hubungan antara konflik pada wanita peran …docshare01.docshare.tips/files/16690/166909995.pdf ·...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PADA WANITA PERAN GANDA
DENGAN ASPIRASI KARIER
EVERINA DIANSARI
QUROTUL UYUN
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi karier.
Subyek dalam penelitian ini adalah wanita yang telah berumah tangga dan aktif bekerja di rumah sakit. Karakteristik pekerjaannya adalah jam kerja tetap dan lama kerja minimal 7 jam sehari yang bekerja di Rumah Sakit Umum Kabupaten Belitung.
Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi karier. Semakin tinggi konflik pada wanita peran ganda, maka semakin rendah aspirasi karir.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala aspirasi karier yang dimodifikasi dari Sutedja (2000), dimana aspek-aspeknya mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Strauss & Sayless (1991) sedangkan skala konflik pada wanita peran ganda dimodifikasi dari Edwina (2000), dimana aspek-aspeknya mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Kopelman (1983), Burley (1989), (Arinta dan Azwar, 1993).
Data penelitian dolah dengan menggunakan program SPSS versi 12,0. data yang diperoleh dianalisis dengan tehnik analisis product moment dari Pearson. Hasil analisis data menggunakan product moment dari Pearson ini menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi karier dengan aspirasi karier (r = - 0, 205, p< 0,05).
Kata kunci: Konflik Peran Ganda, Aspirasi Karier
Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan kaum
perempuan untuk berpartisipasi langsung dalam dunia kerja diantaranya yang
pertama yaitu banyaknya kursus dan pendidikan tinggi, adanya kursus dan
pendidikan yang tinggi membentuk fikiran wanita yang dulu beranggapan bahwa
lapangan kerja wanita hanyalah sebagai ibu rumah tangga menjadi lebih maju.
Yang kedua yaitu keinginan mengembangkan potensi yang dimiliki, adanya
peningkatan potensi secara terus menerus akan meningkatkan rasa percaya diri
dan dapat mendatangkan nilai lebih pada wanita sebagai seorang pekerja. Yang
ketiga yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, dengan ibu yang
bekerja pemasukan dalam keluarga akan bertambah sehingga keluarga tersebut
dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik, seperti gizi, pendidikan, tempat
tinggal, sandang, hiburan, dan fasilitas kesehatan (Mappiare, 1983).
Alasan-alasan tersebut membentuk harapan-harapan pada wanita agar dapat
berhasil dalam pekerjaannya. Seseorang yang ingin berhasil dalam pekerjaannya
membutuhkan aspirasi karir, sedangkan aspirasi karir dipengaruhi oleh faktor dari
dalam individu maupun dari luar individu itu sendiri. Dari dalam individu yaitu
faktor keluarga, kepribadian dari seseorang tersebut. Seorang wanita sangat
dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dalam aspirasi karirnya. Baik
dukungan keluarga maupun pekerjaannya dalam rumah tangga. Faktor dari luar
individu yaitu kesempatan promosi dari perusahaan itu sendiri Straruss & Sayless
(1991).
Akibat dari tugas-tugas yang harus diselesaikannya memerlukan perhatian
serius sehingga membutuhkan waktu tersendiri dan lokasi wanita yang bekerja
bukan berada dalam rumah melainkan berada di luar rumah, wanita karir yang
merangkap sebagai ibu rumah tangga akan memiliki beban yang cukup berat.
Intensitas pelayanan pada suami dan anak-anak menjadi berkurang karena ia
sendiri juga membutuhkan pelayanan bagi dirinya sendiri akibat kelelahan sehabis
bekerja. Sedyono & Hasibuan (Setyowati, 2003) mengemukakan bahwa salah satu
tantangan terbesar bagi wanita karir adalah persepsi tentang kekurangan waktu,
perasaan bahwa adanya perbedaan yang sangat besar antara waktu yang dimiliki
dengan jumlah tugas yang harus dikerjakan.
