hak asasi manusia menurut pandangan islam
DESCRIPTION
Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan IslamTRANSCRIPT
-
HAK ASASI MANUSIA
makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Agama 2
oleh :
Dilla Selviana
Hamdan Maulana Asari
Indra M Jatmiko
Muhamad Raga Ihyansyah
3 AEB
TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA
POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA
Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id
2015
-
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah agama islam.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan Hak
Asasi Manusia menurut Islam, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Bandung, 27 Februari 2015
Penulis
-
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ................................................................... 3
2.2 Sejarah Terjadinya Hak Asasi Manusia (HAM) ...................................................... 4
2.3 Hak Asasi Manusia Tinjauan Barat ......................................................................... 5
2.4 Hak Asasi Manusia Tinjauan Islam ......................................................................... 7
BAB III KASUS DAN ANALISIS HAK ASASI MANUSIA ........................................ 22
3.1 Hukuman Mati ....................................................................................................... 22
3.1.1 Pandangan Islam Terhadap Hukuman Mati ................................................ 24
3.1.2 Qishos ......................................................................................................... 26
3.2 Tenaga Kerja Indonesia ........................................................................................ 28
3.2.1 Pelanggaran HAM terhadap TKI berdasarkan Pandangan Islam ............... 28
3.2.2 Pelanggaran HAM terhadap TKI berdasarkan Pandangan Kenegaraan ..... 28
3.2.3 TKI di Arab Saudi dalam Perspektif Perbudakan ....................................... 29
3.2.4 Perbudakan di Era Islam ............................................................................. 30
3.2.5 Kasus Pelanggaran HAM terhadap TKI ..................................................... 31
3.2.6 Solusi atas Perbudakan TKI di Arab Saudi ................................................ 33
3.3 Emansipasi Wanita ................................................................................................ 33
3.3.1 Emansipasi Wanita dalam Pandangan Islam .............................................. 34
3.3.2 Hak dan Kewajiban yang Sama Bagi Pria dan Wanita ............................... 37
3.3.3 Hak dan Kewajiban yang Berbeda Bagi Pria dan Wanita .......................... 37
3.4 Pendidikan ............................................................................................................. 39
-
iii
3.3.1 Pendidikan Menurut Pandangan Islam ....................................................... 39
3.3.2 Pendidikan Menurut Pandangan Kenegaraan ............................................. 43
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 45
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 45
4.2 Saran ...................................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang
menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya.
Melalui deklarasi universal HAM 10 desember 1948 merupakan tonggak bersejarah
berlakunya penjaminan hak mengenai manusia sebagai manusia. Sejarah HAM
dimulai dari magna charta di Inggris pada tahun 1252 yang kemudian kemudian
berlanjut pada bill of rights dan kemudian berpangkal pada DUHAM PBB. Dalam
konteks ke-Indonesiaan penegakan HAM masih bisa dibilang kurang memuaskan.
Banyak faktor yang menyebabkan penegakan HAM di Indonesia terhambat seperti
problem politik, dualisme peradilan dan prosedural acara (kontras, 2004;160).
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa. Sedangkan
menurut Meriam Budiardjo menegaskan bahwa hak asasi manusia sebagai hak yang
dimiliki manusia yang telah diperoleh dan di bawanya bersamaan dengan kelahiran
atau kehadirannya di dalam masyarakat.
Agama Islam yang mulia telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
menuju kebahagian dunia dan akherat. Namun banyak orang yang tidak
mengetahuinya dan banyak pula yang enggan menerimanya dengan dalih-dalih yang
beraneka ragam banyaknya.
Dalam kajian singkat ini kita mencoba menjelaskan permasalahan Hak Asasi
Manusia dalam Pandangan Islam.
1.2. Rumusan Masalah
Beberapa yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah ini yang
akan dibahas adalah:
1. Apa Pengertian dari ada HAM itu, dan apa bagian-bagiannya.
2. Bagaimana sejarah tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
3. Bagaimana HAM dalam perspektif Islam.
4. Bagaimanakah contoh-contoh pelanggaran HAM.
-
2
1.3. Tujuan Penulisan
Dengan adanya rumusan masalah diatas penulis dapat menarik suatu tujuan
masalah:
1. Untuk mengetahui pengertian HAM dan bagian-bagiannya.
2. Untuk mengetahui sejarah HAM.
3. Untuk mengetahui HAM dalam perspektif Islam.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM.
1.4. Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah
dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun
membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM.
1.5. Teknik Pengumpulan Data
1) Studi Pustaka
2) Browsing Internet
3) Peninggalan Historis
1.6. Sistematika Penulisan
Makalah yang disusun terdiri atas 4 Bab, yaitu sebagai berikut:
Bab 1: Pendahuluan; Berisi tentang latar belakang, batasan masalah, indentifikasi
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, teknik pengumpulan data serta
sistematika penulisan mengenai pembuatan makalah.
Bab 2: Hak Asasi Manusia; Bab ini berisi tentang teori dasar dan mengenai
pandangan islam yang berhubungan dengan topik pembahasan pada penulisan
makalah ini, yaitu Hak Asasi Manusia.
Bab 3: Kasus dan Analisis Hak Asasi Manusia; Bab ini berisi mengenai kasus-
kasus pelanggaran HAM dan pandangan islam mengenai pelanggaran tersebut.
Bab 4: Penutup; Bab ini memuat rangkuman dari makalah ini dengan menarik
beberapa kesimpulan dan saran dari isi makalah.
-
3
BAB II
HAK ASASI MANUSIA
2.1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang maha Esa. Sedangkan
menurut Meriam Budiardjo menegaskan bahwa Hak Asasi Manusia sebagai hak yang
dimiliki manusia yang telah diperoleh dan di bawanya bersamaan dengan kelahiran
atau kehadirannya di dalam masyarakat.
Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa, dan
merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, di junjung tinggi dan di lindungi
oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat yang salah satu
diantaranya:
1. HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan: 2002).
2. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia
3. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Hak Asasi Manusia dapat dibagi atau dibedakan menjadi:
Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
-
4
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal Equality.
Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), dan
mendirikan partai politik.
Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right, misalntya hak
untuk memilih Pendidikan dan mengembangkan kebudayaan.
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau Prosedural Right, misalnya pengaturan dalam hal
penangkapan, penggeledahan dan peradilan.
2.2. Sejarah Terjadinya Hak Asasi Manusia (HAM)
Latar belakang timbulnya Hak Asasi Manusia, pada dasarnya karena adanya
manusia terhadap harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya. Kesadaran
manusia tersebut muncul karena adanya tindakan yang sewenang-wenang dari
penguasa, perbudakan, penjajahan, ketidak adilan, kezaliman, dan lain-lain yang
melanda umat manusia pada umumnya.
Perkembangan sejarah telah memperlihatkan trejadinya penjajahan kelompok
manusia yang satu terhadap kelompok manusia yang lain. Ketika itu, perlakuan
kelompok manusia yang memang dalam peperangan terhadap kelompok yang kalah
adalah seperti perlakuan terhadap barang miliknya dan merupakan hal yang di anggap
biasa saja sehingga perbudakan meraja rela. Dalam masyarakat suatu bangsa terdapat
golongan-golongan yang berbeda-beda haknya. Hal itu di karenakan perbedaan
kedudukannya dalam masyarakat. Masyarakat terbagi atas golongan bangsawan atau
nikrat, golongan pendeta, dan golongan rakyat biasa. Kaum bangsawan dan para
pendeta mempunyai berbagai hak istimewa yang tidak mungkin di miliki oleh rakyat
biasa. Keadaan itu berlangsung secara turun temurun.
Adapun dua peristiwa dalam sejarah dunia yang menghasilkan rumusan yang
mirip dengan rumusan hak-hak asasi manusia ialah Revolusi Amerika yang di mulai
pada Tahun 1776 dan Revolusi Prancis yang meletus pada Tahun 1789. Revolusi
amerika menghasilkan pernyataan kemerdekaan. Ketika itu, tiga belas daerah jajahan
inggris di pantai timur benua Amerika Utara melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan
inggris. Sejak itu berdirilah Negara Amerika Serikat. Dalam pernyataan kemerdekaan
-
5
itu terdapat rumusan sebagai berikut,..bahwa semua orang di ciptakan sama, mereka
di anugrahi hak-hak tertentu oleh Tuhan Maha Pencipta
Dalam perkembangan Revolusi Prancis menghasilkan beberapa pernyataan yang
lazim disebut pernyataan hak-hak manusia dan warga Negara. Dalam pernyataan itu
terdapat rumusan, manusia di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan
memiliki hak-hak yang sama. Dengan adanya pernyataan itu, hilanglah hak-hak
istimewa golongan bangsawan dan gereja. Suasana persamaan hak di Prancis makin
mantap pada zaman Napoleon. Ketika itu di nyatakan bahwa segenap penduduk
Prancis mendapat perlakuan hukum yang sama.
