini, penerjemah. Yogyakarta (ID): Andi.
Ahmed N. 2007. Knowledge, attitude, and practice on dengue fever [tesis].
Bangkok (TH): Chualalongkhorn University.
Aliyev B, Turmen A. 2014. Parent, peer and media effect on the perception of
body image in prasdolescent girls and boys. Universal Journal of
Psychology. Vol. 2(7):224-230. doi: 10.13189/ujp.2014.020703.
Asilah, Hastuti D. 2014. Hubungan tingkat stres ibu dan pengasuhan peneimaan-
penolakan dengan konsep diri remaja pada keluarga bercerai.Jur. Ilm. Kel. &
kons. Vol. 7(1):10-18.
Bank SP, Kahn MD. 1997. The Sibling Bond: The first major account of the
powerfull emotional connections among brothers and sisters throughout life.
New York (US): Basic Books.
Binotiana MN. 2008. Gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudra
kandungnya [skripsi]. Depok (ID): Fakultas Psikologi, Universitas
Indonesia.
[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 1998. Kajian
Profil Penduduk Remaja (10-24 Tahun). Jakarta : BKKBN.
BPS, BKKBN, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia: Kesehatan Reproduksi Remaja.
Buhrmester D, Furman W. 1990. Perceptions of sibling relationships during
middle childhood and adolescence. Child Development. Vol. 61: 1387-1398.
Burtaverde V. 2012. Self esteem, body esteem and quality of life among obese
people in Romania. Journal of experimental applied pshycology. Vol. 3.
Brennan MA, Lalonde CE, Bain JL. 2010. Body image perception do gender
differences exist?. Psi chi journal of undergraduate research.Vol 15(3).
Choiriyah T. 2015. Startegi pengasuhan orang tua mengatasi perilaku sibling
rivalry anak usia 4-6 tahun [skripsi]. Semarang (ID): Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Curtis C, Loomans C. 2014. Friend, family, and their influence on body image
dissatisfaction.Women’s Studies Journal. Vol. 28(2):39-56.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung (ID): PT Remaja Rosdakarya.
24
Furman W, Bushmester D. 1985.Children’s perceptions of the personal
relationships in their social network. Journal of developmental pshycology.
Vol. 21(6): 1016-1024.
Furman W, Lanthier RP. 1996. Personality and sibling relationships. In G.
Hastuti D. 2009. Pengasuhan: Teori dan prinsip serta aplikasinya di Indonesia.
Bogor (ID). IPB Press.
Heinberg LJ, Wood KC, Thomson JK. 1996. Adolescent Nutrition:
Assessmentand Management. USA: Chapman and Hall.
Holilah S. 2013. Gaya pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung pada remaja
berdasarkan status pekerjaan ibu [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Hurlock EB. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Ruang
Kehidupan. Edisi 5. Jakarta (ID): Erlangga.
Isnani F. 2011. Praktik hidup sehat dan persepsi tubuh ideal remaja putri SMA
Negeri 1 Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor.
Lingga M. 2011. Studi tentang pengetahuan gizi, kebiasaan makan, aktivitas fisik,
indeks massa tubuh dan body image remaja putri yang berindeks massa tubuh
normal dan gemuk/obes di SMA Budi Mulia Bogor [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Mak K, Pang JS, Lai C, Ho RC. 2012. Body esteem in Chinese adolescents: effect
of gender, age, and weight. Journal of health psychology.doi:
10.1177/1359105312437264
Marabessy N. 2006. Hubungan ukuran tubuh aktual dan eskspos media massa
terhadap body image mahasiswa putra dan putri IPB [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Mu’tadin Z. 2002. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta (ID): Andi Offset.
Oliva A, Arranz E. 2005. Sibling relationship during adolescence. Journal of
developmental pshycology. Vol. 2(3):253-270.
Oswald D, Franzoi SL, Frost K. 2012. Experiencing Sexism and young women’s
body esteem. Journal of social and clinical psychology.Vol. 31(10). doi.
1112-1137.
Pilafova A, Angelone DJ, Bledsoe K. Relationship between gender, BMI, self
esteem, body esteem in college student. Journal of undergraduate research.
Vol. 12(1):24-30.