Meskipun demikian kaum wanita yang memiliki keinginan untuk maju,
ingin mengembangkan diri dan ingin melakukan emansipasi berusaha
memanfaatkan kesempatan kerja yang diberikan. Jadi mereka tidak hanya sekedar
bekerja atau berkarir. Semua orang dalam hidupnya tentu mempunyai satu
harapan untuk lebih baik daripada waktu sekarang. Untuk itu dalam mencapai
cita-citanya ini tentu saja dibutuhkan suatu usaha agar dapat mewujudkannya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa sedikitnya
konflik pada wanita peran ganda baik dalam tugasnya sebagai ibu rumah tangga
maupun tugasnya sebagai pekerja akan mendukung aspirasi karirnya agar tinggi,
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara konflik pada wanita
peran ganda dengan aspirasi karir. Pertanyaan yang diajukan adalah “apakah ada
hubungan antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi karir. “
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui Hubungan antara konflik pada
wanita peran ganda dengan aspirasi karir.
C. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritik, diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah psikologi
khususnya di bidang psikologi industri dan psikologi jender.
b.Secara praktis, diharapkan dapat memberi manfaat bagi wanita berperan ganda
agar dapat mengatasi konfliknya sehingga dapat meningkatkan aspirasi karirnya.
D. Keaslian Penelitian
1. Keaslian topik
Penelitian yang berkaitan dengan aspirasi karir dilakukan oleh Setiawati
(2005) meneliti profil kedudukan dan peran pegawai edukatif Universitas Islam
Indonesia dalam perspektif gender, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti
yaitu meneliti tentang hubungan antara konflik pada wanita peran ganda dengan
aspirasi karir.
2. Keaslian teori
Penelitian Setiawati (2005) menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Sara H. Longwe, sedangkan pada penelitian peneliti menggunakan teori Strauss &
Sayless (1991).
3. Keaslian alat ukur
Penelitian Setyowati & Riyono (2003) menggunakan skala aspirasi karir
dari Wisnuwardani (1998), sedangkan pada penelitian peneliti menggunakan
menggunakan alat ukur yang menggunakan skala aspirasi yang dimodifikasi dari
skala Sutedja (2000).
4. Keaslian subyek penelitian
Penelitian yang berkaitan dengan aspirasi karir dilakukan oleh Setiawati
(2005) menggunakan subyek penelitian pegawai edukatif tetap di Universitas
Islam Indonesia yang dipilih secara random sampling. Jumlah populasi edukatif
UII sebanyak laki-laki 233 orang dan perempuan 71 orang. sedangkan pada
penelitian peneliti menggunakan subyek penelitian yaitu wanita yang telah
berumah tangga dan aktif bekerja di rumah sakit. Karakteristik pekerjaannya
adalah jam kerja tetap dan lama kerja minimal 7 jam sehari.
ASPIRASI KARIR
Sebuah perusahaan atau organisasi mempunyai tingkat pekerjaan dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi tingkatan pekerjaan atau jabatan akan
disertai dengan meningkatnya tanggung jawab dan imbalan yang diterima.
Aspirasi karier menyangkut keinginan seseorang untuk memperoleh pekerjaan
atau jabatan yang lebih tinggi. Simammora (1995) menyebutkan aspirasi karir
sangat penting dalam menentukan perjalanan karir seseorang karena aspirasi karir
merupakan variabel yang mempengaruhi dalam pencapaian suatu level pekerjaan
yang tinggi melalui promosi yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi.
1. Aspek-aspek Aspirasi Karir
Strauss & Sayless (1991) menyatakan bahwa karyawan yang menganggap
prestasi itu berarti, akan selalu membuktikan kepada diri sendiri dalam
menyelesaikan tugas dan berusaha mendapatkan tanggung jawab yang meningkat
dan akan berusaha untuk meraih tingkatan pekerjaan atau jabatan yang lebih baik.
