hubungan antara komitmen pernikahan dengan...

33
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN PERNIKAHAN DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI BEKERJA DI LUAR KOTA OLEH RIMMA OLLYVIA BOSEKE 802009079 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas PsikologiGuna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi:Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: ngoliem

Post on 05-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN PERNIKAHAN DENGAN

KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI

BEKERJA DI LUAR KOTA

OLEH

RIMMA OLLYVIA BOSEKE

802009079

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas PsikologiGuna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi:Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak
Page 3: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak
Page 4: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak
Page 5: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

Abstrak

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui

signifikansi hubungan antara komitmen pernikahan dengan kepuasan pernikahan.

Sebanyak 41 orang diambil sebagai sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik

sampel purposive sampling. Metode penelitian yang dipakai dalam pengumpulan data

dengan metode skala, yaitu skala komitmen pernikahan dan skala kepuasan pernikahan.

Teknik data yang dipakai adalah korelasi product moment. Dari hasil analisa data

diperoleh koefisien korelasi (r) 0,825 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05)yang

berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara komitmen pernikahan dengan

kepuasan pernikahan. Hal ini bermakna bahwa komitmen pernikahan pada istri yang

ditinggal suami bekerja di luar kota tinggi akan diikuti pula dengan kepuasan

pernikahan yang tinggi pula.

Kata Kunci : Komitmen Pernikahan, Kepuasan pernikahan

i

Page 6: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

Abstract

This study is to find the significance of a relationship between marriage commitment

and marriage satisfaction. There are 41 people were chosen using purposive sampling

method. Marriage commitment and marriage satisfaction scale were used to collect the

data. Those variables were measured by product moment correlation. The result is that

the correlation coeficient (r ) is 0,825 and the significant value is 0,000 (p<0,05). The

results showed that there is a significant positive relationship between the marriage

commitment and marriage satisfaction. It means that the higher wife marriage

commitment, the higher marriage satisfaction will be

Keywords : Marriage Commitment, Marriage Satisfaction.

ii

Page 7: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

1

PENDAHULUAN

Runtuhnya suatu bangsa diawali dari hancurnya tatanan rumah tangga

masyarakatnya. Tidak ada bangsa yang kokoh tanpa keluarga-keluarga yang kokoh pula

didalamnya (Gymnastiar, 2001). Terbentuknya suatu keluarga secara formal diawali

dengan adanya suatu pernikahan.

Undang-undang perkawinan R.I. No,: 1/1974, Pasal 1 menyatakan bahwa

“perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai

suami dan istri dengan bertujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam kehidupan pernikahan, pasangan

suami dan istri tentunya mendambakan suatu kebahagiaan dan kesuksesan dalam rumah

tangganya. Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak semudah

seperti yang dibayangkan kebanyakan orang. Tingginya angka perceraian terjadi

sebagai salah satu bukti bahwa tidak semua pernikahan berjalan dengan lancar seperti

yang diharapkan oleh setiap pasangan suami istri. Akan tetapi, ada yang bertahan

dengan pernikahan mereka dan terkadang ada yang merasa putus asa sehingga

mengambil langkah perceraian sebagai solusinya. Terjadinya perceraian tersebut

menunjukkan kepuasan pernikahan yang rendahdalam keluarga. Indonesia merupakan

salah satu negara dengan tingkat perceraian yang cukup tinggi.

Pernikahan dipandang sebagai suatu hal yang penting dalam membangun suatu

hubungan antar sesama pasangan karena didalamnya mengandung sebuah struktur dasar

dalam menghasilkan satu hubungan keluarga dan mendidik generasi selanjutnya

(Larson & Holman,dalamMyers dkk. 2005). Menurut Aldous (dalam Wismanto, 2004),

suatu pernikahan yang baik adalah yang bisa menimbulkan rasa saling memiliki

Page 8: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

2

diantara keduanya. Akan tetapi, pernikahan tampaknya menjadi hubungan yang

sangat diinginkan, statistik menunjukkan bahwa kepuasan pernikahan tidak mudah

dicapai.

Orang yang memasuki kehidupan perkawinan pada umumnya membawa

kebutuhan, harapan dan keinginannya sendiri-sendiri, untuk kemudian disatukan dengan

kebutuhan, harapan dan keinginan pasanganhidupnya. Individu berharap dapat

memenuhi hal-hal tersebut di atas dalaminstitusi perkawinan yang dibangunnya.

Kepuasan perkawinan seseorangditentukan oleh tingkat terpenuhinya kebutuhan,

harapan dan keinginanorang yang bersangkutan. Orang akan merasakan suka duka

kehidupanperkawinan dalam usahanya mencapai pemenuhan ini. Persepsi

individuterhadap situasi yang dialami dalam kehidupan sehari-hari itu menjadi

dasarpenilaian terhadap kepuasan perkawinannya. Kepuasan pernikahan seseorang

merupakan penilaiannya sendiri terhadap situasi pernikahan yang dipersepsikan

menurut tolok ukur masing- masing pasangannya. Apabila yang diharapkan, diinginkan

dan dibutuhkan banyak terpenuhi, maka dapat diduga semakin puas pula kehidupan

perkawinannya, namun semakin jauh antara harapan dan kebutuhan dengan

kenyataannya maka semakin jauh kepuasan terhadap perkawinan yang dijalaninya

faktor penting penentu kebahagiaan dalam pernikahan adalah kepuasan pernikahan, jika

pasangan merasa tidak puas dengan apa yang ada dalam pernikahan mereka maka

kegagalan suatu pernikahan terjadi karena ketidakpuasan dalam pernikahan (Wismanto,

2004).