2.3. Hak Asasi Manusia Tinjauan Barat
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam
hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi
manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di
bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10
Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris
menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak Hak
Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang
umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara
lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari
Hak Asasi Manusia.
Ini semua muncul sebagai ungkapan keinginan menyatukan manusia dan hak-
hak asasi manusia dalam masyarakat internasional yang merasakan akibat buruk
peperangan. Sebelumnya dunia barat sangat tidak perduli dengan HAM sampai
membuat mereka terbelakang dan mundur sekali. Sampai pada 15 Juni 1215M
muncullah piagam MAGNA CHARTA dimasa kesewenangan raja inggris yang
bernama John Lackland. Waktu itu para bangsawan merasa tidak puas dan berhasil
memaksa raja John untuk menandatangani perjanjian yang mereka namakan Magna
Charta atau Piagam Agung.
Namun piagam ini hanya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi
manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara
-
6
merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan
cara apapundirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam
Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang
prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang
munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum
dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli
1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara
bagian, merupakan pula piagam hakhak asasi manusia karena mengandung
pernyataan Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha
Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup,
kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika
sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam
konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya
sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson. Presiden
Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai pendekar hak asasi manusia adalah
Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter. Amanat Presiden
Flanklin D. Roosevelt tentang empat kebebasan yang diucapkannya di depan
Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
1. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and
expression).
2. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya(
freedom of religion).
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
4. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Sedangkan perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu
naskah pada awal Revolusi Prancis. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu
antara lain:
1. Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
2. Manusia mempunyai hak yang sama.
3. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
-
7
4. Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta
pekerjaan umum.
5. Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6. Manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8. Adanya kemerdekaan surat kabar.
9. Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11. Adanya kemerdekaan bekerja, berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12. Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13. Adanya kemerdekaan hak milik.
14. Adanya kemedekaan lalu lintas.
15. Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
2.4. Hak Asasi Manusia Tinjauan Islam
Apa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia
adalah keharusan (dharurat) yang mana masyarakat tidak dapat hidup tanpa
dengannya. Para ulama muslim mendefinisikan masalah-masalah dalam kitab Fiqh
yang disebut sebagai Ad-Dharurat Al-Khams, dimana ditetapkan bahwa tujuan akhir
syariah Islam adalah menjaga akal, agama, jiwa, kehormatan dan harta benda
manusia.
Pada dasarnya, semua Rasul dan Nabi Allah adalah pejuang-pejuang penegak
hak asasi manusia yang paling gigih. Mereka tidak hanya sekedar membawa
serangkaian pernyataan akan hak-hak asasi manusia sebagaimana termuat dalam
Kitab-kitab Suci, seperti Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Quran, akan tetapi sekaligus
memperjuangkannya dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan.
Dalam hubungan dengan HAM, dari ajaran pokok tentang hablum min Alllah
dan hablum min na-nas, muncul dua konsep hak, yakni hak manusia (haq al -insan)
dan hak Allah. Setiap hak saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi hak
manusia dan juga sebaliknya. Konsep Islam mengenai kehidupan manusia ini
didasarkan pada pendekatan teosentris atau yang menempatkan Allah melalui
ketentuan syariat-Nya sebagai tolok ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan
manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat atau warga negara.
-
8
Oleh karena itu, konsep Islam tentang HAM berpijak pada Tauhid, yang pada
dasarnya di dalamnya mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia yang
oleh Harun Nasution disebut sebagai ide perikemakhlukan. Ide perikemakhlukan
memuat nilai-nilai kemanusiaan dalam arti sempit. Ide perikemakhlukan mengandung
makna bahwa manusia tidak boleh sewenangwenang terhadap sesama makhluk
termasuk juga pada binatang dan alam sekitar.
Nabi saw telah menegaskan hak-hak ini dalam suatu pertemuan besar
internasional, yaitu pada haji wada. Dari Abu Umamah bin Tsalabah, nabi saw
bersabda: "Barangsiapa merampas hak seorang muslim, maka dia telah berhak
masuk neraka dan haram masuk surga." Seorang lelaki bertanya: "Walaupun itu
sesuatu yang kecil, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Walaupun hanya
sebatang kayu arak." (HR. Muslim).
Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai
hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-
undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah. Sampai kepada soal
shadaqah tetap dipandang sebagaimana hal-hal besar lain. Misalnya Allah melarang
bershadaqah (berbuat baik) dengan hal-hal yang buruk.
--
Artinya : " Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami Keluarkan dari bumi
untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan)
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji." (QS. 2: 267).
a. Hak-hak Alamiah
Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia
sebagai makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama
pula.
-
9
--
Artinya: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
Menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) Menciptakan
pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah
Memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta,** dan (peliharalah)
hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu Menjaga dan
Mengawasimu.
------------------------------------------------------------------
*Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau
meminta kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti as-aluka
billh artinya saya bertanya / meminta kepadamu dengan nama Allah. (QS. 4: 1)
--
Artinya: Maka Tuhan mereka Memperkenankan permohonannya (dengan
berfirman), Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal
di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah
(keturunan) dari sebagian yang lain.** Maka orang yang berhijrah, yang diusir
dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang
terbunuh, pasti akan Aku Hapus kesalahan mereka dan pasti Aku Masukkan
mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai
pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik.
------------------------------------------------------------------
**Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, maka
demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-
-
10
duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang
penilaian iman dan amalnya.(QS. 3: 195).
1. Hak Hidup
Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan
meng-qishas pembunuh
--
Artinya : Oleh karena itu Kami Tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh
orang lain,** atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan
dia telah membunuh semua manusia.**Barangsiapa memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua
manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di
antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
------------------------------------------------------------------
**Yakni membunuh orang bukan karena qishash.
------------------------------------------------------------------
**Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai
manusia semua-nya. Allah Memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah
seperti membunuh semua manusia, begitu juga sebaliknya.(QS. 5: 32)
--
Artinya : Dan dalam kisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-
orang yang berakal, agar kamu bertakwa. (QS. 2: 179).
Bahkan hak jenazah pun dijaga oleh Allah. Misalnya hadist nabi: "Apabila
seseorang mengkafani mayat saudaranya, hendaklah ia mengkafani dengan
-
11
baik." Atau "Janganlah kamu mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab
mereka telah melewati apa yang mereka kerjakan." (Keduanya HR. Bukhari).
2. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi
Kebebasan pribadi adalah hak paling asasi bagi manusia, dan kebebasan
paling suci adalah kebebasan beragama dan menjalankan agamanya, selama tidak
mengganggu hak-hak orang lain. Firman Allah:
--
Artinya : "Dan seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman orang di
muka bumi seluruhnya. Apakah kamu memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang beriman semuanya?" (QS. 10: 99).
Untuk menjamin kebebasan kelompok, masyarakat dan antara negara, Allah
memerintahkan memerangi kelompok yang berbuat aniaya terhadap kelompok
lain.
--
Artinya : Dan apabila ada dua golongan orang Mukmin berperang, maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim
terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim
itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah
kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan
adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah Mencintai orang-orang yang berlaku
adil.(QS. 49: 9).
Begitu pula hak beribadah kalangan non-muslim. Khalifah Abu Bakar
menasehati Yazid ketika akan memimpin pasukan: "Kamu akan menemukan
kaum yang mempunyai keyakinan bahwa mereka tenggelam dalam kesendirian
beribadah kepada Allah di biara-biara, maka biarkanlah mereka." Khalid bin
-
12
Walid melakukan kesepakatan dengan penduduk Hirah untuk tidak mengganggu
tempat peribadahan (gereja dan sinagog) mereka serta tidak melarang upacara-
upacaranya.
Kerukunan hidup beragama bagi golongan minoritas diatur dalam al-quran
--
Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya
telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.
Barangsiapa ingkar kepada Thaghut ** dan beriman kepada Allah, maka
sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan
putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
------------------------------------------------------------------
**Setan dan apa saja yang disembah selain dari Allah swt. (QS. 2: 256).
Sedangkan dalam masalah sipil dan kehidupan pribadi (ahwal
syakhsiyah) bagi mereka diatur syariat Islam dengan syarat mereka bersedia
menerimanya sebagai undang-undang. Firman Allah:
--
Artinya :" Mereka sangat suka mendengar berita bohong, banyak memakan
(makanan) yang haram. ** Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu
(Muhammad untuk meminta putusan), maka berilah putusan di antara mereka
atau berpalinglah dari mereka, dan jika engkau berpaling dari mereka maka
mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Tetapi jika engkau
memutuskan (perkara mereka), maka putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya
Allah Menyukai orang-orang yang adil.