Dessler (1993) keberhasilan atau tantangan menjadi dorongan munculnya aspirasi
karir pada karyawan karena tantangan dalam menyelesaikan tugas akan
mendorong seseorang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik dan
keberhasilan yang diraih untuk karyawan dalam menyelesaikan tugas itu akan
memotivasi keinginan untuk berprestasi. Ada 3 aspek aspirasi menurut pengertian
diatas:
1. Prestasi kerja atau hasil kerja yang ingin dicapai individu
Adanya keinginan untuk mendapatkan kemajuan dalam aspirasi,
menunjukkan adanya prestasi dalam mencapai aspirasinya dengan kata lain
prestasi mendasari pencapaian aspirasi seseorang dengan memberikan potensi
yang dimiliki kepada pekerjaannya (Hurlock, 1973).
2. Performasi kerja yang diharapkan untuk mencapai hasil tersebut
Motivasi, semangat dan komitmen seseorang untuk mencapai sebuah
prestasi dengan tujuan untuk membuat hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Adi
(Gunarsa, 1983).
3. Arti penting prestasi kerja atau hasil kerja tersebut bagi individu.
Aspirasi untuk mencapai kesuksesan bisa menimbulkan kepuasan untuk
meningkatkan self esteem bila tujuan tercapai tanpa menghiraukan pandangan
orang lain maupun kepuasan bagi orang lain, sementara kegagalan akan
mengakibatkan rasa malu, penyesalan yang mendalam serta perasaan kurang dan
rendah diri.
KONFLIK PADA WANITA PERAN GANDA
Menjalankan dua peran sekaligus secara tidak langsung memberikan
dampak baik wanita itu sendiri maupun bagi lingkungan keluarganya. Wanita
dengan peran ganda dituntut untu berhasil dalam dua peran yang bertentangan. Di
rumah mereka dituntut untuk berperan subordinat (memiliki kedudukan dibawah
peran suami) dalam menunjang kebutuhan keluarga dengan mengurus suami dan
anak namun di tempat kerja mereka dituntut untuk mampu bersikap mandiri dan
dominan (Suryadi dkk, 2004).
1. Aspek-aspek Konflik Pada Wanita Peran Ganda
Ada enam aspek konflik peran ganda yang dikemukakan menurut Kopelman
& Burley (Arinta dan Azwar, 1993) yaitu
a. Masalah pengasuhan anak
Pada umumnya mereka mencemaskan kesehatan jasmani dan emosi anak-
anaknya ini berarti menuntut perhatian, tenaga dan pikiran mereka dirumah
sewaktu mereka dikantor.
b. Bantuan pekerjaan rumah tangga
Wanita yang berperan ganda membutuhkan bantuan dari berbagai pihak baik
dari suami, anak maupun seorang pembantu untuk turut serta dalam urusan
pekerjaan rumah tangga
c. Komunikasi dan interaksi dengan keluarga
Komunikasi merupakan sarana untuk kita dapat berinteraksi dengan orang
lain. Dengan komunikasi kita dapat mengutarakan kebutuhan, keinginan bahkan
keluhan pada seseorang.
d. Waktu untuk keluarga
Menurut Sukanto, dkk (1999), ibu yang bekerja sering merasa kekurangan
waktu untuk suami, anak-anak bahkan untuk dirinya sendiri.
e. Penentuan prioritas
Prioritas itu disusun tergantung pada kepentingan individu
yangbersangkutan agar tidak menimbulkan pertentangan antara kepentingan yang
satu dengan kepentingan yang lain Sukanto, dkk (1999).
f. Tekanan karier dan keluarga
Dalam bekerja, akan terdapat banyak masalah yang menuntut si pekerja
untuk menyelesaikannya. Begitu juga di rumah, akan terdapat banyak pekerjaan
rumah yang menuntut untuk diselesaikan. Tuntutan tersebut dapat menjadi sebuah
tekanan bagi seseorang yang kemudian akan menjadi konflik dalam dirinya.