Setiap pasangan yang menjalani kehidupan pernikahan tentunya menginginkan

kehidupan rumah tangga yang kekal, bahagia dan mendapatkan kepuasan dalam

pernikahannya. Dalam pernikahan dibutuhkan kerjasama, komitmen, dan komunikasi

Page 9: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

3

antar pasangan (suami istri) untuk mencapai tujuan dari pernikahan. Apabila tujuan

dapat dicapai, maka dapat meningkatkan kepuasan pernikahan yang baik

(Koentjaraningrat, dalam Wismanto, 2004).

Dalam sebuah pernikahan seorang pria sebagai suami dan seorang wanita sebagai

istri memiliki hak dan kewajiban masing-masing, dimana suami memiliki kewajiban

untuk memberi nafkah bagi keluarganya sedangkan istri memiliki kewajiban untuk

mengatur dan mengurus rumah tangga. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dan

perkembangan ekonomi yang terjadi dalam beberapa dekade ini membuat tuntutan

sosial ekonomi dalam keluarga semakin tinggi sehingga menuntut pasangan agar lebih

cerdas dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup keluarganya (Rachmawati &

Mastuti, 2013). Tak jarang sebagai kepala keluarga, seorang suami harus bisa

memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Untuk memenuhi semua kebutuhan hidup itu,

suami harus bekerja dimanapun ia ditempatkan, bahkan ia harus rela di tempatkan jauh

dari keluarga. Realita di zaman sekarang, banyak ditemukan pasangan rumah tangga

tidak serumah karena alasan pekerjaan. Kecederungan yang terjadi, bila tidak dapat

menjalani pernikahan long distance relationship (suami-istri tinggal terpisah) dan

masing-masing pasangan tidak punya rasa saling percaya yang kuat dan kedewasaan

sikap, keluarga menjadi pecah belah dan tidak jelas keberadaannya. Jarak jauh memang

mengancam tingkat kepercayaan masing-masing pasangan.Terbukti banyaknya

pemberitaan di media massa mengenai tinginya angka perceraian, akibat pernikahan

long distance relationship yang tiap tahun semakin meningkat.

Banyak suami yang bekerja di luar kota bahkan tak jarang pula ada yang bekerja

sampai keluar negeri supaya bisa menghasilkan uang untuk menghidupi keluarganya.

ketika suami bekerja ke luar kota dan meninggalkan keluarga (istri) di rumah dengan

Page 10: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

4

jarang yang sangat jauh membuat pasangan harus terpisah lama dan tak bisa tinggal

bersama dan seatap dan tak bisa bersatu seperti halnya seorang pasangan lain yang

setiap harinya bersama-sama. Kehidupan pernikahan yang seperti diatas menuntut

pasangan untuk saling setia dan terbuka. Pada penelitian sebelumnya menyatakan

bahwa semakin terbuka kedua pasangan maka semakin tinggi kepuasan pernikahan

mereka.

Dalam membina hubungan suami istri jarak jauh, ada juga yang bisa bertahan

dengan pasangan mereka, namun ada juga yang tidak bisa bertahan dengan pasangan

karena alasan-alasan tertentu misalnya tidak bisa membina hubungan suami istri jarak

jauh, tidak kuat ditinggal suami berbulan-bulan dan juga karena alasan tidak bisa setia.

Namun, yang menarik disini adalah adanya pasangan yang bisa bertahan dengan

pasangan mereka yang bekerja jauh di luar kota karena alasan-alasan tertentu seperti

suami bisa menghasilkan pengahasilan yang lebih ketika mereka bisa bekerja di luar

kota. Selain itu, ada juga pasangan yang dengan setia menunggu suami yang bekerja

jauh dari rumah karena kesiapan mental mereka ditinggal suami bekerja di luar kota dan

jauh dari keluarga.

Papalia dkk. (2007) berpendapat bahwa faktor – faktor yang memengaruhi

kepuasan perkawinan antara lain adalah (a) Usia saat menikah merupakan salah satu

predikor utama. Orang yang menikah pada usia dua puluhan memiliki kesempatan lebih

sukses dalam perkawinan, daripada yang menikah pada usia yang lebih muda, (b) Latar

belakang pendidikan dan penghasilan, karena pendidikan dan penghasilan adalah saling

berhubungan, mereka yang berpendidikan tinggi pada umumnya berpenghasilan lebih

tinggi dan memiliki cara berpikir yang lebih terbuka. (c) Agama, dimana orang yang

memandang agama sebagai hal yang penting, relatif jarang mengalami masalah

Page 11: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

5

perkawinan dibandingkan orang yang memandang agama sebagai hal yang tidak

penting. (d) Dukungan emosional, kegagalan dalam perkawinan ini ada kemungkinan

terjadi karena ketidakcocokan secara emosional dan tidak adanya dukungan emosional

dari lingkungan, (e) Perbedaan harapan, dimana perempuan cenderung lebih

mementingkan ekspresi emosional dalam pernikahan, disisi lain suami cenderung puas

jika istri mereka menyenangkan. Selain itu, bagaimana menjadi orang tua juga mejadi

faktor kepuasan pernikahan.

Saxton (dalam Wismanto, 2004) kepuasan pernikahan dengan memenuhi

kebutuhan psikologis seperti rasa aman, kerjasama, saling pengertian, dapat menerimma

pasangan, saling menghormati, saling menghargai, dan adanya komitmen.

Selain itu menurut Lauer (dalam Myers dkk. 2004) ada beberapa komponen-

komponen pasangan mencapai kepuasan pernikahan yaitu : mereka menikah dengan

seseorang yang mereka suka ,mereka memiliki komitmen terhadap seseorang serta

pernikahan, mereka memiliki selera humor dan mereka mampu mencapai kesepakatan.

Sedangkan menurut Robinson dan Blanton (1993) karakteristik kepuasan pernikahan

dan kebahagiaan pernikahan yaitu keintiman, komitmen, komunikasi, kecocokan dan

Orientasi religiusitas.

Komitmen merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepuasan pernikahan.