------------------------------------------------------------------
**Seperti uang suap dan sebagainya.(QS. 5: 42).
-
13
Jika mereka tidak mengikuti aturan hukum yang berlaku di negara Islam,
maka mereka boleh mengikuti aturan agamanya - selama mereka berpegang pada
ajaran yang asli. Firman Allah:
--
Artinya : " Dan ingatlah akan karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya**
yang telah diikatkan kepadamu, ketika kamu mengatakan, Kami mendengar dan
kami menaati. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha
Mengetahui segala isi hati.
------------------------------------------------------------------
**Perjanjian akan mendengar dan mengikuti nabi dalam segala keadaan yang
diikrarkan waktu bai`ah (prasetia).(QS.5: 7).
3. Hak Bekerja
Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga kewajiban.
Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak
ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang
dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari). Dan Islam juga
menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist:"Berilah pekerja itu upahnya
sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).
b. Hak Hidup
Islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyariatkan oleh
Allah. Diantara hak-hak ini adalah:
1. Hak Pemilikan
Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan
cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya,
sebagaimana firman Allah:
--
-
14
Artinya : "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain
diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu
kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu
dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya." (QS. 2: 188).
Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan
hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan. Sabda nabi
saw: "Jual beli itu dengan pilihan selama antara penjual dan pembeli belum
berpisah. Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka mereka diberkahi. Tetapi
jika berdusta dan menipu berkah jual-beli mereka dihapus." (HR. Al-Khamsah)
Islam juga melarang pencabutan hak milik yang didapatkan dari usaha
yang halal, kecuali untuk kemashlahatan umum dan mewajibkan pembayaran
ganti yang setimpal bagi pemiliknya. Sabda nabi saw: "Barangsiapa mengambil
hak tanah orang lain secara tidak sah, maka dia dibenamkan ke dalam bumi
lapis tujuh pada hari kiamat." Pelanggaran terhadap hak umum lebih besar dan
sanksinya akan lebih berat, karena itu berarti pelanggaran tehadap masyarakat
secara keseluruhan.
2. Hak Berkeluarga
Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman.
Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang
bujangan di bawah perwaliannya.
--
Artinya : Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara
kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
Memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha
Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.(QS. 24: 32).
-
15
Allah menentukan hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah yang telah
diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan beban yang dipikul individu.
Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga
yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas
wanita.
--
Artinya : Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah
telah Melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari
hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat
(kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah
telah Menjaga (mereka).** Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan
akan nusyuz,**hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah
mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka.
Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan
untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar.
------------------------------------------------------------------
**Allah telah Mewajibkan kepada suami untuk menggauli istrinya dengan baik
------------------------------------------------------------------
**Nusyuz yaitu meninggalkan kewajiban selaku istri, seperti meninggalkan
rumah tanpa izin suaminya(QS. 4: 34).
Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang
sama.
--
-
16
Artinya : "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang maruf, akan tetapi para suami mempunyai
satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. 2: 228)
3. Hak Keamanan
Dalam Islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata
pencaharian dan jaminan keamanan jiwa serta harta benda. Firman Allah:
--
--
Artinya : "Allah yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy:
3-4).
Diantara jenis keamanan adalah dilarangnya memasuki rumah tanpa izin
--
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki
rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat.(QS. 24: 27).
Jika warga negara tidak memiliki tempat tinggal, negara berkewajiban
menyediakan baginya. Termasuk keamanan dalam Islam adalah memberi
tunjangan kepada fakir miskin, anak yatim dan yang membutuhkannya. Oleh
karena itulah, Umar bin Khattab menerapkan tunjangan sosial kepada setiap
bayi yang lahir dalam Islam baik miskin ataupun kaya. Dia berkata: "Demi
Allah yang tidak ada sembahan selain Dia, setiap orang mempunyai hak dalam
harta negara ini, aku beri atau tidak aku beri." (Abu Yusuf dalam Al-Kharaj).
Umar jugalah yang membawa seorang Yahudi tua miskin ke petugas Baitul-
Maal untuk diberikan shadaqah dan dibebaskan dari jizyah.
Bagi para terpidana atau tertuduh mempunyai jaminan keamanan untuk
tidak disiksa atau diperlakukan semena-mena. Peringatan rasulullah
saw: "Sesungguhnya Allah menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di
-
17
dunia." (HR. Al-Khamsah). Islam memandang gugur terhadap keputusan yang
diambil dari pengakuan kejahatan yang tidak dilakukan. Sabda nabi saw:
"Sesungguhnya Allah menghapus dari ummatku kesalahan dan lupa serta
perbuatan yang dilakukan paksaan." (HR. Ibnu Majah).
Diantara jaminan keamanan adalah hak mendapat suaka politik. Ketika
ada warga tertindas yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul
Islam. Dan masyarakat muslim wajib memberi suaka dan jaminan keamanan
kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah:
--
Artinya : "Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan
kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah,
kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya." (QS. 9: 6).
4. Hak Keadilan
Diantara hak setiap orang adalah hak mengikuti aturan syariah dan diberi
putusan hukum sesuai dengan syariah
--
Artinya : Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan
keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami
Mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan
cukuplah Allah yang menjadi Saksi. (QS. 4: 79).
Dalam hal ini juga hak setiap orang untuk membela diri dari tindakan tidak
adil yang dia terima. Firman Allah swt:
--
"Allah tidak menyukai ucapan yang diucapkan terus-terang kecuali oleh
orang yang dianiaya." (QS. 4: 148).
-
18
Merupakan hak setiap orang untuk meminta perlindungan kepada penguasa
yang sah yang dapat memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya
atau kesewenang-wenangan. Bagi penguasa muslim wajib menegakkan keadilan
dan memberikan jaminan keamanan yang cukup. Sabda nabi saw: "Pemimpin
itu sebuah tameng, berperang dibaliknya dan berlindung dengannya." (HR.
Bukhari dan Muslim).
Termasuk hak setiap orang untuk mendapatkan pembelaan dan juga
mempunyai kewajiban membela hak orang lain dengan kesadarannya.
Rasulullah saw bersabda: "Maukah kamu aku beri tahu saksi yang palng baik?
Dialah yang memberi kesaksian sebelum diminta kesaksiannya." (HR. Muslim,
Abu Daud, Nasai dan Tirmidzi). Tidak dibenarkan mengambil hak orang lain
untuk membela dirinya atas nama apapun. Sebab rasulullah
menegaskan: "Sesungguhnya pihak yang benar memiliki pembelaan." (HR. Al-
Khamsah). Seorang muslim juga berhak menolak aturan yang bertentangan
dengan syariah, dan secara kolektif diperintahkan untuk mengambil sikap
sebagai solidaritas terhadap sesama muslim yang mempertahankan hak.
5. Hak Saling Membela dan Mendukung
Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan
hak kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam
membela hak dan mencegah kedzaliman. Bahkan rasul melarang sikap
mendiamkan sesama muslim, memutus hubungan relasi dan saling berpaling
muka. Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab
salam, menjenguk yang sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan
mendoakan bila bersin." (HR. Bukhari).
6. Hak Keadilan dan Persamaan
Allah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan
mendeklarasikan persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia
-
19
--
Artinya : Sungguh, Kami telah Mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-
bukti yang nyata dan Kami Turunkan bersama mereka kitab dan neraca
(keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami Menciptakan besi
yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar
Allah Mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha
Perkasa.(QS. Al-Hadid: 25).
Manusia seluruhnya sama di mata hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya
Fathimah anak Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya." (HR.
Bukhari dan Muslim).
Pada masa Rasulullah banyak kisah tentang kesamaan dan keadilan
hukum ini. Misalnya kasus putri bangsawan dari suku Makhzum yang mencuri
lalu dimintai keringanan hukum oleh Usamah bin Zaid, sampai kemudian rasul
menegur dengan: "... Apabila orang yang berkedudukan di antara kalian
melakukan pencurian, dia dibiarkan. Akan tetapi bila orang lemah yang
melakukan pencurian, mereka memberlakukan hukum kriminal..." Juga kisah
raja Jabalah Al-Ghassani masuk Islam dan melakukan penganiayaan saat haji,
Umar tetap memberlakukan hukum meskipun ia seorang raja. Atau kisah Ali
yang mengadukan seorang Yahudi mengenai tameng perangnya, dimana
Yahudi akhirnya memenangkan perkara.
Umar pernah berpesan kepada Abu Musa Al-Asyari ketika
mengangkatnya sebagai Qadli: "Perbaikilah manusia di hadapanmu, dalam
majlismu, dan dalam pengadilanmu. Sehingga seseorang yang berkedudukan
tidak mengharap kedzalimanmu dan seorang yang lemah tidak putus asa atas
keadilanmu."