HUBUNGAN KONFLIK PADA WANITA PERAN GANDA
DENGAN ASPIRASI KARIR
Aspirasi karir wanita yang salah satunya dipengaruhi oleh konflik yang
terjadi pada wanita karir terlebih lagi yang sudah menikah, mempengaruhi
keputusan yang berkenan dengan kariernya, konflik timbul karena seringnya
dihadapkan pada pilihan untuk berkarir sebagai salah satu tujuan hidupnya atau
menjadi ibu rumah tangga yang baik yang selalu siap mengasuh dan melayani
kebutuhan suami dan anak-anaknya Betz & Fitzgerald (Setyowati & Riyono,
2003).
Akibat adanya konflik yang dialami oleh wanita karir yang merangkap tugas
sebagai ibu rumah tangga yang memiliki beban yang cukup berat maka aspirasi
karirnya akan terganggu. Sedyono dan Hasibuan (Setyowati & Riyono, 2003)
mengemukakan bahwa salah satu tantangan terbesar bagi wanita karir adalah
persepsi tentang kekurangan waktu, perasaan bahwa ada perbedaan yang sangat
besar antara waktu yang dimiliki bagi pekerjaannya maupun dengan jumlah tugas
yang harus dikerjakan dalam keluarga.
Adanya konflik akan menyebabkan wanita harus memilih dengan berkarir di
luar rumah, sekaligus menata rumah tangga, berkarir di luar rumah dan
menomorduakan urusan rumah tangga; atau berkarir di luar tanpa berumah
tangga. Misalnya pada penelitian Wolfman (1989) terhadap seorang ibu yang
mengorbankan kariernya demi tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan dengan
mengorbankankan karirnya sedangkan penelitian pada ibu lainnya yang
mengorbankan waktu bagi keluarganya untuk berkarir di luar rumah. Menurut
Wolfman (1989) pekerjaan wanita yang telah berkeluarga bukanlah tangga karir,
mereka tidak bermaksud menaiki jenjang kepangkatan. Nasihat tentang cara
memperoleh jabatan eksklusif tidak perlu diberikan, sebab mereka tidak akan
pernah memperoleh jabatan pimpinan. Mereka bekerja dan berkarir hanya agar
bertahan hidup, dan dapat mengembangkan aspirasi karirnya walaupun hanya
sedikit dalam mengaktualisasikan pengetahuannya maupun pendidikan yang telah
diperoleh selama ini.
Dalam penelitian profil kedudukan dan peran pegawai edukatif universitas
islam indonesia dalam perspektif gender oleh Setiawati, (2005) menyatakan
bahwa wanita yang telah berkeluarga dan mempunyai anak menghindari jabatan
struktural yang membutuhkan tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Karena itu konflik dalam peran ganda merupakan salah satu faktor dalam
mempengaruhi aspirasi karier pada wanita.
HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara konflik pada
wanita peran ganda dengan aspirasi karir.
IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Dependen : Aspirasi karir
2. Variabel Independen : Konflik pada wanita peran ganda
SUBYEK PENELITIAN
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita yang telah
berumah tangga dan aktif bekerja di rumah sakit. Karakteristik pekerjaannya
adalah jam kerja tetap dan lama kerja minimal 7 jam sehari.
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode skala. Metode skala ini digunakan mengingat variabel-
variabel dalam penelitian ini, yaitu aspirasi karier, konflik pada wanita peran
ganda yang mudah diungkap dengan metode skala.
VALIDITAS DAN REALIBILITAS
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Azwar, 2003). Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang
memiliki reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat
menghasilkan data yang reliabel. Reliabilitas memiliki berbagai arti seperti
kepercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan dan sebagainya.
