hubungan antara citra merek al azhar dengan...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK AL-AZHAR
DENGAN LOYALITAS KONSUMEN
DI SD AL-AZHAR 15 PAMULANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Mardhiyah
1110018200043
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGBSAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Antara Citra Merek Al-Azhar dengan Loyalitas
Konsumen di SD Al-Azhar 15 Pamulang disusun oleh Mardhiyah, NIM
1110018200043, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas llmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.
Jakart4 19 Desember 2014
Yang Mengesahkan,
Pembirnbing I Pembirnbiirg ll
M.M. Dr. Hasyim Asv'ari. M.Pd.
t{IP.19661009 199303 l 004NIP. -
{
vAkbar Zainudin
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
ooHubungan Antara Citra &t*rek Al-Azhar dengan Loyalitas Konsurnen di
SD Al-Azhar 15 Pamulang" yang disusun oleh Mardhiyah, NIM.
1110018200043, Program Studi Manejemen Pendidikan, Fakultas llmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hida,vatullah Jakarta, telah diuji
kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20 Desember 2014.
Jakarta, 20 Desember 2014
Dosen Pembimbing I Dosen Penibimbing II
NIP.
Dr. Hasvim Asv'ari, l\{.Pd.
NIP. 1e651009 199303 1{f04
v
LEMBAR PE,NGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul Hubungan Antara Citr* Merek Sekolah Al-Azhar dengan
Loyalitas Konsumen di SD Al-Azhar 15 Pamulang disusun oleh Mardhiyah,Nomor Induk Mahasiswa 1110018200043, diajukan kepada Fakultas IImuTarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 14 Januari 2015 dihadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam
bidang Manajemen Pendidikan.Jakarta, 1 5 Januari 20 1 5
Panitia Ujian
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program
Dr. Hasyim Asy'ari. M.PdNrP. r9661009 199303 1 004
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Dr. Zahrudin. Lc.. M.PdNrP. 19730302200501 t 002
Penguji I
Dr. Zahrudin. Lc.. M.PdNIP. 19730302 200501 I 002
Penguji II
Dra" Nurdelirya Waruwu. M.Pd.NIP. 1 9671 020 200112 2 001
Mengetahui,
Munaqasah
Studi) Tanggal
zsf tr-oi6.Ft......
,/, /,
u/,-/s 4*-
Ph.DNIP. 19s91020 198603 2 001 ry
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
Nama Pembimbing I
NIP
Nama Pembimbing ll
NIP
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang trerjutiul lluiiun$aa Antara Citra llterelr- Al-Azhar rtenganLoyalitas Konsumen di sD Al-Azhar 15 Pamulang adalah benar hasil karyasendiri di bawah bimbingan dosen:
lr,f ^-.lL:-.^LIvrar uuryall
I 1 1001 8200043
Manajemen Pendidikan
Pamulang Permai V A.32/12 Rt. 003/010 Pamulang Barat
Tangerang Selatan. 1 5 417
Akbar Zainudin, IVI.]VI.
Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd.
19661009 199303 1 004
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsckriensi apabilaterbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 20 Desember 2014
\
t-
Yang ldenyatakan
Mardhivah
i
ABSTRAK
Mardhiyah (NIM: 1110018200043). Hubungan Antara Citra Merek Al-
Azhar dengan Loyalitas Konsumen di SD Al-Azhar 15 Pamulang. Jurusan
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
Banyaknya sekolah swasta yang hadir di tengah-tengah masyarakat membuat
persaingan antar sekolah dalam merekrut murid baru semakin ketat. Untuk itu
diperlukan strategi pemasaran yang tepat untuk memenangkan persaingan
tersebut, salah satuya melalui citra merek sekolah yang baik. Citra merek sendiri
adalah persepsi yang dimiliki konsumen tentang merek tertentu. Citra merek dapat
dikatakan baik jika memiliki asosiasi merek yang kuat, unik dan menguntungkan.
Sedangkan loyalitas konsumen adalah orang yang memiliki hubungan yang kuat
dengan objek tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra merek Al-
Azhar dengan loyalitas konsumennya. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar
15 Pamulang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
dengan menggunakan pola korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik simple ramdom sampling. Jumlah sampel penelitian yang
diambil sebanyak 100 responden dari populasi sebanyak 456 orang. Analisis data
kedua variabel menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan diperoleh nilai
koefiesien korelasi rs sebesar 0,746. Hal ini menunjukkan bahwa citra merek
memiliki hubungan yang kuat dengan loyalitas konsumen karena berada dalam
rentang 0,61 sampai dengan 0,80. Sedangkan untuk uji hipotesis digunakan uji-t
diperoleh hasil thitung 11,089 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,661,
maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa citra merek Al-Azhar
memberikan kontibusi sebanyak 55% terhadap loyalitas orang tua siswa SD Al-
Azhar 15 Pamulang. Citra merek Al-Azhar termasuk dalam kategori baik dan
loyalitas yang dimiliki orang tua siswa dalam kategori sedang.
Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar citra merek Al-Azhar lebih
baik. Pertama, membentuk bagian khusus Pemasaran Sekolah. Kedua,
memperbaiki program pemasaran sekolah. Ketiga, membentuk dan
mengembangkan sistem Customer Relation Management.
Kata kunci: citra merek, asosiasi merek, loyalitas konsumen.
ii
ABSTRACT
Mardhiyah (NIM: 1110018200043). The Relationship Between Brand Image
of Al-Azhar with Consumer Loyalty in Al-Azhar 15 Primary School.
Department of Education Management Faculty of Tarbiyah and Teacher’s
Training Syarif Hidayatullah State Islamic University 2015.
Many private schools that were present in the middle of community make
competition between schools in recruiting new student become more stringent. It
is necessary to appropriate marketing strategy to win competition, one of them is a
by good school’s brand image. A brand image is consumer’s perception about a
brand. A good brand image has a strong, unique and favorable brand association.
Whereas consumer loyalty is the strength of the relationship between an
individual and an object.
The objective of this research is to analyze the relationship between brand
image of Al-Azhar with consumer loyalty. This research was held in Al-Azhar 15
Pamulang Primary School. The method that used in this research is quantitative
method with correlational patterns. The sampling that used is simple random
sampling technique. The sample of this research is 100 respondents with
population of 456 people. The data of two variables were analyzed by using Rank
Spearman correlational test and gained the values of correlation coefficient is
0,746. This value indicate the strong correlation between brand image with
consumer loyalty because it is in the range 0,61-0,80. Whereas for hypothesis test
is using t-test, the result is 11,089 for t-values and 1,661 for t-table with 5% of
significance level. Accordingly t-values is greater than t-table. It indicates that Ho
is rejected and Ha is accepted.
Accordingly this research it can be concluded that brand image give a
contribution as much as 55% to parent’s loyalty in Al-Azhar 15 Pamulang
Primary School. Brand image of Al-Azhar is in good categories and the parent’s
loyalty is in medium categories.
The following recommendations are given to Al-Azhar in order to brand
image of Al-Azhar be better. First, establish school marketing department.
Second, improve school marketing program. Third, establish and developing
Customer Relation Management system.
Key word: brand image, consumer loyalty, brand association.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, anugerah dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Skripsi ini berisi tentang penelitian yang mengangkat tema Hubungan antara
Citra Merek Al-Azhar dengan Loyalitas Konsumen di SD Al-Azhar 15
Pamulang. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, beserta staf.
2. Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd., selaku Ketua Prodi Manajemen Pendidikan dan
Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan dengan sepenuh hati
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
3. Akbar Zainudin, MM., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan selalu memberikan motivasi positif
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Drs. H. Fathi Ismail, M.M., selaku dosen Penasehat Akademik Manajemen
Pendidikan angkatan 2010 kelas A, yang telah banyak memberikan arahan dan
motivasi kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi
Manajemen Pendidikan.
6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
pelayanannya dengan prima.
7. Kepala SD Al-Azhar 15 Pamulang, Ibu Yana Rodiyanah, S.Ag., beserta
dewan guru, staf dan jajarannya yang memperkenankan penulis melakukan
penelitian di sekolah.
8. Ayahanda tersayang Bapak Mardis dan Ibunda tercinta Ibu Sudiati yang telah
memberikan banyak dukungan materi dan non materi, yang tak dapat
tergantikan hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi ini.
iv
9. Bunda Linda dan Papa Arsal tersayang, yang selalu memberikan semangat,
nasihat serta berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi.
10. Maghfirah dan Marhamah yang tiada henti mencurahkan doa dan
semangatnya kepada penulis.
11. Maulana Rasyid Lubis yang telah memberikan semangat dan dorongan moral
kepada penulis.
12. Teman-teman satu bimbingan, Silvia Khairunnisa dan Abi Farhan yang selalu
memberi kabar keberadaan Dosen pembimbing dan waktu bimbingan dengan
Pak Akbar, terima kasih atas kerjasamanya.
13. Teman-teman MP-A 2010, terkhusus Evita Mawirianti, Alpina Ilham, Wulan
Sari, dan Rizky Nurmeida yang secara tidak langsung mendorong penulis
untuk segera menyelesaikan skripsinya, karena mereka sudah lebih dulu lulus.
Atas segala jerih payah dan kebaikan mereka selama ini, semoga Allah
membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.
Pada akhirnya, Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis, dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis sadar betul dalam
pembuatan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap
adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan
kemajuan penulis kedepan.
Jakarta, 20 Desember 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR UJI REFRENSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ........................................................................................................i
ABSTRACT .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................6
C. Pembatasan Masalah .....................................................................7
D. Perumusan Masalah ......................................................................7
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................7
F. Kegunaan Penelitian ......................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Merek ......................................................................9
2. Elemen Merek ...........................................................................11
3. Pengertian Citra Merek .............................................................13
4. Pengukuran Citra Merek ...........................................................21
5. Pengertian Loyalitas Konsumen ...............................................32
6. Jenis Loyalitas Konsumen.........................................................34
7. Pengukuran Loyalitas Konsumen .............................................37
8. Pengukuran Loyalitas Konsumen di Sekolah ...........................40
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................42
vi
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................45
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................47
B. Metode Penelitian ..........................................................................47
C. Populasi dan Sampel ......................................................................48
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................49
E. Uji Coba Instrumen ........................................................................50
F. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................53
G. Teknik Analisis Data .....................................................................55
H. Hipotesis Statistik ..........................................................................57
I. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .............................57
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................................61
B. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................62
C. Deskripsi Data ................................................................................63
D. Pengujian Hipotesis .......................................................................67
E. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................68
F. Keterbatasan Penelitian ..................................................................75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................76
B. Saran .............................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Empat Jenis Loyalitas ......................................................................37
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................47
Tabel 3.2 Jumlah Peserta Didik SD Al-Azhar 15 Pamulang ...........................48
Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................56
Tabel 3.4 Variabel Citra Merek ........................................................................58
Tabel 3.5 Variabel Loyalitas Konsumen .........................................................60
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Citra Sekolah Al-Azhar .................................63
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Loyalitas Konsumen Al-Azhar ......................65
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel X ....................................64
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Y .....................................66
Gambar 4.3 Kekuatan Asosiasi Sekolah Al-Azhar ........................................68
Gambar 4.4 Keunikan Asosiasi Sekolah Al-Azhar ........................................70
Gambar 4.5 Keuntungan Asosiasi Sekolah Al-Azhar ....................................71
Gambar 4.6 Sikap Loyal Orang Tua Siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang .......73
Gambar 4.7 Perilaku Loyal Orang Tua Siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang ...74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Hal ini juga
ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan “Setiap orang
berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia”.1 Oleh karenanya menjadi hak setiap warga negara
untuk memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhannya masing-masing dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya.
Untuk menjamin hak setiap warga negaranya, maka menjadi kewajiban bagi
pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan
nasional dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa.
Penduduk Indonesia yang heterogen dan mencakup wilayahyang luas,
membuat pemerintah tidak mampu menyediakan pendidikan yang sesuai dengan
keinginan semua kelompok masyarakat. Untuk itu, pemerintah juga memfasilitasi
masyarakat untuk dapat berperan serta dalam sektor pendidikan. Peran serta
tersebut diwujudkan salah satunya dengan pendirian sekolah-sekolah swasta yang
dikelola oleh yayasan yang mandiri.
Peran serta masyarakat tersebut kemudian diperkuat pemerintah dengan
adanya landasan hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 16 yang menjelaskan
“Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai
perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat”.2
Dengan payung hukum tersebut, kemudian mulai berdirilah berbagai institusi
berbasis yayasan yang semakin ramai hadir di tengah-tengah masyarakat. Salah
1 Republik Indonesia, “Undang-Undang Dasar 1945”, Bab XA, pasal 28C, ayat 1.
2 Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional,” Bab 1, pasal 1, ayat 16.
2
satu diantaranya adalah Sekolah Al-Azhar yang dibawah naungan Yayasan
Pesantren Islam Al-Azhar. Sebagai salah satu sekolah Islam di Indonesia, Al-
Azhar mampu menunjukkan komitmennya dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa serta pembinaan umat.
Kini Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar menjadi salah satu yayasan besar
yang bergerak di bidang pendidikan Indonesia. Al-Azhar dikenal sebagai salah
satu sekolah yang berhasil membentuk akhlak siswa-siswinya. Selain itu, Al-
Azhar juga dikenal sebagai salah satu sekolah yang berhasil menghantarkan
siswa-siswinya meraih prestasi di berbagai bidang samapi ke tingkat Nasional.
Menjelang tahun 2000, di Indonesia mulai bermunculan sekolah-sekolah baik
bercorak nasional maupun keagamaan, yang berafiliasi dengan kurikulum luar
negeri. Sekolah-sekolah ini kemudian dikategorikan sebagai sekolah berstandar
internasional. Hadir dengan fasilitas yang lengkap, serta program-program bahasa
inggris seperti kelas bahasa inggris yang dilengkapi native teacher ataupun study
tour ke luar negeri dan lain sebagainya.
Kehadiran sekolah-sekolah tersebut menawarkan sesuatu yang “lebih
menarik” dalam pendidikan khususnya bagi segmen keluarga menengah ke atas.
Sekolah yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang pembelajaran yang lengkap,
menggunakan kurikulum internasional,serta biaya sekolah yang lebih terjangkau
dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan dalam menghadapi globalisasi, serta
dipromosikan dengan baik melalui program pemasaran yang baik, sekolah-
sekolah ini dengan cepat mampu menarik perhatian orang tua. Keadaan ini
menjadi ancaman bagi sekolah-sekolah swasta yang telah hadir sebelumnya
termasuk salah satunya SD Al-Azhar 15 Pamulang.
Sementara itu sekolah-sekolah konvensional yang telah berdiri sekian lama
sebelumnya seperti SD Al-Azhar 15 Pamulang, belum memandang program
pemasaran sekolah sebagai hal yang harus ditangani secara khusus dan serius.
Banyak sekolah-sekolah seperti sekolah Al-Azhar menganggap kegiatan
pemasaran sekolah bukanlah hal yang penting, karena tidak ada kaitannya
langsung dengan peningkatan mutu pembelajaran. Padahal sebagai sekolah swasta
yang harus mendanai sendiri kegiatan operasionalnya, sekolah sangat memerlukan
3
siswa baru dan mempertahankan siswa yang lama setiap tahunnya sehingga
pemasukan dari uang sekolah siswa dapat dijaga kestabilannya untuk mendukung
operasional sekolah. Hal inilah yang sangat disadari oleh sekolah-sekolah swasta
baru tersebut, sebagai kompetitor baru tentu peluang mereka untuk lebih dikenal
masyarakat lebih kecil dibandingkan dengan sekolah lama seperti Al-Azhar.
Namun dengan adanya program pemasaran yang baik disertai dengan promosi
yang lebih menarik mereka mampu memenangkan persaingan dalam merekrut
siswa baru.
SD Al-Azhar 15 Pamulang juga mulai merasakan dampak dari ketatnya
persaingan di sektor pendidikan. Di daerah Pamulang sendiri menjelang tahun
2000 semakin ramai sekolah-sekolah swasta yang hadir di tengah-tengah
masyarakat. Baik sekolah dengan model baru seperti berafiliasi dengan kurikulum
luar negeeri maupun sekolah yang sama dengan Al-Azhar, yakni berbasi
keagamaan. Dampak persaingan mulai dirasakan ketika Penerimaan Siswa Baru
(PSB), dimana Al-Azhar mulai kesulitan untuk menarik perhatian orang tua baru
untuk menyekolahkan anaknya di Al-Azhar. Sebagai akibatnya, sekolah yang
memiliki kapasitas untuk 30 siswa setiap kelasnya, tidak pernah terisi penuh.
Rata-rata satu kelas hanya terisi 20-25 siswa setiap kelasnya.
Sekolah-sekolah baru yang hadir di tengah-tengah masyarakat sudah tentu
memiliki penawaran yang lebih di berbagai sisi untuk menarik minat orang tua.
Salah satunya dari faktor biaya sekolah yang lebuh terjangkau oleh orang tua
siswa. Seperti kita ketahui bahwa untuk tingkat SD rata-rata orang tua siswanya
adalah keluarga baru, oleh karena itu biaya sekolah menjadi faktor yang
pertimbangan yang penting bagi orang tua untuk menyekolahkan anak mereka.
Kebanyakan sekolah-sekolah swasta baru ini menawarkan biaya sekolah yang
lebih terjangkau atau harga promosi sebagai bentuk perkenalan.
Kerjasama kompetitor baru dengan sekolah asing di luar negeri tentu
menawarkan berbagai program yang dianggap jauh lebih baik dan mendidik
dibanding sekolah konvensional seperti SD Al-Azhar 15. Seperti hadirnya
program kelas bahasa Inggris yang dilengkapi dengan native speaker dan program
tahunan seperti study tour ke luar negeri. Dengan fasilitas sekolah yang lengkap
4
dan nilai-nilai kebudayaan sekolah yang jauh lebih modern dan berwawasan
global, para kompetitor dianggap telah mampu menyita perhatian orang tua siswa.
Kompetitor baru ini tentu sangat mengandalkan program pemasaran sekolah
yang baik. Mereka menyadari betul, bahwa mereka adalah pendatang baru dan
butuh berbagai usaha yang keras untuk dapat memenangkan persaingan dalam
menadapatkan siswa baru setiap tahunnya. Oleh karena itu salah satu program
pemasaran yang mereka andalkan adalah promosi sekolah. Salah satu program
andalan mereka adalah diskon atau keringanan biaya bagi siswa-siswi yang
memiliki saudara yang bersekolah di sekolah tersebut. Program promosi ini pada
dasarnya adalah untuk menjaga loyalitas orang tua siswa, sehingga kemungkinan
mereka untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah lain lebih kecil. Program
pemasaran seperti inilah yang belum dapat direalisasikan di SD Al-Azhar 15
Pamulang. Padahal mempertahankan konsumen yang sudah ada akan jauh lebih
mudah dibandingkan dengan mencari konsumen yang baru. Ini berarti, akan jauh
lebih mudah mempertahankan orang tua siswa yang sudah ada dibandingkan
mencari orang tua siswa yang baru pertama kali menyekolahkan anaknya di Al-
Azhar.
Masalah di atas dapat ditanggulangi dengan strategi pemasaran yang tepat.
Salah satunya adalah dengan manajemen merek sekolah. Kini Al-Azhar sudah
tidak bisa dianggap lagi hanya sebagai sebuah sekolah di bawah naungan sebuah
yayasan, tapi lebih dari itu. Al-Azhar kini dianggap sebagai sebuah merek yang
menaungi beberapa sekolah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Al-Azhar
selain sebagai sebuah nama sekolah, Al-Azhar juga sebagai identitas sekolah
dibawah naugan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Untuk menarik minat orang
tua, Al-Azhar perlu membangun citra sekolah kuat. Citra sekolah yang positif
diharapkan mampu menarik minat orang tua siswa baru dan mempertahankan
siswa yang lama. Sehingga citra merek memegang peranan penting dalam
kegiatan pemasaran sekolah.
Al-Azhar merupakan sekolah yang sudah cukup lama kiprahnya di sektor
pendidikan, sehingga membentuk citra merek sekolah yang kuat dan positif akan
lebih baik dibandingkan dengan program pemasaran lainnya. Kredibilitas sekolah
5
biasanya akan berbanding lurus dengan keberlangsungan sekolah. Ini berarti
semakin lama sebuah sekolah berdiri dan eksis di tengah-tengah masyarakat,
maka sekolah akan jauh lebih kredibel dibanding sekolah lain. Keberlangsungan
sekolah yang cukup lama tentu akan membuat sekolah semakin matang dan
memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah yang baru.
Selain itu citra yayasan yang menaungi SD Al-Azhar 15 Pamulang juga akan
menjadi pertimbangan bagi orang tua siswa.
Citra merek sekolah yang positif dan kuat tentu dibentuk oleh berbagai atribut
pendukungnya. Citra merek sangat erat kaitannya dengan identitas yang ingin
dibentuk oleh sekolah, seperti visi dan misi sekolah. Citra merek juga mewakili
kepercayaan dan dapat dikatakan sebagai sebuah jaminan bagi orang tua, sehingga
orang tua percaya dengan sekolah. Jika sekolah dapat dengan baik mengelola citra
merek sekolah, Al-Azhar dapat lebih memantapkan psoisinya dan memenangkan
persaingan antar sekolah tersebut. Dengan demikian tujuan sekolah Islam Al-
Azhar dalam menyiarkan dan berdakwah melalui bidang pendidikan dapat dicapai
dengan lebih baik lagi.
Dari pemaparan berbagai masalah di atas kemudian penulis merasa perlu
menindaklanjutinya dengan meneliti lebih jauh lagi terkait masalah-masalah di
atas yang telah dipaparkan. Jika melihat masalah-masalah yang telah dipaparkan,
kasus yang terjadi di SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang merupakan masalah yang
saling terkait dan memiliki hubungan satu sama lain. Al-Azhar sebagai sebuah
sekolah memerlukan siswa baru setiap tahunnya, mengingat keberlangsungan Al-
Azhar yang mendanai dirinya sendiri. Namun tidak selamanya merekrut siswa
baru merupakan solusi yang efektif dan efisien, karena waktu dan biaya yang
dikeluarkan untuk merekrut siswa baru tidaklah sedikit. Maka itu loyalitas
konsumen menjadi faktor penting bagi keberlangsungan sekolah. Salah satu
strateginya adalah dengan mengembangkan citra merek sekolah. Oleh karena itu
kemudian penulis ingin melakukan penelitian terkait masalah di atas dengan judul
“Hubungan Antara Citra Merek Al-Azhar dengan Loyalitas Konsumen di
SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang”.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Tidak adanya penawaran potongan harga bagi siswa/i yang bersaudara di SD
Al-Azhar 15 Pamulang, sehingga memungkinkan orang tua siswa SD Al-
Azhar 15 Pamulang untuk beralih ke sekolah lain.
2. Adanya anggapan bahwa program pemasaran sekolah bukanlah hal yang
penting karena tidak terkait langsung dengan peningkatan mutu pembelajaran
di sekolah, sehingga program pemasaran SD Al-Azhar 15 Pamulang belum
optimal.
3. SD Al-Azhar 15 Pamulang belum memiliki Seksi Humas Sekolah atau
Departemen Pemasaran khusus yang menangani program pemasaran sekolah.
4. Belum adanya penilaian citra merek sekolah Al-Azhar di mata konsumennya
sehingga SD Al-Azhar 15 Pamulang belum dapat menentukan program
pemasaran yang tepat.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis memberikan batasan
penelitian sebagai berikut:
1. Citra merek adalah persepsi konsumen tentang merek tertentu yang dihasilkan
dari asosiasi merek tersebut. Maka citra merek dipengaruhi oleh tiga hal,
yaitu kekuatan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek dan keuntungan
asosiasi merek.
2. Loyalitas konsumen adalah hubungan kuat yang dimiliki konsumen pada
merek tertentu. Seseorang dapat dikatakan loyal jika menunjukkan sikap dan
perilaku yang loyal. Sikap yang loyal ditunjukkan dengan adanya kekuatan
sikap dan diferensiasi sikap yang dimiliki konsumen. Sedangkan perilaku
yang loyal ditunjukkan dengan frekuensi pembelian serta jumlah biaya yang
dikeluarkan konsumen untuk membeli produk atau jasa.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis dapat merumuskan
masalah ini sebagai berikut :
1. Sejauh mana tingkat loyalitas yang dimiliki orang tua SD Al-Azhar 15
Pamulang sebagai konsumen sekolah Al-Azhar?
2. Bagaimanakah citra merek sekolah Al-Azhar di mata orang tua SD Al-Azhar
15 Pamulang sebagai konsumen sekolah Al-Azhar?
3. Apakah citra merek sekolah Al-Azhar memiliki hubungan dengan loyalitas
orang tua siswa SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat loyalitas orang tua siswa SD Al-Azhar 15
Pamulang.
2. Untuk mengetahui citra merek sekolah Al-Azhar di mata orang tua siswa SD
Al-Azhar 15 Pamulang.
3. Untuk mengetahui hubungan antara citra merek sekolah dengan loyalitas
orang tua.
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
Manfaat dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
mengenai citra merek dan pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen di
bidang Manajemen Pendidikan, khususnya di bidang pemasaran. Selain itu
diharapkan pula bisa menjadi dasar penelitian selanjutnya serta menambah
wawasan bagi pembaca.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah mengenai
pentingnya citra merek (brand image) terhadap loyalitas konsumen.
8
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian dapat dijadikan sebagai sumber pemikiran untuk perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemasaran dan sebagai sarana
informasi bagi para pembaca yang akan melakukan penelitian pada bidang
yang sama.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Merek
Banyaknya pilihan barang dan jasa yang hadir ditengah-tengah
konsumen menjadikan persaingan semakin ketat. Produsen dalam hal ini
harus berusaha lebih baik lagi untuk menarik perhatian konsumen agar
memilih barang atau jasa yang ditawarkannya. Oleh karena itu diperlukan
merek sebagai bentuk pembeda suatu barang atau jasa dengan yang lainnya.
Menurut American Marketing Association (AMA), merek didefinisikan
sebagai “nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu
penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para
pesaing”.3
Selaras dengan AMA, di Indonesia sendiri berdasarkan UU Merek No.
15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “merek adalah tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.4 Dari pengertian tersebut
maka merek adalah bentuk konkret pembeda barang atau jasa yang dapat
berupa nama, istilah, tanda, simbol, warna atau kombinasi semuanya. Merek
menjadi sangat penting karena fungsinya sebagai pembeda yakni untuk
mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen
untuk mengevaluasi produk yang dihasilkan. Hasil evaluasi konsumen akan
sangat bergantung pada kualitas yang diberikan oleh produk tersebut. Jika
kualitas yang diberikan baik, maka konsumen akan merasa kebutuhannya
3 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas, Jilid 1,
Terj. dari Marketing Management, Thirteenth Edition oleh Bob Sabran, (Jakarta : Erlangga,
2008), h. 258. 4 Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek,” Bab
1, pasal 1, ayat 1.
10
terpenuhi dan memungkinkan konsumen untuk menggunakan produk itu
kembali.
Keller menjelaskan, “a brand is therefore more than a product, because
it can have dimension that differentiate it in some way from other products
designed to satisfy the same need.”5 Berdasarkan pandangan tersebut merek
bukanlah hanya sekadar produk, tapi merek lebih dari itu, karena memiliki
dimensi yang dapat membedakannya dengan produk lain, walaupun untuk
memenuhi kebutuhan yang sama. Dengan adanya merek, produk dapat
dibedakan melalui hal-hal terkait dengan tangible atau wujud merek dan
intangible atau yang tak berwujud seperti layanan, nilai atau manfaat merek.
Nicolino menjelaskan mengenai unsur tangible dan intangible yang
dimiliki oleh merek. Menurutnya “merek adalah entitas yang mudah dikenali
dan menjanjikan nilai-nilai tertentu”. 6
Pengertian tersebut menggambarkan
merek sebagai barang atau jasa yang memiliki eksistensi atau lebih sering
muncul dibanding pesaing, karena memiliki ciri khasnya sebagai pembeda
dengan pesaing, sehingga mudah dikenali oleh konsumennya. Selain itu
mereka menjanjikan manfaat dari penggunaan barang atau jasa tertentu jika
konsumen menggunakannya. Disini digambarkan bahwa entitas merupakan
unsur tangible suatu merek. Sedangkan nilai atau manfaat merupakan unsur
intangible dari merek.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Chernatony dan McDonald yang
mengatakan “A successful brand is an identifiable product, service, person or
place, augmented in such way that the buyer or user perceives relevant
unique added values which match their needs most closely. Futhermore its
success results from being to sustain these added values in the face of
competition”.7 Pengertian ini memandang merek sebagai hal yang tidak
5 Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third Edition, (Upper Saddle River :
Pearson Education Inc., 2008), p. 5. 6 Nicolino, Patricia F., The Complete Idiot’s Guide to Brand Management, Terj. dari The
Complete Idiot’s Guide to Brand Management oleh Sugiri, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 4. 7 Leslie de Chernatony and Macolm H.B. McDonald, Creating Powerful Brands : The
Strategic Route to Success in Consumer, Industrial and Service Markets, (Jordan Hill :
Butterworth-Heinemann, 1992), p. 18.
11
terbatas pada sebuah produk atau jasa, tapi dapat juga seseorang yang
terkenal (tokoh, artis, dsb) dan tempat. Di mana mereka mudah dikenali oleh
konsumen dan juga dapat memberikan nilai lebih yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Nilai lebih inilah yang kemudian membantu
perusahaan dan mereknya untuk menghadapi kompetisi dan persaingan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, istilah,
simbol atau kombinasi dari kesemuanya yang berfungsi sebagai pembeda
sehingga produk barang atau jasa mudah dikenali oleh konsumennya
dibanding dengan pesaingnya, walaupun produk barang atau jasa tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sama.
2. Elemen Merek
Menurut Kotler dan Keller, elemen merek didefinisikan sebagai “alat
pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan
merek”.8 Maka elemen merek adalah nama merek yang dapat membedakan
merek dengan produk pesaing. Namun, lebih dari itu Keller menjelaskan
bahwa “elemen merek adalah seperangkat ciri khas merek dagang yang
dipatenkan dan berfungsi untuk mengidentifikasi dan membedakan merek
dengan produk pesaing”.9 Dengan kata lain, elemen merek lebih dari sekadar
nama sebuah produk. Tetapi seperangkat ciri khas yang menempel pada
produk merek tertentu. Ciri khas inilah yang kemudian mampu
mengidentifikasi merek serta membedakannya dengan produk pesaing.
