hasil sampling monitoring guntur.docx

Upload: gunturmasiharista

Post on 09-Mar-2016

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Iklim KerjaIklim kerja (panas) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kinerja tenaga kerja bahkan pengaruhnya tidak hanya pada kinerja saja melainkan dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Untuk itu diperlukan standar mengenai pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola.Suhu basah alami merupakan suhu penguapan air yang pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap air di udara, suhu ini diukur dengan termometer basah alami dan suhu tersebut lebih rendah dari suhu kering. Suhu kering merupakan suhu udara yang diukur dengan termometer suhu kering. Suhu bola adalah suhu yang diukur menggunakan termometer suhu bola yang sensornya dimasukkan dalam bola tembaga yang dicat hiatm, sebagai indikator tingkat radiasi. Sedangkan Indeks Suhu Basah dan Bola merupakan parameter untu menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami dan suhu bola.Standar pengukuran iklim kerja (panas) menggunakan parameter indeks suhu basah dan bola dengan menentukan titik pengukuran dan perhitungan sesuai peraturan yang terdapat pada SNI 16-7061-2004 tentang pengukuran iklim kerja. Standar pengukuran ini merupakan cara pemantauan tempat kerja yang mempunyai potensi bahaya bagi tenaga kerja yang bersumber dari iklim kerja yaitu panas.PeralatanBerdasarkan SNI 16-7061-2004 alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh laboratorium yang terakreditasi untuk melakukan kalibrasi, minimal 1 tahun sekali. Alat-alat yang digunakan terdiri dari: Termometer suhu basah alami yang mempunyai kisaran 5oC sampai dengan 50oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC. Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran 5oC sampai dengan 50oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC. Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran 5oC sampai dengan 100oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC.CATATAN Peralatan ini merupakan peralatan minimal dan tidak membatasi penggunaan alatpengukur ISBB lainnya, tetapi hasil pengukuran yang diperoleh sama dengan hasil dari peralatan ini.

Prosedur kerjaLangkah-langkah prosedur kerja adalah sebagai berikut: Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air suling, jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan tempat air 1 inci. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 30 menit - 60 menit. Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan selama 30 menit 60 menit. Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam (diameter 15 cm, kecuali alat yang sudah dirakit dalam satu unit), lambung termometer tepat pada titik pusat bola tembaga. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 20 menit 30 menit. Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan lambung termometer setinggi 1 meter 1,25 meter dari lantai. Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.

Penentuan titik pengukuranLetak titik pengukuran ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan. Penentuan jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan.

Perhitungana) Rumus dasar ISBBAda 2 (dua) jenis rumus perhitungan ISBB, yaitu: Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari, yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung:ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar matahari:ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SBb) Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerjaDalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja yang berpindah-pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata dengan rumus sebagai berikut:

(ISBB1) (t1) + (ISBB2) (t2) ++(ISBBn) (tn)ISBB rata-rata = ------------------------------------------------------------------t1 + t2 +.+.tnLokasi SamplingDalam pelaksanaan pengukuran temperatur tempat kerja di PT. IPMOMI yang dilaksanakan oleh UPT K3 Hyperkes Surabaya meliputi bebrapa lokasi antara lain :No.LokasiTanggal Pelaksanaan

UNIT 7&8

Admin Building

1Reception Lobby (Ground Floor)

2Canteen

3Training Room 1

4Production Area (Ground Floor)

5IT Room

6Purchasing Area

Labolatory Building

7Labolatory Water Analysis Room

8Office Room

Waste Water Treatmnet Plant (WWTP)

9Control Room

10Inside Building

Coal Handling Area

11CHCB Control Room

12CHCB Switch Room

13CUCB

14Garage Area

Warehouse Shop

15Office Room

16Storage Area

Machine Shop

17Office Room

18Machine Area

Turbine Building

19Service Bay #1

20Service Bay #2

21Service Bay #3

22Service Bay #4

23Service Bay #5

24Main Control Room (MCR)

25Turbine Building Ground Floor

26Turbine Building Mezzanine Floor

27Turbine Building Operating Floor

U7 Boiler Structure

28Ground Floor

2910th Floor

3014th Floor

31Tripper Floor

U8 Boiler Structure

32Ground Floor

33RO Area

34Switch Gear Room

35FA Transport/ Compressor Building

Water Treatment/ SWRO

36Control Room

37RO Area

38Switch Gear Room

Hydrogen Plant

39Control Room

40Hydrogen Vessel Area

Sodium Plant and Scrubber Basin

41Sodium Control Room

42Sodium Pump House

43SB-Swtich Gear Room

44FA Silo Building

45CEMS Building

46Chimney (Ground Floor)

