halaman pengesahanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51387... · web viewberdirinya...
TRANSCRIPT
DETERMINASI FAKTOR MAKROEKONOMI,
DEBT TO EQUITY RATIO DAN LIKUIDITAS
TERHADAP YIELD SUKUK KORPORASI PASAR MODAL SYARIAH
DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2016-2018
Tesis
Magister Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Diajukan Oleh :
ARI FEBTRI MASRURI
NIM : 21170850000009
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1440 H/2020 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN PROPOSAL TESIS
Hari ini, 16 Januari 2020 telah dilakukan Ujian Proposal Tesis atas nama mahasiswa :
Nama : ARI FEBTRI MASRURI
No Induk Mahasiswa : 21170850000009
Jurusan : Magister Perbankan Syariah
Judul Tesis : Determinasi Faktor Makroekonomi, Debt to Equity Ratio
Dan Likuiditas Terhadap Yield Sukuk Korporasi Pasar
Modal Syariah di Indonesia
Jakarta, 16 Januari 2020
HALAMAN PENGESAHAN1. Dr. Herni Ali HT, SE., MM (.......................................)
NIDN : 04221255902 Ketua
2. Dr. Asyari Hasan, S.HI., M.Ag (.......................................)
NIP : 19800819 200604 1 002 Sekretaris
3. Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz, MM (.......................................)
NIDN : 2025067001 Penguji Ahli
4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M (.......................................)
NIP : 19690203 200112 1 003 Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
HALAMAN PERNYATAANYang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ari Febtri Masruri
NIM : 21170850000009
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Magister Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan Tesis ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkannya.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa mampu menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin dari pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang sangat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Tangerang Selatan, 16 Januari 2020
Yang menyatakan
Ari Febtri Masruri
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Ari Febtri Masruri
2. Tempat/Tanggal Lahir : Lebak, 03 Februari 1993
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status : Belum Menikah
6. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Telepon : 085718911531
8. Alamat Rumah : Kp. Kalahang RT/RW 019/005 Ds. Padasuka
Kec. Warunggunung Kab. Lebak - Banten
9. Alamat Email : [email protected]
II. IDENTITAS PRIBADI
1. SD : SDN II PADASUKA (1998-2004)
2. SMP : SMPN 1 WARUNGGUNUNG (2004-2007)
3. SMA : SMAN 1 WARUNGGUNUNG (2007-2010)
4. Perguruan Tinggi : IAIN ”SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN
(2012-2016)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis
ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan
sahabatnya yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh ilmu
pengetahuan seperti saat ini.
Atas kehendak Allah SWT dan kerja keras, kerja ikhlas serta kerja cerdas akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul : “ Determinasi Faktor Makro Ekonomi,
Debt to Equity Ratio dan Likuiditas Terhadap Yield Sukuk Korporasi Pasar Modal Syariah Di
Indonesia Periode Tahun 2016-2018”. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat
untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi.
Dalam penyusunan tesis ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
mendalam dan sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan serta doa, baik langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan tesis ini yaitu kepada :
1. Ayahanda tercinta Ibnu Ahmad Baihaki, Ibunda tercinta ibu Umi, yang telah mendidik
dengan penuh kasih sayang, serta senantiasa memberi semangat dan doanya. Semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan selama ini.
2. Adik-adik tercinta Riski Mashudi dan Fahri Hermahtiyar serta Keluarga besar Alm.
Aksari dan Alm. Ahmad Resan yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun
materil serta curahan kasih sayang, perhatian, pengertian serta doa yang telah menjadikan
kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan Tesis ini, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai keluarga kami.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E. Ak.,M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE., MM selaku Ketua Prodi Magister Perbankan Syariah, yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat, saran serta segala bantuannya
6. Bapak Dr. Asyari Hasan, SHI.,M.Ag selaku Sekretaris Prodi Magister Perbankan Syariah
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, saran serta segala bantuannya.
7. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu yang telah meluangkan waktu, memberikan motivasi, pengertian disertai
bimbingannya yang paripurna kepada penulis.
8. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. HAH. SLM selaku Dosen Penguji yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat, saran serta segala bantuannya.
9. Bapak Sofyan Rizal, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat, saran serta segala bantuannya.
10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu yang tak
ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Teman-teman mahasiswa/i Magister Perbankan Syariah serta semua pihak yang telah
banyak membantu, mempermudah dan memperlancar dalam penyelesaian Tesis ini.
Semoga semua kebaikan yang tercurah senantiasa akan menjadi kebaikan dan amal
shaleh serta dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga Tesis ini memberikan manfaat serta
menambah literasi keilmuan dalam bidang ekonomi umumnya serta bidang keuangan syariah
Indonesia khususnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tangerang Selatan, 16 Januari 2020
Ari Febtri Masruri
ABSTRAK
Sukuk merupakan salah satu instrumen keuangan dari instrumen investasi yang perlu menjadi pertimbangan investor. Sukuk merupakan dokumen investasi atau penyerahan modal kepada pihak penerbit. Setiap investor yang melakukan investasi pasti akana mengharapkan keuntungan di amsa depan sebagai ganti karena telah menggunakan hartanya untuk di investasikan dengan mengambil waktu dan risiki. Yield Sukuk merupakan ukuran pendapatan sukuk yang akana diterima investor, yang cenderung bersifat tidak teteap, karena yield sukuk akan sangat terkait dengan tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengajui pengaruh faktor makro ekonomi (inflasi, tingkat imbal hasil SBIS, dan produk domestik bruto), debt to equity ratio, dan likuiditas secara parsial dan simultan terhadap yield sukuk korporasi periode 2016-2018. sumber data dari penelitian ini diambil dari beberapa lembaga berupa data statistik serta histori transaksi yaitu terdiri dari BI, OJK, BEI, IBPA, KSEI, serta PEFINDO.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif, dimana pengambilan sampel dilakukan secara Purposive sampeling yang terdiri dari 5 perusahaan/emiten penerbit sukuk korporasi. Teknik analisis menggunakan uji regresi data penel denagn model fixxed effect model serta uji hipotesis menggunakan t- statistik, menguji koefisien determinasi, dan F-statistik untuk menguji pengaruh variabel bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5 5.
Hasil penelitian menunjukan debt to equity ratio, likuiditas, tingkat imbal hasil SBIS, dan inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield sukuk korporasi. Sedangkan produk domestik bruto berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield sukuk korporasi. Untuk pengujian koefisien determinasi diperoleh sebesar 88.65% menunjukan kemampuan dari variabel independen dalam menjelaskan yield sukuk korporasi, sisanya 12.35% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kata kunci : Sukuk korporasi, yield sukuk, DER, Likuiditas, Infalsi, SBIS, PDB, Regresi data panel
ABSTRACT
Sukuk is one of the financial instruments and investment instruments that need to be
considered by investors. Sukuk are investment documents or capital surrenders to the issuer.
Every investor who makes an investment will definitely expect future profits instead of having
used his wealth to invest by taking the time and risk. Bond yield is a measure of bond income
that investors will receive, which tends to be variable, because bond yields will be strongly
related to profit levels that the investor implies. The purpose of this study is to examine the effect
of macroeconomic factors (inflation, SBIS yield, and gross domestic product) Debt to Equity
Ratio and Liquidity partially and simultaneously on Corporate Sukuk Yield for the period of
2016-2018. Sources of research data were taken from several institutions in the form of
statistical data and transaction history which consisted of BI, OJK, IDX, IBPA, KSEI and
PEFINDO.
This research is a quantitative approach, where sampling is done by purposive sampling
consisting of 5 companies / issuers of corporate sukuk issuers. The analysis technique uses
Panel Data Regression Test with fixed effect models and hypothesis testing using t-statistics,
testing the coefficient of determination, and F-statistics to test the effect of variables together
with a significance level of 5%.
The results showed the Debt to Equity Ratio, Liquidity, SBIS Rate of Return, and Inflation
had a positive and significant effect on Corporate Sukuk Yield. while the Gross Domestic
Product has a negative and significant effect on Corporate Sukuk Yield. But simultaneously all
of these variables significantly influence the Sukuk Corporate Yield. For testing the coefficient of
determination obtained by 88.65% indicates the ability of the independent variables in
explaining the Sukuk Corporate Yield, the remaining 12.35% is explained by other variables not
included in this study.
Keywords: Corporate Sukuk, Sukuk Yield, DER, Liquidity, inflation, SBIS, GDP, Panel Data
Regression
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................................................. ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK..................................................................................................................................x
ABSTRAK..............................................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah ……………………………………………………………………………………………………………….12
1.3. Rumusan Masalah..................................................................................................................12
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................................................................13
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................15
2.1. Landasan Teori......................................................................................................................15
2.1.1. Investasi dalam Pandangan Ekonomi Islam...........................................................................15
2.1.2. Sukuk (Obligasi Syariah)........................................................................................................18
2.1.3. Perbandingan Sukuk Korporasi dan Obligasi Konvensional..................................................27
2.2. Yield.......................................................................................................................................28
2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Yield Sukuk...............................................................................30
2.4. Penelitian Terdahulu..............................................................................................................35
2.5. Kerangka Pemikiran..............................................................................................................51
2.6. Perumusan Hipotesis..............................................................................................................52
2.6.1. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Yield Sukuk Korporasi............................................53
2.6.2. Pengaruh Return SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah) terhadap Yield Sukuk Korporasi............................................................................................................................54
2.6.3. Pengaruh Inflasi terhadap Yield Sukuk Korporasi..................................................................54
2.6.4. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Yield Sukuk Korporasi..........................55
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................................57
3.1 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................................57
3.2 Populasi dan Penentuan Sampel Data....................................................................................58
3.2.1 Populasi.................................................................................................................................59
3.2.2 Sample Data...........................................................................................................................60
3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................................................61
3.2.1. Statistika Deskriptif...............................................................................................................63
3.2.3. Uji Stationer...........................................................................................................................66
3.2.4. Uji Pemilihan Model Data Panel............................................................................................67
3.2.5. Uji Asumsi Klasik..................................................................................................................70
3.2.6. Pengujian Hipotesis...............................................................................................................73
3.2.7. Operasional Variabel Penelitian.............................................................................................75
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................................78
4.1 Analisis Statistik Deskriptif...........................................................................................................78
4.1.1. Debt to Equity Ratio (DER)...........................................................................................................78
4.1.2. Likuiditas......................................................................................................................................86
4.1.3. Return SBIS ................................................................................................................................87
4.1.4. Inflasi...........................................................................................................................................87
4.1.5. Produk Domestik Bruto ……………………………………………………………………………………………………………82
4.1.6. Yield sukuk ………………………………………………………………………………………………………………………………84
4.2. Uji Stasioner...................................................................................................................................89
4.3. Estimasi Model Regresi Data Panel ...............................................................................................89
4.3.1. Comman Effect Model.................................................................................................................87
4.3.2. Fixxed Effect Model………………………………………………………………………………………………………………....89
4.3.3. Uji Chow.....................................................................................................................................90
4.3.4. Uji Asumsi Klasik.......................................................................................................................93
4.4. Uji Hipotesis ……………………………………………………………………………………………………………………………….93
4.1.1. Uji t………………………………………………………………………………………………………………………………………....93
4.1.2. Uji Determinasi ……………………………………………………………………………………………………………………….93
4.1.3. Uji F …………………………………………………………………………………………………………………………………………94
4.5. Analisis Regresi Data Panel............................................................................................................93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................................99
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................99
5.2 Keterbatasan........................................................................................................................101
5.3 Saran dan Implikasi.............................................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................103
LAMPIRAN........................................................................................................................................108
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Uji Chow ………………………………………………………………………….86
Tabel 4.6 Output Koefisien Determinasi ................................................................................90
Tabel 4.7 Output Uji F.............................................................................................................91
Tabel 4.8 Ouput Uji t ..............................................................................................................91
Tabel 4.9 Output Hasil FEM ...................................................................................................92
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas …………………………………………………………….97
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Debt to Equity Ratio per Triwulan 2016-2018 ...................................................... 76
Grafik 4.2 Likuiditas per triwulan 2016-2018…………………………................................ 77
Grafik 4.3 Return Hasil SBIS per Triwulan 2016-2018 ......................................................... 79
Grafik 4.4 Inflasi pertriwulan 2016-2018 ............................................................................... 80
Grafik 4.5 Produk Domestik Bruto per triwulan 2016-2018………………………............... 81
Grafik 4.6 Yield Sukuk Korporasi per triwulan 2016-2018......................................................83
Grafik 4.7 Uji Normalitas …………………………………………………………………... 96
ABSTRACT
Sukuk is one of the financial instruments and investment instruments that need to be
considered by investors. Sukuk are investment documents or capital surrenders to the issuer.
Every investor who makes an investment will definitely expect future profits instead of having
used his wealth to invest by taking the time and risk. Bond yield is a measure of bond income
that investors will receive, which tends to be variable, because bond yields will be strongly
related to profit levels that the investor implies. The purpose of this study is to examine the effect
of macroeconomic factors (inflation, SBIS yield, and gross domestic product) Debt to Equity
Ratio and Liquidity partially and simultaneously on Corporate Sukuk Yield for the period of
2016-2018. Sources of research data were taken from several institutions in the form of statistical
data and transaction history which consisted of BI, OJK, IDX, IBPA, KSEI and PEFINDO.
This research is a quantitative approach, where sampling is done by purposive sampling
consisting of 5 companies / issuers of corporate sukuk issuers. The analysis technique uses Panel
Data Regression Test with fixed effect models and hypothesis testing using t-statistics, testing
the coefficient of determination, and F-statistics to test the effect of variables together with a
significance level of 5%.
The results showed the Debt to Equity Ratio, Liquidity, SBIS Rate of Return, and Inflation
had a positive and significant effect on Corporate Sukuk Yield. while the Gross Domestic
Product has a negative and significant effect on Corporate Sukuk Yield. But simultaneously all
of these variables significantly influence the Sukuk Corporate Yield. For testing the coefficient
of determination obtained by 88.65% indicates the ability of the independent variables in
explaining the Sukuk Corporate Yield, the remaining 12.35% is explained by other variables not
included in this study.
Keywords: Corporate Sukuk, Sukuk Yield, DER, Liquidity, inflation, SBIS, GDP, Panel
Data Regression
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegitan yang
berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya dan lembaga profesi yang berkaitan dengannya,
dimana semua produk dan mekanisme oprasionalnya berjalan sesuai dengan hukum
muamalah. Pasar modal syariah juga dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsif-prinsif syariah (Rodoni dan Fathoni, 2019) .
Berdirinya pasar modal syariah didasarkan atas keinginan masyarakat
Muslim Indonesia untuk berinvestasi dengan jalan halal. Hal ini dilandaskan pada
QS Adz-Dzariat [51]: 56 yang artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. Salah satu pengertian Islam Al-Quran, yaitu:
QS. Ali Imran [3]: 19 yang artinya: “Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah
Islam.”
Pasar modal konvensional mengandung praktik masyir, riba, dan gharar
yang telah menimbulkan keragunan bagi umat Muslim untuk berinvestasi. Selain
itu, faktor lain seperti perlunya menarik investor asing yang ingin berinvestasi
secara halal juga menjadi alasan didirikannya pasar modal syariah.
1
Dalam pasar modal, instruemen yang diperdagangkan adalah instrument
jangka panjang yang terdiri dari dua jenis, yaitu modal (stock) dan utang (bond).
Penerbit instrumen pasar modal adalah pemerintah (public authorities) dan pihak
swasta (private sector). Di Indonesia, terdapat pasar modal syariah yang
menerapkan sistem syariah Islam dalam oprasionalnya. Sampai saat ini sudah ada
tiga pasar modal syariah yang berbentuk indeks, yaitu Jakarta Islamic Index (JII),
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), dan Jakarta Islamic Index 70 (JII 70
Index).
Ditinjau dari segi landasan hukum positif Indonesia, baru ada satu
undang-undang yang mengatur tentang surat berharga sukuk negara (SBSN) yaitu
UU No. 18 tahun 2008, selain itu belum ada Undang-undang khusus Pasar Modal
Syariah kecuali dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) telah mengeluarkan 11 POJK yang mengatur Pasar Modal
Syariah, yaitu :
1. POJK Nomor 15 tahun 2015 tentang Penerapan Prinsif Syariah di
Pasar Modal
2. POJK Nomor 16 tahun 2016 tentang Ahli Syariah dan Pasar Modal
3. POJK Nomor 17 tahun 2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek
Syariah
4. POJK Nomor 18 tahun 2015 tentang Penerbitan dan Persyartan Sukuk
2
5. POJK Nomor 19 tahun 2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa
Dana Syariah
6. POJK Nomor 20 tahun 2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek
Beragun Aset Syariah
7. POJK Nomor 53 tahun 2015 tentang Akad yang Digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal
8. POJK Nomor 30 tahun 2016 tentang Dana Investasi Real Estate
Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
9. POJK Nomkr 61 tahun 2016 tentang Penerapan Prinsif Syariah di
Pasar Modal pada Manajer Investasi
10. POJK Nomor 35 tahun 2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar
Efek Syariah
11. POJK Nomor 3 tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas
Jasa
Sukuk secara global sudah ada sejak awal peradaban islam yaitu pada abad
keenam masehi. Salah satu khalifah islam yaitu Marwan dari dinasti Umayyah
memanfaatkan sukuk untuk membayar tentara dan aparat negaranya. Pada awalnya,
perkembangan sukuk di dunia disponsori oleh negara (sovereign sukuk). Namun
pada perkembangan selanjutnya, sukuk korporasi lebih mendominasi pasar.
Penerbitan oleh korporasi, berkembang sangat pesat dari $0.8 milliar pada tahun
3
2003 hingga $9.9 miliar pada tahun 2006. sampai 2007, total emisi sukuk korporasi
yang pernah diterbitkan senilai $ 22,4 miliar dan sukuk negara senilai $ 9 miliar.
Sukuk korporasi pertama di Indonesia dikeluarkan oleh PT. Indosat, Tbk tahun
2002 dan SBSN atau sukuk negara pertama kali di terbitkan pada tahun 2008
dengan nilai sebesar Rp. 386.29 triliun. Dilihat dari akad yang digunakan, sukuk
ijarah mendominasi pasar dengan kontribusi 43,65 % dari total penerbitan. Diikuti
sukuk musyarakah (27,5 %) dan sukuk mudharabah (18,4 %). Akad akad tersebut
biasanya dipilih berdasarkan kepentingan dan kebutuhan penerbit, serta
kesederhanaan struktur atau mrenyesuaikan dengan kebutuhan keuangan
perusahaan.