Rahmaisya R. 2011. Pengaruh persepsi gaya pengasuhan orangtua dan konsep diri
terhadap motivasi berprestasi Atlet muda di SMA Negeri Ragunan Jakarta
[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Rahmawati D. 2006. Status gizi dan perkembangan anak usia dini di taman
pendidikan karakter sutera alam, Desa Sukamantri [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
25
Rohner RP. 1986. The Warmth Dimension Of Parenting: The Parental Acception
Rejection Theory. Beverly Hills, California (US): Sage Publication.
Santrock JW. 2007. Child Development: Perkembangan anak. Edisi ke-11.
Jakarta (ID): Erlangga.
Scharf M, Shulman S, Avigad-Spitz L. 2005. Sibling relationship in emerging
adulthood and in adolescene. Journal of Adolescent Research.vol. 20(1). doi:
10.1177/0743558404271133
Steinberg L. 2002. Adolescence. Sixt edition. New York (US): McGraw-Hiil.
Sumarwan U. 2004.Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Voluntir F. 2014. Pengasuhan penerimaan-penolakan dan lingkungan pengasuhan
pada keluarga dengan anak remaja di area suburban [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas ekologi manusia, Institut Pertanian Bogor
26
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil pengurukuran kuesioner persepsi gaya pengasuhan ibu
(Parental Acceptence-Rejection Questionnaire)
Keterangan:
T = Tidak pernah
J = Jarang
K = Kadang-kadang
S = Selalu
Gaya pengasuhan (PARQ) Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K S T J K S
Pengasuhan penerimaan
Ibu mengatakan hal
menyenangkan tentang
saya
3.70 3.70 55.60 37.00 0.00 12.10 60.60 27.30
Ibu memiliki waktu untuk
berbicara dengan saya
terkait rencana dimasa
depan dan ibu
mendengarkannya
3.70 18.50 33.30 44.40 12.10 15.20 27.30 45.50
Ibu menyuruh saya untuk
membawa teman ke rumah
dan memberikan suasana
yang menyenangkan untuk
saya dan teman-teman
11.10 33.30 40.70 14.80 9.10 30.30 45.50 15.20
Ibu memberikan solusi
saat saya menceritakan
sesuatu yang penting
3.70 3.30 33.30 59.30 0.00 9.10 51.50 39.40
Ketika saya melakukan hal
yang benar ibu
membangga-banggakan
saya
0.00 29.60 29.60 40.70 6.10 24.20 33.30 36.40
Ibu memuji saya di depan
orang lain 18.50 22.20 37.00 22.20 21.20 36.40 39.40 3.00
Ibu berbicara dengan
hangat kepada saya 0.00 18.50 55.60 25.90 0.00 12.10 66.70 21.20
Ibu berbicara hal yang
menyenangkan saat saya
pantas menerimanya
0.00 11.10 40.70 48.10 3.00 18.20 39.40 39.40
Ibu sangat tertarik atas apa
yang saya lakukan 0.00 25.90 48.10 25.90 6.1 42.40 42.40 9.10
Ibu merasa bahwa saya
diinginkan dan dibutuhkan 0.00 18.50 29.60 51.90 6.10 27.30 36.40 30.30
Ibu mengatakan betapa
bangganya ia ketika saya
melakukan hal baik
0.00 0.00 33.30 66.70 3.00 12.10 27.30 57.60
Ibu membuat saya percaya
bahwa apa yang saya
lakukan adalah penting
0.00 18.50 51.90 29.60 3.00 36.40 36.40 24.20
Ibu berusaha menolong
saya saat saya mengalami
ketakutan atau kecewa
karena sesuatu
0.00 14.80 29.60 55.60 3.00 15.20 39.40 42.40
Ibu memerhatikan tentang 0.00 25.90 40.70 33.30 0.00 27.30 45.50 27.30
27
Gaya pengasuhan (PARQ) Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K S T J K S
apa yang saya pikirkan dan
senangi ketika berbicara
dengan saya
Ibu tertarik dengan apa
yang sedang saya lakukan 0.00 25.90 48.10 25.90 6.10 33.30 48.50 12.10
Ibu berupaya untuk
membuat saya merasa
lebih nyaman saat saya
luka atau sakit
0.00 3.70 22.20 74.10 0.00 15.20 24.20 60.60
Ibu memberitahu saya
bahwa ia mencintai saya 11.10 7.40 25.90 55.60 0.00 18.20 33.30 48.50
Ibu memperlakukan saya
dengan lembut dan kasih
sayang
0.00 7.40 29.60 63.00 0.00 6.10 39.40 54.50
Ibu berusaha untuk
membuat saya bahagia 0.00 0.00 22.20 77.80 0.00 0.00 30.30 69.70
Ibu mengizinkan saya
untuk berbuat yang kurasa
penting. bahkan bila hal itu
sebetulnya kurang
menyenangkan ibu
40.70 29.60 22.20 7.40 36.40 24.40 30.30 9.10
Pengasuhan agresif
Ibu menghukum saya bila
nakal 11.10 33.30 22.20 33.30 15.20 21.20 27.30 36.40
Ibu memperolok dan
mempermainkan saya 77.80 11.10 11.10 0.00 75.80 12.10 12.10 0.00
Ibu memperlakukan saya
dengan kasar 96.30 3.70 0.00 0.00 69.70 21.20 9.10 0.00
Ibu memukul saya.