UNIT 3

47CCR

48Service Building

49Turbine Building Ground Floor

50Turbine Building Mezz. Floor

51Tipper Floor

52 BOP Control Room

53Compressor Room

54Chimney U3

55CEMS

56Sodium Pump House

57Hydrogen Vessel Area

U3 Boiler Structure

58Ground Floor

59IXth Floor

60Xth Floor

Hasil PengamatanProsedur Pengukuran Iklim Kerja berdasarkan SNI 16-7061-2004Yang dilakukan oleh petugas UPT K3

Termometer Suhu Basah Alami, suhu kering, suhu bola

1. Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air suling, jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan tempat air 1 inci. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 30 menit - 60 menit.2. Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan selama 30 menit 60 menit.3. Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam (diameter 15 cm, kecuali alat yang sudah dirakit dalam satu unit), lambung termometer tepat pada titik pusat bola tembaga. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 20 menit 30 menit.4. Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan lambung termometer setinggi 1 meter 1,25 meter dari lantai.5. Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.1. Tidak menggunakan peralatan 3 termometer yang terpisah seperti di dalam SNI 16-7061-2004 melainkan menggunakan alat QUESTemp 32 Thermal Environmet Monitor yang dalam 1 unit alat terdapat 3 termometer suhu basah alami, suhu kering, suhu bola yang hasilnya sudah terbaca secara digital.2. Ada di beberapa lokasi yang meletakkanya tidak setinggi 1-1,25 meter dikarenakan tidak ada meja atau tripot.3. Waktu pengukuran hanya dilakukan 1 kali dalam 8 jam kerja, yaitu pada saat bertepatan berada di tempat kerja dan hanya dilakukan dalam waktu 15 menit.

PembahasanPengukuran temperatur kerja atau iklim kerja di PT. IPMOMI yang dilakukan oleh UPT K3 Hyperkes Surabaya pada tanggal 18-21 Agustus 2015. Pengukuran dilakukan di beberapa titik lokasi yang telah ditentukan oleh PT. IPMOMI yaitu sebanyak 60 titik ukur, namun dari keseluruhan titik tersebut penulis hanya dapat mengikuti beberapa titik antaralain : kantin, klinik, HSE & Office, Purcahing area, Labolatory Building, WWTP, CHCB control room, Machine shop, turbine building 7&8, CEMS building,chimney 7&8. Keterbatasan penulis untuk mengikuti semua titik adalah akses dan waktu kerja yang disediakan oleh pihak PT.IPMOMI.Pengukuran temperatur kerja ini tidak menggunakan 3 macam termometer seperti yang tertera di SNI 16-7061-2004 yang menggunakan 3 jenis termometer yang terpisah satu dengan lainnya seperti termometer suhu basah alami, termometer suhu kering, termometer suhu bola, namun petugas UPT K3 Hyperkes Surabaya menggunakan QUESTemp 32 Thermal environment Monitor dimana termometer ini memiliki keunggulan karena dalam 1 unit alat ini sudah terdapat 3 termometer yaitu termometer suhu basah alami, termometer suhu kering, serta termometer suhu bola dibandingkan dengan peralatan termometer manual yang tertera didalam SNI 16-7061-2004. Didalam SNI 16-7061-2004 juga disebutkan bahwa alat ukur temperatur kerja yang digunakan tidak membatasi penggunaan alat pengukur ISBB lainnya, tetapi hasil pengukuran yang diperoleh sama dengan hasil dari peralatan yang tertera di SNI 16-7061-2004.