Otoritas Jasa Keuangan(OJK) sebagai lembaga independen yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan
dan penyidikan keseluruhan kegiatan di dalam sektor keuangan. Mengelurakan
peraturan yang mendukung perkembangan sukuk di Indonesia, yaitu POJK Nomor
17 tahun 2015 tentang penerbitan dan persyaratan Efek Syariah dan POJK Nomor
18 tahun 2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk yang dalam
perkembangannya diubah dengan POJK Nomor 3 tahun 2018. Peraturan ini
diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para emiten dan investor dalam
pengembangkan instrument obligasi syariah (sukuk) di Pasar Modal Indonesia dan
diharapkan memiliki daya saing dan daya banding dengan intrumen-instrumen lain
di Pasar Modal terutama obligasi konvensional. Selain sukuk korporasi pemerintah
4
juga mengeluarkan sukuk negara yang dikenal denga surat berharga sukuk negara
(SBSN). Perkembangan sukuk korporasi SBSN menunjukan peningaktan dari
tahun ke tahun. Sebagaiman penyajian data statistik Sukuk berikut :
Tabel 1.1Total Nilai dan Emisi sukuk korporasi dan SBSN tahun 2016-2018
Tahun
Akumulasi Penerbitan SukukSukuk Korporasi Surat Berharga Utang Negara (SBSN)
Total Nilai (Rp Miliar) Total Jumlah
Total Nilai (Rp Miliar) Total Jumlah
2016 20,475 102 13,670 3 kementrian2017 26,394 137 16,760 3 kementrian2018 36,545 177 22,530 7 kementrian
Sumber: Statistik Sukuk Tahun 2016-2018, www.ojk.go.id dan www.kemenkeu.go.id
Jumlah nilai emisi penerbitan sukuk korporasi menunjukan kenaikan yang
signifikan, bisa dilihat perkembangannya 3 tahun terakhir yaitu tahun 2016-2018.
Tahun 2016 nilai emisi sukuk korporasi sebesar 20.475 miliar tahun 2017 nilai emisi
sukuk korporasi naik sebesar 28,90 % sebesar 26.394 miliar. Begitu juga tahun 2018
nilai emisi sukuk korporasi naik dibandingkan nilai tahun sebelumnya sebesar
38,45% yaitu sebesar 36.545 miliar.
Alasan investor melakukan investasi adalah untuk mempersiapkan masa
depannya sedini mungkin. Melalui investasi investor berharap akan mendapatkan
keuntungan dimasa depan sebagai ganti karena telah menggunakna hartanya untuk
diinvestasikan dengan mengambil waktu dan risiko (Rodoni dan Fatoni, 2019).
Dalam investasi sukuk, pendapatan atau imbal hasil (return) yang akan
5
didapatkan oleh investor dari hasil penempatan dananya pada sukuk (obligasi syariah)
dinamakan yield sukuk. Sebagai instrumen investasi, perubahan tingkat imbal hasil
yield sukuk mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Sesuai dengan teori
pengharapan (expectation theory), investor akan cenderung mengharapkan
pengembalian yang tinggi kepada penerbit (issuer) untuk investasi jangka panjang.
Hal ini disebabkan adanya ketidakpastian dimasa depan, sehingga nilai sukuk akan
bergerak fluktuatif bahkan menurun.
Risiko sering dianggap sebagai volatilitas yang tidak diharapkan terjadi,
baik berasal dari general suatu aset maupun kewajiban dari imbal hasil. Dalam teori
portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan yang menyimpang
dari yang diharapkan. Hal ini dikarenakan risiko mempunyai dua dimensi, yaitu
meyimpang lebih besar atau kecil dari return (imbal hasil) yang diharapkan. Dari
sini muncul konsep ukuran penyebaran yang dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang dari nilai yang
diharapkan. Tandelilin (2001) menyatakan, dalam analisis tradisional, bahwa
risiko total dari berbagai aset keuangan bersumber dari :
1. Interest rate risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return akibat
perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga ini
berpengarh negatif terhadap harga sekuritas.
2. Market risk. Risko yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi
6
dalam keseluruhan pasar, sehingga berpengaruh pada semua sekuritas.
3. Inflation risk. Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko
penurunan daya beli (purchasing power risk). Jika suku bunga naik
maka inflasi akan meningkat. Hal ini disebabkan lenders membutuhkan
tambahan premium inflasi untuk mengganti kerugian purchasing power.
4. Business risk. Risiko yang timbul karena melakukan bisnis pada industri
tertentu.
5. Financial risk. Risiko yang timbul karena penggunaan laverage
financial oleh perusahaan.
6. Liquidity risk. Risko yang berhubungan dengan pasar sekunder tertentu,
dimana sekuritas diperdagangkan. Jika suatu investasi bias dibeli dan
dijual dengan cepat tanpa perubahan harga yang signifikan maka
dikatakan likuid, begitu juga sebaliknya.
7. Exchange Rate Risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return
sekuritas karena fluktuasi mata uang.
8. Country risk. Risiko yang menyangkut politik suatau negara sehingga
mengarah pada risiko politik.
Dalam analisis kontemporer terdapat dua klasifiksi risiko total, yaitu risiko
sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis adalah jenis risiko yang
disebabkan beberapa faktor makro, seperti kondisi perekonomian, inflasi, tingkat
7
suku bunga, kebijakan pajak dan sebagainya. Risiko sistematis merupakan tolak
ukur tingkat risiko dari sebuah fortofolio. Risiko non sistematis adalah risiko yang
disebabkan oleh faktor mikro, seperti tingkat likuiditas perusahaan, struktur aset
dan modal, ukuran perusahaan, dan kondisi lingkungan kerja dalam suatu
perusahaan. Risiko tidak sistematis disebut juga unique risk dan dapat dihilangkan
dengan melakukan diversifikasi.
Investor yang merupakan risk averse (tipe investor yang menghindari
risiko) akan mempertimbangkan risiko sebuah investasi berdasarkan risiko
sistematis. Jika risiko sistematis sebuah investasi cukup besar maka harus berpikir
dua kali untuk mengambil risiko itu. Investor pasti lebih memilih untuk melakukan
diversifikasi dalam portofolionya dibandingkan menghadapi risiko sistematis yang
besar. Di dalam investasi ada tiga tipe investor, yaitu :
1. Investor penyuka risiko (risk seeker)
Investor ini biasanya memiliki sifat agresif dan spekulatif dalam
membuat keputusan investasi. Ciri khas investor ini ialah jika
dihadapkan pada dua investasi dengan tingkat imbal hasil yang sama
tapi risikonya berbeda maka akan mengambil investasi yang risikonya
lebih tinggi
2. Investor netral (risk neutrality)
8
Investor ini biasanya memiliki sifat hati-hati (prudent) dan fleksibel saat
membuat keputusan investasi. Ciri khas investor tipikal ini adalah
meminta kenaikan return jika risikonya dinaikan.
3. Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter)
Ciri khas investor tipikal ini adalah jika dihadapkan pada dua investasi
dengan tingkat imbal hasil yang sama tapi risiko berbeda maka akan
mengambil investasi yang risikonya lebih rendah.
Inflasi sebagai salah satau risiko sistematis mampu mempengaruhi imbal hasil
sukuk (yield sukuk) yang akan diterima investor. Perubahan laju inflasi yang sangat
fluktuatif berdampak pada investasi surat-surat berharga karena dengan adanya
peningkatan inflasi berarti berinvestasi pada surat berharga seperti saham, obligasi
dan sukuk dirasa sangat beresiko. Pada saat inflasi mengalami peningkatan, kondisi
pasar pada saat itu sedang mengalami kenaikan harga secara keseluruhan dan para
pelaku industri makin menghadapi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya.
Risko sistematis yang perlu dipertimbangkan investor dalam melakukan
investasi hartanya di pasar modal adalah return SBIS. Sertifikat Bank Indonesia
Syariah sebagai salah satu instrumen pasar uang yang melakukan transaksi jual beli
efek (surat berharga) jangka pendek. Investor yang melakukan investasi
mengharapkan return yang besar dari setiap instrument investasi yang dipilihnya,
9
baik dalam pasar modal maupun pasar uang. Apabila return SBIS meningkat akan
lebih menguntungkan berinvestasi di pasar uang dengan jangka waktu yang cukup
pendek dibandingkan dengan pasar modal.
Produk Domestik Bruto (PDB) yang menggambarkan keadaan
perekonomian suatu negara yang dapat dijadian dasar pengambilan kebijakan oleh
pemerintah dalam bidang ekonomi. PDB adalah jumlah dari produksi barang dan
jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu (umumnya satu
tahun). Fungsinya sebagai alat ukur bagi perkembangan ekonomi suatu negara.
Meningkatnya PDB yang digambarkan dengan konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, ekspor dan impor suatu negara memiliki pengaruh yang poistif
terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap
produk perusahaan. Dengan meningkatnya penjualan perusahaan, maka
kesempatan perusahaan memperoleh keuntungan juga akan semakin meningkat
(Tandelilin, 2001). Peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan akan
menunjukan kedaaan perusahaaan dalam keadaan yang baik, sehingga risiko
kegagalan perusahaan dalam mengembalikan utang sangat kecil.
Faktor lain selain risiko sistematis yang perlu dijadikan pertimbangan investor
dalam melakukan investasi adalah risiko non sistematis. Debt to Equity Ratio
merupakan salah satu faktor non sistematis. Tujuan Perusahaan menerbitkan sukuk
untuk mendapatkan penyertaan dana dari investor. Dengan demikian perusahaan
10
bisa menghindarkan diri kondisi Debt to Equity Ratio yang terlalu tinggi. DER
merupakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas (modal sendiri).
DER juga dapat menunjukan risiko distribusi laba perusahaan yang terserap untuk
melunasi kewajiban hutang perusahaan dan biasanya digunakan indikator struktur
modal serta risiko finansial dari perusahaan. Semakain besar DER dari perusahaan
akan semakin banyak terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan (Husnan,
2001).
Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu
perusahaan karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek, sehingga itu memeberi pengaruh kepada tertanggungnya aktivitas
perusahaan ke posisi tidak sejalan secara normal. Risiko likuidiats sering disebut
dengan short term liquidity risk. Risiko Likuiditas menjadi salah satu
pertimbangan investor dalam menginvestasikan hartanya. Apabila perusahaan
memiliki likuidiats cukup tinggi maka harga instrument investasi cenderung stabil
dan meningkat, karena tingkat risiko lebih rendah sesuai dengan asumsi high risk
high return.
Melihat perkembangan sukuk di Indonesia yang setiap tahun meningkat,
membuat penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam dengan bukti empiris apa
saja yang menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasi pada
instrumen sukuk. Dan seberapa besar faktor itu dapat mempengaruhi yield sukuk
yang diharapkan investor sebagai tujuan dari investasinya. Berdasarkan uraian di
11
atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Determinasi
Faktor Makroekonomi, Debt to Equity Ratio dan Likuiditas terhadap Yield
Sukuk Korporasi Pasar Modal Syariah di Indonesia”.
1.2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan fokus, sempurna, dan mendalam
maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu di batasi
variabelnya. Oleh sebab itu penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan “Debt
to equity ratio, likuiditas, inflasi, return SBIS, dan PDB terhadap Yield sukuk
korporasi” di pasar modal Indonesia periode tahun 2016 sampai dengan 2018.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Yield Sukuk Korporasi?
2. Bagaiman pengaruh Likuiditas terhadap Yield Sukuk Korporasi ?
3. Bagaimana pengaruh return SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah) terhadap
Yield Sukuk Korporasi?
4. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Yield Sukuk Korporasi ?
5. Bagaimana Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Yield Sukuk
Korporasi?
12
6. Berapa besar Koefisien Determinasi atau kemampuan Debt to equity ratio,
likuiditas dan Faktor Makro Ekonomi dalam menjelaskan Yield Sukuk Korporasi?
7. Bagaimana pengaruh Debt to equity ratio, likuiditas dan Faktor Makro Ekonomi
secara simultan berpengaruh terhadap Yield Sukuk Korporasi?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan maslah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah menyimpulakan bukti empiris untuk menganalisis:
1. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Yield Sukuk Korporasi
2. Pengaruh Likuiditas terhadap Yield Sukuk Korporasi
3. Pengaruh Return SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah ) terhadap Yield Sukuk
4. Pengaruh Inflasi terhadap Yield Sukuk Korporasi
5. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Yield Sukuk Korporasi
6. Besar Koefisien Determinasi berupa kemampuan Faktor Makro Ekonomi, debt
to equity ratio dan likuiditas dalam menjelaskan Yield Sukuk Korporasi
7. Bagaimana pengaruh Debt to equity ratio, likuiditas dan Faktor Makro Ekonomi
secara simultan berpengaruh terhadap Yield Sukuk Korporasi?
1.5. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Para Investor Pasar Modal
13
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan instrument investasi yang akan
dipilih dalam menginvestasikan hartanya, khususnya instrument investasi pada
sukuk (Obligasi Syariah). Dengan mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-
faktor yang dibahas dalam penelitian ini dengan bukti empiris.
2. Akademisi :
a. Memperkaya dan memperdalam khasanah penelitian sejenis yang telah ada
sebelumnya.
b. Sebagai bahan informasi dan refrensi bagi semua pihak yang berkepentingan
3. Peneliti
a. Untuk menyelesaikan tugas akhir guna memperoleh gelar Magister Ekonomi
Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Penelitian ini merupakan wujud nyata penerapan teori-teori yang telah didapat
serta sebagai bentuk latihan dalam memeperluas khasanah keilmuaan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Investasi dalam Pandangan Ekonomi Islam
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan
yang lebih baik di dunia dan sekaligus memperoleh kehidupan yang baik di akhirat.
Memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan diakhirat inilah yang dapat
menjamin dicapainya kesejahteraan lahir dan batin (Falah). Hal ini berarti dalam
mengejar kehidupan di dunia tidak dapat dilakukan kecuali dengan cara halal
melalui gerakan amal soleh. Perbuatan amal soleh adalah perbuatan baik yang
mendatangkan pahala bagi yang melakukan dan mendatangkan faedah bagi orang
lain, yang dapat berupa tingkah laku dan perbutan yang termasuk kedalam kategori
ibadah (iyyaka na’budu) maupun mualamah (iyyaka nasta’in).
Kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diperoleh dari gerakan amal sholeh
seharusnya dilakukan melalui kegiatan ibadah dan muamalah yang bersumber dari
ketentuan syari;ah yang dijiwai oleh iman, islam (akidah Islamiyah), dan ihsan
(akhlak yang luhur). Ketiganya merupakan hakikat ajaran wahyu yang menjadi
tuntutan dan panutan manusia dan sendi kehidupannya.
15
Dengan berpegang teguh pada iman, islam, dan ihsan inilah dilakukan
berbagai kegiatan muamalah yang dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi
dan konsidi setempat. Kegiatan ekonomi adalah salah satu kegitan muamalah yang
telah diatur secara lengkap dalam syari’ah islam. Ketentuan-ketentuan yang
mengatur pola konsumsi memungkinkan umat islam untuk mempunyai sisa dana
yang dapat dipergunakan untuk kegiatan perekonomian. Ketentuan yang mengatur
pola simpanan mengharuskan umat islam untuk melakukan investasi. Larangan
terhadap riba pada hakikatnya adalah suatu kewajiban bagi mereka yang
memepunyai dana lebih untuk melakukan investasi yang menghasilkan produk-
produk baru dan kesempatan kerja.
Demikian pula larangan terhadap perjudian (masyir), penipuan (gharar), tadlis,
dan sejenisnya merupakan perbuatan yang harus jauh dari kegiatn investasi dan
ruang lingkupnya. Melakukan investasi dalam kegiatan ekonomi harus pula sesuai
dengan koridor islam. Bagi investor muslim, aspek ekonomi bukan hanya satu-
satunya aspek yang harus dipertimbangkan, ada aspek lain yang tidak kalah
pentingnya, yaitu aspek moral spiritual. Dengan dimensi moral spiritual ini sangat
diperlukan dalam rangka memfilter ekonomi yang dilarang dalam investasi islam.
Secara prinsif syari’ah , sesuatu yang dilarang/haram adalah sesuatu yang
diharamkan bendanya, sesuatu yang diharamkan karena selain zatnya (mengandung
unsur-unsur riba, gharar, tadlis, dan ikhtikar), dan tidak sah akadnya. Ada 5 aspek
prinsif-prinsif islam yang harus diperhatikan dalam kegiatan investasi yaitu :
16
1. Tidak mencari rizki yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara
mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal haram.
2. Tidak mendzolimi dan tidak didzolimi
3. Keadilan pendistribusian pendapatan
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha/an-taradin
5. Tidak ada unsur riba, masyir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar)
Di dalam filosofi Ekonomi Islam terkandung 3 (tiga) hal yaitu Ontologi
Ekonomi Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan Aksologi Ekonomi Islam (Aziz,
2013). Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai suatu sistem
yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi
epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam yang sedang berkembang yaitu kaffah.
Kaffah Thinking adalah berfikir holistik dengan metode Islam berupa akar kata dari
Islam yaitu sinlamim (Aziz, 2012). Berfikir kaffah bermakna bahwa sebuah sistem
yang menyeluruh pastilah bernilai Islam, sehingga sebuah sistem yang kaffah akan
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Tuhan, Alam dan Ibadah atau sub sistem yang
utuh (Aziz, 2016) haruslah terdiri dari tiga (3) hal yaitu :
1. God (Tuhan)
Merupakan pencipta alam semesta yang memiliki kekuasaan tertinggi hanya
milik Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam pengembangan muamalah ekonomi
disini memasukkan unsur ontology yaitu س Pasar Modal Syariah dimana
17
perolehan dan pembagian keuntungannya pada para pihak, tidak merugikan dan
dengan memperhitungkan pertanggung jawaban dari ketetapanNya.
2. Human (manusia)
Manusia sebagai khalifah, hak manusia terbatas pada hak pemanfaatan dan
pengurusan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Allah subhanahu
wata’alaa. Terkait dengan ekonomi, unsur epistimologi adalah ل investasi
dalam instrument efek syariah yang merupakan kegiatan muamalah ekonomi
masyarakat serta investor keuangan syariah.