bahkan saat saya tidak
melakukan kesalahan
96.30 3.70 0.00 0.00 81.80 15.20 3.00 0.00
Ibu menghukum saya
dengan berat ketika
marah
85.20 7.40 3.70 3.70 78.80 15.20 6.10 0.00
Ibu mudah marah pada
saya 40.70 44.40 7.40 7.40 54.50 24.20 21.20 0.00
Ibu mudah sekali marah
besar pada saya 85.20 7.40 7.40 0.00 69.70 18.20 12.10 0.00
Ibu mengatakan hal
buruk tentang saya 81.50 14.80 3.70 0.00 69.70 30.30 0.00 0.00
Ibu mengatakan bahwa
saya mudah membuatnya
marah
55.60 25.90 14.80 3.70 39.40 45.50 15.20 0.00
Ibu seenaknya menyakiti
perasaan saya 88.90 7.40 0.00 3.70 72.70 24.20 3.00 0.00
Ibu mengancam ketika
saya melakukan
kesalahan
66.70 29.60 0.00 3.70 36.40 36.40 24.20 3.00
Ibu mempermalukan saya
di depan teman ketika
saya berbuat salah
96.30 3.70 0.00 0.00 69.70 24.20 3.00 3.00
bu mengeluh pada orang
lain jika saya tidak
mendengarkan
nasihatnya
44.40 40.70 7.40 7.40 39.40 48.50 9.10 3.00
Ibu merasa bahwa anak 63.00 22.20 3.70 11.10 39.40 36.40 18.20 61.10
28
Gaya pengasuhan (PARQ) Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K S T J K S
lain selalu lebih baik dari
saya apa pun yang terjadi
Ibu mempercayai bahwa
anak lain lebih baik
daripada saya
70.40 18.50 7.40 3.70 57.60 27.30 12.10 3.00
Pengasuhan pengabaian
Ibu memberikan
perhatian secara penuh
pada saya*
0.00 3.70 18.50 77.80 0.00 15.20 45.50 39.40
Ibu menikmati
kebersamaan dengan
saya*
7.40 11.10 14.80 66.70 0.00 21.20 42.40 36.40
Ibu memastikan bahwa
saya memperoleh
makanan yang sehat*
3.70 18.50 18.50 59.30 3.00 6.10 33.30 57.60
Ibu memerhatikan siapa
saja teman saya* 3.70 18.50 33.30 44.40 6.10 21.20 24.20 48.50
Ibu memberikan
perhatian besar kepada
saya*
0.00 7.40 29.60 63.00 0.00 12.10 36.40 51.50
Ibu merasa senang saat
menghabiskan waktu
berdua dengan saya*
3.70 18.50 51.90 25.90 6.10 30.30 42.40 21.20
Ibu memerhatikan apa
yang saya sukai saat ibu
membuat sesuatu
perencanaan tertentu*
0.00 29.60 37.00 33.30 3.00 24.20 27.30 45.50
Ibu meminta orang lain
(tetangga atau saudara)
untuk mengasuh saya
96.30 3.70 0.00 0.00 90.90 0.00 6.10 3.0
Ibu menolak kehadiran
saya 100.00 0.00 0.00 0.00 97.00 0.00 3.00 0.00
Ibu mengabaikan saya
selama saya tidak
mengerjakan sesuatu
yang mengganggunya
74.10 18.50 7.40 0.00 60.60 30.30 9.10 0.00
Ibu melupakan hal yang
seharusnya ia lakukan
untuk saya
74.10 11.10 7.40 7.40 63.60 30.30 6.10 0.00
Ibu terlalu sibuk untuk
dapat menjawab
pertanyaan saya
81.50 14.80 3.70 0.00 45.50 30.30 24.20 0.00
Ibu mengabaikan saya
ketika saya meminta
bantuannya