Alat ukur temperatur kerja dengan menggunakan QUESTemp 32 Thermal environment Monitor sangat mudah dengan cara meletakkan alat tersebut di titik yang ditentukan yaitu berada di tengah-tengah ruangan yang akan diukur. Caranya yaitu dengan menghidupkan alat QUESTemp 32 dengan menekan tombol I/0 ENTER kemudian ditunggu selama 10-15 menit lalu dibaca hasilnya pada layar digital yang ada di alat tersebut. Dalam monitor tersebut sudah dapat diketahui suhu kering, suhu basah, suhu bola, wet bulb globe temperature (WBGT) indoor maupun outdoor. Sehingga setelah dirasa cukup waktu yang dibutuhkan untuk menangkap iklim kerja di ruangan tersebut akan muncul angka-angka sesuai dengan termometer suhu yang diinginkan serta sudah dapat dibaca dan dicatat hasilnya. Petugas UPT K3 yang melakukan pengukuran temperatur kerja dilakukan berbarengan dengan pengukuran pencahayaan karena pengukuran ttemperatur kerja hanya menaruh alat ditengah-tengah ruangan hingga 15 menit, sambil menunggu alat tersebut mengukur temperatur ruangan tersebut petugas UPT K3 melakukan pengukuran pencahayaan sehingga bisa menggabungkan 2 jenis pengukuran dalam 1 waktu.

Selama melakukan pengukuran temperatur kerja tidak ditemukan masalah atau kendala yang membuat pengukuran ini terhambat, namun hanya ketika perpindahan suhu ruangan yang awalnya panas kemudian menjadi dingin maka alat tersebut butuh menyesuaikan waktu ukur sedikit lebih lama untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal yang menggambarkan kondisi ruangan saat itu. Pengukuran temperatur kerja yang sekiranya akan berpindah tempat terutama dari suhu panas ke suhu yang dingin memerlukan waktu sedikit lebih lama. Namun dalam pengukuran ada beberapa tempat yang mana meletakkan alat ukur temperatur kerja di lantai atau tidak setinggi 1-1,25 meter dikarenakan tidak ada meja atau tiang penyangga, serta pengukuran hanya dilakukan 1 kali selama 8 jam kerja, yaitu saat bertepatan berada diruangan yang sedang diukur. Ketika selesai melakukan pengukuran maka alat akan ikut dipndahkan ke ruangan selanjutnya sesuai jadwal dan tidak kembali ke ruangan sebelumnya untuk melakukan pengukuran 2 kali lagi. Sedangkan dalam SNI 16-7061-2004 menerangkan bahwa pengukuran dilakukan selama 3 kali dalam 8 jam kerja, yaitu awal shift, pertengahan shift, akhir shift kerja.

GETARANDalam proses industri, banyak dijumpai adanya berbagai macam bentuk serta ukuran mesin, yang selain kerjanya rumit juga bernilai mahal. Kerusakan yang terjadi secara mendadak dari mesin-mesin yang sedang dioperasikan akan berakibat terhentinya proses produksi, terbuangnya jam kerja karyawan serta pengeluaran biaya perbaikan yang mahal. Adapun ketika mesin tersebut sedang beroprasi maka menimbulkan sebuah getaran yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi tenaga kerja yang sedang mengoprasikan mesin tersebut.Berdasarkan Permenakertras no.13 tahun 2011 menyebutkan getaran adalah gerakan teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Terdapat 2 jenis macam kontak getaran terhadap tubuh tenaga kerja yaitu kontak secara langsung atau tidak langsung pada lengan atau tangan tenaga kerja dan kontak langusng maupun tidak langsung pada seluruh tubuh. Dengan nilai ambang batas untuk kontak lengan atau tangan adalalh 4 meter per detik kuadrat (m/det2) sedangkan untuk kontak seluruh tubuh adalah 0,5 meter per detik kuadrat (m/det2).PeralatanAlat yang digunakan untuk mengukur getaran adalah Vibration Analizer Quest vi400 pro. Alat tersebut memiliki 2 accelometer sebagai sensor penghubung yaitu pertama accelometer untuk pengukuran getaran pada lengan atau tangan dan kedua seat pad untuk mengukur tingkat getaran yang dirasakan seluruh tubuh.Prosedur KerjaProsedur pengukuran getaran menggunakan adalah Vibration Analizer Quest vi400 pro sebagai berikut :A. HAV (Hand Arm Vibration)1. Hubungkan accelometer dengan unit vibration meter2. Hidupkan dan atur unit pada posisi percepatan3. Pasang dan ikat accelometer pada tangan atau sela-sela jari tenaga kerja4. Paparkan dengan tangan memegang benda yang akan diukur5. Catat angka dimonitor setelah angka stabilB. WBV (Whole Body Vibration)1. Hubungkan seat pad dengan unit vibration meter2. Hidupkan dan atur unit pada posisi percepatan3. Letakkan seat pad pada tempat duduk di alat yang akan diukur4. Paparkan dengan cara tenaga kerja menduduki seat pad saat menggunakan alat5. Catat angka dimonitor setelah angka stabilLokasi SamplingDalam pelaksanaan pengukuran temperatur tempat kerja di PT. IPMOMI yang dilaksanakan oleh UPT K3 Hyperkes Surabaya meliputi bebrapa lokasi antara lain :No.LokasiTanggal Pelaksanaan

