hipertiroid oke
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “HIPERTIROID “ ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah keperawatan medikal bedah (KMB) di bidang ilmu keperawatan di Akper RSIJ UMJ. Dalam penulisan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sehingga tidak berlebihan apabila penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada : Ns.Wati Jumaiyah,S.pd,S.kep sebagai pengasuh mata kuliah keperwatan medikal bedah (KMB) dan teman- teman yang saya kasihi dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Keperawatan.
Jakarta,1 Maret 2013
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar 1
Daftar isi 2
Bab I Landasan teori
1.1 Definisi hipertiroid 31.2 Tanda dan gejala hipertiroid 41.3 Etiologi hipertiroid 51.4 Manifestasi klinis 61.5 Patofisiologi hipertiroid 61.6 Pemeriksaan penunjang 71.7 Komplikasi 71.8 Penatalaksanaan 7
Bab II Asuhan keperawatan
A. Pengkajian keperawatan 10B. Diagnosa keperawatan 12C. Perencanaan dan implementasi keperawatan 13
2
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1. Definisi Hipertirod
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel
tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka.
Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh.
Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan
energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan
lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium
radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil
yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan
mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid
yang berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat
jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum
dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau
pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling
sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid
dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut
diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan
hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan
kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid.
3
Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan
tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala
hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan beberapa
gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat,
mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat dalam
mengatasi badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar
pemakaian yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25%
penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan
merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar,
penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah
menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih
hormon sepanjang hidupnya.
1.2. Tanda dan Gejala Hipertiroid
Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
4
- Banyak keringat
- Tidak tahan panas
- Sering BAB, kadang
diare
- Jari tangan gementar
(tremor)
- Nervus, tegang,
gelisah, cemas,
mudah tersinggung
- Jantung berdebar
cepat
- Haid menjadi tidak
teratur
- Bola mata menonjol
dapat disertai
dengan penglihatan
ganda
- Denyut nadi tidak
teratur terutama
pada usia diatas 60
th
- Tekanan darah
meningkat
- Denyut nadi cepat,
seringkali
>100x/menit
- Berat badan turun,
meskipun banyak
makan rasa capai
- Otot lemas,
terutama lengan
atas dan paha
- Rambut rontok
- Kulit halus dan
Tipis
- Pikiran sukar
konsentrasi
- Kehamilan sering
berakhir dengan
keguguran
- Terjadi perubahan
pada mata
bertambahnya
pembentukan air
mata, iritasi dan
peka terhadap
cahaya
1.3. Etiologi Hipertiroid
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih
5
sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan
kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak
tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi
merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.
Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH
sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum
hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,
dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala
hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila
sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
1.4. Manifestasi Klinis
6
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsng
aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid
itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan,
kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran
tiroid.
1.5. Patofisiologi Hipertiroid
Hipertiroid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada
etiologi, akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH
yang merangsang aktivitas tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik berhubungan
dengan autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai akibat peningkatan sekresi
TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroto sikosis mungkin
diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid.
Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormon-
hormon. Masukan hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid
ektopik dapat mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipertiroid.
1.6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
1.7. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang
terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
7
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok.
Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang
tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :
- Infeksi
- Pembedahan
- Stress
- Diabetes yang kurang terkendali
- Ketakutan
- Kehamilan atau persalinan
1.8. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeriksaan (mg/hari)
Karbimatol
Metimazol
Propiltiourasil
30 – 60
30 – 60
300 – 600
5 – 20
5 – 20
50 – 200
Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya
diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi.
Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari
air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
8
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari
selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-200
mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium
radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid
kerja (padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis
hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid alergi
terhadap yodium.
9
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah gangguan koordinasi,
kelelahan berat, atrofi otot.
2. Sirkulasi
Tanda dan gejala : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan
darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis palpitasi, nyeri dada (angina).
10
3. Eliminasi
Tanda dan gejala : urine dalam jumlah banyak, perdarahan dalam feses, diare.
4. Integritas ego
Tanda dan gejala : mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,
(euphoria sedang sampai delirium), depresi.
5. Makanan dan cairan
Tanda dan gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat makan
banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tiroid, goiter, edema non
pitting terutama daerah pretibial
6. Neurosensori
Tanda : bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku seperti :bingung,
disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada
tangan, tanpa tujuan beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif, reflex tendon dalam
(RTD).
7. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : nyeri orbital, fotofobia.
8. Pernafasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis
tirotoksikosis).
9. Keamanan
11
Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium
(mungkin digunakan pada pemeriksaan)
Tanda: suhu meningkat diatas 374oc, diaphoresis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut
tipis, mengkilap dan lurus, eksoftalmus retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus,
lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
10. Seksualitas
Tanda: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat hipotiroidisme,
terapi hormone tiroid/pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian.
Pemeriksaan Diagnostik :
1) Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler,
menurun pada tiroiditis.
2) T4 dan T3 serum : meningkat
3) T4 dan T3 bebas serum : meningkat
4) TSH : tertekan dan tidak berespons pada TRH (tiroid relasing hormon)
5) Tiroglobulin : meningkat
6) Elektrolit : hiponatremia mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek dilusi
dalam terapi cairan pengganti hipokalemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan
melalui gastrointestinal dan dieresis.
12
7) Katekolamin serum : menurun
8) Kreatinine urine : meningkat
9) EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardimegali.
10) USG dan thorak foto
B. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,keadaan hipermetabolisme: peningkatan beban jantung.
2) Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi, peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
3) Resiko tinggi perubahan nutrisi berhubungan dengan peningkatan metabolisme,
mual muntah, diare, hiperglikemi.
4) Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme
perlindungan mata: eksoftalmus.
5) Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis:status metabolik (stimulasi ssp), efek
psudokatekolamin dari hormon tiroid.
6) Resti perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis : peningkatan
stimulasi ssp, mempercepat aktivitas mental, perubahan pola tidur.
7) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan, mengingat, kesalahan
interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.
C. Perencanaan Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,
kedaan hipermetabolisme, peningkatan beban jantung.
13
Tujuan : Penurunan curah jantung tidak terjadi
Kriteria Hasil : Mempertahankan curah jantung yang adekwat sesuai dengan kebutuhan
tubuh yang ditandai dengan tanda-tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal status mental
baik, tidak ada distritmia
Perencanaan :
Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan.Pertahankan besarnya tekanan nadi.
Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau adanya angina yang
dikeluhkan pasien
Kaji nadi atau denyut jantung, perhatikan adanya denyut jantung, perhatikan adanya
irama galop dan murmur sistolik.
Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atau irama jantung dan adanya
distritmia.
Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yab tidak normal (krekels).
Catat adanya riwayat asma/ bronkokontiksi, kehamilan, sinus bradikardi/ blok
jantung berlanjut menjandi gagal jantung
Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi.
Berikan obat sesuai dengan indikasi seperti: penyekat beta: propanolol (inderal,
antenolol/fenormin, nadolol/corgard, hormon tiroid antagonis, seperti propiltiurazil
(PTU), metimazol (tapazole), natrium iodida(lugols) atau saluran kalium iodida RAI
(131 INAI atau 125 INAI), kostikosteroid seperti dexametazone (dekadron), digoksin
(lanoksin), furosemid (lasix), asetaminofen (tylenol), sedatif,barbiturat, relaksan otot.
Pantau hasil laboratorium sesuai indikasi : kalium serum
Berikan oksigen sesuai indikasi.
2) Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,
peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Tujuan : Kelelahan tidak terjadi
Kriteria hasil : menetapkan secara verbal tentang tingkat energi peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
14
Perencanaan :
Pantau tanda-tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan
aktivitas.
Catat berkembangnya takipnea, dipsnea, pucat saat sianosis
Berikan/ciptakan lingkungan yang terang
Sarankan pasien pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan aktivitas dan
meningkatkan istirahat ditempat tidur sebanyak-banyaknya jika memungkinkan
Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti sentuhan/ massase, bedak
sejuk.
Berikan obat sesuai indikasi : sedatif (fenobarbital/luminal),transquilizer misal
klordiazepoxsida (librium).
3) Resiko tinggi perubahan nutrisi berhubungan dengan peningkatan metabolisme,
mual muntah, diare, hiperglikemia.
Tujuan : Penurunan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil : Menunjukan berat badan yang stabil, disertai nilai laboratorium normal dan
terbebas dari tanda-tanda malutrisi.
Perencanaan :
Auskultasi bising usus
Catat dan laporkan adnya anoreksia kelemahan umum/ nyeri abdomen mual muntah.
Pantau masukan makanan setiap hari. Timbang berat badan setiap hari serta laporkan
adanya penurunan berat badan
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diit tinggi kalori, tinggi protein,
karbohidrat dan vitamin
Berikan obat sesuai indikasi : glukosa, vitamin B kompleks.
4) Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme perlindungan
mata / eksoftalmus
Tujuan : kerusakan integritas jaringa tidak terjadi
15
Kriteria hasil : mempertahankan kelembaban membran mukosa terbebas dari ulkus dan
mampu mengidentufikasi tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata
Perencanaan :
Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata, gangguan penutupan
kelopak mata, lapang pandang penglihatan sempit, air mata yang berlebihan.
Catatadanya fotophobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata
Evalusi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan mata kabur atau pandangan
ganda (diplopia).
Bagian kepala tempat tidur di tinggikan dan batasi pemasukan garam jika ada indikasi
Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokuler jika memungkinkan.
Kolabrasi berikan obat sesuai indikasi : obat tetes mata metilselulosa, ACTH,
prednison, obat anti tiroid, diuretik.
Siapkan pembedahan sesuai indikasi
5) Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status metabolik (stimulasi ssp) efek
pseudokatekolamin dan normal tiroid
Tujuan : Ansietas tidak terjadi.
Kriteria hasil : Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi. Klien mampu
mengidentifikasi cara hidup sehat
Perencanaan :
Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas.
Pantau respon fisik, palpitasi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasi, insomnia.
Kurangi stimulasi dari luar : tempatkan pada ruangan yang tenang
Terangkan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai dengan
perkembangan terapi obat.
Berikan obat ansietas (transquilizer,sedatif) dan pantau efeknya.
6) Resiko tinggi perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis :
peningkatan stimulasi ssp/mempercepat aktivitas mental, perubahan pola tidur.
16
Tujuan : Perubahan Proses fikir tidak terjadi
Kriteria hasil : Mempertahankan orientasi realita yang umum mengenai perubahan dalam
pikiran/prilaku dan faktor penyebab.
Perencanaan :
Kaji proses fikir pasien seperti memori, rentang perhatian orientasi terhadap tempat,
waktu, orang
Catat adanya perubahan tingkah laku
Ciptakan lingkungan yang tenang turunkan stimulasi ruangan yang sejuk dan batasi
pengunjung
Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainya untuk mengunjungi pasien dan memberi
dukungan
Berikan obat sesuai indikasi seperti sedatif, transquilizer dan anti psikotik.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com
Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com
Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
17