3. Pray (Ibadah)
Ibadah yang akan dikembalikan lagi kepada Allah subhanahu wata’alaa yang
telah memberikan kemaslahatan atau manfaat kepada manusia. Sebagai
investasi kehidupan selanjutnya yaitu dimasa ukrawiah. Disini yang menjadi
dasar aksiology م sebagai penyeimbang adalah tujuan dari investasi sehingga
dapat meraih falah dan ridha Allah SWT.
2.1.2. Sukuk (Obligasi Syariah)
Secara terminologi sukuk (shak) adalah sebuah kertas (buku) atau catatan
yang padanya terdapat perintah dari seseorang untuk melakukan pembayaran utang
dengan jumlah tertentu pada orang lain yang namanya tertera pada kertas ini. Kata
sukuk berasal dari bahsa Persia, yaitu jak, lalu masuk dalam Bahasa arab menjadi
shak. Goitien menyebutkan bahwa shak merupakan asal kaa cek (cheque) yang
berarti pada dasranya shak adalah surat utang. Selanjutnya surat utang ini
18
berkembang di Eropa. Sukuk sudah dipakai sebagai salah satu alat pembayaran
sejak awal islam, dimana jatah (santunan negara) atau gaji para pegawai negara
terkadang di bayar dengan kertas ini. Dalam sejarah disebutkan bahwa khalifah
Umar bin Khathab adalah khalifah pertama yang membuat shak yang
membubuhkan stempel di bagian bawah kertas shak.
Dalam fatwa nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, Dewan Syariah Nasional- Majlis
Ulama Indonesia mendefinisikan sukuk sebagai surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsif syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan emiten membayarkan pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil margin atau fee, serta memebayar kembali dana
obligasi saat jatuh tempo. Sukuk dapat pula diartikan dengan efek syariah berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian
penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas :
1. Kepemilikan aset berwujud tertentu
2. Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi
tertentu
3. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu
Fakta empiris membuktikan dan menyimpulkan bahwa sukuk secara nyata
digunakan secara luas oleh masyarakat muslim pada abad pertengahan, dalam
bentuk surat berharga yang mewakili kewajiban pembiayaan yang berasal dari
perdagangan dan kegiatan komersil lainnya. Berkaitan dengan perspektif dan
19
kepentingan sejarah, asal mula produk dalam konteks kontemporer merupakan satu
dari keputusan pertama dari Dewan Perundang-undangan Islam (JIC) yaitu
“kombinasi dari aset tertentu (atau manfaat dari aset tersebut) dapat diwakili dalam
bentuk instrumen pembiayaan tertulis yang dapat dijual pada harga pasar dengan
ketentuan bahwa komposisi kelompok aset yang diwakili oleh sukuk mayoritas
terdiri dari aset yang tangible. Penetapan aturan oleh JIC ini, walupun tidak ada
hubungannya dengan pihak tertentu, bagaimanapun dipandang sebagai terobosan
syariah demi kepentingan umat di dunia muslim.
Dengan dukungan dari JIC, dan diikuti dengan periode pembangunan teori
dan model, maka pada tahun 2001 adalah pertama kalinya program sukuk
diluncurkan di pasar. Inisiatif oleh Agen Moneter Bhrain (Bahrain Monetary
Agency/BMA) berkaitan dengan sukuk salam jangka pendek (91 hari) senilai 25
Juta $ Amerika diluncurkan pada bulan Juni 2001 dan telah diterima dengan baik di
pasar. BMA melanjutkan program sukuk salam nya dengan sukuk ijarah berjangka
panjang sebelum Malaysia, Quni (2002), dan Qatar (2003) dengan menangkap
pasar internasional dengan menawarkan sukuk mega sovereign.
Dengan debut pada pasar multi jutaaan ini, standar syariah dengan tema
“sukuk investasi” berdasarkan Akuntansi dan Auditing Organisasi untuk Institusi
Keuangan Islam (AAOIFI) yang diterapkan pada bulan Mei 2003, dianggap
penting bagi oprasionalnya dan dari segi perspektif aturan. Standar yang menjadi
efektif pertanggal 1 Januari 2004 mencatat bahwa “ sukuk adalah sertifikat dengan
20
nilai yang sama yang mewakili bagian kepemilikan yang sepenuhnya terhadap aset
yang tangible, manfaat dan jasa atau (kepemilikan dari) aset dari suatu proyek atau
aktivitas investasi khusus”.
Standar AAOIFI yang berasal dari institusi yang memperhatikan dengan baik
aspek perbankan islam dan konvensional sesungguhnya tepat pada waktunya,
karena hal ini memberikan dukungan yang diperlukan untuk pokok masalah ini.
Misalnya adalah cukup membantu dalam hal menciptakan beberapa bentuk syariah
lintas batas/negara di dunia muslim terkemuka dari aliran (mazhab) utama negara-
negara muslim Tmur Tengah, juga dari Malaysia, Pakistan, dan Sudan.
Meskipun demikian debut dari sukuk telah menyebabkan pergeseran
paradigma terhadap sifat produk keuangan islam yang secara umum dianggap tidak
likuid dan juga kurang berkualitas dalam orientasi pasar. Dengan melihat sifat-sifat
umum dari sukuk akan memperlihatkan bahw sukuk memiliki kualitas yang sama
dengan semua pasar lain yang berorientasi aset keuangan konvensional. Sukuk
dapat di jelaskan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Kakteristik Umum Sukuk
Dapat diperdagangkan (Tradable) Sukuk mewakili pihak pemilik aktual sari asset yang jelas, manfaat asset, atau kegiatan bisnis, dan dapat diperdagangkan menurut harga pasar (market price).
Dapat diperingkat (Rateable) Sukuk dapat diperingkat oleh Agen Pemberi Peringkat, baik regional
21
maupun internasional.
Dapat ditambah (Enhanceable) Sebagai tambahan asset yang mewadahinya (underlying asset) atau aktivitas bisnis, sukuk dapat dijamin dengan jaminan (collateral) lain berdasarkan prinsif syariah.
Fleksibilitas hukum (Legal Flexibility)
Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global dengan perlakuan pajak yang berbeda.
Dapat ditebus (Reedemable) Struktur pada sukuk memungkinkan untuk dapat ditebus.
Pada dasarnya sukuk bukanlah utang yang memiliki bunga tetap. Namun
sukuk adalah penyertaan dana (investasi) yang didasarkan pada prinsif bagi hasil
jika menggunakan akad mudharabah atau musyarakah. Dengan demikian, bukan
akad utang piutang yang digunakan tapi akad penyertaan. Dalam bentuk sederhana,
obligasi syariah diterbitkan oleh perusahaan (emiten) sebagai pengelola (mudharib)
dan dibeli oleh investor (Sahibul mall). Sementara untuk obligasi syariah yang
menggunakan akad murabahah, salam, dan istishna, investor akan memeberikan
imbal hasil (return) berupa margin. Untuk obligasi syariah menggunakan akad
ijarah, investor akan memeberikan biaya imbal hasil (return fee).
Pada masa kontemporer ada berbagai jenis akad yang digunakan dalam
penerbitan sukuk, antara lain sebagai berikut :
1. Sukuk Ijarah; Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang atas jasa. Sukuk ijarah
22
diterbitkan berdasarkan akad ijarah, diklasifikasikan menjadi sukuk
kepemilikan asset berwujud yang disewakan, sukuk kepemilikan manfaat,
sukuk kepemilikan jasa. Sukuk kepemilikan asset berwujud yang disewakan,
diterbitkan oleh pemilik asset yang disewakan atau yang akan disewakan
dengan tujuan untuk menjual asset demi memperoleh dana, sehingga pemegang
sukuk menjadi pemilik asset. Sedangkan tujuan penerbitan sukuk kepemilikan
manfaat, yaitu menyewakan asset / manfaat asset demi uang sewa, pemegang
sukuk menjadi pemilik manfaat dari asset.
2. Sukuk Murabahah; Sebagai surat berharga bernilai sama yang diterbitkan untuk
membiayai pembelian komoditi murabahah, sedang komoditi tersebut menjadi
milik bagi pemegang sukuk. Sukuk murabahah melambangkan kepemilikan
terhadap utang. Sukuk murabahah termasuk non-tradable sukuk, dan hanya
diperjualbelikan di pasar primer, karena sertifikat sukuk murabahah
melambangkan hutang. Syariat Islam melarang perdagangan hutang karena
dapat menjurus pada riba.
3. Sukuk Salam; Sukuk salam adalah kontrak jual beli suatu barang yang jumlah
dan kriterianya telah ditentukan secara jelas, dengan pembayaran dilakukan
dimuka sedangkan barangnya diserahkan kemudian pada waktu yang disepakati
bersama. Definisi sukuk salam secara sederhana adalah menjual sesuatu yang
ditangguhkan dengan sesuatu yang tunai, atau uang diserahkan secara tunai tapi
barang akan diterima kemudian hari.
23
4. Sukuk Istishna; Sukuk istishna adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan
mendapatkan dana untuk memproduksi suatu barang, sehingga pemegang
sukuk menjadi pemilik barang. Sukuk Istishna hampir sama dengan sukuk salam
hanya saja berbeda dari segi pembayaran prinsipal, yaitu pada akad salam uang
tidak boleh diakhirkan sedangkan pada istishna dibolehkan. Istishna secara
bahasa berarti minta dibuatkan suatu barang atau minta dibangunkan suatu
bangunan.
5. Sukuk Musyarakah; Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk
lainya, untuk tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai
dengan nisbah yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang timbul akan
ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing
pihak. Sukuk musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan
memperoleh dan untuk menjalankan proyek baru, mengembangkan proyek
yang sudah berjalan, atau untuk membiayai kegiatan bisnis yang dilakukan
berdasarkan akad musyarakah, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik
proyek atau asset kegiatan usaha tersebut, sesuai dengan kontribusi dana yang
diberikan. Sukuk musyarakah dapat dikelola dengan akad musyarakah
(partisipasi), mudharabah atau agen investasi (wakalah).
6. Sukuk Mudharabah; Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih, yaitu satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia
tenaga dan keahlian. Keuntungan dari hasil kerjasama tersebut dibagi
24
berdasarkan nisbah yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang terjadi akan
ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian
disebabkan oleh kelalaian tenaga dan keahlian. Sukuk mudharabah adalah
sukuk yang merepresentasikan suatu proyek atau kegiatan usaha yang dikelola
berdasarkan akad mudharabah, dengan menunjuk salah satu partner atau pihak
lain sebagai mudharib (pengelola usaha).
7. Sukuk Wakalah; Wakalah adalah akad pelimpahan kuasa oleh satu pihak
kepada pihak lain dalam hal tertentu. Sukuk wakalah adalah sukuk yang
merepresentasikan proyek atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad
wakalah, dengan menunjuk agen (wakil) tertentu untuk mengelola usaha atas
nama pemegang sukuk.
Menurut Rodoni dan Fathoni (2009), terdapat beberapa aturan oprasional
umum yang berkaitan dengan obligsi syariah, diantaranya :
1. Transaksi obligasi syariah harus terbebas dari riba gharaa pada konsep dan
substansi akad, dari awal smapai akhir transaksi.
2. Transaksi dalam obligasi syariah harus berlandaskan akad muamalah yang
sesuai dengan prinsif syariah, seperti akad kerjasama (mudharabah dan
musyarakah), jual beli (salam, istishna’, dan murabahah), atau sewa
menyewa (ijarah). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sertifikat
sukuk bukan surat utang melainkan surat investasi karena sangat terkait
dengan pembiayaan rill. Asset sukuk dapat berupa apapaun, seperti tanah
25
yang dibangun, pelabuhan, bendungan, bangunan jalan raya, kendaraan,
perkebunan, jasa, dan hak yang bernilai asset.
3. Pada awal transkasi harus ditentukan besarnya keuntungan secara jelas,
seperti bagi hasil pada akad kerjasama, fee pada akad ijarah, serta harga
(modal dan margin) yang tertuang dalam sertifikat atau prosfektus.
4. Dalam melakukan usahanya, emiten (originator) yang terkait harus
terbebas dari semua unsur non halal
5. Pendapatan diberikan secara periodik mengikuti akad yang dianut
6. Ada beberapa jenis sertifikat sukuk tidak bisa diperjualbelikan dan ada
beberapa pendapat yang tidak bersifat menagmbang (Floating) atau
indikatif
7. Dewan Syariah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan usaha dari
segi syariah. Sementara dari segi oprasional lapangan dilakukan oleh wali
amanat atau SPV
8. Jika terjadi kelalaian atau pelanggaran syarat perjanjian pada emiten maka
dibuatkan surat pengembalian dana investor dan surat pengakuan utang
9. Jasa asuransi syariah dapat digunakan untuk melindungi asset sukuk dan
risiko karena Aktivitas utama (core business) yang halal tidak bertentangan
dengan substansi Fatwa No 20 / DSN-MUI / IV / 2001. Fatwa tersebut
menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah
Islam diantaranya adalah:
26
2.1.3. Perbandingan Sukuk Korporasi dan Obligasi Konvensional
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan diantara kedua instrumen
obligasi konvensional dan sukuk. Keduanya tidak dapat dikatakan duplikat namun
tidak juga dapat disebut berbeda secara keseluruhan. Sukuk dan obligasi
konvensional memiliki persamaan pada pengaturan proses pendanaannya dimana
terdapat penelitian yang mengungkapkan bahwa sukuk adalah inovasi yang
menyamai fitur keuangan obligasi namun dengan tambahan penerapan prinsip
syariah (Mosaid dan Boutti, 2014).
Tabel 2.1 Perbandingan Sukuk dan Obligasi Konvensional
Deskripsi Sukuk Obligasi
Penerbit Pemerintah, Korporasi Pemerintah, Korporasi
Sifat Instrument Sertifikat kepemilikan/penyertaan atas suatu aset
Instrumen Pengakuan Hutang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin
Kupon, capital gain
Jangka Waktu Pendek-Menengah Menengah-Panjang
Underlying Asset Perlu Tidak Perlu
Pihak yang terkait
Obligor, SPV, Investor,Trustee
Obligor/Issuer, Investor
Price Market Price Market Price
Investor Syariah, Konvensional Konvensional
Penggunaan Hasil Penerbitan
Harus sesuai syariah Bebas
Sumber : Dir Pembiayaan Syariah, Dirjen Pengelolaan Utang, Depkeu RI
27
Salah satu perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional, pada prinsipnya
sukuk lebih menekankan pada kontrak jual beli (Siskawati:2010). Sukuk juga bukan
hanya sekedar surat hutang seperti obligasi pada umumnya, namun sukuk adalah
surat hutang yang berbasiskan pada hukum syariah dan berbasiskan pada aset
perusahaan yang berwujud (tangible asset) sebagai penjamin dari sukuk tersebut.
Investasi pada sukuk juga memperhatikan keuntungan bagi investornya serta
menjamin keuntungan investor sebagai pihak yield pemberi pinjaman. Dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa sukuk merupakan instrumen investasi yang relatif aman.
2.2. Yield
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi (Musthafa, 2017).
Yield mengukur tingkat pengembalian dari suatu instrument keuangan berdasarkan
deviden yang tingkat suku bunga, bukan selisih kenaikan harga. Untuk investasi
dalam bentuk obligasi /sukuk dapat dihitung dengan tiga cara , yakni :
1. Nominal Yield
Nominal Yield merujuk pada tingkat suku bunga/imbal hasil yang ditawarkan
oleh suatu obligasi/sukuk. Misalkan Surat Utang Negara 7 %. Maka yield yang
dihasilkan oleh instrumen tersebut adalah 7 persen.
2. Current Yield
Yield saaat ini atau Current yield merupakan rasio antara kupon bunga/imbal
hasil dengan harga obligasi/sukuk saat ini. Berdasarkan nilai current yield,
28
sang investor mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi karena
terjadi penurunan harga obligassi/sukuk.
3. Yield to Maturity
Yield to Maturity (YTM) merujuk pada tingkat pengembalian investasi yang
akan diperoleh investor samapi berakhirnya masa tenor obligasi/sukuk, atau
ketika nilai investasi awal dikembalikan seluruhnya kepada investor.
Asumsinya, investor tidak menjual obligasi/sukuk tersebut dan seluruh
pembayaran dilakukan tepat waktu. YTM dihitung dengan menyamakan harga
obligasi/sukuk saat ini dengan seluruh niali tingkat pengembalian yang
didapat dimasa depan dan pemasukan dihitung dari principal dan nilai kupon.
Pendapatan yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai
yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya
untuk dibelikan obligasi/sukuk. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi
dengan obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield
obligasi/sukuk, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang
akan diterima. Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield
dan yield to maturity (Tandelilin:2010) :
Current Yield adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan
harga pasar obligasi. Nominal yield mendasarkan pada nilai nominal yang selalu
berjumlah tetap, sedangkan current yield mendasarkan pada nilai pasar yang dapat
berubah-ubah.
29
Yield to maturity (YTM) adalah tingkat return majemuk yang akan diterima
investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi
tersebut hingga jatuh tempo. YTM merupakan ukuran yield yang banyak
Yield to maturity (YTM) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
(Rahardjo: 2004) :
Ci
+Pp - P
YTM = N
Pp + P2
Dalam hal ini :
YTM = nilai YTM yang mendekati
P = harga obligasi/sukuk pada saat ini (t=0)
n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi/sukuk
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi/sukuk i setiap tahunnya
Pp = nilai par dari obligasi/sukuk
2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Yield Sukuk
Menurut Paisarn (2012), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yield
obligasi yaitu faktor eksternal, karakteristik obligasi dan faktor internal perusahaan.
Faktor eksternal yang perlu diperhatikan yaitu faktor ekonomi makro seperti return
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), inflasi dan Produk Domestik Bruto.
30
Berdasarkan sumber diatas serta beberapa penelitian dan literatur lainnya,
dapat dipaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi Yield Sukuk Korporasi
dengan klasifikasi sebagai sebagai berikut :
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Eqity Ratio (DER) adalah salah satu jenis rasio Laverage, yang
dalam pengukurannya dipakai untuk menilai seberapa besar modal perusahaan
yang dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi nilai DER suatu perusahaan, maka
mengindikasi semakin besar pula utang perusahaan untuk modal bisnisnya. Begitu
pula sebalikmya, semakin kecil nilai DER, semakin kecil pula penggunaan utang
oleh perusahaan. DER juga dapat diartikan sebagai rasio keuangan yang dipakai
untuk menilai hutang dengan ekuitas perusahaan (Kasmir, 2014). DER berfungsi
untuk melihat kuantitas penggunaan hutang perusahaan, kemampuan
perusahaan menjamin hutang yang dimilikinya, dan DER dapat
dijadikan cerminan struktur modal perusahaan. DER dengan angka di
bawah 1.00, mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki hutang yang
lebih kecil dari ekuitas yang dimilikinya. Perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan seperti Bank, Asuransi, dan Perusahaan
Investasi cenderung memiliki DER yang tinggi. Karena sebagian besar
dana yang dikelolanya adalah dana pihak ketiga. Semakin besar modal
pihak ketiga yang mereka kelola, maka kemungkinan untuk
mendapatkan laba usaha juga semakin tinggi.