Adapun elemen merek atau seperangkat ciri khas merek yang dimaksud
adalah nama merek, URLs, logo, simbol, karakter, juru bicara (spokepeople),
slogan, jingles, dan packages.10
Nama merek merupakan elemen paling
penting bagi merek. Nama merek merupakan elemen kunci dalam
mengasosiakan produk karena merupakan informasi pertama yang dimiliki
konsumen. Nama merek haruslah yang simpel, mudah diucapkan dan familiar
agar mudah diingat. Nama merek harus mampu mewakili atau
8 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, op.cit., h. 269.
9 Kevin Lane Keller, op.cit., p. 140.
10 Ibid., p. 145-174.
12
menggambarkan kepribadian merek, sehingga hanya dengan mendengar
nama merek, konsumen telah memiliki gambaran tentang merek.
URLs (Uniform Resource Locators) atau alamat website adalah
spesifikasi lokasi halaman dari sebuah situs atau biasanya lebih dikenal
sebagai domain names. URLs menjadi sangat penting bagi sebuah merek,
karena dengan adanya situs, merek menjadi lebih mudah untuk diasosiasikan
kepada konsumen, mengingat semakin banyaknya pengguna internet dewasa
ini, website menjadi salah satu media yang efektif untuk mengomunikasikan
informasi terkait produk merek. Selain itu, melalui website merek dapat
membangun hubungan yang lebih intens lagi dengan pelanggannya karena
lebih mudah untuk dijangkau.
Logo biasanya berkisar pada nama perusahaan atau merek dagang yang
ditulis dengan bentuk yang berbeda, didesain secara abstrak yang mungkin
saja sama sekali tidak terkait dengan nama merek, nama perusahaan ataupun
aktivitas perusahaan. Sedangkan simbol adalah sebuah lambang yang tidak
berbentuk sebuah kata atau huruf. Dengan menggunakan logo dan simbol,
merek akan lebih mudah dikenali dan diindentifikasi oleh konsumen. Dengan
penggunaan logo dan simbol, merek dapat dengan mudah diidentifikasi oleh
konsumennya. Selain itu dengan adanya logo dan simbol, nama merek yang
mungkin saja panjang dapat dipersingkat melalui logo dan simbolnya.
Karakter adalah representasi kepribadian merek dalam bentuk sebuah
karakter baik animasi maupun nyata. Karakter merek cenderung menarik
perhatian dan sangat berguna untuk membentuk kesadaran konsumen akan
adanya merek. Namun, penggunaan karakter haruslah selalu diperbaharui
agar sesuai dengan target konsumen yang diinginkan dan sesuai dengan
perubahan jaman, mengingat karakter merupakan gambaran kepribadian
sebuah merek.
Slogan adalah beberapa frasa pendek yang dikomunikasikan secara
deskriptif atau informasi persuasif tentang merek. Slogan juga dapat
membantu konsumen untuk mengartikan sebuah merek, apakah itu dan apa
yang membuatnya spesial. Hampir sama dengan nama merek, slogan juga
13
menjadi sangat penting karena slogan merupakan cara yang paling efektif
untuk mengenalkan merek tertentu kepada konsumen. Selain itu, slogan juga
biasa digunakan untuk mengomunikasikan penawaran-penawaran yang
dimiliki merek, yang mungkin konsumen tidak akan menemukannya pada
merek pesaing.
Jingles adalah pesan musik yang ditulis terkait seputar merek. Jingles
biasanya ditulis oleh penulis lagu atau komposer lagu. Jingles dibuat
semenarik mungkin dan dapat mewakili sebuah merek. Dan packaging atau
kemasan adalah sebuah aktivitas mendesain dan memproduksi wadah atau
pembungkus untuk sebuah produk. Kemasan menjadi penting bagi sebuah
merek, karena secara tidak langsung, kemasan dapat merepresentasikan
merek. Kemasan merek yang unik, tentu akan lebih menarik minat konsumen
dan membentuk persepsi konsumen tentang merek.
Jadi elemen merek adalah perangkat merek dagang yang
mengidentifikasi dan mendiferensiasikan merek. Elemen merek berfungsi
untuk meningkatkan pengetahuan merek dan memfasilitasi pembentukan
asosiasi merek yang kuat, menguntungkan dan unik. Elemen-elemen merek
menjadi penting peranannya dalam pembentukan citra sebuah merek karena
elemen merek merupakan medium untuk mengasosiasikan merek kepada
konsumennya.
3. Pengertian Citra Merek
Banyaknya pilihan barang dan jasa yang hadir ditengah-tengah
konsumen menjadikan persaingan semakin ketat. Produsen dalam hal ini
harus berusaha lebih keras lagi untuk menarik perhatian konsumen agar
memilih barang atau jasa yang ditawarkannya. Merek menjadi salah satu
alternatif pilihan yang digunakan produsen dalam memasarkan produk yang
ditawarkannya. Merek berfungsi sebagai pembeda produk dengan pesaing,
sehingga konsumen mampu mengidentifikasi serta mendiferensiasikan
produk dalam waktu yang singkat.
14
Citra merek merupakan persepsi atau penilaian singkat konsumen
terhadap merek. Citra sendiri sering didefinisikan sebagai “total impression
of what a person or group of people think and know about an object”.11
Merek ditempatkan sebagai suatu objek yang dinilai oleh seseorang atau
sekelompok orang. Jadi citra adalah apa yang dipikirkan dan diketahui oleh
seseorang atau sekelompok orang tentang merek.
Menurut Keller “brand image is consumer’s perception about a brand,
as reflected by the brand associations held in consumer memory”.12
Yang
artinya citra merek adalah persepsi yang dimiliki konsumen tentang merek
sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada di dalam memori konsumen.
Persepsi sendiri adalah “process of giving meaning to sensory stimuli”.13
Maka persepsi konsumen akan sangat bergantung terhadap stimulus yang
diberikan kepada konsumen. Seperti yang telah dijelaskan bahwa citra merek
adalah persepsi yang dimiliki oleh konsumen tentang merek sebagai refleksi
dari asosiasi merek. Maka dengan kata lain, asosiasi merek adalah stimulus
yang akan diartikan oleh konsumen. Maka citra merek sangat dipengaruhi
oleh asosiasi merek itu sendiri. Aaker menjelaskan bahwa “a brand
association is anything that is directly or indirectly linked in the consumer’s
memory to a brand”.14
Artinya, asosiasi merek adalah hal-hal yang terkait
langsung maupun yang tidak terkait langsung dengan merek. Merek
mengaitkan produk atau jasa yang mereka tawarkan dalam rangka untuk
memberikan kesan dan persepsi di mata konsumen mereka. Kesan serta
persepsi yang dimiliki oleh konsumen ini akan membantu konsumen dalam
menentukan pilihannya dalam membeli produk. Semakin baik asosiasi
dilakukan, maka akan semakin baik pula kesan dan persepsi yang dimiliki
11
David A. Aaker dan John G. Myers, Advertising Management, (New Delhi : Prentice
Hall of India, 1983), p.134. 12
Kevin Lane Keller, op.cit., p. 51. 13
Eric Arnould, Linda Price, and George Zinkhan, Consumers, (New York: McGraw Hill,
2002), p. 310. 14
David A. Aaker, Strategic Market Management, (New York : John Wiley & Sons Inc.,
1998), p. 175.
15
oleh konsumen. Kesan dan persepsi inilah yang kemudian menjadi petunjuk
konsumen dalam melakukan pembelian.
Menurut Roslina “citra merek merupakan petunjuk yang digunakan oleh
konsumen untuk mengevaluasi produk ketika konsumen tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tentang suatu produk”.15
Citra merek memang
sering dijadikan sebagai acuan konsumen untuk melakukan pembelian,
dengan adanya citra merek konsumen tidak harus memiliki pengetahuan
secara keseluruhan tentang merek. Konsumen percaya jika citra merek
mampu menggambarkan merek secara keseluruhan, sehingga konsumen
dapat mengevaluasi merek secara singkat dan dengan pengetahuan merek
yang terbatas.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek
merupakan kesan, persepsi dan penilaian konsumen tentang suatu produk atau
jasa sebagai hasil dari asosiasi merek yang dilakukan oleh pemasar. Citra
merek berfungsi sebagai petunjuk bagi konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian.
Menurut Keller asosiasi merek dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kategori berdasarkan tingkat absraksinya, yakni atribut (attributes), manfaat
(benefits) dan perilaku merek (brand attitudes).16
a. Atribut (Attributes)
Atribut merek adalah fitur deskriptif yang mencirikan produk atau jasa
sehingga membentuk karakteristik produk atau jasa terkait dengan
pembelian dan pemakaiannya. Fitur-fitur ini dibedakan berdasarkan
keterkaitannya dengan produk, yang pertama adalah atribut yang terkait
langsung dengan produk (product-related attributes) dan yang tidak
terkait secara langsung dengan produk atau (non-product-related
attributes).
15
Roslina, Citra Merek: Dimensi, Proses Pengembangan serta Pengukurannya, Jurnal
Bisnis dan Manajemen, Vol. 6, 2010, h. 334. 16
Kevin Lane Keller, Conceptualizing, Measuring, and Managing Costumer-Based Brand
Equity, Journal of Marketing, Vol. 57, 1993, p.4.
16
Pertama, product-related attributes adalah unsur-unsur penting yang
diperlukan untuk kinerja produk atau fungsi jasa yang dicari oleh
konsumen. Unsur yang dimaksud adalah komposisi fisik produk atau
syarat pelayanan jasa. Product-related attributes lebih kepada bentuk fisik
yang mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap merek.
Kedua, non-related-product attributes adalah aspek eksternal produk
atau jasa yang terkait dengan pembelian atau pemakaian konsumen. Aspek
eksternal yang dimaksud di antaranya adalah informasi harga, kemasan
atau penampilan produk, citra pengguna dan citra penggunaan. Informasi
harga menjadi atribut penting bagi produk atau jasa, namun tidak terkait
langsung. Harga menjadi sangat penting bagi pembentukan persepsi
konsumen, karena terkadang konsumen meyakini harga dapat mewakili
kualitas dari suatu barang atau jasa. Aspek eksternal yang kedua yakni
kemasan dianggap sebagai aspek yang tidak terkait langsung namun dapat
membentuk persepsi konsumen tentang merek. Bentuk dan penampilan
kemasan yang menarik dapat memengaruhi penilaian positif konsumen
tentang merek. Aspek eksternal yang lainnya adalah citra pengguna dan
pengunaan. Citra pengguna terkait dengan gambaran umum konsumen
atau orang yang biasanya membeli produk. Citra konsumen secara tidak
langsung dapat menggambarkan target konsumen dari sebuah merek.
Sedangkan citra penggunaan terkait dengan situasi atau dalam keadaan
seperti apa biasanya produk digunakan atau dibutuhkan.
b. Manfaat (Benefits)
Manfaat (benefits) adalah nilai yang dimiliki oleh produk atau jasa
dapat berikan kepada konsumen. Konsumen akan melakukan pembelian
jika produk atau jasa dapat memberikan nilai lebih kepada konsumennya.
Manfaat merek dapat dibedakan menjadi tiga kategori menurut motivasi
yang mendasari mereka saling berhubungan, yakni manfaat fungsional
(functional benefits), manfaat pengalaman (experiential benefits), dan
manfaat simbolik (symbolic benefits).
17
Manfaat fungsional (functional benefit) adalah keuntungan intrisik
dari pemakaian produk atau jasa dan biasanya berhubungan dengan
product-related attributes. Misalnya, pensil memiliki manfaat fungsional
sebagai alat untuk menulis. Jadi dapat dikatakan bahwa manfaat fungsional
adalah manfaat barang atau produk dalam rangka memenuhi kebutuhan
konsumen. Sedangkan manfaat pengalaman terkait dengan perasaan
konsumen ketika menggunakan produk, apakah konsumen puas dan
merasa terpenuhi kebutuhannya ketika menggunakan produk tersebut. Dan
yang terakhir adalah manfaat simbolik. Manfaat simbolik adalah
keuntungan ekstrinsik yang dimiliki produk ketika konsumen
menggunakannya. Manfaat simbolik dapat berupa penerimaan sosial atau
ekspresi personal yang didapat konsumen seperti prestise dan eksklusivitas
dari produk atau jasa tersebut.
c. Perilaku Merek (Brand Attitudes)
Perilaku merek adalah evaluasi keseluruhan yang dilakukan oleh
konsumen terhadap merek. Salah satu cara untuk mengevaluasinya melalui
model multiatribut. Model atribut menilai keyakinan yang dimiliki oleh
konsumen tentang produk atau jasa dan penilaian evaluatif dari keyakinan
tersebut. Perilaku merek menjadi sangat penting dalam pembentukan
persepsi konsumen terhadap merek karena perilaku merek dapat
membentuk perilaku dasar konsumen.
Secara singkat maka dapat disimpulkan ada tiga jenis asosiasi yang dapat
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek. Yang pertama, persepsi
konsumen dapat dipengaruhi melalui asosiasi merek melalui atribut-atribut
mereknya, baik atribut yang terkait ataupun yang tidak terkait dengan merek.
Yang kedua adalah manfaat merek, baik manfaatnya secara fungsional,
pengalaman maupun manfaat simbolik. Nilai tambah yang dimiliki merek
dapat memengaruhi persepsi dan penilaian konsumen terhadap merek. Dan
yang terakhir adalah perilaku merek, dengan memengaruhi keyakinan dan
penilaian yang dimiliki konsumen tentang merek maka persepsi konsumen
18
pun akan ikut terpengaruhi. Oleh karena itu, ketiga jenis asosiasi ini menjadi
sangat memengaruhi dalam pembentukan citra merek.
Menurut Aaker asosiasi merek ada beberapa macam dilihat dari
kemampuannya untuk mendiferensiasikan merek, yakni asosiasi organisasi
(organizational association), kepribadian merek (brand personality), simbol
(symbol), manfaat emosional (emotional benefit) dan manfaat ekspresi diri
(self-expressive benefits).17
a. Asosiasi Organisasi (Organizational Association)
Asosiasi organisasi adalah keadaan dimana pembentukan persepsi
konsumen tentang merek dibentuk dengan mengaitkan merek dengan
perusahaan pembuatnya. Penilaian konsumen akan sangat bergantung pada
citra si pembuat produk atau jasa. Bagi konsumen, kualitas suatu produk
atau jasa akan sangat bergantung pada perusahaan pembuatnya. Asosisasi
organisasi akan sangat bergantung pada orang-orang, kultur, nilai dan
program yang dimiliki organisasi atau perusahaan tersebut, bukan pada
produk atau jasanya. Citra organisasi akan jauh lebih tahan lama dan sulit
untuk ditiru oleh pesaing, sehingga memungkinkan merek tetap bertahan
di tengah-tengah persaingan.
b. Kepribadian Merek (Brand Personality)
Kepribadian merek, menggunakan kiasan merek sebagai pribadi
sesuatu yang nyata dan dapat merepresentasikan penggunanya. Sehingga
seringkali merek mengaitkannya dengan sifat-sifat yang humanity.
Biasanya dengan menggunakan karakter animasi atau tokoh-tokoh yang
dapat mewakili kepribadian merek yang dipilih. Kepribadian merek
berfungsi untuk mengomunikasikan merek dan membangun hubungan
dengan pelanggan. Merek yang memiliki kepribadian biasanya cenderung
lebih mudah diingat dan menarik konsumen, sehingga lebih mudah bagi
konsumen untuk melakukan penilaian merek dan membentuk citra merek.
17
David A. Aaker, Strategic Market Management 5th Edition, (New York: John Wiley &
Sons, Inc., 1998), p. 175-177.
19
c. Simbol (Symbols)
Penggunaan simbol memberikan kohesi dan struktur merek sehingga
membuatnya lebih mudah untuk diakui dan diingat. Kehadiran simbol
dapat menjadi bahan utama dalam pengembangan merek.Peran simbol
sangatlah penting dalam pengembangan merek. Simbol dapat berupa apa
saja yang merepresentasikan merek, tapi simbol akan sangat kuat jika
divisualisasikan. Masing-masing simbol memiliki makna kiasannya
tersendiri yang dapat menggambarkan merek. Penggunaan simbol akan
membangun ingatan yang kuat di dalam memori konsumen tentang merek,
sehingga citra merek akan lebih mudah dibentuk.
d. Manfaat Emosional (Emotinal Benefits)
Manfaat emosional berhubungan dengan kemampuan merek untuk
membuat pembeli atau pengguna merasakan sesuatu selama proses
pembelian atau pemakaian. Semakin kuat identitas merek maka akan
semakin sering manfaat emosional terlibat. Perasaan yang mungkin
dirasakan oleh pengguna, seperti rasa aman, sehat,bersemangat, penting,
hangat dan sebagainya jika menggunakan merek tertentu. Manfaat
emosional biasanya terbentuk melalui pengalaman konsumen ketika
menggunakan merek. Manfaat emosional berfungsi untuk membantu
konsumen dalam menilai merek.
e. Manfaat Ekspresi Diri (Self-Expressive Benefits)
Manfaat ekspresi diri mencerminkan kemampuan pembelian dan
penggunaan merek untuk menyediakan sarana seseorang untuk
mengekspresikan dirinya. Seseorang dapat mengekspresikan konsep
dirinya menjadi seseorang yang sukses, canggih, kompeten dan lain
sebagainya jika dia membeli atau menggunakan merek tertentu. Biasanya
konsumen cenderung akan memilih merek yang dianggapnya sesuai
dengan konsep diri mereka. Konsumen beranggapan bahwa dengan
menggunakan barang atau jasa merek tertentu, maka merek tersebut telah
mewakili dan menggambarkan diri mereka.
20
Dari penjelasan ini, maka terdapat beberapa persamaan konsep dengan
penjelasan sebelumnya. Yang pertama adalah persamaan konsep antara self-
expressive benefits dengan symbolic benefits. Kedua manfaat ini sama-sama
mengusung konsep self-concept dan personal expression. Kedua manfaat ini
memandang bahwa setiap konsumen memiliki kebutuhan tempat atau sarana
untuk dapat mengeksresikan diri dengan konsep diri mereka masing-masing.
Yang kedua adalah persamaan konsep antara emotional benefits dengan
experiential benefits. Keduanya memaknai manfaat sebagai perasaan yang
dimiliki konsumen selama proses pembelian atau selama pemakaian merek.
Dalam hal ini apakah merek dapat memberikan manfaat berupa pengalaman
yang baik atau buruk sehingga menimbulkan perasaan senang atau tidak
senang terhadap merek.
Yang ketiga adalah symbols sebagai bagian dari attributes, yakni atribut
yang terkait langsung dengan merek (product-related attributes). Product-
related attributes merupakan bahan yang diperlukan untuk menunjang kinerja
produk dan jasa, dan dapat dikatakan bahwa salah satu bahan penting yang
dimaksud adalah simbol. Simbol secara langsung terkait dalam
pengembangan merek, sehingga dapat disimpulkan bahwa simbol merupakan
bagian dari atribut merek.
Maka dapat disimpulkan asosiasi merek ada lima, yakni asosiasi
organisasi (organizational associations), kepribadian merek (brand
personality), atribut (attributes), manfaat (benefits) dan sikap merek (brand
attitudes). Kelima hal inilah yang biasanya terkait dengan merek dan
diasosiasikan kepada konsumen dalam rangka membentuk persepsi konsumen
terhadap merek.
21
4. Pengukuran Citra Merek
Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat
diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan,
seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.18
Pendapat lain
datang dari Malhotra yang mendefinisikan pengukuran sebagai “assigning
numbers or other symbols to characteristics of objects being measured,
according to predetermined rules”.19
Yang artinya pengukuran adalah
pemberian nomor atau simbol lainnya untuk mengkarakteristik objek yang
diukur, berdasarkan peraturan yang telah ditentukan. Dengan kata lain
pengukuran citra merek adalah mengukur persepsi konsumen terhadap merek
untuk mengetahui karakteristiknya dengan memberikannya angka atau simbol
lainnya sesuai dengan teori yang ada.
Menurut Keller citra merek dapat diukur melalui asosiasi mereknya,
yakni kekuatan asosiasi merek (strength of brand association), asosiasi dari
keuntungan merek (favorability of brand association) dan keunikan asosiasi
merek (uniqueness of brand association).20
a. Strength of Brand Associations
Asosiasi merek yang kuat adalah sejauh mana konsumen mengetahui
informasi produk dan mengaitkannya dengan merek. Kekuatan asosiasi
merek bergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam ingatan
konsumen (encoding) dan bagaimana informasi itu dipertahankan sebagai
bagian dari citra merek (penyimpanan). Kekuatan adalah fungsi dari
jumlah (kuantitas) dan sifat (kualitas) informasi yang masuk. Ketika
konsumen memikirkan merek secara aktif dan mengelaborasi secara
signifikan informasi produk atau jasa, maka akan semakin kuat asosiasi
yang tercipta dalam ingatan konsumen. Dengan kata lain, kekuatan
18
“Definisi Pengukuran”, http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran, 20 Agustus 2014, 21.40
WIB. 19
Naresh K. Malhotra, Basic Marketing Research, (New Jersey: Pearson Education Inc.,
2009), p. 274. 20
Kevin Lane Keller, op.cit., p. 56-59.
22
asosiasi merek merupakan cerminan dari eksistensi merek di mata
konsumennya.
Ada dua faktor yang memengaruhi kekuatan asosiasi merek, yakni
atribut merek dan manfaat merek. Atribut merek adalah fitur deskriptif
yang mencirikan produk atau jasa. Atribut merek dibedakan menjadi dua,
yakni atribut yang terkait dengan produk (product-related attributes) dan
ada juga yang tidak terkait dengan produk (non-product-related
attributes). Product-related attributes adalah bahan penting untuk kinerja
produk atau jasa. Yang termasuk dalam atribut ini adalah komposisi fisik
atau persyaratan layanan jasa. Sedangkan non-product-related attributes
adalah aspek eksternal dari produk atau jasa yang terkait dengan
pembelian atau pemakaian, seperti informasi harga, kemasan atau
penampilan produk, citra pengguna (seperti ciri orang yang menggunakan
produk atau jasa) dan citra penggunaan (seperti dimana dan kapan
biasanya produk atau jasa digunakan). Atribut ini berfungsi untuk
membantu konsumen mendapatkan informasi terkait produk dan
mereknya. Semakin sering atribut merek diasosiasikan, maka akan
semakin kuat informasi merek diingat oleh konsumennya.
Faktor yang kedua adalah manfaat merek, yakni nilai tambah dari
produk atau jasa yang dirasakan oleh konsumen selama menggunakan
produk atau jasa merek. Manfaat merek dibagi menjadi tiga kategori yakni
manfaat fungsional, manfaat pengalaman dan manfaat simbolik. Manfaat
fungsional adalah keuntungan instrinsik yang ditawarkan merek dalam
rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Manfaat pegalaman adalah
manfaat yang didapat konsumen berdasarkan pengalamannya selama
memakai produk atau jasa. Pengalaman konsumen ini akan menimbulkan
perasaan konsumen terhadap merek, apakah perasaan yang positif atau
negatif akan sangat bergantung pada pengalaman yang konsumen
dapatkan. Dan yang terakhir adalah manfaat simbolik, yakni keuntungan
ekstrinsik yang ditawarkan merek kepada konsumennya. Manfaat simbolik
23
biasa dikaitkan dengan prestise maupun ekslusivitas jika menggunakan
produk atau jasa merek tertentu.
b. Favorability of Brand Associations
Asosiasi merek yang menguntungkan adalah asosiasi yang dapat
meyakinkan konsumen bahwa merek memiliki atribut dan manfaat yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk meyakinkan
konsumen, merek harus diasosiasikan sesuai dengan harapan konsumen
(desirable) dan dapat disampaikan kepada konsumennya (delivered).
Desirablility atau keinginan adalah sejauh mana merek
mengasosiasikan atributnya sesuai dengan keinginan konsumen
sasarannya. Sedangkan deliverability atau penyampaian adalah sejauh
mana asosiasi merek dapat dibawakan oleh program pemasaran dengan
baik kepada konsumen sasaraanya.
1) Desirability Criteria
Menurut Keller ada tiga kriteria utama dari keinginan menurut
perspektif konsumen, yaitu relevansi (relevance), kekhasan
(distinctiveness), kepercayaan (believability).21
Relevansi (relevance)
adalah kesesuaian merek bagi target konsumennya. Target konsumen
dapat menemukan titik perbedaan yang relevan dan dianggap penting
secara personal. Sedangkan kekhasan (distinctiveness) adalah
keunggulan yang dimiliki merek sehingga konsumen memilih merek
tersebut dibanding pesaing. Target konsumen dapat menemukan titik
perbedaan yang khas dan unggul yang tidak ditemukan pada pesaing.
Dan kepercayaan (believability) adalah penawaran yang dimiliki merek
sehingga konsumen tertarik untuk memilih sebuah merek. Salah satu
caranya dengan menggunakan keunikan atribut produk, sehingga
konsumen percaya untuk memilih merek tersebut.
21
Ibid., p. 114-115.
24
2) Deliverability Criteria
Ada tiga kriteria utama dalam menyampaikan asosiasi merek
(deliverability), yakni kelayakan (feasibility), kapasitas komunikasi
(communicability), dan keberlanjutan (sustainability).22
Kelayakan
(feasibility) adalah sejauh mana produk layak untuk dibeli oleh
konsumen. Produk dan pemasaran harus didesain untuk mendukung
asosiasi yang diinginkan kosumen, yakni dengan memberi tahu
konsumen fakta tentang merek sehingga konsumen merasa bahwa
merek memang layak untuk dibeli.
Communicability adalah kemampuan merek untuk
mengomunikasikan mereknya dan menciptakan persepsi konsumen
tentang merek. Kemampuan komunikasi dapat membentuk kepercayaan
konsumen dan kesesuian antara keinginan konsumen terhadap merek.
Keberlangsungan (sustainability) adalah kemampuan merek
menempatkan posisinya, sebagai bentuk prefentif dan defensif merek
sehingga sehingga sulit diserang oleh pesaing. Kemampuan ini
bergantung pada komitmen internal dan penggunaan sumber daya
merek sebaik mungkin sebagai kekuatan pasar eksternal.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan asosiasi merek yang
menguntungkan adalah merek yang diasosiasikan sesuai dengan keinginan
konsumen dan dapat disampaikan dengan baik kepada konsumennya.
Merek yang sesuai dengan keinginan konsumen menunjukkan bahwa
merek mampu memenuhi kebutuhan konsumennya. Kemudian merek juga
harus mampu menyampaikan kepada konsumennya sehingga konsumen
mengetahuinya. Keinginan yang sesuai dan disampaikan secara baik
kepada konsumen, akan membentuk citra merek yang positif bagi
konsumen.
22
Ibid., p. 115.
25
c. Uniqueness of Brand Associations
Untuk dapat bertahan di pasaran, merek haruslah memiliki
keunikannya sendiri, sehingga konsumen memiliki alasan yang menarik
untuk membeli produk atau jasa. Pemasar dapat membuat diferensisasi
yang unik secara eksplisit melalui perbandingan langsung dengan pesaing.
Atau secara implisit dengan menyorot merek tersebut. Keunikan merek
dapat berupa nilai lebih dan ciri khas yang dimiliki merek dan pesaing
tidak miliki. Keunikan yang dimiliki merek menjadi sangat pentingbagi
merek untuk membedakan diri dari pesaing dan membatasi ruang lingkup
persaingan dengan pesaing.
Keunikan asosiasi merek bergantung pada dua faktor, yakni titik
perbedaan asosiasi dan titik persamaan asosiasi. Titik perbedaan asosiasi
(point of differences associations) adalah atribut dan mafaat yang
konsumen asosiasikan dengan merek, mengevaluasinya secara positif dan
mempercayai bahwa mereka tidak dapat menemukan hal yang sama
dengan merek pesaing. Sedangkan titik persamaan asosiasi (point of parity
associations) adalah sejauh mana asosiasi merek memiliki kesamaan dan
tidak perlu memiliki keunikan jika dibandingkan dengan merek pesaing.
1) Point of Differences (PODs) Associations
Untuk membuat titik perbedaan pada asosiasi merek membutuhkan
dua hal, yakni rencana penjualan yang unik (unique selling proposition)
dan keunggulan dalam bersaing (sustanaible competitive advantages).23
Unique selling proposition atau rencana penjualan yang unik adalah
keadaan dimana iklan harus memberikan alasan yang menarik yang
pesaing tidak dapat menyamainya dengan tujuan agar konsumen
membeli produk atau menggunakan jasa merek. Iklan ini didesain untuk
mengomunikasikan kekhasan produk dan manfaat produk yang unik
kepada konsumen. Sedangkan sustanaible competitive advantages atau
keunggulan bersaing yang berkelanjutan adalah kemampuan dalam
23
Ibid., p. 107-109.
26
menyampaikan keunggulan merek dalam pasar untuk jangka waktu
yang lama.
2) Point of Parity (POPs) Association
Titik persamaan asosiasi memiliki dua tipe, yakni titik persamaan
kategori merek (category points of parity) dan titik persamaan
kompetitif merek (competitive points of parity). 24
Category points of parity atau titik persamaan kategori mewakili
kondisi yang diperlukan bagi pilihan merek. Merek paling tidak
memiliki produk pada level produk umum (generic product) dan
kemungkinan besar pada level produk yang diharapkan (expected
product). Kategori titik persamaan dapat berubah dari waktu ke waktu
karena kemajuan teknologi, perkembangan hukum, dan tren konsumen.
Jadi, sangat memungkinkan bagi suatu merek untuk memperluas
produk dengan menggunakan satu nama merek.
Competitive points of parity atau titik persamaan kompetitif adalah
asosiasi yang didesain untuk meniadakan titik perbedaan dengan
pesaing. Merek haruslah dalam posisi yang kuat dan tidak terkalahkan
agar mampu bersaing dengan merek lainnya.
Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa untuk menciptakan
citra merek yang positif maka pemasar harus menghubungkan merek ke
dalam memori konsumen melalui asosiasi yang kuat, menguntungkan dan
unik. Dengan kata lain, untuk mengukur citra merek maka kekuatan,
keuntungan dan keunikan asosiasi merek adalah dimensi dari citra merek.
Melalui dimensi ini, maka peneliti dapat mengetahui citra merek melalui
persepsi konsumen tentang merek.
Menurut Aaker, citra merek sangatlah bergantung dengan identitas merk
yang dibangun oleh perusahaan. Identitas merek dapat diukur melalui
persepsi yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, yakni merek sebagai
produk (brand as product), merek sebagai organisasi (brand as organization),
24
Ibid., p. 109-110.
27
merek sebagai pribadi (brand as person), dan proposisi nilai (value
proposition).25
a. Brand as Product
Konsumen memandang merek adalah sebuah produk berupa barang
ataupun jasa, oleh karena itu diperlukan asosiasi yang terkait dengan
produk (product related association). Terdapat beberapa aspek yang
terkait dengan produk, di antaranya adalah ruang lingkup produk (the
product scope), fungsi produk (product functions), kualitas/kinerja
(quality/performance), penggunaan (uses), pengguna (users) dan negara
asal (country of origin).