Namun ide pokok dalam reliabilitas adalah sejauh mana hasil dalam pengukuran
dapat dipercaya (Azwar, 2003). Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
teknik alpha. Perhitungan reliabilitas skala dalam penelitian ini dilakukan dengan
bantuan komputer program spss 11,5 for windows
METODE ANALISIS DATA
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
adalah teknik analisis korelasi Product Moment dari Pearson. Perhitungan-
perhitungan tersebut akan dilakukan dengan komputer menggunakan program
Software Statistical Product and Service Solution (SPSS) 12,0 for Windows.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 24 November 2005 sampai
26 November 2005. Subyek penelitian adalah perawat, pegawai instalasi farmasi,
pegawai poliklinik, pegawai UGD, dan pegawai instalasi rontgen yang bekerja
dirumah sakit umum Kabupaten Belitung yang sudah berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil dengan masa kerja lima sampai 28 tahun. Penyebaran skala dilakukan
dengan dikoordinir oleh seorang staf pada bagian Kepegawaian, kemudian pada
hari yang ditentukan peneliti mengambil skala yang telah diisi. Skala yang
dibagikan sebanyak 80 eksemplar namun yang kembali 75 eksemplar.
HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi statistik data penelitian pada Skala aspirasi karir dan konflik
pada wanita peran ganda dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian
Hipotetik Empirik Variabel Asprasi Karier Konflik Pada Wanita Peran Ganda
Min Maks Mean SD 28 112 70 14 31 124 77,5 15,5
Min Maks Mean SD 92,95 9,010 69 106 62,16 11,386 44 87
Keterangan: SD = setiap satuan standar deviasi
Tingkat aspirasi karir pada wanita yang berperan ganda masuk di dalam
kategori tinggi dengan rentang 78,4? X ? 95,2. Artinya bahwa wanita yang
berperan ganda memiliki aspirasi karir yang tinggi. Konflik yang dialami oleh
wanita yang berperan ganda dalam kategori rendah dengan rentang 49,6? X ?
68,2 Artinya, bahwa wanita yang berperan ganda memiliki konflik yang rendah.
2. Hasil Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas terhadap 75 subjek penelitian dihitung dengan
menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov test. Kaidah statistik untuk uji
normalitas adalah bila p > 0.05. Dari uji normalitas yang dilakukan, dihasilkan
variabel aspirasi karir koefisien K-SZ = 1,206 ; p = 0,109, variabel konflik pada
wanita peran ganda koefisien K-SZ = 0,927 ; p = 0,356. Hasil uji normalitas pada
semua variabel adalah normal karena setiap variabel sudah memenuhi kaidah uji
normalitas yaitu p > 0,05.
b. Uji Linieritas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui korelasi antara variabel aspirasi
karir dengan konflik pada wanita peran ganda. Syarat dari uji normalitas ini
adalah bila p < 0,05. Dari uji linearitas yang dilakukan, menunjukkan bahwa
korelasi antara aspirasi karir dengan konflik pada wanita peran ganda adalah
linear dengan nilai F = 4,138 ; p = 0,048.
2. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel tergantung dengan variabel bebas. Hasil uji hipotesis dengan
menggunakan analisis product moment dari Pearson, korelasi antara aspirasi karir
dengan konflik pada wanita peran ganda menunjukkan bahwa r = -0,205 ; p =
0,039 (p < 0,05) Kaidah uji statistik terhadap p adalah bila p < 0,05 berarti
signifikan. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang
signifikan antara aspirasi karir dengan konflik pada wanita peran ganda. Semakin
rendah konflik pada wanita yang berperan ganda maka semakin tinggi aspirasi
karirnya. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa hipotesis yang dikemukakan
oleh peneliti Diterima.
3. Hasil Analisis Tambahan
Analisis tambahan yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui yang pertama yaitu apakah ada perbedaan aspirasi karir antara ibu
yang mempunyai pembantu dengan ibu yang tidak mempunyai pembantu.