31
Menurut Riyanto (2008) DER dapat dirumuskan seperti ini :Total Hutang
Debt To Equity Ration =
Modal (Equity)
2. Likuiditas
Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban hutang jangka pendek. Artinya
apabila perusahaan tersebut ditagih. Maka perusahaan harus mamapu
membayar utang yang sudah jatuh tempo, (Kasmir :2012). Rasio
Likuiditas menunjukan kemampuan untuk membayar kewajiban
fiannasial jangka pendek tepat pada waktunya (Agus Sartoni: 2008).
Adapun yang digunakan dalam rasio Likuiditas adalah Current Ratio
yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dan hutang lancar.
Rasio ini menunjukan bahwa nilai kekayaan lancar ada sekian kalinya
hutang jangka pendek, dan carrent Ratio menunjukan (margin of safety)
yaitu keampuan perusahaan untuk membayar hutang hutang tersebut
(Munawir, 2010).
Aktiva Lancar
Current Ration =
Hutang lancer
3. Return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
32
Dasar dari SBI Syariah adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
10/11/PBI tahun tentang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Syariah. Dalam peraturan
resmi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia adalah Surat berharga berdasarkan
prinsif syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan
Bank Indonesia. Akad yang digunakan dalam transkasi SBIS adalah akad Ju’alah.
Tujuan penerbitan SBIS untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan
pengendalian moneter yang disdasarkan prinsif syariah melalui operasi pasar
terbuka. Dengan adanya SBIS, diharapkan bank-bank syariah mendapatkan return
penempatan dana yang sama, seperti yang didapatkan oleh bank konvensional di
SBI. SBIS sendiri memiliki beberapa karakteristik khusus, diantaranya :
1. Berupa Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000
2. Memiliki jangka waktu minimal 1 bulan
3. Surat Berharga Bank Syariah diterbitkan tanpa warkat
4. Surat ini dapat digunakan sebagai anggunan pada Bank Indonesia
5. SBI Syariah tidak dapat diperdagangkan di pasar skunder.
4.Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi
kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu
yang panjang (kontinu) disebabkan tidak seimbangnya arus uang dan barang.
Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, misalnya
kenaikan harga-harga menjelang hari raya idul fitri. Pada umumnya inflasi terjadi
33
ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih bnayak daripada yang
dibutuhkan. Inflasi adalah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara
tuntas. Berbagai upaya yang dilakukan sebatas pengendalian saja. Ada beberapa
penyebab infalsi, diantaranya :
1. Meningkatnya permintaan
Inflasi terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang
atau jasa tertentu. Hal ini terjadi bias disebabkan oleh meningkatnya belanja
pemerintah, meningkatnya permintaan barang ekspor impor, dn meningkatnya
barang untuk swasta.
2. Tingginya peredaran uang
Inflasi terjadi karena banyak unag yang beredar dimasyarakat lebih bnayak
daripada yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang
beredar meningkat dua kali lipat, maka bias terjadi kenaikan harga-harga
sebesar 100%. Hal ini bias terjadi ketika pemerintah menerapkan system
anggaran deposit dimana kekuranagn anggaran tersebut diatasi dengan
mencetak uang yang baru. Namun hal tersebut membuat jumlah uang yang
beredar di masyarakat meningkat
5.Produk Domestik Bruto
34
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu negara dalam periode tertentu. PDB merupakan salah
satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. Dalam Bahasa internasional
Produk Domestik Bruto (PDB) disebut juga Gross Domestic Product (GDP). PDB
dapat diartikan juga sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. PDB
menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik
faktor produksi tersebut (Sadono, 2010). adalah nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu dengan menggunakan
faktor-faktor produksi milik warga negaranya dan milik penduduk di negara-negara
lain. Biasanya dinilai menurut harga pasar dan dapat didasarkan kepada harga yang
berlaku dan harga tetap (Sukirno, 2013).
2.4. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Jurnal Variabel Metode Penelitian
Hasil Persamaan dan
Perbedaan
1. Pengaruh Likuiditas dan Laverage Terhadap Yield Sukuk Dengan Peringkat Sukuk
Variabel Independen :
a. Rasio Likuiditas (Current Ratio)
b. Rasio Leverage Debt to
a. Data Skunder b. Analisis
Kuantitatifc. Analisis
Regresi Linear dengan Jalur Path Analisi
d. Pengambilan Sampel
1. Current Ratio (CR) berpengaruh Signifikan terhadap Rating Sukuk
2. Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang Signifikan
Persamaan :
DER dan Likuiditas
Perbedaan :
Di tambah variabel eksternal
35
Sebagai Variabel Intervening, Leily Hamida, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, EKOBIS Vol. 18, No. 1, Januari 2017
Equity Ratio
Variabel Dependen :
Yield Sukuk
dengan Purposive Sampling
terhadap Rating Sukuk
3. Current Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Yield to Maturrity Sukuk
4. Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Yield Sukuk
5. Rating Sukuk berpengaruh Signifikan terhadap Yield to Maturity Sukuk
yaitu variabel makroekonomi PDB, Inflasi, dan SBIS
2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial), Nurfauziah, Adistien, Fatma Setyarini
Fakultas Ekonomi UII,
Variabel Independen :
a. Likuiditas (Quick Ration)
b. Inflasic. BI Rate
(Tingkat suku bunga deposito bank umum)
d. Variabel Durasi
e. Variabel Peringkat
f. Variabel Buyback
g. Variabel
a. Data Sekunder
b. Data Kuantitatif
c. Analsiis Regresi Linear Berganda
d. 19 Perusahaan Industri Perbankan dan Finansial tahun 1999-2001
1. Infalsi tidak ada pengaruh terhadap Yield Obligasi
2. Likuiditas berpengaruh Signifikan terhadap Yield Obligasi
3. Tingkat bunga deposito tidak berpengaruh terhadap Yield to Muturity Obligasi
4. Durasi tidak berpengaruh terhadap Yield to muturity Obligasi
5. Peringkat tidak memiliki perbedaan
Persamaan :
Inflasi dan Likuiditas
Perbedaan :
Penambahan DER sebagai faktor internal dan faktir eksternal di tambah PDB dan SBIS
36
ISSN : 0853-7665, JSB No. 9 Vol. 2 Desember 2004
Sinking Fund
h. Variabel Secure
Variabel Dependen :
Yield Obligasi
terhadap Yield to Maturity pada obligasi Speculatif grade dan Investment grade
6. Buyback ada perbedaan terhadap besarnya Yield to Maturity
7. Secure Tidak ada perbedaan terhadap besarnya Yield To maturity
3 Pengaruh Likuiditas, Leverage, Rating Obligasi Syariah, Risiko Obligasi Syariah Terhadap Yield Obligasi Syariah (Sukuk), Linda Noviana, Grace Tianna Solovida, Journal of Management & Business, Vol 1 No 2 Tahun 2018, ISSN : 2621-850X, E-ISSN : 2621-9565
Variabel Independen :
a. Likuiditas (Current Ratio)
b. Leverage (Debt to Equity Ratio)
c. Peringkat Obigasi Syariah
d. Risiko Obligasi Syariah
Variabel Dependent :
Yield Obligasi Syariah
a. Data Kunatitatif
b. Data Skunderc. Regresi
Multivariantd. Purvosive
Sampling pada 30 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016
a. Likuiditas berkorelasi negatif dengan hasil yield obligasi syariah namun tidak signifikan
b. Leverage berkorelasi positif dengan yield sukuk dan signifikan
c. Peringkat menunjukan korelasi negatif dan signifikan terhadap yield obligasi syariah
d. Risiko obligasi menunjukan korelasi yang negatif dan tidak signifikan terhadap Yield obligasi syariah
Persamaan :
Likuiditas dan DER
Perbedaan :
Variabel makroekonomi seperti PBD, Infalsi, dan SBIS
37
4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield Obligasi Konvensional di Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Listed Di BEI), Tiyas Ardian Saputra, Prasetiono, Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 11 (2014) Juni 67-77 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
Variabel Independen :
a. BI Rateb. Inflasic. Produk
Domestik Bruto (PDB)
d. Peringkat Obligasi
Variabel Dependen :
Yield Obligasi
a. Data Kuantitatif
b. Data Skunderc. Metode
Analisis Regresi Linear Berganda
d. Populasi 97 perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek tahun 2008-2011
1. BI Rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap Yield Obligasi
2. Inflasi berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Yield Obligasi
3. PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Yield Obligasi
4. Peringkat Obligasi berpengaruh negatif dan Signifikan terhadap Yield Obligasi
Persamaan :
Variabel makroekonomi seperti PDB dan Inflasi.
Perbedaan Variabel :
Penambahan Variabel Mikroekonomi seperti Likuiditas dan DER
5. Pengaruh Umur Obligasi, Tingkat Suku Bunga, Dan Inflasi Pada Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Di Bei,Devi Yuliawati1 A.A., Gede Suarjaya, E-Jurnal
Variabel Independen :
a. Umur Obligasi
b. Tingkat Suku Bunga
c. Inflasi
Variabel Dependen :
Imbal Hasil
a. Data Skunder yang diambil dari BEI, KSEI, IBPA, dan TICMI
b. Data Kuantitatif
c. Sampel Obligasi Pemerintah berkode Fixed Rate (FR) yang tercatat dan aktif di BI
1. Umur obligasi berpengaruh tidak signifikan pada imbal hasil obligasi
2. Tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap imbal hasil obligasi
3. Inflasi berpengaruh tidak signifikan
Persamaan :
Variabel makroekonomi Inflasi
Perbedaan :
Penambahan variabel ekternal yaitu variabel makroekonomi PDB dan SBIS dan Penambahan
38
Manajemen Unud, Vol. 6, No. 11, 2017:6187-6215, ISSN:2302-8912
Obligasi (Yield Obligasi) Pemerintah
tahun 2012-2015 dengan jumlah 39 obligasi pemerintah
d. Metode sampling jenuh
e. Teknik analisis Linear berganda
pada imbal hasil obligasi
variabel Mikroekonomi Likuiditas dan DER
6. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Yield Obligasi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Ni Wayan Linda Naluritha Sari, Nyoman Abundanti,E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 11,2015:3796-3824,ISNN: 2302-8912
Variabel Independen :
a. Inflasib. Tingkat
suku bunga
c. Umur Obligasi
d. Peringkat Obligasi
e. Pertumbuhan Perusahaan
f. Profitabilitas
Variabel Dependen :
Yield Obligasi
a. Data Skunderb. Data
Kuantitatifc. Teknik
Purpose Sampling
d. Sampel 18 Perusahaan dengan total obligasi sebanyak 60 obligasi yang terdaftar yang terdaftar di bursa Efek tahun 2011-2013
e. Pengumpulan data dengan metode observasi non partisipan
f. Teknik analisis Regresi Linear Berganda
1. Inflasi dan peringkat obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap Yield Obligasi
2. Tingkat suku bunga dan umur obligasi berpengaruh positif signifikan terhadap Yield Obligasi
3. Pertumbuhan perusahaan dan Profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Yield obligasi
Persamaan :
Variabel makroekonomi inflasi
Perbedaan :
Penambahan Variabel makroekonomi SBIS dan PDB dan variabel mikroekonomi Likuiditas dan DER
Analisis Faktor- Variabel a. Data skunder 1. Jatuh tempo Persamaan :
39
7 Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Negara Tahun 2010 - 2012, Anang Aulia Rahman, Sam’ani, Jurnal Ekonomi – Manajemen – Akuntansi, No. 35 / Th.XX / Oktober 2013,ISSN:0853-8778
Independen :
a. Jatuh tempo obligasi
b. Inflasic. BI Rated. Kurse. Harga
minyak dunia
Variabel Dependen :
Yield Obligasi
b. Data Kuantitatif
c. Sampel obligasi pemerintah yang diperdagangkan akhir bulan di BEI selama Desember 2010-Januari 2012 sebanyak 450 obligasi
d. Metode Analisis Regresi Linear Berganda
obligasi berpengaruh dan signifikan terhadap yield obligasi
2. Inflasi berpengaruh dan signifikan terhadap yield obligasi
3. BI Rate berpengaruh tidak signifikan terhadap yield obligasi
4. Kurs tidak berpengaruh dan signifikan terhadap yield obligasi
5. Harga minyak berpengaruh dan signifikan terhadap yield obligasi
Variabel inflasi
Perbedaan
Penambahan variabel makroekonomi PDB dan SBIS serta variabel Likuiditas dan DER
8. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Debt To Equity Ratio, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Yield Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2016, Laras
Variabel Independen :
a. Tingkat Suku Bunga
b. Inflasic. Debt to
Equity Ratio (DER)
d. Ukuran perusahaan (Firm Size)
Variabel
a. Data Skunderb. Penelitian
Kuantitatifc. Sampel 88
obligasi korporasi dari 584 obligasi di BEI tahun 2010-2016, dengan pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling
d. Teknik
1. Suku bunga berpengaruh positif terhadap yield obligasi
2. Inflasi tidak berpengaruh terhadap yield obligasi
3. Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap yield obligasi
4. Ukuran perusahaan (Firm Size) tidak berpengaruh
Persamaan :
Variabel Makroekonomi Inflasi dan DER
Perbedaan :
Penambahan variabel mikroekonomi PDB dan SBIS
Dan Variabel mikroekonomi Likuiditas
40
Nurul Listiawati,V. Santi Paramita, Jurnal Manajemen, Vol. 15 No. 1, Mei 2018: 33-51
Dependen :
Yield Obligasi
analisi regresi linear berganda
terhadap yield obligasi
9. Pengaruh Peringkat Obligasi, Debt To Equity Ratio Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Yield To Maturity Obligasi Korporasi Dengan Tingkat Suku Bunga SBI Sebagai Variabel Moderating, Bornok Situmorang, Jurnal Terapan Manajemen Dan Bisnis (3/1) 2017 / 42-58
Variabel Independen :
a. Peringkat Obligasi
b. Debt To Equity Ratio
c. Ukuran Perusahaan
Variabel Dependen :Yield to Maturity Obligasi Korporasi
Variabel Moderating :Tingkat Suku Bunga SBI
a. Penelitian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Populasi
obligasi korporasi dari perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2013 yang berjumlah 24 obligasi.
d. Sampel 16 perusahaan obligasi dengan metode pengambilan sampel secara purposive sampling
e. Metode Analisis Regresi Linear Berganda
1. Peringkat Obligasi tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Yield to Maturity.
2. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Yield to Maturity.
3. Ukuran Perusahaan berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap Yield to Maturity.
4. Tingkat Suku Bunga SBI mempengaruhi Yield to Maturity secara positif signifikan.
5. Ada pengaruh signifikan Peringkat Obligasi, Debt to equity Ratio dan pengaruh yang tidak signifikan negatif Ukuran Perusahaan
Persamaan: : Variabel DER
Perbedaan: Penambahan variabel mikroekonomi PDB, Inflasi, dan SBIS
Dan Variabel mikroekonomi Likuiditas
41
terhadap YTM obligasi yang
6. dimoderasi oleh Tingkat Suku Bunga SBI.
10. Analisis Pengaruh Nilai Sukuk, Rating Sukuk, Dan Risiko Sukuk Terhadap Last Yield Sukuk, Dheni Saraswati Almara, Harjum Muharam, Journal Of Management Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 1-12 ISSN (Online): 2337-3792 D
Variabel Independen :
a. Nilai Sukuk
b. Rating Sukuk
c. Risiko sukuk
Variabel Dependen :
Last Yield sukuk
a. Penelitian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Populasi
semua perusahaan yang menerbitkan sukuk dan tercatat di Indonesia periode tahun 2008-2011 dengan pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling
d. Model regresi linier berganda (multiple regression)
1. nilai sukuk memiliki koefisien korelasi negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap last yield sukuk
2. rating sukuk memiliki koefisien korelasi positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap last yield sukuk
3. risiko sukuk memiliki koefisien korelasi negatif dan berpengaruh secara signifikan terhadap last yield sukuk
Persamaan :
Rating Sukuk
Perbedaan
Penambahan variable amkroekonomi serta DER dan likuiditas
11. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Debt To Equity Ratio, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Yield Obligasi Pada Perusahaan
Variabel Independen :
a. Tingkat suku bunga
b. Infasic. Debt to
Equity Ratio (DER)
d. Ukuran
a. Penelitian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh obligasi korporasi yang tercatat
1. Suku bunga secara parsial berpengaruh positif terhadap yield obligasi.
2. Inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap yield obligasi.
3. Debt to Equity
Persamaan :
Inflasi dan DER
Perbedaan :
Penambahan Varibael Makroekonomi PDB dan SBIS Likuiditas
42
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2016, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani, Jurnal Manajemen [Vol. 15 No. 1, Mei 2018: 33-51]
Perusahaan
Variabel Dependen :Yield Obligasi
dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2016 yang berjumlah 584 obligasi berdasarkan kriteria purposive sampling diperoleh 88 obligasi yang dijadikan sampel
d. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda (multiple regression).
Ratio secara parsial berpengaruh negatif terhadap yield obligasi.
4. Ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap yield obligasi.
12. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sbi, Rating, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Yield To Maturity Obligasi, Nanik Indarsih Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Variabel Independen :
a. Tingkat Suku bunga SBI
b. Rating Obligasi
c. Likuiditasd. Maturitas
Variabel Dependen :
Yield to
a. Penelitian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh obligasi korporasi sektor keuangan yang
1. tingkat suku bunga SBI dan maturitas berpengaruh positif terhadap Yield To Maturity obligasi.