Selama ini komitmen perkawinan dipahami sebatas tingkat keinginan seseorang untuk

dapat bertahan dalam pernikahannya. Menurut Johnson (1999), perlu dipahami dalam

tiga bentuk yaitu komitmen personal, komitmen moral, komitmen struktural. Ketiga

komitmen ini sangat penting dalam dalam kehidupan perkawinan. Komitmen personal

menempati posisi terpenting, yang seharusnya dimiliki setiap pasangan. Karena ketika

seseorang puas dengan kehidupan perkanikahannya, akan lebih mungkin untuk

Page 12: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

6

berkomitmen dengan pernikahannya. Menjaga komitmen personal berarti menjaga

kepuasan hubungan. Kepuasan bersifat subjektif dan tergantung dari masing-masing

pasangan. Oleh karena itu kita butuh memahami keinginan pasangan dan menyesuaikan

diri satu sama lain. Untuk itu perlu menjalin komunikasi dua arah, mendiskusikan

perbedaan, dan mendengarkan penuh empati.

Betapa pentingnya peran komitmen pernikahan dalam mencapai kepuasan

pernikahan. Meningkatkan komitmen personal dalam kehidupan pasangan dapat

membuat kehidupan pernikahan tetap terjalin dengan baik walupun tidak akan semulus

dan semudah yang dibayangkan. Setidaknya, komitmen pribadi dalam pernikahan bisa

membantu pasangan untuk saling menjaga pernikahan dan mampu mengatasi segala

permasalahan yang ada.

Penelitian terhadap topik kepuasan pernikahan sendiri telah banyak di teliti dan

dikaitkan dengan beberapa faktor seperti faktor komunikasi, religiusitas (agama),

seksualitas dan juga beberapa faktor lainnya.

Beberapa penelitian yang menggunakan topik kepuasan pernikahan seperti

penelitian Dudley dan Kosinski (1990, dalam Wismanto, 2004) yang menemukan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dan kepuasan pernikahan.

Religiusitas atau agama ternyata memiliki hubungan signifikan dalam kepuasan

pernikahan.

Sejauh penelusuran dari peneliti, komitmen pernikahan dengan kepuasan

pernikahan belum banyak diteliti. Pada penelitian sebelumnya, kepuasan pernikahan

dihubungkan dengan religiusitas pasangan. Pada penelitian tersebut hasil yang di

dapatkan bahwa tingkat religiusitas sangat mempengaruhi kepuasan pernikahan. Oleh

Page 13: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

7

sebab itu peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara komitmen pernikahan

dengan kepuasan pernikahan pada istri yang suaminya bekerja di luar kota.

Wismanto (2004) dalam desertasinya meneliti tentang kepuasan perkawinan

ditinjau dari komitmen pernikahan, penyesuaian diadik, kesediaan berkurban,

kesetaraan pertukaran dan persepsi terhadap perilaku pasangan. Dari hasil penelitian

Wismanto menyebutkan bahwa komitmen pernikahan, penyesuaian diadik pasangan,

kesediaan berkurban, kesetaraan pertukaran dan persepsi terhadap perilaku pasangan

merupakan faktor yang berpengaruh pada kepuasan pernikahan pasangan. Namun,

diantara beberapa faktor itu, Wismanto (2004) menyebutkan bahwa dalam relasi

pernikahan, komitmen pernikahan, penyesuaian dan kesediaan berkurban adalah faktor-

faktor yang amat penting dan faktor pokok dalam kepuasan pernikahan suami istri.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang maka perumusan

masalahnya adalah apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen

pernikahan dengan kepuasan pernikahan pada istri yang di tinggal suami bekerja di luar

kota.

Dari latarbelakang di atasmakatujuandaripenelitianiniialahuntuk mengetahui

apakah ada hubungan antara komitmen pernikahan dengan kepuasan pernikahan pada

istri yang ditinggal suami bekerja di luar kota

Manfaat Penelitian

Lewat penelitian ini peneliti maupun masyarakat dapat lebih mengerti apa yang

dimaksud dengan kepuasan pernikahan dan faktor apa saja yang mempengaruhi

kepuasan pernikahan. Selain itu, melalui penelitian ini masyarakat dan peneliti

memperoleh informasi penting bagaimana komitmen pernikahan sangat penting dalam

Page 14: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

8

sebuah hubungan pernikahan karena ketika ada komitmen maka kepuasan dalam

pernikahan pun akan terjaga dan hubungan antar pasangan akan tetap harmonis.

TINJAUAN PUSTAKA

KEPUASAN PERNIKAHAN

Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seseorang. Hampir

setiap orang mempunyai keinginan untuk menjalani hal tersebut. Dalam UU pernikahan

yang dikenal dengan UU No 1 tahun 1974, pernikahan merupakan ikatan lahir batin

antara seorang pria dengan seorang wanita untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan YME (Walgito, 1984).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) kepuasan berarti (yang bersifat)

puas, kesenangan, kelegaan. Kata puas sendiri berarti senang, gembira, kenyang dan

sebagainya, karena sudah terpenuhi hasrat hatinya, lebih dari cukup. Oleh karena itu,

kepuasan pernikahan dapat diartikan sebagai bersifat puas, merasa lega, gembira, tidak

ada ketegangan terhadap kehidupan perkawinan yang dijalani pasangan.

Menurut Larson dan Holman, pernikahan menggambarkan sebuah hubungan antar

manusia yang paling penting dan mendasar karena merupakan struktur utama untuk

membangun hubungan keluarga dan membesarkan generasi berikutnya (dalam Grandon

dkk. 2004).

Menurut Baron dan Byrne (dalam Wismanto, 2004) Pernikahan yang sukses

adalah pernikahan yang memuaskan kedua belah pihak, saling berbagi aktifitas,

bertukar pikiran, bahagia bersama dan bekerjasama. Pernikahan bukan sekedar

menyatukan individu melalui lembaga resmi melainkan pindividu tersebut wajib saling

mencintai, menghormati, setia dan saling membantu satu sama lainnya.