77.80 11.10 11.10 0.00 45.50 36.40 18.20 0.00
Ibu berusaha menjauh
dari saya
96.30 3.70 0.00 0.00 97.00 3.00 0.00 0.00
Ibu melupakan hal
penting yang seharusnya
ia ingat tentang saya
59.30 29.60 11.10 0.00 33.30 51.50 12.10 3.00
Pengasuhan penolakan
Ibu memandang saya
sebagai orang dewasa
11.10 29.60 51.90 7.40 21.20 21.20 48.50 9.10
Ibu berteriak pada saya
ketika marah
40.60 29.60 14.80 14.80 21.20 39.40 18.20 21.20
Ibu membuat saya 66.70 22.20 11.10 0.00 60.60 27.30 9.10 3.00
29
Gaya pengasuhan (PARQ) Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K S T J K S
merasa malu dan salah
saat saya melakukan hal
yang tidak benar
Ibu mengatakan pada
saya bahwa ia malu saat
saya berbuat suatu
kesalahan
48.10 33.30 14.80 3.70 24.20 45.50 30.30 0.00
Ibu tidak mencintai saya 88.90 3.70 0.00 7.40 90.90 3.00 3.00 3.00
Ibu kelihatannya tak suka
pada saya
100 0.00 0.00 0.00 84.80 12.10 3.00 0.00
Ibu berpikir bahwa itu
adalah kesalahan saya
saat saya memiliki
masalah
29.60 40.70 25.90 3.70 27.30 45.50 24.20 3.00
Ibu membuat perasaan
saya merasa tak lagi
dicintai ibu saat saya
berbuat salah
74.10 11.10 3.70 11.10 54.50 21.20 12.10 12.10
Ibu mengeluh tentang
saya
77.80 14.80 7.40 0.00 51.50 39.40 9.10 0.00
Ibu memperlihatkan
kepada saya bahwa saya
tidak diinginkan
96.30 3.70 0.00 0.00 90.90 6.10 3.100 0.00
Keterangan: * = Pernyataan yang memiliki makna negatif, sehingga pemberian skor dibalik.
Lampiran 2 Hasil pengukuran kuesioner interaksi saudara kandung (Sibling
Relationship Questionnaire)
Keterangan:
T = Tidak pernah SK = Selalu kakak
J = Jarang LSK = Lebih sering kakak
K = Kadang-kadang LSS = Lebih sering saya
S = Selalu SS = Selalu saya
Interaksi saudara
kandung (SRQ)
Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K S T J K S
Kehangatan
Saya dan saudara Saya
berlaku baik kepada
satu sama lain
0.00 18.50 40.70 40.70 3.00 30.30 48.50 18.20
Saya dan saudara Saya
peduli terhadap satu
sama lain
0.00 7.40 44.40 48.10 0.00 24.20 51.50 24.20
Saya dan saudara Saya
pergi ke suatu tempat
bersama-sama
0.00 40.70 29.60 29.60 0.00 51.50 30.30 18.20
Saya dan saudara saya
melakukan suatu hal
bersama-sama
0.00 48.10 33.30 18.50 0.00 60.60 27.30 12.10
Saya dan saudara Saya
memiliki kesukaan
yang sama.
14.80 51.90 22.20 11.20 12.10 51.50 30.30 6.10
Saya dan saudara Saya
bercerita segala hal
7.40 33.30 29.60 29.60 12.10 36.40 36.40 15.20
30
Interaksi saudara
kandung (SRQ)
Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K S T J K S
kepada satu sama lain.
