hasil wawancara kunjungan industri
DESCRIPTION
wawancara Kunjungan IndustriTRANSCRIPT
Laporan Kunjungan Industri
“Sego Njamoer”
Disusun untuk melengkapi tugas Teknopreneurship
Disusun Oleh :
Nur Abdillah Siddiq 2411100081
Gigih Edy Saputra 2411100069
Dhikri Suprayoga 2411100057
Rengga Ahmad P. 2411100030
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
(Berpose bersama pemilik Usaha Sego Njamoer, dari kiri ke kanan Rengga Ahmad P, Nur
Abdillah Siddiq, Ega Higuitta (Owner), Gigih Edy Saputra, Dhikri Suprayoga)
Proses wawancara
Hasil wawancara
1. Sejarah berdirinya Sego Njamoer
Usaha ini berawal dari sebuah permasalahan pada mahasiswa yang begitu
mempunyai kegiatan dan aktivitas yang super padat. Mahasiswa adalah civitas
akademika yang aktif melakukan kegiatan di kampus, baik yang bersifat akademik
maupun non akademik. Padatnya kegiatan tersebut sering kali menyita banyak waktu
mahasiswa, sehingga mempengaruhi pola makan mereka. Pola makan yang tidak teratur
dengan mengonsumsi jenis makanan yang praktis dan ekonomis cenderung dilakukan
oleh mahasiswa akibat padatnya aktivitas tersebut.
Bahkan ada sebagian mahasiswa yang tidak sempat makan sebelum beraktivitas
di kampus, meskipun di dalam kampus banyak terdapat kantin atau pedagang kaki lima
yang menjual beraneka jenis makanan. Beberapa hal yang menjadi alasan mahasiswa
ialah porsi makanan yang disajikan para pedagang makanan terlalu banyak sehingga
membutuhkan waktu yang banyak untuk menghabiskannya, waktu penyajian yang lama,
dan harga yang relatif mahal untuk ukuran kalangan mahasiswa tertentu. Itulah
fenomena yang terjadi pada mahasiswa.
Ternyata 2 pokok yang penting dari fenomena di atas, tidak lepas dalam
masyarakat umum. Praktis dan Murah merupakan hal yang juga di cari dalam
masyarakat umum. Oleh karena itu perlunya inovasi produk makanan yang “PRAKTIS,
BERGIZI, DAN MURAH”. Maka hadirlah produk yang menjawabnya, SEGO NJAMOER,
praktis murah g bikin kanker(kantung kering). Sego njamur menghabiskan 400 kg pada
2010, 12 ton pada 2011, 35 ton pada 2012 dan 55 ton pada 2013
2. Sistem Pemasaran
Dalam proses bisnisnya, Sego Njamoer menggunakan sistem pemasaran
franchise. Franchise adalah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada
pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu
atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan
cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area
tertentu. Saat ini sego Njamoer telah memiliki lebih dari 40 Outlet yang tersebar
diseluruh Jawa. Dalam hal pengelolaan uang, Sego Njamoer menggunakan tenaga ahli
dengan mempekerjakan orang marketing. Dengan sistem laporan keuangan tiap bulan
dan laporan pajak tiap tahun
3. Permasalahan Dalam Memulai Usaha
Saat memulai usaha yang kebetulan bertepatan dengan bulan ramadhan, Sego
Njamoer mengalami kerugian hingga 12 juta rupiah. Hal ini dikarenakan belum adanya
sistem, manajemen bahan baku, masih menggunakan tenaga sendiri, dan belum adanya
pasar yang jelas. Kerugian yang besar tersebut menjadi pembelajaran hingga Sego
Njamoer bisa sukses dan berkembang seperti saat ini. Saat ini perencanaan bahan baku
yang diperlukan diawali dengan peramalan kebutuhan agregat untuk mencegah terjadi
over-stock serta untuk menjaga kualitas kesegaran bahan baku Jamur tiram (filosofi Just
in Time). Proses order dimulai dari outlet yang mengirimkan permintaan bahan baku ke
kantor pusat. Kantor pusat kemudian menginventarisasi dan mengirimkan purchase
order (order pembelian) kepada para pemasok. Setelah order diterima, pemasok
mengirimkan bahan baku yang diperlukan ke gudang atau juga bisa langsung ke outlet
yang membutuhkan. Selanjutnya, konfirmasi order (nota order) dikirim pemasok ke
kantor pusat untuk memperoleh pembayaran. Proses order dapat dilakukan per hari
atau per dua hari, tergantung pada banyak sedikitnya kebutuhan untuk menjaga mutu
bahan baku. Sedangkan untuk outlet, pembayaran bahan baku yang diorder dilakukan
setiap kali transaksi secara tunai maupun nota kredit untuk kemudian diakumulasikan
pada akhir bulan.
4. Manajemen Usaha
Dalam memanajemen usaha, Sego Njamoer membuat organigram usaha dengan
membagi ketiga divisi. Divisi itu tersebut adalah divisi riset, customer, marketing
5. Strategi Pemasaran
Promosi produk dan perluasan jaringan Sego nJamoer dilakukan dengan
mengikuti event-event mahasiswa dan UKM (Usaha Kecil Menengah). Sego nJamoer
diperkenalkan kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik seperti : papan
nama, spanduk, pamflet, brosur, dan radio. Penggunaan website ditujukan untuk
promosi via internet dengan memaparkan seluk beluk produk, sehingga akan
memfasilitasi bisnis ini menuju konsep waralaba. Sasaran awal mahasiswa, dan sekarang
75% mahasiswa 25% umum.
6. Prestasi
Melalui beberapa even pameran yang diikuti, produk ini menjadi dikenal luas
oleh masyarakat. Tidak sedikit konsumen yang menanyakan contact person sego njamoer
untuk melakukan pemesanan di kemudian hari. Beberapa media masa juga telah meliput
produk ini, seperti antara news, harian surya dan republika. Dengan dikenalnya produk
ini, telah banyak pihak yang tertarik membeli franchise sego njamoer ini.
Apresiasi terhadap konsep produk ini juga dapat dilihat melalui beberapa
penghargaan yang diterima, diantaranya :
a) Penghargaan sebagai Produk PKM Terfavorit PIMITS 2010,
b) Juara Favorit dan Juara III Kompetisi bisnis plan bertajuk Management of Spiritual
Entrepreneurship (MOSE) 2010 STIE Perbanas Surabaya.
c) Juara I Kompetisi bisnis plan bertajuk Industrial Engineering Bussiness Week (IEBW)
2010 Teknik Industri ITS dengan tema creative food and beverages