Page 15: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

9

Defnisi kepuasan perkawinan bagi pasangan suami istri akan bersifat subjektif.

Setelah menikah, individu mengalami banyak perubahan dan harus melakukan banyak

penyesuaian diri terhadap pasangan, keluarga pasangan dan penyesuaian-penyesuaian

lainnya. Penyesuaian ini kiranya perlu dilakukan agar kedua pasangan dapat merasa

bahagia dan puas terhadap hubungan perkawinannya. Menurut Hughes dan Noppe

(1985, dalam Rachmawati & Mastuti, 2013), kepuasan perkawinan yang dirasakan oleh

pasangan tergantung pada tingkat dimana mereka merasakan perkawinannya tersebut

sesuai dengan kebutuhan dan harapannya.

Kepuasan perkawinan merupakan evaluasi suami istri terhadap hubungan

perkawinannya yang cenderung berubah sepanjang perjalanan perkawinan itu sendiri

(Lemme, 1995). Hawkins (dalam Wismanto, 2004) berpendapat bahwa kepuasan

perkawinan merupakan perasaan subjektif yang dirasakan pasangan suami istri,

berkaitan dengan aspek-aspek yang ada dalam suatu perkawinan, seperti rasa bahagia,

puas, serta pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bersama pasangannya yang

bersifat individual.

Aspek-Aspek Kepuasan Pernikahan

Menurut Lauer (1990, dalam Myers dkk. 2004)komponen-komponen pasangan

mencapai kepuasan pernikahan berikut:

1. Mereka menikah dengan seseorang yang mereka suka,

2. mereka memiliki komitmen terhadap seseorang serta pernikahan,

3. mereka memiliki selera humor

4. mereka mampu mencapai kesepakatan.

Adapun 10 karakteristik pernikahan menurut Fenell (dalam Myers dkk. 2004),

antara lain :

Page 16: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

10

1. komitmen seumur hidup untuk menikah,

2. kesetiaan kepada pasangan,

3. nilai-nilai moral yang kuat,

4. menghormati pasangan sebagai teman,

5. komitmen terhadap kesetiaan seksual,

6. keinginan untuk menjadi orangtua yang baik,

7. iman dalam tuhan dan komitmen spiritual,

8. keinginan untuk menyenangkan dan mendukung pasangan,

9. teman yang baik untuk pasangan,

10. kesediaan untuk memaafkan dan dimaafkan

Snyder (dalam Wismanto, 2004) menyatakan bahwa kepuasan pernikahan

mencakup sebelas komponen, yaitu :

1. konvensionalisasi yaitu kecenderungan seseorang untuk merubah penilaiannya

terhadap pernikahan m ereka yang mengacu pada tujuan yang diinginkan oleh

masyarakat.

2. Kepuasan individu terhadap pernikahan secara umum.

3. Kepuasan individu terhadap afeksi dan pengertian yang diberikan oleh pasangannya.

4. Kerjasama pasangan untuk memecahkan masalah dan kemampuan menncari

penyelesaian dalam perselisihan.

5. Kesediaan dalam menggunakan waktu luang bersama.

6. Kesepakatan dalam penggunaan uang dalam keluarga.

7. Kepuasan dalam aktivitas seksual.

8. Orientasi peran yang dipakai sebagai orang tua yaitu antara konvensional dan

modern.

Page 17: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

11

9. Kebahagiaan yang dialami dalam keluarga pada masa kecil.

10. Kepuasan terhadap anak-anak sebagai hasil perkawinan.

11. Konflik antar pasangan yang bersumber pada cara mendidik anak.

Dari komponen kepuasan pernikahan tersebut diatas, Wismanto (2004) memilih

komponen yang menekankan kepuasan yang dirasakan oleh masing-masing individu

terhadap pasangannya dalam kehidupan pernikahan yaitu : (1) kepuasan pernikahan

secara umum; (2) kepuasan terhadap afeksi dan pengertian yang diberkan oleh

pasangan; (3) kerjasama dengan pasangan dalam memecahkan masalah; (4) kesediaan

menggunakan waktu luang bersama; (5) kesepakatan penggunaan uang dalam keluarga;

(6)kepuasan seksual; (7) konflik antar pasangan yang bersumber pada cara mendidik

anak. Selanjutnya peneliti menggunakan komponen kepuasan pernikahan dari Snyder

yang telah dimodifikasi oleh Wismanto (2004).

Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan Pernikahan

Papalia dkk. (2007) berpendapat bahwa faktor – faktor yang memengaruhi

kepuasan perkawinan antara lain adalah

1. Usia saat menikah merupakan salah satu predikor utama. Orang yang menikah pada

usia dua puluhan memiliki kesempatan lebih sukses dalam perkawinan, daripada

yang menikah pada usia yang lebih muda,

2. Latar belakang pendidikan dan penghasilan, karena pendidikan dan penghasilan

adalah saling berhubungan, mereka yang berpendidikan tinggi pada umumnya

berpenghasilan lebih tinggi dan memiliki cara berpikir yang lebih terbuka.

3. Agama, dimana orang yang memandang agama sebagai hal yang penting, relatif

jarang mengalami masalah perkawinan dibandingkan orang yang memandang

agama sebagai hal yang tidak penting.

Page 18: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

12

4. Dukungan emosional, kegagalan dalam perkawinan ini ada kemungkinan terjadi

karena ketidakcocokan secara emosional dan tidak adanya dukungan emosional dari

lingkungan,

5. Perbedaan harapan, dimana perempuan cenderung lebih mementingkan ekspresi

emosional dalam pernikahan, disisi lain suami cenderung puas jika istri mereka

menyenangkan.

