handout 10 fasies lp batubara
DESCRIPTION
HANDOUT 10 Fasies LP BatubaraTRANSCRIPT
HANDOUT
Bagian 10:
Fasies Lingkungan Pengendapan Batubara
Faktor-Faktor Penentu Fasies Batubara
• Tipe Pengendapan– Autochtonous
Berkembang dari tumbuhan yang ketika tumbang akan membentuk gambut di tempat dimana tumbuhan itu pernah hidup tanpa adanya proses transportasi yang berarti.
– AllochtonousTerendapkan secara detrital dimana sisa-sisa tumbuhan hancur dan tertransportasi kemudian terendapkan di tempat lain. Lebih banyak mengandung mineral matter (abu).
Faktor-Faktor Penentu Fasies Batubara
• Rumpun Tumbuhan Pembentuk– Daerah air terbuka dengan tumbuhan air– Rawa ilalang terbuka– Rawa hutan– Rawa lumut
Faktor-Faktor Penentu Fasies Batubara
• Lingkungan Pengendapan– Telmatis/Terestrial– Limnik– Marine– Ca-rich
• Persediaan Bahan Makanan– Eutrofik– Mesotrofik– Oligotrofik
Faktor-Faktor Penentu Fasies Batubara
• PH, Aktivitas Bakteri, dan Sulfur – Bakteri hidup dengan baik pada kondisi netral (pH 7 – 7,5), jika makin
asam maka bakteri akan makin sedikit dan struktur kayu akan terawetkan dengan lebih baik.
– Bakteri sulfur mempunyai peran khusus pada gambut (lumpur organik) untuk membentuk pirit atau markasit singenetik dengan adanya sulfat dalam gambut tersebut.
• Temperatur– Pada iklim yang hangat dan basah membuat bakteri hidup dengan baik
sehingga proses kimia akibat bakteri bisa berjalan baik.
Jenis-Jenis Rawa Gambut Dilihat dari Rumpun Tumbuhan Pembentuk
– Bog, yaitu sebagai lokasi rawa yang banyak ditumbuhi oleh tanaman lumut atau tanaman merambat yang miskin kandungan makanan.
– Fen, yaitu lokasi rawa yang kaya akan tumbuhan perdu dan beberapa jenis pohon lainnya. Umumnya terletak pada lingkungan yang ombrogenik yaitu transisi antara daerah yang selalu melimpah kandungan air dengan daerah yang terkadang kering.
– Marsh, yaitu rawa yang didominasi oleh tumbuhan perdu atau tanaman merambat yang sering terdapat di sekitar pinggir danau atau laut.
– Swamp, yaitu daerah basah pada iklim tropis hingga dingin yang tumbuh rawa yang didominasi tanaman berkayu.
Jenis-Jenis Rawa Gambut Dilihat dari Kondisi Suplai Air (Diessel, 1992)
Peat & Coal Characteristics
Topogenic Ombrogenic
High Watertable
High Watertable
Variable Watertable
Continuously Wet
Intermittenly Dry
pH 4 – 7 6 – 8 4 – 6 3 – 5 3 – 5
Peat
Nutrient supply High – moderate
High Moderate – low Low Low
Bacterial activity
Moderate High Moderate Low Low – moderate
Fungal activity Moderate Low High – moderate
High High
Coal
Ash (%) 5 – 10 5 – 20 5 – 20 < 3 < 5
Stone bands Common Rare Common Very rare Very rare
TS (%) < 2 > 2 < 1 < 0,5 < 0,5
34S Moderate Low Moderate High High
Jenis-Jenis Rawa Gambut Dilihat dari Kondisi Suplai Air (Diessel, 1992)
Peat & Coal Characteristics
Topogenic Ombrogenic
High Watertable
High Watertable
Variable Watertable
Continuously Wet
Intermittenly Dry
pH 4 – 7 6 – 8 4 – 6 3 – 5 3 – 5
FeS2 syngenetic Moderate pyrite High framb pyrite
Rare pyrite Some marcasite Rare
VM Average High Low High Low
Atomic H/C Average High Low Average – high Low
Vit. Reflectance Average Low Average – high Average High
Vit. Fluorescence
Average High Average – low Average Average – low
TPI (high rate of subsidence)
High Moderate Moderate Moderate Moderate – low
TPI (low rate of subsidence)
Moderate – high Low Low Low Low
GI High High Mostly low High Moderate
Hopanoids Moderate High Moderate Low High
Jenis-Jenis Rawa Gambut Dilihat dari Lingkungan Sedimenter
– Braid Plain, merupakan dataran aluvial intramontana yang pada daerah ini terendapkan sedimen kasar (> 2 mm).
– Alluvial Valley and Upper Delta Plain, transisi dari lembah dan dataran aluvial dengan dataran delta biasanya melalui sungai stadium dewasa yang banyak memiliki meander.
– Lower Delta Plain, delta yang terpengaruh oleh air pasang, garis tertinggi air pasang merupakan batasan dengan upper delta plain.
– Barrier Beach, sedimentasi yang terdistribusi sepanjang pantai karena rasio sedimentasi dan energi pantai rendah.
Jenis-Jenis Rawa Gambut Hubungan Suplai Air dengan Lingkungan Sedimenter (Diessel, 1992)
Indikator Fasies BatubaraKlasifikasi maseral menurut Standar Australia (AS 2586-1986).
GRUP MASERAL SUB-GRUP / MASERAL MASERAL
VITRINITE (HUMINITE)
Telovitrinite (Humotelinite) batang, dahan, akar, dan serat daun
Detrovitrinite (Humodetrinite)detritus yang berasal dari pecahan vitrinit lainnya
Gelovitrinite (Humocollinite) dari jaringan berstruktur koloid
LIPTINITE
Sporinite spora
Cutinite kutikula
Resinite resin
Suberinite serat gabus
Fluorinite
Liptodetrinite detritus liptinit lain
Exudatinite sekunder (bit)
Alginite algae
Bituminite
INERTINITE
Teloinertinitekomponen tumbuhan yang terbakar atau teroksidasi
Detroinertinite
Geloinertinite
Indikator Fasies Batubara
• Pengawetan Struktur Jaringan (Tissue Preservation Index, TPI) (Diessel, 1986)
• Derajat Gelifikasi (Gelification Index, GI) (Diessel, 1986)
)()( nitGeloinertiDetroitGelovitrinDetro
nitTeloinertiitTelovitrinTPI
initDetroinertnitTeloinerti
nitGeloinertiVitrinitGI
Indikator Fasies Batubara
Diagram TPI – GI (Diessel, 1986)
Indikator Fasies Batubara
• Pengawetan Struktur Jaringan (Tissue Preservation Index, TPI) (dimodifikasi oleh Lamberson, 1991)
rinitInertoitDesmocolinrinitVitro
itFuitSemifuinitPseudovitrtTelocoliniTelinitTPI
detdet
sinsin
Indikator Fasies BatubaraDiagram TPI – GI (Lamberson, 1991)
Indikator Fasies BatubaraDiagram TPI – GI (Lamberson, 1991)
Indikator Fasies Batubara
• Pengaruh Airtanah (Groundwater Index, GWI) (Calder, 1991)
• Pengaruh Airtanah (Vegetation Index, VI) (Calder, 1991)
itdesmokolinttelokolinitelinit
eralitcorpokolintgelokoliniGWI
min
cutinitsporinitrinitliptorinitinertoitdesmokolin
itresuberinititsemifuitfuttelokolinitelinitVI
detdet
sinsinsin
Indikator Fasies Batubara
Diagram GWI – VI (Calder, 1991)