7. Tentang Kebebasan Mengecam Syariah
Sebagian orang mengajak kepada kebebasan berpendapat, termasuk
mengemukakan kritik terhadap kelayakan Al-Quran dan Sunnah sebagai
pegangan hidup manusia modern. Disana terdengar suara menuntut persamaan
hak laki-laki dengan wanita, kecaman terhadap poligami, tuntutan akan
-
20
perkawinan campur (muslim-non muslim). Dan bahkan mereka mengajak
pada pemahaman Al-Quran dengan mengubah inti misi Al-Quran.
Orang-orang dengan pandangan seperti ini pada dasarnya telah
menempatkan dirinya keluar dari agama Islam (riddah) yang ancaman
hukumannya sangat berat. Namun jika mayoritas ummat Islam menghendaki
hukuman syariah atas mereka, maka jawaban mereka adalah bahwa Al-
Quran tidak menyebutkan sanksi riddah. Dengan kata lain mereka ingin
mengatakan bahwa sunnah nabi saw. Tidak memiliki kekuatan legal dalam
syariah, termasuk sanksi riddah itu.
Untuk menjawab hal ini ada beberapa hal penting yang harus dipahami,
yaitu :
- Kebebasan yang diartikan dengan kebebasan tanpa kendali dan ikatan tidak
akan dapat ditemukan di masyarakat manapun. Ikatan dan kendali ini
diantaranya adalah tidak dibenarkannya keluar dari aturan umum dalam
negara. Maka tidak ada kebebasan mengecam hal-hal yang dipandang oleh
negara sebagai pilar-pilar pokok bagi masyarakat.
- Islam tidak memaksa seseorang untuk masuk ke dalam Islam, melainkan
menjamin kebebasan kepada non-muslim untuk menjalankan syariat
agamanya meskipun bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu,
manakala ada seorang muslim yang mengklaim bahwa agamnya tidak
sempurna, berarti ia telah melakukan kesalahan yang diancam oleh
rasulullah saw: "Barangsiapa mengganti agamanya, maka bunuhlah
ia." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Meskipun terdapat kebebasan dalam memeluk Islam, tidak berarti bagi
orang yang telah masuk Islam mempunyai kebebasan untuk merubah
hukum-hukum yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
- Dalam Islam tidak ada konsep rahasia di tangan orang suci, dan tidak ada
pula kepercayaan yang bertentangan dengan penalaran akal sehat seperti
Trinita dan Kartu Ampunan. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi
penentang Islam untuk keluar dari Islam atau melakukan perubahan
terhadap Islam.
-
21
Islam mengakui bahwa agama Ahli Kitab. Dari sini Islam membolehkan
laki-laki muslim menikahi wanita Ahli Kitab, karena garis nasab dalam Islam
ada di tangan laki-laki.
Sanksi riddah tidak dijelaskan dalam Al-Quran sebagaimana ibadah dan
muamalah lainnya. Al-Quran hanya menjelaskan globalnya saja dan
menugaskan rasulullah saw menjelaskan rincian hukum dan kewajiban.
Firman Allah:
--
Artinya : "Dan telah Kami turunkan kepadamu Al-Quran agar kamu
menjelaskan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka dan supaya mereka memikirkannya." (QS. 16: 44).
-
22
BAB III
KASUS DAN ANALISIS HAK ASASI MANUSIA
3.1. Hukuman Mati
Hukuman mati selalu menjadi perdebatan menarik setiap kali terpidana mati
dieksekusi. Misalnya, eksekusi mati bagi Sumiarsih dan anaknya Sugeng, pelaku
pembunuhan Letkol Purwanto dan keluarganya pada tahun 1988, atau hukuman mati
yang di jatuhkan kepada dukun palsu Usep yang membunuh 8 orang yang merupakan
tamunya. Mengenai hukuman mati ini, banyak kalangan yang setuju, namun tidak
sedikit yang menolak. Kalangan organisasi non-pemerintah atau Komnas HAM
meminta semua peraturan yang memuat hukuman mati tidak diberlakukan. Mereka
menilai hukuman mati tidak sesuai dan bertentangan dengan pasal 28 I butir 1 UUD
1945 (Amandemen Kedua) yang menegaskan bahwa hak untuk hidup adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Ini berarti seluruh produk
hukum yang masih mencantumkan hukuman mati sebagai ancaman pidana harus
ditiadakan. Di lain pihak banyak yang setuju atas penerapan hukuman mati.
Sepanjang pidana mati masih dicantumkan dalam KUHP dan undangundang lainnya,
maka pelaksanaan hukuman tersebut harus dilakukan dan tidak dapat dihindari.
-
23
Menurut KUHP, di Indonesia ada sembilan macam kejahatan yang diancam pidana
mati, yaitu :
1. Makar dengan maksud membunuh presiden dan wapres (pasal 104);
2. Melakukan hubungan dengan negara asing sehingga terjadi perang (pasal 111
ayat 2);
3. Pengkhiatan memberitahukan kepada musuh di waktu perang (pasal 124 ayat 3);
4. Menghasut dan memudahkan terjadinya huru-hara (pasal 124);
5. Pembunuhan berencana terhadap kepala negara sahabat (pasal 140 ayat 3);
6. Pembunuhan berencana (pasal 340);
7. Pencurian dengan kekerasan secara bersekutu mengakibatkan luka berat atau
mati (pasal 365 ayat 4);
8. Pembajakan di laut mengakibatkan kematian (pasal 444);
9. Kejahatan penerbangan dan sarana penerbangan (pasal 149 K ayat 2 dan pasal
149 O ayat 2).
Di luar KUHP, masih ada ancaman pidana mati dalam berbagai undangundang dan
satu perpu, yaitu:
1. Tindak pidana ekonomi (UU No. 7/Drt/1995);
2. Tindak pidana Narkotika dan Psikotropika (UU No. 22 Tahun 1997 dan UU No.
5 Tahun 1997);
3. Tindak pidana korupsi (UU No. 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dan
ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001);
4. Tindak pidana terhadap Hak Asasi Manusia (UU No. 26 Tahun 2000);
5. Tindak pidana terorisme (Perpu No. 1 Tahun 2002).
Sepanjang masih banyak pasal-pasal KUHP dan undang-undang yang mengancam
pelakunya dengan pidana mati, maka perdebatan tentang hukuman mati (death penalty)
akan terus berlangsung. Apalagi jika pelaksanaan eksekusinya tidak segera dilakukan,
maka si terpidana secara psikologis akan "mati" lebih dulu sebelum eksekusi dilakukan.
-
24
3.3.1. Pandangan Islam Terhadap Hukuman Mati
Di dalam Alquran surat al-Mulk ayat 2 diingatkan bahwa hidup dan mati ada
di tangan Tuhan. Karena itu, Islam sangat memperhatikan keselamatan hidup dan
kehidupan manusia sejak ia masih berada dalam kandungan ibu sampai sepanjang
hidupnya. Islam sangat memuliakan keturunan anak Adam. Dan untuk melindungi
keselamatan hidup manusia, Islam menetapkan berbagai norma hukum perdata dan
pidana beserta sanksi-sanksinya, baik di dunia seperti hukuman had, diyat (denda)
dan termasuk hukuman mati (qishos), maupun hukuman di akhirat kelak.
Pada dasarnya hukum-hukum Islam datang untuk menjadi rahmat bagi
manusia, bahkan bagi segenap alam. Hukum-hukum tersebut dibuat untuk menjaga
keseimbangan kehidupan manusia agar tercipta harmoni dan ketertiban. Maka tidak
akan terwujud rahmat itu terkecuali jika hukum Islam benar-benar dapat diterapkan
demi kemaslahatan dan kebahagian manusia. Sanksi agama seberat apa pun pada
dasarnya juga demi kemaslahatan kehidupan manusia pada umumnya, bukan untuk
segelintir kelompok manusia. Ada tiga tujuan pokok diterapkannya hukum Islam,
yaitu :
1. Tujuan primer (al-dharury),
yakni tujuan hukum yang mesti ada demi adanya kehidupan manusia.
Apabila tujuan ini tidak tercapai akan menimbulkan ketidakajegan
kemaslahatan hidup manusia di dunia dan di akherat. Kebutuhan hidup
yang primer ini hanya bisa dicapai bila terpeliharanya lima tujuan hukum
Islam yang disebut al-dharuriyyat al-khams atau al-kulliyyat alkhams
(disebut pula maqasid al-syari "ah), yaitu lima tujuan utama hukum Islam
yang telah disepakati bukan hanya oleh ulama Islam melainkan juga oleh
keseluruhan agamawan. Kelima tujuan utama itu adalah:
a. Memelihara agama;
b. Memelihara jiwa;
c. Memelihara akal;
d. Memelihara keturunan dan atau kehormatan, dan
e. Memelihara harta.