Analisis tambahan ini menggunakan analisis Independent Sample t Test, yang
menghasilkan F = 9,680 ; p = 0,0485 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa ada
perbedaan aspirasi karir antara ibu yang mempunyai pembantu dengan ibu yang
tidak mempunyai pembantu. Mean pada ibu yang berperan ganda yang
mempunyai pembantu sebesar 93,85 serta Mean pada ibu yang berperan ganda
yang tidak mempunyai pembantu sebesar 89,63 yang menunjukkan bahwa
Aspirasi karir pada ibu yang mempunyai pembantu lebih besar daripada ibu yang
berperan ganda yang tidak mempunyai pembantu
Analisis tambahan kedua adalah mengetahui perbedaan aspirasi karir pada
ibu yang berperan ganda yang mempunyai anak satu, dua, tiga, empat dan lima.
Analisis tambahan ini menggunakan One Way Anova, yang menghasilkan F =
0,572 ; p = 0,684 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan aspirasi
karir pada ibu yang berperan ganda yang mempunyai anak satu, dua, tiga, empat
dan lima
PEMBAHASAN
Pada dasarnya aspirasi karir wanita yang sudah menikah akan dipengaruhi
oleh statusnya sebagai ibu rumah tangga. Peran ibu yang bertanggung jawab atas
pengelolaan rumah tangga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Siregar (Widyarini, 1998) dengan hasil penelitian “Adanya perbedaan prestasi
kerja antara wanita yang menikah dan yang tidak menikah”. Dalam konflik peran
ganda salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu pekerjaan, sebagai seorang
pekerja wanita dituntut dedikasinya pada tempat bekerja, ulet ambisius, mandiri,
progresif dan bermotivasi tinggi. Tuntutan tersebut harus dipenuhi dan perhatian
perempuan akan terbagi antara keluarga dan pekerjaan.
Data deskriptif menunjukkan bahwa secara umum subyek pada penelitian ini
mempunyai aspirasi karir yang tinggi. Tingkat aspirasi karir ibu-ibu yang tinggi
ini memperlihatkan bahwa ibu-ibu tersebut pada umumnya merasa dapat
mengatasi konflik yang dialami dan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Tingkat aspirasi karier ibu-ibu yang tergolong tinggi ini dapat disebabkan karena
tekanan keluarga yang rendah. Frone (Widyarini, 1998) menyatakan bahwa
adanya hubungan antara tekanan pekerjaan dengan tekanan keluarga. Artinya
bahwa apabila ibu-ibu tersebut mengalami tekanan dalam keluarga maka
merekapun akan mengalami tekanan pekerjaan. Dengan adanya tekanan pekerjaan
maka akan dapat mempengaruhi aspirasi mereka.
Rendahnya konflik peran ganda pada subyek penelitian ini menurut
penelitian peneliti adalah karena ditunjang oleh kondisi lingkungan yang
memungkinkan subyek melimpahkan tugas dan tanggungjawab mengurus rumah
tangga secara mudah kepada pembantu atau kerabat dan kondisi kerja yang tidak
terlalu menekan. Ini terbukti dengan adanya hasil dari data tambahan yang
menunjukkan bahwa adanya perbedaan aspirasi karir antara ibu yang mempunyai
pembantu dan ibu yang tidak mempunyai pembantu. Aspirasi karir ibu yang
mempunyai pembantu lebih besar daripada aspirasi karir ibu yang tidak
mempunyai pembantu. Bantuan dari pembantu dan kerabat menyebabkan
kecemasan ibu yang bekerja menjadi berkurang. Ibu yang bekerja akan merasa
aman dan tentram pada saat bekerja oleh karena itu ibu yang mendapat bantuan
dari pembantu akan lebih dapat berprestasi dalam pekerjaannya dan dengan
berprestasi akan dapat mendorong aspirasi karirnya dalam bekerja.
Kemudahan subyek subyek dalam melimpahkan tugas dan tanggungjawab
mengurus rumah tangga ini tidak lepas dari eratnya kondisi kekerabatan di daerah
Tanjung pandan Belitung yang termasuk kota yang kecil sehingga hubungan
kekerabatan sangat erat. Adanya hubungan kekerabatan yang erat serta dukungan
suami sehingga menyebabkan ringannya tekanan dalam keluarga yang dialami
oleh para ibu yang berperan ganda. Hal tersebut sesuai dengan Taylor (Widyarini,
1998), bahwa wanita yang mengalami konflik dan mengakibatkan stress maka
yang dilakukannya pertama kali adalah meminta dukungan sosial dari lingkungan
disekitarnya terutama suami ataupun keluarganya.