6. Bagaimana menjadi orang tua

Menurut Robinson dan Blanton (1993) menyebutkan beberapa elemen penting

yang berperan penting dalam kepuasan suatu pernikahan, antara lain :

1. Keintiman. Keintimanantara pasangan dalam pernikahan mencakup aspek fisik,

emosional dan spiritual. Hal-hal yang terkandung dalam keintiman adalah saling

berbagi baik dalam minat, aktivitas, pikiran, perasaaan, nilai serta suka dan duka

(Robinson & Blanton, 1993). Keintiman akan tercipta melalui keterlibatan pasangan

dalam situasi yang menyenangkan maupun menyedihkan. Selain itu, keintiman

dapat ditingkatkan melalui kebersamaan, saling ketergantungan, dukungan dan

perhatian. Walaupun memiliki tingkat keintiman yang tinggi bukan berarti pasangan

selalu melakukan berbagai hal secara bersama. Suami atau istri juga berhak untuk

melakukan aktivitas dan minat yang berbeda dengan pasangannya.

2. Komitmen. Salah satu karakteristik kepuasan dalam pernikahan adalah komitmen

terhadap pasangannya. Beberapa pasangan berkomitmen terhadap perkembangan

hubungan pernikahannya, antara lain kematangan hubungan, penyesuaian diri

dengan pasangan, penyesuaian diri terhadap perbedaan satu sama lain,

perkembangan pasangan, serta terhadap pengalaman dan situasi baru yang dialami

pasangan.

Page 19: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

13

3. Komunikasi.Mampu berkomunikasi dengan baik, pasangan dapat mengantisipasi

kemungkinan terjadinya konflik dan dapat menyelesaikan kesulitan yang dialami.

4. Kongruensi. Untuk mencapai kepuasan dalam pernikahan, pasangan harus memiliki

kesesuaian dalam mempersepsi kekuatan dan kelemahan dari hubungannya.

5. Keyakinan beragama. Sebagian besar pasangan meyakini bahwa keyakinan

beragama merupakan komponen penting dalam pernikahannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan

yaitu (a) usia saat menikah, (b) latar belakang pendidikan dan penghasilan, (c)

religiusitas, (d) dukungan emosional, (e) perbedaan harapan, (f) bagaimana menjadi

orangtua, (g) keintiman, (h) komitmen, (i) komunikasi.

KOMITMEN PERNIKAHAN

Menurut Kamus Besar Indonesia (1997) komitmen adalah perjanjian/keterikatan

untuk melakukan sesuatu. Komitmen sangat penting dalam menentukan apakah relasi

laki-laki perempuan berlangsung atau tidak, apakah mereka puas atau tidak, apakah

relasi berlangsung lama atau tidak.

Ketika seseorang telah menentukan pasangannya dan mengikatkan diri pada suatu

lembaga pernikahan, secara tidak langsung orang tersebut telah berkomitmen terhadap

pilihannya sendiri. Seorang yang telah berkomitmen, memiliki kewajiban untuk tetap

setia pada apa yang telah ia pilih. Latvala (2003, dalam Wismanto, 2004) menyatakan

bahwa pernikahan yang bahagia melibatkan komitmen terhadap hubungan pernikahan

tersebut.

Menurut Brehm (2002) komitmen adalah niat untuk melanjutkan suatu relasi. Ada

tiga macam komitmen yaitu komitmen yang didasari oleh atraksi dari suatu relasi,

Page 20: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

14

komitmen yang mempertimbangkan cost apabila relasi ditinggalkan, dan komitmen

yang didasari oleh kewajiban moral terhadap relasi.

Lebih lanjut Baron dan Byrne (1997) serta Brehm (dalam Wismanto, 2004),

menyatakan bahwa individu yang komit cenderung mengadopsi orientasi jangka

panjang terhadap relasi mereka dan berpikir bahwa diri individu dan pasangannya

adalah satu kesatuan. Mereka yang komit juga akan melindungi dan menjaga relasi

mereka. Secara khusus Baron dan Byrne (1997) menyebut relasi pernikahan sebagai

relasi jangka panjang.

Tipe-Tipe Komitmen Penikahan

Menurut Wismanto (2004) berdasarkan pendapat Weber dan Harvey (1994)

menyimpulkan ada enam dimensi komitmen yaitu :

1. Dimensi keuntungan dimasa yang akan datang : yaitu komitmen terhadap masa

depan dari suatu relasi.

2. Dimensi identifikasi terhadap relasi : komitmen berkembang dari status “saya”

sebagai individu menjadi status “kami” sebagai hasil dari suatu relasi. Komitmen

yang kuat akan mengidentifikasikan diri sebagai “kami” daripada “saya”.

3. Dimensi relasi alternatif : komitmen yang semakin kuat akan menurunkan keinginan

membangun relasi terhadap alternatif yang lain.

4. Dimensi kekuatan usaha : komitmen terlihat dari usaha-usaha dalam berbagai

bentuk, yang diberikan terhadap relasi. Komitmen yang kuat tampak dari usaha

yang besar untuk memperkuat relasi.

5. Dimensi investasi untuk relasi : pengeluaran-pengeluaran untuk relasi dapat

dianggap sebagai inverstasi. Peningkatan investasi dalam suatu relasi menunjukkan

peningkatan komitmen.

Page 21: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

15

6. Dimensi tanggung jawab pribadi : individu yang memiliki komitmen semakin

bertanggungjawab terhadap relasi, semakin terlibat terhadap relasi semakin loyal

terhadap relasi.

Hipotesis

Berdasarkan tinjauan yang telah dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis

penelitiannya adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen

pernikahan dengan kepuasan pernikahan pada istri yang ditinggal suami bekerja di luar

kota.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Komitmen Pernikahan sedangkan

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah adalah Kepuasan Pernikahan.

Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah 41 orang istri di kecamatan Tomohon Barat

yang suaminya bekerja di luar kota. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling

yang kriterianya adalah istri-istri yang suaminya bekerja di luar kota.

Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala KomitmenPernikahan dan

skala KepuasanPernikahan. Skala Kepuasan Pernikahan menggunakan skala yang

disusun oleh Wismanto (2004)yang terdiri dari aspek yaitu, kepuasan pernikahan secara

umum, kepuasan terhadap afeksi atau perhatian yang diberikan oleh pasangan,

kerjasama untuk memecahkan masalah atau kemampuan mencari penyelesaian,

Page 22: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

16

penggunaan waktu luang bersama, kesepakatan dalam penggunaan uang, kepuasan

dalam aktifitas seksual, konflik yang bersumber pada pendidikan anak. SedangkanSkala

Komitmen Pernikahan juga menggunakan skala yang disusun oleh Wismanto (2004)

yang terdiri dari 6 dimensi yaitu, keuntungan dimasa depan, identifikasi dalam relasi,

alternatif relasi lain, kekuatan usaha, investasi untuk relasi, dan tanggung jawab pribadi

Setiap skala terdiri atas dua item yaitu item favourable dan item unfavourable.

Dalam masing-masing item disediakan empat pilihan jawaban, yaitu : Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam item

favourable skor yang diberikan adalah skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3

untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk

jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan pada item unfavourable diberikan Skor

1 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), Skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), Skor 3 untuk

jawaban Tidak Sesuai (TS) dan Skor 4 untuk Jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).

Prosedur Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di kota Tomohon khususnya di kecamatan

Tomohon barat dengan partisipan 41 orang istri yang ditinggal suami mereka bekerja

diluar kota. Pada bulan november 2014 peneliti meminta bantuan kepada ketua

(koordinator) arisan istri-istri yang suaminya bekerja di luar kota untuk menjadi

partisipan dalam penelitian. Setelah disetujui, akhirnya pada tanggal 21- 26 Maret 2015

peneliti mulai melakukan penelitian secara individual dengan mendatangi rumah

partisipan dan memberikan angket penelitian kepada partisipan. Selama peneliti

melakukan penelitian dengan langsung mengunjungi dan bertemu dengan partisipan,

kebanyakan partisipan menyambut hangat kedatangan peneliti. Tidak hanya

Page 23: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

17

membagikan angket, peneliti juga diberi kesempatan untuk bercakap-cakap dengan

partisipan terkait dengan hubungan partisipan dengan pasangan.

Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variabel penelitian

adalah korelasi Product Moment dari Pearson. Dalam penelitian ini, analisis data akan

dilakukan dengan bantuan program khusus komputer statistik yaitu SPSS version 16.0

for windows.

HASIL PENELITIAN

Hasil Seleksi Item dan Reliabilitas Alat Ukur

1. KomitmenPernikahan

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala

komitmenpernikahanyang terdiri dari 17 item, diperoleh item yang gugur sebanyak 2

item dengan koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0,478-0,811. Pengujian

dilakukan tiga kali dan pada pengujian yang ketiga tidak ada lagi item yang gugur.

Untuk teknik pengukuran untuk menguji reliabilitas adalah menggunakan

teknik koefisien Alpha Cronbach, sehingga dihasilkan koefisien Alpha pada skala

komitmenpernikahansebesar 0,917.Hal ini berarti skala komitmenpernikahanreliabel.

2. KepuasanPernikahan

Perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala kepuasanpernikahan yang

terdiri dari 27 item, diperoleh 23 item yang valid dengan koefisien korelasi item total

bergerak antara 0,332-0,714, pengujian dilakukan sebanyak tiga kali dan pada pengujian

yang ketiga tidak ada item yang gugur. Koefisien Alpha pada skala

kepuasanpernikahan sebesar 0,905 yang artinya skala tersebut reliabel.

Page 24: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

18

Hasil Penelitian

Uji Deskriptif

1. Variabel KomitmenPernikahan

Tabel Kategorisasi Pengukuran Skala Komitmen Pernikahan

No Interval Kategori Mean N Persentase

1 48,75 ≤ x ≤ 60 SangatTinggi 16 39,02%

2 37,5 ≤ x < 48,75 Tinggi 47,80 21 51,22%

3 26,25 ≤ x < 37,5 Rendah 3 7,32%

4 15 ≤ x < 26,25 SangatRendah 1 2,44%

Jumlah 41 100%

SD = 7,507Min = 22 Max = 58

Keterangan: x = komitmenpernikahan

Berdasarkan tabel kategorisasipengukuranskalakomitmenpernikahan di atas,

dapat dilihat bahwa 21 subjek memiliki skor komitmen pernikahan yang berada pada

kategori sangat tinggi dengan persentase 51,22%, 16 subjek memiliki skor komitmen

pernikahan yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 39,02%, 3 subjek

memiliki skor komitmen pernikahan yang berada pada kategori rendah dengan

persentase 7,32%, dan 1 subjek memiliki skor komitmenpernikahan yang sangat

rendah dengan persentase 2,44%. Berdasarkan rata-rata sebesar 47,80 dapat

dikatakan bahwa rata-rata komitmen pernikahan subjek berada pada kategori tinggi.

Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 22 sampai dengan

skor maksimum sebesar 58 dengan standard deviasi 7,505.