1Grinding/Drilling Activity Machine Shop (HAV)Kamis, 21 Agustus 2015

2Lathe Activity Machine Shop (HAV)Kamis, 21 Agustus 2015

3Unit Controler MCR (HAV)Rabu, 20 Agustus 2015

4Forklift (WBV)Rabu, 20 Agustus 2015

5Dozer (WBV)Kamis, 21 Agustus 2015

6Articulate Truck (WBV)Kamis, 21 Agustus 2015

7Mobile Crane (WBV)Rabu, 20 Agustus 2015

Hasil PengamatanProsedur Pemakain Alat Vibration MeterYang dilakukan oleh petugas UPT K3

Hand Arm Vibration (HAV)

1. Hubungkan accelometer dengan unit vibration meter2. Hidupkan dan atur unit pada posisi percepatan3. Pasang dan ikat accelometer pada tangan atau sela-sela jari tenaga kerja4. Paparkan dengan tangan memegang benda yang akan diukur5. Catat angka dimonitor setelah angka stabilSudah sesuai dengan langkah-langkah pengukuran HAV menggunakan Vibration Analyzer Quest Vi400 Pro

Whole Body Vibration (WBV)

1. Hubungkan seat pad dengan unit vibration meter2. Hidupkan dan atur unit pada posisi percepatan3. Letakkan seat pad pada tempat duduk di alat yang akan diukur4. Paparkan dengan cara tenaga kerja menduduki seat pad saat menggunakan alat5. Catat angka dimonitor setelah angka stabilSudah sesuai dengan langkah-langkah pengukuran WBV menggunakan Vibration Analyzer Quest Vi400 Pro

PembahasanPada pelaksanaan kegiatan sampling monitoring yang dilakukan oleh UPT K3 Hyperkes Surabaya pada beberapa lokasi kerja di PT. IPMOMI secara umum sudah terlaksana sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan, namun dalam hal ini penulis tidak dapat mengikuti keseluruhan kegiatan pengambilan sampel dikarenakan keterbatasan akses dan waktu kerja, sehingga dalam pengukuran getaran penulis hanya dapat mengamati pada lokasi tertentu antara lain : Grinding/Drilling Activity, Lathe Activity, Unit Controler, Forklift, Mobile Crane.Prosedur pengambilan sampel yang dilakukan oleh petugas UPT K3 telah dilakukan dengan tepat sesuai dengan petunjuk alat Vibration Analizer Quest vi400 pro dan telah disesuaikan dengan jenis pengukurannya seperti pemeriksaan HAV alat accelometer yang digunakan sebagai sensor untuk mengukur getaran pada lengan disambungkan terlebih dahulu pada unit vibration meter kemudian dinyalakan terlebih dahulu lalu diselipkan di sela-sela jari tengah dan jari manis tenaga kerja yang sedang mengoperasikan alat yang memiliki getaran, seperti halnya saat pekerja melakukan proses menggerinda, accelometer di taruh di sela jari manis di tangan yang dominan digunakan untuk memegang alat gerinda dan petugas Hyperkes yang berada di belakang tenaga kerja dengan memegang unit vibration serta membaca dan mencatat angka yang muncul di layar digital.Pengukuran getaran pada mesin bubut juga dilakukan dengan benar dengan menyelipkan accelometer di sela jari manis dan jari tengah disaat tenaga kerja mengoperasikan mesin bubut, dan angka yang muncul di monitor digital dibaca dan dicatat hasilny. Pada bagian unit controler atau MCR juga dilakukan pengukuran dengan meletakkan tangan yang sudah diselipkan accelometer di atas meja yang dirasakan memiliki getaran.Pengukuran getaran seluruh tubuh atau disebut Whole Body Vibration (WBV) yang diukur pada alat Forklift dan Mobile Crane dilakukan dengan memasang seat pad pada unit vibration kemudian menghidupkan vibration meter lalu seat pad diletakkan pada tempat duduk tenaga kerja yang sedang mengoperasikan mobile crane dan foerklift dan membiarkan vibration meter di kendaraan tersebut beberapa menit untuk kemudian dibaca dan dicatat angka yang muncul di unit vibration meter.