Banyaknya jumlah anak pada ibu rumah tangga yang berperan ganda dari
hasil analisis yang dilakukan tidak menunjukkan perbedaan aspirasi karir.
Menurut peneliti tidak adanya perbedaan aspirasi karir tersebut disebabkan adanya
dukungan dari suami, adanya pembantu serta adanya dukungan oleh para kerabat
sekitar. Apabila ada dukungan dari berbagai pihak walaupun banyak anak atau
hanya mempunyai anak satu tidak menjadi hambatan bagi ibu yang berperan
ganda.
Selain itu juga yang dapat dipertimbangkan untuk menjelaskan rendahnya
konflik peran ganda pada subyek penelitian ini adalah jenis pekerjaannya. Jenis
pekerjaan pada subyek yang tidak memberikan terlalu berat beban pekerjaan yang
diberikan kepada ibu yang berperan ganda. Sehingga para ibu yang berperan
ganda dapat membagi waktu antara pekerjaannya dan keluarganya.
Penelitian ini mempunyai kelemahan yaitu dalam penelitian ini tidak adanya
perbandingan antara jam kerja yang mempengaruhi aspirasi karier dan konflik
peran ganda, dimana diketahui bahwa di rumah sakit adanya pembagian shift
kerja yang dilakukan. Pada subyek penelitian ini hanya diteliti pada karyawan
yang bekerja pada pagi hari sampai sore hari. Serta kelemahan dalam penelitian
ini yaitu pendidikan subyek yang minimal SMU sedangkan dalam PNS yang
bekerja di rumah sakit ini jika ingin menanjak dalam karirnya memerlukan
pendidikan minimal D3.
KESIMPULAN
1. Tingkat aspirasi karir responden pada penelitian ini secara umum termasuk
dalam ketegori tinggi
2. Tingkat konflik pada wanita peran ganda dalam penelitian ini secara umum
termasuk dalam kategori rendah.
3. Ada hubungan negatif antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi
karir. Semakin tinggi konflik peran ganda maka semakin rendah aspirasi
karirnya dan sebaliknya semakin rendah konflik pada wanita peran ganda
maka aspirasi karirnya tinggi.
4. Ada perbedaan aspirasi karir pada ibu yang berperan ganda ditinjau dari ada
tidaknya pembantu. Dimana Aspirasi karir pada ibu yang berperan ganda yang
mempunyai pembantu lebih tinggi daripada yang tidak mempunyai pembantu.
5. Tidak ada perbedaan aspirasi karir pada ibu yang berperan ganda ditinjau dari
jumlah anak yang dimiliki.
SARAN
1. Bagi Subyek Penelitian
Tingkat aspirasi karir yang tinggi minimal dipertahankan dengan cara
meningkatkan prestasi dalam pekerjaan sehingga aspirasi karirnya tercapai. Untuk
konflik pada wanita peran ganda berada pada kategori rendah minimal
dipertahankan dengan cara meningkatkan cara pengelolaan koflik yang baik
dengan menjaga hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan lingkungan
sekitar.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan aspirasi karir, dapat memperhatikan faktor lain yang dapat
dihubungkan dengan aspirasi karier misalnya perbedaan waktu kerja (Shift) pada
subyek apabila subyek bekerja pada sebuah instansi yang jam kerjanya terbagi.