Saya mengagumi
saudara Saya.
3.70 33.30 33.30 29.60 6.10 24.20 42.40 27.30
Saya menghormati
saudara Saya.
0.00 11.10 37.00 51.90 6.10 12.10 36.40 45.50
Saudara Saya
mengagumi Saya.
3.70 40.70 40.70 14.80 6.10 48.50 18.20 27.30
Saudara Saya
menghormati Saya.
0.00 14.80 44.40 40.70 6.10 36.40 27.30 30.30
Saya dan saudara Saya
bekerjasama satu sama
lain.
0.00 33.30 40.70 25.90 3.00 42.40 39.40 15.20
Saya dan saudara Saya
menyayangi satu sama
lain.
0.00 3.70 29.600 66.70 0.00 18.20 48.50 33.30
Saya dan saudara Saya
bermain bersama
0.00 48.10 25.90 25.90 3.00 42.40 45.50 9.10
Saya dan saudara Saya
bersenang-senang
bersama
3.70 25.90 40.70 29.60 0.00 36.40 51.50 12.10
Saya dan saudara Saya
memiliki kesamaan
18.50 40.70 29.60 11.10 3.00 51.50 30.30 15.20
Saya dan saudara Saya
berbagi rahasia
14.80 40.70 14.80 29.60 21.20 42.20 23.20 12.10
Saya merasa bangga
dengan saudara Saya
3.70 25.90 25.90 44.40 3.00 24.20 39.40 33.30
Saudara Saya merasa
bangga dengan Saya
0.00 29.60 37.00 33.30 3.00 36.40 39.40 21.20
Saya dan saudara Saya
berbagi satu sama lain
0.00 22.20 33.30 44.40 3.00 39.40 33.30 24.20
Saya merasa kehilangan
apabila tidak ada
saudara Saya
0.00 14.80 33.30 51.90 0.00 15.20 30.30 54.50
Saya menghabiskan
banyak waktu bersama
saudara Saya
3.70 48.10 29.60 18.50 3.00 39.40 33.30 24.20
Banyak kemiripan
antara Saya dan saudara
Saya
22.20 33.]30 29.60 14.80 6.10 30.30 39.40 24.20
Saya dan saudara Saya
menceritakan hal yang
tidak ingin diketahui
oleh orang lain
7.40 37.00 22.20 33.30 18.20 30.30 39.40 12.10
Saya menganggap
saudara Saya hebat
0.00 25.90 51.90 22.20 3.00 21.20 54.50 21.20
Saudara Saya
menganggap Saya hebat
0.00 37.00 48.10 14.80 0.00 45.50 45.50 9.10
Kekuasaan
Saya menunjukkan
bagaimana cara untuk
melakukan sesuatu
yang saudara Saya tidak
tahu
3.70 25.90 51.90 18.50 15.20 36.40 36.40 12.10
Saudara Saya
menunjukkan
bagaimana cara untuk
3.70 33.30 40.70 22.20 6.10 33.30 48.50 12.10
31
Interaksi saudara
kandung (SRQ)
Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K S T J K S
melakukan sesuatu
yang Saya tidak tahu
Saya memberi tahu
saudara Saya apa yang
harus dilakukan
3.70 29.60 55.60 11.10 0.00 39.40 54.50 6.10
Saudara Saya memberi
tahu Saya apa yang
harus dilakukan
3.70 11.10 70.40 14.80 3.00 42.40 42.40 12.10
Saya membantu saudara
Saya untuk melakukan
hal yang tidak bisa Saya
lakukan sendiri.
11.10 11.10 59.30 18.50 0.00 30.30 54.50 15.20
Saudara Saya
membantu Saya untuk
melakukan hal yang
tidak bisa dia lakukan
sendiri
3.70 14.80 59.30 22.20 0.00 36.40 45.50 18.20
Saya meminta saudara
Saya untuk melakukan
sesuatu
11.10 40.70 40.70 7.40 3.00 48.50 45.50 3.00
Saudara Saya meminta
Saya untuk melakukan
sesuatu
3.70 29.60 55.60 11.10 3.00 48.50 42.40 6.10
Saya mengajari hal
yang saudara Saya tidak
tahu.