2. rating obligasi dan likuiditas menunjukkan hasil bahwa kedua variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap Yield To
Persamaan : Likuiditas dan SBI
Perbedaan :
Penambahan variabel makroekonomi PDB dan Inflasi
Serta DER
43
Universitas Negeri Surabaya,Volume 1 Nomor 1 Januari 2013
Maturity Obligasi
terdaftar di BEI selama periode 2007-2010 yaitu sebanyak 219 obligasi dari 73 perusahaan dengan sampel 19 perusahaan dengan metode purposive sampling
d. Regresi Linear Berganda
Maturity obligasi
13. Dampak Pengumuman Peringkat Obligasi Pada Kinerja Obligasi Di Bursa Efek Indonesia Dan Pt Pefindo, Yuharningsih, ST. Haryono, Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UPN, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.19, No.1 Januari 2015,
Variabel Independen :
a. Peringkat Obligasi
b. Kinerja Obligasi
Variabel Dependen:
Yield to Maturity (YTM)
a. Penelitian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Populasi
perusahaan yang menerbitkan obligasi pada tahun 2009-2012 dan terdaftar di BEI. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, diperoleh 30 perusahaan sampel dengan jumlah
1. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kinerja obligasi sebelum dengan setelah pengumuman untuk keseluruhan sampel, meskipun tidak signifikan. Artinya pengumuman rating tidak mengandung informasi yang bermakna bagi investor.
2. Tidak terdapat perbedaan kinerja obligasi sebelum dan sesudah pengumuman
Persamaan :
Peingkat obligasi
Perbedaan :Penambahan variabel makroekonomi serta Likuiditas dan DER
44
hlm. 41–51 Terakreditasi SK. No. 040/P/2014
observasi 65 obligasi.
peringkat pada kelompok obligasi upgrade. Artinya pengumuman tidak mengandung informasi
14. Analisis Karakteristik Obligasi terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun 2010–2013, Resandy Herlambang, Nunung Nuryartono, Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 14 No 2, 2016 Terindeks dalam Google Scholar
Variabel Independen :
a. Yiled to Maturity
b. Suku bunga
c. Durasi d. Rating
Obligasie. Debt to
Equity (DER)
Variabel Dependen :Return Sukuk
a. Penelitian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Data diolah
dengand. menggunaka
n data panel yang terdiri dari 14 obligasi dari tahun 2010–2013 secara triwulan.
e. Berdasarkan uji Hausman, penelitian ini menggunakan model efek random.
1. menunjukkan bahwa Yield to Maturity, suku bunga, dan durasi memiliki pengaruh signifikan terhadap
2. return obligasi, sedangkan rating dan rasio Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap return obligasi.
Persamaan :
DER
Perbedaan :
Penambahan variabel makroekonomi serta Likuiditas
15. Pengaruh Peringkat Obligasi, Tingkat Suku Bunga sertifikat Bank Indonesia, Rasio Leverage, Ukuran Perusahaan Dan
Varibel Independen :
a. peringkat obligasi
b. tingkat suku bunga
c. Sertifikat Bank Indonesia
a. Penelitain Kuantitatif
b. Data Skunderc. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh obligasi korporasi non
1. Peringkat obligasi berpengaruh negatif dan signifikan pada imbal hasil obligasi
2. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh
Persamaan :
SBI dan DER
Perbedaan :
Penambahan variabel makroekonomi serta Likuiditas
45
Umur Obligasi Pada Imbal Hasil Obligasi Korporasi Di Bursa Efek Indonesia, I Gusti Ayu Purnamawati, VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
d. Rasio leverage
e. ukuran perusahaan
f. umur obligasi
Variabe Dependen :
Imbal Hasil Obligasi
keuangan yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan 2010 yang berjumlah 63 obligasi.berdasarkan kriteria purposive sampling diperoleh 33 sampel obligasi.
d. Metode regresi linear berganda (multiple regression).
positif dan signifikan pada imbal hasil obligasi
3. Rasio leverage yang diukur berdasarkan DER tidak berpengaruh pada imbal hasil obligasi
4. Ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif dan signifikan pada imbal hasil obligasi
5. Umur obligasi (Age) berpengaruh positif dan signifikan pada imbal hasil obligasi.
16. Kajian Yield To Maturity (YTM) Obligasi Pada Perusahaan Korporasi, Riska Ayu Hapsari, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Variabel Independen :
a. Good Coporate Goverment (GCG)
b. Ukuran Perusahaan
c. Debt to Equity Ratio (DER)
Variabel Dependen :
a. Penelitaian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Pengambilan
sampel menggunakan teknik
d. purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan kriteria tertentu, sehingga di-
e. dapat sampel
1. GCG dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadapYTM obligasi.
2. Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang berpengaruh signifikan terhadap
Persamaan :
DER
Perbedaan :
Penambahan variabel amkroekonomi serta likuiditas
46
Indonesia, ISSN 2252-6765
Yield Obligasi dalam penelitian ini sebanyak 41 perusahaan.
f. analisis regresi linier berganda
YTM obligasi3. DER dalam
penelitian ini menunjukkan hasil yang berpengaruh signifikan terhadap YTM obligasi
17. Pengaruh Peringkat, Likuiditas, Kupon Dan Maturitas Terhadap Yield Obligasi Pada Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2013-2014, Neneng Susanti1,Muhamad Ruri Permana, Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1, April 2017: hlm 1-10 ISSN 2579-6224 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6232 (Versi
Variabel Independen :
a. Peringkat Obligasi
b. Likuiditasc. Kupond. Maturitas
Variabel Dependen :
Yield Obligasi
a. Penelitian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada BEI periode 2013-2014 sebanyak 525 perusahaan setelah pemilihan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 25 perusahaan dengan 46
1. peringkat obligasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap yield obligasi
2. likuiditas obligasi tidak berpengaruh terhadap yield obligasi
3. kupon obligasi berpengaruh postif secara signifikan terhadap yield obligasi
4. maturitas obligasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap yield obligasi
Persamaan :
Likuiditas
Perbedaan :
Penambahan variabel makroekonomi dan Debt to Equity Ratio (DER)
47
Elektronik) jenis obligasid. metode
analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS versi 23
18. Pengauh Tingkat Inflasi, Debt To Equity Ratio, Likuiditas Obligasi Dan Rating Obligasi Terhadap Yield Obligasi Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2012, Oky Oktavian, Haryetti, Sjahruddin, Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia, J
Variabel Independen:
a. Inflasib. Debt To
Equity Ratio (DER)
c. Likuiditasd. Obligasie. Rating
Obligasi
Variabel Dependen :Yield obligasi korporasi
a. Penelitian Kuantitatif
b. Data Skunderc. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan obligasi periode 2009 – 2012, yaitu sebanyak 85 perusahaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling method diperoleh sampel sebanyak 30
1. Inflasi memperoleh hasil tidak signifikan dan berpengaruh positif terhadap yield obligasi
2. Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap yield to maturity
3. Likuiditas Obligasi tidak signifikan dan penagruhnya positif terhadap yield obligasi
4. Rating Obligasi memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Yield Obligasi.
Persamaan :
Inflasi, Likuiditas, DER
Perbedaan :
Penambahan variabel makroekonomi PDB dan SBIS
48
perusahaan.d. Analisis
Regresi linear berganda
19. Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, faktor likuiditas dan faktor eksternal terhadap yield obligasi pemerintah indonesia, Hary S Sundoro, Manajemen Universitas Bunda Mulia, Vol. 11(No. 1) : 103-115. Th. 2018, ISSN : 1979-9543
Variabel Independen :a. BI Rateb. Inflasic. Jumlah
uang yang beredar
d. IHSGe. Tingkat
suku bunga eropa
f. Cadangan Devisa
Variabel dependen :Yield Obligasi Pemerintah
a. Penelitian Kauntitatif
b. data sekunder berbentuk time series bulanan mulai dari Januari 2012 sampai dengan Juli 2016, sehingga jumlah total observasi yaitu 55
c. Metode Analisis Data VCM
1. kenaikan tingkat bunga acuan di Eropa dapat menyebabkan yield obligasi semakin rendah
2. meningkatnya 3. Pada saat BI
rate dan cadangan devisa naik, maka yield obligasi pemerintah di semua tenor akan turut naik dan kemudian harga obligasi akan turun.
4. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa ketika inflasi, JUB, IHSG dan tingkat bunga Eropa naik, maka yield obligasi pemerintah semua tenor akan turun.
Persamaan :
Inflasi
Perbedaan :
Penambahan Variabel likuiditas, DER, serta PDB dan SBIS
20 Faktor-faktor Variabel a. Analisis 1. Tingkat Suku Persamaan :
49
yang menentukan Yield to Maturity Obligasi korporasi, Nelmida, STIE Indonesia Banking school, ISSN : 2597-4696
Dependen :
a. Tingkat suku bunga SBI
b. Waktu Jatuh Tempo
c. Peringkat Obligasi
Variabel Independen :
Yield to Maturity
Kuantitatifb. Data Skunderc. Populasi
penelitian perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah 508 perusahaan obligasi, dengan sampel sebanyak 70 obligasi dengan teknik purposive sampling
d. Metode analisis regresi linear berganda
bunga SBI berpengaruh positif terhadap nilai Yield to Maturity
2. Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap nilai Yield to Maturity
3. Waktu jatuh tempo berpengaruh positif terhadap nilai Yield to Maturity
4. Peringkat obligasi berpengaruh negatif terhadap nilai Yield To Maturity
Tingkat suku bunga SBI
Perbedaan :
Penambahan variabel makroekonomi serta likuiditas dan DER
2.5. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penguraian landasan teori dan Peneitian terdahulu yang
berhubungan dengan determinan yang mempengaruhi Yield Sukuk maka kerangka
pemikiran teoritis dapat disusun sebagai berikut :
50
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran PenelitianDeterminasi Faktor Makroekonomi, Debt to Equity Ratio (DER ) dan Likuiditas ,
Terhadap Yield Sukuk Korporasi
51
Uji Hipotesis
Kesimpulan, Interpretasi dan Saran
Hasil Penelitian
Persamaan Regresi Data Panel
Uji Hausman Langrange MultiplierUji Chow
Pemilihan Model Regresi Panel
Adjusted R2Uji FUji T
Random EffectFixed EffectCommon Effect
Estimasi Data Panel
Variabel Dependen :
Y = Yield Sukuk Korporasi
Variabel Independen : X1 = DERX2 = LikuiditasX3 = Return SBISX4 = InflasiX5 = PDB
2.6. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, landasan teori, dan penelitian terdahulu
diatas maka dirumuskan hipotesis hubungan antar masing-masing variabel
dependen dengan variabel independen yaitu sebagai berikut :
2.6.1. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Yield Sukuk Korporasi
Debt to Equity Ratio merupakan pebandingana antara total hutang terhadap
total ekuitas. Artinya bahwa rasio ini menunjukan hubungan antara jumlah
pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh para kreditor oleh jumlah totol
sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan (Syamsuddin: 2001). Perusahaan
dengan rasio utang yang relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi
dalam sisten perekonomian normal. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat
hutang yang lebih tinggi akan cenderung memiliki risiko yang tinggi dalam
pengembalian investasi . Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Laily Hamida (2017) terdapat hubungan yang positif dan Signifikan Debt to
Equity Ration terhadap Yield obligasi. DER yang besar akan mengakibatkan risiko
perusahaan yang tinggi. Dengan penggunaan hutang yang makin besar
mengakibatkan tingginya risiko perusahaan untuk tidak membayar kewajibannya.
Dari teori dan penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Yield
Sukuk
2.6.2. Pengaruh Likuiditas terhadap Yield Sukuk Korporasi
52
Oki Oktavian, Haryetti, dan Sjahuddin (2015) melakukan penelitian dengan
hasil Likuiditas obligasi berpengaruh positif terhadap Yield obligasi, hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi likuiditas sukuk maka semakin tinggi yield
sukuk sedangkan menurut Neneng Susantil dan Muhamad Ruri Permana (2017)
menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap yield. Apabila obligasi
yang dibeli mempunyai likuiditas cukup tinggi maka harga obligasi tersebut
cenderung stabil dan meningkat sehingga menyebabkan yield obligasi menurun
karena tingkat resikonya lebih rendah sesuai dengan asumsi high risk high return.
Dari teori dan penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Likuiditas mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap Yield Sukuk
2.6.2. Pengaruh Return SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah) terhadap
Yield Sukuk Korporasi.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Nanik Indarsih (2013) tingkat suku
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpegaruh positif dan signifikan terhadap Yield
Obligasi, hal ini menunjukan bahwa apabila tingkat suku bunga meningkat maka
akan lebih menguntungkan berinvestasi pada deposito, sehingga harga obligasi di
pasar akan mengalami penurunan yang akan mengakibatkan Yield obligasi
mengalami kenaikan. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan I Gusti
Ayu dan Purnawati (2013) bahwa tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
berpengaruh positif dan signifikan pada imbal hasil obligasi. Dari teori dan
penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
53
H3 : Return SBIS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Yield
Sukuk
2.6.3. Pengaruh Inflasi terhadap Yield Sukuk Korporasi.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Anang Aulia Rahman dan Sam’ani
(2013) Inflasi berpengaruh dan signifikan terhadap Yield obligasi, hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi inflasi berdampak pada investasi surat-surat
berharga karena dengan inflasi yang meningkat investasi terhadap surat berharga
seperti sukuk dinilai semakain beresiko. Tingginya risiko dalam berinvestasi akan
mengakibatkan semakin tinggi juga imbal hasil (yield) yang diharapkan oleh
investor. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan Devi Yuliawati A.A
dan Gede Sunarjaya (2017) bahwa Inflasi berpengaruh tidak signifikan dan
berpengaruh positif terhadap imbal hasil obligasi. Dari teori dan penelitian
terdahulu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Inflasi memepunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Yield Sukuk
2.6.4. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Yield Sukuk
Korporasi.
Perubahan kondisi ekonomi seperti meningkatnya PDB mempunyai
pengaruh yang positif terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan
permintaan terhadap produk perusahaan. Dengan meningkatnya penjualan
perusahaan, maka kesempatan perusahaan memperoleh keuntungan juga akan
semakin meningkat (Tandelilin 2001:212). dapat disimpulkan bahwa meningkatnya
54
PDB merupakan sinyal positif untuk berinvestasi. PDB yang tinggi mengindikasi
bahwa investasi yang ada memiliki tingkat resiko yang relatif kecil memberikan
Yield yang kecil pula. Sehingga meningkatnya PDB akan berpengaruh terhadap
menurunnya Yield Sukuk. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Tiyas Adrian Saputra dan Prasetiono (2014) bahwa Produk Domestik Bruto
(PDB) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Yield Obligasi. Dari teori dan
penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H5 : Produk domestik Bruto (PDB) mempengaruhi pengaruh negatif dan signifikan
terhadap Yield Sukuk
Gambar 2.2Kesimpulan Perumusan Hipotesis
+
-
+
+
-
55
Debt to Equity Ratio
Likuiditas
Return SBIS
Inflasi
Prosuk Domestik Bruto
Yield Sukuk Korporasi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka (Dwi Priyanto:
2010). Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dan bertujuan untuk menguji hipotesis
yang telah disediakan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data internal dan eksternal
perusahaan. Data internal adalah data yang menggambarkan kegiatan/keadaan di
dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Data internal dalam penelitian ini adalah
Debt to Equity Ratio dan Likuiditas. Sedangkan data eksternal adalah data yang
menggambarkan kegiatan/keadaan diluar sebuah organisasi. Data eksternal dalam
penelitan ini adalah Return SBIS, Inflasi dan Produk Domestik Bruto. Penelitan ini
bertujuan ingin melihat dan menyajikan dengan buktu empiris hubungan antara
data internal dan eksternal perusahaan terhadap Yield Sukuk Korporasi yang
diperdagangkan di Pasar Modal Syariah Indonesia periode tahun 2016 sampai
dengan tahun 2018.
56
3.2 Populasi dan Penentuan Sampel Data
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan/emiten penerbit sukuk periode
2016-2018. Dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability sampling. Penelitian menggunakan nonprobability sampling yaitu
teknik sampling yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama pada
setiap populasi untuk dijadikan sebagai anggota sampel (Ridwan, 2015). Dalam
nonprobability sampling tiap-tiap data tidak diketahui apakah mempunyai
kesempatan menjadi data sampel tersebut atau tidak. Dalam sampel jenis ini, tidak
semua data memiliki peluang untuk terpilih menjadi sampel, dengan begitu data
yang digunakan dalam sampling ini tidak bias langsung digeneralisasikan sebagai
sebuah hasil penelitian terhadap populasi. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling merupakan sebuah metode untuk
penetapan sampel yang dilakukan dengan cara menentukan target dari data
populasi yang diperkirakan paling cocok untuk di kumpulkan datanya. Berdasarkan
definisi tersebut maka karakteristik sampel yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Sukuk Korporasi yang masih aktif beredar di Bursa Efek Indonesia
2. Periode untuk pengambilan data adalah dari tahun 2016 sampai dengan
tahun 2018.
3. Sukuk Korporasi dengan masa jatuh tempo diatas tahun 2018.
57
4. Sukuk Korporasin yang memiliki outstanding terbesar
5. Sukuk Korporasi yang mempublikasikan laporan keuangan di Indonesia
Stock Exchange (IDX)
3.2.1 Populasi
Populasi adalah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diteteapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007). Jenis populasi dalam
penelitian ini adalah populasi sasaran atau target yaitu populasi yang memiliki
karakteristik khusus sesuai dengan tujuan dari penelitian itu sendiri (Suryani dan
Hendrayadi, 2015). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah
perusahaan/emiten penerbit sukuk korporasi yang menerbitkan sukuk baik jenis
sukuk Ijarah, Sukuk Mudharabah, dan sukuk wakalah yang terdaftar di PT. Otoritas
Jasa Keuangan dari tahun 2016-2018. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 26
perusahaan/ emiten penerbit sukuk, sebagai berikut :
Tabel 3.1Populasi Perusahaan Penerbit/Emiten Sukuk Korporasi per Tahun 2016-2018
No Nama Penerbit/Emiten
1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk
2 PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
3 PT Aneka Gas Industri Tbk
4 PT Angkasa Pura I (Persero)
5 PT Bank BNI Syariah
6 PT Astra Sedaya Finance Tbk
58
7 PT Bank BRI Syariah
8 PT Bank Cimb Niaga Tbk
9 PT Bank Muamalah Indonesia
10 PT Berlian Laju Tangker
11 PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
12 PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat
13 PT Global Mediacom Tbk
14 PT Indosat Tbk
15 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank)
16 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industri
17 PT May Bank Indenesia
18 PT Mayora Indah Tbk
19 PT Medco Power Indonesia
20 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
21 PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
22 PT Sumberdaya Sewatama
23 PT Summarecon Agung Tbk
24 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
25 PT Timah (Persero)
26 PT XL Axiata Tbk
Sumber : www. ojk .co.id
3.2.2 Sample Data
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Pada penelitian ini yang dijadikan sampel adalah sukuk
59
korporasi/perusahaan yang terdaftar di KSEI dan data histori sukuk di IPBA pada
tahun 2016-2018, yang terdiri dari 5 emiten atau perusahaan, yaitu :
Tabel 3.2 Sampel Perusahaan penerbit Sukuk tahun 2016-2018
No Kode Sukuk
Seri Sukuk Nama Perusahaan
Jenis Sukuk
1 EXCL SIEXCL01CCN1 PT. XL Axiata Tbk
SukukIjarah
2 PPLN SIKPPLN04B PT. Perusahaan
Listrik Negara
SukukIjarah
3 BSBR SMBSBR02 PT. Bank Pembangunan
Daerah Sumatera Barat
SukukMudharabah
4 SMRA SISMRA01CN2 PT. Summarecon
AgungTbk
SukukIjarah
5 ISAT SIISAT01ECN2 PT. Indosat Tbk Sukuk Ijarah Sumber : www.ksei.co.id dan www.ibpa.co.id
3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini membutuhkan data-data untuk menjelaskan dan
menerangkan teori-teori yang berhubungan dengan variabel yang dibahas dan
menemukan jawaban untuk menjawab tujuan dari penelitian ini, data-data
tersebut didapatkan dari :
1. Studi Kepustakaan (Library Research); metode ini digunakan untuk
mencari teori-teori yang berhubungan dengan variabel yang dibahas
60
dalam penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari buku, jurnal, dan situs
internet..