Pertama, aspek ruang lingkup produk (product scope) adalah kelas
atau kelompok yang akan dikaitkan dengan merek. Misalnya, ketika
konsumen mendengar nama Al-Azhar maka konsumen akan
mengaitkannya dengan sekolah swasta Islam, Santa Ursula dengan sekolah
Katolik, dan seterusnya. Atau ketika konsumen diminta untuk
menyebutkan nama sekolah swasta Islam, maka konsumen akan
menyebutkan Al-Azhar.
Kedua, aspek fungsi produk (product function) adalah sejauh mana
produk dapat memberikan manfaat baik fungsional maupun emosional
kepada konsumen. Konsumen akan berpikir bahwa produk ini baik ketika
kebutuhan mereka dapat terpenuhi oleh produk. Misalnya, sejauh mana
sekolah Al-Azhar dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak baik
pendidikan agama dan pendidikan secara umum.
Ketiga, aspek kualitas/kinerja (quality/performances) adalah seberapa
baik dan seberapa konsistennya manfaat fungsional dan emosional
disediakan oleh merek. Merek akan dianggap baik jika mampu memenuhi
kebutuhan konsumen secara konsisten dan memuaskan konsumen
sehingga merasa senang dengan merek, maka merek telah dianggap
memiliki kualitas atau kinerja yang baik.
25
Kai Yang, Voice of the Customer: Capture and Analysis, ( New York: McGraw Hill,
2008), p. 264-272.
28
Keempat, aspek penggunaan (uses) adalah penggunaan tertentu atau
aplikasi yang terkait dengan merek. Contoh seperti Al-Azhar, sekolah
spesialis untuk membentuk akhlak siswa namun tidak mengesampingkan
ilmu-ilmu pengetahuan umum. Jadi aspek penggunaan ini adalah
spesialisasi yang ingin dibentuk merek sebagai identitas merek.
Kelima, aspek pengguna (users) adalah tipe konsumen yang
ditargetkan oleh merek tertentu. Misalnya, sekolah Al-Azhar yang
memiliki target konsumen yakni untuk orang tua muslim yang ingin
menyekolahkan anaknya. Aspek pengguna sangat penting mengingat
adanya spesialisasi merek, sehingga merek harus memiliki target
konsumen dan pasar yang tepat sesuai dengan identitas merek mereka.
Keenam, aspek negara asal (country of origin) adalah usaha untuk
mengaitkan merek dengan negara asalnya. Dengan mengaitkan negara
asal, maka kredibilitas merek akan bertambah. Aspek ini akan sangat
bergantung pada reputasi negara itu sendiri, misalnya sekolah-sekolah
swasta yang memiliki kerjasama dengan negara-negara asal Eropa akan
dinilai lebih kredibel dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta yang
memiliki kerjasama dengan negara-negara asal Asia, terutama Asia
Tenggara. Hal ini sangat berkaitan erat dengan status negara Eropa yang
dikenal sebagai negara maju, sedangkan negara Asia khusunya Asia
Tenggara adalah negara berkembang.
b. Brand as Organization
Merek sebagai organisasi terdiri dari atribut merek yang menampilkan
organisasi yang memproduksi merek, baik bertentangan dengan produk
atau layanan yang terkait dengan merek (product related attributes)
maupun yang tidak. Atribut merek sebagai organisasi haruslah mampu
menggambarkan citra organisasi secara tepat dan sesuai dengan yang
diinginkan. Penggambaran citra ini harus sesuai dengan keinginan
pemimpin organisasi, karena akan dilihat oleh masyarakat umum. Atribut
organisasi biasanya adalah visi perusahaan, keyakinan, nilai yang dianut
dalam perusahaan, inovasi dan lain sebagainya. Atribut organisasi akan
29
jauh lebih tahan lama dan tahan terhadap persaingan dibanding dengan
atribut produk, karena atribut organisasi lebih susah untuk ditiru oleh
pesaing.
c. Brand as Person
Merek sebagai pribadi adalah atribut merek yang menambahkan
komponen kepribadian, seperti semangat, jiwa muda, energik, kasual dan
seterusnya. Atribut pribadi ini akan jauh lebih hidup dan lebih personal
dibandingkan dengan atribut terkait produk dan organisasi. Konsep dari
merek sebagai pribadi dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari karakter
manusia terkait dengan merek tertentu.
Penggunaan kepribadian merek dapat membentuk sebuah merek yang
kuat. Pertama, kepribadian merek dapat membantu pelanggan untuk
mengekspresikan kepribadian diri mereka. Kedua, kepribadian merek
dapat menjadi dasar hubungan antara pelanggan dan merek. Ketiga,
kepribadian merek dapat mengomunikasikan atribut produk.
Kepribadian merek yang dirasakan oleh konsumen tercipta oleh
banyak faktor, beberapa faktor yang terkait dengan merek dan yang tidak
terkait dengan merek. Karakteristik yang terkait dengan produk merupakan
pembentuk utama kepribadian merek. Adapun karakter yang terkait
produk, di antaranya adalah kelas product (product class), kemasan
(package), harga (price), dan atribut (attributes). Sedangkan karakteristik
yang tidak terkait dengan merek namun juga pembentuk kepribadian
merek, di antaranya adalah citra pengguna (user image), sposorship,
simbol (symbol), usia merek (age), gaya iklan (ad style), negara asal
(country of origin), citra perusahaan (company image), CEO, dan
dukungan selebriti (selebrity endorsement).
d. Proposisi Nilai (Value Proposition)
Proposisi nilai adalah perbedaan manfaat yang ditawarkan oleh setiap
merek. Secara spesifik, proposisi nilai merek adalah pernyataan manfaat
fungsional, emosional dan ekspresi diri yang ditawarkan oleh merek. Maka
terdapat tiga jenis proposisi nilai, yakni manfaat fungsional (functional
30
benefits), manfaat emosional (emotional benefits) dan manfaat ekspresi
diri (self-expressive benefits).
Pertama, manfaat fungsional adalah sejumlah fungsi produk yang
produk sediakan untuk pelanggannya. Contohnya mobil, manfaat
fungsional dari mobil adalah untuk bergerak dari poin A ke poin B,
mengubah arah dan kecepatan, menyediakan suasana mengemudi yang
menyenangkan, memberikan gaya dan seterusnya. Manfaat fungsional
menjadi sangat penting dalam memenangkan persaingan. Merek harus
mampu memilih manfaat fungsional yang tepat, yang mampu menarik
perhatian konsumennya. Karena menyampaikan manfaat fungsional saja
tidaklah cukup, pelanggan akan membeli produk berdasarkan kualitas dan
keunggulan fungsional yang dimiliki merek.
Kedua, manfaat emosional adalah perasaan positif yang dirasakan
pelanggan saat membeli atau menggunakan merek tertentu. Manfaat
menjadi sangat penting bagi merek, bahkan melebihi manfaat
fungsionalnya. Ketika sebuah merek hanya memiliki manfaat fungsional
saja, maka merek itu akan menjadi rentan untuk bertahan. Karena manfaat
fungsional sangat mudah untuk ditiru oleh produsen lain dengan harga
yang lebih rendah, sehingga sangat memungkinkan bagi pelanggan untuk
beralih. Sedangkan manfaat emosional lebih kompleks dan sulit untuk
ditiru.
Ketiga, manfaat ekspresi diri adalah keadaan dimana konsumen
menggunakan merek untuk pamer. Merek menjadi media atau sarana bagi
konsumen untuk memamerkan baik sebagai bentuk keberhasilan atau jati
diri mereka. Contohnya, para pembisnis sukses mengendarai Licoln, Lexus
atau Mercedes-Benz sebagai bentuk pencapaian keberhasilan mereka.
Dari penjelasan tersebut, kedua pandangan ini memiliki beberapa
kemiripan secara konsep. Terdapat kemiripan secara konsep antara strenght
brand association dengan brand as product dan value proposition. Kekuatan
asosiasi merek dapat diketahui dengan mengukur sejauh mana konsumen
memikirkan merek melalui asosiasi atribut merek (product-related attributes
31
dan non-product-related attribute) dan manfaat merek (brand benefits).
Dalam penjelasan Aaker, atribut merek dijelaskan dalam poin brand as
product sedangkan manfaat merek dijelaskan dalam poin value proposition.
Dalam poin value proposition maupun manfaat merek, keduanya memiliki
kesamaan konsep, yakni membagi manfaat kedalam tiga jenis, yakni manfaat
fungsional, manfaat pengalaman/emosional, dan manfaat simbolik/ekspresi
diri. Sedangkan pada poin brand as product, Aaker menjelaskan enam aspek
yang terkait dengan product related attributes sehingga dapat melengkapi
konsep yang dijelaskan oleh Keller sebelumnya. Sedangkan pada poin brand
as organization dan brand as person masih termasuk ke dalam bentuk atribut
merek. Organisasi dan kepribadian merek merupakan salah satu atribut yang
terkait dengan merek, dan sangat berpengaruh pada pembentukan citra merek.
Maka dapat disimpulkan penjelasan dari konsep Aaker adalah atribut-
atribut baik yang terkait langsung maupun tidak terkait langsung dengan
merek. Model Aaker belum cukup untuk mengukur dan mengetahui
bagaimana citra merek di mata konsumen, apakah positif atau negatif.
Konsep Aaker hanya mampu mengungkap citra merek secara tunggal, artinya
model Aaker hanya mampu mendeskripsikan citra merek tanpa mampu
mengetahui positif atau tidaknya citra merek. Selain itu model ini hanya
membahas citra merek secara tunggal tanpa membandingkannya dengan
merek pesaingnya. Dengan demikian, penjelasan konsep ini hanya akan
digunakan sebagai tambahan dalam atribut merek untuk memperjelas asosiasi
merek. Sedangkan untuk mengukur citra merek, apakah positif atau negatif di
mata konsumen, maka digunakan dimensi dari konsep Keller.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah kesan,
persepsi dan penilaian konsumen tentang suatu produk atau jasa sebagai hasil
dari asosiasi merek yang dilakukan oleh pemasar. Adapun hal-hal yang
diasosiakan adalah atribut merek (product related attributes dan non-product
related attributes) dan manfaat merek (manfaat fungsional, manfaat
pengalaman/emosional, dan manfaat simbolik/ekspresi diri). Untuk
mengetahui kesan, persepsi dan penilaian konsumen terhadap merek dapat
32
diukur melalui asosiasi mereknya, yakni atribut dan manfaat mereknya. Citra
merek yang positif akan menunjukkan asosiasi merek yang kuat,
menguntungkan dan unik. Sehingga dengan kata lain dimensi citra merek
adalah kekuatan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek dan asosiasi merek
yang menguntungkan.
5. Pengertian Loyalitas Konsumen
Secara harfiah, loyalitas diartikan sebagai kesetiaan, yakni kesetiaan
terhadap objek tertentu. Konsumen sendiri adalah orang yang membeli atau
menggunakan produk atau jasa. Konsumen yang loyal atau lebih dikenal
sebagai pelanggan (customer). Maka loyalitas konsumen dapat diartikan
sebagai pelanggan yang setia menggunakan produk tertentu secara terus
menerus.
Menurut Bennet dan Bove, loyalitas dapat didefinisikan sebagai “the
relationship between an individual’s attitudinal predisposition towards an
object and the repeat patronage of that object”. 26 Yang artinya loyalitas
adalah hubungan antara kecenderungan sikap individu terhadap sebuah objek
dan pelanggan berulang yang tetap dari objek tersebut. Pengertian ini
menggambarkan bahwa loyalitas adalah sebuah hubungan, dimana ada
keterikatan antara individu dengan objek. Hubungan dan keterikatan yang
dimiliki individu dengan objek didasari oleh dua hal yang digambarkan
dengan sikap kecenderungan individu untuk memilih objek tertentu dan
perilaku yang berulang dan tetap terhadap objek tertentu.
Menurut Griffin, “pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan
pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk dan jasa,
merefrensikan kepada orang lain dan menunjukkan kekebalan terhadap
tarikan pesaing”.27
Berdasarkan pengertian tersebut, loyalitas digambarkan
26
Rebekah Bennett dan Liliana Bove, Identifying The Key Issues for measuring Loyalty,
Australasian Journal of Marketing Research, 2002, p. 3. 27
Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan
Pelanggan, Terj. dari Customer Loyalty: How to Earn It, How to Keep It oleh Dwi Kartini Yahya,
(Jakarta: Erlangga, 2003), h.31.
33
secara jelas ciri perilaku konsumen yang setia. Pelanggan yang loyal dapat
dilihat melalui perilaku pembelian yang berulang pada merek tertentu secara
teratur. Artinya pelanggan adalah orang yang selalu menggunakan produk
dari merek tertentu dan masih menggunakannya secara kontinu. Selain itu,
kesetiaan pelanggan dapat ditunjukkan melalui kecenderungannya untuk
membeli produk lain yang memiliki manfaat yang berbeda namun merek atau
pembuatnya sama. Selain perilaku pembelian, kesetiaan juga dapat dilihat
melalui kecenderungan konsumen terhadap merek tertentu. Kecenderungan
ini ditunjukkan melalui tidakan konsumen untuk merefrensikan dan
merekomendasikan merek kepada orang lain. Selain itu, kecenderungan
konsumen terhadap merek tertentu dapat dilihat melalui tidak terpengaruhnya
konsumen terhadap tawaran pesaing.
Dick dan Basu melihat loyalitas pelanggan sebagai “ the strength of the
relationship between an individual's relative attitude and repeat
patronage”.28
Pengertian tersebut menggambarkan loyalitas pelanggan adalah
kekuatan suatu hubungan antara sikap relatif individu dengan pelanggan
berulang yang tetap. Maka dengan kata lain terdapat dua hal yang saling
berhubungan satu sama lain dalam membentuk loyalitas pelanggan, yakni
sikap relatif pelanggan sebagai individu dan pelanggan yang berulang dan
tetap. Dalam hal ini, pelanggan yang berulang dan tetap, dapat dimaknai
sebagai individu yang selalu melakukan pembelian berulang dan mereka
melakukan pembelian secara tetap atau berkala.
Maka dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas
konsumen adalah orang yang memiliki hubungan yang kuat dengan objek
tertentu. Kekuatan hubungan ini terbentuk oleh dua hal yakni sikap individu
yang menunjukkan kecenderungannya terhadap objek tersebut dan perilaku
berulang dan tetap terhadap objek tersebut.
28
Alan S. Dick dan Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward an Integrated Conceptual
Framework, Journal of The Academy of Marketing Science, 1994, p. 99.
34
6. Jenis Loyalitas Konsumen
Loyalitas yang dimiliki konsumen terhadap merek tentu akan berbeda-
beda tingkatannya, sangat bergantung pada faktor yang mempegaruhinya.
Ada konsumen yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek tertentu,
namun ada juga yang tidak memiliki loyalitas sama sekali terhadap merek.
Perbedaan tingkatan loyalitas kemudian menjadi dasar pembagian jenis
loyalitas konsumen berdasarkan hasil pengukuran tingkat loyalitas yang
dimiliki konsumen.
Menurut Griffin ada empat jenis loyalitas berdasarkan tingkatan
keterikatan konsumen dan pembelian yang berulang, yakni tanpa loyalitas,
loyalitas lemah, loyalitas tersembunyi dan loyalitas premium.29
a. Tanpa Loyalitas
Pada tingkat ini, konsumen tidak memiliki loyalitas sama sekali pada
merek tertentu. Konsumen memiliki keterikatan yang rendah dan
dikombinasikan dengan tingkat pembelian berulang yang rendah.
Tantangan perusahan selanjutnya adalah menghindari membidik
konsumen seperti ini karena tidak memiliki potensi loyalitas yang baik.
Sehingga perusahaan lebih baik untuk fokus mengembangkan loyalitas
pelanggan yang berpotensial.
b. Loyalitas Lemah
Konsumen dengan loyalitas yang lemah biasanya memiliki tingkat
pembelian berulang yang tinggi namun tingkat keterikatannya rendah.
Dengan kata lain, konsumen membeli produk atau jasa tertentu karena
kebiasaan saja, tanpa memiliki tingkat kepuasan atau ketidakpuasan pada
merek tertentu. Konsumen tidak memiliki kesan tersendiri selama proses
pembelian atau pemakaian merek sehingga tidak memiliki keterikatan
dengan merek. Konsumen dengan loyalitas yang lemah, sangat rentan
untuk beralih ke produk atau jasa pesaing. Karena konsumen menganggap
semua merek adalah sama, tidak memiliki persepsi bahwa merek tertentu
lebih baik atau tidak lebih menguntungkan dari merek lain.
29
Jill Griffin, op.cit., h. 22-24.
35
c. Loyalitas Tersembunyi
Pada tingkat ini konsumen memiliki tingkat keterikatan yang relatif
tinggi dengan tingkat pembelian berulang yang rendah. Pada tingkat ini,
faktor situasi biasanya yang menentukan perilaku konsumen untuk
membeli produk atau jasa tertentu. Konsumen dapat menunjukkan
keterikatannya dengan merek melalui kecenderungannya terhadap merek
tertentu. Namun karena faktor lain, konsumen memiliki tingkat pembelian
berulang yang rendah. Konsumen dengan jenis loyalitas ini lebih
berpotensi untuk dikembangkan tingkat loyalitasnya terhadap merek.
d. Loyalitas Premium
Loyalitas premium merupakan jenis loyalitas yang dapat
dikembangkan dengan maksimal. Pada tingkat ini, konsumen
menunjukkan tingkat preferensi yang tinggi dan tingkat pembelian
berulang yang tinggi juga. Konsumen dengan loyalitas premium biasanya
merasa bangga menggunakan produk atau jasa tertentu dan mereka akan
merekomendasikan merek tersebut kepada rekan dan keluarga.
Menurut Dick dan Basu konsep sikap relatif dengan pembelian yang
berulang dapat menghasilkan empat kondisi tertentu terkait dengan loyalitas,
yakni tanpa loyalitas (no loyalty), loyalitas palsu (spurious loyalty), loyalitas
tersembunyi (latent loyalty) dan loyalitas (loyalty).30
a. Tanpa Loyalitas (No Loyalty)
Kondisi konsumen tanpa loyalitas adalah kombinasi dari rendahnya
sikap relatif dan rendahnya pembelian berulang. Kondisi ini dapat terjadi
karena beberapa sebab. Pertama, rendahnya sikap relatif bisa jadi
diindikasi oleh sedikitnya pengenalan atau ketidakmampuan dalam
mengomunikasikan perbedaan keuntungan yang dimiliki oleh produk
dengan pesaing. Dengan kata lain kondisi ini dapat terjadi karena
lemahnya rencana komunikasi pemasaran. Maka solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan meningkatkan
kesadaran dan kecenderungan konsumen melalui manajemen elemen
30
Alan S. Dick dan Kunal Basu, op.cit., p. 101-102.
36
bauran yang tepat. Kedua, rendahnya sikap relatif disebabkan oleh
dinamikan pasar dimana kebanyakan merek baru dianggap sama saja oleh
konsumen. Akibatnya, manajer merasa tidak mungkin untuk menciptakan
sikap relatif yang tinggi tapi langsung berupaya untuk menghasilkan
loyalitas palsu. Loyalitas palsu dapat dihasilkan melalui manipulasi
keadaan yang urgensi atau norma sosial. Keadaan urgensi ini dapat dicapai
melalui lokasi toko yang strategis, promosi pemasaran yang agresif dan
menambah jumlah ruang pajang.
b. Loyalitas Palsu (Spurious Loyalty)
Loyalitas palsu adalah keadaan dimana sikap relatif yang rendah
dikombinasikan dengan pembelian berulang yang tinggi. Secara
konseptual, loyalitas palsu sama dengan konsep inersia dimana konsumen
merasakan sedikit diferensiasi antar merek, seperti rendahnya keterlibatan
kategori merek dan melakukan pembelian berulang karena alasan
situasional atau kebiasaan. Dalam kondisi seperti ini, merek dapat
berusaha untuk meningkatkan diferensisasi melalui produk atau perbaikan
iklan dan meraih loyalitas.
c. Loyalitas Tersembunyi (Latent Loyalty)
Loyalitas tersembunyi mencerminkan sikap relatif yang tinggi namun
tingkat pembelian berulang yang rendah. Hal ini mungkin terjadi karena
lingkungan pasar dimana pengaruh non sikap seperti norma subjektif dan
efek situasional setidaknya sama, sehingga berpengaruh dalam
menentukan perilaku pembelian. Dalam kondisi seperti ini, manajemen
lebih baik untuk berupaya sebaik mungkin dalam melayani dengan
menangani kendala situasi secara langsung dan menyelesaikannya dengan
gaya yang efektif.
d. Loyalitas (Loyalty)
Loyalitas menandakan korespondensi yang menguntungkan antara
sikap relatif dan pembelian berulang. Loyalitas dapat dicapai jika sikap
relatif pada tingkat yang rendah maupun tinggi, asalkan konsumen
merasakan perbedaan yang signifikan antar merek. Perbedaan yang
37
dirasakan oleh konsumen tentunya akan menguntungkan, karena
meningkatkan kekuatan sikap dan menghasilkan sikap relatif.
Gambar 2.1
Empat Jenis Loyalitas
Dari penjelasan tersebut, terdapat persamaan konsep di antara
keduanya dan saling memperkuat argumentasi satu sama lain. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat empat kondisi terkait dengan loyalitas. Pertama,
tanpa loyalitas adalah kondisi dimana konsumen tidak memiliki sikap
kecenderungan terhadap merek dikombinasikan dengan pembelian berulang
yang rendah. Kedua, loyalitas palsu atau lemah adalah kondisi dimana
konsumen memiliki frekuensi pembelian berulang yang tinggi namun tidak
memiliki sikap kecenderungan terhadap merek tertentu. Ketiga, loyalitas
tersembunyi adalah kondisi dimana konsumen memiliki sikap kecenderungan
terhadap merek tertentu namun tingkat pembelian berulangnya rendah.
Keempat, loyalitas premium adalah kondisi yang sangat menguntungkan
dimana konsumen memiliki tingkat pembelian yang tinggi dan memiliki
sikap kecenderungan terhadap merek tertentu.
7. Pengukuran Loyalitas Konsumen
Pengukuran adalah pemberian angka atau simbol lainnya untuk
mengkarakteristik objek yang diukur, menurut aturan yang telah ditetapkan.
Pengukuran ini berfungsi untuk mendapatkan gambaran secara statistik
berdasarkan pola perilaku yang ditunjukkan oleh objek yang di ukur. Maka
pengukuran loyalitas konsumen adalah pemberian angka atau simbol lainnya
Loyalitas
Premium
Loyalitas
Tersembunyi
Loyalitas
Palsu
Tanpa
Loyalitas
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Keterikatan
Pemberlian Berulang
Rendah
38
pada pola perilaku konsumen untuk mengukur kesetiaan atau loyalitas
konsumen.
Menurut Buttle, ada dua cara utama untuk mengukur kesetiaan, yakni
melalui sikap dan perilaku yang ditunjukkan konsumen. 31
Sikap konsumen
yang loyal diukur dengan mengacu pada komponen-komponen sikap, seperti
keyakinan konsumen, perasaan dan kehendak konsumen untuk melakukan
pembelian. Konsumen yang loyal akan menunjukkan keyakinannya terhadap
merek tertentu. Pertama, keyakinan inilah yang menjadi dasar konsumen mau
melakukan pembelian berulang, karena konsumen memiliki keyakinan bahwa
merek memang layak untuk dibeli oleh konsumen. Kedua, konsumen yang
loyal akan memiliki perasaan senang dan puas terhadap pemakaian merek.
Ketiga, kehendak konsumen untuk melakukan pembelian. Kehendak
konsumen ini menunjukkan kecenderungan konsumen untuk memilih merek
tertentu dibanding pesaingnya.
Perilaku konsumen yang loyal (behavioural loyalty) diukur berdasarkan
perilaku beli konsumen terhadap merek tertentu. Perilaku pembelian
konsumen yang loyal dapat diukur melalui metode RFM. Metode RFM
memiliki tiga variabel indikator yang menunjukkan perilaku konsumen, yakni
pembelian terkahir (recency of purchase), frekuensi pembelian (frequency of
purchase) dan nilai uang dari pembelian (monetary value of purchase).
Pertama, pembelian terakhir yang dilakukan konsumen atau recency of
purchase. Konsumen yang melakukan pembelian dalam waktu dekat
dikatakan konsumen yang memiliki perilaku yang loyal. Waktu dari
pembelian terakhir konsumen menunjukkan bahwa konsumen menggunakan
pembelian secara berulang dan teratur.
Kedua, frequency of purchases, atau frekuensi pembelian. Salah satu
perilaku loyal konsumen ditunjukkan dengan seringnya melakukan pembelian
produk atau jasa merek tertentu. Frekuensi pembelian menunjukkan adanya
perilaku konsumen untuk melakukan pembelian berulang secara regular.
31
Ibid.,h. 30-31.
39
Semakin sering konsumen melakukan pembelian berulang, maka semakin
loyal perilaku konsumen.
Ketiga, monetary value of purchase, atau nilai uang atau jumlah uang
yang dikeluarkan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen
yang loyal, selain melakukan pembelian berulang, mereka juga akan
mengeluarkan uang yang lebih besar untuk produk atau jasa. Semakin besar
jumlah nilai uang yang konsumen keluarkan untuk merek tertentu, maka
semakin besar loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen.
Menurut Griffin, loyalitas konsumen dapat diukur melalui tingkat
keterikatan konsumen terhadap merek dan pembelian berulang yang
dilakukan oleh konsumen.32
Tingkat keterikatan konsumen dapat diketahui
melalui tingkat preferensi konsumen dan tingkat diferensiasi produk yang
dipersepsikan. Tingkat preferensi konsumen adalah seberapa besar keyakinan
konsumen terhadap merek tertentu. Keyakinan yang dimiliki konsumen akan
menghasilkan kecenderungan konsumen untuk memilih merek tertentu.
Sedangkan tingkat diferensiasi adalah sejauh mana konsumen dapat
membedakan produk atau jasa dari merek tertentu jika dibandingkan dengan
pesaingnya. Preferensi dan diferensiasi merupakan sikap yang dimiliki oleh
konsumen. Sikap ini dapat menunjukkan seberapa besar loyalitas konsumen
terhadap merek tertentu. Sedangkan pembelian berulang yang dilakukan oleh
konsumen merupakan bentuk dari perilaku loyal konsumen.
Menurut Dick dan Basu loyalitas adalah gabungan dari pengukuran sikap
dan perilaku.33
Secara konseptual, loyalitas merupakan hubungan antara sikap
relatif konsumen terhadap merek dan perilaku pembelian yang berulang.
Terdapat dua dimensi yang berfungsi untuk mengetahui sikap relatif
konsumen, yakni tingkat kekuatan sikap dan tingkat diferensiasi sikap.
Tingkat kekuatan sikap adalah tingkat ekstrimitas atau kecenderungan
konsumen terhadap merek tertentu. Sedangkan tingkat diferensiasi sikap
adalah kemampuan konsumen membedakan merek dengan merek alternatif
32
Jill Griffin, op.cit., h. 21. 33
Alan S. Dick dan Kunal Basu, op.cit., p. 100-101.
40
lainnya secara jelas. Gabungan kedua dimensi ini nantinya akan
menghasilkan tingkatan sikap relatif konsumen. Maka loyalitas adalah
penggabungan dari pengukuran sikap relatif konsumen yang dikombinasikan
dengan pembelian berulang yang dilakukan oleh konsumen.
Dari penjelasan tersebut terdapat beberapa kemiripan konsep diantara
ketiganya. Pada dasarnya, secara konseptual ketiga pendapat tersebut
menyebutkan bahwa loyalitas dapat diukur melalui penilaian sikap dan
perilaku konsumen. Pertama, sikap loyalitas adalah kecenderungan
konsumen terhadap merek tertentu. Sikap dapat diukur melalui tingkat
kekuatan sikap dan tingkat diferensiasi sikap. Kekuatan sikap ditunjukkan
dengan keyakinan, perasaan dan kehendak konsumen terhadap merek
tertentu. Sedangkan tingkat diferensiasi ditunjukkan dengan signifikasi
konsumen dalam membedakan merek tertentu dengan pesaingnya. Kedua,
perilaku loyal dapat ditunjukkan melalui waktu pembelian, frekuensi
pembelian dan jumlah uang yang dihabiskan untuk melakukan pembelian.
8. Pengukuran Loyalitas Konsumen di Sekolah
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, loyalitas konsumen merupakan
variabel yang dapat diukur dan diketahui gambarannya. Di sekolah, yang
menjadi konsumen adalah orang tua siswa. Untuk mengukur loyalitas orang
tua siswa terhadap sekolah maka dapat dilihat melalui sikap loyal dan
perilaku loyal yang ditunjukkan orang tua.
a. Sikap Loyal Konsumen
Sikap loyalitas orang tua terhadap sekolah dapat diukur melalui
tingkat preferensi dan diferensiasi orang tua terhadap merek. Tingkat
preferensi atau tingkat kecenderungan orang tua adalah seberapa besar
keyakinan yang dimiliki orang tua siswa terhadap sekolah. Sikap
preferensi orang tua dapat berupa :
41
1) Kecenderungan orang tua untuk memilih sekolah tertentu bagi
anaknya.
2) Orang tua yakin akan sekolah yang dipilih merupakan sekolah yang
unggul dibanding pesaingnya.
3) Merekomendasikan sekolah pilihannya kepada kerabat dan orang lain.
4) Tidak tertarik untuk beralih ke sekolah lain.
Tingkat diferensiasi orang tua terhadap sekolah merupakan persepsi
orang tua tentang sekolah yang dipilihnya. Tingkat diferensiasi orang tua
dapat ditunjukkan melalui kemampuan orang tua dalam membedakan
sekolah pilihannya dengan sekolah pesaing.
b. Perilaku Loyal Konsumen
Perilaku loyal merupakan tindak nyata sebagai refleksi sikap yang
dimiliki oleh konsumen. Perilaku loyal orang tua terhadap sekolah dapat
ditunjukan oleh beberapa indikator, di antaranya:
1) Orang tua masih terdaftar sebagai wali murid di sekolah tertentu.
2) Orang tua pernah menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu
sebelumnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa loyalitas konsumen adalah
orang yang memiliki hubungan yang kuat dengan objek tertentu. Kekuatan
hubungan ini terbentuk oleh dua hal yakni sikap individu yang menunjukkan
kecenderungannya terhadap objek tersebut dan perilaku berulang dan tetap
terhadap objek tersebut. Maka loyalitas adalah gabungan dari sikap dan
perilaku yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek. Untuk mengetahui
loyalitas konsumen, maka dilakukan pengukuran sikap konsumen terhdap
merek dan perilaku pembelian berulang konsumen.