-
25
2. Tujuan sekunder (al-haajiy)
yakni terpeliharanya tujuan kehidupan manusia yang terdiri atas
berbagai kebutuhan sekunder. Jika tidak terpenuhi akan menimbulkan
kesukaran bagi manusia, namun tidak sampai menimbulkan kerusakan.
3. Tujuan tertier (al-tahsiniyyat)
yakni tujuan hukum yang ditujukan untuk menyempurnakan hidup
manusia dengan cara melaksanakan apa yang baik dan yang paling layak
menurut kebiasan dan menghindari hal-hal yang tercela menurut akal
sehat.
Dalam hukum Islam, sanksi pidana yang dapat menyebabkan kematian
pelakunya terjadi pada dua kasus, yaitu :
1. Pelaku zina yang sudah kawin (muhson), sanksinya dirajam, yakni
dilempari batu sampai mati. Menurut Ibn Mundzir, seorang yang pernah
menikah dan melakukan zina dengan wanita lain maka sanksi hukumnya
jilid kemudian dirajam (dicambuk kemudian dilempari batu). Hukuman
tersebut dikenakan pada laki-laki dan perempuan. Karena Islam sangat
menghargai kehormatan diri dan keturunan, maka sanski hukum yang
sangat keras ini dapat diterima akal sehat. Bukankah secara naluriah
manusia akan berbuat apa saja demi menjaga dan melindungi harga diri
dan keturunannya. Hukuman rajam ini jika diterapkan, sangat kecil
kemungkinannya nyawa terpidana dapat diselamatkan.
2. Pelaku pembunuhan berencana (disengaja) (QS. An-Nisa: 93).
Artinya : Orang yang membunuh orang Islam (tanpa hak) harus diqisas
(dibunuh juga). Jika ahli-ahli waris (yang terbunuh) memaafkannya, maka
pelaku tidak diqisas (tidak dihukum bunuh) tetapi harus membayar diyat
(denda) yang besar, yaitu seharga 100 ekor unta tunai yang dibayarkan
pada waktu itu juga.
-
26
3.3.2. Qishos
Salah satu dasar penyelesaian perselisihan diantara manusia dalam Islam adalah
qishos yaitu hukuman yang setimpal dari perbutan manusia atas manusia yang lain.
Sebagai contoh jika seseorang memukul maka hukumannya dipukul, bila seseorang
merusak mata orang lain maka hukumannya mata si pelaku tersebut dirusak, bila
seseorang membunuh maka dihukum bunuh demikian seterusnya. Sepintas memang
kejam namun dibalik itu ada palajaran berharga bagi manusia, yaitu mendidik
manusia supaya perbuatannya tidak semena-mena atas manusia yang lain. Manusia
akan berpikir berulang kali untuk berbuat kejahatan atas manusia lain karena
hukuman yang didapat sesuai dengan perbuatannya. Kalau tidak mau dipukul jangan
memukul, kalau tidak mau matanya dirusak maka jangan merusak mata orang lain,
kalau tidak mau di hukum bunuh maka jangan coba-coba membunuh. Jadi untuk
hukum qishos ini bersifat preventif sehingga kejahatan bisa dicegah sebelum terjadi
mengingat hukumannya setimpal.
Sebelum putusan hakim dieksekusi maka korban atau keluarga korban
mempunyai hak untuk mencabut atau membatalkan putusan hakim, karena korban
atau keluarga korban memaafkan tindakan si terhukum dan biasanya si terhukum
diganjar dengan denda atau pembatalan itu menjadi penebus dosa bagi si korban,
sebagaimana dalam Quran Surat Al-Maidah ayat 45, yang berbunyi:
Artinya : Dan kami tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taura) bahwasanya
jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung telinga dengan
telinga, gigi dengan gigi, dan luka-lukapun ada qishosnya. Barang siapa yang
melepaskan (hak qishos) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa
baginya. .
Untuk kasus dengan putusan hukuman mati baik dirajam, digantung maupun
dipancung, si terhukum sudah menyadari betul bahwa dia memang bersalah karena
sebelum diadili oleh hakim, si terhukumlah yang datang untuk mendapat hukuman
-
27
sesuai dengan hukum Islam. Oleh karena itu sungguh terhormat di mata manusia
dengan langkah yang diambil si terhukum, yaitu mengakui kesalahannya untuk
menjalani proses hukum. Langkah ini seharusnya menjadi contoh bagi siapa saja yang
mempunyai kesalahan atau melanggar aturan untuk diadili sesuai hukum Islam.
Sedangkan bagi Allah, status si terhukum adalah mulia, karena proses kematiannya
saat melaksanakan hukum Islam maka jaminannya adalah surga.
Apabila ada manusia yang melanggar aturan tidak mau mengakui kesalahaanya dan
tidak mau datang untuk diadili sepanjang keadilan hukum Islam maka tidak ada
proses hukum. Kecuali kesalahan dan pelanggarannya diketahui oleh orang lain
sebagai saksi, kemudian saksi tersebut mengajukan gugatan atas kesalahan si pelaku
maka akan terjadi proses hukum.
Untuk menuduh seseorang berbuat salah atas pelanggaran berat atau sensitip
biasanya harus dihadirkan empat saksi, seperti misalnya pembunuhan atau tuduhan
terhadap seseorang yang berbuat zina. Apabila orang yang melanggar aturan luput
dari hukuman sesuai hukum Islam maka orang tersebut dipastikan akan berhadapan
dengan hukum Allah secara langsung baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak.
Selain itu akan dihantui oleh perasaan bersalah sepanjang hidupnya.
Tidakkah hukuman qisas atau rajam sangat tidak manusiawi dan melanggar HAM?
Pertanyaan seperti ini sudah sering kita dengar ratusan tahun yang lalu. Tetapi,
melanggar HAM atau tidak seharusnya tidak hanya dilihat dari satu segi saja, tetapi
berbagai segi. Jika kita hanya melihat hukuman mati dari sudut terhukum, maka yang
muncul adalah hukuman qisas atau rajam tidak manusiawi dan melanggar HAM.
Bagaimana jika dilihat dari sisi lainnya, misalnya dari korban pembunuhan atau efek
kerusakan yang lebih besar jika perzinahan tumbuh subur. Bagaimana dengan anak,
istri dan orang tua korban pembunuhan, bukankah mereka juga manusia dan memiliki
HAM juga.
Setiap agama sangat menghargai nyawa manusia dan kita semua menyadari
adanya hak asasi manusia. HAM tidak hanya dimiliki oleh terpidana mati, tetapi anak,
isteri, orang tua korban dan orang-orang yang tidak berdosapun memiliki HAM.
Pidana mati ibaratnya menghilang HAM satu orang untuk melindungi HAM sekian
ribu orang.
-
28
3.2. Tenaga Kerja Indonesia
Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga
negara Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Timur
Tengah, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat) dalam hubungan kerja untuk jangka
waktu tertentu dengan menerima upah.
3.2.1 Pelanggaran HAM terhadap TKI berdasarkan Pandangan Islam
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang
umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun
individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah saw pernah
bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas
kamu." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari
menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan
menjamin hak-hak ini.
Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi
setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim
dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara, melainkan
negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini. Dari sinilah
kaum muslimin di bawah Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak mau
membayar zakat.
Negara juga menjamin tidak ada pelanggaran terhadap hak-hak ini dari
pihak individu. Sebab pemerintah mempunyai tuga sosial yang apabila tidak
dilaksanakan berarti tidak berhak untuk tetap memerintah. Allah berfirman yang
insya allah artinya adalah:
"Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukannya di muka bumi,
niscaya mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat maruf
dan mencegah perbuatan munkar. Dan kepada Allah-lah kembali semua
urusan." (QS. 22:4)
3.2.2 Pelanggaran HAM terhadap TKI berdasarkan Pandangan Kenegaraan
TKI merupakan tenaga kerja dari Indonesia yang bekerja di luar negeri,
biasanya TKI bekerja di Saudi arabia, Malaysia, dan Abu dhabi. Ketika bekerja,
para TKI ada yang mendapat perlakuan buruk dari majikannya. Entah kenapa
masalahnya, TKI itu disiksa seperti di setrika, dicambuk, dilecehkan, atau bisa
-
29
juga TKI tersebut di tuduh yang tidak tidak sehingga bisa membuat si TKI masuk
ke ranah hukum. Jika sudah masuk ranah hukum TKI tersebut bisa kalah dengan
tidak bersalah karena bisa saja ia tidak paham bahasa arab dan tidak ada
pembelaan dari pemerintah Indonesia. Bahkan ada yang sampe hampir dihukum
pancung, karena dituduh mencuri.Pelanggaran HAM ini merupakan kasus
pelanggaran HAM menurut yang ada dalam UUD 1945 pasal 28i tentang HAM,
yang berbunyi :
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.