Selain itu, sebaiknya untuk penelitian selanjutnya mengantisipasi kelemahan
penelitian yaitu pada pelaksanaan try out maupun penelitian, sebaiknya skala tidak
dibawa pulang oleh subyek karena tidak semua dapat kembali. Selain itu juga
peneliti selanjutnya juga lebih memperhitungkan jumlah skala dan jumlah aitem
dalam tiap-tiap skala agar tidak terlalu banyak karena akan menyebabkan subyek
lelah dalam menjawab.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, A,D. 2004. Hubungan Antara Orientasi Religiusitas Dengan Konflik Peran Ganda Wanita Bekerja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Alsa, A. 1997. Tingkat Aspirasi Dalam Memilih Program Studi Di Perguruan
Tinggi Ditinjau Dari Inteligensi Dan Jenis Kelamin. Jurnal Psikologika, No 3, Vol II, 27- 35.
Arinta I, L. dan Azwar S. 1993. Peran Jenis Androgini Dan Konflik Peran Ganda
Pada Ibu Bekerja. Jurnal Psikologi, No 2, Th 1992, 20-30. Anoraga, P. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineke Cipta. Azwar, S. 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brown, S. D & Lent R. W., 1992 Handbook Of Counseling Psychology New York : John Wiley & Sons, Inc Dahri, I. 1993. Peran ganda Modern. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Daligulo. 1982. Kamus Psikologi. Bandung: Penerbit Tunis Fauziah, Fx, S. Prihanto, S. Sukamto, E, M. 1999. Hubungan Antara Kemampuan
Manajemen Waktu Dan Dukungan Sosial Suami dengan Tingkat Stres Pada Ibu Berperan Ganda. Jurnal Anima, No1, Vol 15, 33-51.
Flippo, B,E. 1985. Manajemen Personalia. Jakarta. Erlangga Hasibuan-Sedyono, C. 1998. Perempuan Di Sektor Formal: “ Kerja Ya, Karier
Tidak” Perempuan Indonesia: Dulu dan Kini. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hurlock, E.B, 1973. Adolescent Development. Tokyo: Mcgraw-Hill Kugakusha Listyowati, Ari. 2001. Konflik Peran Ganda & Kecemasan Kerja Pada Perempuan
Pekerja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Martoyo,S. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. BPFE Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
Nitisemito, A.S. (1992). Manajemen Personalia (ed revisi). Jakarta: Ghalia
Indonesia. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Rahajuningrum. D. K. 1993. Pusat Pengendali & Ketakutan Akan Sukses Pada
Wanita Karir. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Schaie, k. W & Willis, S.L. 1991. Adult Development and Aging Third Edition
Newyork: Mcgrawhill Book Company Setiawati, T. Syamsudin, M. Wijdan, A. Gusniarti, U. 2005. Profil Kedudukan
Dan Peran Pegawai Edukatif Universitas Islam Indonesia Dalam Perspektif Gender. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian Universitas Islam Indonesia.
Setyowati, R & Riyono, B. 2003. Perbedaan Aspirasi Karir Antara Wanita Yang
Sudah Menikah dan Yang Belum Menikah Pada Pegawai Negeri Sipil. Jurnal Psikologika, No 16, Vol VIII, 52-59.
Simamora, H. 1993. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN. Sisginaryani, D. 1994. Hubungan Aspirasi Karir Dengan Kecemasan. Karir Pada
Karyawan PLN Distribusi Jatim di Surabaya. Skripsi. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Sukanto, E., S. 1992. Tantangan Wanita Modern. Jakarta. Erlangga Suryadi, D. Satiadarma, M, P. Wirawan, E. 2004. Gambaran Konflik Emosional
Perempuan Dalam Menentukan Prioritas Peran Ganda. Jurnal Ilmiah Psikologi “ARKHE”, No 1, Vol 9, 11-22.
Sutedja, A,A,A,I,P,T. Stress Kerja & Aspirasi Karir Pada Karyawan Pertamina
UnitPengelolaan (UP) II Sei Paking Riau. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Strauss, G & Sayless L. R., 1991. Personnel: The Human Problems of
Management. New Delhi: Prentice Hall of India.
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PADA
WANITA PERAN GANDA DENGAN ASPIRASI KARIER
INTISARI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi
Oleh :
EVERINA DIANSARI
01 320 133
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2006