42
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Citra Merek Sekolah Al-
Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di SD Al-Azhar 15 Pamulang” peneliti
melakukan tinjauan penelitian yang relevan dengan objek penelitian. Terdapat
beberapa penelitian yang menjadi rujukan dalam penelitian ini. Beberapa di antaranya
dijelaskan sebagai berikut:
1. Melka Neria Simanjuntak (2012)
Skripsi program Ilmu Administrasi Universitas Indonesia berjudul Pengaruh
Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen Maskapai Penerbangan Garuda
Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh citra merek
maskapai penerbangan Garuda Indonesia terhadap loyalitas konsumen Garuda
Indonesia pada tahun 2012. Penelitian ini mengatakan bahwa citra merek yang
positif dapat dibentuk melalui asosiasi merek yang kuat, menguntungkan dan
unik. Citra merek yang positif ini kemudian akan secara signifikan memengaruhi
pembentukan loyalitas konsumennya.
Populasi dari penelitian ini adala seluruh konsumen Garuda Indonesia yang
berada di Bandara Soekarno Hatta yang sudah berumur 17 tahun atau lebih.
Penelitian ini menggunakanmetode kuantitatif dengan alat instrumen kuesioner.
Hasil data penelitian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis
regresi linear untuk mengetahui pengaruh variabel citra merek terhadap variabel
loyalitas merek.
Berdasarkan hasil pengukuran regresi linear sederhana dari penelitian, maka
dapat diketahui bahwa citra merek dengan loyalitas konsumen memiliki hubungan
yang kuat, dengan koefisien korelasi sebesar .825 (82.5%). Selain itu penelitian
ini juga menunjukkan bahwa sebesar 68% loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh
variabel citra merek, sedangkan sisanya sebesar 32% dipengaruhi oleh faktor-
faktor di luar variabel citra merek. Kemudian berdasarkan hasil analisis uji
hipotesis penelitian, ditemukan bahwa terdapat pengaruh antara citra merek
terhadap pembentukan loyalitas konsumen dengan nilai t hitung > t tabel yakni
18.328 > 1.975.
43
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif
antara variabel citra merek terhadap loyalitas konsumen Garuda Indonesia. Selain
itu variabel citra merek memiliki pengaruh terhadap pembentukan loyalitas
konsumen Garuda Indonesia.
Merujuk dari penelitian Melka dengan judul Pengaruh Citra Merek terhadap
Loyalitas Konsumen, maka terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dalam
penelitian ini. Persamaan yang pertama adalah variabel yang diteliti yakni variabel
citra merek sebagai variabel yang independen dan variabel loyalitas konsumen
sebagai variabel dependen. Persamaan kedua adalah bidang yang diteliti adalah
bidang jasa. Namun terdapat beberapa perbedaan juga dalam penelitian ini, yang
pertama adalah analisis yang dilakukan. Dalam penelitian Melka menggunakan
analisis regresi linear sederhana, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
analisis korelasional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara citra
merek dengan loyalitas konsumen. Dan perbedaan yang kedua adalah perbedaan
locus yang diteliti. Dalam penelitian Melka meneliti pada bidang jasa
penerbangan sedangkan dalam penelitian ini memiliki locus penelitian di bidang
jasa pendidikan.
2. Dyah Ayu Anisha Pradipta (2012)
Skripsi program Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar dengan judul
Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Loyalitas Konsumen Produk Oli
Pelumas PT Pertamina (PERSERO) Enduro 4T di Makassar. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek (brand image) terhadap
loyalitas konsumen produk oli pelumas PT Pertamina (Persero) Enduro 4T di
Makassar.
Objek dari penelitian ini adalah konsumen oli pelumas Enduro 4T di
Makassar. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner,
observasi dan wawancara langsung dengan pihak terkait. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan
menggunakan uji hipotesis uji F dan uji t.
44
Dari penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan uji statistic bahwa variabel
citra merek yang terdiri dari dimensi citra pembuat, citra pemakai, dan citra
produk secara bersama-sama (sumultan uji F) memiliki pengaruh positif terhadap
variabel loyalitas konsumen. Berdasarkan uji t, citra pembuat berpengaruh
negative dan tidak signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan citra
pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dan
citra produk berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap loyalitas
konsumen. Dari penelitian ini diperoleh nilai R sebesar 0,081 atau sebesar 8,1%
variabel loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh variabel merek, yakni citra
pembuat, citra pemakai, dan citra produk. Sedangkan sisanya sebesar 91,9%
loyalitas konsumen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar citra merek.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dyah maka akan terdapat persamaan
dan perbedaan antara penelitian Dyah dengan penelitian ini. Persamaannya adalah
variabel yang diteliti yakni variabel citra merek sebagai variabel independen dan
variabel loyalitas konsumen sebagai variabel dependen. Sedangkan terdapat
beberapa perbedaan dengan penelitian Dyah, yang pertama adalah locus yang
diteliti. Penelitian Dyah meneliti produk barang, sedangkan penelitian ini meneliti
produk jasa di bidang pendidikan. Perbedaan yang kedua adalah dimensi yang
digunakan untuk mengukur citra merek. Dalam penelitian Dyah menggunakan
dimensi citra pemakai, citra pembuat dan citra produk sebagai ukuran dalam
mengukur citra merek, sedangkan penelitian ini menggunakan asosiasi merek
untuk mengukur citra merek. Dan perbedaan yang ketiga adalah analisis yang
digunakan. Dalam penelitian Dyah menggunakan analisis simultan uji F dan uji t
untuk mengetahui pengaruh antara variabel citra merek terhadap varibel loyalitas
konsumen, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Carl
Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel citra merek dengan
loyalitas konsumen.
45
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Citra merek adalah persepsi yang dimiliki oleh konsumen tentang merek tertentu.
Citra merek dapat positif atau negatif, tergantung pada bagaimana konsumen
menginterpretasikannya. Interpretasi ini bergantung pada bagaimana merek tersebut
mengasosiasikan atribut dan manfaat mereknya kepada konsumen. Atribut adalah
fitur-fitur yang mendeskripsikan merek, sedangkan manfaat adalah nilai yang dapat
merek berikan kepada konsumen.
Pembentukan citra merek yang positif sangat bergantung pada tiga hal, yakni
asosiasi merek yang kuat, unik dan menguntungkan. Asosiasi merek yang kuat dalam
hal ini sejauh mana atribut dan manfaat merek dapat diingat oleh konsumen. Merek
dapat mengasosiasikan atribut dan manfaat mereknya sesering mungkin melalui
berbagai cara seperti iklan di media cetak dan elektronik, melalui pengalaman
konsumen dan rekomendasi dari mulut ke mulut. Selain itu citra merek dibentuk
melalui asosiasi merek yang unik. Merek harus mampu membedakan dirinya dengan
merek pesaing yang potensial. Perbedaan yang tidak akan konsumen temukan pada
pesaing. Asosiasi yang kuat dan unik akan berdampak pada sikap konsumen terhadap
merek tertentu.
Sikap konsumen diartikan sebagai keyakinan, perasaan dan ide konsumen
terhadap merek. Merekomendasikan merek kepada kerabat, memiliki kecenderungan
Citra
Merek
Asosiasi Merek yang
Kuat
Asosiasi Merek yang
Menguntungkan
Asosiasi Merek yang
Unik
Sikap
Konsumen
Perilaku
Konsumen
Loyalitas
Konsumen
46
terhadap merek tertentu dan meyakini bahwa merek memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki pesaing merupakan indikator dari sikap konsumen.
Sedangkan asosiasi yang menguntungkan adalah keyakinan konsumen bahwa
atribut dan manfaat merek dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Merek dapat menawarkan produk atau jasa yang dibutuhkan konsumen dan pada tahap
tertentu mereka menawarkan produk atau jasa sesuai atau bahkan melampaui harapan
konsumen. Asosiasi yang menguntungkan akan membentuk perilaku konsumen.
Perilaku konsumen biasa diartikan sebagai perilaku pembelian konsumen terhadap
merek tertentu.
Sikap konsumen yang memiliki kecenderungan terhadap merek tertentu dan
dikombinasikan dengan perilaku konsumen dengan melakukan pembelian terhadap
produk atau jasa merek tertentu, merupakan faktor utama pembentuk loyalitas
konsumen. Memiliki keyakinan bahwa merek tertentu memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki oleh pesaing, merekomendasikan merek kepada kerabat dan melakukan
pembelian yang berulang secara rutin adalah bentuk nyata dari loyalitas konsumen.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang kedudukannya belum terbukti atau
preposisi mengenai sebuah faktor atau fenomena yang menjadi minat peneliti.
Hipotesis merupakan anggapan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Jenis
penelitian kuantitatif menekankan hipotesis pada dua macam, yakni hipotesis satu
variabel dan hipotesis kausal atau hipotesis dua variabel atau lebih. Dugaan yang dapat
dirumuskan pada penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada hubungan antara variabel citra merek dengan loyalitas
konsumen.
Ha : Terdapat hubungan antara variabel citra merek dengan loyalitas konsumen.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang yang
berlokasi di Pamulang, Tangerang Selatan. Sedangkan penelitian akan dilakukan
pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Dimulai dari bulan September –
Desember 2014. Adapun rincian terkait dengan penelitian tercantum dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Merumuskan masalah dan
tujuan penelitian
Menentukan Konsep dan
Hipotesis
Mengambil Sampel
Membuat Kuesioner
Menyebarkan Kuesioner
Mengolah Data
Menganalisis dan
Melaporkan
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif bertolak pada pendekatan positivistik, yakni pendekatan yang
memandang realitas sebagai suatu yang berdimensi tunggal, fragmental dan
cenderung bersifat tetap.34
Hasil penelitian merupakan generalisasi dan prediksi
berdasarkan hasil-hasil pengukuran. Kebenaran hasil penelitian didukung oleh
validitas dan realibilitas alat instrumen yang digunakan. Penelitian ini
34
Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1993), h. 18.
48
menggunakan pola korelasional. Pola korelasional digunakan untuk menemukan
hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen(Y). Yang
menjadi variabel dalam penelitian ini adalah citra merek (X) dan loyalitas
konsumen (Y).
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah himpunan yang mewakili semua kemungkinan pengukuran
yang perlu diperhatikan dalam observasi. Dalam penelitian ini yang menjadi target
populasi adalah konsumen dari SD Al-Azhar 15 Pamulang, yakni wali murid atau
orang tua dari peserta didik SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang. Jumlah murid SD
Al-Azhar sebanyak 456 siswa, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Peserta Didik SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang
Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang dipilih oleh peneliti terkait
dengan permasalahan penelitian dan bertujuan untuk generalisasi terhadap
populasi. Penentuan banyak sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah
sebesar 22% dari jumlah populasi yang ada, yakni sebesar 100,32 yang kemudian
dibulatkan menjadi 100 orang responden.35
Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode probability sampling dengan teknik simple random sampling. Populasi
dalam penelitian ini bersifat homogen, sehingga setiap unsur dari populasi
dianggap mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
35
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 125.
Jumlah Peserta Didik
Kelas I 3 Rombel 90
Kelas II 3 Rombel 86
Kelas III 3 Rombel 86
Kelas IV 3 Rombel 64
Kelas V 3 Rombel 67
Kelas VI 3 Rombel 63
Total 18 Rombel 456
49
Dengan demikian, setiap orang tua murid di SD Al-Azhar 15 Pamulang memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel pada penelitian ini. Penggunaan
sampel ini bertujuan untuk melakukan generalisasi atas suatu populasi yang
jumlahnya banyak. Sehingga sampel mampu mewakili populasi yang akan diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data sebagai
kelengkapan dari penelitian baik berupa informasi, data, petunjuk serta bahan-
bahan pendukung lainnya dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan
data, diantaranya :
1. Metode Angket
Penelitian menggunakan metode angket sebagai data primer penelitian.
Responden dalam penelitian ini adalah orang tua murid di SD Al-Azhar 15
Pamulang. Pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik survei langsung
terstruktur melalui kuesioner yang meliputi beberapa pernyataan positif dan
terstruktur terkait dengan objek penelitian. Teknik ini dilaksanakan dengan
memberikan kuesioner kepada responden dan kuesioner akan diisi sendiri
oleh responden (self-administered questionnaire). Pernyataan dalam
kuesioner menggunakan bahasa yang relatif mudah dipahami, tidak bermakna
ganda dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Surveyor mengawasi responden
dalam mengisi kuesioner sehingga kelengkapan kuesioner dapat dipastikan.
Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
persepsi orang tua tentang citra merek sekolah Al-Azhar dan loyalitas orang
tua terhadap sekolah Al-Azhar. Maka dalam penelitian ini, angket
menggunakan skala Linkert dengan empat pilihan jawaban atas pernyataan
yang akan diajukan. Empat pilihannya adalah sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS) untuk pernyataan yang dianggap sangat mewakili
responden, dengan bobot nilai 4 .
b. Setuju (S) untuk pernyataan yang dianggap dapat mewakili responden dan
memiliki bobot nilai 3.
50
c. Tidak Setuju (TS) untuk pernyataan yang dianggap tidak dapat mewakili
responden, diberi nilai 2.
d. Sangat Tidak Setuju (STS) untuk pernyataan yang dianggap sangat tidak
mewakili responden dan bobot nilainya adalah 1.
2. Metode Wawancara
Penelitian ini juga menggunakan metode wawancara sebagai sumber data
sekunder atau pendukung. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan
informasi dari pihak sekolah sebagai pembentuk citra sekolah Al-Azhar.
Setelah menyebarkan angket kepada orang tua siswa, peneliti kemudian
mengolah data angket yang telah didapat. Berdasarkan hasil perhitungan data
angket, kemudian peneliti melakukan konfirmasi terhadap hasil angket.
Dengan kata lain, metode wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai alat
pendukung angket serta sebagai bahan konfirmasi keabsahan angket. Adapun
yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah Kepala SD Al-Azhar
15 Pamulang.
3. Metode Studi Dokumentasi
Metode studi dokumentasi dalam penelitian ini berperan sebagai data
sekunder atau pendukung. Metode ini digunakan untuk mendapatkan
informasi jumlah populasi penelitian, informasi tentang sekolah, dan
informasi lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Dokumen yang diperlukan
antara lain seperti profil sekolah, jumlah siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang
dan media-media yang digunakan untuk memperkenalkan SD Al-Azhar 15
Pamulang.
E. Uji Coba Instrumen
Dalam suatu penelitian diperoleh instrumen yang valid dan realibel. Validitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat mengukur apa yang ingin
diukur. Sedangkan realibilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi
suatu alat ukur pengukur dalam mengukur gejala yang sama.
51
1. Validitas Instrumen
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu dapat mengukur apa
yang ingin diukur. Dengan kata lain uji validitas adalah pengujian kuesioner
sehingga dapat dipastikan bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang ingin
diukurnya.36
Misalnya dalam mengukur loyalitas konsumen suatu produk di mata
konsumen diukur dalam tiga pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator.
Untuk mengukur variabel loyalitas konsumen, jawaban responden dikatakan
valid apabila item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur dalam kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini uji validitas
instrumen menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment.37
r xy =
( ) ( )( )
√ ( ) ( )
Keterangan :
rxy = Nilai koefisien korelasi product moment
n = jumlah observasi/responden
X = skor variabel (jawaban responden)
Y = skor total dari variabel (jawaban responden)
Dalam melakukan uji validitas, jumlah responden untuk uji coba adalah 30
orang. Dalam uji coba ini responden diminta untuk menyatakan apakah mereka
setuju atau tidak setuju dengan setiap pernyataan. Jumlah pernyataan untuk
variabel X (citra merek) sebanyak 66 item nomor dan variabel Y (loyalitas
konsumen) sebanyak 21 item nomor yang mewakili setiap dimensi variabelnya.
Instrumen penelitian dapat dinyatakan valid dengan melihat korelasi antara
skor masing-masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur.
Jika skor tabel lebih besar dari taraf signifikansi r (rhitung > rtabel), maka
instrumen dapat dinyatakan valid.
36
.Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, op.cit., h. 125-126. 37
Ibid., h. 139.
52
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilakukan, nilai rtabel dengan
N=30 dan =1% sebesar 0,463. Maka rhitung > 0,463 dapat dinyatakan valid.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka ada sebanyak 9 item nomor yang
dinyatakan TIDAK VALID dan 57 item nomor lainnya dinyatakan VALID
pada instrumen variabel X (lihat Lampiran 3). Pada instrumen variabel Y
(loyalitas konsumen) terdapat 21 item nomor yang dinyatakan VALID atau
VALID SEMUA (lihat Lampiran 4).
2. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur yang dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan kata lain, realibilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala
yang sama38
Dalam penelitian ini uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan
koefisien alpha () dari Cronbach atau lebih dikenal dengan Teknik Alpha
Cronbach:
r11 = (
) (
)
Keterangan :
r11 = Koefisien realibilitas instrument
k = Jumlah butir pertanyaan
∑²b = Jumlah varians butir
²t = Varians total
Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha.
Jika koefisien Cronbach Alpha > 0,60 menunjukkan kehandalan (realibilitas)
instrumen (bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang
berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda). Selain itu, Cronbach
Alpha yang semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi konsistensi
internal reliabilitasnya. Maka dapat disimpulkan, jika hasil koefisien reabilitas
(r11) > 0,6 maka instrumen dapat dinyatakan reliable.
38
Ibid., h. 141.
53
Berdasarkan hasil uji coba instrumen, diperoleh nilai koefisien reabilitas
instrumen variabel X adalah sebesar 0,979. Ini menunjukkan bahwa instrumen
untuk variabel X memiliki reabilitas yang sangat kuat, karena nilai
koefiesiennya 0,979>0,60 (lihat Lampiran 3). Pada instrumen variabel Y
diperoleh nilai koefisien reabilitas instrumennya sebesar 0,956 dan dinyatakan
memiliki reabilitas yang sangat kuat, karena 0,956 > 0,60 (lihat Lampiran 4).
Maka dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen tersebut adalah instrumen
yang realiable.
F. Uji Prasyarat Analisis Data
Setelah instrumen diuji validitas dan reabilitasnya, kemudian angket dapat
disebar. Dari angket yang disebar kemudian kita mendapatkan data jawaban
responden. Sebelum dapat mengolah data jawaban responden dan mengujinya,
maka diperlukan uji prasyarat data untuk memenuhi syarat pengujian hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian berasal dari sebaran yang normal. Uji normalitas berguna untuk
membuktikan data dari sampel yang dimiliki berasal dari populasi berdistribusi
normal. Data berdistribusi normal akan mengikuti bentuk distribusi normal,
dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Data dikatakan
berdistribusi normal jika jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah
sama.
Adapun metode yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam
penelitian ini adalah metode Uji Liliefors. Metode Liliefors menggunakan data
dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data
ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat menghitung luasan kurva normal
sebagai probabilitas komulatif normal. Metode Liliefors membandingkan nilai
Lhitung, dimana Lhitung didapat dari F(Zi) – S(Zi). Berikut langkah-langkah untuk
menggunakan Uji Liliefors:
a. Mengurutkan data sampel dari terkecil hingga yang terbesar
b. Hitung rata-rata nilai skor sampel
54
c. Hitung standar deviasi skor sampel
d. Hitung Zl dengan rumus :
e. Tentukan nilai tabel Z (lihat tabel Distribusi Z Normal Baku) berdasarkan
nilai Zl dengan mengabaikan nilai negatifnya.
f. Tentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan Tabel Z (ditulis
dengan F(Zl)). Yaitu dengan cara nilai 0,5 – nilai tabel Z apabila nilai Z
negatif, atau dengan cara nilai 0,5 + nilai tabel z apabila Zl positif.
g. Tentukan nilai S(ZI) dengan cara membagi frekuensi kumulatif dengan
number of cases.
h. Tentukan nilai Lhitung = [F(ZI) – S(ZI)], bandingkan Lhitung terbesar dengan
Ltabel ( lihat Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors).
i. Jika Lhitung < Ltabel maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas
dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap
variabel terikat berdasarkan garis regresi yang dibuat, diuji keberartian
koefisien garis regresi serta linearitasnya. Dalam penelitian ini digunakan
persamaan regresi sederhana dengan rumus : Y = a + bX
Untuk mengetahui hasil uji linearitas perlu dihitung Jumlah Kuadrat Error
(JKE), Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), Rata-Rata Jumlah Kuadrat Tuna
Cocok (RJKTC), Rata-Rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE), dan Fhitung. Sebelum
menghitung hal tersebut perlu diketahui terlebih dahulu jumlah kuadrat regresi
a (JKreg[a]), jumlah kuadrat regresi b (JKreg[b|a]), dan jumlah kuadrat residu
(JKres).
55
G. Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan dari responden, kemudian
peneliti akan melakukan analisis data yang telah didapat. Terdapat beberapa
teknik dalam menganalisis data dalam penelitian ini, beberapa diantaranya:
1. Analisa Statistik Deskriptif
Statistika deskriptif adalah statistika yang mempunyai tugas untuk
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, kemudian menyajikannya
dengan baik.39
Statistika deskriptif berfungsi untuk menerangkan dan
menggambarkan suatu gejala/keadaan. Tujuan utama analisis ini adalah untuk
mendeskripsikan sebaran data hasil penelitian. Biasanya bentuk
intrepetasinya dapat berupa tabel frekuensi, grafik, ataupun teks yang akan
memudahkan dalam proses analisis berikutnya.
Hasil analisis statistik deskriptif ini disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi. Pada penelitian ini, tabel frekuensi digunakan untuk
menggambarkan karakteristik responden penelitian dan variabel penelitian.
Tabel frekuensi mencakup data interval dan disertai dengan uraian statistik
untuk mengukur rata-rata (mean, median dan mode) dan standar deviasi setiap
variabelnya.40
Tabel frekuensi sendiri memiliki berbagai fungsi, antara lain
sebagai alat untuk mengecek konsistensi jawaban responden, untuk
mendapatkan deskripsi ciri atau karakteristik responden, mempelajari
distribusi data variabel penelitian, dan menetukan klasifikasi untuk tabulasi
silang.41
Hasil dari grafik distribusi kemudian akan dijadikan acuan untuk
menentukan tinggi atau rendahnya rata-rata setiap variabel. Adapun cara
untuk membuat rentang skor kategori adalah sebagai berikut:
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara, rata-
rata skor jawaban variabel dikurangi simpangan baku sampai dengan rata-
rata ditambah simpangan baku.
39
Ibid., h. 126. 40
Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 255. 41
Ibid., h. 253.
56
b. Menetukan rentang skor untuk kategori kuat yaitu skor yang berada diatas
nilai dari rata-rata ditambah simpangan baku sampai dengan skor jawaban
tertinggi.
c. Menentukan rentang skor untuk kategori lemah yaitu dengan menentukan
skor yang berada dibawah nilai hasil dari rata-rata dikurangi simpangan
baku sampai dengan skor jawaban terendah.
2. Analisis Korelasional
Tujuan analisis korelasional adalah untuk mengukur derajat hubungan
dan bagaimana eratnya hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini akan
menggunakan analisis korelasional dengan teknik korelasi Rank Spearman
yang dikemukakan oleh Carl Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan
untuk mencari hubungan atau menguji signifikansi antara citra merek Al-
Azhar terhadap loyalitas konsumennya. Selain itu juga untuk mengetahui
apakah termasuk hubungan yang kuat, cukup atau lemah. Adapun rumus dari
korelasi Rank Spearman sebagai berikut :
rs =
( )
Keterangan :
rs = Nilai koefisien korelasi Rank Spearman
∑di² = Jumlah selisih perbedaan ranking antara pasangan data
n = Number of cases
Kemudian setelah kita mengetahui angka indeks korelasi Rank
Spearman, kemudian angka tersebut kita interpretasikan dengan ketentuan
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya rs Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variabel X dan Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
rendah, sehingga dianggap tidak ada
korelasi.
0,21 – 0, 40 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi
yang lemah.
0,41 – 0, 70 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi
57
yang cukupan.
0,71 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat.
0,91 – 1 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat. Sumber : Anas Sudijono, 2012.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar
pengaruh antara kedua variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien
determinasi (KD) dengan asumsi faktor-faktor lain di luar variabel dianggap
konstan/tetap.
Adapun rumus koefisien determinasi (KD), sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r2 = Nilai koefissien korelasi
H. Hipotesis Statistik
Uji hipotesis diperlukan untuk menentukan Hipotesis manakah yang akan
diterima atau ditolak. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan menguji signifikansi
nilai koefisien korelasi. Bila n lebih dari 30, maka pengujian signifikansinya
menggunakan rumus:
t = r √
Kemudian hasil dari thitung dibandingkan dengan ttabel. Dari perbandingan
tersebut maka akan dapat disimpulkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Jika rhitung < rtabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
58
I. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual Citra Merek
Citra merek adalah kesan, persepsi dan penilaian konsumen tentang suatu
produk atau jasa sebagai hasil dari asosiasi merek yang dilakukan oleh
pemasar. Citra merek berfungsi sebagai petunjuk bagi konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian. Menurut Keller citra merek dapat diukur
melalui persepsi konsumen terhadap asosiasi merek. Adapun dimensi citra
merek adalah kekuatan asosiasi merek (strength of brand association),
keuntungan asosiasi merek (favorability of brand associaiton) dan keunikan
asosiasi merek (uniqueness of brand association).
2. Definisi Operasional Citra Merek
Citra merek adalah persepsi orang tua SD Al-Azhar 15 Pamulang sebagai
hasil dari asosiasi Al-Azhar. Dalam penelitian ini, untuk mengukur citra
merek digunakan teori dari Keller yang menggunakan kekuatan, keuntungan
serta keunikan asosiasi merek sebagai dimensinya.
Pertama, dimensi kekuatan asosiasi merek (strength of brand
association) adalah kesan mendalam konsumen terhadap merek. Asosiasi
merek yang kuat dapat diukur melalui atribut (product related attribute dan
non-product related attributes) dan manfaat merek (fungsional, pengalaman
dan simbolik) yang diasosiasikan. Kedua, keuntungan asosiasi merek adalah
sejauh mana asosiasi merek dapat meyakinkan konsumen bahwa merek
memiliki atribut dan manfaat dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Asosiasi yang menguntungkan dapat diukur melalui desirability
(relevansi, kekhasan, dan kepercayaan) dan deliverability (kelayakan,
kapasitas komunikasi dan keberlangsungan). Ketiga, keunikan asosiasi merek
adalah diferensiasi merek dengan pesaingnya. Keunikan suatu merek dapat
dinilai dari titik persamaan (points of parity) dan perbedaannya (points of
differences). Ketiga dimensi ini kemudian dioperasionalisasikan dalam tabel
sebagai berikut.
59
Tabel 3.4
Variabel Citra Merek
No. Dimensi Sub Dimensi Indikator Pernyataan
1. Strength of Brand
Association
Atribut
1. Product
related
attribute
2. Non-
Product
related
attributes
1. Kualitas sekolah
2. Kinerja guru dan pegawai
3. Organisasi penghasil
produk/jasa
4. Kepribadian merek
1. Informasi harga
2. Penampilan produk
3. Citra penggunaan
4. Citra pengguna
1,2,3,4,5,6
7,8,9,10
11, 12, 13,14
15,16,17
18,19,20
21,22,23
24,25,26
27,28,29
Manfaat
Merek
1. Manfaat fungsional
2. Manfaat pengalaman
3. Manfaat simbolik
30,31,32,33
34,35,36
37,38,39
2. Favorability of
Brand
Association
Desirability 1. Relevansi merek
2. Kekhasan merek
3. Kepercayaan merek
40,41,42
43,44,45
46,47,48
Deliverability 1. Kelayakan merek
2. Kapasitas komunikasi merek
3. Keberlangsungan merek
49,50,51
52,53,54
55,56,57
3. Uniqueness of
Brand
Association
Points of
Parity 1. Generic product 58,59,60
Points of
Differences 1. Rencana penjualan yang
unik
2. Keunggulan merek dalam
bersaing
61,62,63
64,65,66
Sumber: Teori dari Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third Edition, (Upper Saddle
River: Pearson Education Inc, 2008).
3. Definisi Konseptual Loyalitas Merek
Loyalitas konsumen adalah orang yang memiliki hubungan yang kuat
dengan merek tertentu. Kekuatan hubungan ini terbentuk oleh dua hal yakni
sikap dan perilaku individu. Berdasarkan pada teori yang dijelaskan oleh
Buttle, Griffin dan Dick & Basu sikap loyalitas konsumen ditunjukkan
dengan kecenderungan konsumen terhadap merek tertentu. Sedangkan
perilaku loyalitas konsumen dapat ditunjukkan melalui perilaku untuk
membeli merek tertentu secara berulang dan tetap.
60
4. Definisi Operasional Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen adalah hubungan yang kuat antara seseorang dengan
merek tertentu. Dalam penelitian ini, dimensi loyalitas konsumen
menggunakan berbagai teori yang dikemukakan oleh Buttle, Griffin dan Dick
& Basu. Menurut mereka, loyalitas konsumen dapat diukur melalui sikap dan
perilaku loyal yang ditunjukkan oleh konsumen. Pertama, sikap loyal
konsumen ditunjukkan melalui kekuatan sikap dan diferensiasi sikap yang
dimiliki oleh konsumen terhadap merek. Kekuatan sikap sendiri meliputi
keyakinan, perasaan dan kecenderungan konsumen terhadap merek tertentu.
Sedangkan diferensiasi sikap, konsumen mengetahui keunggulan produk dan
merasakan perbedaan yang dimiliki produk. Kedua, perilaku loyal konsumen
akan ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk membeli produk. Dimensi ini kemudian
dioperasionalisasikan ke dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.5
Variabel Loyalitas Konsumen
No. Dimensi Sub
Dimensi Indikator Pernyataan
1.
Sikap Loyal
Konsumen
Kekuatan
Sikap
1. Keyakinan
2. Perasaan
3. Kecenderungan
1,2,3
4,5,6
7,8,9
Diferensiasi
Sikap
1. Mengetahui
keunggulan produk
2. Merasakan
diferensiasi produk
10,11,12
13,14,15
2.
Perilaku
Loyal
Konsumen
Frequency
of purchase
1. Melakukan
pembelian yang
berulang
16,17,18
Monetary of
purchase
1. Jumlah biaya
pembelian
19,20,21
Sumber: Teori dari Francis Buttle, Customer Relationship Management:Concept and Tools,
Terj. dari Customer Relationship Management:Concept and Tools oleh Arief Subiyanto,
(Jakarta: Bayumedia, 2007).
Teori Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan
Pelanggan, terj. dari Customer Loyalty: How to Earn It, How to Keep It oleh Dwi Kartini
Yahya, (Jakarta: Erlangga, 2003).