3.2.3 TKI di Arab Saudi dalam Perspektif Perbudakan
Sungguh malang nasib para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kita yang bekerja
di Arab Saudi. Mereka mengalami berbagai kasus kekerasan yang begitu
mengerikan, khususnya di sektor pembantu rumah tangga. Data dari LSM
Migrant Care, hingga Oktober 2010, kekerasan terhadap TKI di Arab Saudi
mencapai 5.336 kasus. Data versi Kompas (2010), kasus kekerasan TKI di Arab
Saudi berada pada angka 22.035 kasus. Jumlah kasus kekerasaan ini merupakan
terbanyak kedua setelah kasus kekerasan TKI di Malaysia.
Kekerasan yang terjadi terhadap para TKI di Arab Saudi ini erat kaitannya
dengan faktor budaya. Menurut Sekjen International Conference of Islamic
-
30
Scholars (ICIS), KH. Hasyim Muzadi, faktor budaya bangsa Arab sulit mencegah
tindak kekerasan dan kekejaman pada kaum minoritas, khususnya kekerasan yang
dilakukan seorang majikan kepada Pembantu rumah tangga atau PRT. Menurut
Beliau, kebiasaan majikan laki-laki dalam memperlakukan PRT secara tidak
senonoh mengakibatkan kecemburuan majikan perempuan yang berujung pada
tindak kekerasan dan penyiksaan.
Hal ini sejalan dengan adanya pandangan berbagai ahli yang menyebutkan
bahwa sebagian kalangan masyarakat Arab Saudi masih menganggap PRT atau
TKI ini sebagai budak. Seorang budak yang mereka miliki dapat diapakan saja
sesuka hati mereka. Hal ini tidak terlepas dari historis bangsa arab yang begitu
panjangnya mengalami zaman perbudakan. Dan kenyataannya kultur kultur
perbudakan tersebut, masih berbekas sampai di zaman modern seperti sekarang
ini.
3.2.4 Perbudakan di Era Islam
Seperti diketahui, Islam pertama kali berkembang di negara Arab Saudi yang
pada saat itu juga mengenal sistem perbudakan. Ajaran islam melalui Al-Quran,
memberikan paparan mengenai fenomena perbudakan dan memberikan sikap
moral untuk memperlakukan budak dengan baik tidak seperti era-era sebelumnya.
Mengutip perkataan Ustadi Hamsah (2011), paparan dalam Al-Quran tersebut
bukan menguatkan posisi budak dalam Islam, tetapi lebih kepada penggambaran
yang terjadi di masyarakat yang dihadapi Rasul Muhammad SAW yang masih
menganut sistem perbudakan.Ajaran islam melalui Rasul Muhammad SAW
mengajarkan untuk memerdekakan budak. Hal ini berlaku pula pada era-era
setelahnya. Beberapa ajaran islam yang terkait dengan hal tersebut antara lain:
1. Pada hukum denda untuk menebus kesalahan, islam memerintahkan untuk
memerdekakan budak, seperti kafarat sumpah
2. Dijadikan Ar-Riqab sebagai salah satu penerima zakat. Ar-Riqab didefinisikan
sebagai orang yang memerdekan budak. Dalam hal ini, islam terlihat sangat
mengapresiasi orang yang memerdekan budak.
3. Salah satu bentuk denda untuk tindakan dosa tertentu adalah memerdekan
budak.
-
31
4. Islam mengajarkan persamaan derajat manusia dan yang membedakan
hanyalah ketakwaan.
5. Al-Quran memuji budak hitam yang beriman dibandingkan dengan wanita
cantik tetapi kafir.
Dari berbagai ajaran di atas terlihat bahwa islam tidak membenarkan
perbudakan melainkan berusaha untuk melepaskan perbudakan. Islam turun
saat perbudakan itu ada, dan oleh karena itu Al-Quran memberikan jawaban-
jawaban bagaimana menghadapi perbudakan.
Sebagian masyarakat di negara Arab Saudi yang notabenenya merupakan
negara Islam telah banyak melakukan pelanggaran terhadap ajaran islam itu
sendiri. Ketidakpahaman sebagian muslim Arab Saudi terhadap ajaran islam
menjadikan mereka masih melakukan praktik-praktik perbudakan secara
disengaja maupun tidak. Faktor budaya mungkin menjadi faktor utama yang
menyebabkan hal ini. Selama beratus-ratus tahun masyarakat arab telah
mengenal perbudakan dan ketika islam datang secara sadar atau tidak mereka
masih mewarisi budaya tersebut.
3.2.5 Kasus Pelanggaran HAM terhadap TKI
Terdapat banyak kasus yang terjadi pada pelanggaran HAM terhadap Tenaga
Kerja Indonesia, namun berikut merupakan salah satu contoh pelanggaran HAM
terhadap TKI:
Contoh kasusnya yaitu seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten
Indramayu Jawa Barat, dianiaya majikannya hingga lumpuh di Arab Saudi. Hal itu
diungkapkan Sardi, keluarga korban TKW yang dianiaya kepada wartawan di
Indramayu. Dia mengatakan, keluarganya yakni Tati binti Durakman (26 tahun),
warga RT 25 RW 05 Desa Sanca, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu,
mengalami kelumpuhan akibat dianiaya majikannya di Arab Saudi. Kedua
kakinya tidak mampu bergerak, kini terpaksa dirawat di RSUD Indramayu, untuk
menjalani perawatan, kata Sardi.Sementara itu, Carla suami korban menjelaskan,
istrinya berangkat menjadi TKI melalui PT Rizka Berkah Guna, pada 16
Nopember 2010. Tak menyangka kini harus menderita akibat disiksa oleh
majikannya. Tati dijanjikan akan menjadi pembantu rumah tangga, dengan upah
menggiurkan , ternyata ditempatnya bekerja diperlakukan kasar, hingga menderita
-
32
lumpuh, ungkap Carla.Dikatakan Carla, istrinya bekerja di keluarga Ali Ibrohim
Al-Amir dan Aminah. Sekitar 1,5 tahun pengakuan Tati dianiaya karena
majikannya berusaha akan memperkosa, terpaksa melakukan perlawanan. Caswan,
kepala Desa di Indramayu menuturkan, meski sering terjadi kekerasan terhadap
TKW asal Indramayu, hingga mereka tewas dan menderita lumpuh, minat menjadi
pembantu rumah tangga di Arab Saudi tetap tinggi.Mengapa minat menjadi
TKI/TKW masih tinggi sedangkan banyak TKI/TKW yang disiksa disana?
mungkin karena rendahnya upah kerja yang ditawarkan di Indonesia, sedangkan di
luar negeri bisa mendapatkan penghasilan besar meskipun hanya menjadi
pembantu rumah tangga.TKI dan TKW harus dilindungi menurut pasal 28i tentang
HAM, khususnya pemerintah. Pemerintah harus memberikan perlindungan antara
lain berupa : Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional.
Pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan/atau
peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan. Karena TKI dan
TKW itu juga warga Indonesia yang wajib juga dilindungi dan juga ia mempunyai
Hak untuk hidup. Tetapi TKI dan TKW juga jangan melakukan tindakan yang
membuat sang majikan marah, dan juga para TKI dan TKW harus memiliki skill
bahasa dan keterampilan. Agar tidak terjadi tindakan yang tidak semestinya, para
TKI dan TKW harus menjalani pelatihan. Pelatihan tersebut penting sekali, karena
jika seorang TKI/TKW melakukan kesalahan, itu juga dapat memalukan negara
kita Indonesia. Maka pelatihan itu harus dijalani dengan sangat matang. Pelatihan
hendaknya seperti sekolah yang mengajarkan pengetahuan dan bahasa walaupun
hanya sebagian kecil.
Pelatihan itu juga hendaknya ada pemisahan profesi spesial seperti spesialis
masak,pembantu spesialis bersih-bersih rumah, spesialis penjaga anak,dll. Intinya,
TKI harus lebh terorganisir layaknya pasukan dan tenaga profesional. Sebelum
dikirim, TKI tersebut hendaknya melewati tahap seleksi ketat seperti tahap ujian
tulis, ujian praktek, tes psikologis dan tes kesehatan. Setelah itu TKI hendaknya
diberi uji coba minimal 1 minggu pada profesi masing-masing. Dan pemerintah
hendaknya bekerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman TKI untuk mendata
dan memantau calon tki secara khusus.
-
33
3.2.6 Solusi atas Perbudakan TKI di Arab Saudi
Negara Indonesia bukanlah negara jajahan manapun termasuk Arab Saudi.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia sudah sepantasnyalah bukan merupakan
budak bagi bangsa manapun. Hal ini yang harus disadari oleh para masyarakat di
negara-negara tujuan TKI, seperti Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, Taiwan, dsb.