ULTRAVIOLET RADIATIONRadiasi ultra ungu menurut Kemenakertras No. 13 tahun 2011 adalah radiasi elektromaknetik dengan frekuensi 30 Kilo Herz sampai 300 Giga Herz. NAB radiasi sinar ultra ungu ditetapkan sebesar 0,0001 mW/cm2, radiasi sinar ultra ungu yang melampaui NAB waktu pemaparan ditetapkan sebagai berikut :Masa pemaparan per hariIradiasi Efektis (IEff)mW/cm2

8 jam0,0001

4 jam0,0002

2 jam0,0004

1 jam0,0008

30 menit0,0017

15 menit0,0033

10 menit0,005

5 menit0,01

1 menit0,05

30 detik0,1

10 detik0,3

1 detik3

0,5 detik6

0,1 detik30

PeralatanAlat yang digunakan untuk pengukuran radiasi sinar ultraviolet adalah UV radiation Digital Radiometer. Alat tersebut memiliki kemiripan dengan lux meter namun dibedakan dari sensor yang menangkap pancaran sinar.ProsedurLangkah-langkah dalam pengggunaan UV Radiation Digital Radiometer :1. Hidupkan UV radiation digital radiometer dengan membuka tutup sensor2. Bawa alat ke titik pengukuran3. Baca hasil hngga angka stabil4. Catat hasil 3 kali pengukuran kemudian dirata-rata

Lokasi SamplingNo.LokasiTanggal Pelaksanaan

1Machine Shop Welding ActivityKamis, 21 Agustus 2015

2Turbine workshop Welding ActivityRabu, 20 Agustus 2015

Hasil PengamatanProsedur Pemakain Alat UV Radiation Digital RadiometerYang dilakukan oleh petugas UPT K3

1. Hidupkan UV radiation digital radiometer dengan membuka tutup sensor2. Bawa alat ke titik pengukuran3. Baca hasil hngga angka stabil4. Catat hasil 3 kali pengukuran kemudian dirata-rataSudah sesuai dengan langkah-langkah pengukuran UV Radiation Digital Radiometer

PembahasanPada pelaksanaan kegiatan sampling monitoring yang dilakukan oleh UPT K3 Hyperkes Surabaya pada beberapa lokasi kerja di PT. IPMOMI yang telah ditentukandalam hal ini penulis dapat mengamati pengambilan sampling di semua lokasi untuk pengambilan sampel radiasi ultraviolet, yaitu di mechine shop dan turbine workshop.Prosedur pengambilan sampel yang dilakukan oleh petugas UPT K3 telah dilakukan dengan tepat sesuai dengan petunjuk alat UV Radiation Digital Radiometer. Dalam pengukurannya dilakukan saat terjadi aktifitas pengelasan yang mana petugas UPT K3 mengambil data sebanyak 2 cara yaitu yang pertama saat terjadi aktifitas pengelasan alat UV meter didekatkan langsung sekitar jarak 30-50cm dari sumber pancaran lalu dicatat angka yang muncul dilayar digital. Yang kedua dilakukan dengan cara melapisi UV meter menggunakan fullface protector untuk mengalas dan alat didekatakan langsung sekitar jarak 30-50cm dari sumber pancaran lalu dicatat angka yang muncul.

Kualitas udaraTeknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk menangkap gas pencemar di udara adalah dengan teknik adsorpsi, desorbsi, pendinginan dan pengumpulan pada kantong udara (bag sampler atau tube sampler).

Teknik adsorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan kemampuan gas pencemar terabsorpsi/bereaksi dengan larutan pereaksi spesifik (larutan absorben). Pereaksi kimia yang digunakan harus spesifik artinya hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan di analisis. Efisiensi pengumpulan nya sangat dipengaruhi oleh : 1. Karakteristik dari gas pencemar, yaitu kemampuan/kecepatan absorpsi zat pencemar pada larutan spesifik 2. Waktu kontak antara gas pencemar dengan pereaksi spesifik 3. Luas permukaan bidang kontak/ukuran gelembung.

PeralatPeralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari : 1. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Ke-cepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer 2. Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan penangkap. Dapat lebih dari satu tabung. 3. Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk melindungi pompa dari korosi. 4. Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bub-ble flow.

Untuk melakukan pengumpulann gas pencemar tersebut diperlukan alat absorber

ProsedurUntuk menangkap kadar gas-gas berbahaya secara konvensional, menggunakan sampling udara dengan impinger yang langkah langkah kerjanya yaitu: 1. Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi larutan penangkap.2. Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan pe-nangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.3. Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang dipompa dan hasil pengukuran.

Sulfur dioksida (SO2) 1 Metode Metode yang digunakan untuk pengujian kadar SO2 di udara memakai metode pararosaniline-spectrofotometri. Acuan metode pararosaniline-spectrofotometri (referensi : Methods of air sampling and analysis 3rd edition James P.Lodge,JR, Metode 704 A) 2. Prinsip Dasar SO2 di udara diserap/diabsoprsi oleh larutan kalium tetra kloromercurate (absorbent) dengan laju flowrate 1 liter/menit. SO2 bereaksi dengan kalium tetra kloromercurate membentuk komplek diklorosulfitomercurate . Dengan penambahan pararosaniline dan formaldehide akan membentuk senyawa pararosaniline metil sulfonat yang berwarna ungu kemerahan. Intensitas warna diukur dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 560 nm.NOMetode Metode Griess-Saltman-Spectrofotometri, NO2 di udara direaksikan dengan pereaksi Griess Saltman (absorbent) membentuk senyawa yang berwarna ungu. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm. 2. Prinsip Dasar Absorber untuk penangkapan NO2 adalah absorber dengan desain khusus dan porositas frittednya berukuran 60 m. Untuk pengukuran NO, sample gas harus dilewatkan ke dalam oxidator terlebih dahulu ( seperti KMnO4, Cr2O3) . 3. Metode chemiluminescence . Gas NO diudara direaksikan dengan gas ozon membentuk nitrogen di-oksida tereksitasi. NO2 yang tereksitasi akan kembali pada posisi ground state dengan melepaskan energi berupa cahaya pada panjang gelombang 600 - 875 nm. Intensitas cahaya yang diemisikan diukur dengan photo-METODE SAMPLING , Higiene Industri halaman 36

mulltifier , Intensitas yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi NO di udara. Sedangkan gas NO2 sebelum direaksikan dengan gas ozon terlebih dahulu direduksi dengan katalitik konventor (H2SHidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas asam (sour gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer gas). IUPAC menerima penamaan "hidrogen sulfida" dan "sulfana"; kata terakhir digunakan lebih eksklusif ketika menamakan campuran yang lebih kompleks.Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel periodik.Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous (mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS: H2S HS + H+ Ka = 1.3107 mol/L; pKa = 6.89.Ion sulfid, S2, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan sekitar 1013, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk pKa2 adalah 192[1]. Gas Hydrogen Sulfide (H2S) sangat beracun dan mematikan, pekerjapekerja pada pemboran minyak dan gas bumi mempunyai resiko besar atas keluarnya gas H2S Pengetahuan Umum tentang (H2S) Hidrogen Sulfida (H2S) Adalah gas yang sangat beracun dan dapat melumpuhkan system pernafasan serta dapat dapat mematikan dalam beberapa menit. dalam jumlah sedikitpun gas H2S sangat berbahaya untuk kesehatan.Hidrogen Sulfida terbentuk dari proses penguraian bahan-bahan organis oleh bakteri.Maka dari itu H2S terdapat dalam minyak dan gas bumi, selokan, air yang tergenang. Misalnya rawa-rawa dan juga terbentuk pada proses-proses industri maupun proses biologi lain.Kateristik H2S :a. Sangat beracun dan mematikanb. Tidak berwarnac. Lebih Berat Dari udara sehingga cendrung berkumpul dan diam pada daerah yang rendahd. Dapat terbakar dengan nyala api berwarna biru dan hasil pembakarannya gas sulfur Dioksida (SO2)yang juga merupakan gas beracune. Sangat Korosif mengakibatkan berkarat pada logam tertentuf. Pada konsentrasi yang rendah berbau seperti telur busuk dan dapat melumpuhkan indera penciuman manusia