2. Data Sekunder; Metode pengumpulan data bersumber dari data sekunder,
yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lain yang
bukan merupakan pengolahannya, tetapi dapat dimanfaatkan dalm suatu
penelitian tertentu (Rosady Ruslan, 2010). Data sekunder pada umumnya
berbentuk catatan atau laporan data dokumentasi oleh lembaga tertentu
yang dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah yield
sukuk yang diambil dari website PT Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA)
yaitu www.ibpa.co.id, Debt to Equity Ratio yang diambil dari laporan
keuangan perusahaan yang dipublikasikan dari website PT Bursa Efek
Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan diolah, Likuiditas yang diambil
dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dari website PT
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan diolah, Imbal Hasil
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang diambil dari website Bank
Indonesia yaitu www.bi.go.id , Inflasi yang diambil dari website Bank
Indonesia yaitu www.bi.go.id, serta Produk Domestik Bruto yang
diambil dari website Badan Pusat Statistik yaitu www.bps.go.id
3.2. Teknik Analisis Data
61
Teknik analisis data merupakan sebuah proses yang terintegrasi dalam
prosedur penelitian. Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan
hipotesis yang sudah diajukan. Hasil analisis data selanjutnya di interpretasikan dan
dibuatkan kesimpulannya. Adapun teknik analisis data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3.2.1. Statistika Deskriptif
Statistik Deskriptif umumnya hanya memberikan gambaran (deskripsi)
menegnai keadaan data sebenarnya tanpa bermaksud membuat generalisasi dari
data tersebut. Dalam statistik deskriptif dilakukan analisis dalam bentuk tabel,
kolom, grafik, perhitungan frekuensi, ukuran tendensi pusat (mean, median, dan
modus), ukuran disperse (kisaran, varian, standar deviasi) dan lain sebagainya.
Penelitan ini menggunakan data sekunder yang Bersumber dari taransaksi histori
sukuk dari berbagai situs resmi yang berkaitan dengan yield sukuk dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
3.2.2.Analisis Model Regresi Panel
Analisis data panel digunakan pada data panel untuk mengamati hubungan
antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel indpenden. Dalam
penelitian ini variabel independennya adalah yield sukuk yang dipengaruhi oleh
variabel dependen mikroekonomi Debt to Equity Ratio dan Likuiditas serta
variabel dependen makroekonomi return SBIS, Inflasi, dan PDB. Model penelitian
data panel sebagai berikut :
62
YIELDit = β0 + β1DERit + β2LIKUIDit + β3SBISt + β4INFt + β5PDBt + Ԑit
Dimana:
β0 = Intercept/konstanta
YIELDit = Yield Sukuk i pada periode t
Β1DERit = Debt to Equity Ratio Sukuk korporasii pada periode t
Β2LIKUIDit = Likuiditas Sukuk korporasi i pada periode t
Β3SBISt = Return SBIS pada periode t
Β4INFt = Inflasi pada periode t
Β5PDBt = Produk Domestik Bruto pada periode t
Ԑit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke- t
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat
dilakukan melalui 3 pendekatan. Tiga metode yang digunakan untuk bekerja
dengan data panel, sebagai berikut :
1. Pooled Least Square (PLS) atau Common Effect
Model Common Effect adalah adalah pendekatan yang paling sederhana dalam
penentuan estimasi model regresi data panel, karena pendekatan ini
menggabungkan seluruh data baik data cross section maupun data time series.
CEM mengasumsikan bahwa intercept dan slope pada unit cross section data time
series adalah sama (Sriyana, 2015). Secara umum persamaan modelnya dituliskan
sebagai berikut :
Yit =β0 +β1X 1it +β2X2it ……. ΒjXjit +eit
Keterangan : Yit = variabel dependen untuk cross section ke i dan time series ke t;
63
β0= intercept model variabel independen
βj = Slope regresi ke-j
Xjit = Variabel independen ke-j cross section ke i dan time series ke t;
eit = nilai eror untuk cross section ke i dan time series ke t
j = banyaknya variable independen
i = cross section (banyaknya observasi) ;
t = time series (banyaknya waktu)
2. Fixed Effect Model( FEM )
Teknik Model Fixed Effect adalah estimasi data dimana koefisien slope
bernilai konstan tapi intercept bernilai tidak konstan (Gujarati, 2004). Metode
yang dilakukan untuk estimasi model dalam FEM, yaitu model Least Square
Dummy Variable atau yang sering disebut LSDV. Dalam metode LSDV, estimasi
dilakukan dengan memasukan variable dummy yang digunakan untuk
menjelaskan nilai intersep yang berbeda-beda akibat perbedaan nilai unit.
Persamaan regresi secara umum dalam FEM, dituliskan sebagai berikut
(Pangestika, 2015) :
Yit =β0 +β1X 1it +β3D1i + β4 D2i +...eit
Keterangan : i = 1,2,…,n t = 1,2,…,t D = dummy
3. Random Effect Model (REM) Pada FEM atau model efek tetap, perbedaan karakteristik unit dan periode
waktu diakomodasikan pada intercept, sehingga dapat merubah antar waktu.
64
Sementara untuk REM atau model efek Rondom, perbedaan karakteristik unit dan
periode waktu diakomodasikan pada eror atau residual dari model. Dikarenakan
ada dua komponen yang berkontribusi pada pembentukan eror, yakni unit dan
periode waktu, maka random eror dalam REM perlu diuraikan menjadi eror
gabungan dan eror untuk periode waktu (Nachrowi dan Usman, 2006).
Dalam melakukan estimasi REM dibutuhkan dua metode, yaitu LSDV dan
Generalizer Least Square (GLS). Dikarenakan dalam model LSDV ada variabel
dummy, maka berakibat banyaknya persamaan yang dibandingkan dengan jumlah
data, selain itu juga degree of freedom atau derajat kebebasan tidak terpenuhi.
Oleh sebab itu perlu melakukan estimasi menggunakan metode GLS, karena pada
metode ini melakukan estimasi secara langsung tanpa penambahan variabel
Dummy. Bentuk umum untuk random effect model adalah (Pangestika, 2017) :
Yit = (β0 + µ1) + β1X 1it + β2X2it +...eit
Dimana : βo = parameter yang tidak diketahui yang menunjukkan rata - rata
intersep populasi; μ = yang bersifat random yang menjelaskan adanya perbedaan
perilaku perusahaan secara individu.
3.2.3.Uji Stationer
Melakukan regresi dengan menggunakan time series yang bersifat non
stasioner kemungkinan besar akan menghasilkan regresi lancing (Spurious
regression). Untuk data yang tidak stasioner metode inferensia klasik seperti OLS
65
tidak bias diterapkan (Gujarti, 2013). Dalam regresi data panel, pengujian
stasionaritas menjadi penting katrena mengandung data time series. Namun,
pengujian stasionaritas pada data panel berbeda dengan data time series. Pengujian
stasionaritas penting dilakukan ketika N (unit Cross Section) berada pada interval
10 sampai 250 serta ketika T (Unit tiem series) berada pada interval 25 sampai 250.
Penting juga melakukan uji stasionaritas jika T sangan besar (walaupun N sangat
kecil).
3.2.4.Uji Pemilihan Model Data Panel
1. Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk memilih salah satu model koefisien tetep
(CEM) atau model efek teteap (FEM), berikut adalah prosedur pengujiannya
(Sriyana : 2015) :
a. Hipotesis
H0 : β01 = β02 = β03 = ………….= β0N (CEM atau efek i dan t tidak berarti)
H1 : minimal terdapat satu i dengan β0t ≠ 0 (FEM atau efek i dan t
tidak berarti)
b. Tingkat signifikansi
α = 5 %
c. Daerah Kritis
Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel atau p value < α
d. Rumus Uji Chow
66
Keterangan :
= R2 model PLS
= R2 model FE
n = jumlah sample
m= jumlah restricted variable
k = jumlah variabel penjelas
e. Kesimpulan
Apabila H0 ditolak maka menggunakan FEM.
2. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi
data panel, yaitu antara model efek acak (REM) atau model efek tetep (FEM).
Fungsi dari uji ini adalah untuk menguji apakah terdapat hubungan antara eror
pada model dengan satu atau lebih variabel independen dalam model. Berikut
adalah prosedur pengujiannya (Sriyana, 2015).
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
3. Uji Lagrange Multiplier
67
Uji Lagrange Multiplier adalah pengujian untuk menentukan model
common effect atau random effect yang paling tepat digunakan dalam
mengestimasi data panel. Uji Lagrange Multiplier dikembangkan oleh
Breusch-Pagan, dimana untuk menguji signifikasi model random effect
didasarkan pada nilai residual dari metode OLS (Widarjono, 2017). Adapun
nilai statistik LM dihitung berdasarkan formula sebagai berikut :
-1) ²
Keterangan :
n = jumlah individu
F = jumlah periode waktu
= residual metode OLS
adapun hipotesis dalam Uji Lagrange Multiplier adalah sebagai berikut :
H0 = Model common effect
H1 = Model random effect
Jika nilai probabilitas > level of significant (5%), maka H0 diterima
Jika nilai probabilitas < level of significant (5%), maka H0 ditolak
3.2.5.Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
68
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena
untuk melakukan pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Namum secara umum yang sering
digunakan dalam regresi data panel adalah melalui uji jarque bera. Residual
dinyatakan normal apabila probabilitas dari uji JB bernilai lebih besar dari
level of significant (α = 5%). Dan dinyatakan tidak normal apabila
probabilitas dari uji JB bernilai lebih kecil dari level of significant (α = 5%)
(Sudarjono, 2015).
Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai
berikut :
H0 : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Jika nilai probabilitas JB > level of significant (α = 5%), maka H0 diterima
Jika nilai probabilitas JB < level of significant (α = 5%), maka H0 ditolak
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (Ghozali,
2012:105). Jika terdapat korelasi yang tinggi antara variabel independen
tersebut, maka hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi
terganggu. Pengujian asumsi multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF
69
(Variance Inflation Factor). Dikatakan multikolinearitas yaitu apabila VIF >
10. Sebaliknya jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Hipotesis yang digunakan dalam uji multikolinearitas adalah sebagai
berikut :
H0 : data tidak terjadi multikolinearitas
Ha : data terjadi multikolinearitas
Jika nilai VIF > 10, maka H0 diterima
Jika nilai VIF > 10, maka H0 ditolak
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2012). Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji breusch-pagan
godfery test. Untuk melihat sebuah persamaan mengalami heteroskedastisitas
atau tidak adalah dengan melihat outpout dimana nilai p value yang
ditunjukkan dengan nilai prob. chi square pada Obs*R-squared apabila nilai p
value lebih kecil dari 0.05 (5%) maka persamaan regresi tersebut mengandung
heteroskedastisitas dan sebaliknya berarti homoskedastisitas.
Hipotesis yang digunakan dalam uji heteroskedastisitas adalah sebagai
berikut :
70
H0 : data tidak terjadi heteroskedastisitas
Ha : data terjadi heteroskedastisitas
Jika nilai prob. chi square pada Obs*R-squared > 0.05, maka H0 diterima
Jika nilai prob. chi square pada Obs*R-squared < 0.05, maka H0 ditolak
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara
anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu yaitu
korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan yang lain
(Widarjono, 2013:137). Jika terjadi autokorelasi, maka dapat dikatakan
koefisien korelasi yang diperoleh kurang akurat, identifikasi secara statistik
ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji
serial korelasi yakni dengan menggunakan uji Breusch-Godfery serial
correlation LM test. Bila nilai prob chi square (2) yang merupakan nilai p
value menggunakan Breusch-Godfery serial correlation LM test lebih kecil
dari 0.05 (5%) maka persamaan regresi mengandung autokorelasi dan
sebaliknya jika nilai p value menggunakan Breusch-Godfery serial
correlation LM test lebih besar dari 0.05 maka persamaan regresi tidak terjadi
autokorelasi.
Hipotesis yang digunakan dalam uji autokorelasi adalah sebagai
berikut
H0 : data tidak terjadi autokorelasi
Ha : data terjadi autokorelasi
71
Jika nilai p value > 0.05, maka H0 diterima
Jika nilai p value < 0.05, maka H0 ditolak
3.2.6. Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikasi Parameter Individual ( Uji t )
Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien (slope) regresi secara
individu. Berikut hipotesis uji t menurut Pangestika (2015) :
H0 : βj = 0
H1 : βj ≠ 0; j = 0,1,2, ….. k (k adalah koefisien slope)
Berdasarkan hipotesis diatas, pengujian akan dilakukan terhadap
koefisien regresi populasi apakah sama dengan nol (βj = 0), yang berarti variabel
independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Namun apabila (βj ≠ 0) maka variabel independen mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Dalam uji regresi
sederhana, mempunyai dua koefisien regresi yaitu intercept dan slope, sehingga
akan dibuat dua buah hipotesis, yakni :
a. Hipotesis
- Untuk Intercept
H0 : β0 = 0
H1 : β0 ≠ 0
- Untuk Slope
72
H0 : β1 = 0
H1 : β1 ≠ 0
b. Tingkat signifika
α = 5 %
c. Daerah Kritis
Tolak H0 jika nilai thitung > ttabel atau p-value < a
d. Statistik uji
thitung = : βj
se (βj)
dengan βj = koefisien regresi se = Standar Eror
e. Kesimpulan
Apabila nilai thitung > ttabel atau p-value < a maka variable independen
berpengaruh signifikan terhadap variable dependen.
2. Uji Koefisien Determinasi ( R2)
Koefiisen Determinasi adalah suatu ukuran yang penting dalam regresi,
karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang
terestimasi (Pangestika, 2015). Koefisien determinasi yang biasa dilambangkan
R2 ini juga dapat mengukur seberapa dekat garis estimasi dengan data yang
sesungguhnya.
Nilai R2 dapat mencerminkan seberapa besar variable dependen dapat
dijelskan oleh variable inependennya. Apabila nilai R2 = 0 maka variasi dalam
73
variable dependen tidak dapat diterangkan sama sekali oleh variable independen.
Apabila nilai R2 = 1 maka variasi variable dependen secara keseluruhan dapat
diterangkan oleh variable independen.
3.2.7. Operasional Variabel Penelitian
Oprasional variabel adalah aspek penelitian yang memeberikan informs
kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi oprasional
semacam petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu
variabel. Definisi oprasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang
sama. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (Independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable)
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang disebabkan/dipengaruhi oleh
adanya variabel bebas/variabel independen. Besarnya perubahan pada variabel
ini tergantung dari besarnya variabel bebas/independen. Dalam penelitian ini
yang digunakan sebagai variabel terikat adalah Yield Sukuk Korporasi .
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang keberadaannya dipengaruhi
oleh variabel lain (Widiyanto, 2013). Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu meliputi :
74
1. Imbal Hasil SBIS
2. Produk Domestik Bruto
3. Inflasi
4. Likuiditas
5. Debt to Equity Ratio
Berikut dibawah ini merupakan tabel yang menjabarkan lebih jelas
mengenai Definisi Operasional Variabel dari penelitian ini :
Tabel 3.3Definisi Operasional Tabel
No Indikator Variabel
Definisi Skala Pengukuran
1. Yield to Maturity
Tingkat pegembalian atau pendapatan yang akan diperoleh bila memiliki sukuk sampai jatuh tempo
Rasio Rata-rata yield per triwulan
2 Debt to Equity Ratio
Rasio yang menggunakan hutang dan modal untuk mengukur besarnya rasio
Rasio Nilai DER per triwulan
3 Likuiditas Likuiditas dalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban hutang jangka pendek.
Rasio Nilai Current Ratio per triwulan
4 Return SBIS Tingkat imbal hasil dari instrument BI yang sesuai syariah biasa digunakan bank syariah
Rasio Rata-rata tingkat imbal hasil per triwulan dalam persentase
75
untuk sarana penitipan jangka pendek.
5 Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.
Rasio Rata-rata nilai Inflasi per triwulan dalam Persentase
6. Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu Negara dalam jangka waktu tertentu (Biasanya satu tahun) .
Rasio Rata-rata nilai PDB per triwulan dalam persentase
76
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
4.1.1 Debt to Equity Ratio (DER)
DER dengan angka dibawah 1,00 mengindikasi bahwa perusahaan memiliki
hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimilikinya. Adapun data Debt to Equity
Ratio periode triwulan pertama tahun 2016 s.d 2018 triwulan keempat.
Grafik 4.1
Debt to Equity Ratio triwulan pertama tahun 2016 s.d 2018
Triwulan keempat
Sumber : Dara diolah dari www.idx.co.id
Berdasarkan grafik 4.1 dapat dilihat perkembangan Debt to Equity Ratio
setiap tahun mengalami pergerakan yang fluktuatif. DER tertinggi terjadi pada PT.