Page 25: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

19

2. Variabel Kepuasan Pernikahan

Tabel Kategorisasi Pengukuran Skala Kepuasan Pernikahan

No Interval Kategori Mean N Persentase

1 74,75 ≤ x ≤ 92 SangatTinggi 17 41,46%

2 57,5 ≤ x < 74,75 Tinggi 71,02 21 51,22%

3 40,25 ≤ x < 57,5 Rendah 2 4,88%

4 23 ≤ x < 40,25 SangatRendah 1 2,44%

Jumlah 41 100%

SD = 10,034 Min = 39 Max = 90

Keterangan: x = Kepuasanpernikahan

Berdasarkan tabel kategorisasi pengukuran skala kepuasan pernikahan di atas,

dapat dilihat bahwa 17 subjek yang memiliki skor kepuasan pernikahan yang berada

pada kategori sangat tinggi dengan persentase 41,46%, 21 subjek memiliki skor

kepuasan pernikahan yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 51,22%, 2

subjek memiliki skor kepuasan pernikahan yang berada pada kategori rendah dengan

persentase 4,88%, dan 1 subjek yang memiliki skor kepuasan pernikahan yang

berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 2,44%. Berdasarkan rata-rata

sebesar 71,02, dapat dikatakan bahwa rata-rata kepuasan pernikahan berada pada

kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 39

sampai dengan skor maksimum sebesar 90 dengan standard deviasi 10,034.

Page 26: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

20

Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji

normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Uji Normalitas

Tabel Hasil Uji Normalitasantara

KomitmenPernikahandenganKepuasanPernikahan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Komitmen Kepuasan

N 41 41

Normal Parametersa Mean 47.80 71.02

Std. Deviation 7.507 10.034

Most Extreme

Differences

Absolute .137 .144

Positive .087 .073

Negative -.137 -.144

Kolmogorov-Smirnov Z .875 .924

Asymp. Sig. (2-tailed) .428 .360

Pada skala komitmenpernikahandiperoleh hasil skor K-S-Z sebesar 0,875

dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,428 (p>0,05). Sedangkan pada skor

kepuasanpernikahan memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,924 dengan probabilitas (p) atau

signifikansi sebesar 0,360.Dengan demikian kedua variabel memiliki distribusi yang

normal.

Page 27: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

21

Uji Linearitas

Tabel Hasil Uji Lineritas antara

KomitmenPernikahandenganKepuasanPernikahan

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kepuasan *

Komitmen

Between

Groups

(Combined) 3352.426 20 167.621 4.970 .000

Linearity 2741.776 1 2741.776 81.292 .000

Deviation from

Linearity

610.650 19 32.139 .953 .540

Within Groups 674.550 20 33.727

Total 4026.976 40

Hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 0,953 dengan signifikansi =

0,540 (p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara komitmen pernikahan dan kepuasan

pernikahan adalah linear.

Page 28: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

22

Uji Hipotesis

Dari perhitungan uji korelasi antara variabel bebas dan terikat, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel Hasil Uji Korelasi antara

KomitmenPernikahandenganKepuasanPernikahan

Correlations

Komitmen Kepuasan

Komitmen Pearson Correlation 1 .825**

Sig. (1-tailed) .000

N 41 41

Kepuasan Pearson Correlation .825**

1

Sig. (1-tailed) .000

N 41 41

Hasil koefisien korelasi antara komitmen pernikahan dan kepuasan pernikahan,

sebesar 0,825 dengan signifikansi = 0,00 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara komitmen pernikahan dengan kepuasan

pernikahan pada istri yang ditinggal suami bekerja di luar kota.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara

komitmen pernikahan dengan kepuasan pernikahan pada istri yang ditinggal suami

bekerja diluar kota, yang berarti semakin tinggi komitmen pernikahan maka semakin

tinggi pula kepuasan pernikahannya.

Page 29: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

23

Hasil penelitian Rusbult, Drigotas dan Verette (dalam Wismanto, 2004)

menyatakan bahwa tingkat kepuasan hubungan akan berpegaruh terhadap komitmen.

Lebih lanjut dinyatakan bahwa semakin tinggi kepuasan yang dirasakan akan semakin

tinggi pula komitmen untuk melanjutkan sebuah hubungan.

Menurut Wismanto (2004), dalam penelitiannya mengenai modifikasi kepuasan

pernikahan diketahui bahwa komitmen pernikahan mempengaruhi kepuasan pernikahan

seseorang. Bukti adanya pengaruh kepuasan pernikahan terhadap komitmen pernikahan,

berarti menghubungkan antara komitmen pernikahan istri menuju ke kepuasan

pernikahan pasangan hidupnya. Hal ini semakin menguatkan teori-teori sebelumnya

yang menyatakan bahwa komitmen adalah dasar utama dalam menjaga relasi

pernikahan, seperti yang dinyatakan oleh Stafford dan Canary (dalam Wismanto, 2004)

bahwa salah satu strategi menjaga relasi pernikahan adalah adanya assurance atau

komitmen terhadap relasi suami dan istri. Hubungan antara suami dan istri adalah

hubungan saling pengaruh mempengaruhi dan saling timbal balik. Wieselquist (dalam

Wismanto, 2004) menyatakan bahwa interaksi pernikahan adalah mutual cyclical

growth, yaitu (a) ketergantungan pada pasangan menumbuhkan komitmen yang kuat,

(b) komitmen memunculkan perilaku-perilaku yang menjaga hubungan, (c) persepsi

terhadap perilaku yang menjaga hubungan akan memperbesar kepercayaan pasangan,

(d) rasa percaya memperbesar pasangan untuk tergantung pada hubungan mereka

berdua. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Miller,

Caughlin dan Houston (2003) yang meneliti selama tiga belas tahun terhadap 168

pasangan pengantin baru dengan pengukuran sebanyak empat gelombang, bahwa

kepuasan pernikahan tergantung pada pandangan masing-masing pihak terhadap

Page 30: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

24

perilaku yang menunjukkan kasih sayang dari pihak lain. Relasi pernikahan adalah

relasi yang timbal balik dari suami istri.

Banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya kepuasan pernikahan,

komitmen pernikahan merupakan salah satu faktor pendukung dari semua faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan pernikahan (Latvala dkk, dalam Wismanto,

2004). Jika dilihat sumbangan efektif yang diberikan komitmen pernikahan terhadap

kepuasan pernikahan, komitmen pernikahan memberikan kontribusi sebesar 68,06% (r2)

dan sebanyak 31,94% dipengaruhi faktor lain diluar komitmen pernikahan yang dapat

berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan. Hal ini juga didukung dengan hasil

wawancara lanjutan yang dilakukan penulis terhadap beberapa subjek bahwa meskipun

mereka ditinggal pergi suami bekerja diluar kota mereka tetap menjaga komitmen

dengan alasan suami tetap memberi nafkah dan jaminan masa depan dalam bentuk

materi terhadap keluarga. Selain itu juga, mereka tetap menjalin komunikasi setiap hari

melalui media telekomunikasi sehingga jarak tidak menjadi penghalang.

Dari uraian diatas, penulis dapat mengatakan bahwa semakin tinggi komitmen

pernikahan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan pernikahan. Hal ini

terlihat dari hasil kajian penelitian diatas, bahwa antara komitmen pernikahan dengan

kepuasan pernikahan memiliki hubungan yang positif signifikan. Berdasarkan analisis

deskriptif dalam penelitian ini diperoleh data bahwa komitmen pernikahan istri sebesar

51,22% partisipan berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan tingginya

komitmen pernikahan istri yang ditinggal suaminya bekerja di luar kota. Begitu juga

dengan data kepuasan pernikahan istri diperoleh sebesar 51,22% partisipan berada pada

kategori tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa istri yang ditinggal suaminya

bekerja diluar kota memiliki tingkat kepuasan yang tergolong tinggi.

Page 31: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

25

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen pernikahan

memberikan kontribusi terhadap kepuasan pernikahan, sehingga nampak jelas bahwa

komitmen pernikahan mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan kepuasan

pernikahan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara komitmen pernikahan

dengan kepuasan pernikahan istri yang ditinggal suami bekerja diluar kota, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan positif signifikansi antara komitmen pernikahan dengan kepuasan

pernikahan pada istri yang ditinggal suami bekerja di luar kota yang berarti semakin

tinggi komitmen pernikahan istri maka semakin tinggi pula kepuasan

pernikahannya. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Besarnya sumbangan efektif komitmen pernikahan sebesar 68,06%. Hal ini

menunjukkan bahwa komitmen pernikahan merupakan salah satu faktor yang besar

pengaruhnya terhadap kepuasan pernikahan.

3. Sebagian sebesar partisipan (51,22%) komitmen pernikahannya berada pada

kategori tinggi, dan kepuasan pernikahan partisipan juga berada pada kategori

tinggi pula (51,22%). Hal ini berarti komitmen pernikahan dan kepuasan

pernikahan partisipan berada pada kategori yang sama yaitu tinggi.

Page 32: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

26

Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi istri. Kepuasan pernikahan dipengaruhi oleh interaksi antara suami dan istri

(pasangan). Komitmen pernikahan adalah dasar dari sebuah hubungan dalam

pernikahan. Apabila komitmen pernikahan tinggi maka kepuasan dalam pernikahan

pun akan tinggi.

2. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini menunjukkan masih ada 31,94%

faktor lain diluar komitmen pernikahan yang mempengaruhi kepuasan pernikahan

seperti faktor usia menikah, religiusitas dan lainnya.

Page 33: Hubungan antara Komitmen Pernikahan dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8819/2/T1_802009079_Full... · Dalam membangun suatu pernikahan yang harmonis ternyata tidak

27

Daftar pustaka

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baron, R.A., and Byrne, D., 1997. Social Psychology. Needhams Heights, MA : Allyn

and Bacon.

Brehm, S.S, R.S., Perlman, D. and Campbell, S.M., 2002. Intimate Relationship. New

York : Mc.Graw Hill Companies, Inc.

Grandon, R. J., Myers, E. J., Hattie, A. J. (2004). The Relationship Between Marital

Characteristics, Marital Interaction Processes, and Marital Satisfaction. Journal of

Counseling and Development. 82, 59-68.

Hess, J. 2008. Marital Satisfaction and Parental Stress. Logan, Utah: Utah State

University.

Johnson, P. M., Caughlin, P. J., & Huston, L.T (1999). The Triparte Nature of Marital

Commitment : Personal, Moral, and Structural Reason to Stay Married. Journal of

marriage and The Family, 61, 160-177.

Myers, J. E., Madathil J., & Tingle, R. Lynne (2005). Marriage Satisfaction and

Wellness in India and the United States: A Preminary Comparison of Arranged

Marriages and Marriages of Choice. Journal of Counseling & Development. 83,

183-190.

Papalia, Diane E., Olds, Sally W., Feldman, Ruth D. (2007). Human development,

10thed. New York: McGraw Hill.

Rachmawati, D., & Mastuti, E. (2013). Perbedaan tingkat kepuasan perkawinan ditinjau

dari tingkat penyesuaian perkawinan pada istri brigif 1 marinir TNI-AL yang

menjalani long distance marriage. Jurnal Pendidikan dan Perkembangan, 02 (01),

1-8.

Robinson, L. C., & Blanton, P.W. (1993). Marital strengths in enduring marriages.

Family Relations, 42, 38-45

Rusbult, C. E., Martz, J. M., & Agnew, C. R. (1998). The investment model scale:

Measuring commitment level, satisfaction level, quality of alternatives, and

investment size. Personal Relationships, 5, 357-391.

Schwartz, Samantha . (2007). The relationship between love and marital satisfactionin

arranged and romantic Jewish couples.

Snyder, D.K., 1981. Marital Satisfaction Inventory.retrieved

fromhttp://www.nnfr.org/eval/bib-ins/snyder.html

Wismanto, YB. 2004. Kepuasan Perkawinan :Ditinjau dari Komitmen

Perkawinan,Kesediaan Berkurban, Penyesuaian Diadik, Kesetaraan Pertukaran dan

Persepsi terhadap Perilaku Pasangan. Disertasi. Yogyakarta : Program

Pascasarjana-Universitas Gadjah Mada.