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang berkedudukan di Pamulang Villa Blok AJ
(Sektor I), Pondok Benda, Pamulang. SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang sendiri
berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (YPIA) bekerjasama
dengan Yayasan Medco Foundation. Tujuan dari didirikannya SD Al-Azhar ini
adalah salah satu upaya untuk meningkatkan akses pelayanan pendidikan yang
berkualitas yang didasari oleh Syariat Islam. Sebagaimana yang tertera dalam tujuan
dari SD Al-Azhar 15 Pamulang sebagai berikut:
1. Murid memiliki perilaku Islami yang direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari,
baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.
2. Murid menguasai pengetahuan, kemampuan dasar dan memiliki kedisiplinan serta
kemandirian belajar.
3. Murid mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam era globalisasi, yaitu
memiliki kemampuan berkompetisi secara sehat, serta mampu mengikuti
kemajuan teknologi informasi dan teknologi.
4. Meningkatkan akses pelayanan pendidikan.
5. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
6. Meningkatkan manajemen sekolah.
7. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga, baik di dalam maupun di luar
sekolah.
8. Meningkatkan kecintaan dan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan
sekitarnya.
Untuk mengarahkan kegiatan pendidikan di SD Al-Azhar 15 Pamulang agar
sesuia dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka ditetapkanlah Visi dan Misi dai SD
Al-Azhar 15 Pamulang sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan, sebagai
berikut:
62
Visi SD Al-Azhar 15 Pamulang adalag “Berakidah tangguh, berakhlak mulia,
berprestasi gemilang, peduli lingkungan dan berwawasan global”. Sedangkan Misi
SD Al-Azhar 15 Pamulang adalah:
1. Menanamkan pendidikan agama sejak dini.
2. Membiasakan membaca dan memahami Al-Qur’an.
3. Membiasakan perilaku Islami.
4. Melatih dan membiasakan beribadah.
5. Menanamkan dan melatih kemampuan dasar calistung.
6. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
7. Menyiapkan peserta didik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
8. Menciptakan sekolah yang cinta dan peduli lingkungan.
9. Menyiapkan peserta didik dalam menguasai informasi dan bahasa asing.
10. Menjadi sekolah unggul di tingkat nasional dan internasional.
Penjabaran visi dan misi SD Al-Azhar 15 Pamulang dapat dikatakan sebagai
sebuah Visi dan Misi yang dapat diwujudkan. Hal ini terbukti dari setiap program-
program dan berbagai fasilitas sekolah yang mampu mendukung pencapaian Visi dan
Misi Sekolah. Beberapa diantaranya adalah kegiatan shalat Dzhur berjamaah yang
dilakukan siswa-siswi didampingi dengan guru-guru Al-Azhar setiap hari, adanya
hafalan surat-surat pendek sebagai syarat kelulusan, seragam sekolah yang sopan dan
Islami, sekolah yang dilengkapi dengan Lab. Komputer dan bahasa, serta ruang kelas
yang dilengkapi dengan proyektor adalah perwujudan dari Visi dan Misi sekolah.
B. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan Uji Liliefors,
nilai kritis L (Ltabel) dari N=100 dengan taraf signifikansi =5% adalah
0,088851384. Pada variabel X diperoleh nilai Lhitung terbesar adalah 0,0921 (lihat
Lampiran 10). Sedangkan pada variabel Y diperoleh nilai Lhitung terbesar adalah
0,1421 (lihat Lampiran 11). Dari nilai Lhitung kedua variabel tersebut menunjukkan
bahwa Lhitung lebih besar dari Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel
penelitian bukanlah data yang berasal dari distribusi normal.
63
2. Uji Regresi
Berdasarkan dari hasil uji linearitas dengan menggunakan uji regresi linear
sederhana antara kedua variabel penelitian diperoleh persamaan regresi linearnya
Y= 1,039 + 0,358X (lihat Lampiran 12). Kemudian untuk menguji linearitas
kedua variabel tersebut, diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,411. Sedangkan nilai Ftabel
dengan taraf signifikansi 5% pada pembilang 41 dan penyebut 57 (F0,95(41,57))
adalah 1,59. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,411<1,59), maka dapat
disimpulkan bahwa data penelitian adalah berpola linear.
C. Deskripsi Data
1. Citra Merek Sekolah Al-Azhar
Data dan indikator Citra Sekolah Al-Azhar diukur dan disebarkan kepada 100
orang responden yang terdiri dari 57 item pernyataan mengenai Citra Sekolah Al-
Azhar. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diberi skor dan diolah
untuk kemudian dianalisis. Dari hasil penelitian diperoleh skor jawaban tertinggi
225 dan skor jawaban terendah 147, dengan rata-rata 178,4 dan simpangan
bakunya (standar deviasi) sebesar 14,1911. Adapun distribusi frekuensi jawaban
Citra Sekolah Al-Azhar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Citra Sekolah Al-Azhar
No. Kelas
Interval F
Batas
Kelas Nt
F.
Kum F (%) FNt
1. 147-156 6 146,6-156,5 151,5 6 6 909
2. 157-166 7 156,5-166,5 161,5 13 7 1.130,5
3. 167-176 34 166,5-176,5 171,5 47 34 5.831
4. 177-186 36 176,5-186,5 181,5 83 36 6.534
5. 187-196 8 186,5-196,5 191,5 91 8 1,532
6. 197-206 3 196,5-206,5 201,5 94 3 604,5
7. 207-216 3 206,5-216,5 211,5 97 3 634,5
8. 217-226 3 216,5-226,5 221,5 100 3 664,5
Jumlah 100 17.840
Berdasarkan penyajian data pada tabel 4. dapat dilihat dari 100 orang
responden, ada sebanyak 47 orang atau 47% yang mendapat skor di bawah rata-
64
rata. Sedangkan responden yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 17
orang atau 17%. Data pada tabel di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk
grafik berikut ini:
Grafik 4.1
Grafik Distribusi Frekuensi Variabel X
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa peminatan skor tertnggi berada pada
batas kelas 176,5-186,5, dengan nilai tengahnya 181,5 dan frekuensi 36,
sedangkan skor terendah tersebar pada batas kelas 196,5-206,5; 206,5-216,5; dan
216,5-226,5 dengan frekuensi masing-masing adalah 3.
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari citra sekolah Al-Azhar
dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara, rata-rata
skor citra sekolah Al-Azhar (variabel X) dikurangi simpangan baku sampai
dengan rata-rata ditambah simpangan baku.
178,2 – 14,48 = 163,72 = 164
178,2 + 14,48 = 192,68 = 193
Dengan demikian, untuk kategori cukup rentang nilainya adalah 164-193.
b. Menentukan rentang skor untuk kategori baik yaitu skor yang berada di atas
193 sampai dengan skor tertinggi yaitu 225.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
151,5 161,5 171,5 181,5 191,5 201,5 211,5 221,5
65
c. Menentukan rentang skor untuk kategori kurang baik yaitu dengan menentukan
skor yang berada di bawah 164 sampai dengan skor yang diperoleh yaitu 147.
Untuk lebih jelasnya skor akan diinterpretasikan sebagai berikut:
147-163 adalah rentang skor citra merek Al-Azhar yang kurang baik
164-193 adalah rentang skor citra merek Al-Azhar yang cukup baik
194-225 adalah rentang skor citra merek Al-Azhar yang baik
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata
citra merek yang sebesar 178,2 berada pada kategori cukup baik. Citra sekolah Al-
Azhar dinilai sudah cukup baik di mata orang tua siswa, namun masih ada
beberapa kekurangan yang harus ditingkatkan lagi dalam mengenalkan dan
memasarkan sekolah kepada orang tua siswa.
2. Loyalitas Konsumen Al-Azhar
Data dan indikator Loyalitas Konsumen Al-Azhar diukur dan disebarkan
kepada 100 orang responden yang terdiri dari 21 item pernyataan mengenai
Loyalitas Konsumen Al-Azhar. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian
diberi skor dan diolah untuk kemudian dianalisis. Dari hasil penelitian diperoleh
skor jawaban tertinggi 82 dan skor jawaban terendah 53, dengan rata-rata 64,49
dan simpangan bakunya (standar deviasi) sebesar 6,271. Adapun distribusi
frekuensi jawaban loyalitas konsumen Al-Azhar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Loyalitas Konsumen Al-Azhar
No. Kelas
Interval F
Batas
Kelas Nt
F.
Kum F (%) FNt
1. 53-56 7 52,5-56,5 54,5 7 7 381,5
2. 57-60 9 56,5-60,5 58,5 16 9 526,5
3. 61-64 43 60,5-64,5 62,5 59 43 2.687,5
4. 65-68 23 64,5-68,5 66,5 82 23 1,529,5
5. 69-72 4 68,5-72,5 70,5 86 4 282
6. 73-76 5 73,5-76,5 74,5 91 5 327,5
7. 77-80 7 76,5-80,5 78,5 98 7 549,5
8. 81-84 2 80,5-84,5 82,5 100 2 165
Jumlah 100 6.449
66
Berdasarkan penyajian data pada tabel 4. dapat dilihat dari 100 orang
responden, ada sebanyak 59 orang atau 59% yang mendapat skor di bawah rata-
rata. Sedangkan responden yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 18
orang atau 18%. Data pada tabel di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk
grafik berikut ini:
Grafik 4.2
Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Y
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa peminatan skor tertinggi berada pada
batas kelas 60,5-64,5; dengan nilai tengahnya 62,5 dan frekuensi 43, sedangkan
skor terendah tersebar pada batas kelas 80,5-84,5 dengan frekuensi sebesar 2.
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari loyalitas konsumen Al-
Azhar dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara, rata-rata
skor loyalitas konsumen Al-Azhar (variabel Y) dikurangi simpangan baku
sampai dengan rata-rata ditambah simpangan baku.
64,9 – 6,285= 58,615 = 59
64,9 + 6,285 = 71,185 = 72
Dengan demikian, untuk kategori sedang rentang nilainya adalah
b. Menentukan rentang skor untuk kategori kuat yaitu skor yang berada di atas 72
sampai dengan skor tertinggi yaitu 82.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
54,5 58,5 62,5 66,5 70,5 74,5 78,5 82,5
67
c. Menentukan rentang skor untuk kategori lemah yaitu dengan menentukan skor
yang berada di bawah 59 sampai dengan skor yang diperoleh yaitu 29. Untuk
lebih jelasnya skor akan diinterpretasikan sebagai berikut:
19-28 adalah rentang skor loyalitas konsumen Al-Azhar yang lemah
29-72 adalah rentang skor loyalitas konsumen Al-Azhar yang sedang
73-82 adalah rentang skor loyalitas konsumen Al-Azhar yang kuat
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata
loyalitas konsumen yang sebesar 64,9 berada pada kategori sedang. Loyalitas
yang dimiliki konsumen Al-Azhar adalah sedang atau loyalitas sedang. Ini berarti
orang tua siswa sudah memiliki loyalitas, namun kemungkinan untuk untuk
beralih ke sekolah lain juga cukup besar.
D. Pengujian Hipotesis
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai rs
sebesar 0,746 (lihat Lampiran 13). Hal ini menujukkan terdapat hubungan yang
kuat antara variabel X (citra merek) dengan variabel Y (loyalitas konsumen)
karena berada dalam rentang 0,61-0,80.
Selanjutnya pada perhitungan koefisien determinasi (KD), diperoleh nilai KD
sebesar 55%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor citra sekolah Al-Azhar
memberikan kontribusi untuk mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 55%,
sedangkan sisanya (45%) dipengaruhi oleh faktor lain.
Kemudian dilakukan uji t untuk menguji hipotesis penelitian yang telah
diajukan sebelumnya. Pada penelitian ini nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5%
adalah sebesar 1,661. Sedangkan diperoleh nilai thitung sebesar 11,089. Hal ini
menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan kata lain terdapat hubungan antara variabel citra merek dengan variabel
loyalitas konsumen.
68
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Data diperoleh melalui penyebaran angket kepada orang tua siswa,
wawancara dengan Kepala Sekolah, dan studi dokumentasi yang terkait dengan
citra sekolah Al-Azhar seperti Visi Misi Sekolah, fasilitas sekolah di SD Al-Azhar
15 Pamulang. Maka diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:
1. Citra Merek Al-Azhar (Variabel X) di SD Al-Azhar 15 Pamulang
Sekolah Al-Azhar dapat dikatakan memiliki citra yang baik jika orang tua
siswa memiliki ingatan yang kuat tentang Al-Azhar, menganggap Al-Azhar
memiliki keunikan yang tidak dimiliki sekolah lain dan memberikan
keuntungan baigi mereka. Citra Sekolah Al-Azhar akan diukur berdasarkan
kekuatan asosiasi sekolah Al-Azhar, keunikan asosiasi sekolah Al-Azhar dan
keuntungan asosiasi sekolah Al-Azhar.
a. Kekuatan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Gambar 4.3
Kekuatan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Kekuatan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Atribut Sekolah
Al-Azhar
Sekolah Islam Modern
Sekolah Berkualitas
Yayasan yang Kredibel
Logo Sekolah Menarik
Biaya sekolah belum terjangkau
Manfaat Sekolah
Al-Azhar
Berfungsi membentuk akhlak siswa
Memberikan pengajaran yang baik
Simbol pendidikan yang berkualitas
69
Dari hasil perhitungan penelitian ditemukan bahwa rata-rata jawaban
responden terhadap pernyataan yang diajukan mengarah ke persetujuan. Hal
ini menunjukkan bahwa rata-rata orang tua siswa mengetahui dengan baik
informasi sekolah Al-Azhar dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui
bahwa sekolah Al-Azhar dikenal baik oleh orang tua siswa sebagai sekolah
Islam yang modern, sekolah yang berkualitas, di bawah naungan yayasan
yang kredibel, dan memiliki logo sekolah yang menarik. Namun sayangnya,
sekolah Al-Azhar terasosiasi sebagai sekolah yang biaya sekolahnya relatif
mahal karena tidak terjangkau oleh semua kalangan. Biaya sekolah Al-
Azhar yang mahal juga dirasakan oleh orang tua siswa. Hal ini dibuktikan
dengan rendahnya nilai rata-rata skor jawaban orang tua terkait dengan
biaya sekolah Al-Azhar. Selain itu, asosiasi sekolah Al-Azhar yang kuat
juga dapat terbentuk dengan baik karena manfaat-manfaat yang dirasakan
oleh orang tua siswa. Beberapa manfaat yang dirasakan oleh orang tua
diantaranya adalah manfaat fungsional, pengalaman dan simbolik. Secara
fungsional, Al-Azhar memberikan manfaat bagi orang tua dalam
membentuk akhlak anak mereka. Melalui berbagai program yang diterapkan
di sekolah, Al-Azhar secara positif mampu membentuk akhlak anak dengan
baik. Kedua, adalah manfaat pengalaman yang didapat orang tua selama
menyekolahkan anaknya di Al-Azhar. Al-Azhar dinilai telah mampu
memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik bagi anak mereka. Dan
yang terkahir adalah manfaat simbolik. Secara simbolik, Al-Azhar telah
mampu menjadi simbol kemampuan orang tua dalam menyediakan
pendidikan yang berkualitas bagi anak mereka.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Al-Azhar memiliki
asosiasi yang cukup kuat. Kekuatan asosiasi sekolah Al-Azhar terbentuk
melalui atribut-atribut sekolah dan manfaat yang ditawarkan sekolah. Ini
berarti citra sekolah Al-Azhar yang terbentuk sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan (identitas) sekolah. Namun masih ada satu asosiasi yang kurang baik
yang melekat di benak orang tua siswa, yakni mengenai biaya sekolah Al-
70
Azhar yang dinilai tidak terjangkau. Oleh karena itu kedepannya, sekolah
Al-Azhar diharapkan lebih baik lagi dalam memberikan informasi mengenai
biaya sekolah yang akan dikenakan bagi orang tua siswa. Seperti kenaikan
biaya sekolah harus diberitahukan di awal siswa masuk sekolah, sehingga
orang tua tidak merasa diberatkan. Selain itu juga sekolah diharapkan
mampu menawarkan berbagai manfaat yang lebih dari yang sudah
diberikan.
b. Keunikan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Gambar 4.4
Keunikan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Dari hasil penelitian, rata-rata jawaban responden mengarah ke
persetujuan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa
menganggap Al-Azhar memiliki keunikan tersendiri sehingga mereka
memiliki alasan yang menarik untuk menyekolahkan anaknya di Al-Azhar.
Pada titik persamaan, sekolah Al-Azhar sama dengan sekolah lainnya yakni
memberikan pelayanan pendidikan dengan menggunakan kurikulum
Nasional. Sehingga dapat dijamin bahwa sekolah Al-Azhar merupakan
sekolah Nasional yang berada di bawah pengawasan pemerintah juga karena
menggunakan kurikulum Nasional. Ini berarti sekolah Al-Azhar memiliki
standar yang sama dengan sekolah lainnya. Sedangkan pada titik perbedaan,
sekolah Al-Azhar memiliki keunggulan dalam pencapaian prestasi di tingkat
Keunikan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Titik Persamaan
(Points of Parity)
Menggunakan kurikulum Nasional
Titik Perbedaan
(Points of Differences)
Prestasi di Tingkat Nasional
71
Nasional. Hal ini menunjukkan perbedaan yang dimiliki sekolah Al-Azhar,
yakni keunggulannya dalam pencapaian prestasi siswa sampai dengan
tingkat Nasional. Tidak semua sekolah swasta mampu memiliki prestasi
sampai dengan ke tingkat Nasional. Hal inilah yang kemudian menjadi
alasan yang menarik bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Al-
Azhar.
c. Keuntungan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Gambar 4.5
Keuntungan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Dari hasil penelitian ditemukan kesesuaian antara asosiasi yang
dilakukan sekolah Al-Azhar dengan keinginan dan harapan orang tua siswa.
Sekolah Al-Azhar mengasosiasikan diri sebagai sekolah Islam yang modern,
hal ini dirasa sangat sesuai dengan keinginan orang tua siswa mengingat
orang tua siswa Al-Azhar adalah masyarakat muslin di perkotaan. Maka
sekolah Al-Azhar merupakan alternatif yang paling diminati oleh orang tua
siswa karena dianggap sebagai sekolah yang sesuai dengan keinginan
mereka. Selain relevan dengan konsumennya, salah satu keinginan orang tua
Keuntungan Asosiasi Sekolah Al-Azhar
Asosiasi sesuai dengan keinginan (desirability)
Sekolah Islam yang Modern
Sekolah yang kredibel
Kemampuan menyampaikan asosiasi
(deliverability)
Program pemasaran lemah
Iklan dan promosi sekolah kurang menarik
Bertahan sebagai sekolah unggulan
72
adalah menyekolahkan anak mereka di sekolah yang dapat dipercaya
kredibilitasnya. Sekolah Al-Azhar yang kiprahnya sudah lama di bidang
pendidikan tentu memiliki kredibilitas yang baik. Oleh karena itu sekolah
Al-Azhar dinilai sesuai dengan keinginan orang tua karena memiliki
kredibilitas yang baik dan dapat dipercaya oleh orang tua siswa.
Pada sub-dimensi deliverability hasil penelitian menunjukkan bahwa
sekolah memiliki program pemasaran yang lemah, iklan dan promosi
sekolah yang kurang menarik. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai
faktor. Pertama, sekolah tidak memiliki seksi humas sekolah atau
departemen pemasaran yang menangani program pemasaran sekolah secara
khusus. Kedua, sekolah hanya memiliki penawaran diskon atau keringanan
biaya pada siswa yang berasal dari TK Al-Azhar 19 saja, sehingga promosi
kurang diminati dan kurang menguntungkan bagi orang tua siswa. Dan
ketiga, sekolah belum pernah melakukan penelitian terkait pemasaran,
sehingga belum dapat menentukan program pemasaran yang tepat. Oleh
karena itu ke depannya, pertama sekolah diharapkan membentuk Seksi
humas atau departemen pemasaran sekolah yang menangani program
pemasaran sekolah secara khusus.Kedua, sekolah dapat memberlakukan
promosi berupa keringanan biaya atau diskon bagi siswa yang memiliki
kakak/adik/saudara yang bersekolah di Al-Azhar 15 Pamulang. Dan yang
ketiga, sekolah diharapkan melakukan penelitian terkait dengan pemasaran,
sehingga sekolah dapat mengetahui posisi sekolah dan menentukan program
pemasaran yang tepat.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah Al-Azhar
dapat memberikan keuntungan bagi konsumennya, namun sayangnya
keuntungan yang ditawarkan oleh Al-Azhar belum dapat tersampaikan
dengan baik, atau belum banyak orang yang mengetahui karena minimnya
kapasitas komunikasi pemasaran yang dilakukan sekolah Al-Azhar.
Kapasitas komunikasi sekolah menjadi salah satu faktor yang penting bagi
keberlangsungan dan eksistensi sekolah di mata konsumennya, terutama
pada konsumen baru. Tanpa adanya kapasitas komunikasi yang baik sekolah
73
tidak akan dianggap menguntungkan bagi konsumennya, karena mereka
tidak mengetahui secara baik keuntungan yang ditawarkan oleh Al-Azhar.
Dan dampaknya adalah kemungkinan orang tua siswa untuk beralih ke
sekolah lain akan semakin besar.
2. Loyalitas Konsumen (Variabel Y) di SD Al-Azhar 15 Pamulang
Loyalitas merupakan bentuk kesetiaan orang tua terhadap sekolah Al-
Azhar. Kesetiaan ini ditunjukkan oleh sikap dan perilaku orang tua yang loyal,
seperti merekomendasikan sekolah Al-Azhar kepada orang lain,
menyekolahkan anaknya di Al-Azhar selebih dari satu kali, berkontribusi
dalam pengembangan sekolah Al-Azhar, dan sebagainya. Loyalitas merupakan
hubungan antara sikap yang loyal dan perilaku loyal yang ditunjukkan oleh
konsumen. Oleh karena itu, loyalitas orang tua dapat dikur melalui sikap loyal
dan perilaku loyal yang ditunjukkan oleh orang tua.
a. Sikap Loyal
Gambar 4.6
Sikap Loyal Orang Tua Siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang
Dari hasil penelitian, rata-rata jawaban responden mengacu ke arah
persetujuan. Pada komponen yang pertama, hasil penelitian menunjukkan
Sikap Loyal Orang Tua Siswa
Yakin terhadap kredibilitas Al-Azhar
Percaya dengan sekolah
Al-Azhar
Merekomendasikan Al-Azhar kepada orang lain
74
bahwa orang tua siswa memiliki keyakinan yang kuat dengan sekolah Al-
Azhar, yang ditunjukkan dengan yakin akan kredibilitas sekolah Al-Azhar.
Kedua, rata-rata orang tua siswa menunjukkan perasaan aman selama
anaknya berada di sekolah Al-Azhar. Dan pada komponen ketiga,
menunjukkan bahwa orang tua siswa Al-Azhar memiliki sikap loyal yang
ditunjukkan dengan merekomendasikan sekolah Al-Azhar kepada orang
lain.
Maka dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua siswa SD
Al-Azhar 15 Pamulang memiliki sikap loyalitas yang baik. Konsumen yang
menunjukkan sikap loyal yang baik, merupakan konsumen yang memiliki
potensi untuk dikembangkan loyalitasnya. Oleh karena itu ke depannya,
sekolah harus lebih mampu mempertahankan dan mengembangkan loyalitas
orang tua siswa dengan berbagai promosi dan penawaran-penawaran lainnya
sehingga orang tua siswa merasa bahwa menjadi konsumen yang loyal bagi
Al-Azhar adalah sebuah keuntungan.
b. Perilaku Loyal
Gambar 4.7
Perilaku Loyal Orang tua Siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa orang tua siswa Al-Azhar
memiliki perilaku loyal karena mereka memiliki frekuensi pembelian yang
tinggi, yaitu selalu menyekolahkan anaknya di sekolah Al-Azhar. Selain itu
perilaku lain yang ditunjukkan orang tua siswa adalah dengan selalu
Perilaku Loyal Orang Tua Siswa
Selalu Menyekolahkan Anaknya di sekolah Al-Azhar
Selalu mengikutsertakan anaknya di berbagai program sekolah
Kontribusi orang tua lemah
75
mengikut sertakan anak mereka dalam program dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah Al-Azhar. Kemudian hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa kontribusi orang tua lemah. Kontribusi dalam hal ini
dapat berupa kontribusi dalam berbagai kegiatan ataupun besaran jumlah
uang yang dikeluarkan orang tua untuk berperan aktif dalam pengembangan
sekolah. Lemahnya kontribusi orang tua siswa dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, yang pertama adalah karena orang tua siswa sebagian besar
adalah pekerja. Maka dapat dibayangkan bahwa orang tua memiliki waktu
yang relatif lebih sedikit untuk meluangkan waktunya dalam berbagai
kegiatan yang diselengarakan sekolah. Yang kedua, orang tua merasa biaya
yang mereka keluarkan sudah lebih dari cukup untuk membiayai setiap
kegiatan anaknya. Sehingga mereka cenderung untuk tidak ingin
berkontribusi lebih untuk pengembangan sekolah secara materil. Oleh
karena itu ke depannya, sekolah diharapkan memiliki program manajemen
konsumen atau biasa yang dikenal dengan customer relation management.
Dengan menerapkan manajemen ini, diharapkan sekolah mampu
meningkatkan kontribusi orang tua untuk berperan aktif dalam berbagai
kegiatan baik untuk pengembangan sekolah maupun yayasan.
F. Keterbatasan Penelitian
Loyalitas konsumen merupakan hal yang kompleks. Terdapat beberapa faktor
pendorong dalam meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek tertentu.
Beberapa faktor pendorongnya adalah reputasi merek (citra merek), kepuasan
pelanggan, dan harga produk. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu yang
penulis miliki, maka penelitian ini hanya membahas mengenai bagaimana
pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumennya. Oleh karena itu sangat
disarankan untuk penelitian berikutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor lain
yang mendorong loyalitas konsumen, seperti kepuasan pelanggan dan harga
produk.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam Bab 4, maka dapat
disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Perhitungan korelasi Rank Spearman antara citra sekolah Al-Azhar dengan
loyalitas konsumen SD Al-Azhar 15 Pamulang diketahui bahwa thitung > ttabel
(11,089 > 1,661). Maka hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan dapat diterima,
sedangkan (H0) ditolak. Dengan demikian terdapat hubungan antara cira merek
dengan loyalitas konsumen. Selanjutnya diperolehnilai koefisien korelasi rs
sebesar 0,746, hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang dimiliki antara citra
merek dengan loyalitas konsumen adalah hubungan yang kuat karena berada
pada rentang 0,61 sampai 0,80. Sedangkan untuk nilai koefisien determinasinya
adalah sebesar 55%. Hal ini menunjukkan bahwa citra merek sekolah
memberikan kontribusi sebesar 55% terhadap loyalitas konsumennya, di
samping faktor pendukung lainnya.
2. Diperoleh nilai mean variabel citra merek adalah 178,2 dan termasuk dalam
kategori cukup baik.. Ini menunjukkan informasi dan pengetahuan yang dimiliki
orang tua siswa mengenai sekolah Al-Azhar. Citra Al-Azhar sebagai sekolah
Islam yang modern berhasil diwujudkan oleh SD Al-Azhar 15 melalui
pelaksanaan Visi dan Misi sekolah yang dikemas dalam bentuk program-
program kegiatan sekolah. Namun SD Al-Azhar belum memiliki kapasitas
komunikasi dan program pemasaran sekolah yang baik, sehingga hasil penelitian
ini menunjukkan citra Al-Azhar dalam kategori cukup baik.
77
3. Diperoleh nilai mean variabel loyalitas konsumen adalah 64,49 dan termasuk
dalam kategori loyalitas sedang. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua siswa SD
Al-Azhar 15 Pamulang loyal terhadap sekolah Al-Azhar namun tidak begitu
kuat. Hal ini disebabkan karena orang tua siswa rata-rata menunjukkan sikap
loyal yang tinggi seperti merekomendasikan sekolah Al-Azhar kepada orang lain
namun memiliki kontribusi yang lemah terhadap pengembangan sekolah
maupun yayasan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Sekolah perlu membentuk Departemen Pemasaran atau Seksi Humas sekolah
yang secara khusus untuk menangi berbagai kegiatan pemasaran sekolah.
Sehingga sekolah memiliki program pemasaran yang lebih baik dan intensif lagi
dalam membentuk citra sekolah.
2. Sekolah perlu meningkatkan intensitas dalam mengenalkan SD Al-Azhar 15
Pamulang ke masyarakat dengan memperbaiki program pemasaran sekolah.
Program pemasaran yang dapat dilakukan bisa berupa pemasangan spanduk dan
banner di fasilitas umum, pemasangan plang penunjuk sekolah di jalan raya
umum dan membuat iklan yang lebih menarik.
3. Sekolah bekerjasama dengan yayasan secara terintegrasi perlu membentuk dan
mengembangkan sistem Customer Relation Management (CRM), sehingga
sekolah dan yayasan dapat menjalin hubungan dengan orang tua siswa serta
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi orang tua siswa. Dengan
menerapkan CRM diharapkan mampu meningkatkan loyalitas orang tua siswa
terhadap sekolah Al-Azhar. Serta memberikan prioritas-prioritas yang menarik
bagi orang tua yang pernah menyekolahkan anaknya di Al-Azhar sebelumnya,
sehingga mereka tertarik dan merasa memiliki keuntungan yang lebih jika
menyekolahkan anaknya kembali di Al-Azhar. Seperti memberikan diskon atau
keringanan biaya kepada siswa yang memiliki kakak/adik/saudara yang
bersekolah di SD Al-Azhar 15 Pamulang juga.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. and Myers, John G. Advertising Management. New Delhi:
Pretice Hall of India, 1983.
-------------------. Strategic Market Management. New York: John Wiley & Sons
Inc., 1998.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Arnould, Eric., Price, Linda and Zinkhan, George. Consumers. New York:
McGraw Hill, 2002.
Chernatory, Leslie de and McDonald, Malcolm H.B. Creating Powerful Brand:
The Strategic Route to Succes in Consumer, Industrial and Service
Market. Jordan Hill: Butterworth-Heinemann, 1992.
Dick, Alan S. and Basu, Kunal. Costumer Loyalty: Toward an Integrated
Conceptual Framework, Journal of The Academy of Marketing Science.
1994.
Griffin, Jill. Costumer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan
Pelanggan. Jakarta: Erlangga, 2003.
Keller, Kevin Lane. Conceptualizing, Measuring, and Managing Costumer-Based
Brand Equity, Journal of Marketing. 57, 1993.
---------------------. Strategic Brand Management Third Edition. Upper Saddle
River: Pearson Educaion Inc., 2008.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga
Belas. Jakarta: Erlangga, 2008.
Malhotra, Naresh K. Basic Marketing Research. New Jersey: PearsonEducation
Inc., 2002.
Nicolino, Patricia F. The Complete Idiot’s Guide to Brand Management. Jakarta:
Prenada Media, 2004.