11.10 37.00 37.00 14.80 3.00 57.60 27.30 12.10
Saudara Saya mengajari
hal yang Saya tidak
tahu
3.70 18.50 55.60 22.20 0.00 42.40 45.50 12.10
Saya memerintah
saudara Saya
33.30 51.90 14.80 0.00 27.30 69.70 0.00 3.00
Saudara Saya
memerintah Saya
7.40 48.10 37.00 7.40 12.10 24.20 51.50 12.10
Konflik
Saya dan saudara Saya
menghina satu sama
lain
66.70 22.20 7.40 3.70 45.50 42.40 9.10 3.00
Saya dan saudara Saya
memanggil nama satu
sama lain
44.40 25.90 22.20 7.40 36.40 36.40 18.20 9.10
Saya dan saudara Saya
mencoba untuk
melakukan hal yang
dilakukan satu sama
lain
11.10 51.90 37.00 0.00 9.10 54.50 36.40 0.00
Saya dan saudara Saya
tidak sependapat satu
sama lain
18.50 55.60 22.20 3.70 6.10 66.70 27.30 0.00
Saya dan saudara Saya
bertengkar satu sama
lain
29.60 48.10 18.50 3.70 12.10 33.30 48.50 6.10
Saya dan saudara Saya
merasa berarti bagi satu
sama lain
11.10 22.20 55.60 11.10 3.00 27.30 54.50 15.20
Saya dan saudara Saya
bersaing satu sama lain.
59.30 29.60 11.10 0.00 42.40 45.50 12.10 0.00
32
Interaksi saudara
kandung (SRQ)
Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K S T J K S
Saya dan saudara Saya
merasa kesal satu sama
lain
55.60 33.30 7.40 3.70 24.20 42.40 30.30 3.00
Saya dan saudara Saya
berbeda pendapat satu
sama lain
22.20 48.10 29.60 0.00 6.10 60.60 27.30 6.10
Saya dan saudara Saya
saling menggangu
dengan cara yang
buruk.
66.70 29.60 3.70 0.00 48.50 42.40 3.00 6.10
Saya dan saudara Saya
mencoba untuk
melakukan hal lebih
baik di depan orang tua
dibanding satu sama
lain
22.20 48.10 29.60 0.00 3.00 45.50 45.50 6.10
Saya dan saudara Saya
berselisih paham satu
sama lain
51.90 33.30 11.10 3.70 15.20 48.50 27.30 9.10
Interaksi saudara
kandung
Kurus (%) Tidak kurus (%)
SK LSK LSS SS SK LSK LSS SS
Persaingan
Siapa yang biasanya
diperlakukan lebih baik
oleh ibu Anda?
18.50 25.90 48.10 7.40 6.10 54.50 33.30 6.10
Siapa yang biasanya
diperlakukan lebih baik
oleh ayah Anda?
0.00 11.10 66.70 22.20 0.00 30.30 45.50 24.20
Siapa yang lebih
mendapatkan perhatian
dari ibu Anda?
14.80 44.40 37.00 3.70 9.10 57.60 21.20 12.10
Siapa yang lebih
mendapatkan perhatian
dari ayah Anda?