Bank Nagari, Tbk sebesar 6.66 pada tahun 2018 di triwulan keempat dan DER
77
terendah pada PT. Perusahaan Listrik Negara Pada tahun 2016 di triwulan
pertamacsebesar 0.41.
4.1.2. Likuiditas
Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban hutang jangka pendek. Rasio likuiditas menunjukan
kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada
waktunya (Agus Sartoni, 2008). Adapun yang digunakan dalam rasio likuiditas
adalah Current Ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dan hutang
lancar. Rasio ini menunjukan bahwa nilai kekayaan lancar ada sekian kalinya
hutang jangka pendek, dan Current Ratio menunjukan kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang-hutang tersebut (Munawir, 2010).
Grafik 4.2
Likuiditas triwulan pertama tahun 2016 s.d 2018 Triwulan keempat
Sumber : data diolah dari www.idx.co.id
78
Berdasarkan grafik 4.2 dapat dilihat perkembangan Likuiditas setiap tahun
mengalami pergerakan yang fluktuatif. Likuiditas tertinggi terjadi pada PT. Bank
Nagari, Tbk sebesar 0,38 pada tahun 2018 di triwulan ketiga dan Likuiditas
terendah pada PT. XL Axiata, Tbk Pada tahun 2017 di triwulan kedua sebesar
0.38.
4.1.3. Return SBIS
SBIS sebagai instrumen BI dapat digunakan oleh bank syariah yang
mempunyai kelebihan likuiditas sebagai sarana penitipan dana jangka pendek.
Perhitungan besaran tingkat imbalan yang diperoleh Sertifikat Bank Indonesia
Syariah mengacu pada tingkat diskonto hasil lelang Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) berjangka waktu sama yang diterbitkan bersamaan dengan penerbitan
SBIS. Adapun data rata-rata tingkat imbal hasil SBIS dari triwulan pertama
tahun 2016 s.d triwulan keempat tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Grafik 4.3Return SBIS Triwulan Pertama Tahun 2016 s.d 2018
Triwulan keempat (dalam persen)
79
Sumber : data diolah dari www.bi.go.id
Berdasarkan grafik 4.3 Return SBIS memiliki nilai yang fluktuatif, imbal
hasil SBIS tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 6.81 di triwulan pertama
dan terendah terendah terjadi pada tahun 2018 triwulan pertama sebesar 5,26.
4.1.4. Inflasi
Inflasi menurut Bank Indonesia diartikan sebagai meingkatnya harga-harga
secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan
kenaikan harga) pada barang lainnya. Indikator yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK
dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa
yang dikonsumsi masyarakat.
Jika ada kenaikan harga barang-barang dan jasa-jasa, maka sejumlah rupiah
tertentu tidak dapat dibelikan sebanyak barang dan jasa yang dibeli sebelumnya.
Dengan kata lain, nilai rupiah sekarang mengalami penurunan daya beli, atau
nilai nominalnya mengalami penyesuaian terhadap tingkat inflasi sekarang.
Inflasi merupakan realitas sekarang dari kemungkinan berlanjut di masa dating
dan terulang kembali sepanjang waktu, maka penting bagi investor untuk
mencari aset yang dapat digunakan untuk menghindari kerugian yang
diakibatkan (Fairuz, 2017). Adapun data inflasi periode triwulan pertama 2016
s.d 2018 triwulan keempat sebagai berikut:
80
Grafik 4.4
Inflasi Triwulan pertama tahun 2016 s.d 2018
Triwulan keempat (dalam persen)
Sumber : data diolah dari www.bi.go.id
Dapat ilihat dari grafik 4.4 inflas triwulan pertama 2016 sebesar 3,30 %,
triwulan pertama tahun 2017 naik menjadi sebesar 3,49%, triwulan kedua tahun
2018 menurun menjadi 3.08%. inflasi tertinggi pada tahun 2017 sebesar 4,29%
di triwuln ketiga, sedangkan inflasi yang terendah pada tahun 2016 sebesar 3,02
di triwulan kedua.
4.1.5. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto menurut Badan Pusat Statistik adalah salah satu
indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam
suatu periode tertentu. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan
81
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur
ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun. Adapun data PDB periode triwulan pertama 2016
s.d 2018 triwulan keempat sebagai berikut:
Grafik 4.5 Data PDB triwulan pertama Tahun 2016 s.d 2018 triwulan ke empat
Sumber : data diolah dari www.bps.go.id
Berdasarkan Grafik 4.5 dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 mengalami
kenaikan PDB yang tinggi di triwulan ketiga sebesar Rp. 2.684.185 Milyar .
Tahun 2016, PDB paling tinggi berada di triwulan ketiga yaitu sebesar Rp.
2.429.286 milyar. Tahun 2017, PDB kembali mengalami kenaikan di triwulan
ketiga sebesar Rp. 2.552.217 milyar namun, kembali turun di triwulan keempat
sebesar Rp. 2.508.932 milyar.
82
4.1.6. Yield Sukuk Korporasi
YTM adalah metode perhitungan penghasilan yang diperoleh para investor
jika kupon dan nilai pokok obligasi disimpan hingga saat jatuh tempo (Rahardjo,
2003). Berdasarkan Tandelilin (2010) rumus perhitungan yield to maturity
menggunakan persamaan yang dikembangkan dengan menggunakan metode
equation approximation sebagai berikut:
Grafik 4.6
Yield Sukuk triwulan pertama tahun 2016-208 triwulan keempat
Sumber : data diolah dari www.ibpa.co.id
Berdasarkan grafik 4.6 Yield Sukuk Korporasi terendah terjadi pada PT.
Perusahaan Listrik Negara Tbk tahun 2018 sebesar 7,21 triwulan pertama,
sedangkan nilai tertinggi terjadi pada PT. Nagari Tbk sebesar 10,60 tahun 2018
triwulan keempat.
83
Pada tahun 2016 Yield Sukuk Korporasi tertinggi terjadi pada PT.
Summarecon Agung Tbk. sebesar 10,65 di triwulan pertama , sedangkan nilai
terendah pada PT. Perusahaan Listrik Negara Tbk. tahun 2016 sebesar 9,17 di
triwulan kedua.
Pada tahun 2017 Yield Sukuk Korporasi tertinggi terjadi pada PT. Bank
Nagari Tbk. sebesar 10,46 di triwulan pertama , sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara Tbk. tahun 2017 sebesar 7,70 di triwulan keempat.
4.2. Uji Stationer
Pengujian akar unit ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan sudah stationer atau tidak. Data stationer adalah data time series yang
tidak mengandung akar unit dan sebaliknya. Pengujian data dilakukan dengan
menguji uji Augmented Dicky Fuller dengan membandingkan nilai signifikansi α
5 %.
Hipotesis :
H0 : data tidak stationer
Ha : data stationer
Apabila hasil uji Augmented Dicky Fuller menyatakan bahwa Jika nilai
Prob > 0.05 maka data stationer H0 diterima, tetapi jika nilai Prob < 0.05 maka
data tidak stationer H0 ditolak.
84
Tabel 4.1
Unit Root Test- Augmented Dicky Fuller pada Level
Variabel Prob* Kesimpulan
Yield 0.0501 Tidak stationer
DER 0.3473 Tidak stationer
Likuiditas 0.3473 Tidak stationer
SBIS 0.0000 Stationer
Inflasi 0.0002 Stationer
LN_PDB 0.0003 Stationer
Sumber: data diolah peneliti
Pada Tabel 4.5 menunjukkan jika variabel return sukuk dan ukuran
perusahaan (SIZE) tidak stationer maka selanjutnya melakukan uji derajat
integrasi dimana tes pada tingkat 1stDifferent.
Tabel 4.2
Unit Root Test- Augmented Dicky Fuller pada 1stDifferent
Variabel Prob* Kesimpulan
Yield 0.0000 Stationer
DER 0.0000 Stationer
Likuiditas 0.0000 Stationer
Sumber: data diolah peneliti
85
Pada Tabel 4.2 setelah dilakukan pengujian pada tingkat 1stDifferent
didapatkan hasil bahwa semuanya telah stationer, karena semua variabel telah
stationer maka pengujian dapat dilanjutkan ke dalam model regresi data panel.
4.3. Estimasi Model Regresi Data Panel
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka untuk
mengetahui parameter model regresi data panel terbaik dan mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi yield sukuk menggunakan regresi data panel.
Terdapat tiga estimasi model dalam data panel, yakni CEM, FEM, dan REM.
4.3.1. Common Effect Model (CEM)
Estimasi model dengan CEM berasumsi intercept dan slope tetap sepanjang
periode waktu dan unit. Hasil estimasi menggunakan CEM tersaji dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 4.3Regresi Data Panel Commom Effect Model (CEM)
Dependent Variable: YIELDMethod: Panel Least SquaresDate: 11/22/19 Time: 05:15Sample: 2016Q1 2018Q4Periods included: 12Cross-sections included: 5Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 67.64235 15.55664 4.348134 0.0001DER 0.379347 0.063786 5.947172 0.0000LIK 0.878595 0.088015 9.982278 0.0000
SBIS 0.918072 0.098788 9.293349 0.0000INFLASI 0.333618 0.121792 2.739246 0.0083
PDB -4.531158 1.041213 -4.351808 0.0001
R-squared 0.835695 Mean dependent var 9.183603Adjusted R-squared 0.820481 S.D. dependent var 0.880270S.E. of regression 0.372967 Akaike info criterion 0.959988Sum squared resid 7.511652 Schwarz criterion 1.169422Log likelihood -22.79964 Hannan-Quinn criter. 1.041909F-statistic 54.93133 Durbin-Watson stat 1.048982Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
86
Berdasarkan output pada tabel 5.1 semua variabel sudah signifikan dalam
model karena nilai p-value lebih kecil dari niai taraf signifikan. Sehingga
didapat estimasi model CEM sebagai berikut :
Yield Sukuk = 67.64235+ 0.379347DER + 0.878595LIK + 0.918072SBIS
+ 0.333618Inflasi – 4.531158PDB + e
Berdasarkan persamaan model di atas dapat diketahui bahwa semua
variabel berpengaruh terhadap yield sukuk, yakni varibel Debt to Equity Ratio,
Likuiditas, Imbal Hasil SBIS, Inflasi dan Produk Domestik Bruto. Produk
Domestik Bruto memiliki pengaruh yang negatif, hal ini menunjukan bahwa setiap
penambahan pada variabel PDB maka nilai Yield sukuk akan berkurang sebesar
4.531. sedangkan untuk variabel lain memiliki koefisien yang positif. Artinya
setiap penambahan pada masing-masing variabel maka nilai Yield sukuk akan naik
sebesar masing-masing koefisien.
87
4.3.2. Fixed Effect Model (FEM)
Hasil estimasi dengan FEM tersaji dengan tabel di bawah ini :
Tabel 4.4Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM)
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.4 semua tabel signifikan dalam model ini, sehingga didapat estimasi FEM sebagai berikut :
Yield Sukuk = 53.86310 + 0.472965DER + 0.523217LIK + 0.886944SBIS
+ 0.3285569Inflasi – 3.597575PDB + e
Berdasarkan persamaan model diatas, variabel yang mempengaruhi
Yield sukuk adalah DER, Likuiditas, Imbal Hasil SBIS, dan Inflasi dimana nilai
koefisiennya positif. Sedangkan Produk Domestik Bruto mempengaruhi dengan
88
nilai koefidien negatif. Jika nilai DER, Likuiditas, Imbal Hasil SBIS, dan inflasi
naik maka menaikan nilai Yield sukuk sebesar nilai koefisiennya. Sedangakan
PDB naik maka akan menurunkan nilai yield sukuk sebar koefisiennya.
4.3.3. Uji Chow
Uji chow digunakan untuk mengetahui pilihan model yang lebih baik
digunakan, yakni CEM dan FEM.
Tabel 4. 5
Hasil Uji Chow
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
89
Berdasarkan tabel 4.5 Nilai signifikansi Cross – Section F sebesar
0.0051 dimana nilai signifikansi kurang dari (a=0.05), sehingga tolak H0. Hal
ini berarti model yang baik digunakan adalah model Fixxed Effet Model.
4.3.4. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
yang terbentuk terdapat hubungan linier yang tinggi atau semua variabel bebas
(Albert et al 2017).
Matriks korelasi melihat nilai koefisien kkorelasi antar variabel
bebas, dimana apabila memiliki koefisien korelasi rendah atau
dibawah 0,8, maka model dinyatakan bebas multikolinieritas. Berikut
hasil output uji multikolinieritas dengan uji correlation Eviews 9:
Tabel 4.7
Uji Multikolinearitas
Pada Tabel 4. Dapat dilihat bahwa semua variabel memiliki koefisien
korelasi rendah atau lebih kecil dari 0,8. Maka dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini tidak terdapat gangguan multikolinieritas.
90
2. Uji Normalitas
Menurut Hinton (2014), “uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Data yang baik
adalah data yang terdistribusi normal. “Uji Normalitas dapat dilakukan dengan
beberapa metode, yaitu menggunakan analisis grafik, metode Kolmogorov-
Smirnov, metode signifikansi Skewness dan Kurtosis, dan dengan metode
Jarque-Bera (Harmon 2011). Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas
metode statistik Jarque- Bera. Berikut ini hasil dari uji normalitas yang
dilakukan dalam penelitian ini:
Grafik 4.7Uji Normalitas
Pada Grafik 4.7 diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas sebesar 0.132349
, lebih besar dari tingkat signifikan 5% (0.132349 > 0,05) dan juga nilai J-B
sebesar 4.044629 lebih besar dari 2 (4,324415 > 2), maka dapat disimpulkan
bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
91
4.4. Uji Hipotesis
4.4.1. Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
(Uji t)
t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel Independen
secara individu dapat menerangkan variabel dependen.
Tabel 4.8
Output Uji t
Variabel Coefficient Std. Error Prob
Intercept 55.84469 12.85333 0.0001
DER 0.170086 0.019589 0.0000
Likuiditas 0.678126 0.076458 0.0000
Imbal hasil SBIS 0.932696 0.081991 0.0000
Inflasi 0.302017 0.101063 0.0042
PDB -3.700645 0.859451 0.0001
Berdasarkan tabel 4.8 pada semua variabel nilai Prob kurang dari nilai
taraf signifikansi (α=0.005), sehingga tolak H0. Hal ini berarti variabel-
variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen.
4.4.2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi yang biasa dinotasikan dengan R2 digunakan untuk
mengukur seberapa besar variabel-variabel independen mampu menjelaskan
variabel dependen.
92
Tabel 4.6
Output koefisien Determinasi
4.4.3. Uji Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen
(Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara bersama-sama signifikan mempengaruhi variabel dependen.
4.7
Output Uji F
93
R Squared Adj. R Squared
0.886517 0.876009
F- Statistik Prob (F-Statistik)
84.36803 0.00000
Berdasarkan tabel 4.7 didapat nilai Prob (F-Statistik) kurang dari taraf
signifikansi (α=0.005), sehingga tolak H0. Hal ini berarti variabel-variabel
independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen
4.5. Analisis Regresi Data Panel
Dari semua hasil uji yang telah di lakukan maka estimasi model yang
paling cocok untuk pemelitian ini adalah model Fixxed Effect Model. Karena
dalam penelitian ini hanya dilakaukan uhji chow mengingat Rondom Effect
model dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan menginbat keterbatasan data,
data Cross Section lebih besar dari pada data Time Seris. Maka model yang
digunakan dalam penelitian ini model Fixxed Effect Model.
4.5.1. Interpretasi
Setelah melakuakan uji Regresi Data Panel dan pemiliha model regresi
terbaik, sehingga dalam penelitian ini Fixxed Effect Model. Setelah estimasi
FEM yang terpilih, kemudian dilakukan uji pemerikasaan model regresi
dan uji asumsi klasik. Maka hasil estimasi model regresi data panel dengan
menggunakan pendekatan FEM tersaji dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.8
Output Hasil REM
Variabel Coefficient Std. Error Prob
Intercept 55.84469 12.85333 0.0001
DER 0.170086 0.019589 0.0000
Likuiditas 0.678126 0.076458 0.0000
94
Imbal hasil SBIS 0.932696 0.081991 0.0000
Inflasi 0.302017 0.101063 0.0042
PDB -3.700645 0.859451 0.0001
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.9, didapat model regresi data panel secara
umum adalah sebagai berikut :
Yield Sukuk = 53.86310+ 0.472965DER + 0.523217LIK + 0.886844SBIS
+ 0.328569Inflasi - 3,597575PDB + e
Berdasarkan model diatas didaptkan :
a. Dengan menganggap variabel lain kostan, setiap penambahan satu persen
pada Debt to Equity Ratio maka kaan meningkatkan Yield sukuk sebesar
0.170086 dan nilai signifikansidi bawah nilai ambang signifikansi sebesar
(α=0.05). Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Yield Sukuk. Hal ini sesuai dengan
penelitian Laily Hamida (2017) menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara DER terhadap yield sukuk. nilai DER
yang tinggi seringkali mencerminkan risiko perusahaan yang tinggi.
Dengan penggunaan hutang yang makin besar mengakibatkan tingginya
risiko perusahaan untuk tidak membayar kewajibannya.
b. Dengan mengganggap variabel lain konstan, setiap penambahan satu
persen Likuiditas maka akan meningkatkan Yield sukuk sebesar 0.678126
95
dan nilai signifikansi dibawah nilai ambang signifikansi sebesar (α=0.05).
dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Likuiditas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Yield sukuk. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya Oki Oktavia, Haryetti, dan Sjahuddin (2015) bahwa
Likuiditas berpengaruh signifikan positif terhadap yield obligasi.