Para TKI-TKI yang bekerja di negara-negara tersebut harus diberikan hak-hak
manusia yang utuh dan dilindungi dari segala macam praktik perbudakan.Khusus
untuk negara Arab Saudi yang notabene merupakan negara islam, permasalahan
ini harus menjadi salah satu perhatian pemerintahan mereka. Meskipun saat ini
telah dilakukan proses kesepahaman antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia
terkait dengan perlindungan TKI di Arab Saudi, hendaknya dilakukan pula proses
kesepahaman antara Majelis Ulama Indonesia dan Majelis Ulama Arab Saudi.
Majelis Ulama Indonesia harus berkomunikasi secara intens dengan Majelis
Ulama Arab Saudi untuk menyamakan persepsi hukum-hukum islam dalam
memperlakukan TKI. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masyarakat muslim
Arab Saudi yang memiliki pandangan TKI sebagai budak karena telah mereka beli
dengan harga yang cukup tinggi.
Harapan besar kini tertuju pada kedua pemerintah untuk memperjuangan
hak-hak asasi para pahlawan devisa Indonesia yang mencari nafkah di negeri
Orang. Harapan-harapan pribadi dan keluarga para TKI yang besar untuk
merantau, semoga dimudahkan dengan pelurusan pemahaman persepsi
perbudakan dan adanya perlindungan yang kuat dari kedua pemerintahan.
3.3 Emansipasi Wanita
Emansipasi wanita adalah prospek pelepasan wanita dari kedudukan sosial
ekonomi yang rendah, serta pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk
berkembang dan maju. Dalam bahasa Arab, istilah ini dikenal dengan tahrir al-marah.
3.3.1. Emansipasi Wanita dalam Pandangan Islam
Pemahaman emansipasi wanita yang berkembang saat ini
mengatasnamakan Hak Asasi Manusia (HAM), menyerukan bahwa emansipasi
wanita adalah menyamakan hak dengan kaum pria, padahal tidak semua hak
wanita harus disamakan dengan pria.
-
34
Islam sangat memuliakan wanita. Al-Quran dan Sunnah memberikan
perhatian yang sangat besar serta kedudukan yang terhormat kepada wanita, baik
sebagai anak, istri, ibu, saudara maupun peran lainnya. Begitu pentingnya hal
tersebut, Allah mewahyukan sebuah surat dalam Al-Quran kepada Nabi
Muhammad yaitu Surat An-Nisa yang sebagian besar ayat dalam surat ini
membicarakan persoalan yang berhubungan dengan kedudukan, peranan dan
perlindungan hukum terhadap hak-hak wanita.
Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut.
1. Kedudukan wanita sama dengan pria dalam pandangan Allah dapat ditilik
dalam QS. Al-Ahzab: 35,
Artinya : Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan
perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki
dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan
kepada mereka ampunan dan pahala yang besar.
Orang muslim yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang
mengikuti perintah dan menjauhi larangan pada lahirnya, sedangkan yang
dimaksud orang mukmin adalah orang-orang yang membenarkan apa yang
harus dibenarkan oleh hatinya. Berdasarkan dalil ini, islam menjelaskan bahwa
kedudukan antara wanita dan pria adalah sama, yang membedakan adalah
iman dan ketakwaannya.
-
35
2. Kedudukan wanita sama dengan pria dalam berusaha untuk memperoleh,
memiliki, menyerahkan atau membelanjakan harta kekayaannya. Berkenaan
dengan kedudukan tersebut maka dalil dalam Islam dapat dirujuk dalam QS.
An-Nisa: 4,
Artinya:Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi)
sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka
menyerahkan kepada kamu sebahagian maskawin itu dengan senang hati,
makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik
akibatnya.
Pemberian itu adalah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas
persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.
Selain dalil tersebut, kedudukan wanita dan pria dalam berusaha memperoleh,
memiliki, menyerahkan atau membelanjakan harta kekayaan dapat dilihat
dalam QS. An-Nisa: 32,
Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(karena) bagi laki-laki ada bahagian yang mereka usahakan, dan bagi para
(wanita) pun ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karuniaNya.Sesungguhnya Allah Maha
MEngetahui segala sesuatu.
3. Kedudukan wanita sama dengan pria untuk menjadi ahli waris dan
memperoleh warisan, sesuai pembagian yang ditentukan. Kedudukan wanita
dan pria terkait dengan warisan dapat dirujuk dalam QS An-Nisa: 7,
-
36
Artinya:Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan
kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan
ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang
telah ditetapkan. Islam merupakan agama yang kaffah, pengaturan terkait
kedudukan pria dan wanita rinci diatur di dalamnya, salah satunya mengenai
pembagian warisan.
4. Hak dan kewajiban wanita dan pria, dalam hal tertentu sama dapat dilihat
dalam QS Al-Baqarah : 228 dan At-Taubah:71) dan dalam hal lain berbeda
karena kodrat mereka yang sama dan berbeda pula (QS An-Nisa : 11 QS An-
Nisa: 43). Kodratnya yang menimbulkan peran dan tanggung jawab antara pria
dan wanita, maka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sebagai suami isteri,
fungsi mereka pun berbeda. Suami (pria) menjadi penanggungjawab dan
kepala keluarga, sementara isteri (wanita) menjadi penanggungjawab dan
kepala rumahtangga.
Perlu ditekankan bahwa emansipasi bukanlah pembebasan diri wanita.
Selama ini, emansipasi lebih cenderung diartikan sebagai persamaan gender
yang berimplikasi pada bentuk kebebasan memilih. Memilih dalam arti
demikian disebut-sebut sebagai bagian dari hak asasi manusia. Misalnya,
memilih menjadi wanita karier, padahal tugas mencari nafkah adalah kewajian
seorang suami. Hal tersebut dianggap sebagai perwujudan bahwa kedudukan
wanita dan pria adalah sama. Pada dasarnya, Islam membolehkannya tetapi
ada batasannya dan tentunya tidak melanggar syari. Sebagaimana telah
tertulis dalam Al-Baqarah : 228, .......Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang maruf...........
3.3.2. Hak dan Kewajiban yang Sama Bagi Pria dan Wanita
Bertolak dari hal tersebut, Islam tidak membeda-bedakan pria dan wanita
dalam hal keimanan. Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan
dalam memikul tanggung jawab Dawah Islamiyah.
-
37
Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan,(Islam), menyuruh kepada yang maruh dan mencegah dari yang
munkar.. (Al-Imran : 104)
Islam mempersamakan berbagai kewajiban yang berkaitan dengan ibadah
seperti sholat, puasa, haji dan zakat dari segi kewajiban melaksanakannya. Islam
mempersamakan pria dan wanita dalam tata hukum muamalat, seperti jual beli,
perkontrakan, perwakilan, tanggungan/jaminan, dan aqad-aqad lainnya.
Bagi laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para
wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.. (An-nisa: 32)
Islam mempersamakan pria dan wanita dalam menjatuhkan hukuman dan
sanksi terhadap suatu pelanggaran.
Perempuan yang berzina, dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-
tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman
kepada Allah dan hari akhirat,.. (An-nur:2)
Islam menghargai wanita dalam perawi hadist, Ilmu, politik dan peperangan,
yaitu:
a) Wanita perawi hadist yang hadist-hadistnya dihimpun oleh Al Bukhari :
Karimah Al Marzawiyah dan Sayyidatul Wuzara.
b) Wanita ahli sastra yang terkenal keindahan syairnya, yaitu : Al Khonsa, As
Sayidah Sakinah binti Al Husain.
c) Dokter Wanita, yaitu Zaenab dari Bani Awad, Ummul Hasan Binti Al
Qodli Abi Jafar Attonjali.
d) Wanita yang termasyur dalam peperangan , yaitu : Asma Binti Abu Bakar
Ashshidiq, Ummu Amarah, Nasibah binti Ka.ab,dll
e) Wanita yang masyur di arena politik dan pemerintahan, yaitu : Fatimah
binti Rasulullah SAW, Aisyiah binti Abu Bakar (Ummil muminin) Atikah
binti Yazid bin Muawiyah
-
38
3.3.3. Hak dan Kewajiban yang Berbeda Bagi Pria dan Wanita
Di samping hak dan kewajiban yang sama, Islam juga mengatur perbedaan
antara wanita dan pria, hal ini disebabkan bagaimanakan juga, wanita dan pria
adalah makhluk dengan jenis kelamin dan tabiat berbeda, karena itu Islam
mengatur perbedaan antara wanita dan pria dalam hal:
a) Persaksian: Persaksian seorang pria, sama dengan 2 orang wanita.
b) Bagian wanita dalam harta pusaka : Bagian wanita setengah bagian pria,
karena seorang laki-laki berkewajiban menafkahi istri, sedang istri tidak
berkewajiban mencari nafkah.