3.70 11.10 55.60 29.60 6.10 27.30 45.50 21.20
Siapa yang diutamakan
oleh ibu Anda? 11.10 37.00 40.70 11.10 3.00 63.60 27.30 6.10
Siapa yang diutamakan
oleh ayah Anda? 0.00 22.20 63.00 14.80 33.30 45.50 18.20 3.00
33
Lampiran 3 Hasil pengukuran body esteem (Body esteem Questionnaire)
Keterangan:
T = Tidak pernah
J = Jarang
K = Kadang-kadang
Srg = Sering
Se = Selalu
Body esteem (BEQ)
Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K Srg Se T J K Srg Se
Saya suka ketika melihat gambar
atau foto diri saya
sendiri
0.00 11.10 40.70 29.60 18.50 0.00 12.10 39.40 24.20 24.20
Banyak orang yang
mengatakan bahwa
saya cantik
3.70 18.50 29.60 44.40 3.70 0.00 15.20 48.50 21.20 15.20
Saya merasa
bangga dengan bentuk tubuh saya
7.40 14.80 40.70 11.10 25.90 15.20 21.20 41.40 9.10 12.10
Saya senang untuk
mencoba mengubah-ubah
berat badan saya
44.40 29.60 14.80 7.40 3.70 12.10 39.40 18.20 24.20 6.10
Saya rasa
penampilan saya
bisa membantu saya mendapatkan
pekerjaan di masa
depan dengan mudah
18.50 11.10 33.30 33.30 3.70 6.10 24.20 30.30 24.20 15.20
Saya suka ketika melihat wajah saya
di cermin
3.70 18.50 37.00 29.60 11.10 0.00 18.20 27.30 24.20 30.30
Jika saya bisa merubah bagian
tubuh yang tidak
saya sukai maka saya akan
melakukan perubahan yang
banyak pada tubuh
saya*
51.90 22.20 11.10 11.10 3.70 45.50 21.20 12.10 3.00 18.20
Saya merasa puas
dengan berat badan
saya
22.20 18.50 33.30 18.50 7.40 27.30 36.40 27.30 6.10 3.00
Saya berharap saya
bisa terlihat lebih baik lagi*
3.70 7.40 3.70 29.60 55.60 6.10 3.00 18.20 12.10 60.60
Saya berharap
wajah saya seperti kakak/adik saya
33.30 18.50 18.50 25.90 3.70 24.20 12.10 24.20 24.20 15.20
Orang lain dapat memperkirakan
usia saya ketika
melihat wajah saya
29.60 33.30 18.50 18.50 0.00 12.10 27.30 33.30 24.20 3.00
Wajah saya adalah
sebuah kesalahan 81.50 7.40 3.70 0.00 7.40 72.70 12.10 9.10 3.00 3.00
34
Body esteem
(BEQ)
Kurus (%) Tidak kurus (%)
T J K Srg Se T J K Srg Se
menurut saya*
Saya merasa paling
cantik diantara semua orang
40.70 22.20 25.90 7.40 3.70 48.50 21.20 18.20 6.10 6.10
Saya merasa puas
dengan wajah saya 14.80 11.10 37.00 18.50 18.50 12.10 15.20 33.30 24.20 15.20
Saya rasa saya
memiliki berat badan dan tinggi
badan yang ideal
25.90 18.50 29.60 7.40 18.50 18.20 36.40 24.20 9.10 12.10
Saya merasa malu dengan wajah
saya*
74.10 14.80 7.40 3.70 0.00 57.60 21.20 15.20 6.10 0.00
Berat badan saya membuat saya
tidak bahagia*
70.40 7.40 18.50 3.70 0.00 39.40 27.30 21.20 6.10 6.10
Wajah saya yang
menarik membuat
saya mudah mendapatkan
teman dekat
29.60 18.50 37.00 11.10 3.70 6.10 30.30 36.40 18.20 9.10
Saya khawatir dengan penampilan
saya*
48.10 25.90 18.50 3.70 3.70 42.40 30.30 12.10 9.10 6.10
Saya rasa saya
memiliki bentuk
tubuh yang bagus
22.20 25.90 33.30 3.70 14.80 33.30 36.40 21.20 6.10 3.00
Saya terlihat
sempurna sepeti apa yang saya
inginkan
25.90 18.50 37.00 7.40 11.10 21.20 33.30 30.30 9.10 6.10
Keterangan: * = Pernyataan yang memiliki makna negatif, sehingga pemberian skor dibalik.