Sedangkan menurut Neneng Susanti dan Muhamad Ruri Permana (2017)
menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh negatif terhadap yield obligasi.
c. Dengan mengganggap variabel lain konstan, setiap penambahan satu
persen Imbal Hail SBIS maka akan meningkatkan Yield sukuk sebesar
0.932696 dan nilai signifikansi dibawah nilai ambang signifikansi
sebesar (α=0.05). dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Imbal
Hasil SBIS berpengaruh positif dan signifikan terhadap Yield sukuk. Hal
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Nanik Indarsih (2013) bahwa
tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield
obligasi. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan I Gusti
Ayu dan Purnawati (2013) bahwa tingkat suku bunga Sertufikat Bank
Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield obligasi.
d. Dengan mengganggap variabel lain konstan, setiap penambahan satu
persen Inflasi maka akan meningkatkan Yield sukuk sebesar 0.302017
dan nilai signifikansi dibawah nilai ambang signifikansi sebesar
(α=0.05). dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Inflasi
96
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Yield sukuk. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Anang Aulia Rahman dan
Sam’ani (2013) inflasi memiliki hubungan signifikan positif terhadap
yield obligasi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Devi Yuliawati
A.A dan Gede Sunarjaya (2017) bahwa inflasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap yield obligasi.
e. Dengan mengganggap variabel lain konstan, setiap penambahan satu
persen Produk Domestik Bruto maka akan menurunkan Yield sukuk
sebesar 3.700645 dan nilai signifikansi dibawah nilai ambang
signifikansi sebesar (α=0.05). dari penjelasan ini dapat disimpulkan
bahwa PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Yield sukuk.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tiyas Adrian
Saputra dan Prasetiono (2014) bahwa terbukti Produk Domestik Bruto
memilik hubungan negatif dan signifikan terhadap yield obligasi.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis banyak faktor yang mempengaruhi Yield Sukuk yang
berpengaruh signifikan, sehingga ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan
investor apabila ingin menginvestasikan hartanya. DER, Likuiditas, Return SBIS, dan
Inflasi memiliki pengaruh yang positf dan signifikan terhadap yield sukuk.
Sedangkan Produk Domestik Bruto memiliki pengaruh yang negatif terhadap Yield
Sukuk. . Setelah melakukan regresi data panel dan pemilihan model regresi terbaik,
maka parameter model regresi dan data terbaik ialah menggunakan pendekatan
Fixxed Effect model. Adapun nilai-nilai nya sebagai berikut :
1. DER berpengaruh positif signifikan terhadap Yield Sukuk Korporasi,
penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu Hamida (2017) terdapat
hubungan yang positif dan signifikan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
Yield Obligasi.
2. .Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Yield Sukuk Korporasi,
penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu Oki Oktavian, Haryetti, dan
Sjahuddin (2015) likuiditas obligasi berpengaruh positif terhadap yield
obligasi.
98
3. Tingkat Imbal Hasil SBIS memiliki hubungan positif signifikan terhadap
Yield Sukuk Korporasi , penelitian ini sesuai dengan penelitian Nanik Indarsih
(2013) Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif dan
Signifikan terhadap Yield obligasi.
4. Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Yield Sukuk Korporasi,
penelitian ini sesui dengan penelitian Anang Aulia Rahman dan Sam’ani
(2013) Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Yield obligasi.
5. Produk Domestik Bruto berpengaruh negatif signifikan terhadap Yield Sukuk
Korporasi, penelitian ini seseuai dengan penelitian Tiyas Adrian Saputra dan
Prasetiono (2014) bahwa Produk Domestik Bruti (PDB) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Yield Obligasi.
6. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai R2 sebesar 88.65
% sebagai kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen, sedangkan sisanya 11.35 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam model ini.
7. Debt to equity ratio, likuiditas, inflasi, return SBIS, dan Produk Domestik
Bruto secara simultan berpengaruh positif terhadap yield sukuk korporasi.
99
5.2 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini data Cross section yang digunakan relative sedikit hanya
5 perusahaan penerbit sukuk (emiten) karena pembatasan kriteria dalam
penentuan sampel dan masih sedikit perusahaan yang mengeluarkan sukuk
korporasi.
2. Data Time series hanya 3 tahun yang diteliti secara triwulan, hal ini
disesuaikan dengan Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan
pertriwulan.
5.3 Saran dan Implikasi
Dari hasil penelitian dan penarikan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas,
penulis memberikan saran yang semoga bermanfaat, adapaun saran tersebut sebagai
berikut :
1. Bagi investor, Lembaga Keuangan maupun Manajer Investasi dapat
memperhatikan dan lebih mempublikasikan Laporan Keuangan secara berkala
agar para investor dapat dengan mudah mengambil keputusan dalam
berinvestasi karena variabel DER dan Likuiditas, berpengaruh secara
signifikan terhadap Yield sukuk korporasi.
100
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan faktor-faktor lain
dan jenis sukuk lain seperti sukuk pemerintah yang memiliki karakteristik yang
berbeda, sehingga dapat menambah literasi bagi masyarakat dan investor
sebagai bahan pertimbangan dalam menginvestasikan hartanya.
DAFTAR PUSTAKA
A Yuliawati dan Gede Suarjaya, Pengaruh Umur Obligasi, Tingkat Suku Bunga, Dan
Inflasi Pada Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Di Bei, E-Jurnal Manajemen
Unud, Vol. 6, No. 11, 2017:6187-6215, Issn:2302-8912aarstol, Michael P.
(2000). Inflation and Debt Maturity. Quarterly Review Of Financial Analysis,
Vol.40, p.139-153.
Abdillah, Willy dan Hartono, Jogiyanto.(2015).Partial Least Square (PLS). Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis.Edisi
1.Yogyakarta:ANDI
Ajija, Shochrul Rohmatul, et. all. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta :
Salemba Empat.
Almara, Dheni Saraswati dan Harjum Muharam, Analisis Pengaruh Nilai Sukuk,
Rating Sukuk, Dan Risiko Sukuk Terhadap Last Yield Sukuk, Journal Of
Management, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 1-12 ISSN
(Online): 2337-3792
Aziz, Abdul. (2010). Manajemen Investasi Syariah. Bandung : Alfabeta
Aziz, Roikhan Mochamad. (2013). The Simulation of Islamic Economic Instrument as Sukuk. Jurnal Nalar Fiqh Vol. 8 No. 2.
101
Aziz, Roikhan Mochamad. (2009). New Paradigm on Sinlammim Kaffah In Islamic Economics. Jurnal Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. (2016). Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan Turats. Jurnal Ushuluddin, UIN Riau. Volume 24 Nomor 1. ISSN: 1412-0909/E-ISSN: 2407-8247. http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuludin
Aziz, R.M. (2019). Implementasi of State Sukuk Based on State Assets. Ad Deener: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 3(2), 223-224.
Elton, Edwin J., Martin J. Gruber, Deepak Agrawal, Christopher Mann. (2004).
Factors affecting the valuation of corporate bonds, Journal of Banking &
Finance 28 (2004) 2747–2767
Firdaus, Muhammad. (2005). Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer. Jakarta:
Renaisan.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Yogyakarta: Universitas Diponegoro
Hair Joseph F; Anderson Rolph E; Tatham Ronald L; and Black William C. (1998). Multivariate Data Analysis. Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc.Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Hamida, Leily. (2017), Pengaruh Likuiditas dan Laverage Terhadap Yield Sukuk Dengan Peringkat Sukuk Sebagai Variabel Intervening, jurnal Universitas Islam Sultan Agung Semarang tahun 2017
Hapsari, Riska Ayu, Kajian Yield To Maturity (Ytm) Obligasi Pada Perusahaan
Korporasi, Ekonomi Universitas Negeri Semarang Indonesia, ISSN 2252-
6765
Herlambang, Resandy, dan Nunung Nuryartono, Analisis Karakteristik Obligasi
terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun 2010–2013,
Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 14 No 2, 2016 Terindeks dalam Google
Scholar
102
Indarsih, Nanik, Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sbi, Rating, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Yield To Maturity Obligasi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,Volume 1 Nomor 1 Januari 2013
Listiawati, Laras Nurul idan V. Santi Paramita, Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Inflasi, Debt To Equity Ratio, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Yield
Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010 - 2016, Jurnal Manajemen, Vol. 15 No. 1, Mei 2018: 33-51
Nelmida, Faktor-faktor yang menentukan Yield to Maturity Obligasi korporasi, STIE
Indonesia Banking school, ISSN : 2597-4696
Mankiw, Gregory. 2012. Principles of Economics Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta
: Salemba Empat
Nurfauziah, Adistien, Setyarini Fatma. (2004), Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Padaindustri
Perbankan Dan Industri Finansial, Jurnal Ekonomi UII tahun 2004
Purnamawati, I Gusti Ayu, Pengaruh Peringkat Obligasi, Tingkat Suku
Bungasertifikat Bank Indonesia, Rasio Leverage, Ukuran Perusahaan Dan
Umur Obligasi Pada Imbal Hasil Obligasi Korporasi Di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Oktavian, Oky, dan Haryetti, Sjahruddin, Pengauh Tingkat Inflasi, Debt To Equity
Ratio, Likuiditas Obligasi Dan Rating Obligasi Terhadap Yield Obligasi
Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2012,
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Rahardjo, Sapto. (2004). Panduan Investasi Obligasi.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Rahardjo, Sapto (2007), Panduan Investasi Obligasi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Rahardjo, Sapto (2007), Panduan Investasi Obligasi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Rahman, Anang Aulia dan Sam’ani, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
103
Yield Obligasi Negara Tahun 2010 - 2012, Jurnal Ekonomi – Manajemen –
Akuntansi, No. 35 / Th.XX / Oktober 2013, ISSN:0853-8778
Rodoni Ahmad, Fatoni Muhamad anwar (2019). Manajemen Investasi Syariah.
Jakarta : Salemba Diniyah
Rosadi, Dedi (2011).Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan Dengan Eviews. Yogyakarta:Andi
Samuelson, Paul A. & Nordhaus, William D. 2004. Ilmu Makroekonomi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Media Global Edukasi
Saputra, Tiyas Ardian dan Prasetiono, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Yield Obligasi Konvensional Di Indonesia, 11 (2014) Juni 67-77
Sari, Ni Wayan Linda Naluritha dan Nyoman, Variabel-Variabel Yang
Mempengaruhi Yield Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia, Abundanti,E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 11,2015:3796-
3824,ISNN: 2302-8912
Situmorang, Bornok, Pengaruh Peringkat Obligasi, Debt To Equity Ratio Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Yield To Maturity Obligasi Korporasi Dengan
Tingkat Suku Bunga SBI Sebagai Variabel Moderating, Jurnal Terapan
Manajemen Dan Bisnis (3/1) 2017 / 42-58
Sudarwati. (2010). Pasar Modal. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Sukiro, Sudono. (2006) Ekonomi Pembangunan, permasalahan dan aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sundoro, Hary S, Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, faktor likuiditas dan faktor
eksternal terhadap yield obligasi pemerintah indonesia, Manajemen
104
Universitas Bunda Mulia, Vol. 11(No. 1) : 103-115. Th. 2018, ISSN : 1979-
9543
Sriyana, Jaka (2014). Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta : Ekonisia
Sugiyono. (2008) “Statistika untuk Penelitian”. Bandung:Alfabeta,
Sugiyono. (2010) “Metode Penelitian Kuantitatif, Kuallitatif, dan R &D”. Bandung:Alfabeta,
Susanti, Neneng dan Muhamad Ruri Permana, Pengaruh Peringkat, Likuiditas,
Kupon Dan Maturitas Terhadap Yield Obligasi Pada Bursa Efek Indonesia
(Bei) Periode 2013-2014, Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No. 1,
April 2017: hlm 1-10 ISSN 2579-6224 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6232 (Versi
Elektronik)
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Van Horne. James C, dan Wachowichz,Jr. John M, (2005). Fundamentals of Financial Management, Buku satu, Edisi keduabelas, Jakarta : Salemba empat
Noviana, Linda dan Grace Tianna Solovida. (2018), Pengaruh Likuiditas , Leverage,
Rating Obligasi Syariah , tahun 2018
Yuharningsih, dan ST. Haryono, Dampak Pengumuman Peringkat Obligasi Pada
Kinerja Obligasi Di Bursa Efek Indonesia Dan Pt Pefindo, Manajemen
Fakultas Ekonomi UPN, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.19, No.1 Januari
2015, hlm. 41–51 Terakreditasi SK. No. 040/P/2014
www.idx.co.id
www.ksei.co.id
www.ibpa.co.id ,
www.bi.go.id
www.bps.go.id.
105
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data yang diolah dalam Microsoft Excel :
Observasi Tahun YIELD DER LIKUIDITAS SBIS INFLASI PDB
EXCL 2016 TW 1 10.06 2.93 0.44 6.70 3.30 2264721.00EXCL 2016 TW 2 9.49 1.80 0.64 6.66 3.02 2355445.00EXCL 2016 TW 3 8.81 1.60 0.51 6.41 3.46 2429260.60EXCL 2016 TW 4 9.30 1.59 0.47 6.00 4.34 2385186.80EXCL 2017 TW 1 9.12 1.56 0.45 6.01 3.50 2378097.30EXCL 2017 TW2 8.48 1.56 0.44 6.06 3.81 2473433.20EXCL 2017 TW 3 8.22 1.47 0.39 5.62 4.29 2552301.60EXCL 2017 TW 4 8.03 1.60 0.47 5.27 3.64 2508871.50EXCL 2018 TW 1 7.80 1.64 0.44 5.26 3.17 2498488.20EXCL 2018 TW2 8.29 1.62 0.39 5.55 3.09 2603748.20EXCL 2018 TW 3 9.18 1.79 0.47 6.44 3.25 2684185.60EXCL 2018 TW 4 9.43 2.14 0.45 6.81 3.28 2638894.30PPLN 2016 TW 1 9.76 0.41 0.93 6.70 3.30 2264721.00PPLN 2016 TW 2 9.17 0.44 0.86 6.66 3.02 2355445.00PPLN 2016 TW 3 8.56 0.46 0.79 6.41 3.46 2429260.60PPLN 2016 TW 4 8.92 0.48 0.74 6.00 4.34 2385186.80PPLN 2017 TW 1 8.77 0.50 0.70 6.01 3.50 2378097.30PPLN 2017 TW2 8.28 0.53 0.68 6.06 3.81 2473433.20PPLN 2017 TW 3 8.00 0.55 0.66 5.62 4.29 2552301.60PPLN 2017 TW 4 7.71 0.57 0.66 5.27 3.64 2508871.50PPLN 2018 TW 1 7.22 0.58 0.67 5.26 3.17 2498488.20PPLN 2018 TW2 8.02 0.60 0.69 5.55 3.09 2603748.20
106
PPLN 2018 TW 3 8.70 0.62 0.73 6.44 3.25 2684185.60PPLN 2018 TW 4 8.61 0.63 0.78 6.81 3.28 2638894.30BSBR 2016 TW 1 10.65 7.14 1.29 6.70 3.30 2264721.00BSBR 2016 TW 2 10.63 6.97 1.18 6.66 3.02 2355445.00BSBR 2016 TW 3 10.07 6.83 1.10 6.41 3.46 2429260.60BSBR 2016 TW 4 10.60 6.71 1.07 6.00 4.34 2385186.80BSBR 2017 TW 1 10.46 6.62 1.07 6.01 3.50 2378097.30BSBR 2017 TW2 9.91 6.55 1.12 6.06 3.81 2473433.20BSBR 2017 TW 3 9.68 6.51 1.20 5.62 4.29 2552301.60BSBR 2017 TW 4 9.27 6.49 1.32 5.27 3.64 2508871.50BSBR 2018 TW 1 8.93 6.50 1.48 5.26 3.17 2498488.20BSBR 2018 TW2 9.75 6.53 1.67 5.55 3.09 2603748.20BSBR 2018 TW 3 10.58 6.58 1.91 6.44 3.25 2684185.60BSBR 2018 TW 4 10.61 6.67 2.18 6.81 3.28 2638894.30
SMRA 2016 TW 1 10.65 1.57 1.81 6.70 3.30 2264721.00SMRA 2016 TW 2 10.04 1.60 1.86 6.66 3.02 2355445.00SMRA 2016 TW 3 9.82 1.58 1.98 6.41 3.46 2429260.60SMRA 2016 TW 4 10.52 1.55 2.06 6.00 4.34 2385186.80SMRA 2017 TW 1 10.14 1.54 1.97 6.01 3.50 2378097.30SMRA 2017 TW2 9.74 1.58 1.80 6.06 3.81 2473433.20SMRA 2017 TW 3 9.45 1.54 1.59 5.62 4.29 2552301.60SMRA 2017 TW 4 8.94 1.59 1.46 5.27 3.64 2508871.50SMRA 2018 TW 1 8.46 1.60 1.80 5.26 3.17 2498488.20SMRA 2018 TW2 9.00 1.74 1.60 5.55 3.09 2603748.20SMRA 2018 TW 3 9.56 1.63 1.76 6.44 3.25 2684185.60SMRA 2018 TW 4 9.58 1.57 1.45 6.81 3.28 2638894.30
ISAT 2016 TW 1 9.98 2.85 0.44 6.70 3.30 2264721.00ISAT 2016 TW 2 9.44 2.66 0.44 6.66 3.02 2355445.00ISAT 2016 TW 3 8.78 2.44 0.44 6.41 3.46 2429260.60ISAT 2016 TW 4 9.23 2.59 0.42 6.00 4.34 2385186.80ISAT 2017 TW 1 9.12 2.45 0.48 6.01 3.50 2378097.30ISAT 2017 TW2 8.49 2.41 0.58 6.06 3.81 2473433.20ISAT 2017 TW 3 8.23 2.19 0.61 5.62 4.29 2552301.60ISAT 2017 TW 4 7.95 2.42 0.59 5.27 3.64 2508871.50ISAT 2018 TW 1 7.67 2.40 0.58 5.26 3.17 2498488.20ISAT 2018 TW2 8.30 2.67 0.48 5.55 3.09 2603748.20ISAT 2018 TW 3 9.35 2.93 0.49 6.44 3.25 2684185.60ISAT 2018 TW 4 9.48 3.38 0.38 6.81 3.28 2638894.30
107
Lampiran 2. Estimasi Model Regresi Data Panel
1. Model Comman Effect
Dependent Variable: YIELDMethod: Panel Least SquaresDate: 11/22/19 Time: 05:15Sample: 2016Q1 2018Q4Periods included: 12Cross-sections included: 5Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 67.64235 15.55664 4.348134 0.0001DER 0.379347 0.063786 5.947172 0.0000LIK 0.878595 0.088015 9.982278 0.0000
SBIS 0.918072 0.098788 9.293349 0.0000INFLASI 0.333618 0.121792 2.739246 0.0083
PDB -4.531158 1.041213 -4.351808 0.0001
R-squared 0.835695 Mean dependent var 9.183603Adjusted R-squared 0.820481 S.D. dependent var 0.880270S.E. of regression 0.372967 Akaike info criterion 0.959988Sum squared resid 7.511652 Schwarz criterion 1.169422Log likelihood -22.79964 Hannan-Quinn criter. 1.041909F-statistic 54.93133 Durbin-Watson stat 1.048982Prob(F-statistic) 0.000000
2. Model Fixed Effect
108
3. Uji Chow
109
Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik
110
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
111