Roslina. Citra Merek: Dimendi, Proses Pengembangan serta Pengukurannya,
Jurnal Bisnis dan Manajemen. 6, 2010.
Wikipedia. “Definisi Pengukuran”, www.wikipedia.com, 20 Agustus 2014.
Yousda, Ine I. Amirman dan Arifin, Zainal. Penelitian dan Statistik Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Selamat pagi/siang/sore,
Saya adalah mahasiswi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Manajemen Pendidikan. Saat ini
saya sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan riset mengenai “Pengaruh
Citra Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen Sekolah Al-Azhar 15 Pamulang”.
Perlu saya informasikan petunjuk dalam pengisian kuesioner ini :
- Terdapat empat pilihan alternatif jawaban dari Sangat Tidak Setuju sampai
dengan Sangat Setuju yang mewakili pendapat anda.
- Mohon menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini.
Jawaban anda akan diperlakukan sesuai dengan standar profesionalitas dan etika
penelitian. Oleh karena itu kerahasiaan anda akan terjaga.
Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Ciputat,
November 2014
Peneliti
(Mardhiyah)
Identitas Responden
Isilah kolom di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang paling sesuai
1. Jenis kelamin :
a. Laki- laki b. Perempuan
2. Pendidikan Terakhir :
a. SMA sederajat
b. S1
c. >S2
3. Pekerjaan :
a. Ibu Rumah Tangga
b. Pegawai Negeri Sipil/BUMN
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta
e. Lain-Lain, sebutkan ...............
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan pendapat anda terhadap pernyataan di bawah ini. Dengan keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Pernyataan Citra Merek
No. Pertanyaan STS TS S SS
1 Sekolah Al-Azhar memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap untuk mendukung
kegiatan belajar anak
2 Guru dan karyawan Al-Azhar memiliki
kompetensi yang baik
3 Sekolah Al-Azhar merupakan sekolah yang
berprestasi
4 Pegawai Al-Azhar menunjukkan sikap yang
sopan dan santun
5 Media komunikasi yang dimiliki Al-Azhar dapat
memudahkan orang tua untuk berhubungan
dengan sekolah
6 Latar belakang pendidikan guru Al-Azhar sesuai
dengan mata ajar yang diajarkan
7 Pegawai Al-Azhar memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat
8 Guru Al-Azhar memiliki kemampuan mengajar
yang baik
9 Guru Al-Azhar memiliki kemampuan
komunikasi yang baik
10 Siswa-siswi Al-Azhar lulus dengan nilai rata-
rata yang baik
11 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar merupakan
organisasi yang kredibel
12 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar memiliki
kepedulian sosial yang baik diantaranya melalui
program Baksos dan Panti Asuhan
13 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mampu
mencetak tenaga pendidik yang berilmu dan
berakhlak baik
14 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mampu
mencetak lulusan yang berilmu dan berakhlak
baik
15 Al-Azhar merupakan sekolah Islam yang
modern
16 Al-Azhar adalah cerminan dari cendekiawan
muslim yang berakhlak
17 Al-Azhar merupakan sekolah yang inovatif dan
kreatif
18 Biaya sekolah yang dikenakan Al-Azhar masih
terjangkau
19 Biaya sekolah yang dikenakan oleh Al-Azhar
sesuai dengan kualitas yang diberikan
20 Dengan biaya sekolah yang dikenakan, saya
merasa puas dengan manfaat yang saya
dapatkan
21 Gedung sekolah Al-Azhar memiliki desain yang
modern dan tata ruang yang baik
22 Logo Al-Azhar terlihat menarik dan mewakili
kepribadian Al-Azhar
23 Seragam sekolah Al-Azhar terlihat islami,
fashionable dan modern
24 Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar
untuk memenuhi kebutuhan akademis anak saya
25 Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan agama
anak saya
26 Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar
untuk mengembangkan ketrampilan dan bakat
anak saya
27 Siswa Al-Azhar pada umumnya dari kalangan
keluarga sosial ekonomi menengah ke atas
28 Siswa Al-Azhar pada umumnya bermukim di
daerah perkotaan
29 Orang tua siswa Al-Azhar pada umumnya
memiliki wawasan muslim modern dan
berpendidikan
30 Sekolah Al-Azhar mampu mengembangkan
kemampuan akademis anak dengan baik
31 Sekolah Al-Azhar mampu membentuk akhlakul
karimah pada siswa
32 Sekolah Al-Azhar mampu membangun
kedisiplinan anak
33 Sekolah Al-Azhar memiliki peran sebagai
sarana anak untuk mengembangkan diri dan
berkreativitas
34 Selama ini Al-Azhar telah memberikan
pendidikan dan pengajaran yang baik bagi anak
saya
35 Saya merasa puas selama menyekolahkan anak
saya di Al-Azhar
36 Saya memiliki kesan yang baik selama
menyekolahkan anak saya di Al-Azhar
37 Menyekolahkan anak saya di Al-Azhar
mewakili jati diri saya sebagai seorang muslim
38 Menyekolahkan anak di Al-Azhar adalah cara
saya dalam memberikan pendidikan yang baik
bagi anak saya
39 Saya memiliki kebanggaan tersendiri dengan
menyekolahkan anak saya di Al-Azhar
40 Sekolah Al-Azhar sebagai sekolah Islam yang
modern sangat sesuai dengan masyarakat
muslim di perkotaan
41 Konsep pendidikan Al-Azhar sesuai dengan
keinginan masyarakat muslim di Indonesia
42 Al-Azhar selalu melakukan inovasi di bidang
pendidikan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan masyarakat Indonesia
43 Al-Azhar memiliki keunggulan dalam
menyelaraskan IMTAQ dan IPTEK
44 Al-Azhar mampu mewujudkan sekolah Islam
yang modern
45 Al-Azhar mampu menjadi sekolah
rujukan/contoh bagi sekolah lain
46 Al-Azhar merupakan sekolah yang terkenal,
sehingga saya lebih mempercayai Al-Azhar
dibanding sekolah lain
47 Al-Azhar merupakan pelopor sekolah Islam
modern di Indonesia, sehingga saya lebih
memilih Al-Azhar dibanding sekolah lain
48 Al-Azhar memiliki organisasi yang kredibel
sehingga saya percaya menyekolahkan anak di
Al-Azhar
49 Al-Azhar mampu membentuk akhlak siswa
dengan baik
50 Al-Azhar merupakan sekolah Islam unggulan
51 Al-Azhar memiliki guru dan karyawan yang
profesional
52 Saya tertarik untuk menyekolahkan anak saya di
Al-Azhar karena iklan dan dan pemasaran yang
dilakukan sekolah
53 Program promosi yang dilakukan untuk
mengenalkan sekolah Al-Azhar sudah baik
54 Al-Azhar memiliki website yang baik sebagai
media komunikasi bagi konsumennya
55 Al-Azhar selalu melakukan inovasi di berbagai
bidang untuk mempertahankan posisinya
sebagai sekolah berkualitas
56 Al-Azhar selalu mengembangkan kompetensi
SDM sehingga tidak diragukan kualitasnya
57 Al-Azhar mampu bertahan sebagai sebagai
sekolah unggulan di tengah ketatnya persaingan
sekolah swasta
58 Al-Azhar mampu mengembangkan kemampuan
akademis siswa seperti sekolah umum lainnya
59 Al-Azhar mampu mengembangkan sistem
pendidikan Nasional dengan baik
60 Al-Azhar mampu mengukir prestasi di tingkat
Nasional
61 Sekolah Al-Azhar ada di hampir setiap daerah
perkotaan di Indonesia sehingga mudah untuk
diakses konsumennya
62 Al-Azhar memiliki teknologi website yang baik
untuk mendukung program promosi sekolah
63 Al-Azhar aktif dalam kegiatan sosial sehingga
masyarakat mengetahui eksistensi sekolah Al-
Azhar
64 Al-Azhar mampu mengembangkan ketrampilan
membaca Al-Quran siswa
65 Siswa lulusan Al-Azhar berkepribadian baik
66 Al-Azhar mampu mengukir prestasi siswa
di tingkat Nasional
Pernyataan Variabel Loyalitas Konsumen
1 Saya yakin dengan kualitas yang dimiliki
sekolah
2 Saya yakin dengan kredibilitas Al-Azhar
3 Saya yakin dengan kemampuan mengajar yang
dimiliki oleh guru-guru di Al-Azhar
4 Saya merasa senang dapat menyekolahkan anak
saya di Al-Azhar
5 Saya merasa aman selama anak saya berada di
sekolah
6 Saya merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh sekolah Al-Azhar
7 Saya lebih memilih sekolah Al-Azhar untuk
melanjutkan pendidikan anak saya dibandingkan
dengan sekolah lainnya
8 Saya tertarik menyekolahkan anak saya di Al-
Azhar
9 Saya merekomendasikan Al-Azhar kepada
orang lain
10 Al-Azhar merupakan sekolah Islam yang
modern
11 Al-Azhar adalah sekolah pencetak siswa-siswi
yang berpretasi di tingkat Nasional
12 Al-Azhar mampu mengembangkan IMTAQ dan
IPTEK siswa dengan baik
13 Anak saya menjadi lebih cepat belajar Al-Quran
dibandingkan sebelumnya
14 Anak saya menjadi lebih sopan dan santun
dibandingkan sebelumnya
15 Anak saya lebih rajin dalam beribadah
dibandingkan sebelumnya
16 Saya mengikuti berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh Yayasan Pesantren Islam
Al-Azhar
17 Saya selalu menyekolahkan anak saya di
sekolah Al-Azhar
18 Saya selalu mengikutkan anak saya dalam
program kursus atau ekskul yang diadakan oleh
sekolah Al-Azhar
19 Saya tidak merasa diberatkan dengan biaya
sekolah yang dikenakan.
20 Saya ikut berkontribusi dalam pengembangan
program-program Yayasan Pesantren Islam Al-
Azhar
21 Saya ikut berkontribusi dalam pengembangan
sekolah Al-Azhar
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Selamat pagi/siang/sore,
Saya adalah mahasiswi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Manajemen Pendidikan. Saat ini
saya sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan riset mengenai “Pengaruh
Citra Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen Sekolah Al-Azhar 15 Pamulang”.
Perlu saya informasikan petunjuk dalam pengisian kuesioner ini :
- Terdapat empat pilihan alternatif jawaban dari Sangat Tidak Setuju sampai
dengan Sangat Setuju yang mewakili pendapat anda.
- Mohon menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini.
Jawaban anda akan diperlakukan sesuai dengan standar profesionalitas dan etika
penelitian. Oleh karena itu kerahasiaan anda akan terjaga.
Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Ciputat,
November 2014
Peneliti
(Mardhiyah)
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan pendapat anda terhadap pernyataan di bawah ini. Dengan keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Pernyataan Citra Merek
No. Pertanyaan STS TS S SS
1. Sekolah Al-Azhar memiliki sarana dan prasarana yang
lengkap untuk mendukung kegiatan belajar anak
2. Guru dan karyawan Al-Azhar memiliki kompetensi
yang baik
3. Pegawai Al-Azhar menunjukkan sikap yang sopan dan
santun
4. Media komunikasi yang dimiliki Al-Azhar dapat
memudahkan orang tua untuk berhubungan dengan
sekolah
5. Latar belakang pendidikan guru Al-Azhar sesuai dengan
mata ajar yang diajarkan
6. Pegawai Al-Azhar memberikan pelayanan yang cepat
dan tepat
7. Guru Al-Azhar memiliki kemampuan mengajar yang
baik
8. Guru Al-Azhar memiliki kemampuan komunikasi yang
baik
9. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar merupakan
organisasi yang kredibel
10. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar memiliki kepedulian
sosial yang baik diantaranya melalui program Baksos
dan Panti Asuhan
11. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mampu mencetak
tenaga pendidik yang berilmu dan berakhlak baik
12. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mampu mencetak
lulusan yang berilmu dan berakhlak baik
13. Al-Azhar merupakan sekolah Islam yang modern
14. Al-Azhar adalah cerminan dari cendekiawan muslim
yang berakhlak
15. Al-Azhar merupakan sekolah yang inovatif dan kreatif
16. Biaya sekolah yang dikenakan Al-Azhar masih
terjangkau
17. Biaya sekolah yang dikenakan oleh Al-Azhar sesuai
dengan kualitas yang diberikan
18. Dengan biaya sekolah yang dikenakan, saya merasa
puas dengan manfaat yang saya dapatkan
19. Logo Al-Azhar terlihat menarik dan mewakili
kepribadian Al-Azhar
20. Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar untuk
memenuhi kebutuhan akademis anak saya
21. Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan agama anak saya
22. Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar untuk
mengembangkan ketrampilan dan bakat anak saya
23. Siswa Al-Azhar pada umumnya dari kalangan keluarga
sosial ekonomi menengah ke atas
24. Sekolah Al-Azhar mampu mengembangkan kemampuan
akademis anak dengan baik
25. Sekolah Al-Azhar mampu membentuk akhlakul karimah
pada siswa
26. Sekolah Al-Azhar memiliki peran sebagai sarana anak
untuk mengembangkan diri dan berkreativitas
27. Selama ini Al-Azhar telah memberikan pendidikan dan
pengajaran yang baik bagi anak saya
28. Saya merasa puas selama menyekolahkan anak saya di
Al-Azhar
29. Saya memiliki kesan yang baik selama menyekolahkan
anak saya di Al-Azhar
30. Menyekolahkan anak saya di Al-Azhar mewakili jati
diri saya sebagai seorang muslim
31. Menyekolahkan anak di Al-Azhar adalah cara saya
dalam memberikan pendidikan yang baik bagi anak saya
32. Saya memiliki kebanggaan tersendiri dengan
menyekolahkan anak saya di Al-Azhar
33. Sekolah Al-Azhar sebagai sekolah Islam yang modern
sangat sesuai dengan masyarakat muslim di perkotaan
34. Konsep pendidikan Al-Azhar sesuai dengan keinginan
masyarakat muslim di Indonesia
35. Al-Azhar selalu melakukan inovasi di bidang
pendidikan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat Indonesia
36. Al-Azhar memiliki keunggulan dalam menyelaraskan
IMTAQ dan IPTEK
37. Al-Azhar mampu mewujudkan sekolah Islam yang
modern
38. Al-Azhar mampu menjadi sekolah rujukan/contoh bagi
sekolah lain
39. Al-Azhar merupakan pelopor sekolah Islam modern di
Indonesia, sehingga saya lebih memilih Al-Azhar
dibanding sekolah lain
40. Al-Azhar memiliki organisasi yang kredibel sehingga
saya percaya menyekolahkan anak di Al-Azhar
41. Al-Azhar mampu membentuk akhlak siswa dengan baik
42. Al-Azhar merupakan sekolah Islam unggulan
43. Al-Azhar memiliki guru dan karyawan yang profesional
44. Saya tertarik untuk menyekolahkan anak saya di Al-
Azhar karena iklan dan dan pemasaran yang dilakukan
sekolah
45. Program promosi yang dilakukan untuk mengenalkan
sekolah Al-Azhar sudah baik
46. Al-Azhar memiliki website yang baik sebagai media
komunikasi bagi konsumennya
47. Al-Azhar selalu melakukan inovasi di berbagai bidang
untuk mempertahankan posisinya sebagai sekolah
berkualitas
48. Al-Azhar selalu mengembangkan kompetensi SDM
sehingga tidak diragukan kualitasnya
49. Al-Azhar mampu bertahan sebagai sebagai sekolah
unggulan di tengah ketatnya persaingan sekolah swasta
50. Al-Azhar mampu mengembangkan kemampuan
akademis siswa seperti sekolah umum lainnya
51. Al-Azhar mampu mengembangkan sistem pendidikan
Nasional dengan baik
52. Al-Azhar mampu mengukir prestasi di tingkat Nasional
53. Sekolah Al-Azhar ada di hampir setiap daerah perkotaan
di Indonesia sehingga mudah untuk diakses
konsumennya
54. Al-Azhar aktif dalam kegiatan sosial sehingga
masyarakat mengetahui eksistensi sekolah Al-Azhar
55. Al-Azhar mampu mengembangkan ketrampilan
membaca Al-Quran siswa
56. Siswa lulusan Al-Azhar berkepribadian baik
57. Al-Azhar mampu mengukir prestasi siswa
di tingkat Nasional
Pernyataan Variabel Loyalitas Konsumen
1. Saya yakin dengan kualitas yang dimiliki
sekolah
2. Saya yakin dengan kredibilitas Al-Azhar
3. Saya yakin dengan kemampuan mengajar yang
dimiliki oleh guru-guru di Al-Azhar
4. Saya merasa senang dapat menyekolahkan anak
saya di Al-Azhar
5. Saya merasa aman selama anak saya berada di
sekolah
6. Saya merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh sekolah Al-Azhar
7. Saya lebih memilih sekolah Al-Azhar untuk
melanjutkan pendidikan anak saya dibandingkan
dengan sekolah lainnya
8. Saya tertarik menyekolahkan anak saya di Al-
Azhar
9. Saya merekomendasikan Al-Azhar kepada
orang lain
10. Al-Azhar merupakan sekolah Islam yang
modern
11. Al-Azhar adalah sekolah pencetak siswa-siswi
yang berpretasi di tingkat Nasional
12. Al-Azhar mampu mengembangkan IMTAQ dan
IPTEK siswa dengan baik
13. Anak saya menjadi lebih cepat belajar Al-Quran
dibandingkan sebelumnya
14. Anak saya menjadi lebih sopan dan santun
dibandingkan sebelumnya
15. Anak saya lebih rajin dalam beribadah
dibandingkan sebelumnya
16. Saya mengikuti berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh Yayasan Pesantren Islam
Al-Azhar
17. Saya selalu menyekolahkan anak saya di
sekolah Al-Azhar
18. Saya selalu mengikutkan anak saya dalam
program kursus atau ekskul yang diadakan oleh
sekolah Al-Azhar
19. Saya tidak merasa diberatkan dengan biaya
sekolah yang dikenakan.
20. Saya ikut berkontribusi dalam pengembangan
program-program Yayasan Pesantren Islam Al-
Azhar
Lampiran 3
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Variabel Citra Merek
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Skor Jawaban 1 204.90 491.403 .491 .979
Skor Jawaban 2 204.77 485.909 .723 .978
Skor Jawaban 3 204.67 487.126 .407 .979
Skor Jawaban 4 204.77 483.426 .742 .978
Skor Jawaban 5 204.87 485.982 .698 .978
Skor Jawaban 6 204.90 494.093 .534 .979
Skor Jawaban 7 205.13 483.568 .631 .978
Skor Jawaban 8 204.80 490.717 .531 .979
Skor Jawaban 9 204.87 490.395 .588 .978
Skor Jawaban 10 204.87 493.775 .429 .979
Skor Jawaban 11 204.67 488.161 .673 .978
Skor Jawaban 12 204.77 490.323 .615 .978
Skor Jawaban 13 204.83 488.006 .792 .978
Skor Jawaban 14 204.83 484.557 .830 .978
Skor Jawaban 15 204.77 488.737 .693 .978
Skor Jawaban 16 204.77 485.978 .829 .978
Skor Jawaban 17 204.90 484.369 .796 .978
Skor Jawaban 18 205.30 485.941 .612 .978
Skor Jawaban 19 205.17 488.075 .551 .979
Skor Jawaban 20 205.13 483.706 .680 .978
Skor Jawaban 21 205.20 500.028 .156 .979
Skor Jawaban 22 204.90 494.024 .538 .979
Skor Jawaban 23 205.00 497.448 .347 .979
Skor Jawaban 24 204.83 486.626 .650 .978
Skor Jawaban 25 204.67 487.678 .696 .978
Skor Jawaban 26 204.87 489.982 .607 .978
Skor Jawaban 27 205.10 490.507 .475 .979
Skor Jawaban 28 205.27 497.237 .232 .979
Skor Jawaban 29 205.00 496.345 .334 .979
Skor Jawban 30 204.90 492.645 .621 .978
Skor Jawaban 31 204.83 491.661 .597 .978
Skor Jawaban 32 205.00 496.552 .323 .979
Skor Jawaban 33 204.93 495.375 .503 .979
Skor Jawaban 34 204.80 488.717 .720 .978
Skor Jawaban 35 204.90 482.024 .802 .978
Skor Jawaban 36 204.83 485.178 .802 .978
Skor Jawaban 37 204.90 483.886 .729 .978
Skor Jawaban 38 204.87 481.430 .800 .978
Skor Jawaban 39 205.00 481.655 .754 .978
Skor Jawaban 40 204.83 484.557 .830 .978
Skor Jawaban 41 204.97 484.930 .746 .978
Skor JAwaban 42 204.97 488.102 .702 .978
Skor Jawaban 43 204.97 486.033 .700 .978
Skor JAwaban 44 204.83 486.971 .720 .978
Skor Jawaban 45 204.93 483.237 .783 .978
Skor Jawaban 46 205.07 493.582 .297 .979
Skor Jawaban 47 204.90 486.576 .624 .978
Skor Jawaban 48 204.83 484.833 .818 .978
Skor Jawaban 49 204.80 487.131 .801 .978
Skor Jawaban 50 204.83 485.247 .799 .978
Skor Jawaban 51 204.97 484.171 .779 .978
Skor Jawaban 52 204.90 486.576 .624 .978
SKor JAwaban 53 205.13 483.568 .631 .978
Skor Jawaban 54 204.90 482.024 .802 .978
Skor Jawaban 55 205.07 484.271 .720 .978
Skor Jawaban 56 204.93 489.444 .708 .978
Skor Jawaban 57 204.93 489.444 .708 .978
Skor Jawaban 58 204.83 484.557 .830 .978
Skor Jawaban 59 204.77 485.082 .874 .978
Skor Jawaban 60 204.87 487.361 .732 .978
Skor Jawaban 61 205.03 494.654 .471 .979
Skor Jawaban 62 205.17 496.764 .291 .979
Skor Jawaban 63 204.93 490.754 .639 .978
Skor Jawaban 64 204.83 486.764 .729 .978
Skor Jawaban 65 204.83 488.420 .770 .978
Skor Jawaban 66 204.83 487.040 .843 .978
Pada tabel statistik di atas, tabel Corrected Item-Total Correlation
menunjukkan nilai korelasi setiap butir pernyataan yang menggunakan rumus
Pearson. Nilai tersebut kemudian di interpretasikan dengan tabel nilai koefisien
“r” dengan menentukan nilai df terlebih dahulu. Banyaknya responden uji coba
adalah 30 orang, maka nilai df adalah
df = N – 2
df = 30 – 2
df = 28
Maka nilai koefisien “r” untuk df sama dengan 8 adalah 0,463. Maka nilai
tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel, maka item dianggap VALID.
Jika rhitung < rtabel, maka item dianggap TIDAK VALID.
Berdasarkan tabel di atas, maka nomor item yang dinyatakan TIDAK VALID
sebanyak 9 item yaitu item nomor 3, 10, 21, 23, 28, 29 32,46 dan 62.
Sedangkan untuk tabel Cronbach's Alpha if Item Deleted menunjukkan angka
reabilitas setiap nomor item. Pada tabel di atas, nilai dari reabilitas setiap butinya
adalah 0,978 dan 0,979. Hal ini menunjukkan bahwa setiap butir item pernyataan
memiliki reabilitas yang tinggi.
Dan untuk hasil nilai reabilitas intrumen secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.979 66
Tabel di atas menunjukkan niali reabilitas intrumen variabel citra merek
secara keseluruhan adalah sebesar 0,979. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen
untuk variabel citra merek memiliki reabilitas yang tinggi.
Contoh Perhitungan Validitas Variabel X (Citra Merek)
Responden X Y XY X² Y²
1 3 201 603 9 40401
2 4 228 912 16 51984
3 3 191 573 9 36481
4 3 180 540 9 32400
5 3 221 663 9 48841
6 3 197 591 9 38809
7 3 180 540 9 32400
8 3 217 651 9 47089
9 3 198 594 9 39204
10 3 198 594 9 39204
11 3 211 633 9 44521
12 3 198 594 9 39204
13 3 198 594 9 39204
14 3 194 582 9 37636
15 2 241 482 4 58081
16 3 204 612 9 41616
17 3 178 534 9 31684
18 4 232 928 16 53824
19 3 183 549 9 33489
20 4 247 988 16 61009
21 4 252 1008 16 63504
22 3 194 582 9 37636
23 4 253 1012 16 64009
24 2 196 392 4 38416
25 3 202 606 9 40804
26 3 191 573 9 36481
27 4 199 796 16 39601
28 3 189 567 9 35721
29 4 242 968 16 58564
30 3 227 681 9 51529
∑ 95 6242 19942 309 1313346
(∑X)² 9025
(∑Y)² 38962564
N 30
rxy = ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
rxy = ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
rxy =
√( )( )
rxy =
√( )( )
rxy =
√
rxy =
rxy = 0,491705497
Contoh Perhitungan Reabilitas Variabel X (Citra Merek)
1. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus:
²b =
( )
=
( )
=
=
=
= 0,281609195
dari perhitungan semua varians item, diperoleh ∑²b = 18,1862069
2. Menghitung varians total dengan rumus:
²t =
( )
=
( )
=
=
=
= 503,23678
3. Menghitung reabilitas dengan rumus:
r11 = (
) (
)
= (
) (
)
= (
) ( )
= ( )( )
= 0,9786901699
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Variabel Loyalitas Konsumen
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Skor Jawaban 1 62.43 61.495 .817 .953
Skor Jawaban 2 62.47 60.671 .832 .953
Skor Jawaban 3 62.50 63.155 .640 .955
Skor Jawaban 4 62.50 62.259 .784 .954
Skor Jawaban 5 62.43 60.737 .795 .953
Skor Jawaban 6 62.57 59.495 .866 .952
Skor Jawaban 7 62.50 59.500 .806 .953
Skor Jawaban 8 62.43 60.599 .813 .953
Skor Jawaban 9 62.50 59.224 .935 .951
Skor Jawaban 10 62.47 61.430 .867 .953
Skor Jawaban 11 62.53 60.464 .813 .953
Skor Jawaban 12 62.50 60.879 .840 .953
Skor Jawaban 13 62.57 62.668 .564 .956
Skor Jawaban 14 62.50 61.086 .705 .954
Skor Jawaban 15 62.50 60.741 .747 .953
Skor Jawaban 16 62.80 62.855 .498 .958
Skor Jawaban 17 62.63 59.757 .816 .953
Skor Jawaban 18 62.67 62.437 .617 .955
Skor Jawaban 19 62.90 62.162 .469 .960
Skor Jawaban 20 62.83 62.420 .522 .957
Skor Jawaban 21 62.77 63.702 .470 .958
Pada tabel statistik di atas, tabel Corrected Item-Total Correlation
menunjukkan nilai korelasi setiap butir pernyataan yang menggunakan rumus
Pearson. Nilai tersebut kemudian di interpretasikan dengan tabel nilai koefisien
“r” dengan menentukan nilai df terlebih dahulu. Banyaknya responden uji coba
adalah 30 orang, maka nilai df adalah
df = N – 2
df = 30 – 2
df = 28
Maka nilai koefisien “r” untuk df sama dengan 28 adalah 0,463 dengan taraf
signifikansi 1%. Maka nilai tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel, maka item dianggap VALID.
Jika rhitung < rtabel, maka item dianggap TIDAK VALID.
Berdasarkan tabel di atas, maka nomor item yang dinyatakan VALID
SEMUA.
Sedangkan untuk tabel Cronbach's Alpha if Item Deleted menunjukkan angka
reabilitas setiap nomor item. Pada tabel di atas, nilai dari reabilitas setiap butinya
bernilai lebih dari 0,900. Hal ini menunjukkan bahwa setiap butir item pernyataan
memiliki reabilitas yang tinggi.
Dan untuk hasil nilai reabilitas intrumen secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.956 21
Tabel di atas menunjukkan niali reabilitas intrumen variabel citra merek
secara keseluruhan adalah sebesar 0,956. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen
untuk variabel loyalitas konsumen memiliki reabilitas yang tinggi.
Contoh Perhitungan Validitas Variabel Y (Loyalitas Konsumen)
Responden X Y XY X² Y²
1 3 60 180 9 3600
2 4 76 304 16 5776
3 3 59 177 9 3481
4 3 55 165 9 3025
5 3 64 192 9 4096
6 3 61 183 9 3721
7 3 53 159 9 2809
8 3 76 228 9 5776
9 3 63 189 9 3969
10 3 63 189 9 3969
11 3 65 195 9 4225
12 3 63 189 9 3969
13 3 63 189 9 3969
14 3 63 189 9 3969
15 4 78 312 16 6084
16 3 61 183 9 3721
17 3 63 189 9 3969
18 4 65 260 16 4225
19 3 57 171 9 3249
20 4 79 316 16 6241
21 4 77 308 16 5929
22 3 63 189 9 3969
23 4 80 320 16 6400
24 3 63 189 9 3969
25 3 60 180 9 3600
26 3 61 183 9 3721
27 3 63 189 9 3969
28 3 57 171 9 3249
29 4 81 324 16 6561
30 4 79 316 16 6241
∑ 98 1971 6528 326 131451
(∑X)² 9604
(∑Y)² 3884841
N 30
rxy = ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
rxy = ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
rxy =
√( )( )
rxy =
√( )( )
rxy =
√
rxy =
rxy = 0,817449565
Contoh Perhitungan Reabilitas Variabel Y (Loyalitas Konsumen)
4. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus:
²b =
( )
=
( )
=
( )
=
=
= 0,202298851
dari perhitungan semua varians item, diperoleh ∑²b = 6,024137931
5. Menghitung varians total dengan rumus:
²t =
( )
=
( )
=
=
=
= 67,45862069
6. Menghitung reabilitas dengan rumus:
r11 = (
) (
)
= (
) (
)
= (
) ( )
= ( )( )
= 0,9562336
Lampiran 7
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
1. Sebenarnya di mata orang tua, sekolah ingin dinilai atau citra seperti apa yang
ingin dibentuk?
Yang pasti predikat Islam ya, Islam yang modern. Sama seperti Al-Azhar
lainnya. Kami juga masih di bawah naungan YPIA, jadi predikat sebagai
sekolah yang Islami namun modern. Untuk membentuk citra ini makanya
murid disini diharuskan mengenakan kerudung, bagi yang perempuan dan
yang laki-laki celananya panjang. Dan untuk membiasakan mereka juga
untuk berperilaku dan berpakaian Islami.
2. Apakah SD Al-Azhar 15 Pamulang memiliki Seksi Humas atau Departemen
Pemasaran khusus?
Untuk Seksi Humas Sekolah atau Departemen Pemasaran khusus, sekolah
tidak punya. Paling hanya TU (Tata Usaha) Sekolah dan PSB (Pusat Sumber
Belajar). PSB juga yang menanngani website dan sms gateaway sekolah.
Sedangkan untuk Humas Al-Azhar secara keseluruhan ada di YPIA Pusat, di
Kebayoran Baru.Jadi setiap cabang terkait dengan pusat.