Lam
pir
an
4
Has
il u
ji h
ubungan
anta
ra k
arak
teri
stik
rem
aja,
kel
uar
ga,
sau
dar
a kan
dung,
gaya
pen
gas
uhan
pen
erim
aan
-pen
ola
kan
ibu,
inte
raksi
sau
dar
a kan
dung d
engan
body
este
em r
emaj
a per
empuan
yan
g m
emil
iki
saudar
a kan
dung p
erem
puan
Hub
ung
an a
nta
r var
iab
el
Gay
a p
engasu
han
ib
u (
PA
R)
Inte
raksi
sau
dar
a k
and
ung (
SR
Q)
Bo
dy
este
em
Af
Ho
s N
eg
Rej
W
arm
P
ow
K
on
f R
iv
Ben
tuk t
ub
uh
-0
.156
0.2
25
0.1
80
0.1
87
-0.2
29
-0.2
15
-0.3
64
0.0
17
-0.0
32
Uan
g s
aku
0
.00
2
-0.0
61
-0.0
32
-0.0
24
-0.0
68
-0.1
05
-0.0
09
-0.0
32
0.1
82
Usi
a ib
u
-0.1
53
0.6
89
0.0
78
0.0
03
-0.1
43
-0.1
40
-0.0
37
-0.1
32
-0.2
94
*
Pen
did
ikan
ib
u
0.2
57
*
0.1
53
-0.0
28
0.1
23
0.0
86
-0.0
52
-0.1
34
-0.0
05
0
.34
7**
Bes
ar k
eluar
ga
0.0
24
0.1
29
0.0
79
-0.0
83
-0.1
04
-0.0
68
0
.17
2
0.0
93
-0.1
05
Jara
k k
elah
iran
0
.10
2
-0.0
54
-0.0
35
-0
.093
0.1
13
0
.12
9
-0.0
59
0.0
87
-0.0
91
Gay
a p
engas
uhan
ib
u
Afe
ctio
n
1
0.0
01
-0.6
20
**
0.0
73
0.3
89
**
0.5
76
**
-0.0
40
0.1
15
0.2
77
*
Ho
stil
ity/
ag
resi
f 0
.00
1
1
0.4
79
**
0.7
18
**
-0.1
81
-0.0
93
0.4
99
**
0.2
30
-0.0
76
Neg
lect
-0
.620
**
0.4
79
**
1
0.3
88
**
-0.3
85
**
0.0
73
0.2
02
-0.1
94
-0.1
18
Rej
ect
0.0
73
0.7
18
**
0.3
88
**
1
-0.0
96
0.5
54
**
0.4
51
**
-0.2
22
0.0
57
Inte
raksi
sau
dar
a k
and
ung
Wa
rm
0.3
89
**
-0.1
81
-0.3
85
-0.0
96
1
0.5
76
**
-0.0
40
0.1
15
0.2
26
Po
wer
0
.55
4**
-0.0
35
-0.3
90
**
0.0
63
0.5
76
**
1
0.4
99
**
0.0
69
0.1
89
Ko
nfl
ict
-0.0
40
0.4
99
**
0.2
02
0.4
51
*
-0.0
93
-0.1
12
1
0.0
73
-0.0
20
Riv
alr
y
0.2
30
-0.1
94
-0.2
22
0.0
57
0.0
73
0.0
69
0.1
15
1
0.3
18
*
Ket
eran
gan:
Af.
Afe
ctio
n (
pen
erim
aan);
Hos.
Host
ilit
y (A
gre
sif)
; N
eg.
Neg
lect
(pen
gabaia
n);
Rej
.Rej
ect
(pen
ola
kan)
Warm
(kehangat
an);
Po
w.
Po
wer
(sta
tus/
kek
uas
aan);
Konf.
Ko
nfl
ik;
Riv
. R
ivalr
y (p
ersa
ingan)
Body
este
em
*)
p<
0.0
5 *
*)
p<
0.0
1
36
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Tasikmalaya pada tanggal 23 Desember 1993 dari pasangan
Bapak Ridwan Tsabit (alm) dan Ibu Imas Marlia.Penulis merupakan anak keempat
dari empat bersaudara. Penulis memulai pendidikannya di SDN Linggamulya
(Kabupaten Tasikmalaya) 2001-2006, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1
Leuwisari (Kabupaten Tasikmalaya) 2006-2009, dan di SMAN 1 Singaparna
(Kabupaten Tasikmalaya) sampai tahun 2012.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan (SNMPTN) di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas
Ekologi Manusia pada tahun 2012. Selain menadapatkan ilmu mayor di Departemen
Ilmu Keluarga dan Konsumen, penulis menyelesaikan ilmu minor Gizi Masyarakat di
Departem Gizi Masyarakat. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti
kegiatan organisasi yaitu dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen
(HIMAIKO) sebagai anggota Departement Child Development (2013-2014) dan
Ketua Child Club (2014-2015). Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan
kepanitiaan di lingkungan kampus baik dalam ruang lingkup departemen maupun
fakultas.