c) Pakaian pria dan wanita
d) Masalah sutera dan emas: Laki-laki dilarang memakai sutera dan emas.
e) Mahar: Mahar adalah hak seorang wanita yang akan dinikahi seorang pria,
sekaligus kewajiban seorang pria untuk memberi mahar.
f) Mencari nafkah/pekerjaan: Seorang laki-laki wajib mencari nafkah,
sedangkan seorang perempuan mubah, dan harus atas seijin suami atau
ayahnya bila belum menikah.
g) Pengaturan rumah tangga, Kewajiban wanita
h) Hukum masalah kehamilan
i) Nasab, biasa dihubungkan dengan poligami, sedang poliandri dilarang
karena dapat mengaburkan nasab seorang anak.
j) Pencegahan kehamilan, Hak suami, tapi suara istri patut didengar.
k) Abortus
l) Persusuan
m) Pengasuhan anak
n) Kepemimpinan dalam rumah tangga. Kepemimpinan ada di tangan laki-
laki,
Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka (QS An
Nisaa : 24)
-
39
3.4 Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[1]
Setiap pengalaman yang
memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap
pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah
dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
3.4.1 Pendidikan Menurut Pandangan Islam
Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi
ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu
pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara
lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas
dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar
dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam
mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang
bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan
pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau
lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup,
atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua
pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang
bersumber dari al Quran dan Sunnah (Hadist).
Kewajiban dan hak menuntut ilmu pada setiap muslim, mengarah pada hukum
mencari ilmu yang digolongkan menjadi dua macam. Pertama, menuntut ilmu
hukumnya Fardhu ain bagi setiap umat Islam. Hal ini apabila ilmu itu menjadi
prasyarat untuk mengetahui sebuah ibadah atau muamalah yang akan dikerjakan.
Dalam kondisi seperti ini, wajib bagi masing-masing muslim mengetahui
bagaimana cara ibadah kepada Allah swt. Dan muamalahnya. Hukum mencari
ilmu yang kedua Fardhu Kifayah. Ini merupakan hukum asal mencari ilmu. Artinya
-
40
apabila telah ada sebagian muslim yang mengerjakan, maka bagi muslim lain
mencari ilmu menjadi sunnah hukumnya.
Terlebih dalam menuntut ilmu, sesungguhnya lelaki-perempuan tidak dibatasi
oleh waktu. Anggapan bahwa perempuan memiliki waktu terbatas, karena didesak
kewajiban berkeluarga dan mengasuh anak tidaklah benar. Sesungguhnya setiap
lelaki dan perempuan memiliki kesempatan sama untuk thalabul ilmi. Sabda Nabi
saw., Manusia harus mencari ilmu dari buaian sampai keliang lahat. Inilah
pemikiran yang tepat dan demokratis tentang pendidikan seumur hidup bagi
sesama. Jika benar kita umatnya, marilah beri kesempatan serupa antara lelaki dan
perempuan untuk menjalankan kewajiban menuntut ilmu hingga akhir hayat
dikandung badan. Wallahualam. (Hafidzoh) Nabi juga mengatakan, bahwa ilmu
yang bermanfaat akan mendapat pahala dari Allah SWT, dan pahalanya
berlangsung terus-menerus selama masyarakat menerima manfaat dari ilmunya.
Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu
ilmu yang bermanfaat.. (HR Muslim)
Berikut merupakan Dalil dalil hak dan kewajiban menuntut ilmu atau
mendapatkan pendidikan yang berlandaskan dari Al-Quran.
1. QS.AlAlaq [96]: 1-5
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan mulah
Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
(baca Tulis). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat tersebut merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt.
Kepada Rasulullah Muhammad Saw. Selain itu, dalam ayat tersebut dapat
diketahui perintah Allah Swt. kepada manusia untuk menuntut ilmu, dan
dijelaskan juga sarana yang dapat digunakan untuk menuntut ilmu serta
kenikmatan yang diperoleh bagi orang-orang yang berilmu.
-
41
2. QS.Az-Zumar [39]: 9
Katakanlah: Adakah sama orang-orangyang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.
Dalam ayat tersebut disampaikan bahwa terdapat perbedaan antara orang
yang berilmu dan tidak berilmu. Orang berilmu akan mampu menyadari
kelemahan dirinya sebagai hamba Allah Swt., memahami tanda-tanda kebesaran
Allah Swt. Dan memahami bagaimana sebenarnya takwa. Sebaliknya, orang
yang tidak berilmu akan mudah mendustakan nikmat-nikmat Allah Swt.
3. QS.Al-Ashr [103]:1-3
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.
Dalam ayat-Nya ini, Allah SWT. Telah bersumpah atas nama masa/waktu
yang di dalamnya terdapat kejadian yang baik dan yang buruk. Selain itu, Allah
SWT. Juga bersumpah bahwa setiap manusia yang berada di dunia ini pasti
akan mengalami kerugian, kecuali bagi yang memiliki bekal dalam hidupnya.
Bekal tersebut, yaitu iman, amal shaleh, saling menasehati supaya mentaati
kebenaran, saling menasehati supaya menetapi kesabaran.
5. QS.Al-Ankabut [29]: 43
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Itulah beberapa ayat dalam Al-Quran yang menunjukkan perintah Allah
SWT. untuk menuntut ilmu. Karenanya, manusia tidak boleh lalai dalam hal
satu ini. Ketika manusia melalaikan ilmu, semakin tersesatlah mereka di jalan
yang tidak semestinya. Allah Swt. pun menempatkan orang-orang yang
menuntut ilmu pada kedudukan tinggi baik di dunia maupun di akhirat nantinya.
Terlebih lagi ketika ilmu tersebut diamalkan kepada orang lain, seperti halnya
para imam madzhab yang sampai kini kitab hasil karya mereka digunakan oleh
semua umat manusia meski beliau telah tiada, maka orang tersebut akan sangat
-
42
beruntung. Dengan menyampaikan ilmu kepada orang lain, Allah akan
memberikan pahala yang besar sebagai bekal di akhirat nanti.
Selain dalam Al-Quran, perintah menuntut ilmu juga terdapat dalam Al-
Hadis. Apa yang telah diperintahkan Allah Swt., dilaksanakan langsung oleh
Nabi Muhammad Saw. Segala ucapan dan perbuatan yang telah dilakukan
Rasulullah atas dasar perintah Allah Swt, dicatat dan dirangkum dalam A-Hadis
oleh para sahabat Rasulullah.
1. Menuntut ilmu/belajar wajib bagi setiap mukmin baik pria dan wanita
Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan
perempuan (HR. Ibnu Abdul Barr)
Dalam Hadis tersebut menunjukkan bahwa menuntut ilmu
diperintahkan untuk siapapun, baik laki-laki maupun perempuan. Mulai dari
usia anak-anak, orang dewasa bahkan orang tua. Selagi Allah Swt. Memberi
kesempatan hidup di dunia ini, maka kita hendaknya terus berupaya
maksimal menuntut ilmu bermanfaat di dunia dan akhirat nantinya.
2. Difardhukan atas setiap muslim yang berakal
Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim. (HR. Abu Naim dari
hadis Ali)
Hadis ini menunjukkan hukum dari menuntut ilmu bagi setiap muslim
adalah wajib/fardhu. Artinya orang yang tidak mencari ilmu berarti akan
menanggung dosa.
3. Menuntut ilmu dikarenakan ketakwaan dan ilmu adalah sahabat yang setia
Rasulullah Muhammad Saw. bersabda, Belajarlah ilmu karena
sesungguhnya belajarnya karena Allah itu adalah taqwa, menuntutnya itu
adalah ibadah, mempelajarinya itu tasbih, membahasnya itu adalah jihad,
mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya itu adalah
sedekah, memberikannya kepada keluarganya itu adalah pendekatan diri
(kepada Allah). Ilmu itu adalah penghibur di kala sendirian, teman di kala
sepi, penunjuk kepada agama, pembuat sabat di kala suka dan duka,
kerabat di kala dalam kalangan orang asing dan sebagai menara jalan ke
-
43
surga. Dengannya Allah mengangkat kaum-kaum, lalu Dia menjadikan
mereka sebagai ikutan, pemimpin, dan penunjuk yang diikuti, penunjuk
pada kebaikan, jejak mereka dijadikan kisah dan perbuatan mereka
diperhatikan. Malaikat senang terhadap perilaku mereka dan mengusap
mereka dengan sayap mereka (malaikat). Setiap barang yang basah dan
kering sehingga ikan di lautan, serangga, binatang buas dan binatang jinak
di daratan, dan langit serta bintang memohonkan ampun bagi mereka.
(Dari Muadz bin Jabbal).
3.4.2 Pendidikan Menurut Pandangan Kenegaraan
Pendidikan merupakan sesuatu yang harus didapatkan