3. Pemasaran yang telah dilakukan oleh sekolah apa saja?
Sejauh ini kami memasarkan sekolah melalui website. Saat pertemuan orang
tua murid kami sampaikan bahwa akan diadakan PSB (Penerimaan Siswa
Baru). Memberikan brosur ke TK-TK di sekitar Pamulang. Kemudian setiap
tahun kami mengadakan lomba TK, dengan tujuan untuk memperkenalkan
SD kami juga dan yang terpenting untuk menjaga silahturahmi. Karena
terkadang kan orang memandang kita (Al-Azhar) eksklusif, jadi kami
berusaha untuk merangkul semuanya, agar tidak terkesan eksklusif. Maka
kami undang semua TK. Kemudian juga kami memasang spanduk di
perumahan-perumahan sekitar Pamulang. Dan sms ke orang tua murid, bahwa
sekolah sudah membuka PSB, jadi jika ada yang punya adik-adik sudah bisa
untuk mendaftar.
4. Apakah sekolah memberikan prioritas-prioritas tertentu untuk orang tua yang
punya kakak sekolah atau alumni SD 15 Al-Azhar Pamulang?
Untuk prioritas biaya, seperti diskon hanya diberikan khusus untuk alumni
TK Al-Azhar 19 Pamulang. Dulu pernah diberlakukan diskon untuk anak-
anak yang punya kakak sekolah di sini diberikan diskon, namun sekarang
oleh kebijakan manajemen baru hanya alumni TK Al-Azhar 19 saja yang
diberikan diskon. Namun untuk diluar keuangan, kami biasanya memberikan
prioritas untuk diterima di sini. Jadi misalnya punya saudara atau kakaknya
sekolah atau alumni SD Al-Azhar 15 Pamulang, tolong disebutkan namanya
saat pendaftaran, nanti kami akan prioritaskan untuk diterima di sini.
5. Inovasi yang sekolah sudah atau ingin kembangkan?
Kalau saya inginnya mengembangkan inovasi tentang percepatan informasi.
Seperti pemberitahuan nilai siswa, dicantumkan melalui website sekolah. Jadi
orang tua juga bisa membuka website sekolah. Itu sih inovasi yang sedang
saya ingin kembangkan dan ajukan, namun karena yayasannya berubah jadi
sampai sekarang masih belum bisa dilaksanakan. Jadi sejauh ini media untuk
komunikasi dengan orang tua ya melalui sms, whatsapp atau BBM. Atau bisa
melalui telepon sekolah atau datang langsung ke sekolah.
6. Untuk biaya sekolah yang dikenakan, orang tua masih merasa diberatkan.
Kalau boleh tau, memang biaya apa saja yang sekolah biasa kenakan kepada
orang tua murid?
Ya memang, karena beberapa orang tua disini memaksakan diri untuk sekolah
disini. Dalam arti sebenarnya beberapa orang tua ekonominya tidak terlalu
tinggi banget, atau belum cukup kuat. Karena disini cukup beragam juga
orang tuanya, jadi ya ada yang dari sosial ekonomi kelas menengah ke atas,
namun ada beberapa yang tidak. Pada umumnya mereka adalah keluarga
baru, baru memulai rumah tangga, sehingga keuangan juga belum cukup kuat.
Sehingga kami juga berusaha untuk tidak banyak memungut biaya. Untuk
biaya di SD Al-Azhar 15 Pamulang sendiri sebenarnya seperti sekolah lain.
Orang tua diminta untuk membayar uang pangkal sekolah dan SPP bulanan
saja. Dan memang di sini uang pangkalnya cuku besar, namun selebihnya
untuk setiap kegiatan sekolah, mereka tidak dipungut biaya lagi selama enam
tahun mereka sekolah. Dan paling uang Jamiyyah yang sebesar Rp. 15.000,-
per bulan.
7. Berdasarkan hasil angket, kontribusi dan keterlibatan orang tua cukup
rendah. Sejauh ini bagaimana kontribusi dan keterlibatan orang tua dalam
mengembangkan sekolah dan yayasan?
Ya memang cukup rendah, karena kan mereka (orang tua) rata-rata sibuk dan
pekerja semua. Terkadang untuk antar jemput saja bukan orang tua kan, ya
seperti kegiatan-kegiatan perkumpulan orang tua juga mereka jarang datang.
8. Menurut ibu sendiri, sebenarnya bagaimana orientasi citra merek bagi sebuah
sekolah, khususnya sekolah swasta?
Menurut saya, citra merek sendiri memiliki peran penting bagi sekolah. Jika
sebuah sekolah memiliki citra yang baik di mata orang tua siswa tentu akan
berdampak pada kepuasan mereka dan pada akhirnya akan membuat mereka
untuk tetap menyekolahkan anaknya di Al-Azhar. Selain itu bagi masyarakat
kita sendiri, jika suatu sekolah sudah memiliki citra atau nama yang baik dan
terkenal di mata masyarakat tentu akan lebih mudah untuk mendapatkan
siswa baru setiap tahunnya. Oleh karena itu sebenarnya membentuk citra
sekolah yang baik tentu menjadi orientasi kami. Bahkan terkadang citra Al-
Azhar menjadi beban bagi kami, terutama guru-guru untuk tetap bias
menjaga nama baik Al-Azhar. Namun karena terkendala dengan beberapa hal
dan lainnya, maka kami melakukan alternatif pembentukan citra salah
satunya melalui prestasi-prestasi siswa atau mengadakan lomba-lomba
tingkat SD sebagai program pemasaran sekolah kami.
Hj. Yana Rodiyanah, S.Ag
Kepala SD Al-Azhar 15 Pamulang
Lampiran 8
Distribusi Frekuesi Skor Variabel X (Citra Merek)
Frekuensi Skor Total Variabel X
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
147 2 2.0 2.0 2.0
148 1 1.0 1.0 3.0
152 1 1.0 1.0 4.0
153 1 1.0 1.0 5.0
155 1 1.0 1.0 6.0
158 2 2.0 2.0 8.0
159 1 1.0 1.0 9.0
163 1 1.0 1.0 10.0
165 2 2.0 2.0 12.0
166 1 1.0 1.0 13.0
167 3 3.0 3.0 16.0
168 2 2.0 2.0 18.0
169 2 2.0 2.0 20.0
170 1 1.0 1.0 21.0
171 6 6.0 6.0 27.0
172 4 4.0 4.0 31.0
173 2 2.0 2.0 33.0
174 5 5.0 5.0 38.0
175 5 5.0 5.0 43.0
176 4 4.0 4.0 47.0
177 5 5.0 5.0 52.0
178 7 7.0 7.0 59.0
179 4 4.0 4.0 63.0
180 2 2.0 2.0 65.0
181 6 6.0 6.0 71.0
182 3 3.0 3.0 74.0
183 4 4.0 4.0 78.0
184 1 1.0 1.0 79.0
185 3 3.0 3.0 82.0
186 1 1.0 1.0 83.0
188 1 1.0 1.0 84.0
189 3 3.0 3.0 87.0
191 1 1.0 1.0 88.0
193 1 1.0 1.0 89.0
195 2 2.0 2.0 91.0
198 1 1.0 1.0 92.0
200 1 1.0 1.0 93.0
205 1 1.0 1.0 94.0
211 2 2.0 2.0 96.0
214 1 1.0 1.0 97.0
220 1 1.0 1.0 98.0
221 1 1.0 1.0 99.0
225 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Statistics
N Valid 100
Missing 0
Mean 178.20
Std. Error of Mean 1.448
Median 177.00
Mode 178
Std. Deviation 14.475
Variance 209.535
Skewness .846
Std. Error of Skewness .241
Kurtosis 2.032
Std. Error of Kurtosis .478
Range 78
Minimum 147
Maximum 225
Sum 17820
Percentiles
25 171.00
50 177.00
75 183.00
Lampiran 8
Perhitungan Distribusi Frekuesi Variabel X
1. Menentukan sebaran data
Range = skor max. – skor min.
= 225 -147
= 78
2. Menetukan banyak kelas
Banyak kelas = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 100\
= 1 + 3,3 .(2)
= 1 + 6,6
= 7,6 = 8
3. Menentukan interval kelas
Interval kelas =
=
= 9,75 = 10
4. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X
No. Kelas
Interval F
Batas
Kelas Nt
F.
Kum F (%) FNt
1. 147-156 6 146,6-156,5 151,5 6 6 909
2. 157-166 7 156,5-166,5 161,5 13 7 1.130,5
3. 167-176 34 166,5-176,5 171,5 47 34 5.831
4. 177-186 36 176,5-186,5 181,5 83 36 6.534
5. 187-196 8 186,5-196,5 191,5 91 8 1,532
6. 197-206 3 196,5-206,5 201,5 94 3 604,5
7. 207-216 3 206,5-216,5 211,5 97 3 634,5
8. 217-226 3 216,5-226,5 221,5 100 3 664,5
Jumlah 100 - - - - 17.840
5. Menentukan nilai mean data dengan menggunakan rumus:
Mx =
Keterangan :
Mx = Mean yang dicari
∑fX = Jumlah perkalian frekuensi dengan nilai tengah (FNt)
N = Number of cases
Mx =
=
= 178,4
Maka nilai mean data adalah 178,4.
6. Menentukan nilai median data dengan menggunakan rumus:
Mdn = u – (
) .i
Keterangan:
Mdn = Median
u = upper limit (Batas Atas Nyata dari interval yang mengandung Median)
fka = frekuensi kumulatif yang terletak di atas intercal yang mengandung
median
fi = frekuensi dari interval yang mengandung Median
i = interval
N = Number of cases
Mdn = 186,5 – (
) .10
= 186,5 – 0,833
= 185,67
7. Menentukan nilai modus data dengan menggunakan rumus:
Mo = u - (
).i
Keterangan :
Mo = Nilai modus yang dicari
u = upper limit (Batas Atas Nyata dari interval yang mengandung Median)
fb = frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung Modus.
fa = frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung Modus
i = interval
Mo = 186,5 - (
).10
= 186,5 - (
).10
= 186,5 – 3,077
= 183,423
8. Menentukan standar deviasi data dengan menggunakan rumus:
SD = √
(
)
Keterangan :
SD = Deviasi Standar
∑fX = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah.
∑fX² = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah yang
sudah dikuadratkan.
N = Number of cases
No. Kelas Interval f X X² fX fX²
1 147-156 6 151,5 22952,25 909 137713,5
2 157-166 7 161,5 26082,25 1130,5 182575,8
3 167-176 34 171,5 29412,25 5831 1000017
4 177-186 36 181,5 32942,25 6534 1185921
5 187-196 8 191,5 36672,25 1532 293378
6 197-206 3 201,5 40602,25 604,5 121806,8
7 207-216 3 211,5 44732,25 634,5 134196,8
8 217-226 3 221,5 49062,25 664,5 147186,8
∑ 100 1492 282458 17840 3202795
SD = √
(
)
= √ ( )
= √
= √
= 14,19119445
Lampiran 9
Distribusi Frekuesi Skor Variabel Y (Loyalitas Konsumen)
Statistics
N Valid 100
Missing 0
Mean 64.90
Std. Error of Mean .629
Median 63.50
Mode 63
Std. Deviation 6.285
Variance 39.505
Skewness .936
Std. Error of Skewness .241
Kurtosis .907
Std. Error of Kurtosis .478
Range 29
Minimum 53
Maximum 82
Sum 6490
Percentiles
25 63.00
50 63.50
75 66.00
Distribusi Skor Total Jawaban Variabel Y
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
53 2 2.0 2.0 2.0
54 1 1.0 1.0 3.0
55 1 1.0 1.0 4.0
56 3 3.0 3.0 7.0
57 4 4.0 4.0 11.0
58 2 2.0 2.0 13.0
59 1 1.0 1.0 14.0
60 2 2.0 2.0 16.0
61 5 5.0 5.0 21.0
62 2 2.0 2.0 23.0
63 27 27.0 27.0 50.0
64 9 9.0 9.0 59.0
65 14 14.0 14.0 73.0
66 6 6.0 6.0 79.0
67 1 1.0 1.0 80.0
68 2 2.0 2.0 82.0
69 2 2.0 2.0 84.0
71 1 1.0 1.0 85.0
72 1 1.0 1.0 86.0
73 2 2.0 2.0 88.0
76 3 3.0 3.0 91.0
77 1 1.0 1.0 92.0
78 2 2.0 2.0 94.0
79 2 2.0 2.0 96.0
80 2 2.0 2.0 98.0
81 1 1.0 1.0 99.0
82 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Lampiran 9
Perhitungan Distribusi Frekuesi Variabel Y
9. Menentukan sebaran data
Range = skor max. – skor min.
= 82-53
= 29
10. Menetukan banyak kelas
Banyak kelas = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 100\
= 1 + 3,3 .(2)
= 1 + 6,6
= 7,6 = 8
11. Menentukan interval kelas
Interval kelas =
=
= 3,625 = 4
12. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y
No. Kelas
Interval F
Batas
Kelas Nt
F.
Kum F (%) FNt
1. 53-56 7 52,5-56,5 54,5 7 7 381,5
2. 57-60 9 56,5-60,5 58,5 16 9 526,5
3. 61-64 43 60,5-64,5 62,5 59 43 2.687,5
4. 65-68 23 64,5-68,5 66,5 82 23 1,529,5
5. 69-72 4 68,5-72,5 70,5 86 4 282
6. 73-76 5 73,5-76,5 74,5 91 5 327,5
7. 77-80 7 76,5-80,5 78,5 98 7 549,5
8. 81-84 2 80,5-84,5 82,5 100 2 165
Jumlah 100 - - - - 6.449
13. Menentukan nilai mean data dengan menggunakan rumus:
Mx =
Keterangan :
Mx = Mean yang dicari
∑fX = Jumlah perkalian frekuensi dengan nilai tengah (FNt)
N = Number of cases
Mx =
=
= 64,49
Maka nilai mean data adalah 64,49
14. Menentukan nilai median data dengan menggunakan rumus:
Mdn = u – (
) .i
Keterangan:
Mdn = Median
u = upper limit (Batas Atas Nyata dari interval yang mengandung Median)
fka = frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval yang mengandung
median
fi = frekuensi dari interval yang mengandung Median
i = interval
N = Number of cases
Mdn = 64,5 – (
) 4
= 64,5 – 3,1628
= 61,3372
15. Menentukan nilai modus data dengan menggunakan rumus:
Mo = u - (
).i
Keterangan :
Mo = Nilai modus yang dicari
u = upper limit (Batas Atas Nyata dari interval yang mengandung Median)
fb = frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung Modus.
fa = frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung Modus
i = interval
Mo = 64,5 - (
).4
= 64,5 -6,571
= 57,929
16. Menentukan standar deviasi data dengan menggunakan rumus:
SD = √
(
)
Keterangan :
SD = Deviasi Standar
∑fX = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah.
∑fX² = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah yang
sudah dikuadratkan.
N = Number of cases
No. Kelas Interval f X X² fX fX²
1 53-56 7 54,5 2970,25 381,5 20791,75
2 57-60 9 58,5 3422,25 526,5 30800,25
3 61-64 43 62,5 3906,25 2687,5 167968,8
4 65-68 23 66,5 4422,25 1529,5 101711,8
5 69-72 4 70,5 4970,25 282 19881
6 73-76 5 74,5 5550,25 372,5 27751,25
7 77-80 7 78,5 6162,25 549,5 43135,75
8 81-84 2 82,5 6806,25 165 13612,5
∑ 100 548 38210 6494 425653
SD = √
(
)
= √ ( )
= √
= √
= 6,271076463
Lampiran 10
Pengujian Hipotesis Variabel X dan Y dengan Rumus Pearson
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Variabel X 178.20 14.475 100
Variabel Y 64.90 6.285 100
Correlations
Variabel X Variabel Y
Variabel X
Pearson Correlation 1 .825**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Variabel Y
Pearson Correlation .825** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel di atas, dalam tabel Pearson Correlation terlihat nilai rhitung sebesar
0,825 dan nilai rtabel untuk N=100 pada taraf signifikansi 1% adalah sebesar 0,267.
Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima karena rhitung ≥ rtabel atau dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan
variabel Y.
Selanjutnya dicari koefisien determinasi (KD) dengan cara:
KD = r2 x 100%
= (0,825)2 x 100%
= 68,0625% dibulatkan menjadi 68%
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor citra merek
memberikan kontribusi sebesar 68% terhadap faktor loyalitas konsumen.
Contoh Perhitungan Korelasi Pearson
No.
Resp. X Y XY X² Y²
1 169 60 10140 28561 3600
2 193 76 14668 37249 5776
3 165 59 9735 27225 3481
4 155 55 8525 24025 3025
5 189 64 12096 35721 4096
6 171 61 10431 29241 3721
7 152 53 8056 23104 2809
8 185 76 14060 34225 5776
9 171 63 10773 29241 3969
10 171 63 10773 29241 3969
11 183 65 11895 33489 4225
12 171 63 10773 29241 3969
13 171 63 10773 29241 3969
14 167 63 10521 27889 3969
15 205 78 15990 42025 6084
16 172 61 10492 29584 3721
17 153 63 9639 23409 3969
18 200 65 13000 40000 4225
19 158 57 9006 24964 3249
20 214 79 16906 45796 6241
21 221 77 17017 48841 5929
22 168 63 10584 28224 3969
23 220 80 17600 48400 6400
24 169 63 10647 28561 3969
25 176 60 10560 30976 3600
26 167 61 10187 27889 3721
27 172 63 10836 29584 3969
28 163 57 9291 26569 3249
29 211 81 17091 44521 6561
30 195 79 15405 38025 6241
31 165 61 10065 27225 3721
32 174 63 10962 30276 3969
33 178 63 11214 31684 3969
34 174 62 10788 30276 3844
35 168 63 10584 28224 3969
36 191 76 14516 36481 5776
37 189 78 14742 35721 6084
38 176 58 10208 30976 3364
39 178 63 11214 31684 3969
40 158 57 9006 24964 3249
41 185 69 12765 34225 4761
42 179 66 11814 32041 4356
43 166 63 10458 27556 3969
44 184 64 11776 33856 4096
45 176 65 11440 30976 4225
46 195 71 13845 38025 5041
47 177 67 11859 31329 4489
48 175 63 11025 30625 3969
49 167 63 10521 27889 3969
50 177 63 11151 31329 3969
51 175 63 11025 30625 3969
52 174 56 9744 30276 3136
53 186 68 12648 34596 4624
54 179 63 11277 32041 3969
55 198 68 13464 39204 4624
56 159 58 9222 25281 3364
57 178 63 11214 31684 3969
58 148 56 8288 21904 3136
59 178 63 11214 31684 3969
60 225 82 18450 50625 6724
61 147 54 7938 21609 2916
62 211 80 16880 44521 6400
63 175 63 11025 30625 3969
64 171 62 10602 29241 3844
65 172 56 9632 29584 3136
66 182 63 11466 33124 3969
67 147 53 7791 21609 2809
68 174 57 9918 30276 3249
69 189 61 11529 35721 3721
70 185 66 12210 34225 4356
71 179 73 13067 32041 5329
72 173 72 12456 29929 5184
73 172 73 12556 29584 5329
74 173 69 11937 29929 4761
75 170 65 11050 28900 4225
76 174 65 11310 30276 4225
77 177 65 11505 31329 4225
78 181 64 11584 32761 4096
79 181 64 11584 32761 4096
80 179 63 11277 32041 3969
81 183 64 11712 33489 4096
82 188 65 12220 35344 4225
83 180 66 11880 32400 4356
84 178 66 11748 31684 4356
85 175 65 11375 30625 4225
86 178 63 11214 31684 3969
87 183 64 11712 33489 4096
88 181 65 11765 32761 4225
89 176 65 11440 30976 4225
90 177 64 11328 31329 4096
91 182 64 11648 33124 4096
92 177 64 11328 31329 4096
93 178 65 11570 31684 4225
94 175 66 11550 30625 4356
95 181 65 11765 32761 4225
96 180 66 11880 32400 4356
97 182 65 11830 33124 4225
98 183 65 11895 33489 4225
99 181 63 11403 32761 3969
100 181 63 11403 32761 3969
∑ 17820 6490 1163952 3196268 425112
Menghitung korelasi variabel dengan menggunkan rumus Pearson:
rxy = ( ) ( )( )
√ ( ) ( )
rxy = ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
rxy =
√( )( )
rxy =
√( )( )
rxy =
√
rxy =
rxy = 0,825339056
Lampiran 10
Pengujian Normalitas Data Variabel X
dengan Uji Liliefors
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Variabel X .150 100 .000 .921 100 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel di atas dapat diketahui kenormalan distribusi data. Karena
N=100 maka tabel yang digunaka adalah tabel Kolmogorov-Smirnov(a).
Pada tabel Kolmogorov-Smirnov(a) diketahui nilai Sig. 0,000. Maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal karena nilai
Sig. < 0,05.
Lampiran 10
Pengujian Normalitas Data Variabel X
dengan Uji Liliefors
Kriteria pengujian :
Jika Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal.
Jika Lhitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal.
Tabel Bantu Uji Liliefors
No Xi Zi Tabel Z F Kum F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 147 -2,15 0,4842 1 0,0158 0,01 0,0058
2 147 -2,15 0,4842 2 0,0158 0,02 -0,0042
3 148 -2,08 0,4812 3 0,0188 0,03 -0,0112
4 152 -1,81 0,4649 4 0,0351 0,04 -0,0049
5 153 -1,74 0,4591 5 0,0409 0,05 -0,0091
6 155 -1,6 0,4452 6 0,0548 0,06 -0,0052
7 158 -1,39 0,4177 7 0,0823 0,07 0,0123
8 158 -1,39 0,4177 8 0,0823 0,08 0,0023
9 159 -1,32 0,4066 9 0,0934 0,09 0,0034
10 163 -1,05 0,3531 10 0,1469 0,1 0,0469
11 165 -0,91 0,3186 11 0,1814 0,11 0,0714
12 165 -0,91 0,3186 12 0,1814 0,12 0,0614
13 166 -0,84 0,2995 13 0,2005 0,13 0,0705
14 167 -0,77 0,2794 14 0,2206 0,14 0,0806
15 167 -0,77 0,2794 15 0,2206 0,15 0,0706
16 167 -0,77 0,2794 16 0,2206 0,16 0,0606
17 168 -0,7 0,258 17 0,242 0,17 0,072
18 168 -0,7 0,258 18 0,242 0,18 0,062
19 169 -0,63 0,2357 19 0,2643 0,19 0,0743
20 169 -0,63 0,2357 20 0,2643 0,2 0,0643
21 170 -0,56 0,2123 21 0,2877 0,21 0,0777
22 171 -0,49 0,1879 22 0,3121 0,22 0,0921 23 171 -0,49 0,1879 23 0,3121 0,23 0,0821
24 171 -0,49 0,1879 24 0,3121 0,24 0,0721
25 171 -0,49 0,1879 25 0,3121 0,25 0,0621
26 171 -0,49 0,1879 26 0,3121 0,26 0,0521
27 171 -0,49 0,1879 27 0,3121 0,27 0,0421
28 172 -0,42 0,1628 28 0,3372 0,28 0,0572
29 172 -0,42 0,1628 29 0,3372 0,29 0,0472
30 172 -0,42 0,1628 30 0,3372 0,3 0,0372
31 172 -0,42 0,1628 31 0,3372 0,31 0,0272
32 173 -0,35 0,1368 32 0,3632 0,32 0,0432
33 173 -0,35 0,1368 33 0,3632 0,33 0,0332
34 174 -0,29 0,1141 34 0,3859 0,34 0,0459
35 174 -0,29 0,1141 35 0,3859 0,35 0,0359
36 174 -0,29 0,1141 36 0,3859 0,36 0,0259
37 174 -0,29 0,1141 37 0,3859 0,37 0,0159
38 174 -0,29 0,1141 38 0,3859 0,38 0,0059
39 175 -0,22 0,0871 39 0,4129 0,39 0,0229
40 175 -0,22 0,0871 40 0,4129 0,4 0,0129
41 175 -0,22 0,0871 41 0,4129 0,41 0,0029
42 175 -0,22 0,0871 42 0,4129 0,42 -0,0071
43 175 -0,22 0,0871 43 0,4129 0,43 -0,0171
44 176 -0,15 0,0596 44 0,4404 0,44 0,0004
45 176 -0,15 0,0596 45 0,4404 0,45 -0,0096
46 176 -0,15 0,0596 46 0,4404 0,46 -0,0196
47 176 -0,15 0,0596 47 0,4404 0,47 -0,0296
48 177 -0,08 0,0319 48 0,4681 0,48 -0,0119
49 177 -0,08 0,0319 49 0,4681 0,49 -0,0219
50 177 -0,08 0,0319 50 0,4681 0,5 -0,0319
51 177 -0,08 0,0319 51 0,4681 0,51 -0,0419
52 177 -0,08 0,0319 52 0,4681 0,52 -0,0519
53 178 0.01 0,004 53 0,496 0,53 -0,034
54 178 0.02 0,004 54 0,496 0,54 -0,044
55 178 0.03 0,004 55 0,496 0,55 -0,054
56 178 0.04 0,004 56 0,496 0,56 -0,064
57 178 0.05 0,004 57 0,496 0,57 -0,074
58 178 0.06 0,004 58 0,496 0,58 -0,084
59 178 0.07 0,004 59 0,496 0,59 -0,094
60 179 0,05 0,0199 60 0,4801 0,6 -0,1199
61 179 0,05 0,0199 61 0,4801 0,61 -0,1299
62 179 0,05 0,0199 62 0,4801 0,62 -0,1399
63 179 0,05 0,0199 63 0,4801 0,63 -0,1499
64 180 0,12 0,0438 64 0,4562 0,64 -0,1838
65 180 0,12 0,0438 65 0,4562 0,65 -0,1938
66 181 0,19 0,0753 66 0,4247 0,66 -0,2353
67 181 0,19 0,0753 67 0,4247 0,67 -0,2453
68 181 0,19 0,0753 68 0,4247 0,68 -0,2553
69 181 0,19 0,0753 69 0,4247 0,69 -0,2653
70 181 0,19 0,0753 70 0,4247 0,7 -0,2753
71 181 0,19 0,0753 71 0,4247 0,71 -0,2853
72 182 0,26 0,1026 72 0,3974 0,72 -0,3226
73 182 0,26 0,1026 73 0,3974 0,73 -0,3326
74 182 0,26 0,1026 74 0,3974 0,74 -0,3426
75 183 0,33 0,1293 75 0,3707 0,75 -0,3793
76 183 0,33 0,1293 76 0,3707 0,76 -0,3893
77 183 0,33 0,1293 77 0,3707 0,77 -0,3993
78 183 0,33 0,1293 78 0,3707 0,78 -0,4093
79 184 0,4 0,1554 79 0,3446 0,79 -0,4454
80 185 0,46 0,1772 80 0,3228 0,8 -0,4772
81 185 0,46 0,1772 81 0,3228 0,81 -0,4872
82 185 0,46 0,1772 82 0,3228 0,82 -0,4972
83 186 0,53 0,2019 83 0,2981 0,83 -0,5319
84 188 0,67 0,2486 84 0,2514 0,84 -0,5886
85 189 0,74 0,2704 85 0,2296 0,85 -0,6204
86 189 0,74 0,2704 86 0,2296 0,86 -0,6304
87 189 0,74 0,2704 87 0,2296 0,87 -0,6404
88 191 0,88 0,3106 88 0,1894 0,88 -0,6906
89 193 1,02 0,3461 89 0,1539 0,89 -0,7361
90 195 1,16 0,377 90 0,123 0,9 -0,777
91 195 1,16 0,377 91 0,123 0,91 -0,787
92 198 1,36 0,4131 92 0,0869 0,92 -0,8331
93 200 1,5 0,4332 93 0,0668 0,93 -0,8632
94 205 1,85 0,4678 94 0,0322 0,94 -0,9078
95 211 2,26 0,4881 95 0,0119 0,95 -0,9381
96 211 2,26 0,4881 96 0,0119 0,96 -0,9481
97 214 2,47 0,4932 97 0,0068 0,97 -0,9632
98 220 2,88 0,498 98 0,002 0,98 -0,978
99 221 2,95 0,4984 99 0,0016 0,99 -0,9884
100 225 3,23 0,4994 100 0,0006 1 -0,9994
Jumlah 17820
Mean 178,2
SD 14,475
L (tabel) 0,088851384
L (hitung) 0,0921
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Lhitung terbesar adalah 0,0921. Sementara
nilai Ltabel untuk N=100 dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,088851384. Ini
menunjukkan bahwa Lhitung > Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
skor variabel X berdistribusi tidak normal.
Lampiran 11
Pengujian Normalitas Data Variabel Y
dengan Uji Liliefors
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Variabel Y .224 100 .000 .884 100 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel di atas dapat diketahui kenormalan distribusi data. Karena
N=100 maka tabel yang digunaka adalah tabel Kolmogorov-Smirnov(a).
Pada tabel Kolmogorov-Smirnov(a) diketahui nilai Sig. 0,000. Maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal karena nilai
Sig. < 0,05.
Lampiran 11
Pengujian Normalitas Data Variabel Y
dengan Uji Liliefors
Kriteria pengujian :
Jika Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal.
Jika Lhitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal.
Tabel Bantu Uji Liliefors
No Xi Zi Tabel Z F Kum F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 53 -1,89 0,4706 1 0,0294 0,01 0,0194
2 53 -1,89 0,4706 2 0,0294 0,02 0,0094
3 54 -1,73 0,4582 3 0,0418 0,03 0,0118
4 55 -1,57 0,4418 4 0,0582 0,04 0,0182
5 56 -1,41 0,4207 5 0,0793 0,05 0,0293
6 56 -1,41 0,4207 6 0,0793 0,06 0,0193
7 56 -1,41 0,4207 7 0,0793 0,07 0,0093
8 57 -1,25 0,3944 8 0,1056 0,08 0,0256
9 57 -1,25 0,3944 9 0,1056 0,09 0,0156
10 57 -1,25 0,3944 10 0,1056 0,1 0,0056
11 57 -1,25 0,3944 11 0,1056 0,11 -0,0044
12 58 -1,09 0,3621 12 0,1379 0,12 0,0179
13 58 -1,09 0,3621 13 0,1379 0,13 0,0079
14 59 -0,93 0,3238 14 0,1762 0,14 0,0362
15 60 -0,77 0,2794 15 0,2206 0,15 0,0706
16 60 -0,77 0,2794 16 0,2206 0,16 0,0606
17 61 -0,62 0,2324 17 0,2676 0,17 0,0976
18 61 -0,62 0,2324 18 0,2676 0,18 0,0876
19 61 -0,62 0,2324 19 0,2676 0,19 0,0776
20 61 -0,62 0,2324 20 0,2676 0,2 0,0676
21 61 -0,62 0,2324 21 0,2676 0,21 0,0576
22 62 -0,46 0,1772 22 0,3228 0,22 0,1028
23 62 -0,46 0,1772 23 0,3228 0,23 0,0928
24 63 -0,3 0,1179 24 0,3821 0,24 0,1421
25 63 -0,3 0,1179 25 0,3821 0,25 0,1321
26 63 -0,3 0,1179 26 0,3821 0,26 0,1221
27 63 -0,3 0,1179 27 0,3821 0,27 0,1121
28 63 -0,3 0,1179 28 0,3821 0,28 0,1021
29 63 -0,3 0,1179 29 0,3821 0,29 0,0921
30 63 -0,3 0,1179 30 0,3821 0,3 0,0821
31 63 -0,3 0,1179 31 0,3821 0,31 0,0721
32 63 -0,3 0,1179 32 0,3821 0,32 0,0621
33 63 -0,3 0,1179 33 0,3821 0,33 0,0521
34 63 -0,3 0,1179 34 0,3821 0,34 0,0421
35 63 -0,3 0,1179 35 0,3821 0,35 0,0321
36 63 -0,3 0,1179 36 0,3821 0,36 0,0221
37 63 -0,3 0,1179 37 0,3821 0,37 0,0121
38 63 -0,3 0,1179 38 0,3821 0,38 0,0021
39 63 -0,3 0,1179 39 0,3821 0,39 -0,0079
40 63 -0,3 0,1179 40 0,3821 0,4 -0,0179
41 63 -0,3 0,1179 41 0,3821 0,41 -0,0279
42 63 -0,3 0,1179 42 0,3821 0,42 -0,0379
43 63 -0,3 0,1179 43 0,3821 0,43 -0,0479
44 63 -0,3 0,1179 44 0,3821 0,44 -0,0579
45 63 -0,3 0,1179 45 0,3821 0,45 -0,0679
46 63 -0,3 0,1179 46 0,3821 0,46 -0,0779
47 63 -0,3 0,1179 47 0,3821 0,47 -0,0879
48 63 -0,3 0,1179 48 0,3821 0,48 -0,0979
49 63 -0,3 0,1179 49 0,3821 0,49 -0,1079
50 63 -0,3 0,1179 50 0,3821 0,5 -0,1179
51 64 -0,14 0,0557 51 0,4443 0,51 -0,0657
52 64 -0,14 0,0557 52 0,4443 0,52 -0,0757
53 64 -0,14 0,0557 53 0,4443 0,53 -0,0857
54 64 -0,14 0,0557 54 0,4443 0,54 -0,0957
55 64 -0,14 0,0557 55 0,4443 0,55 -0,1057
56 64 -0,14 0,0557 56 0,4443 0,56 -0,1157
57 64 -0,14 0,0557 57 0,4443 0,57 -0,1257
58 64 -0,14 0,0557 58 0,4443 0,58 -0,1357
59 64 -0,14 0,0557 59 0,4443 0,59 -0,1457
60 65 0,01 0,004 60 0,496 0,6 -0,104
61 65 0,01 0,004 61 0,496 0,61 -0,114
62 65 0,01 0,004 62 0,496 0,62 -0,124
63 65 0,01 0,004 63 0,496 0,63 -0,134
64 65 0,01 0,004 64 0,496 0,64 -0,144
65 65 0,01 0,004 65 0,496 0,65 -0,154
66 65 0,01 0,004 66 0,496 0,66 -0,164
67 65 0,01 0,004 67 0,496 0,67 -0,174
68 65 0,01 0,004 68 0,496 0,68 -0,184
69 65 0,01 0,004 69 0,496 0,69 -0,194
70 65 0,01 0,004 70 0,496 0,7 -0,204
71 65 0,01 0,004 71 0,496 0,71 -0,214
72 65 0,01 0,004 72 0,496 0,72 -0,224
73 65 0,01 0,004 73 0,496 0,73 -0,234
74 66 0,17 0,0675 74 0,4325 0,74 -0,3075
75 66 0,17 0,0675 75 0,4325 0,75 -0,3175
76 66 0,17 0,0675 76 0,4325 0,76 -0,3275
77 66 0,17 0,0675 77 0,4325 0,77 -0,3375
78 66 0,17 0,0675 78 0,4325 0,78 -0,3475
79 66 0,17 0,0675 79 0,4325 0,79 -0,3575
80 67 0,33 0,1293 80 0,3707 0,8 -0,4293
81 68 0,49 0,1879 81 0,3121 0,81 -0,4979
82 68 0,49 0,1879 82 0,3121 0,82 -0,5079
83 69 0,65 0,2422 83 0,2578 0,83 -0,5722
84 69 0,65 0,2422 84 0,2578 0,84 -0,5822
85 71 0,97 0,334 85 0,166 0,85 -0,684
86 72 1,12 0,3686 86 0,1314 0,86 -0,7286
87 73 1,28 0,3997 87 0,1003 0,87 -0,7697
88 73 1,28 0,3997 88 0,1003 0,88 -0,7797
89 76 1,76 0,4608 89 0,0392 0,89 -0,8508
90 76 1,76 0,4608 90 0,0392 0,9 -0,8608
91 76 1,76 0,4608 91 0,0392 0,91 -0,8708
92 77 1,92 0,4726 92 0,0274 0,92 -0,8926
93 78 2,08 0,4812 93 0,0188 0,93 -0,9112
94 78 2,08 0,4812 94 0,0188 0,94 -0,9212
95 79 2,24 0,4875 95 0,0125 0,95 -0,9375
96 79 2,24 0,4875 96 0,0125 0,96 -0,9475
97 80 2,4 0,4918 97 0,0082 0,97 -0,9618
98 80 2,4 0,4918 98 0,0082 0,98 -0,9718
99 81 2,56 0,4948 99 0,0052 0,99 -0,9848
100 82 2,72 0,4967 100 0,0033 1 -0,9967
Jumlah 6490
Mean 64,9
SD 6,285
L (tabel) 0,088851384
L (hitung) 0,1421
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Lhitung terbesar adalah 0,1421. Sementara
nilai Ltabel untuk N=100 dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,088851384. Ini
menunjukkan bahwa Lhitung > Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
skor variabel X berdistribusi tidak normal.
Lampiran 12
Pengujian Uji Linearitas Menggunakan Persamaan Regresi Sederhana
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Variabel Xb . Enter
a. Dependent Variable: Variabel Y
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .825a .681 .678 3.567
a. Predictors: (Constant), Variabel X
Dari tabel Model Summary di atas, dapat diketahui nilai koefisien korelasinya
pada kolom R adalah sebesar 0,825. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kedua
variabel penelitian ada dalam kategori kuat.
Kemudian dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi pada nilai R
square, yakni sebesar 0,681. Ini berarti persamaan garis regresi yang diperoleh
dapat menerangkan 68,10% loyalitas konsumen atau dengan kata lain persamaan
garis linear yang diperoleh cukup baik untuk menjelaskan variabel loyalitas
konsumen.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2664.113 1 2664.113 209.388 .000b
Residual 1246.887 98 12.723
Total 3911.000 99 a. Dependent Variable: Variabel Y b. Predictors: (Constant), Variabel X
Berdasarkan tabel Anova (a) diketahui nilai Sig. sebesar 0,000. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi adalah linear, karena nilai Sig. < 0,05. Dengan
demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan,
ini berarti model regresi memenuhi kriteria linearitas.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.039 4.428 .235 .815
Variabel X .358 .025 .825 14.470 .000
a. Dependent Variable: Variabel Y
Persamaan garis regresi dapat dilihat pada tabel Coefficients (a) yaitu pada kolom
B. Dari hasil di atas didapat nilai constant (nilai ini merupakan nilai intercep atau
nilai a) sebesar 1,039 dan nilai b sebesar 0,358, sehingga diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 1,039 + 0,358X
Lampiran 12
Pengujian Uji Linearitas Menggunakan
Persamaan Regresi Sederhana
Resp. X Y XY X² Y²
1 147 54 7938 21609 2916
2 147 53 7791 21609 2809
3 148 56 8288 21904 3136
4 152 53 8056 23104 2809
5 153 63 9639 23409 3969
6 155 55 8525 24025 3025
7 158 57 9006 24964 3249
8 158 57 9006 24964 3249
9 159 58 9222 25281 3364
10 163 57 9291 26569 3249
11 165 59 9735 27225 3481
12 165 61 10065 27225 3721
13 166 63 10458 27556 3969
14 167 63 10521 27889 3969
15 167 61 10187 27889 3721
16 167 63 10521 27889 3969
17 168 63 10584 28224 3969
18 168 63 10584 28224 3969
19 169 60 10140 28561 3600
20 169 63 10647 28561 3969
21 170 65 11050 28900 4225
22 171 61 10431 29241 3721
23 171 63 10773 29241 3969
24 171 63 10773 29241 3969
25 171 63 10773 29241 3969
26 171 63 10773 29241 3969
27 171 62 10602 29241 3844
28 172 61 10492 29584 3721
29 172 63 10836 29584 3969
30 172 56 9632 29584 3136
31 172 73 12556 29584 5329
32 173 72 12456 29929 5184
33 173 69 11937 29929 4761
34 174 63 10962 30276 3969
35 174 62 10788 30276 3844
36 174 56 9744 30276 3136
37 174 57 9918 30276 3249
38 174 65 11310 30276 4225
39 175 63 11025 30625 3969
40 175 63 11025 30625 3969
41 175 63 11025 30625 3969
42 175 65 11375 30625 4225
43 175 66 11550 30625 4356
44 176 60 10560 30976 3600
45 176 58 10208 30976 3364
46 176 65 11440 30976 4225
47 176 65 11440 30976 4225
48 177 67 11859 31329 4489
49 177 63 11151 31329 3969
50 177 65 11505 31329 4225
51 177 64 11328 31329 4096
52 177 64 11328 31329 4096
53 178 63 11214 31684 3969
54 178 63 11214 31684 3969
55 178 63 11214 31684 3969
56 178 63 11214 31684 3969
57 178 66 11748 31684 4356
58 178 63 11214 31684 3969
59 178 65 11570 31684 4225
60 179 66 11814 32041 4356
61 179 63 11277 32041 3969
62 179 73 13067 32041 5329
63 179 63 11277 32041 3969
64 180 66 11880 32400 4356
65 180 66 11880 32400 4356
66 181 64 11584 32761 4096
67 181 64 11584 32761 4096
68 181 65 11765 32761 4225
69 181 65 11765 32761 4225
70 181 63 11403 32761 3969
71 181 63 11403 32761 3969
72 182 63 11466 33124 3969
73 182 64 11648 33124 4096
74 182 65 11830 33124 4225
75 183 65 11895 33489 4225
76 183 64 11712 33489 4096
77 183 64 11712 33489 4096
78 183 65 11895 33489 4225
79 184 64 11776 33856 4096
80 185 76 14060 34225 5776
81 185 69 12765 34225 4761
82 185 66 12210 34225 4356
83 186 68 12648 34596 4624
84 188 65 12220 35344 4225
85 189 64 12096 35721 4096
86 189 78 14742 35721 6084
87 189 61 11529 35721 3721
88 191 76 14516 36481 5776
89 193 76 14668 37249 5776
90 195 79 15405 38025 6241
91 195 71 13845 38025 5041
92 198 68 13464 39204 4624
93 200 65 13000 40000 4225
94 205 78 15990 42025 6084
95 211 81 17091 44521 6561
96 211 80 16880 44521 6400
97 214 79 16906 45796 6241
98 220 80 17600 48400 6400
99 221 77 17017 48841 5929
100 225 82 18450 50625 6724
∑ 17820 6490 1163952 3196268 425112
1. Mencari nilai b dengan rumus :
b = ( )( )
( ) ( )
b = ( )( ) ( )( )
( ) ( )
b =
b =
b = 0,358
2. Mencari nilai a dengan rumus :
a = ( )
a = ( )( )
a =
a =
a = 1,038700511
a = 1,039
Maka diperoleh persamaan regresi linearnya adalah :
Y = 1,039 + 0,358X
Untuk menghitung hasil uji linieritas perlu dihitung JKE, JKtc, RJKtc, RJKe, dan
Fhitung, sebelum menghitung hal tersebut perlu diketahui terlebih dahulu JKreg(a),
JKreg(b|a), dan JKres. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg)
JKreg(a) = ( )
=
= 421201
2. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKRreg(b|a))
JKreg(b|a) = b . * ( ) ( )
+
= 0,358 . *
+
= 0,358 .
= 0,358 . 7434
= 2661,372
3. Mencari Jumlah Kuadrat Residu (JKres)
JKres = ∑Y² - JKreg(b|a) - JKreg(a)
= 425112 – 2661,372 - 421201
= 1249,628
4. Mencari jumlah kuadrat error (JKE)
JKE = ∑k ( ( )
)
Sebelum mencari JKE, data (variable X) diurutkan mulai dari yang terkecil
sampai yang terbesar berikut disertai pasanganya (variable Y), seperti tabel
penolong berikut:
No.
Resp. X Kelompok N Y JKE
1 147
1 2
54
0,5 2 147 53
3 148 2 1 56 0
4 152 3 1 53 0
5 153 4 1 63 0
6 155 5 1 55 0
7 158
6 2
57
0 8 158 57
9 159 7 1 58 0
10 163 8 1 57 0
11 165
9 2
59
2 12 165 61
13 166 10 1 63 0
14 167
11 3
63
2,7
15 167 61
16 167 63
17 168
12 2
63
0 18 168 63
19 169
13 2
60
4,5 20 169 63
21 170 14 1 65 0
22 171
15 6
61
3,5
23 171 63
24 171 63
25 171 63
26 171 63
27 171 62
28 172
16 4
61
152,75
29 172 63
30 172 56
31 172 73
32 173
17 2
72
4,5 33 173 69
34 174
18 5
63
61,2
35 174 62
36 174 56
37 174 57
38 174 65
39 175
19 5
63
8
40 175 63
41 175 63
42 175 65
43 175 66
44 176
20 4
60
38
45 176 58
46 176 65
47 176 65
48 177
21 5
67
9,2
49 177 63
50 177 65
51 177 64
52 177 64
53 178
22 7
63
9,5
54 178 63
55 178 63
56 178 63
57 178 66
58 178 63
59 178 65
60 179
23 4
66
66,75
61 179 63
62 179 73
63 179 63
64 180
24 2
66
0 65 180 66
66 181
25 6
64
4
67 181 64
68 181 65
69 181 65
70 181 63
71 181 63
72 182
26 3
63
2
73 182 64
74 182 65
75 183
27 4
65
1
76 183 64
77 183 64
78 183 65
79 184 28 1 64 0
80 185
29 3
76
52,7
81 185 69
82 185 66
83 186 30 1 68 0
84 188 31 1 65 0
85 189
32 3
64
164,7
86 189 78
87 189 61
88 191 33 1 76 0
89 193 34 1 76 0
90 195
35 2
79
32 91 195 71
92 198 36 1 68 0
93 200 37 1 65 0
94 205 38 1 78 0
95 211
39 2
81
0,5 96 211 80
97 214 40 1 79 0
98 220 41 1 80 0
99 221 42 1 77 0
100 225 43 1 82 0
∑ 17820 6490 620
Maka diperoleh nilai JKE = 620
5. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC)
JKTC = JKres - JKE
= 1249,628 – 620 = 629,628
6. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC)
RJKTC =
=
=
= 15,356
7. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE)
RJKE =
=
=
= 10,877
8. Mencari Fhitung dengan rumus :
Fhitung =
=
= 1,411
9. Menentukan nilai Ftabel
Ftabel = F (1-)(dkTC,dkE)
= F (1-0,05)(dk=k-2, dk=n-k)
= F (0,95)(dk=43-2, dk=100-43)
= F (0,95)(41, 57)
Dengan merujuk pada tabel distribusi F, maka nilai Ftabel pada pembilang (df1) 41
dan penyebut (df2) 57 dan = 5% adalah 1,59. Berdasarkan pada hasil
perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung = 1,411 dan Ftabel = 1,59. Hal ini
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,411<1,59). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data berpola linear.
Lampiran 13
Pengujian Hipotesis Variabel X dan Y dengan Rumus Spearman
Correlations
Variabel X Variabel Y
Spearman's rho
Variabel X
Correlation Coefficient 1.000 .743**
Sig. (2-tailed) . .000
N 100 100
Variabel Y
Correlation Coefficient .743** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel di atas, dalam tabel Spearman’s Correlation terlihat nilai rs sebesar
0,743 dan nilai rstabel untuk N=100 pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar
0,197. Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima karena rs > rtabel atau
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X
dengan variabel Y.
Selanjutnya dicari koefisien determinasi (KD) dengan cara:
KD = r2 x 100%
= (0,743)2 x 100%
= 55,2049% dibulatkan menjadi 55%
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor citra merek
memberikan kontribusi sebesar 55% terhadap faktor loyalitas konsumen.
Lampiran 13
Pengujian Hipotesis Variabel X dan Y dengan
Korelasi Rank Spearman
Resp. X Jenjang Y Jenjang d d²
1 169 19,5 60 15,5 4 16
2 193 89 76 90 -1 1
3 165 11,5 59 14 -2,5 6,25
4 155 6 55 4 2 4
5 189 86 64 55 31 961
6 171 24,5 61 19 5,5 30,25
7 152 4 53 1,5 2,5 6,25
8 185 81 76 90 -9 81
9 171 24,5 63 37 -12,5 156,25
10 171 24,5 63 37 -12,5 156,25
11 183 76,5 65 66,5 10 100
12 171 24,5 63 37 -12,5 156,25
13 171 24,5 63 37 -12,5 156,25
14 167 15 63 37 -22 484
15 205 94 78 93,5 0,5 0,25
16 172 29,5 61 19 10,5 110,25
17 153 5 63 37 -32 1024
18 200 93 65 66,5 26,5 702,25
19 158 7,5 57 9,5 -2 4
20 214 97 79 95,5 1,5 2,25
21 221 99 77 92 7 49
22 168 17,5 63 37 -19,5 380,25
23 220 98 80 97,5 0,5 0,25
24 169 19,5 63 37 -17,5 306,25
25 176 45,5 60 15,5 30 900
26 167 15 61 19 -4 16
27 172 29,5 63 37 -7,5 56,25
28 163 10 57 9,5 0,5 0,25
29 211 95,5 81 99 -3,5 12,25
30 195 90,5 79 95,5 -5 25
31 165 11,5 61 19 -7,5 56,25
32 174 36 63 37 -1 1
33 178 56 63 37 19 361
34 174 36 62 22,5 13,5 182,25
35 168 17,5 63 37 -19,5 380,25
36 191 88 76 90 -2 4
37 189 86 78 93,5 -7,5 56,25
38 176 45,5 58 12,5 33 1089
39 178 56 63 37 19 361
40 158 7,5 57 9,5 -2 4
41 185 81 69 83,5 -2,5 6,25
42 179 61,5 66 76,5 -15 225
43 166 13 63 37 -24 576
44 184 79 64 55 24 576
45 176 45,5 65 66,5 -21 441
46 195 90,5 71 85 5,5 30,25
47 177 50 67 80 -30 900
48 175 41 63 37 4 16
49 167 15 63 37 -22 484
50 177 50 63 37 13 169
51 175 41 63 37 4 16
52 174 36 56 6 30 900
53 186 83 68 81,5 1,5 2,25
54 179 61,5 63 37 24,5 600,25
55 198 92 68 81,5 10,5 110,25
56 159 9 58 12,5 -3,5 12,25
57 178 56 63 37 19 361
58 148 3 56 6 -3 9
59 178 56 63 37 19 361
60 225 100 82 100 0 0
61 147 1,5 54 3 -1,5 2,25
62 211 95,5 80 97,5 -2 4
63 175 41 63 37 4 16
64 171 24,5 62 22,5 2 4
65 172 29,5 56 6 23,5 552,25
66 182 73 63 37 36 1296
67 147 1,5 53 1,5 0 0
68 174 36 57 9,5 26,5 702,25
69 189 86 61 19 67 4489
70 185 81 66 76,5 4,5 20,25
71 179 61,5 73 87,5 -26 676
72 173 32,5 72 86 -53,5 2862,25
73 172 29,5 73 87,5 -58 3364
74 173 32,5 69 83,5 -51 2601
75 170 21 65 66,5 -45,5 2070,25
76 174 36 65 66,5 -30,5 930,25
77 177 50 65 66,5 -16,5 272,25
78 181 68,5 64 55 13,5 182,25
79 181 68,5 64 55 13,5 182,25
80 179 61,5 63 37 24,5 600,25
81 183 76,5 64 55 21,5 462,25
82 188 84 65 66,5 17,5 306,25
83 180 64,5 66 76,5 -12 144
84 178 56 66 76,5 -20,5 420,25
85 175 41 65 66,5 -25,5 650,25
86 178 56 63 37 19 361
87 183 76,5 64 55 21,5 462,25
88 181 68,5 65 66,5 2 4
89 176 45,5 65 66,5 -21 441
90 177 50 64 55 -5 25
91 182 73 64 55 18 324
92 177 50 64 55 -5 25
93 178 56 65 66,5 -10,5 110,25
94 175 41 66 76,5 -35,5 1260,25
95 181 68,5 65 66,5 2 4
96 180 64,5 66 76,5 -12 144
97 182 73 65 66,5 6,5 42,25
98 183 76,5 65 66,5 10 100
99 181 68,5 63 37 31,5 992,25
100 181 68,5 63 37 31,5 992,25
∑ 42291
1. Mencari nilai koefisien korelasi Spearman dihitung dengan rumus :
rs = 1 –
( )
= 1 – ( )
( )
= 1 –
= 1- 0,253
= 0,746
Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0,746. Hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasinya termasuk
dalam rentang 0,61-0,80. Maka terdapat korelasi yang kuat antara citra merek
dengan loyalitas konsumen.
2. Mencari koefisien determinasi (KD) dengan cara:
KD = r2 x 100%
= (0,746)2 x 100%
= 55,6516% dibulatkan menjadi 55%
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor citra merek
memberikan pengaruh sebesar 55% terhadap faktor loyalitas konsumen.
3. Uji Hipotesis Statistik dengan menghitung nilai thitung menggunakan rumus:
t = r √
t = 0,746 √
( )
t = 0,746 √
t = 0,746 √
t = 0,746 . 14,865
t = 11,089
Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai thitung sebesar 11,089.
Sedangkan nilai ttabel untuk df=98 dengan =5% adalah sebesar 1,661. Maka dapat
disimpulkan bahwa:
thitung > ttabel (11,089 > 1,661), maka H0 ditolak dan Ha diterima.
I aahTTII I
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputal 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0 1/F. l/KM.0 1 .3l,lsl20l 4Lamp. :-Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.Akbar Zainudin, M.M.Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd.Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
Ass alamu' alaikum wr.w b.
Dengan ini d(materi/teknis) penul isan
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Tembusan:l. Dekan FITK2, Mahasiswa ybs.
Jakarta, 1 2 Februari 201 4
iharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbingskripsi mahasiswa:
Mardhiyah
1110018200043
Manajemen Pendidikan
VIII (Delapan)
Pengaruh Citra Merek Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di
D Islam Al-Azhar l5 Pamulang
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 12 Febrr-ran
2014 ", abstraksi/oatline lerlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Was s al amu' alai kum w r.wb.
1009 199303 I 004
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJ/. lr. H. Jmnda lllo 95 Cipnat 15/-12 lnd..nesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERI'IOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.O 1/F. 1/I(M.0 1.3/,P.$./ZO r+Lamp. : OutlinerProposalHal : Permohonan Izin Penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembanhr Dekafl Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakarta 17 November 2014
diTempat
Kepada Yth.Kepala SD Al-Azhar 15 Pamulang
Assa lamu' al ai kum wr.y, h.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama :Mardhiyah
NIM :1110018200043
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Semester : IX
Judul Skripsi : Pengaruh Citra Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di SD Islam Al-
Azhar 15 Parnulang
adalah benm mahasiswali Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedangmenyusun skripsi, dan akan rnengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasahyang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudar4 kami ucapkan terima kasih.
Was salamu' alaikum wr.w b.
Dr; Haslip\ Asy'ari. M.Pd.1,,
r, u,, mFlg&mog 1993031 oo4
SEKOLAH DASAR ISLAM AL-AZHAR 1I""i#i1,fl:- JtIff H*-:T::"ffi
- Ga [Vr cENi[A
S.URAI-KE.rueA-N.GA}$Nomnr : 062/XIl/Pend/SDIA -1511436. 20t4
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SD Islam Al - Azhar 15Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan menerangkan bahwa :
Nomo : MARDHIYAH
Tempot ltgl. Lohir : Medon, 23 Moret lgg2
No. HP
Sekoloh
Juruson
: 081291 777 574
: UIN Syorif Hidoyotulloh Jokorto
: Monojemen Pendidikon
Yang bersangkutan adalah benar telah melakukan penelitian pada3 November 2014 di SD Islam Al Azhar 15 pamulang tentang ,, pengaruhCitra Merk Al Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di SD At azfrar t SPamulang "
Demikian surat Keterangan ini kami berikan agar dapat dipergunakansebagaimana mestinya.
Dikeluarkan diPada tanggal
: Tangerang Selatan: 09 Desember 2CIt4
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
Pembimbing I
Pembirnbing II
LEMBAR UJI REFRENSI
Mardhiyah
1110018200043
Manajemen Pendidikan
Pengaruh Citra Merek Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang
Akbar Zainudin, MM
Dr. Hasyim Asy'ari. M.Pd.
No. Judul Buku Halaman
Skripsi
Halaman
Refrensi
Paraf
Pembimbing IParaf
Pembimbing IIBAB I
Undang-Undang Dasar 1 945 1 13
fr2. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 1
aJ b q
BAB II1 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen
Pemasaran Edisi Ketiga Belas, Jilid I, Terj. darl Marketing
Management, Thirteenth Edition oleh Bob Sabran, (Jakarta:
Erlangga,2008)
9 258
2. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek 9 1 ltr 4). Kevin Lane Keller, Strategic 'Brand Management Third
Edition, (Upper Saddle Riverl Pearson Education Inc., 2008)
10 5 ttq,
4. Patricia F. Nicolino, The Complete ldiot's Guide to Brand
Management, Terj. dari The Complete ldiot's Guide to
Management oleh Sugiri, (Jakarta: Prenada Media, 2004)
l0 4
{5 Leslie de Chernatory and Malcolm H.B. McDonald,
Creating Powerful Brands: The Strategic Route to Succes in
Consumer, Industrial and Service Market, (Jordan Hill:
Butterworth-Heineman n, I 9 92)
l0 18
6. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen
Pentasaran Edisi Ketiga Belas,.Iilid I, Terj. dari Marketing
h[anagement, Thirteenth Edition oleh Bob Sabran, (Jakarta:
Erlangga,2008)
11 269
7. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third
Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)
1t 140 I7 q8. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third
Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)
1l t45-174
42, 4,9. David A. Aaker dan ohn G. Myers, Advertising t4 t34 'b< *K
Managemend (New Delhi: Prentice Hall of India, 1983)
10. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third
Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)
1,4 51
q11 Eric Arnould, Linda Price, and George Zink,han, Consumers,
G.{ew York: McGraw Hill,2002)
t4 310
4t2. David A. Aaker, Strategic Market Management, (New
York: John Wiley & Sons Inc., 1998)
t4 t75 M 413. Roslina, Citra Merek: Dimensio Proses Pengembangan serta
Pengukurartnya, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 6, 2010
t5 334 F +t4. Kevin Lane Keller, Conceptualizing, Measuring, and
Managing Costumer-Based Brand Equity, Journal of
l4arketing, Vol. 57, 1993
t5 4
Avfi
15. David A. Aaker, Strategic Market Management Sth Edilion,
(New York: John Wiley & Sons Inc., 1998)
18 175-177
416. "Definisi Pengukuran",
littp-lna.w;t<ipeai
21 tu 417 Naresh K. Malhotra, Basic Marketing Research, CJew
Jersey: Pearson Education Inc., 2002)
2t 274
418. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third
Edition, (Upper Saddle River: Pearson Iiducation Inc., 2008)
2t 56-59
kt fl
19. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third
Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)
23 114-11s
q20. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third
Edition, (Upper Saddle River.: Pearson Education Inc., 2008)
24 115 M 42t. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third
Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)
25 t07-t09
fic 4I
22. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Manogement Third
Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)
26 109-1 10 ,4
23. Kai Yang, Voice of The Customer: Capture and Analysis,
(l.,lew York: McGraw Hill, 2008)
27 264-272
/+u I24. Rebekah Bennett and Liliana Bove, Identifying The Key
Issues for Measuring Loyalty, Australasian Journal ofMarketing Res earch, 2002
32 aJ
425. Jill Griffin, Costumer Loyalty: Menumbuhknn dan
Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Terj. dari Customer
Loyalty: How to Earn It, Hoe to Keep It oleh Dwi Kartini
Yahya, (Jakarta: Erlangga, 2003 )
JL 31
26. Alan S. Dick and Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward
an Integrated Conceptual Framework, Journal of The
Academy oJ' Marketing Science, 1994
JJ 99
4
\
27. Jill Griffin, Costumer Loyalty: Menumbuhkan dan
Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Terj. dari Custo;mer
Loyalty: How to Earn It, Hoe to Keep It oleh Dwi Kartini
Yahya, (Jakarta: Erlangga, 2Q03)
34 22-24
{28. Alan S. Dick and Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward
an Integrated Conceptual Framework, Journal of The
Academy q/' Marketing Science, 1994
35 101-102
29. Alan S. Dick and Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward
an Integrated Conceptual Framework, Jourrtal of The
Academy oJ' Marketing Science, 1994
38 30-31
{30. Jill Griffin, ()ostumer Loyalty: Menumbuhkan dan
Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Terj. dari Customer
Loyalty: How to Earn It, Hoe to Keep It oleh Dwi Kartini
Yahya, (Jakarta: Er{angga, 2003)
39 21
31 Alan S. Dick and Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward
an Integrated Conceptual Framework, Journal oJ' The
Academy of Marketing Science, 1994
39 100-101
4BAB III
1 Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan
St atis tik P endidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)
41 18 I
2. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:
Rineka Cipta,2003)
48 125 t
4J. Ine I. Arnirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan
S t at i s t i k P e ndi dikan, (Jakarta:. Bumi Aksara, 1 993 )
51 t2s-t26\ +, '4
4. Ine I. Arnirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan
Stati s tik F endidikan, (J akxta: Burni Aksara, 1 993 )
51 t39
{5" Ine I. Arnirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan
Stat i s tik P e ndidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1 993 )
52 t41 ,t6. Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan
St ati,s tik P e ndidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1 993)
55 126 fir +7. Sofian Elff'endi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei,
(.Iakarta: LP3ES, 2012)
55 255 k q8. Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei,
(.lakarla: LP3ES, 2012)
55 253
1